[email protected]
TC125 Indonesia
TAMPILAN THUNDER 125 Tampak Kiri
Tampak Kanan
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
1
[email protected]
TC125 Indonesia
DATA SPESFIFIKASI DIMENSI DAN BERAT KERING Panjang keseluruhan Lebar keseluruhan Tinggi keseluruhan Jarak sumbu roda Jarak terendah ke lantai Jarak ketinggian tempat duduk Berat kering
1945 mm 735 mm 1070 mm 1265 mm 160 mm 750 mm 122 kg
MESIN Jenis Cylinder Diameter Langkah piston Isi cylinder Perbandingan kompresi Karburator Saringan udara Sistem starter Sistem pelumasan
4-Langkah, pendingin udara, OHC 1 (Tunggal) 57.0 mm 48.8 mm 124 cm3 9.2 : 1 MIKUNI BS26SS Elemen Busa Polyurethane Listrik Terendam (wet sump)
TRANSMISI Kopling Transmisi Pola pemindah gigi Reduksi awal Reduksi akhir Perbandingan gigi, rendah Ke 2 Ke 3 Ke 4 Top Rantai penggerak
Basah, manual, plat majemuk 5 Percepatan 1 – Ke bawah, 4 – Ke atas 3.470 (59/17) 3.214 (45/14) 3.000 (33/11) 1.857 (26/14) 1.368 (26/19) 1.143 (24/21) 0.957 (22/23) KMC 428H 118 mata
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
2
[email protected]
TC125 Indonesia KELISTRIKAN Jenis pengapian Saat pengapian
Busi Battery Sekering Lampu utama Lampu rem/belakang Lampu sein Lampu indikator sein Lampu indikator netral Lampu speedometer Lampu Tachometer Lampu kapasitas bensin Lampu indikator dim Lampu posisi Indikator posisi gigi
Pengapian elektronik (Transistor) 13 o TMB sebelum 1950 r/min 32 o TMB diantara 4000-5000 r/min 29.9 o TMB diantara 6000-7500 r/min 34.1o TMB diatas 9000 r/min NGK CR8E, NIPPON DENSO U24ESR-N 12V 28.8 kc 7Ah 10HR 10A, 15A 12V 35W/35W 12V 5W/21W 12V 21W 12V 2W X 2 12V 2W 12V 3W 12V 3W 12V 3W 12V 2W 12V 5W 12V 2W
SASIS Suspensi depan Suspensi belakang Sudut kemudi Caster Trail Radius Putar Rem depan Rem belakang Ban depan Ban belakang
Teleckopic, pegas spiral, bantalan oli Lengan ayun, bantalan oli, 5 tingkat penyetelan pegas 42 o (kanan dan kiri) 64 o 30’ 90 mm 2.1 m Disc Tromol 80/100-18 4PR 90/90-18 4PR
KAPASITAS Tangki bensin, termasuk cadangan Cadangan Oli mesin Oli suspensi depan
14 L 2.0 L 1100 ml 150 ml
Catatan : Spesifikasi dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
3
[email protected]
TC125 Indonesia
KONSEP DESAIN Suzuki Thunder 125 adalah model sepeda motor sport touring 4 langkah (4 stroke light touring sport) dengan kapasitas mesin 125 CC. Model ini diciptakan untuk memenuhi selera laki-laki sejati yang mengutamakan style dalam bermotor. Umur antara 20 – 40 tahun. Pekerjaan karyawan dan mahasiswa dengan personal style modern dan dynamic. Desain yang sporty, mesin sport 4 langkah dangan kapasitas 125 CC dilengkapi Real Electric Starter, Real Double Piston Disk Brake, Real Casting Wheel, Real Multi Reflektor Head Lamp, Real Aluminum Trail Grip dan daya tahan yang tinggi serta harga yang kompetitif merupakan gaya sejati bagi Thunder 125. It’s The Real Style
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
4
[email protected]
TC125 Indonesia
PENAMPILAN 1. Sepeda Motor Sport Touring dengan Penampilan Kekar. Thunder 125 dikonsepkan sebagai sepeda motor sport touring yang simple, ekonomis/irit dan tangguh. Produk ini memang dikeluarkan karena keinginan konsumen terhadap produk Suzuki yang berkonsep sport touring dengan harga kompetitif. 2. Stylish Panel Instrument Panel instrument berkesan stylish, sporty dan mudah dibaca saat berkendara. Panel instrument terdiri dari Speedometer dan Tachometer dengan warna dasar putih dan hitam, angka berwarna putih sedangkan jarum penunjuk berwarna oranye menyala. Juga terdapat indikator Gear position, indikator lampu sein, indikator lampu jauh dan fuel meter. 3. Head Lamp Diamond - Eye Type Head lamp berbentuk bulat dengan desain multi reflector diamond – eye memberikan cahaya terang dan dilengkapi dengan lampu senja. 4. Aluminum Die Casting Wheel Roda belakang dan akan menggunakan Aluminum Die Casting yang menarik, ringan dan kuat untuk kestabilan pengndalian dan kenyamanan berkenadara. 5. Tail Grip Tail Grip Aluminum yang fungsional dipasang di bagian belakang menambah sporty tampilan keseluruhan.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
5
[email protected]
TC125 Indonesia
MESIN Mesin Thunder 125 memiliki desain yang maju yang memberikan keuntungan pada kecepatan akselerasi, peningkatan tenaga dan pengendalian yang mantap. Disamping itu juga mesin Thunder 125 menawarakan ketahanan yang tinggi, perawatan mudah dan sangant ekonomis.
1. Mesin 4 Langkah 2. Kapasitas mesin 125 Cm3 3. Karburator Mikuni BS 26 SS 4. Torsi didapat pada rpm rendah dan menengah 5. Alumunium Cylinder 6. Silent Cam Chain 7. Oil filter yang mudah diganti 8. Saringan Bensin 9. Oil Filter 10. Oli Sump Filter 11. Pengapian transistor
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
6
[email protected]
TC125 Indonesia
ENGINE CUT MODEL
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
7
[email protected]
TC125 Indonesia
PENGENDALIAN,
KENYAMANAN
DAN
PEMAKIAN
YANG
PRAKTIS Thunder 125 didesain sebagai kombinasi kenyamanan dan kemudahan dengan kemampuan manuver dan pengendalian yang baik pada setiap situasi jalan. 1. Electric Starter Dilengkapi electric starter untuk memudahkan dalam menghidupkan mesin. 2. Transmisi
Dengan
Lima
Tingkat
Kecepatan
Dengan
Pola
Pemindahan Return Penggunaan sistem ini bertujuan untuk menyesuaikan kecepatan dan torsi. 3. Tangki Bahan Bakar Tangki bahan bakar berkapasitas 14 liter termasuk cadangan sebanyak 2 liter yang memungkinkan perjalanan jarak jauh. 4. Rangka Pipa Tubular Dengan Konstruksi Diamond Kunci dari pengedalian yang baik adalah rangka yang ulet tetapi ringan dan konstruksi diamond dirancang untuk mendapatkan kemampuan diatas yakni ringan dan ulet. 5. Suspensi Dengan Lima Tingkat Penyetelan Pagas suspensi belakang dapat disetel (lima posisi penyetelan) sesuai dengan keinginan pengendara, beban muatan, cara pengendaraan dan kondisi permukaan jalan. Posisi pertama menghasilkan pegas yang lebih lunak dari pada posisi ke lima. Pegas disetel pada posisi ke dua saat dikirim dari pabrik. 6. Foot Rest Depan Dipasang rubber Mount untuk kenyamanan pengendara
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
8
[email protected]
TC125 Indonesia
7. Dimmer Switch Saklar dimmer yang terletak di sebelah kiri kemudi pada Thunder 125 menjadi satu dengan saklar lampu sein, sehingga dalam satu saklar mempunyai dua fungsi, yang pertama berfungsi untuk mengoperasikan lampu jauh/dekat sedangkan yang kedua berfungsi untuk mengoperasikan lampu sein kiri/kanan.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
9
[email protected]
TC125 Indonesia
INFORMASI UMUM 1. Lokasi Nomor Seri Nomor rangka terletak dibagian pipa kemudi sebelah kiri sedangkan nomor mesin terletak di bagian cranckcase sebelah kiri. 2. Bahan Bakar Dan Oli Yang Disarankan a. Bahan Bakar Pergunakanlah bensin yang berkadar oktan 90 atau lebih ( Metoda Riset ), dan yang lebih baik lagi bensin tanpa timbal dan kadar timbalnya rendah. b. Oli Mesin Pergunakan oli mesin dengan klasifikasi API service SF atau SG dengan tingkat kekentalan SAE 10W - 40. Bila SAE 10W - 40 tidak tersedia, pilihlah alernatif lain sesuai tabel dibawah ini :
SAE 40 30 20W /50 10W /50 10W /30 20W 10W
TE M P
C
- 20
- 10
0
10
20
30
40
F
-4
14
32
50
68
86
10 4
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
10
[email protected]
TC125 Indonesia 3. Prosedur Pemakaian Awal
Saat dibuat, sepedamotor ini menggunakan bahan/material pilihan dan semua parts dibuat dengan standar kualitas yang tinggi namun bagian-bagian yang
bergerak
dan
saling
berhubungan
masih
memerlukan
proses
penyesuaian sebelum mesin tersebut dapat dioperasikan secara maksimum. Kemampuan dan daya tahan mesin tergantung dari penanganan dan perawatan pada pemakaian awal. Berikut adalah penjelasan secara umum : Perhatikan batas kecepatan pada masa pemakaian awal 800 km pertama
Kurang dari 4.500 Rpm
Sampai dengan 1.600 km
Kurang dari 5.500 Rpm
Lebih dari 1.600 km
Kurang dari 10.000 Rpm
• Setelah
menempuh
jarak
1.600
km,
sepedamotor
sudah
dapat
dipergunakan dengan tarikan gas sepenuhnya, tetapi jangan melewati 10.000 Rpm. • Jangan menggunakan kecepatan konstan pada masa pemakaian awal. Gunakan kecepatan yang beragam / bervariasi.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
11
[email protected]
TC125 Indonesia
CYLINDER HEAD TDCC (Twin Dome Combustion Chamber) Cylinder
Head
disipasi
panas
Thunder 125 terbentuk dari alumunium tuang yang memiliki sempurna.
Karakter
bentuk
dua kubah
bola
ini
dapat
meningkatkan efek kecepatan tinggi pada campuran gas segar yang masuk dan sisa pembakaran (gas buang).
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
12
[email protected]
TC125 Indonesia
VALVE TIMING Timing katup (Valve Timing) adalah saat membuka dan menutupnya katup pemasukkan dan pembuangan. Membuka dan menutupnya katup digerakkan oleh camshaft. Seperti port timing pada mesin 2 langkah, valve timing pada mesin 4 langkah sangat menetukan hasil kerja mesin karena ha ini sebagai pengatur saat pemasukkan dan pembuangan Pemasukan
Buka : 35º sebelum T.M.A Tutup : 57º setelah T.M.B
Pembuangan
Buka : 56º sebelum T.M.B Tutup : 24º setelah T.M.A
Sudut Overlap Katup
: 59º
Keausan pada cam sering disebabkan oleh kinerja katup yang lemah sehingga mengakibatkan berkurangnya tenaga mesin. Batas pemakaian cam ditentukan oleh ketinggian cam intake dan exhaust, yang diukur dengan menggunakan mikrometer. Bila ketinggian cam sudah tidak sesuai spesifikasi, ganti camshaft dengan yang baru. Ketinggian cam Tinggi cam
Batas pemakaian
Intake cam
33.350 mm
Exhaust cam
33.000 mm
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
13
[email protected]
TC125 Indonesia
PEGAS KATUP Pegas yang digunakan berpasangan, biasanya permukaan lebih renggang terpasang di bagian atas. Untuk menjaga agar pegas tidak bertautan, penempatan pegas dengan arah ulir. Valve spring berfungsi untuk menutup katup. Pada Thunder 125 digunakan valve spring ganda untuk mencegah timbulnya valve floating dan mengurangi valve surging. Panjang pegas katup ( saat bebas ) Pegas
Batas pemakaian
INNER
31.2 mm
OUTER
33.6 mm
Tegangan pegas katup Pegas
Standar
INNER
3.77 – 4.43 kg/26.78 mm
OUTER
8.86 – 10.4 kg/29.78 mm
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
14
[email protected]
TC125 Indonesia
TOP KOMPRESI Posisi top kompresi pada sepeda motor sangat diperlukan terutama bila akan melakukan penyetalan atau ingin melakukan pembongkaran mesin. Pada Thunder 125 posisi Top kompresi di dapat dengan cara-cara sebagai berikut : Posisi top • Lepaskan cap bagian kiri penutup cylinder head. • Lepaskan cap bagian kanan penutup cylinder head. • Lepaskan busi, cap lubang pemeriksa katup dan penutup lubang pemeriksaan timing. • Lepaskan
cap
magneto
cover
dan
putarlah
rotor
magneto
dengan
menggunakan kunci sock 14 mm untuk menyetel piston agar berada pada posisi TMA ( Titik Mati Atas ) pada langkah kompresi. ( Putarlah rotornya sampai garis “ I “ berada di tengah lubang cover cranckcase ). • Lubang pin pad cam driven sprocket harus berada di atas.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
15
[email protected]
TC125 Indonesia
KERENGGANGAN KATUP Kerenggangan katup terdapat di antara ujung tangkai katup dan sekrup penyetel pada rocker arm. Bila kerenggangannya melebihi batas, akan mengakibatkan timbulnya bunyi. Bila kerenggangan katup terlalu kecil, katup tidak dapat duduk dengan tepat dan mengakibatkan gas bocor sehingga tenaga yang dihasilkan tidak maksimum. Hal yang paling buruk dengan kerenggangan katup terlalu kecil adalah katup akan menyentuh kepala piston dan dapat mengakibatkan kerusakan pada keduanya yakni katup dan piston. Pada penyetelan katup IN, lakukan seperti biasa. Pada katup EX terdapat pegas pengembali (return spring) pada bagian rocker arm, sehingga saat melakukan penyetelan, rocker arm
harus diungkit dengan obeng sambil memasukkan
thickness gauge antara adjusting screw dan tangkai katup. Kerenggangan katup : Intake
: 0.04 – 0.07
Exhaust : 0.13 – 0.18 Catatan : Ketika mengukur atau menyetel kerenggangan katup, laksanakan ketika mesin dingin.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
16
[email protected]
TC125 Indonesia
PISTON DAN RING PISTON 1. Piston Ukur diameter luar piston dengan mikrometer pada posisi 10 mm dari tepi bawah piston. Bila diameternya kurang dari batas yang diijinkan, ganti piston. Batas pemakaian piston adalah 56.880 mm 2. Ring-Ring Piston Mesin ini dilengkapi dengan tiga ring yang di tempatkan pada piston untuk menahan piston pada tempatnya dan mencegah oli masuk ke ruang pembakaran dan menyebarkan panas ke dinding silinder ketika menerima panas, disamping tugas utama sebagai penyekat kompresi (sealing effect). Spacer
Celah ring piston saat bebas Ring
Standard
Batasan
Ke-1
7.2 mm
5.6 mm
Ke-2
5.8 mm
4.8 mm
EX Side rail
Celah ring piston didalam silinder Ring
Standard
Batasan
Ke-1
0.20 mm – 0.32 mm
0.50 mm
Ke-2
0.20 mm – 0.32 mm
0.50 mm
45°
45°
4 5°
45 °
TOP
2nd
IN
Ring pertama dan ring kedua, bentuk permukaannya berbeda. Ring pertama permukaannya dilapisi chrome, sedangkan ring kedua tidak dilapisi chrome. Warna ring kedua terlihat lebih gelap daripada ring pertama
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
Side rail
17
[email protected]
TC125 Indonesia
TEKANAN KOMPRESI Tekanan kompresi
Standard : 1000 – 1400 KPa / 10.0 – 14.0 Kg/Cm2 Batas
: 800 Kpa / 8.0 Kg/Cm2
Mengukur tekanan kompresi dengan menggunakan Compression Gauge pada putaran mesin kira-kira menapai 600 – 650 r/min. Hal tersebut menunjukkan kondisi mesin.
RANTAI CAM DAN SPROCKET CAM Camshaft digerakkan oleh putaran crankshaft diteruskan oleh cam drive chain dan sprocket yang terdapat pada masing-masing shaft. Rantai yang digunakan jenis silent type. Gigi Camshaft
: 34 gigi
Gigi Crankshaft : 17 gigi
SILENT TYPE
ROLLER TYPE
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
18
TC125 Indonesia
[email protected]
PENGATUR TEGANGAN RANTAI OTOMATIS Mekanisme pengatur tegangan rantai otomatis adalah semacam rachet. Pada tipe ini menjamin tegangan rantai tidak berubah/tetap dan berfungsi untuk meredam kekenduran pada rantai (menghilangakan bunyi).
Rachet
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
19
[email protected]
TC125 Indonesia
KOPLING Thunder 125 menggunakan kopling manual jenis inner push plat majemuk. Spring menekan pressure plate sehingga drive plate dan driven plate saling berhubungan dan memindahkan gaya dari poros engkol ke transmisi (lihat hal 23 mengenai Power Train).
Yang perlu di perhatikan adalah pada saat pemasangan push rod jangan sampai terbalik, lihat gambar.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
20
[email protected]
TC125 Indonesia
PERPINDAHAN TENAGA CRANKSHAFT PRIMARY DRIVE GEAR PRIMARY DRIVEN GEAR CLUTCH HOUSING CLUTCH DRIVE PLATE CLUTCH DIRVEN PLATE CLUTCH SLEEVE HUB COUNTER SHAFT DRIVE GEAR DRIVEN GEAR DRIVE SHAFT ENGINE SPROCKET DRIVE CHAIN REAR WHEEL
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
21
[email protected]
TC125 Indonesia
KARBURATOR Thunder 125 menggunakan karburator Constan velocity Mikuni tipe BS. Pada karburator tipe ini kecepatan aliran udara dipertahankan tetap. Berdasarkan sistem katup/throttle, karburator dibagi menjadi dua tipe yaitu : tipe VM dan BS. Secara konstruksi umum tipe VM dan BS sama kecuali dalam hal throttle valve dan piston valve. Perbedaan kedua tipe karburator tersebut adalah : Tipe VM : Respon cepat pada saat awal (0.2 – 0.3 detik) dengan pengendalian yang tepat oleh pengendara. Tipe BS : Pada awal akselerasi, respon tidak secepat tipe VM namun demikian akselerasi yang halus dapat dicapai walau pengoperasian throttle valve kasar. Hal ini dikareanakan kontrol vakum piston valve. Cara kerja karburator tipe BS sama seperti yang terdapat pada Thunder 250, FXR 150, FU 125 dan FU 150 SC.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
22
[email protected]
TC125 Indonesia
KONSTRUKSI KARBURATOR
B
E
D C A
ITEM
SPECIFICATION
Carburetor Type Bore Size I.D.No.
ITEM
SPECIFICATION
MIKUNI BS26SS
Jet Needle
(J.N)
B
4DH41-2nd
26
Needle Jet
(N.J)
C
P-0 (390)
Pilot Jet
(P.J)
D
#12.5
26-183
Idle r/min
1450 ± 50 R/min
Starter Jet
(S.J)
#37.5
Flat Height
29 ± 0.5
Pilot Screw
(P.S)
PRE-SET (2.5/8 turn out)
# 110
Pilot Air Jet
(P.A.J)
Main Jet Main Air Jet
(M.J) (M.A.J)
A
0.6
Throttle Cable Play
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
E
Ø 1.25 0.5-1.0
23
[email protected]
TC125 Indonesia
KERJA DIAPHRAGMA DAN PISTON Venturi pada daerah melintang pada karburator tipe BS membesar dan mengecil secara otomatis karena gerakan katup piston tekanan negative di bawah aliran venturi ruang diafragma piston
1
2
.
A .
1 .
katup piston bergerak menurut
Tekanan negative terjadi di dalam
memalui lubang kecil (orifice)
3
. Tekanan negative lebih besar dari gaya pegas
katup piston
1
yang berada di katup 4
yang menyebabkan
terangkat ke ruang diafragma dan mempertahankan aliran
udara dalam venturi. Dengan demikian aliran udara pada saluran venturi dapat pertahankan tetap konstan untuk memperbaiki pengabutan bahan bakar. Perbandingan bahan bakar – udara tetap sesuai dengan putaran mesin.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
24
[email protected]
TC125 Indonesia
SISTEM PELUMASAN
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
25
[email protected]
TC125 Indonesia
DENAH SISTEM PELUMASAN
CAMSHAFT JOURNAL AND CAM FACE
ROCKER ARM SHAFT
CONROD SMALL END
CAM CHAIN CYLINDER WALL
CONROD WALL END BEARING
CLUTCH RELEASE CAM
DRIVESHAFT BEARING
COUNTERSHAFT BEARING
DRIVESHAFT AND GEARS
COUNTERSHAFT AND GEARS
PRIMARY DRIVEN GAER SPACER
OIL FILTER
OIL PUMP
SUMP OIL
CLUTCH PLATES
OIL PAN
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
26
[email protected]
TC125 Indonesia
SISTEM PENGAPIAN Pada sistem pengapian full transistor, saat kunci kontak “ON” arus listrik dari accu mengalir ke ignitor unit , saat rotor tidak berputar (mesin tidak hidup) potensial listrik pada basis transistor tinggi sehingga transistor aktif dan arus mengalir dari accu ke kumparan primer ignition coil. Saat mesin hidup (rotor berputar), timbul arus bolak-balik pada pick-up coil yang brupa gelombang sinyal yang berubah dari (+) ke (–) seperti ditunjukkan pada gambar.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
27
[email protected]
TC125 Indonesia
Apabila sinyal arus bolak-balik (+) , potensial listrik pada basis juga (+) sehingga transistor tetap dalam kondisi “ON” yang juga berarti arus listrik dari kolektor mengalir ke emitor melalui kumparan primer ignition coil. Tetapi sebaliknya apabila sinyal arus bolak-balik (-) , potensial listrik pada basis juga (-) , sehingga transistor dalam kondisi OFF yang berarti arus diputus secara mendadak (dari kolektor ke emitor atau kumparan primer ignition coil) yang menibulkan indukso pada kumparan sekunder ignition coil . Hal inilah yang menciptakan bunga api.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
28
[email protected]
TC125 Indonesia Sistem Pengapian Elektronik Transistor
• Sistem pengapian Thunder 125 menggunakan sistem pengapian Elektronik Transistor. • Pengapian elektronik ini meminimalkan ketidakteraturan waktu pengapian dan memperbaiki performa pengapian pada putaran tinggi. • Beberapa fungsi ignitor : (1). Mengontrol pemajuan (advance) waktu pengapian Mengontrol waktu pengapian dalam merespon putaran mesin (lihat Fig.1). (2). mengontrol “Closing Angle” Saat mesin berputar pada kecepatan rendah, periode conducting (closing angle)
transistor berkurang sehingga pemakaian energi
berkurang. Saat putaran mesin tinggi, periode conducting (closing angle) meningkat untuk mencegah voltase ignition coil turun (lihat Fig. 2 dan 3).
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
29
[email protected]
TC125 Indonesia
PICK-UP Coil Gunakan pocket tester (skala R x 10 Ω), ukur tahanan diantara kabel-kabelnya sesuai tabel berikut. Tahanan
B–H
Pick-up coil
Kira-kira 120 – 250 Ω
Tahanan
K–K
Charging coil
Kira-kira 0,5 – 2,0 Ω
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
30
[email protected]
TC125 Indonesia Ignitor
Dengan pocket tester (skala R x 1kΩ) ukur nilai tahanan diantara terminalterminalnya sesuai tabel berikut KATUB TESTER ( + )
KATUB TESTER
(-)
1 1 2
3 4
2
3
Kira-kira
Kira-kira
3.6
5.0
Kira-kira
Kira-kira
3.0
2.0
Kira-kira
Kira-kira
5.0
2.0
~
~
4 6.5 3.0
4.0 ~
Ignition coil • Periksa ignition coil dengan elektro tester. • Periksa performa pengapian ignition coil. Untuk kondisi pengetesan lihat gambar. Pastikan ketiga jarum penunjuk berjarak minimal 8 mm. • Periksa ignition coil dengan pocket tester. Nilai tahanan Ignition Coil Primer Sekunder
O/P – P Kira-kira 3.5 – 4.5 Ω Cap busi – O/P Kira-kira TG – 30 KΩ
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
31
[email protected]
TC125 Indonesia
SISTEM PENGISIAN Sirkuit sistem pengisian terdiri dari generator AC, Regulator / Rectifier dan batere. Arus AC yang dihasilkan generator AC dikonversikan oleh rectifier dan dirubah menjadi arus DC kemudian mengisi battery.
Saat putaran mesin rendah dan tegangan yang dihasilkan oleh generator AC lebih rendah daripada teagangan yang diatur oleh regulator, regulator tidak berfungsi, arus yang dihasilkan mengisi battery secara langsung.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
32
[email protected]
TC125 Indonesia
Bila putaran mesin bertambah, tegangan yang dihasilkan oleh generator AC juga meningkat dan tegangan antara titik
A
dan
B
pada regulator menjadi
tinggi dan ketika mencapai nilai tegangan yang sesuai unit control, unit control berada pada kondisi “ON”. Kemudian SCR mengatur arah titik
A
ke titik C .
Pada kondisi seperti ini arus dari generator AC mengalir melalui SCR tanpa mengisi batere dan kembali ke generator AC lagi. Akhirnya, ketika arus AC dari generator AC mengalir ke titik
B
, arus balik mengalir ke SCR, sehingga sirkuit
SCR berubah ke posisi OFF dan mulai mengisi batere kembali. Jadi dengan demikian tegangan pengisian ke batere terjaga konstan / stabil dan mencegah terjadinya kelebihan pengisian / overcharging.
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
33
[email protected]
TC125 Indonesia Pemeriksaan Hasil Pengisian Hidupkan mesin dan tahan pada putaran 5.000 rpm.
Dengan pocket tester, ukur tegangan DC antara kutub batere +
dan
-
Bila nilai tegangan dibawah 13.5 V atau diatas 16.0 V, periksa unjuk kerja generator AC tanpa beban dan regulator / rectifier. Standar hasil pengisian 13.5 V – 16.0 V pada 5.000 rpm
Unjuk Kerja Generator AC Tanpa Beban Lepaskan sambungan ketiga buah kabel dari terminal generator AC. Hidupkan mesin dan tahan pada putaran 5.000 rpm. Dengan pocket tester, ukur tegangan AC diantara ketiga kabel. Bila tegangannya dibawah 70V, artinya generator rusak.
Standar unjuk kerja tanpa beban Lebih dari 70 V (AC) pada 5.000 rpm
Regulator / Rectifier Gunakan pocket tester ( skala x 1k Ω ), ukur nilai tahanan diantara kabel-kabel sesuai tabel berikut. Bila tahanannya tidak sesuai, ganti regulator / rectifier. KATUB TESTER ( + )
KATUB TESTER
(-)
M M
H
H
H
H/P
40
40
40
32
50
50
40
50
40
H
3
H
3
50
H
3
50
50
H/P
5
3
3
40 3
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
34
[email protected]
TC125 Indonesia
SISTEM STARTER Gambar dibawah ini adalah diagram sistem starter yang terdiri dari motor starter, relay, sakelar pemutus arus, kunci kontak, tombol starter dan batere. Dengan menekan tombol starter ( terletak dikemudi bagian kanan ) relay bekerja sehingga motor starter terhubung dengan batere. Motor starter membutuhkan arus 80 ampere untuk menghidupkan mesin
Starter Relay
S. Button
Ig. Switch ON
Fuse Engine Kill Switch RUN Starter Motor
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
35
[email protected]
TC125 Indonesia
WIRING HARNESS DIAGRAM
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
36
[email protected]
TC125 Indonesia
SPECIAL TOOLS ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
PART NO. 09900-06107 09900-06108 09900-09003 09900-20101 09900-20202 09900-20303 09900-20505 09900-20508 09900-20606 09900-20701 09900-20803 09900-21304 09900-25002 09900-28106 09900-28403 09910-20116 09910-32812 09910-34510 09911-73730 09913-50121 09913-75820 09913-80112 09915-63310 09915-64510 09915-74510 09916-14510 09916-21113 09916-24311 09916-24610 09916-20620 09916-20630 09916-34542 09916-34570 09916-34580 09916-44310 09916-84510
PART NAME Snap ring pliers (opening type) Snap ring pliers (closing type) Impact driver set Verniers calipers (150 mm) Micrometer (25-50mm) Micrometer (50-75mm) Micrometer (0-25mm) Cylinder gauge set Dial gauge 1/100 Magnetic stand Thickness gauge V-block Pocket tester Electro tester Hydro tester Conrod holder Crankshaft installer Piston pin puller "T" Type Hexagon wrench (5 mm) Oil seal remover Bearing installer Bearing installer Compression pressure adaptor Compression gauge Oil pressure gauge Valve spring compressor Valve seat cutter set Solid pilot (N-100-5.0) Valve seat cutter 15º(N-121) Valve seat cutter 45º (N-122) Valve seat cutter 30º (N-126) Reamer handle Reamer 5.0 mm Reamer 10.8 mm Valve guide installer Tweezers
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
37
[email protected]
TC125 Indonesia
ITEM 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
PART NO. 09917-13210 09920-13120 09920-53710 09923-73210 09924-84510 09930-30102 09930-30180 09930-40113 09930-44511 09940-14911 09940-34520 09940-34561 09940-50112 09940-53311 09941-34513 09943-74111
PART NAME Tappet adjust driver Crankcase separating tool/crankshaft remover Clutch sleeve hub holder Bearing puller Bearing installer set Rotor remover slide shaftf Attachment Rotor and sprocket holder Rotor holder Steering stem nut socket wrench "T" handle Attachment "D" Fork oil seal installer Bearing Installer Steering race installer Fork oil level gauge
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
38
TC125 Indonesia
[email protected]
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
39
TC125 Indonesia
[email protected]
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
40
TC125 Indonesia
[email protected]
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
41
TC125 Indonesia
[email protected]
JALUR KABEL LISTRIK, KABEL DAN SELANG
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
42
[email protected]
TC125 Indonesia MOMEN PENGENCANGAN MESIN Bagian Baut tutup cylinder head Baut camshaft sprocket Mur cylinder head ø 8 mm Mur cylinder head ø 6 mm Mur cylinder ø 6 mm Mur Magneto rotor Mur primary drive gear/oil pump drive gear Mur clutch sleeve hub Baut pembuangan oli mesin Mur engine sprocket Baut engine mounting ø 8 mm (A 80 mm length) Baut engine mounting ø 8 mm (B yang lainnya) Mur pipa exhaust Baut pemegang knalpot Baut kopling starter
Kg.m 0.9 – 1.0 1.0 – 1.3 2.5 – 3.5 0.7 – 1.1 0.7 – 1.1 3.0 – 4.0
N.m 9 – 10 10 – 13 25 – 35 7 – 11 7 – 11 30 – 40
4.0 – 6.0
40 – 60
3.0 – 5.0 1.8 – 2.0 8.0 – 10.0
30 – 50 18 – 20 80 – 100
3.7 – 4.5
37 – 45
2.8 – 3.4
28 – 34
0.9 – 1.2 0.9 – 1.2 1.5 – 2.0
9 – 12 9 – 12 15 – 20
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
43
[email protected]
TC125 Indonesia SASIS Bagian Mur as roda depan Baut batang peredam garpu Baut pemegang garpu depan atas Baut pemegang garpu depan bawah Baut kepala batang kemudi Baut clamp handlebar Baut pemegang master cylinder rem depan Baut pemegang caliper rem depan Baut selang rem depan Katup pembuangan udara caliper rem depan Baut cakram rem Mur as lengan ayun Baut pijakan kaki depan Mur batang pemegang panel rem belakang (depan & belakang) Mur pemegang shock absorber belakang (atas & bawah) Mur as roda belakang Mur sprocket belakang Mur tuas cam rem belakang Baut tutup garpu depan
Kg.m 3.6 – 5.2 2.0 – 2.6 2.5 – 3.5 2.0 – 3.0 3.5 – 5.5 1.2 – 2.0
N.m 36 – 52 20 – 26 25 – 35 20 – 30 35 – 55 12 – 20
0.5 – 0.8
5–8
2.5 – 4.0 2.5 – 3.5
25 – 40 25 – 35
0.7 – 0.9
7–9
1.5 – 2.5 5.0 – 8.0 3.6 – 5.2
15 – 25 50 – 80 36 – 52
1.0 – 1.5
10 – 15
2.0 – 3.0
20 – 30
5.0 1.8 0.5 1.5
50 18 5 15
– – – –
8.0 2.8 0.8 3.0
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
– – – –
80 28 8 30
44
[email protected]
TC125 Indonesia TABEL MOMEN PENGENCANGAN
Diameter baut (mm) 4 5 6 8 10 12 14 16 18
Baut dengan tanda “4” atau konvensional Kg.m N.m 0.1 – 0.2 1.0 – 2.0 0.2 – 0.4 2.0 – 4.0 0.4 – 0.7 4.0 – 7.0 1.0 – 1.6 10.0 – 16.0 2.2 – 3.5 22.0 – 35.0 3.5 – 5.5 35.0 – 55.0 5.0 – 8.0 50.0 – 80.0 8.0 – 13.0 80.0 – 130.0 13.0 – 19.0 130.0 – 190.0
Baut dengan tanda “7” Kg.m 0.15 – 0.3 0.3 – 0.6 0.8 – 1.2 1.8 – 2.8 4.0 – 6.0 7.0 – 10.0 11.0 – 16.0 17.0 – 25.0 20.0 – 28.0
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
N.m 1.5 – 3.0 3.0 – 6.0 8.0 – 12.0 18.0 – 28.0 40.0 – 60.0 70.0 – 100.0 110.0 – 160.0 170.0 – 250.0 200.0 – 280.0
45
[email protected]
TC125 Indonesia DATA SERVIS
KATUP DAN BOS KATUP BAGIAN Diameter katup Kerenggangan katup (saat dingin) Diameter dalam pengarah katup Diameter luar tangkai katup Penyimpangan tangkai katup Ketebalan kepala katup Panjang ujung tangkai katup Lebar dudukan katup Penyimpangan kepala katup Panjang pegas katup saat bebas
IN EX IN EX IN & EX IN EX IN & EX IN & EX IN & EX IN & EX IN & EX INNER OUTER INNER
Tegangan pegas katup OUTER
KEPALA SILINDER + CAMSHAFT BAGIAN Ketinggian cam Diameter journal camshaft Penyimpangan camshaft Jarak 20 mata rantai cam Diameter dalam rocker arm Diameter luar as rocker arm Kelengkungan kepala silinder Kelengkungan tutup kepala silinder
IN EX IN & EX IN & EX IN & EX IN & EX
STANDARD 25.5 22.5 0.04 - 0.07 0.13 - 0.18 5.000 - 5.012 4.975 - 4.990 4.995 - 4.970 0.9 - 1.1 3.77 - 4.43 Kg pada panjang 26.78 mm 8.86 - 10.4 Kg pada panjang 29.78 mm
STANDARD 21.959 - 21.980 12.000 - 12.980 11.966 - 11.984 -
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
unit : mm BATASAN 0.05 0.5 2 0.03 31.2 33.6 -
BATASAN 33.35 33 0.1 129.9 0.05 0.05
46
[email protected]
TC125 Indonesia SILINDER + PISTON BAGIAN
STANDARD 1000 - 1400 kpa (10.0 - 14.0 kg/cm²) 0.045 - 0.022 57.000 - 57.015 56.950 - 56.965 Diukur 10 mm dari bawah -
Tekanan kompresi Kerenggangan piston ke silinder Diameter silinder Diameter piston Penyimpangan silinder
PISTON + RING PISTON BAGIAN Jarak ujung ring piston
STANDARD
unit : mm BATASAN 800 kpa (8.0 kg/cm²) 0.12 57.085 56.88 0.05
Diameter lubang pin piston Diameter luar pin piston
Kira-kira 7.2 Kira-kira 5.8 0.20 - 0.32 0.20 - 0.32 1.01 - 1.03 1.01 - 1.03 2.01 - 2.03 0.97 - 0.99 0.97 - 0.99 14.002 - 14.008 13.994 - 14.002
BATASAN 5.6 4.8 0.5 0.5 0.18 0.15 14.03 13.98
CONROD + CRANKSHAFT BAGIAN Diameter lubang conrod ujung kecil Kelengkungan ujung kecil Celah sisi ujung besar conrod Lebar ujung besar conrod Lebar crankshaft Penyimpangan crankshaft
STANDARD 14.004 - 14.012 0.10 - 0.45 15.95 - 16.00 53.0 ± 0.1 -
BATASAN 14.04 3 1 0.05
STANDARD 2.000 (30/15) Diatas 10 kpa (0.1 kg/cm²) Dibawah 30 kpa (0.3 kg/cm²) pada 3000 r/min
BATASAN
Jarak ujung ring piston Kerenggangan ring piston dengan alurnya Lebar alur ring piston Ketebalan ring piston
1st 2nd
N N 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd Oli 1st 2nd
POMPA OLI BAGIAN Perbandingan reduksi pompa oli Tekanan oli
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
-
47
[email protected]
TC125 Indonesia KOPLING BAGIAN Jarak main kabel kopling Sekrup pembebas kopling Ketebalan kampas kopling Lebar kuku kampas kopling Ketebalan plat kopling Distorsi plat kopling Panjang pegas kopling saat bebas
STANDARD 4 1/4 - 1/2 putaran balik 2.9 - 3.1 11.8 - 12.0 1.60 ± 0.05 -
TRANSMISI + RANTAI PENGGERAK BAGIAN STANDARD Perbandingan reduksi awal 3.470 (59/17) Perbandingan reduksi akhir 3.214 (45/14) Rendah 3.0000 (33/11) 2nd 1.857 (26/14) Perbandingan gigi 3rd 1.368 (26/19) 4th 1.143 (24/21) Top 0.957 (22/23) Celah antara garpu pemindah 0.10 - 0.30 dengan alurnya No.1 & 5.0 - 5.1 Lebar celah garpu pemindah No.2 5.5 - 5.6 No. 3 No.1 & 4.8 - 4.9 Ketebalan garpu pemindah No.2 No. 3 5.3 - 5.4 Panjang countershaft 88.0 ± 0.2 KMC 428 H Tipe Rantai penggerak 118 Panjang Panjang 20 pitch Ketegangan rantai 10 - 20
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
unit : mm BATASAN 2.6 11 0.1 29.5
BATASAN 0.5 -
-
-
259 -
48
[email protected]
TC125 Indonesia KARBURATOR BAGIAN Jenis Karburator Diameter Karburator No. ID Stasioner Tinggi pelampung Main jet Main air jet Jet needle Needle jet Pilot jet Stater jet Pilot screw Pilot air jet Jarak main kabel gas
(M.J.) (M.A.J.) (J.N.) (N.J.) (P.J.) (S.J.) (P.S.) (P.A.J.)
KELISTRIKAN BAGIAN Waktu Pengapian
Busi Daya pengapian Tahanan kumparan pengapian
Tahanan kumparan magnet
Generator tegangan rendah Tegangan regulator Tahanan starter relay Battery
Sekring
unit : mm SPESIFIKASI MIKUNI BC26SS 26 26 - 183 1450 ± 50 r/min 29 ± 0.5 # 110 0.6 4DH41-2nd P - 0 (390) # 12.5 # 37.5 PRE - SET 2 ⅝ Putaran balik ø 1.25 0.5 - 1.0
SPESIFIKASI CATATAN 13˚ TMB dibawah1950 r/min 32˚ TMB diantara 4000 - 5000 r/min 29.9˚ TMB diantara 6000 - 750r/min 34.1˚ TMB diatas 9000 r/min Type NGK CR8E N.D U24ESR-N Gap 0.7 - 0.8 Diatas 8 pada 1 atm Primer P - O/P Kira-kira 3.5 - 4.5 Ω Sekunder Tutup busi - O/P Kira-kira 16 - 30 Ω Pick up B-H Kira-kira 120 - 200 Ω Pengisian K-K Kira-kira 0.5 - 2.0 Ω Lebih dari 70 V (AC) pada 5000 r/min 13.5 - 16.0 pada 5000 r/min Kira-kira 3 - 4 Ω Tipe GM7Z-A Kapasitas 12 V 28.8 kC (7 Ah)/10 HR Berat 1280 pada 20˚C (68˚F) jenis 10 A, 15 A
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
49
[email protected]
TC125 Indonesia REM + RODA BAGIAN Jarak main pedal rem belakang Tinggi pedal rem Ketebalan rem cakram Penyimpangan rem cakram Diameter rem cakram Diameter piston master cylinder Diameter cylinder caliper rem Diameter piston caliper rem Diameter dalam teromol rem Ketebalan lining rem Kelengkungan as roda Ukuran ban Kedalaman gurat ban
Front Front Front Front Front Front Rear Rear Front Rear Front Rear Front Rear
STANDARD 20 - 30 10 4.0 ± 0.2 12.700 - 12.743 12.657 - 12.684 33.960 - 34.036 33.884 - 33.934 80/100 - 18 4PR 90/90 - 18 4PR -
unit : mm BATASAN 3 0.3 130.7 1.5 0.25 0.25 1.6 1.6
SUSPENSI BAGIAN Langkah garpu depan Panjang bebas pegas garpu depan Ketinggian oli garpu depan Pergerakan suspensi depan Penyimpanagan as lengan ayun BAHAN BAKAR + OLI BAGIAN Jenis bahan bakar Kapasitas tangki bensin + cadangan Cadangan Tipe dan tingkat kekentalan oli mesin Kapasitas oli mesin Jenis oli garpu depan Kapasitas oli garpu depan
STANDARD 110 142 75 -
BATASAN 485 0.5
SPESIFIKASI Pergunakan bensin yanmempunyai nilai oktan 90 – 97 atau lebih
CATATAN
14 L 2.0 L SAE 10 W/40 SF atau SG Penggantian 1100 ml Ganti saringan 1150 ml Pembongkaran 1350 ml oli garpu # 10 150 ml
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
50
[email protected]
TC125 Indonesia TEKANAN BAN
PEMAKAIAN NORMAL
TEKANAN BAN SAAT DINGIN
SENDIRI
BONCENGAN
Kpa
Kg/cm2
Psi
Kpa
Kg/cm2
Psi
Depan
175
1.75
24
175
1.75
24
Belakang
200
2.00
28
225
2.25
32
BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!
51