Laporan Tahunan Annual Report
Laporan Tahunan Annual Report
2011
2011
READY TO TAKE OFF
Corporate Headquarter MNC Tower, 27th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340, Indonesia Tel. (62-21) 390 0310 Fax. (62-21) 390 9174, 392 7859 www.mediacom.co.id
Siap Untuk Lepas Landas
PT Global Mediacom Tbk
READY TO
TAKE OFF SIAP UNTUK LEPAS LANDAS
Laporan Tahunan Annual Report
2011
PT Global Mediacom Tbk
Penjelasan Tema Splash Page
Sekilas Pintas Highlight Page 08
Visi & Misi dan Nilai Perusahaan Vision & Mission and Corporate Values
10
Sekilas Mengenai Perseroan Company in Brief
15
Struktur Korporasi Corporate Structure
16
Informasi Umum Perseroan General Information on the Company
17
Sejarah dan Jejak Langkah Perseroan Company History & Milestones
22
Peristiwa Penting di Tahun 2011 Significant Events in 2011
26
Penghargaan Awards
30
Lembaga Penunjang Supporting Institutions
32
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Informasi Pemegang Saham Shareholders Information 34
Pergerakan Saham MCOM pada Tahun 2011 Share Movement of MCOM in 2011
34
Pergerakan Saham per Triwulan Quarterly Shares Movement
35
Pembayaran Dividen Dividend Payment
35
Sejarah Pembayaran Dividen History of Dividend Payment
36
Pelaksanaan EMSOP Tahun 2011 Implementation of EMSOP in 2011
36
Komposisi Pemegang Saham Shareholders Composition
37
Kronologis Pencatatan Saham Share Recording Chronology
34
Daftar Isi Table of Content
Laporan Manajemen Board Statements 42
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners' Report
47
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners' Profiles
52
Laporan Direksi Board of Directors' Report
60
Profil Direksi Board of Directors' Profiles
63
Pernyataan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi
42
Perseroan Statement of Responsibility of the Board of Commissioners and the Board of Directors of the Company
Kinerja Perseroan Company Performance 66
66
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
106
Sumber Daya Manusia Human Resources
114
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
140
Laporan Komite Audit Audit Committee Report
142
Kegiatan Sosial Perseroan Company Social Activity
148
Strategi di Tahun 2012 Strategy in 2012
Informasi Tambahan Auxiliary Information 151
Keterbukaan Informasi Corporate Disclosures
158
Press Release Press Releases
160
Daftar Anak Perusahaan & Afiliasi List of Subsidiaries & Affiliates
Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements
151
164
Penjelasan Tema Splash Page PT Global Mediacom Tbk ("MCOM" atau "Perseroan") telah melalui tahun 2011 dengan sangat baik. Ketiga bisnis Perseroan yang terdiri dari PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNC”), PT MNC Sky Vision ("MSV") dan PT Infokom Elektrindo ("Infokom") melanjutkan pencapaian masing-masing target kinerja.
PT Global Mediacom Tbk (“MCOM” or “the Company”) had a very good year in 2011. All three of the Company's businesses, PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNC”), PT MNC Sky Vision ("MSV") and PT Infokom Elektrindo ("Infokom") continued to meet their performance targets.
Kinerja ekonomi Indonesia dengan Pertumbuhan Domestik Bruto ("PDB") 6,5% di tahun 2011 memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kinerja luar biasa yang telah dicapai Perseroan. Konsumsi domestik yang kuat yang mewakili sekitar 64% dari PDB telah mendorong penguatan di sektor media, yang telah mengakibatkan terjadinya tingkat penetrasi yang lebih besar di platform media, peningkatan di belanja iklan dan profitabilitas untuk pemain-pemain di industri media.
The Company's owed its success to the exceptional performance of the Indonesian economy, which recorded GDP growth of 6.5% in 2011. Strong domestic consumption, which now accounts for about 64% of GDP has helped fuel a mediasector boom, that has witnessed greater penetration of media platforms, advertising spending and greater profitability for media industry players.
MNC sebagai salah satu induk media utama Perseroan telah mengalami pertumbuhan pendapatan iklan sebesar 20% di tahun 2011. Pada saat yang bersamaan, manajemen telah melaksanakan peningkatan sinergi diantara ketiga stasiun penyiaran TV Free-To-Air nasional milik MNC yang terdiri dari RCTI, MNCTV dan Global TV dengan unit bisnis pendukung di media cetak dan online serta radio, untuk mencapai peningkatan yang signifikan pada skala ekonomis Perseroan. Oleh karena itu, marjin EBITDA MNC tumbuh sebesar 3% di tahun 2011 mencapai 33%. Stasiun TV FTA nasional milik MNC merupakan jaringan TV FTA nomor satu di Indonesia dengan rata-rata agregat pangsa pemirsa lebih dari 38% pada saat prime time di akhir tahun 2011.
MNC as one of the Company's, principal media holding secured advertising revenues growth of 20% in 2011. Concurrently, management has been able to affect enhanced synergy among and between MNC's 3 national Free-To-Air (FTA)TV broadcast stations which consist of RCTI, MNCTV and Global TV with their supporting business units in print media and online as well as radio,to achieve significant improvements in the Company's operating leverage. MNC's EBITDA margins therefore grew by 3% in 2011, to reach 33%. MNC's national FTA TV stations maintained an aggregate average audience share of more than 38% during prime time by year-end 2011, making it Indonesia's number 1 FTA TV network.
MSV merupakan induk utama Perseroan lainnya yang mengoperasikan pelayanan Direct-To-Home (DTH) satelit pay TV berbasis pelanggan juga telah meraup kesempatan dalam peningkatkan kemakmurann masyarakat Indonesia. Di tahun 2011, ketiga merek MSV, yaitu Indovision, TopTV dan Okevision, membukukan agregat peningkatan terhadap pelanggan sebesar 44,6% untuk menjadi 1,2 juta pelanggan. MSV telah mempertahankan posisi terdepan dengan pangsa pasar sebesar 70%. MSV memiliki dan mengoperasikan transponder S-band pada satelit IndoStar II.
MNC Sky Vision (MSV), the company's other principal holding, which provides (Direct-To-Home) subscription-based satellite pay TV has likewise been able to capitalize on Indonesia's increasing prosperity. In 2011, MSV’s 3 brands-Indovision, TopTV and Okevision – recorded an aggregate increase in subscriptions of 44.6% to reach 1.2 million subscribers. MSV therefore maintained its market leadership with a 70% marketshare. MSV owns and operates the S-Band transponders of the IndoStar II satellite.
Sukses MCOM merupakan hasil dari strategi yang menyeluruh dan tepat sasaran yang secara berkesinambungan fokus pada mengamankan dan memperkuat kepemimpinan MSV di industri pay TV. Manajemen Sumber Daya Manusia yang efektif dilanjutkan untuk menarik dan mempertahankan bakat-bakat terbaik di Indonesia, termasuk tim manajemen yang kuat yang tak tertandingi dalam hal ketajaman, kebulatan tekad dan fokus.
MCOM’s success has largely been defined by its comprehensive and targeted strategy, which has relentlessly focused on securing and fortifying MNC's and MSV’s respective leadership in the FTA TV and Pay TV industries. Effective Human Resource management has continued to attract and retain Indonesia's best talent, including a strong management team with unparallelled a cumen, determination and focus.
Selanjutnya MCOM memiliki komitmen untuk mempertahankan keunggulan kompetitif yang terdepan melalui operasional yang canggih. Dengan telah diselesaikannya mayoritas belanja modal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang cepat, MCOM berada pada jalur yang kuat untuk pertumbuhan yang berkesinambungan dan dinamis.
MCOM is further more committed to sustaining the cutting edge competitive advantage provided by its state-of-the-art operations. With the majority of capital expenditure required for rapid expansion already deployed, MCOM is on an established trajectory for sustained and dynamic growth.
Seluruh sistem siap dioperasikan. MCOM telah siap untuk lepas landas.
All systems are go. MCOM is ready to take off.
Sekilas Pintas Highlight Page
Program Unggulan tahun 2011 Top Programs in 2011 - Drama Series (Putri yang Ditukar, Dia Jantung Hatiku, Binar Bening Berlian) - The Master - Upin Ipin - SEA Games - BPL - Dahsyat
Marjin EBITDA 2011 meningkat menjadi 36% dari 31% di tahun 2010. EBITDA margin 2011 increased 36% from 31% in 2010. +13% 6,327
7,163
36% 31%
Revenue
+30% 2,585 1,986
EBITDA
+35% 579
779
Net Income
EBITDA Margin 2010
2011
8
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Visi & Misi Vision & Mission
Visi Vision Menjadi grup perusahaan media yang terintegrasi terkemuka melalui inovasi-inovasi strategis yang menyajikan konten berkualitas terbaik dengan menggunakan platform-platfom media yang tepat. To be the leading integrated media group through strategic innovation by delivering the best quality content using the most suitable media platforms.
Misi Mission •
Menyajikan hiburan serta memberikan berita dan informasi yang lengkap bagi seluruh lapisan masyarakat.
•
To deliver a one-stop location for entertainment and provide comprehensive news & information for the entire community.
•
Menciptakan dan memaksimalkan sinergi antar anak perusahaan media.
•
To create and utilize synergies between media subsidiaries.
•
Mencapai integrasi usaha yang menyeluruh terhadap semua media platform.
•
To achieve full integration of media platforms.
•
Memberikan kontribusi yang signifikan atas pengembangan komunitas lokal dan budaya.
•
To provide a significant contribution to the development of national communities and culture.
•
Memaksimalkan nilai Perseroan bagi para pemegang saham.
•
To fully maximize the Company’s values for shareholders.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
9
Nilai Perusahaan Corporate Values •
Perseroan mempertahankan nilai falsafah yang tinggi selama ini dalam kerangka semangat yang tinggi dan perilaku yang baik, yang tercakup dalam filosofi “Persaingan dalam keharmonisan berdasarkan asas keterbukaan dan kebersamaan”. Persaingan dalam keharmonisan merupakan persaingan untuk meningkatkan aspek kualitas hidup dalam aktifitas sehari-hari dengan menciptakan interaksi yang dinamis, kreatif dan produktif baik secara vertikal maupun horizontal.
•
The Company places a high value on maintaining enthusiasm and a pleasant attitude. This principle underlies the Company's philosophy: “Competition in harmony, which is based on an ethos of transparency and togetherness”. Competition in harmony is competition, which enhances every aspects of human quality to be found in our daily activities in order to create dynamic, creative and productive interpersonal relationships, that are both vertically and horizontally integrated.
•
Tumbuhnya keharmonisan bersumber dari perilaku dan interaksi sosial yang positif sehingga akan menimbulkan wawasan yang terbuka dalam menerima saran dan pendapat serta kebersamaan dalam pengembangan diri.
•
Harmony comes from maintaining a positive attitude and social interaction, which will create an open point of view when giving or receiving advice and opinions and a sense of togetherness for self development.
•
Dalam upaya meningkatkan sikap keterbukaan dan kebersamaan harus dilandasi oleh lima sikap: pertama, Loyal, Jujur dan Berdedikasi; kedua, Tulus, Ikhlas dan Sabar; ketiga, Tegas dan Ramah; keempat, Saling Tolong dan Menghormati; dan kelima, Adil dan Manusiawi.
•
Efforts towards improving transparency and togetherness must be based on five sets of principles: firstly, Loyalty, Honesty & Dedication; secondly, Sincerity, Wholeheartedness & Patience; thirdly, Firmness & Kindness; fourthly, Helpfulness & Respectfulness; and finally, Fairness & Compassion.
10
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Sekilas mengenai Perseroan Company in Brief Global Mediacom pada akhir tahun 2011 memiliki rata-rata pangsa pemirsa terbesar di TV FTA Nasional sebesar 38,4% dan pangsa pelanggan terbesar di Pay TV sebesar 70% Global Mediacom by year end 2011 has the largest average audience share in National FTA TV at 38.4% and the largest share of Pay TV subscribers at 70%
PT Global Mediacom Tbk ("MCOM" atau “Perseroan”) didirikan sebagai induk perusahaan pada tanggal 30 Juni 1981. Awalnya beroperasi sebagai konglomerat di sektor perdagangan umum, kemudian Perseroan berminat untuk memiliki beberapa industri selain bidang media. Selanjutnya Perseroan mendaftarkan sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia/IDX), Perseroan menerapkan serangkaian perubahan untuk melakukan konsolidasi dan restrukturisasi, dengan menjual beberapa aset diluar bisnis inti. Pada tahun 2007, untuk memperkuat dan menyelaraskan kembali citra Perseroan sebagai perusahaan media terintegrasi, Perseroan merubah nama dan logo menjadi PT Global Mediacom Tbk. Saham Perseroan terdaftar dengan simbol BMTR. Pada akhir tahun 2011, saham Perseroan yang beredar di publik sejumlah 13.846.275.550 saham. Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki saham diatas 5%, yaitu: PT Bhakti Investama Tbk (51,36%), UOB Kay Hian (Hong Kong) Ltd (10,57%), dan Mediacorp Investments Pte.Ltd (6,15%). Harga penutupan saham Perseroan pada 31 Desember 2011 adalah Rp990/saham atau meningkat 52% dari harga perdagangan yang tercatat pada tahun sebelumnya.
PT Global Mediacom Tbk ("MCOM" or “the Company”) was established as a holding company on 30 June 1981. Initially operating as a conglomerate in the general trading sector, the Company would have interest in several industries besides its media holdings. Subsequent to its listing on the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges (now merged to become the Indonesian Stock Exchange (IDX)), the Company would implement a series of changes to consolidate and restructure; divesting of non-core assets. In 2007, to strengthen and realign its image as Indonesia's most integrated media company, the Company would change its registered name and logo to become PT Global Mediacom Tbk. The Company's shares are traded under the ticker symbol BMTR. As of year-end 2011, 13,846,275,550 shares were publicly traded. The following companies maintain an ownership interest in excess of 5% of the Company's shares: PT Bhakti Investama Tbk. (51,36%), UOB Kay Hian (Hong Kong) Ltd (10.57%), and MediaCorp Investments Pte.Ltd. (6.15%). The closing price of the Company's shares as of 31 December 2011 was Rp990/share or a 52% increase over the trading price recorded a year earlier.
Kantor pusat Perseroan berlokasi di MNC Tower, Jalan Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta Pusat.
MCOM's head office is located at the MNC Tower, Jalan Kebon Sirih No. 17-19, Central Jakarta.
Perseroan adalah induk perusahaan dari PT Media Nusantara Citra Tbk ("MNC"), PT MNC Sky Vision ("MSV)" dan PT Infokom Elektrindo ("Infokom"). Perseroan memiliki 2 lini bisnis inti, yaitu: 1. Media berbasis Konten & Iklan – dibawah MNC – bidang penyiaran TV nasional yang memberikan kontribusi sebesar 74% terhadap pendapatan Perseroan. 2. Media berbasis Pelanggan – dibawah MSV – yang saat ini memberikan kontribusi sebesar 24% dari pendapatan Perseroan. Dan lini bisnis pendukung, yaitu Media Pendukung dan Infrastruktur – dibawah Infokom – yang saat ini memberikan kontribusi sebesar 2% dari pendapatan Perseroan.
The Company is the parent company of PT Media Nusantara Citra Tbk ("MNC"), PT MNC Sky Vision ("MSV") and PT Infokom Elektrindo ("Infokom"). The Company maintains two core businesses: 1. Content & Advertising based Media – under MNC – national FTA TV broadcasting, which accounts for 74% of the Company's revenues. 2. Subscriber based Media – under MSV – which presently accounts for 24 % of the Company’s revenues. And supporting line of bussiness: Media Supporting and Infrastructure – under Infokom – which presently account for 2% of the Company's revenues.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
11
UNIT BISNIS INTI
CORE BUSINESS UNITS
A. Media Berbasis Konten & Iklan
A. Content & Advertising Based Media
1. Media Penyiaran (Free-to-Air/FTA) MNC merupakan jaringan stasiun TV nasional No 1 di Indonesia. Pada akhir tahun 2011, 3 stasiun TV – RCTI, MNCTV dan Global TV – menguasai pangsa pemirsa secara gabungan sebesar 38%. TV terbesar diantara ketiga TV MNC adalah RCTI yang saat ini merupakan TV nasional nomor 1 dengan rata-rata pangsa pemirsa sekitar 22% pada waktu prime time. MNC juga menyiarkan televisi lokal di 21 kota melalui jaringan TV lokal Sindo TV (*Sindo TV adalah brand baru menggantikan nama Sun TV).
1. MNC FTA TV Broadcasting MNC is the number 1 national FTA broadcasting network in Indonesia. As of year-end 2011, the Company's 3 national FTA television stations - RCTI, GlobalTV and MNCTV – commanded a combined average audience share of 38% The largest of the three channels - RCTI - is presently the number 1 television station nationwide, with an average audience share of approximately 22% during the prime time. In addition to its national FTA TV broadcasting services, MNC, also broadcasts locally in 21 local markets through its SindoTV network of local TV stations (*SIndo TV is the new brand of Sun TV).
2. Bisnis Konten MNC MNC memiliki perpustakaan konten televisi terbesar di Indonesia yang terdiri dari 110.000 jam tayang. MNC telah sukses mengkomersilkan perpustakaan medianya dengan penjualan konten kepada pihak ketiga yang berada di luar negeri maupun TV lokal dan memaketkan ulang konten untuk didistribusikan melalui MNC Sky Vision (MSV), pay TV berbasis pelanggan yang menggunakan satelit yang dimiliki oleh perusahaan holding MNC. MSV mengoperasikan Indovision, TopTV dan Okevision. Saat ini unit bisnis Manajemen Konten di MNC memproduksi 10 channel terpisah untuk disiarkan di Pay TV.
2. MNC Content Business MNC maintains Indonesia's largest library of television media content, consisting of over 110,000 hours of footage. MNC has been very successful in monetizing its media library by selling content to 3rd party overseas and local TV stations and by repackaging content for distribution through MNC Sky vision (MSV) it's parent group's subscription based PayTV satellite services – Indovision, TopTV and Okevision. Presently, MNC's Content Management business unit produces 10 separate channels for broadcast on Indonesian Pay TV.
Rumah Produksi Sendiri Media Televisi Perusahaan produksi untuk televisi milik MNC (in-house) adalah MNC Pictures dan merupakan salah satu unit bisnis di dalam Group dengan pertumbuhan tercepat. MNC Pictures diluncurkan pada bulan Juli 2009 dan secara cepat mengembangkan kapasitasnya sebagai penyedia content televisi berkualitas tinggi yang untuk semua aliran. Pada tahun 2011, MNC Pictures memproduksi lebih dari 320 jam content untuk disiarkan di stasion televisi FTA milik Perseroan.
In-House Television Media Production MNC's in-house television production company MNC Pictures is one of the Group's fastest growing television enterprises. Launched in July of 2009, the company has rapidly developed its capacity as a provider of high quality television content serving all genres. In 2011, MNC Pictures produced over 320 hours of content for broadcast on the Company's FTA television stations.
3. Pendukung Bisnis Media Layanan penyiaran TV FTA milik MNC di dukung dengan penyilangan penjualan dan promosi serta dibundel melalui unit-unit bisnis sebagai berikut:
3. Supporting Line of Business MNC’s FTA TV broadcasting services are supported by cross selling, cross promotions and bundling through the following business units:
12
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Media Cetak (Koran dan Majalah) MNC mempublikasikan 1 koran harian dengan sirkulasi nasional, 3 majalah dan 3 tabloid. Saat ini koran harian Seputar Indonesia merupakan yang terbesar kedua di Jabodetabek dan ketiga secara nasional. Sejak 2011, Seputar Indonesia mulai memproduksi edisi lokal di beberapa kota tingkat 1 di seluruh Indonesia. Seputar Indonesia merupakan bagian dari strategi “5 in 1” Sindo Media untuk pasar lokal yang menggunakan media cetak (koran dan majalah), media online dan jaringan televisi lokal SindoTV.
Print Media (Newspaper and Magazines) MNC publishes 1 nationally circulated daily newspaper, 3 magazines and 3 tabloids. MNC's daily newspaper, Seputar Indonesia's presently Indonesia's 2nd largest and greater metropolitan Jakarta's 3rd largest nationally distributed broadsheet. Since 2011, the paper has begun producing local editions in several tier-1 cities across the country. Seputar Indonesia is part of the new Sindo Media "5 in 1" local market strategy, which uses print (newspaper and magazine), online media, radio and SindoTV local FTA television channels.
Penyiaran Radio FM MNC mengoperasikan jaringan stasiun radio terbesar di Indonesia. Penyiaran di 31 lokasi di seluruh Indonesia, Jaringan radio milik Perseroan memiliki potensi untuk mencapai sekitar 30 juta pendengar. Saat ini MNC memiliki 4 format radio yang berbeda yang terdiri dari V-Radio, Global Radio, Radio Dangdut Indonesia dan Sindo Radio. Sindo Radio merupakan bagian dari strategi “5 in 1” Sindo Media untuk pasar lokal.
FM Radio Broadcasting MNC operates the largest network of radio stations in Indonesia. Broadcast from 31 locations throughout the archipelago. The Company's network of stations has the potential to reach an estimated 30 million listeners. Presently, MNC has 4 different formats for Radio. These are V-Radio, Global Radio, Radio Dangdut Indonesia and Sindo Radio. The latter is of part of MNC's Sindo Media 5-in-1" local market strategy.
On-line Portal Internet Okezone.com milik MNC adalah portal internet yang menyediakan berita dan hiburan. Okezone.com di luncurkan pada bulan Maret 2007 yang menyediakan informasi pada topik yang mencakup berita, politik, bisnis, ekonomi & masalah internasional, teknologi, olah raga, gaya hidup, otomotif, masalah konsumer dan gosip selebriti.
On-line Internet Portal MNC's okezone.com is a news and entertainment internet portal. Launched in March of 2007, okezone.com delivers information on topics including news, politics, business, economic & international affairs, technology, sports, lifestyle, automotive, consumer affairs and celebrity gossip.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
13
4. Unit Bisnis Lainnya: Jasa Layanan Tambahan Linktone Limited merupakan unit bisnis MNC yang di catatkan sahamnya di NASDAQ yang saat ini memiliki fokus untuk mengembangkan bisnisnya pada jenis media baru. Manajemen Bakat Bintang baru Indonesia yang sedang naik daun mendapatkan kesempatan terbesarnya melalui Star Media Nusantara, perusahaan manajemen bakat terbesar di Indonesia. Bintang baru di tahun 2011 mencakup Ayu Ting-Ting, Citra dan Petra. Star Media Nusantara bangga sebagai perusahaan manajemen karir yang terintegrasi yang mampu untuk menangani semua aspek pekerjaan pelanggan dari TV dan radio hingga penampilan secara langsung dan iklan selebriti. Agen Iklan Melalui agen iklan yang dimiliki sendiri oleh MNC, PT Cross Media International (CMI), menyediakan pelanggannya dengan jajaran lengkap pilihan promosi media lini atas dan media lini bawah. CMI diposisikan secara strategis untuk menyediakan pelanggan solusi iklan yang lengkap yang secara efektif membundel perwakilan dalam berbagai basis media
4. Other Business Units: Value Added Services (VAS) MNC's NASDAQ listed subsidiary business unit, Linktone Limited is currently focusing it's bussiness on developing into new media. Talent Management Indonesia's hottest new stars are all getting their big break by signing on with Indonesia’s largest talent management company, Star Media Nusantara. New entries in 2011 included Ayu Ting Ting, Citra and Petra. Star Media Nusantara prides itself in being a fully integrated career management company capable of handling all aspects of its client's engagements from TV and radio to live performance and celebrity endorsements. Advertising Agency Through its in-house advertising agency, PT Cross Media International (CMI), MNC provides clients with a full range of above-and below-the-line promotional options. The agency is strategically positioned to provide clients with comprehensive advertising solutions, which effectively bundle representation on multiple media platforms.
14
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
B. Media berbasis Pelanggan
B. Subscriber based Media
Lini bisnis inti Perseroan yang kedua adalah TV berlangganan berbasis Pelanggan (Direct-to-Home/DTH), yang dioperasikan oleh PT MNC Sky Vision (MSV) dengan merek Indovision, TopTV dan OkeVision. Tahun 2011 merupakan tahun yang positif bagi MSV. Pelanggan MSV berkembang tiap tahun lebih dari 44,6% mencapai 1,2 juta pelanggan di seluruh Indonesia per 31 Desember 2011. MSV adalah pemimpin pasar untuk pelanggan berbasis konten premium, menguasai 70% pangsa pasar. MSV's memiliki dan mengoperasikan satelit Indostar II dengan transponder S-band.
MCOM's 2nd core business is its Direct-to-Home (DTH) subscription based satellite television service, which is operated by PT MNC Sky Vision (MSV) under the brand names Indovision, TopTV and Okevision. The year 2011 was very positive for MSV. The Company's subscriber base expanded by over 44.6% year-on-year to reach 1.2 million subscribers nationwide as per 31 December 2011. MSV is the market leader for subscription based premium content, commanding a 70% market share. MSV's owns and operates all S-band transponders of the Indostar II satellite.
C. Media Pendukung & Infrastruktur
C. Media Supporting & Infrastructure
PT Infokom Elektrindo (Infokom), khusus menyediakan infrastruktur dan layanan untuk mendukung kebutuhan teknologi informasi, jaringan komunikasi dan operasi proses bisnis. Tugas utama Infokom adalah melayani 3 unit bisnis inti. Selain itu, Infokom mencari peluang bisnis di luar sektor tersebut, termasuk pembangunan tower transmisi untuk penyiaran, VAS multimedia, dan layanan jaringan telekomunikasi. Termasuk juga Internet Service Provider (ISP).
PT Infokom Elektrindo (Infokom) specializes in providing supporting infrastructure and outsourced services for Information Technology, communications networks, and business process operations. Infokom primarily serves in a support role to the Company's 3 Core Business Units. Additionally, Infokom seeks business opportunities in the external private sector market. Its operations included: the construction of broadcasting network transmission towers, multimedia Value Added Services and telecommunications network services. It is also an Internet Service Provider (ISP).
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
15
Struktur Korporasi
Corporate Structure
PT Global Mediacom Tbk
Media Berbasis Konten & Iklan Content & Advertising Based Media
PT Media Nusantara Citra Tbk
Media Berbasis Pelanggan
Media Pendukung & Infrastruktur
Subscriber Based Media
Media Support & Infrastructure
PT MNC Sky Vision
PT Infokom Elektrindo
16
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Informasi Umum Perseroan General Information of the Company
Nama Perusahaan
PT Global Mediacom Tbk
Name of Company
Kode Saham
BMTR
Ticker Code
Sektor
Media, Perdagangan, Jasa dan Investasi
Sector
Media, Trading, Services and Investment
Tanggal Pendirian
30 Juni 1981
Founded
Situs
www.mediacom.co.id
Website
Bidang Usaha
Media berbasis Konten & Iklan
Line of businesses
Content & Advertising Based Media
Media berbasis Pelanggan Subcriber Based Media
Pendukung Media & Infrastruktur Media Support & Infrastructure
Jumlah Karyawan
8.005 karyawan / employees
Total Employees
Alamat Perusahaan Company’s Address
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Hubungan Investor Investor Relations
MNC Tower, 27th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17 – 19 Jakarta Pusat 10340 – Indonesia Telp : +62 21 390 9211 / 390 0310 Fax : +62 21 392 7859 Arya Mahendra Sinulingga Email :
[email protected] Robert Satrya Email :
[email protected] Mulana Hutabarat Email :
[email protected]
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
17
Sejarah dan Jejak Langkah Perseroan Corporate History & Milestones 1981 Perseroan, yang pada akhirnya menjadi PT Global Mediacom Tbk, merupakan induk perusahaan dari PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), PT MNC Sky Vision (MSV) dan PT Infokom Elektrindo (Infokom), didirikan pada tanggal 30 Juni 1981. Sejalan dengan peluang bisnis pada saat itu, Perseroan beroperasi sebagai perusahaan konglomerasi di sektor perdagangan umum, dengan kepemilikan saham dalam beberapa lini bisnis yang terdiri dari Media & Penyiaran, Telekomunikasi & IT, Hotel & Properti, Bahan Kimia, Infrastruktur, dan Transportasi.
The Company, which will eventually become PT Global Mediacom Tbk, the parent Company of PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), MNC Sky Vision (MSV) and Infokom Elektrindo (Infokom) is established on June 30, 1981. In line with available business opportunities, the Company operates as a conglomerate in the General Trading Sector, with ownerships in several business lines consisting of Media & Broadcasting, Telecommunications & IT, Hotels & Properties, Chemicals, Infrastructure and Transportation.
1987 RCTI, didirikan sebagai stasiun televisi swasta nasional pertama di Indonesia. RCTI kemudian menjadi unit bisnis utama FTA bagi MNC, setelah diakuisisi oleh MNC pada tahun 2004.
RCTI, established as the first private national TV station in Indonesia. RCTI will later become MNC's flagship national FTA broadcast unit after its acquisition by MNC in 2004.
1990 MNCTV (dahulu dikenal sebagai TPI) didirikan sebagai stasiun TV swasta nasional ketiga di Indonesia.
MNCTV (formerly known as TPI) was established as the third private national TV station in Indonesia.
1995 MCOM melaksanakan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) – (kemudian bergabung sebagai Burse Efek Indonesia – Indonesia Stock Exchange – berbasis di Jakarta) – untuk sejumlah 200.000.000 saham pada nilai nominal Rp500 per saham dengan harga penawaran Rp1.250 per saham. Segera setelah ‘go public’, Perseroan melakukan langkahlangkah konsolidasi internal, restrukturisasi usaha serta melepas kepemilikan saham pada anak perusahaan diluar bisnis inti.
MCOM conducted an Initial Public Offering (IPO) on the Jakarta Stock Exchange (JSX) and the Surabaya Stock Exchange (SSX) (later to merge as the Jakarta-based Indonesian Stock Exchange (IDX)) for a total of 200,000,000 shares at a nominal value of Rp500 per share and offered at the price of Rp1.250 per share. Soon after going public the Company affects a series of internal consolidations, restructuring schemes, repositioning,corporate restructuring as well as divestment of non-core assets.
1997 MNC didirikan oleh Perseroan sebagai induk perusahaan di bidang media berbasis Iklan dan Konten.
MNC was established by the Company as a holding company for content & advertising based media.l
18
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
2001 PT Media Nusantara Citra mengakuisisi 70% saham Global TV
MNC acquired a 70% of GlobalTV’s shares.
2002 •
MNC meluncurkan GlobalTV, dengan format baru yang secara eksklusif menyiarkan program-program MTV Asia dalam 24 jam.
•
MNC relaunched GlobalTV with a new format that exclusive broadcasts MTV Asia programs on a 24 hours basis.
•
MNC mengakuisisi RCTI.
•
MNC acquired RCTI.
2004 MNC melakukan strategi untuk fokus membangun content library Perseroan melalui rumah produksi dan akuisisi program. Komitmen yang dibuat untuk memperluas arsip melalui investasi berkelanjutan
MNC initiates a strategic focus on building up the Company's content library through in- house productions and program acquisitions. A commitment is made to expand the archives through continuing investment.
2005 •
Global TV mengganti formatnya dari MTV dan memperluas cakupannya untuk pangsa pasar anak muda dan keluarga
•
•
MNC meningkatkan kepemilikan sahamnya di GlobalTV menjadi 100%. PT Media Nusantara Indonesia (MNI) meluncurkan Koran Seputar Indonesia. PT MNC Networks, merupakan perusahaan jaringan radio terbesar di Indonesia, diluncurkan melalui 4 format radio yang berbeda yaitu Trijaya FM, Radio Dangdut Indonesia, V Radio dan Global Radio. MNC mengakuisisi MNI Global, perusahaan yang menerbitkan tabloid mingguan infotainmen, Genie.
• . •
• •
•
•
Global TV changed it's format from MTV only to include a broader range of programing targetting the youth and family market segment MNC increased its ownership stake in GlobalTV to 100% PT Media Nusantara Informasi (MNI) was formed – the newspaper Seputar Indonesia is re-launched. PT MNC Networks, the Company's radio network was launched adopting four separate formats Trijaya FM, Radio Dangdut Indonesia, V Radio and Global Radio.
•
MNC acquired MNI Global, the publisher of the infotainment weekly tabloid, Genie.
•
MNC started commercial operations of Value Added Services (SMS Call TV). After acquiring an exclusive agreement with VH-1, GlobalTV commenced broadcast of Nickelodeon childrens programming - eight hours daily. MNC launched MNC News on Indovision's DTH subscriber-based satellite television service.
2006 • •
•
•
•
• •
MNC memulai usaha di bidang Value Added Services untuk pemirsa TV (SMS Call TV). Setelah memperoleh kesepakatan eksklusif dengan VH-1, GlobalTV mulai menyiarkan program anak-anak Nickelodeon, selama delapan jam setiap hari. MNC meluncurkan channel baru, MNC News, yang ditayangkan di Indovision, layanan TV satelit berbasis pelanggan. MNC Entertainment, channel televisi yang diproduksi oleh MNC telah diluncurkan dan ditayangkan di Indovision (PayTV dibawah Perseroan). MNC mengakuisisi 75% saham di TPI (yang kemudian berganti nama menjadi MNCTV dan diluncurkan kembali pada tahun 2010). Melalui MNC, Perseroan meluncurkan tabloid Mom & Kiddie. MNC BV memberikan jaminan obligasi untuk investor internasional dengan nilai nominal US$168 juta.
•
•
•
•
MNC Entertainment, a television channel produced entirely be MNC's Content Management unit is launched on Indovision (Pay-TV under the Company). MNC acquired a 75% ownership in TPI (later to be renamed and relaunched as MNCTV in 2010).
•
MNC acquired the tabloid Mom & Kiddie.
•
MNC BV issued a guaranteed secured bond to international investors with face value of US$168 million.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
19
2007 •
•
• • •
Untuk lebih memperkuat citra Perseroan sebagai perusahaan media terbesar dan terintegrasi, maka Perseroan menetapkan untuk merubah nama dan logo perusahaan menjadi PT Global Mediacom Tbk sesuai dengan bisnis inti Perseroan. MNC meluncurkan media on-line pertama yaitu Okezone. com, yang merupakan website khusus pemberitaan dan hiburan. MNC melaksanakan penawaran perdana (Initial Public Offering/IPO) dan mendaftarkan di Bursa Efek Indonesia. MNC menebus Eurobond US$25 juta dari total US$168 juta dengan harga 101%. MNC menandatangani perjanjian dengan Linktone Ltd (NASDAQ:LTON), untuk membeli tidak kurang dari 51% saham Linktone yang beredar menggunakan kombinasi dari penawaran tender untuk saham yang ada pada American Depository Shares (ADSs) dan penerbitan baru saham biasa.
•
To strengthen its image as the largest and most integrated media enterprise, the Company changes its registered name and logo to become PT Global Mediacom Tbk which is more in line with its core businesses.
•
MNC launched its first on-line media portal at Okezone. com, a website specializing in news and entertainment.
•
MNC completed an Initial Public Offering (IPO) and listed its shares on the Indonesia Stock Exchange. MNC redeemed US$25 million out of the total of its outstanding US$168 million Eurobond at price of 101%. MNC entered into an agreement with Linktone Ltd. ("Linktone") (NASDAQ: LTON), under which MNC, through one of its wholly owned subsidiaries, will purchase not less than 51% of Linktone’s outstanding shares using a combination of a tender offer for existing American Depository Shares (ADSs) and a subscription for newly issued ordinary shares.
• •
2008 •
•
• •
Perseroan mengakuisisi PT MNC Sky Vision, dengan branding Indovision, Top TV dan OkeVision. PT MNC Sky Vision menjadi anak perusahaan Perseroan dibawah bidang Media berbasis Pelanggan. MNC meluncurkan “Indonesia Channel” di area Timur Tengah, yang berpotensi menjaring hingga 3,5 juta target pemirsa pekerja Indonesia di area tersebut. RCTI menyelesaikan pinjaman bond sebesar Rp220 miliar MNC membagikan dividen di Tahun keuangan 2008 dengan total dividen Rp68,75 miliar pada harga Rp5/ saham.
•
•
• •
The Company, acquired PT MNC Sky Vision (MSV) and it's brands Indovision, TopTV and OkeVision. PT MNC Sky Vision becomes a subsidiary of the Company operating in the Subscription-based Media Industry. “MNC - the Indonesian Channel” was launched in the Middle East to a potential target audience of of 3.5 million Indonesians working in the region. RCTI fully settled its outstanding bond of Rp220 billion. MNC distributed a dividend for fiscal year 2008 in the amount of Rp5/share for a total dividend payment of Rp68.75 billion.
2009 •
• • •
•
• •
Sejalan dengan strategi Group untuk fokus di bidang media, maka Perseroan telah melepas bidang usaha telekomunikasi dan menjual kepemilikan saham di PT Mobile-8 Telecom Tbk. Linktone Ltd dan MNC VAS mengumumkan kerjasama untuk jasa digital di Indonesia. Harian Seputar Indonesia dan tabloid Genie meluncurkan logo dan format design baru. MNC dan lima perusahaan media terkenal lainnya di Asia Tenggara membentuk SMART Alliance, merupakan komunitas perusahaan media yang bergabung untuk menciptakan dan memberikan keuntungan komersial bagi para anggotanya. Perubahan nama kantor Perseroan dari “Menara Kebon Sirih” menjadi “MNC Tower”.
•
In line with the Company's strategy to focus on media, the MCOM disposed of all shares in PT Mobile-8 Telecom Tbk.
•
Linktone Ltd. and MNC VAS commenced cooperation for digital services in Indonesia. MNC's daily newspaper Seputar Indonesia and its tabloid Genie launched their new logos and layout designs. MNC and five other well-known media companies in Southeast Asia region form the SMART Alliance, a community of regional media companies united to create and deliver commercial benefits for its members.
MNC melakukan perubahan logo. MNC Membagikan dividen tahun 2009 dengan total dividen Rp68,15 miliar pada harga Rp5/saham
• •
• •
•
The name of the headquarters for MNC and it's parent Group MCOM was changed from “Menara Kebon Sirih” to “the MNC Tower”. MNC launched a redesign of its corporate logo. MNC distributed a dividend for fiscal year 2009 in the amount of Rp5/share for a total dividend payment of Rp68.15 billion.
20
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
2010
•
•
•
• •
•
• • •
Linktone Ltd mengakuisisi saham di Letang Game Ltd, perusahaan swasta berkantor di China yang bergerak khusus di bidang mobile games dan on-line PC. MNC bersama-sama dengan Linktone Ltd (“Linktone”) mengakuisisi 87,5% saham biasa dalam di InnForm Media Pte Ltd (“InnoForm”), perusahaan media di Singapore yang khusus bergerak di bidang distribusi konten. MNC memiliki 12,5% saham sementara Linktone memiliki 75% saham yang masing-masing dimiliki oleh unit bisnis di UAE.
•
MCOM menjalin kerjasama dengan Rakuten, perusahaan internet terkemuka di Jepang, membangun pusat belanja nomor satu di Indonesia, dengan merek “Rakuten Belanja On-line” MCOM meningkatkan kepemilikan saham di PT MNC Sky Vision menjadi 75,54%. Mahkamah Agung menolak permohonan peninjauan kembali dari Crown Capital Global Limited (“CCGL”). Keputusan tersebut menguatkan keputusan Mahkamah Agung pada tanggal 15 Desember 2009 untuk membatalkan keputusan paillit TPI (sekarang MNCTV) yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga. Permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung merupakan upaya hukum CCGL yang terakhir untuk mempailitkan TPI.
•
PT MNC Sky Vision menjadi penjamin obligasi yang diterbitkan oleh Aerospace Satellite Corporation Holding BV. MNC meluncurkan majalah ‘Just for Kids’ TPI berubah nama menjadi MNCTV. Nama baru tersebut diluncurkan pada tanggal 20 Oktober 2010. MNC Networks meluncurkan kembali V-Radio.
•
•
• •
• • •
Linktone Ltd acquired a controlling stake in Letang Game Ltd, a private company based in the People’s Republic of China specializing in mobile and on-line PC games. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), together with Linktone, completed the acquisition for 87.5% of the ordinary shares
in the share capital of InnoForm Media Pte., Ltd (“InnoForm”), a Singapore-based company specializing in media content distribution. MNC was apportioned with 12.5% shareholding while Linktone was assigned with 75% shareholding, each executed through its wholly owned subsidiary located in UAE. MCOM cooperated with Rakuten, a leading Japanese Internet company to create the No. 1 on-line shop in Indonesia under the brand name "Rakuten Belanja Online". MCOM raised its ownership interest in PT MNC Sky Vision to 75.54%. Supreme Court rejected the appeal for a judicial review by Crown Capital Global Limited (“CCGL”). The decision reaffirms the Supreme Court’s ruling on 15th December 2009 to nullify the decision made by the Commercial Court concerning the bankruptcy of TPI. The appeal for a cessation to the Supreme Court was the final legal avenue for CCGL to claim bankruptcy against TPI. The Supreme Court’s ruling effectively ends all possibility of any future attempt by CCGL to file for the same legal proceedings against TPI. MNC Sky Vision became a guarantor of a bond issued by Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. MNC launched 'Just For Kids' magazine. TPI was re-branded to become MNCTV. The new station is launched on 20th October 2010. MNC Networks relaunched V-Radio.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
21
2011
•
•
• •
•
•
• •
• •
Saban Capital Group, perusahaan private equity khusus di bidang media, yang berbasis di Los Angeles, mengakuisisi 5% saham di MNC yang ke depannya akan melakukan ekspansi dengan menambah 2,5% dalam jangka waktu 27 bulan. MNC melakukan perubahan nama dan peluncuran stasiunTV lokal SunTV menjadi SindoTV, saluran nasional yang ditayangkan melalui Indovision dibawah MSV. MNC Networks melakukan perubahan nama “Trijaya FM” menjadi “Sindo Radio”. Meluncurkan strategi media baru lokal 5-in-Sindo Media, sebagai terobosan baru dalam menyinergikan media platform (TV, Radio, Print dan Internet) untuk mendapatkan pangsa pemirsa lokal yang lebih banyak. Perseroan merubah penyebutan MNC Group menjadi MNC Media, untuk lebih mencerminkan Perseroan yang bergerak di industri media. MNC meluncurkan channel baru “MNC Muslim” yang merupakan saluran dengan nuansa nilai-nilai dan gaya hidup Islami, ditayangkan di Indovision.
•
MNC meluncurkan channel baru dalam bahasa Inggris yaitu “MNC Business English Program” ditayangkan di Indovision. Meluncurkan 2 channel baru di Indovision, yaitu MNC Sport 1 dan MNC Sport 2. MSV meluncurkan Mandarin Channel, yaitu 8i Channel, yang dimiliki oleh Mediacorp, Singapore.
•
•
• •
•
•
• •
Saban Capital Group, a Los Angeles based Private Equity firm specializing in the Media Sector acquired a 5% minority stake in MNC with an option to further expand their interest with an additional 2.5% interest within 27 months. MNC's SunTV network of local TV stations was rebranded and relaunched as “SindoTV”, a national version of the channel commences broadcast on MSV's Indovision. MNC Network's “Trijaya FM was relaunched as “Sindo Radio”. MNC's new 5-in-1 Sindo Media local media strategy was formally launched. The new strategy uses multiple media platforms (TV, Radio, Print (Newspaper & Magazine) and Internet) to better target local audiences. The Company changed a the brand name of MNC Group to MNC Media, to better reflect the Company‘s business as a group media. MNC's Content Bussiness in media unit launched “MNC Muslim” a new channel to be shown on MSV's Indovision, which was built around the concept of Islamic values and lifestyles. MNC launched the “MNC Business English Program” to be broadcasted on Indovision. MNC Sports1 and MNC Sports2 are launched on MSV's Indovision. MSV launches a new Mandarin Channel 8i Channel which is owned by Mediacorp Singapore.
22
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Peristiwa Penting di tahun 2011 Significant Events in 2011 JANUARI / JANUARY
APRIL / APRIL
RCTI menayangkan ‘Dahsyatnya Awards’, yang akan menjadi satu-satunya program tahunan acara musik yang paling spektakuler.
MCOM menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Pada hari yang sama, juga dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Keduanya diselenggarakan di Jakarta.
RCTI aired the Dahsyatnya Awards, one of the year’s most spectacular music & variety programs.
FEBRUARI / FEBRUARY MNC Muslim, merupakan channel yang diproduksi oleh unit Content Management MNC yang resmi diluncurkan untuk ditayangkan di Indovision. MNC Muslim, the latest offering from MNC's Content Bussiness was formally launched on Indovision.
MARET / MARCH RCTI menayangkan acara Panasonic Gobel Awards (PGA). RCTI aired the Panasonic Gobel Awards.
MNC menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Pada hari yang sama, juga dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Keduanya diselenggarakan di Jakarta. MCOM hald an Annual General Meeting of the shareholders (AGMS). On the same date, an Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) was also held. Both meetings were held in Jakarta. MNC hald an Annual General Meeting Shareholders (AGMS). On the same date an Extraordinary General Meeting of the Shareholders (EGMS) was also held. Both meetings were held in Jakarta.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
23
MEI / MAY
JUNI / JUNE
RCTI menggelar acara Indonesia Movie Award (IMA) yang hadir untuk memberikan apresiasi kepada pemeran film terbaik.
Komite Penyelenggaraan Pertandingan se-Asia Tenggara, INASOC, memberikan MNC hak tayang secara eksklusif untuk pertandingan Sea Games untuk menyiarkan pertandingan.
RCTI menyelenggarakan Seputar Indonesia Awards 2011, sebagai penghargaan kepada newsmaker. Pelaksanaan ‘peletakan batu pertama’ pembangunan gedung Sindo sebagai pusat kantor Sindo. The Indonesian Movie Awards (IMA), RCTI's local answer to the US Academy Awards, once again witnesses the nation's celebrities cutting a path along the red carpet for a gala event in celebration of artistic expression. RCTI hosted the Seputar Indonesia Awards 2011 to pay homage to the nation's news-makers. A groundbreaking ceremony was held at the site of Sindo's new headquarter.
RCTI menyiarkan acara Miss Indonesia 2011 merupakan ajang kecantikan, Astrid Elena sebagai pemenang Miss Indonesia 2011 mewakili Indonesia mengikuti kompetisi Miss World 2011. INASOC, the Organizing Committee for the 26th Southeast Asian games awards MNC exclusive broadcasting rights to broadcast the competition. RCTI broadcasted the annual Miss Indonesia 2011 beauty pageant. Astrid Ellena, as the winner will represent Indonesia on the world stage at the 2011 Miss World Competition.
24
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
JULI / JULY
AGUSTUS / AUGUST
RCTI menyelenggarakan Indonesian Music Awards (AMI Awards) yang merupakan penghargaan musik Indonesia yang diberikan setiap tahun.
MNC Business Channel, salah satu channel yang disiarkan melalui MSV satelit berbasis langganan, menayangkan "MNC Business English Program".
RCTI hosted the Indonesian Music Awards (AMI Awards) as an annual Indonesian major music awards.
MNC melaksanakan peletakan batu pertama dalam rangka pembangunan gedung perkantoran dan studio-studio RCTI, MNCTV dan Global TV sebagai kantor-kantor dan 10 studio produksi yang terintegrasi, di Jakarta Barat. MNC Media (Perseroan) menandatangani perjanjian kerjasama dengan Rumah Produksi Indonesia, MD Entertainment, memproduksi drama serial eksklusif untuk ditayangkan pada prime time di MNCTV. The MNC Business Channel, one of MNC's stellar lines up of channels offered by MSV's DTH satellite television service began airing the "MNC Business English Program". MNC hosted a groundbreaking ceremony for the development of MNC's 3 national FTA broadcasting stations -RCTI, MNCTV and Global TV - new integrated offices and than media production studios in West Jakarta.
SEPTEMBER / SEPTEMBER MNC BV melunasi seluruh hutang obligasinya pada tanggal 12 September 2011 sejumlah US$ 142,7 juta. MNC merubah nama merek Sun TV yang memiliki 16 jaringan TV Lokal menjadi Sindo TV. MNC Networks merubah nama radio Trijaya FM dengan “Sindo Radio” dalam rangka peluncuran Sindo Media, merupakan strategi media baru 5-in-1. MNC BV fully paid its US$142.7 million bonds in September 12, 2011 MNC rebranded Sun TV networks of 16 local FTA stations to Sindo TV. MNC Networks changed the name of "Trijaya FM" radio station to "SINDO Radio" in conjunction with the launch of Sindo Media, MNC's new 5-in-1 regional strategy.
MNC Media signed an agreement with the Indonesian production house MD Entertainment to exclusively produce MNCTV''s prime time series dramas.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
25
OKTOBER / OCTOBER
DESEMBER / DECEMBER
Telah dilaksanakan peletakan batu pertama untuk pembangunan gedung MNC News Center di lokasi yang sama dengan MNC Tower.
RCTI menyelenggarakan acara penghargaan Vidia Cup Festival Film Indonesia (FFI) 2011 yang merupakan bagian dari penghargaan FFI yang dikhususkan bagi film televisi (FTV).
MNC Media (Perseroan) menandatangani Kesepahaman Bersama dalam rangka hak siar untuk menayangkan Liga Prima Indonesia (“Indonesian Premier League / IPL”).
RCTI menayangkan acara penghargaan Citra Cup Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2011 yang merupakan bagian dari penghargaan FFI yang dkhususkan untuk film bioskop, film pendek dan dokumenter.
Saban Capital Group, perusahaan private equity, yang berbasis di Los Angeles, membeli 5% saham di MNC yang ke depannya akan melakukan ekspansi dengan menambah 2,5% dalam jangka waktu 27 bulan. MNC secara resmi meluncurkan Sindo Media merupakan strategi media baru 5-in-1, yang terdiri dari jaringan 21 FTA lokal (Sindo TV), Koran Seputar Indonesia– edisi lokal, Website – sindonews.com, Sindo Radio dan Sindo Weekly.
Global TV menayangkan acara “Kids Choice Awards 2011”. MNC menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta. MNC membagikan dividen sebesar Rp207,32 miliar dari laba bersih tahun buku 2010 sebesar Rp730 miliar.
A groundbreaking ceremony in the lot adjacent to the MNC Tower was held for the construction of the Company’s MNC News Center Building.
MCOM membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham Perseroan sebesar Rp10,- per saham setara dengan Rp135,63 miliar dari laba bersih tahun buku 2010 sebesar Rp579 miliar.
MNC Media signed a memorandum of understanding providing exclusive rights to broadcast the Indonesian Premier League (IPL).
RCTI hosted the 2011 Vidia Cup Festival Film Indonesia (FFI) 2011 awards. This is a part of the FFI awards specifically reserved for made for television movies.
Saban Capital Group a Los Angeles based Private Equity Company purchases a 5% Stake in MNC with an additional option to purchase a further 2.5% of shares within 27 months.
RCTI aired the 2011 Citra Cup Festival Film Indonesia (FFI) 2011 awards. This is a part of the FFI awards specifically reserved for made for TV movies, short films and documentaries.
MNC formally launched Sindo Media's new 5-in-1 regionally focused media-strategy. Sindo Media is comprised of MNC's network of 21 local FTA stations - SindoTV, Newspaper Seputar Indonesia local editions, Website – SindoNews.com, SindoRadio and Sindo Weekly.
Global TV aired a very popular local version of the ‘Kids Choice Awards 2011’ MNC held an Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) in Jakarta. MNC distributed dividend in the amount of Rp207.32 billion from a net income of Rp730 billion recorded for fiscal year 2010.
NOPEMBER / NOVEMBER MSV meluncurkan channel baru yaitu MNC Sport 1 dan MNC Sport 2 yang ditayangkan di Indovision, Top TV dan OkeVision. MSV launched MNC Sports1 and MNC Sports2 on its DTH subscription based satellite television services - Indovision, TopTV and Okevision.
MCOM agreed to dividend payment of Rp10 per share amounting to Rp135.63 billion from a net income of Rp579 billion recorded for fiscal year 2010.
26
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Penghargaan Awards MARET 2011 / MARCH 2011 Panasonic Gobel Awards 2011 RCTI memenangkan beberapa penghargaan pada Panasonic Gobel Awards 2011, dengan kategori sebagai berikut:
Panasonic Gobel Awards 2011 RCTI won several awards at the annual Panasonic Gobel Awards 2011, under the following categories:
• • •
• • •
• • • • •
Best Infotainment program for “Razor” Best Drama Series (Sinetron) for "Putri Yang Ditukar" Best Program in the category of Music & Variety Show for "Dahsyat" Best Children's program "Idola Cilik 3" Best Sports Program for its presentation of "AFF Suzuki Cup 2010" Best News Program for "Seputar Indonesia" Best News Talk Show Berita for "Obama Eksklusif RCTI Bersama Putra Nababan" Putra Nababan juga menerima penghargaan atas nama RCTI sebagai best overall news presenter.
RCTI menerima penghargaan Brand Master Awards 2011 untuk kategori “Best Television Station”. Kegiatan ini diselenggarakan di Makassar yang disponsori oleh majalah “Makassar Terkini”.
• • • • •
Best Infotainment program for “Razor” Best Drama Series (Sinetron) for "Putri Yang Ditukar" Best Program in the category of Music & Variety Show for "Dahsyat" Best Children's program "Idola Cilik 3" Best Sports Program for its presentation of "AFF Suzuki Cup 2010" Best News Program for "Seputar Indonesia" Best News Talk Show Berita for "Obama Eksklusif RCTI Bersama Putra Nababan" Putra Nababan also won the award on behalf of RCTI for best overall news presenter.
RCTI received the 2011 Brand Master Award under the category of “Best Television Station". The event was held in Makassar and was sponsored by the "Makassar Terkini" magazine.
MEI 2011 / MAY 2011 MNC Pictures memenangkan Best Editor atas nama Eriz Rizly pada Bandung Film Festival 2011 untuk seri TV “Udin Bui” yang ditayangkan di MNCTV.
MNCTV's Eriz Rizly of MNC Pictures won “Best Editor” award at the Bandung Film Festival 2011 for the program series "Udin Bui".
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
27
JUNI 2011 / JUNE 2011 Okezone.com yang bergerak di bidang portal news & information, tercatat sebagai salah satu perusahaan yang termasuk dalam ‘the Most Recommended Brands’.
MNC's online News & Information portal Okezone.com was listed in the June 2011 edition of SWA magazine as one of the Most Recommended Brands.
MNC Talent Miss Indonesia 2011 meraih predikat di ajang dunia. Astrid Ellena (Miss Indonesia 2011) merupakan talent dari Star Media Nusantara (SMN) berhasil masuk dalam daftar 15 di ajang kecantikan Miss World 2011. Bersama dengan Miss Ghana, terpilih sebagai salah satu pemenang untuk kategori “Beauty with a Purpose”.
MNC's Talent Miss Indonesia 2011 won of the World Stage. Star Media Nusantara's Astrid Ellena (Miss Indonesia 2011) made it to the Top 15 at the Miss World 2011 beauty pageant. Along with Miss Ghana she was selected as a co-winner in the category of "Beauty with a Purpose".
MSV memenangkan penghargaan IMAC 2011 untuk kategori Best Performance in Building and Managing Corporate Image pada “Indonesia's Most Admired Company Awards 2011”. Penghargaan ini diberikan atas dasar MSV memperoleh penilaian tertinggi dalam penilaian survei yang dinilai sebagai perusahaan Indonesia yang memiliki kualitas, kinerja, tanggung jawab dan menarik. Kegiatan ini diorganisir oleh Frontier Consulting Group dan Majalah Bisnis Mingguan, Bloomberg.
MSV won the 2011 IMAC award for Best Performance in Building and Managing Corporate Image at the 2011 Indonesia's Most Admired Company awards. The award was granted on the basis of MSV having obtained the highest scores in survey assessment which graded Indonesian companies on quality, performance, responsibility and appeal. This event is organized annually by Frontier Consulting Group and Bloomberg Business Week Magazine.
RCTI memenangkan penghargaan IMAC 2011 dengan kategori ‘Best National Television Station’. Penghargaan ini diberikan atas dasar RCTI memiliki peringkat yang kuat dan dapat menghadirkan berbagai program eksklusif yang menarik, termasuk program olah raga, Hollywood blockbusters dan drama Indonesia yang terbaik. Acara ini diselenggarakan setiap tahunnya oleh Frontier Consulting Group dan Bloomberg majalah bisnis mingguan Bloomberg.
RCTI won a 2011 IMAC award for the category of best National Television Station. The award was granted on the basis of RCTI's strong ratings performance and the overall appeal it has maintained for continuing to present an exciting range of exclusive programs including high profile sporting events, Hollywood blockbusters and the best Indonesian drama. This event is organized annually by Frontier Consulting Group and Bloomberg Business Week Magazine.
28
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
JULI 2011 / JULY 2011 MNCTV menerima penghargaan dari MURI. MNCTV menerima penghargaan dari MURI untuk kategori “the Most Cartoon Characters in a Feature”, untuk film animasi pendek “5000 Animas” yang dipresentasikan di “Animafest” di Bandung.
MNCTV received an Award-from the Indonesian Museum of World Records (MURI). MNCTV received an award from MURI for the “Most Cartoon Characters in a Feature” category, for its animate short “5000 Pictures" presented at the "Animafest" event in Bandung.
SEPTEMBER 2011 / SEPTEMBER 2011 MNCTV Biro Jawa Timur memenangkan penghargaan dari KPID Jawa Timur untuk kategori “Best News Presenter” pada program berita “Lintas Jatim”
MNCTV's East Java Bureau wins the East Java KPID award for the best news presenter for the program “Lintas Jatim”.
OKTOBER / OCTOBER 2011 MNC Media menerima penghargaan dari Kesetiakawanan Sosial Nasional (KSN). Yang diselenggarakan oleh Kesetiakawanan Sosial Nasional (KSN). Menteri Sosial menyerahkan 3 penghargaan kepada MNC Media atas kontribusi kegiatan sosial yang sangat berharga yang dilakukan oleh RCTI Peduli, MNCTV Peduli dan Global TV Peduli. Penghargaan ini secara langsung diserahkan oleh Menteri Sosial, Bp Salim Al Jufri Segaf.
MNC MEDIA (Global MCOM) received an Award from Kesetiakawanan Sosial Nasional (KSN). At an event held by Kesetiakawanan Sosial Nasional (KSN) (trans: the National Social Union). The Ministry of Social Welfare presented MNC MEDIA with 3 awards in recognition of the valuable social contribution by RCTI Peduli, MNCTV Peduli and Global TV Peduli programs. The award was personally presented by the Minister of Social Affairs Mr. Salim Al Jufri Segaf.
Penghargaan Sail 2011 Wakatobi Belitong ke MCOM sebagai Donatur. MNC Media menerima penghargaan dalam Sail 2011 Wakatobi Belitong yang merupakan kegiatan dengan tujuan untuk menjadikan potensi Kelautan dan Perikanan Bangka Belitung sebagai sumber penghidupan rakyat dan sumber pembangunan daerah yang berkelanjutan.
MCOM the 2011 Sail Award at Wakatobi, Banka Belitung. MNC Media received the 2011 Sail award at an event held in Wakatobi, Banka Belitong. The Award was granted in recognition of MNC Media's role as a donor in helping to develop the potential of the Banka Belitung fisheries industry as a sustainable source of livelihood for the local people.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
29
NOPEMBER 2011 / NOVEMBER 2011 Penghargaan “Most Phenomenal Artist” kepada artis MNC, Ayu Ting Ting. Ayu Ting Ting, salah satu artis dibawah manajemen Star Media Nusantara – anak perusahaan MNC di bidang manajemen artis – memenangkan penghargaan untuk kategori “Most Phenomenal Artist 2011” pada acara “Click Awards” yang diselenggarakan oleh Anteve.
MNC's Ayu Ting-Ting was awarded the “Most Phenomenal Artist”. Ayu Ting Ting, one of the artist of Star Media Nusantara – MNC’s subsidiary engaged in talent management – won in the categrory of “the Most Phenomenal Artist” at the 2011 Click Awards organized by Anteve.
DESEMBER 2011 / DECEMBER 2011 Penghargaan dari Forbes Indonesia – Best of the Best Awards 2011 Majalah Forbes memberikan penghargaan kepada Perseroan, salah satu perusahaan yang masuk dalam daftar sebagai “The Top 40 Best Performing Listed Companies”. Penghargaan ini berdasarkan survei terhadap faktor-faktor seperti track record perusahaan, analisa keuangan, keuangan dan daya tahan perusahaan.
MCOM was honored by Forbes Indonesia - Best of the Best Awards 2011. Forbes magazine presented an award to the Company for being one of the companies on its A-List of Top 40 Best Performing Listed Companies. The award was based on a surveys based on such factors as of corporate track record, financial analysis, corporate finance and durability.
30
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Lembaga Penunjang Supporting Institutions Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan Anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited The Plaza Office Tower Lt. 32, Jl. MH Thamrin Kav. 28-30, Jakarta Pusat 10350 Indonesia Telp : +62 21 299 3100 Fax : +62 21 292 8200, 299 28 300
Biro Administrasi Efek PT BSR Indonesia Kompleks Pertokoan ITC Roxy Mas Blok E1 No. 10-11 Jl. KH Hasyim Ashari Jakarta Barat 10150 Indonesia Telp : +62 21 631 7828 Fax : +62 21 631 7827
PUBLIC ACCOUNTANT Osman Bing Satrio & Rekan Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited The Plaza Office Tower 32nd Floor, Jl. MH Thamrin Kav. 28-30, Jakarta Pusat 10350 Indonesia Phone : +62 21 299 3100 Fax : +62 21 292 8200, 299 28 300
SHARE REGISTRAR PT BSR Indonesia Kompleks Pertokoan ITC Roxy Mas Blok E1 No. 10-11, Jl. KH Hasyim Ashari, Jakarta Barat 10150 Indonesia Phone : +62 21 631 7828 Fax : +62 21 631 7827
www.mediacom.co.id
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
31
32
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Dalam Jutaan Rupiah in Millions of Rupiah
2011
2010
2009
Pendapatan Bersih Net Revenues
7.162.935
6.326.514
Laba Kotor Gross Profit
3.243.245
Laba Sebelum Pajak Income Before Tax Laba Bersih Net Income
2008
2007
5.034.905
5.384.640
4.583.592
2.735.897
1.818.643
2.335.639
2.497.751
1.596.535
1.195.599
590.884
304.571
1.696.076
779.363
578.865
157.208
425.749
1.467.610
58
42
11
31
108
13.846.275.550
13.770.214.550
13.762.899.550
13.757.104.550
13.748.844.550
2011
2010
2009
2008
Laba Bersih Per Saham Dasar Basic Earnings Per Share Jumlah Saham Beredar Number of Shares Outstanding Dalam Jutaan Rupiah in Millions of Rupiah
2007
Modal Kerja Bersih Net Working Capital
4.600.169
2.719.291
3.946.065
4.174.306
5.322.431
Jumlah Investasi Total Investments
1.592.066
1.676.351
3.235.486
3.319.873
1.434.216
15.111.603
14.355.319
13.481.189
13.720.366
15.570.524
Jumlah Liabilitas Total Liabilities
4.295.815
4.745.205
4.245.225
4.465.553
6.429.831
Jumlah Ekuitas Total Equity
10.815.788
9.610.114
9.235.964
9.254.813
9.140.693
Jumlah Aset Total Assets
Rasio Keuangan Key Financial Ratios
2011
2010
2009
2008
2007
Laba Bersih Terhadap Jumlah Aktiva (%) Return on Assets (%)
5,16%
4,03%
1,17%
3,10%
9.43%
Laba Bersih Terhadap Jumlah Ekuitas (%) Return on Equity (%)
7,21%
6,02%
1,01%
4,6%
16.06%
Aset Lancar Terhadap Liabilitas Lancar (x) Current Ratio (x)
3,32
1,85
3,0
3,22
3,98%
Jumlah Liabilitas Terhadap Jumlah Aktiva (x) Total Liabilities to Total Assets (x)
0,28
0,33
0,31
0,33
0,41
Jumlah Liabilitas Terhadap Jumlah Ekuitas (x) Total Liabilities to Total Equity (x)
0,40
0,49
0,46
0,48
0,70
Laba Kotor Terhadap Pendapatan (%) Gross Profit Margin (%)
45,3%
43,2%
36,1%
43,4%
52,62%
Laba Usaha Terhadap Pendapatan (%) Operating Profit Margin (%)
26,95%
23,39%
14,10%
10,64%
20,36%
EBITDA Margin (%) Marjin EBITDA (%)
36,24%
31,4%
18,3%
16,3%
24,81%
11%
9%
3%
8%
30,46%
Net Profit Margin (%) Laba Bersih Terhadap Pendapatan (%)
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
1.600
Laba bersih (dalam miliar Rp) Net income (In billion Rp)
33
1.468
1.400
(dalam miliar Rp)
1.200 1.000
779
800
579
426
600 400
157
200 0 2007
4,00
Aset Lancar Terhadap Liabilitas Lancar ( x )
2009
3,22
3,00
2010
2011
3,98
3,50
Current Ratio ( x )
2008
3,00
3,32
2,50
1,85
2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 2007
Pendapatan Bersih (dalam miliar Rp)
2008
2009
2010
8.000
Net Revenue (In billion Rp)
7.163
7.000
6.327 5.385
(dalam miliar Rp)
6.000 5.000
2011
4.584
5.035
4.000 3.000 2.000 1.000 0 2007
Jumlah Liabilitas Terhadap Ekuitas ( x ) Total Liability to Equity Ratio ( x )
2008
2009
0,6 0,5 0,4
0,46
0,46
2010
2011
0,49 0,40
0,40
0,3 0,2 0,1 0,0 2007
2008
2009
2010
2011
34
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Informasi Pemegang Saham Shareholders' Information
Harga Penutupan (dalam Rp) / Closing Price (in Rp)
Pergerakan Saham Perseroan pada tahun 2011 The Company's Share Movements in 2011 1500
1500
1400
1400
1300
1300
1200
1200
1100
1100
1000
1000
900
900
800
800
700
700
600
600
Harga Saham per kuartal selama tahun 2010 (dalam Rp) Periode
Quarterly Stock Price in 2010
(in Rp)
Tertinggi / Terendah / Penutupan Akhir Jumlah Volume Perdagangan / Highest Lowest Kuartal / Total Volume Traded End of Quarter
Period
Triwulan 1
425
210
395
3,797,469,000
1st Quarter
Triwulan 2
470
300
330
2,424,740,000
2nd Quarter
Triwulan 3
405
300
385
668,466,000
3rd Quarter
Triwulan 4
650
380
650
1,529,139,500
4th Quarter
Harga Saham per kuartal selama tahun 2011 (dalam Rp) Periode
Quarterly Stock Price in 2011
(in Rp)
Tertinggi / Terendah / Penutupan Akhir Jumlah Volume Perdagangan / Highest Lowest Kuartal / Total Volume Traded End of Quarter
Period
Triwulan 1
890
600
840
1,154,253,500
1st Quarter
Triwulan 2
860
710
840
647,038,000
2nd Quarter
Triwulan 3
880
750
820
557,810,000
3rd Quarter
Triwulan 4
1,140
760
990
532,707,000
4th Quarter
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Harga Saham per kuartal selama tahun 2010 Quarterly Stock Price in 2010
35
Harga Saham per kuartal selama tahun 2011 Quarterly Stock Price in 2011
800 700
650
500
200
1000
470
425
405
400 300
1.140
1200
600 380
300
300
800
880
860
750
760
Triwulan 3
Triwulan 4
710
600
600
210
400
100
200
0
0 Triwulan 1
890
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Triwulan 1
Triwulan 2
Tertinggi / Highest Terendah / Lowest
Pembayaran Dividen
Dividend Payment
Kebijakan Pembayaran Dividen:
Dividend Policy:
MCOM dalam menetapkan besaran dividen yang akan dibagikan, harus berpegang pada kebijakan dividen Perseroan. Dimana jumlahnya ditentukan oleh salah satu formulasi di bawah ini (yang digunakan adalah hasil yang lebih rendah): ◆ 15% dari laba bersih anak perusahaan, atau ◆ 25% dari keseluruhan dividen yang diterima oleh Perseroan dari seluruh anak perusahaan. Penetapan akhir besaran dividen yang akan dibagikan tersebut juga senantiasa mempertimbangkan kondisi keuangan Perseroan dan anak-anak perusahaannya.
MCOM must comply with the Company’s dividend policy to determine the amount of dividends for distribution. The amount of dividends to be distributed will be calculated based on the following formulas (the lower of the two amounts will be the one that will be applied): ◆ 15% from the net income of the subsidiaries, or ◆ 25% from the cummulative dividends received by the Company from all of its subsidiaries. The distribution on the amount of final dividend to be distributed will be determined by taking into consideration the financial conditions of the Company and its subsidiaries.
Sejarah Pembayaran Dividen
History of Dividend Payment
Tahun Buku / Fiscal Year
Nilai Total / Total
2010
Rp135.629 juta
Rp10 per saham
23 Desember 2011
Rp135,629 million
Rp10 per share
December 23, 2011
Rp68.116 juta
Rp5 per saham
23 Desember 2010
Rp68,116 million
Rp5 per share
December 23, 2010
2009
Dividen Per Saham / Dividend per Share
Tanggal Pembagian / Date of Payment
36
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Pelaksanaan EMSOP Tahun 2011
www.mediacom.co.id
Implementation of EMSOP in 2011
No.
I
Jumlah / Total EMSOP BMTR Plan C 1. Jumlah EMSOP Plan C yang telah di konversikan menjadi saham
24.107.000
Total Number of EMSOP Plan C that has been converted into shares 2. Jumlah EMSOP Plan C yang belum di konversikan menjadi saham
430
Total Number of EMSOP Plan C that has not been converted into shares II
EMSOP BMTR Tahap I / Phase I 39.560.500
1. Jumlah EMSOP Tahap I yang telah di konversikan menjadi saham Total Number of EMSOP Phased I options that have been converted into shares
29.262.873
2. Jumlah EMSOP Tahap I yang belum di konversikan menjadi saham Total Number of EMSOP Phased I options that have not been converted into shares III
EMSOP BMTR Tahap II / Phase II 12.393.500
1. Jumlah EMSOP Tahap II yang telah di konversikan menjadi saham Total Number of EMSOP Phase II options that have been converted into shares
56.429.873
2. Jumlah EMSOP Tahap II yang belum di konversikan menjadi saham Total Number of EMSOP Phase II options that have not been converted into shares
Daftar Pemegang Saham pada tanggal 31 Desember 2011 (>5%) No.
Investor
1 2 3
MEDIACORP INVESTMENTS PTE. LTD.
Registered Shareholders as of 31 December 2011 (>5%) Jumlah / Total
%
PT BHAKTI INVESTAMA TBK.
7.111.938.500
51,36%
UOB KAY HIAN (HONG KONG) LTD
1.463.050.000
10,57%
851.651.000
6,15%
9.426.639.500
68,08%
4.419.636.050
31,92%
GRAND TOTAL 13.846.275.550
100,00%
SUBTOTAL Masyarakat (Public)
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
37
Keterbukaan Informasi Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2011
Disclosure of Share Ownership by Board of Commissioners and Board of Directors as per 31 December 2011
Jumlah / Total
%
Rosano Barack (Komisaris Utama/ President Commissioner)
79.510.500
0,57%
2
Hary Tanoesoedibjo (Direktur Utama/ President Director)
50.800.940
0,37%
3
Handhianto Surjo Kentjono (Direktur/ Director)
833.000
0,01%
4
Muhamad Budi Rustanto (Direktur/ Director)
599.500
0,00%
5
Mohamad Tachril Sapi'ie (Komisaris/ Commissioner)
5.000
0,00%
6
Bambang Trihatmodjo (Komisaris/ Commissioner)
5.000
0,00%
No.
Nama / Name
1
Kronologis Pencatatan Saham
Share Recording Chronology
MCOM melakukan Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) untuk 200.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500 per saham dengan harga penawaran Rp1.250 per saham. Pendaftaran Perseroan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pencatatan ini efektif dan dicatatkan pertama kali pada 17 Juli 1995 dengan kode saham “BMTR”.
MCOM conducted the Initial Public Offering (IPO) for 200,000,000 shares with a nominal value of Rp500 per share at the offering price of Rp1.250 per share. The Company was initially registered on the Jakarta Stock Exchange (JSX) and on the Surabaya Stock Exchange (SSX), now merged to become the Indonesia Stock Exchange. The shares were registered on July 17, 1995 the ticker code “BMTR” was assigned to the Company's shares.
Pada akhir tahun 2013, 10 studio baru akan beroperasi secara penuh dimana RCTI, MNC TV dan juga Global TV akan berada di satu lokasi yang sama. Hal tersebut akan membuka pintu terhadap berbagai peluang dalam kerjasama dan bersinergi. By year and 2013, 10 new studios will be fully operating and RCTI, MNC TV as well as Global TV will be located in the same complex. This will open door to a vast array of opportunities for cooperation and synergy.
40
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Bambang Trihatmodjo
M. Tachril Sapi’ie
Kardinal A. Karim
M. Idwan Ganie
Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Commissioner
Commissioner
Independent Commssioner
Independent Commssioner
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
41
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Chang Long Jong Komisaris Commissioner
B. Rudijanto Tanoesoedibjo Wakil Komisaris Utama Vice President Commissioner
Rosano Barack Komisaris Utama President Commissioner
42
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.globalmedia.co.id
Laporan Komisaris Utama President Commissioner's Statements
Rosano Barack Komisaris Utama President Commissioner
www.globalmedia.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
43
PT Global Mediacom Tbk berada di permulaan era yang akan menjadi periode pertumbuhan yang cepat dan berkesinambungan. PT Global Mediacom Tbk is at the dawn of a new era, which sure to herald a period of sustained and rapid growth. Assalamu'alaikumWr.Wb.
Assalamu'alaikumWr.Wb.
Perkenankan saya memulai dengan menyampaikan penghargaan yang tulus dan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kita suatu kesempatan yang berharga dalam mencapai kinerja yang sangat baik pada tahun 2011.
Please let me begin by conveying my humble appreciation and highest gratitude to Allah SWT for giving us another grateful opportunity of achieving a very good performance in 2011.
Tema Laporan Tahunan 2011 PT Global Mediacom Tbk (MCOM) adalah “Siap Lepas Landas”. Menitik balik di sepanjang tahun lalu sepertinya organisasi kami sudah siap terbang. Saya dengan gembira ingin menyampaikan bahwa atas nama Dewan Komisaris apa yang telah kita capai sampai dengan saat ini hanya merupakan awal. MCOM berada di permulaan di era yang tentunya akan menjadi periode pertumbuhan yang cepat dan berkesinambungan.
The theme for this year's PT Global MediacomTbk (MCOM or "the company") Annual Report, 2011 is “Ready to Take Off”. Looking back at the Company's growth over the course of the past year, it may seem to many that our organization is already in full flight. I'm pleased to tell you that on behalf of the Board of Commissioners what we have achieved to date is only the beginning. MCOM is at the dawn of a new era, which sure to herald a period of sustained and rapid growth.
Kedua bisnis utama MCOM adalah PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT MNC Sky Vision (MSV) yang menjalankan bisnis usahanya pada kondisi ekonomi yang kondusif terhadap pertumbuhan yang cepat. Tahun 2011 merupakan periode dimana Perseroan berhasil memantapkan keseluruhan posisi strateginya dengan memastikan semua parameter-parameter yang berkaitan dengan rencana pengembangan perusahaan untuk jangka menengah dan jangka panjang telah tercapai. Mayoritas dana yang diperuntukkan untuk belanja modal telah sukses direalisasikan.
MCOM's 2 core business units are in PT Media Nusantara Citra TBK (MNC) and PT MNC Sky Vision (MSV) operated their business in an economic environment that was conducive to experience rapid growth. The year 2011 was also a period in which the Company was able to solidify its overall strategic position, ensuring that all measures required for the Company's medium and long term plans for development are firmly in place. The majority of the Company's allocated funds for capital expenditure have now been successfully deployed.
Pembangunan fasilitas studio terintegrasi MNC yang canggih di Jakarta Barat berjalan sesuai rencana. Di akhir 2013, 10 studio baru akan beroperasi secara penuh serta semua administrasi dan unit produksi ketiga TV Free-To-Air nasional milik MNC – RCTI, MNCTV dan Global TV akan berada di satu komplek. Hal ini diharapkan akan membuka pintu untuk berbagai kesempatan dalam menghasilkan sinergi dan efisiensi.
Construction of MNC''s new state of the art integrated production studio facilities in West Jakarta is proceeding according to plan. By year end 2013, 10 new studios will be fully operational. All administrative and production units of MNC's 3 national Free-To- Air TV broadcast units – RCTI, MNCTV and GlobalTV - will be housed in the same complex. This is expected to open doors to a vast array of opportunities for synergy and efficiency gains.
Agregat pendapatan iklan dari ketiga FTA milik MNC tumbuh sebesar 20% yang merupakan pencapaian yang luar biasa karena pertumbuhan belanja iklan untuk industri adalah sebesar 16%.
Aggregate advertising revenues from MNC’s 3 FTA TV Stations grew by 20% in 2011 which is quite remarkable considering the growth in the advertising spending of the industry was at 16%.
Pada saat yang bersamaan, MNC telah mencapai sukses yang membesarkan hati dalam mengkomersilkan pustaka konten terutama melalui mempaketkan ulang konten dalam bentuk 10 MNC Channels yang telah menghasilkan rating yang lebih tinggi dibandingkan channel internasional yang terkenal. Dewan
Concurrently, MNC has continued to show encouraging success in monetizing its content library particularly by repackaging archived content, the 10 MNC Channel have outperformed many well known international channels in the ratings. The Board of Commissioners is also pleased to see the rapid expansion of
44
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Komisaris juga bergembira atas expansi cepat MNC Sky Vision (MSV) yang mengoperasikan media berbasis pelanggan DirectTo-Home (DTH) pay TV satelit yang telah tumbuh sebesar 44.6% di 2011. MSV juga memegang peran besar dalam mendukung visi strategi Perseroan ke depan.
MNC Sky Vision (MSV)’s Direct-To-Home (DTH) media subscriber based satellite pay television services, which grew at a pace of 44.6% in 2011. MSV is also playing a huge role in supporting the Company's strategic vision for the future.
Pertumbuhan yang bertahan dan berkesinambungan dari ekonomi Indonesia tentunya telah memegang peran utama dalam mendukung kinerja kuat Perseroan. Sepanjang 2011, PDB tumbuh sebesar 6,5%. Terlebih penting adalah bahwa pendorong terbesar pertumbuhan adalah dari kuatnya pola konsumsi dari masyarakat Indonesia, yang mewakili sekitar 64% dari GDP.
The resilient and sustained growth of the Indonesian economy has of course, played a key role in backing the Company's strong performance. Over the course of 2011 GDP expanded by 6.5%. What's even more significant is that much of this growth has continued to be largely driven by the strong consumption patterns of the Indonesian public, consumption now accounts for approximately 64% of GDP.
Bisnis inti MNC adalah pada penyiaran TV Nasional FTA dan Bisnis Konten.
MNC core business are in National FTA TV broadcasting and Content Business.
Penyiaran TV FTA Nasional
National FTA TV Broadcasting
Hal tersebut telah menciptakan kondisi yang optimal untuk meningkatnya permintaan terhadap penempatan iklan dari pengiklan produk internasional dan lokal di TV FTA nasional karena merupakan jalur yang efektif untuk menjangkau di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini telah terjadi walaupun telah kenaikan rata-rata rate card sebesar 20% pada TV FTA milik MNC yang telah dilaksanakan di kwartal pertama 2011.
This circumstance has created optimal conditions for the several international and domestic consumer products companies to increase their demand for advertising placements particularly on national FTA TV as it is most effective medium to reach the entire country.. This has transpired in spite of the blended advertising rate increase of 20%, which each of MNC's national FTA TV business units introduced in the first quarter of 2011.
Di akhir tahun 2011, konsolidasi rata-rata pangsa pemirsa dari ketiga TV FTA nasional adalah lebih dari 38% (prime-time). Rating tinggi yang konsisten dari penyiaran program yang menarik telah menghasilkan pencapaian rata-rata pangsa pemirsa yang tinggi. Hal ini yang mendasari peningkatan pada tarif iklan pada TV. Kenaikan tarif di 2011 telah memegang peran penting dalam peningkatan pendapatan di 2011. Pendapatan MNC dari iklan dan konten yang mewakili sekitar 50% tumbuh sebesar 20% dari tahun-ke-tahun untuk mencapai Rp4,2 triliun di 2011.
By year end 2011, the consolidated average audience share for the 3 networks was more than 38% (prime time). Consistently high ratings from the broadcast of compelling programs have led to the attainment of high average audience share. This in turn has helped to justify the increases made to the stations' advertising rate cards. The increases introduced in 2011 played a significant role in enabling MNC's enhanced revenues in 2011. Advertising revenues, which now account for approximately 50% of MNC's income grew by 20% year-on year to reach Rp4.2 trillion in 2011.
Bisnis Konten
Content Business
Di 2011, MNC mengalami kenaikan content library melebihi 110.000 jam program. Arsip yang dimiliki MNC merupakan content library terbesar di Indonesia. Perseroan berkomitmen untuk mempertahankan posisi terdepan di industri khususnya konten dan oleh karena itu akan tetap melakukan investasi yang besar untuk mengembangkan aset ini setiap tahun. Selanjutnya, Perseroan juga berkomitmen untuk memastikan bahwa porsi konten serial drama yang memiliki nilai komersial tinggi tetap dipertahankan.
In 2011, MNC witnessed its content ibrary of archived footage expand beyond the 110,000 hour program. The MNC archives therefore represent the single largest library of media content in Indonesia. The Company is committed to maintaining its market leadership position in terms of content and therefore will continue to invest substantially in building upon this asset each year. The Company is furthermore committed to ensuring that the ratio of archive, comprising of high rerun value serial drama is maintained.
Selain menjual konten kepada pihak ketiga di luar negeri dan domestik, unit bisnis konten manajemen telah sukses untuk mempaketkan kembali konten dalam bentuk channel televisi untuk di distribusikan di media berbasis pelanggan DTH pay TV satelit milik MSV. Saat ini, unit bisnis konten manajemen MNC telah memproduksi 10 channel terpisah untuk disiarkan di
In addition to selling content to third party overseas and local TV stations, the content business has been very successful in repackaging content into television channels for distribution on MSV's DTH subscription based Satellite Pay-TV service. Presently MNC's Content Business produces 10 separate channels for transmission on MSV. Five of these channels
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
45
MSV. Sepanjang tahun 2011, lima channel telah diluncurkan. Pertumbuhan yang cepat dari pelanggan MSV diharapkan menjadi pendorong terhadap permintaan yang lebih besar untuk channel MNC yang telah dipaketkan ulang.
were added over the course of 2011. MSV's rapidly growing subscriber base is expected to fuel further demand for MNC's repackaged content channels.
Media Berbasis Pelanggan
Subscription based Satellite Pay-TV
MSV telah mempertahankan posisi terdepan di pasar untuk layanan pay TV. Ketiga merek MSV – Indovision, TopTV dan Okevision memiliki pangsa pasar pelanggan sebesar 70%. Mempertimbangkan keunggulan strategis dari jumlah pangsa pelanggan yang besar dan keunggulan kompetitif lainnya, secara operasional MSV akan terus mengalami peningkatan skala ekonomis dan menghasilkan peningkatan marjin yang lebih besar.
MSV's continues to be the market leader for Pay-TV services. MSV’s 3 brands - Indovision, TopTV and Okevision - now have a collective subscriber market share of 70%. Considering the strategic advantage provided by the large subscriber market share and other competitive advantages, operationally MSV will continue to experience enhancement in operating leverage and achieve higher margin expansion.
Analisa dari pertumbuhan statistik MSV mengindikasikan bahwa mayoritas terbesar dari pelanggan saat ini telah diperoleh dalam 4 tahun terakhir. Pelanggan dari ketiga merek MSV meningkat lebih dari 3 kali lipat pada periode tersebut yang menghasilkan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 2007-2011 sebesar 39,56%. Jika dibandingkan CAGR selama 4 tahun dan pertumbuhan tahun lalu sebesar 44,6% dapat diamati bahwa pertumbuhan di 2011 telah melebihi CAGR selama 4 tahun. Pola ini diyakini Dewan Komisaris akan dicapai di tahun-tahun mendatang.
An examination of MSV's growth statistics indicate that the vast majority of the existing subscriptions were acquired over the course of the past 4 years. Subscriptions for the 3 MSV brands more than tripled during this time, permitting a Compounded Annual Growth Rate (CAGR) 2007-2011 of 39.56%. When comparing the 4-year CAGR to the past year's growth of 44.6%, what may be observed is that 2011 growth actually outpaced the 4 year CAGR. This is a pattern, which the Board of Commissioners feels is likely to be repeated in the coming years.
Dewan Komisaris MCOM yakin bahwa bisnis model MSV dengan cara mensubsidi dekoder, fokus pada strategi segmentasi pasar, jaringan distribusi penjualan yang mayoritas dilakukan sendiri dan menonjol dalam keseluruhan kualitas layanan dan pengiriman akan memampukan MSV untuk mempertahankan dan mengembangkan dari posisi terdepan yang dimilikinya.
The MCOM Board of Commissioners is confident that MSV's business model of subsidizing Set Top Boxes, its focused market segmentation strategy, extensive in-house distribution sales network and overall preeminence in service quality and delivery will enable MSV to maintain and build upon its market leadership.
Dewan Komisaris melakukan peran pengawasan dan penasehat di dalam struktur tata kelola MCOM. Sepanjang tahun 2011, Dewan Komisaris telah memonitor keputusan manajemen yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan nasehat atas dasar informasi yang diterima dari komite-komite yang berada di bawah Dewan Komisaris yaitu komite audit, komite remunerasi dan komite EMSOP. Penjelasan yang relevan mengenai detail pelaksanaan kerja masing-masing komite pada bagian tata kelola halaman 102. Dewan Komisaris merasa puas bahwa Direksi Perseroan telah melaksanakan keputusan yang benar untuk mengoptimalkan posisi keseluruhan Perseroan di 2011.
The Board of Commissioners exercises an important oversight and advisory role with in MCOM's corporate governance structure. Over the course of 2011, the Board of Commissioners has continued monitoring management decisions made by the Board of Directors and has provided advise on the basis of information received from the committees, which it supervises – the Audit committee, the Remuneration committee and the EMSOP Committee. Information relevant to each Comittees activities is provided in the GCG section of this report starting on page 102. The Board of Commissioners is satisfied that the Company's Board of Directors has continued to exercise sound judgment in optimizing the Company's overall position in 2011.
Di 2011, terdapat perubahan dalam komposisi Dewan Komisaris yang sebagaimana telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 27 April 2011. RUPS menerima pemberhentian dari Bapak Lucas Chow sebagai Komisaris dan Bapak John A. Prasetio sebagai Komisaris Independen yang menjadi efektif sejak tanggal RUPS. Atas nama Dewan Komisaris, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Lucas dan Bapak John atas hasil kerja yang baik selama masa periode sebagai anggota Dewan Komisaris MCOM.
Over the course of the year, there were changes in the composition of the Board of Commissioners, which were approved at the Company's 27 April 2011 Annual General Meeting (AGMS) of the Shareholders. The AGMS accepted the resignations of Mr. Lucas Chow as Commissioner and Mr. John A. Prasetio as Independent Commissioner which was effective from the date of the AGMS. On behalf of the Board of Commissioners, I would like to extend my thanks to both Mr. Chow and Mr. Prasetio for the fine job they have done during their respective tenures as members of the MCOM Board of Commissioners.
46
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Di RUPS yang sama, Bapak Chang Long Jong telah diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris MCOM. Bapak Chang adalah warga negara Singapura. Sejak Agustus 2011, beliau adalah Deputy CEO untuk Mediacorp Pte Ltd, sebuah perusahaan besar di bidang media di Singapura. Karirnya yang cemerlang di Mediacorp telah memposisikan beliau dalam berbagai jabatan kepemimpinan di berbagai unit bisnis termasuk: produksi, televisi dan manajemen studio. Kami yakin bahwa latar belakang Bapak Chang yang kuat dalam manajemen media akan memberikan kontribusi yang sangat berharga kepada Dewan Komisaris MCOM. Kami menyambut beliau dalam posisi sebagai Komisaris dan menantikan analisa dan nasehat terhadap kinerja Perseroan.
At the same AGMS, Mr. Chang Long Jong was appointed as a member of MCOM’s Board of Commissioners. Mr. Jong is a Singaporean Citizen. Since August of 2011 he has been the Deputy CEO of MediaCorp Pte Ltd. a large Singaporean mediaCompany. His distinguished career with Mediacorp has placed him in a wide array of leadership positions for a variety of business units including: production, television and studio management. We believe that Mr. Jong's strong background in media group management will permit him to make a very strong contribution to the MCOM's Board of Commissioners. We welcome him to the position of Commissioner and look forward to his analysis and advice on the Company's performance.
Terakhir dan kesimpulan, pada kesempatan ini saya ingin mengatakan bahwa Perseroan memiliki prospek masa depan yang sangat positif. Pemerintah Indonesia memproyeksikan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 6,7% sehingga tren terhadap peningkatan belanja iklan akan terus berlangsung dan juga ketertarikan konsumer pada pelayanan DTH pay TV satelit. Dewan Komisaris yakin bahwa kedua bisnis inti Perseroan – MNC dengan bisnis inti pada penyiaran nasional TV FTA dan bisnis konten dan pay TV - MSV akan mengulangi kinerja yang baik di 2012. Kedua unit bisnis inti tersebut telah diposisikan dengan sangat baik untuk meraih semua kesempatan yang ada.
Finally, and in conclusion, I would like to take this opportunity to state that the Company's future prospects are very positive. With the Indonesian government presently projecting a GDP growth of 6.7% thereby the trend towards increasing advertising spending is likely to prevail, as will consumer interest in subscriber based DTH satellite pay television services. The Board of Commissioners is confident that the Company's 2 core business units - MNC with its 2 core business units in national FTA TV, content business and MSV's subcription based satelite pay TV will continue to perform well in 2012. All two core businesses are remarkably well positioned to capture available opportunities.
Saya ingin menutup sambutan saya pada kesempatan ini dengan mengucapkan terima kasih kepada semua pemegang saham atas keyakinan yang telah ditunjukkan terhadap kemampuan Dewan Komisaris. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Direksi atas pelaksanaan keputusan yang baik dalam mengelola Perseroan untuk kepentingan terbaik semua pemangku kepentingan. Terima kasih juga kepada karyawan kami yang berdedikasi dengan bekerja keras dan tekun. Kerja keras yang telah diberikan merupakan pendorong utama pertumbuhan Perseroan. Saya juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pelanggan pengiklan yang telah menggunakan berbagai basis media Perseroan yang lengkap. Dan juga terima kasih kepada masyarakat Indonesia untuk tetap memilih layanan Perseroan untuk keperluan hiburan, berita dan informasi. MCOM memiliki komitmen untuk selalu menyediakan layanan kualitas yang setinggi-tingginya.
I would like to close my statement by taking the opportunity to offer my gratitude to all of the shareholders for the continued confidence they have demonstrated in the abilities of the Board of Commissioners. I would like to thank the Board of Directors for exercising sound judgment in managing the Company in the best interest of all stakeholders. Thank you also to our dedicated team of employees for your hardwork and perseverance. Your strong efforts are a key driver of the Company's growth. Also I want to thank our client advertisers for making use of the full range of media platform now provided by the Company. Also thank you to the Indonesian public for continuing to choose the Company's services for your entertainment, news and information requirements. MCOM is always committed to delivering the highest possible quality for service excellence. .
Atas nama Dewan Komisaris
Rosano Barack Komisaris Utama President Commissioners
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
47
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioner's Profiles Rosano Barack Komisaris Utama President Commissioner Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama MCOM sejak 2000 dan merupakan Komisaris Utama MNC yang dijabat sejak tahun 2004. Beliau juga memegang posisi sebagai anggota Direksi di beberapa perusahaan afiliasi MCOM, antara lain sebagai Presiden Direktur PT. Plaza Indonesia Realty Tbk (PIR) sejak tahun 2000. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 1979. Born in Jakarta in 1953. Mr. Barack has been MCOM's President Commissioner since 2000. He has also served as the President Commissioner of PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) since 2004. Additionally he serves on the Board of Directors and Board of Commissioners of several MCOM affiliates. He has been President Director of PT Plaza Indonesia Realty Tbk since 2000. Mr. Barack graduated from Waseda University, Tokyo, Japan in 1979.
B. Rudijanto Tanoesoedibjo Wakil Komisaris Utama Vice President Commissioner Lahir di Surabaya pada tahun 1964 dan memperoleh gelar Bachelor of Commerce dari Carleton University, Ottawa, Kanada pada tahun 1987 dan kemudian gelar Master of Business Administration dari University of San Fransisco, USA pada tahun 1989. Beliau menjabat Komisaris Perseroan sejak 2002. Saat ini beliau juga menduduki beberapa posisi penting baik di Grup Bhakti maupun Grup MNC, diantaranya adalah Direktur Utama MSV sejak 2004, Wakil Komisaris Utama MCOM dan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak 2002, Komisaris MNC sejak 2004, dan Komisaris Utama PT MNC Asset Management (dahulu “PT. Bhakti Asset Management”). Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Dos Ni Roha sejak 2007.Ni Roha sejak tahun 2007. Born in Surabaya in 1964. Mr. Rudijanto Tanoesoedibjo obtained his Bachelor of Commerce degree from Carleton University, Ottawa, Canada and MBA from San Francisco University, San Francisco, USA in 1989. He presently occupies several important positions both within MNC and within the Company. He has been serving as the Managing Director of MSV since 2004, and as Vice President Commissioner of MCOM and PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) since 2002. He has been a Commissioner of MNC, and a President Commissioner of PT. MNC Asset Management since 2004. Additionally, he has also served as President Commissioner of PT. Dos Ni Roha since 2007.
48
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
M. Tachril Sapi’ie Komisaris Commissioner Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris MCOM sejak tahun 1998. Beliau juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama PT. Plaza Indonesia Realty Tbk. (PIR), Direktur Utama PT. Langen Kridha Pratyangga (LKP) dan Direktur Utama PT. Trans Javagas Pipeline (TJP). Beliau juga pernah menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dari tahun 2008 sampai dengan 2011. Beliau adalah salah seorang pendiri MCOM. Beliau meraih gelar sarjana Teknik dari Polytechnic of Central London, UK. Born in Jakarta in 1953. Mr. Sapi'ie has served as a Commissioner of MCOM since 1998. He also occupies the position as a Vice President Commissioner of PT. Plaza Indonesia Realty Tbk. (PIR). He is the President Director of PR Langen Kridha Pratyangga (LKP) and the Presient Director of PT Trans Javagas Pipeline (TJP). He also has served as the Vice Commissioner of PT. Rajawali Citra Television Indonesia (RCTI). He held that position from 2008 until 2011. He was one of the founders of MCOM. He obtained a Technical degree from the Polytechnic of Central London, UK.
Chang Long Jong Komisaris Commissioner Lahir di Malaysia pada tahun 1960. Beliau ditunjuk sebagai Komisaris MCOM pada tahun 2011. Beliau adalah warga Negara Singapore. Sejak Agustus 2011 beliau menjabat sebagai Wakil CEO Mediacorp Pte Ltd, perusahaan grup media besar di Singapore. Sebelum memegang jabatannya di Mediacorp, beliau memegang beberapa jabatan di anak perusahaan Mediacorp. Beliau menjabat Wakil CEO di unit bisnis Mediacorp yang menangani Produksi, Televisi dan Studio. Memulai karirnya di bidang media pada Television Corporation of Singapore pada tahun 1994 sebagai Asisten Vice President di Drama Operations dan terakhir menjabat sebagai Vice President untuk Drama China sebelum bergabung dengan Mediacorp pada tahun 1999. Beliau sarjana Bachelor of Civil Engineering, dari NTU Singapore pada tahun 1985. Born in Malaysia in 1960, Mr Jong was appointed as a Commissioner of MCOM at the 2011 AGMS. He is a Singaporean Citizen. Since August of 2011 he has been the Deputy CEO of MediaCorp Pte. Ltd., a large Singaporean media-group. Prior to assuming his current role at MediaCorp he held many distinguished posts heading MediaCorp's subsidiaries. He has served as Deputy CEO of MediaCorp's Productions, Television and Studio business units. He began his career in media at the Television Corporation of Singapore in 1994 as the Assistant Vice President of Drama Operations and later became the Vice president of Chinese Drama before joining MediaCorp in1999. He holds a Bachelor of Civil Engineering from NTU Singapore where he graduated in 1985.
Bambang Trihatmodjo Komisaris Commissioner Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris MCOM sejak tahun 2004. Beliau adalah salah seorang pendiri MCOM. Beliau mendapatkan gelar sarjana Teknik dari Polytechnic Institute of Virginia, Amerika Serikat. Born in Jakarta in 1953. Mr. Trihatmodjo has served as an MCOM a Commissioner since 2004. He is one of the founders of the Company. He obtained a degree in Technical education from the Polytechnic Institute of Virginia, USA.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
49
M. Idwan Ganie Komisaris Independen Independent Commssioner Lahir di Amsterdam pada tahun 1955. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen MCOM sejak 2006. Beliau adalah Managing Partner Law Firm "Lubis Ganie Surowidjojo" (LGS), Ketua Perhimpunan Konsultan Hukum Persaingan Usaha (PERKUMPUS) dan Ketua Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI). Beliau memegang ijin sebagai advokat/pengacara dan juga sebagai konsultan hukum pasar modal. Beliau adalah anggota PERADI (Persatuan Advokat Indonesia), HKHPM (Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal), anggota "panel of arbitrators” pada Singapore International Arbitration Center (SIAC) dan "Fellow” pada Singapore Institute of Arbitratiors (SIArb) . Beliau adalah lulusan program Doktoral di bidang Hukum (PhD) dari University of Hamburg, Jerman dan dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia di bidang Pemeriksaan/Audit Hukum (Legal Due Diligence) dan Pendapat Hukum (Legal Opinion). Untuk dua tahun berturut-turut (2010/11 dan 2011/12) publikasi internasional "Lawyer Monthly" di London, UK memilih Beliau sebagai salah satu dari 100 lawyer terbaik di dunia untuk kemahirannya di bidang penyelesaian sengketa. Born in Amsterdam in 1955. Dr. Ganie was appointed Independent Commissioner in 2006. He is the Managing Partner of the Law Firm ' Lubis Ganie Surowidjojo ' (LGS), He is the Chairman of PERKUMPUS (Perhimpunan Konsultan Hukum Persaingan Usaha), an Indonesian body specializing in matters related to anti-trust litigation. He is also Chairman of Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) the Indonesian body responsible for matters related to sports arbitration. He a licensed lawyer and serves as a consultant on matters related to capital market law. He is a member of the following Indonesian professional organizations: PERADI (Persatuan Advokat Indonesia) (trans: the Indonesian Lawyers Union); HKHPM (Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal) (trans: Council of Capital Markets Legal Conusltants). He is also on the panel of arbitrators of the Singapore International Arbitration Center (SIAC), a Fellow of the Singapore Institute of Arbitrators (SIArb). He obtained his Doctorate in Law (PhD) from the University of Hamburg, Germany. He is lecturer with the Faculty of Law of the University of Indonesia lecturing on legal due diligence (Investigations/ Audit). For two years running (11/2010 to 12/2011) the international publication “Lawyer Monthly” of London UK, selected Dr. Ganie, as one of the world's 100 best lawyers in the category of dispute settlement.
Kardinal A. Karim Komisaris Independen Independent Commssioner Lahir di Lubuksikaping, Sumatera pada tahun 1942. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen MCOM sejak tahun 2006 dan merupakan salah satu anggota dari Komite Audit Perseroan. Selain itu, Beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. Beliau lulus sarjana di bidang Manajemen dari Asian Institute of Management, Manila. Born in Lubuksikaping, Sumatra in 1942. Mr. Karim was appointed an Independent Commissioner of MCOM in 2006 and is presently a member of the Company`s Audit Committee. He is also the President Director of PT Hexindo Adiperkasa Tbk. He has a degree in Management from the Asian Institute of Management, Manila.
50
Laporan Tahunan Annual Report 2011
M. Budi Rustanto
www.mediacom.co.id
Hary Tanoesoedibjo
Direktur
Direktur Utama
Director
President Director
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
51
Direksi Board of Directors
Handhianto S. Kentjono
Indra Pudjiastuti Prastomiyono
Direktur
Direktur
Director
Director
52
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Laporan Direksi Board of Directors' Report
Hary Tanoesoedibjo Direktur Utama President Director
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
53
Kedua unit bisnis inti MCOM yang terdiri dari PT Media Nusantara Citra Tbk and PT MNC Sky Vision tetap membukukan pertumbuhan pendapatan yang tinggi. MCOM's 2 core business units consisting of PT Media Nusantara Citra Tbk and PT MNC Sky Vision continued to record growth in terms of revenues.
Para pemegang saham yang terhormat,
Dear Shareholders,
Salam Sejahtera, Perkenankan saya untuk memulai laporan ini dengan menyampaikan apreasiasi yang setinggi-tingginya kepada Tuhan atas berkat yang berlimpah, yang telah membimbing Perseroan dan masyarakat Indonesia dalam mencapai tingkat kemakmuran dan perkembangan yang lebih tinggi.
Salam Sejahtera, Allow me to begin my report by extending the highest appreciation to God for His abundant blessings, which have guided the Company and the Indonesian people to higher level of prosperity and development.
PT Global Mediacom Tbk (MCOM atau Perseroan) tetap menghasilkan kinerja yang sangat baik pada tahun 2011. Dengan gembira saya menyampaikan kepada pemegang saham bahwa Perseroan merupakan yang terdepan dalam TV FTA nasional dan pay TV. Kedua bisnis inti Perseroan melalui PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT MNC Sky Vision (MSV) telah mencapai pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas yang lebih tinggi. MNC memiliki dua bisnis inti di penyiaran TV Free-To-Air (FTA), dan bisnis konten. Sementara MSV bergerak dalam media berbasis pelanggan pay TV Direct-To-Home (DTH) dan SMATV Subsciber-based Pay TV
PT Global Mediacom Tbk. (MCOM or the Company) continued to perform very well in 2011. I am very pleased to convey to our shareholders that MCOM is the leader in both national Free-To-Air (FTA) TV and pay TV services. The Company’s 2 core businesses through PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) and PT MNC Sky Vision (MSV) experienced record growth in revenues and profitability. MNC’s core businesses are in FTA TV broadcasting and content business. While MSV is engaged in Direct-to-Home (DTH) Subscriber-based pay-TV as well as SMATV.
Ketajaman, kebulatan tekad dan fokus dari pada tim manajemen MCOM yang inovatif telah secara efektif membangun jalur untuk peningkatan skala ekonomis yang memberikan kemampuan Perseroan untuk mencapai dan sebagian besar melebihi target yang telah ditetapkan sebelum memasuki tahun 2011.
The acumen, determination and focus of MCOM's innovative management team effectively laid the path to improved operating leverage, which enabled the Company to achieve if not exceed most of the targets that it set going into 2011.
Atas nama Direksi MCOM, dengan gembira saya memberitahukan bahwa mayoritas belanja modal yang diperlukan untuk pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan telah diselesaikan. Pembangunan untuk 10 fasilitas produksi baru berteknologi canggih milik MNC berjalan sesuai rencana. Diharapkan 10 studio baru tersebut yang berlokasi di kompleks kantor pusat RCTI di Jakarta Barat dapat beroperasional secara penuh di akhir tahun 2013. Migrasi MNCTV dan Global TV ke komplek RCTI sudah pasti akan merealisasikan berbagai potensi sinergi baru dan kesempatan untuk efisiensi biaya.
On behalf of the MCOM Board of Director's, I am also pleased to announce that the majority of capital expenditure required for long term sustainable growth have already been expended. Construction of MNC's new state of the-art production facilities is proceeding according to plan. MNC is looking forward to year-end 2013 when the 10 new studios are fully operated as well as all three of MNC’s national FTA TV broadcasting units are assembled in one location at RCTI’s office headquarter complex in West Jakarta. The migration of MNCTV and Global TV to RCTI’s complex will certainly to enable MNC to realize an entirely new range of potential synergies and opportunities for cost efficiencies.
54
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Arus Kas yang Kuat, Peningkatan Profitabilitas dan Pelebaran Marjin
Strong Cash Flows, Enhanced Profitability, Broadening Margins
Kedua unit bisnis inti MCOM yang terdiri dari PT Media Nusantara Citra Tbk and PT MNC Sky Vision tetap membukukan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi. Pendapatan dari iklan dari ketiga penyiaran TV FTA MNC dan pendapatan dari bisnis koten yang merupakan bisnis inti MNC yang lain serta pertumbuhan basis pelanggan layanan pay TV MSV telah menghasilkan arus kas yang kuat untuk Perseroan. Pendapatan dari media berbasis iklan dan konten mewakili 74% dari konsolidasi pendapatan sementara pendapatan dari media berbasis pelanggan memberikan kontribusi sebesar 24% dari konsolidasi pendapatan. Pendapatan dari media pendukung dan infrastruktur adalah 2% dari konsolidasi pendapatan.
MCOM's 2 main holdings, PT Media Nusantara Citra Tbk and PT MNC Sky Vision continued to experience record growth in terms of revenues. Advertising revenues from MNC's 3 national FTA TV broadcasting units and revenues from MNC's other core business in content business; as well as the growing subscriber base for MSV’s pay TV services have all continued to produced strong cash flows for the Company. Revenues from content & advertising based media accounted for 74% of consolidated revenues while revenues from subscriber based media contributed 24% to consolidated revenues. Revenues from media support and infrastructure was 2% of consolidated revenues.
Konsolidasi pendapatan MCOM meningkat sebesar 13% di 2011 menjadi Rp7,2 trilliun tahun 2011. Walaupun pendapatan telah meningkat, Perseroan mampu untuk mengontrol beban operasional dengan kenaikan hanya sebesar 8,0%. Konsolidasi EBITDA MCOM tumbuh sebesar 30% menjadi Rp2,585 miliar dari Rp1,981 miliar yang dibukukan pada tahun 2010. Konsolidasi marjin EBITDA di 2011 meningkat menjadi 36% dari 31% yang dibukukan pada tahun 2010. Pencapaian tersebut menghasilkan peningkatan laba bersih sebesar 35%. ROA dan ROE tahun 2011 masing-masing adalah 5,2% dan 7,21% meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 4,0% untuk ROA dan 6,0% untuk ROE. Sementara laba bersih perseroan mencapai Rp779,4 miliar pada akhir tahun 2011 yang melebihi anggaran Perseroan sebelum tahun 2011 sebesar Rp730,9 miliar.
MCOM's consolidated revenues increased by 13% in 2011 to reach Rp7.2 trillion by year end. In spite of this significant rise in revenues, the Company was able to control the rise in its operating costs at just 8.0%. MCOM's consolidated EBITDA therefore grew by 30% to Rp2.585 billion from the Rp1.981 billion recorded in 2010. Consolidated EBITDA margin in 2011 increased to 36% from 31% recorded in 2010. This enabled an overall 35% increase in net income. ROA and ROE in 2011 were respectively 5.2% and 7.21% higher than the previous year of 4.0% for ROA and 6.0% for ROE.. Meanwhile, net income reached Rp779.4 billion at year end of 2011 which is more than the Company's budget before entering 2011 in the amount of Rp730.9 billion.
Pertumbuhan dari ekonomi Indonesia di 2011 merupakan pendorong utama terhadap pertumbuhan berkelanjutan MCOM. Konsumen sebagai pendorong terbesar dari pertumbuhan PDB sebesar 6,5% telah mengkatalisasi peningkatan pada standard kehidupan di seluruh Indonesia. Masyarakat yang masuk dalam golongan kelas menengah semakin membesar bukan hanya di Jakartadan kota besar lainnya tapi juga di kota-kota propinsi di seluruh Indonesia. Pemerintah Indonesia memproyeksikan golongan kelas menengah akan mencapai 200 juta orang di 2020. Peningkatan kemakmuran adalah suatu perkembangan yang positif yang telah mendorong semakin tingginya permintaan terhadap produk dan layanan MCOM.
The growth of the Indonesian economy in 2011 has been a critical driver for MCOM's sustained growth. The largely consumer driven 6.5% rise in GDP has helped catalyze improvements in living standards throughout Indonesia. The ranks of the middle class are therefore growing, not only in Jakarta and other capital cities but also in provincial settings throughout the nation. The Indonesian government is projecting the middle class to reach 200 million people by 2020. This rising prosperity is a very positive development, which has helped fuel an ever increasing demand for MCOM’s products and services.
Kepemilikan Perseroan yang utama tetap dari MNC yang mewakili lebih dari 90% pendapatan konsolidasi MCOM; khususnya pendapatan dari iklan dari ketiga unit penyiaran TV FTA nasional - RCTI, MNCTV dan Global TV - yang tetap sebagai motor pertumbuhan Perseroan. Sepanjang 2011, agregat pendapatan dari iklan yang dihasilkan oleh ketiga TV FTA telah mencapai Rp4,2 triliun. Ini merupakan kenaikan sebesar 20% dari Rp3,5 triliun yang dibukukan di 2010.
The Company's leading interest of course continues to be MNC which accounts for more than 90% of MCOM’s consolidated revenues; but more specifically it is the advertising revenues provided by MNC's 3 national FTA TV broadcasting units - RCTI, MNCTV and GlobalTV- which have continued to serve as the Company's engine of growth. Over the course of 2011, the aggregate advertising revenues earned by the 3 FTA TV reached Rp4.2 trillion. This is a 20% increase over the Rp3.5 trillion recorded in 2010.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
55
Kenaikan pendapatan dari penyiaran TV FTA sebagian besar merupakan hasil dari dukungan permintaan dari pelanggan pengiklan walaupun ada kenaikan rata-rata sebesar 20% untuk tarif iklan dari ketiga stasiun TV. MNC mampu untuk meningkatkan tarif tersebut atas dasar konsistensi rata-rata pangsa pemirsa yang menjanjikan dan semakin membaik. Pada akhir tahun 2011, MNC ditetapkan menerima konsolidasi rata-rata pangsa pemirsa sebesar 38% (prime-time). RCTI yang merupakan stasiun TV nomor 1 mendapatkan rata-rata pangsa pasar sebesar 22% (prime-time), sementara MNCTV dan Global TV masing-masing mendapatkan rata-rata pangsa pasar sebesar 10% dan 6%.
The increase in revenues from FTA TV broadcasting was largely the result of sustained demand from client advertisers in spite of the 20% blended increase in the 3 station's advertising rate cards. MNC was able to affect this rise on the back of a very promising and consistent average audience shares, which have only continued to improve. Indeed by year-end 2011, consolidated ratings determined that MNC had an average audience share of 38% (prime time). RCTI, the nation's number 1 TV station maintained an average audience share of 22% (prime-time), while MNCTV and Global TV had average audience shares of 10% and 6% respectively.
Konten Lokal
Local Content
Kunci dari kinerja baik MNC dalam hal rata-rata pangsa pemirsa adalah fokus terhadap dikuncinya hak eksklusif untuk konten berkualitas terbaik dari penyedia konten internasional dan nasional. MNC telah mempertahankan hubungan yang baik dengan penyedia konten lokal utama untuk produksi sinetron dan acara program pada jam tayang berharaga di saat primetime. Jam tayang prime-time menghasilkan margin tertinggi dan memberikan kontribusi sekitar 50% terhadap konsolidasi pendapatan MNC.
The key to MNC's good performance in terms of average viewer audience share, has been its focus on securing exclusive rights to the best quality content from national and international content providers. MNC has maintained good relationships with key national content providers specializing in the production of local serial dramas (Sinetrons) and events programs for the lucrative prime time hours. Prime-time slots generates the highest margins and contributes about 50% to MNC's consolidated revenues.
MNC memiliki hubungan yang dekat dengan 2 dari penyedia konten lokal terbaik yang beroperasi di Indonesia. Memasuki tahun 2011, RCTI yang merupakan stasun TV FTA terbesar milik MNC telah menjalani kesepakatan dengan Sinemart sejak 2003 untuk secara eksklusif memproduksi sinetron untuk pemirsa pada jam tayang utama prime-time. MNCTV telah mengunci kesepakatan serupa di kwartal terakhir 2011 dengan MD Entertainment. Rumah produksi lokal tersebut memiliki kinerja yang baik untuk memproduksi sinetron yang menarik yang telah mendapatkan penghargaan.
MNC now maintains exclusive agreements with two of the best local content providers operating in Indonesia. Going into 2011, RCTI - MNC's flagship FTA TV station - already maintained an agreement with Sinemart. Since 2003 Sinemart has exclusively produced serial dramas (Sinetrons) for the RCTI's key prime time audience in 2011. MNCTV secured similar type of agreement in the last quarter of 2011 with MD Entertainment. This local production house, already has a proven track record for producing compelling and award winning drama.
MNC telah menghasilkan kemajuan yang baik untuk mengembangkan konten in-house. Di 2011, MNC Pictures memproduksi lebih dari 320 jam konten untuk disiarkan di ketiga stasiun TV FTA milik MNC. MNC Pictures memproduksi FTV, sinetron dan situasi komedi.
MNC has also made good progress in developing its own inhouse content. In 2011, MNC Pictures produced over 320 hours of content for broadcast on MNC’s 3 FTA TV stations. These inhouse productions, MNC Pictures, produced films for television, drama series and sitcoms.
Penyiaran Secara Langsung Acara Olah Raga
Live Broadcasts of Sporting Events
MCOM memberikan dukungan penuh terhadap keputusan MNC untuk mengunci hak siaran eksklusif terhadap acara olahraga berprofil tinggi. Nilai eksposur yang diberikan untuk MNC dan Perseroan dari acara olah raga tersebut tidak bisa diremehkan. Dan juga imbal iklan yang telah diterima dari hanya satu slot pada saat penyiaran olahraga secara langsung sangatlah luar biasa. Kompetisi sepak bola di SEA Games ke 26 di 2011 adalah contoh investasi yang telah menghasilkan pendapatan besar. Kompetisi sepak bola telah menghasilkan 5 acara teratas yang ditonton selama 2011.
MCOM remains in full support of MNC's decision to secure exclusive rights to high profile sporting events. The value of the exposure, which these events provide to MNC and the Company cannot be underestimated. Likewise advertising returns secured on just one time slot during live sports broadcasts can be truly extraordinary. The soccer tournament of the 26th annual SEA Games in 2011, for example was a very lucrative investment. The competition's soccer tournament would produce 5 of the most watched television events of the year.
56
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
MNC merupakan mitra utama Disney melalui Buena Vista International, 20th Century Fox dan Warner Brothers. MNC is a major Indonesian partner of Disney, through Buena Vista Internatioanl, 20th Century Fox and Warner Brothers. MNC telah menerima hak eksklusif untuk Barclays (English) Premier League and AFC Cup. MNC telah mengunci kesepakatan tambahan untuk menyiarkan Indonesian Premier League serta EUFA EURO untuk penyiaran di 2012 dan 2016.
MNC also maintained exclusive rights to the Barclay's (English) Premier League and AFC Cup. MNC has additionally secured exclusive rights to broadcast the Indonesian Premier League as well as the UEFA EURO 2012 and 2016.
MNC juga telah membidik berbagai kesepakatan eksklusif untuk acara program internasional bukan olah raga termasuk film Hollywood dan acara televisi internasional yang telah mendapatkan rating tinggi. Di tahun 2011, MNC merupakan mitra utama Disney melalui Buena Vista International, 20th Century Fox dan Warner Brothers. Kesepakatan dengan Warner Brothers terealisasi di 2011. Sebagai tambahan, MNC merupakan yang terdepan untuk produksi dan penyiaran program berformat internasional. Saat ini MNC memiliki kesepakatan untuk memproduksi dan menyiarkan versi lokal dari X-Factor, Master Chef dan Indonesian Idol.
MNC has also pursued exclusive rights agreements for a range of non-sports international programs including Hollywood movies and highly rated international televisions shows. In 2011, MNC continued to be a major Indonesian partner of Disney, through Buena Vista Internatioanal. It additionally maintaned relationship with 20th Century Fox and Warner Brothers. The agreement with Warner Brothers materialized in 2011. Additionally, MNC is the market leader for the production and broadcast of international format programs. MNC presently has agreements to produce and broadcast the local versions of the the international format programs X-Factor, Master Chef and Indonesian Idol.
Sinergi & Efisiensi
Synergy & Efficiency
Bersamaan dengan peningkatan pendapatan, MNC telah melaksanakan berbagai aktifitas untuk memperbaiki operasional sinergi di seluruh unit bisnisnya serta di seluruh unit bisnis Perseroan. Penggunaan bersama infrastruktur seperti menara TV dan peralatan transmisi serta fasilitas seperti studio TV telah menciptakan penghematan biaya yang signifikan. Pada saat yang bersamaan MNC telah menganjurkan untuk lebih melakukan pembagian bersama dalam hal konten, bakat, pengetahuan dan keahlian professional. Peningkatan mobilitas karyawan di antara unit bisnis telah meningkatkan program dan ditujukan untuk memperkuat kesatuan secara keseluruhan dari budaya Perseroan yang di nilai berdasarkan hasil kinerja. Kombinasi dari peningkatan aliran pendapatan dan efisiensi yang lebih besar di MNC telah menghasilkan optimalisasi yang lebih besar pada pendapatan operasional yang berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas.
Concurrent to enhancing revenues, MNC has implemented a range of activities to improve operational synergy across all business units as well as with the Company’s business units. The sharing of infrastructure such as TV towers and transmission equipment as well as facilities such as TV studios has created very significant cost savings. Concurrently MNC has encouraged greater sharing of content, talent, knowledge and professional expertise. Enhanced mobility of employees across business units has enabled improved programming and served to strengthen the overall unity of the Company's performance based culture. The combination of improved revenue streams and greater efficiency has helped MNC to further optimize its operating revenues affecting higher profitability.
Mengkomersilkan Pustaka Konten
Monetizing the Content Library
Bisnis konten MNC merupakan salah satu dari dua bisnis inti MNC. Unit bisnis ini telah menghasilkan kinerja yang sangat baik tahun lalu dengan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 9% menjadi Rp93 miliar di 2011. Pelanggan untuk konten MNC termasuk pihak ketiga domesik dan internasional stasiun televisi.
MNC's Content Business is one of two core businesses of MNC. This business unit also had a very good year, recording a 9% growth in revenues in 2011. Client's for MNC's content included both domestic as well as international third party television stations.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
57
Bisnis konten MNC telah sangat baik dalam mempaketkan ulangi arsip konten menjadi 10 channel untuk ditayangkan di layanan DTH pay TV satelit milik MSV. Menurut rating AGB Nielsen untuk channel pay TV di Indonesia, kesepuluh channel MNC dimana setiap channel menyiarkan konten yang spesifik termasuk olah raga, berita, lifestyle, musik dan hiburan telah menghasilkan rating yang sangat baik. Khususnya MNC Sports1, MNC News, MNC Music dan MNC Business telah menghasilkan rating pemirsa yang lebih tinggi dari channel internasional lainnya yang tersedia di pay TV.
MNC's Content Business unit has done very well, by repackaging its archived content into 10 channels, for showing on MSV's DTH satellite pay TV services. According to AGB Nielsens' ratings for Indonesia’s pay TV channels, the 10 MNC’s channels which include sports, news, lifestyle, music and entertainment – have performed very well. In particular MNC Sports1, MNC News, MNC Music and MNC Business earned higher audience ratings than many of the other international channels available on pay TV.
Saat ini perpustakaan konten miik MNC terdiri dari 110.000 jam lebih program yang merupakan arsip media swasta terbesar di Indonesia. Ini adalah hasil dari investasi yang berkesinambungan, kerja keras dan pencapaian target. Saat ini arsip tersebut menjadi salah satu aset terbesar MNC. MNC akan terus melakukan investasi untuk memgembangkan perpustakaan media dengan menambahkan 15.000 jam arsip setiap tahun. Setiap tahunnya, MNC menyadari bahwa metode distribusi di industri media terus berkembang cepat. Jalur digital seperti TV digital, satelit, broadband dan tekonologi mobilitas meningkat dalam popularitas, Perseroan menyadari untuk selalu mengikuti jejak dengan menyesuaikan seperlunya strategi untuk menghadapi berbagai tantangan di era baru. MNC yakin terhadap fakta bahwa basis media apapun yang digunakan yang akan menjadi popular atau muncul karena kemajuan teknologi, permintaan terhadap media konten akan tetap besar karena dapat langsung diadaptasikan pada berbagai jenis basis media dan MNC tetap menjadi penyedia konten terdepan.
MNC's content library now includes over 110,000 hours of footage making it indonesia's largest private media archive. This is the result of sustained investment, hard work and achievement. Today the archive has become one of MNC's greatest assets. MNC will continue to invest in building its media library by adding 15,000 hours to the archive each year. Going forward, MNC recognizes that the industry's means of distribution continues to rapidly evolve. As digital mediums such as digital TV, satellite, broadband and mobile technologies are becoming more popular, the Company recognizes that it will need to keep pace by appropriately adjusting its strategy to meet the challenges of the new era. MNC remains confident in the knowledge that whichever media platform rises due to popular demand or advancements in technology, there will still be a strong demand for media content, which can be readily adopted to any type of media platform. MNC is therefore comittied to maintaining it's position as a leading content supplier.
Media Berbasis Pelanggan
Subscription-based Media
Bagian terakhir ini langsung membahas MSV sebagai bisnis inti kedua MCOM. MSV memiliki secara langsung 2 satelit. Kapasitasnya memungkinkan memberikan kualitas layanan terbaik untuk DTH pay TV satelit S-band. Layanan DTH pay TV satelit merupakan sistem pilihan yang paling diminati dan pada saat ini DTH satelit melayani 85% dari total pelanggan pay TV. DTH satelit merupakan layanan yang paling efektif dan efisien untuk menjangkau seluruh potensi pelanggan di seluruh Indonesia. Tidak memungkinkan secara finansial untuk memberikan layanan di seluruh Indonesia melalui sistem kabel. Sistem penyiaran yang dimiliki MSV melalui spektrum S-Band lebih tahan terhadap hujan badai yang besar yang umumnya terjadi di Indonesia. Siaran MSV melalui Spektrum S-Band lebih tahan terhadap cuaca buruk yang umumnya terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, MSV dapat menyediakan layanan yang lebih baik dan diandalkan dibandingkan dengan pesaingnya dimana mereka menggunakan teknologi yang lebih rendah berupa C-band dan Ku-band.
This last statement directly links to MCOM's second core business through MSV. MSV maintains direct ownership of 2 satellites. It's capacity presently enables it to provide the highest quality DTH S-band satellite based pay TV services DTH satellite pay TV services is the most preferred system in Indonesia. Presently 85% of all pay TV subscribers are served by DTH. The system is the most effective and efficient means of reaching all potential subscribers throughout Indonesia. It would not be financially feasible to offer services nationwide under a cable system. MSV’s broadcast using the S-band spectrum is more resilient to heavy rainstorms that are common in Indonesia. MSV is therefore able to provide a far higher quality and reliable service than it's competitors that still rely on the inferior C-band and Ku-band technology
Walaupun tingkat penetrasi untuk pay TV hanya 5% dari total rumah tangga yang menjadi bidikan, pertumbuhan dari basis pelanggan MSV terutama dalam 4 tahun terakhir sungguh menakjubkan. Jumlah rumah tangga yang menjadi pelanggan pada ketiga merek MSV – Indovision, Top TV dan Okevision telah tumbuh 3 kali lipat dalam 4 tahun terakhir. Pertumbuhan di 2011 adalah sebesar
Although overall penetration rate for pay TV still remains relatively low with only 5% of addressable households, the growth of MSV's subscriber base, particularly over the past 4 years has been stunning. The number of households collectively subscribing to MSV's 3 brands– Indovision, TopTV and Okevision – has more than tripled over the last 4 years. Growth in 2011
58
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
44,6% sehingga jumlah pelanggan MSV melewati angka 1 juta dan mencapai 1.162.872 pelanggan. MSV mempertahankan pangsa pelanggan terbesar sekitar 70% per akhir tahun 2011.
alone was 44.6% enabling MSV’s subscriber base to surpass the 1 million mark and reach 1,162,872 customers. MSV has maintained the largest share of subscribers of about 70% as per year end 2011.
Kunci untuk mendapatkan pelanggan adalah menawarkan jumlah channel yang banyak dan yang lebih penting adalah jumlah channel eksklusif terbanyak yang tidak ditawarkan oleh layanan pay TV lainnya. Dalam hal ini, MSV telah menawarkan sesuatu yang berbeda dengan memberikan jumlah channel terbanyak dan channel eksklusif berkualitas tinggi yang terbanyak. MSV akan menambahkan keunggulan kompetitif tersebut dengan melakukan migrasi terhadap pelanggan Indovision dari system MPE-2 ke MPEG-4. Migrasi ini telah berjalan dengan baik dan diharapkan selesai tahun 2013. Sistem MPEG 4 akan memperkenankan MSV untuk menawarkan hingga160 channel dan menghasilkan aliran pendapatan yang baru dengan memberikan peningkatan pada berbagai layanan seperti pay per view, video on demand dan high definition channels.
The key to winning subscribers lies in the number of available channels on offer and more importantly the highest number of exclusive channels that is not available in other pay TV services. In this respect, MSV has a distinctive offering in providing the highest number of channel line ups and the most exclusive high quality channels. MSV will further add its distinct competitive advantages by migrating Indovision’s subscribers from the MPEG 2 system to MPEG 4. The migration is expected to be completed by 2013. The MPEG 4 system will allow MSV to offer up to 160 channels and generate new revenues stream by providing an enhanced range of services such as pay per view, video on demand and high definition channels.
Dalam mengakuisisi konten, posisi MSV yang signifikan di industri pay TV telah memposisikan MSV untuk mengakuisisi konten dengan salah satu harga terendah dan salah satu daya tawar tertinggi dalam hal harga jaminan minimum dan hak eksklusif. Kami yakin bahwa ini merupakan keunggulan untuk mempertahankan profitabilitas jangka panjang.
In acquiring content, MSV’s significant position in the pay TV industry have afforded the company a strategic position to acquire content at one of the lowest costs and one of the highest bargaining power on pricing, minimum guarantees and exclusivity. We believe this to be a competitive advantage to sustain long term profitability.
Bisnis Pay TV adalah penguasaan distribusi. Hal lain kunci suksesnya MSV memenangkan pelanggan adalah dengan membentuk jaringan tim penjualan yang paling komprehensif di industri Pay TV di Indonesia. Hampir sekitar dari 70% pelanggan di MSV didapat melalui jaringan marketing internal. Oleh karena itu MNC memiliki kontrol yang lebih baik terhadap pelanggan-pelanggan baru. Dan ini merupakan suatu keuntungan tersendiri. Setiap pelanggan baru yang berlangganan jasa layanan MSV diwajibkan memenuhi standard verifikasi perusahaan.
Pay TV is a distribution game. Another key to MSV's success in subscribers has been it's deployment of the most comprehensive sales force in Indonesia’s pay TV industry. Roughly 70% of MSV's customers are acquired thing its intended network. MSV therefore greater control even new subscribers. This is a considerable advantage. The general quality of new subscribers is far superior. Each new subscriber that is subcribe to MSV services is required to meet the company's verification standards.
Industri pay TV di Indonesia diproyeksikan oleh Media Partners Asia akan mencapai 3 juta pelanggan di 2014 yang hanya merupakan 8.1% dari rumah tangga yang menjadi target bidikan. MSV tentunya akan mempertahankan pangsa pasar pelanggan dan meraih porsi terbesar dari jumlah pelanggan yang diproyeksikan.
Indonesia’s pay TV industry is projected by Media Partners Asia to reach 3 million subscribers by 2014, representing only 8.1% of addressable households. MSV will certainly maintain its subscriber market share and obtain the largest portion of that projected subscribers
Laporan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG)
Good Corporate Governance (GCG)
Selama tahun 2011, MCOM telah melaksanakan penerapan GCG yang mengacu kepada pedoman umum GCG Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance melalui visi, misi, nilai-nilai perusahaan yang tertuang pada code of conduct. Independensi dari organ perusahaan didalam melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya diterapkan
During the year 2011, MCOM has implemented GCG which fully adhere to general guidelines for GCG as issued by the National Committee on Governance Policy through the vision, mission, and corporate values as stated in the code of conduct. The independence of the organs of the company in carrying out the functions, duties and responsibilities are applied through
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
59
melalui pelaksanaan RUPS, pertemuan secara berkala antara Dewan Komisaris dengan Direksi. Sedangkan fungsi pengawasan diwujudkan melalui pembentukan Komite-komite yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Pembuatan kebijakan-kebijakan Manajemen maupun Standard Operating Procedure (SOP) di bidang keuangan, SDM, IT dan operasional dilakukan untuk dapat lebih memastikan terlaksananya akuntabilitas dan pengendalian internal yang efektif dan dalam rangka penyempurnaan kebijakan perusahaan untuk memenuhi prinsip GCG.
the implementation of the General Meeting of Shareholders, regular meeting of the Board of Commissioners with the Board of Directors. While the function on oversight is realized through the establishment of committees that are responsible to the Board of Commissioners.. Management on policies and Standard Operating Procedure (SOP) in finance, HR, IT and operations are performed to ensure that the implementation of accountability and internal controls are effective and to improve on the company's policy to meet the principles of GCG.
Dalam rangka proses internalisasi pelaksanaan penerapan GCG yang bertujuan untuk membentuk rasa memiliki dan pemahaman atas prinsip-prinsip GCG dalam kegiatan seharihari, MCOM telah melakukan sosialisasi mengenai GCG dilingkungan internal perusahaan melalui program orientasi karyawan baru yang telah dilaksanakan sebanyak 16 kali pada tahun lalu dan sosialisasi lainnya melalui buku pedoman “codes of conduct” .
In order to implent GCG within the Company with the aim of establishing a sense of belonging and understanding on the principles of GCG in their daily activities, MCOM has conducted the socialization of GCG within the company through new employee orientation program that was implemented 16 times last year and through the handbook "codes of conduct".
MCOM telah mendistribusikan pembagian dividen sekali di 2011, ekuivalen dengan Rp10 per saham dari laba bersih untuk tahun fiskal 2010 sebesar Rp579 miliar. Jumlah dividen yang dibayarkan adalah Rp135.629 miliar.
MCOM distributed a single dividend in 2011 which was equivalent to Rp10 per share from fiscal year 2010 net income of Rp579 billion. The total amount paid for the dividend was therefore Rp135,629 billion.
Atas nama Direksi, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemegang saham MCOM dan Dewan Komisaris atas dukungan yang berkesinmabungan terhadap arah strategi yang menjadi pilihan Direksi. Selanjutnya saya ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh manajemen dan karyawan atas dedikasi dan ketekunan sehingga kinerja baik MCOM di 2011 dapat tercapai. Saya juga mengucapkan terima kasih terhadap pelanggan pengiklan yang tetap menggunakan basis media milik MNC untuk keperluan promosi iklan dan pemasaran. Saya juga ingin menyambut semua pelanggan baru yang telah menandatangani kesepakatan jangka panjang yang memberikan layanan DTH satelit pay TV milik MSV untuk masuk ke rumah anda. Terakhir, saya ingin mengekspresikan terima kasih dan harapan yang terbaik kepada masyarakat Indonesia atas kesetiaan dalam menggunakan berbagai basis media MCOM. Sebagai group media terbesar dan terintegrasi di Indonesia, MCOM memiliki komitmen untuk memberikan jasa yang terbaik kepada seluruh pelanggan.
On behalf of the Board of Directors, I would like to thank all of MCOM's Shareholders and Board of Commissioners for continuing to support the strategic direction selected by the Board of Director's. I furthermore would like to extend my gratitude to the management and staff for their dedication and perseverance that have enabled MCOM in achieving good performance in 2011. I would also like to thank our advertisers for continuing to use MNC's media platforms to support their advertising and marketing campaigns. Also I wish to welcome new subscribers that signed longterm agreements to allow MSV's DTH satellite pay television services to enter their homes. Finally,I would like to express my gratitude and best wishes to the citizens of Indonesia for their patronage of MCOM’s various media platforms. As Indonesia's largest and most integrated media group, MCOM is committed to delivering excellent services to all of our customers.
Atas nama Direksi
Hary Tanoesoedibjo Direktur Utama President Director
60
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Profil Direksi Board of Director's Profiles
Hary Tanoesoedibjo Direktur Utama President Director
Lahir di Surabaya pada tahun 1965. Beliau menjabat sebagai President dan CEO PT Global Mediacom TBK (MCOM) sejak tahun 2002. Beliau juga menjabat sebagai Group President dan Chief Executive Officer (CEO) dari PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) sejak tahun 2004, serta menjabat sebagai President dan CEO PT Bhakti Investama Tbk., sejak mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 1989. Selain itu, beliau menjabat sebagai Direktur Utama dan Komisaris Utama di beberapa perusahaan di Mediacom termasuk PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) (2003 – sekarang) dan PT MNC Sky Vision sejak tahun 2001. Beliau memiliki karir yang cemerlang sebagai investment banker dan secara langsung berperan dalam mengembangkan dan mengawasi strategi perusahaan untuk semua unit bisnis di bawah kepemimpinan beliau. Beliau memiliki peranan yang penting terhadap kesuksesan MNC dan Mediacom menjadi perusahaan media terbesar dan paling terintegrasi di Indonesia. Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Universitas Carlton, Ottawa, Kanada pada tahun 1988 dan gelar MBA dari Universitas Ottawa pada tahun 1989. Selain aktif menjadi pembicara di berbagai acara media pada ajang nasional dan internasional, beliau juga merupakan pengajar pada program pasca-sarjana di beberapa universitas dalam bidang corporate finance, investasi dan strategi manajemen. Beliau adalah salah satu pendiri dan anggota Steering Committee di SMART Alliance, organisasi yang didirikan oleh enam perusahaan media terbesar yang beroperasi di Asia Tenggara.
Born in Surabaya in 1965. Mr. Tanoesoedibjo became the President and CEO of PT Global Mediacom Tbk (MCOM) since 2002. Mr Tanoesoedibjo has furthermore served as Group President and Chief Executive Officer (CEO) of PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) in 2004, as well as President and CEO of PT Bhakti Investama Tbk. since founding the company in 1989. Additionally Mr Tanoesoedibjo is the President Director and President Commissioner for several companies within Mediacom including PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) (2003 - present) and PT MNC Sky Vision since 2001. Mr. Tanoesoedibjo has had a distinguished career as an investment banker and personally develops and oversees corporate strategy for all of the business units under his command. Mr Tanoesoedibjo is credited with successfully transforming MNC and Mediacom to become Indonesia’s largest and most integrated media company. Mr. Tanoesoedibjo obtained his Bachelor of Commerce (Honours) degree from Carlton University, Ottawa, Canada in 1988 and a MBA from Ottawa University in 1989. In addition to regularly serving as a speaker at various national and international media events, he is a lecturer for several university post graduate programs in corporate finance, investment and strategic management. He is a co-founder and member of the Steering Committee of the SMART Alliance, a regional industry organization founded by six of the largest media companies operating in South East Asia
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Indra Pudjiastuti Prastomiyono Direktur Director Lahir di Surabaya tahun 1961. Beliau memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) dari Strathclyde Graduate Business School (SGBS) spesialisasi di bidang pemasaran di Skotlandia, Inggris, pada tahun 1992. Sebelum bergabung dengan Perseroan, Beliau bekerja di Citibank Indonesia lebih dari 7 (tujuh) tahun dengan posisi sebagai Credit Risk Operations Director dan sebelumnya sebagai Human Resources Director. Sebelum itu, Beliau adalah Principal Consultant di Pricewaterhouse Coopers dan pernah menjabat sebagai GM Learning & Development di PT Excelcomindo Pratama Tbk. Beliau juga pernah menjadi “Associate Research” di Notredame University di Indiana pada tahun 19931994 dan sebagai Kepala Divisi/GM Public Training Business Unit dan sebagai Dosen/Senior Consultant di Institut PPM selama lebih dari 8 (delapan) tahun. Saat ini beliau aktif sebagai pembicara di beberapa seminar, khususnya di bidang “leadership” dan “human resources”.
Born in Surabaya in 1961. Mrs. Prastomiyono obtained a Master Degree of Business Administration (MBA) in 1992 from Strathclyde Graduate Business School (SGBS), Scotland, UK, specializing in marketing. Prior to joining the Company, she worked at Citibank Indonesia for several years, where her final position was Credit Risk Operations Director. Prior to that she was Citibank Indonesia's Human Resources Director. Her previous work experience also includes serving as a Principal Consultant at Price Water House Coopers and also as General Manager in charge of Learning & Development at PT Excelcomindo Pratama Tbk. From 1993 to 1994, Mrs. Prastomiyono was a “Research Associate” at Notredame University in Indiana. She continues to lecture at several local universities, particularly in the areas of leadership and human resources.
Handhianto S. Kentjono Direktur Director
Lahir pada tahun 1963 di Semarang. Beliau menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT MNC Sky Vision (MSV) sejak tahun 2006 dan menjadi Direktur MCOM sejak tahun 2009. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Group Director di Rimba Group (1998-2006). Sebagai “Truman Scholar”, ditunjuk untuk bertugas di Maureen Mansfield Center pada tahun 1995. Research Fellow di Washington Education Research Association and Institute of Transportation Research for Education (1990-1997). Beliau meraih gelar BA pada tahun 1986 dan mendapatkan gelar MA/MSc di bidang Applied Mathematics and Economics pada tahun 1989, serta gelar MBA di bidang International Business pada tahun 1991 dan terakhir mendapatkan gelar PhD di bidang Applied Mathematics tahun 1993 dari University of Montana Missoula, AS.
Born in 1963 in Semarang. Mr. Kentjono was appointed as a Vice President Director of PT MNC Sky Vision (MSV) in 2006 and as a Director of MCOM since 2009. Prior to that he served on the Board of Director of the Rimba Group (1998-2006). A Truman scholar, he conducted research at the Maureen Mansfield Center in 1995. He was also a Research Fellow at the Washington Education Research Association and Institute of Transportation Research for Education (1990-1997). He earned a BA degree in 1986 and a MA/MSc in Applied Mathematics and Economics in 1989 and an MBA majoring in International Business in 1991 and a PhD in Applied Mathematics in 1993 all from the University of Montana in Missoula, Montana, USA.
61
62
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
M. Budi Rustanto Direktur Director
Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Sebelum bergabung dengan MCOM, pernah bekerja di IBM pada tahun 1980 sampai dengan tahun 1989 dengan menduduki beberapa jabatan sebagai System Enginer Manager, Pengajar di IBM Education Center, Marketing Manager dan IBM Center Manager Di luar perusahaan, pernah pula aktif di beberapa organisasi keolahragaan, yaitu Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi), Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dan pernah menjabat sebagai Bendahara & Ketua Bidang Perencanaan dan Anggaran di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) periode 2004-2007.
Mendapatkan gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1979. Bergabung di Perseroan pada tahun 1989 sebagai Kepala Divisi MIS dan pernah menduduki berbagai jabatan, antara lain sebagai Ketua Dana Pensiun ”Danapera” dan Komisaris di PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. Pada tahun 2004 diangkat sebagai Direktur Perseroan. Saat ini menjabat sebagai Corporate Secretary & Legal Director dan masih menjabat juga sebagai Direktur Utama di PT. Media Nusantara Press, PT. GLD Property dan PT. Aston Inti Makmur. Selain itu menjabat sebagai Komisaris Utama di PT. Global Land Development Tbk sejak tahun 2011 dan menjabat sebagai Komisaris di PT. Indonesia Air Transport Tbk sejak tahun 2004 dan PT. Global Informasi Bermutu (GlobalTV) sejak tahun 2008.
Born in Jakarta in 1953. Prior to joining MCOM, Mr. Rustanto worked for IBM from 1980 until 1989 where he held several positions as a System Manager, lecturer in Engineering at the IBM Education Center, Marketing Manager and IBM Center Manager. Beyond his activies at the Company, he is active in several sport organizations including the Union of Basketball of Indonesia (Perbasi), the Union of Volleyball of Indonesia (PBVSI). During the period 2004 to 2007 he also served as Treasurer and Executive Board Member responsible for Planning and Budgeting for the National Sports Committee of Indonesia (KONI) period 2004-2007. Mr. Rustanto obtained a Bachelor degree in Civil Engineering from the Bandung Institute of Technology, in 1979. He joined the Company in 1989 as a Division Head of Mangement Information Systems (MIS) and occupied a variety of positions, including as Chairman of the pension fund “Danapera” and Commissioners at PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. In 2004, he was appointed Director of the Company. Currently, he serves as Corporate Secretary & Legal Director. He is also the President Director of PT Media Nusantara Press, PT. GLD Property and PT. Aston Inti Makmur. Additionally he has served as the President Commissioner of PT Global Land Development Tbk since 2011 as well as Commissioner of PT Indonesia Air Transport Tbk since 2004 and PT. Global Information Bermutu (GlobalTV) since 2008.
www.mediacom.co.id
Pernyataan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan
Statement of Responsibility of the Board of Commissioners and the Board of Directors
Dewan Komisaris dan Direksi PT Global Mediacom Tbk dengan ini menyatakan bertanggung jawab penuh atas kebenaran dari isi Laporan Tahunan PT Global Mediacom Tbk Tahun Buku 2011. Board of Commissioners and Board of Directors of PT Global Mediacom Tbk are fully responsible for the accuracy of the Annual Report of PT Global Mediacom Tbk for Financial Year 2011.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Rosano Barack
B. Rudijanto Tanoesoedibjo
Komisaris Utama
Wakil Komisaris Utama
President Commissioner
Vice President Commissioner
M. Tachril Sapi’ie
Bambang Trihatmodjo
Chang Long Jong
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Commissioner
Commissioner
Commissioner
M. Idwan Ganie
Kardinal A. Karim
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Independent Commssioner
Independent Commssioner
Direksi
Board of Directors
Hary Tanoesoedibjo
M. Budi Rustanto
Direktur Utama
Direktur
President Director
Director
Indra Pudjiastuti Prastomiyono
Handhianto S. Kentjono
Direktur
Direktur
Director
Director
Jakarta, 13 April 2012
Kesuksesan Perseroan dalam pencapaian ratarata pangsa pemirsa merupakan hasil dari tetap fokusnya Perseroan pada konten yang berkualitas tinggi. Company’s success in terms of average audience share has largely been the result of the Company’s sustained focus on ensuring high quality content.
66
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Analisa & Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis Per akhir tahun 2011 EBITDA tumbuh sebesar 30% dan EBITDA margin meningkat menjadi 36% dari 31% pada periode yang sama tahun lalu. As of year end 2011, EBITDA grew by 30% and EBITDA margin surged to 36% from 31% in the same period last year
www.mediacom.co.id
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
67
PT Global Mediacom Tbk di tahun 2011
PT Global Mediacom Tbk in 2011
PT Global Mediacom Tbk (MCOM atau Perseroan) menjalani 2011 dengan sangat baik. Pendapatan konsolidasi Perseroan dari 3 kepemilikan terbesar: PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNC),PT MNC Sky Vision (MSV) dan PT Infokom Elektrindo (Infokom) meningkat sebesar 13% menjadi Rp7,2 triliun di akhir tahun 2011 dari Rp6,3 triliun pada tahun 2010.
PT Global Mediacom Tbk.'s (MCOM or “the Company”) had a very good year in 2011. Consolidated revenues from the Company's 3 Companies: PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) , PT MNC Sky Vision (MSV) and PT Infokom Elektrindo (Infokom) increased by 13% to reach Rp7.2 trillion by year-end 2011 from Rp6.3 trillion in 2010.
Pada saat yang bersamaan, Perseroan telah membatasi kenaikan biaya dengan membukukan laba bersih yang tertinggi sebesar Rp779 miliar pada tahun 2011. Ini merupakan kenaikan sebesar 35% dari jumlah Rp579 miliar pada tahun 2010. ROA dan ROE masing-masing adalah 5,2% dan 7,2% per akhir tahun 2011, lebih tinggi dari jumlah 2010 sebesar 4% untuk ROA dan 6% untuk ROE. Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia juga berkinerja baik. Memulai tahun 2011 di Rp210 per lembar saham dan ditutup di Rp650 per lembar saham per 31 Desember 2011 dengan kenaikan masif sebesar 210%.
Concurrently, the Company was able to limit cost increases, in order to record a net income of Rp779 billion as per 31 December 2011. This was a 35% increase over the Rp579 billion over the year-end figure for 2010. ROA and ROE were respectively 5.2% and 7.21% year end 2011 which was higher than the 2010 amount of 4% for ROA and 6% for ROE. The Company's share price on the Jakarta Stock Exchange also performed well. Starting the year at Rp210 per share the price would close at Rp650 per share as of 31 December, 2011 for a massive capital gain of 210%.
Pendahuluan
Forward
MCOM adalah kelompok media terintegrasi penuh. Perusahaan terbesar dari ketiga perusahaan Perseroan adalah MNC yang mewakili sekitar 74% konsolidasi pendapatan. Sahamnya juga tercatat di Bursa Efek Indonesia, MNC terdiri dari 16 unit bisnis. Bisnis inti MNC adalah pada ketiga penyiaran stasiunTV Free-To-Air (FTA) nasional – RCTI, MNCTV dan Global TV; dan bisnis konten. Sebagai tambahan, TV FTA nasional milik MNC di dukung oleh unit bisnis di media cetak dan online serta radio.
Introducing MCOM is a fully integrated media group.The largest of its 3 Companies, is MNC. which presently accounts about 74% of consolidated revenue. Also listed on the on the Indonesia Stock Exchange, MNC is comprised of 16 business units. The core business unts of MNC are in the 3 national Free-To-Air (FTA) TV broadcasting stations – RCTI, MNCTV and GlobalTV and content business. Additionally MNC’s national FTA TVs are being supported by business units in print and online media as well as radio.
Perusahaan di bawah MCOM kedua terbesar adalah MNC Sky Vision (MSV), adalah pay TV terdepan di Indonesia untuk jangkauan nasional dengan menggunakan Direct-To-Home (DTH) berbasis satelit S-band. MSV adalah pemilik dari merek Indovision, TopTV dan Okevision. Per akhir tahun 2011, sekitar 74% dari pelanggan pay TV di Indonesia memiliki kesepakatan jangka panjang dengan salah satu dari merek MSV. Sementara tingkat penetrasi dari layanan televisi berbasis pelanggan masih rendah sekitar 3% dari jumlah rumah tangga, dimana pertumbuhan akhir-akhir sangat spektakuler. Pada tahun 2011, MSV meningkatkan jumlah pelanggan sebesar 44,6% menjadi 1.162.872 pelanggan. MSV memiliki dan mengoperasikan transponder S-band pada satelit Indostar II yang dimiliki sepenuhnya oleh MSV.
The 2nd largest of MCOM's 3 companies is MNC Sky vision (MSV), Indonesia's pay TV market leader in nationwide coverage using Direct-to-Home (“DTH”) S-band satellite-based. MSV is the owner of the Indovision, TopTV and Okevision brands. As of year-end 2011, about 74% of Indonesian pay TV subscribers have long-term agreements with one of MSV's brands. While overall penetration for subscription based television services remains relatively low at about 3% of Indonesia’s households, the growth rate in recent years has been quite spectacular. In 2011 MSV increased its number of subscribers by 44.6% to reach 1,162,872 subscribers. MSV owns and operates the S-band transponders on the Indostar II satellite which is fully owned by MSV.
Perusahaan yang ketiga yang dimiliki secara mayoritas oleh Perseroan adalah PT Infokom Elektrindo (Infokom) yang memiliki spesialisi dalam memberikan dukungan terhadap infrastruktur dan layanan outsourcing untuk teknologi informasi, jaringan telekomunikasi dan operasional proses bisnis. Infokom terutama berperan dalam memberikan dukungan terhadap kedua operasional media milik MCOM. Sebagai tambahan, Infokom juga berusaha untuk meraih kesempatan bisnis dari pihak ketiga dari luar MCOM.
The 3rd of the Company's controlling interest is PT Infokom Elektrindo (infokom), which specializes in providing supporting infrastructure and outsourced services for information technology, communications networks, and business process operations. The Inforkom primarily serves in a support role to MCOM's two media industry operations: Additionally, Infokom seeks business opportunities from external sources outside MCOM. Infokom seeks business opportunities in the external private sector market.
68
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Lingkungan Industri Media di Indonesia
Indonesia's Media-Industry Environment
Analisa Industri Media
Media Industry Overview
Industri media masih berada pada tahap pertumbuhan yang tinggi dan akan mengalami kenaikan nilai di masa depan. Prospek ekonomi Indonesia masih menarik dengan ekspektasi pertumbuhan PDB riil sebesar 6-7% dalam lima tahun ke depan sementara belanja rumah tangga akan naik dengan tingkatan yang signifikan.
The media industry remains in a high growth phase and will likely see more value in the future. The economic outlook is attractive with real GDP expected to grow by 6-7% over the next five yearswhile disposable incomes will also climb at a significant pace.
Menurut riset dari Media Partners Asia (MPA), pendapatan iklan bersih akan tumbuh sebesar 15% CAGR dalam lima tahun ke depan yang merupakan tertinggi di Asia Pasifik yang akan mencapai US$3,6 miliar pada tahun 2016 namun hanya tetap sebesr 0,2% dari PDB. Menurut MPA pendorong utama pertumbuhan tersebut termasuk: (1) Belanja yang kuat dari merek multinasional dan merek lokal pada berbagai kategori seiring dengan kenaikan investasi asing; (2) Pemilihan umum dan acara-acara besar; (3) pertumbuhan pemirsa TV dan media online yang merupakan dua jenis media dengan pertumbuhan tercepat dalam lima tahun ke depan; (4) Kenaikan rate card yang melintasi pasar TV dimana permintaan tetap melebihi persediaan yang ada. TV yang di dorong pada dominasi TV Free-To-Air (FTA) akan menerima lebih dari 70% pangsa iklan di 2016, 20% pada media cetak dan 6% pada media online. Secara terpisah proyeksi MPA mengindikasikan bahwa pasar untuk pay TV akan mencapai 5,5 juta pelanggan di 2016 yang merupakan penetrasi sebesar 14% dari seluruh rumah yang memiliki TVdengan rata-rata pendapatan per bulan (ARPU) stabil pada US$12 per bulan. Pendorong utama dari pertumbuhan pasar adalah termasuk tren makro yang berkembang pada peningkatan pendapatan untuk dibelanjakan yang lebih tinggi dan pertumbuhan kelas menengah. Sebagai tambahan, pemain utama di di industri seperti MSV akan melanjutkan investasi yang signifikan untuk sales, distribusi dan konten.
According to research from Media Partners Asia (MPA), net advertising revenues will grow at 15% CAGR over the next five years, the highest in Asia-Pacific, reaching US$3.6 billion by 2016, still only 0.2% of GDP. Key drivers, according to MPA include: (1) Robust spends from multinationals and local brands across multiple categories as foreign investment increases; (2) Elections and big-ticket events; (3) Growing audiences for TV and online, the two fastest-growing media over the next five years; (4) Rate card increases across the TV market as demand continues to outstrip supply. TV, driven by the dominance of free TV, will have more than 70% of the advertising market by 2016; print, 20%; and online, 6%Separately, MPA forecasts indicate that the market for pay-TV will reach 5.5 million subs by 2016, 14% penetration of TV homes with ARPU stabilizing at US$12 per month. Key drivers of market growth include macro trends built around higher disposable incomes and a rising middle class. In addition, key players in the market such as MSV will continue to invest significantly in sales, distribution and content.
Ekonomi
Economy
PDB riil tumbuh sebesar 6,5% tahun lalu yang di dorong oleh kenaikan dari investasi riil, konsumsi rumah tangga yang kuat dan pertumbuhan import yang kuat yang melebihi eksport. Tahun ini, ekonomi diharapkan melemah sedikit dengan PDB riil diekspektasikan untuk naik ke 6,3% sebelum mengalami percepatan ke pertumbuhan di 6,7% di 2013. Tingkat inflasi masih tetap rendah pada beberapa bulan yang lalu dan kemungkinan dapat diatasi karena kondisi moneter yang longgar. PDB riil per kapita diekspektasikan untuk tumbuh dari sekitar US$3.500 di 2011 menjadi lebih dari US$5.700 di 2016.
Real GDP grew by 6.5% last year, driven by an upward surge in real investment, robust levels of private consumption and strong import growth, which outpaced exports. This year, the economy is expected to slow down a notch with real GDP expected to climb by 6.3% before reaccelerating to 6.7% growth in 2013. Inflation has remained low in recent months and is likely to be controlled due to loose monetary conditions. Real GDP per capita is expected to grow from US$3,500 in 2011 to US$5,700 in 2016.
Iklan
Advertising
Di pasar iklan, kompetisi yang melintasi berbagai kategori konsumer membantu untuk meningkatkan belanja iklan. Secara keseluruhan, pengiklan lokal tetap mendominasi variasi iklan untuk belanja iklan tetapi perusahaa multinasional telah mulai menaikkan belanja iklan secara agresif yang merupakan sebuah tren yang akan tetap berlangsung karena pertumbuhan investasi asing di Indonesia.
In the advertising market, competition across multiple consumer categories is helping boost ad spend. Overall, local advertisers continue to dominate the brand mix for ad spends but multinational companies have started to ramp-up spends aggressively, a trend that is set to continue because of growing foreign investment in Indonesia.
Tahun ini permintaan iklan tetap kuat dimana analis MPA memproyeksikan pelemahan sedikit yang dimulai pada kwartal kedua 2012 ke depan. Pendapatan bersih dari iklan tetap akan tumbuh sebesar 15% tahun ini. MPA mengharapkan pasar iklan untuk tumbuh sebesar 15% CAGR hingga tahun 2016 dimana TV mempertahankan pangsa sekitar 70%.
This year, advertising demand remains strong though MPA forecasts a modest slowdown from Q2 2012 onwards. Net ad sales will still grow by 15% this year; MPA expects the advertising market to grow by 15% CAGR to 2016 with TV maintaining about 70% share.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Perbandingan pertumbuhan iklan di Asia sumber: Media Partner Asia
Comparison of advertising growth in Asia source: Media Partner Asia
16%
16%
Televisi Industri TV FTA swasta didirikan pada tahun 1988 dan tetap sangat kompetitif walaupun profitabilitas dan marjin tumbuh karena adanya konsolidasi, kenaikan rate card dan perbaikan pada sinergi. Saat ini, ada 10 jaringan TV nasional swasta dan lebih dari 80 stasiun TV swasta daerah yang masingmasing memegang satu ijin penyiaran di satu propinsi. Pemerintah tidak lagi memberikan ijin untuk penyiaran TV FTA nasional Konsolidasi dan pengelompokkan kembali telah terjadi selama 5 tahun terakhir. Pemain utama di industri ini termasuk: (1) MNC Group dengan 3 stasiun nasional (RCTI, MNCTV dan Global TV); (2) Emtek dengan 2 stasiun TV nasional (SCTV dan Indosiar); (3) Para Group dengan 2 stasiun TV nasional (Trans TV dan Trans 7); dan (4) Visi Asia Media dengan tambahan 2 stasiun (ANTV dan TV One). MPA memproyeksikan bahwa penjualan TV iklan bersih di Indonesia akan tumbuh sebesar 15% CAGR untuk lima tahun ke depan yang merupakan tertinggi di Asia Pasifik. Di 2011, pasar iklan TV telah tumbuh sebesar 19% dan mencapai US$1,2 miliar (bersih). Angka tersebut diproyeksikan untuk tumbuh 2 kali lipat menjadi US$2,5 miliar di 2016, sama dengan pangsa pasar lebih dari 70%.
Television The private FTA industry was established in 1988 and remains very competitive, although profits and margins are growing with consolidation, rate card increases and improved synergies. Currently there are 10 private national networks, one government owned national network and more than 80 private regional stations, each licensed to broadcast in one province. The government no longer issues national FTA broadcasting licenses. Consolidation and industry regrouping has occurred over the past five years. Key players in the industry include: (1) MNC group, with 3 national stations (RCTI, MNC TV, Global TV); (2) Emtek (SCTV, Indosiar) with 2 national TV stations; (3) Para group, with 2 national TV stations (Trans TV and Trans 7); and (4) Visi Asia Media with another 2 stations (ANTV and TV One). MPA forecasts indicate that net TV advertising sales in Indonesia will grow at a CAGR of 15% over the next five years, the highest in AsiaPacific. In 2011, the TV ad market grew by 19% to reach US$1.2 billion in net terms. This number is projected to more than double to U$2.5 billion by 2016, equivalent to more than 70% market share.
Taiwan
Australia
Japan
Singapore
Hong Kong
Korea
Philiphines
Malaysia
India
Thailand
China
% NetAd Growth, CAGR 2011-2016
Vietnam
Taiwan
Australia
Japan
ong Kong
Singapore
0%
Philiphines
2%
0%
Korea
4%
2% Malaysia
6%
4%
India
8%
6%
Thailand
10%
8%
Vietnam
12%
10%
China
12%
Indonesia
14%
Indonesia
% NetAd Growth, 2012
14%
69
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Perbandingan pertumbuhan iklan TV di Asia Sumber: Media Partners Asia
Comparison of TV advertising growth in Asia Source: Media Partners Asia
18%
18%
Taiwan
Australia
Singapore
Hong Kong
Korea
Malaysia
Japan
Australia
Taiwan
Singapore
Korea
Hong Kong
0%
Malaysia
2%
0%
Vietnam
4%
2% Philiphines
6%
4%
China
8%
6%
Thailand
10%
8%
India
10%
Indonesia
12%
Vietnam
2011
12%
China
14%
Philiphines
% Net TV Ad Growth, CAGR
2011
India
16%
14%
Thailand
% Net TV Ad Growth, CAGR
Indonesia
16%
Japan
70
Tren utama pasar terdiri dari: • Cakupan dan permintaan. Menonton TV tetap kuat dimana warga Indonesia rata-rata menonton lebih dari 5 jam TV per hari. Tingkat penetrasi TV pada rumah tangga juga memiliki ruang untuk tumbuh dari tingkat penetrasi saat ini yang diestimasikan oleh MPA sebesar 56% dan di proyeksikan untuk tumbuh lebih dari 60% di 2016. • Ruang untuk kenaikan tarif. Walaupun TV memiliki jangkauan yang paling luas di Indonesia dibandingkan dengan basis media lainnya namun biaya per menit untuk menjangkau seribu orang pada basis media manapun, relatif rendah dibandingkan dengan pasar lainnya di Asia Pasifik. • Menonton dan dinamika konten. Tren menonton TV FTA sebagian besar di dominasi oleh RCTI, SCTV dan Trans TV yang merupakan TV FTA lapis teratas (lebih dari 50% pangsa), walaupun MNCTV telah mulai tumbuh dengan cepat pada beberapa bulan yang lalu sejak mereposisi (wanita/keluarga) dan merubah target demografi (ABCD). RCTI tetap sebagai pemimpin pasar dalam hal pangsa pemirsa yang diikuti oleh SCTV dan Trans TV. Stasiun TV di dalam satu kelompok seperti MNC dan Trans telah meningkatkan kemampuan produksi mereka untuk konten lokal dengan membangun studio milik sendiri, menghemat biaya dan mengurangi ketergantungan pada penyewaan studio dan peralatan yang tidak mampu untuk mengimbangi terhadap kuatnya pertumbuhan permintaan untuk konten pada jam tayang prime-time.
Key market trends include: • Reach and demand. TV viewership remains strong with Indonesians on average watching more than five hours of TV a day. TV household penetration also has significant scope for growth with current penetration levels estimated by MPA at 56% and forecast to grow to more than 60% by 2016. • Scope for rate increases. While TV has the widest reach of any medium in Indonesia, its CPM advertising rates, the cost of reaching a thousand people in any given medium, are relatively low compared with other markets in AsiaPacific.
Pay TV
Pay TV
Menurut MPA, pasar untuk pay TV adalah sekitar 1,8 juta pelanggan di 2011, hanya merupakan 5% dari seluruh jumlah TV di rumah. Yang membesarkan hati adalah pelanggan baru sebesar 618.000 (bersih) telah ditambahkan tahun lalu, dimana MSV sebagai pemimpin pasar memiliki 55% pangsa dari pelanggan baru tersebut yang diikuti oleh Aora sebesar 21% dan Telkom sebesar 18%. Pendapatan rata-rata per bulan (ARPU) mencapai U$14 per bulan dengan kompetisi pada segmen rendah mendorong ARPU ke bawah. MSV tetap sebagai pemimpin pasar dengan lebih dari 70% pangsa pasar dari total pelanggan,
According to MPA, the market for pay-TV was approximately 1.8 million subscribers in 2011, still only 5% of TV homes. Encouragingly, 618,000 net new subscribers were added last year, with market leader MSV having 55% share of these new subsribers, followed by Aora with 21% and Telkom with 18%. ARPU reached US$14 per month with competition at the low end pushing ARPU down. MSV remains the market leader with over 70% market share of total subscribers.
Pendorong utama dari pertumbuhan pasar adalah tren makro yang dibangun pada sekeliling pendapatan untuk dibelanjakan yang lebih tinggi dan pertumbuhan kelas menengah sementara MSV, LinkNet dan Aora melanjutkan investasi yang signifikan pada penjualan, distribusi dan konten.
Key drivers of market growth include macro trends built around higher disposable incomes and a rising middle class, while MSV, LinkNet and Aora continue to invest significantly in sales, distribution and content.
•
Viewership and content dynamics. FTA TV viewership trends are largely dominated by RCTI, SCTV and TransTV, FTA TV’s top tier (more than 50% share), although MNC TV has begun to grow rapidly in recent months since its repositioning (female / family) and change of demographic (ABCD). RCTI remains the market leader in terms of audience share with SCTV and TransTV following. TV stations under groups such as MNC and Trans are ramping up their own production capabilities for local content by building more self-owned studios, saving costs and reducing reliance on studio and equipment rentals which are unable to match growing demand for prime time content.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
71
Tantangan utama termasuk pembajakan dan ARPU yang rendah, strategi berkualitas rendah yang biasanya mengakibatkan tingkat pemutusan yang tinggi dan koleksi kas yang rendah dari pelanggan. Kapitalisasi dan pendanaan merupakan isu utama untuk pemain baru di pay TV.
Key challenges include piracy and low-ARPU, lowquality strategies, which typically lead to high levels of churn and low levels of cash collection from subscribers on the ground. Capitalization and funding is also a key issue for new entrants into pay TV.
Proyeksi MPA mengindikasikan bahwa pasar untuk pay TV akan mencapai 5,5 juta pelanggan di 2016 yang merupakan tingkat penetrasi sebesar 14% dari seluruh TV di rumah dengan ARPU yang stabil di US$12 per bulan. Pendorong utama termasuk kelanjutan pertumbuhan MSV serta dengan bertambahnya kompetisi dan pertumbuhan dari Aora, LinkNet, NexMedia yang dimiliki oleh Emtek, Telkom dan pemain baru yang bermunculan seperti Biznet.
MPA forecasts indicate that the market for pay TV will reach 5.5 million subscribers by 2016, 14% penetration of TV homes with ARPU stabilizing at US$12 per month. Key drivers include the continued growth of MSV as well as more competition and growth at Aora, LinkNet, the Emtek-owned NexMedia,Telkom and new emerging players such as Biznet.
Pay-TV Penetration will grow steadily in Indonesia 6
16% 14%
5
Pay-TV subscriber (mil)
12% 4
10%
3
8% 6%
2
4% 1
2%
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
0% 2001
0
Media Cetak
Print
Media cetak tetap menarik iklan karena pembaca koran dan majalah di Indonesia cenderung merupakan konsumer yang makmur. Pada saat yang bersamaan, kurangnya kompetisi secara langsung diantara koran yang berada di posisi terdepan di kota besar memberikan koran tersebut peluang untuk meningkatkan tarif iklan, sementara majalah-majalah khusus menawarkan kepada pengiklan target pemirsa yang lebih tajam dimana saat ini telah melampaui majalah dengan konten umum dalam hal popularitas. Versi lokal majalah internasional juga telah mengalami pertumbuhan pada pangsa pasar yang diraih dari kompetitor lokal. Iklan bersih untuk koran diharapkan tumbuh rata-rata sekitar 10% untuk lima tahun mendatang dan mencapai sekitar US$720 juta di 2016 dimana koran meraih US$635 juta dan majalah sekitar US$85 juta. Hal ini terjadi walaupun jangkauan dan jumlah pembaca untuk koran dan majalah menurun setelah kenaikan pada bahan bakar minyak pada pertengahan dekade yang lalu, walaupun penurunan tersebut telah mencapai tingkat yang paling bawah.
Print continues to attract advertising, as newspaper and magazine readers tend to be Indonesia’s most affluent consumers. At the same time, lack of direct competition between leading newspapers in major cities gives titles more leeway to increase rate cards, while specialist magazines, offering advertisers more targeted audiences, are overtaking general interest titles in popularity. Franchised versions of international magazines are also growing share at the expense of local competitors. Net advertising print is expected to grow at an average annual rate of approximately 10% over the next five years to reach approximately US$720 million by 2016, with newspapers accounting for US$635 million and magazines about US$85 million. This is despite falls in overall reach and readership for both newspapers and magazines following rises in fuel prices mid-last decade, though these declines may have bottomed out.
Pasar koran di Indonesia di dominasi oleh 2 koran yang tetap kuat pada pasarnya masing-masing. Kompas di Jabodetabek dan Jawa Pos di Surabaya. Dominasi ini dikombinasikan dengan kenaikan pada belanja iklan dari perusahaan telekomunikasi yang merupakan pengiklan terbesar di media cetak telah mendukung kenaikan iklan di media cetak.
Indonesia’s newspaper market is dominated by two titles that remain strong in their respective strongholds: Kompas in Greater Jakarta and Jawa Pos in Surabaya. This dominance, combined with increased expenditure by telecoms companies, heavy spenders on print, has helped lift print advertising.
72
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Radio
Radio
Ada sekitar 1.200 stasiun radio komersil yang terdaftar di Indonesia. Stasiun radio domestik amat sangat tersegmentasi dengan program yang di desain untuk target pendengar tertentu seperti wanita, komunitas bisnis, mereka yang berumur belas tahun dan komunitas Tionghoa. Radio menawarkan pengiklan sebuah alat yang efektif untuk mencapai target dan oleh karena itu dapat meraih sekitar 2% pangsa iklan setiap tahun. Ada keterbatasan untuk potensi peningkatan lebih lanjut karena sebagian besar pemilik tidak memiliki strategi dan kurang profesional.
There are 1,200 commercial radio stations registered in Indonesia. Domestic radio stations are highly segmented, with programs designed to target specific audiences such as women, the business community, teenagers and the Chinese community. Radio offers advertisers an effective targeting vehicle and as such captures approximately 2% of the advertising market every year. Upside is limited by the fact that most owners are not strategic and lack professionalization.
Online
Online
Pemirsa internet semakin bertumbuh dengan cepat dan tingkat penetrasi broadband per kapita diharapkan meningkat dari 17% di 2011 menjadi 30% di 2016, yang di dorong oleh handphone. Mayoritas dari pertumbuhan broadband akan datang dari jaringan berkecepatan rendah dan hal ini kurang optimal untuk video. Iklan di internet diharapkan tumbuh lebih dari 30% CAGR untuk lima tahun mendatang dan meraih hampir 6% pangsa pasar pada tahun 2016. Pendorongnya termasuk pertumbuhan berkelanjutan pada pemakai dan profil demografi yang lebih baik.
Internet audiences are growing rapidly and broadband per capita penetration is expected to climb from 17% in 2011 to 30% by 2016, driven by mobile. The majority of broadband growth will come via low-speed networks, less than optimal for video. Internet advertising is expected to grow at more than 30% CAGR over the next five years and command almost 6% market share by 2016. Drivers include continued growth in user engagement and better demographic profiles.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
73
Tinjauan Bisnis MNC
MNC Business Overview
Stasiun Televisi Nasional FTA
National FTA Television Stations
Ketiga stasiun televisi nasional FTA milik MNC yang terdiri dari RCTI, MNCTV dan GlobaLTV menghasilkan kinerja yang sangat baik di 2011 dengan meningkatkan agregat rata-rata pangsa pasar menjadi 38% pada akhir tahun 2011. Perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan dari iklan sebesar 20% yang terutama disebabkan karena penyesuaian pada tarif iklan keatas dan kenaikan tingkatokupansi pada masing-masing stasiun TV.
All three of MNC’s national FTA Television stations– RCTI, GlobalTV and MNCTV – performed very well in 2011, expanding their collective average audience share to 38% by year-end. The Company’s recorded 20% growth in advertising revenues, which was largely made possible by blended upward adjustments for each station’s advertising rate card and higher cccupancy rates.
Sukses MNC dalam hal rata-rata pangsa pemirsa terutama merupakan hasil dari tetap berfokusnya Perseroan pada konten yang berkualitas tinggi. Secara sukses telah menayangkan program yang kuat pada jam tayang prime-time yang berharga antara jam 18.00-23.00 dari Senin sampai dengan Jumat malam. MNC secara efectif telah mengunci posisi sebagai jaringan televisi FTA nasional nomor 1 di Indonesia.
MNC’s success in terms of average audience share has largely been the result of the Company’s sustained focus on ensuring high quality content. By successfully maintaining a strong line up for the lucrative 6pm-11pm Monday to Friday evening prime time segment, MNC effectively secured its position as Indonesia’s number 1 national FTA television network.
Strategi MNC adalah dengan mendapatkan kesepakatan dengan penyedia content terkenal dari dalam negeri dan luar negeri. RCTI yang merupakan stasiun TV FTA terbesar milik MNC telah menjalin kesepakatan sejak 2003 dengan Sinemart untuk secara eksklusif memproduksi sinetron untuk pemirsa di saat jam tayang utama prime-time. Sebelum akhir tahun, MNC menandatangani kesepakatan serupa dengan MD Entertainment. MD Entertainment memiliki jejak rekam yang teruji untuk memproduks sinetron yang menarik telah meraih penghargaan. Iklan pada saat prime-time dimana program dari kedua rumah produksi tersebut ditayangkan memberikan kontribusi sekitar 50% dari konsolidasi pendapatan MNC. Selain memberikan RCTI dan MNCTV serangkaian program yang kuat, kedua kesepakatan produksi secara eksklusif tersebut memberikan MNC peningkatan fleksibiitas untuk secara efektif menyesuaikan terhadap perubahan pada selera pemirsa. Selain itu MNC juga mampu untuk mengawasi kualitas produksi dengan secara aktif turut berpartisipasi dalam hal kebijakan terhadap produksi secara keseluruhan termasuk pemilihan tema, artis yang akan ditampilkan, naskah cerita dan lain-lain.
MNC's strategy has been on procuring agreements with preeminent domestic and international content providers. RCTI, MNC’s flagship FTA TV station already maintained an agreement with Sinemart since 2003, to exclusively produce serial dramas (Sinetrons) for the key prime time audience. Before year end 2011, MNCTV signed similar agreement with MD Entertainment. MD Entertainment already has a proven track record for producing compelling and award winning drama series. Advertising during the prime time hours in which programs from both production houses are aired account for about 50% of MNC’s consolidated revenues. In addition to providing RCTI and MNCTV with a stellar lineup of programming, the 2 exclusive production agreements provide MNC with a greater flexibility to more effectively adjust to changing audience preferences. Furthermore, MNC has the ability to control the quality of productions by actively participating in the production policies of every aspect of production including selecting the theme, the artist used, script etc.
MNC telah mendapatkan berbagai hak siar lainnya termasuk untuk acara olah raga nasional dan internasional. MNC memegang hak untuk menyiarkan Liga Prima Indonesia, Barclays Premier League, AFC Cup serta UEFA EURO 2012 dan 2016. MNC merupakan mitra utama di Indonesia dengan 3 studio Hollywood terkemuka Disney melalui Buena Vista International, 20th Century Fox dan Warner Brothers. Kesepakatan dengan Warner Brothers ditambahkan di tahun 2011. Sebagai tambahan, MNC sedang dalam tahap negosiasi akhir untuk mendapatkan tambahan hak siar eksklusif dari studio Hollywood utama lainnya.
Concurrently, MNC has obtained a range of other broadcast rights including those for national and international sporting events. MNC has the rights to broadcast the Indonesia Premier League, Barclays [English] Premier League, AFC Cup as well as the UEFA Euro 2012 dan 2016. MNC is a major partner in Indonesia with 3 leading Hollywood movie studios – Disney through Buena Vista International, 20th Century Fox and Viacom. Warner Brothers were added over the course of the year. In addition, MNC is in the final negotiation with to receive an additional exclusive right from another major Hollywood studio.
Perseroan juga memiliki kesepakatan untuk menyiarkan program anak-anak dari Disney dan Viacom (Nickelodeon). Setara impresifnya adalah hak untuk memproduksi versi lokal dari program televisi luar negeri seperti The X-Factor, Master Chef dan Indonesian Idol, versi lokal American Idol. Kesepakatan produksi untuk program format internasional membantu untuk meningkatkan kreatifitas dari produksi inhouse Perseroan yang saat ini memproduksi lebih dari 320 jam konten setiap tahun.
Company also has broadcast agreements from Disney and Viacom (Nickelodeon) to air children’s programs. Just as impressive, MNC has won the rights to produce local versions of popular western television programs such as X-factor, Master Chef and Indonesian Idol – the local version of American Idol. The production agreements for these international format programs are helping to fuel a surge of creativity at the Company’s in-house production studio MNC Pictures, which is now producing over 320 hours of content annually.
74
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Sepanjang 2011, masing-masing nasonal TV FTA milik Perseroan telah meningkatkan tarif iklan dengan kenaikan ratarata sebesar 20% dimana hal tersebut serta tingkat okupansi yang lebih tinggi merupakan pendorong utama terhadap peningkatan pendapatan pada jaringan televisi tersebut. Pada saat yang bersamaan, ketiga stasiun TV mampu untuk meminimalkan kenaikan pada beban usaha yang hanya naik sebesar 4% per akhir tahun 2011. Marjin EBITDA untuk ketiga penyiaran TV FTA nasional secara agregat meningkat sebesar 7% menjadi 41%.
Over the course of 2011, each of the Company’s national FTA TV stations introduced blended advertising rate card increases of 20%. These increases as well as higher occupancy rates were key drivers behind the network’s improved revenues. Concurrently, the 3 stations were able to minimize increases to their operating costs, which rose by just 4% per year end 2011. EBITDA margins for the 3 national FTA broadcast units collectively expanded by 7% in 2011 to reach 41%.
Selain dari pada 3 layanan penyiaran TV FTA nasional, MNC juga mengoperasikan SindoTV (sebelumnya bernama SunTV) sebuah jaringan sebanyak 21 stasiun TV daerah. Diluncurkan kembali di bulan September 2011, SindoTV merupakan bagian signifikan dari pendekatan 5-in-1 yang baru dari Sindo Media untuk pasar daerah yang menggunakan TV lokal FTA, media cetak, media online dan radio. Dengan basis media yang berbeda yang menggunakan merek Sindo, strategi baru tersebut ditujukan untuk mengaktifkan lintas penjualan dan bundel promosi diantara basis media daerah, milik MNC untuk pengiklan yang menginginkan pendekatan target yang lebih baik untuk aktifitas pemasaran di daerah.
In addition to its 3 national FTA broadcasting services, MNC, also maintains SindoTV (formerly MNC’s SunTV ) a network of 21 local FTA TV stations. Relaunched in September of 2011, SindoTV is a significant part of MNC’s new Sindo Media 5-in-1 approach to regional markets, which uses local FTA TV, print & online media as well as radio. With each different mediaplatforms also using the Sindo brand, the new strategy aims to affect cross-promotion bundling between MNC’s regional media-platforms for advertisers seeking a more targeted approach for their regional marketing activities.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
75
Televisi FTA nasional yang terbesar milik MNC tetap mempertahankan kinerja nomor 1 di Indonesia dengan meraih rata-rata pangsa pemirsa secara nasional sebesar 22%. RCTI memimpin secara konsisten pada semua 10 kota yang telah di survei oleh AGB Nielsen.
MNC’s flagship national FTA television station, RCTI continued to be Indonesia’s number 1 performer in 2011, commanding a nationwide average market share of 22% It led consistently in all 10 cities where AGB Nielsen conducts audience surveys.
Misi RCTI adalah “Bersama kita memberikan layanan yang terbaik”. Penyediaan konten yang berkualitas dan khususnya produksi lokal sinetron yang disiarkan di malam hari pada jam tayang utama prime-time tetap sebagai fokus utama untuk stasiun TV ini. RCTI telah bekerja keras untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dengan studio paling kreatif di Indonesia.
RCTI’s mission statement is: “Together we provide excellent service”. The delivery of quality content and particularly the locally produced serial drama programming (Sinetrons) shown during the key evening prime time hours, continues to be a primary focus for the station. RCTI has worked hard to establish and maintain good working relationships with Indonesia’s most creative studios. Inclusive of these is RCTI’s exclusive agreement with Sinemart, one of Indonesia’s leading productions houses, specializing in serial dramas for the key prime time audience.
RCTI juga telah mempertahankan hubungan yang erat dengan produser konten internasional yang terbesar. Pada tahun 2011, stasiun TV ini mengunci kesepakatan 5 tahun dengan Warner Brothers untuk menyiarkan fitur film mereka. Langkah ini mengikuti kesepakatan serupa antara RCTI dengan Disney melalui Buena Vista International, 20th Century Fox dan Viacom.
RCTI has also maintained strong relationships with key International content producers. In 2011 the station secured a 5-year agreement with Warner Brothers to broadcast of their feature films. This move follows on similar agreements between RCTI and Disney through Buena Vista International, 20th Century Fox and Viacom.
Olah raga selalu menjadi penarik utama pemirsa televisi di Indonesia. Di awal 2011, RCTI telah berhasil mendapatkan hak siar eksklusif untuk SEA Games ke 26. Lisensi tersebut terbukti merupakan investasi yang sangat baik karena pertandingan sepak bola merupakan program 5 teratas yang ditonton di 2011. Pangsa pemirsa mencapai puncaknya sebesar 65,7% pada malam tanggal 17 November 2011 dimana sekitar 125 juta pemirsa Indonesia menonton RCTI untuk menyaksikan pertandingan final antara Indonesia dengan Malaysia.
Sports are always a major attraction for Indonesian television audiences. Early in 2011, RCTI successfully obtained exclusive broadcast rights to the 26th SEA Games. This license proved to be an excellent investment as the event’s soccer tournament would provided all 5 of the most watched television events to occur in 2011. Peak audience share of 65.7% would occur on the evening of 17 November, 2011 when an estimated 125 million Indonesians tuned in to RCTI to watch the final match between Indonesia and Malaysia.
Hak eksklusif lainnya untuk acara olah raga termasuk kesepakatan untuk menyiarkan UEFA EURO 2012 dan 2016. EUFA EURO 2012 akan disiarkan di RCTI antara tanggal 8 Juni dan 1 Juli 2012. Sebagai tambahan, RCTI telah mengunci kontrak selama beberapa tahun untuk menyiarkan Liga Prima Indonesia dan F1 motor sports. MNC Sports 1 dan MNC Sports 2 adalah 2 channel yang diciptakan oleh unit bisnis manajemen konten yang baru-baru ini diluncurkan MNC sebagai paket dasar berlangganan yang tersedia di MSV yang merupakan layanan satelit pay TV Direct-To-Home. Kedua channel paket olah raga tersebut saat ini memegang hak untuk berbagai acara olah raga internasional yang besar termasuk sepakbola, bola basket, tinju, badminton, tenis dan golf. Iklan untuk acara tersebut saat acara olah raga tersebut di tayangkan di RCTI memberikan target promosi yang sangat tinggi untuk mempromosikan Indovision, TopTV dan Okevision.
Other exclusive rights to sporting events secured in 2011, included agreements to broadcast the 2012 and 2016 UEFA EURO. EUFA EURO 2012, will be presented on RCTI between 8 June and 1 July 2012. Additionally RCTI has secured multiyear contracts to broadcast the Indonesian Premier League, and F1 motor sports racing. MNC Sports1 and MNC Sports2 are two channels created by the content management business unit that were recently launched on as a basic package on MSV, the Company’s Direct-To-Home (DTH) subscription-base satellite pay TV service. The 2 sports packages presently have rights for a range of major international sporting events including football, basketball, boxing, badminton, tennis and golf. Advertising for these events during their broadcast on RCTI provides for highly targeted promotion to promote Indovision, TopTV and Okevision.
Sukses RCTI dalam meraih rata-rata pangsa pemirsa yang terdepan memampukan penyesuaian ke atas untuk tarif iklan sehingga meningkatkan pendapatan dari iklan sebesar 16,24%. Pada saat yang bersamaan, RCTI telah sangat sukses dalam mempromosikan sinergi antar unit bisnis MNC lainnya di 2011 termasuk dengan MNCTV dan Global TV yang antara lain dalam hal pembelian program dan mengikuti proses tender atas nama satu Group. Sebagai hasil dari kinerja pendapatan yang kuat dan penghematan operasional, RCTI berhasil meningkatkan marjin EBITDA menjadi 51% per akhir tahun 2011 dibandingkan dengan 41% yang dibukukan pada tahun sebelumnya.
RCTI’s success in securing a leading average audience share enabled upward adjustments in the station’s advertising rate cards helping RCTI to boost advertising revenues by 16.24% Concurrently RCTI was very successful in promoting synergy with other MNC business units in 2011 with its sister channels MNCTV and GlobalTV for among other things to include the procurement of programs and participating in a tender process as a Group. As a consequence of the strong revenue performance and operational savings, RCTI was able to achieve broader EBITDA margins which expanded to 51% by year-end 2011 as compared with the 41% recorded a year earlier.
76
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Cakupan transmisi TV FTA RCTI adalah yang terluas di Indonesia. Transmiter sebanyak 48 dengan lokasi yang strategis untuk disiarkan ke pemirsa dari Sabang hingga Merauke. Saat ini RCTI menjangkau lebih dari 80.1% dari jumlah penduduk atau sebanyak 190.4 juta potensi permirsa. Per akhir tahun 2011 RCTI mempekerjakan 1.414 karyawan.
RCTI’s FTA transmission coverage is the most comprehensive in Indonesia. It’s 48 transmitters are strategically located to capture audiences from Sabang Island in the Northwest to Merauke in the far east. Presently RCTI reaches over 80.1% of the population, or a potential 190.4 million viewers. As of yearend, RCTI employs 1,414 employees.
Misi MNCTV adalah “menjadi pilihan pertama dari pemirsa Indonesia”. Stasiun TV ini menawarkan berbagai program yang berorientasi untuk keluarga yang ditujukan untuk mengandung nilai budaya Indonesia dengan format yang menghibur serta memberikan inspirasi. Program di stasiun TV ini diantaranya adalah sinetron, komedi, dangdut dan acara bervariasi lainnya. MNCTV tetap memberikan kemajuan yang sangat baik dalam mereposisi layanan penyiarannya untuk pasar Indonesia. Setelah berganti merek menjadi MNCTV, stasiun TV ini yang sebelumya dikenal sebagai TPI dengan target pemirsanya berfokus pada semua status sosial ekonomi pria/wanita +5 dengan fokus khusus pada penyiaran sinetron untuk pemirsa wanita dan keluarga pada jam tayang prime-time. Hasil dari fokus yang baru dan terdiversifikasi dalam menayangkan hiburan untuk wanita dan keluarga sangatlah positif. Rating pemirsa MNCTV meningkat dari rata-rata pangsa pemirsa sebesar 10,8% di 2010 menjadi 12,8% pada tahun 2011.
MNCTV aims “to be the first choice of Indonesian viewers” according to its mission statement. The station offers a variety of family oriented programs, which aim to embody Indonesian values in a format that both entertains as well as inspires. The station’s programs includes drama seris, comedies, ‘Dangdut’ (musicals) and other variety shows. MNCTV continued to make excellent progress in repositioning it’s broadcast services for the Indonesian market. Upon re-branding as MNCTV in late 2010, the station which was formerly known as TPI, with a target audience from its former focus on the BC male/female +5 in all social economc status. During prime time, MNCTV content is particularly oriented towards female and family audiences for prime time drama series. The results of this new and diversified family entertainment focus, have been very positive. MNCTV’s viewer ratings increased from the 10.8% average audience share it achieved in 2010 to 12.8% in 2011.
Di penghujung 2011, MNCTV dengan gembira menandatangani kesepakatan dengan MD Entertainment, produser untuk konten pada saat prime-time yang telah menerima berbagai penghargaan. MD Entertainment telah memiliki jejak rekam yang baik dalam memproduksi sinetron yang menarik dengan rating yang tinggi. MD Entertainment telah memproduksi 2 sinetron untuk MNCTV yang saat ini berada di urutan top 10 besar secara nasional.
In late 2011, MNCTV was pleased to sign agreement with MD Entertainment, a producer of award winning Indonesian prime time content. MD Entertainment already has an established track record for producing compelling and highly rated serial dramas. MD Entertainment has produced 2 prime time drama series for MNCTV that is currently in top 10 nationally.
Selain mempertahankan hubungan yang sangat baik dengan distributor utama, MNCTV selama 2011 berusaha untuk meningkatkan kapasitas produksi in-house untuk menghasilkan program berkualitas tinggi. Pada saat yang bersamaan stasiun TV ini berusaha untuk memperbaiki kinerja program melalui pengembangan dan optimalisasi content yang lebih sejajar dengan harapan pemirsa dan kebutuhan pada bagian penjualan. Hal ini telah melibatkan dilakukannya riset pasar yang menyeluruh baik secara kualitatif maupun kuantitatif dimana hasil riset tersebut dibagikan kepada distributor lokal dan pengiklan.
In addition to maintaining excellent relationships with key distributors, MNCTV has, over the course of 2011, endeavored to enhance its own in-house production capacity to generate high quality programs. Concurrently, the station has sought to improve program performance by developing and optimizing content, which is better aligned both with audience expectations as well as sales requirements. This has involved extensive qualitative as well as quantitative market research, which the channel continues to share with local distributors and client advertisers.
MNCTV juga berusaha untuk memperkuat pangsa pemirsa dengan melakukan pertalian yang erat dengan pemirsa. Hal ini dilaksanakan melalui berbagai seri aktifasi merek termasuk acara off-air Festival Roadshow MNCTV di 10 kota utama yang secara rutin di monitor jumlah pemirsanya oleh AGB Nielsen. Objektif utama dari off-air roadshow adalah untuk mengumpulkan informasi pasar yang diperlukan untuk merancang program secara khusus yang secara optimal memenuhi kebutuhan sponsor. Aktivasi merek secara terpisah melalui acara off-air yang terpisah yang diberi judul Pesta anak MNCTV ditargetkan untuk anak-nak sekolah pada saat liburan. Tujuan dari acara tersebut adalah untuk berinteraksi dengan anak-anak yang merupakan bagian penting dari target inti pemirsa.
MNCTV has also sought to strengthen audience share by creating an emotional bond with viewers. In 2011 this entailed a series of brand activation events, including an off-air MNCTV Roadshow Festival held in 10 key cities where AGB Nielsen regularly monitors viewer audiences. The key objective of this campaign was to gather market intelligence required for customized programs that optimally meet sponsorship requirements. A separate off-air brand activation event entitled Pesta Anak MNCTV targeted school-aged kids on holiday break. The goal of the event was simply to engage children, whom MNCTV considers to be a vital part of its core target audience.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
77
Di 2011, MNCTV telah secara signifikan memperluas jangkauan nasionalnya dengan penambahan 2 lokasi transmisi sehingga berjumlah 34 stasiun relai di 24 propinsi dari 36 propinsi di Indonesia. Channel ini sekarang mampu untuk menjangkau sekitar 77,8% dari jumlah penduduk atau lebih dari 185 juta pemirsa. Pada tahun 2011, MNCTV mempekerjakan 1,143 karyawan.
MNCTV significantly expanded its national coverage in 2011 with the addition of 2 further transmission sites to reach a total of 34 relay stations in 24 of Indonesia’s 36 provinces. The channel is now capable of reaching approximately 77.8% of the population or over 185 million viewers. In 2011 MNCTV’s staff included 1143 employees.
Global TV berkinerja sangat baik pada tahun 2011 khususnya dalam hal meningkatkan pangsa pasar untuk pemirsa di waktu pagi, siang dan sore (jam kerja). Global TV memiliki target pemirsa pada segmen ABC +5 dengan penekanan khusus pada target pemirsa yang lebih muda termasuk anak-anak, mereka yang berumur belasan tahun dan keluarga muda. Stasiun TV ini berhasil meraih rata-rata pangsa pemirsa sebesar 7,8% dan mencapai posisi ketujuh diantara stasiun TV FTA di Indonesia.
Global TV performed very well in 2011, particularly in terms of increasing its market share for the daytime audience. Starting Global TV's target audience is the ABC +5 to include all market segments, with a particular emphasis on younger audiences including children, teens and young families. The station was therefore able to achieve an overall viewer audience share of 7.8% by year end 2011, reaching the 7th position among Indonesia’s FTA TV stations.
Pendorong utama dari sukses yang dicapai Global TV dalam meningkatkan pemirsa saat jam kerja adalah fokus terhadap pembelian hak untuk menyiarkan konten anak-anak dari Disney melalui Buena Vista International dan Viacom (Nickelodeon). Kartun dari luar negeri saat ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan telah sukses terutama dalam meningkatkan pangsa pasar saat disiarkan di waktu pagi dan sore hari. Segmen jam kerja lainnya khusus untuk menghibur wanita termasuk acara talk show yang segar, sinetron pada jam kerja dan gosip selebriti.
A key driver for GlobalTV’s success in enhancing its daytime audience share has been a focus on acquiring right to broadcast 18ariff18n’s content form Disney through Buena Vista International and Viacom (Nickelodeon). International cartoons are now translated into the Indonesian language and have been especially successful in advancing market share during the early morning and late afternoon viewing times. Other daytime segments have specialized in entertainment for women, including lively talk shows, daytime drama and celebrity gossip.
Untuk jam tayang prime-time, Global TV telah membidik sebuah cara yang sangat strategis, fokus pada segmen pasar niche diantara stasiun TV FTA milik MNC. Prioritas dalam hal seleksi konten di saat prime-time adalah menghindari kompetisi secara langsung dengan kedua stasiun TV FTA nasional milik MNC – RCTI dan MNCTV . Sebagai gantinya Global TV telah membidik peningkatan pada pangsa pasar untuk pemirsa yang mencari program alternatif. Hal ini termasuk peyiaran rutin film-film Hollywood yang menarik pemirsa muda serta program yang berorientasi keluarga melalui produksi in-house MNC dan pembelian program lokal. Global TV telah meraih kinerja yang baik dan mengunci pangsa pasar yang stabil sekitar 6% sehingga memberikan kontribusi yang berharga pada konsolidasi kinerja untuk unit bisnis penyiaran TV FTA nasional milik MNC.
In terms of prime time, Global TV has pursued a highly strategic, niche focus within the MNC family of FTA stations. A priority in terms of selecting content for prime time has been to avoid competing head-to-head against MNC’s 2 other national FTA channels – RCTI and MNCTV. Global TV has instead aimed to gain market share among viewers seeking alternative programming. This has included regular broadcast of Hollywood feature films that are appealing to younger audiences, as well as family oriented MNC in-house and locally acquired programs. Global TV has performed well in securing a stable prime time market share of approximately 6% thus making a valuable contribution to the consolidated performance of MNC’s national FTA TV broadcast units.
Dalam hal promosi, Global TV telah berusaha meningkatkan ciitranya sebagai stasiun TV terdepan yang berorientasi keluarga. Acara off-air termasuk berpartisipasi dalam acara ruitn berprofil tinggi seperti Marketing Gathering MNC serta secara sendiri mengorganisir Nickcarnival, sebuah acara roadshow yang berfokus pada anak-anak.
In terms of promotion, Global TV has sought to enhance its image as a leading family oriented television station. Off-Air events included highprofile participation in MNC’s regular Marketing Gatherings as well as the independently organized Nickcarnival, a kids-focused roadshow event.
Saat ini Global TV melakukan siaran dari 39 stasiun relai di seluruh Indonesia yang menjangkau 72% dari jumlah penduduk. Stasiun TV ini memperkerjakan 946 personil.
Global TV presently broadcasts from a total of 39 relay stations across Indonesia to reach 72% of the population. As of yearend 2011, GlobalTV employs 946 personnel
78
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Sindo TV
SindoTV
Di bulan September 2011, MNC mengganti merek dari layanan penyiaran TV FTA lokal SUNTV menjadi SindoTV. SindoTV memiliki jaringan sebanyak 21 televisi FTA lokal yang melakukan penyiaran di kota-kota besar termasuk 10 kota yang saat ini di lakukan peringkat oleh AGB Nielsen. Produksi lokal mewakilii sekitar 10% dari waktu siar Sindo TV dan tentunya berbeda untuk setiap daerah dimana SindoTV melakukan siaran. Sekitar 90% dari waktu siar diisi dengan konten yang sama dengan 21 stasiun lokal lainnya dalam jaringan Sindo TV.
In September of 2011 MNC re-branded its local FTA TV broadcasting service SunTV operations as SindoTV. SindoTV is a network of 21 local FTA television stations broadcast in key cities throughout Indonesia including the 10 cities presently rated by AGB Nielsen. Sindo TV broadcasts locally produced content accounting for approximately 10% of broadcast airtime, and is of course different for each region where SindoTV is broadcast. About 90% of airtime consisted of the same content that are being broadcasted by 21 others local stations in the Sindo TV network.
SindoTV merupakan bagian dari strategi 5-in-1 yang baru dari Sindo Media yang melintasi berbagai basis media yang membidik pemirsa lokal di berbagai daerah di Indonesia. Kelima komponen dari strategi tersebut adalah: 1. Televisi; 2. Koran – Seputar Indonesia; 3. Majalah: Sindo Weekly; 4. Internet – Sindonews.com dan 5. Radio - Sindo Radio. Setiap komponen dalam strategi 5-in-1 menggunakan basis media masing-masing untuk menyediakan konten dimana seperti SindoTV di rancang khusus untuk memenuhi harapan pemirsa lokal. Gambaran yang lebih mendalam mengenai bagaimana setiap komponen diatas melaksanakan strategi 5-in-1 disajikan pada masing-masing bagian dibawah ini.
SindoTV is part of a new 5-in-1 Sindo Media crossmedia platform strategy aimed at targeting local audiences in regional locations across Indonesia. The 5 components of the strategy are: 1.Television – SindoTV; 2. Newspaper –Seputar Indonesia; 3. Magazine – to be launched in 2012 under the name “Sindo Weekly”; 4. Internet –Sindonews.com – the online edition of SeputarIndonesia; and 5. Radio – Sindo Radio. Each component of the 5-in-1 strategy uses their respective mediums to provide content, which like SindoTV is customized to local audience expectations. More detailed descriptions of how each of the above components serve the 5-in-1 strategy are provided in their respective sections below.
Bisnis Konten
Content Business
Bisnis Konten MNC mewakili sekitar 1% dari pendapatan konsolidasi MNC yang merupakan sumber pendapatan kedua terbesar. Perpustakaan milik MNC adalah perpusatakaan swasta media terbesar di Indonesia. Per akhir tahun 2011, MNC memiliki lebih dari 110.000 jam program. MNC memiliki komitmen untuk membesarkan perpustakaan tersebut melalui penambahan minimum sebesar 15.000 jam per tahun. MNC telah sukses dalam mengkomersilkan perpustakaan media miliknya. Selain dari pada penjualan konten kepada pihak ketiga di luar negeri dan stasiun TV lokal. Bisnis Konten telah sukses dalam mempaketkan kembali konten dalam bentuk channel televisi untuk di Indovision, Top TV dan Okevision, layanan satelit pay TV Direct-To-Home milik MSV.
MNC’s content business accounts for approximately 1% of MNC’s consolidated revenues making it the second largest source of revenue. MNC’s archives are Indonesia’s single largest private media library. Asof year-end 2011, MNC maintained over 110,000 hours of footage. MNC is committed to expanding the library through continued investment to add at least 15,000 hours per year. MNC has been very successful in monetizing its media library. In addition to selling content to 3rd party, overseas and local TV stations. The Content Business has been very successful in repackaging content into television channels for distribution on Indovision, TopTV and Okevision, the Direct-To- Home subscription based Satellite Pay-TV brands owned by MSV.
Saat ini unit bisnis Manajemen Konten memproduksi 10 channel yang berbeda sebagai berikut: • MNC Entertainment • MNC News • MNC Music • MNC Lifestyle • MNC International • MNC Business • MNC Muslim • MNC Sports1 • MNC Sports2 • Life
Presently MNC’s Content Management business unit produces 10 separate channels. These are as follows: • MNC Entertainment • MNC News • MNC Music • MNC Lifestyle • MNC International • MNC Business • MNC Muslim • MNC Sports 1 • MNC Sports 2 • Life
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
79
Mayoritas dari channel diatas menyeimbangkan antara konten yang dipaketkan kembali dan konten yang baru. Porsi antara konten yang dipaketkan kembali dan konten baru sangat bervariasi dan berbeda pada setiap channel. MNC News, MNC Business dan MNC Sports 1 & 2 memiliki aliran konten stabil yang orisinil selain dari pada konten yang diambil dari perpustakaan konten milik MNC. Channel yang di produksi oleh unit bisnis Manajemen Konten telah berkinerja sangat baik dalam hal rata-rata pangsa pemirsa. Menurut survei yang dilakukan oleh AGB Nielsen terhadap plihan pemirsa untuk layanan televisi berlangganan, channel MNC yang telah dipaketkan kembali merupakan kompetitor yang patut disegani oleh channel internasional untuk rating pemirsa di Indonesia.
Most of the above channels strike a balance between repackaged and new content. The actual ratio of repackaged content and new content varies and are different from channel to channel. For example: SindoTV, MNC News, MNC Business and MNC Sports 1 & 2 all have a steady stream of original content in addition to items harvested from MNC’s content library. The channels produced by the Content Management business unit have performed very well in terms of average audience share. According to AGB Nielsen’s surveys of audience preferences for subscriptionbased television services, MNC’s repackaged channels often rival the international content channels for viewer ratings among Indonesian audiences.
Banyak tersedianya channel milik MNC dalam bahasa Indonesia yang saat ini ada di layanan satelit pay TV miiik MCOM merupakan salah satu strategi utama untuk mendorong konsumer Indonesia sehingga berlangganan pay TV. Contohnya kedua channel olah raga yaitu MNC Sport 1 dan MNC Sports 2 memiliki hak eksklusif terhadap berbagai acara olah raga termasuk sepakbola, badminton, bola basket, tinju, golf dan tenis.
The abundance of MNC’s Indonesian language channels now available on the parent Company’s satellite television services also represents a key strategy toward encouraging Indonesian consumers to subscribe to pay TV services. The 2 Sports Channel’s MNC Sports 1 and MNC Sports 2 for instance have exclusive rights for a range of events including soccer, badminton, basketball, boxing, golf and tennis.
Produksi In-house
In-House Productions
Produksi in-house untuk televisi dihasilkan oleh MNC Pictures, entitas anak dari MNC. Didirikan pada bulan Juli 2009, MNC Pictures dengan cepat mengembangkan kapasitasnya sebagai penyedia konten berkualitas tinggi untuk televisi. MNC Pictures menghasilkan program sinetron serta bukan sinetron termasuk film yang dibuat untuk TV, sinetron dan situasi komedi. Di 2011, MNC Pictures memproduksi lebih dari 320 jam konten untuk ketiga TV FTA milik MNC.
MNC’s in-house television productions are created by MNC’s subsidiary MNC Pictures. Established in July 2009 the Company has rapidly developed its capacity as a provider of high quality television content. MNC Pictures’ output consists of both drama as well as non-drama programming included made-for-TV movies, serial-dramas (Sinetrons), and sitcoms. In 2011 the channel produced over 320 hours of content for MNC’s 3 national FTA TV stations.
Media Cetak
Print Media
Sektor media cetak di Indonesia menerima sekitar 25% dari belanja iklan nasional. MNC memilki keberadaan yang signifikan dengan 1 koran harian dengan disribusi nasional, 3 majalah dan 3 tabloid. Walaupun pendapatan dari media cetak hanya mewakili porsi yang kecil dari pendapatan keseluruhan MNC, unit bisnis ini beserta dengan bisnis media online dan radio merupakan komponen yang penting untuk strategi media secara keseluruhan terutama dalam hal lintas penjualan dan promosi serta bundel untuk mendukung pertumbuhan penyiaran TV FTA nasional milik MNC.
The print media sector in Indonesia receives approximately 25% of national ad spend. MNC maintains a strong presence with 1 nationally distributed daily newspaper, 3 magazines and 3 tabloids. Although revenues from print media interests account for a small fraction of the Company’s overall earnings, these enterprises along with MNC’s online media and radio business lines represent an important component of the MNC’s overall media strategy, particularly in terms of cross-selling, cross promotion and bundling to support the growth of MNC’s national FTA TV broadcasts.
80
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Koran
Newspaper
Seputar Indonesia adalah koran harian dengan sirkulasi nasional miik MNC. Sejak diluncurkan di 2005, Seputar Indonesia telah secara agresif berekapansi dan saat ini merupakan koran terbesar ketiga di Indonesia dan kedua terbesar di Jabodetabek.
Seputar Indonesia is MNC’s nationally distributed daily newspaper (broadsheet). Since its initial launch in 2005, Seputar Indonesia hasaggressively expanded its operations. Today it is Indonesia’s 3rd largest and greater metropolitan Jakarta’s 2nd largest newspaper.
Pada bulan September 2007, Seputar Indonesia melakukan trasnformasi yang besar dengan menghadirkan edisi lokal selain dari pada edisi dengan distribusi nasional dengan konten yang sedikit berbeda. Edisi lokal yang saat ini sebanyak 6, setiap edisi memiliki halaman depan yang berbeda. Keseluruhannya di publikasikan di kota lapis teratas dimana dilakukan riset oleh AGB Nielsen. Konten lokal dibuat berdasarkan kerjasama dengan RCTI yang juga menampilkan program berita terkenal yang merupakan selingan di sepanjang hari dengan program yang diberi nama “Seputar Indonesia”.
Starting in September, 2007, Seputar Indonesia initiated a major transformation by introducing local editions, which contain slightly different content than the newspaper’s nationally distributed edition. The local editions, of which there are now 6, each have their own distinctive front page. They are all published in top tier cities where the AGB Nielsens conducts its research. The localized content is prepared in cooperation with RCTI, which also features a top-rated television news program broadcast at intervals throughout the day entitled “Seputar Indonesia”.
Publikasi edisi lokal Seputar Indonesia merupakan bagian dari strategi Sindo Media 5-in-1 lintas basis media yang mentargetkan pemirsa lokal di daerah di seluruh Indonesia. Kelima komponen strategi yang telah secara ringkas diperkenalkan pada bagian sebelumnya termasuk televisi, media cetak (koran dan majalah), internet dan radio. Setiap basis media diaktifkan dengan merek “Sindo’. “Sindo” merupakan singkatan terkenal untuk “seputar Indonesia”. Seleksi terhadap merek tersebut untuk strategi 5-in-1 menggunakan pengaruh terhadap suatu nilai yang sudah melekat pada masyarakat Indoenesia yaitu sebagai sumber terpercaya untuk berita dan informasi.
The publication of the Seputar Indonesia local editions is part of MNC’s Sindo Media 5-in-1 crossmedia strategy, which targets local audiences in regional locations throughout Indonesia. The 5 components of the strategy, which were briefly introduced in the preceding section include the following media platforms: Television, Print (Newspaper/Magazine), Internet and Radio. Each medium has been activated under the ‘Sindo’ brand name. ‘Sindo’ is actually a well known Indonesian abbreviation for “Seputar Indonesia”. The selected brand for the 5-in-1 strategy therefore leverages on the sense of value, which Indonesians have already attached to the Seputar Indonesia brand; as a trusted source of news and information.
Bersamaan dengan peluncuran edisi konten lokal, edisi online Seputar Indonesia yang juga merupakan komponen dari strategi 5-in-1 diluncurkan kembali sebagai Sindonews.com. Selain menyediakan basis data internet (database) untuk berita terakhir dan arsip berita Seputar Indonesia, menu pada Sindonews.com menyediakan akses untukkonten daerah yang tampil pada koran edisi lokal.
Concurrent to launching its local content editions, Seputar Indonesia’s online edition (also a component of the 5-in-1 strategy) was relaunched as Sindonews.com. In addition to providing an internet database of current and archived Seputar Indonesia news items, the Sindonews.com menus provide access to the regional content appearing in the newspaper’s local editions.
Selain dari pada penekanan yang besar pada pasar lokal, Seputar Indonesia juga memperluas cakupan nasionalnya di 2011 dengan memasukkan 2 suplemen mingguan yang baru. Edisi hari Rabu menampilkan “Hat Trick”, suplemen sepakbola yang berisi berita dan informasi yang menarik mengenai cerita terbaik di liga nasional dan internasional serta informasi hasil pertandingan, posisi liga dan jadwal pertandingan yang akan datang. Sementara itu edisi hari Jumat di Seputar Indonesia sekarang termasuk berita belanja, suplemen dengan basis iklan yang secara khusus ditargetkan untuk pembaca wanita berisi informasi dan promosi terhadap berbagai produk rumah tangga.
In addition to the greater emphasis on local markets, Seputar Indonesia has also broadened its national appeal in 2011 with the inclusion of 2 new weekly supplements. The Wednesday edition of the Newspaper now features “Hat Trick”, a soccer supplement containing appealing stories on the best national and international league play, as well as information on match results, league standings and upcoming schedules. Meanwhile, the Friday edition of Seputar Indonesia now includes the “Shopping News”, an advertising driven supplement specifically targeting women readers with information on sales and promotions on a range of consumer and household products.
Selama 2011, pendapatan iklan di Seputar Indonesia telah meningkat sebesar 3% dari Rp155 miliar yang dibukukan pada tahun 2010 dan mencapai Rp190 miliar pada tahun 2011.
Over the course of 2011, Seputar Indonesia’s advertising revenues increased by 3% from the Rp155 billion recorded in 2010 to reach Rp190 billion in 2012.
Tabloid
Tabloids
Saat ini MNC memiliki tiga tabloid dengan distribusi nasional. Saat ini Genie merupakan tabloid infotainment kedua terbesar di Indonesia berisi berita seputar selebriti, gaya hidup dan gosip Genie memiliki sirkulasi sebanyak 52.500 eksemplar setiap minggu.
MNC has three nationally distributed tabloids. “Genie” is presently Indonesia’s second largest infotainment celebrity news, lifestyle & gossip tabloid. It has a circulation of 52,500 copies per week.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
81
Tabloid Mom & Kiddie yang diluncurkan oleh MNC di bulan Agustus 2006 adalah tabloid per 2 mingguan dengan sirkulasi sebanyak 26.500 eksemplar pada setiap edisi. Target pembaca adalah ibu muda kelas menengah. Artikel yang ditampilkan adalah mengenai kesehatan & nutrisi, pendidikan dan topik lainnya yang berhubungan dengan membesarkan keluarga.
The “Mom & Kiddie” tabloid, which MNC launched in August of 2006, is a bi-weekly and presently has a circulation of 26,500 copies per edition. The target audience is young middle-income mothers. Articles deal with health & nutrition, education and other topics related to raising a family.
Selain itu, MNC mempublikasikan tabloid mingguan dengan nama Just For Kids. Dipenuhi dengan gambar kartun, permainan dan kuis yang mentargetkan anak-anak berumur 4 hingga 12 tahun yang bertujuan selain mendidik juga menghibur.
Additionally, MNC publishes a weekly circular called ‘Just For Kids”. Filled with cartoons, games and quizzes the magazine, which targets children in the 5 to 12 age-range aims to be both educational as well as entertaining.
Majalah
Magazines
Saat ini MNC mengoperasikan dua majalah gaya hidup dan hiburan berbahasa Inggis yang terkenal. HighEnd dan HighEnd Teen masing-masing mentargetkan pada kelas atas dewasa di segmen AB dan pasar kawula muda. Kedua majalah tersebut dipublikasikan setiap bulan yang menampilkan artikel berkualitas tinggi dan informasi mengenai gaya hidup dan mode pakaian. HighEnd dipublikasikan dengan slogan “People, Luxuries and Beyond” sementara slogan HighEnd Teen adalah “Smart, Up to date and Beyond”. HighEnd juga memilki program yang disiarkan di layanan pay TV .
MNC presently maintains two very popular English language lifestyle and entertainment magazines. HighEnd and HighEnd Teen respectively target the affluent AB adult and youth markets. Both Magazines are published on a monthly basis and feature high quality articles and information on lifestyle and fashion. HighEnd magazines are published under the slogan “People, Luxuries and Beyond” while HighEnd Teen ‘s sloga is “Smart, Up to date and Beyong”. HighEnd also has a weekly program that is broadcast on SV’s (the Company’s) DTH subscription-based satellite television service.
Sebagai tambahan MNC telah meluncurkan Sindo Weekly di kuartal pertama 2012 sebagai majalah ketiga yang mejadi bagian dari strategi 5-in-1 Sindo Media untuk promosi content lokal.
Additionally MNC has recently launched “Sindo Weekly”magazine, which will be part of the Company’s Sindo 5-in-1 localized content campaign.
Stasiun Radio
Radio Stations
Saat ini, MNC mengoperasikan jaringan stasiun radio terbesar di Indonesia dengan pendengar harian yang diestimasikan sekitar 30 juta pendengar. Bisnis radio mewakili komponen strategis MNC untuk menyediakan pengiklan dengan lintas media solusi iklan yang komprehensif dan mendukung pertumbuhan bisnis TV FTA melalui lintas penjualan, lintas promosi dan bundel. Keempat format radio milik MNC mencapai kinerja yang baik di 2011 dengan pendapatan konsolidasi iklan mencapai Rp37,84 miliar pada akhir tahun 2011.
MNC presently operates the nation’s largest network of radio stations with daily listeners presently estimated to average 30 million listeners. The radio business represents a strategic component of MNC’s overarching strategy to provide its clients with comprehensive cross-media advertising solutions. It furthermore supports the growth of the FTA TV business through cross-selling, crosspromotion and bundling. Each of MNC’s 4 radio formats continued to perform well in 2011 with consolidated advertising revenues reaching Rp37.84 billion by year-end.
Keempat format radio milik MNC terdiri dari:
MNC’s four formats include the following:
Sindo Radio Sindo Radio disiarakan di 18 lokasi di seluruh Indonesia. Stasiun radio ini berganti nama/merek menjadi Sindo Radio dari sebelumnya Trijaya FM sejak September 2011. Walaupun Sindo Radio tetap menampilkan program musik top 40, pada saat pergantian nama formatnya telah diubah dengan lebih menekankan pada konten berita dan informasi. Sindo Radio sebagai bagian yang penting dari strategi Sindo Media untuk lintas media 5-in-1 dimana selain dari radio termasuk juga merek Sindo untuk basis media televisi, media cetak dan internet.Tujuan dari strategi 5-in-1 adalah untuk memberikan pengiklan solusi iklan secara keseluruhan yang mampu untuk secara efektif membidik pemirsa daerah dimana edisi lokal konten MNC didistribusikan melalui berbagai jalur media dengan merek Sindo. Di akhir tahun 2011 Sindo Radio mempertahankan rata-rata pangsa pemirsa sebesar 17%.
Sindo Radio Sindo Radio which is broadcast from 18 locations nationwide. The station was renamed/re-branded to Sindo Radio from Trijaya FM in September of 2011. Although Sindo Radio continues to present top-40 music programs, at the time of the name change the format was altered toward a greater emphasis on news and information content. Sindo Radio is an integral part of MNC’s 5-in-1 cross-media platform strategy, which in addition to radio also comprises “Sindo” branded media channels for television, print and internet media. The aim of the 5-in-1 strategy is to provide clients with blanket advertising solutions capable of more effectively targeting regional audiences where localized MNC content is distributed through multiple Sindobranded media channels. As of year-end 2011, Sindo Radio maintained an average audience share of 17%.
82
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Radio Dangdut Indonesia Saat ini Radio Dangdut Indonesia merupakanstasiun radio nmor 1 di Indonesia. Melakukan siaran dari 15 lokasi di seluruh Indonesia, AGB Nielsen telah memberikan stasiun radio tersebut dengan rating pendengar sebesar 40%. Saat ini Radio Dangdut Indonesia menarik sekitar 3 juta pendengar setiap hari. Target pendengar adalah pria dan wanita di kategori BCDE.
Radio Dangdut Indonesia Acquired by MNC in 2010, Radio Dangudut Indonesia is currently Indonesia’s number 1 radiostation. Broadcast from [15] locations nationwide, the AGB Nielsens has provided the station a 40% listener rating as of year end 2011. Radio Dandudut Indonesia presently attracts an estimated 3 million listeners each day. The target audience is male/female listeners in the BCDE demographic categories.
Global Radio Global Radio merupakan stasiun radio untuk kawula muda yang mentargetkan pendenga pada kategori ABC yang berumur antara 25 hingga 35 tahun. Dengan menggunakan format top 40, Global Radio berfokus di Jakarta dan Bandung yang telah mendapatkan rating pendengar sebesar 30% dari Nielsen rating agency. Global Radio menarik sekitar 1.6 juta pendengar setiap hari. Format stasiun radio ini secara rutin menampilkan kuis dan melayani permintaan melalui telepon. Acara untuk mengaktifasi merek di 2011 terdiri dari tempat DJ untuk umum dan acara musik.
Global Radio Global Radio is branded as Indonesia’s radio station for young people, targeting ABC category listeners in the 20-35 age range. Using a top-40 format, Global Radio focuses mainly on the Jakarta and Bandung markets where it has received a Nielsen listener rating of 30%. Global Radio attracts an estimated 1.6 million listeners each day. The station’s format regularly features phone-in quizzes and requests. Brand activation events in 2011 included public DJ booths and live music events.
V-Radio Sebelumnya bernama Women Radio, V-Radio diluncurkan kembali oleh MNC di 2010. Format tetap membidik pendengar wanita berumur antara 25 hingga 40 tahun pada segmen pasar AB. V-Radio secara rutin menyiarkan acara talk show yang segar, berita & informasi dan program musik “easy listening”.
V-Radio Formerly Woman Radio, V-Radio was relaunched by MNC in 2010. The format continues to target a female audience aged 25-40 in the AB market segments. V-Radio broadcasts regularly feature a blend of lively talk shows, news & information and contemporary easy listening music programs.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
83
Portal On-Line
On-Line Portals
Okezone.com
OkeZone.com
MNC telah secara organik mengembangkan layanan yang disediakan melalui portal internet Okezone.com. Diluncukan pada tahun 2007, per akhir tahun 2011, portal tersebut menarik sekitar 1 juta pengunjung setiap hari dnegan sekitar 6 juta “page views” per hari sehingga menjadi situs Indonesia untuk berita dan hiburan di urutan nomor 3. Okezone.com mentargetkan semua segmen pemirsa. Fitur menu yang cangih memberikan informasi untuk topik seperti berita umum, politik, hukum, bisnis, ekonomi, masalah internasional, teknologi, gaya hidup, otomotif, masalah konsumer dan gosip selebriti.
MNC has continued to organically expand the services provided by its Internet portal Okezone.com. First launched in 2007, as of year-end 2011 the portal attracts approximately 1 million visitors each day for an estimated 6 million page views, making it Indonesia’s number 3 news & entertainment website. Okezone targets all audience segments. Its sophisticated menu of features deliver information on topics including general news, politics, law, business, the economy, international affairs, technology, sports, lifestyle, automotive, consumer affairs and celebrity gossip.
Pada tahun 2011, Okezone melakukan uji oba online video. Layanan terakhir ini yang diberi nama Okezone.tv yang memberikan pengunjung penyiaran langsung melalui internet untuk RCTI, MNCTV dan Global TV serta 10 channel MNC yang disiarkan di pay TV. Pengembangan selanjutnya adalah untuk dikomersilkan dalam bentuk seperti video on demand.
In 2011, Okezone began piloting online videostreaming. The latter service, which is being branded as OkeZone.tv provides visitors with live streaming Internet broadcasts of each on MNC’s FTA broadcasts as well as the 10 MNC PayTV channels available through MSV’s (the Company’s) DTH subscription-based satellite TV service. Further development for commercialization will take such form as video on demand.
Walaupun belanja iklan di media online masih relatif rendah – berada di 3% dari belanja iklan nasional namun potensi pertumbuhannya sangat besar. Menurut Media Partners Asia, saat ini penetrasi internet secara nasional adalah20% tetapi diproyeksikan untuk bertumbuh menjadi 30% di 2016. Pada periode yang sama, pangsa iklan di internet terhadap total belanja iklan diharapkan bertumbuh mencapai 5,8%. Di tahuntahun mendatang, diharapkan bahwa pengiklan di Indonesia akan mempertimbangkan promosi lewat online sebagai bagian penting dari kelengkapan strategi pemasaran mereka.
Although ad spend for online advertizing in Indonesia still remains relatively low – at 3% of national ad spend – the potential for growth remains enormous. According to Media Partners Asia, Internet penetration is presently 20% nationwide, but is projected to grow to 30% by 2015. Within the same period, Internet advertizing as a proportion of total ad spend isexpected to grow to reach 5.8%. In the years ahead, it is fully expected that advertisers in Indonesia will come to consider online representation as an integral component of a comprehensive marketing strategy.
Per akhir tahun 2011, Okezone memperkerjakan 118 personil. Personil bagian konten saat ini memproduks lebih dari 600 artikel berita setiap hari. Misi Okezone adalah menjadi portal berita dan hiburan nomor satu di Indonesia.
As of year-end 2011 Okezone employs 118 staff. The site’s employees presently produce over 600 items of news each day. OkeZone’s mission is to be Indonesia’s number one online News & Entertainment portal.
SindoNews.com
SindoNews.com
SindoNews.com adalah edisi online dari koran harian MNC – Seputar Indonesia (mohon melihat bagian Media Cetak diatas). Nama situs diubah namanya untuk menjadi bagian dari strategi 5-in-1 Sindo Media. SindoNews.com telah secara agresif melakukan ekspansi pada berbagai layanan berita dan informasi yang terintegrasi dengan basis media lainnya dalam jaringan Sindo Media. Operasional selama kwartal pertama 2011, SindoNews. com telah menghasilkan pertumbuhan yang baik. Situs ini telah meluncurkan promosi sosialisasi media yang telah sangat aktif dalam mendorong jurnalis untuk mengunjungi situs ini.
SindoNews.com is the online edition of MNC’s daily newspaper Suputar Indonesia (see “Print Media” above.) . The website was re-branded to become part of the Sindo 5-in-1 strategy in September of 2011. SindoNews.com has aggressively expanded the range of news and information services it provides by integrating with the other media-platforms of the Sindo Media network. During its first quarter of operations at the end of 2011, SindoNews.com was able to generate an attractive growth. The website has launched a social media campaign, which has been been very active in encouraging citizen journalism, to the site.
Layanan Nilai Tambah
Value Added Services
Layanan nilai tambah milik MNC dilaksanakan oleh Linktone Ltd, sebuah unit bisnis yang sahamnya tercatat di NASDAQ. Beberapa layanan Linktone telah dihentikan di 2011 karena menghasilkan marjin yang rendah dan karena perubahan terhadap kebijakan pemerintah untuk produk SMS di industri Value Added Services (VAS) yang berpengaruh negatif terhadap perkembangan pendapatan Linktone. Oleh karena itu kontribusi VAS terhadap pendapatan konsolidasi MNC jatuh dalam teritori negatif.
MNC’s Value Added Services operations are spearheaded by its subsidiary Linktone Ltd, a NASDAQ listed business unit. Several of Linktone’s products were terminated in 2011 due to low margins and the change on the government’s policy towards the Value Added Services (VAS) industry on SMS based products had a negative impact on the development of Linktone’s revenues. Because of that, the contribution of VAS to MNC’s consolidated revenues fell to negative territory.
Saat ini Linktone lebih berfokus untuk mengembangkan pada jalur jenis media baru dari pada jenis media tradisionil seperti produk berbasis SMS. Jenis media baru yang saat ini sedang dikembangkan diantaranya dalam bentuk games melalui mobile dan PC online.
Currently, Linktone is strongly focused on developing on the path of new media as opposed to traditional media such as SMS based products. The new type media that is being developed included mobile and PC online games.
84
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Unit Bisnis Pendukung Lainnya
Other Supporting Business Units
Manajemen Bakat
Talent Management
Pertama kali dirikan pada bulan Aparil 2005 sebagai MNC Talent Management dan unit bisnis ini mengganti nama menjadi PT Star Media Nusantara di bulan Maret 2008.
First established as ‘MNC Talent Management” in April of 2005, MNC’s talent management business unit would change its name to “PT Star Media Nusantara” in March of 2008.
PT Star Media Nusantara adalah perusahaan manajemen bakat terbesar di Indonesia yang khusus mencari, mengembangkan, mempromosikan dan mengelola bakat artis. Per akhir tahun 2011, perusahaan ini memiiki kontrak untuk sekitar 105 artis. MNC menerima pendapatan dari persentase yang diterima artis dari hasil penampilan langsung di panggung, penampilan di media dan sebagai iklan selebriti. Setiap tahun, Star Media Nusantara mentargetkan untuk meluncurkan karir dari beberapa artis yang memiliki potensi yang besar. Di 2011, artis Star Media Nusantara yang terdiri dari Ayu Ting Ting, Citra dan Petra telah menjadi bintang yang populer. Selain dari penampilan rutin di penyiaran TV FTA dan radio mereka telah menandatangani kontrak untuk iklan yang berharga.
Star Media Nusantara is Indonesia’s largest talent management company specializing in identifying developing, promoting and managing talented artists. As of year-end 2011, the Company has 105 artists under contract. MNC earns revenues as a percentage of earnings paid to stars of media sales, live performances, media appearances and celebrity endorsements. Each year Star Media Nusantara aims to launch the careers of several rising stars. In 2011 Star Media Nusantara artists Ayu Ting Ting, Citra and Pertra were all received to popular acclaim. In addition to their regular appearances on MNC’s FTA broadcast and radio programs, they were each able to sign lucrative celebrity endorsement contracts with major mobile phone carriers.
Strategi MNC pada tahun 2012
MNC Strategy in 2012
Sepanjang tahun 2011, ketiga unit penyiaran TV FTA MNC – RCTI, MNCTV dan Global TV masing-masing berhasil menempati urutan pada posisi nomor 1, 3 dan 7 dalam hal rata-rata pangsa pasar. Di akhir tahun ketiga jaringan TV tersebut meraup agregat rata-rata pangsa pemirsa sekitar 40%, Walaupun kinerja tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa, namun MNC menyadari bahwa banyak hal yang harus diperbaiki terutama MNCTV dan Global TV; dimana potensi untuk skala ekonomis masih perlu dioptimalkan seiring dengan ekspektasi manajemen.
Over the course of 2011, MNC’s 3 FTA broadcast units RCTI, MNCTV and Global TV - were respectively able to secure the number 1, 3 and 7 positions in terms of average audience share. By the end of the year the 3 TV networks had an aggreagate average audience share of about 40%. As remarkable a performance as this may seem, MNC recognizes room for improvement, particularly for MNCTV and Global TV; the potential operating leverage of which has yet to be optimized in line with management expectations.
Di tahun 2012, MNC akan melanjutkan penguatan dan peningkatan bisnis inti pada TV nasional FTA dan Bisnis Konten. MNC akan mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam memproduksi dan menyiarkan Sinetron yang telah mendapatkan penghargaan pada jam tayang prime time, versi lokal format internasioanal, film-film Hollywood, program untuk anak-anak dan olah raga melalui memperluas serta memperkuat hubungan dengan produksi rumah lokal dan pemilik konten internasional.
In 2012, MNC will continue to fortify and enhance its core businesses in national FTA TV and Content Business. MNC will sustain its competitive advantage in the production and broadcast of award winning prime time serial dramas (Sinetrons), localized international format, Hollywood movies, childrens’ programs, sports and non-sports event programming by both broadening as well as strengthening the Company’s relationships with leading Indonesian production houses and international content owners.
MNC akan melanjutkan kesepakatan dengan Sinemart dan MD Entertainment yang masing-masing memproduksi sinetron pada jam tayang prime time untuk RCTI dan MNCTV. Sinetron merupakan bagian penting dari strategi kami untuk memenangkan periode prime-time pada malam hari. Target pemirsa kami pada saat prime time adalah keluarga dan kaum wanita dan terutama pemirsa wanita yang merupakan pengikut utama sinetron. Di waktu prime time mayoritas dari iklan terdiri dari produk yang di targetkan pada pemirsa wanita. Oleh karena itu sinetron pada jam tayang prime time memberikan kontribusi yang signifikan terhadap konsolidasi pendapatan.
MNC will continue its agreements with Sinemart and MD Entertainment, which produces prime time drama series for RCTI and MNCTV respectively. Drama series is an important part of our strategy in winning the evening prime time period. Our targetted audience during prime time are family and female viewers and particularly female viewers who are the main followers of drama series. During the prime time period, the majority of advertsiments consts of products that are targetted at the female viewers. Thereby prime time drama series contribute significantly to consolidated revenues.
Sebagai tambahan, MNC akan meneruskan pengembangan pada produksi sendiri melalui unit bisnis MNC Pictures, meningkatkan volume serta skala untuk memproduksi konten. MNC Pictures bertanggung jawab untuk memproduksi program versi lokal format internasional yang telah dipegang hak produksi eksklusif oleh MNC. Di 2012, MNC Pictures akan memulai produksi versi lokal program X-Factor dan melanjutkan penayangan untuk Master
Additionally, MNC will continue to develop its in-house production business unit MNC pictures, increasing the volume as well as the scale of content produced. MNC pictures will be responsible for producing the local versions of the international program formats that MNC has secured exclusive production rights to. In 2012 MNC Pictures will commence production of local versions of X-Factor, Master Chef and The Indonesian Idol.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
85
Chef dan the Indonesian Idol. Program-program tersebut beserta program versi lokal dengan format internasional lainnya akan diluncurkan di stasiun TV FTA milik MNC di tahun 2012.
These as well as other local versions of international format programs will be launched on MNC’s FTA TV stations in 2012.
Pada saat yang bersamaan MNC akan melanjutkan perluasan dari hubungannya dengan perusahaan media internasional untuk meraih hak siar ekslusf lainnya. MNC adalah mitra utama di Indonesia dengan Disney, 20th Century Fox dan Warner Brothers. MNC sedang dalam penjajakan untuk mendapatkan hubungan serupa dengan salah satu studio Hollywood terbesar. Selanjutnya, di tahun 2012 MNC juga sedang menjajaki kesepakatan hak eksklusif dengan pemilik konten internasional terbesar untuk program anak-anak. Saat ini Perseroan memegang kesepakatan untuk program anak-anak dengan Disney dan Viacom dan kesepakatan tambahan dengan pemilik konten internasional yang sedang dijajaki akan memberikan Perseroan tiga kesepakatan eksklusif yang merupakan semua studio Hollywood terbesar yang mengkhususkan pada program televisi untu anak-anak.
Concurrently MNC will continue to broaden its relationships with international media companies to gain further exclusive broadcast rights. MNC is a major partner in Indonesia with Disney, 20th Century Fox and Warner Brothers. MNC is seeking to forge similar relationships with another major Hollywood studio. Moreover, in 2012 MNC will also be seeking an exclusive rights agreement with a mjor international owner for children’s programs. As the Company already has agreements for children’s programing from Disney and Viacom, an agreement with another major international content owner would provide the Company with 3 exclusive agreements constituting all 3 major Hollywood studios with units specializing in television programing for children.
Penyiaran olah-raga secara langsung tetap menjadi fokus utama MNC untuk program berenis bukan rutin. Jadwal penyiaran untuk UEFA Piala Eropa 2012 dan Liga Premir Indonesia dimana Perseroa telah memegan hak siar eksklusif menjanjikan suatu kesempatan untuk meraih rating tertinggi di 2012. MNC juga memiliki hak siar eksklusif untuk Barclays Premier League dan Piala AFC. Program bukan rutin yang menayangkan acara olah raga yang memiliki profil tinngi biasanya merupakan kesempatan yang berharga untuk menyesuaikan rate carad pada tingkat tertinggi sebesar kira-kira dua kali dari rate card untuk sinetron pada jam tayang prime-time.
Live Sports broadcasts, will continue to be a key focus for MNC’s non-regular programming. The scheduled broadcast of the 2012 UEFA European Football Championship and the Indonesian Premier League soccer matches, for which the Company has already secured exclusive rights, promises to be the highlight for peak ratings opportunities in 2012. MNC also has exclusive rights to broadcasts Barclays Premier League and AFC Cup. These non-regular programs of high profile sporting events are usually valuable opportunities to adjust rate cards to the highest level of approximately doubling the rate card for prime-time drama series.
Di tahun 2012, Perseroan akan memulai bidang usaha baru dengan memproduksi beberapa serial animasi produksi sendiri yang ditargetkan untuk pemirsa di Indonesia dan internasional.
In 2012, the Company will embark on a new venture of producing a few in-house animated series targeted to appeal to the Indonesian audience and international viewers.
Animasi dapat diadaptasikan dalam berbagai bahasa dan serial animasi yang terkenal jarang sekali pudar nilai jualnya ditelan jaman. Memproduksi seri animasi bukan hanya merupakan kesempatan berharga untuk menambahkan konten yang tidak pudar seiring berjalannya waktu tetepi juga merupkan kesempatan emas untuk menjual animasi terseubt ke pasar luar negeri.
Animation can be adapted to any language and popular animations series seldom looses commercial appeal over time. Producing animation will not only be a valuable opportunity to further add timeless content but a lucrative opportunity to sell the animation to the overseas market.
Untuk memastikan tersedianya jumlah artis yang cukup maka Perseroan akan mendirikan MNC Talent Academy yang akan mentranformasikan bakat mentah menjadi seorang profesional di berbagai basis media. Star Media Nusantara akan mengelola lulusan yang berbakat untuk menjadi bintang.
To secure a pool of talented artist, the Company will establish MNC Talent Academy to transform raw talents iinto professionals in various media platforms. Star Media Nusantara will manage talented gradautes to become the next superstar.
Oleh karena kinerja ekonomi yang sangat baik dan perluasan ukuran dan daya beli dari pemirsa nasional maka MNC yakin bahwa investasi pada konten yang berkualitas dan beragam akan menghasilkan rating program yang tinggi yang menghasilkan suatu justifikasi untuk penyesuaian keatas rate card iklan untuk masing-masing unit penyiaran TV FTA.
Given the excellent performance of the Indonesian economy and expanding size and purchasing power of the nation’s viewer audience, MNC is confident that its investment in content quality and variety will translate to strengthen program ratings and a consequent justification upward adjustment to each of its FTA TV broadcasting units ‘ advertising rate cards.
RCTI telah mencapai target Perseroan untuk marjin EBITDA per akhir tahu 2012. Penyesuan keatas untuk iklan rate card sejak kwartal pertama yang di kombinasikan dengan tingkat utilisasi yang lebih tinggi dan peningkatan efisiensi pada operasional merupakan faktor-faktor yang memberikan kontribusi kesuksesan tersebut. Rate card untuk ikllan dan tingkat utlisasi di MNCTV dan Global TV masih berada dibawah tingkat RCTI. Oleh karena rancangan penyusunan strategi program yang lebih baik akan dilaksanakan di MNCTV dan Global TV.
RCTI already achieved the Company’s targeted EBITDA margin as per year end 2011. The upward adjustment of the station’s advertising rate card from the first quarter, combined with its higher utilization rate and enhanced operating efficiencies were all contributing factors to this success. MNCTV and GlobalTV’s advertising rate cards and utilization rates are still well below RCTI’s level, MNC will therefore initiate to improve the programming strategies in both TV stations.
86
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Sebagai tambahan, untuk mencapai rata-rata pangsa pemirsa supaya ada penyesuaian keatas rate card untuk iklan , MNC secara serentak akan mengidentifikasi dan memanfaatkan semua kesempatan yang ada untuk efisiensi operasional. Hal ini memerlukan kelanjutan dari usaha integradi Perseroan dalam menciptakan sinergi di seluruh unit bisnis sehingga meminimalisasi kenaikan pada beban usaha. Pemakaian bersama terhadap infrastruktur, fasilitas, tenaga kerja dan hak intelektual yang telah memajukan profitabilitas MNC di 2011 akan berlanjut di 2012. Usaha-usaha tersebut akan dapat diteruskan dengan proses perpindahan kantor pusat MNCTV dan Global TV ke komplek kantor pusat RCTI di Jakarta Barat dan diselesaikannya pembangunan terhadap 10 studio produksi baru yang canggih pada pertengahan 2013.
In addition to achieving the average audience share required for upward advertising rate card adjustments, MNC will simultaneous work to identify and exploit all available opportunities for operational efficiency. This will entail a continuation of the Company’s integrated efforts to create synergy across all business units thus minimizing increases for operating expenses. The resource sharing – infrastructure, facilities, human & intellectual capital – which helped advance MNC’s profitability gains in 2011 will continue in 2012. These efforts will be further enabled by the ongoing head office relocations of MNCTV and GlobalTV to the RCTI head office complex in west Jakarta and the completion of the 10 new state of the art production studios scheduled for completion in mid-2013.
Selanjutnya MNC akan melanjutkan fokus untuk kesempatan melakukan panen terhadap sinergi di dalam Group MCOM. Unit Bisnis Konten yang saat ini merupakan sumber pendanaan kedua untuk MNC akan melanjutkan usaha mengkomersilkan pustaka konten Perseroan yang besar dengan mempaketkan channel baru untuk ditransmisikan di Indovision, Top TV dan Okevision, pay TV Direct-To-Home layanan satelit yang di operasikan oleh MNC Sky Vision yang juga di miliki oleh PT Global Mediacom Tbk ,perusahaan induk MNC. Per akhir tahun 2011, Bisnis Konten telah mempaketkan 10 channel yang disiarkan melalui televisi satelit. Di 2012, unit Bisnis Konten akan meluncurkan 6 channel baru.
MNC will furthermore continue to focus on harvesting opportunities for synergy within the parent MCOM Group. The Content Business unit, which now serves as MNC’s second largest source of revenue, will continue to monetize the Company’s extensive content library by repackaged additional channels for transmission on Indovision, Top TV dan Okevision. the Direct-To-Home satellite television services operated by MNC Sky Vision, which is also owned by MNC’s parent company PT Global Mediacom Tbk. As of year-end 2011, the Content Business unit already provided 10 repackaged channels for airing on satellite television. In 2012, MNC’s Content Business business unit will launch about 6 new channels.
MNC akan terus melakukan ekspansi dan pengembangan terhadap stategi 5-in-1 SINDO Media. Saat ini strategi 5-in-1 tersebut terdiri dari Sindo TV stasiun televisi lokal, Sindo Radio jaringan stasiun radio, koran harian Seputar Indonesia serta media online dan majalah Sindo Weekly; SINDO Media merupakan sebuah usaha baru yang berani untuk secara efektif mentargetkan pada pemirsa, pembaca dan pendengar di pasar lokal Indonesia.
MNC will continue to expand and develop its 5-in-1 SINDO Media strategy. Presently comprised of the Company’s Sindo TV local television stations, its network of Sindo Radio station, the Seputar Indonesia daily newspaper as well as the online online and magazine interests; SINDO Media represents a bold new frontier for more effectively targeting viewers in local Indonesian markets.
Strategi MNC di 2012 ditujukan untuk memperkuat posisi Perseroan sebagai media group terbesar dan paling terintegrasi di Indonesia. Usaha-usaha berkesinambungan untuk mengoptimalkan skala ekonomis yang berfokus pada peningkatan efisiensi akan secara efektif memastikan tercapainya optimalisasi profitabilitas dan Imbal hasil ekuitas untuk investor MNC.
MNC’s 2012 strategy is aimed at fortifying the Company’s position as Indonesian’s largest and most fully integrated media group. Continuing measures to optimizing operating leverage, which focus on enhanced revenues and greater operational efficiencies will effectively ensure optimal profitability and Return of Equity for MNC’s investors.
Tinjauan Bisnis MSV
MSV Businesses Overview
MSV di 2011
MSV in 2011
Media berbasis pelanggan milik MCOM dioperasikan melalui MSV. MSV mulai menawarkan layanan Direct-to-Home layanan pay TV di 1994 dengan merek Indovision. Hari ini, MSV merupakan pay TV terbesar di Indonesia. Ada beragam channel sampai dengan 110 channel yang tersedia dalam bentuk berbagai paket pelanggan. Indovision merupakan layanan premium pay TV yang mentargetkan kelas menengah ke atas di kota dan daerah urban. MSV juga menyediakan paket dengan harga yang lebih rendah melalui merek TopTV yang diluncurkan di 2008 yang mentargetkan pelanggan pada golongan menengah ke bawah hingga menengah di daerah pedalaman dan di daerah dimana layanan untuk TV FTA tidak tersedia. TopTV menawarkan pelanggan baru paket standar yang terdiri dari 40 channel. Saat ini, TopTV memiliki sekitar 340.000 pelanggan. Okevision merupakan merek ketiga milik MSV yang menawarkan 50 channel.
MCOM's subscriber based media business is operated by MSV. MSV first began providing Direct-to-Home (DTH) pay TV services in 1994 under the brand name Indovision. Today MSV is Indonesia’s largest pay TV provider. With a variety of up to 110 channels available in a range of different subscriber packages, Indovision is MSV’s premium pay TV service targeting middle and upper-middle class customers living in cities and other urban areas. MSV additionally offers budget packages through its TopTV brand, Launched in 2008, Top TV targets middle and lower-middle class customers living in rural areas and in areas where FTA TV services are unavailable (blank spots). TopTV offers new subscribers a standard starting package comprised of 40 channels. Today, TopTV has approximately 340,000 subscribers. Okevision is a third brand of MSV which offers 50 channels.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
87
Lahan Kompetisi
The Competitive Landscape
Jumlah konsolidasi basis pelanggan MSV per akhir tahun 2011 adalah 1.162.872 yang merupakan kenaikan sebesar 44,6% dari jumlah 804.158 kesepakatan jangka panjang yang telah terdaftar tahun lalu untuk mempertahankan posisi terdepan di industri sebesar 70 per akhir tahun 2011. MSV yakin bahwa strateginya saat ini untuk memberikan subsidi terhadap decoder serta menawarkan pelanggan pilihan untuk layanan premium atau yang lebih rendah akan memperkenankan MSV mempertahankan dan mengembangkan posisi terdepan di industri pay TV.
MSV’s consolidated customer base as of year-end 2011 was 1,162,872 subscribers, a 44.6% increase over the 804,158 longterm service agreements, which it had registered a year earlier to maintain its leading market position of 70% as of year-end 2011. MSV is confident that its present strategy of subsidizing set top box, while offering customers the option to choose between premium and budget services will allow MSV to sustain and develop its market leadership position in the pay TV industry.
Dengan semakin meningkatnya kompetisi untuk mendapatkan pelanggan baru, MSV mengambil langkah yang sesuai untuk mempertahankan posisi yang terdepan. Tahun 2011 kembali menjadi saksi adanya pemain baru diantaranya adalah perusahaan yang membidik untuk secara agresif berkompetisi pada harga. Melalui Indovision, MSV juga mengoperasikan unit bisnis tambahan dengan merek Okevision. Unit bisnis yang lebih kecil ini masuk di area niche dalam keluarga MSV yang mentargetkan pasar yang tidak dibidik oleh pesaing MSV dimana mereka secara agresif ingin meraih pangsa pasar. Skala Okevision yang lebih kecil memberikan manajemen MSV kecepatan dan kegesitan yang diiperlukan untuk bergerak cepat dalam menanggapi perubahan pada kondisi pasar. Saat ini Okevision menawarkan dua paket dasar dimana salah satu paket yang ditawarkan adalah di standard yang sama seperti TopTV sebanyak 50 channel tetapi pada harga yang lebih rendah. Oleh karena itu Okevision merupakan elemen utama pada strategi MSV untuk memastikan bahwa pelanggan pemula yang masuk memulai layanan pay TV dengan merek yang dimiliki oleh MSV. Dalam jangka panjang strategi MSV adalah supaya pelanggan TopTV dan Okevision naik ke layanan premium yang ditawarkan oleh Indovision.
As competition for new customers is increasing, MSV is taking appropriate measure to maintain its leadership. The year 2011 again witnessed new market entries, among them companies aiming to compete aggressively on price. Under Indovision, MSV therefore also operates an additional business unit branded as Okevision. This much smaller business unit occupies a niche position within the MSV family of pay-TV brands, which targets otherwise overlooked markets where MSV’s competitors may be aggressively pursuing market share. The smaller scale of Okevision, provides MSV’s management with the speed and agility required to move quickly in response to the changing market conditions. OkeVision presently offers two basic packages, one of its offers the same standard 50 channels as TopTV but at an even lower subscription rate. Okevision therefore represents a key element of MSV’s strategy to ensure that entry level customers initiate their payTV services with an MSV brand. Over the longterm, MSV ‘s strategy is to have its TopTV and Okevision customers upgrade to the premium serives offered by Indovision.
Selain dari pada segmentasi pasar yang terencana dengan baik,MSV memiliki berbagai keunggulan kompetitif lain yang tidak bisa dengan mudah ditiru oleh pemain baru. MSV sebagai yang terbesar dan berada di posisi terdepan secara efektif telah membangun citra sebagai yang teratas dalam pikiran potensi pelanggan pada semua merek MSV. Pada saat yang bersamaan skala ekonomi yang diterima dari basis pelanggan yang besar memungkinkan MSV untuk menghadirkan layanan baru yang sebelumnya tidak tersedia dengan harga yang kompetitif yang sangat menarik di pasar konsumer Indonesia yang semakin makmur.
Apart from its, carefully planned market segmentation strategy, MSV boasts a range of other competitive advantages, which are not easily emulated by new market entrants. MSV’s incumbent leadership position has effectively established the highest top-ofmind share for all MSV brands. Concurrently, the economies of scale provided by MSV’s already sizable customer base enables MSV to introduce new, and otherwise unavailable services at competitive prices that are very attractive to the increasingly affluent Indonesian consumer market.
Infrastruktur MSV
MSV Infrastructure
MSV melanjutkan investasi yang signifikan untuk mengembangkan infrastruktur transmisi. MSV mulai melakukan layanan di 1994 dengan menggunakan C-band Direct Broadcast Satellite layanan analog dari satelit Palapa C-2. Lalu di 1997, MSV mengalami perubahan teknologi yang radikal dengan pindah dari system analog ke system digital melalui peluncuran satelit Indostar I yang menggunakan spektrum S-band. Di May 2009, MSV meluncurkan satelit baru Indostar II untuk menggantikan posisi satelit Indostar I. Saat iniMSV memiliki system satelit transponder Indostar II yang di akuisisi secara penuh melalui proses tender dari perusahaan yang berbasis di Amerika.
MSV is continuing to invest significantly in developing its transmission infrastructure. MSV started its service in 1994 by utilizing the Cband Direct Broadcast Satellite (DBS) analog service from Palapa C-2 satellite. Later in 1997, MSV underwent a radical technology change by abandoning the analog system and introduced the digital system using Indostar-I Digital in the S-Band frequency. In May 2009, MSV launched the latest satellite Indostar-II, to replace the satellite position of IIndostar-I. MSV fully acquired the S-Band transponders of Indostar II through a tender process from an American based company.
MSV merupakan satu-satunya operator pay TV di Indonesia yang menggunakan teknologi S-band. Ini merupakan sumber keunggulan kompetitif yang besar karena memungkinkan transmisi sinyal dan kualias gambar yang superior yang tidak terpengaruh oleh pola cuaca buruk.
MSV is the only Indonesian pay-TV operator, which uses S-band technology. This is a source of considerable advantage as this technology enables a superior signal transmission and picture quality, which is unaffected by inclement weather patterns.
88
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Sejak menggunakan Indostar II, MSV telah memulai migrasi terhadap seluruh layanan Indovision dari MPEG 2 ke MPEG-4. Kompresi sinyal yang lebih besar yang tersedia di MPEG-4 memungkinkan untuk menambah jumlah channel hingga 160. Format baru membuka kemungkinan untuk Indovision untuk menyediakan penambahan berbagai layanan nilai tambah termasuk layanan pay-per-view dan video on demand. Indovision telah merencanakan untuk mulai menawarkan layanan tersebut di Agustus 2012.
Since switching to Indostar II, MSV has initiated a migration of all Indovision services from MPEG-2 to MPEG-4. The greater signal compression provided by MPEG-4 allows for an increase in the number of channels – up to 160. The new format also opens the possibility, for Indovision to provide an additional range of value added services including pay-perview and video on demand services. Indovision already has plans to pilot the latter service starting from August of 2012.
Jaringan Distribusi MSV
MSV Distribution Network
Dalam hal infrastruktur pemasaran, investasi utama MSV adalah dalam pengembangan lanjutan dari jaringan pusat distribusi milik MSV. Per akhir tahun 2011, MSV memiliki jaringan kantor cabang sebanyak 58 yang berlokasi di seluruh Indonesia. Selain dari pada memantau operasional 379 toko, kantor cabang tersebut juga mengoperasikan call center serta program member untuk pelanggan yang memberikan referensi. Penjualan dan jaringan distribusi MSV yang memperkerjakan karyawan tetap yang terdiri dari 450 agen penjualan termasuk 250 karyawan penjualan untuk pemasaran dari rumah ke rumah. Sekitar 70% dari pelanggan baru pay TV MSV diakuisisi melalui jalur distribusi in-house.
In terms of its marketing infrastructure, MSV’s key investment has been the continuing expansion of MSV’s network of proprietary distribution centers. As of year-end 2011, MSV maintained a network of 58 branch offices in locations across Indonesia. In addition to overseeing the operations of MSVs 379 retail outlets, the branch offices also maintain call centers as well as a club membership program for customer referrals. MSV’s sales and distribution network currently employs a full time staff of over 450 sales agents including 250 doorto- door sales staff. Approximately 70% of MSV’s new pay-TV subscribers are presently acquired through these in-house distribution channels.
Jaringan penjualan dan distribusi in-house milik MSV merupakan kunci dalam menurunkan biaya variable untuk setiap unit penjualan. Selain dari pada menurunkan keperluan untuk komisi, pengawasan yang lebih besar terhadap aktifitas pemasaran yang diberikan oleh jalur in-house telah membantu MSV untuk melaksanakan pendekatan yang lebih ketat terhadap verifikasi pelanggan.
MSV’s in-house sales and distribution network has been instrumental in reducing variable costs of unit sales. In addition to lowering commission requirements, the greater control over marketing activities provided by the in-house channels helps MSV to a more stringent approach towards customer verification.
Karena setiap pelanggan menerima subsidi dekoder maka setiap penanda tanganan terhadap layanan kesepakatan baru merupakan investasi yang cukup besar yang umumnya membutuhkan sedikitnya 6 bulan untuk dapat ditutupi. Pengkajian yang layak terdapa kemampuan pelanggan dan tujuan yang tulus pada komitmen terhadap kesepakatan pelayanan merupakan suatu yang penting bagi kelanjutan bisnis MSV. Walaupun MSV tetap menggunakan dealer untuk memperoleh sekitar 30% dari penjualan, pengalaman telah menunjukkan bahwa kualitas pelanggan dan retensi kadang kala lebih rendah jika pengawasan ditiadakan kepada dealer pihak ketiga yang dibayar berdasarkan komisi. Oleh karena itu kantor cabang MSV juga memegang peran yang penting dalam memonitor kinerja dealer eksternal dan mengelola risiko dari kesepakatan kontrak pelanggan yang berada dibawah standar. Jaringan penjualan dan distribusi in-house MSV yang mapan merupakan sesuatu yang unik diantara layanan operator pay TV dan tetap akan sebagai basis utama untuk usaha lini depan dalam mengembangkan pangsa pasar.
As the Set Top Box for new customers is subsidized, the signing of each new service agreement represents a considerable investment, which generally takes not less than 6 months to recover. A proper assessment of customers’ ability and earnest intention to commit to their service agreement is therefore integral to MSV’s business continuity. Although MSV continues to use dealers to secure roughly 30% of its sales, experience has shown that customer quality and retention is often lower when control is relinquished to commission based third party dealers. MSV’s branch offices therefore also have an important role to play in monitoring external dealer performance, and managing the risk of sub-par customer contract agreements. MSV’s well established in-house sales and distribution network is unique among Indonesia’s pay TV service providers and will continue to serve as the main platform for Company’s front-line efforts to expand market share. .
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
89
Pasar Pay TV di Indonesia
The Indonesian pay-TV Market
Saat ini tingkat penetrasi untuk pay TV di Indonesia merupakan diantara yang terendah di Asia. Media Partners Asia mengestimasikan bahwa 1.765 juta pelanggan untuk layanan pay TV merupakan penetrasi sebesar 5,1% dari rumah tangga tetapi satu observasi lanjutan dari statistik hingga saat ini bahwa mayoritas terbesar dari pelanggan yang ada saat ini di akuisisi dalam 4 tahun terakhir. Sebagai contoh, jumlah pelanggan pay TV milik MSV telah meningkat 3 kali lipat. Sehingga MSV mampu untuk membukukan pertumbuhan luar biasa Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 39.7% dari tahun 2007 ke 2011. MSV akan tetap menggunakan kemampuan keunggulan kompetitif dalam hal: teknologi, distribusi dan segmentasi pasar untuk mempertahankan kepemimpinan dalam industri pay TV di Indonesia.
Presently market penetration for pay-TV in Indonesia is among the lowest in Asia. Media Partners Asia estimates that the present 1.765 million Indonesian subscribers to premium payTV services comprises a penetration of 5.1% of households, One Further Observation of the statistics recorded to date is that the vast majority of existing subscriptions were acquired over the course of the past 4 years. Subscriptions to MSV's pay-TV services, for example have more than tripled during this time. The Company has therefore been able to record 4 year Compound Annual Growth Rate(CAGR) of 39.65%. The challenge for MSV therefore is whether this will be sufficient to sustain market share over the medium and long-term. With the 4 year CAGR for new Indonesian subscribers now rivaling this level, the market is become increasing competitive. MSV will therefore continue to leverage on its significant competitive advantage in terms of technology, distribution and market segmentation to meet this goal.
Trend pelanggan Pay TV di Indonesia Indonesia's Pay TV Subscriber Trend 4.O
10% 9% 3.4
8%
3.2 7% 5%
4% 3%
1.6
2.9
2.4
6%
1.9
4%
1.5
3% 2% 1%
0.6
0.5
0.2
1.1 0.9
2%
0.7
0.3
Sumber / Source : MPA
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
0% 2005
0.2
1%
2004
0.1
1%
2003
0.1
1%
2002
0%
0.0
2%
2%
0.8
2001
dalam jutaan pelanggan in million subscriber
2.4
8%
90
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Indonesia's GDP Growth Rate Vs. Pay TV Penetration Rate (2001-2015)
24% 22% 20%
Indonesia's GDP Growth Rate
18% 16% 14% 12% 10%
Pay TV Penetration Rate
8%
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
6%
Source : MPA
Strategi MSV di 2011
MSV Strategy in 2011
Sepanjang tahun 2011, MSV melanjutkan strategi 3 tingkat (Indovision, Top TV and Okevision) untuk mendorong kesadaran mengenai merek dan nilai serta meninggikan tarif berlangganan. Diantara strategi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Over the course of 2011 MSV has continued its 3-tiered (Indovision, TopTV and Okevision) strategy to help boost brand awareness and value as well as elevate overall subscription rates.Among the strategies pursued are the following:
Fokus pada Kualitas Konten
Focus on Content Quality:
Indovision sebagai merek premium dengan marjin tertinggi diantara 3 merek MSV memiliki komitmen dalam memastikan bahwa paket berlangganan yang ditawarkan merupakan yang terlengkap dengan kualitas tertinggi. Ini termasuk fokus khusus untuk mengunci konten eksklusif. Per akhir tahun 2011, susunan channel di Indovision terdiri dari 104 channel, 20 channel adalah eksklusif dan tidak ditawarkan oleh operator pay TV lainnya. Ini merupakan jumlah channel eksklusif yang paling banyak dimana termasuk 10 channel berbahasa Indonesia dan/atau dengan terjemahan yang diproduksi oleh MNC. Menurut AGB Nielsen yang melakukan rating terhadap pay TV, MNC Channel tersebut adalah channel yang popular diantara pemirsa Indonesia yang menandingi pangsa pemirsa channel internasional. Channel yang telah meraih rating tertinggi oleh AGB Nielsen adalah MNC Sports1, MNC News, MNC Music dan MNC Business.
MSV's Indovision as a premium brand with the highest margins among the 3 brands is committed to ensuring that its subscriber packages are the most comprehensive and of the highest quality available. This has included a particular focus on securing exclusive content. As of year-end 2011, Indovision's line up of available subscriber packages comprised 104 channels, 20 of which are exclusive and unavailable through other pay-TV competitor offerings.This is the highest number of exclusive channels, which includes the 10 Indonesian language channels produced by MNC. According to AGB Nielsens' payTV viewer ratings, the MNC channels have been very popular with Indonesian viewers rivaling the audience share of many international channels. The channels that have received top ratings by AGB Nielsens are MNC Sports1, MNC News, MNC Music, and MNC Business.
Fokus pada Pengembangan Infrastuktur
Focus on Infrastructure Development:
Seperti yang disajikan diatas, MSV telah melanjutkan proses transisi pelanggan Indovision ke peningkatan kompresi melalui format MPEG-4 yang akan dapat memberikan ruang untuk hadirnya channel baru (hingga 160) dan menyediakan kesempatan untuk memperluas jasa yang ditawarkan seperti High Definition channels, pay per view and video on demand. Untuk mencapai target tersebut, per akhir tahun 2011 kemajuan yang telah dicapai adalah telah di upgrade sekitar 110,000 pelanggan lama Indovision dan semua pelanggan baru menerima dekoder MPEG-4. Bersamaan dengan transisi tersebut, MSV telah memperbaiki sistem penagihan dan mulai mengembangkan pelacakan dengan GPS untuk
As detailed above MSV has continued to transition Indovision subscribers to the enhanced compression MPEG-4 format, which will provide adequate room for new channels (up to 160) and provide opportunities for service expansion such as High Definition channels, pay per view and video on demand. In terms of progress on this goal; by year-end 2011 approximately 110,000 existing Indovision customers have been upgraded; addtionally, all new customers are now receiving the new MPEG-4 Set Top Box. Concurrent to the above transition, MSV has introduced an improved billing system, which is developing new GPS tracking to
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
91
mengkordinasikan sistem manajemen pada basis data pelanggan yang ada. Sebagai tambahan, sistem manajemen pelanggan telah diperbaiki untuk meningkatkan sistem verifikasi secara online pada semua kantor perwakilan MSV.
coordinate its data base of existing customers. Also the new subscriber management system has been improved to enhance the online verification system in all MSV’s rep offices.
Promosi
Advertising
MSV telah menjalankan kampanye promosi yang berkesinambungan melalui berbagai basis media yang dioperasikan oleh MNC. Hal ini termasuk memasang iklan secara rutin pada ketiga TV FTA MNC – RCTI, MNCTV dan Global TV. Iklan secara tetap menyatakan bahwa pay TV MSV layak di percaya dan berbagai keunggulan kompetitif (distribusi teknologi yang lebih canggih, keahlian terbaik dari manajemen lokal dan pengalaman yang bertahun-tahun).
MSV has carried out a sustained advertising campaign through multiple media platforms operated by MNC. This has included regular advertising on the Company's 3 national FTA broadcasting stations – RCTI, MNCTV and Global TV. The advertisements have continually highlighted the trustworthiness and competitive advantage (distribution, superior technology, best local expertise & years of experience) of the MSV brands.
Harga dan Strategi Segmentasi
Pricing and Segmentation Strategy
Sepanjang tahun 2011, MSV masih tetap fokus untuk memastikan bahwa paket berlangganan yang tersedia sesuai dengan kondisi pasar dan responsif terhadap perubahan kompetitif di industri.
Throughout 2011, MSV has continued to focus on ensuring that its available subscription packages are appropriately matched with market conditions and remain responsive to changes in the competitive landscape.
MSV telah melanjutkan strategi pemasaran 3 lapis dengan Indovision yang fokus pada kategori premium menengah dan menengah ke atas yang berada di kota dan daerah urban. Sementara TopTV dengan paket 40 channel memiliki fokus pada pelanggan pada lapisan menengah dan menengah ke bawah yang menetap di daerah dan wilayah yang tidak mendapatkan siaran TV FTA. Seperti disebutkan secara detil di atas, MSV juga mengoperasikan Okevision, dengan pelanggan yang lebih sedikit dan target yang lebih fokus pada pemerhati film dan hiburan dan juga pada pasar dimana Indovision menghadapi peningkatan kompetisi dari pemain baru yang bertarung pada harga. Okevision menawarkan 2 paket standar, lapisan paket termurah menawarkan 40 channel standar paket pemula seperti TopTV dengan harga yang lebih rendah.
MSV has continued to pursue 3-tiered marketing strategy with Indovision focusing on the premium middle and upper-middle category of consumers living in cities and other urban areas; while theTopTV40-channel packages focus on middle and lower-middle customers living in rural and areas where ordinary FTA broadcasts are unavailable. As detailed above, MSV also maintains Okevision, a much smaller and more targeted business unit, which focuses on movie and entertainment lovers and also market where Indovision is facing elevated price-competition from new market entrants. OkeVision offers two basic packages; its lowest tier package offers the same 40 channels standard starter package as TopTV at lower price.
Tujuan awal dari TopTV dan Okevision adalah untuk meraih pelanggan pemula TopTV dan Okevision dengan paket pemula dengan tujuan jangka panjang untuk pada akhirnya mengalihkan pelanggan tersebut ke layanan premium yang ditawarkan dengan merek Indovision.
The over arching goal of both TopTV and Okevision is to initiate first time pay-TV subscribers with a starter package of channels with the long-term goal of eventually upgrading customers to the full premium services offered by the Indovison brand. This will be performed by continuous expansion of dedicated upselling team as well as enhanced subscriber retention.
Peningkatan Jalur Distribusi
Enhanced Distribution Channels
Sepanjang tahun 2011, MSV memperkenalkan jalur penjualan club. Sistem baru ini menganjurkan setiap orang untuk menjadi agen penjualan dan memberikan nama-nama calon yang bisa menjadi pelanggan baru kepada jalur penjual dan jaringan distributor MSV. Jika kesepakatan kontrak telah ditandatangani maka anggota club menerima komisi serta insentif hadiah. Strategi ini telah terbuka efektif dalam meraih bisnis baru. Sejak program club diperkenalkan pada bulan Juli 2011 lebih dari 750 pengajuan calon pelanggan telah diterima dan di proses. MSV yakin strategi baru ini sangat efektif untuk pemasara ketiga merek pay TV pada tingkat area perumahan. Jalur club sales merupakan bagian dari pada distribusi in-house yang akan menjadi fokus untuk ditingkatkan dimana saat ini memberikan kontribusi sebesar 70% untuk pelanggan baru.
Over the course of 2011, MSV introduced a new club sales channel. This new system encourages everyone to be a sales agent and to provide referrals for new customers to MSV's sales and distribution network outlets. Contingent to the signing of a service contract agreement, the club member receives a commission as well as other reward incentives. This strategy has already proven effective in securing new business. Since the club program was introduced in July of 2011 a total of more than 750 club referrals for new customers have been received and processed. MSV believes this new strategy is highly effective for marketing its pay-TV brands at the neighborhood level. The club sales channel is part of the in-house distribution to which MSV will continue to focus on expanding its in-house distribution where it is currently contributing 70% of new subscribers.
92
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Mendidik Pasar
Market Education
MSV menyadari bahwa promosi yang efektif untuk ketiga merek MSV harus seiring dengan usaha yang luas untuk mengarahkan masyarakat umum terhadap keuntungan menjadi pelanggan premium pay TV. Tujuan dari MSV untuk mendidik pasar juga untuk mempromosikan merek MSV dan juga memperluas penetrasi pasar pay-TV untuk meningkatkan kesempatan penjualan.
MSV realizes that effective promotion of its brands must proceed in tandem with efforts to educate the public as to the benefit so fpremium subscriber Pay-TV services. The aim of the MSV’s market education campaign is to promote MSV brand awareness while also expanding overall pay-TV market penetration to increase available sales opportunities.
Pada 2011, Indovision meluncurkan tempat berkumpul untuk keluarga di daerah premium di Jakarta. Masyarakat diundang untuk datang tanpa dipungut bayaran dimana mereka bisa rileks duduk di sofa dan menikmati layanan Indovision. Juga di 2011, Indovision bekerjasama dengan Kidzania, sebuah tempat pendidikan dan hiburan untuk usia anak sekolah yang menampilkan aktifitas yang di dukung oleh sponsor dari perusahaan-perusahaan. Saat ini area Indovision menampilkan studio dubbing dimana anak-anak dapat belajar mengenai proses produksi program audio.
In 2011, Indovision launched its first family entertainment lounges in an upscale Jakarta Mall. Members of the public are invited to visit the lounges free of charge where they may relax on comfortable sofas while experiencing Indovision service. Also in 2011, Indovision began cooperation with Kidzania, an education and entertainment pavilion for school aged children, which features activities supported by corporate sponsors. The Indovision area of the park now features a dubbing studio where kids can learn about the process of audio program production.
Strategi MSV di 2012
MSV Strategy in 2012
1. Memimpin pertumbuhan industri TV berlangganan di Indonesia. • Mengedukasi publik mengenai manfaat dan nilai tambah dari layanan tv berlangganan. • Mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk ikut serta secara aktif memberantas pembajakan siaran TV berlangganan.
1. Lead the development and growth of the pay TV market in Indonesia • Educate population about benefit of pay TV.
2. Memanfaatkan pendekatan multi-produk untuk memaksimalkan penetrasi pasar • Mempromosikan Indovision sebagai produk premium dan aspiratif • Melanjutkan perluasan pasar di kalangan pelanggan pemula melalui produk TopTV. • Menawarkan pelanggan TopTV untuk menaikkan produk/ paket berlangganan menjadi Indovision. • Memanfaatkan Okevision untuk menangkap peluang pasar.
2. Leverage multi-brand approach to maximize addressable market. • Promote Indovision as a premium and aspirational brand.
3. Secara strategis menawakan konten siaran dan layanan premium yang baru. • Meluncurkan konten atau layanan baru pada saat yang tepat. • Peningkatan kompresi menjadi MPEG-4 untuk menambah kapasitas kanal untuk konten siaran maupun layanan baru. • Meluncurkan layanan baru seprti HD, PVR dan VOD.
3. Strategically enchance premium offerings with new channels and features • Selectively introduce new offerings at the right time. • Upgrade to MPEG-4 enable new content and new features. • Roll out HD, PVR and VOD.
4. Memperkuat saluran penjualan dan distribusi. • Memanfaatkan jaringan yang sudah ada. • Meningkatkan kualitas karyawan dan dealer melalui program latihan SDM. • Memperluas jaringan distribusi dan tetap fokus melalui jaringan distribusi yang dikelola sendiri bukan pihak ketiga.
4. Strengthen and enhance sales and distribution network. • Leverage existing network. • Strengthen employee and dealer training.
5. Memperkuat program peningkatan loyalitas pelanggan dan peningkatan paket produk berlangganan. • Meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan. • Menambah jumlah tim yang khusus didedikasikan untuk program peningkatan produk/paket berlangganan. • Menggunakan sistem SMS untuk perbaikan layanan.
5. Enhance subscriber retention and up-selling
Sebagai tambahan atas kelanjutan strategi-strategi di atas aktivitas MSV dalam menyambut tahun 2012 akan melakukan dua kegiatan tambahan yaitu: 1. Memasuki Pasar ISP ; 2. Melawan Pembajakan
In addition to continuing on with the above strategies, MSV activities going forward into 2012 will embrace two new initiatives 1. Entry into the Internet Services Provider (ISP) market; 2. Fighting Piracy.
• Engage stakeholders in fight againts piracy.
• Continue to expand entry level subscriber based though TopTV. • Upsell TopTV subs to Indovision. • Leverage Okevision to capture market opportunities.
• Expand distribution with a focus on in house distribution channels.
• •
Increase subscriber satisfaction. Continue to expand dedicated up-selling team.
•
Leverage new SMS system for targeted efforts.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
93
Layanan Jasa Internet (ISP)
Internet Service Provider (ISP)
Mulai Februari 2012, MSV akan mulai uji coba layanan baru ISP di Jabodetabek. Bekerja sama dengan unit bisnis MCOM dengan nama PT Infokom Elektrindo dan mitra-mitranya. MSV berencana untuk mulai memasarkan instalasi koneksi broadband ADSL di rumah-rumah pelanggan Indovision.
Starting in February of 2012, MSV intends to pilot a new ISP service in greater metropolitan Jakarta. Working in conjunction with MCOM’s business unit called Infokom Elektrindo and its partners, MSV intends to commence the marketing installation of broadband ADSL connection to the home sof MSV’s existing Indovision subscribers.
Melawan Pembajakan
Fighting Piracy
Saat ini MSV mendukung usaha pemerintah Indonesia mensahkan operator kabel yang illegal. Fokus pemerintah adalah untuk membuat suatu sistem administrasi sehingga operator tersebut mendapatkan ijin dan MSV mendukung inisiatif tersebut dengan membantu operator illegal untuk mendapatkan konten yang sah dari jaringan MSV (melalui kesepakatan distribusi kembali) di harga yang terjangkau. Seiring dengan hal diatas, pemerintah juga akan mengambil tindakan hukum kepada pihak yang tidak berniat bekerja-sama. MSV mendukung penuh usaha aktif pemerintah untuk melawan segala bentuk pembajakan dan pelanggaran terhadap hak cipta.
MSV is presently supporting the government of Indonesia's efforts to legalize illegal cable operators. The Government is focusing on creating an administrative system which will enable the operators to obtain licenses, while MSV is supporting the initiative by helping the operators to obtain legal content from MSV’s own network of providers (via redistribution-agreement), at prices that their businesses can afford. In tandem to the above, the government is also taking legal action against non-cooperative parities. MSV stands in full support of the government's proactive stance on countering all forms of piracy and copyright infringement.
Tinjauan Bisnis Infokom
Infokom Business Overview
Infokom 2011
Infokom in 2011
Infokom memiliki spesialisasi dalam menyediakan dukungan infrastruktur dan menyediakan jasa kepada pihak ketiga untuk teknologi informasi, jaringan komunikasi dan operasional bisnis proses. Peran utama Infokom adalah mendukung operasional kedua media industri MCOM : penyedia layanan media terintegrasi MNC dan media berbasis pelanggan MSV. Selain itu, Infokom mencari peluang bisnis pada pihak ketiga. Aktifitas Infokom di 2011 untuk area operasional utamanya adalah sebagai berikut:
Infokom specializes in providing supporting infrastructure and outsourced services for Information Technology, communications networks, and business process operations. Infokom primarily serves in a support role to MCOM's two media industry operations: the integrated media service provider MNC and its Subscription-based Media Business MSV. Additionally, Infokom seeks business opportunities in the external private sector market. The following is an update on Infokom's activities in 2011 for its primary areas of operations.
Konstruksi Jaringan Penyiaran Menara Transmisi
Construction of Broadcasting Network Transmission Towers
Infokom melakukan konstruksi terhadap 25 menara pada tahun sebelumnya dan melakukan perpanjangan kontrak pemeliharaan terhadap menara tersebut di tahun 2011. 24 diantaranya berlokasi di luar Jabodetabek.
Infokom engaged in 25 tower construction projects in the past year, securing maintenance contracts for each unit. Of these 24 were located outside of the greater metropolitan Jakarta area.
Layanan Nilai Tambah Multimedia
Multimedia Value Added Services
Infokom menerima pendapatan sebesar 27,17% (audited) dengan bekerjasama dengan PT Linktone (perusahaan milik Linktone Ltd yang merupakan entitas anak MNC) dengan mendukung PT Linktone Ltd untuk bermitra dengan operator telekomunikasi untuk menyediakan layanan informasi melalui SMS.
Infokom's receives significant portion of its revenues of 27.17% (audited) from its cooperation with the local unit of MNC Group's Value Added Services company, PT Linktone. This revenue was generated by supporting PT Linktone to partner with local telcom operators to engage in SMS information services.
Jasa Jaringan Telekomunikasi
Telecommunications Network Services
Infokom tetap mengembangkan operasional bisnis VSAT. Fokus utama adalah di daerah yang tidak memiliki infrastruktur tradisional terrestrial. Pada tahun 2011, daerah tersebut adalah di Kalimantan dan Papua bagian barat. Seperti tahun-tahun yang lampau, target pelanggan adalah bank daerah milik pemerintah, pertambangan, agribisnis dan perusahaan perdagangan.
Infokom continued to develop its VSAT business operations. The primary focus has been on regional areas, which lack traditional terrestrial infrastructure. In 2011, this was mainly in Kalimantan and in West Papua. As in years past, the target customers were regional government banks, mining, agribusiness and trading companies.
94
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Layanan Jasa Internet
Internet Service Provider (ISP)
Infokom bertanggungjawab untuk menyediakan layanan internet dan semua infrastruktur broadband untuk MCOM dan entitas anak. Selain itu Infokom mempertahankan kesepakatan kerjasama dengan operator telekomunikasi seperti PT Telkom, PT Indosat dan PT SmartFren untuk mendukung infrastruktur. Pada tahun 2011, Infokom menanda-tangani kesepakatan bersama dengan PT Telkom yang mengijinkan Infokom untuk menggunakan infrastruktur ADSL PT Telkom. Hal ini diharapkan akan memberikan akses yang diperlukan Infokom untuk melakukan perbaikan terhadap jaringan terrestrial berbasis konsep VNO (Virtual Network Operator). Memasuki tahun 2012 Infokom akan memainkan peran utama dalam kerja sama dengan MSV untuk dalam hal penyediaan layanan internet bagi pelanggan tv berbayar di daerah layanan Jakarta dan sekitarnya.
Infokom is responsible for providing internet services and all broadband infrastructures for MCOM and its subsidiaries. Additionally Infokom maintains partnership agreements with local telcom operators such as PT Telkom, PT Indosat and PT Smart Fren for infrastructure support. In 2011 Infokom signed a joint agreement with PT Telkom, which permits Infokom to use the PT Telkom’s ADSL infrastructure. This is expected to provide Infokom with the access required to service PT Telkom's terrestrial networks based on the VNO (Virtual Network Operator) concept. Going forward into 2012, Infokom will play a lead role in cooperating with MSV in carrying out installations required for the pay-TV operator's pilot ISP operations in greater metropolitan Jakarta.
Entitas Anak
Subsidiary Companies
Infokom memiliki 2 entitas anak: PT Senatel (flash mobile) dengan spesialisasi menyediakan layanan pembayaran jalur gerbang online sementara PT Telesindo Media Utama merupakan konsultan Least Cost Routing (LCR) untuk jaringan GSM dan CDMA.
Infokom has 2 subsidiaries: PT. Senatel (flashmobile) specializes in providing online Payment Gateway services, while PT Telesindo Media Utama serves as a LCR (Least Cost Routing) consultant for GSM and CDMA networks.
Strategi Infokom di 2012
Infokom Strategy in 2012
Penetrasi Pasar
Market Penetration
Infokom akan tetap fokus pada pemasaran secara vertikal di industri minyak, pertambangan, gas dan jasa keuangan. Infokom akan menjalankan hubungan yang lebih dan lebih dekat dengan pelanggan untuk menyediakan solusi bisnis yang lebih terancang sesuai kebutuhan pelanggan.
Infokom will continue to focus on vertical marketing in the Oil, Mining, Gas and Financial Services industries. Infokom will pursue broader as well as closer relationships with customers in order to provide customized business solutions.
Sinergi Group
Group Synergy
Infokom akan tetap mendukung unit usaha MCOM untuk memperluas infrastruktur dan jaringan telekomunikasi yang diperlukan. Hal ini termasuk semua rerouting jasa infrastruktur yang diperlukan oleh MNCTV dan Global TV untuk relokasi ke studio terintegrasi di Jakarta Barat. Selain itu, termasuk partisipasi aktif dalam proyek jenis media baru yang dijalankan MCOM serta paket solusi bundel ISP yang akan hadir yang disediakan oleh unit bisnis MNC. Infokom juga akan memberikan dukungan yang ekstensif untuk uji coba ISP yang disediakan oleh MSV di Jabodetabek.
Infokom will continue to support MCOM's business units in expanding their infrastructure and telecommunications networks as required. This will include all rerouting of infrastructure services required for the MNCTV and Global TV’s move to their new integrated studios in west Jakarta. Additionally, it will include active participation in new media projects pursued by MCOM, as well as upcoming bundled package ISP solutions provided by MNC business units. Infokom will also provide extensive support to MSV's ISP pilot project in greater metropolitan Jakarta.
Peningkatan Kerjasama Untuk Jasa Nilai Tambah (VAS)
Increased Cooperation on Value Added Services
Infokom akan tetap meningkatkan strategi bermitra dengan PT Linktone dalam usahanya untuk memasuki bisnis mobilitas media baru. Hal ini mencakup Jasa Nilai Tambah seperti dukungan untuk hiburan di HP termasuk musik baru, video dan portal permainan (game) on-line.
Infokom will continue to enhance its strategic partnership with PT Linktone in its drive in to the Indonesian mobile new media business. This will include new Value Added Services in addition, such as support for mobile entertainment products including new music, video and on-line gaming portals.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
95
Peninjauan Keuangan MCOM
Financial Overview MCOM
Analisa yang dibuat berikut ini berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit yang dilampirkan di bab terakhir laporan ini. Laporan keuangan mencakup seluruh aktivitas di MCOM, termasuk juga aktivitas-aktivitas di unit-unit usaha dimana Perseroan memiliki saham langsung atau tidak langsung diatas 50%.
The observations made in the following sections are based on the audited consolidated financial statements, which appear in the latter section of this report. These financial statements cover all activities of PT Global Mediacom Tbk (MCOM) as well as all activities of subsidiaries in which the Company directly or indirectly has shareholdings above 50%.
Laporan Rugi Laba MCOM
MCOM Profit and Loss Statements
Pendapatan
Revenues
Selama tahun 2011, MCOM mencatat kenaikan pendapatan usaha 13% dari Rp6,33 triliun di tahun 2010 menjadi Rp7,16 triliun di tahun 2011. Pendapatan dari iklan tercatat relatif stabil yaitu 74% dari seluruh pendapatan. Mayoritas pendapatan iklan berasal dari MNC Nasional FTA TV Business Unit, yang mencatat pendapatan Rp4,21 triliun di tahun 2011 meningkat dari Rp3,45 triliun di tahun 2010. Peningkatan 20% terutama terjadi karena peningkatan rate cards sebagai hasil peningkatan dari rate FTA selama tahun tersebut.
During the 2011 financial year, MCOM recorded an increase in revenues of 13% up from the Rp7.16 trillion recorded in 2010 to Rp6.33 trillion in 2011. Revenues from advertising continued to account for a relatively stable 74% of all revenue. The vast majority of advertising revenues continues to come from MNC national FTA TV business units, which recorded income of Rp4.21 trillion in 2011 up from Rp3.45 trillion in 2010. The rise of 20% was mainly due to increased rate cards delivered on the back of improved FTA ratings for the year.
Perusahaan juga melanjutkan pertumbuhan yang bagus dari pendapatan usaha dari langganan MSV berbasis DTH Business TV Satelite 23% pertumbuhan pelanggan untuk meningkatkan pendapatan menjadi Rp1,74 triliun. Meskipun merupakan 23% pendapatan Perseroan, angka ini relatif kecil, akan tetapi pertumbuhan dari tahun sebelumnya yang luar biasa.
Also the Company continued to experience good growth of revenues from MSV Subscription based DTH Satellite Television business. A 23% increase in subscriptions provided for an increase in revenues of Rp1.74 trillion. Although at 23% of Company revenues, this amount remains relatively small, the growth over the preceding year has been remarkable.
Beban Usaha
Operating Expenses
Beban usaha Perseroan, termasuk beban langsung, beban umum dan administrasi, penyusutan dan amortisasi meningkat 8% di tahun 2011.
Company Operating expenses, which include direct expenses general and administrative expenses, and depreciation and amortization increased by 8% in 2011.
•
Beban Langsung Beban langsung MCOM meningkat 9,2%, melebihi dibandingkan MNC sebagai Perusahaan subsidiari utama yang beban langsungnya meningkat hanya 11,23%.
•
Direct Costs MCOM's Direct Costs rose by 9.2% again outpacing its main subsidiary MNC whose direct costs rose only 11.23%.
•
Beban Langsung dan Administrasi Beban umum dan administrasi MCOM meningkat 4,6% menjadi Rp1,31 miliar di tahun 2011 dari Rp1,23 miliar di tahun 2010. Penyebab utama adalah kenaikan di gaji, insentif dan bonus pada ketiga Perusahaan.
•
General & Administrative Costs MCOM's General and Administrative costs increased by 4.6% from Rp1.31 billion in 2011 to Rp1.23 billion in 2010. This was mainly attributed to an increase in salaries and incentives and bonuses at each of its 3 Companies.
•
Penyusutan dan Amoritisasi Penyusutan meningkat 29% di tahun 2011 dengan nilai Rp655 miliar, di tahun 2010 tercatat Rp506 milyar. Peningkatan yang berarti terutama karena pada 4 kuartal masa penyusutan Satelit New Indostar II dimiliki dan dioperasikan oleh MSV. Satelit yang dibeli di kuartal ke 4 tahun 2010, sehingga Nilai Depresi yang dicatat tahun lalu sangat rendah.
•
Depreciation and Amortization Depreciation rose by 29% in 2011 from the Rp655 billion recorded in 2010 to Rp506 billion. This significant jump was mainly due to the fact that a full 4 quarters of depreciation were recorded on the new Indostar II satellite owned and operated by MSV. As the Satellite was only purchased in the 4th quarter of 2010, the amount of depreciation recorded in the previous year was significantly lower.
Laba Usaha
Income from Operations:
Laba usaha meningkat 30% di tahun 2011, yaitu senilai Rp1,93 triliun. MNC dan MSV, keduanya mencatat kenaikan yang berarti untuk tahun ini.
Income from Operations witnessed an increase of 30% in 2011 to reach Rp1.93 trillion. Both MNC and MSV recorded significant increases in their income from operations for the year.
96
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Beban Lain-Lain Bersih
Net Other Charges
Beban lain-lain bersih MCOM meningkat 17% pada tahun 2011 sebesar Rp333,53 miliar dari Rp284,28 miliar terutama peningkatan beban bunga.
MCOM's net other charges increased by 17% in 2011 to Rp333.53 billion from Rp284.28 mainly due to increasing of financial charges.
Beban Pajak
Tax Expense
Per 31 Desember 2011, MCOM memiliki hutang pajak senilai Rp433 miliar. Nilai ini meningkat 25% dibandingkan Laporan akhir tahun 2010 yang nilainya Rp345 miliar. Kenaikan ini dikarenakan meningkatnya keuntungan Perusahaan, seluruh pendapatan Perusahaan subsidiari menunjukkan peningkatan laba yang signifikan di tahun 2011.
As of 31 December 2011, MCOM was liable to pay tax in the amount Rp433 billion. This represents an increase of 25% over the previous reporting period’s year-end figure of Rp345 billion. The increase is attributed to increasing profitability of the company. All of the main revenue generating subsidiaries reported a significant growth of earnings in 2011.
Laba Bersih
Net Income
Laba Bersih Konsolidasi MCOM untuk tahun 2011 adalah Rp779 triliun. Nilai ini menunjukkan peningkatan 35% dari tahun lalu yang nilainya Rp579 triliun. Laba MCOM pada 31 Desember 2011 adalah Rp58 per saham dengan basis ratarata saham yang dikeluarkan yang banyaknya 13.846.275.550 saham.
MCOM's consolidated Net Income for 2011 was Rp779 trillion. This represents an increase of 35% over the preceding year's figure of Rp579 trillion. Earnings per share as of 31 December 2011 were Rp58 per share on the basis of weighted average outstanding shares equivalent to 13,846,275,550 shares.
Ulasan Neraca MCOM
MCOM Balance Sheets
Jumlah Aktiva
Total Assets
Jumlah Aktiva Konsolidasi per 31 December 2011 adalah Rp15,11 triliun, meningkat 5,3% dibandingkan dengan nilai yang tercatat pada 31 December 2010 yaitu Rp14,36 triliun.
Total consolidated assets per 31 December 2011 was Rp15.11 trillion, an increase of 5.3% as compared to the amount of Rp14.4 trillion recorded on 31 December 2010.
Aktiva Lancar
Total Current Assets
Aktiva Lancar per 31 December 2011 adalah Rp6,59 triliun, meningkat 10,9% dibandingkan Rp5,94 triliun yang tercatat pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini karena kenaikan pada aset keuangan dan piutang usaha.
Total Current Assets as per 31 December 2011 was Rp6.59 trillion an increase of 10.9% as compared to the figure of Rp5.94 trillion for the preceding year-end figure. The increase is due to increase in other financial assets and trade accounts receiveable.
Aktiva Tidak Lancar
Non-Current Assets
Aktiva tidak lancar per 31 Desember 2011 menurun sedikit yaitu 1,3%.
Non-current assets as per 31 December 2011 decreased only slightly by 1.3%.
Jumlah Kewajiban
Total Liabilities
Per 31 Desember 2011, jumlah kewajiban MCOM adalah Rp4,30 triliun, menurun 9,5% dari nilai tahun sebelumnya yang tercatat Rp4,75 triliun. Ini terjadi karena penyelesaian bond MNC BV.
As of 31 December 2011, MCOM's Total Liabilities were Rp4.30 trillion, a decrease of 9.5% from the previous year's figure of Rp4.75 trillion.This was due to the payment of MNC BV's bond.
Kewajiban Lancar
Current Liabilities
Kewajiban lancar per 31 Desember 2011 adalah Rp1,99 triliun. Nilai ini berkurang 38.3% dari angka tahun sebelumnya sebesar Rp3,22 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh pembayaran Hutang Obligasi yang dikeluarkan MNC BV senilai USD142,7 juta. Hutang yang terakhir telah di reklasifikasi sebagai kewajiban lancar. Dari kewajiban tidak lancar yang disajikan pada Laporan tahun 2011.
Current liabilities as of 31 December 2011 were Rp2.0 trillion. This is a reduction of 38.3% from the preceding year's figure of Rp3.22 trillion. The decrease was mainly attributed to MNC BV's repayment of the USD 142.7 million. The latter debt had been reclassified as a current liability from a non-current liability during the preceding FY 2011 reporting period.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
97
Kewajiban Tidak Lancar
Non-Current Liabilities
Kewajiban tidak lancar MCOM pada 31 Desember 2011 adalah Rp2,31 miliar, nilai ini menunjukkan penurunan 51,3% dari tahun sebelumnya, ini terjadi disebabkan tambahan utang untuk modal usaha sebesar US$75 juta.
MCOM's non-current liabilities as of 31 December 2011 were Rp2.31 billion. This represents a decrease of 51.3% over the preceding year, mainly due to additional loan for working capital amounted to US$75 miillion.
Ekuitas
Equity
Ekuitas MCOM per 31 Desember 2011 adalah Rp10,82 triliun, meningkat 12,5% dari Rp9,61 triliun yang dicatat pada tahun 2010. Ada 13.846.275.550 saham yang telah dikeluarkan sampai akhir tahun 2011. Laba ditahan naik 16%.
MCOM's equity as of 31 December 2011 was Rp10.82 trillion, an increase of 12.5% over the Rp9.61 trillion recorded at yearend 2010. There were a total of 13,846,275,550 outstanding shares as of year-end. Retained earnings were up by 16% .
Ulasan Arus Kas MCOM
Overview of MCOM’s Cash Flow
Posisi kas dan setara kas pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp896 miliar sedangkan pada tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp1.141 miliar.
MCOM’s cash and cash equivalents position as of year-end 2011 amounted to Rp896 billion compared to Rp1.141 billion in the same period a year earlier.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Cash Flows From Operating Activities
MCOM mencatatkan kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasional sebesar Rp1.092 miliar pada tahun 2011. Penerimaan kas yang diperoleh dari pelanggan tercatat sebesar Rp6,71 triliun. Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan tercatat sebesar Rp5,01triliun, sedangkan pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp396 miliar.
MCOM generated Rp868 billion from cash flows from operating activities in 2011. Cash flows received from customers amounted to Rp6.71 trillion. Rp5.01 trillion was used to pay the suppliers and employees, while income tax payments were Rp396 billion.
Pada tahun 2010, kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasional tercatat sebesar Rp453 miliar. Penerimaan kas yang diperoleh dari pelanggan tercatat sebesar Rp6,88 triliun, sedangkan pembayaran bunga dan pembayaran pajak penghasilan tercatat masing-masing sebesar Rp212 miliar dan Rp332 miliar.
In 2010, the net cash flows from operating activities amounted to Rp453 billion. Cash received from clients amounted to Rp6.88 trillion, while interest payments and income tax payments were Rp212 billion and Rp332 billion respectively.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Cash Flows From Investing Activities
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi tercatat sebesar Rp295 miliar pada tahun 2011. Hal ini terutama digunakan untuk investasi di aset keuangan lainnya sebesar Rp846 miliar, penjualan investasi dan aset keuangan lainnya sebesar Rp780 miliar serta perolehan aset tetap sebesar Rp214 miliar.
Net cash used for investing activities amounted to Rp295 billion in 2011. Rp846 billion was used to invest in other financial assets, sale of investments and other financial assets amounting to Rp780 billion and the acquisition of fixed assets amounting to Rp214 billion.
Pada tahun 2010, kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi pada anak perusahaan tercatat sebesar Rp516 miliar. Hal ini digunakan untuk memperoleh aset tetap sejumlah Rp213,9 miliar dan untuk meningkatkan kepemilikan MCOM atas anak perusahaannya sejumlah Rp319,37 miliar.
In 2010, the net cash used for investing activities amounted to Rp516 billion. Rp213.9 billion was used to acquire fixed assets while Rp319.37 billion was used to acquire shares of MCOM’s subsidiaries.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Cash Flows From Financing Activities
Pada tahun 2011, arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat sebesar Rp1,04 triliun. Penggunaan dana tersebut mayoritas untuk pembayaran obligasi sejumlah Rp1,28 triliun dan pembayaran dividen sejumlah Rp136 miliar. Kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan merupakan hasil dari penjualan saham yang diperoleh kembali senilai Rp402 miliar.
In 2011, cash flows used for financing activities amounted to Rp1.04 trillion. The cash was primarily used to pay off the bond in the amount of Rp1.28 trillion as well for dividend payment in the amount of Rp136 billion. The excess cash needed was generated from the sale of treasury stock in the amount of Rp402 billion.
Pada tahun 2010, arus kas yang diterima dari aktivitas pendanaan tercatat sebesar Rp700 miliar. Dana ini mayoritas dari penerimaan utang obligasi sebesar Rp1,25 triliun dan untuk pembayaran dividen senilai Rp65,00 miliar.
In 2010, the net cash used for financing activities was Rp700 billion. The majority cash received from bond debt amounting to Rp1.25 trillion and to make dividend payment in the amount of Rp65.00 billion.
98
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Penanaman Modal
Capital Expenditure
Di tahun 2011, penanaman modal yang dilakukan MCOM tercatat sebesar Rp214 miliar. Tujuan dari investasi tersebut adalah untuk memperkuat aset MCOM.
In 2011, MCOM’s capital expenditures amounted to Rp214 billion. The purpose of the investment was to strengthen MCOM’s assets.
Pinjaman
Liabilities
Pada tahun 2011, liabilitas MCOM tercatat sebesar Rp2,38 triliun yang terdiri dari pinjaman jangka pendek sebesar Rp328 miliar dan pinjaman jangka panjang yang tercatat sebesar Rp2.051 miliar.
In 2011, MCOM’s liabilities amounted to Rp2.38 trillion which consisted of short-term loans in the amount of Rp328 billion and long-term liabilities in the amount of Rp2.051 billion.
Peninjauan Keuangan MNC
Financial Overview MNC
Laporan Rugi & Laba MNC
MNC Profit & Loss Statements
Pendapatan
Revenues
Selama tahun fiscal 2011, MNC membukukan kenaikan pendapatan sebesar 11% yang merupakan kenaikan dari yang dibukukan pada tahun 2010 sebesar Rp4,86 triliun menjadi Rp5,39 triliun di 2011. Pendapatan dari iklan tetap memberikan kontribusi yang relatif stabil di 82% dari konsolidasi pendapatan. Mayoritas pendapatan dari iklan tetap berasal dari bisnis TV FTA Perseroan yang membukukan pendapatan sebesar Rp4,16 triliun di 2011 yang merupakan kenaikan dari Rp3,49 triliun di 2011. Pertumbuhan sebesar 20% terutama karena kenaikan dari rate card sebagai hasil dari peningkatan ratings di TV FTA selama tahun 2011.
During the 2011 financial year, MNC recorded an increase in consolidated revenues of 11 % up from the Rp4,86 trillion recorded in 2010 to Rp5,39 trillion in 2011. Revenues from advertising continued to account for a relatively stable 82% of consolidated revenue. The vast majority of advertising revenues continues to come from the Company's FTA TV business which recorded revenues of Rp4.16 trillion in 2011 up from Rp3.49 trillion in 2011. The rise of 20% was mainly due to increase in rate cards and occupancy delivered on the back of improved FTA TV ratings for the year.
Beban Usaha
Operating Expenses
Beban usaha, yang meliputi beban langsung, beban langsung dan administrasi, serta penyusutan dan amortisasi tetap relatif datar pada tahun 2011 sebesar Rp3,801 triliun. Ini hanya meningkat 4% dibandingkan Rp3,67 triliun pada 2010. Ini relatif stabilnya beban usaha sebagian besar dicapai sebagai hasil dari sinergi ditingkatkan di seluruh unit bisnis dan khususnya antara 3 Perusahaan stasiun televisi FTA. Keberhasilan dalam menjaga biaya operasional meskipun volume penjualan meningkat adalah kontributor utama untuk memperluas margin EBITDA Perseroan yang diperluas dengan 3% selama tahun dari 30% dicatat pada tahun 2010 mencapai 33% pada 2011.
Operating expenses, which include direct expenses, general and administrative expenses, and depreciation and amortization remained relatively flat in 2011 at Rp3.801 trillion. This is only a 4% increase over the Rp3.67 trillion recorded in 2010. This relative stability of operating expenses was largely achieved as a result of enhanced synergy across business units and particularly between the Company’s 3 FTA television stations. The success in maintaining operating expenses in spite of increased sales volume was the primary contributor to the Company’s expanding EBITDA margins which broadened by 3% over the course of year from the 30% recorded in 2010 to reach 33% in 2011.
Beban Umum & Administrasi
General & Administrative Costs
Beban umum dan administrasi meningkat sebesar 4,77% dari Rp1,14 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp1,19 miliar pada tahun 2011. Hal ini terutama disebabkan peningkatan gaji dan insentif.
MNC's General and Administrative costs increased by 4.77% from Rp1.14 billion in 2010 to Rp1.19 billion in 2011. This was mainly attributed to an increase in salaries and incentives.
Laba Usaha
Income From Operations
Laba Usaha terjadi peningkatan dari 33% pada tahun 2011 mencapai Rp1,58 triliun. Sepanjang tahun MNC sangat berhasil dalam meningkatkan operasinya semakin terintegrasi untuk
Income from Operations witnessed an increase of 33% in 2011 to reach Rp1.58 trillion. Throughout the year MNC was very successful in leveraging its increasingly integrated operations
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
99
mempengaruhi promosi secara luas sukses dan cross selling. Memperkuat posisi pasar Perusahaan telah memungkinkan untuk lebih efektif mengalokasikan sumber daya dalam mendukung kegiatan yang menghasilkan pendapatan operasi
to affect widely successful promotions and cross selling. The Company's strengthened market position has enabled it to more effectively allocate resources in support of revenue generating operation activities.
Beban Lain-lain Bersih
Net Other Charges
Beban Lain-lain bersih MNC mengalami penurunan sebesar 57% pada tahun 2011 untuk Rp71,05miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan beban bunga, setelah pembayaran kembali USD 142.7 juta obligasi di Q3 tahun ini. Hal ini juga mungkin disebabkan nilai tukar yang relatif stabil sepanjang tahun. Selama tahun 2011 rupiah mengalami peningkatan dalam kisaran yang relatif kecil antara tertinggi Rp9.185/USD dan terendah Rp8.460/USD. Pada akhir tahun 2011 karena itu menyadari jaring {laba/rugi} dari Rp10,58 miliar. Eksposur utama terhadap fluktuasi valuta asing adalah utang asing dan biaya yang terkait dengan pengadaan impor konten media impor, yang jauh menurun selama tahun ini.
MNC's Net other charges declined by 57% in 2011 to Rp71.05 billion. The decrease is mainly attributed to a reduction in interest expenses, subsequent to the repayment of USD142.7 million bond in Q3 of the year. It also may be attributed to relatively stable exchange rate for the year. Over the course of 2011 the Rupiah hovered in a relatively narrow range between a high of Rp9,185/USD and a low of Rp8,460/USD. By year-end 2011 the Company therefore realized a net [gain/ loss] of Rp10.58 billion. MNC's primary exposure to foreign exchange fluctuations is its foreign denominated debt and costs associated with the procurement of imported media content, both of which considerably declined over the course of the year.
Beban Pajak
Tax Expense
Pada tanggal 31 Desember 2011, MNC bertanggung jawab untuk membayar pajak sebesar Rp385 miliar. Hal ini mengalami kenaikan sebesar 37,01% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp281 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan profitabilitas perusahaan. Semua anak perusahaan yang menghasilkan pendapatan utama mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun 2011.
As of 31 December 2011, MNC was liable to pay tax in the amount [Rp385 billion]. This represents an increase of [37.01%] over the previous reporting periods year-end figure of [Rp281 billion]. The increase is attributed to increasing profitability of the company. All of the main revenue generating subsidiaries reported a significant growth of earnings in 2011.
Laba Bersih
Net Income
Laba bersih konsolidasi pada tahun 2011 adalah Rp1,07 trilliun. Mengalami peningkatan sebesar 46,56% dari tahun sebelumnya sebesar Rp730,22 miliar. Laba per saham per tanggal 31 Desember 2011 adalah Rp80 / saham, berdasarkan saham yang beredar rata-rata setara dengan 13.846.723.000 saham
MNC's consolidated Net Income for 2011 was Rp1.07 trillion. This represents an increase of 46.56% over the preceding year's figure of Rp730.22 billion. Earning's per share as of 31 December 2011 was Rp 80 /share on the basis of weighted average outstanding shares equivalent to 13,846,723,000 shares.
Beban Langsung
Direct Costs
Beban langsung terdiri dari (1) beban program & penyiaran, (2) value added services, (3) media cetak dan (4) beban penyusutan & amortisasi. Beban langsung hanya naik sekitar 3% per akhir tahun 2011 menajdi Rp2,62 triliun dari Rp2,53 triliun pada tahun 2010. Kenaikan yang relatif kecil tersebt karena hal sebagai berikut:
Direct costs comprised of (1) program & broadcasting expenses, (2) value added services, (3) print and (4) depreciatin & amortization expenses. Direct costs had only increased by 3% per year end 2011 to Rp2.62 trillion from Rp2.53 trillion in 2010. The relatively small decline was due to as follows:
Beban Program & Penyiaran
Program & Broadastiing Expenses
Beban program dan penyiaran mewakili 80% dari total beban langsung dan hanya meningkat sebesar 7% per akhir tahun 2011 menjadi Rp2,10 triliun dari Rp1,96 triliun di 2010. Biaya untuk mengakuisisi dan memproduksi program lokal mewakili 77% dari total beban program dan penyiaran dan tumbh sebesar 19% dari tahun ke tahun. Sedangkan beban untuk mengakuisis konten asing mewakili 18% dari beban program dan penyiaran dan jumlahnya turun sebesar 20% per akhir tahun 2011.
Program & broadastiing expenses account for 80% of direct costs and have increased by only 7% per year end 2011 to Rp2.10 triliun from Rp1.96 triliun in 2010. Costs for acquire and produced local programs account for 77% of total program & broadcasting expenses and grew by 19% year over year. While costs to acquire foreign content account for 18% and fell by 20% per year end 2011.
Walaupun MNC menitikberatkan untuk pengembangan produksi in-house tetapi konten asing tetap akan mendapatkan porsi tertentu untuk menyiarkan suatu kombinasi program yang menarik dan bervariasi.untuk pemirsa.
Although MNC has placed a heavy emphassis on expanding in-house productions but foreign content will be maintained at a certain portion to provide a more attractive and varied programming mix for viewers.
Value Added Services
Value Added Services
Beban untuk value added services yang dioperasikan oleh Linktone Limited yang mewakili sekitar 11% dari total beban langsung telah turun sebesar 24% per akhir tahun 2011.
Expenses for value added services operated through Linktone Limited which acounted for about 11% of total direct costs had fell by 24% per year end 2011 as the Company had terminated
100
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
karena diberhentikannya beberapa produk VAS yang menghasilkan marjin yang rendah.
several VAS products that generated low margins.
Media Cetak
Print
Beban untuk media cetak terutama dari operasional koran harian Seputar Indonesia telah meningkat sebesar 5% dan mewakili hanya 5% dari total beban langsung.
Costs of printing mainly attributed to the operations of the daily newspaper Seputar Indonesia had increased by 5% and account for only 5% of total direct costs.
Penyusutan dan Amortisasi
Depreciation & Amortization
Biaya penyusutan dan amortisasi menurun sebesar 14,73% menjadi sekitar Rp210 millar per akhir tahun 2011 dari Rp65 miliar di 2010. Pada tahun 2011, Perseroan membukukan penambahan balanja modal untuk membangun 10 studio baru dan relokasi kantor pusat MNCTV dan Global TV ke lokasi kantor pusat RCTI. Pembangunan dijadwalkan akan selesai pada pertengahan 2013.
Depreciation and amortization expense decreased by 14.73% to about Rp210 bilion per year end 2011 from Rp65 billion in 2010. In 2011, the Company recorded additional capital expenditures for the construction of 10 new studios and head office relocation of MNCTV and Global TV to the RCTI Head Quarter office progresses. The construction is scheduled to be completed by mid 2013.
Laba
Income
Laba MNC meningkat secara signifikan sebesar 46,56% per akhir tahun 2011 menjadi sekitar Rp1,07 triliun. Net income margin naik menjadi 19,85% per akhir tahun 2011 dari 15% per akhir tahun 2010. Kenaikan sebesar 15,04% pada konsolidasi pendapatan dan keberhasilan dalam menekan kenaikan beban langsung menjadi sebesar 3,47% telah menghasilkan pertumbuhan yang besar pada laba bersih.
MNC’s income increased significantly by 46.56% per year end 2011 to about Rp1.07 trillion from Rp730 billion per year end 2010. Net income margin increaased to 19.85% per year end 2011 from 15% per year end 2010. The 15.04% increase in consolidated revenue and the success in holding the increase in direct cost to only 3.47% robust growth in net income.
Ulasan Neraca Keuangan MNC
MNC Overview Of Balance Sheets
Total Aset
Total Assets
Total aset konsolidasi per 31 Desember 2011 adalah Rp8,80 trilliun, meningkat 7% dibandingkan dengan jumlah Rp8,20 triliun yang tercatat pada 31 Desember 2010.
Total consolidated assets per 31 December 2011 was Rp8.80 trillion, an increase of 7% as compared to the amount of Rp8.20 trillion recorded on 31 December 2010.
Aset Lancar
Total Current Assets
Jumlah aset lancar pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp6,02 triliun meningkat 15,71% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp5,20 triliun. Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan aset keuangan lainnya dan piutang usaha.
Total Current Assets as per 31 December 2011 was Rp6,02 trillion an increase of 15.71% as compared to the figure of Rp5.20 trillion for the preceding year-end figure. The increase was primarily due to other financial assets and trade receivables.
Aset Tidak Lancar
Non-Current Assets
Aset tidak lancar per 31 Desember 2011 sebesar Rp2,78 trilliun, Menurun 7,21% dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp2,99 trilliun
Non-current assets as per 31 December 2011 were Rp2.78 trillion, an 7.21% decline from the previous year's figure of Rp.2.99 trillion.
Total Liabilitas
Total Liabilities
Per 31 Desember 2011, total Liabilitas sebesar Rp1,96 triliun, menurun 2,89% dari tahun lalu sebesar Rp2,76 trilliun.
As of 31 December 2011, MNCs Total Liabilites were Rp1,96 trillion, a decrease of 2.89% from the previous year's figure of Rp2,76 trillion.
Liabilitas Jangka Pendek
Current Liabilities
Liabilitas per 31 December 2010 adalah Rp1,23 triliun. Ini merupkan penurunan sebesar 52,88% dari jumlah tahun lalu sebeasr Rp2,60 trilliun. Penurunan tersebut terutama karena pelunasan terhadap obligasi sebesar USD 142,7 juta. Olbigasi terseubut telah di reklasifikasi menjadi lliabilitas jangka pendek dari liabilitas jangka panjang pada tahun fiskal 2010.
MNC's current liabilities as of 31 December 2010 were Rp1.23 trillion.This is a reduction of 52.88% from the preceding year's figure of Rp2,60 trillion. The decrease was mainly attributed to the repayment of the USD142.7 million bond. The bond had been reclassified as a current liability from a non-current liability during the preceding fiscal year 2010 reporting period.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
101
Liabilitas Jangka Panjang
Non-Current Liability
Liabilitas jangka panjang per 31 Desember 2011 adalah Rp736 miliar. Ini merupakan kenaikan sebesar 372,75% dibandingkan diperolehnya tahun lalu. Kenaikan tersebut karena hutang baru untuk jangka waktu 3 tahun pada kwartal ketiga tahun 2011 sebesar USD75 juta.
Non-current liabilities as of 31 December 2011 were Rp736 billion. This represents an increase of 372.75% over the preceding year. The increase was due to the 2011 third quarter of a 3-year USD75 million loan.
Ekuitas
Equity
Ekuitas per 31 Desember 2011 adalah Rp6.83 triliun, kenaikan sebesar 25,72% dari jumlah Rp5.44 trlliun yang dibukukan per akhir tahun 2010. Jumlah saham yang beredar adala sebanyak 13.846.723.000.
Equity as of 31 December 2011 was Rp6.834 trillion, an increase of 25.71% over the Rp5.44 trillion recorded at year-end 2010. There were a total of 13,846,723,000 outstanding shares.
Peninjauan Keuangan MSV
Financial Overview MSV
Laporan Rugi dan Laba MSV
MSV Profit and Loss Statement
Pendapatan
Revenues
Pendapatan MSV di tahun 2011 membukukan kenaikan pendapatan sebesar 23% menjadi Rp1,74 triliun dari pendapatan sebesar Rp1,41 triliun di tahun 2010. Kenaikan pendapatan ini disebabkan banyaknya pelanggan-pelanggan baru yang berlangganan selama tahun 2011.
MSV revenues increased by 23% reaching Rp1.74 trillion from the Rp1.41 trillion recorded in 2011. The enhanced revenues were mainly due to the new service agreements initiated over the course of the year.
Laba Usaha
Income from Operations
Laba usaha di tahun 2011 meningkat sebesar 29% menjadi Rp353 miliar dimana sebelumnya tercatat Rp272 miliar di tahun 2010. Kenaikan biaya operasi relatif lebih rendah dari kenaikan penjualan. Hal ini disebabkan karena perusahaan berhasil mencapai target atas “volume discount” yang telah disepakati dengan penyedia konten dan karenanya MSV mendapatkan keuntungan dari peningkatan operasionalnya. Margin EBITDA meningkat dari 37% di tahun 2010 menjadi 42% pada tahun 2011.
Income from operations increased by 29% to Rp353 billion from the Rp271 billion recorded in 2011. Increases in operating expenses were lower relative to increase in sales. This was mainly due to the company reaching quotas for volume discounts as agreed to under its tiered contracts with content providers. MSV was therefore able to realize gains in operating leverage. EBITDA margins increased from 37% in 2010 to 42% in 2011.
Laba Bersih
Net Income
Laba bersih menurun 55%, menjadi Rp65 miliar pada tahun 2011, dimana tahun 2010 mencapai Rp147 miliar. Hal ini disebabkan meningkatnya beban bunga dan kerugian selisih kurs hutang obligasi yang diterbitkan pada akhir tahun 2010.
Net income decreased by 55% reaching Rp65 billion from the Rp147 billion recorded in 2010 due to increasing of interest expenses and loss on foreign exchange from bond payable issued at the end of 2010 year.
Neraca Keuangan MSV
MSV Balance Sheet
Aset
Assets
Total aset konsolidasi meningkat 12,5% menjadi Rp3,45 triliun di tahun 2011, penyebab utama atas peningkatan ini karena melanjutkan investasi penyediaan ‘set top boxes’ untuk penambahan pelanggan baru.
The value of total assets held by MSV increased by 12.5% in 2011 to Rp3.45 trillion, mainly due to its continuing investment in new Set Top Boxes to supply its expanding customer base.
Total Liabilitas
Liabilities
Total Liabilitas boleh dikatakan stabil karena hanya meningkat sebesar 15% menjadi Rp2.489 triliun.
Liabilities remained stable with only a marginal increase of 15% to Rp2,489 trillion
102
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Peninjauan Keuangan Infokom
Financial Overview Infokom
Laporan Rugi & Laba Infokom
Infokom Profit & Loss Statements
Pendapatan
Revenues
Pendapatan Infokom pada tahun 2011 adalah Rp160 miliar, menurun 10% dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yaitu Rp177 miliar.
Infokom's revenue as of year-end 2011 was Rp160 billion, a 10% decline from the previous year's revenue of Rp177 billion.
Laba Usaha
Income from Operations
Laba usaha Infokom mengalami penurunan 95% menjadi Rp0,5 miliar pada tahun 2011 dibandingkan laba usaha sebesar Rp9,3 miliar pada tahun 2010. Hal ini disebabkan karena penurunan pendapatan Infokom.
Infokom's Income from operations decreased by 95% in 2011 to Rp0.5 billion from the Rp9.3 billion in 2010. The decrease was due to decrease in Infokom revenue.
Laba Bersih
Net Income
Laba bersih Infokom mengalami penurunan sebesar 72% menjadi Rp1,3 miliar pada tahun 2011 dibandingkan laba bersih sebesar Rp4,56 miliar pada tahun 2010. Hal ini disebabkan karena penurunan pendapatan Infokom.
Infokom's Net Income decreased by 72% in 2011 to Rp1.3 billion from the Rp4.56 billion recorded in 2010. The decrease was due to decrease in Infokom revenue.
Neraca Keuangan Infokom
Infokom Balance Sheets
Aset
Assets
Total Aset Infokom mengalami penurunan sekitar 10% dari Rp491 miliar yang dibukukan pada tahun 2010 dibandingkan dengan Rp443 miliar pada tahun 2011. Penurunan ini disebabkan karena adanya beberapa menara transmisi penyiaran yang telah habis disusutkan.
Infokom's total assets declined by approximately 10% from the Rp491 billion recorded at year-end 2010 to Rp443 billion at year-end 2011. The decrease was primariliy owing to depreciation of broadcast towers
Liabilitas
Liabilities
Total Liabilitas Infokom mengalami penurunan sekitar 41% dari Rp132 miliar yang telah dibukukan pada tahun 2010 dibandingkan dengan Rp78 miliar yang pada tahun 2011. Penurunan itu diakibatkan karena telah dibayarnya utang usaha pada pihak berelasi dan juga penurunan pada pendapatan diterima dimuka.
Infokom's total liabilities declined by approximately 41% from the Rp132 billion recorded at year-end 2010 to Rp78 billion at yearend 2011. The decrease was due to payment account payable by a related parties and the decrease of unearned revenue.
Ekuitas
Equity
Total Ekuitas Infokom tetap stabil di Rp366 miliar. Ini adalah peningkatan sebesar 1,6% dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp360 miliar.
The total value of Infokom's equity remained relatively stable at Rp366 billion. This was a 1.6% increase over last year's total of Rp360 billion.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
103
104
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
105
106
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Sumber Daya Manusia Human Resources Sumber daya manusia merupakan aset utama perseroan yang harus senantiasa dikembangkan. Perseroan menempatkan SDM sebagai mitra strategis yang mengutamakan intelektualitas dan sebagai sebuah aset yang bernilai tinggi.
Human resources is a major corporate asset that must be constantly developed. Company puts HR as a strategic partner who put intellectual and as an asset of great value.
Pada tahun 2011, telah dilakukan evaluasi atas desain organisasi Perseroan dan unit-unit usaha untuk memastikan agar dapat mendukung laju bisnis yang sangat dinamis dan proses kerja yang ada menjadi lebih efektif serta efisien sehingga dapat menyesuaikan dengan tuntutan bisnis dan dapat menunjang tercapainya sasaran Perseroan. Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan di tahun 2011 mencakup hal-hal berikut :
In 2011, evaluation of the Company's organizational design and business units were conducted to ensure in order to support a very dynamic pace of business and work processes that have become more effective and efficient so it can be adjusted to the demands of business and support the goals of an organization. The strategic steps that have been done in 2011 were as follows:
Sistem dan Kebijakan SDM yang terintegrasi
Integrated System and Human Resources Policy
Perseroan telah membuat perangkat kebijakan yang terintegrasi dan terpusat di tingkat Holding. Dalam membuat kebijakan SDM, Perseroan berkoordinasi dan mendapatkan masukan dari unit – unit usaha agar kebijakan yang dihasilkan dapat menunjang kebutuhan Perseroan dan group. Kebijakan SDM yang telah di standarisasi dan di implementasikan antara lain kebijakan HR database management, compensation & benefit, learning & development, salary / grading structure dan lain – lain.
The Company has made integrated policies and centralized at the Holding. In making HR policies, the Company coordinates and get input from the unit - a business unit so that the resulting policies can support the needs of the Company and the Company. The standardized and implemented HR policies are database management, compensation & benefits, learning & development, salary / grading structure.
Secara organisasi penyempurnaan sistim juga dilakukan melalui pemberian jasa pendampingan dan konsultasi yang intensif dari Holding ke unit bisnis untuk menjaga keterpaduan sistem di dalam group. Konsultasi penyeragaman sistim untuk unit bisnis antara lain diberikan untuk proses pembuatan sistem otomasi SDM / Human Capital Information System, sistem imbal jasa, struktur penggajian, struktur kepangkatan dan sistem performance management sehingga diharapkan keterpaduan sistem di dalam group dapat terbina dan dijaga.
Improvements in the organization system are also done through the provision of consulting services and intensive mentoring from Holding to the business units to maintain system integrity in the Company. Consultation systems for uniformity among other business units are given to the manufacturing process automation system HR / Human Capital Information System, a system of reward, salary structure, rank structure and performance management system that is expected in the systems integration Company can be nurtured and maintained.
Manajemen Hiring yang terintegrasi
Integrated Hiring Management
Pertumbuhan bisnis Perseroan yang demikian pesat di tahun 2011, berimbas kepada peningkatan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM). Group Hiring yang dalam dalam hal ini mensinergikan seluruh upaya rekrutmen di group Perseroan, berperan aktif untuk memberikan kontribusi maupun membantu dalam proses sourcingnya. Beberapa talenta yang cukup sering
Company's business growth so rapidly in the year 2011, have an impact to the increasing demand for Human Resources (HR). Company Hiring has initiated to synergize all the Company's recruitment efforts in the Company, plays an active role to contribute and assist in the sourcing process. Some
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
107
Perseroan menempatkan SDM sebagai mitra strategis yang mengutamakan intelektualitas dan sebagai aset yang bernilai tinggi Company puts HR as a strategic partner who put intelectual and as an asset of great value.
108
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
di-rekrut di tahun 2011 adalah di bagian sales, baik di industry advertising based/broadcast maupun di subscriber based / pay tv. Untuk pay tv, selain talenta sales/marketing, diperlukan banyak tenaga IT untuk menciptakan sistem yang lebih handal dikarenakan pertambahan pelanggan. Talenta lain yang rentan terhadap pembajakan / talent war adalah di area production/ programming dan news di industry broadcast. Kesinambungan ketersediaan SDM sangatlah penting, karena banyaknya program - program unggulan kejar tayang yang sedang diproduksi.
talents are quite often over-recruited in the year 2011 are in sales, both in industry-based advertising / broadcast as well as in subscriber based / pay TV. To pay TV, in addition to talent sales / marketing, IT takes a lot of energy to create a more reliable system due to the increase of customers. Other talents that are vulnerable to piracy / talent war is in the area of production / programming and news on the broadcast industry. Continuity of availability of human resources is important, because the number of program - the flagship program aired chase is being produced.
Mengantisipasi talent war karena minimnya talenta yang handal di dunia broadcast, harus dilakukan melalui sourcing strategy yang beragam, tajam dan kreatif. Kerja sama untuk merekrut talenta dari berbagai institusi pendidikan terkemuka dan relevan dijalin secara jangka panjang, sehingga MNC Group mampu mendapatkan kandidat lebih awal dan terpilih dibandingkan organisasi lain.
Anticipating the talent war because of the lack of reliable talent in the broadcast world, should be done through a variety of sourcing strategy, sharp and creative. Working together to recruit talent from leading academic institutions and relevant woven in the long term, so that MNC Group is able to get candidates elected earlier and compared to other organizations.
Keikutsertaan Perseroan di dalam beberapa Job Fair, selain untuk menjaring kandidat, dimaksudkan untuk terus meningkatkan Brand Awareness dari Perseroan.
Company participation in the Job Fair a few, other than to solicit candidates, intended to continue to improve Company’s Brand Awareness.
Salah satu sourcing strategy yang disinergikan adalah melalui situs online Job MNC. Bekerja sama dengan HCIS, situs ini terus dikembangkan dengan adanya pertambahan fitur tracking sehingga kecepatan proses rekrutmen bisa lebih terpantau.
One of the sourcing strategies of synergy is through online Job sites MNC. Working closely with the HCIS, the site is being developed with the added feature that speeds the process of tracking could be tracked recruitment.
Pelatihan dan Pengembangan
Training & Development
Untuk memenuhi kebutuhan pengembangan bisnis usaha dan memberikan kesempatan bagi pengembangan kompetensi dan karir karyawan, Perseroan melakukan mutasi / penempatan SDM yang berkualitas di beberapa unit usaha terutama untuk karyawan level Manajer ke atas. Melalui mekanisme ini karyawan diberikan peluang yang sangat lebar untuk memperkaya ilmu dan pengalaman dengan mutasi/rotasi/ promosi, sehingga dapat menjadi tenaga profesional yang handal bagi Perseroan.
To meet the needs of the business development efforts and provide opportunities for competency development and career employees, the Company did transfer / placement of qualified human resources in several business units primarily for manager-level employees and above. Through this mechanism the employee is given very wide opportunities to enrich the knowledge and experience with the transfer / rotation / promotion, so it can be reliable professional personnel for the Company.
Komitmen Perusahaan untuk mengembangkan SDM juga dilakukan dengan cara mengikutsertakan karyawan yang memiliki potensi baik untuk dikembangkan lebih lanjut di MNC Training Center. Program pelatihan yang diikuti tidak hanya training yang bersifat “Hard Skill” tetapi juga “Soft Skill”. Program training yang sifatnya “hard skills dilakukan melalui pengembangan kurikulum dari “Academies Management”, seperti Programming/Production Academy, News Academy, Sales Academy, News Academy, Technical/IT Academy, Leadership Academy, yang sebagian besar di sampaikan oleh para instruktur dari dalam perusahaan. Sedangkan program pengembangan yang sifatnya “soft skills” dilakukan dengan mengundang pihak luar, antara lain pelatihan leadership untuk level supervisor dan manager, behavior event interview, inspiring movement, creativity at work.
The company's commitment to develop human resources as well be done by involving employees who have good potential for further development in the MNC Training Center. The training program is followed not only the training that is "Hard Skills" but also "Soft Skill". Training programs that are "hard skills through curriculum development of the" Academies Management ", such as Programming / Production Academy, Academy News, Sales Academy, Academy News, Technical / IT Academy, Leadership Academy, which is mostly conveyed by the instructors of the company. While the development programs that are "soft skills" conducted by inviting outsiders, such as leadership training for supervisors and manager level, behavior event interview, inspiring movement, creativity at work.
Selain memberikan pelatihan yang berkesinambungan, Perseroan juga mengadakan kegiatan Manager Forum, dimana pesertanya khusus untuk level Manager dan ke atas. Beberapa materi seperti update bisnis serta tema - tema lain seperti leadership, trend business menjadi topik yang menarik untuk diberikan. Di tahun 2011, Perseroan telah mengadakan 4 (empat) kali kegiatan ini, dan tidak kurang dari 472 level manager dan ke atas, selalu hadir di setiap eventnya
In addition to providing continuous training, the Company also held the Manager Forum, where the participants specific to the Manager level and above. Some materials such as business updates and theme - other themes such as leadership, business trends become topics of interest for granted. In 2011, the Company has entered into 4 (four) times the activity, and not less than 472 and the manager level above participated in every event.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
109
Manajemen Kinerja
Performance Management
Perseroan menggunakan sistem Balance Score Cards (BSC) untuk melakukan evaluasi kinerja karyawan. Melalui mekanisme BSC format ini, rencana pengembangan karyawan juga diidentifikasi dalam format Individual Developmental Plan (IDP) dari masing-masing karyawan yang pada akhirnya dapat diwujudkan dalam proses pengembangan karyawan secara “soft skills dan hard skills”. Secara lebih jauh sistem manajemen kinerja dengan pendekatan BSC ini diperlukan untuk mendukung kultur “Pay for Performance” yang secara konsisten dianut oleh Perseroan.
The Company utilized Balance Score Cards (BSC) system to appraise the employee performance. Through the mechanism of BSC, employee development plans were also identified on the Individual Developmental Plan (IDP) of each employee that can ultimately be manifested in the employee’s development in the form of soft skills and hard skills ". In further performance management system with the BSC approach is needed to support the culture of "Pay for Performance" that is consistently adhered by the Company.
Penilaian kinerja dengan menggunakan sistem Balance Score Cards (BSC) diterapkan juga di unit usaha Perseroan. Pada proses akhir dari sistem penilaian kinerja, seluruh unit usaha diwajibkan untuk membuat usulan atas pengembangan karyawan secara individual dan juga mengusulkan rewards atas pencapaian masing-masing sesuai dengan kontribusinya selama tahun 2011. Diharapkan dengan evaluasi ini, seluruh unit-unit usaha dan Perseroan akan dapat lebih ‘fair’ kepada karyawan. Dengan menggunakan tolok ukur yang jelas dan penyeragaman persepsi diharapkan keterpaduan sistim di dalam group dapat terbina dan terjaga.
Performance appraisal by using Balanced Score Cards (BSC) is applied also in the Company's business units. At the end of the performance appraisal system, all business units are required to make proposals for the development of individual employees and also propose rewards for achievement of each according to their contribution during the year 2011. Expected with this evaluation, all business units and the Company will be more 'fair' to employees. By using clear benchmarks and uniformity of perception integration system is expected in the Company can be nurtured and maintained.
Kompensasi dan benefits
Compensation and Benefits
Pay for performance merupakan strategi reward yang dilaksanakan oleh Perseroan. Perbaikan kompensasi dan benefit di seluruh level disesuaikan berdasarkan kinerja organisasi, individu dan/ atau disesuaikan dengan praktek di industri. Proses evaluasi kinerja karyawan telah dilakukan sesuai dengan cycle yang seragam antar unit usaha. Penyesuaian salary dan pemberian bonus dilakukan secara terpadu sesuai dengan cycle review.
Pay for performance is the reward strategy implemented by the Company. Compensation and benefit improvements at all levels be adjusted based on the performance of organizations, individuals and / or adapted to the practice in the industry. Employee performance evaluation process was undertaken in accordance with a uniform cycle between business units. Bonuses and salary adjustments made in an integrated manner in accordance with the review cycle
Pada bulan Maret dan September 2011, Perseroan memberikan insentif jangka panjang dalam bentuk Employee Management Stock Option Program (EMSOP) sebagai penghargaan atas kinerja Direksi dan Karyawan kunci Perseroan serta Unit Bisnis, yang telah memberikan kontribusi dan pengabdian yang tinggi kepada Perseroan atau Unit Bisnis.
In March and September 2011, the Company provides longterm incentives in the form of Employee Stock Option Program Management (EMSOP) as a reward for the performance of Directors and key employees of the Company and Business Unit, which has contributed and high devotion to the Company or Business Unit.
Pada bulan Maret 2011, Perseroan mengikutsertakan Direksi dan karyawan tetap Perseroan kedalam program Asuransi Jiwa dan Kecelakaan. Asuransi Jiwa Berjangka adalah jenis asuransi jiwa yang akan membayarkan manfaat sebesar uang pertanggungan yang telah ditetapkan apabila peserta meninggal dunia di dalam masa asuransi
In March 2011, the Company includes the Company's Board of Directors and employees into the program and Accident Insurance. Term Life Insurance is a type of life insurance that will pay benefits for a predetermined sum if the participant dies within the period of insurance
Untuk menjamin kesinambungan penghasilan di hari tua dan meningkatkan kesejahteraan karyawan Perseroan dan unit usaha, pada bulan Agustus 2011 Direksi dan karyawan tetap Perseroan dan unit usaha diikutsertakan dalam Program Dana Pensiun. Program yang dijalankan adalah Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).
To ensure continuity of pension and improving the welfare of the Company's employees and business units, in August 2011 the Board of Directors and employees of the Company and the business units included in the Pension Fund Program. Program run is Defined Contribution Pension Plan (PPIP).
110
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
HRIS dan HR Reporting yang terintegrasi
Integrated HRIS and HR Reporting
Dalam upaya melakukan proses sinergi dengan unit usaha dan meningkatkan efisiensi pelakasanaan fungsi SDM, Perseroan mengembangkan Human Capital Information System (HCIS) yang terpusat. Dengan telah diterapkannya HCIS yang terintegrasi, Manajemen dapat informasi yang cepat dan akurat.
In the effort to make the process of synergy with the business units and improve the efficiency of exercising the functions of human resources, the Company developed the centralized Human Capital Information System (HCIS). With the implementation of an integrated HCIS, management information can be quickly and accurately.
Setiap bulan, data dari seluruh unit usaha seperti data total karyawan/headcount detail, jumlah karyawan baru, jumlah karyawan keluar, karyawan yang pindah, rotasi ataupun promosi dapat dilihat di laporan HCIS. Laporan bulanan ini dikeluarkan oleh Perseroan dan dapat diakses oleh masingmasing unit usaha karena ditunjang oleh sistem on-line melalui desain web, sedangkan proses input data dapat dilakukan secara desentralisasi. Dengan demikian, proses pengumpulan database, pengolahan dan distribusi data dapat dilakukan jauh lebih cepat dan tepat kapan saja dibutuhkan.
Each month, data from all business units such as data total employee / headcount detail, the number of new employees, the number of employees turnover, transfer, rotation, or promotion can be seen in the report HCIS. This monthly report issued by the Company and can be accessed by each business unit because it is supported by the system on-line through web design, while the data input process of decentralization can be done. Thus, the database collection, processing and distribution of data can be more faster and accurate when it is needed.
Human Capital Information System (HCIS) mempunyai beberapa fungsi yang masih akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan. Pengembangan berikutnya adalah learning and development, compensation and benefit, TIR, dan self-service. Beberapa diantara fungsi yang sudah berjalan adalah rekrutmen, employee management system, man power planning, dan cuti. Saat ini sistem informasi yang sudah terintegrasi dengan HCIS adalah program Payroll, dan Corporate Portal.
Human Capital Information System (HCIS) has several functions that will continue to be developed as needed. The next development is the learning and development, compensation and benefits, TIR, and self-service. Some of the functions that are already implemented are recruitment, employee management system, man power planning, and leave. Currently integrated information systems with the HCIS are a program Payroll and Corporate Portal.
Headcount Global MCOM & Unit Business 2011 LEVEL
Headcount
Director
47
1%
VP/GM
62
1%
Sr. Mgr
24
0%
Mgr
255
3%
Ass.Mgr/Spv
1,346
17%
Officer
5,748
72%
523
6%
8,005
100%
Staff Total HC
EDUCATION Doctorate
Headcount 2
0%
113
2%
Bachelor
4,273
53%
Diploma
1,702
21%
Others
1,915
24%
Total HC
8,005
100%
Master
Composition of Permanent and contract employees based on position Komposisi karyawan tetap dan kontrak berdasarkan jabatan 7% 5% 17%
Manager+ (Manager, Senior Manager, VP/GM, Director) Ass.Manager/Spv
Officer
72%
Staff
Composition of Permanent and contract employees based on education Komposisi karyawan tetap dan kontrak berdasarkan pendidikan. 1% S2 & S3 (Master & Doctorate)
24%
S1 Bachelor
21%
53%
D3 Diploma Others
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Level
Permanent Employees
Contract Employees
∑
17
2
19
SVP/VP/GM SM/Manager
7
15
22
SH/Ass. Manager/SPV
18
193
211
Officer
29
1,579
1,608
78
78
1,867
1,938
Non Officer Grand Total
Job Category
71
∑
Sales & Marketing
476
News/Redaksi
246
Finance & Accounting
151
Technical
145
Administration
119
Production
100
Post Production
69
Promotion
50
IT
49
BDP
48
Programming
46
HR
45
Internal Audit/Policy Procedure/Compliance
45
Production Support
44
Operational
35
GA/GS
34
Legal
32
Supporting
31
Motion Designer
21
Traffic
19
MDP
17
Production-Print
17
Corporate Secretary
16
Branch Operations
13
Research & Development
12
Road Manager
12
Graphic Designer
12
Program-Radio
11
Production Services
10
Secretary
8
Customer Care
4
Subscriber Retention & Loyalty Mgmt
1
Grand Total
1,938
Data Hiring MCOM & Unit Business 2011
111
112
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Data Training pada tahun 2011 Academy
List of training in 2011
Name of Training
Basic Skill
16 Classes, such as Public Speaking, Presentation Skill, English Class
Finance
7 Classes, such as Finance for non Finance, Oracle and Finance Workhsop
Governance
4 Classes, such as Pentana, Risk Based Audit and Sharing Session "Fraud
No. of Person
Total Hours
609
59,610
266
2,230
72
843
Auditing"
HR
15 Classes, such as Behaioral Event Interview, Sharing Session Presentation ects
1,238
3,292
IT & Technical Academy
18 Classes, such as Kaspersky, Microsoft Exchange, Gen 21, Transmissin etc
334
2,627
Leadership Academy
46 Clasess, First Line Management, Managerial Dev. Program, NEOP, Manager
5,172
22,894
37
64
269
2,372
Forum etc
Legal & Corsec
1 Class, workshop Corsec 2011
News Academy
12 Classes, such as Dasar-dasar Jurnalistik, News Training and Presenter & Reporter Training
Others
9 events, employee events such as Outbond and Outing
693
9,108
Production Academy
15 Classes, such asa Audio Video, Creative Thinking, Final Cut Pro etc
397
4,861
Programming Academy
15 Classes, such as Library, Programming Academy, Reseach Methodology etc
358
1,326
Sales Academy
21 Classes, such as Sales Academy, Sales Motivation, World Class Selling etc
595
6,669
10,040
115,896
Grand Total
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Struktur Organisasi Perseroan
113
Organizational Chart of the Company
BOARD OF COMMISSIONERS
COMMITTEES: • REMUNERATION • EMSOP
AUDIT COMMITTEE
PRESIDENT DIRECTOR
INTERNAL AUDIT
INVESTOR RELATIONS
BOARD OF DIRECTORS
FINANCE & ACCOUNTING
CORP SECRETARY & LEGAL
GROUP POLICIES & HUMAN RESOURCES
BUSINESS DEVELOPMENT
114
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Pendahuluan
Forward
Selama tahun 2011 PT Global Mediacom Tbk (MCOM) telah melakukan serangkaian tindakan untuk memperbaiki proses bisnis dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Inisiatif ini dilakukan untuk memperluas pemahaman dan penerapan GCG dan manajemen resiko dengan melibatkan karyawan pada semua tingkat di seluruh unit bisnis. Selain itu juga telah dilakukan usaha untuk meningkatkan implementasi GCG melalui peningkatan pengawasan dan pelaporan
Over the course of 2011 PT Global Mediacom Tbk (MCOM) has introduced a series of measures to improve business processes and enhance the Company's compliance with the principles of Good Corporate Governance (GCG). These initiatives have sought to broaden understanding and practical know-how of the Company's risk management procedures by engaging employees at all levels across all business units. Additionally the Company has sought to enhance the overall strength of GCG implementation by improving oversight and reporting.
Sepanjang 2011. MCOM secara berkesinambungan telah melakukan upaya untuk untuk memastikan bahwa 5 prinsip GCG Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab Independensi, dan Keadilan dapat diintegrasikan di seluruh kegiatan usaha dan pelaksanaannya mengacu kepada pedoman GCG yang dibuat oleh Komite Nasional Kebijakan Governance Indonesia..
Throughout 2011. MCOM has continually promoted a more inclusive approach to ensuring that the 5 GCG principles of Transparency, Accountability, Responsibility, Independence and Fairness are integrated across the entire range of the Company's business operations in accordance with the Indonesian National Committee on Governance' GCG guidelines.
Sejauh mana penerapan GCG diimplementasikan mencerminkan kesiapan manajemen MCOM untuk dapat merespon perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis dan kesiapan untuk melanjutkan operasi. Kepatuhan terhadap GCG dapat menimbulkan kepercayaan yang tinggi dan memberikan indikasi positif bahwa perusahaan dikelola dan diawasi dengan baik yang dapat meningkatkan keuntungan dan pertumbuhan.
The extent to which best practices for GCG are implemented reflects the degree to which an MCOM's management system is able to respond to sudden changes in the business environment and continue operations regardless of overall market conditions. GCG compliance instills confidence in the corporate structure and provides a positive indication that the Company is being appropriately managed and supervised in a manner, which will promote profitability and growth.
MCOM menggunakan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan tanggung jawab sebagai dasar dari Kode Etik dan Perilaku Bisnis MCOM. Dokumen ini memberikan definisi yang jelas mengenai praktek-praktek profesional, yang harus dilakukan oleh karyawan dan manajemen secara bersama-sama guna mewujudkan penerapan prinsip-prinsip GCG diseluruh operational perusahaan..
MCOM use the principles of transparency, accountability and responsibility as the underlying foundation of the MCOM Code of Conduct and Business Ethics. This document provides a clear definition as to the the professional practices, which employees and management alike must adhere to in ensuring that GCG principles are manifest throughout the Company's operations.
Beberapa kegiatan penting yang terkait dalam peningkatan berkelanjutan dari implementasi GCG selama tahun 2011 antara lain melalui sosialisasi mengenai GCG di setiap pelatihan untuk karyawan baru, pembuatan dan pengesahan Standar Operating Procedure (SOP) di bidang HR, Finance, Operasional, dan IT dan penekanan dalam fungsi internal control pada setiap prosedur, sehingga pengawasan yang efektif dapat dikelola dan dikoreksi apabila diperlukan dengan cara yang tepat dan konsisten.
Among the GCG implementation improvements in 2011 was the introduction of a new policy to socialize the MNC Code of Conduct and Business Ethics during all training provided to new Company employees. Also in 2011, MNC has created and ratified Standard Operating Procedures (SOPs) for the Human Resources (HR), Finance, Operations and IT departments. The emphasis has been on defining the internal control functions for each procedure, so that effective oversight may be administered and corrective action taken as required in a timely and consistent manner.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
115
Kepatuhan terhadap GCG dapat meningkatkan kepercayaan yang tinggi dan memberikan indikasi positif bahwa perseroan dikelola dan diawasi dengan baik yang dapat meningkatkan keuntungan dan pertumbuhan GCG compliance instill confidence in the corporate structure and provides a positive indication that the Company is being appropriately managed and supervised in a manner, which will promote profitability and growth.
116
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Structure
Organ MCOM yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi, mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif. Organ Perseroan harus menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, atas dasar prinsip bahwa masingmasing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk kepentingan Perseroan.
MCOM's GCG strategy is comprised of 3 corporate organs. These are the General Meeting of Shareholders (GMS), the Board of Commissioners and the Board of Directors. Each of these organs possesses their own set of clearly defined functions, responsibilities and obligations. In compliance with best practices for GCG, the 3 organs operate entirely independent of one another in order to best ensure that their equally critical roles are executed in the best interest of the Company.
A. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
A. General Meeting of Shareholders (GMS)
RUPS sebagai organ Perseroan merupakan wadah bagi pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan investasi yang telah dilakukan. Pada tahun 2011, Perseroan mengadakan 1 kali RUPST dan 1 kali RUPSLB, dan keduanya dilaksanakan pada tanggal 27 April 2011. Hasil kedua rapat tersebut, sebagai berikut:
The General Meeting of the Shareholders (GMS) is the means for shareholders to vote on key decisions affecting Company's investments. In 2011, the Company held 1 (one) AGMS and 1 (one) EGMS. The AGMS and the EGMS were both held on 27 April 2011. The results of these meetings were as follows:
27 April 2011
RUPST / AGMS
1. Menerima baik Laporan Tahunan Direksi Perseroan serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris mengenai jalannya Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. 2. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan, serta memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan dan memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan yang mereka lakukan dalam Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 (acquit et de charge), sepanjang tindakan-tindakan mereka tersebut tercermin dalam Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, serta dengan mengingat Laporan Tahunan Direksi Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. 3. a. Menetapkan penggunaan keuntungan bersih Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, sebagai berikut: (i) sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar Rupiah) akan dibukukan sebagai dana cadangan guna memenuhi ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-
1. To accept the Annual Report of the Board of Directors of the Company and the Supervisory Report of the Board of Commissioners of the Company regarding the Company’s performance for the Financial Year ended 31 December 2010. 2. To approve and ratify the Annual Financial Statements of the Company for the Financial Year ended 31 December 2010, audited by the office of public accountants Osman Bing Satrio & Rekan, and to fully release the Board of Directors of the Company from its managerial actions, and to fully release the Board of Commissioners of the Company from its supervisory actions, which have been conducted during the Financial Year ended 31 December 2010 (acquit et de charge), provided that such actions are reflected in the Annual Financial Statements of the Company for the Financial Year ended 31 December 2010 and pursuant to the Annual Report of the Board of Directors of the Company for the Financial Year ended 31 December 2010.
3. a. To approve the use of net profits of the Company for the Financial Year ended 31 December 2010, as follows i. Rp. 1.000.000.000, - (one billion Rupiah) will be booked as a reserve fund to comply with the provisions of the Articles of Association of the Company and Law Number 40 Year
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; (ii) dividen tunai akan dibagikan kepada para pemegang saham Perseroan, dimana masing-masing akan menerima secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya, yaitu setiap 1 (satu) saham berhak menerima dividen tunai sebesar Rp 10,- (sepuluh Rupiah) atau total seluruhnya sebesar Rp. 137.935.785.500,- (seratus tiga puluh tujuh milyar sembilan ratus tiga puluh lima juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu lima ratus Rupiah), belum memperhitungkan kemungkinan penambahan saham akibat pelaksanaan Employee and Management Stock Option Program (EMSOP). Mengenai tata cara pembagian dividen tunai tersebut akan diumumkan dalam surat kabar dan atas penerimaan dividen tunai akan dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pajak; dan (iii) sisa laba Perseroan akan dibukukan sebagai laba ditahan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan. b. Menetapkan pembagian bonus, dimana kewenangan untuk menentukan mengenai besarnya bonus tersebut serta pelaksanaan pembagiannya diberikan kepada Direksi Perseroan. c. Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan penggunaan keuntungan sebagaimana disebutkan di atas, termasuk untuk menentukan jadwal dan tata cara dari pelaksanaan pembagian dividen tunai kepada para pemegang saham Perseroan, satu dan lain hal tanpa ada yang dikecualikan. 4. a. Menerima pengunduran diri Bapak Lucas Chow selaku Komisaris Perseroan, dan Bapak John A. Prasetio selaku Komisaris Independen Perseroan, yang berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat ini, dengan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kerja sama dan pengabdian yang telah diberikan selama menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan;
117
2007 regarding Limited Liability Company; ii. cash/final dividend will be distributed proportionally to the shareholders of the Company, of which 1 (one) share is eligible to receive cash/final dividend in the amount of Rp10.- (ten Rupiah) or in the total amount of Rp. 137,935,785,500,- (one hundred and thirty-seven billion nine hundred and thirty five million seven hundred and eighty-five thousand five hundred Rupiah), excluding the shares to be issued as a result of the Employee and Management Stock Option Program (EMSOP) plan. The Company will announce the procedure to distribute such cash/final dividend in a newspaper, and the receipt of such dividend shall be subject to tax in accordance with the prevailing tax laws and regulation; and
iii. the balance of the net profits of the Company will be booked as retained earnings to strengthen the Company’s shareholding/capital structure. b. To approve bonus distribution, while the authorization to determine the amount and distribution process will be granted to Board of Directors of the Company. c. To grant authority to Board of Directors of the Company to implement the allocation of net profits as described above and determine the schedule and terms and conditions of the cash/final dividend distribution to the shareholders of Company, in any manner whatsoever. 4. a. To accept the resignation of Mr. Lucas Chow as Commissioner of the Company and Mr. John A. Prasetio as Independent Commissioner of the Company which will be effective from the close of this Meeting, with high appreciation for their cooperation and dedication during their respective tenures as members of Board of Commissioner of the Company;
b. Menyetujui untuk mengangkat Bapak Chang Long Jong selaku Komisaris Perseroan, yang berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat ini, untuk sisa masa jabatan anggota Komisaris Perseroan yang sedang menjabat saat ini;
b. To approve the appointment of Mr. Chang Long Jong as Commissioner of the Company, which will be effective from the close of this Meeting, for the remaining service term of the other Commissioners of the Company;
c. Menetapkan bahwa terhitung sejak efektifnya pengunduran diri dan pengangkatan anggota Dewan Komisaris Perseroan tersebut, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
c. To approve the composition of Board of Commissioners and Board of Directors of the Company, as of the effective date of such resignation and appointment of members of Board of Commissioners of the Company, to be as follow:
Dewan Komisaris: Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen
: Rosano Barack : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo : Mohamad Tachril Sapi’ie : Bambang Trihatmodjo : Chang Long Jong : Mohamed Idwan Ganie : Kardinal Alamsyah Karim
Board of Commissioners: President Commissioner : Rosano Barack Vice President Commissioner: Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Commissioner : Mohamad Tachril Sapi’ie Commissioner : Bambang Trihatmodjo Commissioner : Chang Long Jong Independent Commissioner : Mohamed Idwan Ganie Independent Commissioner : Kardinal Alamsyah Karim
Direksi: Direktur Utama Direktur
: Hary Tanoesoedibjo : Muhamad Budi Rustanto
Board of Directors: President Director Director
: Hary Tanoesoedibjo : Muhamad Budi Rustanto
118
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Direktur Direktur
www.mediacom.co.id
: Indra Pudjiastuti Prastomiyono : Handhianto Suryo Kentjono
Director Director
: Indra Pudjiastuti : Handhianto Suryo Kentjono
d. Memberikan wewenang kepada Komite Remunerasi untuk menetapkan gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan, serta menetapkan besarnya honorarium bagi seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan; dan
d. To grant authority to the Remuneration Committee to determine the amount of salary and remuneration for members of the Board of the Directors of the Company, and to determine the amount of honorarium for members of the Board of Commissioners of the Company; and
e. Memberikan wewenang dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan sehubungan dengan perubahan susunan pengurus Perseroan tersebut di atas, termasuk tetapi tidak terbatas pada, untuk membuat atau meminta untuk dibuatkan serta menandatangani segala akta yang berkaitan dengan itu dan untuk mendaftarkan susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
e. To grant authority, with rights of substitution, to the Board of Directors of the Company to carry out all actions relating to the appointment of members of the Board of Commissioners as mentioned above, including but not limited to making or requesting to be made and to sign all deeds in connection with such appointment of members of the Board of Commissioners, and to register the composition of the Board Commissioners and the Board of Directors of the Company in the Company Register in accordance with the provisions of Law Number 3 Year 1982 regarding Mandatory Company Registration.
5. a. Menyetujui memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Independen Perseroan yang akan mengaudit buku-buku Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011; dan
5. a. To approve the grant of authority to the Board of Directors of the Company to appoint the Public Independent Accountant to audit the Company’s books for Financial Year ended 31 December 2011; and
b. Memberikan wewenang dan kuasa sepenuhnya kepada Direksi untuk menetapkan honorarium serta persyaratanpersyaratan lain sehubungan dengan penunjukan dan pengangkatan Akuntan Publik Independen tersebut.
b. To grant authority and full power of attorney to the Board of Directors of the Company to determine the honorarium of the Independent Public Accountant and other terms and conditions with regards to the appointment of such Independent Public Accountant.
27 April 2011
RUPSLB / EGMS
1. a. Menyetujui rencana Perseroan untuk memberikan jaminan berupa jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan dan/atau anak-anak perusahaan tertentu dari Perseroan, maupun menjaminkan seluruh maupun sebagian besar harta kekayaan milik Perseroan dan/ atau anak-anak perusahaan tertentu dari Perseroan dalam rangka pengembangan lini usaha inti Perseroan dan kebutuhan untuk memperoleh pembiayaan kembali (refinancing), serta untuk mengembangkan kegiatan Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaannya; dan b. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan guna melaksanakan keputusan tersebut di atas, termasuk tetapi tidak terbatas untuk membuat atau meminta dibuatkan segala akta-akta, surat-surat maupun dokumen-dokumen yang diperlukan, hadir di hadapan pihak/pejabat yang berwenang, termasuk
1.a.To approve the Company's plan to provide collateral in the form of a corporate guarantee provided by the Company and/or certain subsidiary(ies) of the Company, and to pledge all or substantial part of assets owned by the Company and/or certain subsidiary(ies) of the Company to develop the Company’s core business line(s) and to obtain refinancing as necessary, and to develop the Company’s activities, either directly or indirectly through its subsidiary(ies); and
b. To provide authority and power of attorney to the Board of Directors of the Company with approval from the Board of Commissioners, to carry out all actions necessary to implement the above decisions, including but not limited to making or requesting to be made all deeds, letters and necessary documents, to attend before the relevant party/ official authorities, including Notary, to submit applications
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Notaris, mengajukan permohonan kepada pihak/pejabat yang berwenang untuk memperoleh persetujuan atau melaporkan hal tersebut kepada pihak/pejabat yang berwenang, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangan yang berlaku, satu dan lain hal tanpa ada yang dikecualikan.
2. a. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan, untuk mengeluarkan saham-saham dalam Perseroan terkait dengan pelaksanaan EMSOP yang telah diterbitkan Perseroan; dan
119
to relevant party/official authorities to obtain approval or report the above matter to them, pursuant to the prevailing laws, in any manner whatsoever.
2.a. To provide authority and power of attorney to the Board of Directors of the Company, with approval from the Board of Commissioners of the Company, to issue the Company’s shares in relation to the implementation of EMSOP issued by the Company; and
b. Menyetujui untuk memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan EMSOP tersebut, termasuk untuk membuat atau meminta dibuatkan segala dokumen, perjanjian dan akta yang diperlukan, hadir atau menghadap di hadapan pihak atau pejabat yang berwenang, termasuk Notaris, seluruhnya tanpa ada yang dikecualikan.
b. To approve the authority given to the Board of Directors of the Company to carry out all actions in relation to the implementation of EMSOP, including making or requesting to be made all necessary documents, agreements and deeds, to attend before the relevant party/official authorities, including Notary, in any manner whatsoever.
3. a. Menyetujui pernyataan tertulis Direksi Perseroan No. 107/ HT-DIRUT/MCOM/III/11 tanggal 15 Maret 2011 tentang Pernyataan Pendiri Dana Pensiun Danapera;
3. a. To approve a written statement No. 107/HT-DIRUT/ MCOM/III/11 dated March 15, 2011 given by Board of Directors of the Company regarding Statement of Founder of Danapera Pension Fund;
b. Menyetujui untuk memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pernyataan tertulis Direksi Perseroan tersebut; dan
b. To approve the authority and power of attorney given to the Board of Directors of the Company to carry out all actions in relation to the Board of Directors’ written statement mentioned above; and
c. Menyetujui untuk memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk memberikan persetujuan atas pernyataan tertulis Direksi Perseroan, berkaitan dengan permohonan pengesahan perubahan peraturan Dana Pensiun Danapera kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia, dalam hal terdapat perubahan peraturan Dana Pensiun Danapera selanjutnya.
c. To approve the authority and power of attorney given to the Board of Commissioners of the Company to allow them to approve the written statements issued by the Board of Directors of the Company, which will be submitted to the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia if there is a change of regulations of Danapera Pension Fund in the future.
4. a. Menyetujui pembelian kembali saham Perseroan (Buyback) sebanyak-banyaknya 5% dari modal disetor Perseroan atau sejumlah 680.000.000 saham, termasuk hal-hal lainnya yang terkait dengan itu; dan b. Menyetujui untuk memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pembelian kembali saham Perseroan (Buyback). 5. Menerima baik rencana pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) MSV dan memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan rencana pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) MSV tersebut.
4. a. To approve the Company's shares buyback to be a maximum 5% of the Company’s paid up capital or a maximum of 680,000,000 shares; and
b. To approve the authority and power of attorney given to the Board of Directors of the Company to carry out all necessary action in relation to the implementation of the Company’s share buyback.
5. To accept the Initial Public Offering (IPO) plan of MSV and to provide authority and power of attorney to the Board of Directors of the Company to carry out all necessary actions in relation to the implementation of the Initial Public Offering (IPO) plan of MSV.
120
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
A. Dewan Komisaris
A. Board Of Commissioners
a. Komposisi Dewan Komisaris
a. Composition of Board of Commissioners
Sehubungan dengan pengunduran diri Bp Lucas Chow (Komisaris) dan Bp John A. Prasetio (Komisaris Independen) pada RUPST tanggal 27 April 2011 dan pengangkatan Mr Chang Long Jong (pada RUPST yang sama), komposisi Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
Subsequent to the resignation of Commissioner Mr. Lucas Chow and Independent Commissioner Mr. John A. Prasetio at the AGMS of 27 April of 2011 and the appointment Mr. Chang Long Jong (also at the AGMS), the composition of the Board of Commissioners are as follows:
Nama / Name
Jabatan / Position
Rosano Barack
Komisaris Utama | President Commissioner
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Wakil Komisaris Utama | Vice President Commissioner
Mohamad Tachril Sapi’ie
Komisaris | Commissioner
Bambang Trihatmodjo
Komisaris | Commissioner
Chang Long Jong
Komisaris | Commissioner
Mohamed Idwan Ganie
Komisaris Independen | Independent Commissioner
Kardinal Alamsyah Karim
Komisaris Independen | Independent Commissioner
b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
b. Duties and Responsibility of the Board of Commissioners
Tugas Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi. Tugas pengawasan dan nasihat itu dilaksanakan oleh Dewan Komisaris berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan. Pengawasan oleh Dewan Komisaris meliputi baik pengawasan atas kebijakan Direksi dalam melakukan pengurusan Perseroan, serta jalannya pengurusan tersebut secara umum, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan. Pengawasan dan nasihat yang dilakukan Dewan Komisaris harus bertujuan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
The Board of Commissioners' duties, as defined in the Company's Articles of Association, are to supervise and advise the Board of Directors in the best interest of the Company. The Board of Commissioners exercises oversight of the Board of Directors' control over management policies and general administration both for the Company and the Company's business units. The supervision and advice provided by the Board of Commissioners aims to serve the best interests of the Company, in accordance with accepted aims and objectives.
c. Remunerasi Dewan Komisaris
c. Remuneration of the Board of Commissioners:
Pada tahun 2011, total remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris sebesar Rp8.651.144.556,-
In 2011, the total remuneration received by the Board of Commissioners was Rp8,651,144,556.-
Informasi yang relevan dengan proses penetapan remunerasi Dewan Komisaris dapat dilihat pada bagian c dibawah “Komite Remunerasi” di halaman 122.
Information relevant to the process for deciding the remuneration of the Board of Commissioners is provided in Section c below “The Remuneration Committee” - starting on page 120.
d. Rapat Dewan Komisaris
d. Board of Commissioners Meetings
Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan, rapat Dewan Komisaris dapat diselenggarakan setiap saat. Dewan Komisaris juga berhak untuk mengundang Direksi sesuai agenda rapat.
In accordance with provisions stipulated in the Company's Articles of Association, the Board of Commissioners meetings can be held at any time. The Board of Commissioners also has the right to invite Board of Directors according to the meeting agenda.
Selama tahun 2011, Dewan Komisaris mengadakan beberapa rapat, bersama dengan Direksi sebanyak 3 kali, yaitu: tanggal 26 April 2011, 27 Juli 2011 dan 24 Oktober 2011, dengan daftar kehadiran sebagai berikut:
During the year 2011, the Board of Commissioners held meetings, together with the Board of Directors on 3 (three) occasions: 26 April 2011, 27 July 2011, and 24 October, 2011, with attendance as follows:
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Rapat / Meetings
Kehadiran Attendance
121
% Attendance
Nama / Name
Jabatan / Position
Rosano Barack
President Commissioner
3
2
67%
Bambang Rudijanto
Vice President Commissioner
3
3
100%
M.Tachril Sapi'ie
Commissioner
3
3
100%
Bambang Trihatmodjo
Commissioner
3
1
33%
Lucas Chow *
Commissioner
1
1
100%
Chang Long Jong **
Commissioner
2
1
50%
Kardinal A.Karim
Independent Commissioner
3
3
100%
Mohamed Idwan Ganie
Independent Commissioner
3
3
100%
Tanoesoedibjo
Note : * Jan-Apr 2011 ** Apr-Dec 2011
B. Direksi
B. Board Of Directors
a. Komposisi Direksi
a. Composition of Board of Directors
Direksi Perseroan terdiri dari 4 (empat) orang, yang memiliki pengalaman masing-masing yang diperlukan di bidang media. Seluruh anggota Direksi Perseroan berdomisili di Indonesia, dan memiliki cukup integritas dan kompetensi. Komposisi Direksi Perseroan sebagai berikut:
The Board of Directors is comprised of 4 (four) people, each of whom possesses the required experience in the field of media operations. All members of the Board of Directors of the Company are domiciled in Indonesia, and have sufficient integrity and competence. The Composition of the Board of Directors of the Company is as follows:
Nama / Name
Jabatan / Position
Hary Tanoesoedibjo
Direktur Utama | President Director
M. Budi Rustanto
Direktur | Director
Indra P. Prastomiyono
Direktur | Director
Handhianto S. Kentjono
Direktur | Director
Note : The Profiles of the Board of Directors can be found on page 56-58
b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
b. Duties and Responsibilities of the Board of Directors
Direksi bertanggung jawab membuat keputusan-keputusan yang relevan dengan pelaksanaan operasional sehari-hari, dan memastikan pelaksanaan sesuai dengan keputusan pemegang saham. Selain itu, Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa system yang efektif untuk menilai kecukupan manajemen risiko, pengendalian internal dan komunikasi. Berikut ini daftar fungsi-fungsi khusus yang relevan dengan tanggung jawab tersebut:
The Board of Directors is responsible for executive decisions relevant to the day-to-day operations of the Company, and for ensuring that all management is carried out in the best interest of all stakeholders. Additionally the Board of Directors is responsible for ensuring that effective systems are in place for risk management, internal control and communications. The following list comprises specific functions relevant to these responsibilities:
• • • •
Mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Memastikan pelaksanaan keputusan yang disetujui oleh RUPS. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran Perseroan (RKAP) dan rencana kerja lainnya. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan sesuai praktik dan kepatuhan dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
• • • •
Conducting the General Meetings of the Shareholders. Ensuring the implementation of decisions agreed to by the GMS. Preparing the Work Plan and Budget of the Company (RKAP) and other work plans. Establishing and maintaining accounting and administration activities in accordance with prevailing Company practice and in compliance with General Accepted Accounting Principles.
122
• •
•
•
•
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Menyiapkan laporan tahunan termasuk laporan keuangan. Mengawasi praktik manajemen yang baik untuk menilai kecukupan manajemen risiko, pengendalian internal, laporan keuangan dan kepatuhan. Membuat struktur organisasi, tugas dan menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk pengangkatan manajemen. Mengembangkan rencana kerja untuk setiap bidang tanggung jawab dan unit kerja, yang dipimpin oleh Direksi. Mengkoordinasikan dan mengawasi setiap alokasi tanggung jawab dan unit kerja.
www.mediacom.co.id
•
Preparing an annual report including financial statements.
•
Overseeing best management practices which clearly assess adequacy of risk management and internal control, financial reporting and compliance. Creating an organizational structure, tasks and assigning clear responsibilities include the appointment of management. Developing a work plan for each area of responsibility and work units, led by each Director.
•
•
•
Coordinating and overseeing the allocation of responsibilities and work units.
c. Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing Direksi
c. Scope of Work & Responsibility of Each Member of the Board of Directors
Nama : Hary Tanoesoedibjo Jabatan : Direktur Utama
Name : Hary Tanoesoedibjo Position : President Director
Tanggung Jawab Utama:
Main Responsibilities:
• • • •
•
• • •
•
Memimpin Group untuk membangun dan mempertahankan kepemimpinan pasar di industri media. Mengembangkan dan mengidentifikasi serta memimpin langsung implementasi strategi bisnis Perseroan. Menjaga reputasi baik Perseroan mewakili para stakeholders termasuk pemegang saham Perseroan. Mengembangkan rencana strategis untuk mencapai misi dan tujuan Perseroan dan untuk meningkatkan pendapatan, keuntungan, dan pertumbuhan sebagai suatu organisasi. Merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan seluruh strategi Perseroan untuk menghasilkan sumber daya dan / atau pendapatan. Memperbarui tujuan dan rencana kerja Perseroan sesuai dengan kondisi terkini. Menjalankan tanggung jawab perusahaan sesuai dengan ketentuan hukum dan etika standar yang berlaku. Membangun hubungan yang baik dengan perusahaan finansial guna mencari pendanaan untuk mengembangkan perusahaan. Melakukan supervisi atas semua aktivitas manajemen keuangan Perseroan dan seluruh unit usaha Perseroan yang meliputi perencanaan keuangan, pengawasan keuangan, manajemen keuangan.
• • • •
Leading the Group to establish and maintain marketleadership within the media industry. Developing and defining and leading the overall implementation of the Company's business strategy. Maintaining the Company's good reputation on behalf of all stakeholders including the Company's shareholders. Developing a strategic plan to achieve the Company's mission and objectives and to promote revenue, profitability and growth as an organization.
•
Planning, developing and implementing all Group strategies for generating resources and/or revenues.
•
Updating the Company's objectives and work plans in accordance with existing conditions. Running a company’s responsibility in accordance with the provisions of the law and ethical standards. Developing and maintaining good relations with financial institutions who support the development of the Group.
• •
•
Supervision financial management activities of the Group and the Group's business units units including financial planning, financial control and financial management.
Name : Indra P. Prastomiyono Position : Group Governance & Organization Development Director
Name Position
Tanggung Jawab Utama :
Main Responsibilities:
•
•
•
•
Mensupervisi Group HR, Group Policies, Group Training dan mengkoordinasikan kegiatan internal control/internal audit di seluruh unit-unit bisnis. Mengembangkan kebijakan korporasi (corporate policies) yang selaras dengan visi, misi dan shared values Perseroan untuk menjadi acuan bagi unit-unit bisnis. Memastikan adanya compliance atas kebijakan korporasi maupun kebijakan operasional yang harus dijalankan di seluruh unit-unit bisnis. Memimpin dan mengkoordinasikan fungsi-fungsi yang terkait dalam area Group human resources dan Group policies serta menjamin keselarasan komunikasi dan kejelasan tugas & tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
•
•
•
•
: Indra P. Prastomiyono : Group Governance & Organization Development Director
Supervising the Group HR, Group Policies, Group Training and coordinating the activities of internal control / internal audit across the business unit. Develope a corporate policies that is consistent with the Group’s vision, mission and shared values to be a reference for the business units. Ensure the compliance of corporate policies and operational policies that must be executed across the business units. Lead and coordinate related functions in the area of Group Human Resources and Group policies and ensure the harmonization of communication and clarity of tasks & responsibilities in implementing the task.
www.mediacom.co.id
•
•
•
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Mengembangkan strategi & kebijakan human resources manajemen di tingkat korporasi yang dapat dipakai sebagai acuan untuk membangun Human Resources di unit-unit bisnis, meliputi kebijakan rekrutmen, learning & development, career path, menajemen kinerja & kompensasi/benefits, dan talent management. Memastikan korporasi serta seluruh unit-unit bisnis mempunyai kompetensi untuk melakukan audit dan internal control, dan mampu melaksanakan compliance/self assessment di setiap level serta dapat melakukan eskalasi ke Group kapan saja diperlukan untuk perbaikan proses. Memastikan agar fungsi training dapat berjalan dengan baik untuk mendukung pencapaian organisasi.
Nama Jabatan
: M.Budi Rustanto : Direktur Sekretaris Perusahaan dan Legal
Tanggung Jawab Utama: •
•
Mengkoordinir fungsi Public Relations baik di MCOM maupun di Unit Usaha dalam rangka membangun citra perusahaan. Menangani dan mengkoordinir kegiatan yang dilakukan Corporate Secretary / legal group agar tercapai kegiatan yang terpadu, yaitu :
•
•
•
: Handhianto S.Kentjono : Direktur Pengembangan Usaha
Tanggung Jawab Utama: •
• • •
•
Mengkoordinir penyusunan rencana pengembangan bisnis yang komprehensif dan selaras dengan strategi Perseroan. Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang bisnis yang potensial sesuai dengan kebutuhan bisnis Perseroan. Mengkoordinir pembuatan feasibility studies / business plans untuk pengembangan bisnis / produk baru. Melakukan riset dan analisa pasar peluang bisnis perusahaan serta ancaman yang ditimbulkan oleh kompetisi. Mengidentifikasi akuisisi dan peluang merger dan aktivitas implementasi langsung.
Develope strategies and policies of human resources management at the corporate level that can be used as a reference for Human Resources in the business unit, including recruitment policies, learning 7 development, career path, performance management and compensation/benefits and talent management. Ensure the corporation and all the business units have the competence to perform audit and internal control, able to carry out compliance / self assessment at each level and can perform the escalation of the Group at any time required for process improvement. Ensure that the training function can work well to support the achievement of the organization.
Name : M.Budi Rustanto Position : Corporate Secretary and Legal Director Main Responsibilities: •
•
• Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) baik di MCOM maupun di Unit Usaha. • Kegiatan yang berhubungan dengan Pemerintah (Regulator), Publik dan Komunitas Pasar Modal. • Kegiatan yang berhubungan dengan media massa baik itu elektronik dan cetak, yang termasuk dalam group maupun di luar group. • Mengkoordinir komunikasi internal dan eksternal Group. • Memastikan semua informasi publik diungkapkan secara tepat waktu dan komprehensif. • Menangani dan mengkoordinir kegiatan yang dilakukan Legal Perseroan dan Group. • Bertanggung jawab atas penyelesaian kasus yang dihadapi perusahaan, / yang sedang dalam proses pengadilan yang dihadapi oleh Group. • Memastikan adanya koordinasi dengan lembaga penunjang berkaitan dengan pelaksanaan RUPS.
Nama Jabatan
123
Coordinating the functions of both the Public Relations MCOM and in the Business Unit in order to build corporate image. Managing and coordinate all operations of the office of the Corporate Secretary and the Legal Group's legal department to achieve an integrated and compliant approach for: • Corporate Social Responsibility (CSR), both for MCOM as well as its Business Units. • Activities related to government (regulators), Public & Community and Capital Markets. • Activities related to the mass media both electronic and print, including those operated outside of the Group. • Coordinating Group internal and external communications. • Ensuring the timely and comprehensive disclosure of all public information. • Handles and coordinates activities of the Company and Group Legal. • Overseeing the legal department's management of the Group's engagement in ongoing cases of litigation. • Ensuring an appropriate level of coordination among supporting agencies involved with the General Meetings of the Shareholders (GMS).
Name : Handhianto S.Kentjono Position : Business Development Director Main Responsibilities: •
• • •
•
Coordinating the preparation of a comprehensive business development plan in line with the Company's strategy. Identifying and evaluating potential business opportunities in accordance with the Company's business needs. Coordinating manufacturing feasibility studies/business plans for business development/new products. Conducting research and market analysis of the Company's business opportunities as well as threats posed by the competition. Identify acquisition and merger opportunities and direct implementation activities.
124
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Nama : Iwan Kurniawan Jabatan : Chief Financial Officer / CFO
Name : Iwan Kurniawan Position : Chief Financial Officer / CFO
Tanggung Jawab Utama:
Main Responsibilities:
•
•
• •
•
Mengelola dan/atau melakukan supervisi atas semua aktivitas manajemen keuangan Perseroan dan atau seluruh unit usaha Perseroan yang meliputi perencanaan keuangan, pengawasan keuangan, manajemen keuangan dan administrasi keuangan. Melakukan pengawasan terhadap business review dengan anggaran perusahaan dan unit bisnis untuk memastikan kinerja sejalan dengan anggaran yang sudah ditetapkan. Memastikan proses pelaporan akuntansi perusahaan sesuai peraturan yang berlaku. Menetapkan asumsi budget Perseroan dan unitunit usaha serta petunjuk pembuatan budget untuk memastikan budget yang disusun merupakan target yang realistis. Menyelesaikan hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku serta kaidah-kaidah good corporate governance.
•
Managing and /or supervising the financial management of the Company and the Company's business units including financial planning, financial control, financial management and financial administration.
•
Supervising regular business reviews of the Company and the Company's business units to ensure performance remains in line with existing budgets.
•
Ensuring compliance with existing regulations for corporate accounting and reporting. Setting budget assumptions for the Company and the Company's business units and issuing instructions in developing the budget to ensure the formulation of realistic targets. Ensuring all rights and obligations for taxation remain in compliance with existing tax laws and the regulations for good corporate governance.
•
•
d. Remunerasi Direksi
d. Remuneration of the Board of Directors
Pada tahun 2011, total remunerasi yang diterima oleh Direksi sebesar Rp4.462.376.909,-
In 2011, the total remuneration received by the Board of Directors was Rp4,462,376,909.-
Informasi yang relevan dengan proses penetapan remunerasi Direksi dapat dilihat pada bagian c dibawah “Komite Remunerasi” di halaman 125.
Information relevant to the process for deciding the remuneration of the Board of Directors is provided in Section c below - “The Remuneration Committee” - starting on page 125.
e. Rapat Direksi
e. Board of Directors Meeting
Direksi mengadakan rapat internal untuk membahas masalah yang memerlukan pertimbangan Direksi dan juga membahas rencana strategi lainnya. Direksi mengadakan rapat sebanyak 6 (enam) kali pada tahun 2011: pada tanggal 24 Maret 2011, 20 Juli 2011, 16 Agustus 2011, 23 September 2011, 21 Oktober 2011 dan 8 Desember 2011. Daftar kehadiran masing-masing Direksi sebagai berikut:
Board of Directors regularly conduct internal meetings to discuss matters that require Board consideration and also to discuss other strategic plans. The Board of Directors held six formal meetings over the course of 2011: on 24 March 2011, 20 July 2011, 16 August 2011, 23 September 2011, 21 October 2011, and 8 December 2011. The attendance records for each of the managers at these meetings was as follows:
Nama/ Name
Jabatan/ Position
Number of Meetings
Kehadiran Attendance
Hary Tanoesoedibjo
Presiden Direktur / President Director
6
6
100%
M. Budi Rustanto
Direktur / Director
6
5
83%
Indra P. Prastomiyono
Direktur / Director
6
6
100%
Handhianto S. Kentjono
Direktur / Director
6
6
100%
% Kehadiran
% Attendance
f. Pengembangan Direksi
f. Board of Directors Development
Selama tahun 2011, Direksi mengikuti beberapa kegiatan pelatihan internal. Direksi secara konsisten terus meningkatkan pengetahuan dan keahliannya, memperoleh pemahaman yang paling terkini mengenai ekonomi dan kondisi lainnya yang mempengaruhi industri media.
During the year 2011, the Board of Directors participated in a variety of training events internally. The Board of Directors aims to constantly improve their knowledge and expertise, gaining the most up-to-date understanding of the economy and other conditions affecting the media industry.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Name
Training
Organizer
Date
Hary Tanoesoedibjo
"Being Grateful for
Inhouse
January 31
M. Budi Rustanto
Excellent Achievements
Indra P. Prastomiyono
2010 and 2011
Handhianto S. Kentjono
Business Confidence in
125
Place Jakarta
2011
Facing challenge" "Build Your Own
Inhouse
21 April 2011
Jakarta
"Go Beyond Your Limit"
Inhouse
29 July 2011
Jakarta
"2012 Economic
Inhouse
2 November
Jakarta
Capacity!"
Outlook"
2011
C. Komite Remunerasi
C. Remuneration Committee
a. Komposisi Komite Remunerasi
a. Composition of the The Remuneration Committee
Period: Until April 2011
Nama / Name
Jabatan / Position
John A. Prasetio
Chairman / Ketua
Hary Tanoesoedibjo
Member / Anggota
Rosano Barack
Member / Anggota
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Member / Anggota
Period: May 2011 up to now
Nama / Name
Jabatan / Position
Hary Tanoesoedibjo
Chairman / Ketua
Rosano Barack
Member / Anggota
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Member / Anggota
b. Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi :
b. Duties and responsibilities of the Remuneration Committee:
Komite Remunerasi bertanggung jawab untuk :
The Remuneration Committee is responsible for:
•
Evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai besarnya remunerasi dan bonus untuk Dewan Komisaris dan Direksi serta pejabat eksekutif senior.
•
Evaluation of the remuneration policy and making recommendations to the Board of Commissioners regarding the size of remuneration and bonuses of the Board of Commissioners, the Board of Directors as well as Senior Management Personnel.
126
• •
•
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Penilaian terhadap system penggajian Group, pemberian tunjangan dan benefit. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi sesuai dengan kinerja keuangan Group, prestasi kerja individual, sejalan dengan strategi dan tujuan jangka panjang dan kewajaran dengan peer group. Mengawasi pelaksanaan sistem remunerasi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
• •
•
Conducting assessments of the Group's payroll, allowance and benefits structure. Ensuring that remuneration policies are set in accordance with the Group's financial performance, individual job performance, in line with long-term goals and strategies and receive appropriate consideration from peer groups. Overseeing the implementation of the remuneration system in accordance with the policy defined.
c. Rapat Komite Remunerasi
c. Meetings of the Remuneration Committee
Komite Remunerasi melakukan pertemuan pada tanggal 1 April 2011 untuk mendiskusikan pemberian bonus dan review gaji kepada karyawan serta pembagian tantiem kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas kinerja tahun buku 2010. Daftar kehadiran rapat sebagai berikut:
The Remuneration Committee met on April 1 2011 was to discuss Bonus Award & Salary Review to employees of the Group and the distribution of bonus to the Board of Commissioners and Board of Directors for the FY 2010 performance. Attendance at the meetings was as follows:
Kehadiran / Presence
Tanggal / Date
Agenda
01-Apr-11
Pemberian Bonus & Salary Review kepada karyawan Perseroan serta pembagian tantiem kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas kinerja tahun 2010
JP
HT
RB
RT
√
√
√
√
Distribution of bonuses and salary review to employees of the Company and the bonuses distribution of the Board of Firectors and the Board of Commissioners for the fiscal year 2010
d. Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
d. Remuneration of the Board of Commissioners & Board of Directors.
Pada tahun 2011, total remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris sebesar Rp7.031.467.356,- dan total remunerasi untuk Direksi sebesar Rp4.462.376.909,-
In 2011, the total remuneration received by the Board of Commissioners was Rp7,031,467,356.- and the total remuneration for the Board of Directors in 2011 was Rp4,462,376,909.-
e. Prosedur penetapan remunerasi Komisaris dan Direksi
e. Procedure for Determining of Board of Commissioners & Board of Directors remuneration
Komite Remunerasi melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan / besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi, dengan mempertimbangkan beban tugas dan tanggung jawab masing – masing Komisaris dan Direksi, kinerja Perseroan pada tahun – tahun sebelumnya, serta disesuaikan dengan remunerasi eksekutif pada industri sejenis.
Remuneration Committee to evaluate and make recommendations to the Board of Commissioners regarding policies / size of remuneration of the Board of Commissioners and Board of Directors, taking into consideration the burden of duties and responsibilities - each Commissioner and the Board of Directors, the Company's performance in a year earlier, as well as adjusted by the executive remuneration similar industries.
f. Kegiatan Komite Remunerasi
f. Activities of the Remuneration Committee
•
•
•
Memberikan rekomendasi pemberian bonus & Salary Review kepada karyawan Perseroan serta pembagian tantiem kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan atas kinerja tahun 2010. Mengawasi pelaksanaan sistem remunerasi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
•
Provide recommendations the distribution of bonus & Salary Review to employees of the Company and the distribution of bonus to the Board of Commissioners and Board of Directors for the performance of 2010. Overseeing the implementation of the remuneration system in accordance with the policy defined.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
D. Komite Emsop
D. Emsop Committee
a. Komposisi Komite EMSOP
a. Composition of the EMSOP Committee
127
Period: Until April 2011
Nama / Name
Jabatan / Position
John A. Prasetio
Ketua / Chairman
Hary Tanoesoedibjo
Anggota / Member
Rosano Barack
Anggota / Member
B. Rudijanto Tanoesoedibjo
Anggota / Member
Period: May 2011 up to now
Nama / Name
Jabatan / Position
Hary Tanoesoedibjo
Ketua / Chairman
Rosano Barack
Anggota / Member
B. Rudijanto Tanoesoedibjo
Anggota / Member
b. Tugas dan tanggung jawab Komite EMSOP •
•
•
b. Duties and responsibilities EMSOP Committee
Menyetujui rancangan dan rencana Employee Management Stock Option Program (EMSOP) di lingkungan perusahaan yang diajukan oleh Direksi, termasuk di dalamnya persetujuan terhadap jumlah saham perusahaan yang dialokasikan untuk EMSOP dan harga pelaksanaan saham untuk EMSOP. Melakukan kajian tentang teknis pelaksanaan EMSOP Perseroan, di antaranya pengalokasian opsi kepemilikan saham Perseroan baik kepada karyawan kunci Perseroan maupun di anak perusahaan.
•
Approving the design and planing of the Employee Management Stock Option Program (EMSOP) proposed by the Group's Board of Directors. This includes approved allocation of Group's shares for EMSOP and exercise price of shares for EMSOP.
•
Mengawasi pelaksanaan EMSOP
•
Defining all other technical aspects required for the smooth implementation of the Group's EMSOP, including the allocation of option shares to key employees of the Group and the Group's subsidiary business units. Overseeing the implementation of EMSOP
c. Rapat Komite EMSOP
c. Meetings of the EMSOP Committee
Komite EMSOP melakukan rapat sebanyak 2 (dua) kali pada tahun 2011. Rapat pertama diadakan pada tanggal 20 Januari 2011 untuk mendiskusikan / menetapkan periode pelaksanaan dan harga pelaksanaan untuk EMSOP MCOM tahap I, II dan III. Rapat kedua dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 untuk mendiskusikan / menetapkan periode pelaksanaan dan harga pelaksanaan untuk EMSOP MCOM tahap IV. Daftar kehadiran rapat sebagai berikut:
The EMSOP Committee met twice in 2011. The first meeting on 20 January 2011 was to discuss/determine the period of redemption and the exercise price for the MCOM EMSOP stage I, II and III. The second meeting on 20 June 2011 was to discuss/determine the period of redemption and the exercise price for the MCOM EMSOP stage IV. Attendance at the meetings was as follows:
Nama/ Name
Jabatan Position
Jumlah Pertemuan Number of Meetings
Kehadiran Presence
%
Hary Tanoesoedibjo
Ketua/Chairman
2
2
100%
Rosano Barack
Anggota/Member
2
2
100%
B. Rudijanto Tanoesoedibjo Anggota/Member John A. Prasetio Anggota/Member
2
2
100%
1
1
100%
128
Laporan Tahunan Annual Report 2011
d. Kegiatan Komite EMSOP • •
•
Menetapkan / menyetujui Periode Penukaran dan Harga Pelaksanaan program EMSOP. Bersama dengan Direksi Unit Bisnis, mendiskusikan nama-nama calon penerima EMSOP dari Perseroan dan Unit Bisnis Perseroan dan melakukan validasi atas peran masing-masing individu, jumlah dan besaran untuk masing-masing individu per level. Mengawasi pelaksanaan EMSOP.
www.mediacom.co.id
d. Activities of the EMSOP Committee • •
•
Specifying and approving the Exchange Period and Price Implementation program for the EMSOP. Together with the Business Unit Directors, discussing the names of potential recipients EMSOP of the Group and the Group Business Units and validating the role of each individual, the number and amount of shares to each individual per level. Overseeing the implementation of EMSOP.
E. Komite Audit
E. Audit Committee
a. Susunan Komite Audit Susunan Komite Audit diubah pada bulan Desember 2011. Di bawah ini adalah rincian:
a. Composition of the Audit Committee The Composition of the Audit Committee was altered in December of 2011. Below is breakdown:
Sebelum 12 Desember 2011: Ketua : Kardinal A. Karim (Komisaris Independen) Anggota : Irman Gusman Djoko Leksono Sugiarto
Prior to 12 December 2011: Chairman : Kardinal A. Karim (Independent Commissioner) Members : Irman Gusman Djoko Sugiarto Leksono
Setelah 12 Desember 2011: Ketua : Kardinal A.Karim (Komisaris Independen) Anggota : Mohamed Idwan Ganie (Komisaris Independen) Hery Kusnanto
After 12 December 2011: Chairman : Kardinal A.Karim (Independent Commissioner) Members : Mohamed Idwan Ganie (Independent Commissioner) Hery Kusnanto
Profile Komite Audit
Profiles of the Audit Committee
Kardinal A. Karim – Ketua
Kardinal A. Karim - Chairman
Kardinal A. Karim menjabat sebagai Komisaris Independen, profil beliau dapat ditemukan di “Profil Dewan Komisaris” di halaman 49 pada laporan tahunan ini.
As Kardinal A. Karim presently serves as an Mcom Independent Commissioner his profile can be found in the “Profiles of the Board of Commissioners” section on page 49 of this report.
Irman Gusman
Irman Gusman
Lahir di Sumatera Barat pada tahun 1962. Menjabat sebagai Komisaris Independen MNC sejak April 2007. Beliau juga termasuk anggota Komite Audit MNC. Beliau memiliki beragam karir penting di instansi pemerintah, antara lainnya sebagai politikus dan bekerja dengan beberapa organisasi terkemuka dan badan nasional dan internasional. Sebelum beliau menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2009-2014, beliau menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPD RI periode 2004-2009, Wakil Ketua Fraksi Utusan Daerah (FUD) MPR RI periode 2002-2004 dan Anggota FUD MPR RI (1999-2004). Menjadi Ketua Komite Indonesian Regional Investment Forum (IRIF) tahun 2006 & 2008 dan Ketua SC World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-5 tahun 2009. Beliau lulus dari Universitas Kristen Indonesia pada tahun 1985 dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA), Graduate School of Business dari Universitas Bridgeport, Amerika Serikat, pada tahun 1987. Pada tanggal 4 Juli 2009 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Amerika Serikat ke-233, beliau memperoleh Penghargaan dari Pemerintah Amerika Serikat atas Prestasi Kepemimpinan yang Luar Biasa di Dewan Perwakilan Daerah RI dan pada tanggal 13 Agustus 2010, menyongsong HUT Kemerdekaan RI ke-
Born in West Sumatra in 1962. Mr. Gusman has served as an MNC Independent Commissioner for MNC since April 2007. He is also a member of the MNC Audit Committee. Mr. Gusman has had a distinguished career in public office both as a politician as well as through appointment to several prominent organizations including national and international bodies. His first term as a Member of Parliament (FUD – MPR -RI) was 1999 – 2004. From 2002 he was deputy chairman of the Regional Representatives Council (FUD – MPR – RI) and from 2004 to 2009 he served as Vice Chairman of the DPD RI. He is presently Chairman of the Regional Representatives Council (2009-2014). He served as the Chairman of the Indonesian regional Investment Forum (IRIF) from 2006 and 2008 and as Chief SC of the 5th World Islamic Economic Forum (WIEF) in 2009. Mr. Gusman graduated from Universitas Kristen Indonesia (UKI) in 1985 and earned his Master of Business Administration (MBA) from University of Bridgeport, USA, in 1987. On 4 July 2009, he received an award for Outstanding Leadership Achievement from the Government of the United States for his role in the Regional Representatives Council of Indonesia. He has furthermore been awarded one of the Republic of Indonesia's highest commendations, the
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
129
65, beliau memperoleh Gelar Tertinggi dari Negara Republik Indonesia, Bintang Mahaputera Adipradana yang disematkan oleh Presiden.
Adipradana Mahaputera Star. The medal was presented to Mr. Gusman by the President of Republic Indonesia on 13 August 2010 at a ceremony in commemoration of Indonesia's 65th anniversary of Independence.
Djoko Leksono Sugiarto
Djoko Leksono Sugiarto
Lahir di Jakarta pada tahun 1949. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen MNC sejak Juni 2009 sampai dengan Desember 2011. Sebelum bergabung dengan MNC, beliau pernah menjabat sebagai Direktur di MCOM pada tahun 2004 samapi dengan tahun 2008. Di luar MNC Group, beliau menjabat sebagai Direktur Utama PT Hyundai Mobil Indonesia. Meraih gelar Bachelor di bidang teknik industri dari Munich University, Jerman pada tahun 1971.
Born in Jakarta in 1949. Mr. Sugiarto served as an Independent Commissioner for MNC since June of 2009 until December of 2011. He served as Director of MCOM since December of 2004 until April of 2008. Additionally he has also served as President Director of PT Hyundai Mobil Indonesia. Mr. Lekosono graduated from Munich University, Germany in 1971 with a degree in industrial engineering.
Mohamed Idwan Ganie
Mohamed Idwan Ganie (Independent Commissioner)
Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan, profil beliau dapat ditemukan di bagian “Profil Dewan Komisaris” halaman 49 pada laporan tahunan ini.
As Mr. Ganie presently serves as an Mcom Independent Commissioner his profile can be found in the “Profiles of the Board of Commissioners” section on page 49 of this report.
Hery Kusnanto
Hery Kusnanto
Lahir di Yogyakarta pada 31 Oktober 1950. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen MSV sejak April 2011. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Direktur di MSV sejak tahun 2008. Beliau bergabung di MCOM pada tahun 1990 dan memegang posisi di beberapa unit usaha perusahaan. Karir profesionalnya diawali sebagai Partner dari Hanadi Sujendro & Co., Member Firm of KPMG International pada tahun 1986 sampai 1989. Sebagai Audit Manager di PPM Jakarta selagi bekerja untuk Sujendro & Co.; sebagai Akuntan Publik mulai 1979 sampai 1989 dan staf auditor di Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan di Departemen Keuangan Republik Indonesia mulai tahun 1975 sampai 1979. Beliau lulus dari Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1975.
Born in Yogyakarta on October 31, 1950. Mr. Kusnanto has served as Independent Commissioner of MSV since April 2011.. Previously, he served as Director of MSV since 2008. He joined MCOM in 1990 and held positions as director and director in several business units of the company. He began his professional career as a Partner of Hanadi Sujendro & Co., Member Firm of KPMG International in 1986 to 1989. As an Audit Manager at PPM Jakarta while working for Sujendro & Co.; As Certified Public Accountants from 1979 to 1989 and auditor staff in the Directorate General of Finance at the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia from 1975 to 1979. He graduated from the Faculty of Economics majoring in Accounting, University of Gajah Mada University, Yogyakarta in 1975.
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit
Duties and Responsibilities Audit Committee
Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan tugas pengawasan. Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris.
The Audit Committee is established by the Board of Commissioners to assist with the implementation of its supervisory duties. The Audit Committee provides an opinions to the Board of Commissioners of the reports or matter that submitted by the Board of Directors, to identify issues that requaired attention by the Board of Commissioners in performing its supervisory and advisory function.
Aktivitas Komite Audit pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Activities carried out by the Audit Committee in 2011 included the following:
• •
• •
• •
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Perseroan. Menelaah ketaatan Perseroan terhadap perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan fungsi Audit Internal dan Eksternal. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan serta hasil audit yang dilakukan oleh Auditor Internal dan memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian internal Perseroan serta pelaksanaanya Melakukan monitoring atas sistem pengendalian internal perseroan melalui rapat yang diadakan secara berkala Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris.
• •
• •
• •
Conducted a review of financial reports issued by the Company. Reviewed the Company's compliance with legislation pertaining to the capital market and other regulations related to activities of the Company. Conducted a review of the implementation of Internal and External Audit functions. Evaluated the results of the internal audit and making recommendations for improvements of the Company's system of internal control.
Monitored the Company's internal control system through the regular meetings. Carried out other tasks assigned by the Board of Commissioners as requested.
130
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Komite Audit wajib menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi mengenai Perseroan yang diperoleh selama menjalankan tugas sebagai Komite Audit.
The Audit Committee is furthermore responsible for maintaining the confidentiality of all documents, data, and information regarding the Company, which is acquired during the execution of Audit Committee functions.
Rapat Komite Audit
Audit Committee Meetings
Rapat Komite Audit dilaksanakan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Maret, April, Agustus, dan November 2011. Jumlah rapat dan tingkat kehadiran Komite Audit pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Audit Committee meetings are held at least 4 (four) times each year. In 2011 the meetings were held on March, April, August and November. The 2011 records of attendance for each of the Audit Committee members are as follows:
Periode Period
• •
Jabatan Position
Number of Meetings End of Quarter
Presence
%
Kardinal A. Karim
Ketua / Chairman
4
4
100 %
Djoko Leksono Sugiarto
Anggota / Member
4
4
100 %
Irman Gusman
Anggota / Member
4
2
50 %
Mohamed Idwan Ganie *
Anggota / Member
-
-
-
Hery Kusnanto*
Anggota / Member
-
-
-
*12-31 December 2011 The 2011 report from the audit committee is presented on page 138-139.
F. Manajemen & Pengendalian Risiko
F. Risk Management & Internal Control
a. Faktor Risiko
a. Risk Factors
Fokus kegiatan Manajemen Risiko MCOM secara khusus berkaitan dengan faktor risiko yang terkait dengan Industri Media. Sebuah analisis lebih lanjut atas risiko-risiko yang ada, mengungkapkan pembagian yang lebih luas antara risiko yang bersifat eksternal dan yang dapat dianggap sebagai internal.
The focus of MCOM's Risk Management activities are specifically related to risk factors associated with the Media Industry. A further analysis of the presented risks, reveals a broader subdivision between risks which are external in nature and those which can be viewed as internal.
Di dalam risiko internal ini melekat potensi kegagalan manajemen Perusahaan dan staf operasional untuk mengambil langkah-langkah proaktif yang dapat menghindarkan Perusahaan dari dampak negatif yang berhubungan dengan hal-hal dalam lingkup kontrol mereka. Faktor-faktor risiko ini oleh karenanya menjadi target utama Perseroan dalam usahanya menciptakan mekanisme pengendalian internal.
This latter category of internal risk is inherently associated the potential failure of the Company's management and operations staff to take proactive measures that may appropriately circumvent potentially negative outcomes related to matters within their sphere of control. These risk factors therefore serve as the primary target of the Company's efforts to affect a mechanism for internal control.
Risiko-risiko utama yang dihadapi oleh perusahaan pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi 2 bagian, yaitu:
The main risks faced by companies can basically be divided into 2 parts external risks:
Risiko Eksternal • Risiko yang timbul akibat adanya perubahan terhadap kebijakan, peraturan baik yang dikeluarkan oleh Perusahaan, Pemerintah, maupun pihak berwenang lainnya,
External Risk • Risks arising from any adverse change in policy or regulations issued either by the Government or by other authorities,
www.mediacom.co.id
• •
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Risiko yang timbul akibat adanya perubahan orientasi pelanggan/pemirsa. Risiko yang timbul akibat adanya teknologi baru atau adanya pesaing baru.
Risiko Internal • “Error processing” atau resiko yang timbul akibat kesalahan proses. • “Failure in safeguarding assets”, risiko yang timbul akibat adanya kelemahan dalam manajemen asset. •
•
•
“Production failure”, risiko yang timbul akibat adanya kesalahan atau penyalahgunaan kerja system dan kegagalan produksi. “Low coverage distribution”, risiko yang timbul akibat kegagalan atau rendahnya pendistribusian hasil produksi kepada konsumen. Risiko Kepatuhan - risiko yang timbul akibat transaksi kena pajak yang tidak dikelola secara baik.
• •
131
Risks arising from a sudden change in orientation of the customers/audience. Risk arising from new technology /competitor.
Internal Risk • Business process errors – the need to ensure that existing policies and procedures are optimized and appropriately adhered to by relevant staff. • “Failure in safeguarding assets”, - risks associated with weakness in asset management. • “Production failure”, risk arising from potential failures associated with content production. •
“Low coverage distribution”, the risk that comes from failure or lack of distribution of products to consumers.
•
Compliance Risk – arising from the the need to comply with the existing regulatory framework including regulations related to content, business operations and taxation.
b. Manajemen Risiko
b. Risk Management
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; yang merupakan suatu rangkaian aktivitas manusia didalam melakukan penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya yang dimiliki. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Risk management is a structured approach or methodology in managing uncertainty related to a potential threat to business continuity. It represents a series of coordinated activities aimed at conducting risk assessment and then further developing strategies to manage and mitigate risk through effective resource management including employee empowerment Strategies to mitigate risk include the transference of risk to another party, avoiding risk, reducing the risk of negative effects and accommodating some or all of the consequences of certain risks.
Selama tahun 2011 ini, Perseroan telah menjalankan kegiatan preventive yang bertujuan untuk mengelola resiko yang dihadapi, yaitu antara lain dengan cara:
During the year 2011, the Company implemented a series of new policies and preventive measures, which have aimed to limit the Companies overall exposure to risk. Among others, these included:
•
•
•
Selalu mengikuti perubahan atau adanya suatu undangundang, peraturan pemerintah yang baru baik di bidang industry media maupun perpajakan. Selalu memperhatikan selera pasar dengan cara evaluasi terhadap program-program acara yang dibuat melalui hasil riset dari AC Nielsen mengenai rating – tingkat pemirsa. Menjaga kualitas dan kesinambungan kegiatan operasional sehari-hari Perseroan dengan cara melakukan:
•
•
•
Rigorous compliance with all changes or the presence of a law, new government regulations in both the media industry as well as taxation. Robust market research and surveillance. Continuous evaluation of consumer perception of existing broadcast content, referencing research provided AC Nielsen related to ratings - audience share of individual TV programs. Internal control of daily operations by way of:
•
Proses pembuatan kebijakan/ policy yang tersentralisasi, dengan tujuan konsistensi dan keseragaman prosedur untuk setiap proses di semua unit bisnis Perseroan.
•
•
Proses pengambilan keputusan di unit usaha dilakukan berdasarkan matrix approval yang diketahui oleh manajemen di perusahaan.
•
•
Koordinasi antara setiap unit bisnis Perseroan dengan perusahaan didalam proses pengembangan dan pengaturan sumber daya manusia. Proses audit yang berbasis pendekatan risiko.
•
Meningkatkan kegiatan monitoring terhadap kepatuhan didalam operasional di unit bisnis.
•
•
•
•
Improved processes for policy-making and implementation. Policy decisions have been centralized, with the goal of maintaining consistency and uniformity of procedures of each process across all Group business units. Ensuring that required decision-making processes at the business unit level are based on a matrix model requiring centralized approval by the Company's senior management. Enhanced coordination between business units of the Company's business in the process of development and human resource management. Implementation of Risk Based Audit (RBA) approach through the Company's Internal Audit Unit (See below). Increasing Compliance monitoring activities in subscriptions management operation.
132
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
c. Internal Audit
c. Internal Audit Unit
Perseroan memiliki Satuan Kerja Audit Internal yang telah mengikuti Keputusan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal nomor: KEP496/BL/2008.
The Company's Internal Audit unit has been formed in compliance with the Decision of the Head of Capital Market Supervisory Agency and Financial Institution (Bapepam-LK) on the Establishment and Development Guidelines for Internal Audit Charter number: KEP-496/BL/2008.
Audit Internal berfungsi untuk memberikan pandangan serta keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perseroan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan Perseroan beserta unit-unit usahanya.
The function of the Internal Audit unit is to provide independent and objective oversight and assurance. The internal audit uses a systematic approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance processes of the Company and its business units.
Berdasarkan Piagam Internal Audit Perseroan yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi, dinyatakan bahwa fungsi Internal Audit adalah sebagai berikut: • Menyusun serta melaksanakan rencana Audit Internal Tahunan. • Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan system manajemen resiko sesuai dengan kebijakan perusahaan. • Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemassaran teknologi informasi, dan kegiatan lainnya. • Melakukan pemeriksaan kepatuhan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang terkait. • Memberi saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiataan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen. • Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Dewan Komisaris dan Direksi.
Based on the Internal Audit Charter approved by the Board of Commissioners and Board of Directors , the Internal Audit unit is responsible for the following: • Developing and implementing the Annual Internal Audit plan. • Testing and evaluating the implementation of internal control and risk management systems in accordance with Group policy. • Reviewing and assessing the efficiency and effectiveness of corporate functions including finance, accounting, human resources, information technology, marketing and operations. • Conducting compliance checks to ensure adherence to all provisions of the relevant legislation. • Providing suggestions relevant to improvements and objective information about projects examined at all levels of management. • Creating the audit report and submitting it to the Board of Commissioners and Board of Directors.
• • • •
Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. Bekerjasama dengan Komite Audit/mendukung pelaksanan tugas Komite Audit. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Audit Internal yang dilakukannya. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Struktur dan kedudukan Unit Audit Internal di MCOM adalah sebagai berikut: • •
•
•
• • • •
The structure and position of MCOM's Internal Audit unit is as follows:
Unit Audit Internal dipimpin oleh seorang Kepala Unit Audit Internal / Chief Audit Executive (CAE). CAE diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.
•
CAE bertanggung jawab kepada Direksi dan secara administratif pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Group Governance & Organization Development. Auditor yang duduk dalam Unit Audit Internal Perusahaan maupun anak perusahaan bertanggung jawab secara langsung kepada CAE.
•
Saat ini Head of Internal Audit Perseroan dijabat oleh Prihartono Mursanto, lahir pada tahun 1965, lulus dari Institut Teknologi Indonesia pada tahun 1992 dan menyelesaikan S2 dengan gelar Magister Management pada tahun 2003 di Prasetiya Mulya Business School . Sebelum bergabung di MCOM, pernah bekerja di RCTI dan terlibat di banyak proyek “change management” di MCOM.
Monitoring analyzing and reporting on the implementation of follow-up improvements. Working closely with and supporting the Audit Committee in carrying out its functions. Developing a program to evaluate the quality of Internal Audit activities. Conducting special inspections as required.
•
•
The Internal Audit Unit is headed by a Head of Internal Audit / Chief Audit Executive (CAE). The CAE is appointed and dismissed by the Board of Director contingent to the approval of the Board of Commissioners. The CAE is responsible to the Board of Directors and the administrative execution of his duty shall be responsible to the Company's Director of Governance and Organizational development. Other internal Auditors appointed Company's Internal Audit Unit and those of its subsidiaries report directly to the CAE.
Mcom's Internal Audit unit is headed by the Chief Audit Executive (CAE), Mr. Prihartono Mursanto. Born in 1965, graduated from Indonesian Institute of Technology in 1992 and finished his Magister Management in 2003 from Prasetiya Mulya Business. Prior to joining the MCOM , he was working in RCTI and involved in many of MCOM’s change management project
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
133
Sebagai sarana koordinasi antara holding dengan unit, Unit Audit Internal secara rutin melakukan pertemuan/rapat, antara lain rapat mingguan untuk membahas progress audit di semua unit, rapat bulanan dengan Direksi, rapat kuartalan dengan Komite Audit.
As a means of coordinating its communications with the Company's senior management, the Internal Audit unit routinely conducts meetings on a weekly basis to discuss the audit progress of all business units. Furthermore the Internal Audit unit holds regular meetings with the Board of Directors and with the Audit Committee which are respectively scheduled on a monthly and quarterly basis.
Dalam rangka menunjang aktivitas Audit Internal, Perseroan telah menggunakan program aplikasi komputer khusus dalam mendokumentasikan hasil audit dan berfungsi sebagai library serta sebagai kertas kerja yang digunakan sebagai panduan oleh Audit Internal.
The activities of the Internal Audit unit are supported by a computer application program specialized in documenting the results of audits. This application serves as a database of all internal audit activities as well as a template guide to promulgate the formal internal audit report.
Audit Internal memiliki sebuah master plan yang merupakan rencana kerja audit dalam satu tahun. Audit Internal melakukan audit operasional dan financial di semua unit perusahaan sesuai master plan yang telah dibuat. Selain mengaudit berdasarkan master plan, Audit Internal juga melakukan special audit bila ada permintaan khusus dari Direksi / Dewan Komisaris. Rencana kerja untuk tahun 2011 diprioritaskan pelaksanaannya di unit usaha yang memiliki risiko teratas dari top functional risk yang telah ditetapkan.
The Internal Audit follows a master plan, which outlines all required work to be carried out by the Internal Audit Unit for a period of one year. The Internal Audit unit audits the operational and financial activities of all business units in accordance with the created master plan. In addition to carrying out audits based on the master plan, the Internal Audit unit also conducts special audits if a specific request is made by either the Board of Commissioners or Board of Directors. The master plan for 2011 prioritized business units that have higher risks – those risks which have been defined as “Top Functional Risks.
Dengan latar belakang top functional risk tersebut maka Audit Internal melakukan tugasnya dengan metode Risk Based Audit untuk menghasilkan penilaian atas risiko terhadap semua aktivitas pada setiap proses yang diperiksa.
The Internal Audit unit subsequently uses the Risk Based Audit method to score risks of all activities associated with each business process.
Pada tahun 2011 telah dilakukan 72 penugasan audit yang meliputi seluruh unit bisnis dalam Grup MCOM, baik aktivitas operasional, finansial, maupun spesial audit yang ditugaskan oleh Dewan Komisaris dan/atau Direksi.
During 2011, the Internal Audit carried 72 audit assignments covering all MCOM business units. This included all audit of both operational and financial process as well as special audits requested by the Board of Commissioners and/or Board of Directors.
Laporan hasil pemeriksaan beserta rekomendasi perbaikan pelaksanaan tugas di unit tersebut disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Kegiatan monitoring atas kepatuhan serta pelaksanaan perbaikan unit usaha atas rekomendasi hasil temuan Audit Internal, dilakukan secara berkala oleh Audit Internal yang selanjutnya akan memperbaiki tingkat resiko yang telah ditemukan sebelumnya.
The completed Internal Audit report with its recommendations for corrective/follow-up actions for each of the business units was delivered to the Board of Commissioners and Board of Directors. Activity monitoring of each business unit's implementation of and compliance with the improvement recommendations made by the Internal Audit unit periodically, to determine if the level of risk has been appropriately reduced or if further recommendations for corrective action are required.
Permasalahan Hukum
Legal Issues
a. Perkara Tata Usaha Negara pada Pengadilan Tata Usaha Negara No. 96/G/2010/PTUN.JKT
a. State Administrative Case in the State Administrative Court No. 96/G/2010/PTUN.JKT
Pada perkara ini, kebijakan Tata Usaha Negara yang dipermasalahkan adalah Surat Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (“Dirjen AHU”) No. AHU.2.AH.03.04-114 A tertanggal 8 Juni 2010 (“Surat 8 Juni”) yang ditandatangani oleh Pelaksana Harian (“PLH”) Direktur Perdata. Surat ini digunakan oleh pemegang saham lama untuk mengklaim bahwa PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (“CTPI”) adalah milik pemegang saham lama, karena menurut pemegang saham lama, Surat 8 Juni membatalkan penyetoran atas 75% saham CTPI oleh PT. Berkah Karya Bersama (“Berkah”) pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa CTPI tertanggal 18 Maret 2005 (“RUPSLB 18 Maret 2005”) (yang selanjutnya dialihkan kepada MNC dari Berkah pada tanggal 21 Juli 2006).
In this case, the disputed state administrative decision was the letter of the Director General of General Law Administration (“DirGen AHU”) No. AHU.2.AH.03.04-114 A dated June 8, 2010 (“June 8 Letter”) which was signed by Daily Executor of Civil Director. This June 8 Letter was used by the old shareholder to claim that PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (“CTPI”) is its property because according to the old shareholder, the June 8 Letter annuls the subscription of 75% shares of CTPI, by PT Berkah Karya Bersama (“Berkah”) on an Extraordinary General Meeting of Shareholders CTPI dated March 18, 2005 (“EGMS dated March 18, 2005”) (which then was transfered to MNC from Berkah on July 21, 2006).
134
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
MNC selanjutnya mendaftarkan gugatan untuk menggugat Dirjen AHU (“Tergugat”) untuk membatalkan Surat 8 Juni. Namun demikian, Tergugat memberikan jawaban atas gugatan pada pokoknya yang menyatakan surat 8 Juni bukanlah keputusan Tata Usaha Negara, dikarenakan surat tersebut hanyalah saran kepada Menteri Hukum dan HAM yang menjelaskan akan adanya kemungkinan cacat hukum pada pengesahan penyetoran atas 75% saham CTPI oleh Berkah. Tergugat juga menyatakan bahwa dikarenakan Surat 8 Juni hanyalah saran, oleh karenanya maka tidak final dan mengikat, dan hingga saat ini Menteri Hukum dan HAM belum membuat keputusan apapun terkait dengan penyetoran saham tersebut. Berdasarkan hal tersebut, pada tanggal 12 Agustus 2010, MNC mendaftarkan permintaan untuk mencabut gugatan, karena sudah terbukti bahwa Surat 8 Juni bukanlah keputusan untuk membatalkan penyetoran 75% saham CTPI oleh Berkah. Pada 26 Agustus 2010, Majelis Hakim Tata Usaha Negara mengabulkan pencabutan gugatan.
MNC then claimed against Dirgen AHU (“the Defendant”) to annul the June 8 Letter. However, the Defendant submitted its response to MNC’s memorandum of claim stating that principally, the June 8 Letter is not a state administrative decision, because it is merely an advice to the Minister of Law and Human Rights explaining the possibility of legel defect on the recordation of 75% CTPI shares subscription by Berkah. The Defendant also responded that as the June 8 Letter is merely an advice, thus it is not a final and binding decision, and until now the Minister of Law and Human Rights has not made any decision concerning such share transfer. Upon such response, on August 12, 2010 MNC submits its request to revoke the claim, because it is already proven that the June 8 Letter is not a decision to annul the subscription of 75% shares of CTPI by Berkah. On August 26, 2010, the Panel of Judges of the State Administrative Court granted the revocation.
b. Gugatan Perdata terhadap MNC oleh Abdul Malik Jan No. 29/PDT.G/PN/JKT/PST (“Perkara 29/2011”)
b. Civil Claim against MNC filed by Abdul Malik Jan (the “Plaintiff”), registered under case number 29/ PDT.G/PN/JKT/PST (“Dispute 29/2011”)
Pada perkara ini Penggugat mengajukan gugatannya terhadap 41 Tergugat, termasuk MNC, Direksi dan Dewan Komisaris yang menjabat di MNC pada saat pelaksanaan penawaran umum perdana saham MNC (“IPO”), para penjamin emisi efek, para penjamin pelaksana emisi efek maupun konsultan hukum pasar modal yang telah membantu pelaksanaan IPO MNC pada tahun 2007, yang seluruhnya sebagai tergugat, dan Bapepam dan LK, PT. Bursa Efek Indonesia (“BEI”) dan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (“KPEI”) masing-masing sebagai turut tergugat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pada pokoknya, Penggugat berdalil bahwa selama proses IPO, MNC tidak mengungkapkan fakta material mengenai sengketa CTPI sebagai entitas anaknya selama proses IPO pada tahun 2007. Namun demikian, selama proses IPO pada tahun 2007 tidak terdapat keberatan yang diajukan oleh pihak manapun dan proses IPO pada tahun 2007 berjalan dengan lancar.
In this case, the Claimant filed its claim against 41 Defendants, including MNC, Board of Directors and Board of Commissioners serving in MNC during the initial public offer of MNC shares (“IPO”), the guarantors of security stock, the guarantors of the executors of security stock as well as share market legal consultant who assisted in the performance of the MNC's IPO in 2007, who as a whole are the defendants and Bapepam and LK, PT. Bursa Efek Indonesia (“BEI”) and PT. Kliring and Penjaminan Efek Indonesia (“KPEI”), each as co-defendants in the Central Jakarta District Court. Essentially, the Plaintiff asserted that during the IPO process, MNC did not disclose material facts regarding the potential dispute related to CTPI, its subsidiary, during the IPO process in 2007. During the IPO process however, there were no objections filed by any party and the IPO process in 2007 went smooth and successful.
Berdasarkan jawaban konfirmasi dari penasehat hukum MNC, ditegaskan bahwa Penggugat tidak membeli saham MNC pada saat IPO, melainkan jauh setelah proses IPO dan harga belinya sangat rendah jauh di bawah harga pasar. Lebih lanjut, dalil dari Penggugat adalah tidak berdasar dan tidak memiliki dasar hukum. Sejak tanggal Penggugat membeli saham MNC hingga tanggal gugatan didaftarkan, terdapat kenaikan harga saham MNC di pasar. Oleh karenanya, unsur “kerugian” yang diperlukan untuk mendaftarkan gugatan perbuatan melawan hukum tidaklah terpenuhi.
Based on the confirmation received from MNC’s lawyer, it is confirmed that the Plaintiff did not buy MNC’s shares at the time of the IPO, instead he purchased the shares far after the IPO process and with the cost that was lower compare to the market price. Furthermore, the Plaintiff’s claim is groundless and legally unfounded. From the date the Plaintiff purchased MNC’s shares until the date the claim was filed, there was an increase of the share price in the market. Therefore, the element of “loss suffered” to validly submit a tort claim was not fulfilled.
Atas gugatan yang diajukan oleh penggugat di pengadilan negeri Jakarta Pusat, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan Putusan No. 29/Pdt.G/2011/ PN.Jkt. Pst tanggal 28 Juni 2011 (“Putusan”) yang pada pokoknya memenangkan MNC dan kawan-kawan dengan memutuskan bahwa gugatan Abdul Malik Jan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard). Terhadap Putusan atas perkara tersebut, Penggugat telah mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta sesuai dengan Memori Banding No. 370/ SS.co-0/X/11 tertanggal 17 Oktober 2011. Sampai dengan tanggal diterbitkannya surat ini, perkara ini masih dalam proses pemeriksaan pada tingkat banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. MNC berkeyakinan bahwa MNC memiliki dasar yang kuat bahwa MNC tidak melanggar ketentuan pasar modal yang berlaku, antara lain, bahwa perihal kepemilikan saham MNC dalam CTPI tersebut, yang menurut dalil Penggugat dalam
For the claim that is filed by the plaintiff in Central Jakarta District Court, the panel of judges has imposed Decree No. 29/ Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst dated June 28, 2011 (“Decree”) which in general won MNC and all of the defendant by judging that the claim filed by Abdul Malik Jan not acceptable (niet ontvankelijk verklaard). On the said Decree, the Plaintiff has submitted the appeal to High Court of DKI Jakarta as according to Appeal Memorandum No. 370/SS.co-0/X/11 dated October 17, 2011. By the time that this letter is signed the dispute is still in the examination of appeal court in High Court of DKI Jakarta. MNC is confident that MNC have a strong legal basis, whereby MNC did not violate the applicable capital market regulation, including that MNC shares in CTPI according to Plaintiff assertion in its claim are currently in the process of dispute settlement between CTPI shareholders, the MNC Prospectus
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
135
gugatannya adalah sedang dalam sengketa antara pemegang saham CTPI, telah diumumkan dalam Prospektus Ringkas MNC pada saat penawaran umum MNC dan selanjutnya telah diungkapkan pula dalam paparan publik atau public expose MNC yang merupakan rangkaian tindakan yang wajib dilakukan oleh MNC dalam kerangka pelaksanaan penawaran umum perdana saham MNC saat itu. Selama periode sejak diumumkannya prospektus ringkas tersebut sampai dengan dinyatakannya efektif penawaran umum MNC oleh Bapepam, tidak ada pihak yang telah mengajukan keberatannya baik kepada MNC maupun CTPI terkait dengan kepemilikan saham oleh MNC dalam CTPI tersebut.
Summary by the time of MNC’s IPO has been published and also published in MNC public expose, which is MNC is obliged to do in the framework of MNC’s IPO. Along the period of prospectus summary publication until its IPO is declared effective by Bapepam, there is no objection to MNC or CTPI related to MNC shares in CTPI.
c. Gugatan Perdata No. 10/Pdt.G/2010/ PN.Jkt.Pst oleh Siti Hardiyanti Rukmana dkk kepada PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Perkara No. 10)
c. Civil Claim No. 10/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst by Siti Hardiyanti Rukmana and others against PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (”Case No. 10”)
Perkara ini merupakan perkara mengenai gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan oleh Ny. Siti Hardijanti Rukmana, dkk. (”Penggugat”) selaku pemegang saham lama PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) terhadap PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) selaku Tergugat I, PT. Sarana Rekatama Dinamika selaku Tergugat II, CTPI (entitas anak), selaku Turut Tergugat I dan 6 Turut Tergugat lainnya. Dalam Perkara No. 10, Penggugat mendalilkan bahwa Berkah melakukan perbuatan melawan hukum dengan melaksanakan RUPSLB 18 Maret 2005. RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut merupakan realisasi dari Investment Agreement tahun 2002 berikut Supplemental Agreement tahun 2003, yang memberikan hak atas 75% saham CTPI kepada Berkah, yang kemudian pada tahun 2006 diambil alih dan dipegang MNC. Dalam Perkara No. 10 tersebut MNC juga tidak dilibatkan sebagai pihak dalam perkara sehingga secara hukum putusan apapun atas Perkara No. 10 tidak mengikat MNC dan tidak merubah posisi kepemilikan saham MNC atas CTPI saat ini.
This case is a tort claim filed by Siti Hardiyanti Rukmana cs (“Plaintiff”) as the old shareholder of PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) against PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) as the 1st Defendant, PT. Sarana Rekatama Dinamika as the 2nd Defendant, CTPI (MNC’s subsidiary) as the 1st Co-Defendant, and 6 other Co-Defendants. The Plaintiff asserted that Berkah conducted tort by convening the AGMS dated March 18, 2005. EGMS dated March 18, 2005 is the implementation of the Investment Agreement year 2002 and the Supplemental Agreement year 2003 that grant the rights of 75% (seventy five percent) shares of CTPI shares to Berkah, which is later acquired by MNC in 2006. MNC is not a party in this Case No. 10, therefore legally any decision of the Court will not bind MNC and will not change the ownership status of MNC over CTPI.
Pada tanggal 14 April 2011, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan pada tingkat pertama, yang pada intinya memutuskan mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian dan menyatakan bahwa perbuatan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum. Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 10/PDT.G.2010/PN.JKT.PST tanggal 14 April 2011 tersebut, Para Tergugat telah mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On April 14, 2011, Central Jakarta District Court, panel of judges, has imposed the first tier decree, which in general declared that it grant a portion of the Plaintiff claim and declared that the defendant has done the unlawful act. Against the Central Jakarta District Court Decree No. 10/PDT.G.2010/ PN.JKT.PST, dated April 14, 2011, the defendants has submitted the appeal to High Court of DKI Jakarta.
Sampai tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian ini, perkara ini masih dalam proses pemeriksaan pada tingkat banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan oleh karena itu, putusan tersebut belum inkracht (belum mempunyai kekuatan hukum tetap).
By the time that this consolidated financial statements is published, the dispute is still in the examination of appeal in the High Court of DKI Jakarta whereby there is still no inkracht decree (not final and binding yet).
Perusahaan berkeyakinan bahwa entitas anak, yaitu MNC memiliki dasar yang cukup dan valid mengenai kepemilikan saham miliknya dalam CTPI, antara lain dengan mengingat bahwa kepemilikan saham MNC dalam CTPI tersebut telah dialihkan sesuai dengan ketentuan UUPT yang berlaku termasuk diterima dan dicatat di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah pula didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Daerah Tingkat II, Kotamadya Jakarta Timur pada tanggal 13 April 2007. Selain itu di dalam perkara 10/2010 tersebut MNC juga tidak diikutsertakan sebagai pihak sehingga berdasarkan hal ini Perusahaan berkeyakinan bahwa MNC adalah pemegang saham yang sah atas saham CTPI.
The Company is confident that Company’s subsidiary which is MNC have a adequate and valid legal basis regarding its CTPI shares owned, including that the MNC shares in CTPI has transferred to MNC according to the applicable Company Law and received and registered in the Republic of Indonesia, Department of Law and Human Rights and also has registered to the Tier II District Company Registration Office, East Jakarta City, on April 13, 2007. Furthermore the Dispute 10/2010 MNC is not a party, and because of this the Company is confident that MNC is the lawful shareholder of CTPI.
136
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
d. Gugatan Perdata terhadap CTPI oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI)
d. Civil Lawsuit Against CTPI filed by Televisi Republik Indonesia (TVRI)
Pada tanggal 5 September 2006, CTPI digugat secara perdata oleh PT. Televisi Republik Indonesia ("TVRI") melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. TVRI menggugat bahwa CTPI telah menyalahi perjanjian No. 145/SP/DIR/TV/1990 dan No. 023/ TPI/PKS/SHR.23/VII/90 tanggal 16 Agustus 1990 antara CTPI dan TVRI, dan atas hal ini CTPI harus membayar liabilitas kepada TVRI sebesar Rp 21.561 juta ditambah bunga 1,5% per bulan. Terkait dengan gugatan tersebut, pada tanggal 16 April 2007 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan menghukum CTPI untuk membayar kompensasi kepada TVRI sebesar Rp 1.981 juta ditambah bunga 6% per tahun terhitung sejak 1 Juli 2000. Atas putusan tersebut, pada tanggal 27 Juni 2007 TVRI mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta. Pada tanggal 24 September 2007, Pengadilan Tinggi Jakarta memutuskan yaitu memperkuat putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
On September 5, 2006, PT. Televisi Republik Indonesia ("TVRI") filed a civil lawsuit against CTPI in Central Jakarta District Court. TVRI claims that CTPI had violated the agreement No. 145/ SP/DIR/TV/1990 and No. 023/TPI/PKS/ SHR.23/VII/90 dated August 16, 1990 between CTPI and TVRI, and therefore CTPI must pay to TVRI in the amount of Rp 21,561 million plus interest of 1.5% per month. Relating to those lawsuit, on April 16, 2007 the Central Jakarta District Court has issued a court decision which declared that CTPI was penalized to pay compensation to TVRI in the amount of Rp 1,981 million plus interest of 6% per annum since July 1, 2000. For such decision, on June 27, 2007 TVRI lodged a Memorandum of Appeal to the High Court of Jakarta. On September 24, 2007 the High Court decided to uphold the decision made by the Central Jakarta District Court.
Pada tanggal 26 Januari 2010, CTPI menerima putusan kasasi dari Mahkamah Agung No. 1430/K/PDT/2008 Jo. No. 272/ PDT.G/2006/ PN.JKT.PST yang isinya menolak permohonan kasasi dari TVRI. Dengan demikian CTPI membukukan liabilitas sebesar Rp1.981 juta ditambah bunga 6% per tahun terhitung sejak 1 Juli 2000. Atas putusan ini, pada tanggal 17 Mei 2010 TVRI mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung yang diterima CTPI pada tanggal 19 Januari 2011. Pada tanggal 2 Pebruari 2012, CTPI menerima putusan dari Mahkamah Agung No. 261 PK/PDT/2011 Jo. No. 272/PDT.G/2006/ PN.JKT.PST yang isinya menolak permohonan peninjauan kembali dari TVRI. Pada tanggal 15 Pebruari 2012, CTPI telah melakukan pembayaran ke TVRI sebesar Rp 1.981 juta.
On January 26, 2010, CTPI obtain an appeal decision from the Supreme Court No. 1430/K/PDT/2008 Jo. No. 272/ PDT.G/2006/ PN.JKT.PST, which reject an appeal letter from TVRI. Accordingly, CTPI recorded its liability to TVRI amounted to Rp 1,981 million plus interest of 6% per annum since July 1, 2000. For such decision, on May 17, 2010 TVRI filed a Civil Review to Supreme Court that was obtainned by CTPI on January 19, 2011. On February 2, 2012, CTPI obtain the appeal decree from Supreme Court No. 261PK/PDT/2011 Jo. No. 272/PDT.G/2006/ PN.JKT.PST, which reject an appeal letter from TVRI. On February 15, 2012, CTPI has paid to TVRI the amount of Rp 1,981 million.
e. Permohonan Pailit terhadap CTPI oleh Crown Capital Global Limited
e. Petition for Bankcruptcy agains CTPI by Crown Capital Global Limited
Pada tahun 2009, Crown Capital Global Limited, yang berdomisili di British Virgin Islands mengajukan permohonan pailit CTPI atas obligasi subordinasi sebesar US$ 53 juta. CTPI menolak klaim tersebut karena obligasi subordinasi di atas tidak ada dalam catatan CTPI. Pada tanggal 14 Oktober 2009, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan permohonan pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit terhadap CTPI. Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, CTPI dan beberapa kreditur lainnya kemudian melakukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA). Pada tingkat kasasi ini MA membatalkan putusan pailit tersebut melalui putusannya No. 834K/Pdt.Sus/2009 tanggal 15 Desember 2009, sehingga status CTPI kembali seperti sebelum permohonan pailit. Pada tanggal 14 Januari 2010, Pemohon Pailit mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan MA tersebut, namun Mahkamah Agung menolak permohonan peninjauan kembali (PK) tersebut pada tanggal 22 Maret 2010. Putusan MA ini memperkuat status CTPI bukan sebagai perusahaan pailit.
In 2009, Crown Capital Global Limited (CCGL) domiciled in British Virgin Islands, filed a petition for bankcruptcy against CTPI pursuant to a certain US$ 53 million subordinated bond. CTPI denied the claim which was nowhere to be found in the CTPI’s record. On October 14, 2009, Central Jakarta Commercial Court approved the bankcruptcy petition filed by CCGL against CTPI. CTPI, and along with several other creditors, filed cassation against the Commercial Court's decision with the Indonesian Supreme Court. Subsequently the Supreme Court (MA) had cancelled those bankruptcy petition its ruling, No. 834K/Pdt.Sus/2009 dated December 15, 2009, thus CTPI’s status returned to its condition prior to the date of the bankruptcy petition (not in bankruptcy). On January 14, 2010, Petitioner filed a Civil Review (Peninjauan Kembali or PK) to Supreme Court (MA), however the MA refuse a Civil Review (PK) on March 22, 2010. The decision of Supreme Court (MA) had upheld CTPI's status which in a going concern company.
f. MNCSV merupakan pihak penuntut dalam gugatan terhadap All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) dan PT. Direct Vision (PT DV) sehubungan dengan dugaan pelanggaran hukum persaingan usaha terkait hak siar English Premier League musim 2007-2010.
f. MNCSV is the plaintif in a lawsuit against All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) and PT. Direct Vision (PT DV) in relation to the alleged violation of the competition law related to the English Premier League season 2007-2010 broadcasting rights.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
137
Berdasarkan surat dari AFS Partnership tanggal 12 Maret 2012 perihal pemberitahuan mengenai putusan perkara yang diajukan permohonan kasasi oleh MNCSV, diinformasikan bahwa perkara permohonan kasasi yang diajukan oleh MNCSV telah diputus oleh majelis hakim kasasi No. 780 K/PDT. SUS/2010 yang pada intinya bahwa perkara yang dimohonkan kasasi ditolak, dengan alasan bahwa MNCSV bukan pihak yang diisyaratkan oleh undang-undang untuk mengajukan keberatan atas perkara yang diputuskan oleh KPPU dan atas putusan kasasi tersebut MNCSV mempunyai hak untuk mengajukan upaya hukum peninjauan kembali terhadap putusan kasasi Mahkamah Agung tersebut.
Based on the letter from AFS Partnership dated March 12, 2012 regarding notification of decision of case against which MNCSV filed an application for cassation, it was informed that the said case was decided by the cassation Tribunal of Judges No. 780 K/PDT.SUS/2010, which essentially stated that the cassation application is rejected because MNCSV is not a party who is required by law to file an objection to the case which was decided by KPPU and against the said cassation decision, MNCSV has a right to file for reconsideration against the said cassation decision of the Supreme Court.
g. Arbitrase Pengadilan International 1CC, Arbitrase No. 167721CYK
g. 1CC International Court of Arbitration, Arbitration No. 167721CYK
KT Corporation menggugat Perusahaan atas tindakan wanprestasi terhadap perjanjian Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi). Perkara ini telah diputus pada tanggal 18 Nopember 2010, dimana berdasarkan putusan tersebut Perusahaan diwajibkan melakukan pembelian 406.611.912 lembar saham PT. Mobile-8 Telecom, Tbk milik KT Corporation dengan harga sebesar US$ 13.850.966 ditambah dengan bunga yang perhitungannya dimulai sejak 6 Juli 2009 sampai dengan pembayaran tersebut dilakukan dan juga sebesar US$ 731.642 untuk biaya hukum dan lain-lain, serta sebesar US$ 238.000 sebagai biaya arbitrase. Putusan arbitrase ICC tersebut baru akan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat terhadap Perusahaan apabila telah ada persetujuan dari ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas permohonan pelaksaan Putusan arbitrase ICC tersebut di Indonesia. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, belum ada persetujuan tersebut.
KT Corporation sued the Company for breach of contract of the Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 (Option Agreement). This case has been decided on November 18, 2010, in which the Company is required to purchase 406,611,912 shares of PT. Mobile-8 Telecom, Tbk owned by KT Corporation at a price of US$ 13,850,966 plus interest calculated starting July 6, 2009 until payment is made, as well as payment of US$ 731,642 for legal and other fees, etc., and US$ 238,000 for the cost of arbitration. The new ICC arbitration decision shall have binding legal force on the Company upon approval of the Chairman of the Central Jakarta District Court at the request of the ICC arbitration decision implementation in Indonesia. As of the date of issuance of the consolidated financial statements, such consent have not been obtained.
h. Perkara No.431/PDT.G/2010/PN.Jkt.Pst
h. Case No. 431/PDT.G/2010/PN.Jkt.Pst
Pada tanggal 24 September 2010, PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) menggugat Perusahaan selaku Tergugat I, KT Corporation selaku Tergugat II, Qulcomm Incorporated selaku tergugat III dan PT. KTF Indonesia selaku tergugat IV. Dalam perkara tersebut Bhakti mengajukan pembatalan Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi) karena bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan tidak adanya persetujuan komisaris. Apabila gugatan tersebut dikabulkan, Perusahaan dapat memiliki liabilitas memberikan ganti rugi sebesar sampai dengan Rp 1.000.000.001.
On September 24, 2010, PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) sued the Company as a Defendant I, KT Corporation, as Defendant II, Qulcomm Incorporated as Defendant III and PT. KTF Indonesia as Defendant IV. In the case of cancellation filed Bhakti Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 (Option Agreement) because of conflict with existing regulations and the lack of approval of the commissioners. If the claim is granted, the Company may have an obligation to provide compensation of up to Rp 1,000,000,001.
Pada tanggal 6 April 2011, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusannya dan atas putusan tersebut Bhakti telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On April 6, 2011, Central Jakarta District Court has passed a decision and on such decision Bhakti has lodged an appeal to High Court of DKI Jakarta.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, perkara sedang dalam pemeriksaan di tingkat banding pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan belum terdapat putusan apapun atasnya.
As of the date of issuance of the consolidated financial statements, the dispute is still in the examination of appeal court in High Court of DKI Jakarta and there has not been any decision upon it.
138
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Sekretaris Perusahaan dibentuk berdasarkan ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BapepamLK), bertanggung jawab terhadap berbagai fungsi yang berhubungan dengan kepatuhan dan pengungkapan informasi, terutama yang terkait dengan pasar modal dan pemegang saham. Berikut tanggung jawab Sekretaris Perusahaan, yaitu: • Mengawasi kegiatan operasi divisi Sekretaris Perusahaan Perseroan. • Memastikan ketepatan waktu, penyelesaian dan akurasi mengenai informasi Perseroan kepada stakeholder.
The Corporate Secretary is appointed under the provisions of the Capital Market Supervisory Board and Financial Institutions (Bapepam-LK), responsible for various functions related to compliance and disclosure of information, primarily related to capital markets and shareholders. The following is a list of responsibilities of the Corporate Secretary: • Overseeing the activities of the Company's Corporate Secretary division. • Ensuring that timely, complete and accurate information related to the Company's performance and business prospects are provided to all Mcom stakeholders • Ensuring the integrity and consistency of all communications made by the Company to its stakeholders. • Reporting on information regarding corporate actions to the capital market authority (Bapepam & LK) and the Indonesia Stock Exchange • In cooperation with the Company's legal division, provides information to management about the latest changes and developments occurring in the capital market regulatory environment. • Oversee the implementation of the Annual Meeting and Extraordinary General Meeting of the Company.
•
Menjamin integritas dan konsistensi dari semua komunikasi yang dibuat oleh perusahaan untuk stakeholder.
•
Melaporkan informasi aksi korporasi kepada Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia.
•
Bekerjasama dengan Divisi Legal Perseroan, memberikan informasi kepada manajemen tentang perubahan terbaru dan perkembangan peraturan yang terjadi di lingkungan peraturan pasar modal. Mengawasi pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan.
•
Akses informasi dan data Perseroan dapat dilihat melalui berbagai media komunikasi Perseroan, termasuk website Perseroan – www.mediacom.co.id – yang berisi Laporan Tahunan, Quarterly Report dan Press Release
Access to Company information and data can be viewed through various communications media of the Company, including the Company's website www.mediacom.co.id , which among other items contains the Company's Annual Reports, Quarterly financial statements and Press Releases.
Profil Sekretaris Perusahaan
Profile of the Corporate Secretary
Ir. Arya Mahendra Sinulingga Email:
[email protected]
Ir. Mahendra Arya Sinulingga Email:
[email protected]
Lahir di Kaban Jahe, Sumatera Utara, pada tanggal 18 Februari 1971. Beliau lulus dengan gelar sarjana teknik dari Institute Teknologi Bandung (1989-1995). Mengawali karirnya di Perseroan sebagai Sekretaris Perusahaan pada tahun 2010. Hingga saat ini, beliau juga merangkap sebagai Sekretaris Perusahaan di MCOM, MNC serta MSV. Beliau juga menjabat sebagai Direktur di Global TV serta Direktur Utama di Majalah Trust.
Born in Kaban Jahe, North Sumatra, on February 18, 1971. He graduated with a degree in engineering from the Bandung Institute of Technology (1989-1995). He joined the Company in 2010. Until recently, he served as Corporate Secretary at MCOM, MNC as well MSV. He also serves as Director of PT. Global lnformasi Bermutu Global TV and President Director of PT. Hikmat Makna Aksara (Majalah Trust).
Sebelum bergabung di Perseroan, beliau adalah anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Utara pada tahun 2004-2007, Staff Ahli DPRD Provinsi Sumatera Utara dan Konsultan Tata Ruang Sumatera Utara pada tahun 2001-2004. Beliau juga aktif dalam beberapa kegiatan diantaranya menjadi anggota Tim Kecil Perunding antara KPI dengan Pemerintah untuk regulasi penyiaran (2006), anggota Tim Perumus Peraturan KPI untuk Peraturan Perizinan Penyiaran (2006), anggota Tim Perumus Rakernis untuk Penyusunan Peraturan Perizinan (2006), dan sebagai Pembicara dalam Workshop tentang Penyiaran Indonesia di Universitas Wollongong, Australia (2007), dan sebagai Konsultan Kelautan, Rawa dan Transport di Bandung (19952001).
Prior to joining the Company, he lectured on Indonesian Broadcasting at the University of Wollongong, Australia (2007); he was a member of the Regional Indonesian Broadcasting Commission (KPID) of North Sumatra from 2004 to 2007, a Parliament Staff Expert Consultant for North Sumatra spatial planning committee from 2001 to 2004. Since 2006, he was active in number of projects: he served as a negotiation on behalf of the KPID in its discussions with the Government regarding the formulation of broadcast regulations and policies for licensing; he has also participated in several other negations on these matters at different levels. Between 1995 and 2001 he served as a consultant on transport related affairs in Bandung. He graduated from the Bandung Institute of Technology 1995 with a Bachelor’s degree in Civil Engineering.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
139
Kontak Informasi
Contact Information
Pertanyaan yang berkaitan dengan operasional Perseroan dapat dikirimkan melalui Sekretaris perusahaan dengan kontak informasi, sebagai berikut:
General Inquiries related to the Company operations are fielded by the Corporate Secretary whose general contact information is as follows:
Sekretaris Perusahaan PT Global Mediacom Tbk MNC Tower lantai 27 Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340, Tel: +62 21 390 9211/390 0310 Fax: +62 21 3927859 Email:
[email protected]
Corporate Secretary PT Global Mediacom Tbk MNC Tower 27th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340, Phone: +62 21 390 9211/390 0310 Fax: +62 21 3927859 Email:
[email protected]
Kebutuhan investor ditangani oleh departemen Hubungan Investor, dengan kontak informasi sebagai berikut:
Investor Inquiries are fielded by Investor Relations department whose general contact information is as follows:
Hubungan Investor PT Global Mediacom Tbk MNC Tower lantai 16 Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340, Tel: +62 21 3922949 Fax: +62 21 3910454 Email:
[email protected] dan Email:
[email protected]
Investor Relations PT Global Mediacom Tbk MNC Tower 16th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340, Phone: +62 21 3922949 Fax: +62 21 3910454 Email:
[email protected], and Email:
[email protected]
Tanggung Jawab Sosial
Social Responsibility
MCOM berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial yang bertujuan untuk membantu masyarakat tidak mampu melalui program dari tiga lembaga Peduli dan Jalinan Kasih. Masing-masing dikelola oleh tiga FTA stasiun televisi dibawah Perseroan, yaitu RCTI Peduli, MNCTV Peduli dan GlobalTV Peduli – kegiatan Peduli berinisiatif menggalang dana pemirsa untuk membantu masyarakat tidak mampu dan mempekerjakan staf penuh waktu untuk mengawasi pendistribusian dana tersebut.
MCOM participates in a range of social activities aimed to helping disadvantaged communities through its three “Peduli” programs and Jalinan Kasih. Respectively managed by MNC's three FTA broadcast television stations – RCTI, MNCTV and GlobalTV – the “Peduli” programs carry out televised fund raising initiatives in support of needy communities and employ a full time staff to oversee the targeted distribution of these charitable proceeds.
Pada tahun 2011, MCOM mengeluarkan dana secara konsolidasi untuk kegiatan sosial sekitar Rp3.502.025.558,-. Jumlah tersebut digunakan untuk donasi, sponsorship dan kegiatan lain bersifat sosial baik di bidang pendidikan, agama dan bidang lainnya.
In 2011, MCOM's expenditure for social activities approximately Rp3,502,025,558.- The amount is used for donations, sponsorships and other socially activities both in education, religion and other sectors.
Selain itu, dana yang diperoleh dari penggalangan dana pemirsa berkisar Rp8.237.204.377,- telah digunakan untuk membiayai kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh 3 lembaga Peduli dan Jalinan Kasih. Kegiatan sosial tersebut, termasuk membantu korban bencana alam, bantuan di bidang kesehatan, pendidikan dan lainnya.
Additionally in carrying out of televised fund raising, the Company incurred costs of approximately Rp8,237,204,377.- This fund has been used for financing social activities undertaken by the three “Peduli” and Jalinan Kasih. The implementation of social activities includes assistance to victims of natural disasters as well as several social activities in the sectors of health, education and others.
Laporan tahunan Perseroan yang membahas kegiatan sosial Perseroan dapat ditemukan pada halaman 138.
The Company's Annual Reports contain a dedicated section covering the range of social activities supported by these programs. The CSR section of the AR2011 is locate on page 138.
140
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Laporan Komite Audit Audit Committee Report Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan dan memenuhi kewajiban Perseroan sebagai perusahaan publik. Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi serta membuat laporan tahunan pelaksanaan kegiatan Komite Audit kepada Dewan Komisaris. The Audit Committee was established by the Board of Commissioners in order to help carry out the duties and functions of supervision and to meet the obligations of the Company as a public company. Audit Committee tasked to give an opinion to the Board of Commissioners on the report or matters submitted by the Board of Directors and an annual report implementation activity to the Board of Commissioners.
www.mediacom.co.id
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
141
Komite Audit telah mengadakan pertemuan secara teratur sepanjang tahun 2011. Berikut adalah ringkasan dari hasil pengamatan yang dibuat oleh Komite Audit selama rapat :
The Audit Committee met regularly throughout the course of 2011.The following is a summary of key observations made by the Audit committee over the course of its meetings in 2011:
•
Komite Audit melakukan pembahasan terhadap laporan keuangan untuk tahun fiskal 2010 (FY2010) yang telah dipersiapkan oleh auditor eksternal Osman Bing Satrio & Rekan, anggota Deloitte. Komite Audit melakukan diskusi dengan auditor eksternal pada hal yang berkaitan dengan tanggung jawab dan kemandirian auditor, laporan audit anak perusahaan Mcom, transaksi yang signifikan dan kasus hukum yang sedang berlangsung.
•
The Audit Committee conducted an assessment of the financial reports for fiscal year 2010 (FY2010) as prepared by the external auditor Osman Bing Satrio & Rekan, a member of Deloitte. In conducting this assessment the Audit Committee held discussions with the external auditor on matters related to the responsibility and independence of the auditor, the audit reports of Mcom's subsidiaries, significant transactions and ongoing legal cases.
•
Komite Audit berpendapat bahwa proses audit dilakukan dengan tingkat integritas dan profesionalisme yang tinggi, sehingga tidak ada alasan untuk mempercayai adanya benturan kepentingan di pihak auditor.
•
The Audit Committee believes that the Mcom’s external audit has been carried out with the highest degree of professionalism and integrity and has no reason to believe that the audit has in anyway be compromised by any conflict of interest on the part of the auditor.
•
Komite Audit melakukan Review atas operasional dan kondisi keuangan Perseroan yang tercermin dalam laporan keuangan untuk kuartal I, II dan III, dan berpendapat bahwa pertumbuhan utama dari unit usaha siaran TV FTA telah melebihi target. Komite Audit juga mengetahui bahwa kenaikan biaya operasi masih dalam kisaran anggaran tahun berjalan.
•
The Audit Committee conducted a Review of operations and financial conditions of the Company as reflected in the financial statements for the quarter I, II and III, and maintained the opinion that growth for most business units, particularly those associated with FTA TV broadcasting had exceeded targets. The Audit Committee was also satisfied that increases in operating costs had either been kept at a minimum or at lease were well within the budget range for the year to date.
•
Dalam melakukan tinjauan tahunan atas aktivitas Internal Audit, Komite Audit dilaporkan bahwa selama tahun 2011 sebanyak 10% dari hasil audit memberikan rekomendasi untuk peningkatan pengelolaan risiko keuangan sementara sebanyak 90% temuan merekomendasi untuk peningkatan pengelolaan risiko operasional.
•
The Audit Committee received and reviewed the reports submitted by the internal audit unit in 2011. The Audit Committee found that over the course of the preceding year approximately 10% of findings involved recommendations for improved management of financial risk while the balance (or 90% ) of findings presented recommendations for improved management of operation risk.
•
Komite Audit percaya bahwa Pendekatan Audit Berbasis Risiko yang telah dilakukan berfungsi secara baik dan akan ditindaklanjuti dengan monitoring atas perbaikan yang telah dilakukan.
•
The Audit Committee is satisfied that the MCOM's Risk Based Approach to risk management is functioning appropriately and will continue to monitor implementation of corrective measures through further reports of the Internal Audit unit.
•
Komite Audit dilaporkan oleh bagian Legal Perseroan terkait dengan kasus litigasi yang sedang berlangsung.
•
The Audit Committee reported by the Group's Legal Department related to ongoing cases of litigation.
•
Komite Audit telah menelaah dan membahas kinerja unit bisnis. Pada akhirnya rencana itu ditunda oleh Dewan Direktur dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang berlaku.
•
The Audit Committee reviewed the performance of the Group's various business units. Ultimately the plan was postponed by the Board of Director's in consideration of prevailing market conditions.
Dalam menjalankan tugasnya untuk membantu Dewan Komisaris dalam fungsi pengawasan , Komite Audit mendapat dukungan akses informasi serta klarifikasi yang baik dari manajemen Perseroan dan pihak-pihak yang terkait selalu kooperatif dan hadir dalam pertemuan Komite Audit .
In carrying out its function to assist the Board of Commissioners in its oversight and advisory responsibilities, the Audit Committee regularly requires access to information as well as clarification from the Company's management. The Audit Committee has found that the relevant parties have always been cooperative and have attended Audit Committee meetings upon request.
Susunan Komite Audit Perseroan pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut:
The Members of the Audit Committee as of year-end 2011 are as follows:
Ketua Anggota Anggota
Chairman : Kardinal A.Karim (Independent Commissioner) Member : Mohamed Idwan Ganie (Independent Commissioner) Member : Hery Kusnanto
: Kardinal A.Karim (Komisaris Independen) : Mohamed Idwan Ganie (Komisaris Independen) : Hery Kusnanto
142
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Kegiatan Sosial Perseroan Corporate Social Activity Kegiatan Sosial Perusahaan MCOM berupaya untuk selalu memelihara keseimbangan antara kepentingan bisnis dan masyarakat umum. Oleh karena itu, Perseroan berkewajiban untuk meningkatkan program kepedulian dan kegiatan sosial perusahaan yang dilaksanakan baik oleh lembaga-lembaga peduli dibawah unit bisnis yang didanai dari dana pemirsa maupun yang langsung didanai oleh Perseroan.
Corporate Social Activity
MCOM strives to always maintain a balance between its business interests and the general public’s. Therefore, the company is obliged to increase program awareness activities and corporate social activities that are carried out by each business unit’s Peduli institutions. These activities are funded directly by the company as well as by television viewers.
MCOM mengeluarkan dana bagi kegiatan sosial yang bersumber baik langsung dari Perseroan (CSR) maupun dari dana pemirsa yang digalang melalui 3 TV FTA dibawah MNC.
MCOM allocated funds for the social events sourced directly from the Company (CSR) as well as viewers of the funds mobilized through 3 FTA TV under the MNC.
Pada tahun 2011, dana yang dialokasikan bagi kegiatan sosial yang langsung didanai oleh Perseroan sekitar Rp3.502.025.558,-. Sementara dana pemirsa yang digunakan adalah sekitar Rp8.237.204.377,-
In 2011, the allocated funds for social activities which was funded directly by the Company about Rp3,502,025,558.While the televised fund-raising has used by approximately Rp8,237,204,377.-
Kegiatan sosial yang dilaksanakan dengan menggunakan dana Perseroan (CSR), terdiri dari:
Social activities are carried out by using the funds of the Company (CSR), consisting of:
MCOM
MCOM
1. Program Sekolah Jarak Jauh Program ini dilaksanakan, bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Program ini bertujuan memberikan pendidikan non formal bersertifikat kepada masyarakat di daerah yang tidak terjangkau, sehingga dapat menciptakan peluang usaha sendiri. Perseroan berkewajiban untuk menyiarkan program belajar jarak jauh tersebut dengan menggunakan fasilitas penyiaran Indovision, dengan pemasangan dekoder dan sudah terpasang di 150 titik di beberapa wilayah di Indonesia hingga akhir tahun 2011. Selain itu, Perseroan juga menyiapkan dan membuat beberapa modul pelajaran yang layak tayang, diantaranya , seperti: modul Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), modul merangkai bunga, modul menjahit, dll. Persiapan pembuatan modul tersebut membutuhkan proses yang cukup lama, karena modul tersebut harus sesuai dengan persyaratan layak tayang.
1. Long Distance Learning Program This program was implemented in collaboration with the ministry of education (Kemendiknas). The purpose of this program is to provide certified non-formal education to the communities in inaccessible areas, so that they can create their own business opportunities. The Company is responsible for broadcasting these programs by using Indovision’s broadcast facility. The decoders used for this program have been installed in 150 points in several areas in Indonesia as of the end of 2011. Additionally, the Company also prepared and created a few learning modules such as: early childhood education module (PAUD), floral design module, tailoring module, etc. The preparations of these modules require a fairly long process as the modules must comply with the regulations.
2. Kegiatan Bakti Sosial Dalam rangka perayaan ulang tahun Perseroan di tahun 2011, telah dilaksanakan beberapa kegiatan sosial diantaranya adalah pengobatan umum dan gigi gratis serta subsidi sembako bagi warga tidak mampu di sekitar perkantoran Perseroan.
2. Social Activities In celebration of the anniversary in 2011, the Company held several social events including free general and dental treatments as well as basic food subsidies for the local residents living around the Company’s office.
3. Sumbangan-sumbangan dan sponsorship Selain itu, Perseroan juga mengeluarkan dana berupa donasi dan sponsorship bagi suatu kegiatan yang bersifat sosial, yang meliputi bidang pendidikan, agama, dan lainlain.
3. Donations and Sponsorships In addition, the Company also spend money as donation and sponsorship for social activities which includes education, relogion, and other sectors.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
143
MSV
MSV
a. Program 'Desa Informasi' Pemberian peralatan Indovision terkait dengan program “Desa Informasi” bekerjasama dengan Depkominfo untuk daerah tertinggal, yaitu Kalimantan Timur (Nunukan, Sebatik, Nunukan Selatan), Kalimantan Barat (Sambas, Sajingan Besar), Sangihe, Kutai Barat, Morotai-Maluku, Merauke Papua.
a. 'Desa Informasi' Program Distribution of the Indovision’s equipments as part of the “Desa Informasi” Program. This was done in collaboration with the Department of Communications and Information Technology. The equipments were distributed in less developed areas including East Kalimantan (Nunukan, Sebatik, Nunukan Selatan), West Kalimantan (Sambas, Sajingan Besar, Sangihe, West Kutai, Morotai-Maluku, and Merauke-Papua. b. 'Distance Learning' programs In collaboration with the Department of National Education, Cita TV broadcasted distance learning programs through Indovision. In this program, MSV provided decoders and its installation in 150 points in several area in Indonesia.
b. Program 'Kelas Jarak Jauh' Bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional, Cita TV menyiarkan program kelas jarak jauh melalui Indovision. Dalam program ini, MSV memberikan bantuan berupa peralatan decoder dan pemasangannya di 150 titik di seluruh Indonesia. c. Program Donor Darah Kegiatan donor darah yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali, bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI). d. Program bantuan kesehatan Dalam rangka ulang tahun MSV memberikan bantuan kesehatan gratis termasuk pengobatan gratis dan pemeriksaan gigi bagi masyarakat di Jakarta, Surabaya dan Medan. e. Program Beasiswa Beasiswa diberikan kepada anak karyawan yang berprestasi dan masuk dalam rangking 5 besar.
c. Blood Donation Program Blood donation program that was conducted every 3 months in collaboration with Indonesian Red Cross (PMI). d. Health Care Program In commemoration of MNC Sky Vision’s anniversary. Free medical treatments that include medical check-up as well as dental care to needy people in Jakarta, Surabaya and Medan. e. Scholarship Program The scholarship was granting to the children of employees that achieve in 5 big ranks.
MNC
MNC
MNC melaksanakan kegiatan sosial dengan menggunakan dana pemirsa, melalui lembaga Peduli dibawah tiga stasiun televisi FTA, yaitu: RCTI Peduli , MNCTV Peduli, dan GlobalTV Peduli serta Jalinan Kasih.
MNC carried out social activities with the use of the televised fund-raising, through the ‘Peduli’ institutions under the three FTA TV stations, namely: RCTI Peduli, MNCTV Peduli, and GlobalTV Peduli as well as Jalinan Kasih.
Ketiga lembaga Peduli tersebut mengerahkan dan menyalurkan dana serta dalam bentuk bantuan lainnya. Masing-masing stasiun televisi tersebut secara rutin mengatur pengeluaran dana pemirsa, yang diharapkan dapat mendorong pemirsa untuk berpartisipasi memberikan bantuan dana melalui tiga stasiun TV tersebut.
The three programs are respectively “RCTI Peduli”, “MNCTV Peduli” and “Global TV Peduli”. Each of these initiatives help to mobilized and distributes financial and in-kind assistance. Each of the three television stations regularly organizes fund-raising drives, which encourage viewers to make charitable donations.
Penggalangan dana tersebut digunakan untuk mendapatkan berupa makanan dan obat-obatan,pakaian, bahan-bahan dan peralatan bangunan yang kemudian didistribusikan oleh tim sosial dari masing-masing unit. Adapun penyaluran dana dilaksanakan untuk menunjang bantuan di bidang kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai tambahan, program Peduli juga menyalurkan dana bantuan di bidang keagamaan.
The donations are then used to procure such items as food and medicine, clothing, building materials and equipment, which are then distributed by each units dedicated team of social workers. Donations are channeled in support of health, education and public welfare assistance. Additionally the “Peduli” Initiatives also channel donations to initiatives in the Religious sector.
Kegiatan sosial dari tiga lembaga Peduli tersebut, adalah sebagai berikut:
The social activities that implemented by 3 of TV FTA Peduli are as follows:
144
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
RCTI Peduli:
RCTI Peduli:
Bencana Alam • Bantuan peralatan masak dan paket sekolah bagi korban paska banjir bandang di Wasior – Papua Barat. • Bantuan Rumah tinggal sementara bagi korban letusan gunung Merapi di Jogyakarta.
Natural Disaster Relief • Cookware and school packages assistance for post-flood victims in Wasior-West Papua. • Temporary housing assistance for cold lava flood victims of Mount Merapi in Jogyakarta.
Bantuan Sosial (Baksos) Bantuan untuk kegiatan sosial dalam rangka Ramadhan di Jakarta.
Social Assistance Social activity for Ramadhan in Jakarta.
Bidang Kesehatan • Konseling dan layanan kesehatan di beberapa kota, yaitu Pakanbaru-Riau, Palangka Raya-Kalimantan Tengah, Gorontalo, Ayapo Danau Sentani-Jayapura, MuntilanMagelang-Jawa Tengah, Kalimantan Barat. • Kegiatan Donor darah di Gorontalo-Sulawesi. • Kegiatan sunatan masal di beberapa daerah termasuk Kebon Jeruk Jakarta, Kendari-Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Bangka Tengah – Bangka Belitung, dan Jakarta. • Bantuan biaya kesehatan di Malang, Jawa Timur.
Health Sector • Counseling and health care services in several cities, namely, Pakanbaru-Riau Island, Palangkaraya-Central Kalimantan, Gorontalo, Ayapo Danau Sentani-Jayapura, Muntilan-Magelang-Central Java, West Kalimantan. • Blood Donation programs in Gorontalo-Sulawesi. • Mass circumcision activities in several areas such as Kebon Jeruk-Jakarta, Kendari-Central Sulawesi, Riau Island, West Kalimantan, Bangka Tengah-Bangka Belitung and Jakarta. • Subsidies of medical expenses in Malang-East Java.
Bidang Pendidikan • Paket pendidikan dalam rangka “Operasi Surya Bhaskara Jaya" bekerjasama dengan angkatan darat di Belitong, Bangka Belitung. • Bantuan infrastruktur dan fasilitas sekolah di Tapalang, Mamuju Sulawesi Barat. • Mengadakan budidaya cacing tanah untuk penderita kusta, bekerjasama dengan Universitas Hasanudin, Makasar.
Education Sector • Collaborate with Navy in Belitong, Bangka Belitung to conduct "Operasi Surya Bhaskara Jaya” by providing education packages. • School facilities and infrastructure assistance in Tapalang, Mamuju, West Sulawesi • Conduct of earthworm’s cultivation for leprosy community, in collaboration with University of Hasanudin, Makasar.
MNCTV Peduli:
MNCTV Peduli:
Bantuan Bencana Alam • Bantuan untuk korban gempa bumi di Mentawai, Sumatera Barat. • Bantuan tempat tinggal sementara bagi korban lahar dingin gunung Merapi di Jogyakarta. • Bantuan bagi korban banjir di Ciamis, Jawa Barat. • Bantuan bagi korban gempa bumi di Muntilan, Jawa Tengah. • Kegiatan sosial bagi korban letusan gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara. • Penggalangan dana bagi korban tsunami di Jepang, melalui 'MNC Group Mutual Fund'.
Natural Disaster Relief • Donation for the earthquake victims in Mentawai, West Sumatra. • Temporary housing assistance for cold lava flood victims of Merapi Mountain in Jogyakarta. • Donation for the flood victims in Ciamis, West Java. • Donation for the earthquake victims in Muntilan, Central Java. • Social activities for the victims of the eruption of Mount Lokon in Tomohon, North Sulawesi. • Fund raising program for tsunami victims in Japan.
Bantuan Sosial • Sumbangan untuk beberapa kegiatan termasuk kegiatan olahraga, music, budaya dan misi kemanusiaan, penerbitan buku, organisasi sosial dan komunitas, dll. • Sponsor untuk kegiatan sosialisasi untuk Indonesia sebagai Ketua ASEAN. • Bidang Kesehatan Layanan kesehatan gratis di beberapa daerah, yaitu Kalisari Jakarta, Sabang, Garut Jawa Barat dan Gorontalo.
Social Assistance • Donations to several activities including sports, music, cultural and humanitarian missions, book publishing, entertainment, social and community organizations, etc. • Sponsorship for the socialization program of Indonesia as a chairman of ASEAN.
Bidang Pendidikan • Bantuan paket sekolah di beberapa kota di Indonesia, yaitu Padang Sumatera Barat, Ranai Kepulauan Riau, dan Wasior-Papua.
Education Sector • Education packages in several cities in Indonesia, such as in Padang-West Sumatra, Ranai Island-Riau, and WasiorPapua.
Health Sector Free medical services in several areas including Kalisari-Jakarta, Sabang, Garut-West Java and Gorontalo.
www.mediacom.co.id
• •
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Bantuan pelajaran untuk anak-anak yayasan Bangsa Mutiara di Jakarta. Sumbangan komputer dan buku untuk STIH Nias Sumatera Utara.
• •
145
Tuition assistance for the children of Mutiara Bangsa Foundation in Jakarta. Donation of computers and books for STIH Nias, North Sumatra.
Bidang Keagamaan
Religion Sector
Pembangunan mesjid di beberapa daerah, termasuk Cipayung Jakarta, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Ende Flores, Pura di Jakarta dan Gereja di Tangerang Banten.
The constructions of mosques in several areas including Cipayung-Jakarta, Kebon Jeruk-West Jakarta, and Ende-Flores, temples in Jakarta and churches in Tangerang, Banten.
Global TV Peduli:
Global TV Peduli:
Bantuan Bencana Alam Penggalangan dana bagi korban tsunami di Jepang, melalui 'MNC Group Mutual Fund'.
Natural Disaster Relief Donations to tsunami victims in Japan through “MNC Group Mutual Fund”.
Bantuan Sosial Kegiatan sosial di kecamatan Setiabudi Jakarta.
Social Assistance Social activity in the East Setiabudi village. Health Sector Mass circumcision activities in several areas in Jakarta.
Bidang Kesehatan Kegiatan sunatan masal di beberapa daerah di Jakarta. Bidang Pendidikan Mengadakan kegiatan “Nick Carnival” dalam rangka mengumpulkan buku bekas di beberapa kota, diantaranya Bandung Jawa Barat, Tegal Jawa Tengah, Tangerang Banten dan Bekasi Jawa Barat.
Education Sector Held the Nick Carnival event in order to collect the books used in several cities including Bandung-West Java, Tegal-Central Java, Tangerang-Banten and Bekasi-West Java.
Bidang Keagamaan Sumbangan untuk pembangunan mesjid dan perayaan Idul Adha.
Religious Sector Donation for the construction of mosques and Eid al-Adha celebration.
Jalinan Kasih
Jalinan Kasih
Kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh Jalinan Kasih, terdiri dari:
The social activities are carried out by Jalinan Kasih consists of:
•
•
•
•
Kegiatan Regular, adalah bantuan pengobatan yang diberikan secara perorangan dengan penyakit yang berbeda seperti tumor, jantung, kanker, dll. Kegiatan Operasi Masal adalah bantuan pengobatan yang diberikan secara masal namun hanya untuk 3 jenis penyakit, yaitu Hernia, Bibir Sumbing dan Katarak. Kegiatan Pengobatan Umum, bantuan pengobatan yang diberikan secara masal namun hanya untuk pengobatan yang sifatnya ringan/umum dan pengobatan gigi.
•
•
Regular activities, treatments assistance provided to individuals with different diseases such as tumors, heart disease, cancer, etc.. Mass Operations activities provided mass medical assistance, but only for three types of diseases, namely Hernia, Cleft Lip and cataract. General Medical Activity, provided mass medical assistance, but only for the light /general treatments as well as dental treatments.
Pada tahun 2011, jumlah pasien yang sudah dibantu sebanyak 136.329 pasien yang dilaksanakan di beberapa kota diantaranya Jakarta, Medan, Ambon, Makassar, dan lain-lain.
In 2011, the total of patients who have assisted as many as 136,329 people which conducted in some cities such as Jakarta, Medan, Ambon, Makassar, and others.
Sementara itu, MNC secara konsolidasi juga mengeluarkan dana secara langsung dari Perseroan berupa donasi, sponsorship dan lainnya untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, di bidang agama, pendidikan, kesehatan dan bidang lainnya.
Meanwhile, the consolidated MNC also release funds directly from the Company in the form of donations, sponsorships and other support activities that are social, in the religion, education, health and other sectors.
146
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
147
Strategi di tahun 2012 Strategy in 2012
Pada tahun 2012, MCOM akan terus fokus untuk membangun posisi yang kuat dan berkeunggulan kompetitif pada 3 TV Nasional FTA dan pelayanan satelit TV berbasis pelanggan.
In 2012, MCOM will continue to focus on building the position of strength and competitive advantage of its 3 National FTA TV and DTH subscription based Satellite Television Services.
Sepanjang tahun 2011, tiga TV FTA milik MNC yakni RCTI, MNCTV dan Global TV, masing-masing berhasil mempertahankan posisinya pada penguasaan pangsa pemirsa di nomor 1, nomor 3 , dan nomor 7. Di kwartal ke-4 , penguasaan pangsa pemirsa ketiga jaringan tersebut melebihi 38%. Walaupun telah mencapai kinerja yang sangat bagus, MNC menyadari masih ada peluang untuk tumbuh, terutama
Over the course of 2011, MNC's three FTA TV broadcast units - RCTI, MNCTV and Global TV – were respectively able to secure the #1, #3 and #7 position in terms of viewer ratings. By Q4 of the year the three networks had a consolidated audience share exceeding 38%. As remarkable a performance as this may seem MNC recognizes room for improvement, particularly for MNCTV and Global TV, the potential operating leverage
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
149
untuk MNCTV dan Global TV, dengan potensi operating leverage yang belum mencapai titik optimal sebagaimana yang diharapkan oleh pihak manajemen.
of which has yet to be optimized in line with management expectations.
Perseroan akan terus mendukung usaha MNC ke depan untuk mempertahankan posisinya. Tentunya hal ini membutuhkan fokus yang berkelanjutan dalam memastikan kualitas yang tinggi dalam setiap konten penyiarannya. MNC akan terus mengembangkan rata-rata pangsa pemirsanya untuk prime time dengan mempertahankan dan memperkuat hubungannya dengan rumah-rumah produksi yang terbaik di Indonesia. Hal ini akan memudahkan MNC untuk mempertahankan kualitas dari prime time serial drama (sinetron) dan program bukan olahraga.
The Company will support MNC's ongoing efforts to fortify and enhance its position. This will of course require a continued focus on ensuring the highest possible standard for broadcast content. MNC will expand its leading average viewer audience share for the lucrative prime-time market by both sustaining as well as broadening its exclusive relationship with leading Indonesian productions houses. This will enable MNC to maintain a strong prime-time line up of the best Indonesian serial drama (Sinetron) and non-sports event programming.
Pada saat bersamaan, MNC akan melanjutkan untuk mengembangkan produksi in-house di dalam unit bisnis MNC Pictures, dengan meningkatkan jumlah jam siar yang dihasilkan dan skala produksi. Di samping itu, MNC Pictures juga bertanggung jawab dalam memproduksi versi lokal dari internasional program, dimana MNC telah mempunyai hak penyiaran secara eksklusif. Versi lokal dari X-Factor akan dilkuncurkan di 2012. Program-program lainnya juga akan ditambahkan sejalan dengan kelanjutan MNC untuk memperoleh perjanjian eksklusif lainnya. Sejalan dengan hal ini, MNC akan berlanjut untuk mencari peluang dan memperoleh perjanjian eksklusif dengan perusahaan media international.
Concurrently, MNC will continue to develop its in-house production business unit MNC Pictures, increasing both the volume of content hours produced as well as the overall scale of productions. Additionally, MNC Pictures will be responsible for producing the local versions of internationally renowned program format's, for which MNC has secures exclusive production rights. Local version of both 'X-Factor' will be launched in 2012. Other titles will be added as MNC continues to secure further exclusive productions agreements. Concurrently MNC will continue to seek out and establish exclusive agreements with other international media companies.
Olahraga, akan terus menjadi kunci focus di MNC program. Jadwal penyiaran untuk 2012 UEFA European Football Championship, dimana RCTI telah memperoleh hak eksklusif akan menjadi factor pendukung pendapatan di tahun 2012, demikian juga dengan the Barclays' Premier League dan Indonesian Premier League. Dengan performa yang baik dari ekonomi Indonesia dan berkembangnya daya beli masyarakat , MNC percaya bahwa investasinya di kualitas dan variasi konten akan menjadi kekuatan khusus dan sejalan dengan penaikan rate card iklan di setiap unit broadcast TV FTA.
Sports, will continue to be a key focus for MNC's events programming. The scheduled broadcast of the 2012 UEFA European Football Championship, for which RCTI has secured exclusive rights promises to be the highlight for peak ratings opportunities in 2012, as will its broadcasts of the Barclays' Premier League and Indonesian Premier League. Given the excellent performance of the Indonesian economy and expanding size and purchasing power of the Nation's viewer audience, MNC is confident that its investment in content’s quality and variety will translate to strengthen viewer point ratings and a consequent upward adjustment to each of its FTA TV broadcasting units ' advertising rate cards.
Strategi untuk meningkatkan EBITDA marjin akan mencakup kelanjutan usaha Perseroan dalam melaksanakan sinergi lintas unit bisnis untuk meminimalkan biaya operasional. Strategi ini akan berjalan bersamaan dengan kelanjutan integrasi Human Capital Information System (HCIS) Perseroan dan analisa risiko infrastruktur, fasilitas, sumber daya dan intelektual manusia, sehingga membantu MNC dalam meningkatkan profibilitas MNC di 2011 dan di tahun 2012. Hal ini akan didukung oleh pemindahan fasilitas studio di Jakarta Barat, dimana dijadwalkan akan selesai di tahun 2013, dan mulai beroprasi di tahun mendatang dengan migrasi dari unit administrasi MNCTV dan Global TV ke wilayah kantor RCTI.
Strategies to improve operating leverage (EBITDA margins) will also include a continuation of the Company's integrated efforts to establish synergy across business units thus minimizing increases for operating expenses. These measures will go hand in hand with continued integration of the Company's Human Capital Information System (HCIS) as well as a rigorous analysis of business process which helped advanced MNC profitability gains in 2011, will continue in 2012. This will largely be facilitated by the Network's move to its new consolidated studio facilities in West Jakarta, which although now scheduled for completion until 2013, will begin in earnest before the end of the coming year with the migration of the MNCTV and GlobalTV administrative units to the present RCTI business complex
150
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
MNC juga akan fokus untuk mencari peluang sinergi di dalam MCOM.
MNC will likewise continue to focus on harvesting opportunities for synergy within the parent MCOM.
Unit Bisnis Konten, yang merupakan unit inti no 2 MNC, akan terus mengkomersilkan pustaka konten yang sangat besar dengan cara mengemas ulang konten tersebut sebagai saluran saluran yang disiarkan di Indovision, Top TV dan Okevision. Pada akhir tahun 2011, unit Bisnis Konten MNC telah menyediakan 10 saluran untuk disiarkan di TV satelit. Pada tahun 2012, unit Bisnis Konten MNC akan menambahkan beberapa saluran baru. MNC akan terus memperluas dan mengembangkan stategi 5-in-1 Sindo Media. Pada saat ini, Sindo Media mencakup 21 stasiun TV lokal, 31 stasiun radio, Koran Seputar Indonesia, majalah dan media online.
The Content Business unit, which is MNC's second core business unit, will continue to monetize the Company's extensive media content library by repackaged additional channels for broadcast on the Company's DTH subscription based satellite television services –Indovision, Top TV and Okevision. As of year-end 2011, the Content Business unit already provided 10 repackaged channels for broadcast on satellite television. In 2012, MNC Content Business unit will introduce several new channels. MNC will continue to expand and develop its 5-in-1 Sindo Media strategy. Presently comprised of the Company's 21 local television stations, its network of 31 radio stations, the Seputar Indonesia daily newspaper as well as its magazine and online media.
MSV akan terus fokus dalam pengembangan infrastruktur dengan mendapati kontrak-kontrak baru yang berjangka panjang dan juga dengan melanjutkan transisi para pelanggan Indovision dan Okevision ke kompresi format MPEG-4. Set Top Box lama yang memakai format MPEG-2akan di tukar dan di pakai untuk pelanggan TopTV yang baru. Pelanggan baru Indovision dan Okevision akan terus menerima Set Top Box baru yang memakai format MPEG-4. MSV akan terus mendorong agar pelanggan TopTV melakukan upgrade ke servis premium.
MSV will continue to focus on its Infrastructure Development by forging ahead with new subsidized long-term subscription contracts and by continuing to transition existing Indovision and Okevision subscribers to the enhanced compression MPEG-4 format. The older MPEG-2 Set Top Boxes replaced during this time will be used for new TopTV subscribers. All new Indovision and Okevision customers will continue receiving the new MPEG-4 Set Top Box as they have throughout 2011. MSV will continue to encourage its existing TopTV subscribers to upgrade to premium service.
Pada tahun 2012, MSV berencana untuk meluncurkan ISP servis yang baru di jabotabek. Bekerjasama dengan Infokom Elektrindo dan partnernya, MSV berencana memulaikan marketing dan instalasi koneksi ADSL di rumah-rumah para pelanggan Indovision. Pengembangan bisnis ini merupakan perkembangan yang logis bagi Perseroan untuk mengejar transisi ke format MPEG-4 di layanan TV berbasis pelanggan. Sementara uji coba dari unit bisnis ISP yang baru akan mencakup fokus pada internet tradisional, konektivitas rumah tangga, penekanan utama akan ditempatkan di eksplorasi peluang jalan kembali ADSL link ke set top box MPEG-4 . Pada bulan Agustus 2012, Indovision akan meluncurkan paket perdana Video on Demand untuk pelanggan percobaan ADSL yang baru.
In 2012, MSV intends to pilot a new ISP service in greater metropolitan Jakarta. Working in conjunction with fellow Global MCOM Company member Infokom Elektrindo and its partners, MSV intends to commence the marketing and installation of broadband ADSL connection to the homes of the Company's existing Indovision subscribers. The development of this business represents a logical progression for the Company to pursue in the wake of the pay-TV service' transition to the new MPEG-4 format. While the piloting of the new ISP business will include a focus on traditional Internet connectivity of households, the primary emphasis will be on exploring the opportunities which a return path ADSL link to the MPEG-4 Set Top Boxes will provide. In August of 2012, for example, Indovision will launch its initial package of Video on Demand to the pilot ADSL subscribers.
Strategi utama MCOM di tahun 2012 adalah untuk melanjutkan fortifikasi dan penguatan posisi MNC sebagai media grup yang paling besar dan terintegrasi di Indonesia. Ini akan digabungkan dengan 2 unit bisnis inti lainnya dari Perseroan. Pada tahun 2012, MCOM akan mendorong MNC untuk menggunakan posisinya untuk membantu para pelanggan MSV demi memastikan usaha promosi yang seoptimal mungkin, penambahan pertumbuhan serta pengembangan pangsa pasar. Unit Konten Bisnis MNC juga akan mengkontribusi terhadap target ini dengan penambahaan beberapa saluran baru.
MCOM's primary strategy in 2012 will continue to be fortification and strengthening of MNC’s position as Indonesian's largest and most fully integrated media group. This goal will be integrated with the Company's other 2 core businesses. In 2012, MCOM will encourage MNC to further leverage its position in support of MSV's subscriber based DTH satellite television service to ensure optimized promotional efforts, increased growth and expanded market share. MNC's Content Business unit will also contribute to this goal through the addition of further repackaged content channels.
Langkah-langkah lanjutan untuk mengoptimalkan operating leverage, yang fokus pada pendapatan yang ditingkatkan dan efisiensi operasional yang lebih besar, akan memastikan profibilitas yang optimal dan Return of Equity untuk investor MCOM.
Continued measures to optimize operating leverage, which focus on enhanced revenues and greater operational efficiencies, will effectively ensure optimal profitability and Return of Equity for MCOM's investors.
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
151
Keterbukaan Informasi
Corporate Disclosures
Surat Masuk Incoming Tanggal / Date
No. Surat / Letter #
25-Jan-11
S-00522/BEI.PPJ/01-2011
Perihal / Subject Persetujuan Pra-Pencatatan Saham Dalam Rangka Program ESOP/EMSOP Tahap IV dan V / Approval of PreRegistration of ESOP/EMSOP shares Phase IV and V
25-Jan-11
S-00523/BEI.PPJ/01-2011
Persetujuan Pra-Pencatatan Saham Dalam Rangka Program ESOP/EMSOP Tahap II dan III / Approval of PreRegistration of ESOP/EMSOP shares Phase II and III
31-Mar-11
S-02077/BEI.PPJ/03-2011
Tanggapan Atas Perpanjangan Masa Pelaksanaan ESOP Plan C PT. Global MCOM Tbk / Response on the Extension of PT. Global MCOM Tbk's ESOP Plan C Implementation Period
6-Apr-11
S-3658/BL/2011
Klarifikasi Agenda RUPS-LB PT. Global MCOM Tbk / Clarification of PT. Global MCOM Tbk's EGMS Agenda
13-Apr-11
S-02408/BEI.PPJ/04-2011
Tanggapan Bursa Atas Surat PT. Global MCOM Tbk (Perseroan) No.011-BEI/BPPM-CS/IV/2011 / Response from IDX Regarding PT. Global MCOM Tbk's (The Company) Letter No.011-BEI/BPPM-CS/IV/2011
20-Apr-11
S-02553/BEI.PPJ/04-2011
Tanggapan Bursa Atas Surat PT. Global MCOM Tbk (Perseroan) No. 016-BEI/MCOM-CS/IV/2011 / Response from IDX Regarding PT Global MCOM Tbk's (The Company) Letter No. 016-BEI/MCOM-CS/IV/2011
3-May-11
S-4905/BL/2011
Permintaan Penjelasan atas Laporan Keuangan Tahunan Per 31 Desember 2010 dalam Rangka Penyusunan Daftar Efek Syariah (DES) / Explanation Request of Financial Statements As of December 31, 2010 in regards to the preparation of Syariah Stock List
4-May-11
S-02896/BEI.PPJ/05-2011
Permintaan Konfirmasi Bursa Tentang Pemberitahuan Media Massa / IDX Confirmation Request of Mass Media Announcement
31-May-11
S-03582/BEI.PPJ/05-2011
Permintaan Penjelasan (TentangTransaksi Saham PT. Global MCOM Tbk pada tanggal 31 Mei 2011) / Explanation Request of PT Global MCOM Tbk's stock transaction on May 31st, 2011.
1-Jun-11
S-03606/BEI.PPJ/06-2011
Permintaan Penjelasan (TentangTransaksi Saham PT. Global MCOM Tbk pada tanggal 1 Juni 2011) / Explanation Request of PT Global MCOM Tbk's stock transaction on June 1st, 2011.
152
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Tanggal / Date 13-Jun-11
www.mediacom.co.id
No. Surat / Letter # S-03876/BEI.PPJ/06-2011
Perihal / Subject Peringatan Tertulis I (Menunjuk Surat Bursa No. S-03582/ BEI.PPJ/05-2011 perihal Permintaan Penjelasan; PT Global MCOM Tbk (Perseroan) No. 033-BEI/MCOM-CS/VI/2011 perihal Tanggapan Atas Permintaan Penjelasan Tentang Transaksi Saham PT. Global MCOM Tbk) / First Warning Letter (Refer To The IDX Letter No.S-03582/BEI.PPJ/052011 Regarding Explanation Request; PT Global MCOM Tbk's (The Company) Letter No. 033-BEI/MCOM-CS/ VI/2011 Regarding The Response Of Explanation Request Concerning PT. Global MCOM Tbk's Stock Transaction Persetujuan Pra-Pencatatan Saham Dalam Rangka
21-Jun-11
S-04140/BEI.PPJ/06-2011
Program ESOP/EMSOP Tahap IV / Approval of PreRegistration of ESOP/EMSOP Shares Phase IV Laporan Keuangan Perusahaan Tercatat / Listed
21-Jul-11
S-04955/BEI.PPU/07-2011
Company's Financial Statement Sosialisasi Peraturan No.X.K.2 / Socialization Of Regulation
12-Sep-11
Und-877/BL/2011
12-Sep-11
Und-877/BL/2011
No.X.K.2 Sosialisasi Konvergensi IFRS / Socialization of IFRS Convergence Permintaan Data/Informasi Sumber Pendapatan Non Halal
22-Sep-11
S-10329/BL/2011
Perusahaan untuk Periode 1 Januari 2011 sampai dengan 30 Juni 2011 dalam rangka Penyusunan Daftar Efek Syariah (DES) / Data/Information Request Concerning The Source of Company's Non Halal Revenues for the period of January 1, 2011 through June 30, 2011 In Regards To The Preparation of Syariah Stock List Konfirmasi atas Pemberitaan PT. Global MCOM Tbk di
18-Oct-11
S-11356/BL/2011
Media Cetak kontan / Confirmation Of PT. Global MCOM Tbk's News in Print Media - Kontan. Permintaan Penjelasan Atas Volatilitas Transaksi /
15-Oct-11
S-07993/BEI.PPJ/11-2011
7-Dec-11
S-08469/BEI.PPJ/12-2011
Explanation Request for Volatility Transactions Peringatan Tertulis I (Menunjuk surat Bursa No. S-07993/ BEI.PPJ/11-2011 perihal Permintaan Penjelasan Atas Volatilitas Transaksi Efek) / First Warning Letter (Refer To The IDX Letter No. S-07993/BEI.PPJ/11-2011 Regarding Explanation Request for Volatility Transactions
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
153
Surat Keluar Outgoing Letters Tanggal / Date
No. Surat / Letter #
10-Jan-11
001-BEI/MCOM-CS/I/11
Perihal / Subject Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly Report of Shareholders Registration
20-Jan-11
102/HT-DIRUT/MCOM/I/11
20-Jan-11
103/HT-DIRUT/MCOM/I/11
Pelaksanaan Program ESOP Tahap I / Execution of ESOP Program Phase I Pra Pencatatan Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan Kepemilikan Saham oleh Direksi dan Komisaris ("EMSOP") Tahap II dan Tahap III PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") / Pre-Registration of PT. Global MCOM Tbk's (The Company)Employees, Directors and Commisioners Stock Ownership Program Phase II and III Pelaksanaan Program ESOP Tahap I PT. Global MCOM
20-Jan-11
002-BEI/MCOM-
Tbk ("Perseroan") / Execution of PT. Global MCOM Tbk's
GGOD/I/2011
(The Company) ESOP Program Phase I Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik / Public
27-Jan-11
003-BEI/MCOM-CS/I/11
Disclosure Information Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly
10-Feb-11
004-BEI/MCOM-CS/II/11
10-Mar-11
005-BEI/MCOM-CS/III/11
Report of Shareholders Registration Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly Report of Shareholders Registration Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku
21-Mar-11
004-BPPM/MCOM-CL/
2010 ("RUPST") dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
III/11
Biasa ("RUPSLB") PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") / PT. Global MCOM Tbk's Annual General Meeting of Shareholders for the fiscal year 2010 ("AGMS") and Extraordinary General Meeting of Shareholders ("EGMS") Penyampaian Informasi Sehubungan Gugatan Perkara No.
24-Mar-11
008-BEI/MNC-CS/III/11
29/PDT.G/PN/JKT.PST pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat / Submission of Information Regarding legal Claim No.29/PDT.G/PN/JKT.PST at The Central Jakarta District Court Pelaksanaan ESOP PT. Global MCOM TBK ("Perseroan")
25-Mar-11
009-BEI/MCOM-CS/III/11
/ Execution of PT. Global MCOM Tbk's ("The Company") ESOP Penambahan Agenda Rapat Umum Pemegang Saham
25-Mar-11
005-BPPM/MCOM-CL/
Luar Biasa PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") / Additional
III/11
Agenda of PT. Global MCOM Tbk's ("The Company")
154
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Tanggal / Date
www.mediacom.co.id
No. Surat / Letter #
Perihal / Subject Additional Agenda of PT. Global MCOM Tbk's ("The Company") Extraordinary General Meeting of Shareholders
28-Mar-11
006-BEI/MCOM-CL/III/01
1-Apr-11
010-BPPM/MCOM-CS/
Penyampaian Bukti Iklan Laporan Keuangan / Submission
IV/11
of Commercial Proof of Financial Report
02/BAPEPAM/MCOM-
Perbaikan Reklasifikasi atas Laporan Arus Kas Laporan
ACCT/IV/11
Keuangan Konsolidasi PT. Global MCOM Tbk dan Anak
Bukti Iklan Pemberitahuan RUPST dan RUPSLB / Submission of AGMS and EGMS Commercial Proof
4-Apr-11
Perusahaan untuk Tahun-Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 beserta penjelasannya / Correction of Cash Flow Statement Reclassification in PT. Global MCOM Tbk and Its Subsidiaries' Consolidated Financial Report For The Years Ended December 31, 2010 and 2009 With Explanation 5-Apr-11 8-Apr-11
02A/BAPEPAM/MCOM-
Revisi Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan / Revision
ACCT/IV/11
of The Submission of Annual Financial Report
011-BEI/BPPM-CS/IV/2011
Tanggapan PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") Atas Perpanjangan Masa Pelaksanaan Employee Stock Option Program ("ESOP") Plan C Perseroan / PT. Global MCOM Tbk's ("The Company") Response of The Extention of The Company's ESOP Plan C Execution
8-Apr-11 12-Apr-11
012-BEI/MCOM-CS/
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly
IV/2011
Report of Shareholders Registration
011-BEI/MCOM-CL/IV/11
Penyampaian Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2010 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") / Submission of Commercial Proof Regarding The Call Out of PT. Global MCOM Tbk's Annual General Meeting of Shareholders for The Fiscal Year 2010 and Extraordinary General Meeting of Shareholders
12-Apr-11
012-BPPM/MCOM-CL/
Tanggapan atas Surat Bapepam-LK No. S-3658/BL/2011
IV/11
tanggal 6 April 2011 perihal Klarifikasi Agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Global MCOM Tbk ("Surat") / Submission of Commercial Proof Regarding The Call Out of PT. Global MCOM Tbk's Annual General Meeting of Shareholders for The Fiscal Year 2010 and Extraordinary General Meeting of Shareholders
12-Apr-11 12-Apr-11 15-Apr-11
013-BEI/MCOM-CS/
Pemberitahuan Rencana Pelaksanaan Public Expose /
IV/2011
Notice of Public Expose Execution Plan
014-BPPM/MCOM-CS/
Penyampaian Laporan Tahunan PT. Global MCOM Tbk /
IV/2001
Submission of PT. Global MCOM Tbk's Annual Report
016-BEI/MCOM-CS/
Tanggapan Perseroan Atas Surat PT. Bursa Efek Indonesia
IV/2011
("BEI") No. S-02408/BEI.PPJ/04-2011 / The Company's Response of IDX's Letter No.S-02408/BEI.PPJ/04-2011
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
155
Tanggal / Date
No. Surat / Letter #
Perihal / Subject
19-Apr-11
017-BEI/MCOM-CS/
Revisi Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan
IV/2011
(Mengkoreksi Surat No: 014-BPPM/MCOM-CS/IV/2011) / Revision of The Submission of PT. Global MCOM Tbk's Annual Report (Emending Letter No: 014-BPPM/MCOMCS/IV/2011)
21-Apr-11 21-Apr-11
017-BEI/MCOM-CS/
Penyampaian Materi Public Expose / Submission of Public
IV/2011
Expose Material
018-BEI/MCOM-CS/
Revisi Penyampaian Materi Public Expose / Revision of The
IV/2011
Submission of Public Expose Material
28-Apr-11
020-BEI/MCOM-CS/IV/2011
Press Release / Press Release
29-Apr-11
019-BPPM/MCOM-CL/
Penyampaian Bukti Iklan Keputusan Rapat Umum
IV/11
Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2010 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") / Submission of Commercial Proof of The Resolution of PT Global MCOM Tbk's ("The Company") Annual General Meeting of Shareholders for Fiscal Year 2010 and Extraordinary General Meeting of Shareholders
29-Apr-11
018-BPPM/MCOM-CL/
Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
IV/11
Tahun Buku 2010 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Global MCOM Tbk ("Perseroan") / The Result of PT Global MCOM Tbk's ("The Company") Annual General Meeting of Shareholders for Fiscal Year 2010 and Extraordinary General Meeting of Shareholders Resolution
28-Apr-11
03-Bapepam-LK/MCOM-
Penyampaian Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Global
Acct/IV/11
MCOM Tbk dan anak perusahaan 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 dan periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2011 dan 2010 / Submission of PT. Global MCOM Tbk and Its Subsidiaries' Consolidated Financial Report for 31 March 2011 and 31 December 2010 and for Three Months Period Ended 31 March 2011 and 2010
2-May-11 6-May-11
021-BEI/MCOM-
Penyampaian Laporan Hasil Public Expose / Submission of
CS/V/2011
Public Expose Result
026-BEI/MCOM-
Klarifikasi Atas Permintaan Konfirmasi Pemberitaan di Media
CS/V/2011
Massa / Clarification of Confirmation Request of Mass Media News
9-May-11 6-Jun-11
027-BEI/MCOM-
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly
CS/V/2011
Report of Shareholders Registration
033-BEI/MCOM-CS/
Tanggapan Atas Permintaan Penjelasan Tentang Transaksi
VI/2011
Saham PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") / Response of Explanation Request of PT. Global MCOM Tbk's ("The Company") Stock Transaction
10-Jun-11
078-BEI/MCOM-CS/
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly
VI/2011
Report of Shareholders Registration
156
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Tanggal / Date 20-Jun-11
www.mediacom.co.id
No. Surat / Letter #
Perihal / Subject
135/HT-DIRUT/MCOM/
Pra-Pencatatan Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan
VI/11
Kepemilikan Saham oleh Direksi dan Komisaris ("EMSOP") Tahap IV PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") / PreRegistration of PT. Global MCOM Tbk's (The Company) Employees, Directors and Commisioners Stock Ownership Program Phase IV
8-Jul-11 15-Jul-11
095-BEI/MCOM-CS/
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly
VII/2011
Report of Shareholders Registration
024-BPPM/MCOM-CL/
Laporan Hasil Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham
VII/11
("Buyback") PT. Global MCOM Tbk / Result Report of PT. Global MCOM Tbk's Buyback Share
25-Jul-11
07-Bapepam-LK/MCOM-
Penyampaian Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Global
Acct/VII/11
MCOM Tbk dan Anak Perusahaan 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 dan periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2011 dan 2010 / Submission of PT. Global MCOM Tbk and Its Subsidiaries' Consolidated Financial Report for 30 June 2011 and 31 December 2010 and for Six Months Period Ended 30 June 2011 and 2010
099-BPPM/MCOM-CS/
Penyampaian Bukti Iklan Laporan Keuangan / Submission of
VII/11
Commercial Proof of Financial Report
100-BEI/MCOM-CS/
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly
VIII/2011
Report of Shareholders Registration
102-BEI/MCOM-CS/
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly
IX/2011
Report of Shareholders Registration
025-BPPM/MCOM-CL/
Keterbukaan Informasi (Jaminan Tanah untuk GLD) /
IX/2011
Information Disclosure (Land Assurance for GLD)
3-Oct-11
026-BPPM/MCOM-CL/X/11
Kepemilikan Saham Dalam MNC / Share Ownership in MNC
4-Oct-11
103-BPPM/MCOM-
Data/Informasi Sumber Pendapatan Non Halal Perusahaan
DIR/X/2011
untuk Periode 1 Januari 2011 sampai dengan 30 Juni 2011
29-Jul-11 8-Aug-11 9-Sep-11 22-Sep-11
dalam rangka Penyusunan Daftar Efek Syariah (DES) / Data/ Information Concerning The Source of Company's Non Halal Revenues for the period of January 1, 2011 through June 30, 2011 In Regards To The Preparation of Syariah Stock List 10-Oct-11 17-Oct-11 21-Oct-11
106-BEI/MCOM-
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly
CS/X/2011
Report of Shareholders Registration
027-BPPM/MCOM-
Keterbukaan Informasi (Penjualan Saham MNC - Project Star)
CL/X/11
/ Information Disclosure (MNC's Stock Sale - Project Star)
029-BPPM/MCOM-
Tanggapan PT Global MCOM Tbk atas Surat Bapepam-LK
CL/X/11
No. S-11356/BL/2011 tertanggal 18 Oktober 2011 / PT Global MCOM Tbk's Response of Bapepam-LK's Letter No.S-11356/BL/2011 dated 18 October 2011
www.mediacom.co.id
Laporan Tahunan Annual Report 2011
157
Tanggal / Date
No. Surat / Letter #
Perihal / Subject
24-Oct-11
08-Bapepam-LK/MCOM-
Penyampaian Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Global
Acct/X/11
MCOM Tbk dan anak perusahaan 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 dan periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2011 dan 2010 / Submission of PT. Global MCOM Tbk and Its Subsidiaries' Consolidated Financial Report for 30 September 2011 and 31 December 2010 and for Nine Months Period Ended 30 September 2011 and 2010
7-Nov-11
030-BPPM/MCOM-CL/
Kepemilikan Saham Dalam PT. Media Nusantara Citra Tbk
XI/11
(Penjualan 5% Saham Milik MCOM pada Saban) / Share Ownership in PT. Media Nusantara Citra Tbk (5% Sale of MCOM's to Saban)
10-Nov-11 16-Nov-11
111-BEI/MCOM-CS/
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly
XI/2011
Report of Shareholders Registration
032-BEI/MCOM-CL/XI/11
Jadwal Pembagian Dividen Tunai Tahun Buku 2010 PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") / PT. Global MCOM Tbk ("The Company") Cash Dividend Distribution Schedule for the fiscal year 2010
16-Nov-11
032a-BEI/MCOM-CL/XI/11
Revisi Jadwal Pembagian Diividen Tunai Final / Revision of Final Cash Dividend Distribution Schedule
18-Nov-11
011-BEI/MCOM-CL/XI/11
Bukti Iklan Pemberitahuan Pembagian Dividen Tahun Buku 2010 PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") / Commercial Proof of PT. Global MCOM Tbk's ("The Company") Notice of Dividend Distribution for the fiscal year 2010
23-Nov-11
034-BPPM/MCOM-CL/
Kepemilikan Saham Dalam PT. Media Nusantara Citra
XI/11
Tbk (Pembelian 500 juta saham dari Mediacorp) / Share Ownership in PT. Media Nusantara Citra Tbk (500 million buyback shares from Mediacorp)
5-Dec-11
036-BPPM/MCOM-CL/
Laporan Hasil Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham
XII/11
("Buyback") PT. Global MCOM Tbk ("Perseroan") / Report of PT. Global MCOM Tbk's ("The Company") Buyback Share Result
6-Dec-11
112-BEI/MCOM-CS/XII/11
Penjelasan Atas Volatilitas Transaksi / Explanation for Volatility Transaction
13-Dec-11 27-Dec-11
114-BEI/MCOM-CS/
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek / Monthly
XII/2011
Report of Shareholders Registration
117-BPPM/MCOM-CS/
Perubahan Kepemilikan Saham dalam PT. Media Nusantara
XII/11
Citra Tbk / The Change of PT. Media Nusantara Citra Tbk's Share Ownership
158
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
SIARAN PERS PRESS RELEASE
Tanggal / Date 10 Januari 2011 January 10th 2011
26 Januari 2011
Perihal / Description Mengharapkan Hasil Keuangan Akhir Tahun 2010 Yang Sangat Baik Yang Diindikasikan Melalui Kinerja Keuangan 11 Bulan Yang Kuat Expect An Outstanding Year End 2010 Financial Results As Indicated By A Robust 11 Months Financial Performance
January 26th 2011
MNC mencetak kinerja yang sangat baik pada akhir tahun 2010 (unaudited) ditandai dengan peningkatan EBITDA senilai 86% MNC Posted An Extraordinary Performance For Year Ending 2010 (Unaudited) Of An 86% Rise In EBITDA
27 Januari 2011 January 27th 2011
Indovision akan segera dicatatkan di bursa Indovision listing soon
6 April 2011 April 6th 2011
Hasil Audit 2010 Yang Sangat Baik; EBITDA Meningkat Sebesar 85% Dan Laba Bersih Tumbuh Sebesar 89%. Strong Results For Audited 2010; EBITDA Surged By 85% And Net Income Grew By 89%.
6 April 2011 April 6th 2011
Kinerja yang sangat baik, EBITDA meningkat 76% pada hasil audit 2010 dan pertumbuhan yang tinggi kedepannya Very strong performance, audited 2010 EBITDA surged by 76% and strong growth to continue going forward
14 April 2011 April 14th 2011
Peraturan Hakim Tidak Mempunyai Pengaruh Terhadap Kepemilikan Saham MNCTV Judge’s Ruling Had No Impact On Mnc’s Shareholding Of MNCTV
20 April 2011 April 20th 2011
Klarifikasi Atas Pemberitaan Gugatan Hukum Siti Hardiyanti Rukmana terhadap MNCTV Clarification On The Media Coverage On The Law Suit Filed By Siti Hardiyanti Rukmana Against PT Berkah
27 April 2011 April 27th 2011
MNC Menyelenggarakan RUPS Tahunan Dan RUPS Luar Biasa Tahun 2010 "MNC Has Convened The 2010 AGMS And EGMS
27 April 2011 April 27th 2011
Global MCOM menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa 2010 Global MCOM has convened the 2010 AGMS and EGMS
17 Juni 2011 June 17th 2011
Standard & Poor’s Meningkatkan Peringkat Utang MNC Dan Peringkat Utang Korporasi Dengan Prospek Stabil Standard & Poor's Raised The Rating On MNC's Debt And Corporate Credit Rating With A Stable Outlook
28 Juli 2011 July 28th 2011
EBITDA Meningkat Sebesar 26% And Ebitda Margin Meningkat Menjadi 37% Pada 30 Juni 2011 EBITDA Soared By 26% And Ebitda Margin Improved To 37% As At 30th June 2011
28 Juli 2011
Laba bersih semester pertama meningkat 43% dan EBITDA meningkat 28%, saat ini MSV memiliki lebih dari 1 Juta pelanggan First half net income surged by 43% and EBITDA was higher at 28%, MSV's pay-tv subscribers is now over 1 million
July 28th 2011
4 Agustus 2011 August 4th 2011
Peluncuran "MNC Business English Program" The launching of "MNC Business English Program"
www.mediacom.co.id
Tanggal / Date
Laporan Tahunan Annual Report 2011
159
Perihal / Description
17 Agustus 2011 August 17th 2011
22 Tahun RCTI dan Idul Fitri 1432H RCTI's 22nd Anniversary and Ied Fitri 1432H
19 Agustus 2011 August 19th 2011
MNC Akan Melunasi Seluruh Obligasi Yang Beredar MNC To Fully Settle The Outstanding Bonds
12 September 2011 September 12th 2011
MNC Telah Melunasi Seluruh Obligasi Nya Yang Beredar MNC Has Fully Settled Its Outstanding Bonds
12 September 2011 September 12th 2011
Perubahan nama Radio Trijaya menjadi SINDO Radio Rebranding of Trijaya Radio to SINDO Radio
26 September 2011 September 26th 2011
Kekuatan sinergi SINDO Network (SINDO TV, SINDO Radio dan SINDO Online - www.sindonews.com) The strength of SINDO Network's sinergy (SINDO TV, SINDO Radio and SINDO Online - www.sindonews.com)
14 Oktober 2011 October 14th 2011
MNC Media menjalin kerjasama dengan Liga Premier Indonesia (LPI) MNC Media cooperates with Indonesi Premier League
17 Oktober 2011 October 17th 2011
MNC Media sebagai Official Media Partner 26th Sea Games 2011 MNC Media as An Official Media Partner of the 26th Sea Games 2011
17 Oktober 2011 October 17th 2011
Saban Capital Group Membeli Sampai Dengan 7,5% Saham MNC Saban Capital Group Acquire Up Tp 7.5% Stake In MNC
29 Oktober 2011 October 29th 2011
Mempertahankan Momentum Kinerja Kuat Dengan Ebitda Meningkat 41% Per 30 September 2011 Maintaining The Momentum Of Strong Performance With EBITDA Up By 41% As At 30th September 2011
29 Oktober 2011 October 29th 2011
EBITDA meningkat sebesar 36% & marjin EBITDA meningkat sebesar 38% per 30 September 2011 EBITDA grew by 36% & EBITDA margin improved to 38% as at 30th September 2011
17 November 2011 November 17th 2011
Channel 8 International kini dapat dinikmati di Indovision Indovision broadcast Mandarin channel 8 International
13 Desember 2011 December 13th 2011
MNC Group, PSSI, dan LPIS luncurkan program "Indonesian Premier League (IPL) for the Country" MNC Group, PSSI, and LPIS launch "Indonesian Premier League (IPL) for the Country"
160
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
DAFTAR ANAK PERUSAHAAN
LIST OF SUBSIDIARIES AND AFILIATES
No 1
Nama Perusahaan
Presentase Kepemilikan
Domisili
Bidang Usaha
Tahun Berdiri
Status Operasi
Total Aset Sebelum Eliminasi
PT. MEDIA NUSANTARA CITRA Tbk
70,02
MNC Tower Lt. 27 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
media berbasis konten dan iklan
1997
beroperasi
8.798.230
1.1
PT. RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA
100
Jl. Raya Pejuangan, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530
penyiaran televisi
1987
beroperasi
2.350.224
1.2
PT. GLOBAL INFORMASI BERMUTU
100
Ariobimo Sentral penyiaran televisi Building Lt. 12 Jl. HR. Rasuna Said Blok X-2 Kav. 5, Jakarta Selatan 12950
1999
beroperasi
769.172
1.3
PT. CIPTA TELEVISI PENDIDIKAN INDONESIA
75
Jl. Pintu II Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur 13810
penyiaran televisi
1990
beroperasi
945.035
1.4
PT. MNC NETWORKS
98,50
MNC Tower Lantai 15 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
stasiun radio
2005
beroperasi
112.847
1.4.1. PT. Radio Tridjaja Shakti
95
MNC Tower Lantai 15 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
stasiun radio
1971
beroperasi
25.401
1.4.1.1. PT. Radio Prapanca Buana Suara
91,60
Jl. Sei Bahorok No. 74-76, Medan Sumatera Utara 20154
stasiun radio
1978
beroperasi
4.626
1.4.1.2. PT. Radio Mancasuara
100
Jl. Setiabudhi No. 170 B, Bandung Jawa Barat 40141
stasiun radio
1971
beroperasi
1.234
1.4.1.3. PT. Radio Swara Caraka Ria
100
Ruko Setiabudi Square No. 14-15 Rt. 01/V, Srondol Kulon, Banyumanik Semarang, Jawa Tengah
stasiun radio
1971
beroperasi
759
1.4.1.4. PT. Radio Effkindo
70
Jl. Babarsari TB XI No. 21, Depok Sleman, Yogyakarta
stasiun radio
1999
beroperasi
1.087
1.4.1.5. PT. Radio Citra Borneo Madani
100
Jl. Panglima Batur Timur No. 34 Banjar Baru, Kalimantan Selatan 70711
stasiun radio
1999
beroperasi
-
www.mediacom.co.id
No
Nama Perusahaan
161
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Presentase Kepemilikan
Domisili
Bidang Usaha
Tahun Berdiri
Status Operasi
Total Aset Sebelum Eliminasi
1.4.1.6. PT. Radio Suara Banjar Lazuardi
100
Jl. Pramuka Komplek Semanda I Rt. 20 , Sungai Lulut, Banjarmasin
stasiun radio
1975
beroperasi
-
1.4.2. PT. Radio Tjakra Awigra
100
Jl. Kertajaya Indah No. 61 Surabaya 60282
stasiun radio
1977
beroperasi
3.852
1.4.3. PT. Radio Suara Monalisa
80
MNC Tower Lantai 15 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
stasiun radio
1971
beroperasi
11.056
1.4.4. PT. Radio Mediawisata Sariasih
100
Jl. Setiabudhi No. 170 B, Bandung Jawa Barat 40141
stasiun radio
1999
beroperasi
249
1.4.5. PT. Radio Arief Rachman Hakim
100
MNC Tower Lantai 15 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
stasiun radio
1975
beroperasi
5.408
1.4.6. PT. Radio Sabda Sosok Sohor
90
MNC Tower Lantai 15 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
stasiun radio
1981
beroperasi
2.740
PT. MEDIA NUSANTARA INFORMASI
99
MNC Tower Lantai 22 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
media cetak
2005
beroperasi
203.813
1.5.1. PT. MEDIA NUSANTARA DISTRIBUSI
99
MNC Tower Lantai 22 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
penjualan langsung (direct selling)
2004
beroperasi
1.200
1.6
PT. MNI GLOBAL
100
HighEnd Building Lantai 3 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
media cetak
2002
beroperasi
16.163
1.7
PT. MNI PUBLISHING
75
HighEnd Building Lantai 1 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
percetakan
2008
beroperasi
4.104
1.8.1 PT. MNI Entertainment
80
HighEnd Building Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
media cetak
2008
beroperasi
3.089
1.8
MEDIA NUSANTARA CITRA BV
100
Amsterdam
investasi
2003
beroperasi
5.798
1.9
PT. CROSS MEDIA INTERNATIONAL
99,99
Rukan Tiara Buncit 88 agensi periklanan Blok E-17 Jl. Kemang Utara IX Jakarta 12790
2001
beroperasi
191.473
1.9.1. PT. Mediate Indonesia
99,97
Rukan Tiara Buncit 88 agensi periklanan Blok E-17 Jl. Kemang Utara IX Jakarta 12790
2001
beroperasi
171.316
1.5
162
No
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Nama Perusahaan
www.mediacom.co.id
Presentase Kepemilikan
Status Operasi
Total Aset Sebelum Eliminasi
Rukan Tiara Buncit 88 agensi periklanan Blok E-19 Jl. Kemang Utara IX Jakarta 12790
1996
beroperasi
7.321
1.9.2.1. PT. Cinta Komunikasi Gagasan Semesta
80
Rukan Tiara Buncit 88 agensi periklanan Blok E-17 Jl. Kemang Utara IX Jakarta 12790
2004
beroperasi
3.928
MNC INTERNATIONAL MIDDLE EAST LIMITED
100
Dubai, United Arab Emirates
investasi
2007
beroperasi
2.237.466
1.10.1 MNC International Limited
100
Cayman Islands
investasi
2007
beroperasi
1.087.340
1.10.1.1. Linktone Ltd.
58,20
Cayman Islands
VAS
2004
beroperasi
1.615.951
1.10.1.1.1. Letang Game Ltd.
50,01
China
beroperasi
34.710
1.10.1.1.2. PT. Linktone Indonesia
100
1.10.1.2. Innoform Media Pte. Ltd.
87,50
1.10.1.2.1. Alliance Entertainment Singapore Pte. Ltd.
1.10
Tahun Berdiri
51,20
Bidang Usaha
1.9.2. PT. Multi Advertensi Xambani
Domisili
VAS
2006
beroperasi
53.232
Singapore
pembuatan, distribusi & lisensi produk edukasi & hiburan
2000
beroperasi
240.066
100
Singapore
software & multimedia
1999
beroperasi
53.431
1.10.2. MNC Picture FZ LLC
100
United Arab Emirates
produksi & distribusi film
2007
beroperasi
1.548
1.11
PT. STAR MEDIA NUSANTARA
70
HighEnd Building Lantai 2 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
manajemen bakat
2007
beroperasi
6.503
1.12
PT. MNC PICTURES
70
HighEnd Building Lantai 5 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
rumah produksi
2007
beroperasi
25.386
Jl. Raya Pejuangan Kompleks RCTI, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530
mobile games & PC online games
www.mediacom.co.id
No 1,13
Nama Perusahaan
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Presentase Kepemilikan
Domisili
Bidang Usaha
Tahun Berdiri
Status Operasi
163
Total Aset Sebelum Eliminasi
PT. OKEZONE INDONESIA
99,90
HighEnd Building Lantai 4 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
media online
2011
beroperasi
3.174
PT. MNC SKY VISION
75,54
Wisma Indovision Jl. Raya Panjang Blok Z-3 Jakarta Barat 11520
media berbasis pelanggan
1988
beroperasi
3.447.663
Aerospace Satellite Corporation Holding BV
100
investasi
2010
beroperasi
1.634.981
2.1.1. Aerospace Satellite Corporation BV
100
Amsterdam
investasi
2010
beroperasi
1.635.675
3
PT. SKY VISION NETWORKS
100
Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
multimedia & investasi
2006
beroperasi
174.684
4
PT. INFOKOM ELEKTRINDO
100
MNC Tower Lt. 26 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
infrastuktur telekomunikasi dan teknologi
1997
beroperasi
443.235
4.1
PT. TELESINDO MEDIA UTAMA
99,99
MNC Tower Lt. 10 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
infrastuktur telekomunikasi dan teknologi
1997
beroperasi
2.506
4.2
PT. SENA TELENUSA UTAMA
99,99
MNC Tower Lt. 10 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
insfrastruktur telekomunikasi dan teknologi
1998
beroperasi
16.407
4.2.1. PT. Flash Mobile
84,99
MNC Tower Lt. 10 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
insfrastruktur telekomunikasi dan teknologi
2004
beroperasi
15.079
5
PT. CITRA KALIMANTAN ENERGI
80
Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340
infrastruktur
1997
tidak beroperasi
1.055
6
GLOBAL MCOM INTERNATIONAL LTD.
100
Dubai, United Arab Emirates
investasi
2007
tidak beroperasi
31
2 2.1
164
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
www.mediacom.co.id
Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements
Laporan Tahunan Annual Report 2011
165
166
Laporan Tahunan Annual Report 2011
www.mediacom.co.id
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009/ FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK DAFTAR ISI
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES TABLE OF CONTENTS Halaman/ Page
SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
DIRECTORS’ STATEMENT LETTER 1
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN – Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS – As of December 31, 2011, 2010 and 2009 and January 1, 2009/December 31, 2008 and for the years ended December 31, 2011, 2010 and 2009
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
3
Consolidated Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
5
Consolidated Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
6
Consolidated Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas Konsolidasian
7
Consolidated Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
9
Notes to Consolidated Financial Statements
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2011
31 Des/Dec 31, 2010 *)
2009 *)
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008 *)
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Aset keuangan lainnya Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Rp 61.542 juta pada 31 Des 2011, Rp 51.971 juta pada 31 Des 2010, Rp 41.900 juta pada 31 Des 2009 dan Rp 35.019 juta pada 1 Jan 2009/ 31 Des 2008 Pihak berelasi Pihak ketiga Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Rp 9.085 juta pada 31 Des 2011, Rp 9.037 juta pada 31 Des 2010, Rp 5.444 juta pada 31 Des 2009 dan 1 Jan 2009/31 Des 2008 Persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka
ASSETS
6 22 7,40
8 40
9 10 11
Jumlah Aset Lancar
896.428 95.477 1.379.073
1.141.628 94.574 802.250
1.276.332 1.025.429
1.390.696 1.327.253
35.551 2.501.593
25.955 2.115.481
63.408 1.694.910
108.595 1.586.997
306.423 1.041.615 280.586 48.193
312.468 1.106.101 300.579 38.241
317.952 1.065.793 396.057 79.440
321.696 1.005.611 246.877 65.606
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Restricted cash in bank Other financial assets Trade accounts receivable - net of allowance for doubtful accounts of Rp 61,542 million at Dec 31, 2011, Rp 51,971 million at Dec 31, 2010, Rp 41,900 million at Dec 31, 2009 and Rp 35,019 million at Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008 Related parties Third parties Other accounts receivable - net of allowance for doubtful accounts of Rp 9,085 million at Dec 31, 2011, Rp 9,037 million at Dec 31, 2010, Rp 5,444 million at Dec 31, 2009 and Jan 1, 2009/Dec 31, 2008 Inventories Advances and prepaid expenses Prepaid taxes
6.584.939
5.937.277
5.919.321
6.053.331
Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain pihak berelasi Aset pajak tangguhan - bersih Investasi pada entitas asosiasi Aset keuangan lainnya Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 187.396 juta pada 31 Des 2011, Rp 128.168 juta pada 31 Des 2010, Rp 74.558 juta pada 31 Des 2009 dan Rp 38.693 juta pada 1 Jan 2009/ 31 Des 2008 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 3.494.294 juta pada 31 Des 2011, Rp 3.019.284 juta pada 31 Des 2010, Rp 2.621.699 juta pada 31 Des 2009 dan Rp 2.306.460 juta pada 1 Jan 2009/ 31 Des 2008 Goodwill Aset lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
12
82.969 86.385 4.329 1.587.737
67.274 92.357 4.993 1.671.358
4.767 115.732 6.129 3.229.357
7.459 148.039 5.701 3.314.172
13
131.521
154.909
189.772
133.688
2.905.092 3.098.925 629.706
2.793.271 3.082.378 551.502
1.835.649 1.708.168 472.294
1.716.751 1.902.604 438.621
NONCURRENT ASSETS Other accounts receivable from related parties Deferred tax assets - net Investments in associates Other financial assets Investment properties - net of accumulated depreciation of Rp 187,396 million at Dec 31, 2011, Rp 128,168 million at Dec 31, 2010, Rp 74,558 million at Dec 31, 2009 and Rp 38,693 million at Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008 Property and equipment - net of accumulated depreciation of Rp 3,494,294 million at Dec 31, 2011, Rp 3,019,284 million at Dec 31, 2010, Rp 2,621,699 million at Dec 31, 2009 and Rp 2,306,460 million at Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008 Goodwill Other assets
8.526.664
8.418.042
7.561.868
7.667.035
Total Noncurrent Assets
15.111.603
14.355.319
13.481.189
13.720.366
40 34
14 15,38
*) Disajikan kembali - Catatan 2 dan 47
TOTAL ASSETS
*) As restated - Notes 2 and 47
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-3-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
Catatan/ Notes
2011
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) - Continued
31 Des/Dec 31, 2010 *)
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008 *)
2009 *)
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman jangka pendek Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang lain-lain Pendapatan diterima dimuka Utang pajak Biaya masih harus dibayar Uang muka pelanggan Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Utang obligasi - bersih
LIABILITIES AND EQUITY
16 17 40
18 19
20 21 22
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan - bersih Utang kepada pihak berelasi Liabilitas jangka panjang-setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Utang obligasi - bersih Liabilitas jangka panjang lainnya
34
212.917
310.363
270.932
242.575
7.641 845.307 75.396 64.831 333.220 309.906 20.349
8.706 605.284 194.089 123.823 350.824 275.580 20.405
14.130 752.701 89.186 120.525 303.893 332.892 21.219
65.603 691.027 77.355 137.026 225.031 352.746 20.606
103.103 12.100 -
49.220 8.140 1.271.552
61.287 6.491 -
59.575 7.481 -
1.984.770
3.217.986
1.973.256
1.879.025
125.843 46
120.123 956
76.801 1.633
31.491 671
CURRENT LIABILITIES Short-term loans Trade accounts payable Related parties Third parties Other accounts payable Unearned revenues Taxes payable Accrued expenses Customer deposits Current maturities of long-term liabilities Long-term loans Finance lease obligations Bonds payable - net Total Current Liabilities NONCURRENT LIABILITIES Deferred tax liabilities - net Other accounts payable to related parties
588.609 14.381 1.447.957 134.209
22.910 11.298 1.245.604 126.328
763.189 5.732 1.311.368 113.246
941.375 9.982 1.511.551 91.458
Long-term liabilities - net of current maturities Long-term loans Finance lease obligations Bonds payable - net Other noncurrent liabilities
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
2.311.045
1.527.219
2.271.969
2.586.528
Total Noncurrent Liabilities
JUMLAH LIABILITAS
4.295.815
4.745.205
4.245.225
4.465.553
TOTAL LIABILITIES
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 15.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 13.846.275.550 saham pada 31 Des 2011, 13.770.214.550 saham pada 31 Des 2010, 13.762.899.550 saham pada 31 Des 2009 dan 13.757.104.550 saham pada 1 Jan 2009/31 Des 2008 Agio saham Modal sumbangan Modal lain-lain - opsi saham karyawan Selisih transaksi ekuitas dengan pihak non-pengendali Komponen ekuitas lainnya Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya
20 21 22 23,37
24 25 26 39
1.384.628 907.629 410 16.553
1.377.021 870.646 410 3.241
1.376.290 869.549 410 2.545
1.375.710 866.722 410 12.491
27
189.545 1.523.439
1.297.574
1.406.031
1.489.146
3.000 4.553.723
2.000 3.910.989
1.000 3.401.240
1.000 3.292.185
EQUITY Capital stock - Rp 100 par value per share Authorized - 15,000,000,000 shares Issued and paid-up 13,846,275,550 shares at Dec 31, 2011, 13,770,214,550 shares at Dec 31, 2010, 13,762,899,550 shares at Dec 31, 2009 and 13,757,104,550 shares at Jan 1, 2009/Dec 31, 2008 Additional paid-up capital Donated capital Other capital - employee stock option Difference in value of equity transaction with non-controlling interest Other equity components Retained earnings Appropriated Unappropriated
8.578.927
7.461.881
7.057.065
7.037.664
Total
Jumlah Dikurangi harga perolehan saham diperoleh kembali 723.874.500 saham pada 31 Des 2011, 235.407.000 saham pada 31 Des 2010 dan 25.933.500 saham pada 31 Des 2009 24 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
28
(555.018)
(84.499)
(6.442)
-
Less cost of treasury stocks - 723,874,500 shares at Dec 31, 2011, 235,407,000 shares at Dec 31, 2010 and 25,933,500 shares at Dec 31, 2009
8.023.909
7.377.382
7.050.623
7.037.664
Equity attributable to parent entity
2.791.879
2.232.732
2.185.341
2.217.149
Non-controlling interests TOTAL EQUITY
JUMLAH EKUITAS
10.815.788
9.610.114
9.235.964
9.254.813
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
15.111.603
14.355.319
13.481.189
13.720.366
*) Disajikan kembali - Catatan 2 dan 47
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
*) As restated - Notes 2 and 47
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-4-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) Catatan/ Notes PENDAPATAN BERSIH Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Lainnya
30
LABA KOTOR Beban umum dan administrasi Beban keuangan Penghasilan bunga Keuntungan dan kerugian lain-lain
31 32 33
LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK
34
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
Jumlah pendapatan komprehensif lain JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
2009
28
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali Jumlah laba komprehensif
NET REVENUES Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure Others
5.324.320 1.737.846 90.795 9.974
4.783.234 1.411.850 102.020 29.410
3.857.351 1.054.887 121.370 1.297
7.162.935
6.326.514
5.034.905
3.919.690
3.590.617
3.216.262
DIRECT COSTS
3.243.245
2.735.897
1.818.643
GROSS PROFIT
(1.313.179) (372.916) 44.931 (5.546)
(1.256.014) (332.388) 36.270 11.834
(1.108.738) (341.843) 36.834 185.988
1.596.535
1.195.599
(432.765)
590.884
Total net revenues
General and administrative expenses Finance charges Interest income Other gains and losses INCOME BEFORE TAX
(345.087)
(259.422)
850.512
331.462
(11.411)
(66.436)
(21.256)
38.134
2.297
128.257
OTHER COMPREHENSIVE INCOME Foreign currency translation Unrealized increase in value of securities
26.723
(64.139)
107.001
Total other comprehensive income
786.373
438.463
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
1.190.493
Laba bersih tahun berjalan
LABA PER SAHAM (dalam Rupiah penuh) Dasar Dilusian
2010
1.163.770
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Selisih kurs penjabaran mata uang asing Kenaikan nilai efek yang belum direalisasi
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
2011
29
Jumlah pendapatan bersih BEBAN LANGSUNG
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
TAX EXPENSES NET INCOME FOR THE YEAR
779.363 384.407
578.865 271.647
157.208 174.254
NET INCOME FOR THE YEAR ATTRIBUTABLE TO: Parent entity Non-controlling interests
1.163.770
850.512
331.462
Net income for the year
796.711 393.782
533.904 252.469
270.340 168.123
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME ATTRIBUTABLE TO: Parent entity Non-controlling interest
1.190.493
786.373
438.463
Total comprehensive income
35 58 57
42 42
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
-5-
11 11
EARNINGS PER SHARE (in full Rupiah amount) Basic Diluted
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Modal Catatan/ disetor/ Notes Capital stock Saldo per 1 Januari 2009 Jumlah laba komprehensif Saham diperoleh kembali Pelaksanaan opsi saham karyawan Perubahan ekuitas entitas anak Dividen tunai Pembelian saham entitas anak melalui pasar Pembagian dividen entitas anak ke kepentingan non-pengendali Saldo per 31 Desember 2009 Jumlah laba komprehensif Saham diperoleh kembali oleh Perusahaan Saham diperoleh kembali oleh entitas anak Pelaksanaan opsi saham karyawan Perubahan ekuitas entitas anak Dividen tunai Pembentukan cadangan umum Penukaran obligasi wajib tukar menjadi saham entitas anak Pembelian saham entitas anak melalui pasar Pembagian dividen entitas anak ke kepentingan non-pengendali Saldo per 31 Desember 2010 Jumlah laba komprehensif Saham diperoleh kembali oleh Perusahaan Saham diperoleh kembali oleh entitas anak Pelaksanaan opsi saham karyawan Perubahan ekuitas entitas anak Dividen tunai Pembentukan cadangan umum Pembelian dan penjualan saham entitas anak melalui pasar Pembagian dividen entitas anak ke kepentingan non-pengendali Saldo per 31 Desember 2011
24 39 36
Agio saham/ Additional paid-up capital
Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali/ Difference in Modal lain-lain value of opsi saham equity Modal karyawan/ Saldo laba/Retained earnings transaction Komponen sumbangan/ Other capital - Sudah ditentukan Belum ditentukan with non- ekuitas lainnya/ Donated employee stock penggunaannya/ penggunaannya/ controlling Other equity capital option Appropriated Unappropriated interest component
1.375.710 580 -
866.722 2.827 -
410 -
-
-
-
12.491 (9.946) -
1.000 -
3.292.185 157.208 (48.153)
-
-
-
-
1.489.146 113.132 (196.247) -
(6.442) -
-
-
-
-
-
-
-
1.376.290 -
869.549 -
410 -
2.545 -
1.000 -
3.401.240 578.865
-
24
-
-
-
-
-
-
-
24 39 36 36
731 -
1.097 -
-
696 -
1.000
38
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(68.116) (1.000)
-
-
Modal saham diperoleh kembali/ Treasury stock
1.406.031 (44.961) (63.496) -
(6.442) -
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk/ Equity attributable to parent entity 7.037.664 270.340 (6.442) (6.539) (196.247) (48.153) 7.050.623 533.904
Kepentingan non-pengendali Non-controlling Interests
Jumlah ekuitas/ Total equity
2.217.149 168.123 (162.427) -
9.254.813 438.463 (6.442) (6.539) (358.674) (48.153)
(17.849)
(17.849)
(19.655) 2.185.341 252.469
(19.655) 9.235.964 786.373
(73.700)
(73.700)
-
(73.700)
(4.357) -
(4.357) 2.524 (63.496) (68.116) -
30.011 -
(4.357) 2.524 (33.485) (68.116) -
-
(203.158)
(203.158)
-
(7.071)
(7.071)
-
-
-
-
-
-
-
-
1.377.021 -
870.646 -
410 -
3.241 -
2.000 -
3.910.989 779.363
-
1.297.574 17.348
(84.499) -
24
-
-
-
-
-
-
-
-
(126.347)
(126.347)
-
(126.347)
24 39 36 36
7.607 -
36.983 -
-
13.312 -
1.000
-
208.517 -
(344.172) -
(344.172) 57.902 208.517 (135.629) -
156.095 -
(344.172) 57.902 364.612 (135.629) -
5
-
-
-
-
-
189.545
-
189.545
71.158
260.703
(135.629) (1.000) -
-
-
-
-
-
-
-
-
1.384.628
907.629
410
16.553
3.000
4.553.723
189.545
1.523.439
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
-
(555.018)
7.377.382 796.711
8.023.909
(24.860) 2.232.732 393.782
(61.888) 2.791.879
(24.860) 9.610.114 1.190.493
(61.888) 10.815.788
Balance at January 1, 2009 Total comprehensive income Treasury stocks Employees stock option Change in equity of subsidiaries Cash dividends Purchase of subsidiary's shares through market Dividend distributed by subsidiaries to non-controlling interest Balance at December 31, 2009 Total comprehensive income Treasury stocks purchased by the Company Treasury stock purchased by a subsidiary Employees stock option Change in equity of subsidiaries Cash dividends Allocation for general reserve Exchanged of subsidiary's shares through mandatory exchangeable bonds Purchase of subsidiary's shares through market Dividend distributed by subsidiaries to non-controlling interest Balance at December 31, 2010 Total comprehensive income Treasury stocks purchased by the Company Treasury stocks purchased by a subsidiary Employees stock option Change in equity of subsidiaries Cash dividends Allocation for general reserve Purchase and sale of subsidiary's shares through market Dividend distributed by subsidiaries to non-controlling interest Balance at December 31, 2011
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-6-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lainnya
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOW FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2011
2010
2009
6.708.235
6.880.717
5.004.143
(5.011.921)
(5.883.408)
(4.405.661)
Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran beban keuangan
1.696.314 (396.150) (208.168)
997.309 (211.692) (332.388)
598.482 (115.267) (324.977)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
1.091.996
453.229
158.238
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan sebagian investasi saham pada entitas anak Penambahan (penurunan) aset lainnya dan uang muka Penerimaan bunga Pelunasan wesel tagih Pencairan (penempatan) aset keuangan tidak lancar lainnya - bersih Hasil penjualan aset tetap Pembelian tambahan/arus kas keluar investasi saham pada entitas anak Pencairan (penempatan) aset keuangan lancar lainnya - bersih Perolehan aset tetap Pembayaran beban keuangan Pelunasan (penambahan) piutang dari pihak berelasi Pelepasan investasi pada saham tersedia untuk dijual Perolehan properti investasi Penambahan bank yang dibatasi penggunaannya Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan (pembayaran) pinjaman jangka panjang - bersih Penjualan saham diperoleh kembali entitas anak Setoran modal dari pelaksanaan opsi saham karyawan Perusahaan dan entitas anak Penerimaan (pembayaran) utang kepada pihak berelasi Penerimaan (pelunasan) utang obligasi Saham diperoleh kembali Penerimaan pinjaman jangka pendek - bersih Pembayaran dividen Perusahaan Entitas anak Pembayaran beban keuangan Pembayaran utang pembelian aset tetap Pembayaran liabilitas sewa pembiayaan Saham entitas anak diperoleh kembali Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
Cash paid to suppliers, employees and others Cash generated from operations Income tax paid Interest and financial charges paid Net Cash Provided by Operating Activities
(2.685) (94.574)
159.811 (91.950) -
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from partial sell of investment in shares of subsidiaries Additions (deductions) to other assets and advances Interest received Settlement of notes receivable Redemption (placement) of other noncurrent financial aset - net Proceeds from sale of property and equipment Additional purchase/cash out flow for investment in shares of subsidiaries Redemption (placement) of other current financial aset - net Acquisitions of property and equipment Interest and financial charges paid Settlement (addition) of receivables from related parties Disposal of investments in available-for-sale securities Acquisitions of investment properties Addition in restricted cash in bank
(1.288.200)
(74.507)
Net Cash Used in Investing Activities
675.230
2.000
104.847 46.324 26.759
23.817 36.270 -
(59.257) 36.834 -
18.189 5.782
(58.162) 44.794
(174.479) 35.463
(516.123)
(319.467)
(11.942)
(329.625) (213.959) (101.263)
454.820 (1.401.696) -
298.819 (270.498) -
(10.809)
26.683
(294.648)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers
-
2.692
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES 664.079 402.292
(553.018) -
56.894
696
(176.475) 784
Proceeds (payment) of long-term loans - net Sale of subsidiary's treasury stock Capital contribution from exercise of employee stock option of the Company and its subsidiary Proceeds (settlement) of payable to related parties Proceeds (settlement) of bonds payable Treasury stock Proceeds from short-term loans - net Dividend payments The Company Subsidiaries Interest and financial charges paid Refund (payment) of liabilities for purchase of property and equipment Proceeds (payments) of lease liabilities Purchase of subsidiary treasury stock
4.184 (1.281.301) (474.873) (140.004)
(6.101) 1.246.623 (73.700) 280.748
962 (3.525) (6.442) 65.619
(135.629) (61.889) (66.127)
(64.991) (24.860) -
(28.915) (19.238) -
(7.108) (3.066) -
(4.836) (100.294)
(9.609) (21.256)
700.267
(198.095)
Net Cash Provided by (Used in) Financing Activities
(134.704)
(114.364)
NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
(1.042.548)
(245.200)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
1.141.628
1.276.332
1.390.696
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
896.428
1.141.628
1.276.332
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
-7-
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOW FOR THE YEARS THEN ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) - Continued
2011
2010
2009
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas yang tidak mempengaruhi kas : Penambahan aset tetap melalui: Perpindahan persediaan ke aset tetap Utang pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Uang muka pembelian aset tetap Penurunan utang usaha melalui offset dengan aset lain-lain Penambahan investasi saham pada entitas anak melalui penukaran obligasi wajib tukar Penurunan utang dari lembaga keuangan selain bank melalui utang kepada pihak berelasi Penurunan aset keuangan lainnya - lancar melalui utang kepada pihak berelasi Penjualan aset tetap melalui piutang dari pihak berelasi Penambahan uang muka pembelian satelit melalui reklasifikasi dari aset dalam penyelesaian
438.049 14.199 3.009 748
140.111 10.242 74.730
11.650
-
227.923 4.368 1.702
-
1.432.445
-
-
681.225
-
-
126.543
-
-
40.024
-
-
-
45.479
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
-8-
SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Noncash activities : Additions of property and equipment through: Transfer from inventory to property and equipment Payable for purchase of property and equipment Lease liabilities Advance for property and equipment Deduction to trade accounts payable through net off with other assets Additions investment in shares of subsidiary through mandatory exchangeable bonds Decrease in loan from non-bank financial institutions through payable from related party Decrease in other financial assets - current through payable to related parties Disposal of property and equipment through receivable from related parties Addition to advance for purchase of satellite through reclassification from construction in-progress
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
1.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
UMUM a.
b.
1.
Pendirian dan Informasi Umum
GENERAL a.
Establishment and General Information
PT. Global Mediacom Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 60 tanggal 30 Juni 1981 dan diubah dengan akta No. 81 tanggal 29 Januari 1982 keduanya dari Lukman Kirana, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/84/22 tanggal 22 Mei 1982 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 5 Juli 1985, Tambahan No. 912.
PT. Global Mediacom Tbk (the Company) was established in Jakarta based on deed No. 60 dated June 30, 1981 as amended by deed No. 81 dated January 29, 1982, both of Lukman Kirana, S.H., Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A. 5/84/22 dated May 22, 1982 and was published in Supplement No. 912 to the State Gazette No. 54 dated July 5, 1985.
Berdasarkan akta No. 32 tanggal 27 Maret 2007 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, nama PT. Bimantara Citra Tbk berubah menjadi PT. Global Mediacom Tbk.
Based on deed No. 32 dated March 27, 2007 of Imas Fatimah, S.H., notary in Jakarta, the name of PT. Bimantara Citra Tbk was changed to PT. Global Mediacom Tbk.
Anggaran Dasar Perusahaan mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 370 tanggal 27 April 2011 dari Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan susunan pengurus. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0071303.AH.01.09 Tahun 2011 tanggal 26 Agustus 2011.
The Company’s Articles of Association have been amended several times, most recently by deed No. 370 dated April 27, 2011 of Sutjipto S.H., M.Kn., Notary in Jakarta concerning changes in the composition of management. The deed was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic Indonesia in his Decision Letter No. AHU-0071303.AH.01.09 Tahun 2011 dated August 26, 2011.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, telekomunikasi, real estate, arsitektur, pembangunan (developer), percetakan, jasa dan perdagangan, media dan investasi.
In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is in the fields of industry, mining, transportation, agriculture, telecommunications, real estate, architecture, construction (developer), printing, services and trade, media and investment.
Perusahaan beroperasi secara komersil mulai tahun 1982. Perusahaan beralamat di MNC Tower Lt. 27 - 29, Jl. Kebon Sirih No. 17 - 19, Jakarta Pusat. Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, jumlah karyawan Perusahaan masing-masing sebanyak 48, 48 dan 53 karyawan.
The Company started commercial operations in 1982. The Company is located at MNC Tower, 27th - 29th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17 19, Central Jakarta. On December 31, 2011, 2010 and 2009, the Company had total employees of 48, 48 and 53, respectively.
Penawaran Umum Saham Perusahaan
b.
Pada tanggal 20 Juni 1995, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam-LK d/h BAPEPAM) dengan suratnya No. S-795/PM/1995 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat atas 200 juta saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 1.250 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta dan Surabaya) pada tanggal 17 Juli 1995.
Public Offering of the Company’s Shares
-9-
On June 20, 1995, the Company obtained the effective notice from the Chairman of the Capital Market Supervisory Board (Bapepam-LK formerly BAPEPAM) in his letter No. S-795/PM/1995 for the Initial Public Offering of 200 million shares with par value of Rp 500 per share, at an offering price of Rp 1,250 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta and Surabaya Stock Exchange) on July 17, 1995.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 8 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-1648/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan hak memesan efek terlebih dahulu kepada para pemegang saham sebanyakbanyaknya 308.798.987 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 2.500 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Juni 2004.
On June 8, 2004, the Company obtained the effective notice from the Chairman of BAPEPAM in his letter No. S-1648/PM/2004 for the Limited Offering I of a maximum of 308,798,987 shares through Rights Issue with preemptive rights to the stockholders with par value of Rp 500 per share, at an offering price of Rp 2,500 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange on June 23, 2004.
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 100 per saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia tanggal 27 April 2007.
Stock split through reduction of par value per share from Rp 500 per share to Rp 100 per share were listed on the Indonesia Stock Exchange on April 27, 2007.
Susunan Pengurus dan Informasi Lain
c.
Susunan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris
Komisaris Independen
Direksi Direktur Utama Direktur
Komite Audit Ketua Anggota
Management and Other Information On December 31, 2011, the Company’s Commissioners, Directors and Audit Committee consisted of the following:
: Rosano Barack : B. Rudijanto Tanoesoedibjo : Mohamad Tachril Sapi'ie Bambang Trihatmodjo Chang Long Jong : Mohamed Idwan Ganie Kardinal Alamsyah Karim
: : :
Commissioners President Commissioner Vice President Commissioner Commissioners
:
Independent Commissioners
: Hary Tanoesoedibjo : Muhamad Budi Rustanto Indra Pudjiastuti Prastomiyono Handhianto Suryo Kentjono
: :
Directors President Director Directors
: Kardinal Alamsyah Karim : Mohamed Idwan Ganie Hery Kusnanto
: :
Audit Committee Chairman Members
- 10 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU DAN REVISI DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a.
2.
Standar revisi yang berlaku efektif pada tahun berjalan
ADOPTION OF NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (“PSAK”) AND INTERPRETATION OF PSAK (“ISAK”) a.
Standards effective in the current period
Dalam tahun berjalan, Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya:
In the current year, the Company and its subsidiaries have adopted all of the new and revised standards and interpretations issued by the Financial Accounting Standard Board of the Indonesian Institute of Accountants that are relevant to their operations and effective for accounting periods beginning on January 1, 2011. The adoption of these new and revised standards and interpretations has resulted in changes to the Company and its subsidiaries’ accounting policies in the following areas, and affected the consolidated financial statement presentation and disclosures for the current or prior years:
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements
Standar revisi ini mengatur perubahan dalam format dan isi laporan keuangan konsolidasian, termasuk revisi judul laporan keuangan konsolidasian.
This revised standard has introduced changes in the format and content of the consolidated financial statements, including revised titles of the consolidated financial statements.
Sebagai hasil dari penerapan standar revisi ini, Perusahaan dan entitas anak menyajikan semua perubahan pemilik dalam ekuitas pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Semua perubahan nonpemilik dalam ekuitas disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Informasi komparatif disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar.
As a result of adopting this revised standard, the Company and its subsidiaries present all owner changes in equity in the consolidated statements of changes in equity. All nonowner changes in equity are presented in the consolidated statements of comprehensive income. Comparative information has been re-presented to conform with the standard.
Sebagai tambahan, standar revisi mengharuskan penyajian laporan posisi keuangan untuk periode komparatif paling awal (1 Januari 2009/31 Desember 2008) karena adanya reklasifikasi dan penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian (Catatan 47).
In addition, the revised standard has required the presentation of a statement of financial position as at the beginning of the earliest comparative period (January 1, 2009/ December 31, 2008) due to reclassification and restatement to the consolidated financial statements (Note 47).
Pengungkapan tambahan juga dilakukan sehubungan dengan manajemen modal, penilaian kritis dalam menerapkan kebijakan akuntansi, dan sumber-sumber utama ketidakpastian estimasi.
Additional disclosures were also made with respect to capital management, critical judgment in applying accounting policies, and key sources of estimation uncertainty.
- 11 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PSAK 7 (revisi 2010), Pihak-pihak Berelasi
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pengungkapan
PSAK 7 (revised 2010), Related Party Disclosures
Standar ini memperluas definisi pihak-pihak berelasi dan pengungkapan transaksi dan saldo pihak berelasi, termasuk komitmen antara mereka. Standar ini juga mengharuskan pengungkapan hubungan antara entitas induk dan entitas anak terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. Selanjutnya pengungkapan atas kompensasi secara keseluruhan dan masing-masing kategori kompensasi yang diberikan kepada semua personil manajemen kunci juga diharuskan.
This standard has expanded the definition of related party and disclosure of related party transactions and balances including any commitments between them. The standard also requires disclosure of the relationship between a parent and its subsidiaries, irrespective of whether there have been transactions between them. Further, disclosure of compensation in total and for each category of compensation given to all key management personnel is also required.
Perusahaan dan entitas anak telah mengevaluasi hubungan antara pihak-pihak berelasi dan mengungkapkannya sesuai dengan standar revisi ini.
The Company and its subsidiaries had evaluated the relationships between related parties and disclosed them according to this revised standard.
PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis
PSAK 22 (revised Combinations
Sesuai dengan ketentuan transisi, PSAK 22 (revisi 2010), telah diterapkan secara prospektif untuk kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Pengaruh dari penerapan PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis, adalah sebagai berikut:
In accordance with the relevant transitional provisions, PSAK 22 (revised 2010) has been applied prospectively to business combinations for which the acquisition date is on or after 1 January 2011. The impact of the adoption of PSAK 22 (revised 2010), Business Combinations, has been:
2010),
Business
Diperbolehkan untuk memilih dasar setiap transaksi untuk mengukur kepentingan non-pengendali (sebelumnya disebut sebagai hak minoritas) baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan non-pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pada periode berjalan, ketika akuntansi untuk akuisisi atas entitas anak (Catatan 38), Perusahaan memilih untuk mengukur kepentingan non-pengendali dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi. Konsekuensinya adalah goodwill yang diakui sehubungan dengan akuisisi mencerminkan pengaruh dari perbedaan antara nilai wajar dari kepentingan nonpengendali dan proporsi kepemilikan kepentingan non-pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi;
To allow a choice on a transaction-bytransaction basis for the measurement of non-controlling interests (previously referred to as ‘minority’ interests) either at fair value or at the non-controlling interests’ share of the fair value of the identifiable net assets of the acquiree. In the current period, when accounting for the acquisition of a subsidiary (Note 38), the Company has elected to measure the non-controlling interests at fair value at the date of acquisition. Consequently, the goodwill recognised in respect of that acquisition reflects the impact of the difference between the fair value of the non-controlling interests and their share of the fair value of the identifiable net assets of the acquiree;
Mengharuskan biaya-biaya yang terkait dengan akuisisi diperhitungkan secara terpisah dari kombinasi bisnis, umumnya biaya-biaya diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya, dimana sebelumnya dicatat sebagai bagian dari biaya perolehan akuisisi;
To require that acquisition-related costs be accounted for separately from the business combination, generally leading to those costs being recognised as an expense in the consolidated statements of comprehensive income as incurred, whereas previously they were accounted for as part of the cost of the acquisition;
- 12 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Menghentikan amortisasi goodwill yang diakui pada tahun sebelumnya dan melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009).
Berikut ini standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi mempengaruhi akuntansi untuk transaksi masa depan:
The following new and revised standards and interpretations have also been adopted in these consolidated financial statements. Their adoption has not had any significant impact on the amounts reported in these consolidated financial statements but may impact the accounting for future transactions or arrangements:
PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas
PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi
PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
To discontinue the amortization of all previously recognized goodwill and test such goodwill for impairment in accordance with PSAK 48 (revised 2009).
- 13 -
PSAK 2 (revised 2009), Statement of Cash Flows PSAK 3 (revised 2010), Interim Financial Reporting PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments PSAK 8 (revised 2010), Events after the Reporting Period PSAK 12 (revised 2009), Interests in Joint Ventures PSAK 15 (revised 2009), Investments in Associates PSAK 19 (revised 2010), Intangible Assets PSAK 23 (revised 2010), Revenue PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK 58 (revised 2009), Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations ISAK 7 (revised 2009), Consolidation Special Purpose Entities ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities ISAK 10, Customer Loyalty Programmes ISAK 11, Distributions of Non-cash Assets to Owners ISAK 12, Jointly Controlled Entities Non-monetary Contributions by Venturers ISAK 14, Intangible Assets – Web Site Costs ISAK 17, Interim Financial Reporting and Impairment
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
b.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan i.
b.
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:
Standards and interpretations in issue not yet adopted i.
PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
Effective for period beginning on or after January 1, 2012: PSAK 10 (revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates PSAK 13 (revised 2011), Investment Property PSAK 16 (revised 2011), Property, Plant and Equipment PSAK 18 (revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits PSAK 26 (revised 2011), Borrowing Costs PSAK 28 (revised 2011), Accounting for Casualty Insurance Contract PSAK 30 (revised 2011), Leases PSAK 33 (revised 2011), Stripping Cost Activity and Environmental Management in the Public Mining
PSAK 13 (revisi 2011), Properti Investasi PSAK 16 (revisi 2011), Aset Tetap PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 26 (revisi 2011), Biaya Pinjaman PSAK 28 (revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian PSAK 30 (revisi 2011), Sewa PSAK 33 (revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 36 (revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa PSAK 45 (revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK 56 (revisi 2011), Laba Per Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah PSAK 62, Kontrak Asuransi PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya ISAK 16, Perjanjian Jasa Konsesi
PSAK 34 (revised 2010), Construction Contracts PSAK 36 (revised 2011), Accounting for Life Insurance Contract PSAK 45 (revised 2011), Financial Reporting for Non-Profit Organization PSAK 46 (revised 2010), Income Taxes PSAK 50 (revised 2010), Financial Instruments: Presentation PSAK 53 (revised 2010), Sharebased Payments PSAK 55 (revised 2011), Financial Instrument: Recognition and Measurement PSAK 56 (revised 2011), Earnings per Share PSAK 60, Financial Instruments: Disclosures PSAK 61, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance PSAK 62, Insurance Contract PSAK 63, Financial Reporting in Hyperinflationary Economies PSAK 64, Exploration for and Evaluation of Mineral Resources ISAK 13, Hedges of Net Investments in Foreign Operations ISAK 15, PSAK 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction ISAK 16, Service Concession Arrangements - 14 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya ISAK 22, Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan ISAK 23, Sewa Operasi – Insentif
ISAK 18, Government Assistance – No Specific Relation to Operating Activities ISAK 19, Applying the Restatement Approach under PSAK 63: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies ISAK 20, Income Taxes – Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders ISAK 22, Service Concession Arrangements: Disclosures ISAK 23, Operating Leases – Incentives ISAK 24, Evaluating the Substance of Transactions involving the Legal Form of a Lease ISAK 25, Land Rights ISAK 26, Reassesment of Embedded Derivatives
ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa. ISAK 25, Hak Atas Tanah ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat
3.
ii. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013 adalah ISAK 21, Perjanjian Kontrak Real Estat dan PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali.
ii.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasinya terhadap laporan keuangan konsolidasian.
As of the issuance date of the consolidated financial statements, management is evaluating the effect of these standards and interpretations on the consolidated financial statements.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
a.
3.
Pernyataan Kepatuhan
SUMMARY POLICIES a.
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b.
Penyajian Konsolidasian
Laporan
Effective for periods beginning on or after January 1, 2013 are ISAK 21, Agreements for the Constructions of Real Estate and PSAK 38 (revised 2012), Business Combination Under Common Control.
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Statement of Compliance The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards. These financial statements are not intended to present the financial position, result of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
Keuangan
b.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Consolidated Financial Statement Presentation The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah (IDR), while the measurement basis is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
- 15 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. c.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
Prinsip Konsolidasian
c.
Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company (its subsidiaries). Control is achieved where the Company has the power to govern the financial and operating policies of an entity so as to obtain benefits from its activities.
Hasil dari entitas anak yang diakuisisi selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi.
The results of subsidiaries acquired during the year are included in the consolidated statements of comprehensive income from the effective date of acquisition.
Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan.
The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statements of comprehensive income from the effective date of acquisition and up to the effective date of disposal, as appropriate.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
Kepentingan non-pengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Efektif 1 Januari 2011, kepentingan non-pengendali pemegang saham pada awalnya boleh diukur pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan kepentingan non-pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dibuat pada saat akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan non-pengendali adalah jumlah kepentingan non-pengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi kepentingan non-pengendali atas perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif diatribusikan pada kepentingan non-pengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.
Non-controlling interests in subsidiaries are identified separately and presented within equity. Effective January 1, 2011, the interest of non-controlling shareholders maybe initially measured either at fair value or at the noncontrolling interests’ proportionate share of the fair value of the acquiree’s identifiable net asset. The choice of measurement is made on acquisition by acquisition basis. Subsequent to acquisition, the carrying amount of noncontrolling interests is the amount of those interests at initial recognition plus noncontrolling interests’ share of subsequent changes in equity. Total comprehensive income is attributed to non-controlling interests even if this results in the noncontrolling interests having a deficit balance.
- 16 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
d.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Sebelumnya, kepentingan non-pengendali diukur pada pengakuan awal pada proporsi kepemilikan kepentingan non-pengendali dalam biaya historis dari aset bersih yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi (acquiree). Bila kerugian dari kepentingan non-pengendali melebihi kepentingannya dalam ekuitas entitas anak, kelebihan dan setiap kerugian lebih lanjut yang diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali dibebankan kepada pemegang saham mayoritas kecuali kepentingan non-pengendali tersebut mempunyai liabilitas mengikat dan dapat menanggung rugi tersebut.
Previously, the non-controlling interest is measured on initial recognition at the noncontrolling interests’ proportionate share in the historical cost of the identifiable net assets of the acquiree. Where the losses applicable to the non-controlling interests exceed their interest in the equity of the subsidiary, the excess and any further losses attributable to the non-controlling interest are charged against the majority interest except to the extent that the non-controlling interest has a binding obligation to, and is able to, make good the losses.
Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas anak dan kepentingan non-pengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.
Changes in the Company and its subsidiaries interests in subsidiaries that do not result in a loss of control are accounted for as equity transactions. The carrying amounts of the Company and its subsidiaries interests and the non-controlling interests are adjusted to reflect the changes in their relative interests in the subsidiaries. Any difference between the amount by which the non-controlling interests are adjusted and the fair value of the consideration paid or received is recognised directly in equity and attributed to owners of the Company.
Kombinasi Bisnis
d.
Business Combinations
Akuisisi entitas anak dan bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya akuisisi adalah nilai agregat nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau ditanggung dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai pertukaran atas pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui di dalam laba rugi. Untuk kombinasi bisnis tahun sebelumnya, setiap biaya yang dapat diatribusikan langsung pada kombinasi bisnis dianggap sebagai bagian dari biaya kombinasi bisnis.
Acquisitions of subsidiaries and businesses are accounted for using the acquisition method. The cost of the business combination is the aggregate of the fair values (at the date of exchange) of assets given, liabilities incurred or assumed, and equity instruments issued in exchange for control of the acquiree. Acquisition-related costs are recognized in profit or loss. For prior year business combination, any cost directly attributable to the business combination is considered as part of the cost of business combination.
Dalam penerapannya, imbalan untuk akuisisi termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontinjen diukur terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar disesuaikan dengan biaya akuisisi ketika memenuhi syarat sebagai penyesuaian pengukuran periode. Semua perubahan selanjutnya dalam nilai wajar dari imbalan kontijensi diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi. Perubahan dalam nilai wajar dari imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak dicatat.
Where applicable, the consideration for the acquisition includes any assets or liabilities resulting from a contingent consideration arrangement, measured at its acquisition-date fair value. Subsequent changes in such fair values are adjusted against the cost of acquisition where they qualify as measurement period adjustments. All other subsequent changes in the fair value of contingent consideration classified as an asset or liability are accounted for in accordance with relevant accounting standards. Changes in the fair value of contingent consideration classified as equity are not recognized.
- 17 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Aset teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontijensi pihak yang diakuisisi yang memenuhi kondisi-kondisi pengakuan berdasarkan PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis, diakui pada nilai wajar, kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu diukur dengan menggunakan standar yang relevan. Untuk kombinasi bisnis tahun sebelumnya dimana Perusahaan mengakuisisi kurang dari seluruh saham entitas anak, proporsi minoritas atas aset dan liabilitas dinyatakan sebesar jumlah tercatat sebelum akuisisinya. e.
f.
The acquiree’s identifiable assets, liabilities and contingent liabilities that meet the conditions for recognition under PSAK 22 (revised 2010), Business Combination, are recognized at fair value, except for certain assets and liabilities that are measured using the relevant standards. For prior year business combination where the Company acquired less than all the shares of the subsidiary, the minority’s proportion of those assets and liabilities is stated at their preacquisition carrying amounts.
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
e.
Foreign Currency Translation
Transactions
and
Pembukuan Perusahaan dan entitas anak, kecuali MIMEL, ASCH dan Innoform (“entitas anak di luar negeri”), diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi.
The books of accounts of the Company and its subsidiaries, except for MIMEL, ASCH and Innoform (“foreign subsidiaries”), are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At reporting date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to profit or loss.
Pembukuan MIMEL dan ASCH diselenggarakan dalam Dolar Amerika Serikat dan pembukuan Innoform diselenggarakan dalam Dolar Singapura.
The books of accounts of MIMEL and ASCH are maintained in U.S. Dollar while those of Innoform are maintained in Singapore Dollar.
Untuk tujuan konsolidasian, aset dan liabilitas MIMEL dan Innoform dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal pelaporan, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif dan akumulasi di ekuitas.
For consolidation purposes, assets and liabilities of MIMEL and Innoform are translated into Rupiah using the exchange rates at reporting date, while revenues and expenses are translated at the average rates of exchange for the year. The differences resulting from translation adjustments are shown as part of other comprehensive income and accumulated in equity.
Kegiatan usaha ASCH yang berkedudukan di Belanda, merupakan bagian integral dari kegiatan usaha Perusahaan. Dengan demikian, pembukuan ASCH tersebut yang diselenggarakan dalam Dollar Amerika Serikat dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan prosedur yang sama dengan Perusahaan.
ASCH’s operating activities, which are domicilied in Netherlands, are an integral part of the Company’s activities, hence, the books of accounts of ASCH which are maintained in US Dollars are translated into Rupiah using the same procedures as the Company.
Transaksi Pihak-pihak Berelasi
f.
Transactions With Related Parties
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan entitas anak (entitas pelapor):
A related party is a person or entity that is related to the Company and its subsidiaries (the reporting entity):
a)
a)
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i.
memiliki pengendalian pengendalian bersama pelapor;
atau entitas
A person or a close member of that person's family is related to the reporting entity if that person: i.
- 18 -
has control or joint control over the reporting entity;
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
b)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
ii.
memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau
ii.
has significant influence over the reporting entity; or
iii.
personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
iii.
is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
b)
An entity is related to the reporting entity if any of the following conditions applies:
i.
Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
i.
The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).
ii.
Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
ii.
One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).
iii.
Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iii.
Both entities are joint ventures of the same third party.
iv.
Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga atau sebaliknya.
iv.
One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.
v.
Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
v.
The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity, or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.
vi.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vi.
The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity).
Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.
All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those done with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
- 19 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
g.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Aset Keuangan
g.
Financial Assets
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
All financial assets are recognised and derecognised on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the time frame established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs, except for those financial assets classified as at fair value through profit or loss, which are initially measured at fair value.
Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasikan sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries’ financial assets are classified as follows:
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) Tersedia untuk dijual (AFS) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Fair Value Through Profit (FVTPL) Available for Sale (AFS) Loans and Receivable
Or
Loss
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL)
Investasi dana kelolaan dan reksadana merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai FVTPL.
Investment in manage funds and mutual fund are financial assets held for trading and are classified as at FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
A financial asset is classified as held for trading if:
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
it has been acquired principally for the purpose of selling in the near future; or
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
on initial recognition it is part of an identified portfolio of financial instruments that the entity manages together and has a recent actual pattern of short-term profit-taking; or
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
it is a derivative that is not designated and effective as a hedging instrument.
Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:
A financial asset other than a financial asset held for trading may be designated as at FVTPL upon initial recognition if:
penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau
such designation eliminates or significantly reduces a measurement or recognition inconsistency that would otherwise arise; or
aset keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan atau liabilitas atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau
the financial asset forms part of a group of financial assets or financial liabilities or both, which is managed and its performance is evaluated on a fair value basis, in accordance with the Company and its subsidiaries’ documented risk management or investment strategy, and information about the grouping is provided internally on that basis; or
- 20 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK 55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL.
it forms part of a contract containing one or more embedded derivatives, and PSAK 55 (revised 2006) permits the entire combined contract (asset or liability) to be designated as at FVTPL.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.
Financial assets at FVTPL are stated at fair value, with any resultant gain or loss recognised in profit or loss . The net gain or loss recognised profit or loss incorporates any dividend or interest earned on the financial asset.
Tersedia untuk dijual (AFS)
Available-for-sale (AFS)
Obligasi dan saham milik Perusahaan yang tercatat di bursa dan diperdagangkan pada pasar aktif diklasifikasikan sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar.
Listed shares and bonds held by the Company that are traded in an active market are classified as AFS and are stated at fair value.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi pada keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi, kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laba rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakumulasi pada keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi, direklasifikasi ke laba rugi.
Gains and losses arising from changes in fair value are recognised in other comprehensive income and accumulated in unrealized gain (loss) on available for sale securities, with the exception of impairment losses, interest calculated using the effective interest method, and foreign exchange gains and losses on monetary assets, which are recognised in profit or loss. Where the investment is disposed of or is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously accumulated in unrealized gain (loss) on available for sale securities is reclassified to profit or loss.
Investasi dalam instrument ekuitas yang tidak tercatat di bursa yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal diklasifikasikan sebagai AFS, diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai.
Investments in unlisted equity instruments that are not quoted in an active market and whose fair value cannot be reliably measured are also classified as AFS, measured at cost less impairment.
Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Perusahaan dan entitas anak untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.
Dividends on AFS equity instruments, if any, are recognised in profit or loss when the Company and its subsidiaries’ right to receive the dividends are established.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Piutang pelanggan dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasikan sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Receivable from customers and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are measured at amortised cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.
- 21 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Metode suku bunga efektif
Effective interest method
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Pendapatan diakui berdasarkan metode suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments at FVTPL.
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each reporting date. Financial assets are impaired when there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been affected.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.
Bukti obyektif penurunan sebagai berikut:
For all other financial assets, objective evidence of impairment could include:
nilai
termasuk
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
default or delinquency in interest or principal payments; or
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganisation.
- 22 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual tetapi penurunan secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company and its subsidiaries’ past experiences of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in profit or loss.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi.
When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognised in equity are reclassified to profit or loss.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat aset keuangan pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed through profit or loss to the extent that the carrying amount of the financial asset at the date the impairment is reversed does not exceed what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain.
In respect of AFS equity investments, impairment losses previously recognised in profit or loss are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognised directly in other comprehensive income.
- 23 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
h.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Penghentian pengakuan aset keuangan
Derecognition of financial assets
Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan entitas anak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan entitas anak masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
The Company and its subsidiaries derecognise a financial asset when, and only when, the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when they transfer the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company and its subsidiaries neither transfer nor retain substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Company and its subsidiaries recognise their retained interest in the asset and an associated liability for amounts they may have to pay. If the Company and its subsidiaries retain substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company and its subsidiaries continue to recognise the financial asset and also recognise a collateralised borrowing for the proceeds received.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
h.
Financial Liabilities and Equity Instruments
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Classification as debt or equity
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Financial liabilities and equity instruments issued by the Company and its subsidiaries are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
Instrumen ekuitas
Equity instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan entitas anak setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Company and its subsidiaries after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Utang usaha dan utang lain-lain, utang obligasi, pinjaman bank dan pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.
Trade and other payables, bonds payable, bank and other borrowings are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognised on an effective yield basis.
Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.
Any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the settlement or redemption of borrowings is recognized over the term of the borrowings.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Derecognition of financial liabilities
Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan dan entitas anak telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company and its subsidiaries derecognise financial liabilities when, and only when, the Company and its subsidiaries’ obligations are discharged, cancelled or expire. - 24 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
i.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
i.
Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika dan hanya jika:
j.
The Company and its subsidiaries only offset financial assets and liabilities and present the net amount in the consolidated statements of financial position where they:
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
currently have a legal enforceable right to set off the recognized amount; and
berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
intend either to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.
Kas dan Setara Kas
j.
Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. k.
l.
Netting of Financial Assets and Financial Liabilities
Cash and Cash Equivalents For cash flow presentation purposes, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
Persediaan
k.
Inventories
Seluruh persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode sebagai berikut:
All inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the following method:
1)
Metode masuk pertama keluar pertama untuk persediaan komponen elektronik dan persediaan lainnya.
1)
First-in, first-out method for electronic components and other inventories.
2)
Metode identifikasi khusus untuk persediaan program media dan penyiaran. Biaya perolehan persediaan program film yang dibeli dibebankan sebanyak-banyaknya 2 kali tayang, masing-masing sebesar 50%-70% pada penayangan pertama dan 50%-30% pada penayangan kedua. Persediaan program non-film dan non-sinetron dibebankan seluruhnya pada penayangan pertama.
2)
Specific identification method for media and broadcasting program inventories. Cost of purchased film program is charged to expense in maximum of two telecasts, at 50%-70% for the first telecast and 50%-30% for the second telecast. Non-film inventory programs and non-sinetron inventory programs are charged to expense at the first telecast.
Biaya Dibayar Dimuka
l.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
m. Investasi pada Entitas Asosiasi
m. Investments in Associate
Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan dimana Perusahaan dan entitas anak mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.
An associate is an entity over which the Company and its subsidiaries are in a position to exercise significant influence, but not control or joint control, through participation in the financial and operating policy decisions of the investee.
- 25 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
n.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Penghasilan, aset dan liabilitas dari entitas asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian dari Perusahaan dan entitas anak dalam entitas asosiasi) diakui hanya sebatas bahwa Perusahaan telah mempunyai kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atau melakukan pembayaran atas liabilitas entitas asosiasi.
The results, assets and liabilities of associates are incorporated in the consolidated financial statements using the equity method of accounting. Investments in associates are carried in the consolidated statements of financial position at cost as adjusted by postacquisition changes in the Company and its subsidiaries’ share of the net assets of the associate, less any impairment in the value of the individual investments. Losses of the associates in excess of the Company and its subsidiaries’ interest in the associates (which includes any long-term interests that, in substance, form part of the Company and its subsidiaries’ net investment in the associates) are recognized only to the extent that the Company and its subsidiaries have incurred legal or constructive obligations or made payments on behalf of the associate.
Setiap kelebihan biaya perolehan investasi atas bagian Perusahaan dan entitas anak atas nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen dari entitas asosiasi yang diakui pada tanggal akuisisi, diakui sebagai goodwill. Goodwill yang termasuk dalam jumlah tercatat investasi, efektif 1 Januari 2011 tidak lagi diamortisasi tetapi diuji penurunan nilai sebagai bagian dari investasi. Setiap kelebihan dari kepemilikan Perusahaan dan entitas anak dari nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen atas biaya perolehan investasi, sesudah pengujian kembali segera diakui di dalam laba rugi.
Any excess of the cost of acquisition over the Company and its subsidiaries’ share of the net fair value of identifiable assets, liabilities and contingent liabilities of the associate recognized at the date of acquisition, is recognized as goodwill. Goodwill is included within the carrying amount of the investment and, effective January 1, 2011, is no longer amortized but assessed for impairment as part of that investment. Any excess of the Company and its subsidiaries’ share of the net fair value of the identifiable assets, liabilities and contingent liabilities over the cost of acquisition, after reassessment, are recognized immediately in profit or loss.
Ketika Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi dengan entitas asosiasi, keuntungan dan kerugian dieliminasi sebesar kepentingan mereka dalam entitas asosiasi.
When the Company and its subsidiaries transact with an associate, profits and losses are eliminated to the extent of their interest in the relevant associate.
Aset Tetap – Pemilikan Langsung
n.
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Property and Acquisitions
Equipment
–
Direct
Property and equipment held for use in the production or supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.
- 26 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dikurangi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is recognized so as to write-off the cost of the asset less residual values using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Year Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran
10 – 30 2–8 4–8 7 – 15
Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment
Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri atau selama jangka waktu periode masa sewa, jika tidak ada kepastian memadai bahwa Perusahaan dan entitas anak akan memperoleh hak kepemilikan atas aset sewa pembiayaan pada akhir sewa.
Assets held under finance leases are depreciated over their expected useful lives on the same basis as owned assets or over the lease period, if there is no reasonable certainty that the Company and its subsidiaries will obtain ownership on the leased assets at the end of the leased term.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and is not depreciated.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Biayabiaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika, besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara handal.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property, plant and equipment, are recognized as asset if, and only if, it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably.
Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in profit or loss.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost. Construction in progress is transferred to the respective property, plant and equipment account when completed and ready for use.
- 27 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
o.
p.
q.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Aset Tetap Kerjasama
o.
Property and Operations
Equipment
Under
Joint
Aset tetap kerjasama merupakan aset tetap yang dimiliki secara bersama antara RCTI, PT. Surya Citra Televisi (SCTV) dan PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR).
Property and equipment under joint operations represent assets owned jointly by RCTI, PT. Surya Citra Televisi (SCTV) and PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR).
Aset tetap kerjasama yang merupakan hak RCTI dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Aset tetap kerjasama disusutkan dengan metode dan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap – pemilikan langsung (Catatan 3n).
RCTI’s share in property and equipment under joint operations are stated at cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses. Depreciation is computed based on the same method and estimated useful lives used for directly acquired property and equipment (Note 3n).
Properti Investasi
p.
Investment Properties
Properti investasi terdiri dari tanah, bangunan dan prasarana dan peralatan penyiaran yang disewakan kepada perusahaan penyiaran.
Investment properties consist of land, building and improvements and broadcast equipment which are rented to broadcasting company.
Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Investment properties are measured at cost less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan taksiran masa manfaat 5 (lima) tahun.
Depreciation is computed using the straightline method based on the estimated useful life of five (5) years.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and is not depreciated.
Goodwill
q.
Goodwill
Goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis diakui sebagai aset pada tanggal diperolehnya pengendalian (tanggal akuisisi). Goodwill diukur sebagai selisih dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi dan nilai wajar dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi (jika ada) atas jumlah selisih bersih dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi.
Goodwill arising in a business combination is recognised as an asset at the date that control is acquired (the acquisition date). Goodwill is measured as the excess of the sum of the consideration transferred, the amount of any non-controlling interest in the acquiree and the fair value of the acquirer’s previously held equity interest (if any) in the entity over net of the acquisition-date amounts of the identifiable assets acquired and the liabilities assumed.
Jika setelah penilaian kembali, kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada nilai wajar aset bersih yang teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi melebihi dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi dan nilai wajar dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi (jika ada), selisihnya diakui segera dalam laba atau rugi sebagai pembelian dengan diskon.
If, after reassessment, the Company and subsidiaries’ interest in the fair value of the acquiree’s identifiable net assets exceeds the sum of the consideration transferred, the amount of any non-controlling interest in the acquiree and the fair value of the acquirer’s previously held equity interest in the acquiree (if any), the excess is recognised immediately in profit or loss as a bargain purchase gain.
- 28 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
r.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Efektif 1 Januari 2011, goodwilll tidak diamortisasi melainkan dianalisa untuk penurunannya sekurang-kurangnya sekali setahun (Catatan 2a). Sebelumnya goodwill diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun.
Effective January 1, 2011, goodwill is not amortised but is reviewed for impairment at least annually (Note 2a). Goodwill was previously amortized using the straight-line method over 20 years.
Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill dialokasikan pada setiap unit penghasil kas dari Perusahan dan entitas anak yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut. Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji penurunan nilainya secara tahunan atau pada saat terdapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan nilai. Jika jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai dialokasikan pertama untuk mengurangi jumlah tercatat aset atas setiap goodwill yang dialokasikan pada unit dan selanjutnya ke aset lainnya dari unit dibagi prorata atas dasar jumlah tercatat setiap aset dalam unit tersebut. Rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
For the purpose of impairment testing, goodwill is allocated to each of the Company and the subsidiaries’ cash-generating units expected to benefit from the synergies of the combination. Cash-generating units to which goodwill has been allocated are tested for impairment annually, or more frequently when there is an indication that the unit may be impaired. If the recoverable amount of the cash-generating unit is less than its carrying amount, the impairment loss is allocated first to reduce the carrying amount of any goodwill allocated to the unit and then to the other assets of the unit pro-rata on the basis of the carrying amount of each asset in the unit. An impairment loss recognized for goodwill is not reversed in a subsequent period.
Penurunan Nilai kecuali Goodwill
Aset
Non-Keuangan
r.
Impairment of Non-Financial Asset Except Goodwill
Pada tanggal pelaporan, Perusahaan dan entitas anak menelaah nilai tercatat aset nonkeuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan entitas anak mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
At reporting dates, the Company and its subsidiaries review the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Company and its subsidiaries estimate the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
Estimated recoverable amount is the higher of fair value less cost to sell and value in use. If the recoverable amount of the non-financial asset (cash generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against profit or loss.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3g; penurunan nilai untuk goodwill dijelaskan dalam Catatan 3q.
Accounting policy for impairment of financial assets is discussed in Note 3g; while impairment for goodwill is discussed in Note 3q.
- 29 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
s.
t.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Sewa
s.
Leases
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases.
Sebagai Lessor
As Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Rental income from operating leases is recognized on a straight-line basis over the term of the relevant lease. Initial direct costs incurred in negotiating and arranging an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized on a straight-line basis over the lease term.
Sebagai Lessee
As Lessee
Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan entitas anak yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas sewa pembiayaan.
Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Company and its subsidiaries at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated statements of financial position as a finance lease obligations.
Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa pembiayaan sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.
Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Contingent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.
Biaya Perolehan Pelanggan
t.
Biaya insentif sehubungan dengan perolehan pelanggan, ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan tingkat penurunan pelanggan.
Subscriber Acquisition Cost Incentive expense incurred in relation to the subscriber acquisition is deferred and amortized based on subscriber’s churn rate.
- 30 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
u.
v.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pembelian Kontrak Pelanggan dan Database Pelanggan dari pihak berelasi dicatat berdasarkan PSAK 38, "Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali" dan dicatat sebesar nilai buku Biaya Perolehan Pelanggan (Subscriber Acquisition Cost atau “SAC”) tersebut. SAC yang diperoleh diamortisasi berdasarkan tingkat penurunan pelanggan yang berlaku.
Acquisition of Subscriber Contracts and Customer Database from a related party is accounted for under PSAK 38, “Accounting for Restructuring of Entities under Common Control” and is carried at the book value of such Subscriber Acquisition Cost (“SAC”). Acquired SAC are amortized based on its applicable churn rate.
Tingkat penurunan pelanggan akan ditinjau kembali secara periodik agar dapat merefleksikan tingkat penurunan pelanggan aktual pada satu periode tertentu, dan kerugian atas penilaian kembali akan dibebankan langsung pada laba rugi pada periode yang bersangkutan.
Churn rate is reviewed periodically to reflect actual churn rate of subscribers for the period and additional impairment losses are charged to current operations, if appropriate.
Biaya perolehan pelanggan tercatat dalam pos aset lain-lain.
Subscriber acquisition cost was recorded as part of other assets.
Provisi
u.
Provisions
Provisi diakui ketika Perusahaan dan entitas anak memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan dan entitas anak diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi handal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Provisions are recognized when the Company and its subsidiaries have a present obligation (legal or constructive) as a result of a past event, it is probable that the Company and its subsidiaries will be required to settle the obligation, and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.
The amount recognized as a provision is the best estimate of the consideration required to settle the present obligation at the end of the reporting period, taking into account the risks and uncertainties surrounding the obligation. Where a provision is measured using the cash flows estimated to settle the present obligation, its carrying amount is the present value of those cash flows.
Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara handal.
When some or all of the economic benefits required to settle a provision are expected to be recovered from a third party, a receivable is recognized as an asset if it is virtually certain that reimbursement will be received and the amount of the receivable can be measured reliably.
Saham Diperoleh Kembali
v.
Jika Perusahaan dan entitas anak memperoleh instrumen ekuitas perusahaan yang telah dikeluarkan, instrumen ekuitas tersebut (treasury stock) harus dijadikan pengurang dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan atau pembatalan instrumen ekuitas tersebut tidak dapat diakui dalam laba rugi. Jumlah yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas.
Treasury Stock If the Company and its subsidiaries reaquires its own equity instruments, those instruments (treasury stock) are deducted from equity. No gain or loss shall be recognized in the profit or loss on the puchase, sale, issue or cancellation of the Company’s own stocks. Consideration paid or received shall be recognized directly in equity.
- 31 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
w. Pengakuan Pendapatan dan Beban
w. Revenues and Expenses Recognition
Pendapatan diakui sebagai berikut:
Revenues are recognized as follows:
1)
Pendapatan dari jasa diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan. Penerimaan dimuka untuk jasa yang belum diberikan, ditangguhkan dan dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka.
1)
Revenue from service is recognized when the service is rendered or significantly provided and the benefits have been received by the customer. Payments received in advance for uncompleted services are deferred and recorded as unearned revenue.
2)
Pendapatan iklan diakui pada saat iklan ditayangkan. Penjualan program diakui pada saat program diserahkan dan hak telah beralih kepada pelanggan. Pendapatan manajemen artis, penggunaan studio dan jasa layanan pesan singkat diakui pada saat jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka diterima atas iklan dan penggunaan studio dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka. Pendapatan dari penjualan koran diakui pada saat koran dikirim.
2)
Revenue from advertisement is recognized when the advertisement is aired. Sale of program is recognized when the program is delivered and title has passed to the customer. Revenue from artists’ management, studio and short-messaging services is recognized when the services have been rendered. Advance received from advertisement and studio rental is recorded as unearned revenue. Revenue from sale of daily newspapers is recognized when daily newspapers are delivered.
3)
Pendapatan jasa penyewaan ruang, jasa penyewaan peralatan smartcom dan perangkat oracle, serta jasa pemeliharaan diakui atas dasar waktu yang telah berjalan. Pembayaran diterima tetapi belum jatuh tempo dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka.
3)
Revenue from office rental, lease of smartcom and oracle equipment, and maintenance services is recognized over the lease terms. Payment received in advance is recorded as unearned revenues.
4)
Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, dengan mempertimbangkan tingkat bunga berlaku.
4)
Interest income is recognized on a time proportion basis that takes into account the effective yield on the assets.
Beban diakui pada saat terjadinya adalah sebagai berikut:
x.
Expenses are recognized are as follows:
Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).
Expenses are recognized when incurred or according to the beneficial period (accrual method).
Beban program diakui pada saat film atau program ditayangkan. Beban film atau program belum ditayangkan dicatat sebagai persediaan (Catatan 3k).
Program expense is recognized when the movie or program is aired. Film expense or program not yet aired is recorded as inventory (Note 3k).
Imbalan Pasca Kerja
x.
Post-employment Benefits
Program Pensiun Iuran Pasti
Defined Contribution Pension Plan
Perusahaan dan beberapa entitas anak, kecuali entitas anak asing, menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetapnya. Iuran yang ditanggung Perusahaan diakui sebagai beban pada periode berjalan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan program pensiun iuran pasti ini. Dana pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA).
The Company and certain subsidiaries, except foreign subsidiaries, have a defined contributory plan covering all their permanent employees. Contributions funded by the Company were charge to current operations. No funding has been made to this defined contributory plan. The pension plan is managed by Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA).
- 32 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
y.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Program Pasca Kerja Imbalan Pasti
Defined Post-employment Benefits
Perusahaan dan entitas anak memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti, untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
The Company and its subsidiaries provides defined benefit post-employment benefits to its employees in accordance with Labor Law No. 13/2003.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Setiap aset yang timbul dari perhitungan ini terbatas pada kerugian aktuarial yang tidak diakui dan biaya jasa lalu ditambah dengan nilai kini pengembalian yang ada dan pengurangan di masa depan atas iuran program.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains or losses that exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligations and the fair value of plan assets are recognized on straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested. Any asset resulting from this calculation is limited to the unrecognized actuarial losses and past service cost plus the present value of available refunds and reductions in future contributions to the plan.
Jumlah liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.
The post-employment benefit obligation recognized in the consolidated statements of financial position represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains or losses and unrecognized past service cost, or as reduced by the fair value of plan assets.
Program Opsi Saham Karyawan
y.
Program opsi saham karyawan diberikan untuk karyawan kunci Perusahaan dan entitas anak. Nilai wajar opsi ditentukan berdasarkan nilai pasar pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model penentuan harga opsi. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting. z.
Employee Stock Option Plan Employee stock option plan is granted to key employees of the Company and its subsidiaries. The fair value of option granted is determined based on the market price at the grant date using an option pricing model. Compensation cost is measured based on the number of option granted and charged to operations during the vesting period.
Pajak Penghasilan
z.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Income Tax Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.
- 33 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the period in which the liability is settled or the asset realized, based on the tax rates (and tax laws) that have been enacted, or substantively enacted, by the end of the reporting period.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan dan entitas anak ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya.
The measurement of deferred tax assets and liabilities reflects the consequences that would follow from the manner in which the Company and its subsidiaries expect, at the end of the reporting period, to recover or settle the carrying amount of their assets and liabilities.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
The carrying amount of deferred tax asset is reviewed at the end of each reporting period and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profits will be available to allow all or part of the asset to be recovered.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perusahaan dan entitas anak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kni dengan dasar neto.
Deferred tax assets and liabilities are offset when there is legally enforceable right to set off current tax assets against current tax liabilities and when they relate to income taxes levied by the same taxation authority and the Company and its subsidiaries intend to settle their current tax assets and current tax liabilities on a net basis.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, di luar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.
Current and deferred tax are recognized as an expense or income in profit or loss, except when they relate to items that are recognized outside of profit or loss (whether in other comprehensive income or directly in equity), in which case the tax is also recognized outside of profit or loss.
aa. Laba Per Saham
aa. Earnings per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share is computed by dividing net income attributable to owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding during the year.
- 34 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
Diluted earnings per share is computed by dividing net income attributable to owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effects of all dilutive potential ordinary shares.
bb. Instrumen Keuangan Derivatif
bb. Derivative Financial Instruments
Perusahaan dan entitas anak menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko eksposur atas suku bunga dan tingkat perubahan nilai tukar mata uang asing termasuk kontrak berjangka perubahan nilai tukar mata uang dan swap suku bunga.
The Company and subsidiaries use derivative financial instruments to manage exposure to interest rate and foreign exchange rate risk, including foreign exchange forward contracts and interest rate swaps.
Derivatif awalnya diakui pada nilai wajar saat kontrak dilakukan dan sesudahnya diukur pada nilai wajarnya pada setiap tanggal pelaporan. Walaupun dilakukan sebagai lindung nilai ekonomi terhadap risiko eksposur suku bunga dan nilai tukar mata uang asing, derivatif ini tidak dimaksudkan dan tidak memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai dan karenanya perubahan nilai wajarnya langsung diakui dalam laba rugi.
Derivatives are initially recognized at fair value at the date the derivative contract is entered into and are subsequently measured to their fair value at each reporting date. Although entered into as economic hedge of exposure against interest rate and foreign exchange rate risks, these derivatives are not designated and do not qualify as accounting hedge and therefore changes in fair values are recognized immediately in profit or loss.
Perusahaan dan entitas anak tidak menggunakan instrumen keuangan derivatif untuk tujuan spekulasi.
The Company and its subsidiaries do not use derivative financial instruments for speculative purposes.
Derivatif yang melekat pada instrumen keuangan lainnya atau kontrak utama nonfinansial lainnya diperlakukan sebagai derivatif yang terpisah bila resiko dan karakteristiknya tidak secara jelas dan erat berhubungan dengan resiko dan karakteristik kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laba rugi.
Derivatives embedded in other financial instruments or other host contracts are treated as separate derivatives when their risks and characteristics are not closely related to those of the host contracts and the host contracts are not measured at fair value with changes in fair value recognized in profit or loss.
Suatu derivatif disajikan sebagai aset tidak lancar atau liabilitas jangka panjang jika sisa jatuh tempo dari instrumen lebih dari 12 bulan dan tidak diharapkan akan direalisasi atau diselesaikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan. Derivatif lainnya disajikan sebagai aset lancar atau liabilitas jangka pendek.
A derivative is presented as noncurrent assets or noncurrent liabilities if the remaining maturity of the instrument is more than 12 months and is not expected to be realized or settled within 12 months. Other derivatives are presented as current assets or current liabilities.
cc. Informasi Segmen
cc. Segment Information
Efektif 1 Januari 2011, PSAK 5 (revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular diperiksa oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sebaliknya, standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan dan entitas anak mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.
Effective January 1, 2011, PSAK 5 (revised 2009) requires operating segments to be identified on the basis of internal reports about components of the Company and its subsidiaries that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to allocate resources to the segments and to assess their performances. In contrast, the predecessor standard required the Company and its subsidiaries to identify two sets of segments (business and geographical), using a risks and returns approach.
- 35 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
An operating segment is a component of an entity:
a)
yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
a) that engages in business activities from
yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
b) whose operating results are reviewed
dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
c) for which discrete financial information is
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penillaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk, yang menyerupai informasi segmen usaha yang dilaporkan di periode sebelumnya.
Information reported to the chief operating decision maker for the purpose of resource allocation and assessment of their performance is more specifically focused on the category of each product, which is similar to the business segment information reported in the prior periods.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam menyiapkan informasi segmen sama dengan yang digunakan untuk laporan keuangan konsolidasian.
The accounting policies used in preparing segment information is the same as those used in preparing the consolidated financial statements.
b)
c)
4.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transaction with other components of the same entity);
regularly by the entity’s chief operating decision maker to make decision about resources to be allocated to the segments and assess its performance; and
available.
PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
4.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND ESTIMATES
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could be different from those estimates.
Pertimbangan Kritis Kebijakan Akuntansi
Penerapan
Critical Judgments in Applying Accounting Policies
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, selain dari penyajian estimasi yang diatur di bawah ini.
In the process of applying the accounting policies described in Note 3, management has not made any critical judgment that has significant impact on the amounts recognized in the consolidated financial statements, apart from those involving estimates, which are dealt with below.
dalam
- 36 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Sumber Estimasi Ketidakpastian
Key Sources of Estimation Uncertainty
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan di bawah ini:
The key assumptions concerning future and other key sources of estimation at the end of the reporting period, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below:
Rugi Penurunan Nilai Piutang
Impairment Loss on Accounts Receivables
Perusahaan dan entitas anak menilai penurunan nilai piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat piutang telah diungkapkan dalam 8 dan 9.
The Company and its subsidiaries assess their accounts receivables for impairment at each reporting date. In determining whether an impairment loss should be recorded in profit or loss, management makes judgment as to whether there is an objective evidence that loss event has occurred. Management also makes judgment as to the methodology and assumptions for estimating the amount and timing of future cash flows which are reviewed regularly to reduce any difference between loss estimate and actual loss. The carrying amount of accounts receivables are disclosed in Notes 8 and 9.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap dan Properti Investasi
Estimated Useful Lives of Property Equipment and Investment Properties
Masa manfaat setiap aset tetap dan properti investasi Perusahaan dan entitas anak ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.
The useful life of each item of the Company and its subsidiaries’ property and equipment and investment property, are estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above.
Nilai tercatat aset tetap dan properti investasi diungkapkan dalam Catatan 13 dan 14.
The carrying amounts of property and equipment and investment properties are disclosed in Notes 13 and 14.
Penurunan Nilai Goodwill
Impairment of Goodwill
Menentukan apakah suatu goodwill turun nilainya memerlukan estimasi nilai pakai unit penghasil kas dimana goodwill dialokasikan. Perhitungan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk mengestimasi aliran kas masa depan yang diharapkan yang timbul dari unit penghasil kas yang menggunakan tingkat pertumbuhan yang sesuai dan tingkat diskonto yang sesuai untuk perhitungan nilai kini.
Determining whether goodwill is impaired requires an estimation of the value in use of the cashgenerating units to which goodwill has been allocated. The value in use calculation requires the management to estimate the future cash flows expected to arise from the cash-generating unit using an appropriate growth rate and a suitable discount rate in order to calculate present value.
- 37 -
and
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Nilai tercatat Catatan 15.
goodwill
diungkapkan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
dalam
The carrying amount of goodwill is disclosed Note 15.
Imbalan Pasca-kerja
Post-employment Benefits
Penentuan liabilitas imbalan pasca-kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perusahaan dan entitas anak diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa datang. Walaupun asumsi Perusahaan dan entitas anak dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca-kerja Perusahaan dan entitas anak.
The determination of post-employment benefits obligations is dependent on selection of certain assumptions used by actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rate and rate of salary increase. Actual results that differ from the Company and subsidiaries’ assumption are accumulated and amortized over future periods and therefore, generally affect the recognized expense and recorded obligation in future periods. While it is believed that the Company and subsidiaries’ assumption are reasonable and appropriate, significant differences in actual results or significant changes in assumptions may materially affect the Company and subsidiaries’ post-employment benefit obligation.
Nilai tercatat liabilitas imbalan diungkapkan dalam Catatan 37.
The carrying amount of post-employment benefits obligation is disclosed in Note 37.
pasca-kerja
Pajak Penghasilan
Income Tax
Berdasarkan Undang-undang Perpajakan Indonesia, Perusahaan dan entitas anak melaporkan pajak berdasarkan sistem selfassessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perusahaan dan entitas anak memiliki eksposur terhadap pajak penghasilan karena terkait pertimbangan yang signifikan dalam menetapkan provisi pajak penghasilan Perusahaan dan entitas anak. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penetapan akhir pajaknya tidak pasti selama kegiatan usaha normal. Perusahaan dan entitas anak mengakui liabilitas atas masalah pajak yang diharapkan berdasarkan estimasi tambahan pajak yang jatuh tempo. Bila hasil final pajak atas masalah-masalah ini berbeda dengan jumlah yang telah diakui, perbedaan tersebut akan berpengaruh pada pajak penghasilan pada periode dimana penetapan terjadi. Jumlah tercatat liabilitas pajak kini diungkapkan dalam Catatan 18.
Under the tax laws of Indonesia, the Company and subsidiaries submit tax returns on the basis of self-assessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitation under prevailing regulations. The Company and subsidiaries have exposure to income taxes since significant judgment is involved in determining the Company and subsidiaries’ provision for income taxes. There are certain transactions and computations for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company and subsidiaries recognizes liabilities for expected tax issues based on estimates of whether additional taxes will be due. Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recognised, such differences will impact the income tax provisions in the period in which such determination is made. The carrying amount of the current tax liabilities are disclosed in Notes 18.
- 38 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
5.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
ENTITAS ANAK
5.
Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas anak berikut:
The Company has ownership interest of more than 50%, directly or indirectly, in the following subsidiaries:
Domisili/ Domicile Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan entitas anak/and its subsidiaries PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) *) PT. Global Informasi Bermutu (GIB) *) PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) *) PT. MNC Networks (MNCN) dan entitas anak/ and its subsidiaries *) PT. Radio Trijaya Shakti (RTS) dan entitas entitas/and its subsidiaries *) PT. Radio Prapanca Buana Suara (RPBS) *) PT. Radio Mancasuara (RM) *) PT. Radio Swara Caraka Ria (RSCR) *) PT. Radio Efkindo (RE) *) PT Radio Citra Borneo Mandani (RCBM)*) PT Radio Suara Banjar Lazuardi (RSBL)*) PT. Radio Suara Monalisa (RSM) *) PT. Radio Mediawisata Sariasih (RMS) *) PT. Radio Cakra Awigra (RCA) *) PT. Radio Arief Rahman Hakim (RARH) *) PT. Radio Sabda Sosok Sohor (RSSS) *) Media Nusantara Citra B.V. (MNC B.V.) *) MNC International Middle East Limited (MIMEL) dan entitas anak/and its subsidiaries *) MNC International Limited (MIL) dan entitas anak/ and its subsidiaries *) Linktone Ltd. (LTON) dan entitas anak/ and its subsidiaries *) Letang Game Ltd. (Letang) *) PT. Linktone Indonesia (Linktone) *) Innoform Media Pte., Ltd. (Innofom) dan entitas anak/and its subsidiaries *) Alliance Entertainment Singapore Pte., Ltd. (Alliance) *) MNC Pictures FZ LLC (MP) *) PT. Media Nusantara Informasi (MNI) dan entitas anak/ and its subsidiary *) PT. Media Nusantara Distribusi (MND) *) PT. MNI Global (MNIG) *) PT. MNI Publishing (MNIP) dan entitas anak/ and its subsidiary *) PT. MNI Entertainment (MNIE) *) PT. Okezone Indonesia (Okezone) *) PT. Cross Media Internasional (CMI) dan entitas anak/and its subsidiaries *) PT. Mediate Indonesia (MI) *) PT. Multi Advertensi Xambani (MAX) dan entitas anak/ and its subsidiary *) PT. Citra Komunikasi Gagasan Semesta (CKGS) *) PT. MNC Pictures (MNCP) *) PT. Star Media Nusantara (SMN) *) Media berbasis pelanggan/ Subscribers based media PT. MNC Sky Vision (MNCSV) dan entitas anak/ and its subsidiaries *) Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. ("ASCH") dan entitas anak/and its subsidiary *) Aerospace Satellite Corporation B.V. ("ASC") *) PT. Sky Vision Networks (SVN)
SUBSIDIARIES
2011 (%)
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2010 (%)
Tahun operasi komersial/ Start of commercial operations
2009 (%)
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Des/ Total assets before elimination as of Dec 31, 2011 2010 2009
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
70,02 100,00 100,00 75,00
71,71 100,00 100,00 75,00
71,56 100,00 100,00 75,00
1997 1989 2002 1990
8.798.230 2.350.224 769.172 945.035
8.196.543 2.176.945 792.109 906.966
7.641.364 1.789.949 817.899 903.950
Jakarta
98,50
98,50
95,00
2005
112.847
110.025
83.251
Jakarta Medan Bandung Semarang Yogyakarta Banjarmasin Banjarmasin Jakarta Bandung Surabaya Jakarta Jakarta Belanda/ Netherlands
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 100,00 80,00 100,00 100,00 100,00 90,00
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 100,00 80,00 100,00 100,00 100,00 -
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 100,00 80,00 100,00 65,30 25,00 -
1971 1978 1971 1971 1999 2007 2007 1971 2007 2007 2007 1981
25.401 4.626 1.234 759 1.087 11.056 249 3.852 5.408 2.740
27.565 3.644 766 641 964 10.755 5.208 3.990 5.208 -
28.448 2.964 794 574 896 7.077 4.563 2.869 -
100,00
100,00
100,00
2006
5.798
1.337.738
1.381.250
Dubai
100,00
100,00
100,00
2007
2.237.466
2.271.004
2.174.102
Cayman Islands
100,00
100,00
100,00
2007
1.087.340
1.118.655
1.374.923
Cayman Islands China Jakarta Singapura/ Singapore Singapura/ Singapore Dubai
58,20 50,01 100,00
58,20 50,01 100,00
57,06 -
2002 2009 2009
1.615.951 34.710 53.232
1.610.870 22.162 50.563
1.320.188 -
87,50
87,50
-
2001
240.066
369.137
-
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00
1999 2007
53.431 1.548
52.299 1.547
559
Jakarta Jakarta Jakarta
99,00 99,00 100,00
99,00 100,00
99,00 100,00
2005 2011 2005
203.813 1.200 16.163
181.010 14.118
177.910 13.925
Jakarta Jakarta Jakarta
75,00 80,00 99,90
75,00 80,00 -
75,00 80,00 -
2008 2008 2011
4.104 3.089 3.174
6.395 5.099 -
4.834 3.421 -
Jakarta Jakarta
99,99 99,97
99,99 99,97
99,99 99,97
2001 2001
191.473 171.316
206.718 166.469
206.176 153.504
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
51,20 80,00 70,00 70,00
51,20 80,00 70,00 70,00
51,20 80,00 70,00 70,00
1996 2004 2009 2008
7.321 3.928 25.386 6.503
7.542 4.045 23.392 4.935
10.499 6.849 21.800 5.968
Jakarta Belanda/ Netherlands Belanda/ Netherlands Jakarta
75,54
75,54
51,00
1988
3.447.663
3.062.838
2.188.032
100,00
100,00
-
2010
1.634.981
1.593.375
-
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00
2010 2007
1.635.675 174.684
1.522.455 174.561
174.764
- 39 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Domisili/ Domicile
Media pendukung dan infrastruktur Media support and infrastructure PT. Infokom Elektrindo (Infokom) dan entitas anak/ and its subsidiaries PT. Telesindo Media Utama (TMU) *) PT. Sena Telenusa Utama (STU) dan entitas anak/ and its subsidiaries *) PT. Flash Mobile (FM) *) Infrastruktur/Infrastructure PT. Citra Kalimantan Energi (CKE) Global Mediacom International Ltd. (GMI)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2011 (%)
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2010 (%)
2009 (%)
Tahun operasi komersial/ Start of commercial operations
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Des/ Total assets before elimination as of Dec 31, 2011 2010 2009
Bekasi Jakarta
99,99 99,99
99,99 99,99
99,99 99,99
1998 1999
443.235 2.506
491.296 2.518
577.488 3.725
Jakarta Jakarta
99,99 84,99
99,99 84,99
99,99 84,99
2003 2004
16.407 15.079
18.418 16.035
16.112 14.787
Jakarta Dubai
80,00 100,00
80,00 100,00
80,00 100,00
-
1.055 31
1.055 31
1.055 31
*) Pemilikan tidak langsung/Indirect ownership
Pengembangan usaha media berbasis konten dan iklan
Development of content and advertising based media business
2011
2011
Perusahaan menjual sebanyak 692,3 juta lembar saham MNC kepada Saban Capital Group Inc., dan kemudian membeli sebanyak 510,9 juta lembar saham MNC dari pasar sekunder sehingga penyertaan saham Perusahaan menjadi 70,02%.
The Company sold 692.3 million MNC shares to Saban Capital Group Inc. and subsequently bought 510.9 million MNC shares in the secondary market, resulting to 70.02% ownership in MNC.
MNC, melalui entitas anak MNCN, telah mengakuisisi 90% kepemilikan saham RSSS, perusahaan yang bergerak dalam bidang penyiaran (Catatan 38).
MNC, through its subsidiary, MNCN, has acquired 90% ownership in RSSS, a company that specializes in broadcasting (Note 38).
MNC, melalui entitas anak MNI mendirikan MND dengan kepemilikan saham sebesar 99%, yang bergerak dalam bidang perdagangan.
MNC, through its subsidiary, MNI, has established a 99% ownership in MND, a company that specializes in trading.
MNC mendirikan Okezone dengan kepemilikan saham sebesar 99,9%, yang bergerak dalam bidang jasa online.
MNC has established a 99.9% ownership in Okezone, a company that specializes in online services.
2010
2010
Perusahaan membeli 37,5 juta lembar saham MNC dari pasar sekunder sehingga penyertaan saham Perusahaan menjadi 71,71%.
The Company bought 37.5 milllion MNC shares in the secondary market, thus the Company ownership in MNC increased to 71.71%.
MNC menambah setoran modal sebanyak 58.850 lembar saham yang menyebabkan perubahan penyertaan saham MNC menjadi 98,5%
MNC made additional paid-up capital of 58,850 shares, thus increase ownership in MNC increased to 98.5%.
MNCN, entitas anak, telah mengakuisisi 75% kepemilikan saham tambahan PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH) dan 34,7% kepemilikan saham tambahan PT. Radio Cakra Awigra (RCA), Perusahaan yang bergerak dalam bidang radio (Catatan 38).
MNCN, a subsidiary, has acquired additional 75% ownership in PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH) and additional 34.7% ownership in PT. Radio Cakra Awigra (RCA), companies that are engaged in radio industry (Note 38).
- 40 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
6.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
LTON, entitas anak telah mengakuisisi 50,01% kepemilikan saham Letang Game Ltd yang bergerak dalam bidang Mobile Games dan PC Online Games di China (Catatan 38).
LTON, a subsidiary, has acquired 50.01% ownership in Letang Games Ltd, a company that specializes in the development of Mobile Games and PC Online Games in China (Note 38).
MNC bersama MIMEL dan LTON telah mengakuisisi 100% kepemilikan saham PT. Linktone Indonesia (Linktone) yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa telekomunikasi Value Added Services (VAS) (Catatan 38).
MNC, together with MIMEL and LTON, has acquired 100% ownership PT. Linktone Indonesia (Linktone), a company that specializes in providing telecom Value Added Services (VAS) (Note 38).
MIMEL dan LTON, entitas anak, telah mengakuisisi 87,5% kepemilikan saham Innoform Media Pte., Ltd (Innoform) yang bergerak dalam pembuatan, distribusi dan lisensi produk edukasi dan hiburan (Catatan 38).
MIMEL and LTON, subsidiaries, have acquired 87.5% ownership in Innoform Media Pte., Ltd (Innoform), a company that specializes in the development, distribution and licensing of development products (Note 38).
Pengembangan usaha medis berbasis pelanggan
Development of subcribers based media business
Perusahaan menukar obligasi wajib tukar menjadi saham MNCSV, sehingga penyertaan saham Perusahaan menjadi 75,54%.
The Company has exchanged mandatory exchangeable bonds with MNCSV’s shares, resulting to 75.54% ownership in MNCSV.
Pada tahun 2010, MNCSV mendirikan ASCH dan ASC yang memiliki aktivitas utama dalam bidang keuangan.
In 2010, MNCSV established ASCH and ASC, whose main business is in finance industry.
KAS DAN SETARA KAS
6.
2011 Kas Bank Rupiah Bank Central Asia Bank Mandiri Bank Negara Indonesia Bank Niaga Lainnya (di bawah 5%) Yuan Cina Industrial and Commercial Bank of China Lainnya (di bawah 5%) US Dollar Industrial and Commercial Bank of China Bank Negara Indonesia Lainnya (di bawah 5%) Lainnya (di bawah 5%) Deposito berjangka Rupiah Bank Rakyat Indonesia Lainnya (di bawah 5%) US Dollar Union Bank of Switzerland Lainnya (di bawah 5%) Jumlah Tingkat bunga per tahun Deposito berjangka Rupiah US Dollar
31 Des/Dec 31, 2010
CASH AND CASH EQUIVALENTS 1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
14.091
12.039
9.159
6.921
155.617 77.884 45.400 28.472 70.436
191.677 50.580 83.810 89.756 70.391
142.258 29.399 11.597 2.749 37.530
55.523 22.215 6.751 1.503 24.430
113.114 36.521
3.530 1.629
-
-
1.399 60 37.904 15.865
205.047 63 104.366 15.371
139.290 332.010 161.685 7
1.201 526.398 45
204.862 45.648
182.050 34.614
187.150 71.354
141.577 213.159
2.906 46.249
42.320 54.385
87.564 64.580
385.928 5.045
896.428
1.141.628
1.276.332
1.390.696
6,00% - 8,25% 2,25% - 2,50%
5,50% - 7,00% 2,25% - 2,50%
5,75% - 14,00% 1,00% - 7,00%
Seluruh bank dan deposito berjangka ditempatkan pada bank pihak ketiga.
2,00% - 14,00% 3,00% - 14,00%
Cash on hand Cash in bank Rupiah Bank Central Asia Bank Mandiri Bank Negara Indonesia Bank Niaga Others (below 5% each) Chinese Yuan Industrial and Commercial Bank of China Others (below 5% each) US Dollar Industrial and Commercial Bank of China Bank Negara Indonesia Others (below 5% each) Others (below 5% each) Time deposits Rupiah Bank Rakyat Indonesia Others (below 5% each) US Dollar Union Bank of Switzerland Others (below 5% each) Total Interest rates per annum Time deposits Rupiah US Dollar
All cash in banks and time deposits were placed in third party banks.
- 41 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
7.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
ASET KEUANGAN LAINNYA - LANCAR
31 Des/Dec 31, 2010
2011 Dana kelolaan Reksadana Deposito berjangka Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund Obligasi Saham diperdagangkan Lainnya Jumlah Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah US Dollar
7.
OTHER FINANCIAL ASSETS - CURRENT 1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
522.326 391.020 358.420
310.623 233.414 125.939
435.473 233.159 204.446
558.549 249.851 140.634
92.039 11.000 4.268
107.972 1.900 18.571 3.831
143.193 5.400 1.408 2.350
315.846 53.500 1.208 7.665
1.379.073
802.250
1.025.429
1.327.253
6,50% - 7,25% 2,75% - 3,50%
7,00% 2,75% - 3,50%
Dana Kelolaan
8,00% - 12,50% 0,07% - 4,50%
8,00% - 13,50% 2,52% - 4,14%
Managed funds Mutual funds Time deposits Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund Bonds Trading equity securities Others Total Interest rates on time deposits per annum Rupiah US Dollar
Managed Funds
31 Des/Dec 31, 2010
2011
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
Targo Finance Limited (Targo) Reliancever Holdings Inc. (Reliancever) GTS Far East Ltd (GTS) Express Cyber Ltd (Express) Herst Investments Ltd (Herst) Lafite Assets Limited (Lafite) Apical Asset Management Pte. Ltd. (Apical) PT. MNC Asset Management (MNCAM) PT. Danareksa Investment Management (DIM)
258.000
-
-
-
115.498 48.000 40.806 36.838 23.184
131.575 48.000 40.336 36.750 -
10.716 -
-
-
53.962
-
-
-
-
424.757
518.358
-
-
-
40.191
Jumlah
522.326
310.623
435.473
558.549
Targo Finance Limited (Targo) Reliancever Holdings Inc. (Reliancever) GTS Far East Ltd (GTS) Express Cyber Ltd (Express) Herst Investments Ltd (Herst) Lafite Assets Limited (Lafite) Apical Asset Management Pte. Ltd. (Apical) PT. MNC Asset Management (MNCAM) PT. Danareksa Investment Management (DIM) Total
Targo, Reliancever, GTS, Express, Herst dan Lafite
Targo, Reliancever, GTS, Express, Herst and Lafite
Perusahaan dan entitas anak menunjuk Targo, Reliancever, GTS, Express, Herst dan Lafite sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk investasi atas surat berharga, dengan ketentuan apabila hasil investasi lebih tinggi dari target yang disetujui bersama, maka Perusahaan dan entitas anak dan manajer investasi akan menerima masing-masing 90% dan 10% dari hasil investasi.
The Company and its subsidiaries appointed Targo, Reliancever, GTS, Express, Herst and Lafite as fund managers to invest the funds into marketable securities, with the condition that if the investment outcome is higher than the target agreed by both parties, the Company and its subsidiaries and the fund managers shall be entitled to receive 90% and 10%, respectively, of the investment outcome derived from the funds.
Kontrak dengan Targo memiliki jangka waktu 1 tahun dan akan berakhir tanggal 19 Desember 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011, nilai aset bersih dana tersebut adalah sebesar Rp 258.000 juta. Pada bulan Pebruari 2012, MNC telah mencairkan seluruh dana tersebut.
The fund management contract with Targo has a term of 1 year and will mature on December 19, 2012. As of December 31, 2011, the net assets value of the fund amounted to Rp 258,000 million. In February 2012, MNC has redeemed all of the funds.
- 42 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Kontrak dengan Reliancever telah mengalami pembaharuan tanggal 12 Juli 2011 dengan jangka waktu 1 tahun dan akan berakhir 12 Juli 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, nilai aset bersih dana tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 115.498 juta dan Rp 131.575 juta. Pada bulan Februari 2012, MNC telah mencairkan investasinya di Reliancever sebesar Rp 19.974 juta.
The contract with Reliancever was amended on July 12, 2011 with a term of 1 year and will mature on July 12, 2012. As of December 31, 2011 and 2010, the net asset value of the fund amounted to Rp 115,498 million and Rp 131,575 million, respectively. In February 2012, MNC has redeemed its investment in Reliancever amounting to Rp 19,974 million.
Kontrak dengan GTS dimulai pada tanggal 21 Juni 2010 dan memiliki jangka waktu 1 tahun. Berdasarkan amandemen, jangka waktu kontrak diperpanjang hingga 21 Juni 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, nilai aset bersih dana tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 48.000 juta.
The fund management contract with GTS was entered on June 21, 2010 and has a term of 1 year. Based on amendment, the fund management contract was extended until June 21, 2012. As of December 31, 2011 and 2010, the net asset value of the fund amounted to Rp 48,000 million.
Kontrak dengan Express telah mengalami pembaharuan tanggal 30 Nopember 2011 dengan jangka waktu 1 tahun dan akan berakhir tanggal 30 Nopember 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, nilai aset bersih dana tersebut masing-masing adalah sebesar US$ 4,5 juta (atau setara dengan Rp 40.806 juta) dan US$ 4,5 juta (atau setara dengan Rp 40.336 juta). Pada bulan Pebruari 2012, MNC telah mencairkan seluruh investasinya di Express.
The contract with Express was amended on November 30, 2011 with a term of 1 year and will mature on November 30, 2012. As of December 31, 2011 and 2010, the net asset value of the fund amounted to US$ 4.5 million (or equivalent to Rp 40,806 million) and US$ 4.5 million (or equivalent to Rp 40,336 million), respectively. In February 2012, MNC has redeemed all of its investment in Express.
Kontrak dengan Herst berjangka waktu 1 tahun dan 2 tahun, masing-masing akan berakhir pada tanggal 14 September 2011, yang telah diperpanjang sampai dengan tanggal 14 September 2012, dan 16 April 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, nilai aset bersih dana kedua kontrak tersebut masingmasing sebesar Rp 36.838 juta, Rp 36.750 juta dan Rp 10.716 juta.
The Herst’s fund management contracts have terms of 1 and 2 years and will both mature on September 14, 2011, which were extended until September 14, 2012, and April 16, 2012, respectively. As of December 31, 2011, 2010 and 2009, the net asset value of the funds amounted to Rp 36,838 million, Rp 36,750 million and Rp 10,716 million, respectively.
Kontrak dengan Lafite dimulai pada tanggal 20 Januari 2011 dan memiliki jangka waktu 2 tahun. Pada tanggal 31 Desember 2011, nilai aset bersih dana tersebut adalah sebesar Rp 23.184 juta.
The fund management contract with Lafite was entered on January 20, 2011 and has a term of 2 year. As of December 31, 2011, the net assets value of the fund amounted to Rp 23,184 million.
Apical
Apical
Entitas anak menunjuk Apical sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk saham pada Dexon Premier Fund, SPC - Fund VII sejumlah 5.000 lembar saham dengan nilai aset bersih per lembar saham tersebut adalah US$ 1.200. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai aset bersih dana tersebut adalah sebesar Rp 53.962 juta. Pada tahun 2011, entitas anak telah mencairkan seluruh investasinya di Apical.
A subsidiary appointed Apical to invest fund into shares of Dexon Premier Fund, SPC - Fund VII amounting to 5,000 shares with net asset value per share of US$ 1,200. As of December 31, 2010, the net assets value of the fund amounted to Rp 53,962 million. In 2011, the subsidiary has redeemed all of its investment in Apical.
- 43 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
MNCAM
MNCAM
Pada tahun 2009 dan 2008, Perusahaan dan entitas anak menunjuk MNCAM sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk investasi atas surat-surat berharga, dengan ketentuan bilamana investasi terhadap surat utang harus masuk dalam kategori investment grade. Dana tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu secara keseluruhan maupun sebagian dan atau ditambah sesuai kesepakatan para pihak. Kontrak ini memiliki jangka waktu yang bervariasi kurang dari 1 tahun, terhitung sejak tanggal kontrak. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai aset bersih dana tersebut sebesar Rp 424.757 juta dan Rp 518.358 juta. Pada tahun 2010, Perusahaan dan entitas anak telah mencairkan seluruh investasi tersebut.
In 2009 and 208, the Company and its subsidiaries appointed MNCAM as fund manager to invest the fund into marketable securities, with the condition that if the fund is invested into debt securities, they must be of investment grade category. The investment can be withdrawn any time, partially or in full amounts, and/or increased, in accordance with the agreement of both parties. The fund management contracts have various terms of less than 1 year, starting on contract date. As of December 31, 2009 and 2008, the net asset value of the fund amounted to Rp 424,757 million and Rp 518,358 million, respectively. In 2010, the Company and its subsidiaries have redeemed all of the investments.
DIM
DIM
Pada tahun 2008, MNC menunjuk DIM sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi pada efek yang dikelola oleh DIM. Kontrak ini memiliki jangka waktu 1 bulan sejak 15 Desember 2008 dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak. Pada tanggal 31 Desember 2008, nilai aset bersih dana tersebut sebesar Rp 40.191 juta dan telah dicairkan pada tahun 2009.
In 2008, MNC appointed DIM as fund manager to invest funds into DIM’s managed securities. This fund management contract has a term of 1 month starting December 15, 2008 and renewable based on agreement of both parties. As of December 31, 2008, the net asset value of the funds amounted to Rp 40,191 million, and subsequently redeemed in 2009.
Reksadana
Mutual funds
Perusahaan dan entitas anak memiliki penyertaan unit reksadana pada MNC Dana Ekuitas, MNC Dana Dollar, MNC Dana Kombinasi, MNC Dana Lancar, MNC Dana Likuid I dan Danareksa. Nilai wajar unit penyertaan reksadana ditentukan berdasarkan nilai aset bersih unit penyertaan reksadana pada tanggal pelaporan. Keuntungan belum direalisasi atas reksadana masing-masing sebesar Rp 17.914 juta pada tahun 2011, Rp 14.503 juta pada tahun 2010, Rp 18.107 juta pada tahun 2009 dan Rp 10.941 juta pada tahun 2008.
The Company and subsidiaries have investment units in MNC Dana Ekuitas, MNC Dana Dollar, MNC Dana Kombinasi, MNC Dana Lancar, MNC Dana Likuid I and Danareksa mutual funds. The fair values of mutual funds are based on net asset value of the funds as of reporting date. Unrealized gain on mutual funds amounting to Rp 17,914 million in 2011, Rp 14,503 million in 2010, Rp 18,107 million in 2009 and Rp 10,941 million in 2008, respectively.
Deposito Berjangka
Time Deposits
Akun ini merupakan deposito berjangka milik entitas anak dengan jatuh tempo lebih dari tiga bulan masing-masing sebesar Rp 173.702 juta, Rp 50.477 juta, Rp 161.266 juta dan Rp 119.875 juta pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 dan deposito berjangka sebesar Rp 184.718 juta, Rp 75.462 juta, Rp 43.180 juta dan Rp 20.759 juta pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 yang dijadikan jaminan atas pinjaman jangka pendek entitas anak (Catatan 16).
This account consists of time deposits with maturities of more than three months owned by subsidiaries amounting to Rp 173,702 million, Rp 50,477 million, Rp 161,266 million and Rp 119,875 million, respectively, at December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 and time deposits amounting to Rp 184,718 million, Rp 75,462 million, Rp 43,180 million and Rp 20,759 million at December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 which were used as collaterals for subsidiaries’ shortterm loans (Note 16).
- 44 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund
Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund
Perusahaan dan entitas anak menempatkan dana pada Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund dengan manajer investasi Eagle Capital Advisory Limited (ECAL). Perusahaan dan entitas anak telah mencairkan investasi tersebut sebesar Rp 16.939 juta di tahun 2011, Rp 30.063 juta di tahun 2010 dan Rp 165.375 juta di tahun 2009. Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008, nilai aset bersih investasi tersebut masingmasing sebesar Rp 92.039 juta, Rp 107.972 juta, Rp 143.193 juta dan Rp 315.846 juta.
The Company and its subsidiary placed fund in Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund with the Eagle Capital Advisory Limited (ECAL) as investment manager. The Company and its subsidiary have redeemed the investments amounting to Rp 16,939 million in 2011, Rp 30,063 million in 2010 and Rp 165,375 million in 2009, respectively. As of December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008, the net asset value of the fund amounted to Rp 92,039 million, Rp 107,972 million, Rp 143,193 million and Rp 315,846 million, respectively.
Obligasi
Bonds
Pada tahun 2011, Perusahaan membeli obligasi seharga Rp 11.000 juta yang diterbitkan oleh PT. MNC Securities, pihak berelasi. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 5 Juli 2014 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,5% per tahun dan dibayar setiap 3 bulan.
In 2011, the Company purchased bonds amounting to Rp 11,000 million which was issued by PT. MNC Securities, a related party. The bonds will be due on July 5, 2014 with fixed interest rate at 12.5% per annum payable on a quarterly basis.
Pada tahun 2008, Perusahaan membeli obligasi seharga Rp 50.000 juta yang diterbitkan oleh PT. MNC Securities, pihak berelasi. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 30 Mei 2011 dengan tingkat bunga tetap sebesar 14% per tahun dan dibayar setiap 3 bulan. Pada bulan Maret 2009, Perusahaan telah menjual obligasi tersebut sebesar Rp 48.100 juta sehingga sisa obligasi yang dimiliki pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp 1.900 juta. Pada tahun 2011, Perusahaan telah mencairkan seluruh sisa obligasi tersebut.
In 2008, the Company purchased bonds amounting to Rp 50,000 million which was issued by PT. MNC Securities, a related party. The bonds will be due on May 30, 2011 with fixed interest rate at 14% per annum payable on a quarterly basis. On March 2009, the Company sold these bonds amounting to Rp 48,100 million therefore the remaining outstanding bonds as of December 31, 2010 and 2009 amounted to Rp 1,900 million. In 2011, the Company has sold all the remaining bonds.
Pada tanggal 3 Desember 2007, Perusahaan membeli obligasi seharga Rp 3.500 juta yang diterbitkan oleh PT. MNC Finance, pihak berelasi. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 3 Desember 2010, tingkat bunga tetap sebesar 12,75% per tahun dan dibayarkan setiap tiga bulan. Pada tahun 2010, Perusahaan telah mencairkan seluruh obligasi tersebut.
On December 3, 2007, the Company purchased bonds amounting to Rp 3,500 million, which was issued by PT. MNC Finance, a related party. The bonds will be due on December 3, 2010 with fixed interest rate at 12.75% per annum payable on a quarterly basis. In 2010, the Company has sold all the bonds.
Saham Diperdagangkan
Trading Equity Securities
Nilai wajar saham diperdagangkan didasarkan pada harga pasar saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008.
The fair values of the trading equity securities are based on the quoted market price in the Indonesia Stock Exchange on December 31, 2010, 2009 and 2008.
Lainnya
Others
SSG Capital Partner I Feeder L.P. (SSG)
SSG Capital Partner I Feeder L.P. (SSG)
Perusahaan mempunyai komitmen investasi pada SSG sebesar US$ 1 juta. Sampai dengan 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, Perusahaan telah melakukan investasi sebesar US$ 470.661 (atau setara dengan Rp 4.268 juta), US$ 425.855 (atau setara dengan Rp 3.831 juta) dan US$ 250.000 (atau setara dengan Rp 2.350 juta).
The Company has a commitment to invest in a fund with SSG amounting to US$ 1 million. As of December 31, 2011, 2010 and 2009, the Company has invested US$ 470,661 (or equivalent to Rp 4,268 million), US$ 425,855 (or equivalent to Rp 3,831 million) and US$ 250,000 (or equivalent to Rp 2,350 million), respectively.
- 45 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
8.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PIUTANG USAHA
8.
31 Des/Dec 31, 2010
2011 a. Berdasarkan pelanggan Pihak berelasi Media berbasis konten dan iklan Media pendukung dan Infrastruktur
TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE 1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
a. By debtors Related parties Content and advertising based media Media support and infrastructure
9.202 26.349
3.203 22.752
55.240 8.168
73.672 34.923
35.551
25.955
63.408
108.595
2.265.887 252.865 44.383
1.960.113 160.951 46.388
1.535.999 159.107 41.704
1.375.165 172.719 74.132
2.563.135 (61.542)
2.167.452 (51.971)
1.736.810 (41.900)
1.622.016 (35.019)
Jumlah pihak ketiga
2.501.593
2.115.481
1.694.910
1.586.997
Total third parties
Bersih
2.537.144
2.141.436
1.758.318
1.695.592
Net
970.972
907.750
543.335
629.030
583.066 355.204 216.322 473.122
514.815 216.881 136.888 417.073
481.768 256.304 160.433 358.378
505.144 216.200 104.940 275.297
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2.598.686 (61.542)
2.193.407 (51.971)
1.800.218 (41.900)
1.730.611 (35.019)
Bersih
2.537.144
2.141.436
1.758.318
1.695.592
Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan Infrastruktur Subjumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
b. Berdasarkan umur (hari) Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 91 hari
c. Berdasarkan mata uang Rupiah US Dollar Lainnya
Total related parties Third parties Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure Subtotal Allowance for doubtful accounts
b. By age category (days) Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days > 91 days Total Allowance for doubtful accounts Net c. By currency Rupiah US Dollar Others
2.290.504 300.338 7.844
1.963.489 220.990 8.928
1.487.853 302.743 9.622
1.385.642 344.741 228
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2.598.686 (61.542)
2.193.407 (51.971)
1.800.218 (41.900)
1.730.611 (35.019)
Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
2.537.144
2.141.436
1.758.318
1.695.592
Net
Mutasi penyisihan sebagai berikut:
piutang
ragu-ragu
adalah
2011
The changes in the allowance for doubtful accounts are as follows: 2010
2009
Saldo awal Penambahan tahun berjalan Penghapusan tahun berjalan Pemulihan tahun berjalan
51.971 13.426 (3.826) (29)
41.900 10.071 -
35.019 6.881 -
Beginning balance Addition during the year Write off during the year Recovery during the year
Saldo akhir
61.542
51.971
41.900
Ending balance
Berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas masing-masing piutang usaha pada akhir periode, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha adalah cukup karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit atas piutang.
Based on the review of the collectibility of trade accounts receivable at the end of each period, management believes that the allowance for doubtful accounts for trade accounts receivable is sufficient because there are no significant changes in credit quality of the receivables.
Piutang usaha tertentu milik entitas anak digunakan sebagai jaminan untuk berbagai pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang (Catatan 16 dan 20).
Certain accounts receivable from subsidiaries were used as collateral for various short-term and long-term loans (Notes 16 and 20).
- 46 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
9.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PIUTANG LAIN-LAIN
9.
2011
31 Des/Dec 31, 2010
OTHER ACCOUNTS RECEIVABLE 1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pedukung dan infrastruktur Wesel tagih Lainnya
240.639 33.610 884 40.375
195.059 24.136 6.691 37.759 57.860
242.668 7.361 7.905 51.601 13.861
300.058 21.686 278 5.118
Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure Notes receivable Others
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
315.508 (9.085)
321.505 (9.037)
323.396 (5.444)
327.140 (5.444)
Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
306.423
312.468
317.952
321.696
Net
Based on the review of the collectibility of other accounts receivable at the end of each period, management believes that the allowance for doubtful accounts for other accounts receivable is sufficient because there are no significant changes in credit quality of the receivables.
Berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas masing-masing piutang lain-lain pada akhir periode, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang lain-lain adalah cukup karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit atas piutang. 10. PERSEDIAAN
10. INVENTORIES
2011
Produksi sendiri dan program dibeli Program jadi Produksi dalam proses Subjumlah Dikurangi yang dibebankan pada tahun berjalan Bersih Non Program Antena, dekoder dan aksesoris Kertas, tabloid dan kaset Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi Lainnya Subjumlah Jumlah
31 Des/Dec 31, 2010
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
2.404.615 25.558
2.412.714 22.782
2.206.490 12.202
2.658.188 50.539
2.430.173
2.435.496
2.218.692
2.708.727
(1.567.006)
(1.555.264)
(1.292.009)
(1.807.081)
863.167
880.232
926.683
901.646
145.865 6.551
189.372 8.450
113.854 12.719
73.712 21.020
1.440 24.592
1.419 26.628
6.457 6.080
4.649 4.584
178.448
225.869
139.110
103.965
1.041.615
1.106.101
1.065.793
1.005.611
In-house production and program purchases Finished programs Production in progress Subtotal Less charges to current year expense Net Non Program Antenna, decoder, and accessories Paper, tabloid and cassette Telecommunication infrastructure and information technology Others Subtotal Total
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008, persediaan, kecuali persediaan program media dan penyiaran, diasuransikan bersamaan dengan aset tetap (Catatan 14). Manajemen berpendapat bahwa persediaan telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan memadai.
As of December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008, inventories, except media and broadcasting programs, were insured along with property and equipment (Note 14). Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the inventories insured.
Persediaan program media dan penyiaran tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran atau pencurian karena nilai wajar persediaan tidak dapat ditentukan untuk tujuan asuransi. Bila terjadi kebakaran atau pencurian atas persediaan program, Perusahaan dan entitas anak dapat meminta kembali salinan film dari distributor selama film tersebut belum ditayangkan dan masa berlakunya belum berakhir.
Media and broadcasting programs were not insured against fire and theft because the fair value of inventories could not be established for the purpose of insurance. In the event of fire and theft, the Company and its subsidiaries can request a new copy of the film from distributor, as long as the film is not yet aired and has not yet expired.
- 47 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tahun 2009, persediaan dari Infokom (media pendukung dan infrastruktur) digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman jangka pendek (Catatan 16).
In 2009, inventories from Infokom (media support and infrastructure) are used as collateral for shortterm loan (Note 16).
11. PAJAK DIBAYAR DIMUKA
11. PREPAID TAXES
31 Des/Dec 31, 2010
2011 Perusahaan Pajak pertambahan nilai - bersih Pajak penghasilan badan lebih bayar Entitas anak Pajak penghasilan badan lebih bayar Tahun 2011 Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2008 Tahun 2007 Tahun 2006 Pajak penghasilan Pajak pertambahan nilai - bersih Lainnya Jumlah
-
-
1.364
-
-
-
166
-
740 1.519 82 2.021 43.831
490 1.604 -
2.537 40.447 717 7.968
8.612 27.535
11.827 14.414
44.670 717 7.968 3.939 8.312
The Company Value added tax - net Overpayment of corporate income tax Subsidiaries Overpayment of corporate income tax Year 2011 Year 2010 Year 2009 Year 2008 Year 2007 Year 2006 Income tax Value added tax - net Others
48.193
38.241
79.440
65.606
Total
12. ASET KEUANGAN LAINNYA – TIDAK LANCAR
2011 Obligasi wajib tukar Obligasi konversi Uang muka investasi Saham tersedia untuk dijual Jumlah
2009
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
12. OTHER FINANCIAL ASSETS – NONCURRENT
31 Des/Dec 31, 2010
2009
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
865.697 590.400 131.640 -
865.697 583.562 222.099 -
2.298.142 525.400 405.815 -
2.173.142 64.810 883.979 192.241
Mandatory exchangeable bonds Convertible bonds Investment advances Available for sale securities
1.587.737
1.671.358
3.229.357
3.314.172
Total
Obligasi Wajib Tukar
Mandatory Exchangeable Bonds
2011
31 Des/Dec 31, 2010
2009
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
PT. Datakom Asia PT. Nusantara Vision PT. Kencana Mulia Utama PT. Djaja Abadi Konstruksi
721.286 125.000 19.411 -
721.286 125.000 19.411 -
721.286 125.000 19.411 1.432.445
721.286 19.411 1.432.445
PT. Datakom Asia PT. Nusantara Vision PT. Kencana Mulia Utama PT. Djaja Abadi Konstruksi
Jumlah
865.697
865.697
2.298.142
2.173.142
Total
- 48 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PT. Datakom Asia
PT. Datakom Asia
Pada tanggal 23 Nopember 2006, MNCSV memiliki obligasi wajib tukar (mandatory exchangeable bonds atau “MEB”) seharga Rp 561.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Datakom Asia (DKA) yang dapat ditukar dengan 93.333 saham biasa PT. Media Citra Indostar (MCI) milik DKA.
On November 23, 2006, MNCSV has mandatory exchangeable bonds (MEB) of Rp 561,000 million, issued by PT Datakom Asia (DKA), which are exchangeable into 93,333 ordinary shares of PT. Media Citra Indostar (MCI) which is owned by DKA.
Pada tahun 2008, MNCSV memperoleh tambahan MEB senilai Rp 160.286 juta yang diterbitkan oleh DKA yang dapat ditukar dengan sebanyak 26.667 saham MCI milik DKA.
In 2008, MNCSV obtained additional MEB of Rp 160,286 million, from DKA, which are exchangeable into 26,667 ordinary shares of MCI which is owned by DKA.
Berdasarkan Amandemen dari MEB tanggal 6 September 2010, MNCSV dan DKA setuju untuk mengubah beberapa pasal dari perjanjian sebelumnya, antara lain adalah memperpanjang jangka waktu MEB hingga 1 Juni 2016.
Based on the amendment of MEB dated September 6, 2010, MNCSV and DKA agreed to amend several subsections of previous agreement, among others, to extend the maturity date of the MEB until June 1, 2016.
Berdasarkan Amandemen atas MEB tanggal 6 April 2011, MEB wajib ditukar menjadi saham setelah terdapat pemberitahuan tertulis dari pemegang obligasi kepada penerbit obligasi yang ditetapkan pada tanggal jatuh tempo atau pada akhir periode penukaran.
Based on Amendment of MEB dated April 6, 2011, MEB shall be mandatorily exchanged into exchange shares upon written notice from the bondholder to the issuer in the form set out on maturity date or at the end of exchange period.
PT. Nusantara Vision
PT. Nusantara Vision
Pada tahun 2009, SVN membeli obligasi wajib tukar yang dapat ditukarkan dengan saham PT. Nusantara Vision (NV) dengan nilai sebesar Rp 125.000 juta yang dapat ditukarkan dengan 25.000 lembar saham baru milik NV dan 25.000 lembar saham lama milik NV dengan jangka waktu penukaran sampai dengan 30 Juni 2012. Pada tanggal 10 Januari 2011, perjanjian tersebut telah diperbaharui dimana obligasi tersebut hanya dapat dikonversi menjadi saham NV di akhir masa perjanjian.
In 2009, SVN purchased mandatory exchangeable bonds of PT. Nusantara Vision (NV) amounting to Rp 125,000 million, which are exchangeable into 25,000 new shares of NV and 25,000 old shares of NV, with the exchange period until June 30, 2012. On January 10, 2011, the agreement has been amended which stated that the bonds can only be converted into NV’s shares at the end of agreement term.
PT. Kencana Mulia Utama
PT. Kencana Mulia Utama
MNI mempunyai obligasi wajib tukar sebesar Rp 19.411 juta yang dapat ditukarkan dengan 16.388 saham PT. Hikmat Makna Aksara milik PT. Kencana Mulia Utama (pihak ketiga) di akhir masa perjanjian. Perjanjian tersebut telah diperbaharui pada tanggal 10 Januari 2011 dan akan jatuh tempo pada tanggal 27 Nopember 2012.
MNI has mandatory exchangeable bonds amounting to Rp 19,411 million, which are exchangeable into 16,388 shares of PT. Hikmat Makna Aksara owned by PT. Kencana Mulia Utama (a third party) at the end of agreement term. The agreement has been amended on January 10, 2011 and will be due on November 27, 2012.
PT. Djaja Abadi Konstruksi
PT. Djaja Abadi Konstruksi
Perusahaan membeli obligasi wajib tukar yang diterbitkan oleh PT. Djaja Abadi Konstruksi (DAK) dari East Bay Equities Ltd., dengan harga nominal keseluruhan sebesar Rp 1.432.445 juta. Obligasi wajib tukar ini dapat ditukar dengan 1.525.268.700 lembar saham atau 24,54% saham biasa MNCSV milik DAK dengan periode pertukaran sejak tanggal 3 September 2008 sampai dengan 3 September 2010.
In 2008, the Company purchased mandatory exchangeable bonds issued by PT. Djaja Abadi Konstruksi (DAK) from East Bay Equities Ltd., with an aggregate principal value of Rp 1,432,445 million. These mandatory exchangeable bonds are exchangeable into 1,525,268,700 shares or 24.54% of ordinary shares of MNCSV which were owned by DAK with exchange period from September 3, 2008 until September 3, 2010.
- 49 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Berdasarkan perjanjian pengalihan saham tanggal 2 Juni 2010, Perusahaan dan DAK telah sepakat menukarkan seluruh obligasi wajib tukar yang dimiliki dengan 1.525.268.700 lembar saham MNCSV yang dimiliki oleh DAK (Catatan 38).
Based on share transfer agreement dated June 2, 2010, the Company and DAK agreed to exchange all mandatory exchangeable bonds with 1,525,268,700 shares of MNCSV owned by DAK to Company (Note 38).
Selisih antara aset bersih MNCSV berdasarkan nilai wajar dengan harga nominal obligasi wajib tukar sebesar Rp 1.229.287 juta dicatat sebagai penambahan goodwill selama tahun 2010 (Catatan 15).
The difference between the fair values of the MNCSV’s net assets with the principal value of the mandatory exchangeable bond amounting to Rp 1,229,287 million was recorded as addition to goodwill in 2010 (Note 15).
Obligasi Konversi
Convertible Bonds
2011
31 Des/Dec 31, 2010
2009
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
PT. Sun Televisi Network PT. Media Nusantara Press PT. Nusantara Vision Yello Pte., Ltd.
407.000 115.000 68.400 -
400.162 115.000 68.400 -
342.000 115.000 68.400 -
49.000 15.810
PT. Sun Televisi Network PT. Media Nusantara Press PT. Nusantara Vision Yello Pte., Ltd.
Jumlah
590.400
583.562
525.400
64.810
Total
PT. Sun Televisi Network
PT. Sun Televisi Network
Pada tanggal 21 Desember 2011, MNC membeli obligasi konversi PT. Sun Televisi Network (STN) sejumlah Rp 65.000 juta. Obligasi tersebut jatuh tempo tanggal 20 Desember 2014 dan dapat dikonversi menjadi saham STN pada tanggal jatuh tempo.
On December 21, 2011, MNC purchased convertible bonds of PT. Sun Televisi Network (STN) in the amount of Rp 65,000 million. The bonds are due on December 20, 2014 and can be converted into 65,000 shares of STN on due date.
Pada tanggal 22 Desember 2010, MNC membeli obligasi konversi STN sejumlah Rp 58.162 juta. Obligasi tersebut dapat dipertukarkan dengan 58.162 saham STN dan jatuh tempo pada tanggal 22 Desember 2013. Pada tahun 2011, MNC menerima pelunasan sebesar Rp 58.162 juta untuk obligasi konversi.
On December 22, 2010, MNC purchased convertible bonds of STN in the amount of Rp 58,162 million. The bonds are convertible into 58,162 shares and are due on December 22, 2013. In 2011, MNC received payment amounting to Rp 58,162 million for the convertible bonds.
Pada tanggal 3 Nopember 2009, MNC membeli obligasi konversi Flaming Luck Investments Limited sejumlah Rp 300.000 juta. Obligasi tersebut jatuh tempo tanggal 20 Pebruari 2015 dan dapat ditukarkan dengan 175.000 saham STN pada akhir masa perjanjian.
On November 3, 2009, MNC purchased convertible bonds of Flaming Luck Investments Limited in the amount of Rp 300,000 million. The bonds are due on February 20, 2015 and can be converted into 175,000 shares of STN at the end of agreement.
Pada tanggal 30 Juni 2009, MNC membeli obligasi konversi STN sejumlah Rp 42.000 juta, jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang dan ditukarkan dengan 42.000 saham STN. Pada tanggal 10 Januari 2011, perjanjian tersebut telah diperbaharui dimana obligasi tersebut dapat dikonversi menjadi saham STN pada akhir masa perjanjian.
On June 30, 2009, MNC purchased convertible bonds of STN in the amount of Rp 42,000 million, due in 3 years and can be extended and converted into 42,000 shares of STN. On January 10, 2011, the agreement was amended where the bonds can be converted into STN shares at the end of agreement.
PT. Media Nusantara Press
PT. Media Nusantara Press
Pada tanggal 14 Desember 2009, MNC membeli obligasi konversi seharga Rp 66.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Media Nusantara Press (MNP). Pada tanggal 10 Januari 2011, perjanjian tersebut telah diperpanjang untuk jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang. Obligasi tersebut dapat dikonversi menjadi 66.000 saham MNP hanya pada akhir masa perjanjian.
On December 14, 2009, MNC purchased convertible bonds amounting to Rp 66,000 million issued by PT. Media Nusantara Press (MNP). On January 10, 2011, the agreement was amended for another 3 years and can be extended. The bonds can only be converted into 66,000 shares of MNP at the end of agreement term.
- 50 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 5 April 2007, MNI membeli obligasi konversi seharga Rp 49.000 juta yang diterbitkan oleh MNP. Pada tanggal 14 Desember 2009, MNI telah menjual obligasi konversi kepada MNC. Perjanjian tersebut telah diperbaharui pada tanggal 10 Januari 2011 dan akan jatuh tempo pada tanggal 4 April 2012. Obligasi ini dapat dikonversi dengan 49.000 saham MNP pada akhir masa perjanjian.
On April 5, 2007, MNI purchased convertible bonds amounting to Rp 49,000 million which was issued by MNP. On December 14, 2009, MNI sold the convertible bonds to MNC. The agreement was amended on January 10, 2011 and will be due on April 4, 2012. These bonds are convertible into 49,000 shares of MNP at the end of agreement term.
PT. Nusantara Vision
PT. Nusantara Vision
Pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh PT. Nusantara Vision (NV) sebesar Rp 68.400 juta dan dapat dikonversikan dengan 30.000 lembar saham NV, jatuh tempo 3 tahun setelah obligasi konversi diterbitkan. Pada tanggal 10 Januari 2011, perjanjian tersebut telah diperbaharui dimana obligasi tersebut hanya dapat dikonversi menjadi saham NV pada akhir masa perjanjian.
On December 21, 2009, the Company purchased convertible bonds issued by PT. Nusantara Vision (NV) amounting to Rp 68,400 million, which are convertible into 30,000 shares of NV, due in 3 years since convertible Bonds have been issued. On January 10, 2011, the agreement was amended which the bonds can only be converted into NV’s shares at the end of agreement term.
Yello Pte., Ltd.
Yello Pte., Ltd.
Pada tanggal 30 Mei 2007, CMI melakukan perjanjian pengambilalihan dengan pemegang saham Yello Pte., Ltd. (Yello), perusahaan berbadan hukum Singapura. Yello menerbitkan obligasi konversi kepada CMI dengan nilai pokok sebesar Rp 15.810 juta yang dapat ditukar dengan 875.000 saham biasa baru Yello. Pada tahun 2009, CMI telah menjual seluruh pemilikan tersebut.
On May 30, 2007, CMI entered into a deed of undertaking with the shareholders of Yello Pte., Ltd. (Yello), a company incorporated under the laws of Singapore. Yello issued convertible bonds to CMI with an aggregate principal value of Rp 15,810 million, which are convertible into 875,000 new ordinary shares of Yello. In 2009, CMI has sold all the investments.
Uang Muka Investasi
Investment Advances
Perusahaan dan entitas anak mempunyai uang muka investasi pada usaha media berbasis konten dan iklan, sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries have investment advances in content and advertising basic media, as follows:
31 Des/Dec 31, 2010
2011
2009
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
Proyek pengembangan bisnis PT. Media Nusantara Informasi Publishing PT. Media Nusantara Press
131.640
216.424
400.290
793.203
-
5.675 -
5.525 -
5.675 85.101
Jumlah
131.640
222.099
405.815
883.979
Business development project PT. Media Nusantara Informasi Publishing PT. Media Nusantara Press Total
Proyek pengembangan bisnis terutama merupakan dana untuk pengembangan aset media berbasis konten dan iklan. MIMEL menempatkan dananya pada Marco Prince Corp dan Merlin Investment Fund sejumlah US$ 14,5 juta di tahun 2011, US$ 19 juta di tahun 2010, US$ 40 juta di tahun 2009 dan US$ 53 juta di tahun 2008.
Project business development mainly represents funds for developing content and advertising based media assets. MIMEL placed these funds in Marco Prince Corp and Merlin Investment Fund amounting to US$ 14.5 million in 2011, US$ 19 million in 2010, US$ 40 million in 2009 and US$ 53 million in 2008, respectively.
Pada tahun 2010, MIMEL mencairkan penempatan dananya pada Merlin Investment Fund. Pada tahun 2009, MIMEL melakukan penarikan dana atas investasi ini sebesar US$ 13 juta. Pada tanggal 19 Maret 2010, MIMEL mencairkan sebagian penempatan tersebut sebesar US$ 11,8 juta.
In 2010, MIMEL redeemed the fund in Merlin Investment Fund. In 2009, MIMEL has redeemed the investment amounting to US$ 13 million. On March 19, 2010, MIMEL redeemed a portion of the fund amounting to US$ 11.8 million.
- 51 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tahun 2009, MNC dan MNI menerima kembali uang muka investasi PT. Media Nusantara Press.
In 2009, MNC and MNI received refund of advance payment on investment in PT. Media Nusantara Press.
Saham tersedia untuk dijual
Available for sale securities
Merupakan saham PT Mobile-8 Telecom (M8T) sebanyak 3.844.815.988 lembar dengan persentase kepemilikan 19% pada tahun 2008.
Represent 3,844,815,988 shares in PT Mobile-8 Telecom (M8T) which is equivalent to 19% percentage of ownership in 2008.
Pada tahun 2009, seluruh investasi ini telah dijual kepada Centurion Asset Management dengan harga jual sebesar Rp 211.413 juta, dimana kerugian yang direalisasi sebesar Rp 109.085 juta dicatat sebagai kerugian pelepasan investasi (Catatan 33).
In 2009, all investment was sold to Centurion Asset Management with a net selling price of Rp 211,413 million, where the realized loss of Rp 109,085 million was recorded under loss on disposal of investment (Note 33).
13. PROPERTI INVESTASI
13. INVESTMENT PROPERTIES
<,,
1 Jan/ Jan 1, 2011 Biaya perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran Jumlah Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran Jumlah Jumlah tercatat
Reklasifikasi/ Reclassification
3.100 16.241 263.736
-
35.840
3.100 16.241 299.576
283.077
-
35.840
318.917
1.254 126.914
1.254 57.974
-
2.508 184.888
128.168
59.228
-
187.396
154.909 1 Jan/ Jan 1, 2010
Biaya perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran Jumlah Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran Jumlah Jumlah tercatat
Jumlah Akumulasi penyusutan Peralatan penyiaran Jumlah tercatat
131.521
Reklasifikasi/ Reclassification
3.100 261.230
179 2.506
16.062 -
3.100 16.241 263.736
264.330
2.685
16.062
283.077
74.558
1.254 52.356
-
1.254 126.914
74.558
53.610
-
128.168
189.772
154.909
Reklasifikasi/ Reclassification
3.100 169.281
91.949
-
3.100 261.230
172.381
91.949
-
264.330
38.693
35.865
-
74.558 189.772
- 52 -
Total Accumulated depreciation Building and improvements Broadcast equipment Total Net book value
Acquisition costs Land Building and improvements Broadcast equipment Total Accumulated depreciation Building and improvements Broadcast equipment Total Net book value
31 Des/ Dec 31, 2009
Penambahan/ Additions
133.688
Acquisition costs Land Building and improvements Broadcast equipment
31 Des/ Dec 31, 2010
Penambahan/ Additions
1 Jan/ Jan 1, 2009 Biaya perolehan Tanah Peralatan penyiaran
31 Des/ Dec 31, 2011
Penambahan/ Additions
Acquisition costs Land Broadcast equipment Total Accumulated depreciation Broadcast equipment Net book value
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
<<
Beban penyusutan sejumlah Rp 59.228 juta, Rp 53.610 juta dan Rp 35.865 juta masing-masing untuk tahun 2011, 2010 dan 2009 dicatat sebagai beban langsung.
Depreciation expense amounting to Rp 59,228 million, Rp 53,610 million and Rp 35,865 million in 2011, 2010 and 2009, respectively, were recorded under direct costs.
Nilai wajar dari tanah pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 3.278 juta. Penilaian ini berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP PBB) yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak.
The fair value of land as of December 31, 2011 amounted to Rp 3,278 million. The valuation was determined by reference to the taxable sales value of the land and building (NJOP PBB) issued by the Tax Office.
Nilai wajar properti investasi, kecuali tanah, pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 215.244 juta. Penilaian dilakukan oleh penilai independen berdasarkan metode pendekatan biaya.
The fair value of the investment properties, except land, amounted to Rp 215,244 million as of December 31, 2011. The valuation was determined by independent valuers using the cost approach method.
Peralatan penyiaran digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (Catatan 20).
Investment properties are used as collateral for long-term loans (Note 20).
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 properti investasi telah diasuransikan bersamaan dengan aset tetap (Catatan 14).
As of December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008, the investment properties were insured along with property and equipment (Note 14).
14. ASET TETAP
14. PROPERTY AND EQUIPMENT 1 Jan/ Jan 1, 2011
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Des/ Dec 31, 2011 Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment
217.306 363.784
16 10.540
9.229
1.537
217.322 366.632
689.573 110.521 4.323.135
64.960 22.940 565.748
5.125 12.654 20.452
(918) 1.866 3.455
748.490 122.673 4.871.886
5.704.319
664.204
47.460
5.940
6.327.003
Aset dalam rangka kerjasama
25.372
15
-
-
25.387
Property and equipment under joint venture
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
17.793
4.117
1.041
(1.538)
19.331
Leased assets Motor vehicles
Aset dalam penyelesaian
65.071
5.266
641
(42.031)
27.665
Construction in progress
5.812.555
673.602
49.142
(37.629)
6.399.386
Subjumlah
Jumlah Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran
Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment
13.983
7.166
532.293 80.878 2.214.124
57.916 13.461 430.100
3.782 11.500 20.254
(1.624) (1.541) (162)
584.803 81.298 2.623.808
2.988.448
515.460
42.702
(3.327)
3.457.879
22.505
440
-
-
22.945
Property and equipment under joint venture
8.331
4.320
719
1.538
13.470
Leased assets Motor vehicles
Jumlah
3.019.284
520.220
43.421
(1.789)
3.494.294
Total
Jumlah tercatat
2.793.271
2.905.092
Net book value
Aset dalam rangka kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
- 53 -
167.970
Total
161.153
Sub jumlah
-
Subtotal
Subtotal
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 1 Jan/ Jan 1, 2010 Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran
Penambahan/ Additions
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pengurangan/ Reklasifikasi/ Deductions Reclassifications
31 Des/ Dec 31, 2010 Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment
217.306 247.460
116.266
-
58
217.306 363.784
624.798 108.498 3.132.217
79.438 11.410 1.231.607
16.767 16.623 44.014
2.104 7.236 3.325
689.573 110.521 4.323.135
4.330.279
1.438.721
77.404
12.723
5.704.319
Aset dalam rangka kerjasama
23.718
1.654
-
-
25.372
Property and equipment under joint venture
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran Peralatan kantor
18.263 1.448 960
32.982 -
27.567 -
(5.885) (1.448) (960)
17.793 -
Leased assets Motor vehicles Broadcast equipment Office equipment
20.671
32.982
27.567
(8.293)
17.793
82.680
8.909
5.393
(21.125)
65.071
4.457.348
1.482.266
110.364
(16.695)
5.812.555
Subjumlah
Subjumlah Aset dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran
Subtotal
Subtotal Construction in progress Total Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment
149.467
15.700
4.014
-
161.153
479.354 71.393 1.889.642
72.231 14.075 327.583
20.252 10.464 3.548
960 5.874 447
532.293 80.878 2.214.124
2.589.856
429.589
38.278
7.281
2.988.448
Aset dalam rangka kerjasama
20.625
1.880
-
-
22.505
Property and equipment under joint venture
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Peralatan penyiaran
10.223 693 302
7.581 267 145
3.599 -
(5.874) (960) (447)
8.331 -
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcast equipment
11.218
7.993
3.599
(7.281)
8.331
Jumlah
2.621.699
439.462
41.877
-
3.019.284
Total
Jumlah tercatat
1.835.649
2.793.271
Net book value
Sub jumlah
Subjumlah
- 54 -
Subtotal
Subtotal
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 1 Jan/ Jan 1, 2009 Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran Subjumlah Aset dalam rangka kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Peralatan penyiaran Subjumlah Aset dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran
Penambahan/ Additions
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pengurangan/ Reklasifikasi/ Deductions Reclassifications
31 Des/ Dec 31, 2009 Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment
215.688 251.795
1.618 6.870
11.755
550
217.306 247.460
588.846 116.265 2.678.511
57.445 3.744 377.329
26.099 10.755 29.272
4.606 (756) 105.649
624.798 108.498 3.132.217
3.851.105
447.006
77.881
110.049
4.330.279
23.552
166
-
-
23.718
Property and equipment under joint venture
7.752 3.144 1.448
9.226 -
-
1.285 (2.184) -
18.263 960 1.448
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcast equipment
12.344
9.226
-
(899)
20.671
136.210
55.620
-
(109.150)
82.680
4.023.211
512.018
77.881
-
4.457.348
Subtotal
Subtotal Construction in progress Total Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment
143.175
6.292
-
-
149.467
434.517 68.761 1.633.876
60.333 14.414 269.756
17.790 11.512 14.211
2.294 (270) 221
479.354 71.393 1.889.642
2.280.329
350.795
43.513
2.245
2.589.856
19.958
667
-
-
20.625
Property and equipment under joint venture
3.681 1.981 511
6.272 1.006 12
-
270 (2.294) (221)
10.223 693 302
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcast equipment
6.173
7.290
-
(2.245)
11.218
Jumlah
2.306.460
358.752
43.513
-
2.621.699
Total
Jumlah tercatat
1.716.751
1.835.649
Net book value
Sub jumlah Aset dalam rangka kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Peralatan penyiaran Subjumlah
Beban penyusutan tahun 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 518.211 juta, Rp 417.043 juta dan Rp 358.752 juta.
Subtotal
Subtotal
Depreciation charged to operations amounted to Rp 518,211 million, Rp 417,043 million and Rp 358,752 million in 2011, 2010 and 2009, respectively.
- 55 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Penambahan aset tetap termasuk aset yang diperoleh dari akuisisi bisnis di tahun 2011 yang terdiri dari biaya perolehan sebesar Rp 3.638 juta dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 2.009 juta dan tahun 2010 yang terdiri dari biaya perolehan sebesar Rp 61.425 juta dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 22.419 juta (Catatan 38).
Additions in property and equipment include assets acquired in business acquisition in 2011 consisting of acquisition cost of Rp 3,638 million with accumulated depreciation of Rp 2,009 million and in 2010 consisting of acquisition cost of Rp 61,425 million with accumulated depreciation of Rp 22,419 million (Note 38).
Pada bulan Nopember 2010, MNCSV membeli satelit transporder baru dari SES Satellite Leasing Limited dengan jumlah harga pembelian sebesar US$ 110 juta atau setara dengan Rp 990.503 juta (Catatan 42d).
In November 2010, MNCSV purchased new satellite transporder from SES Satellite Leasing Limited with purchase value of US$ 110 million or equivalent to Rp 990,503 million (Note 42d).
Aset tetap kerjasama merupakan aset tetap yang dibiayai secara bersama-sama oleh RCTI dan SCTV untuk kegiatan operasional siaran nasional (nation wide). RCTI dan SCTV masing-masing menanggung sebesar 50% biaya perolehan stasiun relay yang dibangun bersama-sama. RCTI, SCTV dan INDOSIAR juga melakukan perjanjian kerja sama kegiatan operasional siaran nasional (nation wide) di Jember, Madiun dan Banyuwangi. RCTI, SCTV dan INDOSIAR masing-masing menanggung 1/3 biaya perolehan stasiun relay yang dibagi bersama-sama.
Property and equipment under joint operations represent assets financed by RCTI and SCTV for nationwide operations. RCTI and SCTV will each assume 50% of the cost of all relay stations of the joint operations which are developed along with the provision of land, construction of building and relay station facilities. RCTI, SCTV and INDOSIAR also have joint nationwide operations in Jember, Madiun and Banyuwangi. RCTI, SCTV and INDOSIAR assumed 1/3 each for the cost of building relay stations.
Aset dalam penyelesaian merupakan pembangunan gedung studio di Jakarta, dan pembangunan stasiun transmisi berikut instalasinya yang diperkirakan selesai tahun 2013.
Construction in progress represents construction of studio building in Jakarta, and installation of transmission station, which are estimated to be completed in 2013.
Perusahaan dan entitas anak memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan berjangka waktu 20 dan 30 tahun, jatuh tempo antara tahun 2013 dan 2034. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
The Company and its subsidiaries own several parcels of land with Building Use Rights for period of 20 to 30 years until 2013 to 2034. Management believes that there will be no difficulty in the extension of land rights since the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.
Pada tanggal 31 Desember 2011, aset tetap, properti investasi dan persediaan, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 138,1 juta dan Rp 1.953.352 juta.
As of December 31, 2011, property and equipment, investment property and inventories, except land, were insured against fire, theft and other possible risks for coverage of US$ 138.1 million and Rp 1,953,352 million.
Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap, properti investasi dan persediaan, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 44,4 juta dan Rp 1.903.400 juta.
As of December 31, 2010, property and equipment, investment property and inventories, except land, were insured against fire, theft and other possible risks for coverage of US$ 44.4 million and Rp 1,903,400 million.
Pada tanggal 31 Desember 2009, aset tetap, properti investasi dan persediaan, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 47,3 juta, Euro 421.000 dan Rp 920.848 juta.
As of December 31, 2009, property and equipment, investment properties and inventories, except land, were insured against fire, theft and other possible risks for coverage of US$ 47.3 million, Euro 421,000 and Rp 920,848 million.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
- 56 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Aset tetap digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang (Catatan 16 dan 20), liabilitas sewa pembiayaan (Catatan 21) dan utang obligasi (Catatan 22).
Property and equipment are used as collateral for short-term and long-term loans (Notes 16 and 20), finance lease obligations (Note 21) and bonds payable (Note 22).
15. GOODWILL
15. GOODWILL
2011 Perusahaan MNCSV MNC Infokom Subjumlah
2.382.103 47.994 7.013
1.152.816 47.994 7.013
1.152.816 47.994 7.013
2.218.535
2.437.110
1.207.823
1.207.823
582.596 188.106 52.462 5.786 2.758 -
634.945 242.718 51.153 18.636 3.677 3.159
385.719 242.718 39.598 18.636 3.677 3.159
385.719 242.718 39.598 18.636 3.677 3.159
831.708
954.288
693.507
693.507
3.050.243
3.391.398
1.901.330
1.901.330
48.682 -
43.435 (352.455)
62.997 (256.159)
160.439 (159.165)
3.098.925
3.082.378
1.708.168
1.902.604
Subjumlah
Pengaruh selisih kurs penjabaran Akumulasi amortisasi Jumlah tercatat
2009
2.171.705 41.395 5.435
Entitas anak MIMEL dan entitas anak CTPI MNCN dan entitas anak CMI dan entitas anak MNIG TMU
Jumlah
31 Des/Dec 31, 2010 *)
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008 The Company MNCSV MNC Infokom Subtotal Subsidiaries MIMEL and its subsidiaries CTPI MNCN and its subsidiaries CMI and its subsidiaries MNIG TMU Subtotal Total Translation adjustment Accumulated amortization Net carrying amount
*) Disajikan kembali – Catatan 47
*) As restated – Note 47
Nilai tercatat goodwill merupakan:
Carrying value of goodwill is consist of: 2011
2010
2009
Saldo awal Penambahan dari kombinasi bisnis (Catatan 38) Eliminasi akumulasi amortisasi
3.391.398
1.901.330
1.901.330
11.300 (352.455)
1.490.068 -
-
Saldo akhir
3.050.243
3.391.398
1.901.330
Beginning balance Additional amount recognized from business combination (Note 38) Elimination of accumulated amortization Ending balance
Pada tahun 2010, goodwill MNCSV termasuk penambahan goodwill dari konversi obligasi wajib tukar menjadi 24,54% saham milik MNCSV sebesar Rp 1.229.287 juta (Catatan 12).
In 2010, the MNCSV goodwill includes goodwill from the conversion of mandatory exchangeable bond into 24.54% of MNCSV shares amounting to Rp 1,229,287 million (Note 12).
Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan entitas anak menghentikan amortisasi goodwill. Akumulasi amortisasi dieliminasi terhadap biaya perolehan yang tercatat.
Effective January 1, 2011, the Company and its subsidiaries have discontinued the amortization of goodwill. The accumulated amortization was eliminated against the recorded cost.
Perusahaan dan entitas anak menetapkan nilai terpulihkan dari goodwill dan menentukan bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill tersebut pada 31 Desember 2011. Nilai terpulihkan atas aktivitas tersebut dinilai dengan mengacu pada nilai pakai unit kas yang dihasilkan.
The Company and its subsidiaries assessed the recoverable amount of goodwill and determined that there is no impairment on such goodwill at December 31, 2011. The recoverable amount of the activities was assessed by reference to the cash-generating unit’s value in use. - 57 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
16. PINJAMAN JANGKA PENDEK
16. SHORT-TERM LOANS
2011
31 Des/Dec 31, 2010
2009
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
Bank Rakyat Indonesia Standard Chartered Bank Bank CIMB Niaga Bank Panin Bank Central Asia Bank Mandiri
148.393 56.822 4.000 3.702 -
45.139 243.675 4.000 3.778 13.771 -
40.033 220.000 4.000 3.899 3.000
18.000 220.000 1.500 3.075 -
Bank Rakyat Indonesia Standard Chartered Bank Bank CIMB Niaga Bank Panin Bank Central Asia Bank Mandiri
Jumlah
212.917
310.363
270.932
242.575
Total
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
MNCSV
MNCSV
Pada tanggal 20 Desember 2011, MNCSV memperoleh fasilitas kredit jangka pendek dari BRI berupa pinjaman modal kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp 50.000 juta dan tingkat bunga sebesar 7,51% per tahun. Fasilitas kredit ini wajib dilunasi dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal perolehan fasilitas.
On December 20, 2011, MNCSV obtained a shortterm credit facility from BRI representing working capital loans with a maximum amount of Rp 50,000 million and interest rate of 7.51% per annum. This credit facility shall be paid within 6 months from the date of drawdown.
Pinjaman ini dijamin dengan menggunakan deposito sebesar Rp 52.632 juta yang dimiliki oleh Perusahaan sebagai penjamin (Catatan 7). Gadai deposito harus diperpanjang secara otomatis dan tidak dapat dicairkan sampai dengan pinjaman telah dilunasi.
The loan was secured with deposit amounting to Rp 52,632 million which is owned by the Company as a guarantor (Note 7). The pledged deposits shall automatically be extended and can not be disbursed until the loan has been repaid.
Berdasarkan perjanjian kredit tersebut, MNCSV tidak diperbolehkan mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada pengadilan dan memperoleh pinjaman dari bank lain.
Based on the loan agreement, MNCSV shall fulfill certain requirements, among other things, MNCSV shall not file bankruptcy request to the court and obtain a loan from another bank.
Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 50.000 juta.
As of December 31, 2011, the outstanding loan balance amounted to Rp 50,000 million.
GIB
GIB
GIB memperoleh fasilitas kredit jangka pendek dari BRI berupa fasilitas rekening koran dengan jumlah maksimum Rp 10.000 juta dan Rp 40.000 juta yang masing-masing jatuh tempo tanggal 5 Juni 2012 dan 24 Agustus 2012. Fasilitas ini dikenakan bunga 8,25% per tahun.
GIB obtained short-term loan facilities from BRI, which consist of overdraft facilities with a maximum credit limit of Rp 10,000 million and Rp 40,000 million, and will be due on June 5, 2012 and August 24, 2012, respectively. The loan facilities bear interest of 8.25% per annum.
Fasilitas kredit dijamin dengan deposito milik GIB dan MNC sebesar Rp 52.756 juta, Rp 21.080 juta dan Rp 20.430 juta masing-masing pada tahun 2011, 2010 dan 2009 (Catatan 7).
The loan facilities are secured by time deposits owned by GIB and MNC amounting to Rp 52,756 million, Rp 21,080 million and Rp 20,430 million in 2011, 2010 and 2009, respectively (Note 7).
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini masing-masing sebesar Rp 50.000 juta, Rp 13.000 juta dan Rp 18.000 juta.
As of December 31, 2011, 2010 and 2009, the outstanding loan from these facilities amounted to Rp 50,000 million, Rp 13,000 million and Rp 18,000 million, respectively.
- 58 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
MNCN
MNCN
Pada tanggal 15 September 2010, MNCN memperoleh pinjaman kredit modal kerja dengan jumlah maksimum Rp 12.000 juta, jatuh tempo tanggal 15 September 2011. Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan 15 September 2012 dan dikenakan bunga 8,3% per tahun.
On September 15, 2010, MNCN obtained working capital loan with a maximum credit limit of Rp 12,000 million, due on September 15, 2011. The facility has been extended until September 15, 2012 and bears interest of 8.3% per annum.
Pada tanggal 22 Agustus 2011, MNCN memperoleh tambahan fasilitas pinjaman dari BRI dengan jumlah maksimum Rp 14.000 juta, jatuh tempo tanggal 22 Agustus 2012, dan dikenakan bunga 8,3% per tahun.
On August 22, 2011, MNCN obtained additional loan facility from BRI with a maximum credit limit of Rp 14,000 million, due on August 22, 2012, and bears interest of 8.3% per annum.
Fasilitas ini dijamin dengan deposito milik MNC dan MNCN sebesar Rp 27.369 juta pada tahun 2011 dan Rp 12.632 juta pada tahun 2010 (Catatan 7).
The loan was secured by time deposit owned by MNC and MNCN amounting to Rp 27,369 million in 2011 and Rp 12,632 million in 2010 (Note 7).
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini adalah masingmasing sebesar Rp 25.975 juta dan Rp 11.995 juta.
As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding loan from these facilities amounted to Rp 25,975 million and Rp 11,995 million, respectively.
MNI
MNI
Pada tanggal 26 Desember 2008, MNI memperoleh fasilitas pinjaman dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 18.000 juta. Fasilitas pinjaman ini telah beberapa kali diperpanjang, terakhir tanggal 22 Agustus 2011 dengan tingkat bunga 7,51% per tahun dan jatuh tempo tanggal 26 Desember 2012.
On December 26, 2008, MNI obtained a loan facility with maximum amount of Rp 18,000 million. This loan facility has been extended several times, most recently on August 22, 2011, with interest rate at 7.51% per annum and due on December 26, 2012.
Pada tanggal 3 September 2009, MNI mendapat tambahan fasilitas pinjaman dari BRI dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 4.750 juta. Fasilitas pinjaman ini telah beberapa kali diperjanjang, terakhir tanggal 29 Juli 2011 dengan tingkat buga 8,3% dan jatuh tempo tanggal 3 September 2012.
On September 3, 2009, MNI obtained additional loan facility from BRI with a maximum amount of Rp 4,750 million. The loan facility has been extended several times, most recently on July 29, 2011, with interest rate at 8.3% per annum and due on September 3, 2012.
Pinjaman ini dijamin dengan deposito milik MNC sebesar Rp 23.750 juta pada tahun 2011 dan 2010 dan sebesar Rp 18.750 juta pada tahun 2009 dan 2008 (Catatan 7).
The loan is secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 23,750 million in 2011 and 2010 and amounting to Rp 18,750 million in 2009 and 2008 (Note 7).
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 jumlah pinjaman dari fasilitas ini masingmasing sebesar Rp 22.418 juta, Rp 20.144 juta, Rp 22.033 juta dan Rp 18.000 juta.
As of December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 the outstanding loan balance amounted to Rp 22,418 million, Rp 20,144 million, Rp 22,033 million and Rp 18,000 million, respectively.
Infokom
Infokom
Pada tanggal 2 Desember 2010, Infokom memperoleh fasilitas kredit modal kerja (KMK) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 3.000 juta dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha dan aset tetap milik Infokom. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, Infokom belum menggunakan fasilitas ini.
On December 2, 2010, Infokom obtained working capital loan facility with a maximum credit limit of Rp 3,000 million and bears interest rate of 13% per annum. The loan was secured by Infokom’s trade receivables and property and equipment. As of December 31, 2011, this facility has not been utilized.
- 59 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank
MNCSV
MNCSV
MNCSV memperoleh fasilitas kredit jangka pendek yang terdiri fasilitas Standby Letter of Credit (L/C) dan Letter of Credit dengan jumlah maksimum keseluruhan sebesar US$ 38 juta. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 30 April 2012. MNCSV harus membayar biaya komisi sebesar 2% per tahun dari jumlah pinjaman atau minimum sebesar US$ 200 untuk fasilitas Standby Letter of Credit dan biaya penerbitan 0,125% per kuartal atau minimum sebesar US$ 50 dan biaya penerimaan sebesar 1,5% per tahun atau minimum sebesar US$ 50 untuk fasilitas Letter of Credit.
MNCSV obtained short-term credit facility representing Standby Letter of Credit (L/C) and Letter of Credit facilities with a maximum aggregate amount of US$ 38 million. The facilities will mature on April 30, 2012. MNCSV has to pay commission fee of 2% per annum or a minimum amount of US$ 200 for Standby Letter of Credit facility and facility issuance fee of 0.125% per quarter or a minimum amount of US$ 50 and acceptence fee of 1.5% per annum or a minimum amount of US$ 50 for Letter of Credit facility.
Pinjaman ini dijamin dengan menggunakan saham MNC yang dimiliki oleh Perusahaan, sebagai penjamin. Gadai saham harus dibagi seperti yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman. Pinjaman ini juga dijamin dengan jaminan yang sama dengan pinjaman jangka panjang (Catatan 20).
The loan was secured with PT Media Nusantara Citra Tbk’s (“MNC”) shares owned by PT Global Medicom Tbk, as a guarantor. The pledge of shares shall be apportioned as defined in the loan agreement. The loan is also secured with the same collaterals as long-term loans (Note 20).
Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 18.136 juta.
As of December 31, 2011, the outstanding loan balance amounted to Rp 18,136 million.
Innoform
Innoform
Pada tanggal 25 Agustus 2010, Innoform dan entitas anak memperoleh fasilitas kredit dari Standard Chartered Bank. Fasilitas pinjaman ini telah diperjanjang tanggal 21 September 2011 dengan batas maksimum gabungan sebesar S$ 10 juta, dengan sub-batasan sebagai berikut:
On August 25, 2010, Innoform and its subsidiaries entered into credit facilities with Standard Chartered Bank. These loan facilities were extended on September 21, 2011 with maximum combined limit of S$ 10 million, with sub-limits as follows:
Fasilitas cerukan sampai dengan sejumlah S$ 3 juta dengan suku bunga prime rate.
Overdraft facility up to S$ 3 million at prime rate interest.
Fasilitas Pasar Uang Jangka Pendek sampai dengan S$ 5 juta - S$ 10 juta dengan tingkat bunga spot rate. Fasilitas ini berjangka waktu 180 hari.
Short-term Money Market Facility up to S$ 5 million – S$ 10 million at a spot interest rate. This facility has a term of 180 days.
Financial Guarantee or Standby Letter of Credit sampai sejumlah S$ 5 juta. Fasilitas ini berjangka waktu 12 bulan
Financial Guarantees of Standby Letters of Credit up to S$ 5 million. This facility has a term of 12 months.
Commercial Standby Letter of Credit sampai sejumlah S$ 5 juta. Fasilitas ini berjangka waktu 12 bulan.
Commercial Standby Letters of Credit up to S$ 5 million. This facility has a term of 12 months.
Pembiayaan Tagihan Import sampai sejumlah S$ 5 juta - S$ 10 juta dengan tingkat bunga spot rate. Fasilitas ini berjangka waktu 90 hari.
Import Invoicing Financing up to S$ 5 million S$ 10 million at spot interest rate. This facility has a term of 90 days.
Fasilitas bond and guarantees sampai sebesar S$ 5 juta. Fasilitas ini berjangka waktu 12 bulan.
Bond and guarantees facility up to S$ 5 million. This facility has a term of 12 months.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini masing-masing sebesar Rp 38.686 juta dan Rp 23.675 juta.
As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 38,686 million and Rp 23,675 million, respectively.
- 60 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
<
RCTI
RCTI
RCTI memperoleh fasilitas kredit jangka pendek yang terdiri dari Bridging Loan Facility sebesar Rp 220.000 juta dan Revolving Loan Facility sebesar Rp 30.000 juta yang jatuh tempo tanggal 30 September 2010. Fasilitas kredit ini dikenakan bunga berdasarkan cost of fund + 3% per tahun.
RCTI obtained short-term loan facilities consisting of Bridging Loan Facility of Rp 220,000 million and Revolving Loan Facility of Rp 30,000 million, which are due on September 30, 2010. The loans bear interest based on cost of fund + 3% per annum.
Pada tanggal 21 September 2010, RCTI menandatangani adendum perjanjian di atas dimana fasilitas kredit diubah menjadi pinjaman jangka pendek dengan maksimum Rp 220.000 juta dan tingkat bunga cost of fund bank + 3% per tahun. Pinjaman akan dikembalikan setiap bulan dengan cicilan yang sama Rp 27.500 juta dimulai dari Januari 2011 sampai dengan Agustus 2011.
On September 21, 2011, RCTI signed an amendment on the above agreement wherein the facilities were changed into short term loan with a maximum credit of Rp 220,000 million and bears interest of bank’s cost of fund + 3% per annum. The loan repayment will be on a monthly basis starting January 2011 to August 2011 amounting to Rp 27,500 million for each month.
Pinjaman ini dijamin dengan hak tanggungan atas tanah hak guna bangunan No. 656 dan No. 5626 seluas 96.826 meter persegi milik RCTI berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk dan Kedoya, Jakarta Barat.
The loan is secured by land rights No. 656 and No. 5626 with total area of 96,826 square meters owned by RCTI located in Kebon Jeruk and Kedoya, West Jakarta.
Sehubungan dengan utang tersebut, RCTI diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu sesuai yang tercantum dalam perjanjian.
In connection with such loan, RCTI is required to comply with certain limits as stated in agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, jumlah pinjaman dari fasilitas ini adalah sebesar Rp 220.000 juta.
As of December 31, 2010, 2009 and 2008, the outstanding loan balance amounted to Rp 220,000 million.
RCTI telah melunasi seluruh utang bank tersebut di tahun 2011.
RCTI has fully paid the bank loan in 2011.
Bank CIMB Niaga
Bank CIMB Niaga
CMI memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap sebesar Rp 7.000 juta dari Bank CIMB Niaga dengan jangka waktu 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Perpanjangan terakhir dilakukan tanggal 3 Mei 2011 dan jatuh tempo tanggal 4 Mei 2012. Tingkat bunga pinjaman adalah 1% di atas bunga deposito per tahun pada tahun 2011.
CMI obtained a Fixed Loan Facility of Rp 7,000 million from Bank CIMB Niaga with term of 1 year and can be extended as agreed by both parties. The last extension was done on May 3, 2011 and will be due on May 4, 2012. Interest rate is 1% above interest on time deposit per annum in 2011.
Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka atas nama MNC sebesar Rp 4.000 juta pada tahun 2011, 2010 dan 2009, dan dengan deposito berjangka atas nama CMI sebesar Rp 1.957 juta pada tahun 2008 (Catatan 7).
The loan is secured by time deposit owned by MNC of Rp 4,000 million in 2011, 2010 and 2009, and by time deposit owned by CMI of Rp 1,957 million in 2008 (Note 7).
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini adalah masingmasing sebesar Rp 4.000 juta, dan pada tanggal 31 Desember 2008, jumlah pinjaman dari fasilitas ini adalah sebesar Rp 1.500 juta.
As of December 31, 2011, 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 4,000 million, respectively, and as of December 31, 2008, the outstanding loan balance amounted to Rp 1,500 million.
- 61 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Bank Panin
Bank Panin
Pada tanggal 4 Nopember 2008, CMI memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Panin dengan jumlah maksimum sebesar Rp 4.000 juta dengan tingkat bunga 12,0%, 13,5%, 15% dan 14,5% per tahun masing-masing pada tahun 2011, 2010, 2009 dan 2008 dengan jangka waktu 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Berdasarkan perpanjangan terakhir, fasilitas ini akan jatuh tempo pada 4 Nopember 2012.
On November 4, 2008, CMI obtained a loan facility from Bank Panin with maximum amount of Rp 4,000 million and interest at 12.0%, 13.5%, 15% and 14.5%, respectively, per annum in 2011, 2010, 2009 and 2008 with a term of 1 year and may be extended as agreed by both parties. Based on the last amendment, this facility will be due on November 4, 2012.
Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik CMI seluas 382 meter persegi di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
The loan is secured by land and building owned by CMI with an area of 382 square meters located at Duren Tiga, South Jakarta.
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008, jumlah pinjaman dari fasilitas ini adalah masing-masing sebesar Rp 3.702 juta, Rp 3.778 juta, Rp 3.899 juta dan Rp 3.075 juta.
As of December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008, the outstanding loan balance amounted to Rp 3,702 million, Rp 3,778 million, Rp 3,899 million and Rp 3,075 million, respectively.
Bank Central Asia
Bank Central Asia
Pada tanggal 25 Nopember 2010, MNCN memperoleh fasilitas kredit rekening koran dengan jumlah maksimum Rp 14.000 juta dan jangka waktu 1 (satu) tahun. Fasilitas ini dikenakan bunga 6,5 % per tahun.
On November 25, 2010, MNCN obtained loan overdraft facility with a maximum credit limit of Rp 14,000 million payable in one (1) year. The loan facility bears interest of 6.5% per annum.
Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka milik MNC sebesar Rp 14.000 juta pada tahun 2010 (Catatan 7).
The loan is secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 14,000 million in 2010 (Note 7).
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 13.771 juta. Pada tahun 2011, MNCN telah melunasi seluruh utang bank.
As of December 31, 2010, the outstanding loan balance amounting to Rp 13,771 million. In 2011, MNCN has fully paid the bank loan.
Bank Mandiri
Bank Mandiri
Pada tahun 2009, Infokom memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 5.000 juta dengan tingkat bunga sebesar 14,5% per tahun yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap milik Infokom dan jatuh tempo pada tanggal 22 April 2010.
In 2009, Infokom obtained loan facility from Bank Mandiri with a maximum amount of Rp 5,000 million, the loan bears interest of 14.5% per annum and secured by Infokom’s trade receivables, inventories and property and equipment. The loan was due on April 22, 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, Infokom telah melakukan penarikan sebesar Rp 3.000 juta dan telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2010.
As of December 31, 2009, Infokom withdrew from the facility amounting to Rp 3,000 million and was fully paid on January 13, 2010.
- 62 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
<
17. UTANG USAHA
17. TRADE ACCOUNTS PAYABLE
2011 a. Berdasarkan pemasok Pihak berelasi Media berbasis konten dan iklan Media pendukung dan infrastruktur Subjumlah Pihak ketiga Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Subjumlah Jumlah b. Berdasarkan mata uang Rupiah US Dollar Euro Lainnya Jumlah
31 Des/Dec 31, 2010
4.994
14.130
65.511
420
3.712
-
92
7.641
8.706
14.130
65.603
a. By supplier Related parties Content and advertising based media Media support and infrastructure Subtotal Third parties Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure
442.283 385.425
386.613 201.580
559.442 183.228
514.466 146.355
17.599
17.091
10.031
30.206
845.307
605.284
752.701
691.027
852.948
613.990
766.831
756.630
Total
431.092 420.308 1.199 349
305.881 304.100 3.337 672
485.509 279.200 1.602 520
498.146 236.191 9.520 12.773
b. By currency Rupiah US Dollar Euro Others
852.948
613.990
766.831
756.630
Subtotal
Total
18. TAXES PAYABLE
2011
Jumlah
2009
7.221
18. UTANG PAJAK
Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 4(2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pajak pertambahan nilai - bersih Entitas anak Pajak penghasilan badan Tahun berjalan Tahun sebelumnya Pajak penghasilan Pasal 4 ayat (2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Lainnya Pajak pertambahan nilai - bersih
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
31 Des/Dec 31, 2010
2009
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
484 311 1.371 11.311 513
366 234 1.999 2.862 3.173
463 262 -
818 5 23
150.848 2.574
125.805 -
79.195 -
3.063 9.553
1.561 12.600 4.775 20.559 31.662 20.808 73.843
1.325 6.559 16.646 14.105 34.375 17.742 125.633
343 8.226 15.719 23.421 37.470 12.797 125.997
235 15.572 11.607 18.960 33.763 18.676 112.756
The Company Income tax Article 4(2) Article 21 Article 23 Article 26 Value added tax - net Subsidiaries Current income tax Current year Prior year Income tax Article 4 (2) Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Others Value added tax - net
333.220
350.824
303.893
225.031
Total
- 63 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
19. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
19. ACCRUED EXPENSES
31 Des/Dec 31, 2010
2011
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
Biaya operasional Biaya bagi hasil Bunga Lainnya
126.433 10.565 26.842 146.066
101.182 15.373 67.405 91.620
176.026 20.946 45.549 90.371
148.696 17.725 53.130 133.195
Operational expenses Profit sharing expenses Interest Others
Jumlah
309.906
275.580
332.892
352.746
Total
Biaya operasional terutama terdiri dari pembuatan program, rumah produksi, program lokal dan biaya operasional lainnya.
Operational expenses consist mainly of expenses from in-house programs production, production house, local programs and other operational expenses.
Bagi hasil merupakan estimasi berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan iklan suatu program.
Profit sharing expenses represents estimates based on certain percentage of the shared revenue from program.
20. PINJAMAN JANGKA PANJANG
20. LONG-TERM LOANS
Akun ini merupakan pinjaman entitas anak kepada pihak ketiga, sebagai berikut:
This account represents loans of the subsidiaries obtained from third parties, with details as follows:
31 Des/Dec 31, 2010
2011
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
Standard Chartered Bank Bank Central Asia Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited Lainnya
678.109 13.603
13.961 58.169
118.666
177.407
-
-
705.000 810
821.250 2.293
Jumlah Bagian jatuh tempo dalam satu tahun
691.712
72.130
824.476
1.000.950
(103.103)
(49.220)
(61.287)
(59.575)
Current maturities
588.609
22.910
763.189
941.375
Long-term portion
Bagian jangka panjang
Pinjaman jangka panjang akan dilunasi sebagai berikut:
2011
Standard Chartered Bank Bank Central Asia Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited Others Total
The long-term loans are repayable as follows:
31 Des/Dec 31, 2010
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
Jatuh tempo dalam setahun Jatuh tempo dalam dua tahun Jatuh tempo dalam tiga tahun Jatuh tempo dalam empat tahun Jatuh tempo dalam lima tahun Biaya transaksi yang belum diamortisasi
103.103 344.874 255.038 -
49.220 18.084 4.826 -
61.287 749.550 13.421 218
59.575 60.477 865.800 13.421 1.677
(11.303)
-
-
-
Jumlah
691.712
72.130
824.476
1.000.950
- 64 -
Due in one year Due in two years Due in three years Due in four years Due in five years Unamortized transaction cost Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank
RCTI
RCTI
Pada tanggal 16 Agustus 2011, RCTI memperoleh fasilitas kredit jangka panjang sebesar US$ 75 juta yang berlaku efektif mulai 15 September 2011 dan akan jatuh tempo tanggal 2 September 2014. Fasilitas kredit ini dikenakan bunga berdasarkan LIBOR Rate + Margin Rate 3,8% per tahun.
On August 16, 2011, the Company obtained longterm loan facility amounting to US$ 75 million, which is effective on September 15, 2011, and due on September 2, 2014. The loan bears interest based on LIBOR Rate + Margin Rate 3,8% per annum.
Pinjaman ini dijamin dengan hak tanggungan atas tanah hak guna bangunan No. 656 dan No. 5626 seluas 96.826 meter persegi berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk dan Kedoya, Jakarta Barat.
This loan is secured by land rights No. 656 and No. 5626 with total area of 96,826 square meters located in Kebon Jeruk and Kedoya, West Jakarta.
Sehubungan dengan utang tersebut, RCTI diwajibkan mempertahankan rasio keuangan dan memenuhi batasan-batasan tertentu sesuai yang tercantum dalam perjanjian. Pada tanggal 31 Desember 2011, RCTI telah mematuhi perjanjian pinjaman.
In connection with such loan, RCTI is required to comply with certain financial ratios and certain covenants as stated in the loan agreement. As of December 31, 2011, RCTI has complied with the loan agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah pinjaman dari fasilitas ini adalah sebesar US$ 73.753.572 (atau setara dengan Rp 668.797 juta).
As of December 31, 2011, the outstanding loan balance amounted to US$ 73,753,572 (or equivalent to Rp 668,797 million).
Innoform
Innoform
Pada tanggal 25 Agustus 2010, Innoform menandatangani term loan facility sebesar S$ 2 juta dengan Standard Chartered Bank cabang Singapura. Fasilitas ini dikenakan suku bunga 4% di atas cost of fund per tahun dengan pembayaran secara triwulan selama 3 tahun mulai dari tanggal pencairan pertama dan akan jatuh tempo pada tanggal 19 Oktober 2013.
On August 25, 2010, Innoform entered into a S$ 2 million term loan facility with Standard Chartered Bank, Singapore branch. The facility bears annual interest of 4% above cost of fund with quarterly repayments for 3 years commencing from first drawdown date, and which will mature on October 19, 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini adalah masing-masing sebesar S$ 1,3 juta (atau setara dengan Rp 9.312 juta) dan S$ 2 juta (atau setara dengan Rp 13.961 juta).
As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding loan from this facility amounted to S$ 1.3 million (or equivalent to Rp 9,312 million) and S$ 2 million (or equivalent to Rp 13,961 million), respectively.
Bank Central Asia
Bank Central Asia
MNCSV
MNCSV
Pada tahun 2007, MNCSV memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA sebagai berikut:
In 2007, MNCSV obtained credit facilities from BCA, as follows:
Fasilitas kredit investasi I dan II sebesar Rp 90.000 juta, jatuh tempo masing-masing pada tanggal 1 Mei 2012 dan 7 Juni 2011.
Investment Credit Facility I and II amounting to Rp 90,000 million, will be due on May 1, 2012 and June 7, 2011, respectively.
Fasilitas kredit rekening koran maksimum Rp 10.000 juta, jatuh tempo 25 April 2009 dan tidak diperpanjang lagi.
Overdraft facility with maximum amount of Rp 10,000 million with a term up to April 25, 2009 and was not extended.
Fasilitas kredit rekening koran dengan kredit maksimum Rp 10.000 juta dan fasilitas L/C (Usance L/C dan Sight L/C) dengan kredit maksimum US$ 6 juta keduanya jatuh tempo pada tanggal 25 April 2009.
Overdraft facility at a maximum amount of Rp 10,000 million and Usance and Sight L/C at a maximum amount of US$ 6 million and both matured on April 25, 2009.
- 65 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Tingkat bunga pinjaman berkisar antara 10% 11,5% per tahun (berdasarkan cost of fund dari bank).
The credit facilities bear interest rates ranging from 10% - 11.5% per annum (based on bank’s cost of fund).
Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan berupa gedung Wisma Indovision milik PT. Datakom Asia, mesin dan peralatan penyiaran milik MNCSV yang terletak di Wisma Indovision dan jaminan dari Perusahaan untuk membayar tanpa syarat apapun sekaligus melunasi apabila MNCSV tidak mampu membayar pinjaman.
The loan is secured by land and building of Wisma Indovision owned by PT. Datakom Asia, broadcasting equipment owned by MNCSV at Wisma Indovision and corporate guarantee of the Company to pay unconditionally and settle the loan, in case the MNCSV is unable to pay its loan.
Berdasarkan Security Sharing Agreement tanggal 17 September 2009, BCA setuju untuk berbagi dengan SCB atas jaminan untuk utang milik MNCSV kepada BCA berdasarkan “BCA Facility Agreement” dan SCB berdasarkan “SCB Facility Agreement” (Catatan 16).
Based on Security Sharing Agreement dated September 17, 2009, BCA agreed to share with SCB the asset collaterals above, as joint collateral, to secure both the obligations of MNCSV to BCA under the “BCA Facility Agreement” and SCB under the “SCB Facility Agreement” (Note 16).
Tanpa persetujuan tertulis dari Bank, MNCSV tidak diperkenankan antara lain: memperoleh pinjaman baru kecuali untuk pengadaan transponder satelit dan transaksi dengan pihak atau perusahaan berelasi; memberikan pinjaman kepada pihak lain, kecuali dalam rangka menjalankan usaha; mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan pembayaran kepada pengadilan; melakukan investasi di luar bisnis inti; menjual aset tetap; melakukan merger; melakukan perubahan usaha; membagikan dan mengumumkan pembagian dividen; mengubah anggaran dasar dan pemegang saham; dan melakukan penurunan modal disetor.
Without written consent from the Bank, MNCSV is restricted to, among other things; obtain new loans except for satellite transponder supply and transaction with affiliated party or company; grant loans, except in the normal course of business; propose a bankruptcy or delay payment to the court; invest in noncore business; dispose of assets; undertake merger; change the business; distribute and declare dividend; change the articles of association; and decrease its paid-up capital.
MNCSV telah memenuhi semua covenant di atas, termasuk atas perolehan pinjaman jangka pendek dari BRI yang baru diperoleh MNCSV pada tahun 2011 (Catatan 16). MNCSV telah mendapatkan surat persetujuan dari BCA dan SCB atas perolehan pinjaman jangka pendek tersebut.
MNCSV is in compliance with all the above covenants, including for the new drawdown shortterm loans from BRI in 2011 (Note 16). MNCSV has received written consent from BCA and SCB for the new short-term loans drawdown.
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008, MNCSV mempunyai saldo utang untuk fasilitas kredit I dan II masing-masing sebesar Rp 7.372 juta, Rp 38.934 juta, Rp 84.367 juta dan Rp 129.800 juta.
As of December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008, MNCSV has outstanding loan from BCA for the credit facility I and II amounting to Rp 7,372 million, Rp 38,934 million, Rp 84,367 million and Rp 129,800 million, respectively.
Infokom
Infokom
Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 107 tanggal 20 Mei 2005, Infokom memperoleh fasilitas Kredit Investasi dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 106.000 juta dan digunakan untuk membiayai pembangunan stasiun transmisi. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 47 tanggal 15 Pebruari 2007.
Based on Credit Agreement No. 107 dated May 20, 2005, Infokom obtained Credit Investment facility with a maximum amount of Rp 106,000 million and was used to finance the construction of transmitter station. The agreement was amended several times, most recently by deed No. 47 dated February 15, 2007.
Pinjaman ini berjangka waktu 5 tahun terhitung sejak Infokom melakukan penarikan, dengan tingkat bunga 11,75% per tahun dan dijamin dengan tanah, bangunan, peralatan penyiaran, pengalihan/cessie atas segala hak yang dimiliki Infokom berdasarkan perjanjian kerja sama, piutang, saham dan rekening operasional dan penampungan.
This loan has terms of 5 years effective from the first drawdown, bears interest at 11.75% per annum and secured by land, building, broadcast equipment, transfer/cessie of any rights of Infokom based on contract agreement, accounts receivable, shares and operational and escrow accounts.
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008, utang Infokom kepada BCA masing-masing sebesar Rp 6.231 juta, Rp 19.235 juta, Rp 34.299 juta dan Rp 47.607 juta.
As of December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008, Infokom’s loans payable to BCA amounted to Rp 6,231 million, Rp 19,235 million, Rp 34,299 million and Rp 47,607 million, respectively.
- 66 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited
Berdasarkan Secured Facility Agreement tanggal 18 Desember 2007, MNCSV’s memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (kreditur) sebesar US$ 75 juta dengan jangka waktu 44 bulan, terhitung sejak tanggal pinjaman diberikan. Tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 2% + LIBOR, yang dibayar setiap tiga bulan. Pinjaman ini akan dipergunakan untuk ekspansi usaha Pay TV di Indonesia dan/atau juga untuk membayar biaya yang timbul sehubungan pinjaman ini.
Based on Secured Facility Agreement dated December 18, 2007, MNCSV obtained term loan facility from Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (the Lender) amounting to US$ 75 million. The facility will mature in 44 months since the first utilization date and bears interest rate of 2% + LIBOR, which is payable quarterly. MNCSV shall apply all amounts borrowed towards the expansion of the Pay TV Business in Indonesia and/or the payment of any facility related fees.
Berdasarkan Transfer Certificate tanggal 17 Juni 2010, Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (in liquidation) dan MNCSV setuju untuk mentransfer semua termasuk komitmen, hak (termasuk, tetapi tidak terbatas pada hak dan interest yang tercantum dalam Transaction Security) dan liabilitas sehubungan dengan Secured Facility Agreement yang terdahulu, termasuk semua utang yang masih terutang sebesar US$ 75 juta kepada Perusahaan.
Based on the Transfer Certificate dated June 17, 2010, Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (in liquidation) and MNCSV agree to transfer to the latter any and all of the former’s commitments, rights, (including but not limited to, rights and interests in respect of the Transaction Security) and obligations under or in connection with the previous Secured Facility Agreement, including all of its participation in the outstanding loan being US$ 75 million to the Company.
Berdasarkan perubahan pada Secured Facility Agreement yang baru, Perusahaan dan MNCSV setuju untuk merubah beberapa pasal dari Secured Facility Agreement terdahulu. Berdasarkan Cancellation of Warrant Agreement tanggal 17 Juni 2010, Perusahaan dan MNCSV setuju untuk menghapus semua klausa sehubungan dengan waran.
Based on the amendment to the new Secured Facility Agreement, the Company and MNCSV agreed to amend several subsections of the previous Secured Facility Agreement. Also, based on the cancellation of Warrant Agreement dated June 17, 2010, the Company and MNCSV agreed to delete all clauses pertaining to the warrants.
Pada tanggal 12 Juli 2010, Reliancever Holdings Inc (“RH”) menandatangani perjanjian partisipasi dengan Perusahaan sehubungan dengan secured loan facility sebesar US$ 75 juta kepada MNCSV, dimana RH akan berpartisipasi sebesar 17,33% dari perjanjian pinjaman atau senilai US$ 13 juta dengan menggunakan dana yang ditempatkan sebagai aset keuangan lainnya - lancar dari MNCSV. Oleh karena itu, saldo terutang MNCSV kepada Perusahaan berkurang menjadi US$ 62 juta.
On July 12, 2010, Reliancever Holdings Inc (“RH”) entered into a participation agreement with the Company in relation to the US$ 75 million secured loan facility to MNCSV wherein RH will participate on the 17.33% of the loan agreement or equal to US$ 13 million using the fund placed as other financial assets – current from MNCSV. Accordingly, the outstanding balance owed by MNCSV to the Company was reduced to US$ 62 million.
Pada tanggal 22 Nopember 2010, MNCSV telah melakukan pembayaran lebih awal utang dan bunga yang dananya berasal dari penerbitan obligasi yang dijamin dan bersifat senior (Catatan 22) sebesar US$ 59,2 juta. Sisa saldo terutang sebesar US$ 2,8 juta dilunasi pada tanggal 8 Desember 2010 menggunakan dana operasional MNCSV.
On November 22, 2010, MNCSV has paid the existing loan and interest with proceed from the issuance of Senior Guaranteed Notes (Note 22) amounting to US$ 59.2 million. The remaining balance of US$ 2.8 milion was paid on December 8, 2010 using the cash proceed from operations of MNCSV.
Pinjaman Jangka Panjang Lainnya
Other long-term loans
Pinjaman jangka panjang lainnya merupakan pembiayaan kendaraan bermotor dalam Rupiah yang diperoleh entitas anak dari beberapa bank dan perusahaan pembiayaan dengan jangka waktu 48 bulan dan tingkat bunga antara 12% 15,75% per tahun. Pinjaman dijamin dan kendaraan bermotor yang dibeli dengan pinjaman tersebut dan telah dilunasi seluruhnya pada tahun 2010.
Other long-term loans represent vehicle financing facilities in Rupiah obtained by certain subsidiaries from certain banks and finance companies with a term of 48 months and interest rates ranging from 12% - 15.75% per annum. These loans are secured by the related vehicles and was fully paid in 2010.
- 67 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
21. LIABILITAS SEWA PEMBIAYAAN
21. FINANCE LEASE OBLIGATIONS
Akun ini merupakan liabilitas sewa pembiayaan entitas anak, untuk pembiayaan menara pemancar, kendaraan bermotor dan peralatan penyiaran. Transaksi ini diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan karena secara substantial seluruh risiko dan manfaat terkait dengan pemilikan aset sewa tersebut beralih kepada entitas anak.
This account represents lease liabilities of subsidiaries in relation with the financing of tower transmitter, motor vehicles, and broadcasting equipment by other finance companies. The leases were classified as finance lease since substantially all the risks and rewards incidental to the ownership of the leased assets were transferred to the subsidiaries.
Jumlah pembayaran minimum sewa dan nilai kini pembayaran minimum sewa adalah sebagai berikut:
The total of future minimum lease payments and present value of future minimum lease payments are as follows:
31 Des/Dec 31, 2010
2011 Tidak lebih dari 1 tahun Lebih dari 1 tahun sampai dengan 2 tahun Lebih dari 2 tahun
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
14.497
10.657
8.208
251
11.337 5.595
8.585 4.442
4.558 2.347
12.388 6.093
Not later than 1 year Later than 1 year but not later than 2 years Later than 2 years
Jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha Dikurangi beban keuangan di masa depan
31.429 (4.948)
23.684 (4.246)
15.113 (2.890)
18.732 (1.269)
Total mimimum lease payments Less finance charges in the future
Nilai kini pembayaran minimum sewa Dikurangi yang jatuh tempo dalam satu tahun
26.481 (12.100)
19.438 (8.140)
12.223 (6.491)
17.463 (7.481)
Present value of minimum lease payments Net of current maturities
Liabilitas jangka panjang
14.381
11.298
5.732
9.982
Liabilitas sewa pembiayaan dibayar setiap bulan dan dijamin dengan aset yang dibiayai dengan liabilitas sewa pembiayaan tersebut (Catatan 14).
Lease liabilities are repayable every month and secured by the related leased assets (Note 14).
22. UTANG OBLIGASI
22. BONDS PAYABLE
31 Des/Dec 31, 2010
2011 Obligasi yang Dijamin dan Bersifat Senior, US$ 165 juta tahun 2011 dan 2010, setelah dikurangi biaya diskonto dan emisi pinjaman belum diamortisasi Guaranteed Secured Notes , US$ 142,7 juta tahun 2010, 2009 dan US$ 143 juta tahun 2008, setelah dikurangi biaya diskonto dan emisi pinjaman belum diamortisasi
Noncurrent maturities
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
1.447.957
1.245.604
-
-
-
1.271.552
1.311.368
1.511.551
Senior Secured Guaranteed Notes, US$ 165 million in 2011 and 2010, net of unamortized discount and bonds issuance costs Guaranteed Secured Notes, US$ 142.7 million in 2010, 2009 and US$ 143 million in 2008, net of unamortized discount and bonds issuance costs
Jumlah Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
1.447.957
2.517.156
1.311.368
1.511.551
Total
-
1.271.552
-
-
Bagian jangka panjang
1.447.957
1.245.604
1.311.368
1.511.551
- 68 -
Less: current maturities Long-term portion
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Obligasi yang Dijamin dan Bersifat Senior
Senior Secured Guaranteed Notes
Pada tanggal 16 Nopember 2010, entitas anak, Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH), menerbitkan obligasi yang dijamin dan bersifat senior sebesar US$ 165 juta. Obligasi ini ditawarkan pada 100.00% dari nilai nominal dengan tingkat bunga tetap 12,75% per tahun yang dibayar setiap 6 bulan dimuka mulai 16 Mei 2011 dan selanjutnya 16 Nopember 2011. Obligasi ini berjangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 16 Nopember 2015. Obligasi ini tercatat di The Singapore Exchange Securities Trading Limited. Obligasi ini dijamin oleh MNCSV, Aerospace Satellite Corporation B.V., entitas anak, dan PT. Media Citra Indostar. Jaminan tersebut tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan.
On November 16, 2010, Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH), a subsidiary, issued Senior Secured Guaranteed Notes amounting to US$ 165 million. These notes were issued at 100.00% of face value with fixed interest at 12.75% per annum payable every 6 months in arrears commencing on May 16, 2011 and November 16, 2011 for the next payment. The notes have a term of five years and are due on November 16, 2015. The notes were offered at 100.00% of the nominal value and are listed on The Singapore Exchange Securities Trading Limited. The notes payable are unconditionally and irrevocably guaranteed by MNCSV, Aerospace Satellite Corporation B.V., a subsidiary, and PT. Media Citra Indostar.
Dana dari penerbitan obligasi ini digunakan untuk pembelian satelit, melunasi utang kepada Perusahaan dan sisanya untuk belanja modal dan keperluan umum lainnya.
The proceeds from the notes issuance was used to purchased satellite transponder and repay in full certain loan facilities owed to the Company and the remaining amount for capital expenditures and general corporate purposes.
Sejumlah US$ 90,8 juta dari penerimaan kotor obligasi akan dimasukkan dalam escrow sambil menunggu MNCSV mendapatkan persetujuan yang dibutuhkan sehubungan pembelian satelit. Pada tanggal 1 Desember 2010 MNCSV telah mendapatkan persetujuan yang dibutuhkan, sehingga sejumlah US$ 90,8 juta telah digunakan untuk pembayaran pembelian satelit (Catatan 42d).
An amount equal to US$ 90.8 million from the gross proceeds of the notes will be held in escrow pending the receipt by MNCSV of all relevant approvals required in connection with the purchase of the satellite transponder. On December 1, 2010, MNCSV obtained all the necessary approvals, therefore the amount of US$ 90.8 million was released for payment of the satellite (Note 42d).
Obligasi ini telah memperoleh hasil pemeringkatan “B” dari Standard and Poor’s Rating Services dan “B2” dari Moody’s Investor Services Inc.
The notes obtained a bond rating of “B” from Standard and Poor’s Rating Services and “B2” from Moody’s Investor Services Inc.
ASCH dapat membeli kembali seluruh obligasi tersebut setiap saat sebelum tanggal 16 Nopember 2013 dengan harga 100% nilai nominal dengan premi tertentu dan bunga terutang sampai dengan tanggal pembelian kembali. ASCH akan mengumumkan pemberitahuan pembelian kembali seluruh obligasi tidak kurang dari 30 hari kalender dan tidak lebih dari 60 hari kalender.
At any time prior to November 16, 2013, ASCH may at its option redeem the notes, in whole but not in part, at a redemption price equal to 100% of the principal amount of the notes plus the applicable premium as of the redemption date, and accrued and unpaid interest, if any, to the redemption date. ASCH will give not less than 30 calendar days nor more than 60 calendar days notice of any redemption.
Selain itu, ASCH dapat membeli kembali maksimal sebanyak 35% dari nilai pokok awal obligasi tersebut setiap saat setelah tanggal 16 Nopember 2013 dengan harga (dinyatakan dalam persentase jumlah pokok obligasi) 112,75% ditambah beban bunga yang masih harus dibayar pada saat pembelian kembali obligasi tersebut, dimana pembelian kembali ini dilakukan dengan menggunakan uang yang diperoleh dari qualified IPO.
At any time subsequent to November 16, 2013, ASCH may at its option on one or more occasions redeem notes in an aggregate principal amount not to exceed 35% of the aggregate principal amount of the notes originally issued with the net cash proceeds from a qualified IPO at a redemption price (expressed as a percentage of principal amount) of 112.75%, plus accrued and unpaid interest to the redemption date.
- 69 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
ASCH harus mempertahankan agar rekening yang dibatasi penggunaannya memiliki saldo minimum sama dengan jumlah cadangan bunga sampai dengan obligasi dibayar seluruhnya. Pada setiap tanggal pembayaran bunga, dana dari rekening yang dibatasi penggunaannya dapat ditarik untuk pembayaran bunga yang telah jatuh tempo. Dalam waktu 2 hari kerja setelah tanggal pembayaran bunga, ASCH atau MNCSV akan menaruh kembali sejumlah uang pada rekening yang dibatasi penggunaannya untuk mempertahankan saldo minimum jumlah cadangan bunga.
ASCH shall maintain a minimum balance equal to the interest reserve amount in the interest reserve account until the notes have been repaid in full. On each interest payment date, funds from the interest reserve account may be withdrawn for the payment of interest due on the notes. Within 2 business days immediately following each interest payment date, ASCH or MNCSV will deposit in the interest reserve account funds in an amount sufficient to restore the balance on deposit in the interest reserve fund to at least the interest reserve amount.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo rekening yang dibatasi penggunaannya adalah masing-masing sebesar US$ 10.528.965 (atau setara dengan Rp 95.477 juta) dan US$ 10.518.750 (atau setara dengan Rp 94.574 juta), yang tercatat sebagai “rekening bank yang dibatasi penggunaannya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
The balance of such interest fund as of December 31, 2011 and 2010 amounted to US$ 10,528,965 (or equivalent to Rp 95,477 million) and US$ 10,518,750 (or equivalent to Rp 94,574 million), respectively, and is shown as “restricted cash in bank” in the consolidated statements of financial position.
Jumlah biaya perolehan pinjaman adalah sebesar US$ 6.455.798 dan disajikan bersih dengan utangnya serta diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Total debt issuance cost amounted to US$ 6,455,798 and included in the carrying amount of the notes and amortized using the effective interest method.
Guaranteed Secured Notes
Guaranteed Secured Notes
Pada tanggal 12 September 2006, MNC B.V., entitas anak, menerbitkan Guaranteed Secured Notes (Notes) sejumlah US$ 168 juta, jatuh tempo 12 September 2011. Notes ini tercatat di Bursa Efek Singapura.
On September 12, 2006, MNC B.V., a subsidiary, issued Guaranteed Secured Notes (the Notes) amounting to US$ 168 million, due on September 12, 2011. The Notes are listed at the Singapore Stock Exchange.
Dana tersebut digunakan untuk pelunasan pinjaman RCTI kepada Deutsche Bank, Cabang Hong Kong sebesar US$ 78 juta; pelunasan awal obligasi RCTI sebesar US$ 18 juta; pembayaran utang CTPI kepada pihak ketiga sebesar US$18 juta, dana untuk tambahan akuisisi 25% saham CTPI sebesar US$ 25 juta serta untuk modal kerja dan pengeluaran lainnya.
The proceeds were used to pay RCTI’s loan from Deutsche Bank, Hong Kong Branch amounting to US$ 78 million; early redemption of RCTI’s bonds amounting to US$ 18 million; payment of CTPI’s payable to third parties amounting to US$ 18 million; fund for additional acquisition cost of 25% share interest in CTPI amounting to US$ 25 million; and also for working capital purposes and other expenditures.
Pada bulan Juni 2007, MNC membeli kembali Notes sebesar US$ 25 juta. Kemudian pada bulan Pebruari 2009, MNC membeli kembali Notes sebesar US$ 300.000.
In June 2007, MNC redeemed the Notes of US$ 25 million. While in February 2009, MNC reedemed the Notes of US$ 300,000.
Biaya yang berhubungan dengan penerbitan Notes sebesar US$ 11.560.204, termasuk diskonto sebesar US$ 3.148.320, dicatat sebagai diskonto dan biaya emisi pinjaman serta diamortisasi secara garis lurus selama periode Notes untuk periode sebelum 2010 dan dengan metode suku bunga efektif untuk periode dimulai 1 Januari 2010. Diskonto dan biaya emisi pinjaman yang belum diamortisasi dicatat sebagai pengurang nilai nominal Notes.
The costs incurred in relation to the issuance of the Notes amounting to US$ 11,560,204, including discount of US$ 3,148,320, were recorded as discount and debt issuance cost and amortized using straight line method over the term of the Notes for the period before 2010 and with effective interest rate method for the period starting January 1, 2010. Unamortized discount and debt issuance cost are recorded as deduction from the Notes’ face value.
Pada tanggal 12 September 2011, MNC B.V. telah melunasi seluruh Notes tersebut.
On September 12, 2011, MNC B.V. has fully paid all the Notes.
- 70 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
23. LIABILITAS JANGKA PANJANG LAINNYA
23. OTHER NONCURRENT LIABILITIES
31 Des/Dec 31, 2010
2011
2009
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
Liabilitas imbalan pasca kerja (Catatan 37) Lain-lain
133.056 1.153
111.353 14.975
111.672 1.574
90.539 919
Post-employment benefits obligation (Note 37) Others
Jumlah
134.209
126.328
113.246
91.458
Total
24. MODAL SAHAM
Nama pemegang saham PT. Bhakti Investama Tbk UOB Kay Hian (Hong Kong) Ltd. MediaCorp Investments Pte., Ltd Masyarakat dan koperasi (di bawah 5%)
24. CAPITAL STOCK Jumlah saham/ Number of shares
31 Des/Dec 31 , 2011 Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah modal disetor/ Total paid-up capital stock
7.111.938.500 1.463.050.000 851.651.000
51,36% 10,57% 6,15%
711.194 146.305 85.165
4.419.636.050
31,92%
441.964
Jumlah
13.846.275.550
100,00%
1.384.628
Nama pemegang saham
Jumlah saham/ Number of shares
PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Masyarakat dan koperasi (di bawah 5%)
31 Des/Dec 31 , 2010 Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah modal disetor/ Total paid-up capital stock
7.111.938.500 1.694.459.340 851.651.000 716.615.110
51,65% 12,31% 6,18% 5,20%
711.194 169.446 85.165 71.662
3.395.550.600
24,66%
339.554
Jumlah
13.770.214.550
100,00%
1.377.021
Nama pemegang saham
Jumlah saham/ Number of shares
PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Masyarakat dan koperasi (di bawah 5%) Jumlah
31 Des/Dec 31 , 2009 Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah modal disetor/ Total paid-up capital stock
7.058.875.000 1.778.659.340 851.651.000 718.615.110
51,29% 12,92% 6,19% 5,22%
705.888 177.866 85.165 71.862
3.355.099.100
24,38%
335.509
13.762.899.550
100,00%
1.376.290
- 71 -
Name of stockholders PT. Bhakti Investama Tbk UOB Kay Hian (Hong Kong) Ltd. MediaCorp Investments Pte., Ltd Public and cooperatives (below 5% each) Total
Name of stockholders PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Public and cooperatives (below 5% each) Total
Name of stockholders PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Public and cooperatives (below 5% each) Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Nama pemegang saham PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Deutsche Bank AG, London Astroria Developments Limited Masyarakat dan koperasi (di bawah 5%) Jumlah
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
1 Jan 2009/31 Des 2008/ Jan 1, 2009/Dec 31, 2008 Jumlah Persentase Jumlah modal saham/ kepemilikan/ disetor/ Number of Percentage of Total paid-up shares ownership capital stock 7.058.875.000 1.778.659.340 800.096.500 759.218.500 714.615.110
51,31% 12,93% 5,82% 5,52% 5,19%
705.888 177.866 80.010 75.921 71.461
2.645.640.100
19,23%
264.564
13.757.104.550
100,00%
1.375.710
Name of stockholders PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Deutsche Bank AG, London Astroria Developments Limited Public and cooperatives (below 5% each) Total
Perubahan modal saham Perusahaan pada tahun 2011, 2010 dan 2009 berasal dari penerbitan 76.061.000, 7.315.000 dan 5.795.000 lembar melalui pelaksanaan opsi saham oleh karyawan (Catatan 39).
Changes in the Company’s capital stock in 2011, 2010 and 2009 resulted from the issuance of 76,061,000, 7,315,000 and 5,795,000 shares through exercise of the employee stock options (Note 39).
Saham Diperoleh Kembali
Treasury Stock
Perusahaan
The Company
Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan pembelian kembali saham Perusahaan sebanyak 138.011.000 saham atau 1% dari modal ditempatkan dan disetor dengan biaya perolehan sebesar Rp 126.347 juta.
In 2011, the Company repurchased 138,011,000 shares or 1% of its issued and paid-up capital with acquisition cost of Rp 126,347 million.
Pada tahun 2010, Perusahaan melakukan pembelian kembali saham Perusahaan sebanyak 202.771.000 saham atau 1,47% dari modal ditempatkan dan disetor dengan biaya perolehan sebesar Rp 73.700 juta.
In 2010, the Company repurchased 202,771,000 shares or 1.47% of its issued and paid-up capital with acquisition cost of Rp 73,700 million.
Pada tahun 2009, Perusahaan melakukan pembelian kembali saham Perusahaan sebanyak 25.933.500 saham atau 0,19% dari modal ditempatkan dan disetor dengan biaya perolehan sebesar Rp 6.442 juta.
In 2009, the Company repurchased 25,933,500 shares or 0.19% of its issued and paid-up capital with acquisition cost of Rp 6,442 million.
Entitas Anak
Subsidiaries
Pada tahun 2011 dan 2010, beberapa entitas anak membeli saham Perusahaan dari pasar sekunder sebanyak 357.159.000 lembar dan 6.702.500 lembar dengan biaya perolehan masing-masing sebesar Rp 348.529 juta dan Rp 4.357 juta. Investasi tersebut dicatat sebagai investasi tersedia untuk dijual dalam laporan keuangan entitas anak. Dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, investasi tersebut dicatat sebagai saham diperoleh kembali.
In 2011 and 2010, certain subsidiaries purchased Company’s shares from the secondary market totaling to 357,159,000 shares and 6,702,500 shares with acquisition costs of Rp 348,529 million and Rp 4,357 million, respectively. These shares are recorded as investment in available for sale in the subsidiaries financial statement. In the consolidated statements of financial position, these investments are recorded as treasury stocks.
- 72 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
25. AGIO SAHAM
25. ADDITIONAL PAID-UP CAPITAL
Akun ini merupakan agio saham yang berasal dari:
31 Des/Dec 31, 2010
2011 Penerbitan saham baru tanpa HMETD tahun 2007 Penawaran umum terbatas saham Tahun 2004 Tahun 1995 Konversi obligasi menjadi saham pada tahun 1994 Pelaksanaan opsi saham karyawan Pembagian saham bonus tahun 2006 Jumlah
This account represents additional paid-up capital from:
2009
760.334
760.334
760.334
760.334
533.956 150.000
533.956 150.000
533.956 150.000
533.956 150.000
25.875
25.875
25.875
25.875
86.971
49.988
48.891
46.064
(649.507)
(649.507)
(649.507)
(649.507)
Issuance of new shares without pre-emptive rights in 2007 Limited offering of shares In 2004 In 1995 Conversion of bonds into shares in 1994 Exercise of the employee stock options Distribution of bonus shares in 2006
907.629
870.646
869.549
866.722
Total
26. MODAL SUMBANGAN
26. DONATED CAPITAL
Akun ini merupakan modal sumbangan yang diterima dari Sankyu International Co. Ltd. pada tahun 1987 sebesar Rp 410 juta.
This account represents Rp 410 million donation received from Sankyu International Co. Ltd. in 1987.
27. KOMPONEN EKUITAS LAINNYA
27. OTHER EQUITY COMPONENTS
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak/ Difference due to change in equity of subsidiaries
Saldo per 1 Januari 2009 Pencabutan PSAK 40
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
Komponen ekuitas lainnya/ Other equity component Laba (rugi) yang Selisih Perubahan belum direalisasi kurs ekuitas dari pemilikan karena entitas efek/ penjabaran anak lainnya/ Unrealized Other laporan gain (loss) on changes keuangan/ available-for-sale Translation in equity securities adjustment of subsidiaries
Jumlah/ Total
1.617.403 (1.617.403)
(128.257) -
(6.329)
1.623.732
1.489.146 -
Saldo per 1 Januari 2009 setelah pencabutan PSAK 40 Jumlah laba rugi komprehensif Perubahan ekuitas entitas anak
-
(128.257) 128.257 -
(6.329) (15.125) -
1.623.732 (196.247)
Balance at January 1, 2009 1.489.146 after the revocation of PSAK 40 113.132 Total comprehensive income (196.247) Change in equity of subsidiaries
Saldo per 31 Desember 2009 Jumlah laba rugi komprehensif Perubahan ekuitas entitas anak
-
2.076 -
(21.454) (47.037) -
1.427.485 (63.496)
1.406.031 Balance at December 31, 2009 (44.961) Total comprehensive income (63.496) Change in equity of subsidiaries
Saldo per 31 Desember 2010 Jumlah laba rugi komprehensif Perubahan ekuitas entitas anak
-
2.076 26.254 -
(68.491) (8.906) -
1.363.989 208.517
1.297.574 17.348 208.517
Balance at December 31, 2010 Total comprehensive income Change in equity of subsidiaries
Saldo per 31 Desember 2011
-
28.330
(77.397)
1.572.506
1.523.439
Balance at December 31, 2011
- 73 -
Balance at January 1, 2009 Revocation of PSAK 40
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
28. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI
28. NON-CONTROLLING INTERESTS Kepentingan non-pengendali atas aset bersih entitas anak/ Non-controlling interest in net assets of subsidiaries
31 Des/Dec 31, 2010 *)
2011
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
MNC dan entitas anak MNCSV dan entitas anak Infokom dan entitas anak
2.557.386 234.384 109
2.018.901 213.645 186
1.819.408 365.586 347
1.903.199 313.513 437
Jumlah
2.791.879
2.232.732
2.185.341
2.217.149
MNC and its subsidiaries MNCSV and its subsidiaries Infokom and its subsidiaries Jumlah
Kepentingan non-pengendali atas laba bersih entitas anak/ Non-controlling interest in net income of subsidiaries 2011 2010 *) 2009 MNC dan entitas anak MNCSV dan entitas anak Infokom dan entitas anak
363.745 20.739 (77)
Jumlah
384.407
*)
220.591 51.217 (161)
122.271 52.073 (90)
271.647
Disajikan kembali - Catatan 47
174.254 *)
29. PENDAPATAN BERSIH
MNC and its subsidiaries MNCSV and its subsidiaries Infokom and its subsidiaries Jumlah
As restated – Note 47
29. NET REVENUES 2011
2010
2009
Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Lainnya
5.324.320 1.737.846 90.795 9.974
4.783.234 1.411.850 102.020 29.410
3.857.351 1.054.887 121.370 1.297
Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure Others
Pendapatan bersih
7.162.935
6.326.514
5.034.905
Net revenues
30. BEBAN LANGSUNG
30. DIRECT COSTS 2011
Media berbasis konten dan iklan Beban program dan penyiaran Layanan pesan singkat Media cetak Penyusutan dan amortisasi Media berbasis pelanggan Beban pokok program Penyusutan dan amortisasi Gaji dan kesejahteraan karyawan Lainnya Media pendukung dan infrastruktur Penyusutan Lainnya Jumlah
2010
2009
2.010.806 291.206 123.557 99.783
1.870.792 385.605 117.377 64.761
1.553.513 488.341 98.776 94.395
486.366 374.987
467.256 250.827
425.518 203.700
114.558 317.330
104.943 236.130
85.332 176.103
62.432 38.665
56.284 36.642
40.450 50.134
3.919.690
3.590.617
3.216.262
- 74 -
Content and advertising based media Program and broadcasting expenses Short messaging services Print media Depreciation and amortization Subscribers based media Cost of programs Depreciation and amortization Salaries and employee welfare Others Media support and infrastructure Depreciation Others Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
31. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Gaji dan tunjangan Iklan dan pemasaran Penyusutan Listrik, air dan telepon Perbaikan dan pemeliharaan Jasa profesional Imbalan pasca kerja Pengangkutan dan perjalanan Sewa Beban piutang ragu-ragu Pajak dan perizinan Asuransi Beban kantor Lainnya Jumlah
31. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2011
2010
2009
552.789 215.424 117.701 74.467 50.966 50.106 46.309 46.143 38.487 13.426 8.964 8.283 1.676 88.438
487.363 152.160 190.293 61.586 56.062 45.427 18.744 38.743 47.499 10.071 24.568 7.082 1.733 114.683
427.423 218.193 78.299 28.220 47.312 44.277 29.630 37.100 46.911 6.881 17.780 7.503 37.197 82.012
1.313.179
1.256.014
1.108.738
32. BEBAN KEUANGAN
Beban bunga Amortisasi biaya pinjaman Arrangement fee dan premi swap Lain-lain Jumlah
2011
2010
2009
334.796
281.278
295.028
9.749
12.429
12.469
28.371
18.918 19.763
34.346 -
372.916
332.388
341.843
2011
Jumlah
Total
32. FINANCE CHARGES
33. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN LAIN-LAIN
Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih Bagian laba (rugi) bersih entitas asosiasi Amortisasi goodwill Kerugian pelepasan investasi (Catatan 12) Lain-lain - bersih
Salaries and allowances Advertising and marketing Depreciation Electricity, water and telephone Repairs and maintenance Professional fees Post-employment benefits Freight and transportation Rent Provision for doubtful accounts Taxes and licenses Insurance Office expense Others
(12.100)
Interest expenses Amortization of debt issuance cost Arrangement fee and swap premium Others Total
33. OTHER GAINS AND LOSSES 2010
2009
90.812
374.447
(675) -
(53) (96.296)
428 (96.994)
7.229
17.371
(109.085) 17.192
(5.546)
11.834
185.988
- 75 -
Gain (loss) on foreign exchange - net Income (loss) from associates Amortization of goodwill Loss on disposal of investments (Note 12) Others - net Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
34. PAJAK PENGHASILAN
34. INCOME TAX
Beban pajak Perusahaan dan entitas anak terdiri dari: 2011
Expense of the Company and its subsidiaries consists of the following: 2010
2009
Pajak kini - Entitas anak Pajak tangguhan Perusahaan Entitas anak
421.012
89.648
183.604
5.986 5.767
1.226 254.213
6.705 69.113
Beban pajak - bersih
432.765
345.087
259.422
Current tax - Subsidiaries Deferred tax The Company Subsidiaries Tax expense - net
Pajak Kini
Current Tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba (rugi) fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income before tax per consolidated statements of comprehensive income and fiscal gain (loss) of the Company is as follows:
2011 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba entitas anak sebelum pajak penghasilan
2010
2009 Income before tax per consolidated statements of comprehensive income
1.596.535
1.195.599
590.884
(1.618.642)
(1.239.069)
(762.201)
Income before tax of subsidiaries
(22.107)
(43.470)
(171.317)
5.578 5.200 3.619 887 (406) 31.171
82 (2.943) 553 1.290 161 49.231
1.871 2.438 114.650 352 271 834 42.867
Loss before tax of the Company Nondeductible expenses (nontaxable income) Post-employment benefits Amortization of debt issuance cost Investment fees Property and equipment Rental Donations and contributions Others
Laba (rugi) fiskal Perusahaan Rugi fiskal tahun sebelumnya
23.942 (210.838)
4.904 (215.742)
(8.034) (207.708)
Fiscal gain (loss) of the Company Prior year's fiscal loss carryforward
Akumulasi rugi fiskal Perusahaan
(186.896)
(210.838)
(215.742)
Accumulated fiscal loss carryforward
Rugi sebelum pajak Perusahaan Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Imbalan pasca kerja Amortisasi biaya emisi pinjaman Biaya investasi Aset tetap Sewa Sumbangan dan kontribusi Lainnya
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, utang pajak penghasilan (PPh) badan merupakan utang PPh badan entitas anak. Perusahaan mengalami rugi fiskal sehingga tidak terdapat taksiran pajak penghasilan.
On December 31, 2011, 2010 and 2009, income tax payable represents the subsidiaries’ income tax payable. The Company was in fiscal loss position, therefore, no provision for corporate income tax was made.
- 76 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 27 April 2010, MNI memperoleh Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh Badan sebesar Rp 905 juta dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPN, PPh pasal 21 dan PPh pasal 23 dan PPh pasal 4(2) dengan jumlah Rp 133 juta. Lebih bayar PPh Badan tersebut digunakan untuk melunasi kurang bayar pajak lainnya, dan sisanya akan dikompensasi dengan SKPKB PPN tahun 2006 sebesar Rp 780 juta.
On April 27, 2010, MNI received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) for corporate income tax amounting to Rp 905 million, and Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) for Value Added Tax (VAT) and income tax article 21, 23 and 4(2) totalling Rp 133 million. The overpayment was used to offset other tax underpayment, and the remaining will be compensated with SKPKB Value Added Tax of 2006 amounted to Rp 780 million.
Pada bulan April 2010, CTPI menerima Surat Ketetapan Pajak untuk semua jenis pajak tahun 2008, dengan jumlah pajak kurang bayar sebesar Rp 16.027 juta. CTPI telah mengajukan keberatan atas liabilitas pajak tersebut dan sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian keberatan masih dalam proses.
On April 2010, CTPI received Tax Assessment Letter covering all 2008 taxes, with total underpayment of Rp 16,027 million. CTPI filed an Objection Letter and as of the issuance date of these consolidated financial statements, the objection is still in process.
Pada tanggal 27 Maret 2009, MNI memperoleh Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh Badan untuk tahun buku 2007 sebesar Rp 686 juta dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh pasal 21 dan PPh pasal 23 dengan jumlah Rp 123 juta. Lebih bayar PPh Badan tersebut digunakan untuk melunasi kurang bayar pajak lainnya, dan sisanya akan dikompensasi dengan SKPKB PPN tahun 2006. Pada tanggal 31 Agustus 2009, MNI mengajukan permohonan banding atas SKPKB PPN tahun 2006 sebesar Rp 1.885 juta dan sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, MNI belum menerima keputusan apapun yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak.
On March 27, 2009, MNI received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) for corporate income tax for the year 2007 amounting to Rp 686 million, and Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) for Value Added Tax (VAT) and income tax article 21 and 23 totalling Rp 123 million. The overpayment was used to offset other tax underpayment, and the remaining will be compensated with SKPKB Value Added Tax of 2006. On August 31, 2009, MNI filed an appeal letter on SKPKB Value Added Tax of 2006 amounting to Rp 1,885 million and as of the issuance date of these consolidated financial statements, MNI has not yet received any decision from the Tax Service Office.
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Beban pajak tangguhan Perusahaan dan entitas anak adalah sebagai berikut:
Deferred tax expense of the Company and its subsidiaries are as follows:
2011 Pajak tangguhan Perusahaan Entitas anak Beban pajak tangguhan - bersih
2010
2009
5.986 5.767
1.226 254.213
6.705 69.113
Deferred tax The Company Subsidiaries
11.753
255.439
75.818
Deferred tax expense - net
- 77 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Aset Pajak Tangguhan
Deferred Tax Assets
Aset pajak tangguhan merupakan jumlah bersih setelah diperhitungkan dengan liabilitas pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax assets after deducting the deferred tax liabilities of the same business entity as follows:
2011 Perusahaan Akumulasi rugi fiskal Entitas anak Liabilitas imbalan pasca kerja Aset tetap Akumulasi rugi fiskal Piutang Persediaan Amortisasi biaya pinjaman Lainnya Aset pajak tangguhan - bersih
31 Des/Dec 31, 2010
2009
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
46.724
52.710
53.935
60.640
15.043 10.996 5.686 3.461 270 4.205
13.368 8.632 9.727 10.125 (560) (1.645)
10.140 6.998 30.082 2.211 320 (1.010) 13.056
8.449 9.635 48.617 2.174 320 (1.701) 19.905
86.385
92.357
115.732
148.039
The Company Accumulated fiscal losses Subsidiaries Post-employment benefits obligation Property and equipment Accumulated fiscal losses Accounts receivable Inventory Amortization of borrowing cost Others Deferred tax assets - net
Liabilitas Pajak Tangguhan
Deferred Tax Liabilities
Akun ini merupakan liabilitas pajak tangguhan entitas anak setelah diperhitungkan dengan aset pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax liabilities of subsidiaries after deducting the deferred tax asset of the same business entity as follows:
2011
31 Des/Dec 31, 2010
2009
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
Entitas anak Liabilitas imbalan pasca kerja Piutang Persediaan Aset tetap Amortisasi biaya pinjaman Akumulasi rugi fiskal Lainnya
17.648 5.867 323 (111.802) (13.366) (24.513)
14.274 5.900 323 (102.225) (2.076) (36.319)
13.253 4.249 323 (87.820) (4.224) (2.582)
10.875 3.101 362 (52.259) (6.397) 13.790 (963)
Subsidiaries Post-employment benefits obligation Receivable Inventory Property and equipment Amortization of borrowing cost Accumulated fiscal losses Others
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
(125.843)
(120.123)
(76.801)
(31.491)
Deferred tax liabilities - net
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, Perusahaan dan entitas anak mengakui aset pajak tangguhan atas akumulasi rugi fiskal masingmasing sebesar Rp 52.410 juta, Rp 62.437 juta dan Rp 84.017 juta karena manajemen memperkirakan bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat digunakan melalui kompensasi laba kena pajak di masa datang.
As of December 31, 2011, 2010 and 2009, the Company and its subsidiaries recognized deferred tax asset on accumulated fiscal losses amounting to Rp 52,410 million, Rp 62,437 million and Rp 84,017 million, respectively, since the management expects that the deferred tax asset can be utilized against income tax in the future periods.
Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008 pengganti UU Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan.
Based on Law No. 36 year 2008 on Income Taxes, the new corporate tax rate is set at flat rate of 28% effective January 1, 2009 and 25% effective from January 1, 2010. Accordingly, deferred tax assets and liabilities has been adjusted to the tax rates that are expected to apply at the period when the asset is realized or liability is settled, based on the tax rates that will be enacted.
- 78 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Rekonsiliasi antara jumlah beban pajak dan hasil perkalian laba sebelum pajak dengan tarif pajak dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between the net tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rate to income before tax of the per consolidated statements of comprehensive income is as follows:
2011
2010
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
1.596.535
1.195.599
590.884
Laba sebelum pajak entitas anak
(1.618.642)
(1.239.069)
(762.201)
Income before tax of subsidiaries
Rugi sebelum pajak Perusahaan
(22.107)
(43.470)
(171.317)
Loss before tax of the Company
(5.527)
(10.868)
(49.622)
11.513
12.094
47.616
Manfaat pajak sesuai tarif pajak yang berlaku Dampak pajak atas beban yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Penyesuaian saldo pajak tangguhan sehubungan dengan pembetulan rugi fiskal tahun sebelumnya
2009 Income before tax per consolidated statements of comprehensive income
Benefit at effective tax rate Tax effect of non-deductible expenses Adjustment on deferred tax balance due to correction of prior year fiscal loss
-
-
8.711
Jumlah beban pajak Perusahaan Beban pajak entitas anak
5.986 426.779
1.226 343.861
6.705 252.717
Total tax expense of the Company Tax expense of subsidiaries
Jumlah beban pajak
432.765
345.087
259.422
Total tax expense
35. LABA PER SAHAM
35. EARNINGS PER SHARE
Perhitungan laba per saham dasar dan dilusian didasarkan pada data berikut:
The calculations of the basic and diluted earnings per share are based on the following data:
Laba
Earnings
2011 Laba bersih tahun berjalan
2010
779.363
578.865
2009 157.208
Net income for the year
Lembar saham
Number of shares
Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar dan dilusian adalah sebagai berikut:
The weighted average number of shares outstanding (denominator) for the computation of basic and diluted earnings per share were as follows:
2011 lembar/shares Saldo awal Rata-rata tertimbang saham yang diterbitkan melalui opsi saham karyawan Rata-rata tertimbang saham diperoleh kembali Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan laba per saham dasar Jumlah saham bersifat dilusi dari opsi saham karyawan Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan laba per saham dilusian
2010 lembar/shares
2009 lembar/shares
13.770.214.550
13.800.606.124
13.757.104.550
42.631.850
3.893.055
2.670.191
(409.561.538)
(167.898.646)
(3.634.422)
13.403.284.862
13.636.600.533
13.756.140.319
170.948.710
9.263.760
9.610.962
13.574.233.572
13.645.864.293
13.765.751.281
- 79 -
Beginning balance Weighted average number of shares issued through the employee stock option Weighted average number of treasury stock Total weighted average number of shares for the purpose of basic earnings per share Number of dilutive potential share from employee stock options Total weighted average number of shares outstanding for the purpose of diluted earnings per share
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
36. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM
36. CASH DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE
a.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan No. 368 tanggal 27 April 2011 dari Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2010 sebesar Rp 10 per saham atau sejumlah Rp 135.629 juta dan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 1.000 juta.
a.
Based on the minutes of the Company’s Annual Stockholders’ General Meeting as stated in Deed No. 368 dated April 27, 2011 of Sutjipto S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2010 amounting to Rp 10 per share or a total Rp 135,629 million and the appropriation of general reserve amounting to Rp 1,000 million.
b.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan No. 308 tanggal 27 April 2010 dari Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 5 per saham atau sejumlah Rp 68.116 juta dan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 1.000 juta.
b.
Based on the minutes of the Company’s Annual Stockholders’ General Meeting as stated in Deed No. 308 dated April 27, 2010 of Sutjipto S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2009 amounting to Rp 5 per share or a total of Rp 68,116 million and the appropriation of general reserve amounting to Rp 1,000 million.
c.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan No. 153 tanggal 18 Juni 2009 dari Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 3,5 per saham atau sejumlah Rp 48.153 juta.
c.
Based on the minutes of the Company’s Annual Stockholders’ General Meeting as stated in Deed No. 153 dated June 18, 2009 of Sutjipto S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2008 amounting to Rp 3.5 per share or a total of Rp 48,153 million.
37. IMBALAN PASCA KERJA
37. POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Selain itu, Perusahaan juga memberikan imbalan pasca kerja lainnya kepada karyawan yang sudah bekerja untuk jangka waktu tertentu, sebagaimana tercantum pada Kontrak Kerja Bersama.
The Company provides post-employment benefits for its qualifying employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. In addition the Company also provided long-term benefits for employees attaining certain number of years of services as stated in the Labor Agreement.
Program Pensiun Iuran Pasti
Defined Contribution Pension Plan
Perusahaan menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA). Iuran ini berasal dari 3,6% - 4% gaji pokok yang dibayarkan karyawan, sedangkan sisanya sebesar 6% - 8% dibayarkan oleh Perusahaan dari penghasilan dasar karyawan, tergantung masa kerjanya.
The Company provides contributory pension plan for all of its permanent employees. The plan is managed by Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA). Contribution to the pension plan consists of a payment of 3.6% - 4% of basic salary paid by the employee and 6% - 8% contributed by the Company of basic salary and depending on years of service.
- 80 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Beban pensiun Perusahaan yang timbul dari Program Pensiun Iuran Pasti adalah sebesar Rp 6.438 juta pada tahun 2011.
The Company’s pension expense arising from the contributory pension plan amounted to Rp 6,438 million in 2011.
Program Pensiun Imbalan Pasti
Defined Post-Employment Benefits
Perusahaan dan beberapa entitas anak menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Program ini memberikan imbalan pasca kerja berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (Danapera) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 382/KM.17/1996 tanggal 15 Oktober 1996. Pendiri Danapera adalah Perusahaan dan entitas anak merupakan mitra pendiri. Pendanaan program pensiun berasal dari kontribusi pemberi kerja dan karyawan masingmasing sebesar 9,75% dan 4% dari penghasilan dasar karyawan.
The Company and certain subsidiaries established a defined benefit pension plan covering all their permanent employees. The plan provides pension benefits based on years of service and salaries of the employees. The pension plan is managed by Dana Pensiun Bimantara (Danapera) which deed of establishment had been approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. 382/KM.17/1996 dated October 15, 1996. Danapera’s founders are the Company, with the subsidiaries as cofounders. Pension plan is funded by contributions from both employer and employee at the rate of 9.75% and 4%, respectively of the employees’s basic salary.
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:
Amounts charged to consolidated statements of comprehensive income with respect to the pension plan is as follows:
2011
2010
2009
Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian aktuarial bersih Hasil yang diharapkan dari aset program Penyesuaian atas aset yang dibatasi penggunaannya
6.055 7.175 (1.622) (10.004)
10.857 11.762 15.631 (31.137)
8.214 13.244 8.300 (26.053)
18.108
4.417
4.806
Current service cost Interest cost Net actuarial losses Expected return on plan asset Adjustment for restriction on plan assets
Jumlah
19.712
11.530
8.511
Total
Mutasi aset bersih program pensiun di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal tahun Iuran dibayar tahun berjalan Beban pensiun tahun berjalan Aset bersih
Movement in the net asset of pension plan recognized in the consolidated statements of financial position are as follows: 2010
2009
(19.338) (374) 19.712
(20.879) (9.989) 11.530
(20.979) (8.411) 8.511
Beginning of the year Contribution paid in the current year Amount charged to income
-
(19.338)
(20.879)
Net asset
- 81 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Program pensiun iuran pasti dihitung oleh PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo dan PT. Eldridge Gunaprima Solution, aktuaris independen, dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:
Umur pensiun normal Tabel mortalita Tingkat kenaikan gaji dasar pensiun per tahun Tingkat diskonto per tahun
The defined benefit pension plan is calculated by PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo and PT. Eldridge Gunaprima Solution, independent actuaries, based on the following key assumptions:
2011
2010
2009
55 tahun/years CSO - 1980
55 tahun/years CSO - 1980
55 tahun/years CSO - 1980
6% - 8% 5,9% - 8,1%
5% - 10% 8,1% - 11%
7% - 8% 10%
Normal pension age Mortality table Salary increment rate per annum Discount rate per annum
Imbalan Pasca Kerja Lain
Other Post-Employment Benefits
Perusahaan dan entitas anak, kecuali RCTI, juga menghitung dan membukukan estimasi imbalan pasca kerja untuk seluruh karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 yang berlaku.
The Company and its subsidiaries, except for RCTI also calculates and records estimated postemployment benefits for all of its qualifying employees in accordance with Labor Law No. 13/2003.
RCTI mengakui tambahan liabilitas imbalan pasca kerja selain program pensiun, sesuai kebijakannya berupa kekurangan antara imbalan pasca kerja berdasarkan program pensiun dengan imbalan berdasarkan kebijakan RCTI.
RCTI recognized the cost of providing other postemployment benefits in accordance with its policy such as shortage of benefits provided by the pension plan against the benefits based on RCTI’s policy.
Beban imbalan pasca kerja lain dan imbalan kerja panjang lainnya yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah:
Amounts recognized in the consolidated statements of comprehensive income with charged respect to other post-employment benefits and other long-term benefits are as follows:
2011
2010
2009
Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Biaya pemutusan Keuntungan aktuarial bersih
20.477 11.822 201 767 (6.670)
18.358 10.436 (4) 2.039 (23.964)
17.303 9.083 892 941 (418)
Current service cost Interest costs Past service cost Termination cost Net actuarial gains
Jumlah
26.597
6.865
27.801
Total
- 82 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Liabilitas sehubungan dengan imbalan pasca kerja lain adalah sebagai berikut:
2011
Obligations with respect to other post-employment benefits are as follows:
31 Des/Dec 31, 2010
2009
Nilai kini kewajiban tanpa pendanaan Kerugian aktuarial belum diakui Biaya jasa lalu belum diakui
173.709 (29.634) (11.019)
117.025 (7.509) 1.837
117.309 (10.939) 5.302
Present value of unfunded obligations Unrecognized actuarial losses Unrecognized past service cost
Liabilitas - Bersih
133.056
111.353
111.672
Net Liabilities
Mutasi liabilitas bersih dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
2011
Movements in the net liabilities recognized in the consolidated statements of financial position are as follows:
2010
2009
Saldo awal tahun Pembayaran manfaat Beban tahun berjalan
111.353 (4.894) 26.597
111.672 (7.184) 6.865
90.539 (6.668) 27.801
Saldo akhir tahun
133.056
111.353
111.672
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo dan PT. Eldridge Gunaprima Solution. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat mortalitas Umur pensiun normal
Beginning of the year Benefits payment Amount charged to income End of year
The cost of providing post-employment benefits is calculated by independent actuaries, PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo and PT. Eldridge Gunaprima Solution. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
2011
2010
2009
6,12% - 11%
7% - 10,5%
9% - 12%
5% - 10% CSO - 1980 dan/and TMII 55 tahun
5% - 10% CSO - 1980 dan/and TMII 55 tahun
5% - 10% CSO - 1980 dan/and TMII 55 tahun
Perusahaan dan entitas anak memberikan imbalan kerja jangka panjang lainnya dalam bentuk cuti besar untuk tahun 2011, 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp 2.386 juta, Rp 2.133 juta dan Rp 1.880 juta. Imbalan kerja jangka panjang lainnya didasarkan pada masa kerja.
Discount rate per annum Future salary increment rate per annum Mortality rate Normal pension age
The Company and its subsidiaries provide other long-term benefits such as grand leaves amounting to Rp 2,386 million, Rp 2,133 million and Rp 1,880 million in 2011, 2010 and 2009, respectively. Other long-term benefit was determined based on years of service.
- 83 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
38. AKUISISI ENTITAS ANAK a.
38. ACQUISITIONS OF SUBSIDIARIES
Pada tanggal 15 Juli 2011, MNCN telah mengakuisisi 90% saham RSSS. Kepemilikan non-pengendali (10%) diakui pada tanggal akuisisi yang diukur dari nilai wajar kepentingan non-pengendali sejumlah Rp 300 juta. Estimasi nilai wajar ditetapkan dengan metode pendapatan. Pada saat tanggal akuisisi RSSS, nilai wajar aset yang diperoleh dan liabilitas sebagai berikut:
a.
On July 15, 2011, MNCN acquired 90% ownership in RSSS. The non-controlling interests (10%) recognized at acquisition date was measured by reference to the fair value of the non-controlling interests and amounted to Rp 300 million. The fair value was estimated by applying an income approach. As of the date of the acquisition of RSSS, the fair value of assets acquired and liabilities are as follows:
RSSS
b.
Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tidak lancar Liabilitas
275 2.817 (92)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Non current assets Liabilities
Nilai wajar aset bersih
3.000
Fair value of the net assets
Biaya akuisisi Kepentingan nonpengendali pada nilai wajar atas aset neto teridentifikasi diperoleh Nilai wajar aset teridentifikasi yang diperoleh
14.000 300 (3.000)
Acquisition cost Non-controlling interests on fair value of identifiable net asset acquired Fair value of identifiable net assets acquired
Goodwill yang timbul dari akuisisi
11.300
Goodwill arising from acquisition
Biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh
(14.000) 112
Acquisition cost Cash and cash equivalents acquired
Arus kas keluar bersih
(13.888)
Net cash outflow on acquisition
Pada bulan Juni 2010, Perusahaan menukar obligasi wajib tukar sebesar Rp 1.432.445 juta dengan 1.525.268.700 lembar saham atau 24,54% saham MNCSV (Catatan 12). Perolehan sebagian kepemilikan Perusahaan di MNCSV ini dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian berdasarkan nilai wajar aset bersih MNCSV pada tanggal 30 Juni 2010, sebagai berikut:
b.
In June 2010, the Company has exchanged mandatory exchangeable bonds amounting to Rp 1,432,445 million with 1,525,268,700 shares or 24.54% MNCSV’s shares (Note 12). Acquisition of majority ownership in MNCSV is accounted for using the purchase method based on the fair value of MNCSV’s net assets on June 30, 2010, as follows:
MNCSV Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill positif (Catatan 15)
203.158 1.229.287
Fair value of net assets acquired Goodwill positive (Note 15)
Jumlah biaya perolehan
1.432.445
Total acquisition cost
1.432.445
The completion of acquisition cost through the exchange mandatory exchangeable bonds (MEB)
Penyelesaian biaya perolehan melalui penukaran obligasi wajib tukar (MEB) Tidak terdapat arus kas yang keluar dalam penukaran MEB ini.
There was no cash out flow from MEB's exchange.
- 84 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tahun 2010, MNC dan entitas anak juga melakukan transaksi akuisisi entitas anak sebagai berikut:
c.
In 2010, MNC and its subsidiaries also acquired certain subsidiaries as follows:
Pada tanggal 13 Januari 2010, LTON, entitas anak, telah membeli 50,01% saham Letang Game Ltd (Letang). Pembayaran secara tunai sebesar US$ 3,315 juta dilakukan pada saat dicapainya kesepakatan akuisisi dan sisanya akan dibayar pada tahun 2011 dan 2012, setelah mempertimbangkan kinerja Letang atas beberapa target keuangan dan operasional.
On January 13, 2010, LTON, a subsidiary, has acquired 50.01% shares of Letang Game Ltd (Letang). Payment of US$ 3,315 million in cash upon the closing of the acquisition and the remainder to be paid in 2011 to 2012 after taking into account Letang’s performance on certain financial and operational milestones.
Pada tanggal 17 Maret 2010, MIMEL bersama-sama dengan LTON telah mengakuisisi 75% saham biasa Innoform Media Pte Ltd (Innoform), senilai S$ 9,75 juta. Bagian kepemilikan MIMEL adalah 25% dan LTON sebesar 50%. Pada Juni 2010, LTON menambah kepemilikan dengan 25% membeli saham baru yang diterbitkan oleh Innoform. Dengan demikian, kepemilikan MIMEL turun menjadi 12,5% dan LTON meningkat menjadi 75%.
On March 17, 2010, MIMEL jointly with LTON completed the acquisition of 75% of the shares of Innoform Media Pte Ltd (Innoform), for a total amount of S$ 9.75 million. MIMEL was apportioned 25% ownership and LTON was apportioned 50% ownership. In June 2010, LTON increased ownership by 25% through purchase of new shares issued by Innoform. The MIMEL ownership decreased to 12.5% and LTON increased to 75%.
Pada tanggal 31 Agustus 2010, MNC bersama dengan MIMEL dan LTON telah mengakuisisi 100% saham PT. Linktone Indonesia (Linktone). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian berdasarkan nilai wajar aset Linktone.
On August 31, 2010, MNC, MIMEL and LTON acquired 100% shares PT. Linktone Indonesia (Linktone). This acquisition was accounted for using the purchase method base on the fair value of the net assets of Linktone.
Pada tanggal 12 September 2010, MNCN telah mengakuisisi 34,7% saham PT. Radio Cakra Awigra (RCA). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian berdasarkan nilai wajar aset RCA.
On September 12, 2010, MNCN acquired 34.7% ownership in PT. Radio Cakra Awigra (RCA). This acquisition was accounted for using the purchase method base on the fair value of the net assets of RCA.
Pada tanggal 15 Desember 2010, MNCN telah mengakuisisi 75% saham PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan merode pembelian berdasarkan nilai wajar aset RARH.
On December 15, 2010, MNCN acquired 75% shares PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH). This acquisition was accounted for using the purchase method base on the fair value of the net assets of RARH.
- 85 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Nilai wajar asset bersih entitas anak di atas pada tanggal akuisisi adalah sebagai berikut: Letang
The fair value of each those subsidiaries on the acquisition date are as follows:
Innoform
Linktone
RCA
RARH
Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tetap - bersih Aset lain-lain Liabilitas
7.782 712 22.283 (2.606)
14.012 29.213 73.083 (55.058)
39.600 3.459 59.993 (44.326)
2.510 1.390 (2.750)
Nilai wajar aset bersih
28.171
61.250
58.726
1.150
(1.939) Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
14.088 48.596
38.282 26.269
58.726 174.361
399 1.101
(1.454) Fair value of the net assets acquired 10.454 Goodwill
Jumlah biaya perolehan
62.684
64.551
233.087
1.500
9.000
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui: Pembayaran tunai di tahun 2010 Utang
30.331 32.353
64.551 -
233.087 -
500 1.000
9.000 -
Settlement of acquisition cost through: Cash payment in 2010 Payable
Jumlah biaya perolehan
62.684
64.551
233.087
1.500
9.000
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010: Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh Arus kas keluar bersih
5.385 21 (7.345)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Property and equipment - net Other assets Liabilities
(30.331) 539
(64.551) (233.087) 14.012 3.245
(500) 128
Net cash outflow on the acquisition in 2010: (9.000) Cash payment of acquisition cost 78 Cash and cash equivalents acquired
(29.792)
(50.539) (229.842)
(372)
(8.922)
39. PROGRAM OPSI SAHAM KARYAWAN
Net cash outflows
39. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN
Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 7 tanggal 7 Juni 2000 dari Notaris Imas Fatimah, SH, para pemegang saham menyetujui Program Pemilikan Saham Karyawan (ESOP). ESOP diberikan kepada karyawan kunci Perusahaan dan entitas anak dalam 3 fase. Jumlah hak opsi sebanyak 38.839.000 atau 3,82% dari jumlah saham beredar Perusahaan dan dialokasikan dalam tiga tahap yaitu: Tahap A sebanyak 11.651.700 hak opsi; Tahap B dan C masing-masing sebanyak 13.593.650 hak opsi. Setiap hak opsi memberikan hak untuk membeli 1 (satu) saham baru Perusahaan. Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 28 tanggal 17 April 2001 dari Notaris Imas Fatimah, SH, para pemegang saham menyetujui harga pelaksanaan opsi sebesar Rp 1.330. Hak opsi ini tidak dapat dialihkan dan diperdagangkan.
Based on the Company’s extraordinary general meeting of stockholders, as stated in Deed No. 7 dated June 7, 2000, of Notary Imas Fatimah, SH, the stockholders approved the Employee Stock Option Plan (ESOP). The ESOP is granted to the key employees of the Company and its subsidiaries in three phases. The total option amounts to 38,839,000 or 3.82% of the total outstanding shares of the Company and is allocated to three plans: Plan A with 11,651,700 options; Plans B and C with 13,593,650 options each. Each option entitles the holder to purchase one (1) new share of the Company. Based on the Company’s extraordinary general meeting of the stockholders as stated in Deed No. 28 dated April 17, 2001, of Notary Imas Fatimah SH, the stockholders agreed on the exercise price of Rp 1,330. Such options are nontransferable and nontradable.
Berdasarkan Keputusan Direktur No. 001.Kep.Dir/ BC-CL/X/06 tanggal 6 Oktober 2006, para direktur Perusahaan menyetujui penyesuaian harga pelaksanaan opsi dari Rp 1.330 menjadi Rp 665 sehubungan dengan pelaksanaan pembagian saham bonus pada tahun 2006.
Based on Director’s Decision No. 001.Kep.Dir/BCCL/X/06 dated October 6, 2006, the directors of the Company agreed to adjust the exercise price from Rp 1,330 to Rp 665 in relation to the distribution of stock bonus in 2006.
Berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 005Kom ESOP/MCOM-HR/VII/07 tanggal 19 Juli 2007, Komite ESOP menyetujui penyesuaian harga pelaksanaan opsi dari Rp 665 menjadi Rp 133 dan melakukan penyesuaian atas jumlah hak ESOP sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan nominal saham pada tahun 2007.
Based on ESOP’s Committee Decision No. 005-Kom ESOP/MCOM-HR/VII/07 dated July 19, 2007, ESOP’s Committee agreed to adjust the exercise price from Rp 665 to Rp 133 and adjust the number of options in relation to stock spilt in 2007.
- 86 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 007-Kom ESOP/MCOM-HR./XII/08 tanggal 18 Desember 2008, Komite ESOP menyetujui untuk memperpanjang batas akhir pelaksanaan ESOP semula tanggal 31 Desember 2008 menjadi tanggal 1 Juli 2010 yang kemudian diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 01-Kom ESOP/MCOM-HR/XII/10 tanggal 15 Desember 2010.
Based on ESOP’s Committee Decision No. 007-Kom ESOP/MCOM-HR./XII/08 dated December 18, 2008, ESOP’s committee agreed to extend the due date to exercise ESOP from December 31, 2008 to July 1, 2010 which is extended again until December 31, 2011, based on ESOP’s Committee Decision No. 01-Kom ESOP/MCOM-HR/XII/10 dated December 15, 2010.
Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 309 tanggal 27 April 2010 dari Notaris Sutjipto S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris (EMSOP). EMSOP diberikan kepada karyawan kunci Perusahaan dan entitas anak dalam 4 fase. Jumlah hak opsi sebanyak 275.293.491 dan dialokasikan dalam empat tahap yaitu: Tahap I, II dan III masing-masing sebanyak 68.823.373 hak opsi; Tahap IV sebanyak 68.823.372 hak opsi. Setiap hak opsi memberikan hak untuk membeli 1 (satu) saham baru Perusahaan. Berdasarkan Keputusan Komite EMSOP No. 001-Kom EMSOP/Mcom-HR/I/11, para pemegang saham menyetujui harga pelaksanaan opsi untuk Tahap I, II dan III masing-masing sebesar Rp 396, Rp 631 dan Rp 631.
Based on the Company’s extraordinary general meeting of stockholders, as stated in Deed No. 309 dated April 27, 2010, of Notary Sutjipto S.H., M.Kn., the stockholders approved the Employee and Management Stock Option Plan (EMSOP). The EMSOP is granted to the key employees of the Company and its subsidiaries in four phases. The total option amounted to 275,293,491 and is allocated to four plans: Plan I, II and III with 68,823,373 options, respectively; Plan IV with 68,823,372 options. Each option entitles the holder to purchase one (1) new share of the Company. Based on EMSOP’s Committee Decision No. 001-Kom EMSOP/Mcom-HR/I/11, the stockholders agreed on the exercise price of Plan I, II and III amounts to Rp 396, Rp 631 and Rp 631, respectively. Such options are nontransferable and nontradable.
Berdasarkan Keputusan Komite EMSOP No. 006Kom EMSOP/Mcom-HR/VI/11, para pemegang saham menyetujui harga pelaksanaan opsi untuk Tahap IV sebesar Rp 725. Hak opsi ini tidak dapat dialihkan dan diperdagangkan.
Based on EMSOP’s Committee Decision No. 006-Kom EMSOP/Mcom-HR/VI/11, the stockholders agreed that the exercise price of Plan IV amounts to Rp 725. Such options are nontransferable and nontradable.
Mutasi opsi yang beredar adalah sebagai berikut:
Changes in outstanding options are as follows:
Jumlah opsi/ Number of rights Opsi beredar 1 Januari 2009 Opsi dieksekusi selama tahun 2009 Opsi beredar 31 Desember 2009 Opsi dieksekusi selama tahun 2010 Opsi beredar 31 Desember 2010 Opsi lama diberikan selama tahun 2011 Opsi baru diberikan selama tahun 2011 Opsi lama dieksekusi selama tahun 2011 Opsi baru dieksekusi selama tahun 2011
27.465.000 (5.795.000) 21.670.000 (7.315.000) 14.355.000 9.752.000 275.293.491 (24.107.000) (51.954.000)
Outstanding options at January 1, 2009 Options exercised in 2009 Outstanding options at December 31, 2009 Options exercised in 2010 Outstanding options at December 31, 2010 Previous options granted in 2011 New options granted in 2011 Previous options exercised in 2011 New options exercised in 2011
Opsi beredar 31 Desember 2011
223.339.491
Outstanding options at December 31, 2011
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, modal lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan opsi masing-masing sebesar Rp 16.553 juta, Rp 3.241 juta dan Rp 2.545 juta.
On December 31, 2011, 2010 and 2009, other capital in connection with the exercise of the option amounted to Rp 16,553 million, Rp 3,241 million and Rp 2,545 million.
- 87 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tahun 2011, perhitungan nilai wajar hak opsi EMSOP ini dilakukan oleh KJPP Felix Sutandar & Rekan, penilai independen. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut:
Tingkat suku bunga bebas risiko Periode opsi Perkiraaan ketidakstabilan harga saham
40. SIFAT DAN BERELASI
TRANSAKSI
DENGAN
In 2011, the fair value of EMSOP option calculation is calculate by KJPP Felix Sutandar & Rekan, an independent appraiser. Key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows:
6,00% 3 tahun/years 22,00%
PIHAK
Risk-free interest rate Option period Expected volatility of the share price
40. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat Pihak Berelasi
Nature of Relationship
a.
PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) merupakan pemegang saham mayoritas Perusahaan.
a.
PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) is the majority stockholder of the Company.
b.
Perusahaan merupakan pemegang saham mayoritas PT. MNC Sky Vision (MNCSV), PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT. Infokom Elektrindo (Infokom).
b.
The Company is the majority stockholder of PT. MNC Sky Vision (MNCSV), PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) and PT. Infokom Elektrindo (Infokom).
c.
Perusahaan yang pemegang saham akhirnya atau saham mayoritas sahamnya sama dengan pemegang saham Perusahaan adalah PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCI), PT. MNC Asset Management (MNCAM), PT. MNC Securities dan PT. MNC Finance.
c.
Companies which have the same ultimate stockholder or majority stockholder with the Company’s are PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCI), PT. MNC Asset Management (MNCAM), PT. MNC Securities and PT. MNC Finance.
d.
PT. Usaha Gedung Bimantara merupakan perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan.
d.
PT. Usaha Gedung Bimantara has the same members of management as the Company.
e.
CMI merupakan pemegang saham mayoritas PT. Optima Media Dinamika (Optima).
e.
CMI is the majority stockholder of PT. Optima Media Dinamika (Optima).
Pada tahun 2010, CMI telah melepas saham Optima, maka Optima bukan pihak berelasi dengan Perusahaan.
In 2010, CMI has released the shares of Optima, thus, it is not considered a related party of the Company.
e.
MNI merupakan pemegang saham minoritas PT. Media Nusantara Press.
f.
MNI is the minority stockholder of PT. Media Nusantara Press.
g.
Pihak berelasi yang mempunyai pemegang saham yang sama dengan MNSCV adalah PT. Datakom Asia.
g.
Related party which has the same stockholders of MNCSV is PT. Datakom Asia.
- 88 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi
Transactions Parties
a.
a.
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi, meliputi penjualan/pembelian barang dan jasa, persewaan gedung dan transaksi pembiayaan dengan pihak berelasi. Perusahaan dan entitas anak juga melakukan penempatan dana investasi dan perolehan pinjaman dana dari pihak berelasi. Pada tanggal pelaporan, saldo aset dan liabilitas yang timbul atas transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Catatan/ Note Aset keuangan lainnya - lancar
7
Piutang usaha PT. Media Nusantara Press PT. MNC Asset Management PT. Optima Media Dinamika Lainnya
8
Jumlah Utang usaha PT. Media Nusantara Press PT. Usaha Gedung Bimantara PT. Optima Media Dinamika Lainnya Jumlah
b.
2011
and
Balances
with
Related
In the normal course of business, the Company and its subsidiaries entered into certain transactions with related parties, including sales and purchases of goods and services, office building rental, and financing transactions with related parties. The Company and its subsidiaries also entered into placement of investments with and loans obtained from related parties. At reporting dates, assets and liabilities related to transactions with related parties are as follows:
31 Des/Dec 31, 2010
1 Jan 2009/ 31 Des 2008/ Jan 1, 2009/ Dec 31, 2008
2009
402.020
283.316
674.032
861.900
Other financial assets - current
25.298 269 9.984
22.616 134 3.205
20.844 34.397 8.167
73.672 34.923
Trade accounts receivable PT. Media Nusantara Press PT. MNC Asset Management PT. Optima Media Dinamika Others
35.551
25.955
63.408
108.595
4.074 3.356 211
2.356 2.594 3.756
7.307 6.823
17.971 43.312 4.320
Trade accounts payable PT. Media Nusantara Press PT. Usaha Gedung Bimantara PT. Optima Media Dinamika Others
7.641
8.706
14.130
65.603
Total
17
Perusahaan dan entitas anak juga mempunyai transaksi lain dengan pihak berelasi yaitu:
b.
Total
The Company and its subsidiaries also entered into other transactions with related parties among others, as follows:
Pemberian/penerimaan pinjaman dana tanpa bunga atas pembayaran lebih dahulu biaya Perusahaan dan entitas anak oleh pihak berelasi atau sebaliknya.
Obtaining/providing non-interest bearing loans arising from payments of expenses of the Company and its subsidiaries paid on their behalf by related parties or vice versa.
Transaksi dengan personil manajemen kunci meliputi pemberian pinjaman tanpa bunga termasuk pinjaman perumahan.
Transactions with key management personnels consisting of non-interest bearing loans including housing loans.
- 89 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perusahaan menyediakan manfaat pada Komisaris dan Direktur Perusahaan sebagai berikut:
c.
2011
Direksi dan karyawan kunci Imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca kerja Pembayaran berbasis saham Subjumlah Komisaris Imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca kerja Pembayaran berbasis saham Subjumlah Jumlah
2010
The Company provide benefits to the Commissioners and Directors of the Company as follows: 2009
8.455 196 1.866
8.933 214 -
10.801 214 59
10.517
9.147
11.074
4.865 134 4.276
4.516 296 267
4.954 260 424
9.275
5.079
5.638
19.792
14.226
16.712
41. INFORMASI SEGMEN
Directors and key management personnel Short-term employee benefits Post-employee benefits Share-based payment Subtotal Commissioners Short-term employee benefits Post-employee benefits Share-based payment Subtotal Total
41. SEGMENT INFORMATION
Pada tahun sebelumnya, informasi segmen dilaporkan berdasarkan segmen operasi. Efektif tanggal 1 Januari 2011, standar baru mewajibkan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan informasi yang dikaji ulang oleh pengambil keputusan operasional yang digunakan untuk tujuan alokasi sumber daya dan menilai kinerja segmen tersebut.
In prior years, the segment information reported was based on business and geographical segments. However, effective January 1, 2011, the new standard requires that operating segments be identified based on the information reviewed by the chief operating decision maker, which is used for the purpose of resources allocation and assessment of their operating segments performance.
Perusahaan dan entitas anak melaporkan segmensegmen berdasarkan PSAK 5 (revisi 2009) berdasarkan jasa yang diberikan, sama dengan segmen operasi pada standar sebelumnya:
The Company and its subsidiaries’ reportable segments under PSAK 5 (revised 2009) are based on their operating divisions; which is similar to the business segment under the previous standard:
a. b. c.
a. b. c.
media berbasis konten dan iklan media berbasis pelanggan media pendukung dan infrastruktur.
- 90 -
content and advertising based media subscribers based media media support and infrastructure.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen operasi:
The following are segment information based on the operating divisions: 2011
Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PENDAPATAN BERSIH Pendapatan eksternal Pendapatan antar segmen Pendapatan tidak dapat dialokasi
Media Berbasis Pelanggan/ Subscribers Based Media
Media pendukung dan infrastruktur/ Media support and infrastructure
Eliminasi/ Elimination
Jumlah/ Total NET REVENUES External revenues Intersegment revenues
5.324.320 66.153
1.737.846 -
90.795 69.425
(135.578)
7.152.961 -
Jumlah pendapatan bersih
5.390.473
1.737.846
160.220
(135.578)
7.162.935
Total net revenues
HASIL SEGMEN Hasil segmen yang tidak bisa dialokasi
2.798.968
444.605
-
3.233.271
SEGMENT RESULT Unallocated segment result
9.974
(10.302)
9.974
Jumlah hasil segmen
3.243.245
Beban umum dan administrasi Beban keuangan Penghasilan bunga Keuntungan dan kerugian lain-lain
(1.313.179) (372.916) 44.931 (5.546)
Laba sebelum pajak INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
4.213.980
4.895.520
83.103
(278.943)
Jumlah aset konsolidasian LIABILITAS Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasi
353.875
63.321
(278.943)
Jumlah liabilitas konsolidasian Penyusutan dan amortisasi Penyusutan Amortisasi
168.434 41.151
334.520 40.467
65.420 -
Subjumlah Penyusutan dan amortisasi yang tidak dapat dialokasi Jumlah
-
General and administrative expenses Finance charges Interest income Other gains and losses Income before tax
8.913.660 6.197.943
OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets Unallocated assets Total consolidated assets
1.767.674 2.528.141
LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities
4.295.815
Total consolidated liabilities
568.374 81.618 649.992 4.911 654.903
- 91 -
Total segment result
1.596.535
15.111.603
1.629.421
Unallocated revenues
Depreciation and amortization Depreciation Amortization Depreciation and amortization Unallocated depreciation and amortization Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) 2010
Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PENDAPATAN BERSIH Pendapatan eksternal Pendapatan antar segmen Pendapatan tidak dapat dialokasi
4.783.234 72.673
Media Berbasis Pelanggan/ Subscribers Based Media
Media pendukung dan infrastruktur/ Media support and infrastructure
1.411.850 -
102.020 75.235
Eliminasi/ Elimination
Jumlah/ Total
(147.908)
6.297.104 -
NET REVENUES External revenues Intersegment revenues
-
-
-
-
29.410
Jumlah pendapatan bersih
4.855.907
1.411.850
177.255
(147.908)
6.326.514
Total net revenues
HASIL SEGMEN Hasil segmen yang tidak bisa dialokasi
2.344.699
352.694
9.094
-
2.706.487 29.410
SEGMENT RESULT Unallocated segment result
Jumlah hasil segmen
2.735.897
Total segment result
Beban umum dan administrasi Beban keuangan Penghasilan bunga Keuntungan dan kerugian lain-lain
(1.256.014) (332.388) 36.270 11.834
General and administrative expenses Finance charges Interest income Other gains and losses
Laba sebelum pajak
1.195.599
Income before tax
6.939.484
OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets
7.415.835
Unallocated assets
INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
4.599.909
2.383.591
127.761
(171.777)
Jumlah aset konsolidasian LIABILITAS Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasi
14.355.319
2.579.540
2.169.947
131.932
(171.777)
35.563
Jumlah liabilitas konsolidasian Penyusutan dan amortisasi Penyusutan Amortisasi
4.709.642
4.745.205 166.002 79.798
250.827 -
4.199 -
Subjumlah Penyusutan dan amortisasi yang tidak dapat dialokasi Jumlah
-
421.028 79.798 500.826 5.055 505.881
- 92 -
Unallocated revenues
Total consolidated assets LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities Total consolidated liabilities Depreciation and amortization Depreciation Amortization Depreciation and amortization Unallocated depreciation and amortization Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) 2009
Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PENDAPATAN BERSIH Pendapatan eksternal Pendapatan antar segmen Pendapatan tidak dapat dialokasi
3.857.351 66.494
Media Berbasis Pelanggan/ Subscribers Based Media
Media pendukung dan infrastruktur/ Media support and infrastructure
1.054.887 12
121.370 57.415
Eliminasi/ Elimination
Jumlah/ Total
(123.921)
5.033.608 -
NET REVENUES External revenues Intersegment revenues
-
-
-
-
1.297
Jumlah pendapatan bersih
3.923.845
1.054.899
178.785
(123.921)
5.034.905
Total net revenues
HASIL SEGMEN Hasil segmen yang tidak bisa dialokasi
1.622.326
164.234
30.786
-
1.817.346 1.297
SEGMENT RESULT Unallocated segment result
Jumlah hasil segmen
1.818.643
Total segment result
Beban umum dan administrasi Beban keuangan Penghasilan bunga Keuntungan dan kerugian lain-lain
(1.108.738) (341.843) 36.834 185.988
General and administrative expenses Finance charges Interest income Other gains and losses
590.884
Laba sebelum pajak INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
7.640.147
2.188.032
543.576
(220.185)
3.329.619
Jumlah aset konsolidasian LIABILITAS Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasi
13.481.189
1.175.597
624.304
202.843
(220.185)
Jumlah liabilitas konsolidasian Penyusutan dan amortisasi Penyusutan Amortisasi
10.151.570
166.343 -
203.700 -
47.851 -
Subjumlah Penyusutan dan amortisasi yang tidak dapat dialokasi Jumlah
-
Income before tax OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets Unallocated assets Total consolidated assets
1.782.559
LIABILITIES Segment liabilities
2.462.666
Unallocated liabilities
4.245.225
Total consolidated liabilities
417.894 417.894 2.308 420.202
- 93 -
Unallocated revenues
Depreciation and amortization Depreciation Amortization Depreciation and amortization Unallocated depreciation and amortization Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
42. IKATAN DAN PERJANJIAN SIGNIFIKAN a.
42. COMMITMENTS AGREEMENTS
MNC Group mengadakan perjanjian dengan pihak sebagai berikut: 1)
a.
Perjanjian Lisensi dengan Buena Vista International Inc.
1)
License Agreement with Buena Vista International Inc. On September 29, 2009, MNC Group entered into an agreement with Buena Vista International Inc. for license of all Current/First Run Live Action Features and Animated Features, Re-run Live Action Features; Series; Special; Animated Features; and Direct to Video Titles (“Pictures”) owned and/or produced by Buena Vista International Inc. This agreement shall be valid from September 25, 2008 and for a few years ahead and subject to extension. In addition to such programs, MNC Group also entered into Commercial Deal Terms for MNC Kids and Family Program which shall be valid from February 14, 2010 and for a few years ahead and subject to extension.
Perjanjian Free Television Output Deal dengan Warner Bros International Television Distribution Inc.
2)
Pada tanggal 1 Juni 2011, MNC Group mengadakan perjanjian dengan Warner Bros International Television Distribution Inc. Perjanjian ini mulai berlaku sejak 15 Juni 2011 dimana MNC Group akan mendapatkan lisensi untuk programprogram milik Warner. 3)
SIGNIFICANT
MNC Group entered into agreements with the following parties:
Pada tanggal 29 September 2009, MNC Group mengadakan perjanjian dengan Buena Vista International Inc. untuk lisensi atas Current/First Run Live Action Features and Animated Features, Re-run Live Action Features; Series; Special; Animated Features; and Direct to Video Titles (“Pictures”) yang dimiliki dan/atau diproduksi oleh Buena Vista International Inc. Perjanjian ini berlaku sejak 25 September 2008, dan berlaku sampai beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang. Sebagai tambahan atas program, MNC Group juga mengadakan perjanjian Commercial Deal Terms for MNC Kids and Family Program yang mulai berlaku sejak tanggal 14 Pebruari 2010, dan berlaku sampai beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang. 2)
AND
Agreement for Free Television Output Deal with Warner Bros International Television Distribution Inc. On June 1, 2011, MNC Group entered into an agreement with Warner Bros International Television Distribution Inc. This agreement is valid from June 15, 2011 under which MNC Group will be granted a license to Warner’s program.
Perjanjian Lisensi dengan United European Football Association (UEFA)
3)
Pada tanggal 14 Juli 2010, RCTI, MNCSV dan MNC (sebagai penjamin), mengadakan Media Rights Agreement dengan United European Football Association untuk UEFA EURO 2012, UEFA EURO 2016, UEFA European Under 21 Championship and UEFA Women’s EURO. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 14 Juli 2010 sampai dengan tanggal 31 Desember di tiap tahunnya untuk masing-masing UEFA Championship yang berlangsung di tahun yang bersangkutan. RCTI dan MNCSV harus melakukan pembayaran tertentu untuk lisensi atas program-program tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam perjanjian. Perjanjian dijamin dengan corporate guarantee dari MNC.
License Agreement with United European Football Association (UEFA) On July 14, 2010, RCTI, MNCSV and MNC (as the Guarantor), entered into a Media Rights Agreement with United European Football Association for UEFA EURO 2012, UEFA EURO 2016, UEFA European Under 21 Championship and UEFA Women’s EURO. This agreement is valid from July 14, 2010, and shall in respect of each UEFA Championship expire on December 31 of the calendar year in which the relevant UEFA Championship is held. Both RCTI and MNCSV have to pay certain amount for the license for the program according to the agreement. This agreement is secured by corporate guarantee of MNC.
- 94 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
b.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
4)
Pada tanggal 16 Agustus 2010, MNC Grup telah mengadakan Binding Terms Sheet dengan ESPN Star Sports. Berdasarkan Binding Terms Sheet tersebut MNC Grup memiliki lisensi atas program FA Cup 2010/2011 dan 2011/2012 Season, Barclays Premier League Season 2010/2011, 2012/2013.
4)
On August 16, 2010, MNC Group has entered into Binding Terms Sheet with ESPN Star Sports. Based on Binding Terms Sheet, MNC Group has license program of FA Cup 2010/2011 and 2011/2012 Season, Barclays Premier League Season 2010/2011, 2012/2013.
5)
Pada tanggal 2 Agustus 2011, MNC Grup telah mengadakan perjanjian dengan Trans World International Inc. Berdasarkan perjanjian, MNC Grup memiliki lisensi atas program 2011 Sudirman Cup, 2011 World Championship, 2012 Thomas & Uber Cup, 2013 Sudirman Cup, 2013 World Championship.
5)
On August 2, 2011, MNC Group has entered into agreement with Trans World International Inc. Based on agreement, MNC Group has license program of 2011 Sudirman Cup, 2011 World Championship, 2012 Thomas & Uber Cup, 2013 Sudirman Cup, 2013 World Championship.
6)
Pada tanggal 13 Oktober 2011, MNC telah mengadakan Nota Kesepahaman dengan PT. Liga Prima Indonesia Sportindo. Berdasarkan Nota Kesepahaman tersebut, MNC Grup berhak untuk menyiarkan atau menayangkan Liga Prima atau Indonesia Premier League sekurangnya 282 pertandingan langsung melalui media milik MNC.
6)
On October 13, 2011, MNC has entered into a Memorandum of Understanding (MoU) with PT. Liga Prima Indonesia Sportindo. Under the MoU, MNC group have the rights to broadcast or publish Liga Prima or Indonesia Premier League for at least 282 games through MNC Media.
RCTI mengadakan perjanjian dengan pihakpihak sebagai berikut: 1)
2)
b.
Perjanjian Kerjasama dengan PT. Surya Citra Televisi (SCTV)
RCTI entered into agreements with the following parties: 1)
Agreement with Televisi (SCTV)
PT.
Surya
Citra
RCTI mengadakan perjanjian kerjasama dengan SCTV dalam kegiatan operasional siaran nasional (nation wide).
RCTI entered into an agreement with SCTV in relation to the nationwide telecasting activities.
RCTI dan SCTV bekerjasama untuk membiayai dan membeli secara bersamasama stasiun transmisi yang masingmasing pihak menanggung sebesar 50% untuk seluruh stasiun transmisi yang dibangun, dalam hal penyediaan tanah, gedung dan fasilitas stasiun transmisi tersebut serta beban operasional.
RCTI and SCTV collaborated to equally finance the acquisition of several transmission stations which were established, by procuring land, building and facilities and also equally bear the operation expenses.
Perjanjian Kerjasama dengan SCTV dan PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR)
2)
Agreement with SCTV and PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR)
RCTI mengadakan perjanjian kerjasama dengan SCTV dan INDOSIAR dalam kerjasama pembangunan dan operasional stasiun relay.
RCTI entered into a cooperation agreement with SCTV and INDOSIAR in developing and operating relay station.
RCTI, SCTV dan INDOSIAR, menyetujui untuk melaksanakan pembangunan dan pembelian peralatan stasiun relay dimana biaya pembangunan dan pembelian peralatan serta biaya operasional ditanggung bersama dan dibagi sama rata.
RCTI, SCTV and INDOSIAR, agreed to the acquisition and development of a relay station equipment. RCTI, SCTV and INDOSIAR shall equally bear the expenses related with the acquisition and development of the equipment and the operational expenses
- 95 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
3)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perjanjian Kerjasama Jasa Transponder dengan PT. INDOSAT, Tbk (Indosat)
3)
RCTI mengadakan perjanjian sewa Transponder Palapa dengan Indosat. Berdasarkan amandemen terakhir tanggal 1 Juni 2010, RCTI telah memperpanjang perjanjian ini sampai dengan tanggal 30 Juni 2013. 4)
RCTI had rented the Palapa Transponder with Indosat. Based on last amendment dated June 1, 2010, RCTI extended the agreement until June 30, 2013.
Perjanjian Kerjasama Jasa Transponder dengan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)
4)
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) setuju untuk memberikan jasa layanan transponder dengan menyewakan transponder untuk RCTI dengan bandwidth selebar 8 MHz pada sistem TELKOM-1. Berdasarkan perpanjangan perjanjian tanggal 12 Desember 2007, RCTI setuju untuk memperpanjang perjanjian tersebut selama 5 tahun terhitung sejak tanggal 1 Juli 2007 sampai dengan 30 Juni 2012. 5)
Perjanjian Lisensi dengan FOX
5)
License Agreement with FOX On December 20, 2006, RCTI entered into an agreement with FOX for license of Current Films, Current Television Programming and Library Films (“Pictures”) owned and/or produced by FOX. This agreement is valid from April 1, 2007. And pursuant to the Notice of Extension from FOX dated August 12, 2010, it has been extended for a few years ahead and subject to extension.
GIB mengadakan perjanjian dengan pihakpihak sebagai berikut: 1)
Transponder Joint Operation Agreement with PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) agree to provide transponder services renting out to RCTI with bandwidth of 8 MHz on TELKOM-1 system. Based on amendment dated December 12, 2007, RCTI has agreed to extend the agreement for 5 years, starting from July 1, 2007 until June 30, 2012.
Pada tanggal 20 Desember 2006, RCTI mengadakan perjanjian dengan Fox untuk lisensi Current Films, Current Television Programming dan Library Films (“Pictures”) yang dimilki dan/atau diproduksi oleh FOX. Perjanjian ini berlaku sejak 1 April 2007. Sesuai dengan pemberitahuan dari FOX tanggal 12 Agustus 2010, perjanjian ini berlaku sampai beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang. c.
Transponder Joint Operation Agreement with PT. INDOSAT, Tbk (Indosat)
c.
Perjanjian Kerjasama dengan PT. MTV Indonesia (MTVI), MTV Asia LDC (MTVA), dan Nickelodeon Asia Holdings Pte Ltd (NAH).
GIB entered into various agreements as follows: 1)
Pada tanggal 25 Pebruari 2010, GIB bersama-sama dengan MNC dan Viacom International Inc (“Viacom”) menandatangani Programming Content And Trade Mark License Agreement untuk hak eksklusif penayangan dan pembuatan branded block MTV dan Nick serta hak penggunaan trade mark MTV dan Nick untuk keperluan penyiaran di wilayah Indonesia. Perjanjian ini berlaku sampai dengan beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang.
Business Contract with PT. Indonesia (MTVI), MTV Asia (MTVA), and Nickelodeon Holdings Pte Ltd (NAH).
MTV LDC Asia
On February 25, 2010, GIB along with MNC and Viacom International Inc entered into Programming Content and Trademark License Agreement for an exclusive right in broadcasting and production of MTV and Nick Branded Block as well as the exploitation right of MTV and Nick trademark for broadcasting purpose in Indonesia Territory. This agreement is valid for a few years ahead and subject to extension.
- 96 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Berdasarkan perjanjian ini GIB, akan memberikan pembagian hasil kepada Viacom sebesar persentase tertentu dari penghasilan bersih yang didapat dari pelaksanaan perjanjian setelah dikurangi komisi agen, dan sebaliknya untuk penghasilan Pan Regional yang didapat oleh Viacom terhadap penayangan dan penjualan iklan-iklan Pan regional yang ditayangkan di Global TV, GIB akan mendapatkan pembagian hasil sebesar persentase tertentu dari Viacom. 2)
Based on the agreement, GIB shall allocate certain percentage of its revenue generated from the execution of the agreement, net of commisions paid to agencies, as revenue share to Viacom, and conversely for Pan Regional income generated from the broadcasting and sales of Pan Regional commercial broadcasted at Global TV, GIB shall receive certain percentage revenue share from Viacom.
Perjanjian Sewa Jasa Digi Bouquet dengan PT. Indosat Tbk (Indosat)
2)
GIB mengadakan perjanjian sewa digi bouquet dengan Indosat. Pada 24 Pebruari 2010, berdasarkan addendum perjanjian sewa digi bouquet, masa sewa diperpanjang selama 3 tahun terhitung sejak 15 Januari 2010. 3)
GIB entered into a rental agreement of digi bouquet with Indosat. Based on the addendum of the rental agreement dated February 24, 2010, the term of the lease was extended for 3 years, commencing from January 15, 2010.
Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan Pemberian Jasa Pelayanan Operasional Stasiun Transmisi dengan PT. Infokom Elektrindo (Infokom)
3)
Pada tahun 2005, GIB mengadakan kerjasama dengan Infokom untuk membangun stasiun transmisi di 12 daerah di Indonesia berikut seluruh kebutuhan infrastrukturnya, melakukan pengadaan peralatan siar dan sarana pendukung sesuai permintaan dan kebutuhan teknis GIB dan memberikan jasa layanan pengoperasian stasiun transmisi selama 7 tahun. Sebagai kompensasinya, GIB akan membayar biaya pembangunan dan biaya jasa layanan operasional dengan jumlah yang telah ditetapkan dalam perjanjian. d.
MNCSV berikut: 1)
mengadakan
perjanjian
Rental Agreement of Digi Bouquet with PT. Indosat Tbk (Indosat)
Cooperation Agreement on the Development and Provision of Transmission Station Operational Service with PT. Infokom Elektrindo (Infokom) In 2005, GIB entered into agreements with Infokom to build transmission stations including the infrastructures in 12 regions within Indonesia; to provide airing equipment and backup facilities in accordance to GIB’s requests and needs; and to provide operational services in transmission station for 7 years. As compensation, GIB will pay the development and operational servicing cost in amounts as stated in the agreements.
sebagai
d.
MNCSV mengadakan perjanjian dengan berbagai pemasok program untuk menyalurkan program. MNCSV harus membayar kompensasi tertentu sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam masing-masing perjanjian dengan setiap pemasok. Sebagian besar perjanjian akan berakhir antara tahun 2011 sampai 2018. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian terdapat beberapa perjanjian yang masih dalam proses perpanjangan.
MNCSV entered into agreements as follows: 1)
- 97 -
MNCSV entered into several arrangements with various program suppliers to distribute their respective programs. MNCSV shall pay certain compensation in accordance with the respective agreement with each supplier. Most of the agreements will expire in between 2011 to 2018. As of the date of issuance of these consolidated financial statements, there are several agreements still in the process of extension.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pembelian dan Perjanjian Pengadaan dengan Samsung Electronics Co. LTD
2)
Berdasarkan Perjanjian Pembelian dan Pengadaan tanggal 18 Mei 2010, MNCSV mengadakan perjanjian dengan Samsung Electronics Co. LTD untuk membeli MPEG4 set top boxes (STBs) dengan harga tertentu. Perjanjian ini berlaku untuk 2 tahun sejak tanggal efektif. 3)
Purchase and Supply Agreement with Samsung Electronics Co. LTD Based on Purchase and Supply Agreement dated May 18, 2010, MNCSV entered into agreement with Samsung Electronics Co. LTD to purchase MPEG4 set top boxes (STBs) at a certain price. The agreement is for 2 years from the effective date.
Perjanjian Penyediaan Satelit Transponder dengan Protostar II Ltd.
3)
Satellite Transponder Procurement Agreement with Protostar II Ltd.
Pada tanggal 13 April 2007, MNCSV dan PT. Media Citra Indostar (”MCI”) melakukan Perjanjian Penyediaan Satelit Transponder dengan Protostar II Ltd. Perjanjian tersebut mewajibkan pembayaran tahunan, terutang dalam jumlah angsuran yang sama setiap bulan pada tanggal dua puluh lima (25). Pembayaran liabilitas ini dijamin oleh Perusahaan dengan tanpa syarat, pasti dan tidak dapat dibatalkan.
On April 13, 2007, MNCSV and PT. Media Citra Indostar (”MCI”) entered into Satellite Transponder Procurement Agreement with Protostar II Ltd. The agreement requires annual transponder payment, payable in equal monthly installments on the twenty-fifth (25th) day of each month. Based on the Agreement, the Company provides unconditional, absolute and irrevocable payment guarantee of the liabilities.
Pada tanggal 29 Juli 2009, Protostar II Ltd. mengajukan petisi sukarela untuk bantuan di bawah Chapter 11 Bankruptcy Code in United States. Karena petisi sukarela, Protostar II Ltd. dengan persetujuan dari The United States Bankruptcy Court for the District of Delaware harus membuat pengaturan penawaran untuk beberapa aset mereka, termasuk satelit dari perjanjian tersebut.
On July 29, 2009, Protostar II Ltd. filed voluntary petition for relief under Chapter 11 of Bankruptcy Code in United States. Because of the voluntary petition, Protostar II Ltd. with the approval from The United States Bankruptcy Court for the District of Delaware have to make bidding arrangement for some of their assets, including the satellite from the aforementioned agreement.
Pada tanggal 16 Desember 2009, SES Satellite Leasing Limited (SES) menandatangani Perjanjian Pembelian dengan Protostar II Ltd. untuk pengadaan satelit transponder. Berdasarkan Bill of Sale antara SES Satellite Leasing Limited dan Protostar II Ltd., transaksi telah diselesaikan pada tanggal 4 Mei 2010.
On December 16, 2009, SES Satellite Leasing Limited (SES) entered into a Purchase Agreement with Protostar II Ltd. for the procurement of the aforementioned satellite transponder. Based on Bill of Sale between SES Satellite Leasing Limited and Protostar II Ltd., this transaction was settled on May 4, 2010.
Pada tanggal 18 Desember 2009, MNCSV dan MCI menandatangai Perjanjian Pengadaan Satelit Transponder dengan SES. Berdasarkan perjanjian ini, MNCSV dan MCI memiliki tiga (3) pilihan pembelian dan pembayaran, yaitu (1) pembayaran pada akhir masa perjanjian; (2) 3 tahun dari penutupan kebangkrutan dan pada setiap perayaan tahunan berikutnya dari penutupan kebangkrutan selama jangka waktu perjanjian; atau (3) pembelian langsung dengan penutupan terjadi pada atau sebelum tanggal 1 Desember 2010. MNCSV telah memilih opsi ketiga, yang merupakan metode pembelian langsung. Penjualan tersebut akan terjadi setelah diperoleh persetujuan yang diperlukan dan pembayaran telah dilakukan oleh MNCSV kepada SES.
On December 18, 2009, MNCSV and MCI entered into a Satellite Transponder Procurement Agreement with SES. Based on this agreement, MNCSV and MCI have three (3) options of puchase and payment, which are: (1) transfer at the end of the term; (2) 3 years from bankruptcy closing and on each subsequent annual anniversary of the bankruptcy closing during the term of the agreement; or (3) direct purchase with closing occuring on or before December 1, 2010. MNCSV has chosen the third option, which is direct puchase method. The sale will occur after the necessary approvals are obtained and payment has been made by MNCSV to SES.
- 98 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 1 Desember 2010, MNCSV dan SES telah menyelesaikan Bill of Sale yang digunakan MNCSV untuk pembelian satelit transponder. Hal ini diperkuat dengan adanya surat yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat mengenai perpindahan kepemilikan atas dua belas (12) 27 MHz S-Band Transponders dari SES kepada MNCSV dan MCI.
On December 1, 2010, MNCSV and SES completed the Bill of Sale for MNCSV’s purchase of satellite transponders. This is reinforced by the existence of the letter issued by the government of the United States regarding the transfer of ownership of twelve (12) 27 MHz S-Band Transponders from SES to MNCSV and MCI.
43. KONTINJENSI a.
43. CONTINGENCIES
Perkara Tata Usaha Negara pada Pengadilan Tata Usaha Negara No. 96/G/2010/PTUN.JKT
a.
State Administrative Case in the State Administrative Court No. 96/G/2010/PTUN.JKT
Pada perkara ini, kebijakan Tata Usaha Negara yang dipermasalahkan adalah Surat Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (“Dirjen AHU”) No. AHU.2.AH.03.04-114 A tertanggal 8 Juni 2010 (“Surat 8 Juni”) yang ditandatangani oleh Pelaksana Harian (“PLH”) Direktur Perdata. Surat ini digunakan oleh pemegang saham lama untuk mengklaim bahwa PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (“CTPI”) adalah milik pemegang saham lama, karena menurut pemegang saham lama, Surat 8 Juni membatalkan penyetoran atas 75% saham CTPI oleh PT. Berkah Karya Bersama (“Berkah”) pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. CTPI tertanggal 18 Maret 2005 (“RUPSLB 18 Maret 2005”) (yang selanjutnya dialihkan kepada MNC dari Berkah pada tanggal 21 Juli 2006).
In this case, the disputed state administrative decision was the letter of the Director General of General Law Administration (“DirGen AHU”) No. AHU.2.AH.03.04-114 A dated June 8, 2010 (“June 8 Letter”) which was signed by Daily Executor of Civil Director. This June 8 Letter was used by the old shareholder to claim that PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (“CTPI”) is its property because according to the old shareholder, the June 8 Letter annuls the subscription of 75% shares of PT. CTPI, by PT Berkah Karya Bersama (“Berkah”) on an Extraordinary General Meeting of Shareholders CTPI dated March 18, 2005 (“RUPSLB dated March 18, 2005”) (which then was transfered to MNC from Berkah on July 21, 2006).
MNC selanjutnya mendaftarkan gugatan untuk menggugat Dirjen AHU (“Tergugat”) untuk membatalkan Surat 8 Juni. Namun demikian, Tergugat memberikan jawaban atas gugatan yang pada pokoknya menyatakan, Surat 8 Juni bukanlah keputusan Tata Usaha Negara, dikarenakan surat tersebut hanyalah saran kepada Menteri Hukum dan HAM yang menjelaskan akan adanya kemungkinan cacat hukum pada pengesahan penyetoran atas 75% saham CTPI oleh Berkah. Tergugat juga menyatakan bahwa dikarenakan Surat 8 Juni hanyalah saran, oleh karenanya maka tidak final dan mengikat, dan hingga saat ini Menteri Hukum dan HAM belum membuat keputusan apapun terkait dengan penyetoran saham tersebut. Berdasarkan hal tersebut, pada 12 Agustus 2010, MNC mendaftarkan permintaan untuk mencabut gugatan, karena sudah terbukti bahwa Surat 8 Juni bukanlah keputusan untuk membatalkan penyetoran 75% saham CTPI oleh Berkah. Pada 26 Agustus 2010, Majelis Hakim Tata Usaha Negara mengabulkan pencabutan gugatan.
MNC then claimed against Dirgen AHU (“the Defendant”) to annul the June 8 Letter. However, the Defendant submitted its response to MNC’s memorandum of claim stating that principally, the June 8 Letter is not a state administrative decision, because it is merely an advice to the Minister of Law and Human Rights explaining the possibility of legel defect on the recordation of 75% CTPI shares subscription by Berkah. The Defendant also responded that as the June 8 Letter is merely an advice, thus it is not a final and binding decision, and until now the Minister of Law and Human Rights has not made any decision concerning such share transfer. Upon such response, on August 12, 2010 MNC submits its request to revoke the claim, because it is already proven that the June 8 Letter is not a decision to annul the subscription of 75% shares of CTPI by Berkah. On August 26, 2010, the Panel of Judges of the State Administrative Court granted the revocation.
- 99 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
b.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Gugatan Perdata terhadap MNC oleh Abdul Malik Jan No. 29/PDT.G/PN/JKT/PST (“Perkara 29/2011”)
b.
Civil Claim against MNC filed by Abdul Malik Jan (the “Plaintiff”), registered under case number 29/PDT.G/PN/JKT/PST (“Dispute 29/2011”)
Pada perkara ini Penggugat mengajukan gugatannya terhadap 41 Tergugat, termasuk MNC, Direksi dan Dewan Komisaris yang menjabat di MNC pada saat pelaksanaan penawaran umum perdana saham MNC (“Penawaran Umum MNC”), para penjamin emisi efek, para penjamin pelaksana emisi efek maupun konsultan hukum pasar modal yang telah membantu pelaksanaan Penawaran Umum MNC pada tahun 2007, dan juga merupakan konsultan hukum pasar modal yang membantu MNC dalam Penawaran Umum Obligasi ini, yang seluruhnya sebagai tergugat, dan Bapepam dan LK, PT. Bursa Efek Indonesia (“BEI”) dan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (“KPEI”) masing-masing sebagai turut tergugat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pada pokoknya, Penggugat berdalil bahwa selama proses IPO, MNC tidak mengungkapkan fakta material mengenai sengketa CTPI sebagai entitas anaknya selama proses IPO pada tahun 2007. Namun demikian, selama proses IPO pada tahun 2007 tidak terdapat keberatan yang diajukan oleh pihak manapun dan proses IPO pada tahun 2007 berjalan dengan lancar.
In this case, the Claimant filed its claim against 41 Defendants, including MNC, Board of Directors and Board of Commissioners serving in MNC during the initial public offer of MNC shares (“MNC Public Offer”), the guarantors of security stock, the guarantors of the executors of security stock as well as share market legal consultant who assisted in the performance of the MNC Public Offer in 2007, who also is the legal consultant of share market assisting MNC in this Obligation Public Offer, who as a whole are the defendants and Bapepam and LK, PT. Bursa Efek Indonesia (“BEI”) and PT. Kliring and Penjaminan Efek Indonesia (“KPEI”), each as co-defendants in the Central Jakarta District Court. Essentially, the Plaintiff asserted that during the IPO process, MNC did not disclose material facts regarding the potential dispute related to CTPI, its subsidiary, during the IPO process in 2007. During the IPO process however, there were no objections filed by any party and the IPO process in 2007 went smooth and successful.
Berdasarkan jawaban konfirmasi dari penasehat hukum MNC, ditegaskan bahwa Penggugat tidak membeli saham MNC pada saat IPO, melainkan jauh setelah proses IPO dan harga belinya sangat rendah jauh di bawah harga pasar. Lebih lanjut, dalil dari Penggugat adalah tidak berdasar dan tidak memiliki dasar hukum. Sejak tanggal Penggugat membeli saham MNC hingga tanggal gugatan didaftarkan, terdapat kenaikan harga saham MNC di pasar. Oleh karenanya, unsur “kerugian” yang diperlukan untuk mendaftarkan gugatan perbuatan melawan hukum tidaklah terpenuhi.
Based on the confirmation received from MNC’s lawyer, it is confirmed that the Plaintiff did not buy MNC’s shares at the time of the IPO, instead he purchased the shares far after the IPO process and with the cost that was lower compare to the market price. Furthermore, the Plaintiff’s claim is groundless and legally unfounded. From the date the Plaintiff purchased MNC’s shares until the date the claim was filed, there was an increase of the share price in the market. Therefore, the element of “loss suffered” to validly submit a tort claim was not fulfilled.
Atas gugatan yang diajukan oleh penggugat di pengadilan negeri Jakarta Pusat, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan Putusan No. 29/Pdt.G/2011/ PN.Jkt.Pst tanggal 28 Juni 2011 (“Putusan”) yang pada pokoknya memenangkan MNC dan kawan-kawan dengan memutuskan bahwa gugatan Abdul Malik Jan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard). Terhadap Putusan atas perkara tersebut, Penggugat telah mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta sesuai dengan Memori Banding No. 370/SS.co-0/X/11 tertanggal 17 Oktober 2011. Sampai dengan tanggal diterbitkannya surat ini, perkara ini masih dalam proses pemeriksaan pada tingkat banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
For the claim that is filed by the plaintiff in Central Jakarta District Court, the panel of judges has imposed Decree No. 29/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst dated June 28, 2011 (“Decree”) which in general won MNC and all of the defendant by judging that the claim filed by Abdul Malik Jan not acceptable (niet ontvankelijk verklaard). On the said Decree, the Plaintiff has submitted the appeal to High Court of DKI Jakarta as according to Appeal Memorandum No. 370/SS.co-0/X/11 dated October 17, 2011. By the time that this letter is signed the dispute is still in the examination of appeal court in High Court of DKI Jakarta.
- 100 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
MNC berkeyakinan bahwa MNC memiliki dasar yang kuat bahwa MNC tidak melanggar ketentuan pasar modal yang berlaku, antara lain, bahwa perihal kepemilikan saham MNC dalam CTPI tersebut, yang menurut dalil Penggugat dalam gugatannya adalah sedang dalam sengketa antara pemegang saham CTPI, telah diumumkan dalam Prospektus Ringkas MNC pada saat penawaran umum MNC dan selanjutnya telah diungkapkan pula dalam paparan publik atau public expose MNC yang merupakan rangkaian tindakan yang wajib dilakukan oleh MNC dalam kerangka pelaksanaan penawaran umum perdana saham MNC saat itu. Selama periode sejak diumumkannya prospektus ringkas tersebut sampai dengan dinyatakannya efektif penawaran umum MNC oleh Bapepam, tidak ada pihak yang telah mengajukan keberatannya baik kepada MNC maupun CTPI terkait dengan kepemilikan saham oleh MNC dalam CTPI tersebut. c.
MNC is confident that MNC have a strong legal basis, whereby MNC did not violate the applicable capital market regulation, including that MNC shares in CTPI according to Plaintiff assertion in its claim are currently in the process of dispute settlement between CTPI shareholders, the MNC Prospectus Summary by the time of MNC’s IPO has been published and also published in MNC public expose, which is MNC is obliged to do in the framework of MNC’s IPO. Along the period of prospectus summary publication until its IPO is declared effective by Bapepam, there is no objection to MNC or CTPI related to MNC shares in CTPI.
c.
Gugatan Perdata No. 10/Pdt.G/2010/ PN.Jkt.Pst oleh Siti Hardiyanti Rukmana dkk kepada PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Perkara No. 10)
Civil Claim No. 10/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst by Siti Hardiyanti Rukmana and others against PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (”Case No. 10”)
Perkara ini merupakan perkara mengenai gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan oleh Ny. Siti Hardijanti Rukmana, dkk. (”Penggugat”) selaku pemegang saham lama PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) terhadap PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) selaku Tergugat I, PT. Sarana Rekatama Dinamika selaku Tergugat II, CTPI (entitas anak), selaku Turut Tergugat I dan 6 Turut Tergugat lainnya. Dalam Perkara No. 10, Penggugat mendalilkan bahwa Berkah melakukan perbuatan melawan hukum dengan melaksanakan RUPSLB 18 Maret 2005. RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut merupakan realisasi dari Investment Agreement tahun 2002 berikut Supplemental Agreement tahun 2003, yang memberikan hak atas 75% saham CTPI kepada Berkah, yang kemudian pada tahun 2006 diambil alih dan dipegang MNC. Dalam Perkara No. 10 tersebut MNC juga tidak dilibatkan sebagai pihak dalam perkara sehingga secara hukum putusan apapun atas Perkara No. 10 tidak mengikat MNC dan tidak merubah posisi kepemilikan saham MNC atas CTPI saat ini.
This case is a tort claim filed by Siti Hardiyanti Rukmana cs (“Plaintiff”) as the old shareholder of PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) against PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) as the 1st Defendant, PT. Sarana Rekatama Dinamika as the 2nd Defendant, CTPI (MNC’s subsidiary) as the 1st Co-Defendant, and 6 other CoDefendants. The Plaintiff asserted that Berkah conducted tort by convening the RUPSLB dated March 18, 2005. RUPSLB dated March 18, 2005 is the implementation of the Investment Agreement year 2002 and the Supplemental Agreement year 2003 that grant the rights of 75% (seventy five percent) shares of CTPI shares to Berkah, which is later acquired by MNC in 2006. MNC is not a party in this Case No. 10, therefore legally any decision of the Court will not bind MNC and will not change the ownership status of MNC over CTPI.
Pada tanggal 14 April 2011, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan pada tingkat pertama, yang pada intinya memutuskan mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian dan menyatakan bahwa perbuatan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum. Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 10/PDT.G.2010/PN.JKT.PST tanggal 14 April 2011 tersebut, Para Tergugat telah mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On April 14, 2011, Central Jakarta District Court, panel of judges, has imposed the first tier decree, which in general declared that it grant a portion of the Plaintiff claim and declared that the defendant has done the unlawful act. Against the Central Jakarta District Court Decree No. 10/PDT.G.2010/ PN.JKT.PST, dated April 14, 2011, the defendants has submitted the appeal to High Court of DKI Jakarta.
- 101 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
d.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Sampai tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian ini, perkara ini masih dalam proses pemeriksaan pada tingkat banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan oleh karena itu, putusan tersebut belum inkracht (belum mempunyai kekuatan hukum tetap).
By the time that this consolidated financial statements is published, the dispute is still in the examination of appeal in the High Court of DKI Jakarta whereby there is still no inkracht decree (not final and binding yet).
Perusahaan berkeyakinan bahwa entitas anak, yaitu MNC memiliki dasar yang cukup dan valid mengenai kepemilikan saham miliknya dalam CTPI, antara lain dengan mengingat bahwa kepemilikan saham MNC dalam CTPI tersebut telah dialihkan sesuai dengan ketentuan UUPT yang berlaku termasuk diterima dan dicatat di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah pula didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Daerah Tingkat II, Kotamadya Jakarta Timur pada tanggal 13 April 2007. Selain itu di dalam perkara 10/2010 tersebut MNC juga tidak diikutsertakan sebagai pihak sehingga berdasarkan hal ini Perusahaan berkeyakinan bahwa MNC adalah pemegang saham yang sah atas saham CTPI.
The Company is confident that Company’s subsidiary which is MNC have an adequate and valid legal basis regarding its CTPI shares owned, including that the MNC shares in CTPI has transferred to MNC according to the applicable Company Law and received and registered in the Republic of Indonesia, Department of Law and Human Rights and also has registered to the Tier II District Company Registration Office, East Jakarta City, on April 13, 2007. Furthermore the Dispute 10/2010 MNC is not a party, and because of this the Company is confident that MNC is the lawful shareholder of CTPI.
Gugatan Perdata terhadap CTPI oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI)
d.
Pada tanggal 5 September 2006, CTPI digugat secara perdata oleh PT. Televisi Republik Indonesia ("TVRI") melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. TVRI menggugat bahwa CTPI telah menyalahi perjanjian No. 145/SP/DIR/TV/1990 dan No. 023/TPI/PKS/SHR.23/VII/90 tanggal 16 Agustus 1990 antara CTPI dan TVRI, dan atas hal ini CTPI harus membayar liabilitas kepada TVRI sebesar Rp 21.561 juta ditambah bunga 1,5% per bulan. Terkait dengan gugatan tersebut, pada tanggal 16 April 2007 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan menghukum CTPI untuk membayar kompensasi kepada TVRI sebesar Rp 1.981 juta ditambah bunga 6% per tahun terhitung sejak 1 Juli 2000. Atas putusan tersebut, pada tanggal 27 Juni 2007 TVRI mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta. Pada tanggal 24 September 2007, Pengadilan Tinggi Jakarta memutuskan yaitu memperkuat putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Civil Lawsuit Against CTPI filed by Televisi Republik Indonesia (TVRI) On September 5, 2006, PT. Televisi Republik Indonesia ("TVRI") filed a civil lawsuit against CTPI in Central Jakarta District Court. TVRI claims that CTPI had violated the agreement No. 145/SP/DIR/TV/1990 and No. 023/TPI/PKS/ SHR.23/VII/90 dated August 16, 1990 between CTPI and TVRI, and therefore CTPI must pay to TVRI in the amount of Rp 21,561 million plus interest of 1.5% per month. Relating to those lawsuit, on April 16, 2007 the Central Jakarta District Court has issued a court decision which declared that CTPI was penalized to pay compensation to TVRI in the amount of Rp 1,981 million plus interest of 6% per annum since July 1, 2000. For such decision, on June 27, 2007 TVRI lodged a Memorandum of Appeal to the High Court of Jakarta. On September 24, 2007 the High Court decided to uphold the decision made by the Central Jakarta District Court.
- 102 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 26 Januari 2010, CTPI menerima putusan kasasi dari Mahkamah Agung No. 1430/K/PDT/2008 Jo. No. 272/PDT.G/2006/ PN.JKT.PST yang isinya menolak permohonan kasasi dari TVRI. Dengan demikian CTPI membukukan liabilitas sebesar Rp1.981 juta ditambah bunga 6% per tahun terhitung sejak 1 Juli 2000. Atas putusan ini, pada tanggal 17 Mei 2010 TVRI mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung yang diterima CTPI pada tanggal 19 Januari 2011. Pada tanggal 2 Pebruari 2012, CTPI menerima putusan dari Mahkamah Agung No. 261 PK/PDT/2011 Jo. No. 272/PDT.G/2006/ PN.JKT.PST yang isinya menolak permohonan peninjauan kembali dari TVRI. Pada tanggal 15 Pebruari 2012, CTPI telah melakukan pembayaran ke TVRI sebesar Rp 1.981 juta. e.
f.
On January 26, 2010, CTPI obtain an appeal decision from the Supreme Court No. 1430/K/PDT/2008 Jo. No. 272/PDT.G/2006/ PN.JKT.PST, which reject an appeal letter from TVRI. Accordingly, CTPI recorded its liability to TVRI amounted to Rp 1,981 million plus interest of 6% per annum since July 1, 2000. For such decision, on May 17, 2010 TVRI filed a Civil Review to Supreme Court that was obtainned by CTPI on January 19, 2011. On February 2, 2012, CTPI obtain the appeal decree from Supreme Court No. 261PK/PDT/2011 Jo. No. 272/PDT.G/2006/ PN.JKT.PST, which reject an appeal letter from TVRI. On February 15, 2012, CTPI has paid to TVRI the amount of Rp 1,981 million.
Permohonan Pailit terhadap CTPI oleh Crown Capital Global Limited
e.
Petition for Bankcruptcy agains CTPI by Crown Capital Global Limited
Pada tahun 2009, Crown Capital Global Limited, yang berdomisili di British Virgin Islands mengajukan permohonan pailit CTPI atas obligasi subordinasi sebesar US$ 53 juta. CTPI menolak klaim tersebut karena obligasi subordinasi di atas tidak ada dalam catatan CTPI. Pada tanggal 14 Oktober 2009, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan permohonan pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit terhadap CTPI. Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, CTPI dan beberapa kreditur lainnya kemudian melakukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA). Pada tingkat kasasi ini MA membatalkan putusan pailit tersebut melalui putusannya No. 834K/Pdt.Sus/2009, tanggal 15 Desember 2009, sehingga status CTPI kembali seperti sebelum permohonan pailit.
In 2009, Crown Capital Global Limited (CCGL) domiciled in British Virgin Islands, filed a petition for bankcruptcy against CTPI pursuant to a certain US$ 53 million subordinated bond. CTPI denied the claim which was nowhere to be found in the CTPI’s record. On October 14, 2009, Central Jakarta Commercial Court approved the bankcruptcy petition filed by CCGL against CTPI. CTPI, and along with several other creditors, filed cassation against the Commercial Court's decision with the Indonesian Supreme Court. Subsequently the Supreme Court (MA) had cancelled those bankruptcy petition its ruling, No. 834K/Pdt.Sus/2009 dated December 15, 2009, thus CTPI’s status returned to its condition prior to the date of the bankruptcy petition (not in bankruptcy).
Pada tanggal 14 Januari 2010, Pemohon Pailit mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan MA tersebut, namun Mahkamah Agung menolak permohonan peninjauan kembali (PK) tersebut pada tanggal 22 Maret 2010. Putusan MA ini memperkuat status CTPI bukan sebagai perusahaan pailit.
On January 14, 2010, Petitioner filed a Civil Review (Peninjauan Kembali or PK) to Supreme Court (MA), however the MA refuse a Civil Review (PK) on March 22, 2010. The decision of Supreme Court (MA) had upheld CTPI's status which in a going concern company.
MNCSV merupakan pihak penuntut dalam gugatan terhadap All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) dan PT. Direct Vision (PT DV) sehubungan dengan dugaan pelanggaran hukum persaingan usaha terkait hak siar English Premier League musim 20072010.
f.
- 103 -
MNCSV is the plaintif in a lawsuit against All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) and PT. Direct Vision (PT DV) in relation to the alleged violation of the competition law related to the English Premier League season 20072010 broadcasting rights.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Berdasarkan surat dari AFS Partnership tanggal 12 Maret 2012 perihal pemberitahuan mengenai putusan perkara yang diajukan permohonan kasasi oleh MNCSV, diinformasikan bahwa perkara permohonan kasasi yang diajukan oleh MNCSV telah diputus oleh majelis hakim kasasi No. 780 K/PDT.SUS/2010 yang pada intinya bahwa perkara yang dimohonkan kasasi ditolak, dengan alasan bahwa MNCSV bukan pihak yang diisyaratkan oleh undang-undang untuk mengajukan keberatan atas perkara yang diputuskan oleh KPPU dan atas putusan kasasi tersebut MNCSV mempunyai hak untuk mengajukan upaya hukum peninjauan kembali terhadap putusan kasasi Mahkamah Agung tersebut. g.
h.
Arbitrase Pengadilan International Arbitrase No. 167721CYK
Based on the letter from AFS Partnership dated March 12, 2012 regarding notification of decision of case against which MNCSV filed an application for cassation, it was informed that the said case was decided by the cassation Tribunal of Judges No. 780 K/PDT.SUS/2010, which essentially stated that the cassation application is rejected because MNCSV is not a party who is required by law to file an objection to the case which was decided by KPPU and against the said cassation decision, MNCSV has a right to file for reconsideration against the said cassation decision of the Supreme Court.
1CC,
g.
1CC International Court Arbitration No. 167721CYK
of
Arbitration,
KT Corporation menggugat Perusahaan atas tindakan wanprestasi terhadap perjanjian Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi). Perkara ini telah diputus pada tanggal 18 Nopember 2010, dimana berdasarkan putusan tersebut Perusahaan diwajibkan melakukan pembelian 406.611.912 lembar saham PT. Mobile-8 Telecom Tbk milik KT Corporation dengan harga sebesar US$ 13.850.966 ditambah dengan bunga yang perhitungannya dimulai sejak 6 Juli 2009 sampai dengan pembayaran tersebut dilakukan dan juga sebesar US$ 731.642 untuk biaya hukum dan lain-lain, serta sebesar US$ 238.000 sebagai biaya arbitrase.
KT Corporation sued the Company for breach of contract of the Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 (Option Agreement). This case has been decided on November 18, 2010, in which the Company is required to purchase 406,611,912 shares of PT. Mobile-8 Telecom Tbk owned by KT Corporation at a price of US$ 13,850,966 plus interest calculated starting July 6, 2009 until payment is made, as well as payment of US$ 731,642 for legal and other fees, etc., and US$ 238,000 for the cost of arbitration.
Putusan arbitrase ICC tersebut baru akan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat terhadap Perusahaan apabila telah ada persetujuan dari ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas permohonan pelaksaan Putusan arbitrase ICC tersebut di Indonesia. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, belum ada persetujuan tersebut.
The new ICC arbitration decision shall have binding legal force on the Company upon approval of the Chairman of the Central Jakarta District Court at the request of the ICC arbitration decision implementation in Indonesia. As of the date of issuance of the consolidated financial statements, such consent have not been obtained.
Perkara No.431/PDT.G/2010/PN.Jkt.Pst
h.
Case No. 431/PDT.G/2010/PN.Jkt.Pst
Pada tanggal 24 September 2010, PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) menggugat Perusahaan selaku Tergugat I, KT Corporation selaku Tergugat II, Qulcomm Incorporated selaku tergugat III dan PT. KTF Indonesia selaku tergugat IV.
On September 24, 2010, PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) sued the Company as a Defendant I, KT Corporation, as Defendant II, Qulcomm Incorporated as Defendant III and PT. KTF Indonesia as Defendant IV.
Dalam perkara tersebut Bhakti mengajukan pembatalan Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi) karena bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan tidak adanya persetujuan komisaris. Apabila gugatan tersebut dikabulkan, Perusahaan dapat memiliki liabilitas memberikan ganti rugi sebesar sampai dengan Rp 1.000.000.001.
In the case of cancellation filed Bhakti Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 (Option Agreement) because of conflict with existing regulations and the lack of approval of the commissioners. If the claim is granted, the Company may have an obligation to provide compensation of up to Rp 1,000,000,001.
- 104 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 6 April 2011, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusannya dan atas putusan tersebut Bhakti telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On April 6, 2011, Central Jakarta District Court has passed a decision and on such decision Bhakti has lodged an appeal to High Court of DKI Jakarta.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, perkara sedang dalam pemeriksaan di tingkat banding pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan belum terdapat putusan apapun atasnya.
As of the date of issuance of the consolidated financial statements, the dispute is still in the examination of appeal court in High Court of DKI Jakarta and there has not been any decision upon it.
44. INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF
44. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENTS
Pada tanggal 12 September 2006, MNC B.V. dan Deutsche Bank AG, Singapura (DB) mengadakan kontrak US$/Rp non-deliverable foreign exchange hedge transaction untuk mengelola risiko pergerakan mata uang asing dengan jumlah notional US$ 100 juta, jatuh tempo 12 September 2011. Tidak terdapat pembayaran premi opsi pada awal kontrak, tetapi untuk membeli opsi tersebut, MNC B.V. harus melakukan satu seri pembayaran bunga berdasarkan suatu jumlah notional dalam Yen, dengan suatu potensi pembayaran oleh DB pada saat jatuh tempo, di mana DB akan melakukan penyelesaian secara kas dalam US$ atas jumlah notional US$ 100 juta, tergantung pada kurs US$/Rp pada saat jatuh tempo dan strike price yang ditentukan dalam kontrak. MNC B.V. dapat mengakhiri kontrak tersebut secara tahunan. Pada tanggal 12 Desember 2007, MNC B.V. mengalihkan hak dan liabilitasnya pada transaksi lindung nilai kepada MNC. Pada tahun 2009, MNC mengalihkan hak dan liabilitas pada transaksi lindung nilai kepada MIMEL.
On September 12, 2006, MNC B.V. and Deutsche Bank AG, Singapore (DB) entered into a US$/Rp non-deliverable foreign exchange hedge transaction to manage the exposure to foreign currency movement with notional amount of US$ 100 million, due on September 12, 2011. There is no option premium paid up-front, but for buying the option, MNC B.V. has to pay a series of quarterly interest payments based on a Yen notional amount, with a potential pay out from DB in which DB will pay MNC B.V. on maturity date a US$ cash settlement based on a notional amount of US$ 100 million, depending on the US$/IDR exchange rate and the strike price specified in the contract. This contract can be preterminated by MNC B.V. on a yearly basis. On December 12, 2007, MNC B.V. transferred its rights and obligations under the hedge transaction to the Company. In 2009, the Company transferred its rights and obligations under the hedge transaction to MIMEL.
Kontrak derivatif ini telah jatuh tempo pada tanggal 12 September 2011.
The derivative contract matured on September 12, 2011.
45. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL
45. FINANCIAL INSTRUMENTS AND FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT
a. Manajemen Risiko Modal
a. Capital Risk Management
Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan kelangsungan usaha, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas (Catatan 6), aset keuangan lainnya lancar (Catatan 7) dan ekuitas pemegang saham induk, yang terdiri dari modal yang ditempatkan (Catatan 24), agio saham (Catatan 25) dan saldo laba.
The Company and its subsidiaries manages capital risk to ensure that they will be able to continue as going concern, in addition to maximizing the profits of the shareholders through the optimization of the balance of debt and equity. The Company's capital structure consists of cash and cash equivalents (Note 6), other financial assets - current (Note 7) and equity shareholders of the holding that consisting of capital stock (Note 24), additional paid-up capital (Note 25) and retained earnings.
Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan review struktur permodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
The Board of Directors of the Company periodically review the Company's capital structure. As part of this review, the Board of Directors consider the cost of capital and related risk.
- 105 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Rasio pinjaman – bersih terhadap modal pada tanggal Desember 31, 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Pinjaman Kas dan setara kas dan aset keuangan lainnya - lancar Pinjaman - bersih Modal
The gearing ratio as of December 31, 2011, 2010 and 2009 are as follows:
2011
2010
2009
2.379.067
2.919.087
2.418.999
2.275.501
1.943.878
2.301.761
Debt Cash and cash equivalent and other financial asset - current
103.566 10.815.788
975.209 9.610.114
117.238 9.235.964
Net debt Equity
1%
10%
1%
Rasio pinjaman - bersih terhadap modal
Net debt to equity ratio
b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
b. Financial risk management objectives and policies
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan entitas anak adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan dan entitas anak beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
The Company and its subsidiaries’ overall financial risk management and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of their business, while managing their exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit and liquidity risks. The Company and its subsidiaries operate within defined guidelines that are approved by the Board.
i.
i.
Manajemen risiko mata uang asing
Foreign currency risk management
Perusahaan dan entitas anak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian barang impor dan pinjaman yang didenominasi dalam mata uang asing.
The Company and its subsidiaries are exposed to the effect of foreign currency exchange rate fluctuation mainly because of foreign currency denominated transactions such as purchases of goods and borrowings denominated in foreign currency.
Perusahaan dan entitas anak mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa mungkin, penerimaan dan pembayaran dalam masing-masing individu mata uang. Jumlah eksposur mata uang asing bersih Perusahaan dan entitas anak pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 46. Untuk membantu mengelola resiko, Perusahaan dan entitas anak juga dapat mengadakan kontrak berjangka perubahan nilai tukar mata uang asing dalam batasan yang ditetapkan.
The Company and its subsidiaries manage the foreign currency exposure by matching, as far as possible, receipts and payments in each individual currency. The Company and its subsidiaries net open foreign currency exposure as of reporting date is disclosed in Note 46. To help manage the risk, the Company and its subsidiaries could also entered into forward foreign exchange contracts within established parameters.
- 106 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
ii.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Manajemen risiko tingkat bunga
ii.
Interest rate risk management
Perusahaan dan entitas anak juga terpapar terhadap risiko tingkat bunga, karena Perusahaan dan entitas anak memiliki pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang dan bunga tetap.
The Company and its subsidiaries are exposed to interest rate risk because the Company and its subsidiaries have borrowing with both floating and fixed interest rate.
Nilai tercatat dari instrumen keuangan Perusahaan dan entitas anak yang terpapar risiko tingkat bunga, yang meliputi, perjanjian tingkat suku bunga tetap yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate) dan perjanjian tingkat suku bunga mengambang yang terpapar risiko tingkat suku bunga atas arus kas, dijabarkan sebagai berikut:
The carrying amount of the Company and its subsidiaries’ financial instruments that are exposed to interest rate risk, which include fixed value arrangements that exposed to fair value interest rate risk and floating interest rate arrangements that are exposed to cash flow interest rate risk, are detailed below:
Instumen Keuangan Aset Keuangan Kas dan setara kas Aset keuangan lainnya - lancar Piutang usaha dan piutang lain-lain Piutang lain-lain pihak berelasi Aset keuangan lainnya - tidak lancar Liabilitas Keuangan Pinjaman jangka pendek Utang usaha dan utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Uang muka pelanggan Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Utang obligasi - bersih Liabilitas jangka panjang lainnya
Bunga mengambang/ Floating rate
Bunga tetap/ Fixed rate
Tanpa bunga/ Non-interest bearing
Jumlah/ Total
Financial Instrument
582.672 -
299.665 358.420 -
14.091 1.020.653 2.843.567
896.428 1.379.073 2.843.567
-
-
82.969 1.587.737
82.969 1.587.737
Financial Assets Cash and cash equivalents Other financial assets - current Trade and other accounts receivable Other accounts receivable from related parties Other financial assets - noncurrent
42.685 691.712 26.481 -
170.232 1.447.957 -
928.344 309.906 20.349 134.209
212.917 928.344 309.906 20.349 691.712 26.481 1.447.957 134.209
Financial Liabilities Short-term loans Trade and other accounts payable Accrued expenses Customer deposits Long-term liabilities Finance lease obligation Bonds payable Other noncurrent liabilities
Jadwal pembayaran pokok pinjaman jangka panjang dijelaskan pada Catatan 20.
The principal repayment schedule of longterm loans is detailed in Note 20.
Untuk mengelola risiko tingkat bunga, Perusahaan dan entitas anak memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan dalam Rupiah dengan tingkat bunga bank yang rendah, back to back deposito dan pinjaman yang akan memberikan spread bunga yang kecil serta jangka waktu pinjaman yang lebih fleksibel sehinngga dapat dilakukan pelunasan segera apabila tingkat bunga meningkat tinggi.
To manage the interest rate risk, the Company and its subsidiaries have a policy in obtaining a low interest financing, back to back deposit, and borrowing with a low margin of interest and also a flexible loan term, enabling the Company to pay the loan if there is a significant increase with the rate.
- 107 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
iii.
iv.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Manajemen risiko kredit
iii.
Credit risk management
Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi liabilitas kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan dan entitas anak.
Credit risk refers to the risk that a counterparty will default on its contractual obligation resulting in a loss to the Company and its subsidiaries.
Risiko kredit Perusahaan dan entitas anak terutama melekat pada rekening bank, pinjaman piutang kepada pihak berelasi dan piutang usaha. Perusahaan dan entitas anak menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak berelasi. Eksposur Perusahaan dan entitas anak dan rekanan dimonitor secara terusmenerus dan nilai agregat transaksi terkait tersebar di antara rekanan yang telah disetujui.
The Company and its subsidiaries’ credit risk is primarily attributed to their trade accounts receivable, bank deposits, shortterm investments and other investment. Credit risk on bank deposits and shortterm investments is considered minimal because they are placed in credit worthy financial institutions. Other investments and trade accounts receivable with third parties are entered with respected and credit worthy third parties. The Company and its subsidiaries exposure and its counterparties are continuosly monitored and the aggregate value of transactions concluded is spread amongst approved counterparties. Credit exposure is controlled by counterparty limits that are reviewed and approved by the risk management committee annually.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan dan entitas anak terhadap risiko kredit.
The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses represents the Company and its subsidiaries’ exposure to credit risk.
Manajemen risiko likuiditas
iv.
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada Dewan Direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perusahaan dan entitas anak. Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terusmenerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
Liquidity risk management The ultimate responsibility for liquidity risk management rests at the board of directors, which has build a risk liquidity management framework that suits the liquidity management requirement and short, medium and long term funding for the Company and its subsidiaries. The Company and its subsidiaries manage liquidity risk by maintaining adequate reserves, banking facilities and reserve borrowing facilities by continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the maturity profiles of financial assets and liabilities.
- 108 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perusahaan dan entitas anak memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan.
The Company and its subsidiaries maintain sufficient funds to finance its ongoing working capital requirements.
c. Nilai wajar instrumen keuangan Rincian nilai wajar sebagai berikut:
instrumen
c. Fair value of financial instruments keuangan
The following table details the fair value of financial instruments:
Nilai tercatat/ Carrying amount Aset Keuangan Kas dan setara kas Aset keuangan lainnya - lancar Piutang usaha dan piutang lain-lain Piutang lain-lain pihak berelasi Liabilitas Keuangan Pinjaman jangka pendek Utang usaha dan utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Uang muka pelanggan Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Utang obligasi - bersih Liabilitas jangka panjang lainnya
(i)
896.428 1.379.073 2.843.567 82.969
212.917 928.344 309.906 20.349 691.712 26.481 1.447.957 134.209
nilai tercatat mendekati atau setara dengan nilai wajar karena akan jatuh tempo dalam jangka pendek.
Nilai wajar/ Fair value
896.428 (i) 1.379.073 (i)(ii) 2.843.567 (i) 82.969 (iii)
212.917 928.344 309.906 20.349 691.712 26.481 1.375.236 134.209
(i)
(i) (i) (i) (i) (iii) (iii) (iv) (iii)
Financial Asset Cash and cash equivalents Other financial assets - current Trade and other accounts receivable Other accounts receivable from related parties Financial Liabilities Short-term loans Trade and other accounts payable Accrued expenses Customer deposits Long-term liabilities Finance lease obligation Bonds payable - net: Other noncurrent liabilities
carrying amount approximates or equal to fair value because of short-term maturity.
(ii) nilai tercatat termasuk nilai wajar dana kelolaan dan reksadana yang dinilai berdasarkan nilai aset bersih.
(ii) carrying amount includes fair value of investment in funds and mutual funds which are based on net asset value of the fund.
(iii) nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa depan.
(iii) Fair value is determined by discounting future cash flows.
(iv) nilai wajar obligasi yang dijamin dan bersifar senior diestimasikan berdasarkan harga kuotasi yang tercatat di The Singapore Exchange Securities Trading Limited.
(iv) the fair values of senior secured guaranteed notes are estimated based on quoted price in The Singapore Exchange Securities Trading Limited.
- 109 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
46. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
46. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, Perusahaan dan entitas anak, selain MIMEL, LTON, Letang dan Innoform, mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries, except MIMEL, LTON, Letang and Innoform, had monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as of December 31, 2011, 2010 and 2009, are as follows:
2011 Mata uang asing/Foreign currency (nilai penuh/ full amount)
Ekuivalen/ Equivalent Rupiah Rp Juta/ Rp Million
31 Des/Dec 31 , 2010 Mata uang asing/Foreign Ekuivalen/ currency (nilai penuh/ Equivalent full amount) Rupiah Rp Juta/ Rp Million
2009 Mata uang asing/Foreign currency (nilai penuh/ full amount)
Ekuivalen/ Equivalent Rupiah Rp Juta/ Rp Million
1 Jan 2009/31 Dec 2008/ Jan 1, 2009/Dec 31, 2008 Mata uang asing/Foreign Ekuivalen/ currency (nilai penuh/ Equivalent full amount) Rupiah Rp Juta/ Rp Million
Aset Moneter Kas dan setara kas
Monetary Assets US$ Lainnya/ Others
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya US$ Aset keuangan lainnya - lancar US$ Piutang usaha US$ Euro Lainnya/ Others Piutang lain-lain US$ Lainnya/ Others Aset lain-lain US$
2.347.377
21.286
4.174.160
209
37.530
83.605.608
785.893
4
84.001.374
263
919.815 369
10.528.965 5.111.979 8.539.849 667.137
95.477 46.355 77.439 7.832
10.518.750 17.373.466 7.091.391 667.182
94.574 156.205 63.759 7.977
49.096.575 32.206.703 697.549
461.508 302.743 9.424
83.704.791 31.483.220 1.100
916.567 344.741 17
1.624.412
13 14.730
823.792
7.407
13.929.128
198 130.934
14.747.144
211 161.481
1.205.182
49 10.929
1.198.208
10.773
12.092.688
113.671
8.031.040
87.940
Jumlah Aset Moneter
274.319
378.229
1.804.634
2.431.141
Liabilitas Moneter Pinjaman jangka pendek Utang usaha
Utang lain-lain
Biaya masih harus dibayar
Uang muka pelanggan Pinjaman jangka panjang Utang kepada pihak berelasi Utang obligasi
Restricted cash in bank Other financial assets - current Trade accounts receivable
Other accounts receivable
Other assets Total Monetary Assets Monetary Liabilities
US$ US$ Euro Yen Lainnya/ Others US$ Lainnya/ Others US$ Lainnya/ Others US$ US$ US$ US$
2.000.000 51.249.259 102.175 -
18.136 464.728 1.199 -
8.273.294 20.480.056 -
74.385 184.136 -
7.840.304 21.861.812 118.610 -
73.699 205.501 1.602 -
2.549.902 1.842.320 616.856 102.359.216
27.921 159.752 9.520 12.409
989.421
349 8.972
25.670
59 231
850.842
520 7.998
1.768.499
364 19.365
Other accounts payable
4.621.800
41.910
5.910.378
12 53.140
10.508.802
27 98.783
8.826.125
996 96.646
Accrued expenses
377.404 73.753.572 159.677.711
319 3.422 668.797 1.447.957
377.404 279.963.964
1.431 3.393 2.517.156
369.604 75.000.000 139.507.195
1.823 3.475 705.000 1.311.368
327.497 75.000.000 689 138.041.151
2.535 3.586 821.250 11 1.511.551
Customer deposits Long-term loans Payable to related parties Bonds payable Total Monetary Liabilities
Jumlah Liabilitas Moneter
2.655.789
2.833.943
2.409.796
2.665.906
Aset (Liabilitas) Moneter Bersih
(2.381.470)
(2.455.714)
(605.162)
(234.765)
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan entitas anak adalah sebagai berikut:
2011 Rp EUR 1 JPY 100 USD 1
Cash and cash equivalents
11.739 11.680 9.068
Short-term loans Trade accounts payable
Net Monetary Asset (Liabilities)
The conversion rates used by the Company and its subsidiaries as of December 31, 2011, 2010 and 2009 were as follows:
31 Des/Dec 31 2010 Rp 11.956 11.029 8.991
<
- 110 -
2009 Rp 13.510 10.170 9.400
1 EUR 100 JPY 1 USD
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011, 2010 AND 2009 AND AS OF JANUARY 1, 2009/DECEMBER 31, 2008 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
47. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN REKLASIFIKASI AKUN
47. RESTATED STATEMETS ACCOUNTS
CONSOLIDATED FINANCIAL AND RECLASSIFICATION OF
Pada tahun 2011, Perusahaan menyajikan kembali laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 atas hal-hal sebagai berikut:
In 2011, the Company restated the consolidatied financial position as of December 31, 2010, 2009 and January 1, 2009/December 31, 2008 for the following matters:
a. Perubahan klasifikasi kepentingan nonpengendali (sebelumnya disebut hak minoritas) menjadi bagian dari ekuitas, sehubungan dengan penerapan PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan keuangan (Catatan 2).
a. Change in the classification of non-controlling interest (previously called minority interest) to become part of equity, in connection with the application of PSAK 1 (revised 2009), Presentation of Financial Statement (Note 2).
b. Perusahaan menyajikan kembali saldo goodwill dan saham diperoleh kembali tahun 2010 yang sebelumnya dicatat sebagai bagian dari kepentingan non-pengendali (sebelumnya disebut hak minoritas).
b. The Company restated the 2010 account balances of goodwill and treasury stock which were previously recorded as part of noncontrolling interests (previously known as minority interest).
c. Perusahaan mereklasifikasi utang L/C pada tahun 2010, 2009 dan 2008 dari pinjaman jangka pendek menjadi utang usaha dan uang muka pelanggan dari liabilitas jangka panjang menjadi liabilitas jangka pendek.
c. The Company reclassified L/C payable in 2010, 2009 and 2008 from short-term loans to trade accounts payable and customer deposits from noncurrent liabilities to current liabilities.
Posisi akun tersebut sebelum dan sesudah penyajian kembali dan reklasifikasi akun adalah sebagai berikut:
The account balances before and after the effect of the restatement and the reclassifications are as follows:
31 Des/Dec 31, 2010 Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification ASET TIDAK LANCAR Goodwill LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman jangka pendek Utang usaha Uang muka pelanggan LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang lainnya EKUITAS Modal saham diperoleh kembali Kepentingan non-pengendali
2009
1 Jan 2009/31 Dec 2008/ Jan 1, 2009/Dec 31, 2008 Sebelum Setelah reklasifikasi/ reklasifikasi/ Before After reclassification reclassification
Setelah reklasifikasi/ After reclassification
Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification
Setelah reklasifikasi/ After reclassification
1.687.001
3.082.378
-
-
-
-
(347.639) (576.714) -
(310.363) (613.990) (20.405)
(344.631) (693.132) -
(270.932) (766.831) (21.219)
(279.013) (720.192) -
(242.575) (756.630) (20.606)
(146.733)
(126.328)
(134.465)
(113.246)
(112.064)
(91.458)
80.142 (832.998)
84.499 (2.232.732)
-
-
-
-
48. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NONCURRENT ASSETS Goodwill CURRENT LIABILITIES Short-term loans Trade accounts payable Customer deposits NONCURRENT LIABILITIES Other noncurrent liabilities EQUITY Treasury stock Non-controlling interest
48. MANAGEMENT RESPONSIBILITY AND APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian dari halaman 3 sampai 111 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direktur untuk diterbitkan pada tanggal 26 Maret 2012.
The preparation and fair presentation of the consolidated financial statements on pages 3 to 111 were the responsibilities of the management, and were approved by the Directors and authorized for issue on March 26, 2012.
- 111 -