Aplikasi Isoropdan Radiasi,1996
TANGGAPAN DUA VARIETAS KEDELAI TERHADAP CARA PENGOLABAN LABAN DINY A T AKAN DALAM BERBAGAI PARAMETER NITROGEN TANAMAN Sriharti Syaukat.JohannisWemay.dan ElsyeL. Sisworo Pusat Aplikasi lsotop dan Radiasi, BAT AN
ABSTRAK TANGGAPAN DUA VARIETAS KEDEIAI TERHADAP CARA PENGOLABAN LABAN DINY ATAKAN DALAM BERBAGAI PARAMETER NITROGEN TANAMAN. Telah dilaksanakansuatupercobaancarapengolahanlahan mcnggunakankcdclai tidak bcrbintil Var. Chippewa (cp) daDkcdclai bcrbintil Var. Tcnggcr (tg). Pcrlakuanyang diterapkan adalahtiga cars pcngolahan laban, dicangkull x (Cl), ditraktor 2 x (1'2), daDditraktor 4 x (T4). Hasil pcrcobaan mcnunjukkan walaupun cp (kcdclai tidak bcrbintil) dcngan N Sx Icbih daripadB tg, tetapi bobot kcdua Varictas ini tidak mcnunjukkan pcrbcdaan. Ini diduga karena kcdclai bcrbibntil tg mcmpcrolch N tambahandari fiksasi N2-udara di samping N dari tanah daDpupuk, schingga dapat mcnyamakanpcrtumbuhan dcngan kcdclai tidak bcrbintil (cp). Tcrlihat bahwa dcngan semakin baiknya pcrtumbuhan tanaman,dinyatakan dalam bobot kcring biji daDbrangkasanyang lebih bcrat akan mcnyebabkan% N-total (% N-to) mcnjadi rcndah. Untuk scmua cars pcngolahanlahaR,tampak bahwa % N-to tg Icbih tinggi daripada % Nto cp, terutama untuk biji. ScrapanN-to terlihat Icbih ditentubcrtanda I'N tampak dcnganjclas bahwa kcdclai tidak bcrbintil (cp) mcnggunakanN-bcrasal dari pupuk (N-bdp) Icbih banyak dari,lada kcdclai bcrbintil (tg), dinyatakan dalam % N-bdp daD scrapanN-bdp. PcrscnN-bcrasal dari fiksasi (% N-bdf) daD scrapanN-bdftcrtinggi untuk biji dibcrikan olch pcrlakuan T2, tetapi pcrlakuan ini mcmbcrikan % N-bdf dan scrapanN-bdftercmdah untuk brangkasan.
ABSTRACT RESPONSE OF TWO SOYBEAN VARIETIES ON SOIL CULTIVATION EXPRESSED AS SEVERAL PLANT NITROGEN PARAMETERS. A field experimentwas caried out using non-nod soybeanVar. Chippewa (cp) and nod soybeanVar. Tengger(tg). The treatmentsapplied in this experilnent were, three diferent soil cultivation, e.g, hoed once (Cl), tractorcd 2 times (T2), and tractorcd 4 times (T4). Results obtained from this experiment showed that there was no difference in dry weight betweencp and tg, although the cp was applied with N 5 times than tg. This meant that the nod soy beanwas able to get additional N from fixation besides N from soil and fertilizer. Data also show that plants with high dry weight usually have low N-total percentage(0/, to-N). For all three soil cultivation treatmentsthe nod soybean (tg) shows higher 'I, N-to compared to the non nod soybean(cp), especiallyfor tile seeds.The amount of total N-uptake was more determined by the % N-to of plants than that of the dry weight. By using abelled I'N -ZA it was shown clearly that the non-nod soybean(cp) used more N- derived from ferlilizer than the nod soy~an (tg), expressedin 'Ie- N derived from fertilizer ('/,Ndft) and uptake ofN-dff. PercentageofN derive from fixation ('I, N- dffix) and uptake ofN- dffix was highest in seedsand lowest in stoverwith the T2 treatment.
PENDAHULUAN Dari dua percobaansebelurnnyaditemukanbabwa pemadatantanab karena tara pengolahantanah di lahankering menyebabkan terlambatnyapertumbuhandan perkembangan akar tanamankedelai(I, 2). Datayangditemukandi lapangjuga disokongoleh dua percobaanrumah kaca (3, 4). Hal yang sejalan dengan basil yang ditemukan di atasjuga diperoleh sebelurnnyaoleh RECHEL g M. (5) yang menyatakanbahwa peningkatan kekuatan tanah~ strengt!!),yaitu suatuparameteryang memperlihatkan dampak pemadatan tanah akibat lalu lintas kendaraanpertanian di laban pertanian akan menghambatpertumbuhanpanjangakar. MEEK g M. (6), menemukan babwa laban yang belum pernah dilalui kendaraan pertanian,ternyatamempunyaiberatjenis tanahyang lebih rendah,kemampuanmenyerapair yang lebih banyak,dan laju pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi sehingga
menghasilkanbiomasatanamanyang lebih banyakdt"bandingkan dengan lahan yang sudah kerap kali dilalui kendaraan pertanian untuk pengolahan tanah yang menyebabkanterjadinya pemadatantanah. Bila lahan mengalami pemadatantanah karena pengolahantanah menggunakantraktor ditanami kedelai makasudahdiperlihatkan dari percobaansebelurnnyaterjadi pengharnbatan terhadappertumbuhandan perkembanganakar (1,2). lni berarti pertumbuhanakar akanberkunmg.Selanjutnyadari pekerjaan SISWORO (6) ditemukan bila akar tanaman kedelai berkurangakan menyebabkanjumlah bintil akan berkurangpula. Keadaanini diduga karena tempattumbuh bintil berkurang. Dari percobaansebelurnnya(I, 2) dil:emukanbahwa tanaman kedelai yang tumbuh pada lahanyangdiolah denganbeberapacarapengolahantanah yang menyebabkanpemadatantanah maka akar kedelai banyakterpusatpadakedalarnan0-5 cm. lni berarti pada
Aplika.Ji [.Jotop don Rodio.Ji. J 996
akar di kedalaman0-5 cm tersedia akar yang banyak untuk ditumbuhi bintil akar. Menghubungkan hat ini dengankemampuanflksasi Nz-udaratidak menumnkarenajumlah bintil yang banyakpadaakar di kedalaman05 cm, atau dapat terjadi bahwa kemampuanfiksasi Nzudara bagi pertumbuhan keseluruhan tanaman tidak cukup karena tidak disokong oleh akar pada kedalaman yang lebih yang juga dapat memamfaatkansumberN-
bobot kering, persen N-total (%N-to) dan serapan N-total, persenN-berasal dari pupuk (%N-bdp) dan serapan N-bdp, persen N-berasal dari fiksasi (%N-bdf) dan serapan N-bdf, untuk brangkasan dan biji tanaman kedelai. Semua nilai yang disajikan pada Gambar I sampai dengan 7 adaIab ratarata dari 3 ulangan.
tanah.
BASIL DAN PEMBAHASAN
Makalah ini melaporkan dua Varietas kedelai tidak berbintil dan berbintil yaitu, Val. Chippewa(cp)dan Val. Tengger(tg) terhadapbeberapa cara pengolahantanah yang memungkinkanterjadinya pemadatantanab,sehingga dapat mempengaruhi berbagaijenis kandungan Ntanaman.
BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan PAIR, Pasar Jumat Jakarta Selatan. Laban yang digunakan sebelumnya telah digunakan dua kali untuk percobaan dengan perlakuan yang sarna seperti percobaan ini. Bahan tanaman yang digunakan adalah kedelai Var. Tengger dan kedelai tidak berbintil Var. Chippewa. Varietas Chippewa ini digunakan sebagai tanaman standar bagi penentuan fiksasi Nz-udara menurut metode yang dikemukakan HARDARSON (8). Setiap petak percobaan 3 m x 3 m. Pada tiap percOOaansam baris Var. Chippewa diapit oleh tiga baris Var. Tengger sehingga dalam setiap petak percobaan ada mjuh baris tanaman kedelai. Jarak tanaman yang digunakan adalah 40 cm x 15cm. Pupuk bertanda yang digunakan adalah Z.A. dengan ekses atom (e,a) 2%. Pada Var. Chippewa dan Var. Tengger diaplikasikan berturut-turut 100kg N/ha daD 20 kgN/ha setelah tanaman berumur sam minggu. Pupuk P dan K dalam bentuk TSP dan KCl diberi dengan masing-masing bertakaran 60 kg PzOs/ha daD 60 kg KCl, yang diaplikasikan bersamaan dengan pupuk N. Biji kedua Varietas kedelai ini ditanam pada tanggall April 1993 dan dipanen pada tanggai 3 Juii 1993 pada saat biji masak. Perlakuan yang diterapkan adalah, (a) varietas dengan dua tarat, yaitu kedelai tidak berbintil Var. Chippewa (cp) dan kedelai berbintil Var. Tengger (tg) dan (b) pengolahan dengan tiga tarat, yaim: lahan dicangkull x = Cl; lahan ditraktor 2 x = T2; dan lahan ditraktor 4 x =T4.
Sebelumdilakukan percobaanini, lahan tempat percobaantelah digunakan 2 kali untuk percobaanyang serupa.Sehinggapada petak percobaanCl, T2, dan T4 masing-masingpetakpada percobaanini dilakukan telah menerima~rlakuan Cl, T2, dan T4 tiga kali, dua kali dari ~rcobaan sebelumnyadan satu kali dari percobaanini. Rancanganyang digunakan adalah rancangan acak kelompokditerapkanpada suatupercobaanfaktorial dengandua perlakuan,yaitu varietas kedelaidengandua taraf dan ~ngolahan 3 taraf. Setiapperlakuan diulang 4 kali. Namun, karena gangguan hewan peliharaan yang dapatdigunakanhanya 3 ulangan. Data dianalisis menggunakansidik ragam,sertaparameteryang diamatiadalah
Bobot Kering. Dari Gambar I terlihat bahwa untuk bobot kering total (bobot kering brangkasan + biji) hampir tidak ada perbedaan antara kedelai varietas tidak berbintil (cp) dan varietas berbintil (tg). Pada umumnya untuk kedua varietas ini bobot kering brangkasan adalah 2x bobot kering biji. Dari basil ini dapat diduga bahwa kernampuan fiksasi-N2 VaT. Tengger (tg) dapat menyokong pertumbuhannya sehingga hampir tidak berbeda dengan VaT. Chippewa (cp). Hal ini didasarkan pada' pemberian N yang untuk VaT. Chippewa adalah setara 100kg/ha dan untuk VaT. Tengger adalah 20 kg/ha, yang berarti pula bahwa varietas tg lebih efisien dalam menggunakan N yang diperoleh dari udara serta N yang berasal dari tanah dan pupuk. Untuk perlakuan pengolahan tanah yang diterapkan tampak bahwa perlakuan T4 memberikan bobot kering total tertinggi, disusul perlakuan Cl dan T2 (T4 > Cl > T2). Walaupun perlakuan pengolahan tanah T2 memberikan bobot kering total terendah tetapi memberikan efisiensi pertumbuhan tertinggi, yaitu dengan bobot kering brangkasan terendah (T2 < T4 < Cl). Pada Gambar Ijuga terlihat bahwa untuk VaT. Chippewa perlakuan yang memberikan pertumbuhan yang paling efisien dinyatakan dalam bobot kering brangkasan dan biji adalah perlakuan pengolahan tanah T4. Perlakuan ini memberikan bobot kering brangkasan tertinggi (T4 > T2 > Cl) daD juga bobot kering biji tertinggi (T4 > T2 > Tl). Sedangkan untuk VaT. Tengger hal ini ditemukan pada perlakuan pengolahan tanah T2, dimana bobot kering brangkasan pada perlakuan ini adalah yang paling rendah dibandingkan perlakuan pengolahan tanah lainnya (T2 < T4 < Cl), tetapi menghasilkan biji dengan bobot kering tertinggi (T2 > T4 > Cl). Dari percobaan sebelurnnya (9) terlihat bahwa pengolahan tanah terberat (T4) menyebabkan pertumbuhan akar terhambat di kedalaman tanah 5, 10, dan 15 cm. Sedangkan pertumbuhan akar yang paling baik pada ketiga kedalaman ini adalah untuk perlakuan pengolahan tanah teringan (Cl). Semua ini ditemukan pada kedelai berbintil yang diberikan N setara 20 kgN/ha. Ternyata untuk kedelai tidak berbintil (cp) yang mendapat N setara dengan 100kg N/ha pertumbuhan akar yang diasumsikan terpusat hanya di kedalaman tanah yang terbatas bila diberikan N cukup setara 100kg N/ha, dapat memberikan pertumbuhan yang baik dinyatakan dalam bobot kering brangkasan daD biji. P~da dua percobaan sebelumnya (9) memang tampak bahwa perlakuan T2 pada percobaan pertama memberikan produksi biji yang lebih daTi perlakuan CI dan T4. Sedangkanpada percobaankedua (9) perlakuan T2 ini menghasilkan bobot kering biji tertinggi. Tampaknya perlakuan T2 ini menyebabkan kondisi tanah yang cukup baik bagi pertumbuhan kedelai berbintil (tg) bing-
Aplikasi Isotopdon Radiasi.1996
ga mampu menghasilkan bobot kering tertinggi. Kalau dipandangdari sudut lain mungkin perlakuan Cl, yaitu perlakuandengan pengolahantanah yang paling ringan mampu mendorongpertumbuhanvegetatifVar. Tengger sehinggamenghasilkanbobotkering brangkasantertinggi (Cl > T4 > T2), namun kurang efisien mentranslokasi bahan kering dari bagian vegetatif ke biji sehingga menghasilkanbobot kering terendah(Cl < T4 < T2). PersenN-total (%N-to) daD SerapaDN-to. Pada Gambar2 untuk kedelaitidak berbintil (cp) dan berbintil (tg), %N-to biji adalah jauh diatas %N-to brangkasan. Keadaanini adalahkeadaanyang umum ditemukanpada tanamankedelai di mana pendistribusiankembali N dari bagiantanamanlain diakumulasipadabiji. MenurutEGLI ~ ~. (10),akumulasiini berkisarantara30-100%. Sedangkan SISWORO(7), menemukanbahwaakumulasiN pada biji adalah sekitar 80% dari seluruh tanaman.Juga dari Gambar2 ini terlihat bahwa %N-to biji kedelai berbintil adalah lebih tinggi dari pada kedelai tidak berbintil, Walaupunyang terakhir ini menerimaN- pupuk 5x lipat lebih daripadakedelaitidak berbintil. MenurutBHANGOO dan ALBRI1TON (11),DEffiERT ~ ~. (12),dan CRAFrBRANDNER ~ .31.(13), hal ini adalah karena kedelai berbintil selain memperolehN dari pupukdaDtanahjuga memperolehN dari fiksasi-Nzyangjuga patut dikemukakan adalahbila bobotkering dikorelasikandengan%N-to, terutama interaksi antara varietas dengan pengolahan tanah. PadaVar. Chippewa(kedelai tidak berbintil) tampak bahwabobotkering mempunyaiurutan sebagaiberikut (Cl < T2 < T4), daD pada Var. Tengger (kedelai berbintil) urutan bobot kering (T2 < T4 < Cl). Sebaliknya, untuk Var. Chippewa%N-to mempunyaiurutan Cl > T2 > T4 dan Var. TenggerT2 > Cl > T4. Tampaknya bila tanaman tumbuh dengan baik dinyatakan dengan bobot kering brangkasan+ bobotkering biji maka %N-to akan menjadi rendah, keadaan ini dapat diterangkan sebagaiberikut, denganmeningkatnyapertumbuhantanaman bearti N yang dikandung tanaman akan mengalarni pengenceran yang lebih besardaripadatanamanyang pertumbuhannyakurang,dinyatakandalam bobotkering.Pada serapanN-total terlihat bahwa jumlahnya tidak hanya ditentukan oleh bobot kering biji ataubrangkasan,tetapi juga oleh%N-to (gambar3). Hal ini terutamatampakpada Varietas Tengger terlihat walaupun bobot kering brangkasandaD biji untuk Var. Chippewa daD Tengger hampir sarna,tetapikarena%n-to terutamabiji Var. Tengger melebihi%N-to biji Var. Chippewa,makaserapanNto Var. Tengger menjadi lebih tinggi daripada Var. Chippewa. Hal yang serupa tampak pada perlakuan pengolahantanah (Cl, T2, T4) dan interaksiantaravarietasdenganpemadatantanah (Gambar3). PerseD N-berasal dari Pupuk (%N-bdp) daD Serapan N-bdp. Untuk persenN-bdp tampakjelas bahwa kedelaitidak berbintil (cp) menggunakanN-bdpjauh lebih besar daripada kedelai berbintil (tg). Untuk var. tidak berbintil %N-bdppada biji dan brangkasanberkisar sekitar 12%, daD untuk kedelai berbintil nilai ini adalah sekitar 4%. Untuk cara pengolahantanah terlihat bahwa hampir tidak ditemukan perbedaanantarcarapengolahan ini, baik untuk brangkasanmaupunbiji. lni beartidengan
cara pengolabantanah yang manapunbila pupuk-N diaplikasikanpada permukaantanah maka tanamankedelai dapatmenggunakannya. SerapanN-bdp memperlihatkanpola yang sejalan dengan%N-bdp.TerlihatbahwaVaT.ChiRJeWa(cp) mempunyai nilai serapanN-bdp melebihi VaT. Tengger(tg). Bila ini dikaitkandenganbobotkering (GambarI) di mana antaraVaT.Chippewadan VaT.Tenggerhampir tidak ada perbedaanmaka dapatdipastikan bahwa varietaskedelai berbintil (tg) mempunyaisurnberN lain di sampingN-bdp daDberasaldari tanahyangjuga dirniliki VaT.Chippewa. Sumber-N lainnya itu ada N-berasaldari fiksasi (N-bdt). Persen N-berasal dari Fiksasi (%N-bdf) daD SerapanN-bdf. Untuk N-bdftarnpakjelas bahwa%N-bdf yang tertinggi akan memberiserapanN-bdf yang tertinggi pula (Gambar6 daD7). Dari Gambar 6 terlihat bahwa %N-bdf tertinggi ditemukanpada perlakuan pengolaban tanahT2 (sekitar13% disusul oleh perlakuan Cl dan T4 (keduanyasekitar 10%),sehinggaurutannyaadalahT2 > Cl > T4. Untuk brangkasan urutan tertinggi sampai terendahuntuk %N-bdf adalah T4 (11%)> T2 (9%) > Cl (18%).Untuk serapanN-bdf hat yang sejalanditemukan. yaitu untuk biji T2 > T4 > Cl (26,515mg N > 15,984mg N > 15,439mg N) sedangkanuntuk brangkasanCl > T4 > T2 (5,995 mg N > 4,792 mg N > 2,549 mg N). Bila dilihat daTidua percobaansebelurnnya(9) tampak pada percobaan1 pertumbuhanterbaik (bobotkering biji, bobot kering brangkasan)adalahpadaperlakuanT2, tetapipada percobaanberikutnya adalah untuk perIakuanC 1. Percobaan inipun (percobaanIII) bobot kering total (biji + brangkasan)juga diperIihatkan oleh C I menghubungkan bobotkering dengan%N-bdf dan serapanN-bdf tarnpak bahwa bobot kering tertinggi akan memberikan%N-bdf daDserapanN-bdf yang terendah (Cl), sebaliknyabobot kering terendahakanmemberikan%N-txIf dan serapanNbdftertinggi (Gambar7). Hal ini sepertiyang sudahdijelaskan sebelurnnyatarnpak disebabkanadanyapengenceran kandungan-N tanaman dalam hal ini N-bdf, yaitu bila pel1umbuhantanaman tambah baik dinyatakan dalam bobot kering maka akan terjadi pengenceranyang lebih besarsehingganilai %N-bdf dan serapanN-bdf menjadi kecil.
KESIMPULAN Dari datapercobaanyang diperolehdapatdiajukan beberapakesimpulansebagaiberikut: I. Tidak ditemukanberbedaanbobot kering antarakedelai tidak berbintil Var. Chippewa (cp) dengankedelai berbintil Var. Tengger (tg), walaupunN yang diberikan padacp lima kali lipat dibandingkandenganyang diberikan pada tg, ini menunjukkanbahwa tg dapat memenuhikebutuhanN nya dari fiksasi N-udara 2. Mengkorelasikanbobot kering dengan% N- total (% N- to) tampaknyabahwapada tanamanbaik cp maupun tg yang tumbuh dengan lebih balk dinyatakan dalam bobotkering brangkasan+ biji yang lebih berat akan mempunyai% N- to yang lebih rendah,keadaan ini diperlihatkan denganbaik pada tara pengolahan
10.
Aplikasi [salopdan Radiasi,1996
3.
4.
5.
6.
yaitu perlakuanT4 yang memberikanbobotkering terberat tetapi mempunyai% N -to terendah. Pada interaksi antara pengolahanlahan denganvarietas, tampakbahwa untuk semuatara pengolahanlaban tg memberikan% N- to lebih tinggi daripadacp Untuk serapanN- to terlihat bahwa yang menentukan tinggi rendahnyaserapanN- to adalah% N- to dibandingkan denganbobotkering. Untuk % N-berasaldari pupuk (%N- bdp) clanserapan N-bdpjelas terlihat bahwa kedelaitidak berbintil Val. Chippewa (cp) menggunakanN- bdp yang lebih banyak daripadakedelai berbintil Val. Tengger(tg) Untuk % N -, berasa1dari fiksasi (% N-bdf) clanserapan N- bdf pada kedelai berbintil Val. Tengger (tg), tampakbahwa perlakuan pengolahanlahan T2 memberikan % N-bdf clan serapanN- bdf pada biji tertinggi clan perlakuan ini memberikan % N- bdf clan serapanN-bdf brangkasanterendah
UCAPANTERIMAKASm Dengantelahterlaksananyapercobaantersebutdi atassampaikepadapenulisanini, penulis menyampaikan ucapanterimakasihkepadaKepala PusatAplikasi Isotop dan Radiasi yang telah membiayai percobaanini. Tidak lupa tIcapanterimakasihdisampaikankepadastaf kelompok Tanah daD Nutrisi Tanaman, Moch. Tohir, Karaliyani, Amrin. J., Halimah, Sofiamurti, Ellya Refina yang telah membantudalam pelaksanaanpercobaanini.
DAFTAR PUSTAKA SYAUKAT, S., WEMAY, J., KARALIYANI. HALIMAH, dan SISWORO,B.L.. "Pengaruhpengolahan tanah terhadappertumbuhantanamankedelai". Aplikasi Isotop daD Radiasi di Bidang Pertanian, Peternakan daD Biologi (Risalah Pertem. Ilmiah Jakarta,1992),BATAN, Jakarta(1993)161. 20 SYAUKAT, So, WEMAY, Jo,FIRDAUS, A., TOHIR, Mo, dan HALIMAH "Korelasi antar berbagai parameter pertumbuhan tanaman kedelai akibat pengolaban tanab yang berbeda" Prosiding Seminar Nasional Biologi XI, Ujung Pandang 20-21 Juli 1993.
vol. II (1995)756. 3. KARALIY ANI dan TOHIR, M., "Pengaruh pemadatan tanah terhadapbobot kering daDkandungan
N dua varietas padi", PertemuanIlmiah Jabatan FungsionalLitkayasa I, Jakarta, 5 Juli 1994,PAIR -BATAN, Jakarta(1994)47. 4. HALIMAH, KARALIY ANI, dan SOFIAMURTI, "Pengaruhpemadatantanahterhadappertumbuhandan komponenN tanarnankedelai", PertemuanIImiah JabatanFungsionalLitkayasa III, Jakarta,19Oktober 1995(belum diterbitkan) 5. RECHEL,E.A., CARTER L., and DETAR W.R.,Fine root developmentof alfalfa aseff~ed by wheeltrafit, Agron. J. ~ (1990)618. 6. MEEK, B.D., RECHEL, E.A., CARTER, L.M., and DETAR, W.R., Soil compactionand its effect in alfalfa in a zone productionsystem,Soil Sci. Src. Am. J. n (1988)233. 7. SISWOROE.L., Pengaruhtekanankekeringandan tekanan terhadapbeberapaparameterfisiologis tanaman kedelai, ThesesMargister SaiD, IPB, Bogor (1987). 8. HADARSON, G.. and DANSO, S.H.A., "Use of 15N methodologyto essesbiologicalnitogen fixation", Useof NuclearTechniquesin Studiesof Soil Plant Relationships(HADARSON, G. ed.), IAEA, Vienna, (1990)129. 9. SISWORO, E.L., SISWORO, W.H., SYAUKAT, S., WEMAY, J., and HARYANTO, The use of32P to study root growth of soybeanas effectedby soil compaction (PAIR/P.657/1994), PAIR -BATAN, Jakarta (1994). EGLI, D.B., MECKEL, L., PHILIPS, R.E., RADCLIFFE, D., and LEGETf, J.E., Moisture stress and N redistribution in soybean. Agron J. n (1983)1027.
II. BHANGOO, M.S., and ALBRIlTON, D.J., Nodulating soybeanisolines responseto applied nitrogen, Crop Sci. ~ (1979)773. 12. DEmERT, E.J., BIJIREIGO, H., and OLSEN, R.A., Utilization of 15Nfertilizers by nodulating and non nodulating soybeanisolines, Agron. J. ?1 (1979)713.
13. CRAFT-BRANDNER,S.J., BELLOW, F.E., HARPER, J.E., and HAGEMAN, R.H., Effects of pod reneval in metabolismand senescense of nodulating and non nodulating. I. Metabolis constituents. Plant Physiol.1? (1984)3".
Aplikasi Isotop dan Radiasi, J 996
,.,.I.. ",....to. 1.\.)
"r',.n (0( '/0(
'-b4C .-to)
)0
3..
'8
6
-.p- -'.Gambar 5. Serapan N-berasal daTi pupuk (N-bdp) brangkaSan()) dan biji
kedelaitidak berbintil VaT. Chippewa (cp) daD kedelai berbintil VaT.Tengger(tg) ditumbuhkanpada tanah denganpengolahantanah berbeda,dicangkullx (CI), ditraktor 2x (T2), dan ditraktor 4x (T4)
."-'.sf
Gambar 6. Persen N-berasal dari fiksasi (% N-bdf) brangkasan(I) daD biji (n) kedelai berbintil Var. Tenggerditumbuhkanpadataoabdengan pengolahantanahberbeda,dicangkullx (Cl), ditraktor 2x (T2), daD ditraktor 4x (T4)
Gambar 7. Serapan N-berasal dari fiksasi (%N-bdt) brangkasan(I) daD biji (0) kedelai berbintil Var. Tenggerditumbuhkanpadatanahdengan pengolahantanahberbeda,dicangkuilx (CI), ditraktor 2x (T2), dan ditraktor 4x (T4)
Aplikasi l.rolopdon Radiasi,1996
DISKUSI HA VID RASYID Bagaimanapadapercobaanini menggunakan laban bemkuran3 X 3 m, bila diaplikasikanpada lahan yang luas? Apakahkondisi/stmktur lahanakansarnadengan perlakuanyang hanya 3 X 3 meterpakai traktor?
SRI HARTl S. Terjadinya pemadatanyang disebabkan oleh lalu lintas alat pertanian tidak bergantung pada luas laban, tetapi bergantung pada seberapakali lahan itu dilalui oleh alat pertanian tersebut. Di samping itu, juga alat pertaman yang digunakan mempunyai berat (bobot) yang cukup besar, traktor misalnya, di mana akan menambah daya tekan terhadap lahan. Bila pemadatan terjadi disebabkan oleh dua faktor tersebut, tentu hal yang sarna dapat terjadi walaupun pada lahan yang lebih luas sekalipun.
NAZIR ABDULAH Carapengolahanlahanyangbagaimanayangterbaik untuk tanamankedelai.Apakahcara terbaik ini juga berlaku umum untukjenis-jenis tanah produksikedelai?
SRI HARTl S.
DaTi penelitian yang telah dilakukan terbukti, bahwa akibat dari lahanyang dilalui oleh alai pertanian secaraternsmenernsmemangmengalamipemadatandan efeknyapada tanamanyang ditanam menunjukanterjadinya penghambatanpertumbuhandan perkembangan tanaman. Sedangkanparameteruntuk pengolahanyang terbaik untuk tanamankedelai belum termasukparameter yang diamati dalam penelitianini?
YENI MELDIA Kalau dilihat daTirancangnpercobaanyang digunakan adalah RAK faktoriai, tetapi pembahasannya hanyamasing-masingpecobaanbukan interaksinya?
SRI HARTl S.
Kami tetapmelakukananalisissidik ragam,tetapi untuk penampilanpada presentasiini kami anggap cukup dengan menampilkan gambar saja. Untuk yang lebih jelas daD lengkap dapat dibaca pada makalah lengkapnyaataupadaprosidingnya.
Ke Daftar Isi