0
PENGARUH PERMODALAN, EFISIENSI OPERASIONAL DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. INDONESIA TAHUN 2012-2014
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh :
NAMA
: NIA FEBRIANI
NIM
: 302 11 11 073
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2015
1
ABSTRACT
Nia Febriani. 302 11 11 073. 2015. The Effect of Capital, Operation Efficiency, and Non-Performing Loans on the Profitability at PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia in 2012-2014 Economics Faculty Profitability is an important variable in determining the development of a company in order to know wether it is getting better of worse. All of the operational and non-operational activity is recorded in the financial performance of company in the form of financial statements that related to the company condition. Profitability is an important factor in reviewing how well the company in profits or the advantages. The study aims to determine and analyze the effect of capital, operational efficiency, and nonperforming loans on the profitability during the three years periode. The data is collected using the documentation and literature review. The secondary data is the financial statements oh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia from 2012 to 2014 and processed using classical assumption test, hypothesis negative and significant effect on the profitabilty, while the operational effiency has positive and significant effect on profitability, and non-performing loan has negative and significant effect on the profitability. Simultaneously, capital, operational efficiency and non-performing loan have positive and significant effect on profitability. The regression eqution was formulated in profitability test results : Y=7,819 – 4,20X1 + 11,888X3. Keywords: capital, operational efficiency and non-performing loan, profitability
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan perekonomian negara dapat diukur dari kemajuan bank di suatu negara tersebut karena bank berperan sebagai perantara keuangan serta memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Mengingat besarnya pengaruh bank terhadap perekonomian suatu negara bukan berarti bank tidak mempunyai kendala ataupun masalah. Salah satu masalah yang dihadapi perbankan adalah masalah kinerja bank. Penilaian kinerja bagi manajemen merupakan penilaian terhadap prestasi yang dicapai, ukuran dari prestasi yang dicapai dapat dilihat dari profitabilitas bank. Bank perlu menjaga profitabilitas yang tinggi, prospek usaha yang berkembang, membagikan deviden dengan baik, agar kinerjanya dinilai baik (Kasbal: 2011). Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Menurut Dendawijaya (2009) profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan/memperoleh laba secara efektif dan efisien. Menurut Houston dan Brigham (2010:146) Untuk mengukur profitabilitas bank, biasanya menggunakan rasio profitabilitas karena rasio profitabilitas sudah mencakup rasio utang, rasio aktivitas maupun rasio likuiditas yaitu ROA (Return on asset) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan asset yang ada dan digunakan untuk menghasilkan keuntungan.
2
Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia (Riyadi : 2006). Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Rasio permodalan dalam penelitian ini menggunakan capital adequacy ratio. Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misal kredit yang diberikan. Standar besarnya CAR adalah sebesar 8% (Dendawijaya : 2009). Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap perusahan perbankan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun pada saat yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi dengan efisien. Indikator efisiensi operasional yang lazim digunakan adalah BOPO (rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional). BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Semakin besar BOPO maka akan semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan (perbankan) semakin meningkat atau membaik (Riyadi, 2006). Kredit bermasalah adalah kredit yang termasuk dalam kategori diragukan, kurang lancar dan macet. Non Performing loan (NPL) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank, sehingga apabila semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kinerja bank tersebut (Mia, 2013:198). Dalam mengukur kinerja keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, digunakan indikator berupa laporan keuangan. Adapun perkembangan rata-rata rasio keuangan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2012-2014 ditampilkan pada Tabel 1.1 dibawah ini : Tabel I.1 Gambaran Rasio Keuangan Bank Mandiri (Persero) Tbk Tahun 2012-2014 Rasio (%) Tahun 2012 2013 2014 CAR 19,91% 20,11% 19,61% BOPO 153,55% 145,51% 164,57% NPL 0,37% 0,37% 0,44% ROA 2,01% 2,04% 2,01% Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Berdasarkan latar belakang serta fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang rasio keuangan bank yaitu mengenai CAR (Capital Adequacy Ratio), BOPO (Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional), NPL (Non Performing loan) dengan judul “Pengaruh Permodalan, Efisiensi Operasional dan Kredit Bermasalah terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia pada Tahun 2012-2014”. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh Permodalan secara parsial terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014?
3
2. Bagaimana pengaruh Efisiensi Operasional secara parsial terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014? 3. Bagaimana pengaruh Kredit Bermasalah berpengaruh secara parsial terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014? 4. Bagimana pengaruh Permodalan, Efisiensi Operasional dan Kredit Bermasalah secara simultan terhadap Profitabilitas pada PT. Bank di Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas bahwa dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Permodalan terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Efisiensi Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Kredit Bermasalah terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014. 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Permodalan, Efisiensi Operasional dan Kredit Bermasalah terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014.
LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Van Horne pada Kasmir (2009:5) manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. 2.2 Bank 2.2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 (Perubahan UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan), Menyatakan bahwa Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.3 Permodalan Rasio permodalan diwakili oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) juga bisa disebut dengan rasio kecukupan modal. Menurut Dendawijaya (2009) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), atau ditambah dengan Risiko Pasar dan Risiko Operasional, ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan. CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ini, mengacu pada ketentuan standar internasional (Riyadi, 2006:161). Menurut Dendawijaya, (2009) CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:
4
2.4 Efisiensi Operasional Rasio Beban Operasional/Pendapatan Operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Menurut Veithzal (2007:722) BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Suatu bank dapat masuk dalam kategori sehat apabila memiliki rasio BOPO tidak melebihi 93,5% (Surat Edaran BI No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004). Menurut (Riyadi, 2006:159) BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.5 Kredit Bermasalah Kredit yang disalurkan dikatakan bermasalah jika pengembaliannya terlambat dibandingkan jadwal yang direncanakan atau bahkan tidak dikembalikan sama sekali (Mandala Manurung dan Raharja Prathama, 2004:196). Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia (Surat Edaran BI No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004), saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Rasio Non Performing Loan (NPL) dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.6 Profitabilitas Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengukur efektifitas bank dalam mencapai tujuannya yaitu laba. Rasio profitabilitas dengan indikator ROA (Return On Asset), digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi (Utomo, 2008). Rumus untuk mencari pengembalian atas aset (ROA) dapat digunakan sebagai berikut :
2.7 Penelitian Terdahulu 1. Defri (2012) Judul Penelitian : Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas (LDR), dan Efesiensi Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI, Hasil Penelitian : Secara parsial CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). LDR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Namun secara parsial BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).
5
2. Tan Sau Eng, et.. al ( 2013), Judul Penelitian : Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL, & CAR Terhadap ROA Bank International Dan Bank Nasional Go Public Periode 2007-2011, Hasil Penelitian : Secara simultan NIM, BOPO, LDR, NPL dan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Secara parsial NIM, LDR, NPL, dan CAR berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA.Secara parsial BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA 3. Mario Christiano, et.al (2014), Judul Penelitian : Analisis Terhadap Rasio-Rasio Keuangan Untuk Mengukur Profitabilitas Pada Bank-Bank Swasta Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia, Hasil Penelitian : Secara simultan CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Secara parsial CAR, NIM, LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Namun Secara parsial BOPO, NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. 4. Luh Eprima, (2015). Judul Penelitian : Analisis Pengaruh Nim, BOPO, LDR dan NPL terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013, Hasil Penelitian : Secara parsial NIM, LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).Namun secara parsial BOPO dan NPL berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA). Secara Silmutan NIM, BOPO, LDR dan NPL berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). 5. Syafri, Judul Penelitian: Factors Affecting Bank Profitability in Indonesia, Hasil Penelitian: Profitabilitas bank dipengaruhi oleh pinjaman, total ekuitas, tingkat inflasi dan efisiensi operasional dan Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan bunga bersih berpengaruh secara statistik tidak signifikan terhadap profitabilitas. 6. Osman Muthaher dan Drs,M.Si, Judul Penelitian : Analyze on the Influence of Financing Risk and Capital Adequacy to Profitability Islamic Bank in Indonesia. Hasil Penelitian : berdasarkan pembahasan yang dilakukan mengenai pengaruh NPF dan Modal Rasio Kecukupan terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia bahwa NPF tidak memberikan kontribusi efek negatif dan signifikan terhadap ROA serta CAR kontribusi berpengaruh yang signifikan dan positif terhadap ROA. 2.8 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (Sugiono 2013:134). Berdasarkan proses kerangka pemikiran, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : Hipotesis 1 (H1): Permodalan secara parsial diduga berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk di Indonesia pada Tahun 2012-2014. Hipotesis 2 (H2): Efisiensi Operasional secara parsial diduga berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk di Indonesia pada Tahun 2012-2014. Hipotesis 3 (H3): Kredit Bermasalah secara parsial diduga berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk di Indonesia pada Tahun 2012-2014.
6
Hipotesis 4 (H4):
Permodalan, Efisiensi Operasional dan Kredit Bermasalah secara simultan diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk di Indonesia pada Tahun 2012-2014. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiono, 2013:35). 3.2 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis data kuantatif yaitu bentuk analisa yang menggunakan angka-angka perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu menggunkan tabel, untuk mempermudah dalam menganalisis, digunakan SPSS. Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. 3.2.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.2.1.1 Uji Normalitas Uji Normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). 3.2.1.2 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen saling berhubungan secara linier. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. (Priyatno, 2010). Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance (T) lebih dari 0,1 berarti tidak terjadi multikolinieritas. 3.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. (Priyatno, 2010). Jika titik scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 3.2.1.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mencari tahu, apakah kesalahan (errors) suatu data pada periode tertentu berkorelasi dengan periode lainnya (Sufren, 2014). Syarat tidak terjadi autokorelasi adalah 1
7
3.2.1.5 Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sufren (2014) analisis regresi digunakan untuk melihat bagaimana variasi variabel dari beberapa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat dalam suatu fenomena yang kompleks. 3.2.1.6 Analisis Uji Parsial (Uji T) Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 3.2.1.7 Uji Simultan (Uji F) Uji f ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 3.2.1.8 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Data 4.1.1Uji Asumsi Klasik Dalam pengujian asumsi klasik terdapat beberapa pengujian, yaitu : 4.1.1.1 Uji Normalitas Gambar IV.1 Histogram Uji Normalitas
Sumber : Output SPSS 20, (data diolah Peneliti, 2015)
Berdasarkan gambar IV.1 tampilan histogram uji normalitas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa histogram menunjukkan pola distribusi normal.
8
Tabel IV.1 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Permodal Efisiensi Kredit Profitabili an Operasiona Bermasala tas l h N 12 12 12 12 Mean 19.9600 154.5442 .3950 2.0317 Normal Std. Parametersa,b 1.13738 9.13217 .05519 .90312 Deviation Absolute .167 .181 .143 .150 Most Extreme Positive .077 .181 .143 .147 Differences Negative -.167 -.121 -.143 -.150 Kolmogorov-Smirnov Z .577 .628 .495 .520 Asymp. Sig. (2-tailed) .893 .826 .967 .950 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS 20, (data diolah Peneliti, 2015) Berdasarkan tabel IV.1 uji Kolmogorov-Smirnov di atas dapat dilihat bahwa pengujian normalitas terhadap Permodalan, Efisiensi operasioanal, Kredit Bermasalah dan Profitabilitas menunjukkan bahwa model regresi sudah memiliki nilai variabel yang berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas (sig) uji Kolmogorov-Smirnov untuk Permodalan sebesar 0,893, Efisiensi operasional sebesar 0,826, Kredit bermasalah sebesar 0,967 dan Profitabilitas sebesar 0,950 dan semua variabel tersebut memiliki nilai variabel yang berada diatas 0,05. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas pada uji grafik histogram, dan One-Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data residual berdistribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. 4.1.1.2
Uji Multikolinieritas . Tabel IV.2 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Permodalan EfisiensiOperasional KreditBermasalah a. Dependent Variable: Profitabilitas 1
Collinearity Statistics Tolerance .959 .773 .799
Sumber : Output SPSS 20, (data diolah Peneliti, 2015)
VIF 1.043 1.294 1.251
9
Berdasarkan tabel IV.2 dari hasil pengujian multikolinearitas, perhitungan nilai tolerance terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance <0,10 , maka berarti dalam penelitian ini tidak terjadi masalah dalam uji multikolinearitas. Demikan juga dengan hasil perhitungan nilai VIF, dari kedua variabel bebas yang diuji tidak ada nilai VIF yang lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi. 4.1.1.3
Uji Heteroskedastisitas
Gambar IV.2 Hasil Scatterplot pada Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output SPSS 20, (data diolah Peneliti, 2015) Berdasarkan hasil pengujian yang terlihat pada gambar IV.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta menyebar diantara sumbu x dan sumbu y, serta tidak mempunyai pola yang jelas atau tidak membentuk suatu pola. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai sebagai prediksi. 4.1.1.4
Uji Autokorelasi
Tabel IV.3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson Square Estimate
M R R Square od el 1 .870a .757 .666 .52204 2.060 a. Predictors: (Constant), KreditBermasalah, Permodalan, EfisiensiOperasional b. Dependent Variable: Profitabilitas Sumber : Output SPSS 20, (data diolah Peneliti, 2015)
Berdasarkan tabel IV.3 hasil Output SPSS versi 20 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi karena nilai Durbin-Watson sebesar 2,060 lebih dari 1 dan kurang dari 3 (1>DW<3).
10
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi asumsi klasik.
4.1.1.5 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen Permodalan, Efisiensi Operasional dan Kredit Bermasalah) terhadap variabel dependen (Profitabilitas) baik secara parsial maupun secara simultan. Adapun rumus dari analisis regresi berganda ini adalah sebagai berikut: Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Berikut ini adalah tabel data penelitian yang dipakai dalam perhitungan regresi: Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS 20 diperoleh hasil analisis seperti pada tabel dibawah ini: Tabel IV.4 Hasil Regresi Model Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients B Std. Error Beta 7.819 4.299 -.420 .141 -.529
1.819 -2.975
.106 .018
.020
.478
2.409
.043
3.191
-.726
-3.726
.006
(Constant) Permodalan 1 EfisiensiOperasio .047 nal KreditBermasalah -11.888 a. Dependent Variable: Profitabilitas
T
Sig.
Sumber : Output SPSS 20, (data diolah Peneliti, 2015) Berdasarkan tabel IV.4 hasil regresi diatas menunjukkan bahwa persamaan regresi berganda yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebagai berikut: Y= 7,819 – 4,20X1 + 0,047X2 – 11,888X3 Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta (a) sebesar 7,819 artinya jika Permodalan (X1), Efisiensi Operasional (X2) dan Kredit Bermasalah (X3) nilainya adalah 0, maka nilai Profitabilitas (Y) sebesar 7,819%. 2. Koefisien regresi variabel Permodalan (X1) sebesar -4,20 artinya apabila nilai Permodalan (X1) mengalami kenaikan 1% maka Profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar -4,20% dengan asumsi variabel independen lainnya tetap. 3. Koefisien regresi variabel Efisiensi Operasional (X2) sebesar 0,047 artinya apabila nilai Efisiensi Operasional (X2) mengalami kenaikan 1% maka Profitabilitas akan mengalami kenaikan sebesar 0,047% dengan asumsi variabel independen lainnya tetap. 4. Koefisien regresi variabel Kredit Bermasalah (X3) sebesar -11,888 artinya apabila nilai Kredit Bermasalah (X3) mengalami penurunan 1% maka Profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar -11,888% dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
11
4.1.1.6
Uji T (Uji Parsial)
Tabel IV.5 Hasil Uji T Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients B Std. Error Beta 7.819 4.299 -.420 .141 -.529
1.819 -2.975
.106 .018
.020
.478
2.409
.043
3.191
-.726
-3.726
.006
(Constant) Permodalan 1 Efisiensi .047 Operasional Kredit -11.888 Bermasalah a. Dependent Variable: Profitabilitas
T
Sig.
Sumber : Output SPSS 20, (data diolah Peneliti, 2015) Hasil tabel IV.5 analisis uji t menunjukkan dari tiga variabel independen hanya satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas sedang variabel lainnya berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas. Hasil masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Secara parsial variabel Permodalan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas, dibuktikan dengan nilai thitung-2,975
ttabel2,306 dan signifikansi sebesar 0,043<0,05. Jika dilihat dari coefficients beta 0,478 atau 47,8% berarti telah terjadi perubahan Profitabilitas sebesar 47,8% yang disebabkan oleh Efesiensi Operasional. 3. Secara parsial variabel Kredit Bermasalah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas, dibuktikan dengan nilai thitung -3.726
Model
ANOVAa Df Mean Square 3 2.264 8 .273 11
Sum of Squares Regression 6.792 1 Residual 2.180 Total 8.972 a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), NPL, CAR, BOPO
Sumber : Output SPSS 20, (data diolah Peneliti, 2015)
F 8.307
Sig. .008b
12
Berdasarkan Tabel IV.6 diatas maka dapat simpulkan bahwa koefisien regresi variabel independen yaitu Permodalan (X1), Efisiensi Operasional (X2) dan Kredit Bermasalah (X3) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (Y) secara simultan dilihat dari Fhitung 8,307>Ftabel4,07 dan probabilitas (sig) <0,05 yaitu sebesar 0,008 4.1.1.8 Koefisien Determinasi Analisis ini digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan R2 dapat lihat pada tabel dibawah ini: Tabel IV.7 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)
Mo del
R
Model Summaryb R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .870a .757 .666 .52204 a. Predictors: (Constant), KreditBermasalah, Permodalan, EfisiensiOperasional b. Dependent Variable: Profitabilitas Sumber : Output SPSS 20, (data diolah Peneliti, 2015) Berdasarkan tabel IV.7 hasil perhitungan koefisien Determinasi (R2) diatas terlihat bahwa nilai adjusted R square (R2), diperoleh nilai koefisien deteminasi sebesar 0,666 atau 66,6%. Hal ini berarti bahwa varian yang terjadi pada variabel profitabilitas sebesar 66.6% ditentukan oleh keputusan permodalan, efisiensi operasional dan kredit bermasalah sedangkan sisanya 33,4% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi atau faktor yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Permodalan terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel Permodalan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas. Hal itu dikarenakan nilai koefisien regresi untuk variabel Permodalan sebesar -0,420 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,018. Sehingga dapat ditarik kesimpulan berdasarkan uji statistik bahwa Permodalan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas, hal ini berarti H1 ditolak dan Ha diterima. 4.2.2 Pengaruh Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel Efisiensi Operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas. Hal itu dikarenakan nilai koefisien regresi untuk variabel Efisiensi Operasional sebesar 0,047 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,043. Sehingga dapat ditarik kesimpulan berdasarkan uji statistik bahwa Efisiensi Operasional secara
13
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, hal ini berarti H2 ditolak dan Ha diterima.
4.2.3 Pengaruh Kredit Bermasalah terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel Kredit Bermasalah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas. Hal itu dikarenakan nilai koefisien regresi untuk variabel Kredit Bermasalah sebesar -11,888 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,06. Sehingga dapat ditarik kesimpulan berdasarkan uji statistik bahwa Kredit Bermasalah secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, hal ini berarti H3 diterima dan Ha ditolak. PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan Permodalan, Efisiensi Operasional dan Kredit Bermasalah terhadap Profitabilitas PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Permodalan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kecukupan pemenuhan modal (CAR) suatu bank tidak menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank dalam memperoleh keuntung yang tinggi, sehingga kurang baiknya kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. 2. Efisiensi Operasional secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014. Hal ini mengindikasikan bahwa BOPO semakin besar menunjukkan bank belum mampu melakukan semua kegiatan operasional perbankan dengan efisien, Beban Operasional yang besar akan mempengaruhi menurunnya profitabilitas bank . 3. Kredit Bermasalah secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadinya penurun terhadap risiko kredit berpengaruh negatif terhadap kenaikan atau penurunan terhadap profitabilitas, karena risiko kredit yang dialami relatif kecil. Hal ini terlihat dari data empris obyek penelitian yaitu kurang dari 5% batas maksimal NPL. Risiko kredit yang relatif kecil menjadikan NPL hanya memiliki pengaruh sebesar -11,888 terhadap profitabilitas. 4. Permodalan, Efisiensi Operasional dan Kredit Bermasalah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia tahun 2012-2014. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel Permodalan, Efisiensi Operasional, dan Kredit Bermasalah) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Karena nilai Fhitung adalah 8,307 >Ftabel sebesar 4,07 dan Probabilitas (Sig) <0,05 yaitu sebesar 0,008. 5.2 Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik sebagai berikut:
14
1.
2.
Periode pengamatan singkat yaitu hanya 3 tahun sehingga sampel diambil data pertriwulan dan tidak mampu melihat perubahan dalam periode yang lebih panjang. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan data sekunder, analisis data sangat tergantung pada hasil publikasi data, sehingga peneliti tidak biasa mengawasi dan mengendalikan kemungkinan kesalahan yang terjadi dalam perhitungan.
5.3 Saran Dari kesimpulan dan keterbatasan yang telah dipaparkan sebelumnya maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti yang melakukan penelitian mengenai Permodalan, Efisiensi Operasional dan Kredit Bermasalah, disarankan menggunakan variabel lain seperti: Pendapatan Bunga Bersih dan Likuiditas yang menjadi variabel yang mempengaruhi Profitabilitas. Selain itu, untuk melakukan penelitian selenjutnya peneliti bisa menggunakan objek penelitian dalam sektor yang dikategorikan berbeda dan bisa memperpanjang periode pengamatan agar diperoleh hasil yang lebih akurat. 2. Bagi pihak manajemen perbankan sebaiknya dapat menyampaikan pelaporan kondisi keuangan serta keadaan dalam kepada publik secara lengkap dan ringkas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan evaluasi sebelum bank menetapkan kebijakan baru agar dapat meningkatkan manajemen perbankan dalam menghasilkan laba karena dengan baiknya nilai kesehatan bank akan dipandang baik oleh calon nasabah. 3. Bagi manajemen bank harus professional dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kreditnya untuk meminimalkan risiko kredit sehingga dapat meningkatkan profitabilitas. Selain itu, agar manajemen perbankan lebih mampu mengelola aktiva dan modal yang efektif dan efisien untuk menghasilkan laba. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Defri. (2012). “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas (LDR), dan Efesiensi Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Manajemen, (Volume : 01 N0.01 September 2012). Dendawijaya, Lukman. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: BP Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam “ Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing to Deposit Ratio), BOPO Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan NPL (Non Performing Loan) terhadap Profitabilitas Bank Syariah Periode ( Januari: 2004 – Oktober: 2006 ).” Skripsi UII Yogyakarta tahun 2007.
15
Hariyani, Iswi. (2011). Restrukturisasi dan penghapusan kredit macet. Jakarta : PT Alex Media Komputindo. Houston dan Brigham. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi11. Jakarta: Salemba Empat. Fahmi, Irham. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta. Hariyani, Iswi. (2011). Restrukturisasi dan penghapusan kredit macet. Jakarta : PT Alex Media Komputindo. Kasbal, Sri Wahyuni. 2011. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), dan Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan di Indonesia (Study Kasus Bank Devisa Periode 2006-2010). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanudin. Kasmir. (2009). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. ________. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Luh, Eprima , dkk. (2015). “Analisis Pengaruh Nim, BOPO, LDR dan NPL terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013”. e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Vol : 3 No.1 tahun 2015). Mandala, Manurung dan Raharja, Prathama. (2004). Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Mario, Chiristiano, dkk. (2014). “Analisis Terhadap Rasio-rasio Keuangan Untuk Mengukur profitabilitas pada Bank-bank Swasta yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal EMBA (Volume : 2 No.4 Desember 2014). Melayu, Hasibuan. (2009). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mia, Lasmi Wardiah. (2013). Dasar-Dasar Perbankan. Bandung : Pustaka Setia. Osman, Muthaher, dkk. (2014). “Analyze on the Influence of Financing Risk and Capital Adequacy to Profitability Islamic Bank in Indonesia”. Journal og Contemporary Management Sciences, Juli 2014 (Hal. 55-72 Vol.3). Pramono dan Syafitri. Wildan. 2004. Analisis Profitabilitas Bank Indonesia. Prasnanugraha P, Ponttie. (2007). “Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia)”. Semarang: Tesis Universitas Diponegoro. Prawinonegoro, Darsono. (2007). Akutansi Manajemen Edisi 2. Jakarta: Mira Wancana Media.
16
Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Jakarta. Putri, Risa Asya. (2014). “Pengaruh Suku Bunga (BI Rate), Inflasi, Non Performing Financing (NPF), dan Biaya Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Periode 2008-2012”. Bandung: Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Riyadi, Slamet. (2006). Banking Asset and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sartono, Agus. (2011). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: PT.BPFE Ygyakarta. Standar Akuntansi Keuangan Perbankan yang diatur khusus dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (IAI, 2000). Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sufren. (2014). Belajar Otodidak SPSS Pasti Bisa. Jakarta: Elex Media Komputindo. Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Syafri. (2012). “Factors Affecting Bank Profitability in Indonesia”. Journal of Business and Management September 2012 ( Hal. 36-46 Vol. 5, No. 1). Tan Sau, Eng. ( 2013). “Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL, & CAR Terhadap ROA Bank International Dan Bank Nasional Go Publik Periode 2007-2011”. Jurnal Dinamika Manajemen (Vol. 1 No.3 Juli-September 2013). Undang-Undang No. 10 tahun 1998 (Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan). Utomo, Andry Priono. (2008). “Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (PERSERO), Tbk”. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Van Horne, James C, dkk. (2009). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Edisi kedua belas buku 1 Salemba Empat. Veithzal Rivai, dkk. 2007. Bank and Financial Institution Mangement. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada. Wisnu. Mawardi. 2005. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia ( Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliyun). Jurnal Bisnis dan Strategi. Vol.14. No.1. Juli 2005. www.bankmandiri.co.id