THE EFFECT OF SITUATIONAL FACTORS AND PRODUCT ON CONSUMER BUYING DECISION IN HYPERMART AT MANADO CITY Nova Christian Mamuaya
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Manado (UNIMA)
E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor situasional dan non situasional (produk), baik secara parsial maupun simultan, terhadap keputusan pembelian konsumen di hipermarket Kota Manado. Faktor-faktor situasional dan non situasional yang diteliti didasarkan pada teori Belk; tiga faktor situasional dari Belk mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan perspektif waktu sedangkan faktor non-situasional (produk) mencakup kualitas produk dan keragaman produk. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling, terdiri dari 60 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen utama berupa kuesioner, jawaban responden diukur dengan Skala Likert 5 titik. Alat analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan fisik, lingkungan sosial, perspektif waktu, kualitas produk dan keragaman produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian konsumen dan keragaman produk mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen di hipermarket Kota Manado. Kata kunci: Faktor Situasional, Faktor Produk, Keputusan Pembelian Konsumen, Hipermarket, Manado. ABSTRACT This research aims to understand and analyze the effect of situational and non-situational factors (product), partially or simultaneously, on the consumer buying decision in hypermart at Manado City. The observed situational and non-situational factors are based on Belk Theory; three situational factors of Belk includes physical surroundings, social surroundings, and temporal perspective, while non-situational factors (product) include product quality and assortment. Sampling has been developed through accidental sampling, consists of 60 respondents. Data has been collected by main instrument of questionnaire, 5-point Likert Scale to measure the respondents’ answer, data analysis using multiple linier regression. The results of research indicate that physical surroundings, social surroundings, temporal perspective, product quality and assortment have positive and significant effect partially or simultaneously on consumer buying decisions and product assortment has dominant effect on consumer buying decision in hypermart at Manado City. Keywords: Situational Factors, Product Factors, Consumer Buying Decision, Hypermart, Manado.
1.
memunculkan bermacam-macam bentuk
Pendahuluan Pada
era
perkembangan
globalisasi dunia
saat
bisnis
ini
untuk
bisnis eceran di kota-kota besar di Indonesia.
Bisnis eceran merupakan
memenuhi berbagai preferensi konsumen
sebuah mata rantai yang penting dalam
terhadap
jalur pemasaran, karena memainkan peran
132
barang
dan
jasa,
telah
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
di samping sebagai pemasar juga sebagai
modern. Salah satu bentuk atau format
pelanggan
dan
bisnis eceran modern berskala besar yang
distributor. Di antara para pemasar yang
dibangun dan dikelola secara modern di
ada, bisnis eceran merupakan pemasar
Kota Manado adalah hipermarket, yang
yang paling terlihat oleh konsumen akhir
menawarkan berbagai macam pilihan
yang berada dalam posisi strategis untuk
barang dengan harga murah. Hipermarket
memperoleh umpan balik dari para
telah menjadi sasaran belanja baru bagi
konsumen dan menyampaikan berbagai
konsumen dan bahkan menjadi tren
gagasan kepada para produsen dan para
belanja baru.
bagi
para
produsen
perantara dalam jalur pemasaran.
Saat ini di Kota Manado terdapat
Era globalisasi telah mengakibatkan
tempat
berbelanja
dengan
format
pergeseran pola belanja konsumen yang
hipermarket yaitu hypermart. Tampaknya
lebih suka berbelanja di pasar modern
kehadiran ritel dengan format hipermarket
(mini
semakin
market,
hipermarket)
supermarket daripada
di
atau
menggeser
peranan
pasar
pasar
tradisional dan toko-toko eceran lainnya,
tradisional. Hasil survey AC Nielsen
karena selain konsep one stop shopping
Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan
lokasi strategis hipermarket di tengah kota
laju pertumbuhan rata-rata pasar modern
dan pelayanan lebih baik dengan berbagai
jauh lebih tinggi, yaitu sebesar 16% per
fasilitas yang memberikan kenyamanan
tahun, dibandingkan pasar tradisional
berbelanja bagi konsumen.
yang hanya mencapai 5% per tahun
Dengan semakin berkembangnya
(Pulungan et al., 2007). Hingga akhir
bisnis eceran modern di Kota Manado,
tahun 2007, pertumbuhan pasar ritel
khususnya hipermarket, di satu sisi
modern di Indonesia diprediksi berada
tentunya membawa keuntungan bagi
pada angka 18%. Pertumbuhan tersebut
konsumen
jauh meninggalkan pertumbuhan pasar
banyak pilihan tempat bagi mereka untuk
ritel di negara Asia lain, yang berdasarkan
berbelanja. Tetapi di sisi lain akan
riset AC Nielsen Indonesia, rata-rata
menimbulkan ancaman bagi pengelola
hanya 7% per tahun (Yunice, 2007).
hipermarket itu sendiri, karena harus
Kota Manado sebagai kota terbesar
dengan
tersedianya
lebih
menghadapi persaingan yang semakin
di Sulawesi Utara merupakan lahan
ketat
tersendiri bagi tumbuhnya bisnis eceran
konsumen yang ada. Sebagai konsekuensi
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
dalam
memperebutkan
jumlah
133
dalam
menghadapi
persaingan
yang
cuaca, dan susunan atau bentuk yang
semakin ketat, maka pihak pengelola
tampak dari barang dagangan atau
hipermarket harus senantiasa memahami
material lain di sekitar obyek stimuli.
perilaku konsumen secara keseluruhan
Lingkungan sosial memberikan tambahan
agar
yang mendalam terhadap gambaran suatu
dapat
kelangsungan
mempertahankan hidup
dan
dapat
situasi.
Kehadiran
orang
lain,
merumuskan strategi pemasaran dengan
karakteristiknya, perannya yang nyata,
tepat.
perilaku
dan interaksi antarpribadi yang terjadi
konsumen secara keseluruhan, pihak
merupakan contoh-contoh yang relevan.
pengelola hipermarket harus mengetahui
Perspektif waktu adalah dimensi
tentang proses pengambilan keputusan
situasi yang dapat ditentukan dalam
konsumen, di mana salah satu tahapnya
satuan-satuan yang berkisar dari time of
adalah keputusan pembelian (Kotler,
day (jam, hari, bulan) hingga season of
2005).
year (musim). Waktu dapat juga diukur
Untuk
memahami
Literatur pemasaran menyatakan bahwa
banyak
mempengaruhi konsumen.
faktor
yang
keputusan
dapat
pembelian
Faktor-faktor
tersebut
dari
sehubungan dengan beberapa kejadian atau peristiwa masa lalu atau yang akan datang
untuk
situasional.
Hal
partisipan ini
(peserta)
memberikan
digolongkan ke dalam dua kategori besar,
gambaran-gambaran seperti waktu sejak
yaitu faktor situasional dan faktor non-
pembelian terakhir, waktu sejak atau
situasional
Faktor
hingga makan terakhir, dan batasan-
situasional menunjuk pada semua faktor
batasan waktu yang ditentukan melalui
yang terkait dengan waktu dan tempat
komitmen-komitmen terlebih dahulu.
(Belk,
1975).
tertentu yang terlepas dari karakteristik
Definisi tugas adalah fitur suatu
individu dan produk, yang mencakup
situasi yang mencakup maksud/niat atau
variabel-variabel
kebutuhan untuk memilih, berbelanja,
lingkungan sosial,
lingkungan
fisik,
perspektif waktu,
definisi tugas, dan keadaan terdahulu.
atau
memperoleh
informasi
tentang
pembelian secara umum ataupun khusus
Lingkungan fisik adalah fitur suatu
dan tugas mungkin menggambarkan
situasi yang paling mudah terlihat, yang
peran-peran pembeli dan penjual yang
mencakup lokasi geografis dan institusi,
berbeda yang dirasakan
dekorasi,
keadaan terdahulu merupakan kelompok
134
suara,
aroma,
penerangan,
individu; dan
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
fitur yang terakhir yang mencirikan suatu
terjadi. Situasi terkait dengan waktu dan
situasi, yang mencakup suasana hati
tempat
(seperti kegelisahan hati, kesenangan,
(jangka
permusuhan, dan kegairahan) atau kondisi
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
sementara (seperti uang kontan yang
perilaku konsumen pada saat karakteristik
tersedia, kelelahan, dan keadaan sakit)
individu dan produk tidak begitu kuat
yang dibawa oleh konsumen ke dalam
(Hawkins et al., 2007). Oleh karena itu,
situasi tersebut. Sedangkan faktor non-
situasi selalu menjadi penting dan harus
situasional menunjuk pada karakteristik-
menjadi perhatian bagi para pemasar.
karakteristik yang umum dan stabil dari individu
atau
produk.
Karakteristik
tertentu,
bersifat
pendek)
sementara
sehingga
dapat
Beberapa peneliti telah melakukan studi tentang hubungan atau pengaruh
individu seperti misalnya kepribadian,
faktor
kecerdasan, jenis kelamin, dan ras;
situasional produk terhadap perilaku
sedangkan karakteristik produk seperti
pembelian, namun kebanyakan penelitian
misalnya citra merk, kualitas, ukuran dan
hanya
memfokuskan
fungsi produk.
faktor
situasional
Situasi, obyek, dan karakteristik individu
merupakan
situasional
dan
faktor
pada
atau
non
pengaruh
faktor
non-
situasional tertentu. Berkaitan dengan
sumber-sumber
lingkungan fisik, perilaku belanja dapat
pengaruh pada perilaku konsumen (Belk,
diubah dengan cara penataan barang
1975. Namun situasi lebih mampu untuk
dagangan (Simonson & Winer, 1992);
menjelaskan variasi-variasi atau pola-pola
penampilan
dalam
karena
mempengaruhi
proses
untuk membeli (DeShields et al., 1996);
konsumsi selalu terjadi dalam konteks
tata letak barang dagangan mempengaruhi
situasi tertentu. Oleh karena itu, sebelum
perilaku belanja konsumen (Stassen et al.,
memahami proses keputusan, penting
1999). Berkaitan dengan lingkungan
untuk mengembangkan terlebih dahulu
sosial,
pemahaman tentang situasi. Para pemasar
keluarga
perlu memahami situasi-situasi yang
pembelian konsumen (Beardon et al.,
mempengaruhi pembelian produk mereka
1989). Saran-saran dari teman atau
dan bagaimana mereka melayani pembeli-
keluarga memperkuat ketetapan hati
pembeli sasaran ketika situasi-situasi ini
konsumen untuk membeli. Pelanggan dari
perilaku
keputusan
konsumen,
pembelian
dan
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
fisik
tenaga
penjualan
keputusan
konsumen
kehadiran
teman-teman
mempengaruhi
atau
keputusan
135
suatu pusat pembelanjaan cenderung
dagangan mempengaruhi perilaku belanja
membeli
konsumen (Stassen et al., 1999).
lebih
banyak
produk
dan
menghabiskan lebih banyak uang ketika
Berdasarkan pada latar belakang
ditemani (Nicholls et al., 1994). Berkaitan
yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
dengan
perspektif
penelitian ini adalah sebagai berikut:
waktu
dapat
waktu,
perspektif
mengubah
perilaku
1.
Untuk mengetahui dan menganalisis
berbelanja secara signifikan, kekurangan
pengaruh lingkungan fisik terhadap
waktu dapat mengurangi pembelian yang
keputusan pembelian konsumen di
direncanakan
hipermarket Kota Manado.
maupun
yang
tidak
direncanakan (Nicholls et al., 1997);
2.
Untuk mengetahui dan menganalisis
ketersediaan waktu, sebagai variabel
pengaruh lingkungan sosial terhadap
perspektif
keputusan pembelian konsumen di
waktu,
pembelian
mempengaruhi
yang tidak
direncanakan,
peralihan merk dan jumlah pembelian
hipermarket Kota Manado. 3.
Untuk mengetahui dan menganalisis
(Park et al., 1989). Penelitian tentang
pengaruh perspektif waktu terhadap
pengaruh
keputusan pembelian konsumen di
faktor
situasional
juga
menghasilkan perbedaan-perbedaan yang signifikan saat dilakukan di negara-negara
hipermarket Kota Manado. 4.
Untuk mengetahui dan menganalisis
berbeda pada waktu yg sama (Nicholls et
pengaruh kualitas produk terhadap
al., 1996; Zhuang et al., 2006).
keputusan pembelian konsumen di
Berkaitan
dengan
faktor
non-
situasional produk, faktor produk dengan dimensinya
seperti
reliabilitas, estetika,
daya
kinerja, tahan,
spesifikasi,
penerimaan
hipermarket Kota Manado. 5.
Untuk mengetahui dan menganalisis
fitur,
pengaruh
pelayanan,
terhadap
keputusan di
dan
kualitas
konsumen
mempengaruhi
perilaku
Manado.
pembelian (Mowen & Minor, 2003); dan
6.
keragaman
produk pembelian
hipermarket
Kota
Untuk mengetahui dan menganalisis
kualitas produk, lingkup produk dan
pengaruh
ketersediaan
mempengaruhi
lingkungan sosial, perspektif waktu,
pembelian dan kepuasan konsumen (Binta
kualitas produk, dan keragaman
& Cloulow, 2006); dan keragaman barang
produk secara simultan terhadap
136
produk
lingkungan
fisik,
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
keputusan pembelian konsumen di
orang
lain,
karakteristiknya,
hipermarket Kota Manado.
perannya yang nyata, dan interaksi antarpribadi yang terjadi merupakan
2.
contoh-contoh yang relevan.
Tinjauan Teori
2.1 Faktor
Situasional
dan
Non-
3.
Pespektif waktu: dimensi
dari
Situasional
situasi yang dapat ditentukan dalam
Faktor-faktor yang mempengaruhi
satuan-satuan yang berkisar dari
keputusan
pembelian
konsumen
time of day (jam, hari, bulan) hingga
dibedakan ke dalam dua kategori besar,
season of year (musim). Waktu
yaitu faktor situasional dan faktor non-
dapat
situasional
Faktor
dengan beberapa kejadian atau
situasional didefinisikan sebagai berikut:
peristiwa masa lalu atau yang akan
“Situational factors refer to “all those
datang untuk partisipan (peserta)
factors particular to a time and place of
situasional. Hal ini memberikan
observation which do not follow from a
gambaran-gambaran seperti waktu
knowledge of personal and stimulus
sejak pembelian terakhir, waktu
attributes and which have a demonstrable
sejak atau hingga makan terakhir,
and systematic effect on current behavior”
dan batasan-batasan waktu yang
(Belk, 1975).
ditentukan
(Belk,
1975).
Faktor-faktor situasional terdiri dari (Belk, 1975): 1.
2.
juga
diukur
melalui
sehubungan
komitmen-
komitmen terlebih dahulu. 4.
Definisi tugas: fitur suatu situasi
Lingkungan fisik: fitur suatu situasi
yang mencakup maksud/niat atau
yang paling mudah terlihat. Fitur ini
kebutuhan
untuk
mencakup lokasi geografis dan
berbelanja,
atau
institusi, dekorasi, suara, aroma,
informasi tentang pembelian secara
penerangan, cuaca, dan susunan
umum ataupun khusus. Dan, tugas
atau bentuk yang tampak dari
mungkin menggambarkan peran-
barang dagangan atau material lain
peran pembeli dan penjual yang
di sekitar obyek stimuli.
berbeda yang dirasakan individu.
Lingkungan
sosial:
memberikan
5.
memilih, memperoleh
Keadaan terdahulu: kelompok fitur
tambahan yang mendalam terhadap
yang terakhir yang mencirikan suatu
gambaran suatu situasi. Kehadiran
situasi, yang mencakup suasana hati
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
137
(seperti
kegelisahan
hati,
Kualitas
produk
didefinisikan
dan
sebagai berikut: ”Kualitas produk adalah
kegairahan) atau kondisi sementara
kemampuan produk untuk melaksanakan
(seperti uang kontan yang tersedia,
fungsinya,
kelelahan, dan keadaan sakit) yang
keawetan,
dibawa oleh konsumen ke dalam
kemudahan dipergunakan dan diperbaiki
situasi tersebut.
serta atribut bernilai yang lain” (Kotler &
Berdasarkan definisi di atas, faktor
Armstrong, 2008). Besterfield et al.
situasional dalam penelitian ini adalah
(1999) yang dikutip dalam Simamora
sekumpulan faktor yang terkait dengan
(2002) melihat kualitas dari performa dan
waktu dan tempat tertentu yang terlepas
harapan,
dari karakteristik individual dan produk
memenuhi atau melampaui harapan, maka
serta memiliki pengaruh pada perilaku
produk itu berkualitas. Konsumen saat ini
konsumen, yang mencakup lingkungan
memilih produk yang bermutu tinggi
fisik; lingkungan sosial dan perspektif
dengan penyesuaian harga yang relatif
waktu.
rendah. Utami (2008) mengemukakan
kesenangan,
permusuhan,
Faktor non-situasional didefinisikan
termasuk
di
keandalan,
apabila
dalamnya ketepatan,
performa
dapat
pendapat mengenai kesesuaian harga
sebagai berikut: Non-situational factors
dengan
refer to “those general and lasting
”keputusan penetapan harga semakin
characteristics of an individual or an
penting
object, for example, personality, intellect,
cenderung mencari nilai barang (value)
gender and race for an individual; and
ketika mereka membeli barang dagang
brand image, quality, size and function for
atau jasa, dimana dinilai disini berarti
an
hubungan antara apa yang diperoleh
object
that
can
be
purchased
(products)” (Belk, 1975).
dalam
karena
sebagai
pelanggan
berikut:
saat
ini
pelanggan (barang dan jasa) dan apa yang
Berdasarkan definisi di atas, faktor non-situasional
kualitas
penelitian
ini
harus
dibayar
untuk
mendapatkan
manfaat barang tersebut”.
adalah karakteristik yang umum dan stabil
Tjiptono (2008) menyatakan bahwa
dari produk, yang mencakup kualitas
dalam mengevaluasi suatu keputusan
produk dan keragaman produk (barang
pembelian yang menitikberatkan pada
dagangan).
kepuasan
terhadap
kualitas
produk
mengacu pada berbagai faktor antara lain:
138
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
1. Kinerja: karakteristik produk inti
6. Kemampuan pelayanan: meliputi
yang meliputi merek, atribut-
dengan kecepatan, kompetensi,
atribut yang dapat diukur, dan
kenyamanan
aspek-aspek kinerja individu.
keluhan yang memuaskan.
serta
penaganan
2. Fitur: dapat berbentuk produk
7. Estetika: dilihat melalui panca
tambahan dari suatu produk inti
indera manusia, seperti suatu
yang dapat menambah nilai dari
produk
suatu produk.
konsumen bentuk
3. Kesesuaian:
ketetapan
yang
terdengar fisik
oleh suatu
dalam
produk yang menarik, model atau
menyesuaikan barang yang akan
desain yang artistik, warna dan
dijual
sebagainya.
dengan
konsumen
kebutuhan
dapat
menarik
8. Kualitas yang dipersepsikan: citra
konsumen melakukan pembelian,
dan
hal ini seperti yang dikemukakan
tanggung
oleh
terhadap produk.
Utami
(2006):
”Setiap
departemen store harus dapat
reputasi
Utami
produk
jawab
(2008)
serta
perusahaan
mendefinisikan
menyediakan barang tapat atau
keragaman produk sebagai sejumlah SKU
sesuai dengan waktu misalnya:
dalam kategori breadth yang baik dan
penetapan penyediaan saat barang
dept yang juga dapat digunakan saling
pada saat hari raya, barang atau
bergantian.
produk yang dibutuhkan oleh
dikemukakan
Ma’ruf
konsumen”.
keragaman
produk
4. Keandalan:
berkaitan
Hal
yang
serupa (2006)
juga yaitu
(assortment)
dengan
menunjuk pada keanekaragaman kategori
timbulnya kemungkinan dengan
produk yang terdiri dari wide dan deep.
suatu produk mengalami keadaan
Assortment peritel harus sesuai dengan
tidak
harapan belanja pasar sasarannya. Itulah
berfungsi
pada
suatu
periode. 5. Daya tahan: berkaitan dengan
yang
sebenarnya
menjadi
keberhasilan
bisnis
berapa lama produk dapat terus
memenangkan
persaingan
perusahaan
digunakan (mencakup umur teknis
sejenisnya. Utami
(2006:155),
dan umur ekonomis pengguna produk ) .
Menurut semakin
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
tinggi
ritel
kunci
pengelolaan
dalam
barang
139
dagang, semakin besar juga jumlah stock
barang
cadangan. Memilih cadangan yang tepat
dijadikan sebagai saran panjualan,
adalah kunci sukses dari perencanaan
dimana
keberagaman, karena jika barang terlalu
dijadikan sebagai alat efektif dalam
rendah maka ritel akan kehilangan
beberapa tahap proses pembelian
penjualan dan pelanggan.
yang biasanya digunakan untuk
Keragaman produk juga bisa dilihat
yang
dianjurkan
saran
membangun
penjualan
prefensi
dapat
dapat
pembeli,
dari kualitas barang yang ditawarkan,
keyakinan dan aksi. Barang tersebut
sehingga
seperti
konsumen tertarik dengan
produk-produk
baru,
ragam kualitas produk dan rentang produk
konsumen sering kali menerima
yang diperdagangkan. Hal ini sesuai
sesuatu yang berbeda, jadi sangat
dengan penjelasan menurut Ma’ruf (2006)
tepat untuk membeli produk yang
bahwa
baru yang disarankan dipasaran.
keinganan
konsumen
atas
keragaman barang membuat peritel harus
2.
Merek yang bervariasi, kategori
menyediakan barang dagangan yang
barang dagang yang beranekaragam
banyak jenisnya dan banyak pilihan atas
dari beberapa merek yang dijual
masing-masing jenis. Menurut Utami
oleh
(2006), proses perancanaan keberagaman
beberapa merek dapat memenuhi
semua ritel menghadapi masalah yang
dan memuaskan segala kebutuhan
paling
dan keinginan pelanggan.
dasar
untuk
memperoleh
keuntungan yang bersaing dan dapat
3.
pengecer.
Tersedianya
Berbagai desain produk dan warna,
menopang keseluruhan rencana kerja ritel
selain
pengecer
menyediakan
tersebut.
barang dagang dengan berbagai
Menurut Utami (2008), hal penting
merek yang bervariasi, untuk dapat
dari keragaman produk yang perlu
membuat konsumen lebih tertarik
dipertimbangkan adalah:
hingga memutuskan untuk membeli
1.
Ketersediaan
produk
baru,
maka pengecer harus menyediakan
permintaan
untuk
berbagai macam desain dari produk
beberapa SKU yang memuaskan.
ataupun warna dari suatu produk
Menurut Utami (2008), ketersediaan
yang bervariasi.
persentase
produk baru berkaitan dengan saran penjualan, yaitu terdapat beberapa
140
4.
Berbagai variasi produk, berbagai merek
dengan
berbagai
desain
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
produk juga warna dari suatu produk
banyak ragam kategori dan sempit
merupakan keanekaragaman suatu
yaitu sedikit ragam kategori produk.
produk. Menurut Utami (2006),
5.
2.
Deep, yaitu banyaknya item pilihan
kesesuaian jumlah barang yang
dalam
meliputi banyaknya variasi produk
produk yang meliputi banyaknya
yang dijual dan banyaknya item
pilihan (warna, ukuran, bahan, dan
pilihan
lain-lain) dalam setiap kategori
dalam
masing-masing
masing-masing
kategori
kategori produk.
produk dan dangkal yaitu sedikit
Ketersediaan berbagai merek dan
pilihan
dalam
setiap
kategori
produk untuk dipilih, penyediaan
produk.
berbagai merek dan produk untuk
Aspek wide dan deep
menurut
dipilih disini adalah ketersediaan
Ma’ruf (2006) dapat diklasifikasikan
akan
dengan
menjadi empat (4) jenis assortment yaitu
produk
antara lain:
barang
berbagai
dagang
merek
dan
bervariasi bagi konsumen. Menurut
1.
Sempit dan dalam: sedikit kategori
(2008), pilihan produk atau barang
produk
dagang baru yang akan dipajang
kategori disediakan banyak pilihan,
dalam rak-rak penjualan akan sangat
biasanya
bergantung pada evaluasi terhadap
seperti category killer.
kebutuhan konsumen akan produk
2.
Lebar
tetapi
masing-masing
dilakukan
dan
dalam:
oleh
gerai
banyaknya
yang ingin dibeli pada ritel tersebut
kategori produk jenis yang masing-
maka
masing dengan banyak pilihan,
peritel
menyiapkan
dituntut barabg
untuk dagangan
biasanya
dengan variasi produk dalam ruang panjangnya.
dilakukan
oleh
gerai
seperti hypermarket. 3.
Keanekaragaman kategori dalam
Lebar dan dangkal: banyaknya kategori produk tetapi masing-
keragaman produk mempunyai beberapa
masing
klasifikasi berdasarkan jenisnya menurut
pilihan,
Ma’ruf (2006) adalah sebagai berikut:
dilakukan oleh gerai seperti general
1.
Wide,
yaitu
banyaknya
variasi
kategori produk yang dijual meliputi
hanya
tersedia
contohnya
sedikit biasanya
discounter. 4.
Sempit dan dangkal: sedikit kategori produk jenis yang masing – masing
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
141
dengan
sedikit
pilihan,
contoh
muncul, dan bagaimana kebutuhan
convenience store dan minimarket.
atau masalah itu menyebabkan seseorang mencari produk tertentu ini.
2.2 Keputusan Pembelian Menurut
Kotler
(2005),
2.
Pencarian Informasi
pengambilan keputusan merupakan suatu
Seorang konsumen yang mulai
kegiatan individu yang secara langsung
tertugah minatnya mungkin akan
terlibat
atau
dalam
mendapatkan
dan
mungkin
tidak
mencari
mempergunakan barang yang ditawarkan.
informasi yang lebih banyak lagi.
Tahap-tahap proses keputusan pembelian
Jika dorongan konsumen adalah
terdiri
kuat,
dari:
pengenalan
masalah,
dan
obyek
yang
dapat
pencarian informasi, penilaian alternatif,
memuaskan kebutuhan itu tersedia,
keputusan membeli, dan perilaku setelah
konsumen akan membeli obyek itu.
pembelian (Kotler, 2005).
Jika tidak, kebutuhan konsumen itu
1.
tinggal
Pengenalan Masalah Proses pembeli dimulai dengan pengenalan
dalam
ingatannya. Konsumen mungkin
atau
tidak berusaha untuk memperoleh
menyadari
informasi lebih lanjut atau sangat
suatu perbedaan antara keadaan
aktif mencari informasi sehubungan
sebenarnya
dengan kebutuhan itu.
kebutuhan.
masalah
mengendap
Pembeli
dan
keadaan
yang
diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari
3.
Penilaian Alternatif Setelah melakukan pencarian
dalam diri pembeli atau dari luar.
informasi
Para
mengenal
tentang banyak hal, selanjutnya
yangdapat
konsumen
pemasar
berbagai
perlu hal
menggerakkan
harus
mungkin
melakukan
atau
penilaian tentang beberapa alternatif
minat tertentu dalam konsumen.
yang ada dan menentukan langkah
Para
meneliti
selanjutnya. Penilaian ini tidak
memperoleh
dapat dipisahkan dari pengaruh
jawaban, apakah kebutuhan yang
sumber-sumber yang dimiliki oleh
dirasakan atau masalah yang timbul,
konsumen
pemasar
konsumen
kebutuhan
sebanyak
perlu
untuk
(waktu,
uang
dan
apa yang menyebabkan semua itu
142
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
4.
informasi) maupun risiko keliru
melakukan
dalam penilaian.
mungkin harga barang dianggap
Keputusan Membeli
terlalu mahal, atau mungkin karena
Setelah tahap-tahap awal tadi
karena
tidak sesuai dengan keinginan atau
dilakukan, sekarang tiba saatnya
gambaran
bagi pembeli untuk menentukan
sebagainya.
pengambilan keputusan apakah jadi
keharmonisan dan meminimumkan
membeli atau tidak. Keputusan
ketidakpuasan
membeli menyangkut jenis produk,
mengurangi
bentuk
penjual,
lain sesudah pembelian, atau juga
kuantitas, kualitas dan sebagainya.
pembeli harus mengeluarkan waktu
Untuk
lebih banyak lagi untuk melakukan
produk,
setiap
merk,
pembelian
ini,
sebelumnya Untuk
dan
mencapai
pembeli
harus
keinginan-keinginan
perusahaan atau pemasar perlu
evaluasi sebelum membeli.
mengetahui
atas
Keputusan pembelian itu sendiri
menyangkut
terdiri dari lima sub keputusan, yaitu:
misalnya:
keputusan merk, keputusan pemasok,
berapa banyak usaha yang harus
keputusan jumlah pembelian, keputusan
dilakukan oleh konsumen dalam
waktu pembelian, dan keputusan metode
pemilihan
(motif
pembayaran (Kotler, 2005). Sedangkan
motive),
menurut Swastha dan Handoko (2000),
yang
keputusan pembelian mencakup tujuh hal,
menentukan kesan terhadap sebuah
yaitu: keputusan tentang jenis produk,
toko, dan motif langganan yang
keputusan
sering
keputusan tentang merek, keputusan
jawaban
pertanyaan perilaku
yang konsumen,
penjualan
langganan/patronage faktor-faktor
5.
pembelian,
apakah
menjadi
latar
belakang
tentang
bentuk
produk,
pembelian konsumen.
tentang penjualannya, keputusan tentang
Perilaku setelah pembelian
jumlah produk, keputusan tentang waktu
Setelah membeli suatu produk, konsumen
akan
mengalami
pembelian, dan keputusan tentang cara pembayaran.
beberapa tingkat kepuasan atau tidak
ada
kemungkinan memiliki
kepuasan. bahwa
ketidakpuasan
ada
Berdasarkan pembelian
tahapan
konsumen,
proses keputusan
pembeli
pembelian merupakan salah satu tahap
setelah
dari proses tersebut. Pada tahap ini
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
143
konsumen tindakan
sesungguhnya pembelian
melakukan
terhadap
Berkaitan dengan lingkungan sosial,
suatu
Beardon et al. (1989) menemukan bahwa
produk. Bagi pemasar, memahami proses
kehadiran teman-teman atau keluarga
keputusan pembelian sangat penting
mempengaruhi
karena proses tersebut merupakan sebuah
konsumen. Saran-saran dari teman atau
pendekatan penyelesaian masalah pada
keluarga memperkuat ketetapan hati
kegiatan manusia untuk membeli suatu
konsumen untuk membeli. Pelanggan dari
produk dalam memenuhi kebutuhan dan
suatu pusat pembelanjaan cenderung
keinginannya.
membeli
keputusan
lebih
banyak
pembelian
produk
dan
menghabiskan lebih banyak uang ketika 2.3 Faktor
Situasional,
Non-
Situasional dan Keputusan Pembelian Faktor situasional dalam penelitian
ditemani (Nicholls et al., 1994). Berkaitan dengan perspektif waktu, Nicholls et al. (1997) menemukan bahwa
ini adalah sekumpulan faktor yang terkait
perspektif
dengan waktu dan tempat tertentu yang
perilaku berbelanja secara signifikan,
terlepas dari karakteristik konsumen
kekurangan waktu dapat mengurangi
individual dan produk serta memiliki
pembelian yang direncanakan maupun
pengaruh pada perilaku konsumen, yang
yang tidak direncanakan; Park et al.
mencakup lingkungan fisik, lingkungan
(1989) menemukan bahwa ketersediaan
sosial, dan perspektif waktu.
waktu, sebagai variabel perspektif waktu,
fisik,
Berkaitan
dengan
Simonson
dan
lingkungan
dapat
mengubah
mempengaruhi pembelian yang tidak
(1992)
direncanakan, peralihan merk dan jumlah
menemukan bahwa perilaku belanja dapat
pembelian. Penelitian tentang pengaruh
diubah dengan cara penataan barang
faktor situasional juga menghasilkan
dagangan;
(1996)
perbedaan-perbedaan yang signifikan saat
bahwa penampilan fisik
dilakukan di negara-negara berbeda pada
DeShields
menemukan tenaga
penjualan
Winer
waktu
et
al.
mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli; dan Stassen et al. (1999) menemukan bahwa
waktu yg sama (Nicholls et al., 1996; Zhuang et al., 2006). Faktor
non-situasional
dalam
tata letak barang dagangan mempengaruhi
penelitian ini adalah karakteristik yang
perilaku belanja konsumen.
umum dari produk, yang mencakup kualitas produk dan keragaman produk.
144
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
Faktor produk dengan dimensi kualitas
merupakan
penerimaan
pada perilaku konsumen. Namun faktor
mempengaruhi
perilaku
sumber-sumber
pembelian (Mowen & Minor, 2003);
situasional
kualitas produk, lingkup produk dan
menjelaskan variasi-variasi atau pola-pola
ketersediaan
dalam
produk
mempengaruhi
lebih
pengaruh
perilaku
mampu
konsumen,
keputusan
& Cloulow, 2006); Stassen et al. (1999)
konsumsi selalu terjadi dalam konteks
menemukan bahwa keragaman barang
situasi tertentu.
konsumen.
dan
karena
pembelian dan kepuasan konsumen (Binta
dagangan mempengaruhi perilaku belanja
pembelian
untuk
proses
Berdasarkan tinjauan teori di atas, dapat digambarkan model penelitian
Menurut
Belk
situasional
(1975),
dan
faktor
sebagai berikut.
non-situasional
Lingkungan Fisik Lingkungan Sosial
Keputusan Pembelian Perspektif Waktu
Kualitas Produk
Keragaman Produk Gambar 1. Model Penelitian
2.
2.4. Hipotesis Berdasarkan model penelitian, maka dapat
dirumuskan
hipotesis
terhadap
sebagai
Lingkungan terhadap
sosial keputusan
berpengaruh pembelian
konsumen di hipermarket Kota
berikut: 1.
Lingkungan
Manado. fisik keputusan
berpengaruh
3.
pembelian
Perspektif terhadap
waktu keputusan
berpengaruh pembelian
konsumen di hipermarket Kota
konsumen di hipermarket Kota
Manado.
Manado.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
145
4.
5.
Kualitas
produk
terhadap
keputusan
pembelian
perspektif waktu (X3), kualitas produk (X4),
dan
keragaman
produk
(X5);
konsumen di hipermarket Kota
sedangkan variabel terikat (Y) adalah
Manado.
keputusan pembelian konsumen.
Keragaman terhadap
6.
berpengaruh
produk
berpengaruh
Untuk mempermudah pemahaman
pembelian
dari konsep dasar yang digunakan, maka
keputusan
konsumen di hipermarket Kota
definisi
operasional
variabel
Manado.
dijelaskan sebagai berikut:
Lingkungan fisik, lingkungan sosial,
1.
dapat
Lingkungan fisik (X1) adalah aspek
perspektif waktu, kualitas produk,
fisik dan tempat yang konkrit dari
dan
lingkungan suatu hipermarket, yang
keragaman
simultan
produk
berpengaruh
secara terhadap
keputusan pembelian konsumen di hipermarket Kota Manado.
meliputi: a. Penataan
produk
pada
rak
penjualan, artinya penempatan barang dagangan pada rak-rak
3.
Metode Penelitian Jenis
penjualan
penelitian
ini
dibuat
sedemikian
merupakan
rupa, sehingga tampak menarik.
penelitian survei, yaitu penelitian yang
b. Penampilan karyawan, artinya
mengambil sampel dari suatu populasi
penampilan pramuniaga yang
dan menggunakan
menarik
kuesioner sebagai
instrumen pengumpulan data yang utama. Dengan
demikian,
dikategorikan research,
penelitian
sebagai
yaitu
dalam
melayani
pelanggan.
ini
c. Keadaan berdesakan di dalam
explanatory
toko, artinya tingkat kesesakan
penelitian
yang
yang dirasakan oleh pelanggan
menjelaskan hubungan kausal antara
yang
variabel-variabel
barang yang ditata pada lantai
penelitian
melalui
pengujian hipotesis (Singarimbun & Effendi, 2006).
disebabkan
kepadatan
area-area penjualan. d. Tata
letak
toko,
artinya
Sesuai dengan tujuan penelitian ini,
penempatan
rak
penjualan
variabel yang akan diuji meliputi variabel
sedemikian
rupa
sehingga
bebas dan variabel terikat. Variabel-
pelanggan mudah mendapatkan
variabel bebas (X) terdiri dari lingkungan
barang yang diinginkan.
fisik 146
(X1),
lingkungan
sosial
(X2), DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
2.
Lingkungan
sosial
(X2)
adalah
dipergunakan dan diperbaik serta
aspek kehadiran orang lain yang
atribut bernilai yang lain; yang
mempengaruhi perilaku konsumen
meliputi :
secara individual, yang meliputi:
a. Tingkat batas waktu kadaluarsa
a. Pengaruh teman, artinya sejauh
barang
mana saran teman sejawat dapat mempengaruhi konsumen
b. Kualitas terbaik sesuai dengan
keputusan berbelanja
harga yang ditawarkan.
di
c. Kualitas terbaik dibandingkan
hipermarket. b. Pengaruh
3.
dengan toko lain. keluarga,
artinya
5.
Keragaman Produk (X5) adalah
sejauh mana saran anggota
banyaknya
keluarga dapat mempengaruhi
kategori produk yang ditawarkan
keputusan konsumen berbelanja
hipermarket, yang meliputi :
di hipermarket.
a. Tingkat
Perspektif
waktu
(X3)
adalah
karakteristik
situasional
yang
berhubungan
dengan
pilihan
ketersediaan
dalam
produk
baru b. Tingkat ketersediaan merk yang
pengaruh
bervariasi
waktu pada keputusan pembelian
c. Tingkat ketersediaan berbagai
konsumen, yang meliputi:
variasi produk
a. Waktu ke tempat perbelanjaan,
6.
Keputusan pembelian konsumen
artinya lamanya waktu yang
(Y) adalah keputusan konsumen
dibutuhkan
untuk membeli produk (barang
konsumen
ke
hipermarket. b. Waktu
4.
item
dagangan) di hipermarket, yang
berbelanja,
artinya
meliputi :
lamanya waktu yang dihabiskan
a. Keputusan tentang jenis produk
konsumen selama berbelanja di
b. Keputusan jumlah pembelian
hipermarket.
c. Keputusan waktu pembelian
Kualitas
Produk
kemampuan
(X4)
produk
adalah
Populasi
sasaran
penelitian
ini
untuk
adalah seluruh konsumen yang membeli
melaksanakan fungsinya, termasuk
produk (barang dagangan) di hipermarket
di dalamnya keawetan, keandalan,
Kota Manado yang ditetapkan sebagai
ketepatan,
lokasi
kemudahan
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
penelitian.
Penentuan
ukuran
147
sampel penelitian ini mengacu pada
peneliti dari sumber pertama, yaitu
pedoman yang dikemukakan oleh Roscoe
konsumen yang berbelanja di hipermarket
(1975) dalam Sekaran (2006) bahwa
Kota Manado. Instrumen utama dalam
dalam penelitian multivariat (termasuk
pengumpulan data primer dilakukan
analisis regresi berganda), ukuran sampel
dengan memberikan daftar pernyataan
sebaiknya minimal 10 kali dari jumlah
tertulis kepada responden untuk dijawab,
variabel dalam studi. Pada penelitian ini
yaitu
jumlah variabel yang diteliti sebanyak 6
wawancara secara langsung dilakukan
variabel, yang mencakup 5 variabel bebas
untuk memperjelas maksud pernyataan
(lingkungan fisik, lingkungan sosial,
pada
perspektif waktu, kualitas produk dan
responden menjawabnya, sehingga fungsi
keragaman produk) dan 1 variabel terikat
wawancara pada penelitian ini sebagai
(keputusan
pendukung kuesioner.
pembelian
konsumen).
Berdasarkan pedoman yang dikemukakan
berupa
kuesioner.
kuesioner
dan
Selain
itu,
mempermudah
Dalam penelitian ini kuesioner
oleh Roscoe (1975) dalam Sekaran (2006)
disusun
dalam
tersebut di atas, maka ukuran sampel
pernyataan
tertutup
minimal sebanyak 10 x 6 = 60 responden.
diminta untuk menjawabnya dengan
Besarnya populasi tidak diketahui
memberikan tanda silang (X). Untuk
secara pasti dan peluang atau kesempatan
mengukur jawaban responden tersebut
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
digunakan Skala Likert. Menurut Sekaran
menjadi sampel tidak sama, sehingga
(2006),
metode
dalam
didesain untuk menelaah seberapa kuat
non
responden setuju atau tidak setuju dengan
teknik
pernyataan pada skala 5 titik. Dengan
yang
pengambilan
digunakan sampel
probability sampling,
adalah dengan
accidental sampling.
skala
kalimat-kalimat
Likert
dan
responden
(Likert
Scale)
demikian rentang nilai pada skala Likert
Sumber data utama yang digunakan
ini antara skor 1 pada jenjang jawaban
dalam penelitian ini adalah data primer.
terendah (sangat tidak setuju) dan skor 5
Data primer merupakan data penelitian
pada jenjang jawaban tertinggi (sangat
yang diperoleh secara langsung dari
setuju).
sumber
media
Teknik analisis yang digunakan
perantara) (Indriantoro & Supomo, 2002).
dalam penelitian ini adalah regresi linier
Dalam penelitian ini data primer diperoleh
berganda,
148
asli
(tidak
melalui
yang
melibatkan
sebuah
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
variabel terikat dan dua atau lebih variabel
menunjukkan seberapa kuat korelasi
bebas (Malhotra, 2005).
antara variabel bebas dengan variabel
Rumus persamaan regresi berganda
terikat.
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Pengujian
hipotesis
dilakukan
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
dengan derajat kepercayaan sebesar 5%
Keterangan:
dengan derajat kebebasan (degree of
Y
=
keputusan pembelian
a
=
intersep
b1 – b5
=
koefisien regresi variabel-variabel
freedom) / df = (k-1) dan (n-k). Penarikan kesimpulan
atas
hasil
uji
hipotesis
bebas (X1 – X5)
dilakukan menggunakan uji t maupun uji F dengan program SPSS.
X1
=
lingkungan fisik
X2
=
lingkungan sosial
X3
=
perspektif waktu
X4
=
kualitas produk
X5
=
keragaman produk
e
=
error
Uji t dilakukan untuk menunjukkan apakah
variabel-variabel
berpengaruh
secara
parsial
bebas terhadap
variabel terikat. Menurut Imam Ghozali
Dari hasil analisis regresi berganda
(2005), untuk menguji hipotesis dapat
mengenai
dilakukan dengan cara quick look. Dengan
koefisien
cara quick look, kriteria pengambilan
determinasi (R2 dan Adjusted R2) dan
keputusannya adalah apabila nilai t hitung
koefisien korelasi (R). Nilai koefisien
lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut)
determinasi apabila dikalikan 100% akan
maka Ho dapat ditolak pada derajat
dapat diketahui besarnya sumbangan
kepercayaan 5% atau dengan kata lain
variabel-variabel bebas terhadap variabel
hipotesa
terikat. Selisihnya (1 – R2) merupakan
Sedangkan untuk mengetahui variabel
sumbangan variabel lain di luar variabel
bebas yang dominan terhadap variabel
yang diidentifikasi dalam persamaan
terikat digunakan koefisien Beta yang
regresi. Nilai koefisien determinasi dalam
telah distandarisasi (Ghozali, 2005).
akan
diperoleh
informasi
koefisien-koefisien,
seperti
penelitian ini menggunakan adjusted R2,
alternatif
(Ha)
diterima.
Uji F dilakukan untuk menunjukkan
karena adanya kelemahan mendasar dari
apakah
penggunaan R2, yaitu bias terhadap
berpengaruh secara simultan terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukkan
variabel terikat. Menurut Ghozali (2005),
ke dalam model (Imam Ghozali, 2005).
untuk menguji hipotesis dapat dilakukan
Sedangkan nilai koefisien korelasi (R)
dengan cara quick look. Dengan cara
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
variabel-variabel
bebas
149
quick
look,
kriteria
pengambilan
Tabel 2. menunjukkan bahwa semua
keputusannya adalah apabila nilai F
item
pertanyaan
untuk
hitung lebih besar dari 4 maka Ho dapat
lingkungan sosial (X2) memiliki nilai
ditolak pada derajat kepercayaan 5% atau
korelasi yang valid. Dengan demikian,
dengan kata lain hipotesa alternatif (Ha)
berarti bahwa item-item pertanyaan untuk
diterima.
variabel
lingkungan
variabel
sosial
dapat
dilakukan pengujian selanjutnya. 4.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel
Hasil
Lingkungan Sosial (X2)
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Pada pengujian validitas instrumen penelitian
diperoleh
hasil
bahwa
Kel
X2
instrumen penelitian yang digunakan adalah valid. Hal ini ditunjukkan oleh
Nomor
Validitas
item
Korelasi
Probabilitas(p)
X2.1
0,894
0,000
X2.2
0,787
0,000
Sumber: Data primer diolah, (2014)
koefisien korelasi (r) yang lebih besar dari Tabel 3. menunjukkan bahwa semua
0,3 (Singgih Santoso, 2002). Tabel 1. menunjukkan bahwa semua
item pertanyaan untuk variabel perspektif
variabel
waktu (X3) memiliki nilai korelasi yang
lingkungan fisik (X1) memiliki nilai
valid. Dengan demikian, berarti bahwa
korelasi yang valid. Dengan demikian,
item-item pertanyaan untuk variabel
berarti bahwa item-item pertanyaan untuk
perspektif
variabel lingkungan fisik dapat dilakukan
pengujian selanjutnya.
item
pertanyaan
untuk
waktu
Waktu (X3)
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Nomor
Fisik (X1) Nomor item
Validitas Korelasi
Probabilitas(p)
(r) X1
dilakukan
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Perspektif
pengujian selanjutnya.
Kel
dapat
Validitas
Kel
item
Korelasi
Probabilitas(p)
X3
X3.1
0,616
0,000
X3.2
0,817
0,000
Sumber: Data primer diolah, (2014)
X1.1
0,523
0,000
X1.2
0,870
0,000
X1.3
0,353
0,000
Tabel 4. menunjukkan bahwa semua
X1.4
0,710
0,000
item pertanyaan untuk variabel kualitas
Sumber: Data primer diolah, (2014)
produk (X4) memiliki nilai korelasi yang valid. Dengan demikian, berarti bahwa
150
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
item-item pertanyaan untuk variabel
nilai lebih besar dari 0,5 (Singgih Santoso,
definisi tugas dapat dilakukan pengujian
2002).
selanjutnya.
Tabel 6. menunjukkan bahwa semua
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk (X4) Kel
Nomor
X4
item
pertanyaan
untuk
variabel
lingkungan fisik (X1) adalah reliabel.
Validitas
Dengan demikian, berarti bahwa item-
item
Korelasi
Probabilitas(p)
X4.1
1,000
0,000
X4.2
0,817
0,000
item
pertanyaan
untuk
variabel
lingkungan fisik reliabel untuk pengujian selanjutnya.
Sumber: Data primer diolah, (2014)
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Fisik (X1)
Tabel 5. menunjukkan bahwa semua item
pertanyaan
untuk
variabel
keragaman produk (X5) memiliki nilai korelasi yang valid. Dengan demikian,
Variabel
Kel
Lingkungan
X1
Fisik
No
Koef
Item
Alpha
X1.1
0,523
X1.3
variabel
X1.4
terdahulu
Reliabel
X1.2
berarti bahwa item-item pertanyaan untuk keadaan
Ket
dapat
Sumber: Data primer diolah, (2014)
dilakukan pengujian selanjutnya.
Tabel 7. menunjukkan bahwa semua Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Keragaman
Nomor item
Probabilitas (p)
X5
untuk
variabel
Dengan demikian, berarti bahwa
Validitas Korelasi
pertanyaan
lingkungan sosial (X2) adalah reliabel.
Produk (X5) Kel
item
item
pertanyaan
lingkungan
X5.1
0,399
0,000
X5.2
0,931
0,000
sosial
untuk reliabel
item-
variabel untuk
pengujian selanjutnya. Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Sumber: Data primer diolah, (2014)
Lingkungan Sosial (X2) Variabel
Pada instrumen bahwa
pengujian penelitian
instrumen
Kel
reliabilitas
diperoleh penelitian
hasil
Lingkungan
yang
Sosial
digunakan adalah reliabel. Hal tersebut
X2
No
Koef.
Item
Alpha
X2.1
0,577
Ket
Reliabel
X2.2
Sumber: Data primer diolah, (2014)
ditunjukkan oleh koefisien keandalannya / Cronbach Alpha (α) yang mempunyai DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
151
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Tabel 8. menunjukkan bahwa semua
Keragaman Produk (X5)
item pertanyaan untuk variabel perspektif waktu (X3) adalah reliabel. Dengan demikian,
berarti
bahwa item-item
Variabel
Kel
Keragaman
X5
No
Koef
Item
Alpha
X5.1
0,549
pertanyaan untuk variabel perspektif
produk
waktu
Sumber: Data primer diolah, (2014)
reliabel
untuk
pengujian
Ket
Reliabel
X5.2
selanjutnya. Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perspektif Waktu (X3) Variabel
Kel
Perspektif
X3
waktu
4.2
Uji Asumsi Klasik Salah satu syarat untuk dapat
No
Koef
Item
Alpha
X3.1
0,590
Ket
Reliabel
menggunakan
analisis
regresi
linier
berganda adalah terpenuhinya asumsi klasik. Dalam penelitian ini digunakan
X3.2
tiga uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas,
Sumber: Data primer diolah, (2014)
heteroskedastisitas, dan multikolonieritas. Tabel 9. menunjukkan bahwa semua
Uji autokorelasi tidak dilakukan karena
item pertanyaan untuk variabel kualitas
data penelitian ini tidak berupa data time
produk (X4) adalah reliabel. Dengan
series.
demikian,
berarti
bahwa
item-item
Menurut
Ghozali
dapat
(2005),
dilakukan
uji
pertanyaan untuk variabel definisi tugas
normalitas
dengan
reliabel untuk pengujian selanjutnya.
analisis grafik, yaitu dengan melihat
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas
tampilan grafik normal plot. Jika data
Produk (X4)
menyebar di sekitar garis diagonal dan
Variabel
Kualitas
Kel
X4
produk
No
Koef
Item
Alpha
X4.1
0,887
Ket
Reliabel
mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi
memenuhi
asumsi
normalitas. Dari tampilan grafik normal
X4.2
plot pada Lampiran, terlihat titik-titik
Sumber: Data primer diolah, (2014)
Tabel 10. menunjukkan bahwa
menyebar di sekitar garis diagonal dan
semua item pertanyaan untuk variabel
penyebarannya mengikuti arah garis
keragaman produk (X5) adalah reliabel.
diagonal.
Dengan
Dengan demikian, berarti bahwa item-
dikatakan
bahwa
item pertanyaan untuk variabel keadaan
memenuhi asumsi normalitas.
terdahulu
reliabel
untuk
demikian, model
dapat
regresi
I
pengujian
selanjutnya. 152
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
Menurut Ghozali (2005), deteksi ada
tidaknya
Menurut Ghozali (2005), deteksi
heteroskedastisitas
ada tidaknya multikolonieritas dilakukan
dilakukan dengan melihat apakah ada pola
dengan melihat hasil perhitungan nilai
tertentu pada grafik scatter plot antara
Tolerance atau nilai Variance Inflation
SRESID dan ZPRED, di mana sumbu Y
Factor (VIF). Menurut Ghozali (2005),
adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu
adanya
X adalah residual (Y prediksi – Y
oleh nilai Tolerance yang kurang dari 0,10
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
atau nilai VIF lebih besar dari 10.
multikolonieritas
Jika terdapat pola seperti titik-titik yang
Dari
membentuk pola tertentu yang teratur
Tolerance
(bergelombang,
kemudian
variabel bebas yang memiliki nilai
terjadi
Tolerance kurang dari 0,10, yang berarti
heteroskedastisitas. Sedangkan jika tidak
tidak ada korelasi antar variabel bebas
ada pola yang jelas, serta titik-titik
yang nilainya lebih dari 95%. Hasil
menyebar di atas dan di bawah angka 0
perhitungan
pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang
heteroskedastisitas.
sama, yaitu tidak ada variabel bebas yang
melebar
menyempit),
Hasil
maka
uji
hasil
ditunjukkan
perhitungan
menunjukkan
nilai
tidak
Variance
nilai ada
Inflation
heteroskedastisitas
memiliki nilai VIF lebih besar dari 10.
menunjukkan tidak ada pola yang jelas
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
serta ada penyebaran titik-titik, baik di
multikolonieritas antar variabel bebas
atas maupun di bawah angka 0 pada
dalam model regresi.
sumbu Y1 (Lampiran A). Hal tersebut mengindikasikan
tidak
terjadi
heteroskedastisitas,
sehingga
model
Hasil analisis regresi linier berganda
digunakan
untuk
dengan menggunakan program SPSS
pembelian
dapat diringkas dalam Tabel 11 di bawah
regresi
layak
memprediksi konsumen.
keputusan
4.3
Analisis Regresi Linier Berganda
ini.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
153
Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model Regresi
Unstandardized
Standardized
Nilai
Signifikansi
Keterangan
Coefficients
Coefficient
t hitung
t
B
B
Konstanta
1,664
-
-
-
Lingkungan
0,044
0,124
2,190
0,031
Signifikan
0,170
0,326
4,706
0,000
Signifikan
Perspektif waktu
0,111
0,206
3,056
0,003
Signifikan
Kualitas produk
0,182
0,270
3,659
0,000
Signifikan
Keragaman
0,797
0,797
12,476
0,000
Signifikan
Fisik Lingkungan Sosial
produk Nilai F hitung
56,187
Signifikansi F
0,000
Signifikan
Sumber: Data primer diolah (2014)
Berdasarkan Tabel 11, persamaan
2.
Koefisien
regresi
X1
bertanda
regresi sebagai berikut:
positif, menunjukkan bahwa apabila
Y1 = 1,664 + 0,124X1 + 0,326X2 +
lingkungan
fisik
hipermarket
0,206X3 + 0,270X4 + 0,797X5
menarik,
maka
keputusan
pembelian Adapun interpretasi dari persamaan
Konstanta
pada
persamaan
di
hipermarket, dalam hal ini jumlah
tersebut adalah sebagai berikut: 1.
konsumen
ini
pembelian,
akan
cenderung
meningkat.
Demikian
pula
adalah 1,664, yang menunjukkan
sebaliknya, apabila lingkungan fisik
bahwa apabila tidak ada variabel
hipermarket tidak menarik, maka
lingkungan fisik, lingkungan sosial,
keputusan pembelian konsumen di
perspektif waktu, kualitas produk,
hipermarket, dalam hal ini jumlah
dan keragaman produk (X1, X2, X3,
pembelian,
X4, X5 = 0), maka keputusan
menurun.
pembelian konsumen di hipermarket
3.
Koefisien
akan
regresi
cenderung
X2
bertanda
Kota Manado, dalam hal ini jumlah
posititif, menyatakan bahwa apabila
pembelian, sebesar 1,664.
lingkungan sosial mendukung saat berbelanja di hipermarket, maka
154
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
keputusan
konsumen
dalam
produk yang ditawarkan tidak baik,
pembelian di hipermarket, dalam hal
maka
ini
konsumen di hipermarket, dalam hal
jumlah
pembelian,
akan
cenderung meningkat. Demikian
ini
pula sebaliknya, apabila lingkungan
cenderung menurun.
sosial
tidak
mendukung,
maka
6.
Koefisien
pembelian,
regresi
X5
akan
bertanda
positif, menyatakan bahwa apabila
hipermarket, dalam hal ini jumlah
keragaman produk yang ditawarkan
pembelian,
baik, maka keputusan pembelian
akan
cenderung
Koefisien
konsumen di hipermarket, dalam hal regresi
X3
bertanda
ini
jumlah
pembelian,
akan
positif, menyatakan bahwa apabila
cenderung meningkat. Demikian
perspektif waktu mendukung saat
pula sebaliknya, keragaman produk
berbelanja di hipermarket, maka
yang ditawarkan tidka baik, maka
keputusan pembelian konsumen di
keputusan pembelian konsumendi
hipermarket, dalam hal ini jumlah
hipermarket, dalam hal ini jumlah
pembelian,
akan
pembelian,
meningkat.
Demikian
cenderung pula
akan
cenderung
menurun.
sebaliknya, apabila perspektif waktu
Dari uji t didapatkan nilai t hitung
tidak mendukung maka keputusan
masing-masing
konsumen dalam pembelian produk
signifikansinya, seperti dapat dilihat pada
makanan di hipermarket, dalam hal
Tabel 11. Dengan menggunakan metode
ini
quick look, nilai t hitung masing-masing
jumlah
pembelian,
akan
cenderung menurun. 5.
jumlah
pembelian
keputusan pembelian konsumen di
menurun. 4.
keputusan
Koefisien
regresi
variabel
dan
variabel bebas lebih besar dari 2 atau nilai X4
bertanda
signifikansi t (Sig) lebih kecil dari 0,05;
positif, menyatakan bahwa apabila
menunjukkan bahwa
kualitas produk yang ditawarkan
lingkungan fisik (X1), lingkungan sosial
baik, maka keputusan pembelian
(X2), perspektif waktu (X3), kualitas
konsumen di hipermarket, dalam hal
produk (X4), dan keragaman produk (X5)
ini
akan
secara parsial berpengaruh positif dan
cenderung meningkat. Demikian
signifikan terhadap keputusan pembelian
pula sebaliknya, apabila kualitas
konsumen di hipermarket Kota Manado
jumlah
pembelian,
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
variabel-variabel
155
(Y). Dengan demikian hipotesis 1 hingga
Berdasarkan Tabel 12, nilai R2
hipotesis 5 diterima. Berdasarkan hasil uji
sebesar 0,739 sedangkan adjusted R2
t, juga diketahui bahwa variabel yang
sebesar 0,726. Nilai koefisien determinasi
dominan
keputusan
digunakan adjusted R2, karena adanya
pembelian konsumen di hipermarket Kota
kelemahan mendasar penggunaan R2
Manado
adalah
keragaman
yang bias terhadap jumlah variabel bebas
produk
(X5),
standardized
yang dimasukkan ke dalam model (Imam
mempengaruhi
variabel dengan
Ghozali, 2005). Nilai adjusted R2 sebesar
coefficient Beta terbesar yaitu 0,797. Dari uji F atau ANOVA didapatkan nilai F hitung sebesar 56,187
dengan
0,726 berarti bahwa 72,6% variabel terikat,
yaitu
keputusan
signifikansi = 0.000, seperti dapat dilhat
konsumen
pada Tabel 11. Dengan menggunakan
dijelaskan oleh variasi
metode quick look, nilai F hitung lebih
variabel bebas, yaitu lingkungan fisik,
besar dari 4 atau nilai signifikansi F lebih
lingkungan sosial,
kecil dari 0,05; menunjukkan bahwa
kualitas produk, dan keragaman produk.
variabel-variabel lingkungan fisik (X1),
Sedangkan sisanya, (100% - 72,6%) =
lingkungan sosial (X2), perspektif waktu
27,4% dijelaskan oleh variabel-variabel
(X3), kualitas produk (X4), dan keragaman
lain di luar model regresi. Nilai koefisien
produk (X5) secara simultan berpengaruh
korelasi (R) sebesar 0,860 mempunyai arti
positif dan signifikan terhadap keputusan
bahwa korelasi antara variabel-variabel
pembelian konsumen di hipermarket Kota
lingkungan
Manado (Y). Dengan demikian hipotesis
perspektif waktu, kualitas produk dan
6 diterima.
keragaman produk dengan keputusan
Nilai koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2 dan Adjusted
di
pembelian
hipermarket,
fisik,
dapat
dari kelima
perspektif waktu,
lingkungan
sosial,
pembelian konsumen di hipermarket Kota Manado adalah kuat.
R2) dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini. Tabel 12. Nilai Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
R
R2
Adjusted R2
0,860
0,739
0,726
Sumber:Data primer diolah (2014)
156
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
4.4
mendukung penelitian-penelitian yang
Pembahasan situasional
berkaitan dengan pengaruh lingkungan
lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan
sosial, yaitu Beardon et al. (1989)
perspektif waktu terhadap keputusan
menemukan bahwa kehadiran teman-
pembelian konsumen di hipermarket
teman
Kota Manado
keputusan pembelian konsumen. Saran-
4.4.1 Pengaruh
faktor
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor
situasional
dari
keluarga
mempengaruhi
teman
atau
keluarga
fisik
memperkuat ketetapan hati konsumen
signifikan
untuk membeli. Pelanggan dari suatu
terhadap keputusan pembelian konsumen
pusat pembelanjaan cenderung membeli
di hipermarket Kota Manado, yang
lebih banyak produk dan menghabiskan
ditunjukkan oleh nilai signifikansi t
lebih banyak uang ketika ditemani
hitung sebesar 0,031 < 0,05. Hasil ini
(Nicholls et al., 1994).
berpengaruh
lingkungan
saran
atau
positif
dan
mendukung penelitian-penelitian yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa
berkaitan dengan pengaruh lingkungan
faktor
fisik, yaitu Simonson dan Winer (1992)
berpengaruh
menemukan bahwa perilaku belanja dapat
terhadap keputusan pembelian konsumen
diubah dengan cara penataan barang
di hipermarket Kota Manado, yang
dagangan;
(1996)
ditunjukkan oleh nilai signifikansi t
bahwa penampilan fisik
hitung sebesar 0,003 < 0,05. Hasil ini
DeShields
menemukan tenaga
penjualan
et
al.
situasional
perspektif
positif
dan
waktu
signifikan
mempengaruhi
mendukung penelitian-penelitian yang
keputusan konsumen untuk membeli; dan
berkaitan dengan pengaruh perspektif
Stassen et al. (1999) menemukan bahwa
waktu, yaitu Nicholls et al. (1997)
tata letak barang dagangan mempengaruhi
menemukan bahwa perspektif waktu
perilaku belanja konsumen.
dapat mengubah perilaku berbelanja
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor
situasional
berpengaruh
positif
lingkungan dan
sosial
secara signifikan, kekurangan waktu dapat
mengurangi
pembelian
signifikan
direncanakan
maupun
terhadap keputusan pembelian konsumen
direncanakan;
Park
di hipermarket Kota Manado, yang
menemukan bahwa ketersediaan waktu,
ditunjukkan oleh nilai signifikansi t
sebagai
hitung sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini
mempengaruhi pembelian yang tidak
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
variabel
et
yang
yang
al.
perspektif
tidak (1989)
waktu,
157
direncanakan, peralihan merk dan jumlah
yaitu keragaman produk mempengaruhi
pembelian.
pembelian dan kepuasan konsumen (Binta & Cloulow, 2006); Stassen et al. (1999)
4.4.2 Pengaruh faktor non situasional
menemukan bahwa keragaman barang
kualitas
dagangan mempengaruhi perilaku belanja
produk
dan
keragaman
produk terhadap keputusan pembelian
konsumen.
konsumen
menunjukkan bahwa keragaman produk
di
hipermarket
Kota
Hasil
analisis
juga
atau barang dagangan merupakan variabel
Manado Hasil
analisis
menunjukkan
yang paling dominan mempengaruhi
bahwa faktor non-situasional kualitas
keputusan
produk berpengaruh positif dan signifikan
hipermarket Kota Manado. Hasil ini tidak
terhadap keputusan pembelian konsumen
mendukung teori Belk (1975) bahwa
di hipermarket Kota Manado, yang
faktor situasional lebih mampu untuk
ditunjukkan oleh nilai signifikansi t
menjelaskan variasi-variasi atau pola-pola
hitung sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini
dalam perilaku konsumen dibandingkan
mendukung penelitian-penelitian yang
dengan
berkaitan
kualitas
karakteristik individu, karena keputusan
produk, yaitu kualitas penerimaan produk
pembelian dan proses konsumsi selalu
mempengaruhi
terjadi dalam konteks situasi tertentu.
dengan
pengaruh
perilaku
pembelian
pembelian
faktor
konsumen
obyek
(produk)
di
dan
(Mowen & Minor, 2003); kualitas produk, lingkup produk dan ketersediaan produk
4.4.3 Pengaruh
mempengaruhi pembelian dan kepuasan
lingkungan sosial, perspektif waktu,
konsumen (Binta & Cloulow, 2006)
kualitas
Hasil
analisis
menunjukkan
lingkungan
produk,
dan
fisik,
keragaman
produk terhadap keputusan pembelian
bahwa faktor non-situasional keragaman
konsumen
produk berpengaruh positif dan signifikan
Manado
terhadap keputusan pembelian konsumen
Hasil
di
hipermarket
analisis
bahwa
ditunjukkan oleh nilai signifikansi t
sosial, perspektif waktu, kualitas produk
hitung sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini
dan
mendukung penelitian yang berkaitan
positif dan signifikan terhadap keputusan
dengan pengaruh keragaman produk,
pembelian konsumen di hipermarket Kota
keragaman
fisik,
menunjukkan
di hipermarket Kota Manado, yang
158
lingkungan
Kota
produk
lingkungan
berpengaruh
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
Manado, yang ditunjukkan oleh nilai
3.
Perspektif
waktu
signifikansi F hitung sebesar 0,000 < 0,05.
positif
Kelima variabel ini mampu menjelaskan
keputusan pembelian, artinya bahwa
variasi keputusan pembelian konsumen di
peningkatan perspektif waktu akan
hipermarket Kota Manado sebesar 72,6%,
mengakibatkan
sisanya sebesar 27,4% dijelaskan oleh
keputusan pembelian konsumen di
variabel-variabel lain di luar penelitian
hipermarket Kota Manado.
ini. Hasil ini mendukung teori yang
4.
dan
berpengaruh
signifikan
terhadap
meningkatnya
Kualitas produk berpengaruh positif
dikemukakan oleh Belk (1975) bahwa
dan signifikan terhadap keputusan
faktor situasional dan non-situasional
pembelian,
mempunyai pengaruh terhadap perilaku
peningkatan kualitas produk akan
konsumen, dalam hal ini keputusan
mengakibatkan
pembelian konsumen.
keputusan pembelian konsumen di
artinya
bahwa
meningkatnya
hipermarket Kota Manado. 5.
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
5.
Berdasarkan hasil analisis, dapat
Keragaman positif
produk
dan
berpengaruh
signifikan
terhadap
ditarik kesimpulan dan implikasi sebagai
keputusan pembelian, artinya bahwa
berikut:
peningkatan
1.
2.
Lingkungan
fisik
positif
signifikan
dan
berpengaruh
keragaman
produk
akan mengakibatkan meningkatnya
terhadap
keputusan pembelian konsumen di
keputusan pembelian, artinya bahwa
hipermarket
Kota
Manado.
peningkatan lingkungan fisik akan
Keragaman
produk
merupakan
mengakibatkan
variabel
yang
meningkatnya
dominan
keputusan pembelian konsumen di
mempengaruhi
hipermarket Kota Manado.
pembelian konsumen di hipermarket
Lingkungan
sosial
Kota Manado.
positif
signifikan
dan
berpengaruh terhadap
6.
keputusan
Lingkungan fisik, lingkungan sosial,
keputusan pembelian, artinya bahwa
perspektif waktu, kualitas produk
peningkatan lingkungan sosial akan
dan
mengakibatkan
simultan berpengaruh positif dan
meningkatnya
keragaman
keputusan pembelian konsumen di
signifikan
hipermarket Kota Manado.
pembelian,
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
produk
terhadap artinya
secara
keputusan bahwa
159
peningkatan
lingkungan
fisik,
konsumen, harus tampak rapi dalam
lingkungan sosial, perspektif waktu,
berpakaian (seragam), ramah dan
kualitas produk dan keragaman
memiliki
produk
mengakibatkan
produk yang dibutuhkan konsumen;
meningkatnya keputusan pembelian
menghilangkan keadaan berdesakan
konsumen di hipermarket Kota
di
Manado.
kepadatan barang dagangan yang
akan
Berdasarkan
kesimpulan
dan
pengetahuan
dalam
ditata
toko
pada
tentang
menyangkut
lantai
area-area
implikasi, maka dapat dikemukakan saran
penjualan di dalam toko (selling
sebagai berikut:
space)
1.
Hasil
penelitian
menunjukkan
operasional
dalam
ritel
istilah
disebut
floor
bahwa lingkungan fisik berpengaruh
display atau island display dapat
positif
terhadap
membuat konsumen merasa sesak
keputusan pembelian konsumen di
dan tidak nyaman dalam berbelanja.
hipermarket
Manado.
Perasaan tidak nyaman dalam diri
Lingkungan fisik dalam penelitian
konsumen ini dapat mempengaruhi
ini
keputusan pembeliannya.
dan
berkaitan
signifikan
Kota
dengan
penataan
produk pada rak-rak penjualan, penampilan
160
atau
karyawan,
keadaan
2.
Hasil
penelitian
bahwa
menunjukkan
lingkungan
sosial
berdesakan di dalam toko, dan tata
berpengaruh positif dan signifikan
letak
terhadap
toko.
Pihak
pengelola
keputusan
pembelian
hipermarket Kota Manado harus
konsumen di hipermarket Kota
menata
rak-rak
Manado. Lingkungan sosial dalam
penjualan atau dalam operasional
penelitian ini berkaitan dengan
supermarket dikenal dengam istilah
kehadiran orang lain, baik teman
shelf display dibuat sedemikian rupa
maupun anggota keluarga, pada saat
sehingga dapat menciptakan daya
konsumen
tarik
supermarket. Kehadiran orang lain
produk
bagi
pada
konsumen
untuk
berbelanja
berperan
membelinya; penampilan karyawan,
dapat
terutama pramuniaga maupun SPG
negatif
(Sales Promotion Girl), yang berada
keputusan pembelian konsumen,
di garis depan dalam melayani
dalam hal saran atau himbauan
dalam
positif
di
maupun
pengambilan
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
untuk membeli atau tidak membeli
konsumen, seperti fasilitas parkir
produk. Dengan demikian pihak
dan penitipan barang yang aman,
pengelola
tersedianya kereta belanja dorong
di
Kota
Manado selayaknya memberikan
(trolley),
perlakuan dan pelayanan yang sama
pendingin ruangan (AC), musik,
baiknya
penerangan,
terhadap
maupun
3.
hipermarket
teman
konsumen
atau
anggota
fasilitas
kebersihan,
dan
Fasilitas-fasilitas
sebagainya.
tersebut
dapat
keluarga yang menemani dalam
membuat konsumen merasa aman
berbelanja.
dan nyaman, sehingga konsumen
Hasil
penelitian
bahwa
menunjukkan
perspektif
betah dan dapat menghabiskan
waktu
waktu yang lebih lama berada di
berpengaruh positif dan signifikan
supermarket. Semakin lama waktu
terhadap
yang
keputusan
pembelian
dihabiskan
konsumen
konsumen di hipermarket Kota
supermarket,
Manado. Perspektif waktu dalam
kemungkinan konsumen membeli
penelitian ini berkaitan dengan
lebih banyak produk.
waktu yang dibutuhkan konsumen
4.
semakin
di
besar
Hasil penelitian ini menunjukkan
ke supermarket dan waktu yang
bahwa kualitas produk berpengaruh
dihabiskan
konsumen
positif dan signifikan secara parsial
supermarket.
Pihak
supermarket
dapat
di
pengelola
terhadap
keputusan
pembelian
mengurangi
konsumen di hipermarket Kota
waktu yang dibutuhkan konsumen
Manado. Kualitas produk dalam
ke supermarket melalui akses masuk
penelitian ini berkaitan dengan
ke supermarket yang mudah dan
tingkat batas waktu kadaluarsa
cepat, mulai dari area parkir hingga
barang dagangan, kualitas terbaik
akses pintu masuk ke supermarket.
sesuai
Berkaitan
yang
ditawarkan, dan kualitas terbaik
di
dibandingkan dengan toko lain.
supermarket, pihak pengelola perlu
Dengan demikian, pihak pengelola
memperhatikan
hipermarket di Kota Manado harus
dengan
dihabiskan
pendukung
waktu
konsumen
fasilitas-fasilitas
yang
dengan
harga
yang
memberikan
memperhatikan dengan teliti tingkat
keamanan dan kenyamanan bagi
batas waktu kadaluarsa barang
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
161
dagangan terutama produk-produk
produk. Dengan demikian pihak
makanan,
pengelola
hipermarket
Manado
harus
dengan
5.
menyediakan kualitas
produk
terbaik
sesuai
di
Kota
memperhatikan
dengan harga yang ditawarkan dan
tingkat ketersediaan produk baru
bersaing dengan toko-toko lain.
yang dibutuhkan konsumen, merk
Hasil penelitian ini menunjukkan
yang bervariasi, dan berbagai variasi
bahwa
produk.
keragaman
produk
berpengaruh positif dan signifikan
6.
Masih ada faktor lain, baik faktor
secara parsial terhadap keputusan
situasional maupun non-situasional
pembelian konsumen di hipermarket
yang
Kota Manado. Hasil penelitian juga
pembelian
menunjukkan
variabel-variabel
mempengaruhi
keputusan
konsumen
bahwa
keragaman
mempunyai
pengaruh
seperti faktor situasional definisi
terhadap
keputusan
tugas dan keadaan terdahulu serta
pembelian konsumen di hipermarket
faktor non-situasional karakteristik
Kota Manado. Keragaman produk
individu,
dalam
berkaitan
memiliki pengaruh dominan untuk
dengan tingkat ketersediaan produk
meningkatkan keputusan pembelian
baru, tingkat ketersediaan merk
konsumen di hipermarket Kota
yang
Manado.
produk dominan
penelitian
bervariasi,
ketersediaan
ini
dan
tingkat
berbagai
variasi
yang
penelitian
selain
mungkin
ini,
saja
DAFTAR PUSTAKA Aprily, Y. (2007). Pasar Ritel Indonesia, Pertumbuhan 2007 Diprediksi 18%. Seputar Indonesia.
Dharmesta, B., S., Handoko, H. (2000). Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama. Yogjakarta: BPFE-UGM.
Beardon, W.O., Netemeyer, R.G., & Teel, J.E. (1989). Measurement of consumer susceptibility to interpersonal influence. Journal of Consumer Research, 15, 47381. 162
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
Belk, R.W. (1975). Situational variables and consumer behavior. Journal of Consumer Research, (2), 157-64.
Utami, C.W. (2006). Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel Modern). Jakarta: Salemba Empat.
----------------------------- . (2008). Manajemen Barang Dagangan dan Bisnis Ritel. Malang: Publishing Bayumedia. Curren, M.T. & Harich, K.R. (1994). Consumers’ mood states: the mitigating influence of personal relevance on product evaluations. Psychology and Marketing, 11 (2), 91107.
Dawson, S., Bloch P.H., Ridgway, N.M. (1990). Shopping motives, emotional states and retail outcomes. Journal of Retailing, 66 (4), 408-27.
DeShields, O.W., Kara, A., & Kaynak, E. (1996). Source effects in purchase decisions: the impact of physical attractiveness and accent of salespersons. International Journal of Research in Marketing, 13 (1), 89-101.
Fandy Tjiptono. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. Yogjakarta: Penerbit Andi.
Hawkins, Del I., David, L.M., & Roger, J., B. (2007). Consumer Behavior, Building Marketing Strategy. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Ma’ruf, H. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Imam, G. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kotler, P. & Armstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran 1. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
163
-------------------------- . (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran 2. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P. (2000). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Alih Bahasa: Ancelia Anitawati Hermawan. Jilid II. Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Drs. Benyamin Molan. Jilid I. Jakarta: Index Kelompok Gramedia.
---------------- . (2005). Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Drs. Benyamin Molan. Jilid II. Jakarta: Index Kelompok Gramedia.
Malhotra, N., K. (2005). Riset Pemasaran Pendekatan Terapan. Edisi Keempat. Jilid 1. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.
___________. (2005). Riset Pemasaran Pendekatan Terapan. Edisi Keempat. Jilid 2. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.
Nicholls, J.A.F. (1997). Time and companionship: key factors in Hispanic shopping behavior. The Journal of Consumer Marketing, 14 (3), 194.
Nicholls, J.A.F., Roslow, S., & Dublish, S. (1996). Relationship between situational variables and purchasing in India and the USA. International Marketing Review, 13 (6), 6-21.
Nicholls, J.A.F., Roslow, S. & Comer, L.B. (1994). An Anglo mall and Hispanic patronage, in Va´squez-Pa´rraga, A.Z. (Ed.). Bridging the Americas: re-discovery, understanding, partnership. 10th ed. Business Association of Latin American Studies Proceedings, 383.
164
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajeman. Edisi Pertama. Yogjakarta: BPFE-UGM.
Park, C.W., Iyer, E.S., Smith, D.C. (1989). The effect of situational factors on in-store grocery shopping behavior: The role of store environment and time available for shopping. Journal of Consumer Research, 15 (4), 422-33.
Pulungan, Thomas, Hastono, Sunu, Yania. (2007). Gurita Bisnis Ritel Raksasa. Seputar Indonesia.
Roslow, S., Li, T., Nicholls, J.A.F. (2000). Impact of situational variables and demografic attributes in two seasons on purchase behavior. European Journal of Marketing, 34 (9/10), 1167-1180.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Penerjemah: Kwan Men Yon. Edisi 4. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Simamora, B. (2004). Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Simonson, I. & Winer, R.S. (1992). The influence of purchase quantity and display format on consumer preference for variety, Journal of Consumer Research, 19 (1), 133-8.
Singarimbun, M., & Effendi, S. (2006). Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES.
Singgih Santoso. (2002). SPSS Statistik Multivariate. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Stassen, R.E., Mittelstaedt, J., & Mittelstaedt, R.A. (1999). Assortment overlap: its effect on shopping patterns in a retail market when the distributions of prices and goods are known. Journal of Retailing, 75 (3), 371-86.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
165
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Zhuang, G., Tsang, A.S.L., Zhou, N., Li, F., Nicholls J.A.F. (2006). Impacts of situational Factors on buying decisions in shopping malls, an empirical study with multinational data. European Journal of Marketing, 40 (I/2), 17-43.
166
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA PARA REVIEWER (MITRA BEBESTARI) PADA TERBITAN INI
1.
Prof. Roy Sembel (IPMI International Business School, Indonesia)
2.
Prof. John J.O.I Ihalauw (Universitas Bunda Mulia, Indonesia)
3.
Prof. Jorge Mongay Hurtado (Escuela Superior de Gestion Commercial Y Marketing, Madrid, Spain)
4.
Prof. Adrienne R. Isakovic (Capella University, U.S.A and Hamdan bin Mohammad e-University, Dubai, U.A.E)
5.
Prof. Chin Uy (University of Santo Tomas, Philippines)
6.
Willy Gunadi, Ph.D (Universitas Bina Nusantara, Indonesia)
7.
Dr. Iin Mayasari, S.Pd., S.IP., M.M., M.Si (Universitas Paramadina, Indonesia)
8.
Dr. Titik Indrawati (Universitas Bina Nusantara, Indonesia)
9.
Dr. Sabrina O. Sihombing (Universitas Pelita Harapan, Indonesia)
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
167
DEREMA (DEVELOPMENT AND RESEARCH MANAGEMENT) JURNAL MANAJEMEN UPH Sekilas tentang DeReMa Jurnal Manajemen UPH DeReMa Jurnal Manajemen UPH diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan yang bertujuan untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan buah pikiran akademisi dan praktisi di bidang ilmu manajemen. Topik-topik dalam DeReMa antara lain mencakup manajemen keuangan, pemasaran, manajemen ritel, manajemen sumber daya manusia, manajemen operasional, manajemen strategi, bisnis internasional, usaha skala kecil dan menengah, kewirausahaan, dan manajemen pariwisata. DeReMa Jurnal Manajemen diterbitkan sejak tahun 2006 dengan periode penerbitan sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu bulan Mei, dan September. Hak Cipta atas Karya Ilmiah Naskah yang dikirimkan kepada Dewan Redaksi DeReMa Jurnal Manajemen UPH harus merupakan karya asli yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya atau dalam proses evaluasi di publikasi ilmiah lainnya. Pengecualian diberikan bagi karya ilmiah yang telah dipublikasikan dalam proceedings. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Dewan Redaksi DeReMa berhak untuk menerbitkan karyanya apabila lolos dalam proses evaluasi redaksi DeReMa. Proses Telaah Karya Ilmiah Naskah yang dikirimkan akan melalui proses evaluasi dengan sistem double-blind peer review oleh penelaah yang dipilih oleh Dewan Redaksi dan minimal satu di antaranya adalah anggota Dewan Redaksi. Penelaah ditunjuk berdasarkan pertimbangan kepakaran dan kesesuaian bidang ilmu. Hasil evaluasi akan diberitahukan dalam waktu 2-3 bulan. Atas dasar komentar dan rekomendasi penelaah, Dewan Redaksi akan memutuskan apakah naskah diterima tanpa revisi, diterima dengan perbaikan, atau ditolak. Naskah yang telah diperbaiki harus dikembalikan kepada Dewan Redaksi dalam waktu yang telah ditentukan. Pengiriman Naskah Naskah dikirimkan melalui elektronik kepada Dewan Redaksi DeReMa Jurnal Manajemen UPH dengan alamat
[email protected]. Naskah yang dikirimkan harus mengikuti petunjuk yang telah ditentukan oleh dewan redaksi DeReMa berikut ini: 1. Naskah diketik dengan ukuran A4 dengan marjin batas atas, bawah, dan samping masing-masing 2,5 cm. Naskah diketik rata kanan dan kiri (justified) dengan spasi 11/2. 2. Halaman depan hanya memuat judul artikel, nama penulis, nama institusi/perusahaan tempat penulis berafiliasi, alamat korespondensi, dan abstrak. Naskah tidak lebih dari 20 halaman, termasuk gambar, tabel, dan daftar referensi. Nomor halaman ditempatkan pada bagian pojok kiri bawah. 3. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris maksimal 200 kata dan memuat tidak lebih dari 5 (lima) kata kunci. Penulisan bagian Abstrak berspasi tunggal dan dicetak miring. Abstrak harus menyatakan tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil, dan kontribusinya. 4. Gambar dan tabel diletakkan dalam badan tulisan. Gambar dan tabel diberikan nomor dengan menggunakan format penomoran Arab, contohnya Gambar 1, Tabel 1, dst. Judul gambar diletakkan pada bagian bawah gambar, sementara judul tabel ditempatkan pada bagian atas tabel. 168
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
5. Naskah diketik dengan menggunakan huruf Times sebagai berikut: Ukuran Bold Italics Judul artikel 14 Ya Tidak Nama penulis 12 Ya Tidak Nama institusi/afiliasi 12 Tidak Tidak Abstract 10 Tidak Ya Keywords 10 Tidak Ya Heading 12 Ya Tidak Isi naskah 12 Tidak Tidak Referensi 12 Tidak Tidak Judul gambar dan tabel 10 Tidak Tidak Tulisan dalam gambar dan ≥8 Tidak Tidak tabel
New Roman dengan ketentuan Keterangan Centered Centered Centered Justified Justified Justified Justified Justified; Marjin kiri 1 cm Centered -
6. Kutipan ditulis dengan menggunakan format APA (American Psychological Association). Catatan kaki tidak diperbolehkan untuk digunakan dalam penulisan naskah. Berikut adalah contoh penulisan kutipan dengan menggunaan format APA: a. Sumber kutipan dengan satu penulis: (Goulding, 2005) b. Sumber kutipan dengan dua penulis: (Schiffman & Kanuk, 2010) c. Sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis: (Ghazali et al., 2008) d. Dua sumber kutipan dengan penulis berbeda: (Ghazali et al., 2008; Danielsson, 2009) e. Dua sumber kutipan dengan penulis sama: (Lawson 2003, 2007). Jika tahun publikasinya sama: (Fam, 2008a, 2008b) f. Sumber kutipan dari institusi ditulis dengan menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan, misalnya (BI, 2011) g. Sumber kutipan dari hasil wawancara: (Aldiano, wawancara pribadi, Oktober 12, 2010) 7. Daftar referensi disusun secara berurutan secara abjad dan menggunakan sistem APA (American Psychological Association) yang dapat dilihat lengkapnya di http://www.calstatela.edu/library/guides/3apa.pdf. Berikut adalah contoh penulisan referensi: a. Buku: Goulding, C. (2005). Grounded theory: A practical guide for management, business, and market researchers. London: Sage Publication. b. Artikel atau bagian dalam sebuah buku: Gerke, S. (2000). Global lifestyles under local conditions: The new Indonesian middle class. dalam B.H. Chua (Eds.), Consumption in Asia: Lifestyle and Identities (pp. 135-158). New York, NY: Routledge. c. Artikel jurnal versi cetak: Ghazali, M., Othman, M.S., Yahya, A.Z., & Ibrahim, M.S. (2008). Products and country of origin effects: The Malaysian consumers perception. International Review of Business Research Paper, 4 (2), 91-102
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016
169
d. Artikel jurnal versi elektronik: Danielsson, S. (2009). The impact of celebrities on adolescents clothing choices. Undergraduate Research Journal for the Human Sciences, 8. Retrieved April 2011, from http://www.kon.org/urc/v8/danielsson.html. e. Artikel koran atau majalah: Widyastuti, R.S. (2011, Januari 14). Masih sebatas macan kertas. Kompas, 34. f. Laporan organisasi atau perusahaan: Bank Indonesia. (2011). Perekonomian Indonesia tahun 2010. Jakarta: Bank Indonesia.
170
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016