Tanin sebagai pelindung
Protein Pakan
Ilmu Dan Teknologi Pengolahan Bahan Pakan
Apa itu tanin?? • Merupakan zat anti nutrisi yang secara alamiah ada lama bahan makanan ternak. • Tanin diklasifikasikan ke dalam 2 kelas berdasarkan monomer fenolik yang membangun tanin :
• hydrolizable tanin • condensed tanin
Tanin adalah suatu seyawa polifenol yang banyak terdapat pada hijauan pakan ternak. Suatu senyawa yang bersifat anti nutrisi yang dapat mengakibatkan keracunan pada ternak apabila dikonsumsi oleh ternak secara berlebihan. Hal ini disebabkan karena sifat utamanya yang dapat berikatan dengan protein atau polimer lainnya.
Tanin mengikat protein membentuk senyawa kompleks sehinggakelarutan proteinnya menurun dan sulit dicerna. Tannin dibedakan menjadi tannin yang terkondensasi yaitu yang tidak dapat dipecah oleh mikroorganisme rumen dan tannin yang terhidrolisa, yaitu yang dapat dipecah mikroorganisme rumen.
Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari senyawa Tanin merupakan senyawa polyphenol dengan bobot molekul tinggi (1000-20000) yang mengandung gugus hidroksil dan gugus lainnya (misalnya karboksil) untuk membentuk komplek yang kuat dengan protein dan molekul lain seperti karbohidrat, membran sel bakteri, dan enzim pencernaan (Cannas, 2001; Norton, 2000).
Tanin mengandung sebagian besar gugus hidroksifenolik. Proteksi dari serangan ternak dapat dilakukan dengan menimbulkan rasa sepat, serangan dari bakteri dan insekta diproteksi dengan menonaktifkan enzim-enzim protoase dari bakteri dan insekta yang bersangkutan (Cheeke dan Shull, 1985). Tanin juga membentuk komplek dengan komponen polimer dinding sel dari serangan organisme patogen dan menghentikan pembelahan sel (Swain, 1979).
Tanin kondensasi dikenal juga sebagai proanthocyanidin, adalah paling banyak tedistribusi pada tanaman, tidak mudah dihidrolisis dan terdapat dalam struktur yang komplek (Cheeke dan Shull, 1985). Tanin kondensasi merupakan senyawa polimer dari flavan -3-01 (catekin) atau flavan -3; 4-diol (leucoanthocyanidin) atau turunannya yang dihubungkan oleh ikatan C-C atau C-O-C (Leinmuller et al., 1991).
TANIN KONDENSASI
Tanin hidrolisis merupakan ester dari glukosa dengan asam galat. Tanin ini dapat dihidrolisis dengan asam mineral panas menjadi gula dan asamasam yang menjadi unsur pokoknya (Cheeke dan Shull, 1985).
TANIN HIDROLISIS
Kuinon Asam kuinon adalah merupakan racun jaringan yang dapat mematikan jaringan eksplan sehingga tujuan suatu kultur tidak tercapai (Winarno, 1984). Reaktifitas kuinon yang tinggi biasanya lebih jauh memicu terjadinya reaksi kondensasi non enzimatik yang berperan dalam pembntukan melamin yang berwarna coklat . Senyawa kuinon dapat merubah senyawa fenolik menjadi residu polimer gelap.
Daun Gamal (Gliricidia Sephium)
Zat anti nutrisi yang terdapat dalam daun gamal adalah kumarin yaitu suatu zat yang menyebabkan bau yang khas pada daun gamal (Arif, 1992). Zat anti nutrisi ini dapat mengganggu pemanfaatan ammonia oleh mikroba rumen (Arif, 1992). Zat anti nutrisi yang terdapat dalam daun gamal adalah kumarin yaitu suatu zat yang menyebabkan bau yang khas pada daun gamal (Arif, 1992). Zat anti nutrisi ini dapat mengganggu pemanfaatan ammonia oleh mikroba rumen (Arif, 1992).
Kembang sepatu dikenal dengan nama yang berbeda di beberapa daerah yaitu bunga capatu (Timor), Jariban (Jakarta), kembang Wera (Sunda), Wora-Wari (Jawa) dan lain-lain (Heyne, 1987). Kandungan nutrisi kembang sepatu lebih baik jika dibandingkan dengan rumput benggala, rumput gajah. Kembang sepatu selain merupakan sumber hijauan ruminansia juga dapat digunakan sebagai agensia defaunasi. Di dalam kembang sepatu mengandung saponin yang mampu meredam protozoa. Kemampuan kembang sepatu meredam protozoa lebih tinggi dibandingkan minyak kelapa. Kembang sepatu dapat mengurangi jumlah protozoa rumen 54% sedangkan minyak kelapa 47% (Jalaludin, 1994).
KEMBANG SEPATU (HIBISCUS ROSASINENSIS)
Singkong (Manihot esculenta crantz) Singkong (Manihot esculenta crantz) Singkong (Manihot esculenta crantz), termasuk keluarga Euphorbiaceae. tingginya kandungan protein di dalam daun singkong yaitu sekitar 20-23% menjadikannya sebagai bahan pakan sumber protein yang potensial untuk menggantikan bahan sumber protein lain yang harganya lebih mahal terutama untuk ternak di daerah tropis. Lingga et al. (1989) menyebutkan bahwa daun singkong mengandung vitamin A yang tinggi yaitu sebesar 10000-13000 SI. Daun singkong banyak digunakan untuk sayuran, berbeda dengan umbinya, daun singkong mengandung 8,3% protein dapat dicerna, dan 45,5% total bahan kering yang dapat dicerna. Daun singkong terdiri dari dua bagian yaitu tangkai dan helai daun yang bentuknya seperti tangan. Daun singkong defisiensi asam amino esensial yang mengandung sulfur, yaitu methionin dan sistin. Daun singkong mengandung racun HCN (asam sianida) yang terdapat dalam bentuk glikosida sianogenik. Kandungan HCN pada daun muda berkisar antara 427-542 mg/kg, dan pada daun tua lebih rendah yaitu berkisar antara 343-379 mg/kg (Tim Laboratorium INTP Fapet IPB 2007).
Kaliandra
Zat anti nutrisi yang terdapat pada kaliandra adalah tanin (NRC, 1983). Tanin yang terdapat pada kaliandra cukup tinggi, yakni bisa mencapai 11% (Tim Laboratorium INTP Fapet IPB 2007) Daun kalindra mengandung 22-24% protein kasar, 24,38-30,00% serat kasar, 4-5% abu dan 2-3% lemak. Kandungan Ca 0,54%, P 0,34%, Na kurang dari 0,001%, Mg 0,33%, S 0,12% dan Fe 26 ppm (Ruskin et al., 1984). Kualitas protein kaliandra merupakan yang terbaik jika dibandingkan dengan legum pohon lainnya, walaupun legum ini juga mengalami defisiensi asam amino methionin (Ruskin et al., 1984).
Putih Telur
Penambahan atau keberadaan alami dari garam-garaman mampu mengakibatkan koagulasi pada putih telur. Garam NaCl merupakan salah satu terbentuknya koagulasi. Kekuatan gel yang dihasilkan dipengaruhi oleh aktivitas anion dan ion-ion garam (Stadelman dan Cotterill, 1977). Albumin telur sebagai sumber protein yang murah yang dapat digunakan sebagai pengikat senyawa tanin yang dapat menyebabkan pencoklatan pada ekstrak secang. Rayner (2002) memaparkan bahwa albumin telur biasa digunakan untuk mengurangi rasa sepat pada anggur merah (ride wines) dengan mengurangi kadar tanin.
SUMBER TANNIN
Sebagian besar terdapat dalam tanaman hijauan pakan ternak
Lamtoro (Leucaena Leucocephala)
Daun lamtoro memiliki daya kecernaan dan palatabilitas yang tinggi dan didukung dengan produksi yang tinggi serata kemampuan menghasilkan daun yang tinggi meskipun pada musim kemarau. Menurut kandungan nutrisi daun lamtoro cukup tinggi yaitu 24,77% protein, 1,7% abu, 3,86% lemak, 14,26% SK, 39,53%BETN, 1,57 Ca dan 0,285%P (Tim Laboratorium INTP Fapet IPB 2007). Selain itu, lamtoro juga mengandung toksin dan pemberian dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan keracunan. Akan tetapi, dengan pengolahan yang baik pemberian lamtoro mampu meningkatkan produksi ternak.
Uji Tannin N Nama Bahan o 1 Teh
Hasil Uji +++++
2
Kaliandra
3
Bunga Sepatu
+
4
Gamal
++
5
Lamtoro
6
Daun Singkong
• •
+++
+++
Semakin banyak (+), warnanya semakin hijau dan sebagai indikator bahwa tanin terkandung dalam bahan tersebut. Tanda (-) menunjukkan tidak terjadi perubahan apapun atau tidak mengandung tanin