TES JS. Oleh: Jaoharul Alam NPM : MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK PROGRAM PASCASA.RJANA UNIVERSITAS INDONESIA

DISPARJTAS PENOAPAT AN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENCAPArAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN BEKASI

TES JS

Dlajukan untuk mernenuhl sel::agian per:>yar11tan clalam meny~l~aikan studi p~-:lai Maglster Peren<:anaan dan «ebijakan Publlk Un lversitas Indonssta

Oleh: Jaoharul Alam NPM : 6605220292

MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK PROGRAM PASCASA.RJANA UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2006

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

Jaoharul Alam

Tempat/Tanggal Lahir

Cikajang, 03 November 1968

NPM

6605220292

Judul Tesis

Disparitas yang

Pendapatan

Berpengaruh

dan

Terhsdap

Faktor-faktor Pencapaian

Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bekasi

oecok,

September 20~f> Menyetujui Pembimbing

(Dr. Jossy P. Moeis)

Mengetahui : Maqister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Ketua,

C1

A

A·h
. •j[!-V v l.fo')' .

b/J~

~

i-f>r.-B. Raksaka Mahi) NIP. 131 923 199

Untuk:

)tnaW, tfaiz :M.. Jvasli.i.ej (a!in)' ('Meningga{9 )tgustus 2006 tfa(am usia 2 tali.un)

juga uu.tuk,JstrikJt )ti Jfoufafi.,; anakf
u(ra<Jfzifar JI{jauliari

ABSTRAKSI Kcnmpanqen oembanqunan antar wuavah <11 llcoupun 9auny11ya todak sexeras C11~pacotas Utara • setetan. Isu kenrnpanqan tni telah memocu beberapa ke ompok <~Pert• tSM d•n tokoh rnasvarakat cit Wolayah Utara untuk meovuarakan pernckaran Kabupatcn Bekas1. saran satu rnoucator yang C119unakan untul< meogukur has1I pembanguncn adalah dengan rnehhet tmgl/09/ Kl1!111:11::r den!jlir mettr-at perband•ngar antara laju pertumbuhan ~kcnoml (LPE) dan PDRB per kemta kecamatan t<'!rh~dap 11ngk<> LPE den PO~B perbpota rata-reta Kabupaten. Sed;ing~_,., alat Anolls1s selan1utny1> adolah regre'' data panel dengan !PM sebeg111 var1abel eeees, den varlabel teriKatrya tercnuri diiri: PCRB per kc1pita kecamatan ADHK 199:1; Sarana pendttl•kAn (Jumlah oerlung SO den Ml); Ras10 ourw SD dan M!; Jumlah saran., kcm~hat.:in kecom.:i~im; Rasio Tenaga Med•s per 1000 pendutlroleh nil~• moeks yang sangat tlngg1 clan secara 1Jmum cenderuno menini;ikat. UntL1k me:\cari upaya daiam men<Jatas1 ket1ml)iln9an m1, seran}(.ltnya d11oent1f1kasi kecamatan-kecamatan mane yang te:tln9gal, maslh berkemb
r-I

I

KATA PENGANTAR Dengan mengucap Syukur Atharndufiflah, akhimya Kami tldpal penulisan Tesis dengiln judul DlSPARITAS PENDAPATAN

rneyetesaikan

DAN FAKTOR-FAKTOR YANG l:St:KPENGARUH TERHADAP PENCAPAIAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

DI KABUPATEN BEKASI.

Den9an setesainva penulisan tests ini, maka pada kessmpatan yang ba1k mi penuhs 1ngin

menyampaikan

ucapan terima

kasih

kepada: l.

&pak Kepata 8adan Perencanaan dan Pembanguna'l t.asional Cq Pu sat

Kepala

(Pusbmdiklatren)

Pendidikan Bappenas

ba~u aparatur

beaslswa

membenkan

kesempatan

ca n

selaku

Pelatihar.

penanggunqjawab

perencaoa kepada

Perencana

daerah,

dt

penulis

program

yang

untuk

telah

menglkut1

pendldlka n program 1::; bu Ian Ba ppenas di MPKP FE Unlve!">•tas lndo.1es1a;

2.

Bapak Elupati Bekasl selakl• pembtna kepeoaw"ian di daerah, atas :Jin

cen kesempatan ya ni; dlberik1m kepada per.ulls untuk

r:ielanjutkan pendldikan;

:3.

Bapak Rektor dan dan segenaf civ1tas academlka Universitas Indonesia,

asisten

khususnya Plmpinan MPKP, Guru Besar, para dosen, dosen

Perenca.,aan

dan

seluruh

dan Keb11akan

sraf

Publik

pada (MPKP)

program FE

ur,

Maglster

yang telah

mcmbenka.1 pe1ayanan den brmbinqen selerna proses pendld.ken bag i penulis berlanysung;

4.

Bapak Dr. Jossy P. Moeis, seteku pE:mbimbing yang

telah

membenkan

mencurankan

waktu

arehan

bimbingan

dan

dan

perhatiannya bagl

tests

penuusan penulis

untuk

dalam

rnenvelesaikan tests mi;

5.

'
Dr.

lossy P. Moeis selaku anggota dewen penguji bagi penulis;

ii

6.

Rekan-rekan MPKP Angkatan XIV Pagi Salemba atas dukungan dan kekompakannya dalam mendorong semangat bagi pPnulis;

7.

lstri

dan Anak-anakku

terconta

atas

dukunga11 moril

dan

kesebarannye delam mendukung keberhasilan penulis; dan

B.

Semua reken, sahabat,

kl:!!luarga dan handa1 taulan yang tidak

dapat penuns seoetxan satu persatu. Tentu!Wa uaoa gading yang tak retak, trade tulisan can pemikiran manusia yang sempurna, demi kian jug a tulisan dan pemiki ran kami masih pertu pcrbaikan da n penyempurnaan,

saran dan kntik yang

positif ten tu nva aka n sangat barmanfaat untuk perbaikannva. Akhirnya

han;a

satu

harapan bag1 penulis,

mudah-mudahan

tuhsa'I ini bermanfaat bogi siapa saja yang membacanya dan menjadi bahan pernikiran bersa ma untuk kema;ua n den perbaik.an d1 mesa Y<' ng akan

datang

dar juga mudah-mudahan bermanfaat

bagi

penelitian dan risert selanjutnva. Oepok, 5eptember 2006 Penulis,

Jaoharul Alam

iii

I

~·

D4FTAR ISi Hal. Abstraksi Kata Pengantar Dafta r Is i Oaftar Taber Daftar Gambar Dafrar tamprran

Bab I

Flab J1

8ab rrr

l:Sab IV

Pendahulian 1.1. Latar 8elakang 1.2. Rumusan Masafah L.3. ruiuan Penelitian 1.4. Hipotesa 1.5. Manfaat PPnel1tian .. ,,. 1.6. Sistem11tika penuhsan

.. . .. . . ..

ii

iv vi VIII

IX

.. .. .. . . .. .

1 1

5 6 6 7 8

Landasan Te;ir: .. 2.1. t
10

10 1:? 1~

15 18

21 29

. ..

32 32

..

33

.. .. . . .

33 33 36 38 42

. .. . . . ..

42

. .

49 49 49 50

43

43 43 44 47

. .

iv

4. 2.. Perkembangan Pembangunan Kabupaten Bekasi 4.2. l Pendapatan dom Pertumbuhan Ekol'l
51 51 56 56 58

62 65 66 66 67 67

Analisa Data.............................................................. 5.1. Perkembangao T1ngkat Keseniangan 5.2. Tingkat xernejuan Kecamatan............................. 5.3. Hasil PenQhitungan Regrest temadap Faktor-faktor

69 69 78

yang mempengaruht tingkat kemajuan Indeks pembangunan Manusia . .... ... .. . . . . . . . . . . . .. .. .. .. . .. .. . t12b !oJ

1<.esrmpulan

S2

den Saran...............................................

91

6.1.

Kesimpulan

91

6.2.

saran dan Rek~mend~Si Kabijakan.....................

93

OAFTAR PUST AKA

95

lAMPIRAN..........................

98

\'

DAFTAR TABEL Hal. Tabel 1

Tabel 2 Tabel 3.1 Taber 3.2., Tabel 3.3.

Data IPM, PDRB Per1
Uji Autokorelas1 Tabel 4.1

4 28

37 40

.

46

Drsrtr1busi persentase PDR8 Kabupaten 8ekasi Tahun 2001- 2004 .. D!srtn l>usi Persentase Pl"JRB Kat>upaten Bekasi per Kecamatan Tahun 2001- 2004 .. Laju Pertumbuhan Ekonom1 Ker.amatan . Jumlah pend uduk da n lues wilayan keca meten Se Kabupater> Bekas1 ,. . Indikator pembangunan sektor ,:.end1dikan . ~asio guru can mund tingkat Sekolah Dasar (SD/Ml) .. . . ..

52

Tabel 4.7

Ras10 guru dan murid tingkat SM P/MTS ..

50

Tabel 4.R

Jumla h bangunan gedung SD/MI

.

61

T.-il!el 4.9

Jumlah gedung SLTP/MTS

..

Tabe1 4.10

Ind 1 kator Ma kro B1d~ng Kesehatan

.

Tabel 4.11

J umlah saran a keseh a tao

.

62 63 64

Tabel 4.12

Rasio tenaga medis/1000penduduk

Tabel 4.13

Perker.ibangan Indeks Harapan Hidup, lndeks Pengetahua n, Indeks Daya ~cli, da n Inceks Pembangunan Manusia Kabupaten Bekasi Tahun

Tallel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5

Tabel 4.6

2001-2004

.

Tabel 5.1

2001 .... 2004,' ·············································· Perkemha nga n Weighted Coeficient of Variation (CVw) atau Indeks W1liamson Tahun !996·2004

Tabel 5.3 Tabel S.4

59

65

Angka IPM Per Kecamat<:n se Kabupcst.an Bekasi

Tabel 5.2

57 58

.

Tabe1 4.14

•H+++o••+++••+

53 55

•••<•+++++++

+O•+•+++•

66

68

69

•+•+0•••••••**'>0••••0••••+•0•+000

Perkembanga n Coeficient Variation I CV) dan Werghtsd Coeficient of Variation (CVw) atau Indeks Wilia mson Tcihun l 996· 2004 .

Nrlal

71

lndeks Williamson (CVW) berdaserxan

72

Wilayah . .. . . .. ·• Nilai Indeks Williamson (CVw) ~belun1 dan Setelah D1keluarkannya Kecamatan yang Mempunyai Nilai PDRB Sangat Ekstrim .

74

vi

Tabet 5.5

Perkembangan

Indeks G1ni

'ranun 1996·2004 Tabel 5.6

Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel s.10 Tabel 5.11 Tabel S.12 Tabel s.u Tabel 5.12

Kabupatcn

Bekasi

.

75

Perkembanqen Weighted Coefident of venenon (CVw) dan PDRBJcap dan IPM Kabupaten Bekasi Tahun 1996-2004 .

77

Model Tipologi Klaasen Kecamatan se Kabupaten Bekasi tahun 2001 2004 .. Data T1polog1 l(laasen Kecamatan se Kabupaten BekaSl Tahun 2001 2004 . Data Hasil RegreSt Semua Vanabel Model Fixed Effe<:t . Hasd Perllitunga'l U11 Muttikoleniarttas dengan Pearson Correlation . Data Hasil Regres1 Model dengan Mengeluar'.can Vanabel Bebas Yang Berkorelast .. Pengujran Masalah Autoeorelast . Data H11sil kegresi Model Fixed Effect .. varrasl Kunstanta Antar Kecamatan Model Fixed Effects ..

79 80 84

as 86 88 RR 90

vit

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar4 Gambar 5.

Gambar6 Gambar 7 GambarS Gambar9

Hal Peta Wilayah Adm1nistrasi Kabupaten 6elhun 1996-2004 .. Trend cvw Kabupaten ~kas1 W1layah Utara dan Selatan tahun 1996-2001 . Perbandingan cvw Sebelum dan seteien Dikeluarkannya Kecamatan yang Mempuriya1 N1lai PORB Sangat Ekslnm . Perkembanoan Gini Indeks K<>bupaten Bekasi tahun 1996-2004 . Kurva Lorenz Tc;hun 1996 dan 2004 . P:irbandingan Kurva Lorenz Tahun 1996, 1999, 2002 dan 2004 . CVw PORB dan cv« lPM Kabupaten Bekasi Tahun 2001-2004 ······················ ·······························

50

70 71

73 74

75

76

77 78

viii

DAFTAR l.AHPIRAN Lamp1~an 1:

Lampiran 2:

Tabel Perh1tungan lndeks Kesenjan9an anter Kecamatan Tahun 2004 Perhitungan T1polog1 Klaasen Kabupaten Bekasi tahun

2004 lampiran 3: Lampiran 4:

tamprran 5: lampiran 6:

Lamoiran 7:

Vanabel Penelittc:n Hasil Running E-.~ws Model Cornman dan Fixed terhadap semua -.anabel ycing diduga mempel)garuh1 lPM Hasil Running Eviews Model Fixed Effect Terhadap Vanabel yang 01duga Mempengaruhl IPM Model l (Tanpa RASD!K dan PDDK) Has1I Runnrnq Eviews Model Fixed Effect Temadap Vanabel yan9 O:du9a Mempengaruhi IPM Mooe! '2 (Tanpa SARKES dan PDDK) Has1I R11nning Eviews Model Fi><ed Effect Terhadap Variabel yanQ 01:luga Memoengaruhi IPM Mode: 3 (Tanpa SARDIK dan SARKES) HasH R•Jnnmg Ev1ews Model Fixed Tanpa SARDfK dan SARKt::S (setelah diben penaocvan cross section weights d'!l'l white heteroscedasticity-conslstent standard error and covariance)

BAB1 PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakano Ketimpangan oernbaneunan

antar wilayah di Kabupaten liekas1

sudah dmermncenakan olen berbagai kalangan sejak beberapa tahun terakhir. lsu mi semakin rnendapar ternpat setetah bergulirnya era pemertntahan daerah den9an konsep yang lebih dasentrahsnk melalui Undang Undang Nomor 22 Tahr.m 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Disparitas

pembangunan

yang

paling

mendapat

sorotan

adttlah

ketimpangan entara wllayah utare den wilayah selatan, serta antare kortdcr barat dan tlmur Kabupaten Bekas1, walaupun gaungnya tidak sekeres disparitas utera • Selatan. lsu ketimpanqan in1 telah memicu beberapa kelompok seperti ISM dan tokoh rnasvarakat di Wliayah Utara untuk menvuarakan pemekaran Kabupaten Bekai;I. Mesklpun Isu Iru tentu saja C:engan sekuet tt>naga disangkal dan diellmlnlr olen l't>merlntah Kabupaten 6ek11sl, tetavi tetep s11ja menarlk untuk

diamat1,

Kabu~ten

karena

Bekas1

wal1:1upun

berupa~a

dlsangkal

meredam

ternyata

Pemerlntah

isu ketlmpangan

tersebut

mel:ilul pelaksanaan berbagal crloritas program yang lebH1 mengarah kepada pt>mbangun<1r: Wllayah Utl!ra dan Timur Kabupaten Bekasl. Mengapa ketimpangan lama

mengalami

kcmajuan

lnl bisa terj.,<.11 pada daerah yang telah

"booming•

perekonomlan.

yang telah dibukukan Kabupaten

Mengapa

lompaten

Bekasl, ~rnyata Udak

membawa "spread effect" yang u1:1ik den merata terhadap semua wilayahnya.

Mungkinkah

telah terjadi keselahan kebij.,;..an dalam

pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan, dengan alokasi somber

dava (resource

pendapatan (fncome distribution)?.

khususnya yang berl(altan all<>GJtion) dan distribusi

1

1

Mwgm·e, Richard A don M""8Jave Peggy D t'ubtu: l')noncc 1,, Tlwury
l)e(dtononu81). yanu fJngs1 8lo""11f yang berlttdayalrc:sources. funpo d1Stnbut1f Yan& berkaitan d01lll80" pem..,,i.,.,. al.au moome; fun!jSi Slab1l=sl yong berlwtzn dengan pengalUran k.. m""1bung.:m pc
"""""!""""

ke""'"""" 1

Dengan terbentuknya ketrmpa ngan

rm;n1ad1

Kotamadya

leb1h

Bekasi pada tahun 1996, maka

tam pa k

la 91,

karena

sebagian

besar

/eoding adalah kecamatan-kecamatan

yang

masuk wilaya h Kotamedya, Sedangka n sebag ran kecarnaten

yang

kecarnatan

yang

telah

masuk wilayah Kabupaten yang tokast wllayahnya agak jauh darl pusat kota, :<etertlnggalannya sangat mencotok, ba1k dari sisi infrastrul<.tur, tingkat pennapatan, maupun kondisi sosial budava masyarakatnya. Apabila kendakrnerataa n

in 1

terus dibiarkan berjalan seperti apa

adanya, maka berbagai dampak negatif yang mungkin timbul

blsa

terjadi, mulai darl sikap a patis terhadap semua keb1jaka n pemeri ntah
yang

drsertal

penoll
perlawanan !erhadap keb1jakan

pembangkangan

maupun

peme.tntan uaeran, dan ~anq leblh

ekstrim adalah desakan untuk ms1Y1ist'hkan diri darl Kabupatan Bekasi. Kondt!ll demlklan sudah cukup lama diingatkan oleh Soetomo (1986) bahwa ketertinggala'1 dan perbedaan yang stmal<m beser mempunya1 potensi bag1 tumbuh den bcri<.embangnya

ke~egangan sosial yang

dapat membahay11kan steib1ht!ls dan mt~9rit11s bangs&; dalarn konteks

Jn• 1.1tegntas

daerah.

TelXalt dengan hal

tersebut,

menyadarl bahwa masalah

pemeri nta h Kabupacen

ketlmp11n11an

sanaat panting untul. segera 01tanganl,

~ekasl,

dan pemerataan wilayah

namun dengan keterbatasan

sumberdaya yang dimlltki, tidak rnunqkln membangl'n semua wllayah kabupaten l<eb•Jakan

secara keseluruhan yang sedang

dalam

diupayakan

waktu aclalah

Yilng de11gan

priontas pen~emban9an wilayah kecemetan-kecerneten

soma,

maka

memberil<.an yang mas•h

tertinggal. Sala h satu indikator

yang digunakan

untu k mengukur

hasr I

pembaneunen adalah den9an melihat t1ngkat kesejahteraan dan kuahtas h•dup masyarakatnya. Ukuran yang sering digunakan adalah dengan mengamati lndeks Pembangunan M&nusia (IPM). Laporan Pembangunan Manusia Indonesia 2004,

Dalam

ye:i9 merupeken

pubiikasi bersama 6PS, 6appenas clan UNDP dlsebutl<.an bahwa sareh

2

s<1tu tugas pembangunan

yang terpenting

adalah menerjemabken

pertumbuhan ekonorm menjadi peninqkatan pembaneunan manusia. !PM

dianggap

penduduk

tel ah

dapat

rnewakili

yang ada di Kabupaten

tingkat

Bekasi,

kesejanteraa n

karena

sebagaimana

rnmaklurni bahwa IPM rnencakun unsur analisis yang meliputt variabel ekonomi dan non ekonorru, Var.be: non ekonomi diukur dari ti:igkat pendidikan

masvarakat,

derajat kesehatan

masvarakat

sedangkan

variabel ekonomi dilihat da n pend a paten yang menunjukkan day a beli masyaiakat,

maka dengan asumsi 1m kecamatan yang nilai IPM nya

111asih rend ah dianggap tin~ kar kesejanteraan

rendan, sehingga pertu me11da~at

penduduknya

mas1h

priorilas penanganan yang lebih

banyak untuk dapat disejajark.an dengan kecamatan la.nnya. Pe'1ingkatan IPM d, selu ruh Kecamatan di Ka bu paten ~kaso jug a sa ngat sejalan dengan kel>ijakan Pemerinta h Prop inst Jaw a Barat yang Lelah menjadlkan JPM sebag a1 salah :.atu elat an,,lisis untuk menilai kenu1juan 1neupun dlsparltas antar Kabuparen d1 wilayah Jawa barat. Dem1klan juga dalam stcala oaslonal IPM adal
Kabvpaten

Belrni;i

da pat

dlllhat

darl

ketlmpanoan

oeroleha n

pendapatan antar kecamatan yang digambarkan oleh perolehan PDRB perkaplta. perbedaan Jumlah

penduduk yang mencolok, ketersedlaan

fasllitas dasar seperti faslhtas pendldikan, jaleu dan sebagainya. berkaitan dengan

Gdmbaran

kesehatan, infrastruktur

awa: tersebut,

perotensn PDRB per kapita,

knususnve yang jt:mlah pend1.oduk,

oencapetan IPM samoat tahun 2004 jika dlbandlogkan denoan luss wilayahnva tersaji detam tabel I berikut. l)ari data PDRB dan jumlah penduduk sel>agaimana diperlit.atkan dalam Tabet 1 tergamb"r dengan jelas babwa hanya 7 (tujuh) kecamatan yang mempunyai PDRB d1 ates rate-rate kabupaten den 3 (tiga)

kecamatan

o:1engan

PDRB tertin11gt yaitu

Clkarang

Barat,

Cikarang seietan, dan Cibitung menguasai 52,25% PORB Kabupaten Bekasi, sedangkan sisenva 47,75%

PDRB dibagi-baqi

kepada 20

3

kecamatan

lainnya.

Hal ini menggambarialn suatu kesenjangan yang

sangat mencolok. Demlkian halnva bila kita anahsis dan distribusi [urnlah per-duduk yang terkonsentrasi pada 5 kecamatan yang berlolcasi di sentre-seotre industri

dan perl
Tambun Selatan dengan jumlah penduduk

paling banvak, disusut Ci!<arang Utara, Cilearang Barat, Babelan den Cibitung.

Dengan kata

lain

45.32%

penduduk

Kllbupaten Bekas1

t1n~9al di lima kecamatan tersebut, dan hanya 54.68% yang menyebar di 18 kecamatan lamnya. Tat..11

No 1 2

-.a

- 4s 6 7 6 Ii 10 11 12 13 14 15 16 -··17 18 l 19

- --

20 21

22 23

. ··-

DATA IPM, PDREI PERKAPITA, J\JMLAH PEHOUl>UK DAN LUAS WILAYAH KECAMATAN ~ ...SE KASuPAreH BEJ.~ 53,41 . . ~!i84,52 ~.7$0.~ Cll 1,46 ~ 4 675.a11,43 i-49.5~~3.153 Cli
I

I

-

...

rrt..uR'

·--·

-

5.~·~q

'""' - '"~ -

...

s.aeei J

J

=ij

-

S umber dOla: BPS dan llappe<SaKab. !ht.a.;. d""°".

4

Dalam Laporan PP.mb;ingunan Indonesia

2004i disebutkan bahwa

IPM mengulcur pencaparan kesel u ruhan dan suatu ne9ara datam tiga dimensi dasar pembangunan manusra, yertu lamanya h1dup, diukur dengan harapan h1dup ptidti saat lahir, pengettihuan

at.au tingkat

pendid1kan, diukur dengan kcmbmast antara angkei melek huruf pada penduduk dewasa ( ~~ny<m bobot dua per tiga) dan rata-rata lcwia

sexotan (denaan bobot sepertiQa) dan suatu standar hidup yang layak •

d1ukur dengan pengeluaran per kaprta yang telah disesuaikan. Laporan

Pembangunan

Manusia

Indonesia

juga

2004

mcngelompokkan !PM menjadi empat kategori yaitu; rendah (JPM d1 bawah 50), menengah rendah (IPM antara 50-65), mene119ah ti!'1gg1 (IPM antara 66-70)

can tlnggi (IPM di atas 70). ~rdasarl
pengelompokl.cin tersebut dan dan datli yang ada ter1ihat beihw!'I ada 6 (enam) kecarnatan dengan kcstegori !PM tinggi, 14 (empatbelas) Kecami'ltan rnasuk kategorl !PM menengah rencah dan tiga kecamatan deuoen If'M mcnengah tmgg 1.

1.2. Rumu5anMasalah Pendapatan sebagai salah sato faktor lamnya,

tentunya

yang membentuk

di~amping

f
berperan

men(lorong

pemnqkatan lPM. Namun demikian,

penting timbol

IPM

dalam

pertanyaan

yang cukup menenk "Apakah pendapatan yang tingg1 akan secara otomatis rnenvebabken IPM yang tinggi?" ApaKah Ketimpangan dalam hal pendapata n JUgci a kan menvebabka n pencapaian IPM menjadi <1mpang?

Selain pendapaten,

pengaruh

kuat terhadap

faktor

c:;:a lagi

yang

mempunyai

pen ca paiar> IPM? Pertanyaan-pertanyaan

tarsebut cukup menarik untuk diamati. Oleh karena itu dari uraian \fang telah disampalkan oalam latar belakang, Pen uhs rnencoba mengidentifik.asikan rnasaleh yang akan diteliti dalam penel1tian inr dalam rumusan masalah sebagai benkut :

' /IP.~ B<>ppems dan UNDl' delam Indonesia L.,,.,,.,. Pembangww• Meol.lS"' 2004. E1o.nom1 don l)em•~nlSI Mcmb··~,, rcmbongia"'" Manusoaln~ooc.ia

5

1.

Ba9111manakah pendapatan

ketimpanqan

tinqkat di

Kabupaten

(degree

Elekasi

of

disparity)

dan

kecenden.ingannya? 2.

Apakah

telah

terjadi

penmgkatkan

kemajuan

perekonouuan

kecernetan pad a penode 2001- 2004?

3.

Faktor-faktor

apa saja yang berpengaruh

temadap eien~apaian

!PM di Kabupaten Bekasi?

1.3.

Tujuan Penelitian Penelelltian im bertujua n u nt1..k:

1.

Menganalisa tmgkat ket1mpangan pendapatan antar kecamatan di Kabupaten Bel
2.

Men<1ka11 tln'1kat kemajuan pereko11omlan autar kecamatan d1 K2bupaten Bekasl apabil::i d1lihat dan Li!J11 Pf!rtumb1.1han Ekonorr.1 dan PDR6 nva,

3.

Menganahsa

faktor-fektor

sosial

dan

eko11omi

yang

mem p<1n9aru hi pencapalon IPM ell 23 kecametan dalam wllbybh Kabupaten 8el
1.3. Hlpotesa : Agar penenusn ini lebih rerarah ses11a1 de,1gan tuJuan yang telah d rtetapkan, maka d 1 rumuskan rnpotests sebagai berll
1.

D1duga tv1gk11t dtsoarltes pendaoatan (degree of dis."arity) antar kecarnetan di Kabupaten Bekasi tahun 1996-2004 sangat tlnggi namun ccnderunq rnenurun.

2.

Diduga perekonornlen seluruh kecamatan d1 Kabupoten Bet
nerturnbunan

atau

perkembangan secera mcrata. 3.

Diduga taktor-tal
penduduk

da n

persentase

rumah

tangga

akses terhadap

air bersih

bcrpengaruh

yang

terhadep

6

µencaQa1an

!l'M Jcecamatan cJi Kabupaten Bekas1 tahun 2001-

2004. Adapoin pola hubungan vanabelnya adalah seba9a1 benkut: Vanabel PDRB per kao1ta diduga berpengaruh posmf terhadap IPM, arbnya makrn ting91 PDR6 per kaprta di suatu kecernaten, meke !PM k.ecamatan tersebur ma kin tinggi; •

Variabel sarana peodid1kan

dasar drduga berpengaruh posttrf

ternedap ;PM, artinya ma Ion banyak jumlah saran a pend1dikan kecamatan maka JPM kecamatan tersebut makin tingg1; •

Vanabel rasio guru tethadap murid diduga berpengaruh positif terhedap fPM, artinya mak1r t1nggi rasio guru terlladap round suatu kecarnatan, maka IPM kecamatan terseuut noakin tinggi;

•

Vanabel sarana kesehatan b~11ga:vh poslllf te-nadap l:>M, artmva .nakln

banyak jumran sarana kesehatan kecamatan,

r.iaka !PM keciimaran tersenut makln tingg1; •

medos dtd,jga berpengaruh :>o.>lttf terhadap !PM, artonya malcJn banyak jumlah tenaga medrs per senbu penduduk di suatu kecamatan, maka IPM kecematao Vanabel

raslo

tena9a

tersebut makon tongg1;

•

variabel kepaJatan penduduk dlduga berpengarult postt1f atau negacof

temadap

pen
!PM,

artmva ma kin

t1ngg1

kepadatan

kecamatan, maka IPM kecamatan tersebut makin

t1n9g1 atae seballknya mak1n rendah; •

Vanabel

pcrsentase tumah tangga yang mernpunvat akses

terhadap air bersrh dodug3 oerpengaruh posmf terhedap !PM, artonya

rnakln

mernpunvar

tin991

persentase

ruman

tangga

yang

akses terhadap air bersih d1 suatu kecamatan,

maka IPM kecamatan tersebot rnalcln tin(lgi. 1.4.

Manfaat Penelitian : Hasil penelitlan iru diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat

bag1

Pemenntah

kebijakao dan mengalokasikan

Kabupatcn

Bekasi

dalam

memilih

anggaran yang lebih efektif dalam

7

men1ngkatkan

versebsl !PM, st>hingga dapat mengurang1 lcet1mpangan

peribangrnan dan menmqkatkan

kesejallteraan masyarakatnya. Lebih

tanjut 1uga brsa digunakan sebaga1 bahan rujukan bagi nset masalahmaseten sosisl dan ekonorru. 1.5.

Sistematika penulisan : Penulisan tesis ini direncanakan akan d1tulis delern 6 (enam) bab,

denqan nncian St!bi:lydi berikut : D1mulai dan Bab I

yang merupakan

!:lab pendahuluan,

belis1

ureran tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneutran, hipotesa daa sistematika penuli.c:an. Selanjutnya

Bab 11 tentang taudasan teorl ale.an dibahas

da.am

tecri dan konsep yang melandas! lndeks

ketimpani;ian (dlsparitas), Oisparitas

pendapa:an

dan

Pembangunan

md.katoenva

serta i<.o%ep-konsep mengenat pembangunan lPM.

3ab l:l ak~n d111ra1k<1n mellpun

metnde

Manusia dengan

menoen;i1

peuqumpulan

cara,

fT\ett)dolo91

Dalam akan

Bab I'/ m~ng6na1

membahas

perr.erintah

daerah

ko11a1si dalam

urnum

Kabupaten

mengurangi

yan1.1

ruc.ng hngkup

model yang dlgunakan.

gambaran umum

penelitian

tehnlk anaus-s,

penehtlan serta kelemahan dan kelebi:ian

indikator·

daerah

penehtlan

Bekasl dar

kebljakan

dispar1tas

dan Pembangunan

!PM. Selanjutnva

Bab

V akan

drbahas

dan dlana11sa

secara rinc1

perkembar.gan kesenjanqan pendapatan, tini;ikat kPmaJuan kecamatan clan faktor-faktor yang memVEnoaruhi IPM. Sebaga1 penutup dalam Bah VI kesirnpulan

akan

dan saran atau rekomendasi

denga n hasu penelitian

dalam

disajikan

beberapa

kebijakan yang berkaitan

rangka mereduksi ketimpangan dan

pemngkatan !PM d1 Kabuµatt.:"I Bekesi.

8

Diagram Alur Fikir Penelitian Disparitas Pendapatan dan Faktor - faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembanounan Manusia di Kabupaten Bekasi La tar

Belakang:

FAKTA

JtAAAPAN

Ket1mpan9an pembangunan antar kecamatan d1 Kabupaten Bekas. ba1k dalam pendapaun (PDRI! per Kal)ita), LaJu pertumoohan Er1<0i1om1 imupun Pemban<1unan Manusia (IPM) sa1111at

Teiµ<11 ~merat.n pembo~unao antar

mAn1.'l"ll(ilc.

tecamait::i!ln: D>StnblsSI pendapinan ret;mf merata; Pertumbuhan ekonom1 cul
'

Analisis Disparitas Pendapatan dan Faktor - faktor: yang Berpengaruh Terhadap Indeks Pembangun;m Manusia

di KabupaJeti Bekasi

I

Tujuan:

~~~~~~~~~~~~~~~~~ a

Mengaftill4'l tlng4(« ketfmpafl9.ltl penctapatan antM t«le.lmat.in di KatkJpate:n Be1c.s1 $ert.a ke<:ef'IGerungann~ dallam t11hur. 1996~2004

b.

Men9ka~ tlnglat k•m•J""" ~ko,,..,...., ..-

c

Me1HJ1'1"1atl~ fati«or·f'a'l.t<W 'a&-81 d4t,, er.onot"11t yaing ~arvh ~ian IPfi di 23 kecamatan ciat.:tn w1t~yM Kabupaten 3eUsl anta
' i.

hipotP.sls:

l 3.

•eu~

di K<>-enBc~asl.

l OtdJ9a Mgt.at d1Spantas (tlegr-e of dlspe(ify) ~n antar l<eninaQn di Kbbu-. Bekl!si lanun 19%·20t4 tinog1 .,.,,..,, oan<Mur>Qmenurun Olduga te<)adl ~not•t ktmajuan ~ko.>Omlan kec:oma~ rang mor1ta di Kabullall!n BebSi d•l•m l<1-Jl(l•p pone-""' !PM di l(abupaten 8ekasl tal'iun 2001·2004

'"'IO"'

-

.,,,..-~-:>engujian Hlpo~sis:

AraliS1$

We1gnted

Cottl\otl'll

vanat1on

11p>lo!J' Klaas~ dengan mtftllat ~·n

MalGIS

(l.'\'w) auu 'N1lli1mso1 {lw) Nita. lndel<s

beerartl kesenJangat'I regiona' se1nak::l11 besar~ mcilnn men<1ekat1 nol tlngi
antara

Ij

lndeKs W1Uianson

pertU.-h"'1 el:onoml (lllfl dan PO~ tapl!i> totcam•tan tert1.a<1.>11 anou lP¬ dl!ll PORO oetl<~a

r01a~rata Kab<Jpaten

i

l. Pe11ghitungan

taJu

<Sala panel

var te~kat : 11>14

Vllr, BebH. • POIUI l>'!I" kapita tecamaun IJlH K 199); • Sorallll penclldikati (Jumlan oeQ.no SD don MC); • Aaslo g...u SD d•.td"* kecamatilnf • pond..Wk leri>adap .... ~h.

l

l.

1 Klasifik.asl uee. tipe kealmatan

llJ!

l:rlterta ekonorri, kriteria statlstlk dan ekonometnka dengan soft.Nam Evlews S.

<

I

I

11na11sas ~

--~~~~~---~ , Rekomendasi

Hasil Peneliti3.~-~~n P:mbahasan

I

Kebijakan

9

BABD

LANDASAH TEORI

2.1.

Konsep Dasar can Bappenas

nouan Pembangunan

(1999) rnendefimsrkan

rangk111an keg•atan

pembangunan

sebagai suatu

untuk meni•1gkatk.an kesejehteraen mesyarekat

datam berbaga• aspek kerndupan yang drlakukan secara terencana dan berxeranjutan

dengan

memanfaatl
dan

rnernperrutunckan

kemampuan sumber daya, informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan te1cnologr, serta rnempemat1kan perkembangan global. Sedangkan pembangunan dacrah adalah

bagian

integral den

pembangunan nas.onal yang dilaksanakan melalui otonomi daerah dan • pengaturan sumber cava m:1s1unC1I. H11l im memberi kesempatan bagl per11119kllt.an

dernokrasi

penyelen11garaan

mentnckatkan

dan klnel)a eeerar- yang berdaya guna dalam

pemenntan

nan

pelayanan

masyarakat

un:uk

keselahteraen masvarakar d1 daerah seca.a merata dan

beri<ead1lan.

Dalam melaksanakan pad&

umumnya

menurur Kunarjo (lG92)

pembangunan,

negara ·negar11

mempunyai ha•.1batan·hambatan

Ylln9

sedang

berkembang

m'lslh

antara latn:

l)

Harnbataa ararn (kekuranoan sumber daya atarn)

2)

Hambatan yang
hambatan

olljekbf

(kekurangan

modal)

dan

hambatan subJektif {kekurangan j1wa kepemimpinan). Sedangkan Tujuan pembangunan menuret Kunarjo (1992) pada umumnya mencakup hal-hat sebagai berikut; l)

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

2)

Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat;

3)

Meningkatkan kesenoatan kerja; dan

4)

Menlngkatkan pemerataan antar daerah. Ke.empat tujuan tersebut bdak munqkin diwujudkan semuanya

dalam waktu yang bersamaan, bahkan ada tujuan ~a;;g terpaksa harus d1abaikan Jika ingin mencapai tu}uan yang laln. Miscrlnya jikfl tujuan

10

oembanqunannva

mengejar pertumbuhen ekooomi yang tinggi, maka

biasanva tujuan tersebut diperoleh dengan penggunaan modal yang besar dan

teknotogi

yang intensif,

mi

hal

akan berakrbat

pada

penguran9an kesempatan ke1Ja, sehingga banyak tenaga kerja yang menganggur dan pernerataan pembangunan jika

tujuan

pembangunan

adalah

tidak tercepat. Sebaliknya

pemeretaan

pendapstan,

maka

pernertntan ~arus membuka kesempatan kerja yang setuas-luasnva, !1>ehingga penggunaan

tenaga kerja lebih intensif danpaca modal can

teknologi, akibatnya dengan nanva mengandalkan tenag;i kerja yang besar, pertumbuhan eknnorru yang tinggi sulrt dicapai. Pembangunan mernngkatkan

daeran pada hakekatnya merupakan upa/a untuk

kapas•tas

pemerintahan

daerxh dalam

mengelota

sumber da,ra ekonominva secar.. berdayaguna dan berhasif guna de-mi kesejanteraan

masyarakatnya,

untuk

tuiuen

itu maka diperlu~an

pertumbuhan ekonomi vang tinggi. PertUmbuhan ekonomi yang tingg; juga berus diimtang1 de'19<':i fungs1 lain yang oleh Musgoave (1989) d.sebut fun9si alok3SI dan fungSi distribuSi somber d:tya (Resourc~s

alocat1on and Income distribution). ~a:nun pertumbuhen

dan

pemerataan tidak selalu

trade off yang menyertar

kebijakan

dalam

lcenyataanya,

berjalan !>eriringan, ada

pemoani;:.inar. dacrah, anzara

pertumbuhan yang tingg1 atau pcrnerataan yang diutamakan. Salah satu indikator keberhasilan

pembangunan

da'!rah adalah

pertumbuhan ekonorra di'n pendepatan per kapita yang tinggl. Namun

demikian kernajuen

pembangunan tidak

selatu

diil<.uti

dengail

pemerataan dtstrtnus: penuepatan dan hasil oembancunan, di srnilah terjadi kesenjanaen,

demikian halnya d• f(abupaten Bekasi.

Menurut Soni Sumarsono pemlkiran

tentanq

per.-ibangunan

(2001),

pembangunan

yang berorientas.

telah

terjadi pergeseran

(paradigma),

yaitu

dari

pada produksi (pmd<JCtion c.entered

development) pada dekede tahun 60-an "e paradigmei pembangunan yang lebih

menekenkan

pada distribusi

hasil-hasil

pembangunan

(distribution growth develcpment) setema dekade 70-an. Sedangkan pada

dekade

80-an,

muncul

paradigma

r-embangunan

yang

11

berorientasi

pada

pemenuhan

kebutuhan

dasar

(basic

need

development) baru, dan akhirnya rnenuju paradigma pembanguoan yang terpusat pada manusra (human centered development) y;ing

muncul pada dekade tahun 1990-an3• 2.2.

Oisparltas Pembangunan dan D\sparitas Pendapatan Antarwitayah

2.2.l.

Pisparitas Pembangunan Antarwilayah

Disparitas antarw1layah antar wilayah.

adalah petbedaan tingkat pertumbuhan

Set1ap negara setalu mempunyai wilayah yang maju

secara ekononu dan ada yang tertinggat. Perbedaan ini terletalc pada perkembangan

sektor-sektor

partambangan, komunlkasi,

rndustn,

ekooomlny<.:

konstruksi,

sektcr jsi.sa sepcrtl

balk sektor pertanian,

perda9an11an,

perbankan,

transi)orta;i,

asuransi,

kesehatan,

maupun sektor •nf;-estruktur, perumahan dan fain sebageiny't. Pembangunan w•layah mempunyal

t1119kilt pertumbuhan

atau mempunyai wilayah.

pote

Pengert1an

pengembangan

pada

kaoasttas

dan

pertumbuhan

yang merate tidak berarn setiap l"lilayato

atau per1<emban9an yan11 sama,

pertumbuhan

Pembangunan potensi

yano

ser.1oam

untuk setiap

w1layah yang merata mE>m)arah

wllayah

secara

menyeluruh

sesual

potensi y;ing dimlliki, sehingga dampak positif dari

ekonorm terbagi

secere

seimb11ng

kepede

se•unih

wilayah atau daerah. Pada dasarnya

tujuan akrnr dari !'~mbangunan wilayah yang

seimbano adalah untuk meningkatkan taraf hldup penduduk di wilayah pedesaan/daerah belakdng (backward area11) sehingg;; taraf hidupnya sejajar

atau

setara

perkotaan/maiu

dengan

taraf

(advanced areas)

hidup melalui

penduduk

di

pembangunan

wilayah sekl:or

pertanian, Industrt, ,:ierdagangan etau blsnis, fds:l:tas pelayanan d11s1:1r sepern pendidikan dan kesehatan.

' Som Sumarsono, £1".lcla l'embangwtanMan"9ac,..,,., . Ba.-.dung 200 I p 8

@.tt 1'"""'1jla"111WflJa/omPt"'~

12

Pada umumnya

n~gara-neqara maju telah rnarnpu rnewujudl
pembangunan wilayal> disparitas regional

yang se1mbang atau relatif merata. Masalah

dalam pembangunan ekonomi biasanve terjadi di

negara-negara berkembang atau negara-~aro belum berkembang.

World

Oalam mendefinisikan

Development

kesetaraan

mem1lik1 kesempetan mereka

pilih

se0aga1

yan.g

Report

2006,

World

Bank

lc.ondisi

c.Jimana

seueo

or;ir.g

sarns untuk meogejar kehidupan yang

dan terhindar

dari

hasil-hasil

yang

secara ekstnrn

merugikan. Selanjutnya

laporan

tersebut

rnenvirnoulkan

kesetaraan dan kese1ahteraan 1nempunyai

bahwa

antara

sifat saling melen;ikar11

(komplementer), yong muncul karena dua etasan dasar yaitu: Pertam<J karena banvak kegagalan

peser (market failure)

yan\) sedang berkembang,

khu:aisnya delam pasar kredit, asunmsi,

tanah

dan

modal

manusia.

Alasan

k'91Jua

di negara-r.egara

adalah

rakta

bahwe

:<eaaaksetaraan ekonorm dan polltlk yang tmgg1 cenc!erung mendorony pada penciptaan berbagai institusi sistamatts mernihak kepentingan

dan ancanoan sosiel y~ng secara kalanga:i yang memililo pengarJh

besar", Laporan tersebut ju\ja rr.~ngemukakan tiga perspektif baru (yang

senn9kali

diabaikani

dalam

pembuatan

kebijak.iln yang

bcrkaitan

dt!ngan kesetaraan ruang gel'2k ekonomi dan polittk yaitu;

Pettam<J,

keblj~kan

ya'lg

paHng

baik

untuk

rnengurang1

kernrskrnan seharusnya r1wl1batkan redistribuSi penqaruh, keur.tungan dan subsidl, sehinga

ndak iatuh atau d1kuasai oieh kelompok yang

domlnan; Kedua, sementara atau

akses

meningkatkan

ke

upaya-upaya

anggaran

keset~·a~·•,

efiSiensi, berl::aya1

redlstribust (atas

pemerintah serlngkali

konsekwensi

dan juga

yang mungkin

pasar) dapat

kekuasaan, yang

bisa

meniogkatkan

(muncul)

pun perlu

dipert.irnbangkan delern rancangan kebijakan;

• The World Bank, World Dewlopmcm &:pmT ]{)()6 page J

!.3

J<etiga, d1kotomi antara kebijaka n untuk pertumbuhan kebijakan

yang secare knusus bertujuan

denoan

membangun

kesetarean

adalah kehru. Dengan kata lain drstribusr kesempatan

dan proses

pertumbuhan

rnerupeken

dua

hal

yang

s11hng

men9andalk11n,

Kebtjakan yang mempengaruhi yang satu akan mempengaruhi

pula

yang lam. Dalam

model

pertumbuha n

Neoklasik,

oerturnouhan

digambarkan datarn persamaan:

Y :::: f (A, K, L), dimana;

y,, Output rlil. A= Pengernhuan dan teknologi; K= Kap1tal Stok dan L= tenaoa Kerja.

Dari pcrsamaan yang bereklbat

nada

tersebut llapat dlsimp..ilkan adilnya

bahwa PertJedaan

disoarita~ per',umouhan

datsm

saw

region tel)adl ka ran a: •

Kemajuan teknolog1 ::mtar daer11h bervartasl,

•

Pertumbuhsn stok kapltr:il antar deerah berbeda, dari

•

pertt.:mbuhan tenaga ke1J1;1 a11tor d1;1erah berbeda. Namun auran neoklaslk percava bahwc1 dalam jangka panjang

akan

terjadl

i
pendacaren

karena

adanya

kemafttan

teknologi dan ilmu pengetahuan. Pendapat yang berbeda dtkamukakan oleh Dixon Thirwal, bahwa daerah

rnaju yang

berada

dalam

semakin tum bu h, sementera

,...,omentum

daereh

pertumbuhao

akan

tertir.gga I tetap stag nan dan

dlsperitas akan semakin besar. Disparitas mempengaruhi

antar

daerah

pertumbuhan

bukan ekonomi

satu-satunva regional,

vartabel

11asi studi

yang Nazara

(1994) menunju~kan bahwa untuk beberaoa kasus, investasi model, pemerataaan pendidikan, aglomerasi, pemerataan tenaqa ~rja terbukti

menghil~•lkan tambahan output yang lei;ih baik di daerah

yang maju daripado deerah yang kurang rnaiu. '1,thlll T<>doro (2000). N\lrul AJor(2t)05)

14

2.2.2. Penyebllb Disparitas Antarwilayah Disparitas pembangunao terjaeli karena tiya faktor yaio:u tal
kondisl sosial budaya dan keputusan-keputusan

Faktor

alami

meliputi

kondrsl

iklim

pertaman

sumberdaya alam, lokasi geograf1s, jarak

kebuekan,

(agro

climate},

pelal:luhan dengan pusat

aktiv1tas ekonomi, wilayah poter-sia' untuk pembangunan ekonomi. Sementara faktor·faktor

sosrel budaya

mobititas

ekonomt,

inivasi,

keputusan

kebijakan

adalah sejumlah

secara

langsun9

atau

meliputi

kewira usahtu111.

bda~

nila1 dan tradtsi,

keb1jakan ~'<-nn

langsung

fdktor

Sedangkan

me"dl'kt•r.g

tenadmva

disparitas

pembi!'ngun;i n6. Pertumbuhan

ekonomi

xekuatan-kekuatan

tinggi

re'1istributif

yang

kurang

diimbangi

dengan

balk secara ekonomis maupun potitls

akan menfmbulkan ke~enjangan.

Kesenjaogan in• muncol disebabkan

berb'9al faktor yllltu s1stern :;er.trallslt~i negara yang tP.1 lalu kuat, seaangkan k~kuata:i penyelmbang yan11 dlpertajam

t1dak sebandlng; kon.i1s1 duallsme

dengan keb1jakan pemenntah,

sektor formal-Informal;

mlsalnv~ kota desa,

bangunan i)iram1da peranan sedemiidiJn ruca,

sehlngga lang$ung berhadapan antara skala besar dan keel• (ekonoml rak)lat);

konsenuasl

kebijakan

distnous.

kekayaan den

yang JUga

redistrtbust;

~d11k imbang

adanya

ekonoml dan pcllt;k yang bersnet eksptuitatif,

dengan

kekuatan·kekuatan k.oruptif dan kolusif;

kekuatan demokrasr ekonoml dan pol1t1k yang be/um memadai7• Sedangkan kebijakan

-nenurut

pembanguncm

Sela

sumerojan",

mengakibatkan

timpanp dan tidak seimbang,

kesetanan-kesatenen

pembangunan

menjadl

dimana satu sektor berkembang jauh

lebih cepat dari saktor lainnya. Dalarn hal ini dimana sektor ekonomi mendaoatkon prioritas terti ngg 1 dalam program pembangunan,

para

• Unned l'&uons· Eoonom1c wd .Social Co•umss1on for Asia and llre Pasrfic, Reducing /)1J{XJl'1tQJ. JJa!aneP Pn•ifk. New York,2001. p S Nunmaooyah Ha>1bwul, />c.,bc'""°)""~ /(e/~ M<•,..,l{(>)t /nJO'f<."" dakmt P~mt Kcs••Jang"'W' W1nuwas1a. Vol4 No J Apnl 2001, hi! 7-X ' Scio 8unwdjm. Kc11mpangan-kcnmpangan da1am l'cmhlcn<:.na. dal:im Juwono Sudarsono, Pembangunan Pchhk dan Pcruhahan Pohbk i<ebuah 81111$8 Ramp.,, Yayasan Obor Jndooe.,a JakanaJ'l'll hal 122

1"a

15

perencana

kebijakan

cenderung

perhatian

pada faktor faktor ekonomi,

perh;:itian

secukupnva

Penekanan

untuk

demikian

sPhmgga msreka

pad a seg 1-segi non ekonomis

pel'1(embangan-perkemban9an

lain

menguta maken

terlal u

saten

lupa membeli

yang menunjang.

yang berlebm lebihan pada pembangunan

mengaba1kan

memusatkan

ekonorr» seraya

sosial atau dengan

satu

sektor

ekonomi

kata

l!kan

rnendptakan ancaman born waktu pslkolog1s dan politis yang dapet mengha ncurkan nasu-hasn pembangunan.

Sebab ju rang perbedaan

dalam pembangunan sektor-sektor dapat menimbulkan

ketegangan

d1m rasa tidak puas yang setan] utnva akan mengundang reakst-reeksi politls atau psikolog1s yang rneruqlkan pembanqunan ekonomi. Selanjutnya (2006),

menurut

mengemukakan

Rust1ad1 et al {2003)9 dal:im Anggawen bahwa secara umvm

faktor-faKtor utama

yan~ menyebcibka n terjadi nya disparitas regional a ntara lain foktor gisografi, sejarah, politil.:, kebuakan pernenntah,

edmnustrast, sosial

dan taktor ekonorru.

a.

faktor Geogr.::fi Suatu daerah yang me:np:.ioyai cakupan wdilyal, yang cukup luas, ma ka akan terjadi perbedaa n d 1stnbus1 surnber dava ala:n,

surnber !lava

oertaman, topogruf1, iklim, curah huj~n, dan

sebagainya. A11a bila kondisi geograf1 suatu wilayah eukup baik,

mlka akan menempatkan wilayah tersebut pada kondisi yang lebih ba ik pula. b.

Faktor Sejarat. Tingk<'t perkembanuao suatu masyarakat sangat tergaoh1ng pada apa yang telah mereka lakukan pada masa lalu. Bentuk orgarisasi dari perekonomian

pada mass lampau

merupakan

penyebab

penting, teruterna berka ita n dengan sistem intensif untuk pekerja da n

entrepreneur. s.stern yang

memberi

kebebesen

unt.uk

bekerja dan berusahe a kan dapat berkernbang lebih cepat.

• L1ha1 fr:.l<'osoo Anggaw«i, Dupa-<10< Ko•mi>11si PaJD< .W. RJ:1r1/n.s1 Daorali da1&«aru1ya Jmgau l'~•k<MlxmgunWtl<"<1h J1 Ka/Jwf"'l
16

c. Fa ktor Politik l
wilaya h.

l
politik

yang

tidak

stab ii

dapat

menimbulkan ketldakpesnan d1 berbaga1 bidang yang berdampak

pada keraguan investor untuk menanam

modal,

keraguan

pengusaha u ntuk memperluas usene den sebagainya. d. Faktor ~eb1jakan Pemerintah Keb11akan

pemerintah

tepar

yang

dalam

perencanaan

pembanounan akan menghasilkan perkembangan yang seimbang

rm dalam pembangunan, kebiiakan pe:nerintah lebih menekankan pada sasaran makro berupa pertumbuhan yang tinggi dan membangun pusat-pusat anti.r

wilayah.

pertumbuhan

Selama

ya11g

justru

menimbulkan

wil11yah. Wilayah pusat pertumbuhan

kesenjnngan

antar

bergerak deogan pesat,

namun wili'ya h hinterland terkures sumber d11y;,nya dao tida !I: rnarnpu mengenibengkan dm. E'.

Faktor Administras1 Adminrstrasi yang !idak efis1en dapat mengakibatkan dispantas regional. Pelayanan yang bu ruk, la rnbar- dan berbelit-belit

kantor-kantor pernenntah yang merupakan kantor

pad~

pelayar.a n

publik untuk penJinan usaha akan menyebahkan keengganan para investor menanam modal d1 w1layah eersebut. Sebaliknya mereka akan menanamkan modal ny a d1 wilayciti yang mud ah dan cepat pelayanan adm 1 mstrasi nya. f.

Fat
umumnya tldak mempunyai

yang kondusil temadap

perkembangan

ekonomt. Mereka percaya pada kepercevaan yang primitif dan tradtsronal, pelkembangan

serta

nilai-nilai

sosial

yang

menghambat

ekonomi. Sebaliknya masyarakat di daereh yang

leb1h rn<1ju mempunyai

1nst1tusi

dan µerilaku

yang kornlusif

17

terhadap

perkembangan

ekooorm,

karena mereka

percava

pada

agan lit, rradisr, n1la1-nila1 sosial da n perilaku yang lebih fteksibel.

g. Faktor Ekonom1 Faktor-faktor ekonomi penyebab disparitas dapat dikelompokkam sebagai berikut: •

Perbedaa n kuant•tiltif dan kualitatif faktor produksi seperti lahen, tenaga kerja, modal, organisasi dan perusahaan;

•

Proses akumulas1 den berbagai faktor, seperti lingkarcin set.an kem1skinan;

•

Kekuatan pa sa r da n pengaru hnya terhadap sprea<J effect dan backwash effect. Pasar bebas telah mengakibatkan

faktcr-

faktor ekonorrn cenderung terkonsentrasi di wilayat>-wilayah terjadi

karena

penverapen sumber dava dan v1llayah sekitamya.

Spread

berkembang.

effect

yang

Perkembangan di nara pkan

w1tciyah ini

terjodi

ternyata

Jebih

lemah

ci1baru:li11gki!P denga11 /Mr.kwasl1 effect. •

Pasar tida k sernpurna seperti fa ktor immobilitas, harga,

l<eterbatasan

keterempuan

tenaga

kebijakan kerja

da n

sebagainya. Hasil r.enelitian Williamson (1975) menunju!ckan babwa :

1. Dispantas pendapatan antar daerah akan berkurang dengan menmg katnva perekonorman nasional; 2. Dispimtas enter daerah di negera yang sedang berkembang lebih tmgg 1 dari disparitas antar daera h cli ne!Jara maju, Sedangkan tingkat kesenjanga" beberapa migration),

faktor

yalcu

perpindahan

:

antar -wilayeth dip1!11y1:1ruhi oleh

Perplndahan

tenaga

kelja

modal (capit.al migration},

(labor

kebijakan

pemerinatah pusat (central go1•ernment policy), dan 1ceter1caitan antar daerah (Interregional linkages). Setiap faktor tersebut atau kombinasinya

boleh jadi cukup menvebabkan

ketidaksamaan

regional menJad1 berkurang atao.1 bertambah10•

l• W1lbams011, Jeffrey G. ( 1')77) K•!i•daksamaan R•p,wnal Ja., Prrn"' P1wtilnngnJWM NM•""4l P"1fggambara11 .l'ol<>it~ (T~~emahnn)

18

xessnjancan perenr.<1naan standard dan

entar caeran juqa disebabkan

yang lahrh berorientasi

sektoral

yang

permasalahan

usaha pembangunan dirasakan

dan

rnanfaat

kesenJangan

yang

dim11ikl

merata,

yc111y

pada kondisr,

daerah

ndek membawa

secara adil

rm:!lrlL>aV1a

pada top down planning

t1dak didasan

yang

oleh pola pendekatan

sehingga

yang seimbanq

tetapi useha

lebih

potensr, peluang

masing-masing,

manfaat

dengan

besar

untuk

pembangunan

untuk

akan

rnernpersempa

terjadr, apabila penerapannya dllakukan rnelalul

pendel
l.l.3. Disparitas Pendapatan Antar wilayah Menurut Dudley Seersu ada tidaknya pembangunan suatu bangsa dapat

riilihat

dan

penga ngguran dan

tiga

kenmpanqan

tersabut dalarn jangka yang

lebih

masalah

t:n~g1

ya1tu

masalah

pendaeatan,

kemiskinan,

Jika ketiga masalah

waktu tertentu dapat rnenurun dari tinglan m3k<1

p;1sti

sudah

menandeken

adanye>

penrbangumrn. Sementara faktor yang clapat mengukur pembitng11nar1 dalam

masvarakat menurut

perkapita, pernerataan,

Arlef Budiman13 adalah

kualrtas

kehidupan,

pendapatan

kerusekan lingkunqan.

keadilan sosrsl dan keseimbancan. Pertumbuhan ekoncm.i yang tinggi oan dlstribusi pendapatan vang merata merupakan suatu masataf yong besar b6gi negara yang baru berkembang,

kedua-duanya

sama-sarne

diwu1udkc>n secara bersamaan,

ekonomi deri;;an perueretaen.

penting,

namun

sulit

ads trade off antara pertumbuhan

Onentasi pembenounen yang bertujuan

untuk rnencapei pertumbuhcm ekonomi yang tinggi, maka pemerataan

akan rendah, jika proses pembangunan lebih menftlk beratkan pacta pemerataan make pertumbuhan ekonomi akan cenderunc rendah'", " Robert A Simanj11111a~ . ''Re{omt.iSJH~.,,gan K~ l':tSot-l'Jaerah ..: Makalab Seminar SEhan Flatform unrui: Mara Depan ~ Jr.donma, Jah.ono, Pent~ P<>lirik tkm f>eru/JUhun Poim/c, Sebuah Bung;>~ OpCsl Ul 61 '' Anef Bud 1man. Tc'"' Pem~m Dim.> Kenga. PT Omnodia l'ustllla Uiama, Jakarta t99S hal 2·M "Mtdwol P Todaro. Pembonft""O"f:1a»tomJ til Dwua Ket>tp. !idmK
19

Ada

beberapa

menjelaskan

tCF'}ad1nya

pembangunan,

pendekatan

yang

ketimpangan

pendapatiln

misalnya

bisa

digunakan maupun

untuk

hasil-hasll

Koefisien Ginl R1ttio1 Kurva Lorenz,

dengan

toaek» Theil, Indei<s Williamson dan sebagainya. Indeks Williamson merupakan indeks yang sering digunaka!l para peneliti, pen911matdan perancana

pembangunan

pembangLnan

antar

untuk

wilayah

' seh1ng90 diperoleh gambaran

meng;ikur tingkat

reaionet

(Propinsi,

kesenjangan

Kabupaten/kota)

tentang konsisi suatu wilayah dibanding

wdayah /ainnya.1~

wm,arnson

(1975)

Pt:
mengatakan

bahwa pengul
dapat digunakan dengan lndel<s ketlmnangan

yaflg dinotaslkan dengan

Vw.

Nllai

Indeks

Williarriso'l

ini lebih

rr. enggi;m barkan kesenjangan y1mg teljad1 a kl bat pertumbuhsn PDR.B dan penduduk den mas111g-maslng daeren. Sem11kin besar angkanya berarn tlngkat d1svttrltas pendeoatan reglona1 yar.g semakln besar

pu1a. Indeks Willtamsor. merupeken koeflsien variasi (COt!ff/cient of Varle.tion)

dari

pendapatan per ~al)ita, d1 mana

reta-rata

den nllal

sel:l<111'8n (varlans) dlhitung berdasarkan estill'asl '1arf nlial-ntfal !'OIUJ clan jumtan penduduk daerah yang sedang d1amatf. Azman (1967) menyataki!ln bahwa pembentvkan PDRB per Kaplta ternyata

dipeogaruhi

oJeh

:iar1yak

faktor ekonoml

maupun

non

ekonorru. Beberapa has1J penelitlan lam mengena1

pe11garu'1

fakoor sosial

ekonomi terhad:!!fl PORB dengan variasl mdikatornya diantarcmy;i hasil penelitian

Santoso

(1989)

menunjukkan

bahwa

l<.etimpangan

pendapetan antar daerah di Propmsl Bah disebabl
(1999)

da lam

hasil

penelitian

kesenjangan

pembancunan ekonorrn antar daerah di Jewa tengah mengemukakan " Kalil(ZOOC), Pc<wanbm /2000), S.ntoso (1•RQ)dan ~rinl (1999)

20

faktor

yang

presentase

menyebabkan

sektor

aspat berpengarun hasil peneJitian Tenggara

perdagangan, tersalur.

pendapatan

pos1t.f terhadap

disebabkan

{19ti7)

berpengaruh

antara

oleh

penoapatari

raktor

bantuan

catarn

PDR8

distribvsi

panjang

jalan

per kapita. Sedangkan pembangunan

distribusi

propmsi

dan

hasil penehtiannya

terhadap

lain

asli daerah,

(2000), Kesenjangan

Prt!sentase

Azman yang

mdustn,

Purwantim

Barat

kescn1<1ngan

di Nus~

persentase

sektor

persentase

kredit

mengemukakan

faktor

secara nasional dibagl

perkapita

dalarn empat kategori yaitu: (1) potensi dsersn yang tergambar dalarn PDRB sektoral, terutama sektor yang sumbangar.nya pembent1Jkan

PDRB perlcapitanya.

menggambarkan p~rdagangirn,

besar t.erhadap

Valial'ei yang digunakan untuk

potens: daerah antara lain selctor perta man, sektor sektor ln1ustrl

penoolahan,

dan

sektor jasa;

(2)

pendidldkan dan keseha1an van? mellputi varldbe! angl(zi melei< huruf, ~ngl
(<:) }um/ah penduduk . ttasil penelltlanoya menylmpulkan

bahwa

faktor

yang

ser.ara

slgnlflkan

!)erpcngaruh

temaJap

PORO perkapita a
pembentukon

tir.gkat buta nuruf, total panjano jatan dan jumlah penduduk.

2.3.

Pembangunan Manusia Pencetus

k.eberhasilan Badan

Manu5ia

awal

incllkator

pembangunan

Perencanean

bukunya

sosral

Indeks

ekonomt

Pembengunan

dalam

mengukur

adalah Mahbub ul Haq, rnantan Kepala

Nasional

Tirel Kemiskinan.

terhedap kecenderungan

dan

Pakistan

pada

Ia menyampaikan

para ahli dan

tahun

1970 dalam

kritik yang pedas

pohtikus yang mengulcur

k1nerja ekonomi sosial suatu negdra menurut indikator rece-rata GNP (Pendepaean sepern

Nas1om11 8ruto) dan turunannya dalarn inC:ikc:tor makro

tingkat

pembelanjaan pembayaran.

inflasi,

pengangguran,

pemenntah, Mahbub

tmglc"t

tir>gkat konsumsi

tnvestest, dan

posisi

tingkat neraca

ul Haq mencoba mengkuantitatifkan berbag<2i

.21

1nd1kator keseJahteraan yang kebaoyakan bersifat kualitatif antara Jain tingkat kekurangan g1zi, kematian bay1, usia harapan hidup, melek huruf,

akses te1hadap

pembcrdayaan

gi:nder

air bersrh, fasr/1tas kesehatan dan

tmgkat

sampai ke

kemtskinan, sehin99a

'Tlenjadi

mdeks kompfementer atas md1kator-md1katx>r makro ekonor11r~. Dengan munculnya

paradigma

tuJuan

pembangunan

yang

peda manusra (human centered development), rm1ka fokus

berpuset utama

pembangunan

bu~an

hanya

sekedar

menlngkatkan

perturnbuhar ekonornt, memperoesar pendepatan pert.:apita dan lain sebagainya, akan tetapi pem~aagunan Ju;)a harus menampakkan hasil pada i:e:i:ngkatan kualitas kehidupzn manusianya. p~mbangunan

Denoan kata lain

harus juga diaral:kan i:;ada pencapalan tahapan-t:ahaoan

kualitas kchodupan manusia yang dapat diukur. ltulah sebabnya dalarri dekode

1990-an

menerapkan

UNDP

pengukuran

manusia datam Human C'evelopment Pernbangunan Manus1a (IPM). Menuru• p~nlngkatan

Soetomo

(19d9)

tarap hidup

Inde~s

lndikatcr-lndikat:or

pada

awa!nya

lebih

pembJngunan

eteu

Indeks

unruk

mellhat

ber'!Wat

tfconomlc

Oriented. Hal 1:i1 !;epcnuhnyc!I dapat erapa faktor antara

lam:

(l} espek ekonomi merupaki'n

tampak di permukaan (2)

gejaia-geiala

apabtla

ekonorms

apablra klta blnra ~ent:ang taraf hidup, leb1h

gejala S-Oslal yang pada das:irnya rumpur ilmu-ilmu

sosial,

aspek yang lebih cepar

mudah

dikuantitatifkan

darfpado

bersifat kuahtatif, (3} di ent~ra

ekoncmi dianggap sudah lebih rneju uan

lebit> awaf dalam melakukan studr pembangunan. Dalam perkemoangannya masyarakat

trdak

cukup

kemudian disadari bahwa taraf hidup

dl:;oroti

dart

aspek

ekonominya

saja,

melainkan juga aspek-aspek lain termasuk aspek sosiaL Todaro (.2000) mengernukakan

bah1va

penerapan tolok ukur ~mbangunan

yang

bersrfat el
re Lihar Pulu Eka Cllh~adlu doJ..,, l'ckcakan Fdaor,fQJ.1ar JW>g Memf)89.tl .KlbupateuiKota di l'ropm$i Bali} 2<J(IS ha! J-2

22

Dalam d1sebutk.an:

Human

Development

Report

tahun

1990

(UNDP)

"Nan11sia aoa/ah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tufuan utama

dari pembang1.man

ildalah menoptakan l;ngkun~n

yang

memungkinkan bilgi rak:yatnya untuk menikmati amur ptmjang, sehat menji:Jlankan kehiduMn

yang proc/uktif. Hof fni tamµakny3

merupakan. suatu kenveteen

se!Jerhona. TelDpi ha! ini seringkali

don

te1fupakan oleh berbagai keSibuk8n mengumpulkan h.;rta den uang". Dafam

Laporan Pembangunan

Pembangunan

maousio

jangka

Manusia

tahun

vendek

untuk

1990 tersebut

(l:uman development) dirumuskan

seba9<1i

oertuasan pihhan bagi peoduduk (enlar!}ITlg the choice of people), yang dapat d1fihat darr proses ke a:ah •perluasan si!bagai taraf yang dlc;ipai pembangunan

rnar-usra

(utilizatiori)

dan

manusla melalui

keterampilan,

di atas jauh lebih

den9an konssp pertumbuhan keseiaht'!raan

oernbangunan

masyarakat

seb:tgal

mereka

sama

pcmbanguoan pemanfaatan

rersebut.

:uas pengertiannya

ekonomi yang

(economic growth),

)'ano

perbaii
sekaligus

kemampuan/l<eterampilan

pemban911n3n

dan sekaligus

dari upaya terseout. Pada saat

dapet dilihat j:..~a sebagai

(tormauon) kemampuan pengetahuan

pilihanH

Konsep

dibandingkan

menekankan

kepada

kebutuhan

dasar

(basic needs),

(soda/ welfare),

atau

penge1,1bangan

sumber daya manusia (human resource devt>Jopment). Secara jelas d1111 {!~mblang berpusat

kaltmat

tersebut

pada rnenusla,

menekankan

ya1bJ pembangunan

manussa sebagai tuiuan akhir dari pembangunan alat bagi pe'71ban9unan.

pembangunan yang

yang

menempatki.'~

dan bukan seba9ai

Menurut UNOP upaya ke arah "pertuasan pilihan» hanya rnunnktn dapat direalisas.kan berumur panjang memadai, dim11iki

den

dalam

jika penduduk paling tld11k memlllkl! dan

sehat,

pengetahuan

peluang

untuk

kegiatan

pro
!)eluano

dan keterampllan

mereebsasikan (rnrsatnve

pengetahuan dapat

bekerja

yang yang dan

memperoleh uang, sehingga memiliki oava bsu).

23

Sedangkan

(UNDPJ,

dalam

Pembangunan

Human

Development

RP.port

1995

tahun

rnanus.a dJdefm1sikan sebagai suatu proses

untuk mernpertuas pilihan

pilihan bagr oenduduk. Dalam konsep ini

penduduk d1jadikan sebagai tujuan akhor pembangunan (The uftimate end}, sedangk.:in upaya-upaya

dalam proses pembangunan dipandang

sebagai serene (principd1 means) untuk rnencapat tujuan tersebut. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan -neousta dlmaksud, ada 4 (empat) hal pokok yang harus dioerhatikan sebagai komponen kunc1

nembancunan rnanusia yaitu: l. Produkhfiras mempunya1

(Productivity),

ini

berartl

bahwa

manusia

harus

kemarnpuan untuk menmgkadca!"I produlttifit.asnya dan penuh

barpartislpasi

dalam

proses mencari

penghasllan dan

lopangan kerja. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi merupakan bagian darl model pembangunan manusla; 2. Keddllan (eQuity), bahwa setidp orang harus memilikl kesemoatan van~

sa.na.

poiltik

Semu;,, h~Mbatan

harus

berpartts.past

dihapuskan,

terhada;> paluang sehingga

dan mendapatkan

sernue

keuntun\)nn

ekonorr» dan

daoeit

orang

dari peluang yang

tersed1a;

3.

Keb~rlanjutan kesernpaten

(Sustain~bility ),

akses

terhadap pel1.ang

atau harus terst:dla bukan nanva uotuk oenerasi sekarang

tap1 harus Juga rnenlamm

ketersediaan untuk generasi yang akiln

datang. Sela in ttu semua hP.ntuk sumber daya fisik, 1nar.usia dan alam iuga harus dapat diperbaharu;. 4.

0emberdayaan

(Enpowennent}, Pembangunan harus dilkulaln oleh

semua orang, bukan semata-mata dilnkukan untuk. semua orang. semua orang

harus

berpartisipasi

penuh dalam

pengambilan

keputuseu dan proses mempengaruhi mereka17• SPGangkan menurut pembanquneu

Sumatldumin dan

manusia merupakan paradigma

Abdurrahim

(:>001),

pembangunan yang

menempatkan rnanusia {penduduk) sebagai fokus dan ...asaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, 1'

yaltu tercapalnya peng~ai.aan

HWIWI V
24

ates

sumber

peningkatan

daya darajat

meningkatl
(cencapeten keseheteu

pendid•kan

untuk dapat berparusrpast

untuk

(usla

mencapal

tudup

{kemampuan

hldup

panjang

layak),

dan senat) dan

bace tulis dan keten1rnpilll11

dalam masyarakat

dan keglatan eko11omi)'"

Oleh karena rtu pengertran pembangunan manusia lebih ditu1uka11 kepada

peningkatan

kulitas

yang

human growth

mendukung

(pertumbuban manusla ), vaitu ban9klt11ye rakyat, yang tanpa merasa kurano dari orang lain, secara sosial efel
memilo.JI tanggungjawab

bag1

kehldupannya

seodirl,

bagi

keluarga serta komurntasnya19• Laporan Pembangl.!nan

Manusla (Human Development Report)

yang dll<eh.111ri
oleh BPS, Bappenas dan UNOP (2001) meriyebutkan

?ahwa

remt,angunan

teporsn

mernbertkan dlcapal

9\lmbaran

manusla

tentang


:nd1kator

kcmposir

merupakan

1ndeks

~e(jcmahan

Pencapaian pemban9ur.an

den

merupaluln

pencap~ian

upaya

untuk

pemt;an9unan

yang

rrn!nqgunakim alat ukur berupa

Pemb6ng..,nan Hu/11lJn

Manusla

D~velopmen

(IPM) Index

yang (HDl).

1Jimaksud akan dapat dliihat dorl apakah

konsep pemba119unan suda:-t berwawasan pembarigunan manusta at.au bel~··n, ya1.g

hat lnl berartl bahwa secars konsen, pembangunan rt1;inusia

oleh UNDP mengandung makna untuk melihcit secare aktlf manusia atau penduduk dalam proses

diajukan

keterllbatan pembangunan

sejak perumusan i<eb,jakon, penentuan sampill pada

evaluasi kliblJdkan. Dalam ...aporan pemba09unan manusla inl, selatn lndlkator utamo IPM, juga disajlkan 1ndill.ator kompOS{t lain yaitu: •

lndeks Pembangunan Gender (IPG);

•

Indeks Pemberdayaan Gender (!CG); llan

•

lllUeks Kemisldnan Manusala (IKM}. Sebagai ind1katnr komposlt, IPM, IPG,

roe

den IKM mel'!'lpu11fai

mantaat terbatas, tarutama kalau disajikan tersendlri, hanva dapat menunjukkan status pcmbangunan

manusia

suaw

wilayah. Namun

°"'"'

:s Ltlo>l 0 S~ dtm Dtidt S Abd1nhnnd:ilam P~ P~...,n MaNISUl Untu.tPctv1Ct1"'1'1fl Pcmho1lf!IJl")TI Doua>, Ba;>eda. Prcpittsi Jawa B1re1 200 I, p Hi "S-0"'1)anl>ol:o. />tD!er AJMa:an doM i'~ l.P3ES 1983. p 14S

J.,_

25

derrukian manfaat yano terbata!'> ini dapat diperluas kalau dilakukao perbandingan antar waktu dan aotar wilayah, sehin99a posisi relatif suatu wilayah terhadap w1layah lam dapat d1ketahui, serta kemajuan antar waktu di suetu wilayah den perbandingannya

dengan pencapaian

kemajuan w1layah lam Juga dapat ohmali~i:>. secara umum indikator tersebut bermanfaat peoeotu

setlagai alat advokas1

ternecap perumus dan

keqiiak.~r. d1 setiap wilayah, khususnya yang berkaitan denqan

kebnakan publik yang akan dipllih dan d1tetapkanm. Selanjutnya

dalam

Laporan

Pembangunan

ManuSla

Indonesia

2004 yang diterbitkan oleh lembaga yang sama menyatakan bahwa untuk melihat mentaat indeks pembangunan manusia (IPM) pertarna • tame

k.lta perlu

melihat

hubungan

antara

konsep pembangunan

manusta dan mdeks pembangunan manusia. Konsap Pembangundn manusla sanqatlah luas, mencakup hamplr saiuruh

aspek

mengungkapl;an oekenean,

kehictupan pendapat

manusia, nm,>a•

mular

k.esetaraan

d;ui

kebe!:lasan

jender,

lai:angan

gizl anak, sampei melek huruf orang dewa;;a. Seballknya

mdeks pernbanjunan manus1a mempunvar llngkup yang lebih sernplt, mdeks

hanya

1nl

pembangunan

rnanusia,

:lapat

mengukur

rnanusra, terutama

sebdg1an

karena banyak

s11j11 dari keadaan

aspek

c!a1i ket:ldupan

sepert1 kebahag1aan atau hub\Jngim Clalam masyarak.at tidak

dapat diukur dengan angka. Oleh karena rtu pusat perhatian naruslah diletakka'l lebih kepada konsep dan pembangunan

pada mdeksnva,

lm berern bahwa setiap keoijakan

harus mendahulukan

manusre, dengon menganggap

manusta bukan sebagai serene tetapi tujuan. Jadi setiap keb:lakan harus bertujuan untuk mempertues pillhan yang tersedla bagl seluruh warga

dan

sernuanva

narus

dilaksanakan

secara

setara

dan

berkelanjutan. Indeks komposit

Pembangunan

tunggal

yang

Manusia digunakan

(IPM} untuk

merupakan mengukur

indikator pencapaian

'° l.1har F.n Ha
SulaM..,,

Utara den J>.•opuus (i<Jrcn1afc>

26

pembangunan rnanusra

yang

telah dilalOJkan

Walaupun tidak dapat manqucur manusia, namun mampu

semua dimensi dan pembangunan

mengukur

manusia yang dinile: mencerminkan capabilities)

penduduk,

di suatu wilayah.

climens1

pokok pembangunan

status kemampoan dasar ibes«:

Ket1ga kemampuan

oeser itu adalah

umur

paniang dan senat yang diukur dari angka harapan hidup waktu lahir, berpenaetahcan dan berketerarncueo yano dtukur melafui angka metek hurup dan rata-rata lama sekolah, serta akses terhadan sumber daya yang dibutuhkan

untuk

mencapai

diukur dengan pengeluaran IPM detarn

hidup

yang layak yang

konsumsi. Oleh karena it\J pemanfaatan

perencanaan Pembangunan harus duengkapi dengan kajran

dan analisis i<etiga

stanear

situas• ternedap hodikator·ind1kator

komponen

tersebut,

metalut

yang mempenqaruhi

suatu pendeketan

logis untuk

rnenentukan lndikator yanQ mempengaruhi perkembangan nllal IPM". Inrfeks

Pembangunan

Keseniarga~ "ke1
antara

mceks

pembangunan

oleh sedap kabupaten. memperllhatkan suatu

Manusla

mer.lberi

te.:i<1ni

beberapa

dan

100

mer.:::e•m!nkan

mar.usla - jarak yanQ perlu ditempuh

Pcrbandingan selam" beberapa waktu akan

kepada ~~ta kemaju:in atau lcurangnya

kabupaten

dlbandlnekan

tertentu.

dan

petunjuk.

diberi

A~tcor peringkat,

kabupaten

juga

dengan

demlkian

kemejuan

dapat !PM

depat napat

berfungs1 sebaga1 pegangan untuk alokasi sumber daya22• ~PM mengukur pencapaian k<1seluruhan dari suaru negara datam t1ga d1mensi diukur

dasar

dengan

pembangunan

harapan

.r.anus1a, yaitu larr.anya hidup,

hidup pada saat lahir, pengctahu&n/tl'lgkat

pendidikan, diuku r dengan kombinas1 antzir;i angka melek hurup pada penduduk dewasa (dengan

bobot dua per ti911) den rata-rata lama

sekotan (dengan bobot sepertlga) dan suatu standar hidup yang layak diukur

denaan

peneeluaran

pe•

kapita

yang

telah

disesuaikan

(Purchasing Power Peritv P.:iµi;,h).

" Bapeda dal\ ilfS Kallupaten Bekosi. Ain~l'Udon PerkllJRl!P" [RtkkJl'IMllJQJl/lt>JUHAtamma lll'MJ. /tide~ K;<m;sictl1lllt Mcnus1a (l1'MJdml Jndd:s I'~ Jl!tldeT (U'J)~ Beka« 20(13 ha! 9-111

" L1""1 ixl;s Lal>oran P""'DMGlJMn Maoos•a llldone
27

[PM

:: i./3

(Indeks

X1

+ [ndeks

X2

+ Jndeks

X3)

Dimana Xl = Larnenva rudup: X2 = Tingkat pent11dikan; X3 = Tingkat kehsdupan. lndeks Xl, lndeks X2, dan Indeks X3, dihitung deogan formula :

lndeks X (t,j1 = Dimana :

X 1,,11

(X{1,j) - )( (inlinl) "'

I (>
-

X (I min))·

lndikator ke i dari daerah j (i = 1,2,3

1,2,

j ~

... n);

X Umin! = Nilai Minimum dari Xl; X.1 m•~l

= Nilai Maksimum dari xi.

Adapun nllal minimum dan nllal makslmum darl senap kumponen adalah seba9a1 bsnkut: Tabet 2 Nllal Makslmum dan Nllai Minimum 11.omi:;onen IPN

jKomPOn'en JPM Angka Harapan Hldup

-

Angka Melek Hurup Rata-rata Lama Sekolah Oaya Bell

1

Nllal M~ks1mul'll

I

85 ......... 100 ....... 100

N!lal . HJ!'llmum

25 0 0

··Keterangan

··-

Slandar UllOP

SYondar 1i11ni> · _,, IJHOP C:Vmbf(l'f
"m-un>l
!I"'"

onroimen

r.ttM

737,72

360

-·-·· ..

UNDP m~9.,.•ka" •oe 1 t1I Pf:' k.ap"- Yla"9 tetotl

!IJ~e
Menurut Laporan Pembangu:un Manusia Indonesia 2004, daerah dapet dlkelompokkan rnenurut oencapatan !PM menjadi ernpat kategori yaitu:

1. Daerah dengan IPM rendah veitu IPM di bawah 50; 2. Oaerah dengan JPM menenqah rendeh (!PM antara 60-65); 3. Daerah dengan JPM mener.gah tinggi (IPM entara 66-70); 4. Daerah dengan !Pi-1 tinggi (!PM di atas 70).

I

2.4.

Faktor-Faktor

yang

Pembangunan

Manusia

Menurut Tambunan depat juga

drqunakan

Berpengaruh

(2001), se1l9a1

mengukur tingkat kesenjangan

Terttadap

lndeks

Hvman Development Indeks (HD!) salah

satu

indikator

sosial

untuk

pembangunan antar proprnsr. Secara

bahwe semekm bail< pemba:'lgunan di suaru

hipotetik cepar dikatakan

wilayah sernakln tingg1 HD! daerah tersebut. watauoun, data menunU]ul
paling

tmggi

!'etelah

()l(!

J~kzrt3,

tetapi

posi&inya

terrnasuk rencah dalam PORB per kapita. Walaupun demiki;m satu hal yang jelas a
bahwa

cropmsr-procmst yang ranki11~ KDl-nya

renJah leb1h w:iyak terdepat d1 I:idori!!s1a 8agian sarat~). Oe;ngar dernlkian kito dapat rnemaklumi bahwa peca aakekatnya pernuancunan melalul

manusia

pe:igembangan

berkuelitas

yang

bisa dilak<.1lcan

komponen-komponen

percepatan

indeksnva,

namun

aem1!~1a., :idak semua komponen dapat diperoleh rnelalui pcnyediaan fasilitas atau bantuan pemeriotah saja, eda komponen IPM. kbesesnva yang bernubunqan

dengan cave beli yang juga rnemerlukan upaya-

upaya ~ang senus dan seluruh masyarakat. Tir.gka~ pt:ndapatan rnasvarakat yang berkoitan langsung dengan eava beu, diduga peningkatan

mernpunyai

peran yang sangat C10111in;o11 dalarn

kuelitas hidUP manusia fl)ng diukur dengan pencapatan

IPM, o!eh karena ltu pendapatan masyarakat yang sannat timpang akan menyebabkan kualitas

hidup yang timpang juga, sehlngga pada

akhirny:o akan mengurangi kualttac hidup manusia dalam satu wilayah

tertenru secere kumulatif. Dari uraien di atas dapatlah terdapat

hubungan

antara

ditank setu kesimpulao

pendepeten

yang

l
a Uhat Tambun.an ( 200 l) Transform~ El::Dnotn1ds /rKJ(Jl)eSa., Tt!(~i 0.1 ~n

bahwci

merata

dan

Emplns.

29

tmukat

pencapaian

pendapatan

akan

Indeks

Pembangunan

mengakibatkan

Manusia.

Kesenjangan

IPM

pencapatan

mengalam1

hambatan atau gangguan, walaupun pendapatan bukan satu-satunya faktor yang berpenga ruh tcrhadap IPM. Belum benyak

penelltian

yang dilakuken

untuk

menga nalisis

faktor-faktor yang beq:.it!nydruh terhadap penc
'

lembaga

dunia

seperti

World

Bank

dan

taooran

serta

UNDP

oernbencunan manusia Indonesia dan tulisan tentang pembangunan daerah lebih ban yak meng upas pen capa ran target atau realisasi IPM dari tahun ka tahun, hanva sec:likit y<1n9 mengup'ls tentang faktor yang • mem pengaruhinya. Hasii penentia n yang cukup relevan dilakukan oleh

A. Guriadi Baratil (2005} don Putu Eka Cahadhi (200!;) tentang pelacakan faktor-taktor

yang mempengaruhi

Indeks

Pembangunan

Manus1a ~1 Propinsi ~all menunjukkan bahwa Pembi'ngunan m;mu:>1a sa 'lgat

::l1penqarun1

pembevaan

olet:

pembangunan

fa/I.tor pemt>angundn deerah, faktor

ekonorm,

kemisk•nan,

iaktor

dan taktor

kesehatan. Da lam penahnan 1n1 a kan d1laku kan pengidentifikasian

faktor-

f<'lktor yang merr.pengaruhi Indeks Pembangunan Ma r.usia. Pemiliha n va riabel penel1tian dic:las
ini akan

IT'eniadi peubah bebas delam reg resi va rta bel IOM. Dengan demikian a ken da pat drembil implikas1 keb•Jaka n dari hasil ana lisa terse but untuk meningkatkan IPM suatu daereh. Kepadata n pend udu k merijath

peuba h bebas untuk

rnenjadl

kontrol variabel lam, karena pemer1 nten daerah cenderung

untuk

30

melekukan berbaga1 program pembanqunan yang berkartan dengan percepata n pemngkatan

IPM pad a daeran-eeeran

yang kepada tan

penduduknva t1ngg1. Sebaliknva daerah yang padat penouduk Juga

akan mengakibatkan pemenuhan jasa kesebatan dan pend1d1kan yano kuranq

ha1k dan

t1d11k rnarata,

sP.hmgga h1sa

herdarnpak

nP.g
terhadap IPM.

31

--

------~

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup

penelitian

Ker:amatan

(meliputi

23

Pernerintah

.Kabupaten

dibatasi

Kecamatan)

pada Ketimpangan yang

ada

di

antar

linqkunqan

Bekasi. Sementara obyek penelitian

adalah

PDRB riil perkapita (PDRB Perkapita atas harga konstan tahun 1993), Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan

Manusia

(IPM)

nenqan seluruh indikatornya. Jangka waktu observes: untuk menganalisis

tinnkat dispantas

pendapatan ditentukan selama 9 (sembilan) ta'iun yakni antara tahun 1996-2004, jumlah

sementara

kecamstan.

kecarnatan observasi,

hanva

itu rr.engingat

maka

akan dianalisis

manqanehsis tingkat pada 4 (ernpat)

yaitu rahun 2001-2004.

faktor yang berpengaruh data panel

untuk

atau gabungan

adanya kebijakan

perubahan kernajuen

tahun terakhir

Sedangkan unttrl< rnenganalisis

terhadap pencapaian IP~ akan digunakan data "cross secsion" dari 23 kecamatan

selama 4 (empat) tahun, yaitu tahuu 2001-2004 sebagai

data "time

series" nya. Menurut

Baltagi

(1955)

dalam

Khusairu (2002)

keuntungan

menggunakan data panel24 adalah: 1. Mampu mengontrol heterogenitas individu; 2. Ban -ak memperoleh informasi

lebih bervariasi,

mengurangi

kolenierttes antar variabel, meningkatkan degree of freedom dan lebih efisien; 3. Lebih baik untuk studi dynamics of adjustment; 4. Mampu lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur effek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section murni atau data time series mumi. 5. Dapat menguji dan mengembangkan model perilaku yang lebih kompleks. 24

Lihat Khusaini (2002) ha! 30-31.

32

Karena penin9katan IPM diduga dipengaruhi ole)l faktor ekonorm dan raktor non ekonom1 seperti pend1dikan 1an kesehscan, rnaka untuk mernudahkan

pembukt.an

adanya

urspantas

pendapatan

da n

pengar;.ihnya terhadap penc;ipa1an Ii>M, maka akan dianalisa terfebih

tingkat

dahulu

pendapatan

disparttas

yan!J

teljadi

dengan

menggunakan lnl.leks Williamson (I"·), baru kemudian akan dianalisis t1pologi kecarnatan dan faktor-faktor yang mempcngaru~i pencapatan IPM dengan 'men!'.;gunakan regresi data panel. 3.2. Metode pengumpulan Pengumpulan seKunder

data c!ilaKukan

yang

bersifot

dengan memanfaatkan 1nstans1-!nstan~i

data dengan memantaatkan data-d~ta

kuant1tatif

uan

kuaMtatif,

yang dlperoleh

doku ..~n-dokumen resml fang dlterbitkan oleh

terk~il di Kabupaten Bekasi sep@rrl Bappeda, Badan

Pemberdayarn masyarakat, Dmas Pendidik~n. Dinas Kesehat;in, Badan Puset St?-tistlk Ka!lupetcn Bekas1, Ba~1an Keuit.1910 dan Bag1an Bina

Tata Pemenntahan

Sel<
Setda Kabupaten

NDa memanfaatkan sumber-sumb'!r t>erkaitan dengan objek penehtlan. Vntuk melengkapr validas1

keakuratannya,

dat11

yang

literetur

dan

Jumaf

yang

kurang Clan untuk kepentinqan

maka drlakukan wawancara dengttn pihak-

pihak yang memlhki keter1
peningkatan

Indeks

3 ,J, Tehnlk A11alisis Penelitian im menggun11kan C:eskriptif dengan menggunakan 3.3.1.

metods penelitian analisa data secara alat ana6sa berupa :

4nallsis Weighted Coefficient of Vart,.don (CVw}

Analisis Weighted

Coefficient of Variation

dengan lndeks Williamsofl, yang digunakan disparitas

pendapatan

antar

kecarnatan

{CVw) eteu dil<enal

untuk menglden!itikasi

detarn wilayah Kabupaten

Bskas], Nilai rndeks ini berkisar antara fl()/ dan

~w.

lika nilai indeks

semakm mendekati satu berarti kesenjangan regional semakin besar,

33

Jlka n1la1

mdeks semakin rnendekau nol berarti tmgkat kescnjangan

antar kecamat:an keen. Ru mus.an matematika dari Indeks W1Jlramson adalah:

lw

= V ~(Yi-Y)2PVP y

Olmana: Iw

= Jndeks Kesenjangan regional

Yi

= PendaP<Jtan regional atau PORB riil per kapita kccamirran «e I dafam Ksbupeten Bel:asi

Y

~

Pendapetan regional iiJUJtJ PDRB riil per kapita Kabuf)8ten

Beka<>i n

=

Pi

= Jum/ah oeoduauk. per tengahan tenun kecamatltn ke i

P

=

F!anyaknya kecsmeten;

jun-:lah penduduk certf:r.gahan tstu»: Kab,1pate.1 Bekasi

Der.gan mengJunakan Safrizal

(1997)

dalam

lndeks Williamson inl, llasil

Salmon

(2005/,

pede

periode

penelitlen 1971-L993

m=nunjukkan Jcesenjangan antar proplnsi Ji Indonesia Bagiim BarJt berada pada CVw entera 0,179 lndonesra

- 0,392. Sedanakan unwk wilay~h

Ba91an Tunur berada

cendertJng meninykat

pada

Cl/w 0,396

-

0, 544

dan

Has1l penel1tian orcing yang sama pada tahun

2000, menun)ukkan bJllw~ pada periode 1971-199G terjadi penurunan ln1eks wuuamson yang herkisar antara 0,4 - 0,7, sedangkan tanun 199!! turun darf :J,671 (pada tahun 1997) 1998). Penurunan

menjadl 0,65 (pada tahun

1ni diseba!:>kan terjad1nya k.nsrs ekonorru, eimana

banvak daerah ma}u dengan tingkat konsentrasi industri yang tinggi sepem di Pulav Jawa mengalami kernundura n ekonomi yang sangat

tajarn, Berbi1ga1 kecenderunqan osa terjadi da:am masalah ke~njangan antar daerah (Indeks W1Jliamson), ada naerah yang mempunyai tren kesenjangan yang menurun, Joa yang ma kin meningkat don ada yang berfluktuasi

da!i

tahun

ke tahun.

Kesenjangan

pendapetan antar

34

daerah

yang c:enderung

menmgkat

selain

yang terjadi di Jndones1a

Bagian

Timur penode 1971-1993, JU<.Ja dapat dilihat dari hasil (2005) yang meneqanahsrs Oisparitas

oenehtian V1c~or Winarno

Pendapatan d1 Kabupaten l
menunjukkan

ba hwa dtspantas penda pstao antar kscarnatan di kabupaten Kiaten oertode ~993-2002 cenderung meningkat (lw 0,3578 pada tahun 1993 dan 0,5896 paua tahun 2002). Sementara

1tu

hasil

Penelltlan Akita

dan

Lukman

(1995)

menemukan bahwa ketimpanqan antar ceeran di Indonesia periode 1975-1992 mengalam1 penurunan, dermkren h~lnya hasil penelitian Lub1s (1995) pada periode 1983·•993 kcsenjangan pendapatan anter

daerah di Indonesia makin menu··Lm25• Has I cenderung

Penehtran Salmon mcngecil/menurun

( 2005)

O/w

sedanqkan CW

nenode

1923· 1~97

periode

1999·2003

menaik kembali. Ker.1mderungan yJng fluktuatif ini juga di'lpat dilihat dart has11 penebnan Saf1tr1 (2005) ternada p d•sparitai:: an tar daerah c1

Propins1 Bengkulu pP.riode 1983-2003, di mana lndeks Wi:liamson cenderung berftuktuatif dan sernekin rnenurun, MelaI u; pengh1tungan Indeks W1iliamson pada periode 19S.6·2004 untuk K;,bupat~n 8ekasi diliarapkan dapat manunjukkan

tren atau

kecenderungan kcsenjangan antar kecamatan di Kabupaten Bekasi delarn periode tersebut, Sf!hingg& a kan tergambar suetu gambaran polo ketidakmeralaan anta r we ktu yang te•Jadi, dengan metode yang sa ma akan d ia nahsts va •1as1 pencapaian IPM setiap kecamatan untue melihat
disparitas

denaan menggunakan

Gini Indeks

(kurva

Lorenz)26 dan Coeffic1en of variation. Namun demikian hasil i;enghitungan menggambarkan

tmgkat

perkembanqen

iodeks ini belum dapat pendapatan

maupun

perturnbuhe n ekonorm yiiog teried 1 secare horizontal pada masing· 15

L.1hat Antlrftm Salmon. D1.tpi1r1t(1.f J'endafl(l1an lkln Tr'ati.tforl'ltllM.~n&.uual J1 flwnalt:ro llt1vo.

T..,s MPKP UT ha! )0 ~I ~ L1ha1 Me1<..i., J>"lsllllW~• \nm lndels (fooaro2•.~)0,page 187·1~8)

35

masmg kecamata n, untu k keperluan

rtu maka digunaka n a lat anali$i$

la111 ya1tu T1pologi Klaasen.

3.3.2. Tipologi Klaasen Tipologi Stanstik

Klaasen, telah banyak

yiing digunak.an untuk

kecamatan,

d1gunakan oleh Badan Pusat mengetahui tingkat kemajuan

deuga n ka Lil l<1in kecamatim mana saja yang suuan

mengalami kemajuan, sedang berkembang,

masih tertinggal maupun

yang mengalami kemunduran atau penurunan perturnnunan ekonorni. Penggolongan

suatu

daerih/lcecamatan

perband1ngan antara laju pertumbuhan kap1ta

kecamatan

tcraadep

dilakukan

berdasarken

ekonomi (l.PE) dan PD~B per

angka

PDRB

parkapita

rata-rate

empat

ketornpok

Kabupaten. eerd.isa rka 11

Tipologi

daera h/keca mata n

dalam

Kl1:1<1sen,

a
perkeml:'angan

pembangunan

antar

kecemetan ;aitu: r 1. WI/ayah Keramatan Maju

clan

tvmbuh

cepat

(Keamalan

Se;"ahtera), yaitu kecernatan yang laju pertum!Juhan ekoriomi dan PDRB per Kapltanve feblh tlng9/ darl Kecamatan

1n1

pemba11gunan

merupakan dan

rata-rata

Kahupat~n.

kecernseen yang paling maju tlngkat

pertumbuhan

ekonomlnya.

Kecamatan

in;

bt>rl'dA pada kuadrvn I, yaltu kecematen yang paling maju tingkat pembangunan den pertumbuhan ekonorrunva.

2. Wilayah Kecamatan Berkembanp, vartu kecamatao yang l
PDRB per Kapitanya lebih rendah dari

rata-reta kebuperen.

Kecamatan lnl bereda pada kuadran II, yaitu kecernaten yen9 mempunyai potensi tinQkat pemoancunen yang nesar tetal)i belurn

diolah sepenuhnya. 3. Wilayah Kecsmstsn Relatif Tertinggal (Kurang berl<embang), yaitu k.ecamatan yang laju pertumbuhan ekonominya lebilJ rendah dari

:r. Lihal Kai~(2COQ) d.an l<.aryan1 (1'>911)

36

rata-rata Kabupaten, nan PDRB per Kapitanya febih

«ecn dari

rata-

rata kebuparen. Kec:amata11 ini berada pada kuadran III. 4. Wi/ayah Kecamaran Ma)u Tetapi Tumbuh Lamban (Kesejaflteraan menurun clan berpotensi tertinggal), pertumbuhan

el
vaitu kecamatan yang laju dari rata-rata

Kabupaten,

tetapl PDRB per Kapitanya lebih tinggi dari rata-rata kabupaten. Kecamatan ini berada pada kuadran N, yaitu kecamatan yang relaef maju, tetapi kini tingkat pertumbuhannya melamban akibat tertekannya ke91atan utama d1 kecamatan ini. Berdasa rka n Tipologi Klaasen, kecemeten yang ada di Kabupaten Bekasi ake n dihrtu ng da n diba'ldingk
?ORB per

Kap1ta reta-rata

Kabupaten

Bekasi.

Has1\

dan

pHhi~ungan terse but akan meng hasuka n emper kuadran kelompnk Kecamatan berdasarkan

pert'Jmb\.!han ekonomi dar. pembang•J:lan

PDRB per kapita nya. Keempat kuadrat' terseb::t adalah :

-rabel 3.1 Pengelompokan Kecamatan Berdasarlcantipologi ld;;asan

-

.

KUADRANI

UADRANll

Wiiaf
veh Kecamatu 11 embang Cepat.

cepat (Kecamat.ln ~ej::ihtera},

LPEi > LPE rete-rata Kab PDR6i < PDRB rata-reta Kab

LPE1 > LPE reta-rate Kab PDRBi > PDRB rata-rata Kab

~·~~-K-U~A-DRA:-:-'.N:-:-=1~11::-~~-r~~~~-K~U~~~D~RA::-:-N:-:-=l~Y,--~~~ ~~~~--~~~.~~~~-+-~~-·~~~~~~~~~~~-

Wilayah Kecamatan Relatif

] !

l

Wllayah Kecamatan Maju Tetapi Tumbuh L..amban (Kesejahteraan menurun dan berpotenst tertinggal),

Terttnggaf (Kurang berkembang) LPEi < LPE rate-reta ~-eb

PDRBI < PDRR_r_~~~-rata Kah

LPEi < LPE rata-rata Kab PDRBi > PDRB rata-rata Kab

Hasil pengelompokkan kecamotan ini juga akan dlgunakan untuk membandingkan

tingkat

pencapaian

IPM

dari

masin~-masing

37

kecamatan. Apakah peda kecamatan yang masuk kategori rneju dan tumbuh cenat. sebaliknya.

tmgkat pencaaarain

oermkran

apakah pencapaian

IP1\I nya juga cepat atau malan

juqa pada kecamatan

yang relanf tertinggal,

IPM nya 1uga tertingga! atau sebaliknya malah

relatif rnaju dibandingkiln

!PM pada tipologi kecamatan

pencepaian

yang lainnya. Setel(!h g~rnbaran rnenqenar vanas1 pencapaian IPM peda rnesinqrnasing noe kecamatan d1peroleh, maka untuk menganallsis faktor faktor yang berpengarut:

ternacao IPM digunakan anausrs

regresi linier

:Jerg~nda.

3.3.3.

Ana1is!s Regresi Data Panel,

Anansis Regr<:si data panel d1gunakan untuk men~anali~is faktorfaxtor ekono-m dan sosiet yang rr>empen9a1 uhi uenceperen TPM di 23 kecernatan yang ada detarn wilayah ya1tu

tahun

2001-2004.

xanupaten

Hal oni dliakulo.an

Bekasi seiarna 4 tahun mengingat

pennamatan

terhadap !PM baru berkembong ':Ian menjad: pertiatian pemerintah pada akhrr dekade semb;!a'l outunan,

sehingga

data y3ng tP.~rli
s;;ngat terbatas. Mcnuo ut GoJah (2000) datam Lyndon (2001), pcnggunaan data panel

merruhkt keuntunqan-keu.mmqan:

jurnlah data mernngkat, tambahan, s~hingga

pertama,

memur.gkinkan

dan ha! ini akan menghas1Jkan derajet bebes

dapat menguran91

ko!eniaritas antar variabel;

kedua, memasukkan lnformas! yang berkattan,

baik den9an variabel

kerat lintang ~cross section) mauoun deret waktu (time sefie:;J lebih

bervanasi dan dapat mengurangi masalah yang rnuncul apabila ade vanabel

yang

dihilangkan.

Panel

data

juga

dapat

mengontrol

hetero~enitas individu (daerah). Bentuk Persarnaan

umum regresi data panel adalah

sebagai

cerikut : Y,. =

Po +px.. + s11

Dimana : Y, = Vanabel terikat untuk µengamatan kP. i periode t;

Ile = Intercept atau konstanta;

38

~" lh, ~a_ •••• ,Jl,.

= Knefisien regresi;

X1, X21 X,,, ••• ,x.

= Vanabel BP.bas (variable sosial dan

ekonomi yang berpenqnruh terhadap pencapaian IPM); = t , 2, J, ... N, menunjuk

ke data cross section

( mdrvtdual/daerah ); t

= 1,2, ..... T merujuk ke periode waktu tertentu;

s a = eatat/error t

dan

dengan

untuk daerah ke i dan penooe waktu

drasumsrkan varians

mempnnyai rata-rata

konstan

serta

0

tenlistribusi

!ndcpenden an-ar waktu dan individu/daerah. Penggunaan data panel juga menernbah

dlmensi kesulitan baru

mengenai masalah spesifikasi model; dengan data panel pen;iganggu (d1sturbanre

tl"rm),

kernunqk.nan

menganclung

pengganggu

yang

oerkaitan tiengan time series, cross section dan Komblnasinva. Oleh karena itu pertu dllakukan oenguj1an dalam rl'l'lgka menenrukan model rnana yang pahng sesue: dengan karaktaristrk data y:ing dlm1hk1. 8erdas<1rkan men>pengarut:I

lendasen

teorl

untuk

faktor-mktor

yang

pembangunan manusi.l yang diwal(ill IPM,

bentuk

umum model yang d1peroleh dan llteratur den beberapa ptmelitlan \'ang teian dilakukan

sebetumnve,

antare lalr. oleh A. Gunadl Brata

(2005) dan Putu Eka Catwadh1 (2005), setelah mengalaml beberapa oenvesuelan den9an tujuan ca11 data yang ter~di11 adalah: JPM = J (IPK, IPEND, lKES, IDEM) Dirrana : IPM

: Pembangunan Manusia xecernatan:

IPK

: lndi kator Perekonomia n Kecerneten,

!PEND

: Indtkator Pendldikan Kecamatan;

IKES

: Indiklator Kesehatan Kecamatan;

IDEM

: Indi kator Demog rafi.

Dari fungs1 umum vanabel

te:rsebut kemudian

vana akan l.iigu11akandalarn

d1hasilkan varlabel

-

regresi yaitu:

39

Tabel 3.2 Indikator dan Vanabel - variabel Penelitian

sla

Manusia (!PM)

konomian

: • PDRB

per

l erikat

JJ.!L. . J j VariabE.I ·

,_ Kapita

ADt-!K Jutaan Rupiah

· Kecamatan 1993 ( ·-·--+-------------+-·-·· . ·---· I Pendidikan · Kecamatan

I

• Jumlah gedung SD/MI

I

•

I Orang/murid

Rasio ')uru terhadap murid tlngkat SD/tU

bebas j (Xl) _

un1t/kecamatan

_J

· Van<1bel 1 bebas 1

{Xl) Vanabel bebao;

<>CJ> .. ·-I

! ··--:------t----,------,--,----+--...,..,.----

I

J

Vanabel , • Jumlah sarana kesehatan Un'Vkec;;matan ( Kec:arr.aran (RS, Puskesmas, Pustu) bebas I (X4) ' • Raslo tenaga medls nrang/tOOO I '1 bebes (ookter, b1dan, per'lwat) pendvd1.1k (XS) per seribu penduduk Persentase v. bebas • Rumah T11n9911 puny~ X.7 .----.,.-.,.----1---"a~esterhatiap air-,,..:.be""""""'h~-1-----.lua.; Kependudukan • kepadatan per-duduk Oran9/Krr. kecamatan . Kasehat:m

l

Dengan mengambl1 sebaoa1

vC1ridbel

tenkat,

n.ode1

tersebut

sedancken

kaml menemnatxan IPM

beberapa

variabel

l>ebasnya

adalah vanabel yang diduga beroengaruh terhadap !PM, maka mode! regres1 yang akan d1k~mbangkan adalah:

Xl X2

= = =

X3

~ Rasio guru

'Y

IPM kecamatan PDRB per kapita kea.matan ADHK 1993; Jumlah sarana sekoJah dasar:

tertladaprrurid paoa tingkat sekolah

dasar;

= XS = X6 = X4

Jumlah sarana kesenatan kecamatan; Rasio te.1aoa medis per 1000 penduduk; Kepadatan penduduk kecamatan;

40

'X7

= persentase rumah tangga yang mempunyai akses terh<>dapair berssh.

Def1 russ

11ari11hlP.

saca ra

operasional

dala rn

tulisan

ini

menggunakan definisi BPS kecuali untuk data yang diambil dan luar BPS, yaitu : 1. IPM Kecamatan adalah Nilai pencepaton Il'M kecamatan yang ada di Kabupaten 8ekas1 peda tahun pengamatan.

2. PDRB Riil per kaoiUt adalah nilai produksl l:>arang dan jase ates dasar hama l'<:>ns!
olen

berhaga i unit nrodcksi di suatu wilayah/reglon pada

jangka waktu setahun

.'.!
d1b:ig1

jumlah

pendurluk

;iertengahan tahun wrlayah tersebut.

3. Jumtet» sarana pendldlken dsssr: adal;ih

Jumlah

gedung

Sekolah Oasar (SD) clan Madrasah lbt1daiy"'h (MI) yang ada di tlap kecarnaran:

4. Raslo guru terneaeo murid pada tmgkat pen<1/dlkan d3sar adalah

banvaknve

gu•u Sekolah

oeser (SD) dan Madrasah

Ibt1da1yah (MI) dibandlntiken deng?.n juml1th muridny.. ;

5. Jumlah sarana kesehl'tan: adalah puskesmas

den puskesmas

~umlah

pembantu

rvmeh sakit,

yang ado di clap

kecamaten.

6. Rasio tenaga kesehatan per 1000 penduclul< adalah bllnydk11yt. tenaga kesehatan yan9 terdin dan dokter, bidan, oan !)erawat d1 pussesmas dan

rumah saklt

umum

pemenntah

dlbagi

dengan jumtah penduduk kemudlan dlkalikan 1000. 7. Kepadatan Penduclul< adalah jumlah penduduk yang ada di kecamatan yang drarnatt dibag1 dengan luas kecamatannya;

8. Persenrasi rumah tJngga yang mempuny<1i ekses terhildap air berstn

adalah

[umlah

rumen

tangga

ycm•J punyet akses

ternacap atrt bersth d1bag1 seluruh rumah cangga dalam satu kecamatan kemudran drkalikan 100. llntuk mend uga para meter da r1 persa rnaan reoresi data panel digunakan rnetode kuadrat terkec1I (Ordinary least Squares/OLS),

41

vaitu

dengan

mengoptimumkan

yang rnerupaxan

jarak

jumlah

kuadrat

dari

residual

(sisa)

dan nil;u pengamatan dengan 9t1ns n~gresL Bila

sem ua asums: terpsnuh i, koef1sien reg resr pada persamaan regrest terse but mcngu kur besarnva penga ruh vari<1bel bebas X terhadap variabel reriket Y. Sementara kemarnpuan model secara keseluruhan

dalam menerangkan variasi perilaku vitria~el tenkatnya ditunjukkan oleh 11lai ~oefisien determlnannye (R2), Pengolanan

data

dilakukan

denaan

bantua n

komputer

menggunakan Software EVlews 3.

3.4. Pendekatan dan Pemllhan Mo'!lel Dalam anansa model reg•esi data panel ada t1ga pendekatan yaitu ( 1) pendekataan kuadrat terkec.t (Pooled I.east Square) arau estimasi common effect, (2) pendekatan efek terap (Fi)(ed Effect) atau sering j~ga drsebut tehruk Least Square Dummy Vansbel (LSDll) dan (3) model pcndekaten eFek ecak (Random ~fleet)-;:>..

3.4.1. Pe11dekataan Ku3drat l'erkec!I (Fooled Least Square) Pendekatan

paling

sederhana

dalam

pengolahan data panel

ade1lah denga n mengg unaka n metode li antara data nme series dan data cross secton). Tehni~{ini 111ga d1kenal dengan nama esttmasi Common effea. IJalam model ini perrl'lku diasuons1kan sama antar indiv1du (daerah) dan antar waktu. Oengan demikian baik inrPrsep maupun slop antar waktu maopun antar if'ldividu dianggap konstan,

asumst

rru

jelas

sangat

berbeda

derrqan

kenvataan

sebenarnva, karena karakteristik antar indiv1du Jelas tidak sama.

=

1, 2, 3,

... N,

menunjuk ke data

cross

cecnon

(i nd1v1dual/oaeran); t

= 1,2, ..... T merujuk ke perioae waktu tertentu;

\VJdal)l)nO dalam 1:.·1«.momerr1ka. T1tor1 ,fa1t AplsJ<"',.,, pa,ge 262.1ih:u ~uga S\.3t1f S~'Dhtltl l'.:uiolalMn Data Pq,,el, pase S ?¥

42

a. PenguJ1an F untuk pemilihan model Pooled atau FixedEffect UJ1 F digunakan untuk mengetahui apakah tehnik regres• data panel dengan Fixed

.,rr.,<.t lebrh

lliiik dan model negres1 date panel tanpa

vanabei dummy dengan rnennar nes1dua1 sum square (RSS). Adapun uji F statistiknva F

auaran set>gai berikut:

= (RSS. - RSS2) / IN + I - 2)

N+T·2.N'·IH

(RSS2) D1mana : RSS1

~

I

(NT - N - T)

residual sum square model pooled

RSS2 = residual sum square model fixed effect; N

= jumlah kecamatan;

I

.,jumlah waktu.

Jrka dari hasil perhltungan

tersebut F uj1 lebih besa_r dari F tabei,

rnska model yang cocok untuk karakteristik data yang sda adalah model efek tetap (Fixei.J Effect). b, PP.ngu11an

Hausman

at;w Random

F.ffect

UJI Hausman adalah

data

pemihhan mod~I Fixe1

untul' menentu~an E:~ct

kam1 lakukan, kanena data van~ digunakan

tJdak

POPvlasi,

bukan

sampel yang dlp11th

secara acek,

rJengan dem1k1an kc:ml hanya alc"n rnen\)uji pemihhan model antara pooled atau fixc1d effect dan tidak

melakukal'

perruhhan model

random effect.

l.5.

Pengujhm Model PenguJ1an

asurnst

model ini lebih diarahkan

pada modal

rP,f)resi

kepada uji model dan uji

delta panel. sedangkan

untul<

Indeks

Wrliiamson dan T1pologi Klaasen s11dah cukup jelas dapat dilihat dari has1I analisis, pengujian mocel dimai<sud meliputi: a)

Uji Prlrsial (uji t),

dil~kuklln untuk mengetilhui apakah valiabel

bebas dalam model regrl!si yang

berart1

terhadap

bener-oeoer

varibel

mernpunyai

penqaruh

tP.nkacnya. Statls1:1i<. -.;ji yang

d1gunakan adalah stansnk t hitUng yang meruoakan rasio antara

koefisren regresi terhadap standard ermrnva. Oalam hal ini chgunakan p-value (Probabilitas signifikansi t (s1g.t)

menerima Ho} atau juga disebut

yang dibandingkan dengan taraf ..iji o. Jika p-

44

value -e; a, maka rupotests no\ d1tolak, yang bcrart\ bahwa variabel be bas tersebut mernpu nya1 pengaruh yi:inq signifikant terhadap vana bel teri katnya. b)

IJJI model secara keseturuhan rnengetahui apakan model

(uji

F},

dllakukan

untuk

regresi secara keseluruhan

dapat

menjelaskan vanasl perilaku var.abel terfk11r.. Statistik

uji yang

digun!'lkan adalah Statistik F hitung yang dibandingkan dengan F

o-etue

tabelnva. Dalam Eviews bisa Juga digunakan menerima

atau juga disebut

Ho)

dibandingkan

dengan

s1gn1fikansi

(Probabilitas

F (sig.F)

yang

Jikcs ~11a/ue < a, make

taraf u.!i o.

hlpotesis nol ditolak, yang oerarrt banwa model tersebut deoet menjelaskan variasl perilaku vanabel terikat secara slgn:fikant. c)

Ujl Koefisien Detennin;;,s/ (R2), pros-entase

dari

model

datam

adalah

menjelaskah

vsnebel terikat. Makin t1ngg1 persantase oerern

mak:n

t1n991

11nh1k m~ngetahul

kemampuan

R2

model

vartasl

perilaku

100%),

(mcndckati c!al11m

menjelai:k.an

prllal
UJI Ast:msl, Asumst yang harus ,jlpen uhl da tam penggunaan OLS adalah: t)

E(g,) = O; I=

t , 2, 3 .... , N. Asumsi inl menvatakan bahwa

nllal harapan (rata-rata) dart a, (selis1h antara nital penduga Y dengan nllnl seber-arnva)

adalah nol (O). Menurut Gujarati

(1978), esums: in1 mungkin tidak sangat kritis darl segl prakt.s karena hal fni hanya

reoresr

dan dalarn

praktek

mempengaruhi nilai

intP.rsep dari

mtersep biasanyo

!ldak

terlalu pentir.g. 2)

Var (•,)

= cr2

;

i

= 1, 2, 3 .... , N, Asumsf ini menyatakan

bahwa keragaman (Varian) dari o; untuk setiap penggunaan adalah

same

yaitu

sebescr


Kondisl

ini

di

sebut

Homo:skedastis!tas ateu verlans sama. Penggunaan data panel berarti juga meng9unakan

section date) dan

ini

bisa

data keret lintang (cross

dresumsikan

melakukan pelanggaran homoskedastisitas.

bahwa

model

Salah satu cara

45

untuk Sum

mengecek

bomcskedastisuas

(SSE) sebelum

SquiJre Error

yaitu

dengan

melihat

dan sesudah

diben

perla kua n c:1oss section weights dan White Heterskedastidty-

coasssten:

standard

error

and

covanil11ce.

J1ka nilai SSE

sebelum d1 benka n pertakuan terse but lebil\ besar dart SSE sesudahnva, dapat drasumsikan terjadc heteroskedastisitas, den setelah diberi pertakuan seperti di etas. model dapat drasumsikan homoskedast1s1tas30• E {e,. e1) = O; l "' j; Asurnst ini mcnyatakan bah1•:a tidak ada

3)

dari e, y6ng berurutan. Robert S. Pindyck

Autokorelasi

(1991) datam Syahrtal mengatakan bahwa autokorel.>1 dapat memoeneaarvm

dan estiri''dtornya. Asumsi inl

efes1ens1

dapat ~1uii dengan meinbandingkan angka Durllin WalSon di h;incllngka:i dengan rabemva, nllai OW yang ideal l>erada di sekitar

angka

membcnken diperoleh

2,

dan

p!>!rlPkuan

angka

care mengatasinya dalah cross sect1un

Durbin

Watson

der.gan

v:eight:;, seh1ngga

yc.og

lebih

balk:.'

A1:tokorelas1 b1ase nyai sering tened I ptiuti d11ta time srrtes.

Tabel 3.3 Perbandlngan Nllal Durbin Watsor. Statlstl!< untuk UJIAutokorelasi Nllal Slatlstlk DW Kestmputan I>--------------·t-=--:-----:---:--:----,C":":'--t ' OW < di

! du < ow

Terdapat autokorelasi positif

I Tidak terdapat autokorclasi

< (4;du)

!"(4-dl) < DW< 4 r di :5 1

4)

ow

s du atau

;

~------

Tidak ada Afultllcoleniaritas diantarz v;,.iabe1 bebas. Kondisi

mempunyai

terjad1 Jika

ada vartabel

bebas

yang

ko,elas1 (hubungan linier) 'fang kuat dengan

SyahnaJ. Syar1f. Pettt;t>luhun Dalo

!bJ~:w (,

Terdepat autokorelasi negatif

·-··rTldak dapat disim-pclkail.-

(4·du) S DW S (4·cll)

multrkolenierltas

'.>l' 7-l

j

Pm.sl. J>*.ge h

46

variabel hP.has la inn ya. Pendeteksian Multikoleniaritas dapat d1la kukan dengan m~hhat a pakah korelast sederbana anter variabel bebasnya adala h t1n991, ka rena untuk data panel dalam Eviews udak ada fas1l1tasuntuk mengeceknya, maka akan didetek$1 dengan menggunakan SPSS 13.0. Dengan

r-iennet Pearson Correlation matr/ks-nya, apabila tidak ada ~nQka

yang

melebihi

multikolineanta s".

Sa la h

0.8, satu

berarti pemecaha n

tidak yang

ada sering

rlilakukan untuk mengats1 mult1koleniaritas adalah dengan r.ienghllangkan

variabel yang sangat berkorelasi,

dengan

resiko kehilangan informasi dari variabel tersebut. 3-6. Ke•ebihan dan Keterbatasa'l Mode! Keleb1han tnceks Williamson adalah mudah dar, prakns untuk mehhat adenva ketrmpa ngan c1ta u disparitas antar region rneupun w1Jayah da:am satu re(i1on tertentu, seda1~~kan kelerr.ahan 1ndeks mi ada lah ka rena tiersifat agre9at, sehingga tidak dapat dikf!tahui deeran mana saJ<' yang mernbenkan kontnnus, terhadap disparitas". Namun dermkian karena tujuan penuhsan ini SP.ndiri hanya untuk mehhat tingkat dispantas yang te rjad1 di Kabupaten Bekasi, m~k<1 pengunaan rndeks ini sucah cukup untuk d1gunakan. Mengingat

Indeks

Wi!lla,nson

hanya

mampu

memberikan

gam bar an ten tang terjodinya keum l)angan secara cigre9at dari tahun ke tehun, aka n tetept t1di!k bisa rnernberlken g;1mllara n mengenai variast

kernajuen atau pertumbuhan

perekonom1an m:;:;mg-masing

kecamatan, maka untuk mencoba rnenqunqkap t1ngkat kesejahteraan senap kecamatan dari sisi pertumbuhan

PDRB per lcap1ta dan Laju

Pertumbuhan Ekonominya, d1gunakan anahsa Tipologi Klaasen. Tipologi Klaasen mempunya: k9lebi han dapat mengelornl)ClloJc:an kecamatan berdesarkar. laju pertumbuhan ~konomi dan pertumbuhan PDRB nya, seh1ngga dapat dilih;it tingkat

kemajuan

bcrdasarkan

perkernbangan pendapatan dan laju pertumbunen ekonomi masing.'2 lb1d haf

6 "L1h~' AchJar,NuJuldalam f>tspr.rtlrl• I'cmtxmgrmun Ht:gwnnl

47

masin9 kecamatan. scderhana,

Kelemahan

sehingga

ndak

alat aoatis1s

dapat

ini adalah

mengungkap

tin9kat

karena

terlatu

kesejahteraan

secara menveluruh. Pendekatan

mengenai

tingkat

kesejahteraan

yang

dianalisa

uenqan model Tipologi Klaasen h;myatah pendekatan dari sisi ekonomo, belurn rnencakup variabel akhir-akhrr

ini

para

lain, khususnya variacel sosial. Di sist l'lin pemerhati

kesejanteraen

manusia

telan

rnensvaratkan agar pP.nilaian tirrgkat kesejahteraan mencakup variabel ekonomi dan non ekonomi, sz!ah satu ukuran yang sedC1ng digalakkan oleh

Badan

lnternasronal,

pemenntah pusat

maupun

pemerintail

daerah adalah indikator lndeks Pemb.angunan Manusia {IF-M). Dengar> dermkian urgensi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiBrt Indeks Pembe:myunan Manusia rmmjad1 sangat rnenenk untuk diunqkapken, Kelemahan ket1ga vaitu

kedua metooe dicoba 1~mpumakan dengan model

reyresi data par.el ya;;g al
faktor-raktor yang mempengc.r..1h1 pencaoaran IP~1.

48

BA81V

GAMBARAN UHUH KABUPATEN BEKASI

4.1.

Kondisi Umum l
4.1.1. Letak StrateoisKabupaten BekaSI Secara geogra'is Kabupaten Bekasi memi!iki letak yang sangat strateg1s.

Bersama daerah yang lain y-dng masuk dalam

kawasan

8odetabek1 Kabupaten 8ekasi adalah S
Jakarta,

maka

kDnsekwenSI

arah

kebiJak;;m

pembangunan

K'\lbup~t"n 6ekasi pun tak teneoas dari orle1ltaSI l<epentingan naSiona1. Hal ini terlihat dari kedudukan Kabupaten Bekasi dalam kcbijakan tata ruang

rnakro baik dalam

Rencan'l

Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN), Rencana Tata Rt;ang Wilaya:1 Propinsi (RTRWP) Jawa Barat, maupun Jabodetabek Luas w1layah K
can

187 desa, dan ~mpai

dengan akhir tahun

Kabupaten 8e~as1 belum memiJunyat kelurcihan.

2005

Dari 23 keramatan

~ar.g ada, kecamatan

Muara Gemoong rneruoaxen kecamacan fang

ralln~ luas wilayahnyd

(4 009 I-ta) atau 9,6% dari luas Kat>upaten

8ekasi, dan bcrada di wilayall paling utara yang lc.ngsung t>erbatasan dengan Laut Jawa Sebagai salah satu w•!ayalt per.yan99a ibukota Jakarta, maka wilayah

Kabupaten Bekasi 1u~a men1adi alternatif pilihan

oernukiman,

tempat

penyed1a lahan 1ndustn dan lciycman ja'.:" lainnya. Hal im

tentu saja berpengaruh ternadap pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan wilayah.

Kecamatan-kecamatan

yarig dekat dengan

Ibukota dan mempunyai akses tranwortasi yang bagus seperti kereta api. dan jalan tol, serta !<ecamatan yang berada di seldtar kawasan

Industri dan ousat pelayanan jasa, penduduknva banyak drbandmqkan Kabupaten

kecamatan lainnya.

cenderung

lebih

Salah saru kecamatan di

sekas- yang paling banyak jumlah penduduknya

adalah

Kecamatan Tambun setatan.

49

Gambar 1

PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BEKASI (. ·--·,··------H+---+,_-. '

-r-i'··~

.

·.

..•

-

''· r s

Pl:TA. ADNDJL~r ~~

.• \TOl.c\.\~I

----'"""' ·~ ~'~

s

II,

·~

z~

ii ' 13

'

~

·~r-tf4t~

fil-

~i

. - ·-··-·-'---'----'---

..... ·--·· ·~,:.':'t::;:' .. "-

.. -'--------·---~.t:.· ..

4.1.2. Visi dan Mls:l Kaoopaten Bekasl Rurnusan

V1si

Kabupaten

Bekasi

Tahun

2005-2009

adalah

mewujudkan "Hanusia Unggul rang Agamls berbasi:s Agribisnls dan Industri

Berkelanjutaa•. V1&' ini akan diwujudkan melalui tujuh

M1si yaitu: (1) Meningkatkan kuahtas manusia yang sehet,

oener;

pinter dan

(2) Menlngkatkan profestonahtas institusi f'emerinlah Daerah,

Of'RD, dan

rnasvareket:

berbedeva, demokratis dan

(J)

Mendorong

agam1s;

terclptanva

masyarakat

( 4) Memberdayakan usana kecil,

50

mengingat

sektor

1ni justru

dapat menvediaken

lapangan

kerja yang

cuku p besar, tsrutema di pedesaen.

Selain sektor pertaman,

sektor-sektor

yar.9 memllik1 potensi

kuat dalarn rnempercepat dinamika oerekonormen tsrsebut adalah sektor industri pengolahan; bangunan/konstruksi; perdagangan, hotel dan restorsr.; keuangan, persewaan dan jasa perusanaan: dan sektor jasa-jasa l!)innya. Sumbangan sektor mdustn terhadap PDRB tanun 2001 mencapai 83,48%, tahun 2002 senesar 82,87%, tahuo 2003 sebeser 82,24, dan pads tanen l004 konrnbi-sl

sektor

rnencaoat industri

81,77%. Dari data tersebot terlih11t tiahwa penqotanan

terhadap

PORB

Kabupaten

Bekasi, walaupuo rnasih sangat besar, tetapi cenderunq mengalarr.1

per.mur.an, perdag11ngan,

sedangkan banqunan,

lamnya,

sektor-sektor keuangao

dan

terutama

jasa,

justru

sekror

seballknya,

cenderunq menga~~mi pcnmgk11tan. Gambaran lebih l.;ngkap mengen31 kontribosi seKtor terhad3p

perekonorman :upaten Bekasl tersa11 delern tabet 4.1 ber-knt ml: Titel 4.1. Ol4rtribual PeraenlaH PDRB Kabupaten Beka•I Tatnm 2001· 20M (Alu Dasar H•"'• BtollkU dll•m ~,..n1 .•• SEKT(JR

f-.1-! _!:erta111an :

J '

·L...}:

t I I \

4

2001

!

- . ..ll! _ ..•.. !',F

lnduslli Penoolahan

····-~·3.d!i. .....

L1Mk osn A1r berSlh

6 ! Perc1a~a1gan, Hotel oan Restoran 9 Annkutan ~~.Komurnkasi 8 Keuanoan dan Persewaan

l . 9 I Jasa-ia$ll

079 1 '7 .

__ ....!!J~

.•

~- 02.;\230

. Pertsmbannan Pen""311an

S . Banouna.!1.!.~~stn;~~.·-

20112

I

0 95 0 80

1 66' ····-'-

Sumber data PDRB Kab Bilkasi Menurut Lapang~n

62,67 0.90 I 22

·-··~;;.-i•

~~-~

. ....

2,W 034 82 24

---

.

1 00

·---·J

6,60 ~

124' 6,92'

l

099 ... 1,041 1,72

1.021 1,20 i ,,,,_ 1,12 J

37 I ...2l--l 0 361 81 77. ! 111 1 2,7

9.1;?_ 1.Q? 1, 19

1:~

U.aha lallun 2001-2004.

Besarnya peran sektor mdustn bisa dipahami Karena di wilayah Kabupaten Bekasi terdapat benvak St:!l
52

Pada masa pertumbuhan jumtsh

penduduk,

mdustrl

dtirinqi

karena pengembangan

pula oleh penarnbahen

industn

membututtkan

tenaga kena yang banvak outa, sehingga pada wilayah keca matan yang banyak pahriknya

atau yang berada dalam k~asan

industri,

jumlah penduduknya cenderung meningkat dengan pesat. Penmgkatan sektor-sektor lam di luar indu~tri pengolahan tentu saja d1harcipkan eken mampu mengurangi konsentrasi penduduk pada wilayah tertentu, seh1ngga d1harapkan

pula kegiatan perekonomian

tidak berpusat pada satu wilayah tertentu seje, dan pemerataan pembangunan dapat dirasakan oleh semua masyarakat. Jika d•l:hat dan kontribusi PORS per kecamatan ternacao PDRB total Kabupaten Bekasi dari tahun ke tahun selama oerode 2001?004, dapac d1ar.;ilisis dari taoet 4.2 berikut iru: Tii bel .l.2. Disrtribusi PGrseirtase PDRB Kabupabln &.lcasi.,....

, ...

Kecamatan

_'!_ahun 21101· 20C4 Ata,._OUM'~~ Be'1alcu :ciaiam pe_rs_•'""nl~---~ 2001

KEC

zo02

I

2003

~~~~-+~~~~

r- 1_ SETU -·· f----f:,59:...'---=0"".S'-'-f·t· .. !),6,,_3-+---0"-'.=64'-! t, ~•~S-=E=RA~N~"'=~-=e~A~R=u___ G.60, 0.11 o 74-+o~.7-~_.1 ' ~ CIKARANG PUSAT --+---=c,,.s:-:1,...: __ -:o,,.,.5=3+----=0-:.5=5-r---· _ _Q,56 ; I 4 CIKARANG~E:.L/~T_.AN __ ..., __;B=.M'--. __ .:.•"-7.='+----=':r.:··7'9~f- -----~li..; ! s CIBAPUS"-H ----+-----'C=82=; 0 ~ 1----=-0'-",84-'--+---'0~.SS~! }-

F,

.... _ _,,o""".,.,-l---0"""'234' __

BOJONGMANcU

0"62~~. . .

o. n

CIKARAN_·~G_T_IM_U~R---+--~3=.24'--+-·· 3,22 j 3.23 1 3"-,2_1_, i 6 KEDUNGWARINO,,; 1.~ 159 ~ -···· .t.6=0-+---~1 =Se"-' !-E cn
9

f.!!2:-...:·Cl=':'-'KA"':'RA':!N'CG'=6e::AAA7."-T:----t--'36,:="03:7-f---'·~""Z=' __ 36,020__ ;-1i-' __.3'-"5=,~-· 13 TAMBUN SELATAN 17"-~ 1728 ! 1127 · 17 28 14 • TAMBUIJ \JJ~:.:FiA~:_---4---'0"'.94~f----'0=9C..}_ 0,95-1-.-....:0:.:··9~4-l 15'-=BAB'-=E"'LA"-"-N------! ·--'1'--',4-'-1+---1"-,4"-'5'-+----"1''-'46 _ 1,4~.

;-J.?

TARUMAJAYA

!

17 · TAMBE;..ANG

I

18

]__!JI

I

20

SUKAWANGI SUKATANI SUKAKARYA --·-

---.+----=0.,6"-1+----"0<=63=+---"0"'65"'-+---"'0'--".?"-l5

1

040

0.40.

0.41

032 1,05 .

03J 1 CS o 35

033 033 1.0'-7+---1'-",D6=-I

o.34

o.35

0.41

o.se

PEBAYURAN 0.55 0 5F> 0.55 O.SS ....J.< , gA8ANOBUN.t;OlN ' 0.51 >--- _ (?,"'53'-+---'-0=.53. .. !),53 23 • l!IUARA GEMBONG ···---+---'0:.38=-i---=0.,,39o:..+--0"",.4""'1'-+-----=0"-'40=-l 100 100 100 100 ~---··-·TOTAL ------~---~----~--~~---~ Sumber <1au: PORB Ka00pa\e11 Be~ lllenJM Lapill'llllf' Usalla 13hun 2001-2004. ! 21

53

Persentase total

sumbangan

Kabupaten

Bekas•

kecamatan terhadap

pembeotukan

bervanasi,

sangat

namun

PDRB

dem:kian

kecenderungan yang terjadi adalah kontribust utama tetap dldomtnes, o\eh kecamatan-kecarnatan

yang mempunyai

karaktertsnk

wilayah

induscn ateu pusat peteyanan jasa llengan konsentrasi penduduk yang

besar, Dari , data

tersebut

kontnbusi masing-masing menmqkat,

namun

juga

~rgamb
bahwa

secara

umum

kec:amatan terhadap total PDRB cenderung

apabila d1kaji lebih jauh ternyata hanya ada S

(lima) kecamatan yang PORB nya mampu memberi kontribust di etes 5% terhadap PDR8 total Kabupaten Bekas1, dan selerne periode 20012004 temvsta 5 kecamatan tersebut mampu member! kontribusi ratarate sebesar 85,05% per tahun, ~dangkan kontrtousi 18 kecamatan Hal im berartr juga bahwa lebih dari

lainnya hanya sebesar 14,95%. 85%

oerekonorruan

Kabupaten

Bekasi

dikua~ai

oleh

hanva

S

kecemata.i tac1 nan l
Pertumbuhan

2001-.?.004 juga

Ekonorr.i Kabupaten Sekc>~i antera tahun

cenderung

memngkat,

rata-rata rnencapat

angka

S,27% eer-tabuo. La;u Pertumbuhen Ekonomi l
ranun,

pada

tahun 2002 mencapai

4,95% per-tahun, ta'iun 2003 sebesar !i,73 % pcr-tahun, clan pada tahun 2004 mencapai i;, 11 % per-tahun. Secara umum tingkat

kernajuan

witayah/kecamatan

Laju

dan

Pertumbuhan Ekonomi mengoambarkan

perkernbanqan

perekonomian

dararn satu

datam tahun tertentu, uleh karena itu LPE jugil

sering dijadikan sebagai salah satu ind1kator pembangunan. Demikian juga dalam hal pembangunan kecamatan, loju pertumbuhan ekonoml kecamatan yartQ dlcapal sering dijadikan tolok ukur oleh pemerintah daerah delern meoilai perxembanqan kecamatan, dan menjadi banan pertimbangan

dalam

menentukan

garts

ketiijalcan

pada

tahun

berikutnya untuk kecamatan tersebut.

54

Laju l'ertumbuhan

Ekonom1 (LPE) untuk

seluruh

kecamatan

secara lengkap daoat dilihat dalarn tabel 4.3 berikut ini. Tt1>4114.3. LaJu Pertumbuhan Ekonomi Keeamatan se Kebuoaten Bcl
I NO.

i<E.c~AM~A"""r"'"AtiI

- 2001

SETU i SERANGBARJ CIKARANGPUSAl' i CIKARANG SELA TAN >-· 5 CIBARUS~~. __§ BQ.j()NGMANGJJ ... -.. 'ii CIKAKANG TIMUR • 8 KEDUNGWARINGIN ,_fl,..Q~RANG UTA~~.. ---'.... 10 KARANG BAHAGIA . 11 CIBITUHG ,....J.£_ i GJKARANG aARAr .. I:!. TAMBUN SELATAN 14 TAMAUN UTARA 15 f!A8Eo...AN .1! TARUMAJAYA ·-·- _ 17 -TAMBELANl'l·--· 16 SUKAWANGI 19 1 SUKATANI 1 2 3 4

3 34 3,64 a.56 .

4 37 3 64

J.

--

J.9.1..fil.M~~

....

21 PE6AYURAN ..... 22 CARAN$9UfllGIN

--

2002

2,92 4,15 4 19 4.31 2,73 •.43

4.7B

l

2003

!

2004

I

- . ~.06 ( ... S.67 6,13 4,34 · -~,61 f?,g_ 4.13 . •. 4.74"('"""_ . ..£?~

4,91

5,BST' 4 95'

3,76 4,63' 4 ti7 5.22 ! 5,65

4.42 5,64 5 81 5.74 -

··457"""°- ··-

..

i

.

~.~_1

6, 16 ' 5,59 ! 4,78 : ~.1

~5.7. J 614; 5.83 8 21

s.os

5 69

2.67

s.rt; ·- .... '·~

:< 4S.

5,45

2.21 4 31

4 79 60A

4 !!.,.::.._~_,_! · S 13 6.18 3.6 5,47 5 93 5 9£_ JM 583 365 .., ,.,. __ i-- ..- .!>.~ .••. 3.11 3,_9 .. ---~.!.---~s1

2.07

"

1 81 3 411

2.01

...

.

1.63

337 342

1 97

3.03

23

I

;

.

,.,

..

..

_ -=·· _..,_ 4Mi

4 5~

4 89 '"7

5,~

4 7~

5 7'9 ...~<~

4.54 5 11

MUARA GEMBONG 2.95 3.57 4,~ __ 4~1!~ ___ 5J.'S 6.11 4,J R~ta-~ta l<.tb bekas~ Sumb@rdata. PORB Kabupa1en Bekas1 Menurut Lapangan Usaha tahun 2001-2004

Dari tat;el 4.3 terllhat

dengar jelas bahwa nenva oeberepe

kf!(:;iomatan saJ<1 y;ing me!')unyai taju perrurnbuhan ekonoml konslsten di atas laju pertumbuhan

ekonomi kabupaten

Belt-3st, ~c1aflgkar.

sebagian besar masih berada d1 bawah laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi. Kedua tabel terakhhsr (tabel 4.2 den tabel 4.3) secera konsisten menuojukken keadaaar. yang cukup rnempnhennkan mengenai tingk
tingl
yang same,

terdapat k.esenjangan dalam perek.onomiannya.

yang bersrn

juga

I

Kependudukan dan Kua!ltas SUmber Daya Manusia

4.2.2

4.2.2.1 Penduduk Berdasarkan data dan BPS dan Bappeda Kabupaten Bekesf", jumlah

penduduk

Kabupaten

Belc
2004 dari

hasil

P4B

(Pendaftaran Pcmrhh dan Pendataan Pendud11k Beri<elanjutan) untuk memilih !egislat1f den presiden mencapai L 950. 209 jiwa, terom dan 996.150 Jakt~lak1 can 954.059 pererupuan, dengan rasio jerns kelam1n 104,4. Penduduk menurut umur produktif

(15-64

sedanqkan

Tahun)

penduduk

rnenunjukkan

mencapai

bahwa penduduk usia

1.310.2.37

y;ing belum produktif

orang atau o9%,

(0-14 Tahun) sebesar

545. 766 .orang atau 28%, sementara jumlah penduduk yang tidak produktiF Jagi (65 tahun ke etas) sebanyak 94.206 orang atac 3%, sehingga beban ke!ergantung'n Senumta•a

pen1-ebaran

secers

menyebar

merara,

sebesar 48,04%. pendud•1k di Kabupaten Bekasi t1dak

e-nnva

aria

beberaoa

kecamatan

yang

jumlah penduduknva sangat ~nyak, aka.) te~pi ada juga kecematen yang jumlah penduduknya dr bJwah rata-rata kabucaten, Konsentrasl penduduk terbanyak berdomihst 16,8;%,

~dang

y01n9

di Kecar.iatan Tam~un Selatan yaltu

pahrog

~ikit

ber~da

d1

i<:ecamat.an

Bojongman9u seoeser 1,20%. setatn di xecerneten Juga terjad1 di Kecamatan dan Babelan.

Cik.:1rang serer, Clb1tvng, Clkarang utara

Hal .roi terjadi karena lokas1 kecamatan tersebut letaknva

berbatasan dengan dengan

Tambun Selatan, konsentrest penduduk

akses

Kota

transportasi

BekaSJ yang

(Tambun

Selatan

bagus, juga

dan

Ba!>elan),

merupakan ternpat

beriokasinya kawasan industri (Cibitung, Clkarang Utara tlan Cikarang Borat) dan pusat perekonomian dan jasa ( Tambun Selatiln, Cibitung dan Cikanmg Utara ). Per1<embangan

penduduk

selama

tahun

:2001-2004

yang

tersebar dalam 2.3 kecamatan di Kabuoeten l:Selc:asi, tersaji dalam tabel


·" Kobupaten B
56

Tabe14-4 JUMLAH f'ENDUDtlK DAN 1..UAS WILAYAH KecAMATAN SE BEl':ASI .. ·- KABUPATEN ---·· ·-·· I r JUM!.AH PENDUDUK 1 No I KECAMATA~ Wl~All 2DDJ 2004 2001 2002 (H<1l..~ >-·--68 606 G7-7&0 611 742 7i898 6.216 i SETU . ·5'1.9(j 6.)80 53.291 2 SERANG eAiuT 50611 SI 604 --._7(,~ ,, 71~ CIKARANG-PUSAc 32 042 I 3 31018 33.849 i .. S9.6016(1.90~: 63.757 5.174 I CIKARANG St.ATAN 78155 si 305 5 I CIBAWSAH 5i~il 48 952 sc_242 : o:I~ -- s6 006 6 eoiONGMANGU ii4ll 23 446 Z2.654 2:< 740 I 64.343>--6s 623 6~ 871;- ~··· '1o.9S5 5.131 I [_ i- ao--21a.303 2!14.335 3.2&.110 4.310 __ ,____ 3.44~ 10.;~o 14 . TAHBU'I UTARA 71.660 7S.578 SS .~n9 l 1l,,SS3 1Z6.1f9 14J 500 6360 . I 15 i 8A&a.Afll I 116.640 -79 204 t 16 [ Tf,RUMAJAYA 61:843 62.845 S.483 i 66.0Sl - -31.370 34426 17 TAMBEL,NG 33 6S3 J.7~1'..... . 33 ~741 ;1,611 I ·--37.977 39.8~9 6719 36.811 ' 18 SIJKAWANG! .. 19 SUKATANI 61 057 3.7S2: ssns ! ···--57 007. ~.iiJ 42.085 4.240' 20 · Sl;K.6JCARYA 39.017: 39549 <Ml.378 I 82.542 ·, 83 6St 88.349- ~34· 21 FEBAYURAN Bl 66fJ I ......... 4~.735 •. 970 4S SO:! 22 I CABAt:Gl!IU>lGlri . 47 770 46 ss2 ~ 33.014 33052 34.723 14 009 231 MUARA GEMBONG. J~ 1.727.066 l 8118 817 1 '.150.lG~ 127408 i BEICASE : 1 696 4l5

.

I

•

I

:

I

.....

i

I

_,

I

·t

i

r

I I

~

5931

Sumber d6ta. BP5 dan Bsppeila Ksb Bekasi, C1olah

Masalah laln dalarr

bidang kependudukan

yang

mendapat

perhatiari secara senus oleh Pemkab Bekasi adalah rnasalah tenaga kelja, yang cenderung merunqket se1rrng dengan pertumbuhan jurnlah

penduduk. Penduduk yang berumur 15 tahun ke at~s adalan mereka yan11 digolo11ykan penduduk usra kerja, pede tahun 2004 usla mi

berjumlah 1.404.443 orang

atau 72,01% dar1 jumlah

seluruh

penduduk. Sementara itu, pencari kerta yang terdaftar di disnaker tercatat sebanvak 22.435 orang, mereka yang ;>a lino banyalc adalah kelompok pria (11.747 ora11~ atau 52,36%). Dari pencari lcerj;i tersebut, jumlah yang rersalurkan hanva 6.068 orang atau 27,04 %. Dari 1umlah int kelompok

perempuan paling banyak mendapatkan

penemp<:1tan35• " Ibid ha! 13

57

Data kondisi menunjukkan

kependudukan

Kabupaten

6ekasi tahun 2.000-2004

teryad1 pergt!Seran peran sektor pertaruan dalam

bahwa

penyerapan tenaga kelJa. Pade tahun 2002 masvaraxat yang bekerja d1

sektor

mef'!Jad1

pertanian 116.451

pertanian

terjad.

ten:atat

oraflJ;i

sebanyak

23.185

orang meningkrtt

pada tahun 2004. Peningkatan

aklbat

banyaknya

perusahaan

yang

di sektor merakeken

.

resronansas: teneca kena di sektor selain pertanian s..bagai dampak knsis ekonorm.

4.2.2.2. Bidang Penatdlkan Dalarr.

hal

oernbaneunan

llerkenaan denqan prcgram

bldang

pendidikan,

knususnva

Wajib !:JelaJar pada tingkat pendidikan

dasa- (WaJar Dt!:lias 9 tahun), secara umum mengalami per1in9katan. Hal

ini terlihat p;ida perkembang..n Angk
tingkat pendid1kan Dasar tahun 2001-2004, angl
rincran

pada tahun

94,13%,

2001 sebesar

tahun

2002

(95,96%), 2C03 (93,63%) dan tahun 2004 (95,20%}. TABEl.4.5. INUil
i

TalllMI

IlldlbCDr HAik"'

I 1. Anglc..i Part•Sipasi l'lumt SQ(%) 1

A119ka Partlsip.as1 Murn1 SLlP (~)

3 Angl«! Melek Hurul ( '!'o}

j•

R•t•-rata 1..ama Se•olah (Tahl.11}

Sumber da:a !:!PS dan Sapped a

2'01

20e2

)003

2004

94.13

95,96

93.53

95,10

·-

67,Sl

~,91 91,10

49.~9 92,24

64,97

87,18 7,11

7,15

1,20

8,08

92,.67

r.aD Se.l!SI

Sementara rtu, APM bngkat SLTP justru mengalami trend yang lebih rendah d1bandingkan

dengan APM SD tahun 2001-2004. Hal oni

menunjukan bahwa semakin tinggi .ien.iang pendidikao semakm renclah pula angka rnelanjutkan. Sedangkan untuk angk.a melek hurJf dan rata rata lama sekolah menunjukkan angka yan9 terus meningkat. Angka Melek Huruf (AJl1H) pana tahun 2001-2004 mengalami peningkatan, derruktan juqa dengan Angka Rata-Rata Lama Sekolah

58

Kabupeten

Bekasi menunjukkan

per:1ngkatan yang cukup baik.. Hal

int

terhhat ba:iwa pada tahun 2004, R:.S Kabupaten Bekasi rnem:apai 8,08 atau te1Jad1 peningkatan seoeser 0,88 dan t;shun sebelumnya (Tahun 200J RLS sebesar 7,20). Apalnlci d11ihat dan kerersedraen tenaga pendidik atau guru, maka koriaisl pend1d1kan 01 l<.abupaten Bekasi dapat llilacak dari jumlah guru. Apab!la d ibanding kan dengan jum lah muridnya yang terg;imbar daiam rasio gum dan mund pada tmgkat Sekolah Dasar sepern tersaji nalern tabel 4. 6: Tabel 4.6.

-

RASIO GURUNUlllD TAHUN ,,__

001

2o00.2

I

200J

•. 01:.i

,045 .015. -r--

I

io

\-ii·

2 i 13 L- .. I 14 rs

0.023 .. ___!!.016'

0,022 I

0026

0.030'•

--· -· (l.--~41. ---U0,029 C.028 • 0,032 •

··

~o,,_o~

TAM8E:LA~G-·· _ _

_ ~~WMGI . 19 SUKATMI ~ ~

SUKAKARYA__

21

PEMIDAAN

1-- 22

,__23

!

0015 . . 01013

~-=r

CABANGEluNGIN MUAAA GEMBOHG KAB BEKASl

.

..

__

·-·

.

D.02~

0,Q.!l..;__. 0,074. 0,019 I _Q.,02~ i

0,018 · 0,0161

Q_016 ! 0,019

.-

0029

0.018

0.026 .0.027

0 02'\~ 0,027~ 0,032;

0,02:! 0022

-

O.C17 .0,021. L __

_ O,C19

0.()2C 0,025

O.Qn_

0.021 '. 0,013 l 0 01~

0022

._i.-9,!)18 ,' 0.011

O,Q..2Q.l

. __o.ms

!-

_l~RUMl\J~YA __

0,027 i

p,025 0,0?.4

1),021

c

.~

-----

0.0~6

CIK.o\RAllG llTARA 121 0008 ........:.l<:ARANG SAfiAGL\ 0 01,§_J.__Q,!>54 ·--· CJBJTVl'lG O,Q.1_S I 0 12t +----· Cll
~-

.

o.q11_.

o.~'o

·.02~ .

I

!

0020

OH. __Q.QT7~

.

2o04

0,023

0033

0032

0030

o.~~ "

.0.024 0031 0.:...~

0.033' 00271

·-

o'.032

l I

0-~0 . I-

0.021 0.032

0.031 D "27

_.o.<>:;g 0,023 0_030

·-

0034

o.12a

lh1.,i..r clat
Dari

tabel 4.6 tersebut

terhha~ oahwa kecamatan vang

mernpunval rasio guru dan mund rata-rata paling baik adalah kecamatan C1bitung (0,47) dan C1karang Uldra ~0,46), sedangkan yang paling rendah adalah kecamaten Serang Baru (0,16).

59

Sedangkan kalau

dianal:sa

menur ul ketentuan wajib

belajar

penctidik4111 dasar selama 9 tenun, rnaka raslo yang d1hitung adalah rasro guru rnund pada

tlngkat pendidrkan

easer (tingkat SD/MI dan

SMP/MTs). Dari tabel 4. 7 tertihat bahwa rasio guru mu rid pada tingkat wajar dikdas 9 tahun

lebih tinggi dibandinglc.an

dengan rasio guru

murid pada tinqkat sekolat: dasar. Hal ini terjadi karena jumlah murid SD yang rnelanjutkan ke tingkat Sl.TP tidak sebanyak jurnlah murid SD/MI itu sendm, sehingga akan menaikkan rasionya. Rasio tertinggi

rata-rata ada di Kecamatan

C1bitung dan Sukatani (0,40}, sedanckan

yang terendah terjad1 di Kecamatan Serang Baru (0,22.). ·ubcl4.7. RASIO GUltU DAit MURlI> IlNGl(AT SMP/NTs ,_:N.:.:o_ •...ll

K_EC_A._M_~_T_A_" +--=,...,_~1t-•~SJ~O"'QU,...;..R.:.:U,MUJU11~,;;...~T.:.:A~H-UN~·= ·-·

2001

srni <.......:2_,__S CR.ANG CAi>.lJ

3

criv.RA11GSELATAN

ls i.

c19ARUSAH

2003

20~

I

; CIK.l\RAHG "VSA T

I •

~2

--+-~--+-----~---+-·~~ 0,018 0 029 0.033 0 03S -- ---+-0~;...::CC'-'~5=->--0,025 0,,023 0.025 ' I

0045

COZ,

0031

'

001~

0023

0030

I

0035

~o·N' 1

·a:ro': '.!3~--'~"":o"";"-'tl

-~~=-~~=+--0:021

60)0NGMANGll ~ 0.020 0.035 0,0<6I :=...:.---+---=~f----""'0:::..,'----""'::::::..+7 ( Cli~U~~~GW'--AA--'-'lN~G..cIN __ -+-~0~02:::..:..1.,_ __ 0~030::o:::;::'-l--"0~0~32=..i __ J~ s

19"

C!QllWIG UTARA ~· KARANG llA'iAGlA.

, 11 'crerruHG j 12

_ __,0,.,,01=9+-_,,0,,,.035=+---"0..::,0::::3=-j: 0 038 0 034 0 036 :

0,066 0 n13

. _ .___Q.Q:l.::8-1--_

CJKA'1ANG .oAAAT

0,;)19

__.,.o"'o'-n:....i---'o""o~=-l1----o"-' ..::cos,,:::"c,· 0,02_4

0.034

0 03~.i

TAMeUN SELATAll_ 0,•)18 0,026 0,03.2 0,0.l7 ~1·.,-+·~T~AM_eu'-'..Cn__,uc'-"-'~"-'-·---+--0~ •.~0~12=+---"0~0~17'-!---'0~-·~035""-~-·--"0~02~8~

l1J ~·I

!

I

is r 16

17

i 18

SA.3flAN

o 024

o 043

o.041

!TARu~.:..:c._Y~A-----+--o"'.~026=-1----..:o"'.029=:-+--=o~04'-'-'-t~:o~ TAH8ELAllG 0,021 0 (l?~ 0,~'!:....:!__ _:0cc.0:::3:..:.7-lj SUl<J\W ...cAN=G=-1-·---+--'='0,_,,.02,.,4"-+C.027 0,043 j 0,045_

~19 I siii<.Al-ANJ.

--''--=~·~::+---.9,030

l-"2_0..!...:s~u~KAl
2i

o a22

=

i

o,~~;---'o,,.,,,,056~

,_o.=::0~16--'0==02~1"-+-__,o~.04"""0-l'--~o~.048"""'-i

~~l!AYIJAAN

Oe:..:•0::::23::::..+ __ D,,,.c:,;030""-f---'0'-",0:::3:.!1+-·0.030

-o.o~~

~~l.:...l~i__,0.~;::;:.81\N=G=B.:...UN.:.:G=IN:.:_ __ -+-"""0025""-~---'D~-030~+-"0~0::::3~6+__

23

:

I ltUAllA GfM6UNG

.. _ _,___,0~020I

. KAS SEKASI 0 """ &umber dat• Dinss Pendldd<en Ksb B
Menurut

mformasi

Kabupaten Bekasi,

yang

masalah

0 034

0 036

0-026

0 "'5

diperoleh

dari

Dinas

1\!.)421

;..o;J7 i

Pendidikan

utama yang menjadi pernatian khusus

60

dalam pembangunan

sektor pendochkiHI di Kabupaten Bekasi, adalah

mesetah drstnbusr

sel
sekoiah y;ong iuga terxait dengan kondisi geografis; dan masalah jalur transportast sexotan, Dari data yang tersa11 dalam tabel 4.8, jumlah gedung SD/Ml selarna tahun

2001-2004

rata-rata 38 buan per kecemetan, nsmun

demikian a~a beberapa kccarnetan yang henva meonpunyai gedung SD kurang dari 30 buah den yang paf111g sedlkrt adalah di Kecamatan 8ojongm~ngu

dan Tambelang, jumlah sarana gedung SD/MI paling

banyak terdapat di xecarnacan ramoun Selatan rata-rata 82 buah) tJ1susu1 Babelan 71 dan Cikarang Utara sebanvak 65 huah. Tabel4.8 llJtfUltt llAHGUNAll Gf'DUJllG'>O/ MI PEil KJ!CA!o!AATANTAlfUN 2'H>1-~004

[~-i1_!_

:'

-·----\

s ffi)

I SD I

_E

""!" •

B.?~OMGMAN~':.._ lAAAA~G nMU!I. . I( e<JUl'IC,WARI ~GIN

1

---µo c1ilii'UiiG ·- -·-9

C,IKAAAl'r. t.tTA'
r.· ·.

lJ

14

Cl

KARA~-~-TAM8\JN StU\T!.N_ TAM8UN llTAAA

ELAN

i ~~

Al{UMA.JAYA

r.~ ~

·--·-·

AMBELMG "Ul
~ 20 21 21 lJ

---s \JKAl
--

pEBllYIJRAN

12....!. 2C ,

1 l

2t

~

IS

4

:13·

26: -3.

26

39 !

4

I ·~

6

A4

11

7S

6

31

~21 18

-

·-t· ·-

• .i· 26 ~__.!!!. 16 5

,..__ 17 26

-

l

6L

28 -39

I

1

U.

so.

21

....

·-

27 16

6

17

9 5 5

26 21 S2

'i-t-·r

~ ,_ i°

--

LS 31

--,

•'

6

~6 ~6

5

28

:.2

25 18

•i.

-·

z 6

' 5

s

:

L

2

2.

z,

7

16 31 26

7

62

• 7

39

•

4g~ 75

11

6

26

2

21 52 27

s

1

·5

28

7

30' -.1

3.: ·-o ,

25 ' . 47 18 30 3 16

. ·-6

729

36 a•:--

'.2

4

26 16 l7

-n

-

Ml

20 31

., . 7 . 1~ I 12 r 11 6

'1DIM · · SD

· 1 5

"•

• )-36

CABANGllU·•G!~ 27 I I .c 11UAAA C,EMeoNG .u_1 11 ;:l)u ----ICU aEl
'7a3

·-.Kl

1 _20 I 30 5 l 27

·--·4o

:-iT--j

SD

•• - 33° ;·

20 29 1" : 15j 31

.~I 2~ s

NI '

j_J• II

l

6

KAMNG 111\HAGlA

11 ' 12

2oiii""" 12003 SD

91

·2-1..S.. ·----& I

.oir ,

~

s f~I.~ OA~- .~~ r··3· ct~~~·~ _ ll.IJ!:.1111 ,_ 6

I

iiio1

KfCA""T"'ll

l ~1

18 ' - ~- -· l

4

17 26 2.1 52

9 28 11 143 7$!>

6

z

s ~

s

_2'rl. H

143_

Sedangkan untuk sarana gedung SMP/MTS (Tsbel 4.9), Jumlah gedung SMP/MTS selama tahun 2001-200'4- rsta-rata 8,08 buah per

61

kecamatan,

nernun

d<:!mili:ran

eoa oeberapa

mempunya1

gedung

SMP/MTs

kurang

sedikrt

adalah

sarane gedung Selatan

seb~nyak

4,2. 2.3

d1 Kecamatan SMP/MT~

(rata-reta

25,5

dan

BojongmanQu

kecamatan 5 buah

d1susul

hanya

dan yang

paling

dan Tambe!ang,

paling banyak terdapat buah)

yang

Babelan

di Kecamaten

jumleh Tambun

16,75 dim Sukatan1

14,25 buah.

Bidany K.esehatiln

Berdasarl
data

tahun

.
tmgltal

kesehatan

penduduk Kabupaten Bekasi ter!1i1at dari Indelcs Harapan Hidup (2001-

2004) dengan Indeks Harapar:

kenaikan rata-rata seoesar 0,56%. Pada tahun 2001 h1dup sebesar 69,83.

tahun 2002 mencapai 70,00,

tahun 2003 (70,80), dan tahun 2004 (71,50).

Peningkatan

Indeks

62

Harapan

Hidup di ates disebabka"

cenderung

meningkat,

68.64 pada tanun menurun

dan

yair~

2004.

SS

ole'1 Angka

Harapan

Clan 69. 90 paela tanun

serneneara

per 1000

Hidup

2001

itu, Angka Kematian

kelah1ran

hidup

pada

yang

menjadi

Aayi (AKB)

tahun

2002,

53

(tahun 2003) da» menj11dd1 46,61 (tahun 2004).

-

Tabel 4.10 Indilrator Makro Bldang Kesehatan

--

I

h!cl11cator Mlllcro f

!

lndeks H!!_~n H1dun

T«hlon

2001

2 Angka Kem&ban Bay1 per-senbu

52,94

i<elahirao H1duo

21)0f

20~. - "-. 2003 7000 70.113

6983 I

55.00

I I

53,00

3 Auuka Ha\jpan Hroup (Ta11un1 66,90 • 67.00 PS, B•peda <1an oii1as i
66.M

&umber
71,50

I

46,61

''

66,64

Indikator ma~ro bld1rn9 keser.eten tersebut perkembanqannya dipenglTr:.ihi oleh banyak faktor. Sel11in tfngl«lt pendapar.an masyaraket juga dlpengaruhl oteh ketersemaen

saran'I kcsehatan da:i teilaga

med1s. Sebagai oambaran umum, d1peroleh data bahwa sampal dengan tahun 4004 111 Kabupaten Bekasf terdapa t 8 buah R..;mi;h sakit, 34 ouskesmas,

49 puskesrnas

pernoentu,

12 puskesrnes

kellling,

polikhnik de!:.i cen l. i40 cosvand«, lilformasl lebih lonjut alstrlbusl

serene

kesehatan

berupa

ruma:i

sal:lt,

14

men9e11al poskesmas.

puskesmas pembantu, puskesmas f:e1iUng, pollklin1k desa dan pos vanclu pada setlap kscarneten dt Kabupaten Bekasi tP.rsajl clalam tabel

4.ll. Dari

data

tersebut

dan

berdasarkan

informasi

dari

Dinas

Kesehatan Kabupaten B.ikasi dtp"?roleh gambaran buhwa penveberen

serana kasehatan m(lsih belum cukup rnerata. Demikian juga dengan jurnlahnya seiuruh

yang rnasth belum

masyaraker,

rerutarna

rnemac.lai untuk dapat

mentanqkau

11ntuk kecametan-kecamatan yang

Jarakny<; jauh dari pusat pernermtahen

mauoen

pusat

i.:egi<1tan

perekonomian.

63

. .!l'

.i~

-·----· I

BAilELAN

TARUMAJAY;;.==----=-'

w!..j_

· -

7fi

114

•

154

~--:~.+: __

56-1..-_~-t-·- ~-

18

4S

1

Ila

I

SUl
..___

~Kf.TANl • 20 - r
[ff22

21_ .!:!=.BAYUR~ti_ ____ CABANGBUNGIN MUARA GEMBONG

--,. ._,_

). 2.,

. '

_ - -

._ __

'

39 97 64

,_ .. __ 165 I

63 ' - ..... __

1.~ TAMBELANG______ _!_ __

I

'

....

_

67

. ~~

75

sg
48

131.

55 ~ 1.1~1

3S , KAB B~KASJ..... ____ L 1.612 I Suonberc!ito O,nas K~l'>•>M Kao Bekasi, ~.

-

-.i1L

76

22

§LJ

4C · >-·---~ 53

...

S9 40 90

_ 14

~1 I

penyP.baran tenaga madrs, rerutarna dokter, perawat dan btdan van9 tersebar oada sarane kesehatan yang ada. Mengena• Jumlah tenaga me<11s ya1g eersedte jik' dil>aodingkau kernudia'l

d1kalikan

1000 untuk masmg

masing kscamatan, make diperoleh resio tenaqa meets untulc melayanl kesehatan 1000 penduduk di w1layah tersebut, gambaran mengenai keterseeleen tenaga medis per kecamatan selarna tal1lm 2001-2004 tercingkuno cztam ta bel 4.12.

Perken1bangan Jumlah tenaga rned1s '/ang paling bagus terjadi di Kecamatan Cil<arang Selatan, Cikarang Utara dan Okarang Sarat, d1mana raslo tenaga medis per seribu penduduk menunjuklcan angka

leb1h den satu,

I

!

_ t.e~_ ..__t,en; I

Hal yang ssma Juga teljadi pada k'!terse
dengan jurnlah pendudok

I

I

4.3. Pe:-kembangan IPN Kabupaten Bekasi Renstra Kabupaten

Be~si Tahun 2004·2009,

menitikl>eratlr~n

;:iada tingkat kesejahrsraan penduduk Kabupaten Bel
<:J1ukur dari !PM dan IMHnya. Kualitas pembangunan manusia, atau TPM (Indeks

Pembangunan

Manusia)

merupalqin

indikator

komposisl

tunggal yang mengukur tige dimefl.SI pokok pembangunan, yaitu (l) narapan hrdup waktu !ahir (2) angka melel< :"!uruf can reta-rata lama sekolah

serta

(3)

tingkat

daya

beli. [MH (lndeks Mutu Hidup)

merupeken indlkator komposit yang ten:liri dari komponen-kornponan AKB (Angka Kemat1an Bayi), anoka Harapan Hidup 1 tahun (AHP) dan

65

Angka Mclek Hurut (AMH}. Pert>edaan IMH dengan lPM ial.ilr tanpe menyertakan

mdikator eknnorm. Tab1!14.13.

~!pl

'"deb

lmeks H....- Hic!up, lltdei
IMibtor 1. !<"ldeks tt.>n~•n tiJOOn 2. lncl,.ks P•noetahu.an 3. lndei<:< o~

•-,

4. lnC!el<s Pemt>aogunan Manll5&a

Wttatlt.an

2"1

20112

2003

2004

69,83

,0.8'3 78,60 65.SS

71,50

73,92 6;/,40

70,00 77,lS 65,01

57,19

JM)

68,72

70.73

71,f\6

72,Sl

1,JO

79,14

llala-t'.Ma 0.56 1,94

Sumber d3ta. BI'S d•n ~!)P1<.d~ Kat>OpM
4.3.1. Harapan Hidup Berdasarkan data target dan rcahsasl in11kal:N malcro ViSi dan M:sr KabtJp
Bekasl Tahun

bahwa 'ndek Harai:~n

2001-2004,

membenkan beeerapa

Hidup Kobupatef' 6ekas1 menga1ami

kenaikan rata-rata 0.56% per tahun. Perkembanga"

untuk

masrnq-rnasinq

kecarm.tan

t>ervariasi.

Angk.i Indeks Horapan Hidup tertinggi rerja:1i di Kecamar.an Tambun Selatan yaitu 72,33 pada tahun 2001, i<emudian 73,10 pada ta!lun 2002, meningkat sebesar 0,6% rr.enjad1 n,23 pada t;;hun 2003, pada

ta'iun 2004 nark sebesar 05% nli!njaill 74,20%. Ail9!
65,08; 67,10; 67,65 dan 68,60. 4.3.2. Indeks Pengetahuan {Pendidlkan) Jndeks Pengetal'luan

secara i.:.eseturuhan

di Kabupaten Belcasl

terus menunjukkan peoinokatan kualitas yang rnenggemblraki!n hal lnl dltunjukkan dari data statistlk tithun 2001 sampal 2004 yaito.: !)ad&

tahun 2001 sebesar 73,9?.; tahun 2002 sebesar 77,18 meningkat menjadi

78,60

peningkatan

pada

tabun

2003,

pada tahun 2004 terjadi

le'}i

menj<1d1 79,74. Dari data di etas dapat dilihat bahwa

66

indek penqetahuan secara kesefuruhao menunjukkan trend yang rerus menini;l<11tden9an kenaikan rata-rata Pet" tahun aoalah 1,94 %. Dalam hal Indeks Pengetcthuan di Kabupaten Belcasi, dari tahun

).001-2004 tertmggi berturut-lurut

tel)ad1 di Kecamatan Tambun

SeJatan yaibJ 90,04; 92,07; 92,63; dan 93,67. Indeks Pengetahuan terendan berturut·turut dari tahun 2001-:?005 terjadi di Kecamatan Sukawang1 yaitu 64,93; 65,75; 67,30; dan 69,90.

4.3.3. Daya Beli Indeks Daya Beh d1 Kabupaten Bekasi mengalami lcecenderungan meningkat dan tahun ke tahun dengan kenalkan rata-rata 1,60. Hal ini ter1ihat dar, data stetrsuk dart tahun 2001 sampai 2004. Pada taliun

2001 indeks day a bell masyaral
Lahun 2003; kemudian tahun 2004 ~jac!i 67,19. Kecamatan yanc;i memihlc.i Inoel-s Daya Beli ~ertinggi berterutturut Clari tahu 2001-2004 yaitu Kecamat<.n Oka"Ong Selatan dengar. angka 62,03; 72,34; 72,55; dan 64,34. Sedangkan kecarnatan dengan angka lnd~ks Daya Beli tP.rendah berturut·turut dar1 tahun

200i-2004 terjadi di Kecamatan 3ojong

Mangu yaitu 28,24; 28,43, 28,20; Clan 30,99 . Akdn tetapi perubahan

terk~cil eteu sarna sekah t1dak berubah peda tahun 2003 tel)adi di Ke<::amatan Muaragembong dengan anglca konstant sebesar 47,72. 4.3.4. Perlcembangan IPM ~matan Secara umum Indeks Pembanguoan Mam·~ia di Kabupaten 8ekasi menunjukan trend yan9 menmgf
2001-2004, yaitu dari tiS,72 pada tahuo 200L menjadi 70,73 pada tahun. 2002, naik sebesar 0,93 menjadi 71,.66 pada tahun 2003, kemudian

naik sebesar

0,04 memad• 71,70 pada tahun 2004.

Sedangkan kenaikan rata-rata selama kurun tahun 2001·2004 adalah sebeser 1,36 per tahun. Sedangkao rindan lengkap perkembangan IPM per kecerneran selama periode 2001- 2004 tersaji dalam tabel 4.14 berikut:

67

Tilbel 4.14 IPM PER l<e<:AMATAN

ANGkA

------SE

K~_UPATAN BEK.1151 2001 - :Z004 _I _2001 .:J._"'=:~~!l.-=-0"'::..2_0_0_3_op.,.-2-0_0_~~1 2,,.I

r'1_~i°" J..SETul<ECA~ATA~

,- ..J_______

-1

KEDUNGWARINg_t!_ CIKAR.ANG llrA~ _

66,44 66,46 J 68,03 69.02 .l.....2.l,sa_ µ2.,30 63,43 J 76,:n f--!2f07 +-?4,91 S9,5J- ( 61,64 D2,36 56,06 ,. i-s6-:83-~:Sa 82 sS,56 29,97_ 7_.Q,91 t71,53 71,96 I 58,46 - -5?,37 - 60,!iO -61,47 74 55 75,31 76 30 74,85

l
S9,E3

60

12,62

73 66 •

1-2 f _l

63,91

. 64,89 67 28

SERANQ._6ARU --·66 42 PKARAN~J?US~--.\.- 60,60 CIKllRANG ~C-lATAN -~18 CJBARUSAH__ -- ---t-S8,7Q_j

--J

1-±

1-5 6 1-2.

BOJ01'lGMllN_Gu

I

QKARAN~ .._T~MUR _ __

--!=

~.J!... 9

;.._lQ...l

. 11 . c1e11ur1G I 12 . CIKARANG BARAT

=l

~..:.I~MBUN.SElATAN -

~

. 14 .1..!AMBU~ IJT~A1 is . 6ABELAN ' 16 'TARUMAii\of; -. 1 17 TAMSELANG

__,

'18 SIJKAWANGr--

I SUKATANI

~-1 ~IKASI... 1

60,98 • 61,18

+- 6160.g 60.2!Jj .

59,21_ 60,96

1

88

6~~.L...:.. 70,73

---

2001-2004 77,50;

dicapal

78,95

dan

6!.J3_f2,02 ~

~

•. 62 6E

63 44

I 71,66

Angka

terencah terjadi do Kecamatan

·-

72

~;u -·

1

Manusia tertinggi dari kurun tahun

oleh Kecamatan 76,97.

61,06

76 11 ~4 95 76,97 ..6~568 8f 64 77 60 91 . 6 40 64 4g~ 63 47

..E.!.J!9

Sumb•r O.ta: R<1ppeda ~b. SekaSI, diolah.

Angl
n 43

s

l~s93

. 1.2

61,31

s

76.ss-_

--- ...:--:.....):. 61,80

SUKAKARYA ~t}tl!:§~RAN__ . _ CABANGB<,JNGJN __ ] 23 MUAF\A GF~

so

73,2.0 75,27 77_,5.Q_ 78 _63.._JL 64,!_9 66 05 67 96 61,86 6) 93 58,27 59 46 :18 no 12 62 73 64 OS 62 00 62 83

71,95

...§1.f?S 1 64 98 61,87-+ l 57,'..!7

-T

L..19 20

I

Tambun Se!atan yaitu 76,68; lndeks

Pembangunan

Mam1si&

BoJOng Mangu dar1 tahun 2001-2004

yaitu 56,06 pacta tahun 2001 kemud1ar. oert\lrut-turut 56,83; 58,82; dan pada tahun 2004 ad<1lah 58,56.

Dupaten Bekas1, dapat d1tarik suatu kesrmpulan sementara bahwa masih terjadi ketimpangan antar kecamatan ekonomi

maupun

b•dang

Y"mg cukup tajam balk da\;,m bidang

sosial

seperti

bidang

J)endidikan

dan

kesehatan. Keadaan tersebut aken akzn diuraikan daiam analisa data hasil penel1tian pada bab berikut ini.

68

BABV' ANALISA DATA

5.1.

Perkembangan Tingkat Kesenjangan Dari hasil penghitungan

bahwa

secara umum

meningkat,

hal ini

kesenjangan

terhadap Indeks Williamson menunjukkan

angka

berbeda

diperkirakan

CVw di Kabupaten dengan

akan

hipotesis

menurun.

Bekasi

awal

Narnun

cenderung

dimana

demikian

indeks dugaan

tentang tingginya tingkat disparitas (degree of disparity) di Kabupaten Bekasi ternyata terbukti benar, hal ini dapat dilihat dari tingginya n!lai CVw atau angka Indeks Williamson

sebagaimano

tersaji dalam tabel

S.1. Tabel 5.1 Perkembangan Weighted Coefficient of Variation (CVw) .---- atau Indeks Williamson Tahun 1996-2004 TAHU N lndeks Wllliamson (CVw, 1996 1397 1998 1999 2000 :::!001 2002 2003 2004

I

0 9352 ' 0 9448 0 8751

0,869~ 0 8706 1, 1660 1, 1527 1 1219 1,1262

Sumber data: BPS dan Bappeda Kab. Bekasl, diolah.

Tingginya tingkat 1 untuk nilainya

tahun

disparitas

1996-2000,

dengan nilai indeks mendekati angka

dan nilai CVw tahun

berada di ates 1 menunjukkan

ekstrim dan duuar pola umum yang

tingkat

2001-2004

dlsparrtas

ada dimana

yang

yang sangat

nilai CVw berklsar

antara 0 dan 1. Hal ini tentu saja sangat menarik untuk dicermati lebih lanjut, sehingga kami mencoba menganalisis rnenqhitur.q

kesenjangan

perbandingan, (CV),

membagi

kecamatan juga

balk

dengan

kecamatan

ydng mempunyai

dengan

menggunakan

dengan

ukuran

menghitung ke dalam

lain

indeks dua

pendapatan Gini

keadaan ini dengan cara

Indeks.

sebagai

tanpa

wilayah,

pembobotan mengeluarkan

(PDRB sangat Hasilnya

bahan

ekstrim),

kami

dan .

tampilkan

dalam tabel S.2, S.3,S.4 dan tabel S.S.

69

lndeks

Kesenjangan

tertioggi

antara

1996-2000 terjadi

tahun

pede tahun 1997 sebesar 0.9448 sedangkan indeks terendah terjadi

1999 sebesar 0.8693. Pilda tahun 1996 - 1997 Iw

pada tahun

cenderung rnernnckat, untuk kemudian menurun pada tahun 19981999. Mulai

tahun 2000 CVw meranglcak naik dan melonjalC cukup

tajam dan mencapai angka tertinggi pada tahun 2001. Antara tahun 2002-200'! CVw kembali menunjukkan angka penurunan.

IZl)O

-

llnl<EMIM.Jr«LUll IN!8CI ..

··---

-·, ______

LJAMl()lf.,.,..KA& mtUI TAHl.lrl1-..9M ---·. ~--··--

. . ·-· ·-~- · 1-. "-·

·-

--·--;-·- ---·· ·t-·-

>.

"----·-

----.

r

C.MIO .. ------------------·

--··-

......

------·- .. -.. .. ....

..... ......i•------------------~·---· ""'""" I

tM

1•

tot,•

Sumbetd.\tl.:

._.

lOCO

2QOl2:

JOit

l'OR8 K.o.l>. Sel
Penurunan mdeks

kese:ijangan

~

2l)Oic.

S.FPO'I• Kab

':'.XO

Beltasi, ll!Ol.lh

pada tahun 1998-1999 dapet

difahaml Karena saat itu Indonesia baru mengalami goncangan krtsis ekonomi, sehingga sanqat

unggi

sedangkan

menyebabkan banyak penduduk berpenghasila11

tiba-tiba

masyarakat

penquranqan

menurun

pendapatannya

berpenghas~an

pendai;atannya

tidak

secsre

menengah setsjarn

ke

mereka

drastis, bawah

yang

berpenghasilen tingg 1. Peningkatan berbarengan

CVw yan9 sangat tajam pada tahun 2001-2002

dengan

upaya

pernenntah

mernekerkan wilayah kecamatan dari kecernatan.

Pemekaran

wilayah

Kabupaten Bekasi unruk

15 kecamatan menjacli 23

ini rupanva menyebablc:an tingkat

disparitas menjadi semakrn tinggi.

70

Apablla perhitungan ini bdak diboboti dengan jumlah penduduk atau hanye mengg1.makan perhilun9an Coefflcrent vartaton (CV) saja,

maka besaran indeks kesenjangan (CVw) dan Coefficient Variation ranpa dfboboti dengan penduduk (CV) antara tahun 1996-2004 adalah sebagai beril
I

....

-

I -·-

L

1998 1999 2~

2001

1,0254

2002 2003

09824

r,9944 09884

2004

__ J

fCVw! . - . --·

; 0,8221 ····--· 0.8~ '! 0.7786 0.7775 i 0,7615 '

19W 1997

0 0352

o.~48 0 B7-"1

........ .

0 8693 0,8706 1 1H'lll

·-

--·

"

1,1527 . ~,1;)1'!' _. _ ....... 1.12,g__

I

!lumber doc.: PORB l«m•BPS~·· eappeda K•O B
Apabiht dilihat kecenderungannya maka perkembangan CV selama tahun 1996-2004 terlihat dalam gambar 3 bertkut ini:

· -t---·-·- . ·- .. -----,.:=::::-:-

---j

_,.

'

i

"""''r--------1-r-"-=----· .. __; ---·- !-""

"

.. ,

i.:.-::.Cf'v!(bwe'f9n!m•

l

~-t------·-·--·--·---------J '

•-t-; ------

----------!

I

..... -'-~-~~-~---~~~~-~--· ..... &umber

19t1

1M

'\IRt

2001

~

20CJG.

\-M

aot.,

PORI:! Kab. e
'JQCO

100J

aDm

,..,

71

Terlihat

dengan

kesenjangan

dengan

mempunyai

jelas

bahwa

menggunakan

kecenderungan

pola

perkembangan

perhitungan

yang sama, dimana

CV

(trend)

rnaupun

CVw

pada periode tahun

1997-2000 kesenjangan berada pada tingkat yang paling rendah. Hal ini berarti pada periode tersebut yang

lebih

penqamatan.

merata

telah terjadi distribusi

dibanding

penode

Lonjakan ketimpangan

lainnya

pendapatan

dalam

yang sangat mencolok

tahun kembali

terjadi pada tahun 2001 dan secara perlahan menurun kembali, akan tetapi

penurunan

kesenjangan

kesenjangannya

masih

jauh

di

atas

tinokat

tahun 1997-2GOO.

Selanjutnya

apabila

perhitungan

Indeks

Williamson

dilakukan

terhadap kecamatan dengan cara mengelompokkannya

terlebih dahulu

ke dalam 2 wilayah ;·ang saat ini sering c.iidikotomikan

sebagai wilayah

utara dan selatan, maka hasilnya menujukkan wilayah selatan

lebih tinggi dibandlnqkan

bahwa kesenjangan

dengan

keser.jangan

di

yang

terjaoi di wilayah utara Tabel 5.3 Nilai lndeks Williamson (CVw) Berdaserkan Wilayah

I

TAHUN

CVw KAB. BEKASI

cvw

CVw

WILAYAH SELATAN

WlLAYAH UTARA 0,2194 0,2036 0,1812

1996 1997

0,9352 0,9448

0,7339 0,7353

1998 1999

0,8751

0 6908

0,8693

0,6869

0,1870

zooo

0,8706 1, 1660

0 6884 0,9371

0,1866 0,5472

1, 1527

0,9241 0,9074

0,5512

0,9023

0,5483

2001 2002 2003 2004

1,1319 1,1262

0,5493

Sumber data: PORE Kab. Bekasi, kerjasarna BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, dlolah.

· Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kesenjangan di wilayah Bekasi bagian selatan antara tahun 1996-2004 berkisar antara 0,6884 pada tahun 2000 sampai dengan 0,9371 yang terjadi pada tahun 2001. Sedangakan tingkat keser:jangan di wilayah utara pada penode yang sama, nilai CVw hanya berkisar antara 0,1866 (2000) sampai dengan 0,5512 (2002).

72

GAMBAR4. TREND

CVw Wll.AYAH UT/..RADAN SELATAN KAS. BEKASI TAHUN 1~804

1.ooooevw:.=..:.:-.------------------

0.8000+-----------.,__

_

0.6000+----------------------' !--+-- CVw Wit.A Y:AHSELA TA -e- CV'w Wll..A'(AH VTllRA

0.4000+-----------....+---------

03000+------------'~-------~

0.1000+----------------

1!:95

1996

1997

1998

1999

2000

------'

2001

2002

2003

2004

2'105

Sumber data: PDRB Kab. Bekasi, kerjasama BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, diolah.

Angka kesenjangan yang lebiil tinggi di wilavah selatan ini dapat dimaklumi karena tiga kecarnatan yang mempunyai PDRB paling tinggi (Cikarang Selctan, C.ikarang selatan,

sedangkan

Baral. dar. Cibitung)

kecamatan-kecamatan

berada di wilayah di

i.viiayar.

utara

mempunyai PDRB yang relatip homogen. Selenjutnva untuk mengetahui

validitas

indeks kesenjar.gan yang

telah dikernukakan di awal bab ini, dimana nilai CVw sangat ekstrim, maka

untuk

mengeceknya,

kecamatan-kecamatan ekstrim,

yaitu

Cibitung

yang mempunyai

Kecamatan

(untuk

kami terlebih

tahun

nilai

Cikarang Selatan, 2001-2004)

Lemahabang dan Tambun (untuk tahun

dan

dahulu mengeluarkan PDRB vanq

sanqat

Cikarang

Barat dan

Kecamatan

Cibitung,

1996-2000), baru dihitung

kembali nilai CVw nya. Adapun hasilnya menunjukkan banwa kesenjangan pendapatan di Kabupaten

Bekasi

apabila tidak

ada kecamatan-kecamatan

yang

mernpunvai nilai PDRB sangat ekstrim, nilai CVw nya berkisar antara 0.2681 sampai dengan 0.6220.

73

Tabel 5.4 Nilai lndeks Wuillia~on (CVw) Sebelum dan Setelah Dikeluartcannya . Kecamatan yang Me mpunyai N • iIai PDRB Sa ngat E kstrim Nilai CVw Nilai CVw Setelah Dikurangi Kecamatan TAHUN Sebelum Pengurangan Yang Mempunyai PDRB Ekstrim

1996 1997 1998

1999

;

2000 2001 2002 2003 2004

I

0,3121 (),3359 0,2681 0,2733 0,2837 0,6184 0,6220 0,6210 0,6177

0,9352 0,9448 0,8751 0,8693 0,8706 1,1660 1,1527 1,1319 1,1262

Sumi:>er data: PDRB Kab. Bekasi, kerjasama BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, diolah.

Hal ini membuktikan banwa apabila tidak ada kecamatan yang PDRB nya sangat ekstrim dibanding kecamatan yang lain, maka antara tahun 1996-2000 kesenjanqan pendapatan di Kabupaten Bekasi masuk kategori tingkat kesenjangan yang rendah va.tu antara 0,2681-0,3359 (masih di bawah O,S). GAMBARIS

Pi:RBAi.lDINGAN CVw SEBELUM DAN SESUOAI; DIKB.UARIUNNY A KECAMATAH YANG MEMPUNYAI PDRB SANGAT EJ<STRtM

::r 1.0000

0,8000

0.6000

i-+-cvw SEBHUM PENGURANGAN

_________

' 1--,L..:::::!!=:::l!::=--~----l I

l<ecamatao yang mempun)-a•POOBel
CVw setelah dikurango

G.4000

• 0.:1000

0.0000 +-----,---.--.,..----,---.--.,..---..--.--.----< 1~ 1996 1997 1996 1009 2000 2001 2002 2003 ~ 2005

TAHJH

Sumber data: PDRB Kab. BekaSi, kerjasama BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, diolah.

Sedangkan kesenjangan pendapatan tahun 2001-2004 sudah masuk kesenjangan pendapatan yang tinggi dengan nilai OJw di atas 0,5.

74

Sebi!yili pembanding :<esenjangJn

pendapatan

pertlltungan

Gint

lain kami mencoba melakukan dengan menggunakan

Indeks

diketahu1

banwa

penghitungan

tnoexs Gin1. Dan flas1I tingkat

kesenjangan

pendapatan antar golongan secara agregat d1 Kahupaten Bekas1 adalah

se baqa i beri ku t : TABEl. 6.6 PEAKEMSANGAN GINI INOEKS KABUPA TEN BEKASI TAHUN IHl-2004

f.~_uN1-llH!

r---

1~·

-·iNOEKSGIM-

19'7

a.;i,02

::: i..

8

::::~,

aOa

O.~l'I_,

.2001.

0.3114111~

002

.

200 3

20iM - --

lumber

0.31~1· 0.3&~. D.3798

.

ci.37tS !

a$: BPS oar BaGj)e(!a Kab Betas.. .110lah

.

Dari tabel 5.5 dan gambar 6 terlihat b'lhwa kec:endeningan tipe kesenjan1:1an menuniukl<.an tN!nd yan9 sama dcngan h;>s•I perh1tun9an

OI rnaupun CVw. 01mana kesenjangan terttn99i t.erjzdi pada tahun 2001·2002 den kes.,11j~ngan yang pal!ng rendah arau pemerataan va~g paling ba1k tet1adl pada tanun 19?9-2000. 0*9

04'00

...

-

..,.·

_.,

--

--------

•

·-1-----•-1-------·-'----·-'-------·

····----

----···

-···-·

------·

--·· ·-··· - ··--• ;J

_7

-

OI'

I .......

--

Somber data: PORa Kab. liel
75

Rend
atau

distribusi pendapatan antar

antar kecamatan sangat tinggi sebagaimana dib.mjukkan

hasil perhitungan OJ dan Cl/w .

.... ..,... ' •• ••

-·--1-i /fl:

! !

I

i

I

1-/ ! l./l

I

07

I

••

·- . -/.'."I

••

••

/

••

•• ••

I

:/

!/:

i

•

,,/'I

•

-' -

!

'

Dari gambar

/J

;/f

! I'

T/

~/i

7 f7 /

H'

' j

I

'I

:

-1..CMt:NZ :bXI•

!~-LtAl=Nt 'mt .

I/.

' j ,/ j,..!'/

- .

'

J

!

.J_

I

I ;

7 terlihet bahwo Kurva Lorenz sating berpotongan,

berartl kurva Udak dapat diperbandingkan

untnk mengukur tingkat

kesenjanoan agregat. Akan tetapi kurva Lorenz dapat memperlihatkoil perubahan

distribusi antar golongan. Pada tahun 1996 hampir 60%

penduduk hanya menguasal 20% PDRB, dan 50% lebih

pendapatan

tertinggi hanya dikuasai oleh 20% penduduk. Apablla dibandingkan

dengan Kurva Lorenz tanun 2004, terlihat

bahwa kurva makln landai pada kelompok per.:luduk berpeoghasilan rendah

(penduduk

bertarnban

banvak

yanq menjadi

berpenghasilan

di

bawa~. 10% PDRB

40%), dan oada golongan penduduk

berpenoapetan tinggi, 10% penduduk menguasai hampir 40% PORB.

76

Datam gambilr 8 dopat d1l1hat bahwa Kurva Lorenz t.ah1m 1996 dan 1999 mempunya1 pota yang harnpsr sama, dP.mikian juqa dengan

Kur>1a Lorenz tahun 2002 den 2004. GAMAAR• ~IC~At..ORENZTAH•

'tffS.,

•ttt, 2tta~2tot

•• •• •• ••

1~:-.:.,~ ···~1,.n -

or

.,

••

••

••

-·-

••

••

01

>001

! .:- ..,~~-~_.:

--i--i---::>!--+--t---;'f-;,:~1---+--i

••

.Ot.SO

S11mberdlitl: PC.RB Kab. S.kAI&•. ko~AOAmA EIPS dan Bilppoe!a kab. Beta ... dlol1h

Apab!la

keseniangan

pendapatan

ini

dlkaitkan

dengan

kesenjangan dalam hal lndeks ~en1bangunan Manusla (]PM), maka ~asil

perhitungan

rr-eounjukkan bahwa

2001-:wo4

p11d11 tenon

dlspantes I;l"'I al Kabupaten bekasi tergolong rendah deng<1n Olw antara 0,0947 sampal dengan 0,1051. Tabel&.6 Perkembangan Weighted Coefficient ofVaridtion

(CVw) dari

PDRB/c:ap dan JPM Kabupaten 1JekasiTllhun 1996·201t4

,lnde4l11 Wllllamson I TAHUN I f'DRl!lc:ap .. . ~I 1900 0.9352 ' 1~7 ,_. .... 0,9446

'

I

:

1008 11*19 2000 2001 2002 2003 2004

--

I;

?.~!~ '1

-.' ··!

I

0.8,593

!

08706

;

CV

IPM

Tidak ade data

TIClak aoa oata T«lak ada data Ttdall a<1a da1a Tidak sda data

1 1000 1 1527

... 0.1166

1, 1319

0,1179

0 1027

~--

... --···T1dak IPM ade data Tidak Tidak Tioa\. Tidak

ada ada ada ada

_

data data.. data data

0.1043 0,1051 0,1037

! ! 0,1113 1,_1,252 ... Q,0947 SumlH:r dala: PORB Kob 11.
77

Hal ini berart1 bahwa keum pangan pendapatan tidak serta merta rnenyebabkan terjadinya l(etimpangan dalarn pencapaen IPM, karena sebagaimana kilil tahu bahwa selain pendapatan, juga ada beberapa faktor lain yang berpenoarun terhadap pembentukan angka IPM. Perlcembangan CVw Pendapatan (PDRB) d;in Olw JPM l
---··

--·

. --···--

---

--------·---··---~fOOI)

··---

--·-------··

---·----

"'°""+--

•-t-----

. ---···----."'""+----.,..,.._ ,,..,.

··---··------

-

""'

s..,,i..,, -:

5 • .2.

_

rORD K•b. Beka", ke~a•am• BPS dao Bappeda Kai>. WaSI. ~I01a~

-i1ngkilt Kemajuan Kecamatan Dengan mempematikan

tingkat pertumbuhan

PDRB perkapita

kecamal:an dan Loju Pertumbuhan Ekonoi, maka kecamatan yang ada dikelompolc;kan

dalarn

empat

kese1ahteraan11ycidari sisi ekonoml.

kuadran

menurut

tingk.at

Pengelompkkan tersebut ~hlalah

sepertl yang terl I hat dalarn tabel 5. 6: l) Kuadran I adalah kecamatanm~u dan tumbuh cepet (Kecametim SejJhtera), yaitu kecamatan yang /aju pertumbuhan ekom>mi ae» PDRBper Kapitanya lebih tinggi dari rata-rata Kabu~aten.

78

2) Kuadran II adalah kecamatan berkembang, yaitu kecamatan yang

laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari rata-rata Kabupaten, tetapi PDRBper Kapitanya lebih rendah dari rata-rata kabupaten. label 5.7 MODEL TIPOLOGI KLAASEN KECAMATAN SE KABUPATEN BEKASI TAHUN 2001 2004 ;

KUAORANII Kee. Sedang berkembang

KUADRANI Kec.Maju Pesat

-

--

PDR B perka pita (Ru piah).

KUADRAN nr Kecamatan Relatif Teringgal,

I

I

KU!~DRANIV Kee. Maju tapi tumbub melamban

Laju Pertumbuhan Ekonomi (%).

I

3) Kuadran I adalah kecamatan maju dan tumbuh cepat (Kecamatan Sejahtera), yaitu kecamatar. yang leju pertumbuhan ekonomi dan PDRBper Kapitanya lebih tinggi dari rata-rata Kabupaten. 4) Kuadran IV adalah wilayah kecamatan meju tetapi tumbuh lamban (kesejahteraan menurun

dan

berpotensi

tertinggal),

yaitu

kecarnatan yang laju pertumbuhan ekonomi iebitt rendah dari ratarata Kabupaten, tetapi PDRB per Kapitanya lebih tinggi dari ratarata kabupaten. Berdasarkan perhitungan data yang ada, maka diperoleh hasil penelitian mengenai perkembangan Tipologi Klaasen yang terjadi di Kabupaten Bekasi pada tahun 2001-2004 seperti yang kami tampilkan dalam tabel 5.8.

79

Tabel 5.8 DATA TIPOLOGI KLAASEN KECAMATAN SE KABUPATEN BEKASI TAHUN 2001 2004 No

KUADRAN DALAM TIPOLOGI KLAASEN (TAHUN)

KECAMATAN

1

SETU

2

SERANG

3

CIKARANG

4

CIKARANG SLATAN

5

CIBARUSAH

2001

2002

2003

2004

III

III

II

II

II

II III

II III

II

BARU PUSAT

II

II

I. II III

I

I

II III

III

I III

III

III

6

BOJONGMANGU

7

CIKARANG

TIMUR

I

I

I

I

8

KEOUNGWARINGIN

I

I

I

IV

9

CIKARANG

10

UTARA

I

I

I

I

KARANG BAHAGIA

III

II

II

II I

11 CIBITUNG

I

I

I

12

CIKARANG BARAT

I

IV

I

I.

13

TAMBUN SELATAN

I

I

I

I

14

TAMBUN

III

II

11

II

15

BABELAN TARUMAJAYA

II III

II

16

II Ill

II III

UTARA

II

17

TAMBELANG

III

III

II

m

18

SUKAWANGI

III

~II

Ill

III

19

SUKATANI

II

II 1II

20

SUKJ\J
II III

III

II III

21

PEBAYURAN

III

III

1II

rn

22

CABANGBUNGIN

1:1

III

III

23

MUARA GEMBONG

III

III

IIi

III III

-

Sumber data: PDRB Kabupnten Bekasi menurut lapangan usaha tahun 2001-2004, Kerjesama Bappeda Kab. Bekasi dan BPS Kab. Bekasi, diolah.

Dari hasil pengolahan data sebagaimana yang tersaji dalarn tabel 5.8

tersebut terlihat

kesejahteraan apabila

dilihat

bahwa karakteristik kemajuan atau tingkat

kecamatan di dari

Kabupaten

pertumbuhan

Bekasi sangat bervariasi

PDRS

dan Laju Pertumbuhan

Ekonomi, hal ini berbeda dengan dugaan awal pada hlpotests bahwa setiap kecamatan diduga mengalami pertumbuhan perekonomian. Adapun variasi pertumbuhan kesejahteraan kecamatan secara lengkap dapat diuraikan menjadi: 1.

Kecamatan yang relatif stabil dalam tipologi yang sama, yaitu : a. Kecamatan yang berkembang pesat dan tetap berada pada kuadran I (Kecamatan Maju), hal ini menunjukkan kesetabilan dalam

laju

pertumbuhan

ekonomi

maupun

PDRB

yaitu

80

Kecamatan C1karang Selatan, Cikarang nmur, Cikarang Utara, Cibitung dan Tambun Selatan.

b. Kecamatan dalam kuadran II (Kec:amatan Berkemb.:ng) dan masih tetap dalam status yang serna selama empet tehun terakmr vaitu kecamatan Serang Baru, Babelan dan Sul
c. Kecamatan

yang

relatif tertinggal

dan

tidak

mengalamt

kemajuan (tetap masuk kategori tertinggal pada kuadran IV)

•

dalam tipolog1 mi vaitu kecamatan Bojongmangu, Sukawangi, Sukakarya, Pebayuran, Cabangbung1n dan Muaragembong.

2.

Kecamatan

yang

menunjukkan

peningkatan dalam pertumbuhan

adanya

kemiitjuan

atau

PDRB etau l.aju pertumbuhan

ekononu, sehrngga tipologinya ber1.1bah c!11ri kecamatlln tertin99al menjad1 keeamaeen yang sed
ya1tu Kecamatan

Selu, Karang Bahag1a, dan Tambun Utara;

3.

Kecamatan yang mengal
yang

kecamatan seperti

telah

yar.g maju,

Kecamata n

berkembang,

mengalami tertinggal da n

positif

dar1

kernudian maju kembali

Ci ka rang Barat

terti ng~al

:tuktuasi a tau

dari

kecematan

ber1<embang lagi

seperti

Kecamatan Cikarang Pusat; b, Kecamatan yang m~ngolorni fluktu<1sl negatif, yaitu kecamatan yang rnenqalatm kemudian

pertumbuhan

berl<embang

dan

clan Kecama:an kembali

masuk

tertinggal kecamaran

tertinooal laoi sepern Kecamatan Tarumajaya (tar! T;imi>elang; 4.

Kecamatan

yang

kesejahteraan

seperti

tahun

2001-2003

(kuadran

mengalami

Kecamatan Kedungwaringin,

sudah

II) kemudlan

kemunduran/penurunan

menjadi

pada tahun

kecamaten

yang pada berkembang

2004 mengalami

decline

menjadi kecamatan menqalarru pertumbuhan meh1mbon (kuadran IV). Hai ini Lerjcidi karene sektor utamanya mengalami tekanan, atau surnber daya potens1alnya berpindall

ke kecamatan lain

karena kebija kan pemekaran wilayah.

81

Perkernbanqan

kesejahteraan

kecamatan

dari

sisi

ekonorni

tersebut menunjukkan va riasi tingkat kemaJuan clan dincimika a ntar kecamatan. Tabel 5.8 juga rnenunjukkan bahwa sampai dengan tahun

2004, dengan PDRB perkapita rata-rata Kabupaten Bekasi atas dasar harga konstan tahun 1993 sebesar Rp 4.504.265,76

dengan rata-rata

Laju Pertumbuhan Ekonom1 (LPE) Kabupi"ten Bekasi sebesar 5.63%, maka darj hasil klas1fikas1 denQan menggunakan

Tlpoloyi Kt<1<1sen

•

diperoleh hasil banwa nanva ada 6 (enam) Kecamatan yang masuk kate~ori

kecamatan

maju

dengan pertumbuhan

cepet,

7 (tujuh)

kecamatan sedang berkembang, 1 (satu) kecamatan tumbuh lamban (mengalznoi

penurunan)

dan

9

(sembitan)

Kecamatan

kurang

berkembang atau masih tertinggal.

5.3.

Hasil Penghltungan Rearesi terhadap Faktor-faktor yang memp1mgaruhi tingkat kemajuan lndek'> pambangu11an ~an1.1sia

5.3.1 Hasll Pemilih2n Hodel Sebagaimana

tel ah

d! kemukakan

sebeiumnva

bahll"c. untuk

memilih model regresi panel antara model Pooled Least Squc;re etau Fixed effect aken diuji melalul ujt F. Walaupun pemilihan antar"I model pooled

a tau Fixed secara seclerha na dapat dilakukan

melal ui

pengamatan pada tingkat perbedaan atau l<etimpangan dalam variabel bebasnya, nemun !JT'tuk kepastiannya tetap dilak11kan uji F. Uji F diguna kan untuk mengeta hui a pa kah tehnik reg resi data panel dengan F-1xed 1>ffect leb11! ba 1k dan model reg resi data panel ta npa varidbel dummy den9an melihat residual sum square (RSS).

Ji;ui dari hasil perhitungan tersebut F uji lebih besar dari F tabel, maka model yang cocok untuk karektensuk

data yang ada adalah

model efek tetap ( nxea Effect). Adapun ujl F stattsnknva adalah sebgai berlkut:

F

N+T-2,N1"-•-,. ~

(RSS, - RSSa) I (N + T - 2) (RSS1) I (NT - N - T)

82

Dari hasil awal kemudian

kami

menghasilkan

running

uji

Eviews

dengan

menggunak.:m

output sebagai berikut

RSSl: RSS2: N

model pooled

formula

di

effect,

atas

dan

:

0,191067 0,007849 92

T

dan fixed

60,69 1,84 F UJI > F2s,6s

FUJI:

4

Dengan demikian, maka model yang sesuai dengan karakteristik data dan dipilih dalam regresi data panel ini adalah model Fixed effect. 5.3.2 Uji Parsial, Uji Model dan Uji Koefisien determinasi Dari hasil pengujian terhadap variabel-variabel bebas yang diduga dapat menjelaskan variasi pencapaian IPM Kecamatan se Kabupaten Bekasi, ternvata

dari tujuh variabel bebas ya11g

dicoba

koefisien

regresinya, banyak variabel bebas yang tidak signifrkan menjelaskan perubahan persamaan

=

I?M pada tarao nyata a (alf~) yang

dihasilkan

setelah

5%,di

dilakukan uji

samping itu

asumsi

masin

mengandung masalah heteroskedastisitas, dimana banvak probabiutv t yang tidak signifikan walaupun

probability

(F stet) nva srqnifikant,

(Data tersaji dalam Lampiran). Maka untuk menghilangkan masalah ini persarnaan

kemudian

ditransformasi

kedalarn bentuk

log ganda,

sehingga menjadi : LnY1

= ~o +P1LnX1

+ ~~LnX2 + ~3LnX3+ ....

+ P1LnX1+t>1

IPM kecamatan

Xl

= =

X2

=

Jumlah sarana sekolah dasar;

X3

= Rasio guru terhadap murid pada tingkat sekolah

Y

PDRB per kapita kecamatan ADHK 1993;

dasar; X4

=

XS

= Rasia tenaga medis per 1000 penduduk;

X6

= =

X7

Jumlah sarana kesehatan kecarnaten:

Kepadatan penduduk kecamatan; persentase rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air bersih.

83

Dari hasd transformasi henve

variabel

signifikan

persamaan

POR8, variabel

nie11jelaskan

tersebut diperolch

penduduk

vaiiabel

data bahwa

dan air berslb yang

yang

= 5%,

IPM pad;s taraf nyata o (alfa)

hasil re9res1 tersebut menunjukkan bahwa masalah neteroskedasnsuas belum sepenuhnya dapat diatas1 melalui transfonnasi persamaan ke

dalarn log ganda. r.tbel S.9 Dau Hasil Regresi Sernua Val'iatlel Model Fixed Effect

'i
Variable c__,.

X1

0,001694

0,1470

X2

-0,048211

0, 1019

0,00'3472

o.~

·0.0074sS

(1,3912

.{l,002686

0,5563

R . '-----

.

~

:. _

t ---X5

-··--

0.147175

.J

I. •

I Prob (F.Stat)

I

'.

0,000000

Adj. R2

I

'

0,985662

o.w. stat

I

e,cm

~.__L 0.056H2

__ x_1__ .!

t

I

.

2,0a282S

!

'

_,I

•

i

..

e,ooooSf

--··

-···· J,

_

Selain diduga ada masahlh heteeoskedasttsltes, untuk rnenqecex asumsi ldin 11;engenai al!<1n7a vc.riabel bebas yang mempunyai korelasi (hubt•ngan llnier) yang kuat dengan venabel bebas lainnya,

rnaka

d1lakuk.an uJt mutnkotententes dengan menggunakan SOftware SPSS (karena

E>1iews trdak

dalam

mult\kolmearitas

untuk

data

tersedie panel).

tools

untuk

Dengan

mengetahui

melihat

Pearson

Core/ation Matrik:; datam SPSS, jika angka nya melebihi 0,8, maka diasurnsikan ter:iadi ge3ala multikoleniaritas antar variabel bebas. Dari

hasil

pengecekan

terdapat hubungan

Pearson Corelation

Matriks,

ternyata

enter variebel bebas y11ng cukup kuat antara

variatie! sarana pendrdikan dengan variabel sarana kesehatan (0,869),

dan

variabel

sarana

kesehatan

dengan

variabel

kepaElatan

cenduduk(0,823). Dengan demlkian, maka untuk. memperoleh model yang tidak bias (Unbiased),

saiah

satu pemecahan yang sering

mengatas1 rnuttlkoleruarttas adalah dengan

dilakuk.an untuk

mengeluarkan valiabel

84

yang

sangat

variabel

berkorelasi,

dengan

resiko

kehilangan

informasi

dari

tersebut. Tabet 5.10 Hasil Perhitungan Uji Multikoleniaritas Dengan Pearson Correlation Pearson Conelation PDRB

PDRB SARDIK

.

SARDIK 1

RAS MED

.314("")

.600("*)

.869("•)

o

1

.106

.106

1

SARKES

.314(•")

RASMED

.600(*")

KPDT

.342(**)

AIRBSH

SARKES

.097

.097

.241

RASGUR

.138

I

RASGUR

.241 (")

I

KPDT

I

.138 .215(")

.773(:"")

.084

.007

AIR8SH

.342.("J

.077

.121

.114 .280(**)

.869(**)

.007

1

.054

.823(**)

.084

.077

.054

1

.107

.773("")

.121

.823(01

.107

'l

.22~(*)

.215(*)

.114

.280(*")

.150

.224(*)

1

. iS'J

... Correlation rs significant "at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Karena ya:ig dalam penelitian variabel

mana

berkorelasi ini

cukup kuat

kami mencoba

yang i)aling

ada tiga variabel,

maka

bebcrapa model untuk mencari

layak ur.tuk

dikeluarkan

dari model.

Formasi tersebut adalah : 1)

Mengeluarkan variabel yang

paling

oanvak berkorelasi dengan

variabel bebas lainnya yaitu variabel sarana kesehatan (Model l); 2)

Mengeluarkan

variabel

sarana

kesehatan

dan

kepadatan

penduduk (Model 2). 3)

Mengeluarkan variabel

Sarans Pendidil
dan Sarana Kesehatan

(Model 3); Setelah

dilakukan

regresi

terhadap

ketiga

model

tersebut

diperoleh output Eviews sebagai berikut: Dari Regresi bebas

Model

1 diperoleh

yaitu variabel kepadatan

hasil

penduduk

siqniflkant berpengaruh terhadap variasi nyata a (alfa)

=

bahwa ada dua variabel dan air

bersih yang

perubahan IPM pada taraf

5%! (probabllltv t di bawah 0,05) dan ernpat variabel

lainnya tidak signifikan, sementara probability (F stat) nya signifikant, dengan tingkat kepercayaan 98,47% (Adj. R2 0,985621).

85

Tabel 5.11 Data t:asll Reeresi Model Clengan Mengeluarkan Vulabel Bebas Y1n11 diduga Berkorelasi sa11gat kuat

---- Probt ..

- ..

Variable ··-·--

MONU

..

...

·-

0.1171 0,0548 0.3049

Xl X2

---X3 'X4

--· MODEL2 !

l

•

-

~s

0.4629 0,032;9_. 0.0000

X6

X7

-

Prob {F.Statl Adj. Ri

0.0000 0,985621

-

... NODE'L3

....

0.0677 -. __J 0.2786

0.2924

0 1515 _Q,_2322

--0.3494 0.0000 00000 0,984797

0.1414 . >-· ·-

.0,0872 - --

0.0000 0,0~

0,985000

Dari Regresi MO
a

(alfa) = 5%, (probabitity t 01

bawali 0,05) dan empa~ variabel lain~a tidal< signifikan. sernentara probabi:ity (F stat) nya signiflkant,

dengan tingkat kepereavaan

98,47% (AdJ. R1 0,984797) Dari Regresl Model 3 direroleh hasil yang juga r.ienunjukkan bahwa hanva

ada satu vaoabel bebes

yang l:leroengaruh

secara

s1gnifik.3nt ternacap pencapaian IPM paoa taraf oyata a (alfa) "" 5%, (probability t

ui

bawan 0,05) yaitu variabel air bersih. Sedangkan dua

variabel lainnva tidak signifikan, sementara probabilitv (F stat) nva signifikant, dengan tingkat kep•m:ayaan 98.60% (Adj. R2 0.985000) Dengan dem1kian dari perbandingan hasil regresl tersebut tertihat bahwa model yang paling !ayak dipilih untuk dilanjutkan pada tahap pengujian

berikutnva

adalah model yang pertama, karene variabel

yan9 signifikan leb1h banyak dan mempunyai Adj. R2 paling tinggi. (hal lni dapat d1faham1 dengan vanabet

men9in9at vartal>el yang palin9 l:>anyak berl
vanabel sarana keseneten), sehingga

model tersebut menjadi:

86

LnIPM

=

Po

+P1lnPDRB + lhlnSARDIK +

P4LnRASMED+ PslnKPDT + P&LnAIR~SH +

p3LnRASGUR +

Ei

Dimana: IPM PDRB SARDIK RASGUR

= =

IPM kecamatan

= =

Sarana pendidikan tingkat SD di Kecamatan;

PDRB per kapita kecamatan ADHK 1993;

Rasio guru terhadap murid pada tingkat sekolah dasar;

RASMED

=

Rasio tenaga medis per 1000 penduduk;

KPDT

=

Kepadatan penduduk kecamatan;

AIRBSH

=

persentase rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air bersih.

Wala1Jpun model sudah

lolos dari uji asumsi multikolinearitas,

namun karena data panel ini jugei lebih banyak menggunnkan data kerat lmtanq (cross seaion data), sehirvjqa diasumsikan bahwa model ketiga ini masih melakukan pelanggaran homoskedastisitas (masih rr.enqandunq masalah heterskedustisitas), square error (SSE) sebelum dan

Ini dapat dilihat dari sum

sesudah diberi perlakuan

cross

section weights dan white hetcroscedasticity-consistent standard error and covariance. Nilai sum square error sebelum perlakuan (SSE: 0,007942) adalah lebih besar daripada sum square error sesudah "ditiireet" dengan cross section weights dan white heteroscedasticity-consistent standard error and covariance (SSE: 0,006556). Setelah diberi perlakuan seperti di

atas

diasumsikan

model

sudah

bebas

dari

masalah

heteroskedastisttas. Uji asumsi yang terakhir

adalah untuk mengetahui ada atau

tidaknya masalah autokorelasi. Dengan menggunakan formula yang telah diuraikan dalam metode penelitian, uji autokorelasi dilakukan dengan cara membandingl
nilai Durbin

Watson (DW stat) hasil

regresi dengan angka dalam tabel Durbin - Watson. Sebagaimana · diketahui bahwa jumlah observasi (n

=

92) dan variabel bebas (k

=

6),

maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

87

Tabel s.12 Pengujian Masalah Autokorelasi

Jumlah observasi di du (4-du) DW Stat Du< DW < (4-du) ; Kesimpulan

92 1,566 1,751 2,249 2,185521 1, 566 < 2, 186 < 2,249 Tidak terdapat autokorelasi

Der.gan demikian model secara keseluruhan telah

bebas dari

masalah-masalah penggangu, sehingga dapat dikategorikan sebagai model yang "blue". Hasil persamaan regresi terhadap enam variabel yar.g ada setelah perlakuan

dilakukan

berbagai uji asumsi serta telah diberikan

cross section weights dan

white

heteroscedesttcitv-

consistent stenderd error and covariance, adalah sebagaim::ma ~erl~hat dalam tabot 5.13 berikut ini: Tabel 5.13 Data Hasil Regre~i Model Fixed Effect (terhadap 6 variabel)

I,_____ Variable

koefisient

0,141194

PDRe SARDIK

-0,038296 -

I

Prob t j

0,0000

I

Prob (F.Stat)

i 0,000000 I o,999993

0,0000

RASGUR

0,004232

0,0483

Adj. R2

RAS MED

-0,005029

0,3481

D.W. stat

KPDT

0,100735

0,0000

AIRBSH

0,099488

0,0000

Hasil pengujian

2,001913

yang tercermin dari output eviews menunjukkan

bahwa dari variabel yang diasumsikan berpengaruh

terhadap variasi

pencapaian IPM, ternyata hanya lima variabel yaitu variabel PDRB, sarana pendidikan, Rasio guru, kepadatan penduduk dan

persentase

rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air bersih yang secara signifikan berpengaruh terhadap variabel IPM pada tarap nyata a (alfa)

88

= 5%, dengan tmgkat mechs

kepertavaan

99.99%,

sedangka11 vanabel

rasio

t1dak signifikan.

Dengan adanva

vanabel

yang signifikant

tetapi

rnernpunvai

koP.li5ien regresi yang berrulai negatif, yaitu pada variabel sarana pendidikan,

sementara diduga

pendidikan

akan mcnyebabkan

rnenurunkannva,

bahwa peningkatan

jumlah

sarana

kenaikan anqka JPM, bukan matai)

hal fnl terjadi karena perubahan atau penambahan

sarana pendidikan dari tahun ke tahun perubahannya tidak sebesar perubanan vartabel lain termasuk IPM itu sendm, bankan ell beberapa kscamatan sarana pendidskan daser ada yang mengalami penurunan. Di samping rtu indikator pendidik1'n

yang membentuk

IPM dalarn

pendUtian ln1 selain sarana pendidikan juga dlsumbang oleh rasio guru tcrhadap mund. Dari persamaan tersebut cllket.ahui

batiwa setiap kenalkan 1 %

PDRG maka akan menyebabkan k.ena1kan tPM SEbesar 0,14%, setla\l kenalkan 1 % raslo guru terhada p mu;fd maka li'M akan naik sebesa r 0.004'%, setlap penembatlan kepodcitan pe"duduk seceser 1% 'lken menyababkan

kemslkan IPM sbesar 0,10% den setiap kenalkar 1 %

rumah tangga vany memltll<.I akses terhadap air berslh, maka l"M akan nalk sebesar 0,099%. Adapu n variasl dan lntersep atau konstanta dapat dianalisa darl tabel 5.14.

antar kecematan

Dari tebel tersebut dlketahui bahwa

perbedaan lntersep antar kecarnaten relatif tidal< terlalu mencolok. hal ini menunjukkan terlalu jauh ateu

bahwc keseniangan relatif

homogen.

IPM antar Intersep

kecamatan

tertioggi

tidak

terjadi di

kecernaten Muara gembong (l, 729751) dan yang terendah adalah

kecametan Cikar;:ing Baret (1,304340).

49

Tabet S.14

Variasi KoMtanta Antar Kecamalan Model Fi>-eei Effects

,

KECAMATAN

No.

2 3 4

5; 6

7 8

9 10 11

12 13 14 15 16 17

18 19 ?.Cl 21

22 23

KOEFISIEN~£GRESi

1,697143 1.675525 1.580522 1,"6Q078

SET\J-C SERANG--C :'.:IKPUSAT-C CfKARANG SELA TAN-·C CIBARUSAH--C BOJONGMANGU- C CIKARANG TIMUR-C KEDUNGWARINGIN--C CIKARANG UTARA-C KARANGBABAHAGIA-C CIBITUNG-C CfKARANG BARAT-C TAMBUN SELATAN·-C TAMBUN UTARA--C 9ABELAN-C rARUMAJAYA--C

TAMBELANG--C SUKAWANGl··C

-

1.551777 1.635841

-

1,543()00 1,363345 1,506946 1,488565 1,397386 1,30434fi

1.479387 1.~0166 1.605120 1,64058) 1,&47li07

1.632892

SUKATANl-C

1.532489

SUKAKARYA-(; PEBAYURAN-C CABANGBUNGIN-C MUARAGEMBONG-·C

1,654948 1,704351 1.585069 1,729751

8erbeda dengan varlas1 oendepeten yang cukup mencolok den terg;:unbar den d1sparltas PORB y;,ng sangat tinggl, rneka varlasl lPM antar kecamatan lni cenderunq homogen.

Hal lnl menglncllkasikan

bahwa IPM d1pengaruhi oleP. banvak faktor d1 luar pendapatan, peran 1ndlkator pendidil<.an, kesehatan dan indik.ator kepenoudvxan yang tergambar dari

hasil

regres1

vanabel-vanabel

ya11g bsrpenqaruh

terhadap IPM di Kabupaten Bekasi selama pertode penqarnatan.

90

BAB VI KESJNPULAN DAN SARJ\N

6.1. Kesimpulan Adanya Bekasi

kensauan

tentang

perhitungan

beberapa

ket1mpangan

distribusi

kalangan

antar

masvaraket

kecamatan

pandapatan

(PORB)

Kabupaten

terbukti

dari hasil

dcngan menggunakan

Indeks Williamson, drrnana h<>silnya diperoleh nilei indeks yang sangat ting91 dan

secere umum cenderunq

meningkat.

diperkuat den9dn hasil permtunqan perbe-teen

pendapaten

Geir:'\~<snm

tersebut

lndeks Gini yang menunjukkan

anrar

golongan,

Clan

hasilnya

jug<1

menenjukkan l<etimpangan yang ting91. Untuk

rnencari

upaya

selanjutnya diidentifikas1

dalam

mengatas•

kecamatan-kecamatan

ketimpangan

1r11,

rnana y2 ng tertinggal,

mas;h berkemilang atau sucah maju dalarn T.pologi Klaas~u. Hasilnya menunjukkan

kecarnatan

dibendlnqkan

dan laju tingkat

tertinggal

masih

cukup

banyak

dengan yar.g sudah maju, bahkan ada kecamatan yang

meng
yang

kesejanteraar;

ekonoml,

dlidentifikasi kesejahteraan dan sisi pendapatan (!>ORR)

perturnbuhan ekonomi, kesejahteraan

don

maka dilaojUtkan

faktor-raktor

yang

dengan analisa

rnernpenuaruhtnya

dengan menggunakan ukuran yang lebih luas, dalam hal ini variabel anausa yang digunakan Dengan dem•k•<'~ meningkatkan

adalah

bentuk

program

kesejahtcraan

ddai
lndeks Pernbangunan Manusia (IPM), yang

masyarakat

memperhatikan

terhadap Pencapalan

bisa dilaksanakan

untvk

secara ekonomi dan sosial

faktor-faktor

yang

berpengaruh

IPM .

. Dari perhltungan

ketiga metode tersebut, secara

keseluruhan

dlperoleh kesimpulan sebaga1 berikut: 1)

Melalui

upaya-upaya

Pemenntah penurunan

Kabupate11 tingkat

kenvataannva

pemerataan Bek~5i

dlsoentas

antar

tingkat disparitas

pembangunan mengharapkan kecamatan,

daerah, teljadinya

namun

dalam

di Kabupaten Bekasi rnasih

91

sangat

tinggi

diperlihatkan

- bahkan oleh hasil

bisa dikatakan perhitungan

(Indeks Wiliamson) dari

dominannya

sekali.

1996 sampai dengan

kecamatan

Hal ini

indeks kesenjangan regional

Tingginya angka Indeks Williamson terlalu

ekstrim

tahun 2004.

terutama disebabkan oleh tertentu

dalam

menguasai

perolehan PDRB, terbukti dari hasil pengujian, apabila kecamatan tersebut dikeluarkan

dari perhitungan, maka persebaran PDRB

relatif lebih merata dan angka Indeks wiliamson jauh lebih kecil. 2)

Disparitas pendapatan merta menyebabkan

yang begitu disparitas

tinggi ternyata tidak serta

yang tinggi juga

pada Indeks

.

Pembangunan Manusia (IPM), hal ini terjadi karena selain faktor ekonomi seperti pendapatan, faktor

lain

khususnva

IPM juga dipengaruhi oleh faktor-

faktor sosial

seperti

pendidikan

dan

kesehatan. 3)

upava-uoava

pemerataan pernbenqunan daerah juga diarahkan

agar semua kecamacan dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang sama, atau paling tidak pada saat yang sarna dapat tumbuh dan berkernbanq

secara bersarna-sarna. Namun dari hasil analisis

Tipologi Kiaasen berdasarkan tingkat perturnbuhan PDRB dan t.aju Pertumbuhan

Eko11omi, antera

tahun

2001-2004

tidak semua

kecamatan mengalami pertumbuhan, sebagian besar adalah tetap pada pola pertumbuhan yang sama (yang maju terus maju, yang tertinggal tetap

tertinggal),

bahkan ada

beberapa

xecarnatan

yang mengalami penurunan tingkat kesejahteraan. 4)

Dari persamaan reqresi diperoleh data bahwa dari tujuh vanabel yang diduga mempunyai pengaruh terhadap tingkat pencapaian Indeks Pembangunan

Manusia

hanya empat variabel

yang secara signifikan berpenqaruh. Ke

empat

variabel

tersebut

di Kabupaten Bekasi, ternyata

adalah variebel

PDRB, Rasio guru

terhadap murid pada tingkat sekolah dasar, kepadatan penduduk dan prosentase rumah tc:igga yang memiliki axses terhadap air bersih.

92

6. 2. Saran dan Rekomendasi Kebijakan a.

Perhatian

Pernerintah daerah selama ini yang terlalu fokus pada

daerah perkotaan dan kecamatan-kecamatan

yang memiliki

basis

industri serta perhatian yang kurang terhadap wilayah kecamatan pinggiran,

sebaiknya paradigmanya

dibalik

menjadi

fokus

ke

daerah pinggiran tanpa mengabaikan wilayah kota dan kawasan industri,

sehingga

disparitas

antar

kecamatan

tidak

terlafu

ekstrim. b.

Pemerintah

Kabuoaren

Bekasi

perlu menga!T!hil

lebih berani untuk mendorong yar.g

Laru

berkembang

pcningkatan

kualitas

kemajuan

kecamatan-kecarnatan

den

relatif

tertinggal,

terutarna

sumber

daya

manusia,

disarnpinq

pengembangan sektor-sektor ekonominya. Bekasi

juga

perlu

kebijakan yang

segera

mencari

Pemerintah Kabupaten penvebab

utama

dan

rnenerapkar: Kebijakan yrir1g responsif untuk menanqaninya. c.

Dalam mensikapi kenvataan masih sangat banyaknya kecamatan yang

perekonormannvs

masuk

kareqori

kecamatan

tertinqqal dan kecamatan yang pertumbuhannya

yang

melamban dan

berpotensi tertinggal dalam err.pat tahun terakhrr, beberapa saran yang munqkin bisa dilaksanakan adaiah : •

Mempercepat

dan memperluas jalur-ja!ur

jalan, jembatan

transcortasl seperti

dan sarana pendukung transportasi

untuk memperlancar arus perekonomian

lainnya

pada daerah-daerah

keccmatan yang terisolir dan jauh dari pusat perekonomian. •

Mengembangkan

sektor-sektor

bantuan

dan

tehnis

ungulan kecamatan

permodalan

yang

memadai.

dengan Setiap

kecamatan didorong untuk berkembang sesuai potensinya, ada kecamatan yang unggul di sektor jasa, ada yang berpotensi di sektor pertanian dan ada yang unggul di sektor industri kecil dan lain sebagainya. •

Mendorong pembangunan sarana-sarana perekonomian seperti pasar,

lembaga

industri

dan

keuangan

juga

dan

pemukiman

perbankan, harus

pembangunan

mempertimbangan

93

pemerataan

dan dapat

mendorong

perekonomian

kecamatan

yang tertinggal. d.

Untuk meningkatkan Manusia,

pencapaian

maka faktor - faktor

adafah dalam

akselerasi

peningkatan kenaikan

yang perlu

pendapatan

PDRB per kapita,

guru,; penyebaran

penduduk

Indeks Pembangunan mendapat

perhatian

masyarakat

yang

peningkatan

dan pemerataan

yang febih merata

tercermin

dan peningkatan

pelayanan akses air bersih. e.

Mengenai

keberadaan

berpengaruh

positif

terhadap

namun

hasif

penelitiar.

dari

penurunan

IPM walaupun

terjadi

apabila

secara

optimal,

kurang

demikian dengan

serta

pendidikan murid

pendapatan kecamatan . bentuk

guru

penyebab

lanjutan

hasil

sangat

yang

Dengan

untuk menqetasinva

adalah serta

sehingga

aman,

dan

meningkatkan

dapat kuafitas

penelitian

penelitian

ini,

mengenai penyebab

untuk

lanjutan

pencapaian

kiranya

disparitas

masih

banyaknya

ekonominya,

diharapkan

isu untuk memekarkan

serta

faktor-faktor

IPM di Kabupaten

program-program

perlu

penyebab

memperbaiki

Dengan pelaksanaan masafah

pendidikan

sarananya,

nyaman,

kesejahteraan

cocok

terhadap

sarana

diperlukan

tinggi,

tertinggal yang

tetapi

masafah ini secara lebih akurat.

khususnya

yang

banyak,

masyarakat.

untuk

demikian

dimanfaatkan

dalam

kualitas

menjadi

ini bisa saia

digunakan

pengunaannya

dan

yang berpengaruh g.

hal

bisa

Manusia.

menyebabkan

belurn

pendidikan

meningkatkan

Namun

program

tersebut

bisa dilakukan

rnecvernpurnakan

penelitian

justru

pengaruhnya,

tidak

inc:ieks

tersebut

untuk mengetahui Untuk

kecil

seharusnya

Pembangunan

ternyata

sehingga

mengoptimafkan

pendidikannya.

Indeks

yang

atau bisa jadi sarana pendidikan

upaya yang

menarik

pendidikan

pendidikan

peningkatan

mernperbaiki sarana

sarana

berkuafitas

mendorong

f.

sarana

yang disarankan

Bekasi. inl, maka

wifayah d: Kabupaten

Bekasi dapat diredam.

94

--

-

-~

~

DAFTAR PUSTAKA Achjar, Nuzul (2005), Disparitas Pembangunan Regional, Bahan Kuliah MPKP, Tidak dipublikasikan; Franciscus (2006) Disparitas Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah dalam Kaitannya dengan Perkembangan Wi/ayah di Kabupaten Bogor, Sekolah Pdscasarjana IPB Bogar;

Anggawen,

Budiman, Arief (1995) Teori Pembangunan Dunia Gramedia Pustaka Utama, Jakarta;

Ketiga, PT.

Cahvadhl,' Putu Eka, P"?lacakanFaktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Propinsi Bali) 2005, Tesis MPKP, Tidak dipublikasikan; Gujarati, Damodar (2005) Ekonometrika Soemarno Zein, Jakarta: Erlanqqa:

Dasar, Alih

Bahasa

Eri (2003), Analisisi Disparitcis Pembangunan Regional di Fropinsi Sulawesi Utnre dan Proptnsi Gorontalo, Sekofah

Hastotc,

Pascasarjane

!PB Bogor;

Kalil, M. Sayuti, (2000) Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan Regional di Propinsi Jambi, Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM; Tuti, (1998) Anaiisis Pertumbuhan dan Ketimpangan Wilayah di Propinsi Jawa Barat tahun 1991-1.995, Bandung·

Karyani,

Lembaga

Fenetitian Fakultas Pertanian UMPAD;

Khusairu, (2002) Analisis Disparitas AntarDaerah Kabupaten/Kota dan Peng;uu!Jnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi regional di Propinsi Banten, Tests MPKP UI ; Musgrave,

Rihard

A. dan Musgrave,

Theory and Fractice, Flfth Edition,

Peggy B. Public Finance in McGraw-Hill, USA (1989)

Suahasil, (1994) Periumbuhen Ekonomi Regional Indonesia; Suatu Aplikasi Fungsi Agrega.t indonesia, Pnsma,

Nazara,

Jakarta; Ari, (2000) Kesenjangan Pembangunan Ekonomi di fiusa Tenggara Barat., Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM;

Purwantini,

Propinsi

Budi, (1989) Ketimpangan Pendapatan Antardaerah di Propinsi Bali, Malang: Fakultas Pases Sarjana UGM, Program

Santoso,

. KOK UGM -Universitas

Brawijaya;

Djati, (1999) Faktor-faktor Yang Nempengaruhi Kesenjangan Pembangunan Ekonomi Antardaerah di Propinsi Jawa Tengah,Yogyakarta: Program Pasca Sarjana

Setyarini,

UGM; Soetomo,

(1986),

Pemerataan

Strategi Pembangunan Pedesaan Hasil-hasil Pembangunan, Makalah

Menuju seminar

95

tentang Dlstribusi Pemerataan Pedesaan, Yogyakarta FISIP-UGM; Sudarsono,

Juwono

hasil

hasil

Pembangunan

di

Pembangunan Politik dan Perubahan Sunga Rampai, Yayasan Obor Indonesia,

(1991),

Politik sebuah Jakarta;

Sumahdumin, D. dan Dudi S. Abdurahim (2001), Pemanfaatan Indeks Pembangunan Manu.;ia tmtuk Perencanaan Pembangunan Daerah, Bapeda Propinsi Jawa Barat, Bandung; Sumarsono, Soni (2001), Indeks Pembangunan Manusia dan Pemanfaatannya dalam Pembangunan Daerah, Bappeda Propinsi Jawa Barat, Bandung; Syahrial, Svarif, Pengolahan Data Panel, Bahan Pelatihan Ekonometrika LABKOM Dep. Ilmu Ekonomi FE UI Jakarta, tidak dipublikasikan; Tambunan, Thulus,T.H. (2001) Transformasi Ekonomi di Indonesle, Teori den Penemuan Empiris, Jakarta: Salemba Em pat; The World Bank. (2006) Laporan Pemba1'gunan Dunia 2006, Kesetaraan dan Pembaneunan, Penerjemah Dono Sunardi, Jakarta: Salerr.ba ernpat; Todaro, Michael P. (2000) fiembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh, Aiih Bahasa Haris Munandar, Jakarta: Erlangga; Widardjono, Agus (2005) Ekonometrika, Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis, Yoqyakarta, Penerbit Ekonisia FE UII Yogyakarta. Williamson, Jeffrey G. (1977) Ketidaksamaan Regional dan Proses Pembenaunen Nasional: Penggambaran Polan ya (Terjemahan), Jakarta: t.ernbaqa Penerbit FE Universitas Indonesic::. Bahan/Sumber

Lain

Badan Pusat Statistik Kabupate n Bekasi, PDRBKabupaten Bekasi; Beberapa tahun terbitan: Bappeda Kabupaten Bekasi, Bekasi Dalam Angka; Beberapa tahun terbitan: Bappeda Kabupaten Bekasi, Selayang Pandang Kabupaten Bekasi; . Beberapa tahun terbitan; Bappeda Kabupaten Bekasi, Analisis dan Penghitungan Pembangunan Manusia; Beberapa tahun terbitan. BPS,

Indeks

Bappenas dan UNDP, Indonesia Laporan Indeks Pembangunan Manusia 2004, Ekonomi dari Demokrasi:. Membiayai Pembanguanan Manusia Indonesia; Publikasi bersama BPS, Bappenas dan UNDP.

96

United Nations, Economic and Social Commission for Asia and the Pasitic, Reducing Dlsparltas: Balanced Development of Urban and Rural Areas and Regions Within the Countries of Asia and the Pasific, New York,2001.

97

;

.. ~-,

-

0000000000000000 0000000000000000

~~o~~MM~~NM~m~~ciN QOVNr-.....--vma>oN.-..-mM~~ o~N~~~~~~m~~(j'Jco~~~

~~o~wrow..--or-...v~Nm,...._ID~ , ...... ,....(X)~M~VM~-w~,..._vNn _,, .-..-NM ..--

(D

o::;:

Q'"")

~

O>NmO,....IDMO..--M-~-~c»~

N ,..._

l'"-

00 ..- ,...._ ,..._ l() V ,...._ ~ ,..... CO

tl)


i.O

~mwoo~~~ID~~~~M~M \llMU">C0"'1'0>NNOO'>N0>0>VC()T"" Nl.000,..._M..--OM~o-c»<.DCOCSJ

m~~ON~NID~m

...... NOmW~M

!~~~~-~~~~~~28a~~ ~ ........ ,..._..--..--~M .-..-..--~...-(")

NOJO>C.OMCOON,...._ONM..--MNM ,..._ 0) ti) a> a> ....... r-, a>

co co

co

,..._

~c0mocio,...:lriM&0oc0,....;c0ww M..-OONOO<:J>Nv~covvco,.._

co

O>

NCON~C.O~VM~NO~CDa>.-r-vmcoU">...-r-mM

0

00lt')-..-OV~OVOOO.-NMMr-~MW-Nr-

~~~g~~R~g~~g$~~~gg~~~~~~

~Oll),...._CDCD~MOOM~~r-~CD,....~.-(0~ W,..._ccN~~a;j~V~~Qro~~~~,.._:~V~O>~N

M0>00)lt')Q)NU">MVO...-a:>"3'"T"""C0

ri~coo~NM~~m~mmcoro~

g

~~~~~~~~~~~g~~~~~ 0 .-..--,..._.-..-OOM ...-

"'

ll.

0

~~m~~~~~~~~;~~~~~~~~~~~~~

~M

0..-.--r-M..--VVC.ONN~~("').-.--r-.-N....-..-N

--~

Q..

~t-+-+-o-+-o-+-o-+o-+o--t-o-+-o-+-o-+o--t-o-+-o-+-o-+o-+o--to--t-o-1 gggggggggggggggggggggggg m 0000000000000000 ::.:: N ~ m ,...: c0 ~ M ..n tt5 m N o ,...: Lri «> ....: N ~ m OM~~~~~~~~~~-~ID~a.~MMMNN~~MN~m~~ww-~roOM~MN "'f (0 l.t) (I')
'° ~

5~~~~~g~~~~~~~~R~

g~~~~~~~~~~R~~~~~~~~~~~~~

5 ~~....

~~~~~~~~~f~~~~ro~~~~~~~g~~ g~ ~gM~~~~~~~~g~~~~ g~ N ~~~~~~~~~~~~~6~~~~~~~~~6 0

~~~~~~~~~~~~~~~~

z

ON~~.M-~~mroN~Oo~• ID '$. ,.J~ ..-· cD ,.._.. ci Nd ui ci m or--~ v

~

; ~~~~~~~~~11~~a*~~ ~

0 ll.

::;:

J

..-...-co.-.-roM

-

..-

~1

-r-M

~~~ 0000000000000000

z

~O~~~~~~~ciM~N~~N~

~

~

~m g~~~~~~~-a~~~~~~~ ~~~~~M~~~~~ra~~~~~ --

NN

~

~ ~~ .... ...:.+~--l--<1--1--1--i--l--4--l-~~l--ll--l--l--l-~ '"lf',....,..._NO"'>"'COr-..-c">Ni.()lt'>CO,.... I- .... N ,..._ C.O 0 CO U"> 0) N M f"'-
< "' < 0

t;~~~~8~~~~~~;gi~:g CO ..- CD ("') 0

U> ,..._

f"".. O>

M ..-- N

S"--

C> r-,

c~w-N~~wo~m~NNo~~~~m,.._w~M •ro~M-NNNr-.vor-.roWMN~~oo~o-~

:!:~

I~

::J

(L

~

~

~~~~g~g~~-~~~g~~-~~~t~~~~~

o. "'· ~· r-.. -, N ro. w_ o_ o. N_ ~- N_ - r-, -- ~- o_ o_ o eo ~- w_ ~-I o•--M--••
-

§ ooooooooloooooooooooooooo 0 000000000000000000000000 z ~8~~8~~~~g~g~gg~~~~~~~~~~ w §~~qm~~~~~~~N~ID~~~~o~~~o~ ~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

oooooooooocooooo

....

z ~

x

-

..-...-N

.-

:;) 0 -,N

cQ

,..:v·ov,....oocn_"lif_,...:v_.-,....N-N~ ...... ~~NN.-~mMNO> --NM~m~wNmmN-rom..-

~~-~~-N-~

~-~--~

~N~N-~

ll.

CO"lif,.._Q)ll.)U")U")00-(00.-f""..CO~

-..-cocoocolOO,....
.....

~ ,...: N O. ,....: .¢ ~...... ONO>MNWNO>".'.JMO

m-riC"fm~ocimciW~OOor--orim

mmoooN-m~MCO~~-MMCO-

~~~~~~~qomm~~N~~o 0---m.-1~-v .--..--r-N~ 0.

ci z

~

::;; ~~ .... -:+-l-_..--l--
-

o z

-NM~l()~~mmo~N("')V~W~~~o-N~ ~or--or-...-.---..--..--NNNN

C1> C1>

U'l(X)l.OLn\/'\~a'.)f',.O\,....a)

OOMM,.....U">-MVVO\~,....O\M,....CO\O~ -N..OM~~~~~~~-..-fNr....N~~ _ .... \ON-r....U"IONNCX),....\OM,....V~~

-o

g;s;~ ~;;; ~~~~~ XNOO'IOM ...... VNMO'I

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

0:

~IJ"'l __ ,.....,....U"IO\OMO\N0\\0000\VCO ~l.Or....V(X)MNCOOOOLfl~Nl.OVOON 1-MNU"),....~V"NVO~(X)NNMO >ro-~-ovo~ro~~~-ooMoo ~OOM~V~~o M~-v~vN>Lfl-Mor....-r.... --~OVLnVll) 1-NNN..0 NV-MN-~

-

v

>r....~cooo-vir....c.oo

~ U'l0\000 M\O -0\ >N-t..-tt""lOa>t.Dtna> 1- r-, \0 e-, M ,..._ M 0\ N \0

IM

f'-\OMCO,....OMLflMO,....O"l .... VCO 0 CO V r.... NLn IJ"'I \0 M 0\0 "'1 O°'N l.DNNLnVVr....-U"IOO-.\OCCCOl.O VVU"IO\U>MVOM,.....t""lLl'lVN_. CL.oooooo-~0000000

l~ciciciOOOOciciciciOcicici Q..

0 0 0 N

~

3

...

000000000 000000000

\l)ciaialrilT'i\0-Lll

-

"' ...

"'~

... v ~~ r-.M ~N ~~ vN .... M!"l Q.. 1 ..... ci ·Q.. 0

OVN,.....-"V0\0\0\ ~U1NO\O\-tnt--.VLfl QU10U1\DOOIDT"'l'~Ln ~f'f',.(O~~tn~~:

0"

Q~ Q..

0 N N 00 Vl

:i:

VNY:>O,.....NOMLnN...._OVOOO\ N e- CJ\ l.O 0 V (X) 00 V V L,.. V'I CX) I'

I'

0 OUlOO \0 C\O~ r-; ...t CJ\ (1\ N LI) IJ"I....,.

VIJ"l\OO"IN00\NV0\1./')V0"CO

"t.nCOCX>l.O\OIJ"IO\

•'VN\nU1U")Q\.,..c(7\r--,O'\NO\O-

o\a)rii,...:M,....,01.1") uicov,....-coccN

-oCX)-..OVO\N\O,..'\t:JNl.1''3'"0

"IJ"IC"OCOV'l\O....,

tnai\l)cOll'iMcrir'c\u:>r...:\f.iMOV>

< Q

z

~~g~~~~R~~:~~~~~

z < ..... zw

J.. ,.....N

e<

>oq

> :"')

0

1-COM~COU"ll.1'~ -ir....MVN"\O

NM~O"IU'\0\0 LnO\N,.....OVO

l.OO'IU'\,....._.MN U"\VV\ONMCO

Ill w

-

:.:

~g ~ ~~ ~

U")VO\O .... COVOCOvVr--.O'I ..-f\()\00\00'\CX)\OOO"ll.O_.N CO l.O N _. (X) U"1 a) 0 1'4 V ..0 l.O f'..

I~~~ >MN U10 V ....COi 0 t ONNC\Nl°'"'"'l..O ):VOM~wrn....cCX) 1'- r-, N O ,.... r.... ,...., CO O'I

,s ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

--

00\00M,...M\O \OU">VLnl.l"llJ")N

....-t00\?\U1f'.GO

N

Ill

COV'l1C0Mo.-.\Or-.... .,... r-, \()

c.

"'M,..... N ,.....vr'~~~Na:i

z... z

Q'\

r....O'l,.....VO\MCTIO

)- ,..._ V ~ON \000

<

.!.t'•N.-tOO,:J'\VCO >MO\O'IMNO"il.l')M

:::>

,~r:?1~""1~~'
e z

M..-fO,.....V,....M~

...

1:i:

c:

O"NO\O,.....\OMO.....tM...-t\0.-.LnCJ\ r- ,.....,.....°'",.....,.....U")vr....v,......ooLfl\O

w

Q..

g~~~cici~~~~~~Mll'iMO\

utnMUla) VCJ\N N 0 O'\NO\ 0\ V CO NIJ"l00'r"'"'l,.....0MVO,.....O\\{)(X)

~~g;~~;a~~~~~~g~~~ 0 0\0 - V CO V Ma> CO_. 00 l.O

Q..

0,.....

... 00 00

00 00

00

C! C!

~~ ~~

~di .0 -i

. . ...

QOM

V\O M ~"' N 00 ~\OM

~o '
........ ~ ~~

'
...

~~

~

• ll"l tll"l

...... ~~ ... ~

-~

....

....

-

,_,_ ,_ ~~ MN MM .... co ~ ... "' ~~ v vNM.0 o~ ~-i r-:.00 cxi~ )-N Ov~"" ""' Vl vO 00 -V ~ ....

N

I~

... ~

.-<M

O\NO'IO,......:>MO

a.

"'~

~ 00 Ov 00 00 ~ 00 N ID 00 cxi cxi r--' . ri \OM cxi '
I~

Q~,....,....~~":l':LI'!

~"°''°00\0\0U"\ UU'\MLnCX> V O'\N ~:""U100"M"0 o:::O\O\ON-N\OV

Q~~~~~~~~

0 N

....

:.: w

0

~

0 N

:!w

0

0 ci 0 00

NM ON

~~

-

O> M r-, ...

~"' ~~ ... ~"'

N,...

00 00

0000000000000000 0000000000000000

a

:-

0 0 0 N

\lic)a:ia)rriM\J:i_;Nri-tir.iii.ri~°'N

0

-~

~

co

...

OVN,....._.VO\O\ON-.-fa)M,....Lfl ~U"INO\O\_.IJ"),....~0-.,.....00\1.0Vl.OO\ C~OU"ll.OCC"'1.-f0,.....VLflNC0,.....\0Q) ~""CO~~Ln~~Lfl=~O\,.....VN~

.... ~ ~"' "'~ ~ .... ~ .... ~

a: ~ "'

·-""

NNr-..CD,....a:)OV'\t""lNN I- tn 0\ 00 \0 0 ...-. en M V

ro

,...,~ °'

r-, ~

Q.O't\ONO\NO\IJ"l('.C"'l .... 0 I...._ 0\ V \0 CJ\ N N 0 M e-,

l~~~~~~~~~~~~g~~~~~ci

.... ..,, ~~ ~"'

MN l'-M v Vl• ~-: NN .... 00 cxi.,; o\cxi ~o a.~ .... 00 MM 00 co ~o 1-.. ~ '0 ....,' VO

¢N....-4U')C000Ml.0..-4....CCX)

OOuiuiMciN\l),...:c)a>~

I~~

-~. ; °'

~

"'~ '
00

~CX)

0 T""I ,..... N 0 0\ ,.... NO Ln CX) .-tQO

I

<~ -

...

"'~ 00 o~

....

-

.- ........ QOM co .... C!l~ 00 '
-

Q..

'iii

...

ft)

~

< I-

(,!) ·-

~ (,!) o~

:::>

o

_j ~

'"'<

zZ

~< z5 z< ~~ ::>l!) z

'.5w UL w :::> wtD

~a:

~

o~

z

QI

z Ill C!l

s ~16

.Q ft)


w

.Q

(,!) .,

Q ft)

u

>z ~:..: << ::> L a.
L -c

-

... .... ... ... ....

li!

0 0

~~~~~g~~;~~~~~~~~s~~~~

~~~~~,~~~:~~~~~~~~~~~

~~~~~~~R~gg~g~~~~~~~~: -NM~~~~MOO~OO~~~~ONO~O~ ~oN-~VNV ...... M~OO~VNOmVNN~

N~~NV¢N~~o~~o~~~¢N~~~ VOMMm~~~~~~vN-~OM"OM ~voo~~~~~O~NONO~M~N~~

~~~~~~$~~g~8~g$~$~~~

"'c:

VN

e 'ii

~00~

M~OOMVV~~~M~

N eo

......

N

~

N V

E !:! NM

""a:> 0.,., II>

N

"'v °' ....

~N ~o 0

c:i

OOMN~~~~~~~ro~o~o~~~~~ONMO

~V~~N~~~~~~~~MOO~~~~V~NO ~m~~~~moN~M~~~~N~NOO~~~o

~~~~~ricicici~~~~~~cirici~~~~~~ ~~~M~~N~~~~~~M~~~~M~~~~M~ IO

co_

....

v

0 0 N

z

s

J:

< ,J w

:.:

a:

;:

z < z

ct Cl

z < .., z

~~~~~~~~~~~R~R~~~~~~~~~

w

oo ro ·

(/)

w

:.: (/)

:.: w 0

z...

c-:> o:i

a:;«>

m ceim

o:i

a;;

c0

oo

c:0

oo

a:> c0 c0 c0 ci c0 c0

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ >0000WOOOOOOOOOOOO~OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

0 ii::

I

I

R

:
~.., .... ,.... _·~ ~~ 0

"'0

..

R

.., 0

.. .. .. .. .. i !! " .. ~! "~ ., ill

N

N

.. !~ >~<1;~ a

N

~~ ~~ ~~ ~~ ~ ,, :g ~· :!l i!! ~~ ~ ,;

I

Larnpiran 4

Contoh Perhitungan Tipologi Klaasen Kabupaten Bekasi Tahun 2004

No

1 2

3 4 5 6 7 8 9 ~ 10 11 12 13 14

KEC

SETU SERANG BARU CIKARANG PUSAT CIKARANG ~ELATAN CIBARUSAH BOJONGMANGU CIKARANG TIMUR KEDUNGWARINGIN CIKARANG UTARA KARANG BAHAGIA CIBITUNG CIKARANG BARAT TAMBUN SELATAN

LPE 2004

6.13 6.12 6.13 6.16 5.59 4.78

6.11 5.57 6.14 5.83 6.21 6.26

--

6.i6 5.92 5.83 5.61 5.36 4.73 5.79 4.49 4.54 5.11

PDRB/CAP TH 2004 ADHK1993

< LPE >

< PDRB >

1, 086, 882. 02 1,697,053.08 1, 898, 584. 52 13,872,798.15

> > > > < < < <

< < < >

II II II

< <

Ill Ill

> >

I IV

> >

> < > > > < < <

1,715,635.16 1,228,151.01 4,938,670.44 4,675,911.43 6,134,809.05 2,121,833.42 12,443,522.00 24,830,~06.08 5,298,864.08

> >

>

TIPOLOGI KLAAS EN

I

I

II

-

I I

I II

< 3,175,392.19 T AMBUN UT ARA 1: < ·1,784,331.21 BABE LAN 15 < Ill 1, 179, 588.37 16 TARIJMAJAYA < < Ill 1,541, 703.34 17 TAMBE LANG < < 111 1,057.700.79 18 SUKAWANGI < II > 2,041,801.58 19 SUKATMJI < Ill < 1,034,711.35 20 SUKAKARYA < Iii < 831,331.61 21 PEBAYURAN -: < 111 1,579.173.17 22 CABANGBUNGIN < Ill < 1,717,668.29 4.98 23 MUARA GEMBONG Kab bekasi 5.6326 4,504,265. 76 Sumber data: PDRB Kabupaten Bekasi Menurut Lapangan Usaha tahun 2001-2004, Kerjasama Bappeda Kab. Bekasi dan BPS Kab. Bekasi

102

Lampiran

5

Hasil Running El
n..,pendent Variable. LOG(iPM?J Method Poofed Loost SqlJ3reS Dale 09/19/06 Time· 19 47 Sample. 2001 2004 I ndud ed obserJations: 4 Total ~nel obServatiol\$ 92 Variable Coeficieirt ~OG\PDRB?) LOG(SARDIK?) LOG(RASGUR?) LOG(SARKES?j LOG{RASMED?) LOG(KPDT?) LOG(.O.IRBSH?)

0081694 -0048211 0003472 -0007458

-0.002686 O.OC6142

0147175

Sid. Etror

t-Stattst1c

00~929 OJY.!9219 0.003598

1 460675 .1 649985

0.005663 0.004551 0020505 0 03')661

0.964767 -0 860905

..() 590166 2.118143 4 800118

Prob 01470 0 1019 0 3368 0.3912 05563 00365 00000

F1xe:i Effucts _SETU-C _S<:RANC-C _ CIKPUS.l\T ··C _CJKSEL-C _C18ARU5.AH-C _OOJONGMU-C _CIKTlM-C - i<EOUNG-C _CIKUT-C KARANGt!A-C _ClBlTUNG-C _CIKBAR··C _TAMBUNSC:·-C _TAMBUNUT-C _BABELAN--C _TARUMA-C _TAMBElANC-C _Sl.!KAWANGl--C _SUKATANl-C _SUKAKAKY A-·C _PEBAYURAN-C

_CASANG-C MUARA-C Fl-squared Adjusted R-squared

S. E. of regression F~tistic Prob{F-sta11stk:)

2.488791 2 472910 2.376869 2404736 2.364766 2.373601 2.430740 2.246717

2 453257 2 331772

2.374063 2.321382 2.459683 2.324945

2.4606n 2.441167

:<.334930 2.385075 2 373490

2.429034 2.475181 2.387337 2.473435 0.990163 0.985562 0.011251 1040 140

Mean dependent var s o depenaent var Sum squared reSJd Ourlm-Watson slat

4175485 0 093637 0 007849 2 082828

0000000

103

Lampiran 6 H.;isll Running Evit!ws Model Fixed Effs~t Terhadap Variabel yang Okluga Mflnpengaruhl IPM Model 1 (Tanpa SARKES)

oeoenceot Variaole

LOG(IPM?) Method Poole(i Leasl Squares Date 09/19/06 Time 21 10 Sample. 2001 2004 Included observations 4 Total panel observations 92 Variable LGJG(PDRB?) LOG(SARDIK?) LOG\RASGUR?) LOG(RASMED?) LOG(i
Coefficient 0 087521 -0 054690 0.003692 -0 003303 0.0571C'5 0.141441

SETU-C _SEAANG-C

2 420575

_CtKPUSAT--C CIKSEL-·C _ciBARUSAH·-C _BOJONGMU--C CIKTIM-·C

2403868 2.307070 2.324978 2:.195443 2307999 2M5oe7

_KEOUNG--C CIKUT-C

7172376 2.374)917

KARANG5A·-C

2200145

- Cl61TUNG--C - CIKBAR--C _TA"18UNSE-C TAMBUNUT·-C

2.291432 2 2353!;0

-_BABELAN-C: TAF
2 390797

_SUKATANl-·C

2 364405

_PEBAYURAN-C

2 4'·0558

CABANG-C -MUARA-C

2 3"9816 2 4',()142

S. E. of ragreS$lon F-sts11st1c Prob(F-statistlc)

Prob. o 1171 054B o 3049 0 <1629 0 0329 0.000(1

o

2 251591

_SUKAKARY~C

R-squared Adjusted R-6quare:l

0 055404 0028175 0.003582 0.004484 0026427 0 0'19867

I-Statistic 1 579701 -1.941123 1.030859 -0.736671 2.160866 4.735693

2 379913

2375962 2.20070S 2 318645 2302069

_SUl
Std. Error

0.990046 0.9l!5621 0.011228 1253 168

Mean dependentvar s.D. dependent var

Sum squared resid Durbin-Walsonstat

4 175465 0.093637 0.007942 2.052522

0000000

104

Lamplran 7 H1sll Running Evltws Model Fixed Effect Terhadap Varlabel yang Olduga Mempenganihi lf>M Moael 2 (Tan pa SARDIK dan KPDT) Depenoent Vanable LOG{IPM?) Method Pooled Least Squares Date: 09/19106 Time· 21 13 sample· 2001 2004 lnclud.id observations 4 To:al 2anel eoservanons 92

Van able

CAlellicient

Std. Error

LOG(PORB?) LO'G(SARDJK?) LOG{RASGUR?) LOG(RASMEO?) LOG(AIRBSH?) F IXeQ Effects _SETU--C SERANG-C _CIKPUSAT--C _Cll<SEL--C _ CIBAAUS/' H--C _BOJONGMU-C _ClKTlM--C l<EDUNG-C _CIKLIT--C _KARANGBl>··C _CIBITUNG-·C CIKBAR-C _TAMBUNSE··C _TAMBUNUT--C _BABELAN-C _TARUMA-C _TAMBELANG··C _SUKAWANGl-C _SUKATANl-C _SUKAKARYA--C _PESAYURAN·<:

0.058469 -0.040727 0.004406 -0.004309 0.175519

0.055267 0.028199

_CABANG-C MUARA--C R-squared Adjusted R-squared S. E. of regression F-statlsbc

Prob(F-stat1st1c)

0003$67 0.004586 0.025081

!-Statistic 1 057941 -1 444283 1.201455 939007 6.729757

-o

Prob 0 2924 0 1515 0 2322 D.3494

0 0000

2 763083 274a763 2.650104 2.753150 2.650016 26il2309 2 750523 2.578875 2 8277:51 2.&41498 2 740652 2.712806

2.859478 1.663639 2.76t'755 2 722270 2 6142S3 2.628580 2.684216 2 702133 2.725763 2.661877 2.630037 0.9ll9JOB 0.984797 0.011546 1480.416 01>)0000

Mean depenaenl var S.O dependent var Sum squared resid Durbin-Watsonslat

--~""-

4.1~5485 0.093637 0.008531 2.004224

105

Lampiran 8

Hasil Running Eviews Model Fixed Effect Terhadap Variabel yang Diduga Mempengaruhi IPM Model 3 (Tanpa SARDIK dan SARKES) Dependent Variable: LOG(IPM?) Method: Pooled Least Squares Date: 09/19/06 Time: 21:17 Sample: 2001 2004 Included observations: 4 Total 12anel observations 92 Variable

Coefficient

Std. Error

LOG(PDRB?) LO(p(RASGUR?) LOG(RASMED?) LOG(KPDT?) LOG(AIRBSH?) Fi~ed Effects SETU--C SERANG-C - CIKPUSAT--C CIKSEL--C CIBARUSAH--C - BOJONGMU--C CIKTIM--C KEDUNG--C CIKUT--C KARANGBA--C _Cl BITUNG--C -· CIKBAR--C _TAMBUNSE--C _TAMBUNUT--C - BABELAN--C _TARUMA--C _TAMBELANG--C - SUKAV.JANGl--C SUKATANl--C SUKAKARYA--C - PEBAYURAN--C - CABANG--C MUARA--C

0.103298 0.003981 -0.006354 0.045340 0.139855

0.055977 0.003655 0.004290 0.026273 0.030495

R-squared Adjusted R-squcred S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)

0.989450 0.985000 0.011468 1500.618 0.000000

t-Statistic 1.845357 1.088948 -1.481189 1.725727 4.586209

Prob. 0.0677 0.2786 0.1414 0.0872 0.0000

2.037935 2.033575 1 .. 943721 1.921808 1.9n697 1.948451 1.951099 1.788768 1.956726 1.876913 1.871466 1.799312 1.949616 1.859439 1.970507 1.981615 1.913265 1.954349 1.923051 2.000509 2.00651)2 1.929354 2.009044 Mean dependent var S.D.dependentvar Sum squared resid Durbin-Watson stat

4.175485 0.093637 0.008417 2.050165

106

\...ampiran S Has ii Running Eviews Model 1 (setelah Cross Section Weights dan White

Heteroscedastlcity..ConslS1entStandardErrot and Cov•riance) Dependent Variable: LOG(IPM?) Methoc;l. GLS (Cross Section Wetghts) Date 09119/06 Time 21.35

Sample 20C1 2004 ln~uded coservauons 4 Total panel observatio1s 92 White Heteroskedasticily-Consi$tentstandard Errors & Covariance Vanable

Coefficient

Std Error

t-Statistic

LOG(PDRB?) LOµ(SARDIK?) LOG(RASGUR?} LOG(RASMEO?) LOG(KPOT?)

0.141194 -0 038296

0.014352

9."43336 -0 991112

LOG(AIRBSH?)

0.004232

0.005478 0 002118

-0.005021! 0.100736 0.09948e

0 005336 0 012709 0.011572

Prob. 0 0000

U197449

0 0000 0 0483

-0.94230B 1 926128 8.597422

0 3481 0.0000 0.0000

Fiiced Effects

_SET\J-C _SERANG~ CIKPUSAT-C

- CIKSEL--C _CJBARUSAH-C

_BOJONGMU--C CIKTIM··C _KEDUNG-C C!KUT--C KARANGBA--C - •. CIBITUNG-C CIK9AR--C

_TAMBUNSE-·C TAMB:.JNUT-C - BABF.1.AN--C :TARUMA--C

TAMBELANG-·C :suKAWANGt--C _SUKATANl-C

_SUKAKARYA-C _PEBAYURAN--C _CABANG-C MUARA·-C

1.697143 1 675525 1 580522 1.466078 1.551777 1.6358H 1 543000 ~.363345 1 508948 1468565

1 3973ll6 1.30434() 1.47S387 1.440166 1.60512C

1.640581 1.5475"7 1.632892 1.532489 1 6:'>4948 1.764351

1.58506!? 1.729751

Weighted Stotistics R-squared Adjusted R-squared S E. of regression

F-statiatic Prob( F-statislic)

09;9995

Mean clepefldent v&r

6695944

0 999993

S.O. oependent var

0.010201 2569194. 0.000000

Sum squared resid Durblll-Watsonstat

3.832842 0.006556 2 001913

Unweighted Statistics

R-squared

C.9'39404

Mean dependent var

Adjusted R«iuered s. E. of regreS$10n Ourbif)-W8tson stat

095461>5 0 011584 213176d

S.O.dependentvar

4.175485 0.093637

Sum squared .Wd

0.008454

107