THE ANALYSIS OF COMPARATION SYARIAH BANK WORK WITH THE INCOME STATEMENT APPROACH AND VALUE ADDED APPROACH TOWARDS BANK GROWTH (A Case Study at PT. Bank Muamalat Jln. HZ. Mustofa Branch Tasikmalaya)
Novia Ulfah 113403174 Email :
[email protected]
Program Study Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT The objectives of this study are to analyze the differences in financial performance of Islamic bank by using the income statement approach and value added approach on financial ratios. Financial ratios used consisted of ROA, ROE, NPM, and REO. Object used in this research is PT. Bank Muamalat Indonesia CabangTasikmalaya. The population of this research is the financial statements PT. BMI Cabang Tasikmalaya, while the sample was consolidated financial statements year 2007-2014 for each of Income Statement Approach and Value Added Approach. Analysis tool used to prove the hypothesis of this study is an Statistic Deskriptif, Principal Component Analysis (PCA), independent sample ttest, and Uji T-test. The results showed that the average financial ratio (ROA, ROE, NPM and REO) there are significant differences between the Income Statement Approach and Value Added Approach, while the NPM and REO ratio between the Income Statement Approach and the Value Added Approach there is not a difference. But when viewed in the overall level of profitability shows that there are significant differences between the Income Statement Approach and Value Added Approach.
Keywords: Income Statement Approach, Value Added Approach, Financial Performance
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN METODE INCOME STATEMENT APPROACH DAN VALUE ADDED APPROACH TERHADAP PERTUMBUHAN BANK (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Jln. HZ. Mustofa Cabang Tasikmalaya)
Novia Ulfah 113403174 Email :
[email protected]
Program Study Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan banksyariah dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah berdasarkan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari ROA, ROE, NPM dan REO. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Tasikamalaya. Populasi dari penelitian ini adalah laporan keuangan PT. BMI Cabang Tasikmalaya, sedangkan sampel yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2007-2014 untuk masing-masing pendekatan yaitu Income Statement Approach dan Value Added Approach. Alat analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian ini adalah Statistik Deskriptif, Principal Komponen Analisis (PCA), independent sample ttest dan Uji Beda t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata rasio keuangan (ROA, ROE, NPM, REO) terdapat perbedaan yang signifikan antara Income Statement Approach dan Value Added Approach, sedangkan pada rasio NPM dan REO antara Income Statement Approach dan Value Added Approach tidak terdapat perbedaan. Akan tetapi bila dilihat secara keseluruhan tingkat profitabilitas menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara Income Statement Approach dan Value Added Approach.
Kata kunci: Laporan Laba Rugi, Laporan Nilai Tambah, Kinerja Keuangan
PENDAHULUAN Sistem ekonomi yang berkembang dewasa ini adalah sistem kapitalisme dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya bertentangan
dengan
islam.
Semenatra
ekonomi
islam
yang
lebih
mempertimbangkan faktor nilai, karakter luhur manusia, keutuhan sosial dan pembalsan Alloh di akhirat justru perekmbangannya lebih lambat. Dalam kacamata Islam kegiatan ekonomi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi harus memiliki nilai ibadah. Sejarah Akuntansi Syariah Akuntansi, menurut sejarah konvensional, disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli yang menulis buku “Summa deArithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Doubel entry Accounting System”. Namun apabila kita pelajari “Sejarah Islam” ditemukan bahwa setelah munculnya islam di Semenanjung Arab dibawah pemimpin Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian dilanjtkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang ditetapkan untuk perorangan, perserikatan (Syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah membidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan). Bahkan Al-Quran sebagai kitab suci umat islam menganggap masalh ini sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang. Yakni surat Al-Baqarah ayat 282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah) dalam bermuamalah (bertransaksi), penunjukan seorang
pencatat beserta saksinya, dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut. Dengan demikian, dapat kita skasikan dari sejarah, bahwa ternyata islam lebih dahulu mengenal sistem akuntansi, karena Al- Quran telah diturunkan pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494 M. Prinsip utama yang harus dikembangkan oleh bank syariah dalam meningkatkan kinerja keuangan adalah kemampuan bank syariah dalam melakukan pengolahan dana. Yaitu kemampuan bank syariah memberikan bagi hasil yang optimal kepada nasabah. Penilaian kinerja keuangan bank syariah dapat dilakuan dengan menganalisa laporan keuangan yang diterbitkan. Yaitu dengan menganalisa tingkat profitabilitas bank syariah yang bersangktan, dengan menggunakan empat rasio yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Rasio Efesiensi Operasional (REO). Kualitas kinerja keuangan bank syariah, dpaat dilihat seberapa besar rasio kinerja keuangan yang diperoleh. Semakin besar rasio yang diperoleh berati kemampuan bank syariah dalam memberikan keuntungan bagi hasil kepada nasabah semakin baik, dan sebaliknya jika perolehan rasio kinerja keuangan kecil berarti kemampuan bank syariah memberikan keuantungan berupa bagi hasil kepada nasabah rendah. Namun saat ini para pengguna laporan keuangan (nasabah, karywan, pemerintah, masyarakat, manajement) dihadapakan satu kondisi dimana laporan keuangan bank sariah belum dapat melakukan analisa terhadap kinerja keuangan bank syariah secara tepat, mengingat laporan keuangan bank syariah
sebagaimana termuat dalam pedoman standar akuntansi keuangan (PSAK) No.59, hanya memuat sejumlah elemen laporan keuangan sebagaimana elemen dalam laporan keuangan bank konvensional, ditambah dengan beberapa laporan seperti laporan perubahan Dana Investasi Terikat, Laporan Dana Zakat dan Shadaqoh serta Laporan Qardul Hasan. Selain itu di dalam kerangkan Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah disebutkan bahwa tujuan akuntansi keuangan bank syraiah adalah penyediaan informasi keuangan ditambah dengan seputar informasi yang berkaitan terhadap prinsip syariah, yang merupakan karakteristik dari bank syariah. Jika dikaji secara lebih mendalam, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan bank syariah masih berorientasi pada kepentingan Direct stakeholders. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan studi kasus yang merupakan penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti (Mohammad. Nizar,1999:63). PEMBAHASAN Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasarkan Income Statement Approach Untuk dapat melihat karakteristik kinerja keuangan Bank Syariah dari rasio keuangan yang dihasilkan dapat digunakan analisis statistik deskriptif. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat karakteristik data, dimana dalam penelitian menggunakan mean, deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum dari
masing-masing rasio yang mewakili. Hasil analisis statistik deskriptif baik income statement approach tabel dibawah. Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian dengan Income Statement Approach N ROA ROE NPM REO Valid N (listwise)
8 8 8 8 8
Descriptive Statistics Minimum Maximum ,45 9,16 ,02 33,14 ,15 13,85 ,15 95,50
Mean 4,3313 12,7963 6,1113 53,9350
Std. Deviation 3,79351 12,53964 5,57536 44,61800
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui variabel ROA memiliki nilai minimum 0,45 dan nilai maksimum 9,16. Nilai rata-rata sebesar 4,3313 dengan standar deviasi sebesar 3,79351 dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam ROA. Angka 4,3313 tersebut menunjukan angka yang relatif besar karena simpangan baku pada ROA lebih rendah dari 4,3313 yaitu 3,79351. Hal ini mengindikasikan bahwa efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan besarnya aset yang dimiliki untuk menciptakan laba adalah baik sehingga ROA menjadi besar. Pada variabel ROE memiliki nilai minimum 8,03 dan nilai maksimum 33,14. Nilai rata-rata sebesar 20,4180 dengan standar deviasi sebesar 9,02970, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam ROE. Angka 20,4180 tersebut menunjukan angka yang lebih tinggi, karena simpangan baku pada ROE lebih kecil dari 20,4180 yaitu 9,02970. Hal tersebut mengindikasikan bahwa efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan kontribusi pemilik yang ada dalam penciptaan laba adalah baik.
Pada variabel NPM memiliki nilai minimum 3,02 dan nilai maksimum 13,85. Nilai rata-rata sebesar 9,4920 dengan standar deviasi sebesar 4,02877, dapat diartikan bahwa adanya variasi dalam NPM. Angka 9,4920 tersebut menunjukan angka yang lebih tinggi, karena simpangan baku pada NPM lebih rendah dari 9,4920 yaitu 4,02877. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih adalah baik sehingga total pendapatan menjadi besar. Pada variabel REO memiliki nilai minimum 78,94 dan nilai maksimum 95,50. Nilai rata-rata sebesar 86,0900 dengan standar deviasi 6,11115, dapat diartikan bahwa adanya angka yang relatif besar karena simpangan baku pada REO lebih kecil dari 86,0900 yaitu 6,11115. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat efesiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan opersionalnya adalah kurang baik. Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasarkan Value Added Approach Untuk dapat melihat karakteristik dari rasio keuangan tersebut dapat digunakan analisis deskriptif. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat karakteristik data, dimana dalam penelitian ini menggunakan mean, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum dari masing-masing rasio yang mewakili. Hasil analisis statistik deskriptif baik Value Added Approach dari tabel dibawah.
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian dengan Value Added Approach Descriptive Statistics Minimum Maximum
N ROA ROE NPM REO Valid N (listwise)
8 8 8 8 8
,31 -7,15 -5,44 ,32
5,72 11,88 12,99 58,06
Mean 2,9563 5,0613 5,4513 30,5113
Std. Deviation 1,72017 6,17755 6,49457 23,38463
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 variabel ROA memiliki nilai minimum 1,67 dan nilai maksimum 4,47 nilai rata-rata sebesar 2,5680 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,70574, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam ROA. Angka 2,5680 tersebut menunjukan angka yang relatif besar karena simpangan baku pada ROA lebih rendah dari 2,5680 yaitu 0,70574. Hal ini menunjukan bahwa efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan besarnya aset yang dimiliki untuk menciptakan laba adalah baik, sehingga nilai ROA menjadi besar. Pada variabel ROE memiliki nilai minimum -7,15 dan nilai maksimum 11,80. Nilai rata-rata sebesar 11,88 dengan standar deviasi sebesar 6,17755 dari hal tersebut dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam ROE. Angka 11,88 tersebut menunjukan angka yang relatif kecil karena simpangan baku pada ROE lebih besar dari 11,88 yaitu sebesar 6,17755. Hal ini mengindikasikan bahwa efektifitas perusahaan dalam memnafaatkan kontribusi pemilik yang ada untuk menciptakan laba adalah kurang baik. Pada cariabel NPM memiliki nilai minimum sebesar -5,44 dan maksimum sebesar 12,99. Sedangkan nilai rata-rata adalah sebesar 5,4513 dengan standar deviasi sebesar 6,49457 dari angka tersebut dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam NPM. Angka 5,4513 tersebut menunjukan angka yang relatif lebih
rendah, karena simpangan baku pada NPM lebih tinggi dari 6,49457 yaitu sebesar 5,4513. Hal ini mengindikasikan bahwa kemmapuan bank dalam menghasilkan laba bersih adalah kurang baik sehingga total pendapatan menjadi kecil. Pada variabel REO memiliki nilai minimum sebesar 0,32 sedangkan nilai maksimum sebesar 58,06. Nilai rata-rata sebesar 30,5113 dengan standar deviasi sebesar 23,38463, dari angka tersebut dapat diartikan adanya variasi yang terdapat pada REO. Angka 23,38463 tersebut menunjukan angka yang relatif besar karena simpangan baku pada REO lebih kecil dari 30,5113 yaitu 23,38463. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat efesiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan opersionalnya adalah kurang baik. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasrkan Income Statement Approach dan Value Added Approach Tabel 4.7 Data Rasio Keuangan Bank Syariah Berdasarkan Income Statement Appproach dan Value Added Approach Tahun ROA REO NPM REO ISA
VAA
ISA
VAA
ISA
VAA
ISA
VAA 43,3
2007
2,18
3,06
22,35
6,86
11,31
6,59
83,38
2008
2,6
3,47
33,14
11,88
13,85
10,5
78,94 46,27
2009
0,45
1,67
8,03
-7,15
3,02
-5,44
95,5 58,06
2010
1,36
2,26
17,78
7,08
9,05
10,77
87,38 47,73
2011
1,52
2,38
20,79
11,24
10,23
12,99
85,25 39,29
2012
8,68
5,72
0,15
0,11
0,88
0,13
0,45
0,32
2013
8,70
4,78
0,11
6,09
0,40
0,01
0,43
1,02
2014
9,16
0,31
0,02
4,38
0,15
8,06
0,15
8,10
Dari data di atas dapat diketahui rasio-rasio kinerja keungan bank syariah yang dihasilkan berdasarkan Income Statement Approach dan Value Added Approach. Untuk mengetahui seberapa signifikan perbandingan kinerja keuangan dengan menggunakan kedua metode tersebut, maka langkah awal yaitu dengan mereduksi keempat rasio tersebut sehingga muncul satu faktor baru yang akan mewakili keempat rasio tersebut yaitu dengan menggunakan analisis komponen utama (Principal Component Analisis/ PCA). Untuk dapat mengetahui hasil reduksi dari keempat rasio tersebut dapat diketahui dari tabel dibawah: Tabel 4.8 Reduksi Faktor dengan PCA dengan Metode Income Statement Approach Principal Component Factor Analysis of the Correlation Matrix Variabel Factor1 ROA
-0,928
ROE
0,936
NPM
0,935
REO
0,948
Extraction Method: Principal a. Factor 1 Component extracted
Component
Analysis
Dari tabel di atas maka diperoleh persamaan untuk faktor baru adalah: F1 = (-0,928Xroa) + 0,936Xroe + 0,935Xnpm + 0,948Xreo Tabel 4.9 Reduksi Faktor dengan PCA dengan Metode Value Added Approach Principal Component Factor Analysis of the Correlation Matrix Variabel Factor1 ROA
-0,412
ROE
0,847
NPM
0,965
REO
0,396
Extraction Method: Principal a. Factor 1 Component extracted
Component
Analysis
Dari tabel di atas maka diperoleh persamaan untuk faktor baru adalah: F1 = (-0,412Xroa) + 0,847 + 0,965 + 0,396 Dari hasil perhitungan kedua persamaan di atas maka di dapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.10 PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ISA DAN VAA Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
ISA 150.53 -40,96 -84,05 -59,44 -53,32 -2,44 -2,94 -3,55
VAA 9,99 18,44 -64,66 -25,17 -11,39 -4,79 11,58 19,01
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari skor-skor faktor yang dihasilkan dari perhitungan kedua persamaan dapat digunakan untuk menggantikan skor-skor pada variabel bebas yang asli. Setelah komponen hasil PCA yang beda multikolinearitas diperoleh maka komponen-komponen tersebut dianalisis tingkat perbandingannya dengan menggunakan independent sample t-test. Maka untuk mengetahui tingkat perbandingannya dapat dilihat dari tabel 4.11. (lampiran) Dari tabel di atas diperoleh hasil perbandingan kinerja dengan menggunakan
income
statement
approach
dan
value added
approach
menggunakan uji statistic independent sample t-test. Berdasarkan tabel tersebut, hasil yang diperoleh dari bagian pertama output SPSS terlihat rata-rata kinerja pada Income Statement dengan indeks “IS” adalah sebesar 25,7700 sedangkan pada Value Added dengan indeks “VA” adalah sebesar -49,8125 Secara absolut jelas bahwa rata-rata kinerja dengan
menggunakan metode IS dan VA berbeda. Namun untuk melihat apakah perbedaan ini memang nyata secara statistik maka harus dilihat juga output bagian kedua yaitu Independent Sample T-Test. Pada tabel bagian kedua output spss terlihat bahwa F hitung levene test sebesar 2,423 dengan profitabilitas 0,171, karena profitabilitas > 0,04 maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian anatara IS dan VA adalah sama. dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah sebesar 0,171 dengan profitabilitas signifikan 0, 176 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pada income statement approach dan value added approach adalah sama. Maka dengan demikian, hipotesis nol (Ho) diterima dan atau (Ha) hipotesisi alternatif ditolak. Dari hasil analisis ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja antara income statement approach dan value added approach pada tahun 2007 sampai dengan 2014 karena tingkat signifikasi kinerja > 0,04. Oleh karena itu hal ini dikarenakan tidak adanya perbedaan begitu signifikan antara lab arugu dan nilai tambah, hanya saja perbedaan pada penempatan posisi akun-akun saja serta meskipun terdapat penambahan akun pada laporan nilai tambah tidak mempengaruhi nominal yang begitu besar baik pada total nilai tambah, modal maupun asset. Sehingga rasio-rasio yang dihasilkan tidak begitu berbeda secara signifikan. Merajuk dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Isnaini Endah Damastuti, 2010 yang mengkaji Analisis perbandingan kinerja keuangan bank
syariah dengan menggunakan metode income statement approach dan value added approach. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari keseluruhan rasio digunakan diketahui memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan, dengan menggunakan rasio yang sama dengan menggunakan metode yang sama tetapi memiliki hasil yang berbeda. Dalam penelitian yang penulis lakukan, dari hasil perhitungan dari kedua metode tersebut (Income Statement Approach dan value added approach) tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan ini disebabkan metode perhitungan nilai tambah mengguakan usulan mulawarman, sedangkan penulis menggunakan usulan Ratmono yang dalam proses perhitungannya lebih mendetail, serta penempatan sumber nominal yang berbeda. Contohnya pada akun zakat, penelitian terdahulu nominal zakat diambil dari catatan atas laporan keuangan sedangkan pada usulan Ratmono, nominal zakat diambil dari nilai tambah kotor sebelum distribusi sehingga akan menghasilkan angka yang lebih besar. 4.2.4 Pengaruh kinerja keuangan Bank Syariah dengan Metode Income Statement Approach Terhadap Pertumbuhan Asset Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan (ROA, ROE, NPM, REO) dengan menggunakan metode income statement approach terhadap pertumbuhan asset maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mereduksi keempat variabel tesebut menajdi satu faktor dengan menggunakan Principal Component Analisis (PCA). Maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12 Reduksi Faktor degan PCA Component Matrix Variabel Factor1 ROA
-0,928
ROE
0,936
NPM
0,935
REO
0,948
Extraction Method: Principal a. Factor 1 Component extracted
Component
Analysis
Tabel di atas berisikan Factor loading antara variabel-variabel analisis dengan faktor yang terbentuk. Sehingga diperoleh persamaan: FI = (-0,928Xroa) + 0,936Xroe + 0,935Xnpm + 0,948X reo Berdasarkan hasil perhitungandari persamaan di atas, emnghasilkan hanya satu factor yang terbentuk dari keempat variabel. Hal ini menunjukan bahwa satu faktor adalah jumlah yang paling optimal untuk mereduksi keempat variabel bebas tersebut. Setelah dapat variabel bebas yang baru melalui perhitungan persamaan melalui teknik PCA, maka kita akan meregresikan variabel bebas yang baru:
TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tabel 4.13 Kinerja dan Total Asset Berdasarkan Metode Income Statement Approach KINERJA ISA ASSET -47,88 10.569.078.452 -29,87 12.610.852.548 -84,04 16.027.178.859 -59,44 21.400.793.090 -53,01 32.479.506.528 -4,79 44.854.413.084 11,58 53.723.978.628 19,01 62.413.310.135
Maka dari hasil regresi linear sederhana dari tabel di atas dapat dilihat pada tabel 4.14. (lampiran) Dari tabel di atas didapatkan nilai koefisiensi korelasi (r) sebesar 0,469. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja dengan metode income statement dengan asset, selain itu nilai Sig pada tabel koefisien menunjukan angka 0, 241 > 0,05 itu artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja terhadap pertumbuhan aset pada Bank Muamalat Indonesia. Selain itu, dapat diketahui seberapa besar pengaruh Fact1 terhadap aset PT.BMI melalui koefisien determinasi, dengan rumus : KD = r2 x 100% KD = (0,469)2 x 100% KD = 21,9% Artinya, kinerja keuangan dengan metode Income Statement Approach hanya dapat mempengaruhi variabel asset yaitu hanya sebesar 21,9%. Sedangkan sisanya sebesar 78,1% menyatakan variabel asset dapat dipengaruhi oleh variabelvariabel lain yang tidak diteliti. 4.2.5 Pengaruh Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Metode Value Added Approach Terhadap Pertumbuhan Asset Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan (ROA, ROE, NPM, REO) dengan menggunakan Metode Value Added Approach terhadap pertumbuhan asset maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mereduksi keempat variabel tersebut menjadi satu faktor dengan
menggunakan Principal Component Analisis (PCA). Maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.15 Reduksi Faktor degan PCA Component Matrix Variabel PCI ROA
-0,293
ROE
0,603
NPM
0,687
REO
0,282
Extraction Method: Principal a. Factor 1 Component extracted
Component
Analysis
Tabel di atas berisikan Factor loading antara variabel-variabel analisis dengan faktor yang terbentuk, sehingga diperoleh persamaan: FI = (-0,293Xroa) + 0,603Xroe + 0,687Xnpm + 0,282X reo Berdasarkan hasil perhitungan dari persamaan di atas, memang dihasilkan hanya satu factor yang terbentuk dari keempat variabel. Hal ini menunjukan bahwa satu faktor adalah jumlah yang paling optimal untuk mereduksi keempat variabel bebas tersebut. Setelah didapatkan variabel bebas yang baru melalui perhitungan persamaan melalui teknik PCA, maka kita akan meregresikan variabel bebas yang baru terhadap variabel tak bebas (asset).
TAHUN
Tabel 4.16 Kinerja dan Total Asset Berdasarkan Metode Value Added Approach KINERJA VAA ASSET
2007
-24,63
10.569.078.452
2008
-18,37
12.610.852.548
2009
-50,47
16.027.178.859
2010
-25,16
21.400.793.090
2011
-11,03
32.479.506.528
2012
-2,44
44.205.554.301
2013
-2,94
53.131.975.955
2014
-3,55
62.700.389.799
Maka dari hasil regresi linear sederhana dari tabel di atas diperoleh data di bawah ini pada tabel 4.17. (lampiran) Dari tabel di atas didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,808. Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar kinerja dengan metode Value Added Approach dengan asset, selain itu nilai Sig pada tabel koefisien menunjukan angka 0,15 > 0,05 itu artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja terhadap pertumbuhan asset berdasarkan Value Added Approach. Selain itu, dapat diketahui seberapa besar pengaruh kinerja terhadap asset di PT.BSM melalui koefisien determinasi, dengan rumus : KD = r2 x 100% KD = (0,808)2 x 100% KD = 65,2% Artinya, kecil kemungkinan kinerja dengan metode Value Added Approach dapat mempengaruhi variabel asset yaitu hanya sebesar 65,2%. Sedangkan sisanya sebesar 34,8% menyatakan variabel asset dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
Analisis Perbandingan Pertumbuhan Asset dengan Metode Income Statement Approach dan Value Added Approach Selain diketahui seberapa besar asset dapat dipengaruhi kinerja dengan menggunakan metode Income Statement Approach dan Value Added Approach maak untuk tahap selanjutnya yaitu menganalisis perbandingan pertumbuhan dengan menggunakan kedua pendekatan tersebut. Untuk lebih dapat membandingkan perbedaan pertumbuhan asset dengan menggunakan Income Statement Approach dan Value Added Approach maka dapat dilihat dari tabel di bawah: Tabel 4.18 Perbandingan Pertumbuhan Asset dengan Metode ISA dan VAA TAHUN Total Asset Metode ISA Total Asset Metode VAA 2007
10.569.078.452
10.475.450.990
2008
12.610.852.548
12.512.804.580
2009
16.027.178.859
15.927.228.240
2010
21.400.793.090
21.350.805.500
2011
32.479.506.528
32.413.587.790
2012 2013 2014
44.854.413.084 53.723.978.628 62.413.310.135
44.205.543.301 53.131.975.955 62.700.389.799
Dari tabel di atas dapat terlihat secara langsung perbandingan antara total asset dengan menggunakan Income Statement Approach dan total asset dengan mengunakan Value Added Approach. Jika dilihat secara langsung maka terdapat perbedaan antara total asset dengan menggunakan Income Statement Approach dan total asset dengan menggunakan Value Added Approach. Namun untuk dapt
lebih membandingkan secara statistik maka dapat diuji signifikasi dari angkaangka diatas. Hasil uji signifikasi dapat dilihat dari tabel 4.19. (lampiran) Dari tabel 4.16 dapat diketahui hasil perhitungan perbandingan total asset dengan metode Income Statement Approach dan Value Added Approach dengan menggunakan uji statistic Independen Sample T-Test. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil yang diperoleh dari bagian pertama output SPSS terlihat rata-rata total asset pada Income Statement Approah dengan indeks “IS” adalah sebesar
31,759
dengan indeks “VA” adalah sebesar
sedangkan pada Value Added Approach
31,589.
Secara jelas terlihat bahwa rata-rata
total asset antara IS dan VAS berbeda namun tidak terlalu signifikan, namun untuk melihar apakah perbedaan ini memang nyata secara statistik maka harus dilihat juga output bagian kedua yaitu independent sample t-test. Pada bagian kedua output SPSS terlihat bahwa F hitung pada Levene Test adalah sebesar 2,240 dengan profitabilitas 0,00 karena profitabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian antara IS dan VAS adalah sama. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Terlihat pada output SPSS bahwa nilai t pada Equal Variance Assumed adalah 1,570 dengan profitabilitas signifikan 0,160 > 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa asset pada Income Statement Approach dan Value Added Approach sama. Maka dengan demikian, hipotesis nol (Ho) diterima dan atau (Ha) hipotesis alternatif ditolak.
Hal ini disebabkan karena selisih nominal asset yang kecil, yang hanya memasukan zakat dan deviden sebagai pengurang pada kas, sedangkan asset yang lain tidak terpengaruh oleh perhitungan dengan metode nilai tambah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Seperti yang dijelaskan oleh Triyuwono (2007:21) yang menyatakan bahwa nilai tambah syariah hanya sebagai pelengkap dari kebutuhan laporan keuangan saja tetapi hasil perolehan yang lebih besar bisa dilihat dari laporan laba rugi sebab laporan laba rugi sudah sering digunakan oleh bank konvensional. Hal ini sejalan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana Damayanti (2012) bahwa diantara rasio ROA, ROE, NPM, dan REO dari hasil keseluruhan pengolahan data didapatkan hasil dari kedua metode tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan tetapi metode Income Satement Approach lebih tinggi posisinya dibandingkan Value Added Approach.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis Statistik Deskriptif, uji statistic Independent Sample T-Test dan uji regresi linear sederhana yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan berdasarkan metode Income Statement Approach dan Value Added Approach yang diwakili oleh ROA, ROE, NPM dan REO, pada tahun 2007-2014 semuanya berkontribusi baik pada perusahaan. Namun pada kinerja keuangan dengan Income Statement Approach ada
rasio yang mengindikasikan tingkat efesiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya kurang baik. Hal itu disebabkan pada simpangan baku yang lebih kecil dibanding rata-rata. Sedangkan untuk Value Added Approach hanya rasio ROA yang berkontribusi baik dan rasio ROE, NPM dan REO itu sendiri memiliki kontribusi yang kurang baik terhadap perusahaan. 2. Kinerja keuangan dengan perbandingan metode Income Statement Approach dan Value Added Approach tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dapat dilihat secara kuantitatif besarnya keempat rasio tersebut pada Income Statement Approach masih dalam keadaan posisi lebih tinggi dibandingkan dengan Value Added Approach. Hal ini dikarenakan terdapat penambahan akun-akun baru pada format Value Added Approach sedangkan tidak ada akun yang hilang dari format Income Statement Approach. Dengan demikian total nilai tambah bersih akan lebih rendah dibandingkan dengan total laba. 3. Rasio kinerja keuangan (ROA, ROE, NPM, dan REO) berdasarkan Income Statement Approach dan Value Added Approach tidak memiliki pengaruh yang signifikan dilihat dari pengaruh metode Income Statement Approach yang hanya 65,2% terhadap pertumbuhan bank dan untuk Value Added Approach itu sendiri hanya berpengaruh sebesar 17,22%. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berguna bagi kemajuan bank serta dapat memberi ilmu kepada peneliti selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Adanya Value Added Statement telah memberikan informasi yang lebih jelas bagi pemakai laporan keuangan. Penyusunan Value Added Statement memberikan informasi yang lebih terperinci hitungannya dan lebih akurat. Semua kegiatan perusahaan dapat dilihat di laporan yang tersedia (laporan nilai tambah). Selain itu laporan nilai tambah sangat baik digunakan oleh pihak manajemen karena dapat memberikan informasi yang sangat terperinci dari seluruh kegiatan perusahaan. 2. Value Added Statement memberikan informasi yang berkaitan dengan pendistribusian bagi hasil yang diperoleh oleh bank. Oleh sebab itu, ada baiknya PT. BMI Cabang Tasikmalaya bersedia menerbitkan Value Added Statement sebagai tambahan laporan keuangan yang diterbitkan meskipun dalam hal kuantitatif Value Added Statement tidak lebih besar dibandingkan Income Statement Approach. Namun secara spiritual nilai tambah lebih besar dimata Tuhan. 3. Penelitian ini hanya menggunakan 4 rasio dalam mengukur kinerja perbankan, maka sebaiknya peneliti yang akan datang menggunakan banyak rasio untuk mengukur kinerjanya. Selain itu, sebaiknya peneliti yang akan datang juga memperbanyak sampelnya, agar hasilnya lebih tergeneralisasi selain itu peneliti yang akan datang juga menambah jangka waktu analisis agar lebih tahu besar peningkatan atau penurunan dari maisng-masing rasio.