STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN USAHA MIKRO DI KECAMATAN TANJUNGSARI (Studi Kasus pada KJKS BMT Mardlotillah di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat)
PRISTIYANTO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa Tugas Akhir yang berjudul :
“Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dalam Pembiayaan Usaha Mikro (Studi Kasus Pada KJKS BMT Mardlotillah di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat)” Merupakan hasil karya saya sendiri dibawah arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain serta belum pernah dipublikasikan. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Bogor,
November 2012
Pristiyanto P054100165
ABSTRACT Pristiyanto. Cooperative Development Strategy of the Islamic Financial Services for Micro Financing in District Tanjungsari (Case Study at BMT KJKS Mardlotillah in District Tanjungsari, Sumedang, West Java). Under the guidance of M. H. Bintoro Djoefrie as Chairman and Soewarno T. Soekarto as members.
KJKS as Islamic microfinance institution have a strategic role in the expansion of employment and reduce poverty. KJKS have a role as agent of asset distribution for the economic empowerment of the community, through Baitul Maal activities which is serve as a social institution and Baitul Tamwil which is serve as business institutions with Islamic patterns. It is need a strategy in developing the microfinance in order to have a good contribution of KJKS. The aimed of the study were : 1) Identify the KJKS aspects in business development, 2) identify internal factors (strengths and weaknesses) and external factors (opportunities and threats) that may indicate the position of cooperatives and opportunities in business development, 3) arrange appropriate formulation and alternative energy for development of microfinance KJKS. Data were collected with primary and secondary data collection through library, field observation, questionnaires, worksheets and interview skills approach (administrators/ managers and experts) Techniques and data processing using descriptive analysis both normative (according to the rules of sharia and legislation in force), qualitative (describing the profile, products and processes as well as business activities KJKS describe IFE matrix, EFE, IE, SWOT and QSPM), and quantitative (do the calculation above tabulation health assessment and weighting of the IFE, EFE, and IE). Data processing is done using Microsoft Office Excel 2007 and SPSS ver. 15.0 for Windows. Data showed from scoring through IFE matrix (3.14) and EFE (2.92) and grouping strategies using IE matrix that KJKS Mardlotillah BMT are at the Development and Expansion. The strategy is designed to achieve capital growth conditions, asset and financing for micro distribution cooperative members. Development Strategy KJKS BMT Mardlotillah generated SWOT matrix and QSP obtained suggested five strategic priorities are: 1) Improved quality of service and sharia business management (7.109), 2) Increasing cooperatives imaging through improved internal oversight and accountability of financial statements (6.148) and 3) Increase the quality of human resources that are reliable and robust (6.137). 4) Establish a good relationship/partnership with the financial institutions (5.902), and 5) Optimization services and coaching/mentoring business member loyalty to motivate and saving members interests (5.772). Keywords: Strategy, KJKS BMT, Micro Financing.
RINGKASAN
Pristiyanto. Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dalam Pembiayaan Usaha Mikro (Studi Kasus pada KJKS BMT Mardlotillah di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat). Di bawah bimbingan M. H. Bintoro Djoefrie sebagai Ketua dan Soewarno T. Soekarto sebagai anggota.
Keterbatasan modal usaha merupakan salah satu kendala dalam pengembangan usaha mikro. Selama ini usaha mikro lebih mengandalkan modal sendiri. Akses pembiayaan dari lembaga keuangan/perbankan masih minim karena dianggap tidak bankable, terutama tidak mampu memberikan jaminan tambahan. Pada kenyataannya usaha mikro memiliki peran strategis dalam penciptaan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan, karena 98,84% pelaku usaha adalah usaha mikro dan menyerap 97,24% total tenaga kerja. KJKS sebagai lembaga keuangan mikro syariah memiliki peran strategis dalam perluasan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Bentuk konkritnya KJKS berperan sebagai agent of asset distribution untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. KJKS melalui kegiatan baitul maal berfungi sebagai lembaga sosial dan melalui kegiatan baitul tamwil berfungsi sebagai lembaga bisnis yang profit oriented dengan pola syariah. Agar KJKS dapat berperan dengan baik dalam pembiayaan usaha mikro maka dibutuhkan strategi dalam pengembangannya. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk: 1) Mengidentifikasi dan aspekaspek yang dimiliki KJKS dalam pengembangan usahanya; 2) Mengidentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dapat menunjukkan posisi koperasi dan peluangnya dalam pengembangan usaha; 3) Menyusun rumusan dan alternatif strategi yang tepat untuk pengembangan KJKS dalam pembiayaan usaha mikro. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data primer dan skunder melalui studi pustaka, observasi lapangan, kuesioner, kertas kerja dan wawancara dengan pendekatan keahlian (pengurus/pengelola dan pakar). Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif baik yang bersifat normatif (sesuai aturan syariah dan perundang-undangan yang berlaku), kualitatif (menggambarkan profil, produk dan proses kegiatan usaha KJKS serta menggambarkan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM), dan kuantitatif (melakukan tabulasi perhitungan atas penilaian kesehatan dan pembobotan atas IFE, EFE, dan IE). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS ver. 15.0 for Windows. Berdasarkan hasil penilaian kesehatan kinerja KJKS BMT Mardlotilla sehat (81,76) dengan faktor penting : pemupukan modal sendiri 9,59% dari total asset, kepercayaan dari pihak ketiga lembaga keuangan/donasi menghasilkan 90,41% modal luar, kemampuan menggelola pembiayaan bermasalah 4,55%. Hasil analisa kepuasan anggota atas kualitas layanan menunjukan bahwa kualitas layanan mempengaruhi 55,3% kepuasan anggota. Melalui model servquel 74% responden sangat setuju dan setuju kualitas layanan yang diberikan, dengan faktor penting untuk meningkatkan kualitas layanan dari segi daya tanggap (1,49%), jaminan (5,88%), dan bentuk fisik (0,49%) serta mempertahankan kualitas pela-
yanan dari segi reliabilitas (22,50%) dan empati (24,89%). Melalui model evaluasi alternatif kepuasan layanan responden sangat setuju dan setuju untuk menyampaikan pengalaman baiknya atas pelayanan (74%), keinginan untuk tetap menggunakan jasa koperasi (72%) dan kemauan mengajak/mempengaruhi orang lain untuk menggunakan jasa KJKS BMT Mardlotillah (89%). Analisis pelaksanaan nilai dan prinsip koperasi serta pelaksanaan prinsip syariah menunjukkan nilai baik, dibuktikan dengan skor pelaksanaan jatidiri sebesar 10,00 sesuai standar 10,00 dan pelaksanaan prinsip syariah 0,08 dari standar 0,10. Berdasarkan hasil indentifikasi diperoleh 28 faktor lingkungan (internal dan eksternal) dan setelah di analisis melalui matriks IFE dan EFE diketahui bahwa kekuatan utama KJKS BMT Mardlotillah adalah SDM pengelola/karyawan yang potensial (0,3106685); dilanjutkan pelayanan yang ramah dan tanggap (0,2932692) dan lokasi usaha yang strategis (0,2692). Kelemahan utama, yaitu terbatasnya pengawasan manajemen dan prinsip syariah (0,2101) dilanjutkan minimnya minat anggota untuk menabung (0,1971917) dan besarnya pembiayaan bermasalah (0,1916). Peluang utama adalah keinginan masyarakat untuk menjalankan syariat Islam (0,3125) dan ancaman utama adalah persaingan dengan lembaga keuangan lain (0,1794). Setelah dilaksanakan pembobotan dan skoring melalui matrik IFE (3,14) dan EFE (2,92) serta pengelompokan strategi dengan menggunakan matriks I-E diperoleh hasil bahwa KJKS BMT Mardlotillah berada pada posisi Strategi Pengembangan dan Pembangunan (Growth and Build). Strategi Pengembangan KJKS BMT Mardlotillah yang dihasilkan dari matriks SWOT dan QSP diperoleh 12 prioritas strategi yang disarankan. Lima prioritas strategi tersebut adalah: 1) Peningkatan kualitas layanan dan pengelolaan usaha sesuai syariah (7,109); 2) Meningkatkan Pencitraan Koperasi melalui peningkatan pengawasan internal dan akuntabilitas laporan keuangan (6,148); 3) Meningkatkan kualitas SDM yang handal dan tangguh (6,137). 4) Menjalin hubungan baik/kemitraan dengan Lembaga Keuangan/Donor (5,902); dan 5) Optimalisasi Pelayanan dan Pembinaan/ Pendampingan Usaha Anggota Untuk Memotivasi loyalitas dan Minat Menabung Anggota (5,772).
@Hak Cipta milik IPB, Tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Karya Tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpaizin IPB
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN USAHA MIKRO DI KECAMATAN TANJUNGSARI (Studi Kasus pada KJKS BMT Mardlotillah di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat)
PRISTIYANTO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul Tugas Akhir :
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN USAHA MIKRO DI KECAMATAN TANJUNGSARI (Studi Kasus pada KJKS BMT Mardlotillah di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat)
Nama Mahasiswa
:
Pristiyanto
Nomor Pokok Program Studi
: :
P054100165 Industri Kecil Menengah
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro Djoefrie, M.Agr Ketua
Prof. Em. Dr. Soewarno T. Soekarto Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi Industri Kecil Menengah
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing,DEA
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr
PRAKATA Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga Tugas Akhir yang berjudul Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dalam Pembiayaan Usaha Mikro (Studi Kasus Pada KJKS BMT Mardlotillah di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat) berhasil diselesaikan. Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini dapat tersusun atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof.Dr. Ir.H. M. H. Bintoro Djoefrie, M.Agr, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan selama kegiatan peneltian dan penulisan tugas akhir ini. 2. Prof. Em. Dr. Soewarno T. Soekarto, selaku Anggota Komisis Pembimbing yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan selama kegiatan peneltian dan penulisan tugas akhir ini. 3. Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing,DEA, selaku Ketua Program Studi Industri Kecil Menengah yang telah memberikan dorongan dan arahan dalam penyelesaian studi dan tugas akhir ini. 4. Pengurus dan Pengelola KJKS BMT Mardlotillah, khususnya H. Asep Sudrajat, SH (Ketua KJKS BMT Mardlotillah), Erna Yulianti (Manager Operasional dan Keuangan), M. Ikhsan Purwana, SAg (Manajer Marketing) dan Jaenal Arifin, SE (Remedial) atas kesediannya memberikan data dan informasi dalam penyelesaian tugas akhir ini. 5. Drs. Tamim Sefudin (Asdep Usdep Urusan Program Pendanaan Kementerian KUKM) selaku atasan, yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan studi dan tugas akhir ini. 6. Staf Program Studi Industri Kecil Menengah, khusunya Mas Haris, Mas Haer dan Mba Vera yang telah membatu kelancaran studi dan administrasi selama perkuliahan dan penyelesaian tugas akhir ini.
7. Istriku tercita Eka Wulandari dan kedua anakku tersayang Annisa Nurrahmah dan Nabila Rizky Rahmadhani yang telah sabar menunggu dan membantu kelancaran penyelesaian Tugas Akhir ini. 8. Ibunda tercinta, kakak dan adikku yang turut memberikan semangat untuk menyelaikan Tugas Akhir ini. 9. Teman-teman angkatan 14 Program Studi Industri Kecil Menengah, khususnya: Jaja, Santoso, Sugeng, Andi dan Anto, yang telah memotivasi penyelesain Tugas Akhir ini dan kebersamaannya selama perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam perkuliahan dan penyelesaian tugas akhir ini. Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatas waktu, tenaga, pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian. Sebagai akhir, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terkait dalam rangka Pemberdayaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Pembiayaan Usaha Mikro.
Bogor,
November 2012
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 1974 sebagai putra dari pasangan (Almarhum) Denan Tjiptohardjono dan Sudarwati. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD N 06 Ptg Tebet (1980-1986); Sekolah Menengah Pertama di SMP N 15 Tebet (1986-1989); Sekolah Menengah Atas di SMA N 37 Tebet (1989-1992); Pendidikan Strata Satu diselesaikan di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia Depok (1992-1999) serta pernah menempuh pendidikan di Jurusan Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Administrasi Univesitas Krisnadwipayana Jakarta (2003-2005) dan Jurusan Hukum Bisnis di Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (2006-2007); Pendidikan Strata Dua telah diselesaikan di Program Pascasarjana Magister Manajemen STIE IPWI Jakarta (2009-2011) dan Program Magister Profesional Industri Kecil dan Menengah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (2010-2012). Selama bersekolah sampai perguruan tinggi penulis aktif pada kegiatan Gerakan Pramuka (1984-2000). Di perguruan tinggi, penulis aktif pada kegiatankegiatan kemahasiswaan dan menjadi pengurus/pimpinan organisasi kemahasiswaan di Himpunan Mahasiswa Jurusan, Koperasi Mahasiswa FSUI, Forum Studi Islam FSUI, Senat Mahasiswa/Badan Perwakilan Mahasiswa FSUI dan Universitas Indonesia. Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan penulis pernah terlibat pada kegiatan-kegiatan di Gerakan Ciliwung Bersih (1995), Dompet Dhuafa Republika (1996) dan organisasi Asosiasi Guru Swasta Indonesia (20012005). Penulis mengawali pekerjaannya sebagai Guru pada SMA Pusaka I, Kalimalang Jakarta (2000-2001), Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mercusuar Bekasi (2001-2009) dan Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Mercusuar Bekasi (2001-2010), dan Pegawai pada Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM RI (2002 s.d. sekarang).
2
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .....................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
x
GLOSSARY ..............................................................................................
xii
I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Perumusan Masalah .......................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
3
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
5
A. Ekonomi Islam ...............................................................................
5
B. Koperasi Menurut Ajaran Islam ....................................................
6
C. Evaluasi Kinerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah .........................
7
1. KJKS sebagai Lembaga Keuangan ..........................................
7
a. Kesehatan Kinerja KJKS ........................................................
8
b. Perkembangan Permodalan dan Pembiayaan KJKS ..............
10
2. KJKS sebagai Lembaga Koperasi ............................................
13
a. Pelaksanaan Nilai dan Prinsip Koperasi .................................
13
b. Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan KJKS .................
15
3. Pelaksanaan Prinsip Syariah ..................................................
17
a. Kegiatan Usaha KJKS ............................................................
17
b. Produk KJKS ..........................................................................
19
D. Strategi Pengembangan KJKS .........................................................
31
E. Tantangan dan Peluang KJKS .........................................................
32
F. Matriks Internal Factor Evaluation dan External Factor Evaluation ......................................................................................
34
G. Matriks Internal-Eksternal ............................................................
35
iii
H. Matriks SWOT ..............................................................................
35
I. Matriks Quantitative Strategic Planning .......................................
37
III. METODOLOGI .................................................................................
38
A. Lokasi dan Waktu .........................................................................
38
B. Pengumpulan Data ........................................................................
38
C. Pengolahan dan Analisis Data .......................................................
40
1. Analisis Kesehatan Kinerja .....................................................
40
2. Analisa Vertikal dan Horisontal ..............................................
43
3. Analisis Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan ...............
44
4. Analisis Pelaksanaan Nilai dan Prinsip Koperasi ....................
50
5. Analisis Pelaksanaan Prinsip Syariah .....................................
50
6. Analisa Matrik EFI, EFE dan IE .............................................
50
7. Analisis Matriks SWOT............................................................
51
6. Analisa Matriks QSP ...............................................................
51
D. Kerangka Penelitian .......................................................................
52
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
53
A. Gambaran Umum...... ....................................................................
53
1. Sejarah Perkembangan KJKS BMT Mardlotillah ...................
53
2. Profil Organisasi, Program dan Pola Pembinaan Anggota .......
56
B. Analisis Kesehatan Kinerja KJKS ..................................................
60
1. Permodalan................................................................................
61
2. Kualitas Aktiva Produktif .........................................................
63
3. Manajemen ..............................................................................
65
4. Penilaian Efesiensi ..................................................................
66
5. Likuiditas ................................................................................
69
6. Kemandirian dan Pertumbuhan ...............................................
70
7. Jatidiri Koperasi ......................................................................
72
8. Kepatuhan Prinsip Syariah ......................................................
73
C. Analisis Vertikal dan Horisontal ...................................................
75
1. Perkembangan Permodalan .....................................................
75
2. Perkembangan Pembiayaan ....................................................
76
iv
D. Analisis Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan .....................
77
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................
77
2. Uji Faktor ................................................................................
78
3. Uji Asumsi Klasik ...................................................................
79
a. Uji Normalitas ...................................................................
79
b Uji Multikolinearitas .........................................................
80
d. Uji Heterokedastisitas .......................................................
81
4. Analisis Data dan Interpretasi ..................................................
81
a. Uji Korelasi ........................................................................
82
b. Uji Koefisien Korelasi Determinasi Ganda dan Koefisien Determinasi ........................................................................
83
c. Uji Serempak .....................................................................
84
d. Uji Parsial ...........................................................................
85
e. Uji Regresi Linear Berganda .............................................
86
f. Sumbangan Efektif..............................................................
89
g. Deskripsi Variabel Penelitian .............................................
90
E. Analisis Pelaksanaan Nilai dan Prinsip Koperasi .........................
93
F. Analisis Pelaksanaan Prinsip Syariah ...........................................
95
1. Produk Penghimpunan Dana ...................................................
95
2. Produk Penyaluran Dana .........................................................
98
G. Analisis Matrik IFE, EFE dan IE ..................................................
99
1. Identifikasi IFE dan EFE...........................................................
99
2. Analisis Matrik IFE .................................................................
100
3. Analisis Matrik EFE ................................................................
101
4. Analisis Matrik IE ...................................................................
103
H. Analisis Matriks SWOT ................................................................
104
I. Analisis Matriks QSP ....................................................................
105
J. Implikasi Penelitian .......................................................................
105
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..........................................
108
A. Kesimpulan ...................................................................................
108
B. Rekomendasi .................................................................................
110
v
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
111
LAMPIRAN
115
..........................................................................................
vi
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1.
Model Matriks IFE dan EFE ...........................................................
34
2.
Matriks SWOT ................................................................................
37
3.
Matriks Quantitative Strategic Planning .........................................
37
4.
Pembobotan Aspek Kinerja Koperasi .............................................
41
5.
Operasional Pengukuran Kualitas Layanan Anggota .....................
45
6.
Operasional Pengukuran Kepuasan Anggota ..................................
46
7.
Predikat Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset .......................
61
8.
Predikat Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio .....................
62
9.
Predikat Rasio Tingkat Piutang dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Jumlah Piutang dan Pembiayaan ....................................
63
10. Predikat Rasio Portofolio Pembiayaan Berisiko Terhadap Jumlah Piutang Dan Pembiayaan .................................................................
64
11. Predikat Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk ..
65
12. Predikat Skor Jawaban Manajemen ................................................
66
13. Predikat Rasio Biaya Operasional Pelayanan Terhadap Partisipasi Bruto ...............................................................................................
67
14. Predikat Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Aset .........................
67
15. Predikat Rasio Efesiensi Staf dengan menggunakan Pebandingan Jumlah Mitra Pembiayaan dengan Jumlah Staf ..............................
68
16. Predikat Rasio Efesiensi Staf dengan menggunakan Pebandingan Biaya Karyawan dengan Volume Pembiayaan ...............................
69
17. Predikat Rasio Kas ..........................................................................
69
18. Predikat Rasio Pembiayaan Terhadap Dana yang Diterima ...........
70
19. Predikat Rasio Rentabilitas Aset .....................................................
71
20. Predikat Rasio Rentabilitas Modal Sendiri .....................................
71
vii
21. Predikat Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan .......................
72
22. Predikat Rasio Partisipasi Bruto .....................................................
73
23. Predikat Rasio Promosi Ekonomi Anggota ....................................
73
24. Predikat Kepatuhan Prinsip Syariah ................................................
74
25. Perkembangan Permodalan dan Pembiayaan Tahun 2008-2011 ....
77
26. Uji Validitas dan Reliabilitas Item Instrumen .................................
78
27. Nilai KMO & Barlett’s Test ............................................................
79
28. Uji Multikolinearitas dengan Value Inflation Faktor .....................
80
29. Uji Korelasi Product Momen Pearson ............................................
82
30. Hasil Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi ...........
83
31. Anova Test Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ...................
84
32. T hitung Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat ........................
85
33. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ..........................................
87
34. Perhitungan Sumbangan Efektif .....................................................
90
35. Simpanan Wahdiah Dhomanah .......................................................
96
36. Simpanan Wahdiah Lainnya .............................................................
97
37. Simpanan Tamaka ............................................................................
98
38. Produk Penyaluran Dana Pembiayaan ............................................
98
39. Faktor-faktor Startegis Internal .......................................................
100
40. Faktor-faktor Startegis Eksternal ......................................................
100
41. Hasil Skor Internal Faktor Evaluation ............................................
101
42. Hasil Skor Ekternal Faktor Evaluation ...........................................
102
43. Prioritas Strategi yang Disarankan ..................................................
107
viii
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1. Matriks Internal-Ekternal ...................................................................
35
2. Model Analisis Kepuasan Anggota Atas Kulitas Layanan .................
44
3. Kerangka Analisis Kajian ..................................................................
52
4. Struktur Organisasi ............................................................................
57
5. Grafik Perkembangan Permodalan dan Rasio Modal Sendiri Terhadap Asset.....................................................................................
75
6. Grafik Perkembangan Pembiayaan dan Rasio Pembiayaan Bermasalah terhadap Total Pembiayaan .............................................
76
7. Grafik Uji Normalitas Data ................................................................
80
8. Grafik Hasil Uji Scatter Plot ..............................................................
82
9. Kurva Distribusi (Hasil Hipotesis) .....................................................
86
10. Hasil Analisis Matriks Internal – Eksternal .......................................
103
ix
DAFTAR LAMPIRAN No.
Halaman
1.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................................
116
2.
Kertas Kerja Penilaian Kesehatan KJKS .......................................
117
3.
Kuesioner Penelitian Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan ..
124
4.
Kuesioner Penelitian Formulasi Strategi .........................................
131
5.
Kuesioner Penyusunan Matriks QSP .............................................
138
6.
Data Dukung Hasil Kertas Kerja Penilaian Kesehatan Kinerja KJKS ................................................................................................
142
7.
Hasil Kertas Kerja Penilaian Kesehatan Kinerja KJKS ..................
149
8.
Tabulasi Jawaban Kuesioner Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan ...........................................................................................
156
Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan ...........................................................................................
157
10. Rekapitulasi Total Skor Jawaban Kuesioner Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan ...................................................................
158
11. Rekapitulasi Prosentase Jawaban Kuesioner Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan ....................................................................
159
12. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for Windows ............................
160
13. Hasil Perhitungan Analisis Faktor dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for Windows ..................................................................
164
14. Hasil Perhitungan Korelasi dan Regresi Berganda dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for Windows ...........................
170
15. Hasil Identifikasi Faktor Internal ....................................................
173
16. Hasil Pembobotan Faktor Internal ..................................................
174
17. Total Skoring Faktor Internal ..........................................................
180
18. Hasil Identifikasi Faktor Eksternal ................................................
181
9.
x
19. Hasil Pembobotan Faktor Eksternal ................................................
182
20. Total Skoring Faktor Eksternal .......................................................
188
21. Nilai Skoring Faktor Internal - Eksternal ........................................
189
22. Rating Nilai Skoring Faktor Internal - Eksternal ............................
190
23. Matrik SWOT .................................................................................
191
24. Pembobotan Matrik QSP ................................................................
192
25. Prioritas Strategi Matriks QSP .........................................................
193
xi
GLOSSARY Mudharabah :
akad kerjasama usaha/perniagaan antara pihak pemilik dana (shahibul maal) sebagai pihak yang menyediakan modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan yang akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan dimuka dari keduabelah pihak.
Wadiah
:
titipan dana dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si pemilik menghendaki.
Mudharabah :
akad kerjasama usaha/perniagaan antara KJKS (shahibul maal) sebagai pihak yang menyediakan dana dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan awal dari kedua belah pihak. Mudharabah Muthlaqah adalah perjanjian mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat). Mudharabah Muqayyadah adalah perjanjian mencantumkan persyaratan-persya-ratan tertentu (investasi yang terikat) yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh pengelola dana yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara usaha, dan obyek investasinya.
Musyarakah :
akad kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya dalam suatu usaha. Masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan manajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi menurut proporsi penyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan bersama.
Murabahah :
akad jual beli barang pada harga asal (harga perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Penjual harus me-negaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayar-nya dengan harga yang lebih sebagai laba
Salam
:
akad pembelian (jual-beli) yang dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan terlebih dahulu atas barang yang dipesan/diinginkan dan melakukan pembayaran atas barang tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mencicil, yang keduanya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum barang yang dipesan/diinginkan diterima kemudian (ditangguhkan).
Ijarah
:
akad sewa menyewa antara muajir (lessor/penyewa) dengan musta’jir (lessee/yang menyewakan) atas ma’jur (objek sewa) xii
untuk mendapatkan imbalan atas barang yang disewakannya. Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah perjanjian sewa beli suatu barang antara lessor denggan lessee yang diakhiri dengan perpindahan hak milik objek sewa dari lessee kepada lessor. Al-Qardh
:
akad pinjaman dana non komersial di mana si peminjam mempunyai kewajiban untuk membayar pokok dana yang dipinjam kepada koperasi yang meminjamkan tanpa imbalan atau bagi hasil dalam waktu tertentu sesuai kesepakatan.
Nisbah
:
proporsi pembagian keuntungan (bagi hasil) antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) atas hasil usaha yang dikerjasamakan.
Marjin
:
keuntungan yang diperoleh koperasi atas hasil transaksi penjualan dengan pihak pembelinya.
Rahn
:
menahan barang sebagai jaminan atas hutang (gadai).
xiii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan memiliki potensi kekayaan alam yang cukup besar untuk kesejahteraan rakyatnya. Namun masih terdapat 29,13 juta jiwa atau 11,96% penduduk yang miskin dan pengangguran terbuka mencapai 6,32% angkatan kerja nasional (BPS, 2012b dan 2012a). Tentunya kondisi tersebut harus menjadi perhatian dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Pelaku usaha mikro pada krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1998, ternyata dapat bertahan dan tetap eksis dalam perekonomian nasional. Hal tersebut disebabkan usaha mikro bukan usaha yang padat modal tetapi padat karya dan lebih banyak menggunakan sumberdaya lokal. Pada tahun 2011, jumlah usaha mikro mencapai ± 54,55 juta atau 98,85% pelaku usaha nasional dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 94, 95 juta pekerja atau 90,77% total tenaga kerja serta menyumbangkan PDB atas harga berlaku sebesar Rp 2,571 triliun atau 34,73% (BPS, 2012c). Berdasarkan gambaran tersebut, jelas keberadaan usaha mikro sangatlah strategis dalam perekonomian nasional dan pengembangan usaha mikro sangat penting untuk mengatasi persoalan bangsa dalam pengentasan kemiskinan dan perluasan lapangan kerja. Pengembangan usaha mikro sangatlah penting mengingat jumlahnya mencapai 98,85% pelaku usaha di Indonesia, termasuk didalamnya para pelaku usaha mikro dari kalangan penduduk miskin. Pengembangan usaha mikro ternyata masih banyak mengalami kendala, antara lain terbatasnya volume usaha dan minimnya laba usaha. Laba usaha yang diperoleh hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan belum dapat untuk meningkatkan modal usaha. Keterbatasan modal merupakan salah satu kendala dalam pengembangan usaha mikro. Usaha mikro lebih mengandalkan modal sendiri
2
karena minimnya akses pembiayaan dari lembaga keuangan/ perbankan, yang disebabkan ketidakmampuan memberikan jaminan tambahan. Pasca krisis yang terjadi pada tahun 1998 membawa kesadaran bahwa lembaga keuangan konvensional yang menganut sistem ekonomi kapitalis dirasakan tidak dapat menjawab permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia ketika krisis karena lebih mementingkan keuntungan semata (matrialistik). Kesadaran tersebut melahirkan gerakan ekonomi syariah dengan berkembangnya lembaga ekonomi syariah seperti : Baitul Maal wat Tamwil (BMT), Perbankan Syariah, dan Asuransi Syariah. Merespon perkembangan dan aspirasi masyarakat khususnya para pelaku BMT, Kementerian Koperasi dan UKM mengeluarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 91 Tahun 2004 yang mengatur tentang Kegiatan Usaha Jasa Keuangan Syariah oleh Koperasi. Melalui peraturan tersebut keberadaan BMT yang semula merupakan lembaga keuangan non formal dapat berubah menjadi lembaga formal berbadan hukum koperasi dengan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). KJKS memiliki peran strategis dalam perluasan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Optimalisasi zakat, infaq, sodaqoh dan wakaf (ziswaf) melalui usaha produktif yang berkesinambungan oleh baitul maal KJKS akan bermuara pada pengurangan penduduk miskin. Disinilah KJKS dapat berperan sebagai agent of asset distribution untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. KJKS melalui kegiatan baitul maal berfungi sebagai lembaga sosial dan melalui kegiatan baitul tamwil berfungsi sebagai lembaga bisnis yang profit oriented dengan pola syariah. KJKS sebagai lembaga koperasi merupakan wadah usaha bersama yang memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai alat perjuangan ekonomi, alat pendidikan, efisiensi usaha dan kemandirian anggota. Keterbatasan usaha mikro dalam pemupukan modal usaha dan investasi, diupayakan melalui penghimpunan dana bersama atau simpanan di koperasi dan dikelola sebagai pinjaman dana bergulir bagi usaha mikro anggota koperasi. Simpanan yang terkumpul tersebut ternyata belum dapat memenuhi permintaan pembiayaan
3
dari seluruh anggota, sehingga dibutuhkan strategi pengembangan pembiayaan bagi usaha mikro anggota koperasi, baik yang bersumber dari modal sendiri maupun dari modal luar. Pada penelitian ini, dilakukan studi kasus pada KJKS BMT Mardlotillah sebagai salah satu koperasi yang berhasil mengembangkan permodalan dan pembiayaan kepada anggotanya. Selama tahun 2008-2010 KJKS BMT Mardlotillah mengalami pertumbuhan yang pesat. Asset yang dimiliki selama 3 tahun meningkat sebesar Rp 2,63 milyar atau 60,1%, dengan nilai asset pertahun sebesar Rp 4.37 milyar (2008), Rp 5.66 milyar (2009) dan Rp 7 milyar (2010). Dari sisi modal sendiri selama 3 tahun secara berurutan sebesar Rp 0,69 milyar (2008), Rp 0,81 milyar (2009) dan Rp 0,93 milyar (2010), hal tersebut menunjukkan peningkatan modal sendiri sebesar Rp 2,43 milyar atau 35,3%. Pembiayaan yang diberikan juga mengalami peningkatan dengan total pembiayaan pertahun secara berurutan sebesar Rp 3,89 milyar kepada 1.518 orang (2008), Rp 4,64 milyar kepada 1.940 orang (2009) dan Rp 5,3 milyar kepada 2.730 orang (2010), hal ini menunjukkan peningkatan penyaluran dana pembiayaan sebesar Rp 1,48 milyar atau 38 % dan penerima manfaat sebanyak 1.112 orang anggota atau 79,8% (KJKS BMT Mardlotillah, 2010 dan 2011).
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian
latar belakang yang telah disampaikan, maka
dalam kajian ini disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Aspek-aspek yang dimiliki KJKS dalam meningkatkan kemampuan pengembangan usahanya. 2. Faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dapat menunjukkan posisi KJKS dan peluangnya dalam pengembangan usaha. 3. Rumusan dan alternatif strategi yang tepat untuk pengembangan KJKS dalam pembiayaan usaha mikro.
4
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi dan melaksanakan pembobotan aspek-aspek yang dimiliki KJKS dalam meningkatkan kemampuan pengembangan usahanya. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dapat menunjukkan posisi koperasi dan peluangnya dalam pengembangan usaha. 3. Menyusun rumusan dan alternatif strategi yang tepat untuk pengembangan KJKS dalam pembiayaan usaha mikro.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekonomi Islam Islam merumuskan suatu sistem ekonomi yang berbeda dengan sistem lainnya, karena ekonomi Islam memiliki akar dari syariah yang menjadi sumber dan panduan bagi manusia dalam melaksanakan aktivitasnya. Ekonomi Islam dapat diartikan sebagai ilmu ekonomi yang dilandasi oleh ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran, As-Sunnah, ijma’ (kesepakatan ulama) dan qiyas (analogi). Al-Quran dan As-Sunnah merupakan sumber utama sedangkan ijma’ dan qiyas merupakan pelengkap untuk memahami Al-Quran dan As-Sunnah (Metwally, dalam TPPS IBI, 2001). Ekonomi Islam adalah ekonomi Ilahiah, karena titik tolak keberangkatannya dari Allah dan cara-caranya tidak bertentangan dengan syari’at-Nya (Qardhawi, 2001). Islam memiliki tujuan-tujuan syariah (maqasid asy-syari’ah) yang mengacu pada kepentingan manusia untuk mencapai kesejahteraan hidup yang lebih baik dan memiliki nilai yang sangat penting bagi persaudaraan dan keadilan sosial–ekonomi serta menuntut tingkat kepuasan yang seimbang antara kepuasan materi dan ruhani. Imam al-Gazali dalam al-Mustasyfa mengemukakan bahwa tujuan utama syariah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia yang terletak pada pemeliharaan iman, hidup, akal, keturunan dan harta. Al-Gazali meletakkan pemeliharaan iman (hifz al-iman) sebagai urutan pertama tujuan syariah, karena iman dalam pandangan Islam merupakan dasar yang paling penting bagi kesejahteraan manusia. Dengan berbekal imam, manusia akan memiliki filter moral dan motivasi yang kuat dalam mengalokasikan dan mendistribusikan sumberdaya sesuai aturan dan adil (TPPS IBI, 2001). Ekonomi dalam pandangan Islam bukan tujuan, tetapi sarana hidup untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Ekonomi Islam adalah ekonomi Rab-bani, karena titik berangkatnya adalah Rabbaniyyah (ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya) dan arahnya juga Rabbaniyyah. Pusat perhatian-
6
nya adalah menolong orang-orang untuk beribadat kepada Tuhannya (Qardhawi, 2001). Pemeliharaan harta benda (hifz al-maal) merupakan alat dalam mencapai tujuan inti syariah yaitu kesejahteraan manusia. Untuk merealisasikannya harus merujuk pada kreteria moral baik dalam pencarian, pengelolaan dan pembelanjaannya. Jika harta itu sendiri menjadi tujuan, tidak diperlakukan sebagai alat mencapai tujuan, maka yang terjadi adalah langkah menuju ketidakadilan dan dapat berakibat buruk pada lingkungan (Al-Ghazali, dalam TPPS IBI, 2001). Dalam Islam harta merupakan sarana, bukan tujuan dan dalam harta yang kita miliki terikat tugas sosial sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran (Kementerian Agama,2011): “Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Surat Al-Qashash, ayat : 77) B. Koperasi Menurut Ajaran Islam Koperasi (cooperative) berasal dari kata co-operation (Inggris) yang artinya “kerja sama”. Dalam UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, dinyatakan bahwa koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Koperasi oleh sebagian ulama disebut sebagai persekutuan tolongmonolong (syirkah ta’awuniyah). Persekutuan menurut ajaran Islam adalah salah satu bentuk kerja sama yang dianjurkan agar terciptanya sebuah kekuat-
7
an yang digunakan untuk menegakkan sesuatu yang benar (Zuhdi, 2010). Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran (Kementerian Agama,2011): Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Surat al-Maidah ayat: 2) Dalam berkoperasi, kerjasama tolong menolong dan saling menutupi kebutuhan untuk kebajikan adalah suatu wasilah dalam mencapai ketaqwaan yang sempurna (baqa tuqatih). Koperasi adalah suatu syirkah (kerja sama) yang besar manfaatnya, yaitu memberikan keuntungan kepada para anggota, membuka lapangan kerja dan sebagian dari sisa hasil usahanya untuk bantuan keuangan (Syaltut, dalam Zuhdi 2010). Koperasi dalam prinsip ekonomi Islam melakukan usaha atas perjanjian keuntungan dan kerugian dibagi antara para anggota (profit and loss sharring) dan besar kecilnya keuntungan bergantung pada kemajuan dan kemunduran koperasi (Zuhdi, 2010). C. Evaluasi Kinerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah 1. KJKS sebagai Lembaga Keuangan Secara umum yang dimaksud dengan lembaga keuangan adalah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan atau yang memiliki kegiatan utama di bidang jasa keuangan. Lebih lanjut lembaga keuangan didefinisikan sebagai setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya. Dalam perkembangannya, lembaga keuangan berfungsi sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana, pemberi informasi dan pengetahuan, pemberi jaminan, pencipta dan pemberi likuiditas (Kasmir, 2002). Praktek lembaga keuangan digolongkan menjadi dua yaitu lembaga keuangan bank dan non-bank. Secara formal berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku di Indonesia lembaga keuangan yang memiliki legalitas dalam menghimpun dan menyalurkan dana adalah bank dan koperasi. Koperasi memiliki legalitas sebagai lembaga keuangan non bank
8
yang menghimpun dana dari para anggota, kemudian menyalurkannya kembali kepada para anggota dan kelebihan dananya kepada masyarakat umum (Kementerian KUKM, 2012a). Seiring dengan berkembangnya pemikiran ekonomi syariah dan berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah terutama perbankan, maka berkembang pula koperasi dengan pola syariah yang kemudian disebut Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Sebagai lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan menghimpun dan meyalurkan dana kepada anggota, KJKS memiliki kedekatan dengan manajemen perbankan terutama bank syariah. KJKS dalam pengelolaannya jika dibandingkan dengan perbankan konvensional memiliki perbedaan secara prinsip dan nilai-nilai yang mendasari penciptaan produk dan jenis transaksi yang dilakukan (Kementerian KUKM, 2012a). Kegiatan tamwil yang dilaksanakan olek KJKS memiliki kesamaan dengan bank syariah, namun pangsa pasar KJKS lebih banyak melayani usaha mikro. KJKS memiliki perbedaan dengan bank syariah, dikarenakan adanya kegiatan maal yang bersinergi dengan kegiatan tamwil, sebagai upaya membangun karakter dan membardayakan usaha ekonomi anggota. KJKS tidak hanya menjalin hubungan bisnis tetapi juga sosial-ekonomi dan kerohaniaan melalui pendidikan, pendampingan teknis manajemen dan kegiatan keagamaan kepada anggota (Kementerian KUKM, 2012a). a. Kesehatan Kinerja KJKS Sebagai lembaga yang melakukan kegiatan usaha dibidang jasa keuangan, KJKS harus dikelola secara profesional sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan lembaga keuangan, sehingga dapat memberikan kepercayaan dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi anggota dan masyarakat di sekitarnya. Untuk mewujudkannya perlu dilakukan evaluasi kinerja KJKS dengan menggunakan instrumen penilaian kesehatan KJKS sebagaimana telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 35.3 /Per/M.KUKM/X
9
/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi. Penilaian kesehatan KJKS sangat penting untuk diperhatikan mengingat penilaian yang dilakukan tidak hanya dibidang keuangan tetapi aspek-aspek lain yang membedakan koperasi dengan perusahaan, yang meliputi penilaian terhadap beberapa aspek sebagai berikut (Kementerian KUKM, 2008b): 1) Permodalan, untuk mengukur kemampuan KJKS/UJKS koperasi dalam menghimpun modal sendiri dan mengetahui rasio kecukupan modal KJKS atau capital adequacy ratio (CAR). 2) Kualitas aktiva produktif, untuk mengukur kualitas kekayaan yang
mendatangkan penghasilan melalui rasio tingkat pembiayaan bermasalah terhadap jumlah pembiayaan dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk. 3) Manajemen, untuk mengkur kemampuan pelaksanaan manajemen dibidang kelembagaan, permodalan dan aktiva produktif. 4) Efisiensi, untuk mengukur kemampuan KJKS atau UJKS Koperasi untuk menghemat biaya pelayanan terhadap pendapatan yang dihasilkan. 5) Likuiditas, untuk mengukur kemampuan KJKS atau UJKS koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. 6) Kemandirian dan pertumbuhan, untuk mengukur kemampuan pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas usaha dalam menutupi biaya operasional dan menghasilkan Sisa Hasil Usaha. 7) Jatidiri koperasi, untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota 8) Prinsip syariah, untuk menilai sejauh mana prinsip syariah diterapkan/dipatuhi dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai lembaga keuangan syariah.
10
Penilaian terhadap aspek-aspek tersebut diberikan bobot penilaian sesuai dengan besarnya yang berpengaruh terhadap kesehatan KJKS tersebut, dengan menggunakan sistem nilai kredit atau reward system yang dinyatakan dengan nilai kredit 0 sampai dengan 100. Penetapan predikat tingkat kesehatan KJKS/UJKS koperasi tersebut adalah sebagai berikut: (skor 81–100) sehat; (skor 66 ≤ 81) cukup sehat; (skor 51 ≤ 66)kurang sehat; dan (skor 0 ≤ 51) tidak sehat (Kementerian KUKM, 2008b). b. Perkembangan Permodalan dan Pembiayaan KJKS Sebagai badan usaha, koperasi sama dengan bentuk badan usaha lainnya, yaitu sama-sama berorientasi laba dan membutuhkan modal. Dalam memulai suatu usaha, modal merupakan salah satu faktor penting disamping faktor lainnya, sehingga suatu usaha dapat tidak berjalan apabila tidak tersedia modal. Modal koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian meliputi: 1) Simpanan Pokok (simpanan sama banyak yang wajib dibayarkan kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota); 2) Simpanan Wajib (simpanan yang tidak harus sama, yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu); 3) Dana Cadangan (dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, untuk menambah modal sendiri dan menutup kerugian koperasi); 4) Hibah (sejumlah uang yang didapatkan oleh koperasi dari sumbangan atau bantuan pihak lain secara sukarela). Modal koperasi menurut UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, mengalami perubahan, yaitu meliputi: modal awal, hibah, modal penyertaan dan modal pinjaman. Modal awal terdiri atas setoran pokok (sejumlah uang yang dibayarkan oleh anggota pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan sebagai anggota dan tidak dapat dikembalikan atau menjadi milik koperasi. Setoran pokok mencerminkan ciri modal tetap koperasi yang tidak boleh berkurang jumlahnya) dan sertifikat modal koperasi (bukti penyertaan anggota koperasi yang nilai nominal per
11
lembar maksimum sama dengan nilai setoran pokok). Setoran pokok dan sertifikat modal koperasi merupakan modal sendiri koperasi yang berasal dari anggota koperasi. Hibah adalah pemberian uang dan/atau barang kepada koperasi dengan sukarela tanpa imbalan jasa, sebagai modal usaha). Modal penyertaan adalah penyetoran modal pada Koperasi berupa uang dan/atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang disetorkan oleh perorangan dan/atau badan hukum untuk menambah dan memperkuat permodalan Koperasi guna meningkatkan kegiatan usahanya. Modal pinjaman berasal dari anggota, koperasi lain dan/atau anggotanya, pemerintah, bank/lembaga keuangan dan penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya (Kementerian KUKM, 2012b). Koperasi dalam usaha ekonominya, menghasilkan selisih hasil usaha yaitu surplus hasil usaha atau defisit hasil usaha yang diperoleh dari pendapatan koperasi dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha. Koperasi dapat menderita kerugian dalam usaha berupa defisit hasil usaha, hal tersebut membuat koperasi harus menyisihkan surplus hasil usaha (SHU) untuk dana cadangan paling sedikit 20% dari nilai sertifikat modal koperasi untuk menutup kerugian koperasi. Dalam hal dana cadangan tidak cukup untuk menutup defisit hasil usaha, defisit tersebut diakumulasikan dan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja koperasi pada tahun berikutnya (Kementerian KUKM, 2012b). Untuk menjaga kelangsungan organisasi, koperasi harus menjaga kecukupan modal. Optimalisasi penggunaan modal secara efektif dapat meningkatkan pelayanan dan menghasilkan surplus hasil usaha dan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan anggota. Besarnya beban dan biaya yang dikeluarkan koperasi dapat menyebabkan defisit hasil usaha dan mengakibatkan anggota koperasi wajib menyetor modal tambahan melalui sertifikat modal koperasi. Peningkatan permodalan koperasi berdasarkan sumbernya menunjukkan peningkatan kepercayaan dari anggota, atau pihak ketiga perorangan/perbankan/lembaga keuangan lain yang memberikan modal penyertaan atau
12
pinjaman kepada koperasi. Peningkatan rasio modal sendiri ter-hadap total modal menunjukkan kemampuan koperasi dalam menumbuhkan kepercayaan anggota/calon anggota. Peningkatan dana cadangan menunjukkan semakin berkembangnya usaha koperasi dan mening-katnya memperolehan SHU. Peningkatan pendapatan koperasi akan menambah kepercayaan pihak ketiga (kreditur) terhadap koperasi. Dengan kepercayaan tersebut, koperasi memiliki peluang untuk dipercaya mengelola modal yang lebih besar lagi (Kemterian KUKM, 2010a dan 2012a). Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota atau pihak lain yang mewajibkan penerima pembiayaan melunasi pokok disertai dengan bagi hasil sesuai akad. KJKS menyediakan layanan pembiayaan dalam bentuk pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, piutang murabahah, piutang salam, piutang istisna, piutang ijarah, qardh dan ar rahn. Pengembangan layanan pembiayaan dalam bentuk lain dimungkinkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan memiliki landasan syariah yang jelas serta telah mendapatkan fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (Kementerian KUKM, 2010a). Kegiatan pembiayaan merupakan sumber utama pendapatan, namun pembiayaan harus diutamakan kepada anggota, dan atas persetujuan rapat anggota. Pembiayaan kepada non anggota (calon anggota, koperasi lain dan anggotanya) dilakukan jika KJKS memiliki kapasitas pembiayaan yang lebih. KJKS dapat menempatkan dana dalam bentuk tabungan/giro/deposito pada bank/lembaga keuangan syariah, pembelian saham/obligasi syariah serta investasi syariah lainnya (Kementerian KUKM, 2010a). Untuk mendorong partisipasi anggota dalam pembiayaan serta merangsang calon anggota agar menjadi anggota koperasi, perlu dipertimbangkan untuk membedakan pemberlakuan tingkat keuntungan an-
13
tara anggota dan calon anggota. Pembiayaan harus didasarkan kepada prinsip kehati-hatian dan selalu mempertimbangkan pemberian manfaat kepada yang menerima, dan diyakini bahwa pembiayaan dapat di bayar kembali oleh mitra pembiayaan sesuai dengan perjanjian (Kemeneg KUKM, 2010a).
2. KJKS sebagai Lembaga Koperasi a. Pelaksanaan Nilai dan Prinsip Koperasi UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian memuat tentang nilai dan prinsip koperasi. Dalam UU tersebut, nilai-nilai yang mendasari kegiatan koperasi adalah: kekeluargaan, menolong diri sendiri, bertanggung jawab, demokrasi, persamaan, berkeadilan dan kemandirian. Nilai-nilai lain yang diyakini oleh anggota, yaitu: kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab dan kepedulian terhadap orang lain. Prinsip koperasi sebagaimana diatur undang-undang tersebut, meliputi: 1) keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka, 2) pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis, 3) anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi, 4) koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen, 5) koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, 6) pengawas, pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi, 7) koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat gerakan koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional, dan 8) koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota (Kementerian KUKM, 2012b). Koperasi sebagai badan usaha menempatkan faktor “manusia” sebagai elemen penting dalam organisasi. Manusia sebagai anggota koperasi merupakan sentral pengembangan yang berposisi penting dalam proses peningkatan kesejahteraan. Melalui koperasi potensi
14
yang ada pada anggota dikembangkan sehingga potensi tersebut menjadi kekuatan yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota sendiri melalui proses “nilai tambah” (Kementerian KUKM, 2012). Ketangguhan dalam dimensi gerakan swadaya sangat ditentukan oleh tingkat keperduliaan anggota dalam menjalankan fungsinya sebagai pemilik dan pengguna jasa untuk turut serta dalam proses pengembangan Koperasi. Koperasi berhasil bila mampu mengembangkan usaha yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya bagi anggota, dengan mengoptimalkan keterlibatan potensi anggota di dalam proses dan hasil usaha. Sebagai badan usaha ketangguhan koperasi diukur oleh kemampuan dalam mengembangkan usaha anggota dan kemampuan menghadapi pasar (Kementerian KUKM, 2010a). Faktor yang dapat membuat koperasi tetap eksis dan berkembang menurut Krisnamurti (2000) yaitu: pertama, jika terdapat kebutuhan kolektif untuk memperbaiki ekonomi secara mandiri dan menjadi motivasi utama bagi pendirian koperasi dari bawah (bottom up); kedua, koperasi akan berkembang jika terdapat kebebasan (independensi) dan otonomi untuk berorganisasi; ketiga, keberadaan koperasi akan ditentukan oleh proses pengembangan pemahaman nilai-nilai koperasi melalui proses pendidikan dan sosialisasi; keempat, pemahaman anggota dan masyarakat akan perbedaan hak dan kewajiban serta manfaat yang dapat diperoleh dengan menjadi anggota koperasi. Hal ini akan menumbuhkan kesadaran kolektif dan loyalitas anggota kepada organisasinya yang kemudian akan menjadi basis kekuatan koperasi; kelima, kegiatan yang luwes (flexible) sesuai dengan kepentingan anggota, berorientasi pada pemberian pelayanan bagi anggota, berkembang sejalan dengan perkembangan usaha anggota, biaya transaksi anggota mampu ditekan lebih kecil dari biaya transaksi nonkoperasi dan mampu mengembangkan modal yang ada (Krisnamurti, 2000).
15
Proses yang dilakukan dalam pengembangan koperasi memang membutuhkan waktu yang lebih lama dengan berbagai faktor ‘nonbisnis’ yang kuat pengaruhnya. Namun demikian pemenuhan berbagai faktor fundamental tersebut ditujukan untuk memperoleh pemenuhan kepentingan yang lebih mendasar dalam jangka panjang (Krisnamurti, 2000). b. Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan Koperasi KJKS sebagai badan usaha memiliki keunikan tersendiri, anggota memiki status ganda yaitu sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan. Pendirian KJKS bertujuan mempromosikan ekonomi anggota (memperbaiki dan meningkatkan taraf ekonomi anggota). Penyatuan ekonomi individu ke dalam kegiatan kolektif yang diwadahi oleh KJKS, dilakukan sebagai upaya menciptakan efek sinergi untuk mencapai skala kegiatan yang ekonomis (economies of scale) serta penguatan posisi tawar (barganing position). Manfaat ekonomi yang diberikan oleh KJKS kepada anggota adalah rendahnya biaya pelayanan, keringanan persyaratan administrasi dan kecepatan pelayaanan (Kementerian KUKM, 2012a) Salah satu model dimensi kualitas pelayanan terpopuler adalah dimensi kulitas jasa model servqual yang mengidentifikasi kualitas jasa ke dalam lima dimensi sebagai berikut (Parasuraman et al, 1988): 1). Reliabilitas (realibility), yaitu keinginan para staf memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. 2). Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap. 3). Jaminan (assurance), mencangkup pengetahuan, kompetensi, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. 4). Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan pemahaman atas ke-
16
kebutuhan individual para pelanggan. 5). Bentuk fisik (tangibles), meliputi fasilitas fisik , perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. Terkait pelayanan anggota, tanggapan anggota terhadap evaluasi tingkat kesesuaian kinerja KJKS dalam pemenuhan harapan anggota sangat penting terutama dalam memberikan kepuasan. Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli. Jika alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan maka akan menghasilkan kepuasan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan (Engel, diacu dalam Tjiptono, 2006). Kepuasan didifinisikan sebagai perasaan senang dan kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesan terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya (Saladin, dalam Tjiptono 2006). Pembelian dalam evaluasi alternatif, jika memenuhi atau melebihi harapan akan menghasilkan niat untuk membeli ulang, sedangkan ketidakpuasan akan menghasilkan kemungkin penggantian pembelian (berpaling). Respon kesenangan konsumen terhadap pembelian produk yaitu dengan menyampaikan penerimaan atau pengalaman positif mereka kepada orang lain, meningkatkan pembelian produk dan memberitahu kepada orang lain, (Engel, dalam Tjiptono, 2006). Veli (2007) mengungkapkan bahwa dimensi kulitas jasa model servqual dapat digunakan dalam bidang perbankan dan hasil penelitian Kaihatu (2008) menunjukan bahwa dimensi kulitas jasa model servqual memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Pengukuran kepuasan anggota KJKS sangat penting untuk menjaga keberlangsungan usaha, mengingat pengelolaan usaha dibiayai dari keuntungan yang diperoleh dari pelayanan. Program peningkatan kepuasan anggota merupakan investasi besar dalam mendapatkan reputasi dan keuntungan jangka panjang, oleh karena itu kepuasan
17
anggota merupakan indikator kesuksesan KJKS di masa depan. Begitu besarnya peran kepuasan anggota, menyebabkan pengukuran kepuasan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam penyusunan program dan kebijakan pengembangan koperasi di masa depan.
3. Pelaksanaan Prinsip Syariah a. Kegiatan Usaha KJKS KJKS adalah koperasi yang mengkhususkan diri pada usaha jasa keuangan syariah melalui kegiatan maal dan tamwil. KJKS melaksanakan kegiatan maal, yaitu: menghimpun dana zakat, infaq, sodaqoh dan waqaf (ziswaf) untuk disalurkan dan didayagunakan bagi para mustahiq/mauquf alaih. Baitul maal secara etimologis berasal dari kata bayt dalam bahasa Arab yang berarti rumah, dan al-maal yang berarti harta, artinya baitul maal adalah tempat mengumpulkan atau menyimpan harta. Secara difinitif, Baitul maal adalah lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Alquran dan Sunnah Rasul-Nya, (Al Munjid, dalam Ilmi, 2002). Kegiatan sosial (baitul maal) yang dilakukan oleh KJKS merupakan upaya proteksi atau jaminan sosial untuk menjaga proses pembangunan masyarakat miskin anggota/calon anggota KJKS melalui usaha produktif menjadi pelaku usaha mikro. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, usaha mikro didifinisikan sebagai usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Usaha mikro umumnya memperoleh pendapatan kotor Rp 25.000 s.d. 100.000,-/per hari dengan tenaga kerja 1-2 orang, sehingga usaha yang
18
dijalankan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kegiatan pelaku usaha mikro sangat penting dalam menolong dirinya sendiri dari ketiadaan pekerjaan dan kemiskinan. Upaya proteksi KJKS melalui kegiatan produktif bagi kaum miskin dapat menjamin distribusi “rasa kesejahteraan” dari masyarakat yang tidak punya kepada masyarakat yang punya. Melalui kegiatan produktif bagi kaum miskin, KJKS berperan sebagai agent of asset distribution, yang memberdayakan ekonomi ummat (Kementerian KUKM, 2012a). Jika KJKS sebagai baitul maal berfungsi sebagai lembaga sosial, maka KJKS sebagai baitul tamwil berfungsi sebagai lembaga bisnis yang mencari keuntungan dengan konsep syariah (bagi hasil). Kegiatan yang dijalankan KJKS sangat strategis karena tidak saja bergerak dalam usaha simpan pinjam anggota/calon anggota di sektor keuangan, tetapi juga berperan langsung pada sektor riil melalui pembiayaan, piutang, sewa (ijrah), pinjaman kebajikan (qardh) dan produk lain sesuai syariah. Kegiatan baitul tamwil KJKS memiliki peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam pada lembaga keuangan. Dalam kegiatan bisnis tamwil tidak diperbolehkan memisahkan antara masalahmasalah duniawi dan agama, yang berimplikasi bahwa hukum Islam sebagai dasar untuk semua aspek kehidupan. Kegiatan baitul tamwil KJKS harus beroperasi dengan landaskan Al-Quran dan As-Sunnah, baik dalam aktivitas transaksi bisnis dan perilaku bisnis harus sejalan dengan ajaran Islam (Kementerian KUKM, 2012a). Dalam ajaran Islam, tidak diperbolehkan memperjualbelikan atau memperdagangkan uang, sebagaimana dipraktekkan lembaga keuangan konvensional yang melaksanakan "perdagangan" dalam bentuk uang (membeli uang dari deposan dan menjual uang dalam bentuk pinjaman). KJKS harus melaksanakan "perdagangan" dalam aset nyata atau jasa. Sebagaimana ajaran Islam, KJKS harus mendorong dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip dan hukum Islam untuk transaksi keuangan dan bisnis, (Kementerian KUKM, 2012a). Terdapat perbedaan utang uang dengan utang pembiayaan pengadaan barang.
19
Utang karena pinjam meminjam uang tidak boleh ada tambahan, kecuali dengan alasan yang pasti dan jelas, seperti biaya meterai, biaya notaris dan studi kelayakan. Utang karena pembiayaan pengadaan barang, harus jelas harga jualnya, yang terdiri atas harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati dan tidak boleh berubah naik karena akan masuk dalam kategori riba (Antonio, 2001). KJKS tidak diijinkan melaksanakan kontrak berdasarkan peristiwa yang tidak pasti. Hubungan kontrak di KJKS atau lembaga keuangan syariah lainnya tergantung pada sifat dari transaksi, bisa menjadi pembagian keuntungan (mudharabah), penyimpanan (wadiah), perusahaan patungan/kemitraan (musyarakah), jual-beli (murabahah), dan sewa guna usaha (ijar). Hubungan tersebut dalam lembaga keuangan konvensional hanya dikenal istilah kreditur-debitur. Prinsip lain yang diterapkan sesuai ajaran Islam adalah kemitraan dan pembagian risiko. KJKS menawarkan pemilik dana (anggota sebagai investor/ deposan) partisipasi dalam pembagian risiko bukan bunga tetap seperti pada deposito (konvensional). Resiko mencerminkan aset nyata dan produktif dengan tingkat variabel pengembalian terkait dengan kinerja asset. Keuangan Islam menggunakan konsep partisipasi dalam perusahaan, memanfaatkan dana beresiko berdasarkan pembagian labarugi, sehingga mendorong manajemen sumber daya lebih baik. KJKS, sebagai lembaga keuangan berbasis syariah harus berkontribusi pada dimensi penciptaan etika, sosial dan moral yang meningkatkan kesetaraan dan keadilan bagi anggota dan calaon anggota koperasi. KJKS memiliki tanggung jawab sosial terhadap kemiskinan dalam masyarakat Islam, dan harus berkontribusi dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat (Kementerian KUKM, 2012a). b. Produk KJKS 1) Penghimpunan Dana Tamwil KJKS Produk penghimpunan dana dibedakan dalam hal akad transaksi yang digunakan yaitu mudharabah dan wadiah. Mudharabah
20
adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara pihak pemilik dana (shahibul maal) sebagai pihak yang menyediakan modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan yang akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan dimuka dari keduabelah pihak. Jika terjadi kerugian atau kegagalan usaha, beban operasional dan tenaga kerja pengelolaan ditanggung pengelola, sedangkan KJKS sebagai penyedia dana (shahibul maal) akan menanggung kerugian atas dana yang diinvestasikan kecuali jika ditemukan ada kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola (mudharib) seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalah gunaan dana (Kemeneg KUKM, 2010a). Sesuai fatwa Dewan Syariah Nasional-MUI No. 07 Tahun 2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh), LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. Dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan (DSN-MUI, 2000c). Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si pemilik menghendaki. Titipan wadiah berasal dari simpanan/tabungan anggota/calon anggota, titipan dari anggota/calon anggota menggunakan akad wadiah yad dhamanah artinya anggota/calon anggota menitipkan dana tersebut dan boleh dikelola, dengan syarat jika diminta harus dikembalikan. KJKS boleh memberikan bonus kepada anggota/calon anggota dengan syarat tidak diperjanjikan sebelumnya (Kementerian KUKM, 2010a). Dalam perhitungan nisbah bagi hasil simpanan dilakukan de-ngan metode distribusi bagi hasil pendapatan. Formulasi per-
21
hitungan nisbah bagi hasil investasi mudharabah menggunakan rumus (Kementerian KUKM, 2010a):
Keterangan: NS = nisbah shahibul maal (deposan) NM = nisbah mudharib (KJKS) S = ekspektasi shahibul maal (%.p.a) M = ekspektasi mudharib (%.p.a) Sumber dana yang dapat dihimpun oleh KJKS digolongkan menjadi empat golongan, yaitu: modal sendiri, dana investasi tidak terikat, dana investasi terikat dan dana titipan. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut (Kementerian KUKM, 2010a): a) Modal sendiri merupakan penyertaan dana anggota atau pihak ketiga dengan menggunakan akad mudharabah mutlaqah artinya anggota menyerahkan sepenuhnya penyertaan dana modal tersebut kepada koperasi untuk dikelola dengan sistem “profit and loss sharing” atau berbagi hasil dan berbagi kerugian/risiko. Anggota koperasi selaku shahibul maal menyerahkan sepenuhnya kepada koperasi selaku mudharib, untuk mengelola dana tersebut secara professional dan diinvestasikan pada usahausaha yang menguntungkan dan sesuai syariah. Penetapan bagi hasil dengan menggunakan metode perhitungan profit sharing, dalam artian SHU yang diterima oleh koperasi atas penyertaan modal tersebut adalah metode bagi laba sehingga pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi dengan beban dan biaya-biaya atas pengelolaan dana modal tersebut sesuai peraturan yang berlaku. Penetapan porsi nisbah bagi hasil mudharabah disepakati pada saat Rapat Anggota Tahunan dan pengurus koperasi wajib memberikan informasi secara trans-paran tentang hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan usaha pembukuan dan laporan keuangan kepada anggota/pihak ketiga.
22
b) Dana investasi tidak terikat yang berasal dari simpanan berjangka menggunakan akad mudharabah mutlaqah artinya anggota/calon anggota menyerahkan sepenuhnya investasi dana untuk dikelola dengan sistem “revenue sharing” atau berbagi hasil pendapatan. Anggota/calon anggota selaku shahibul maal menyerahkan sepenuhnya koperasi selaku mudharib, untuk mengelola dana tersebut secara profesional dan diinvestasikan pada usaha-usaha yang menguntungkan dan sesuai syariah. Penetapan bagi hasil dengan menggunakan metode perhitungan revenue sharing, artinya bagi hasil yang diterima oleh anggota/ calon anggota atas investasi dana tersebut adalah metode bagi pendapatan dengan penetapan porsi nisbah bagi hasil yang disepakati di awal antara pihak anggota/calon anggota dengan koperasi. c) Dana investasi terikat menggunakan akad mudharabah muqayyadah artinya anggota/calon anggota menyerahkan pengelolaan dana tersebut untuk dikelola dengan beberapa persyaratan tertentu secara profesional dan diinvestasikan pada usaha-usaha yang menguntungkan dan sesuai syariah. Akad yang digunakan terhadap dana penyertaan modal sepenuhnya menggunakan akad mudharabah muqayyadah dengan penetapan porsi nisbah bagi hasil mudharabah disepakati diawal antara pihak anggota/ calon anggota dengan koperasi. d) Dana titipan berupa simpanan/tabungan wadiah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan ketika pemilik menghendaki. Simpanan/tabungan wadiah terdiri atas 2 jenis wadiah yaitu wadiah yad amanah dan wadiah yad dhamanah. Pada wadiah yad amanah, pihak yang dititipi tidak diperbolehkan memanfaatkan barang yang dititipkan dan pada saat titipan dikembalikan, barang yang dititipkan berada dalam kondisi yang sama pada saat dititipkan dan sebagai imbalan atas
23
tanggung jawab pemeliharaaan titipan, pihak yang menerima titipan dapat meminta biaya penitipan. Pada wadiah yad dhamanah penerima titipan diperbolehkan memanfaatkan dan berhak mendapat keuntungan dari titipan, penerima titipan bertanggung jawab atas titipan, bila terjadi kerusakan atau kehilangan dan keuntungan yang diperoleh pihak yang menerima titipan dapat diberikan sebagian kepada yang menitipkan sebagai bonus dengan syarat tidak diperjanjikan sebelumnya. 2) Penyaluran Dana Tamwil KJKS Layanan penyaluran dana antara lain dilakukan melalui pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, piutang murabahah, piutang salam, dengan rincian sebagai berikut (Kementerian KUKM, 2010a): a) Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/ perniagaan antara KJKS (shahibul maal) sebagai pihak yang menyediakan dana dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan awal dari kedua belah pihak. Akad kerjasama mudharabah dibedakan dalam dua jenis yaitu: 1) mudharabah muthlaqah, adalah perjanjian mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat), misalnya dalam ijab pemilik modal tidak mensyaratkan kegiatan usaha apa yang harus dilakukan dan ketentuan-ketentuan lainnya, yang pada intinya memberkan kebebasan kepada pengelola dana untuk melakukan pengelolaan investasinya, dan 2) mudharabah muqayyadah, perjanjian mencantumkan persyaratan-persyaratan tertentu (investasi yang terikat) yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh pengelola dana yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara usaha, dan obyek investasinya.
24
a) Pembiayaan musyarakah, adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan (DSN-MUI, 2000d). Masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan manajemen usaha tersebut. b) Piutang murabahah adalah jual beli barang pada harga asal (harga perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Penjual harus menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba (DSN-MUI, 2000b). Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat secara langsung ataupun secara angsuran (bai’ bitsaman ajil). a) Piutang salam adalah akad pembelian (jual-beli) yang dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan terlebih dahulu atas barang yang dipesan/diinginkan dan melakukan pembayaran atas barang tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mencicil, yang keduanya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum barang yang dipesan/diinginkan diterima kemudian (ditangguhkan). Model transaksi dalam penyaluran dana adalah kerjasama berbagi hasil (syirkah), jual-beli (bu-yu’), sewa (ijarah) maupun pinjaman (qardh). Transaksi penyaluran dana berdasarkan akad kerjasama bagi hasil (syirkah) dilakukan dengan transaksi mudharabah dan musyarakah. Transaksi penyaluran dana berdasarkan akad jual beli (buyu’) adalah jual beli barang (murabahah), pem-belian (jual-beli) barang dengan pemesanan (salam) dan jual beli barang dengan pembuat (istishna). Transaksi penyaluran dana ber-dasarkan akad sewa (ijarah) terdapat dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayan Ijarah (DSN-MUI, 2000e). Dalam praktek pembiayaan Ijarah terdiri atas sewa (ijarah)
25
dan sewa beli (ijarah muntahiya bittamlik). Transaksi berdasarkan akad pinjaman (qardh) dilakukan dengan akad qardh (Kementerian KUKM, 2010a).
3) Penghimpunan dan Penyaluran Dana Maal KJKS a) Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Zakat sebagai pelaksanaan rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu membayarnya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran (Kementerian Agama, 2011): "Wahai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu". (Surat Al Baqarah, ayat: 267) “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surat At-Taubah, ayat: 103). Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umat khususnya mustahik. Tujuan pengelolaan zakat adalah pelayanan ibadah zakat, meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat dalam pengentasan kemiskinan (Kementerian KUKM, 2012a) Tugas KJKS sebagai amil zakat meliputi penghimpunan zakat dari masyarakat, dan mendistribusikan kembali kepada
26
para mustahiq di lingkungan tersebut, baik secara langsung maupun melalui program pemberdayaan serta tugas-tugas turunan seperti pencatatan, pemeliharaan dan melakukan investtigasi untuk menentukan orang-orang yang berhak menerima zakat serta potensi orang-orang yang membayar zakat (Kementerian KUKM, 2012a). Berdasarkan UU No. 38 Tahun 1999 tentang Zakat, KJKS dapat berpeluang menjadi Lembaga Amil Zakat di daerah, namun setelah berubah menjadi UU No. 23 Tahun 2011 tentang Zakat peluang KJKS sebagai pengelola zakat hanya dapat dilakukan melalui kerjasama dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah disahkan Pemerintah menjadi Mitra Pengelola Zakat dari LAZ (Kementerian KUKM, 2012a). Penyaluran dana zakat berdasarkan Al-Quran dan AsSunah diberikan kepada delapan kelompok (asnaf) yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak (riqab), orang yang berutang (gharimiin), untuk jalan allah (fisabilillah), musafir (ibnussabil). Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran (Kementerian Agama, 2011): "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orangorang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orangorang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Surat. At-Taubah, ayat: 60). Terkait dengan pendayagunaan dana zakat, beberapa ulama berpendapat bahwa zakat dapat diberikan melalui: (1) Program konsumtif: berorientasi pada pemenuhan langsung kebutuhan primer mustahik, termasuk kesehatan dan pendidikan, sebagaimana firman Allah dalam Al Quran (Kementerian Agama, 2011):
27
“(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifatsifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 273). Ayat tersebut menggambarkan bahwa zakat konsumtif yang diberikan kepada kelompok fakir yang tidak memiliki kemampuan dan kesempatan untuk berusaha. (2) Program produktif : berorientasi pada pemberdayaan ekonomi mustahik, agar bisa lebih mandiri. Dalam kaitan dengan pemberian zakat yang bersifat produktif, terdapat pendapat yang menarik sebagaimana dikemukakan oleh Yusuf al-Qardhawi dalam Fiqh Zakat bahwa diperbolehkan membangun pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan dari uang zakat untuk kemudian kepemilikan dan keuntungannya bagi kepentingan fakir miskin, sehingga akan terpenuhi kebutuhan hidup mereka sepanjang masa (Kementerian KUKM, 2012a). Pendayagunaan dana zakat melalui program produktif memiliki beberapa manfaat antara lain (Kementerian KUKM, 2012a): (a) Menumbuhkan jiwa wirausaha (micro-entrepreneur) para mustahik melalui usaha mikro produktif. (b) Memberdayakan ekonomi mustahiq untuk jangka waktu yang lebih panjang. (c) Mengoptimalkan potensi mustahiq dalam memberdayakan diri dan keluarganya. (d) Mengurangi tingkat kemiskinan dan kesenjangan pendapatan.
28
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pendayagunaan zakat yang bersifat produktif (Kementerian KUKM, 2012a), yakni: (a) Mustahiq atau penerima dana zakat adalah salah satu kelompok dari delapan asnaf yang telah diatur oleh agama, yaitu kelompok faqir dan miskin yaitu orang yang tidak memiliki penghasilan atau memiliki penghasilan akan tetapi penghasilannya tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya, amil atau petugas zakat, fi sabilillah yaitu orang yang dengan ikhlas berjuang di jalan Allah, muallaf yaitu orang yang baru memeluk Islam, ibnu sabil yaitu yang terputus bekalnya untuk bepergian yang halal, gharim yaitu orang yang menanggung hutang untuk keperluan dasar, dan riqab atau membebaskan budak. (b) Harus diberikan kepada pribadi mustahiq tidak boleh diberikan atas nama lembaga atau institusinya, karena zakat itu milik (hak milik pribadi) mustahik bukan lembaga. (c) Diberikan dalam bentuk hibah bukan dana bergulir karena sudah menjadi milik mereka. Namun demikian, terdapat pandangan ulama yang membolehkan zakat diproduktifkan dengan pertimbangan aspek pendidikan dan pendampingan usaha dan agar kebutuhan dasar fakir miskin dapat tetap terpenuhi maka dana zakat diberikan dengan mendayagunakan dana zakat sebagai modal usaha produktif mustahiq.
Model pendayagunaan dana zakat juga dapat dibuat secara kelompok. Namun pada awal akad disampaikan bahwa dana zakat adalah hak masing-masing individu mustahiq yang dikelola sebagai modal usaha bersama dan keuntu-
29
ngannya baru dibagikan untuk memenuhi kebutuhan para mustahiq penerima zakat (Kementerian KUKM, 2012a). Terdapat pula model pendayagunaan melalui titipan di baitul tamwil sebagai pembiayaan qordul hasan (pinjaman dengan pengembalian pokok) sebagai upaya memproduktifkan zakat melalui usaha produktif mustahiq. Model lainnya adalah titipan di baitul tamwil sebagai titipan dapat diproduktifkan. Titipan tidak boleh melebihi 1 tahun dan dalam jangka waktu tersebut dana diproduktifkan oleh KJKS dalam pembiayaan komersial (misalnya: mudharabah/murabahah). Pengembangannya dari bagi hasil dana zakat yang dititipkan tersebut dapat dialokasikan untuk aktivitas sosial seperti beasiswa, pengobatan gratis untuk ibu dan anak miskin (Kementerian KUKM, 2012a). b) Penghimpunan, Pengelolaan dan Pendayagunaan Wakaf
Selama ini, umat Islam mengenal wakaf sebagai aset yang memberikan manfa’at yang terbatas, dan lazimnya hanya digunakan sebagai lahan pemakaman (tanah pekuburan), masjid dan madrasah saja. Pengumpulan, pengelolaan dan pendayagunaannya juga hanya dilakukan secara tradisional. Dalam UU No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, ditegaskan harta wakaf terdiri atas benda tidak bergerak dan benda bergerak. Harta tidak bergerak antara lain meliputi hak atas tanah, bangunan, tanaman dan hak milik atas satuan rumah susun. Harta benda bergerak adalah benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi antara lain meliputi: uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak atas kekayaan intelektual dan hak sewa benda bergerak. Dalam UU Wakaf tersebut, fungsi harta benda wakaf disamping untuk sarana ibadah, pendidikan dan kesehatan, juga
30
digunakan untuk kemajuan dan peningkatan ekonomi umat dan kemajuan kesejahteraan umum yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundangan-undangan. Ditegaskan pula bahwa pengelolaan dan pendayagunaan harta benda wakaf harus dilakukan secara produktif, bahkan apabila diperlukan penjamin untuk menjaga resiko, dapat menggunakan lembaga penjamin syariah. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf antara lain dilakukan dengan cara investasi, penanaman modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis, pertambangan, perindustrian, pengembangan teknologi, pembangunan gedung, apartemen, rumah susun, pasar swalayan, pertokoan, perkantoran, sarana pendidikan ataupun sarana kesehatan dan usahausaha yang tidak bertentangan dengan syariah. Pengelolaan dan pendayagunaan harta benda wakaf tersebut dapat juga disinergikan dengan dana zakat, infaq dan shadaqoh (Kementerian KUKM, 2012a). Dalam praktek sekarang ini pengelolaan wakaf KJKS masih saat ini jumlahnya masih sedikit, umumnya belum memperoleh legalitas sebagai nazir dan pengelolaannya masih terbatas harta wakaf tidak bergerak (tanah wakaf). KJKS sebagai badan hukum berdasarkan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dapat menjadi nazir atau Lembaga Keuangan Syarih Penerima Wakaf Uang. Terkait pengelolaan wakaf oleh KJKS, Kementerian Koperasai dan UKM pada bulan September 2012 telah menadatangani Nota Kesepakatan Bersama dengan Badan Wakaf Indonesia dan Lembaga Nazir Wakaf Dompet Dhuafa dan Baitulmaal Muamalat dalam rangka Pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui pendayagunaan wakaf. Melalui kerjasama tersebut diagendakan penyusunan pedoman pengelolaan dan pendayagunaan Wakaf oleh koperasi baik KJKS sebagai
31
nazir atau bekerjasama dengan Nazir yang ada (Kementerian KUKM, 2012a). D. Strategi Pengembangan KJKS Untuk mengembangkan koperasi dibutuhkan pemahaman yang utuh terhadap kondisi atau permasalahan perkoperasian Indonesia. Pemahaman terhadap permasalahan tersebut antara lain: pertama, koperasi tidak atau kurang dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi itu sendiri; kedua, koperasi perlu ditampilkan untuk tidak sebagai sekedar badan usaha, tetapi koperasi sebagai gerakan koperasi; ketiga, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi berbagai kelemahan internal koperasi terutama dibidang sumber daya manusia, (Soelarso, dalam Soejono, 2007). Strategi pengembangan koperasi pada dasarnya mengembalikan kembali jatidiri koperasi, sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, terutama melalui proses pendidikan dan pengembangan semangat koperasi. Srategi dasar yang harus dilakukan dalam pengembangan koperasi adalah mengembangkan koperasi yang berbasis pada anggota. Strategi dasar tersebut kemudian diwujudkan dalam berbagai langkah strategis. Pertama, pendekatan pengembangan yang harus dilakukan dengan pendekatan pengembangan kelembagaan secara partisipatif dan menghindari pengembangan yang didasarkan pada kepatuhan atas arahan dari lembaga lain. Kedua, dilakukan pengembangan koperasi diarahkan hanya un-tuk memenuhi satu kepentingan, yaitu kepentingan anggota. Ketiga, mengembangkan kejelasan aspek keanggotaan, terutama dilihat dari perbedaan manfaat yang dirasakan oleh anggota dan non anggota. Keempat, diperlukan kerangka pengembangan yang memberikan apresiasi terhadap keragaman lokal, (Soejono & Soelarso, dalam Soejono, 2007). Dalam penyusunan strategi pengembangan koperasi hubungan antara koperasi dengan anggota terdapat perlu mendapat perhatian utama. Sebagian besar koperasi menjadikan anggota sebagai sasaran pasarnya yang utama, padahal koperasi merupakan wahana anggota menghadapi pasar yang lebih luas. Selain itu hubungan koperasi dengan anggotanya hampir selalu bersifat tran-
32
saksional. Anggota menjual kepada atau membeli dari koperasi dan tidak berupa anggota menjual atau membeli melalui koperasi; dan kedua, hubungan kooperatif antar koperasi. Hubungan antar koperasi umumnya lebih banyak bersifat kompetitif daripada kooperatif. Hal ini disebabkan karena kesamaan jenis usaha (program) yang dilakukan dan persaingan untuk mendapatkan pasar anggota (Krisnamurti, 2000). Pengembangan koperasi membutuhkan beberapa syarat (Krisnamurti, 2000) yaitu: pertama, koperasi perlu mengembangkan kembali prinsip-prinsip atau jati diri koperasi; kedua, koperasi perlu ditampilkan lebih dari sekedar badan usaha, tetapi juga sebagai organisasi masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk penguatan gerakan koperasi; ketiga, sebagai organisasi koperasi perlu dapat mengatasi berbagai kelemahan internal. Sumber daya manusia merupakan kelemahan utama koperasi, yang kemudian mempengaruhi kemampuan mengatas berbagai masalah lain; keempat, penerapan prinsip koperasi juga perlu dilakukan tidak hanya intra-koperasi tetapi juga antar koperasi. Oleh karena itu pengembangan jaringan usaha koperasi (cooperative bussinesnetwork) menjadi faktor yang akan menentukan untuk dapat merebut nilai tambah yang tercipta pada setiap mata rantai kegiatan ekonomi rakyat; dan kelima, pada akhirnya semua aspek bagi pengembangan koperasi berbasis anggota tersebut memerlukan suatu seperjuangan yang tidak hanya sekedar manajerial tetapi fundamental.
E. Tantangan dan Peluang KJKS Tantangan dan Peluang yang dihadapi KJKS begitu beragam, Perhimpunan BMT Indonesia dalam kongresnya pada November 2011 di Jakarta mengidentifikasi terdapatnya tantangan eksternal dan internal yang dihadapi Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Tantangan eksternal yang dihadapi antara lain adalah: 1) pasar bebas dan ketergantungan pada ekonomi global, 2) belum optomalnya penggunaan likuiditas perbankan untuk membiayaai sektor usaha produktif/riil, 3) pesatnya perkembangan kredit mikro perbankan, 4) legalitas dan regulasi usaha: legalitas hukum, persaingan pasar dan pengawasan yang masihlemah, 5) kurangnya komitmen pemerintah dalam regulasi dan angga-
33
ran. Tantangan internal yang dihadap BMT antara lain adalah : 1) Kepatuhan Syariah: perkembangan fitur-fitur produk dan transaksi syariah belum di imbangi pengawasan dari otoritas syariah yaitu Dewan Syariah Nasional MUI; 2) idealisme gerakan: jati diri dan persaingan antar BMT; 3) penguatan kelembagaan: profesionalisme pengelolaan; 4) Pengembangan SDM untuk memenuhi kebutuhan tenaga professional dari tingkat operasional sampai top manajemen (PBMT Indonesia, 2011). Segala tantangan yang sedang dan akan dihadapi oleh BMT sejatinya merupakan peluang dalam perkembangan BMT. Memburuknya kondisi ekonomi global dan menyempitnya pasar keuangan korporasi membuat perbankan berekspansi pada keuangan mikro, jika hal ini dianggap ancaman maka BMT akan menjadi pihak yang dirugikan dan bakal dikalahkan. Untuk menjadikan peluang, peningkatan kemampuan atas kompetensi inti BMT yang fokus pada pembiayaan dan keunggulan BMT, maka pangsa pasar BMT masih cukup besar. Peluang tersebut akan lebih besar melalui peningkatan system dan layanan jasa keuangan yang membeli ruang spesifik bagi setiap komunitas (berbasis komunitas) berdasarkan pertimbangan budaya lokal dan sektoral serta mampu bersinergi dan bekerjasama dengan lembaga keuangan berskala besar atau nasional termasuk perbankan (PBMT Indonesia, 2011). Besarnya jumlah penduduk, tenaga kerja yang melimpah dan besarnya jumlah usaha mikro dan kecil yang tersebar diseluruh tanah air dengan mengubah cara pandang menjadi lebih optimistik, akan menjadi potensi fundamental bagi perekonomian Indonesia dan pengembangan BMT ke depan. Pengentasan masyarakat miskin melalui usaha produktif dan pemberdayaan usaha mikro melalui pendekatan komunitas, pendampingan dan pembinaan rohani akan membangun kedekatan dan loyalitas bersama BMT dan hal ini akan sulit dilakukan oleh lembaga keuangan lainya seperti perbankan (PBMT Indonesia, 2011).
34
F.
Matriks Internal Factor Evaluation dan Ekternal Factor Evaluation Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) merupakan alat analisis untuk meringkas dan mengevalusi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dari suatu perusahaan. Matriks IFE dipakai setelah dilakukan analisis terhadap faktor-faktor internal dan hasil analisis tersebut digunakan untuk menentukan faktor-faktor kunci kekuatan dan kelemahan perusahaan (David, 2006). Penyusunan matriks Ekternal Factor Evaluation (EFE) hampir sama dengan matriks IFE, perbedaannya adalah matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi peluang dan ancaman perusahaan. Faktor-faktor kunci yang diperoleh setelah dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang meliputi (David, 2006): (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan; (3) kekua-tan politik, pemerintah dan hukum; (4) kekuatan teknologi; (5) kekuatan pesaing. Adapun bentuk matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada Tabel 1. Dalam mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan, para penyusun strategi atau disebut ahli strategi adalah para manajer puncak sebagai ahli strategi utama, dewan komisaris dan staf perencanaan. Selain itu, proses melaksanakan analisis internal dan eksternal harus melibatkan sebanyak mungkin perwakilan manajer dan karyawan (Glueck dan Lawrence, dalam David, 2006). Tabel 1 Faktor Internal/Eksternal A. Kekuatan/Peluang 1. ............. 2. ............. n .............. Jumlah (A) B. Kelemahan/Ancaman 1. ............. 2. ............. n .............. Jumlah (B)
Sumber : David, 2006.
Model Matriks IFE dan EFE Bobot (a)
Peringkat (b)
Nilai Tertimbang (axb)
35
G. Matriks Internal-Eksternal Untuk melihat strategi mana yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis digunakan Matriks Internal-Eksternal (IE). Matriks IE melibatkan divisi-divisi dalam organisasi ke dalam diagram skematis. Matriks Internal-Eksternal dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda, yaitu (David, 2006): 1. Divisi pada sel I, II, atau IV dapat melaksanakan strategi pengembangan dan pembangunan (Growth and build). 2. Divisi pada sel III, V, atau VII dapat melaksanakan strategi mempertahankan dan memelihara (Hold and maintain) 3. Divisi pada sel VI, VIII, atau IX yakni strategi mengambil hasil atau mele-
Total Skor Faktor Strategi Eksternal
paskan (Harvest or divest).
Total Skor Faktor Strategi Internal Kuat 4,0 Tinggi
Rataan 3,0
Lemah
1,0
2,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0 Menengah
Rendah
2,0 1,0
Gambar 1 Matriks Internal Eksternal (David, 2006).
H. Matriks SWOT Analisis matriks SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2005). Analisis matriks SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis matriks SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasikan keempat faktor-
36
faktor tersebut dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik, (Pearce dan Robinson, 2008). Perencanaan strategi harus menganalisis faktorfaktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini. Faktor-faktor strategis perusahaan disusun dalam matriks SWOT, yang menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks SWOT dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi (Pearce dan Robinson, 2008), yaitu: 1. Kekuatan Kekuatan adalah kompetensi khusus (distinctive competence) yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam sumberdaya keuangan, citra, kepemimpinan pasar dan hubungan pembeli dengan pemasok. Kekuatan merupakan keunggulankeunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. 2. Kelemahan Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, ketrampilan dan kapabilitas yang dapat menghambat kinerja efektif perusahaan. Sumber-sumber kelemahan tersebut dapat meliputi fasilitas, sumberdaya keuangan, kapabilitas manajemen, ketrampilan pemasaran dan citra merk. 3. Peluang Peluang merupakan situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan. Perkembangan trend merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi segmen pasar yang terabaikan, perubahan situasi persaingan atau peraturan, perubahan teknologi serta membaiknya hubungan antara pembeli dengan pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan. 4. Ancaman Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok utama, peru-
37
bahan teknologi serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Table 2 Matriks SWOT IFE EFE
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktor- Tentukan 5-10 faktor-faktor faktor kekuatan internal kelemahan internal
STRATEGI SO : OPPORTUNITIES Ciptakan strategi (O) menggunakan kekuatan tentukan 5-10 faktor untuk memanfaatkan peluang eksternal peluang
STRATEGI WO : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI ST : THREATS (T) Ciptakan strategi yang Tentukan 5-10 faktor menggunakan kekuatan ancaman eksternal untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : Pearce dan Robinson, 1997.
I. Matriks Quantitative Strategic Planning Alternatif strategi yang layak yang dihasilkan dari matriks SWOT menjadi input untuk analisis matriks Quantitative Strategic Planning (QSP). Matriks QSP adalah alat analisis yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan yang layak. Hasil pengolaha dengan matriks QSP akan menghasilkan alternatif strategi yang terbaik. Matriks QSP memungkinkan ahli strategi mengevaluasi secara objektif, berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal yang dikenali sebelumnya (David, 2006). Tabel 3 Matriks Quantitative Strategic Planning Faktor kunci
Bobot (a)
Alternatif strategi Strategi 1 Strategi 2 AS TAS AS TAS (b) (axb) (c) (axc)
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Total nilai daya tarik Keterangan :
AS = nilai daya tarik; TAS = total nilai daya tarik; Nilai daya tarik: 1 = tidak menarik; 2 = agak menarik; 3 = cukup menarik; 4 = amat menarik.
Sumber : David, 2006.
III. METODOLOGI
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dalam Pembiayaan Usaha Mikro dilaksanakan melalui studi kasus pada KJKS BMT Mardlotillah yang berlokasi di Jl. Pasar Utara No. 15 D Pasar Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan pada bulan Oktober-November 2011 dengan rincian sebagaimana Lampiran 1.
B. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data skunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan metode sebagai berikut:. 1. Data skunder Data skunder yang dipergunakan dalam penelitaian ini dikumpulkan melalui studi pustaka dari buku, jurnal, penerbitan ilmiah, data statistik, laporan tugas akhir/penelitian sejenis serta laporan, data dan profil dari KJKS BMT Mardlotillah. 2. Data Primer Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer dilakukan dengan cara : a. Observasi, yang dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh gambaran faktual situasi dan kondisiardlotillah. b. Kertas Kerja, dilakukan dengan menggunakan form data isian sesuai Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi sebagaimana Lampiran 2.
39
c. Kuesioner, yang dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan mengenai obyek yang diteliti berupa pertanyaan tentang data/fakta lapangan, pandangan dan presepsi anggota sebagaimana Lampiran 3-5. d. Wawancara, yang dilakukan menggunakan panduan pertanyaan kepada pengurus, pengelola dan anggota KJKS BMT Mardlotillah dengan daftar pertanyan yang telah dipersiapkan sebelumnya serta pertanyanpertanyaan yang berkembang saat wawancara agar diperoleh data sesuai yang diinginkan,. Untuk memperoleh gambaran kepuasan anggota atas kualitas layanan, popolasi yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota KJKS BMT Mardlotillah di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Dalam penelitian ini data yang diambil bukan merupakan keseluruhan populasi. Hal ini dikarnakan kendala dalam waktu, pembiayaan dan tenaga, sehingga penelitan menggunakan sample yang merupakan bagian terkecil dari populasi (Malhotra, 2009). Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sample menggunakan teknik non-probability sampling yaitu teknik sampling yang tidak menggunakan prosedur pemilihan peluang melainkan mengandalkan judgment pribadi peneliti. Perhitungan Sample diperoleh melalui rumus Slovin (Umar, 1997) dengan perhitungan sebagai berikut: N (jumlah populasi) : 1176 org (Kec. Tanjungsari, per 20 Oktober 2012) e (derajat kesalahan) : 16% (0,16) atau presisi 84% n (jumlah sample) n
N 1 ( Ne 2 )
: .....
n
1.176 1 (1.176.0,16 2 )
n = 37,81 = 38 sample
untuk mengantisipasi kuesioner yang tidak kembali atau tidak memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut ditambah 4 sehingga menjadi 42 sample. Dalam mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan, para penyusun strategi atau disebut ahli strategi adalah para manajer puncak sebagai ahli strategi utama, dewan komisaris dan staf perencanaan. Proses melaksanakan analisis internal dan eksternal juga
40
harus melibatkan sebanyak mungkin perwakilan manajer dan karyawan (Glueck dan Lawrence, diacu dalam David 2006). Untuk memperoleh gambaran faktor internal mengenai kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal mengenai peluang dan ancaman KJKS BMT Mardlotillah dalam pengembangan koperasi.di pilih 6 responden yaitu: Ketua, General Manager, Manager Operasional dan Keuangan, Pimpinan Cabang Tanjungsari, Ketua Badan Pengawas, dan Ketua Dewan Pengawas Syariah KJKS BMT Mardlotillah. Untuk memperoleh beberapa alternatif strategi Matriks Quantitative Strategic Planning Matrix (QSP) dipilih 1 responden yaitu pakar perkoperasian dari Kementerian Koperasi dan UKM.
C. Pengolahan dan Analisis Data Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan analisis deskriptif baik yang bersifat normatif (sesuai aturan syariah dan perundang-undangan yang berlaku), kualitatif (menggambarkan profil, produk dan proses kegiatan usaha KJKS serta menggambarkan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSP), dan kuantitatif (melakukan tabulasi perhitungan atas analisis kesehatan kinerja, analisis kepuasan anggota dan pembobotan atas IFE, EFE, IE, dan QSP). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS ver. 15.0 for Windows. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis kinerja kesehatan, analisis pelaksanaan nilai dan prinsip koperasi, analisis pelaksanaan prinsip syariah, analisis kepuasan anggota, serta analisis matrik EFI, EFE, IE, SWOT dan QSP dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Analisis Kesehatan Kinerja Dalam melakukan analisis kesehatan kinerja koperasi sebagai lembaga keuangan dilaksanakan dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Koperasi dan UKM No. 35.3/Per/ M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi. Penilaian kesehatan dilaksanakan dengan mengumpulkan data dari laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT)
41
Koperasi pada tahun buku 2011 dan melalui jawaban pertanyaan formulir kertas kerja yang disusun. Penilaian kesehatan koperasi meliputi penilaian terhadap beberapa aspek dibidang: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jatidiri koperasi dan pelaksanaan prinsip syariah. Setiap aspek tersebut kemudian dianalisis melalui pemberian bobot penilaian yang menjadi dasar perhitungan penilaian kesehatan koperasi dengan menggunakan sistem nilai kredit (reward system) yang dinyatakan dengan nilai kredit 0-100. Perincian mengenai bobot setiap aspek sebagaimana terdapat pada Table 4. Table 4 Pembobotan Aspek Kesehatan Kinerja No
1.
Aspek yang Dinilai
Permodala n
Komponen
Bobot Penilaian (%)
Pendekatan Penilaian
a. Rasio modal sendiri terhadap total modal
Modal Sendiri x 100 % Total Asset
5
kuantitatif 10
b. Rasio kecukupan modal (CAR) Modal Tertimbang x 100% ATMR
2.
Kualitas Aktiva Produktif
a. Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan
5
kuantitatif
10
kuantitatif
JumlahPembiayaan& PiutangBermasalah x 100% JumlahPiutangdan Pembiayaan
b. Rasio portofolio pembiayaan berisiko 5
20
kuantitatif
Jumlah Portofolio Berisiko x 100% Jumlah Piutang dan pembiayaan c. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) 5
PPAP x 100% PPAPWD
kuantitatif
42
No
3.
Aspek yang Dinilai
Manajemen
Komponen
a. Manajemen umum b. Kelembagaan c. Manajemen permodalan
Bobot Penilaian (%)
3 3 3 15
d. Manajemen aktiva 3 e. Manajemen likuiditas 3
4.
Efisiensi
a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto
4
Pendekatan Penilaian
kualitatif kualitatif kuantitatif dan kualitatif kuantitatif dan kualitatif kuantitatif dan kualitatif
kuantitatif
Biaya Operasiona lPelayanan x 100 % Partisipas i Bruto
b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset 4
10
kuantitatif
Aktiva Tetap x 100 % Total Aset
c. Rasio efisiensi staf 2
kuantitatif
10
kuantitatif
JumlahMitra Pembiayaan JumlahStaf 5.
Likuidi-tas
a. Cash Rasio Kas Bank x 100% Kewajiban Lancar
15 b. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima 5
kuantitatif
Total Pembiayaan x 100% Dana yang Diterima 6.
Kemandiri an dan Pertumbuhan
a. Rentabilitas aset SHU Sebelum Nisbah, Zakat dan Pajak x 100% Total Aset
3
10
kuantitatif
43
No
Aspek yang Dinilai
Komponen
Bobot Penilaian (%)
Pendekatan Penilaian
b. Rentabilitas Modal Sendiri 3
kuantitatif
4
kuantitatif
5
kuantitatif
SHU Bagian Anggota x 100% Total Modal Sendiri
c. Kemandirian Operasional Pelayanan Pendapatan Usaha x 100% Biaya Operasiona l Pelayanan
7.
Jatidiri Koperasi
a. Rasio partisipasi bruto Jumlah Partisipasi Bruto x100% Jumlah Partisipasi Bruto Transaksi Non Anggota
10
b. Rasio partisipasi ekonomi anggota (PEA) MEP SHU Bagian Anggota x100% Total Simpanan Pokok Simpanan Wajib
5
kuantitatif
MEP = Manfaat Ekonomi Partisipasi PEA = Partisipasi Ekonomi Anggota
8.
Kepatuhan Prinsip Syariah
Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah
TOTAL
10
10
Kualitatif
100
Sumber : Kementerian KUKM, 2008b.
2. Analisis Vertikal dan Horisontal Data perkembangan permodalan dan pembiayaan koperasi yang diperoleh berdasarkan laporan keuangan yang diperoleh dari laporan RAT koperasi tahun buku 2008 sampai dengan 2011 dan di analisis secara vertikal dan horizontal. Analisis vertikal dilakukan dengan cara membandingkan pos yang satu dengan yang lainnya dan analisis horizontal dilakukan dengan perbandingan antar pos-pos laporan keuangan pada
44
priode yang berbeda (Arifin, 2007), yang digambarkan dalam bentuk grafik dan table.
3. Analisis Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan Untuk variable kualitas layanan yang digunakan adalah model servqual yang dikembangkan oleh Parasurman, et al (1988), sedangkan untuk kepuasan anggota menggunakan model evaluasi alternatif (Enggel, dalam Tjiptono 2006) dengan variable-variable sebagai berikut : a. Variable bebas (X) = variable independen, yang terdiri atas variable reabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5). b. Variable terikat (Y) = variable dependen, yaitu variable kepuasan anggota. Dalam penelitian ini model analisis kepuasan anggota atas kulitas layanan sebagaimana Gambar 2. X1
= Reliabilitas
X2
= Daya Tanggap
X3
= Jaminan
X4
= Empati
X5
= Bentuk Fisik
Y
= Kepuasan
Gambar 2 Model Analisis Kepuasan Anggota Atas Kulitas Layanan Pengukuran kualitas layanan dan
kepuasan anggota dengan
menggunakan skala likret dengan skor masing-masing jawaban adalah: 5 = Sangat Setuju
(SS)
4 = Setuju
(S)
3 = Kurang Setuju
(KS)
2 = Tidak Setuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
45
Operasionalisasi pengukuran variable kualitas layanan dilihat pada Table 5 dan operasionalisasi pengukuran variable kepuasan pada Table 6. Table 5 Operasional pengukuran kualitas layanan anggota.
46
Table 6 Operasional pengukuran kepuasan anggota.
Perhitun gan dari skor atau nilai menggunakan aplikasi SPSS 15 untuk membuktikan hubungan dan pengaruh antar variabel-variabel penelitian dengan menggunakan uji data sebagai berikut: a. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebagai analisis awal (pre-tes) dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner. Untuk menguji pertanyaan dalam sebuah kuesioner dilakukan uji validitas dengan membandingkan rhitung dengan rtabel, agar pertanyaan dapat dinyatakan valid dan dapat dipergunakan dalam penelitian. Uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha, untuk menunjukkan seberapa tingginya indikator-indikator pada setiap variable berkorelasi dan berhubungan satu sama lain (Malhotra, 2009). b. Uji Faktor Uji faktor digunakan untuk untuk mengetahui kelayakan sampel (variabel) sudah memadai atau belum untuk dianalisis lebih lanjut. Uji Faktor dalam penelitian ini menggunakan nilai Keiser Meyer Olkin (KMO) dan Barlett’s test (Malhotra, 2009).
47
c. Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui terpenuhinya kriteria model penelitian (Kriteria Best Linear Unbiased Estimator Criteria/BLUE) dilakukan uji
asumsi
klasik
dengan
melaksanakan
uji
normalitas,
uji
multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. 1) Uji Normalitas Dalam penelitian ini pengujian normalitas data menggunakan grafik plot normal (Normal Probabilty Plot). Untuk mengetahui kenormalan sebaran data dan homogenitas ragam data dapat dilakukan dengan menguji kenormalan data serta homogenitas ragam dari standardize residual (error) (Steel and Torrie, dalam Santoso 2004). 2) Uji Multikolinearitas Untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah atunya adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor and Tolerance (Santoso, 2004). 3) Uji Heterokedastisitas Suatu asumsi pokok dari model regresi linier yang baik adalah gangguan (disturbance) yang muncul dalam regresi harus homogen (terjadi homoskedastisitas) dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, uji heterokedastisitas dilakukan menggunakan uji korelasi Rank Spearman (Santoso, 2004). d. Analisis Data dan Interpretasi Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari pengaruh dari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, yaitu: 1) Uji Korelasi Dalam penelitian ini uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dengan variable terikat digunakan uji korelasi Product Momen Pearson untuk mengetahui apakah kedua
48
variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan dan seberapa kuat hubungan tersebut (Santoso, 2004). 2) Uji Koefisien Korelasi Determinasi Ganda dan Koefisien Determinasi Koefisien korelasi ganda (R) yang menunjukkan derajat keeratan hubungan antara semua variabel, sedangkan besarnya pengaruh variabel independen terhadap keragaman dari variabel dependen ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R Square) (Ghozali, 2005). 3) Uji Serempak (Uji F) Uji F menggunakan Anova Tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2005), dengan hipotesis: a) H0: B1, B2, B3, B4, B5 = 0 (variabel yang terdiri atas reabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5) secara serempak tidak berpengaruh terhadap kepuasan anggota (Y). b) H1: B1, B2, B3, B4, B5 0 (variabel yang terdiri atas reabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5) secara serempak berpengaruh terhadap kepuasan anggota (Y). Ketentuan,dalam pengujian hipotesis : a) Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen. b) Apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen. 4) Uji Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk menguji pengaruhi secara parsial dari kualitas pelayanan yang meliputi dari reabilitas (X1), daya tanggap
49
(X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5) terhadap kepuasan anggota (Y). Langkah-langkah dalam uji parsial (uji t) adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005): (1) Menetapkan formulasi hipotesis : (a) H0 : β = 0, artinya variabel X1, X2, X3, X4 dan X5 tidak mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel Y. (b) H0 : β 0, artinya variabel X1, X2, X3, X4 dan X5 mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel Y. (2) Menetapkan derajat kepercayaan 95% (α =0,05) (3) Menetapkan signifikansi/kesimpulan : (a) Jika thitung> ttabel atau p value < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima atau masing-masing variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variael terikat (b) Jika thitung< ttabel atau p value < 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak atau masing-masing variabel bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variael terikat 5) Uji Regresi Linear Berganda Analisis
regresi
linier
berganda
digunakan
untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan variabel reabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5) secara serempak terhadap kepuasan anggota (Y). Persamaan regresi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, (Supranto, 1998): Y
= β0 + β1 X1+ β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5X5+e
Keterangan : Y = Kepuasan anggota koperasi β0 = Nilai parameter atau koefisien regresi β1 = Koefisien regresi dari variabel X1 (Bukti Langsung) X1 = Bukti Langsung β2 = Koefisien regresi dari variabel X2 (Kehandalan) X2 = Kehandalan
50
β3 X3 β4 X4 β5 X5 e
= = = = = = =
Koefisien regresi dari variabel X3 (Daya Tanggap) Daya Tanggap Koefisien regresi dari variabel X4 (Jaminan) Jaminan Koefisien regresi dari variabel Xs (Empati) Empati Standar error
4. Analisis Pelaksanaan Nilai dan Prinsip Koperasi Analisis pelaksanaan nilai dan prinsip koperasi secara kuntitatif dilakukan melalui pembobotan aspek pelaksanaan jati diri koperasi, sebagaimana termuat dalam penilaian kinerja kesehatan koperasi. Analisis pelaksanaan nilai dan prinsip koperasi secara secara kualitatif dilakukan dengan membandingkan konsepsi nilai dan prinsip koperasi dengan pelaksanaan dilapangan, berdasarkan laporan Rapat Anggota Tahunan, wawancara dengan pengurus dan anggota serta hasil observasi lapangan. 5. Analisis Pelaksanaan Prinsip Syariah Analisis pelaksanaan prinsip Syariah koperasi secara kuntitatif melalui pembobotan aspek pelaksanaan prinsip syariah, sebagaimana termuat dalam penilaian kesehatan kinerja koperasi. Analisis kualitatif dilakukan dengan memberikan gambaran perbandingan atas konsepsi pelaksanaan prinsip syariah dengan pelaksanaan dilapangan, berdasarkan laporan Rapat Anggota Tahunan, wawancara dengan pengurus dan anggota serta hasil observasi lapangan. 6. Analisis Matrik EFI, EFE dan IE Untuk mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan koperasi dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE (Internal Factor Evaluation), matriks EFE (External Factor Evaluation) dan dengan langlah-langkah sebagai berikut (Rangkuti, 2005): a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Koperasi
51
b. Penentuan Bobot setiap Peubah. c. Penetuan Peringkat (Rating) Untuk menganalisis posisi koperasi dari kekuatan dan kelemahan koperasi dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal digunakan matrik IE (Internal Eksternal).
7. Analisis Matriks SWOT Analisa Strengths-Weakness-Opportunities-Threaths (SWOT) digunakan dalam merumuskan strategi yang akan digunakan dalam pengembangan koperasi. Analisa SWOT ini dilaksanakan dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut (Rangkuti, 2005): a. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan. b. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan. c. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan. d. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan. e. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi SO yang tepat. f. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi ST yang tepat. g. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi WO yang tepat. h. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi WT yang tepat.
8. Analisis Matriks QSP Untuk mengevaluasi dan menganalisis beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT menjadi urutan prioritas strategi yang paling tepat diimplementasikan dipergunakan analisis melalui Matriks Quantitative Strategic Planning Matrix (QSP). Matriks QSP adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif
52
secara objektif, berdasarkan pada faktor-faktor sukses kritis internal dan eksternal yang diketahui sebelumnya (David, 2006).
9. Kerangka Penelitian Secara ringkas kerangka penelitian disajikaan sebagaimana Gambar 3.
Gambar 3
Kerangka Penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perkembangan KJKS BMT Mardlotillah KJKS BMT Mardlotillah didirikan atas prakarsa 8 orang alumni mahasiswa Fakultas Hukum dan Ekonomi Universitas Pasundan Bandung untuk berperan dalam pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi syariah dikalangan masyarakat. KJKS BMT Mardlotillah pada awal pendiriannya di tahun 1997 adalah Kelompok Swadaya Masyarakat di bawah binaan PINBUK. Pada tahun 1998 baru menjadi Koperasi BMT Mardlotillah dengan badan hukum Nomor 34/BH/KDK. 10.13/XII/1998 Tanggal 24 Desember 1998 dari Dinas Koperasi Kab. Sumedang, dengan 24 orang anggota dari para inisiator dan masyarakat sekitar. Berbekal modal awal sebesar Rp 5.000.000,- Koperasi BMT Mardlotillah mulai melayani usaha mikro anggota dan calon anggota koperasi di wilayah Sumedang, khususnya di sekitar lokasi usaha di Jl. Pasar Utara No. 15D Pasar Tanjungsari, Sumedang. Dengan Visi: “menjadikan BMT Mardlotillah sebagai lembaga keuangan syariah yang maju, sehat dan mengakar di masyarakat dalam menuju ridlo Allah”, Koperasi BMT Mardlotillah berupaya mewujudkannya dengan misi sebagai berikut (KJKS BMT Mardlotillah, 2012) : a. menjadi lembaga intermediasi keuangan dan perekonomian ummat dengan menciptakan sarana penghimpunan dan penyaluran dana sesuai prinsip koperasi dan syariah. b. meningkatkan produktivitas anggota, pengurus dan pengelola dengan kekuatan sumber daya insani dan management organisasi. c. menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang peduli terhadap ummat dengan konsep baitul maal yang edukatif, produktif dan bernilai ibadah.
54
d. menjadi mitra bagi pemerintah, swasta dan lembaga swadaya masyarakat dalam rangka pemberdayaan ekonomi dan pembinaan bisnis masyarakat Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Koperasi BMT Mardlotillah menetapkan tujuan organisasi (KJKS BMT Mardlotillah, 2012) yaitu: “untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian daerah dan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Syari’ah Islam”. Budaya organisasi yang dikembangkan adalah: komitmen pada sinergi, menciptakan suasana kerja yang kondusif serta kerjasama antar karyawan yang harmonis guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia; memberikan pelayanan kepada anggota dengan cepat dan tepat secara profesional dan akuntabel. Melalui visi, misi, tujuan dan budaya organissi yang diterapkan membuat Koperasi BMT Mardlotillah menjadi begitu dekat dengan masyarakat dan banyak para pelaku usaha mikro yang berminat untuk memperoleh pelayanan simpanan/pembiayaan dan menjadi calon anggota/anggota Koperasi BMT Mardlotillah. Besarnya kebutuhan pembiayaan anggota membuat Koperasi BMT Mardlotillah berupaya menjalin kemitraan dengan lembaga kemasyarakatan, pemerintah dan lembaga keuangan untuk membantu pengembangan kapasitas kelembagaan dan perkuatan permodalan Koperasi BMT Mardlotillah. Kerjasama dengan beberapa lembaga kemasyarakatan dilakukan antra lain dengan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dalam rangka advokasi manajemen dan SDM, dengan Yayasan Dompet Dhuafa sebagai motivator bisnis dan sosial, Yayasan Pemulihan Keberdayaan Masyarakat (PKM) dan Mercy Corp Internasional sebagai donasi dalam pemberdayaan anggota/calon anggota. Melalui program pemerintah Koperasi BMT Mardlotillah dipercaya memperoleh perkuatan permodalan untuk pengembangan usaha anggota melalui program P2KER (1989), DBS (2004) dan P3KUM (2007). Kepercayaan juga diterima dari lembaga keuangan dengan pemberian pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri
55
(BSM), Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah, PT BMT Ventura dan LPDB KUMKM (KJKS BMT Mardlotillah, 2012). Seiring dengan kepercayaan pihak luar dan masyarakat, Koperasi BMT Mardlotillah pun berkembang dengan membuka 2 cabang di Cimanggung : Jl. Raya Bandung-Garut Km 27 No. 288 Parakan Muncang Cimanggung, dan Garut : Jl. Raya Baru Pasar Baru Kodungora, Garut. Koperasi BMT Mardlotillah juga mengubah ijin usahanya dari yang semula hanya wilayah Sumedang kini menjadi wilayah Jawa Barat dengan Perubahan Anggaran Dasar menjadi KJKS BMT Mardlotillah melalui Akta Notaris Dede, S.H. No 02 Tahun 2010 dengan pengesahan Badan Hukum No. 02/PAD/XIII/518-DISKOP.UMKM/VI/2010 Tanggal 14 Juni 2010, dari Dinas Koperasi & UMKM Propinsi Jawa Barat (KJKS BMT Mardlotillah, 2012). Perkembangan usaha KJKS BMT Mardlotillah mengalami partumbuhan yang pesat selama priode 2008-2011, antara lain tercatat beberapa perkembangan yaitu: 1) keanggotaan berkembang dari 1.158 anggota dan 9.558 calon anggota pada tahun 2008 menjadi 2.435 anggota dan 15.471 calon anggota pada tahun 2011, dengan pertumbuhan anggota 110,2% dan calon anggota 61,86%; 2) Asset dari Rp 4,37 Milyar pada tahun 2008 menjadi Rp 10,7 Milyar pada tahun 2011, tumbuh 144,85%; 3) modal sendiri dari Rp 690 Juta pada tahun 2008 menjadi Rp 1 Milyar pada tahun 2011, tumbuh 44,93%, tabungan/simpanan pada tahun 2008 sebanyak 9,774 orang anggota dengan nilai sebesar Rp 2,09 Milyar menjadi 12.733 orang anggota dengan nilai sebesar Rp 3,11 Milyar pada tahun 2011, dengan partumbuhan penabung sebesar 30,2% dan jumlah dana sebesar 48,8%, 4) modal luar (Dana Program dan Pinjaman dari Lembaga Keuangan) Rp 1,6 Milyar pada tahun 2008 menjadi Rp 6,37 Milyar pada tahun 2011, tumbuh 393%. Pembiayaan yang dilayani dari 1.518 orang dengan total pembiayaan sebesar Rp 13, 96 Milyar pada tahun 2008 menjadi 2.241 orang dengan total pembiayaan sebesar Rp 32, 43 Milyar pada tahun 2011, dengan pertumbuhan layanan pembiayaan kepada anggota
56
sebesar 47% dan pertumbuhan total pembiayaan sebesar 132% (KJKS BMT Mardlotillah, 2010, 2011 dan 2012)
2. Profile Organisasi, Program dan Pola Pembinaan Anggota a. Profile Organisasi KJKS BMT Mardlotillah dijalankan dengan membentuk beberapa badan organisasi yaitu pengawas koperasi, pengawas syariah pengurus, dan pengelola sebagai berikut (KJKS BMT Mardlotillah, 2012): 1) Pengawas Koperasi, mengawasi keseluruhan aktivitas kegiatan dan pelaporan koperasi serta memeriksa laporan tahunan pengurus pada akhir tahun buku, dengan personil sebagai berikut : Ketua
:
H.A. Didi Rahman, SH
Anggota
:
Cece Suryana, SH, MM Raffie R Soemarta, SE Yudi Prihartanto, SH, M.Hum Cecep R. Zhahir, SH
2) Pengawas Syariah, memberikan penjelasan, informasi dan pandangan-pandangan yang dianggap perlu dalam hal ketepatan pola, akad, dan transaksi-transaksi lainya di BMT sesuai fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional MUI dan peraturan perundang-undangan sebagai dasar pedoman operasional BMT, dengan personil Drs. KH. Sobana dan Drs. KH. Aten Khotib Syarbini. 3) Pengurus, bertanggungjawab terhadap pengendalian keseluruhan atas aktivitas lembaga dalam rangka menjaga kekayaan, memberikan arahan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas kelembagaan, dengan personil sebagai berikut : Ketua
:
H. Asep Sudrajat, SH
Sekretaris
:
Dr.T.Subarsayah, SH, MM
Bendahara :
Rusli Subrata, SH
4) Pengelola, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dan penyaluran dana serta kegiatan-kegiatan langsung berhubungan de-
57
ngan upaya mencapai target yang ditetapkan, dengan personil sebagai berikut : Kantor Pusat General Manajer
: -
Manajer Marketing
: M. Ikhsan Purwana, S.Ag
Manajer Ops dan Keu.
: Erna Yulianti
-
Accounting
: Rin Herayati, SE
-
Litbang & IT
: Ayif Hidayat, S.Kom
-
Remedial
: Jaenal Aripin, SE Eli Mulyana, SE
Pimcab Tanjungsari
: Erna Yulianti
Pimcab Cimanggung
: Indra Muriawan
Pimcab Garut
: Pepen Sumpena, SHI
Gambar 4 Struktur Organisasi (KJKS BMT Mardlotillah, 2011)
b. Program Kerja dan Pola Pembinaan anggota Sebagaimana hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT) KJKS BMT Mardlotillah Tahun 2011 telah disahkan Program Kerja Pengurus sebagai berikut (KJKS BMT Mardlotillah, 2012): 1) Kelembagaan a) Memperkokoh dan menyempurnakan organisasi dalam rangka meningkatkan usaha dan layanan kepada anggota.
58
b) Menyempurnakan segala bentuk kebijakan dengan perubahan, dan penambahan dalam bentuk Keputusan MAT, SK. Pengurus (SOM & SOP, SDM), dan SK General Manager. c) Mengupayakan agar seluruh SDM benar-benar berfungsi, sehingga pelaksanaan tugas kegiatan masing-masing bidang dapat berjalan dengan baik. d) Mengupayakan agar dengan sarana dan prasarana yang ada dapat meningkatkan efisiensi kerja sampai ke tingkat maksimal. e) Meningkatkan kemampuan BMT dalam memobilisasi danadana untuk membiayai usaha anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. 2) Usaha a) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada anggota baik dalam kebutuhan produk simpanan maupun pembiayaan anggota yang lebih produktif, aman, tepat sasaran dan sesuai syari’ah. b) Menerapkan sistem reward bagi anggota berprestasi dan sanksi denda bagi anggota yang bermasalah sesuai petunjuk Dewan Pengawas Syari’ah. c) Memperbaiki dan meningkatkan kondisi kesehatan, khususnya kualitas pembiayaan. d) Melakukan efisiensi dan efektivitas kegiatan-kegiatan operasional. e) Meningkatkan pengerahan sumber dana, khususnya dari anggota. 3) Organisasi dan Manajemen a) Reorganisasi dan peningkatan fungsi serta peran pengurus. b) Pengkajian ulang dan revisi SOP guna meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektifitas lembaga. c) Meningkatkan kualitas sumber daya insani, baik melalui pelatihan-pelatihan maupun kegiatan lainnya. d) Melakukan Rekrutmen SDM sesuai kebutuhan stándar untuk 3 kantor, maksimal 4 orang, dan rotasi untuk reffresh kinerja staff.
59
e) Melakukan upaya agar setiap karyawan mengerti, memahami dan menyadari status dan posisinya sebagai karyawan yang mempunyai visi dan misi khusus yang berbeda dengan lembaga lain. f) Mulai menerapkan kebijakan personil yang sehat dan dinamis sehingga mampu mendorong prestasi tinggi dan loyal serta berdedikasi kepada BMT Mardlotillah, antara lain dengan perlindungan Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Dana Pensiun. g) Rasionalisasi pendapatan insentif bagi Pengurus & Staf. h) Internalisasi pelaksanaan budaya kerja pengelola. 4) Rencana Program Asumsi yang digunakan dalam penyusunan program antara lain adalah kondisi perekonomian mulai bergerak namun tingkat inflasi masih berkisar 16 % dan tingkat suku bunga SBI berkisar 8% per tahun. Perameter yang digunakan dalam penyusunan program dan anggaran, adalah sebagai berikut : a) Kenaikan asset rata-rata 35 % per Tahun. b) Modal meningkat sebesar Rp. 1,2 Milyar c) Sumber dana perbankan meningkat sebesar 3 Milyar. d) Sumber dana simpanan dan berjangka meningkat 45 % e) Nisbah bagi hasil simpanan equivalen 2,4% per tahun yang setara dengan 20 % Anggota : 80 % BMT. f)
Nisbah bagi hasil simpanan berjangka equivalen 10 % per tahun setara 55 % anggota : 45 % BMT.
g) Plafon pembiayaan maksimal : Rp. 50.000.000,h) Pricing BMT setara 2,5 % dengan perhitungan marjin minimal 1,5 %, ditambah dengan keuntungan diharapkan 1 %. i)
Jangka waktu pembiayaan maksimal 24 bulan (angsuran harian, mingguan dan bulanan).
j)
Nisbah bagi hasil simpanan berjangka / deposito : (1) 3 bulan = 55% Anggota : 45% BMT (setara 9%/tahun). (2) 6 bulan = 60% Anggota : 40% BMT (setara 10%/tahun). (3) 12 bulan = 70% Anggota : 30% BMT (setara 13%/tahun).
60
k) Pertumbuhan volume pembiayaan sebesar 43%/tahun (Rp 12 Milyar) l)
Pendapatan meningkat sebesar 54% dan biaya meningkat sebesar 55%
m) Pertumbuhan anggota dan pengguna jasa sebesar 30 % dari 17.914 menjadi 23.288 orang. c. Pola Pembinaan anggota Pembinaan anggota BMT Mardlotillah yang selama ini berjalan dengan baik. Pola pembinaan dilakukan dengan cara (KJKS BMT Mardlotillah, 2012): 1) Pembinaan pola kolekting (Sistem pembinaan melalui kolektor tentang pengembangan usaha dan sikap mental bermuamalah). 2) Pembinaan Ramadhan & Pertemuan dengan Pengurus DKM (Kec. Tanjungsari, Pamulihan, Sukasari dan Cimanggung) di Pesantren Al-Mahmud Tanjungsari dengan pembicara Drs. KH. Sobana. 3) Pembinan langsung ekonomi Syari’ah di kantor secara tatap muka. 4) Pemberian penghargaan berupa hadiah/bingkisan kepada anggota yang berprestasi dan sanksi berupa teguran dan eksekusi bagi anggota yang bermasalah dengan itikad yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. 5) Kepada anggota yang tertimpa musibah sakit dan atau meninggal, BMT memberikan santunan dengan besaran yang disesuaikan dengan kemampuan BMT. 6) Selain bagi hasil simpanan yang diberikan setiap bulan, bagi anggota diberikan pula SHU secara proporsional sesuai jumlah simpanan yang dimiliki.
B. Analisis Kesehatan Kinerja KJKS Hasil analisis kesehatan kinerja berdasarkan standar dan tata cara penilaian sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi,
61
dengan pembobotan yang meliputi aspek-aspek: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jatidiri koperasi serta pelaksanaan prinsip syariah diperoleh hasil penilaian kinerja kesehatan KJKS BMT Mardlotillah sebesar 81,76 dengan predikat Sehat. Adapun perhitungan menggunakan Microsoft Exel 2007, sebagaimana hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja KJKS pada Lampiran 7 dan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja pada Lampiran 6. Hasil perhitungan masing-masing aspek adalah sebagai berikut: 1. Permodalan Penilaiannya dilakukan dengan menggunakan dua rasio permodalan yaitu perbandingan modal sendiri dengan total aset dan rasio kecukupan modal (Kementerian KUKM, 2008b). a.
Rasio modal sendiri terhadap total asset Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Neraca dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 7 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
,
.
,
.
,
100% = 9,59%
Penilaian bobot dari rasio diperoleh dengan menggunakan standar Table 7. Table 7 Predikat Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset Rasio ( %) Nilai 0 < X < 10 25 10 < X < 15 50 15 < X < 20 75 20 < X > 100 100 Sumber : Kementerian KUKM (2008b).
Predikat Tidak sehat Kurang sehat Cukup sehat Sehat
Dengan standar tersebut, rasio modal sendiri terhadap total asset sebesar 9,59% berada pada predikat tidak sehat, artinya bahwa hanya 9,59% asset KJKS yang berasal dari modal sendiri dan 91,41% asset dari modal luar. Besarnya modal luar KJKS, menunjukan kemampuan KJKS dalam menghimpun dana dari tabungan dan pinjaman lembaga keuangan/donor dan mengidikasikan besarnya kepercayaan anggota
62
dan lembaga luar kepada KJKS, namun harus menanggung resiko dan beban bagi hasil. Rasio modal sendiri terhadap total asset dimaksudkan untuk mengukur kemampuan KJKS dalam menghimpun modal sendiri dibandingkan dengan modal yang dimiliki. Kemampuan dalam menghimpun modal sendiri mengidikasikan bahwa KJKS telah mampu menumbuhkan rasa memiliki anggota anggotanya dan kepercayaan untuk menyimpan dana pada KJKS/UJKS koperasi. b. Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Modal Tertimbang dan Aktiva Tertimbang) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
.
.
.
.
100% = 11,40%
Penilaian bobot dari rasio diperoleh dengan menggunakan standar Table 8. Table 8 Predikat Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio Rasio ( %) Nilai <6 25 6< x<7 50 7< x<8 75 >8 100 Sumber : Kementerian KUKM (2008b).
Skor Nilai Tidak sehat Kurang sehat Cukup sehat Sehat
Dengan standar tersebut, rasio Kecukupan Modal/CAR sebesar 11,40% berada pada predikat sehat, artinya Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang dijamin oleh modal sendiri KJKS sebesar 11,40%. Rasio Kecukupan Modal/CAR merupakan kemampuan penyediaan kecukupan modal (modal minimum) didasarkan pada risiko aktiva yang dimilikinya. Standar Bank Indonesia yang berlaku saat ini sebuah lembaga keuangan dikatakan sehat apabila nilai CAR mencapai 8% atau lebih.
63
Rasio tersebut dimaksudkan agar para pengelola KJKS melakukan pengembangan usaha yang sehat dan dapat menanggung risiko kerugian dalam batas-batas tertentu yang dapat diantisipasi oleh modal yang ada, terkait sumber asset dan kewajiban atas asset tersebut. 2. Kualitas Aktiva Produktif Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 3 rasio, yaitu rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan, rasio portofolio pembiayaan berisiko terhadap jumlah piutang dan pembiayaan, dan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk (PPAPWD). a. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
.
.
.
.
100% = 4,55%
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan standar Table 9. Table 9
Predikat Rasio Tingkat Piutang dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Jumlah Piutang dan Pembiayaan Rasio ( %) Nilai Predikat > 12 25 Tidak Lancar 9 < X < 12 50 Kurang Lancar 5< X < 8 75 Cukup Lancar <5 100 Lancar Sumber : Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, rasio tingkat piutang dan pembiayaan
bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan sebesar 4,55% berada pada predikat lancar, artinya KJKS BMT Mardlotillah berhasil mengelola pinjaman anggota sehingga piutang dan pembiayaan yang diberikan kepada anggota dapat berjalan dengan lancar, hanya 4,55% yang bermasalah dalam pembayaran kewajiban atas pinjaman/pembia-
64
yaan yang diberikan dan masuk dalam kategori pembiayaan yang kurang lancar, diragukan dan macet. b. Rasio portofolio pembiayaan berisiko terhadap jumlah piutang dan pembiayaan Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
.
.
.
.
100% = 2,86%
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan standar Table 10. Table 10 Predikat Rasio Portofolio Pembiayaan Berisiko Terhadap Jumlah Piutang dan Pembiayaan Rasio ( %) Nilai Predikat > 30 25 Sangat Beresiko 26 < X < 30 50 Kurang Beresiko 21 < X < 26 75 Cukup Beresiko < 21 100 Beresiko Rendah Sumber : Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, rasio pembiayaan berisiko terhadap jumlah piutang dan pembiayaan sebesar 2,86% berada pada predikat beresiko rendah, artinya jumlah pembiayaan beresiko masih memiliki resiko rendah jauh dibawah standar dan jika penanganan pembiayaan beresiko dilakukan dengan baik (dengan asumsi 90% pembiayaan kurang lancar dan 50% pembiayaan diragukan berhasil ditangani), maka peluang peningkatan pembiayaan beresiko (macet) hanya sebesar 2,86%. Untuk memperoleh hasil tersebut KJKS Mardlotillah harus memiliki standar operasional prosedur dalam penanganan pembiayaan bermasalah dan menjadi peringatan bagi manajamen dan kolektor/ pendamping untuk memberikan perhatian dan pendampingan agar anggota dapat mengatasi permasalahan usahanya dan kembali memenuhi kewajibannya dengan baik.
65
c. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk (PPAPWD) Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Neraca dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
.
.
.
100% = 28,19%
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan modifikasi standar Table 11. Table 11 Predikat Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk Nilai Rasio ( %) Predikat (Rasio % x 100)
0 < X < 25 0 - 25 26 < X < 50 26 - 50 51 < X < 75 51 - 75 76 < X < 100 76 - 100 Sumber : Kementerian KUKM (2008b).
Tidak Sehat Kurang Sehat Cukup Sehat Sehat
Dengan standar tersebut, rasio PPAP terhadap PPAPWD sebesar 56,38% berada pada predikat cukup sehat, artinya KJKS BMT Mardlotillah hanya mampu menyisihkan dana penghapusan aktiva produktif sebesar 56,38% dari standar yang harus dibentuk yaitu (Kementerian KUKM, 2008b): (0,5% aktiva produktif lancar + 10% aktiva produktif kurang lancar + 50% aktiva produktif diragukan + 100% aktiva produktif macet) – (Agunan + Jaminan Resiko). Berdasarkan rasio tersebut, KJKS BMT Mardlotillah dapat mengurangi atau menghapus pembiayaan yang macet dengan dana mengeksekusi dana titipan cadangan resiko/jaminanresiko dan agunan yang diberikan. 3. Manajemen Berdasarkan kertas kerja berupa daftar pertanyaan dari Kepmen No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan
66
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi dan atas jawaban dari Manajer Operasional dan Keuangan sebagaimana hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja KJKS pada Lampiran 7, diperoleh skor jawaban sebesar : 13,30%. Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan Table 12 sebagai berikut : Table 12 Predikat Skor Jawaban Manajemen Skor Jawaban ( %) 0 < X < 3,00 3,01 < X < 6,00 6,01 < X < 12,00 12,01 < X < 15,00
Nilai (Rasio % x 100) 0 – 3,00 3,00 – 6,00 6,01 – 12,00 12,01 – 15,00
Predikat Tidak Sehat Kurang Sehat Cukup Sehat Sehat
Sumber: modifikasi standar Kementerian KUKM (2008b) Dengan standar tersebut, skor manajemen KJKS BMT Mardlotilah berada pada predikat sehat. Skor tersebut belum menunjukan nilai yang sebenarnya karena jawaban belum seluruhnya disertai pembuktian dokumen. Dari hasil penilaian, perbaikan yang harus dilakukan antara lain adalah a. Manajemen Umum, menyusun perencanaan jangka panjang (tiga tahunan) yang dijabarkan kembali pada perencanaan jangka pendek (rencana tahunan). Melalui perencancanaan jangka panjang tersebut pengurus akan memiliki program yang lebih terencana dan pencapaian target yang terukur selama kepengurusannya. b. Manajemen Permodalan, peningkatan pertumbuhan modal sendiri yang berasal dari anggota sekurang - kurangnya sebesar 10 % dibandingkan tahun sebelumnya (dihitung berdasarkan data yang ada di neraca) dan investasi harta tetap dari inventaris serta pendanaan ekspansi perkantoran dibiayai dengan modal sendiri (pengecekan silang dengan laporan sumber dan penggunaan dana). 4. Penilaian Efesiensi Penilaian efisiensi KJKS/UJKS koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio yaitu : rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto, rasio aktiva tetap terhadap total asset dan rasio efisiensi staf. a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto
67
Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
.
.
.
.
100% = 64,68 %
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan standar Table 13. Table 13 Predikat Rasio Biaya Operasional Pelayanan Terhadap Partisipasi Bruto Rasio ( %) > 100 85 < X < 100 69 < X < 84 < 68
Nilai 25 50 75 100
Predikat Tidak Efisien Kurang Efisien Cukup Efisien Efisien
Sumber : Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto sebesar 64,68% berada pada predikat efisien, artinya KJKS BMT Mardlotillah memiliki efisiensi yang baik sesuai standar yang ditetapkan dengan beban operasional pelayanan dapat ditanggung oleh pendapatan dari partisipasi anggota dan dapat menyisahkan SHU sebesar 35,32%. b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Neraca dan Aktiva Tertimbang) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
.
.
.
.
100% = 8,97%
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan standar Table 14. Table 14 Predikat Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Aset Rasio ( %) 76 < X < 100 51 < X < 75 26 < X < 50 < 25
Nilai 25 50 75 100
Sumber : Kementerian KUKM (2008b).
Predikat Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik
68
Dengan standar tersebut, rasio aktiva tetap terhadap total aset sebesar 8,97% berada pada predikat baik, artinya KJKS BMT Mardlotillah sebagian besar asset yang dimiliki tidak diinvestasikan pada aktiva tetap (harta tidak bergerak) sehingga dapat dimaksimalkan pemanfaatannya untuk pelayananan kebutuhan pembiayaan bagi anggota. c. Rasio efesiensi staf Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
100% = 98,5%
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan standar Table 15. Table 15 Predikat Rasio Efesiensi Staf dengan menggunakan Pebandingan Jumlah Mitra Pembiayaan dengan Jumlah Staf Rasio ( %) < 50 50< x < 74 75 < x < 99 > 99
Nilai 25 50 75 100
Predikat Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik
Sumber : Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, rasio efesiensi staf sebesar 98,5% berada pada predikat cukup baik, artinya jumlah mitra pembiayaan berbanding karyawan memiliki rasio yang cukup baik. Rasio efisiensi staf dengan menggunakan rumus dan standar tersebut menunjukan semakin besar kemampuan staf mengelola mitra pembiayaan maka semakin besar nilai dan predikat padahal hal kemampuan karyawan terbatas, sehingga harus disempurnakan. Untuk itu, dalam penilaian kesehatan kinerja menggunakan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b). Dengan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Neraca dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 diperoleh hasil: 100% =
.
.
.
.
.
100% = 6,38%
69
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan standar Table 16. Table 16 Predikat Rasio Efesiensi Staf dengan menggunakan Pebandingan Biaya Karyawan dengan Volume Pembiayaan Rasio ( %) < 5 5 < x < 10 10 < x < 15 > 15
Nilai 100 75 50 0
Predikat Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
Sumber : Kementerian KUKM (2008c). Dengan standar tersebut, rasio efesiensi staf sebesar 6,38% berada pada predikat cukup baik, artinya biaya karyawan yang dikeluarkan berbanding volume pembiayaan memiliki rasio yang cukup baik. 5. Likuiditas Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KJKS dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu: rasio kas terhadap dana yang diterima dan rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima. a. Rasio Kas Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Neraca dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
.
.
.
100 = 29,87%
.
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan standar Table 17. Table 17 Predikat Rasio Kas Rasio ( %) X < 14 dan X > 56 14 < X < 20 dan 46 < X < 56 21 < X < 25 dan 35 < X < 45 26 < X < 34
Nilai 25 50 75 100
Predikat Tidak Likuid Kurang Likuid Cukup Likuid Likuid
Sumber : Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, rasio kas sebesar 29,87 % berada pada predikat likuid, artinya berdasarkan rasio ini Kas dan Bank KJKS BMT Mardlotillah mampu atau dapat digunakan untuk memenuhi
70
kewajiban lancarnya secara tepat waktu sehingga tidak ingkar dan dapat tetap menjaga kepercayaan dari lembaga keuangan/donor. b. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Neraca, Keterangan Pendukung dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: .
100% =
.
.
.
.
.
100 = 67,59%
Penilaian bobot dari rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima, diperoleh dengan menggunakan standar Table 18. Table 18 Predikat Rasio Pembiayaan Terhadap Dana yang Diterima Rasio ( %) < 50 51 < x < 75 76 < x < 100 > 100
Nilai 25 50 75 100
Predikat Tidak Likuid Kurang Likuid Cukup Likuid Likuid
Sumber : Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima sebesar 67,59% berada pada predikat kurang likuid, artinya berdasarkan rasio ini KJKS BMT Mardlotillah pada tahun depat lebih meningkatkan penyaluran pinjaman atau mengurangi sumber dana pihak ketiga. 6. Kemandirian dan Pertumbuhan Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada 3 rasio, yaitu rentabilitas aset, rentabilitas modal sendiri, dan kemandirian operasional. a. Rasio rentabilitas aset Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
.
.
.
.
100 = 0,75%
71
Penilaian bobot dari rasio pembiayaan rentabilitas aset, diperoleh dengan menggunakan standar Table 19. Table 19 Predikat Rasio Rentabilitas Aset Rasio ( %)
Nilai
X < 5 dan X > 30 5 < X < 7,4 dan 25 < X < 30 7,5 < X < 10 dan 20 < X < 25 10 < X < 20
25 50 75 100
Predikat Rendah Kurang Cukup Tinggi
Sumber : Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, rasio rentabilitas aset sebesar 67,59% berada pada predikat rendah, artinya KJKS BMT Mardlotillah belum secara produktif memanfaatkan asset yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan yang diperoleh. b. Rasio rentabilitas modal sendiri Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
.
.
.
.
.
100 = 4,73%
Penilaian bobot dari rasio pembiayaan rentabilitas modal sendiri, diperoleh dengan menggunakan standar Table 20. Table 20 Predikat Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Rasio ( %)
Nilai
X < 5 dan X > 35 5 < X < 7,4 dan 35 < X < 30 7,5 < X < 10 dan 25 < X < 30 10 < X < 25
25 50 75 100
Predikat Rendah Kurang Cukup Tinggi
Sumber : Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, rasio rentabilitas modal sendiri sebesar 4,73% berada pada predikat rendah, artinya KJKS BMT Mardlotillah belum secara produktif memanfaatkan modal sendiri yang dimiliki untuk menghasilkan SHU Bagian Anggota. c. Rasio kemandirian operasional pelayanan Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan
72
kinerja (Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: .
100% =
.
.
.
.
.
100 = 170,68%
Penilaian bobot dari rasio kemandirian operasional pelayanan, diperoleh dengan menggunakan standar Table 21. Table 21 Predikat Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan Rasio ( %) X < 100 100 < X < 125 126 < X < 150 > 150
Nilai 25 50 75 100
Predikat Tidak Mandiri Kurang Mandiri Cukup Mandiri Mandiri
Sumber : Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, rasio kemandirian operasional pelayanan sebesar 170,68% berada pada predikat mandiri, artinya KJKS BMT Mardlotillah mampu membiayai beban usaha dan beban koperasi dari partisipasi netto anggota (pendapatan yang diperoleh dari transaksi anggota setelah dikurangi beban pokok/jasa kepada anggota). 7. Jatidiri Koperasi Penilaian aspek jati diri koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Aspek penilaian jati diri koperasi menggunakan 2 (dua) rasio, yaitu: rasio promosi ekonomi anggota dan rasio partisipasi bruto. a.
Rasio partisipasi bruto Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil: 100% =
,
,
,
,
,
,
100 = 100%
Penilaian bobot dari rasio partisipasi bruto, diperoleh dengan menggunakan standar Table 22.
73
Table 22 Predikat Rasio Partisipasi Bruto Rasio ( %) x < 25 25 < x < 49 50 < x < 75 > 75
Nilai 25 50 75 100
Predikat Rendah Kurang Cukup Tinggi
Sumber : Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, rasio partisipasi bruto sebesar 100% berada pada predikat tinggi, artinya KJKS BMT Mardlotillah telah sepenuhnya melayani kebutuhan pembiayaan anggota. b. Rasio promosi ekonomi anggota Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), diperoleh hasil:
=
Manfaat Ekonomi Partisipasi Anggota + SHU Bagian Anggota Total Simpanan Pokok + Simpanan Wajib ,
,
,
,
100 = 56,32 %
100%
Penilaian bobot dari rasio promosi ekonomi anggota, diperoleh
dengan menggunakan standar Table 23. Table 23 Predikat Rasio Promosi Ekonomi Anggota Rasio ( %) Nilai <5 25 5 < X < 7.99 50 8 < X < 11,99 75 > 12 100 Sumber : Kementerian KUKM (2008b).
Predikat Rendah Kurang Cukup Tinggi
Dengan standar tersebut, rasio promosi ekonomi anggota sebesar 56,32% berada pada predikat tinggi, artinya KJKS BMT Mardlotillah telah mampu memberikan manfaat yang besar bagi anggota. 8. Kepatuhan Prinsip Syariah Berdasarkan kertas kerja berupa daftar pertanyaan dan atas jawaban dari Manajer Operasional dan Keuangan sebagaimana hasil kertas kerja
74
penilaian kesehatan kinerja KJKS pada Lampiran 7, diperoleh skor jawaban sebesar : 8%. Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan modifikasi standar Table 24. Table 24 Predikat Kepatuhan Prinsip Syariah Skor Jawaban ( %) 0 < X < 2,50 2,51 < X < 5,00 5,01 < X < 7,50 7,51 < X < 10,00
Nilai (Rasio % x 100) 0 – 2,50 2,51 – 5,00 5,01 – 7,50 7,51 – 10,00
Predikat Tidak Patuh Kurang Patuh Cukup Patuh Patuh
Sumber : modifikasi Kementerian KUKM (2008b). Dengan standar tersebut, skor Kepatuhan Prinsip Syariah dari KJKS BMT Mardlotillah berada pada predikat patuh. Skor tersebut belum menunjukan nilai yang sebenarnya karena jawaban belum seluruhnya disertai pembuktian dokumen. Dari hasil penilaian, perbaikan yang harus dilakukan antara lain adalah a. Pertemuan kelompok yang dihadiri pengurus, pengawas, Dewan Pengawas Syariah, Pengelola, Karyawan pendiri dan anggota yang diselenggarakan secara berkala (dibuktikan dengan daftar hadir dan agenda acara pertemuan kelompok). b. Meningkatnya pemahaman anggota terhadap keunggulan system syariah dari waktu ke waktu (dibuktikan dengan adanya laporan peningkatan partisipasi mudharib di KJKS).
C. Analisis Vertikal dan Horisontal 1. Perkembangan Permodalan Kelangsungan KJKS BMT Mardlotillah sebagai lembaga keuangan sangat dipengaruhi oleh perkembangan permodalan sebagai kemampuan koperasi dalam menyediakan pembiayaan bagi anggota. Besarnya asset, modal sendiri dan modal luar KJKS BMT Mardlotillah selama tahun 2008-2011 menunjukkan pertumbuhan yang berarti sebagaiman terlihat pada Gambar 5.
75
Gambar 5 Perkembangan Permodalan dan Rasio Modal Sendiri Terhadap Asset (KJKS BMT Mardlotillah 2010, 2011 & 2012) Selama empat tahun terakhir KJKS BMT Mardlotillah memiliki asset pertahun secara berurutan sebesar Rp 4.37 milyar (2008), Rp 5.66 milyar (2009), Rp 7 milyar (2010) dan 10,75 milyar (2011). Data tersebut menunjukan selama tahun 2008 sampai dengan 2010 terjadi peningkatan asset sebesar Rp 6,38 milyar atau 146% dengan peningkatan asset setiap tahun sebesar 29,5% (2009), 23,6% (2010) dan 53,6% (2011). Dari sisi modal sendiri selama empat tahun terakhir KJKS BMT Mardlotillah memiliki modal sendiri setiap tahun secara berurutan sebesar Rp 0,69 milyar (2009), Rp 0,81 milyar (2010) dan Rp 1.03 milyar (2011). Data tersebut menunjukkan selama tahun 2008 sampai dengan 2010 terjadi peningkatan modal sendiri sebesar Rp 0, 34 milyar atau 49% dengan peningkatan modal sendiri setiap tahun sebesar 17,2% (2009), 15,4% (2010) dan 10,4% (2011). Rasio modal sendiri terhadap total asset menunjukkan kemampuan koperasi dalam meningkatkan kepemilikian (rasa memiliki anggota). Rasio modal sendiri terhadap total asset yang baik/sehat menurut standar Kementerian Koperasi dan UKM memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 40% dan lebih kecil dari 60% (40% ≤ X < 60%). KJKS BMT Mardlotillah semenjak tahun 2008 sampai 2011 terus mengalami penurunan rasio modal sendiri terhadap total asset setiap tahun yaitu 15,78% (2008), 14,28% (2009), 13,34% (2010), 9,59% (2011). Berdasarkan standar tersebut, untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap total
76
asset yang lebih baik, KJKS BMT Mardlotillah perlu meningkatkan besarnya modal sendiri koperasi, yang berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota. 2. Perkembangan Pembiayaan Keanggotaan KJKS BMT Mardlotillah selama priode 2008-2011 mengalami partumbuhan sebesar 110,2 %. Peningkatan jumlah anggota yang pesat tersebut, meningkatkan pula penerima pembiayaan 48% sebagaimana Table 25. Selama priode 2008-2011 KJKS BMT Mardlotillah mengalami peningkatan total pembiayaan sebesar 166% dan volume pembiayaan 132%, namun pada akhir 2011 mengalami penurunan jumlah debitur sebesar -11,8% dan perputaran dana sebesar -18,74% dibandingkan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada Table 25. Peningkatan total pembiayaan KJKS BMT Mardlotillah setiap tahun sebesar 33,65% (2009), 19,9% (2010) dan 66,4% atau rata-rata total pembiayaan yang diberikan tumbuh sebesar 40%. Dari total pembiayaan yang disalurkan tersebut, terdapat pembiayaan yang bermasalah (kurang lancar, diragukan dan macet) dan rasionya terhadap total pembiayaan dalam empat tahun terakhir secara berurutan sebesar Rp 0.132 milyar atau 4,93% milyar (2008), Rp 0,148 milyar atau 4,12% (2009), Rp 0,178 milyar atau 4,12% (2010), dan Rp 0,327 milyar atau 4,55% (2011).
Gambar 6 Perkembangan Pembiayaan dan Rasio Pembiayaan Bermasalah terhadap Total Pembiayaan (KJKS BMT Mardlotillah 2010, 2011 & 2012)
77
Rasio pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan menunjukan angka rata-rata dibawah standar Kementerian Koperasi dan UKM sebesar 8%, namun KJKS BMT Mardlotillah harus tetap mengelola dengan baik pembiyaan bermasalah tersebut. Table 25 Perkembangan Permodalan dan Pembiayaan Tahun 2008-2011 2008
2009
2010
2011
Modal Sendiri
Rp
0,69
Rp
30,81
Rp
0,93
Rp
1,03
Modal Luar
Rp
3,58
Rp
4,71
Rp
5,94
Rp
9,49
Total Asset
Rp
4,37
Rp
5,66
Rp
7,00
Rp
10,75
Total Pembiayaan Vol. Pembiayaan Debitur Perputaran Dana
Rp Rp
2,70 13,96 1.518 orang 5,17 kali /517%
Rp Rp
3,60 18,60 1.940 orang 5,16 kali/516%
Rp Rp
4,32 23,97 2.541 orang 5,55 kali /555%
Rp Rp
7,19 32,44 2.241 orang 4,51 kali /451%
Sumber : KJKS BMT Mardlotillah 2010, 2011 dan 2012 D. Analisis Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebagai analisis awal (pre-tes) dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang diperoleh dari 42 responden dan diolah menggunakan SPSS ver. 15.0 for Windows. Pertanyaan dalam sebuah kuesioner dinyatakan valid apa bila nilai korelasinya (rhitung) lebih besar daripada rtabel, dengan nilai signifikansi (α) yang lebih kecil dari 0.05. Cara menghitung rtabel = r (n-2,α), dimana nilai level of confidence = 95% atau level of signifi-cance (α) = 0.05; dan derajat kebebasan/degree of freedom (df) = n-2. Butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan realible apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0.6. (Malhotra, 2009). Sebagaimana hasil yang disajikan pada Tabel 26 menunjukkan semua butir pertanyaan mempunyai nilai valid kerena nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,312), sehingga tidak ada item instrumen yang harus dikeluarkan dari pengujian. Hasil uji reliabilitas menunjukkan semua item pertanyaan reliabel dengan hasil perhitungan lebih besar dari nilai standar Cronbach Alpha.
78
Tabel 26 Uji Validitas dan Reliabilitas Item Instrumen Variabel
Item
Reliabilitas
Daya Tanggap
Jaminan
Empati
Bentuk Fisik
Kepuasan Anggota
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Validitas Korelasi Rtabel (Rhitung) (40,0,05) 0,476 0,416 0,540 0,719 0,745 0,602 0,450 0,566 0,345 0,312 0,707 0,555 0,556 0,597 0,692 0,612 0,518 0,617 0,470
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Koefisien Alpha Cronbach 0,662
0,827
0,609
0,760
0,787
0,711
Sumber data: Data Primer yang diolah dengan SPSS ver. 15.0 for Windows; Keterangan: r = r (n-2, alpha) = r (40, 0,05) = 0,312 Dengan demikian, data responden yang telah berhasil dikumpulkan dapat diolah lebih lanjut karena butir pertanyaan yang digunakan sebagai pengukur variabel yang akan diuji adalah valid dan reliabel. 2. Uji Faktor Pengujian kelayakan sampel untuk ke-6 variabel penelitian melalui nilai KMO dan Barlett’s test. Jika angka KMO > 0,5 dan Barlett’s test mempunyai nilai signifikansi < 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa dianalisis lebih lanjut, (Malhotra, 2009). Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 27 menunjukkan nilai signifikansi untuk angka KMO > 0,5 dan Barlett's tes dari ke-6 variabel mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.000. Oleh karena angka KMO tersebut sudah diatas 0,5 dengan signifikansi jauh dibawah 0.05 (0.000
79
<0.05), maka sampel variabel reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) dan kepuasan anggota (Y) yang ada bisa dianalisis lebih lanjut. Tabel 27 Nilai KMO & Barlett’s Test Variabel
KMO dan Barlett's tes
Signifikansi (p)
Keputusan
Reliabilitas
0,642
0,000
Sampel (variabel) sudah memadai untuk di analisis lebih lanjut
Daya Tanggap
0,694
0,000
Sampel (variabel) sudah memadai untuk di analisis lebih lanjut
Jaminan
0,564
0,001
Sampel (variabel) sudah memadai untuk di analisis lebih lanjut
Empati
0,639
0,000
Sampel (variabel) sudah memadai untuk di analisis lebih lanjut
Bentuk Fisik
0,689
0,000
Sampel (variabel) sudah memadai untuk di analisis lebih lanjut
Kepuasan Anggota
0,648
0,000
Sampel (variabel) sudah memadai untuk di analisis lebih lanjut
Sumber data:
Data Primer yang diolah dengan SPSS ver. 15.0 for Windows;
3. Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui terpenuhinya kriteria model penelitian (Kriteria Best Linear Unbiased Estimator Criteria/BLUE) dilakukan uji asumsi klasik dengan melaksanakan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Untuk me-ngetahui kenormalan sebaran data dan homogenitas ragam data dapat dilakukan dengan menguji kenormalan data serta homogenitas ragam dari standardize residual (error), (Steel and Torrie 1995, dalam Santoso 2004).
80
Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS ver. 15.0 for Windows
Gambar 7 Uji Normalitas Data Hasil uji normalitas data menggunakan grafik plot normal (normal probabilty plot) sebagaimana Gambar 7, menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal yang mengarah ke kanan atas serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan mempunyai sebaran yang normal, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi kepuasan anggota berdasarkan masukan variabel bebasnya yaitu kualitas pelayanan jasa b. Uji Multikolinearitas Pedoman untuk suatu model regresi yang bebas multikolinearitas, yaitu: mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan mempunyai angka tolerance diatas 0,1 (Santoso, 2004). Tabel 28 Uji Multikolinearitas dengan Value Inflation Faktor (VIF) Variabel
Tolerance
Nilai VIF
Keterangan Reliabilitas 0,569 1,759 Tidak ada multikolinearitas Daya Tanggap 0,500 1,999 Tidak ada multikolinearitas Jaminan 0,636 1,573 Tidak ada multikolinearitas Empati 0,391 2,560 Tidak ada multikolinearitas Bentuk Fisik 0,660 1,514 Tidak ada multikolinearitas Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS ver. 15.0 for Windows
81
Hasil uji multikolinearitas sebagaimana Tabel 28 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolineritas dari ke-5 variabel independen yang ditunjukkan oleh nilai tolerance dari ke-5 variabel lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF dari ke-5 variabel independen yang lebih kecil dari 10. c. Uji Heterokedastisitas Suatu asumsi pokok dari model regresi linier yang baik adalah bahwa gangguan (disturbance) yang muncul dalam regresi harus homogen (terjadi homoskedastisitas) dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain, varians (ragam) dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dari variabel independen yang diuji Scatterplot
adalah sama (Santoso, 2004).
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: Y
2
0
-2
-4 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS ver. 15.0 for Windows
Gambar 8 Grafik Hasil Uji Scatter Plot Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatter plot sebagaimana Gambar 8, menunjukan hasil tidak terjadi heteroskedastisitas karena titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu (Ghozali, 2005). 4. Analisis Data dan Interpretasi Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari pengaruh dari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
82
a. Uji Korelasi Untuk mengetahui hubungan yang signifikan dan seberapa kuat hubungan tersebut dilakukan uji korelasi Product Momen Pearson. Jika kedua variabel memiliki angka signifikansi kurang dari 0,05 dapat dikatakan terdapat hubungan satu sama lain dan apabila angka signifikansi lebih dari 0,05 maka dua variabel tersebut dapat dikatakan tidak memiliki hubungan antara satu sama lain. Nilai koefisien korelasi dapat diukur dengan standar 0 – 0,25 = korelasi sangat lemah, >0,25 – 0,5 = korelasi cukup,>0,5 – 0,75 = korelasi kuat dan >0,75 – 1,00 = korelasi sangat kuat (Santoso, 2004).
Tabel 29 Uji Korelasi Product Momen Pearson Item
Korelasi
sig.
kesimpulan
antara X1 dan Y ada hubungan yang signifikan Daya antara X2 dan Y ada 0,508 Kuat 0,001 Tanggap hubungan yang signifikan Cukup antara X3 dan Y ada Jaminan 0,398 0,009 Kuat hubungan yang signifikan antara X4 dan Y ada Empati 0,681 Kuat 0,000 hubungan yang signifikan Bentuk Cukup antara X5 dan Y ada 0,387 0,011 Fisik Kuat hubungan yang signifikan Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS ver. 15.0 for Windows 0,622
Kuat
0,000
Kepuasan
Reliabilitas
Hasil Uji korelasi sebagaimana Tabel 29 Uji Korelasi Product Momen Pearson menunjukkan bahwa nilai sig dari ke-5 variabel independen lebih kecil dari alpha 0,05 dan mempunyai korelasi diatas 0.3, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan secara positif dan korelasi antara kualitas pelayanan dengan kepuasan anggota koperasi KJKS BMT Mardlotillah dari masingmasing variabel reliabilitas (RX1=0.622 dengan p=0.000),
daya
tanggap (RX2=0.508 dengan p=0.001), jaminan (RX3=0.398 dengan p=0.009), empati (RX4=0.681 dengan p=0.000) serta bentuk fisik (RX5=0.387 dengan p=0.011). Artinya peningkatan kualitas pelayanan
83
jasa yang meliputi faktor reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) secara nyata akan meningkatkan kepuasan anggota (Y) KJKS BMT Mardlotillah. b. Uji Koefisien Korelasi Determinasi Ganda dan Koefisien Determinasi Dari hasil Uji Koefisien Korelasi Determinasi Ganda (R) dan Koefisien Determinasi (R Square) sebagaimana Table 30, diperoleh nilai koefisien korelasi ganda (R) yang menunjukan derajat keeratan hubungan sebesar 0,743. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat diantara kualitas.pelayanan yang meliputi reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) tersebut dengan kepuasan anggota (Y) pada KJKS BMT Mardlotillah. Besarnya pengaruh ke-5 variabel independen terhadap keragaman dari variabel dependen ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.553 dengan koefisien determinasi yang telah terkoreksi dari faktor kesalahan atau bias dengan tujuan agar lebih mendekati ketepatan model dalam populasi digunakan Adjusted R Square yaitu sebesar 0.490. Hal ini menyatakan besarnya pengaruh dari kualitas pelayanan jasa yang meliputi reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) terhadap kepuasan anggota KJKS BMT Mardlotillah mencapai 55.3%. Artinya sebesar 55.3% keragaman dari kepuasan anggota koperasi KJKS BMT Mardlotillah dipengaruhi oleh adanya faktor kualitas pelayanan jasa yang meliputi reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5). Sisanya 44.7% ditentukan oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti. Tabel 30 Hasil Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi Model Summary b Adjusted Model R R Square R Square 1 .743 a .553 .490 a. Predictors: (Constant), X5, X3, X1, X2, X4 b. Dependent Variable: Y
Std. Error of the Estimate .807
Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS ver. 15.0 for Windows
84
c. Uji Serempak (Uji F) Untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat ditentukan dasar análisis sebagai berikut: 1) Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen. 2) Apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen Tabel 31 Anova Test Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat b ANOVA
Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 28.958 23.447 52.405
df 5 36
Mean Square 5.792 .651
F 8.892
Sig. a .000
41
a. Predictors: (Constant), X5, X3, X1, X2, X4 b. Dependent Variable: Y
Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS ver. 15.0 for Windows Hasil uji serempak (uji F) dengan menggunakan Anova Tes sebagaimana Table 31, diperoleh nilai Fhitung sebesar 8,892 dengan nilai signifikansi (p) = 0.000 (jauh lebih kecil dari alpha 0.05). Ftabel pada tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau tabel= 0.05 sebesar 2.477, maka Fhitung > Ftabel atau p value < 0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil uji serempak menunjukkan bahwa ke-5 dimensi kualitas pelayanan jasa yang meliputi reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) mempunyai pengaruh yang signifikan (bermakna) secara serentak (simultan) terhadap kepuasan anggota (Y) KJKS BMT Mardlotillah.
85
d. Uji Parsial (Uji t) Untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat ditentukan dasar análisis sebagai berikut (Ghozali, 2005): 1) Formulasi hipotesis : a) H0 : β = 0, artinya variabel X1, X2, X3, X4 dan X5 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Y. b) H0 : β 0, artinya variabel X1, X2, X3, X4 dan X5 mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Y. 2) Derajat kepercayaan 95% (α =0,05) 3) Keputusan (signifikansi/kesimpulan) : a) Jika thitung> ttabel atau p value < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima atau masing-masing variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variael terikat. b) Jika thitung< ttabel atau p value < 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak atau masing-masing variabel bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variael terikat. Tabel 32 T hitung Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat Coefficientsa
Model 1
(Constant) X1 X2 X3 X4 X5
Unstandardized Coefficients B Std. Error .861 2.279 .395 .162
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. .708 .020
.361
.378 2.445
.023 .190
.124 .180
.029 .148
.186 1.057
.853 .298
.321 .010
.156 .106
.366 .013
2.049 .092
.048 .927
a. Dependent Variable: Y
Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS ver. 15.0 for Windows Berdasarkan Tabel 32, dengan mengambil taraf nyata (signifikansi) sebesar 5% (0,05), untuk konstanta diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,708 yang lebih besar dari 0.05, maka dapat
86
disimpulkan bahwa konstanta tidak berpengaruh nyata terhadap model regresi. Nilai signifikansi untuk variabel reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) secara berturutturut sebesar 0.020, 0.853, 0.298, 0.048, dan 0.927. Variable yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan anggota (Y), dengan standar signifikansi lebih kecil dari alpha 0.05 adalah daya tanggap (X2) dan empati (X4). Nilai t
hitung
dari variabel reliabilitas (X1), daya tanggap (X2),
jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) secara berturut-turut sebesar 2.445, 0.186, 1.057, 2.049, dan 0.092, dimana nilai t hitung yang lebih besar dari t = 2.028 atau tabel terletak pada daerah H1 adalah faktor reliabilitas (X1) dan empati (X4). Hasil uji hipotesis variabel digambarkan sebagaimana Gambar 9, dengan kemimpulan hipotesis: 1) H0 ditolak dan H1 diterima adalah variabel reliabilitas (X1) dan empati (X4) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepuasan anggota KJKS BMT Mardlotillah. 2) H0 diterima dan H1 ditolak adalah variabel reliabilitas (X1), jaminan (X3) dan bentuk fisik (X5) tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepuasan anggota KJKS BMT Mardlotillah. Ho diterima
-2.028
2.028
Gambar 9 Kurva Distribusi (Hasil Hipotesis) e. Uji Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan variabel reabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5) secara serempak terhadap kepuasan anggota (Y).
87
Hasil persamaan regresi penelitian ini adalah sebagai berikut (Supranto, 1998): Y = 0.861 + 0.395 X1+ 0.023 X2 + 0.190 X3 + 0.321 X4 + 0.010 X5 Keterangan : Y = Kepuasan anggota koperasi β0 = 0.861 Nilai parameter atau koefisien regresi β1 = 0.395 Koefisien regresi dari variabel X1 (Reabilitas) X1 = Reabilitas β2 = 0.023 Koefisien regresi dari variabel X2 (Daya Tanggap) X2 = Daya Tanggap β3 = 0.190 Koefisien regresi dari variabel X3 (Taminan) X3 = Jaminan β4 = 0.321 Koefisien regresi dari variabel X4 (Empati) X4 = Empati β5 = 0.010 Koefisien regresi dari variabel Xs (Bentuk Fisik) X5 = Bentuk Fisik Berdasarkan hasil pengujian, maka hasil regresi dapat disusun dalam bentuk Tabel 33. Tabel 33 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel (Constant) Reliabilitas (X1) Daya Tanggap (X2) Jaminan (X3)
Koefisien Regresi (b)
Std. Error
0,861
2,279
0,395
0,162
0,023
0,124
Beta
0,361
0,029
t hitung
Sig.
Keterangan
0,378
0,708
Tidak Signifikan
2,445
0,020
0,186
0,853
0,190
0,180
0,148
1,057
0,298
0,321
0,156
0,366
2,049
0,048
Bentuk Fisik (X5) 0,010 R R Square Adjusted R Square F hitung Sign. F Ftabel(5%, 5, 36) thitung(5%, 36) Α
0,106 = = = = = = = =
0,013 0,743 0,553 0,490 8,892 0,000 2,477 2,028 0,05
0,092
0,927
Empati (X4)
Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan
Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS ver. 15.0 for Windows
88
Persamaan regresi linier berganda yang didapat dari hasil analisis dapat diimplikasikan sebagai berikut: bo = 0.861 Nilai parameter atau koefisien regresi b0 sebesar 0.861 menginformasikan secara teoritis bahwa variabel reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) dengan kepuasaan anggota (Y) memiliki hubungan yang positif dan searah. Nilai konstanta b0 menunjukan pola nilai positif sehingga peningkatan kualitas layanan anggota yang meliputi variable reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) secara konstan akan meningkatkan kepuasan anggota (Y) KJKS BMT Mardlotillah. b1 = 0.395 Nilai parameter atau koefisien regresi b1 sebesar 0.395 menginformasikan secara teoritis bahwa variabel reliabilitas (X1) dengan kepuasan anggota memiliki hubungan yang positif dan searah, serta menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pada variabel reliabilitas, maka variabel kepuasan anggota (Y) KJKS BMT Mardlotillah akan naik sebesar 39.5 % dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. b2 = 0.023 Nilai parameter atau koefisien regresi b2 sebesar 0.023 menginformasikansecara teoritis bahwa variabel daya tanggap (X2) dengan kepuasan anggota memiliki hubungan yang positif dan searah, serta menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pada variabel daya tanggap, maka variabel kepuasan anggota (Y) KJKS BMT Mardlotillah akan naik sebesar 2.3% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. b3 = 0.190 Nilai parameter atau koefisien regresi b3 sebesar 0.190 menginformasikan secara teoritis bahwa variabel jaminan (X3) dengan kepuasan anggota memiliki hubungan yang positif dan searah, serta menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pada variabel jaminan, maka variabel kepuasan anggota (Y) KJKS BMT Mardlotillahakan naik sebesar 19.0% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
89
b4 = 0.321 Nilai parameter atau koefisien regresi b4 sebesar 0.321 menginformasikansecara teoritis bahwa variabel empati (X4) dengan kepuasan anggota memiliki hubungan yang positif dan searah, serta menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pada variabel empati, maka variabel kepuasan anggota (Y) KJKS BMT Mardlotillahakan naik sebesar 32.1% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. b5 = 0.010 Nilai parameter atau koefisien regresi b5 sebesar 0.010 menginformasikansecara teoritis bahwa variabel bentuk fisik (X5) dengan kepuasan anggota memiliki hubungan yang positif dan searah, serta menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pada variabel bentuk fisik, maka variabel kepuasan anggota (Y) KJKS BMT Mardlotillah akan naik sebesar 1.0% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. f. Sumbangan Efektif Untuk menunjukkan variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi kepuasan anggota koperasi KJKS BMT Mardlotillah dengan melihat besarnya sumbangan efektif (kontribusi) yang paling besar dari dimensi kualitas pelayanan jasa yang meliputi reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) yaitu hasil perkalian antara koefisien korelasi dengan beta tiap variabel independen (Hasan, 2002). Pengujian terhadap sumbangan efektif ini sangat diperlukan untuk mengetahui besarnya kontribusi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini uji sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui kontribusi dari dimensi kualitas pelayanan jasa meliputi faktor reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) yang mempunyai pengaruh yang signifikan (bermakna) secara serentak (simultan) terhadap kepuasan anggota koperasi KJKS BMT Mardlotillah. Berdasarkan hasil perhitungan pada Table 34, ternyata variabel empati (X4) dan reliabilitas (X1) memiliki sumbangan efektif yang paling
90
besar yaitu masing-masing sebesar 24,89% dan 22,50%. Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan anggota yang meliputi variabel reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) memberikan sumbangan efektif sebesar 55.26% terhadap kepuasan anggota (Y) KJKS BMT Mardlotillah.Sumbangan efektif tersebut sama dengan koefisien determinasi (Rsquare=R2) yaitu sebesar 55.3% yang menunjukan terdapat 44,47% dari variabel lain yang mempengaruhi kepuasan anggota KJKS BMT Mardlotillah yang tidak terdapat pada penelitian ini. Tabel 34 Perhitungan Sumbangan Efektif Variabel
R Beta Perhitungan 0,622 0,361 0,622 x 0,361 x 100 Daya Tanggap (X2) 0,508 0,029 0,508 x 0,029 x 100 Jaminan (X3) 0,398 0,148 0,398 x 0,148 x 100 Empati (X4) 0,681 0,366 0,681 x 0,366 x 100 Bentuk Fisik (X5) 0,387 0,013 0,387 x 0,013 x 100 Total Sumbangan Efektif Sumber: data primer yang diolah Reliabilitas (X1)
SE 22,50% 1,49% 5,88% 24,89% 0,49% 55,26%
Dari sumbangan efektif dari masing-masing variabel dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kepuasan anggota, KJKS BMT Mardlotillah harus meningkatkan kualitas pelayanan anggota dari segi reliabilitas (X2), jaminan (X3), dan bentuk fisik (X5) mempertahankan kualitas pelayanan dari segi daya tanggap (X2) dan empati (X4). g. Deskripsi Variabel Penelitian Hasil pengukuran kualitas pelayanan melalui model servqual yang dikembangkan oleh Parasurman, et al (1988) meliputi reliabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bentuk fisik (X5) serta pengukuran kepuasan melalui model evaluasi alternatif (Enggel 1994, dalam Tjiptono 2006) dapat dideskripsikan dari hasil sebagaimana Lampiran 10, dengan deskripsi sebagai berikut : 1) Variabel Reliabilitas (X1) Berdasarkan analisis deskriptif mengenai variabel reliabilitas pada koperasi KJKS BMT Mardlotillah, menunjukkan sebagian besar responden merasa bahwa: (1) Pengelolan usaha KJKS BMT Mardlo-
91
tillah telah sesuai prinsip syariah (14% sangat setuju dan 76% setuju), (2) Administarasi pembukuan
KJKS BMT Mardlotillah tepat dan
akurat (14% sangat setuju dan 81% setuju), dan (3) Peraturan/ ketentuan yang dibuat KJKS BMT Mardlotillah telah dilaksanakan secara konsisten (10% sangat setuju dan 83% setuju). Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan koperasi KJKS BMT Mardlotillah dari segi sudah tergolong baik (jumlah total jawaban reabilitas 13% sangat setuju dan 80% setuju) karena dianggap telah mampu memberikan jasa yang dijanjikan. 2) Variabel Daya Tanggap (X2) Berdasarkan analisis deskriptif mengenai variabel daya tanggap pada KJKS BMT Mardlotillah, menunjukkan sebagian besar responden merasa bahwa (1) KJKS BMT Mardlotillah memberikan kecepatan dan ketepatan pelayanan sesuai dengan kebutuhan (17% sangat setuju dan 71% setuju); (2) KJKS BMT Mardlotillah sigap melayani keluhan anggota atas jasa yang diberikan (19% sangat setuju dan 76% setuju); dan (3) KJKS BMT Mardlotillah perduli terhadap permasalahan anggota (17% sangat setuju dan 74% setuju). Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan koperasi KJKS BMT Mardlotillah dari segi daya tanggap sudah tergolong baik menurut penilaian responden (jumlah total jawaban daya tanggap 17% sangat setuju dan 74% setuju), karena para karyawannya dianggap telah mampu memberikan pelayanan dengan respon/kesigapan yang cepat dan tanggap untuk membantu anggota dan menyampaikan jasa secara tepat, contohnya: ketepatan waktu layanan, penyampaian layanan secara cepat. 3) Variabel Jaminan (X3) Berdasarkan analisis deskriptif mengenai variabel jaminan pada koperasi KJKS BMT Mardlotillah, menunjukkan sebagian besar responden merasa bahwa (1) Dana pembiayaan yang diberikan KJKS BMT Mardlotillah sesuai kesepakatan (17% sangat setuju dan 79% setuju), dan (2) KJKS BMT Mardlotillah menjamin keamanan data rahasia pribadi dan aset coleteral anggota (21% sangat setuju dan 76%
92
setuju), dan (3) Besar pembayaran kewajiban pada KJKS BMT Mardlotillah sesuai kesepakatan (5% sangat setuju dan 95% setuju). Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan koperasi KJKS BMT Mardlotillah dari segi jaminan sudah tergolong baik menurut penilaian responden (jumlah total jawaban dimensi jaminan 14% sangat setuju dan 83% setuju). Dengan kata lain, kualitas pelayanan koperasi KJKS BMT Mardlotillah dari segi jaminan mampu menumbuhkan kepercayaan anggota dalam menciptakan rasa aman bagi para anggotanya. 4) Variabel Empati (X4) Berdasarkan analisis deskriptif mengenai variabel empati pada koperasi KJKS BMT Mardlotillah, menunjukkan sebagian besar responden merasa bahwa (1) Pengelola KJKS BMT Mardlotillah mengucapkan salam dan menerima dengan baik kehadiran anggota (31% sangat setuju dan 64% setuju), dan (2) Pengelola KJKS BMT Mardlotillah mengucapkan nama anggota dan mengenal secara pribadi anggota, (21% sangat setuju dan 74% setuju), dan (3) Pengelola KJKS BMT Mardlotillah memberikan informasi sesuai kebutuhan dan kepentingan anggota, (21% sangat setuju dan 79% setuju). Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan koperasi KJKS BMT Mardlotillah dari segi empati tergolong baik menurut penilaian responden (jumlah total jawaban dimensi empati 25% sangat setuju dan 71% setuju), karena para pengurusnya dianggap telah mampu memberikan perhatian secara personal/individual kepada anggotaanggotanya, sebagai wujud dari kemudahan akses dan komunikasi bagi para anggota dengan pengurus koperasi. Hal ini dapat mempermudah koperasi KJKS BMT Mardlotillah dalam memahami kebutuhan anggota. 5) Variabel Bentuk Fisisk (X5) Berdasarkan analisis deskriptif mengenai variabel bentuk fisik pada koperasi KJKS BMT Mardlotillah, (1) Lokasi dan Gedung KJKS BMT Mardlotillah strategis dan layak (31% sangat setuju dan
93
64% setuju), (2) Tempat layanan KJKS BMT Mardlotillah telah memadai dan bersih (21% sangat setuju dan 71% setuju), (3) Pelayanan KJKS BMT Mardlotillah menggunakan komputer dan teknologi informasi (21% sangat setuju dan 79% setuju). Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan koperasi KJKS BMT Mardlotillah dari segi bentuk fisik sudah tergolong baik menurut penilaian responden (jumlah total jawaban dimensi bentuk fisisk 25% sangat setuju dan 71% setuju). 6) Variabel Kepuasan Anggota Berdasarkan analisis deskriptif mengenai variabel kepuasan anggota koperasi KJKS BMT Mardlotillah, menunjukkan sebagian besar responden merasa bahwa (1) akan meyampaikan kepada orang lain pengalaman bahwa KJKS BMT Mardlotillah memiliki kinerja pelayanan yang baik sesuai keinginan, bahkan melebihi dari apa yang dijanjikan (24% sangat setuju dan 50% setuju), (2) akan tetap menggunakan jasa koperasi baik untuk simpanan maupun pembiayaan (12% sangat setuju dan 60% setuju), dan (3) akan mem-berikan pengaruh atau mengajak orang lain untuk menggunakan jasa layanan koperasi untuk memenuhi kebutuhannya (17% sangat setuju dan 62% setuju). Hal ini menunjukan besarnya tingkat kepuasan anggota terhadap kualitas layanan (jumlah total jawaban dimensi kepuasan anggota 74 % =17% sangat setuju dan 57% setuju).
E. Analisis Pelaksanaan Nilai dan Prinsip Koperasi Analisis pelaksanaan nilai dan prinsip koperasi secara kuntitatif melalui pembobotan aspek pelaksanaan jati diri koperasi sebagaimana termuat dalam penilaian kesehatan kinerja koperasi memiliki nilai bobot yang baik. Rasio partisipasi bruto sebesar 100% berada pada predikat tinggi, artinya KJKS BMT Mardlotillah telah sepenuhnya melayani kebutuhan pembiayaan anggota. Rasio promosi ekonomi anggota sebesar 56,32% berada pada predikat tinggi, artinya KJKS BMT Mardlotillah telah mampu memberikan manfaat yang besar bagi anggota.
94
Secara umum pelaksanaan nilai dan prinsip perkoperasian dari observasi lapangan, telah berjalan dengan baik. Pelaksanaan nilai perkoperasian yang menonjol pada KJKS BMT Mardlotilah adalah peksanan prinsip kekeluargaan, hal tersebut dibuktikan melalui pengutamaan layanan pembiayaan kepada anggota dan pemberian kesempatan kepada masyarakat menjadi calon anggota. Selain hal tersebut, dibuktikan pula melalui kepuasan anggota atas kualitas layanan KJKS BMT Mardlotillah yang mencapai hasil 55,23% dengan faktor dominan melalui daya tanggap dan empati pengurus/karyawan pada permasalahan anggota. Pelaksanaan nilai koperasi untuk menolong diri sendiri sebagai makna keinginan anggota untuk menggunakan jasa koperasi dalam memenuhi kebutuhannya dan mempromosikan koperasi, dibuktikan dengan kemauan anggota untuk tetap menggunakan jasa koperasi dan keutamaan layanan pembiayaan kepada anggota untuk mengatasi kebutuhan pembiayaan usahanya seta keinginan anggota untuk memberikan pengaruh untuk menggunakan jasa koperasi dalam pemenuhan kebutuhan pembiayaan (Kementerian KUKM, 2012b). Banyaknya jumlah anggota koperasi membuat koperasi harus memperhatikan pelaksanaan sistem demokrasi, yang diwujudkan melalui Rapat Anggota Tahunan. Setiap anggota memiliki berhak ikut dalam pengambilan keputusan dan tidak tergantung kepada besar kecilnya modal yang diberikan (Kementerian KUKM, 2008a). Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang hanya mengkhususkan pada usaha jasa keuangan melalui kegiatan pembiayaan, investtasi, dan simpanan. Kegiatan investasi yang dilakukan KJKS tidak dilaksanakan secara langsung mengelola usaha riil, seperti jasa rental mobil. KJKS BMT Mardlotillah dalam pengelolan rental mobil hanya dapat melakukan investasi dan perlu dialihkan pengelolannya agar sesuai dan fokus pada kekhususan kegiatan KJKS di bidang jasa keuangan (Kementerian KUKM, 2008a).
95
F. Analisis Pelaksanaan Prinsip Syariah Koperasi Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut KJKS sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM Nomor: 91 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola syariah (Kementerian KUKM, 2008a). Kegiatan usaha KJKS BMT Mardlotillah antara lain adalah menjalankan usaha dibidang Simpan Pinjam berupa produk: penghipunan dana (simpanan) dan produk penyaluran dana (pinjaman/pembiayan), dengan rincian sebagai berikut (KJKS BMT Mardlotillah, 2012a): 1. Produk Penghipunan Dana Produk penghimpunan dana yang dilakukan KJKS BMT Mardlotillah adalah simpanan anggota/calon anggota dengan Pola Syariah. Dana yang dihimpun dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu simpanan modal sendiri, simpanan wahdiah dhomanah, dan simpanan wahdiah. Terkait kegiatan Penghipunan Dana (Simpanan), tabungan dan simpanan memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan kepentingan dan manfaat yang ingin diperoleh, yang esensinya tidak menyimpang dari prinsip wadiah dan mudharabah serta serta tidak bertentangan dengan syariah yang berlaku (Kementerian KUKM, 2008a). Merujuk pada Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 02/DSN-MUI/IV/ 2000 tentang Tabungan, tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadi’ah (DSN-MUI, 2000a). a. Simpanan modal sendiri koperasi yaitu penghimpunan dana dari anggota terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan anggota. Sampai dengan 31 Desember 2011 dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 416,025,134,- dengan rincian sebagai berikut : 1) Simpanan Pokok Anggota
Rp
252.306.299,-
2) Simpanan Wajib Anggota
Rp
127.844.667,-
3) Modal Penyertaan (Pendiri)
Rp
35.874.168,-
96
Simpanan modal sendiri pada prinsipnya diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992 perkoperasian dalam praktek simpanan diperlakukan sebagai modal sendiri koperasi dan atas usaha yang dijalankan akan memperoleh sisa hasil usaha sebagaimana disepakati dalam Rapat Anggota Tahunan diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Sesuai Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.15/DSNMUI/IX/2000 tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syari'ah, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing). Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad (Kementerian KUKM, 2010a & 2010b dan DSN-MUI, 2000f). b. Simpanan Wahdiah Dhomanah yaitu penghimpunan dana dari anggota dan calon anggota dalam bentuk dana titipan yang dapat dimanfaatkan dan berhak mendapat keuntungan/bonus dari pemanfaatan tersebut, namun tidak diperjanjikan sebelumnya. Simpanan wahdiah dhomanah terdiri atas simpanan tamalah, simpanan tasima, simpanan qurban dan aqikah, simpanan walimah, simpanan hají dan umroh, dan simpanan askesos. Sampai dengan 31 Desember 2011 dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 2.423.697.713,- dengan rincian pada Table 35. Table 35 Simpanan Wahdiah Dhomanah No
Jenis Simpanan
1. 2. 3.
Simpanan Tamalah Simpanan Tasima Simpanan Qurban & Aqiqah Simpanan Walimah Simpanan Haji dan Umroh Simpanan Askesos (asuransi kesehatan sosial)
4. 5. 6.
Jumlah Orang 10.219 1.883 156
Rp Rp Rp
2.067.716.581,181.850.458,36.651.709,-
12 193 208
Rp Rp Rp
6.711.009,115.180.639,5.587.313,-
Jumlah Simpanan
Sumber : KJKS BMT Mardlotillah (2012) c. Simpanan Wahdiah Lainnya yaitu rupa-rupa dana titipan dari anggota dan calon anggota yang terdiri atas dana sehat, tunjangan kesehatan, jasa warkeming notaris, bagi hasil deposito, cadangan resiko, asuransi gadai, dana linkage KUR, transaksi non syariah, tajir angsuran, dan
97
kewajiban segera lainnya. Sampai dengan 31 Desember 2011 dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 147.052.726,- dengan rincian pada Table 36. Table 36 Simpanan Wahdiah Lainnya No 1.
2.
3.
4. 5.
6. 7. 8.
9.
10.
Jenis Dana Titipan
Jumlah
Titipan dana sehat adalah titipan dari anggota pembiayaan yang besarnya relatif besarnya pinjaman dari tiap peminjam dengan cara diangsur sesuai jenis pembiayaan dan hanya bisa ditarik apabila peminjam mengalami sakit selama pembiayaan belum jatuh tempo (BMT memberikan keringanan biaya pengobatan dengan syarat harus membawa keterangan sakit dari dokter yang bersangkutan dan hanya berlaku selama satu kali sakit) Titipan tunjangan kesehatan adalah titipan yang diperoleh dari potongan gaji karyawan tiap bulan sebesar Rp 10.000 dan akan dikeluarkan apabila ada karyawan yang sakit. Titipan notaris adalah titipan yang diperoleh dari anggota pem-biayaan yaitu jasa warmeking yang nantinya akan dibayarkan kepada Notaris. Titipan bagi hasil deposito adalah titipan anggota deposito yang belum diambil bagi hasilnya Titipan Cadangan Resiko adalah titilan anggota tabungan anggota yang dapat diambil setelah pembiayaannya lunas. Titipan asuransi gadai adalah titipan dari pembiayaan dgn pola gadai (al-rahn) Titipan dana linkage KUR adalan tiitipan Pinjaman Program KUR dari BSM Cimahi Titipan transaksi non syariah adalah tiitipan dari bagi hasil tabungan di bank konvensional Titipan tajir angsuran adalah titipan yang diperoleh dari tajir/dengan dari peminjam yang membayar angsuran tidak tepat waktu/ingkar janji Kewajiban segera lainnya adalah titipan yang diperoleh dari kewajiban segeralainya yang belum jatuh tempo
Rp 30.584.534,00,-
Rp
868.350,00,-
Rp 7.438.825,00,-
Rp 5.892.131,85,Rp
29.950.283,-
Rp
4.029.897,-
Rp
50.000.000,-
Rp
4.830,83,-
Rp
4.361.436,-
Rp
13.923.438,-
Sumber : KJKS BMT Mardlotillah (2012) d. Simpanan Tamaka (deposito berjangka) yaitu penghimpunan dana simpanan berjangka anggota dan calon anggota dalam bentuk simpanan dana investasi tidak terikat (mudharabah mutlaqah) yaitu simpanan anggota/calon anggota yang diserahkan sepenuhnya dana tersebut kepada KJKS sebagai mudharib, untuk mengelola dana tersebut secara profesional dan diinvestasikan pada usaha-usaha menguntung-
98
kan yang sesuai syariah dan atas dana tersebut anggota/calon anggota memperoleh bagi hasil (revenue sharing) dari pendapatan yang diperoleh (KJKS BMT Mardlotillah, 2012) Sampai dengan 31 Desember 2011 dana yang berhasil dihimpun dari Simpanan Tamaka sebesar Rp 693.226.155,- dengan rincian sebagai berikut : Table 37 Simpanan Tamaka No Jangka Waktu 1. Jangka waktu 3 bulan 2. Jangka waktu 6 bulan 3. Jangka waktu 12 bulan
Jumlah Penabung 26 orang 17 orang 19 orang
Rp. Rp. Rp.
Jumlah Dana 175.266.617,177.819.000,340.140.538,-
Sumber : KJKS BMT Mardlotillah (2012) 2. Produk Penyaluran Dana (Pinjaman/Pembiayan) Produk penyaluran dana berupa pinjaman yang dilakukan KJKS BMT Mardlotillah adalah pembiayaan dengan pola syariah yang terdiri atas Pembiayaan Mudharobah, Pembiayaan Murobbahah, Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil, Pembiayaan Qordhul Hasan, dan Al-Rahn (Pembiayaan Gadai), baki debet pembiayaan sampai dengan 31 Desember 2011 kepada 2.758 orang sebesar Rp 7.188.608.197,- dengan rincian pada Table 38. Table 38 Produk Penyaluran Dana Pembiayaan No 1.
2.
3.
4.
5. 6. 7.
Jenis pembiayaan Pembiayaan Mudharobah (Pembiayaan untuk Modal Awal Usaha-Bagi Hasil) Pembiayaan Murobbahah (Pembiayaan untuk Pembelian Barang Tunai-Mark Up Harga) Pembiayaan Bai’Bitsaman Ajil (Pembiayaan untuk Pem-belian Barang Cicilan– Mark Up Harga) Pembiayaan Qordhul Hasan (Pembiayaan Kebajikan Ka-um Dhu’afa) Pembiayaan Al-Rahn (Pembiayaan dengan Gadai) Pembiayaan Al-Ijaroh (Pembiayaan dengan Sewa-Beli) Pembiayaan Musawamah (Pembiayaan untuk Pembeli-an Barang dengan cara negoisasi harga)
Penyaluran Dana
Pendapatan
Rp
3.316.236.333,-
Rp
839.891.644,-
Rp
2.937.938.183,-
Rp
372.354.110,-
Rp
121.141.549,-
Rp
1.207.286,-
Rp
728.714.329,-
Rp
92.008.122,-
Rp
48.445.150,-
Rp
5.232.125,-
Rp
2.990.000,-
Rp
33.142.653,-
Sumber : KJKS BMT Mardlotillah (2012)
Rp
10.190.972,-
99
Berdasarkan jenis akad, jumlah pembiayaan terbesar yang disalurkan kepada anggota KJKS BMT Mardlotillah adalah pembiayaan Murobahah sebesar Rp 4,07 milyar atau 48,11%, selanjutnya pembiayaan Mudharobah Rp 3,37 milyar atau 39,93% dan Al Qord Rp 0,925 milyar atau 10,94% (KJKS BMT Mardlotillah, 2012). Produk pembiayaan KJKS BMT Mardlotillah yang dijalankan sesuai Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM adalah Pembiayaan Mudharobah, Pembiayaan Murobbahah, Pembiayaan Qordhul Hasan, dan Al-Rahn (Gadai). Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil dan Pembiayaan Musawamah merupakan pengembangan produk dari pengelola KJKS BMT Mardlotillah dan tidak melangar peraturan yang ada. Produk Pembiayaan Qordhul Hasan perlu disesuaikan dengan Permen Koperasi dan UKM No. 35.2 Tahun 2007 tentang Pedoman SOM KJKS dan Pedoman SOP KJKS Tahun 2009 serta Fatwa DSN-MUI, dengan mengganti nama menjadi Pembiayaan Al Qard dan infaq yang diperoleh pada neraca ditempatkan pada Aktiva Lain-lain sebagai dana titipan yang dimanfaatkan kembali untuk kebajikan.
G. Analisis Matrik IFE, EFE dan IE 1. Identifikasi IFE dan EFE Dari hasi studi literatur, kunjungan lapangan dan wawancara dihasilkan 28 butir faktor startegis internal dan eksternal. Dari identifikasi kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan identifikasi peluang dan ancaman dengan matriks EFE (External Factor Evaluation) pada Table 39 dan Table 40 (Rangkuti, 2005). 2. Analisis Matrik IFE Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi factor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, key succes factors dari lingkungan internal yang diperoleh dirangkum dalam sebuah tabel Internal Factor Evaluation (IFE). Weight (bobot) dan rating (peringkat) atas faktor-faktor strategis internal. Hasil dari kuesioner pembobotan dan pemberian rating terhadap faktor
100
internal (kekuatan dan kelemahan) tersebut dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai rataannya (Rangkuti, 2005). Table 39 Faktor-faktor Startegis Internal Internal Factor Evaluation (IFE) Kekuatan (Strengths) 1 Lokasi Usaha Yang Strategis 2 SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial 3 Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS 4 Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS 5 Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan 6 Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap 7 Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Ang. Kelemahan (Weaknesses) 1 Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System 2 Besarnya Pembiayaan Bermasalah 3 Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar 4 Minimnya Minat anggota untuk menabung 5 Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko 6 Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah 7 Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota
Sumber: data primer yang diolah
Table 40 Faktor-faktor Startegis Eksternal Faktor-faktor Startegis Eksternal Peluang (Opportunities) 1 Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain 2 Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi 3 Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS 4 Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah 5 Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI 6 Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan 7 Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/ Lembaga Keuangan Ancaman (Threats) 1 Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat 2 Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra (Lembaga Donor) 3 Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Kop. 4 Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam 5 Perhatian Positif Pemerintah Thdp Pengembangan KJKS 6 Semakin mudah akses sistem manajemen informasi & teknologi bg KJKS 7 Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi
Sumber: data primer yang diolah
101
Table 41 Hasil Skor Internal Faktor Evaluation (IFE) Internal Factor Evaluation (IFE) Strengths SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap Lokasi Usaha Yang Strategis Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan Total Strengths
Skor 0,3106685 0,2932692 0,2692308 0,2580128
0,254884
0,2197802
0,2015415 1,807387
3,14507 Weaknesses Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah Minimnya Minat anggota untuk menabung Besarnya Pembiayaan Bermasalah Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko Total Weaknesses
Skor 0,2101648 0,1971917 0,1916972 0,1868132
0,1855922
0,1855159
0,1807082 1,3376832
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan perhitungan dari matriks IFE pada Tabel 41, dapat diketahui bahwa KJKS BMT Mardlotilla memiliki tiga kekuatan utama, yaitu SDM pengelola/karyawan yang potensial 0,3106685, dilanjutkan dengan pelayanan yang ramah dan tanggap 0,2932692 dan lokasi usaha yang strategis 0,2692308. Dari sisi kelemahan terdapat tiga kelemahan utama adalah terbatasnya pengawasan manajemen dan prinsip syariah (0,2101648), dilanjutkan minimnya minat anggota untuk menabung (0,1971917) dan besarnya pembiayaan bermasalah (0,1916972). Dari total skoring nilai faktor-faktor strategis internal KJKS BMT Mardlotillah memiliki posisi yang kuat dengan nilai 3,14507.
3. Analisis Matrik EFE Matriks EFE disusun berdasarkan identifikasi faktor peluang dan tantangan yang dimiliki, key succes factors dari lingkungan eksternal yang diperoleh dirangkum dalam sebuah tabel External Factor Evaluation (IFE). Weight (bobot) dan rating (peringkat) atas faktor-faktor strategis
102
eksternal. Hasil dari kuesioner pembobotan dan pemberian rating terhadap faktor internal (kekuatan dan kelemahan) tersebut dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai rataannya (Rangkuti, 2005). Tabel 42 External Faktor Evaluation (EFE) External Factor Evaluation (IFE) Opportunities Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra/ Lembaga Donor Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Koperasi Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS Total Strengths
2,92407
Skor 0,3125000
Threats Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain
Skor 0,1794872
0,3036477
Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi
0,1770452
0,2983822
Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan
0,1746032
0,2537393
0,2479396
0,218254
0,2167277
Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS
Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan
1,85119
Total Weaknesses
0,156746
0,1364469
0,1259921
0,122558 1,0728785
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan hasil perhitungan dari matriks IFE pada Tabel 42, KJKS BMT Mardlotillah memiliki tiga peluang utama, yaitu keinginan masyarakat untuk menjalankan syariat islam (0,3125000) dilanjutkan dengan adanya kepercayaan pihak luar sebagai mitra/lembaga donor (0,3036477) dan besarnya pelaku usaha mikro yang berminat terhadap layanan koperasi (0,2983822). Dari sisi ancaman terdapat tiga ancaman utama adalah persaingan dengan lembaga keuangan lain (0,1794872), berkembangnya layanan produk perbankan berbasis teknologi informasi (0,1770452) pesatnya perkembangan kredit mikro dari perbankan/lembaga keuangan (0,1746032). Dari total skor nilai faktor-faktor strategis eksternal KJKS BMT Mardlotilla memiliki peluang yang cukup baik (menengah) dengan nilai 2,92407.
103
4. Analisis Matriks IE Analisis Matriks Internal – Eksternal (Matrik IE) digunakan untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan peluang dan ancaman yang dihadapi KJKS BMT Mardlotillah. Tujuan utama dari matriks IE untuk mencocokkan posisi total skor nilai faktor-faktor strategis internal dan total skor nilai faktor-faktor strategis eksternal ke dalam gambar Matriks Internal - Eksternal. Matriks Internal - Eksternal berguna untuk menentukan posisi strategis saat ini, sehingga mempermudah KJKS BMT Mardlotillah dalam menentukan dan mengembangkan strategi yang sesuai untuk diterapkan (Rangkuti, 2005). Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal melalui matriks IFE dan EFE, maka dapat diketahui bahwa total skor atas faktor-faktor srategis internal sebesar 3,14507 dan total skor atas faktorfaktor strategis eksternal sebesar 2,92407. Dari total skor faktor-faktor strategis internal dan eksternal tersebut, menempatkan posisi KJKS BMT Mardlotillah pada posisi sebagaimana pada Gambar 10. Sebagaimana pengelompokkan strategi, posisi KJKS BMT Mardlotillah pada kelompok IV dengan posisi Strategi Pengembangan dan Pembangunan (David, 2006).
Gambar 10. Hasil Analisis Matriks Internal – Eksternal (Matrik IE)
104
H. Analisis Matriks SWOT Analisa Matriks SWOT (Streghts, Weakness, Opportunities, Threats) dilakukan dengan menggunakan table matrik SWOT yang menempatkan faktor-faktor stategis internal disisi vertikal dan faktor-faktor stategis eksternal disisi horisontal. Pada matriks tersebut dipasangkan masing-masing faktor internal dan eksternal dan dikembangkan 4 tipe strategi yang dihasilkan yaitu (Rangkuti, 2005): 1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi ini menggunakan kekuatan untuk meraih peluang yang ada di luar. a. Peningkatan Kualitas Layanan dan Pengelolaan Usaha Sesui Prinsip Syariah. b. Menjalin Hubungan Baik dengan Pemerintah dalam Pembinaan dan Pengawasan KJKS. c. Pengembangan Layanan melalui Peningkatat Jumlah SDM untuk Pendampingan dan Kolekter Pembiayaan serta Membuka Kantor Layanan yang Dekat dengan Lokasi Usaha Anggota/Calon Anggota. 2. Strategi WO (Weakness-Opportunities) Strategi WO bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Kadang kala perusahaan mengalami kesulitan karena adanya kelemahan Internal a. Optimalisasi peran KJKS dalam Jaringan KJKS/APEX BMT pada Asosiasi/Perhimpunan dalam rangka Meningkatkan Kapasitas Permodalan, Standar-standar Manajemen/Prosedur dan Penerapan Prinsip Syariah seerta Pemanfatan Tekonologi Bersama. b. Menjalin Hubungan/Kemitraan dengan Lembaga Keuangan/Donor untuk Meningkatkan Akses Pendanaan yang Murah c. Meningkatkan Pencitraan Koperasi melalui Peningkatan Pengawasan Internal dan Akuntabilitas KJKS 3. Strategi ST (Strengths-Threats) Melalui strategi ST, koperasi berusahaa untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti perusahaan yang tangguh akan harus selalu medapatkan ancaman.
105
a. Optimalisasi pelayanan dan pembinaan/pendampingan usaha anggota untuk memotivasi loyalitas dan minat menabung anggota b. Mengintensifkan pendidikan/pelatihan pengelola untuk meningkatkan mualitas pelayanan, manajemen, dan penerapan prinsip syariah. c. Pembinaan/pendidikan anggota di bidang perkoperasian dan penerapan pola syariah 4. Startegi WT (Weakness-Threats) Strategi WT merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya dalam kondisi yang berbahaya. a. Penyempurnaan dan Mengefektifkan Penerapan SOP/M dan Pelaksanaan Prinsip Syariah. b. Meningkatkan Modal Sendiri melalui Simpanan Anggota dan Modal Penyertaan Anggota c. Meningkatkan Kualitas SDM yang Handal dan Tangguh.
I. Analisis Matriks QSP Untuk mengevaluasi 12 alternatif strategi yang dihasilkan agar dapat diimplementasikan berdasarkan skala prioritas digunakan analisis matriks QSP. Berdasarkan analisis matriks QSP diperoleh prioritas strategi yang disarankan berdasarkan urutan nilai STAS (David, 2006) dari nilai tertinggi sampai terendah berturut-turut pada Table 43. Secara praktis ke-12 prioritas strategi yang disarankan tersebut dapat diklasifikasikan atas faktor: 1) Manajemen (3,6,8,9,); 2) Pengawasan (5,11); 3) Network (4, 7, 10); dan Mutu/Modal (1,12).
J. Implikasi Penelitian Strategi Pengembangan KJKS yang dihasilkan berimplikasi terhadap berbagai aspek, yaitu:
106
1. Teknis Implikasi penerapan strategi pengembangan KJKS dalam aspek teknis adalah KJKS BMT Mardlotillah perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM pengelola/karyawan melalui pendidikan dan pelatihan sehingga dapat meningkatkan mutu SDM, meningkatkan kinerja manajemen, penerapan syariah dan kualitas layanan. Untuk meningkatkan kepercayaan anggota, lembaga keuangan/donor dan masyarakat diperlukan pula peningkatan pengawasan internal dan akuntabilitas KJKS melalui penyempurnaan standar operasional manajemen/prosedur dan audit independen oleh akuntan publik. 2. Ekonomi Dalam aspek ekonomi, terbatasnya modal yang dimiliki membuat KJKS BMT Mardlotillah meningkatkan modal luar dari lembaga keuangan/ perbankan dan lembaga donor. Masuknya modal luar menunjukan kepercayaan KJKS BMT Mardlotillah, namun masuknya modal luar membuat biaya perolehan yang cukup besar kepada anggota dibandingkan modal sendiri serta menimbulkan kewajiban bagi hasil atas perolehan pendapatan koperasi. Untuk itu prinsip kehati-hatian perlu dijalankan dengan tidak menghambat optimalisai penyaluran pembiayaan kepada anggota dan mempertimbangan kemampuan KJKS dalam memberikan layanan pembiayaan secara cepat, tepat dan sesuai kebutuhan anggota. Penyempunaan prosedur dan peningkatan personil SDM diperlukan agar modal luar tersebut dapat secara optimat termanfaatkan bagi pembiayaan anggota. 3.
Sosial Optimalisasi pembinaan/pendampingan usaha anggota KJKS BMT Mardlotillah yang berjalan, diharapkan berdampak peningkatan pendapatan anggota yang pada gilirannya akan meningkatkan rasa kepemilikan dan loyalitas anggota.Untuk itu diperlukan pola pembinaan dan pendampingan yang efektif sesuai dengan karakteristik anggota.
107
4.
Lingkungan Dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan dan usaha, KJKS perlu menjalin kemitraan/jaringan kerjasama yang produktif pada asosiasi/ perhimpunan untuk meningkatkan kapasitas permodalan, standar-standar manajemen/prosedur dan penerapan prinsip syariah serta pemanfatan tekonologi bersama. Untuk itu, diperlukan kesiapan KJKS untuk menerima perubahan dan keterbukaan dalam manajemen pengelolaan serta menerima standar-standar manajemen bersama.
Table 43 Prioritas Strategi yang Disarankan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Strategi
STAS
Peningkatan kualitas layanan dan pengelolaan usaha sesuai syariah Meningkatkan Pencitraan Koperasi melalui peningkatan pengawasan internal dan akuntabilitas laporan keuangan Meningkatkan kualitas SDM yang handal dan tangguh Menjalin hubungan baik/kemitraan dengan Lembaga Keuangan/ Donor Optimalisasi Pelayanan dan Pembinaan/Pendampingan Usaha Anggota Untuk Memotivasi loyalitas dan Minat Menabung Anggota Mengintensifkan Pendidikan/Pelatihan Pengelola untuk meningkatkan kualitas manajemen, penerapan syariah dan layanan Bergabung dalam APEX BMT/Networking KJKS di Asosiasi/ Perhimpunan untuk meningkatkan profesionalisme dan memperbesar kapasitas usaha Pembinaan/Pendidikan Perkoperasian dan Penerapan Pola Syariah bagi Anggota Penyempurnaan dan Mengefektifkan penerapan SOP/M dan prinsip syariah Pengembangan layanan dengan pendirian kantor cabang yang dekat dengan lokasi usaha anggota/calon anggota Menjalin hubungan baik dengan pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan dalam rangka pengembangan koperasi Meningkatkan Modal Sendiri melalui Simpanan Anggota dan Modal Penyertaan Anggota
7,109
Sumber: data primer yang diolah
6,148 6,137 5,902 5,772 5,649 5,460 5,368 5,274 4,872 4,697 4,632
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Aspek-aspek yang dimiliki KJKS BMT Mardlotillah dalam meningkatkan kemampuan pengembangan usahanya adalah : 1. Aspek sebagai Lembaga Perkoperasian dan Promosi Ekonomi Anggota a. Rasio partisipasi bruto sebesar 100% (sepenuhnya melayani kebutuhan pembiayaan anggota). b. Rasio promosi ekonomi anggota sebesar 56,32% berada pada predikat tinggi, telah mampu memberikan manfaat yang besar bagi anggota. c. Kualitas layanan KJKS BMT Mardlotillah mempengaruhi 55,23% kepuasan anggota, dengan faktor dominan melalui daya tanggap dan empati pada anggota. d. Kepuasan anggota terhadap kualitas layanan juga menunjukan tingkat kepuasan yang signifikan karena 74% responden puas terhadap kualitas pelayanan KJKS BMT Mardlotillah e. Kepuasan anggota membuat keinginan untuk menyampaikan pengalaman baiknya atas pelayanan (74%), keinginan untuk tetap menggunakan jasa koperasi (72%) dan kemauan mengajak/mempengaruhi orang lain untuk menggunakan jasa KJKS BMT Mardlotillah (89%). 2. Aspek sebagai Lembaga Keuangan a. Penilaian kinerja kesehatan KJKS BMT Mardlotillah sebesar 81,76 dengan predikat Sehat. b. Rasio Kecukupan Modal/CAR sebesar 11,40 % berada pada predikat Sehat. c. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan sebesar 4,55 % berada pada predikat lancar. d. Rasio pembiayaan berisiko terhadap jumlah piutang dan pembiayaan sebesar 2,86 % berada pada predikat beresiko rendah.
109
e. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto (pendapatan dari partisipasi anggota) sebesar 64,68% berada pada predikat efisien. 3. Aspek sebagai Lembaga Keuangan Syariah (Pelaksanaan Prinsip Syariah) a. skor Kepatuhan Prinsip Syariah dari KJKS BMT Mardlotillah sebesar 8% (dari standar 10%) berada pada predikat patuh. b. 90% anggota setuju bahwa pengelolaan usaha KJKS sudah sesuai prinsip syariah. c. KJKS telah menjalankan kegiatan maal (sosial) melalui penyaluran dana zakat, infaq dan shodaqoh. Dengan aspek-aspek yang dimiliki tersebut, KJKS BMT Mardlotillah telah mampu mengembangkan usahanya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan terjadi perkembangan selama priode 2008-2011 yaitu 1) permodalan: modal sendiri (49%), modal luar (393%) dan asset (144,85%); 2) keanggotaan (110,2%); dan 3) pembiayaan: total pembiayaan (166%), volume pembiayaan (132%) dan debitur (48%). Posisi matriks IE menunjukan posisi strategi pengembangan dan pembangunan (skor 3,1450 : 2,9240). Strategi pengembangn KJKS BMT Mardlotillah yang dihasilkan dari matriks SWOT dan pembobotan dari matriks QSP diperoleh 12 prioritas strategi yang disarankan. Lima prioritas strategi dengan nilai skoring tertinggi secara berurut adalah : 1) Peningkatan kualitas layanan dan pengelolaan usaha sesuai syariah; 2) Meningkatkan Pencitraan Koperasi melalui peningkatan pengawasan internal dan akun-tabilitas laporan keuangan; 3) Meningkatkan kualitas SDM yang handal dan tangguh; 4) Menjalin hubungan baik/kemitraan dengan Lembaga Keua-ngan/Donor; 5) Optimalisasi Pelayanan dan Pembinaan/Pendampingan Usaha Anggota Untuk Memotivasi Loyalitas dan Minat Menabung Anggota.
110
B. Rekomendasi 1. Penurunan jumlah debitur dan perputaran dana pada akhir tahun 2011, memerlukan pengembangan kebijakan berupa penyempurnaan Standar Operasional Manajemen/Prosedur dalam penyaluran pembiayaan serta peningkatan jumlah kolektor pembiayaan agar besarnya asset yang bersumber dari dana pinjaman dapat tersalur menjadi pembiayaan keanggota serta tidak menjadi beban dan mengurangi pendapatan koperasi. 2. Rasio modal sendiri terhadap total asset sebesar 9,59 % berdasarkan standar Kementerian KUKM menunjukan predikat tidak sehat, untuk itu KJKS BMT Mardlotillah perlu menambah modal sendiri dengan meningkatkan jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib anggota. 3. Dalam pelaksanaan kepatuhan dalam pelaksanan peraturan diperlukan perubahan kebijakan KJKS BMT Mardlotillah terhadap produk dan kegiatan usaha yang dijalankan, yaitu: a. Penggunaan nama Produk Pembiayaan Qordhul Hasan agar konsisten dan perlu disesuaikan dengan Permen Koperasi dan UKM No. 35.2 Tahun 2007 tentang Pedoman SOM KJKS dan Pedoman SOP KJKS Tahun 2009 serta Fatwa DSN-MUI No 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qardh (DSN-MUI, 2001) dengan menggunakan nama produk Pembiayaan Al-Qard dan infaq yang diperoleh pada neraca ditempatkan pada Aktiva Lain-lain sebagai dana titipan yang dimanfaatkan kembali untuk kebajikan. b. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang hanya mengkhususkan pada kegiatan jasa dibidang keuangan. KJKS tidak melaksanakan secara langsung mengelola usaha sektor riil, seperti jasa rental mobil. Dalam pengelolan rental mobil hanya dapat dilakukan melalui investasi sehingga kegiatan usaha rental mobil perlu dialihkan pengelolannya agar sesuai dan fokus pada kekhususan kegiatan KJKS di bidang jasa keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Gema Insani. Jakarta. BPS [Badan Pusat Statistik]. 2012a. Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2012, Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th.XV. 7 Mei 2012. Badan Pusat Statistik. Jakarta. BPS [Badan Pusat Statistik]. 2012b. Profil Kemiskinan Indonesia Maret 2012, Berita Resmi Statistik No. 45/07/Th.XV. 2 Juli 2012. Badan Pusat Statistik. Jakarta. BPS [Badan Pusat Statistik]. 2012c. Statistik Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2011. Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Jakarta. David, F. R. 2006. Manajemen Strategi (terjemahan), PT Prenhallindo. Jakarta. DSN-MUI [Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia]. 2000a. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan. Dewan Syariah Nasional MUI. Jakarta. DSN-MUI [Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia]. 2000b. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah, Dewan Syariah Nasional MUI. Jakarta. DSN-MUI [Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia]. 2000c. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh), Dewan Syariah Nasional MUI. Jakarta. DSN-MUI [Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia]. 2000d. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah, Dewan Syariah Nasional MUI. Jakarta. DSN-MUI [Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia]. 2000e. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah, Dewan Syariah Nasional MUI. Jakarta. DSN-MUI [Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia]. 2000f. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 14/DSN-MUI/IX/2000 tentang Sistem Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syari'ah. Dewan Syariah Nasional MUI. Jakarta. DSN-MUI [Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia]. 2001. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qardh. Dewan Syariah Nasional MUI. Jakarta. Gozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
112
Hasan, M. I. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hubeis, M. dan M. Najib. 2008. Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Ilmi, M. 2002. Teori dan Praktek Lembaga Keuangan. UII Press. Yogyakarta. Kaihatu, S. 2008. Analisa Kesenjangan Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pengunjung Plaza Tanjungan Surabaya, Vol 10 (1): 66-83. Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kementerian Agama RI. 2011. Al Qur’an dan Terjemahannya. Pustaka AlKautsar. Jakarta. Kementerian KUKM [Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah]. 2008a. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Jakarta. Kementerian KUKM [Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah]. 2008b. Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Jakarta. Kementerian KUKM [Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah]. 2010a. Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah danUnit Jasa Keuangan Syariah Koperasi, Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Jakarta. Kementerian KUKM [Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah]. 2010b. Pedoman Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan Syariah danUnit Jasa Keuangan Syariah Koperasi, Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Jakarta. Kementerian KUKM [Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah]. 2012a. Pedoman Kegiatan Pengelolaan Zakat Oleh KJKS/ UJKS Koperasi Untuk Pemberdayaan Usaha Mikro Melalui Kemitraan, Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Jakarta. Kementerian KUKM [Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah]. 2012b. Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Jakarta. KJKS BMT Mardlotillah [Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wat Tamwil Mardlotillah], 2010. Laporan Tahunan KJKS BMT Mardlotillah Tahun Buku 2009, KJKS BMT Mardlotillah. Sumedang.
113
KJKS BMT Mardlotillah [Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wat Tamwil Mardlotillah], 2011. Laporan Tahunan KJKS BMT Mardlotillah Tahun Buku 2010, KJKS BMT Mardlotillah. Sumedang. KJKS BMT Mardlotillah [Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wat Tamwil Mardlotillah], 2012. Laporan Tahunan KJKS BMT Mardlotillah Tahun Buku 2011, KJKS BMT Mardlotillah. Sumedang. Krisnamurti, B. 2000. Membangun Koperasi Berbasis Pertanian. LSP2I, Jakarta. Malhotra, N. K. 2009. Riset Pemasaran, Jilid 2. Indeks. Jakarta. PBMTI [Perhimpunan BMT Indonesia], 2011. Haluan BMT 2020, Bahan pada BMT Samit, 20-22 November 2011, Jakarta Parasuraman, A., Zeithaml, VA., and Berry, LL. 1988. Servqual: Multiple Item Scale for Measuring Consumer Perception of Service Quality, Journal of Retaling, Vol. 67 (4): 420-450. Pearce, J.A. dan R.B. Robinson. 2008. Manajemen Strategi: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian (terjemahan). Salemba Empat. Jakarta Qardhawi, Y. 2001. Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam. Robbani Press. Jakarta. Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Santoso, S. 2004. SPSS Sttistika Multivariat. Elex Media Komputindo. Jakarta. Shiddieqy, T.M.H. Pengantar Fiqh Muamalah, Pustaka Rizki Putra. Semarang. Sjahdeini, S.R. 2005, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. Soejono, I. 2007. Membangun Koperasi Mandiri dalam Koridor Jatidiri. LPS-ISC. Jakarta. Soelarso. 2000. Membangun Koperasi Pertanian Berbasis Anggota. LPSP2I. Jakarta. Supranto, J. 1998. Statistik Teori dan Aplikasinya, Raja Grafindo Persada. Jakarta. Tjiptono, F. 2006. Manajemen Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta. TPPS IBI [Tim Pengambangan Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia], 2001, Bank Syariah : konsep Produk dan Implementasi Operasional, Djembatan. Jakarta.
114
Umar, H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Veli, O. 2007. Testing Servquaal Dimension on the Commersial Bank Sector of Northern Cyprus, Journal of Banking and Finance, Financial Theory and Practice. Vol 31 (2): 185-201. Zuhdi, M. 2010. Masail Fiqhiyah. Haji Masagung. Jakarta.
116
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
No
Keterangan
Oktober 1 2
November
3 4 1
Keterangan
2 3 4
1
Penyusunan draft proposal
2
Perbaikan proposal
3
Rapat komisi 1
4
Kolokium
02 Des ‘11
5
Perbaikan dan penyerahan proposal
6-11/10/12
7
Observasi lapangan dan survei
12-26/10/12
8
Pengolahan dan analisis data
27-31/10/12
9
Sidang Komisi 2
9/11/12
10
Seminar Hasil
9/11/12
11
Penyusunan draft KTA
12
Sidang Komisi 3
13
Perbaikan draft TA
14
Ujian/sidng
19-23/11/12
15
Perbaikan dan perbanyakan
24-30/11/12
10-17/11/12 ?/11/12 4-9/11/12
117
Lampiran 2.
Kertas Kerja Penilaian Kesehatan Kinerja KJKS KERTAS KERJA PENILAIAN KESEHATAN KJKS
IDENTITAS KJKS/UJKS 1 Nama Koperasi 2 No. Badan Hukum 3 Tgl Badan Hukum 4 Alamat - Jalan - Desa/Kelurahan - Kecamatan 5 Kabupaten 6 Provinsi NO
: : : : : : : : :
ASPEK YG DINILAI
KOMPONEN
Ratio (%)
PERHITUNGAN
1 (C) PERMODALAN ( CAPITAL ) a Ratio modal sendiri thd Total Modal
a. Modal Sendiri Rp b Total Modal Rp Nilai
0< X < 5 5 < X < 10 10 < X < 15 15 < X < 20 20 < X > 100
0 25 50 75 100 100
Catatan :
c. Modal Tertimbang Rp d. ATMR Rp Rasio Modal (%) <6 6< x<7 7< x<8 >8
0 1.a
piutang dan pembiayaan Catatan :
b. Ratio portofolio pembiayaan beriksiko
Catatan :
%
0 0
x 100%
5%
0 0
x 100%
5%
0
0 1.b 0
Nilai Kredit 25 50 75 100
= = = =
2(A) KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF ( AKTIVA ) a. Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah
BOBOT
10%
Rasio ( %)
b Ratio Kecukupan Modal (CAR)
NILAI KREDIT
20%
a. Jumlah Pembiayaan dan Piutang Bermasalah Rp 0 b. Jumlah piutang dan 2.a 0 pembiayaan yg diberikan 0 0 Rp
Rasio (%) > 12 9 < X < 12 5< X < 8 <5
= = = =
c. Portofolio Beresiko 0 2.b Rp d. Jumlah piutang dan pembiayaan yg diberikan 0 Rp Rasio (%) > 30 26 < X < 30 21 < X < 26 < 21
= = = =
x 100%
10%
x 100%
5%
Nilai Kredit 25 50 75 100
0 0
Nilai Kredit 25 50 75 100
SKOR
118
NO
ASPEK YG DINILAI c Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produkif
Rasio ( %) 0 0 < X < 10 10 < X < 20 20 < X < 30 30 < X < 40 40 < X < 50
KOMPONEN
e. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Rp 0 2.c 0 f. Penyisihan 0 Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk Rp. 0 Nilai Rasio ( %) 0 1 - 10 11 - 20 21 - 30 31 - 40 41 - 50
Ratio (%)
PERHITUNGAN
50 < X < 60 60 < X < 70 70 < X < 80 80 < X < 90 90 < X < 100
3(M) MANAJEMEN Manajemen Umum 1
x 100%
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
5%
Nilai 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100
Jwb Ya (1) /Tdk (0)
3%
1.1
Apakah KJKS/UJKS Koperasi memiliki Visi, misi, dan tujuan yang jelas ( dibuktikan dengan dokumen tertulis )
0.25
1.2
Apakah KJKS/UJKS Koperasi telah memiliki rencana kerja jangka panjang
0.25
minimal untuk 3 tahun ke depan dan dijadikan sebagi acuan KJKS/UJKS Koperasi dalam menjalankan usahanya ( dibuktikan dengan dokumen tertulis ) 1.3
Apakah KJKS/UJKS Koperasi memiliki rencana kerja tahunan yang digunakan se bagai dasar acuan kegiatan usaha selama 1 tahun dibuktikan dengan dokumen tertulis )
0.25
1.4
Adakah kesesuaian antara rencana kerja jangka pendek dengan rencana jangka panjang (dibuktikan dengan dokumen tertulis )
0.25
1.5
Apakah Visi, Misi , Tujuan dan Rencana Kerja diketahui dan dipahami oleh pengurus , pengawas, pengelola dan seluruh karyawan ( dengan cara pengecekan silang )
0.25
1.6
Pengambilan keputusan yang bersifat operasional dilakukan oleh penge lola secara independen (konfirmasi kepada pengurus atau pengawas dan Dokomen / Persus dll)
0.25
1.7
Pengurus dan atau pengelola KJKS/UJKS Koperasi memiliki komitmen untuk menangani permasalahan yang dihadapi serta melakukan tinda kan perbaikan yang diperlukan ( Dibuktikan Dokumen )
0.25
1.8
KJKS/UJKS Koperasi memiliki tata tertib kerja SDM yang meliputi disiplin kerja serta didukung sarana kerja yang memadahi dalam melaksanakan pekerjaan ( dibuktikan dengan dokumen tertulis dan pengecekan fisik sarana kerja )
0.25
1.9
Pengurus KJKS/UJKS Koperasi yang mengangkat pengelolah, tidak mencampuri kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung menguntung kan kepentingan sendiri, keluarga atau kelompoknya sehingga dapat merugikan KJKS/UJKS Koperasi ( dilakukan konfirmasi kepada pengelo lah dan atau pengawas )
0.25
1.10 Anggota KJKS/UJKS Koperasi sebagai pemilik mempunyai kemampuan untuk meningkatkan permodalan KJKS/UJKS Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku ( pengecekan silang dilakukan terhadap partisi pasi modal anggota )
0.25
1.11 Pengurus , pengawas dan pengelola KJKS/UJKS Koperasi didalam melaksanakan kegiatan operasional tidak melakukan hal-hal yang cenderung menguntungkan diri sendiri keluarga dan kelompoknya, atau berpotensi merugikan KJKS/UJKS Koperasi ( konfirmasi dengan mitra kerja dan notulis rapat tem kredit /analisis kredit )
0.25
SKOR
119
NO
ASPEK YG DINILAI
KOMPONEN
PERHITUNGAN
1.12 Pengurus melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanakan tu gas pengelolah sesuai dengan tugas dan wewenangnya secara efektif ( pengecekan silang kepada pengelolah dan atau pengawas laporan hasil pengawasan ) Manajemen Kelembagaan 2 2.1 Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan seluruh kegiatan KJKS/UJKS Koperasi dan tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan jabatan ( Dibuktikan dengan dokumen tertulis mengenai struktur orgasasi dan job discription )
Ratio (%)
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
0.25
3% 0.50
2.2
KJKS/UJKS Koperasi memiliki rincian tugas yang jelas untuk masing-masing karyawannya ( yang dibuktikan dengan adanya dokumen tertulis tentang job spesification )
0.50
2.3
Didalam struktur kelembagaan KJKS/UJKS Koperasi terdapat struktur yang melakukan fungsi sebagai Pengawas ( yang dibuktikan dengan dokumen tertulis tentang struktur organisasi )
0.50
2.4
KJKS/UJKS Koperasi terbukti mempunyai Standart Operasional dan Mana jemen ( SOM ) dan Standart Operasional Prosedure ( SOP ) ( dibuktikan dengan dokumen tertulis tentang SOM dan SOP KJKS/UJKS Koperasi
0.50
2.5
KJKS/UJKS Koperasi telah menjalankan kegiatannya sesuai SOM dan SOP KJKS/UJKS Koperasi ( Pengecekan silang antara pelaksanakan kegiatan dengan SOM dan SOP nya )
0.50
2.6
KJKS/UJKS Koperasi mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap semua dokumen penting ( dibuktikan dengan adanya sistem pengamanan dokumen penting berikut sarana penyimpanannya )
0.50
Manajemen Permodalan 3.1
Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih besar dari tingkat pertumbuhan aset ( dihitung berdasarkan data yang ada dineraca )
3% 0.60
3.2
Tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal dari anggota seku rang - kurangnya sebesar 10 % dibandingkan tahun sebelumnya ( dihitung berdasarkan data yang ada di neraca )
0.60
3.3
Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih besar dari seperempat SHU tahun berjalan (cek Neraca dan AD/ART)
0.60
3.4
Simpanan dan simpanan berjangka koperasi meningkat minimal 10 % dari tahun sebelumnya ( Cek laporan Keuangan)
0.60
3.5
Investasi harta tetap dari inventaris serta pendanaan ekspansi perkantoran dibiayai dengan modal sendiri ( pengecekan silang dengan laporan sumber dan penggunaan dana )
0.60
Manajemen Aktiva 4.1
Pinjaman denga kolektibilitas lancar minimal sebesar 90 % dari pinja man yang diberikan ( dibuktikan dengan laporan pengembalian pinja man )
3% 0.30
4.2
Setiap pinjaman yang diberikan didukung dengan agunan yang nilainya sama atau lebih besar dari jumlah pinjaman yang diberikan kecuali pin jaman bagi anggota sampai dengan 1 juta rupiah ( dibuktikan dengan laporan pinjaman dan daftar agunan )
0.30
4.3
Dana cadangan penghapusan pinjaman sama atau lebih besar dari jum lah pinjaman macet tahunan ( dibuktikan dengan laporan kolektibili tas pinjaman dan cadangan penghapusan pinjaman )
0.30
4.4
Pinjaman macet tahun lalu dapat ditagih sekurang - kurangnya sepertiganya(buktikan dengan laporan penagihan pinjaman macet tahunan)
0.30
3
4
SKOR
120
NO
ASPEK YG DINILAI
KOMPONEN
Ratio (%)
PERHITUNGAN
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
4.5
KJKS/UJKS Koperasi menerapkan prosedur pinjaman dan dilaksanakan dengan efektif ( pengecekan silang antara pelaksanaan prosedure pinjaman dengan SOPnya )
0.30
4.6
KJKS/UJKS Koperasi memiliki kebijakan cadangan penghapusan pinjaman bermasalah ( dibuktikan dengan kebijakan tertulis dan laporan keu angan )
0.30
4.7
Dalam memberikan pinjaman KJKS/UJKS Koperasi mengambil keputusan berdasrkan prinsip kehati-hatian ( dibuktikan dengan hasil analisis ke layakan pinjaman )
0.30
4.8
Keputusan pemberian pinjaman dan atau penempatan dana dilakukan melalui komite ( dibuktikan dengan risalah rapat komite,SK Komite )
0.30
4.9
Setelah pinjaman diberikan KJKS/UJKS Koperasi melakukan pemantauan terhadap penggunaan pinjaman serta kemampuan dan kepatuhan anggota atau peminjam dalam memenuhi kewajibannya ( dibuktikan dengan laporan monitoring,supervisi pinjaman )
0.30
4.10 KJKS/UJKS Koperasi melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan ter hadap agunannya ( dibuktikan dengan dokumen pengikat dan atau penyerahan agunan )
0.30
Manajemen Likuiditas
5
3% 0.60
5.1
Memiliki kebijaksanaan tertulis mengenai pengendalian likuiditas ( di buktikan dengan dokumen tertulis mengenai perencanaan usaha )
5.2
Memiliki fasilitas pinjaman yang akan diterima dari lembaga lain untuk menjaga likuiditasnya ( dibuktikan dengan dokumen tertulis mengenai kerja sama pendanaan dari lembaga keuangan lainnya )
0.60
5.3
Memiliki pedoman administrasi yang efektif untuk memantau kewaji ban yang jatuh tempo ( dibuktikan dengan adanya dokumen tertulis mengenai schedule penghimpunan simp. dan pemberian pinjaman )
0.60
5.4
Memiliki kebijakan penghimpunan simpanan dan pemberian pinjaman sesuai dengan kondisi keuangan KJKS/UJKS Koperasi ( dibuktikan dengan kebijakan tertulis )
0.60
5.5
Memiliki sistem informasi manajemen yang memadahi untuk peman tauan likuiditas ( dibuktikan dengan dokumen tertulis berupa sistem laporan penghimpunan simpanan dan pemberian pinjaman )
0.60
4(E) EFISIENSI a Ratio Operasi Pelayanan Thd Partisipasi bruto Catatan :
b Ratio Aktiva Tetap thd Total Aset
Catatan :
10% a. Beban Operasional Pelayanan Rp. 0 4a. b Partisipasi Bruto 0 Rp. Rasio (%) > 100 = 85 < X < 100 = 69 < X < 84 = < 68 = c. Aktiva tetap Rp. 0 d. Total Asset 0.00 Rp. Rasio (%) 76 < X < 100 51 < X < 75 26 < X < 50 < 25
4b.
= = = =
0 0
x 100%
4%
x 100%
4%
Nilai Kredit 25 50 75 100
0 0 Nilai Kredit 25 50 75 100
SKOR
121
NO
ASPEK YG DINILAI c Ratio Efisiensi Staff
KOMPONEN
Ratio (%)
PERHITUNGAN
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
e. Jml Mitra Pembiayaan 0 4c. f. Jumlah Staf
0 0
x 100%
2%
0 Catatan :
5(L) LIKUIDITAS a Ratio Kas
Catatan :
Rasio (%) < 50 50 < x < 74 75 < x < 99 > 99
= = = =
15% a. Kas dan Bank Rp. 0 5a. b. Kewajiban Lancar Rp. 0 Rasio (%) X < 14 dan X > 56 = 14 < X < 20 dan 46 < = X < 56 21 < X < 25 dan X < 45
35 <
Catatan :
c. Total Pembiayaan Rp. d. Dana yg Diterima Rp. Rasio (%) < 50 51 < X < 75 76 < X < 100 > 100 > 95
0 0
x 100%
10%
x 100%
5%
Nilai Kredit 25 50
=
75
=
100
0 5b.
0 0
26 < X < 34
b Ratio Pembiayaan thd dana yg diterima
Nilai Kredit 25 50 75 100
0
= = = = =
Nilai Kredit 25 50 75 100 60
6(G) KEMANDIRIAN DAN PERTUMBUHAN a. Rasio Rentabilitas Assets ( ROA )
Catatan :
b. Rasio Rentabilitas Modal sendiri ( ROE )
Catatan :
a. SHU sblm Pajak (EBT) Rp. 0.0 6a b. Total Assets Rp. 0 Rasio (%) < 0 = < 5 = 5 < X < 7,4 = 7,5 < X < 10 = > 10 = 20 < X < 25 = 25 < X < 30 = 30 < X < 35 = > 35 = c. SHU Bagian Anggota Rp. 0.0 6b. d. Total Modal sendiri Rp. 0 Rasio (%) < 5 = 5 < X < 7,4 = 7,5 < X < 10 = > 10 = > 45 =
10%
0 0
x 100%
3%
x 100%
3%
Nilai Kredit 0 25 50 75 100 75 50 25 0
0 0 Nilai Kredit 25 50 75 100 0
SKOR
122
NO
ASPEK YG DINILAI c. Rasio Kemandirian Operasional pelayanan
Catatan :
7 JATI DIRI KOPERASI a. Ratio Partisipasi Bruto
KOMPONEN e. Pendapatan Usaha Rp. 0.0 6c. f. Biaya Operasional Pelayanan Rp. 0 Rasio (%) = X < 100 = 100 < X < 125 = 126 < X < 150 > 150 =
Catatan :
8 1
0 0
x 100%
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
4%
Nilai Kredit 25 50 75 100 10%
a. Partisipasi bruto Rp. b. Partp bruto+Transaksi Non Anggota Rp.
Catatan :
b. Ratio Promosi Ekonomi anggota ( PEA )
Ratio (%)
PERHITUNGAN
Rasio (%) X < 25 25 < x < 49 50 < x < 75 > 75
0 7a.
0 0
x 100%
5%
x 100%
5%
0
= = = =
Nilai Kredit 25 50 75 100
c. P.E.A (MEP3 + SHU Bagian Anggota) Rp. 0 7b. 0 d. Simpanan Pokok + 0 Simpanan Wajib Rp. 0 Nilai Kredit Rasio (%) = 0 <5 5 < X < 7.99 = 50 8 < X < 11,99 = 75 > 12 = 100
KEPATUHAN PRINSIP SYARIAH Manajemen Umum
Jwb
10%
1.1
Akad dilaksanakan sesuai tata cara syariah (dibuktikan dari catatan hasil penilaian dewan pengawas syariah)
1.00
1.2
Penempatan dana pada bank syariah (dibuktikan dengan laporan
1.00
penggunaan dana) 1.3
Adanya Dewan Pengawas Syariah (dibuktikan dengan SK pengangkatan Dewan Pengawas Syariah)
1.00
1.4
Komposisi modal penyertaan dan pembiayaan berasal dari lembaga keuangan syariah (dibuktikan dengan laporan sumber dana)
1.00
1.5
Pertemuan kelompok yang dihadiri pengurus, pengawas, Dewan Pengawas Syariah, Pengelola, Karyawan pendiri dan anggota yang diselenggarakan secara berkala (dibuktikan dengan daftar hadir dan agenda acara pertemuan kelompok)
1.00
1.6
Manajemen KJKS/UJKS Koperasi memiliki sertifikat pendidikan pengelolaan lembaga keuangan syariah yang dikeluarkan oleh pihak yang kompeten (dibuktikan dengan sertifikat).
1.00
1.7
Frekuensi rapat Dewan Pengawas Syariah untuk membicarakan ketepatan pola pembiayaan yang dijalankan pengelola dalam 1 tahun (dibuktikan dengan daftar hadir dan agenda rapat Dewan Pengawas Syariah)
1.00
SKOR
123
NO
ASPEK YG DINILAI
KOMPONEN
Ratio (%)
PERHITUNGAN
NILAI KREDIT
BOBOT %
1.8
Dalam mengatasi pembiayaan bermasalah digunakan pendekatan syariah (konfirmasi dengan mudharib yang bermasalah)
1.00
1.9
Meningkatnya titipan ZIS dari anggota (dibuktikan dengan laporan penerimaan titipan ZIS dari anggota).
1.00
1.10 Meningkatnya pemahaman anggota terhadap keunggulan system syariah dari waktu ke waktu (dibuktikan dengan adanya laporan peningkatan partisipasi mudharib di KJKS/UJKS koperasi).
1.00
TINGKAT KESEHATAN
JUMLAH
100%
SKOR
124
Lampiran 3 Kuesioner Peneliatian Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan
125
126
127
128
129
1. KEPUASAN ANGGOTA ATAS KUALITAS LAYANAN KOPERASI a. Kualitas Layanan Berikan tanda pada jawaban pilihan Saudara. Dimensi /Indikator 1. Reliabilitas (relibility) a Pengelolan usaha KJKS BMT Mardlotillah telah sesuai prinsip syariah b Administarasi pembukuan KJKS BMT Mardlotillah tepat dan akurat c Peraturan/ketentuan yang dibuat KJKS BMT Mardlotillah telah dilaksanakan secara konsisten 2. Daya Tanggap (responsiveness) a KJKS BMT Mardlotillah memberikan kecepatan dan ketepatan pelayanan sesuai dengan kebutuhan b KJKS BMT Mardlotillah sigap melayani keluhan anggota atas jasa yang diberikan c KJKS BMT Mardlotillah perduli terhadap permasalahan anggota 3. Jaminan (assurance) a
Dana pembiayaan yang diberikan KJKS BMT Mardlotillah sesuai kesepakatan
b
KJKS BMT Mardlotillah menjamin keamanan data rahasia pribadi dan aset coleteral anggota
c
Besar pembayaran kewajiban pada KJKS BMT Mardlotillah sesuai kesepakatan
4. Emapati (empathy) a b c
Pengelola KJKS BMT Mardlotillah mengucapkan salam dan menerima dengan baik kehadiran anggota Pengelola KJKS BMT Mardlotillah mengucapkan nama anggota dan mengenal secara pribadi anggota. Pengelola KJKS BMT Mardlotillah memberikan informasi sesuai kebutuhan dan kepentingan anggota
5. Bentuk fisik (tangibles) a b c
Lokasi dan Gedung KJKS BMT Mardlotillah strategis dan layak Tempat layanan KJKS BMT Mardlotillah telah memadai dan bersih Pelayanan KJKS BMT Mardlotillah menggunakan komputer dan teknologi informasi
Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju
KS = TS = STS =
Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
SS
S
KS
TS
STS
130
a.
Kepuasan Anggota Berikan tanda pada jawaban pilihan Saudara. Dimensi /Indikator 1 Penyampai Pesan (sander) Saya akan meyampaikan kepada orang lain pengalaman Saya bahwa KJKS BMT Mardlotillah memiliki kinerja pelayanan yang baik sesuai keinginan saya, bahkan melebihi dari apa yang dijanjikan 2 Minat Pembelian Ulang Saya akan tetap menggunakan jasa KJKS BMT Mardlotillah baik untuk simpanan maupun pembiayaan 3 Sumber rujukan (referen) Saya akan memberikan pengaruh, mengajak orang lain menggunakan jasa layanan KJKS BMT Mardlotillah untuk memenuhi kebutuhannya.
Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju
KS = TS = STS =
Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
SS
S
KS
TS
STS
131
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Formulasi Strategi
132
133
134
135
136
137
138
Lampiran 5 Kuesioner Penyusunan Matriks QSP KUESIONER PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN USAHA MIKRO (Studi Kasus pada KJKS BMT Mardlotillah di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
: _______________________________
Umur
: _______________________________
Alamat
: _______________________________ : _______________________________
Instansi
: _______________________________
Jakarta,
November 2012
(_____________________)
Kuesioner Penyusunan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Tujuan: Memperoleh prioritas strategi yang palig tepat diimplementasikan berdasarkan pengaruh lingkungan internal dan eksternal yang sudah teridentifikasi.
Petunjuk Pengisian: Berikan nilai skor Attractive Score (AS, AS1 s.d. AS12) menilai pengaruh masing-masing faktor internal (A-N) dan faktor eksternal (A-N) terhadap setiap alternatif strategi (S-1 s.d. S-12) dengan ketentuan pengisian : a. Jika faktor internal/eksternal tidak mempengaruhi alternatif strategi yang dipilih nilai 1 b. Jika faktor internal/eksternal agak mempengaruhi alternatif strategi yang dipilih nilai 2 c. Jika faktor internal/eksternal cukup mempengaruhi alternatif strategi yang dipilih nilai 3 d. Jika faktor internal/eksternal sangat mempengaruhi alternatif strategi yang dipilih nilai 4
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
139
140
141
142
Lampiran 6. Data Dukung Hasil Kertas Kerja Penilaian Kesehatan Kinerja KJKS NERACA KJKS BMT MARDLOTILLAH Per 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2011
AKTIVA I. AKTIVA LANCAR 1 Kas 2 Bank : a Giro b Sertifikat Deposito 3 Simpanan / Tabungan Sukarela pada Koperasi Lain 4 Simpanan / Tabungan Berjangka pada Koperasi Lain 5 Surat Berharga (Investasi Jangka Pendek) 6 Piutang Pinjaman Anggota 7 Piutang Pinjaman Non Anggota / Calon Anggota 8 Piutang Pinjaman pada Koperasi Lain 9 Penyisihan Piutang Tak tertagih 10 Beban Dibayar Dimuka 11 Pendapatan Akan Diterima 12 Aktiva lancar lainnya Jumlah Aktiva Lancar II. INVESTASI JANGKA PANJANG 1 Penyertaan Pada Koperasi Sekundair / Lainnya 2 Investasi Saham / Obligasi Jangka Panjang 3 Investasi Jangka Panjang Lain Jumlah Investasi Jangka Panjang III. AKTIVA TETAP 1 Tanah 2 Bangunan 3 Inventaris 4 Akumulasi Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap IV. AKTIVA LAIN - LAIN Beban Pra Operasional Amortisasi Beban Pra Operasional JUMLAH AKTIVA
31 Desember 2010
31 Desember 2011
178.549.182,00
310.829.925,00
0,00 616.183.760,36 0,00 0,00 1.029.824.923,78 4.321.061.752,00 0,00 0,00 (26.175.279,00) 114.973.721,00 0,00 0,00
0,00 664.911.035,32 0,00 0,00 1.214.418.653,40 7.188.608.197,00 0,00 0,00 (50.806.518,00) 324.381.341,00 0,00 0,00
6.234.418.060,14
9.652.342.633,72
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00
0,00
505.555.200,00 0,00 396.895.625,00 (170.033.042,28)
660.428.452,00 0,00 505.306.074,00 (201.848.710,28)
732.417.782,72
963.885.815,72
33.265.917,04 0,00
133.182.317,96 0,00
7.000.101.759,90
10.749.410.767,40
PASIVA I. KEWAJIBAN LANCAR 1 Simpanan Sukarela 2 Simpanan Berjangka (kurang 1 tahun) 3 Hutang Bank (Bagian jatuh tempo kurang 1 tahun) 4 Hutang LPDB (Bagian jatuh tempo kurang 1 tahun) 5 Hutang Sewa Guna Usaha (Bagian Jatuh tempo kurang 1 tahun) 6 Dana Bagian SHU 7 Beban Yang Masih Harus Dibayar 8 Pendapatan Diterima Dimuka 9 Kewajiban Lain-lain (Bagian jatuh tempo kurang 1 tahun) Jumlah Kewajiban Lancar II. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 1 Simpanan Berjangka 2 Hutang Bank 3 Hutang LPDB 4 Hutang Sewa Guna Usaha 5 Hutang Jangka Panjang Lain Jumlah Kewajiban Jangka Panjang III. EKUITAS 1 Simpanan Pokok 2 Simpanan Wajib 3 Modal Penyetaraan 4 Modal Penyertaan 5 Modal Sumbangan / Hibah / Donasi 6 Cadangan Umum 7 Cadangan Resiko 8 SHU Tahun Lalu Belum Dibagi 9 SHU Tahun Berjalan
Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
31 Desember 2010
31 Desember 2011
2.409.348.134,29 838.080.795,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 70.865.200,22
2.423.697.713,22 693.226.155,34 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 149.349.077,21
3.318.294.129,51
3.266.272.945,77
0,00 0,00 0,00 0,00 2.691.769.679,70
0,00 0,00 0,00 0,00 6.371.502.119,70
2.691.769.679,70
6.371.502.119,70
209.143.299,76 84.663.894,49 0,00 35.874.168,00 562.164.770,00 19.718.236,82 0,00 22.055.597,58 56.417.984,04
252.306.299,76 127.844.667,14 0,00 35.874.168,00 562.164.770,00 19.718.236,82 0,00 32.511.115,62 81.216.444,59
990.037.950,69
1.111.635.701,93
7.000.101.759,90
10.749.410.767,40
143
KJKS BMT MARDLOTILLAH PERHITUNGAN HASIL USAHA Per 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2011 PERKIRAAN I. PARTISIPASI ANGGOTA A. Partisipasi Bruto Anggota : 1 Pendapatan Jasa Pinjaman Anggota 2 Pendapatan Administrasi Anggota 3 Pendapatan Provisi Anggota 4 Pendapatan Jasa Pelayanan Lainnya Anggota
31 Desember 2010
1.118.192.108,00 131.607.203,49 0,00 0,00
II. PENDAPATAN DAN BEBAN DARI NON ANGGOTA A. Pendapatan dari Non Anggota 7 Pendapatan Jasa Pinjaman Non Anggota 8 Pendapatan Administrasi Non Anggota 9 Pendapatan Provisi Non Anggota 10 Pendapatan Jasa Pelayanan Non Anggota Jumlah Pendapatan Non Anggota B. Beban dari Non Anggota 11 Beban Jasa Simpanan / Tabungan dari Non Anggota 12 Beban Jasa Simpanan Berjangka dari Non Anggota 13 Beban Jasa Hutang Bank 14 Beban Jasa Pinjaman LPDB 15 Beban Jasa Modal Penyertaan 16 Beban Jasa Pinjaman Pihak ke III Jumlah Beban Non Anggota SISA HASIL USAHA KOTOR III. BEBAN OPERASI C. Beban Usaha 17 Beban Tenaga Kerja (Gaji, Honor, Komisi, THR dll) 18 Beban Perjalanan dalam rangka operasional Simpan Pinjam 19 Beban Listrik / PAM 20 Beban Telepon 21 Beban Administrasi dan Umum 22 Beban Rapat - rapat Komite Pinjaman 23 Beban Pendidikan dan latihan Karyawan 24 Beban Pajak (tidak termasuk pajak penghasilan) 25 Beban Pemasaran 26 Beban Sewa tahun berjalan 27 Beban Pemeliharaan Aktiva Tetap 28 Beban Penyusutan Aktiva Tetap 29 Beban Penyisihan Penghapusan Piutang 30 Beban Operasional lain dalam rangka operasional Simpan Pinjam Jumlah Beban Usaha (12+13+14+.......+23+24) SISA HASIL USAHA SEBELUM BEBAN PERKOPERASIAN D. Beban Perkoperasian 25 Beban Pengawas dan pengurus koperasi 26 Beban Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan perkoperasian 27 Beban Rapat Anggota (RAT, Rapat Anggota Luar Biasa dll)
154.296.418,07 133.605.561,89
E. Pendapatan dan Beban Lain - lain 28 Pendapatan Lain - lain 29 Beban Lain - lain Jumlah Pendapatan dan Beban Lain - lain SISA HASIL USAHA SEBELUM PAJAK F. Pajak Penghasilan SISA HASIL USAHA SETELAH PAJAK
(225.261.766,06) 1.306.983.619,66
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 392.334.982,14 0,00 0,00 0,00
0,00
0,00 0,00 686.404.411,52 0,00 0,00 0,00 (392.334.982,14) 569.562.349,39
433.206.800,00 20.793.850,00 8.630.062,00 10.648.801,00 44.852.100,00 94.500,00 3.265.000,00 881.600,00 870.000,00 0,00 12.624.737,00 43.065.989,28 21.848.598,00 11.536.667,00
(686.404.411,52) 620.579.208,14
540.122.313,00 4.316.500,00 11.392.506,00 16.802.241,00 71.216.242,35 1.164.400,00 4.645.000,00 501.100,00 2.290.000,00 0,00 14.978.500,00 35.736.768,00 32.840.429,00 29.736.863,43 (612.318.704,28) (42.756.354,89)
0,00 0,00 0,00
(765.742.862,78) (145.163.654,64)
0,00 0,00 0,00 0,00 (42.756.354,89)
SISA HASIL USAHA SETELAH BEBAN PERKOPERASIAN
Beban Usaha Anggota Beban Usaha Non Anggota Beban Usaha
119.375.984,99 105.885.781,07
0,00 0,00 0,00 0,00
99.174.338,93 0,00
0,00 (145.163.654,64)
226.380.099,23 0,00 99.174.338,93 56.417.984,04 0,00 56.417.984,04
1.532.245.385,72 0,00 1.532.245.385,72
100,00% 0,00% 100,00%
765.742.862,78 765.742.862,78
100,00% 0,00% 100,00%
1.532.245.385,72
(287.901.979,96) 961.897.331,53
Jumlah Beban Perkoperasian
Keterangan PHU 31 Desember 2011 Total Pendapatan : Pendapatan Anggota Pendapatan Non Anggota Total Pendapatan
1.320.884.260,42 211.361.125,30 0,00 0,00 1.249.799.311,49
Jumlah Partisipasi Bruto Anggota (1+2+3+4)
B. Beban Pokok : 5 Beban Jasa Simpanan Sukarela / Tabungan dari Anggota 6 Beban Jasa Simpanan Berjangka dari Anggota Jumlah Beban Pokok (5+6) PARTISIPASI NETO ANGGOTA (A-B)
31 Desember 2011
226.380.099,23 81.216.444,59 81.216.444,59
144
KJKS BMT MARDLOTILLAH KETARANGANPENDUKUNG Per 31 Desember 2011
No Diskripsi 1 Pinjaman berisiko (Tanpa Agunan)
31 Desember 2011 411.065.704,00
2 Volume Pinjaman : Volume Pinjaman pada Anggota Volume Pinjaman pada Non-Anggota Total Volume Pinjaman Diberikan
8.461.584.168,00 0,00 8.461.584.168,00
3 Saldo Pinjaman Diberikan : Pinjaman Anggota Pinjaman Non- Anggota Total Saldo Pinjaman Diberikan
7.188.608.197,00 0,00 7.188.608.197,00
4 Klasifikasi Pinjaman : Pinjaman Lancar Pinjaman Kurang Lancar Pinjaman Diragukan Pijaman Macet Jumlah Pinjaman diberikan
6.861.847.230,00 88.858.973,00 81.951.719,00 155.950.275,00 7.188.608.197,00
5 Pinjaman Yang Diberikan Bersih : Jumlah Pinjaman diberikan Penyisihan Penghapusan Piutang Tak tertagih Total Pinjaman Yang Diberikan Bersih
7.188.608.197,00 (50.806.518,00) 7.137.801.679,00
6 Dana yang diterima : Hutang lancar Hutang Jangka Panjang Modal sendiri Jumlah Hutang dan Modal Biaya Yang Masih Harus dibayar Jumlah Dana yang diterima
3.266.272.945,77 6.371.502.119,70 997.908.141,72 10.635.683.207,19 0,00 10.635.683.207,19
145 KJKS BMT MARDLOTILLAH MODAL TERTIMBANG 31-Des-11
Komponen Modal
Nilai (Rp)
a
b
Simpanan Pokok Simpanan Wajib Modal Penyetaraan Modal Penyertaan Modal Sumbangan Cadangan Umum Cadangan Tujuan Resiko Hibah / Donasi SHU Yg belum dibagi Jml Modal
Bobot Pengakuan Resiko c
252.306.300 127.844.667 0 35.874.168 562.164.770 19.718.237 0 0 32.511.116 1.030.419.257
100% 100% 100% 50% 100% 100% 50% 100% 50% MT
Modal Tertimbang (Rp) (bxc) d
252.306.300 127.844.667 0 17.937.084 562.164.770 19.718.237 0 0 16.255.558 996.226.616
KJKS BMT MARDLOTILLAH AKTIVA TERTIMBANG 31-Des-11
Komponen Aktiva
Nilai (Rp)
a
b
Kas Bank
Tab. Simp/Deposito Simapanan Sukarela pada Koperasi Lain Simapanan Berjangka pada Koperasi Lain Surat Berharga
Piutang Pinjaman Anggota Piutang Pinjaman Non Anggota / Calon Anggota Piutang Pinjaman pada Koperasi Lain Penyisihan Piutang tak tertagih Beban Dibayar Dimuka Pendapatan Akan Diterima Aktiva lancar lainnya
Jml Asset Lancar
310.829.925 0 664.911.035 0 0 1.214.418.653 7.188.608.197 0 0 (50.806.518)
324.381.341 0 0 0
Bobot Pengakuan Resiko
Aktiva Tertimbang (Rp) (bxc)
c
d
0% 0% 20% 0% 220% 50% 100% 100% 100% 0% 0% 50% 0% 100%
0 0 132.982.207 0 0 607.209.327 7.188.608.197 0 0 0 0 0 0 0 7.928.799.731
100% 100% 100%
0 0 0 0
70%
674.720.071
9.652.342.634
Penyertaan Penyertaan Pada Koperasi Sekundair / Lainnya Investasi Saham / Obligasi Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang Lain
0 0 0
Jumlah Penyertaan
0
Aktiva Tetap Harta Tetap (Akml Penyusutan H. tetap)
1.165.734.526 (201.848.710)
Nilai Netto Harta Tetap
963.885.816
Aktiva Lain-lain Total Asset
133.182.318
10.749.410.767,40
100% ATMR
133.182.318 8.736.702.119,7
146
KJKS BMT MARDLOTILLAH PERHITUNGAN MANFAAT EKONOMI PARTISIPASI PEMANFAATAN PELAYANAN (MEPP) Periode 1 Januari sd 31 Desember 2011 A. PARTISIPASI JASA PINJAMAN (Data dari PHU) Jenis Pinjaman Jumlah Kontribusi Jasa pinjaman diterima Koperasi Rata2 di LK Periode Anggota %/bl Rp %/bl Rp 1 2 3 4 5 6 1 Jan s/d Pinjaman J.Panjang 1,00 0 31-Des Pinjaman Anggota 2,50 1.320.884.260 2,67 1.410.704.390 Pinjaman non- Anggota 2,70 0 3,00 0 JUMLAH MEPPP JASA PINJAMAN 1.320.884.260 1.410.704.390 B. PARTISIPASI JASA PROVISI dan Administrasi (Data dari PHU) Jasa Provisi Jumlah Kontribusi Provisi Pinjaman diterima Koperasi Rata2 di LK Periode Pinjaman % Rp % Rp 1 2 3 4 5 6 1 Jan s/d Pinjaman Anggota 2,00 0 1,00 31-Des Pinjaman non- Anggota 2,50 0 1,00 JUMLAH MEPPP JASA PROVISI 0
MEPPP (6 - 4) Rp 7 0 89.820.130 0 89.820.130
MEPPP (6 - 4) Rp 7 0 0 0
0 0 0
C. PARTISIPASI TABUNGAN (Data dari PHU) Periode
Diskripsi
1
2
Jml Jasa Bunga Tabungan sudah terbayar Koperasi Rata2 di LK %/bl Rp %/bl Rp 3 4 5 6
1 Jan s/d Jasa Bunga Tabungan 0,30 31-Des yang sudah dibayarkan JUMLAH MEPPP PARTISIPASI TABUNGAN
119.375.985
0,19
119.375.985
75.604.790
43.771.194
75.604.790
43.771.194
D. PARTISIPASI SIMPANAN BERJANGKA (Data dari PHU) Jumlah Jasa Bunga Sijakop sudah terbayar Koperasi Rata2 di LK Periode Diskripsi % Rp % Rp 1 2 3 4 5 6 1 Jan s/d Jasa Simpanan Berjangka 0,80 105.885.781 0,56 74.120.047 31-Des yang sudah dibayar JML MEPPP PARTISIPASI S. BERJANGKA PERHITUNGAN MANFAAT SISA HASIL USAHA Bagian Jumlah SHU Rp % 1 2 3 4 1 Jan s/d Jasa Usaha 81.216.445 35 31-Des Jasa Simpanan 25 JUMLAH MANFAAT SHU 81.216.445 60 Periode
MEPPP Rp 5 28.425.756 20.304.111 48.729.867
KJKS BMT MARDLOTILLAH LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Periode 1 Januari sd 31 Desember 2011 MANFAAT EKONOMI DARI TRANSAKSI ANGGOTA I. Penghematan beban pinjaman anggota : a. Partisipasi Jasa Pinjaman Rp b. Partisipasi Jasa Provisi Rp Jumlah II. Kelebihan bunga tabungan & simpanan anggota : a. Partisipasi Tabungan Rp b. Partisipasi Simpanan berjangka Rp Jumlah III. PROMOSI ANGGOTA PADA AKHIR TAHUN Pembagian SHU untuk anggota Jumlah Promosi Ekonomi Anggota (PEA)
MEPPP (4 - 6) Rp 7
89.820.129,71 0,00 Rp
89.820.129,71
Rp
75.536.928,82
Rp Rp
48.729.866,75 214.086.925,28
43.771.194,50 31.765.734,32
MEPPP (4 - 6) Rp 7 31.765.734 31.765.734
147
KJKS BMT MARDLOTILLAH DATABASE PENILAIAN KESEHATAN Periode 1 Januari sd 31 Desember 2011
1 a b c d e 2
Capital ( C ) Modal Sendiri Total Asset Pinjaman diberikan yang beresiko Modal Sendiri Tertimbang ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko)
Aktiva Produktif ( A ) a Volume Pinjaman Anggota b Total Volume Pinjaman c Pinjaman bermasalah : : Rp 1 Kurang lancar : Rp 2 Diragukan : Rp 3 Macet Jumlah Risiko Pinjaman Bermasalah (RPM)
: : : : :
88.858.973 x 10 % 81.951.719 x 50 % 155.950.275 x 100 % 326.760.967
d Pinjaman Yang Diberikan e Cadangan Resiko : Penyisihan penghapusan aktiva produktif Aktiva Produktif Lancar Aktiva Produktif Kurang lancar Aktiva Produktif Diragukan Aktiva Produktif Macet Titipan Cadangan Resiko Anggota
wajib dibentuk (PPAPWD)/ : Rp ############# 0,50% : Rp 88.858.973,00 10% : Rp 81.951.719,00 50% : Rp 155.950.275,00 100% 29.950.283
: Rp : Rp
8.461.584.168 8.461.584.168
: Rp : Rp : Rp : Rp
44.429.487 61.463.789 155.950.275 261.843.551
: Rp
7.188.608.197
: : : : :
Rp Rp Rp Rp Rp
: Rp
50.806.518 210.170.985 34.309.236 8.885.897 40.975.860 125.999.992
0 420.341.970
Earning / Efisiensi ( E ) a Beban Operasi Anggota : Beban Pokok Beban Usaha Anggota Beban Perkoperasian Beban Operasi Anggota
: Rp
225.261.766 765.742.863 0 991.004.629
b c d e
Partisipasi Bruto Beban Usaha SHU Kotor Biaya Karyawan
: : : :
Rp Rp Rp Rp
1.532.245.386 765.742.863 620.579.208 540.122.313
a b d c
Likuiditas ( L ) Kas + Bank Kewajiban Lancar Pinjaman Yang Diberikan Dana yang diterima
: : : :
Rp Rp Rp Rp
975.740.960 3.266.272.946 7.188.608.197 10.635.683.207
: Rp : Rp : Rp
81.216.445 48.729.867 1.306.983.620
: Rp : Rp
765.742.863 0 765.742.863
3 a. b. c. d. e.
5
6 a b c d
7
1.030.419.257 10.749.410.767 411.065.704 996.226.616 8.736.702.120
: Rp
Cadangan tujuan Resiko Jumlah cadangan Risiko
4
Rp Rp Rp Rp Rp
Aspek Manajemen ( M ) Manajemen umum Kelembagaan Manajemen permodalan Manajemen aktiva Manajemen likuiditas
Kemandirian dan Pertumbuhan ( G ) SHU sebelum Pajak SHU Bagian Anggota Partisipasi Neto Beban Usaha Angg dan Beban Perkoperasian : Beban Usaha Anggota Beban Perkoperasian Beban Usaha Angg dan Beban Perkoperasian
Jatidiri Koperasi a Partisipasi Bruto b Pendapatan Non- Anggota Jumlah Partisipasi Bruto dan Pendapatan c Promosi Ekonomi Anggota ( PEA ) d Simpanan Pokok e Simpanan Wajib
: Rp
: Rp : Rp : : : :
Rp Rp Rp Rp
1.532.245.386 0 1.532.245.386 214.086.925 252.306.300 127.844.667
148
PENJELASAN ASPEK MANAJEMEN KJKS BMT MARDLOTILLAH TAHUN BUKU 2011 3.1 MODAL SENDIRI : TAHUN 2011 252.306.299,76 127.844.667,14 19.718.236,82 0,00 562.164.770,00 0,00 35.874.168,00 0,00 997.908.141,72
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pertumbuhan Modal sendiri
=
997.908.141,72 911.564.369,07
=
9,47%
Pertumbuhan asset
=
=
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
TAHUN 2010 209.143.299,76 84.663.894,49 19.718.236,82 0,00 562.164.770,00 0,00 35.874.168,00 0,00 911.564.369,07
Simpanan pokok Simpanan wajib Cadangan Umum Cadangan Resiko Modal Sumbangan Modal Penyetaraan Modal Penyertaan SHU Tahun Lalu belum dibagi
911.564.369,07 x
100%
10.749.410.767,40 7.000.101.759,90 x 7.000.101.759,90
100%
53,56%
3.2 MODAL SENDIRI YANG BERASAL DARI ANGGOTA : TAHUN 2011
TAHUN 2010
Simpanan pokok Simpanan wajib
Rp Rp Rp
252.306.299,76 Rp 127.844.667,14 Rp 380.150.966,90 Rp
209.143.299,76 84.663.894,49 293.807.194,25
Pertumbuhan Modal sendiri
=
380.150.966,90 293.807.194,25
293.807.194,25 x
=
29,39%
100%
3.3 PENYISIHAN CADANGAN DARI SHU : Penyisihan cadangan dari SHU Rp
19.718.236,82
Rp
20.304.111,15
1/4 SHU tahun berjalan Penyisihan Cadangan dari SHU 3.4 SIMPANAN KOPERASI
> dari 1/4 SHU tahun berjalan.
: TAHUN 2011
TAHUN 2010
Tabungan koperasi Simpanan Berjangka Koperasi
Rp Rp Rp
2.423.697.713,22 Rp 693.226.155,34 Rp 3.116.923.868,56 Rp
Pertumbuhan Simpanan
=
3.116.923.868,56 3.247.428.929,29 x 3.247.428.929,29
= 3,5 Nilai aktiva Tetap Penyusutan aktiva tetap
Rp Rp Rp
Modal Sendiri
2.409.348.134,29 838.080.795,00 3.247.428.929,29 100%
-4,02% 1.165.734.526,00 -201.848.710,28 963.885.815,72 997.908.141,72
Modal Sendiri > dari Investasi harta tetap 4.1 Pinjaman yang diberikan Pinjaman Lancar
Rp Rp
7.188.608.197,00 = 6.861.847.230,00 =
100% 95,45%
4.2 Setiap Pinjaman diatas Rp 5 Juta didukung dengan agunan BPKB dan sertifikat tanah dan bangunan, dan pinj dibawah Rp 5 Juta didukung dengan simpanan pokok dan simpanan wajib. 4.3 Penyisihan Penghapusan pinjaman Cadangan tujuan resiko Dana Cadangan Penghapusan pinjaman Pinjaman Macet
Rp Rp Rp
50.806.518,00 0,00 50.806.518,00
Rp
155.950.275,00
Dana Cadangan Penghapusan pinjaman > dari Pinjaman macet 4.4 Pinjaman Macet tahun lalu ( 2010 ) Yang dapat ditarik atau diselesaikan atau sebesar
Rp Rp 15,00%
177.872.653,00 26.680.900,00
149
Lampiran 7 Hasil Kertas Kerja Penilaian Kesehatan Kinerja KJKS
KERTAS KERJA PENILAIAN KESEHATAN KJKS/UJKS KOPERASI IDENTITAS KJKS/UJKS 1 Nama Koperasi 2 No. Badan Hukum 3 Tgl Badan Hukum 4 Alamat - Jalan - Desa/Kelurahan - Kecamatan 5 Kabupaten 6 Provinsi NO
: : : : : : : : :
ASPEK YG DINILAI
KJKS BMT Mardlotillah 02/PAD/XIII/518-DISKOP.UMKM/VI/2010 14-Jun-10 Jl. Pasar Utara No. 15D Pasar Tanjungsari, Sumedang Tanjungsari Sumedang Jawa Barat KOMPONEN
Ratio (%)
PERHITUNGAN
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
1 PERMODALAN ( CAPITAL ) a Ratio modal sendiri thd Total Modal
10%
a. Modal Sendiri Rp 1.030.419.257 1.a b Total Modal 10.749.410.767 Rp
Rasio ( %)
Nilai
0< X < 5 5 < X < 10 10 < X < 15 15 < X < 20 20 < X > 100
0 25 50 75 100 100
b Ratio Kecukupan Modal (CAR)
Catatan :
c. Modal Tertimbang 996.226.616 Rp d. ATMR 8.736.702.120 Rp Rasio Modal (%) <6 6< x<7 7< x<8 >8
1.b
1.030.419.257 10.749.410.767
x 100%
9,59%
25
5%
1,25
996.226.616 8.736.702.120
x 100%
11,40%
100
5%
5,00
Nilai Kredit 25 50 75 100
= = = =
2 KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF ( AKTIVA ) a. Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan Catatan :
b. Ratio portofolio pembiayaan beriksiko
Catatan :
SKOR
20%
a. Jumlah Pembiayaan dan Piutang Bermasalah Rp 326.760.967 b. Jumlah piutang dan 2.a 326.760.967 pembiayaan yg diberikan 7.188.608.197 7.188.608.197 Rp
Rasio (%) > 12 9 < X < 12 5< X < 8 <5
= = = =
c. Portofolio Beresiko 261.843.551 2.b Rp d. Jumlah piutang dan pembiayaan yg diberikan 7.188.608.197 Rp Rasio (%) > 30 26 < X < 30 21 < X < 26 < 21
= = = =
x 100%
4,55%
100
10%
10,00
x 100%
3,64%
100
5%
5,00
Nilai Kredit 25 50 75 100
261.843.551 7.188.608.197
Nilai Kredit 25 50 75 100
150
NO
ASPEK YG DINILAI c Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produkif
Rasio ( %) 0 0 < X < 10 10 < X < 20 20 < X < 30 30 < X < 40 40 < X < 50
KOMPONEN
PERHITUNGAN
e. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Rp 50.806.518 2.c 50.806.518 f. Penyisihan 210.170.985 Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk Rp. 210.170.985 Nilai Rasio ( %) 50 < X < 60 0 60 < X < 70 1 - 10 70 < X < 80 11 - 20 80 < X < 90 21 - 30 90 < X < 100 31 - 40 41 - 50
3 MANAJEMEN Manajemen Umum 1 1.1 Apakah KJKS/UJKS Koperasi memiliki Visi, misi, dan tujuan yang jelas ( dibuktikan dengan dokumen tertulis )
x 100%
Ratio (%)
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
24,17%
24,174
5%
SKOR
1,21
Nilai 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100
Jwb
3%
Ya
1
0,25
0,25
Tidak
0
0,25
0,00
Ya
1
0,25
0,25
Tidak
0
0,25
0,00
1.5 Apakah Visi, Misi , Tujuan dan Rencana Kerja diketahui dan dipahami oleh pengurus , pengawas, pengelola dan seluruh karyawan ( dengan cara pengecekan silang )
Ya
1
0,25
0,25
1.6 Pengambilan keputusan yang bersifat operasional dilakukan oleh penge lola secara independen (konfirmasi kepada pengurus atau pengawas dan Dokomen / Persus dll)
Ya
1
0,25
0,25
1.7 Pengurus dan atau pengelola KJKS/UJKS Koperasi memiliki komitmen untuk menangani permasalahan yang dihadapi serta melakukan tinda kan perbaikan yang diperlukan ( Dibuktikan Dokumen )
Ya
1
0,25
0,25
1.8 KJKS/UJKS Koperasi memiliki tata tertib kerja SDM yang meliputi disiplin kerja serta didukung sarana kerja yang memadahi dalam melaksanakan pekerjaan ( dibuktikan dengan dokumen tertulis dan pengecekan fisik sarana kerja )
Ya
1
0,25
0,25
1.9 Pengurus KJKS/UJKS Koperasi yang mengangkat pengelolah, tidak mencampuri kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung menguntung kan kepentingan sendiri, keluarga atau kelompoknya sehingga dapat merugikan KJKS/UJKS Koperasi ( dilakukan konfirmasi kepada pengelo lah dan atau pengawas )
Ya
1
0,25
0,25
1.10 Anggota KJKS/UJKS Koperasi sebagai pemilik mempunyai kemampuan untuk meningkatkan permodalan KJKS/UJKS Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku ( pengecekan silang dilakukan terhadap partisi pasi modal anggota )
Ya
1
0,25
0,25
1.11 Pengurus , pengawas dan pengelola KJKS/UJKS Koperasi didalam melaksanakan kegiatan operasional tidak melakukan hal-hal yang cenderung menguntungkan diri sendiri keluarga dan kelompoknya, atau berpotensi merugikan KJKS/UJKS Koperasi ( konfirmasi dengan mitra kerja dan notulis rapat tem kredit /analisis kredit )
Ya
1
0,25
0,25
1.2 Apakah KJKS/UJKS Koperasi telah memiliki rencana kerja jangka panjang minimal untuk 3 tahun ke depan dan dijadikan sebagi acuan KJKS/UJKS Koperasi dalam menjalankan usahanya ( dibuktikan dengan dokumen tertulis ) 1.3 Apakah KJKS/UJKS Koperasi memiliki rencana kerja tahunan yang digunakan se bagai dasar acuan kegiatan usaha selama 1 tahun dibuktikan dengan dokumen tertulis ) 1.4 Adakah kesesuaian antara rencana kerja jangka pendek dengan rencana jangka panjang (dibuktikan dengan dokumen tertulis )
151
NO
Ratio (%)
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
Ya
1
0,25
0,25
Ya
1
3% 0,50
0,50
2.2 KJKS/UJKS Koperasi memiliki rincian tugas yang jelas untuk masing-masing karyawannya ( yang dibuktikan dengan adanya dokumen tertulis tentang job spesification )
Ya
1
0,50
0,50
2.3 Didalam struktur kelembagaan KJKS/UJKS Koperasi terdapat struktur yang melakukan fungsi sebagai Pengawas ( yang dibuktikan dengan dokumen tertulis tentang struktur organisasi )
Ya
1
0,50
0,50
2.4 KJKS/UJKS Koperasi terbukti mempunyai Standart Operasional dan Mana jemen ( SOM ) dan Standart Operasional Prosedure ( SOP ) ( dibuktikan dengan dokumen tertulis tentang SOM dan SOP KJKS/UJKS Koperasi
Ya
1
0,50
0,50
2.5 KJKS/UJKS Koperasi telah menjalankan kegiatannya sesuai SOM dan SOP KJKS/UJKS Koperasi ( Pengecekan silang antara pelaksanakan kegiatan dengan SOM dan SOP nya )
Ya
1
0,50
0,50
2.6 KJKS/UJKS Koperasi mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap semua dokumen penting ( dibuktikan dengan adanya sistem pengamanan dokumen penting berikut sarana penyimpanannya )
Ya
1
0,50
0,50
3.1 Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih besar dari tingkat pertumbuhan aset ( dihitung berdasarkan data yang ada dineraca )
Ya
1
3% 0,60
0,60
#
3.2 Tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal dari anggota seku rang - kurangnya sebesar 10 % dibandingkan tahun sebelumnya ( dihitung berdasarkan data yang ada di neraca )
Tidak
0
0,60
0,00
#
3.3 Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih besar dari seperempat SHU tahun berjalan (cek Neraca dan AD/ART)
Ya
1
0,60
0,60
3.4 Simpanan dan simpanan berjangka koperasi meningkat minimal 10 % dari tahun sebelumnya ( Cek laporan Keuangan)
Ya
1
0,60
0,60
3.5 Investasi harta tetap dari inventaris serta pendanaan ekspansi perkantoran dibiayai dengan modal sendiri ( pengecekan silang dengan laporan sumber dan penggunaan dana )
Tidak
0
0,60
0,00
4.1 Pinjaman denga kolektibilitas lancar minimal sebesar 90 % dari pinja man yang diberikan ( dibuktikan dengan laporan pengembalian pinja man )
Ya
1
3% 0,30
0,30
4.2 Setiap pinjaman yang diberikan didukung dengan agunan yang nilainya sama atau lebih besar dari jumlah pinjaman yang diberikan kecuali pin jaman bagi anggota sampai dengan 1 juta rupiah ( dibuktikan dengan laporan pinjaman dan daftar agunan )
Ya
1
0,30
0,30
4.3 Dana cadangan penghapusan pinjaman sama atau lebih besar dari jum lah pinjaman macet tahunan ( dibuktikan dengan laporan kolektibili tas pinjaman dan cadangan penghapusan pinjaman )
Ya
1
0,30
0,30
4.4 Pinjaman macet tahun lalu dapat ditagih sekurang - kurangnya sepertiganya(buktikan dengan laporan penagihan pinjaman macet tahunan)
Ya
1
0,30
0,30
ASPEK YG DINILAI
KOMPONEN
PERHITUNGAN
1.12 Pengurus melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanakan tu gas pengelolah sesuai dengan tugas dan wewenangnya secara efektif ( pengecekan silang kepada pengelolah dan atau pengawas laporan hasil pengawasan ) Manajemen Kelembagaan 2 2.1 Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan seluruh kegiatan KJKS/UJKS Koperasi dan tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan jabatan ( Dibuktikan dengan dokumen tertulis mengenai struktur orgasasi dan job discription )
3
4
Manajemen Permodalan
Manajemen Aktiva
SKOR
#
152
NO
5
Ratio (%)
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
4.5 KJKS/UJKS Koperasi menerapkan prosedur pinjaman dan dilaksanakan dengan efektif ( pengecekan silang antara pelaksanaan prosedure pinjaman dengan SOPnya )
Ya
1
0,30
0,30
4.6 KJKS/UJKS Koperasi memiliki kebijakan cadangan penghapusan pinjaman bermasalah ( dibuktikan dengan kebijakan tertulis dan laporan keu angan )
Ya
1
0,30
0,30
4.7 Dalam memberikan pinjaman KJKS/UJKS Koperasi mengambil keputusan berdasrkan prinsip kehati-hatian ( dibuktikan dengan hasil analisis ke layakan pinjaman )
Ya
1
0,30
0,30
4.8 Keputusan pemberian pinjaman dan atau penempatan dana dilakukan melalui komite ( dibuktikan dengan risalah rapat komite,SK Komite )
Ya
1
0,30
0,30
4.9 Setelah pinjaman diberikan KJKS/UJKS Koperasi melakukan pemantauan terhadap penggunaan pinjaman serta kemampuan dan kepatuhan anggota atau peminjam dalam memenuhi kewajibannya ( dibuktikan dengan laporan monitoring,supervisi pinjaman )
Ya
1
0,30
0,30
4.10 KJKS/UJKS Koperasi melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan ter hadap agunannya ( dibuktikan dengan dokumen pengikat dan atau penyerahan agunan )
Ya
1
0,30
0,30
5.1 Memiliki kebijaksanaan tertulis mengenai pengendalian likuiditas ( di buktikan dengan dokumen tertulis mengenai perencanaan usaha )
Ya
1
3% 0,60
0,60
5.2 Memiliki fasilitas pinjaman yang akan diterima dari lembaga lain untuk menjaga likuiditasnya ( dibuktikan dengan dokumen tertulis mengenai kerja sama pendanaan dari lembaga keuangan lainnya )
Ya
1
0,60
0,60
5.3 Memiliki pedoman administrasi yang efektif untuk memantau kewaji ban yang jatuh tempo ( dibuktikan dengan adanya dokumen tertulis mengenai schedule penghimpunan simp. dan pemberian pinjaman )
Ya
1
0,60
0,60
5.4 Memiliki kebijakan penghimpunan simpanan dan pemberian pinjaman sesuai dengan kondisi keuangan KJKS/UJKS Koperasi ( dibuktikan dengan kebijakan tertulis )
Ya
1
0,60
0,60
5.5 Memiliki sistem informasi manajemen yang memadahi untuk peman tauan likuiditas ( dibuktikan dengan dokumen tertulis berupa sistem laporan penghimpunan simpanan dan pemberian pinjaman )
Ya
1
0,60
0,60
ASPEK YG DINILAI
KOMPONEN
PERHITUNGAN
Manajemen Likuiditas
SKOR
# 4 EFISIENSI a Ratio Operasi Pelayanan Thd Partisipasi bruto Catatan :
b Ratio Aktiva Tetap thd Total Aset
Catatan :
10% a. Beban Operasional Pelayanan Rp. 991.004.629 4a. b Partisipasi Bruto 1.532.245.386 Rp. Rasio (%) > 100 = 85 < X < 100 = 69 < X < 84 = < 68 = c. Aktiva tetap Rp. 1.165.734.526 d. Total Asset Rp. 10.749.410.767,40 Rasio (%) 76 < X < 100 51 < X < 75 26 < X < 50 < 25
4b.
= = = =
991.004.629 1.532.245.386
x 100%
64,68%
100
4%
4,00
x 100%
10,84%
100
4%
4,00
Nilai Kredit 25 50 75 100
1.165.734.526 10.749.410.767 Nilai Kredit 25 50 75 100
153
NO
ASPEK YG DINILAI c Ratio Efisiensi Staff
Catatan :
5 LIKUIDITAS a Ratio Kas
Catatan :
KOMPONEN e. Biaya Karyawan(Take Home Pay) 540.122.313 4c. f. Volume Pinjaman 8.461.584.168 Rasio (%) < 5 = 5 < x < 10 = 10 < x < 15 = > 15 =
Catatan :
540.122.313 8.461.584.168
x 100%
Ratio (%)
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
6,38%
100
2%
Catatan :
b. Rasio Rentabilitas Modal sendiri ( ROE )
Catatan :
2,00
Nilai Kredit 100 75 50 0
975.740.960 3.266.272.946
29,87%
x 100%
67,59%
100
=
100
c. Total Pembiayaan Rp. 7.188.608.197 5b. d. Dana yg Diterima Rp. 10.635.683.207
7.188.608.197 10.635.683.207
Rasio (%) < 50 51 < X < 75 76 < X < 100 > 100 > 95
Nilai Kredit 25 50 75 100 60
c. SHU Bagian Anggota Rp. 48.729.866,8 d. Total Modal sendiri Rp. 1.030.419.257 Rasio (%) <5 5 < X < 7,4 7,5 < X < 10 > 10 > 45
10,00
5%
2,50
50 75
a. SHU sblm Pajak (EBT) Rp. 81.216.444,6 b. Total Assets Rp. 10.749.410.767 Rasio (%) <0 <5 5 < X < 7,4 7,5 < X < 10 > 10 20 < X < 25 25 < X < 30 30 < X < 35 > 35
10%
Nilai Kredit 25
21 < X < 25 dan 35 < = X < 45
= = = = =
x 100%
catt : Total pembiayaan adalah volum 50
6 KEMANDIRIAN DAN PERTUMBUHAN a. Rasio Rentabilitas Assets ( ROA )
SKOR
15% a. Kas dan Bank Rp. 975.740.960 5a. b. Kewajiban Lancar Rp. 3.266.272.946 Rasio (%) X < 14 dan X > 56 = 14 < X < 20 dan 46 < = X < 56
26 < X < 34
b Ratio Pembiayaan thd dana yg diterima
PERHITUNGAN
10%
6a
= = = = = = = = =
6b.
= = = = =
81.216.445 10.749.410.767
x 100%
0,76%
25
3%
0,75
x 100%
4,73%
25
3%
0,75
Nilai Kredit 0 25 50 75 100 75 50 25 0
48.729.867 1.030.419.257 Nilai Kredit 25 50 75 100 0
154
NO
ASPEK YG DINILAI c. Rasio Kemandirian Operasional pelayanan
Catatan :
7 JATI DIRI KOPERASI a. Ratio Partisipasi Bruto
KOMPONEN e. Partisipasi Neto Rp. 1.306.983.619,7 f. Beban usaha ditambah beban perkoperasian Rp. 765.742.863 Rasio (%) X < 100 100 < X < 125 126 < X < 150 > 150
Catatan :
6c.
= = = =
1.306.983.620 765.742.863
x 100%
Ratio (%)
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
170,68%
100
4%
SKOR
4,00
Nilai Kredit 25 50 75 100 10%
a. Partisipasi bruto Rp. 1.532.245.386 7a. b. Partp bruto+Transaksi Non Anggota Rp. 1.532.245.386
Catatan :
b. Ratio Promosi Ekonomi anggota ( PEA )
PERHITUNGAN
Rasio (%) X < 25 25 < x < 49 50 < x < 75 > 75
= = = =
1.532.245.386 1.532.245.386
x 100%
100,00%
100
5%
5,00
x 100%
56,32%
100
5%
5,00
Nilai Kredit 25 50 75 100
c. P.E.A (MEP3 + SHU Bagian Anggota) Rp. 214.086.925 7b. 214.086.925 d. Simpanan Pokok + 380.150.967 Simpanan Wajib Rp. 380.150.967 Nilai Kredit Rasio (%) <5 = 0 5 < X < 7.99 = 50 8 < X < 11,99 = 75 > 12 = 100
8 KEPATUHAN PRINSIP SYARIAH Manajemen Umum 1
Jwb
10%
1.1 Akad dilaksanakan sesuai tata cara syariah (dibuktikan dari catatan hasil penilaian dewan pengawas syariah)
Ya
1
1,00
1,00
1.2 Penempatan dana pada bank syariah (dibuktikan dengan laporan
Ya
1
1,00
1,00
1.3 Adanya Dewan Pengawas Syariah (dibuktikan dengan SK pengangkatan Dewan Pengawas Syariah)
Ya
1
1,00
1,00
1.4 Komposisi modal penyertaan dan pembiayaan berasal dari lembaga keuangan syariah (dibuktikan dengan laporan sumber dana)
Ya
1
1,00
1,00
1.5 Pertemuan kelompok yang dihadiri pengurus, pengawas, Dewan Pengawas Syariah, Pengelola, Karyawan pendiri dan anggota yang diselenggarakan secara berkala (dibuktikan dengan daftar hadir dan agenda acara pertemuan kelompok)
Tidak
0
1,00
0,00
1.6 Manajemen KJKS/UJKS Koperasi memiliki sertifikat pendidikan pengelolaan lembaga keuangan syariah yang dikeluarkan oleh pihak yang kompeten (dibuktikan dengan sertifikat).
Ya
1
1,00
1,00
1.7 Frekuensi rapat Dewan Pengawas Syariah untuk membicarakan ketepatan pola pembiayaan yang dijalankan pengelola dalam 1 tahun (dibuktikan dengan daftar hadir dan agenda rapat Dewan Pengawas Syariah)
Ya
1
1,00
1,00
penggunaan dana)
155
NO
ASPEK YG DINILAI
KOMPONEN
PERHITUNGAN
1.8 Dalam mengatasi pembiayaan bermasalah digunakan pendekatan syariah (konfirmasi dengan mudharib yang bermasalah) 1.9 Meningkatnya titipan ZIS dari anggota (dibuktikan dengan laporan penerimaan titipan ZIS dari anggota). 1.10 Meningkatnya pemahaman anggota terhadap keunggulan system syariah dari waktu ke waktu (dibuktikan dengan adanya laporan peningkatan partisipasi mudharib di KJKS/UJKS koperasi).
TINGKAT KESEHATAN
SEHAT
JUMLAH
Ratio (%) Ya
NILAI
BOBOT
KREDIT
%
1
1,00
1,00
Ya
1
1,00
1,00
Tidak
0
1,00
0,00
100%
81,76
SKOR
156
Lampiran 8
Tabulasi Jawaban Kuesioner Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan
No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
R1 5 3 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Reliabilitas R2 R3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Daya D1 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4
Tanggap D2 D3 5 4 4 4 4 3 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
Kualitas Layanan Jaminan J1 J2 J3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
E1 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
Empati E2 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 2 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
E3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
Bentuk Fisik B1 B2 B3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3
Kepuasan Anggota Koprasi K1 K2 K3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
157
Lampiran 9 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan
Jawaban SS S KS TS STS
Reliabilitas R1 R2 R3 6 6 4 32 34 35 4 2 3 0 0 0 0 0 0
Daya Tanggap D1 D2 D3 7 8 7 30 32 31 4 1 4 1 1 0 0 0 0
Kualitas Layanan Jaminan J1 J2 J3 7 9 2 33 32 40 2 1 0 0 0 0 0 0 0
E1 13 27 2 0 0
Empati E2 9 30 2 1 0
E3 9 33 0 0 0
B1 6 24 12 0 0
Bentuk Fisik B2 4 27 11 0 0
B3 4 31 7 0 0
Kepuasan Anggota Koprasi K1 K2 K3 8 10 6 32 32 34 2 0 1 0 0 1 0 0 0
158
Lampiran 10 Rekapitulasi Total Skor Jawaban Kuesioner Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan
No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
X1 13 11 13 12 11 14 12 12 15 12 12 12 12 11 12 14 14 12 11 12 12 11 10 11 12 12 12 12 15 12 11 12 13 12 12 12 13 12 12 12 12 12
X2 14 12 11 11 14 15 12 12 13 12 12 12 12 13 12 13 15 14 12 11 12 7 12 12 12 10 12 15 15 12 12 12 12 11 11 12 13 12 12 11 12 12
Total Skor Variabel X3 X4 15 15 12 12 12 12 14 14 14 12 12 14 12 12 12 12 13 14 13 15 12 12 12 12 13 14 14 13 12 12 12 14 13 14 14 13 11 12 12 11 11 11 12 9 12 11 12 14 12 12 12 12 12 12 14 13 13 15 12 12 12 12 12 12 12 14 12 12 12 12 12 12 12 15 12 12 12 12 11 12 12 12 12 12
X5 12 12 12 9 10 12 10 10 10 14 12 12 13 10 12 14 14 13 12 12 11 9 11 10 12 12 12 13 15 12 10 12 12 12 12 11 14 12 12 9 10 10
Y 12 12 12 14 13 13 12 13 15 15 12 12 12 12 12 14 15 13 12 12 12 11 12 12 12 12 12 13 15 11 12 10 14 12 12 12 13 12 12 11 12 12
159
Lampiran 11 Rekapitulasi Prosentase Jawaban Kuesioner Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan
No 1 2 3 No 1 2 3 No 1 2 3 No 1 2 3 No 1 2 3 No 1 2 3
Indikato r X1.1 X1.2 X1.3
Σ 0 0 0
STS % 0,0 0,0 0,0
Σ 0 0 0
TS
Indikato r X2.1 X2.2 X2.3
Σ 0 0 0
STS % 0,0 0,0 0,0
Σ 1 1 0
Indikato r X3.1 X3.2 X3.3
STS Σ % 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Σ 0 0 0
Indikato r X4.1 X4.2 X4.3
Σ 0 0 0
STS % 0,0 0,0 0,0
Σ 0 1 0
Indikato r X5.1 X5.2 X5.3
Σ 0 0 0
STS % 0,0 0,0 0,0
Σ 0 0 0
Indikato r Y1 Y2 Y3
STS Σ % 0 0,0 0 0,0 0 0,0
KS % 0,0 0,0 0,0
Σ 4 2 3
% 2,4 2,4 0,0
Σ 4 1 4
TS
Σ 32 34 35
% 9,5 2,4 9,5
Σ 30 32 31
KS
TS % 0,0 0,0 0,0
Σ 2 1 0
% 0,0 2,4 0,0
Σ 2 2 0
% 0,0 0,0 0,0
Σ 12 11 7
% 4,8 2,4 0,0
Σ 33 32 40
% 4,8 4,8 0,0
Σ 27 30 33
% 28,6 26,2 16,7
Σ 24 27 31
Σ 2 0 1
Σ 32 32 34
% 16,7 19,0 16,7 SS
% 78,6 76,2 95,2
Σ 7 9 2
% 64,3 71,4 78,6
Σ 13 9 9
% 57,1 64,3 73,8
Σ 6 4 4
% 16,7 21,4 4,8 SS % 31,0 21,4 21,4 SS
S % 4,8 0,0 2,4
% 14,3 14,3 9,5 SS
S
KS % 0,0 0,0 2,4
% 71,4 76,2 73,8
Σ 7 8 7
S
KS
TS
Σ 6 6 4
S
KS
TS
SS % 76,2 81,0 83,3
S
KS
TS
Σ 0 0 1
S % 9,5 4,8 7,1
% 14,3 9,5 9,5 SS
% 76,2 76,2 81,0
Σ 8 10 6
% 19,0 23,8 14,3
160
Lampiran 12 Hasil Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for Windows Reliabilitas Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
42
% 100.0
0 42
.0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .662
N of Items 3
Item-Total Statistics
R1 R2 R3
Scale Mean if Item Deleted 8.12
Scale Variance if Item Deleted .498
Corrected Item-Total Correlation .476
Cronbach's Alpha if Item Deleted .569
8.07 8.14
.605 .564
.416 .540
.638 .486
Daya Tanggap Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
42 0
42 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
% 100.0 .0 100.0
161
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .827
N of Items 3
Item-Total Statistics
D1 D2 D3
Scale Mean if Item Deleted 8.19
Scale Variance if Item Deleted .890
Corrected Item-Total Correlation .719
Cronbach's Alpha if Item Deleted .728
8.10 8.14
.966 1.150
.745 .602
.700 .838
Jaminan Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 100.0 .0 100.0
42 0 42
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .609
N of Items 3
Item-Total Statistics
J1 J2 J3
Scale Mean if Item Deleted 8.24 8.17
Scale Variance if Item Deleted .332 .289
Corrected Item-Total Correlation .450 .566
Cronbach's Alpha if Item Deleted .476 .258
8.31
.609
.345
.648
162
Empati Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
42 0 42
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .760
N of Items 3
Item-Total Statistics
E1 E2 E3
Scale Mean if Item Deleted 8.33 8.48 8.38
Scale Variance if Item Deleted .715 .743 1.022
Corrected Item-Total Correlation .707 .555 .556
Bentuk Fisik Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
42 0 42
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
% 100.0 .0 100.0
Cronbach's Alpha if Item Deleted .536 .741 .734
163
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .787
N of Items 3
Item-Total Statistics
B1 B2 B3
Scale Mean if Item Deleted 7.76
Scale Variance if Item Deleted .966
Corrected Item-Total Correlation .597
Cronbach's Alpha if Item Deleted .757
7.79 7.69
1.002 1.195
.692 .612
.640 .735
Corrected Item-Total Correlation .518 .617 .470
Cronbach's Alpha if Item Deleted .635 .528 .706
Kepuasan Anggota Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
42 0
42 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
% 100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .711
N of Items 3
Item-Total Statistics
K1 K2 K3
Scale Mean if Item Deleted 8.31 8.21 8.38
Scale Variance if Item Deleted .658 .660 .632
164
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Analisis Faktor dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for Windows
Factor Analysis KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.642
Approx. Chi-Square df Sig.
17.903 3 .000
Communalities R1 R2 R3
Initial 1.000 1.000 1.000
Extraction .606 .522 .674
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Component 1 2 3
Initial Eigenvalues Total % of Variance Cumulative % 1.801 60.048 60.048 .687 22.898 82.946 .512
17.054
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
R1 R2 R3
Component 1 .778 .722 .821
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 1.801 60.048 60.048
165
Factor Analysis KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.694
Approx. Chi-Square df Sig.
46.976 3 .000
Communalities D1 D2 D3
Initial 1.000 1.000
Extraction .780 .801
1.000
.652
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Component 1 2 3
Initial Eigenvalues Total % of Variance Cumulative % 2.233 74.438 74.438 .493 .274
16.441 9.121
90.879 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
D1 D2 D3
Component 1 .883 .895 .807
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of VarianceCumulative % 2.233 74.438 74.438
166
Factor Analysis KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.564 17.175 3 .001
Communalities J1 J2 J3
Initial 1.000 1.000
Extraction .547 .735
1.000
.446
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Component 1 2 3
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Total % of VarianceCumulative % Total % of VarianceCumulative % 1.728 57.594 57.594 1.728 57.594 57.594 .813 27.102 84.695 .459 15.305 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
J1 J2 J3
Component 1 .740 .857 .668
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
167
Factor Analysis KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.639 34.508 3 .000
Communalities E1 E2 E3
Initial 1.000 1.000
Extraction .798 .617
1.000
.644
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Component 1 2 3
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Total % of VarianceCumulative % Total % of VarianceCumulative % 2.060 68.650 68.650 2.060 68.650 68.650 .611 20.382 89.033 .329 10.967 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
E1 E2 E3
Component 1 .893 .786 .803
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
168
Factor Analysis KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.689
Approx. Chi-Square df Sig.
36.409 3 .000
Communalities B1 B2 B3
Initial 1.000 1.000 1.000
Extraction .663 .771 .690
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Component 1 2 3
Initial Eigenvalues Total % of Variance Cumulative % 2.123 70.765 70.765 .518 17.280 88.044 .359
11.956
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
B1 B2 B3
Component 1 .814 .878 .830
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 2.123 70.765 70.765
169
Factor Analysis KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.648
Approx. Chi-Square df Sig.
24.615 3 .000
Communalities K1 K2 K3
Initial 1.000 1.000 1.000
Extraction .636 .730 .558
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Component 1 2 3
Initial Eigenvalues Total % of Variance Cumulative % 1.924 64.144 64.144 .648 21.592 85.736 .428
14.264
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
K1 K2 K3
Component 1 .797 .855 .747
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 1.924 64.144 64.144
170
Lampiran 14 Hasil Perhitungan Korelasi Dan Regresi Berganda dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for Windows
Correlations Correlations Y Pearson Correlation .622** .508** .398** .681** .387*
X1 X2 X3 X4 X5
Sig. (2-tailed)
N .000
42
.001 .009 .000
42 42 42
.011
42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Regression Variables Entered/Removedb
Model 1
Variables Entered a X5, X3, X1, X2, X4
Variables Removed .
Method Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 28.958 23.447
df 5 36
52.405 41 a. Predictors: (Constant), X5, X3, X1, X2, X4 b. Dependent Variable: Y
Mean Square 5.792 .651
F 8.892
Sig. .000a
171
a Coefficients
Model 1
(Constant) X1 X2 X3 X4 X5
Unstandardized Coefficients B Std. Error .861 2.279 .395 .162 .023 .124 .190 .180 .321 .010
Standardized Coefficients Beta
.156 .106
t
.361 .029 .148
.378 2.445 .186 1.057
Sig. .708 .020 .853 .298
.366 .013
2.049 .092
.048 .927
Collinearity Statistics Tolerance VIF .569 .500 .636
1.759 1.999 1.573
.391 .660
2.560 1.514
X4 .00
X5 .00
a. Dependent Variable: Y
a Collinearity Diagnostics
Model Dimension Eigenvalue 1 1 5.972 2 .010 3 .007 4 .005 5 .004 6 .001
Condition Index (Constant) 1.000 .00
X1 .00
Variance Proportions X2 X3 .00 .00
23.850 28.434 35.238
.03 .09 .03
.00 .03 .38
.00 .54 .06
.07 .00 .11
.00 .03 .16
.63 .08 .19
40.893 64.161
.05 .80
.21 .39
.35 .05
.08 .75
.52 .29
.04 .05
a. Dependent Variable: Y
a Residuals Statistics
Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value a. Dependent Variable: Y
Charts
Minimum 10.62 -2.175 .151 10.27 -2.127
Maximum 14.56 2.511 .563 14.83 1.702
Mean 12.45 .000 .284 12.42 .000
Std. Deviation .840 1.000 .111 .871 .756
N
-2.635 -3.022
2.109 2.509
.000 .019
.937 1.044
42 42
-2.832 -3.449 .454
2.409 2.723 18.948
.036 .009 4.881
.947 1.109 4.465
42 42 42
.000 .011
.530 .462
.047 .119
.108 .109
42 42
42 42 42 42 42
172
Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: Y
2
0
-2
-4 -3
-2
-1
0
1
Regression Standardized Predicted Value
2
3
173
Lampiran 15 Hasil Identifikasi Faktor Internal
FAKTOR INTERNAL A Lokasi Usaha Yang Strategis B Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System C Besarnya Pembiayaan Bermasalah D Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar E SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial F Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS G Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS H Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan I Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap J Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota K Minimnya Minat anggota untuk menabung L Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko M Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah N Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota Keterangan : K (Kekuatan) dan L (Kelemahan) Responden : YP = Yudi Prihartanto; MIP = M Ikhsan Purwana EY = Erna Yulianti; JA = Jenal Aripin S = Sobana AS = Asep Sudrajat
YP K L L L K K K K K K L L L L
MIP K L L L L K K K K K L L L L
EY K L L K K K K K K L L L L L
JA K L L L K K K L K K L L L L
S K L L K K K K K K K K L L L
AS K L L L K K K K K K L L L L
HASIL K L L L K K K K K K L L L L
174
Lampiran 16 Hasil Pembobotan Faktor Internal
1. Yudi Prihartanto
FAKTOR INTERNAL A B C D E F G H I J K L M N
Lokasi Usaha Yang Strategis Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System Besarnya Pembiayaan Bermasalah Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota Minimnya Minat anggota untuk menabung Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota Jumlah
A 3 2 1 3 2 2 1 2 1 2 2 1 2 24
B 1 3 1 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 27
C 2 1 1 2 3 3 2 1 2 1 2 1 2 23
D 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 3 2 3 31
E 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 3 24
F 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 26
G 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 3 21
H 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 30
I 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 27
J 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 31
K 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 27
L 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 21
M 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 34
N Jumlah Skor 2 28 0,077 1 25 0,069 2 29 0,080 1 21 0,058 1 28 0,077 1 26 0,071 1 31 0,085 1 22 0,060 2 25 0,069 1 21 0,058 2 25 0,069 2 31 0,085 1 18 0,049 34 0,093 18 364 1,000
175
2. M Ikhsan Purwana
FAKTOR INTERNAL A Lokasi Usaha Yang Strategis B Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System C Besarnya Pembiayaan Bermasalah D Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar E SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial F Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS G Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS H Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan I Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap J Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota K Minimnya Minat anggota untuk menabung L Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko M Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah N Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota Jumlah
A 2 2 2 3 3 3 2 3 3 1 1 3 1 29
B 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 1 3 2 29
C 2 3 1 2 3 3 2 3 3 1 2 3 2 30
D 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 2 32
E 1 1 2 1 3 3 2 3 3 1 2 3 2 27
F 1 1 1 1 1 3 2 3 3 1 2 3 1 23
G 1 2 1 1 1 1 2 3 3 1 2 3 1 22
H 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 27
I 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 18
J 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 16
K 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 30
L 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29
M 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 19
N Jumlah Skor 23 0,063 3 23 0,063 2 22 0,060 2 20 0,055 2 25 0,069 2 29 0,080 3 30 0,082 3 25 0,069 3 34 0,093 3 36 0,099 3 22 0,060 3 23 0,063 2 33 0,091 2 19 0,052 33 364 1,000
176
3. Erna Yulianti
FAKTOR INTERNAL A B C D E F G H I J K L M N
Lokasi Usaha Yang Strategis Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System Besarnya Pembiayaan Bermasalah Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota Minimnya Minat anggota untuk menabung Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota Jumlah
A 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 1 1 1 24
B 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 2 29
C 2 2 2 3 1 2 1 3 1 2 1 2 1 23
D 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 1 26
E 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 15
F 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 28
G 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 1 24
H 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 30
I 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 14
J 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 28
K 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 29
L 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 34
M 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 29
N Jumlah Skor 28 0,077 3 23 0,063 2 27 0,074 1 26 0,071 3 37 0,102 3 24 0,066 3 28 0,077 3 22 0,060 2 38 0,104 3 24 0,066 2 23 0,063 2 22 0,060 2 23 0,063 2 19 0,052 364 1,000 31
177
4. Jenal Aripin
FAKTOR INTERNAL A B C D E F G H I J K L M N
Lokasi Usaha Yang Strategis Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System Besarnya Pembiayaan Bermasalah Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota Minimnya Minat anggota untuk menabung Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota Jumlah
A 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 31
B 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 28
C 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 23
D 2 2 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 33
E 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 23
F 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25
G 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 27
H 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 32
I 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 21
J 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 26
K 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23
L 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 27
M 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 22
N Jumlah 1 21 1 24 2 29 1 19 2 29 2 27 2 25 2 20 2 31 2 26 2 29 2 25 2 30 29 23 364
Skor 0,058 0,066 0,080 0,052 0,080 0,074 0,069 0,055 0,085 0,071 0,080 0,069 0,082 0,080 1,000
178
5. Sobana
FAKTOR INTERNAL A B C D E F G H I J K L M N
Lokasi Usaha Yang Strategis Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System Besarnya Pembiayaan Bermasalah Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota Minimnya Minat anggota untuk menabung Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota Jumlah
A 2 2 3 2 3 3 1 3 2 3 1 3 2 30
B 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 28
C 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 27
D 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 26
E 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 25
F 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 24
G 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 25
H 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 28
I 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24
J 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 25
K 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24
L 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 32
M 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 20
N Jumlah 2 22 2 24 2 25 2 26 2 27 2 28 2 27 2 24 2 28 2 27 2 28 2 20 2 32 26 26 364
Skor 0,060 0,066 0,069 0,071 0,074 0,077 0,074 0,066 0,077 0,074 0,077 0,055 0,088 0,071 1,000
179
6. Asep Sudrajat
FAKTOR INTERNAL A B C D E F G H I J K L M N
Lokasi Usaha Yang Strategis Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System Besarnya Pembiayaan Bermasalah Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota Minimnya Minat anggota untuk menabung Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota Jumlah
A 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27
B 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 28
C 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27
D 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 28
E 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 21
F 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 25
G 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
H 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 25
J 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
K 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 27
L 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 25
M 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
N Jumlah Skor 2 25 0,069 2 24 0,066 2 25 0,069 2 24 0,066 2 31 0,085 3 27 0,074 2 26 0,071 2 26 0,071 3 27 0,074 2 26 0,071 1 25 0,069 2 27 0,074 2 26 0,071 25 0,069 27 364 1,000
180
Lampiran 17 Total Skoring Faktor Internal
FAKTOR INTERNAL A B C D E F G H I J K L M N
Lokasi Usaha Yang Strategis Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System Besarnya Pembiayaan Bermasalah Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota Minimnya Minat anggota untuk menabung Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota
Rating EY JA
S
Rata2 AS Rating YP
MIP
Bobot EY JA
S
Rata2 Nilai AS Bobot (r x b)
YP
MIP
4
4
4
4
4
4
2
3
3
4
3
2
1
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
2
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
2
2
4
2
3
2
4
3
3
1
3
2
3
4
3
3,5000 0,06868 0,09341 0,10440 0,08516 0,07692 0,07418 0,08379 0,29327 3,0000 0,05769 0,09890 0,06593 0,07143 0,07418 0,07143 0,07326 0,21978 2,8333 0,06868 0,06044 0,06319 0,07967 0,07692 0,06868 0,06960 0,19719 2,6667 0,0852 0,0632 0,0604 0,0687 0,05495 0,07418 0,06777 0,18071
2
4
2
3
3
3
2,8333 0,0495 0,0907 0,0632
0,0824 0,08791 0,07143 0,07418 0,21016
1
3
2
3
3
4
2,6667 0,0934 0,0522 0,0522
0,0797 0,07143 0,06868 0,06960 0,18559 3,14507
4,0000 0,07692 0,06319 0,07692 0,05769 0,06044 0,06868 0,06731 0,26923 2,8333 0,06868 0,06319 0,06319 0,06593 0,06593 0,06593 0,06548 0,18552 2,6667 0,07967 0,06044 0,07418 0,07967 0,06868 0,06868 0,07189 0,19170 3,0000 0,05769 0,05495 0,07143 0,05220 0,07143 0,06593 0,06227 0,18681 3,8333 0,07692 0,06868 0,10165 0,07967 0,07418 0,08516 0,08104 0,31067 3,5000 0,07143 0,07967 0,06593 0,07418 0,07692 0,07418 0,07372 0,25801 3,3333 0,08516 0,08242 0,07692 0,06868 0,07418 0,07143 0,07647 0,25488 3,1667 0,06044 0,06868 0,06044 0,05495 0,06593 0,07143 0,06364 0,20154
Total Nilai IFE
181
Lampiran 18 Hasil Identifikasi Faktor Eksternal FAKTOR EKTERNAL A B C D E F G H I J K L M N
Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra (Lembaga Donor) Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Koperasi Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi Keterangan : P (Peluang) dan A (Ancaman) Responden : YP = Yudi Prihartanto; MIP = M Ikhsan Purwana EY = Erna Yulianti; JA = Jenal Aripin S = Sobana AS = Asep Sudrajat
YP A P P P A P P P A A A P P P
MIP P A P A A P P P A A A P P P
EY A A P A A P P P A A P P P P
JA A A A A A P P P A A A P P P
S P P P A P P P P A A P P P P
AS A A P A A P P P A A A P A P
HASIL A A P A A P P P A A A P P P
182
Lampiran 19 Hasil Pembobotan Faktor Eksternal
1. Yudi Prihartanto
A B C D E F G H I J K L M N
FAKTOR EKSTERNAL Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra (Lembaga Donor) Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Koperasi Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi Jumlah
A 1 2 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 20
B 3 2 1 1 3 2 3 2 1 2 2 1 1 24
C 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 22
D 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 31
E 2 3 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 28
F 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 17
G 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 20
H 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 18
I 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 31
J 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 29
K 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 27
L 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 29
M 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 35
N Jumlah Skor 3 32 0,088 3 28 0,077 3 30 0,082 2 21 0,058 2 24 0,066 3 35 0,096 3 32 0,088 3 34 0,093 2 21 0,058 3 23 0,063 2 25 0,069 2 23 0,063 2 17 0,047 19 0,052 33 364 1,000
183
2. M Ikhsan Purwana
A B C D E F G H I J K L M N
FAKTOR EKSTERNAL Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra (Lembaga Donor) Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Koperasi Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi Jumlah
A 2 2 2 1 2 2 3 1 2 3 3 2 2 27
B 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 28
C 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 28
D 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 28
E 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 29
F 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 27
G 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 27
H 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 3 2 2 19
I 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 31
J 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 27
K 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 29
L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 15
M 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
N Jumlah 2 25 2 24 1 24 1 24 1 23 2 25 2 25 2 33 2 22 2 25 2 23 2 37 2 26 28 23 364
Skor 0,069 0,066 0,066 0,066 0,063 0,069 0,069 0,091 0,060 0,069 0,063 0,102 0,071 0,077 1,000
184
3. Erna Yulianti
A B C D E F G H I J K L M N
FAKTOR EKSTERNAL Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra (Lembaga Donor) Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Koperasi Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi Jumlah
A 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 28
B 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 27
C 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 16
D 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 30
E 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 23
F 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 27
G 2 2 3 2 2 2 3 1 1 1 1 2 2 24
H 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 3 19
I 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 30
J 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 31
K 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 31
L 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 31
M 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 29
N Jumlah Skor 1 24 0,066 2 25 0,069 2 36 0,099 1 22 0,060 2 29 0,080 2 25 0,069 2 28 0,077 1 33 0,091 1 22 0,060 1 21 0,058 1 21 0,058 1 21 0,058 1 23 0,063 34 0,093 18 364 1,000
185
4. Jenal Aripin
FAKTOR EKSTERNAL A Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain B Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi C Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat D Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS E Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah F Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra (Lembaga Donor) G Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Koperasi H Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam I Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI J Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan K Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan L Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS M Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS N Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi Jumlah
A 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 33
B 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 29
C 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 27
D 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 29
E 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 2 1 25
F 1 2 2 1 2 3 3 2 1 1 3 2 1 24
G 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 26
H 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 19
I 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 28
J 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 28
K 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 30
L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 15
M 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 23
N Jumlah 2 19 2 23 2 25 2 23 3 27 3 28 2 26 2 33 2 24 2 24 2 22 2 37 2 29 24 28 364
Skor 0,052 0,063 0,069 0,063 0,074 0,077 0,071 0,091 0,066 0,066 0,060 0,102 0,080 0,066 1,000
186
5. Sobana
FAKTOR EKSTERNAL A Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain B Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi C Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat D Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS E Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah F Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra (Lembaga Donor) G Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Koperasi H Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam I Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI J Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan K Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan L Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS M Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS N Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi Jumlah
A 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 1 28
B 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 1 1 28
C 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 28
D 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 31
E 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 3 28
F 1 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 22
G 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 26
H 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 3 1 20
I 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 20
J 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 28
K 2 2 3 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 28
L 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23
M 2 3 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 3 27
N Jumlah Skor 3 24 0,066 3 24 0,066 2 24 0,066 1 21 0,058 1 24 0,066 2 30 0,082 3 26 0,071 3 32 0,088 2 32 0,088 2 24 0,066 2 24 0,066 2 29 0,080 1 25 0,069 25 0,069 27 364 1,000
187
6. Asep Sudrajat
FAKTOR EKSTERNAL A Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain B Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi C Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat D Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS E Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah F Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra (Lembaga Donor) G Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Koperasi H Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam I Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI J Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan K Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan L Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS M Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS N Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi Jumlah
A 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 3 2 1 29
B 2 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 31
C 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 20
D 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 36
E 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 21
F 1 1 2 1 2 3 3 2 2 1 2 1 1 22
G 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 19
H 1 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 1 22
I 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 24
J 2 1 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 23
K 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 1 1 24
L 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 24
M 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 1 30
N Jumlah Skor 23 0,063 3 21 0,058 3 32 0,088 3 16 0,044 3 31 0,085 3 30 0,082 3 33 0,091 3 30 0,082 3 28 0,077 3 29 0,080 3 28 0,077 3 28 0,077 3 22 0,060 3 13 0,036 39 364 1,000
188
Lampiran 20 Total Skoring Faktor Eksternal
189
Lampiran 21 Nilai Skoring Faktor Internal - Eksternal
FAKTOR INTERNAL Kekuatan 1 Lokasi Usaha Yang Strategis 2 SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial 3 Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS 4 Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS 5 Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan 6 Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap 7 Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota Kelemahan 1 Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System 2 Besarnya Pembiayaan Bermasalah 3 Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar 4 Minimnya Minat anggota untuk menabung 5 Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko 6 Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah 7 Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota
FAKTOR EKSTERNAL PELUANG 1 Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain 2 Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi 3 Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS 4 Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah 5 Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI 6 Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan 7 Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan ANCAMAN 1 Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat 2 Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra (Lembaga Donor) 3 Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Koperasi 4 Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam 5 Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS 6 Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS 7 Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi
Rating Bobot
Nilai (r x b)
4,0000
0,06731 0,26923
3,8333
0,08104 0,31067
3,5000
0,07372 0,25801
3,3333
0,07647 0,25488
3,1667
0,06364 0,20154
3,5000
0,08379 0,29327
3,0000
0,07326 0,21978
2,8333
0,06548 0,18552
2,6667
0,07189 0,19170
3,0000
0,06227 0,18681
2,8333
0,06960 0,19719
2,6667
0,06777 0,18071
2,8333
0,07418 0,21016
2,6667
0,06960 0,18559 3,14507
Rating Bobot
Nilai (r x b)
2,6667 0,06731 0,17949 2,6667 0,06639 0,17705 2,1667 0,05815 0,12599 2,1667 0,07234 0,15675 2,0000 0,06822 0,13645 1,8333 0,06685 0,12256 2,6667 0,06548 0,17460 3,1667 0,07830 0,24794 3,8333 0,07921 0,30365 3,8333 0,07784 0,29838 3,5000 0,08929 0,31250 3,1667 0,08013 0,25374 3,3333 0,06502 0,21673 3,3333 0,06548 0,21825 2,92407
190
Lampiran 22 Rating Nilai Skoring Faktor Internal - Eksternal
Internal Factor Evaluation (IFE ) Strengths Skor SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap Lokasi Usaha Yang Strategis Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha Anggota Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan
0,310668 0,293269 0,269231 0,258013
0,254884
Weaknesses Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip Syariah Minimnya Minat anggota untuk menabung Besarnya Pembiayaan Bermasalah Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang Longgar Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan bagi Anggota
Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi /Networking System 0,201542 Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko 1,807387 Total Weaknesses 0,219780
Total Strengths Exsternal Factor Evaluation (IFE ) Opportunities Skor
Threats
Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra/ Lembaga Donor
0,312500 Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain Berkembangnya Layanan Produk 0,303648 Perbankan berbasis Teknologi Informasi
Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap Layanan Koperasi
0,298382
Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS
Total Strengths
Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan
Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi dan Penerapan Syariah 0,247940 Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI Lemahnya Regulasi Pemerintah 0,218254 terhadap KJKS Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan 0,216728 dari Lembaga Perbanakan 0,253739
1,851190
Total Weaknesses
3,14507 Skor 0,210165 0,197192 0,191697 0,186813
0,185592
0,185516 0,180708 1,337683
2,92407 Skor 0,179487
0,177045
0,174603
0,156746 0,136447 0,125992
0,122558 1,072879
191
Lampiran 23 Matrik SWOT
192
Lampiran 24 Pembobotan Matrik QSP ALTERNATIF STRATEGI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KJKS
STRATEGI 1
STRATEGI 2
STRATEGI 3
STRATEGI 4
STRATEGI 5
STRATEGI 6
STRATEGI 7
STRATEGI 8
STRATEGI 9
STRATEGI 10
STRATEGI 11
STRATEGI 12
Bobot
1
AS1
TAS1
AS2
TAS2
AS3
TAS3
AS4
TAS4
AS5
TAS5
AS6
TAS6
AS7
TAS7
AS8
TAS8
AS9
TAS9
AS10
TAS10
AS11
TAS11
AS12
TAS12
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
0,067
4 4 3
0,2692308 0,2619048 0,2156593
4 4 3
0,269231 0,261905 0,215659
1 1 3
0,067308 0,065476 0,215659
1 3 2
0,06730769 0,19642857 0,14377289
3 4 2
0,201923 0,261905 0,143773
3 2 4
0,201923 0,130952 0,287546
3 2 3
0,201923 0,130952 0,215659
1 1 4
0,067308 0,065476 0,287546
1 1 4
0,067308 0,065476 0,287546
1 4 4
0,067308 0,261905 0,287546
1 1 3
0,067308 0,065476 0,215659
2 4 4
0,134615 0,261905 0,287546
INTERNAL FAKTOR STRATEGI A Lokasi Usaha Yang Strategis B Keterbatasan Penggunaan Teknologi Informasi C Besarnya Pembiayaan Bermasalah Penerapan Operasional Manajemen dan Prosedur Yang D Longgar E SDM Pengelola/Karyawan Yang Potensial
0,065 0,072 0,062
2
0,1245421
4
0,249084
3
0,186813
1
0,06227106
2
0,124542
4
0,249084
3
0,186813
4
0,249084
4
0,249084
4
0,249084
1
0,062271
4
0,249084
0,081
3
0,2431319
4
0,324176
2
0,162088
3
0,24313187
2
0,162088
4
0,324176
3
0,243132
4
0,324176
3
0,243132
4
0,324176
4
0,324176
4
0,324176
F Pelaksanaan/Penerapan Prinsip/PolaSyariah oleh KJKS 0,074
1
0,0737179
4
0,294872
3
0,221154
3
0,22115385
3
0,221154
4
0,294872
4
0,294872
4
0,294872
4
0,294872
4
0,294872
2
0,147436
4
0,294872
G Pembinaan dan Pendidikan/Pelatihan Pengelola KJKS
0,076
2
0,1529304
4
0,305861
4
0,305861
3
0,2293956
3
0,229396
4
0,305861
4
0,305861
4
0,305861
3
0,229396
4
0,305861
3
0,229396
4
0,305861
H Ringannya Prosedur dan Biaya Perolehan Pembiayaan
0,064
1
0,0636447
1
0,063645
2
0,127289
2
0,12728938
4
0,254579
2
0,127289
4
0,254579
2
0,127289
3
0,190934
3
0,190934
1
0,063645
2
0,127289
I Pelayanan Yang Ramah dan Tanggap Pelaksanaan Pembinaan dan Pendampingan Usaha J Anggota K Minimnya Minat anggota untuk menabung L Besarnya Modal Luar Yang Mengandung Resiko Terbatasnya Pengawasan Manajemen dan Prinsip M Syariah Terbatasnya Kemampuan Menyediakan Pembiayaan N bagi Anggota
0,084
3
0,2513736
4
0,335165
1
0,083791
2
0,16758242
2
0,167582
2
0,167582
4
0,335165
4
0,335165
3
0,251374
3
0,251374
4
0,335165
4
0,335165
0,073
3
0,2197802
4
0,29304
4
0,29304
2
0,14652015
3
0,21978
2
0,14652
4
0,29304
4
0,29304
3
0,21978
3
0,21978
4
0,29304
4
0,29304
0,070 0,068
3 1
0,2087912 0,0677656
4 3
0,278388 0,203297
1 1
0,069597 0,067766
2 1
0,13919414 0,06776557
1 3
0,069597 0,203297
3 3
0,208791 0,203297
4 2
0,278388 0,135531
1 3
0,069597 0,203297
4 2
0,278388 0,135531
1 3
0,069597 0,203297
4 4
0,278388 0,271062
3 4
0,208791 0,271062
0,074
1
0,0741758
3
0,222527
3
0,222527
4
0,2967033
3
0,222527
3
0,222527
2
0,148352
3
0,222527
3
0,222527
4
0,296703
1
0,074176
4
0,296703
0,070
1
0,0695971
3
0,208791
3
0,208791
4
0,27838828
4
0,278388
3
0,208791
2
0,139194
1
0,069597
1
0,069597
1
0,069597
4
0,278388
2
0,139194
0,067
4
0,2692308
4
0,269231
2
0,134615
4
0,26923077
4
0,269231
3
0,201923
4
0,269231
4
0,269231
3
0,201923
3
0,201923
1
0,067308
4
0,269231
0,066
4
0,2655678
4
0,265568
1
0,066392
4
0,26556777
4
0,265568
3
0,199176
2
0,132784
3
0,199176
1
0,066392
2
0,132784
1
0,066392
2
0,132784
C Kebutuhan Pembiayaan Yang Mudah, Murah dan Cepat 0,078
4
0,3131868
4
0,313187
2
0,156593
2
0,15659341
3
0,23489
4
0,313187
4
0,313187
4
0,313187
3
0,23489
4
0,313187
4
0,313187
4
0,313187
D Lemahnya Regulasi Pemerintah terhadap KJKS Lemahnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi E dan Penerapan Syariah Adanya Kepercayaan Pihak Luar Sebagai Mitra F (Lembaga Donor) Besarnya Pelaku Usaha Mikro Yang Berminat Terhadap G Layanan Koperasi
0,058
1
0,0581502
3
0,174451
4
0,232601
4
0,23260073
2
0,1163
2
0,1163
2
0,1163
2
0,1163
2
0,1163
2
0,1163
1
0,05815
2
0,1163
0,072
1
0,0723443
4
0,289377
2
0,144689
2
0,14468864
3
0,217033
3
0,217033
3
0,217033
2
0,144689
4
0,289377
2
0,144689
1
0,072344
2
0,144689
0,079
2
0,1584249
4
0,31685
2
0,158425
4
0,31684982
4
0,31685
4
0,31685
3
0,237637
4
0,31685
2
0,158425
2
0,158425
3
0,237637
4
0,31685
0,078
4
0,3113553
4
0,311355
1
0,077839
2
0,15567766
3
0,233516
4
0,311355
3
0,233516
2
0,155678
4
0,311355
3
0,233516
3
0,233516
3
0,233516
H Keinginan Masyarakat Untuk Menjalankan Syariat Islam
0,089
2
0,1785714
4
0,357143
2
0,178571
2
0,17857143
3
0,267857
4
0,357143
3
0,267857
3
0,267857
4
0,357143
3
0,267857
3
0,267857
2
0,178571
0,068
1
0,0682234
4
0,272894
4
0,272894
4
0,27289377
3
0,20467
3
0,20467
2
0,136447
2
0,136447
4
0,272894
3
0,20467
1
0,068223
2
0,136447
0,067
1
0,0668498
2
0,1337
2
0,1337
4
0,26739927
4
0,267399
2
0,1337
1
0,06685
1
0,06685
1
0,06685
1
0,06685
3
0,200549
2
0,1337
0,065
4
0,2619048
4
0,261905
4
0,261905
2
0,13095238
4
0,261905
3
0,196429
3
0,196429
3
0,196429
3
0,196429
1
0,065476
2
0,130952
2
0,130952
0,080
2
0,1602564
2
0,160256
4
0,320513
2
0,16025641
2
0,160256
3
0,240385
2
0,160256
2
0,160256
2
0,160256
1
0,080128
1
0,080128
3
0,240385
0,065
2
0,1300366
3
0,195055
2
0,130037
4
0,26007326
3
0,195055
2
0,130037
2
0,130037
3
0,195055
1
0,065018
1
0,065018
1
0,065018
2
0,130037
0,065
4
0,2619048
4
0,261905
2
0,130952
4
0,26190476
2
0,130952
2
0,130952
2
0,130952
3
0,196429
1
0,065476
2
0,130952
1
0,065476
2
EKSTERNAL FAKTOR STRATEGI A Persaingan dengan Lembaga Keuangan Lain Berkembangnya Layanan Produk Perbankan berbasis Teknologi Informasi
B
I J K L M N
Lemahnya Pengawasan Pelaksanaan Prinsip Syariah dari Pemerintah/MUI Besarnya Biaya Perolehan Pendanaan dari Lembaga Perbanakan Pesatnya Perkembangan Kredit Mikro dari Perbankan/Lembaga Keuangan Perhatian Positif Pemerintah Terhadap Pengembangan KJKS Semakin mudah akses sistem manajemen informasi dan teknologi bagi KJKS Pendirian dan Perkembangan Jaringan KJKS melalui Perhimpunan/Asosiasi
1,000
4,8722527
7,108516
4,696886
5,46016484
5,902015
6,148352
5,771978
5,649267
5,367674
5,27381
4,632326
0,130952 6,136905
193
Lampiran 25 PRIORITAS STRATEGI MATRIKS QSP:
1
Peningkatan kualitas layanan prima dan pengelolaan usaha
7,109
sesuai syariah 2
Meningkatkan Pencitraan Koperasi melalui peningkatan
6,148
pengawasan internal dan akuntabilitas laporan keuangan 3
Meningkatkan kualitas SDM yang handal dan tangguh
6,137
4
Menjalin hubungan baik/kemitraan dengan Lembaga
5,902
Keuangan/Donor 5
Optimalisasi Pelayanan dan Pembinaan/Pendampingan Usaha
5,772
Anggota Untuk Memotivasi loyalitas dan Minat Menabung Anggota 6
Mengintensifkan Pendidikan/Pelatihan Pengelola untuk
5,649
meningkatkan kualitas manajemen, penerapan syariah dan layanan 7
Bergabung dalam APEX BMT/Networking KJKS di
5,460
Asosiasi/Perhimpunan untuk meningkatkan profesionalisme dan memperbesar kapasitas usaha 8
Pembinaan/Pendidikan Perkoperasian dan Penerapan Pola
5,368
Syariah bagi Anggota 9
Penyempurnaan dan Mengefektifkan penerapan SOP/M dan
5,274
prinsip syariah 10 Pengembangan layanan dengan pendirian kantor cabang yang
4,872
dekat dengan lokasi usaha anggota/calon anggota 11 Menjalin hubungan baik dengan pemerintah dalam
4,697
pembinaan dan pengawasan dalamrangka pengembangan koperasi 12 Meningkatkan Modal Sendiri melalui Simpanan Anggota dan Modal Penyertaan Anggota
4,632