Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Danan Pohak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Umum Syariah (SBIS) Terhadap Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah Periode 2009-2015 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Nia Noorfitri Handayani NIM : 111104610024 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015/1437 H
i
ii
iii
iv
Abstract Nia Noorfitri Handayani. 1111046100124. Effect of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Third Party Funds, Bank Indonesia Certificates Sharia on Loan Portfolio Commercial Bank 2009-2014. Islamic Banking, Muamalat, Faculty of Sharia and Law, State Islamic University Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015. The purpose of study is to analyze further the Lending in Bank Indonesia Sharia 2009-2014. Independent variables consisted of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Third Party Fund (DPK), and Bank Indonesia Certificates Sharia (SBIS). This study uses secondary data and reprocessed by the author. Secondary data were obtained from the websites of government agencies, institutions such as Bank Indonesia and the FSA. Methods of data analysis was performed using Multiple Linear Regression method is to analyze the influence of independent variables (independent) on the dependent variable (dependent). Results from this study indicate that the Capital Adequacy Ratio (CAR) has the effect of positive significance to the Lending in Islamic Banks for 6654, Non Performing Financing (NPF) is not significant and are negative in the amount of -6.499, Third Party Fund (DPK) has positive and significant influence on Lending in Islamic Banks and Bank Indonesia Certificates Sharia (SBIS) is not significant and negative sign for Loans at Commercial Bank of 8027. As a result of this research shows that there are two factors. The first factor consist of variables of CAR, NPF, DPK, and SBIS, that is able to explain of the total factors that affect the development credit. Keywords: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Third Party Funds, Bank Indonesia Certificates Sharia on Loan Portfolio Commercial Bank
v
ABSTRAK
Nia Noorfitri Handayani. 1111046100124. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah Periode 2009-2014. Perbankan Syariah, Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai Penyaluran Kredit di Bank Umum Syariah Indonesia periode 2009-2014. Variabel Independen terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Penelitian ini menggunakan data sekunder dan diolah kembali oleh penulis. Data sekunder yang diperoleh dari website-website institusi pemerintahan, lembaga seperti Bank Indonesia dan OJK. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda yaitu menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh signifikansi positif terhadap Penyaluran Pembiayaan di Bank Umum Syariah sebesar 6.654, Non Performing Financing (NPF) tidak signifikan dan bertanda negatif yaitu sebesar -6,499, Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh besar dan signifikan positif terhadap Penyaluran Pembiayaan di Bank Umum Syariah, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak signifikan dan bertanda negatif terhadap Penyaluran Pembiayaan di Bank Umum Syariah sebesar -8.027. Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Perkembangan Pembiayaan Indonesia.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
“PENGARUH
CAPITAL
ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF), DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN BANK UMUM
SYARIAH
PERIODE
2009-2014”.sebagai
persyaratan
untuk
mendapatkan gelar sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Hidayatullah Jakarta. Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, Pemimpin dan panutan umat manusia yang menjadi rahmatan seluruh alam. Dalam menyusun skripsi ini penulis telah mendapatkan banyak dukungan, bantuan dan bimbingan oleh semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs.Sainih dan Ibunda Sapuroh.S, yang dengan sabar dan tulus memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan baik moril maupun materiil kepada penulis. Semoga Allah melimpahkan rahmat sebesar-besarnya dan kelak diberikan balasan surga oleh Allah, amin.
vii
2. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum yang saya hormati. 3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku ketua Program Studi Muamalat dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A. selaku sekretaris Program Studi Muamalat yang telah memberikan arahan dan membantu penulis secara tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. H.M.Dawud Arif Khan, SE, M.Si, Ak, CPA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, nasihat dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. Bapak Drs. Burhanudin Yusuf, M.M. dan Supriyono, S.E., M.M. selaku tim penguji dalam sidang munaqasyah yang telah memberikan arahan, kritik, dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Ibu Nurhasanah, M.Ag, selaku dosen penasihat akademik yang telah banyak memberikan arahan, nasihat, bimbingan dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan program studi dengan baik. 7. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. Semoga ilmu yang diberikan terus membawa kebaikan. 8. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah menyediakan fasilitas berupa referensi yang dibutuhkan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
viii
9. Kakak-kakak Saya tersayang, Maya Gustina Handayani dan Suami beserta kedua anaknya, Erma Fajarwati Handayani dan Suami beserta Putranya, Reza Riva’I Ilham, Kalian merupakan saudara sekaligus sahabat terbaik yang penulis miliki yang dan yang selalu membantu baik moril maupun materildan memberikan semangat serta doa. 10. Keluarga besar H. Saja dan H. Kimung (alm) , Yang selama ini telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil kepada penulis. Terutama buat nenek Hj. Mani yang selalu mendoakan cucunya dan memberikan masukan yang positive. Semoga penulis dapat membalas kebaikan keluarga semuanya. 11. Biomiza Umeir Suryawan , lelaki yang selalu ada buat penulis, tidak pernah bosan untuk selalu memberikan semangat, doa, pendapat, motivasi sampai akhir selesai skripsi ini, buat ibunda Dwi Nurza dan adik-adik ka bio yang selalu mendukung dan mendoakan. 12. Sahabat kampus terutama PSD dan PS angkatan 2011, terutama untuk kalian Ina Listya Widianti, S.E.Sy dan Ferdian yang masih terus berjuang untuk menyelesaikan skripnya, Lia Syahlia , Maharani Prima Aisyah, Agnesh Sherfina Fildzah, Hanny Aqmarina Fildzah, semangat buat kalian semoga cepat menyusul. Terimakasih juga untuk Any Hershala, S.E.Sy , Asep Nur Imam Munandar, S.E.Sy , Ika Yulita S.E.Sy, Lia Nur Aulia, S.E.Sy yang diakhir-akhir selalu memberikan dan membantu penulis sampai penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis bersyukur mempunyai teman dan sahabat seperti
ix
kalian semua. Untuk angkatan 2011 Perbankan Syariah semoga kita semua bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama, agama dan bangsa. 13. Sahabat rumah yaitu Nurul Inayah, S.KM , Shinta Rosdiana, S.E , Resti Fauziah yang sebentar lagi mendapat gelar S.Psi. terimakasih semangatnya, kalian tidak pernah bosan untuk menanyakan kapan sidang, sehingga penulis semakin semangat untuk menyelesaikannya. 14. Sahabat SMP yaitu Ulfa Mauliya, Adinda Nurmaulidia, Sri Rahayu, Ridzki Agustina, Astri Nurlaili, Farah Syahida Cahaya. Kalian yang selalu memberikan motivasi dan doa, terimakasih buatnya semuanya. 15. Sahabat DIIN, Dinda Virga Prawengi, Imelda Syarif, Amanaf Muleysia, terimakasih buat semangat kalian, buat motivasinya, sampai penulis bisa menyelesaikannya. 16. Sahabat Nyentrik yaitu Hety Kartini, Zulfah Qadariah, Artha Diana Putri, Dwi Fitriana, Dwi Fitriani, Riri Magda. Semangat kalian, motivasi kalian, doa kalian begitu sangat berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 17. Sahabat KKN Pelangi Nusantara, terutama buat wanita-wanitanya yaitu Herni Dian, Ika Amalia, Rifqi Annisa. Terimakasih atas ucapan dan doanya. 18. Sahabat Teldy Dwi Yandera, M Imam Lutfi, dan Ajeng Kencana Putri terimakasih atas segala semangat dan doanya.
x
19. Dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu. Penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT, semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis mendapatkan balasan sebaik-baiknya dari Allah SWT. Dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 22 Oktober 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii ABSTRACT..........................................................................................................iv ABSTRAK.............................................................................................................v KATA PENGANTAR..........................................................................................vi DAFTAR ISI.........................................................................................................xi DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xv BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................1 A. Latar belakang masalah...............................................................................1 B. Identifikasi Masalah....................................................................................8 C. Perumusan Masalah.....................................................................................9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................9 E. Literatur Review……………………………………………………….....11 F. Kerangka Pemikiran...................................................................................13 G. Sistematika Penulisan.................................................................................15 BAB II: LANDASAN TEORI............................................................................17 A. Konsep Pembiayaan…...............................................................................14 B. Capital Adequacy Ratio (CAR).................................................................34 C. Non Performing Financing (NPF)….........................................................37 D. Dana Pihak Ketiga (DPK).........................................................................43 E. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)................................................45
xii
F. Definisi Operasional Variabel…..............................................................47 BAB III: METODE PENELITIAN.................................................................48 A. Jenis dan Dumber Data............................................................................48 B. Metode Penelitian Sampel……................................................................48 C. Metode Pengumpulan Data......................................................................48 D. Metode Analisis Data...............................................................................50 1. Uji Asumsi Klasik……………………………………………………51 a. Uji Normalitas Data……………………………………………………51 b. Uji Multikolinieritas……………………………………………….…..51 c. Uji Heteroskidastisitas……………………………………………..…..52 d. Uji Autokorelasi.……………………………………………….............53
2. Uji Regresi Linear Berganda………………………………………...56 a. Adjusted R Square (R2)….………………………………………56 b. Uji F……………………………………………………………...58 c. Uji t………………………………………………………………59 BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN….....................................................61 A. Hasil…………………………….............................................................61 1. Analisis Deskriptif……………………………………………...61 2. Uji Regresi Linear Berganda………………………………..….67 1) Uji Asumsi Klasik………………………………………….68 a. Uji Normalitas………………………………………….68 b. Uji Multikolinieritas……………………………………69
xiii
c. Uji Heteroskedastisitas………………………..............70 d. Uji Autokorelasi……………………………………….73 2) Uji Regresi……………………………………………………..74 a. Adjusted R Square…………………………………………74 b. Uji F………………………………………………………..74 c. Uji t………………………………………………………...76 B. Pembahasan
BAB V : PENUTUP........................................................................................80 A. Kesimpulan.............................................................................................80 B. Keterbatasan…………………………………………………………...81 C. Implikasi……………………………………………………………….81 D. Saran.......................................................................................................81 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................85 LAMPIRAN....................................................................................................86
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kriteria Kualitas Pembiayaan…………………………………………..39 Tabel 3.1 Tabel untuk menetukan ada tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin Watson……………………………………………54 Tabel 4.1 Data Capita Adequacy Ratio (CAR)…………………………………....61 Tabel 4.2 Data Non Performing Financing (NPF)……………………………...63 Tabel 4.3 Data Dana Pihak Ketiga (DPK)………………………………………….64 Tabel 4.4 Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)……………….….66 Tabel 4.5 Perkembangan Kredit Indonesia………………………………………67 Tabel 4.6 Coefficients……………………………………………………………………...70 Tabel 4.7 Model Summary………………………………………………………………73 Tabel 4.8 Model Summary………………………………………………………………74 Tabel 4.9 ANOVA…………………………………………………………………………….74 Tabel 4.10Coeficient………………………………………………………………..………76
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Peningkatan Pembiayaan Perbankan Periode 2009-2014…………..3 Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standarlized Residual…………….69 Gambar 4.2 Scatterplot Heteroskedastisitas………………………………………… 72
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan (financial institution) yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak - pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bank menerima simpanan uang dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) dan kemudian menyalurkannya kembali dalam bentuk pembiayaan. Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian, bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana1. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi suatu negara tentu sangat bergantung pada perkembangan dan kontribusi sektor perbankan, karena peran lembaga keuangan 1
Shandy Bintang Ramadhan, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Perbankan (Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Tahun 2007-2011),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2013), h.1.
1
seperti perbankan sangat diperlukan untuk membiayai pembangunan ekonomi yang ada. Kinerja perekonomian Indonesia menjelang akhir 2008 ditandai dengan mulai terasa imbas memburuknya perekonomian global terhadap perekonomian domestik. Berlanjutnya pelemahan ekonomi global dan turunnya harga-harga komoditi berpengaruh terhadap ekspor Indonesia yang selanjutnya berdampak pada menurunnya neraca pembayaran dan nilai tukar di pasar keuangan. Krisis keuangan global yang terjadi telah menyebabkan gejolak di pasar uang, pasar valas, dan pasar obligasi2. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah bank syariah dan aset yang dimilikinya. Berdasarkan data statistik perbankan syariah, hingga Desember 2013 jumlah Bank Umum Syariah sebanyak 11 bank dan Unit Usaha Syariah 23 bank dengan jaringan kantor yang semakin luas, yaitu mencapai 1.763 kantor. Dari segi aset, terjadi peningkatan yang tajam dalam jangka waktu 5 tahun terakhir, yaitu dari sebesar Rp. 26. 22 triliun meningkat menjadi Rp. 97.52 triliun pada tahun 20133. Pada akhir tahun 2008 perbankan syariah dipercayai sebagai penyalur terbaik yang dapat dibuktikan dengan hasil penyaluran pembiayaan dari berbagai sektor ekonomi sebesar 38.195 milliar rupiah. Imbas krisis ini telah membuktikan bahwa perbankan syariah mampu tahan terhadap krisis, khususnya dalam bidang 2
Oktaviani, “Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI Terhadap Penyaluran Pembiayaan Perbankan (Studi Pada Bank Umum Go Public di Indonesia Periode 2008-2011” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2012), h.1. 3 Bank Indonesia “Statistik Perbankan Syariah di Indonesia”, artikel diakses pada 20 Agustus 2015 dari http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Default.aspx
2
perpembiayaanan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Data berikut setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2009 hingga 2014 menunjukkan bahwa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Gambar 1.1 Peningkatan Pembiayaan Perbankan Periode 2009-2014
Keketatan likuiditas yang banyak dialami oleh perbankan nasional kala itu telah mendorong perbankan untuk lebih berhati - hati, sehingga cenderung memilih yang paling aman dengan menjaga likuiditas yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan dan memilih menaruh dananya pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ketimbang meminjamkannya kepada bank lain atau melakukan ekspansi pembiayaan kepada nasabah4.
4
Prima Purna, Ibnu, dan Hamidi, “Pengaruh Krisis Keuangan Global terhadap Sektor Finansial di Indonesia”, (Jakarta : Sekretariat Negara, 2009), h.8
3
Menurut Halim Alamsyah, dkk, di negara - negara seperti Indonesia peranan bank cenderung lebih penting dalam pembangunan, karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan tetapi juga mampu mempengaruhi siklus usaha dalam perekonomian secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan bank lebih superior dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya dalam menghadapi informasi yang asimetris dan mahalnya biaya dalam melakukan fungsi intermediasi. Secara alami bank mampu melakukan kesepakatan dengan berbagai tipe peminjam5. Salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam
penyaluran
pembiayaan adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit, dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Menurut Dahlan Siamat, sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran pembiayaan perbankan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemberian pembiayaan merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari pemberian pembiayaan. Oleh karena itu pemberian pembiayaan harus dikawal dengan manajemen risiko yang ketat6.
5
Halim Alamsyah, dkk, “Banking Disintermediation and Its Implication for Moneter Policy : The Case Of Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, (Maret 2005), h.499-521. 6
Infobanknews.com, “Bank Asing Bakal Smackdown Bank BUMN”, artikel diakses pada 20 Agustus 2015 dari http://www.infobanknews.com/2007/03/Bank-Asing-Bakal-Smackdown-BankBUMN/.
4
Penyaluran pembiayaan memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. Melalui fungsi ini bank berperan sebagai Agent of Developmen.t7 Pentingnya pembiayaan bagi perekonomian nasional juga disadari betul oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Program Pembiayaan Usaha Rakyat (KUR) lahir sebagai respon atas keluarnya Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah khususnya Bidang Reformasi Sektor Keuangan, yang bertujuan untuk menggerakkan sektor riil melalui pembiayaan modal kerja dan/atau pembiayaan investasi bagi usaha produktif yang feasible namun belum bankable. Disisi lain Bank Indonesia berniat mengubah lagi aturan Giro Wajib Minimum (GWM). Perubahan ini bertujuan untuk mendorong penyaluran pembiayaan perbankan. Dalam aturan yang berlaku itu, besarnya GWM untuk tiap bank sesuai dengan rasio penyaluran pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (Loan to Deposit Ratio) bank tersebut.8 Modal merupakan suatu faktor penting agar suatu perusahaan dapat beroperasi, termasuk juga bagi bank, dalam menyalurkan pembiayaan kepada 7
Susilo, Y. Sri, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso, “Bank & Lembaga Keuangan Lain”, (Jakarta : Salemba Empat, 2006), h.35 8
Kontan, “BI Ubah Aturan GWM untuk Picu Pembiayaan”, artikel diakses pada 21 Agustus 2015 dari http://kontan.co.id/BI-ubah-aturan-GWM-untuk-picu-pembiayaan/
5
masyarakat juga memerlukan modal. Modal bank harus dapat juga digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko, diantaranya risiko yang timbul dari pembiayaan itu sendiri. Untuk menanggulangi kemungkinan risiko yang terjadi, maka suatu bank harus menyediakan penyediaan modal minimum. Menurut Dendawijaya Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (pembiayaan, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman, dan sebagainya. semakin tinggi nilai CAR mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko
yang ditimbulkan termasuk di
dalamnya
risiko
pembiayaan. Dengan modal yang besar maka suatu bank dapat menyalurkan pembiayaan lebih banyak, sejalan dengan pembiayaan yang meningkat maka akan meningkatkan LDR itu sendiri.9 Kualitas pembiayaan dapat dilihat dari NPF bank syariah tersebut. NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah. Bertambahnya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan
9
Lukman Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005)
h.21
6
untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan
yang diberikan sehingga
mempengaruhi perolehan laba. Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank10. Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan pembiayaan11. Pemberian pembiayaan merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan 12. Sedangkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam bentuk mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia13. Keempat faktor di atas diduga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan penyaluran pembiayaan perbankan syariah. Peneliti menggunakan perbankan syariah sebagai objek penelitan, dan penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keeratan faktor-faktor di atas pasca krisis Amerika Serikat yang berimbas ke Indonesia, dengan berjudul : “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performiing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan
10
Lukman Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia,
2005) h.35 11
Kasmir, “Bank & Lembaga Keuangan Lainnya”, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2008) h.15 12
Ibid., h.36 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis (Jakarta: Kencana, 2010), h.127. 13
7
Surat Berharga Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah Periode 2009-2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Penelitian ini menggunakan data keseluruhan Bank Umum Syariah yang di dalamnya terdapat Bank Muamalat, Bank Victoria Syariah, Bank BRI Syariah, BJB Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Panin syariah, Bank Syariah Bukopin, BCA Syariah, dan Maybank Syariah Indonesia 2. Peneliti mengidentifikasi variabel di dalam rasio keuangan Bank Umum Syariah diantaranya CAR, ROA, ROE, NPF, FDR, BOPO lalu selanjutnya peneliti menganalisis lebih lanjut terhadap variabel-variabel yang akan dipilih dengan cara me-review jurnal, skripsi, dan buku manakah yang hasil menunjukkan arah positif dalam penelitian. Setelah itu peneliti mendapatkan variabel CAR dan NPF yang akan di teliti lebih lanjut. 3. Untuk identifikasi selanjutnya peneliti mengambil variabel Dana Pihak Ketiga dikarenakan dalam teori bahwa hampir semua bank mengandalkan DPK untuk penyaluran pembiayaan, dan yang terakhir instrumen investasi dalam bank yaitu SBIS.
8
C. Perumusan Masalah Untuk memperjelas permasalahan dalam skripsi ini, maka untuk mempermudah pembahasan penulis, merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara simultan terhadap pembiayaan di perbankan syariah? 2. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara parsial terhadap pembiayaan di perbankan syariah? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu: a. Menganalisis pengaruh secara parsial dan simultan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap pembiayaan di perbankan syariah. b. Menganalisis pengaruh parsial dan simultan Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan di perbankan syariah. c. Menganalisis pengaruh parsial dan simultan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan di perbankan syariah. d. Menganalisis pengaruh parsial dan simultan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap pembiayaan di perbankan syariah.
9
2. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : a. Bagi Perbankan dan institusi keuangan lainnya, memberikan gambaran mengenai penyaluran pembiayaan Bank Umum syariah serta faktor-faktor yang mendukung atau menghambat penyaluran pembiayaan perbankan. b. Bagi Ilmu Pengetahuan, untuk menambah khazanah intelektual bagi perkembangan perbankan syariah, khususnya dalam bidang kebijakan penyaluran pembiayaan perbankan syariah. Dapat pula dijadikan literatur untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai kebijakan penyalur pembiayaan perbankan syariah. c. Bagi Penulis, sebagai bahan informasi / masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan, kreativitas yang berkaitan dengan dunia kerja di masa yang akan datang dan merupakan sarana pelatihan bagi mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi antara teori yang diberikan dengan praktik dilapangan.
10
E. Literatur Review
Nama Penulis/ NIM/ Fakultas/ Universitas/ No Judul Skripsi, Jurnal/Tahun 1. Dewi Anggraini, Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Perbankan pada Bank Umum di Indonesia, periode 1994.1 – 2003.4
2.
Mochamad Soedarto (2004) Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan pada Bank Perpembiayaanan Rakyat (Studi Kasus pada BPR di Wilayah Kerja BI
Substansi Y : Pembiayaan X1 : Modal X2 : Simpanan masyarakat X3 : Tingkat suku bunga SBI X4 : Pertumbuhan ekonomi Dalam penelitian Dewi Anggraini menggunakan Metode Statistik Regresi Linier, dan Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari penelitiannya menyebutkan bahwa variabel X1, X2, dan X3 berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y. Sedangkan, Variabel X1 berpengaruh signifkan positif secara simultan terhadap variabel Y. Variabel X2 berpengaruh signifkan positif secara simultan terhadap variabel Y. Variabel X3 berpengaruh signifkan negatif secara simultan terhadap variabel Y.
Perbedaan dengan penulis
Penulis meneliti tentang pengaruh CAR, NPF, DPK, SBIS terhadap Kebijakan Penyaluran Pembiayaan Periode 20092014. Dengan menggunakan metode analisis data adalah Regresi Linear Berganda
Y : Pembiayaan Penulis meneliti X1 : ROA tentang pengaruh X2 : CAR CAR, NPF, DPK, X3 : LDR SBIS terhadap X4 : NPL Kebijakan Dengan studi kasus pada Penyaluran BPR wilayah kerja BI Pembiayaan Semarang. Periode 2009Metode analisis yang 2014. 11
Semarang)
3.
Harmanta dan Ekananda (2005) Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis 1997 : Faktor Permintaan atau Penawaran Pembiayaan, Sebuah Pendekatan dengan Mode Disequilibrium
4.
Togi T.M Siregar (2006) Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan padaBank Pemerintah di Sumatera Utara periode 2000 – 2004
digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian Mochamad Soedarto menyebutkan bahwa keempat variabel secara parsial maupun simultan X berpengaruh terhadap variabel Y Y : Pembiayaan X1 :Suku bunga SBI X2 : NPL Dalam Jurnal Harmanta dan Ekananda menyebutkan bahwa kedua Variabel X berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel Y. Penelitian ini menggunakan metode analisis data disequilbrium.
Y : Pembiayaan X1 : Tingkat suku bunga X2 : Pertumbuhan ekonomi X3 : Kebijakan pemerintah Togi menyebutkan bahwa dalam penelitiannya yang menggunakan Metode Analisis Data Ordinary Least Square (OLS) hasilnya suku Bunga berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel Y. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan positif terhadap variabel Y.
12
Dengan menggunakan metode analisis data adalah Regresi Linear Berganda
Penulis meneliti tentang pengaruh CAR, NPF, DPK, SBIS terhadap Kebijakan Penyaluran Pembiayaan Periode 20092014. Dengan menggunakan metode analisis data adalah Regresi Linear Berganda Penulis meneliti tentang pengaruh CAR, NPF, DPK, SBIS terhadap Kebijakan Penyaluran Pembiayaan Periode 20092014. Dengan menggunakan metode analisis data adalah Regresi Linear Berganda
5.
Tatik Setiyati Analisis Pengaruh Suku Bunga Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, dan Produk Domestik Bruto terhadap Penyaluran Pembiayaan pada Perbankan di Indonesia
Y : Pembiayaan X1 : Suku bunga pembiayaan X2 : Dana Pihak Ketiga X3 : Produk Domestik Bruto Dengan menggunakan analisis data Error Correction Model (ECM) Tatik Setiyati mendapatkan hasil dari penelitiannya berupa variabel Suku Bunga Kredit berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel Y. DPK berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel Y, dan PDB berpengaruh signifikan positif terhadap variabel Y.
Penulis meneliti tentang pengaruh CAR, NPF, DPK, SBIS terhadap Kebijakan Penyaluran Pembiayaan Periode 20092014. Dengan menggunakan metode analisis data adalah Regresi Linear Berganda
F. Kerangka Pemikiran Berdasarkan telaah pustaka dan diperkuat dengan penelitian terdahulu diduga bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berpengaruh terhadap
pembiayaan
perbankan. Dengan demikian,
dirumuskan kerangka pikir penelitian sebagai berikut :
13
dapat
1. Bagan Kerangka pemikiran
CAR (X1)
NPF (X2) Pembiayaan (Y) DPK (X3)
SBIS (X4)
Penulis mengemukakan penelitian ini dengan variabel CAR sebagai (X1), variabel NPF sebagai (X2), variabel DPK sebagai (X3), variabel SBIS sebagai (X4) yang akan mempengaruhi variabel pembiayaan sebagai variabel dependen (Y).Sistematika Penulisan Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan, serta untuk mempermudah analisa materi pada skripsi ini, penulis menjelaskan dalam sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sebagai berikut :
14
BAB I
PENDAHULUAN Bab satu penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, literatur review, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab dua penulis menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan penulisan skripsi ini, khusunya mengenai variabel-variabel yang terkait di dalam penelitian ini, yaitu Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, dan Definisi Operasional Variabel
BAB III
METODE PENELITIAN Dalam bab ini, penulis menguraikan lebih rinci mengenai variabel dalam penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, pengumpulan dan
pengolahan data, serta teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Bab empat berisi uraian secara rinci mengenai semua temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian dan mendeskripsikan hasil yang diperoleh secara teoritik dan statistik berdasarkan pada analisa kuantitatif dengan menggunakan analisis data regresi linear berganda.
15
BAB V
PENUTUP Bab lima berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan permasalahan yang dihasilkan dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran terhadap permasalahan yang diteliti.
16
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I belive, I trust, yaitu “saya percaya atau saya menaruh kepercayaan”. Kata pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank selaku shahibul maal. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Berdasarkan UU nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan istilah pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga atau bagi hasil. Menurut Undang-undang tersebut, penyediaan dana untuk nasabahnya tidak hanya dalam bentuk kredit. penyediaan dana tersebut dapat juga berupa penyediaan pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah
17
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, seperti tercantum dalam pasal 1 UU Nomor 10 tahun 199814. Perbankan syariah dalam kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat mempunyai beberapa produk-produk yang memiliki keunggulan tersendiri dan cara yang mudah untuk melakukan transaksi. Diantara produk-produk penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Syariah adalah produk musyarakah atau joint venture. Yang mana produk ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini. 2. Tujuan Pembiayaan Dalam membahas tujuan pembiayaan, mencakup lingkup yang luas. Pada dasarnya, terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu: a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya. Dalam faktor kemampuan dan kemauan ini tersimpul unsur keamanan dan sekaligus juga unsur keuntungan dari suatu pembiayaan, sehingga kedua unsur tersebut saling berkaitan degan
14
Totok Budisantoso, Sigit Triandanu, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h.114
18
demikian keuntungan merupakan tujuan dari pemberi pembiayaan yang terjelma dalam bentuk bagi hasil yang diterima. b. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan kemanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk modal, barang, atau jasa itu betul-betul terjamin pengembalianya, sehingga keuntungan yang diharapkan dapat menjadi kenyataan. 3. Fungsi Pembiayaan Fungsi pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekoomian, perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang Para nasabah menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, deposito ataupun tabungan. Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank. Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas atau memperbesar, usahanya baik untuk peningkatan produksi, perdagangan, maupun untuk usahausaha rehabilitasi ataupun usaha peningkatan produktifitas secara menyeluruh.
19
b. Pembiayaan meningkatkan utility suatu barang Produsen dengan bantuan pembiayaan dari bank dapat dapat memproduksi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat, misalnya peningkatan utility kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapa atau minyak goreng. Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaanya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat. Seluruh barang-barang yang dipindahkan dari suatu daerah ke daerah lain
yang
kemanfaatan
barang
itu
lebih
terasa
pada
dasarnyameningkatkan utility dari barang itu. Pemindahan barangbarang tersebut tidaklah dapat diatasi oleh keuangan pada distributor saja dan oleh karenanya mereka memerlukan bantuan permodalan dari bank berupa pembiayaan. c. Pembiayaan meningkatkanperedaran dan lalu lintas uang Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran, pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cheque, giro bilyet, wesel, promes dan sebagainya melalui pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif apalagi secara kuantitatif. Hal ini selaras dengan pengertian bank selaku memory creator. Penciptaan uang itu selain dengan cara subtitusi, penukaran
20
uang kartal yang disimpan di giro dengan uang giral maka ada cara exchange of claim, yaitu bank memberikan pembiayaan dalam bentuk giral. Disamping itu, dengan cara transformasi yaitu bank giral. d. Pembiayaan menimbulkan kegairah berusaha masyarakat Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi, yaitu selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikannya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkaan usaha tidaklah
selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuan.
Karena itu, manusia selalu berusaha dengan segala daya untuk memenuhi kekurangmampuannya yang berhubungan dengan manusia lain yang mempunyai kemampuan. Karena itu, pulalah maka pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan
permodalan
guna
peningkatan
usahannya.
Bantuan
pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah kemudian yang untuk memperbesar volume usaha dan produktifitasnya. e. Pembiayaan sebagai alat stabilisasi ekonomi Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha antara lain: pengendalian inflasi, peningkatan, rehabilitasi sarana dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.
21
f. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional Pengusaha yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk meningkatkan usahannya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit. Bila keuntungan ini secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan ke dalam struktur permodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus-menerus. Dengan pendapatan yang terus meningkat berarti pajak perusahaan pun akan terus bertambah. Di lain pihak pembiayaan yang disalurkan untuk merangsang pertambahan kegiatan ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa bagi negara. Disamping itu, dengan semakin efektifitasnya kegiatan swasembada kebutuhan-kebutuhan pokok, berarti akan menghemat devisa keuangan negara, akan dapat diarahkan pada usaha-usaha kesejahteraan ataupun sektor-sektor lain yang lebih berguna. Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal, dan buruh atau karyawan mengalami peningkatan pendapatan, maka pendapatan negara via pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah dan pengguna devisa untuk urusan konsumsi
berkurang
sehingga
langsung
atau
tidak,
pembiayaan, pendapatan nasional akan bertambah. g. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional
22
melalui
Bank sebagai lembaga pembiayaan tidak saja berangkat di dalam negeri, tetapi juga diluar negeri. Beberapa negara-negara kaya minyak yang telah sedemikian maju organisasi dan sistem perbankannya telah meleberkan sayap perbankanya ke seluruh pelosok dunia, demikian pula beberapa negara maju lainnya. Negara-negara kaya atau yang kuat
ekonominya,
memberikan
demi
bantuan
persahabatan
kepada
antara
negara
banyak
negara-negara
yang
sedang
berkembangan atau sedang membangun. Bantuan tersebut tercermin dalam bentuk bantuan pembiayaan dengan syarat-syarat ringan, yaitu bagu hasil/bunga relatif murah dan jangka waktu penggunaan yang panjang. Melalui bantuan pembiayaan antar negara yang istilahnya G to G (government to government), maka hubungan antar negara pemberi dan peneriima pembiayaan akan bertambah erat terutama yang menyangkut hubungan perekonomian dan perdagangan. Dari uraian diatas, terasalah bagi kita berapa besarnya fungsi dalam dunia perekonomian, tidak saja didalam negeri, tetapi juga menyangkut hubungan ekonomi internasional dapat dilakukan dengan lebih terarah. Lalu lintas pembayaran internasional pada dasarnya berjalan lancar bila disertai kegiatan pembiayaan yang sifatnya internasional 15.
15
Veithzal Rivai dan Arviyan Arivin, “Islamic Banking”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) h.
711-715
23
4. Jenis-jenis pembiayaan a. Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Dan secara tehnis, mudharabah adalah akad kerjasama usaha anatara dua pihak dimana pertama (shohibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak kedua menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Mudharabah adalah kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan, sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh pengelola. Mudharabah yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil, mudharib,
24
nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. (a) Rukun dan Syarat Pembiayaan Sebagaimana akad lain dalam syariat Islam, agar mudharabah atau qirad mejadi sah, maka harus memenuhi rukun dan syarat mudharabah. Menurut mahzab Hanafi, apabila rukun sudah terpenuhi tetapi syarat tidak dipenuhi maka rukun menjadi tidak lengkap sehingga akad tersebut menjadi fasid (rusak). Sedangkan rukun dalam mudharabah berdasarkan Jumhur Ulama ada 3 yaitu; dua orang yang melakukan akad (al-aqidani),modal ( ma’qud alaih), dan shighat (ijab dan qabul). Ulama syafi’iyah lebih memerinci lagi menjadi enam rukun, yaitu Pemilik modal (shohibul mal ), Pelaksana usaha (mudharib / pengusaha ), Akad dari kedua belah pihak ( Ijab dan kabul ),
Objek mudharabah ( pokok atau
modal), Usaha (pekerjaan pengelolaan modal), Nisbah keuntungan. Sedangkan menurut ulama Hanafiyah berpendapat bahwa yang menjadi rukun akad mudharabah adalah Ijab dan Qabul saja, sedangkan sisa rukun-rukun yang disebutkan Jumhur Ulama itu, sebagai syarat akad mudharabah. Adapun syarat-syarat mudharabah berhubungan dengan pelaku mudharabah (al-aqidani), modal dan akad. Bagi pemilik modal dan
25
pengusaha harus cakap bertindak hukum dan cakap untuk menjadi wakil. Syarat dalam hal modal adalah harus berbentuk uang, dan jelas jumlahnya. Juga disyaratkan harus ada, tunai, bukan dalam bentuk utang, dan haru diberikan kepada mudharib. Oleh karenanya jika modal itu berbentuk barang, menurut Ulama Fiqh tidak dibolehkan, karena sulit untuk menentukan keuntungannya. Yang berhubungan dengan laba/keuntungan disyaratkan bahwa pembagian laba harus memiliki ukuran yang jelas dan laba harus berupa bagian yang umum (masyhur).
(b) Pembagian Mudharabah Mudharabah dapat dibagi menjadi dua jenis jika dilihat dari transaksi atau akad yang dilakukan, yaitu Mudharabah Muthlaqah, dan Mudharabah Muqayyadah. Yang dimaksud dengan mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shohibul mal dengan muharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi usaha, waktu, dan daerah bisnis ata disebut juga Unrestricted Investment Account. Sedangkan mudharabah muqayyadah adalah kebalikannya, yaitu yang ditentukan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha atau Restricted Investment Account . ]
26
(c) Jenis-jenis Al-Mudharabah Secara umum mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu: Mudharabah muthlaqah, adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah muqayyadah, adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi. Seiring dengan perkembangannya,
ada
satu
jenis
mudharabah
lagi
yaitu
“Mudharabah Musytarakah”. Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi. (d) Mekanisme Pembiayaan Pada sisi pembiayaan, akad mudharabah biasanya diterapkan pada dua hal, yaitu: Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. Investasi khusus, yang disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
27
(e) Manfaat Mudharabah Bank akam menikmati peningkatan hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank sendiri sehingga bank tidak mengalami negative spread. Pengambilan pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow sehingga tidak
memberatkan
nasabah. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang bukan hanya sesuai dengan syaria, namun juga mempunyai prospek yang baik.
(f) Keuntungan dan Kerugian Muadharabah
Keuntungan dari hasil usaha disepakati untuk dibagi antara mudharib dan shohibul mal. Misalnya, Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai Shahibul Mal (pemodal) mendapat share keuntungan sebesar 65% dan nasabah sebagai mudharib mendapat keuntungan sebesra 35% Apabila usaha tersebut menderita kerugian, pertama-tama harus dikaji terlebih dahulu penyebab dari kerugian tersebut. Apabila kerugian itu bukan kelalaian dari mudharib, maka bank menaggung kerugian tersebut sebata modalnya. Namun apabila kerugian disebabkan oleh
28
kelalaian mudharib, maka mudharib harus menanggung segala kerugian tersebut.
b. Musyarakah Musyarakah secara etimologi, berasal dari bahasa arab yang diambil
dari
kata
syirkah,
syarika,
yasruku,
syarikan/syirkatan/syarilkatan yang artinya menjadi sekutu atau syarikat16. Menurut arti asli bahasa arab adalah.
Bercampurnya yakni bercampurnya salah satu dari dua harta dengan lainnya sehingga tidak dapat dibedakan antara keduanya17
Sedangkan menurut terminologi Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
masing-masing
pihak
memberikan
kontribusi
dengan
kesepakatan bersama. Para ahli fiqih mendefinisikan sebagai akad antara orang-orang yang berserikat dalam modal maupun keuntungan. Hasil keuntungan dibagi hasilkan sesuai dengan kesepakatan bersama di awal sebelum melakukan usaha. Sedang kerugian ditanggung secara proporsional ssampai batas modal masing-masing. Secara umum 16 17
Nur Zaman, “Kamus Umum Bahasa Arab”, (Bandung: M2S, 2001) h. 405 Wahbah Zuhaili, “Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuh”, cet.III, (Damaskus: Dar Al-Fikr, 1989)
h. 792
29
musyarakah dapat diartikan patungan modal usaha dengan bagi hasil menurut kesepakatan18. Menurut undang-undang nomor 221 tahun 2008 tentang perbankan syariah yang dimaksud dengan akad ”musyarakah” adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masingmasing. Menurut Dewan Syariah Nasional MUI dan PSAK No. 106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dibagi berdasarkan kesepakatan edangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana. Para mitra bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha tertentu dalam masyarakat, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang baru. Investasi musyarakah dapat dalam bentuk kas, setara kas atau asset non kas19.
18
19
Ibid., h.67 www.pengertianmusyarakah.com diakses tanggal 24 oktober 2015 jam 20.30 WIB
30
(g) Landasan Hukum Musyarakah Syirkah hukumnya mubah. Ini berdasarkan Al-Quran surat Shaad ayat 24 dan hadits para sahabat yang menyebutkan tentang bagaimana hukum syirkah.
Artinya Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
Berdasarkan dalil hadits Rasulullah SAW. Berupa taqrir terhadap syirkah. Pada saat baginda diutus oleh Allah SWT. sebagai Nabi, orang-orang pada masa itu telah bermuamalat dengan cara ber-syirkah dan Nabi Muhammad SAW. membenarkannya pengakuan Rasul terhadap tindakan banyak orang yang melakukan syirkah merupakan dalil syara’ tentang kebolehan syirkah. (h) Rukun dan Ketentuan Pembiayaan Musyarakah
31
Rukun syirkah yang asas ada 4 perkara yaitu : Pelaku terdiri dari para mitra, Objek musyarakah berupa modal dan kerja, Ijab dan qabul, Nisbah keuntungan (bagi hasil) (i) Pembagian Laba dan Rugi Pembiayaan Musyarakah Pembagian laba antar mitra harus berupa presentase, bukan suatu jumlah tertentu. Menurut Mazha Hambali, persentase tersebut harus ditentukan secara jelas dalam kontrak. Menentukan suatu jumlah tetap bagi seorang mitra tidak diperbolehkan lantaran total laba yang akan diperoleh barangkali tidak akan melebihi jumlah yang telah ditetapkan, dalam kasus seperti itu mitra lainnya tidak memperoleh bagian dari laba tersebut. Bagi kalangan Mazhab Syafii, Nawawi, “Proporsi laba dan rugi harus sama dengan proporsi modal yang diberikan, baik tenaga yang disediakan oleh apra mitra setara ataupun tidak.20 Sekian persen untuk si mitra atas kerjanya dalam membeli dan menjual, menyimpan, dan penagihan hutang-hutang yang terkait dengan musyarakah, Sekian persen untuk bank atas pengawasan dan manajemennya, Sekian persen bagi modal yang diberikan kepada kongsi. Dalam persentase pembagian laba, Jordan Islamic Bank tidak menyatakan tidak adanya sekian persen pun untuk manajemen. Ia hanya menyatakan bahwa laba bersih akan dibagi antara Bank dan
20
Abdullah Saed, “Menyoal Bank Syariah”, (Jakarta: Paramadina, 2004) h. 91
32
mitranya, sesuai dengan kesepakatan atas rasio dalam kontrak musyarakah. (j) Berakhirnya Pembiayaan Musyarakah Syirkah menjadi batal karena meninggalnya salah seorang persero (syarik), atau karena salah seorang diantara mereka gila, atau dikendalikan oleh pihak lain karena salah seorang diantara mereka membubarkanya. Apabila syirkah tersebut terdiri atas dua orang, sementara syirkah adalah bentuk akad yang Mubah, maka dengan adanya hal-hal semacam ini, akad tersebut batal dengan sendirinya sebagaimana akad wakalah. Bila salah seorang syirkah meninggal dan mempunyai ahli waris yang telah dewasa, ahli warisnya bisa meneruskan syirkah tersebut. Dia juga bisa diberi izin untuk ikut mengelola, disamping dia berhakmenuntuk bagian keuntunganya. Jika salah seorang syarik menuntut pembubaran, syarik yang lain harus memenuhi tuntutan tersebut. Apabila syirkah itu terdiri atas beberapa syarik, lalu salah seorang diantara mereka menuntut pembubaran, sedangkan yang lain tetap bersedia melanjutkan syirkahnya itu, syarik yang lain statusnya tetap sebagai yang lain statusnya tetap sebagai syarik dimana syirkah yang telah dijalankan sebelumnya telah rusak kemudian diperbaharui diantara syarik yang masih bertahan untuk mengadakan syirkah tersebut.
33
B. Capital Adequacy Ratio (CAR) Modal adalah salah satu faktor kunci yang harus dipertimbangkan dalam menilai keamanan dan kesehatan sebuah bank. Modal menyerap potensi kerugian dan dapat menyediakan dasar untuk menjaga kepercayaan nasabah pada bank. Modal juga merupakan faktor penentu utama kapasitas pinjaman sebuah bank. Tujuan utama dari modal adalah untuk menciptakan keseimbangan dan menyerap kerugian, sehingga memberikan langkah perlindungan terhadap nasabah dan pembiayaanur lainnya saat terjadi likuidasi. Menurut Ali CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. CAR menunjukan sejau mana penurunan aset bank masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR semakin baik kondisi bank21. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI 2001 besarnya CAR perbankan untuk saat ini minimal 8%, sedangkan dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank jangkar Bank Umum harus memiliki CAR minimal 12%. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP 31 Mei 2004 CAR dirumuskan sebegai berikut :
21
Mashud Ali, “Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional, (Jakarta : PT. Gramedia, 2004), h. 55
34
CAR =
MODAL ATMR X 100%
Modal terdiri dari Modal Inti dan Modal Pelengkap. Modal Inti terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal yang terdiri dari faktor penambah (agio, modal sumbangan, cadangan umum modal, cadangan tujuan modal, laba tahun – tahun lalu setelah diperhitungkan pajak, laba tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran pajak (50%), selisih lebih penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar negeri, dan dana setoran modal) dan faktor pengurang (disagio, rugi tahun – tahun lalu, rugi tahun berjalan, selisih kurang penjabaran laporan keuangan kantor cabang di luar negeri, dan penurunan nilai pernyataan pada portofolio yang tersedia untuk dijual). Modal Inti diperhitungkan dengan faktor pengurang berupa goodwill. Modal Pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan umum PPAP (maksimal 1,25% dari ATMR), modal pinjaman, pinjaman subordinasi (maksimal 50% dari Modal Inti), dan peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual setinggi – tingginya sebesar 45%. Sedangkan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) terdiri dari aktica neraca yang di berikan bobot sesuai kadar risiko pembiayaan yang melekat dan beberapa pos dalam off-balance sheet yang diberkan bobot sesuai dengan kadar risiko pembiayaan yang melekat, ATMR diperoleh dengan cara mengalihkan nilai nominal aktiva dengan bobot risiko. Semakin likuid aktiva
35
risikonya nol dan semakin tidak likuid bobot risikonya 100, sehingga risiko berkisar 0 – 100%22. Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran pembiayaan. Dengan kata lain besarnya nilai CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan pembiayaan. Dengan CAR diatas 20%, perbankan bisa memacu pertumbuhan pembiayaan hingga 20 – 25 persen setahun (Wibowo,2009). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004). Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran pembiayaan. Dengan kata lain besarnya nilai CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan pembiayaan. Dengan CAR diatas 20%, perbankan bisa memacu pertumbuhan pembiayaan hingga 20 - 25 persen setahun23. C. Non Performing Financing (NPF)
22
Mashud Ali, “Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional, (Jakarta : PT. Gramedia, 2004), h. 60 23 Drajad H Wibowo, “Bank Sulit Pacu Pembiayaan Pada 2010”, Artikel diakses pada 25 Agustus 2015 dari http://www.kompas.com/bank-sulit-pacu-pembiayaan-pada-2010/
36
1)
Kualitas Pembiayaan dan NPF Salah
satu
ukuran
keberhasilan
penyaluran
pembiayaan
adalah
kolektibilitas (kualitas pembiayaan), yaitu tingkat pengembalian atau pembayaran kembali pembiayaan oleh nasabah. Tingkat kelancaran pembayaran ini menentukan kualitas suatu pembiayaan. Kualitas pembiayaan juga ditentukan oleh prospek usaha serta kinerja usaha dari nasabah pembiayaan yang bersangkutan. Tujuan penetapan kolektibilitas pembiayaan adalah mengetahui kualitas pembiayaan agar bank dapat menghitung dan mengantisipasi risiko pembiayaan secara dini. Penetapan kolektibilitas juga digunakan untuk menentukan tingkat cadangan potensi kerugian pembiayaan. Kualitas pembiayaan dapat ditentukan berdasarkan 3 parameter:24 a. Prospek Usaha Penilaian prospek usaha meliputi penilaian terhadap komponenkomponen berikut: 1) Potensi pertumbuhan usaha; 2) Kondisi pasar dan posisi nasabah pembiayaan dalam persaingan; 3) Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja; 4) Dukungan dari grup atau afiliasi; dan
24
Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014). h. 221-222
37
5) Upaya yang dilakukan oleh nasabah pembiayaan dalam rangka memelihara lingkungan hidup. b. Kinerja Nasabah Pembiayaan Penilaian kinerja (performance) nasabah pembiayaan meliput penilaian terhadap komponen-komponen: 1) Perolehan laba; 2) Struktur permodalan; 3) Arus kas; dan 4) Sensitivitas terhadap risiko pasar. c. Kemampuan Membayar Penilaian kemampuan membayar meliputi penilaian terhadap komponen-komponen: 1) Ketepatan pembayaran pokok dan bunga; 2) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan nasabah pembiayaan; 3) Kelengkapan dokumentasi pembiayaan; 4) Kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan; 5) Kesesuaian penggunaan dana; dan 6) Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.
38
Kualitas pembiayaan pada bank syariah dapat dilihat dari NPF bank syariah tersebut. NPF (Pembiayaan Bermasalah) adalah pembiayaan yang dikategorikan dalam kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet.25 Tabel 2.1 Kriteria Kualitas Pembiayaan No.
25
Kualitas Pembiayaan 1 Pembiayaan 1. Lancar
2.
Perhatian Khusus
3.
Kurang Lancar
4.
Diragukan
Kriteria a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bagi hasil tepat waktu; dan b. Memiliki rekening yang aktif; atau Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai (cash colateral). a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil yang belum melampui Sembilan puluh hari: atau b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau c. Mutasi rekening relative aktif; atau d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau e. Didukung oleh pinjaman baru a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil; atau b. Sering terjadi cerukan; atau c. Frekuensi mutasi rekeningrelatif rendah d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari Sembilan puluh hari; atau e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur; atau f. Dokumentasi pinjaman yang lemah a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil; atau b. Terdapat cerukan yang bersifat permanen; atau
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). h. 359
39
c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180 hari atau d. Terdapat kapitalisasi bunga; atau e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan. 5. Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil; atau b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau c. Dari segi hukummaupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar Sumber: Dimodifikasi dari Rivai dan Veitzal, 2008 Pembiayaan bermasalah (NPF) adalah suatu kondisi pembiayaan, dimana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial loss. Beberapa hal yang menyebabkan timbulnya pembiayaan bermasalah, antara lain:26
Analisis keuangan yang kurang baik;
Struktur pembiayaan yang kurang tepat;
Support dan dokumentasi yang buruk;
Monitoring yang kurang baik;
Analisis penjamin yang kurang memadai.
Dari sisi nasabah, beberapa hal yang menyebabkan pembiayaan menjadi bermasalah, antara lain:
26
Ikatan Bankir Indonesia. Mengelola Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014). h. 94-95
40
Produk dan jasa yang buruk;
Kontrol keuangan yang buruk;
Faktor eksternal, seperti bencana, ekonomi, persaingan, dan teknologi.
NPF (Pembiayaan Bermasalah) mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Dengan semakin tingginya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba. 2) Jenis-Jenis NPF a. Non Performing Financing Gross (NPF Gross)27 adalah perbandingan antara Pembiayaan Bermasalah dengan Total Pembiayaan dengan formula sebagai berikut: NPF Gross = Pembiayaan Bermasalah Total Pembiayaan - Pembiayaan adalah Pembiayaan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai kualitas asset bank umum. - Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dengan kualitas kurang lancer, diragukan, dan macet, dan dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca secara gross (belum dikurangi CKPN). 27
Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014). h. 284
41
- Total pembiayaan dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca secara gross (belum dikurangi CKPN). - Angka rasio dihitung per posisi (tidak disetahunkan). b. Non Performing Financing Net (NPF Net)28 Adalah perbandingan antara Pembiayaan Bermasalah setelah dikurangi CKPN terhadap Total Pembiayaan dengan formula sebagai berikut: NPF Net = Pembiayaan Bermasalah – CKPN Pembiayaan Bermasalah Total Pembiayaan - Pembiayaan adalah Pembiayaan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai kualitas asset bank umum. - Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet, dan dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca. - CKPN Pembiayaan adalah cadangan yang wajib dibentuk bank sesuai ketentuan dalam PSAK mengenai Instrumen Keuangan dan PAPI, yang mencakup CKPN Pembiayaan secara individual dan kolektif. -Total pembiayaan dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca secara gross (belum dikurangi CKPN). - Angka rasio dihitung per posisi (tidak disetahunkan).
28
Ibid. h. 285
42
Semakin tinggi rasio NPF Gross, semakin tinggi pembiayaan bermasalah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Namun harus juga dilihat rasio NPF Net-nya, yaitu rasio setelah pembiayaan bermasalah tersebut dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atau penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Rasio NPF Net yang menjadi acun Bank Indonesia maksimal 5 % (lima persen). Jika tinggi rasio NPF Net sebuah bank di atas 5 % (lima persen), bank tersebut dianggap mempunyai risiko pembiayaan yang tinggi.29
D. Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank. Simpanan nasabah ini biasanya memiliki bagian terbesar dari total kewajiban bank. Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank bisa mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank30. Pencarian dana dari sumber ini relatif mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan merupakan sumber dana yang paling dominan. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dapat berupa
29
Ikatan Bankir Indonesia. Mengelola Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014). h. 37 30 Lukman Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005) h.33
43
giro, tabungan, dan deposito. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu dan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank31. Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat atau lebih dikenal dengan pembiayaan (Kasmir, 2011). Hampir semua bank mengandalkan penghasilan utamanya dari jumlah penyaluran pembiayaan oleh karena itu pemberian pembiayaan merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan (Dendawijaya,2003). Dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana terbesar yang diandalkan perbankan dan dibutuhkan suatu bank dalam menjalankan operasinya. Bank dapat memanfaatkan dana dari pihak ketiga ini untuk ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan pendapatan bagi bank, salah satunya yaitu dalam bentuk pembiayaan. Hampir semua bank mengandalkan penghasilan utamanya dari jumlah penyaluran pembiayaan oleh karena itu
31
Bank Indonesia, “Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004”, Jakarta, 2004.
44
pemberian pembiayaan merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan (Dendawijaya,2003). E. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan perubahan nama dari Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) sesuai PBI Nomor 10/11/PBI/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah.32 SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam bentuk mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.33 Adapun karakterisrik Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah34: 1) Menggunakan akad Ju’alah; 2) Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah); 3) Berjangka jangka waktu paling kurang 1 bulan dan paling lama 12 bulan; 4) Diterbitkan tanpa warkat (scripless); 5) Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia; dan 6) Tidak dapat diperdagangkan dipasar sekunder. 32
Bank Indonesia, “Catatan atas Laporan Keuangan Tahunan Tahun 2009” h.13 PBI No. 10/11/PBI/2008 Tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). SE BI No. 10/17/DPM Tanggal 31 Maret 2008 tentang Tata Cara Transaksi Repo SBIS dengan Bang Indonesia. SE BI No. 10/40/DPM Tanggal 17 November 2008 Perihal Perubahan Atas SE BI No. 10/16/DPM Tanggal 31 Maret 208 Perihal Tata Cara Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) melalui Lelang. 34 Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis (Jakarta: Kencana, 2010), h.127 33
45
Mekanisme penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) melalui lelang yang melibatkan : 1) Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS atau UUS, dan 2) BUS atau UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta tidak langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) data direpotkan kepada Bank Indonesia. Repurchase Agreement SBIS berdasarkan qard yang diikuti dengan rahn. BUS atas UUS terlebih dulu wajib menandatangani perjanjian pengagunan SBIS dalam Rangka Repurchase Agreement SBIS. Terhadap Repo SBIS dikenakan biaya Repo. Dengan dikeluarkan instrumen SBIS ini, maka : 1) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia yang telah diterbitkan sebelum Peraturan Bank Indonesia ini diberlakukan, tetap berlaku tunduk pada ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/7/PBI/2004 tanggal 16 februari 2004 tentang SWBI sampai SWBI tersebut jatuh tempo. 2) Dengan dikeluarkanya Peraturan Bank Indonesia ini, peraturan Bank Indonesia Nomor 6/7/PBI/2004 tanggal 16 februari 2004 tentang SWBI dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.35 F. Definisi Operasional Variabel 35
Op.cit, h. 127.
46
1. Capital Adequacy Ratio adalah Perbandingan modal dan Aktiva Tertimbang menurut Risiko (ATMR). 2. Non Performing Financing adalah antara pembiayaan dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet dengan total pembiayaan. 3. Dana Pihak Ketiga adalah Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka (deposito). 4. Suku bunga SBIS adalah tingkat suku bunga SBIS 1 bulan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Bank Umum Syariah di Indonesia yang meliputi Capital Adequacy Ratio
47
(CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), yang diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2009 - 2014 (bulanan). B. Metode Penentuan Sampel Penelitian ini menggunakan metode sensus dimana keseluruhan Bank Umum Syariah yang terdapat dalam periode penelitian dijadikan sebagai obyek penelitian. Penelitian menggunakan 72 waktu amatan (N = 72) (bulan Januari - Desember periode tahun (2009 - 2014). C. Metode Pengumpulan Data Menurut Muhammad Teguh langkah penting yang perlu dilakukan di dalam kegiatan penelitian sebelum peneliti sampai kepada konklusi adalah pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yakni jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya, baik berupa data kuantitatif maupun data kualitatif. Jenis data ini sering disebut data eksternal. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data dan sumber informasi
lainnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Library Research (Riset Kepustakaan) Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh konsep dan landasan teori dengan mempelajari berbagai literatur, buku, referensi, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan obyek pembahasan sebagai
48
bahan analisis yang dicari pada perpustakaan. Mengumpulkan, memilih, memahami dengan cara membaca penelitian terdahulu yaitu, Skripsi, Thesis dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Internet Research Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan teknologi yang berkembang pada zaman modern yaitu internet. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan up to date. Data-data yang diperoleh menggunakan internet yaitu data sekunder yang menggunakan teknik dokumentasi yaitu dengan mencatat atau mengkopi data yang tercantum dalam situs informasi Perkembangan Pembiayaan Indonesia yang dipengaruhi oleh variabel variabel seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) pada periode Januari 2009-Desember 2014. Data tersebut dikelola sesuai dengan kebutuhan dalam melakukan penelitian ini. D. Metode Analisis Data Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, untuk memastikan apakah model regresi linier berganda yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas,
49
multikolonieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Jika semua itu terpenuhi berarti bahwa model analisis telah layak digunakan. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik. Sedangkan teknik yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variable terikat dan memprediksi variable terikat dengan menggunakan dua atau lebih variable bebas.36 Model regresi linier berganda dalam penelitian ini yaitu:
Y = α + β1×X1 + β2×X2 + β3×X3 + β4×X4 + e Dimana: Y
: Pembiayaan Bank Umum Syariah
α
: konstanta (intercept)
βi
: slope
X₁
: CAR
X₂
: NPF
X3
: DPK
X4
: SBIS
e
: Besaran nilai residu (standar eror)
36
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2009), h:142
50
Untuk model regresi linier, ada beberapa pengujian yang harus dilakukan, di antaranya yaitu: 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji stastistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil37. b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
37
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, ( Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h.160.
51
sesama variabel independen sama dengan nol 38. Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antarvariabel independen39. Multikolinieritas dapt dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya.
Dalam
pengertiannya
setiap
variabel
independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya 40. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas, model regresi yang baik adalah
yang
homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas41.
38
Ibid., h.150. Wing Wahyu Winarno, “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”., (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h.5. 40 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, ( Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h.106. 41 Ibid., h.139. 39
52
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, diantaranya dengan melihat grafik scatter plot, uji park, uji glejser, dan uji white. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi heteroskedastisitas akan digunakan uji glejser. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu (time series), karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya42. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi
muncul
karena
observasi
yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya43.
42
Wing Wahyu Winarno, “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h.26. 43 Ibid., h.110.
53
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson-nya. Uji D-W merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi. Hamper semua statistic sudah menyediakan fasilitas untuk menghitung nilai d (yang menggambarkan koefisien DW). Nilai d akan berada pada kisaran hingga 4. Sebelumnya ditentukan nilai dU dan dL dengan melihat table Durbin Watson dengan α = 5% seperti tampak pada tabel 3.1 berikut :
Sumber : Wing Wahyu Winarno, 2011:5.28
Dengan hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut : H0
: Tidak ada Autokorelasi
Ha
: Ada Autokorelasi
54
Jika dalam hasil analisis terdapat masalah autokorelasi maka dilakukan pengobatan menurut Imam Ghazali, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a) Tentukan
apakah
autokorelasi
yang
terjadi
merupakan
pure
autocorellation dan bukan karena kesalahan spesifikasi model regresi. Pola residual dapat terjadi karena adanya kesalahan spesifikasi model yaitu variabel penting yang tidak dimasukkan kedalam model atau dapat juga karena bentuk fungsi persamaan regresi tidak benar. b) Jika yang terjadi adalah pure autocorrelation, maka solusi autokorelasi adalah dengan mentransformasi model awal menjadi model difference. Dengan asumsi ρ tidak diketahui. Nilai ρ di estimasi dengan rumus Theil-Nagar d. Dimana : d = nilai DW persamaan yang mengandung autokorelasi n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas c) Setelah didapat nilai ρ maka langkah selanjutnya adalah melakukan transformasi nilai ρ kedalam persamaan regresi. d) Terakhir lakukan analisis regresi kembali dan hasilnya akhir dari persamaan regresi tidak mengalami masalah autokorelasi. 2. Uji Regresi Linier Berganda
55
Analisis
regresi
berguna
untuk
menganalisis
besarnya
pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, karena menggunakan empat variabel bebas (independent). Selain itu penggunaan model regresi linier berganda ini dimaksudkan agar variabel independen yang diduga akan mempengaruhi variabel dependen dapat terakomodir serta dapat secara jelas pola hubungan yang terbentuk antar variabelnya. Model persamaan regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan Y. apabila nilai variabel independen diketahui, maka kita dapat menggunakan persamaan regresi linier berganda. a. Adjusted R Square (R2) Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R 2, merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. (Nachrowi &Usman, 2006:20). Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
56
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtut waktu
(time
series)
biasanya
mempunyai
nilai
koefisien
determinasi yang tinggi 44. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2 nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. (Ghazali, 2012:97). b. Uji F 44
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, ( Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h.96.
57
Uji hipotesis ini berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang di dapat signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk kepentingan tersebut maka semua koefisien regresi harus diuji. Ada dua jenis uji terhadap koefisien regresi yaitu, uji F dan uji t (Nachrowi & Usman, 2006 : 16). Uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen/terikat. (Ghazali, 2012:98). Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat probabilitas signifikansi. Jika probabilitas signifikansi > 0.05, maka H0 diterima dan jika probabilitas signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak. Selain itu pengambilan keputusan juga dilakukan dengan membandingkan nilai F tabel dengan F hitungnya. Nilai F tabel di dapat dari rumus : Uji F = (df(n-k-1))
58
Dimana n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel bebas. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan sebaliknya jika F hitung < F tabel maka H0 diterima. (Nachrowi & Usman, 2006:18). c. Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. (Ghazali, 2012:98). Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikan (Rodoni, 2005:90), yaitu : a. Jika probabilitas signifkan > 0.05 maka H0 diterima, berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika probabilitas signifikan < 0.05 maka H0 ditolak, berarti bahwa
suatu
variabel
independen
berpengaruh
secara
signifikan terhadap variabel dependen. Selain
itu
pengambilan
keputusan
juga
dapat
dengan
membandingkan nilai t tabel dengan t hitungnya, t tabel di dapat rumus sebagai berikut : Uji t = (df(n-k-1))
59
Dimana n adalah jumlah sampel penelitian dan k adalah jumlah variabel bebas. Jika
t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan
sebaliknya jika t hitung < t tabel maka H0 diterima.
60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Analisis Deskriptif Dalam bab ini penulis menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang telah terkumpul dari variabel independen berupa data Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Dana Pihak Ketiga, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Kemudian data yang telah terkumpul selanjutnya Kebijakan Penyaluran Perpembiayaanan di Bank Umum Syariah (BUS) periode 2009 sampai dengan 2014. Hasil pengolahan data berupa informasi untuk mengetahui apakah variabel data Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Dana Pihak Ketiga, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah mempengaruhi secara signifikan terhadap selanjutnya Kebijakan Penyaluran Perpembiayaanan di Bank Umum Syariah (BUS) periode 2009 sampai dengan 2014. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang di analisis
61
dengan bantuan computer melalui program SPSS. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis. Sedangkan analisis deskriptif merupakan analisis yang menjelaskan gejala-gejala yang terjadi pada variabel-variabel penelitian untuk mendukung hasil analisis statistik.
Adapun untuk
menjelaskan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat ditunjukkan dari grafik dibawah ini: Tabel 4.1 Data Capital Adequacy Ratio 2009-2014 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
CAR dalam bentuk persen (%) 2009 2010 2011 2012 10.67% 11.26% 20.23% 16.27% 11.54% 11.43% 15.17% 15.91% 13.87% 11.07% 16.57% 15.33% 10.51% 12.12% 19.86% 14.97% 10.59% 12.31 19.58% 13.4% 12.47% 12.89% 15.92% 16.12% 10.59% 14.66% 15.92% 16.12% 11.21% 14.23% 15.83% 15.63% 11.50% 14.58% 16.18% 14.98% 11.67% 15.74% 15.30% 14.54% 11.17% 15.40% 14.88% 14.82% 10.77% 16.25% 16.63% 14.13%
2013 15.29% 15.2% 14.3% 14.72% 14.28% 14.3% 15.28% 14.71% 14.19% 14.19% 12.23% 14.42%
2014 16.76% 16.71% 16.2% 16.68% 16.85% 16.21% 15.62% 14.73% 14.54% 15.25% 15.66% 16.1%
Sumber : Statistik PSI Bank Indonesia diolah
Pada tabel 4.1 menjelaskan bahwa Capital Adequacy Ratio pada tahun 2009 tidak dapat menembus angka diatas 12% hingga akhir tahun hanya pada bulan Juni 2009. Pada bulan Januari 2009 bisa dilihat bahwa hanya sekitar 10.67% Capital Adequacy Ratio yang didapatkan dari keseluruhan Bank Umum Syariah di Indonesia, sementara puncak terbesar angka
62
Capital Adequacy Ratio pada bulan juni tahun 2009 mencapai 12.47% setelah itu hingga pada bulan Desember menurun mencapai 10.77%. Kejadian ini terus berlanjut dalam kisaran 12% sampai pada bulan Juni 2010 dengan angka 12.89% dan meningkat hingga akhir tahun 2014. Perjalanan Capital Adequacy Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia dalam periode penelitian ini, puncak CAR tertinggi terletak pada tahun 2011 bulan Januari yang mencapai angka 20.23% dan terendah ada pada bulan Januari tahun 2009 sebesar 10.67% pasca krisis yang terjadi di Amerika Serikat. Tabel 4.2 Non Performing Financing Periode 2009-2014 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
NPF dalam bentuk persen (%) 2009 2010 2011 2012 4.05% 4.36% 3.82% 2.68% 4.17% 4.75% 3.66% 2.82% 4.23% 4.53% 3.60% 2.76% 4.12% 4.47% 3.79% 2.85% 1.42% 4.77% 3.76% 2.93% 5.14% 3.89% 3.55% 2.88% 5.35% 4.14% 3.75% 2.92% 5.89% 4.10% 3.53% 2.78% 5.72% 3.95% 3.50% 2.74% 5.32% 3.95% 3.11% 2.58% 5.54% 3.99% 2.74% 2.5% 4.01% 3.02% 2.52% 2.22%
2013 2.49% 2.72% 2.75% 2.85% 2.92% 2.64% 2.75% 3.01% 2.8% 2.96% 3.08% 2.62%
2014 3.01% 3.53% 3.22% 3.48% 4.02% 3.9% 4.31% 4.58% 4.67% 4.58% 4.86% 4.33%
Sumber : Statistik PSI Bank Indonesia diolah
Bisa dilihat pada tabel 4.2 terlihat tabel Non Performing Financing pada tahun 2009 sampai 2014. NPF (Pembiayaan Bermasalah)
63
mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Dengan semakin tingginya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba. Itu berarti jika dilihat dalam tabel bahwa rasio terburuk ada pada Agustus 2009 yang hampir mendekati 6% yakni 5.89% sedangkan rasio pembiayaan terbaik ada pada bulan Mei 2009 sebesar 1.42%. Tabel 4.3 Dana Pihak Ketiga Periode 2009-2014 DPK dalam milyaran Rupiah Bulan 2009 2010 2011 2012 Januari 15.584 53.163 75.814 116.518 Februari 17.865 53.299 75.085 114.616 Maret 20.672 52.811 79.651 119.639 April 28.012 54.049 79.567 114.018 Mei 29.552 55.067 82.861 115.206 Juni 33.048 58.079 87.025 119.279 Juli 36.852 60.462 89.786 121.108 Agustus 38.040 60.972 92.021 123.673 September 42.103 63.912 97.756 127.678 Oktober 45.381 66.478 101.804 134.453 Nopember 47.887 69.086 105.330 138.671 Desember 52.271 76.036 115.415 147.512
2013 148.731 150.795 156.964 158.519 163.858 163.966 166.453 170.222 171.701 174.018 176.292 183.534
2014 177.930 178.154 180.945 185.508 190.783 191.470 194.299 195.959 197.141 207.121 209.644 217.858
Sumber : Statistik PSI Bank Indonesia diolah
Perkembangan Dana Pihak Ketiga dalam Bank Umum Syariah di Indonesia meningkat pesat. Hal ini bisa dibuktikan dalam data penelitian dimana pasca krisis pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia mulai berkembang dan masyarakat pun mulai mempercayai bahwa Bank
64
Syariah tersebut tahan terhadap krisis yang melanda. Pada tabel 4.3 Dana Pihak Ketiga periode tahun 2009 hingga 2014. Mula-mula pasca krisis, januari 2009 didapatkan angka sebesar 15.584 milliar rupiah terus beranjak naik hingga akhir tahun tanpa mengalami penurunan mencapai 52.271 milliar rupiah, sama halnya pada tahun 2010 namun ada sedikit penurunan pada bulan maret 2010 52.811 milliar rupiah dari bulan februari yaitu 53.299 milliar rupiah. Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank bisa mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank, ini artinya masyarakat mempercayai eksistensi Bank Syariah yang DPK nya terus meningkat hingga akhir Desember 2014 mencapai titik tertinggi dalam penelitian yaitu 217.858 milliar rupiah. Tabel 4.4 Sertifikat Bank Indonesia Syariah Periode 2009-2014 SBIS dalam milliar Rupiah Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 Januari 1.654 3.373 3.968 10.663 4.709 Februari 1.875 2.972 3.669 4.243 5.103 Maret 2.135 2.425 5.870 6.668 5.611 April 1.751 3.027 4.042 3.825 5.343 Mei 3.660 1.656 3.879 3.644 5.423 Juni 2.545 2.734 5.011 3.936 5.443 Juli 2.613 2.576 5.214 3.036 4.640 Agustus 2.704 1.882 3.647 2.918 4.299 September 1.819 2.310 5.885 3.412 4.523 Oktober 2.635 2.783 5.656 3.321 5.213 Nopember 2.142 3.287 6.447 3.242 5.107 Desember 3.076 5.408 9.244 4.993 6.699 Sumber : Statistik PSI Bank Indonesia diolah
65
2014 16.891 11.671 13.280 10.881 18.226 12.975 10.568 11.503 14.259 18.226 19.505 24.379
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa Sertifikat Bank Indonesia Syariah cenderung mengalami fluktuatif tiap tahunnya namun pada kenyataannya memang eksistensi dalam bidang syariah tak perlu diragukan lagi. Dilihat dari data di atas periode terbaik ada pada tahun awal hingga akhir tahun 2014 yang akhir 2013 sebesar 6.699 dalam 2014 SBIS melesat mencapai 24.379 pada Desember 2014. Titik terendah SBIS dalam data penelitian yaitu pada tahun 2009 bulan Januari mencapai angka sebesar 1.654. Angka tersebut didapatkan pasca krisis pada tahun 2008. Pada saat suku bunga dinaikkan, orang akan memilih alternatif deposito yang memberikan bunga lebih tinggi. Akibatnya instrument SBIS turun. Sebaliknya pada saat suku bunga diturunkan, investor akan mencari alternatif yang memberikan hasil investasi lebih tinggi yaitu SBIS. Akibatnya terjadi permintaan besar pada SBIS yang menyebabkan harga SBIS naik.
66
Tabel 4.5 Perkembangan Pembiayaan Indonesia Pembiayaan dalam milliar Rupiah Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 Januari 38.572 47.140 69.724 101.689 149.672 Februari 39.188 48.479 71.449 103.713 154.072 Maret 39.308 50.206 74.253 109.116 161.080 April 40.342 51.651 75.726 108.767 163.407 Mei 41.012 53.223 78.619 112.844 167.259 Juni 42.195 55.801 82.616 117.592 171.227 Juli 42.765 57.633 84.556 120.910 174.486 Agustus 43.633 60.275 90.540 124.946 174.537 September 44.523 60.970 92.839 130.357 177.320 Oktober 44.872 62.995 96.805 135.581 179.284 Nopember 45.726 65.942 99.427 140.318 180.830 Desember 46.886 68.181 102.655 147.505 184.120
2014 181.398 181.772 184.964 187.885 189.690 193.136 194.079 193.983 196.563 196.491 198.376 199.330
Sumber : Statistik PSI Bank Indonesia diolah
Pada tabel diatas menjelaskan tentang Perkembangan Pembiayaan Indonesia pada tahun 2009 sampai 2014. Mula – mula pada tahun 2009 yang menunjukan nilai 38.572 hingga menunjukan nilai tertinggi pada bulan desember 2009 dengan nilai 46.886, dan terus berkembang hingga 102.655 pada bulan desember 2011. Kemudian, pada bulan januari 2012 Perkembangan Pembiayaan Indonesia menurun dengan nilai 101.689, lalu berkembang sampai maret 2012 dengan nilai 109.116 dan turun lagi hingga mencapai 108.767 pada bulan april 2012. Dan pada bulan april 2012 hingga menunjukan titik tertinggi pada bulan desember 2014 dengan nilai 199.330, Perkembangan Pembiayaan Indonesia terus berkembang secara perlahan.
67
2. Uji Regresi Linier Berganda 1.) Uji Asumsi Klasik Data yang digunakan adalah data sekunder maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu : Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. a) Uji Normalitas Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang harus dilakukan adalah penyaringan (Screening) terhadap data yang akan diolah. Salah satu asumsi penggunaan uji statistik parametrik adalah asumsi normality atau biasa disebut asumsi normalitas. Asumsi normalitas merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua penggabungan linear dari variabel berdistribusi normal. Jika asumsi dipenuhi, maka nilai residual analisis berdistribusi normal dan independen (Ghozali, 2012:29).
68
Gambar 4.1
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, normal plot (dapat dilihat pada gambar), dapat dilihat bahwa titik – titik menyebar mengikuti garis
diagonal
bahwa
distribusi
normal.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa model regresi cukup memenuhi asumsi normalitas. b) Uji Multikolinieritas Asumsi model regresi berganda yang harus dipenuhi selanjutnya adalah bahwa dalam model persamaan regresi tidak terjadi korelasi yang signifikan antar variabel bebasnya. Dalam statistika, tidak terjadi multikolineritas. Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen.
69
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawanya variance inflation factor disingkat VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih dan yang tidak dijelaskan oleh variabel lainya. Kriteria untuk pengambilan keputusan ada atau tidaknya masalah multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka kesimpulanya
adalah
model
regresi
terdapat
masalah
multikolinearitas.
Tabel 4.6 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant) 21.957
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Std. Error Beta
T
Sig. Tolerance VIF
8.242
2.664 .010
CAR_X1 -137.973 42.304
-.053
-3.261 .002 .694
1.441
NPF_X2 -54.137
105.533
-.009
-.513 .610 .619
1.616
DPK_X3 1.028
.024
1.049
42.962 .000 .310
3.223
SBIS_X4 -.555
.274
-.047
-2.028 .047 .343
2.919
70
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant) 21.957
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Std. Error Beta
T
Sig. Tolerance VIF
8.242
2.664 .010
CAR_X1 -137.973 42.304
-.053
-3.261 .002 .694
1.441
NPF_X2 -54.137
105.533
-.009
-.513 .610 .619
1.616
DPK_X3 1.028
.024
1.049
42.962 .000 .310
3.223
.274 -.047 Variable:
-2.028 .047 .343
2.919
SBIS_X4 -.555 a. Dependent Pembiayaan_Y
Pada hasil output diatas dapat dilihat bahwa nilai variance inflation factor dari semua variabel independen meliputi CAR, NPF, DPK, dan SBIS kurang dari 10, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolienearitas dalam model regresi ini. c) Uji Heteroskedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan Uji
71
Glejser, yakni meregresikan absolut nilai residual sebagai variabel dependen
dengan
variabel
independen.
Jika
probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% maka tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Gambar 4.2 Scatterplot Heteroskedastisitas
Berdasarkan tampilan Scatterplot dalam gambar diatas, terlihat bahwa plot yang menyebar diatas maupun dibawah angka nol tidak membentuk pola tertentu yang jelas pada sumbu Regression Standardized Residual. Oleh karena itu maka berdasarkan uji heteroskedastisitas menggunakan analisis grafik pada model regresi
yang
terbentuk,
heteroskedastisitas.
72
dinyatakan
tidak
terjadi
gejala
d) Uji Autokorelasi Autokorelasi pada model regresi adalah adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu dan saling bekorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi, dilakukan pengujian uji Durbin – Watson (Uji D – W) dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Jika angka D – W berkisar antara -2 sampai dengan +2, koefisien regresi bebas dari gangguan autokorelasi; (2) Jika angka D – W berada dibawah -2, terdapat autokorelasi positif; dan (3) Jika angka D – W berada diatas
+2,
terdapat
autokorelasi
negatif
(Santoso
dalam
Thobarry,2009) Tabel 4.7 Model Summary Change Statistics
Model R 1
Std. Error R R Adjusted of the Square F Sig. F DurbinSquare R Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
.994a .988
.987
6.468877 .988
1335.364 4
67 .000
.273
Dalam tabel diatas Model Summary diatas menunjukkan bahwa nilai uji Durbin – Watson pada penilitian ini berkisar antara -2 sampai dengan +2 (berada pada nilai 0.273). Jadi, dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi bebas dari gangguan autokorelasi. 73
2.) Uji Regresi a) Adjusted R Square Tabel 4.8 Model Summary Change Statistics
Model R 1
Std. Error R R Adjusted of the Square F Sig. F DurbinSquare R Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
.994a .988
.987
6.468877 .988
1335.364 4
67 .000
.273
Berdasarkan tabel Adjusted R Square di atas diperoleh bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,987, hal ini berarti 98.7% variasi pembiayaan dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen CAR, NPL, DPK, dan suku bunga SBIS. Sedangkan 1.13% dengan nilai 0,113 sisanya dijelaskan oleh sebab lain diluar model. b) Uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen/terikat. (Ghazali, 2012:98). Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat probabilitas signifikansi. Jika probabilitas signifikansi > 0.05, maka H0 diterima 74
dan jika probabilitas signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak. Selain itu pengambilan keputusan juga dilakukan dengan membandingkan nilai F tabel dengan F hitungnya Tabel 4.9 ANOVA Sum of Squares
Model 1
Regression Residual
df
Mean Square
4.210
4
.024
67
F
1.052 2.969E3
Sig. .000a
.000
Total 4.234 71 a. Predictors: (Constant), SBIS_X4, NPF_X2, CAR_X1, DPK_X3 b. Dependent Variable: log_Y Berdasarkan tabel 4.8 di atas, Uji F diperoleh pengaruh secara bersamaan dengan empat variabel independen CAR, NPF, DPK, dan suku bunga SBIS terhadap variabel dependen pembiayaan (dapat dilihat pada tabel). Berdasarkan Uji F diperoleh hasil bahwa nilai F hitung yang telah di logaritma kan variabel Y nya sebesar 2.969 dan F tabel sebesar 2.50 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, dan F hitung (2.969 > 2.50) lebih besar dari F tabel maka secara simultan variabel independen CAR, NPL, DPK, dan SBIS berpengaruh terhadap dependen pembiayaan.
75
3.) Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. (Ghazali, 2012:98). Tabel 4.10 Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
Model
B
t
Sig. Tolerance VIF
1 (Constant)
1.494
.024
62.293 .000
CAR_X1
.819
.123
.073 6.654 .000
.694 1.441
NPF_X2
-1.996
.307
-.076 -6.499 .000
.619 1.616
DPK_X3
.004
.000
1.015 61.814 .000
.310 3.223
SBIS_X4 -.006 a. Dependent Variable: log_Y
.001
-.125 -8.027 .000
.343 2.919
Dari tabel diatas dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : PEMBIAYAANt = 62.293 + 6.654 CAR_X1t – 6.499 NPF_X2t + 61.814 DPK_X3t – 8.027 SBIS_X4t Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas diperoleh koefisien regresi CAR sebesar (+) 6.654. Koefisien tersebut mengindikasikan adanya hubungan positif terhadap penyaluran pembiayaan. Koefisien regresi NPF sebesar (-) 6.499. Koefisien 76
tersebut
mengindikasikan
adanya
hubungan
negatif
terhadap
penyaluran pembiayaan. Koefisien regresi DPK sebesar (+) 61.814. Koefisien tersebut mengindikasikan adanya hubungan positif terhadap penyaluran pembiayaan. Koefisien regresi SBIS sebesar (-) 8.027. Koefisien tersebut mengindikasikan adanya hubungan negatif terhadap penyaluran pembiayaan. B. Pembahasan Berdasarkan koefisien beta pada tabel dapat disimpulkan bahwa variabel DPK memiliki peran paling besar terhadap pembiayaan perbankan dengan nilai koefisien beta regresi sebesar (+) 6.654, diikuti variabel CAR, NPF dan suku bunga SBIS dengan nilai beta berturut – urut sebesar (-) 6,499, (+) 61,814, (-) 8.027. Dari hasil Uji – t dapat dilakukan pembahasan hipoteses yang diajukan sebagai berikut : 1. H1 : CAR berpengaruh positif terhadap pembiayaan perbankan Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (+) 6,654 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung bertanda positif, maka secara parsial variabel independen CAR berpengaruh signifikansi positif terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis bersifat positif. 2. H2 : NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaan perbankan
77
Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (-) 6,499 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung t bertanda negatif, maka secara parsial variabel independen NPF berpengaruh signifikansi positif terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis bersifat negatif. 3. H3 : DPK berpengaruh positif terhadap pembiayaan perbankan Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (+) 61,814 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung t bertanda positif, maka secara parsial variabel independen DPK berpengaruh signifikansi positif terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis bersifat positif. 4. H4 : Suku bunga SBIS berpengaruh negatif terhadap pembiayaan perbankan Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (-) 8.027 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung t bertanda negatif, maka secara parsial variabel independen suku bunga SBIS berpengaruh signifikansi negatif terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis bersifat negatif.
78
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara simultan dan parsial terhadap penyaluran pembiayaan Bank Umum Syaariah Periode Tahun 2009 hingga 2014. Berdasarkan hasil penelitian tentang variabel independen yang mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Perpembiayaanan di Bank Umum Syariah Indonesia dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan Uji – F diperoleh diperoleh pengaruh secara bersamaan dengan empat variabel independen CAR, NPF, DPK, dan suku bunga SBIS terhadap variabel dependen pembiayaan (dapat dilihat pada tabel). Berdasarkan Uji F diperoleh hasil bahwa nilai F hitung yang telah di logaritma kan variabel Y nya sebesar 2.969 dan F tabel sebesar 2.50 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, dan F hitung (2.969 > 2.50) lebih besar dari F tabel maka secara simultan variabel independen CAR, NPL, DPK, dan SBIS berpengaruh terhadap dependen pembiayaan.
79
2. Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (+) 6,654 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung bertanda positif, maka secara parsial variabel independen CAR berpengaruh signifikansi positif terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis bersifat positif. Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (-) 6,499 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung t bertanda negatif, maka secara parsial variabel independen NPF berpengaruh signifikansi positif terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis bersifat negatif. Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (+) 61,814 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung t bertanda positif, maka secara parsial variabel independen DPK berpengaruh
signifikansi
positif
terhadap
variabel
dependen
pembiayaan. Dengan demikian hipotesis bersifat positif. Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (-) 8.027 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung t bertanda negatif, maka secara parsial variabel independen suku bunga SBIS berpengaruh signifikansi negatif
80
terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis bersifat negatif. B. Keterbatasan Hasil penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu: 1. Hanya menentukan beberapa variabel yang berpengaruh dari penelitian terdahulu. 2. Peneliti hanya melakukan studi lanjutan terhadap periode tahun. C. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menamah wawasan pustaka bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pasar modal dan investasi, serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan tambahan informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat memperhatikan variabel-variabel makro dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini penting dilakukan agar dapat memilih investasi yang lebih tepat dan terhindar dari resiko kerugian. D. Saran Atas dasar kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel dominan yang mempengaruhi
Kebijakan Penyaluran
Perbankan dalam Bank Umum Syariah.
81
Pembiayaan
2. Diharapkan untuk menambah periode waktu agar data semakin banyak dan bisa lebih baik dari penelitian ini. 3. Menambahkan analisis lanjutan selain regresi ketika mendapatkan faktor baru yang telah diteliti.
82
DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Halim, dkk. “Banking Disintermediation and Its Implication for Moneter Policy : The Case Of Indonesia” Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. (Maret 2005): h.499-521. Ali, Mashud. “Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional. Jakarta : PT. Gramedia, 2004. Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. Jakarta, 2004. Bank Indonesia. Outlook Perbankan Syariah 2014. Jakarta: BI, 2014. Diakses pada 27 Agustus 2015 dari http://www.bi.go.id. Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005. Ety Rochaety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta : Mitra Wacana Media, 2009. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009. Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014. Indonesia, Bank. “Statistik Perbankan Syariah”. Artikel diakses pada 20 Agustus 2015 dari http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Default.aspx Infobanknews.com. “Bank Asing Bakal Smackdown Bank BUMN”. Artikel diakses pada 20 Agustus 2015 dari http://www.infobanknews.com/2007/03/Bank-AsingBakal-Smackdown-Bank-BUMN/. Kasmir. “Bank & Lembaga Keuangan Lainnya”. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Kontan.co.id. “BI Ubah Aturan GWM untuk Picu Pembiayaan”. Artikel diakses pada 21 Agustus 2015 dari http://kontan.co.id/BI-ubah-aturan-GWM-untuk-picupembiayaan/
83
Nurul Huda dan Mohammad Heykal. “Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis”. Jakarta: Kencana, 2010. PBI No. 10/11/PBI/2008 Tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). SE BI No. 10/17/DPM Tanggal 31 Maret 2008 tentang Tata Cara Transaksi Repo SBIS dengan Bang Indonesia. SE BI No. 10/40/DPM Tanggal 17 November 2008 Perihal Perubahan Atas SE BI No. 10/16/DPM Tanggal 31 Maret 208 Perihal Tata Cara Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) melalui Lelang. Purna, Ibnu, Hamidi, Prima. “Pengaruh Krisis Keuangan Global terhadap Sektor Finansial di Indonesia”. Jakarta : Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2009 Ramadhan, Shandy Bintang. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Perbankan (Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Tahun 2007-2011).” Skripsi S1, Universitas Diponegoro, 2013. Retnadi, Djoko. “Perilaku Penyaluran Pembiayaan Bank”. Jurnal Kajian Ekonomi (2006) h.3 Sinungan, Muchdarsyah. “Manajemen Dana Bank”, ed.II. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000. Susilo, Y. Sri, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso. “Bank & Lembaga Keuangan Lain”. Jakarta : Salemba Empat, 2006. Taswan. “Manajemen Perbankan”. Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2006. Teguh, Muhammad. “Metodologi Penelitian Ekonomi”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Wibowo, Drajad H. “Bank Sulit Pacu Pembiayaan Pada 2010”. Artikel diakses pada 25 Agustus 2015 dari http://www.kompas.com/bank-sulit-pacu-pembiayaan-pada2010/ Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011.
84
Lampiran-Lampiran Data CAR, NPF, SBIS, Pembiayaan, dan Analisis Regresi Berganda Data CAR Bank BNI Syariah Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septemb er Oktober Nopemb er Desembe r
2009 0.10698 8 0.10659 7 0.10630 9 0.10612 1 0.10603 5 0.10605 0 0.10616 7 0.10638 5 0.10670 4 0.10712 5 0.10764 7 0.10827 1
2010 0.11026 9 0.11081 5 0.11132 5 0.11179 8 0.11223 4 0.11263 3 0.11299 6 0.11332 2 0.11361 1 0.11386 3 0.11407 8 0.11425 6
2011 0.24440 8 0.23525 7 0.22655 4 0.21830 0 0.21049 4 0.20313 7 0.19622 9 0.18976 9 0.18375 8 0.17819 6 0.17308 2 0.16841 6
2012 0.16370 6 0.16357 4 0.16342 7 0.16326 4 0.16308 6 0.16289 3 0.16268 5 0.16246 1 0.16222 2 0.16196 8 0.16169 9 0.16141 4
NPF BNI Syariah 2013 0.15094 1 0.15148 4 0.15197 2 0.15240 3 0.15277 8 0.15309 7 0.15335 9 0.15356 6 0.15371 6 0.15380 9 0.15384 7 0.15382 8
2014 0.16648 2 0.16679 2 0.16707 0 0.16731 6 0.16752 9 0.16771 1 0.16786 1 0.16797 9 0.16806 6 0.16812 0 0.16814 2 0.16813 2
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septemb er Oktober Nopemb er Desembe r
2009 0.03977 4 0.03992 0 0.04006 2 0.04019 9 0.04033 3 0.04046 2 0.04058 7 0.04070 8 0.04082 4 0.04093 7 0.04104 5 0.04114 9
2010 0.04002 6 0.04081 7 0.04156 6 0.04227 2 0.04293 6 0.04355 8 0.04413 7 0.04467 3 0.04516 8 0.04562 0 0.04603 0 0.04639 7
2011 0.03922 6 0.03901 6 0.03881 4 0.03861 8 0.03842 9 0.03824 7 0.03807 2 0.03790 4 0.03774 3 0.03758 9 0.03744 1 0.03730 1
2012 0.02557 3 0.02584 2 0.02609 8 0.02633 9 0.02656 7 0.02678 1 0.02698 1 0.02716 7 0.02733 9 0.02749 8 0.02764 2 0.02777 3
2013 0.02326 0 0.02360 5 0.02393 5 0.02425 2 0.02455 5 0.02484 4 0.02511 9 0.02538 0 0.02562 7 0.02586 0 0.02608 0 0.02628 5
2014 0.02528 6 0.02635 4 0.02736 3 0.02831 5 0.02921 0 0.03004 7 0.03082 6 0.03154 7 0.03221 1 0.03281 7 0.03336 6 0.03385 7
Data DPK BNI Syariah Bulan
2009
2010
Januari
49,9508
72,1319
Februari
50,3292
72,7413
Maret
50,7206
73,3807
April
51,1251
74,0504
Mei
51,5426
74,7501
Juni
51,9731
75,4801
Juli
52,4167
76,2402
Agustus Septemb er
52,8733
77,0304
53,3430
77,8508
Oktober Nopemb er Desembe r
53,8257
78,7013
54,3215
79,5820
54,8303
80,4929
2011 100,035 1 100,368 8 100,698 9 101,025 3 101,348 1 101,667 4 101,982 9 102,294 9 102,603 2 102,907 9 103,209 0 103,506 5
2012 125,383 9 125,736 9 126,109 1 126,500 6 126,911 3 127,341 2 127,790 4 128,258 8 128,746 4 129,253 3 129,779 4 130,324 7
SBIS Bank BNI Syariah 2013 172,963 2 173,155 9 173,348 4 173,540 6 173,732 5 173,924 1 174,115 4 174,306 4 174,497 1 174,687 5 174,877 6 175,067 4
2014 203,781 0 204,560 9 205,289 0 205,965 3 206,589 9 207,162 6 207,683 6 208,152 7 208,570 1 208,935 7 209,249 5 209,511 6
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
2,412
4,168
7,630
3,888
18,226
21,550
Februari
2,499
4,356
7,877
4,046
18,444
21,981
Maret
2,597
4,555
8,138
4,218
18,644
22,437
April
2,705
4,766
8,413
4,402
18,825
22,918
Mei
2,822
4,988
8,702
4,598
18,988
23,424
Juni
2,950
5,220
9,004
4,808
19,132
23,955
Juli
3,087
5,465
9,321
5,030
19,257
24,511
Agustus Septembe r
3,234
5,720
9,652
5,265
18,324
25,092
3,391
5,986
9,996
5,512
18,455
25,698
Oktober Nopembe r Desembe r
3,558
6,264
10,355
5,773
18,612
26,329
3,735
6,553
10,727
6,046
18,793
26,985
3,922
6,854
11,113
6,331
19,000
27,666
Data CAR Bank Muamalat Bulan
NPF Muamalat
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.108996
0.114398
0.164200
0.161114
0.153753
0.168091
Februari
0.109822
0.114503
0.160432
0.160799
0.153622
Maret
0.110750
0.114571
0.157112
0.160468
April
0.111779
0.114602
0.154241
Mei
0.112910
0.114597
Juni
0.114142
Juli
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.041249
0.046722
0.037168
0.027889
0.026477
0.034290
0.168017
Februari
0.041345
0.047005
0.037041
0.027992
0.026655
0.034666
0.153434
0.167911
Maret
0.041437
0.047245
0.036922
0.028081
0.026819
0.034984
0.160122
0.153191
0.167774
April
0.041524
0.047443
0.036809
0.028156
0.026969
0.035245
0.151819
0.159761
0.152891
0.167604
Mei
0.041608
0.047598
0.036704
0.028217
0.027105
0.035447
0.114554
0.149846
0.159385
0.152534
0.167403
Juni
0.041687
0.047712
0.036605
0.028264
0.027227
0.035592
0.115475
0.114475
0.148321
0.158993
0.152122
0.167170
Juli
0.041762
0.047783
0.036514
0.028298
0.027335
0.035680
Agustus
0.116910
0.114359
0.147244
0.158586
0.151653
0.166904
Agustus
0.041833
0.047811
0.036429
0.028317
0.027430
0.035710
September
0.118446
0.114206
0.146616
0.158164
0.151128
0.166607
September
0.041899
0.047797
0.036351
0.028323
0.027510
0.035682
Oktober
0.120084
0.114017
0.146437
0.157727
0.150547
0.166278
Oktober
0.041962
0.047741
0.036280
0.028314
0.027577
0.035597
Nopember
0.121822
0.113790
0.146707
0.157274
0.149909
0.165917
Nopember
0.042020
0.047642
0.036216
0.028292
0.027630
0.035454
Desember
0.123663
0.113527
0.147425
0.156806
0.149216
0.165524
Desember
0.042074
0.047501
0.036159
0.028256
0.027669
0.035253
Data DPK Muamalat Bulan
SBIS Muamalat
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Bulan
2009
Januari
46,4276
67,1720
95,4067
131,7710
170,8844
195,1431
Januari
2,132
Februari
46,6495
67,4195
95,8729
132,3178
171,0135
195,3027
Februari
2,101
Maret
46,8844
67,6972
96,3274
132,8469
171,1484
195,5234
Maret
April
47,1323
68,0049
96,7701
133,3582
171,2891
195,8052
Mei
47,3933
68,3429
97,2012
133,8518
171,4356
Juni
47,6674
68,7110
97,6205
134,3276
Juli
47,9545
69,1092
98,0282
Agustus
48,2546
69,5376
September
48,5678
Oktober
2010
2011
2012
2013
2014
5,752
2,975
16,853
18,324
2,788
5,832
2,981
17,165
18,455
2,079
2,842
5,926
3,000
17,458
18,612
April
2,068
2,906
6,034
3,032
17,732
18,793
196,1481
Mei
2,067
2,982
6,155
3,076
17,988
19,000
171,5880
196,5521
Juni
2,075
3,069
6,291
3,133
18,226
19,231
134,7856
171,7461
197,0171
Juli
2,093
3,167
6,440
3,203
18,444
19,488
98,4241
135,2259
171,9101
197,5433
Agustus
2,122
3,276
6,604
3,285
18,644
19,769
69,9962
98,8083
135,6484
172,0799
198,1306
September
2,160
3,397
6,781
3,380
18,825
20,075
48,8940
70,4849
99,1807
136,0532
172,2556
198,7790
Oktober
2,208
3,529
6,973
3,488
18,988
20,406
Nopember
49,2332
71,0038
99,5415
136,4402
172,4370
199,4884
Nopember
2,266
3,672
7,178
3,608
19,132
20,763
Desember
49,5855
71,5528
99,8906
136,8095
172,6243
200,2590
Desember
2,334
3,826
7,397
3,742
19,257
21,144
Data CAR Bank Syariah Mandiri Bulan
NPF Bank Syariah Mandiri
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.137438
0.110016
0.156155
0.155594
0.144940
0.162699
Februari
0.138985
0.109814
0.157453
0.155126
0.144282
Maret
0.140136
0.109710
0.158882
0.154673
April
0.140892
0.109704
0.160443
Mei
0.141254
0.109795
Juni
0.141220
Juli
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.042306
0.046044
0.035861
0.027627
0.027247
0.032677
0.162343
Februari
0.042345
0.045871
0.035829
0.027587
0.027277
0.032459
0.143715
0.162055
Maret
0.042371
0.045710
0.035813
0.027558
0.027311
0.032280
0.154236
0.143240
0.161836
April
0.042386
0.045560
0.035815
0.027539
0.027351
0.032140
0.162134
0.153814
0.142857
0.161686
Mei
0.042388
0.045421
0.035835
0.027531
0.027395
0.032040
0.109985
0.163957
0.153407
0.142565
0.161605
Juni
0.042379
0.045294
0.035872
0.027533
0.027445
0.031980
0.140790
0.110273
0.165911
0.153015
0.142365
0.161593
Juli
0.042358
0.045177
0.035926
0.027545
0.027499
0.031959
Agustus
0.139966
0.110658
0.167997
0.152639
0.142257
0.161649
Agustus
0.042326
0.045071
0.035997
0.027568
0.027558
0.031977
September
0.138747
0.111141
0.170214
0.152278
0.142240
0.161774
September
0.042281
0.044977
0.036086
0.027602
0.027622
0.032036
Oktober
0.137132
0.111723
0.172561
0.151932
0.142315
0.161968
Oktober
0.042225
0.044894
0.036192
0.027645
0.027690
0.032134
Nopember
0.135122
0.112402
0.175041
0.151601
0.142482
0.162230
Nopember
0.042157
0.044821
0.036316
0.027700
0.027764
0.032271
Desember
0.132717
0.113179
0.177651
0.151286
0.142740
0.162561
Desember
0.042077
0.044760
0.036457
0.027764
0.027842
0.032448
Data DPK Bank Syariah Mandiri Bulan
SBIS
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
44,0064
65,2950
109,7071
142,6947
179,3925
207,5457
Januari
2,478
2,561
5,592
3,361
10,773
12,795
Februari
44,2742
65,5091
110,5931
143,4636
180,0305
207,7955
Februari
2,537
2,601
5,580
3,353
10,864
13,033
Maret
44,5366
65,7235
111,5246
144,2645
180,7030
208,0848
Maret
2,586
2,641
5,575
3,346
10,967
13,280
April
44,7937
65,9382
112,5017
145,0976
181,4100
208,4136
April
2,627
2,681
5,577
3,338
11,083
13,535
Mei
45,0454
66,1532
113,5243
145,9628
182,1515
208,7819
Mei
2,659
2,721
5,587
3,331
11,211
13,798
Juni
45,2918
66,3685
114,5924
146,8600
182,9275
209,1898
Juni
2,681
2,761
5,603
3,324
11,352
14,070
Juli
45,5328
66,5841
115,7062
147,7894
183,7380
209,6371
Juli
2,695
2,802
5,626
3,317
11,506
14,350
Agustus
45,7684
66,8000
116,8654
148,7509
184,5830
210,1240
Agustus
2,699
2,843
5,657
3,310
11,673
14,639
September
45,9987
67,0161
118,0702
149,7445
185,4625
210,6505
September
2,694
2,884
5,694
3,303
11,852
14,935
Oktober
46,2236
67,2326
119,3206
150,7702
186,3765
211,2164
Oktober
2,681
2,926
5,739
3,296
12,043
15,241
Nopember
46,4432
67,4493
120,6165
151,8280
187,3250
211,8219
Nopember
2,658
2,967
5,791
3,289
12,248
15,555
Desember
46,6574
67,6664
121,9579
152,9179
188,3080
212,4668
Desember
2,626
3,009
5,850
3,283
12,465
15,877
Data CAR Bank Mega Syariah Bulan
NPF Mega Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.114806
-1899234
0.169917
0.153353
0.146698
0.165113
Februari
0.112245
-1813787
0.167122
0.152969
0.146989
Maret
0.109923
-1643769
0.164580
0.152501
April
0.107840
-1389180
0.162292
Mei
0.105995
-1050019
Juni
0.104390
Juli
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.045991
0.044379
0.037393
0.028104
0.028091
0.033145
0.165492
Februari
0.045719
0.044354
0.037536
0.028178
0.028173
0.033381
0.147219
0.165848
Maret
0.045268
0.044354
0.037664
0.028252
0.028252
0.033637
0.151948
0.147390
0.166184
April
0.044637
0.044379
0.037777
0.028325
0.028329
0.033912
0.160259
0.151312
0.147501
0.166498
Mei
0.043826
0.044429
0.037874
0.028397
0.028404
0.034206
-0.626286
0.158480
0.150592
0.147553
0.166790
Juni
0.042835
0.044504
0.037956
0.028469
0.028477
0.034520
0.103023
-0.117982
0.156955
0.149788
0.147544
0.167061
Juli
0.041664
0.044604
0.038022
0.028539
0.028548
0.034853
Agustus
0.101895
0.474894
0.155684
0.148900
0.147476
0.167310
Agustus
0.040313
0.044729
0.038074
0.028610
0.028616
0.035206
September
0.101006
1152341
0.154667
0.147928
0.147348
0.167538
September
0.038783
0.044879
0.038110
0.028679
0.028683
0.035578
Oktober
0.100356
1914360
0.153905
0.146871
0.147161
0.167744
Oktober
0.037072
0.045054
0.038131
0.028748
0.028748
0.035970
Nopember
0.099945
2760950
0.153397
0.145731
0.146914
0.167929
Nopember
0.035182
0.045254
0.038136
0.028816
0.028810
0.036381
Desember
0.099773
3692112
0.153142
0.144507
0.146607
0.168092
Desember
0.033112
0.045479
0.038127
0.028883
0.028870
0.036812
Data DPK Mega Syariah Bulan
SBIS
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
37,0197
60,3361
90,4173
122,2590
165,1009
193,1959
Januari
1,943
2,106
5,268
3,282
14,911
11,118
Februari
37,1386
60,3954
90,6279
122,4828
165,3171
193,4235
Februari
1,881
2,142
5,437
3,320
14,493
10,941
Maret
37,2776
60,4717
90,8628
122,7165
165,5422
193,6430
Maret
1,831
2,179
5,589
3,353
14,095
10,787
April
37,4365
60,5648
91,1219
122,9603
165,7761
193,8544
April
1,793
2,215
5,724
3,382
13,717
10,656
Mei
37,6153
60,6748
91,4054
123,2140
166,0190
194,0577
Mei
1,766
2,252
5,842
3,406
13,358
10,548
Juni
37,8141
60,8017
91,7132
123,4778
166,2707
194,2528
Juni
1,752
2,289
5,943
3,427
13,019
10,463
Juli
38,0329
60,9454
92,0453
123,7515
166,5314
194,4399
Juli
1,749
2,327
6,027
3,444
12,700
10,402
Agustus
38,2717
61,1061
92,4017
124,0353
166,8010
194,6188
Agustus
1,758
2,365
6,093
3,457
12,401
10,364
September
38,5304
61,2836
92,7823
124,3290
167,0794
194,7896
September
1,778
2,403
6,143
3,465
12,121
10,349
Oktober
38,8091
61,4779
93,1873
124,6328
167,3668
194,9523
Oktober
1,811
2,441
6,175
3,470
11,862
10,357
Nopember
39,1078
61,6892
93,6167
124,9465
167,6631
195,1069
Nopember
1,855
2,480
6,190
3,471
11,621
10,389
Desember
39,4264
61,9173
94,0703
125,2703
167,9683
195,2533
Desember
1,911
2,519
6,188
3,467
11,401
10,443
Data CAR BCA Syariah Bulan
NPF BCA Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.102554
0.1075
0.159349
0.134095
0.141319
0.169061
Februari
0.102746
0.1160
0.159343
0.133085
0.141403
Maret
0.103063
0.1228
0.159330
0.132373
April
0.103504
0.1278
0.159311
Mei
0.104071
0.1328
Juni
0.104763
Juli
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.015949
0.048278
0.038035
0.029148
0.029458
0.038817
0.169147
Februari
0.014145
0.048446
0.037998
0.029206
0.029492
0.039222
0.141553
0.169176
Maret
0.012787
0.048532
0.037948
0.029255
0.029502
0.039580
0.131958
0.141769
0.169149
April
0.011874
0.048536
0.037885
0.029294
0.029488
0.039892
0.159286
0.131841
0.142053
0.169066
Mei
0.011408
0.048459
0.037810
0.029325
0.029449
0.040159
0.1329
0.159255
0.132023
0.142403
0.168926
Juni
0.011387
0.048299
0.037723
0.029346
0.029386
0.040380
0.105579
0.1329
0.159218
0.132502
0.142819
0.168730
Juli
0.011812
0.048057
0.037623
0.029359
0.029298
0.040555
Agustus
0.106521
0.1312
0.159174
0.133279
0.143303
0.168478
Agustus
0.012683
0.047734
0.037510
0.029362
0.029186
0.040684
September
0.107588
0.128
0.159124
0.134354
0.143853
0.168170
September
0.013999
0.047328
0.037385
0.029357
0.029050
0.040767
Oktober
0.108779
0.1229
0.159068
0.135727
0.144469
0.167805
Oktober
0.015762
0.046841
0.037248
0.029342
0.028890
0.040805
Nopember
0.110096
0.1160
0.159005
0.137398
0.145153
0.167384
Nopember
0.017970
0.046271
0.037098
0.029319
0.028705
0.040797
Desember
0.111538
0.1076
0.158936
0.139366
0.145903
0.166907
Desember
0.020624
0.045620
0.036935
0.029286
0.028496
0.040742
Data DPK BCA Syariah Bulan
SBIS
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
35,5415
59,6798
81,2073
117,7836
162,2767
183,2988
Januari
2,824
2,014
3,735
2,871
10,368
16,944
Februari
35,8403
59,8654
81,4878
118,1074
162,6853
183,6840
Februari
2,825
1,964
3,631
2,865
10,236
17,469
Maret
36,1210
60,0379
81,7744
118,4157
163,0576
184,0741
Maret
2,819
1,922
3,554
2,864
10,171
17,906
April
36,3835
60,1975
82,0670
118,7084
163,3935
184,4692
April
2,806
1,888
3,502
2,867
10,174
18,256
Mei
36,6278
60,3441
82,3657
118,9854
163,6931
184,8692
Mei
2,786
1,861
3,477
2,874
10,245
18,518
Juni
36,8540
60,4776
82,6704
119,2469
163,9564
185,2742
Juni
2,760
1,842
3,479
2,885
10,383
18,693
Juli
37,0620
60,5981
82,9811
119,4929
164,1834
185,6841
Juli
2,727
1,831
3,507
2,901
10,589
18,780
Agustus
37,2518
60,7057
83,2979
119,7232
164,3740
186,0990
Agustus
2,687
1,828
3,561
2,921
10,863
18,780
September
37,4235
60,8002
83,6208
119,9379
164,5283
186,5188
September
2,640
1,832
3,642
2,945
11,204
18,692
Oktober
37,5770
60,8817
83,9496
120,1371
164,6463
186,9435
Oktober
2,587
1,845
3,749
2,974
11,614
18,517
Nopember
37,7123
60,9502
84,2846
120,3207
164,7280
187,3732
Nopember
2,527
1,865
3,883
3,006
12,090
18,254
Desember
37,8295
61,0058
84,6255
120,4887
164,7733
187,8079
Desember
2,460
1,892
4,043
3,043
12,635
17,904
Data CAR Bank BRI Syariah Bulan
NPF BRI Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.122306
0.142129
0.189430
0.153235
0.150874
0.164951
Februari
0.123612
0.143451
0.191923
0.155313
0.151583
Maret
0.124656
0.144620
0.194169
0.157202
April
0.125440
0.145637
0.196167
Mei
0.125962
0.146501
Juni
0.126223
Juli
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.040159
0.041063
0.035784
0.028880
0.027038
0.038673
0.164421
Februari
0.043016
0.040408
0.035637
0.028845
0.026832
0.038610
0.152184
0.163894
Maret
0.045628
0.039832
0.035519
0.028816
0.026652
0.038583
0.158902
0.152678
0.163371
April
0.047997
0.039334
0.035430
0.028793
0.026500
0.038594
0.197917
0.160413
0.153064
0.162852
Mei
0.050122
0.038914
0.035369
0.028776
0.026375
0.038641
0.147212
0.199419
0.161735
0.153342
0.162336
Juni
0.052003
0.038573
0.035336
0.028766
0.026277
0.038725
0.126223
0.147770
0.200673
0.162869
0.153513
0.161823
Juli
0.053641
0.038311
0.035332
0.028761
0.026207
0.038846
Agustus
0.125962
0.148176
0.201680
0.163813
0.153577
0.161314
Agustus
0.055034
0.038127
0.035356
0.028764
0.026163
0.039003
September
0.125440
0.148429
0.202438
0.164569
0.153532
0.160809
September
0.056184
0.038021
0.035409
0.028772
0.026146
0.039198
Oktober
0.124656
0.148529
0.202948
0.165135
0.153380
0.160307
Oktober
0.057091
0.037994
0.035490
0.028786
0.026157
0.039429
Nopember
0.123612
0.148476
0.203211
0.165513
0.153120
0.159808
Nopember
0.057753
0.038046
0.035600
0.028807
0.026194
0.039697
Desember
0.122306
0.148270
0.203225
0.165702
0.152753
0.159313
Desember
0.058172
0.038176
0.035738
0.028834
0.026259
0.040002
Data DPK BRI Syariah Bulan
SBIS BRI Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
40,3707
62,6264
102,6283
135,9726
174,4275
213,1513
Januari
2,578
2,737
5,414
3,319
12,933
13,206
Februari
40,7039
62,8688
102,9677
136,3562
174,6515
213,8754
Februari
2,584
2,720
5,419
3,250
12,546
13,312
Maret
41,0315
63,1086
103,3527
136,7719
174,9100
214,6389
Maret
2,590
2,700
5,411
3,185
12,206
13,391
April
41,3538
63,3458
103,7831
137,2197
175,2030
215,4420
April
2,596
2,675
5,391
3,127
11,913
13,441
Mei
41,6705
63,5804
104,2592
137,6996
175,5305
216,2845
Mei
2,602
2,647
5,359
3,073
11,667
13,464
Juni
41,9819
63,8124
104,7807
138,2117
175,8925
217,1666
Juni
2,609
2,615
5,314
3,026
11,470
13,459
Juli
42,2877
64,0419
105,3479
138,7558
176,2890
218,0883
Juli
2,615
2,580
5,257
2,983
11,319
13,426
Agustus
42,5882
64,2687
105,9605
139,3320
176,7200
219,0494
Agustus
2,622
2,541
5,188
2,946
11,216
13,365
September
42,8831
64,4929
106,6188
139,9404
177,1855
220,0501
September
2,629
2,498
5,107
2,915
11,160
13,277
Oktober
43,1727
64,7145
107,3225
140,5808
177,6855
221,0903
Oktober
2,636
2,451
5,013
2,888
11,152
13,160
Nopember
43,4567
64,9336
108,0718
141,2533
178,2200
222,1700
Nopember
2,643
2,401
4,907
2,868
11,192
13,016
Desember
43,7353
65,1500
108,8667
141,9580
178,7890
223,2892
Desember
2,651
2,347
4,789
2,852
11,278
12,844
Data CAR BJB Syariah Bulan
NPF BJB Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.110379
0.142980
0.202678
0.162011
0.143423
0.159401
Februari
0.108986
0.142676
0.202209
0.161977
0.143025
Maret
0.107766
0.142426
0.201507
0.161909
April
0.106721
0.142230
0.200569
Mei
0.105848
0.142088
Juni
0.105150
Juli
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.051991
0.040734
0.037278
0.029315
0.026748
0.041453
0.158888
Februari
0.052189
0.040922
0.037416
0.029335
0.026850
0.041784
0.142664
0.158355
Maret
0.052410
0.041090
0.037524
0.029344
0.026962
0.042107
0.161807
0.142339
0.157801
April
0.052654
0.041238
0.037603
0.029340
0.027085
0.042419
0.199397
0.161671
0.142050
0.157226
Mei
0.052920
0.041366
0.037653
0.029323
0.027218
0.042722
0.142001
0.197990
0.161501
0.141798
0.156630
Juni
0.053210
0.041474
0.037674
0.029294
0.027362
0.043015
0.104625
0.141967
0.196348
0.161296
0.141581
0.156013
Juli
0.053523
0.041561
0.037666
0.029252
0.027516
0.043298
Agustus
0.104273
0.141988
0.194472
0.161058
0.141400
0.155376
Agustus
0.053858
0.041629
0.037628
0.029198
0.027681
0.043572
September
0.104096
0.142063
0.192361
0.160786
0.141256
0.154717
September
0.054216
0.041676
0.037562
0.029131
0.027856
0.043836
Oktober
0.104091
0.142192
0.190015
0.160480
0.141148
0.154038
Oktober
0.054598
0.041703
0.037466
0.029052
0.028041
0.044090
Nopember
0.104261
0.142376
0.187434
0.160139
0.141075
0.153338
Nopember
0.055002
0.041710
0.037341
0.028960
0.028237
0.044334
Desember
0.104604
0.142613
0.184619
0.159765
0.141039
0.152617
Desember
0.055429
0.041697
0.037187
0.028856
0.028443
0.044569
Data DPK BJB Syariah Bulan
SBIS BJB Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
31,3947
56,8026
88,6076
114,1840
163,5228
190,8006
Januari
2,860
2,444
4,646
3,999
3,188
14,304
Februari
31,6882
57,0492
88,8340
114,3030
163,5483
190,8727
Februari
2,776
2,526
4,734
4,016
3,261
15,168
Maret
31,9838
57,2915
89,0568
114,4421
163,5903
190,9597
Maret
2,699
2,598
4,815
4,023
3,418
15,914
April
32,2815
57,5294
89,2759
114,6012
163,6489
191,0616
April
2,631
2,662
4,890
4,023
3,657
16,542
Mei
32,5814
57,7629
89,4914
114,7804
163,7240
191,1784
Mei
2,571
2,718
4,959
4,014
3,978
17,051
Juni
32,8834
57,9921
89,7032
114,9795
163,8156
191,3100
Juni
2,519
2,765
5,021
3,997
4,382
17,443
Juli
33,1876
58,2169
89,9114
115,1987
163,9237
191,4565
Juli
2,475
2,803
5,076
3,972
4,869
17,717
Agustus
33,4939
58,4373
90,1159
115,4380
164,0483
191,6179
Agustus
2,440
2,833
5,126
3,938
5,438
17,872
September
33,8024
58,6534
90,3168
115,6973
164,1895
191,7941
September
2,413
2,854
5,168
3,896
6,090
17,909
Oktober
34,1129
58,8650
90,5140
115,9766
164,3472
191,9852
Oktober
2,394
2,867
5,205
3,846
6,824
17,829
Nopember
34,4257
59,0724
90,7075
116,2759
164,5214
192,1912
Nopember
2,383
2,871
5,234
3,788
7,641
17,630
Desember
34,7405
59,2753
90,8974
116,5953
164,7121
192,4121
Desember
2,380
2,866
5,258
3,721
8,540
17,313
Data CAR Bank Panin Syariah Bulan
NPF Panin Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.109805
0.154566
0.157984
0.158811
0.145144
0.150221
Februari
0.110298
0.155428
0.157940
0.158391
0.145008
Maret
0.110769
0.156187
0.157926
0.157961
April
0.111217
0.156841
0.157943
Mei
0.111642
0.157391
Juni
0.112044
Juli
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.057600
0.041365
0.035994
0.028276
0.029686
0.044860
0.149528
Februari
0.058001
0.041324
0.035824
0.028166
0.029870
0.045073
0.144736
0.148883
Maret
0.058352
0.041276
0.035667
0.028064
0.030022
0.045273
0.157519
0.144327
0.148287
April
0.058654
0.041220
0.035523
0.027968
0.030140
0.045460
0.157990
0.157066
0.143783
0.147740
Mei
0.058907
0.041156
0.035392
0.027879
0.030227
0.045635
0.157837
0.158068
0.156602
0.143102
0.147241
Juni
0.059111
0.041084
0.035275
0.027797
0.030280
0.045798
0.112423
0.158178
0.158176
0.156127
0.142286
0.146791
Juli
0.059265
0.041005
0.035171
0.027722
0.030301
0.045948
Agustus
0.112780
0.158416
0.158315
0.155641
0.141333
0.146390
Agustus
0.059370
0.040918
0.035080
0.027654
0.030289
0.046085
September
0.113113
0.158549
0.158484
0.155144
0.140244
0.146037
September
0.059425
0.040824
0.035002
0.027593
0.030245
0.046210
Oktober
0.113423
0.158578
0.158684
0.154636
0.139019
0.145733
Oktober
0.059431
0.040722
0.034938
0.027539
0.030167
0.046323
Nopember
0.113711
0.158503
0.158915
0.154116
0.137658
0.145478
Nopember
0.059388
0.040612
0.034886
0.027491
0.030058
0.046423
Desember
0.113975
0.158324
0.159176
0.153586
0.136161
0.145271
Desember
0.059296
0.040495
0.034848
0.027451
0.029915
0.046510
Data DPK Panin Syariah Bulan
SBIS Panin Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
28,5224
54,2704
85,3487
120,1479
168,8736
195,2773
Januari
3,286
1,879
3,739
3,649
4,343
5,028
Februari
28,6644
54,3691
85,6860
120,3054
169,1717
195,4123
Februari
3,424
1,782
3,735
3,637
4,365
5,080
Maret
28,8199
54,4816
86,0135
120,4681
169,4540
195,5440
Maret
3,541
1,702
3,739
3,628
4,390
5,127
April
28,9889
54,6080
86,3313
120,6358
169,7204
195,6724
April
3,637
1,638
3,753
3,623
4,419
5,168
Mei
29,1716
54,7482
86,6393
120,8087
169,9709
195,7974
Mei
3,712
1,592
3,775
3,621
4,450
5,203
Juni
29,3679
54,9023
86,9376
120,9866
170,2054
195,9192
Juni
3,766
1,563
3,806
3,623
4,485
5,233
Juli
29,5777
55,0702
87,2261
121,1697
170,4241
196,0376
Juli
3,799
1,551
3,847
3,627
4,523
5,257
Agustus
29,8011
55,2520
87,5049
121,3579
170,6269
196,1527
Agustus
3,811
1,555
3,896
3,635
4,564
5,276
September
30,0381
55,4476
87,7740
121,5512
170,8137
196,2644
September
3,802
1,577
3,954
3,646
4,609
5,289
Oktober
30,2887
55,6570
88,0333
121,7496
170,9847
196,3729
Oktober
3,772
1,616
4,022
3,661
4,657
5,297
Nopember
30,5529
55,8803
88,2828
121,9532
171,1397
196,4780
Nopember
3,721
1,672
4,098
3,678
4,708
5,299
Desember
30,8306
56,1175
88,5227
122,1618
171,2789
196,5799
Desember
3,649
1,745
4,183
3,700
4,762
5,296
Data CAR Bank Syariah Bukopin Bulan
NPF Syariah Bukopin
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.113869
0.142980
0.162232
0.152432
0.144055
0.144781
Februari
0.114103
0.142676
0.162438
0.151905
0.143721
Maret
0.114328
0.142426
0.162559
0.151392
April
0.114544
0.142230
0.162594
Mei
0.114753
0.142088
Juni
0.114953
Juli
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.058360
0.039939
0.035733
0.027782
0.028350
0.046585
0.144685
Februari
0.058202
0.039825
0.035683
0.027740
0.028201
0.046648
0.143418
0.144652
Maret
0.058029
0.039720
0.035608
0.027690
0.028077
0.046698
0.150894
0.143147
0.144681
April
0.057839
0.039627
0.035508
0.027632
0.027979
0.046735
0.162544
0.150411
0.142908
0.144773
Mei
0.057633
0.039543
0.035383
0.027565
0.027907
0.046760
0.142001
0.162409
0.149942
0.142701
0.144927
Juni
0.057412
0.039470
0.035233
0.027490
0.027861
0.046773
0.115144
0.141967
0.162188
0.149488
0.142526
0.145144
Juli
0.057174
0.039408
0.035058
0.027407
0.027840
0.046773
Agustus
0.115328
0.141988
0.161882
0.149048
0.142383
0.145423
Agustus
0.056921
0.039356
0.034858
0.027315
0.027845
0.046760
September
0.115503
0.142063
0.161490
0.148623
0.142272
0.145765
September
0.056652
0.039314
0.034633
0.027215
0.027875
0.046735
Oktober
0.115669
0.142192
0.161013
0.148213
0.142193
0.146169
Oktober
0.056366
0.039283
0.034383
0.027107
0.027931
0.046698
Nopember
0.115828
0.142376
0.160450
0.147817
0.142146
0.146635
Nopember
0.056065
0.039262
0.034108
0.026990
0.028013
0.046648
Desember
0.115978
0.142613
0.159802
0.147436
0.142130
0.147165
Desember
0.055747
0.039252
0.033808
0.026865
0.028121
0.046585
Data DPK Syariah Bukopin Bulan
SBIS Syariah Bukopin
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
25,6078
53,5180
79,0464
115,4673
157,1800
189,1246
Januari
1,547
3,078
4,604
4,687
4,932
4,362
Februari
26,1792
53,6196
79,0629
115,0462
157,3359
189,5324
Februari
1,531
3,114
4,463
4,469
4,868
4,337
Maret
26,7103
53,7198
79,1028
114,6724
157,5180
189,9082
Maret
1,531
3,137
4,334
4,269
4,807
4,317
April
27,2011
53,8183
79,1662
114,3458
157,7264
190,2522
April
1,547
3,146
4,217
4,088
4,750
4,300
Mei
27,6517
53,9154
79,2530
114,0665
157,9611
190,5644
Mei
1,579
3,141
4,111
3,925
4,696
4,287
Juni
28,0620
54,0109
79,3633
113,8345
158,2221
190,8446
Juni
1,626
3,123
4,016
3,780
4,645
4,279
Juli
28,4320
54,1049
79,4970
113,6498
158,5093
191,0931
Juli
1,690
3,091
3,933
3,654
4,597
4,274
Agustus
28,7617
54,1974
79,6542
113,5124
158,8229
191,3096
Agustus
1,769
3,045
3,862
3,547
4,553
4,273
September
29,0511
54,2883
79,8349
113,4223
159,1627
191,4943
September
1,865
2,986
3,802
3,458
4,512
4,276
Oktober
29,3003
54,3778
80,0390
113,3794
159,5288
191,6471
Oktober
1,976
2,913
3,754
3,387
4,474
4,283
Nopember
29,5092
54,4656
80,2666
113,3838
159,9211
191,7681
Nopember
2,103
2,826
3,717
3,335
4,439
4,293
Desember
29,6778
54,5520
80,5177
113,4355
160,3398
191,8572
Desember
2,246
2,725
3,692
3,301
4,407
4,308
Data CAR Bank Victoria Syariah Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
NPF Victoria Syariah
Januari
0.117030
0.0369
0.156272
0.146225
0.149630
0.149742
Bulan
Februari
0.117125
0.0276
0.155571
0.145908
0.149158
0.150313
Maret
0.117173
0.0191
0.154901
0.145642
0.148690
April
0.117176
0.0115
0.154264
0.145425
Mei
0.117131
0.047
0.153658
Juni
0.117040
0.011
Juli
0.116903
Agustus
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.054007
0.039434
0.032854
0.026401
0.028933
0.045600
0.150863
Februari
0.053717
0.039437
0.032531
0.026273
0.029063
0.045551
0.148226
0.151392
Maret
0.053470
0.039442
0.032209
0.026151
0.029191
0.045527
0.145258
0.147764
0.151901
April
0.053266
0.039450
0.031888
0.026034
0.029316
0.045529
0.153084
0.145142
0.147307
0.152388
Mei
0.053104
0.039462
0.031568
0.025923
0.029438
0.045557
0.06186
0.152543
0.145075
0.146853
0.152855
Juni
0.052986
0.039475
0.031250
0.025818
0.029558
0.045611
0.116719
0.01
0.152033
0.145058
0.146402
0.153301
Juli
0.052911
0.039492
0.030934
0.025718
0.029675
0.045690
September
0.116488
0.0137
0.151555
0.145092
0.145955
0.153726
Agustus
0.052879
0.039512
0.030618
0.025623
0.029788
0.045795
Oktober
0.116211
0.1630
0.151109
0.145175
0.145511
0.154130
September
0.052891
0.039534
0.030304
0.025534
0.029900
0.045925
Nopember
0.115887
0.1798
0.150696
0.145308
0.145071
0.154513
Oktober
0.052945
0.039559
0.029992
0.025451
0.030008
0.046081
Desember
0.115517
0.1882
0.150314
0.145492
0.144634
0.154876
Nopember
0.053042
0.039587
0.029681
0.025373
0.030113
0.046263
Desember
0.053182
0.039617
0.029371
0.025301
0.030216
0.046471
Data DPK Victoria Syariah Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
16,7325
52,7490
78,3279
119,0985
154,9002
179,3725
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Februari
16,9262
52,7203
78,6761
119,4431
155,3822
179,6174
Januari
2,122
2,486
5,528
6,428
5,396
5,570
Maret
17,1236
52,7036
78,9920
119,7139
155,8322
179,8746
Februari
2,140
2,448
5,683
6,594
5,403
5,566
April
17,3247
52,6989
79,2756
119,9107
156,2502
180,1441
Maret
2,152
2,418
5,811
6,723
5,408
5,556
Mei
17,5293
52,7062
79,5270
120,0336
156,6361
180,4259
April
2,161
2,397
5,910
6,815
5,414
5,541
Juni
17,7377
52,7255
79,7460
120,0826
156,9900
180,7200
Mei
2,164
2,383
5,982
6,871
5,419
5,520
Juli
17,9497
52,7567
79,9327
120,0577
157,3118
181,0264
Juni
2,164
2,377
6,025
6,890
5,423
5,493
Agustus
18,1653
52,7999
80,0872
119,9589
157,6016
181,3451
Juli
2,159
2,380
6,041
6,873
5,428
5,460
September
18,3847
52,8552
80,2094
119,7861
157,8594
181,6762
Agustus
2,149
2,390
6,029
6,819
5,431
5,422
Oktober
18,6076
52,9224
80,2992
119,5395
158,0851
182,0195
September
2,135
2,408
5,988
6,728
5,435
5,378
Nopember
18,8342
53,0016
80,3568
119,2189
158,2787
182,3751
Oktober
2,116
2,434
5,920
6,601
5,438
5,328
Desember
19,0645
53,0928
80,3821
118,8244
158,4404
182,7431
Nopember
2,093
2,469
5,823
6,437
5,440
5,272
Desember
2,066
2,511
5,699
6,237
5,442
5,211
SBIS Bank Victoria Syariah
Data CAR Maybank Syariah Bulan
NPF Maybank Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.113826
0.153589
0.147133
0.148522
0.124415
0.154671
Februari
0.113416
0.153388
0.146934
0.148688
0.123070
Maret
0.113014
0.153270
0.146886
0.148787
April
0.112618
0.153235
0.146988
Mei
0.112229
0.153282
Juni
0.111847
Juli
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.057288
0.041388
0.028848
0.025698
0.031210
0.048657
0.155015
Februari
0.057350
0.041352
0.028550
0.025617
0.031270
0.048834
0.122013
0.155361
Maret
0.057290
0.041245
0.028262
0.025523
0.031289
0.048955
0.148818
0.121244
0.155709
April
0.057109
0.041067
0.027985
0.025414
0.031268
0.049020
0.147240
0.148782
0.120763
0.156059
Mei
0.056806
0.040820
0.027718
0.025292
0.031207
0.049028
0.153412
0.147644
0.148678
0.120571
0.156411
Juni
0.056382
0.040503
0.027462
0.025156
0.031106
0.048980
0.111472
0.153624
0.148198
0.148508
0.120667
0.156765
Juli
0.055836
0.040115
0.027216
0.025006
0.030964
0.048876
Agustus
0.111104
0.153919
0.148903
0.148269
0.121051
0.157121
Agustus
0.055169
0.039658
0.026981
0.024842
0.030782
0.048716
September
0.110743
0.154297
0.149758
0.147964
0.121723
0.157480
September
0.054380
0.039130
0.026756
0.024664
0.030560
0.048499
Oktober
0.110389
0.154758
0.150765
0.147591
0.122683
0.157840
Oktober
0.053469
0.038532
0.026541
0.024473
0.030297
0.048226
Nopember
0.110041
0.155301
0.151922
0.147151
0.123932
0.158202
Nopember
0.052437
0.037864
0.026337
0.024267
0.029995
0.047897
Desember
0.109701
0.155926
0.153229
0.146643
0.125469
0.158567
Desember
0.051284
0.037126
0.026143
0.024048
0.029652
0.047511
Data DPK Maybank Syariah Bulan
SBIS Maybank Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
14,6926
53,3399
74,5428
114,3416
149,1696
177,6265
Januari
1,767
3,180
3,392
5,722
5,507
5,408
Februari
14,8425
53,3469
74,5188
114,2312
149,3701
177,6630
Februari
1,786
3,146
3,385
5,248
5,544
5,388
Maret
14,9960
53,3496
74,5316
114,1689
149,5991
177,7173
Maret
1,805
3,110
3,395
4,836
5,575
5,371
April
15,1532
53,3479
74,5811
114,1546
149,8566
177,7894
April
1,824
3,074
3,422
4,485
5,601
5,356
Mei
15,3141
53,3419
74,6675
114,1885
150,1427
177,8794
Mei
1,844
3,036
3,466
4,196
5,622
5,343
Juni
15,4786
53,3316
74,7906
114,2705
150,4572
177,9872
Juni
1,863
2,998
3,528
3,968
5,637
5,333
Juli
15,6468
53,3169
74,9504
114,4005
150,8002
178,1128
Juli
1,883
2,958
3,607
3,801
5,647
5,325
Agustus
15,8186
53,2979
75,1471
114,5786
151,1718
178,2563
Agustus
1,904
2,918
3,704
3,696
5,652
5,320
September
15,9941
53,2746
75,3805
114,8048
151,5718
178,4176
September
1,924
2,876
3,818
3,653
5,651
5,317
Oktober
16,1732
53,2469
75,6507
115,0792
152,0004
178,5967
Oktober
1,945
2,834
3,949
3,671
5,645
5,316
Nopember
16,3560
53,2149
75,9577
115,4016
152,4575
178,7936
Nopember
1,966
2,790
4,098
3,750
5,634
5,318
Desember
16,5424
53,1786
76,3014
115,7721
152,9430
179,0083
Desember
1,988
2,745
4,264
3,891
5,617
5,322
Data CAR BTPN Syariah Bulan
NPF BTPN Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.109368
0.156635
0.154688
0.146068
0.127294
0.158934
Februari
0.109041
0.157426
0.156297
0.145426
0.129407
Maret
0.108722
0.158299
0.158056
0.144716
April
0.108409
0.159255
0.159967
Mei
0.108104
0.160294
Juni
0.107805
Juli
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
0.050009
0.036317
0.025960
0.023814
0.029268
0.047070
0.159302
Februari
0.048612
0.035439
0.025787
0.023567
0.028845
0.046572
0.131808
0.159673
Maret
0.047094
0.034490
0.025625
0.023306
0.028381
0.046018
0.143939
0.134498
0.160046
April
0.045455
0.033472
0.025473
0.023031
0.027877
0.045407
0.162028
0.143094
0.137476
0.160421
Mei
0.043694
0.032383
0.025331
0.022742
0.027332
0.044741
0.161416
0.164240
0.142183
0.140742
0.160798
Juni
0.041811
0.031224
0.025200
0.022439
0.026747
0.044018
0.107514
0.162620
0.166602
0.141203
0.144296
0.161177
Juli
0.039807
0.029995
0.025079
0.022123
0.026122
0.043239
Agustus
0.107229
0.163907
0.169115
0.140157
0.148138
0.161559
Agustus
0.037681
0.028695
0.024968
0.021792
0.025457
0.042403
September
0.106951
0.165276
0.171779
0.139043
0.152269
0.161942
September
0.035434
0.027326
0.024868
0.021448
0.024752
0.041511
Oktober
0.106680
0.166728
0.174594
0.137862
0.156688
0.162327
Oktober
0.033065
0.025886
0.024779
0.021089
0.024006
0.040564
Nopember
0.106416
0.168263
0.177559
0.136613
0.161395
0.162715
Nopember
0.030575
0.024377
0.024700
0.020717
0.023220
0.039559
Desember
0.106159
0.169880
0.180675
0.135297
0.166390
0.163105
Desember
0.027963
0.022797
0.024631
0.020331
0.022393
0.038499
Data DPK BTPN Syariah Bulan
SBIS BTPN Syariah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
16,7325
52,9179
77,6986
119,4176
148,9870
178,5790
Januari
1,564
3,514
4,837
16,196
4,562
4,904
Februari
16,9262
52,9769
77,2334
118,7301
148,8455
178,4016
Februari
1,580
3,492
4,621
14,985
4,586
4,937
Maret
17,1236
53,0316
76,8049
118,0907
148,7324
178,2420
Maret
1,595
3,468
4,423
13,836
4,611
4,972
April
17,3247
53,0819
76,4133
117,4993
148,6478
178,1002
April
1,611
3,444
4,242
12,748
4,637
5,007
Mei
17,5293
53,1279
76,0583
116,9561
148,5918
177,9763
Mei
1,628
3,419
4,078
11,721
4,663
5,043
Juni
17,7377
53,1696
75,7402
116,4610
148,5642
177,8702
Juni
1,644
3,393
3,931
10,756
4,690
5,080
Juli
17,9497
53,2069
75,4588
116,0140
148,5652
177,7819
Juli
1,661
3,365
3,802
9,853
4,718
5,117
Agustus
18,1653
53,2399
75,2142
115,6150
148,5947
177,7114
Agustus
1,678
3,337
3,690
9,011
4,747
5,156
September
18,3847
53,2686
75,0064
115,2641
148,6526
177,6588
September
1,695
3,308
3,596
8,230
4,777
5,195
Oktober
18,6076
53,2929
74,8353
114,9614
148,7391
177,6240
Oktober
1,713
3,277
3,519
7,511
4,807
5,235
Nopember
18,8342
53,3129
74,7010
114,7067
148,8541
177,6070
Nopember
1,731
3,246
3,459
6,853
4,839
5,275
Desember
19,0645
53,3286
74,6035
114,5001
148,9976
177,6078
Desember
1,749
3,213
3,417
6,257
4,871
5,317
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
2009 38.572 39.188 39.308 40.342 41.012 42.195 42.765 43.633 44.523 44.872 45.726 46.886
Pembiayaan 2010 2011 2012 47.140 69.724 101.689 48.479 71.449 103.713 50.206 74.253 109.116 51.651 75.726 108.767 53.223 78.619 112.844 55.801 82.616 117.592 57.633 84.556 120.910 60.275 90.540 124.946 60.970 92.839 130.357 62.995 96.805 135.581 65.942 99.427 140.318 68.181 102.655 147.505
2013 149.672 154.072 161.080 163.407 167.259 171.227 174.486 174.537 177.320 179.284 180.830 184.120
2014 181.398 181.772 184.964 187.885 189.690 193.136 194.079 193.983 196.563 196.491 198.376 199.330
Model Summaryb Change Statistics Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson 1
.994a
.988
.987
6.468877
.988
a. Predictors: (Constant), SBIS_X4, NPF_X2, CAR_X1, DPK_X3 b. Dependent Variable: Pembiayaan_Y
1335.364 4 67
.000
.273
ANOVAb Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
223520.498
4
55880.125
1.335E3
.000a
Residual
2803.706
67
41.846
Total
226324.205
71
Model 1
a. Predictors: (Constant), SBIS_X4, NPF_X2, CAR_X1, DPK_X3 b. Dependent Variable: Pembiayaan_Y
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model
B
Std. Error
Tolerance
VIF
1 (Constant)
21.957
8.242
CAR_X1
-137.973
42.304
-.053
-3.261 .002
.694
1.441
NPF_X2
-54.137
105.533
-.009
-.513 .610
.619
1.616
DPK_X3
1.028
.024
1.049
42.962 .000
.310
3.223
SBIS_X4
-.555
.274
-.047
-2.028 .047
.343
2.919
a. Dependent Variable: Pembiayaan_Y
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
2.664 .010