Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar
i
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
KATA PENGANTAR Pada pengantar ini saya berusaha mengemukakan latar belakang pemikiran sistem (System Thinking) dan tujuan buku ini dapat dijelaskan berkenaan dengan aplikasi ilmu sistem saat sekarang. Penjelasan ini dapat memberikan alasan mengapa anda perlu menyediakan waktu untuk memahami buku ini. Pemikiran sistem menurut Chekckland (1981) dapat dipandang sebagai suatu reaksi terhadap kegagalan ilmu pengetahuan alam manakala dihadapkan pada permasalahan yang kompleks dan dinamis yang terjadi pada sistem sosial. Ilmu sistem mengajarkan pendekatan holistik dan bukan reduksionis yang selalu berupaya mengurai persoalan yang kompleks menjadi bagian-bagiannya agar dapat dipelajari dan diinterpretasi. Sedangkan holistik mengkaji keterkaitan yang mendalam dari bagian-bagian tertentu serta menggunakan model simulasi dan bukannya eksperimen laboratorium dalam upaya untuk memahami perilaku dunia nyata. Konsep General System Theory oleh Bertalanffy (1968) membangun pendekatan sistem yang holistik tersebut menjadi disiplin ilmu sistem dan erat terkait dengan ruang lingkup teori organisasi serta teknik pengambilan keputusan. The Fifth Discipline oleh Senge (1995) berkembang dari dinamika sistem menjadi dasar dari mekanisme organisasi pembelajaran. Banyak ahli menerapkan versi dari pendekatan sistem yang mempopulerkan teori chaos dan fuzzy dalam manajemen. Chekckland (1994) dan Jackson (2000) memperkenalkan Soft System Methodology (SSM) di bidang ilmu pengetahuan terapan dengan pemikiran pluralis. Tujuan buku ini secara langsung berkaitan dengan aplikasi ilmu sistem pada mellinium ketiga sebagai suatu sumber dukungan dan bimbingan praktis dari berbagai prespektif sistem manajemen. Buku ini menjadi penting dalam memperkaya rancang bangun Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) dengan menerapkan SSM serta metoda semi-kuantitatif lainnya. Semoga buku ini bermanfaat bagi pengkayaan khasanah masyarakat ilmiah, khususnya untuk pendidikan sarjana dan pascasarjana serta para manajer yang berminat di bidang kesisteman dan pengambilan keputusan pada khususnya. Prof. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE Kepala Lab. Teknik dan Manajemen Industri – IPB Daftar Gambar
ii
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb., Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan hidayahNya, buku yang berjudul “Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk” ini dapat tersusun. Persoalan pengambilan keputusan publik, manajerial dan bisnis bersifat kompleks, dinamis, kadang kurang terstruktur dan melibatkan kelompok pengambil keputusan yang kepentingannya berbeda, sehingga dalam perumusannya memerlukan teori dan teknik yang handal dan operasional untuk diimplementasikan. Penyelesaian persoalan melibatkan kriteria mejemuk dan alternatif dengan berbagai karakteristik dan struktur yang bersifat dinamis dan probabilistik. Kemajuan di bidang teori keputusan telah memungkinkan dikembangkan teknik dan metode pengambilan keputusan yang mampu membantu dalam pemecahan persolan tersebut. Penyelesaian persoalan ditekankan pada aspek komprehensivitas, efektivitas dengan tetap memperhatikan aspek efisiensi metode maupun dalam penerapannya Buku ini mendiskusikan secara ilustratif tahap demi tahap suatu cara pandang dalam penyelesaian persoalan yang sulit dan kompleks yang diekspresikan secara sistemik tetapi sederhana dengan mengunakan alat bantu teknik keputusan. Aspek yang dikaji diawali dengan konsepsi sistem dan teori keputusan, pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja, pemanfatan teknik keputusan dalam pelaksanaan manajemen kualitas total, perumusan strategi dengan analisa SWOT, pengambilan keputusan dengan voting, penyelesaian persoalan kompleks dengan proses hirarki analitik (Analytical Hierarchy Process-AHP), teknik pemodelan dengan interpretasi struktural (Intepretative structural modeling-ISM) dan metode pengembangan dan penerapan sistem penunjang keputusan (Decision Support System-DSS) dalam formulasi kebijakan dan manajemen bisnis. Integrasi teknik pengambilan keputusan dalam suatu sistem manajemen basis model (Model based management system) dari sistem penunjang keputusan dan aplikasinya pada kasus perumusan kebijakan pengembangan industri juga disajikan dalam buku ini. Untuk memberikan gambaran komprehensif, prototipe aplikasi sistem yang merupakan hasil riset penulis dan mahasiswa bimbingan penulis:
Daftar Gambar
iii
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Arfan Sutiyono dan Heti Muspitawati juga disertakan di bagian akhir buku ini. Buku ini sesuai untuk dibaca bagi kalangan mahasiswa, staf pengajar perguruan tinggi, peneliti dan industri yang menaruh minat pada teknik dan analisa keputusan serta formulasi kebijakan pada khususnya dan manajemen kuantitatif pada umumnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terutama untuk istriku Lisa Chandrasari, anakku Sugoi Marsaputra dan semua keluarga atas motivasinya, serta kolega dan mahasiswa bimbingan penulis: Heru Kustanto, Arfan Sutiyono, Heti Muspitawati, dan Sri Martini yang telah membantu mewujudkan konsep tulisan menjadi buku yang terintegrasi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Proyek Peningkatan Mutu Sarjana (QUE), Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan andil dalam penulisan buku ini. Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE, selaku Ketua Laboratorium Teknik dan Manajemen Industri, jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIN), Institut Pertanian Bogor (IPB) yang telah memberikan dorongan dan bimbingan untuk berkarya yang bermutu dan bermanfaat bagi khalayak. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada Prof. Hiroyuki Tamura dari Universitas Osaka Jepang, yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan dalam publikasi ilmiah dan karya profesional. Penulis menyadari dalam buku ini masih dijumpai beberapa kekurangan, untuk itu diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bogor, 2004 Marimin
Daftar Gambar
iv
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................... DAFTAR ISI .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ............................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... I.
II.
III.
SISTEM DAN TEORI KEPUTUSAN A. SISTEM................................................................................ A.1. Pengertian Sistem .................................................. . A.2. Pendekatan Sistem.................................................... A.3. Tahapan Pendekatan Sistem ................................... A.4. Keunggulan Pendekatan Sistem ............................. A.5. Kelemahan Pendekatan Sistem............................... B. TEORI KEPUTUSAN.......................................................... B.1. Permasalahan Keputusan....................................... . B.2. Lingkup Keputusan .................................................. B.3. Tahapan Keputusan ................................................ . PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS INDEKS KINERJA A. TEKNIK PERBANDINGAN INDEKS KINERJA ........... B. METODE BAYES ................................................................ B.1. Kriteria Bayes ............................................................. B.2. Prosedur Bayes .......................................................... B.3. Contoh Aplikasi Bayes ............................................. C. METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL C.1. Prosedur MPE............................................................ C.2. Keuntungan Metode MPE ....................................... C.3. Contoh Aplikasi Metode MPE ................................ D. METODE DELPHI .............................................................. D.1. Prosedur Delphi ........................................................ D.2. Keunggulan Metode Delphi .................................... D.3. Kelemahan Metode Delphi...................................... D.4. Contoh Aplikasi Delphi ...........................................
i iii vi viii x 1 1 3 4 8 10 11 11 12 13
16 17 18 19 20 21 22 22 23 24 26 27 27
ALAT DAN METODE UNTUK PELAKSANAAN MANAJEMEN KUALITAS TOTAL A. PENGERTIAN DAN DIMENSI MANAJEMEN KUALITAS TOTAL ............................................................ 30
Daftar Gambar
v
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
B. C.
D.
IV.
V.
VI.
BERBAGAI ALAT UNTUK MELAKSANAKAN TQM QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)............... C.1. Pengertian QFD ......................................................... C.2. Tahapan QFD ............................................................ C.3. Keuntungan QFD ...................................................... C.4. Matriks House of Quality (HOQ).............................. C.5. Aplikasi QFD ............................................................. PENGENDALIAN PROSES STATISTIKA ...................... D.1. Diagram Sebab Akibat ............................................. D.2. Check Sheet .................................................................. D.3. Diagram Pareto ......................................................... D.4. Diagram Skater ......................................................... D.5. Histogram .................................................................. D.6. Stratifikasi .................................................................. D.7. Run Chart dan Control Chart .....................................
PERUMUSAN STRATEGI DENGAN ANALISA SWOT A. IDENTIFIKASI POSISI PERUSAHAAN/INSTITUSI ... B. TAHAPAN ANALISA SWOT .......................................... C. CONTOH APLIKASI ......................................................... C.1. Tahap Evaluasi Data Internal dan Eksternal Perusahaan ................................................................. C.2. Tahap Pembuatan Matriks Internal Eksternal dan Matriks SWOT ................................................... C.3. Tahap Pengambilan Keputusan ..............................
32 32 32 33 33 34 38 39 39 42 42 44 45 47 47 58 59 61 61 61 63
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PEMUNGUTAN SUARA (VOTING) A. PEMUNGUTAN SUARA SATU NOL ............................ A.1. Satu Orang Dipilih dari Dua Calon........................ A.2. Satu Orang Dipilih dari Tiga Calon atau Lebih ... B. PEMUNGUTAN SUARA SISTEM PREFERENSIAL .... B.1. Ekspresi Suara............................................................ B.2. Prosedur Penghitungan Suara .................................
65 65 66 71 71 72
PROSES HIRARKI ANALITIK A. MODEL KEPUTUSAN DENGAN AHP ......................... B. PRINSIP KERJA AHP ........................................................ C. CONTOH APLIKASI ......................................................... C.1. Perumusan Masalah ................................................. C.2. Pembobotan Kriteria................................................. C.3. Penyelesaian dengan Manipulasi Matriks ............
76 78 79 79 80 81
Daftar Gambar
vi
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
D.
C.4. Pembobotan Alternatif ............................................. C.5. Penyelesaian dengan Persamaan Matematik ........ C.6. Consistency Ratio (CR) ............................................... C.7. Penggabungan Pendapat Responden .................... PENYELESAIAN AHP DENGAN CRITERIUM DECISION PLUS.................................................................
83 86 88 89 89
VII. TEKNIK PERMODELAN INTERPRETASI STRUKTURAL (INTERPRETATIVE STRUCTURAL MODELLING) A. METODE ISM...................................................................... 93 B. IMPLEMENTASI ISM ........................................................ 100 C. INTERPRETASI OUTPUT ISM......................................... 112 VIII. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEM) A. PRINSIP DASAR SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN ...................................................................... 117 B. KONSEP DAN RANCANG BANGUN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN ............................................ 119 C. CONTOH APLIKASI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN ...................................................................... 124 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 136 DAFTAR ISTILAH PENTING ........................................................... 190 INDEKS ............................................................................................... 199
Daftar Gambar
vii
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Gambar 1.2. Gambar 1.3.
Pengertian Sistem ......................................................... Proses transformasi input menjadi output ............... Skema proses transformasi sistem dengan mekanisme pengendalian ........................................... Gambar 1.4. Tahapan pendekatan sistem (Eriyatno, 1998) .......... Gambar 1.5. Diagram lingkar sebab akibat Sistem Perencanaan Investasi Produk Agroindustri Komoditas Umbiumbian ........................................................................... Gambar 1.6. Diagram kotak gelap ................................................... Gambar 1.7. Diagram input output Sistem Perencanaan Investasi Produk Agroindustri Komoditas Umbiumbian ........................................................................... Gambar 1.8. Diagram pengambilan keputusan dengan intuisi (Mangkusubroto dan Trisnadi, 1985) ........................ Gambar 1.9. Diagram pengambilan keputusan dengan analisa keputusan (Mangkusubroto dan Trisnadi, 1985) .... Gambar 1.10. Siklus data, informasi, keputusan dan aksi .............. Gambar 1.11. Garis besar langkah –langkah siklus analisa keputusan rasional ...................................................... Gambar 3.1. Alat untuk menciptakan TQM ................................... Gambar 3.2. Dua aspek utama QFD (Gaspersz, 2001) .................. Gambar 3.3. Matriks rumah kualitas ............................................... Gambar 3.4. Rumah kualitas sayuran segar PT.X .......................... Gambar 3.5. Diagram sebab akibat .................................................. Gambar 3.6. Diagram Pareto masalah kerusakan sayuran segar (Paprika) pada minggu pertama bulan Januari 2002................................................................................. Gambar 3.7. Histogram...................................................................... Gambar 3.8. Diagram alir penggunaan peta kontrol..................... Gambar 3.9. Grafik kendali R untuk temperatur ruang pengemasan .................................................................. Gambar 3.10. Grafik kendali X_bar temperatur ruang pengemasan .................................................................. Gambar 4.1. Posisi perusahaan pada berbagai kondisi................. Gambar 4.2. Diagram Matrik SWOT dan kemungkinan strategi yang sesuai .................................................................... Gambar 4.3. Posisi PT. X ................................................................... Gambar 4.4. Matriks SWOT PT. X ................................................... Daftar Gambar
1 2 3 5
7 8
10 12 13 14 15 32 35 36 40 41
45 47 49 55 57 59 60 63 64
viii
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Gambar 6.1. Gambar 6.2.
Contoh struktur hirarki dalam AHP ......................... Hubungan sasaran, kriteria dan alternatif dalam AHP ................................................................................ Gambar 6.3. Hasil perhitungan bobot kriteria ............................... Gambar 6.4. Hasil akhir seluruh bobot............................................ Gambar 6.5. Hasil Brainstroming....................................................... Gambar 6.6. Struktur hirarki ............................................................. Gambar 6.7. Hasil pengisian nilai kriteria ...................................... Gambar 6.8. Grafik hasil pengolahan akhir AHP .......................... Gambar 6.9. Tampilan hasil data...................................................... Gambar 7.1. Diagram Teknik ISM (Saxena, 1992) .......................... Gambar 7.2. Tampilan Awal Program ISM-TMI............................ Gambar 7.3. Penggantian Password pada Program ISM-TMI....... Gambar 7.4. Pengetikan Password pada Program ISM-TMI ......... Gambar 7.5. Tampilan Menu pada Program ISM-TMI ................. Gambar 7.6. Input Data Elemen dan Sub Elemen.......................... Gambar 7.7. Input Perbandingan Berpasangan antar Sub Elemen Tujuan Program ............................................. Gambar 7.8. Hasil Interpretasi Program ISM-TMI ........................ Gambar 7.9. Hasil Reachibility Matrix Final Elemen Tujuan Program ......................................................................... Gambar 7.10. Revisi SSIM Final Elemen Tujuan Program ............. Gambar 7.11. Matriks Driver Power-Dependence untuk Elemen Tujuan Program............................................................ Gambar 7.12. Diagram Model Struktural dari Elemen Tujuan Program ......................................................................... Gambar 8.1. Struktur pendekatan sistem pada proses pengambilan keputusan .............................................. Gambar 8.2. Struktur dasar SPK ....................................................... Gambar 8.3. Bagan alir pengembangan aplikasi SPK .................. Gambar 8.4. Konfigurasi model AgroplanVest 1.1 ......................... Gambar 8.5. Tampilan model Analisa prioritas Produk Agroindustri Potensial ............................................... Gambar 8.6. Tampilan hasil keluaran model Analisa Prioritas Lokasi Agroindustri Potensial .................................... Gambar 8.7. Tampilan hasil keluaran model Analisa Prakiraan Pasar Produk Agroindustri ......................................... Gambar 8.8. Tampilan hasil keluaran model Analisa Kelayakan Finansial Usaha Agroindustri ....................................
Daftar Gambar
78 80 83 85 90 90 91 91 92 99 101 102 102 103 105 109 110 112 112 113 114 120 121 123 126 127 130 132 133
ix
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Permasalahan Manajemen ................................................. Tabel 2.1. Matrik awal penilaian alternatif pemilihan industri yang paling layak................................................................ Tabel 2.2. Matrik hasil transformasi melalui teknik perbandingan indeks kinerja ..................................................................... Tabel 2.3 Pay off Matrik......................................................................... Tabel 2.4. Matrik keputusan penilaian media iklan yang sesuai dengan Teknik Bayes ......................................................... Tabel 2.5. Penilaian alternatif produk agroindustri potensial ....... Tabel 2.6. Hasil perhitungan dengan MPE ........................................ Tabel 2.7. Lembar evaluasi dalam Metode Delphi ........................... Tabel 2.8. Nilai preferensi masing-masing pengambil keputusan . Tabel 2.9. Hasil akhir Metode Delphi ................................................. Tabel 3.1 Lembar periksa keluhan pelanggan pada minggu pertama bulan Juli 2001(Departemen Pengiriman PT.X ) .................................................................................... Tabel 3.2. Masalah kerusakan pada sayuran segar (Paprika) pada minggu pertama bulan Januari 2002 ..................... Tabel 3.3. Masalah kerusakan kumulatif pada sayuran segar (Paprika) pada minggu bulan Januari 2002 .................... Tabel 3.4. Data temperatur ruang pengemasan ................................ Tabel 4.1. Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) (Muspitawati, 2002) ................................ Tabel 5.1. Distribusi Electoral Vote dan perolehan suara dalam pemilihan presiden di suatu negara ................................ Tabel 5.2. Iterasi dalam pembagian kursi/wakil dengan prosedur rata-rata tertinggi ............................................ Tabel 5.3. Iterasi dalam pembagian kursi/wakil dengan prosedur sisa suara terbanyak ....................................... Tabel 7.1. Keterkaitan antara Sub Elemen pada Teknik ISM .......... Tabel 7.2. Contoh Structural Self Interaction Matrix (SSIM) Awal Elemen Tujuan Program Industrialisasi Pertanian ........ Tabel 7.3. Contoh Reachability Matrix (RM) Elemen Tujuan Program Industrialisasi Pertanian .................................... Tabel 7.4. Hasil Reachability Matrix Final Elemen Tujuan Program Industrialisasi Pertanian dan Interpretasinya ................
Daftar Gambar
11 17 17 18 20 23 23 26 28 29
42 43 44 46 62 57 68 71 98 106 106 107
x
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Tabel 7.5. Sructural Self Interaction Matrix (SSIM) Final yang telah memenuhi Aturan Transivitas Elemen Tujuan Program Industrialisasi Pertanian .................................... Tabel 8.1. Penilaian alternatif produk agroindustri potensial ....... Tabel 8.2. Hasil perhitungan model Analisa Prioritas Produk Agroindustri ........................................................................ Tabel 8.3. Hasil perhitungan model Analisa Prioritas Lokasi Agroindustri Potensial ...................................................... Tabel 8.4. Nilai asumsi yang digunakan dalam analisa kelayakan finansial agroindustri tepung tapioka ............................. Tabel 8.5. Hasil analisa kelayakan finansial agroindustri tepung tapioka dengan tiga kondisi yang berbeda .....................
Daftar Gambar
108 128 128 128 134 134
xi
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kajian Strategi Peningkatan Kualitas Produk Industri Sayuran Segar .................................................. 139 Lampiran 2. Penentuan jumlah anggota DPR RI hasil pemilu tahun 1999......................................................................... 157 Lampiran 3. Model Sistem Manajemen Ahli Perencanaan Investasi Produksi Agroindustri Komoditas Umbiumbian .............................................................................. 168
Daftar Gambar
xii
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
II. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS INDEKS KINERJA Bab ini mendeskripsikan berbagai teknik pengambilan keputusan berbasis Indeks Kinerja dan Penerapannya pada berbagai kasus pengembangan agroindustri. TEKNIK PERBANDINGAN INDEKS KINERJA Teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative Performaance Index, CPI) merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat digunakan untuk menentukan penilaiaan atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j). Formula yang digunakan dalam teknik CPI adalah sebagai berikut: Aij = Xij (min) x 100 / Xij (min) A(i + 1.j) = (X(I + 1.j) )/ Xij (min) x 100 Iij = Aij x Pj n
Ii
=
(Iij) j =1
Keterangan: Aij Xij (min) A(i + 1.j) X(I + 1.j) Pj Iij Ii i j
= nilai alternatif ke-i pada kriteria ke – j = nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke – j = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke – j = bobot kepentingan kriteria ke – j = indeks alternatif ke- I = indeks gabungan kriteria pada alternatif ke –I = 1, 2, 3,…, n = 1, 2, 3,…, m
Tabel 2.1. memperlihatkan matrik awal penilaian alternatif yang di transformasi menjadi Tabel 2.2. dengan menggunakan Teknik Perbandingan Indeks Kinerja. Sebagai ilustrasi, terdapat 3 alternatif yang dinilai yaitu Industri Minyak Sawit, Industri Pengolahan Teh dan Industri Coklat Bubuk dengan kriteria kelayakan IRR (Internal Rate of Return), B/C (Benefit/Cost Ratio) dan Pay Back Period (waktu pengembalian modal). Daftar Gambar
xiii
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Tabel 2.1. Matrik awal penilaian alternatif pemilihan industri yang paling layak Alternatif 1.
Industri Minyak Sawit
IRR (%) 30
Kriteria B/C 1,1
PBP (Thn) 5
20 25 0,3
1,15 1,2 0,4
6 4 0,3
(CPO) 2. 3.
Industri Pengolahan Teh Industri Coklat Bubuk Bobot Kriteria
Tabel 2.2. Matrik hasil transformasi melalui teknik perbandingan indeks kinerja Alternatif Industri Minyak Sawit (CPO) 2. Industri Pengolahan Teh 3. Industri Coklat Bubuk Bobot Kriteria
IRR
Kriteria B/C PBP (Thn)
Nilai Alternatif
Peringkat
150
100
80
109
2
100
104,5
66.7
91,8
3
125
109,1
100
111,1
1
0,3
0,4
0,3
1.
Tabel 2.2. menunjukkan bahwa nilai alternatif 1, 2, dan 3 masingmasing adalah 109; 91,8; dan 111,1. Dengan demikian alternatif 3 yaitu Industri Coklat Bubuk sebagai peringkat 1 disusul oleh industri minyak sawit dan kemudian industri pengolahan teh. a. METODE BAYES Metode Bayes merupakan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal. Untuk menghasilkan keputusan yang optimal perlu dipertimbangkan berbagai kriteria. Pembuatan keputusan dengan metode Bayes dilakukan melalui upaya pengkuantifikasian kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan dinyatakan dengan suatu bilangan antara 0 dan 1. Namun sering kali hal ini dianggap sebagai probabilitas pribadi atau subyektif dimana bobot Bayes didasarkan pada tingkat kepercayaan, keyakinan, pengalaman serta latar belakang pengambil keputusan.
Daftar Gambar
xiv
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Persamaan Bayes yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif sering disederhanakan menjadi: m
Total Nilai i = Nilai ij (Kritj) j=1
dimana: Total Nilai i Nilai ij Krit j i j
= total nilai akhir dari alternatif ke-i = nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j = tingkat kepentingan (bobot) kriteria ke-j = 1,2,3,…n; n = jumlah alternatif = 1,2,3,…m; m = jumlah kriteria
Nilai peluang didapatkan dari suatu informasi awal yang dapat bersifat subyektif maupun obyektif. Nilai peluang ini dapat diperbaiki dengan adanya informasi tambahan yang didapat dari sejumlah percobaan. Informasi awal tentang nilai peluang ini disebut distribusi prior, sedangkan nilai peluang yang sedang diperbaiki dengan informasi tambahan disebut peluang posterior. B.1. Kriteria Bayes Pengambilan keputusan merupakan suatu pemilihan aksi a dari sekelompok aksi yang mungkin (A). Pemilihan aksi harus dengan mengetahui akibat dari aksi terpilih, yang biasanya merupakan fungsi dari status situasi (state of nature). Suatu status situasi menggambarkan situasi atau keadaan nyata yang sebenarnya dimana aksi akan diaplikasikan. Nilai kinerja dari setiap aksi a dan status situasi digambarkan dengan menggunakan pay off matrix, yang berbentuk seperti Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Pay off matrix a a1 a2 . . . am
Daftar Gambar
1
2
.
.
.
x x . . . .
x x . . . .
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
n
xv
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
adalah status situasi yang dapat berupa kondisi, kriteria seleksi atau persyaratan pemilihan, a dapat berupa aksi, strategi atau pilihan, sedangkan x adalah nilai penampakan dari setiap aksi dan status situasi. Apabila satuan (unit) dari setiap x sama, maka dengan matriks ini dapat langsung dilakukan perhitungan untuk pemilihan aksi. Tetapi apabila satuan dari x tidak sama, matriks ini harus diubah dulu ke dalam bentuk CPI (Comparative Performance Index), caranya adalah dengan menentukan nilai minimum pada setiap lajur (setiap status situasi), dan menetapkan nilai minimum tersebut sama dengan seratus. Kemudian nilai lain dalam lajur yang sama dibandingkan dengan nilai minimum tersebut. Akibat dari aksi yang dipilih dapat diukur dengan mengasumsikan adanya suatu fungsi kerugian (loss function) dengan simbol l(a,) yang merefleksikan kerugian yang diderita apabila memilih aksi a pada status situasi , serta didefinisikan untuk setiap kombinasi a dan . Pengambilan keputusan yang dilakukan tanpa adanya percobaan dibantu dengan penggunaan nilai peluang prior dengan suatu prosedur yang disebut kriteria Bayes. Pada prosedur ini si pembuat keputusan akan memilih aksi yang meminimumkan dugaan kerugian (expected loss) yang dievaluasi menurut nilai peluang prior. Perhitungan dugaan kerugian l(a) untuk diskrit adalah: l (a) = E [l,(a, )] = l (a,k)P (k) semua k
Perhitungan dengan kerugian untuk yang kontinyu adalah:
l (a) = E [l,(a,(a )] = l (a,y) P (y)dy
B.2. Prosedur Bayes Data yang didapatkan dari hasil percobaan dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Distribusi peluang posterior dari adalah suatu distribusi peluang bersyarat dari dengan diberikan X = x. Keputusan dicari dengan menghitung terlebih dahulu distribusi peluang posterior dari untuk setiap X = x, setelah itu dipilih aksi yang meminimumkan dugaan kerugian ln(a) yang serupa dengan pernyataan resiko, termasuk biaya percobaan. Untuk yang diskrit perhitungan dugaan kerugian adalah:
Daftar Gambar
xvi
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
ln(a) = E [(l (a,0)] = l (a,k) hX=x (k) semua k
hX=x (k) adalah distribusi peluang posterior diskrit. Untuk yang kontinyu, distribusi peluang posterior dinyatakan dalam hX=x (y) , dengan perhitungan dugaan kerugian adalah:
ln(a) = E [(l (a,0)] = l (a,y) hX=x (y)dy
B.3. Contoh Aplikasi Bayes Contoh aplikasi penggunaan prosedur Bayes adalah dalam penentuan media iklan yang sesuai dari produk baru suatu industri. Prosedur Bayes digunakan untuk menentukan rekapitulasi hasil penilaian kesesuaian media iklan yang telah dilakukan oleh pakar. Tingkat kepentingan indikator ini merupakan informasi awal yang bersifat subyektif. Informasi awal ini akan diubah “harga harapan” (HH) menjadi informasi yang dapat dipercaya. Rumus “harga harapan” untuk merekapitulasi nilai hasil survey pakar adalah sebagai berikut: m
HH (ai) = Pij.P(j); dengan i = 1,2,3,…n j=1
dimana ai menyatakan alternatif jawaban, j sebagai indikator, Pij berupa perolehan dari jawaban ai pada indikator j. Tabel 2.4. menunjukkan penilaian hasil alternatif keputusan pemilihan media iklan yang sesuai dengan Teknik Bayes. Terdapat 3 alternatif media yang dipertimbangkan, yaitu: radio, televisi, dan surat kabar dengan tiga kriteria yaitu: jangkauan pesan dapat diterima dan dicerna, efektivitas pesan, dan biaya iklan. Tabel 2.4. Matrik keputusan penilaian media iklan yang sesuai dengan Teknik Bayes Alternatif 1. Radio
Daftar Gambar
Jangkauan 4
Kriteria Efektivitas 4
Biaya 3
Nilai Alternatif 3,7
Peringkat 2
xvii
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
2. Televisi 3. Surat Kabar Bobot Kriteria
4 4 0,3
5 3 0,4
2 1 0,3
3,8 3,6
1 3
Penilaian alternatif pada masing-masing kriteria menggunakan skala hedonik dari (1) sangat kurang bagus sampai (5) sangat bagus untuk kriteria jangkauan, efektivitas, dan biaya. Dengan menggunakan perumusan Bayes, diperoleh nilai alternatif 1,2, dan 3 masing-masing 3,7; 3,8; dan 3,6 sehingga didapat alternatif yang terurut dari yang terbaik adalah alternatif 2, 1, dan 3. Terkadang di dapatkan nilai akhir antar alternatif bedanya kecil sehingga meragukan bagi pengambil keputusan untuk memilih. METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses. Berbeda dengan Teknik Bayes, MPE akan menghasilkan nilai alternatif yang perbedaannya lebih kontras. C.1. Prosedur MPE Dalam menggunakan metode perbandingan eksponensial ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu: menyusun alternatifaltenatif keputusan yang akan dipilih, menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan atau pertimbangan kriteria, melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif, dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masing-masing alternatif. Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metoda perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut: m
Total nilai (TNi) = (RK ij)TKK j j=1
dengan :
Daftar Gambar
xviii
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
TNi RK ij TKK j n m
= Total nilai alternatif ke -i = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat = jumlah pilihan keputusan = jumlah kriteria keputusan
Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat. Sedangkan penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif, semakin besar pula skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi eksponensial. C.2. Keuntungan Metode MPE Metode perbandingan eksponensial mempunyai keuntungan dalam mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa. Nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi eksponensial) ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata. C.3. Contoh Aplikasi Metode MPE Penilaian terhadap tiga alternatif produk agroindustri berbasis ubi kayu (Tepung tapioka, Keripik singkong, dan Pakan ternak) didapatkan dari hasil wawancara dengan pakar dan pengorganisasian pengetahuan dari berbagai buku tentang ubi kayu. Kriteria yang dipertimbangkan ada tujuh, yaitu potensi pasar, kondisi bahan baku, nilai tambah produk, daya serap tenaga kerja, teknologi yang sudah dipakai, kondisi sosial budaya, dan dampak terhadap lingkungan. Produk yang potensial untuk diinvestasikan tentunya produk yang mempunyai nilai tinggi untuk setiap kriteria. Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1-9, seperti terlihat pada Tabel 2.5.
Daftar Gambar
xix
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Tabel 2.5. Penilaian alternatif produk agroindustri potensial No
Kriteria
Bobot
1 2 3 4 5 6 7
Potensi pasar Kondisi bahan baku Nilai tambah produk Daya Serap tenaga kerja Teknologi yang sudah dipakai Kondisi sosial budaya Dampak terhadap lingkungan
9 8 6 7 5 7 5
Nilai Alternatif Produk Tepung Keripik Pakan tapioka singkong ternak 8 6 6 8 6 8 6 4 5 8 6 6 8 6 6 8 8 8 6 8 6
Setelah dihitung menggunakan teknik MPE maka akan terlihat urutan atau prioritas produk agroindustri yang potensial untuk diinvestasikan, seperti pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Hasil pehitungan dengan MPE Prioritas Produk potensial 1 Produk potensial 2 Produk potensial 3
Alternatif terpilih Tepung tapioka Pakan ternak Keripik singkong
Nilai MPE 155.267.448 29.263.177 14.179.040
Dari Tabel 2.6 dapat disimpulkan bahwa produk agroindustri yang paling potensial untuk diinvestasikan adalah tepung tapioka, dengan nilai 155.276.448. Pakan ternak menempati urutan kedua sebagai produk agroindustri yang juga potensial untuk diinvestasikan, diikuti dengan keripik singkong yang menempati uturan ke tiga. b. METODE DELPHI Metode Delphi adalah modifikasi dari teknik brainwriting dan survei. Dalam metode ini, panel digunakan dalam pergerakkan komunikasi melalui beberapa kuisioner yang tertuang dalam tulisan. Teknik Delphi dikembangkan pada awal 1950 untuk memperoleh opini ahli. Obyek dari metode ini adalah untuk memperoleh konsensus yang paling reliabel dari sebuah grup ahli. Teknik ini diterapkan diberbagai bidang, misalnya untuk teknologi peramalan, analisa kebijakan publik, inovasi pendidikan, program perencanaan dan lainlain.
Daftar Gambar
xx
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Metode Delphi dikembangkan oleh Derlkey dan asosiasinya di Rand Corporation, California pada tahun 1960-an. Metode Delphi merupakan metode yang menyelaraskan proses komunikasi suatu grup sehingga dicapai proses yang efektif dalam mendapatkan solusi masalah yang kompleks. Pendekatan Delphi memiliki tiga grup yang berbeda yaitu: pembuat keputusan, staff dan responden. Pembuat keputusan akan bertanggungjawab terhadap keluaran dari kajian Delphi. Sebuah grup kerja yang terdiri dari lima sampai sembilan anggota yang tersusun atas staff dan pembuat keputusan, bertugas mengembangkan dan menganalisa semua kuisioner, evaluasi pengumpulan data dan merevisi kuisioner yang diperlukan. Grup staff dipimpin oleh koordinator yang harus memiliki pengalaman dalam desain dan mengerti metode Delphi serta mengenal problem area. Tugas staff koordinator adalah mengontrol staff dalam pengetikan, mailing kuisioner, membagi dan proses hasil serta penjadwalan pertemuan. Responden adalah orang yang ahli dalam masalah dan siapa saja yang setuju untuk menjawab kuisioner. D.1. Prosedur Delphi Prosedur Delphi mempunyai ciri-ciri yaitu (1) mengabaikan nama, (2) Iterasi dan Feedback yang terkontrol, (3) respons kelompok secara statistik (Chang et al, 1993). Jumlah dari iterasi kuisioner Delphi bisa tiga sampai lima tergantung pada derajat kesesuaian dan jumlah penambahan informasi selama berlaku. Umumnya kuisioner pertama menanyakan pada individu untuk merespon pertanyaan dalam garis besar. Setiap subsequen kuisioner dibangun berdasarkan respon kuisioner pendahuluan. Proses akan berhenti ketika konsensus mendekati partisipan, atau ketika penggantian informasi cukup berlaku. Prosedur metode Delphi adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan pertanyaan Delphi Ini merupakan kunci proses Delphi. Langkah ini dimulai dengan memformulasikan garis besar pertanyaan oleh pembuat keputusan. Jika responden tidak mengerti garis besar pertanyaan maka masukan proses adalah sia-sia. Elemen kunci dari langkah ini adalah mengembangkan pertanyaan yang dapat dimengerti oleh responden. Anggota staff harus menginterview pembuat keputusan benar-benar jelas mengenai pertanyaan yang dimaksud dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan.
Daftar Gambar
xxi
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Memilih dan kontak dengan responden Partisipan sebaiknya diseleksi dengan dasar: secara personel responden mengetahui permasalahan, memiliki informasi yang tepat untuk dibagi, transformasi untuk melengkapi Delphi dan responden merasa bahwa agregasi pendapat panel responden akan termasuk informasi yang mereka nilai dan mereka tidak mengakses dengan cara lain. Seleksi aktual dari responden umumnya menyelesaikan melalui penggunaan proses nominasi. Memilih ukuran contoh Ukuran panel responden bervariasi dengan kelompok yang homogen dengan 10-15 partisipan mungkin cukup. Akan tetapi dalam sebuah kasus dimana reference yang bervariasi diperlukan maka dibutuhkan partisipan yang lebih besar. Mengembangkan kuisioner dan test (1) Kuisioner pertama dalam Delphi mengikuti partisipan untuk menulis respon pada garis besar masalah. Sampul surat termasuk tujuan, guna dari hasil, perintah dan batas akhir respon. Analisa kuisioner (1) Analisa kuisioner harus dihasilkan dalam ringkasan yang bersisi bagian-bagian yang diidentifikasi dan komentar dibuat dengan jelas dan dapat dimengerti responden terhadap kuisioner (2). Anggota grup kerja mendokumentasikan masing-masing respon pada kartu indeks, memilih kartu kedalam kategori umum, mengembangkan sebuah konsensus pada label untuk masingmasing kategori dan menyiapkan ringkasan bayangan yang berisi kategori-kategori. Pengembangan kuisioner dan test (2) Kuisioner kedua dikembangkan menggunakan ringkasan responden dari kuisioner (1). Fokus dari kuisioner ini adalah untuk mengidentifikasikan area yang disetujui dan yang tidak, mendiskusikan dan mengidentifikasi bagian yang diinginkan serta membantu partisipan mengetahui masing-masing posisi dan bergerak menuju pendapat yang akurat, responden diminta untuk memilih pada ringkasan bagian kuisioner (1). Analisa kusioner (2) Tugas dari kelompok kerja adalah menghitung jumlah suara masing-masing bagian yang meringkas komentar yang dibuat tentang masing-masing bagian. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan jika informasi lengkap akan membantu untuk
Daftar Gambar
xxii
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
penyelesaian masalah atau paling tidak membuktikan untuk digunakan di berbagai cara. h. Mengembangkan kuisioner dan test (3) Kuisioner (3) didesain untuk mendorong masukkan proses Delphi. i. Analisa kuisioner 3 Analisa tahap ini mengikuti prosedur yang sama pada analisa kuisioner (2) j. Menyiapkan laporan akhir Laporan akhir harus meringkas tujuan dan proses hasil yang baik. Dengan menggunakan lembar evaluasi seperti terlihat pada Tabel 2.7. proses atau prosedur metode Delphi adalah sebagai berikut: a. Setiap pengambil keputusan (PK) mengisi lembar evaluasi yang telah disediakan. b. Preferensi semua PK diagregasi untuk mendapatkan pendapat kelompok. c. Lembar evaluasi dikembalikan kepada PK dengan menyertakan nilai yang telah diberikan dan rata-rata nilai pendapat kelompok. d. PK mengisi kembali lembar evaluasi, nilai pendapat kelompok dihitung dan lembar evaluasi dikembalikan kepada PK dengan menyertakan preferensi PK, preferensi sebelumnya dan nilai pendapat kelompok. e. Langkah (d) diulang sampai didapatkan hasil yang konvergen. Tabel 2.7. Lembar evaluasi dalam metode Delphi Pengambil Keputusan : ke- i Ronde evaluasi : Alternatif No. 1 2 3
Diskripsi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Skor Pengambil keputusan ke-i Rataan Kelompok Lama Baru -
-
Setelah konvergen didapatkan alternatif dan kriteria yang nyata untuk ditindaklanjuti. D.2. Keunggulan Metode Delphi
Daftar Gambar
xxiii
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
1. 2.
3. 4.
5. 6. 7. 8.
Delphi mengabaikan nama dan mencegah pengaruh yang besar satu anggota terhadap anggota lainnya. Kemungkinan untuk menutupi sebuah area geografi yang lebih sempit dan grup besar yang heterogen sehingga dapat berpartisipasi pada basis yang sama. Adanya langkah diskrit. Masing-masing responden memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan masing-masing bagian dan jika perlu melihat informasi yang diperlukan untuk mengisi kuisioner. Menghindari tekanan sosial psikologi. Perhatian langsung pada masalah. Memenuhi kerangka kerja. Menghasilkan catatan dokumen yang tepat.
D.3. Kelemahan Metode Delphi 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
Lambat dan menghabiskan waktu. Tidak mengizinkan untuk kemungkinan komunikasi verbal melalui pertemuan langsung perorangan. Responden dapat salah mengerti terhadap kuisioner atau tidak memenuhi ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan. Konsep Delphi adalah Ahli. Para ahli akan mempresentasikan opini yang tidak dapat dipertahankan secara ilmiah dan melebihlebihkan. Sistematika Delphi menghalang-halangi proses lawan dan mendiami eksplorasi pemikiran. Tidak mengizinkan untuk kontribusi prospektif yang berhubungan dengan masalah. Mengasumsikan bahwa Delphi dapat menjadi pengganti untuk semua komunikasi manusia di berbagai situasi.
D.4. Contoh Aplikasi Metode Delphi Pemilihan tipe agroindustri yang memiliki prospek cerah jika dikembangkan. Dalam kasus ini, terdapat empat pengambil keputusan yang terdiri dari manajer pengembang bisnis, manajer marketing, pakar agroindustri dan pakar dalam business development. Dari proses brainstorming diperoleh 16 alternatif dan tiga kriteria. Keenam belas alternatif hasil proses brainstorming, yaitu: 1. Industri produk susu 2. Industri gula tebu
Daftar Gambar
xxiv
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
3. Industri pengolahan ikan 4. Industri pemrosesan buah 5. Industri kelapa sawit 6. Industri ternak hewan 7. Industri perkebunan karet 8. Industri biji mete 9. Perkebunan teh 10. Industri ikan tuna 11. Industri minyak sayur 12. Industri udang 13. Industri tembakau 14. Industri kopi 15. Industri coklat 16. Industri kayu Kemudian masing-masing pengambil keputusan menilai secara komprehensif keenem belas alternatif tersebut dengan metode penilaian dengan skala 1 sampai dengan 6. Nilai preferensi yang diberikan masing-masing pengambil keputusan terhadap alternatif dapat dilihat pada Tabel 2.8. Setelah dilakukan penilaian, sistem akan memberikan hasil akhir seperti disajikan pada Tabel 2.9. Tabel 2.8. Nilai preferensi masing-masing pengambil keputusan Alternatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Daftar Gambar
PK 1 6 3 6 4 6 3 1 3 3 5 1 2 4 2 5 6
Ronde Evaluasi =1 PK 2 PK 3 5 4 4 5 5 3 4 4 5 5 2 3 3 2 3 2 4 2 4 2 3 3 4 5 5 3 2 3 2 1 5 6
PK 4 6 2 6 3 5 4 3 3 4 4 2 3 2 4 3 4
Rata
xxv
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Tabel 2.9. Hasil akhir metode Delphi Alternatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Rataan 5 3 6 2 5 4 1 3 3 3 3 3 3 2 1 5
Dari hasil akhir tersebut, alternatif yang akan ditindaklanjuti adalah alternatif yang memiliki nilai rataan minimal yang tinggi (5), yaitu alternatif 1, 3, 5 dan 16 yang maing-masing berturut-turut adalah: industri produk susu industri pengolahan ikan industri kelapa sawit industri kayu
Daftar Gambar
xxvi