MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS KRITERIA MAJEMUK DALAM PENENTUAN GURU PENGAJAR MATAPELAJARAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS SMK GLOBAL INFORMATIKA TANGERANG)
Disusun Oleh : ARIS KUSUMA WIJAYA 204093002635
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS KRITERIA MAJEMUK DALAM PENENTUAN GURU PENGAJAR MATAPELAJARAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS SMK GLOBAL INFORMATIKA TANGERANG)
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh : ARIS KUSUMA WIJAYA 204093002635
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta,
Agustus 2011
Aris Kusuma Wijaya 204093002635
ABSTRAK
ARIS KUSUMA WIJAYA (204093002635), “Model Pengambilan Keputusan Berbasis Kriteria Majemuk Dalam Penentuan Guru Pengajar Matapelajaran Menggunakan Analytical Network Process (ANP) (Studi Kasus: SMK Global Informatika)”. (Dibawah Bimbingan HERLINO NANANG dan VIVA ARIFIN). Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang demikian cepat memberi dampak terhadap perubahan di segala bidang kehidupan termasuk diantaranya perubahan terhadap kebutuhan peningkatan sumber daya manusia dan pendidikan. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi mutlak diperlukan. Untuk dapat terus berdaya saing dengan kompetitor, SMK Global Informatika Tangerang terus berupaya meningkatkan kualitas. Salah satu upayanya adalah melakukan peningkatan kualitas pelayanan kepada siswa, dengan cara melakukan penilaian guru untuk mengajar matapelajaran. Mengacu pada prioritas guru, SMK Global Informatika Tangerang melakukan penilaian terhadap kinerja guru per semester untuk menentukan guru dengan kualitas dan kemampuannya yang terbaik yang akhirnya akan berpengaruh pada penentuan matapelajaran yang diajar. Kendala yang dihadapi adalah tidak adanya sistem informasi yang secara khusus dapat memberikan dukungan bagi pengambil keputusan (Decision Support), yaitu Kepala SMK Global Informatika Tangerang, sehingga sulit menghasilkan keputusan yang optimal. Model pengambilan keputusan ini mengoptimalkan penggunaan perangkat lunak SuperDecisions, sehingga dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang digunakan secara berulang oleh kepala sekolah SMK Global Informatika Tangerang untuk menentukan guru pengajar terbaik.
Kata Kunci : Decision Support, Analytic Network Process, SuperDecisions, kriteria majemuk, penilaian guru. V Bab + XV Halaman + 79 Halaman + 68 Gambar + 8 Tabel + 23 Daftar Pustaka + 5 Lampiran Pustaka Acuan (11, 1999-2010)
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur yang tiada terkira kepada ALLAH SWT atas segenap limpahan rahmat, kasih sayang dan kekuatan-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Adapun tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Komputer pada program studi Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penyusunan Skripsi ini, penulis melakukan riset dan analisa dengan mengambil judul “MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS KRITERIA MAJEMUK DALAM PENENTUAN GURU PENGAJAR MATAPELAJARAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS SMK GLOBAL INFORMATIKA TANGERANG)”. Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas bantuan, bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan Skripsi ini, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua Program studi Sistem Informasi. Bapak Zainul Arham, MSI selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi. 3. Bapak Herlino Nanang, MT dan Ibu Viva Arifin, MMSI selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan waktu, petunjuk serta arahan selama proses penyusunan skripsi ini. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI dan Ibu Suci Ratnawati, MTI, selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II. 4. Bapak Drs. Jamal Lutfi selaku Kepala Sekolah SMK Global Informatika yang telah banyak membantu demi kelancaran penelitian ini. 5. Para Staf Tata Usaha SMK Global Informatika yang telah memberikan data dan ilmu yang bermanfaat. 6. Kedua Orang Tua peneliti, Bapak Sumanto dan Ibu Sukarni tercinta, terima kasih atas semua dukungan, semangat, motivasi, kasih sayang, do‟a yang tidak pernah putus dan dukungan finansial yang tiada habisnya. Kakak Ria Kusuma Handayani, S.Kom M.Kom tercinta yang telah memberikan pengalaman vi
berharga, doa, dukungan dan bantuannya., Ponakan-ku Khansa Khairutifa Hanafi dan Kenzie Khairutaqi, semoga Allah SWT memberikan sehat lahir dan batin. 7. Indah Fazar Solihati yang selalu memberikan semangat, motivasi dan do‟a yang tulus. 8. Rekan-rekan SI.B Non Reguler angkatan 2004, 2005, 2006 terima kasih telah membantu dan saling memberi semangat serta motivasi. 9. Teman-teman sesama skripsi yang telah menyumbangkan diskusinya. 10. Para responden ahli yang telah membantu dalam mengisi kuesioner. 11. Segenap pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang yang berguna dari pembaca dapat disampaikan melalui email
[email protected]. Akhir Kata semoga skripsi ini dapat memberikan sedikit wacana dan bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta,
Agustus 2011
Aris Kusuma Wijaya 204093002635
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.................................................................................................. v LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. vv ABSTRAK .............................................................................................................. v KATA PENGANTAR........................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2.
Rumusan dan Batasan Masalah ................................................................ 5
1.2.1.Rumusan Masalah 5 1.2.3.Batasan Masalah 5 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6 1.3.1.Tujuan Penelitian 6 1.3.2.Manfaat Penelitian 6 1.4. Metodologi Penelitian .................................................................................... 7 1.4.1. Metode Pengumpulan Data 7 9 1.4.2. Metode Analisis Penelitian 1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................ 9 BAB II 2.1
LANDASAN TEORI Konsep Sistem Pendukung Keputusan ................................................ 11
2.1.1. Konsep Pengertian Keputusan 12 2.1.2. Proses Pengambilan Keputusan 12 2.2. Keterampilan Dalam Pengambilan Keputusan .......................................... 14 2.3.
Decision Support Framework .............................................................. 16
2.4.
Tinjauan Pustaka ................................................................................. 18
2.4.1 Penilaian Guru 18 2.4.1.1 Administrasi Guru 18 2.4.1.2 Kompetensi Guru 19 2.4.1.3 Metode Guru Mengajar 21 2.4.2.Pengaruh Kepribadian, Jenis Kelamin, Pengamatan Manusia dengan Cara Pengambilan Keputusan 21 2.4.2.1.Jenis Kepribadian (Tabiat) 21 2.4.2.2.Jenis Kelamin 22 viii
2.4.2.3.Teori Pengamatan (Cognition theory)
25
2.4.2.4.Gaya Pengamatan (Cognitive Style) 25 2.5.
Metode Analitycal Network Process (ANP) ....................................... 25 2.5.1.Landasan ANP
26
2.5.2.Prinsip Dasar ANP
27
2.5.3.Fungsi Utama ANP 28 2.6.Perangkat Lunak SuperDecision
30
2.7.
Studi Literatur Sejenis ............................................................................ 31
2.8.
Tinjauan Obyek Penelitian ................................................................. 34
2.8.1 Gambaran Umum 34 2.8.1.1 Latar Belakang SMK Global Informatika 34 2.8.1.2 Visi dan Misi SMK Global Informatika 34 2.8.1.3 Struktur Organisasi SMK Global Informatika 2.8.1.4 Tanggung Jawab dan Wewenang 36 2.8.1.5 Jenis-jenis MataPelajaran 38 2.8.1.6 Latar Belakang Pendidikan Guru 40 2.8.2 Hipotesis 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
35
3.1.
Metode Pengumpulan Data ................................................................. 42
3.2.
Metode Analisis Penelitian .................................................................. 44
3.2.1 Analisis 45 3.2.2 Implementasi 45 3.3. Langkah-langkah Penelitian .................................................................... 45 3.4. BAB IV 4.1.
Kerangka Pemikiran. .............................................................................. 46
PEMBAHASAN ANALISIS Pengelompokkan Data ......................................................................... 48
4.1.1.Kriteria Dalam Menentukan Guru Pengajar 48 4.1.2.Standar Penilaian Per Node Dalam Cluster 50 4.1.3.Data Alternatif 51 4.2. Analisis Desain ANP .............................................................................. 52 4.2.1.Desain ANP 52 4.2.2.Analisis Penelitian 55 4.3. Implementasi Penelitian.......................................................................... 79 4.4. BAB V
Implikasi Penelitian ............................................................................. 81 PENUTUP
5.1.
Kesimpulan .......................................................................................... 84
5.2.
Saran .................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 86 ix
LAMPIRAN - LAMPIRAN ............................................................................ 89
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
II-1 Proses Pengambilan Keputusan ................................................................... 13 II-2 Decision Support Framework ...................................................................... 16 II-3. Perbandingan Hierarki Linier dan Jaringan Feedback ................................ 25 II-4 Sample Super Decision ................................................................................ 30 II-5 Struktur Organisasi SMK Global Informatika ............................................. 36 III-6 Kerangka Konsep Pemikiran ...................................................................... 46 IV.1 ANP dalam Penentuan Guru Pengajar......................................................... 52 IV.2 Perbandingan antar alternative dalam node ................................................ 54 IV.3 Perbandingan alternative dalam cluster ...................................................... 54 IV.4 Perbandingan node dalam cluster ................................................................ 55 IV.5 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ........................................................................... 56 IV.6 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ................................................................ 56 IV.7 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ................................................................ 56 IV.8 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru .......................................................................... 57 IV.9 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ................................................ 57 IV.10 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Kompetensi Guru............................................................................. 58 IV.11 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Kompetensi Guru .................................................................. 58 IV.12 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Kompetensi Guru ............................................................... 58 IV.13 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ............................................................. 59 IV.14 Hasil penelitian rangking untuk alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Kompetensi Guru ............................................... 59 xi
IV.15 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Metode Guru Mengajar ................................................................. 60 IV.16 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Metode Guru Mengajar ...................................................... 60 IV.17 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Metode Guru Mengajar ...................................................... 61 IV.18 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Metode Guru Mengajar ...................................................... 61 IV.19 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Metode Guru Mengajar ...................................... 61 IV.20 Perbandingan cluster matapelajaran Bahasa Indonesia dalam ANP ........ 62 IV.21 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia antar semua cluster ................................................................................... 62 IV.22 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia antar semua cluster ................................................................................... 62 IV.23 Hasil penelitian rangking untuk alternative mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam semua cluster ................................................................ 63 IV.24 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Administrasi Guru ......................................................................... 63 IV.25 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Administrasi Guru .............................................................. 64 IV.26 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Administrasi Guru ......................................................................... 64 IV.27 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Administrasi Guru ......................................................................... 64 IV.28 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Administrasi Guru .............................................................. 65 IV.29 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Kompetensi Guru .......................................................................... 65 IV.30 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Kompetensi Guru ............................................................... 65 IV.31 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Kompetensi Guru ......................................................................... 66 xii
IV.32 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Kompetensi Guru ......................................................................... 66 IV.33 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Kompetensi Guru ............................................................... 66 IV.34 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Metode Guru Mengajar ................................................................. 67 IV.35 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Metode Guru Mengajar ...................................................... 67 IV.36 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Metode Guru Mengajar ................................................................. 68 IV.37 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Metode Guru Mengajar ................................................................. 68 IV.38 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Metode Guru Mengajar ...................................................... 68 IV.39 Perbandingan cluster matapelajaran Bahasa Inggris dalam ANP ............. 69 IV.40 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris antar semua cluster ................................................................................... 69 IV.41 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris antar semua cluster ............................................................................................ 70 IV.42 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris dalam semua cluster .................................................................................. 70 IV.43 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Matematika dalam cluster Administrasi Guru ..................................................................................... 71 IV.44 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika dalam cluster Administrasi Guru .............................................................. 71 IV.45 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Matematika dalam cluster Administrasi Guru ......................................................................... 71 IV.46 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Matematika dalam cluster Administrasi Guru ......................................................................... 72 IV.47 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika dalam cluster Administrasi Guru .............................................................. 72 IV.48 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Matematika dalam cluster Kompetensi Guru ...................................................................................... 73 xiii
IV.49 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika dalam cluster Kompetensi Guru ............................................................... 73 IV.50 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Matematika dalam cluster Kompetensi Guru ......................................................................... 73 IV.51 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Matematika dalam cluster Kompetensi Guru ......................................................................... 74 IV.52 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika dalam cluster Kompetensi Guru ............................................................... 74 IV.53 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Matematika dalam cluster Metode Guru Mengajar ............................................................................. 75 IV.54 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika dalam cluster Metode Guru Mengajar ...................................................... 75 IV.55 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Matematika dalam cluster Metode Guru Mengajar ................................................................. 75 IV.56 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Matematika dalam cluster Metode Guru Mengajar ................................................................. 76 IV.57 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika dalam cluster Metode Guru Mengajar ...................................................... 76 IV.58 Perbandingan cluster matapelajaran Matematika dalam ANP .................. 77 IV.59 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika antar semua cluster ................................................................................... 77 IV.60 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Matematika antar semua cluster ............................................................................................ 78 IV.61 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika dalam semua cluster .................................................................................. 78
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
II-1
Jenis Mata Pelajaran ................................................................................. 38
II-2
Daftar Guru Pengajar ............................................................................... 40
IV.1
Peringkat Kepentingan Node dalam Cluster Administrasi Guru ............. 50
IV.2
Peringkat Kepentingan Node dalam Cluster Kompetensi Guru .............. 50
IV.3
Peringkat Kepentingan Node dalam Cluster Metode Guru Mengajar ..... 51
IV.4
Tabel Prioritas Faktor atau Node dalam Administrasi Guru ................... 79
IV.5
Tabel Prioritas Faktor atau Node dalam Kompetensi Guru ................... 79
IV.6
Tabel Prioritas Faktor atau Node dalam Metode Guru Mengajar ........... 80
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel
Hal
Kuesioner Administrasi Guru ............................................................................... 80 Kuesioner Kompetensi Guru ................................................................................ 86 Kuesioner Metode Guru Mengajar ....................................................................... 91 Kuesioner Kepala SMK Global Informatika ........................................................ 98
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi komputer
interaktif yang dapat digunakan oleh para pembuat keputusan untuk mendapatkan hasil keputusan terbaik dari beberapa alternatif keputusan. Sistem ini memberikan hasil akhir yang tepat dan akurat karena berdasarkan pada data-data kualitatif yang telah diolah dengan menggunakan metode kuantitatif. Turban dan Aronson (2001) menyebutkan bahwa konsep sistem penunjang keputusan (SPK) muncul pertama kali pada awal tahun 1970-an oleh ScottMorton. Mereka mendefinisikan SPK sebagai suatu sistem interaktif berbasis computer yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan yang bersifat kurang terstruktur. Persoalan pengambilan keputusan publik, manajerial dan bisnis bersifat kompleks, dinamis, kadang kurang terstruktur dan melibatkan kelompok pengambil
keputusan
yang
kepentingannya
berbeda,
sehingga
dalam
perumusannya memerlukan teori dan teknik yang andal dan operasional untuk diimplementasikan. Penyelesaian persoalan melibatkan kriteria majemuk dan alternatif dengan berbagai karakteristik dan struktur yang bersifat dinamis dan propabilistik.
Kemajuan
dibidang
teori
keputusan
telah
memungkinkan
dikembangkan teknik dan metode pengambilan keputusan yang mampu
2
membantu
dalam
pemecahan
persoalan
tersebut.penyelesaian
persoalan
ditekankan pada aspek komprehensivitas, efektivitas dengan tetap memperhatikan aspek efisiensi metode maupun penerapannya. Pemakaian sistem pendukung keputusan ANP sudah banyak diterapkan, misalkan saja penelitian yang dilakukan oleh Ascarya et al. (2005), Sebnemburnaz dan Topcu Y. IIker (2006), Hendy Hendharto (2008), Karel Mls dan Martin Gavalec (2009) tentang proses pengambilan keputusan berdasarkan pada model multi-kriteria. Penelitian ini membahas perbedaan utama antara metode AHP (Analytic Hierarchy Process), metode ANP (Analytic Network Process) dan metode CHP (Cognitive Hirarki proses). Kemungkinan penggunaan salah satu metode yang dirujuk untuk pendukung keputusan dalam sistem otonomi. Sedangkan penelitian Analytic Network Process Ascarya et al. (2005) yang merupakan pendekatan baru metode kualitatif, yang oleh kreatornya, Profesor Thomas Saaty pakar riset dari Pittsburgh University, dimaksudkan untuk 'menggantikan' metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Dan penelitian lain dalam bidang ini oleh Hendy Hendharto. M.Pd (2008). Penelitian ANP tidak terbatas hanya dalam metode kualitatif. Pada medote lain pun banyak sudah dilakukan. Penelitiannya antara lain Sadic Senay (2009) dalam bidang pengambilan keputusan marketing, Semi Onut dan Umut R. Tuzkaya (2008) dalam bidang transportasi, Yasrin Zabidi (2007) dan Ihsan Yuksel, Metin Dagdeviren (2010) dalam pengambilan keputusan berdasarkan Balanced Scorecard (BSC). Dan dalam penelitian ini merupakan sebuah
2
3
pengukuran kinerja yang mampu mendiagnosis dan menilai suatu pekerjaan dalam pengambilan keputusan. Proses jaringan analitik (ANP) untuk menghasilkan keputusan dengan dependensi dan arus balik, sebuah teori matematis untuk menghasilkan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Ini adalah perpanjangan dari Proses hirarki analitik (AHP) untuk pengambilan keputusan yang melibatkan pemecahan masalah menjadi elemen-elemen keputusan, menyusun hal-hal tersebut dalam sebuah struktur hirarkis dan membuat penilaian pada kepentingan relatif pasangan elemen-elemen tersebut dan menyatukan hasilnya. Dengan menggunakan AHP, prosesnya ialah dari atas-bawah. Dengan ANP dapat diketahui bahwa ada arus balik antara elemen-elemen dalam level hirarki yang berbeda dan juga antara elemen-elemen di level yang sama, sehingga elemen keputusan dibagi menjadi jaringan cluster dan simpul (Saaty, 2001). Kemudian penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Yousef Gasiea (2008) yang membahas tentang model pemilihan infrastruktur telekomunikasi yang sesuai teknologi, mampu menyebarkan e-jasa di daerah pedesaan negaranegara berkembang dengan metode multi kriteria ANP. Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran antara perencana telekomunikasi tentang ketersediaan ANP, dan untuk menunjukkan kesesuaian dalam meningkatkan proses seleksi. Multi kriteria ANP dapat diterapkan dalam bidang apapun. Baik dalam bidang industri, marketing, transportasi, maupun pendidikan dan lain-lain. Salah satu penerapan multi kriteria ANP adalah pada proses yang dapat pengambil keputusan seperti penentuan guru mata pelajaran di SMK Global Informatika Tangerang.
3
4
SMK Global Informatika adalah sekolah yang beralamat di Tangerang dan berdiri sejak tahun 2007. Awalnya hanya memiliki satu kelas terdiri dari 45 siswa saat ini sudah mengalami peningkatan menjadi lima kelas, terdiri dari 180 siswa, dan memiliki kurang lebih 20 guru mata pelajaran. Dengan adanya peningkatan jumlah siswa, maka ditentukan pula guru mata pelajaran pada tiap tahunnya, untuk menentukan prioritas guru yang mengajar guna penyusunan penjadwalan dan lain-lain. Kendala tersebut berakibat pada lambatnya keputusan yang diambil dan pada kualitas keputusan yang tidak optimal. Sehingga diperlukan satu sistem yang dapat memberikan dukungan informasi dalam menunjang proses pengambilan keputusan, yaitu Decision Support System (Sistem Penunjang Keputusan). Implementasi sistem pendukung keputusan ini adalah penentuan guru yang memenuhi persyaratan dalam mengajar matapelajaran tertentu guna peningkatan mutu pendidikan. Implementasi sistem pendukung keputusan ini diharapkan dapat mendukung serta membantu kerja kepala sekolah, sehingga nantinya akan didapatkan guru-guru yang memiliki kompetensi serta profesionalisme. Oleh karena adanya permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka dilakukanlah penelitian dibidang ANP multi criteria untuk SMK Global Informatika
Tangerang
dengan
judul
“MODEL
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BERBASIS KRITERIA MAJEMUK DALAM PENENTUAN GURU PENGAJAR MATAPELAJARAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL NETWORK
PROCESS
(ANP)
(STUDI
INFORMATIKA TANGERANG)”.
4
KASUS
:
SMK
GLOBAL
5
1.2.
Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka didapat rumusan masalah yaitu: a)
Faktor-faktor apa sajakah yang menentukan prioritas guru untuk mengajar matapelajaran tertentu setiap periode?
b)
Elemen-elemen cluster apa sajakah yang dominan dalam menentukan prioritas guru untuk mengajar matapelajaran tertentu setiap periode?
c)
Guru manakah yang paling tepat untuk mengajar suatu matapelajaran tertentu setiap periode?
1.2.2. Batasan Masalah Agar Pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar jauh, maka ruang lingkup permasalahan dibatasi hanya pada pembahasan, yaitu : 1. Bagaimana menentukan guru untuk mengajar matapelajaran tertentu per periode. 2. Model pengambilan keputusan ini menggunakan metode analytical network process (ANP) dengan perangkat lunak SuperDecisions di SMK Global Informatika Tangerang pada tahun pelajaran 2010/2011. 3. Individu yang dijadikan responden mencakup Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
5
6
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian
ini
akan
memberikan
tujuan
dan
manfaat
bagi
SMK Global Informatika Tangerang. 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai adalah : Menentukan kemampuan guru matapelajaran dalam mengajar sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. 1.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat
yang
didapat
dalam
melakukan
penelitian
di
SMK Global Informatika Tangerang adalah : 1
Bagi Peneliti a. Menerapkan ilmu –ilmu yang diperoleh selama kuliah. b. Mengetahui kondisi sebenarnya yang terjadi didunia kerja. c. Untuk memenuhi syarat kelulusan strata satu (S1), Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2
Bagi SMK Global Informatika a. Membantu
SMK
Global
Informatika
Tangerang
untuk
mempermudah pembuatan jadwal mengajar bagi staff kurikulum yang dilakukan per periodenya. b. Dapat memberikan alternatif guru yang akan mengajar diluar kompetensi yang dimilikinya. c. Menilai kualitas guru dalam mengajar matapelajaran tertentu. 6
7
3
Bagi Universitas a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi dan menerapkan ilmunya, serta sebagai bahan evaluasi. b. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja sebenarnya.
1.4.
Metodologi Penelitian
1.4.1
Metode Pengumpulan Data Dalam menunjang proses penyusunan skripsi ini, dibutuhkan data-data
sehubungan dengan permasalahan yang ada. Untuk mengumpulkan data yang benar-benar akurat maka peneliti memperoleh sumber data dan sebagai berikut : 1. Observasi Peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan yaitu dengan cara mengamati kegiatan belajar mengajar yang telah berjalan di SMK Global Informatika dan mencatat kelebihan serta kekurangan guru matapelajaran tersebut. 2. Wawancara Peneliti melakukan wawancara langsung pada pihak sekolah, agar memperoleh data dan penjelasan yang tepat dan akurat, mengenai guru matapelajaran yang akan dianalisa sebagai bahan acuan. 3. Kuesioner Peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada staf sekolah yang berhubungan dengan penentuan guru matapelajaran yang sedang berjalan. Di mana hasil dari pertanyaan tersebut mempunyai tujuan
7
8
untuk
mengoptimalkan
guru
dalam
mengajar
sesuai
dengan
kompetensi yang dimiliki. 4. Studi Pustaka (Library Reseach) Penelitian yang dilaksanakan dengan cara membaca, mempelajari, meringkas dan membuat kesimpulan melalui buku-buku referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini. 5. Studi Literatur Sejenis Peneliti mempelajari tiga penelitian yang sejenis sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang akan dibuat, sehingga analisa pengambilan keputusan yang dibuat lebih baik dari penelitian sebelumnya. Tiga penelitian tersebut diantaranya : a. Iwan Vanany (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Aplikasi Analytic Network Process (ANP) Pada Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja (Studi Kasus pada PT. X)”. b. Triwulandari S. Dewayana (2009) dalam penelitian yang berjudul “Pemilihan Pemasok Cooper Rod Menggunakan Metode ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))”. c. Fadjar Hutomo (2005) dalam penelitian yang berjudul “Multi Criteria Decision Model Menggunakan ANP/Rating Model – Linier Goal Programming (Studi Kasus : Pemilihan Proposal Investasi CPPU/PPU PT.Sarana Jatim Ventura)”.
8
9
1.4.2
Metode Analisis Penelitian Analisis
penelitian
yang
diterapkan
pendukung
keputusan
ini,
menggunakan metode analisis penelitian yang digunakan adalah Analytical Network Process (ANP), yang dikutip dalam buku Saaty (1999). a) Analisis Deskriptif Tahap ini merupakan tahap krisis dan sangat penting karena akan dapat menentukan proses dan data dalam menyelesaikan masalahmasalah yang akan dihadapi sekolah. Kesalahan pada tahap analisis akan menjadikan kesalahan pada tahap-tahap yang selanjutnya. b) Metode ANP Dimana tahapan ini menentukan hasil penelitian berdasarkan analisis yang telah dibuat.
1.5.
Sistematika Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini pembahasan terbagi dalam lima bab, yang
secara singkat akan diuraikan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan teori-teori yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah, diantaranya teori-teori tentang ANP (Analytical Network Program), Decision Support
9
10
Framework, Perangkat Lunak SuperDecisions, penelitian terdahulu yang relevan, jurnal-jurnal, dan hipotesis. BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian. Pembahasan ini meliputi metode pengumpulan data, metode analisis penelitian, teknik analisa data, dan kerangka penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN ANALISIS DAN INTERPRETASI Bab ini membahas mengenai hasil penelitian berupa analisa statistik deskriptif, pengelompokkan data, hasil pengujian, interpretasi model, dan implikasi penelitian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dari bab pembahasan serta saran/harapan peneliti agar penelitian ini dapat diterima oleh semua pihak dan bermanfaat bagi SMK Global Informatika Tangerang.
10
11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Konsep Sistem Pendukung Keputusan Pada saat memasuki abad 21, terjadi perubahan besar bagaimana para manajer
menggunakan dukungan komputerisasi dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem pendukung keputusan. Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support Systems (DSS) adalah sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. DSS ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma. SPK meluas dengan cepat, dari sekadar alat pendukung personal menjadi komoditas yang dipakai bersama (Turban, Aronson dan Liang, 2005). Aplikasi DSS dapat terdiri dari beberapa subsistem, yaitu: subsistem manajemen data, subsistem manajemen model dan subsistem antarmuka pengguna. Selain itu DSS juga bisa memiliki subsistem manajemen basis-pengetahuan yang mengukung subsitemsubsistem lainnya. DSS banyak digunakan oleh orang-orang yang sudah terlatih dalam pekerjaannya dan juga oleh orang-orang yang membutuhkan suatu sistem yang sifatnya akan mendukung pekerjaannya tersebut. Lima tipe DSS, mencakup:
1. Communications-driven DSS 2. Data-driven DSS
11
12
3. Document-driven DSS 4. Knowledge-driven DSS 5. Model-driven DSS 2.1.1
Konsep Pengertian Keputusan Konsep pengertian “keputusan” dapat dilihat dari dua perspektif. Secara sempit,
keputusan adalah pilihan antara beberapa alternative. Namun, jika dilihat dari perspektif yang lebih luas, keputusan mencakup proses pengumpulan dan pengevaluasian informasi suatu situasi, mengidentifikasikan kebutuhan akan adanya suatu keputusan, mengidentifikasi tindakan atau solusi alternatif, memilih alternatif yang terbaik, yang paling tepat ataupun yang paling optimum, dan kemudian mengaplikasikan pilihan tersebut pada situasi yang telah diberikan. Perkembangan yang ada saat ini adalah usaha dalam mengotomatisasi pembuatan keputusan tersebut. Otomatisasi ini merujuk pada penggunaan teknologi mencakup pemrosesan dengan menggunakan komputer untuk membuat suatu keputusan dan mengimplementasi proses keputusan yang telah terprogram. Otomatisasi keputusan ini terutama harus benar-benar dipertimbangkan untuk digunakan pada situasi atau permasalahan yang telah terstruktur dengan baik, terdefinisi dengan jelas, rutin dan sudah terprogram.
2.1.2
Proses Pengambilan Keputusan Menurut Simon (1977) ada tiga fase utama, yaitu Intelligence, Design dan
Choice, kemudian Simon menambahkan fase keempat, yaitu Implementation. (Simon dalam Turban, Aronson dan Liang, 2005): Sebuah model konseptual dalam proses pengambilan keputusan digambarkan pada gambar II.2.
12
13
INTELLIGENCE Ada Masalah?
Identifikasi masalah atau kesempatan
DESIGN Apa kemungkinan Alternatif?
Membuat beberapa alternatif solusi dan melakukan uji kelayakan
CHOICE Apa yang harus dipilih?
Memilih alternatif "Terbaik" dan Mengambil Keputusan
IMPLEMENTATION Apakah alternatif terpilih berhasil?
Memonitor hasil dari keputusan yang diambil
Gambar II-1 Proses Pengambilan Keputusan (Simon, 1977) 1. Fase Intelligence Intelligence dalam pengambilan keputusan meliputi analisa lingkungan, baik secara bertahap maupun berkesinambungan. Termasuk kegiatan mengidentifikasi masalah atau kesempatan (Termasuk juga memonitor hasil dari fase implementasi). 2. Fase Design Fase ini meliputi kegiatan menemukan atau mengembangkan dan menganalisa kemungkinan alternatif solusi. Termasuk kegiatan memahami masalah dan menguji beberapa kemungkinan solusi. Sebuah model dari masalah dalam pengambilan keputusan dibangun, diuji dan divalidasi. Membuat model meliputi kegiatan mengkonseptualisasikan masalah dan menyederhanakannya kedalam bentuk kualitatif dan/atau kuantitatif.
13
14
3. Fase Choice Choice adalah tahapan kritis dalam pengambilan keputusan. Pada fase inilah keputusan sebenarnya dibuat dan komitmen untuk mengikuti arah tertentu dari tindakan yang telah terpilih dilakukan. Batasan antara fase design dan fase choice seringkali tidak jelas karena ada beberapa aktivitas tertentu dapat dilakukan dalam kedua fase ini dan karena seringkali seseorang berpindah dari aktivitas choice ke aktivitas design. Fase ini meliputi aktivitas mencari, mengevaluasi dan merekomendasikan sebuah solusi yang sesuai dengan model. Solusi terhadap sebuah model adalah sekumpulan nilai untuk beberapa variabel keputusan dalam sebuah alternatif terpilih. 4. Fase Implementation Dalam fase ini, sebuah tindakan dilakukan sebagai bentuk realisasi dari pemilihan sebuah solusi dari masalah yang ada. 2.2.
KETERAMPILAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Dalam keterampilan pengambilan keputusan sama dengan teknik-teknik
pengambilan keputusan. Teknik-teknik pengambilan keputusan berfungsi untuk membantu kita dalam membuat keputusan terbaik dikaitkan dengan ketersediaan informasi yang relevan. Teknik-teknik Pengambilan Keputusan sebagai berikut :
1. Analisis Diagram Pareto (Pareto Analysis)
14
15
Analisis pareto merupakan teknik yang sederhana, yang membantu kita dalam memilih perubahan tindakan yang akan kita ambil secara efektif. Analisis pareto merupakan sebuah teknik pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menemukan perubahan yang akan memberikan manfaat terbesar bagi pengambil keputusan. Analisis pareto tidak hanya memberikan gambaran pada kita tentang masalah yang paling penting untuk diselesaikan, namun teknik tersebut juga memberikan sejumlah nilai yang memperlihatkan seberapa besar atau parah masalah tersebut. 2. Analisis perbandingan Sepasang (Paired Comparison Analysis) Teknik analisis paired comparison merupakan metode yang baik untuk mengukur kepentingan relatif (relative importance) dari sejumlah alternatif solusi dan tindakan. Analisis ini memudahkan kita dalam menentukan keputusan kala skala prioritas dari masalah dan solusi tidak jelas. Teknik ini menyediakan kerangka untuk membandingkan setiap solusi atau tindakan terhadap alternatif solusi atau tindakan lain, dan memperlihatkan pada kita perbedaan kepentingan antara alternatif solusi. 3. Analisis Jaringan (Grid Analysis) Teknik analisis ini membantu kita dalam menentukan keputusan atas beberapa pilihan yang dihadapkan pada sejumlah faktor yang berbeda. 4. Teknik Implikasi Plus-Minus (Plus-Minus Implication, PMI) Teknik pengambilan keputusan ini membantu kita dlam menentukan keputusan atas beberapa pilihan yang dihadapkan pada sejumlah faktor yang berbeda. 5
Analisis kekuatan Lapangan
15
16
Analisis ini merupakan teknik yang berguna untuk melihat sejumlah kekuatan dan bila memungkinkan seluruh kekuatan, yang mendukung maupun menghalangi suatu tujuan atau rencana yang akan diputuskan. Pada dasarnya teknik ini memiliki gambaran yang membantu kita dalam mengidentifikasikan sejumlah yang daapt dibuat untuk memperbaiki rencana guna meningkatkan pengambilan keputusan yang baik. 6. Analisis Biaya dan Manfaat Teknik ini merupakan teknik yang mudah digunakan untuk menentukan keputusan. Analisis ini dapat dilakukan hanya dengan menggunakan biaya dan manfaat keuangan saja.
2.3.
Decision Support Framework Gory dan Scott Morton (1971), yang mengkombinasikan hasil penelitian
Simon (1977) dan Anthony (1965), mengajukan sebuah framework sebagai berikut :
Gambar II.2 Decision Support Framework ((TURB 2005), 13)
16
17
Gambar di atas dibuat berdasarkan gagasan Simon yang menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan memiliki rentang keputusan dari yang paling terstruktur (disebut juga dengan istilah programmed) sampai pada keputusan
yang
paling
tidak
terstruktur
(disebut
juga
dengan
istilah
nonprogrammed). Proses terstruktur adalah rutinitas, dan biasanya merupakan masalah yang sering terjadi sehingga dibuatkan sebuah metode solusi yang standar. Proses yang tidak terstruktur adalah masalah yang fuzzy, kompleks sehingga tidak ada metode solusi yang cut-and-dried. Simon juga menggambarkan ada 3 fase dalam pengambilan keputusan, yaitu intelligence (mencari kondisi yang membutuhkan suatu keputusan), design (menemukan, membangun/mengembangkan, dan menganalisa kemungkinan arah tindakan) dan choice (memilih satu dari beberapa kemungkinan yang ada). Bila dalam beberapa fase tersebut (bukan semua) terdapat keputusan yang terstruktur maka Gorry dan Scott Morton menyebutnya dengan istilah semi terstruktur. Pada masalah yang terstruktur, prosedur untuk mendapatkan solusi yang terbaik (atau paling tidak yang cukup baik) sudah diketahui. Sedangkan pada masalah yang tidak terstruktur, intuisi manusia seringkali menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Dalam model pengambilan keputusan berbasis kriteria majemuk, diperlukan sebuah pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil adalah sebuah keputusan semiterstruktur, dimana dibutuhkan sebuah Decision Support System untuk mendukung keputusan yang diambil pada setiap kriteria dalam model pengambilan keputusan berbasis kriteria majemuk. Keputusan yang akan
17
18
dihasilkan adalah sebuah strategic planning, berupa penentuan guru untuk mengajar suatu matapelajaran tertentu. 2.4.
Tinjauan Pustaka
2.4.1
Penilaian Guru Untuk menjadi seorang guru, dibutuhkan kriteria tertentu. Menurut
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pada bab IV mengenai Kualifikasi, Sertifikasi, dan Sertifikasi Guru dimana dalam pasal 8 dikatakan bahwa setiap guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pemenuhan
persyaratan
kualifikasi
akademik
minimal
S1/D-IV
dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya, guru SD dipersyaratkan lulusan S1/D-IV jurusan/program studi PGSD/Psikologi/ Pendidikan lainnya, sedangkan guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK dipersyaratkan lulusan S1. 2.4.1.1.
Administrasi Guru Administrasi guru merupakan penilaian yang dilakukan oleh wakil
kepala sekolah bidang sarana tentang kedisiplinan guru dalam mengajar. Administrasi guru dibuat mengacu pada PERMENDIKNAS RI No. 19, 20 dan 41 tahun 2007, yang berarti segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan para tenaga pengajar di sekolah secara efektif dan efesien agar tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah tercapai secara optimal. Komponen yang dinilai meliputi :
18
19
1. Konfirmasi ketidakhadiran 2. Membuat laporan kinerja bulanan 3. Membuat program pembelajaran 4. Membuat buku penilaian 5. Mengisi absen harian 6. Mengisi agenda mengajar 2.4.1.2.
Kompetensi Guru Kompetensi guru merupakan penilaian yang dilakukan oleh wakil
kepala sekolah bidang kurikulum berdasarkan PP RI No. 19 tahun 2005 pasal 28, PERMENDIKNAS RI No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. Komponen yang dinilai meliputi : 1.
Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik yaitu kompetensi
yang berkaitan dengan
pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta
didik,
pengembangan
kurikulum/silabus,
perancangan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi
pembelajaran,
evaluasi
hasil
belajar,
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
19
20
2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian yaitu kompetensi yang berkaitan dengan kepribadian yang mantap, sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan. 4. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam pengetahuan isi (content knowledge) penguasaan : a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, matapelajaran, atau kelompok matapelajaran yang diampu. b. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, matapelajaran, atau kelompok matapelajaran yang diampu.
20
21
2.4.1.3.
Metode Guru Mengajar Metode guru mengajar merupakan penilaian yang dilakukan oleh
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berdasarkan PERMENDIKNAS RI No. 41 tahun 2007 tentang standar proses dan mengacu pada buku “The Seven Laws Of Teaching” (John Milton, 1995). Metode guru mengajar adalah sebagian suatu cara atau jalan yang dilakukan guru dalam rangka proses kegiatan belajar-mengajar, sehingga individu yang
diajar
(dididik)
akan
dapat
mencerna,
menerima
dan
mampu
mengembangkan bahan-bahan/materi yang diajarkannya. Komponen yang dinilai meliputi : 1. Gaya dan penampilan mengajar 2. Interaksi dengan siswa 3. Kelengkapan dan kesesuaian materi 4. Kemampuan menyampaikan materi 5. Kesempatan bertanya dan diskusi 6. Memotivasi siswa 7. Pemberian tugas dan contoh soal 2.4.2
Pengaruh Kepribadian, Jenis Kelamin, Pengamatan Manusia dengan Cara Pengambilan Keputusan
2.4.2.1. Jenis Kepribadian (Tabiat) Banyak penelitian yang mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara kepribadian dan pengambilan keputusan. Jenis kepribadian atau tabiat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap pencapaian tujuan, pemilihan
21
22
alternatif, penanganan resiko, dan reaksi yang dilakukan pada saat tertekan. Kepribadian juga mempengaruhi kemampuan pengambil keputusan dalam memproses informasi dalam jumlah besar dan dalam waktu yang mendesak. Pengaruh kepribadian juga berdampak pada aturan dan pola komunikasi dari seorang pengambil keputusan. 2.4.2.2. Jenis Kelamin Uji empiris secara psikologi mengindikasikan bahwa ada (sedikit) perbedaan dan persamaan jenis kelamin dalam pengambilan keputusan, termasuk faktor-faktor seperti keberanian, kualitas, kemampuan, penanganan resiko dan pola komunikasi (TURBAN, 2005). (Powell, Johnson, 1995) mengamati bahwa decision support system dirancang dengan asumsi bahwa tidak ada perbedaan jenis kelamin, tetapi orang dengan jenis kelamin yang berbeda mungkin saja mengambil keputusan dengan cara yang berbeda. Dalam review terhadap beberapa literatur, mereka menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin dihubungkan dengan kemampuan dan motivasi, penanganan resiko dan kepercayaan diri, dan juga cara pengambilan keputusan. Menurut (Smith, 1999), kalaupun ada, perbedaan jenis kelamin sangat kecil (tidak signifikan). Hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan tidak dapat memberikan kesimpulan yang cukup berarti, sehingga tidaklah bijaksana bila kita membedakan antara laki-laki atau perempuan sebagai pengambil keputusan yang terbaik atau terburuk.
22
23
2.4.2.3. Teori Pengamatan (Cognition Theory) Pengamatan (Cognition) adalah sekumpulan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang meyakini adanya perbedaan antara pandangan secara internal terhadap lingkungan dan apa yang sebenarnya terjadi dalam sebuah lingkungan. Dengan kata lain, kemampuan untuk menanggapi dan mengerti informasi. 2.4.2.4. Gaya Pengamatan (Cognitive Style) Gaya Pengamatan (Cognitive Style) adalah proses subjektif melalui bagaimana orang menanggapi, mengorganisasi dan merubah informasi selama proses pengambilan keputusan. Sering kali disebut dengan management style. 2.5.
Metode Analytical Network Process (ANP) Metode Analytic Network Process (ANP) adalah salah satu metode yang
mampu
merepresentasikan
tingkat
kepentingan
berbagai
pihak
dengan
mempertimbangkan saling keterkaitan antar kriteria dan sub kriteria yang ada. Model ini merupakan pengembangan dari AHP sehingga lebih memiliki kompleksitas dibanding metode AHP. Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif (Saaty, 1999). Keterkaitan pada metode ANP ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence) dan keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer dependence). Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks dibanding metode AHP.
23
24
Menurut Saaty dalam (Ascarya, 2005) ANP digunakan untuk menurunkan rasio prioritas komposit dari skala rasio individu yang mencerminkan pengukuran relatif dari pengaruh elemen-elemen yang saling berinteraksi berkenaan dengan kriteria kontrol. ANP merupakan teori matematika yang memungkinkan seseorang untuk memperlakukan dependence dan feedback secara sistematis yang dapat menangkap dan mengkombinasi faktor-faktor tangible dan intangible. Berbeda dengan Analytic Hierarchy Process (AHP), ANP dapat menggunakan jaringan tanpa harus menetapkan level seperti pada hierarki yang digunakan dalam AHP. Konsep utama dalam ANP adalah influence „pengaruh‟, sementara konsep utama dalam AHP adalah preferrence „preferensi‟. AHP dengan asumsi-asumsi dependensinya tentang cluster dan elemen merupakan kasus khusus dari ANP (Ascarya, 2005). Kelebihan ANP dari metodologi yang lain (AHP) adalah : a.
Kekuatan (power) Analytic Network Process (ANP) terletak dalam penggunaan rasio skala untuk menangkap semua jenis interaksi dan membuat prediksi yang akurat, dan bahkan lebih, untuk membuat keputusan yang lebih baik.
b.
Kemampuannya untuk membantu kita dalam melakukan pengukuran dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam hierarki atau jaringan.
c.
Kesederhanaan metodologinya membuat ANP menjadi metodologi yang lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif yang beragam, seperti pengambilan keputusan, forecasting, evaluasi, mapping, strategizing, dan alokasi sumber daya.
24
25
d.
Dibandingkan dengan metodologi AHP, ANP memiliki banyak kelebihan, seperti komparasi yang lebih obyektif, prediksi yang lebih akurat, dan hasil yang lebih stabil. Perangkat lunak ANP (SuperDecisions) dan manual ANP juga mudah didapat secara free download.
e.
ANP akan sangat membantu perusahaan dalam riset evaluasi dan pengambilan keputusan, terkait pengembangan organisasi & manajemen, produk, layanan dan marketing, karena akan lebih akurat dan sangat efisien.
Pada jaringan AHP terdapat level tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif, dimana masing-masing level memiliki elemen. Sementara itu, pada jaringan ANP, level dalam AHP disebut cluster yang dapat memiliki kriteria dan alternatif di dalamnya, yang sekarang disebut simpul (Gambar II.3).
Gambar II.3. Perbandingan Hierarki Linier dan Jaringan Feedback ( Ascarya 2005 )
25
26
Dengan feedback, alternatif-alternatif dapat bergantung/terikat pada kriteria seperti pada hierarki tetapi dapat juga bergantung/terikat pada sesama alternatif. Lebih jauh lagi, kriteria-kriteria itu sendiri dapat tergantung pada alternatif-alternatif dan pada sesama kriteria. Oleh karena itu, hasil dari ANP diperkirakan akan lebih stabil. Dari jaringan feedback pada gambar II.3 dapat dilihat bahwa simpul atau elemen utama dan simpul-simpul yang akan dibandingkan dapat berada pada cluster-cluster yang berbeda. Sebagai contoh, ada hubungan langsung dari simpul utama C4 ke cluster lain (C2 dan C3), yang merupakan outer dependence. Sementara itu, ada simpul utama dan simpulsimpul yang akan dibandingkan berada pada cluster yang sama, sehingga cluster ini terhubung dengan dirinya sendiri dan membentuk hubungan loop. Hal ini disebut inner dependence. Elemen dalam suatu komponen/cluster dapat mempengaruhi elemen lain dalam komponen/cluster yang sama (inner dependence), dan dapat pula mempengaruhi elemen pada cluster yang lain (outer dependence) dengan memperhatikan setiap kriteria. Akhirnya, hasil dari pengaruh ini dibobot dengan tingkat kepentingan dari kriteria, dan ditambahkan untuk memperoleh pengaruh keseluruhan dari masing-masing elemen ((Ascarya, 2005), 5) 2.5.1. Landasan ANP ANP memiliki tiga aksioma yang menjadi landasan teorinya : 1.
Resiprokal. Aksioma ini menyatakan bahwa jika PC (EA,EB) adalah nilai pembandingan pasangan dari elemen A dan B, dilihat dari elemen induknya C, yang menunjukkan berapa kali lebih banyak
26
27
elemen A memiliki apa yang dimiliki elemen B, maka PC (EB,EA) = 1/Pc (EA,EB). Misalkan, jika A lima kali lebih besar dari B, maka B besarnya 1/5 dari besar A. 2.
Homogenitas. Aksioma ini menyatakan bahwa elemen-elemen yang dibandingkan sebaiknya tidak memiliki perbedaan terlalu besar, yang dapat menyebabkan kesalahan judgements yang lebih besar.
3.
Aksioma ini menyatakan bahwa mereka yang mempunyai alasan terhadap keyakinannya harus memastikan bahwa ide-ide mereka cukup terwakili dalam hasil agar sesuai dengan ekspektasinya.
2.5.2. Prinsip Dasar ANP Prinsip-prinsip dasar ANP ada tiga, yaitu dekomposisi, penilaian komparasi (comparative judgements), dan komposisi hierarkis atau sintesis dari prioritas. Prinsip dekomposisi diterapkan untuk menstrukturkan masalah yang kompleks menjadi kerangka hierarki atau jaringan cluster, sub-cluster, sub-sub cluster, dan seterusnya. Dengan kata lain dekomposisi adalah memodelkan masalah ke dalam kerangka ANP. Prinsip penilaian komparasi diterapkan untuk membangun pembandingan pasangan (pairwise comparison) dari semua kombinasi elemen-elemen dalam cluster dilihat dari cluster induknya. Pembandingan pasangan ini digunakan untuk mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam suatu cluster dilihat dari cluster induknya. Prinsip komposisi hierarkis atau sintesis diterapkan untuk mengalikan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam cluster dengan prioritas „global‟ dari
27
28
elemen induk, yang akan menghasilkan prioritas global seluruh hierarki dan menjumlahkannya untuk menghasilkan prioritas global untuk elemen level terendah (biasanya merupakan alternatif). 2.5.3. Fungsi Utama ANP Metodologi ANP memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut: 1.
Melakukan strukturisasi pada kompleksitas Dalam penelitiannya, (Saaty, 1999) menemukan adanya pola-pola yang sama dalam sejumlah contoh tentang bagaimana manusia memecahkan sebuah kompleksitas dari masa ke masa. Dimana kompleksitas distruktur secara hierarkis ke dalam cluster-cluster yang homogen dari faktor-faktor.
2.
Pengukuran ke dalam skala rasio. Metodologi pengambilan keputusan yang terdahulu pada umumnya menggunakan pengukuran level rendah (pengukuran ordinal atau interval), sedangkan metodologi ANP menggunakan pengukuran skala rasio yang diyakini paling akurat dalam mengukur faktor-faktor yang membentuk hierarki. Level pengukuran dari terendah ke tertinggi adalah nominal, ordinal, interval, dan rasio. Setiap level pengukuran memiliki semua arti yang dimiliki level yang lebih rendah dengan tambahan arti yang baru. Pengukuran interval tidak memiliki arti rasio, namun memiliki arti interval, ordinal, dan nominal. Pengukuran rasio diperlukan untuk mencerminkan proporsi. Untuk menjaga kesederhanaan metodologi, (Saaty, 1999) mengusulkan penggunaan
28
29
penilaian rasio dari setiap pasang faktor dalam hierarki untuk smendapatkan (tidak secara langsung memberikan nilai) pengukuran skala rasio. Setiap metodologi dengan struktur hieraki harus menggunakan prioritas skala rasio untuk elemen diatas level terendah dari hierarki. Hal ini penting karena prioritas (atau bobot) dari elemen di level manapun dari hierarki ditentukan dengan mengalikan prioritas dari elemen pada level dengan prioritas dari elemen induknya. Karena hasil perkalian dari dua pengukuran level interval secara matematis tidak memiliki arti, skala rasio diperlukan untuk perkalian ini. AHP/ANP menggunakan skala rasio pada semua level terendah dari hierarki/jaringan, termasuk level terendah (alternatif dalam model pilihan). Skala rasio ini menjadi semakin penting jika prioritas tidak hanya digunakan untuk aplikasi pilihan, namun untuk aplikasi-aplikasi lain, seperti untuk aplikasi alokasi sumber daya. 3.
Sintesis. Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Kalau analisis berarti mengurai entitas material atau abstrak ke dalam elemen-elemennya, maka sintesis berarti menyatukan semua bagian menjadi satu kesatuan. Karena kompleksitas, situasi keputusan penting, atau prakiraan, atau alokasi sumber daya, sering melibatkan terlalu banyak dimensi bagi manusia untuk dapat melakukan sintesis secara intuitif, kita memerlukan suatu cara untuk melakukan sintesis dari banyak dimensi. Meskipun ANP memfasilitasi analisis, fungsi yang lebih penting lagi dalam ANP adalah kemampuannya untuk membantu kita
29
30
dalam melakukan pengukuran dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam hierarki atau jaringan. 2.6.
Perangkat Lunak SuperDecisions SuperDecisions mengimplementasikan Analytic Network Process (ANP)
yang dikembangkan oleh Thomas Saaty. Program ini ditulis oleh Tim ANP, bekerja untuk
Yayasan Keputusan Creative.
Berikut adalah gambaran
menjalankan perangkat lunak SuperDecisions dengan model burger cukup terkenal.
Gambar II.4 Sample SuperDecisions
SuperDecisions yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan ketergantungan dan umpan balik (itu mengimplementasikan Analytic Network Process, ANP, dengan banyak tambahan). Masalah seperti itu sering terjadi dalam kehidupan nyata. SuperDecisions memperluas Analytic Hierarchy Process (AHP) yang menggunakan dasar yang sama proses prioritas berdasarkan prioritas yang
30
31
berasal melalui penilaian pada unsur pasang atau dari pengukuran langsung. Dalam AHP unsur-unsur tersebut diatur dalam struktur keputusan hierarki sementara ANP menggunakan satu atau lebih jaringan datar cluster yang mengandung unsur-unsur. Sebagian besar metode pengambilan keputusan menganggap kemerdekaan antara kriteria keputusan dan alternatif keputusan itu, atau hanya di antara kriteria atau diantara alternatif sendiri. Sementara ANP tidak dibatasi oleh asumsi-asumsi semacam itu. Hal ini memungkinkan untuk semua kemungkinan dan potensi dependensi. ANP tidak membatasi pemahaman dan pengalaman manusia untuk pengambilan keputusan menjadi model yang sangat teknis yang tidak wajar dan dibuat-buat. Hal ini pada dasarnya merupakan formalisasi dari bagaimana orangorang biasanya berpikir, dan membantu pembuat keputusan melacak proses sebagai kompleksitas masalah dan faktor-faktor keragaman meningkat. Kesaksian terbaik kekuatan dan keberhasilan aplikasi ANP adalah mereka yang telah dilakukan yang diperoleh prioritas yang berhubungan dengan jawaban yang dikenal di dunia nyata atau yang telah diprediksi hasil. Dari perspektif ini adalah pendekatan yang dapat dipercaya dan objektif untuk membuat keputusan berdasarkan prioritas dan pentingnya dengan yang satu memiliki pengalaman. Hal ini agak berbeda daripada membuat dugaan-dugaan mengenai probabilitas terjadinya beberapa metode pembuatan keputusan yang akan dilakukan. 2.7.
Studi Literatur Sejenis Analytic Network Process atau ANP merupakan pendekatan baru metode
kualitatif. Diperkenalkan oleh Thomas Saaty pakar riset dari Pittsburgh
31
32
University, dimaksudkan untuk menyempurnakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam pengambilan keputusan. Beberapa model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan metode ANP, diantaranya yang tercatat dalam referensi hasil riset di bidang teknologi informasi adalah seperti: Penelitian yang dilakukan oleh Iwan Vanany (2003) membahas aplikasi Analytic Network Process (ANP) untuk mendukung pembobotan pada perancangan sistem pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard. Hasil penelitiannya adalah pembobotan dengan metode ANP menunjukkan adanya kulminasi nilai bobot pada perspektif finansial dari Strategy Map di PT. X. “Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil Di Perbankan Syariah Indonesia” Saaty (2007), penelitian ini membuktikan bahwa ANP menjadi metodologi yang lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif yang beragam. Kecukupan data dalam ANP tidak menjadi syarat. Hal yang penting adalah responden harus menguasai/ahli dalam masalah yang diteliti. Penelitian ini juga membuktikan bahwa, kelebihan ANP dari AHP adalah komparasi yang lebih obyektif, prediksi yang lebih akurat dan hasilnya lebih stabil. “Multi Criteria Decision Model Menggunakan AHP/Rating Model – Linier Goal Programming (Studi Kasus : Pemilihan Proposal Investasi CPPU/PPU PT.Sarana Jatim Ventura)” Fadjar Hutomo (2005). Penelitian ini meneliti proses pengambilan keputusan pemilihan proposal investasi di
32
33
sebuah perusahaan modal ventura daerah, khususnya PT.Sarana Jatim Ventura. Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Model AHP/Rating memberikan kerangka kerja yang logis, terstruktur dan koheren dalam melaksanakan sebuah proses pengambilan keputusan kelompok dimana proposal investasi dievaluasi dalam berbagai kriteria yang telah diprioritaskan. Kedua, pemanfaatan Model AHP/Rating untuk pengambilan keputusan pemilihan proposal investasi secara multikriteria dalam sebuah kelompok dapat memfasilitasi proses diskusi kelompok, meningkatkan kerjasama dan memperbaiki kualitas keputusan yang akan diambil. Ketiga, Model AHP – LGP yang terintegrasi memberikan keleluasaan dalam mengalokasikan sumber dana yang terbatas hanya kepada proposal investasi terpilih yang akan memaksimumkan keuntungan atau manfaat perusahaan. Dari ketiga penelitian yang telah diuraikan, maka peneliti mencoba mengikuti penelitian yang dilakukan oleh (Saaty, 2007) yang menggunakan ANP dalam “Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil Di Perbankan Syariah Indonesia”, peneliti mencoba menerapkan pada “Model Pengambilan Keputusan Berbasis Kriteria Majemuk Dalam Penentuan Guru Pengajar Matapelajaran Menggunakan Analytical Network Process (ANP) : Studi Kasus SMK Global Informatika Tangerang”, alasan peneliti menggunakan ANP dan perangkat lunak SuperDecisions adalah karena metodologi yang lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif yang beragam. Kecukupan data dalam ANP tidak menjadi syarat. Hal yang penting adalah responden harus menguasai/ahli dalam masalah yang diteliti.
33
34
2.8.
Tinjauan Objek Penelitian
2.8.1
Gambaran Umum
2.8.1.1 Latar Belakang SMK Global Informatika Tangerang Pada mulanya di kota Tangerang hanya ada satu SMK yang bergerak pada bidang pendidikan Informatika, karena kurang memadai kemudian didirikanlah SMK Global Informatika. SMK Global Informatika Tangerang diresmikan oleh walikota Tangerang dan beralamat di Jalan Pesantren Al–Ma‟mur, Kreo Selatan, Kecamatan Larangan. SMK Global Informatika didirikan sejak tanggal 8 April 2006 atas prakarsa : a. Bapak Drs. Jamal Lutfi b. Bapak Drs. Amrullah c. Bapak Drs. Basuni M.Z d. Bapak Drs. Muh. Sholeh, MM e. Bapak Calim Saputra, S.Sos Tujuan : a. Untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dalam bidang teknologi. b. Untuk memfasilitasi masyarakat dalam bidang pendidikan yang bergerak dalam bidang teknologi.
2.8.1.2 Visi dan Misi SMK Global Informatika a) Visi Mencetak generasi muda piawai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
34
35
b) Misi 1. Menciptakan
situasi
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
mudah
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Membiasakan diri sejak dini akrab dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Menyelaraskan ilmu pengetahuan teknologi dan imtaq pada siswa.
2.8.1.3 Struktur Organisasi SMK Global Informatika Tangerang Secara garis besar, organisasi adalah suatu hubungan wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan demi untuk mencapai tujuan yang sama dengan perencanaan yang baik dan terstruktur. Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi, merupakan salah satu hal yang sangat penting karena dengan memiliki struktur organisasi yang baik, fungsi dan manajemen akan dapat dijalankan dengan baik. Dalam organisasi terdapat hubungan saling mempengaruhi satu bagian dengan bagia yang lainnya. Dan di sinilah peneliti tidak menerima secara detail dari seluruh struktur organisasi tetapi di sini peneliti hanya menerangkan struktur organisasi secara umum.
35
36
YAYASAN KESEJAHTERAAN UMAT ISLAM INDONESIA (YAKIIN)
KEPALA SEKOLAH Drs. Jamal Lutfi
WAKASEK KURIKULUM Drs. Amrullah.
BENDAHARA PUSAT Drs. Basuni MZ
WAKASEK KESISWAAN Dra. Embay S.
KEPALA TATA USAHA Calim Saputra, S.Sos
WALI KELAS
DEWAN GURU
SISWA
Gambar II.5. Struktur Organisasi SMK Global Informatika (wawancara, 06 Oktober 2009)
2.8.1.4 Tanggung Jawab dan Wewenang Berikut ini adalah tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing jabatan, (wawancara, 06 Oktober 2009) : 1. Ketua Yayasan mempunyai tugas : Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan memimpin penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, mengarahkan atau mengendalikan kegiatan, pembinaan kesiswaan, menyediakan dana operasional dan mengadakan rapat serta mengambil keputusan cepat.
36
37
2. Kepala Sekolah mempunyai tugas : Melaksanakan program kerja dari pengurus yayasan, menjaga nama baik pengurus yayasan dan sekolah, menerima dana operasional pendidikan dari yayasan, mengawasi kegiatan proses belajar mengajar, melaporkan hasil kinerja kegiatan sekolah kepada yayasan. 3. Wakil Kepala Sekolah (Bidang Kurikulum) mempunyai tugas : Membuat perencanaan dan mengkoordinasikan pembagian tugas-tugas guru per semester, merekap daya serap dan target pencapaian kurikulum per semester dan per tahun pelajaran, serta segala kegiatan yang berhubungan
dengan
urusan
kurikulum
dan
pengajaran
bidang
intrakulikuler. 4. Wakil Kepala Sekolah (Bidang Kesiswaan) mempunyai tugas : Merencanakan dan melaksanakan kegiatan aktivitas kesiswaan diantaranya mengurus OSIS, LDKS, terlaksananya kegiatan ekstrakulikuler, mengatur kegiatan perayaan hari-hari besar nasional. 5. Bendahara mempunyai tugas : Melaksanakan administrasi dan mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan. 6. Kepala Tata Usaha mempunyai tugas : Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam kegiatan : Penyusunan program kerja tata usaha sekolah, Pengelolaan dan pengarsipan surat-surat masuk dan keluar, pengurusan administrasi sekolah, pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah, penyusunan administrasi sekolah meliputi kesiswaan dan ketenagaan, penyusunan dan penyajian
37
38
data/statistik
sekolah
secara
keseluruhan,
mengkoordinasikan
dan
melaksanakan 9 K, penyusunan laporan pelaksanaan secara berkala. 7. Wali kelas mempunyai tugas : Bertugas mengelola kelas, bertanggung jawab atas kemajuan atau perkembangan prestasi siswa kepada orang tua, pengisan daftar kumpulan nilai siswa, pengisian buku laporan penilaian hasil belajar da pembagian buku laporan penilaian hasil belajar. 8. Dewan Guru mempunyai tugas : Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien secara optimal. Melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan penilaian belajar, ulangan harian dan semester. 9. Siswa mempunyai tugas : Siswa/Siswi bertugas mengikuti proses belajar mengajar yang telah di program oleh sekolah, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.
2.8.1.5 Jenis Mata Pelajaran Jenis mata pelajaran terbagi menjadi: Tabel II-1 Jenis Mata Pelajaran Kelas No
Mata Pelajaran X TKJ
XI TKJ
X MM
XI MM
XII MM
1.
Agama
V
v
v
v
v
2.
PKn
V
v
v
v
v
38
39
3.
Bhs. Indonesia
V
v
v
v
v
4.
Bhs. Inggris
V
v
v
v
v
5.
Matematika
V
v
v
v
v
6.
Seni Budaya
V
v
v
v
v
7.
Olahraga
V
v
v
v
v
8.
IPA
V
v
v
v
v
9.
IPS
V
v
v
v
v
10. KKPI
V
v
v
v
v
11. Kewirausahaan
V
v
v
v
v
12. Memahami etimologi
v
13. Memahami alir P3M
v
14. Menerapkan P4K
v
15. Merawat peralatan MM
v
16. Prinsip seni grafis
v
17. Menggabungkan teks
v
18. Menggabungkan gambar 2D
v
19. Menggabungkan fotografi digital
v
Menggabungkan audio pada v
20. multimedia 21. Membuat story board
V
v
v
v
v
22. Mengoperasikan s/w MM
v
23. Mengoperasikan s/w penyunting audio
v
24. Mengoperasikan s/w penyunting video
v
39
40
v
25. Mengoperasikan s/w efek visual 26. Menerapkan teknik analog dan digital
V
Menerapkan fungsi periferal dan V
27. instalasi PC Mendiganosis permasalahan PC &
V
28. periferal 29. Melakukan maintenance PC
V
30. Melakukan maintenance periferal
V
31. Melakukan perawatan PC
V
v v
32. Melakukan instalasi sistem operasi V
33. Melakukan instalasi s/w
v v
34. Melakukan instalasi jaringan LAN 42 jam
Jumlah jam pelajaran
42 jam
42 jam
42 jam
42 jam
2.8.1.6 Latar Belakang Pendidikan Guru Tabel II-2 Daftar Guru Pengajar NO
NAMA
PENDIDIKAN
JENIS KELAMIN
KET
1
2
3
4
5 PNS
1
Drs. Jamal Lutfi
S1
L
2
Drs. Amrullah
S1
L
3
Drs. Basuni MZ
S1
L
PNS
4
Drs. M. Sholeh, MM
S2
L
PNS
40
41
5
Nurcholis, S.Pd
S1
L
6
Dra. Embay Sobariah
S1
P
7
Doni Romdoni, S.Pd.I
S1
L
8
Sibawaihi, S.Pd.I
S1
L
9
Erika Nachrowi, S.Kom
S1
L
10
Suhendi, S.Kom.
S1
L
11
Drs. Sardi, MM
S2
L
12
H. Madroi, S.Kom.
S1
L
13
Ary Bowo, S.Pd
S1
L
14
Drs. Jumei Suryo
S1
L
15
Rofikoh, S.Pd
S1
P
16
Choirunnisa, S.Pd
S1
P
17
Endah Trisnawati, S.Pd
S1
P
18
Warsa Djumiarsa, SE
S1
L
19
Seno, S.Pd
S1
L
2.8.2
Hipotesis
PNS
Dengan terjadinya kesesuaian antara Kuesioner SuperDecisions yang dilakukan oleh Kepala SMK Global Informatika Tangerang dengan Wakil Kepala SMK Global Informatika Tangerang maka akan didapatkan guru pengajar dalam mengajar
matapelajaran
tertentu,
dan
(surat keterangan) mengajar setiap periode.
41
guru
tersebut
dibuatkan
SK
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Metode Pengumpulan Data 6. Observasi (Pengamatan) Pada metode observasi, peneliti mengadakan peninjauan dan penelitian langsung di SMK Global Informatika Tangerang untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Pelaksanaan Penelitian sebagai berikut : 1) Waktu Waktu Pelaksanaannya dilaksanakan selama Oktober 2010 sampai bulan Januari 2011. 2) Tempat Tempat yang menjadi Objek penelitian adalah : Tempat
: SMK Global Informatika Tangerang
Alamat
: Jl. Pesantren Kreo Selatan Larangan Kota Tangerang 15156
Telp
: 021-737 5229
3) Objek Pengamatan 1. Ruang kelas, ruang guru dan ruang Kepala Sekolah. 2. Mengamati kegiatan belajar mengajar di SMK Global Informatika 3. Proses penentuan guru matapelajaran. 4. Mencatat kelebihan serta kekurangan guru matapelajaran tersebut. 7. Wawancara Pada wawancara kali ini peneliti mewawancarai Kepala Sekolah SMK Global Informatika Tangerang Bapak Drs. Jamal Lutfi mengenai data-data guru pengajar. Peneliti melakukan wawancara langsung pada pihak sekolah, agar memperoleh data dan penjelasan yang tepat dan akurat, mengenai guru matapelajaran yang akan dianalisa.
42
43
8. Kuesioner Metode ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada staff guru SMK Global Informatika. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh peneliti untuk mengetahui tentang proses belajar mengajar di SMK Global Informatika Tangerang, berupa administrasi guru, kompetensi guru dan metode guru mengajar dapat dilihat di lampiran.. 9. Studi Literatur Sejenis Pada metode literatur sejenis, peneliti membandingkan research yang sejenis, pada penelitian sebelumnya, di antaranya : d. Iwan Vanany (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Aplikasi Analytic Network Process (ANP) Pada Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja (Studi Kasus pada PT. X)”. Penelitian yang dilakukan oleh Iwan Vanany (2003) membahas aplikasi Analytic Network Process (ANP) untuk mendukung pembobotan pada perancangan sistem pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard. Hasil penelitiannya adalah pembobotan dengan metode ANP menunjukkan adanya kulminasi nilai bobot pada perspektif finansial dari Strategy Map di PT. X. e. Triwulandari S. Dewayana (2009) dalam penelitian yang berjudul “Pemilihan Pemasok Cooper Rod Menggunakan Metode ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))”. penelitian ini membuktikan bahwa ANP menjadi metodologi yang lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif yang beragam. Kecukupan data dalam ANP tidak menjadi syarat. Hal yang penting adalah responden harus menguasai/ahli dalam masalah yang diteliti. Penelitian ini juga membuktikan bahwa, kelebihan ANP dari AHP adalah komparasi yang lebih obyektif, prediksi yang lebih akurat dan hasilnya lebih stabil.
43
44
f. Fadjar Hutomo (2005) dalam penelitian yang berjudul “Multi Criteria Decision Model Menggunakan ANP/Rating Model – Linier Goal Programming (Studi Kasus : Pemilihan Proposal Investasi CPPU/PPU PT.Sarana Jatim Ventura)”. Penelitian ini meneliti proses pengambilan keputusan pemilihan proposal investasi di sebuah perusahaan modal ventura daerah, khususnya PT.Sarana Jatim Ventura. Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Model AHP/Rating memberikan kerangka kerja yang logis, terstruktur dan koheren dalam melaksanakan sebuah proses pengambilan keputusan kelompok dimana proposal investasi dievaluasi dalam berbagai kriteria yang telah diprioritaskan. Kedua, pemanfaatan Model AHP/Rating untuk pengambilan keputusan pemilihan proposal investasi secara multikriteria dalam sebuah kelompok dapat memfasilitasi proses diskusi kelompok, meningkatkan kerjasama dan memperbaiki kualitas keputusan yang akan diambil. Ketiga, Model AHP – LGP yang terintegrasi memberikan keleluasaan dalam mengalokasikan sumber dana yang terbatas
hanya
kepada
proposal
investasi
terpilih
yang
akan
memaksimumkan keuntungan atau manfaat perusahaan. Dari ketiga penelitian yang telah diuraikan, maka peneliti mencoba mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Triwulandari S. Dewayana (2009) yang menggunakan ANP dalam “Pemilihan Pemasok Cooper Rod Menggunakan Metode ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))”., peneliti mencoba menerapkan pada “Model Pengambilan Keputusan Berbasis Kriteria Majemuk Dalam Penentuan Guru Pengajar Matapelajaran Menggunakan Analytical Network Process (ANP) : Studi Kasus SMK Global Informatika Tangerang”, alasan peneliti menggunakan ANP dan perangkat lunak SuperDecisions adalah karena metodologi yang lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif yang beragam. Kecukupan data dalam ANP tidak menjadi syarat. Hal yang penting adalah responden harus menguasai/ahli dalam masalah yang diteliti.
44
45
10. Studi Pustaka (Library Reseach) Peneliti melakukan kajian studi pustaka dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan data atau fakta yang bersifat teoritis yang diperoleh dengan cara mempelajari literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian, bahan kuliah dan sumber-sumber lain yang ada hubungannya dengan permasalahan yang peneliti bahas. Selain itu, peneliti juga mengunjungi website yang berhubungan dengan skripsi ini.
Adapun daftar buku dan website yang menjadi
referensi dalam penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.2
Metode Analisis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yang bertujuan
untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam dan lengkap dari obyek yang akan diteliti
dengan melakukan pengamatan serta wawancara langsung
di lapangan. Dalam penelitian ini untuk menentukan guru pengajar, digunakan penilaian dari kuesioner SuperDecisions berupa penilaian dari responden ahli yang akan diolah dengan metode ANP dan perangkat lunak SuperDecisions. Melalui perangkat lunak dan metode ini, akan dihasilkan prioritas nama guru tertentu yang sesuai dalam mengajar. Kesesuaian antar responden ahli akan diukur berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Kepala SMK Global Informatika Tangerang.
3.2.1
Analisis Deskriptif Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
Analytic Network Process (ANP). Analisis deskriptif dilakukan melalui penyajian rangkuman hasil survey dan identifikasi dalam bentuk tabulasi dan/atau grafik. Dengan analisis ini akan digambarkan kondisi pengambilan keputusan di SMK Global Informatika Tangerang pada saat ini. Sedangkan ANP digunakan sebagai instrumen untuk menentukan prioritas kebijakan dalam menentukan guru pengajar. 45
46
3.2.2
Metode ANP Pada tahap ini peneliti memberikan gambaran hasil dari pengujian setelah
dilakukan analisa menggunakan metode ANP dengan bantuan perangkat lunak SuperDecisions.
3.3.
Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu : 1.
Pemilihan Tema, Topik dan Judul Penelitian
2.
Identifikasi Kebutuhan Obyektif Penelitian
3.
Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian
4.
Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian
5.
Studi Pustaka/Telaah Teori
6.
Perumusan Hipotesis
7.
Identifikasi Variabel dan Data Penelitian
8.
Pemilihan Alat Pengumpulan Data
9.
Perancangan Pengolahan Data
10. Metode Pengumpulan Data 11. Pengolahan dan Analisis Data 12. Penarikan Kesimpulan 13. Pelaporan
46
47
3.4.
Kerangka Pemikiran Administrasi Guru
Kompetensi Guru
Metode Guru Mengajar
Kuesioner yang diolah dengan SuperDecisions yang dilakukan oleh ketiga wakil kepala SMK Global Informatika
Mata Pelajaran
Y
T Sesuai?
Maka akan dibuatkan SK Mengajar
Guru Mata Pelajaran
Kuesioner yang diolah dengan SuperDecisions yang dilakukan oleh Kepala SMK Global Informatika
Pendapat Kepala Sekolah berdasarkan interview
Multicriteria berupa Administrasi guru, kompetensi guru, dan metode guru mengajar
Gambar II.6 Kerangka Konsep Pemikiran
Dalam menentukan seorang guru pengajar yang sesuai, diperlukan suatu penilaian guru, yang diambil dari Kuesioner SuperDecisions. Kuesioner SuperDecisions didapatkan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner ke Kepala SMK Global Informatika Tangerang dan 3 orang Wakil Kepala SMK Global Informatika Tangerang. Kuesioner yang diberikan ke Kepala SMK Global Informatika Tangerang berupa multicriteria yang terdiri dari administrasi guru, kompetensi guru, metode guru mengajar, matapelajaran dan guru matapelajaran yang berjumlah 3 orang serta wawancara mengenai pendapat kepala sekolah tentang guru pengajar tersebut. Kuesioner yang diberikan ke 3 orang Wakil Kepala SMK Global Informatika Tangerang berupa administrasi guru, kompetensi guru, metode guru mengajar, matapelajaran dan guru matapelajaran yang berjumlah 3 orang. Data tersebut diolah dengan metode ANP
47
48
dan perangkat lunak
SuperDecisions. Jika hasil pengolahan kuesioner
SuperDesicions yang dilakukan oleh ketiga orang Wakil Kepala SMK Global Informatika Tangerang sesuai dengan hasil pengolahan kuesioner SuperDecisions yang dilakukan oleh Kepala SMK Global Informatika Tangerang maka akan dihasilkan SK (surat keterangan) Mengajar setiap periode.
48
49
BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS
4.1.
Pengelompokkan Data
4.1.1. Kriteria Dalam Menentukan Guru Pengajar Menurut PERMENDIKNAS No. 18 dan No. 40 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan dan mengacu pada PERMENDIKNAS No. 63 tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan, maka penilaian guru pengajar pada SMK Global Informatika Tangerang dilakukan oleh 3 pihak, yaitu : a) Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Sesuai dengan studi kasus yaitu penentuan guru pengajar, maka wakil kepala sekolah bidang sarana memberikan penilaian tentang Administrasi Guru. b) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Dalam hal ini wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan penilaian tentang Kompetensi Guru dalam mengajar. c) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan memberikan penilaian tentang Metode Guru Mengajar. Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui wawacara dan kuesioner, maka setiap kriteria/cluster mempunyai elemen/node tersendiri dalam menentukan guru pengajar, dalam hal ini adalah guru pengajar matapelajaran tertentu. Kriteria/cluster tersebut adalah : a) Administrasi Guru i. Konfirmasi ketidakhadiran ii. Membuat laporan kinerja bulanan iii. Membuat penilaian siswa iv. Membuat program pembelajaran v. Mengisi absen harian vi. Mengisi agenda mengajar b) Kompetensi Guru
49
50
i. Kompetensi Kepribadian ii. Kompetensi Pedagogik iii. Kompetensi Profesional iv. Kompetensi Sosial
c) Metode Guru Mengajar i. Gaya dan penampilan mengajar ii. Interaksi dengan siswa iii. Kelengkapan dan kesesuaian materi iv. Kemampuan menyampaikan materi v. Kesempatan bertanya dan diskusi vi. Memotivasi siswa vii. Pemberian tugas dan contoh soal
4.1.2. Standar Penilaian Per Node Dalam Cluster Berdasarkan hasil interview ke masing-masing wakil kepala sekolah, maka setiap node dalam cluster mempunyai bobot masing-masing. Berikut adalah bobot masing-masing node dalam cluster : a) Administrasi Guru Tabel IV.1 Peringkat Kepentingan Node dalam Cluster Administrasi Guru Peringkat
Node
Kepentingan
Membuat program pembelajaran
1
Membuat penilaian siswa
2
Membuat laporan kinerja bulanan
3
Konfirmasi ketidakhadiran
4
Mengisi agenda mengajar
5
Mengisi absen
6
b) Kompetensi Guru Tabel IV.2
50
51
Peringkat Kepentingan Node dalam Cluster Kompetensi Guru Node
Peringkat Kepentingan
Kompetensi Pedagogik
1
Kompetensi Kepribadian
2
Kompetensi Sosial
3
Kompetensi Profesional
4
c) Metode Guru Mengajar Tabel IV.3 Peringkat Kepentingan Node dalam Cluster Metode Guru Mengajar Node
Peringkat Kepentingan
Kelengkapan dan kesesuaian materi
1
Kemampuan menyampaikan materi
2
Gaya dan penampilan mengajar
3
Memotivasi siswa
4
Interaksi dengan siswa
5
Kesempatan bertanya dan diskusi
6
Pemberian tugas dan contoh soal
7
Untuk menentukan guru pengajar matapelajaran tertentu, dibutuhkan beberapa kriteria ideal dari semua node-node yang terkait dalam penilaian, sebagai standar kriteria. Berdasarkan hasil interview dan kuesioner, masingmasing wakil kepala sekolah menentukan angka standar node ideal sebagai berikut : Administrasi Guru
: 3 node terbesar dari seluruh node.
Kompetensi Guru
: 2 node terbesar dari seluruh node.
Metode Guru Mengajar : 4 node terbesar dari seluruh node. 4.1.3. Data Alternatif Data alternatif diambil dari data guru pengajar suatu matapelajaran di tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan matapelajaran tersebut, hanya diambil
51
52
3 nama guru sebagai perbandingan dalam pengujian. Dan untuk hasil perbandingan beberapa node dalam Administrasi Guru diambil berdasarkan acuan dari Guru Tahun Pelajaran 2010/2011. Node yang dimaksud adalah : Membuat program pembelajaran, Membuat penilaian siswa dan Membuat laporan kinerja bulanan.
4.2.
Analisis Deskriptif
4.2.1
Metode ANP Pada jaringan AHP terdapat level tujuan, kriteria, subkriteria, dan
alternatif, dimana masing-masing level memiliki elemen. Sementara itu, pada jaringan ANP, level dalam AHP disebut cluster yang dapat memiliki node dan alternatif di dalamnya, yang sekarang disebut simpul. Berikut adalah gambar metode ANP dalam penentuan guru pengajar matapelajaran tertentu melalui perangkat lunak SuperDecisions :
Gambar IV.1 ANP Dalam Penentuan Guru Pengajar Dengan feedback, alternatif-alternatif dapat bergantung/terikat pada node seperti pada hierarki tetapi dapat juga bergantung/terikat pada sesama alternatif. Lebih jauh lagi, node-node itu sendiri dapat tergantung pada alternatif-alternatif dan pada sesama node. Sementara itu, feedback meningkatkan prioritas yang diturunkan dari judgements dan membuat prediksi menjadi lebih akurat. Oleh 52
53
karena itu, hasil dari ANP diperkirakan akan lebih stabil. Dari jaringan feedback pada gambar IV.1 dapat dilihat bahwa simpul atau elemen utama dan simpulsimpul yang akan dibandingkan dapat berada pada cluster-cluster yang berbeda. Sebagai contoh, ada hubungan langsung dari simpul utama Administrasi Guru ke cluster lain (Kompetensi Guru dan Metode Guru Mengajar), yang merupakan outer dependence. Sementara itu, ada simpul Administrasi Guru dan simpul-simpul yang akan dibandingkan berada pada cluster/bagian yang sama, sehingga cluster ini terhubung dengan dirinya sendiri dan membentuk hubungan loop. Hal ini disebut inner dependence. Dalam studi kasus penentuan guru pengajar, cluster alternative berupa orang yaitu guru pengajar matapelajaran tertentu yang dilambangkan dengan Guru A, Guru B, dan Guru C. Sedangkan cluster yang lain yaitu cluster Administrasi Guru, cluster Kompetensi Guru dan cluster Metode Guru Mengajar, adalah criteria dari masing-masing cluster. Node dalam suatu cluster dapat mempengaruhi node lain dalam cluster yang sama (inner dependence), dan dapat pula mempengaruhi node pada cluster yang lain (outer dependence) dengan memperhatikan setiap node. Yang diinginkan dalam ANP adalah mengetahui keseluruhan pengaruh dari semua elemen. Oleh karena itu, semua node harus diatur dan dibuat prioritas dalam suatu kerangka kerja hierarki kontrol atau jaringan, melakukan perbandingan dan sintesis untuk memperoleh urutan prioritas dari sekumpulan node ini. Kemudian kita turunkan pengaruh dari node dalam
feedback dengan memperhatikan
masing-masing node. Akhirnya, hasil dari pengaruh ini dibobot dengan tingkat kepentingan dari node, dan ditambahkan untuk memperoleh pengaruh keseluruhan dari masing-masing node (Ascarya, 2005) Perbandingan dalam cluster dan Perbandingan antar cluster didapat dari kuesioner yang disebar ke responden. Berikut adalah gambar perbandingan antar alternative dalam cluster dan perbandingan antar node yang didapat dari kuesioner :
53
54
Gambar IV.2 Perbandingan antar alternative dalam node
Gambar IV.3 Perbandingan alternative dalam cluster
54
55
Gambar IV. 4 Perbandingan node dalam cluster
4.2.2
Analisis Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan metode ANP dengan bantuan perangkat
lunak SuperDecisions dengan mengambil matapelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika dengan nama-nama guru alternatif yang berbeda. Berikut adalah hasil pengujian pada matapelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika.
1) Matapelajaran Bahasa Indonesia Alternatif : a) Guru A : Rofikoh, S.Pd. b) Guru B : Dra. Embay Sobariah c) Guru C : Choirunnisa, S.Pd.
Hasil penelitian dari masing-masing cluster :
55
56
a) Dari cluster : Administrasi Guru
Gambar IV.5 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru
Gambar IV.6 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
Gambar IV.7 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru b) Dari cluster : Kompetensi Guru
56
57
Gambar IV.8 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Kompetensi Guru
Gambar IV.9 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Kompetensi Guru Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
Gambar IV.10 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Kompetensi Guru c) Dari cluster : Metode Guru Mengajar
57
58
Gambar IV.11 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Metode Guru Mengajar
Gambar IV.12 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Metode Guru Mengajar Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
58
59
Gambar IV.13 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Metode Guru Mengajar Dengan keterkaitan semua cluster dalam ANP, akan ditentukan prioritas dari cluster-cluster yang terkait oleh Kepala SMK Global Informatika Tangerang.
Gambar IV.14 Perbandingan cluster matapelajaran Bahasa Indonesia dalam ANP Data tersebut diolah melalui perangkat lunak SuperDecisions maka akan dihasilkan :
Gambar IV.15 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia antar semua cluster Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser : 59
60
Gambar IV.16 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Indonesia dalam semua cluster
2) Matapelajaran Bahasa Inggris Alternatif : a) Guru A : Drs. Jumei Suryo b) Guru B : Drs. Basyuni c) Guru C : Drs. Sardi Hasil penelitian dari masing-masing cluster : a) Dari cluster : Administrasi Guru
Gambar IV.17 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Administrasi Guru
60
61
Gambar IV.18 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Administrasi Guru Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
Gambar IV.19 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Administrasi Guru
b) Dari cluster : Kompetensi Guru
Gambar IV.20 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Kompetensi Guru
61
62
Gambar IV.21 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Kompetensi Guru Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
Gambar IV.22 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Kompetensi Guru c) Dari cluster : Metode Guru Mengajar
Gambar IV.23 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Metode Guru Mengajar
62
63
Gambar IV.24 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Metode Guru Mengajar Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
Gambar IV.25 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Metode Guru Mengajar
Dengan keterkaitan semua cluster dalam ANP, akan ditentukan prioritas dari cluster-cluster yang terkait oleh Kepala SMK Global Informatika Tangerang.
Gambar IV.26 Perbandingan cluster matapelajaran Bahasa Inggris dalam ANP
63
64
Data tersebut diolah melalui perangkat lunak SuperDecisions maka akan dihasilkan :
Gambar IV.27 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris antar semua cluster
Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
Gambar IV.28 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris dalam semua cluster
3) Matapelajaran Matematika Alternatif :
64
65
a) Guru A : Drs. Jamal Lutfi b) Guru B : Drs. Amrullah c) Guru C : Drs. Muhammad Sholeh
Hasil penelitian dari masing-masing cluster : a) Dari cluster : Administrasi Guru
Gambar IV.29 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Matematika dalam cluster Administrasi Guru
Gambar IV.30 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika dalam cluster Administrasi Guru Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
65
66
Gambar IV.31 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika dalam cluster Administrasi Guru
b) Dari cluster : Kompetensi Guru
Gambar IV.32 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Matematika dalam cluster Kompetensi Guru
Gambar IV.33 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika dalam cluster Kompetensi Guru Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
66
67
Gambar IV.34 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika dalam cluster Kompetensi Guru
c) Dari cluster : Metode Guru Mengajar
Gambar IV.35 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Matematika dalam cluster Metode Guru Mengajar
67
68
Gambar IV.36 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika dalam cluster Metode Guru Mengajar Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
Gambar IV.37 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika dalam cluster Metode Guru Mengajar Dengan keterkaitan semua cluster dalam ANP, akan ditentukan prioritas dari cluster-cluster yang terkait oleh Kepala SMK Global Informatika Tangerang.
Gambar IV.38 Perbandingan cluster matapelajaran Matematika dalam ANP
68
69
Data tersebut diolah melalui perangkat lunak SuperDecisions maka akan dihasilkan :
Gambar IV.39 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika antar semua cluster
Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser :
Gambar IV.40 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika dalam semua cluster
69
70
4.3.
Implementasi Penelitian Dari penelitian yang dilakukan, maka didapatkan : a) Faktor-faktor yang menentukan Guru untuk mengajar matapelajaran tertentu setiap periode menurut masing-masing cluster. 1. Berdasarkan hasil interview atau wawancara dan kuesioner, maka Administrasi Guru menentukan 3 node atau faktor terbesar untuk menentukan guru pengajar matapelajaran. Dan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada metode ANP dengan perangkat lunak SuperDecisions maka didapatkan : Tabel IV.4 Tabel Prioritas Faktor atau Node dalam Administrasi Guru Node
Peringkat Kepentingan
Membuat program pembelajaran
1
Membuat penilaian siswa
2
Membuat laporan kinerja bulanan
3
2. Berdasarkan hasil interview atau wawancara dan kuesioner, maka Kompetensi Guru menentukan 2 node atau faktor terbesar untuk menentukan guru pengajar matapelajaran. Dan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada metode ANP dengan perangkat lunak Super Decision maka didapatkan : Tabel IV.5 Tabel Prioritas Faktor atau Node dalam Kompetensi Guru Peringkat
Node
Kepentingan
Kompetensi Pedagogik
1
Kompetensi Kepribadian
2
70
71
3. Berdasarkan hasil interview atau wawancara dan kuesioner, maka Metode Guru Mengajar menentukan 4 Node atau faktor terbesar untuk menentukan pengajar matapelajaran. Dan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada metode ANP dengan perangkat lunak Super Decision maka didapatkan : Tabel IV.6 Tabel Prioritas Faktor atau Node dalam Metode Guru Mengajar Node
Peringkat Kepentingan
Kelengkapan dan kesesuaian materi
1
Kemampuan menyampaikan materi
2
Gaya dan penampilan mengajar
3
Memotivasi siswa
4
b) Guru yang paling tepat untuk mengajar suatu matapelajaran setiap periodenya, adalah : -
Matapelajaran Bahasa Indonesia Gurunya : Choirunnisa, S.Pd.
-
Matapelajaran Bahasa Inggris Gurunya : Drs. Basuni.
-
Matapelajaran Matematika Gurunya : Drs. Jamal Lutfi.
c) Hasil pengujian ini telah diuji dengan Kuesioner SuperDecisions berupa pendapat human yaitu responden yang mengisi kuesioner dan tertuang dalam kuesioner, serta interview tentang nama guru hasil dari pengujian, diuji validasinya dengan nama guru yang diunggulkan dalam suatu bagian.
4.4.
Implikasi Penelitian Dari penelitian yang telah dilakukan telah menghasilkan beberapa
kesimpulan dan implikasi penelitian.
71
72
a) Dari segi Manajerial : Pihak manajemen yang terkait, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai implikasi dari hasil tindak lanjut penelitian yang telah dilakukan. Hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain adalah aturan atau kebijakan, peningkatan kualitas pelayanan guru pengajar, dan dari sisi personil atau user yang menggunakan sistem. Untuk aturan atau kebijakan perlu adanya aturan yang menjelaskan alasan pemilihan kriteria ideal seorang guru pengajar. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kejelasan dari pihak-pihak yang terkait yang memberikan masing-masing kriteria. Bentuk timbal balik dari guru yang dipilih sebagai alternatif pengajar, adalah pengukuran kualitas diri. Sehingga guru dapat mengukur kinerja mengajar masing-masing. Dalam hal ini, kriteria guru pengajar yang dianalisa dan diteliti belum termasuk kriteria Sertifikasi Guru yang dimiliki oleh masing-masing guru. Pihak manajemen juga perlu memperhatikan peningkatan kualitas pelayanan bagi para guru pengajar. Hal ini dilakukan seiring dengan peningkatan standarisasi kriteria pengajar. Agar seimbang dengan hasil sistem penelitian yang dianalisa. Untuk
personilnya,
pihak
manajemen
yang
terkait
perlu
mempertimbangkan untuk adanya pelatihan user agar dapat menggunakan sistem tersebut dengan baik. Hal ini perlu dilakukan supaya hasil yang diberikan oleh sistem adalah hasil yang maksimal dan dapat membantu pengambilan keputusan bagi pimpinan. Dalam hal ini, pimpinan yang dimaksud adalah Kepala SMK Global Informatika Tangerang. b) Dari segi Sistem : Sistem pengambilan keputusan yang menggunakan perangkat lunak SuperDecisions dapat dilakukan secara periodik/berulang, oleh karena itu sistem ini dapat menggantikan sistem lama (tradisional), yaitu pengambilan keputusan berdasarkan intuisi atau hubungan kedekatan. Kemudian, agar dapat mendukung hasil analisa penelitian, perlu adanya penilaian kualitas perangkat lunak yang dilakukan oleh Kepala SMK Global Informatika Tangerang, yang meliputi 8 komponen, antara lain :
72
73
Auditability, Accuracy, Completeness, Error Tolerance, Execution Efficiency, Operability, Simplicity dan Training. Hal ini dilakukan agar sistem dapat memberikan dukungan hasil keputusan untuk pimpinan, yaitu Kepala SMK Global Informatika Tangerang. Hasil yang diberikan oleh sistem, adalah siapa guru pengajar
terbaik
untuk
setiap
matapelajarannya, dan kriteria apa saja yang ideal untuk guru pengajar. Hasil analisa berupa guru pengajar matapelajaran, akan diurutkan berdasarkan prioritas ranking guru yang didapatkan dari hasil kuesioner per nama guru. Sedangkan node ideal yang dihasilkan adalah hasil penggabungan beberapa node dari masing-masing cluster, yaitu Administrasi Guru, Kompetensi Guru dan Metode Guru Mengajar. Node tersebut diambil beberapa dari prioritas masing-masing node. Untuk mendapatkan sistem yang baik, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Di SMK Global Informatika Tangerang, pihak-pihak yang terlibat untuk dapat memberikan dukungan sistem yang baik, antara lain adalah Wakil kepala sekolah bidang sarana, Wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. c) Untuk penelitian berikutnya : Penelitian ini dirasakan masih banyak kekurangan. Hal ini karena, adanya beberapa kendala yang dihadapi pada saat penelitian dan pengujian. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi kekurangan yang ada di penelitian ini. Hal yang perlu dikembangkan, antara lain seperti belum dilibatkannya unsur Sertifikasi Guru sebagai faktor dalam menentukan guru pengajar matapelajaran. Kriteria sertifikasi guru dirasakan perlu dilibatkan dalam kriteria pengajar matapelajaran.
73
74
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisa pada bab IV, maka dapat
disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat 9 (sembilan) faktor atau kriteria dalam menentukan prioritas guru pengajar matapelajaran dari semua bagian yang terkait dengan uraian sebagai berikut; a) Dari Administrasi Guru : prioritas 3 kriteria atau faktornya adalah : Membuat
program
pembelajaran, Membuat
penilaian siswa,
Membuat laporan kinerja bulanan. b) Dari Kompetensi Guru : prioritas 2 kriteria atau faktornya adalah : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian. c) Dari Metode Guru Mengajar : prioritas 4 kriteria atau faktornya adalah : Kelengkapan dan kesesuaian materi, Kemampuan menyampaikan materi, Gaya dan penampilan mengajar, Memotivasi siswa. 2. Beberapa
elemen-elemen
dari
masing-masing
cluster,
yaitu
Administrasi Guru, Kompetensi Guru dan Metode Guru Mengajar. 3. Guru yang paling tepat untuk mengajar suatu matapelajaran setiap periodenya, adalah : matapelajaran Bahasa Indonesia gurunya adalah Choirunnisa,S.Pd.
Matapelajaran
Bahasa
Inggris
gurunya
adalah
Drs.Basuni MZ. Matapelajaran Matematika gurunya yaitu Drs.Jamal Lutfi.
74
75
5.2.
Saran 1. Perlu adanya aturan dan kebijakan dari pihak manajemen untuk mendukung penerapan sistem yang dibutuhkan. 2. Perlu adanya dukungan dari berbagai pihak yang terkait, supaya sistem dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang mendukung keputusan pimpinan. 3. Penelitian ini dapat dikembangkan untuk menyelesaikan masalah bagaimana menentukan guru koordinator, menentukan siswa teladan dan menentukan guru teladan.
75
76
DAFTAR PUSTAKA
Alfan Asrizal, 2009, Peranan Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan (Analisis dengan ANP), Skripsi, Bogor : Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia. Anita Diana, 2010, “Multi Criteria Decision Model Penentuan Dosen Pengajar Matakuliah Menggunakan Analytical Network Process (ANP) : Studi Kasus Kelas Eksekutif Kampus Pusat, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur”, Tesis, Jakarta : Universitas Budi Luhur. Ascarya et.al (2004), “Dominasi Pembiayaan Non-bagi Hasil di Perbankan Syariah Indonesia”, Bank Indonesia Working Paper, No. WP/04/01, Jakarta, Bank Indonesia. Ascarya et.al (2007) “Analytic Network Process (ANP): Pendekatan Baru Studi Kualitatif”, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia. Ben-Jeng Wang, Maw-Yang Hsu, , March 2003 “Application of the Analytical Network Process to select a channel type for e-convenient chain stores” Journal of the Academy of Business and Economics. Buku 1 Naskah Akademik, Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008. Dinas Pendidikan Kota Tangerang, “Profil SMK Global Informatika Tangerang”, Tangerang, 2010. Fadjar Hutomo Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I, Pebruari 2005, ”MULTI CRITERIA DECISION MODEL MENGGUNAKAN AHP/RATING MODEL – LINEAR GOAL PROGRAMMING” (Studi
76
77
Kasus : Pemilihan Proposal Investasi CPPU/PPU PT.Sarana Jatim Ventura). Hendy Hendharto. Maret, 2008, ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) METHOD FOR MULTI PURPOSE RESEARCH, Lokakarya, Jakarta. John Milton Gregory, Juni 1995, „The Seven Laws Of Teaching”, Baker Books, Inggris. Lia Amalia, Zainuddin Bey Fananie, dan Ditdit N. Utama, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Juni 2010, “MODEL FUZZY TAHANI UNTUK
PEMODELAN
SISTEM
PENDUKUNG
KEPUTUSAN
(SPK)”(Studi Kasus Rekomendasi Pembelian Handphone) Yogyakarta. Mahkamah Agung, 2005, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen”. Mahkamah Agung, 2005, “PP RI Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Tentang Kompetensi Pendidik”. PERMENDIKNAS RI No. 16, 18, 19, 20, 40, 41, tahun 2007 dan PERMENDIKNAS RI No. 63 tahun 2009. Saaty, Thomas L. (1999), “Fundamentals of The Analytic Network Process”, paper presented in ISAHP 1999, Kobe, Japan, August 12-14. Saaty, Thomas L. 1999, “The Essentials of the Analytic Network Process with Seven Examples”, Decision Making with Dependence and Feedback : The Super Decisions Software. Saaty, Thomas L., Vargas, Luis G. 2006 “Decision Making with the Analytic Network Process”
77
78
SQA (Pengukuran Kualitas Software), Universitas Gunadarma, Jakarta, 2009. Turban, Efraim, Jay E. Aronson, Ting Peng Liang, ”Decision Support Systems and Intelligent Systems”, 7th edition, Prentice-Hall, New Jersey, 2005. Vanany Iwan, Juni 2003, “APLIKASI ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA” (Studi Kasus pada PT. X), JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 1, Surabaya. http://legislasi.mahkamahagung.go.id/docs/UU/2005/UU_NO_14_2005.pdf (diakses 20 Juni 2010) http://legislasi.mahkamahagung.go.id/docs/UU/2005/UU_NO_19_2005.pdf (diakses 20 Juni 2010) http:// nandyka.wordpress.com/2008/04/04/mari-belajar-decision-support-system/ http://www.superdecisions.com (diakses 20 Juli 2010)
78
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
79
80
KUESIONER PENENTUAN GURU PENGAJAR MATAPELAJARAN Untuk Administrasi Guru
A. Pengantar Dalam rangka memberikan dukungan informasi di SMK Global Informatika Tangerang guna mempermudah proses pengambilan keputusan berulang, khususnya dalam hal menentukan guru pengajar matapelajaran per periode, maka saya melakukan penelitian tentang ”Model Pengambilan Keputusan Berbasis Kriteria Majemuk Dalam Penentuan Guru Pengajar Matapelajaran Menggunakan Analytical Network Process (ANP) : Studi Kasus SMK Global Informatika Tangerang“ yang diharapkan dapat dijadikan alternatif strategis dalam mengambil keputusan berulang. Sejalan dengan itu, saya akan sangat berterima kasih apabila Bapak/Ibu/Sdr(i) bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dengan mengisi daftar pertanyaan yang diberikan pada halaman berikutnya. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr(i) atas partisipasinya dalam penelitian ini B. Petunjuk Pengisian Dalam mengisi kuisioner ini, harap diperhatikan beberapa petunjuk berikut ini : 1. Untuk cluster ”ADMINISTRASI GURU” terdapat 6 (enam) node, yaitu : a. Konfirmasi ketidakhadiran b. Membuat laporan kinerja bulanan c. Membuat penilaian siswa d. Membuat program pembelajaran e. Mengisi absen harian f. Mengisi agenda mengajar 2. Untuk penentuan Guru pengajar terdapat 3 (tiga) alternatif, yaitu : a. Guru A b. Guru B c. Guru C 3. Dalam mengisi kuisioner ini, Bapak/Ibu diminta untuk memberikan persepsi atau pertimbangan terhadap setiap perbandingan berpasangan dari masing-masing cluster dan alternatif berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan intuisi Bapak/Ibu selama ini; 80
81
4. Untuk membantu Bapak/Ibu dalam memberikan pertimbangan, tingkat kepentingan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel. Skala penilaian hirarki TINGKAT 1 3
5
7
9
2,4,6,8
Kebalikannya
DEFINISI
KETERANGAN
Kedua elemen sama Kedua elemen memiliki pengaruh yang sama penting Elemen yang satu sedikit Penilaian sedikit lebih memihak pada salah satu elemen dibanding lebih penting daripada yang lainnya pasangannya Elemen yang satu lebih Penilaian sangat memihak pada penting daripada yang salah satu elemen dibanding lainnya pasangannya Elemen yang satu jelas Salah satu elemen sangat berpengaruh dan dominasinya sangat penting daripada elemen yang lainnya tampak secara nyata Elemen yang satu mutlak Bukti bahwa salah satu elemen sangat penting daripada sangat penting daripada elemen yang lainnya pasangannya adalah sangat jelas Nilai tengah di antara dua Nilai ini diberikan jika terdapat perbandingan yang keraguan di antara kedua peniaian berdekatan yang berdekatan Jika elemen x mempunyai salah satu nilai di atas pada saat dibandingkan dengan elemen y, maka elemen y mempunyai nilai kebalikan bila dibandingkan dengan elemen x
C. Contoh Pengisian Kuisioner Berikut ini adalah pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat kepentingan dari setiap cluster yang perlu dipertimbangkan dalam PENENTUAN SISWA TELADAN. PENENTUAN SISWA TELADAN
PRESTASI AKADEMIK
PRESTASI NON AKADEMIK
81
SIKAP & PERILAKU
82
Untuk menentukan bobot prioritas dari setiap CLUSTER yang penting terhadap “PENENTUAN SISWA TELADAN”, maka dibuat penilaian perbandingan berpasangan sebagai berikut :
Jika PRESTASI AKADEMIK dianggap sedikit lebih penting daripada PRESTASI NON AKADEMIK, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI AKADEMIK
PRESTASI NON AKADEMIK
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jika PRESTASI AKADEMIK dianggap berada diantara lebih penting (5) dan sangat penting (7) daripada SIKAP & PERILAKU, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jika PRESTASI NON AKADEMIK dianggap mutlak sangat penting daripada SIKAP & PERILAKU, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI NON AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sebaliknya, jika SIKAP & PERILAKU dianggap mutlak sangat penting daripada PRESTASI NON AKADEMIK maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI NON AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
82
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
83
83
84
D. Perbandingan Berpasangan Mohon diisi secara obyektif dengan memberi tanda silang () pada angka yang sesuai PERBANDINGAN NODE DALAM CLUSTER Perbandingan Berpasangan ”ADMINISTRASI GURU”
NODE
Berdasarkan
Berdasarkan ”ADMINISTRASI GURU”, node manakah yang lebih penting dari perbandingan node-node berikut? Konfirmasi ketidakhadiran
Membuat laporan kinerja bulanan
CLUSTER
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Membuat penilaian siswa Membuat program pembelajaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Konfirmasi ketidakhadiran
Mengisi absen harian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Konfirmasi ketidakhadiran Membuat laporan kinerja bulanan Membuat laporan kinerja bulanan Membuat laporan kinerja bulanan Membuat laporan kinerja bulanan
Mengisi agenda mengajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Membuat penilaian siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Membuat program pembelajaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Mengisi absen harian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Mengisi agenda mengajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Membuat penilaian siswa
Membuat program pembelajaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Membuat penilaian siswa
Mengisi absen harian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Membuat penilaian siswa Membuat program pembelajaran Membuat program pembelajaran Mengisi absen harian
Mengisi agenda mengajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Mengisi absen harian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Mengisi agenda mengajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Mengisi agenda mengajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Konfirmasi ketidakhadiran Konfirmasi ketidakhadiran
Menurut Anda, berapa node yang menjadi prioritas utama dari Administrasi Guru? …. Sebutkan prioritas kriteria tersebut mulai dari yang terbesar (beri angka di sampingnya) a. Konfirmasi ketidakhadiran b. Membuat laporan kinerja bulanan 84
85
c. d. e. f.
Membuat penilaian siswa Membuat program pembelajaran Mengisi absen harian Mengisi agenda mengajar
85
86
Nama Matapelajaran
: ...................................................................
Nama Guru
Pengajar
: ...................................................................
Pengajar
: ...................................................................
Pengajar
: ...................................................................
(Guru A) Nama Guru (Guru B) Nama Guru (Guru C) PERBANDINGAN NODE 1. Node : Konfirmasi ketidakhadiran Berdasarkan node “Konfirmasi ketidakhadiran”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan node-node berikut? Guru A Guru B Guru A Guru C Guru B Guru C 2. Node : Membuat laporan kinerja bulanan Berdasarkan node “Membuat laporan kinerja bulanan”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan node-node berikut? Guru A Guru B Guru A Guru C Guru B Guru C 3. Node : Membuat penilaian siswa Berdasarkan node “Membuat penilaian siswa”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan node-node berikut? Guru A Guru B Guru A Guru C Guru B Guru C 4. Node : Membuat program pembelajaran Berdasarkan node “Membuat program pembelajaran”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan node-node berikut? Guru A Guru B Guru A Guru C Guru B Guru C
86
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
87
5. Node : Mengisi absen harian Berdasarkan node “Mengisi absen harian”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan nodenode berikut? Guru A Guru B Guru A Guru C Guru B Guru C 6. Node : Mengisi agenda mengajar Berdasarkan node “Mengisi agenda mengajar”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan node-node berikut? Guru A Guru B Guru A Guru C Guru B Guru C
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
DATA DIRI RESPONDEN AHLI Nama (optional)
: ……………………………………………….
Jenis Kelamin
:
Usia
: ............
Pendidikan Terakhir
:
Pria
Wanita
SLTA
Diploma
S1
Lainnya ......... Pekerjaan
: ...................................................
Jabatan
: ……………………………………
Menurut Anda, mata pelajaran tersebut, Gurunya adalah : ………………………………..
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr(i) untuk memberikan jawaban.
87
S2
88
KUESIONER PENENTUAN GURU PENGAJAR MATAPELAJARAN Untuk Kompetensi Guru
E. Pengantar Dalam rangka memberikan dukungan informasi di SMK Global Informatika Tangerang guna mempermudah proses pengambilan keputusan berulang, khususnya dalam hal menentukan guru pengajar matapelajaran per periode, maka saya melakukan penelitian tentang ”Model Pengambilan Keputusan Berbasis Kriteria Majemuk Dalam Penentuan Guru Pengajar Matapelajaran Menggunakan Analytical Network Process (ANP) : Studi Kasus SMK Global Informatika Tangerang“ yang diharapkan dapat dijadikan alternatif strategis dalam mengambil keputusan berulang. Sejalan dengan itu, saya akan sangat berterima kasih apabila Bapak/Ibu/Sdr(i) bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dengan mengisi daftar pertanyaan yang diberikan pada halaman berikutnya. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr(i) atas partisipasinya dalam penelitian ini F. Petunjuk Pengisian Dalam mengisi kuisioner ini, harap diperhatikan beberapa petunjuk berikut ini : 1. Untuk cluster ” KOMPETENSI GURU ” terdapat 4 (empat) node, yaitu : a. Kompetensi Kepribadian b. Kompetensi Pedagogik c. Kompetensi Profesional d. Kompetensi Sosial 2. Untuk penentuan Guru pengajar terdapat 3 (tiga) alternatif, yaitu : a. Guru A b. Guru B c. Guru C 3. Dalam mengisi kuisioner ini, Bapak/Ibu diminta untuk memberikan persepsi atau pertimbangan terhadap setiap perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria dan alternatif berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan intuisi Bapak/Ibu selama ini; 4. Untuk membantu Bapak/Ibu dalam memberikan pertimbangan, tingkat kepentingan yang digunakan adalah sebagai berikut : 88
89
Tabel. Skala penilaian hirarki TINGKAT 1 3 5 7
9
2,4,6,8
Kebalikannya
DEFINISI
KETERANGAN
Kedua elemen sama penting
Kedua elemen memiliki pengaruh yang sama Elemen yang satu sedikit lebih Penilaian sedikit lebih memihak pada penting daripada yang lainnya salah satu elemen dibanding pasangannya Elemen yang satu lebih penting Penilaian sangat memihak pada salah daripada yang lainnya satu elemen dibanding pasangannya Elemen yang satu jelas sangat Salah satu elemen sangat berpengaruh penting daripada elemen yang dan dominasinya tampak secara nyata lainnya Elemen yang satu mutlak Bukti bahwa salah satu elemen sangat penting daripada pasangannya adalah sangat penting daripada elemen yang lainnya sangat jelas Nilai tengah di antara dua Nilai ini diberikan jika terdapat perbandingan yang berdekatan keraguan di antara kedua peniaian yang berdekatan Jika elemen x mempunyai salah satu nilai di atas pada saat dibandingkan dengan elemen y, maka elemen y mempunyai nilai kebalikan bila dibandingkan dengan elemen x
G. Contoh Pengisian Kuisioner Berikut ini adalah pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat kepentingan dari setiap cluster yang perlu dipertimbangkan dalam PENENTUAN SISWA TELADAN. PENENTUAN SISWA TELADAN
PRESTASI AKADEMIK
PRESTASI NON AKADEMIK
89
SIKAP & PERILAKU
90
Untuk menentukan bobot prioritas dari setiap CLUSTER yang penting terhadap “PENENTUAN SISWA TELADAN”, maka dibuat penilaian perbandingan berpasangan sebagai berikut :
Jika PRESTASI AKADEMIK dianggap sedikit lebih penting daripada PRESTASI NON AKADEMIK, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI AKADEMIK
PRESTASI NON AKADEMIK
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
8
9
8
Jika PRESTASI AKADEMIK dianggap berada diantara lebih penting (5) dan sangat penting (7) daripada SIKAP & PERILAKU, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
Jika PRESTASI NON AKADEMIK dianggap mutlak sangat penting daripada SIKAP & PERILAKU, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI NON AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
Sebaliknya, jika SIKAP & PERILAKU dianggap mutlak sangat penting daripada PRESTASI NON AKADEMIK maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan
90
Tingkat Kepentingan
9
91
PRESTASI NON AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
H. Perbandingan Berpasangan Mohon diisi secara obyektif dengan memberi tanda silang () pada angka yang sesuai PERBANDINGAN NODE DALAM CLUSTER Perbandingan Berpasangan NODE Berdasarkan CLUSTER ”KOMPETENSI GURU”
Berdasarkan ”KOMPETENSI GURU”, node manakah yang Berapa Tingkat Kepentingannya ? lebih penting dari perbandingan node-node berikut? Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Pedagogik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Profesional
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Sosial
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Profesional
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Sosial
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kompetensi Profesional
Kompetensi Sosial
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut Anda, berapa node yang menjadi prioritas utama dari Kompetensi Guru? .... Sebutkan prioritas kriteria tersebut mulai dari yang terbesar (beri angka di sampingnya) a. b. c. d.
Kompetensi Kepribadian Kompetensi Pedagogik Kompetensi Profesional Kompetensi Sosial
91
92
Nama Mata Pelajaran
: ...................................................................
Nama Guru
: ................................................................... (Guru
A) Nama Guru
: ................................................................... (Guru
B) Nama Guru
: ................................................................... (Guru
C)
PERBANDINGAN NODE 7. Node : Kompetensi Kepribadian Berdasarkan node “Kompetensi Kepribadian”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan node-node berikut? Guru A Guru B Guru A Guru C Guru B Guru C
8. Node : Kompetensi Pedagogik Berdasarkan node “Kompetensi Pedagogik”, Guru manakah yang lebih penting dari node-node berikut? Guru A Guru B Guru A Guru C Guru B Guru C 9. Node : Kompetensi Profesional Berdasarkan node “Kompetensi Profesional”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan nodenode berikut? Guru A Guru B Guru A Guru C Guru B Guru C 10. Node : Kompetensi Sosial Berdasarkan node “Kompetensi Sosial”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan nodenode berikut?
92
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Berapa Tingkat Kepentingannya ?
93
Berdasarkan node “Kompetensi Sosial”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan nodenode berikut? Guru A Guru B Guru A Guru C Guru B Guru C
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
DATA DIRI RESPONDEN AHLI Nama (optional)
: ……………………………………………….
Jenis Kelamin
:
Usia
: ............
Pendidikan Terakhir
:
Pria
Wanita
SLTA
Diploma
S1
Lainnya ......... Pekerjaan
: ...................................................
Jabatan
: ……………………………………
Menurut Anda, mata pelajaran tersebut, Gurunya adalah : ………………………………..
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr(i) untuk memberikan jawaban.
93
S2
94
KUESIONER PENENTUAN GURU PENGAJAR MATAPELAJARAN Untuk Metode Guru Mengajar
I. Pengantar Dalam rangka memberikan dukungan informasi di SMK Global Informatika Tangerang guna mempermudah proses pengambilan keputusan berulang, khususnya dalam hal menentukan guru pengajar matapelajaran per periode, maka saya melakukan penelitian tentang ”Model Pengambilan Keputusan Berbasis Kriteria Majemuk Dalam Penentuan Guru Pengajar Matapelajaran Menggunakan Analytical Network Process (ANP) : Studi Kasus SMK Global Informatika Tangerang“ yang diharapkan dapat dijadikan alternatif strategis dalam mengambil keputusan berulang. Sejalan dengan itu, saya akan sangat berterima kasih apabila Bapak/Ibu/Sdr(i) bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dengan mengisi daftar pertanyaan yang diberikan pada halaman berikutnya. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr(i) atas partisipasinya dalam penelitian ini J. Petunjuk Pengisian Dalam mengisi kuisioner ini, harap diperhatikan beberapa petunjuk berikut ini : 1. Untuk cluster ”METODE GURU MENGAJAR” terdapat 7 (tujuh) node, yaitu : a. Gaya dan penampilan mengajar b. Interaksi dengan siswa c. Kelengkapan dan kesesuaian materi d. Kemampuan menyampaikan materi e. Kesempatan bertanya dan diskusi f. Memotivasi siswa g. Pemberian tugas dan contoh soal 2. Untuk penentuan Guru pengajar terdapat 3 (tiga) alternatif, yaitu : a. Guru A b. Guru B c. Guru C 3. Dalam mengisi kuisioner ini, Bapak/Ibu diminta untuk memberikan persepsi atau pertimbangan terhadap setiap perbandingan berpasangan dari 94
95
masing-masing kriteria dan alternatif berdasarkan pengetahuan dan intuisi Bapak/Ibu selama ini;
pengalaman,
4. Untuk membantu Bapak/Ibu dalam memberikan pertimbangan, tingkat kepentingan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel. Skala penilaian hirarki TINGKAT 1 3
5
7
9
2,4,6,8
Kebalikannya
DEFINISI
KETERANGAN
Kedua elemen sama Kedua elemen memiliki pengaruh yang sama penting Elemen yang satu sedikit Penilaian sedikit lebih memihak pada salah satu elemen dibanding lebih penting daripada yang lainnya pasangannya Elemen yang satu lebih Penilaian sangat memihak pada penting daripada yang salah satu elemen dibanding lainnya pasangannya Elemen yang satu jelas Salah satu elemen sangat berpengaruh dan dominasinya sangat penting daripada elemen yang lainnya tampak secara nyata Elemen yang satu mutlak Bukti bahwa salah satu elemen sangat penting daripada sangat penting daripada elemen yang lainnya pasangannya adalah sangat jelas Nilai tengah di antara dua Nilai ini diberikan jika terdapat perbandingan yang keraguan di antara kedua peniaian berdekatan yang berdekatan Jika elemen x mempunyai salah satu nilai di atas pada saat dibandingkan dengan elemen y, maka elemen y mempunyai nilai kebalikan bila dibandingkan dengan elemen x
K. Contoh Pengisian Kuisioner Berikut ini adalah pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat kepentingan dari setiap cluster yang perlu dipertimbangkan dalam PENENTUAN SISWA TELADAN. PENENTUAN SISWA TELADAN
PRESTASI AKADEMIK
PRESTASI NON AKADEMIK
95
SIKAP & PERILAKU
96
Untuk menentukan bobot prioritas dari setiap CLUSTER yang penting terhadap “PENENTUAN SISWA TELADAN”, maka dibuat penilaian perbandingan berpasangan sebagai berikut :
Jika PRESTASI AKADEMIK dianggap sedikit lebih penting daripada PRESTASI NON AKADEMIK, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI AKADEMIK
PRESTASI NON AKADEMIK
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
8
9
8
Jika PRESTASI AKADEMIK dianggap berada diantara lebih penting (5) dan sangat penting (7) daripada SIKAP & PERILAKU, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
Jika PRESTASI NON AKADEMIK dianggap mutlak sangat penting daripada SIKAP & PERILAKU, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI NON AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
Sebaliknya, jika SIKAP & PERILAKU dianggap mutlak sangat penting daripada PRESTASI NON AKADEMIK maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan 96
Tingkat Kepentingan
9
97
PRESTASI NON AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
L. Perbandingan Berpasangan Mohon diisi secara obyektif dengan memberi tanda silang () pada angka yang sesuai PERBANDINGAN NODE DALAM CLUSTER Perbandingan Berpasangan NODE Berdasarkan CLUSTER ”METODE GURU MENGAJAR”
Berdasarkan ”METODE GURU MENGAJAR”, node manakah yang lebih penting dari perbandingan node-node berikut? Gaya dan penampilan Interaksi dengan siswa mengajar Gaya dan penampilan Kelengkapan dan mengajar kesesuaian materi Gaya dan penampilan Kemampuan mengajar menyampaikan materi Gaya dan penampilan Kesempatan bertanya mengajar dan diskusi Gaya dan penampilan Memotivasi siswa mengajar Gaya dan penampilan Pemberian tugas dan mengajar contoh soal Kelengkapan dan Interaksi dengan siswa kesesuaian materi Kemampuan Interaksi dengan siswa menyampaikan materi Kesempatan bertanya Interaksi dengan siswa dan diskusi
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Interaksi dengan siswa
Memotivasi siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Interaksi dengan siswa
Pemberian tugas dan contoh soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
97
98
Berdasarkan ”METODE GURU MENGAJAR”, node manakah yang lebih penting dari perbandingan node-node berikut? Kelengkapan dan Kemampuan kesesuaian materi menyampaikan materi Kelengkapan dan Kesempatan bertanya kesesuaian materi dan diskusi Kelengkapan dan Memotivasi siswa kesesuaian materi Kelengkapan dan Pemberian tugas dan kesesuaian materi contoh soal Kemampuan Kesempatan bertanya menyampaikan materi dan diskusi Kemampuan Memotivasi siswa menyampaikan materi Kemampuan Pemberian tugas dan menyampaikan materi contoh soal Kesempatan bertanya dan Memotivasi siswa diskusi Kesempatan bertanya dan Pemberian tugas dan diskusi contoh soal Pemberian tugas dan Memotivasi siswa contoh soal
Berapa Tingkat Kepentingannya ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut Anda, berapa node yang menjadi prioritas utama dari METODE GURU MENGAJAR? .... Sebutkan prioritas kriteria tersebut mulai dari yang terbesar (beri angka di sampingnya) a. b. c. d. e. f. g.
Gaya dan penampilan mengajar Interaksi dengan siswa Kelengkapan dan kesesuaian materi Kemampuan menyampaikan materi Kesempatan bertanya dan diskusi Memotivasi siswa Pemberian tugas dan contoh soal
Nama Mata Pelajaran
: ..................................................................
Nama Guru
: .................................................................. (Guru
A) Nama Guru
: .................................................................. (Guru
B) 98
99
Nama Guru
: .................................................................. (Guru
C) PERBANDINGAN NODE 11. Node : Gaya dan penampilan mengajar Berdasarkan node “Gaya dan penampilan mengajar”, Guru manakah yang lebih penting dari Berapa Tingkat Kepentingannya ? perbandingan node-node berikut? 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru B Guru C 12. Node : Interaksi dengan siswa Berdasarkan node “Interaksi dengan siswa”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan node- Berapa Tingkat Kepentingannya ? node berikut? 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru B Guru C 13. Node : Kelengkapan dan kesesuaian materi Berdasarkan node “Kelengkapan dan kesesuaian materi”, Guru manakah yang lebih penting dari Berapa Tingkat Kepentingannya ? perbandingan node-node berikut? 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru B Guru C 14. Node : Kemampuan menyampaikan materi Berdasarkan node “Kemampuan menyampaikan materi”, Guru manakah yang lebih penting dari Berapa Tingkat Kepentingannya ? perbandingan node-node berikut? 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru B Guru C 15. Node : Kesempatan bertanya dan diskusi Berdasarkan node “Kesempatan bertanya dan diskusi”, Guru manakah yang lebih penting dari Berapa Tingkat Kepentingannya ? perbandingan node-node berikut? 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru B Guru C
99
100
16. Node : Memotivasi siswa Berdasarkan node “Memotivasi siswa”, Guru manakah yang lebih penting dari perbandingan node- Berapa Tingkat Kepentingannya ? node berikut? 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru B Guru C 17. Node : Pemberian tugas dan contoh soal Berdasarkan node “Pemberian tugas dan contoh soal”, Guru manakah yang lebih penting dari Berapa Tingkat Kepentingannya ? perbandingan node-node berikut? 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru A Guru C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru B Guru C
DATA DIRI RESPONDEN AHLI Nama (optional)
: ……………………………………………….
Jenis Kelamin
:
Usia
: ............
Pendidikan Terakhir
:
Pria
Wanita
SLTA
Diploma
S1
Lainnya ......... Pekerjaan
: ...................................................
Jabatan
: ……………………………………
Menurut Anda, mata pelajaran tersebut, Gurunya adalah : ………………………………..
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr(i) untuk memberikan jawaban.
100
S2
101
KUESIONER PENENTUAN GURU PENGAJAR MATAPELAJARAN Untuk Kepala SMK Global Informatika Tangerang
M. Pengantar Dalam rangka memberikan dukungan informasi di SMK Global Informatika Tangerang guna mempermudah proses pengambilan keputusan berulang, khususnya dalam hal menentukan guru pengajar matapelajaran per periode, maka saya melakukan penelitian tentang ”Model Pengambilan Keputusan Berbasis Kriteria Majemuk Dalam Penentuan Guru Pengajar Matapelajaran Menggunakan Analytical Network Process (ANP) : Studi Kasus SMK Global Informatika Tangerang“ yang diharapkan dapat dijadikan alternatif strategis dalam mengambil keputusan berulang. Sejalan dengan itu, saya akan sangat berterima kasih apabila Bapak/Ibu/Sdr(i) bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dengan mengisi daftar pertanyaan yang diberikan pada halaman berikutnya. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr(i) atas partisipasinya dalam penelitian ini N. Petunjuk Pengisian Dalam mengisi kuisioner ini, harap diperhatikan beberapa petunjuk berikut ini : 1. Didalam kuesioner terdapat 3 (tiga) cluster yang kami anggap penting dan sangat berpengaruh dalam penentuan Guru pengajar yaitu : a. ADMINISTRASI GURU, adalah penilaian guru dari wakil kepala sekolah bidang sarana. b. KOMPETENSI GURU, adalah penilaian guru dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum. c. METODE GURU MENGAJAR, penilaian guru dari wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. 2. Untuk cluster ” ADMINISTRASI GURU” terdapat 6 (enam) node, yaitu : a. Konfirmasi ketidakhadiran b. Membuat laporan kinerja bulanan c. Membuat penilaian siswa d. Membuat program pembelajaran e. Mengisi absen harian f. Mengisi agenda mengajar 3. Untuk cluster ”KOMPETENSI GURU” terdapat 4 (empat) node, yaitu : 101
102
a. b. c. d.
Kompetensi Kepribadian Kompetensi Pedagogik Kompetensi Profesional Kompetensi Sosial
4. Untuk cluster ” METODE GURU MENGAJAR” terdapat 7 (tujuh) node, yaitu : a. Gaya dan penampilan mengajar b. Interaksi dengan siswa c. Kelengkapan dan kesesuaian materi d. Kemampuan menyampaikan materi e. Kesempatan bertanya dan diskusi f. Memotivasi siswa g. Pemberian tugas dan contoh soal 5. Untuk penentuan Guru pengajar terdapat 3 (tiga) alternatif, yaitu : a. Guru A b. Guru B c. Guru C 6. Dalam mengisi kuisioner ini, Bapak/Ibu diminta untuk memberikan persepsi atau pertimbangan terhadap setiap perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria dan alternatif berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan intuisi Bapak/Ibu selama ini; 7. Untuk membantu Bapak/Ibu dalam memberikan pertimbangan, tingkat kepentingan yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel. Skala penilaian hirarki TINGKAT 1 3
5
7
9
DEFINISI Kedua elemen sama penting Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya Elemen yang satu jelas sangat penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu mutlak sangat penting daripada elemen yang lainnya
102
KETERANGAN Kedua elemen memiliki pengaruh yang sama Penilaian sedikit lebih memihak pada salah satu elemen dibanding pasangannya Penilaian sangat memihak pada salah satu elemen dibanding pasangannya Salah satu elemen sangat berpengaruh dan dominasinya tampak secara nyata Bukti bahwa salah satu elemen sangat penting daripada pasangannya adalah sangat jelas
103
TINGKAT 2,4,6,8
Kebalikannya
DEFINISI
KETERANGAN
Nilai tengah di antara dua Nilai ini diberikan jika terdapat perbandingan yang keraguan di antara kedua peniaian berdekatan yang berdekatan Jika elemen x mempunyai salah satu nilai di atas pada saat dibandingkan dengan elemen y, maka elemen y mempunyai nilai kebalikan bila dibandingkan dengan elemen x
O. Contoh Pengisian Kuisioner Berikut ini adalah pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat kepentingan dari setiap cluster yang perlu dipertimbangkan dalam PENENTUAN SISWA TELADAN. PENENTUAN SISWA TELADAN
PRESTASI AKADEMIK
PRESTASI NON AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
Untuk menentukan bobot prioritas dari setiap CLUSTER yang penting terhadap “PENENTUAN SISWA TELADAN”, maka dibuat penilaian perbandingan berpasangan sebagai berikut : Jika PRESTASI AKADEMIK dianggap sedikit lebih penting daripada PRESTASI NON AKADEMIK, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI AKADEMIK
PRESTASI NON AKADEMIK
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
5
6
7
Jika PRESTASI AKADEMIK dianggap berada diantara lebih penting (5) dan sangat penting (7) daripada SIKAP & PERILAKU, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan
103
Tingkat Kepentingan
8
9
104
PRESTASI AKADEMIK
SIKAP & PERILAKU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
8
Jika PRESTASI NON AKADEMIK dianggap mutlak sangat penting daripada SIKAP & PERILAKU, maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan PRESTASI NON AKADEMIK
Tingkat Kepentingan
SIKAP & PERILAKU
1
2
3
4
5
6
7
Sebaliknya, jika SIKAP & PERILAKU dianggap mutlak sangat penting daripada PRESTASI NON AKADEMIK maka pengisian kuesioner dilakukan seperti contoh berikut ini : Perbandingan Kepentingan Tingkat Kepentingan PRESTASI NON SIKAP & 1 2 3 4 5 6 7 8 AKADEMIK PERILAKU
9
9
P. Perbandingan Berpasangan Mohon diisi secara obyektif dengan memberi tanda silang () pada angka yang sesuai PERBANDINGAN NODE DALAM CLUSTER Perbandingan Berpasangan Node Utama berdasarkan hasil dari masingmasing Node Dalam Menentukan Guru Pengajar , node manakah yang lebih penting hasilnya dibandingkan node-node berikut? Administrasi Guru Administrasi Guru Administrasi Guru Alternatif Guru Alternatif Guru Kompetensi Guru
Alternatif Guru Kompetensi Guru Metode Guru Mengajar Kompetensi Guru Metode Guru Mengajar Metode Guru Mengajar
Berapa Tingkat ? 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
DATA DIRI RESPONDEN AHLI Nama (optional)
: ……………………………………………….
Jenis Kelamin
:
Usia
: ............
Pria
Wanita
104
Kepentingannya
105
Pendidikan Terakhir
:
SLTA
Diploma
S1
Lainnya ......... Pekerjaan
: ...................................................
Jabatan
: ……………………………………
Menurut Anda, mata pelajaran tersebut, Gurunya adalah : ………………………………..
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr(i) untuk memberikan jawaban.
105
S2
106
Bahasa Indonesia Contoh gambar perbandingan antar alternatif dalam node
Contoh gambar perbandingan alternatif dalam cluster
Contoh gambar perbandingan node dalam cluster
106
107
ADMINISTRASI GURU FULL REPORT
107
108
SINTESIS
PRIORITIES
KOMPETENSI GURU FULL REPORT
108
109
SINTESIS
PRIORITIES
METODE GURU MENGAJAR FULL REPORT
109
110
SINTESIS
PRIORITIES
110
111
KEPALA SEKOLAH PERBANDINGAN CLUSTER OLEH KEPSEK
SINTESIS
111
112
FULL REPORT
112
113
113