TECHNICAL TRAINING PARTICIPANT’S MANUAL
COPYRIGHT The materials in this collection come from a number of organizations. In most cases, they are freely available on the internet with the original authors / organizations, following the open-source concept for capacity building and non-profit use, so long as proper acknowledgement of the source is made when used. The production of these materials and related collection does not alter any existing copyright. Materials made available here for the first time follow the same open-source concept for capacity building and non-profit use, with all rights remaining with the original authors / producing organizations. Users should always give credit in citations to the original author, source and copyright holder.
IMPLEMENTING PARTNERS Implementing Partners
DEG DEG, a member of the KFW banking group, finances investments of private companies in developing and transition countries. As one of Europe's largest development finance institutions, it promotes private business structures to contribute to sustainable economic growth and improved living conditions.
HOLCIM INDONESIA Holcim Indonesia is a leading fully integrated producer of cement, ready mixed concrete and aggregates with a unique and expanding retail franchise offering the most complete end-to-end solution to home building, from building materials supply to design and speedy, safe construction.
GEOCYCLE Geocycle, as a business unit of Holcim, provides environment friendly solutions for industrial and commercial waste. It manages waste with the confidence of knowing responsible and environmentally-sound practices.
ASSIST ASSIST is a non-stock, non-profit international capacity building organization with its headquarters in the Philippines. It aims to achieve and witness meaningful change to and for our planet and the people living on it. Since 2003, ASSIST has implemented over 20 projects funded by multi-lateral donors such as European Union, USAID, UNEP, UNIDO, DEG, GIZ, etc.
FOREWORD The Indonesian government has committed to voluntary CO2 emission reduction targets under international climate negotiations within the UNFCCC, amounting to 26% of the 2005 baseline, to be achieved by 2020. This 26% reduction is through local effort, targeted to reach as much as 41% through international cooperation. This is a tremendous challenge for Indonesia! It is estimated that without proper refrigerant management, HFC emissions will dramatically outstrip all other GHGs and by 2050, will reach 5.5–8.8 Gt CO2 equivalent per year. The technology used in air-conditioners and refrigerators has a significant climate impact both through direct emissions (leakages and servicing) and indirect (energy use). Thus, there is significant potential to generate GHG emission reduction not just from energy efficiency but also from management of refrigerants. RAISE Indonesia focuses on commercial buildings, industrial refrigerant service sector and large retail and industry sectors, which are significant users of air-conditioning and refrigeration. Target stakeholders will be relevant government agencies, professionals and practitioners, local chambers of commerce, industry associations and academic institutions. The objective is to contribute to sustainable industrial development in Indonesia by developing human capital in the field of refrigerant and energy management. Refrigerant Management Awareness in Industrial and Commercial Application for Sustainable Energy Conservation (RAISE Indonesia) is a Public – Private Partnership project jointly funded and implemented by DEG and Holcim Indonesia and coimplemented by ASSIST. This Participant’s Manual is prepared for the Technical Training to equip professionals with technical knowledge on proper refrigerant management.
Participants Particular: Day 1 8:30 – 9:00
Registration
9:00 – 9:10
Welcome Remarks
9:10 - 9:20
Message to the Participants
9:20 – 10:30
Global Environmental Issues: Ozone Depletion and Climate Change
10:30 - 10:45
Coffee Break
10:45 - 12:15
Global Environmental Issues: Ozone Depletion and Climate Change
12:15 – 13:15
Lunch
13:15 - 14:45
Montreal & Kyoto Protocol and Indonesia Regulation for Controlling the ODS Phase Out
14:45 - 15:00
Coffee Break
15:00 – 16:30
Montreal & Kyoto Protocol and Indonesia Regulation for Controlling the ODS Phase Out
Participants Particular: Day 2 8:30 – 9:00
Registration
9:00 – 10:30
Basic Refrigeration System, Refrigerants and Alternative Refrigerants
10:30 - 10:45
Coffee Break
10:45 - 12:15
Basic Refrigeration System, Refrigerants and Alternative Refrigerants
12:15 – 13:15
Lunch
13:15 - 14:45
Main Components of Air-conditioning and Refrigeration System
14:45 - 15:00
Coffee Break
15:00 – 16:30
Main Components of Air-conditioning and Refrigeration System
Participants Particular: Day 3 8:30 – 9:00
Registration
9:00 – 10:30
Best Practices in Servicing of Air-conditioning and Refrigeration Equipment
10:30 - 10:45
Coffee Break
10:45 - 12:15
Best Practices in Servicing of Air-conditioning and Refrigeration Equipment
12:15 – 13:15
Lunch
13:15 - 14:45
Recovery, Recycle, Reclaiming and Destruction
14:45 - 15:00
Coffee Break
15:00 – 16:00
Recovery, Recycle, Reclaiming and Destruction
16:00 – 16:20
Evaluation and Feedback
16:20 – 16:30
Closing Remarks
TABLE OF CONTENTS
Modul 1: Isu Lingkungan Global: Penipisan Ozon dan Perubahan Iklim ………… 1 Modul 2: Protokol Montreal dan Kyoto dan Regulasi Indonesia untuk Pengendalian Penghapusan BPO …………………………………………………………….. 34 Modul 3: Sistem Refrigerasi Dasar, Refrigeran, dan Refrigeran Alternatif ……… 61 Modul 4: Komponen Utama Sistem Refrigerasi dan Pengkondisi Udara ……….. 93 Modul 5: Praktek Terbaik dalam Servis Peralatan Refrigerasi dan Pengkondisi Udara ……………………………………………………………………………… 117 Modul 6: Pemulihan, Daur Ulang, Reklamasi dan Penghancuran ………………... 145
1
MODULE 1
2
Refrigerant Management Awareness in Industrial and Commercial Application for Sustainable Energy Conservation
Pelatihan Teknis Modul 1 2 of 63
Modul 1 Isu Lingkungan Global: Penipisan Ozon dan Perubahan Iklim 1. Penipisan Ozon 2. Pemanasan Global 3. Perubahan Iklim
3
3
Cakupan 1. 2 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Sekilas Ozon (O3) Pengenalan Lapisan Ozon Penciptaan dan Penghancuran Ozon Proses Penipisan Ozon Efek Penipisan Lapisan Ozon terhadap Lingkungan Peningkatan Kepedulian terhadap Isu Penipisan Ozon ODP dan GWP Pemanasan Global Apakah Perubahan Iklim? Manfaat Iklim Protokol Montreal HFC dan Perubahan Iklim
4 of 63
Isu Global
Isu Global merupakan isu yang: • Memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah manusia yang banyak sekali. • Merupakan isu trans‐nasional • Merupakan isu yang persisten dan berlangsung lama • Merupakan isu yang saling berhubungan.
5 of 63
4
1. Sekilas Ozon (O3) O O
O
Ozon adalah molekul tidak stabil yang terdiri dari tiga atom oksigen Berwarna biru dan memiliki bau menyengat yang kuat Ozon adalah gas yang secara alami terdapat di atmosfer. Ozon (O3) ditemukan di bagian atas bumi dan atmosfer rendah T j di secara alami Terjadi l i dalam d l b t k lapisan bentuk l i di t t f di stratosfer
6 of 63
Atmosfir dan Ozon
Lapisan Ozon
Stratosfir: Mengandung banyak partikel ozon (lapisan ozon) 7 of 63
5
2. Pengenalan Lapisan Ozon Ozon dalam jumlah yang besar (dan sering disebut sebagai “Lapisan Ozon”) ditemukan di bagian g atas atmosfir yyang disebut g stratosfir. Lapisan Ozon berada di stratosfir sekitar 15 sampai 30 km di atas permukaan bumi. Ozon melindungi organisme hidup dengan menyerap radiasi ultraviolet (UV‐B) dari matahari yang berbahaya. Lapisan ozon ini dapat dihancurkan oleh CFC y dan zat lainnya. Tingkat kandungan ozon diukur dalam satuan Dobson (DU), di mana 100 DU setara dengan 1 mm lapisan ozon murni ~ 260 DU di daerah Tropis (daerah yang mengapit ekuator) 8 of 63
Lapisan Ozon di Stratosfir
9 of 63
6
3. Penciptaan dan Penghancuran Ozon Ozon Stratosfir dan Radiasi Ultraviolet (UVR)
UV‐A ( = 315‐400 nm) adalah bentuk radiasi UV yang paling kurang berbahaya UV‐B ( = 280‐315 nm) dalah bentuk radiasi UV yang berbahaya. UV‐C ( = 100‐280 nm) adalah bentuk radiasi UV yang paling berbahaya. UV‐C tidak dapat mencapai permukaan bumi karena diserap ozon di stratosfir.
10 of 63
3. Produksi dan Penghancuran Ozon Produksi Ozon Alami di Stratosfir Atom oksigen bebas dapat bereaksi dengan molekul okisgen diatomik membentuk ozon.
Radiasi ultraviolet dari matahari menghantam molekul oksigen diatomik dan memecahnya menjadi dua atom oksigen. g
Molekul Oksigen Diatomik
Atom Oksigen
Molekul Ozon
Penghancuran Ozon Alami di Stratosfir Ozon menyerap sinar UV da‐lam rentang 290‐320 nano‐meter. Energi surya ini meme‐cah molekul ozon menjadi molekul oksigen diatomik dan atom oksigen.
Atom oksigen bebas dapat bereaksi dengan molekul ozon dan membentuk dua molekul oksigen diatomik.
Molekul Oksigen Diatomik
Atom Oksigen Atom Oksigen
Molekul Ozon
Molekul Oksigen Diatomik
Molekul Ozon
11 of 63
7
Bahan Perusak Ozon (BPO) 1. Bahan kimia yang berpotensi menggerus (menghancurkan) lapisan ozon 2. Mengandung atom klorin (Cl) atau bromin (Br) 3. Memiliki l k umur atmosfir yang panjang f Contoh Klorofluorokarbons (CFCs), misalnya, CFC‐12 (alias R‐12 atau F‐12) Halons (Bromoklorofluorokarbon), misalnya, Halon 1301 Karbon Tetraklorida Methil Kloroform Hydroklorofluorokarbon (HCFC), misalnya, HCFC‐22 (R‐22 atau F‐22) Hydrobromofluorokarbon (HBFC) Bromoklorometan Methil Bromida 12 of 63
Penggunaan Utama BPO
R Refrigeran fi d l dalam sistem it refrigerasi (misalnya, pengkondisi udara, kulkas, refrigerator, freezer, A/C kendaraan bermotor, dll.) Pemadam api Fumigan, pestisida Agen penggelembung busa
Pelarut pembersih p Propelan aerosol Kompresor (pengering sistem udara tekan) Lembaran insulasi/ pembungkus pipa Metered‐dose Inhalers M t dd I h l (inhaler (i h l medis, misalnya, untuk orang asma)
13 of 63
8
Pengguna Utama BPO Penggunaan Bahan Perusak Ozon Refrigeran
CFC‐12, HCFC‐22, campuran yang mengandung CFC, campuran yang mengandung HCFC—Dalam mesin refrigerasi domestik, komersial dan transportasi , sistem pengkondisi udara dan pompa panas, A/C kendaraan bermotor.
Agen Pengembang Agen Pengembang Busa
CFC 11 atau HCFC CFC‐11 atau HCFC‐141b 141b agen pengembang busa dalam pembuatan busa plastik poliuretan, fenolik, agen pengembang busa dalam pembuatan busa plastik poliuretan, fenolik, polistiren dan poliolefin.
Pelarut Pembersih
CFC‐113, HCFC‐141b, metil choloform, karbon tetraklorida dalam proses produksi perakitan elektronik, pembersih presisi dan pembersih minyak pada logam umum. Juga untuk dry dan spot cleaning di industri tekstil .
Propelan
CFC‐11, CFC‐12, CFC‐113, CFC‐114, HCFC‐22 untuk aerosol seperti deodoran semprot, busa pencukur, parfum, pemebrsih jendela, pelumas dan minyak lainnya.
Sterilan
Campuran CFC‐12 dan etilen oksida digunakan untuk sterilisasi medikal.
Pemadam Api
Halon, HCFC dan HBFC.
Fumigan
Pestisida Methil Bromida untuk tanah, struktur dan produk fumigasi dan aplikasi pra‐pengapalan serta karantina.
Bahan Baku
HCFC dan karbon tetraklorida digunakan sebagai umpan untuk sintesis kimia.
Agen Proses
Hampir secara ekslusif adalah karbon tetraklorida.
Lab & Penggunaan Analitis
Seluruh BPO. 14 of 63
Apakah CFC itu?
Chlorofluorocarbon (CFC) Klorofluorokarbon. CFC CFC‐11 11 (chlorofluoromethane) dan (chlorofluoromethane) dan CFC CFC‐12 12 (dichlorofluoromethane) yang (dichlorofluoromethane) yang paling banyak digunakan sebagai refrigeran pada kulkas dan AC CFC disambut dengan antusias oleh industri: • Toksisitas rendah • Stabilitas kimiawi • Murah
Penggunaan: • • • • •
Sebagai refrigeran Sebagai pengembang busa Untuk membuat busa fleksibel Sebagai larutan/gas pembersih Sebagai propelan
CFC digunakan pada CFC digunakan pada semprotan aerosol
CFC digunakan sebagai refrigeran
15 of 63
9
4. Proses Penipisan Ozon Proses Kimiawi Penipisan/Penghancuran Ozon Mata‐ hari Radiasi UV
Proses Kimiawi Penghancuran Ozon
Sinar UV menghantam mole‐kul klorofluorokarbon (CFC), misalnya CFCl3 mencerabut satu atom klorin dan menyi‐sakan CFCl2.
Rangkuman Reaksi: CFCl3 + UV Cl + CFCl2 Cl + O3 ClO + O2 ClO + O Cl + O2
Terjadi berulang‐ ulang
Setelah terbebaskan, atom klorin kembali menyerang molekul ozon lainnya dan siklus berulang lagi.
Atom klorin menyerang molekul ozon (O3), menarik lepas satu atom ozon (O ) menarik lepas satu atom oksigen dan meninggal satu molekul oksigen (O2).
Ozon Atom osigen bebas me‐ narik atom oksigen dari molekul klorin monok‐sida membentuk O2.
Atom klorin dan atom oksigen bergabung membentuk molekul klorin monoksida (ClO).
16 of 63
Penyebab Penipisan Ozon Polutan yang paling mempengaruhi lapisan ozon ialah fluorocarbon terutama yyang mengandung g g g klorida dan bromida. Sebagian besar penipisan lapisan ozon dikaitkan dengan polutan yang mengandung klorida (chlorofluorocarbons atau CFC). CFC digunakan dalam sistem refrigerasi dan pengkondisi udara selain sebagai propelan produk dalam kaleng semprot. Bahan kimia ini berfungsi sebagai katalis dalam reaksi kimia yang mengubah ozon menjadi oksigen. Kehadiran oksigen Kehadiran kristal es mempercepat proses reaksi. CFC tidak dikonsumsi dalam reaksi, tetap berada stratosfir untuk melanjutkan reaksi penghancuran ozon. 17 of 63
10
5. Efek Penipisan Lapisan Ozon thd Lingkungan Mengapa BPO harus dikendalikan? Berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia Berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia • • • •
Penipisan (Lapisan) Ozon Perubahan Iklim Pemanasan Global Dampak Ekonomi
Perjanjian internasional untuk penghapusan totalnya Kewajiban legal nasional untuk penghapusannya j g p g p y Kewajiban individual untuk melindungi dan merawat lingkungannya bagi: • Generasi saat ini • Generasi mendatang 18 of 63
Lubang Ozon
Kombinasi dari temperatur rendah dan konsentrasi klorin serta bromin yang tinggi bertanggungjawab atas kerusakan ozon di lapisan stratosfir bagian atas sehingga membentuk "lubang." (Kerr, 1987) 19 of 63
11
Pengaruh UV-B terhadap Manusia Paparan yang berlebihan dapat berakibat: Peningkatan resiko terhadap non non‐melanoma melanoma dan dan kanker kulit melanoma maligna Resiko lebih tinggiaterhadap melanoma ganas dari sengatan matahari parah, terutama di masa kecil Resiko melanoma ganas meningkat sebesar 10% Resiko melanoma non‐maligna meningkat sebesar 26% Menurunkan sistem kekebalan tubuh Mempercepat penuaan kulit karena paparan tinggi Penyebab wabah ruam pada orang berkulit terang karena photo‐allergy, bisa cukup parah
20 of 63
Radiasi UV dan Kanker Kulit
Terkait dengan kanker kulit—jenis kanker kulit jenis kanker yang mematikan yang mematikan
Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma Sel Basal
Melanoma
21 of 63
12
Paparan Berlebihan terhadap UV-B Katarak pada lensa mata penyebab kebutaan Meningkatkan resiko katarak • Menginduksi sejenis protein yang memprovokasi pembelahan pada lensa mata • Penyebab utama kebutaan • Prevalensi katarak di atas usia 30 sebesar b d kali lipat dua k li li t setiap ti dekadenya d k d
Katarak
Penyebab pterigium • Pertumbuhan berbentuk baji di atas kornea tengah.
Pterigium
22 of 63
Dampak pada Tumbuhan Eksperimen paparan UV‐B yang diperkuat terhadap bibit dan tanaman muda berdampak negatif terhadap tingkat fotosintesis dan pertumbuhan Gangguan terhadap siklus tanaman dan rantai makanan Dapat membatasi pertumbuhan tanaman, mengubah bentuk tanaman dan pendistribusian nutrisi Peningkatan UV‐B merupakan UV B merupakan ancaman bagi vegetasi terestrial Paparan terhadap UV‐B dosis tinggi mengakibatkan penghambatan fotosintesis 23 of 63
13
Dampak pada Fitoplankton UV‐B dapat menembus kedalaman air sampai sekitar 30 m Peningkatan eksposur terhadap UV‐B • Menurunkan produktivitas melalui interferensi terhadap proses fotosintesis • Merusak DNA • Mengubah metabolisma nitrogen
24 of 63
Dampak radiasi UV pada Produktivitas Biologis Fitoplankton Lautan TTerdapat d t bukti b kti jelas j l bahwa b h peningkatan i k t UV‐B berdampak negatif pada fitoplankton laut Tingkat fotosintesis berkurang, penurunan produktivitas
Penurunan tingkat fitoplankton permukaan laut berakibat kerusakan rantai makanan di dasar laut 25 of 63
14
Dampak pada Bahan/Material
Meskipun material saat ini agak terlindung dari UV‐B karena adanya aditif khusus, namun tetap saja: Polimer sintetis, biopolimer serta beberapa material bernilai komersial lainnya akan rusak akibat radiasi UV matahari. Karenanya, peningkatan kadar UV‐B matahari akan mempercepat k kerusakannya, mengurangi usia berguna dalam hal penggunaan di luar k i i b d l h l di l ruangan.
26 of 63
6. Peningkatan Kepedulian thd Isu Penipisan Ozon
Bagaimana Penipisan Ozon dapat Dikurangi
Pembatasan penggunaan CFC Pelarangan produksi dan penggunaan CFC Penggunaan pengganti CFC seperti HCFC dan HFC Daur ulang refrigeran gg alternatif bagi g p plastik ggas‐blown Penggunaan Penggunaan propelan alternatif Penggunaan alternatif untuk metil bromida (fungisida)
27 of 63
15
Pentingnya Peningkatan Kepedulian Penipisan Lapisan Ozon membahayakan seluruh bentuk kehidupan di bumi. bumi Semua negara dan pemerintah di dunia telah berkomitmen untuk memerangi penipisan ozon dengan meratifikasi Protokol Montreal tentang Bahan Perusak Lapisan Ozon. Pemerintah sendirian tidak dapat memecahkan masalah yang ditimbulkan oleh penipisan ozon. Seluruh industri, organisasi non‐pemerintah (LSM) dan masyarakat memiliki peran dalam melindungi lapisan ozon. Kepedulian merupakan prasyarat keberhasilan Penghapusan BPO.
28 of 63
Kepedulian Pemangku Kepentingan Industri harus menghentikan semua produksi dan konsumsi BPO sesuai Protokol Montreal. Di bawah Protokol yang diamandemen, industri di negara berkembang harus berhenti memproduksi BPO atau membeli CFC produksi baru, halon dan karbon tetraklorida pada tahun 2010, serta metil kloroform pada tahun 2015. Ekspor BPO produksi baru ke negara‐negara maju harus segera dihentikan, kecuali untuk keperluan penting, karena adanya kesepakatan untuk menghentikan impor pada akhir 1995. Pemenuhan komitmen negara terhadap Protokol Montreal akan memerlukan penerapan ‘good practices’ guna menghindari emisi yang tidak perlu dari peralatan yang mengandung BPO. 29 of 63
16
Kepedulian Publik thd Penipisan lapisan Ozon Sebagian besar masyarakat tidak menyadari bahwa penipisan lapisan ozon merupakan masalah besar. Kegiatan Peningkatan kepedulian harus dirancang untuk tiga kelompok berikut ini, masing‐masing dengan tujuan tertentu: • Mengurangi 50% pembelian komoditas aerosol ber‐CFC dengan meningkatkan kesadaran konsumen. • Pengurangan pelepasan ke udara melalui peningkatan kepedulian sektor jasa refrigerasi terhadap dampak ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan. • Peningkatan kesadaran di kalangan anak‐anak sekolah.
30 of 63
7. ODP dan GWP Penggunaan dan Nilai ODP (Ozone Depletion Potential) Refrigeran Kelompok Freon Refrigeran
Aplikasi
ODP
CFC 11 (R‐11)
Sistem AC berkapasitas antara 200 sampai 2000 ton. Dipergunakan dimana titik beku rendah dan sifat non‐korosif penting.
1.0
CFC 12 (R‐12 )
Digunakan untuk sebagian besar aplikasi pengkondisi udara, kulkas, freezer, lemari es krim, pendingin air, AC kendaraan.
1.0
CFC 13 (R‐13)
Untuk refrigerasi kaskada temperatur rendah sampai – 90C.
1.0
CFC 113 (R‐113 )
Sistem AC kecil dan menengah dan pendingin industri
0,8
CFC 114 (R‐114 )
Kulkas rumah tangga dan pendinginan industri besar
0,8
Blend of R22 and R115 (R502)
Display Cases untuk makanan beku, es krim dan gudang/pabrik pembekuan makanan. Refrigeran temperatur yang sangat baik
0,28
31 of 63
17
Global Warming Potential (GWP)
B li Baseline
K Konsentrasi Saat Ini iS I i
GWP
Usia di Atmosfir (tahun)
Karbon Dioksida (CO2)
280 ppm
370 ppm
1
5‐200
Metana (CH4)
700 ppb
1.720 ppb
23
12
Oksida Nitrous (N2O)
G R Gas Rumah Kaca hK
275 ppb
314 ppb
310
114
Ozon
‐
‐
‐
harian/minggu
CFC dan zat terkait
0
ppt levels
4.000‐8.000
5‐100
40 ppt
80 ppt
5.700
50.000
0,01 ppt
3 ppt
22.000
3.200
Perfluorometan, salah satu dari Perfluoro‐ karbon (PFC) Sulfur Heksa‐fluorida (SF6)
32 of 63
ODP dan GWP Refrigeran Refrigeran
Kelompok
Usia di Atmosfir (thn)
ODP
GWP
R11
CFC
130
1
4.000
R12
CFC
130
1
8.500
R22
HCFC
15
0,05
1.500
R134a
HFC
16
0
1.300
R404a
HFC
16
0
3.260
R410a
HFC
16
0
1.720
R507
HFC
130
1
3.300
R717
NH3
‐
0
0
R744
CO2
‐
0
1
R290
HC
< 1
0
8
R600a
HC
< 1
0
8
33 of 63
18
ODP dan GWP Refrigeran
34 of 63
Lapisan Ozon dan Protokol Montreal Protokol Montreal tentangg Bahan Perusak Lapisan p Ozon ditandatangani g pada tahun 1987. Traktat Ozon ini telah diratifikasi oleh 197 negara. Protokol Montreal tentang Bahan Perusak Lapisan Ozon adalah perjanjian internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon dengan penghapusan produksi sejumlah zat yang diyakini bertanggung jawab atas penipisan ozon. ozon Diyakini jika perjanjian internasional ini ditaati, lapisan ozon diharapkan pulih pada tahun 2050.
35 of 63
19
Kendali Konsumsi NonArtikel 5 2010-2030 Zat/Bahan
Baseline
2010
1986
100%
1989
100%
HCFCs
1989*
75%
HBFC
None
100%
BCM
N None
100%
Metil Bromida
1991
100%
CFCs, Halons CFCs, Karbon Tetraklorida, Metil Kloroform
2015
2020
2030
90%
99.5%
100%
* 1989 Konsumsi HCFC + 2.8 Konsumsi CFC
36 of 63
Manfaat Protokol Montreal Adanya bukti bahwa lapisan ozon mulai pulih Pemulihan total sekitar tahun 2050 Daerah Polar 10‐25 tahun kemudian
Pemulihan dapat dipengaruhi oleh:
Produksi CFC, HCFC di masa depan Produksi metil bromida Emisi dari peralatan eksisting Interaksi dengan perubahan iklim
37 of 63
20
8. Pemanasan Global
“Efek Rumah Kaca” dan Pemanasan Global bukanlah hal yang sama 38 of 63
Efek Rumah Kaca Alami Efek Rumah Kaca adalah Peristiwa Alami • Rumah Kaca “alami” memung‐kinkan kehidupan di bumi pada temperatur rata‐rata 15°C.
Gas‐Gas Rumah Kaca Alami adalah: • • • •
Oksigen Ozon Karbon Dioksida Uap Air
Merupakan insulasi global 39 of 63
21
Efek Rumah Kaca Natural
Berdasarkan IPCC 2007
40 of 63
Gas Rumah Kaca
Gas Rumah Kaca (GRK) yang bertanggungjawab terhadap Pemanasan Global adalah:
Karbon dioksida (CO2) Metana (CH4) Nitrus oksida (N2O) Hidrofluorokarbon (HFCs) Perfluorokarbon (PFCs) Sulfur Hexafluorida (SF6)
41 of 63
22
Sumber Gas Rumah Kaca
42 of 63
Karbon Dioksida (CO2) Sumber Buatan Manusia Pembakaran bahan bakar fosil Transportasi Deforestasi
Sumber Alamiah Volkano Kebakaran hutan Evaporasi air laut CO2 memberikan dampak terbesar terhadap Efek Rumah Kaca 43 of 63
23
Metana (CH4) Metana terbentuk ketika bahan organik terurai dalam ketiadaan oksigen:
Lahan basah Budidaya padi basah Pembusukan dari landfill Peternakan sapi dan domba Peternakan umum Limbah biologis Limbah domestik TPA Pembakaran biomassa Pertambangan dan ekstraksi bahan bakar fosil
44 of 63
Nitrous Oksida (N2O)
Penggunaan pupuk Kotoran hewan dalam tanah Pembakaran residu pertanian Pupuk kandang T Transportasi t i
45 of 63
24
Hidrofluorokarbon (HFCs)
Kebocoran dari peralatan pendingin dan penghancuran akhir penggunaan Penggunaan aerosol yang mengandung HFC, pengondisi udara dan inhaler Dosis Terukur (Metered Dose Inhalers) HFC usia HFC usia atmosfir cukup panjang (puluhan hingga ratusan tahun)
46 of 63
Perfluorokarbon (PFCs) & Sulfur Heksafluorida (SF6)
Perfluorokarbon (PFC) Perfluorokarbon (PFC) • Dihasilkan pada produksi aluminium • Industri semi‐konduktor • Kebocoran dari peralatan pendingin dan penghancuran akhir penggunaan
Sulfur Heksafluorida (SF6) • Di Digunakan dalam peralatan listrik (saklar dan perangkat) dan dalam tungku busur k d l l t li t ik ( kl d k t) d d l t k b listrik, isolasi jendela, ban mobil dan sepatu olahraga! • Proses peleburan magnesium, pembuatan semi‐konduktor
47 of 63
25
9. Apakah Perubahan Iklim? Iklim adalah cuaca rata‐rata pada suatu lokasi dan tahun tertentu dalam suatu jangka panjang (biasanya 30 tahun). Cuaca dapat berubah drastis dari hari ke hari tapi iklim diharapkan tetap relatif konstan. Jika iklim tidak tetap konstan, hal ini disebut sebagai Perubahan Iklim.
48 of 63
Perubahan Iklim Perubahan iklim terjadi ketika pola berubah dengan berjalannya waktu (misalnya, musim dingin didapati lebih hangat) dan ruang (misalnya, msuim j terjadi j jjauh ke selatan). ) hujan Misalkan musim dingin di Pennsylvania mulai terlihat seperti musim dingin di Florida.
49 of 63
26
Temperatur Global Permukaan 1855-2010
• •
Mencairnya kutub, gletser Pergeseran pola cuaca
•
Peningkatan terjadinya cuaca dramatis seperti badai
50 of 63
Bukti Perubahan Iklim: Surutnya Gletser
51 of 63
27
Kandungan Panas Laut Global Naik 1955-2005
52 of 63
Permukaan Laut Naik 4 cm 10 dlm Tahun Terakhir Permukaan Air Laut dari Satelit: Kenaikan sebesar 4 cm dalam 10 tahun terakhir
53 of 63
28
Kenaikan Permukaan Air Laut Mengancam Pulau yang berposisi Rendah
Kondisi daerah pesisir Florida, A.S., kebanjiran bila kenaikan rata‐rata air laut 1 m
Pulau berposisi rendah: Maladewa di Samudra India
54 of 63
GRK dan Dampak thd Lingkungan — Masa Depan Perubahan temperatur, pola cuaca dan kenaikan permukaan laut Wilayah Pesisir: Erosi dan banjir Penggenangan Perubahan di lahan basah
Pertanian: Penurunan hasil panen Tuntutan irigasi Produktivitas
Kesehatan Manusia: Risiko thd penyakit lebih besar Penyakit menular Kualitas udara—penyakit pernafasan
Sumber Daya Air: Perubahan ketersediaan dan kualitas air Persaingan/konflik air
Hutan: Perubahan ekologi Rentang geografis spesies Kesehatan dan produktivitas
Industri dan Energi: Perubahan permintaan energi Permintaan dan pasokan produk
55 of 63
29
Perubahan Iklim Mempengaruhi Manusia
Kenaikan Temperatur Kenaikan intensitas badai/tornado Kenaikan kekeringan di beberapa tempat Kenaikan intensitas hujan di beberapa hujan di beberapa tempat
56 of 63
Tantangan Terbesar Abad 21 Energi dan Perubahan Iklim
Peningkatan temperatur dan naiknya permukaan laut Melelehnya salju dan es Arktik Berubahnya pola curah hujan dan terjadinya cuaca ekstrim Gelombang panas yang lebih parah Hilangnya keanekaragaman hayati Peningkatan penyakit dan ancaman terhadap kesehatan manusia Berkurangnya pasokan air tawar/bersih Kekeringan penurunan produksi pangan dan kekurangan Kekeringan, penurunan pangan Perubahan Iklim adalah RIIL dan merupakan ancaman serius Perubahan Iklim adalah RIIL dan merupakan ancaman serius terhadap terhadap stavilitas global
stabilitas global 57 of 63
30
10. Manfaat Iklim Protokol Montreal Protokol Montreal memberikan proteksi ganda atas lapisan Ozon dan atas Perubahan Iklim Penyesuaian Montreal 2007: Emisi diturunkan antara 12‐15 GtCO2‐eq (bergantung pada refrigeran pengganti) Manfaat iklim dicapai lebih besar dari target Protokol Kyoto untuk 2008‐2012. Berpotensi memberikan tambahan manfaat iklim yang lebih signifikan dibanding Protokol Kyoto Alasan: CFC, HCFC adalah GRK Al CFC HCFC d l h GRK GWP Besar B ‐ 1 ‐ CO2 : ‐ CFCs: 4.000 – 11.000 ‐ HCFCs: 700 –2.300
58 of 63
Penurunan Produksi CFC 1974 Molina dan Rowland CFC mempengaruhi lapisan ozon Kekhawatiran publik penurunan produksi ~1980 Kenaikan Produksi: • Aplikasi baru • Pertumbuhan di Asia dan Eropa
1987 Protokol Montreal: Protokol Montreal: • Pembatasan produksi/konsumsi CFCs, halon • 2010: Penghentian global produksi CFC 59 of 63
31
Dampak pada Iklim Emisi CO2
Penghindaran Dunia dari emisi CO2 akibat Protokol Montreal Reduksi Protokol Montreal sebesar ±11 GtCO2‐eq/tahun 5‐6 kali target Protokol Kyoto (termasuk offsets: HFCs, penipisan ozon)
60 of 63
Penyeimbang Manfaat Iklim
Sekitar 80% BPO diganti dengan non‐BPO Gas pengganti CFC: • HFC dan HCFC • Emisi HFC: 0,9 GtCO2‐eq/tahun pada 2010 (IPCC)
Radiative Forcing penipisan ozon negatif • Perkiraan IPCC ‐0,05 ± IPCC ‐0 05 ± 0,05 W/m 0 05 W/m2 untuk 1979‐2005
Jumlah offset sekitar 30% akibat radiative forcing langsung
61 of 63
32
11. HFCs dan Perubahan Iklim
P Penggunaan CFC menyebabkan CFC b bk penipisan i i l i lapisan ozon. HFC tidak berdampak buruk pada ozon tetapi masuk keluarga GRK kuat dengan efek pemanasan yang mencapai beberapa ribu kali lebih besar dari CO2. Penghapusan bertahap HFC dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 100 miliar ton CO2 ekuivalen pada tahun 2050. Tindakan terhadap HFC sesuai Protokol Montreal dapat menyebabkan dorongan penyembuhan besar bagi lingkungan.
62 of 63
HFCs dan Perubahan Iklim
P Protokol t k l Montreal berhasil M t l b h il menghapus h CFC BPO d dinilai CFC, BPO, dan di il i sebagai b i salah satu undang‐undang lingkungan paling sukses yang pernah ada. HFC merupakan salah satu refrigeran pengganti. HFC digunakan sebagai refrigeran dan zat pendingin juga dipergunakan sebagai pengembang busa dan alat pemadam kebakaran. Pertumbuhan konsumsinya di negara berkembang meningkat cepat. HFC merupakan solusi penting dalam mengatasi penipisan ozon yang saat ini berkontribusi kurang dari 1% emisi gas rumah kaca global.
63 of 63
33
Akhirnya
Terima Kasih 64 of 63
34
MODULE 2
35
Refrigerant Management Awareness in Industrial and Commercial Application for Sustainable Energy Conservation
Pelatihan Teknis Modul 2 2
Modul 2 Protokol Montreal dan Kyoto dan Regulasi Protokol Montreal dan Kyoto dan Regulasi Indonesia untuk Pengendalian Penghapusan BPO
3
36
Cakupan
1. 2. 3. 4. 5. 6 6.
Pengenalan Protokol Montreal dan Protokol Kyoto Regulasi Indonesia untuk Pengendalian Penghapusan BPO Elemen Program Manajemen Refrigeran (RMP) Program HCFC Jadwal Penghapusan HCFC Phase‐out Management C C h Plan l (HPMP) ( )
4 of 51
1. Protokol Montreal dan Protokol Kyoto
Penipisan/Penghancuran Lapisan Ozon Stratosfir (BPO) Pemanasan Global (GRK)
5 of 51
37
Deplesi Lapisan Ozon Stratosfir
(NASA–Agustus 2013). Gambaran degradasi pewarnaan terhadap total konsentrasi ozon di atas kutub Antartika. Warna ungu dan biru menggambarkan sedikit ozon; kuning dan merah menggambarkan lebih banyak ozon.
6 of 51
BPO dan GRK di Stratosfir
7 of 51
38
Pengendalian BPO Mengapa BPO Harus Dikendalikan? Berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia • • • •
Penipisan (Lapisan) Ozon Perubahan Iklim Pemanasan Global Dampak Ekonomi
Perjanjian internasional untuk penghapusan totalnya Kewajiban legal nasional untuk penghapusannya Kewajiban individual untuk melindungi dan merawat lingkungannya bagi: • Generasi saat ini • Generasi mendatang 8 of 51
Sekilas Protokol Montreal
• Pada tahun 1987, pemimpin dari sejumlah negara (24) berkumpul untuk menandatangani traktat (24) berkumpul untuk menandatangani traktat lingkungan bersejarah, Protokol Montreal tentang Bahan Perusak Lapisan Ozon. Protokol Montreal yang asli disetujui tanggal 16 September 1987 dan diberlakukan pada tanggal 1 Januari 1989. • Hari ini, 197 negara telah meratifikasi traktat tersebut dan berkomitmen untuk mengambil tindakan guna dan berkomitmen untuk mengambil tindakan guna menurunkan dan mengeliminasi produksi dan konsumsi CFC serta bahan perusak ozon lainnya dalam rangka melindungi lapisan ozon.
9 of 51
39
Sekilas Protokol Montreal
Sejak saat itu, Protokol Montreal sudah mengalami tujuh revisi: 1990 (London), 1991 (Nairobi), 1992 (Copenhagen), 1993 (Bangkok), 1995 (Vienna), 1997 (Montreal), dan 1999 (Beijing). Diyakini jika perjanjian internasional ini dilaksanakan dengan seksama maka lapisan ozon diharapkan dapat pulih kembali pada tahun 2050.
10 of 51
Pencapaian
Produksi gglobal CFC dan Halons turun lebih dari satu jjuta ton (sebesar ( 92%) antara tahun 1986 dan 2002. Konsumsi global turun pada periode yang sama dengan margin yang sama (92%) Konsentrasi klorin di atmosfir mencapai puncaknya pada tahun 1994 dan sekarang menurun. Jutaan kasus Katarak Mata dan Mata dan Kanker Kulit terhindarkan. terhindarkan Pemulihan Lapisan Ozon diharapkan terjadi pada tahun 2050, jika Protokol sepenuhnya dilaksanakan oleh semua pihak.
11 of 51
40
Produksi CFC Dunia 1950—2002
12 of 51
Mandat Penghapusan Protokol Montreal Konsumsi BPO = Impor + Produksi ‐ Ekspor
Negara Maju (Negara Artikel 2) (jadwal ini berlaku untuk USA dan Kanada)
Pihak Artikel 5 Negara Berkembang (Mexico)
CFCs
Penghapusan 100% 1 Januari 1996
Halon
Penghapusan 100% 1 Januari 1994 1 Januari 1994
Base level: 1995‐97 Pembekuan konsumsi: 1 Januari 1999 Pemotongan 50%: 2005 Pemotongan 50%: 2005 Penghapusan: 1 Januari 2010
Penghapusan 2005
Base level: 1995‐98 Freeze in Consumption: Jan 1st, 2001 20% Cut‐2005 Phase out: Jan. 1st 2015
Methyl Bromide
Base level: 1995‐97 Pembekuan konsumsi: 1 Januari 1999 Pemotongan 50%: 2005 Pemotongan 85%: 2007 Penghapusan: 1 Januari 2010
13 of 51
41
Jadwal HCFC untuk Artikel 2 (Negara Maju)
Jadwal d l
Tahun h
CAP... Baseline
1989
30%
2004
75%
2010
90%
2015
Penghapusan
2020
Diperbolehkan 0,5% untuk servis
2020‐2030 dan seterusnya, konsumsi dibatasi untuk servis peralatan Refrigerasi dan Pengkondisi Udara yang ada pada saat itu.
14 of 51
Jadwal HCFC untuk Artikel 5 (Negara Berkembang)
Jadwal
Tahun
Baseline1989 Konsum HCFC + 2,8% Konsumsi CFC 1989
Rata‐rata 2009 dan 2010
Pembekuan
2013
Penurunan 10%
2015
Penurunan 35%
2020
Penurunan 67 5% Penurunan 67,5%
2025
Penurunan tahunan 0,5%
2030 sampai 2040
Penurunan 00 %
2040
15 of 51
42
Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global
Jika konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat lebih banyak radiasi IR terperangkap kenaikan temperatur global. 16 of 51
Pengenalan Protokol Kyoto Protokol Kyoto adalah perjanjian internasional yang menetapkan kewajiban mengikat pada negara‐negara industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan dengan tujuan mencegah gangguan antropogenik "berbahaya" pada sistem iklim. Protokol "mengakui bahwa negara‐negara maju pada prinspnya bertanggung jawab atas tingginya tingkat emisi gas rumah kaca di atmosfer saat ini sebagai akibat lebih dari 150 tahun kegiatan industri. Protokol ini diadopsi oleh 192 Pihak UNFCCC pada tahun 1997, dan mulai berlaku pada tahun 2005. Negara‐negara maju telah sepakat mengikatkan diri secara legal untuk membatasi/mengurangi emisi gas rumah kacanya dalam dua periode komitmen. Periode komitmen pertama mencakup emisi antara 2008‐2012, dan periode komitmen kedua mencakup emisi antara 2013‐2020.
17 of 51
43
Pengenalan Protokol Kyoto
38 38 negara negara industri harus mengurangi emisi gas rumah gas rumah kacanya sebesar 5,2% di 5,2% di bawah tingkat 1990 pada tahun 2012, tidak ada persyaratan bagi negara‐ negara berkembang Target emisi akan dicapai dengan menggunakan beberapa instrumen berbasis pasar, yang dikenal sebagai mekanisme fleksibel, termasuk: • Sistem perdagangan penyisihan GRK untuk negara berkembang yang berpartisipasi. • Kredit tersedia untuk praktik penyerapan karbon oleh sektor kehutanan dan untuk melaksanakan proyek pengurangan emisi di negara‐negara di negara negara lainnya. lainnya
Protokol mulai berlaku pada tahun 2005 setelah diratifikasi oleh negara‐ negara maju yang mewakili paling sedikit 55% dari emisi karbon global.
18 of 51
Pengenalan Protokol Kyoto
Perdagangan emisi internasional memungkinkan negara maju untuk memperdagangkan d k komitmennya k it di b di bawah h Protokol P t k l Kyoto. Negara maju K t N j dapat d t melakukan perdagangan kuota emisi di antara mereka sendiri, dan juga dapat menerima kredit untuk membiayai pengurangan emisi di negara berkembang. [Negara maju dapat menggunakan perdagangan emisi sampai akhir 2014 atau 2015 untuk memenuhi target putaran pertamanya.] Negara‐negara berkembang tidak memiliki target mengikat di bawah Protokol Kyoto, namun berkomitmen di bawah traktat ini untuk mengurangi emisinya. Tindakan yang diambil oleh negara‐negara maju dan berkembang untuk mengurangi emisi termasuk dukungan terhadap aplikasi energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan mengurangi deforestasi. Di bawah Protokol Kyoto, emisi dari negara‐negara berkembang dibiarkan tumbuh sesuai dengan kebutuhan pembangunannya.
19 of 51
44
Hubungan antara BPO dan GRK
20 of 51
Regulasi Pengendalian BPO di Indonesia
21 of 51
45
Indonesia Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat p p di Asia Tenggara dan gg negara yang memiliki permintaan terhadap AC tinggi dan terus meningkat. Refrigeran yang digunakan saat ini termasuk hidroklorofluorokarbon (HCFC), BPO yang memiliki potensi pemanasan global lebih besar daripada karbon dioksida. Sebagai penandatangan Protokol Montreal, Indonesia telah berkomitmen untuk menghapuskan HCFC dan beralih ke teknologi dan bahan‐bahan yang tidak merusak lapisan ozon.
22 of 51
Indonesia
Indonesia meratifikasi Konvensi Wina untuk Perlindungan Lapisan Ozon dan Protokol Montreal mengenai Bahan Perusak Lapisan Ozon pada tahun 1992. Dibantu oleh UNDP dan Multilateral Fund (MLF), Indonesia telah menghapuskan penggunaan zat/bahan kimia tertentu sebagaimana diamanatkan oleh Protokol sejak tahun 2003 melalui kombinasi investasi, non investasi, transfer teknologi dan adaptasi kebijakan serta kegiatan pembangunan. Di Indonesia, pelaksanaan Di I d i l k b d di bawah berada di b h koordinasi k di i Satuan S t U it O Unit Ozon Nasional di Kementerian Lingkungan Hidup. Pemerintah Indonesia telah melarang impor CFC pada tanggal 1 Januari 2008.
23 of 51
46
Indonesia Adaptasi fasilitas dan pengembangan kebijakan dapat memantau penggunaan BPO: Diseminasi kebijakan dan peraturan tertentu yang ditujukan untuk menghapuskan dan melarang penggunaan CFC Memperkuat kapasitas pejabat dalam memantau impor dan penggunaan BPO Mempromosikan resiko BPO terhadap kesehatan manusia dan lingkungan Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Lapisan Ozon dan bagaimana melestarikannya Promosi bahan alternatif pengganti CFC peralatan yyang ramah g ozon Memfasilitasi dan memasangg p Pemberian peralatan untuk memantau impor dan penggunaan CFC Penurunan penggunaan CFC dan zat terkait lainnya Memfasilitasi dan menyiapkan pelaksanaan lebih lanjut rencana manajemen penghapusan HCFC (HPMP) di Indonesia.
24 of 51
Indonesia Indonesia mengatakan akan memangkas HCFC sebesar , 97,5%: “Indonesia berhasil menghapuskan penggunaan chlorofluorocarbons (CFC) pada tahun 2008, dua tahun lebih awal dari target yang ditetapkan oleh Protokol Montreal,“ kata Arief Yuwono, Deputi Menteri Lingkungan Hidup. Tingkat penggunaan kemudian akan berkurang sebesar 10% mulai tahun 2015, 35% pada tahun 2020, 67,5% pada 2025, dan 97,5% pada tahun 2030. “Indonesia Indonesia optimis optimis tentang pemotongan produksi dan penggunaan hidroklorofluorokarbon ozon (HCFC) hingga 97,5% sebagai bagian dari komitmen negara terhadap Konvensi Wina dan Protokol Montreal,” kata seorang pejabat.
25 of 51
47
Program Manajemen Refrigeran (RMP)
• El Elemen Program Manajemen P M j Refrigeran [Refrigerant Management Program (RMP)] • Program HCFC • Jadwal Penghapusan • Rencana Manajemen Penghapusan HCFC [HCFC Phase‐out Management Plan (HPMP)]
26 of 51
Objektif Program Manajemen Refrigeran Tujuan RMP (Refrigerant Manajemen Plan) ialah meminimalkan emisi refrigeran fi sepanjang j siklus ikl hidupnya hid ( d ki (produksi, penggunaan d l dalam sistem, pemulihan di akhir hidup sistem, dan penghancuran di akhir hidup) RMP adalah strategi komprehensif yang ditujukan pada penghapusan penggunaan refrigeran BPO dalam refrigerasi dan sektor jasa pengkondisi udara. Konsep Program Manajemen Refrigeran (RMP) merupakan respon terhadap kebutuhan di atas.
27 of 51
48
Objektif Program Manajemen Refrigeran Program RMP dirancang untuk: • Mengurangi emisi refrigeram GRK dengan GRK dengan GWP tinggi GWP tinggi dari kebocoran peralatan stasioner, refrigerasi non‐residensial. • Mengurangi emisi dari pekerjaan instalasi dan servis peralatan refrigerasi dan pengkondisi udara yang menggunakan refrigeran dengan GWP tinggi.
Strategi regulasi meliputi: • Pendaftaran, deteksi , dan p pemantauan kebocoran refrigeran; perbaikan g ;p kebocoran, pelaporan dan pencatatan, sistem rencana retrofit atau penghentian penggunaan; praktik layanan jasa servis yang diperlukan, dan distributor, perdagangan besar refrigeran dan larangan pemulihan, pencatatan, dan pelaporan.
28 of 51
Objektif Program Manajemen Refrigeran Keberhasilan pelaksanaan RMP memerlukan koordinasi kegiatan: P Peraturan t d pengendalian dan d li perdagangan d Insentif dan disinsentif ekonomi Program pelatihan untuk teknisi servis mencakup praktek‐praktek yang baik dalam refrigerasi Program pelatihan untuk petugas bea cukai dalam hal kontrol dan pemantauan BPO Menyusun program pemulihan & daur ulang bagi refrigerasi CFC Kesadaran p publik Penguatan kerangka kelembagaan Kebijakan yang sesuai dan kerangka dukungan peraturan Perbaikan sistem pengumpulan data dan kontrol serta pemantauan konsumsi BPO
29 of 51
49
Elemen Program Manajemen Refrigeran
Kebijakan dan Peraturan Sistem Perizinan Keterlibatan Pemangku Kepentingan Pedoman Praktik yang Baik Kesadaran Publik Pelatihan Refrigerasi Pelatihan Bea & Cukai Program Pemulihan dan Daur Ulang Program Pemulihan Pendataan dan Pelaporan Pemantauan Konversi pada/oleh Pengguna Akhir 30 of 51
Keterlibatan Pemangku Kepentingan Berbeda
Siapapun terlibat servis Siapapun terlibat pemeliharaan Siapapun terlibat perbaikan Siapapun terlibat pembuangan Siapapun terlibat reklaim refrigeran Program Sertifikasi Teknisi Pemilik peralatan dan Operator Produsen/Manufaktur Organisasi Penguji Peralatan Impotir dan Pedagang Besar 31 of 51
50
Implementasi RMP pada Fasilitas Jenis sarana apa saja yang harus mempertimbangkan Pelaksana RMP? Fasilitas yang memiliki yang memiliki sistem refrigerasi dan pengkondisi udara yang yang menggunakan refrigeran chlorofluorocarbon (CFC), hydrofluorocarbon (HFC) atau hydrochlorofluorocarbon (HCFC) termasuk:
Supermarket Toko‐toko mini market Pengolahan makanan dan penjual grosir Gudang berpendinginan Apotik R Rumah h Sakit S kit Pabrik/industri Bangunan kantor Kantor pemerintahan
32 of 51
Komponen Dasar Program RMP 1. Bangun baseline inventori dasar untuk peralatan: Apa jenis refrigeran yang berada dalam sistem refriegrasi dan pengkondisi udara pada yang berada fasilitas? Apakah refrigeran CFC, HCFC, atau HFC? Berapa besar dalam setiap sistem atau sirkuit independen? Salah satu faktor penting untuk dipertimbangkan ialah kondisi sistem. Hal ini akan berdampak pada retrofit sistem atau rencana penghentian penggunaan saat sistem mengalami kebocoran. 2 Bangun baseline inventori persediaan refrigeran: Timbang 2. refrigeran: Timbang masing masing‐ masing tabung dan drum dengan teliti. Klasifikasikan sesuai kondisi— baru, hasil pemulihan, daur ulang, reklamasi, terkontaminasi, telah difraksinasi, campuran, dll. 33 of 51
51
Komponen Dasar Program RMP 3 Standarisasikan metode dokumentasi 3. Standarisasikan metode dokumentasi bagi kondisi refrigeran terkait: bagi kondisi refrigeran terkait:
Instalasi baru Servis dan perbaikan kebocoran Penambahan dan pemulihan refrigeran Pembuangan sistem, pendingin dan limbah/pelumas terkait Verifikasi sertifikasi kontraktor dan teknisi in‐house.
4 Kembangkan 4. Kembangkan dan terapkan perangkat pencatatan dan pelaporan: dan terapkan perangkat pencatatan dan pelaporan: Pencatatan kertas atau elektronik? Spreadsheet atau perangkat lunak lainnya? Berdiri sendiri atau web‐enabled?
34 of 51
Komponen Dasar Program RMP
5 Lembagakan pedoman manajemen refrigeran bagi organisasi Anda 5. dengan menyertakan: Pernyataan kebijakan untuk fasilitas dan operasi tertentu. Rantai perintah dan penugasan tanggung jawab kepatuhan terhadap semua personil yang terkena dampak: manajemen, teknisi, kontraktor. Instruksi kerja yang spesifik dan proses untuk membantu konsistensi pelatihan bagi g seluruh p personil yyang terkena g dampak p Komunikasi dan p Daftar periksa audit diri maupun penilaian pihak ketiga Pengedaran catatan, kaji ulang dan petunjuk retensi.
35 of 51
52
Praktik yang Baik dalam Refrigerasi Objektif: program pelatihan tentang praktik yang baik dalam refrigerasi bertujuan untuk mengurangi emisi refrigeran BPO selama: • • • •
Penyervisan P Pemeliharaan, lih Instalasi, komisioning atau Dekomisioning sistem RAC.
Teknisi servis: Program pelatihan bagi teknisi servis merupakan elemen kunci dalam mencapai pengurangan konsumsi BPO akibat servis buruk dan praktik pemeliharaan yang buruk terhadap peralatan, tanpa investasi besar. Pelayanan profesional: Pelatihan profesional: Pelatihan tentang praktik yang baik yang baik dalam penanganan refrigerasi menyediakan profesional yang melayani dengan keterampilan dalam mengurangi emisi BPO. Keterampilan meliputi: • pemulihan & daur ulang refrigeran BPO • retrofit dengan refrigeran alternatif, dan • pengenalan teknologi baru. 36 of 51
Langkah Pertama dalam RMP
Mengumpulkan M lk data/informasi d t /i f i tentang t t peralatan l t pada d fasilitas f ilit yang mencakup:
Manufaktur pembuat dan model semua peralatan Usia peralatan (jika diketahui) Lokasi peralatan Jumlah muatan refrigeran Kapasitas Catatan historis servis
37 of 51
53
Langkah Pertama dalam RMP—Contoh
38 of 51
Program Pemeliharaan Preventif Periksa bulanan Kebocoran Refrigeran di: • • • • •
Display cases W lk I Walk‐Ins Roof Condenser Ruang Kompresor Pit, pipa naik & remote manifold
Catat dan lacak level refrigeran di Receiver Identifikasi dan perbaiki Potensi Kebocoran • • • •
Getaran Sudu Fan Kondensor Fan Kondensor Titik gesekan metal dengan metal Pastikan Ruang dan Rak Kompresor bersih
Pengurangan Kebocoran, Pelacakan Refrigeran, Program Pemeliharaan Preventif, Pelatihan 39 of 51
54
Kewajiban Pemilik/Operator Melakukan inspeksi kebocoran bulanan, kuartalan atau tahunan berdasarkan kapasitas muatan penuh sistem refrigerasi. Kecuali bila alat pendeteksi kebocoran otomatis terpasang. Perbaikan kebocoran refrigeran dalam waktu 14 hari setelah deteksi kebocoran awal. Memelihara catatan seluruh inspeksi kebocoran, pekerjaan perbaikan kebocoran dan servis lain sistem refrigerasi termasuk penerimaan pembelian refrigeran. Menyerahkan Laporan Tahunan, bila diperlukan. g p persyaratan y untuk setiap p orang yang menginstal, melakukan gy g g , Menentukan jjuga perbaikan, memelihara, menservis, merelokasi, atau orang yang membuang setiap sistem refrigerasi, dan bagi setiap orang yang mendaur ulang, memulihkan, mengambil kembali, mendistribusikan atau menjual refrigeran dengan GWP tinggi.
40 of 51
Pemilik Peralatan (termasuk Pemilik Rumah) Pemilik peralatan sebagian besar tidak menyadari adanya penghapusan HCFC dan implikasinya. Siklus HCFC dan implikasinya. Siklus hidup HCFC pada HCFC pada peralatan R & AC R & AC bervariasi dari 10 ‐30 tahun tergantung pada jenis peralatan. Usia Penggunaan Tipikal: • Pengkondisi Udara Residensial AC: • Peralatan Refrigerasi Supermarket: • Unit Pengkondisi Udara besar (chiller):
10 sampai 15 tahun 15 tahun 30 tahun
Pemilik peralatan perlu mulai mempertimbangkan dampak potensial dari penghapusan HCFC ketika akan membeli peralatan baru dan meretrofit peralatan eksisting dengan kontraktor servisnya atau penentu spesifikasi peralatan. 41 of 51
55
Kontraktor dan Pembuat Spesifikasi Peralatan
Kontraktor dan penentu spesifikasi peralatan perlu memahami isu seputar jadwal penghapusan HCFC dan memastikan bahwa isu ini dijelaskan kepada pelanggan saat keputusan mengenai peralatan peralatan HCFC sedang dibuat.
42 of 51
Agen Pedagang Besar
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kontraktor servis, staf pedagang besar harus menyadari dan memahami jadwal penghapusan HCFC, alternatif HCFC dan pilihan penggantian refrigeran HCFC dan peralatan, dan tetap up‐to‐date terhadap perubahan situasi terkait alternatif HCFC. Informasi ini harus tersedia baik secara lisan dari penjualan dan staf counter, maupun melalui komunikasi (brosur, poster, dll.) yang tersedia di counter pedagang besar.
43 of 51
56
Pedoman Praktik Retrofit Terbaik Data Kinerja hasil Retrofit versus R‐22
GWP dan ODP refrigeran Pelumas Temperatur gelincir (glide) Kapasitas Kinerja Standar dan Efisiensi Laju alir massa Tekanan dan Temperatur Evaporator
Derajat Subcooling @ TXV Inlet Superheat @ Evaporator Outlet Superheat @ Evaporator Outlet Efisiensi isentropik dan volumetrik kompresor Temperatur sisi isap Kompresor Temperatur kondensor Temperatur tanpa kebutuhan pendinginan Penambahan subcooling pada kapasitas d dan efisiensi. fi i i
Cakupan Opsi Retrofit: • Retrofit refrigeran baru • Retrofit dengan peralatan mekanikal baru dan refrigeran baru • Peningkatan penguatan anti kebocoran saat retrofit
44 of 51
Manfaat Aplikasi Praktik Terbaik Manajemen Refrigeran Penghematan uang setiap tahun pada pembelian refrigeran Penghematan energi Kepatuhan terhadap ketentuan hukum Bagaimana Praktik Manajemen Terbaik menghemat uang? Contoh penghematan dari usaha pencapaian 10% tingkat kebocoran tahunan dengan praktek pengelolaan terbaik meliputi: • Sebuah fasilitas memiliki empat sistem refrigerasi dengan isi refrigeran total 1.000 lb yang bocor 30% per tahun dapat menghemat $ 2.200 pada pembelian refrigeran saja.
45 of 51
57
Program HPMP Pada tahun 2007, Para Pihak Protokol Montreal telah sepakat untuk mempercepat penhapusan HCFC (awalnya ditargetkan pada 2040) terutama karena manfaat iklim substantif yang akan yang akan dihasilkannya. Para Pihak dihasilkannya Para Pihak Protokol Montreal Artikel Montreal Artikel 5 (negara 5 (negara berkembang) dapat menerima bantuan keuangan dari Dana Multilateral (MLF) dalam pelaksanaan Protokol Montreal guna merumuskan strategi komprehensif dan mempersiapkan HCFC Phase‐out Management Plans (HPMP). Langkah kendali berikut ini disesuaikan dengan Protokol Montreal bagi pihak ini adalah: 1. “Pembekuan” produksi dan konsumsi HCFC pada 2013 (dengan baseline rata‐rata tahun 2009 dan 2010); 2 Pengurangan sebesar 10% pada 1 Januari 2. P b 10% d 1 J i 2015; 2015 3. Pengurangan sebesar 35% pada 2020; 4. Pengurangan sebesar 67,5% pada 2025; 5. Pengurangan sebesar 97,5% pada 2030; dan 6. Penghapusan 100% pada 2040.
46 of 51
Bahan Kimia Dikendalikan Protokol Montreal Protokol mengendalikan hampir 100 jenis bahan kimia. CFC: Bahan kimia paling umum digunakan dan dikendalikan oleh Protokol ialah chlorofluorocarbon (CFC). Bahan kimia ini banyak digunakan dalam berbagai macam kegiatan dan produk termasuk refrigerasi, pembuatan busa dan pembersih logam. Pada tahun 2010, CFC telah dihapus di seluruh dunia. HCFC: HCFC merupakan kelompok terbesar dari bahan kimia dan merupakan penggunaan sisa terbesar dari BPO. Bahan kimia ini dipandang sebagai zat transisi sejak tahun 1990 dan perlu dihapuskan. Pada awalnya para pihak setuju untuk memperpanjang periode penghapusan dengan penghapusan total di negara total di negara maju pada tahun 2030 dan penghapusan total di negara berkembang pada tahun 2040. Namun, pada tahun 2007 Para Pihak Protokol setuju untuk menyesuaikan jadwal pengendalian HCFC dengan mempercepat penghapusan.
47 of 51
58
HCFC – Jenis dan Penggunaan Refrigeran
HCFC‐22 (R‐22)
HCFC‐123 (R‐123) p ((R‐401A dan B, , HCFC Campuran 402A dan B, 405A, 406A, 408A, 409A, 411 A dan B, 414A dan B dan 416A)
Peralatan Pengguna AC residensial ((sentral dan jjendela)) AC Komersial Atap, pompa panas residensial dan komersial Pengkondisi Udara besar (chiller) Peralatan refrigerasi komersial untuk supermarket, penyimpanan makanan, pendingin minuman, dll. Pralatann Pengkondisi Udara besar (chiller) Peralatan refrigerasi komersial (misalnya di supermarket, pengolahan p ,p g makanan, penyimpanan ,p y p dan distribusi) Minuman dan pendingin komersial besar Mesin es Arena es
48 of 51
Perbandingan ODP dan GWP
49 of 51
59
Bantuan UNDP
UNDP (United Nations Development Program) mendukung 30 negara berkembang dalam Rencana Pengelolaan Penghapusan HCFC (HPMP). Gabungan, negara‐negara ini mewakili 77% sebagai konsumen global HCFC. Bantuan UNDP mencakup unsur utama berikut: • • • • • •
Lembaga Pengembangan Kapasitas Penilaian dan Demonstrasi Teknologi Alternatif HCFC Bantuan Teknis dan Alih Teknologi Memaksimalkan Manfaat Iklim pada Refrigerasi dan Pengkondisi Udara Intervensi Kebijakan dan Peraturan Peningkatan Akses ke Pendanaan
50 of 51
Bertindak Lebih Awal Negara‐negara berkembang dekat dengan langkah yang sangat penting dalam penghapusan HCFC yang dipercepat; pembekuan pada tahun 2013. Mengambil tindakan lebih awal yang akan memfasilitasi kepatuhan, khususnya pembentukan kebijakan dan undang‐undang, menjadi undang undang menjadi sangat penting dalam keberhasilan penghapusan secara mulus—seperti digambarkan di bawah ini.
51 of 51
60
Akhirnya
Terima Kasih 52 of 51
61
MODULE 3
62
Refrigerant Management Awareness in Industrial and Commercial Application for Sustainable Energy Conservation
Pelatihan Teknis Modul 3 2
Modul 3 Sistem Refrigerasi Dasar, Refrigeran, dan Refrigeran Alternatif
3
63
Cakupan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sistem Kompresi Uap Mekanis Komponen Sistem Refrigeran dan Minyak Pelumas Kesehatan dan Keselamatan Refrigeran Perbandingan Efisiensi Siklus Ideal Pengaruh Pemilihan Refrigeran Si Sistem Penomoran Refrigeran menurut ASHRAE fi S Refrigeran Alternatif
4 of 61
1. Sistem Kompresi Uap Mekanis
Apakah Refrigerasi? Refrigerasi ialah proses mengambil panas dari satu benda dan membuangnya ke benda lain. Refrigerasi juga mencakup proses pengurangan panas dan mempertahankan temperatur badan di bawah temperatur lingkungannya secara umum.
5 of 61
64
Bagaimana Cara Kerjanya? Reservoir Temperatur Tinggi
Panas Dibuang Kerja Input
R
Panas Diserap Reservoir Temperatur Rendah
6 of 61
Siklus Refrigerasi
3 K d Kondensor
4
Sisi Tekanan Tinggi Katup Ekspansi
Kompresor
2
1
Sisi Tekanan Rendah
Evaporator
7 of 61
65
Siklus Refrigerasi
Campuran cairan dan uap refrigeran bertekanan rendah di Evaporator menyerap panas dan berubah menjadi uap secara total 4
3 Kondensor Sisi Tekanan Tinggi Katup Ekspansi
Kompresor
2
1
Sisi Tekanan Rendah
Evaporator
8 of 61
Siklus Refrigerasi Uap panas lanjut refrigeran masuk ke Kompresor dimana tekanannya dinaikkan 3 Kondensor 4 Sisi Tekanan Tinggi Katup Ekspansi
Kompresor
2
1
Sisi Tekanan Rendah
Evaporator
9 of 61
66
Siklus Refrigerasi Uap panas lanjut refrigeran bertekanan tinggi didinginkan melalui sejumlah langkah di K d Kondensor dan berubah menjadi cairan jenuh. d b b h j di i j h 3 Kondensor 4 Sisi Tekanan Tinggi Katup Ekspansi
Kompresor
2
1
Sisi Tekanan Rendah
Evaporator
10 of 61
Siklus Refrigerasi Cairan jenuh refrigeran mengalir melalui Katup Ekspansi yang menurunkan tekanannya dan mengatur jumlah aliran ke Evaporator.
3
Kondensor 4
Sisi Tekanan Tinggi Kompresor
1
Katup Ekspansi
2
Sisi Tekanan Rendah
Evaporator
11 of 61
67
Sistem Refrigerasi
Kompresor Pipa Keluar
Bola
Kaca Pelihat Evaporator (Menyerap Panas)
Penampung
Filter Penge‐ring Pipa Cairan
Kondensor (Membuang Panas)
12 of 61
Prinsip Kerja Refrigerasi
13 of 61
68
Representasi Termodinamika
14 of 61
2. Komponen Sistem Refrigerasi
Refrigeran (sebagai Fluida Kerja) Evaporator/Pendingin (Chiller) Kompresor Kondensor Penampung (Refrigeran) Katup Ekspansi Termostatik
15 of 61
69
Evaporator/Chiller Berada di ruangan yang akan didinginkan g Koil pendingin bertindak sebagai Penukar Panas tak langsung Menyerap panas dari sekelilingnya dan menguap • Panas Laten Penguapan • Panas Sensibel dari Lingkungan Panas Sensibel dari Lingkungan
Kondisi panas lanjut rendah guna memastikan tidak ada cairan yang terseret ke Kompresor. 16 of 61
Kompresor Uap panas lanjut: • Masuk pada tekanan dan temperatur rendah Masuk pada tekanan dan temperatur rendah • Keluar pada tekanan dan temperatur tinggi
Temperatur ⇧ menciptakan diferensial (ΔT) perpindahan panas terjadi Tekanan⇧ Tsat ⇧ memungkinkan kondensasi pada temperatur yang lebih tinggi Kenaikan energi memberikan daya pendorong bagi refrigeran untuk bersirkulasi dalam sistem 17 of 61
70
Kondensor Refrigeran membuang panas laten dan panas sensibel ke media pendingin Panas laten kondensasi (LHC) Penukar panas tak langsung: air laut menyerap panas dan membuangnya keluar kapal.
18 of 61
Penampung (Receiver] Tempat penampung sementara dan menyediakan volume ekstra untuk meredam lonjakan aliran (surge) cairan refrigeran dingin lanjut. Berfungsi sebagai sil uap (vapor seal) untuk menjaga agar uap tidak mengalir f b l ( l) k d k l masuk ke Katup Ekspansi.
19 of 61
71
Katup Ekspansi Thermostatic Expansion Valve (TXV) Refrigeran cair masuk ke Katup Ekspansi pada tekanan tinggi dan keluar pada tekanan rendah sebagai uap basah (uap terbentuk dengan tercapainya kondisi saturasi) Kontrol: • Pereduksi tekanan • Jumlah refrigeran memasuki Evaporator mengkontrol kapasitas pendinginan.
20 of 61
Konfigurasi KondesorEvaporator
21 of 61
72
Kapasitas Refrigerasi
K Kapasitas it refrigerasi fi i biasanya bi di t k dalam dinyatakan d l T R fi Ton Refrigerasi i (TR). (TR) American Society of Heating, Refrigerating, and Air Conditioning Engineers (ASHRAE) mendefinisikan 1 TR setara dengan kapasitas pendinginan 3516,85 W atau 3.023,95 kcal/jam. Ton Refrigerasi atau “Ton” saja sering digunakan sebagai istilah umum untuk menunjukkan kapasitas atau ukuran mesin refrigerasi. Jadi 1 TR AC memiliki kapasitas pendinginan 3.516,85 W pada temperatur tertentu.
22 of 61
I Ton Es menjadi Air dalam 24 Jam
1 TR 1 TR
23 of 61
73
3. Refrigeran dan Minyak Pelumas Apakah refrigeran itu? Fluida l id Kerja j pembawa b panas yang digunakan di k untukk menyerap panas dari d i dari d i interior suatu lemari es atau ruangan dan membuangnya ke luar (tempat) yang bertemperatur lebih tinggi. Sehingga dalam sistem refrigerasi fluida yang menyerap panas dalam ruangan dan membuangnya keluar disebut sebagai refrigeran. Refrigeran idela ialah refrigeran yang dapat membebaskan seluruh panas yang mampu diserapnya. diserapnya Dalam sistem refrigerasi, fase refrigeran berubah‐ubah dari cari menjadi uap saat menyerap panas dan kemudian dari uap menjadi cair saat melepaskan panas yang tadi diserapnya.
24 of 61
Karakteristik Refrigeran yang Baik
Harus tidak beracun (tidak berbahaya jika dihirup atau jika tumpah pada kulit) H Harus tid k mudah tidak d h terbakar t b k (non‐flammable) ( fl bl ) Harus non korosif Kebocoran harus mudah untuk dideteksi Harus beroperasi pada tekanan “rendah.” Bagian bergerak dalam cairan (refrigeran) harus mudah untuk dilumasi. Harus merupakan gas yang stabil. Biaya rendah, mudah didapat. Panas laten penguapan tinggi—pendinginan maksimum Temperatur saturasi sesuai yang diinginkan (untuk tekanan kerja).
25 of 61
74
Jenis Refrigeran dan Karakteristik Data Refrigeran termasuk Potensi Pemanasan Global (GWP)
No. Refrigeran
Jenis
Formula Kimia
Perkiraan GWP
R‐12 R‐11 R‐114 R‐113 R‐22 R‐134a R‐1234yf R‐410A
CFC CFC CFC CFC HCFC HFC HFC HFC blend
10.900 4.750 10.000 6.130 1.810 1.430 4 1.725
R‐407C
HFC blend
CCl2F2 CCl3F CClF2CClF2 CCl2FCClF2 CHClF2 CH2FCF3 CF3CF=CH2 R‐32, R‐125 (50/50%w) R‐32/R‐125/R‐134a ((23/25/52%w)) CO2 NH3 C3H8 CH4 C4H10
R‐744 (karbon dioksida) R‐717 (amonia) R‐290 (propana) R‐50 (metana) R‐600 (butana)
Natural Natural Natural Natural Natural
Potensi Pemanasan Global [Global Warming Potential (GWP)] ialah suatu indeks sederhana yang mengestimasikan pengaruh potensial masa depan pada Pemanasan Global sehubungan dengan berbagai gas bila dibiarkan lepas ke dibiarkan lepas ke atmosfir.
1.526 1 0 10 25 10
26 of 61
Sifat Refrigeran Umum Sifat Refrigeran yang Umum Dipakai Refrigeran
Titik Didih (oC)**
Titik Beku (oC)
R‐11 ‐23,82 ‐111,0 R 12 R‐12 ‐29,79 29 79 ‐158,0 158 0 R‐22 ‐40,76 ‐160,0 R‐502 ‐45,40 ‐ R‐717 (Amonia) ‐33,30 ‐77,7 o * Pada ‐10 C ** Pada Tekanan Atmosfir Standar (101,325 kPa)
Entalpi*
Tekanan Uap (kPa)*
Volume Uap (m3/kg)*
Cair (kJ/kg)
Uap (kJ/kg)
25,73 219 28 219,28 354,74 414,30 289,93
0,61170 0 07702 0,07702 0,06513 0,04234 0,41949
191,40 190 72 190,72 188,55 188,87 808,71
385,43 347,96 347 96 400,83 342,31 487,76
Kinerja Refrigeran yang Umum Dipakai Refrigeran
*Tekanan Evaporasi (kPa)
*Tekanan Kondensasi (kPa)
Rasio Tekanan
R‐11 20,4 125,5 6,15 R‐12 182,7 744,6 4,08 R‐22 295,8 1192,1 4,03 R‐502 349,6 1308,6 3,74 R‐717 236,5 1166,5 4,93 * Pada temperatur Evaporator = ‐15oC; temperatur Kondensor = 30oC ** COP Carnot = Coefficient of Performance = TempEvap/(TempCond ‐TempEvap)
*Entalpi Uap (kJ/kg)
COPCarnot **
155,4 116,3 162,8 106,2 103,4
5,03 4,70 4,66 4,37 4,78
27 of 61
75
Refrigeran Populer
NOTE: The most common refrigerants used in mechanical refrigeration systems today are Refrigerant-123 (or R-123), R-134a, and R-22. Ammonia (R-717) and, under certain operating pressures, even water (R-718) and carbon dioxide (R-744) can be used as refrigerants.
28 of 61
Refrigeran: ODP, GWP dan Penggunaan Jenis
CFC
HCFC NH3 Amonia
HFC
Hidrokarbon CO2 Karbon Dioksida
Contoh R‐12 R‐502 R 502 R‐11 R‐22 R‐409A R‐411B R‐717 R‐134a R‐404A R‐407C R‐410C R‐507 R‐600a R‐290 R‐1270 R‐733
ODP
GWP
Penggunaan
Isu Lainnya
Tinggi
Tinggi
Banyak dipergunakan pada aplikasi yang luas sampai 1990
Penghapusan produksi Penghapusan produksi
Rendah
Tinggi
Banyak dipergunakan pada aplikasi yang luas setelah 1999
Produksi akan dihapuskan pada 2015
Nol
Sangat Rendah
Dipergunakan pada sistem refrigerasi besar dan komersial
Beracun dan mudah terbakar, bereaksi dengan tembaga
Nol
Tinggi
Mulai dipergunakan sebagai pengganti CFC sekitar tahun 1990
Diperlukan peklumas kompresor yang berbeda. Kinerja beberapa HFC tidak sebaik CFC
Nol
Rendah
R‐290 dipergunakan pada beberapa sistem industrial selama puluhan tahun
Mudah terbakar
Nol
Rendah
Banyak digunakan sebelum tahun 1950‐ an
Penggunaan pada sistem komersial tidak banyak
29 of 61
76
Minyak Pelumas Refrigerasi Desain peralatan refrigerasi didasarkan pada konsep interaksi antara tiga sistem utama: kompresor, sistem pemisah minyak pelumas dan sistem pemasok minyak pelumas. Fungsi minyak pelumas refrigerasi: Tugas utama minyak pelumas ialah untuk melumasi titik kontak pada peralatan mekanik. Tugas kedua ialah mendinginkan panas yang dihasilkan sampai tingkat yang dapat diterima. Menjadi perapat kedap udara (air tightness) antara tingkatan kompresi dalam kompresor rotatif.
30 of 61
Daftar refrigeran dengan pelumasnya yyang sesuai
Jenis Minyak Pelumas Refrigeran Ada berbagai minyak pelumas refrigeran: • • • •
Minyak pelumas mineral, Mi k l i l Minyak pelumas poliol berbasis ester, Alkil benzena, dan Polialkilena glikol (PAG)
Jenis minyak pelumas yang digunakan harus sesuai dengan jenis refrigerannya. g p p g j Jangan pernah mencampur berbagai jenis minyak pelumas dalam satu sistem. Gunakan minyak pelumas yang memiliki titik tuang rendah.
31 of 61
77
Sistem Pemisah Minyak Pelumas Refrigeran dan minyak pelumas dipergunakan di seluruh sistem refrigerasi. Sejumlah tertentu pelumas meninggalkan kotak engkol kompresor bersama gas refrigeran. Oil Separator memisahkan minyak pelumas dari refrigeran dan mengembalikannya ke kotak engkol kompresor sebelum dapat mengalir ke komponen lainnya dalam sistem. Semakin sedikit minyak bersirkulasi dalam g , banyak y refrigeran g sistem refrigerasi, semakin yang tersedia untuk pendinginan. Aplikasi: Oil Separator dapat disesuaikan untuk beberapa jajaran kompresor di supermarket, sistem pengkondisi udara dengan pipa refrigeran panjang dan sistem bertemperatur ultra‐rendah.
32 of 61
4. Kesehatan dan Keselamatan Refrigeran Bahaya spesifik refrigeran jatuh ke dalam tiga kategori: 1. Toksisitas 2. Pembakaran/mudah terbakar/dekomposisi 3. Tekanan
Masalah Jantung: • Paparan tingkat berbahaya refrigeran akibat penyalahgunaan atau pekerjaan dapat memiliki efek samping yang serius pada jantung. Refrigeran berefek racun untuk jantung dan dapat menyebabkan serangan jantung, tekanan darah tinggi dan irama jantung yang abnormal yang mengantar kepada runtuhnya sistem sirkulasi darah. 33 of 61
78
Toksisitas dan Eskposur pada Manusia Pengujian umumnya melibatkan berbagai tingkat dan durasi paparan untuk menentukan kemungkinan efek berbahaya: • Ekspos Eksposurr jangka pendek pada konsentrasi tinggi dapat menunjukkan men nj kkan adanya adan a bahaya akut seperti iritasi, • Sensitisasi jantung atau adrenalin dan konsentrasi letal • Tes yang mengekspos hewan untuk waktu yang cukup lama, seperti 90 hari sampai dua tahun, dirancang untuk menunjukkan masalah kronis. Termasuk disIni mutagenisitas (perubahan sel), efek masalah reproduksi pada organ atau karsinogenisitas (penyebab kanker)
Bahkan menurut Penilaian Bahaya Kesehatan Lingkungan, sejumlah kecil pun dapat menyebabkan gejala: • • • •
Pusing Sakit kepala Iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan Jantung berdebar‐debar
34 of 61
Toksisitas Toksisitas: Idealnya, refrigeran yang digunakan dalam sistem refrigerasi harus non‐toksik. Toksisitas T k i i adalah d l h istilah i il h relatif l if yang menjadi j di bermakna b k hanya h k ik tingkat ketika i k konsentrasi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek berbahaya dapat ditentukan. Beberapa cairan merupakan racun bahkan dalam konsentrasi kecil sekalipun. Beberapa cairan yang agak beracun, yaitu, hanya berbahaya ketika konsentrasinya tinggi dan durasi paparan panjang. Secara umum tingkat bahaya tergantung pada: • • • • •
Jumlah refrigeran yang yang digunakan digunakan vs volume volume total ruangan total ruangan Jenis hunian Adanya api terbuka Bau refrigeran, dan Kondisi Pemeliharaan
35 of 61
79
Flamabilitas/Pembakaran/Dekomposisi
Refrigeran yang mudah terbakar dapat menimbulkan bahaya ketika dilepaskan ke udara. Refrigeran dapat bercampur dengan udara pada tekanan atmosfir dan terbakar, menyebabkan api dan mungkin ledakan. ledakan Karena berbahaya, penggunaan refrigeran mudah terbakar dibatasi untuk lingkungan terkontrol yang memiliki sistem monitoring, ventilasi, peralatan anti‐eksplosif yang tepat dan umumnya hanya ada sedikit orang yang berada dekat peralatan (kilang, gudang penyimpanan, pabrik, dll ). Beberapa refrigeran bersama oksigen dapat terbakar, tetapi hanya pada tekanan atau temperatur tinggi dan tidak pernah di udara pada kondisi atmosfir. Refrrigeran semacam ini disebut refrigeran “dapat dibakar,“ refrigeran yang "Praktis tidak mudah terbakar." R‐22 dan R‐134a termasuk dalam kategori ini. R‐22 dapat menyebabkan bahaya kebakaran saat tes kebocoran bertekanan dengan udara . Untuk alasan ini, sebagian besar refrigeran harus digunakan hanya dengan nitrogen bertekanan dalam melakukan uji kebocoran. Selama refrigeran tidak tercampur dengan sejumlah besar udara, kemungkinan bahaya yang dapat ditimbulkan cukup kecil selama penanganan dan penggunaan normal.
36 of 61
Karakteristik Keselamatan dan Lingkungan Flamabilitas: Refrigeran sebaiknya tidak mudah terbakar dan non‐ eksplosif. Untuk p refrigeran g mudah terbakar tindakan p pencegahan g khusus harus diambil untuk menghindari kecelakaan. Kestabilan Kimiawi: Refrigeran harus stabil secara kimiawi selama berada dalam sistem refrigerasi. Kompatibilitas dengan bahan umum konstruksi (baik logam maupun non‐logam). Misibilitas dengan minyak pelumas: Pemisah pelumas: Pemisah minyak pelumas harus digunakan jika refrigeran tidak larut dengan minyak pelumas (misalnya amonia). Refrigeran yang benar‐benar larut dengan minyak lebih mudah untuk ditangani (R‐12). 37 of 61
80
Karakteristik Keselamatan dan Lingkungan Kemudahan pendeteksiankebocoran: Dalam hal terjadi kebocoran refrigeran dari sistem, haruslah sistem haruslah mudah untuk mendeteksi kebocoran tersebut. • Langsung Kebocoran gas refrigeran ke atmosfir dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon dan berkontribusi pada pemanasan global. • Tidak langsung g dan p pengkondisi g udara mengkonsumsi g energi, yang g,y g Sistem refrigerasi menghasilkan emisi CO2 dan berkontribusi terhadap pemanasan global.
Keekonomian: • Refrigeran yang digunakan sebaiknya harus murah dan banyak tersedia.
38 of 61
Tindakan Pengamanan
Gas berbahaya Gas berbahaya fosgen • Letal • Dihasilkan saat refrigeran terekspos temperatur tinggi
Prosedur penanganan • Kenakan kacamata dan sarung tangan untuk menghindari iritasi mata dan gigitan dingin (frostbite) • Bahaya sesak napas (asfiksiasi) di ruang (asfiksiasi) di ruang tak berventilasi (mengendap karena lebih berat dari udara) • Penanganan botol gas bertekanan.
39 of 61
81
Kelompok Klasifikasi Keselamatan
Dalam Standar ASHRAE 34, refrigeran diklasifikasikan ke dalam kelompok‐kelompok keamanan dengan cara berikut: Klasifikasi keamanan terdiri dari dua karakter alfanumerik (misalnya A2 atau B1). Di mana huruf kapital menunjukkan toksisitas dan angka Arab menunjukkan tingkat kemudahannya terbakar.
40 of 61
Klasifikasi Toksisitas
Refrigeran g diklasifikasikan menurut 2 kelas yyang tersedia g berdasarkan: Kelas A menandakan refrigeran ybs toksisitasnya tidak teridentifikasi pada konsentrasi ≤ 400 ppm berdasarkan data yang digunakan untuk menentukan TLV‐TWA (Threshold Limit Value‐Time‐Weighted Average) atau indeks konsisten lainnya. Kelas B menandakan refrigeran ybs memberikan bukti toksisitas pada konsentrasi < 400 ppm berdasarkan data yang digunakan untuk menentukan TLV‐TWA (Threshold Limit Value‐Time‐Weighted Average) atau indeks konsisten lainnya.
41 of 61
82
Klasifikasi Flamabilitas
Refrigeran diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yakni, 1, 2 atau 3 didasarkan pada kemudahannya terbakar. • Kelas 1 menunjukkan pendingin yang tidak menunjukkan perambatan api ketika diuji di udara pada 101kPa dan 21 . • Kelas 2 menandakan refrigeran memiliki batas mudah terbakar bawah (Low Flammability Limit/LFL) pada konsentrasi > 0,10 kg/m3 di udara pada 101 kPa dan 21 , dan panas pembakaran < 19.000 kJ/kg. • Kelas 3 menunjukkan refrigeran yang mudah terbakar dimana konsentrasi LFL ≤ 0,10 kg/m3 pada 101 kPa dan 21 , atau panas pembakaran ≥ 19.000 kJ/kg.
42 of 61
Toksisitas dan Flamabilitas
Flam mabilitas Meningkat
Dengan menggabungkan kriteria toksisitas dan flamabilitas, suatu matriks dapat dibentuk yang mengklasifikasikan refrigeran menjadi kelas A1, A2, A3, B1, B2, B3. yang mengklasifikasikan A1 A2 A3 B1 B2 B3 Kelompok Keselamatan Flamabilitas Tinggi Flamabilitas Rendah Tak Ada Penjalaran Api Tak Ada Penjalaran Api
A3 Propana, Butana
B3
A2
B2
R‐142b, R‐152a
Amonia
A1
B1
R‐11, R‐12, R‐114
R‐123, SO2
Toksisitas Rendah
Toksisitas Tinggi
Toksisitas Meningkat 43 of 61
83
Keselamatan dan ODP/GWP Refrigeran Refrigeran
Rumus Kimia
CFC‐11 CFC‐12 CFC‐113 CFC‐114 CFC‐115 HCFC‐22 HCFC‐123 HCFC‐124 HCFC‐141b HCFC‐142b HFC‐32 HFC 125 HFC‐125 HFC‐134a HFC‐143a HFC‐152a R‐717 R‐718 HC‐290
CCl3F CCl2F2 CCl2FCClF2 CClFCClF2 CCl2CF2 CHClF2 CF3CHCl2 CHClFCF3 CH3CCl2F CH3CClF2 CH2F2 CHF2CF3 CF3CH2F CH3CF3 CH3CHF2 NH3 H2 O C3H8
Usia Hidup (Tahun) 45 100 85 300 1.700 12 1,3 5,8 9,3 17,9 4,9 29 14 52 1,4
ODP (R‐11)
GWP (CO2)
1,000 1,000 1 000 1,000 0,940 0,440 0,050 0,020 0,020 0,120 0,070 0,000 0 000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
4.750 10.720 10 720 6.030 9.880 7.250 1.780 70 599 713 2.270 543 3 450 3.450 1.320 4.400 122 0 0 0
Klasifikasi Keselamatan A1 A1 A1 A1 A1 A1 B1 A1 A2 A2 A1 A1 A2 A2 B2 A1 A3 44 of 61
5. Komparasi Efisiensi Siklus Ideal Siklus refrigerasi kompresi uap merupakan model ideal untuk sistem refrigerasi. Tidak seperti siklus Carnot terbalik, refrigeran diuapkan secara sempurna sebelum dikompresikan dan disini turbin digantikan dengan peralatan pencekik. 1‐2 2‐3 3‐4 4‐1
Kompresi isentropik di kompresor Pembuangan panas pada tekanan konstan di kondensor Pencekikan (throttling) di peralatan ekspansi Penyerapan panas pada tekanan konstan di evaporator
Siklus ini merupakan siklus paling banyak di k t k digunakan untuk refrigerasi, sistem A/C, dan pompa panas.
45 of 61
84
Efisiensi Siklus Kinerja mesin refrigerasi dan pompa panas diekspresikan dalam suatu besaran yang dikenal dengan nama coefficient of performance (COP), yang didefinisikan sebagai:
Baik COPR maupun COPHP dapat bernilai lebih besar dari 1. Di bawah kondisi kerja yang sama, kedua COP memiliki hubungan:
Untuk meningkatkan COP siklus, naikkan temperatur evaporasi atau turunkan temperatur kondensasi. 46 of 61
Variasi COP dengan Temperatur
COP meningkat dengan COP i k td semakin naiknya temperatur evaporasi (Te)
COP meningkat dengan COP i k td semakin turunnya temperatur kondensasi (Tc)
47 of 61
85
Komparasi Siklus Ideal Pengaruh Pemilihan Refrigeran Refrigeran
COP
kW/ton
HP/ton
CFC‐11
4,895
0,718
0,963
CFC‐12
4.497
0,782
1,048
HCFC‐123
4,717
0,745
0,999
HFC‐134a
4,376
0,803
1,077
HCFC‐22
4,444
0,791
1,061
R‐717
4,643
0,757
1,015
R‐290
4,293
0,819
1,098
R‐410A
4,137
0,850
1,140
R‐407C
4,248
0,828
1,110
R‐404A
3,853
0,913
1,224
Sumber ASHRAE Handbook of Fundamentals, temperatur evaporasi 20F dan kondensasi 105F
48 of 61
6. Pengaruh Pemilihan Refrigeran
Pemilihan refrigeran didasari pada sejumlah faktor: Kinerja: memberikan pendinginan yang cukup secara dengan biaya efektif. Keselamatan: menghindari bahaya penggunaan (misalnya, toksisitas). Dampak Lingkungan: meminimalkan bahaya bagi lapisan ozon stratosferik dan mengurangi dampak negatif terhadap perubahan iklim stratosferik dan mengurangi dampak negatif terhadap perubahan iklim global.
49 of 61
86
Pemilihan Refrigeran Sifat Termodina‐ mika dan Transpor
Sifat Kimia dan Stabilitas
Tekanan Kerja
Alternatif
Biaya dan Ketersediaan
Karakteristik Keamanan
50 of 61
Pemilihan Refrigeran yang Tepat Beberapa refrigeran dapat digunakan oleh sejumlah sistem refrigerasi seperti chlorofluorocarbons (CFC), amonia , hidrokarbon (propana, etana, etilena, dll ), karbon dioksida, udara (pada A/C pesawat), bahkan air (untuk aplikasi di atas titik beku). R‐11, R‐12, R‐22, R‐134a dan R‐502 mensuplai lebih dari 90% kebutuhan 90% kebutuhan pasar. pasar
Sektor industri dan komersial besar menggunakan amonia (beracun). R‐11 digunakan mesin pendingin air berkapasitas besar yang melayani sistem A/C dalam bangunan. R‐134a (menggantikan R‐12, yang merusak lapisan ozon) digunakan oleh lemari es domestik dan freezer, serta A/C otomotif. R‐22 digunakan oleh A/C jendela udara , pompa panas, A/C bangunan komersial, dan sistem pendinginan industrial yang besar. Merupakan pesaing kuat amonia. R 502 ( R‐502 (campuran R 115 d R‐22) adalah R‐115 dan R 22) d l h refrigeran fi yang dominan d i di digunakan k dalam d l sistem it pendingin komersial seperti di supermarket.
Dua parameter penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan refrigeran ialah temperatur dua entitas (ruang yang akan didinginkan dan lingkungan) yang perpindahan panasnya difasilitasi oleh refrigeran.
51 of 61
87
Sifat Termodinamika dan Termo-fisika Persyaratan tersebut adalah: 1 TTekanan 1. k I Isap: Untuk U t k suatu t temperatur t t evaporator tertentu, tekanan t t t t t k saturasi t i harus h di di atas atmosfir untuk mencegah agar udara atau kelembaban tidak masuk ke dalam sistem dan kemudahan deteksi kebocoran. Tekanan isap yang lebih tinggi akan lebih baik karena akan berakibat pada displasemen kompresor yang lebih kecil pula. 2. Tekanan Keluar: Untuk suatu temperatur kondensor tertentu, tekanan keluar harus sekecil mungkin untuk memungkinkan konstruksi kompresor, kondensor dll. yang lebih ringan. 3 Perbandingan Tekanan: Harus 3. Tekanan Harus sekecil mungkin agar efisiensi agar efisiensi volumetrik tinggi dan konsumsi daya rendah. 4. Panas Laten Penguapan: Harus sebesar mungkin sehingga laju alir massa yang dibutuhkan per unit kapasitas pendinginan akan menjadi lebih kecil.
52 of 61
Sifat Termodinamika dan Termo-fisika Selain itu, sifat berikut ini juga penting: 5. 6.
7. 8. 9.
Indeks Kompresi Isentropik: Harus sekecil mungkin sehingga kenaikan temperatur saat kompresi akan menjadi kecil. Panas Spesifik Cairan: Harus kecil sehingga tingkat pendinginan lanjut (subcooling) akan lebih besar yang mengarah ke jumlah gas yang ter‐flashing lebih kecil di sisi masuk evaporator. Panas Spesifik Uap: Harus besar sehingga tingkat panas lanjut (superheating) akan lebih kecil. Konduktivitas Termal: Harus tinggi baik untuk fase cair maupun uap sehingga koefisien perpindahan panas menjadi lebih tinggi. tinggi Viskositas: Harus kecil baik untuk fase cair maupun uap agar jatuh tekanan akibat friksi menjadi lebih kecil.
Sifat termodinamika saling terkait dan utamanya bergantung pada titik didih normal, temperatur kritis, berat molekul dan struktur. 53 of 61
88
Sifat Keselamatan dan Lingkungan Hidup Saat ini keramahan lingkungan refrigeran merupakan faktor utama dalam menentukan kegunaan g suatu refrigeran. Sifat g pentingg terkait lingkungan p g g dan keselamatan adalah: Potensi Deplesi Ozon (ODP): Menurut Protokol Montreal, ODP refrigeran harus nol, artinya, refrigeran tersebut harus zat non‐BPO. Refrigeran dengan ODP tidak sama dengan nol sudah dihapuskan (misalnya R‐ 11, R‐12) atau akan dihapuskan dalam waktu dekat (misalnya R‐22). Karena ODP terutama ditentukan oleh kandungan klorin atau bromin dalam molekul, refrigeran yang memiliki (misalnya, CFC atau ) bromin tidak dapat p digunakan g berdasarkan ketetapan p baru. HCFC) atau Potensi Pemanasan Global (GWP): Refrigeran harus memiliki nilai GWP serendah mungkin untuk meminimalkan potensi pemanasan global. Refrigeran dengan nilai ODP nol tetapi nilai tinggi GWP (misalnya, R‐134a) kemungkinan akan dikendalikan di masa depan.
54 of 61
7. Sistem Penomoran Refrigeran ASHRAE Penomoran ASHRAE dan PBB Penomoran ASHRAE dan PBB Penomoran ASHRAE • American Society of Heating, Refrigerating & Air‐Conditioning Engineers • Huruf R (untuk refrigeran) + Nomor Designasi untuk refrigeran berdasarkan pada struktur kimianya, misalnya, R‐12
Penomoran PBB • United United Nations Substance Identification Number (UNSIN atau Nations Substance Identification Number (UNSIN atau UN Number) UN Number) • Standar bilangan internasional empat digit yang mengidentifikasi suatu zat kimia atau kelompok zat kimia, misalnya, untuk CFC‐12 Penomoran UN ialah 1028
55 of 61
89
Designasi ASHRAE utk Komponen Tunggal Satu kurangnya dari jumlah atom karbon (artinya, ada 1 + 1 = 2 atom karbon)) Satu lebihnya dari jumlah atom hidrogen (artinya, ada 3 ‐ 1 = 2 atom hidrogen) Jumlah atom fluorin (disini terdapat 4 buah atom fluorin)
R 134a R‐134a CF3CH2F
Huruf “a” mengindikasikan isomer (artinya, H f“ ” i dik ik i ( ti konfigurasi lain dari atom yang sama) R‐134 *R‐134a adalah alternatif BPO
56 of 61
Sistem Penomoran ASHRAE Komponen Tunggal Fluorokarbon • • • •
Seri 000 Seri 000 – Berbasiskan Molekul Metana Berbasiskan Molekul Metana Seri 100 – Berbasiskan Etana Seri 200 – Fluida berbasiskan Propana Seri 300 – Berbasiskan Butana
Campuran • Seri 400 – Campuran Zeotropik (atau “Non‐Azeotropik”) • Seri 500 Seri 500 – Azeotrop
Lain‐Lain • Seri 600 – Senyawa Organik Lainnya • Seri 700 – Senyawa Inorganik
57 of 61
90
Sistem Penomoran ASHRAE Refrigeran Campuran Zeotrop (Blend atau Campuran Sederhana) Zeotrop (Blend atau Campuran Sederhana) • • • •
Seri R‐400 Cenderung memiliki sifat rata‐rata Tersegregasi (mudah untuk dipisahkan) Menawarkan fleksibilitas terluas
Azeotrop • • • •
Seri R‐500 Seri R 500 Berperilaku seperti fluida murni Memiliki Titik Didih lebih tinggi atau lebih rendah dari komponen Tidak tersegregasi (sulit dipisahkan)
58 of 61
Tak ada Refrigeran Ideal Harus seelalu berkompromi
Alternatif HCFC— Karakteristik Diinginkan GWP Rendah Flamabi‐ litas
Biaya Rendah
ODP Nol
Alternatif HCFC
Kinerja Bagus
Toksisitas Rendah
VOC Rendah
59 of 61
91
Refrigeran Alternatif
Refrigeran CFC‐11
Penggunaan
Alternatif
Chiller Tekanan Rendah
HCFC‐123
Refrigerator, A/C Kendaraan, Unit
CFC‐12
Refrigerasi Komersial
CFC‐502
Refrigerasi Temperatur Rendah
HFC‐134a R‐404A (HFC), R‐507A (HFC)
Refrigerasi Temperatur Sangat Temperatur Sangat
HFC‐23 R‐508B NH3, HFC‐23, R‐508B, NH
Rendah
NH3‐CO2 Kaskada
HCFC‐22
Dimana‐mana
R‐717, R‐410A
HCFC‐123
Chiller Tekanan Rendah
R‐245ca
CFC13/R‐503
60 of 61
Refrigeran Alternatif Perbandingan Alternatif Refrigeran GWP
HFC
HC
Amonia
CO2
Low GWP FCs Low GWP FCs
××
√
√√
√√
√
Toksisitas
√√
√√
××
√
√√
Flamabilitas
√√
××
×
√√
?×
Effisiensi
√
√
√
√
√
Bahan
√
√
×
√
√
Tekanan
√
√
√
××
√
Biaya
√
√√
√√
√√
?
Ketersediaan
√√
√
√
√
××
√√
√
√
×
×
Familiaritas
××: Sangat Buruk; ×: Buruk; √: Bagus; √√: Sangat Bagus 61 of 61
92
Akhirnya
Terima Kasih 62 of 61
93
MODULE 4
94
Refrigerant Management Awareness in Industrial and Commercial Application for Sustainable Energy Conservation
Pelatihan Teknis Modul 4 2 of 46
Modul 4 Komponen Utama Sistem Refrigerasi dan Pengkondisi Udara
3
95
Cakupan
Jenis, Karakteristik dan Kinerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kompresor Kondensor Katup Ekspansi Evaporator Koil Pendingin Pendingin Menara Pendingin
4 of 46
Siklus Refrigerasi Kompresi Uap
3
Kondensor
Sisi Tekanan Tinggi
4 Alat Ekspansi
Pendingin (Chiller) Saluran Isap
Sisi Rendah Sisi Tinggi
Kompresor Kompresor
2
1 Evaporator
Sisi Tekanan Rendah
Kondensor
Penampung
5 of 46
96
Asembli EvaporatorKondensor
6 of 46
Siklus Kompresi Uap: Gambar Besar
7 of 46
97
Komponen Siklus Kompresi Uap
8 of 46
1. Kompresor Uap panas lanjut: • Masuk pada tekanan dan temperatur rendah Masuk pada tekanan dan temperatur rendah • Keluar pada tekanan dan temperatur tinggi
Temperatur ⇧ menciptakan diferensial (ΔT) perpindahan panas terjadi Tekanan⇧ Tsat ⇧ memungkinkan kondensasi pada temperatur yang lebih tinggi Kenaikan energi memberikan daya pendorong bagi refrigeran untuk bersirkulasi dalam sistem 9 of 46
98
2. Kondensor Refrigeran membuang panas laten dan panas sensibel ke media pendingin Panas laten kondensasi (LHC) Penukar panas tak langsung: air laut menyerap panas dan membuangnya keluar kapal.
10 of 46
Penampung Refrigeran (Refrigerant Receiver) Tempat penampung sementara dan menyediakan volume ekstra untuk meredam lonjakan aliran (surge) cairan refrigeran dingin lanjut. Berfungsi sebagai sil uap (vapor seal) untuk menjaga agar uap tidak mengalir f b l ( l) k d k l masuk ke Katup Ekspansi.
11 of 46
99
Katup Ekspansi Thermostatic Expansion Valve (TXV) Refrigeran cair masuk ke Katup Ekspansi pada tekanan tinggi dan keluar pada tekanan rendah sebagai uap basah (uap terbentuk dengan tercapainya kondisi saturasi) Kontrol: • Pereduksi tekanan • Jumlah refrigeran memasuki Evaporator mengkontrol kapasitas pendinginan.
12 of 46
Evaporator/Chiller Berada di ruangan yang akan didinginkan Koil pendingin bertindak sebagai Penukar Panas tak langsung Menyerap panas dari sekelilingnya dan menguap • Panas Laten Penguapan • Panas Sensibel dari Lingkungan
Kondisi panas lanjut rendah guna memastikan tidak ada cairan yang terseret ke Kompresor.
13 of 46
100
Pengkondisi Udara (Air Conditioning) Tujuan: Memelihara kondisi dalam Memelihara kondisi dalam ruangan pada temperatur, kelembaban dan puritas tertentu. Pengkondisi Udara merupakan bagian dari Sistem Refrigerasi. Tipe umum digunakan: Tipe umum digunakan: • Sistem paket • Sirkulasi refrigeran • Sirkulasi air dingin
Jenis mesin Refrigerasi: • P Pengkondisi Udara tipe Jendela k di i Ud ti J d l (Window Air Conditioners) • Pengkondisi Udara tipe Terpisah (Split Air Conditioners) • Pengkondisi Udara Paket Lantai (Floor Mounted Package Air Conditioners) • Pendingin Cairan Atap B Berpendinginan Udara (Air‐cooled di i Ud (Ai l d Rooftop Liquid Chillers) • Mesin Pendingin Air (Chilled Water Plants)
14 of 46
Jenis Pengkondisi Udara– Tipe Jendela
15 of 46
101
Jenis Pengkondisi Udara— Tipe Terpisah (Split)
16 of 46
Jenis Pengkondisi Udara– Tipe Pendingin Air (Chiller)
17 of 46
102
Sistem Pengkondisi Udara Sentral Energi Termal dipertukarkan dari kiri ke kanan melalui 5 rangkaian Perpindahan Panas: 1. Sirkuit Udara Dalam Ruangan
2. Sirkuit Air Dingin (Chilled)
3. Sirkuit Aliran Refrigeran
4.Sirkuit Pendingin Kondensor
5.Sirkuit Pendinginan Air Kondensor
18 of 46
Peralatan HVAC
Fan/Blower Filter Kompresor Unit Kondensasi Evaporatir (koil pendingin) Sistem Kontrol Sistem Distribusi Udara • Ducting, damper, dll.
19 of 46
103
HVAC Bangunan: Peralatan Utama
Air Cooling Tower
Reheater
Condenser Pump
Return Air Vent Water
Chiller Expansion Valve
Condenser Compressor Refrigerant
Damper
Evaporator
Supply Air Vent
Zone
Chilled Water Pump
Major Eqmt
Air Conditioner
Supply Air Fan
Air Handling Unit
Exhaust Air Fan
20 of 46
1. Jenis Kompresor Tujuan: mengkompresikan uap refrigeran ke tekanan dan temperatur yang lebih tinggi
•
5 jenis umum:
• •
Sekrup (Screw) •
Menggunakan piston‐silinder dan katup Jenis kompresor paling umum Dua silinder berbentuk sekrup yang berputar D ili d b b t k k b t untuk mengkompresikan gas
Sentrifugal •
Skrol (Scroll) •
Torak (Reciprocating)
•
Umum dipakai pada sistem refrigerasi besar Umum dipakai pada sistem refrigerasi besar (kapasitas 200‐10.000 kW) 2 buah skrol berbentuk spiral yang sesuai untuk mengkompresikan gas Digunakan pada aplikasi A/C kapasitas 1‐15 ton (3,5 sampai 53 kW)
Vane • •
Menggunakan roller untuk gg mengkompresikan gas Dipergunakan umumnya pada refrigerator atau A/C domestik
Mempergunakan gaya sentrifugal untuk mengkompresikan gas
21 of 46
104
Jenis-Jenis Kompresor
22 of 46
Kompresor Torak Efisiensi maksimum lebih rendah dibandingkan kompresor sentrifugal dan screw. Efisiensi turun karena volume clearance (volume gas terkompresi yang tertinggal pada bagian atas piston), kerugian throttling pada katup isap dan keluar, perubahan tiba‐tiba aliran, dan friksi. Efisiensi lebih rendah juga dikarenakan ukuran unit torak semakin kecil karena kerugian motor dan friksi menjadi porsi yang lebih besar dibanding energi input pada sistem kecil. Efisiensi beban sebagian sangat tinggi
23 of 46
105
Kompresor Sekrup Kompresor Sekrup, sering disebut p kompresor “helikal rotari.” Mengkompresikan dengan cara memperangkap refrigeran di antara “ulir” pada rotor yang berbentuk ulir. Kompresor Sekrup telah menyusul kompresor torak untuk ukuran sistem medium dan besar, bahkan telah mulai masuk ke dalam domain mesin sentrifugal. Kompresor Sekrup digunakan untuk refrigeran yang memiliki tekanan kondensasi yang lebih tinggi, seperti HCFC‐22 dan amonia. Kompresor Sekrup sangat kompak.
24 of 46
Kompresor Sekrup: Kontrol Kapasitas Kontrol paling umum ialah dengan katup geser yang merupakan sebagian selubung yang menjadi rumah rotor sekrup. Mempergunakan penggerak kecepatan variabel (VSD) merupakan cara pengendalian M k kk t i b l (VSD) k d li lainnya. Cara ini terbatas untuk kompresor injeksi pelumas karena memperlambat kecepatan kompresor kering akan berakibat pada kebocoran internal yang berlebihan. Metode kendali lainnya dalam menurunkan kapasitas ialah dengan mencekik (throttling) aliran masuk namun cara ini kurang efisien dibandingkan dua sebelumnya.
25 of 46
106
Kompresor Skrol Gas dikompresi antara dua “baling‐baling” berbentuk skrol. Satu di antaranya stasioner dan yang lain berputar di dalamnya. Baling‐ baling bergerak berputar terhadap pusat baling‐baling tetap. Gerakan ini “meremas” gas refrigeran di sepanjang jalur spiral, dari luar baling‐baling menuju pusat, di mana saluran keluar berada. Memerlukan toleransi pembuatan yang ketat antara baling‐baling dan rumah guna mencegah kebocoran. Kebisingan rendah, efisiensi tinggi.
26 of 46
Kompresor Sentrifugal Umumnya untuk sistem besar (chiller) p g y g Uap refrigeran masuk ke sudu yang berputar dan “dilempar” keluar sudu oleh gaya sentrifugal. Sudu memberikan kecepatan tinggi bagi uap refrigeran (energi kinetik) yang kemudian diubah menjadi energi tekanan di rumah keong. (Hukum Bernoulli). Efisiensi isentropik 70‐80% Kompresor aksial yang juga kompresor dinamik agak jarang digunakan dinamik agak jarang digunakan. Merupakan jenis paling efisien bila dioperasikan dekat beban penuh dan dapat dipergunakan untuk berbagai macam refrigeran secara efisien.
27 of 46
107
Kompresor Vane
Tidak diperlukan katup isap. Denyutan aliran gas minimum. 28 of 46
2. Kondensor Tujuan: untuk membuang panas dari refrigeran ke lingkungan sekeliling, mengkondensasikanrefrigeran dari uap (panas lanjut) menjadi cairan (dingin lanjut). Kondensor sebenarnya adalah “alat penukar panas” yang mentransfer energi (panas) dari satu fluida ke fluida lainnya tanpa mencampurkan keduanya. Jenis‐jenis Kondensor: • Kondensor berpendinginan air • Kondensor berpendinginan udara • Kondensor evaporatif
29 of 46
108
Kondensor Pipa-danCangkang Terdapat banyak variasi desain kondensor pipa‐dan‐cangkang (shell‐ ) and‐tube) horizontal. Pipa dapat berbentuk lurus atau bengkok seperti U, disebut Pipa U. Kebanyakan kondensor pipa‐dan‐ cangkang merupakan desain 1, 2, atau 4 laluan di sisi pipa. • Angka ini menunjukkan berapa kali fluida mengalir di sisi pipa dibandingkan fluida di sisi cangkang. g g g • Untuk kondensor satu laluan, fluida kerja masuk di satu sisi pipa dan keluar di ujungnya. • Desain dua dan empat laluan adalah umum. 30 of 46
Kondensor Berpendinginan Udara Pada kondensor berpendingin udara, refrigeran terkondensasi dalam pipa dan refrigeran terkondensasi dalam pipa dan udara mengalir di luarnya. Sirip harus dipergunakan di sisi udara sebab koefisien perpindahan panas di sisi udara rendah dibandingkan di sisi refrigeran. Sirkulasi udara pendingin pada kondensor berpendingin udara dapat berbentuk konveksi natural atau paksa. Kondensor berpendingin udara paksa memiliki koefisien perpindahan panas yang lebih besar sehingga ukurannya pun akan lebih kecil.
Kondensor berpendingin udara dengan draft paksa
Kondensor berpendingin udara (jenis draft alami dengan sirip kawat) 31 of 46
109
Kondensor Evaporatif Fan Eliminator Eli i plates Sprays Refrigerant vapor in
Refrigerant liquid out
Recirculated wateer
Air dipercikan di permukaan luar koil kondensor koil kondensor. Sebagian air terevaporasi yang mengambil panas dari koil dan air selebihnya jatuh ke bawah ke penampung air (water basin). Sesuai pengaturan aliran berlawanan, udara mengalir masuk kondensor dari bawah di atas penampung air terus ke atas atas penampung air terus ke atas melalui koil kondensor dan eliminator air dan membawa serta uap air ke udara sekelilingnya.
Air Make-up water
Heater Sump drain Pump
32 of 46
Komponen Pendingin Evaporatif
33 of 46
110
3. Alat Ekspansi Dua tujuan: • Menurunkan tekanan refrigeran pada ± entalpi konstan, mengakibatkan penurunan temperatur. • Mengatur aliran refrigeran ke evaporator.
Jenis Utama: • Pipa Kapiler – digunakan untuk kapasitas refrigerasi ± 10 kW atau kurang; umumnya untuk refrigerator domestik. • Katup Ekspansi Tekanan Konstan – untuk sistem dengan kapasitas refrigerasi 30 kW atau kurang. • Katup Apung – digunakan pada aplikasi industri. • Katup Ekspansi Termostatik – jenis katup paling populer, mampu memberikan rentang yang luas untuk temperatur evaporator. 34 of 46
Katup Ekspansi Tekanan Konstan dan Apung Katup ekspansi tekanan konstan menjaga agar tekanan tetap konstan di evaporator dengabn membuka atau menutup. evaporator dengabn membuka atau menutup. • Banyak dipergunakanbila tekanan evaporator yang sangat akurat diperlukan, seperti di pendingin air (mencegah pembekuan) atau di ruangan dimana kendali kelembaban sangat penting (seperti di ruangan pengeringan pisang).
Katup apung memelihara permukaan cairan di evaporator pada tingkat yang konstan dengan membuka atau menutup. • Bereaksi dengan mudah akibat perubahan beban. • Dipergunakan pada instalasi besar. • Pada instalasi yang lebih kecil dimana pipa evaporator kontinu, alat ini tak dapat digunakan karena nyaris tidak mungkin mempertahankan tinggi permukaan cairan.
35 of 46
111
Katup Ekspansi Termostatik
Katup ekspansi termostatik mengendalikan tingkat panas lanjut (superheat)
Bola peraba diisi dengan refrigeran yang sama seperti yang terdapat dalam sistem dan diklem ke sisi keluar evaporator. Jika aliran refrigeran terlalu sedikit di evaporator, tingkat panas lanjut di sisi keluar akan sangat tinggi. Kondisi ini berakibat pada menguapnya refrigeran dalam bola, menaikkan tekanan pada diafragma. Kenaikan tekanan akan mendorong katup terbuka lebih besar, aliran refrigeran akan membesar, menurunkan temperatur di sisi keluar evaporator. 36 of 46
4. Evaporator (Pendingin Cairan)
Tujuan: menyerap panas oleh refrigeran yang mengalir dalam evaporator (liquid chiller) dari lingkungan di sekelilingnya, menguapkan refrigeran dari cairan (atau campuran cairan‐uap) menjadi uap (panas lanjut). Evaporator ialah juga alat penukar panas Evaporator dapat berbentuk koil pendingin itu sendiri atau merupakan penukar panas antara refrigeran (DX atau ekspansi langsung) dengan sirkuit air dingin (chilled water).
37 of 46
112
Jenis-Jenis Evaporator Koil Udara: disini, aliran refrigeran mengalir di sisi pipa sedangkan udara mengalir di luarnya.
Evaporator Pendingin Cairan: • Desain pipa‐dan‐cangkang • Pendingin tipe pelat.
Evaporator Pipa Sirip: Evaporator ini dipasangi sirip di atas pipa telanjang untuk meningkat‐kan perpindahan panas di sisi udara. Sirip di sini berfungsi sebagai permukaan perpindahan panas sekunder yang meningkatkan efisiensi evaporator. 38 of 46
Koil Pendingin Koil Pendingin Udara pendingin dengan ekspansi langsung menggunakan k katup k t ekspansi k i termostatik dan koil ini digunakan di sebagian besar A/C untuk kenyamanan, umumnya, di bawah kapasitas 100 ton. Koil DX kumparan DX kumparan juga digunakan dalam aplikasi pendinginan seperti pendingin produk pada cold storage dan blast freezer selain juga pada peralatan pendingin industrial. 39 of 46
113
Unit Penanganan Udara (AHU)
40 of 46
Unit Fan Koil (FCU)
41 of 46
114
Faktor Berpengaruh pada Efisiensi Efisiensi sistem bervariasi secara proporsional dengan pengangkatan temperatur (temperature lift) sistem refrigerasi. (temperature lift) sistem refrigerasi Dengan berkurangnya pengangkatan temperatur, kapasitas kompresor refriergasi pendingin meningkat. Sebagai suhu kondensasi diturunkan, input daya kompresor menurun. Sebagai penguapan suhu meningkat, demikian juga masukan daya kompresor, namun, ini meningkatkan daya kurang dari peningkatan kapasitas. Pengangkatan temperatur dikurangi bila salah satu atau keduanya ini terjadi: Temperatur kondensasi diturunkan. diturunkan Temperatur evaporasi dinaikkan. Penurunan tinggi pengangkatan temperatur sebesar 1°C akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional sebesar 2‐4%. Pengangkatan temperatur dapat dikurangi dengan meningkatkan temperatur evaporator atau dengan menurunkan temperatur kondensor.
42 of 46
Sistem Operasi Tipikal Menara Pendingin
Pendingin (Chiller) g Kompresor 33~35C Kondensor
28~30C 28~30C
Evaporator
Pompa Air Pendingin Kondensor Pompa Air Dingin
6~7C 12~14C
• • •
AHU/FCU
6~7C
43 of 46
115
Coefficient of Performance (COP) Efisiensi teoritis untuk siklus refrigerasi didefinisikan sebagai perbandingan antara panas yyang diserap p g p dengan g kerja j input, atau p , Coefficient of Performance ff f f ((COP). ) Contoh Hitung COP teoritis ketika panas diambil pada temperatur ‐10°C dan dibuang pada temperatur 30°C. ‐10°C dikornversi menjadi 263 K, dan 30°C menjadi 303 K. COP ideal = 263/(303‐263) 263) = 8,8 =88 COP ideal = 263/(303 COP ideal ini menunjukkan bahwa 8,8 kali energi panas dapat diekstraksi oleh kerja input dengan menggunakan siklus refrigerasi ideal. Temperatur nol mutlak adalah 0 K atau ‐273,15°C.
44 of 46
Menara Pendingin: Jenis Draft mekanis. Fan besar untuk memnghembus Fan besar untuk memnghembus atau mengisap udara melalui aliran air yang bersirkulasi. Air jatuh ke bawah melalui permukaan pengisi yang membantu memperbesar kontak waktu antara air dan udara, memaksimalkan perpindahan panas di antara keduanya. Laju pendinginan menara dengan draft mekanis bergantung pada diameter fan dan kecepatan operasinya.
45 of 46
116
Kinerja Menara Pendingin
46 of 46
Akhirnya
Terima Kasih 47 of 46
117
MODULE 5
10/30/2013 118
Refrigerant Management Awareness in Industrial and Commercial Application for Sustainable Energy Conservation
Pelatihan Teknis Modul 5 1 of 53
Modul 5 Praktek Terbaik dalam Servis Peralatan Refrigerasi dan Pengkondisi Udara
2
1
10/30/2013 119
Cakupan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Praktek Servis Menghindari Kontaminan Kelembaban Gas Tak Terkondensasi Servis Sistem Refrigerasi dan Pengkondisi Udara Evakuasi Pedomana Umum Retrofit Aliran Umum Proses Retrofit Kasus Praktis Retrofit Penanganan Refrigeran yang Aman
3 of 53
1. Praktek Servis
Seorang teknisi harus mampu melakukan operasi servis berikut: Pendeteksian kebocoran, pembersihan dan evakuasi. Pengisian refrigeran. Mengidentifikasi alat‐alat servis pemipaan spesifik dan teknik penentuan ukuran, rolling, pemotongan, pembengkokan, flaring, swaging, penusukan (piercing), pinching dan pengelasan. Mengidentifikasi penggunaan yang tepat peralatan servis: manipol pengukur, timbangan pengisian dan termometer.
4 of 53
2
10/30/2013 120
2. Menghindari Kontaminan
Sebelum pengisian sistem apapun dengan refrigeran, tindakan pencegahan harus diambil guna menghindari masuknya kontaminan ke dalam sistem. Klasifikasi kontaminan: 1. Kelembaban 2. Gas tak terkondensasi
5 of 53
3. Kelembaban Ingat: Kelembaban dapat dengan mudah masuk ke sistem tetapi akan sangat sulit mengeluarkannya. Kelembaban akan menyebabkan sejumlah problem operasi pada sistem R&AC. Bagaimana kelembaban dapat masuk ke sistem? • Ketika terjadi kebocoran pada bagian sistem yang berada pada kondisi tekanan sub‐atmosferik (udara mengalir masuk). • Saat servis dan perbaikan ketika sistem dibuka dan terekspos ke udara dimana evakuasi tidak dilakukan dengan baik. • Saat penggantian filter atau pelumas. • Saat pengisian refrigeran dimana selang transfer tidak terlebih dahulu dibersihkann (purge) dengan seksama.
6 of 53
3
10/30/2013 121
Mengenali Keberadaan Kelembaban Keberadaannya dapat dikenali dengan observasi tertentu: • Sistem akan berhenti akibat tekanan isap rendah, dan terjadi pemanasan. Hal ini disebabkan pembentukan es dalam katup ekspansi yang mengakibatkan penyumbatan, pemanasan akan menghilangkan es dan unit akan bekerja kembali. Namun proses akan berulang kembali. • Penurunan tekanan, dimana tekanan isap terus turun selama beberapa jam—bahkan sampai mencapai vakum. Kemudian tekanan mendadak normal kembali. Siklus abnormal ini akan terus berulang. • Jika, saat sistem dimatikan, kontrol refrigeran dipanasi dengan pemanas resistan yang aman (hot pad) atau menggunakan bola panas radian, es akan mencair. Jika sistem bekerja normal kembali, dipastikan bahwa ada kelembaban telah masuk sistem. 7 of 53
Resiko Korosi dan Dampaknya Selain resiko pembekuan, persoalan serius lainnya ialah korosi yang dapat terjadi di dalam sistem akibat adanya kelembaban. Korosi dapat mengakibatkan problem besar dimana seringkali efeknya tidak segera tampak sampai kerusakan serius terjadi. Sebagai contoh, kelembaban dalam bentuk air saja dapat mengakibatkan pengaratan dengan berjalannya waktu. Campuran antara kelembaban dan refrigeran dapat mengakibatkan persoalan karat yang lebih ekstensif dengan terbentuknya asam klorida yang meningkatkan laju pengaratan logam.
8 of 53
4
10/30/2013 122
Mengeliminasi Masalah Kelembaban Untuk menghilangkan masalah kelembaban, sering ganti filter pengering (filter drier). Cara yang paling efektif untuk menghilangkan uap air dari sistem adalah melalui penggunaan pompa vakum untuk menciptakan vakum yang cukup rendah untuk menguap dan menghilangkan kelembaban ini. Tingkat kevakuman disarankan saat evakuasi ialah 1 milibar absolut (100 Pa) guna mengevakuasi kelembaban. Tingkat kevakuman ini harus dipertahankan selama 10 menit tanpa bantuan pompa vakum.
9 of 53
4. Gas Tak Terkondensasi Gas‐gas yang tak dapat mencair dalam kondensor merupakan kontaminan yang akan menurunkan kapasitas pendinginan dan efisiensi sistem. Keberadaan gas yang tak terkondensasi mengakibatkan tekanan keluar menjadi lebih tinggi dari normal dan akan berakibat pada temperatur keluar yang lebih tinggi pula. Temperatur tinggi akan mempercepat reaksi kimia yang tak dikehendaki. Gas‐gas yang ditemukan dalam unit refrigerasi hermetik antara lain adalah nitrogen, oksigen, karbon dioksida, karbon monoksida, metana dan hidrogen.
10 of 53
5
10/30/2013 123
5. Servis Sistem RAC Aktivitas servis sistem RAC (Refrigerasi & Pengkondisi Udara)– berurusan dengan refrigeran–adalah sebagai berikut: • • • • •
Evakuasi (memvakum) Pembersihan (purging) Pendeteksian kebocoran Pengisian (refigeran) Pemulihan (refrigeran)
Konsep dan prosedur utama tiap operasi adalah sama untuk seluruh sistem refrigerasi dan pengkondisi udara. Perbedaannya hanya pada koneksi yang spesifik untuk tiap sistem serta perkakas yang diperlukan. 11 of 53
6. Evakuasi
Suatu sistem refrigerasi pasti berisikan refrigeran dalam bentuk cair atau uap bersama‐sama dengan minyak pelumas “kering.” uap lainnya, gas‐gas atau fluida harus dikeluarkan dari sistem. Peralatan yang digunakan untuk proses evakuasi ini adalah: • Pompa vakum. • Manipol pengukur tekanan, dua katup servis (jika sistem tidak dilengkapi dengan katup servis). • Pengukur tekanan vakum.
12 of 53
6
10/30/2013 124
Evakuasi • Untuk memahami pentingnya evakuasi sistem dalam mengeliminasi kelembaban, pergunakan konsep vakum dan hubungannya dengan titik didih dan tekanan. Untuk zat murni, seperti air, titik didih untuk suatu tekanan konstant disebut disebut sebagai temperatur saturasi dimana air menguap pada temperatur konstan. Tekanan tetap ini juga disebut sebagai tekanan saturasi. • Hubungan antara dua sifat termodinamika ini (hukum alam) diberikan pada gambar di sebelah untuk air. 13 of 53
Kapan Evakuasi
Evakuasi harus dilakukan saat: Mengganti komponen dalam siklus (kompresor, kondensor, filter pengering, evaporator, dll.) Bila sistem tidak berisikan refrigeran. Bila refrigeran terkontaminasi. Setelah pelumas dimasukkan.
14 of 53
7
10/30/2013 125
Prosedur Evakuasi (Kecil)
15 of 53
Prosedur Evakuasi (Besar)
16 of 53
8
10/30/2013 126
Evakuasi Sistem
17 of 53
Besaran Tekanan Vakum Sejumlah satuan berbeda digunakan dalam mengukuran tekanan yang mudah membuat kebingungan. Tabel berikut memberikan nilai konversi terhadap tekanan atmosfir standar dan 1 bar serta tingkat vakum yang dianjurkan (idealnya, kevakuman harus lebih kecil dari nilai‐nilai ini). Perhatikan juga bahwa tekanan diberikan dalam nilai absolut, bukan gage. Satuan SI
Atmosfir Std
1 bar (abs)
Tingkat Vakum (abs)
Satuan non‐SI
Atmosfir Std
1 bar (abs)
Tingkat Vakum (abs)
bar
1,01325 bar
1 bar
0,001 bar
inci Air Raksa
30,5 in Hg
29,5 in Hg
0,030 in Hg
kilo Pascal
101,3 kPa
100 kPa
0,10 kPa
mm Air Raksa
760 mm Hg
750 mm Hg
0,75 mm Hg
1.000 m
Torriceli
760 Torr
750 Torr
0,75 Torr
Pound (force) per inci kuadrat
15,0 psi
14,5 psi
0,015 psi
mikron (m)
1.013.250 m
1.000.000 m
milibar (mbar)
1013,25 mbar
1.000 mbar
1 mbar
Pascal (Pa)
101.325 Pa
100.000 Pa
100 Pa
18 of 53
9
10/30/2013 127
Pembersihan (Purging) Proses mengeluarkan gas‐gas yang tak diinginkan, kotoran atau kelembaban dari sistem disebut sebagai purging. Gas inert seperti nitrogen dialirkan ke dalam sistem melalui pipa, memaksa kontaminan keluar dari sistem. Peralatan berikut diperlukan oleh purging: • Silinder nitrogen bebas oksigen yang dilengkapi dengan regulator tekanan. • Silinder nitrogen dilengkapi dengan regulator tekanan. • Manipol lengkap dengan selangnya. • Pompa vakum. • Dua katup servis (atau sistem telah dilengkapi dengan katup servis). 19 of 53
Prosedur Purging
20 of 53
10
10/30/2013 128
Deteksi Kebocoran Sistem RAC didesain untuk beroperasi baik dengan jumlah refrigeran tertentu. Jika sistem diketahui tidak memiliki cukup refrigeran, sistem harus diperiksa terhadap kebocoran, diperbaiki dan diisi kembali. Kebocoran refrigeran disebabkan kegagalan bahan. Mekanisme yang menyebabkan kegagalan ini dapat dikarenakan oleh satu atau beberapa faktor berikut: • • • • •
Vibrasi Perubahan tekanan Perubahan temperatur Keausan akibat gesekan Kerusakan tak disengaja
• • • • •
Pemilihan material tak benar Kontrol kualitas buruk Koneksi yang buruk Korosi Dll. 21 of 53
Metode Deteksi— Larutan Sabun Bila terdapat kebocoran, seluruh sistem harus diperiksa, dan ditandai untuk perbaikan. Jangan pernah berasumsi hanya ada satu kebocoran. Deteksi kebocoran merupakan prosedur manual yang dilakukan oleh teknisi berkualifikasi untuk memeriksa sistem refrigerasi guna mengidentifikasi kemungkinan kebocoran di pipa, join dan atau koneksi, dll. Umumnya, metode pendeteksian kebocoran di bidang servis adalah: Menggunakan larutan sabun.
22 of 53
11
10/30/2013 129
Menggunakan Detektor Refrigeran Elektronik Detektor elektronik dilengkapi dengan elemen yang sensitif terhadap komponen senayawa tertentu dalam refrigeran. Peralatan ini dapat menggunakan batere atau listrik AC dan sering diperlengkapi dengan pompa untuk mengisap campuran udara dan gas refrigeran. Seringkali, sinyal suara “detik” dan atau kilatan yang terpancar mengindikasikan frekuensi dan intensitas lampu meningkat karena sensor “mencium” konsentrasi refigeran yang lebih tinggi dari ambang. Hal ini menandakan sumber kebocoran semakin dekat.
23 of 53
Menggunakan Lampu Ultra-violet
Lampu ultra‐violet lamp merupakan metode yang umum digunakan pada sistem besar dimana menjangkau seluruh sambungan dan koneksi dengan cairan sabun atau detektor elektronik sulit dilakukan. Dengan menambahkan aditif pewarna pada refrigeran, kebocoran akan memancarkan warna kuning kehijauan bila disoroti oleh lampu ultra‐violet seperti tergambar.
24 of 53
12
10/30/2013 130
Menggunakan Obor Halida Obor halida merupakan cara tradisional untuk mendeteksi kebocoran CFC dan HCFC. Lidah api berwarna biru menghisap udara (dan refrigeran) melalui selang dan katalis tembaga. Bila refrigeran terbakar di lingkungan katalis ini, senyawa klorin refrigeran akan mengakibatkan lidah api berubah warna dari biru (normal) menjadi hijau seperti tergambar.
25 of 53
Pengisian Pengisian sistem ialah memasukkan jumlah refigeran yang tepat sehingga dapat beroperasi sesuai keinginan. Untuk suatu kondisi tertentu (kondisi desain), sistem memiliki isi “optimum” – yakni sejumlah massa refrigeran yang mampu memberikan efisiensi tertinggi dan kapasitas pendinginan desain (atau kapasitas pemanasan untuk pompa panas). Terdapat beberapa cara pengisian sistem, dan yang paling sesuai bergantung pada kondisi lokal., jumlah serta faktor lain seperti jenis sistem. Gambar berikut mengilustrasikan sensitivitas pengisian dimana jumlah yang tidak tepat akan sangat detrimental terhadap efisiensi peralatan. Contoh bagaimana pengisian refrigeran dapat mempengaruhi kinerja
26 of 53
13
10/30/2013 131
7. Pedoman Umum Retrofit Apakah Retrofit? Retrofit suatu peralatan atau instalasi artinya mengganti bagian lama (“tua”) dengan yang lebih baru atau lebih modern guna memperbaiki kinerjanya. Untuk RAC, retrofit telah diartikan sebagai prosedur untuk mengganti refrigeran BPO atau hydrofluorocarbon (HFC) yang dipergunakan sistem dengan refrigeran yang memiliki ODP atau GWP nol. Retrofit biasanya memerlukan modifikasi seperti penggantian pelumas, katup ekspansi atau kompresor sekalipun. Bila konversi tidak memerlukan modifikasi besar seperti itu, refrigeran alternatif yang dipilih disebut sebagai “pengganti langsung (drop‐in)” atau proses pengisian retro (retro‐fill). Melakukan retrofit dari sistem berbasiskan BPO dengan refrigeran yang lebih ramah ozon memerlukan investigasi dan pemahaman terhadap sistem yang akan ditangani. 27 of 53
Penggunaan Refrigeran “Drop-in”
Penghapusan refrigeran BPO telah mendorong diciptakannya refrigeran baru untuk menggantikan refrigeran BPO asli. Refrigeran ini dapat berupa: • Fluorocarbons sintetik atau refrigeran alami murni. • Campuran (blends).
Harus dilakukan investigasi seksama apakah refriegran pengganti tersebut sesuai untuk keperluan yang menuntun ke arah pelaksanaan retrofit.
28 of 53
14
10/30/2013 132
8. Prosedur Umum Retrofit
Dalam melakukan retrofit sistem refrigerasi, pergunakan prosedur umum untuk refrigeran alternatif. Namun, terdapat sejumlah variasi sesuai karakteristik sistem yang dikerjakanserta refrigeran yang dipergunakan. Pergunakan diagram halaman selanjutnya untuk melakukan retrofit peralatan refrigerasi berisi CFC/HCFC.
29 of 53
Diagram Alir Retrofit Prosedur untuk melakukan retrofit dijelaskan di bawah ini. Jika pengganti refrigeran BPO ialah refrigeran "drop‐in," beberapa langkah yang diberikan mungkin tidak diperlukan. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan pedoman produsen untuk melakukan retrofit menggunakan refrigeran "drop‐in." Retrofit ke refrigeran yang mudah terbakar (seperti hidrokarbon) harus dijalankan dengan mempertimbangkan aspek keselamatan.
30 of 53
15
10/30/2013 133
Proses Umum Retrofit
Retrofit sistem RAC stasioner Prosedur retrofit Pengkondisi Udara Kendaraan Bermotor [Motor Vehicle Air Conditioning (MVAC)]
31 of 53
Lembar Data Retrofit
32 of 53
16
10/30/2013 134
Prosedur Retrofit MVAC Berikut ini adalah prosedur yang direkomendasikan, utamanya untuk pekerjaan retrofit sistem MVAC R‐12 menjadi sistem R‐134a: 1. Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor tangan (lihat SAE J1628: 2003) atau gunakan pengujian busa sabun. Lakukan perbaikan bila diperlukan. 2. Jalankan kendaraan untuk mengukur tekanan isap dan keluar, haslinya dicatat, dan periksa kebocoran kembali. 3. Tarik seluruh refrigeran dari dalam sistem dengan mengikuti prosedur standar pemulihan CFC, simpan dalam tabung pengisian ulang dan beri label yang sesuai. 4. Lepas kompresor dari kedudukannya dan keluarkan minyak pelumasnya. 33 of 53
Prosedur Retrofit MVAC 5. Bilas bagian dalam kompresor dengan menuangkan pelumas alternatif untuk refrigeran baru dan secara manual putar poros kompresor. Jumlah pelumas untuk pembilasan sekitar 50% dari isi pelumas penuh sesuai rekomendasi pembuatnya. 6. Ulangi prosedur pembilasan dengan menggunakan pelumas seperlunya. 7. Tuangkan pelumas alternatif dalam jumlah yang tepat ke dalam komrepsor sesuai rekomendasi pembuatnya dan tutup dengan cap pipa masuk dan keluar sampai sistem siap untuk dirakit ulang. 8. Bilas seluruh sistem dengan menggunakan nitrogen kering yang bebas oksigen dan zat pembersih lainnya yang tidak mengandung BPO. 9. Lakukan tes kebocoran (untuk memastikan seluruh koneksi terpasang kencang). Perbaiki dan ganti bagian yang bocor bila diperlukan. 10.Ganti katup ekspansi dan filter pengering dengan komponen yang sesuai (kompatibel) dengan refrigeran alternatif. 34 of 53
17
10/30/2013 135
Prosedur Retrofit MVAC 11. Ganti seluruh O‐ring yang terpasang sebelumnya. 12. Ganti sil O‐ring pada pipa dan selang dengan ring yang sesuai untuk R‐134a dan pelumas PAG. 13. Pasang kembali dan rakit komponen sistem. 14. Modifikasi katup/fitting yang sesuai untuk refrigeran alternatif. 15. Evakuasi sistem sampai sekurangnya 1.000 mikron menggunakan pompa vakum yang sesuai dan pengukur tekanan vakum elektronik. Lakukan perbaikan bila diperlukan. 16. Isi sistem dengan refrigeran alternatif (SAE J1657: 2003) sesuai rekomendasi pembuat sistem. Perhatikan bahwa jumlah pengisian akan berbeda saat sistem diretrofit. 17. Hidupkan kendaraan untuk mengobservasi operasi sistem dan periksa kembali terhadap adanya kebocoran. 18. Bandingkan data kinerja sistem sebelum dan sesudah meretrofit sistem CFC. 19. Pasangi sistem label yang sesuai.
35 of 53
9. Praktek Retrofit— Bahasan Prosedur
Retrofit refrigerator domestik Retrofit sistem pengkondisi udara kendaraan bermotor (MVAC) Retrofit sistem refrigerasi R‐22 supermarket Rekondisi katup (untuk sistem yang dibuat sebelum 1995) Sistem “Rack” Retrofit chiller R‐22
36 of 53
18
10/30/2013 136
10. Penanganan Refrigeran yang Aman Pelajari aspek keselamatan refrigeran. Penggunaan, penyimpanan dan penanganan seluruh refrigeran memiliki resiko bahaya. Bahaya ini dapat diakibatkan oleh sejumlah aspek seperti: • • • • •
Disimpan pada tekanan tinggi. Penghalauan (displace) oksigen bila dilepas ke udara. Memiliki efek toksik. Dapat bersifat mudah terbakar. Saat terdekomposisi dapat menghasilakn zat‐zat berbahaya.
37 of 53
Fluida Bertekanan Tinggi
Umumnya refrigeran disimpan dalam tabung bertekanan. Fluida yang disimpan pada tekanan yang beberapa kali lebih tinggi dari tekanan atmosfir memiliki kemungkinan untuk berekspansi dengan cepat, dapat menyamai ledakan, dapat mengakibatkan terjadinya gelombang kejut (shock wave) dan dapat mencelakai orang dan harta benda. Sangatlah penting untuk memastikan pelaksanaan prosedur keselamatan saat penanganan, pentransferan dan pelepasan fluida bertekanan.
38 of 53
19
10/30/2013 137
Displasemen Oksigen
Seluruh refrigeran akan menghalau oksigen bila dilepaskan. Bila kandungan oksigen berkurang, asfiksiasi (asphyxiation) pada orang dan binatang akan terjadi. Refrigeran lebih berat dari udara yang berarti ruangan di bawah tanah dan ruangan tertutup menjadi lebih beresiko. Karena umumnya refrigeran tidak berbau, penghuni ruangan dapat tidak mengetahui bahwa telah terjadi penghalauan oksigen dan dapat mengalami asfiksiasi sebelum disadarinya.
39 of 53
Efek Toksikologikal Seluruh refeigeran memiliki efek racun, utamanya saat dihirup. Konsentrasi diperbolehkan bergantung pada eksposur saat kerja. Batas eksposur jangka panjang, didasarkan pada durasi 8 jam rata‐rata dibobotkan. Batas eksposur jangka pendek, didasari pada durasi 15 menit rata‐rata dibobotkan. Eksposur terhadap refrigeran di atas konsentrasi diperbolehkan akan berakibat pada kehilangan konsentrasi, pusing, cardiac arrhythmia, dan gejala lain yang semuanya dapat berakhir pada fatalitas. Konsentrasi umumnya diukur dalam ppm atau mg/m3. 40 of 53
20
10/30/2013 138
Flamabilitas dan Degradasi Refrigeran Beberapa refrigeran bersifat flamabel pada kondisi atmosfir. Flamabilitas berarti jika dibakar dengan api atau bunga api, refrigeran tersebut dapat mempertahankan pembakaran. Seluruh refrigeran hirdokarbon bersifat flamabel, begitu sejumlah refrigeran HFC (hydrofluorocarbon). Bergantung pada karakteristiks, konsekuensi pembakaran dapat sangat berbahaya sehingga menjadi sangat penting untuk melakukan tindakan pencegahan saat mendesain, mengkonstruksikan atau bekerja dengan sistem yang menggunakan refrigeran yang flamabel.
41 of 53
Prosedur Keselamatan Penting • Sebelum bekerja dengan refrigeran, informasi dan aturan yang sesuai harus ditegakkan: • Personil yang menangani refrigeran harus dilatih dengan seksama dalam hal penanganan dan penggunaan. • Personil harus terlebih dulu membaca MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk refrigeran yang ditanganinya. • Personil tidak boleh merokok, mematri atau mengelas bila ada uap refrigeran. Refrigeran dapat terbakar, atau terdekomposisi menjadi produk yang berbahaya dan korosif atau beracun bila terekspos ke api telanjang atau permukaan panas.
• Terdapat sejumlah aspek yang harus disadari teknisi saat menangani refrigeran: • • • •
Proteksi personil. Memastikan lingkungan kerja yang aman. Mengerjakan sistem dengan selamat. Penanganan silinder refrigeran. 42 of 53
21
10/30/2013 139
Penanganan Keselamatan Refrigeran Flamabel Hal‐hal berikut ini akan sangat membantu: • • • • • • • • • •
Manual dan Instruksi Pendekatan umum terhadap penanganan refrigeran hidrokarbon Pengecekan keselamatan areal kerja Pengecekan keselamatan peralatan kerja. Pengecekan keselamatan peralatan listrik. Pendeteksi refrigeran hidrokarbon. Membuka sistem dan pengeluaran refrigeran. Pengisian refrigeran. Penanganan silinder. Penyimpanan silinder.
Peraturan dan standar keselamatan harus dimengerti benar. 43 of 53
Penanganan Umum Refrigeran Hidrokarbon Seluruh peralatan (termasuk alat ukur) yang digunakan dalam proses harus sesuai untuk refrigeran yang yang mudah terbakar. Perhatian khususnya harus ditujukan dalam pemilihan: • • • • •
Unit pemulihan refrigeran Unit pengujian kebocoran refrigeran Meteran listrik Silinder pemulihan refrigeran Pencahayaan portabel.
Direkomendasikan peralatan dilepas dari tempatnya dan dibawa ke bengkel yang sekelilingnya terkontrol baik, cocok untuk pekerjaan perbaikan dengan keselamatan tinggi. 44 of 53
22
10/30/2013 140
Pemastian Keselamatan Areal Kerja Sebelum melakukan pekerjaan pada sistem yang berisikan refrigeran hidrokarbon, pemastian aspek keselamatan merupakan hal penting guna meyakinkan resiko terjadinya kebakaran dapat ditekan seminimum mungkin. • Pasang tanda “Dilarang Merokok.” • Alat pemadam api jenis bubuk kering atau karbon dioksida harus tersedia dan mudah dijangkau. • Pekerjaan dalam ruang tertutup harus dihindari. • Pastikan untuk menggunakan alat deteksi kebocoran.
45 of 53
Pemastian Keselamatan Peralatan Refrigerasi
Bila melakukan penggantian komponen eletrikal/elektronik, pastikan bahwa komponen tersebut “sesuai tujuannya,” dengan spesifikasi yang benar pula. Pedoman pemeliharaan dan servis pembuat peralatan harus selalu ditaati. Jika ragu‐ragu, diskusikan dengan departemen teknis pembuat peralatan untuk memperoleh bantuan.
46 of 53
23
10/30/2013 141
Pemastian Keselamatan Peralatan Listrik Perbaikan dan pemeliharaan komponen listrik harus mencakup pemeriksaan awal aspek keselamatan dan prosedur inspeksi komponen. Jika terdapat anomali yang dapat membahayakan, listrik tidak boleh disambungkan sampai sirkuit listrik selesai diperbaiki dengan seksama. Jika anomali tak dapat dikoreksi dengan segera tetapi pelaksanaan pekerjaan harus dilanjutkan, penanganan sementara yang sesuai dapat dilakukan tetapi kondisi ini harus dilaporkan kepada pemilik peralatan sehingga seluruh pihak terinformasi. Pemeriksaan awal harus mencakup: • Pastikan bahwa kapasitor telah kosong. • Jangan bekerja dengan komponen dan perkabelan listrik yang “hidup” saat pengisian, pemulihan atau membersihkan (purging) sistem. • Harus selalu memastikan pentanahan dilakukan. 47 of 53
Deteksi Refrigeran Hidrokarbon Jangan pernah mempergunakan sumber potensi kebakaran untuk mencari kebocoran refrigeran hidrokarbon. Obor hailda (atau detektor lain yang mempergunakan api telanjang) tidak boleh digunakan. Detektor kebocoran elektronik dapat dipergunakan untuk refrigeran hidrokarbon. Pencari kebocoran dengan mempergunakan fluida merupakan cara yang sesuai untuk refrigeran hidrokarbon. Jika kebocoran refrigeran memerlukan pematrian, seluruh refrigeran harus dikeluarkan dari sistem. Nitrogen Bebas Oksigen [Oxygen Free Nitrogen (OFN)] harus dialirkan ke dalam sistem sebelum dan saat melakukan pematrian. 48 of 53
24
10/30/2013 142
Membuka Sistem dan Mengeluarkan Refrigeran Saat membuka sirkuti refrigeran untuk melakukan perbaikan, prosedur konvensional dapat dipergunakan. Tetapi, penting untuk memastikan praktek terbaik dipenuhi karena sifat flamabilitas refrigeran. Prosedur berikut harus dituruti: • • • • •
Keluarkan refrigeran Bersihkan sirkuti refrigeran dengan gas inert Lakukan evakuasi Bersihkan kembali dengan gas inert Buka sirkuit dengan pemotongan gergaji atau pemotongan panas.
49 of 53
Pengisian Refrigeran
Pengisian sistem dengan refrigeran hidrokarbon sama dengan pengisian dengan refrigeran halokarbon. Sama halnya dengan refrigeran campuran, refrigeran hidrokarbon campuran harus diisikan ke sistem dalam kondisi cair untuk memastikan komposisi campuran yang tidak berubah.
50 of 53
25
10/30/2013 143
Penanganan Tabung Refrigeran Penanganan tabung refrigeran hidrokarbon berbeda sedikit dari tabung refrigeran lainnya, sebagai berikut: Jangan membuang label yang ada pada tabung untuk identifikasi. Selalu pasang kembali tutup katup saat tabung tidak digunakan. Periksa kondisi ulir, pastikan tidak kotor atau rusak. Simpan dan pergunakan tabung di areal kerja yang kering, berventilasi baik dan terbebas dari resiko kebakaran. • Jangan melakukan perbaikan atau modifikasi terhadap atau katup. • Selalu timbang tabung untuk memastikan kosong atau tidak. • • • •
51 of 53
Penyimpanan Tabung Refrigeran Tabung refrigeran harus disimpan dengan mengindahkan tindakan pencegahan berikut: • Tabung sebaiknya disimpan di luar ruangan. • Jumlah yang disimpan tidak melebihi 70 kg dan disimpan pada tempat khusus atau dikandangi. • Akses ke tempat penyimpanan terbatas pada “individu berwenang saja” dan tempat penyimpanan harus ipasangi tanda larangan merokok. • Tabung berisikan refrigeran hidrokarbon harus disimpan pada ground level, jangan pernah di loteng atau di basemen. • Tabung harus mudah dijangkau dam disimpan tegak.
52 of 53
26
10/30/2013 144
Akhirnya
Terima Kasih 53 of 53
27
145
MODULE 6
10/30/2013 146
Refrigerant Management Awareness in Industrial and Commercial Application for Sustainable Energy Conservation
Pelatihan Teknis Modul 6 1
Pelatihan Teknis Modul 6 Pemulihan, Daur Ulang, Reklamasi dan Penghancuran
2
1
10/30/2013 147
Cakupan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Definisi Metode Pemulihan Daur Ulang Refrigeran Peralatan Pemulihan dan Daur Ulang Refrigeran Identifikasi dan Pengujian Refrigeran Contoh Pemulihan Refrigeran Penghancuran Refrigeran
3 of 35
Penggunaan Bertanggungjawab Prinsip Pemulihan, Daur Ulang dan Reklamasi refrigeran Elemen kunci penggunaan refrigeran yang betanggunjawab ialah aktivitas Pemulihan, Daur Ulang dan Reklamasi refrigeran bekas sehingga refrigeran tersebut dapat diproses ulang untuk penggunaan komersial selanjutnya atau dihancurkan. HFC dapat dipulihkan, didaur‐ ulang dan direklamasi dari banyak aplikasi, semisal, pengkondisi udara kendaraan, pengkondisi udara stasioner dan aplikasi refrigerasi lainnya. Manfaat lingkungan dan ekonomis antara lain: • • • • •
Meminimalkan emisi atmosferik Mendukung peluang pasar terhadap refrigeran bekas Menurunkan biaya kesesuaian lingkungan Menurunkan kebutuhan terhadap refrigeran baru Memperpanjang usia peralatan refrigerasi 4 of 35
2
10/30/2013 148
Pemulihan (Recovery) Menurut standar ISO, Pemulihan artinya penarikan refrigeran dalam kondisi apapun dari suatu sistem dan menyimpannya dalam tabung eksternal. Proses Pemulihan: Bilamana teknisi ingin melepas atau membuang perangkat pengkondisi udara atau peralatan refrigerasi. Mencakup pengeluaran refrigeran sampai suatu tingkat tertentu untuk memastikan penarikan refrigeran yang maksimum dan meminimumkan pelepasan ke udara. Melibatkan teknisi servis, operator peralatan, fasilitas pembuangan pralatan, produsen peralatan dan refrigeran.
5 of 35
Daur Ulang Daur Ulang berarti mengekstrak refrigeran dan peralatan dan membersihkannya menggunakan alat pemisah oli serta melalui filter pengering satu atau lebih laluan untuk menurunkan kelembaban, keasaman dan partikel. Daur ulang biasanya dilaksanakan di lapangan tempat pekerjaan. Daur ulang hanya diperbolehkan bila hasilnya digunakan untuk pengisian perlatan yang sama. Daur ulang melibatkan penurunan kandungan kontaminan sebelum digunakan kembali. Kontaminan dapat berasal dari kegagalan sistem terdahulu. Kontaminan meliputi oli, kelembaban, asam, klorida, partikel dan gas‐gas yang tak terkondensasi.
6 of 35
3
10/30/2013 149
Reklamasi Reklamasi refrigeran melibatkan pemurnian refrigeran bekas agar memenuhi spesifikasi produk industri seperti halnya refrigeran baru. Reklamasi memerlukan analisis kimia awal refrigeran bekas guna mengidentifikasi campuran (dalam bentuk kontaminan) yang dapat merusak atau membocorkan peralatan pengguna. Analisis kimia juga diperlukan untuk memverifikasi nilai‐nilai yang harus dicapainya. Reklamasi dapat meliputi penyaringan, separasi, distilasi, pegenceran atau reformulasi refrigeran bekas yang dipulihkan. Reklamasi dianjurkan bila refrigeran bekas akan dipergunakan kembali oleh peralatan yang bukan peralatan aslinya, dan diharuskan bila akan dipergunakan oleh peralatan milik perusahaan lain. Fasilitas dan proses reklamasi harus dirancang guna meminimalkan emisi. Refrigeran yang tak dapat direklamasi harus dibuang dengan cara benar. 7 of 35
Emisi Refrigeran
Emisi refrigeran dapat terjadi karena sebab berikut:
Terjadi koneksi antara komponen yang kendor Kegagalan komponen Kehilangan saat penanganan refrigeran Kehilangan tak disengaja Kehilangan saat peralatan dibuang
8 of 35
4
10/30/2013 150
Pemastian Keberadaan Refrigeran dlm Sistem Terdapat 3 metode umum untuk menentukan apakah sistem mungkin mengalami kebocoran refrigeran: 1. Metode Global – seperti dipasangnya detektor refrigeran tetap yang dapat mengindikasikan adanya kebocoran refrigeran namun tidak dapat memastikan letak kebocoran tersebut. Metode ini cocok untuk pemeriksaan setelah pembuatan atau saat sistem dibuka untuk perbaikan atau retrofit. 2. Metode Lokal – dimana teknisi menggunakan peralatan deteksi gas mencari lokasi kebocoran. Metode ini cocok digunakan saat servis. 3. Sistem Monitoring Kinerja Otomatis – yang dapat mengindikasikan kebocoran serta memberitahu operator dengan berubahnya kinerja peralatan. Metode ini dapat mengindikasikan kekurangan refrigeran dalam sistem. 9 of 35
Metode Pemulihan Karena Unit Pemulihan dapat menarik lebih banyak refrigeran dari sistem dibandingkan metode praktis lainnya, penggunaannya harus dianggap sebagai norma dan bukan pengecualian. Merupakan hal penting untuk menggunakan peralatan yang tepat mengingat karakteristik pendinginan, kapasitas unit, tingkat pemulihan, dan jenis refrigeran yang dapat dipulihkan. Seperti halnya pompa vakum, Unit Pemulihan akan bekerja jauh lebih efisien jika selang koneksi dibuat sependek dengan diameter sebesar mungkin. Alasan tak dapat mendekatkan Unit Pemulihan dengan sistem bukanlah alasan yang bisa diterima untuk tidak mempergunakannya. Bila harus menggunakan selang panjang, persoalan yang akan terjadi ialah pemulihan akan memakan waktu lebih lama. Tidak ada lagi alasan yang dapat diterima untuk melepaskan refrigeran ke atmosfir. 10 of 35
5
10/30/2013 151
Unit Pemulihan Refrigeran
11 of 35
Koneksi dengan Sistem Refrigerasi
12 of 35
6
10/30/2013 152
Transfer Uap Keluar
Masuk
Sisi Uap Uap
UNIT REFRIGERASI DIKERJAKAN
Pengering Cairan
Uap Cairan
Muatan refrigeran dapat dipulihkan berdasarkan Metode Pemulihan Uap seperti tergambar.
UNIT PEMULIHAN
TABUNG PEMULIHAN
TIMBANGAN
13 of 35
Transfer Cairan
Pemulihan cairan dilakukan dengan cara yang sama seperti pemulihan uap standar. Satu‐satunya perbedaan ialah bahwa koneksi dilakukan ke sisi tekanan tinggi sistem. Pemulihan cair sangat ideal untuk memulihkan refrigeran dalam jumlah besar.
14 of 35
7
10/30/2013 153
Pemulihan Cairan “Push and Pull”
Metode “Dorong dan Tarik” (“Push and Pull”) Jika tabung pemulihan tersedia, prosedur akan berhasil bila koneksi dilakukan antara tabung pemulihan dengan katup uap Unit Pemulihan dan dan katup cair tabung pemulihan dihubungkan dengan katup cair unit refrigerasi yang akan dipulihkan seperti tergambar pada diagram. Unit Pemulihan akan mendorong cairan refrigeran dari Unit Refrigerasi saat terjadi penurunan tekanan dalam tabung pemulihan. Uap ditarik dari tabung pemulihan oleh Unit Pemulihan dan didorong kembali ke sisi uap Unit Refrigerasi.
15 of 35
Metode Pemulihan Dorong Tarik
Sisi Uap
Unit Refrigerasi Dipulihkan
Inlet
Outlet
Pengering
Sisi Cair
Katup Uap Katup Cairan
Kaca Intip
Unit Pemulihan (Recovery)
Silinder Pemulihan Timbangan
16 of 35
8
10/30/2013 154
Daur Ulang Refrigeran Refrigeran hasil pemulihan dapat digunakan kembali dalam sistem yang sama dari mana refrigeran tersebut ditarik atau refrigeran dapat ditarik dari peralatan dan diolah untuk digunakan pada sistem lain, tergantung pada alasan penarikan dan kondisinya, yaitu, tingkat dan jenis kontaminan yang dikandungnya. Terdapat sejumlah potensi bahaya dalam pemulihan refrigeran sehingga pemulihan dan penggunaan kembali perlu dipantau secara hati‐hati. Kontaminan potensial dalam refrigeran ialah asam, udara, kelembaban, residu dengan titik didih tinggi dan partikel lainnya. Bahkan refrigeran dengan tingkat kontaminan rendah sekalipun dapat mengurangi usia kerja sistem refrigerasi dan dianjurkan untuk memeriksa refrigeran hasil pemulihan sebelum digunakan kembali.
17 of 35
Sistem Satu Laluan Tipikal UNIT A/C
UNIT PEMULIHAN
AKUMULATOR PEMISAH OLI
Pembuangan Oli
KONDENSOR
UNIT PURGING
SISTEM FILTER PENGERING
SILINDER PEMULIHAN
KOMPRESOR
Filter Pengering
Pembuangan Oli
Oli Kembali
PRA-FILTER MANIPOL
PEMISAH OLI
18 of 35
9
10/30/2013 155
Unit Pemulihan dan Daur Ulang Refrigeran Tujuan Unit Pemulihan refrigeran dan Unit Pemulihan/Daur Ulang ialah untuk membantu mencegah terjadinya emisi refrigeran dengan menyediakan sarana penyimpanan sementara refrigeran yang telah ditarik dari sistem yang menjalani servis atau akan dibuang. Unit Pemulihan Refrigeran mungkin memiliki kemampuan untuk menyimpan (hasil pemulihan) atau ditambah kemampuan daur ulang (pemulihan dan daur ulang) refrigeran. Penggunaan Unit Pemulihan dan Daur Ulang merupakan sarana penting dalam melestarikan refrigeran selama servis, pemeliharaan, perbaikan, atau saat AC atau mesin refrigerasi akan dibuang. Unit Pemulihan dan Daur Ulang Refrigeran harus tersedia bagi teknisi servis.
19 of 35
Identifikasi dan Pengujian Refrigeran Refrigeran dapat diidentifikasi dengan metode berikut: Jenis refrigeran tertulis pada pelat data, katup ekspansi termostatik, atau kompresor Tekanan penyimpanan Refrigerant Identifier – suatu perangkat elektronik portabel yang memungkinkan identifikasi yang dapat diandalkan atau deteksi persentase komposisi (tidak semua) CFC, HCFC, HFC, hidrokarbon (HC) dan kadar udara. Dalam hal sistem kedap udara (hermetik) yang belum dibuka, metode pertama cukup memadai. Dalam sistem lain, metode terakhir idealnya harus digunakan. Jika sistem sebelumnya telah dibuka, ada kemungkinan bahwa refrigeran mungkin telah ditambahkan ke dalam sistem atau telah diganti. 20 of 35
10
10/30/2013 156
Pengujian Refrigeran thd Kontaminasi Refrigeran dapat diuji terhadap kandungan kontaminasi air/minyak dan keasaman dengan test kit. Alat tes menyediakan metode sederhana untuk menentukan tingkat residu minyak mineral dalam campuran pelumas ester.
Testing Kit Refrigeran
21 of 35
Tabung dengan Katup Cair dan Gas Perhatian khusus harus diberikan kepada: Tidak mengisi tabung sampai melimpah Tidak mencampur refrigeran Pergunakan hanya tabung bersih, bebas dari kontaminasi minyak, asam, kelembaban dll Untuk pemastian, seluruh tabung secara teratur harus diukur tekanannya Silinder harus memiliki katup cairan dan katup gas yang terpisah dan dilengkapi dengan alat pelepas tekanan.
Kuning Uap
Pandangan Potongan
Abu-abu Cairan
22 of 35
11
10/30/2013 157
Mengenali Pewarnaan Tabung Refrigeran Tabung atau drum refrigeran biasanya diberi warna tertentu. Aturan pewarnaan merupakan tindak pencegahan sukarela yang diikuti oleh pemasok refrigeran. Namun harus diingat bahwa pewarnaan yang berbeda dipergunakan di berbagai bagian dunia..
Aturan Pewarnaan Tabung Refrigeran menurut ARI (2008) Warna
No. PMS
Refrigeran
Warna
No. PMS
Refrigeran
Putih Oranye Kuning Kuning‐Coklat (Mustard) Kuning‐Oranye Krim Kemerahan‐merah (Coral) Merah Maroon Ungu Medium (Ungu) Ungu Muda (Lavender) Ungu Tua (Violet) Merah Hangat Biru Tua (Navy) Biru‐Hijau (Teal) Hijau Tua Hijau Muda Hijau
N/A 21 109 124 128 156 177 185 194 248 251 266 292 302 326 335 352 354
R12 R11, R404A R500 R14, R401B R422A R407B R14, R401A HCs R245fa R406A R403B, R502 R113, R411A R423A R114, R506B R411B, R507A R124 R22 R417A
Hijau jeruk Hijau‐Kuning
368 375
R407A R422D
Kuning‐Hijau (Lime) Hijau‐Coklat (Olive)
381 385
R416A R402B
Abu‐abu Tua (Battleship) Biru‐Abu‐abu Muda
424 428
R116, R236fa R23, R123
Coklat Muda (Sand) Coklat Medium (Tan)
461 465
R402A R125, R409A
Coklat Tua (Chocolate) Coklat Medium (Brown)
450 471
R407D R407C
Merah Muda (Rose) Biru Muda (Sky)
507 2975
R410A R13, R134a
Biru Medium (Blue) Biru Tua Blue Biru‐Hijau (Aqua) Hijau‐Biru (Jungle Green)
2995 3015 3268 3405
R414B R413A R401C, R503 R427A
Beige
4545
R414A
23 of 35
Contoh Pewarnaan Tabung Refrigeran
24 of 35
12
10/30/2013 158
Contoh Pemulihan Refrigeran Pemulihan dari Kulkas Domestik. Pemulihan refrigeran dimungkinkan dari sistem tertutup rapat (hermetik) yang tidak memiliki katup servis. Suatu katup line‐tap (valve piercing) harus dipasangkan pada sistem dan Unit Pemulihan digunakan untuk menarik refrigeran dari unit melalui line‐tap seperti untuk sistem yang lebih besar. 25 of 35
Pemulihan dari Sistem Cold Room Komersial Transfer Cair: instalasi AC mungkin memiliki katup servis yang dipasang di jalur pipa. Ketika menarik refrigeran dari sistem tersebut, cairan harus ditransfer terlebih dahulu karena kuantitas dapat cukup besar. Metode push‐pull dianjurkan . Pipa cairan sistem harus dihubungkan ke sisi cair tabung pemulihan. Sisi uap tabung pemulihan harus dihubungkan ke sisi masuk (suction). Sisi keluar Unit Pemulihan harus dihubungkan ke pipa hisap sistem refrigerasi. Jika terdapat katup pada sisi penampung refrigeran (sisi tekanan tinggi), sisi keluar Unit Pemulihan dapat dihubungkan di sini juga. Cairan mengalir dari sisi cair sistem refrigerasi masuk ke dalam tabung pemulihan. Unit Pemulihan akan menjaga tekanan dalam tabung lebih rendah daripada dalam sistem pengkondisi udara dan menjaga aliran cairan. Transfer Uap: setelah transfer cair selesai masih terdapat sejumlah uap refrigeran tersisa dalam sistem. Untuk mentransfer semua refrigeran ke tabung pemulihan, sambungkan selang hisap dari Unit Pemulihan ke sisi uap sistem AC. Hubungkan selang sisi keluar Unit Pemulihan ke sisi uap tabung pemulihan. Jalankan unit pemulihan sampai tekanan hisap terbaca ‐0,7 bar (0,3 bar absolut) atau lebih rendah. 26 of 35
13
10/30/2013 159
Definisi Penghancuran "Penghancuran berarti berakhirnya suatu zat yang dikendalikan dengan efisiensi penghancuran benar‐benar tercapai. Penghancuran tersebut tidak menghasilkan produk akhir yang berguna secara komersial dan menggunakan salah satu proses terkontrol berikut yang disetujui oleh Para Pihak Protokol: 1. Liquid pembakaran injeksi; 2. Reaktor perengkah; 3. Oksidasi gas/asap,
4. 5. 6. 7.
Insinerasi kiln rotari Kiln pabrik semen; Plasma frekuensi radio, atau Insinerator sampah kota (hanya untuk penghancuran busa).
“Penghancuran penuh akan menyebabkan berakhirnya keberadaan suatu zat yang dikendalikan pada efisiensi penghancuran 98% atau lebih tinggi menggunakan salah satu teknologi penghancuran yang disetujui oleh Para Pihak."
27 of 35
Mesin Penghancur Refrigeran
28 of 35
14
10/30/2013 160
Konsep PenghilanganPenghancuran
29 of 35
Teknologi Penghancuran sesuai Protokol Montreal Menurut Pasal 9 Protokol Montreal, seluruh Pihak Protokol mempromosikan pertukaran informasi mengenai teknologi terbaik untuk penghancuran zat yang dikendalikan (BPO). Satuan Tugas merilis sebuah laporan pada tahun 2002 yang merekomendasikan efisiensi penghancuran dan emisi ke udara dipilih sebagai ukuran potensi dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan terhadap penentuan teknologi penghancuran BPO sebagai kriteria sesuai TEAP 2002. Para Pihak mengadopsi pedoman Good Housekeeping dalam hal transportasi, penyimpanan, dan penghancuran akhir terhadap BPO (UNEP 2003). Pemutakhiran terhadap teknologi penghancuran dan pedoman Good Housekeeping diberikan dalam Lampiran II, Lampiran III, dan Lampiran IV dari Laporan Rapat Kelimabelas Para Pihak Protokol Montreal (UNEP 2003). 30 of 35
15
10/30/2013 161
Teknologi Penghancuran BPO Disetujui Aplikabilitas Jenis Teknologi
Sumber Konsentrata
Sumber Encerb
CFC dan HCFC
Halon
Efisiensi Penghancuran dan Penghilangan (DRE)c
99,99%
99,99%
95%
Kiln Pabrik Semen
Disetujui
Tak Disetujui
Tak Disetujui
Insinerasi Injeksi Cairan
Disetujui
Disetujui
Tak Disetujui
Okisidasi Gas/Asap
Disetujui
Disetujui
Tak Disetujui
Tak Disetujui
Tak Disetujui
Tak Disetujui
Rektor Perengkah
Disetujui
Tak Disetujui
Tak Disetujui
Insinerasi Kiln Rotari
Disetujui
Disetujui
Disetujui
Busur Plasma Argon
Disetujui
Disetujui
Tak Disetujui
Plasma Induktif Gandeng Frekuensi Radio
Disetujui
Disetujui
Tak Disetujui
Plasma Gelombang Mikro
Disetujui
Tak Disetujui
Tak Disetujui
Busur Plasma Nitrogen
Disetujui
Tak Disetujui
Tak Disetujui
Dehalogenasi Katalisis Fase Gas
Disetujui
Tak Disetujui
Tak Disetujui
Reaktor Uap Panas Lanjut
Disetujui
Tak Disetujui
Tak Disetujui
Insinerasi Limbah Padat Kota
Busa
31 of 35
Teknologi Penghancuran BPO Disetujui Tabel 1: Teknologi Penghancuran BPO Disetujui dalam Lampiran II dari Keputusan XV/9 (15th MOP) Sumber: UNEP (2003) a Sumber terkonsentrasi dimaksudkan sebagai sumber BPO perawan, pemulihan
dan reklamasi. b Sumber encer dimaksudkan sebagai BPO yang terkandung oleh suatu matrik
padat, misalnya, busa. c Kriteria DRE menyajikan kemampuan teknologi yaqng menjadi dasar persetujuan
terhadap teknologi tersebut. It does not always reflect the day‐to‐day performance achieved, which in itself will be controlled by national minimum standards. d Teknologi Kiln Pabrik Semen dan Reaktor Perengkah awalnya disetujui sebagai penghancur bagi seluruh BPO namun kemudian dibatasi pada CFC dan HCFC saja melalui Keputusan XV/9.
32 of 35
16
10/30/2013 162
Teknologi Penghancuran di A.S. Fasilitas ini dapat dikategorikan sebagai berikut: Insinerator • Kiln Rotari • Unit Perapian Tetap • Unit Injeksi Cairan
Tungku Industri • Kiln Pabrik Semen • Kiln Agregat Ringan
Teknologi Plasma • Unit Busur Plasma Argon
33 of 35
Teknologi Insinerasi
Reaktor Perengkah (Cracking) Insinerasi Gas/Asap Insinerasi Kiln Rotari Insinerasi Injeksi Cair Kiln Pabrik Semen Insinerasi Internally Circulated Fluidized Bed (ICFB) Insinerasi Perapian Tetap
34 of 35
17
10/30/2013 163
Akhirnya
Terima Kasih 35 of 35
18