Pendahuluan A. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Penyusunan Buku Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kabupaten Muara Enim tahun 2013 bertujuan untuk : a. Menyediakan dasar bagi perbaikan pengambilan keputusan pada semua tingkat. b. Meningkatkan kesadaran dan kefahaman akan kondisi lingkungan dan kecenderungan. c. Memfasilitasi pengukuran kemajuan menuju keberhasilan. 2. Sasaran Sasaran dalam penyusunan Buku Status Lingkunan Hidup (Daerah SLHD) Kabupaten Muara Enim tahun 2013 ini adalah : a. Menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Muara Enim tahun 2014 dan tahun-tahun kedepannya. b. Menjadi bahan masukan dalam penyusunan dan perbaikan draft RP JMD 2013 – 2018. B. Visi dan Misi Kabupaten Muara Enim Visi yang diketengahkan dalam penyusunan SLHD 2013 berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RP JMD) tahun 2008 2014 sebagai berikut :
”Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Muara Enim Sehat Mandiri Agamin dan Sejahtera” di bumi Serasan Sekundang.
Misi yang dicapai melalui : 1. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkualitas. 2. Melaksanakan tata kelola pemerintah yang baik (Good Governance) 3. Meningkatkan pengembangan ekonomi, berbasis sumber daya lokal
C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim ditetapkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan : 1. Terjadi hampir diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Muara Enim 2. Terjadi hampir sepanjang tahun dan berdampak pada keberlangsungan pelestarian lingkungan. 3. Isu Prioritas tersebut didapat dari analisa terhadap data kuantitas yang ada. iii
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : 1. Gangguan terhadap kualitas dan kuantitas Sumber Daya Air akibat alih fungsi lahan untuk kegiatan-kegiatan yang mengurangi Ruang Terbuka Hijau. 2. Peningkatan produksi sampah. 3. Kondisi geologi dan geohidrologi yang ada D. Penyebaran Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim a. Gangguan terhadap kualitas dan kuantitas Sumber Daya Air. Analisa State Presure and Response (SPR) untuk isu proiritas ini -
Status: Sugai-sungai yang mengalir di Kabupaten Muara Enim bersifat perennial yang dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi, topografi, sifat tanah yang permiabel, dan akifer tebal, sehingga aliran dasar (baseflow) yang berasal dari air tanah cukup tinggi, aliran dasar ini mendukung aliran sungai pada saat kemarau, kestabilan debit/kuantitas air sungai dipengaruhi kegiatan di sepanjang daerah pengaliran sungai. Dari data Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Muara Enim debit rata-rata sungai lematang sebesar 16,46 m3 /dt, debit maksimum 18,78 m3/dt terjadi pada bulan Januari sedangkan debit terkecil bulan Agustus yaitu 50,91 m3/dt. Untuk Sungai Enim debit rata-rata 1,29 m3/dt, yang terbesar pada bulan November 1,61 m3/dt sedangkan debit terkecil pada bulan September 0,61 m3/dt. Perbedaan debit maksimum dan minimum yang cukup tinggi tentu mengindikasikan bahwa kuantitas air sungai sudah terganggu. Untuk kualitas air, penurunan kualitas air berdasarkan titik pantau cenderung terjadi lebih tinggi pada bulan Maret di lokasi titik pantau Tanjung Enim, seperti dekat Intake PDAM, dekat jambatan PTBA, Hilir Pasar Tanjung Enim dan Hilir Outlet PLTU.
-
Pressure : Penyebab gangguan dari kualitas dan kuantitas Sumber Daya Air yaitu : 1. Peningkatan jumlah aktifitas di bantaran/dekat sungai. Sungai Enim yang melewati Kecamatan Tanjung Agung – Lawang Kidul melalui banyak aktifitas yang sangat mempengaruhi kondisi sungai seperti pertambangan usaha/kegiatan pertambangan, meningkatnya aktifitas pasar, pertambangan PLTU dan meningkatnya jumlah penduduk parameter yang tidak lagi sesuai dengan baku mutu yaitu pH.
iv
TSS dan kandungan logam Fe, Mn. Kandungan Fe dan Mn biasanya terdapat dalam sedimen/mineral tanah yang terbawa erosi. 2. Peningkatan produksi sampah. Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi, jumlah penduduk, tingkat kesadaran masyarakat berdasarkan data, tahun 2013 ini debit sampah yang dihasilkan Kabupaten Muara Enim yaitu 199,26 (m3/hari) naik dari tahun 2002 yaitu 136,13 m3/hari (NKLD tahun 2002)atau telah naik sekitar 46.4 % selama 10 tahun. 3. Kondisi geologi dan geohidrologi yang ada. Pemanfaatan Sumber Daya geologi yang relatif tinggi di Kabupaten Muara Enim dikarenakan kondisi alamnya yang ada, sehingga usaha-usaha pertambangan menjadi kegiatan menjadi daya tarik investor. Pembukaan lahan untuk aktifitas pertambangan yang bersifat open pit, karena kandungan Batubara yang ada tidak memungkinkan dilakukan dengan penambangan bawah tanah, yang kahirnya tentu berdampak pada kualitas dan kuantitas air Selain itu, bentuk morfologi di wilayah selatan berupa lereng terjal berpotensi terjadinya gerakan tanah seperti longsor, pembukaan lahan pertanian di lereng tersebut menambah kemungkinan terjadinya erosi. Erosi tersebut menimbulkan potensi banjir, berdasarkan KLHS Kabupaten Muara Enim tahun 2012 daerah-daerah yang resiko banjir di Muara Enim yaitu sekitar 700,718 Ha atau sekitar 76%, karena hampir seluruh wilayah Muara Enim dilalui sungai besar yaitu Sungai Lematang dan Sungai Enim. Resiko terbesar terjadi di daerah sub DAS Lematang seluas 45.095 sangat disayangkan hulu sungai ini berada di Kabupaten Lahat. -
Respon Guna melakukan laju tekanan terhadap Sumber Daya air sebagaimana dimaksud diatas pemerintah Kabupaten Muara Enim melakukan berbagai upaya melalui program/kegiatan. 1. Penyediaan Sarana dan Prasarana Persampahan melalui Dinas Cipta Karya setiap tahunnya dilakukan penambahan anggaran TPS terpilah, untuk tahun 2013 sebanyak 10 unit. Pencapaian ini memenuhi angka pencapaian pada standar pelayanan minimal 35/1000 35 tempat sampah untuk seribu penduduk. 2. Penyediaan Sarana Pengolah Sampah berupa komposter komunal sebanyak 2 unit (yang masing-masing terdiri atas satu mesin pencacah organik 3 hand rotary komposter, satu penyaring kompos), penambahan rumah Babe (Barang Bekas) dan 4 unit Bank sampah, alat perangkap sampah dan pencacah sampah plastik satu unit.
v
3. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dibidang penyediaan persampahan. Guna mendukung ini dilakukan sosialisasi disekolah, kelompok setiap bulan diadakan pelatihan/sosialisasi sebanyak 2 kelompok. Pemerintah juga memberi penghargaan atas usaha masyarkat yang dinilai giat dan berhasil mengelola sampah dengan mandiri menjadi produk yang bernilai ekonomis berupa piagam dan uang pembinaan. 4. Pemantauan kualitas air. Dilakukan pemantauan kualitas air sungai sebanyak 3 kali setahun pada 14 lokasi pantau, pemantuan air danau, rawa, air tanah dan pengawasan secara rutin setiap tahun. 5. Pemberlakuan izin dan pengawasan pembuangan limbah cair (IPLC) 6. Program Kali bersih (Prokasih) b. Alih Fungsi Lahan untuk kegiatan yang mengurangi Ruang Terbuka Hijau (RTH) -
Status Berdasarkan Basis Data Lingkungan tahun 2002 Lahan sawah adalah seluas 38.570 km2 dan luas perkebunan yaitu 287.300 km2 sedangkan untuk tahun 2012 luas sawah adalah 38.570 km2 dan luas perkebunan yaitu 287.300 km2. Pengurangan sawah selama 10 tahun terakhir adalah 11.43% sedangkan pertambahan areal perkebunan adalah 18.29% selama 10 tahun terakhir. Berdasarkan data BPS luas Hutan rakyat tahun 2006 adalah 121.204 km2 sedangkan di awal tahun 2013 luas tersebut berkurang menjadi 86.067 km2 35.137 km2 atau sekitar 28.98 % atau sekitar 1.5% setiap tahunnya selama lima tahun terakhir.
-
Pressure Kabupaten Muara Enim kaya akan Sumber Daya mineral, hal ini membuat daya tarik bagi investor, untuk berinvestasi dalam bidang perkebunan terutama karet dan kelapa sawit. Pada tahun 2013 terdapat 8 perusahaan yang mengajukan izin lingkungan melalui dokumen AMDAL, 5 diantaranya adalah pertambangan Batubara, satu adalah perkebunan dan satu lagi adalah pembangunan terminal khusus (sungai) dan stockpile batubara, selain itu juga terdapat pengaduan UKL dan UPL tahun 2013 sebanyak 20 buah yang terdiri atas 12 kajian eksblorasi sumur minyak.
-
Respons 1. Penetapan Kawasan Lindung dalam revisi RTRW seluas 83.680 Ha yang berlokasi di hulu Sungai Enim. 2. Penetapan kawasan perlindungan berupa resapan air, mata air seluas 134.462 Ha 3. Penetapan kawasan perlindungan setempat 6.497 Ha berupa sempadan sungai, kawasan lindung spritual dan kearifan lokal. vi
4. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam penyusunan RTRW 5. Bersama perusahaan melalui dana CSR telah ditanam bibit lebih dari 10.000 batang selama tahun 2013 diluar anggaran rutin Dinas Kehutanan. 6. Kewajiban pemenuhan Dokumen Pengelolaan lingkungan berupa AMDAL, UKL/UPL dan SPPL serta pengawasan pelasanaan dan pelaporannya. 7. Gerakan atau kegiatan: a. Gerakan Jumat bersih dan menanam b. Gerakan penanaman 100 juta pohon c. Gerakan satu orang satu pohon d. Gerakan perempuan tanam dan pelihara pohon e. Gerakan penanam satu Milyar Pohon Tahun 2010 Tk.Kabupaten f. Gerakan penanaman satu Milyar Pohon Tahun 2011 Tk.Kabupaten g. Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon Tk.Kabupaten Tahun 2011 h. Piagam penghargaan Pemenang II Penanaman satu Milyar Pohon Tk.Propinsi sumsel 2010 i. Piagam Penghargaan Pemenang III penanaman satu Milyar pohon Tk.Propinsi Sumsel Tahun 2011 j. Surat Edaran Bupati Muara Enim Nomor: 522/493/HUT/2011 Perihal Sosialisasi Penanaman satu Milyar Pohon k. Penanaman pohon disetiap acara vceremonial Bapak Bpati Muara enim l. Surat keputusan Bupati Muara Enim Nomor:715/KPTS/HUT?2011 tentang pembentukan kelompok kerja penanaman satu Milyar Pohon Tingkat Kabupaten Muara Enim m. Surat Bupati Muara Enim Nomor: 522/17/HUT/2012 tanggal 10 januari 2012 perihal pemasangan Bilboard One Billion Indonesia Trees (OBIT) E. Isu Lingkungan Hidup Lainnya Kabupaten Muara Enim 1. Pencemaran Udara Meskipun secara umum kualitas udara berdasarkan hasil pemantauan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim maupun oleh perusahaan belum ada lokasi yang melebihi Baku Mutu yang disyaratkan. Namun peningkatan jumlah kendaraan dan kegiatan lainnya tentu hal ini akan mempengaruhi kualitas lingkungan di masa yang akan datang. Pemerintah Kabupaten Muara Enim melalui Badan Lingkungan Hidup terus mengupayakan perbaikan pengelolaan dan pemantauan udara seperti melakukan pengadaan laboratorium udara
vii
serta menyiapkan sumberdaya analis labor udara. Melakukan peningkatan koordinasi dengan lembaga seperti Dinas perhubungan dalam pemantauan emisi kendaraan yanga ada di Kabupaten Muara Enim. Melakukan edukasi kepada masyarakat melalui berbgai kegiatan penyusulahan akan pentingnya kesadaran penghematan BBM dan menanam pohon baik di sekolah maupun di masyarakat. Dikembangkannya kegiatan padi organik di dua kecamatan seluas 38,4 Ha dengan kebutuhan pupuk organik setiap Ha nya adalah 8 ton. Dan untuk 8 ton kompos dibutuhkan 24 ton sampah organik. Maka setiap tahunnya untuk luasan yang sama, kegiatan pertanian padi organik mengolah sampah organik sekitar 806.4 ton setiap masa tanam. Pengurangan limbah tersebut termasuk dalam bagian penurunan produksi GRK setiap tahunnya. 2. Keanekaragaman Hayati Perubahan bentang alam juga mempengaruhi kekayaan hayati yang ada; maka pemerintah merespon dengan mengagendakan tahun 2013 ini dimulainya pembangunan Taman Hutan Kehati, yang direncanakan seluas 10 Ha. F. Rencana Kegiatan Tahun 2014 1. Koordinasi penyusunan AMDAL dan Monitoring pelaksanaan serta evaluasi pelaporan 2. Pengawasan Izin Pembuangan Limbah Cair 3. Koordinasi penialaian Adipura 4. Mendorong keberhasilan PROPER perusahaan 5. Koordinasi Prgoram Kali Bersi (Prokasih) 6. Pemantauan kualitas air permukaan (danau, sungai, rawa), air hujan, air sumur, udara ambien, udara emisi, dan kualitas lahan pada pemanfaatan lahan untuk kepentingan biomassa 7. Pengawasan ijin B3 dan limbah B3 8. Penanganan kasus dan pengaduan Pos pengaduan P3SLH 9. Pewnyusunan SLHD dan pelaksanaan Sistem Informasi lingkungan serta web Badan Lingkungan Hidup 10. Pelayanan analis sampel pada laboratorium lingkungan 11. Peningkatan Mutu Laboratorium menuju Laboratorium yang terakreditasi 12. Pelaksanaan pembinaan dan evaluasi serta pemberian penghargaan dalam lomba lukis dan baca puisi lingkungan, pemilihan siswa duta lingkungan, sekolah adiwiyata, masyarakat peduli pengelolaan sampah, Kalpataru, Guru Peduli Lingkungan, Kampung Proklim dan Kelompok/ organisasi siswa pencinta alam dan lingkungan. 13. Pengerjaan Tahap Awal Taman Hutan Kehati. 14. Kegiatan Rutin: Jumat bersih dan menanam.
viii