Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya PENGARUH MODEL MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) BERBANTUAN MODUL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 6M TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOTAANYAR PROBOLINGGO Najibul Hoer1), Mimien Henie Irawati Al Muhdhar2), Sueb2), Susilowati2), Endang Budiasih2) 1
Jalan H. Mansur, RT.14, RW.04 Sidodadi, Kec. Paiton Kab. Probolinggo 2 Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang no. 5 Malang e-mail:
[email protected] Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Means-Ends Analysis berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis 6M terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan metode quasi exsperiment dengan rancangan pretest-postest nonequivement Control group design. Pengumpulan data dengan menggunakan tes dengan sampel kelas VIIE sebagai kelas eksperimen dan VIID sebagai kelas kontrol SMP Negeri 1 Kotaanyar Probolinggo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Means-Ends Analysis berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis 6M berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kotaanyar Probolinggo. Kata kunci: model Means-Ends Analysis, modul pengelolaan sampah berbasis 6M, keterampilan berpikir kritis Abstract the purpose of this study was to know the effect of Means-Ends Analysis model assisted the module of 6Mbased waste management on critical thinking of students. This study was quasi experimental design with a nonequivalent control group design. Data were collected by using test with class of VIID and VIIE of public junior high schools as sample. The results showed that the Means-Ends Analysis model assisted the module of 6M-based waste management has significant effect on critical thinking of students class VII of public junior high schools 1 Kotaanyar Probolinggo. Keywords: model Means-Ends Analysis, module of 6M-based waste management, critical thinking
berkelanjutan dan etika lingkungan
I. PENDAHULUAN Meskipun kondisi lingkungan hidup Indonesia
pendidikan
lingkungan
[3]
. Kegiatan
memerlukan
model
kaya dengan sumber daya alamnya, namun hal itu
pembelajaran yang harus bervariasi dan perlunya
tidak menutup kemungkinan sering menimbulkan
sarana pendukung seperti bahan ajar berupa modul
masalah lingkungan yang banyak ditimbulkan akibat
pembelajaran berbasis lingkungan sebagai penunjang
ulah
agar dapat tercipta kepedulian dan komitmen dalam
warga
pembuangan
negaranya sampah
sendiri,
antaranya karena
turut melindungi, melestarikan, dan meningkatkan
kurangnya kesadaran menjaga lingkungan pada
kualitas lingkungan serta dapat menemukan solusi
masyarakat Indonesia
yang
di
[11]
berserakan,
. Oleh karena itu, jalur
masalah lingkungan [3].
pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk membangun masyarakat yang menerapkan prinsip
Lavole
1993
(dalam
Dogru,
2008)
menjelaskan salah satu tujuan pendidikan IPA untuk
1164
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya meningkatkan berpikir kritis dan yang paling
utama
untuk
dalam
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis
memecahkan masalah. Keterampilan berpikir kritis
siswa, sehingga siswa memiliki pikiran kritis terhadap
merupakan kecakapan hidup yang sangat penting
permasalahan lingkungan
untuk dimiliki seseorang untuk berani menghadapi
berkelanjutan di bidang pengelolaan sampah berbasis
setiap
dan
6M. Oleh karena itu, penelitian dengan judul
menemukan solusi permasalahan yang dihadapi
“Pengaruh Model Means-Ends Analysis (MEA)
seperti permasalahan sampah pada lingkungan hidup
Berbantuan Modul Pengelolaan Sampah Berbasis 6M
siswa.
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas
tantangan
kemampuan
secara
proaktif
siswa
berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis 6M
mencari
Dalam upaya meningkatkan keterampilan
SMP
Negeri
1
berpikir kritis siswa melalui pendekatan pendidikan
Probolinggo”
hendak
dilakukan.
lingkungan
permasalahan
bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Means-
lingkungan, model Means-Ends Analysis (MEA)
Ends Analysis (MEA) berbantuan modul pengelolaan
diharapkan dapat mengoptimalkannya. Means-Ends
sampah berbasis 6M terhadap keterampilan berpikir
Analysis (MEA) adalah model pembelajaran yang
kritis siswa kelas VII
mengoptimalkan
Kabupaten Probolinggo.
dengan
mengangkat
kegiatan
pemecahan
masalah,
VII
yang dihadapi secara
Kotaanyar
Kabupaten
Penelitian
ini
SMP Negeri 1 Kotaanyar
dengan melalui pendekatan heuristik (cara dalam melakukan
proses
pemecahan
sampai
masalah
II.
tersebut berhasil dipecahkan) yaitu berupa rangkaian pertanyaan
yang
merupakan
petunjuk
METODE Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1
untuk
Kotaanyar Probolinggo pada semester genap tahun
membantu siswa dalam memecahkan masalah yang
pelajaran 2014/2015. Penelitian menggunakan metode
dihadapi [7] [8].
eksperimen semu (quasi exsperimental design). dibagi
Bahan ajar berupa modul pengelolaan sampah
menjadi dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok
berbasis 6M, guru menjadi lebih mudah dalam
pertama berupa
melaksanakan pembelajaran pengelolahan sampah
menggunakan model Means-Ends Analysis (MEA)
baik secara teoritik maupun praktik
[1]
kelompok
eksperimen
yang
. Modul
berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis 6M,
pengelolaan sampah berbasis 6M berisi: konsep 6M
sedangkan kelompok yang kedua kelompok kontrol
yang merupakan upaya pengelolaan sampah rumah
dengan meggunakan pembelajaran konvensional.
tangga yang terimplementasi dalam langkah yaitu
Rancangan penelitian yang digunakan pretest-postest
mengurangi,
nonequivement control group design.
menggunakan
kembali,
mengganti,
memisahkan, mendaur ulang, dan mengompos.
Variabel yang digunakan dalam penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah
terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
dijelaskan sebelumnya, maka peneliti menganggap
Variabel bebas penelitian yaitu Model Means-Ends
perlu adanya penelitian tentang pengaruh penerapan
Analysis berbantuan modul pengelolaan sampah
model pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)
berbasis 6M. Sedangkan variabel terikat pada
1165
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya penelitian terdiri dari keterampilan berpikir Tabel 1 menggambarkan perbedaan rerata nilai
kritis siswa. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kotaanyar Probolinggo pada semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian ini siswa kelas VIID sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIE sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel yang akan digunakan untuk penelitian dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian berupa soal esai untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Tes uji coba pada instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Selain validasi, instrumen juga divalidasi isi dan konstruk oleh ahli. Uji hipotesis
antara pretes dan postes keterampilan berpikir kritis, perbedaan menunjukkan bahwa nilai rerata postes kelas eksperimen lebih besar dari pada rerata nilai pretes.
Tabel
juga
menggambarkan
adanya
peningkatan pengetahuan siswa yang lebih besar kelas eksperimen
dari
pada
kelas
kontrol.
Dapat
disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa meningkat pada kelas eksperimen yang menggunakan model Means-Ends Analysis (MEA) berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis 6M. Rerata nilai keterampilan berpikir kritis setiap aspek pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 2 dan
menggunakan anakova.
3. III. HASIL Paparan hasil penelitian di kelas VII SMP Negeri Kotaanyar Kabupaten Probolinggo Tahun 2015 ialah rerata nilai keterampilan berpikir. Secara umum
keterlaksanaan
pada
kelas
eksperimen
pembelajaran guru berlangsung 98% (sangat baik), sedangkan keterlaksanaan pembelajaran pada siswa secara umum berlangsung 95% (sangat baik). Temuan ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran berjalan sangat baik. Data nilai keterampilan berpikir kritis terdiri dari rerata skor pretes-postes pada kelas eksperimen
Tabel 2 Rerata Nilai Setiap Aspek Keterampilan Berpikir Kritis pada Kelas Eksperimen SMPN 1 Kotaanyar Aspek No. Keterampilan Kategori Kategori Pretes Postes Berpikir Kritis Merumuskan 1,10 Kurang 2,69 Baik 1 masalah 2 Memberi argumen 1,36 Kurang 2,98 Baik 3 Melakukan deduksi 1,38 Kurang 2,81 Baik 4 Melakukan induksi 1,57 Cukup 2,86 Baik 5 Melakukan evaluasi 1,07 Kurang 3,05 Baik Memutuskan dan 0,86 Kurang 2,62 Baik 6 melaksanakan Tabel 3 Rerata Nilai Setiap Aspek Keterampilan Berpikir Kritis pada Kelas Kontrol SMPN 1 Kotaanyar Aspek Keterampilan No. Kategori Kategori Berpikir Kritis Pretes Postes 1,01 Kurang 1,36 Kurang 1 Merumuskan masalah 2
Memberi argumen
1,68
Cukup
1,98
Cukup
dan kelas kontrol. Data rerata nilai kelas eksperimen
3
Melakukan deduksi
1,13
Kurang
1,52
Cukup
dan kelas kontrol keterampilan berpikir kritis dilihat
4
Melakukan induksi
2,23
Cukup
2,39
Cukup
5
Melakukan evaluasi Memutuskan dan melaksanakan
0,90
Kurang
2,02
Cukup
0,90
Kurang
1,08 Kurang
pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Rerata Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SMPN 1 Kotaanyar Nilai Nilai Kelas Kategori Minimum Maksimum Pretes 1,22 0,67 2,00 Kurang Eksperimen Postes 2,83 1,89 3,56 Baik Pretes 1,31 1,00 1,67 Kurang Kontrol Postes 1,72 0,89 3,22 Cukup
6
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa rerata nilai setiap aspek keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen menunjukkan rerata nilai setiap aspek postes jauh lebih besar dari pada rerata nilai setiap aspek pretes pada kelas eksperimen.
1166
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya Perbedaan rerata nilai setiap aspek pada kelas
eksperimen
dapat
disimpulkan
peningkatan setiap aspek keterampilan berpikir kritis pada kelas eksperimen. Sedangkan berdasarkan Tabel 3, maka dapat dijelaskan rerata nilai setiap aspek keterampilan berpikir kritis kelas kontrol postes lebih besar
dari
pretes,
namun
tidak
terlalu
besar
perbedaannya. Aspek melakukan evaluasi pada kelas postes mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan dengan aspek lain yaitu sebesar 3,05. Dapat disimpulkan
bahwa
rerata
nilai
Berdasarkan Tabel 5, hasil analisis Anakova
terdapat
setiap
model pembelajaran diperoleh nilai hasil analisis sig.= 0,000 lebih kecil dari 0,05 (< 0,05), sehingga H0 ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa model Means-Ends Analisis berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis 6M berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 1 Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.
aspek
keterampilan berpikir kritis kelas kontrol antara pretes
IV.
Berdasarkan hasil analisis Anakova dapat
dan postes kelas kontrol mengalami peningkatan keterampilan berpikir kritis yang tidak cukup besar kecuali
pada
aspek
melakukan
evaluasi
yang
uji
hipotesis
variabel
disimpulkan bahwa model Means-Ends Analisis berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis 6M berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis
mengalami peningkatan yang cukup besar. Analisis
PEMBAHASAN
terikat
keterampilan berpikir kritis, pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada penelitian ini diuji menggunakan uji Anakova satu arah. Hasil uji Anakova pengaruh model Means-Ends Analysis (MEA) berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis 6M terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada
siswa kelas VII SMPN 1 Kotaanyar. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa model Means-Ends Analisis berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis 6M memiliki sumbangan sebesar 63,9 % terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 1 Kotaanyar. Penelitian ini membuktikan bahwa model Means-Ends Analisis memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap keterampilan berpikir kritis
Tabel 4 berikut.
siswa karena di dalam sintaks pembelajarannya Tabel 4 Hasil Uji Anakova Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMPN 1 Kotaanyar Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Postes Berpikir Kritis Sum of Mean Source Squares df Square F Sig. Corrected a 12669,353 2 6334,677 50,489 ,000 Model Intercept 3862,732 1 3862,732 30,787 ,000 Pretesberpikir k 1723,668 1 1723,668 13,738 ,000 modelpemb 11964,656 1 11964,65 95,361 ,000 Error 6775,208 54 125,467 Total 203045,000 57 Corrected Total 19444,561 56 a. R Squared = ,652 (Adjusted R Squared = ,639)
terdapat poses pemecahan masalah kemudian mencari solusi
dengan
berbagai
cara
untuk
menjawab
permasalahan. Hal tersebut ditegaskan dalam Huda (2014: 294) bahwa Means-Ends Analysis merupakan cara berbeda untuk memecahkan masalah sehingga mencapai tujuan akhir dari permasalahan tersebut. Mengenai hal mencari solusi dari permasalahan atau memecahkan
masalah
dapat
meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dipertegas oleh Greenstein (2012: 63) yang menyatakan bahwa keterampilan
1167
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya berpikir kritis melibatkan aktivitas mental dalam memecahkan masalah.
banyak strategi pemecahan masalah seperti MEA membantu siswa dalam belajar. Saat ini, MEA sudah
Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi
[2]
mulai diadopsi dalam konteks pembelajaran yang
. Untuk
telah menjadi salah satu variasi pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis maka
pemecahan masalah. Model Means-Ends Analysis
harus dikembangkan model pembelajaran yang
dapat menemukan solusi dari masalah dan dapat
membantu
dan
menjelaskan langkah dalam pemecahan masalah. Hal
mengevaluasi langkah dalam mencari solusi dari
itu diperkuat oleh sebuah penelitian pembelajaran
siswa
permasalahan
[12]
.
untuk
Dengan
menganalisis
hal
tersebut
dapat
matematika anak SD Desa Bebetin yang dilakukan
dijelaskan bahwa pembelajaran yang tepat untuk
oleh Harto et al.(2014) yang menyimpulkan bahwa
meningkatkan keterampilan berpikir kritis adalah
terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah
pembelajaran berbasis masalah, di antaranya model
matematis siswa yang memperoleh matematika
Means-Ends Analysis. Menurut Newell & Simon,
dengan model Means-Ends Analysis lebih baik
1972 (dalam Holyoak, 1995: 272) Means-Ends
daripada siswa yang memperoleh pembelajaran
Analysis salah satu pencarian solusi permasalahan
matematika biasa.
heuristik secara umum yang merupakan pencampuran
Keterampilan berpikir kritis mempunyai posisi
maju dan mundur dalam pencarian solusi masalah. Ide
yang unggul di antara banyak tujuan pembelajaran
utama yang mendasari Means-Ends Analysis adalah
dan keterampilan berpikir kritis ini merupakan hal
pencarian
yang dianjurkan oleh para pendidik dan teori
solusi
suatu
masalah
dipandu
oleh
[13]
pendeteksian antara keadaan saat ini (current state)
pendidikan pada masa sekarang ini
dan
Jadi
model pembelajaran mempengaruhi keterampilan
peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa kelas
berpikir kritis siswa kelas VII SMPN Kotaanyar, juga
VII SMP Negeri 1 Kotaanyar sesuai dengan beberapa
tidak dipungkiri pengaruh lain karena adanya
teori dan penelitian lainnya yaitu dengan pendekatan
perpaduan antara model Means-Ends Anlysis dengan
pencarian solusi masalah.
modul pengelolaan sampah berbasis 6M dalam sajian
keadaan
Salah
tujuan
satu
akhir
(goal
pembelajaran
state).
yang
. Di samping
mampu
mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. Hal itu
meningkatkan keterampilan berpikir kritis ialah model
ditegaskan oleh Dogru (2008) menjelaskan bahwa
Means-Ends Analysis. Hal itu dipertegas oleh Newell
salah satu tujuan pendidikan IPA untuk meningkatkan
& Simon 1972 (dalam Langley & Rogers, 2005)
berpikir kritis, menanggapi secara logis, dan yang
menyatakan bahwa banyak permasalahan atau kasus,
paling utama untuk meningkatkan kemampuan siswa
pemecahannya menggunakan Means-Ends Analysis.
dalam memecahkan masalah. Memecahkan masalah
Hal itu juga diuatkan oleh pernyayaan Tricot et al.
yang
(2000:106 ) yang mengatakan banyak peneliti yang
lingkungan.
dimaksud
di
antaranya
permasalahan
telah mempelajari cara untuk membantu siswa dalam
Modul pengelolaan sampah berbasis 6M
learning by doing, para peneliti telah menunjukkan
memberikan peranan yang sangat penting karena
1168
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya modul pengelolaan sampah berbasis 6M merupakan pembelajaran lingkungan. Pembelajaran berbasis
lingkungan
mampu
VII. UCAPAN TERIMAKASIH
meningkatkan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
keterampilan berpikir kritis siswa karena siswa
semua pihak SMP Negeri 1 Kotaanyar Kabupaten
dihadapkan pada masalah lingkungan. Hal itu
Probolinggo yang telah memberi izin dan segala
ditegaskan oleh Daryato & Suparihatin (2013: 5)
dukungan dalam segala aspek untuk keterlaksanaan
menyatakan bahwa pendidikan lingkungan dapat
serta kelancaran terhadap penelitian ini.
mempermudah siswa dalam mencapai keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, berpikir secara integratif,
dan
memecahkan
masalah.
Hal
itu
dikuatkan juga oleh Nurafiah et.al (2013:3) bahwa untuk meningkatkan kemampuan siswa tidak hanya sekedar
meningkatkan
melainkan
pembelajaran
pengetahuannya mencari
solusi
saja suatu
masalah.
V.
SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian
ini disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: model Means-Ends Analysis berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis 6M berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 1 Kotaanyar Probolinggo.
VI.
SARAN Beberapa saran yang dapat diberikan sebagai
berikut: guru dapat menerapkan model Means-Ends Analysis berbantuan modul pengelolaan sampah berbasis
6M
untuk
meningkatkan
keterampilan
berpikir kritis siswa. Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan model Means-Ends Analysis, keterampilan berpikir kritis yang lebih mendalam.
VIII. DAFTAR RUJUKAN [1] Al Muhdhar, M. H. I. 2014. Mengubah Paradigma Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Pembudayaan 6M. Malang: UM Press [2] Anggraeni, L. 2012. Penerapan Metode Studi Kasus Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Hubungan Internasional. Jurnal Media Komunikasi FIS, 11 (1). (Online),(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph p/MKFIS/article/viewFile/462/380), diakses 26 Desember 2014 [3] Daryanto & Suprihatin, A. 2013. Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup (Mundiatun, Ed.). Yogyakarta: Gava Media [4] Dogru, M. 2008. The Application of Problem Solving Method on Science Teacher Trainees on the Solution of the Environmental Problems. Journal of Environmental & Science Education. 32 (3). (Online), (http://www.ijese.com/V3_N1_Dogru.pdf), diakses tanggal 15 Nopember 2014. [5] Greenstein, L. 2012. Assesing 21st Century Skills:A Guide To Evaluating Mastery and Authentic Learning. London: Corwin A SAGE Company. [6] Harto, K. T., Agung, A.A.G., & Wibawa. C.I.M. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dengan Setting Belajar Kelompok Berbantuan LKS Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV di SD Desa Bebetin. e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, 2 (1). (Online), (http://ejournal.undiksha.ac.id), diakses 12 Desember 2014 [7] Huda, M. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (S. Z. Qudsy & A. Fawaid, Eds.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
1169
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya [8] Holyoak, K. J. 1995. Chapter 8 Problem Solving. Dalam E. E. Smith & D. N. Osherson Thinking: An Invitation to Cognitive Science – 2nd Edition. Vol. 3: 267-296. (Online), (http://reasoninglab.psych.ucla.edu), diakses 20 Desember 2014 [9] Langley, P & Rogers, S. 2005 . An Extended Theory of Human Problem Solving. Cognitive Science Journal.3 (2). (Online), (http://www.ingenieriasimple.com), diakses 29 Maret 2015 [10] Li, N., Stracuzzi, D. J., Langley, P., & Nejati, N. 2009. Learning Hierarchical Skills From Problem Solutions Using Means-Ends Analysis. Journal of Institute for the Study of Learning and Expertise. (Online), (http://www.isle.org/~langley/papers/icarus.cog sci09.pdf), diakses 20 Desember 2014 [11] Nugraha, A. R. 2009. Menyelamatkan Lingkungan Hidup dengan Pengelolaan Sampah. Bekasi: Cahaya Pustaka Raga.
[12] Nurafiah F, Nurlaelah E, & Sispiyati R. 2013. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Antara Yang Memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL). Jurnal Pengajaran MIPA. 18 (1): 1-8. (Online), (http://fpmipa.upi.edu/journal/v1/), diakses 27 Juni 2015 [13] Siegel, H. 2010. Critical Thinking. International Encyclopedia of Education, 6 (1): 141-145. [14] Susilowati, Al Muhdhar, M. H. I., & Budiasih. 2014. Laporan Tahunan Hibah Bersaing: Pengembangan Modul Pengolahan Sampah Berbasis 6M Bagi Guru dan Siswa SMP Guna Mendukung Program Sekolah Adiwiyata (Pelaksanaan Penelitian Tahun Kedua: Uji Coba Lapangan Utama). Malang: LP2M UM [15] Tricot, A., Demarcy, C. P., & Boussarghini, R. E. 2000. Specific Help Devices for Educational Hypermedia. Journal of Computer Assisted Learning. Vol 16: 102-113. (Online), (http://citeseerx.ist.psu.edu), diakses 29 Maret 2015
1170