PERTUMBUHAN DAN KEHANCURAN KERAJAAN-KERAJAAN LAMA DI JAWA, DENGAN CONTOH KERAJAAN DI MAJAPAHIT
Oleh : Sampurno dan Bandono
Kertas hanya dibacakan pada pertemuan Ilmiah Sembilan Ikatan Ahli Geologi Indonesia Yogyakarta, 9-10 Desember 1980
RINGKASAN Pusat kerajaan Majapahit di Trowulan, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pendirian dan perkembangannya sangat didukung oleh factor-faktor geologi. Pusat tersebut terletak pada sebuah ujung kipas aluvial yang luas dan melandai dengan bahan volkanik yang subur, banyak air tetapi pengaturan baik , dan tanahnya mempunyai daya dukung yang mantap. Tanah laterit merupakan bahan baku utama dalam pengembangan teknologi keramik tanah yang tampak maju dan meluas di Majapahit. Keramik tanah banyak digunakan untuk bata, genteng, pipa-pipa saluran, juga untuk patung-patung dan ornament. K. Brantas dan K.Brangkal yang dapat dilayari karena lebarnya, dengan muaranya yang cukup dekat dengan pusat kerajaan, merupakan sarana yang baik dalam membina hubungna yang bailk untuk tujuan ekonomi maupun poliik. Di sebelah Selatan dan Tenggara dari pusat kerajaan Majapahit terdapat jajaran gunung api Gede, Anjasmoro, Arjuno, Welirang dan Penanggungan. Jajaran gunung api Arjuno-Welirang adalah yang paling akif. Potensi bahaya primer bukannya idak ada tetapi bahaya sekundernya kiranya lebih dominan. Potensi bahaya gunung api sekunder diduga pernah melanda daerah kipas aluvial dalam bentuk banjir yang membawa pasir-kerikil-bongkah-bongkah khususnya dari K.Brangakal. di daerah kipas Aluvial K.Brangkal cenderung berpola teranyam dan miring berpindah tempat. Pusat kerajaan Majapahit dapat dinyatakn pernah terlanda aliran pasir dan kerikil tersebut waktu terjadinya belum dapat dipasikan . Pendangkalan muara K.Brantas dan kemajuan pantai delta Brantas diduga merupakan musibah yang menyebabkan kemunduran kerajaan Majapahit. Sangat menarik untuk merekostruksikan kemajuan garis pantai waktu ke waktu.
PERANAN GEOLOGI DALAM PERTUMBUHAN DAN KEHANCURAN KERAJAAN-KERAJAAN LAMA DI JAWA, DENGAN CONTOH KERAJAAN MAJAPAHIT Oleh : Sampurno dan Bandono
1. Pendahuluan 1.1 Secara geologi , penentuan lokasi sebuah kot memerlukan suatu persyaratan, antara lain sudut lereng yang sesuai untuk tata guna dan peruntukan tanah, cukup luas untuk pembangunan dan perluasan kota , cukup air untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan usaha industry, tanah fondasi cukup mantap, terdapat daerah belakang yang mendukung kehidupan dan perkembangan kehidupan kota seperi tanah yang subur untuk pertanian dan bahan baku bangunan dan yang idak boleh diabaikan adalah jauhnya kota tersebut dari malapetaka dan bencana alam. Syarat-syarat tersebut berlaku untuk perencanaan kota baik yang modern maupun yang lama. Dalam hal ini tentunya termasuk pula pusat kerajaan Majapahit di Jawa Timur yang pernah jaya pada abad ke empat belas dan ke lima belas. Pusat kerajaan Majapahit tersebut telah dapat dipasikan lokasinya berada di dekat desa Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, lebih kurang 60 km sebelah Tenggara Surabaya. 1.2 Hal yang menarik untuk membahas pusat kerajaan Majapahit tersebut ada dua hal, yaitu: a. Latar belakang geologi yang bagaimanakah yang telah mendukung berdirinya ibukota Kerajaan Majapahit di sana b. Mengapa kerajaan yang demikian jaya pada abad-abad ke empat belas dank e limabelas itu sekarang sama sekali punah dan hanya inggal beberapa sisa-sisa bangunan saja. Apakah benar bahwa kepunahan hanyalah disebabkan oleh pergeseran faham dari faham Hindu ke paham Islam pada akhir abad ke limabelas itu? 1.3 Makalah ini dibuat berdasarkan analisa peta topograi skala 1:25.000 dan peninjauan geologi ke beberapa tempat yang dianggap dapat memberikan informasi kunci. Dengan demikian makalah ini belum merupakan hasil peneliian terakhir dan diharapkan masih terus berlanjut.
2. FAKTOR GEOLOGI YANG MENUNJANG PENDIRIAN DAN PERKEMBANGAN PUSAT KERAJAAN MAJAPAHIT Pendirian sebuah ibukota apalagi pusat kerajaan, meskipun pada waktu yang lampau, tentunya memperhaikan pula banyak factor diantaranya adalah factor-faktor alam. Adalah sangat sulit untuk merekonstruksikan keadaan alam yang sebenarnya yang ada pada waktu lima atau enam ratus tahun yang lalu. Meskipun demikian akan dicoba
mendekainya dengan melihat keadaan sekarang dan mengideniikasikan keadaan alam yang pokok dan dominan, dan memperhaikan sifat-sifat dan kelakuannya. Yang akan diuraikan berikut ini adalah keadaan morfologi termasuk dataranpegunungan- dan sungai-sungainya, keadaan geologi khususnya geologi gunung api berdasarkan analisa morfologi terhadap peta topograi daerah bersangkutan, dan sintesis mengenai proses-proses geologi yang menjadi sifatnya guna memahami perannya dalam pendirian dan perkembangan pusat kerajaan Majapahit. 2.1 Lokasi Pusat kerajaan Majapahit diduga berada kira-kira satu kilometer di sebelah Tenggara desa Trowulan sekarang atau kurang lebih 10 kilometer di sebelah Selatan Barat Daya dari kota kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Lokasi tersebut berada di tepi Selatan jalan raya yang menghubungkan madiun dan Surabaya sekarang. Dugaan bahwa lokasi tersebut merupakan pusat kerajaan Majapahit didasarkan atas banyaknya penemuan baik berupa bangunan-bangunan seperi fundasi-fundasi bangunan, candi-candi, gapura-gapura, reservoir air, dan umpak-umpak besar, maupuan barang pakai sehari-hari seperi gerabah tanah, perhiasan, patung-patung dan prasasi-prasasi. Hasil penemuan barang pakai, perhiasan patung-patung, prasasi-prasasi tersebut sekarang tersimpan dengan baik di museum arkeologi di Trowulan yang dikelola oleh Direktorat Purbakala dan Peniggalan Sejarah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Lokasi yang diduga merupakan pusat kerajaan Majapahit tersebut berada pada ujung bawah dari suatu kipas Alluvial pada keinggian 30-40 m di atas permukaan air laut. Di seblah utaranya terdapat hamparan luas dataran banjir sungai Brantas, sedangkan di sebelah selatan dan Tenggaranya sejauh lebih kurang 25 kilometer menjulang inggi komplek pegunungan gunung apiAnjassmoro dan Arjuno/ Welirang dengan keinggian 2000-3000 meter di atas muka air laut. 2.2 Geomorfologi dan Geologi Gunung Api Anjasmoro merupakan Gunung Api yang tampaknya merupakan gunung api ganda yang telah tersayat di banyak tempat oleh kubah oleh lembah-lembah yang terjal. Puncak teringgi aadalah 2277 meter di atas permukaan air laut. Dari analisa geologi dapat dipisahkan paling sedikit adanya enam pusat erupsi yaitu G.Anjasmoro
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks