MAKALAH KALKULUS LANJUT
DERET POSITIF : UJI INTEGRAL DAN UJI LAIN-LAINNYA
OLEH :
KELOMPOK 2: 1. NI LUH PUTU SUARDIYANTI (0813011005) 2. I WAYAN WIDNYANA (0813011008) 3. LUH PUTU PRAJAYANTHI W. (0813011027)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2011
KATA PENGANTAR Om Swastiastu Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah kalkulus lanjut tentang deret positif: uji integral serta uji-uji lainnya tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam mata kuliah kalkulus lanjut. Makalah ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1) Dra. I Gusti Ayu Mahayukti, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah kalkulus lanjut. 2) Rekan-rekan mahasiswa yang secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif guna penyempurnaan makalah ini. Pada akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Om Santih, Santih, Santih Om.
Singaraja, September 2011
Penulis
Barisan dan Deret
Page ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Deret Positif: Uji Integral 2.2 Deret Positif: Uji-Uji Lainnya
3 13
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan
27
4.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Barisan dan Deret
Page iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Barisan dan deret takhingga diperkenalkan secara singkat dalam pengantar kalkulus dalam hubungannya dengan paradoks Zeno dan bentuk desimal bilangan. Pentingnya kedua hal ini dalam kalkulus muncul dari gagasan Newton yang menyatakan fungsi sebagai jumlah deret takhingga. Banyak fungsi yang muncul dalam fisika dan kimia matematis, seperti fungsi Bessel, didefinisikan sebagai jumlah deret, sehingga sangatlah penting untuk mempelajari konsep dasar konvergensi barisan dan deret takhingga. Dalam mempelajari deret, selalu ada dua pertanyaan penting yang dapat diajukan. Pertama, apakah deret itu konvergen? Sedangkan kedua, apabila deret tersebut konvergen, berapakah jumlahnya? Untuk menentukan apakah suatu deret konvergen atau divergen dapat ditentukan dari barisan jumlah-jumlah parsial {Sn} dari deret tersebut. Jika {Sn} konvergen menuju S (dimana S adalah jumlah dari deret tersebut), maka deret takhingga tersebut konvergen. Jika {Sn} divergen, maka deret tersebut divergen. Pada umumnya, tidaklah mudah menghitung jumlah yang eksak dari suatu deret. Perhitungannya dapat dilakukan untuk deret dengan rumus Sn (jumlah parsial ke-n) yang eksak, misalnya deret geometrik dan deret kolaps. Tetapi biasanya tidaklah mudah menghitung limπ ββ ππ untuk jenis deret yang lain. Untuk mengatasi masalah tersebut, dikembangkan beberapa uji yang memungkinkan untuk menentukan apakah suatu deret konvergen atau divergen tanpa menghitung jumlahannya secara eksplisit. Oleh karena itu, penulis ingin mengulas materi tentang βDeret Positif: Uji Integral dan Uji-Uji Lainnyaβ untuk menentukan kekonvergenan suatu deret positif pada makalah ini.
Barisan dan Deret
Page 1
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, ada beberapa permasalahan yang dirumuskan dalam penulisan makalah ini, antara lain sebagai berikut. 1.2.1
Bagaimanakah menentukan kekonvergenan suatu deret positif dengan menggunakan uji integral?
1.2.2
Bagaimanakah menentukan kekonvergenan suatu deret positif menggunakan uji kekonvergenan selain uji integral?
1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1.3.1
Untuk dapat mengetahui kekonvergenan suatu deret positif dengan menggunakan uji integral.
1.3.2
Untuk mengetahui cara menentukan suatu deret positif konvergen atau divergen menggunakan uji-uji lain selain uji integral.
Barisan dan Deret
Page 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deret Positif: Uji Integral Sebelum membahas kekonvergenan suatu deret positif menggunakan uji integral, perlu diperhatikan hal-hal penting yang akan sering dipergunakan dalam pembahasan selanjutnya. PENTING UNTUK DIINGAT a1, a2 , a3 , . . . adalah sebuah barisan a1 + a2 + a3 + . . . . adalah sebuah deret. Sn = a1 + a2 + a3 + . . . + an adalah jumlah parsial ke-n dari deret. S1,S2, S3,. . . . adalah barisan jumlah parsial dari deret. Deret konvergen jika dan hanya jika π = lim ππ πββ
berlaku dan terhingga, dalam hal mana S disebut jumlah deret.
Dalam pasal ini dan pasal berikutnya, pembahasan tentang deret akan dibatasi hanya pada deret dengan suku-suku positif (atau setidaknya tidak negatif). Dengan pembatasan ini, dapat disusun sejumlah uji kekonvergenan yang sangat sederhana. Uji untuk deret dengan suku β suku yang tandanya sembarang tidak akan dibahas pada makalah ini. JUMLAH PARSIAL YANG TERBATAS Salah satu hasil yang dapat dijabarkan langsung dari Teorema Barisan Monoton tentang kekonvergenan deret dijabarkan dalam teorema berikut. Teorema A (Uji Jumlah Terbatas) Suatu deret βak yang sukunya tak negatif adalah konvergen jika dan hanya jika jumlah parsialnya terbatas di atas.
Barisan dan Deret
Page 3
Bukti: (bukti ke kanan) Apabila deret βak konvergen menuju S, berarti limπ ββ ππ = π. Diketahui βakβ₯0, maka Sn+1 β₯ Sn. Berarti barisan {Sn} adalah barisan yang tak turun. Selanjutnya, untuk setiap n berlaku: π
ππ =
π
ππ < π=1
β
ππ + π=1
β
ππ = π=π+1
ππ = π π=1
Dengan demikian, S merupakan batas atas dari barisan {Sn} (berarti jumlah parsial deret βak memiliki batas atas). (bukti ke kiri) Andaikan barisan jumlah parsial {Sn} terbatas atas (ada bilangan U sehingga Sn β€ U untuk semua n). Karena Sn = a1 + a2 + a3 + . . . + an dan ak β₯ 0 maka Sn+1 β₯ Sn; jadi {Sn} adalah barisan yang tidak turun. Menurut Teorema Barisan Monoton, barisan {Sn} konvergen, sehingga sesuai definisi (pada materi deret tak terhingga), deret βak juga konvergen. Apabila tidak, Sn akan melampui tiap bilangan dan hal ini, {Sn} divergen.
Contoh 1 Buktikan bahwa deret
1 1!
1
1
+ 2! + 3! + β― konvergen.
Penyelesaian: Kita akan membuktikan bahwa jumlah-jumlah parsial Sn terbatas di atas. Perhatikan bahwa n! = 1.2.3β¦n β₯ 1.2.2β¦.2 = 2n-1 dan sehingga 1/n! β€ 1/2n-1. Jadi, 1 1 1 1 + + +β―+ 1! 2! 3! π! 1 1 1 β€ 1 + + + β― + π β1 2 4 2 Suku-suku yang terakhir ini adalah deret geometri dengan r = Β½. Oleh karena Sn =
π
βrβ< 1, deret geometri tersebut konvergen dengan jumlah π = 1βπ dan jumlah parsial ke-n ππ =
Barisan dan Deret
πβππ π 1βπ
. Sehingga diperoleh
Page 4
1 π 1β 2 1 π ππ β€ =2 1β <2 1 2 1β 2 Jadi, menurut Teorema A (Uji Jumlah Terbatas), deret ini konvergen. Dari hasil tersebut, jumlah S tidak lebih dari 2. Akan diperlihatkan kemudian bahwa S = e β 1 β 1,71828.
DERET DAN INTEGRAL TAK WAJAR. Kelakuan deret
β π=1 π
π
dan integral tak wajar
β π 1
π₯ ππ₯
mengenai kekonvergenan adalah serupa sehingga kita dapat menjadikannya sebagai pengujicoba. Teorema B ( Uji Integral ) Andaikan f suatu fungsi yang kontinu, positif dan tidak naik pada selang [1,β). Andaikan ak = f(k) untuk semua k positif bulat. Maka deret tak terhingga β
ππ π=1
konvergen, jika dan hanya jika integral takwajar β
π π₯ ππ₯ 1
konvergen.
Bukti Diagram pada gambar 1 memperlihatkan bagaimana kita dapat mengartikan jumlah parsial deret βak sebagai luasan dan dengan demikian mengkaitkan deret itu dengan integral bersangkutan.
Gambar 1
Barisan dan Deret
Page 5
Perhatikan bahwa luas tiap persegi panjang sama dengan tingginya, oleh karena panjang alasnya adalah 1. Kemudian: 1.
π 1
π π₯ ππ₯ = Luas daerah di bawah kurva y = f(x) di kuadran 1 dari 1 ke n.
2. a2 + a3 + a4 + . . .+ an = Jumlah luas persegi panjang yang berada di bawah kurva y = f(x) dari 1 ke n. 3. a1 + a2 + a3 + . . .+ an-1 = Jumlah luas persegi panjang dengan batas bawah sumbu-x dan batas atas ruas garis di atas kurva y = f(x) dari 1 ke n. Dari gambar di atas, dengan mudah terlihat π
π2 + π3 + π4 + β― + ππ β€
π π₯ ππ₯ β€ π1 + π2 + π3 + β― + ππβ1 1
π
πβ1
π
ππ β€
π π₯ ππ₯ β€ 1
π=2
ππ π=1
Oleh karena itu, (1) (bukti ke kiri) Andaikan
β π 1
π₯ ππ₯ konvergen, maka menurut pertidaksamaan sisi kiri,
kita peroleh π
π
ππ β€
β
π π₯ ππ₯ β€ 1
π=2
π π₯ ππ₯ 1
karena f(x) β₯ 0. Jadi π
ππ = π1 +
β
ππ β€ π1 + π=2
π π₯ ππ₯ = π 1
Karena Sn β€ M untuk semua n, barisan {Sn} terbatas di atas. Juga ππ+1 = ππ + ππ+1 β₯ ππ karena ππ+1 = π(π + 1) β₯ 0. Jadi, {Sn}merupakan barisan tak turun. Berdasarkan Teorema Uji Jumlah Terbatas,
β π=1 ππ
konvergen.
(2) (bukti ke kanan) Misalkan
β π=1 ππ
konvergen, menurut ketaksamaan sisi kanan, maka
apabila t < n, kita peroleh
Barisan dan Deret
Page 6
π‘
π π₯ ππ₯ β€ 1
Oleh karena limπ‘ββ
π‘ 1
π‘ 1
β
π β1
π
π π₯ ππ₯ β€ 1
ππ β€ π=1
ππ π=1
π π₯ ππ₯ naik apabila bertambah dan terbatas di atas, maka
π π₯ ππ₯ harus ada; jadi
β π 1
π₯ ππ₯ konvergen.
CATATAN 1 Teorema B dapat juga diartikan bahwa deret β π 1
Jika
β π=1 ππ
dan integral tak wajar
π₯ ππ₯ bersama-sama konvergen atau divergen. β π 1
π₯ ππ₯ divergen, maka
π 1
π π₯ ππ₯ menuju tak hingga, sebab f(x) β₯ 0.
Sehingga kita peroleh π β1
π
π π₯ ππ₯ β€ 1
ππ = π πβ1 π=1
dan karenanya ππβ1 β β. Akibatnya, ππ β β sehingga
β π=1 ππ
divergen.
CATATAN 2 Ketika kita menggunakan Uji Integral, deret atau integral tidak harus dimulai dari n = 1. Misalnya, dalam menguji deret β
π =4
1 πβ3
β 2
kita gunakan 4
1 π₯β3
2
ππ₯
Juga, f tidak harus selalu turun. Yang penting adalah bahwa f pada akhirnya turun, artinya , turun untuk x yang lebih besar daripada suatu bilangan N. Maka β π=π ππ
konvergen karena sejumlah terhingga suku tidak mempengaruhi
konvergensi atau divergensi suatu deret.
Contoh 2 Ujilah deret
1 β π =1 π 2 +1 apakah konvergen atau divergen.
Penyelesaian Fungsi f(x) = 1 / (x2 + 1) kontinu, positif, dan turun pada [1,β), sehingga kita gunakan Uji Integral : Barisan dan Deret
Page 7
β
1 ππ₯ = lim 2 π‘ββ π₯ +1
1 ππ₯ = lim tanβ1 π₯]1π‘ π‘ββ + 1 1 π π π π = lim tanβ1 π‘ β = β = π‘ββ 4 2 4 4
1
Jadi,
β 1/ 1
π‘
π₯2
π₯ 2 + 1 ππ₯ merupakan integral yang konvergen dan karenanya,
menurut Uji Integral, deret β 1/(n2 + 1) konvergen.
Contoh 3 (Uji Deret-p) Deret β
π=1
1 1 1 1 =1+ π + π + π +β― π π 2 3 4
dengan p sebuah konstanta dinamakan deretβp. Untuk nilai berapakah deret tersebut konvergen? Penyelesaian Jika p < 0, maka limπββ (1/ππ ) = β. Jika p = 0, maka limπ ββ (1/ππ ) = 1. Dalam kedua kasus ini limπββ (1/ππ ) β 0, sehingga deret di atas divergen menurut Teorema Uji Kedivergenan dengan Suku ke-n. Apabila p > 0, fungsi π π₯ = 1/π₯ π kontinu, positif dan tidak naik pada selang 1
[1,β), sedangkan π π = 1/ππ . Maka menurut Teorema Uji Integral, konvergen jika dan hanya jika limπ‘ββ
π‘ βπ π₯ ππ₯ 1
(π π )
ada (sebagai bilangan
terhingga). Bila p β 1 β
β
1
π‘
π₯ βπ ππ₯ = lim
π π₯ ππ₯ =
π‘ββ 1
1
π₯ βπ ππ₯
π₯1βπ = lim π‘ββ 1 β π
π‘
1
π‘1βπ 1 = lim = lim π‘1βπ π‘ββ 1 β π π‘ββ 1βπ
Apabila p = 1 β
π‘
π₯ βπ ππ₯ = lim 1
π‘ββ 1
π‘
π₯ βπ ππ₯ = lim
π‘ββ 1
π₯ β1 ππ₯ = lim ln π₯ π‘ββ
π‘ 1
= lim ln π‘ π‘ββ
Oleh karena limπ‘ββ π‘1βπ = 0 apabila p>1 dan limπ‘ββ π‘1βπ = β apabila p<1 dan oleh karena limπ‘ββ ln π‘ = β, kita dapat menarik kesimpulan (berdasarkan
Barisan dan Deret
Page 8
Teorema Uji Integral) bahwa deretβp konvergen apabila p >1 dan divergen apabila 0 β€ p β€ 1. Perhatikan bahwa jika p=1, deretβp menjadi deret harmonik yang divergen.
Deret-p ini merupakan deret yang penting dan sering digunakan dalam menguji kekonvergenan suatu deret. Oleh karena itu, pembahasan pada contoh 3 di atas dapat dirangkum sebagai berikut. Deret-p
1 β π=1 π π konvergen jika p > 1 dan divergen jika 0 β€ p β€ 1
Contoh 4 (a) Deret β
π =1
1 1 1 1 1 = + + + +β― π3 13 23 33 43
konvergen sebab deret ini merupakan deret-p dengan p = 3 > 1. (b) Deret β
1
π=1
π1/3
β
=
1 3
π =1
π
= 1+
1 3
2
+
1 3
3
divergen sebab deret ini adalah deret-p dengan p =
+ 1 3
1 3
4
+ β¦
< 1.
Contoh 5 Apakah
1 β π=4 π 1,001
konvergen atau divergen?
Penyelesaian Perhatikan bahwa, deret
1 β π=4 π 1,001
Berdasarkan Uji Deret-p
1 β π=4(π 1,001 )
merupakan deret-p dengan p =1,001>1. konvergen.
Kekonvergenan atau kedivergenan suatu deret tidak dipengaruhi, apabila dari deret itu dihilangkan atau ditambahkan beberapa suku yang banyaknya terhingga (tetapi mempengaruhi jumlahnya). Jadi deret yang diketahui akan konvergen.
Barisan dan Deret
Page 9
Contoh 6 1 β π=2 π ln π
Periksa apakah deret
konvergen atau divergen.
Penyelesaian Hipotesis dalam Uji Integral dipenuhi untuk π π₯ = 1/(π₯ ln π₯) pada [2,β). Intervalnya bukan [1,β). Hal ini dimungkinkan berlaku sesuai dengan catatan yang diberikan pada Teorema B (Uji Integral) . Sekarang, β 2
1 ππ₯ = lim π‘ββ π₯ ln π₯
Sehingga deret
β π 2
π‘ 2
π‘
1 ππ₯ = lim π‘ββ π₯ ln π₯
2
1 π (ln π₯) = lim ln ln π₯ π‘ββ ln π₯
π‘ 2
=β
π₯ ππ₯ divergen. Jadi, berdasarkan Teorema B (Uji Integral),
1/(π ln π) divergen.
CATATAN 3 Kita tidak dapat menyimpulkan dari Uji Integral bahwa jumlah deret ini sama dengan nilai integral. Kenyataannya, β
π =1
β
1 π2 = π2 6
π πππππ‘πππ 1
1 ππ₯ = 1 π₯2
Jadi, secara umum, β
β
ππ β π =1
π π₯ ππ₯ 1
Contoh 7 Tentukan apakah deret
β ln π π=1 π konvergen atau divergen.
Penyelesaian Fungsi f(x) = (ln x) / x positif dan kontinu untuk x > 1 sebab fungsi logaritma kontinu. Tetapi tidak jelas apakah f turun atau tidak, sehingga kita hitung turunannya : π β² (π₯) =
1/π₯ π₯ β ln π₯ 1 β ln π₯ = 2 π₯ π₯2
Jadi, fβ(x) < 0 bila ln x > 1, yakni, x > e. Dengan demikian f turun bila x > e dan karenanya kita dapat menerapkan Uji Integral:
Barisan dan Deret
Page 10
β 1
ln π₯ ππ₯ = lim π‘ββ π₯
π‘ 1
π‘
ln π₯ (ln π₯)2 ππ₯ = lim π‘ββ π₯ 2
Karena integral tak wajar ini divergen, deret
1
(ln π‘) 2 = lim =β π‘ββ 2
(ln π)/π juga divergen menurut
Uji Integral.
EKOR SUATU DERET Awal suatu deret tidaklah penting dalam hal kekonvergenan dan kedivergenannya. Yang penting hanyalah βekorβ-nya. Yang dimaksud dengan βekorβ suatu deret atau suku sisa (Rn) adalah: π
π = π β ππ = ππ+1 + ππ+2 + ππ+3 + β― dimana n adalah suatu bilangan besar sembarang. Dengan demikian, dalam pengujian kekonvergenan dan kedivergenan suatu deret, kita dapat mengabaikan suku-suku awalnya atau bahkan menggantinya. Tetapi, jelas bahwa jumlah suatu deret tergantung pada semua sukunya, termasuk suku awal.
Contoh 8 Dengan menggunakan integral tak wajar, tentukanlah batas atas yang sebaik mungkin bagi kesalahan jika kita ambil jumlah lima suku pertama dan deret konvergen β
π=1
π ππ
2
untuk mengaproksimasi jumlah deret. Penyelesaian Kesalahan E adalah besarnya suku (Rn). Diperoleh β
πΈ = π
π = π β ππ = π=6
π ππ
2
Dimana Sn yang diambil adalah lima suku pertama.
Barisan dan Deret
Page 11
Gambar 2 2
Perhatikan fungsi π π₯ = π₯/π π₯ fungsi ini pada selang [ 5,β) adalah kontinu dan tidak naik (lihat gambar 2). Jadi β
π
πΈ= π =6
2 ππ
= lim β π‘ββ
1 2
1 = lim β π‘ββ 2
β
2
π₯π βπ₯ ππ₯
< 5 β
2
π βπ₯ β2π₯ ππ₯ 5 β
2
π βπ₯ π(βπ₯ 2 ) 5
1 1 2 = lim β [π βπ₯ ]π‘5 = π β25 β 6,94 Γ 10β12 π‘ββ 2 2 Jadi batas atas yang sebaik mungkin bagi kesalahan (error) adalah 6,94 Γ 10-12.
Contoh 9 1
Hampiri jumlah dari deret
π3
dengan menggunakan jumlah 10 suku pertama.
Taksirlah kesalahan yang muncul dalam hampiran ini. Penyelesaian: β π π
Kita perlu mengetahui β π
1 ππ₯ = lim π‘ββ π₯3 β
π =1
π‘ π
1
π₯ ππ₯, dengan π π₯ = π₯ 3 . Kita peroleh
1 1 ππ₯ = lim β π‘ββ π₯3 2π₯ 2
π‘
= lim β π
π‘ββ
1 1 1 + = 2π‘ 2 2π2 2π2
1 1 1 1 1 β π10 = 3 + 3 + 3 + β― + 3 β 1,1975 3 π 1 2 3 10
Menurut taksiran suku sisa, kita dapatkan β
πΈ= π=11
1 < π3
β 10
1 ππ₯ = lim π‘ββ π₯3
π‘
1 ππ₯ 3 10 π₯
1 = lim β 2 π‘ββ 2π₯ Barisan dan Deret
π‘ 10
Page 12
= lim β π‘ββ
1 1 1 + = 2π‘ 2 2(10)2 200
Jadi besarnya kesalahan dari taksiran jumlah deret tersebut menggunakan 10 deret pertama adalah tidak lebih dari 0,005.
2.2 Deret Positif: Uji-Uji Lainnya Sebelumnya telah dianalisa secara tuntas kekonvergenan dan kedivergenan dua deret, yaitu deret geometri dan deret-p, dimana hasilnya adalah sebagai berikut. β π π=1 π
konvergen apabila -1
1 β π=1 π π
konvergen untuk p > 1; divergen untuk p β€ 1
Deret-deret tersebut dapat digunakan sebagai standar atau model untuk menentukan kekonvergenan atau kedivergenan deret lain. Ingat bahwa kita masih tetap meninjau deret yang sukunya positif (atau paling sedikit tak negatif).
MEMBANDINGKAN SUATU DERET DENGAN DERET LAIN Gagasan dalam uji perbandingan adalah membandingkan deret yang diberikan dengan deret yang telah diketahui konvergen atau divergen. Teorema Uji Banding ini hanya berlaku untuk deret dengan suku-suku positif. Jika suatu deret suku-sukunya lebih kecil daripada suku-suku suatu deret yang diketahui konvergen, maka deret tersebut juga konvergen. Sedangkan, jika terdapat suatu deret yang suku-sukunya lebih besar daripada suku-suku suatu deret yang diketahui divergen, maka deret tersebut juga divergen. Hal ini, dituangkan dalam teorema berikut. Teorema A (Uji Banding) Andaikan untuk n β₯ N berlaku 0 β€ an β€ bn (i) Jika β bn konvergen, maka β an konvergen (ii) Jika β an divergen, maka β bn divergen Bukti (i) Andaikan N = 1; Jika β bn konvergen (misalnya dengan jumlah t), dimana
Barisan dan Deret
Page 13
β
π‘=
ππ π=1
Misalkan π
π π =
π
ππ
π‘π =
π=1
ππ π=1
Karena kedua deret (β an dan β bn) mempunyai suku-suku positif, barisan {sn} dan {tn} adalah barisan yang tidak turun (sn+1 = sn + an+1 β₯ sn). Juga tn β t, sehingga tn β€ t untuk semua n. Karena ai β€ bi, kita peroleh sn
β€ t. Jadi, sn β€ t untuk semua n. Ini berarti bahwa {sn} tidak turun dan terbatas di atas dan menurut Teorema Uji Jumlah Terbatas, β an konvergen. (ii) Jika β an divergen, maka Sn β β (karena {Sn} tidak turun). Tetapi bi β₯ ai sehingga sn β€. tn. Akibatnya, tn β β. Dengan demikian, β bn divergen.
Contoh 1 Tunjukkan apakah deret berikut konvergen atau divergen. β
π=1
2π
1 + 1
Penyelesaian Bentuk deret
1 β π=1 2π + 1
mengingatkan kita akan deret
merupakan deret geometrik dengan π = konvergen. Karena deret
1 β π=1 2π + 1
1 2
β π π=1 1/2 ,
yang
sehingga deret geometri tersebut
sangat mirip dengan suatu deret
konvergen, kita dapat perkirakan bahwa deret ini pun pasti konvergen. Dan kenyataannya memang demikian. Ketaksamaan 1 1 < 2π + 1 2π menunjukkan bahwa deret
1 β π=1 2π + 1
yang diberikan mempunyai suku-suku
yang lebih kecil daripada suku-suku deret geometrik tadi dan karenanya semua jumlah parsialnya juga lebih kecil daripada 1 (jumlah deret geometrik Barisan dan Deret
Page 14
tersebut). Ini berarti bahwa jumlah parsialnya membentuk suatu barisan naik dan terbatas, yang tentunya konvergen. Juga dapat disimpulkan bahwa jumlah deret di atas lebih kecil daripada jumlah deret geometrik : β
π=1
2π
1 <1 + 1
Jadi berdasarkan Uji Banding bagian (i), deret tersebut konvergen.
Contoh 2 Apakah
π 5π 2 β4
konvergen atau divergen?
Penyelesaian Kita dapat menduga deret divergen, sebab untuk n yang cukup besar suku ke-n mirip dengan 1/5n. Tetapi uraian di atas bukan bukti tepat untuk memperoleh bukti yang eksak. Perhatikan π π 1 1 > 2= . β 4 5π 5 π
5π2
Kita ketahui jika deret harmonik β1/n divergen, sehingga
1 1
. juga divergen
5 π
(sesuai dengan teorema). Jadi menurut Uji Banding Biasa deret
π 5π 2 β4
divergen.
Contoh 3 Tentukan apakah deret
5 β π=1 2π 2 +4π+3 konvergen atau divergen.
Penyelesaian Untuk n yang besar, suku yang dominan pada penyebutnya adalah 2n2 sehingga kita bandingkan deret di atas dengan deret β 5/(2n2). Amati bahwa 5 5 < 2π2 + 4π + 3 2π2 Sebab ruas kiri mempunyai penyebut yang lebih besar. (Dalam notasi pada uji perbandingan, an adalah ruas kiri dan bn adalah ruas kanan). Kita tahu bahwa β
π =1
Barisan dan Deret
5 5 = 2π2 2
β
π=1
1 π2
Page 15
Konvergen karena deret ini merupakan suatu konstanta dikalikan dengan deret-p dengan
p = 2 > 1. Jadi β
π=1
2π2
5 + 4π + 3
konvergen menurut bagian (i) dari uji perbandingan.
Contoh 4 Apakah
π 2π (π+1)
konvergen atau divergen?
Penyelesaian Agaknya deret ini konvergen, sebab untuk n cukup besar suku ke-n mirip π
1
π
1
dengan (1/2)n. Tepatnya 2π (π+1) = (2)π (π+1) < (2)π Deret geometri
1
(2 )π
konvergen, sebab pembandingannya (r) adalah Β½ .
jadi deret yang diketahui juga konvergen.
Satu-satunya kesulitan dalam menggunakan Uji Banding tersebut terletak pada pemilikan deret banding yang tepat. Andaikan kita hendak menentukan kekonvergenan atau kedivergenan deret β
π=3
1 = (π β 2)2
β
π=3
π2
1 β 4π + 4
Kita cenderung untuk membandingkan 1/(n-2)2 dengan 1/n2, tetapi sayang bahwa 1 1 > 2 2 (π β 2) π Jadi Teorema Uji Banding tidak dapat digunakan karena arah pertidaksamaan seperti yang kita inginkan. Akan tetapi, setelah beberapa kali percobaan, kita akan menemukan bahwa 1 9 β€ (π β 2)2 π2 Untuk n β₯ 3; Kita tinjau kekonvergenan deret β 9/n2.
Barisan dan Deret
Page 16
9 = π2
9
1 π2
Kita ketahui bahwa β 1/n2 adalah deret-p dengan p = 2, sehingga menurut teorema,
1
9 π 2 juga konvergen.
Oleh karena β 9/n2 konvergen, maka deret
1 (πβ2)2
juga akan konvergen
(sesuai Teorema Uji Banding).
CATATAN 1 Walaupun persyaratan an β€ bn atau an β₯ bn dalam uji perbandingan dikenakan untuk semua n, kita hanya perlu memeriksa apakah persyaratan ini dipenuhi untuk n β₯ N, dengan N suatu bilangan bulat positif, sebab konvergensi deret tidak dipengaruhi oleh sejumlah terhingga suku. Ini terlihat pada contoh berikut.
Contoh 5 Ujilah apakah deret
β ln π π=1 π konvergen atau divergen.
Penyelesaian Deret ini telah diuji (menggunakan Uji Integral) pada contoh 7 pada subbab 2.1, tetapi kita dapat pula menguji deret ini dengan membandingkannya dengan deret harmonik. Amati bahwa ln n > 1 untuk n β₯ 3 dan karenanya ln π 1 > π π
π β₯3
Kita tahu bahwa β 1 / n divergen (deret-p dengan p = 1). Jadi, deret yang diberikan adalah divergen menurut uji perbandingan.
CATATAN 2 Suku-suku deret yang diuji harus lebih kecil daripada suku-suku suatu deret konvergen atau lebih besar daripada suku-suku suatu deret divergen. Jika suku-sukunya lebih besar daripada suku-suku suatu deret konvergen atau lebih kecil daripada suku-suku suatu deret divergen, maka uji perbandingan tidak berlaku. Tinjau, misalnya, deret
Barisan dan Deret
Page 17
β
π=1
1 2π β 1
Ketaksamaan 2π
1 1 > π β 1 2
tak berguna sepanjang yang ditinjau adalah uji perbandingan sebab 1 π 2
ππ =
konvergen dan an > bn. Namun demikian, kita mempunyai dugaan n
bahwa β 1 / (2 β 1) haruslah konvergen sebab deret ini sangat mirip dengan 1 π
deret geometrik
2
yang konvergen. Dalam kasus demikian uji berikut
dapat digunakan. Teorema B (Uji Banding Limit) Andaikan ππ β₯ 0, ππ β₯ 0 dan ππ =πΏ πββ ππ lim
Apabila 0 < πΏ < β maka β an dan β bn bersama-sama akan konvergen atau divergen. Apabila L=0 dan β bn konvergen; maka β an konvergen. Bukti π
Karena limπββ π π = πΏ berarti untuk setiap Ι=L/2 ada bilangan positif N π
sedemikian hingga untuk setiap π β₯ π β β
ππ ππ
β πΏ < πΏ/2
πΏ ππ πΏ < βπΏ < 2 ππ 2
Pertidaksamaan ini setara dengan πΏ ππ 3πΏ < < 2 ππ 2 (dengan menambahkan L pada seluruh ruas) πΏ 3πΏ ππ < ππ < π 2 2 π (semua ruas dikalikan bn) Akibatnya, πΏ 2
Barisan dan Deret
ππ <
ππ <
3πΏ 2
ππ
Page 18
Jadi untuk n β₯ N, πΏ 2
ππ <
ππ dan
ππ <
3πΏ
ππ
2
Berdasarkan kedua pertidaksamaan tersebut dan sesuai dengan Uji Banding Biasa, terlihat bahwa πΏ
(1) Jika β an konvergen, maka 2 (2) Jika β bn konvergen, maka
3πΏ 2
ππ juga konvergen sehinngaβ bn ππ juga konvergen sehinngaβ an
Sehingga β an dan β bn bersama-sama konvergen atau divergen. Diketahui an β₯ 0 dan bn β₯ 0. Karena L=0 maka
ππ ππ
β 0 untuk n yang cukup
besar. Ini berakibat 0 < an < bn. Karena β bn konvergen maka berdasarkan Teorena Uji Banding β an konvergen.
Contoh 6 1 β π=1 2π β 1 konvergen atau divergen.
Ujilah apakah deret Penyelesaian
Kita gunakan uji perbandingan limit dengan ππ =
1 2π β 1
ππ =
1 2π
2π
π
1
dan memperoleh limπ ββ ππ = limπββ 2π β1 = limπββ 1β1/2π = 1 > 0 π
Karena limit ini ada dan
1/2π merupakan deret geometrik yang konvergen,
deret di atas konvergen menurut Uji Perbandingan Limit.
Perhatikan bahwa dalam menguji banyak deret kita memperoleh suatu deret pembanding β bn yang cocok, cukup dengan menyisakan pangkat tertinggi pada pembilang dan penyebutnya.
Contoh 7 Tentukan apakah deret-deret berikut konvergen atau divergen. (a)
3πβ2 β π=1 π 3 β2π 2 +11
Barisan dan Deret
Page 19
(b)
1 β π=1 π 2 +19π
Penyelesaian Kita gunakan Uji Banding Limit. Untuk ini kita terlebih dahulu harus menentukan pembanding suku ke-n deret ini. Kita harus memeriksa bentuk suku ke-n untuk n yang besar; yang dapat kita tentukan dengan melihat sukusuku derajat tertinggi dalam pembilang dan penyebut suku umum. (a) Untuk deret (a), bagian dominan dari pembilang adalah 3n dan bagian dominan dari penyebut adalah n3. Hal ini mendorong kita untuk mengambil ππ =
3πβ2 β π=1 π 3 β2π 2 +11
3π
3
dan ππ = π 3 = π 2
sehingga ππ (3π β 2)/(π3 β π2 + 11) 3π2 β 2π2 = lim = lim =1 πββ ππ πββ πββ 3π3 β 6π2 + 33 3/π2 lim
ππ =
Karena
3 π2
=
1
3 π 2 , dimana β 1/n2 adalah deret-p dengan p=2,
maka β bn adalah deret konvergen. Jadi, sesuai dengan Teorema Uji Banding Limit, deret (a) konvergen. (b) Untuk deret (b), bagian dominan dari pembilang adalah 1 dan bagian dominan dari penyebut adalah βn2. Hal ini mendorong kita untuk mengambil ππ =
1 β π=1 π 2 +19π
dan
ππ =
1 π2
1
=π
ππ 1/ π2 + 19π π2 = lim = lim 2 =1 πββ ππ πββ π ββ π + 19π 1/π lim
Karena
ππ =
1 π
, dimana β 1/n adalah deret harmonik yang divergen
maka sesuai dengan Teorema Uji Banding Limit, deret (b) divergen.
Contoh 8 2
Tentukan apakah deret
Barisan dan Deret
β 2π + 3π konvergen atau divergen! π=1 5+ π 5
Page 20
Penyelesaian Bagian dominan dari pembilang adalah 2n2 dan bagian dominan dari penyebut adalah π5 = π5/2 . Ini mendorong kita untuk mengambil ππ =
2π2 + 3π
ππ =
5 + π5
2π2 π5/2
ππ 2π2 + 3π π1/2 2π5/2 + 3π3/2 lim = lim . = lim πββ ππ πββ π ββ 2 5 + π5 2 5 + π5 3 2+π 2+0 lim = =1 π ββ 2 0+ 1 5 2 5+ 1 π 1 / Karena β bn = 2 β 1 / n1 2 divergen (deret-p dengan p = < 1), deret di atas 2 divergen menurut uji perbandingan limit.
Contoh 9 Apakah
β ln π π=1 π 2
konvergen atau divergen ?
Penyelesaian Ke bentuk mana kita akan membandingkan
ln π π2
?
Jika kita bandingkan dengan β1/n2 kita peroleh ππ ln π 1 = lim 2 : 2 = lim ln π = β πββ ππ π ββ π πββ π lim
Membandingkan dengan β1/n2 tampak tidak berhasil, kita coba dengan deret β1/n, kita peroleh ππ ln π 1 ln π = lim 2 : = lim =0 πββ ππ πββ π π πββ π lim
Hasil ini juga tidak memberikan kesimpulan karena deret β1/n divergen. Mungkin dengan deret yang sukunya antara 1/n2 dan 1/n dapat menghasilkan sesuatu. Misalnya 1/π3/2 dalam hal ini ππ ln π 1 ln π = lim 2 : 3/2 = lim =0 π ββ ππ π ββ π πββ π π lim
Barisan dan Deret
Page 21
(hasil terakhir ini menggunakan kaidah IβHopital pada bentuk limπ₯ββ ln π₯/ π₯). Oleh karena
1/π3/2 konvergen maka deret
(πππ₯)/π2 konvergen
(menurut bagian kedua uji coba banding limit).
MEMBANDINGKAN SUATU DERET DENGAN DIRINYA Untuk dapat menggunakan Uji Banding diperlukan wawasan luas tentang macam-macam deret yang telah diketahui kekonvergenan atau kedivergenannya. Kecualinya itu kita harus dapat memilih deret yang hendak dibandingkan. Oleh karena kesulitan-kesulitan itu, kita kemukakan di bawah ini suatu pengujian yang tidak memerlukan pengetahuan deret lain, kecuali deret yang hendak kita selidiki itu. Teorema C (Uji Hasil Bagi) Andaikan β an sebuah deret yang sukunya positif dan andaikan ππ+1 lim =π π ββ ππ (i) Jika Ο < 1, maka deret konvergen (ii) Jika Ο > 1, maka deret divergen (iii) Jika Ο = 1, pengujian ini tidak memberikan kepastian. Bukti Inilah yang dimaksudkan oleh uji hasilbagi. Oleh karena limπββ
π π +1 ππ
= π,
maka ππ+1 β πππ ; ini berarti bahwa deret ini berperilaku seperti suatu deret geometri dengan pembanding Ο. Suatu deret geometri akan konvergen apabila hasilbagi Ο kurang dari 1 dan divergen apabila hasilbagi itu lebih dari 1. Uraian di atas itu tentunya akan kita tuangkan dalam ungkapan yang lebih tepat sebagai berikut. (i) Oleh karena Ο < 1, kita dapat memilih bilangan r sehingga Ο < r < 1 (misalnya, r = (Ο+1)/2). π
Karena limπββ π π = π maka dapat dipilih bilangan asli N sedemikian π
sehingga untuk n β₯ N berlaku
π π +1 ππ
< π maka
aN+1 < raN aN+2 < raN+1 < r2aN
Barisan dan Deret
Page 22
aN+3 < raN+2 < r3aN β¦β¦β¦. 2
Oleh karena raN + r aN + r3aN +β¦ deret geometri dengan 0
β π =π+1 ππ
konvergen sehingga
β π =1 ππ
juga konvergen.
π
(ii) Andaikan Ο > 1, karena limπββ π π = π maka dapat dipilih bilangan asli π
N sedemikian sehingga
π π +1 ππ
> 1 untuk semua n β₯ N. Jadi aN+1 > aN
aN+2 > aN+1 > aN β¦β¦β¦β¦β¦β¦ Jadi, an>aN>0 untuk semua n > N, yang berarti bahwa limπββ ππ tidak mungkin sama dengan nol. Maka menurut Uji Coba suku-n, deret β an divergen. (iii)Kita tahu β 1/n divergen sedangkan β 1/n2 konvergen. Untuk deret yang pertama, ππ+1 1 1 π = lim : = lim =1 πββ ππ πββ π + 1 π π ββ π + 1 lim
Untuk deret kedua, ππ+1 1 1 π2 lim = lim : = lim =1 πββ ππ πββ (π + 1)2 π2 πββ (π + 1)2 Jadi, Uji Hasilbagi ini tidak dapat membedakan deret yang konvergen dengan deret yang divergen apabila Ο = 1.
Uji hasilbagi itu selalu akan gagal untuk sebuah deret yang suku ke-n nya adalah bentuk rasional dalam n, sebab dalam hal ini Ο = 1 ( kasus an=1/n dan an=1/n2 telah dibahas di atas). Untuk sebuah deret yang suku ke-n nya memuat n! atau rn, Uji Hasilbagi ini dapat memberikan penyelesaian yang baik.
Contoh 10 2π
Tentukan apakah deret
Barisan dan Deret
β 5 π=1 π !
konvergen atau divergen!
Page 23
Penyelesaian ππ+1 52π +1 π! 52π +1 52 = lim . = lim = β0<1 πββ ππ π ββ π + 1 !2 52π πββ (π + 1)5π2π π+1
π = lim
Menurut Uji Hasilbagi deret itu konvergen.
Contoh 11 π
β 2 π=1 π!
Apakah deret
konvergen atau divergen ?
Penyelesaian ππ+1 2π+1 π! 2 π = lim = lim . = lim =0 πββ ππ π ββ π + 1 !2 22 πββ (π + 1) Menurut Uji Hasilbagi deret itu konvergen.
Contoh 12 2π β π=1 π 20
Selidiki apakah
konvergen atau divergen
Penyelesaian ππ+1 2π+1 π20 π π = lim = lim . = lim π πββ ππ πββ (π + 1)20 2 πββ π + 1
20
.2 = 2
Kita simpulkan bahwa deret itu divergen.
Contoh 13 Periksalah apakah deret
π β 4 +π π=1 π !
konvergen atau divergen!
Penyelesaian Perhatikan bentuk deret tersebut. β
π=1
4π + π = π!
β
n=1
4n n + = n! n!
β
π=1
4π + π!
β
π=1
π π!
Kita perhatikan jumlahan yang pertama. ππ+1 4π +1 π! 4 = lim . π= β0<1 πββ ππ πββ π + 1 ! 4 π+1
π = lim
π
Sehingga deret
β 4 π=1 π!
konvergen menurut Uji Hasil Bagi.
ππ+1 π + 1 π! 1 = lim . = β0<1 πββ ππ πββ π + 1 ! π π
π = lim
Barisan dan Deret
Page 24
Sehingga deret
π β π=1 π!
konvergen menurut Uji Hasil Bagi.
Jadi, dengan menggunakan sifat kelinieran, deret
π β 4 +π π=1 π !
konvergen.
Contoh 14 Selidiki deret
π! β π =1 π π
Penyelesaian menurut teorema 1 lim 1 + πββ π
π
=π
Sehingga ππ+1 π + 1 ! ππ π = lim . = lim π+1 πββ ππ πββ (π + 1) π! πββ π + 1
π
π = lim = lim
πββ
1 1 1 = lim = <1 π+1 1 π ββ ( π )π (1 + π)π π
Jadi deret konvergen.
UJI AKAR (i) Jika an>0 dan limπββ
π
ππ = π
< 1, maka deret
(ii) Jika an>0 dan limπββ
π
ππ = π
> 1, maka deret
Jika limπββ
π
β π=1 ππ β π=1 ππ
konvergen. divergen.
ππ = 1, maka Uji Akar tidak memberi informasi apapun.
Deret β an bisa konvergen atau divergen. (Jika Ο = 1 dalam Uji Rasio, jangan mencoba Uji Akar karena R akan tetap sama dengan 1)
Bukti: (i) Diketahui an>0 dan limπββ
π
ππ = π
< 1
Misalkan r adalah bilangan antara R dan 1 dimana 0 β€ R < r < 1, maka π
ππ < π jadi an < rn untuk n yang cukup besar. Karena β rn adalah deret
geometri yang konvergen (dimana 0 < r < 1), maka menurut Teorema Uji Banding β an konvergen. (ii) Diketahui an>0 dan limπββ
Barisan dan Deret
π
ππ = π
> 1
Page 25
Misalkan r adalah bilangan antara R dan 1 dimana 1 < r < R, maka
π
ππ > π
jadi an > rn untuk n yang cukup besar. Karena β rn adalah deret geometri yang divergen (dimana π β₯ 1), maka menurut Teorema Uji Banding β an divergen.
Contoh 15 Ujilah konvergensi deret
2π+3 π β π=1 3π+2
Penyelesaian ππ = π
2π + 3 3π + 2
π
3 2+π 2 2π + 3 ππ = = β <1 2 3 3π + 2 3+π
Jadi, deret di atas konvergen menurut Uji Akar.
Barisan dan Deret
Page 26
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan Untuk menguji apakah deret β an
dengan suku-suku positif itu
konvergen atau divergen, perhatikan an dengan seksama. 1. Jika deret berbentuk β 1 / np, deret ini merupakan deret-p, yang kita tahu konvergen jika p>1 dan divergen jika p β€ 1. 2. Jika deret berbentuk β arn β 1 atau β arn, deret ini merupakan deret geometrik, yang konvergen jika | r | < 1 dan divergen jika | r | β₯ 1. Suatu manipulasi aljabar mungkin perlu dilakukan untuk mengubah deret ke bentuk ini. 3. Jika deret mempunyai bentuk yang mirip dengan deret-p atau deret geometrik, maka salah satu dari uji-uji perbandingan ini harus dipertimbangkan. Khususnya, jika an merupakan fungsi rasional atau fungsi aljabar dari n (melibatkan akar polinom), maka deret harus dibandingkan dengan suatu deret-p. 4. Jika anda dapat melihat sekilas bahwa limπ ββ ππ β 0, maka Uji Divergensi harus digunakan. 5. Deret yang melibatkan faktorial atau hasilkali lainnya (termasuk suatu konstanta yang dinaikkan menjadi pangkatan ke-n) seringkali lebih mudah diuji dengan Uji Rasio. Ingat bahwa | an+1 / an | β β untuk semua deret-p dan karenanya semuanya merupakan fungsi rasional atau aljabar dari n. Jadi, Uji Rasio tidak dapat digunakan untuk deret demikian. 6. Jika an berbentuk ( bn )n, maka Uji Akar mungkin berguna. 7. Jika an = f(n), di mana
β π 1
π₯ ππ₯ dengan mudah dapat dihitung, maka Uji
Integral akan efektif (dengan asumsi bahwa hipotesis-hipotesis untuk uji ini dipenuhi).
Barisan dan Deret
Page 27
3.2 Saran Saran yang bisa penulis berikan dalam penulisan makalah ini adalah perlu adanya pengkajian lebih lanjut dalam pengujian kekonvergenan deret, dimana pengujian kekonvergenan tidak hanya dilakukan untuk deret dengan suku-suku positif saja tetapi juga untuk deret yang lain.
Barisan dan Deret
Page 28
DAFTAR PUSTAKA
Purcell, Edwin J. dan Dale Varberg. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis. Jilid 1. Edisi kelima. Penerjemah: I Nyoman Susila, dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Purcell, Edwin J. dan Dale Varberg. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis. Jilid 2. Edisi kelima. Penerjemah: I Nyoman Susila, dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Purcell, Edwin J. dan Dale Varberg. 1987. Kunci/Penyelesaian Soal-soal Kalkulus dan Geometri Analitis. Jilid 2. Edisi keempat. Penerjemah: I Nyoman Susila, dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Stewart, James. 2003. Kalkulus. Edisi keempat. Penerjemah: I Nyoman Susila dan Hendra Gunawan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sugiman. 2005. Kalkulus Lanjut. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang