TAHAPAN PENYAJIAN FOTO COVER TABLOID BOLA EDISI PIALA ASIA 2007
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Strata S1 (S1) Ilmu Komunikasi
DISUSUN OLEH : NAMA
: DITRA NUGRAHA PRATAMA
NIM
: 04102-059
JURUSAN : JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI Nama Nim Bibliografi
: Ditra Nugraha Pratama : 04102-059 : 26 (1976-2005) halaman : 73 halaman + 17 lampiran
ABSTRAKSI Foto cover adalah foto atau gambar utama yang dicetak pada sebuah tabloid dan menempati halaman depan. Untuk menyajikan foto cover di tabloid , pastinya terdapat tahapan-tahapan sebelum foto tersebut dimuat menjadi foto cover. Masing-masing tahapan tentunya memegang peranan penting untuk membrikan hasil terbaik kepada penbacanya. Tabloid BOLA sebagai pelopor tabloid olahraga pertama yang menyajikan berita-berita sepakbola baik dalam negeri maupun luar negeri dan juga olahraga lainnya, selain itu juaga Tabloid BOLA mempunyai foto-foto cover yang menarik sehingga menjadikannya sebagai tabloid yang paling digemari pembacanya. Perumusan permasalahan yang diteliti adalah bagaimana tahapan penyajian foto cover Tabloid BOLA edisi (1737-1744) Piala Asia 2007. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tahapan penyajian foto cover edisi (1737-1744) Piala Asia 2007. Metode penelitian yang digunakan adlah metode studi kasus dengan tipe penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif yang betujuan mendeskripsikan hasil penelitian . Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memperoleh data atau informasi dengan melakukan wawancara mendalam dengan beberapa nara sumber, yaitu pemimpin redaksi, fotografer, redaktur foto dan artistik. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tahapan penyajian foto cover di tabloid BOLA merupakan tahapan redaksional tabloid BOLA sendiri, yang dimulai dari tahapan perencanaan melalui rapat redaksi lalu tahap pemotretan yang dilakukan oleh fotografer kemudian tahap pemilihan foto yang dilakukan oleh redaktur foto dan yang terakhir tadalah tahap artistic yang merupakan bagian untuk membuat desain foto cover sehingga membuat tampilannya menarik bagi pembacanya.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya, dan tak lupa shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Rasulullah Nabi besar Muhammad SAW, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sungguh ini merupakan nikmat sekaligus kebanggaan dari dalam diri penulis sehingga pada waktunya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Tahapan Penyajian Foto Cover Tabloid BOLA edisi Piala Asia 2007 “ Pada kesempatan ini penulis tak lupa ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini, yaitu: 1. Ibu Dra. Agustina Zubair, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi sekaligus sebagai Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan pengarahan, masukan dan dukungan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. 2. Bapak Roby Irsyad, S.sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan pengarahan, masukan dak dukungan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. 3. Bapak Drs. Riswandi M.Si selaku Ketua Sidang, terima kasih atas waktunya untuk bersedia menjadi ketua sidang dalam sidang skripsi. 4. Ibu Feni Fasta SE, M.Si selaku Penguji Ahli, terima kasih atas waktunya untuk bersedia menjadi penguji ahli dalam siding skripsi.
5. Seluruh Dosen dan Seluruh Staf Tata Usaha, masa Erpan, mas Mawi, mba Lila, terima kasih atas bantuannya yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada penulis. 6. Kepada pihak Tabloid BOLA terutama Bapak Ian Situmorang selaku pemimpin redaksi, mas Tjandra M. Amin selaku Fotografer, mas Dwi Ari Setyadi selaku redaktur foto dan mas Sulistyono selaku staf artistik, terima kasih telah meluangkan waktunya untuk penulis. 7. Teristimewa untuk Bapakku dan Ibuku yang tercinta, serta Anggita adikku satu-satunya yang telah memberikan doa, semangat, dukungan moril maupun materil dan atas kesabarannnya sehingga penulis dapat menelesaikan slripsi ini, terima kasihku yang teramat sangat untuk kalian. 8. Spesial For My Lovely “ Yuni” yang telah memberikan semangat, dukungan, doa dan Cinta-nya kepada. 9. Sahabat setia penulis, Alung, Deni, Willy, Rika , Acong, Jane, Atus, Jessica, Aldi, Bete, Yanti, Indra, Sisca, Vera, Wiji, Nunu, Rudi, Agung, Ulin, dan Ayu. 10. Teman-temanku
di
FIKOM
Mercu
Buana.
Dengan kesadaran atas kekurangan-kekurangan, baik dalam penyajian penulisan maupun keterbatsan ilmu yang penulis miliki, unutk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Jakarta, Juli 2008 Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI……………………………………………………………………………...i KATAPENGANTAR……………………………………………………………………..ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..iii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………………………………………………………...1 1.2. Pokok Permasalahan…………………………………………………12 1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………………….13 1.4. Manfaat Penelitian…………………………………………………...13 1.4.1. Manfaat Akademis…………………………………………….13 1.4.2. Manfaat Praktis………………………………………………..13
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Komunikasi Massa…………………………………………………...14 2.2. Media Massa…………………………………………………………16 2.3. Tabloid……………………………………………………………….21 2.4. Penyajian Foto……………………………………………………….22 2.5. Definisi Cover………………………………………………………..26 2.6. Manajemen Redaksi………………………………………………….29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian………………………………………………………..33 3.2. Metode Penelitian…………………………………………………….34 3.3. Definisi Konsep………………………………………………………35 3.4. Nara Sumber………………………………………………………….35 3.5. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………36 3.5.1. Data Primer…………………………………………………….36 3.5.2. Data Sekunder………………………………………………….37
3.6. Fokus Penelitian……………………………………………………..37 3.7. Teknik Analisis Data………………………………………………...38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum……………………………………………………39 4.1.1. Sejarah Singkat Tabloid BOLA………………………………39 4.1.2. Visi dan Misi Tabloid BOLA………………………………...42 4.1.3. Profil Tabloid BOLA…………………………………………42 4.1.4. Struktur Organisasi Tabloid BOLA…………………………..43 4.1.5. Kebijakan Redaksional Tabloid BOLA………………………45 4.2. Hasil Penelitian……………………………………………………...47 4.2.1. Tahapan Redaksional…………………………………………47 4.2.2. Tahapan Perencanaan…………………………………………48 4.2.3. Tahapan Pemotretan…………………………………………..55 4.2.4. Tahapan Pemilihan Foto……………………………………...60 4.2.5. Tahapan Artistik………………………………………………69 4.3. Pembahasan………………………………………………………….73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………………………………………………………….74 5.2. Saran………………………………………………………………...75
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN CURRICULUM VITAE
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Ibarat serangkaian vitalitas kehidupan komunikasi sama pentingnua dengan fungsi pernafasan dalam tubuh manusia sejak lahir. Manusia bukan saja membutuhkan pertukaran udara dari kelangsungan hidupnya tetapi juga melakukan pertukaran pesanpesan dengan lingkungannya, terutama dengan lingkungan terdekat yang berlangsung secara terus –menerus. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasl dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adlah sama makna. Maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selam ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.1 Sarah Trenholm dan Artur Jensen (1996:4) mendefinisikan komunikasi demikian: “ A process by which a source transmits a message to a receiver through some channel “ . ( komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran).2 Komunikasi dilakukan tidak hanya memperoleh informasi tetapi juga mengetahui diri orang lain, mengenal dunia luar, menghindari diri agar tidak terisolasi, belajar , serta untuk memperoleh hiburan. Semua aktifitas manusia tersebut jelas dilakukan dengan cara berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya.
1 2
Onong Uchjana Efendy, komunilkasi Teori dan Praktek, Bandung. PT. Remadja rosdakarya, 2005, hal :9 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta , PT. Gramedia Widia sarana Indonesia 2004, hal:6
Ini juga disebut interaksi, hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya untuk memenuhi segala kebutuhannya. Kondisi semakin nyata dalam konteks human communication bahwa komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia , baik sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Menurut Onong, seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya dikarenakan komunikan sebagai sasarannya berada ditempatnya yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Media yang sering digunakan dalam komunikasi sekunder seprti surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, tablod, radio, televisi, film dan lainnya,. Definisi komunikasi massa menurut Defleur dan Dennis dalam bukunya Understanding Mass Communication (1985), bahwa “ komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara “.3 Sedangkan komunikasi massa hanya merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luasa yang identifikasinya ditentukan oleh cirri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisai dan kegiatan yang sebenarnya). Ciri komunikasi massa yaitu komunikasi dengan menggunakan media massa adalah prosesnya berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan dan komunikatornya heterogen.
3
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, hal : 73
Ciri-ciri tersebut terpenuhi, baik oleh media massa cetak surat kabar dan majalah maupun oleh media massa cetak dan media massa elektronik itu terdapat perbedaan yang khas, yakni pesan-pesan yang disiarkan oleh media massa elektronik diterima oleh khalayak hanya sekilas dan khalayak harus selalu berada didepan pesawat sedangkan pesan-pesan yang disampaikan media cetak dapat kaji ulang dan dipelajari serta disimpan untuk dibaca pada setiap kesempatan.4 Ciri khas itu pulalah yang menyebabkan media massa cetak lebih tinggi daya persuasinya dari pada media massa elektronik, karena pesan-pesan persuasive melalui media cetak lebih banyak ditujukan kepada perasaan. Meningkatnya jumlah media massa dewasa ini menyebabkan timbulnya persaingan dalam hal penyajian isi redaksional media massa tersebut khususnya media massa cetak. Selain menyajikan berita yang bersifat actual atau baru pada saat pemberitaaanya pihak redaksi secara umum menata fisik penerbitannya semenarik mungkin terutam pada halaman muka (cover). Cover pada media cetak yang menarik pada dasarnya menyajikan macamfoto-foto disamping penyajian lain seperti berita , judul berita , tulisan-tulisan, cover lines maupun iklan. RM. Soelarko menyatakan foto-foto sebagai penghias kulit muka tabloid, majalah, tau buku, foto juga mempunyai peranan sejajar denga iklan yaitu mengungkapkan sekilas pandangan apa isi media tersebut.5 . Kesejajaran antara foto dalam bentuk cover iklan menyebabkan foto tersebut harus memiliki criteria-kriteria sehingga foto tersebut layak untuk ditempatkan di cover suatu media.
4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remadja rosdakarya , Bandung hal:145. 5 RM. Soelarko, Pengantar Foto Jurnalistik, PT. Karya Nusantara, Bandung, hal:12.
Fotografi ditemukan pada pertengahan abad ke-19, teknologi cetak belum bisa membawa foto ke Koran. Yang terjadi adalah sebuah kejadian yang dijadikan berita dengan cara digambar ulang atau sketsa. Sketsa inilah yang lalu dibawa ke mesin cetak. Surat kabar yang pertama kali membuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar pertama berita itu tentang sebuah peristiwa kebakaran.6 Sejalan dengan kemajuan teknologi cetak, akhirnya foto pun bias di transfer ke media cetak massa. Foto yang pertama kali muncul di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang ada di surat kabar NewYork Daily Graphic. Di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Hery J. Newton.7 Tak ubahnya seperti gambar, foto pun merupakan alat visual yang efektif karena dapat menvisualisasikan sesuatu dengan lebih konkrit, lebih realistis dan lebih akurat. Foto dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi ditempat yang laindapat dilihat oleh seseorang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk foto setelah kejadian itu berlalu.8 Sedangkan fungsi foto pada beritra sebagaimana halnya pada sampul depan atau headline menurut M. Mundaris adalah: 1. Menarik perhatian pembaca 2. Menceritakan isinya 3. Menberi mutu pada berita 4. Membuat surat kabar menjadi lebih menarik
6
Foto Media, April 2003, Prima Indonesia Media , hal 24. Foto Media, Ibid, hal:24 8 Amir Hamzah Suleiman, Media Audio Visual, Jakarta, PT. Gramedia 1981, hal 94 7
Foto merupakan bentuk komunikasi visual, maka secara lansung dapat menyentuh perasaan sehingga mempercepat terbentuknya pendapat umum.9 Fotografi adalah bahasa gambar , hasil terakhir dari bentuk tertua komunikasi percetakan . Berbeda dengan katakata yang digunakan atau ditulis foto adaklah bentuk komunikasi yang dapat dipahami di seluruh dunia. Hal ini menambah makna fotografi dan memberikan tanggung jawab tambahan kepada juru fotonya. Mengingat bahwa foto itu dapat dipahami di seluruh dunia, maka kita harus berusaha supaya apa yang kita utarakan adalha sesuatu yang bernilai dan mengutarakannya dengan indah.10 Kini sepakbola sudah menjadi industri banyak manusia yang menggantungakan hidupnya dari sepakbola . di Indonesia selain adanya kompetisi dalam negeri masyarakat juaga dimanjakan oleh tayangan sepakbola dari liga-liga top eropa. Dengan berkembangnya industri sepakbola saat ini, maka kebuthan akan informasi tentang sepak bola menjadi suatu keharusan. Banyaknya media cetak dan elektronik yang mencoba untuk mengakomodasikan kebutuhan pasar tersebut . hal ini menjadi lahan yang potensial karena tingginya animo dari masyarakat akan sepakbola . salah satu media yang merintis sebagi media olahraga adlah Tabloid BOLA .Tabloid millik kelompok kompas gramedia ini awalnya hanya sebagai sisipan dalam harian kompas. Tabloid BOLA mulai terbit pada tanggal 3 maret 1984 setiap hari jumat. Pada awal terbitnya , Tabloid BOLA mencatakan rekor yang membanggakan karena berhasil memperoleh oplah 400.000 eksemplar, hamper sama dengan tiras kompas pada saat itu.
9 10
M. Mundaris, Dasar-dasar Photo Jurnalistik, Karya sara, Semarang 1976, hal 5 RM. Soelarko, Unsur Utama Fotografi, Dahara Prize, Semarang 1994 hal 9
Sebagai pelopor media cetak olahraga tentunya Tabloid BOLA telah berhasil mengembangkan strategi dan tujuannya demi terciptanya manusia Indonesia yang unggul lewat olahraga. Tabloid BOLA mampu menyuguhkan informasi yang menarik dan akurat dengan sifat kritisnya yang kuat. Dengan semakin banyaknnya media serupa baik cetak maupun elektronik, tentu tabloid BOLA memiliki tantangan baru . sebagai salah satu tabloid olah raga pertama di Indonesia, Tabloid BOLA sudah eksis didunia media cetak nasional selama 23 tahun sejak tahun 1984. angka tersebut tentunya bukannya umur yang pendek bila dikaitkan dengan perkembangan dunia pers Indonesia dari masa ke masa. Kesan pertama yang diberikan oleh surat kabar sebagian bergantung pada halaman mukanya. Jika headline mengiklankan, maka halaman muka mengiklankan surat kabar secara keseluruhan. Berbagai hal mencetuskan kesan ini adalah pilihan huruf yang digunakan, besarnya headlines, ukuran dan jumlah huruf yang dipasang, jumlah cerita dan sebagainya. Mengenali dunia jurnalistik banyak sekali yang harus kita pelajari. Dari hal yang paling terkecil hingga hal-hal besar yang ada diluar lingkungan kita maupun yang berada diekitar kita sendiri. Mengenai hal tersebut, terkadang sebagai mahasiswa yang sedang mempelajari dan mempraktekkan langsung ke lapangan, sebagai sebuah hasil laporan jurnalistik dan sesuai dengan apa yang telah dipelajari saat masih dibangku kuliah suatu pemahaman dalam dirinya. Sebagaimana kegiatan jurnalistik seperti yangbtelah dikutip Dja’far H. Assegaff dalam kamus, sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah atau berkala lainnya.
Berkenaan dengan hal diatas, peredaran surat kabar harian , tabloid ataupun majalah yang terbit terkadang kualitas isi media sering terabaikan untukmeningkatkan kualitas isi media , pers nasional berperan seperti tercantum dalam bab 2 pasal 6 undangundang pokok pers no. 40 tahun 1999 tentang peranan pers nasional sebagai berikut: a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui . b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokratis , mendorong terwujudnya supremasi hokum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan. c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informassi yang tepat, aurat, dan benar. d. Melakukan pengawasan , kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Tabloid sebagai bagiab media cetak berisi kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran broadsheed (lebih kecil dari plano) dan dapat dilipat seperti surat kabar.11 Setiap tabloid yang ada mempunyai keinginan yang sama , yaitu ingin dibaca oleh orang sebanyak mungkin. Oleh sebab itu setiap media layak memiliki bagiab penjualann dan pemasaran yang bertujuan unutk menjual halaman , bagian ini dikepalai oleh seorang manajer iklan dan manajer pemasaran. Bagian ini menyusun progranm-program penjualan dan penasaran serta mencari pengiklan atau sponsor baik secara langsung maupun tak langsung.12
11 12
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, PT. Remadja Rosdakarya, Bandung, hal 11 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1992, hal: 31
Sudah banyak sekali majalah atau tabloid yang menyajikan tentang berita –berita dengan informasi yang berkaitan dengan olahraga, dan selain itu juga Tabloid BOLA ini terbilang lengkap dan berkualitas informasinya juga sangat actual dan murah. Oleh karena itu tabloid ini banyak dibaca oleh pecinta olahraga, khususnya sepakbola. Tabloid Bola juga pernah mendapatkan penghargaan total konsumen dari ICSA 2000 (Indonesian Customer Satisfaction Association) ditahun 2000. dan juga Tabloid BOLA pernah mendapatkan penghargaan dari lembaga penelitian AC Nielsen selama 3 tahun berturut-turut yaitu tahun 2000,2001,2002 sebagai tabloid olahraga terbaik dan Tabloid olahraga terbesar Dallam jumlah pembaca. Tabloid BOLA yang merupakan tabloid olahraga pertama di Indonesia telah dibaca oleh 2.139.000 pembaca dan telah melampaui 9 tabloid lainnya dalam Top 10 Tabloids In General (hasil survey AC Nielsen) seperti Nova, Bintang Indonesia, Gema Olahraga, dan lain-lain. Tabloid BOLA juga menjadi urutan teratas dalam Top10 Men’s Tabloids. Dengan oplah sebesar 675.188 untuk edisi jumat dan 612.158 untuk edisi selasa, semakin memantapkan Tabloid BOLA menjadi tabloid olahraga yang paling digemari masyarakat Indonesia.13 Oleh karena itu, Tabloid BOLA sebagai tabloid pelopor olahraga di Indonesia ingin membeerikan yang terbaik untuk para pembacanya dengan menampilkan beritaberita dan ulasan pertandingan serta foto-foto cover yang menarik selama berlangsungnya turnamen tersebut.
13
Pusat Informasi Olahraga (PINO), Tabloid BOLA
1.2.
Pokok Permasalahan Dari uraian latar belakang masalah diatas , maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Tahapan Penyajian foto cover pada tabloid BOLA edisi (1737-1744) Piala Asia 2007? “
1.3.
Tujuan Penelitian Dari rumusan pokok permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “ Tahapan Penyajian foto cover Tabloid BOLA edisi (1737-1744) Piala Asia 2007 “
1.4.
Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis Dapat memberikan masukan bagi kalangan akademis Ilmu Komunikasi khususnya Jurnalistik tentang bagaimana tahapan penyajian foto cover pada sebuah tabloid.
1.4.2. Manfaat Praktis Agar hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat memberikan sumbang saran mengenai Tabloid BOLA, khususnya pada tahapan penyajian foto cover.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1.
Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa.
Media massa dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak melalui Koran, majalah bulletin dan sebagainya. Sedangkan media elektronik mencakup radio, televise, film dam internet.14 Dalam
bukunya,
communicology:
An
Introduction
to
the
Study
of
Communication, Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi massa sebagai berikut: Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa , pada khalayak yang luar biasa banyaknya.. Ini tidak berarti bahwa khalaknya meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membacanya atau semua orang yang menonton televise, agaknya, ini berarti bahwa khalayaknya itu besar dan pada umunya agak sukar untuk didefinisikan. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barang kali akan lebih mudah lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: Televisi, Radio, Suratkabar, Majalah, Film, Buku dan pita. Bila dikaitkan dengan pendapat yang disampaikan oleh Devito bahwa komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai karakteristik khusus seperti: 14
Nurdin, Komunikasi Massa, Malang, Cespur, hal:34
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga 3. Pesan komunikasi massa bersifat umum 4. Media komunikasi bersifat heterogen. Komunikasi massa dapat didefinisikan dengan memusatkan perhatian pada lima variable yaitu: sumber , khalayak, pesan, proses dan konteks yang terkandung dalam setiap tindak komunikasi dan memperhatikan bagaimana variable-variabel ini bekerja pada media massa.15 Semua komunikasi massa bertalian dengan pemberitaan informasi, pemberitaan komentar atau interprestasi yang membawa pemahaman makna penggalan informasi dan juga pembentukan kesepakatan, ekspresi nilai-nilai dan budaya dengan symbol yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat. Media massa tidakboleh kehilangan identitasnya sebagai lembaga yang dinamakan pers. Pers tanpa idealisme, dalam arti kata hanya mengejar keuntungan financial saja, merupakan perusahaan semata-mata yangbtidak ada bedanya dengan perusahaan kretek. Idealisme yang melekat pada pers sebagai lembaga kemasyarakatan ialah melakukan social control dengan menyatakan pendapatnya secara bebas, tetapi sudah tentu dengan perasaan tanggung jawab bila satu persatu menganut social responbility.
15
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Profesional Books, 1997, hal:505
2.2.
Media Massa Dalam proses penyampaian pesan komunikasi massa , media massa merupakan
salah satu medium penyampain isi pesan yang ingin di sampaikan oleh komuniktor kepada komunikan. Selain itu media massa merupakan salah satu instrument penting dalam penyampaian pesan dan juga merupakan sumber kekuatan alat control , manajemen dan inovasi masyarakat. Peran media massa seperti Koran, majalah, televisi, dan radio tidak berdiri sendiri karena didalamnya banyak berdiri individu yang melakukan tugasnya untuk melakukan pengolahan informasi sebelum informasi itu disampaikan kepada audiens. Media massa sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita , dimana penilaian atau gambaran umumtentang banyaknya hal atau peristiwa, media mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai karena media juga dapat membentuk opini publiknya. Hal ini disebabkan karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atau ide atau gagasan dan bahkan suatu kepentingan atau cerita yang direpresentasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris.16 Media massa dapat dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu, media cetak dan media elektronik. Media cetak meliputi Koran, tabloid, majalah dan sebagainya. Media massa elektronik mencakup radio, televise, film, dan internet. Perkembangan media massa khususnya media cetak di Indonesia saat ini sangat pesat. Hal ini ditandai semakin banyak media cetak yang beredar baik surat kabar, majalah, tabloid, maupun jenis media yang lainnya.
16
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung , PT. Remadja rosdakarya , 2003, hal:31
Media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk menyebarkan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dalam jumlah yang relative banyak.17 Peran media massa sebagai suatu intuisi dalam masyarakat, asumsi tersebut ditopang oleh dalil: 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja , barang , dan jasa serta menghidupkan industri lani yang terkait. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan (alat control) manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media massa sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan symbol,tetapi juag dalam pengertian pengembangan tata cara , mode, gaya hidup dan normanorma. 4. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 5. Media telah menjadi sumber dominant bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas social tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dari penilaian normative yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.18
17 18
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remadja Rosadakarya,1992, hal:17 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Edisi kedua, Erlangga,1996, hal: 3
Media massa sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, dimana penilaian atau gambaran umum tentang banyaknya hal atau peristiwa, media mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini public. Hal itu disebabkan karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atau sebuah ide atau gagasan dan bahkan suatu kepentingan atau cerita yang dipresentasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris.19 Pada dasarnya media tergantung pada pendayagunaan kekuasaan oleh unsure kekuatan lain, atau paling maksimal berperan sebagai alat bagi unsure kekuatan lain. Media juaga merupakan saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan arah dan memberikan dorongan terhadap perubahan social. Media massa menerima informasi dan berita dari berbagai sumber dan disitulah tim redaksi berfungsi sebagi gate keeper yang fungsinya melakukan seleksi atas isi pemberitaan yang layak untuk dimuat.
2.3.
Tabloid Tabloid adalah terbitan berkala yang menyajikan liputan jurnalis dan artikel berisi
informasi dan opini yang membahas berbagai aspek kehidupan. Adakalanya pemuatan tulisan dalam tablid hanya dimaksudkan sebagai hiburan. Sedangkan menurut kurniawan junaedhie, tabloid merupakan penerbitan berkala yang menggunakan kertas sampul, memuat macam-macam tulisan yang dihiasi ilustrasi dan foto-foto.20 Tabloid merupakan hasil kerja kolektif yang menyangkut maslah filsafat, bakat atau keterampilan dan imajinasi dan juga memanfaatkan keahlian dan pengetahuan orang banyak. Hal ini menekankan bahwa dalam mengerjakan tabloid seorang penata tabloid
19 20
Alex Sobur, Analisis Teks Media, PT. Remadja Rosdakarya, Hal: 31 Kurniawan Junaedhie, EnsiklopediPers Indonesia, Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama,1991,hal:155
tidak dapat bekerja seorang diri, karena masalah merancang tabloid adalah maslah menselaraskan akan kebutuhan editorial dan kebutuhan visual.21 Sedangkan menurut Djafar H. Assegaff, Tabloid adalah surat kabar yang terbit dengan ukuran setengah dari ukuran suratkabar biasa dengan gaya jurnalistik yang khas, misalnya dengan reportase foto khas.22 Dengan begitu antara surat kabar dan tabloid pada dasarnya sama. Namun keistimewaan tabloid adalah jenis ceritanya tidak bersambung kebelakang. Juga ceritacerita biasanya dipecah-pecah menjadi sub bagian judul sendiri. Selain tabloid mengutamakan foto-foto berita yang menunjang atau mendampingi berita peristiwa itu sendiri, tabloid juga mengutamakan isi berita secara mendalam, maka dalam halaman tertentu ditempatkan secara khusus sebagai cirri khas tabloid.
2.4.
Penyajian Foto Penyajian menurut Djafar H. Assegaff adalah cara penyampaian suatu
pemberitaan.23 Dalam kajian proses penyajian yang akan dibahas adalah proses penyajian foto cover pada tabloid BOLA. Istilah foto diambil dari kata fotografi. Menurut Agus Rukmana dalam bukunya: “ Fotografi berasal dari bahasa latin, yaitu photos dan graphos. Photos adalah cahaya atau sinar, sedangkan Graphos adalah menulis, mencatat, melukis. Jadi fotografi adalah kegiatan mencatat, melukis, dan menulis dengan cahaya. “24
21
Roy Paul Nelson, Publication Design-Third Edition Dubuque, Lowa: Wn, C Brown Company Publisher, 1993, Hal:22 22 Djafar H. Assegaff, Jurnalistik Masa Kini, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hal:242 23 Djafar H. Assegaff, Opcit, hal: 133 24 Agus Rukmana, Tanya Jawab Dasar-dasar Fotografi, Armico, Bandung,1981,hal:11
Foto tidak dapat mengungkiri fakta yang terjadi terhadap orang yang melihat foto tersebut, foto tidak mungkin bohong kecuali jika foto tersebut sudah diolah melalui teknologi digital yang berkembang saaat ini atau foto tersebut telah dimanipulasi. Menurut RM. Soelarko “dia punya daya merekam yang akurat dan tidak mungkin bohong dalam penguraian detail (selama fotonya tidak diganggu)”.25 Kurniawan Junaedhie menjelaskan tentang fotografi: “ Pembuatan gambar dengan lensa dan film atau plat pekat cahaya. Fotografi kini merupakan bagaian vital dari penerbitan pers dan tidak bias ditinggalkan, misalnya dikenal dengan adanya cahaya foto berita dan majalah berita bergambar”.26 Jadi peran foto dalam berita dan penerbitan pers adalah sangat penting dan merupakan unsure yang utama, karena fotografi mempunyai sifat yang mampu merekam sesuatu secara tepat,cepat dan objektif sehingga fotografi sangat cocok untuk menyajikan peristiwa yang mengandung unsure berita. 2.5.
Definisi Cover Menurut RM. Soelarko cover adalah gambar sampul, foto sampul cover picture
sebuah foto yang meliputi halaman penuh atau hampir penuh sampul muka.27 Perpaduan antara tulisan dan gambar dibuat sedemikian rupa agar orang tertarik untuk membeli dan membacanya. Tulisan dalam cover biasanya dibuat besar-besar dan berwarna namun ditulis singkat dan padat. Kata-kata yang dibuatnya pun terkadang memicu rasa penasaran seseorang sehingga cover sekaligus berperan sebagai iklan terhadap majalahnya itu sendiri.
25
RM. Soelarko, Fotografi untuk Nafkah, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta,1993, hal:107 Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedi Pers Indonesia, Jakarta, PT.Gramedia Pustaka Utama,1991,hal:157 27 RM. Soelarko, Pengantar foto Jurnalistik, Karya Nusantara, Bandung,1985, hal: 58 26
Sedangkan gambar didalam cover biasa berupa lukisan, foto atau gabungan antara lukisan dengan foto. Tetapi penulis mengkategorikan semuanya itu dengan foto cover. Hal ini seperti yang diutarakan Djafar H. Assegaff, cover adalah lapisan depan atau belakang dari suatu majalah yang lazim memuat judul majalah dan berisikan gambar yang menarik.28 Sedangkan menurut Kurniawan Junaedhi, cover adalah: Lembaran kertas paling luar bagian depan dan belakang atau sering juga disebut kulit buku pada media cetak. Biasanya lebih tebal dari kertas isi. Dibuat berwarna-warni dan dirancang sedemikian rupa dengan maksud untuk menarik pembaca. Karena orang tidak membaca seluruh isinya pada saat membeli maka peranan cover sangat penting. Desain cover sering dianggap menampilkan citra dan karakter penerbitan pers yang bersangkutan.29 Seseorang akan tahu apa yang disajikan oleh sebuah surat kabar atau majalah ketika dia melihat foto yang disajikan dihalaman atau sampul depannya. Umumnya penyajian foto yang baik lebih menarik dibandingkan dengan tulisan karena cepat dilihat dan dimengerti. Maka banyak surat kabar yang menempatkan foto dihalaman muka atau sebagai foto cover pada surat kabar. RM. Soelarko berpendapat, foto cover harus memiliki sifat-sifat seperti: 1. Memiliki News Content 2. Disajikan dengan jelas hingga mendukung ceritanya 3. Teknik dan artistic disampaikan dengan baik.30
28
Djafar H.Assegaff, Jurnalistik Masa Kini Pengantar Praktek Kewartawanan, Ghalia Indonesia,Jakarta,1983, hal: 125 29 Kurniawan Junaedhi, Ensiklopedia Pers Indonesia, PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,1991,hal:41 30 RM.Soelarko, Pengantar Foto Jurnalistik, PT. Karya Nusantara, Bandung,1985, hal:12
Foto cover adalah foto atau gambar utama yang dicetak pada sebuah surat kabar atau tabloid dan menempati halaman pertama. Foto yang disajikan dalam cover tabloid harus memiliki isi berita, yakni foto yang terpampang harus sesuai dengan apa yang diberitakan pada halaman berikutnya. Foto juga disajikan dengan jelas. Selain itu cover yang akan menjadi sampul harus mempunyai penampilan yang menarik.
2.6
Manajemen Redaksi Redaksi adalah propes pengumpulan, pengolahan penulisan berita. Dalam
organisasi surat kabar manapun, sebelum seorang reporter turun atau diturunkan kelapangan. Ia harus lebih dahulu mendengar dari redakaturnya mengenai sesuatu hal yang menghasilkan dalam rapat redaksi seputar berita-berita yang perlu diliput. Setiap surat kabar selalu mengadakan rapat pagi yang dihadiri oleh para redaktur dan dipimpin oleh pemimpin redaksi atau redaktur dan dipimpin oleh pemimpin redaksi atau redaktur pelaksana untuk menentukan berita-berita apa saja yang akan mengisi halaman surat kabar mereka. Pemimpin perusahaan adalah bertanggung jawab kepada pemimpin umum diserahi tugas mengelolla operasi-operasi yang bersangkuta dengan adminitrasi keuangan perusahaan dan penawaran dibawah pemimpin perusahaan terdapat kepala-kepala bagian menager sirkulasi, iklan, promosi, produksi, dsan bagian-bagian lain berkaitan dengan maslah bisnis , teknik dan operasi distribusi. Pemimpin redaksi adalah orang pertama yang bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Sesuai dengan undang–undang pokok pers, pemimpin redaksi
bertanggung jawab jika ada tuntuan hokum yang disebabkan oleh isi pemberitahuan pada penerbitannya. Tetapi dalam prakteknya, pemimpin redakasi bisa mendelegasi kepeda pihak lain yang ditunjuknya. Tugas pertama pemimipn redaksi adalah mengendalikan kegiata keredaksian di perusahaannya yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian focus pemberitaan, penentuan topik, pemilhan berita utama (head line), berita pembuka halaman (opening news), menugaskan atau membuat sendiri tajuk dan sebagainya. Sekertaris redakasi adalah pembantu pemimpin redaksi dalam hal administrasi keredaksian. Misalnya menerima surat-surat dari luar yang menyangkut keredaksionalan, mengirim honor tulisan kepada penulis dari luar, membuatkan surat-surat yang diperlukan oleh pemimpin redaksi. Redaktur pelaksana adalah jabatan yang dibentuk untuk membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugas-tugas keredaksionalannya. Jumlah personil redaktur pelaksana antara satu penerbitan lainnya tidak sama. Ada yang cukup satu, dua orang atau bahkan tanpa redaktur pelaksana. Ini disesuaikan dengan banyaknya isu penerbitanya. Biasanya tergantung dari jumlah halaman yang diterbitkannya. Redaktur (editor) adalah yang bertanggung jawab isi halaman surat kabar, itu sebabnya ada sebutan redaktur halaman dan redakatur bidang. Banyaknya pada tiap penerbitan pers tergantung dengan banyaknya halaman atau bidang yang disajikan oleh penerbitan pers itu. Tugas Redaktur adalah menerima bahan berita, baik dari kantor berita, wartawan, koresponden, atau bahkan pers release dari kemudian diseleksi untuk dipilih mana yang layak untuk dimuat dengan segera dan mana saja yang bias ditunda pemuatannya.
Sedangkan koresponden atau stringer adalah seseorang yang berdomisili di suatu daerah, diangkat atau ditunjuk oleh suatu penerbitan pers diluar daerah atau luar negeri, untuk menjalankan tugas kewartawanannya yaitu memberikan lapran-laporan secara continue tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi di daerahnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskritif, dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Menurut Mohammad Nazir metode deskritif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskritif ditujukan untuk: 1. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan dating. Sedangkan pendekatan penelitian adalah kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mengenai metode kualitatif seperti yang dikutip oleh Lexy J. M, Moleong adalah Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dengan perilaku yang diamati,
menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variable atau hipotesis, tetapi perlu memandang sebagai bagian dari suatu kebutuhan.
3.2
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, sebab focus penelitian terletak
pada fenomena di dalam kehidupan nyata, yaitu tahapan Tabloid BOLA dalam menemukan Foto Cover. Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, design kasus tunggal dengan unit analisis tunggal, karena peneliti hanya meneliti satu kasus yaitu, Tahapan Tabloid BOLA dalam penelitian
adalah design kasus tunggal dengan unit analisis
tunggal, karena peneliti hanya meneliti satu kasus yaitu, Tahapan Tabloid BOLA dalam Penyajian Foto cover edisi Piala Asia 2007. Seperti dijelaskan oleh K. Yin bahawa studi kasus lebih dikehendaki untuk melacak peristiwa-peristiwa kontemporer, karena itu studi kasus berdasarkan dari pada teknik-teknik yang sama dengan kelaziman yang ada pada strategi histories, tetapi dengan menambahkan sumber bukti yaitu wawancara.
3.3
Definisi Konsep Untuk melaksanakn penelitian ini berbagai konsep dari istilah perlu di perjelas
definisi konsepnya, antara lain yaitu: 1) Tahap penyajian adalah cara keseluruhan kondisional untuk menyampaikan sesuatu pemberitaan yang dijalankan guna mencapai tujuan dan ada beberapa tahapan
diantaranya, merencanakan melalui rapat redaksi, pemotretan, pemilihan serta tahap layout. 2) Foto cover pada Tabloid merupakan foto yang terdapat pada sampul muka yang dipilih secara khusus oleh Staf Redaktur foto Tabloid sebagai foto cover yang dapat menarik perhatian pembacanya. 3) Tabloid BOLA adalah tabloid olahraga pertama di Indonesia yang menyajikan beritaberita seputar olahraga sepakbola dan juga yang digemari oleh pembaca di Indonesia.
3.4
Nara Sumber (Key Informan) Menurut Lexy J. Moleong, “ Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”. Dengan demikian key informan atau nara sumber adalah orang yang dianggap penulis paling mampu membrikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Orang yang berperan besar dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan redaksional Tabloid BOLA, serta berkaitan langsung dalam penyajian foto cover. Dan berarti , key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi terkait. Sesuai dengan masalah penelitian ini, yang dianggap tepat untuk disebut sebagai orang yang memhami (key informan) adalah: 1. Ian Situmorang, selaku Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA, karena ebagai pemimpin redaksi bertyanggung jawab terhadap isi dan pemberitaan. 2. Dwi Ari Setyadi, selaku redaktur foto Tabloid BOLA, karena redaktur foto berperan besar dalam pemilihan dan penyajian foto cover.
3. Tjandra M, Amin, selaku fotografer Tabloid BOLA yang melakukan pemotretan dan menghasilkan foto-foto liputannya. 4. Sulistyono selaku Staf Artistik Tabloid BOLA yang mengerjakan desain dan layout foto cover.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.
Data Primer Data yang diambil secara langsung dengan melakukan wawancara mendalam
kepada pihak tabloid bola. Dalam hal ini nara sumber yang dimaksud adalah pemimpin redaksi, redaktur foto, fotografer, staf artistic
3.5.2. Data Sekunder Penelitian diperoleh dengancara pengumpulan data tentang hal yang berhubungan dengan penyajian foto.
3.6
Fokus Penelitian Focus penelitian ini terletak pada tahapan penyajian foto cover tabloid bola edisi
piala asia 2007, yaitu: a. Tahap perencanaan, melalui rapat redaksi setiap senin dan kamis. b. Tahap pemotretan, fotografer melakukan pemotretan. c. Tahap pemilihan foto, redaktur foto akan memilih foto. d. Tahap artistic, foto yang akan dijadikan cover akan di desain agar lebih menarik bagi pembaca.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran umum
4.1.1. Sejarah Tabloid BOLA Sejarah tabloid bola berwal pada jumat, 3 maret 1984 ktika terbit dalam wujud lamppiran/sisipan berbentuk tabloid 16 hlamam sebagai bonus setiap jumat pada harian kompas yang dicetak dengan oplah sebesar 412.000. Adanya tabloid bola sebagai sisispan komp[asa ternyata mendongkrak oplah kompas . setiap jumat dimana bola hadir sebagai sisispan selisih oplahnya bias mencapai 100.000 eksemplar dibandingkan denganhari biasa. Mencapai puncaknya ketika event sepakbola piala dunia 1086 di mexico dengan oplah 644.000 eksemplar. Tabloid BOLA juga mempunyai home page di http://www.bolanews.com yang sudah bias diakses setiap hari . dengan demikian semakin sempurna tabloid bola sebagi jendela olahraga nasional maupun intenasional. Sejak juli 1999 tabloid bola pun sudah mempunyai adik yaitu Tabloid SENIOR yang mengkhususkan diri sebagi media kesehatan. Selain menerbitkan tabloid , bola juga lewat unit menerbitkan buku-buku olahraga yang berkaitan dengan biografi,kartun, humor olahraga dan turnamen berskala tingkat dunia . Kepedulian tabloid bola akan kebutuhan masyarakat terhadap informasi olah raga , terutama sepakbola tidak berhenti sampai disitusaja pada november 2001 tabloid bola meluncur kan bola vaganza . majalah nbulanan setebal 116 halaman yang khusus
mengupas tentang sepakbola dunia. Diluar penerbitan tabloid bola juga memproduksi peralatan dan pernak-pernik olahraga khas tabloid bola yaitu Toko Olahraga Bola.
4.1.2. Visi dan Misi Tabloid BOLA Visi dan Misi Tabloid BOLA yakni ikut mencerdaaskan bangsa lewat pemberitaan olahraga, maka semua materi yang terkandung didalam tabloid bola harus mengarah kepada usaha mencerdaskan bangsa melalui pemberitaan olahraga yang terangkum daklam kebijakan redaksional tabloid bola .
4.1.3. Profil Tabloid BOLA 1. Nama Tabloid
: Tabloid BOLA
2. Jenis Majalah
: Tabloid Olahraga
3. Alamat Redaksi : Jalan Palmerah Barat, no.33-37 lantai 5, Jakarta 10270. Telp:021-53677835-53677836 4. Email
:
[email protected]
5. Website : http://www.bolanews.com 6. Hari Terbit
: Selasa dan Jumat
7. Hari Edar
: Senin dan Kamis
8. Jumlah Halaman: * Edisi Regular
: 48 halaman
* Edisi Khusus
: 52 halaman
9.
Harga
: * Edisi Regular
: Rp. 6000
* Edisi Khusus
: Rp. 7500
4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1 Tahapan Perencanaan Pada tahap perncanaan ini dimulai denagnrapat redaksi di tabloid bola rapat reaksi dilaksanakan secara rutin setiap hari senin dan kamis pukul 15.00 WIB. Rapat ini dihadiri oleh semua bagian redaksi , PINO, artistic, redaktur foto, reddaktur pelaksana, fotografer dan bagian iklan. Berikut penjelasan Ian Situmorang selaku pemimpin redaksi: “ Rapat redaksi kami lakukan rutin setiap senin dan kamis jam 3 sore dan rapat ini dihadiiri oleh semua bagian redaksi dan bagian yang terkait lainnya. “ Pada rapat idealnya dipimpin oleh pemred namun dalam pelaksanaan nya di tabloid bola untuk melatih tanggung jawab staf redaksi maka rapat dipimpin secara bergantian. Pemimpin rapat bias dipilih dari bagian redaksi, artistic atau PINO. Seperti dijelaskan Ian Situmorang: “ Dalam rapat redaksi yang memimpin rapatnya selalu bergantian ini dimaksudkan agar semua pihak redaksi mempunyai tanggung jawab yang lebih terhadap Tabloid BOLA “ Pada rapat redaksi ini selanjutnya pemimpin redaksi, redaktur poelaksana dan bagian lainnya merencanakan berbagai tema dan ide seperti bagaimana foto yang layak dijadikan foto cover . Pada rapat redaksi edisi piala asia 2007, Tabloid BOLA sangat menedepankan unsure pemberitaan yang harus memperhatikan segi kebutuhan, variasi dan mendidik.
Seluruh bagian redaksi sebelumnya wajib membaca tabloid bola sehingga dengan melihat kesalahan atau mungkin kesalahan oranglain. Setiap redaksi berhak untuk memberikan kritik, saran dan evaluasi terhadap tulisan, foto dan grafis yang dianggap kurang tepat. 4.2.2. Tahapan Pemotretan Setelah dari rapat redaksi selanjutnya masuk ketahap pemotertan. Pada tahapan ini foto grafer akan berkredasi untuk mencari obyek foto yang lebih baik sebagi stok yang dapat dijadikabn untuk foto cover Tabloid BOLA . fotografer posissinya sejajar dengan wartawan sehingga mereka memiliki kewengan yang luas dalam memenetukan sudut atau angle foto yang akan diambil . Namun fotografer tidak selalu bekerja dalam tempat tyang sama walaupun bekerja untuk meliput acara yang sama . hal ini dikarenakan dalam setiap pertandingan olahraga khususnya sepakbola , fotografer berad dipinggir lapangan/belakang gawang untuk mendapatkan angle yang bagus dan dekat denga obyek foto. Berikut penjelasan TjandraM. Amin selaku fotgrafer: “ Kami bebas dalam menentukn sudut atau angle yangb akan dipotret. Tetapi kami juga kooordinasi denganwartawan mengenai pemain yang menjadi prioritas utama untuk difoto “ Pada edisi piala asia 2007 ini, fotografer dituntut untuk memotret pemain yang akan dijadikan foto cover. Jadi setelah dari hasil rapat reaksi, tentunya redaktur telah menentukan siapa pemain yang akan dijadika foto cover untuk edis berikutnya , tetapi fotografer diberi kebebasan untuk mrngambil angle gambar sesuai dengan keinginan si fotografer.
Menurut Tjandra M. Amin selaku fotografer mengatakan: “ Secara teknis foto itu yang pertama harus focus, yang kedua framing , dan yang ketiga ekspresi atau aksi. Jadi jika dari ketiga teknis itu terpenuhi maka foto cover “ Hal tersebut dikarenakan agar mendapatkan hasil foto yang terbaik, maksudnya dari 4 fotografer tersebut pada saat memotret dilpangan, mereka berbagi posisi/sudut tempat yang berbeda. Ini dimaksudkan agar timbul kmpetisi yang bagus dari masingmasing fotografer sehingga dari kompetisi tersebut akan menghasilkan foto-foto yang terbaik yang tentunya akan dijadikan foto cover. Berikut penjelasn Tjandra M. Amin selaku fotografer: “ Biasanya kami setiap memotre dilapangan terdiri dari 4 orang, itu dimaksudkan agar mendapatkan foto-foto yang berbeda anglenya dan selain itu juga untuk memberikan kesempatan bagi junior saya untuk maju dan berkembang, karena regenerasi itu penting “.31 Dalam memotret event besar termasuk Piala Asia 2007 ini, para fotografer Tabloid BOLA selalu berkoordinasi antara satu dengan yang lain dan itu tidak direncanakan dalam rapat redaksi. Artinya dilakukan dengan spontanitas dan untuk melakukan itu harus tercipta dan mempunyai hubungan yang harmonis dari masingmasing fotografer mereka juga tidak egois. Di Tabloid BOLA, selain fotografer yang memotret dan menghasilkan foto-foto untuk dijadikan foto cover. Tabloid BOLA juga mendapatkan foto-foto untuk dijadikan foto cover dari jaringan foto internasional yaitu: AFP, Getty Images dan Grazianeri. Karena Tabloid BOLA tejah berlangganan dan telah membeli hak gunanya. Berikut penjelasan dari Pemimpin Redaksi , Ian Situmorang: “Jika fotografer dan watawan kita meliput event yang bersangkutan , mak fotofoto yang akan dijadikan foto cover tersebut berasal dari hasilliputan mereka. Tetapi jika 31
Hasil Wawancara dengan fotografer, Op Cit
tidak, kita akan memuat foto cover dari jaringan foto internasional karena kita telah berlangganan dan membeli hak gunanya.”32
Tetapi pada Piala Asia 2007 ini, Redaktur foto Tabloid BOLA yaitu Dwi Ari Setyadi ditunjuk oleh AFC selaku badan tertinggi sepakbola asia untuk menjadi fotografer resmi AFC pada piala asia 2007 ini. Karena seperi sudah dijelaskan sebelumnya
bahwa
fotografer
dan
Watawan
Tabloid
BOLA
itu
memiliki
akreditasi/lisensi dari AFC, UEFA and FIFA, sehungga mereka dapat dengan mudah meliput event-event besar berskala internasional seperti: World Cup, Euro, Champion League dan termasuk Piala Asia 2007 ini. Sehingga dengan begitu tentunya Tabloid BOLA akan mendapoatkan berita-berita yang selalu update dan foto-foto yang dihasilkan sangat ekslusif. Oleh sebab itu foto cover pada Piala Asia 2007 yang dimuat ini juaga ekslusif dan berita-berita yang dihasilkan juga update. 4.2.4. Tahapan Pemilihan Foto Setelah dari tahapan pemotretan lalu masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahapan pemilihan foto. Pada tahap ini foto-foto yang telah dihasilkan fotografer, untuk selanjutnyafoto-foto tersebut akan dipilih oleh Redaktur Foto dan setelah terpilih tentunya foto tersebut akan dimuart sebagai foto cover. Pihak redaksi Tabloid BOLA tentunya mempunyai criteria-kriteria dalam menentukan foto cover , berikut penjelasan Redaktur Foto, Dwi Ari Setyadi: “ Kriteria foto cover itu yang harus diperhatikan adalah pertama, kebutuhan news nya jelas. Kedua, dari sisi nama, ketokohan popularitas dan prestasi. Ketiga, yang tentunya dari sisi kualitas fotonya harus focus dan tidak pecah atau blur”33
32 33
Hasil Wawancara debngan Pemimpin Redaksi, Op Cit Hasil wawancara dengan Redaktur Foto, Op Cit
Di Tabloidf BOLA, Redaktur foto bertanggung jawab atas semua urusan fotografi, kualitas foto, maupun penugasan para fotografer. Redaktur foto juga berhak mengusulkan fotografer man yang akan bertugas di luar kota atau luar negeri. Penentuan tugas luar negeri juga biasanya dengan menggunakan sistem rolling antara fotografer sehingga cukup adil. Berikut penjelasan Dwi Ari Setyadi selaku redaktir foto: “Selain Bertanggung ajawab mengenai pemilihan foto yang akan dijadikan foto cover, saya berhak memberikan masukan kepada pihak redaksi mengenai fotografer yang bertugas untuk liputan event diluar negeri.”34
Pada edisi piala asia 2007 ini pihak redaksi Tabloid BOLA menentukan foto cover selain dari sisi yang seperti sudah disebutkan sebelumnya. Mereka juga menentukannya dengan acuan jadwal pertandingan yang akan bertanding. Jadi, mereka akan memasang foto cover pemain dari tim atau Negara yang akan bertanding. Sudah terpilih dan telah dimuat menjadi foto cover, terdiri dari 7 edisi selama piala asia berlangsung, yaitu: Edisi 1737, Edisi 1738, Edisi 1739, Edisi 1740, Edisi 1741, Edisi 1743 dan Edisi 1744. Berikut ini penulis sertakan foto-foto cover piala asia yang telah dimuat
34
Ibid
Pada foto cover edisi 1737 ini, yang menjadi cover nya adalah Ponaryo Astaman (Indonesia). Dengan tema “
Spesial Asia Ini Kandang Kita”, foto cover ini
mengedepankan tentang tim nasional Indonesia yang menjadi salah satu tuan rumah piala asia 2007. Foto cover ini menonjolkan sosok Ponarya Astaman sebagai”tokoh” yang mewakili tim nasional Indonesia dan juga seorang kapten yang tentunya mempunyai jiwa pemimpin, berwibawa dan dapat menjadi seorang pemain yang dihormati dan disegani dilapangan.. Foto cover tersebut memenuhi criteria dari sisi kebutuhan news nya, dari sisi nama, ketokohan dan popularitas melalui sosok Ponaryo Astaman. Berikut penjelasan Dwi Ari Setyadi selaku redaktur foto: “ Foto ini dimuat karena memenuhi criteria dari sisi kebutuhan news nya , lalu dari sisi nama, ketokohan, popularitas dan dari sisi kualitas fotonya”35
35
Hasil Wawancara dengan Redaktur Foto, Op Cit
Pada foto cover edisi 1738 ini, yang menjadi cover nya adalah Bambang Pamungkas (Indonesia), Harry Kewell (Australia), Shunsuke Nakamura (Jepang) dan Ali Karimi (Iran).Denagn tema “Gaya Asia”. Foto cover ini memenuhi criteria dari sisi kebutuhan news nya , kemudian dari sisi nama, ketokohan, popularitas dan ekspresi pemain. Berikut penjelasan Dwi Ari Setyadi selaku redaktur foto: “ Foto ini dimuat karena memenuhi criteria dari sisi kebutuhan news nya , lalu dari sisi nama, ketokohan, popularitas dan dari sisi kualitas fotonya”36 36
Hasil Wawancara dengan Redaktur Foto, Op Cit
Pada foto cover edisi 1739 ini, yang menjadi cover nya adalah Ponaryo Astaman. Denagn tema “Menang”, foto cover ini menonjolkan sosok Ponarya Astaman sebagai pemain tim nasional Indonesia yang akan bertanding melawan Bahrain dalam pertandingan pertama.
Berikut penjelasan Dwi Ari Setyadi selaku redaktur foto: “ Foto ini dimuat karena memenuhi criteria dari sisi kebutuhan news nya , lalu dari sisi nama, ketokohan, popularitas dan dari sisi kualitas fotonya”37
37
Hasil Wawancara dengan Redaktur Foto, Op Cit
Pada foto cover edisi 1740 ini, yang menjadi cover nya adalah Bambang Pamungkas . Dengan tema “ Lagi, BP”, foto cover ini menonjolkan sisi nama, tokoh , popularitas,ekspresi, aksi dan prestasi striker tim nasional Indonesia.Bambang Pamungkas yang diharapkan mencetak gol lagi ke gawang Arab Saudi. Foto tersebut dimuat untuk memenuhi criteria dari sisi kehidupan news nya.
Berikut penjelasan Dwi Ari Setyadi selaku redaktur foto: “ Foto ini dimuat karena memenuhi criteria dari sisi kebutuhan news nya , lalu dari sisi nama, ketokohan, popularitas dan dari sisi kualitas fotonya”38
38
Hasil Wawancara dengan Redaktur Foto, Op Cit
Pada foto Edisi 1741 ini, yang menjadi cover nya adalah Elie Aiboy. Dengan tema “ Bisa, Bung” Foto cover ini menonjolkan sisi nama dan aksi dari Elie Aiboy. Semangat juang tim Indonesia yang diharapkan tidak pantang menyerah . Foto tersebut dimuat sebagai foto cover karena memenuhi kriteria dari sisi kebutuhannya news nya.
Berikut penjelasan Dwi Ari Setyadi selaku redaktur foto: “ Foto ini dimuat karena memenuhi criteria dari sisi kebutuhan news nya , lalu dari sisi nama, ketokohan, popularitas dan dari sisi kualitas fotonya”39
39
Hasil Wawancara dengan Redaktur Foto, Op Cit
Pada foto cover edisi 1743 ini, yang menjadi cover nya adalah Yasser Al Qahatani (Arab Saudi) . Dengan tema” Musuh Utama”Foto cover ini menonjolkan sosok Yasser sebagai “tokoh” dari tim Arab yang akan bermain dipertandingan. Foto cover tersebut dimuat karena memenuhi criteria dari sisi kebutuhan news nya.
Berikut penjelasan Dwi Ari Setyadi selaku redaktur foto: “ Foto ini dimuat karena memenuhi criteria dari sisi kebutuhan news nya , lalu dari sisi nama, ketokohan, popularitas dan dari sisi kualitas fotonya”40
40
Hasil Wawancara dengan Redaktur Foto, Op Cit
Pada foto cover edisi 1744 ini, yang menjadi cover nya adalah Younis Mahmoud ( Irak) dan Malek Alhawsawi (Arab Saudi) .Dengan tema “ 1001 Final” Foto cover ini menonjolkan sosok kedua pemain sebagai “ tokoh” yang akan bermain dan bertanding dipartai final piala asia 2007 antara Irak melawan Arab Saudi. Foto tersebut dimuat sebagai kriteria dari sisi kebutuhan news nya .
Berikut penjelasan Dwi Ari Setyadi selaku redaktur foto: “ Foto ini dimuat karena memenuhi criteria dari sisi kebutuhan news nya , lalu dari sisi nama, ketokohan, popularitas dan dari sisi kualitas fotonya”41
41
Hasil Wawancara dengan Redaktur Foto, Op Cit
4.2.5 Tahapan Artistik Setelah melalui tahapan pemilihan foto dan pihak redaktur foto telah memilih serta menetukan foto yang terpilih untuk dijadikan foto cover.Maka selanjutnya foto tersebut dikirim kepada Tim Artistik untuk di desain dan diatur komposisi tata letak fotonya dan komposisi warnanya agar lebih menarik bagi pembacanya. Di Tabloid BOLA itu sendiri untuk Tim Artistik, pada ininya tidak mempunyai aturan yang baku mengenai konsep yang harus di jalankan dalam setiap desain foto cover .Jadi, dalam setiap desain foto cover itu Tim Artistik mengerjakannya on the spot atau tidak ada perencanaan khusus, sehingga ketika menerima foto dari redaktur foto untuk dijadikan sebagai foto cover , mereka hanya mengikuti materi foto yang diberikan pihak redaktur foto setelah itu baru mereka membuat desain layout nya. Namun Tim Artistik berhak mengajukan usulan kepada redaktur untuk memotong tulisan atau mempercantik tampilan foto /grafis. Berilut penjelasan Staf Artistik, Sulistyono: “ Pada dasarnya , di tabloid BOLA itu untuk desain foto cover nys tidak memiliki aturan / konsep yang tertulis dan harus diterapkan dalam setiap desain foto cover . Kita mengerjakannya on the spot saja menyesuaikan dengan materi yang kami terima dari redaktur foto”
Pada edisi –edisi khusu termasuk piala asia 2007 ini, biasanya pighak Tabloid BOLA menerapkan sistem rotasi untuk mengubah gaya desain dan memberikan perbedaan dengan edisi regular. Hal ini, dimaksudkan untuk membedakan dan mengubah gaya desain karena menurut pihak Tabloid BOLA, setiap orang itu memiliki gaya dan selera desain penyajian yang berbeda-beda.
Bagian infografis bertugas untuk membuat grafis-grafis tertentu yang membuat tampilan menjadi lebih menarik dengan tambahan gambar-gambar grafis prakiraan susunan formasi klub/negara yang akan bertanding. Hal ini, dilakukan pihak redaksi Tabloid BOLA demi kepuasan pembacanya. Berikut penjelasan Sulistyono selaku Staf Artistik: “ Tim Artistik Tabloid BOLA juga ada yang bertugas membuat tampilan gambar prakiraan susunan formasi pemain suatu klub atau Negara yang akan bertanding” Secara garis besar , dalam mendesain foto cover itu yang perlu diperhatikan adalah unsure tifografinya,warnanya, ekspresi dari si pemain dan hal paling utama yang perlu diperhatikan dalam desain foto cover adalah dari sisi kualitas gambar dan kualitas fotonya . Dalam arti gambar tersebut layak atau tidak diperbesar dan diperkecil karena kaitannya dengan resolusi gambar . Sebab sekarang ini segala sesuatunya serba digital jadi harus memperhatikan kualitas dari sisi resolusi, dari sisi detail dan dari sisi ketajaman Di Tabloid BOLA untuk mendukung pekerjaanya , para tim artistiknya menggunakan software atau program Adobe Illustrator dan Quac Expres, tetapi karena sekarang sudah beralih dengan sistem rotasi editorial yang baru maka tim artistic nya menggunakan Adobe Indesain.
4.3.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian langsung dari
lapangan, dengan melakukan wawancara mendalam dengan beberapa nara sumber yang berkompeten , maka penulis menemukan jawaban seperti yang diharapkan dalam tujuan penelitian skripsi ini. Pada tahapan penyajian foto cover edisi piala asia 2007 di tabloid bola, tim redaksi tabloid bola berusaha untuk menyajiakan foto cover yang memiliki nilai jual tinggi dan berkualitas. Oleh karena itu tahapan penyajiannya melalui beberapa tahapan redaksional tabloid bola dalam merencasnakanfoto cover melalui sebuah pertemuan yang disebut dengan rapat redaksi. Rapat redaksi ini rutin dilaksanakan setiap hari senin dan kamis pukul 15.00 WIB. Selanjutnya masuk ketahap pemotretan untuk para fotografer agar semua yang direncanakan berjalan dengan baik. Setelah merencanakan apa yang telah diberikan pada rapat redaksi, wartawan dan fotografer yang telah ditugaskan untuk peliputan dan pemotretan diwajibkan untuk mencari berita dan obyek foto. Mengenai tugas pokok fotografer, penulis mengenai bahwa orang yang bertugas dalam pemotretan foto cover untuk edisi piala asia adalah Tjandra M. Amin, Peksi Cahyo Priambodo, Erly Bahtiar dan Arif Bagus dan Dwi Ari Setyadi selaku redaktur foto yang bertugas menjadi fotografer. Selanjutnya masuk ketahap pemilihan foto setelah fotografer mendapatkan fotofoto liputannya , kemudian terlebih dahulu foto tersebut dipilih untuk mendapatkan foto yang terbaik dan mememnuhi criteria untuk dimuat sebagai foto cover. Di tabloid bola yang memilih foto-foto untuk dijadikan foto cover adalah redaktur foto yaitu Dwi Ari Setyadi.
Selanjutnya masuk ketahap Artistik yang merupakan tahap akhir dan juga salah satu unsure utama dari tahapan penyajian foto cover di tabloid bola karena bagian ini bertugas untuk mendesain tata letak (layout) agar tulisan, grafis, foto, warna, ukuran dan komposisinya supaya jadi lebih menarik dan dinikmati pembacanya. Di Tabloid bola itu sendiri, pada intinya dalm mengerjakan desain foto cover para tim artistic tidak memiliki aturan atau konsep yang baku dan tertulis. Sebab, mereka mengerjakannya desainnya secara on the spot saja. Mereka hanya mengiuti materi foto yang diterima dari redaktur foto, sehingga desain foto cover yang mereka kerjakan itu secara spontan dan lebih melihat kebutuhan pada foto cover tersebut. Namun pada edisi piala asia 2007 pihak redaksi Tabloid BOLA mengubah gaya desain dan tampilan dengan cara sistem rotasi pada masing-masing orang artistic yang tentunya dari setiap orang itu memiliki gaya desain dan tampilan penyajian yang berbedabeda. Hal ini dimaksudkan agar membedakan dengan edis regular.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang penulis peroleh dengan melakukan wawancara
mendalam terhadap nara sumber yang berkompeten untuk mendukung penelitian ini, maka penulis menyimpulkan bahwa: Tahapan-tahapan untuk penyajian foto cover di tabloid bola termasuk piala asia 2007 yaitu tahap perencanaan, tahap pemotretan, tahap pemilihan foto dan tahapan artistic. Pada edisi piala asia 2007 pihak tabloid bola dalam menentukan foto cover yang akan dimuat harus memenuhi kriteria-kriteria yaitu kebutuhan newsnya jelas kemudian dari sisi nama , ketokohan, popularitas, ekspresi,aksi, dan prestasi serta yang paling penting afalah kualitas fotonya.
5.2.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mencoba untuk memberikan
beberapa saran yang semoga bermanfaat bagi kemajuan tabloid bola khususnya penajian foto cover, saran penulis sebagai berikut: Dalam tahap pemilihan foto sebaiknya para fotografer diberikan kesemptan untuk memilih foto-foto yang akan dijadikan foto cover dan mendiskusikannya bersama redaktur foto. Pada tahap artistic sebaiknya tim artistic tabloid bola mempunyai konsep yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu agar pada saat menerima materi foto dari redaktur foto sudah mempunyai rancangan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Aceng. Press Relation, Kiat Berhubungan Dengan Media Massa, Remadja Rosdakarya, Bandung, 1997 Alwi, Audi Mirza. Foto Jurnalistik, Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2004 Assegaf, H. Dja’far. Jurnalistik Masa Kini, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983 Devito, Joseph A. Komunikasi Antar manusia, Professional Books, 1997 Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000 Effendy, Onong Uchjana. Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remadja Rosdakarya, 2005 Effendy, Onong Uchjana. Kamus Komunikasi, Bandung, 1989 Junaedhie, Kurniawan. Ensiklopedi Pers Indonesia, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,1991 Kasali, Rhenald. Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1992 K, Patmo. Teknik Jurnalistik Tuntunan Praktis Untuk Menjadi Wartawan, Gunung Mulia, Jakarta, hal 1990 Kusumaningrat, Hikmat. Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung, Remadja Rosdakarya, 2005 Marsis, Sumohadi. Wartawan Tidak Boleh Pensiun, Tabloid BOLA edisi Jum’at 2 Maret 2007 McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, edisi kedua,Erlangga,1996 Media, Foto. Prima Indonesia Media, 2003 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 Mundaris, M. Dasar-dasar photo jurnalistik, Karyasara, Semarang 1976 Nazir, Mohammad. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983
Nelson, Roy Paul. Publication Design-Third Edition Dubuque, Lowa: Wn. C Brown Company Publisher, 1983 Nurdin, Komunikasi Massa, Malang, cespur, 2004 Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remadja Rosdakarya, 1999 Rakhmat, Jalaludin. Teori Komunikasi Massa, Bandung, Remadja Rosdakarya, 2000 Rusmana, Agus. Tanya jawab Dasar-dasar Fotografi, Armico, Bandung, 1981 Sendjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Sobur, Alex. Analisis Teks Media, Bandung, Remadja Rosdakarya, 2003 Soelarko, RM. Pengantar Foto Jurnalistik, PT. Karya Nusantara, Bandung, 1985 Soelarko, R.M. Fotografi untuk nafkah, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993 Soelarko, RM. Unsur utama fotografi, Dahara Prize, Semarang 1994 Suleiman, Amir Hamzah. Media Audio-Visual, Jakarta, PT. Gramedia 1981 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004 Yin, K. Robert, Studi Kasus (design dan metode) PT. Raja rafindo Persada, Jakarta, 2000 Zoelverdi, ED, Mat Kodak Melihat Untuk Berjuta Mata, Cetakan kedua, Dewan Pers Jakarta
Referensi dari sumber lain. http: www.fotografer.net Pusat Informasi Olahraga (PINO) Wawancara dengan Pemimpin Redaksi Wawancara dengan Staf Artistik Wawancara dengan Redaktur Foto
LAMPIRAN