KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA
HAKIKAT MEMBACA
JENIS-JENIS MEMBACA
TEKNIK MEMBACA DAN PEMBELAJARANNYA
HAKIKAT MEMBACA
HAKIKAT MEMBACA
KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA
Hakikat KEM
Rumus KEM
Standar KEM
Prosedur Pengukuran KEM
Anatomi Pertanyaan Membaca
Prosedur Isian Rumpang dalam Pembelajaran Membaca
KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA
KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA 2. Rumus KEM
Jika seseorang berhasil menyelesaikan 10 halaman bacaan yang per halamannya memuat150 kata dalam tempo 3 menit dengan pemahaman 70%; artinya pembaca tersebut memiliki KEM 350 kpm. Angka tersebut diperoleh dari rumus berikut: (150) = 1500 70 ______________ X _____ = 350 kpm 3 100
KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA sudut kepemilikan Kategori KEM
Angka KEM
Kecepatan rendah
di bawah 250 kpm
Kecepatan sedang (memadai)
250 – 350 kpm
Kecepatan tinggi (efektif)
di atas 350 kpm
jenjang sekolah Jenjang Sekolah
Angka KEM
Sekolah Dasar
150 - 200 kpm
Sekolah Lanjutan Pertama
200 – 250 kpm
Sekolah Lanjutan Atas
250 – 300 kpm
Perguruan Tinggi
300 – 350 kpm
KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA Pembaca efektif •Membaca dengan kecepatan tinggi: 325 – 450 kpm •Membaca dengan fleksibel bergantung pada tujuan, keperluan, karakteristik bahan bacaan, jenis tulisan, dll •Membaca satuan unit ide, bukan membaca kata demi kata •Tidak melakukan regresi, (mengulang-ulang bacaan) •Menggerakkan bola mata paling banyak 3-4 kali untuk setiap baris bacaan •Membaca senyap, tidak mengikutsertakan gerakan fisik: bibir, mulut •Mampu mengidentifikasi informasi fokus •Membaca dengan sikap kritis, aktif, interaktif, dan kreatif •Berkonsentrasi penuh •Memandang kegiatan baca sebagai suatu kebutuhan •Pembaca tidak efektif ditandai oleh hal-hal berikut: •Membaca dengan kecepatan rendah: 100 – 200 kpm •Membaca secara konstan untuk berbagai situasi dan tujuan baca •Membaca kata demi kata •Melakukan banyak regresi •Menggerakkan bola mata 8 kali atau lebih untuk setiap baris bacaan •Memvokalisasikan bacaan dan melibatkan aktivitas fisik selalin mata •Mendahulukan pemahaman makna literal (fakta-fakta) ketimbang gagasan utama. •Membaca secara pasif •Kurang/tidak berkonsentrasi •Membaca bukan sebagai kebutuhan
Hal-hal yang harus dipersiapkan
• Menyiapkan teks bacaan yang sudah teruji tingkat keterbacaannya dan dike-tahui jumlah katanya; • Menyiapkan perangkat tes pemahaman isi bacaan yang valid • Menyiapkan alat pengukur waktu • Personal (tester)
Jenjang Kognisi Bloom (i) • Ingatan • Pemahaman • Penerapan/aplikasi • Analisis • Sintesis • evaluasi
Jenjang Kognisi Bloom (ii) • Ingatan (c1) • Terjemahan (c2) • Interpretasi (c3) • Penerapan/aplikasi (c4) • Analisis (c5) • Sintesis (c6) • Evaluas (c7)
Proporsi jenjang pertanyaan berdasarkan sasaran pembacanya Jenjang Kognisi Jenjang Sekolah SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat
Ingatan (%) C1 60 50 40
Pikiran (%) C2,C3,C4,C5,C6,C7 40 50 60
PROSEDUR ISIAN RUMPANG DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA Kriteria pembuatannya dapat disarikan KARAKTERISTIK
ALAT UKUR
ALAT AJAR
a. Panjang Wacana
antara 250-350 kata
Maksimal 150 kata
b. Delisi
setiap kata ke-n
Bergantung kebutuhan
c. Evaluasi
(= 50 buah)
Metode contextual words
d. Tindak Lanjut
Metode exact words
Diskusi
-
JENIS-JENIS MEMBACA Berdasarkan sasarannya • Membaca melek huruf pemula, kelas 1-2 SD • Membaca lanjut melek wacana lanjut tingkat dasar (3-6 SD), lanjut tingkat menengah (SMP/sederajat), dan lanjut tingkat tinggi (SMA/ sederajat-dst)
Berdasarkan cara membaca • membaca nyaring (oral reading/aloud reading) • membaca dalam hati (silent reading) (Tarigan, 1986) membaca senyap.
Berdasarkan cakupan bahan • Membaca intensif • Membaca ekstensif
JENIS-JENIS MEMBACA Berdasarkan Klasifikasi tujuan • membaca untuk tujuan behavioral/tertutup/instruksional tujuan pemahamaan dan studi. • Membaca untuk tujuan ekspresif/terbuka membaca pengarahan diri, membaca interpretatif, dan membaca kreatif..
Berdasarkan tingkatan tujuan • • • •
Membaca dasar (elementary reading) Membaca tinjauan (inspectional reading Membaca analitis (analytical reading) Membaca membandingkan (syntopical reading
Berdasarkan teknik menemukan informasi fokus • • • •
Baca-pilih (selecting) Baca-lompat (skipping) Baca-layap (skimming) Baca-tatap (scanning)
Model Bawah-Atas (Bottom-up)
Model Membaca Atas-Bawah (Top-down) Model Membaca Interaktif
TEKNIK MEMBACA DAN PEMBELAJARANNYA
Strategi Membaca Pemahaman
Strategi Membaca Cepat
Konsep MC Membaca
cepat merupakan bagian dari kegiatan membaca dalam hati/senyap Strategi ini lebih cocok digunakan untuk kepentingan perolehan informasi secara umum atau informasi tertentu yang sudah pasti.Teknik mem-bacanya dapat menggunakan teknik skimming (sekilas atau layap) atau teknik scaning (sepintas atau pindai).
Strategi Membaca Cepat Berbagai Strategi Pola Membaca Cepat • Dari jendela itu Bambang melihat langit di timur dan mulai mengarak rona merah. Di jalan raya, sekelompok bakul berjalan beriringan seperti kafilah dalam gelap fajar. Masing-masing memegang obor. Jalanan yang masih berselubung kelam, sedang sepi bermalas-malas. Sesekali lampu motor menyorot dan menghilang menggebu. Bersaing suara knalpotnya yang tajam merobek alam. Tapi, udara pagi itu amat nyaman dan Bambang menghirup dengan perasaan lapang dan bahagia. • Baru kali ini rasanya ia senyaman itu sebab di kota ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya sesudah matahari terik dan kebisingan kota kian menderas dan melaju. Bila pun kebetulan suatu waktu ada kesempatan bangun sebelum matahari terbit, gedung-gedung yang tinggi dan tembok-tembok membuat dadanya sempit. • Tidak ada kicau burung, tidak ada ketenangan yang melapangkan dada. Semuanya serba saling sibuk berhimpit-himpit, dan berkejar-kejaran.
Pola Horizontal
Strategi Membaca Cepat • Dari jendela itu Bambang melihat langit di timur dan mulai mengarak rona merah. Di jalan raya, sekelompok bakul berjalan beriringan seperti kafilah dalam gelap fajar. Masing-masing memegang obor. Jalanan yang masih berselubung kelam, sedang sepi bermalas-malas. Sesekali lampu motor menyorot dan menghilang menggebu. Bersaing suara knalpotnya yang tajam merobek alam. Tapi, udara pagi itu amat nyaman dan Bambang menghirup dengan perasaan lapang dan bahagia. • Baru kali ini rasanya ia senyaman itu sebab di kota ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya sesudah matahari terik dan kebisingan kota kian menderas dan melaju. Bila pun kebetulan suatu waktu ada kesempatan bangun sebelum matahari terbit, gedung-gedung yang tinggi dan tembok-tembok membuat dadanya sempit. • Tidak ada kicau burung, tidak ada ketenangan yang melapangkan dada. Semuanya serba saling sibuk berhimpit-himpit, dan berkejar-kejaran.
Pola Vertikal
Strategi Membaca Cepat • Dari jendela itu Bambang melihat langit di timur dan mulai mengarak rona merah. Di jalan raya, sekelompok bakul berjalan beriringan seperti kafilah dalam gelap fajar. Masing-masing memegang obor. Jalanan yang masih berselubung kelam, sedang sepi bermalas-malas. Sesekali lampu motor menyorot dan menghilang menggebu. Bersaing suara knalpotnya yang tajam merobek alam. Tapi, udara pagi itu amat nyaman dan Bambang menghirup dengan perasaan lapang dan bahagia. • Baru kali ini rasanya ia senyaman itu sebab di kota ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya sesudah matahari terik dan kebisingan kota kian menderas dan melaju. Bila pun kebetulan suatu waktu ada kesempatan bangun sebelum matahari terbit, gedung-gedung yang tinggi dan tembok-tembok membuat dadanya sempit. • Tidak ada kicau burung, tidak ada ketenangan yang melapangkan dada. Semuanya serba saling sibuk berhimpit-himpit, dan berkejar-kejaran.
Pola Diagonal
Strategi Membaca Cepat • Dari jendela itu Bambang melihat langit di timur dan mulai mengarak rona merah. Di jalan raya, sekelompok bakul berjalan beriringan seperti kafilah dalam gelap fajar. Masing-masing memegang obor. Jalanan yang masih berselubung kelam, sedang sepi bermalas-malas. Sesekali lampu motor menyorot dan menghilang menggebu. Bersaing suara knalpotnya yang tajam merobek alam. Tapi, udara pagi itu amat nyaman dan Bambang menghirup dengan perasaan lapang dan bahagia. • Baru kali ini rasanya ia senyaman itu sebab di kota ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya sesudah matahari terik dan kebisingan kota kian menderas dan melaju. Bila pun kebetulan suatu waktu ada kesempatan bangun sebelum matahari terbit, gedung-gedung yang tinggi dan tembok-tembok membuat dadanya sempit. • Tidak ada kicau burung, tidak ada ketenangan yang melapangkan dada. Semuanya serba saling sibuk berhimpit-himpit, dan berkejar-kejaran.
Pola Balok
Strategi Membaca Cepat • Dari jendela itu Bambang melihat langit di timur dan mulai mengarak rona merah. Di jalan raya, sekelompok bakul berjalan beriringan seperti kafilah dalam gelap fajar. Masing-masing memegang obor. Jalanan yang masih berselubung kelam, sedang sepi bermalas-malas. Sesekali lampu motor menyorot dan menghilang menggebu. Bersaing suara knalpotnya yang tajam merobek alam. Tapi, udara pagi itu amat nyaman dan Bambang menghirup dengan perasaan lapang dan bahagia. • Baru kali ini rasanya ia senyaman itu sebab di kota ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya sesudah matahari terik dan kebisingan kota kian menderas dan melaju. Bila pun kebetulan suatu waktu ada kesempatan bangun sebelum matahari terbit, gedung-gedung yang tinggi dan tembok-tembok membuat dadanya sempit. • Tidak ada kicau burung, tidak ada ketenangan yang melapangkan dada. Semuanya serba saling sibuk berhimpit-himpit, dan berkejar-kejaran.
Pola Zigzag
Strategi Membaca Cepat • Dari jendela itu Bambang melihat langit di timur dan mulai mengarak rona merah. Di jalan raya, sekelompok bakul berjalan beriringan seperti kafilah dalam gelap fajar. Masing-masing memegang obor. Jalanan yang masih berselubung kelam, sedang sepi bermalas-malas. Sesekali lampu motor menyorot dan menghilang menggebu. Bersaing suara knalpotnya yang tajam merobek alam. Tapi, udara pagi itu amat nyaman dan Bambang menghirup dengan perasaan lapang dan bahagia. • Baru kali ini rasanya ia senyaman itu sebab di kota ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya ia tak pernah berbuat demikian. Bangun saja biasanya sesudah matahari terik dan kebisingan kota kian menderas dan melaju. Bila pun kebetulan suatu waktu ada kesempatan bangun sebelum matahari terbit, gedung-gedung yang tinggi dan tembok-tembok membuat dadanya sempit. • Tidak ada kicau burung, tidak ada ketenangan yang melapangkan dada. Semuanya serba saling sibuk berhimpit-himpit, dan berkejar-kejaran.
Pola Spiral
STRATEGI MEMBACA PEMAHAMAN
STRATEGI BACA
Teknik Sequencing Teknik Menulis Bersama