PENGGUNAAN METODE THIO DAN AHP DALAM PENILAIAN TEKNOLOGI PADA SISTEM INFORMASI PEMBIAYAAN “INDONESIAN CASE BASE GROUP (INACBG’s)” DI RUMAH SAKIT DAERAH KALISAT JEMBER Adi Heru Utomo Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Jember
[email protected] Sustin Farlinda Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember
[email protected] Fresty Cahya Maulina Jurusan Kesehatan Negeri Jember
[email protected] ABSTRAK Software Indonesian Case Base Group (INA-CBG’s) merupakan salah satu bentuk perkembangan teknologi dalam bidang sistem informasi kesehatan yang menangani proses grouping klaim untuk biaya pelayanan kesehatan pasien jamkesmas. Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalisat Jember merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang juga menerapkan software ini untuk membantu dalam proses grouping klaim pasien jamkesmas. Penerapan software INA-CBG’s sebagai salah satu teknologi juga mengalami beberapa kendala baik dari software itu sendiri sebagai komponen dari teknologi (technoware), administrator klaim, verifikator klaim RS, dan Petugas Coding Pasien Jamkesmas sebagai komponen pengguna atau humanware, informasi sebagai data yang akan diolah oleh software (infoware), serta organisasi dimana sistem manajemen bekerja di dalamnya. Penilaian teknologi diperlukan untuk menilai seberapa besarkah kontribusi teknologi yang dimiliki. Penilaian teknologi ini menggunakan metode THIO dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Tujuan dalam penelitian ini, yaitu: menilai teknologi sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s yang telah berjalan di RSD Kalisat Jember sehingga diketahui seberapa besar kontribusi yang dimiliki oleh suatu teknologi tertentu dalam suatu sistem pembiayaan klaim pasien jamkesmas. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu: Kemampuan dan Kandungan teknologi sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s yang dihasilkan adalah : Komponen Technoware sebesar 0.5754; Komponen Humanware sebesar 0.533; dan Komponen Infoware dan Orgaware sebesar 0.530. Sedangkan koefisian kandungan teknologi yang dihasilkan adalah 0.549. Kata Kunci: Penilaian Teknologi, THIO, AHP, Software INA-CBG’s
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1097/MENKES/PER/VI/2011 tentang Petunjuk Teknik Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas menerangkan bahwa untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, sejak tahun 2008 pemerintah telah menyelenggarakan program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Dengan jamkesmas diharapkan keterbatasan akses terhadap pelyanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu dapat diatasi. Berdasarkan Undang-Undang Dasar pasal 28-H, Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40/2004, tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhinya hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Mekanisme sistem pembiayaan yang efektif dan efisien memerlukan jaminan kesehatan yang berbasis asuransi sosial salah satunya adalah program jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS). Pelaksanaan jamkesmas menggunakan suatu sistem pembiayaan pelayanan yang dikenal dengan software INA-CBG’s (Indonesia Case Based Group) INACBG’s merupakan software yang digunakan dalam pengendalian biaya pelayanan kesehatan karena berhubungan dengan mutu, pemerataan, jangkauan dalam sistem kesehatan yang menjadi salah satu unsur dalam pembelanjaan kesehatan serta mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran. Pada prinsipnya INA-CBG’s sama dengan Indonesian Case Based Group (INA-DRG’s) didasarkan pada pengelompokkan diagnosis penyakit sebagai upaya pengendalian biaya tanpa mengesampingkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat efektif dan efisien. Perkembangan teknologi di berbagai bidang diharapkan dapat membantu dalam kegiatan sehari- hari dan mengurangi adanya human errors. Perkembangan teknologi juga terjadi dalam bidang kesehatan baik dalam bidang medis maupun manajemen rumah sakit. Software INA-CBG’s merupakan salah bentuk perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan khususnya dalam bidang pembiayaan RS yang diharapkan dapat membantu petugas dalam menghitung pembiayaan klaim pasien jamkesmas sebagai upaya pengendalian biaya. Diagnosis yang dituliskan dalam INA-CBG’s sesuai dengan International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems Tenth Revision (ICD-10) dan International Classification of Diseases 9th Revision Clinical Modification (ICD-9-CM). Pengelompokkan diagnosis ditetapkan berdasarkan dua prinsip yaitu clinical homogenity (pasien yang memiliki kesamaan klinis) dan resource homogenity (sumber daya atau tindakan perawatan yang sama untuk terapi). Proses penentuan kode INA-CBG beserta tarifnya dimulai pada saat pasien keluar dari rumah sakit, data yang harus dimasukkan dalam software INA-CBG adalah data variabel yang dapat diambil dari resume medik dan data sosial pasien, kedua data tersebut dapat dikumpulkan secara manual maupun komputerisasi dari sistem manajemen rumah sakit (SIMRS). Biaya klaim jamkesmas dengan tarif INACBG’s ketepatan pengkodean akan menentukan besar-kecilnya biaya medis yang dikeluarkan. Penerapan sistem INA-CBG’s di rumah sakit mengalami banyak kendala. Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam faktor baik dari aspek teknologi itu sendiri, aspek pengguna atau human, aspek informasi sebagai inputan yang akan diolah, serta da aspek manajerialnya. Oleh karena itu, harus dilakukan penilaian
teknologi untuk menilai apakah teknologi yang ada memberikan manfaat dan kegunaan pada sistem pembiayaan INA-CBG’s di rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dalam latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penilaian teknologi yang dimiliki RSD. Kalisat Jember khususnya sistem informasi pembiayaan dengan menggunakan THIO dan AHP. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menilai teknologi sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s yang telah berjalan di RSD Kalisat Jember. 2. Menganalisis teknologi sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s dengan metode THIO di RSD Kalisat Jember. 3. Menganalisis tingkat kepentingan masalah yang ada pada sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di RSD Kalisat Jember. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Rumah Sakit sebagai bahan evaluasi dalam penerapan teknologi sistem informasi pembiayaan serta membantu dalam pengambilan keputusan berdasarkan tingkat kepentingan masalah yang timbul dalam penerapan teknologi di rumah sakit. 2. Pemerintah dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi dalam pengembangan sistem informasi pembiayaan maupun kebijakan INACBG’s dalam mengendalikan biaya kesehatan yang ada di Indonesia dan juga agar tercapai pemerataan kesehatan pada semua lapisan masyarakat Indonesia. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamkesmas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/MENKES/PER/V/2011 menjelaskan jamkesmas atau jaminan kesehatan masyarakat merupakan suatu program pemerintah yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan khususnya masyarakat miskin. Berdasarkan konstitusi dan Undang-Undang, Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM atau lebih dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang. JPKMM/Askeskin, maupun Jamkesmas kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu dengan menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial.Pelaksanaan program Jamkesmas mengikuti prinsip-prinsip penyelenggaraansebagaimana yang diatur dalam UU SJSN, yaitu dikelola secara nasional,nirlaba, portabilitas, transparan, efisien dan efektif.
2.2 Penilaian Teknologi Penilaian teknologi merupakan pengukuran teknologi yang dibutuhkan dalam perencanaan teknologi, tidak hanya dalam sistem produksi, tetapi juga dalam konteks peningkatan daya saing. Pengukuran teknologi dapat dilakukan pada tingkat organisasi (perusahaan yang menghasilkan produk ataupun jasa), tingkat sektoral atau industri, nasional (Ramanathan, 1989). 2.3 Pembiayaan Pembiayaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya, sedangkan biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dsb) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989). Pembiayaan atau pendanaan dalam bidang kesehatan dikenal juga dengan pembiayaan kesehatan. Pembiayaan kesehatan atau lebih tepatnya pendanaan kesehatan merupakan suatu cara dalam memungkinkan seseorang memenuhi kebutuhan medisnya (Hatta, 1995). Biaya kesehatan merupakan masukan (input) finansial yang diperlukan dalam rangka memproduksi pelayanan kesehatan, baik yang bersifat promotif-preventif maupun yang bersifat kuratif- rehabilitatif. 2.4 Indonesian Case Based Groups (INA-CBG;s) Pelaksanaan jamkesmas menggunakan suatu sistem pembiayaan pelayanan yang dikenal dengan sistem INA-CBG (Indonesia Case Base Group) merupakan software untuk pengendalian biaya pelayanan kesehatan karena berhubungan dengan mutu, pemerataan, jangkauan dalam sistem kesehatan yang menjadi salah satu unsur dalam pembelanjaan kesehatan serta mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran. CBG pada prinsipnya sama dengan DRG ditetapkan berdasarkan pengelompokkan diagnosis penyakit sebagai upaya pengendalian biaya tanpa mengesampingkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat efektif dan efisien. Diagnosis yang dituliskan dalam CBG sesuai dengan ICD-10 dan ICD-9-CM Pengelompokkan diagnosis ditetapkan berdasarkan dua prinsip yaitu clinical homogenity (pasien yang memiliki kesamaan klinis) dan resource homogenity (sumber daya atau tindakan perawatan yang sama untuk terapi) (Hatta, 2009). III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Varibel yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel teramati (observed variable) dimana dapat langsung diamati/diukur dan berupa variabel bebas (independent variable) yaitu technoware, humanware, infoware, orgaware yang merupakan komponen- komponen dari teknologi itu sendiri, sedangkan yang termasuk dalam variable terikat (dependent variable) dalam hal ini adalah penilaian teknologi sistem informasi pembiayaan Indonesian Case Based Group (INACBG’s). Unit yang diteliti dalam penelitian ini merupakan unit administrasi pembayaran klaim jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) yang berhubungan secara langsung dengan unit kerja rekam medis khususnya bagian pemberian kodefikasi penyakit dan tindakan medis.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua petugas yang terlibat dan menggunakan software INA-CBG’, sedangkan Sample yang digunakan adalah total sampling karena pengguna software INA-CBG’s di RSD Kalisat Jember sebanyak 3 orang yaitu administrator klaim, verifikator klaim rumah sakit, dan petugas coding pasien jamkesmas. 3.2 Metode Penelitian Terdapat beberapa langkah dalam pelaksanaan analisis data dengan menggunakan metode THIO dan AHP adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi masalah 2. Penetapan tujuan penelitian 3. Identifikasi variabel dilakukan untuk menentukan variabel- variabel apa saja yang disertakan dalam penelitian. Penentuan variabel dilakukan dengan mengamati kondisi sebenarnya dari obyek penelitian. Adapun variabel- variabel yang digunakan meliputi empat hal yaitu: a. Komponen Technoware 1) Kompleksitas Operasi 2) Penanganan Bahan 3) Pengendalian Proses 4) Kontribusi Fasilitas 5) Kemudahan Perawatan 6) Kualitas Hasil 7) Fleksibilitas Mesin 8) Kapasitas Mesin b. Komponen Humanware 1) Kreativitas 2) Orientasi Berprestasi 3) Orientasi Bekerjasama 4) Orientasi Efisiensi 5) Kemampuan Menghadapi Resiko 6) Kedisplinan c. Komponen Infoware 1) Kemudahan Pengulangan Informasi 2) Jumlah Keterkaitan dalam Sistem Informasi 3) Kemudahan Mengkomunikasikan Informasi d. Komponen Orgaware 1) Efektivitas Kepemimpinan 2) Otonomi Kerja 3) Pengarahan Organisasi 4) Keterlibatan Organisai 5) Orientasi Terhadap Pihak Penting 6) Integrasi Operasi 4. Identifikasi sampel penelitian dimana dalam penelitian ini adalah ahli dalam sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s dan petugas verifikasi klaim sebagai staf pelaksana sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s. 5. Pengubahan data hasil kuisioner dengan menggunakan metode Successive Interval karena data yang didapatkan merupakan data ordinal sedangkan untuk melakukan penghitungan analisis diperlukan setidaknya data interval.
6. Pengujian validitas untuk masing- masing komponen variabel yang ada untuk melihat apakah komponen tersebut valid sebagai pernyataan dalam kompnen technoware, humanware, infoware, orgaware. 7. Melakukan uji Reliabilitas. Pengujian data dari hasil pengisian kuesioner para ahli untuk menilai apakah pernyataan yang terdapat dalam kuesioner tersebut reliabel atau tidak reliabel. Dalam penelitian ini menggunakan tes koefisien cronbach Alpha . 8. Mengklasifikasi dan menilai sopistikasi komponen- komponen yang terlibat dalam penelitian ini. 9. Penilaian State Of the Art. Kriteria dan evaluasi nilai state of the art ini dilakukan pada ke empat komponen teknologi berdasarkan Rating state of the art komponen yang mengukur tingkat kemampuan teknologi suatu komponen. 1) Rating state o the art technoware item i
t 1 k ik STi 10 k i
Dimana : k = 1,2,................., ki tik = skor kriteria ke – k untuk T technoware e unsur ke-i 2) Rating state of the art humanware item i
h 1 k ij SH j 10 l j Dimana : l = 1,2, ..............., lj hjt = skor kriteria ke-I untuk humanware kategori ke-j 3) Rating state of the art infoware item i
I 1 n m SI 10 mi Dimana : m = 1,2,................., mi Im = skor kriteria ke – m untuk infoware pada tingkat instansi 4) Rating state of the art komponen orgaware
O 1 n n SO 10 no Dimana : n = 1,2, ..............., no On = skor kriteria ke-n untuk orgaware pada tingkat instansi
10. Menentukan kontribusi komponen teknologi Berdasarkan data yang diperoleh dari langkah sebelumnya, kontribusi komponen kemudian dihitung dengan cara sebagai berikut :
1 LT i ST i UT i LT i 9 1 H i LH j SH j UH j LH j 9 1 I LI SI UI LI 9 1 O LO SO UO LO 9 Ti
11. Perhitungan Intensitas Technology Coeffisien Contribution (TCC). Intensitas Kontribusi Komponen adalah nilai yang menggambarkan koefisien bobot dari masing-masing komponen. Intensitas kontribusi dilakukan dengan menggunakan perbandingan berpasangan AHP. Untuk mendapatkan nilai bobot tiap komponen. Adapun contoh dalam pelaksanaan penghitungan AHP sebagai berikut: 1) Membuat dan menghitung nilai matriks perbandingan Nilai matriks perbandingan ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner nilai matriks perbandingan. Hasil dari pengisian tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Contoh Matriks Perbandingan THIO T H I O 1 3 3 5 T 1/3 1 1 3 H 1/3 1 1 3 I 1/5 1/3 1/3 1 O 5.3 5.3 12 Jumlah 1.8
T H I O
2) Menghitung nilai matriks perbandingan hasil normalisasi Tabel 3.2 Matriks Perbandingan Hasil Normalisasi THIO T H I O Jumlah Bobot 0.56 0.567 0.567 0.417 2.11 0.527 0.167 0.189 0.189 0.25 0.795 0.198 0.167 0.189 0.189 0.25 0.795 0.198 0.11 0.057 0.057 0.08 0.304 0.07 3) Menghitung perkalian bobot dengan nilai awal Tabel 3.3 Perkalian Bobot dengan Nilai Awal THIO T H I O Jumlah 0.527 0.59 0.59 0.35 2.057 T 0.158 0.198 0.198 0.21 0.76 H 0.158 0.198 0.198 0.21 0.76 I 0.11 0.06 0.06 0.07 0.3 O
4) Menghitung nilai pembagian jumlah matriks D dengan bobot Tabel 3.4 Pembagian Jumlah Matriks D dengan Bobot Jumlah Tujuan Bobot Hasil Bagi Matriks D 2.057 0.527 4 T 0.76 0.198 4 H 0.76 0.198 4 I 0.304 0.07 4.3 O 5) Mencari nilai maksimum λmax = 4 + 4 + 4 + 4.3 = 4.075 4 6) Mencari Nilai Consistency Index (CI) CI =
max n
n 1 3,09 3 = 2
(n = 3)
= 0,025 7) Mencari Nilai Consistency Ratio (CR) CR = CR =
CI RI
0,025
0,9 CR = 0,027 Matriks perbandingan konsisten karena CR < 0,1 8) TCC Nilai Koefisien Kontribusi teknologi menggambarkan ukuran kemampuan teknologi yang telah digunakan. Persamaan yang digunakan dalam menilai kemampuan ini adalah sebagai berikut : TCC = Tβt x Hβh x IβI x OβO Dimana : T = kontribusi individu dari technoware H = kontribusi individu dari humanware I = kontribusi individu dari infoware O = kontribusi individu dari orgaware = intensitas kontribusi terhadap TCC 12. Melakukan analisis dan pembahasan berdasarkan data- data yang telah diperoleh. IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Sampel Penelitian Pada tahap ini dilakukan penentuan sampel yang akan diteliti atau diukur. Adapun sampel pada penelitian ini meliputi : a. Ahli dalam bidang sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s
Meliputi administrator klaim yang dianggap berpengalaman dalam bagian pengklaiman dan menguasai operasional sistem informasi pembiayaan INACBG’s. Jumlah responden dalam tahap kuesioner awal sebanyak satu orang. Yaitu terdiri atas administrator klaim yang memiliki tugas sebagai petugas entry data klaim. Sedangkan untuk pengisian kuesioner nilai matriks perbandingan terdapat satu responden yaitu administrator klaim. b. Responden Meliputi Administrator Klaim, Verifikator Klaim Rumah Sakit, dan Petugas Coding Pasien Jamkesmas sebagai pengguna sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s di Rumah Sakit Daerah Kalisat Jember yang terdiri atas Administrator Klaim sebanyak satu orang, Verifikator Klaim Rumah Sakit sebanyak satu orang serta Petugas Coding Pasien Jamkesmas sebanyak satu orang. 4.2 Pengubahan data Hasil Kuesioner Untuk dapat melakukan analisis statistik terutama pada statistic parametric diperlukan suatu syarat bahwa skala pengukuran paling sedikit interval. Agar analisis statistik dapat dilanjutkan, maka skala ordinal harus dinaikkan menjadi skala interval (Ari W.P., 2008). Metode Successive Interval merupakan metode yang digunakan untuk meningkatkan skala pengukuran dari ordinal menjadi interval. adapun langkahlangkah yang harus ditempuh untuk mengubah skala pengukuran ordinal menjadi skala pengukuran interval, yaitu: 1. Menentukan sikap apa yang akan diukur dan banyaknya responden 2. Menentukan frekuensi responden berdasarkan pilihan kategori 3. Menghitung proporsi dengan cara membagi nilai frekuensi dengan banyaknya responden 4. Menghitung nilai proporsi kumulatif Kategori 1 2 3 4 5 Proporsi
0,25
0,17
0,34
0,19
0,05
Proporsi Komulatif
0,25
0,42
0,76
0,95
1,00
Sumber: Ari W.P. (2008) 5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, dihitung nilai z untuk masing- masing proporsi kumulatif. 6. Menentukan nilai densitas untuk setiap nilai z yang diperoleh
f ( z)
1 2
e
1 2
z
2
7. Menentukan nilai skala/ scale value/ SV dengan menggunakan rumus:
SV
(densitas _ dibatas _ bawah) (densitas _ dibatas _ atas ) (daerah _ dibawah _ batas _ atas ) (daerah _ dibawah _ batas _ bawah)
8. Menentukan nilai transformasi
Y SVn m
SV
min
Keterangan: n = SV ke-n m= kategori ke-n dimana data mulai terisi 4.3 Estimasi Tingkat Sopistikasi Teknologi Estimasi tingkat sopistikasi teknologi merupakan perkiraan tingkat kemutakhiran teknologi. Estimasi dapat digunakan untuk menentukan batas atas dan batas bawah tingkat sopistikasi masing- masing komponen teknologi pada fasilitas transformasi yang diamati (Nazaruddin, 2008). 4.4 Penilaian State Of The Art State of the art merupakan prosentase keadaan teknologi fasilitas yang diteliti terhadap fasilitas yang dianggap terbaik di dunia. a) Kriteria Evaluasi Komponen Technoware Kriteria dan evaluasi nilai state of the art ini dilakukan pada ke empat komponen teknologi berdasarkan Rating state of the art komponen yang mengukur tingkat kemampuan teknologi suatu komponen. Nilai yang diberikan menggunakan rentang 1 sampai dengan 10, yaitu rentang 1-2 menunjukkan nilai 1, rentang 3-4 menunjukkan nilai 2, rentang 5-6 menunjukkan nilai 3, rentang 7-8 menunjukkan nilai 4 dan rentang 9-10 menunjukkan nilai 5. Dengan kriteria nilai 1 menunjukkan nilai yang sangat kurang, nilai 5 adalah nilai yang sangat baik. Penilaian ini diperoleh dari rata-rata data hasil penilaian seluruh responden yang telah diubah ke jenis data interval. Rating state of the art komponen Technoware item i :
t 1 k ik STi 10 k i
Dimana : k = 1,2,................., ki tik = skor kriteria ke – k untuk T technoware e unsur ke-i b) Kriteria Evaluasi Komponen Humanware Rating state of the art komponen Humanware yaitu :
SH
j
h 1 k ij 10 l j
Dimana : l = 1,2, ..............., lj hjt = skor kriteria ke-I untuk humanware kategori ke-j c) Kriteria Evaluasi Komponen Infoware Rating state of the art komponen Infoware yaitu :
I 1 n m SI 10 mi Dimana :
m = 1,2,................., mi Im = skor kriteria ke – m untuk infoware pada tingkat instansi d) Kriteria Evaluasi Komponen Orgaware Rating state of the art komponen orgaware
O 1 n n SO 10 no Dimana : n = 1,2, ..............., no On = skor kriteria ke-n untuk orgaware pada tingkat instansi 4.5 Kontribusi Komponen Teknologi dan Kontribusi Total Merupakan metode untuk menghasilkan nilai-nilai kontribusi yang dapat menggambarkan posisi dan kemampuan teknologi yang dimiliki oleh Rumah Sakit Daerah Kalisat Jember khususnya sistem informasi pembiayaan Indonesian Case Based Group (INA-CBG’s) yang diukur. 4.6 Kontribusi Komponen Teknologi Sistem Pembiayaan INA-CBG’s RSD Kalisat Jember Komponen Teknologi Technoware - Softwrae INACBG’s - Komputer - Printer - Formulir Verifikasi Klaim
Batas Atas Uti 6
Batas Bawah Lti 5
State of the art rating Sti 0.7875
Kontribusi Komponen Ti 0.643
Bobot
Kontribusi Total
0.4
0.2572
6 6 4
5 5 3
0.7875 0.775 0.7625
0.643 0.642 0.418
0.2 0.1 0.3
0.1286 0.0642 0.1254
0.5754 Humanware Infoware Orgaware
UTi 5 UTi 5 UTi 5
LTi 4 LTi 4 LTi 4
SI 0.8 SI 0.767 SO 0.767
H 0.533 I 0.530 O 0.530
0.533 0.530 0.530
Semua nilai kontribusi komponen Technoware, Humanware, Infoware, dan Orgaware atau sering disebut sebagai komponen THIO dapat diplotting dalam diagram suatu sumbu silang untuk semua komponen, sehingga mirip gambar layanglayang.
4.7 Plotting Nilai Komponen THIO SI Pembiayaan INA-CBG’s RSD Kalisat Jember 4.7.1 Intensitas Kontribusi Komponen (β) Intensitas Kontribusi Komponen adalah nilai yang menggambarkan koefisien bobot dari masing-masing komponen. Perhitungan Intensitas Technology Coeffisien Contribution (TCC) perlu menentukan terlebih dahulu intensitas kontribusi tiap-tiap komponen teknologi. Intensitas kontribusi dilakukan dengan menggunakan perbandingan berpasangan AHP. Untuk mendapatkan nilai bobot tiap komponen. Perhitungan bobot ini dilakukan berdasarkan pertimbangan ahli dalam manajemen teknologi dan tingkat kepentinganya. 4.7.2 TCC Nilai Koefisien Kontribusi teknologi menggambarkan ukuran kemampuan teknologi yang telah digunakan. Persamaan yang digunakan dalam menilai kemampuan ini adalah sebagai berikut : TCC = Tβt x Hβh x IβI x OβO Dimana : T = kontribusi individu dari technoware H = kontribusi individu dari humanware I = kontribusi individu dari infoware O = kontribusi individu dari orgaware = intensitas kontribusi terhadap TCC Penghitungan TCC untuk masing-masing komponen teknologi adalah sebagai berikut: TCC = Tβt x Hβh x IβI x OβO = 0.57540.424 x 0.5330.299 x 0.5300.120 x 0.5300.157 = 0.791 x 0.828 x 0.927 x 0.905 = 0.549
Tabulasi Nilai TCC, Intensitas Kontribusi, Kontribusi Komponen
Β
T
H
I
O
0.424
0.299
0.120
0.157
0.533
0.530
0.530
Kontribusi Komponen 0.5754 Sistem Informasi Pembiayaan INA-CBG’s
TCC
0.549
4.8 Analisis dan Pembahasan Penilaian Teknologi Sistem Informasi Pembiayaan Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s) Rumah Sakit Daerah Kalisat Jember Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, kandungan teknologi Sistem Informasi Pembiayaan INA-CBG’s di RSD. Kalisat Jember menghasilkan nilai yang hampir berimbang pada setiap komponen teknologinya. Tetapi masih perlu ditingkatkan pengelolaan usaha teknologi khususnya apda aspek informasi dan aspek organisasinya. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian nilai terendah pada komponen Infoware dan Orgaware yaitu sebesar 0.530. Berdasarkan hasil pengamatan, hal ini dikarenakan adanya informasi yang salah tentang formulir verifikasi klaim atau kurangnya keterpaduan informasi dalam proses klaim di rumah sakit. Kesalahan informasi yang ada terkadang baru diketahui ketika data- data tersebut akan diinputkan.. Informasi- informasi yang dibutuhkan dalam proses klaim yaitu informasi tentang data diri sosial pasien, diagnosa utama, diagnosa tambahan, serta tindakan medis yang dilakukan, kode diagnosa utama, kode diagnosa tambahan, serta kode tindakan. Administrator Klaim yang tidak memiliki dasar ilmu di bidang kesehatan akan kesulitan mengetahui kesalahan- kesalahan atau kekurangan- kekurangan pada data informasi yang terdapat di dalam lembar formulir verifikasi klaim. Oleh karena itu, usaha yang dapat dilakukan untuk menyingkapi kondisi- kondisi tersebut adalah dengan memberikan pelatihan- pelatihan mengenai rekam medis khususnya berkaitan dengan pengkodean penyakit maupun tindakan dan mengenai pelayanan dan tindakan medis yang ada di rumah sakit kepada administrator klaim dan juga verikator klaim rumah sakit. Selain itu, pihak manajemen juga dapat melakukan rekruitmen karyawan baik untuk posisi administrator klaim maupun verifikator klaim RS dengan latar belakang pendidikan dan kompetensi yang sesuai. Berdasarkan hasil pengamatan bagian pembiayaan dengan INA-CBG’s tidak memiliki unit kerja yang jelas. Bagian yang mengurusi bagian klaim dengan INACBG’s merupakan sebuah tim kerja yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur. Tim kerja tersebut berada di bawah tanggung jawab direktur itu sendiri namun hal ini juga menyebabkan kurang adanya koordinasi yang dikarenakan kesibukan dari direktur yang sudah cukup tinggi. Oleh karena itu, nilai kontribusi komponen orgaware yang rendah juga dapat dipengaruhi struktur dan koordinasi pekerjaan yang juga masih rendah, sehingga usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan komponen orgaware adalah diperlukan suatu peningkatan dalam bekerja sama untuk mendukung jalannya proses klaim pada sistem pembiayaan secara efektif sehingga kerangka organisasi yang ada akan terjalin
semakin kuat atau dengan membentuk suatu unit khusus yang menangani proses klaim pada sistem pembiayaan INA-CBG’s ini. Berbeda dengan komponen infoware dan orgaware, komponen technoware memiliki nilai yang tertinggi yaitu 0.5754. Hal ini berarti nilai kontribusi komponen technoware memiliki nilai yang cukup. Berdasarkan hasil pengamatan, software serta peralatan yang digunakan handal sehingga mampu menangani semua kasus klaim yang ada. Software yang handal dapat memberikan pelayanan yang baik untuk proses pembiayaan serta pembayaran di rumah sakit. Humanware merupakan komponen dengan nilai yang cukup yaitu 0.533 hanya sedikit berbeda bila dibandingkan dengan komponen infoware dan orgaware. Hal ini dikarenakan informasi yang ada berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki oleh masing- masing petugas atau karyawan yang termasuk dalam komponen humanware yaitu administrator klaim, verifikator klaim RS, dan petugas coding pasien jamkesmas. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai kontribusi humanware yaitu dengan cara memberikan pelatihan- pelatihan sesuai dengan kompetensi- kompetensi yang dibutuhkan. V. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel utama komponen pengukuran teknologi ini adalah technoware, humanware, Infoware, Orgaware yang digunakan untuk menilai kemampuan dan kandungan teknologi sistem informasi pembiayaan Indonesian Case Base Group (INA-CBG’s). 2. Nilai Pembobotan sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s yang dihasilkan adalah : i. Komponen Technoware sebesar 0.424 ii. Komponen Humanware sebesar 0.299 iii. Komponen Infoware sebesar 0.518 iv. Komponen Orgaware sebesar 0.661 3. Nilai penentuan prioritas masalah yang didapatkan yaitu: i. Komponen Technoware sebesar 4.413 ii. Komponen Humanware sebesar 4.154 iii. Komponen Infoware sebesar 4.306 iv. Komponen Orgaware sebesar 4.204 4. Dari hasil pengolahan data di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dari komponen technoware dapat memberikan dampak yang terbesar sehingga upaya untuk memanajemen resiko agar hal tersebut tidak terjadi harus dilakukan. 5.2 Saran Beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Pihak manajemen perlu meningkatkan tiap-tiap komponen yang ada, khususnya komponen infoware dan orgaware dengan memberikan pelatihan-pelatihan secara rutin kepada administrator klaim, verifikator klaim RS, dan Petugas Coding Pasien Jamkesmas serta membentuk suatu unit khusus yang akan menangani proses klaim pasien jamkesmas.
2.
3.
4.
5.
Penelitian ini hanya berlaku untuk sistem informasi pembiayaan Indonesian Case Base Group (INA-CBG’s) di RSD Kalisat Jember sehingga diperlukan obyek penelitian yang diperluas dan diperbanyak sebagai perbandingan antara sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s dengan sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s di rumah sakit yang lain. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan variabel-variabel yang diperluas dan diperbanyak sehingga hasil pengukuran yang diperoleh semakin akurat. Perlu dilakukan penelitian secara berkala untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kemampuan teknologi sistem informasi pembiayaan INA-CBG’s di RSD Kalisat sehingga dapat diketahui perubahan akan kekurangan-kekurangan yang ditemukan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan khususnya karyawan bagian unit klaim pasien jamkesmas. Perlu diadakan pengamatan yang lebih mendalam pada penelitian selanjutnya dan tidak hanya melakukan pengukuran saja tetapi juga membuat penilaian sistem informasi dan implementasi strategi untuk mengatasi masalah yang ditemukan sehingga hasil penelitian tersebut tidak hanya diketahui data pengukurannya saja tetapi juga dapat dirasakan hasil dari perbaikannya.
DAFTAR PUSTAKA P, Ari Retno W. 2008. Asesmen Teknologi Sistem Informasi Penimbangan Tebu di PG Jatiroto : Studi Kasus Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang. Politeknik Negeri Jember Abdurrahman dan Widianta. 2004. Asesmen Teknologi Usaha Penggilingan Padi : Studi Kasus Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Politeknik Negeri Jember. Ramadhani, Yualiastuti. 2012. Analisis Daya Saing Perusahaan Ditinjau Dari Asesmen Teknologi. http://technoscientia.akprind.ac.id/full/vol5no 1agus2012/yuliastuti_r_109-115.pdf. Diakses pada tanggal 31 Agustus 2012 HM, Jogiyanto. 1989, Analisa &Desain. Andi Yogyakarta. Yogyakarta . 2003. Sistem Teknologi Informasi. Andi. Yogyakarta Nazaruddin. 2008. Manajemen Teknologi. Graha Ilmu: Yogyakarta S., Bambang Permadi. 1992. AHP. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung. Fitriyani, Endang. 2012. Pengukuran Mutu Layanan Unit Rekam Medis Berdasarkan Kepuasan Perawat Rawat Inap dengan Metode Quality
Function Deployment di RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Politeknik Negeri Jember. Hatta, Gemala R. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Universitas Indonesia- Press: Jakarta. _______________. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.