Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
ANEKA SAMPEL UNTUK PEMERIKSAAN/PENGUJIAN BERBAGAI JENIS PENYAKIT HEWAN/MANUSIA DI BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER BOGOR MULYADI DAN M . SOLEH
Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor,J1. RE. Martadinata 30 Bogor
ABSTRAK Sebagai Unit Pelaksana Tehnis (UPT) Deptan, Balai Besar Penelitian Veteriner (B-balitvet) melakukan kegiatan penelitian di bidang veteriner dan segala aspeknya . Di samping itu, B-balitvet juga melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat yaitu : Unit Pelayanan Diagnostik . Unit ini menawarkan pelayanan diagnosis penyakit (unggas dan non unggas) dan berbagai pengujian laboratoris, kepada masyarakat yang membutuhkannya (Dinas Peternakan, Swasta, Rumah Sakit, Peternak dan sebagainya) . Berbagai macam sampel yang diterima dari pelanggan berupa : serum darah, organ tubuh, pakan ternak, bahan pangan, kadaver dan sebagainya . Diantara sampel-sampel itu yang paling banyak berupa serum darah untuk pengujian serologis . Dari enam unit lab (Patologi, Virologi, Toksikologi, Bakteriologi, Parasitologi dan Mikologi), lab virologi yang paling banyak menerima sampel . Dalam kurun waktu 2002 s/d 2005, lab virologi menerima 13 .919 sampel (2002), 27 .836 sampel (2003), 22 .925 sampel (2004) dan 55 .263 sampel (2005) . Dan pelayanan yang paling menonjol dalam 2 tahun terakhir (2004 dan 2005), adalah pada saat wabah Avian Influenza (AI) . Jumlah sampel untuk pemeriksaan Al meningkat drastis yakni 19011 (2004) dan 34566 (2005). Sedangkan untuk serum darah manusia, yang diminta, umumnya ke arah pengujian titer antibodi leptospira dan antraks . Kata kunci : Sampel, jenis pengujian, pelanggan, B-balitvet . PENDAHULUAN Institusi-institusi atau laboratoriumlaboratorium yang aktivitasnya berhubungan dengan bidang kesehatan hewan atau veteriner jumlahnya cukup banyak . Beberapa diantaranya adalah Balai Besar Penelitian Veteriner (B .balitvet), Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV)/Balai Besar Veteriner (BB-Vet), Laboratorium tipe B dan sebagainya . BPPV/BB-Vet merupakan institusi atau laboratorium kesehatan hewan regional, karena wilayah kerjanya mencakup beberapa propinsi . Di Indonesia terdapat tujuh buah BPPV, yaitu BPPV Wilayah I sampai BPPV Wilayah VII . Institusi ini disebut juga laboratorium Kesehatan Hewan Tipe A, melakukan dengan tugas utamanya penyidikan dan surveilans terhadap berbagai penyakit hewan di wilayahnya . Sedang laboratorium keswan Tipe B berada di bawah Dinas-dinas Peternakan tingkat I di berbagai propinsi dan Lab Tipe C di (Sulaiman dan Kabupaten/Kota Poermadjaya, 2005) . Sementara itu, Balai Besar Penelitian Veteriner merupakan Unit Pelaksana Tehnis
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
(UPT) dari Litbang Pertanian di bawah Departemen Pertanian, tugas dan mandat utamanya adalah melakukan riset di bidang veteriner atau kesehatan hewan dengan segala aspeknya (Bahri, 1998) . Di samping itu, B-balitvet juga melakukan pelayanan Diagnostik bagi masyarakat yang membutuhkan Iayanan jasa laboratorium untuk diagnosa penyakit hewan atau yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat veteriner. Unit Pelayanan Diagnostik B-balitvet adalah suatu unit yang melaksanakan kegiatan pelayanan diagnosa penyakit hewan dan manusia, unit ini terbuka untuk dan Dinas Peternakan, masyarakat Laboratorium Kesehatan Hewan, Peternakan Swasta, Rumah Sakit, Karantina Hewan dan Peternak/perorangan, di seluruh Indonesia. Unit ini menawarkan 19 (sembilan belas) pengujian dan telah di akreditasi oleh KAN sesuai dengan ISO 17025 (SNI 19-170252000) dengan nomor LP-121-IDN dan pengujian tersebut telah sah diakui secara Nasional maupun Internasional . Total pengujian yang ada sebanyak 31 jenis rincian ; Virologi (7 uji) ; dengan
161
Tenet Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Bakteriologi (9 uji) ; Patologi (4 uji) ; Toksikologi (2 uji) ; Mikologi (3 uji) dan (Balai Penelitian Parasitologi (6 uji) Veteriner, 2002) . Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang aneka sampel yang dikirim ke Unit Diagnostik untuk pengujian laboratorium terhadap berbagai keinginan sesuai dengan penyakit pelanggan, selama empat tahun terakhir (2002 s/d 2005) . ANEKA SAMPEL DAN JENIS PENGUJIAN Aneka sampel yang dikirim dari pelanggan dan prosesnya . Pelanggan yang datang ke unit diagnostik pertama-tama harus mencatatkan mengisi formulir identitasnya dengan sampel (tanggal sampel penerimaan diterima, asal instansi, alamat dan nomor telp/HP, contoh sampel yang dikirim, jumlah sampel dan pengujian yang diinginkan) dan ditandatangani oleh pengirim sampel dan sampel/petugas diagnostik . penerima Selanjutnya pelanggan mengisi data-data sampel (khususnya data riwayat unggas, data selain unggas atau data leptospira), tergantung jenis sampel dan pengujian yang diinginkan . Kemudian petugas diagnostik memberi nomor urut diagnostik pada formulir tersebut dan tanda terima untuk diberikan kepada pelanggan dengan nomor diagnostik yang sama untuk mengambil surat hasil pengujiannya . Sementara itu, pelanggan atau dari Dinas pengguna jasa Peternakan/perorangan yang mengirimkan sampelnya melalui paket/pos untuk diagnosa suatu penyakit, biasanya surat pengantarnya ditujukan kepada Kepala Balai . Dari Kepala Balai diteruskan ke unit Diagnostik untuk dengan permintaan diproses sesuai pengujian yang diinginkan . Selanjutnya formulir mengisi petugas diagnostik pengiriman sampel ke laboratorium terkait yang ditandatangi oleh Manajer Diagnostik, disertai lampiran formulir untuk hasil pengujian . Sebagai contoh untuk ND, Al dan sebagainya sampel dikirim ke unit laboratorium Virologi, untuk pengujian histopatologik ke unit laboratorium Patologi
1 62
dan untuk pengujian leptospira, brucella, antraks ke unit Bakterilogi dan seterusnya . Adapun jenis sampel/contoh untuk pengujian di berbagai laboratorium adalah sebagai berikut • Patologi = Hewan utuh, organ tubuh (dalam formalin) . • Toksikologi = Bahan pangan, bahan pakan, air, organ, serum dan lain-lain . • Mikologi = Bahan pakan, organ dan lain-lain . • Virologi = Serum darah, organ, swab, cloaca/trachea, semen sapi dan lainlain . • Bakteriologi = Serum darah, organ, air, bahan pakan, air limbah dan lain-lain • Parasitologi = Feses, preparat ulas darah, serum dan lainlain . Lama pemeriksaan/pengujian suatu penyakit berbeda-beda sebagai contoh untuk pengujian histopatologik lama pengujian 7 (tujuh) hari kerja, untuk pengujian aflatoksin 7-10 hari kerja begitu pula untuk pengujian yang lainnya . Setelah hasil pengujian . laboratorium selesai dan diterima lalu dicatat dibuku angenda, diketik oleh petugas diagnostik, ditanda tangani oleh Manajer Diagnostik dan Manajer Tehnis Unit Laboratorium terkait untuk sertifikat hasil pengujian. Setelah itu, dibuatkan surat pengantar hasil pengujian untuk ditandatangi oleh Kepala Balai . Pengambilan hasil pengujian ada 3 (tiga) cara, yaitu 1 . Diambil sendiri oleh pelanggan dangan menunjukkan bukti formulir pengambilan sampel ; 2 . Hasil diposkan setelah pelanggan menyelesaikan admistrasinya ; dan 3 . Hasil dikirim melalui faximile, sesuai permintaan pelanggan . Jenis-jenis pemeriksaan/pengujian Jenis-jenis pengujian terhadap sampel unggas, ruminansia dan lain-lain yang B-balitvet melalui ditawarkan oleh laboratorium diagnostik terdiri dari berbagai jenis penyakit . Pengujiannya meliputi Isolasi dan identifikasi agen penyebab penyakit, serologik (HI-Test, ELISA, Serum Netralisasi Test) dan lain sebagainya .
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Sejumlah penyakit yang dapat dilakukan laboratorium B-balitvet adalah sebagai berikut
JUMLAH SAMPEL SELAMA PERIODE 2002 S/D 2005
Unggas, terdiri dari Newcastle Diseases (ND), Infectious Bursal Diseases (IBD), Infectious Laryngo Tracheitis (ILT), Avian Influenza (Al), Malabsorption Syndrome, Salmonellosis, Infectious Pullorum, Mycoplasmosis, Bronchitis (IB), Eggs Drop Syndrome (ED S) dan Coryza . Ruminansia, terdiri dari Brucellosis, Helmintiasis (Trematoda, Nematoda, Cestoda), Infectious Bovine Paratuberculosis, Rhinotracheitis (IBR), Enzootic Bovine Leucosis (EBL), Equine Infectious Anemia (EIA) dan Antraks . Lain-lain Leptospirosis, Rabies, Aflatoksikosis, Pestisida dan Antibiotik . Selain jenis pengujian tersebut di atas masih ada jenis-jenis pengujian lain-lain : seperti SHS, REO, Bakteri E . coli, Coliform, Mineral (Pb, Cd, Fe), pH, Histamin, Leucozytozoon, Candida, Aspergillus, Tabel
parasit darah dan Patologi (PA dan HP), dan sebagainya.
Banyaknya sampel Berbagai jenis sampel dikirim ke Unit Pelayanan Diagnostik untuk pemeriksaan/pengujian sampel atau diagnosis penyakit. Ditinjau dari banyaknya sampel yang masuk ke unit laboratorium, maka jumlah sampel yang paling banyak ke laboratorium Virologi . Jumlah sampel yang masuk lebih 50% dari total sampel secara keseluruhan . Dari tahun 2002 s/d 2005 secara berurutan jumlah sampel 55,4%, 63,8%, 69,53% dan 84,01% Umumnya sampel berupa serum darah . Kenaikan persentase jumlah sampel ini, disebabkan oleh adanya wabah penyakit AI, sejak akhir 2003 sampai tahun 2005 . Sehingga banyak institusi/Dinas-dinas Peternakan, peternak Swasta atau peternak yang mengirimkan sampelnya untuk pengujian terhadap AI . Jumlah sampel terbanyak kedua adalah untuk laboratorium Bakteriologi, disusul laboratorium Patologi, Toksikologi dan Parasitologi (label 1).
1 . Jumlah sampel yang masuk ke unit laboratorium untuk pemeriksaan patologi, virologi, bakteriologi, parasitologi dan toksikologi/mikologi selama 4 tahun (2002 s/d 2005) . Jumlah sampel untuk pemeriksaan ke laboratorium
Tahun
Total sampel
2002
25 .116
2003
43 .610
2004
32 .969
2005
65 .780
Patologi
Virologi
Bakteriologi
3 .143 (12,5%) 5 .960 (13,6%) 4 .595 (13,93%) 2 .121 (3,22%
13 .919 (55,4%) 27 .836 (63,8%) 22 .925 (69,53%) 55 .263 (84,01%)
7 .531 (30%) 7 .441 (17,2%) 4 .520 (13,71%) 7 .407 (11,26%)
Pengujian terhadap penyakit Avian Influenza (Al) dari tahun 2002 sebanyak 23 sampel burung-burung hanya terbatas pada kesayangan yang di ekspor ke luar negeri yang pada saat itu belum terjadi wabah Al . Sedang pada akhir tahun 2003 ada
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Parasitologi 100 (0,4%) 1 .777 (4,1%) 247 (0,75%) 154 (0,23%)
Toksikologi/ mikologi 296/127 (1,18%/0,51%) 517/79 (1,2%/0,2%) 602/80 (1,83%/0,24%) 680/155 (1,03%/0,24%)
permintaan uji Al sebanyak 33 sampel . Dan seiring dengan meluasnya wabah AI, jumlah sampel AI makin meningkat yaitu 19 .011 sampel pada tahun 2004 dan 34 .566 sampel pada tahun 2005 .
1 63
Tens Teknis
Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Pelanggan Jenis pelanggan dapat diklasitikasikan menjadi 4 (empat), yakni Dinas Peternakan/Instansi Pemerintah, Rumah Sakit Umum/dokter praktek, Swasta dan Peternak . Jumlah kelompok pelanggan diantara ke 4 (empat) nya yang mengirimkan sampelnya ke unit diagnostik bervariasi dari tahun ke tahun (Tabel 2). Umumnya yang paling banyak adalah dari perusahaan swasta, terutama dari industri perunggasan (peternak unggas, pakan ternak, produk
ternak, dsb) . Dari Rumah Sakit Umum/Dokter praktek mengirimkan sampel darah orang untuk pengujian terhadap leptospirosis atau antraks ke laboratorium di Balitvet . Sedang dari peternak/individu, biasanya mengirimkan serum darah sapi perah untuk uji Brucellosis . Dari Dinas Peternakan/Instansi pemerintah, jenis pengujiannya bervariasi sesuai dengan kejadian/kasus di lapang, misal Al, ND, Brucellosis, IBR, EBL, Leptospirosis, Antraks dan lain sebagainya .
Tabel 2 : Jumlah dan asal pelanggan yang mengirim sampel ke Unit Diagnostik Balitvet selama 4 tahun (2002 s/d 2005) Pelanggan Dinas Peternakan Rumah Sakit Umum/Dokter praktek Swasta Peternak/individu Total
Tahun 2002 127
2003 228
2004 190
2005 295
163
155
153
758 295
493 268
656 261
1445
1106
1365
366 361 191 1045
Asal sampel Tercatat ada 25 propinsi yang pernah kengirimkan sampel untuk pengujian terhadap penyakit hewan ke laboratorium Bbalitvet Bogor (Tabel 3) . Sampel-sampel yang paling banyak berasal dari Propinsi Jabar dan DKI Jakarta. Hal ini dapat
1 64
dimaklumi karena lokasinya yang dekat dengan Bogor. Meskipun sebenarnya kedua propinsi tersebut merupakan wilayah kerja Balai Besar Veteriner Wates Jogyakarta. Asal sampel yang paling jauh berasal dari propinsi NAD dan Propinsi Irian Jaya (Manokwari) .
Pusat Peneliuan dan Pengembangan Peternakan
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Tabel 3 : Banyak dan asal sampel pengujian di laboratorium patologi, virologi, bakteriologi, toksikologi dan mikologi selama 4 tahun (2002 s/d 2005) No .
Asal sampel
1 2
Jabar DKI Jakarta Subtotal (Jabar & DKI) Banten 3 Jawa Timur 4 5 Jawa Tengah 6 Yogyakarta 7 Sumatra Utara Sumatra Barat 8 9 Sulawesi Selatan Kalimantan Barat 10 11 Kalimantan Selatan 12 Kalimantan Tengah Sulawesi Selatan 13 14 Sulawesi Tengah 15 Sulawesi Utara 16 Riau 17 Lampung NTB 18 19 NTT 20 Bali 21 Kalimatan Timur 22 Bengkulu 23 Jambi 24 Aceh Papua (Manokwari) 25 Subtotal (luar Jabar & DKI) Total
2002 10.408 7 .134 17 .542 1800 1578 1146 1080 1693 19 2 40 141 9 60 6 7 .574 25 .116
Jenis pengujian Jenis pengujian yang diminta oleh pelanggan bervariasi dari tahun ke tahun . Dan yang paling menonjol dalam 2 tahun terakhir (2004 dan 2005) yaitu pengujian terhadap AI yang mencapai 19 .011 dan 34 .566 sampel. Adanya wabah AI mengharuskan peternak unggas untuk melakukan uji titer antibodi Al, selain ND yang secara rutin sudah dilakukan . Jenis pengujian lainnya dapat dilihat pada Tabel 4 . Sebelum wabah AI, permintaan pengujian HI ND dan IBD lebih menonjol . Sedangkan untuk ruminansia permintaan pengujian terhadap EBL dan IBR lebih menonjol . Hal
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Jumlah sampel pada tahun 2003 2004 14 .943 14 .553 9 .694 9 .082 24.637 23 .635 5185 5117 6965 1838 487 561 4902 308 334 143 25 23 120 140 244 498 25 129 2 171 18 3 16 29 76 477 211 1 80 3 16 90 6 1 27 36 18 .973 9 .334 43 .610 32 .969
_
2005 20 .778 27 .457 48 .245 5824 4401 2826 3462 64 10 536 42 3 68 3 12 284 17 .535 65 .780
ini karena para importir sapi bibit dari luar negeri diharuskan melakukan uji EBL dan IBR untuk mencegah masuknya penyakit eksotik EBL dan mencegah penyebaran penyakit IBR. Permintaan pengujian Leptospirosis dari darah manusia lebih banyak, terutama pasca banjir (tahun 2002) dari Rumah Sakit atau dokter praktek di Jakarta . Sampai saat ini, pengujian serum darah manusia untuk leptospirosis dan antraks dari Rumah Sakit atau Puskesmas masih tetap dilayani oleh Unit Diagnostik, sebagai bentuk pelayanan masyarakat terhadap penyakit zoonosis .
1 65
Tenrv Teknis Nasional Tenaga Fungsional Perianian 2006
Tabel 4 . Jenis pengujian terhadap berbagai penyakit yang diminta oleh pelanggan selama 4 tahun (2002 s/d 2005) . Jenis pengujian terhadap penyakit I . Virologi ND 11313 ILT Al EDS IBR EBL EIA Rabies II . Bakteriologi Leptospirosis Salmonellosis Pullorum Mycoplamosis Brucellosis Antraks Coryza III . Parasitologi Helminthiosis Parasit darah Ektoparasit IV . Toksikologi Residu Pestisida Residu Antibiotik Aflatoksin V . Lain-lain Total
Tahun 2002
2003
2004
2005
8 .488 2 .488 23 548 280 2 .059 33 -
15 .247 4 .348 20 33 1 .938 362 5 .830 58 -
1 .078 1 .215 19 .011 890 384 322 25 -
15 .396 3 .377 34 .566 769 682 409 63 1
1 .315 469 1 .031 2 .606 1 .362 176 572
1 .094 319 79 2 .249 1 .270 430 2000
779 21 30 1 .607 1 .246 837 -
574 356 43 1 .595 3 .345 1 .494 -
50 36 14
876 481 420
121 117 9
42 85 27
16 24 70 3 .456 25 .116
9 90 114 6 .343 43 .610
37 82 184 4 .974 32 .969
46 71 244 2 .595 65 .780
KESIMPULAN Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa dari basil pemeriksaan/pengujian berbagai jenis penyakit hewan dan manusia dalam 4 (empat) tahun terakhir (2002 s/d tahun 2005) adalah sebagai berikut Jenis sampel yang paling banyak dikirim oleh pelanggan ke Unit Diagnostik berupa serum darah unggas . Pada tahun 2004 diterima sebanyak 19 .011 sampel dan terus meningkat pada tahun 2005 menjadi 34 .566 sampel . Sedangkan permintaan pengujian yang paling banyak terhadap Avian Influenza (AI) (HI-test) . Propinsi yang paling banyak mengirim sampel adalah Propinsi Jawa
1 66
Barat hal ini dikarenakan propinsi tersebut letak wilayahnya dekat dengan B-balitvet . Tercatat 25 propinsi yang telah mengirimkan sampel pemeriksaan ke laboratorium diagnostik B-balitvet baik untuk pengujian atau konfirmasi . UCAPAN TERIMAKASIH Ditunjukkan kepada bapak Drh . Tarmudji, MS selaku Manajer Diagnostik yang telah membantu dan memberi dukungan kami untuk membuat makalah dan mengoreksi tulisan ini, sehingga tulisan ini dapat diseleaikan .
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
DAFTAR BACAAN
BALM PENELITIAN VETERINER .
2002. Laporan
Tahunan 2002 . Institusi Tantangan (Laboratorium) Veteriner di Indoensia Dalam Menghadapi Era Pasar Bebas . Penelitian Sem. Hasil-hasil Pros . Veteriner. Bogor 18-19 Februari 1998. Balitvet, hal 11-32 .
BAHRI, 1998,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
B . POERMADJAJA . 2005 . Peran dan Pengalaman Regional Veteriner Dalam Menang-gulangi Penyakit Zoonosis . Pros . Lokakarya Nasional Penyakit Zoonois . Bogor, 15 September 2005 . hal : 41-50.
SULAIMAN . I DAN
1 67