TERAPI SULIH HORMON ALAMI UNTUK MENOPAUSE Rr. Catur Leny Wulandari Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Ada perbedaan sikap terhadap masalah menopause. perempuan perkotaan lebih bersikap positif.makin cepat menopause makin baik, karena ibadahnya tidak terganggu lagi. Sebaliknya, perempuan pedesaan bersifat negatif karena kehidupan mereka sangat bergantung kepada suami baik dalam hal fisik, ekonomi, maupun sosial. Bagi mereka yang mengangap menopause sebagai proses menuju ketuaan, menopause identik dengan hilangnya daya tarik (Martaadisoebrata, 2005). Terapi sulih hormon merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan sindroma menopause. Terapi sulih hormon juga dapat mencegah berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, vagina kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan terapi sulih hormon juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari penurunan hormon estrogen seperti osteoporosis dan jantung koroner. Dengan demikian pemberian terapi sulih hormon, kualitas hidup dapat ditingkatkan sehingga memberikan kesempatan untuk hidup nyaman secara fisiologis maupun psikologis (Mulyani, 2013). Contoh makanan mengandung fitoestrogen tertinggi adalah biji minyak dan kacang- kacangan, kedelai, benih lenan seperti lignan, benih dan kacang : biji wijen, biji bunga matahari, chestnut, walnut, kacang pistachio. kacang tanah, almond, pistachio, hazelnut kacang Brasil dan kacang mede, minyak zaitun, bawang putih, kacang merah, buncis, kacang, bawang, brokoli, kubis, kering plum, tauge kacang hijau, stroberi, raspberry, kacang hijau dan mete, berbagai jenis sereal. Di Indonesia, yang umum dijumpai adalah beras merah, beras putih, jagung, gandum, dan sorgum. Kata kunci : terapi, sulih hormone, menopouse
Rr. Catur Leny Wulandari, Terapi Sulih Hormon …. 55
I.
LATAR BELAKANG Ada Perbedaan sikap antara masyarakat pedesaan (rural) dan perkotaan (urban) terhadap masalah menopause. Penelitian di Iran menunjukkan bahwa perempuan perkotaan lebih bersikap positif. Mereka mengatakan bahwa makin cepat menopause makin baik, karena ibadahnya tidak terganggu lagi. Sebaliknya, perempuan pedesaan tidak spontan memberikan informasi karena taboo sosial (silent menopause). Umumnya mereka bersifat negatif karena kehidupan mereka sangat bergantung kepada suami baik dalam hal fisik, ekonomi, maupun sosial. Bagi mereka yang mengangap menopause sebagai proses menuju ketuaan, menopause identik dengan hilangnya daya tarik (Martaadisoebrata,2005). Wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan dan perlu dihindari, maka stress pun sulit untuk dihindari. Menurut data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2030 diperkirakan ada 1,2 miliar wanita yang berusia diatas 50 tahun dan sebagian besar mereka tinggal di negara berkembang. Proses menopause ini akan memakan waktu antara 3 sampai 5 tahun sampai dinyatakan lengkap ketika seorang wanita telah berhenti haid selama 12 bulan. Selama masa ini, ada perubahan yang terjadi berupa perubahan dalam keseimbangan hormon, dengan menurunnya hormon estrogen yang diproduksi indung telur. Tingkat produksi estrogen yang begitu rendah sehingga menstruasi tidak teratur dan akhirnya berhenti. Saat daur menstruasi berhenti maka tingkat produksi progesteron juga menurun. Hormon ini adalah hormon yang mengatur dan mempengaruhi beberapa fungsi fisik dan emosi. Terapi sulih hormon merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan sindroma menopause. Terapi sulih hormon juga dapat mencegah berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, vagina kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan terapi sulih hormon juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari penurunan hormon estrogen seperti osteoporosis dan jantung koroner. Dengan demikian pemberian terapi sulih hormon, kualitas hidup dapat ditingkatkan sehingga memberikan kesempatan untuk hidup nyaman secara fisiologis maupun psikologis (Mulyani,2013).
56 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
II. Menopause 1. Definisi Menopause adalah penghentian menstruasi secara permanen yang disebabkan oleh perkembangan folikel ovarium dengan kadar gonadotropin (FSH,LH) yang meningkat (Norwitz,Schorge, 2006). 2. Tahapan Menurut Baziad (2003) Masa peralihan menopause dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu : a. Premature menopause atau menopause dini Adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun, baik secara alamiah ataupun induksi oleh karena tindakan medis. Wanita dengan premature menopause mempunyai gejala yang mirip dengan menopause alami, seperti Hot flashes, gangguan emosi, kekeringan pada vagina, penurunan gairah seksual b. Perimenopause Perimenopause ditandai dengan terjadinya perubahan ke arah menopause, yang berkisar antara 2-8 tahun, ditambah dengan 1 tahun setelah menstruasi terakhir. Tidak diketahui secara pasti untuk mengukur berapa lama fase perimenopause berlangsung. Hal ini merupakan keadaan alamiah yang dialami seorang wanita dalam kehidupannya yang menandai akhir dari masa reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan penurunan estrogen dan progesteron serta hormon androgen. c. Menopause Menopause adalah perubahan alami yang dialami seorang wanita saat siklus menstruasi terhenti. Keadaan ini sering disebut “change of life”. Selama menopause, biasa terjadi antara usia 45-55 tahun, tubuh wanita secara perlahan berkurang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Dikatakan menopause, jika dalam 12 bulan terakhir tidak mengalami menstruasi dan tidak disebabkan oleh hal patologis. Kadar estradiol 10-20 pg/ml yang berasal dari konversi androstenedion. d. Postmenopause Masa setelah mencapai menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan amenore serta rentan terhadap osteoporosis dan penyakit jantung. 3. Patofisiologi Pada wanita menopause, hilangnya fungsi ovarium secara bertahap akan menurunkan kemampuannya dalam menjawab rangsangan hormonhormon hipofisis untuk menghasilkan hormon steroid. Saat dilahirkan wanita mempunyai kurang lebih 750.000 folikel primordial.
Rr. Catur Leny Wulandari, Terapi Sulih Hormon …. 27
Dengan meningkatnya usia jumlah folikel tersebut akan semakin berkurang. Pada usia 40-44 tahun rata-rata jumlah folikel primordial menurun sampai 8300 buah, yang disebabkan oleh adanya proses ovulasi pada setiap siklus juga karena adanya apoptosis yaitu proses folikel primordial yang mati dan terhenti pertumbuhannya. Proses tersebut terjadi terus-menerus selama kehidupan seorang wanita, hingga pada usia sekitar 50 tahun fungsi ovarium menjadi sangat menurun. Apabila jumlah folikel mencapai jumlah yang kritis, maka akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon yang berakibat terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik dan pada akhirnya terjadi oligomenore (Speroff et al., 2005). Perubahan-perubahan dalam sistem vaskularisasi ovarium sebagai akibat proses penuaan dan terjadinya sklerosis pada sistem pembuluh darah ovarium diperkirakan sebagai penyebab gangguan vaskularisasi ovarium. Apabila folikel sudah tidak tersedia berarti wanita tersebut telah memasuki masa menopause. Pada usia menopause berat ovarium tinggal setengah sampai sepertiga dari berat sebelumnya. Terjadinya proses penuaan dan penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium tidak mampu menjawab rangsangan hipofisis untuk menghasilkan hormon steroid (Speroff et al, 2005). 4. Perubahan Hipoestrogenik MenurutNorwitz,Schorge (2006) Defisiensi estrogen menyebabkan sejumlah gejala, tanda, dan sekuele setelah menopause antara lain : a. Instabilitas vasomotor 1) Aliran panas tiba-tiba (hot flushes) dialami oleh 70% wanita perimenopause. 2) Ditandai oleh sensasi hangat terus menerus pada tubuh bagian atas, umumnya berlangsung 1-5 menit. Aliran panas ke arah atas dan keringat dalam jumlah banyak dapat pula terjadi. 3) Dihasilkan dari kekurangan estrogen akut dan bukan hanya dari hipoestrogenisme saja. Oleh karena itu, aliran panas akan berkurang frekuensi dan intensitasnya sejalan dengan bertambahnya usia. Wanita dengan obesitas kurang memperlihatkan gejala. 4) Osteoporosis Osteoporosis yang disebabkan oleh defisiensi estrogen yang berkepanjangan meliputi penurunan kuantitas tulang tanpa perubahan pada komposisi kimianya. Pembentukan tulang oleh osteoklas normal pada wanita yang mengalami defisiensi estrogen, namun kecepatan resorpsi tulang oleh osteoklas meningkat.
58 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
Estrogen tampaknya bekerja berlawanan dengan efek hormon paratiroid (PTH) pada mobilisasi tulang karena reseptor estrogen ditemukan pada sel-sel tulang yang dikultur (Heffner,Schust,2008). b. Atrofi genitalia 1) Jaringan vagina bagian bawah, labia, uretra, dan trigonum semuanya bergantung pada estrogen. 2) Dispareunia, vaginismus, disuria, urgensi, serta inkontenensia urin merupakan gejala yang umum. c. Gangguan mood 1) Menopause tidak memiliki pengaruh yang dapat diukur terhadap kesehatan mental. 2) Kelelahan, rasa gugp, sakit kepala, insomnia, depresi, dan iritabilitas lebih sering terlihat selama perimenopause, namun hubungan sebab akibatnya dengan kekurangan estrogen tidak dapat dipastikan. 5. Tanda dan Gejala Pada masa menopause wanita akan mengalami perubahan-perubahan. Perubahan yang dirasakan oleh wanita tersebut adalah : a. Perubahan pola menstruasi (perdarahan). b. Rasa panas (Hot Flush). c. Keluar keringat dingin. d. Susah tidur (insomnia). e. Kerutan pada vagina. f. Gejala gangguan motorik. g. Sembelit. h. Gejala gangguan sistem perkemihan. i. Gejala gangguan somatik. j. Perubahan pada mulut. k. Gangguan psikis dan emosi. l. Penurunan Libido. m. Depresi. n. Fatique (mudah lelah) o. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung. p. Perubahan berat badan. q. Perubahan kulit. r. Gangguan fisik lainnya : 1) Osteoporosis 2) Penyakit jantung 3) Risiko kanker payudara
Rr. Catur Leny Wulandari, Terapi Sulih Hormon …. 59
4) 5) 6) 7) 8) 6.
Kanker leher rahim (servik) Kanker rahim Obesitas Diabetes Hipertensi
Penanganan Menghadapi Menopause Terapi Sulih Hormon (TSH) adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala pada wanita selama dan setelah menopause. Menopause adalah berhentinya masa haid pada wanita sehingga kemampuan untuk bereproduksi sudah tiadak ada, hal ini ditandai dengan perubahan hormonal yang nyata pada tubuhnya. Hal ini juga menyebabkan menurunnya jumlah hormon estrogen, dimana hormon ini merupakan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi, yang menyebabkan wanita merasakan gejala tak enak, termasuk panas pada wajah, vaginal kekeringan, sifat lekas marah, dan depresi. TSH secara parsial mengembalikan keseimbangan estrogen di tubuh wanita untuk mengurangi atau mengeliminasi gejala ini. THS dapat meringankan penderitaan tidak hanya pada wanita dewasa yang mengalami menopause alami, tetapi juga di wanita muda yang mungkin mengalami menopause prematur untuk alasan medis, seperti kanker atau sebab kelainan ovarium yang berhenti menghasilkan estrogen (Nadjeeb, 2009). Pengaruh Terapi Kombinasi Estrogen dan Progesteron terhadap Kualitas Hidup Wanita Post Menopause.Menurut Amanda J Welton, dkk dalam jurnal yang berjudul “Health related quality of life after combined hormone replacement therapy” (2008) menyatakan bahwa wanita yang menggunakan terapi kombinasi conjugated equine oestrogen 0.625 mg plus medroxyprogesteroneacetate 2.5/5.0 mg peroral satu kali setiap hari selama satu tahun menunjukkan penurunan gejala menopause yang berupa hot flush, keringat malam, nyeri pada sendi dan otot, insomnia, rasa kering pada vagina sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup wanita post menopause, tetapi terdapat keluhan nyeri tekan pada payudara dan discharge vagina. Kualitas hidup wanita post menopause semakin meningkat seiring dengan lamanya penggunaan terapi kombinasi hingga bertahun–tahun. Study yang dilakukan oleh Judith K. Ockene, PhD, MEd dalam jurnal yang berjudul “Symptom Experience After Discontinuing Use of Estrogen Plus Progestin” (2005) menyatakan bahwa wanita post menopause setelah menghentikan terapi kombinasi conjugated equine estrogens plus medroxyprogesterone selama 8–10 bulan mengalami gejala
60 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
vasomotor, nyeri, dan kekakuan sendi. Menurut Cosetta Minelli, dkk dalam jurnal yang berjudul “Benefits and harms associated with hormone replacement therapy: clinical decision analysis“ (2004) menyatakan bahwa penggunaan terapi sulih hormon dengan estrogen dapat mengurangi gejala-gejala yang menyertai kehidupan wanita post menopause sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup, tetapi dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara dan kanker endometrium. Berdasarkan jurnal-jurnal yang tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa terapi kombinasi sulih hormon dapat menurunkan gejala-gejala pada wanita post menopause sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Terapi sulih hormon yang hanya menggunakan estrogen dapat menimbulkan dampak yang kurang baik yaitu kanker endometrium dan kanker payudara. Dampak yang kurang baik ini dapat diatasi dengan pemberian tambahan hormon progesteron untuk memberikan efek yang berlawanan terhadap kerja estrogen. Kerugian dari terapi sulih hormon berbeda antara wanita yang satu dengan yang lainnya karena setiap wanita mempunyai dosis yang tidak sama dan meskipun telah menggunakan terapi sulih hormon untuk mengatasi gejala klimakterium namun tetap harus waspada terhadap proses keganasan pada payudara dan rahim, risiko terjadi penyakit jantung koroner, thromboemboli vena, dan stroke. Fitoestrogen merupakan suatu substrat dari tumbuhan yang memiliki aktivitas mirip estrogen (Glover dan Assinder, 2006). Selanjutnya menurut Jefferson, et al. (2002) fitoestrogen merupakan dekomposisi alami yang ditemukan pada tumbuhan yang memiliki banyak kesamaan dengan estradiol, bentuk alami estrogen yang paling poten. Penggunaan fitoestrogen memiliki efek keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan estrogen sintesis atau obat-obat hormonal pengganti (hormonal replacement therapy/HRT) (Achdiat, 2003). Fitoestrogen adalah senyawa estrogenik nabati, yang dianggap selective estrogen receptor modulator (SERMs) alami karena memiliki kemampuan untuk merangsang efek agonis dan antagonis. Fitoestrogen sangat beragam dari segi struktur, kekuatan estrogenik, dan ketersediaan sumber-sumber pada makanan seperti kedelai, sereal, dan biji-bijian (Helmy et al, 2014). Fitoestrogen adalah senyawa tanaman alamiah yang secara struktural dan/atau fungsional serupa dengan estrogen dan metabolisme aktif mamalia. Satu golongan utamanya adalah senyawa lignan, yang merupakan komponen dari dinding sel tanaman dan ditemukan dalam banyak makanan yang kaya serat seperti buah, biji (khususnya biji rami),
Rr. Catur Leny Wulandari, Terapi Sulih Hormon …. 61
biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan. Sebagian besar fitoestrogen, adalah senyawa fenol di antaranya isoflavon dan coumestans adalah kelompok yang paling banyak diteliti (Patisaul and Jefferson, 2010). Fitoestrogen dapat meniru kerja estrogen tetapi disisi lain juga dapat memblok kerja estrogen. Fitoestrogen mempunyai aktivitas biologi dan struktur molekul menyerupai 17-β estradiol sehingga dapat berikatan langsung dengan reseptor estogen dan berkompetisi dengan estrogen endogen, oleh karenanya fitoestrogen dapat memberikan efek estrogenik dan anti estrogenik (Wiyasa et al., 2008). Pada tanaman dikenal ada beberapa kelompok fitoestrogen yaitu; isoflavon, lignan, kumestan, triterpen, glikosida, dan senyawa lain yang berefek estrogenik, seperti flavones, chalconcs, diterpenoids, triterpenoids, coumarins dan acyclics (Achdiat, 2003, Anonim, 2007). Pada kelompok fitoestrogen tersebut isoflavon merupakan senyawa yang banyak dimanfaatkan, dikarenakan kandungan fitoestrogen yang cukup tinggi (Achdiat, 2007). Senyawa isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak disintesa oleh tanaman. Pada tanaman golongan Leguminoceae, khususnya pada tanaman kedelai mengandung senyawa isoflavon yang cukup tinggi. Bagian tanaman kedelai yang mengandung senyawa isoflavon yang lebih tinggi terdapat pada biji kedelai, khususnya pada bagian hipokotil (germ) yang akan tumbuh menjadi tanaman. Sebagian lagi terdapat pada kotiledon yang akan menjadi daun pertama dari tanaman (Anderson, 1997). Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2-4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon tersebut pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa ikatan glukosida (Synder dan Kwon, 1987). Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses hidrolisa, sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein dan daidzein (Pawiroharsono, 2007). Selain pada tanaman kedelai, senyawa isoflavon dapat ditemukan terutama produkproduk olahannya, seperti tahu, tempe, tauco, dan kecap, juga ditemukan pada buah-buahan dan teh hijau (Achdiat, 2003). Telah banyak informasi bahwa dengan mengkonsumsi produk kedelai yang cukup tinggi, sangat bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit kardiovaskular (yakni dengan mempertahankan kolesterol pada kadar yang normal), mencegah kanker payudara dan prostat, mencegah
62 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
osteoporosis, dan mengurangi berbagai gejala serta keluhan menopause (Messina, et al. 2002, Johnston, 2003, Yildiz, 2005). Hal tersebut dikarenakan potensi senyawa isoflavon pada produk kedelai yang dapat mengendalikan penyakit tertentu. Departemen Kesehatan (Depkes RI, 2001) menganjurkanagar wanita menopause mengkonsumsi isoflavon 80 mg per hari, kadar tersebut dapat diperoleh dengan asupan 112 gram tahu (satu setengah potong sedang) atau 56 gram tempe (dua potong sedang). Berdasarkan temuan di atas ternyata konsumsi isoflavon di dua daerah penelitian masih rendah yaitu 17,07 mg per hari atau 21,33 persen dari anjuran Departemen Kesehatan. Perempuan Jepang usia 42-52 tahun. Mengonsumsi isoflavon (dalam genestein dandaidzein) sebanyak 18,4 mg per hari yang berasal terutama dari tahu, kedele yang difermentasi, kedele segar, sup miso. Perempuan Cina pada usia dan jenis sumber makanan yang sama dengan perempuan Jepang, mengonsumsi isoflavon sebanyak 8,8 mg per hari. Konsumsi isoflavon (yang diukur dari genestein) perempuan pra menopause (42-52 tahun) berhubungan dengan kepadatan mineral tulang (bone mineral density/BMD) atau dengan kata lain semakin banyak mengonsumsi isoflavon (genestein) semakin tinggi tingkat kepadatantulangnya. Namun hubungan ini didapatkan pada orang Jepang tetapi tidak pada Cina.(Greendale GAet al, 2002). Contoh makanan mengandung fitoestrogen tertinggi adalah biji minyak dan kacang- kacangan. Contohnya: a) Kedelai, kedelai dikategorikan sebagai penghasil isoflavon yang menyebabkan efek yang fisiologis secara alami pada tubuh. Fakta ini terbukti bahwa hanya efektif untuk mensuplai isoflavon. Jumlah untuk senyawa yang berguna dari kedelai tergantung pada jenis tanaman dan pengolahan dalam kedelai. b) Benih lenan, flaxseed sebagai sumber fitoestrogen yang di dalamnya mengandung senyawa, seperti lignan. Relatif sangat banyak jumlah yang diperlukan; dibanding sumber-sumber lain yang lebih rendah kadungan lignannya seperti sayuran, buah-buahan dan biji-bijian. Biji rami mengandung asam alfa-linoleat dan serat larut yang berguna sebagai senyawa yang bertindak sebagai sumber fitoestrogen. c) Benih dan Kacang, makanan yang juga sebagai sumber fitoestrogen yang baik di sini adalah biji wijen, biji bunga matahari, chestnut, walnut, kacang pistachio. kacang tanah, almond, pistachio, hazelnut kacang Brasil dan kacang mede.
Rr. Catur Leny Wulandari, Terapi Sulih Hormon …. 63
d) Makanan lainnya, minyak zaitun, bawang putih, kacang merah, buncis, kacang, bawang, musim dingin labu, collard hijau, brokoli, kubis, kering plum, squash musim dingin, collard hijau, tauge kacang hijau, alfalfa aprikot, peach, stroberi, raspberry, kacang hijau dan mete juga merupakan sumber makanan yang sesuai fitoestrogen. e) Suplemen, suplemen fitoestrogen juga tersedia di pasar yang bervariasi dalam kekuatan dan keefektifannya. Ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk menggantikan terapi hormon, karena ini samasama efektif. Suplemen membantu jika Anda tidak mengkonsumsi makanan yang kaya fitoestrogen. f) Red Clover, Ekstrak Red Clover merupakan sumber fitoestrogen dari tumbuhan Trifolium pratense yang berfungsi untuk mengurangi keluhan yang timbul seperti hot flushes, menghambat aktifitas sel-sel perusak tulang, menstabilkan kadar kholesterol darah, mencegah pengerasan pembuluh darah, dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Selain itu ekstrak Red Clover juga kaya akan berbagai macam vitamin dan mineral sehingga dapat meningkatkan stamina tubuh. Tumbuhan Red Clover memiliki 4 macam senyawa Isoflavon (genistein, daidzein, formononetin, dan biochanin A) yang diperlukan untuk mengatasi keluhan menopause, dengan kadar isoflavon 10-20 kali lipat dibandingkan sumber Isoflavon lainnya sehingga mempunyai daya kerja yang lebih optimal. g) Black Cohosh, Ekstrak Black Cohosh, merupakan sumber fitoestrogen dari tanaman Cimicifuga racemosa, bermanfaat mengatasi gejalagejala menopause seperti hot flushes, depresi, perubahan emosi, dan vagina yang kering. (nature) Triterpen glikosida banyak terkandung pada tanaman Cimifuga racemosa (sering disebut sebagai tanaman black cohosh). Tanaman ini tumbuh di hutan-hutan Amerika Selatan dan sekarang telah diekstraksi serta dikemas menjadi produk obat untuk menopause. (Farmacia). h) Sereal, sereal berasal dari kata “ceres”. Istilah tersebut umumnya digunakan untuk menunjukkan berbagai jenis tanaman famili rumputrumputan atau padi-padian yang menghasilkan biji-bijian dan bisa dimakan. Istilah sereal juga populer sebagai bahan hidangan sarapan di beberapa negara maju, khususnya dengan berkembangnya sereal sarapan (breakfast cereals). Sebenarnya ada berbagai jenis sereal. Di Indonesia, yang umum dijumpai adalah beras merah, beras putih, jagung, gandum, dan sorgum .Sedangkan di negara lainnya yaitu oats, barley, rye, dan millet.
64 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
III. Kesimpulan Banyak wanita menopause yang mendapatkan terapi hormon estrogen saja atau estrogen dan progesteron untuk mengatasi gejala yang menyertai menopause. Pemberian hormon ini juga diharapkan dapat mencegah terjadinya osteoporosis dan mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung iskemik. Pemberian hormon pada wanita menopause bertujuan untuk mengembalikan keadaan hormonal seperti pada saat premenopause, namun hingga kini tidak ada preparat sulih hormon yang dapat menyamai pola sekresi hormon pada wanita premenopause. Hormon estrogen yang ditemukan dalam makanan alami tanaman, disebut Fitoestrogen. Makanan ini memiliki gizi yang berbeda yang membantu untuk membawa bantuan untuk beberapa masalah yang berkaitan dengan fase menopause. Sumber makanan dari beberapa fitoestrogen telah diteliti dan menunjukan potensi keuntungan yang tersedia dalam tanaman untuk mengobati dan merawat suatu kondisi dan usia yang terkait dengan hormon. Fitoestrogen merupakan senyawa yang dihasilkan oleh tanaman yang mempunyai sifat mirip dengan estrogen pada wanita, meskipun secara struktur kimia berbeda. Jenis senyawa fitoestrogen di alam sangat bervariasi. Diantaranya telah berhasil diidentifikasi struktur kimianya dan telah banyak diteliti fungsi fisiologisnya yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pengobatan dan keperluan lainnya.
Rr. Catur Leny Wulandari, Terapi Sulih Hormon …. 65
DAFTAR PUSTAKA Affandi B. 1997. Masalah kesehatan pada menopause - Panduan menopause. Edisi pertama. Pokja endokrinologi reproduksi. POGI/PERMI. Jakarta, Balai Penerbit FK UI. Anonim. Sulih Hormon Plus & Minusnya. www. Kompas Cyber Media. Diunduh tanggal 2-1-2014. Anonim. “Hormone Replacement Therapy”. Microsoft Encarta 2008. Microsoft Corporation. USA Anonim. Terapi Sulih Hormon, Amankah. www.sinarharapan. Diunduh tanggal 2-1-2014. Baziad
A. Terapi Hormonal:Alternatif Baru penanggulangan masalah menopause dan komplikasinya dalam Pakasi LS.Menopause: masalah dan penanganannya. Jakarta. Balai Penerbit FK UI. 1996
Baziad A. Kesehatan Fisik wanita usia lanjut. Makalah disajikan pada seminar tentang garis besar pengelolaan lansia. Pertemuan ilmiah Tahunan XI, perkumpulan obstetri dan ginekologi Indonesia. Semarang. 1999 Brett.M.K. Chong. Y. 2001. Hormone Replacement Therapy. National Center for Health Statistics. Maryland. USA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penatalaksanaan masalah menopause dan andropause. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2001. Errol R.Norwitz,John O.Schorge. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Edisi kedua. 2006. Erlangga. Jakarta. Febri.2008. Terapi Sulih hormon untuk menopause. http://bidanshop.blogspot.com/2010/02/terapi-sulih-hormon-untukmenopouse.html/ 3-1-2014. Greendale GA, Fitz G, Huang MH, Sternfeld B,Gold E, Seeman T, et al. Dietary isoflavones andbone mineral density: Results from the study ofwomen’s health across the nation. Am J Epidemiol2002; 155: 746-54. Kenemans, P. Hormone Repalcement Therapy (HRT) Basic Consepts and Practical Rules. Gynec Forum 1996;3:3-9 Hager,David.2005. Understanding Menopause. http://www.focuonthefamily.com/lifechallenges/life_transitions/menopaus e.aspx diakses 25 Desember 2013
66 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
Nadjeeb.2009.Terapi Sulih Hormon.http://nadjeeb.wordpress.com/2009/ 02/25/terapi-sulih-hormon-tsh. Nina Siti Mulayani.2013. Menopause. Nuha Medika. Yogyakarta. Manuaba,Ida Bagus Gde.2009. MemahamiKesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta.EGC. Martaadisoebrata,Djamhoer et.al. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Yayasan Bida Cipta Pustaka Sarwono. Jakarta. Nugroho,Taufan.2010.Kesehatan Wanita Gender dan Permasalahannya.Nuha Medika.Yogyakarta. Rarin
Dewi. 2011. Terapi Sulih Hormon. http://velailham.blog.unissula.ac.id/2011/10/20/terapi-sulih-hormon.
Reuters. Starting HRT Early Raises Breast Cancer Risk: http://www.reuters.com/article/2011/01/28/us-cancer-breast-hrtidUSTRE70R8DH20110128/
study.
Speroff, L. Fritz, M.A, 2005. Menopause and The Perimenopausal Transition. In: Speroff, ed. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility 7thed. Lippincot William & Wilkins. Philadelphia: Wiknjosastro, Hanifa,2006.Ilmu Kebidanan,Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta