THE EFFORT OF INVESTIGATOR IN OBTAINING EVIDENCE IN THE EVENT OF THE CRIME FOR MURDER CASE Aliasmi Jaya1, Uning Pratimaratri1, Yetisma Saini1 The Department of law, The Faculty of Law, Bung Hatta University E-mail
[email protected]
1
ABSTRACT Evidence is the stuff related to the crime, the evidence is important to the process of verification. Efforts investigators in obtaining evidence at crime scenes sometimes have problems because the crime scene had not sterile. Based on article 15 of law Indonesian Republic no 2 2002, chapter 3 main basic of the police republic Indonesian is organize of the task. The police of Indonesian republic have general authority. The problems discussed are: (1) How are investigators in obtaining evidence at the crime scene on the crime of murder in the Police Lubuk Basung? (2) Are the obstacles encountered by investigators in obtaining evidence at the crime scene on the crime of murder in the Police Lubuk Basung ?. To answer the above problems, the authors conducted a study with a juridical approach sociological research using primary data obtained from interviews, secondary data such as documents and crime statistics relating to the murder. Data were analyzed qualitatively. From the results of the study: (1) Efforts to investigators in obtaining evidence at the crime scene that examination beginning at the crime scene, to arrest suspects, arrest of the accused, conduct a search to find evidence and conduct seizure of evidence. (2) obstacles encountered by investigators in obtaining evidence at the crime scene that the defendant is not clear description, lack of means of support, factors of personnel investigator and Society factors. Keywords: Investigators, Evidence, Crime Scene, Murder pembuktian maka tindakan penyidik yang
Pendehuluan Upaya
pengumpulan
mengalami
Tujuan hukum acara pidana, maka
berfungsi pada saat penyidik mulai tindakan
akan
kegagalan.
sarana
pembuktian itu sudah berperan dan
melakukan
dilakukan
yang
dicari
adalah
mencari
kebenaran materiil, yakni
penyidikan.
Sehingga apabila pejabat penyidik dalam melakukan kebenaran
penyidikan kurang memahami atau tidak memperhatikan yang
berkaitan
hakiki
atau
yang
sebenar-benarnya dan terbukti bersalah
ketentuan-ketentuan dengan
yang
yang didapat berdasarkan bukti-bukti
sarana 1
yang ada dan selengkap-lengkapnya dan
bata dan ember yang digunakan untuk
bukan dari sekedar kebenaran formil
membunuh korban. Kapolres Agam
apalagi hanya dengan pengakuan dari
AKBP
tersangka/terdakwa
tidak
Kasat Reskrim AKP Albert Zai kepada
didasarkan bukti-bukti yang lain karena
Singgalang, mengatakan bahwa pelaku
bisa saja yang mengaku tersebut bukan
pembunuhan adalah Az alias Ty, 39,
merupakan pelaku yang sebenarnya.
yang juga sumando korban.
yang
Asep
Ruswanda didampingi
Dikaitkan dengan skripsi yang
Maka berdasarkan latar belakang
disusun oleh penulis tentang upaya
di atas dalam penulisan skripsi ini
penyidik dalam mencari bukti pada
penulis
proses
kejadian
Penyidik Dalam Memperoleh Barang
kebenaran
Bukti Di Tempat Kejadian Perkara
penanganan
perkara
untuk
tempat
mencari
memilih
judul:
“Upaya
materiil itu harus didapat dari bukti-
Tindak Pidana Pembunuhan”
bukti yang ada pada tempat kejadian
Perumusan Masalah
perkara
yang
merupakan
tempat
Berdasarkan uraian pada latar
terjadinya suatu tindak pidana yang
belakang masalah di atas maka pokok
mana dalam hal ini penyidiklah yang
permasalahan yang akan di bahas adalah
berkewajiban
untuk
sebagai berikut:
menemukan
bukti-bukti
mencari
dan
sehingga
1. Bagaimanakah
upaya
penyidik
menjadi terang tentang suatu peristiwa
dalam memperoleh barang bukti
yang diduga merupakan suatu tindak
di tempat kejadian perkara tindak
pidana.
pidana pembunuhan di Polres Dilihat
proses
yang
pada
kasus
2. Apakah
pembunuhan sadis terhadap korbannya
ditemui
dengan inisial RS, warga Kubu Anau
memperoleh
Manggopoh Kecamatan Lubuk Basung,
tempat kejadian perkara tindak
akhirnya pihak Polres Agam berhasil
pidana pembunuhan di Polres
mengungkap
Lubuk Basung?
dilakukan
dari
penyidik
pelaku
Lubuk Basung?
pembunuhan
tersebut dengan barang bukti yaitu batu
kendala-kendala oleh
Tujuan Penelitian
2
penyidik barang
yang dalam
bukti
di
Sesuai
dengan
pokok
permasalahan yang ada di atas
adalah data yang diperoleh lansung
maka
dari
peneliti mempunyai beberapa tujuan
masyarakat
sebagai
sumber
pertama.
yaitu :
2. Sumber Data
1. Untuk mengetahui upaya Penyidik
a. Data Primer
dalam memperoleh barang bukti
Data primer merupakan data yang
di tempat kejadian perkara tindak
diperoleh dengan mewawancarai 2
pidana pembunuhan di Polres
orang penyidik yaitu Yanwismar dan
Lubuk Basung.
Ibnu Mas’ud sebagai penyidik di
2. Untuk
mengetahui
kendala
yang
penyidik
kendala-
ditemui
dalam
Polres
oleh
memperoleh
tindak
Basung
yang
menangani perkara tindak pidana pembunuhan.
barang bukti di tempat kejadian perkara
Lubuk
b.
Data sekunder
pidana
Data sekunder merupakan data
pembunuhan di Polres Lubuk
yang diperoleh dari kantor Polres
Basung.
Lubuk
Basung
kriminal
Metode Penelitian Dalam penulisan ini, metode
berupa
tentang
statistik
tindak
pidana
pembunuhan tahun 2013.
yang dipakai sesuai dengan ketentuan
3. Teknik Pengumpulan Data
yang ditetapkan dalam metode penelitian
Di dalam teknik pengumpulan
hukum, sehingga penulisan ini dapat
data,
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
pengumpulan data terdiri atas :
1. Jenis Penelitian
a.
Penelitian yang penulis lakukan menggunakan
metode
penulis
menggunakan
alat
Wawancara Merupakan metode pengumpulan
penelitian
data dengan melakukan tanya jawab
hukum sosiologis. penelitian hukum
secara
sosiologis
Wawancara dilakukan secara semi
merupakan
lapangan,
yaitu
langsung
di
penelitian
penelitian lapangan
yang
lisan
terstruktur
untuk
dengan
dengan
informan.
tujuan
agar
mendapatkan jawaban yang nyata;
memperoleh data primer. Data primer
3
b.
Studi
Dokumen
dengan
upaya penyidik dalam memperoleh
mempelajari kepustakaan, surat,
barang bukti di tempat kejadian
jurnal dan literatur yang
perkara yaitu:
ada
kaitannya dengan permasalahan
1. Penyidik melakukan pemeriksaan
yang diteliti.
permulaan di tempat kejadian
4. Analisis Data Data lapangan
perkara
yang
diperoleh
dikumpulkan,
dari
Dalam
proses
penyidikan
kemudian
perkara pidana, tempat kejadian
dianalisa secara kualitatif, yakni suatu
perkara merupakan bagian pokok
cara pengolahan data-data, dengan
dari pangkal pengungkapan perkara
menguraikan data-data dalam bentuk
pidana. Pada tempat kejadian perkara
kalimat yang baik dan benar, sehingga
penyidik dapat memperoleh barang
mudah dibaca dan diinterprestasikan,
bukti dan alat bukti yang berguna
kemudian dibuat kesimpulan dengan
untuk
menggunakan
menemukan
metode
deduktif,
membuat
terang
pelakunya.
dan
Penyidik
metode deduktif adalah suatu cara
dapat melakukan tindakan untuk
penyimpulan dari hal-hal yang bersifat
mencari keterangan dan barang bukti
umum sehingga sampai pada hal-hal
di
yang bersifat khusus.
Tindakan-tindakan yang dilakukan di
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
tempat kejadian perkara tersebut
tempat
kejadian
perkara.
adalah tindakan pertama di tempat A. Upaya
Penyidik
Memperoleh
Barang
kejadian
dalam Bukti
Tindakan-tindakan dilakukan
Lubuk Basung
penyidik
pembunuhan
di
dan
(TKP).
Pidana Pembunuhan di Polres
Berdasarkan
(TPTKP)
pengolahan tempat kejadian perkara
di
Tempat Kejadian Perkara Tindak
dengan
perkara
wawancara
tersebut
yang
dimaksudkan
untuk mencari hubungan antara tiga
tindak
pidana
unsur yang saling timbal balik yaitu
Polres
Lubuk
antara pelaku tindak pidana, korban
Basung, maka dijelaskan bahwa
tindak
4
pidana,
dan
alat
yang
digunakan untuk melakukan tindak
dilakukan,
sehingga
pidana
dilakukan
olah
perkara.
Apabila
yang
memberikan
nantinya
gambaran
dapat
mengenai
bagaimana tindak pidana bisa terjadi.
mendapatkan
tidak
tempat
perlu
kejadian
sulit
untuk
bukti-bukti
maka
Fungsi olah tempat kejadian
penyidikan terhadap kasus tersebut
perkara dalam penyidikan adalah
juga sulit untuk dilakukan, sehingga
untuk menentukan apakah kejadian
perlu dilakukan olah tempat kejadian
yang diduga sebagai tindak pidana
perkara untuk mendapatkan bukti-
merupakan tindak pidana atau tidak,
bukti
untuk mencari dan mengumpulkan
penyidikan.
bukti-bukti yang terdapat di tempat
guna
Tempat
mempermudah
Kejadian
Perkara
kejadian perkara untuk kepentingan
merupakan tempat berlangsungnya
penyidikan
dan
tindak pidana serta di lingkungan
memperjelas siapa pelaku dari tindak
sekitarnya ditemukan barang bukti
pidana yang terjadi. Fungsi-fungsi
dan jejak-jejak kejahatan, karena
tersebut
betapa
tidak ada suatu kejahatan yang tidak
pentingnya olah tempat kejadian
meninggalkan bekas, untuk itu dalam
perkara dalam penyidikan karena
mengungkap suatu kejahatan petugas
akan
mempermudah
kepolisian harus tahu darimana dan
suatu
bagaimana
memulai
Berdasarkan
wawancara
lebih
lanjut,
menunjukkan
membantu
proses
penyidikan
tindak
pidana. Namun Yanwismar tidaknya
ditambahkan bahwa
dilakukan
perlu
oleh
Yanwismar
atau
Polres
sebagai
Lubuk
kegiatan. dengan
penyidik
Basung
di
dalam
pengolahan
melakukan kegiatan olah tempat
tempat kejadian perkara di tempat
kejadian perkara tetap mengacu pada
kejadian perkara tergantung dari
petunjuk
tingkat kesulitan dalam penyidikan
Kepolisian Republik Indonesia.
kasus yang ditangani. Apabila bukti-
pelaksanaan
(JUKLAK)
Selanjutnya pemeriksaan di
bukti yang didapat mudah maka
tempat
penyidikannya juga mudah untuk
5
kejadian
perkara
ini
dilakukan dengan 2 (dua) tindakan,
dapat diperkirakan akan didapatkan
yaitu:
barang-barang bukti, kemudian yang
a. Penanganan Tempat Kejadian
diperkirakan
Perkara
dengan
melakukan
keluarnya
merupakan pelaku
Tindakan Pertama di Tempat
tempat
Kejadian Perkara (TKP), yaitu
memberikan
tindakan yang harus dilakukan
masuknya pelaku.
segera
untuk
melakukan
kejadian
arah
meninggalkan perkara
arah
tanda
dan keluar
Selanjutnya
pertolongan atau perlindungan
memerintahkan
pada korban, penutupan dan
berada
pengamanan Tempat Kejadian
perkara pada waktu terjadinya
Perkara guna penyidikan lebih
tindak
lanjut.
meninggalkan tempat kejadian
di
orang
tempat
pidana
yang kejadian
untuk
tidak
Angota/petugas Polri yang
perkara dan mengumpulkannya
datang pertama di tempat kejadian
diluar batas yang telah dibuat,
perkara
melarang
sebelum
mengadakan
menangkap
pelaku
pengolahan tempat kejadian perkara
yang diperkirakan masih berada
segera melakukan tindakan sebagai
disekitar
tempat
kejadian
yaitu memberikan perlindungan dan
perkara,
meminta
bantuan
pertolongan
kepada
masyarakat setempat (RT, RW,
kemudian
menutup
mengamankan perkara status
yakni quo
tempat
korban dan
kepala
kejadian
dll)
dalam
melakukan pengamanan tempat
mempertahankan dengan
desa
kejadian
membuat
membubarkan
perkara
dan
massa
yang
batas/tanda garis polisi (police line)
berkerumun,
di tempat kejadian perkara dengan
mengamankan barang bukti dan
tali khusus atau alat lain dimulai dari
jangan sekali-sekali menambah/
jalur yang diperkirakan merupakan
mengurangi barang bukti yang
arah masuknya pelaku, melingkari
ada di tempat kejadian perkara
sekitar letak korban atau tempat yang
serta
6
berupaya
berusaha untuk mencari
barang
bukti
saksi
dan
3. Penyidik melakukan penahanan
keterangan lain tentang peristiwa
terhadap tersangka
yang terjadi.
Penahanan terhadap terdakwa
b. Pengolahan Perkara,
Tempat
yaitu
Kejadian
tindakan
pelaku tindak pidana ini bertujuan
atau
agar pelaku tidak melarikan diri serta
kegiatan
setelah
tindakan
menghilangkan
pertama
untuk
mencari,
sehingga nantinya tidak menyulitkan
mengevaluasi,
penyidik dalam melakukan proses
mengumpulkan,
barang
bukti
menganalisa petunjuk-petunjuk,
penyidikan pada tahap selanjutnya.
keterangan
dan
4. Penyidik
identitas
tersangka,
bukti
serta guna
melakukan
penggeledahan
memberi arah kepada penyidikan
untuk
menemukan barang bukti
selanjutnya.
Penanganan
2. Penyidik
melakukan
yang
ini
penyidik harus mengamati bukti-
penangkapan terhadap terdakwa Tindakan
bukti
bukti objektif yaitu bukti-bukti mati
dilakukan
atau
bukti-bukti
ditemukan
pidana dilakukan dengan 3 (tiga)
perkara.
Kemudian
bukti-bukti
cara,
subjektif
yaitu
merupakan
Pertama,
melakukan
penyidik
penangkapan,
penggeledahan
badan,
tempat
yang
penyidik terhadap pelaku tindak
yaitu
di
fisik
yang
kejadian
keterangan dari saksi dan tersangka,
dan
cara penanganan yang dilakukan
pengamanannya. Kedua, penyidik
polisi
meneliti dan mengamankan bukti-
langsung atau wawancara (interview)
bukti yang terdapat pada pelaku.
terhadap orang-orang yang diduga
Ketiga,
melihat,
penyidik
pemeriksaan
melakukan
singkat
untuk
yaitu
Pertama,
mendengar,
bertanya
mengetahui
tindak pidana, maka dapat diperoleh
memperoleh keterangan sementara
dari
mengenai
disekitar tempat kejadian perkara
hal-hal
berhubungan
dengan kejadian.
guna
masyarakat
membantu
keterangan
7
yang
berada
memberikan
5. Penyidik melakukan penyitaan
penyidik selanjutnnya dan bahan
terhadap barang bukti
evaluasi bagi atasan.
Dalam kasus ini penyidik
Disamping
berita
memperoleh barang bukti berupa
pemeriksaan
ember, batu bata dan dua buah
perkara, penyidik membuat pula
perhiasan berbentuk anting disita
berita acara lainnya, sebagai berikut
petugas di dalam kamar mandi
pertama, berita acara penemuan dan
rumah
satu
penyitaan barang bukti di tempat
pecahan batu bata yang ditemukan
kejadian perkara. Kedua, berita acara
dalam kolam di depan rumah korban,
penemuan dan pengambilan jejak di
hp ditemukan dalam semak belukar
tempat
kira-kira 100 meter dari depan rumah
ditemukan, berita acara memasuki
korban serta gelang emas disita di
rumah di tempat kejadian perkara,
dalam rumah tersangka.
berita acara pemotretan di tempat
korban,
kemudian
Tahap akhir penyidik akan
kejadian
kejadian
perkara
bila
kejadian perkara dan berita acara
melakukan pembuatan berita acara
lain-lain
pemeriksaan
dilakukan.
di tempat
di tempat
acara
kejadian
perkara. Berita acara pemeriksaan di
sesuai
tindakan
B. Kendala-Kendala yang
yang
Ditemui
tempat kejadian perkara dibuat oleh
oleh Penyidik dalam Memperoleh
penyidik atau penyidik pembantu
Barang Bukti di Tempat Kejadian
yang melakukan pengolahan tempat
Perkara
kejadian
Pembunuhan di Polres Lubuk
perkara
adalah
yang
merupakan hasil yang ditemukan di
dilakukan
oleh
Tindak
Pidana
Basung
tempat kejadian perkara, tindakan yang
Pada
Berdasarkan
petugas
dengan
penyidik
tindak
pidana
Polres
Lubuk
terhadap hasil yang ditemukan di
pembunuhan
tempat kejadian perkara, Sebagai
Basung, maka dijelaskan bahwa
bahan
dan
kendala-kendala yang ditemui oleh
penyidikan
penyidik dalam memperoleh barang
untuk
pelaksanaan
pengembangan selanjutnya
serta
bahan
bagi
8
di
wawancara
bukti di tempat kejadian perkara
dibutuhkan kendaraan, di Polres
yaitu:
Lubuk
1. Keterangan tersangka yang tidak
disediakan
jelas
Basung
memang
ada
mobil patroli namun
sudah dalam keadaan rusak sehingga
Ini
menjadi
kendala
tidak
bisa
dipakai.
mendasar bagi proses penyidikan
terkadang
dimana
kendaraan pribadi jika ada, sehingga
terdakwa
memberikan
terkadang
keterangan
harus
Sehingga
menggunakan
yang
tidak efisien dalam hal waktu,
berbelit-belit dan tidak jelas bahkan
sehingga dengan telah diketahuinya
tidak
kejadian
menutup
keterangan
kemungkinan
tersebut
adalah
tindak
pidana
oleh
luas
maka
akan
masyarakat
keterangan palsu yang dibuat-buat
kemungkinan jejak-jejak yang ada
sehingga
pada tempat kejadian tersebut telah
penyidik
meningkatkan dengan
proses
mendalami
harus penyidikan
terkontaminasi
dengan
jejak
bukti-bukti
masyarakat sebelum dilakukannya
lanjutan terhadap kasus tersebut.
penutupan lokasi tersebut dengan
2. Kurangnya sarana pendukung
garis
Harus mendukung tempat
diakui, proses
kejadian
didukung
dengan
polisi
yang
disebabkan
guna
keterlambatan polisi yang datang
pengolahan
hanya karena ketiadaannya sarana
perkara sarana
harus
transportasi. Dan hal ini mungkin
dan
saja terjadi.
prasarana yang lengkap, sehingga
Dalam hal prasarana yakni
akan mempermudah penyidik dalam
alat-alat
melakukan
dilakukannya
penanganan
dan
yang
mendukung
proses
penanganan
pencarian bukti yang ada ditempat
tempat kejadian perkara dalam hal
kejadia
pencarian
perkara.
Namun
dalam
bukti
pidana,
dalam hal sarana dan prasarana,
sangat minim diluar dari standar
misalnya dalam hal sarana agar
yang
sampai ketempat kejadian perkara
melakukan
ada,
yang
tindak
kenyataannya banyak terjadi kendala
9
peralatan
adanya
sehingga
dimiliki
jika
penanganan
akan dan
pencarian bukti harus menggunakan
penanganan yang pertamalah benda-
peralatan yang apa adanya saja,
benda ataupun bukti-bukti lain masih
sehingga hasilnya dalam melakukan
tetap dalam keadaan asli belum
penanganan tempat kejadian perkara
tercampur dengan yang lain. Jika
kurang efektif
dilakukan
3. Faktor dari personil penyidik Petugas
yang
kembali
penanganan
tempat kejadian perkara walaupun
sedang
sedikit perubahannya tetapi tetatp
melakukan proses pengolahan pada
saja benda-benda sekitar tempat
tempat kejadian terkadang kurang
kejadian perkara telah tercampur
teliti ataupun kurang menghiraukan
dengan jejak ataupun hal-hal yang
sesuatu
lain.
tanda-tanda
benda
ataupun
sebagainya
di
dari
jejak tempat
benda-
dan
lain
4. Faktor Masyarakat
kejadian
Pada umumnya jika terjadi
perkara, sehingga pada akhirnya
suatu
menyulitkan penyidik sendiri dalam
diketahui oleh masyarakat, maka
pengolahan
masyarakat yang berada di sekitar
di
tempat
kejadian
perkara.
tindak
pidana
dan
telah
tempat kejadian perkara dengan rasa
Hal demikian dapat terjadi
keingintahuan yang sangat besar
karena disebabkan kekurangtahuan
terhadap kejadian tersebut secara
ataupun kurang pengalaman serta
spontan akan langsung mendatangi
kurangnya pendidikan yang didapat
tempat
penyidik sehingga pada akhirnya
melihat secara langsung kejadian
akan menyulitkan penyidik sendiri
tersebut dan tidak jarang masyarakat
dalam mengungkap suatu tindak
memegang
pidana.
walaupun
tindakan-tindakan lain di tempat
pengolahan tempat kejadian perkara
kejadian perkara, sehingga tanpa
dapat
apabila
disadari oleh masyarakat, dengan
diperlukan namun sebenarnya untuk
adanya keberadaan mereka didekat
dapat menentukan dan mencari bukti
ataupun disekitar tempat kejadian
hanya bisa sekali saja sebab dalam
perkara
padahal
diulang
kembali
10
kejadian
perkara
ataupun
yang
belum
untuk
melakukan
dilakukan
tindakan
pertama
ataupun
melakukan penggeledahan untuk
pengolahan tempat kejadian perkara
menemukan barang bukti dan
akan merusak jejak-jejak ataupun
melakukan penyitaan terhadap
bukti-bukti lain yang sebenarnya
barang bukti.
sangat menentukan/penting terhadap kejadian
tersebut
dan
terkontaminasi/bercampur
2. Kendala-kendala yang ditemui
akan
oleh penyidik dalam memperoleh
dengan
barang bukti di tempat kejadian
jejak masyarakat itu sendiri. Dengan tercampurnya jejak
perkara
yaitu
keterangan
terdakwa
yang
berbelit-belit,
masyarakat dengan jejak pelaku
kurangnya
tindak pidana akan menyulitkan
faktor dari personil penyidik dan
penyidik ataupun para ahli yang akan
faktor Masyarakat .
menangani tempat kejadian perkara
sarana pendukung,
Saran
sehingga akan sulit mencari dan
Dalam
menyelesaikan
kasus-
mendapatkan bukti yang sebenarnya
kasus pembunuhan seharusnya sarana
dan menjadi kendala yang sangat
dan prasarana yang dibutuhkan penyidik
sering terjadi dalam penanganan
harus lengkap sehingga dalam proses
tempat kejadian perkara.
penyidikan mudah menyelesaikan setiap perkara tindak pidana pembunuhan.
Simpulan Dari uraian atau paparan diatas
Daftar Pustaka
yang penulis buat, maka dapat ditarik
Buku Buku:
suatu kesimpulan yaitu : 1. Upaya
Andi
penyidik
dalam
2008,
Terminologi
Hukum Pidana, Sinar Grafika,
memperoleh barang bukti di
Jakarta.
tempat kejadian perkara yaitu melakukan
Hamzah,
Hari sasangka dan Lily Rosita, 2003,
pemeriksaan
Hukum
Pembuktian
dalam
permulaan di tempat kejadian
Perkara Pidana, Mandar Maju,
perkara, melakukan penangkapan
Bandung.
terhadap terdakwa, melakukan
Hendrastanto Yudowidagdo dkk, 1987,
penahanan terhadap terdakwa,
Kapita Selekta Hukum Acara
11
Pidana
di
Indonesia,
Bina
Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar
Aksara, Jakarta. HMA
Kuffal,
Penelitian Hukum, Universitas
2008,
Penerapan
Indonesia, Jakarta.
KUHAP dalam Praktik Hukum,
Waluyadi, 1999, Pengetahuan Dasar
Malang: UMM Pres. H.R.
Abdussalam,
Hukum Acara Pidana, Mandar
2006,
Prospek
Hukum
Pidana
Dalam
mewujudkan
Keadilan
Maju, Bandung.
Indonesia
Masyarakat,
Perundang-undangan
Rasa
Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Restu
(KUHP)
Agung, Jakarta.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
Ismansyah dan Andreas Ronaldo, 2013,
tentang Hukum Acara Pidana
Efektivitas Pelaksanaan Hukum
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002
Dalam Menyelesaikan Konflik
tentang
Sosial
Republik Indonesia.
Untuk
Mewujudkan
Keadilan, Jurnal Hukum Pidana Dan
Kriminologi
Surat
Delicti,
Keputusan
Kepolisian
Kapolri
Skep/1205/IX/2000
Universitas Andalas, Padang,
Proses
Vol.XI No.3
Pidana, Jakarta.
Lilik Mulyadi, 2008, Bunga Rampai Hukum
Pidana,
Alumni,
Harian
Tentang Tindak
Singgalang,
Pembunuh
Ibu
ditangkap,http://hariansinggalang
Pidana, Rineka Cipta, Jakarta.
.co.id/pembunuh-irt-di-
P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang,
Hukum
Pol:
Rumah Tangga di Manggopoh
Moeljatno, 2008, Asas-Asas Hukum
Pembahasan
Menurut
No
Sumber lain
Bandung.
2010,
Penyidikan
Negara
Ilmu
KUHAP
11 November 2014.
Pengetahuan
Pidana
Yurisprudensi,
manggopoh-ditangkap.
dan
Jakarta: Sinar
Grafika.
12
Diakses