MEMBACA GAMBAR TEKNIK Kompetensi Dasar: Membaca gambar teknik
Oleh:
Pranowo Sidi, ST., MT
[email protected] [email protected]
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah kegiatan belajaran, diharapkan peserta didik dapat: 1. 2. 3. 4. 5.
Memahami pengertian gambar teknik Mengidentifikasi peralatan gambar teknik Menggunakan peralatan gambar teknik Membuat skala pada gambar teknik Membuat etiket gambar teknik
MEMBACA GAMBAR TEKNIK
Pengertian: Memahami dan mengerti informasi yang diberikan oleh gambar kerja sehingga bisa diwujudkan pada benda yang diproduksi.
FUNGSI GAMBAR TEKNIK 1. Gambar sebagai bahasa teknik atau sebagai alat komunikasi orang teknik. 2. Gambar sebagai bahan informasi teknik. 3. Gambar sebagai gagasan dan pengembangan.
ALAT-ALAT GAMBAR UNTUK TEKNIK PEMESINAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Segitiga Jangka Pensil Penggaris Mal Penghapus Busur derajat Papan gambar dan meja gambar Rapido Tinta Dan sebagainya.
PENGGARIS SEGITIGA
PENGGARIS PANJANG
JANGKA
PENGGUNAAN PENGGARIS T
PENGGUNAAN SEPASANG SEGITIGA
PENGGUNAAN SEPASANG SEGITIGA MEMBUAT GARIS TEGAK LURUS
PENGGUNAAN SEPASANG SEGITIGA MEMBUAT GARIS SEJAJAR
PENGGUNAAN SEPASANG SEGITIGA MEMBUAT SEGITIGA SAMA SISI
PENGGUNAAN SEPASANG SEGITIGA MEMBUAT SUDUT
PENGGUNAAN SEPASANG SEGITIGA MEMBUAT SEGI ENAM DIDALAM LINGKARAN
PENGGUNAAN SEPASANG SEGITIGA MEMBUAT SEGI ENAM DILUAR LINGKARAN
PENGGUNAAN JANGKA
PENGGUNAAN JANGKA
PENSIL BATANG DAN PENSIL MEKANIK
PENGGUNAAN PENSIL MENARIK GARIS
KEKERASAN PENSIL
Keras 4 5 6 7 8 9
H H H H H H Semakin keras
Sedang
Lunak
3H 2H H F HB B Semakin lunak
2 3 4 5 6 7
B B B B B B Semakin unak.
MAL LENGKUNG
RAPIDO
PENGGUNAAN MAL LENGKUNG
MAL BENTUK GEOMETRI
MEJA GAMBAR
MEJA GAMBAR ROL
MESIN GAMBAR ROL
BUSUR DERAJAT
MACAM KERTAS GAMBAR A. Kertas manila B. Kertas strimin atau milimeter blok C. Kertas Kalkir
UKURAN KERTAS GAMBAR Seri Ukuran A0 1.189 x 841 A1 841 x 594 A2 594 x 420 A3 420 x 297 A4 297 x 210 A5 210 x 148
kiri 20 20 20 20 15 15
kanan 10 10 10 10 5 5
MENULIS HURUF DAN ANGKA Huruf dan angka tegak Huruf dan angka miring (posisi miring kekanan 15°
UKURAN HURUF DAN ANGKA Tinggi Huruf besar
3.5
5
7
10
14
Tinggi Huruf kecil
2.5
3.5
5
7
10
Jarak antar huruf
0.7
1
1.4
2
2.8
5
7
10
14
20
1.5
2.1
10
14
20
0.35
0.5
0.7
1
1.4
Jarak minim tiap baris
Jarak minim antar suku kata Tebal huruf atau kata
PENGGUNAAN GARIS Garis tebal kontinyu, ukuran 0,5 dan 0,7 mm Digunakan untuk garis tepi, garis benda yang terlihat
PENGGUNAAN GARIS 1. Garis tipis kontinyu, ukuran 0,25 dan 0,35 mm 2. Digunakan untuk garis bantu,garis arsir, garis permukaan radius, garis ukur,garis penampang putar dan garis sumbu pendek
PENGGUNAAN GARIS Garis bebas, ukuran 0,25 mm Digunakan untuk garis robekan yang memperlihatkan bagian dalam benda
PENGGUNAAN GARIS Garis putus-putus atau gores-gores tipis,ukuran 0,5 dan 0,3 mm Digunakan untuk garis yang terhalang
PENGGUNAAN GARIS Garis tipis gores titik gores, ukuran 0,25 mm Digunakan untuk garis tengah simetri atau garis sumbu. Dan garis lingkaran tusuk
PENGGUNAAN GARIS Garis gores gores titik gores tapi kedua ujungnya tebal. Digunakan untuk garis pemotongan benda kerja
SKALA GAMBAR Skala gambar digunakan untuk memperbesar atau memperkecil pada media gambar. Tujuan supaya informasi gambar tetap tersampaikan meskipun medianya kecil ataupun besar. Skala gambar diperbesar misalnya 2:1 atau 5:1 atau 10:1 atau 20:1 atau 50:1 artinya gambar kerjadiperbesar 2 kali dari ukuran benda sebenarnya. Skala diperkecil misalnya 1:2 atau 1:5 atau 1:10 atau 1:100 atau 1:500 atau 1:100 artinya gambar kerja diperkecil 2 kali dari ukuran benda sebenarnya. Skala tetap adalah 1:1 ukuran gambar kerja sama dengan ukuran benda sebenarnya
KEPALA GAMBAR/ETIKET Etiket : berisi tentang identitas gambar yakni: 1. nama gambar 2. skala gambar 3. tanggal pembuatan gambar 4. nama yang menggambar 5. skala gambar 6. yang mengkoreksi gambar dll.
KEPALA GAMBAR/ETIKET
DASAR MENGGAMBAR TEKNIK (VIDEO)
www.youtube.com
TUGAS 1. Buatlah kertas gambar ukuran A4 (tegak)! 2. Buatlah etiketnya (pilih salah satu) dan sesuaikan dengan ukurannya ! 3. Isilah etiket tersebut dengan huruf miring ! 4. Buatlah garis sejajar mendatar dengan jarak masingmasing 5 mm (penuh dari atas sampai kebawah)! 5. Isilah baris-baris tersebut dengan huruf standar miring dan angka standar miring (tinggi huruf dan angka 5 mm) ! 6. Isikan nama gambar pada etiket HURUF DAN ANGKA dengan tinggi huruf 7 mm (usahakan letaknya ditengah-tengah)
TUGAS 1. Gambarlah di kertas A3 posisi mendatar busur seperti contoh dengan skala 1:1 2. Lengkap dengan etiketnya
TUGAS 1. Gambarlah di kertas A3 posisi tegak, garis-garis seperti contoh dengan skala 1:1 2. Jarak masing-masing garis 3 mm 3. Lengkap dengan etiketnya
TUGAS 1. Gambarlah di kertas A3 posisi tegak, garis-garis seperti contoh dengan skala 1:1 2. Lengkap dengan etiketnya
FORMATIF 1. Sebutkan ukuran kertas di bawah ini: a.A1 b. A3 c. A4 2. Apabila huruf besar 5 mm, berapakah tebal huruf dan jarak antara suku kata. 3. Sebutkan tiga macam garis menurut ASA dan kegunaannya? 4. Panjang suatu benda kerja 90 mm, tebal 60 mm dan tingginya 24 mm pada gambar skala 3 : 1, berapakah panjang, lebar, dan tingginya ? 5. Jelaskan fungsi etiket gambar.
MEMBACA GAMBAR TEKNIK Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan gambar teknik
Oleh:
Pranowo Sidi, ST., MT.
[email protected] [email protected]
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menerima materi ajar siswa diharapkan dapat: 1. Memahami fungsi gambar proyeksi 2. Mengetahui macam-macam proyeksi 3. Membuat gambar proyeksi 4. Memahami fungsi gambar potongan 5. Mengetahui macam-macam gambar potongan
PROYEKSI PIKTORIAL Macam proyeksi piktorial 1. Proyeksi Dimetri 2. Proyeksi Isometri 3. Proyeksi Miring 4. Perspektif
PROYEKSI DIMETRI a. Sudut kemiringan sb x = 7° dan sb y = 42° b. Skala pada ukuran untuk sb y adalah 1:2 sedangkan yang lain 1:1
PROYEKSI ISOMETRI a. Sudut kemiringan 30° untuk sb x dan sb y b. Skala pada semua sb adalah 1:1
MACAM ISOMETRI A. Isometri Normal
B. Isometri terbalik C. Isometri Horisontal
ISOMETRI NORMAL
ISOMETRI TERBALIK
ISOMETRI HORISONTAL
PROYEKSI KAVALIR/MIRING a. Sudut kemiringan x = 0° dan y = 45° b. Skala pada sb y adalah 1:2
PROYEKSI PERSPEKTIF
PROYEKSI ORTOGONAL a. Gambar proyeksi yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus atau sejajar terhadap proyektornya. b. Proyektor adalah garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi
PROYEKSI ORTOGONAL DARI SEBUAH TITIK
PROYEKSI ORTOGONAL DARI SEBUAH GARIS
PROYEKSI ORTOGONAL DARI SEBUAH BIDANG
PROYEKSI ORTOGONAL SEBUAH BENDA
MENGGAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL BENDA 3 DIMENSI DIGUNAKAN BEBERAPA PANDANGAN
PROYEKSI ORTOGONAL Yang paling sering dipakai dalam proyeksi ortogonal adalah; a. Proyeksi Eropa b. Proyeksi Amerika
PROYEKSI EROPA
1. Pandangan depan 2. Pandangan samping 3. Pandangan atas
PENERAPAN PROYEKSI EROPA
PROYEKSI EROPA
PROYEKSI AMERIKA
1. pandangan atas 2. pandangan depan 3. Pandangan samping
PENERAPAN PROYEKSI AMERIKA
PROYEKSI AMERIKA
SIMBOL PROYEKSI A. Proyeksi Eropa B. Proyeksi Amerika
A
.
B .
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 1. Pemilihan pandangan pandangan yang mempunyai informasi terbanyak dinyatakan sebagai pandangan utama atau pandangan depan
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 2. Jumlah pandangan Jumlah pandangan (termasuk potongan)yang dibutuhkan disesuaikandengan keperluan tanpa menimbulkan keraguan, misal gambar silindris sederhana dapat digambarkan satu pandangan
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 3. Posisi gambar
posisi gambar,terutama pandangan depan harus digambarkansesuai dengankedudukan utama saat dibuat
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 4. Pandangan sebagian Pandangan sebagian dapat diberikan apabila pandangan lengkap tidak dapat memberikan informasi lengkap
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA P 5. Pandangan setempat Apabila cara penyajian dapat dilakukan tanpa menimbulkan keraguan, diperbolehkan memberikan pandangan pandangan setempat, sebagai ganti pandangan simetri. Harus digambarkan dengan
proyeksi amerika
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 6. Perpotongan sebenarnya Perpotongan geometri sebenarnya bila nampak sebenarnya harus digambarkan tebal kontiyu, apabila terhalang digambarkan garis putus-putus
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 7. Perpotongan maya Misalnya pada rusuk atau sudut yang membulat
digambarkan dengan ditandai pada pandangan depan dengan garis tipis kontinyu tanpa menyentuh garis tepi
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 8. Penggambaran perpotongan yang disederhanakan, maka garis perpotongan maya dapat diberikan: a. antara 2 silinder
b. antar 1 silinder dengan prisma segi4
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 9. Pandangan benda simetri dapat digambarkan sebagian/perpotongan sumbunya
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 10.Pandangan yang diperpendek,untuk menghemat tempat
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 11.Penggambaran yang berulang dapat digambarkan satu tapi tetap ada tandanya.
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 12. Elemen digambarkan skala yang lebih besar
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 13.Garis batas benda digambarkan untuk benda asal dan benda yang terbentuk. Menggambarkannya dengan garis rantai tipis titik ganda
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 14.Benda Transparan, benda tembus pandang harus
digambarkan tidak tembus pandang
PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA 15. Pemakaian warna pada gambar tidak diharuskan, apabila pakai harus diinformasikan dengan jelas
TUGAS Buatlah gambar isometrinya, dengan kedudukan : – Normal – Terbalik – Horizontal Masing-masing pada kertas gambar A4 tegak. Lengkap dengan ukurannya Nama gambar » ISOMERTIS (NORMAL) » ISOMETRIS (TERBALIK) » ISOMETRIS (HORIZONTAL)
TUGAS 1. Salinan gambar (gambar 2 dan 3) dengan proyeksi dimetris, dengan skala 1:1 2. Gambar dibuat pada kertas gambar A4 tegak. 3. Nama Gambar : PROYEKSI DIMETRIS
TUGAS 1. Salinan gambar (gambar 4 dan 5) dengan skala 1:1 pada kertas A4 tegak (gambar dengan proyeksi miring) 2. Nama Gambar : PROYEKSI MIRING
Tugas Gambar berikut merupakan pandangan depan, kiri dan atas menurut metode E dimana terdapat beberapa garis yang belum tergambar, buatlah pada kertas A4 dengan skala 1:1; – Pandangan depan, kanan dan atas menurut metode A; – Perspektif isometri.
TUGAS 1. Gambar berikut adalah pandangan eropa dan gambar isometrinya tetapi belum lengkap. 2. Gambarkan dengan skala 1:1 pada kertas A4 dan lengkapilah!
FORMATIF 1. Garis tebal kontinyu pada gambar teknik digunakan untuk: 2. Gambarkan simbol proyeksi Eropa: 3. Gambarkan simbol proyeksi Amerika 4. Sebutkan 5 macam proyeksi yang kalian ketahui. 5. Jelaskan 5 proyeksi tersebut
MENGGAMBAR TEKNIK Kompetensi Dasar: memilih teknik gambar yang benar
Oleh: Hettyk Ratnasari
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menerima materi diharapkan siswa dapat: 1. Memilih teknik menggambar dengan benar 2. Memilih gambar potongan dengan benar 3. Memberi tanda pengerjaan pada gambar dengan benar 4. Memberi ukuran pada gambar dengan benar 5. memberi tanda toleransi dengan benar
GAMBAR POTONGAN Adalah gambar yang memberikan informasi yang lengkap terutama pada gambar benda kerja yang berongga atau berlubang. Fungsinya menjelaskan bagian-bagian benda kerja yang tidak kelihatan terutama yang berongga atau berlubang. Contoh : benda kerja yang dibor tidak tembus.
GAMBAR POTONGAN Gambar dibawah ini informasinya belum jelas, apakah dalamnya berongga atau tidak
GAMBAR POTONGAN Gambar ini lengkap dengan garis goresnya sehingga kelihatan rumit
GAMBAR POTONGAN Kedua gambar terdahulu agak meragukan, karena itu dibuat dengan bekas penggergajian seperti gambar dibawah ini
TANDA PEMOTONGAN Tanda pemotongan dengan garis sumbu,pada ujungnya dipertebal
TANDA PEMOTONGAN Tanda pemotongan bergelombang atau zig-zag
TANDA PEMOTONGAN Tanda pemotongan dengan garis tipis bergelombang bebas
PENEMPATAN GAMBAR POTONGAN Jika proyeksi Amerika maka: gambar penampang potongannya diletakkan/berada dibelakang tanda panahnya
PENEMPATAN GAMBAR POTONGAN Jika proyeksi eropa: gambar penampang potongannya berada/terletak didepan tanda panahnya
PENEMPATAN GAMBAR POTONGAN Penampang potongan diputar
BENDA-BENDA YANG TIDAK BOLEH DIPOTONG 1. poros pejal 2. jari-jari pejal dan semacamnya 3.pelat penguat dudukan poros dan flens
JENIS-JENIS GAMBAR POTONGAN A. potongan penuh
JENIS-JENIS GAMBAR POTONGAN B. Potongan separuh
JENIS-JENIS GAMBAR POTONGAN C. Potongan sebagian/setempat atau lokal
JENIS-JENIS GAMBAR POTONGAN D. Potongan meloncat
JENIS-JENIS GAMBAR POTONGAN E. Potongan putar
GARIS ARSIRAN Untuk menggambarkan gambar proyeksi yang dipotong dan gambar pandangan digunakan garis arsiran
MACAM-MACAM ARSIRAN
Sudut arsiran 45° Tebal arsiran dilihat pada tabel dibawah ini Macam garis ketebalan (mm) Garis tepi 1 0,7 0,5 Garis ukur/bantu 0,7 0,5 0,35 Garis arsir 0,5 0,35 0,25
ATURAN MEMBERI ARSIRAN Arsiran untuk bidang yang luas diarsir pada pinggir
ATURAN MEMBERI ARSIRAN Arsiran untuk benda yang berdampingan/berdempetan
ARSIRAN UNTUK MENUNJUKKAN BAHAN Baja, Besi Tuang, Kuningan, Baja Tuang, Perunggu, Aluminium, dan yang sejenisnya Timah, Logam Putih, Seng, dan yang sejenisnya.
ARSIRAN UNTUK MENUNJUKKAN BAHAN
Bahan Isolasi dan bahan sintetis.
Batu, Porselen, Keramik, Kerikil, dan yang sejenisnya.
ARSIRAN UNTUK MENUNJUKKAN BAHAN Potongan benda tipis dapat diperlihatkan dengan menghitamkan seluruh bidang. Apabila cara ini dipakai pada gambar susunan, suatu jarak antara tidak boleh lebih kecil dari 0,7 mm harus diberikan kepada benda yang berdempetan.
ATURAN MEMBERI ARSIRAN Angka dan ukuran, jika angka tidak bisa dihindari didalam arsiran maka ukurannya jangan diarsir.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mengetahui fungsi toleransi pada ukuran 2. Menghitung/menentukan besar toleransi pada gambar
TOLERANSI Ukuran penyimpangan yang diijinkan yaitu: penyimpangan ke bawah dan penyimpangan keatas.
MENGAPA ADA TOLERANSI? 1. Karena saat membuat benda kerja sering tidak sesuai ukurannya. 2. Penyebab tidak sesuai adalah: a.Kesalahan melihat alat ukur b.Kondisi alat/mesin c.Perubahan suhu pada saat penyayatan/pengerjaan benda kerja
APAKAH TUJUAN TOLERANSI? Agar benda dapat diproduksi secara masal pada tempat yang berbeda dan tetap memenuhi fungsinya, terutama fungsi mampu tukar. Contoh adalah memproduksi suku cadang kendaraan.
ISTILAH DALAM TOLERANSI Ukuran dasar adalah ukuran yang dibaca tanpa penyimpangan. Penyimpangan atas adalah penyimpangan terbesar yang diijinkan Penyimpangan bawah adalah penyimpangan terkecil yang diijinkan Ukuran Maksimal yang diijinkan adalah penjumlahan ukuran dasar dengan penyimpangan atas Ukuran Minimal yang diijinkan adalah penjumlahan ukuran dasar dengan penyimpangan bawah
ISTILAH DALAM TOLERANSI Toleransi lubang, toleransi poros adalah perbedaan antara penyimpangan atas dengan penyimpangan bawah atau perbadaan ukuran maksimal dan ukuran minimal yang diijinkan Garis nol, keatas daerah positif, kebawah daerah negatif Ukuran sesungguhnya, ukuran dari hasil pengukuran benda setelah diproduksi, terletak pada ukuran antara minimal yang diijinkan dan maksimal yang diijinkan
ISTILAH DALAM TOLERANSI
MENGHITUNG TOLERANSI Contoh:
tentukan harga toleransi untuk ǿ15
+0,2 +01
Jawab:
Ud : ǿ15 mm Pa : +0,2 mm Pb : +0,1 mm Umaks = Ud + Pa = ǿ 15 + 0,2 = ǿ15,2 mm Umin = Ud + Pb = ǿ 15 + 0,1 = ǿ 15,1 mm Tl = Pa – Pb = +0,2-(+0,1) = 0,1 mm atau Tl = UmaksUmin= 0,1 mm Us = Umin…Umaks = ǿ 15,1 … ǿ 15,2 mm
TOLERANSI UMUM Toleransi umum ialah toleransi yang mengikat beberapa ukuran dasar, sedangkan toleransi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut dicantumkan.
PENGGUNAAN TOLERANSI Toleransi digunakan pada: a. Benda kerja yang berbentuk poros dilambangkan dengan huruf kecil b. Benda kerja yang berbentuk lubang dilambangkan dengan huruf besar atau kepital Klasifikasi benda yang digunakan toleransi: a. Golongan lubang, antara lain lebar alur pasak, lebar alur slot, lubang untuk pena b. Golongan poros, antara lain poros, pasak slot.
DERAH TOLERANSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami pengertian suaian 2. Mengerti komponen-komponen benda yang memerlukan suaian 3. Memahami jenis-jenis suaian pada benda yang memerlukan suaian
SUAIAN Adalah: Toleransi benda yang berpasangan Macam suaian: a. Suaian pas kemungkinan terjadi suaian longgar atau suaian paksa, tergantung dari ukuran sesungguhnya, setelah benda kerja dibuat. b. Suaian paksa atau sesak harus dipasang dengan cara paksa (dipres) karena poros lebih besar dari lubang (terdapat kesesakan). c. Suaian longgar setelah dipasang selalu ada celah (clearance) karena lubang lebih besar dari poros.
SISTEM SUAIAN 2 macam sistem suaian: a. Sistem suaian basis poros, Suaian sistem poros menggunakan daerah h sebagai patokan, mengingat penyimpangan atasnya sama dengan nol, daerah toleransi lubang diatur menurut suaian yang direncanakan. b. Sistem suaian basis lubang, pada sistem ini, daerah H dijadikan patokan dengan dasar bahwa penyimpangan bawahnya sama dengan nol, daerah toleransi poros diatur menurut suaian yang direncanakan.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mengidentifikasi ukuran pada gambar teknik 2. Memberi ukuran pada gambar
PEMBERIAN UKURAN Tujuan: Agar ukuran benda kerja yang diproduksi sesuai dengan ukuran benda kerja yang direncanakan
ATURAN UMUM PEMBERIAN UKURAN Anak panah, anak panah merupakan batas dari garis ukur, dibuat dengan lebar berbanding panjang sama dengan satu berbanding tiga dan dihitamkan.
ATURAN UMUM PEMBERIAN UKURAN Garis ukur, garis ukur dibuat dengan garis tipis, sejajar dengan garis benda yang diukur dan dibatasi oleh dua anak panah. Garis ukur harus disusun dengan cara ukuran yang lebih panjang ditempatkan semakin menjauhi gambar agar tidak berpotongan dengan garis ukur yang lebih pendek dan supaya serasi diberi jarak antara 7 – 10 mm.
ATURAN UMUM PEMBERIAN UKURAN Angka ukur, pada posisi mendatar angka ukur terletak di atas garis ukur, menghadap ke kiri. Sedangkan pada posisi tegak, angka ukur terletak di kiri garis ukur, menghadap ke bawah. Untuk harga ribuan tidak dicantumkan tanda, tetapi dicantumkan tanda koma untuk mencantumkan desimal. Satuan yang digunakan umumnya mm, tidak perlu dicantumkan tetapi satuan yang bukan mm (berbeda) harus dicantumkan.
SIMBOL UKURAN
ǿ diameter
Tanpa ǿ
SIMBOL UKURAN
sisi bujur segiempat sama 15 mm
R
jari-jari (radius)
PENUNJUKAN JARI-JARI
Simbol R
SIMBOL UKURAN
Sǿ atau SR untuk bola
KLASIFIKASI PENCANTUMAN UKURAN
1. Pengukuran dengan dimensi fungsional, non fungsional dan ukuran tambahan
KLASIFIKASI PENCANTUMAN UKURAN
Ukuran Camper/kemiringan
PEDOMAN PEMBERIAN UKURAN Penunjukan Ukuran pada bagian yang dikerjakan khusus
PEDOMAN PEMBERIAN UKURAN Pemberian ukuran pada bagian-bagian yang simetris
PEDOMAN PEMBERIAN UKURAN Pemberian ukuran dengan refrensi
PEDOMAN PEMBERIAN UKURAN Pemberian ukuran tali busur, busur dan sudut
PEDOMAN PEMBERIAN UKURAN Pemberian ukuran untuk ujung yang miring atau berbentuk radius
Pedoman pemberian ukuran Pemberian ukuran pada garis ukur yang pendek dan aturan detail
PEDOMAN PEMBERIAN UKURAN Pemberian ukuran dengan garis petunjuk
PEDOMAN PEMBERIAN UKURAN Pemberian ukuran untuk bagian yang tidak sesuai dengan skala gambar
PEDOMAN PEMBERIAN UKURAN Pemberian ukuran untuk bagian yang sama
PEDOMAN PEMBERIAN UKURAN Penggambaran Ulir (Thread) Ulir luar
Ulir dalam
PEDOMAN PEMBERIAN UKURAN Pemberian Ukuran pada Ulir Pada pemberian ukuran untuk ulir, baik ulir luar maupun ulir dalam, diameter terbesarlah yang selalu diukur.
KLASIFIKASI PENCANTUMAN UKURAN Pemberian ukuran untuk ketebalan
KLASIFIKASI PENCANTUMAN UKURAN Pemberian ukuran untuk bagian luar dan bagian dalam
KLASIFIKASI PENCANTUMAN UKURAN Pemberian ukuran pendakian dan ketirusan
MACAM-MACAM UKURAN Ukuran berantai
Ukuran sejajar/pararel
MACAM-MACAM UKURAN Ukuran kombinasi
MACAM-MACAM UKURAN Cara koordinat
MACAM-MACAM UKURAN Ukuran dalam satu garis
KLASIFIKASI PENCANTUMAN UKURAN Ukuran pada gambar susunan
PEDOMAN UNTUK PEMBERIAN UKURAN Untuk memudahkan pemberian ukuran pada gambar kerja, langkah berikut dapat dipakai sebagai panduan: Juru gambar harus berorientasi sebagai pembuat gambar kerja. Ukuran harus lengkap dengan memperhatian hal–hal berikut ini, a. Ukuran utama (panjang dan tinggi) dicantumkan pada pandangan depan. b. Pada tempat yang sama hanya diukur satu kali, pada pandangan depan panjang benda sudah diukur maka pada pendangan atas panjangnya tidak perlu diukur lagi
PEDOMAN UNTUK PEMBERIAN UKURAN c. Berlaku prinsip simetri, alur pada pandangan atas diukur seperti contoh, kedua sisi yang lain tidak diukur karena simetri. d. Ukuran ditempatkan pada bentuk yang jelas, ukuran 30 ditempatkan pada pandangan depan karena lebih jelas dari pada ditempatkan pada pandangan atas. e.Jika terdapat penjumlahan maka salah satu disimpan dalam tanda kurung, ukuran dalam tanda kurung tidak terkena aturan toleransi
PEDOMAN UNTUK PEMBERIAN UKURAN Pemberian ukuran harus mengacu pada proses pembentukan
PEDOMAN UNTUK PEMBERIAN UKURAN Ukurannya harus dapat diperiksa, misal ukuran 20 tidak mungkin diperiksa (tidak ada alat ukurnya), sedangkan ukuran 15 dapat diperiksa kebenarannya.
PEDOMAN UNTUK PEMBERIAN UKURAN Ukuran pada gambar satu pandangan
PEDOMAN UNTUK PEMBERIAN UKURAN Ukuran pada gambar dua pandangan
PEDOMAN UNTUK PEMBERIAN UKURAN Ukuran pada gambar tiga pandangan
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mengetahui fungsi tanda pengerjaan 2. Mengetahui cara pencantuman tanda pengerjaan 3. Mampu mencantumkan tanda pengerjaan pada gambar.
TANDA PENGERJAAN Menyatakan tingkat keekasaran atau kehalusan
dari pengerjaan suatu benda yang dihasilkan alat atau mesin Simbol atau tanda kekasaran huruf N Tingkat kekasaran disimbulkan angka 1 sampai 12
SIMBOL TANPA PERINTAH TAMBAHAN Simbol dasar/pokok yang tidak mempunyai arti untuk pengerjaan Permukaan harus dikerjakan, simbol pokok ditambah garis mendatar Permukaanya tidak boleh dikerjakan sedikitpun, simbol pokok ditambah lingkaran
SIMBOL DENGAN HARGA KEKASARAN
Harga kekasaran yang harus dicapai (dikerjakan dengan mesin atau tanpa mesin) misal N6. N6
SIMBOL DENGAN HARGA KEKASARAN
Harga kekasaran yang harus dicapai sebelum mendapat pengerjaan lebih lanjut N6
SIMBOL DENGAN HARGA KEKASARAN
a) Harga kekasaran yang harus dicapai tanpa dikerjakan sedikit pun. N6
SIMBOL DENGAN TAMBAHAN PERINTAH PENGERJAAN
Perintah harus dikerjakan dengan mesin yang dikehendaki (misal:mesin gerinda) digerinda
SIMBOL DENGAN TAMBAHAN PERINTAH PENGERJAAN
Harus diberi ukuran kelebihan,untuk pengerjaan berikutnya. (misal 0,3 mm)
0,3
SIMBOL DENGAN TAMBAHAN PERINTAH PENGERJAAN
Arah alur/serat permukaan, bekas pengerjaan dengan mesin : ┴;= ; X; M; C ; R
Bentuk serat permukaan
SIMPULAN a= menyatakan tingkat kekasaran yang harus dicapai. b= menyatakan jenis mesin pengerjaan yang digunakan. c= menyatakan kelebihan ukuran permukaan yang harus disisakan. d= menyatakan bentuk serat permukaan yang harus dicapai.
SIMPULAN
b a
c
d
CARA MENCANTUMKAN TANDA PENGERJAAN
CARA MENCANTUMKAN TANDA PENGERJAAN Simbol dan huruf harus dapat terbaca dari bawah atau dari kanan. Dua permukaan dapat digabungkan dengan tanda panah penunjuk ke arah bidang permukaan. Simbol dan tanda panah ditempatkan pada bidang permukaan benda atau pada garis perpanjangan. Simbol tanda pengerjaan dicantumkan satu kali, pada bidang permukaan, pada proyeksi/pandangan yang paling jelas.
CARA MENCANTUMKAN TANDA PENGERJAAN
Tanda pengerjaan umum
CARA MENCANTUMKAN TANDA PENGERJAAN
Tanda Pengerjaan Umum dan Khusus
HARGA KEKASARAN
Ra adalah singkatan dari Roughness arithmatic. Artinya ialah “harga kekasaran rata-rata”, yang dapat dicapai.
TABEL HARGA KEKASARAN Harga kekasaran Ra (μ m) kekasaran 50 25 12,5 3,2 1,6 0,8 0,4 0,2 0,1 0,05 0,025
Angka tingkat/
N12 N11 N10 N9 N8 N7 N5 N4 N3 N2 N1
TUGAS 1. Gambar kembali gambar berikut ini pada kertas A4 dengan skala 1:1 2. lengkapi dengan ukuran 3. Mengacu pada tabel toleransi umum kualitas sedang, cantumkan pada 4. setiap ukuran harga penyimpangannya.
TUGAS 1. Gambar kembali gambar berikut ini pada kertas A4 dengan skala 1:1 2. lengkapi dengan ukuran 3. Mengacu pada tabel toleransi umum kualitas sedang, cantumkan pada setiap ukuran harga peyimpangannya.
FORMATIF 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sebutkan fungsi dari toleransi! Toleransi adalah …. Ukuran maksimum izin adalah …. Ukuran minimum izin adalah …. Suhu ruang pengukuran menurut ISO adalah …. Menurut ISO, huruf toleransi menunjukkan ... sedangkan angka menunjukkan …. 7. Sebutkan huruf yang tidak digunakan untuk toleransi ISO! 8. Sebutkan dua komponen yang termasuk golongan poros! 9. Golongan lubang ditunjukkan dengan … kapital. 10. Dengan melihat tabel, tentukan harga toleransi dari ǿ10h6, ǿ20p6, ǿ10H7.
DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4.
Menggambar Teknik 1, depdikbud Menggambar Teknik 2, depdikbud Windarto, Buku Teknik Pemesinan, 2008,Depdiknas, Wahyu Makhmud Sueb dkk, Menggambar Mesin secara terperinci, Buku Gambar Teknik mesin ,2004 5. Modul Teknik Pemesinan, 2007 6. Nanang Ruhyat ,Modul 3, Menggambar Teknik, Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB 7. Nanang Ruhyat,Modul 7, Menggambar Teknik, Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB