Tekanan Terhadap Lingkungan
BAB II
Tekanan Terhadap Lingkungan
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 1
Tekanan Terhadap Lingkungan
A. Kependudukan Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Muara Enim, jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim sampai
Desember
2010
yaitu
743.632
jiwa.
Pertumbuhan
penduduk dalam kurun waktu satu tahun mengalami peningkatan sebanyak 68.646 orang atau 10,17%. Data penduduk dengan segala aspek pendukungnya merupakan informasi penting yang diperlukan dalam penyusunan rencana maupun strategi kebijakan dalam
berbagai
bidang
termasuk
dalam
pemetaan
masalah
lingkungan dan kecenderungan yang terjadi. Tabel 2.1 Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk tiap Kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim Tahun 2010 No.
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Luas
Jumlah Penduduk
Semende Darat Laut 274,75 15.093 Semende Darat Ulu 466,60 16.289 Semende Darat Tengah 419,93 12.420 Tanjung Agung 539,97 38.135 Rambang 522,62 27.312 Lubai 984,72 46.233 Lawang Kidul 380,84 66.273 Muara Enim 203,80 65.262 Ujan Mas 268,70 24.252 Gunung Megang 666,40 60.299 Benakat 288,52 9.539 Rambang Dangku 628,24 50.783 Talang Ubi 648,40 68.829 Tanah Abang 156,60 32.001 Penukal Utara 416,00 24.016 Gelumbang 644,20 53.818 Lembak 388,07 28.717 Sungai Rotan 296,14 32.162 Penukal 272,00 27.223 Abab 347,00 27.005 Muara Belida 176,00 9.114 Kelekar 151,00 8.857 Total 9.140,50 743.632 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
Pertumbuhan Penduduk
Kepadatan Penduduk
860 1.293 252 2.507 1.403 5.706 5.910 5.322 2.412 4.878 1 3.585 8.364 1.362 1.960 9.241 1.779 748 2.944 5.538 2.570 11 68.646
47 62 45 57 141 771 390 396 91 92 27 57 141 87 79 82 139 68 77 76 15 58 81.4
II - 2
Tekanan Terhadap Lingkungan
Kepadatan penduduk
tertinggi yaitu di
Kecamatan Muara
2
Enim 396 orang per Km dan yang terendah di Kecamatan Muara Belida yaitu 15 orang per Km2. Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Kecamatan Semende Darat Laut Semende Darat Ulu Semende Darat Tengah Tanjung Agung Rambang Lubai Lawang Kidul Muara Enim Ujan Mas Gunung Megang Benakat Rambang Dangku Talang Ubi Tanah Abang Penukal Utara Gelumbang Lembak Sungai Rotan Muara Belida Kelekar Penukal Abab
Jumlah
Jumlah penduduk (orang) Laki - laki Perempuan 7.566 7.527 8.146 8.143 6.154 6.266 19.589 18.546 13.801 13.511 23.691 22.542 33.811 32.462 33.191 32.071 12.404 11.848 30.698 29.601 4.835 4.704 25.678 25.105 35.031 33.798 15.905 16.096 12.072 11.944 27.211 26.607 14.429 14.288 16.170 15.992 4.541 4.316 4.797 4.317 13.558 13.665 13.491 13.514 376.769 366.863
rasio 1,01 1,00 0,98 1,06 1,02 1,05 1,04 1,03 1,05 1,04 1,03 1,02 1,04 0,99 1,01 1,02 1,01 1,01 1,05 1,11 0,99 1,00 1,03
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rasio penduduk laki – laki dan perempuan yaitu = 1,03 : 1. Namun jika diperhatikan ada beberapa kecamatan yang rasio penduduk perempuannya lebih besar dari pada laki-laki, yaitu Kecamatan Semende Darat Tengah,
Tanjung
Agung,
Rambang,
Muara
Enim,
Benakat,
Rambang Dangku, Tanah Abang, Lembak, Sungai Rotan dan Muara Belida.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 3
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel
No.
2.3
Umur
Penduduk Berdasarkan Pendidikan Tahun 2010 Tidak Sekolah
SD
Umur
SLTP
SLTA
dan
Status
Diploma
Perguruan tinggi
LL
PR
LL
PR
LL
PR
LL
PR
LL
PR
LL
PR
1
5-6
12.6 44
11.7 95
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
7-12
27.4 55
25.8 10
43
235
7
-
-
-
-
-
-
-
3
13-15
5.18 9
4.74 6
5.58 0
5.70 2
1.13 2
1.25 5
7
-
-
-
-
-
4
16-18
2.02 3
1.76 0
5.81 0
5.30 2
6.37 0
6.81 8
929
1.164
-
-
-
-
5
19-24
2.63 4
2.33 7
12.9 64
12.2 12
10.7 51
10.3 08
13.7 01
13.325
479
1.0 40
246
412
Jumlah
49.9 46
46.4 48
24.3 97
23.4 51
18.2 60
18.3 81
14.6 37
14.489
479
1.0 40
246
412
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010
Pada tabel di atas terlihat bahwa berdasarkan tingkat pendidikannya masyarakat usia 5 s.d 24 tahun dengan status pendidikan SD, SLTP dan SLTA paling banyak berjenis kelamin laki laki, sedangkan untuk tingkat Diploma dan Perguruan Tinggi paling banyak wanita. Status pendidikan SD merupakan jumlah terbanyak dan terus mengerucut sampai Perguruan Tinggi. Dapat juga ditarik kesimpulan bahwa belum terlihat kesetaraan pendidikan antar gender meskipun jumlahnya tidak mencolok. Mencermati data di atas data tersebut masih kurang valid, terutama untuk Pendidikan S2 dan S3. Dari data pada tabel 2.4 diketahuai bahwa apabila dilihat secara keseluruhan tingkat pendidikan di Kabupaten Muara Enim masih rendah. Dari total jumlah penduduk, 38% (274.524 orang) diantaranya tidak sekolah atau tidak tamat Sekolah Dasar (SD) terutama pada usia sekolah dasar 5-14 tahun ada 76.941 orang.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 4
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel 2.4 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur Dan Pendidikan Tertinggi di Kabupaten Muara Enim Tahun 2010 x
Umur
Tidak pernah sekolah
Tidak tamat SD
LL
PR
LL
PR
SD
LL
SLTP
PR
LL
SLTA
PR
LL
Diploma
PR
LL
S1
PR
LL
S2
PR
LL
S3
PR
LL
PR
5
05-09
29.871
27.876
6.730
6.484
14
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
10-14
14.270
13.455
22.434
21.290
3.543
3.610
248
280
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
15-19
3.666
3.230
13.823
12.074
9.764
9.005
9.574
9.959
2.166
2.617
8
13
0
0
0
0
0
0
20
20-24
2.139
1.887
4.336
4.015
11.276
10.818
8.437
8.148
12.468
11.876
471
1.028
241
404
0
0
0
0
25
25-29
1.889
2.040
3.045
3.309
12.331
13.563
8.592
8.437
12.617
10.559
1.054
1.940
1.040
1.375
8
12
0
0
30
30-34
1.736
1.959
2.703
3.263
11.993
13.706
6.443
5.786
9.721
7.105
792
1.259
1.205
1.218
28
26
2
2
35
35-39
1.615
1.849
2.582
3.134
11.580
13.113
5.796
4.909
8.028
5.589
515
657
935
832
36
23
1
1
40
40-44
1.412
1.785
2.160
3.210
9.098
10.623
4.235
2.956
6.820
4.311
499
670
888
612
56
21
5
0
45
45-49
1.455
1.841
2.605
3.798
9.312
11.046
2.586
1.802
4.695
2.254
475
659
774
419
58
17
7
2
50
50-54
1.525
1.706
2.624
3.278
8.883
9.052
2.055
1.306
2.559
899
348
338
398
159
41
9
4
3
55
55-59
1.090
1.439
2.158
2.865
6.778
6.571
1.603
970
1.500
548
236
132
192
49
19
5
3
0
60
60-64
736
1.247
1.412
2.034
4.161
4.054
885
440
790
243
168
56
70
6
4
2
1
1
65
65-69
1.090
1.439
2.158
2.865
6.778
6.571
1.603
970
1.500
548
236
132
192
49
19
5
3
0
70
70-74
455
1.133
892
1.413
1.946
1.954
418
138
358
65
36
5
11
1
0
0
0
0
75
>75
667
2.049
1.232
2.047
2.232
2.175
260
87
168
57
18
0
5
5
0
0
0
0
63.616
64.935
70.894
75.079
109.689
115.880
52.735
46.188
63.390
46.671
4.856
6.889
5.951
5.129
269
120
26
9
Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 5
Tekanan Terhadap Lingkungan
Sedangkan jumlah penduduk yang sekolah hingga tamat SMP ada 44% atau 324.492 orang. Hal ini memperlihatkan program yang telah dicanangkan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan didukung seluruh Kabupaten/ kota berupa Pendidikan gratis dan wajib belajar Pendidikan dasar 9 tahun atau hingga lulus SMP masih belum berjalan dengan baik di Kabupaten Muara Enim. Persentase penduduk yang lulus pendidikan yang lebih tinggi (SMA, Diploma, Perguruan Tinggi jenjang S1, S2 dan S3) paling sedikit yaitu 133.310 atau 18 % dari jumlah total penduduk.
Gambar 2.1 Diagram Jumlah Pendidikan Tertinggi
Guna
mengetahui
kesimbangan
jumlah
sarana
dan
prasarana sekolah, dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut. Diketahui bahwa
jumlah
sarana
sekolah,
untuk
beberapa
kecamatan
memang berimbang antara jumlah sarana pendidikannya dan daerah kepadatan tinggi seperti kecamatan Muara Enim jumlah unit sekolahnya banyak. Namun dirasa masih kurang, terutama pada Kecamatan Muara Belida, Benakat dan Semende Darat Tengah yang tidak ada Sekolah Menengah Atas dalam lingkup kecamatan. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan anak usia SMA ke kecamatan yang ada SMA, bahkan jika anak dari keluarga kurang mampu tidak akan melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 6
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel 2.5 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Sekolah No.
Kecamatan
Jumlah penduduk
Luas 2
kepadatan 2
SD
SLTP
SLTA
(km )
(org/km )
(unit)
(unit)
(unit)
1
Semende Darat Laut
15.093
274,75
54,93
18
5
1
2
Semende Darat Ulu
16.289
466,60
34,91
14
3
1
3
Semende Darat Tengah
12.420
419,93
29,58
12
3
0
4
Tanjung Agung
38.135
539,97
70,62
28
6
1
5
Rambang
27.312
522,62
52,26
17
4
1
6
Lubai
46.233
984,72
46,95
28
8
2
7
Lawang Kidul
66.273
380,84
174,02
33
8
4
8
Muara Enim
65.262
203,80
320,23
29
9
5
9
Ujan Mas
24.252
268,70
90,26
22
3
1
10
Gunung Megang
60.299
666,40
90,48
34
6
2
11
Benakat
1
0
12
9.539
288,52
33,06
7
Rambang Dangku
50.783
628,24
80,83
37
9
3
13
Talang Ubi
68.829
648,40
106,15
40
7
5
14
Tanah Abang
32.001
156,60
204,35
18
6
4
15
Penukal Utara
24.016
416,00
57,73
11
3
2
16
Gelumbang
53.818
644,20
83,54
25
5
2
17
Lembak
28.717
388,07
74,00
21
5
2
18
Sungai Rotan
32.162
296,14
108,60
20
3
1
19
Muara Belida
9.114
272,00
33,51
6
2
0
20
Kelekar
8.857
151,00
58,66
6
2
1
21
Penukal
27.223
176,00
154,68
13
3
2
22
Abab
27.005
347,00
77,82
10
3
2
743.632
9.140,50
449
104
42
Jumlah
81,36
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010
Pola migrasi di Kabupaten Muara Enim dipengaruhi terutama dengan adanya aktifitas pembukaan lahan pekerjaan termasuk di antaranya pembukaan tambang batu bara, perkebunan kelapa sawit, PLTU dan lain sebagainya. Pengaruh aktivitas pendidikan, melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi di luar kabupaten, ataupun luar Provinsi Sumatera Selatan, sejauh ini belum ada masalah sosial yang timbul akibat hal-hal tersebut. Berikut ini kami tampilkan lima kecamatan dengan migrasi yang paling tinggi di Kabupaten Muara Enim
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 7
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel 2.6 Kecamatan Dengan Migrasi Tertinggi Tahun 2010 No
Migrasi
Kecamatan
Datang
Pergi
1
Muara Enim
565
343
2
Lawang Kidul
527
465
3
Lubai
237
60
4
Rambang Dangku
157
99
5
Lembak
64
20
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Muara Enim 2010
Migrasi tertinggi terjadi di Kecamatan Muara Enim, karena memang di kecamatan Muara Enim terdapat ibukota Kabupaten, menjadi central ekonomi, pendidikan dan kesehatan sehingga menjadi daerah tujuan pindah dengan berbagai alasan. Untuk kecamatan – kecamatan lain, pola migrasi dapat diduga karena banyaknya perusahaan yang di buka di kecamatan tersebut. B. Pemukiman Secara masyarakat menengah
umum belum
di
Kabupaten
terkelompok
sederhana
dan
Muara
Enim
berdasarkan
sebagainya.
pemukiman
rumah
Karena
mewah,
pemukiman
masyarakat tumbuh dari lingkungan masyarakat yang hidup turun temurun secara tradisional mendekati sumber-sumber air/ sungai. Di Kota Muara Enim sebagai ibu kota kabupaten menjadi pusat
pengembangan
pemukiman,
sudah
banyak
komplek
perumahan yang dibangun tapi baru tingkat menengah dan sederhana. Rumah-rumah mewah justru tidak terpusat, berbaur diantara kelompok rumah-rumah sederhana. Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Muara
Enim
belum
ada
data
pengelompokan
masyarakat
berdasarkan lokasi tempat tinggal. Data yang dihimpun dari beberapa kecamatan yaitu jumlah rumah berdasarkan kategori mewah, menengah, sederhana, sebagaimana data berikut.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 8
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel
2.7
Jumlah Rumah Tangga Ekonomi Tahun 2010
No
Strata Ekonomi
1 2 3 4 5 6
Mewah Menengah Sederhana Kumuh Bantaran Pasang Surut
Berdasarkan
Jumlah Rumah Tangga Kec. Kec. Lawang Tanjung Kidul Agung 14 125 8.775 3.538 4.170 4.156 263 -
Kec. Muara Enim 432 3.859 4.822 328 468 71
Strata
Kec. Kelekar 30 40 14 -
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010
Pembauran
bangunan
rumah
tanpa
pengelompokan
menyebabkan tidak terlihatnya kesenjangan atau pengelompokan masyarakat
berdasarkan
strata
ekonomi,
sehingga
kultur
kekeluargaan dan semangat persaudaraan warga masih tinggi. Homogenitas pada pemukiman baru muncul di perkotaan atau di lingkungan perusahaan yang membuat mess/ perumahan karyawan di lokasi kegiatan. Keberadaan perumahan dibantaran sungai sudah umum terlihat di Kabupaten Muara Enim, hal ini sesuai dengan kondisi alam Kabupaten Muara Enim yang dilalui oleh banyak sungai dan anak sungai. Dan sudah dari turun temurun sungai selalu dijadikan sumber penghidupan sehingga perumahan selalu di bangun di dekat sungai. Sumber air minum penduduk di perkotaan dan di ibu kota kecamatan sudah di suplay oleh PDAM, meskipun demikian wilayah cakupannya
belum
memenuhi sampai 100
%,
selain
PDAM
kebutuhan air bersih warga di dapat dari sumur-sumur yang di gali warga, sumur yang dibangun oleh dana bantuan perusahaan ataupun sumur-sumur yang di danai oleh organisasi pemberdayaan masyarakat meskipun begitu, untuk kegiatan MCK masyarakat asli/ bukan pendatang umumnya masih menggantungkan pemenuhan kebutuhan air dari sungai.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 9
Tekanan Terhadap Lingkungan
Dari 22 kecamatan yang ada terdapat 14 kecamatan yang sudah memiliki suplay air PDAM, berikut ini jumlah kepala keluarga yang sudah menggunakan air PDAM sampai tahun 2010. Tabel 2.8 Jumlah Rumah Tangga dan Pelanggan PDAM Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kecamatan Tanjung Agung Muara Enim Rambang Dangku Gunung Megang Talang Ubi Gelumbang Lawang Kidul Semende Darat Laut Ujan Mas Tanah Abang Penukal Lubai Sungai Rotan Penukal Utara
Jumlah KK
PDAM
101 6.414 281 320 1.735 92 5.463 113 687 341 379 36 106 122
255 277 433 2.704 4.456 3.813 3.150 2.855 138 -
Sumber : PDAM dan Dinas Kesehatan, 2010
Untuk data pemakaian air sumur dan air hujan diperoleh dari Dinas kesehatan Kabupaten Muara Enim sebagai berikut; Tabel 2.9 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kecamatan Semende Darat Ulu Semende Darat Tengah Semende Darat Laut Tanjung Agung Lawang Kidul Muara Enim Gunung Megang Ujan Mas Talang Ubi Tanah Abang Penukal Rambang Dangku Lubai Lembak Gelumbang
Sumur
Hujan
255 277 433 2.704 4.456 3.013 5.838 3.150 25.432 6.113 2.922 709 5.074 5.731 10.225
327 266 235 110 325 496 390 2.922 1.250 6.328 -
Sumber : Dinas Kesehatan, 2010
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 10
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel 2.10 Jumlah Usaha Air Minum Isi Ulang Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kecamatan
Jumlah Usaha 2 18 16 5 2 11 4 2 2 3 14
Tanjung Agung Lawang Kidul Muara Enim Gunung Megang Ujan Mas Talang Ubi Tanah Abang Penukal Lubai Lembak Gelumbang
Sumber : Dinas Kesehatan, 2010
Pemakaian air minum isi ulang semakin hari semakin banyak, terlihat dari jumlah unit produsen air isi ulang di beberapa Kecamatan di Kabupaten Muara Enim, seperti pada Tabel di atas. Untuk pengawasan kualitas air isi ulang dilakukan pengecekan kualitas
air
tersebut
secara
berkala
oleh
Dinas
Kesehatan
Kabupaten Muara Enim secara berkesinambungan. Untuk pelayanan persampahan secara Institusi berada pada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) kebersihan dan pertamanan di bawah Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, dan baru ada 3 UPTD untuk Kota Muara Enim, Tanjung Enim dan Pendopo. Karena kurangnya pelayanan persampahan di kecamatan – kecamatan selain itu menyebabkan masyarakat mengelolaa sendiri sampah mereka, pada lokasi – lokasi yang tingkat pengetahuan masyarakatnya
sudah
baik
membuat
kontrak
kerja
dengan
pengangkut sampah mandiri tanpa melibatkan pemerintah daerah, dan tetap memanfaatkan TPA terdekat. Namun masih banyak masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai, membakar sampah dan menimbun di lahan–lahan tidur.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 11
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel
2.11
Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Pembuangan Sampah Tahun 2010
No
Kecamatan
1 2
Talang Ubi Rambang Dangku Ujan Mas Lawang Kidul Muara Enim Tanjung Agung Kelekar Total
3 4 5 6 7
Cara
Cara Pembuangan
Jumlah RT
Angkut
Timbun
Bakar
17.314 11.898
1.597 1
6.016 -
15.387 2.777 9.903 2.250 59.529
1.598
211 6.227
Lainnya
7.089 -
Ke Kali 538 -
1.730 3.360 1.520 13.699
614 2.531 458 4.141
430 3.846 272 6.085
Sumber: Kecamatan ybs, 2010
Data mengenai pengelolaan sampah pada tabel di atas masih belum lengkap, baru ada 7 kecamatan yang sudah terinventaris, terlihat sangat sedikit sampah yang diangkut. C. Kesehatan Berdasarkan
data
Badan
Pusat
Statistik
(BPS)
angka
harapan hidup saat lahir di Provinsi Sumatera Selatan yang dihitung dari data Susenas 2004 dengan memakai program Mortpak4 adalah 65,5 tahun untuk laki-laki dan 69,5 untuk perempuan.
Angka
ini
berkaitan
juga
dengan
semakin
meningkatnya perawatan kesehatan, meningkatnya daya beli masyarakat, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang memadai, yang kemudian akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Untuk dapat dicapai derajat kesehatan yang cukup tinggi, tentu harus didukung oleh fasilitas dan sumber daya manusia di bidang kesehatan yang cukup memadai. Pelayanan kesehatan tidak hanya diusahakan oleh pemerintah, tetapi juga oleh swasta. Fasilitas kesehatan diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim berada di setiap ibu kota kecamatan dan di desa-desa. Pada
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 12
1.537 -
Tekanan Terhadap Lingkungan
tahun 2009 ada 3 buah rumah sakit dengan 284 tempat tidur, 22 puskesmas
dan
108
puskesmas
pembantu,
5
buah
balai
pengobatan, 3 rumah bersalin swasta, 14 apotek dan 12 toko obat yang ada di Kabupaten Muara Enim. Dari 3 buah rumah sakit yang ada di Kabupaten Muara Enim ada 2 rumah sakit dengan tipe C (rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan
kedokteran
spesialis
dan
subspesialis
terbatas) yaitu Rumah sakit dr. H.M Rabain dan Rumah sakit Bukit asam, sedangkan RSUD Talang Ubi merupakan rumah sakit tipe D yaitu rumah sakit yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi. Limbah ini dibagi menjadi limbah padat dan limbah cair. Total limbah padat yang dihasilkan dari ketiga rumah sakit ini adalah sebagaimana table berikut: Tabel 2 .12 Jumlah Limbah Rumah Sakit Tahun 2010 No. 1. 2. 3.
Nama Rumah Sakit
Tipe/Kelas*)
RSUD Talang Ubi RSUD dr. H.M. Rabain Rumah Sakit Bukit Asam
D C C
TOTAL
Volume Limbah (m3/hari) Padat Cair 0,05 40 1,45 96 0,025 145 1,525
281
Sumber: Masing –masing Rumah sakit
Untuk limbah padat telah di bakar dengan suhu tinggi (1.200oC) menggunakan incinerator, namun alat ini hanya ada di RS Bukit Asam dan RS dr. H.M Rabain, sedangkan RSUD Talang Ubi masih bekerja sama dengan RS dr. H.M Rabain dalam pengolahan limbah padat. Untuk
meningkatkan
pelayanan
kesehatan
masyarakat,
pemerintah Kabupaten Muara Enim juga terus menambah jumlah tenaga kesehatan. Tahun 2009 Tenaga dokter ada 89 orang, 558 orang tenaga perawat, 500 bidan dan 215 Non medis.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 13
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel 2.13 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Muara Enim Tahun 2010 Tenaga Kesehatan
2009
2008
2007
2006
Dokter Perawat Bidan
89 558 500
29 354 257
48 275 353
48 275 323
Sumber : Muara Enim dalam angka, 2010
Gambar 2.2 Grafik Jumlah Tenaga Kesehatan Periode Tahun 2006-2009
Pemerintah terus meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat dengan penghasilan rendah. Terbukti dengan diadakannya program kesehatan bagi masyarakat yaitu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) untuk program kesehatan
gratis
yang
diprogramkan
Gubernur
Sumsel
Alex
Noerdin, dll. Hal ini di karenakan masyarakat menengah kebawah cenderung mengidap penyakit akibat faktor lingkungan seperti ISPA, diare, bronkhitis, tubercolosis, tonsiliti, malaria, campak, demam berdarah dengue, penyakit kulit infeksi dan penyakit kulit alergi.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 14
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel 2.14 Jenis Penyakit yang Banyak Diderita Masyarakat tahun 2010 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Jumlah Penderita
Jenis Penyakit Penyakit Saluran Pernafasan Bagian Atas Diare Penyakit Tulang Belulang Radang Sendi termasuk Reumatik Penyakit Tekanan Darah Tinggi Penyakit Kulit Alergi Penyakit Infeksi Usus yang lain Penyakit Kulit Infeksi Malaria Kecelakaan dan Ruda Paksa Asma Penyakit Lainnya Total
77.769
% terhadap Total Penderita 26,91%
24.050 23.226
8,32% 8,04%
20.868 12.206 9.520 9.383 8.996 8.208 6.297 88.490 289.013
7,22% 4,22% 3,29% 3,25% 3,11% 2,84% 2,18% 30,62%
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Muara Enim
Gambar 2.3 Diagram Jenis Penyakit Utama di Kabupaten Muara Enim Tahun 2010
Penyakit yang selalu paling banyak diderita penduduk pada tahun
2010
(hampir
27%)
yaitu
penyakit
Infeksi
saluran
pernafasan atas (ISPA) dan berdasarkan data dari tahun ke tahun ISPA selalu menjadi penyakit dengan jumlah penderita tertinggi.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 15
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel 2.15 Jumlah penderita ISPA 4 tahun terakhir Tahun
2010
2009
2008
2007
ISPA
77.769
74.638
56.554
77.923
Sumber: Muara Enim dalam angka dan Dinas Kesehatan Muara Enim
Penyakit ISPA sangat berhubungan dengan kualitas udara dan daya tahan tubuh penderita yang juga sangat berkaitan dengan
pola
hidup
masyarakat.
Berdasarkan
Tabel
di
atas
diketahui bahwa jumlah penderita ISPA tertinggi justru terjadi pada tahun 2007 dan turun pada tahun 2008 kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan 2009. Setelah penyakit ISPA penyakit yang paling banyak diderita yaitu diare 9%. Untuk mengetahui jumlah penderita diare tiap tahun sejak tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.16 Jumlah penderita Diare 4 tahun terakhir Tahun
2010
2009
2008
2007
Diare
24.050
24.050
26.275
27.948
Sumber: Muara Enim dalam angka dan Dinas Kesehatan Muara Enim
Pada tabel di atas terlihat bahwa jumlah penderita diare tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan terus menurun sampai tahun 2010. Penyakit diare dipengaruhi oleh kesehatan perorangan (hygiene) dan juga 1212 kejadian wabah serta ketersediaan fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan data pada Buku Kumpulan data terlihat bahwa masih terdapat 66.606 keluarga tanpa fasilitas buang air besar. Jumlah tersebut sebenarnya terus menurun dengan terus meningkatnya jumlah jamban dan fasilitas MCK dari berbagai kegiatan berbasis swadaya masyarakat. Penyakit kulit baik akibat infeksi maupun alergi masingmasing 3% dan 4%, hal ini diduga air yang digunakan tidak bersih. Darah tinggi cukup banyak diderita masyarakat sekitar 7% atau
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 16
Tekanan Terhadap Lingkungan
20.868 penderita. Meskipun endemik malaria sering terjadi di beberapa kawasan di Kabupaten Muara Enim, namun malaria Cuma menduduki urutan ke-delapan penyakit terbanyak atau sebesar 3,11%. Pada tahun 2010 terjadi 1.380 kematian pada semua umur. Dari jumlah tersebut 1.053 orang atau 76% dari total kematian, terjadi pada orang dengan usia lebih dari 44 tahun dan merupakan yang paling banyak terjadi. Kematian pada umur ini kebanyakan terjadi karena faktor usia dan penyakit yang diderita oleh banyak orang tua, hal ini juga berkaitan dengan angka harapan hidup yang telah dijelaskan diatas. Berikutnya 20% atau 277 orang meninggal pada usia antara 15-44 tahun. Sedangkan pada usia anak 1-14 tahun terjadi kematian tercatat pada tahun 2010 ada 43 atau 3% anak yang meninggal pada usia tersebut. Dan yang terakhir adalah kematian yang terjadi pada usia 1-4 tahun yang hanya 7 orang 1%. Kematian pada usia ini berkaitan dengan beberapa faktor yaitu eksogen dan endogen. Kematian balita endogen atau neonatal merupakan kematian pada bulan pertama setelah bayi dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau di dapat selama masa kehamilan. Sedangkan kematian balita eksogen atau post neo-natal adalah kematian yang terjadi akibat faktor luar atau lingkungan. Perbandingan kematian antara laki-laki dan perempuan pada semua tingkatan umur lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Tercatat dari 1380 kematian yang terjadi sepanjang tahun 2010 68,48% atau 945 orang adalah jumlah kematian yang terjadi pada laki-laki dan 435 orang atau 31,52% sisanya terjadi pada perempuan. Di duga hal ini berkaitan dengan angka harapan hidup laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan yaitu 65,5 tahun dan perempuan 69,5 tahun. Selain itu kemungkinan dikarenakan
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 17
Tekanan Terhadap Lingkungan
perempuan lebih peduli dalam pola hidup sehat dibandingkan lakilaki. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.4 Grafik Jumlah Kematian yang terjadi pada Tahun 2010
Kualitas
kesehatan
merupakan
pencerminan
kesehatan
perorangan, kelompok maupun masyarakat yang digambarkan dengan
Angka
Harapan
Hidup
(AHH),
angka
kematian
ibu
melahirkan per 100.000 persalinan dan status gizi. Pada tahun 2006, AHH Kabupaten Muara Enim sebesar 66 tahun 9 bulan, meningkat sebesar 1 tahun 1 bulan dari AHH tahun 2002 (65 tahun 8 bulan). Sebagai
perbandingan,
secara
rata-rata
nasional
AHH
Indonesia tahun 2005 sebesar 69 tahun. Pada tahun 2004 di Kabupaten Muara Enim jumlah kematian bayi sebanyak 57 bayi per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka Nasional sebanyak 40 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Muara Enim sebesar 7 kematian ibu melahirkan. Persentase balita yang kurang gizi bahkan gizi buruk masih cukup tinggi. Pada tahun 2002 terdapat 11,75% balita gizi buruk dan menurun menjadi 7,21% balita pada tahun 2003. Balita dengan status gizi kurang adalah 15,16% pada tahun 2002 menurun menjadi 10,10% pada tahun 2003. Berdasarkan data dari Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
Kabupaten
Muara
Enim
jumlah
II - 18
Tekanan Terhadap Lingkungan
perempuan usia subur ± 8.164 orang pada usia 15 -19 tahun, 55.999 orang pada usia di antara 20-29 tahun dan 69.741 orang pada 30-49. Dari jumlah tersebut 37.765 orang adalah peserta KB baru. Jumlah peserta KB ini terus meningkat setiap tahunnya. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.5 rata-rata peserta KB tersebut berada pada usia produktif. Menurut BPS standart usia produktif di tiap Negara berbeda-beda. Menurut BKKBN usia produktif 15-64 tahun disebut juga pekerja.
Gambar 2.5 Grafik Jumlah Peserta KB Baru Periode tahun 2006-2009
D. Pertanian Sistem pertanian padi di Kabupaten Muara Enim terbagi atas 3 macam, yaitu sawah irigasi, sawah tadah hujan dan sawah lebak/ rawa. Lahan yang paling luas yaitu sawah lebak 24.447 Ha, 6.116 Ha adalah sawah irigasi dan 6.195 Ha sawah tadah hujan yang total luasnya yaitu 36.758 Ha. Kebutuhan air pada lahan pertanian terutama untuk sawah irigasi dapat dihitung melalui pendekatan asumsi sebagaimana perhitungan
menurut
Tejoyuwono
Notohadiprawiro
dalam
Rasionalisasi Penggunaan Sumber Daya Air di Indonesia, 2006; sebagai berikut: Jumlah air yang dibutuhkan selama musim tanam ialah 11.059.200 liter/Ha sawah atau 11.059 m3/Ha. Sehingga untuk luas pertanian untuk irigasi di Muara Enim 6.116 x 11.059 = 67.636.844 m3 untuk sekali musim tanam.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 19
Tekanan Terhadap Lingkungan
Selain tekanan akan kebutuhan air, dampak lain yang mungkin ditimbulkan dengan adanya sawah yaitu emisi gas Metana (CH4) yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca (GRK) menjadi penyebab Pemanasan Global.
Gambar 2.6 Emisi CH4 yang Berasal dari lahan sawah di Kabupaten Muara Enim tahun 2010
Pada gambar di atas terlihat bahwa emisi gas metan dari sawah terbanyak di Kecamatan Muara Belida, yang umumnya juga dikembangkan pertanian lahan basah. Untuk
meningkatkan
produksi
dan
mempercepat
pertumbuhan tanaman dibutuhkan pupuk. Petani tanaman palawija menggunakan dapat
pupuk yang disubsidi oleh pemerintah, sehingga
menghemat
biaya
produksi.
Berdasarkan
data
Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk tanaman palawija petani hanya membutuhkan 3 jenis pupuk kimia yaitu pupuk Urea, NPK dan SP.36 atau TSP serta pupuk organik. Pada tahun 2010 tercatat, pupuk organik paling banyak digunakan. Penggunaan pupuk ini bertujuan untuk menambah ruang antar pori tanah, sehingga akar dapat lebih mudah tumbuh menembus tanah dan akar dapat menyerap mineral dari tanah lebih maksimal.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 20
Tekanan Terhadap Lingkungan
Pupuk urea dan pupuk NPK digunakan untuk mempercepat pertumbuhan sehingga
tanaman
produksi
pada
lebih
masa
maksimal.
pertumbuhan Sedangkan
vegetatif,
pupuk
SP.36
digunakan petani untuk mamacu pertumbuhan generatif tanaman, sehingga tanaman buah dapat menghasilkan banyak buah. Adapun penggunaan pupuk untuk setiap jenis tanaman, terdapat pada Tabel berikut: Tabel 2.17 Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Pupuk tahun 2010
No
Pemakaian Pupuk (Kg/Ha)
Luas
Jenis
Pemakaian Pupuk (Kg)
areal
Tanaman
(Ha)
Urea
SP.36
NPK
Organik
Urea
SP.36
NPK
Organik
1.
Padi
36.758
200
150
50
300
7.351.600
5.513.700
1.837.900
11.027.400
2.
Jagung
1.125
150
100
50
500
168.750
112.500
56.250
562.500
3.
Kedelai
365
150
150
-
500
54.750
54.750
182.500
330
150
150
-
500
49.500
49.500
165.000
4.
Kacang tanah
5.
Ubi kayu
694
200
100
50
500
138.800
69.400
34.700
347.000
6.
Ubi jalar
191
200
100
50
500
38.200
19.100
9.550
95.500
1.050
750
200
2.800
7.801.600
5.818.950
1.938.400
12.379.900
Total
Sumber: Pengolahan data dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura,2010
Selain gas Metana, aktifitas pertanian juga menimbulkan gas – gas lain seperti N2O dan CO2 , gas ini berasal dari pemupukan nitrogen (urea dan ZA) serta bahan organik melalui proses mikrobiologis.
Efek
rumah
kaca
N 2O
adalah
296
kali
CO2,
sedangkan CH4 adalah 25 kali CO2. Jumlah N2O lebih rendah dari CO2, namun gas ini menyerap panas 300 kali lebih kuat dibanding CO2, tinggal lebih lama (166 + 16 tahun) dan lebih stabil dari CO2 dan CH4 sehingga sulit untuk hilang. Untuk mengurangi kadar Dinitrioksida di udara dapat dilakukan dengan cara a. Pemberian
pupuk
nitrogen
(N)
sesuai
dengan
kebutuhan
tanaman.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 21
Tekanan Terhadap Lingkungan
b. Mengubah pemberian urea dari 2 kali menjadi 3 kali, karena dapat menurunkan emisi 8,1 %. c. Mengurangi dosis urea yang 250 kg/ha menjadi 200 kg/ ha dapat menurunkan emisi 19,8 %. d. Mengganti urea dengan Za dapat menurunkan emisi 5,2%. Tanaman palawija yang umumnya di tanam dalam wilayah Kabupaten Muara Enim yaitu: jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang Tanah/kacang polong, kacang hijau, kacang merah. Pada tahun
2010
setiap
kecamatan
mempunyai
produk
unggulan
pertanian seperti palawija; antara lain Kecamatan Lubai penghasil kacang kedelai, dengan hasil 63 ton, Kecamatan Gunung Megang 3.693 ton ubi kayu, di Kecamatan Benakat menghasilkan 956 ton Ubi jalar, di Kecamatan Tanah Abang menghasilkan 516 ton kacang tanah, di Kecamatan Gelumbang menghasilkan 1.829 ton jagung. Seperti telah di jelaskan pada sub-bab Lahan dan Hutan, beberapa jenis tanaman sangat tergantung pada kesuburan tanah. Produksi
tanaman
palawija
tahun
2010
mengalami
perubahan seperti terlihat pada gambar 2.7 Diagram produksi palawija.
Gambar 2.7 Diagram Produksi Palawija tahun 2010
Produksi palawija yang tertinggi tahun 2010 yaitu ubi Kayu
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 22
Tekanan Terhadap Lingkungan
sebanyak 14.021 ton, disusul jagung 5.536 ton, ubi rambat 3.876 ton, kacang tanah 916 ton dan kacang kedelai 139 ton. Untuk Kacang hijau pada tahun 2010 tidak menghasilkan.
Table 2.18 Jumlah Produksi (ton) Tanaman Palawija Tahun 2010 Jenis Tanaman Jagung Kacang kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi rambat
2010 5.536 139 916 14.021 3.876
2009 3.351 449 418 1.330 8.543 2.546
2008
2007
7.091 171 573 1.331 11.988 3.121
2.547 55 381 1.128 10.665 3.183
2006 2.322 31 372 1.100 8.027 2.235
Sumber : Muara Enim dalam Angka, 2009 dan Dinas Tanaman Pangan Hortukultura, 2010
Produksi Ubi Kayu dan kacang tanah tahun 2010 adalah yang terbesar selama lima tahun terakhir, sedangkan produksi jagung terbesar justru terjadi pada tahun 2008 sebesar 7.091 ton. Luas lahan pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena petani beranggapan bertani lebih menguntungkan sehingga sering terjadi perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian. Penambahan lahan sawah terjadi dalam priode tahun 2008-2009 yang menyebar di Kecamatan Tanjung Agung 65 ha, Lubai 5 ha, Benakat 47 ha, Rambang Dangku 20 ha, dan Gelumbang 82 ha. Sedangkan peningkatan jumlah lahan perkebunan di tahun yang sama terjadi pada Kecamatan Rambang 274 ha, Lubai 400 ha, Gunung Megang 336 ha, Gelumbang 36 ha, Penukal 22 ha, dan Kelekar 50 ha. Pada beberapa Kecamatan luas lahan perkebunan mengalami penurunan yaitu di Kecamatan Benakat 1075 ha, dan Tanah Abang seluas 3000 ha. Table 2.19 Luas Lahan Pertanian dan Perkebunan Periode Tahun 2006-2010 Tahun
Pertanian (Ha)
Perkebunan (Ha)
2010
36.758
356.833
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 23
Tekanan Terhadap Lingkungan
2009 2008 2007 2006
36.758 36.539 36.506 36.453
333.970 336.927 322.448 288.807
Sumber : Muara Enim dalam Angka, 2009
Gambar 2.8 Luas Lahan Pertanian 5 Tahun Terakhir
Gambar 2.9 Luas Lahan Perekebunan 5 Tahun Terakhir
Ada beberapa jenis tanaman perkebunan yang banyak diusahakan di Kabupaten Muara Enim, antara lain: karet, kelapa sawit, kakao, kapuk, kayu manis, lada, cengkeh, kelapa dan kopi. Karet dan kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang paling banyak diusahakan, seperti dapat di lihat pada tabel 2.20 berikut ini.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 24
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel 2.20 Luas Lahan Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan (Ha) Jenis Tanaman
2010
2009
2008
Karet
224.209 221.814 220.708 106.885 104.754 92.235 Kakao 418 415 415 Kapuk 80 80 80 Kayu manis 153 149 149 Lada 686 682 682 Kelapa 1.588 Kopi 23.495 Cengkeh 6 Sumber : Dinas Perkebunan, 2010 Kelapa sawit
Pada
tabel
di
atas
terlihat
2007
2006
2005
183.233 58.855 278 80 149 474 -
169.551 49.209 255 81 149 574 -
168.692 61.981 26 91 91 271 -
setiap
tahunnya
terjadi
peningkatan luas areal perkebunan, peningkatan signifikan terlihat pada perkebunan sawit dan karet. Tabel 2.21 Produksi Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan (ton) Jenis
2010
2009
Tanaman
Produk Produk 409.687 233.427 Kelapa sawit 1.930.880 1.767.021 Kakao 76 73 Kapuk 19 18 Kayu manis 500 447 Lada 545 539 Kelapa 1.437 Kopi 25.125 Cengkeh 1 Sumber : Dinas Perkebunan, 2010 Karet
2008
2007
2006
2005
Produk 260.739 464 73 18 447 539 -
Produk 207.281 283.753 63 18 447 144 -
Produk 189.744 1.063.295 31 10 447 329 -
Produk 159.134 1.097.044 26 52 45 -
Tabel 2.22 Luas Lahan dan Produksi Karet dan Kelapa Sawit Jenis Tanaman
Perkebunan Rakyat Luas
Produksi
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
Perkebunan Negara Luas
Produksi
Perkebunan Swasta Luas
Produksi
II - 25
Tekanan Terhadap Lingkungan
Karet
219.978
399.540
4.009
9.544
222
583
Kelapa sawit
25.057
420.540
21.615
422.300
60.213
1.088.040
Sumber : Dinas Perkebunan, 2010
Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Muara
Enim,
pada
tahun
2010
tanaman
karet
diusahakan hampir semua Kecamatan di Kabupaten Muara Enim kecuali di Kecamatan Semende Darat Tengah dan Semende Darat Ulu. Perkebunan karet Rakyat terluas berada di kecamatan Penukal Utara dengan luas 25.382 Ha, sedangkan perkebunan karet yang paling kecil luasnya adalah di Kecamatan Semende Darat Laut (SDL) hanya 864 Ha. Hal ini disebabkan daerah SDL mempunyai topografi
berbukit,
sehingga
sulit
untuk
dilalui
pada
saat
mengambil getah karet. Karet merupakan salah satu produk yang cukup menjanjikan karena harga jual getahnya saat ini cukup tinggi (Rp. 24.500,-/kg). Di perkirakan ada 10.580 KK petani karet di wilayah Kabupaten Muara Enim. Dengan jumlah tertinggi ada di Kecamatan
Lembak
perkebunan
karet
±
72.372
rakyat
KK
yang
petani.
ada
di
Berbeda
semua
dengan
kecamatan,
perkebunan karet Negara hanya diusahakan di kecamatan Lubai dengan luas 4.009 Ha dan perkebunan karet swasta di kecamatan Gelumbang dengan luas 221,70 Ha. Tanaman
karet,
kelapa
sawit
merupakan
tanaman
perkebunan yang paling diminati petani untuk diusahakan. Kelapa sawit juga diusahakan hampir di semua kecamatan kecuali di Kecamatan Semende Darat Laut. Semende Darat Ulu dan Semende Darat Tengah. Dari total luas perkebunan kelapa sawit 56% atau 60.213 Ha merupakan perkebunan swasta, 24 % perkebunan rakyat dan 20% perkebunan Negara. Perkebunan swasta terluas berada di Kecamatan Lubai dengan luas 13.790,66 Ha, sedangkan perkebunan rakyat terluas di Kecamatan Rambang Dangku 5.832 Ha dan perkebunan Negara hanya ada di Kecamatan Gunung Megang
yaitu
seluas
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
21.615
Ha.
Perkebunan
Negara
ini
II - 26
Tekanan Terhadap Lingkungan
mengembangkan system plasma inti, dimana masyarakat juga dapat menjadi petani plasma dan pada kecamatan ini tercatat 2.067 KK adalah petani kelapa sawit.
Gambar 2.10 Perbandingan Luas Perkebunan Kelapa Sawit Berdasarkan Pemilik
Tanaman kopi, kelapa, lada, kapuk, kayu manis, cengkeh, dan kakao yang ada di Kabupaten Muara Enim merupakan perkebunan rakyat. Kopi paling banyak ditanam di Kecamatan Semende
Darat
Laut
dengan
luas
10.359
Ha
merupakan
perkebunan rakyat. Sedangkan di Kecamatan Muara Belida hanya terdapat 3 Ha perkebunan kopi rakyat dan 15.229 kepala keluarga (KK) yang mengusahakan kopi diseluruh wilayah Kabupaten Muara Enim. Hampir semua kecamatan dalam wilayah Kabupaten Muara Enim menanam kelapa, namun hanya perkebunan kelapa rakyat. Perkebunan
kelapa
terluas
berada
di
Kecamatan
Lubai dan
Rambang Dangku dengan luas masing-masing 189 Ha dan 185 Ha. Sumber pendapatan petani pada perkebunan kelapa ada 17.511 KK petani.
Luas
Perkebunan
cengkeh
6
Ha
yang
terdapat
di
Kecamatan Semende Darat Tengah dan Kecamatan Semende Darat Ulu masing-masing seluas 3 Ha.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 27
Tekanan Terhadap Lingkungan
Gambar 2.11 Grafik perubahan Luas Lahan Perkebunan Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan di Kabupaten Muara Enim tahun 2010
Dari grafik di atas rata-rata luas lahan perkebunan untuk beberapa jenis tanaman terus meningkat setiap tahunnya. Guna menunjang produktivitas tanaman perkebunan ada beberapa jenis pupuk yang digunakan. Pada tahun 2010 total penggunaan pupuk urea di Kabupaten Muara Enim sebesar 11.345,31 kg (data SP & Kumpulan Data) dari jumlah tersebut diperkirakan emisi CO2 yang dihasilkan adalah 204.216 ton.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 28
Tekanan Terhadap Lingkungan
Gambar 2.12 Emisi CO2 yang Berasal dari Pupuk Urea di Kabupaten Muara Enim tahun 2010
Menurut laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) “Bayangan Panjang Peternakan (Livestock Long Shadow)” menyimpulkan bahwa peternakan bertanggungjawab atas 18% emisi global, bahkan melebihi kontribusi emisi karbon gabungan seluruh kendaraan bermotor (motor, mobil, truk, pesawat, kapal, kereta api, helikopter) di dunia (13 %) dari total gas rumah kaca dunia seperti terlihat pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Persentase Gas Rumah Kaca dari Berbagai Sektor
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 29
Tekanan Terhadap Lingkungan
Berdasarkan
data
Dinas
Peternakan
dan
Perikanan
Kabupaten Muara Enim tahun 2010, ada beberapa jenis hewan ternak yang diusahakan dalam wilayah Kabupaten Muara Enim yaitu sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba dan babi. Secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah hewan-hewan ternak sebesar 1 % dalam periode tahun 2008-2010. Jenis hewan ternak yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Muara Enim adalah kambing dan sapi potong masing-masing 42,4% dan 40,3 % dari total jumlah hewan ternak yang ada di Kabupaten Muara Enim, dan persentase terendah adalah sapi perah yang hanya 0,0056 % karena hanya diusahakan di Kecamatan Lawang Kidul sebanyak 8 ekor. Biasanya masyarakat memelihara hewan ternak terutama yang berkaki empat untuk diambil daging dan dijual.
Gambar 2.14 Perbandingan Jumlah Hewan Ternak di Kabupaten Muara Enim tahun 2010
Jumlah total ayam kampung, ayam petelur, ayam pedaging dan
itik
di
Kabupaten
Muara
Enim
masing-masing
adalah
1.476.498 ekor, 395.000 ekor, 4.651.001 ekor dan 181.624 ekor. Ayam pedaging paling banyak jumlahnya namun hanya pada beberapa Kecamatan, jumlah ternak ini terbanyak diusahakan di Kecamatan
Gelumbang
dengan
jumlah
885.864
ekor,
pada
kecamatan ini juga terdapat perusahaan yang mengusahakan secara besar-besaran dan kecamatan lain yang mengusahakan ayam pedaging yaitu; Kecamatan Lembak, Talang Ubi, Ujan Mas,
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 30
Tekanan Terhadap Lingkungan
Muara Enim, Lawang Kidul dan Tanjung Agung. Itik dan ayam kampung diusahakan diseluruh kecamatan yang ada, namun dengan jumlah yang kecil. Jumlah paling banyak terdapat pada Kecamatan Muara Enim masing-masing dengan jumlah 11.462 ekor
dan
135.927
ekor,
Sedangkan
ayam
petelur
hanya
diusahakan di tiga kecamatan yaitu Lawang Kidul (1500 ekor), Lembak (61.421 ekor) dan Gelumbang (332.079 ekor). Hal ini dikarenakan di Kecamatan Gelumbang terdapat perusahaan DOC (day old chicken).
Gambar 2.15 Perbandingan Hewan Unggas di Kabupaten Muara Enim tahun 2010
Apabila dirinci pakan ternak merupakan penyumbang 9% CO2 (karbondioksida), 65% N2O (dinitrooksida) dan 37% CH4 (metana). Dengan jumlah hewan ternak sebanyak 4.002.587 ekor dan unggas 283.532 ekor, sehingga diperkirakan jumlah total emisi metan (CH4) yang dihasilkan dari sektor peternakan 296.380 kg/ekor.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 31
Tekanan Terhadap Lingkungan
Gambar 2.16 Emisi CH4 yang Berasal dari hewan ternak di Kabupaten Muara Enim tahun 2010
Pada Gambar grafik di atas diketahui bahwa jumlah emisi Metan terbayak didominasi oleh unggas dan yang tertinggi berada di wilayah kecamatan Penukal. E. Industri Pada
umumnya
semua
kegiatan
Industri
berpotensi
mencemari sumber air dan udara dengan tingkat pencemaran yang tergantung pada ketaatan industri tersebt terhadap baku mutu dan jumlah beban limbah cair serta beban emisinya. Sedangkan skala kegiatan industri dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu; 1. Industri besar 2. Industri menengah 3. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga Berdasarkan catatan tahun 2010 wilayah Kabupaten Muara Enim terdapat 19 buah industri besar, 2 buah industri menengah dan 310 buah industria yang berskala rumah tangga dengan berbagai bidang usaha yang dapat dilihat pada tabel berikut :
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 32
Tekanan Terhadap Lingkungan
Tabel 2.23 Jumlah Industri Berdasarkan Skala Industri
No
Kecamatan
1
Perusahaan Industri Besar
Sedang
Kecil
Semende Darat Laut
-
-
4
2
Tanjung Agung
1
-
10
3
Rambang
-
-
2
4
Lubai
2
1
1
5
Lawang Kidul
3
-
87
6
Muara Enim
1
-
146
7
Ujan Mas
4
-
6
8
Gunung Megang
2
-
6
9
Rambang Dangku
2
-
14
10
Talang Ubi
2
-
42
11
Tanah Abang
-
-
5
12
Gelumbang
2
1
1
13
Sungai Rotan
-
-
11
14
Penukal
-
-
2
15
Muara Belida
-
-
3
19
2
340
Total Sumber : Muara Enim dalam angka, 2009
Kegiatan usaha yang berpotensi mencari lingkungan dan sudah memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan sampai awal tahun 2010 dapat dilihat tabel 2.24 berikut : Tabel 2.24 Kegiatan usaha yang sudah Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Muara Enim. No.
PEMRAKARSA KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
LOKASI KEGIATAN
LUAS LAHAN
1.
PT. VISTA AGUNG KENCANA
Pembibitan Ayam Bibit Induk dan Unit Penetasan
Desa Segayam Kec. Gelumbang
10 Ha
2.
PT. LINGGA DJAJA
Industri Crub Rubber
3.
PT. PERTAMINA (PERSERO) GEOTHERMAL DIREKTORAT HULU
47.883 m2 / 5 Ha 10 Ha
4.
PT. PERTAMINA (PERSERO) DAERAH OPERASI HULU SUMBAGSEL
Pemboran dan Uji Prodksi Sumur Eksplorasi Geotermal Pemboran Sumur Eksploitasi
Desa Lingga Kec. Lawang kidul Lumut Balai Kec. SDL
TIKA - XI Desa Aur Kec. Rambang Lubai
3,2 Ha
5.
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. TBK RUMAH SAKIT BUKIT ASAM (RSBA)
Desa Segayam Kec. Gelumbang Tanjung Enim Kec. Lawang Kidul
5 Ha
6.
Penetasan Anak Ayam Rumah Sakit Umum
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
5.355 m2
II - 33
Tekanan Terhadap Lingkungan
No.
PEMRAKARSA KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
7.
PT. SWASTY PRIMA MULYA
Karet
8.
PT. BUMI SAWIT PERMAI
Perkebunan Kelapa Sawit
9.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. HM. RABAIN KABUPATEN MUARA ENIM PT. PLN (PERSERO)
LOKASI KEGIATAN
LUAS LAHAN
Desa Sukamerindu Kec. Rambang lubai Desa Sukamerindu, Desa Beringin, Desa Pagar gunung, Desa Jiwa Baru dan Desa Gunung Raja Kec. Lubai
22.840 Ha
Rumah Sakit Umum
Jl. Jenderal Ahmad Yani Muara Enim
3.200 m2
Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi
Desa Babatan dan Desa Penindaian Kec. SDL
30 Ha
PT. PRIMA MULIA SARANA SEJAHTERA PT. TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM (PERSERO), TBK
Penambangan Batubara
4.999,69 Ha
Stasiun Kompresor Gas
14
PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK PT. DANA KOPKAR ABADI
Desa Pulau Panggung Kec. Tanjung Agung Kec. Lawang Kidul : Tegal Rejo, Darmo, Keban Agung dan Kec. Tanjung Agung : Matras, Tj. Agung, Tj. Karangan Desa Pagar Dewa Kec. Lubai
6.342 m2
15.
PT. HASAN KARSONO DIKARA
16
PT. SRIWIJAYA SETIA SEJATI
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
17.
SPBU FARAH RITA
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
Jl. Lintas Sumatera Tanjung Enim - Muara Enim, DesaLingga Kec. Lawang Kidul Jl. Lintas Palembang No. 8 Kelurahan Muara Enim Kec. Muara Enim Jl. Raya Prabumulih - Muara Enim, Desa Cinta Kasih Kec. Gunung Megang Jl. Lintas Sumatera Muara Enim - Batu Raja, Desa Pulau Panggung. Kec. Tanjung Agung
18.
PT. MUSI HUTAN PERSADA
Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK)
Desa Gemawang Kec. Rambang Dangku
1,5 Ha
19.
PT. PERKEBUNAN MITRA OGAN
Perkebunan Kelapa Sawit
11.000 Ha
20.
PT. TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk
Penambangan Batu Andesit
Desa Pagar Gunung, Desa Karang Agung, Desa Aur, Desa Beringin, Desa Kota Baru dan Desa Pagar Dewa Kec. Lubai Bukit Tapuan Tanjung Enim
21.
PT. SURYABUMI AGROLANGGENG
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Talang Agus Desa Talang Bulang Kec. Talang ubi
7 Ha Kap 90 TBS/Jam
22.
PT. KIRANA PERMATA
Desa Aur Kec. Lubai
25 Ha
23.
PT. FIELDA INDO RUBBER
Desa Modong Kec. Tanah Abang
14 Ha
24.
PT. LARAS KARYA KAHURIPAN
PT. PERTAMINA (PERSERO) DOH SUMBAGSEL
Ds. Air Itam Timur, Ds Gunung Menang Kec. Penukal Abab Sumur Kampung Minyak Extention (KME-X1) di Blok Kampung Minyak Dusun Sosial Desa Karang Raja Kec. Lawang Kidul
16.000 Ha
25.
Pabrik Pengolahan Karet Remah (Crumb Rubber) Pabrik Pengolahan Karet Remah (Crumb Rubber) Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Pemboran Eksplorasi Darat
10.
11 12.
13.
Pengembangan Unit Penambangan Batubara
SPBU Batu Gerigis, Bengkel Service, Cucian Mobil dan Warung Siap Saji Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
2.000 Ha
71.349 Ha
13,5 Ha
7.235 m2
5.411 m2
5.168 m2
26,2 Ha
1 Sumur Eksplorasi
II - 34
Tekanan Terhadap Lingkungan
No.
PEMRAKARSA KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
26.
PT. METAEPSI PEJEBE POWER GENERATION
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Kav 2x40 MW
27.
PT. GOLDEN BLOSSOM SUMATERA
28.
PT. TANSRI MADJID ENERGY
Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit Penambangan Batubara
29.
PT. LION POWER ENERGY
Penambangan Batubara
30.
SPBU HARIPIN
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
31.
PT. ULIMA SUPPLINDO
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
32.
PT. MITRA ANUGRAH NUSANTARA
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
33.
PT. KARYA JAYA SEJAHTERA
34.
LOKASI KEGIATAN
LUAS LAHAN
Jl. Raya Prabumulih - Muara Enim, Dusun Lais Desa Ulak Bandung Kec. Ujan Mas dan Desa Panang Jaya Kec. Gunung Megang Kec. Penukal Abab : Desa Prambatan dan Desa Tanjung Kurung Kec. Gunung Megang : Desa Belimbing dan Desa Dalam Kec. Rambang Dangku : Desa Pangkalan Babat, Desa Banu Ayu, Desa Bulang, Desa Muara Niru, Desa Tebat Agung, Desa Gerinam, Desa Dangku dan Desa Baturaja Kec. Talang Ubi : Desa Benuang dan Kecamatan Tanah Abang Kec. Gunung Megang : Desa. Gunung Megang Luar, Desa Tanjung, Desa Cinta Kasih Kec. Rambang Dangku : Desa Tanjung Menang, Desa Kasih Dewa, Desa Jemenang, Desa Lubuk Raman Jl. Raya Pendopo Desa Talang Bulang Kec. Talang Ubi Jl. Raya Palembang Prabumulih KM 14 Desa Lembak Kec. Lembak Jl. Raya Prabumulih - Muara Enim KM 118 Desa Tebat Agung Kec. Rambang Dangku
10 Ha
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
Jl. Lintas Palembang Prabumulih Desa Sukamenang Kec. Gelumbang
19687 m2
PT. MITRA ENERGI BUANA
Pemasangan Pipa Gas
Desa Benuang dan Banu Ayu Kec. Rambang Dangku
Pjg 10,368 KM
35.
PT. VISTA AGUNG KENCANA
Pembibitan Ayam Bibit Induk
Desa Segayam Kec. Gelumbang
206.000 m2
36.
PT. PENDOPO ENERGI BATUBARA
Penambangan Batubara
17.840 Ha
37.
PT. KARYA BUDI UTAMA
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umu (SPBU) Tipe C
Kec. Talang Ubi : Kel. Handayani Mulya, Desa Talang Bulang, Desa Benuang, Desa Kerta Dewa, Desa Sungai Ibul, Desa Sinar Dewa Kec. Penukal : Desa Sungai Langan, Kec. Tanah Abang : Desa Tanah Abang dan Desa Teluk Lubuk Kec. Gunung Megang : Desa Teluk Lubuk, Kec. Gunung Megang : Desa Dalam
38.
PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA SELATAN SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM CV. MEGA MAS
Pengoperasian Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Industri Kayu Olahan (Veneer) dan Kayu Gergajian
Jl. Lingga Raya, Tanjung Enim Kec. Lawang Kidul
4 x 65 MW
Jl. Raya Dusun I Desa Gunung Megang Dalam Kec. Gunung Megang
2 Ha Kap. 6.000 m3
39.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
1.600 Ha Kap. 45 Ton TBS/Jam 13.320 Ha
12.350 Ha
15.080 m2
12.166 m2
13.864 m2
11.731 m2
II - 35
Tekanan Terhadap Lingkungan
No.
PEMRAKARSA KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
LOKASI KEGIATAN
LUAS LAHAN
40.
PT. CAHAYA VIDI ABADI
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Kec. Gelumbang (Desa Sebau, Pedataran, dan Melilian) Kec. Sungai Rotan (Desa Tanjung Miring, Penandingan, Sukadana dan Sukajadi)
Kebun Inti 3.600 Ha Kebun Plasma 2.400 Ha Kap. 30 To TBS/Jam
41.
PT. BANIAH RAHMAT UTAMA
Pembangunan Unit Mesin Pemecah Batu (Stone Crusher)
Jl. Pelembang - Muara Enim Desa Ujan Mas Lama Kec, Uja Mas.
4 Ha Kap. 300 m3 / hari
42.
PT. BANIAH RAHMAT UTAMA
Unit Alat Pencampuran Aspal (Asphat Mixing Plant)
Jl. Pelambang - Prabumulih Desa Suka Menang Kec. Gelumbang
1,5 Ha Kap. 350 ton/Tahun
43.
PT. MAWAR PERSADA BAKTI 2
Aspalt Mixing Plant
Desa Ujan Mas Baru Kec. Ujan Mas
44.
PT. BUMI SEKUNDANG ENIM ENERGY
Penambangan Batubara
45.
PT. MUSI LESTARI ABADI
Industri Kayu Olahan (Veneer)
Kec. Gunung Megang (Desa Gunung Megang Dalam, Tanjung Muning, Berugo, Lubuk Mumpo, Simpang Tais dan desa Teluk Lubuk) Kec. Talang Ubi (Desa Talang bulang) Jl. Raya Prabumulih - Muara Enim KM 137 Desa Perjito Kec. Gunung Megang
2 Ha Kap. 35 ton Hotmix/jam, Cad 20 ton Hotmix/Jam 12.930 Ha
46.
SPBU YULIA SOFYANTINI
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
Jl. Jendral Sudirman No. 36 Kel. Tungkal Kec. Muara Enim.
1.100 m2
47.
PT. MEKAR CEMPIANG RAJABRANA
Pengolahan Latex Pekat
Desa Gunung Raja Kec. Lubai.
2,5 Ha Kap. 300 ton/bulan
48.
CV. TUNAS MUDA II
Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK)
Jl. Pertamina Dusun II Desa Beringin Kec. Lubai.
49.
PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PERSERO) TBK BUNGA MAS INTERNATIONAL. Co
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kegiatan Survai Seismik 2D Darat
Desa Lingga Kec. Lawang Kidul Blok Bunga Mas Kab. Lahat dan Kab. Muara Enim
51.
PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk
Stasiun Kompresor Gas
Desa Pagar Dewa Kec. Lubai
1,5 Ha Kap. 5.400 m3/Tahun 6,5 Ha Kap. 3 x 10 MW Panjang Lintasan 460 Km 13,5 Ha
52.
CV. BUMI KHATULISTIWA
Pengumpulan Limbah ACCU bekas
Jl. Raya Baturaja No. 53 Tanjung Enim
53.
PT. ENERGI MUSI MAKMUR
54.
CV. AKASIA PRIMA TARUNA
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pembangunan Industri Penggergajian Kayu Tanaman Hutan Rakyat
55.
PT. ABURAHMI
Desa Gunung Raja Kec. Rambang Dangku Jalan Raya Prabumulih Palembang KM 15, Dusun Karang Jati, Desa Lembak Kec. Lembak Kab. Muara Enim. Kec. Penukal (Desa Air Itam Barat dan Air Itam Timur)
56.
PT. MANUNGGAL MULTI ENERGI
50.
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Penambangan Batubara
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
Kec. Tanjung Agung (Desa Pulau Panggung, Tanjung Lalang, Penyandinga dan Seleman) Kec. Lawang Kidul (Desa Darmo)
4 Ha Kap. 30.000 m3 / tahun
1.558,95 m2 Kap. 3-6 Ton/Bulan 2x100 MW 75 Ha/Th, kap. 6.000 m3/Th, diameter kayu diatas 20 cm 5.000 Ha Kap. 45 Ton TBS/Jam 5.574 Ha
II - 36
Tekanan Terhadap Lingkungan
No.
PEMRAKARSA KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
LOKASI KEGIATAN
Asplaht Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher Perkebunan dan Pabrik Pengelolaan Kelapa Sawit
Desa Talang Taling Kec. Gelumbang
57.
PT. KASIH KARYA MAKMUR
58.
PT. PROTEKSINDO UTAMA MULIA
59.
PT. ROEMPOEN ENAM SAUDARA
Perkebunan dan Pabrik Pengelolaan Kelapa Sawit
60.
Asplaht Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher
61.
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu, Pembangunan Jalan Dan Jembatan Provinsi Sumatera Selatan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Iii, Direktorat Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum PT. MUSI PRIMA COAL
62.
PT. RAUDHOH LESTARI
Agen Premium dan Minyak Solar
63
PT. GEOTHERMAL LUMUT BALAI
64.
PT. LUBAI SAWIT NUSANTARA
65.
PT. GOLDEN BLOSSOM SUMATERA
66.
Pertambangan Batubara
Kecamatan Penukal Utara Ds Sukarami, Ds Tanjung Baru, Ds Prabumenang,Ds Tempirai Utara,Ds Tempirai Selatan,Ds Lubuk Tampui, Ds Karang Tanding,Ds Tanding Marga, Ds Muara Ikan, Ds Tempirai, Ds Kota Baru, Ds Tambak dan dan Ds Tempirai Timur , Kec. Penukal Kec. Gelumbang : Desa Teluk Limau dan Desa Kerta Mulya Kec. Sungai Rotan : Desa Paya Angus, Sukadana, Sungai Rotan, Kasai dan Desa Suka Merindu Desa Suka Menang Kec. Gelumbang
LUAS LAHAN 4 Ha kap. 35 ton Hotmix Perjam 29.000 Ha
10.000 Ha
38.255 m2 Kap. 35 ton hotmix perjam
Kec. Rambang Dangku : Desa Gunung Raja, Desa Air Limau Jl. Provinsi Belimbing Sekayu Desa Gunung Menang Kec. Penukal
4.443 Ha
Pengembangan Area Geothermal Lumut Balai dan Pembangunan PLTP
Kec. Semende Darat Laut
440 MW 120 Ha
Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Pengelolaan Kelapa Sawit Perluasan Areal Perkebunan Kelapa Sawit
Kec. Lubai : Desa Suka Merindu, Desa Air Asa, Desa Beringin dan Desa Menanti Kec.Rambang Desa Negeri Agung dan Desa Sugihan Desa Perambatan dan Pengabuan Kec. Abab
16.000 Ha
PT. SUMBER MINERAL PERDANA
Pertambangan Batubara
Kec. Talang Ubi : Desa Suka Maju, Desa Suka Damai, Sungai Ibul dan Kelurahan Talang Ubi Utara Kec. Penukal : Desa Sungai Langan
8.017 Ha
67.
PT. INTI BUMI SUKSES PERKASA
Pertambangan Batubara
Kec. Talang Ubi : Desa Suka Maju, Desa Suka Damai Kec. Penukal Utara : Desa Tanding Marga, Muara Ikan, Kotabaru dan Tambak
8.036 Ha
68.
PT. BARA ANUGERAH NUSANTARA
Pertambangan Batubara
Desa Pulau Panggung Kec. Tanjung Agung
197 Ha
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
5.957 m2
2.900 Ha
II - 37
Tekanan Terhadap Lingkungan
No.
PEMRAKARSA KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
LOKASI KEGIATAN
69.
PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Syahrial Alam (Manajer Unit Pabrik Briket Tanjung Enim)
Pembriketan Batubara
KP. Banko Barat - Tanjung Enim
70.
Depot Enim Jaya (Edi Harianto) PT. Bukit Asam (Persero)Tbk
Penambangan Pasir Batu Pembangunan Lapangan Golf
Desa Seleman Kampung 2 Kec. Tanjung Agung Kel. Tanjung Enim Kec. Lawang Kidul.
72.
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. TBK
Ds. Sukamenang Kecamatan Gelumbang
73.
PT. BARA SUMATERA ENERGI
Peternakan Bibit Ayam Induk untuk Menghasilkan Telur Ayam Niaga Pertambangan Batubara
74.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Muara Enim PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. TBK
Rumah Potong Hewan
Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul Kab. Muara Enim : Ds. Sukamenang Kecamatan Gelumbang
71.
75.
76.
PT. MAHKOTA ANDALAN SAWIT
77.
PT. SWARNADWIPA DERMAGA JAYA
78.
PT.MEPPO-GEN
79. 80.
Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang PT. PERTAMINA EP
81.
PT. PERTAMINA EP
82.
Arrow Energy (Tanjung Enim) Pte. Ltd
83.
PT. PERTAMINA EP
84
PT. PERTAMINA EP Unit Bisnis (UBEP) ADERA
85.
86.
Peternakan Bibit Ayam Induk untuk Menghasilkan Telur Ayam Niaga Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Kegiatan Pembangunan Terminal Khusus Batubara dan Fasilitas Penunjang di Sungai Meriak Desa Patra Tani Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Tempat Pembuagan Akhir Darmo Pemboran Eksplorasi Darat Sumur Tasim Pemboran Eksplorasi Darat Sumur Pagar Dewa Selatan Pemboran Gas Metana
Ds. Padang Bindu,Ds. Betung, Ds. Pagar Dewa, Des. Rami Pasai, Ds. Pagar jati dan Ds. Hidup Baru Kecamatan Benakat
± 1000 meter sebelah timur dari PLTU Bukit Asam dengan Luas areal ± 4 Ha
Terdiri dari 18 Hole dan menempati areal seluas ± 48 Ha 108.500 M2
4.987 Ha
Kab. Muara Enim : Kelurahan Gelumbang Kecamatan Gelumbang Ds. Patra Tani Kecamatan Muara Belida
Desa Panang Jaya Kecamatan Gunung Megang dan Desa Ulak Bandung Kecamatan Ujan Mas Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul Desa Sumber Mulia Kecamatan Lubai Desa Pagar Dewa Kecamatan Lubai
Kapasitas 230 MW
Kecamatan Lawang Kidul
Pemboran Eksplorasi Delineasi Sumur Karang Dewa Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas
Desa Karang Dewa Kecamatan Lubai
PT. SELE RAYA BELIDA
Pengeboran Eksplorasi Sumur Sumur Cantik-1
Desa Lembak Kecamatan Lembak
KSO PT. PERTAMNINA EP - PT. GERALDO PUTRA MANDIRI
Pengeboran Eksplorasi
Desa Panta Dewa Kecamatan Talang Ubi
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
LUAS LAHAN
Kecamatan Tanah Abang, Kecamatan Talang Ubi dan Kecamatan Abab
II - 38
Tekanan Terhadap Lingkungan
No.
PEMRAKARSA KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
LOKASI KEGIATAN
LUAS LAHAN
87.
DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Pembangunan Jaringan Listrik SUTM dan SUTR
Desa Suban Jeriji Kecamatan Rambang Dangku
88.
PT. LINUD INDONESIA
Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE)
Desa Muara Lawai Kecamatan Muara Enim
89.
PT. E1-PERTAGAS
Pembangunan Kilang Natural Gas Liquid (NGL) dan Pemasangan Pipa Natural Gas Liquid (NGL)
90.
PT. CAHYA VIDI ABADI
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Desa Harapan Mulia, Desa Arisan Musi Barat dan Desa Arisan Musi Timur Kecamatan Muara Belida.
45 TON TBS/JAM
91.
PT. WIRADUTA SEJAHTERA LANGGENG
Pertambangan Batubara
± 7.236 HA
92.
PT. DIZAMATRA POWERINDO
Pelabuhan/Terminal Khusus Batubara
Desa Sumaja Makmur, Desa Bangun Sari Kecamatan Gunung Megang, Kelurahan Muara Enim, Kelurahan Pasar I, Desa Karang Raja, Desa Tanjung Raja Kecamatan Muara Enim Desa Patra Tani dan Tanjung Baru Kecamatan Muara Belida.
93.
PT. GH-EMM INDONESIA
Pembangkitan Listrik Tenaga Uap
2 x 150 MW
94.
PT. BUMI SAWINDO PERMAI
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
95.
DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
96.
DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Pembangunan Jaringan Listrik SUTM dan SUTR Benakat Pembangunan Jaringan Listrik SUTM dan SUTR
Desa Gunung Raja, Desa Dangku, Desa Kahuripan Baru, Desa Air Limau dan Desa Siku Kecamatan Rambang Dangku. Desa Pulau Panggung, Desa Penyandingan, Desa Tanjung Lalang, Desa Seleman, Desa Tanjung Karangan, Desa Matas, Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung dan Desa Keban Agung, Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul Desa Benakat Minyak Kecamatan Talang Ubi
97.
PT. PERTAMINA EP
98.
PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA
99.
PT. PRIMA MULIA SARANA SEJAHTERA
Pengeboran Sumur Kuang Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi
Pertambangan Batubara
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
± 50 HA
45 TON TBS/JAM dengan Luas Lahan 8.380,5 Hektar
Desa Mekar Jaya, Desa Lubai Persada, dan Desa Lubai Makmur Kecamatan Lubai Desa Karang Agung Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Ogan Ilir, Kota Prabumulih dan Ogan Komering Ulu Desa Pulau Panggung, Desa Tanjung Lalang, Desa Seleman dan Desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung dan Desa Keban Agung, Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul
Minyak 9.707 BOPD dan Gas 421,27 MMscfd
3.822 Hektar
II - 39
Tekanan Terhadap Lingkungan
No.
PEMRAKARSA KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
LOKASI KEGIATAN
LUAS LAHAN
100
PT. BUKIT ENIM ENERGI
Pertambangan Batubara
Desa Mekar Jaya Kecamatan Rambang, Desa Suban Jeriji Kecamatan Rambang Dangku, Desa Tegal Rejo dan Kelurahan Tanjung Enim Selatan Kecamatan Lawang Kidul dan Desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung
11.130 Hektar
101
PT. INDRALAYA AGRO LESTARI
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Desa Patra Tani, Desa Kayu Ara Batu, Desa Mulia Abadi, Desa Gedung Buruk dan Desa Tanjuung Baru Kecamatan Muara Belida
8.700 Hektar dengan Kapasitas 60 Ton TBS/Jam
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim, 2010
Kegiatan seperti pada di atas sudah beroperasi, tetapi beberapa diantanya masih dalam pembebasan lahan dan kegiatan prakonstruksi.
Ketaatan
perusahaan
terhadap
pengelolaan
lingkungan disampaikan dalam laporan pelaksanaan RKL/RPL atau UKL/UPL dan pada tahun 2010 terdapat 18 perusahaan yang telah menyampaikan laporan dan dilakukan evaluasi, dapat dilihat pada tabel 2.25 berikut. Tabel 2.25 Rekapitulasi Perusahaan yang Membuat Laporan RKL/RPL dan UKL/UPL pada Tahun 2010 No.
Pemrakarsa
Jenis
Triwulan 1
Semester
Dokumen
1
2
3
4
x
x
x
1
2
1.
PT PLN Sektor Bukit Asam
RKL/RPL
x
2.
PT. Bukit Asam persero tbk
RKL/RPL
x
3.
PT. Bumi Sawindo Permai
RKL/RPL
x
4.
PT. Meppo Gen
UKL/UPL
x
5.
PT. Musi Hutan Persada
RKL/RPL
x
x
6.
PT. Pertamina Benakat Barat-
RKL/RPL
x
x
x
x
x
x
x
Petroleum 7.
PT. Pendopo Energi Batubara
RKL/RPL
8.
PT. Batubara Bukit Kendi
RKL/RPL
9.
PTPN VII Unit Usaha Beringin
RKL/RPL
x
x
10.
PTPN VII Unit Usaha Suli
RKL/RPL
x
x
11.
PT. Proteksindo
RKL/RPL
x
x
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
x
II - 40
Tekanan Terhadap Lingkungan
No.
Pemrakarsa
Jenis
Triwulan 1
Dokumen
1
2
Semester
3
4
1
2
12.
PT. GHEMM-Indonesia
RKL/RPL
x
13.
PT. Medco EP Indonsia
UKL/UPL
14.
Multi Breeder Adirama
UKL/UPL
x
15.
PT. Cipta Futura
RKL/RPL
x
16.
PT. Mahkota Andalan Sawit
UKL/UPL
x
x
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim, 2010
Laporan
perusahaan
terseut
menggambarkan
kualitas
lingkungan sepanjang tahun dalam rentan waktu tertentu, yang dilakukan perusahaan secara rutin melalui swapantau. F. Pertambangan Salah satu penunjang perekonomian di Kabupaten Muara Enim adalah dari sektor pertambangan. Kegiatan pertambangan yang memanfaatkan sumber daya alam dilaksanakan dengan bekerjasama dengan investor yang berasal dari dalam maupun luar Kabupaten yang bergerak disektor migas dan non migas. Terdapat 88 perusahaan yang telah mendapat izin usaha produksi di bidang pertambangan, 75 perusahaan diantaranya merupakan perusahaan pertambangan batu bara dengan luas areal produksi 41.670,218 Ha dan 13 perusahaan lainnya melakukan penambangan galian C seperti batu koral, andesit, dan pasir sungai. Cadangan batu bara di Kabupaten Muara Enim terbesar dibandingkan
sumber
daya
mineral
lain
yaitu
kurang
lebih
13.636.530.000 MT, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.26 berikut; Tabel 2.26 Potensi Sumber Daya Mineral dan Panas Bumi dalam Wilayah Kabupaten Muara Enim No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Mineral Minyak Bumi Gas Alam Batu Bara Pasir Kuarsa Koral Batu Kapur Andesit
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
Potensi 252.397,06 12.477,07 13.636.530.000 140.000 999.800.000 25.000.000
Satuan MSTB BSCF MT M3 MT
II - 41
Tekanan Terhadap Lingkungan
No 8 9
Jenis Mineral Bentonit Panas Bumi
Potensi 1.060
Satuan TON MWe
Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009
Pada tahun 2009, produksi batubara sebanyak 11.540.720 ton, jumlah ini mengalami peningkatan 38,05 % dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 8.360.091 ton. Seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan dan luas areal penambangan batubara yang menyebabkan produksi meningkat. Berbeda dengan batu bara, produksi briket mengalami penurunan sebesar 42.94 % dibanding tahun lalu. Produksi briket menurun akibat kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik baik dalam wilayah sumatera bagian selatan maupun pulau jawa meningkat. Berdasarkan data dari PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, jumlah produksi batu bara dan briket mengalami fluktuasi dan yang terendah pada tahun 2009. Pada Tahun 2010 PTBA melakukan pemindahan lokasi pabrik briket, guna optimalisasi produksi dan alasan internal perusahaan. Tabel 2.27 Jumlah Produksi Batubara dan Briket Batubara Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Batu Bara PT. Bukit Asam PT. Bukit Kendi 8.975.434 860.855 7.315.962 897.218 7.097.823 746.315 6.916.188 721.539 7.607.860 752.231 10.757.477 783.243
Briket 10.309 9.640 6.373 4.695 6.342 3.619
Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 42
Tekanan Terhadap Lingkungan
Gambar 2.17 Grafik Jumlah Produksi Briket dan Batu bara periode tahun 20042009
Penggunaan briket kurang popular di masyarakat, karena: 1. Pemakaiannya tidak praktis dan sulit untuk dibakar pada pemakaian pertama serta briket yang sudah terbakar tidak dapat dimatikan sehingga tetap dibiarkan sampai habis. 2. Pemakaian untuk rumah tangga kurang ekonomis namun sangat dianjurkan untuk industri kecil. 3. Dari segi estetika, dapur dengan bahan bakar briket masih belum mampu menggantikan bahan bakar lain seprti gas ataupun minyak tanah. Selain pertambangan batubara, terdapat juga penambangan bahan galian C yang dilakukan oleh perusahaan perorangan. Sampai tahun 2009 tercatat ada 13 perusahaan dengan total produksi 555.292,59 m3 (tabel 2.28). Jenis produksi bahan galian C terbesar berasal dari batu sungai, sirtu dan tanah urug, sedangkan jenis lain seperti tanah liat, pasir bangunan, batu kali dan pasir urug masih diusahakan dalam skala kecil. Tabel 2.28 Jumlah Produksi Bahan Galian Golongan C No
Jenis Bahan Galian
1 2 3 4 5
Batu Kapur Tanah Liat Pasir Kuarsa Pasir Bangunan Andesit/ Batu sungai/
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
Produksi (ton/m3) 2007 2008 2009 6.410,51 19.990,35 28.750,05 5.731,80 57.558,85 43.089,55 61.744,07 553.586,07 125.756,34 II - 43
Tekanan Terhadap Lingkungan
No
Produksi (ton/m3) 2007 2008
Jenis Bahan Galian Batu pecah Batu kali Pasir urug Tanah urug Sirtu
6 7 8 9
53.557,36 5.731,80 26.815,54 42.250,61
55.273,74 9.334,72 45.345,97 56.513,45
2009
32.148,35 5.878,59 224.835,91 94.833,80
Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009
Untuk menegakkan peraturan yang berlaku Pemerintah Kabupaten Muara Enim melalui Dinas Pertambangan dan Energi serta Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim telah melakukan pemantauan terhadap limbah dan luas lahan produksi sesuai izin yang dikeluarkan saat penetapan izin produksi dan eksplorasi. G. Energi Menurut World Bank (2003) menyebutkan bahwa sektor industri mengkonsumsi 6 miliar liter bahan bakar fosil yang terdiri dari 1 miliyar liter solar, 4.068 juta liter BBM, 48 juta liter minyak tanah, serta 136 miliar m3 batu bara. Kebutuhan Energi listrik di Kabupaten Muara Enim terutama dipasok oleh Pembangkit LIstrik Tenaga Uap (PLTU) Bukit Asam dengan kapasitas 4 x 65 MW. Setiap tahunnya dibutuhkan 1,1 juta ton batubara setiap tahunnya untuk PLTU tersebut. Selain itu di Kabupaten Muara Enim terdapat juga Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Meppo Gen dengan kapasitas 2 X 40 MW. Selain itu sektor energi juga akan terus bertambah dengan sudah mulai beroperasi, yaitu: 1. PLTP Lumut Balai Kapasitas 2 x 55 MW 2. PLTU Tanjung Enim untuk kebutuhan internal 3 x 10 MW (untuk konsumsi sendiri PT BA) 3. PLTU GHEMM Indonesia 2 X 150 MW Jika dilakukan pendekatan perhitungan melalui Koefisien Emisi dalam salah satu Prosiding Nasional yang berjudul PERAN PLTN
DALAM
MENDUKUNG
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
KOMITMENPEMERINTAH
UNTUK
II - 44
Tekanan Terhadap Lingkungan
MENGURANGI EMISI CO2 oleh Agus Sugiyono (Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi /PTPSE) BPPT tahun 2010, terlihat sebagaimana table berikut: Tabel 2.29 Koefisien Emisi CO2 dari Pembangkit Lisrik[6] No
Teknologi Pembangkit Listrik
1
PLTU) Bukit Asam
2
PLTG
3
PLTGU
4
PLTD
5 6
PLTP PLTA
Bahan Bakar Batubara Gas Alam HSD MFO Gas Alam HSD Gas Alam HSD HSD MFO/IDO
Faktor Emisi CO2 (kg/kWh) 1,1400 0,6780 1,0530 0,8760 1,0020 1,0910 0,5050 0,7090 0,7860 0,7280 0,2000 0,0000
Kapasitas
Sumber: sugiyono.webs.com/paper1/p1004.pdf, 2010
Maka perkiraan emisi CO2 sekarang dan yang akan datang jika seluruh pembangkit listrik tersebut sudah beroperasi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.30 Perkiraan Emisi Dari Sektor Pembangkit Listrik di Kabupaten Muara Enim
No.
Nama Perusahaan
1. 2. 3. 4.
PLTU Bukit Asam PLTG Meppo Gen PLTU Tanjung Enim PLTU GHEMM Indonesia PLTP Lumut Balai
5.
(kW)
Faktor Emisi kg/kWh
Perkiraan Emisi 106kg/h
Keterangan sampai tahun 2010
batubara gas batubara batubara
4 x 65 juta kW 2x40 juta kW 3x10 juta kW 2x150 juta kW
1,1400 1,0020 1,1400 1,1400
296,4 80,16 34,2 342
sudah aktif sudah aktif belum aktif belum aktif
panas bumi
2 x 55 MW
0,7560
83,16
belum aktif
835,92
belum aktif
Bahan bakar
Kapasitas
Jumlah Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim, 2010
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 45
Tekanan Terhadap Lingkungan
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sampai tahun 2010 jumlah CO2 yang diemisikan dari PLTU Bukit Asam dan PLTG Meppo Gen adalah 376,56 x 10
6
kg CO2 per jam, tetapi jika telah
beroperasi seluruh pembangkit tersebut akan mengemisikan CO2 835,92 x 106 kg CO2. Untuk emisi dari kendaraan belum bisa dibahas dalam buku ini, namun guna melengkapi data emisi kendaraan, berikut ini data pengujian emisi kendaraan terutama mobil yang telah dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muara Enim serta hasil uji dari beberapa kendaraan industri, diketahui bahwa akan selalu ada kendaraan yang tidak lulus uji emisi dan telah mencemari lingkungan. Tabel
No
2.31
Kualitas Uji Kendaraan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Muara Enim tahun 2010
Merk
Tahun
Keterangan
Nomor Kendaraan
Dinas/Pribadi
Lulus
1
L 200
2004
BG 9999 DZ
Dinas Perhubungan
√ 23 %
2
Mitsubishi / Intercooler Turbo
2005
BG 9065 DZ
BLH
√ 66 %
3
Nissan / Frontier Navara Mitsubishi / Intercooler Turbo
2010
BG 9087 DZ
Pol PP
√ 23 %
2005
BG 9051 DZ
Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura
√ 19%
5
Isuzu Panther 54F Turbo IV
2007
BG 2171 DZ
Sekretariat
√ 48 %
6
Daihatsu / F 70,265 cc
2005
BG 9052 DZ
Dinas Tanaman pangan & Holtikultura
√ 53 %
7
Isuzu Panther 54F Turbo IV
/ TBR
2007
BG 1953 DZ
Inspektorat
√ 22 %
8
Nissan / Double Cab
Frontier
2007
BG 24 DZ
PU Cipta Karya
√ 26 %
9
Daihatsu/ F 70, 2765 cc
2005
BG 9053 DZ
Dinas Tanaman pangan & Holtikultura
√ 33 %
10
Toyota / Standart LF 80
Kijang
1997
BG 1699 MR
Pribadi
√ 59 %
11
Isuzu / TBR 54F Turbo IV
2007
BG 2163 DZ
Izin Terpadu
√ 59 %
4
/ TBR
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 46
Tidak
Tekanan Terhadap Lingkungan
No
Merk
12
Isuzu Panther 54F Turbo IV
13
/ TBR
Keterangan
Nomor Kendaraan
Tahun
Dinas/Pribadi
Lulus
Tidak
2007
BG 2156 DZ
RS
√ 59 %
Daihatsu / Hiline F 69
1995
BG 9021 LZ
Pribadi
√ 93%
14
Isuzu Panther 54F Turbo IV
/ TBR
2009
BG 2240 DZ
Perpustakaan
√80%
15
Isuzu Panther 54F Turbo IV
/ TBR
2008
BG 2203 DZ
Bagian Umum
√ 44%
16
Mitsubishi / Strada CR 2 8A D CAB
2009
BG 2203 DH
Dinas Pertambangan
√ 34%
17
Isuzu Panther 54F Turbo IV
/ TBR
2007
BG 2155 DZ
Hukum
√ 52%
18
Isuzu Panther 54F Turbo IV
/ TBR
2007
BG 2150 DZ
Penanaman Modal
√ 60%
19
Daihatsu / F 70, 2765 cc
2005
BG 9054 DZ
Dinas Tanaman pangan & Holtikultura
20
Nissan / Double Cab
Frontier
2006
BG 9056 DZ
Peternakan
21
Nissan / Frontier 2,5 M /Navara
2007
BG 9075 DZ
22
Daihatsu / Hiline
1989
BG 900 D
Pribadi
√26%
23
Nissan / Frontier
2007
5933-V
Polres
√24%
24
Mitsubishi / FE 349 H
2007
BG 7014 DZ
Dishub
√4%
25
Mitsubishi / FE 73 HD
2007
BG 7013 DZ
Dishub
√12%
26
Isuzu Panther 54F Tour
/ TBR
2010
BG 1381 DA
Pribadi
27
Daihatsu / F 70, 2765 cc
2003
BG 79 DZ
Dishut
√ 78% √22% √22%
√63% √45%
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Muara Enim, 2010
Tabel
2.32
Kualitas Emisi Nasional
Kendaraan
PT.
Perkebunan
BME *
Hasil Uji
Katagori
Tahun Pembuatan
No Kendaraan
Bahan Bakar
CO (%)
CO2
HC (ppm)
NOx (ppm)
M, N, O
< 2007
Bensin
4,5
20
1200
M ,N, O
≥ 2007
B 1442 WFc (rush) BG 1784 (avn)
Bensin
1,5
20
GVW ≤ 3,5 ton
< 2010
BG 54 DA (taff)
Solar
0
GVW ≤ 3,5 ton
< 2010
BG 1307 LD (taff)
Solar
0
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
CO (%)
CO2
HC (ppm)
NOx
250
Opasi tas (% HSU) 70
0
12,5
68
0
Opasi tas (% HSU) 0
200
250
70
0,02
15,02
35
2
0
0
0
0
70
0
0
0
0
95
0
0
0
70
0
0
0
0
96,7
II - 47
Tekanan Terhadap Lingkungan
< 2010
GVW ≤ 3,5 ton
BE 9674 BD
Solar
0
0
0
0
70
0
0
0
0
64,8
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Muara Enim, 2010
Tabel Katagori
2.33
Kualitas Emisi Kendaraan Agrolanggeng
Tahun Pembuatan
No Kendaraan
Bahan Bakar
M, N, O
< 2007
BG 1648 MM (Inv)
M ,N, O
< 2007
GVW ≤ 3,5 ton
BME * HC NOx (ppm) (pp m)
CO (%)
CO2
Bensin
4,5
20
1,2
B 1793 SFG (Inv)
Bensin
4,5
20
< 2010
BG 9238 AN (Mits)
Solar
0
GVW ≤ 3,5 ton
< 2011
W 1346 NA (Kijang)
Solar
GVW ≤ 3,5 ton
< 2010
BG 9619 AQ (Mits)
GVW ≤ 3,5 ton
< 2010
BG 8638 VB
PT.
Surya
Bumi Hasil Uji HC N (pp O m) x
CO (%)
C O2
250
Opasi tas (% HSU) 70
Opasita s (% HSU)
0,02
62
42
0
1,2
250
70
0,03
50
11
0
0
0
0
70
0
14 ,2 5 14 ,9 9 0
0
0
86,7
0
0
0
0
70
0
0
0
0
99
Solar
0
0
0
0
70
0
0
0
0
94,4
Solar
0
0
0
0
70
0
0
0
0
32,3
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Muara Enim, 2010
Tabel 2. 34 Kualitas Emisi Kendaraan PT. Pertamina Golden Spike tahun 2010 Katago ri
Tahun Pemb uatan
No Kendar aan
M, N, O
< 2007
GVW ≤ 3,5 ton
< 2010
GVW ≤ 3,5 ton
< 2010
GVW ≤ 3,5 ton
< 2011
GVW ≤ 3,5 ton
< 2012
B 1413 TJA (FORTU NER) BG 9961 AZ (Mitsubis hi) BG 9860 DC (Mitsubis hi) BG 9330 AC (Mitsubis hi) BG 9329 AC (Mitsubis hi)
BME *
Hasil Uji
Bahan Bakar
CO (%)
CO2
HC (ppm)
NOx (ppm)
Opasit as (% HSU)
CO (%)
CO2
HC (ppm)
NO x
Opasit as (% HSU)
Bensin
4,5
20
1.200
250
70
0
14,35
7
33
0
Solar
0
0
0
0
70
0
0
0
0
99,9
Solar
0
0
0
0
70
0
0
0
0
99,9
Solar
0
0
0
0
70
0
0
0
0
88,9
Solar
0
0
0
0
70
0
0
0
0
94
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Muara Enim, 2010
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 48
Tekanan Terhadap Lingkungan
Selain dari sektor industri dan trasportasi, rumah tangga merupakan turut andil dalam menyumbang emisi gas CO2. Pada tahun 2010 dengan jumlah Rumah Tangga 80.854. Penggunaan energy dalam kehidupan sehari-hari dengan rincian 95,37 % menggunakan LPG, 4,78% BBM. Dengan jumlah tersebut di perkirakan emisi gas yang dihasilkan 8.417.444 m3. H. Transportasi Salah
satu
infrastruktur
yang
sangat
penting
guna
menunjang perekonomian suatu daerah adalah jalan raya, hal ini disebabkan pengangkutan darat yang lancar akan mempercepat dan memperlancar mobilisasi barang dan jasa dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Panjang jalan yang ada di seluruh Kabupaten Muara Enim hingga tahun 2009 kurang lebih 1.762,21 km, dengan rincian 1.912,2 km adalah kewenangan Negara, 2.172,09 km berada di bawah wewenang pemerintah Provinsi dan 1.353,90 km adalah wewenang pemerintah Kabupaten. Berikut ini adalah panjang jalan di setiap kecamatan; Tabel 2.35 Panjang Jalan pada Tiap Kecamatan No
Lokasi jalan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Semende Darat Laut Semende Darat Ulu Semende Darat Tengah Tanjung Agung Rambang Lubai Lawang Kidul Muara Enim Ujan Mas Gunung Megang Benakat Rambang Dangku Talang Ubi Tanah Abang Penukal Utara Gelumbang Lembak
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
Jalan Kabupaten 2008 50,05 43,50 50,10 82,20 34,80 84,70 49,00 119,67 32,20 127,54 7,50 22,40 105,85 39,40 11,50 86,30 113,05
2009 50,05 43,00 52,1 100,55 42,30 84,70 49,00 140,67 38,70 160,53 10,40 73,70 75,00 39,40 14,00 114,70 88,65
II - 49
Tekanan Terhadap Lingkungan
18 19 20 21
Sungai Rotan Penukal Abab Muara Belida
74,90 28,00 32,20 11,19
54,10 14,00 32,20 26,95
22
Kelekar
48,00
49,20
Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009
Gambar 2.18 Panjang Jalan Berdasarkan Kewenangan
Semua jalan Negara dan Provinsi telah di aspal, sedangkan jalan Kabupaten masih ada yang belum di aspal dan hanya berupa jalan kerikil bahkan masih jalan tanah. Secara keseluruhan terjadi peningkatan panjang jalan sejak tahun 2008. Jalan kerikil dan jalan tanah biasanya merupakan jalan baru untuk pengembangan wilayah atau jalan pintas. Jalan yang telah diaspal paling besar nilainya yaitu ± 1.525,41 km atau 87%, di ikuti oleh jalan tanah ± 145,05 km atau 8 % dan jalan kerikil sepanjang ± 91,75 km, atau 5 % dari total panjang jalan yang ada di Kabupaten Muara Enim. Tabel 2.36 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jenis Permu kaan Aspal Kerikil Tanah
Jalan Negara 2008 2009 191,22 -
191,22 -
Jalam Provinsi 2008 2009 217,09 -
217,09 -
Jalan Kabupaten 2008 2009 1.066,75 58,25 129,05
1.117,1 91,75 145,05
Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 50
Tekanan Terhadap Lingkungan
Gambar 2.19 Panjang Jalan Menurut Permukaan
Pada tahun 2009, 88% atau 1.559,05 km dari total panjang jalan yang ada dalam wilayah Kabupaten Muara Enim dalam kondisi baik, 125,447 km atau 7% diantaranya dalam kondisi sedang, 3% atau 51,616 km dalam kondisi rusak dan 26,157 km atau 2% dalam kondisi rusak berat. Jalan yang rusak berat ini merupakan jalan-jalan yang dilalui truk pengangkut batu bara yang berasal dari Kabupaten Lahat, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.37 Panjang Jalan Berdasarkan Kondisi Fisik Jalan Kondisi Jalan Baik Sedang Rusak Rusak Berat
Jalan Negara 2008 2009 180,00 181,7 9,6 11,22 -
Jalam Provinsi 2008 2009 132,90 197,6 19,5 15,00 70,00 -
Jalan Kabupaten 2008 2009 1.114,70 1.179,749 92,40 96,377 46,95 51,616 26,157
Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 51
Tekanan Terhadap Lingkungan
Gambar 2.20 Panjang Jalan Menurut Kondisi Fisik Jalan
Jalan dibedakan menjadi beberapa kelas berdasarkan kelas jalan,
untuk
jalan
Negara
dan
Provinsi
tidak
mengalami
peningkatan panjangnya sejak tahun 2008. Hingga tahun 2009 tercatat jalan Negara berada pada kelas II dengan panjang 191.22 km dan Jalan Provinsi 217,09 berada pada jalan kelas III. Sedangkan jalan yang menjadi kewenangan Kabupaten berada pada kelas III B bertambah panjang 49,93 km atau 6,33 % dibandingkan tahun 2008 dan kelas III C meningkat 7,3% atau 33,92 km dari tahun sebelumnya. Tabel 2.38 Panjang Jalan Berdasarkan Kelas Jalan Kelas Jalan Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
I II III IIIA IIIB IIIC tidak dirinci
Jalan Negara 2008 191,22
2009 191,22
Jalan Provinsi 2008 217,09
2009 217,09
Jalan Kabupaten 2008 2009 789,31 839,24 464,74 498,66 -
Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 52
Tekanan Terhadap Lingkungan
Gambar 2.21 Panjang Jalan Berdasarkan Kelas Jalan
Mengingat Kabupaten Muara Enim termasuk daerah dengan banyak sungai, maka fungsi jembatan menjadi sangat penting. Menurut data Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Muara Enim, tercatat terdapat 282 jembatan dengan yang ada di seluruh Kabupaten dengan total panjang jembatan 6.147,80 m.
Tabel 2.39 Jumlah Jembatan yang ada dalam Kabupaten Muara Enim Tahun
Jembatan Negara
Jembatan Provinsi
Jembatan Kabupaten
2009 2008 2007
46 44 44
39 35 39
197 197 193
2006
44
39
186
Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009
Untuk
menjangkau
kota-kota
terdekat
tersedia
sarana
angkutan, ada kurang lebih 77 bus umum dengan total daya anggkut 2.079 orang yang menempuh perjalanan Tanjung EnimPalembang, Pulau Panggung-Palembang, Sugih Waras-Palembang, dan Muara Enim-Pendopo. Sarana dan prasarana perhubungan yang ada di Kabupaten Muara Enim antara lain 3 unit terminal dan 1 unit stasiun kereta
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 53
Tekanan Terhadap Lingkungan
api dengan kondisi yang baik. Masing-masing mempunyai daya tampung 500 dan 100 orang. Dengan jumlah tersebut dan ratarata
penumpang
diperkirakan
di
jumlah
terminal sampah
dan yang
stasiun
100
dihasilkan
orang
sebanyak
maka 2,69
3
m /hari. I. Pariwisata Di bidang Pariwisata Kabupaten Muara Enim mempunyai potensi objek wisata baik wisata alam, wisata satwa maupun wisata budaya atau sejarah yang dapat di jadikan pilihan tempat wisata, yaitu: 1. Air terjun Curup Tenang Curup Tenang Air Terjun ini lebih sebagai air terjun Bedegung dan merupakan objek wisata alam andalan di Kabupaten
Muara
Enim.
Untuk
memudahkan
pengunjung,
Pemerintah Kabupaten Muara Enim telah membangun jalan menuju ke lokasi air terjun ini. Jalan untuk menuju kelokasi wisata air terjun cukup lancar dengan menggunakan kenderaan bis dengan waktu tempuh dari kota Muara Enim 1 jam perjalanan (45 Km) dan dari kota Palembang dengan waktu tempuh 3 jam (210 Km). Air terjun setinggi 99 meter ini merupakan yang paling tinggi di Provinsi Sumatera Selatan yang terletak dekat desa Bedegung, Kecamatan Tanjung Agung sekitar 56 km di selatan Muara Enim. Air yang mengalir di air terjun ini tak pernah kering karena bersumber dari mata air di celah bukit barisan dan kebawah membentuk sebuah sungai kecil yang deras. Air terjun alami ini merupakan tempat rekreasi yang memberikan kesejukan bagi pengunjung karena hembusan angin
yang
membawa
butiran-butiran
air.
Suasana
alam
pegunungan di sekitarnya benar-benar mengesankan sehingg sangat cocok untuk wisata akhir pekan bersama keluarga.
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 54
Tekanan Terhadap Lingkungan
Gambar 2.22 Objek Wisata Curup Tenang
2. Curup Ayun Ambatan Pulau Objek wisata ini terletak
kurang lebih 4 km dari air
terjun Curup Tenang. Tempat ini sebenarnya adalah aliran sungai Meo yang menyusup di sela-sela batu besar dan menimbulkan suara gemuruh berkepanjangan.
3. Wisata Arung Jeram
Gambar 2.23 Obyek Wisata Arung Jeram
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 55
Tekanan Terhadap Lingkungan
Wisata Arung jeram baru di kembangkan di Kabupaten Muara Enim mengingat tersedianya lokasi yang cocok untuk olah raga jenis ini. Kegiatan wisata ini dapat dilaksanakan di Sungai Enim disekitar lokasi Objek Wisata Curup Tenang Bedegung yang bergelombang dan merupakan jeram-jeram kelas III – IV. Bagi para penyuka
olah raga
beresiko
tinggi dan untuk
meningkatkan adrenalin dapat mencoba arung jeram. Wisata jenis ini layak baik untuk wisata keluarga maupun ekspedisi. 4. Situs Candi Bumi Ayu
Gambar 2.24 Salah Satu Relif Yang Ada di Candi Bumi ayu
Objek Wisata Candi Bumi Ayu terletak di Desa Bumiayu Kecamatan Tanah Abang dan Candi Bumi Ayu merupakan satusatunya Kompleks Percandian di Sumatera Selatan. Jarak yang harus ditempuh dari Kota Muara Enim menuju objek wisata ini adalah sekitar 85 Km dengan kendaraan darat. Percandian Bumiayu meliputi lahan seluas 75,56 Ha, dengan batas terluar berupa 7 (tujuh) buah sungai parit yang sebagian sudah mengalami pendangkalan dan sampai saat ini telah
ditemukan
tidak
kurang
9
buah
candi
yang
telah
ditemukan dan 4 diantaranya telah dipugar, yaitu Candi 1, Candi 2, Candi 3 dan Candi 8. Belum banyak informasi yang dapat diketahui dan dipahami dari kompleks candi ini karena masih
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 56
Tekanan Terhadap Lingkungan
dalam proses
oleh Tim Pengkajian Peninggalan Purbakala
Propinsi Sumatera Selatan. Sedangkan usaha pelestarian ini telah dimulai pada tahun 1990 sampai sekarang. Pemerintah Kabupaten Muara Enim turut berperan dalam pelestarian Pembebasan
situs
ini,
Tanah,
antara
lain
Pembangunan
Pembangunan Gedung
Museum
Jalan, dan
Lapangan. 5. Sumber Air Panas Gemuhak Obyek wisata ini terletak di atas puncak Bukit Umang, dekat Desa Penindaian, Kecamatan Semendo, sekitar 70 km dari kabupaten Muara Enim. Di sini terdapat dua sumber air panas yang
senantiasa
menyemburkan
lumpur
belerang
yang
kemudian jatuh ke anak sungai berair panas yang mengalir dari atas bukit. Air sungai yang panas ini memiliki temperatur 96,7 derajat Celcius. Sumber air panas Gemuhak (Geothermal) mempunyai potensi sebagai salah satu asset penting, terutama dengan lingkungan alam hutan lebat yang bersuhu antara 150 – 180 C. Konon katanya air panas tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.
Gambar 2.25 Obyek Wisata Sumber Air Panas Gemuhak
6. Danau Segayam
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 57
Tekanan Terhadap Lingkungan
Danau ini terletak sekitar 51 Km dari Palembang, danau segayam merupakan tempat yang baik sekali untuk piknik atau berkemah.
Gambar 2.26 Objek Wisata Danau Segayam
Wisatawan yang berkunjung ke
Muara Enim terus
mengalami peningkatan, pada tahun 2009 tercatat sebanyak 60.500 orang, jumlah ini meningkat 1,04 % dari tahun 2008 yang hanya 59.877 orang dan tahun 2007 54.109 orang wisatawan. Sedangkan jumlah fasilitas pendukung pariwisata dan hiburan yang terdiri dari penginapan, restoran, dan rumah makan diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan pengunjung.
Gambar 2.27 Diagram Persentase Jumlah Fasilitas Pariwisata
Berdasarkan
data
dari
Dinas
Pemuda,
Olahraga,
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Muara Enim jumlah 335
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 58
Tekanan Terhadap Lingkungan
restoran yang ada di Kabupaten Muara Enim mampu menampung 6.256 orang dengan jumlah meja ada 1.510 buah. Terjadi peningkatan 0,95 % jumlah hotel/losmen dari tahun 2008 ke tahun 2009 dengan jumlah kamar 164 buah, seperti dapat dilihat pada tabel 2.40 hotel/losmen pada tiap kecamatan. Tabel 2.40 Hotel/Losmen di Tiap Kecamatan No 1 2 3
Jumlah Hotel 2008 2009 5 6 9 10 2 2 16 18
Kecamatan Lawang Kidul Muara Enim Talang Ubi Total
Sumber : Muara Enim dalam angka, 2009
J. Limbah B3 Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3, pengertian limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/ atau beracun yang karena sifat dan/ atau konsentrasinya dan/ atau jumlahnya, baik secara
langsung
dapat
mencemarkan
dan/
atau
merusak
lingkungan hidup, dan/ atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, keangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Untuk mengelolaan limbah B3 perlu diketahui secara lengkap karakteristik dan identifikasi dari limbah B3.
Dalam
pengelolaan limbah B3, prinsip pengelolaan tidak sama dengan pengendalian
pencemaran
air
dan
udara
yang
upaya
pencegahannya di poin source sedangkan pengelolaan limbah B3 yaitu
from
cradle
to
grave.
From
cradle
to
grave
adalah
pencegahan pencemaran yang dilakukan dari sejak dihasilkannya limbah B3 sampai dengan cara di timbun (dikemas, digudangkan /penyimpanan, ditransportasikan, di daur ulang, diolah, dan ditimbun / dikubur). Limbah B3 dibagi 3 menurut sumbernya, yaitu;
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 59
Tekanan Terhadap Lingkungan
1. Sumber tidak spesifik (berdasarkan lampiran I, table 1, PP 85 tahun 1999) 2. Sumber spesifik (berdasarkan lampiran I, table 2, PP tahun 1999) 3. Dan
bahan
kimia
kadaluarsa;
tumpahan;
sisa
kemasan;
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Selain berdasarkan sumbernya (Lampiran 1, 2 dan 3 PP 85/1999), suatu limbah dapat diidentifikasi sebagai limbah B3 berdasarkan uji karakteristik. Karakteristik limbah B3 meliputi: Mudah meledak Mudah terbakar Bersifat reaktif Beracun Menyebabkan infeksi dan bersifat korosif Suatu
limbah
diidentifikasikan
sebagai
limbah
B3
berdasarkan karakteristiknya apabila dalam pengujiannya memiliki satu atau lebih kriteria atau sifat karakteristik limbah B3.
Pengelolaan Limbah B3
Penghasil Penyimpan Sementara Pengangkut Pengumpul Pengolah Pemanfaat Penimbunan
-
From Cradle to The Grave Pengumpul TPS*)
TPS
Penghasil
Penimbun
Pemanfaat (Waste Exchange)
Limbah yang tidak habis bereaksi, dll
TPS
Pengolah
(Treatment & Disposal) *) Tempat Penyimpanan Sementara
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
Abu Incenerator sisa/hasil kimia, dll
II - 60
Tekanan Terhadap Lingkungan
Gambar 2.28 Skema Pengelolaan Limbah B3
Pemerintah
Kabupaten
Muara
Enim
tengah
membuat
rancangan peraturan bupati tentang tata laksana perizinan dan pengawasan limbah bahan berbahaya dan beracun dan peraturan daerah tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Berdasarkan pengelompokan limbah B3 tersebut, jumlah perusahaan
yang
mendapat
izin
menyimpan,
mengumpul,
mengolah, memanfaatkan dan memusnahkan (land fill) limbah B3 di
Kabupaten
Muara
Enim
ada
21
perusahaan.
Dari
total
perusahaan yang mempunyai izin, 68,97 % izin untuk menyimpan limbah
B3,
masing-masing
6,9
%
untuk
mengelola,
memanfaatkan, dan mengumpulkan limbah B3 dan 10,3% untuk pengelolaan menggunakan insinerator, seperti dapat dilihat pada Gambar 2.29 berikut.
Gambar 2.29 Persentase Perusahaan yang Mendapat Izin pengelolaan Limbah B3
Teridentifikasi ada 29 jenis limbah B3 yang dihasilkan dari 21 perusahaan (Tabel SP-15 pada Buku Data) yang mendapat izin limbah B3 antara lain; Oli bekas, accu bekas, majun, neon, limbah klinis, filter oli, kemasan bekas B3, grease, battery, sludge, flay ash, bottom ash, glass wol, resin, ash, grits/ dreg, screen reject, drum bekas, cutty bor, sarung tangan, kaleng cat, air cleaner, fuel filter, terpentin bekas, catridge bekas, hose, karung pupuk dan
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 61
Tekanan Terhadap Lingkungan
drum oli. Banyaknya jenis limbah B3 ini dikarenakan perusahaan yang mendapat izin mengolah limbah adalah perusahaan migas, tambang batubara dan pabrik pengolahan sawit dan pulp kertas. Sedangkan limbah medis dari rumah sakit memerlukan pengelolaan khusus yaitu dengan pembakaran menggunakan insinerator. Yang termasuk limbah medis adalah limbah infeksius, limbah radiologi, limbah sitotoksis, dan limbah laboratorium. Limbah infeksius misalnya jaringan tubuh yang terinfeksi kuman. Limbah jenis itu seharusnya dibakar, bukan dikubur atau dibuang ke septik tank. Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan yang mendapat izin mengelola limbah B3 berdasarkan surat keputusan yang diberikan baik
oleh
Badan
Lingkungan
Hidup
maupun
Kementerian
Lingkungan Hidup.
Tabel
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2.41
Perusahaan yang Mendapat Surat Tidak Keberatan (STK) Mengelola Limbah B3 dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim Nama Industri
PT. Bumi Sawindo Permai JOB Pertamina UBEP ADERA PT. Bukit Kendi PT. Bukit Kendi KSO Pertamina EP PT. Pertamina EP Limau JOB Pertamina Golden Spike Ind. PT. Surya Bumi Agro Langgeng PTPN SUNI TAC Pertamina-Retco Prima Energy CV. Bumi Khatulistiwa
Jenis Izin *) Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Pengumpulan
Sumber: Badan Lingkungan Hidup, 2010
Tabel 2.42 Perusahaan yang Mendapat Izin berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 1
Nama Industri PT. Bukit Asam
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
Jenis Izin*) Penyimpanan II - 62
Tekanan Terhadap Lingkungan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PT. Bukit Asam PT. Bukit Asam RS PTBA PT. CIFU PT. CIFU PT. PLN Wilayah IV Sektor Bukit Asam PTPN VII Suli PT. TEL PT. TEL PT. Medco E&P Indonesia PT. Medco E&P Indonesia PTPN VII Beringin PT. Prtamina EP Field Prabumulih PT. Prtamina EP Field Prabumulih Pertamina EP Field Pendopo PT. Musi Hutan Persada
Pengolahan Incenerator Incenerator Penyimpanan Pemanfaatan Penyimpanan Pemanfaatan Penyimpanan Penyimpanan Pengumpulan Penyimpanan Incenerator Penyimpanan Penyimpanan Pengolahan Penyimpanan Penyimpanan
Sumber: Badan Lingkungan Hidup, 2010
SLHD Kabupaten Muara Enim 2010
II - 63