SURAT AN-NAHL AYAT 78
َ א َ ْ َ ُכ ِ ْ ُ ُ ْ ِن ُ َ ِא ُכ ُ َو ْ ْ َ َ ْ א
ً"א َو َ َ َ َ ُכ#$َ َ ْ َ ُ ْ َن ْ ُ . ِ" َ* َة َ َ ُכ َ ْ( ُכ ْو َن+ْ %אر َو ْא َ 'َ ْ %َو ْא ْ ُ “Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberikan kalian pendengaran, penglihatan dan hati, agar kalian bersyukur.”1
1
QS. AN-Nahl : 78.
-1-
TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 78
א َ ْ َ ُכ ِ ْ ُ ُ ْ ِن ُ َ ِא ُכ و ْ ْ َ ُ َ “Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian.”
Di antara kenikmatan dari Allah q adalah kita dikeluarkan dari rahim ibu-ibu kita. Berkata Imam Al-Qurthubi 5;
َ ْن َ ْ َ ُכ ِ ْ ُ ُ ْ ِن0ِ ِ َ /ِ ْ ِ ِذ ْכ َ ن ْ َ ُ ًא2َ 1ْ َ ُ َ ِא ُכ ْ ”(Ayat di atas) mengingatkan bahwa sesungguhnya termasuk nikmat-nikmat Allah q adalah Dia mengeluarkan kalian sebagai anak-anak dari perut ibu-ibu kalian.”2 2
Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 10/65.
-2-
ً"א#$َ َ َ ْ َ ُ ْ َن ْ
“Dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun.” Makna kalimat, “Dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun.” adalah tidak mengetahui sedikit pun; terhadap perjanjian yang telah diambil ketika berada di alam ruh, tidak mengetahui kebahagiaan dan keburukan yang telah ditetapkan saat nanti terlahir di dunia, dan tidak mengetahui terhadap hal-hal yang bermanfaat. Berkata Imam Al-Qurthubi 5;
: ِ ;ْ ِאو:َ َ 9ُ 7َ 8َ 7َ 0ِ #+ِ َو. ٍء4(َ ِ ْ َ ُכ3ِ َ ْ ْ ْ َ ?َ َ َ ً"א ِ א#$َ َ َ ْ َ ُ ْ َن: َ َ= ُ* َ>א ْ ِ @َ #ِ ْ ُכ ِ َ א#َ 3َ . ُכE ِאDَ ِب8َ Bْ َ 4+ِ אق ْ ْ ْ ْ ْ -3-
GFَ :َ ً"א ِ א#$َ َ َ ْ َ ُ ْ َن: 4/אَ @ ِא ْ ُ ِ ِ ِ ِ : J אدة َو ُ َא @א.אءIَ (א َ َ א َ ْ ُכ#ْ َ 3َ . ِ ُכ+ ِאKَ َ ْ ِ ً"א#$َ َ َ ْ َ ُ ْ َن ْ ْ ”Kalian tidak memiliki pengetahuan sedikitpun. Di dalamnya terdapat tiga perkataan (ulama’); Pertama, kalian tidak mengetahui sedikitpun terhadap perjanjian yang telah diambil dari kalian ketika kalian masih berada di tulang sulbi bapak-bapak kalian. Kedua, kalian tidak mengetahui sedikitpun terhadap kebahagiaan dan keburukan yang telah ditetapkan atas kalian. Ketiga, kalian tidak mengetahui sedikitpun terhadap hal-hal yang bermanfaat bagi kalian.”3
3
Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 10/65.
-4-
Agar manusia mengetahui hal-hal yang bermanfaat baginya, maka ia harus senantiasa belajar. Berkata ’Abdullah bin Mas’ud y;
ْ ِ ْ َא א/ِ L ِא ًא َو3َ *ْ َ ْ ;ُ َ ِن َ َ= ً*אL ْ ُ . ِ M َ Nِא “Seorang tidak akan mungkin dilahirkan dalam keadaan berilmu, karena sesungguhnya ilmu itu didapatkan dengan belajar.”4
4
Tahdzib Mau’idhah Al-Mu’minin, 16.
-5-
ِ" َ* َة+ْ %אر َوא ْ א ْ َ َو َ 'َ %א ُ َو َ َ َ َ ُכ “Dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan dan hati.”
Makana kalimat, “Dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan dan hati,” adalah bahwa pendengaran, penglihatan, dan hati merupakan perangkat untuk menerima pengetahuan. Pengetahuan yang akan masuk kepada manusia, maka akan melalui salah satu dari tiga anggota tersebut. Berkata Syaikh ’Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di 5;
َא+ِ (َ ِ ،9ُ 7َ 8َ @א ُאءFَ 3ْ َ% َ> َ? ِه ْאO َ َ ِ ِ ِ 8َ +َ ، ٍ ْ 3ِ ِ ّ אح ِ ُכ ُ Nَ 2ْ َא/ َ% َא َوFْ +َ َو ِ ْ َ َ= ٍ* َ> ِ? ِهLِ ْ 3ِ *ِ Tَ ْ ِ َ Bَ َو ْ ٌ .9ُ 7َ 8َ @א אب ُ َ ْ َ%ْא -6-
“Mengistimewakan (penyebutan) ketiga anggota tubuh (tersebut), untuk memuliakan dan mengutamakannya. Karena (ketiga)nya merupakan kunci (masuknya) setiap ilmu. Maka suatu ilmu tidak akan sampai pada seorang hamba, kecuali melalui salah satu dari ketiga pintu tersebut.”5 Hendaknya ketiga perangkat tersebut digunakan dalam hal-hal kebaikan. Berkata Imam Al-Qurthubi 5;
ْ َ% ْא0ِ ِ ْ َ ُ ْאNَ ِ َ ْ א ُ َو َ َ َ َ ُכ ُ ِ ِ 'َ% و ْא،4Kوא אر َ َ ْ َ ُ ْ َ ُ 7َ D ' ُ ْوא ِ َאTْ Nُ אر .0ِ Nِ +َ ِْ َ Gَ Lِ ُ' ُ ْא ِ َאNَ ِ ِ" َ* َة+ْ َ% َو ْא،0ِ ِ Kْ Bَ 5
Taisirul Karimir Rahman fi Tafsiril Kalamil Mannan, 2/267.
-7-
“Dan diberikannya kalian pendengaran untuk mendengarkan perintah dan larangan(-Nya). Penglihatan untuk melihat tanda-tanda ciptaan-Nya. Dan hati dipergunakan untuk sampai pada makrifat kepada-Nya.”6 Pendahuluan urutan kata pendengaran atas penglihatan sangat tepat karena berdasarkan ilmu kedokteran, indera pendengaran memang berfungsi lebih dahulu daripada indera penglihatan. Adapun fungsi hati yang membedakan baik dan buruk berfungsi jauh sesudah kedua indera tersebut.
6
Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 10/65.
-8-
.َ َ ُכ َ ْ( ُכ ْو َن ْ ُ
“Agar kalian bersyukur.” Makna kalimat, “agar kalian bersyukur,” adalah agar manusia bersyukur kepada Allah q dengan menggunakan anggota badannya dalam ketaatan kepada Allah q. Berkata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di 5;
ِ ِ ِ Nِ W ِא،א َ אل َْ ْ َ َ ْ ِ ْن َ; ْ( ُכ ُوא% َو َذ َכ 9ِ 3א َ 3ْ َ َ א َ 4+ِ َאرِ ِحYَ ْ א> ْ ِ ْ َ> ِ? ِه א ُ َ 1 ْ ِ .א “Yang demikian itu agar mereka bersyukur kepada Allah q dengan mempergunakan anggota badan yang telah dikaruniakan kepada mereka dalam ketaatan kepada Allah q.”7 7
Taisirul Karimir Rahman fi Tafsiril Kalamil Mannan, 267.
-9-
Penerapan syukur meliputi beberapa aspek, antara lain : Bersyukur dengan hati; artinya cenderung pada kebaikan dan menyebarkannya kepada manusia. Bersyukur dengan lisan; artinya memperlihatkan syukur kepada Allah q dengan pujian. Bersyukur dengan anggota badan; artinya mempergunakan nikmat-nikmat Allah q untuk mentaati-Nya dan tidak menggunakan untuk maksiat kepadaNya.8 Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabatnya. *****
8
Manhajul Qasidi.
- 10 -
MARAJI’ 1. Al-Qur’anul Karim. 2. Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, Abu ‘Abdillah Muhammad Al-Anshari AlQurthubi. 3. Manhajul Qasidi Tahdzibu Mukhtashari Minhajul Qashidin, Muhammad Shalih bin Ahmad AlGhurasi. 4. Tafsir Adhwa’ul Bayan fi Idhahil Qur’an bil Qur’an, Muhammad bin Muhammad bin Al-Mukhtar Al-Jakani Asy-Syinqithi. 5. Tafsirul Jalalain, Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al-Mahalli, Jalaluddin As-Suyuthi. 6. Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, Abul Fida’ Ismail bin Amr bin Katsir AdDimasyqi. 7. Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. - 11 -