Modul ke:
07 Fakultas
FIKOM Program Studi
HUMAS
Teknik Reportase dan Wawancara Teknik Wawacara Mintocaroko. S.Sos.
Latar Belakang Praktisi public relations secara sistematis merencanakan dan mengatur program public relations sebuah organisasi, memberi masukan pada manajeman atau koalisi dominan dalam sebuah perusahaan, dan membuat kebijakan, khususnya dlam bidang komunikasi. Para praktisi public relations secara langsung terlibat dalam semua unsure pembuatan kebijaksanaan public relations dan secara berkesinambungan mengadakan penelitian atau melakukan evaluasi kerja. Pihak manajemen memberikan wewenang bagi praktisi public relations untuk mengelola secara independen segala kegiatan yang berhubungan dengan fungsi kehumasan. Peran Manajer Komunikasi atau “Communication Manager Role” .
Pengantar Teknik Reportase dan Wawancara Teknik Wawacara Memahami Teknik wawancara. Guna memahami sumber informasi dalam penyajian sebuah berita aktual
Faktor Yang Mempengaruhi Wawacara Menurut Donald P. Warwick dan Charles A. Lininger, ada empat faktor yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi dalam wawancara. Keempat hal itu akan ditunjukkan dalam bagan berikut ini.
Teknik Wawancara Wawacara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan, yang bertujuan memperoleh informasi. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan tatap muka, atau jika terpaksa dapat dilakukan melalui telepon. Hubungan dalam wawancara biasanya bersifat sementara, yaitu berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan kemudian diakhiri. Dalam wawancara, orang yang dimintai informasi (sumber data) disebut dengan informan. Pewawancara harus dapat menciptakan suasana akrab, sehingga informan dapat memberikan keterangan yang kita inginkan dengan penuh kerelaan.
Maksud dan Tujuan Wawancara Wawancara adalah tanya jawab untuk memperoleh informasi atau keterangan akan suatu hal. Dan wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung antara pewawancara dengan narasumber. Sebagai sebuah data, informasi yang diperoleh dari hasil wawancara harus diubah menjadi laporan tertulis.Laporan tertulis hasil wawancara berupa laporan tulisan jurnalistik (berita) atau data dalam bentuk ringkasan
Maksud dan Tujuan Wawancara Maksud dan Tujuan Wawancara •. Mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan. • Merekonstruksi kebulatan-kebulatan tersebut sebagai hal yang dialami pada masa lalu, dan memproyeksikan kebulatankebulatan tersebut sebagai sesuatu yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang. •Memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain (informan). •Memverifikasi, mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Persiapan Wawancara Beberapa persiapan yang dilakukan sebelum wawancara, yaitu : 1.Menentuan tema. Mengapa suatu tema harus diangkat? Kenapa harus sekarang? Pertama-tama tanyakan pada diri sendiri – mengapa kasus dibawakan sekarang? Dari awal harus sudah jelas peran apa yang akan dibawakan – informasi apa yang mau dicari dari narasumber, apakah perspektifnya, dimana mereka akan kita posisikan. 2. Menentukan Angle. Angle atau sudut pandang sebuah berita ini dibuat untuk membantu tulisan supaya terfokus. Kita tidak mungkin menulis seluruh laporan tentang apa yang kita lihat, atau menulis seluruh uraian yang disampaikan oleh narasumber.
Persiapan Wawancara 3. Susunlah outline. Agar memudahkan dalam wawancara maka sebaiknya terlebih dahulu kita menyusun kerangka berita (outline) atau istilah yang lebih lazim flowchart. Outline berisi antara lain: • Tema berita • Angle • Latar belakang masalah • Narasumber • Daftar pertanyaan 4. Mengumpulkan Informasi dengan Tepat Ketidak akuratan (kesalahan) dalam pemberitaan kebanyakan disebabkan oleh kelalaian (kesembronoan) yang tidak disengaja. Seorang reporter mungkin tidak menggunakan waktu secukupnya untuk mengecek informasinya sebelum menulis berita.
lokasi wawancara Ada beberapa tempat yang baik sebagai lokasi wawancara Wilayah anda (kantor surat kabar tempat anda bekerja). Biasanya hal ini jarang diperhatikan wartawan atau reporter. Hanya saja, kantor kurang memberikan privasi. Wilayah mereka (rumah bagi yang tidak bekerja, kantor, pabrik, atau tempat lainnya mereka bekerja). Biasanya bila berada di wilayah mereka, mereka cenderung lebih santai dan dapat berbicara lebih bebas. Perlu dipahami, rumah dikatakan sebagai ekspresi dan kepribadian narasumber (biasanya mereka ingin menunjukkannya kepada narasumber).
lokasi wawancara Wilayah netral (rumah makan, café, dan hotel). Tempat ini digunakan untuk membangun kontak. Suasana informal yang ada mendorong hadirnya suasana yang hangat. Semua ini akan membantu hubungan anda dengan narasumber.
Teknik Wawancara Adapun teknik wawancara dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1. Teknik verbal Teknik verbal yaitu teknik wawancara yang betul-betul memerlukan alat bantu hard ware, seperti catatan dan alat tulis, tape recorder, handycam, microfon.
lokasi wawancara Teknik verbal
Teknik ini biasanya dilakukan apabila wartawan mengalami kendala dalam hal mengin gat hasil wawancara berhubung ingatan manusia itu pendek dan kapasitas memori otak manusia itu terbatas sehingga wartawan membutuhkan alat bantu untuk kelancaran dalam proses wawancara.
2. Teknik substansial Teknik substabtial adalah teknik yang terkait dengan kemampuan jurnalis dari segi ketajaman nuraninya dalam menentukan pilihan tema, tempat dan saat yang tepat bagi berlangsungnya sebuah wawancara. Disini perlu adanya ketajaman analisis sosial.
Terima Kasih Mintocaroko. S.Sos.