The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan . Silfia Afrina Fitri 1), Wince Hendri 2), Lisa Deswati 2) 1) Biology Education Student Guidance and Counseling Program University of Bung Hatta 2) Lecturer of Biology Faculty of Teacher Education Program University of Bung Hatta E-mail:
[email protected]
ABSTRACT This study aims to determine the effect of Problem Based Learning model of the learning outcomes biology class X of SMAN 1 Palembayan. This study is experimental with randomized research design Posttest Only Control Group Design. Population in this research is class X of SMAN 1 Palembayan. Samples were taken by purposive sampling technique that is based on the average value is almost the same classes used a sample class. Furthermore, the technique of random to determine the experimental class and control class then obtained a class X IPA1 as experimental class and the class X IPA3 as the control class. Instrument used in this research is to test student learning outcomes while data analysis techniques using t test. Based on the research results obtained by the average value of the experimental class was 78.6 and 73 in the control class, seen from the results of data analysis has been done obtained t (1,89)> t table (1.68), then the hypothesis is accepted. Likewise, on the assessment of affective experimental class 82.6 and 79.3 in the control group and the experimental classroom psychomotor assessment 85 and 79.3 in the control class. From the results of this study concluded that the presence of significant positive effect on problem based learning models for biology student learning outcomes. It is recommended at a biology teacher to be able to apply the model of Problem Based Learning in the learning process. Keywords: Model problem based learning, learning outcomes. 1.
lingkungan. Pendidikan terdiri dari beberapa
PENDAHULUAN Seiring
perkembangan
Ilmu
bidang salah satunya adalah Biologi.
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang
Biologi
merupakan
bagian
dari
semakin maju, tuntutan akan sumber daya
pendidikan sains yang mempelajari tentang
manusia yang berkualitas sangat diperlukan.
makhluk hidup dan gejala kehidupan. Materi
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk
biologi
membentuk sumber daya manusia yang
konsep. Anggapan umum, pelajaran biologi
berkualitas. Melalui pendidikan, manusia
merupakan pelajaran yang bersifat hafalan,
dapat mengembangkan potensi dalam dirinya
padahal tidaklah demikian. Lufri (2010: 18)
dan memberdayakan potensi alam dan
menyatakan bahwa “materi atau bahan
1
banyak
menuntut
pemahaman
pembelajaran biologi pada dasarnya berupa
diketahui
fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori.”
SMA N 1 Palembayan Kabupaten Agam
Oleh karena itu, guru biologi harus mampu
masih berpusat pada guru dan guru belum
menyajikan materi pelajaran dengan kreatif
menggunakan strategi yang bervariasi dalam
sehingga siswa tidak lagi beranggapan
proses pembelajaran sehingga peserta didik
bahwa pelajaran biologi adalah ilmu hafalan
kurang aktif dalam belajar. Sebagian peserta
dan
selesai
didik mengerjakan aktivitas lain seperti
dievaluasikan akan hilang dalam ingatan.
berbicara dengan teman sebangku, dan tidak
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya
serius memperhatikan guru menjelaskan
untuk
materi
membosankan
meningkatkan
yang
mutu
pendidikan
bahwa pembelajaran biologi di
pembelajaran.
Kemudian
peserta
termasuk mata pelajaran Biologi. Baik dari
didik tidak semuanya yang memiliki buku
segi pembenahan sarana dan prasarana
panduan belajar dan bahan ajar, sehingga
pendidikan, peningkatan profesiona-lisme
peserta didik menerima saja pembelajaran
tenaga pengajar melalui program sertifikasi
dari
itu,
untuk
guru, penyediaan peralatan laboratorium.
meningkatkan minat dan motivasi
peserta
Meskipun berbagai usaha telah dilakukan
didik guru harus kreatif dalam merancang
oleh pemerintah, Namun kenyatannya upaya
model pembelajaran supaya meningkatkan
tersebut
minat dan motivasi belajar peserta didik,
belum
mencapai
hasil
yang
guru.
memuaskan terhadap hasil belajar siswa.
sehingga
Bahkan
optimal.
sering
terdengar
keluhan
dari
Maka
hasil
dari
belajar
tercapai
secara
lembaga pendidikan tentang rendahnya mutu
Siswa kurang aktif dalam belajar
pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran
mengakibatkan hasil belajar biologi siswa
Biologi.
rendah, sehingga tidak mencapai Kriteria
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Ketuntasan
salah seorang guru mata pelajaran biologi
Minimal
(KKM),
yang
ditetapkan sekolah yaitu 75. Rendahnya hasil
2
belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata
sebagai berikut:
ujian semester I tahun pelajaran 2014/2015 Tabel 1. Nilai Rata-rata Ujian Semester I Biologi Siswa Kelas X SMAN 1 Palembayan Tahun Pelajaran 2014/2015 No Kelas Nilai Rata=Rata 1. X.1 58,10 2. X.2 56,05 3. X.3 57,95 Rata-rata 57,36 Sumber : Amasrul (Tata Usaha) SMAN 1 Palembayan (nilai diolah berdasarkan hasil ujian biologi semester I kelas X 2014/2015)
Apabila masalah di atas tidak disikapi
(Arends, 2008:46).
secara bijak dan baik, maka permasalahan peserta didik berikutnya.
Pembelajaran problem based learning
akan berlanjut pada materi Menyadari
pentingnya
merupakan
suatu
pendekatan
dalam
hal
pembelajaran dimana siswa mengerjakan
tersebut perlu dilakukan sebuah upaya untuk
permasalahan yang otentik dengan maksud
membangkitkan minat dan motivasi peserta
untuk
didik yang berpengaruh
sendiri,
terhadap hasil
menyusun
pengetahuan
mengembangkan
mereka
inkuiri
dan
belajar. Salah satu upaya untuk mengatasi
keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
permasalahan
mengembangkan
menggunakan
tersebut model
yaitu Problem
dengan based
kepercayaan
learning.
kemandirian
diri,
hal
ini
dan
diungkapkan
Arends dalam Trianto(2007: 68).
Problem based learning merupakan
Dapat
dipahami
based
dikenal sejak zaman Jonh Dewey. Dewey
pembelajaran yang menggunakan masalah
mendeskripsikan
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
tentang
untuk
suatu
peserta
masyarakat yang lebih besar dan kelas akan
membangun cara berpikir kritis dan terampil
menjadi laboratorium untuk penyelidikan
dalam
dan penuntasan masalah kehidupan nyata
mengkostruksi pengetahuan dan konsep yang
pemecahan
belajar,
model
pendidikan dengan sekolah sebagai cermin
3
didik
adalah
problem
pembelajaran berdasarkan masalah, telah
pandangan
learning
bahwa
masalah,
dengan
serta
esensial dari materi pelajaran. Jadi problem
kemandirian belajar dan keterampilan sosial
based learning memiliki gagasan bahwa
peserta ddik.
pembelajaran dapat efektif dan dicapai jika
keterampilan sosial itu dapat terbentuk ketika
kegiatan
peserta
pembelajaran
dipusatkan
pada
Kemandirian belajar dan
didik
berkolaborasi
untuk
tugas-tugas atau permasalahan yang otentik,
mengidentifikasi informasi, strategi, dan
relevan dan dipresentasikan dalam suatu
sumber
konteks. Menurut Tan (Rusman, 2012: 229)
menyelesaikan masalah (hosnan, 2014: 299).
problem based learning merupakan inovasi
belajar
Bloom
yang
relevan
mengelompokkan
untuk
hasil
dalam pembelajaran karena dalam problem
belajar dalam tiga wilayah (domain) atau
based learning kemampuan berfikir siswa
dikenal taksonomi bloom yaitu : (1) Ranah
betul-betul dioptimalisasikan melalui proses
Kognitif (Pengetahuan), (2) Ranah Afektif
kerja kelompok atau tim yang sistematis,
(Sikap),
sehingga
memberdayakan,
(Keterampilan). Penilaian yang dilakukan
mengasah, menguji, dan mengembangkan
untuk mengukur hasil belajar meliputi
kemampuan
secara
penilaian ranah kognitif, afektif, psikomotor.
berkesinambungan. Tujuan utama problem
Penilaian pada ranah kognitif maksudnya
based
pengukuran
siswa
dapat
berpikirnya
learning
bukanlah
penyampaian
(3)
hasil
Ranah
belajar
Psikomotor
siswa
yang
sejumlah besar pengetahuan kepada peserta
berkaitan dengan memperoleh pengetahuan,
didik,
pengembangan
pengenalan, pemahaman, dan penalaran.
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
Bentuk penilaian yang dilakukan dapat
pemecahan
berupa kuis maupun ujian akhir dalam
melainkan
pada
masalah
dan
sekaligus
mengembangkan kemampuan peserta didik
bentuk ujian tulis (Sudjana, 2011: 22 )
untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri.
problem
dimaksudkan
based
untuk
learning
Penilaian
pada
ranah
afektif
juga
digunakan untuk mengukur keaktifan belajar
mengembangkan
siswa yang berkaitan dengan keaktifan siswa
4
ketika belajar. Penilaian dapat dilakukan
didapat setelah melakukan kegiatan belajar
pada saat guru memberikan pertanyaan
yang meliputi penguasaan terhadap ranah
kepada siswa. Penilaian ranah psikomotor
kognitif, afektif dan psikomotor.
digunakan untuk mengukur hasil belajar
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
siswa yang berkaitan dengan gerak dalam
Mengetahui pengaruh
melakukan
problem based learning terhadap hasil
pekerjaan.
Penilaian
dapat
dilakukan pada saat kegiatan praktikum di
belajar
laboratorium.
Palembayan
menggunakan aspek
Bentuk rubrik
penilaian
penilaiannya
penskoran disesuaikan
biologi
penggunaan model
kelas
X
SMA
Kabupaten
N
Agam
1 dan
dimana
Mengetahui ranah afektif dan psikomotor
dengan
siswa pada kelas X SMAN 1 Palembayan.
karakteristik materi pelajaran.
II. METODE PENELITIAN
Menurut Iryanti (2004:56) Penilaian
Penelitian ini telah dilaksanakan di
hasil belajar hendaknya melibatkan kegiatan
SMAN 1 Palembayan pada kelas X semester
ranah kognitif, afektif dan psikomotor,
II tahun ajaran 2014/2015. Sesuai dengan
karena antara ketiga aspek saling terkait satu
rumusan masalah dan tujuan yang ingin
sama lain. Beberapa ahli menyatakan bahwa
dicapai dalam penelitian ini, maka jenis
setiap orang dapat diramalkan perubahannya
penelitian yang akan akan dilaksanakan
apabila seseorang telah memiliki penguasaan
adalah
kognitif tinggi. Hasil belajar afektif dan
pelaksanaan Penelitian diberikan perlakuan
psikomotor ada yang tampak pada saat
terhadap
proses belajar mengajar berlangsung ada
eksperimen
pula yang tampak setelah pelajaran diberikan
eksperimen diterapkan model problem based
dalam praktek kehidupannya sehari-hari.
learning dan kelas kontrol
Dengan demikian dapat diketahui bahwa
dilakukan dengan model konvensional.
hasil belajar merupakan perubahan yang
Rancangan
5
penelitian
2
kelas dan
dari
Eksperimen.
sampel kelas
Pada
yaitu
kelas
kontrol.
penelitian
Kelas
pembelajaran
ini
adalah
Randomized Control Group Posttest Only
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
Design. Populasi dalam penelitian ini adalah
ini meliputi tes tertulis untuk ranah kognitif.
seluruh siswa kelas X SMA N 1 Palembayan
Sebelumnya soal uji coba harus reliabel
yang terdaftar tahun pelajaran 2014/2015.
sehingga soal pasti valid, soal di uji tingkat
Teknik pengambilan sampel dengan purposif
kesukaran soal dan daya beda agar soal tes
sampling dengan mengambil nilai hasil ujian
akhir benar valid dan lembar observasi untuk
semester 1 biologi kelas X SMA N 1
ranah afektif dan rubrik penskoran untuk
Palembayan dengan menghitung nilai rata-
ranah psikomotor di isi oleh satu orang
rata masing-masing kelas. Kemudian kelas
observer yaitu guru biologi kelas X SMA
yang memiliki rata-rata yang mendekati
Negeri 1 Palembayan.
dijadikan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel.
Penentuan
kelas
eksperimen dan kontrol dilakukan secara random
dengan
diadakan undian
Data penelitian ini didapat dari hasil
yang
belajar siswa melalui tes akhir pada kegiatan
terambil pertama ditetapkan sebagai kelas
pembelajaran
dan
eksperimen (X.1) dan yang terambil yang
pembelajaran
tentang
kedua ditetapkan sebagi kelas kontrol ( X.3).
ekosistem, tes yang digunakan berbentuk
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel
objektif, sebelum tes akhir dilakukan maka
bebas yaitu pembelajaran biologi siswa
soal diuji cobakan terlebih dahulu pada kelas
dengan menggunakan
model Problem
yang bukan sampel yaitu kelas X2 SMA N 1
Based Learning sedangkan variabel terikat
Palembayan. Jumlah soal yang diuji cobakan
yaitu hasil belajar siswa setelah penelitian
sebanyak 45 butir soal dengan jumlah siswa
dilakukan. Jenis data dalam penelitian ini
sebanyak 20 orang. Pada validitas soal uji
adalah data primer yang langsung diambil
coba terdapat 25 soal yang dipakai dan 20
dari tes hasil belajar siswa yang diperoleh
soal yang dibuang, soal yang dipakai
dari hasil tes akhir yang diberikan.
dijadikan sebagai alat evaluasi tes akhir
6
merupakan pokok
hasil bahasan
belajar pada kelas sampel. Berdasarkan hasil
diperoleh data hasil belajar siswa seperti
analisis jawaban siswa pada tes akhir, maka
pada tabel 2.
Tabel 2. Nilai Rata-rata, Simpangan Baku, dan Varians Kelas Sampel Kelas N S S2 X Eksperimen 20 78,6 67,83 8,23 Kontrol 20 73 95,79 9,78 Dari tabel 10 terlihat bahwa nilai terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan rata-rata, simpangan baku dan varians kedua
uji homogenitas terhadap hasil belajar kedua
kelas
kelas sampel.
sampel,
pada
kelas
eksperimen
memiliki nilai rata-rata tinggi dari pada kelas
a. Ranah Kognitif
kontrol namun perbedaan rata-ratanya tidak
1. Uji Normalitas
signifikan. Nilai rata-rata kelas eksperimen
Uji normalitas tes akhir pada kedua
adalah 78,6 sedangkan nilai rata-rata kelas
kelas sampel didapatkan harga L0 dan Lt
kontrol adalah 73.
untuk taraf nyata α = 0,05 seperti terlihat
Untuk menarik kesimpulan tentang hasil
pada tabel 3 berikut ini
belajar biologi siswa dilakukan analisis secara
statistik.
Sebelum
uji
hipotesis
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Α Kelas N Lo Lt Eksperimen 20 0,05 0,083 0,190 Kontrol 2 0,05 0,090 0,190 Berdasarkan dari tabel 11 terlihat mengetahui apakah data
Ket Normal Normal
yag diperoleh
bahwa kedua kelas sampel memiliki Lo < Lt,
mempunyai varians yang homogen atau
hal ini menandakan bahwa data terdistribusi
tidak. Uji homogenitas menggunakan uji F
secara normal.
yang tersaji pada Tabel 4.
Uji homogenitas bertujuan untuk Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Fhitung Ftabel Keterangan Eksperimen 0,05 1,41 2,16 Varians Homogen Kontrol
7
Dari Tabel 4 tampak bahwa Fhitung<
homogenitas,
diketahui
bahwa
kelas
Ftabel yang berarti kedua kelas sampel
eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi
memiliki varians yang homogen.
normal dan memiliki varians yang homogen.
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Rata-rata nilai Taraf signifikan (0,05) Eksperimen 78,6 1,68 Kontrol 73 1,68 Dari hasil analisa data didapatkan siswa yang mana sikap siswa atau afektif ini thitung = 1,89 dan ttabel 1,68 dengan dk = 38
dinilai langsung oleh guru bidang studi
taraf signifikan (α) = 0,05 ini berarti thitung >
biologi siswa kelas X yang berperan sebagai
ttabel, dengan demikian hipotesis diterima.
observer. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 6.
1. Penilaian Aspek Afektif Pada
proses
pembelajaran
berlangsung, peneliti juga menilai sikap Tabel 6. Hasil Penilaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1 82 79 2 83 80 3 83 79 Rata-rata (%) 82,6 79,3 Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat
dinilai langsung oleh guru bidang studi
bahwa rata-rata penilaian afektif siswa untuk
Biologi kelas X. Hasil penilaian tersebut
pertemuan 1, 2 dan 3 jika dipersentasikan
selama tiga kali pertemuan dapat dilihat pada
pada kelas eksperimen yaitu 82,6%
rata-rata nilai psikomotornya yang tersaji
dan
kelas kontrol 79,3%. Hal ini menunjukan
dalam tabel 7.
perbedaan nilai tidak terlalu signifikan 2. Penilaian aspek psikomotor Penilaian aspek psikomotor juga
8
Tabel 7. Hasil Penilaian Aspek Psikomotor Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1 85 80 2 83 78 3 87 80 Rata – rata (%) 85 79,3 Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat
siswa
lebih
aktif
mengeluarkan
bahwa penilaian psikomotor siswa pada
pendapat
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
memecahkan masalah. Selain itu, siswa
pertemuan 1, 2 dan 3 perbedaan nilainya
berdiskusi dimana siswa tersebut mampu
tidak terlalu signifikan yaitu dengan rata-rata
mengeluarkan
jika dipersentasikan kelas eksperimen adalah
sendirinya tanpa rasa takut dan siswa tampil
85% dan kelas kontrol 79,3%. Berdasarkan
di depan kelas untuk mempresentasikan hasil
uji statistik yang telah dilakukan, terlihat
kerja kelompok. Di sini terlihat adanya
bahwa hasil belajar biologi siswa yang
motivasi dan semangat siswa dalam proses
menggunakan model problem based learning
pembelajaran. Model
lebih tinggi daripada pembelajaran yang
leraning lebih mengarahkan siswa untuk
menggunakan metode ceramah, diskusi dan
lebih bisa saling bekerjasama dan berbagi
tanya jawab. Hal ini dapat dilihat dari nilai
pengetahuan antara siswa yang satu dengan
rata-rata hasil penilaian kognitif biologi yang
yang lainnya. Hal ini setara dengan pendapat
diperoleh dari kelas eksperimen dengan kelas
vigotsky
kontrol,
kelas
interaksi sosial dengan teman lain memacu
eksperimen 78,6 dan kelas kontrol 73 begitu
terbentuknya ide baru dan memperkaya
juga
dan
perkembangan intelektual siswa. Dengan
psikomotor. Peningkatan hasil belajar siswa
adanya kerjasama tiap pasangan kelompok
disebabkan
ini
dimana
dengan
nilai
penilaian
karena
rata-rata
afektif
adanya
pengaruh
serta
dalam
ide-ide
(Rusman,
sangat
bekerjasama
mereka
Problem
2013-244)
membantu
mereka
dalam
dengan
based
bahwa
dalam
penerapan model problem based learning.
mempresentasikan hasil belajar dan lebih
Ini terlihat pada kelas eksperimen dimana
bersemangat untuk mengikuti diskusi 9
dapat
tersebut.
kemampuan soaial yang tinggi.
Model Problem Based Learning,
Pada kelas kontrol pembelajaran berlangsung
mengembangkan
kemampuan
seperti
biasa
yaitu
menggunakan
pemecahan masalah, berpikir kritis, dan
pembelajaran yang menggunakan metode
keterampilan komunikasi siswa. Sejalan
ceramah, diskusi dan tanya jawab. Kelas ini
dengan yang dikemukakan oleh Rusman
memiliki nilai rata – rata di bawah kelas
(2012) keuntungan Problem Based Learning
eksperimen yaitu 73. Hal ini disebabkan
dapat
keterampilan
siswa hanya menerima materi dari guru saja
intradisipliner, Menciptakan lingkungan belajar
dan dalam proses pembelajaran kurangnya
yang aktif serta meningkatkan motivasi dan
interaksi siswa dengan guru. Ini disebabkan
berfikir kritis siswa hal ini sesuai dengan hasil
karena guru hanya menerangkan materi di
penelitian diperoleh hasil belajar siswa
depan kelas sehingga proses pembelajaran
meningkat dari biasanya dan rata-rata siswa
seperti ini mengakibatkan siswa menjadi
juga meningkat melebihi KKM sekolah yaitu
jenuh dan cepat lupa akan materi yang telah
75. Pada model Problem based Learning ini
disampaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat
siswa dibagi ke dalam kelompok diskusi,
Syah (2010:163) penyebab kejenuhan ini
Wisudawati
(2014:90)
adalah karena siswa sudah letih sehingga
menyatakan bahwa Problem Based Learning
perasaan bosan pada siswa pun muncul. Ini
menyarankan untuk bekerja sama dalam
dikarenakan
suatu kelompok, dapat berpasangan atau
motivasi dan konsolidasi.
kelompok kecil. Bekerja kelompok berguna
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dalam
mengembangkan
dan
Sulistyowati
menyelesaikan
masalah
yang
berkelompok
dapat
tersebut
kehilangan
Kesimpulan
kompleks menjadi mudah, karena dalam bekerja
siswa
1. Hasil
menambah
belajar
menggunakan
motivasi, pengembangan berfikir, dan
biologi model
siswa
yang
problem
based
learning lebih baik (78,6) dari pada hasil
10
belajar biologi siswa yang menggunakan
2. Guru
harus
lebih
memperhatikan
pembelajaran konvensional (73) di kelas
pengelolaan kelas dalam penerapan model
X IPA SMA N 1 Palembayan.
problem based learning dalam proses
2. Hasil uji hipotesis didapatkan thitung = 1,89
pembelajaran agar siswa benar-benar
> ttabel 1,68, maka Ho ditolak H1 diterima
belajar dengan baik, aktif dan berpikir
dengan berarti terdapat pengaruh model
kritis dalam memecahkan masalah.
problem based learning terhadap hasil
DAFTAR PUSTAKA
belajar biologi kelas X SMA N 1 Arends, R I. (2008). Learning To Teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Palembayan. 3. Hasil
penilaian
afektif
pada
kelas
eksperimen (82,6) kelas kontrol (79,3)
Lufri. (2007). Strategi Pembelajaran Biologi Teori, Praktik, dan penelitian. Padang: UNP Press
menunjukkan perbedaan meskipun tidak
Rusman.
terlalu signifikan serta terdapat juga
(2012). ModelModel Pembelajaran. Jakarta : Grafindo.
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka
perbedaan dari hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen (85) dan kelas
Wisudawati, A.Widi; Sulistyowati, E. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
kontrol (79,3). Saran 1. Guru dapat menggunakan model problem based learning sebagai alternatif dalam usaha meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
11