TAKSASI PENDAPATAN RETRIBUSI PARKIR PADA BAHU JALAN DI KOTA MAKASSAR Sumarni Hamid Aly1, Muralia Hustim2, Nurnajmi P Kadiliah.3 ABSTRAK : Parkir di bahu jalan seringkali ditemukan di tempat keramaian seperti pasar tradisional, pasar modern, sekolah atau kantor. Maka, tujuan dari penelitian yang berlokasi di tempat parkir bahu jalan yang resmi terdaftar di PD. Parkir Makassar Raya yaitu Pasar Butung, Mall Ratu Indah, Sekolah Islam Athirah, dan Kantor Balaikota ini adalah menganalisis karakteristik parkir di bahu jalan, mengetahui penerimaan masyarakat serta juru parkir dengan adanya fasilitas ini, serta besar pendapatan parkir di bahu jalan yang diterima setiap hari. Dari hasil analisis diperoleh volume parkir tertinggi adalah sepeda motor pada hari kerja di Jalan Mawas (Mall Ratu Indah) dengan 1.150 kendaraan. Rata-rata durasi parkir adalah 1 jam.kendaraan dengan akumulasi parkir tertinggi pada pukul 12.01-12.30 dengan 199 kendaraan roda dua.Kapasitas parkir tertinggi juga berada di Jalan Mawas yaitu 450 kendaraan. Turnover parking tertinggi adalah 0,319 kend/SRP/jam di Jalan Pasar Butung pada hari kerja untuk kendaraan roda empat. Indeks parkir tertinggi juga berada di Jalan Pasar Butung yaitu 1,611 untuk kendaraan roda empat. Adapun alasan masyarakat parkir di bahu jalan adalah karena tarif yang lebih murah. Pendapatan parkir tertinggi diperoleh pada hari minggu sebesar Rp 1.302.000,00 untuk Pasar Butung dan Rp 1.150.000,00 untuk Mall Ratu Indah. Kata Kunci : Alasan parkir, Karakteristik Parkir, Parkir di bahu jalan, Pendapatan parkir. ABSTRACT : On-street parking always founded in busy place like market, supermarket, school, or office. So that, the purpose of this research which located in on-street parking and official registered at PD. Parkir Makassar Raya (Butung Market, Ratu Indah Mall, School of Islam Athirah, and Balaikota Office) are to analyse on-street parking characteristic, to know the acceptance of people about on-street parking, and to analyse how much income for on-street parking. The results of this research are the highest parking volume is motorcycle on weekend in Mawas Street (Ratu Indah Mall) with 1.150 vehicles. Average of duration is one hour/vehicle and the highest parking accumulation at 12.00-12.30 with 199 motorcycles. The highest parking capacity is also in Mawas street with 450 vehicles. The highest turnover parking is 0,319 veh/S/hour in Pasar Butung Street on weekend for low vehicle. The highest parking index is also in Pasar Butung Street with 1,611 for low vehicle. The excuse of people to on-street parking is cheap rate. Highest parking income is on weekend Rp 1.302.000,00 for Butung Market and Rp 1.150.000,00 for Ratu Indah Mall. Key Word : Excuse to Park, Parking Characteristic, Parking Income, On-street Parking.
1
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 3 Mahasiswi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 2
PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem Transportasi menuntut peningkatan perencanaan yang lebih kompleks karena kendaraan tidak mungkin bergerak terus menerus, pada saatnya harus berhenti sementara atau berhenti lama (parkir) dimana kendaraan tidak bergerak yang tidak bersifat sementara di tempat parkir baik itu berupa garasi mobil, pelataran parkir, ruang parkir gedung, taman parkir, ataupun bahu jalan. Maka selain ruang gerak, fasilitas parkir pun menjadi kebutuhan yang sangat penting. Fasilitas parkir harus tersedia di tempat tujuan seperti perkantoran, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, dan sebagainya. Apabila tidak tersedia, maka ruang jalan akan menjadi tempat parkir. Pengendalian parkir utamanya di bahu jalan menjadi hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah. Optimalisasi perparkiran sangat penting karena berkaitan dengan keterbatasan kapasitas jalan dan kebutuhan parkir sehingga perlu pemanfaatan ruang parkir yang ada dengan optimal sehingga akan membantu mengatasi kemacetan jalan. Pengendalian parkir juga menambah pemasukan pemerintah daerah dari retribusi parkir yang berdasarkan Perda No.17/2005 tentang Parkir dan diperkuat Peraturan Walikota (Perwali) Kota Makassar nomor 64/2011, tarif parkir untuk motor adalah Rp 1.000,00 dan mobil Rp 1.500,00. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pada uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan, yaitu :
1.
2.
3.
Bagaimana karakteristik parkir dan karakteristik pengguna parkir serta juru parkir pada bahu jalan di Kota Makassar ? Berapa pendapatan dari parkir kendaraan di bahu jalan Kota Makassar ? Bagaimana persepsi pengguna dan juru parkir mengenai sistem pentarifan yang diterapkan manajemen perparkiran di Kota Makassar ?
TINJAUAN PUSTAKA Ketentuan Umum dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir oleh Departemen Perhubungan Darat menyebutkan Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraan. Tempat parkir di badan jalan (on street parking) adalah fasilitas parkir yang menggunakan tepi jalan. Menurut Clarkson Oglesby dan Gary Hicks (1993) on street parking atau parkir di bahu jalan adalah ruang yang tersedia untuk memarkir kendaraan pada tepi jalan di kawasan pusat kota dan sepanjang jalan raya utama yang dilakukan dnegan tetap ada pembatasan dan pengendalian serta pengaturan. Keberadaan parkir di bahu jalan diusahakan sedemikian rupa dan pelaksanaannya secara legal. Pasal 6c Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1997 tentang retribusi dikatakan bahwa tarif retribusi parkir di tepi jalan umum yang rawan kemacetan dapat ditetapkan lebih tinggi daripada di tepi jalan umum yang kurang rawan macet.
Karakteristik parkir merupakan suatu sifat-sidat dasar yang dapat memberikan penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada daerah studi (Hobbs, 1995). Berdasarkan hasil dari karakteristik parkir ini, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadiu pada daerah studi meliputi volume parkir, akumulasi parkir, durasi parkir, tingkat pergantian parkir, kapasitas parkir, dan indeks parkir. Volume parkir adalah jumlah dari keseluruhan kendraaan yang menggunakan ruang parkir pada suatu lahan parkir tertentu dalam satuan waktu. Volume parkir biasanya dihitung dalam satu hari dimana data volume parkir diperlukan untuk mengetahui intensitas penggunaan ruang parkir yang ada di lokasi penelitian. Selain itu juga untuk mengetahui hubungan antara jenis kegiatan yang membutuhkan ruang parkir. Akumulasi parkir adalah jumlah total dari kendaraan yang parkir selama periode tertentu (Hobbs, 1974). Akumulasi ini dapat dijadikan sebagai ukuran kebutuhan ruang parkir di lokasi penelitian. Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kendaraan yang sedang berada pada lahan parkir pada selang waktu tertentu. Akumulasi parkir dapat diperoleh dengan rumus berikut : Akumulasi = Ei - Ex + X Keterangan : Ei = Enty (kendaraan yang masuk ke lokasi) Ex = Exit (kendaraan yang keluar lokasi) X = Jumlah kendaraan yang telah parkir sebelum pengamatan
Durasi parkir adalah rata-rata lama waktu yang dipakai setiap kendaraan untuk berhenti pada ruang parkir. Suatu ruang parkir akan mampu melayani lebih banyak kendaraan jika waktu parkirnya singkat, dibandingkan dengan ruang parkir yang digunakan oleh kendaraan dalam waktu yang lama. Dari data durasi parkir akan diketahui waktu yang dipakai seorang pemarkir untuk memarkir kendaraannya. Sedangkan untuk mengetahui rata-rata lamanya parkir dari seluruh kendaraan selama waktu survei dapat diketahui dari rumus berikut (Oppenlender, 1976) : ( Nx).( X ).( I ) D Nt Keterangan : D = Rata-rata lama parkir (jam/kendaraan) Nx = Jumlah kendaraan yang parkir selama interval waktu survei X = Jumlah dari interval waktu I = Interval waktu survei (jam) Nt = Jumlah total kendaraan selama waktu survei Kapasitas Parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut dalam menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume kendaraan pemakai fasilitas parkir tersebut. Kendaraan pemakai fasilitas parkir ditinjau dari prosesnya yaitu datang, parkir, dan pergi meninggalkan fasilitas parkir. Rumus yang digunakan untuk menyatakan fasilitas parkir adalah : S KP D Keterangan : KP = Kapasitas parkir (kendaraan/jam) S = Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi peneliatian
D = Rata-rata lamanya parkir (jam/kendaraan) Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Nilai indeks parkir ini dapat menunjukkan seberapa besar kapasitas parkir yang telah terisi. Rumus yang dapat digunakan untuk mengetahui indeks parkir adalah : Akumulasi IP KP Jika IP < 1 artinya bahwa fasilitas parkir tidak bermasalah, dimana kebutuhan parkir tidak melebihi daya tampung, kapasitas normal. Jika IP = artinya bahwa kebutuhan parkir seimbang dengan daya tampung/kapasitas normal. Jika IP > 1 artinya bahwa fasilitas parkir bermasalah, dimana kebutuhan parkir melebihi daya tampun atau kapasitas normal. Besarnya indeks parkir yang tertinggi diperoleh dari perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Besaran indeks parkir ini akan menunjukkan apakah kawasan parkir tersebut bermasalah atau tidak (Warpani, 1998). Pergantian parkir atau parking turnover menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang parkir untuk periode waktu tertentu. Rumus yang digunakan untuk menyatakan pergantian parkir adalah sebagai berikut (Oppendlender, 1976) Nt TR S .Ts Keterangan : TR = Angka pergantian (Kendaraan/SRP/jam)
parkir
Nt = Jumlah total kendaraan selama waktu survei S = Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi penelitian Ts = Lama periode analisis/waktu survei (jam) METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode pos pengamatan. Dilakukan survei dengan format pecatatan jenis dan merek kendaraan serta waktu masuk dan keluar kendaraan. Survei karakteristik kendaraan dilakukan di lokasi parkir di bahu jalan yang terdaftar di PD. Parkir Makassar Raya, tingkat kebutuhan parkir obyek studi lebih besar dari tempat lainnya, dan jelas memisahkan antara pelataran ruko/ rumah, yang juga kerap digunakan sebagai tempat parkir, dengan bahu jalan yang dijadikan tempat parkir agar pengamatan yang dilakukan lebih akurat. Selanjutnya dilakukan pembagian kuesioner dengan jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi survei karakteristik kendaraan untuk mengetahui tingkat penerimaan masyarakat dan juru parkir terhadap parkir di bahu jalan dan besar pendapatan serta distribusi pendapatan parkir di bahu jalan. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14-21 September 2014 dimulai dengan survei karakteristik parkir. Survei dilakukan selama 12 jam untuk Pasar Butung, Sekolah Islam Athirah, dan Kantor Balaikota yakni pada pukul 06.00 – 18.00 dan 15 jam untuk Mall Ratu Indah yakni
pukul 08.00 – 23.00. Kemudian, pada tanggal 26-30 September 2014 dilakukan pembagian kuesioner. Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan, maka pemilihan lokasi dipilih pada Pasar Butung (Jln. Kalimantan, Jln. Pasar Butung, Jln. Sulawesi), Mall Ratu Indah (Jln. Mawas), Kantor Balaikota (Jln. Slamet Riyadi, dan Sekolah Islam Athirah (Jln. Kajaolalido).
volume kendaraan yaitu 1.150 kendaraan. Tabel 1. Volume Kendaraan Parkir di Bahu Jalan.
Metode Pengambilan Data Survei karakteristik parkir setiap obyek studi dibagi beberapa titik sesuai jumlah surveyor yang ditempatkan yang bertanggung jawab untuk pengamatan di titik tersebut. Pertama-tama, dilakukan pencatatan jumlah kendaraan yang parkir sebelum waktu pengamatan. Saat pengamatan, dilakukan pencatatan jenis kendaraan, merek kendaraan, waktu masuk serta waktu keluar kendaraan hingga waktu pengamatan yang telah ditentukan selesai. Pembagian kuesioner dilakukan kepada 1007 responden (berdasarkan jumlah populasi survei kendaraan parkir menggunakan rumus slovin). Adapun responden dipilih secara acak. Selanjutnya dilakukan analisis karakteristik parkir, tingkat penerimaan masyarakat terhadap parkir di bahu jalan, dan analisis pendapatan parkir di bahu jalan.
Dari Tabel 2 di bawah ini dapat diketahui Jalan Mawas pada pukul 12.00 - 12.30 menampung 199 kendaraan roda dua dengan interval waktu 30 menit. Tabel 2. Akumulasi Kendaraan Parkir di Bahu Jalan
HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Karakteristik Parkir di Bahu Jalan Dari hasil analisis diperoleh volume kendaraan terbesar untuk parkir di bahu jalan berada di Jalan Mawas yakni Mall Ratu Indah dengan
Sumber : Hasil survei dan analisis, 2014
Sumber : Hasil survei dan analisis, 2014
Durasi parkir adalah adalah ratarata lamanya kendaraan berada pada tempat parkir. Rata-rata durasi parkir kendaraan adalah satu jam sekali parkir. Tabel 3. Durasi Parkir Kendaraan
Turnover parking menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir yang besarnya diperoleh dari pembagian jumlah total kendaraan yang parkir selama periode waktu tertentu dengan jumlah petak parkir yang ada.
Tabel 4. Turnover Parking
Kapasitas parkir merupakan kemampuan maksimum ruang parkir dalam menampung kendaraan. Dari hasil survei serta analisis data maka dapat diketahui kapasitas parkir untuk kendaraan yang parkir di masingmasing lokasi penelitian. Tabel 5. Kapasitas Parkir
Indeks parkir merupakan perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Indeks parkir dapat dijadikan ukuran penilaian kebutuhan ruang parkir. Dari hasil analisis yang tampak pada Tabel 6 diketahu bahwa pada Jalan Pasar Butung untuk parkir kendaraan roda 4 sudah melebihi dari kapasitas normal. Tabel 6. Indeks Parkir
Karakteristik Pengguna dan Juru Parkir di Bahu Jalan Karakteristik Sosio-Demografi Dari 1007 responden kuesioner, 68,70 % pengguna parkir di bahu jalan kendaraan roda 2 adalah perempuan dan 70,30 % pengguna
kendaraan jenis roda empat adalah laki-laki.
Gambar 1. Jenis Kelamin Pengguna Parkir di Bahu Jalan. Umur pengguna fasilitas parkir di bahu jalan dapat dilihat pada Gambar 2 dimana 21,50 % pengguna roda 2 berumur 24-26 tahun, dan 25,90 % pengguna roda 4 berumur 34-36 tahun. Adapun juru parkir dominan berumur > 40 tahun yakni 24 %.
Gambar 2. Usia Pengguna Parkir dan Juru Parkir di Bahu Jalan Pekerjaan pengguna parkir di bahu jalan untuk kendaraan roda 2 didominasi oleh mahasiswa sebear 23,30 % dan roda empat didominasi oleh wiraswasta dengan 28,00 %.
Gambar 3. Grafik Pekerjaan Pengguna Parkir di Bahu Jalan. Pengguna parkir di bahu jalan didominasi oleh pengguna yang
belum memiliki penghasilan seperti yang terlihat pada Gambar 4 berikut.
Gambar 7. Alasan Parkir di Bahu Jalan Gambar 4. Grafik Penghasilan Pengguna Parkir di Bahu Jalan. Karakteristik Perjalanan Asal perjalanan pengguna parkir didominasi dari rumah dengan presentase untuk kendaraan roda 2 adalah 49,70 % dan kendaraan roda 4 adalah 32,30 %,
Gambar 5. Grafik Asal Perjalanan Adapun tujuan perjalanan pengguna parkir di bahu jalan didominasi menuju ke pasar bermaksud untuk berbelanja dengan presentase untuk kendaraan roda 2 adalah 39,90 % dan roda 4 adalah 40,90 %.
Taksasi Pendapatan Parkir di Bahu Jalan Adanya perbedaan tarif parkir resmi dengan tarif parkir yang ditarik oleh juru parkir menyebabkan terjadi kebocoran dalam pendapatan parkir serta pendistribusiannya. Berikut adalah hasil analisis pendapatan parkir di bahu jalan dengan tarif resmi dari PD. Parkir Makassar Raya berdasarkan survei volume kendaraan dari karakteristik kendaraan. Tabel 7. Total Pendapatan Parkir Tarif Resmi
Sumber : Hasil survei dan analisis, 2014
Kemudian dilakukan pendistribusian pendapatan parkir dengan target yang setoran yang sama setiap hari kepada PD. Parkir Pakassar Raya Gambar 6. Tujuan Perjalanan Alasan pengguna parkir di bahu jalan dominan adalah karena tarif yang lebih murah dan tidak perlu antri saat memarkirkan kendaraannya.
Tabel 8. Distribusi Pendapatan Parkir Tarif Resmi
Tabel 11. Distribusi Pendapatan Parkir Tarif di Lapangan
Sumber : Hasil survei dan analisis, 2014 Sumber : Hasil survei dan analisis, 2014
Perbedaan tarif parkir dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 9. Tarif Parkir di Bahu Jalan
Sumber : PD. Parkir Makassar Raya dan Hasil Survei, 2014.
Penerimaan/Persepsi Pengguna Parkir dan Juru Parkir terhadap Fasilitas Parkir di Bahu Jalan. Dari Gambar 8 di bawah ini dapat diketahui bahwa pengguna roda 4 tidak merasa terganggu dengan adanya fasilitas parkir di bahu jalan, merasa cukup aman untuk parkir di bahu jalan, dan sebagian besar pengguna tidak setuju dengan pengadaan parking meter.
Untuk mengetahui kebocoran pendapatan parkir, maka dilakukan perhitungan pendapatan parkir berdasarkan tarif yang ditarik oleh juru parkir lokasi studi berikut ini: Tabel 10. Total Pendapatan Parkir Tarif Lapangan
Sumber : Hasil survei dan analisis, 2014
Distribusi pendapatan parkir untuk perhitungan pendapatan parkir di lapangan adalah sebagai berikut :
Gambar 8. Persepsi Pengguna Parkir Roda 4 Berbeda dengan pengguna parkir kendaraan roda 4, pengguna roda 2 setuju dengan pengadaan parking meter dan lebih memilih parkir di bahu jalan karena lebih murah.
Gambar 9. Persepsi Pengguna Parkir Roda 2 Adapun juru parkir merasa dirugikan jika dilakukan pengadaan parking meter dan tidak menarik tarif sesuai aturan tarif resmi dari PD. Parkir Makassar Raya.
Gambar 10. Persepsi Juru Parkir di Bahu Jalan Kota Makassar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis karakteristik parkir pada bahu jalan di kota Makassar, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Karakteristik parkir volume parkir, akumulasi parkir, serta kapasitas parkir tertinggi adalah pada Jalan Mawas Mall Ratu Indah. Durasi rata-rata kendaraan adalah satu jam/satu kali parkir. Indeks parkir tertinggi adalah pada Jln. Pasar Butung dengan nilai 1,611 yang berarti kendaraan parkir telah melebihi kapasitas normal jalan tersebut
karena nilai IP > 1. Karakteristik pengguna parkir bahu jalan berusia 24-26 tahun perempuan berkendara roda dua dan usia 3436 tahun laki-laki berkendara roda empat. Asal perjalanan dari rumah menuju pasar dengan maksud berbelanja. Alasan parkir di bahu jalan adalah tarif parkir yang lebih murah. 2.
Pendapatan juru parkir tertinggi diluar target yang harus disetorkan kepada PD. Parkir adalah di Pasar Butung pada hari libur mencapai Rp 2.615.000,00 dengan pendapatan per orang rata-rata adalah Rp 240.000,00. Juru parkir harus menyetorkan kepada PD. Parkir Makassar Raya masing-masing sesuai target setoran.
3.
Berdasarkan kuesioner diketahui pengguna merasa cukup puas dan aman parkir di bahu jalan walaupun merasa agak terganggu dengan kemacetan. Adapun penggunaan karcis dan parking meter bisa diterima oleh pengguna parkir karena kurang dari 50 % pengguna merasa kurang setuju apabila ada perubahan sistem pentarifan untuk ruang parkir di bahu jalan. Sedangkan juru parkir tidak begitu menyetujui penggunaan parking meter karena dapat memengaruhi pekerjaannya sebagai juru parkir.
Saran 1. Sebaiknya pemerintah lebih memerhatikan lokasi parkir yang melewati ambang batas indeks parkir yaitu 1,00.
2.
3.
4.
5.
6.
PD. Parkir mengevaluasi sistem atau metode yang diterapkan serta tarif parkir untuk ruang parkir di pinggir jalan saat ini. PD. Parkir mengevaluasi lokasi parkir di bahu jalan yang resmi atau legal karena banyaknya kendaraan yang menggunakan badan jalan sebagai lokasi parkir sehingga menyebabkan kemacetan. Sistem tarif progresif dapat diterapkan pada lokasi parkir di bahu jalan untuk menekan penggunaan parkir pada bahu jalan yang dapat mengurangi kemacetan jalan. Pembatasan jumlah juru parkir, pengadaan papan informasi tarif parkir yang lebih banyak, dan evaluasi target setoran juru parkir kepada PD. Parkir dapat mengurangi kesenjangan yang terjadi pada pendapatan parkir bahu jalan. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan survei di lokasi lain yang menjadi ruang parkir di pinggir jalan khususnya yang mengurangi kerja efektif jalan.
DAFTAR PUSTAKA Abubakar, I.,Dkk. 1998, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir. Dit. BSLLAK Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta. Anonim. Tanpa Tahun. Data Tepi Jalan Resmi Digunakan Sebagai Fasilitas Parkir di Kota Makassar. PD. Parkir Makassar Raya, Makassar. Hobbs, F.D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Penerbit UGM. Jakarta.
Hobbs, F.D. 1974. Traffic Planning and Engineering. Pergamon Press. Oxford. Oglesby, C.H. et al. 1993. Teknik Jalan Raya Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Oppenlender. J.C. dan BOX P.C. 1976. Manual Of Traffic Engineering Studies. Institute Of Transportation Engineering. Washington D.C. Peraturan Pemerintah Pasal 6 c No. 20 Tahun 1997 Tentang Retribusi Parkir. Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2006 Tentang Tarif Parkir di Kota Makassar. Purbanto, I Gusti R. 2012, Karakteristik Parkir Pinggir Jalan (On Street Parking) dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Ruas Jalan. Universitas Udayana, Denpasar. Warpani, P. Suwardjoko. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung : Penerbit ITB. Wikrama, J. A. A. 2010, Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Parkir di Pasar Kreneng. Universitas Udayana, Denpasar.