THE WORLD NEEDS SCIENCE... SCIENCE NEEDS WOMEN
L’ORÉAL INDONESIA FELLOWSHIPS FOR WOMEN IN SCIENCE DIDUKUNG OLEH KOMISI NASIONAL INDONESIA UNTUK UNESCO 2010
KATA PENGANTAR Jean-Christophe Letellier Presiden Direktur, L’Oréal Indonesia Sejak pertama kalinya program L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science didukung oleh Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2004, seringkali kepada kami ditanyakan tentang hubungan antara sains dan L’Oréal. Jawabannya sangatlah sederhana: sains sudah berakar dalam L’Oréal sejak perusahaan kami didirikan 101 tahun yang lalu oleh seorang ahli kimia yang bernama Eugene Schueller. Kini, L’Oréal memliki memiliki 18 Pusat Riset & Inovasi yang tersebar di benua Eropa, Asia dan Amerika dengan total lebih dari 3.300 staf peneliti dimana 55% diantaranya adalah perempuan – persentase yang tak tertandingi di industri kosmetik. Program For Women in Science merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan L’Oréal di bidang sains, guna mendukung riset potensial para perempuan peneliti muda berbakat di Indonesia. Program ini telah menjadi inspirasi serta pondasi bagi L’Oréal Indonesia dalam membangun kegiatan Corporate Social Responsibility kami lainnya yang terus konsisten mendukung bidang pendidikan, ilmu pengetahuan serta pemberdayaan perempuan di Indonesia. Memasuki tahun ke-tujuh dilaksanakannya program L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science ini, kami gembira melihat perkembangan positif para peneliti perempuan serta bidang penelitian di Indonesia. Besar harapan kami bahwa program yang didukung oleh Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO ini dapat terus memacu perempuan peneliti muda Indonesia untuk menekuni karir mereka di bidang sains dan pada akhirnya akan membantu perkembangan sains di Indonesia di masa mendatang.
Prof. Dr. Arief Rachman, MPd. Ketua, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kemitraan L’Oréal–UNESCO For Women In Science merupakan contoh nyata dimana dunia usaha dan institusi pemerintah dapat bekerjasama untuk mengakui prestasi ilmuwan wanita dan mengangkat profil wanita dalam dunia sains. Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO sebagai lembaga penghubung antara Pemerintah Indonesia dengan UNESCO menyambut baik prakarsa L’Oréal Indonesia untuk menyelenggarakan inisiatif nasional yang berupa pemberian penghargaan fellowship tingkat nasional, penyelenggaraan seminar; konferensi dan program bimbingan yang seluruhnya ditujukan untuk mensosialisasikan akan pentingnya peranan wanita dalam bidang sains maka sejak tahun 2004 diluncurkanlah program yang diberi nama L’Oréal Indonesia Fellowship for Women in Science didukung oleh Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO. Dengan diluncurkanlah program ini Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO berharap agar program kemitraan ini dapat dimanfaatkan dengan baik bagi para ilmuwan wanita Indonesia sebagai forum dalam membangun jejaring sehingga kekuatan wanita dalam bidang sains dapat tersinergi menjadi kekuatan pembangunan bangsa yang semakin handal dan berdaya saing.
SEKILAS PROGRAM
DEWAN JURI NASIONAL - LIFE SCIENCES Prof. DR. Endang Sukara
Program Internasional
Ketua Dewan Juri Nasional – Life Sciences
Didirikan pada tahun 1998 dan diperbarui pada tahun 2004 oleh L’Oréal dan UNESCO di tingkat internasional, program For Women In Science merupakan suatu kemitraan unik antara pemerintah dan swasta yang ditujukan untuk mengakui, menyemangati dan mendukung perempuan di bidang sains di seluruh dunia.
SUATU KEMITRAAN UMUM-SWASTA UNIK YANG DITUJUKAN UNTUK MENGAKUI, MENYEMANGATI DAN MENDUKUNG WANITA DI BIDANG SAINS DI SELURUH DUNIA
Lama sebelum Indonesia merdeka, RA Kartini, seorang perempuan di negeri ini dengan ketulusan hati, keberanian dan sifat professional telah memikirkan kemajuan bangsanya melalui pendidikan. Sederet perempuan Indonesia lain juga telah mewarnai sejarah perkembangan bangsa Indonesia dalam beraneka ragam bentuk perjuangan dan pengamabdiannya dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsanya. Segala bentuk usaha untuk memajukan kaum perempuan, saya pandang sebagai suatu upaya yang sangat strategis bagi bangsa ini. Saya sangat bersyukur bahwa program nasional L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science telah dikembangkan di Indonesia dan juga bangga telah ditugasi Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO menjadi Ketua Dewan Juri program ini.
Program ini setiap tahunnya memberikan penghargaan kepada 5 Laureates (ilmuwan perempuan yang telah mengkontribusikan sebagian besar dari hidup dan karir mereka di bidang sains), satu dari masing-masing benua sebagai penerima Award senilai USD 100,000; dan memberi beasiswa atau fellowship masing-masing senilai USD 40,000 kepada 15 perempuan peneliti muda berbakat dengan proyek menjanjikan di tingkat doktoral atau pasca-doktoral dari berbagai belahan dunia.
Saat ini kita hidup dalam suasana sangat tidak menentu. Bumi yang merupakan satu-satunya tempat hidup umat manusia sedang mengalami proses perusakan. Tuhan Yang Maha Kuasa telah melengkapi bumi ini dengan beraneka ragam sumber daya alam termasuk sumber daya alam hayati secara seimbang untuk kebutuhan umat manusia. Namun sumber daya alam ini mulai menyusut dan hilang untuk selama-lamanya. Sementara itu, pengetahuan manusia tentang sumber daya alam ini sangatlah minimal dan belum mampu memberikan pengertian mendalam bagi umat manusia tentang pentingnya keberadaannya di bumi ini untuk kelangsungan hidup umat manusia., program For Women in Science yang saat ini difokuskan pada Life Sciences di Indonesia, sangatlah penting untuk mencari kaula muda perempuan yang berkemampuan mengungkap potensi sumber daya alam hayati yang ada di bumi ini bagi kepentingan umat manusia.
Program Nasional Sebagai lanjutan dari program internasional L’Oréal-UNESCO Fellowships For Women in Science sejak tahun 2004-2006, program L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science didukung oleh Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO setiap tahun dianugerahkan kepada dua peneliti perempuan muda Indonesia di bidang life sciences (ilmu hayati). Mulai tahun 2007, penghargaan juga diberikan kepada satu perempuan peneliti di bidang material sciences yang memiliki proyek riset menjanjikan, guna mendukung awal karir mereka di bidang sains
Selamat kepada L’Oréal Indonesia Fellowships For Women in Science didukung oleh Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.
ANGGOTA:
Penghargaan diberikan kepada perempuan peneliti dengan bekal pendidikan minimal Strata 2 dan berusia maksimal 37 tahun senilai. L’Oréal Indonesia menyediakan dana tujuh puluh juta rupiah kepada masing-masing pemenang. Pemenang fellowship tersebut dipilih oleh dewan juri nasional yang terdiri dari para pakar dan professor senior yang telah lama berdedikasi dan berkecimpung dalam bidang Life Sciences dan Material Sciences di Indonesia. Hingga saat ini, Program Nasional For Women in Science telah memberikan fellowship kepada dua belas perempuan Indonesia yang memiliki proyek riset yang bervariasi dalam bidang ilmu hayati dan tiga orang di bidang material sciences di seluruh Indonesia. Secara keseluruhan, sejak tahun 1998 program Fellowship For Women in Science baik di tingkat Internasional maupun Nasional, telah memberi pengakuan kepada 62 orang ilmuwan perempuan berbakat dari 28 negara melalui penghargaan Laureates, dan sebanyak 864 perempuan peneliti muda dari 93 negara di dunia.
Prof. Dr. Indrawati Gandjar Profesor Mikologi, Universitas Indonesia
Dr. Herawati Sudoyo Direktur Eksekutif, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
Prof. Dr. Pratiwi Sudarmono Wakil Dekan / Guru Besar Fakultas Kedokteran UI
Dr. Ines Atmosukarto Pemenang Fellowship Internasional L’OrealUNESCO 2004, Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong
Dr. Fenny M. Dwivany Pemenang Fellowship L’Oreal – UNESCO Internasional 2007 & Nasional 2006, Peneliti / Dosen SITH ITB
DEWAN JURI NASIONAL - MATERIAL SCIENCES
FELLOW INTERNASIONAL 2008
Prof. Yohanes Surya PhD
Ketua Dewan Juri – Material Sciences Kontribusi perempuan di bidang sains sebenarnya sudah tercatat sejak jaman Mesir kuno, tapi hingga abad ke 21 ini pun, pengakuan pada prestasi perempuan peneliti masih sangat kurang, bahkan kehadiran perempuan peneliti di bidang “physical sciences” masih sangat rendah dibandingkan peneliti pria. Peraih Nobel wanita di bidang sains baru mencapai sekitar 2,5% dari keseluruhan peraih Nobel sains. Pertanyaannya: mengapa dalam era ini dimana kesempatan memperoleh pendidikan tinggi bagi perempuan saat ini sudah jauh lebih terbuka, para peneliti wanita masih belum mencapai kedudukan yang berimbang dengan para peneliti pria? Indonesia sangat membutuhkan peningkatan jumlah peneliti yang memberikan kontribusinya pada pembangunan bangsa, dan diakui oleh bangsanya sendiri. Kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga, atas upaya L’Oréal bersama UNESCO dalam melaksanakan program “For Women in Science” ini, karena akan meningkatkan pengakuan dan kesempatan berkarya—baik secara internasional maupun nasional—pada para perempuan peneliti yang telah memberikan kontribusinya yang luar biasa di bidangnya masing-masing, serta mendorong tumbuhnya perempuan peneliti lainnya di segala bidang, sehingga bisa berimbang dengan peneliti pria. Harapan terakhir, semoga upaya ini akan memberikan kontribusi dalam memunculkan seorang perempuan peraih Nobel di bidang sains dari seorang perempuan peneliti dari Indonesia suatu hari nanti. Semoga…
Teknologi Bioproses Dr. Made Tri Ari Penia Kresnowati, Fellow Internasional For Women in Science tahun 2008, memperoleh PhDnya di bidang teknologi bioproses dari Delft Technical University, Belanda. Saat ini Dr. Penia telah menyelesaikan risetnya di Department of Chemical Engineering, Monash University, Australia. Proposal risetnya yang berjudul “Perancangan Bioreaktor untuk Aplikasi Sel Punca (Stem Cells): Pengembangan Produk Kesehatan yang Bernilai dari Sel Punca”, bertujuan mengembangkan bioreaktor guna memproduksi produk kesehatan/pengobatan dari sel punca. Dalam penelitian ini dipelajari berbagai sifat fisik dan paramater operasi untuk pertumbuhan sel punca yang optimal, khususnya aspek-aspek yang berkaitan dengan perpindahan masa dan panas seperti bagaimana cara yang tepat untuk menyalurkan nutrisi yang dibutuhkan dan menyingkirkan buangan dari sel punca.
ANGGOTA:
Dr. Ariadne Lakhsmidevi Juwono Staff Akademik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia
Made Tri Ari Penia Kresnowati, PhD
Dr. Syahril, DIC, M.Eng Kepala Pusat Desiminasi Iptek Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional
Penelitian dilakukan di Monash University - Australia dengan berkolaborasi dengan para pakar sel punca di Australian Stem Cell Centre, dan di Institut Teknologi Bandung. Setelah menyelesaikan penelitiannya, ia akan kembali mengajar sebagai dosen di ITB, suatu kesempatan untuk membagikan pengalaman pengetahuan yang diperoleh kepada generasi selanjutnya. Pengembangan jaringan kerja sama selama proses kolaborasi penelitian ini juga diharapkan akan membantu pengembangan bioteknologi di Indonesia.
FELLOW INTERNASIONAL 2007
FELLOW INTERNASIONAL 2004
Fenny M. Dwivany, PhD
Ines Atmosukarto, PhD
Biologi Molekuler
Biologi Molekular
Fenny Martha Dwivany, memliki gelar PhD atau S3 dari University of Melbourne Australia yang merupakan pengajar di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati-Institut Teknologi Bandung. Ia meraih fellowship For Women in Science di tingkat nasional pada tahun 2006, dan wanita kedua dari Indonesia yang meraih fellowship Internasional di tahun 2007. Dalam risetnya, Dr. Fenny memusatkan perhatiannya pada para petani dan pedagang buah klimakterik, dimana ia ingin mencari alternatif pengontrolan proses pematangan buah pisang ambon secara molekuler melalui pembungkaman gen ACO. Gen ACO berperan dalam pematangan buah karena mengkode enzim yang mengkatalisis produksi etilen alami pada tanaman buah. Riset ini dibuat berdasarkan adanya masalah bahwa cara-cara konvensional untuk menunda proses pematangan buah pisang sering mengalami kendala.
Dr. Ines Atmosukarto, PhD dalam bidang Biologi Sel dan Molekuler dari University of Adelaide Australia, bekerja sebagai peneliti ilmiah LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) pada bagian Bioteknologi. Ia merupakan wanita pertama dari Indonesia yang meraih fellowship tingkat internasional L-Oréal-UNESCO For Women In Science di Paris pada tahun 2004. Tujuan riset Dr. Ines memberi perhatian khusus pada sekelompok mikro-organisme, dikenal dengan nama endofit, sejenis jamur yang hidup menumpang pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan sebagai antibiotika, anti kanker dan obat anti jamur. Dengan bertambahnya resistensi terhadap obat-obatan anti-mikroba dengan harga yang relatif mahal, maka alternatif obat lain sangat dibutuhkan.
Dr. Fenny memilih Plant Cell Biology Research Centre, University of Melbourne di Australia untuk melaksanakan risetnya. Fase pertama riset ini difokuskan untuk mempelajari ekspresi gen selama pematangan. Fase kedua akan menggunakan metoda yang disebut RNA interference untuk membungkam gen agar proses pematangan buah dapat dihentikan pada saat yang diinginkan. Melalui riset ini diharapkan dapat membantu mengurangi kerugian ekonomis dalam negeri, karena pengontrolan pematangan buah dapat memperpanjang umur buah. Dengan demikian, para pedagang buah klimakterik Indonesia tidak akan ketergantungan lagi terhadap fasilitas lain seperti ruang pematangan buah. Walaupun riset ini telah rampung, Dr. Fenny terus mengupayakan transformasi tanaman pisang masih terus dilakukan. Kerjasama yang telah dijalin adalah dengan BB Biogen, Bogor dan Queensland University of Technology, Australia.
Dr. Ines melakukan penelitiannya di Department of Plant Science, Montana University, Amerika Serikat di bawah bimbingan Professor Strobel, salah satu peneliti utama dunia di bidang biologi endofit. Riset tersebut difokuskan pada pengambilan ekstrak komponen molekul dari hasil biakan endofit untuk mempelajari komposisi mana yang memperlihatkan aktifitas antimikrobiologi. Komposisi yang paling menonjol dimurnikan dan diuji lebih lanjut untuk mengetahui khasiatnya sebagai sumber obat-obatan baru. Melalui risetnya yang telah rampung dan dipublikasikan pada tahun 2005 di jurnal Plant Science, Dr. Ines telah berhasil menunjukkan potensi besar yang dimiliki hutan-hutan di seluruh Indonesa serta memberikan alasan yang kuat untuk terus melindunginya di masa mendatang. Saat ini, riset tersebut telah berkembang menjadi bagian dari program penelitian Kompetitif LIPI yang bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa dengan aktivitas anti-infektif, khususnya yang dapat menghambat protein M2 dari virus influenza.
FELLOW NASIONAL 2009
Sidrotun Naim, S.Si, M.Mar.St
Dr. Eng. Hendri Widiyandari, M.Si
Dr. rer. nat. Kartika Senjarini
Sidrotun Naim yang saat ini tengah merampungkan program Doktor di Universitas Arizona, USA, dengan riset di bidang aquatic animal disease, saat ini tercatat sebagai asisten akademik (calon pengajar dan peneliti) di Sekolah Ilmu Teknologi & Hayati, Institut Teknologi Bandung.
Hendri Widiyandari mendapatkan gelar Doktor-nya di bidang nanoteknologi dan nanomaterial dari Chemical Engineering Department Graduate School of Engineering Hiroshima University, Jepang, dan saat ini bekerja sebagai staf pengajar di Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang.
Kartika Senjarini memiliki gelar Dr. rer. nat. (Doktor rerum naturalium) dalam bidang Biologi dari Institut für Biowissenschaften, Universität Rostock, Jerman. Saat ini beliau bekerja sebagai staf pengajar dan peneliti di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember (UNEJ), Jember.
Melalui penelitiannya yang bertujuan untuk meminimalisasi resiko penyakit udang akibat menurunnya kualitas air, Sidrotun Naim berharap dapat melakukan riset skala lapangan di Aceh dan Tarakan dengan pengenalan polikultur udang dan ikan nila. Sistem polikultur ini diharapkan dapat meminimasi resiko penyakit udang, meniadakan penggunaan antibiotik, meminimasi biaya pakan, memperbaiki pertumbuhan udang dan ikan nila, menghasilkan produk makanan laut berkualitas, dan meningkatkan kesejahteraan petambak.
Dengan mengangkat tema pemanfaatan teknologi film nanofiber pada pembuatan gelas transparan konduktif untuk aplikasi sel surya, Hendri berharap penelitiannya akan menghasilkan metode sederhana dan murah untuk pembuatan film nanofiber FTO (fluorine doped tin oxide) yang berkualitas tinggi guna peningkatan efisiensi sel surya dengan memodifikasi elektrodanya untuk menyelesaikan masalah krisis energi.
Melalui penelitiannya yang berfokus pada Karakterisasi Molekuler Faktor Imunomodulator Kelenjar Saliva Vektor Malaria Anopheles aconitus sebagai Target Potensial dalam Pembuatan Transmission Blocking Vaccine (TBV) Melawan Malaria, diharapkan akan memberikan kontribusi yang besar dalam pengembangan ilmu dan teknologi untuk menciptakan vaksin baru antimalaria dan anti penyebaran malaria yang efektif dan efisien.
FELLOW NASIONAL 2008
FELLOW NASIONAL 2007
Asmi Citra Malina, S.Pi, M.Agr, Ph.D
Atik Retnowati, S.P., M.Sc
Dr. Camellia Panatarani, M.Si
Dr. Asmi Citra Malina memperoleh gelar Ph.D dalam bidang bioteknologi kelautan dari The United Graduate School of Agricultural Sciences Kagoshima University - Jepang. Sampai saat ini ia bekerja sebagai staf pengajar di Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar.
HBekerja sebagai peneliti jamur tingkat tinggi (Agaricales) di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Atik Retnowati memperoleh gelar M.Sc.nya dalam bidang Biologi dari San Francisco State University, San Francisco, Kalifornia, Amerika Serikat pada tahun 1999.
Camellia Panatarani yang bergelar Doctor of Engineering dari Hiroshima University, Jepang ini kini bekerja sebagai dosen dan peneliti di Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Bandung.
Penelitian yang dilakukan Dr. Asmi berfokus pada pencarian informasi mengenai kegunaan CpG ODN (CpG-oligodeoxynucleotides) sebagai agen pertahanan terhadap serangan penyakit pada ikan kerapu macan, yaitu salah satu komoditas unggulan di Indonesia yang bernilai ekonomis penting namun memiliki kendala dalam pembudidayaannya, yaitu adanya keterbatasan benih baik dalam kualitas, kuantitas maupun kontinyuitas yang disebabkan oleh kematian yang tinggi akibat adanya serangan penyakit. Riset yang didaftarkan pada program L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science tahun 2008 ini telah rampung pada tahun 2009.
Tidak adanya penelitian yang intensif guna menggali kekayaan jamur Indonesia menjadi latar belakang dari penelitian Atik Retnowati. Dengan menggunakan data karakter morfologi dan molekuler, jenis-jenis Marasmiellus (salah satu jenis kelompok jamur besar) yang ada di Indonesia dan juga kemungkinan potensinya diharapkan dapat terungkap dan menjadi sumbangsih terhadap kekosongan informasi tentang jamur-jamur di Indonesia. Penelitian yang masih dalam progres hingga sekarang ini telah menghasilkan lebih dari 40 jenis Marasmiellus, dan sebagian besar merupakan jenis baru yang sangat penting untuk informasi keanekaragaman jamur Indonesia dan dunia ilmu pengetahuan. Penelitian dengan menggunakan data molekular masih berlangsung, dan data ini akan digunakan sebagai pendukung data morfologi yang telah dihasilkan.
Melalui penelitiannya yang berfokus pada halophosphor, yaitu jenis phosphor (bahan luminisensi) yang paling banyak digunakan dalam industri lampu hemat energi, ia berharap Indonesia dapat membuat sendiri halophosphor dengan metode larutan sederhana sehingga membantu industri lampu hemat energi dan mengurangi ketergantungan pada luar negeri sehubungan dengan pengiriman bahan baku phosphor. Dr. Camellia telah berhasil membuat salah satu jenis halophosphor (LaPO4) yang memiliki ukuran kristal dalam orde nanometer (nanocrystal) serta memiliki intensitas luminisensi yang sangat tinggi. Hasil penelitiannya telah dipublikasikan dalam The 3rd Nanoscience and Nanotechnology Symposium 2010 dan tulisan ilmiahnya akan diterbitkan dalam Conference Proceedings of American Institute of Physics (AIP).
Uun Yanuhar, SPi., MSi, PhD Biomedik
Dr. Munti Yuhana Mikrobiologi
Wiratni, ST., M.T., PhD Teknik Kimia
Uun Yanuhar, memiliki gelar Doktor Ilmu Kedokteran-Kekhususan Biomedik Program Pascasarjana dari Universitas Brawijaya dan bekerja sebagai staf pengajar dan peneliti, Ketua Lab. IIP & Bioteknologi Kelautan di Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, Malang.
Dr. Munti Yuhana meraih gelar Doktor dari Department of Microbiology Institute of Plant Biology, University of Zurich, Switzerland dan mengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Seorang Dosen Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dengan gelar S3 dari West Virginia University, USA.
Dr. Uun melakukan riset mengenai ekspresi peptida-peptida reseptor ikan kerapu yang mengenali Antigen Viral Nervous Necrosis (VNN) untuk pengembangan antiviral sebagai upaya pembuatan starter bibit unggul yang sampai sejauh ini belum banyak dikaji. Walau penelitiannya masih dalam progres hingga sekarang ini, Dr. Uun telah mendapatkan karakter reseptor dan sel imun serta fungsinya pada ikan kerapu, disamping itu telah menemukan suatu protein imunogenik dari antigen (Vibrio dan VNN) yang mampu memicu terekspresinya gen MHC serta sel imun pada reseptor. Hal ini mendasari penelitian lebih lanjut untuk pembuatan vaksin berbasis reseptor guna pengembangan bahan diagnostik, pengembangan antiviral, pengobatan dan juga rekayasa benih pada komoditi kerapu terhadap serangan vibriosis dan virus VNN yang saat ini sedang berjalan.
Penelitian Dr. Munti terfokus pada eksplorasi keragaman komunitas mikroba dalam konsorsium ‘microbial flocs’ dalam peningkatan produktifitas pada usaha tambak udang intensif sehingga pemanfaatan lahan dan media budi daya dapat digunakan seefektif dan se-efisien mungkin. Riset yang didaftarkan pada program L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science tahun 2007 ini telah rampung pada bulan Juli 2008. Riset dilakukan baik di dalam negeri yang merupakan kolaborasi antara Laboratory of Microbial Ecology, Departmentof Microbiology, University of Zuerich. Serta Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Dr. Wiratni melakukan penelitian yang didasarkan pada keprihatinan akan ketergantungan manusia terhadap plastik yang sudah sangat besar, sehingga menimbulkan beban pada lingkungan akibat penumpukan sampah-sampah plastik yang resisten terhadap degradasi oleh mikroorganisme di alam. Hal ini mendorongnya untuk mengembangkan polimer alami berbasis sumber-sumber alam terbaru yang selanjutnya dikenal dengan istilah biopolimer. Riset yang didaftarkan pada program L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science pada tahun 2007 ini telah rampung pada tahun 2009. Walaupun demikian, penelitian tersebut masih dalam tahap awal yang akan terus dikembangkan lebih lanjut untuk sampai pada produksi secara komersial.
FELLOW NASIONAL 2006
FELLOW NASIONAL 2005
Fenny M. Dwivany, PhD Biologi Molekuler
Fatma Sri Wahyuni, Ssi, MSc Farmasi
Dr. Fenny Martha Dwivany, memliki gelar S3 dari University of Melbourne Australia dan bekerja sebagai staf pengajar di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati-Institut Teknologi Bandung.
Fatma Sri Wahyuni sedang mengenyam pendidikan S3-nya di Institute of Bioscience, University Putra Malaysia dan saat ini bekerja sebagai staf pengajar Farmasi FMIPA Universitas Andalas, Padang.
Melalui penelitiannya, Dr. Fenny memusatkan perhatiannya pada para petani dan pedagang buah klimakterik, dimana ia ingin mencari metode alternatif pengontrolan proses pematangan buah pisang ambon secara molekuler melalui pembungkaman gen ACS. Tujuan riset tersebut diharapkan dapat membantu menunda pematangan pada saat pendistribusian pisang ambon dan buah klimakterik lainnya.
Berangkat dari kekhawatirannya terhadap peningkatan jumlah penderita kanker di Indonesia, Fatma mengharapkan tercapainya kemungkinan untuk menggunakan obat antikanker yang berasal dari tumbuhan Garcinia cowa, karena terlihat bahwa tumbuhan ini menunjukkan potensi yang tinggi terhadap sel kanker paru-paru dan tidak aktif terhadap sel yang lain. Penemuan ini juga akan memberi nilai tambah yang besar terhadap kegunaan tumbuhan Indonesia, karena Garcinia banyak ditemukan di Asia Tenggara dan Afrika.
Wahyuni, S.Si, M.Biomed. Wahyuni lulusan FMIPA Jurusan Biologi (S1) dan Ilmu BiomedikMikrobiologi FK (S2) Universitas Indonesia kini adalah pegawai negeri sipil P2 Bioteknologi-LIPI. Risetnya yang berjudul Aktivitas Antimikroba Peptida Selubung (Envelope) MLV: Kloning dan Ekspresi Peptida-peptida Selubung MoMLV pada Pichia methanolica, ditujukan untuk mendapatkan peptidapeptida yang kelak akan diuji aktivitas antimikrobanya terhadap mikroba patogen pada tubuh manusia. Setelah diuji, peptida tersebut diharapkan dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan kuman-kuman, seperti E. coli yang menyebabkan diare dan Listeria yang mengakibatkan penyakit mulut. Saat ini Wahyuni tengah meneruskan studinya di Wageningen University and Research, Belanda, sehingga riset yang didaftarkan pada program L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science pada tahun 2005 akan dilanjutkan kembali sepulangnya beliau ke tanah air.
Nur Rahmawaty Arma, M.Sc. PhD Sains & Teknologi Kelautan Nur Rahmawaty Arma, M.Sc., Ph.D mendapatkan beasiswa untuk pendidikan S2 dan S3-nya dari Tokyo University of Marine Science and Technology Jepang, kini menjadi dosen dan peneliti di Politeknik Pertanian Negeri Pangkep Sulawesi Selatan. Melalui penelitiannya yang berjudul “Identifikasi gen-gen yang terekspresi pada tangkai mata selama kematangan gonad udang windu, peneaus monodon”, ia ingin mencari tahu gen-gen yang berperan dan yang menghambat matangnya telur pada induk udang windu. Akan terbuka kesempatan untuk mengembangkan hormon rekombinasi secara massal, sehingga petani tak harus bergantung pada iklim untuk menunggu induk udang windunya bertelur. Riset yang didaftarkan pada program L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science tahun 2005 ini telah rampung pada tahun 2006 dan dipresentasikan pada Konferensi Nasional Sains Kelautan dan Perikanan Indonesia pada tahun 2007, serta mendapat penghargaan sebagai presentasi terbaik ”The Best Presenter”.
FELLOW NASIONAL 2004
JANGKAUAN PROGRAM NASIONAL
Makassar : • Nur Rahmawaty Arma, M.Sc. PhD Politeknik Pertanian Negeri Pangkep • Asmi Citra Malina, S.Pi, M.Agr, Ph.D Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin (UNHAS) Padang : : • Fatma Sri Wahyuni, Ssi, MSc Universitas Andalas
Jember : • Dr. rer. nat. Kartika Senjarini Universitas Jember
Rintis Noviyanti, PhD Biologi Molekuler Parasit Malaria
Dr. Desta Wirnas Saiful Agronomi/Pemuliaan Tanaman
Rintis Noviyanti, adalah seorang PhD di bidang Biologi Molekul Parasit Malaria dari University of Melbourne Australia, kini menjabat sebagai Fellow Riset di Lembaga Biologi Molekul Eijkman, Jakarta.
Dr. Desta merupakan PhD dalam bidang Agronomi/Pemuliaan Tanaman yang saat ini bekerja sebagai staf pengajar dan peneliti di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Dr. Rintis menaruh minat yang besar pada kajian masalah genetika parasit malaria, Plasmodium falciparum, yang diambil sampelnya dari pasien penderita malaria di desa Hanura, kecamatan Padang Cermin, Lampung Selatan. Kasus malaria di wilayah tersebut dilaporkan meningkat pada beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas oleh adanya pengaruh dari beberapa faktor yang turut berperan dalam menimbulkan outbreak malaria diantaranya faktor lingkungan, nyamuk sebagai vektor penyebar malaria, dan faktor genetik dari manusia dan parasit malaria itu sendiri.
Dr. Desta memberi perhatian khusus pada swasembada kedelai melalui peningkatan produktivitas kedelai dan luas tanam dengan cara tumpang sari di bawah tegakan tanaman perkebunan. Kendala utama yang dihadapi pada lahan di bawah tegakan tanaman perkebunan adalah penurunan intensitas cahaya matahari. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperoleh varietas kedelai yang adaptif dan mampu berproduksi tinggi pada kondisi intensitas cahaya rendah. Harapannya kelak Indonesia dapat memenuhi kebutuhan bahan pangannya sendiri, khususnya kedelai sebagai sumber protein nabati terutama dalam bentuk tahu, tempe dan susu.
Penelitian yang didaftarkan pada program L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science tersebut telah rampung pada tahun 2005 yang bertujuan untuk mengkarakterisasi gen virulen dari malaria falciparum yang berkaitan dengan gejala klinis malaria. Penelitian yang dibiayai oleh L’Oréal ini sangat membantu bagi penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Dr. Rintis yang difokuskan pada virulensi parasit malaria.
Semarang : • Dr. Eng. Hendri Widiyandari, M.Si Universitas Diponegoro
Bandung : • Fenny M. Dwivany, PhD Institut Teknologi Bandung • Made Tri Ari Penia Kresnowati, PhD Institut Teknologi Bandung • Sidrotun Naim, S.Si, M.Mar.St Institut Teknologi Bandung • Dr. Camellia Panatarani, M.Si Malang : • Uun Yanuhar, SPi., Msi, PhD Universitas Padjadjaran Universitas Brawijaya Yogyakarta : • Wiratni, ST., M.T., PhD Universitas Gadjah Mada
Jakarta : • Rintis Noviyanti, PhD Lebaga Eijkman Bogor : • Ines Atmosukarto, PhD LIPI • Dr. Desta Wirnas Saiful Institut Pertanian Bogor • Wahyuni, S.Si, M.Biomed. LIPI • Dr. Munti Yuhana Institut Pertanian Bogor • Atik Retnowati, S.P., M.Sc LIPI
Riset yang didaftarkan pada program L’Oréal Indonesia Fellowships for Women in Science ini telah rampung pada tahun 2006 dan sampai saat ini bersama Tim Pemulia di IPB telah diperoleh beberapa galur harapan kedelai untuk adaptasi dengan pola tumpang sari di bawah tegakan tanaman perkebunan.
Our sponsors for 2010 :
PT. L’ORÉAL INDONESIA Graha Surya Internusa – 6th floor | Jl. H. R. Rasuna Said Kav. X-0 | Jakarta 12950 Tel: (62 21) 527 6373 | Fax: (62 21) 527 3058 www.forwomeninscience.com