THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA Listia Anita1, Yeni Prawiningdyah2, Farissa Fatimah3 ABSTRACT Background: A nutritional service problem in hospital management was today increase of public needs of good food management for the sick, however, it could appetite the sick to consume it and very helpful in recovery process form patient disease so that it could shorten stay length (Abadi, 2012) Research objective: to know the relationship of food consumption towards stay length and patient nutritional status with rice diet in PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta. Research method; this was an observational research by a cross sectional design. Data collection using a Comstock 6 point scale form. Research samples were 21 respondents. It used a Fisher’s Exact Test with significance level of 95%. Result: all respondents were classified in adult group. Patient food consumption was mostly good category was 60%, while patient food consumption in high category snack of 76.2% and respondent food consumption that was classified in less category with high percentage namely vegetable of 61.9%.Teh relationship between patient food intake and stay length in vegetable showed result of 0.024 (p<0.05) and animal side dish consumption with P value of 0.030 (p<0.05) so that there was a relationship between food intake and stay length. While for relationship of food consumption and nutritional status in vegetable consumption showed result of 0.042 (P<0.05) so that there was a relationship between food intake and nutritional status. Conclusion: there was c relationship between animal side dish consumption and stay length. There was a relationship between vegetable intake and stay length, and there was a relationship between vegetable intake and nutritional status.
Keywords: Food Intake, Stay Length, Nutritional Status, Rice Diet, Adult.
1
The students of Nutritional Study Program of Respati University Yogyakarta The nutritional experts of Dr Sardjito Hospital Yogyakarta 3 The lecturers of Nutritional Study Program of Respati University Yogyakarta 2
1
HUBUNGAN ASUPAN MAKAN DENGAN LAMA RAWAT INAP DAN STATUS GIZI PASIEN DIET NASI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Listia Anita1, Yeni Prawiningdyah2, Farissa Fatimah3 INTISARI Latar Belakang : Permasalahan pelayanan gizi dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit dewasa ini meningkatkannya kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan penyelenggaraan makanan rumah sakit yang tetap baik untuk orang sakit namun dapat menggugah selera bagi orang sakit untuk mengkonsumsinya dan akan sangat dapat membantu proses pemulihan dari sakit yang di derita pasien tersebut sehingga dapat memperpendek lama rawat inap (Abadi, 2012) Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan asupan makan dengan lama rawat inap dan status gizi pasien diet nasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan form skala Comstock 6 point, sampel penelitian ini berjumlah 21 responden. Uji yang digunakan dengan fisher’s exact test, dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil : Semua responden masuk golongan Dewasa. Asupan makan pasien sebagian besar baik yaitu 60%. Sedangkan asupan makan pasien dalam kategori baik dengan prsentase tinggi snack yaitu 76,2% dan asupan makan responden yang masuk dalam kategori kurang dengan persentase tinggi yaitu sayur 61,9%. Hubungan asupan makan pasien dengan lama rawat inap pada sayur, menunjukkan hasil 0,024 (p<0,05) dan asupan lauk hewani dengan P value 0,030 (p<0,05) maka terdapat hubungan antara asupan makan dengan lama rawat inap. Sedangkan untuk hubungan asupan makan dengan status gizi pada asupan sayur menunjukkan hasil 0,042 (P<0,05) maka terdapat hubungan antara asupan makan dengan status gizi. Kesimpulan : Ada hubungan antara asupan lauk hewani dengan lama rawat inap. Ada hubungan asupan sayur dengan lama rawat inap, dan ada hubungan asupan sayur dengan status gizi. Kata kunci : Asupan makan, Lama Rawat Inap, Status Gizi, Diet Nasi, Dewasa.
1.
Mahasiswa Prodi Gizi Universitas Respati Yogyakarta Ahli Gizi Rumah Sakit Dr.Sarjito Yogyakarta 3. Dosen Prodi Gizi Universitas Respati Yogyakarta 2.
2
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Permasalahan pelayanan gizi dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit dewasa ini meningkatkannya kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan penyelenggaraan makanan rumah sakit yang tetap baik untuk orang sakit namun dapat menggugah selera bagi orang sakit untuk mengkonsumsinya dan akan sangat dapat membantu proses pemulihan dari sakit yang di derita pasien tersebut sehingga dapat 4
memperpendek lama rawat inap . Makanan biasa atau sering disebut juga diet nasi merupakan makanan yang memiliki susunan sama dengan makanan dalam keadaan normal. Indikasi pemberian penderita yang tidak memerlukan makanan khusus buat penyakitnya, suhu badannya normal, tidak menderita diare, dan tidak menderita 5
anoreksia . Adapun angka LOS untuk unit rawat inap berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik, untuk bulan Oktober – Desember 2011 angka rata-rata LOS di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah 4 hari dan untuk jumlah rata-rata pasien yang dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Desember 2011 adalah 978 orang dengan rata-rata jumlah tempat tidur pada bulan Juli – September di semua kelas perawatan adalah 205 tempat tidur. B. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum : Untuk mengetahui hubungan asupan makan dengan lama rawat inap dan status gizi pasien diet nasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
2.
Tujuan Khusus : a.
Mengetahui asupan makan pasien yang mendapat diet nasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogayakarta.
b.
Mengetahui lama rawat inap pasien dengan diet nasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
c.
Mengetahui status gizi pasien dengan diet nasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
d.
Mengetahui hubungan asupan makan dengan lama rawat inap pada pasien diet nasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
e.
Mengetahui hubungan asupan makan dengan status gizi pada pasien diet nasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
4 2
Abadi, Anto. 2010. Asupan Makan pada Pasien Rawat Inap di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Suandi, IKG. 1999. Diet pada Anak Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
3
METODE PENELITIAN A.
Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan observational dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada saat itu (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan variabel independent dan variabel dependent yang diamati dalam periode waktu yang sama6. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah semua pasien dengan diet nasi yang telah dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun jumlah pasien diet nasi untuk kelas II di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari - Maret 2012 adalah 299 orang. Pada penelitian ini, cara pengambilan sampel menggunakan Sampling Accidental yaitu tehnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti saat waktu 7
penelitian dan dapat memenuhi kriteria inklusi, sehingga dapat digunakan sebagai sampel .
C. Definisi Operasional Variabel Asupan makanan
Lama rawat inap
Status gizi awal perawatan
6 7
Definisi operasional Jumlah makanan yang dihabiskan oleh pasien dengan diet nasi setiap kali penyajian sesuai dengan jadwal pemberian makanan dan porsi yang disajikan untuk pasien tersebut, yang dilihat dari sisa makan pasien dengan menggunakan taksiran visual comstock per jenis makanan (Makanan pokok, Lauk Hewani, Lauk nabati, Sayur, Buah dan Snack) Lama perawatan pasien rawat inap di rumah sakit, berdasarkan perhitungan tanggal keluar dikurangi tanggal masuk rumah sakit. Status gizi pasien rawat inap yang di ukur pertama masuk rumah sakit.
Kategori Baik. Jika sisa makan <25% Kurang. Jika sisa makan >25%
Skala Ordinal
Baik. Jika lama rawat inap < 4 hari Kurang. Jika lama rawat inap > 4 hari
Ordinal
Kurus tingkat berat Jika, < 17,0 Kurus tingkat ringan jika, 17,018,5 Normal . jika, >18,5- 25,0
Ordinal
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
4
Status gizi akhir perawatan
Kelebihan berat badan tingkat ringan. Jika, >25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat jika, >27,0 Kurus tingkat berat Jika, < 17,0 Kurus tingkat ringan jika, 17,018,5 Normal. jika, >18,5- 25,0 Kelebihan berat badan tingkat ringan. Jika, >25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat jika, >27,0
Status gizi pasien rawat inap yang di ukur menjelang pasien pulang.
Ordinal
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer : Data asupan makan yang dilihat dari sisa makan pada penelitian ini yang diperoleh melalui metode taksiran visual comstock dengan skala 6 point (persen sisa makanan) yang dilakukan selama 3 hari, Data lama rawat inap di peroleh dengan cara perhitungan tanggal keluar dikurangi dengan tanggal masuk pasien. Data status gizi pasien, pada penelitian ini diukur dengan dua kategori yaitu status gizi awal pasien masuk rumah sakit dan status gizi pasien akan pulang berdasarkan tinggi badan (TB) dan berat badan (BB). Data antropometri untuk menentukan status gizi pasien akan pulang (akhir), dengan perhitungan status gizi menggunakan IMT yang di lakukan pengukuran secara mandiri oleh peneliti.
2. Data Sekunder : Data pasien yang mendapatkan diet nasi diperoleh dari catatan instalasi Gizi dan Rekam Medik RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, gambaran umum Rumah sakit dan Instalasi Gizi dan siklus menu.
E. Instrumen Penelitian : Alat yang akan digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data yaitu: 1.
From persetujuan menjadi responden
2.
From taksiran visual comstock 6 point
3.
Timbangan injak untuk mengukur berat badan pasien
4.
Mikrotoa untuk mengukur tinggi badan pasien
5
HASIL PENELITIAN A.
Karakteristik Responden Responden penelitian ini adalah pasien yang mendapatkan diet nasi yang rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari sampai Maret 2012. Jumlah responden dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi adalah 21 orang. Adapun karakteristik responden dapat dilihat dalam tabel 2. Tabel 3. Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin Pasien Rawat Inap Kelas II RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Jenis kelamin
n
%
Laki-laki Perempuan Total
11 10 21
61,9 38,1 100 %
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki 13 orang (61,9%) dan responden yang berjenis kelamin peremuan 8 orang (38,1%) dari 21 orang jumlah keseluruhan responden yang diteliti dan memenuhi kriteria inklusi. Tabel 4. Distribusi Responden menurut kelompok Umur Pasien Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2012 Variabel
n
%
Dewasa Muda 18-25 tahun
6
28,6
Dewasa Penuh 26-65 tahun
13
61,9
21
100
Umur
Jumlah
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa dari kelompok umur dewasa yakni 18-55 tahun, diperoleh 6 orang responden yang termasuk dalam kelompok umur dewasa muda (18-25 tahun) dan 13 orang responden yang masuk dalam dewasa penuh (26 – 65 tahun).
B.
Asupan makan Responden Data asupan makan responden dilihat dari sisa makan pasien yang diperoleh menggunakan taksiran visual comstock 6 point. Adapun standar kategori sisa makanan yang menjadi acuan adalah sisa makanan dikatakan baik, jika ≤25% dan dikatakan kurang, jika >25%. Adapun asupan makan responden dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
6
Tabel 5. Distribusi Jenis Asupan Makan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2012 Kategori
Baik Kurang
Jenis makanan
Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Buah
Snack
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
12 9
57,1 42,9
12 9
57,1 42,9
14 7
66,7 33,3
8 13
38,1 61,9
15 6
71,4 28,6
16 5
76,2 23,8
Berdasarkan tabel 5, asupan makan yang dilihat dari sisa makan dikategorikan baik pada makanan pokok sebanyak 12 orang (57,1%), dan yang dikategorikan kurang sebanyak 9 orang (42,9%). Untuk lauk hewani, responden yang masuk dalam kategori baik sebanyak 12 orang (57,1%) dan dikategorikan kurang sebanyak 9 orang (42,9%). Responden yang dikategorikan baik untuk lauk nabati 14 orang (66,7%) dan dikategorikan kurang 7 orang (33,3%). Jumlah responden yang dikategorikan baik untuk sayur sebanyak 8 orang (38,1%) dan kurang 13 orang (61,9%). Untuk buah, jumlah responden dengan kategori baik yaitu 15 orang (71,4%) dan kurang 6 orang (28,6%) dan untuk snack, responden yang dikategorikan baik sebanyak 16 orang (76,2%) dan kurang 5 orang (23,8%).
C. Lama Rawat Inap Lama rawat inap responden dikategorikan berdasarkan LOS Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta yaitu baik jika, ≤ 4 hari dan kurang jika, > 4 hari. Tabel 6. Distribusi Lama Rawat Inap responden pasien rawat inap kelas II RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Tahun 2012 Lama rawat inap
n
%
Baik Kurang
11 10
52,4 47,6
Total
21
100
Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa responden yang lama rawat inapnya masuk dalam kategori baik berjumlah 11 orang (52,4%), dan yang termasuk dalam kategori kurang 10 orang (47,6%) dari 21 orang total jumlah responden yang di teliti dengan persentase 100%.
7
D. Status Gizi Pada penelitian ini, status gizi ditentukan menggunakan perhitungan IMT. Dilakukan 2 kali perhitungan atau penentuan status gizi pada awal perawatan dan status gizi pada akhir perawatan, namun kedua hal tersebut tidak terjadi perubahan status gizi. Berdasarkan hasil penelitian, hanya diperoleh 2 kategori status gizi pada responden yakni normal dan kelebihan berat badan tingkat berat. Data selengkapanya dapat di lihat pada tabel dibawah ini : Tabel 7. Distribusi Status Gizi pasien Rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2012 Status gizi Normal Kelebihan berat badan tingkat berat Total
n 18 3
% 85,7 14,3
21
100
Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa pasien yang termasuk dalam status gizi normal yaitu 18 orang (85,7%) dan kelebihan berat badan tingkat berat 3 orang (14,3%) dari 21 orang jumlah responden yang di teliti dan masuk kriteria inklusi. E.
Hubungan antara Asupan Makan dengan Lama Rawat Inap Hubungan antara asupan makan dengan lama rawat inap pada pasien diet nasi terlihat pada tabel 8 dibawah ini : Tabel 8. Hubungan Asupan Makan Dengan Status Gizi Pada Pasien Kelas II Berdasarka n tabel 8, hasil
Status gizi Jenis Asupan makan
penelitian menunjukkan asupan responden pada makanan pokok yang
dalam
kategori
baik
dengan
status
gizi
normal
yaitu
10
responden (47,6%). Untuk asupan
makan
pada
lauk
hewani
yang
Makanan Pokok Baik Kurang Lauk Hewani Baik Kurang Lauk Nabati Baik Kurang Sayur Baik Kurang Buah Baik Kurang Snack Baik Kurang
Normal
Lebih
n
%
n
%
10 8
47,6 38,1
2 1
9,5 4,7
9 9
42,8 42,8
3 0
14,3 0
11 7
52,3 33,3
3 0
14,3 15
5 13
23,8 61,9
3 0
14,3 0
12 6
57,1 28,6
3 0
14,3 0
13 5
61,9 23,8
3 0
14,3 0
termasuk dalam kategori baik dengan status gizi normal 9 responden (42,8%).
8
Untuk lauk nabati asupan makan yang termasuk dalam kategori baik dengan status gizi normal yaitu 11 responden (52,3%), untuk asupan makan pasien pada sayur dalam kategori baik dengan status gizi dalam kategori normal yaitu 5 responden (23,8%), untuk asupan makan pada buah dalam kategori baik dengan status gizi yang termasuk dalam kategori normal yaitu 12 responden (57,1%) dan untuk responden yang asupan makan pada snack dalam kategori baik dengan status gizi normal 13 responden (61,9%). Hasil uji hipotesis menggunakan uji fisher exact test yang dilakukan menunjukan bahwa (P> 0,05) maka tidak ada hubungan antara asupan pada makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, buah dan snack dengan status gizi, namun asupan makan responden pada sayur ada hubungan dengan status gizi dikarenakan hasil P < 0,05 yakni 0,042.
F.
Hubungan Asupan Makan Dengan Status Gizi Hubungan asupan makan dengan status gizi, maka hubungan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 9. Hubungan Asupan Makan Dengan Lama Rawat Inap Pada Pasien Rawat Inap Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Lama rawat inap Jenis Asupan makan Makanan Pokok Baik Kurang Lauk Hewani Baik Kurang Lauk Nabati Baik Kurang Sayur Baik Kurang Buah Baik Kurang Snack Baik Kurang
Baik
Kurang
n
%
n
%
8 3
38,1 14,3
4 6
19,0 28,6
9 2
42,8 9,5
3 7
14,3 33,3
8 3
38,1 14,3
5 5
23,8 23,8
7 4
33,3 19,0
1 9
4,8 42,8
9 2
42,8 9,5
6 4
28,6 19,0
9 2
42,8 9,5
7 3
33,3 14,3
Pada tabel 9, hasil penelitian ini menunjukkan asupan pada makanan pokok dalam kategori baik dengan lama rawat inap yang dalam kategori baik pula yaitu 8 responden (38,1%). Asupan lauk hewani yang masuk dalam kategori baik dengan lama rawat inap yang termasuk dalam kategori baik berjumlah 9 responden (42,8%). Untuk asupan lauk nabati yang termasuk dalam kategori baik dengan lama rawat inap yang termasuk dalam kategori baik yaitu 8 responden (38,1%), untuk asupan sayur responden yang termasuk dalam kategori baik dengan lama rawat inap yang juga termasuk dalam kategori baik yaitu 7 responden (33,3%), untuk responden yang asupan buah termasuk dalam kategori baik dengan responden
9
yang lama rawat inap dalam kategori baik 9 responden (42,8%) dan untuk responden yang asupan snacknya termasuk dalam kategori baik dengan responden yang lama rawat inap baik 9 responden (42,8%). Berdasarkan Hasil penelitian dengan menggunakan uji hipotesis menggunakan uji fisher exact test menunjukan bahwa (P< 0,05) dimana P lebih besar maka tidak ada hubungan antara asupan makan dengan lama rawat inap pada asupan makanan pokok (nasi), lauk nabati, buah dan snack. Sementara asupan yang hasil P menunjukan lebih kecil dari 0,05 yakni asupan lauk hewani dan sayur yang masing-masing hasilnya adalah P = 0,030 dan P = 0,024.
PEMBAHASAN A.
Gambaran Umum Responden Responden penelitian ini adalah 21 pasien yang mendapatkan diet nasi yang dirawat inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jumlah responden yang berjenis laki-laki 13 orang dan perempuan 8 orang. Pada penelitian ini seluruh pasien mendapatkan diet nasi tanpa diet khusus. Jumlah responden menurut kelompok umur dewasa muda (18-25 tahun) yaitu 6 orang dan dewasa penuh (26-65 tahun) yaitu 15 orang. pengelompok umur tersebut menurut Dr. Koesmanto, sedangkan 8
responden usia 18 – 55 tahun termasuk dalam pengelompokan umur dengan kiteria dewasa . B.
Asupan makan Responden Dari hasil pengamatan, 76,2% responden asupan snacknya masuk dalam kategori yang baik. Asupan snack responden dikatakan baik karena sisa makannya ≤ 25% Namun 61,9% asupan sayur pada responden masuk kategori yang kurang dikarenakan kebiasaan makan sayur pada sebagian pasien rendah. Faktor – faktor yang mentukan tingkat penerimaan asupan makan seseorang yaitu faktor pola 9
makan, kebiasaan makan, faktor kebudayaan,faktor psikologi dan kondisi penyakit . C.
Lama Rawat Inap Responden Dari hasil pengamatan 52,4% responden yang lama rawat inap baik (≤ 4 hari), dan 47,6% responden yang lama rawat kurang (>4 hari). Hal ini dapat dipengaruhi dari beberapa faktor yang salah satunya adalah asupan makan. Habis tidaknya asupan makan yaitu jenis makanan, variasi pemberian makanan dan cita rasa makanan sangat mempengaruhi proses penyembuhannya. Rasa sakit, stres dan cemas merupakan beberapa faktor yang dapat menghilangkan selera makan pasien. Dengan menghadirkan cita rasa pasien akan mempercepat proses penyembuhan1.
D.
Status Gizi Responden Dari hasil pengamatan 85,7% responden yang status gizi normal, dan 14,3% responden yang status gizi lebih. Pada penelitian ini, status gizi pasien tidak mengalami perubahan dari awal masuk hingga hari terakhir perawatan.
8
Supariasa, I Dewa Nyoman dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hartono, Andry. 2002. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit, Diagnosis, Konseling dan Preskripsi. Jakarta: Buku Kedokteran ECG. 9
10
Status gizi pasien di hitung dengan menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh) yang merupakan salah satu cara dalam pemantauan status gizi bagi orang dewasa (18-55 tahun) yang bertujuan untuk mencegah masalah kelebihan dan kekurangan gizi yang berakibat pada resiko penyakit-penyakit tertentu dan juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja5. E.
Hubungan Asupan Makanan Pokok dengan Lama Rawat Inap Responden yang asupan makanan pokok baik dengan lama rawat inap baik yaitu 8 orang (38,1%). Hasil analisis dengan uji fisher’s exact test, yaitu tidak terdapat hubungan antara asupan makanan pokok dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,198). Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan makan pasien.
F.
Hubungan antara Asupan Lauk Hewani dengan Lama Rawat Inap Responden yang asupan lauk hewani baik dengan lama rawat inap baik yaitu 9 orang (42,8%). Hasil analisis dengan uji fisher’s exact test, yaitu terdapat hubungan antara asupan lauk hewani dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,030). Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan makan pasien.
G.
Hubungan antara Asupan Lauk Nabati dengan Lama Rawat inap Responden asupan lauk nabati baik dengan lama rawat inap baik, yaitu 8 orang (55%). Hasil analisis uji fisher’s exact test tidak ada hubungan antara asupan lauk nabati dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,659).
H.
Hubungan antara Asupan Sayur dengan Lama Rawat Inap Responden asupan sayur baik dengan lama rawat inap baik, yaitu 7 orang (33,3%). Hasil analisis uji fisher’s exact test ada hubungan antara asupan sayur dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,024).
I.
Hubungan antara Asupan Buah dengan Lama Rawat Inap Responden asupan buah baik dengan lama rawat inap baik, yaitu 9 orang (42,8%). Hasil analisis uji fisher’s exact test tidak ada hubungan antara asupan sayur dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,361).
J.
Hubungan antara Asupan Snack dengan Lama Rawat Inap Responden asupan snack baik dengan lama rawat inap baik, yaitu 9 orang (42,8%). Hasil analisis uji fisher’s exact test tidak ada hubungan antara asupan sayur dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,659).
K.
Hubungan antara Asupan Makanan Pokok dengan Status Gizi Responden asupan makanan pokok baik dengan status gizi baik, yaitu 10 orang (47,6%). Hasil analisis uji fisher’s exact test tidak ada hubungan antara asupan sayur dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=1,000).
L.
Hubungan antara Asupan Lauk Hewani dengan Status Gizi Responden asupan lauk hewani baik dengan status gizi baik, yaitu 9 orang (42,8%). Hasil analisis uji fisher’s exact test tidak ada hubungan antara asupan sayur dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,229).
M.
Hubungan antara Asupan Lauk Nabati dengan Status Gizi Responden asupan lauk nabati baik dengan status gizi baik, yaitu 11 orang (52,3%). Hasil analisis uji fisher’s exact test tidak ada hubungan antara asupan sayur dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,521).
N.
Hubungan antara Asupan Sayur dengan Status Gizi
11
Responden asupan sayur baik dengan status gizi baik, yaitu 5 orang (23,8%). Hasil analisis uji fisher’s exact test ada hubungan antara asupan sayur dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,042). O.
Hubungan antara Asupan Buah dengan Status Gizi Responden asupan buah baik dengan status gizi baik, yaitu 12 orang (57,1%). Hasil analisis uji fisher’s exact test tidak ada hubungan antara asupan sayur dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,526).
P.
Hubungan antara Asupan Snack dengan Status Gizi Responden asupan snack baik dengan status gizi baik, yaitu 13 orang (61,9%). Hasil analisis uji fisher’s exact test tidak ada hubungan antara asupan sayur dengan lama rawat inap (p<0,05 sig=0,549).
KESIMPULAN DAN SARAN A.
KESIMPULAN 1.
Asupan makan yang termasuk dalam kategori baik dengan persentase tertinggi yaitu snack (76,2%) sedangkan asupan makan kurang dengan persentase tertinggi yaitu pada sayur (61,9%) .
2.
Lama rawat inap responden yang masuk dalam kategori baik sejumlah 11 orang (52,4%).
3.
Status gizi normal berjumlah 18 orang (85,7%), lebih banyak dibandingkan dengan kelebihan berat badan tingkat berat 3 orang (14,3%).
4.
Ada hubungan asupan makan dengan lama rawat inap pada 2 (dua) jenis makanan yakni sayur dengan P value 0,024 dan lauk hewani dengan P value 0,030 (P < 0,05).
5.
Ada hubungan asupan makan dengan status gizi pada 1 (satu) jenis makanan yakni sayur dengan P value 0,042 (P< 0.05) dan yang lainnya P >0,05.
B. SARAN Perlu adanya perubahan atau modifikasi menu untuk menghindari kebosanan pasien terhadap makanan yang disajikan di rumah sakit.
12
DAFTAR PUSTAKA 1. Abadi, Anto. 2010. Asupan makanan pada pasien rawat inap di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. 27 Mei 2010 2. Suandi, IKG.1999. Diit Pada Anak Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedoteran ECG. 3. Notoatmodjo, soekidjo. 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta Rineka Cipta. 4. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta 5. Supariasa I Dewa Nyoman dan dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 6. Hartono, Andry. 2002. Asuhan nutrisi rumah sakit: diagnosis, konseling dan preskripsi. Jakarta : Penertbit Buku Kedokteran EGC.
13