ULTIMATICS
ANDOKO
TEKNOLOGI DIGITAL: AKANKAH MEDIA CETAK BERAKHIR? Andrey Andoko Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara Gading Serpong, Tangerang, INDONESIA
[email protected]
Abstract— The invention of Information and Communication Technlogy which enable any form of information become digital, is creating a major impact on media, especially printed media. We have seen a fascinating growth of Internet and mobile technology in the last decade. Although print as media may disappear but the reading habit as part of human culture will still exist, with different kind of media and with richer type of information Keywords— Teknologi Digital
I.
PENGANTAR 2007 berjumlah 25 juta orang dan diperkirakan akan mencapai 50 juta di tahun 2010. Dengan pertumbuhan pengguna yang sangat pesat, Internet telah membawa perubahan di banyak industri, terutama industri media cetak. Tidak hanya surat kabar, tetapi juga majalah dan buku sangat terpengaruh dengan perkembangan Internet. Menurut Scarborough Research, dari data yang dikumpulkan antara 2004 hingga 2007 untuk 50 surat kabar utama di Amerika Serikat, tercatat bahwa pembaca website surat kabar tersebut tumbuh 14 persen sedangkan edisi cetaknya telah kehilangan pembaca sebanyak 28 persen.
Tidak bisa disangkal lagi bahwa teknologi yang paling berkembang pesat di awal dekade abad 21 ini adalah teknologi Internet dan teknologi mobile. Meskipun sudah dibangun sejak 1969, awalnya ditujukan untuk kalangan pemerintah dan pendidikan serta riset. Internet baru berkembang pesat sejak Tim Berners Lee menciptakan teknologi HTML (Hypertext Markup Language) di tahun 1990 yang memungkinkan halaman-halaman Internet dapat dihubungkan satu dengan yang lain sehingga memudahkan untuk berbagi informasi. Selain itu, dengan penerapan teknologi HTML, halaman informasi Internet tidak lagi terbatas hanya teks tetapi bisa lebih kaya dengan data-data multimedia. Menurut WorldInternetStats, pada bulan September 2009, pengguna Internet sudah mencapai 1,7 milyar atau 25,6 % dari populasi dunia. Pengguna terbanyak berasal dari Asia yang mencapai 738 juta atau 43,6 %. Dibandingkan dengan tahun 2000, pertumbuhan pengguna Internet telah mencapai 380%. Di Indonesia, pengguna Internet hingga tahun TEHNOLOGI DIGITAL ...
II.
PEMBACA MENURUN
Internet sebagai sumber informasi memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan surat kabar cetak. Kecepatan update dan jangkauan global merupakan keunggulan utama. Sejak dini, berbagai surat kabar sudah mengadopsi teknologi 37
ANDOKO
ULTIMATICS
internet dalam penerbitan beritanya meskipun masih ragu apakah edisi internet tersebut akan mendatangkan peluang atau justru akan mengkanibal edisi cetak. Sebagai contoh, Harian Kompas telah menerbitkan edisi Internet (kompas.com) sejak tahun 1995, bahkan lebih awal dari surat kabar besar di Amerika Serikat. Secara global, kini 1,9 milyar penduduk dunia memilih untuk membaca surat kabar cetak setiap hari atau 34 % dari populasi dunia sedangkan 24 % memilih untuk mendapatkan informasi dari Internet. Menurut survei yang dilakukan oleh WANIFRA, sirkulasi media cetak seluruh dunia masih tumbuh sebesar 1,3 persen di tahun 2008 dan 9 % dalam kurun waktu 5 tahun. Namun pertumbuhan ini terjadi hanya di negara-negara berkembang sehingga mampu menutupi penurunan yang terjadi di negara maju. Hal yang sama terjadi di Indonesia, dimana sirkulasi surat kabar masih tumbuh di daerah dimana akses Internet masih tertinggal sedangkan di kota-kota besar, sirkulasi surat kabar cetak stagnan bahkan cenderung turun. Saat ini hanya 13 persen (39 juta) orang Amerika membeli surat kabar harian, turun dari 31 persen di tahun 1940. Menurut Harian The Washington Post, pada tahun 2009, sirkulasi surat kabar di Amerika Serikat mencapai titik terendah selama 7 dekade. Hanya dalam kurun waktu 1 tahun, surat kabar telah kehilangan 10,6 persen pembacanya (yang membeli). Penurunan sirkulasi surat kabar diperparah dengan munculnya generasi muda yang lahir pada kurun waktu 90 an. Mereka disebut sebagai digital native, yaitu generasi yang lahir dan besar dengan dikelilingi dan menggunakan berbagai perangkat digital seperti komputer, telepon selular, musik digital (Ipod), kamera digital, selain Internet yang sudah meluas. Perangkat digital itulah yang kini menjadi alat utama dalam menelusuri informasi,
38
berkomunikasi dan hiburan. Mereka sudah jarang mendapatkan informasi dari media cetak sehingga banyak surat kabar berpotensi kehilangan para pembaca mudanya. Penurunan jumlah pembaca secara langsung akan berpengaruh pada jumlah sirkulasi dan akan diikuti oleh penurunan pendapatan iklan meskipun pendapatan dari media cetak masih jauh lebih besar daripada pendapatan dari media digital khususnya Internet. Pendapatan iklan untuk media cetak seluruh dunia 182 milyar dolar sedangkan pendapatan dari digital hanya 6 milyar dolar. Menurut Price Waterhouse Cooper (PwC), di tahun 2013, pendapatan dari iklan di media Internet dipredisi hanya akan naik menjadi 8,4 milyar dolar. Pada saat yang sama, pendapatan iklan cetak akan menurun. Masih menurut PwC, pada tahun 2013, gabungan pendapatan dari media cetak dan digital akan kurang daripada pendapatan dari media cetak saat ini. Penurunan pendapatan iklan di tahun 2009 yang terbesar terjadi di Amerika Utara yang mencapai 20 % sedangkan di Asia Pengaruh ini bahkan telah sampai pada taraf mematikan. Sejak tahun Desember 2008, paling sedikit 10 surat kabar di Amerika Serikat telah mengajukan permohonan untuk bangkrut karena seperti Christian Science Monitor yang telah berusia 100 tahun telah menghentikan edisi cetaknya dan beralih sepenuhnya ke edisi online pada Oktober 2008. Kemudian akhirnya Seattle Post-Intelligencer yang telah berusia 145 tahun menghentikan edisi cetaknya pada tahun 2009. Bahkan, Phillips Meyer, guru besar di University of North Carolina, meramalkan Oktober 2044 adalah saat terakhir surat kabar harian di Amerika Serikat terbit jika penurunan jumlah pembaca terus terjadi dengan laju seperti sekarang ini.
TEHNOLOGI DIGITAL ...
ULTIMATICS
ANDOKO
III. PERUBAHAN ARUS INFORMASI
Internet sebagai sumber informasi memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan surat kabar cetak. Kecepatan update dan jangkauan global merupakan keunggulan utama. Sejak dini, berbagai surat kabar sudah mengadopsi teknologi internet dalam penerbitan beritanya meskipun masih ragu apakah edisi internet tersebut akan mendatangkan peluang atau justru akan mengkanibal edisi cetak. Sebagai contoh, Harian Kompas telah menerbitkan edisi Internet (kompas.com) sejak tahun 1995, bahkan lebih awal dari surat kabar besar di Amerika Serikat. Secara global, kini 1,9 milyar penduduk dunia memilih untuk membaca surat kabar cetak setiap hari atau 34 % dari populasi dunia sedangkan 24 % memilih untuk mendapatkan informasi dari Internet. Menurut survei yang dilakukan oleh WANIFRA, sirkulasi media cetak seluruh dunia masih tumbuh sebesar 1,3 persen di tahun 2008 dan 9 % dalam kurun waktu 5 tahun. Namun pertumbuhan ini terjadi hanya di negara-negara berkembang sehingga mampu menutupi penurunan yang terjadi di negara maju. Hal yang sama terjadi di Indonesia, dimana sirkulasi surat kabar masih tumbuh di daerah dimana akses Internet masih tertinggal sedangkan di kota-kota besar, sirkulasi surat kabar cetak stagnan bahkan cenderung turun. Saat ini hanya 13 persen (39 juta) orang Amerika membeli surat kabar harian, turun dari 31 persen di tahun 1940. Menurut Harian The Washington Post, pada tahun 2009, sirkulasi surat kabar di Amerika Serikat mencapai titik terendah selama 7 dekade. Hanya dalam kurun waktu 1 tahun, surat kabar telah kehilangan 10,6 persen pembacanya (yang membeli). Penurunan sirkulasi surat kabar diperparah dengan munculnya generasi muda yang lahir pada kurun waktu 90 an. Mereka disebut sebagai digital native, yaitu generasi yang lahir dan besar dengan TEHNOLOGI DIGITAL ...
39
dikelilingi dan menggunakan berbagai perangkat digital seperti komputer, telepon selular, musik digital (Ipod), kamera digital, selain Internet yang sudah meluas. Perangkat digital itulah yang kini menjadi alat utama dalam menelusuri informasi, berkomunikasi dan hiburan. Mereka sudah jarang mendapatkan informasi dari media cetak sehingga banyak surat kabar berpotensi kehilangan para pembaca mudanya. Penurunan jumlah pembaca secara langsung akan berpengaruh pada jumlah sirkulasi dan akan diikuti oleh penurunan pendapatan iklan meskipun pendapatan dari media cetak masih jauh lebih besar daripada pendapatan dari media digital khususnya Internet. Pendapatan iklan untuk media cetak seluruh dunia 182 milyar dolar sedangkan pendapatan dari digital hanya 6 milyar dolar. Menurut Price Waterhouse Cooper (PwC), di tahun 2013, pendapatan dari iklan di media Internet dipredisi hanya akan naik menjadi 8,4 milyar dolar. Pada saat yang sama, pendapatan iklan cetak akan menurun. Masih menurut PwC, pada tahun 2013, gabungan pendapatan dari media cetak dan digital akan kurang daripada pendapatan dari media cetak saat ini. Penurunan pendapatan iklan di tahun 2009 yang terbesar terjadi di Amerika Utara yang 11 %. Pengaruh ini bahkan telah sampai pada taraf mematikan. Sejak tahun Desember 2008, paling sedikit 10 surat kabar di Amerika Serikat telah mengajukan permohonan untuk bangkrut karena seperti Christian Science Monitor yang telah berusia 100 tahun telah menghentikan edisi cetaknya dan beralih sepenuhnya ke edisi online pada Oktober 2008. Kemudian akhirnya Seattle Post-Intelligencer yang telah berusia 145 tahun menghentikan edisi cetaknya pada tahun 2009. Bahkan, Phillips Meyer, guru besar di University of
ANDOKO
ULTIMATICS
North Carolina, meramalkan Oktober 2044 adalah saat terakhir surat kabar harian di Amerika Serikat terbit jika penurunan jumlah pembaca terus terjadi dengan laju seperti sekarang ini.
bentuk cetakan) adalah penemuan yang sudah sempurna dan tidak perlu ada pengembangan. Namun bagi Jeff Bezos, pendiri Amazon.com, perkembangan teknologi digital akan menelan semua media. Buku adalah benteng terakhir bagi teknologi analog karena suara dan video sudah IV. ELECTRONIC PAPERS jauh lebih dulu beralih ke format digital serta Peradaban tulis menulis sudah ada sejak ribuan bacaan singkat juga sudah didigitalkan seperti tahun yang lalu. Namun berkembang sangat lambat yang disajikan dalam format Web (Internet). Untuk hingga Johannnes Gutenberg menciptakan mesin itulah, Amazon mengembangkan perangkat untuk cetak dengan model bergerak pada tahun 1455. membaca buku elektronik yang diberi nama Kindle, Sejak itu, buku bisa diproduksi dengan lebih cepat, yang dijual dengan harga US $ 259. Dengan Kindle, lebih banyak dan lebih murah. Bahkan produk- Bezos berniat untuk mengubah cara kita membaca, produk baru mulai bermunculan seperti surat kabar sebagai bagian dari The Future of Reading. dan majalah. Dalam kurun waktu 500 tahun sejak Dengan ukuran diagonal layar 6 inci, Kindle Gutenberg, sebagian besar perbaikan terjadi pada berusaha untuk mendekati sebuah buku cetak teknologi penerbitan yang memungkinkan untuk meskipun belum mampu memberikan pengalaman mencetak (tinta di atas kertas) lebih cepat. membaca yang nyaman. Tidak seperti laptop, Kindle Penemuan komputer awalnya hanya digunakan tidak menghasilkan panas dan suara, tampilannya untuk menyusun huruf dan mencetak teks untuk tajam dan tahan lama. Yang tidak bisa dilakukan menggantikan mesin typeset. Seiring dengan oleh buku adalah kemampuan untuk mengubah peningkatan kemampuan komputer yang berbasis ukuran font. Kindle bisa menyimpan 200 judul buku dan sisanya bisa disimpan di kartu memori. Dan untuk desktop publishing, dimana semua proses tentu saja kemampuan untuk pencarian berdasarkan dari edit teks, paste up gambar hingga layout selesai kata atau frasa. Kini di Amazon, tersedia lebih dari dilakukan di komputer. Mulai saat inilah, teks, foto, 400.000 judul buku, termasuk buku-buku New York Times Best Seller, surat kabar (Times, Wall Street dalam bentuk digital. Journal, Washington Post, Le Monde, dll) , majalah Salah satu alasan orang masih suka membaca di dan blog terkenal. ! " bisa digulung, dan dibawa kemanapun (bahkan dibaca ketika berada di toilet). Komputer laptop, kini di pasaran sudah ada yang sangat tipis dan cukup nyaman untuk dibawa kemanapun, tetapi sayangnya harganya masih sangat mahal. Kertas merupakan media penyimpan yang lebih handal daripada harddisk (karena tidak akan pernah rusak sampai datanya tidak terbaca), dengan user Gambar 1. Skiff Reader interface yang sangat mudah (karena tidak perlu petunjuk pemakaian), langsung on dan tidak perlu baterei. Banyak orang berpikir bahwa buku (dalam 40
TEHNOLOGI DIGITAL ...
ULTIMATICS
ANDOKO
Ide untuk mengembangkan buku elektronik dan perangkat pembacanya sebenarnya tidak baru karena sudah dimulai sejak tahun 2000. Bahkan untuk jenis ini, Kindle sebenarnya bukanlah satu-satunya. Ada Sony Reader, dan Barnes & Noble’s Nook. Namun yang belum pernah ada adalah fasilitas untuk konektivitas nirkabel melalui sistem yang disebut Whispernet yang berbasis pada layanan EVDO broadband yang ditawarkan oleh perusahaan selular sehingga buku yang kita beli akan ditransfer langsung secara elektronik juga. Buku yang tersedia di Kindle tidak hanya buku cetak yang didigitalkan tetapi juga buku digital yang tidak pernah dicetak. Jeff Menyebut Kindle bukan sebagai sebuah perangkat elektronik tetapi sebuah layanan. Namun sayangnya hingga kini, Kindle belum dijual di Indonesia. Beberapa perusahaan lain seperti Hewlett Packard, Fujitsu dan beberapa perusahaan baru Polyimer Vision, First Paper, Plasctic Logic, akan segera menyusul untuk meluncurkan produk sejenis namun dengan rancangan yang lebih pas untuk surat kabar dan majalah dengan layar yang lebih besar, resolusi gambar yang lebih baik, kemampuan menampilkan warna dan video. Pada Consumer Electronic Show 2010, Skiff memperkenalkan Skiff Reader, dengan layar diagonal 11,5 inci dan tebal ¼ inci. Ini adalah
# ! dari lembar logan yang dilapisi oleh plastik tipis dan tidak akan pecah bila terjatuh. Tampilan surat kabar dan majalah akan disesuaikan dengan ukuran Skiff seperti pada edisi cetak, tetapi dengan foto dan Bila hal ini terwujud, maka kenyamanan seperti kertas dan kecanggihan sebuah komputer akan bisa direalisasikan sehingga pada saat itu mungkin kertas tidak dibutuhkan lagi.
TEHNOLOGI DIGITAL ...
41
Gambar 2. Kindle Amazon
V.
PENUTUP
Ketika harga kertas makin mahal, apalagi ditambah dengan isu kerusakan lingkungan hidup, ongkos kirim yang naik, maka media cetak menghadapi tantangan yang sangat serius. Meskipun saat ini, industri media cetak masih bernilai 300 milyar dolar di seluruh dunia, sedangkan industri media digital masih tertinggal jauh, belum lagi model bisnis yang belum jelas, apakah dibiayai dari langganan atau dari iklan. Namun dalam ketidakjelasan ini, tidak berbuat apa-apa bukanlah solusi yang tepat tetapi harus mentransformasi diri untuk ikut menguasai perkembangan teknologi digital yang sudah, sedang dan akan terjadi lebih jauh. Surat kabar Kompas tidak lagi memposisikan sebagai hanya sebuah surat kabar dalam arti cetak tetapi sebagai penyedia informasi multimedia dengan platform yang beragam seperti internet, mobile dan perangkat digital lainnya. Berbagai surat kabar di Amerika Serikat justru memanfaatkan situs Twitter untuk menyebarkan headline nya. New York Times memiliki 280 ribu follower, jauh lebih banyak daripada Wall Street
ANDOKO
ULTIMATICS
REFERENSI
Journal yang hanya diikuti oleh 19 ribu orang. Melalui situs webnya, surat kabar Cincinatti Enquirer menjual foto-foto yang telah dikumpulkan dari para pembacanya. Sebagai sebuah platform, media cetak suatu saat nanti mungkin akan hilang. Tetapi sebagai sebuah media informasi tetap akan langgeng, bahkan dengan isi yang lebih kaya. Namun tantangan yang dihadapi oleh surat kabar akan lebih sulit dibandingkan dengan buku karena model bisnis surat kabar yang lebih mengandalkan pada pendapatan dari iklan. Paradigma untuk mendapatkan informasi melalui internet adalah gratis menyulitkan pengelola surat kabar untuk memungut bayaran dari pelanggan. Bagi buku justru media digital ini membuka peluang yang lebih luas. Tanpa perlu kertas, biaya produksi akan lebih murah sehingga diharapkan masyarakat akan makin mampu membeli. Dengan model blog seperti yang terjadi di Internet, membuka peluang bagi pengarang bisa sekaligus menjadi penerbit. Bagi Indonesia, hingga kini masih terjadi kesenjangan dalam banyak hal termasuk dalam akses terhadap informasi antara satu daerah dengan daerah lain. Dikhawatirkan, perkembangan teknologi digital ini justru akan makin memperbesar kesenjangan tersebut. Bagi sebagian masyarakat, kemudahan akses informasi ini akan makin memberikan kekuatan untuk memenangkan persaingan. Disatu sisi, perkembangan tekonologi digital telah meruntuhkan dominasi informasi oleh sekelompok elite dan membuka peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Di sisi lain, teknologi digital akan menyelamatkan peradaban baca tulis sekaligus melestarikan lingkungan hidup.
[1] Copland, Michael V, “The End of Paper” Fortune, 3/3/2009 [2] Grant, Agust E dan Meadows, Jennifer H, 2008, Communication Technology Update and Fundamentals. Focal Press. [3] Griggs, Brandon, 2010, “Bold new e-readers grab attention at CES”, http://www.cnn. com/2010/TECH/01/08/ces.ereader/index. html, [4] Meyer, Phillips, 2005,“A Bright Future for Newspapers”, American Journalism Review [5] Prensky, Marc, , “Digital Native, Digital Immigrant”, On The Horizon, MCB University Press, Vol 9 No5, October 2001. [6] Straubhaar, Joseph, laRose, Robert, Davenport, Lucinda, 2009, Media Now, Wadsworth. [7] The Washington Post, “The accelerating decline of newspapers”, 27 October 2009
42
TEHNOLOGI DIGITAL ...