eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
The Relationship between Positioning Blackberry Always On, Always Connected with Blackberry Brand Image Rezha Eko Purnomo1, Uud Wahyudin2, Kismiyati El Karimah3 Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author:
[email protected] ABSTRACT
Research title is "The Relationship between Positioning Blackberry Always On, Always Connected with Blackberry Brand Image." The purpose of this study is to determine whether there is positioning relationship that includes product attributes, product image and positioning statement. The method used a correlation method that aims to examine the relationship variations on a factor with variations in other factors. The research data obtained through questionnaires distributed to undergraduate students of Faculty of Communication Sciences Padjadjaran University Jatinangor using Blackberry Smartphones, interviews with relevant parties on the Blackberry and literature study. The object of this research is the product of the Blackberry Smartphone. The population in this study was undergraduate students of Faculty of Communication Sciences Padjadjaran University Jatinangor using Blackberry Smartphones, amounting to 392 people. With simple random sampling technique and using 0.1 fractions obtained a sample size amounts 80 persons.The result shows that there is a significant relationship between variables X and Y that is positioning includes aspects of product attributes, product image, and the image of the brand positioning statement.The conclusion in this research is that there is a positive relationship between Brand Image Positioning with Blackberry on the students of Faculty of Communication Sciences Padjadjaran University Jatinangor Keyword : Brand Image, Correlation, Product, Positioning
Latar Belakang Dari sisi penguasaan pasar global, Worldwide Mobile Terminal Sales to End-User Estimates for (Q2) di tahun 2002 menyebutkan bahwa Nokia masih menjadi pemimpin pasar dengan penjualan (dalam ribuan unit) sebesar 35.089 dan market share 35,6%. Hal ini membuktikan dominasi Nokia di saat itu. Namun kemudian di akhir tahun 2004, Research in Motion (RIM) memperkenalkan produk terbaru mereka, Blackberry, yang pertumbuhannya
1
Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 2
Page 1 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
hingga kini terus meningkat pesat dan menggeser posisi dominan Nokia. Bahkan penggunaan Blackberry (BB), menurut laporan RIM, di Indonesian adalah yang tertinggi di antara negara lain di kawasan Asia Pasifik dengan angka pertumbuhan mendekati 500% per tahunnya. Di bursa ponsel tanah air, Blackberry tak hanya berhasil “merusak” peta persaingan di pasar ponsel premium, khususnya pasar ponsel pintar, tetapi juga memorak-porandakan pasar ponsel di segmen menengah dan bawah. Blackberry juga kemudian menjadi tidak hanya simbol fungsi, tetapi juga simbol gengsi. Capaian ini tentu tidak terlepas dari tawaran kualitas produk Blackberry dan strategi pemasaran RIM. Untuk produknya sendiri, Blackberry hadir dengan inovasi seperti push e-mail, kemampuan Blackberry yang dapat menampung e-mail hingga puluhan ribu tanpa ada risiko hang, pesan instan, bisa digunakan untuk chatting dan berbagai fasilitas lainnya. Sementara untuk strategi pemasaran, Blackberry ditawarkan sebagai ponsel pintar yang tidak biasa. Positioning yang ditawarkan pada para konsumen adalah 'Always on, always connected', yang sengaja dirancang dan dikelola dalam server RIM melalui servis khusus data Blackberry. Positioning ini sekaligus merupakan pembentukan image dari produk Blackberry yang dianggap tepat dengan kebutuhan masyarakat akan teknologi komunikasi di masa sekarang ini, mengingat banyaknya jejering sosial dan kegiatan yang berhubungan dengan dunia maya. Dan nampaknya, keberhasilan Blackberry menggeser posisi Nokia juga mengindikasikan keberhasilan positioning Blackberry dalam menggeser positioning Nokia ‘Conecting People’ yang selama ini melekat di benak konsumen. Positioning sendiri adalah konsep yang penting dalam komunikasi pemasaran untuk menggaet konsumen yang menjadi target marketnya. Positioning berelasi dengan citra (iamge) produk yang akan dipasarkan. Ries & Trout (1986) menyebutkan “positioning is not what you do to a product. It is what you do to the mind of the product” (dalam Kasali, 1998: 560). Apa yang disampaikan Ries & Trout secara eksplisit menegasskan bahwa positioning berkaitan dengan image produk yang nantinya dilekatkan di benak calon konsumen. tak ayal, keberhasilan komunikasi pemasaran suatu peroduk seringkali banyak ditentukan oleh ketepatan dalam perumusan strategi “positioning”-nya. Sebab dari sudut pandang konsumen, eksistensi suatu produk cenderung ditentukan oleh citra dan persepsi (mental image) yang ada di benak mereka tentang nilai-nilai kegunaan atau kelebihan dari produk tersebut. Tidak terkecuali dari produk yang lain, Blackberry pun memiliki konsep positioning yang sesuai dengan image produk yang diharapkan dapat menarik perhatian konsumen. Maka trend Blackberry yang sedang terjadi di tengah masyarakat saat ini tentunya tidak dapat dilepaskan dari mental image atau persepsi yang ada di benak konsumen melalui citra merek Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 2 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Blackberry yang diciptakan berdasarkan strategi positioning yang dilakukan sebelumnya. Sebab citra merek merupakan reprsentasi dari keseluruhan persespsi konsumen terhadap merek yang dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek tersebut. Berdasarkan uraian positioning Blackberry di atas dan dilihat dari segi segmentasi pasar Blackberry, pelajar (dalam hal ini mahasiswa) merupakan pasar yang potensial bagi produsen Blackberry di Indonesia. Dari sini peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tentang hubungan positioning Blackberry ‘Always on, always connected’ dengan brand image (citra merek) Blackberry di kalangan mahasiswa pengguna Blackberry pada Program Sarjana (S1) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadajran, Jatinangor. Identifikasi permasalahan penelitian meliputi tiga hal, yaitu hubungan antara atribut produk dengan citra merek pada produk Blackberry, hubungan antara citra produk dengan citra merek pada produk Blackberry, dan hubungan antara pernyataan positioning dengan citra merek pada produk Blackberry Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, akan digunakan penelitian survei eksplanatori dengan metode korelasional dengan 80 orang responden. Dan analisis terhadap data yang diperoleh akan menggunakan teknik statistik deskriptif dan teknik statistik inferensial dengan berdasar pada kerangka pemikiran yang dibangun dari teori-teori komunikasi pemasaran khususnya positioning dan teori respon kognitif.
Kerangka Pemikiran 1. Teori Respon Kognitif Merujuk pada David A. Aaker (1987:235), teori Respon Kognitif (Cognitive Response Theory) memiliki asumsi dasar
bahwa “khalayak secara aktif terlibat dalam proses
penerimaan informasi dengan cara mengevaluasi informasi yang diterima berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimiliki sebelumnya, yang akhirnya akan mengarah pada perubahan sikap”. Asumsi dasar dari teori respon kognitif kemudian menjadi landasan dalam komunikasi pemasaran dan menerapkan berbagai strategi pemasaran. Yang secara sederhana dapat dijelaskan bahwa setiap konsumen selalu mengalami reaksi kognitif ketika menerima beragam informasi dari sebuah produk yang nantinya menentukan terhadap penerimaan atau penolakan terhadap produk tersebut. Informasi yang disampaikan terhadap calon konsumen salah satunya adalah strategi positioning yang disampaikan melalui media iklan yang nantinya akan memunculkan perubahan sikap tertentu. Perubahan sikap yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 3 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
munculnya kesan atau citra tertentu bagi pengguna telepon selular di kalangan mahasiswa Universitas Padjadjaran Jatinangor terhadap citra Blackberry. 2. Positioning dan Brand Image Menurut Aaker dan Myers (1987:36) positioning menunjuk pada penciptaan posisi suatu merek produk tertentu dalam kognisi para konsumen dikaitkan dengan merek-merek lain yang menjadi pesaingnya. Positioning sangat berkaitan dengan bagaimana membentuk persepsi, persepsi calon konsumen khususnya. Konsumen saat ini dipenuhi informasi tentang produk dan jasa, jadi agar suatu produk siap untuk memasuki persaingan pasar, maka setiap produk harus memiliki atribut produk yang relevan dengan jenis dan katagori calon konsumen yang menjadi target marketnya, selain itu citra produk yang akan dipasarkan juga harus diperhatikan agar sesuai dengan strategi positioning yang ditetapkan. Konsep positioning yang telah ditentukan nantinya akan ditunjukkan dari beragam hal, di antaranya: atribut produk, yaitu karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk seperti kualitas produk, fitur produk, dan desaign produk; citra produk, yakni karakteristik produk yang lekat dengan persepsi khalayak terhadap produk seperti logo dan tag line; dan pernyataan positioning itu sendiri, seperti untuk Blackberry ‘Always on, always connected’. Tiga hal ini—atribut produk, citra produk, dan pernyataan positioning—harus sesuai dengan konsep positioning produk yang telah ditentukan. Selain membentuk citra yang sesuai dengan positioning, pada saat yang bersamaan positioning juga membentuk citra produk dan pada turunannya yaitu citra merek (brand image). Brand image pada dasarnya adalah hasil pandangan atau persepsi konsumen terhadap suatu merek tertentu yang di dasarkan pada pertimbangan atau perbandingan beberapa merek lain. Aaker (1996:69) menyebutkan bahwa “brand image is how costumer and others perceive the brand”. Maka brand image merepresentasi identitas merek (brand identity) dan sekaligus merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek tersebut. Merujuk pada Aaker (1996: 196), brand image biasanya ditentukan oleh lima aspek, yaitu produk attributes, consumer benefits, brand personality, user imagery, dan organizational associations. Dari kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirangkum ke dalam skema berikut ini:
Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 4 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Teori Respon Kognitif (Cognitive Response Theory)
Khalayak secara aktif terlibat dalam proses penerimaan informasi dengan cara mengevaluasi informasi yang diterima berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimiliki sebelumnya, yang akhirnya akan mengarah pada perubahan sikap
Product/Message Thoughts
Brand Attitudes
Apakah ada hubungan antara Positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’ dengan Citra Merek pada produk BlackBerry?
X Positioning X1: Atribut produk Indikator: Kualitas produk , Fitur produk, Desain produk X2: Citra produk/Perusahaan Indikator: Aspek persepsi, Aspek kognisi, Aspek motivasi, Aspek sikap X3: Pernyataan Positioning Indikator: Pernyataan mudah diingat dan dinyatakan kembali, Pernyataan merupakan kalimat yang enak didengar dan klaim yang unik, Pernyataan dapat dipercaya
Y Citra Merek (Brand Image) Indikator: Produk Attributes Consumer Benefits Brand Personality User Imagery Organizational Associations
Hipotesis Penelitian Melalui kerangka pemikiran di atas, dapat diperoleh struktur hipotesis penelitian sebagai berikut:
Variabel X Positioning X1: Atribut Produk
Varibel Y Citra Merek (Brand Image)
Citra Merek (Brand Image)
X2: Citra Produk X3: Pernyataan Positioning
Dari struktur tersebut, hipotesis mayor penelitian dirumuskan sebagai berikut: Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 5 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
1. Ho: Tidak ada hubungan antara positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’ dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fikom Unpad 2. H1: Ada hubungan antara positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’ dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fikom Unpad Adapun hipotesis minor penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Ho: Tidak ada hubungan antara citra produk Blackberry dengan citra merek blackberry pada mahasiswa program sarjana Fikom Unpad H1: Ada hubungan antara citra produk Blackberry dengan citra merek blackberry pada mahasiswa program sarjana Fikom Unpad 2. Ho: Tidak ada hubungan antara atribut produk Blackberry dengan citra merek blackberry pada mahasiswa program sarjana Fikom Unpad H1: Ada hubungan antara atribut produk Blackberry dengan citra merek blackberry pada mahasiswa program sarjana Fikom Unpad 3. Ho: Tidak ada hubungan antara pernyataan positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’ dengan citra merek blackberry pada mahasiswa program sarjana Fikom Unpad H1: Ada hubungan antara pernyataan positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’ dengan citra merek blackberry pada mahasiswa program sarjana Fikom Unpad
Pembahasan Data pokok dari hasil penelitian berupa data responden yang merupakan hasil penyebaran kuesioner terhadap 80 orang responden yang kemudian di-skor berdasarkan jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel penelitian, yaitu variabel X (Positioning Blackberry ‘Always On, Always Coneccted’) dan variabel Y (Citra Merek). Data tersebut juga ditunjang dengan data sekunder yaitu hasil observasi di lapangan, wawancara dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis. Secara umum, berdasarkan hasil skor penyebaran kuesioner, penilaian terhadap citra merek (brand image) Blackberry adalah baik. Mayoritas responden, sebanyak 59 orang (73,75%) menilai baik terhadap citra merek Blackberry. Sementara responden yang lainnya sebanyak 21 orang (26,25%) menilai citra merek Blackberry cukup baik. Dan tidak ada yang menjawab tidak baik (0%). Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 6 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Sementara, secara lebih detail, penilaian terhadap faktor-faktor yang menjadi tolok ukur suatu brand image, dapat dipetakan sebagai berikut: 1. Produk Attributes Salah satu atribut yang menjadi ciri khas tentunya adalah fitur produk Blackberry Messenger dan fasilitas push e-mail. Dan pernyataan tentang fitur produk yang ditawarkan Blackberry memiliki keunggulan dibandingkan produk sejenis, direspon oleh 68,75% responden dengan jawaban setuju. 2. Consumer Benefits Keuntungan produk Blackberry antara lain bisa memenuhi kebutuhan alat komunikasi responden saat ini dan memudahkan pekerjaan pemakai khususnya mahasiswa yang berkaitan dengan penerimaan dan pengiriman data lewat e-mail. Dalam merespon keuntungan pertama, 58% responden menjawab setuju dan 22% menjawab sangat setuju. Sementara 47,50% responden menjawab setuju untuk keuntungan kedua dan 35% lainnya menjawab sangat setuju. 3. Brand Personality Untuk brand personality Blackberry, sebagian besar responden menjawab positif. Hal ini mengindikasikan bahwa karakter personal dari produk Blackberry telah mampu menjadi ciri khas yang salah satu di antaranya adalah bentuk tombol pengoperasian Blackberry (keypad qwerty) telah menjadi ciri dari segi fisik produk tersebut. untuk ini 50% responden menjawab setuju dan 6% responden menjawab sangat setuju. 4. User Imagery Berdasar data keusioner, saat ini Blackberry sering dikaitkan dengan trend alat komunikasi masyarkat perkotaan yang dibuktikan dengan 50% responden menjawab setuju dan 10% menjawab sangat setuju. Selain itu Blackberry juga identik dengan pembentuk trend media telekomunikasi terbaru yang disetujui oleh 50% responden dan sangat disetujui oleh 31% responden. 5. Organizational Associations Kredibilitas perusahaan produsen Blackberry (RIM) di mata responden pun terbilang positif. Kepercayaan responden terhadap kualitas dan keunggulan Blackberry yang diproduksi oleh RIM adalah salah satu faktornya. Merespon kredibilitas baik RIM, 46% responden menjawab setuju dan 16% menjawab sangat setuju.
Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 7 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Analisis berikutnya akan masuk lebih rinci ke dalam analisis inferensial yang menguji hubungan antara positioning Blackberry ‘Always on, Always connected’ dengan citra merek (brand image) Blackberry. Dalam analisis inferensial, korelasi rank Spearman digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan variabel/sub variabel positioning Blackberry dengan variabel citra merek Blackberry. Yaitu dengan memberi bobot skala Likert pada data kuesioner kemudian skor dari masing-masing responden dihitung berdasarkan total jumlah dari jawaban yang telah diberi bobot, setelah itu dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu skor X dan skor Y, lalu dilakukan perangkingan berdasarkan jumlah skor X dan skor Y. Untuk mengetahui hasil analisis statistik inferensial hubungan antara positioning Blackberry dengan citra merek Blackberry, uraiannya dimulai dengan paparan hasil statistik mulai dari hubungan subvariabel positioning dengan variable citra merek. Dimana pada variabel X (positioning) terdapat tiga sub variabel yaitu atribut produk, citra produk, dan pernyataan positioning.
Hubungan Atribut Produk Blackberry dengan Citra Merek (Brand Image) Blackberry Hipotesis yang digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara Atribut Produk dengan citra merek (Brand image) adalah sebagai berikut: Hipotesis: Ho : ρ = 0
Tidak terdapat hubungan antara atribut produk Blackberry dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor
H1 : ρ ≠ 0
Terdapat hubungan antara atribut produk Blackberry dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor
Hasil pengujian hubungan antara atribut produk Blackberry dengan citra merek Blackberry terangkum sebagai berikut: Tabel 1 Korelasi rank Spearman 0,432
Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
thitung
ttabel
4,230
1,991
Ket. Ho Ditolak
Page 8 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi antara atribut produk Blackberry dengan citra merek Blackberry sebesar 0,432 dengan nilai thitung sebesar 4,230. Karena thitung (4,230) lebih besar dari ttabel (1,991), maka pada tingkat kekeliruan 5% ada alasan yang kuat untuk menolak Ho sehingga H1 diterima. Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara atribut produk Blackberry dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor. Ada dua fitur utama yang menjadi keunggulan dari produk Blackberry yang disimpulkan peneliti dari data penelitian. Pertama adalah adanya fasilitas Blackberry Messenger (BBM) dimana 65% dari responden menjawab sangat setuju bahwa fitur Blackberry ini menjadi keunggulan utama yang membuat Blackberry menarik dibandingkan produk sejenis. Adanya BBM ini juga menjadi salah satu alat baru pengguna Blackberry menyangkut koneksi pesan singkat selain media lama yaitu SMS. Keunggulan fitur berikutnya yang menjadi andalan dan mendapatkan respon positif dari sebagian besar responden adalah fasilitas push e-mail dimana fasilitas ini memungkinkan setiap e-mail yang masuk keakun pengguna diteruskan ke smartphone Blackberry layaknya pesan singkat biasa (SMS). Blackberry Messenger meruapakan salah satu fitur unggulan pada produk Blackberry yang berhasil membentuk citra positif di benak konsumen. Fitur produk yang lengkap tentunya akan membuat produk tersebut mendapat respon positif dari konsumen. Aspek berikutnya adalah desain produk rancangan produk yang berbeda dari yang lain merupakan cara lain untuk menambah nilai konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:348) cara lain untuk menambah nilai konsumen adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain. Dengan desain yang unik, lain dari yang lain dan menjadi cirri yang khas tentunya akan membuat konsumen mudah membedakan suatu produk dengan produk lainnya. Dengan desain yang unik nantinya tentu akan membuat konsumen mengidentikan rancangan produk tersebut dengan cirri khas yang dimilikinya walaupun desain produk tersebut nantinya diadaptasi oleh produk pesaing. Contohnya pada pernyataan no.19 menggambarkan ciri khas desain produk Blackberry adalah keypad qwerty dimana 45% responden menjawab setuju dan 20% menjawab sangat setuju.
Hubungan Citra Produk Blackberry dengan Citra merek (Brand Image) Blackberry Hipotesis yang digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara Citra Produk dengan citra merek (Brand image) adalah sebagai berikut: Hipotesis: Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 9 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Ho : ρ = 0
Tidak terdapat hubungan antara citra produk Blackberry dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor
H1 : ρ ≠ 0
Terdapat hubungan antara citra produk Blackberry dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor
Berikut ini hasil pengujian hubungan antara citra produk Blackberry dengan citra merek Blackberry: Tabel 2 Korelasi rank Spearman 0,471
thitung
ttabel
4,716
1,991
Ket. Ho Ditolak
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi antara citra produk Blackberry dengan citra merek Blackberry sebesar 0,471 dengan nilai t hitung sebesar 4,716. Karena thitung (4,716) lebih besar dari ttabel (1,991), maka pada tingkat kekeliruan 5% ada alasan yang kuat untuk menolak Ho sehingga H1 diterima. Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara citra produk Blackberry dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor. Pembentukan citra produk selalu terkait dengan empat aspek. Pertama, aspek persepsi, dikaitkan dengan tingkat pemahaman konsumen mengenai konsep dan tag line. Kedua, aspek kognisi, dikaitkan dengan pembentukan keyakinan konsumen untuk menggunakan. Ketiga, aspek motivasi, dikaitkan agar konsumen tertarik. Keempat, aspek sikap, dikaitkan dengan proses pembentukan nilai konsumen. Dengan memahami keempat aspek tersebut pemasar akan mudah untuk merancang sebuah citra yang ingin disampaikan pada konsumen sehingga nantinya konsumen memiliki pandangan tertentu terhadap produk dan dengan mudah mengidentikasikan produk tersebut di dalam benak mereka. Dengan demikian dari data dan hasil pengujian yang sebelumnya dipaparkan penneliti menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara citra produk yang disampaikan prdusen
Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 10 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Blackberry dengan citra merek Blackberry yang tumbuh pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor.
Hubungan Pernyataan Positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’ dengan Citra merek (Brand Image) Blackberry Hipotesis yang digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara pernyataan positioning dengan citra merek (Brand image) adalah sebagai berikut: Hipotesis: Ho : ρ = 0
Tidak
terdapat
hubungan
antara
pernyataan
positioning
Blackberry ‘always on, always connected’ dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor H1 : ρ ≠ 0
Terdapat hubungan antara pernyataan positioning Blackberry ‘always on, always connected’ dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor
Berikut ini hasil pengujian hubungan antara pernyataan positioning Blackberry ‘Always on, Always connected’ dengan citra merek Blackberry: Tabel 3 Korelasi rank Spearman 0,563
thitung
ttabel
6,015
1,991
Ket. Ho Ditolak
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi antara pernyataan positioning Blackberry ‘always on, always connected’ dengan citra merek Blackberry sebesar 0,563 dengan nilai thitung sebesar 6,015. Karena thitung (6,015) lebih besar dari ttabel (1,991), maka pada tingkat kekeliruan 5% ada alasan yang kuat untuk menolak Ho sehingga H1 diterima. Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pernyataan positioning Blackberry ‘always on, always connected’ dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor.
Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 11 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Pernyataan positioning erat dengan strategi komunikasi. Dimana dituntut pernyataan positioning harus mewakili citra yang hendak dicetak dalam benak konsumen. Positioning yang baik mengandung klaim yang unik dan bukti yang mendukung (Myers, 1996). Pernyataan positioning yang disampaikan hendaknya enak didengar, klaim yang uni, dapat dengan mudah disampaikan kembali dan tentunya menggambarkan kelebihan produk sehingga dapat dipercaya konsumen. Pernyataan positioning Blackberry “Always On, Always Connected” tentunya diarahkan untuk membentuk citra di benak konsumen bahwa produk Blackberry memungkinkan pengguna untuk selalu terhubung dengan siapapun. Tampak citra yang hendak disampaikan adalah produk Blackberry adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan alat komunikasi sekarang dimana telepon selular juga berfungsi sebagai penghubung seseorang dengan dunia maya. Dari paparan deskriptif tanggapan respoden terhadap pernyataan positioning sebagian besar konsumen memandang positif. Sebagian besar responden (70,00%) memberikan penilaian cukup terhadap pernyataan positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’. Disusul kemudian responden yang memberikan penilaian baik (28,75%) terhadap pernyataan positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’. Dari gambaran deskriptif dan analisis korelasi yang telah dipaparkan, respon positif dari responden tetunya akan menimbulkan citra merek yang baik bagi Blackberry. Klaim dan pernyataan yang disampaikan oleh RIM dapat diterima oleh konsumen sehingga akan menghasilkan citra positif.
Hubungan Positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’ dengan Citra merek (Brand Image) Blackberry Setelah sebelumnya dipaparkan mengenai hubungan antar subvariabel selanjutnya peneliti memaparkan bagaimana hubungan tiap variable. Pada bagian ini peneliti mencoba menganalisis hubungan antara positioning Blackberry dengan citra merek. Hipotesis mayor yang digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’ dengan citra merek (Brand image) adalah sebagai berikut: Hipotesis: Ho : ρ = 0
Tidak terdapat hubungan antara positioning Blackberry ‘always on, always connected’ dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor
Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
H1 : ρ ≠ 0
Terdapat hubungan antara positioning Blackberry ‘always on, always connected’ dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor
Berikut ini hasil pengujian hubungan antara positioning Blackberry ‘Always on, Always connected’ dengan citra merek Blackberry:
Tabel 4 Korelasi rank Spearman 0,630
thitung
ttabel
7,165
1,991
Ket. Ho Ditolak
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi antara positioning Blackberry ‘always on, always connected’ dengan citra merek Blackberry sebesar 0,630 dengan nilai thitung sebesar 7,165. Karena thitung (7,165) lebih besar dari ttabel (1,991), maka pada tingkat kekeliruan 5% ada alasan yang kuat untuk menolak Ho sehingga H1 diterima. Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara positioning Blackberry ‘always on, always connected’ dengan citra merek Blackberry pada mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Jatinangor. Melalui data tersebut terlihat bahwa positioning Blackberry yang terdiri dari atribut produk, citra produk dan pernyataan positioning memberikan dampak terhadap pembentukan citra merek pada Blackberry. Dari hasil sebelumnya bahwa atribut, citra produk dan pernyataan memberikan dampak terhadap pmbentukan citra merek. Dengan adanya citra yang baik tentunya suatu produk akan mendapatkan posisi yang baik di benak konsumen yang nantinya berujung pada keputusan pembelian dan menimbulkan loyalitas merek untuk jangka panjang. Pada penelitian ini peneliti mengasumsikan bahwa informasi yang dimaksudkan oleh teori respon kognitif diadaptasikan peneliti sebgai sebuah positioning produk, dimana pemasar membentuk startegi positioning sebagai sebuah informasi berbentuk rangsangan guna memberitahukan bahwa produk yang mereka tawarkan adalah produk yang berbeda
Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 13 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
dengan produk lainnya, sehingga nantinya perubahaan sikap yang diinginkan akan terjadi yakni tumbuhnya citra merek yang positif di benak konsumen.
Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara positioning Blackberry ‘Always On, Always Connected’ dengan Citra merek (Brand Image) Blackberry, maka dapat diambil kesimpulan secara general bahwa ada hubungan antara positioning Blackberry dengan citra merek (Brand Image) Blackberry. Kesimpulan general ini diperoleh melalui kesimpulan dari hasil pengujian variabel dan subvariabel, yaitu (1) terdapat hubungan antara atribut produk dengan citra merek (brand image), (2) terdapat hubungan antara citra produk dengan citra merek (brand image), dan (3) terdapat hubungan antara pernyataan positioning dengan citra merek (brand image). Maka jika mengaitkannya dengan teori respon kognitif yang berasumsi bahwa khalayak secara aktif terlibat dalam proses penerimaan informasi dengan cara mengevaluasi informasi yang diterima berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimiliki sebelumnya, yang akhirnya akan mengarah pada perubahan sikap, hal ini teruji sesuai dengan apa yang tengah diteliti oleh peneliti, yakni bahwa mahasiswa program sarjana Fikom Unpad Jatinangor secara aktif mengevaluasi informasi dari lingkungan dan media hingga kemudian mengalami perubahan sikap pada informasi yang diterima yaitu sikap terhadap brand Blackberry. Sikap yang dimaksudkan adalah terbentuknya citra merek pada produk Blackberry. Informasi yang disampaikan oleh produsen lewat positioning produk (atribut produk, pernyataan positioning, dan citra produk) teruji mampu membentuk citra merek pada produk Blackberry.
DAFTAR RUJUKAN Aaker, D. A., & Myers, J. G. (1987). Advertising management. Englewood Cliffs, N.J: Prentice-Hall. Kartajaya, Hermawan. 2004. Hermawan Kartajaya on Brand. PT. Mizan Pustaka: Bandung ---------------------------. 2004. Hermawan Kartajaya on Positioning. PT Mizan Pustaka: Bandung Kasali, Renald. 1995. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Grafiti --------------------. 2003. Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Gramedia: Jakarta Kotler, Philip. 1996. Manajemen Pemasaran. Erlangga: Jakarta Kotler, Philip dan Gary Armstong, 1997. Dasar-dasar Pemasaran, Terj. Alexander Sindoro, Jakarta: Prenhallindo,. Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 14 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Pearce, David M. (2007). Reach The Right Oudience for Your Marketing Campaign. Contact Lens Spectrum. April. Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand; Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merk. PT. Gramedia: Jakarta Ries, Al dan Jack Trout. 2002. Positioning: the Battle for Your Mind. Jakarta: Salemba Setiadi, Nugraha J. 2003. Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Prenada Media: Jakarta Timur Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Andi: Yogyakarta Trout, Jack. (2004). Trout on Strategy: Menguasai Benak Konsumen Menaklukkan Pasar. Kelompok Gramedia: PT Bhuana Ilmu Popular.
Rezha Eko Purnomo - The Relationship between Positioning... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 15 of 15