TEKNIS PENYUSUNAN KTI
A. BOBOT KTI : SETIAP JURUSAN MENENTUKAN NILAI SEMESTER (SKS)
DAPAT KREDIT
B. SYARAT MAHASISWA DALAM PENULISAN KTI 1. Lulus semua mata kuliah 2. Lulus PPS 3. Telah mengikuti KKN Terpadu 4. Melunasi biaya administrasi 5. Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2.50
6. Telah mengikuti seminar proposal dan
Hasil minimal 5 kali
C. PERSYARATAN DOSEN PEMBIMBING UTAMA : • DOSEN TETAP PADA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK, TINGKAT PENDIDIKAN MINIMAL S2, JABATAN FUNGSIONAL MINIMAL LEKTOR
D. PERSYARATAN DOSEN PEMBIMBING PENDAMPING : • DOSEN TETAP PADA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK, TINGKAT PENDIDIKAN MINIMAL S1/D4. • Dosen Tetap ( Jabatan Fungsional)
• Pembimbing dapat diganti, jika 3 bulan berhalangan tetap/tdk tetap
E. TUGAS DAN KEWAJIBAN PEMBIMBING UTAMA KTI : • MEMBERI PETUNJUK TENTANG : CARA TEPAT MENGIDENTIFIKASI MASALAH, PENELUSURAN PUSTAKA ATAU BAHAN REFERENSI YANG DIPERLUKAN, MENDAPATKAN BAHAN DAN ALAT PENELITIAN, SISTEMATIKA PENULISAN KTI SERTA MEMBANTU PESERTA DALAM KELANCARAN PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENULISAN KTI.
• TUGAS PEMBIMBING UTAMA JUGA DUDUK SEBAGAI KETUA TIM PENGUJI SAAT SEMINAR PROPOSAL DAN HASIL BERLANGSUNG.
F. TUGAS PEMBIMBING PENDAMPING : • MEMBERI BIMBINGAN SECARA AKTIF SESUAI PENGARAHAN PEMBIMBING UTAMA SERTA MEMBERI ARAHAN TENTANG TEHNIK PENULISAN.
G. SYARAT PENGUJI : • DOSEN TETAP PADA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK, TINGKAT PENDIDIKAN MINIMAL S2, JABATAN FUNGSIONAL MINIMAL LEKTOR
H. JUMLAH PENGUJI SAAT SEMINAR PROPOSAL DAN SEMINAR HASIL • 3 ORANG, TERDIRI PEMBIMBING UTAMA DAN DUA PENGUJI YANG LAIN BUKAN PEMBIMBING PENDAMPING.
Tata Cara Seminar • Seminar Minimal 2 kali (Seminar Proposal & Seminar Hasil) • Seminar Proposal ( Dilaksanakan secara Terbuka ) • Seminar akhir: ( Dilakasanakan secara Tertutup)
• Jumlah Penguji DIII : 3 orang. • Minimal Jumlah Penguji D-4 : 3 orang.
Perbedaan KTI dan Skripsi • Penulisan Ilmiah setingkat DIII disebut KTI • Penulisan Ilmiah setingkat DIV disebut Skripsi • Penulisan Ilmiah Pada Program DIII tidak membuat keaslian penelitian, kerangka teori, Defenisi Operasional dalam bentuk Narasi. • Penulisan Ilmiah Pada Program DIV Harus membuat keaslian penelitian, kerangka teori, Defenisi Operasional.
G.NILAI MINIMAL KELULUSAN PENULISAN KTI
1. NILAI MUTU 2. NILAI ABSOLUT 3. LAMBANG
: 2.75 : 68 : B
FORMAT PENGETIKAN KTI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
BAHASA BAHAN DAN UKURAN KERTAS PENGETIKAN SPASI PENOMORAN BATAS TEPI PENGETIKAN PENULISAN REFERENSI
1. BAHASA
• Bahasa dan ejaan yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan mengikuti pedoman ejaan yang disempurnakan.
• Penggunaan bahasa Inggris diperbolehkan dengan seizin Jurusan /Program Studi. • Kaidah bahasa dan ejaan yang digunakan mengacu pada kaidah dalam bahasa Inggris.
• Bentuk kalimat dianjurkan tidak menggunakan orang pertama dan kedua (misalnya, saya, aku, kami, engkau, dsb).
• Perkecualiannya adalah penulisan kutipan langsung yang dapat menggunakan orang pertama dan kedua. • Pada kata pengantar, saya diganti dengan kata penulis.
• Sedapat mungkin menggunakan istilah Indonesia. Apabila terpaksa menggunakan istilah asing, istilah tersebut dicetak miring.
2. BAHAN DAN UKURAN KERTAS
•
(KUARTO/80 GRAM, 21 X 28 CM)
3. PENGETIKAN • UKURAN HURUF 12, • JENIS HURUF TIMES NEW ROMAN • JUDUL BAB UKURAN HURUF 14 DAN DITEBALKAN)
4. SPASI • JARAK BAB DAN TAJUK BAB (PENDAHULUAN) 1.5 SPASI • JARAK TAJUK BAB (PENDAHULUAN) DENGAN ANAK BAB ADALAH 4 SPASI • ANAK BAB DENGAN BARIS PERTAMA 2 SPASI DAN ALINEA TEKS DIKETIK MENJOROK KEDALAM 5 KETUKAN, BARIS PERTAMA DENGAN TEKS BERIKUTNYA 1.5 SPASI)
5. PENOMORAN • PENOMORAN MENGGUNAKAN POLA SEBAGAI BERIKUT : • I……… • A……. • 1……. • a…………. • 1)……… • a)……… • (1)…….. • (a)………
6.Daftar Pustaka 1.Pustaka disusun secara Alfabets menurut nama belakang penulis. Untuk menjaga konsistensi dalam penulisan referensi, nama penulis dimulai dari nama paling belakang dilanjutkan dengan singkatan nana di depan. • Contoh : • Aggleton, P. and Chalmers, H. (2000) …. • Health Education Authority (1993) ….
2.Untuk menjaga konsistensi dalam penulisan referensi, nama penulis dimulai dari nama belakang dengan singkatan nama di depannya 3.Penulisan Editor atau editors, disingkat menjadi “ed” atau “eds”.
• 4. Dalam penulisan referensi, tanda “&” juga boleh dipergunakan untuk meniskan nama-nama penulis, dan penggunaan tersebut harus konsisten (Leeds Metropolitan University, 2004)
• 5.Bila mengutip beberapa tulisan dari satu penulis, pustaka disusun secara kronologis berdasarkan tahun terbitnya, atau dengan tambahan huruf (misalnya 1993a, 1993b), bila beberapa tulisan dari penulis yang sama telah diterbitkan pada tahun yang sama. • Contoh : • Bloggs, J. (1992) …. • Bloogs, J. (1993a) …. • Bloggs, J. (1993b) ….
• Dalam teks (karya tulis ilmiah) juga di tulis dalam bentuk sebagai berikut : • …. (Bloggs, 1992) • …. (Bloggs, 1993a) • …. (Bloggs, 1993b)
B. FORMAT • Format penulisan referensi dalam daftar pustaka menurut sistem Harvard dikelompokkan didalam referensi yang berasal dari buku dan monografi lainnya, artikelartikel yang dipublikasikan, naskah-naskah yang tidak dipublikasikan serta naskah-naskah dalam media elektronik (Inter Comm of Med J Editors, 2005)
Buku Secara garis besar, penulisan referensi yang berseumber dari buku, perlu mencantumkan : • Nama-nama penulisan, editor, penyusunan atau institusi yang bertanggung jawab • Tahun buku tersebut dipublikasikan • Judul buku dan sub judul bila ada (semua judul ditulis dengan cetak tebal atau diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf italic, harus konsiten).
• Seri buku tersebut atau volume buku bila ada. • Edisi. • Penerbit. • Tempat diterbitkan. • Halaman buku yang digunakan sebagai referensi, bila tersedia (Cybrary, 2004).
Satu Penulis • Contoh : • Berkman, R.I. (1994) Find it fast : how to uncover expert information on any subject, new York : HarperPerennial.
Dua Penulis atau Lebih • Contoh : • Sheek, J., Doskatsch, I., Hill, P. & Walsh, L. (1995) Finding out : information literacy for the 21st century. South Melbourne: MacMillan Education Australia.
Institusi, Perusahaan Atau Organisasi Sebagai Penulis • Contoh : • UNESCO (1993) General Information programme ang UNISIST. Paris : Unesco, PGI93/WS/22 • Health Education Authority (1992) philoshopy for midwifery. London : RCM
A
• Referensi atau sumber pustaka 10 tahun terakhir • Referensi internet dibatasi. • Referensi internet harus berasal dari organisasi (WHO & Depkes) , Data SDKI/SKRT/SUSENAS, buku elektronika