33
SURVEI
KEGIATAN DUNIA USAHA
BUSINESS SURVEY
TRIWULAN I-2004
Kegiatan usaha pada triwulan I-2004 mengalami kontraksi yang cukup signifikan, meskipun diperkirakan pada triwulan II akan kembali mengalami ekspansi
Kegiatan Usaha Kegiatan usaha triwulan I-2004 mengalami kontraksi yang signifikan
Untuk triwulan II-2004, kegiatan usaha diperkirakan mengalami ekspansi menguat.
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia pada triwulan I-2004 yang dilakukan terhadap 1284 perusahaan mengindikasikan terjadinya kontraksi atau penurunan kegiatan usaha. Kontraksi yang terjadi cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil survei pada triwulan sebelumnya yang mengalami ekspansi. Hal ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) pada triwulan I-2004 sebesar -9,06% sedangkan triwulan sebelumnya sebesar 2,97%. Penyebab kontraksi kegiatan usaha tersebut adalah menurunnya permintaan dalam negeri, persaingan dengan produk sejenis yang semakin ketat, situasi pasar yang memburuk serta kondisi hukum dan sospol yang tidak kondusif. Dari 9 sektor ekonomi yang disurvei, terdapat 7 sektor yang mengalami penurunan kegiatan usaha yang terutama terjadi pada sektor jasa-jasa, sektor pertambangan dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Hanya 2 sektor yaitu sektor listrik, gas & air bersih dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mengalami ekspansi. Indikasi menurunnya kegiatan usaha juga tercermin dari variabel akses kredit, volume permintaan/pesanan dan penggunaan tenaga kerja. Pada triwulan II-2004 mendatang, para pengusaha memperkirakan akan terjadi peningkatan kegiatan usaha di hampir semua sektor ekonomi, kecuali sektor pertambangan. Hal ini tercermin pada angka saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 11,81%. Peningkatan perkiraan kegiatan usaha tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan dalam negeri, perkiraan permintaan dalam negeri, pendapatan bunga kredit (khusus untuk sektor keuangan), membaiknya situasi pasar, keadaan musim/cuaca yang mendukung serta keberhasilan panen. Apabila dilihat secara grafis (grafik 1), kegiatan usaha pada triwulan II-2004 diperkiraan akan tumbuh dengan menunjukkan terjadinya percepatan. Sektor utama yang menjadi pendorong peningkatan perkiraan kegiatan usaha pada triwulan II-2004 bersumber dari sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Indikasi membaiknya perkiraan kegiatan usaha tersebut juga tercermin dari membaiknya variabel-variabel seperti ekspektasi situasi bisnis enam bulan yang akan datang, ekspektasi volume permintaan/pesanan/kontrak pasar, ekspektasi harga jual/tarif, ekspektasi pengunaan tenaga kerja dan ekspektasi persediaan hasil pertanian.
Metodologi Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1993 terhadap sekitar 1.200 perusahaan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan atau pengisian kuesioner langsung oleh responden. Secara umum, metode pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode saldo bersih (net balance), yakni dengan menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “meningkat” dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “menurun” dan mengabaikan jawaban “sama”. Adapun untuk mengukur kegiatan usaha, harga jual dan penggunaan tenaga kerja dilakukan dengan metode Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor/subsektor yang bersangkutan dengan bobot sektor/subsektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya.
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
1
Survei Kegiatan Dunia Usaha Grafik 1 Perkembangan Kegiatan Usaha % SBT 60,00 Realisasi Kegiatan Usaha 50,00
Prakiraan Kegiatan Usaha
40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 -10,00 -20,00 -30,00 -40,00 I
II
III
1997
IV
I
II
III
IV
1998
I
II
III
1999
IV
I
II
III
2000
IV
I
II
III
2001
IV
I
II
III
2002
IV
I
II
III
2003
IV
I
II*
2004
Harga Jual Harga Jual mengalami kenaikan yang melemah
.....diperkirakan masih akan mengalami kenaikan pada triwulan II-2004
Harga jual / tarif / tingkat bunga selama triwulan I-2004 diindikasikan mengalami kenaikan. Hasil survei triwulan I-2004 yang diukur dengan saldo bersih tertimbang (SBT) tercatat sebesar 7,32%, melemah jika dibandingkan triwulan sebelumnya (SBT 15,48%). Dari 9 sektor ekonomi yang disurvei 6 diantaranya, yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, mengalami kenaikan dengan kenaikan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan (SBT 3.27%). Kenaikan harga jual tersebut disebabkan oleh naiknya harga bahan baku / penolong dan biaya operasional. Harga jual / tarif / tingkat bunga pada triwulan II-2004 diperkirakan akan mengalami kenaikan seperti dicerminkan oleh SBT sebesar 10,28%. Perkiraan kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku/penolong dan biaya operasional. Kenaikan harga / tarif / tingkat bunga diperkirakan terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi kecuali sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan kenaikan tertinggi terjadi pada sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Penggunaan Tenaga Kerja Indikasi penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada triwulan I-2004
... namun diperkirakan akan kembali meningkat pada triwulan II-2004
Penggunaan tenaga kerja pada triwulan I-2004 mengindikasikan terjadinya penurunan (SBT -2,09%) setelah pada triwulan sebelumnya juga mengalami penurunan (SBT -3,61%). Dari 9 sektor ekonomi yang disurvei hampir seluruh sektor ekonomi, kecuali sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor pertambangan dan sektor jasa-jasa, mengalami penurunan penggunaan tenaga kerja. Penurunan penggunaan tenaga kerja tertinggi terjadi pada sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Penggunaan tenaga kerja pada triwulan II-2004 mendatang diperkirakan akan kembali meningkat seperti ditunjukkan oleh SBT sebesar 6,73%. Peningkatan tersebut diperkirakan akan dialami oleh hampir pada seluruh sektor ekonomi, kecuali sektor pertanian dan sektor pengangkutan dan komunikasi.
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
2
Survei Kegiatan Dunia Usaha Peningkatan terbesar akan terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, diikuti oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor industri pengolahan.
Kondisi Keuangan Masih baik meskipun menurun dari triwulan sebelumnya
Menurut responden, kondisi keuangan (likuiditas perusahaan) pada triwulan I-2004 dalam kondisi “baik”. Hal tersebut tercermin dari hasil survei yang mencatat saldo bersih (SB) 24,54%. Kondisi keuangan pada triwulan I-2004 ini menurun jika dibandingkan dengan kondisi keuangan pada triwulan sebelumnya (SB 28,92%).
Akses Kredit Akses kredit ke bank masih dirasakan sulit
Pada triwulan I-2004, responden menyatakan bahwa dalam memperoleh/akses kredit ke bank masih “kesulitan” (SB -7,22%), akan tetapi jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya kondisinya membaik (SB -14,7%). Hal ini berarti jumlah responden yang mengalami kesulitan dalam akses kredit ke Bank berkurang apabila dibandingkan hasil survei triwulan sebelumnya. Beberapa penyebab sulitnya responden dalam akses kredit kepada bank adalah terlalu rumitnya persyaratan kredit dan masih tingginya suku bunga kredit serta kebijakan bank.
Situasi Bisnis optimis terhadap situasi bisnis triwulan berjalan dan enam bulan yang akan datang
Persepsi para responden terhadap situasi bisnis/usaha pada triwulan I-2004 masih mengindikasikan optimisme. Hal tersebut tercermin dari hasil survei yang menunjukkan saldo bersih sebesar 17,52%, menurun jika dibandingkan kondisi pada triwulan sebelumnya (SB 25,65%). Sementara itu, responden menyatakan bahwa situasi bisnis/usaha untuk enam bulan yang akan datang masih menunjukkan kondisi optimis (SB 33,28%) bahkan lebih optimis jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya selama tahun 2003.
Perkiraan Inflasi Laju inflasi pada tahun 2004 diperkirakan sebesar 7,37%
Dengan melihat perkembangan harga-harga secara umum yang terjadi pada triwulan I-2004, para pengusaha memperkirakan laju inflasi selama tahun 2004 secara rata-rata sederhana sebesar 7,37%, dengan 2 modus berada pada level 10% dan diikuti pada level 5%. Angka perkiraan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yaitu 7,56%.
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
3
Survei Kegiatan Dunia Usaha
Tabel 1 Perkembangan Kegiatan Usaha (Dalam Persentase Saldo Bersih Tertimbang - %SBT)
Tabel 2 Perkembangan Harga Jual (Dalam Persentase Saldo Bersih Tertimbang - %SBT)
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
4
Survei Kegiatan Dunia Usaha Tabel 3 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja (Dalam Persentase Saldo Bersih Tertimbang - %SBT)
Tabel 4 Indikator Lainnya (Dalam Persentase Responden)
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
5
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
6