SURAT AL-FATIHAH [Pembuka] Surat ke-1 : 7 ayat (Makkiyyah)1
ِ ِ ِ .ِ ِ א א ْ ِ א ْ ْ ِ ِ ْ َא ِ ْ َא.َ ِ َ َر ِّب א ْ َא ُ ْ َ ْ ِ ِא ِכ ِم.ِ ِ א ُ "ْ #َ אכ ِ! . א َ َْ ُ َ ِ ّْ ْ ِ אط א#َ ِ &ْ ِא.ُ ِ $َ ْ #َ אכ َ َ ' א َ ِ !َو ّ ْ ِ,-َ .َ /َ ْ َ #ْ َ0 َ ْ +ِ אط א َ َ *ِ .َ ْ )ِ $َ ْ ُ ْ א ْ ْ .َ ِّ 51 א 4ِ و,-. ْ ِب1ُ 2ْ َ ْ ِ א3َ ْ َ َ ْ َْ َ ْ 1
Surat Makkiyyah adalah surat yang diturunkan sebelum hijrahnya Nabi a ke Madinah.
-1-
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan. Hanya kepada-Mu kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan(nya) orangorang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalannya) orangorang yang dimurkai dan bukan (jalannya) orang-orang yang sesat.”2
2
QS. Al-Baqarah : 1 - 7.
-2-
Surat Al-Fatihah adalah surat AlQur’an yang paling agung. Diriwayatkan dari Abu Sa’id bin Mu’alla y, ia berkata;
>َ .ْ َ0 =&ِ ْ َر ًة:ُ َכ9 َ -ِّ .َ ُ8َ 7ْ )ُ 6َ َ َ0 ْ ُ َ ِ ِ ْ َאل َאCَ نB ِ )ُ ْ ر ٍة ِ@= א: َر ِّب ُ ْ َ َ ْ ُ ْ ُنB)ُ ْ = َوא# ِאFَ َ ْ אEُ " א =&ِ َ ِ َ א ْ َא ْ ْ ْ ْ َ .Hُ $ُ 6ِ ُ ْو0 ْي+ِ א ْ َ ِ> א ْ ُْ “Bukankah engkau mangatakan akan mengajarkan kepadaku surat yang pa ling agung dalam Al-Qur’an?” Rasulullah a bersabda, “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam (Surat Al-Fatihah).” Dialah tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang, dan Al-Qur’an yang agung, yang diberikan kepadaku.”3 3
HR. Bukhari Juz 4 : 4204.
-3-
Surat Al-Fatihah merupakan surat yang khusus diberikan kepada Nabi Muhammad a, yang tidak diberikan kepada para nabi yang lainnya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah y, Rasulullah a bersabda;
ِ ِِ ِ ِ ْ َر ِאة$ א =@ /ْ َ ِK#ْ ُ0 ْ= ِ َه َאIْ #َ ْي+ َوא ِ ِ ْ =@ِ 4َ َو =@ِ 4َ ُ ْرِ َوK א =@ 4َ َو7ِ ْ Mِ #ْ Lא ِ Cَ Iُ ْ א =# ِאFَ َ ْ ِ َ אEٌ ":َ א,َ # !ِ א َو,َ -َ Fْ ِ אن ْ ْ ْ .Hُ $ُ Oِ .ْ ُ0 ْي+ِ ُن א ْ َ ِ> אB)ُ ْ َوא ْ ُْ ْ
-4-
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya. Tidak pernah diturunkan di dalam kitab Taurat, dalam kitab Injil, dalam kitab Zabur, (bahkan) dalam Al-Qur’an surat yang setara dengannya. Itulah (Surat AlFatihah), tujuh ayat yang dibaca berulangulang, surat yang agung yang diturunkan kepadaku.”4 Surat Al-Fatihah adalah pilar shalat. Diriwayatkan dari ‘Ubadah bin Shamit y, bahwa Rasulullah a bersabda;
.אب ِ $َ א ْ ِכQِ َ 6 ِאIَ ِ 0ْ )ْ َ َ ْ َ ِ َةPَ *َ 4َ َ ْ ”Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Al-Fatihah.” 5 4
HR. Ahmad dan Tirmidzi Juz 5 : 2875. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihut Targhib wat Tarhib Juz 2 : 1453. 5 Muttafaq ’alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 723 dan Muslim Juz 1 : 394.
-5-
Surat Al-Fatihah juga merupakan ruqyah yang ampuh, dengan izin Allah q. Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri y tentang sahabat yang meruqyah kepala kampung yang tersengat binatang;
ُِ ِ َ0"@َ 7ُ Iِ $ْ وHُ Cَ אKَ ُ EMْ ن وB ُ َ َ َ ْ )ُ ْ ّم אSِ ُ0َ )ْ َ ََ ََ ِ T א َ َلSْ #َ W$ َ ُه+ُ Vُ Sْ #َ 4َ אء َ@ َ)א ُ ْא ِ ْא6َ َS@َ W- *َ ="ِ 9 א َ ُ ْ ُهSَ @َ - :َ َوHِ -َ .َ א ْ ُ َ Qٌ Cْ א ُر,َ # َ0 אכ َ َ ْد َر0 َאل َو َאCَ ِ َכ َو1َ @َ َ .ٍ ,ْ َ ِ = ِ ِ ُ ْאYא ْ ْو َ&א َو+ُ Vُ ْ
-6-
“Ia (meruqyah dengan) membaca Surat AlFatihah, mengumpulkan ludah dan meniupnya, maka sembuhlah kepala kampung tersebut. Lalu para sahabat pulang dengan membawa kambing yang banyak. Mereka berkata, “Kita tidak akan mengambil (kambing-kambing ini) hingga menanyakannya kepada Nabi a. Kemudian mereka menanyakannya kepada Nabi a, maka Nabi a tertawa dan bersabda, “Siapa yang memberitahu kalian bahwa AlFatihah adalah ruqyah? Ambillah kambing tersebut dan berilah aku bagian.”6
6
HR. Bukhari Juz 5 : 5404.
-7-
NAMA-NAMA SURAT AL-FATIHAH Nama Surat Al-Fatihah sangat banyak, hal ini menunjukkan bahwa Surat Al-Fatihah mempunyai kedudukan yang tinggi. Di antara nama-nama Surat AlFatihah adalah : 1. Fatihatul Kitab (Pembuka Al-Kitab) Diriwayatkan dari ‘Ubadah bin Shamit y, bahwa Rasulullah a bersabda;
.אب ِ $َ א ْ ِכQِ َ 6 ِאIَ ِ 0ْ )ْ َ َ ْ َ ِ َةPَ *َ 4َ َ ْ ”Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al-Fatihah).” 7
7
Muttafaq ’alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 723 dan Muslim Juz 1 : 394.
-8-
Disebut Al-Fatihah (pembuka), karena surat ini dijadikan pembukaan Al-Qur’an dan dan juga merupakan pembukaan bacaan shalat.8 2. Ummul Kitab (Induk Al-Kitab) Diriwayatkan dari ‘Aisyah i, ia berkata;
\ُ Iِّ ]َ ُ - :َ َوHِ -َ .َ א W-* =ِ"9 כאن א َ ْ ُ َ Z َ َ W$ َ ،^ِ "' א ِةPَ *َ 7َ "Cَ ِ $َ - ِ א$َ َ א ْכ ْ Z ْ ْ ْ אب؟ ِ $َ ُ ِ ّم א ْ ِכSِ َ0Cَ َ0 : ْ ُلCُ َ0 =#ِّ !ِ َ “Nabi a meringkaskan dua raka’at sebelum Shalat Shubuh sampai aku bertanya, “Apakah beliau membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah)?”9 8 9
Asy-Syarhul Mumti’, 1/72. HR. Bukhari Juz 1 : 1118.
-9-
3. Ummul Qur’an (Induk Al-Qur’an) Diriwayatkan dari Abu Hurairah y, dari Nabi a, beliau bersabda;
ِ )ُ ْ ُ ِم אSِ א,@ِ 0ْ )ْ َ ًةPَ * W- * نB َ َ ْ َ ْ ّ َْ َ َ ْ ِ َ ٍאم6َ 3َ אcً Pَ cَ אج ٌ َ V =َ ِ,@َ ُْ “Barangsiapa yang shalat dan tidak memabaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah), maka shalatnya tidak sah [beliau mengucapkannya tiga kali], tidak 10 sempurna.”
10
HR. Muslim Juz 1 : 395.
- 10 -
4. Sab’ul Matsani (Tujuh Ayat yang Dibaca Berulang-ulang) Allah q berfirman;
نB َ ْ )ُ ْ ْ= َوא# ِאFَ َ ْ ْ" ًא ِ َ א:َ אכ َ 9َ ْ 6Bَ ْ )َ َ َو .>ِ َ ْ א َْ
“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang (Al-Fatihah) dan Al-Qur’an yang agung.”11 5. Al-Qur’anul Azhim (Surat yang Agung) Diriwayatkan dari Abu Hurairah y, Rasulullah a bersabda;
>ِ َ ْ ُن אB)ُ ْ = َوא# ِאFَ َ ْ ِ َ אEٌ ":َ א,َ # !ِ ْ ُْ ْ ْ .Hُ $ُ Oِ .ْ ُ0 ْي+ِ א ْ 11
QS. Al-Hijr : 87.
- 11 -
“Itulah (Surat Al-Fatihah), tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang, Al-Qur’anul Azhim (Al-Fatihah) yang diturunkan kepadaku.”12
6. Ash-Shalah (Doa) Diriwayatkan dari Abu Hurairah y, dari Nabi a, beliau bersabda;
َ َ = َو9ِ َ َةPَ ' א ُ ْ َ Cَ W َ َא6َ א ُ َאلCَ / ْ ْ ْ ِ Iَ 'ْ #ِ " ِ ْي.َ ْ ْ “Allah q berfirman, “Aku membagi AshShalah (Al-Fatihah) menjadi dua bagian, untuk-Ku dan untuk hamba-Ku.”13
12
HR. Ahmad dan Tirmidzi Juz 5 : 2875. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihut Targhib wat Tarhib Juz 2 : 1453. 13 HR. Muslim Juz 1 : 395.
- 12 -
TAFSIR SURAT AL-FATIHAH
ِ ِ ِ .ِ ِ א א ْ َ ِ א ْ ْ
“Dengan menyebut nama AllahYang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Para ulama’ menjelaskan bahwa basmalah14 yang diturunkan pada awal setiap surat adalah untuk menunjukkan kepada para hamba bahwa yang diturunkan Allah q dalam surat tersebut adalah kebenaran, dan Allah q menjamin akan memberikan segala janji dan kebaikan yang akan Allah q sampaikan di dalam surat tersebut.15
14 15
ِ ِ ِ. Basmalah adalah bacaan, ِ ِ א ِ א ْ א ْ
َ
Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 1/113.
- 13 -
ْ
Basmalah termasuk ayat dari AlQur’an, namun basmalah bukan termasuk bagian dari surat Al-Fatihah. Ini adalah pendapat yang dipilih oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin 5. Basmalah diturunkan sebagai pemisah antar surat-surat. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas p, ia berkata;
4َ - :َ َو َ Hِ -َ .َ ِ َلK9ْ 6َ ْ
Hِ -َ .َ ُא َ َכ W- *َ =ُ "ِ 9 א אن ْ W$ َ א ْ َر ِة Z 7َ 'ْ @َ َ ِْ ُف ِ ِ ِ } .{ِ ِ א א ْ َ ِ א ْ ْ
“Nabi a tidak mengetahui pemisah (di antara) surat, hingga turun (kepada beliau), “Bismillahir Rahmanir Rahim.”16 16
HR. Abu Dawud : 788. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 4864.
- 14 -
Di antara dalil yang menegaskan bahwa basmalah bukan termasuk bagian dari surat Al-Fatihah adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah y, dari Nabi a, beliau bersabda;
َ َ = َو9ِ َ ُةPَ ' א ُ ْ C ُ َאلCَ َ W َ َא6َ א / ْ ْ ْ َאلCَ َذאgِ @َ َ َلS:َ ِ َو ِ َ" ِ ْي َאIَ 'ْ #ِ " ِ ْي.َ ْ ْ ْ ِ ِ ْ א ْ " } َא َאلCَ {َ ِ َ َر ِّب א ْ َא ُ ْ َ ُ َْ ْ َאلCَ " ِ ْي َو ِ! َذא.َ =#ِ َ ِ َ W َ َא6َ א ُ ْ ْ ِ ِ W9َ cْ َ0 W َ َא6َ א ِ َ ْ َ}א ُ َאلCَ {ْ א َאل } َא ِ ِכ َ ْ ِمCَ " ِ ْي َو ِ! َذא.َ =-َ .َ ْ ِ ِ ِ َאل َ ًةCَ " ْي َو.َ =#َ M َ َאلCَ {ِ ْ א ّ ْ ْ ُ "ْ #َ אכ !ِ } َאلCَ َذאgِ @َ " ِ ْي.َ = َ !ِ َ@ َض ْ ُ َ - 15 -
َ َ = َو9ِ َ א+َ &َ َאلCَ {ُ ِ $َ ْ #َ אכ َ !ِ َو ْ ْ ْ ْ א#َ ِ &ْ َאل } ِאCَ َذאgِ @َ َ َلS:َ " ِ ْي َو ِ َ" ِ ْي َא.َ ْ ْ ِ /َ ْ َ #ْ َ0 َ ْ +ِ אط א َ َ *ِ َ ْ )ِ $َ ْ ُ ْ אط א َ َ ' א ّ 4َ ِ َو,-َ .َ ْ ِب1ُ 2ْ َ ْ ِ א3َ ِ,-َ .َ ْ ْ ْ ْ ْ א ِ َ" ِ ْي َو ِ َ" ِ ْي َא+َ &َ َאلCَ {َ ِ 51 א ْ ْ ْ َ َلS:َ
“Allah q berfirman, “Aku membagi AshShalah (Al-Fatihah) menjadi dua bagian, untuk-Ku dan untuk hamba-Ku. Bagi hamba-Ku apa yang dimintanya. Jika seorang hamba mengucapkan, “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.” (maka) Allah q berfirman, “Hamba-ku telah memuji-Ku.” Jika seorang hamba mengucapkan, “Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (maka) Allah q berfirman, “Hamba-ku telah menyanjung-Ku.” Jika - 16 -
seorang hamba mengucapkan, “Yang menguasai di Hari Pembalasan.” (maka) Allah q berfirman, “Hamba-ku telah memuliakan-Ku dan terkadang Allah q berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan segala urusannya kepada-Ku.” Jika seorang hamba mengucapkan, “Hanya kepada-Mu kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.” (maka) Allah q berfirman, “Ini adalah antara Aku dengan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya.” Jika seorang hamba mengucapkan, “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan(nya) orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalannya) orang-orang yang dimurkai dan bukan (jalannya) orang-orang yang sesat.” (maka) Allah q berfirman, “Ini adalah bagi hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya.”17 17
HR. Muslim Juz 1 : 395.
- 17 -
Tiga ayat pertama untuk Allah q dan tiga ayat terakhir untuk hamba. Adapun ayat, “Hanya kepada-Mu kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan,” menjadi ayat yang dibagi dua; untuk Allah q dan untuk hamba. Jika basmalah masuk dalam bagian Surat AlFatihah, maka permbagiannya menjadi tidak sepadan.
ِ ِ ْ َא .َ ِ َ َر ِّب א ْ َא ُ ْ َ ْ “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.”
“Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin,” merupakan awal dari surat Al-Fatihah dan akhir dari doa para hamba pada Hari Kiamat kelak.18 Makna ayat, “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam” adalah menunjukkan rasa syukur yang dipanjatkan 18
Syarhul Ma’ani, 1/91.
- 18 -
kepada Allah q atas segala karunia yang tidak terhitung jumlahnya, dengan disiapkannya segala sarana dan prasarana secara baik oleh Allah q, agar para hamba dapat melakukan ketaatan kepada-Nya. Bahkan Allah q juga telah membuka pintu rizki secara luas di dunia, Allah q juga telah memberikan peringatan dan seruan yang akan menggiring hamba-Nya menuju ke dalam Surga.19 Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin 5;
ِ 7ِ M אW-َ . אء9F َא Eَ َ אرِ ي$ِ Vْ 4א َ ُ َ َ ْ ِ ْ َ ْ ِ ِ ْ ِ ْכ$ א ْ> ْ ِ َو$ א “(Al-Hamdu artinya adalah) pujian (kepada Allah q) atas segala kebaikan yang dilakukan oleh-Nya, dengan disertai pengagungan dan pemuliaan.”20 19 20
Tafsirul Qur’anil Azhim, 1/21. Syarhu Nukhbatul Fikar, 2.
- 19 -
.ِ ِ אَ ْ ِ א ْ
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim termasuk Asma’ul Husna yang diambil dari kata Rahmat yang artinya kasih sayang. ArRahman maknanya Allah q memiliki kasih sayang kepada seluruh makhluk-Nya ketika di dunia. Sedangkan Ar-Rahim maknanya adalah Allah q memiliki kasih sayang kepada orang-orang yang beriman ketika di akhirat. Berkata Syaikh Amin AsySyinqithi 5;
َ ن8ِ ،ِ ِ ِ َ אQٌ 2َ َ ُ"אZ jَ َ0 ُ ْ َא َ ْ Eِ ِ Mَ ِ Qِ -َ ِאT א א & ذو Qِ َ ْ א ْ ُ َُ َ ْ =@ِ َ 9ِ ِ mْ ُ -ْ ِ َو،א#ْ א =@ِ lِ kِ Pَ ]َ ْ א ْ َ Z - 20 -
َ 9ِ ِ mْ ُ -ْ ِ Qِ َ ْ َوא ِ ُذو א، ِةVِ nْא ْ ُْ َ . Qِ َ ْ َم א ْ ِ) َא َ “Kata Ar-Rahman lebih luas daripada kata Ar-Rahim. Karena Ar-Rahman artinya adalah yang memiliki kasih sayang yang mencakup seluruh makhluk di dunia. Dan bagi orang-orang yang beriman di Akhirat. Adapun Ar-Rahim artinya adalah yang memiliki kasih sayang kepada orang yang beriman pada Hari Kiamat.”21 Rahmat Allah q pada Hari Kiamat sangat luas yang akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Diriwayatkan dari Abu Hurairah y, dari Nabi a, beliau bersabda;
21
Adhwaul Bayan, 1/40.
- 21 -
ِ ِ ِ! ن Qً َ ْ א َر,َ 9ْ ِ َلKَ #ْ َ0 Qٍ َ ْ َرQَ َk ِא ِ و ِ ْ ِّ َوMِ ْ א َ ًة َ َ א ِ k ِא,َ " ْ ِوאoِ #ْ Lא َ َ ْ א ُ ْ َن َ َא$َ َ א,َ "ِ @َ َ ِ ّאم,َ ْ َوא َ َ $َ َ א,َ ِ ْ َن َوIُ p V َ0 َو َ ِ َ&א َوW-َ .َ qُ ْ َ ْ ُ\ אOِ ْ 6َ א,َ ِ َو َ ِ ِ ِ ِ אد ُه َ "َ . א,َ ُ َ ْ َ Qً َ ْ ْ ْ َ َر6 ْ ًא َو6 א ُ .Qِ َ ْ َم א ْ ِ) َא َ “Sesungguhnya Allah q memiliki seratus rahmat. Dia menurunkan satu rahmat-Nya kepada jin, manusia, binatang ternak, dan binatang buas. Dengan satu rahmat tersebut mereka saling mencintai, dengan satu rahmat tersebut mereka saling berkasih sayang, dan dengan satu rahmat tersebut binatang buas mengasihi anaknya. Allah q mengakhirkan sembilan puluh sembilan rahmat (yang lainnya) untuk - 22 -
merahmati para hamba-Nya beriman) pada Hari Kiamat.”22
(yang
.ِ ْ א ِّ َא ِ ِכ َ ْ ِم
“Yang menguasai di Hari Pembalasan.” “Yaumud din” termasuk salah satu nama Hari Kiamat. Makna “yaumud din,” pada ayat ini adalah hari pembalasan yang seorang tidak mampu menolong orang lain sedikit pun dan semua urusan dalam kekuasaan Allah q. Hal ini sebagaimana ditafsirkan oleh firman Allah q;
אכ َא َ َ ْد َر0 ُ َאc .ِ ْ א َ َ ْد َر0 َو َא ِّ אכ َא َ ْ ُم oٍ Iْ 9َ ِ oٌ Iْ #َ ُכ-ِ ْ 6َ 4َ َ ْ َم.ِ ْ א ِّ َ ْ ُم ِ ِ +ٍ rِ َ8א و ْאrjَ . َ َْ ُ ْ َ ًْ 22
HR. Muslim Juz 4 : 2752.
- 23 -
“Tahukah engkau apakah Yaumud din itu? Kemudian tahukah engkau apakah Yaumud din itu? (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak mampu menolong orang lain sedikit pun. Dan semua urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah q.”23 Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir 5;
َ &ُ َوlِ kِ Pَ ]َ -ْ ِ אب ِ َ ِ ْ א ْ ِ َ ْ ُم א ِّ َ ْ ُم אVَ ِ ِ! ْن, َ ِא.ْ َSِ ,ُ 9َ ْ ِ َ Qِ َ ْ َم א ْ ِ) َא َ ْ ْ ًْ Hُ 9ْ .َ אIَ .َ ْ َ 4 !ِ t Tَ @َ אs jَ َ@ ْ] َو ِ! ْن ٌْ “Hari Pembalasan adalah hari perhitungan bagi para makhluk. Hari itu merupakan Hari Kiamat yang para makhluk akan dibalasan (sesuai) dengan amalan mereka. Jika amalannya (ketika di dunia) baik, maka 23
QS. Al-Infithar : 17 - 19.
- 24 -
baik pula (balasan yang akan diterimanya). (Namun) jika amalannya (ketika di dunia) buruk, maka buruk pula (balasan yang akan diterimanya). Kecuali bagi siapa saja yang dimaafkan (oleh Allah q).”24 Para ulama’ menyebutkan bahwa tiga ayat pertama Surat Al-Fatihah mengandung tiga rukun ibadah, yaitu; mahabbah (cinta), raja’ (harapan), dan khauf (takut). Mahabbah terdapat pada ayat, “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.” Raja’ terdapat pada ayat, “Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Dan khauf terdapat pada ayat, “Yang menguasai di Hari Pembalasan.”25
24 25
Tafsirul Qur’anil Azhim, 1/24. Syarhul Ubudiyah, 139.
- 25 -
ُ ِ $َ ْ #َ אכ َ ِ ! ْ ُ" ُ َو#َ אכ َ ِ ! ْ
“Hanya kepada-Mu kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.” Makna kalimat, “Hanya kepada-Mu kami beribadah,” adalah hanya kepada-Mu kami bertauhid, hanya kepada-Mu kami takut, hanya kepada-Mu kami berharap, dan tidak kepada selain-Mu.26 Sedangkan makna kalimat, “hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan,” adalah bahwa ibadah akan menjadi sempurna jika dengan pertolongan, taufiq, dan izin dari Allah q.27 Adapun definisi ibadah menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 5 adalah;
26 27
Tafsirul Qur’anil Azhim, 1/215. Ruhul Ma’ani, 1/121.
- 26 -
َ ِ ُאهYَ َ א َو H"ِ א7 ِ כE ِאu :ِ! ْ ُ ُ Z ُ َ ِّ ُ ٌ َ ٌ ْ ِ " ْ א& ِة وא ِ > א،אل ِ Cْ َ8אل وא ِ َ Qِ 9َ pא َ َ َ .ْ 8ْא َ َ َ َ “Ungkapan yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah q, baik berupa ucapan maupun perbuatan, yang lahir maupun yang batin.”28
ِ א#َ ِ &ِא .)ِ $َ ْ ُ ْ אط א ' א َ ْ ّ َْ َ
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.” Makna ayat, “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus,” adalah berikanlah bimbingan kepada kami jalan yang lurus.29 Ash-Shirath Al-Mustaqim (jalan yang lurus) pada ayat ini maknanya adalah Islam. Hal ini sebagaiman hadits yang diriwayatkan 28 29
Al-'Ubudiyah, 19. Zadul Masir, 1/14.
- 27 -
dari An-Nawwas bin Sam’an y, dari Nabi ;a, beliau bersabda
א َ َ*ِ Pً Fא ًpא ُ ْ ًَ )ِ $א َو َW-َ . ََ َ Yب ُ ْ َ ِ ِ =$"9ْ u ِ ِ َ אب א ' َאط َُ ْ :رאن @ َْ ِ,א ٌ ْ َ 0 ّ َ ََْ אة ُ ََ Qٌ َ $ Iو َْ W-َ .אِ َ ْ َ8 אب ٌُ ْ $ُ :ر ُ ْ ٌَ V א ' ِ אب ِ אط َدא ٍع َ ُ) ْ ُل َא ,َ Z َ0א َو َِ َ W-َ . ّ َ ِ אط ًَ ِ uא َو َ4 א ' אس אُ ْد ُ-ُ Vא َ ّ א ُ 9 ْ َ א ' ِ َuIَ $6א ودא ٍع ِْ u ِ .ف ِ אط َ ُْ َ َ َ ُْ ْ َْ ّ َ אب َ@ َِ gذא َ َ0ر َאد َ ْrً jَ ^ُ $َ Iא ِ ْ َِ -ْ 6כ ْאِ َ ْ َ8 ْ ََ Cאل َو ْ َ َכ ََ # gِ @َ Hُ ْ $َ Iْ 6َ 4כ ِ! ْن َHُ ْ $َ Iْ 6 ِ ِ אPَ :Lم وא ر ِ אن א ' َ ُ אط ْ ِ ْ ُ َ َ ْ Z ََ Hُ Mْ -6و ّ - 28 -
ِ ود Qُ َ $ Iَ ُ ْ אب א ُ ُْ ُ ُ َ ْ َ8 َو ْאW َ َא6َ א ِ אرِ م W-َ .َ =.א ِא َو َذ ِ َכW َ َא6َ א ُ َ َ ِ אب$אط ِכ ِ ' א ِ ِس0ْ ر 7 uَ َوK .َ א ُ َ َ ّ َ ِ y ِ ' א ِ = َ@ َق.א ِא =@ِ א ُ .אط َو ِא َو ّ ْ َ ْ .ٍ -ِ ْ ُ 7ِ ّ ُכzِ -ْ Cَ “Allah q memberikan perumpamaan jalan yang lurus yang kiri dan kanannya ada dua pagar, pada pagar tersebut terdapat pintupintu yang terbuka. Di atas pintu terdapat tirai yang terulur. Lalu ada penyeru yang memanggil di gerbang jalan yang berkata, “Wahai sekalian manusia, masuklah ke dalam jalan yang lurus dan janganlah kalian meninggalkannya. Dan penyeru yang lain yang berada di atas jalan. Jika seorang ingin membuka tirai dari pintupintu tersebut, maka ia berkata, “Wahai - 29 -
engkau, janganlah engkau membukanya. Karena jika engkau membukanya, niscaya engkau akan masuk ke dalamnya. Jalan yang lurus tersebut adalah Islam, dua pagar tersebut tersebut adalah hukumhukum Allah q, pintu-pintu yang terbuka tersebut adalah larangan Allah q, penyeru yang yang berada di gerbang jalan tersebut adalah Kitabullah, sedangkan penyeru yang berada di atas jalan adalah peringatan Allah r yang ada di dalam hati setiap muslim.”30 Seorang yang telah memeluk agama Islam masih tetap membutuhkan petunjuk. Karena petunjuk (hidayah) terbagi menjadi dua, yaitu; hidayah kepada Islam dan hidayah di dalam Islam. Berkata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di 5; 30
HR. Ahmad, Tirmidzi Juz 5 : 2859, Hakim Juz 1 : 245. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 3887.
- 30 -
ِ ' א ِ =@ِ א#َ ِ &אط َو ْא W َ !ِ א#َ ِ &א ْ @َ َ ّ ِ ' א ِ ' א ِ W َ !ِ Qُ ِ َא, ْ َ@א.אط ِ ْو ُمKُ ُ : אط ّ َ ّ َ َ ِ ِ ِ ِ ْ ُ ْ ِد َ َ ُאه: ُכ َא6َ َو،مPَ :ْ Lא ْ ِ ' א ِ =@ِ Qُ ِ َא, ْ وא،אن ِ َ ْد8ْא 7ُ ُ Tْ 6َ ،אط َ َ َ َ ّ ِ 7*א ِ I$ אEِ M ِ Qِ א, א ًא-ْ .ِ Qِ 9ِ ْ א ّ ِ ْ َ ِ ْ َ َُ َ ْ .Pً َ .َ َو “Tunjukkanlah kami kepada shirath dan tunjukkanlah kami di dalam shirath. Hidayah kepada shirath adalah memilih agama Islam dan meninggalkan agamaagama selainnya. Sedangkan hidayah di dalam shirath mencakup semua perkara agama, baik secara keilmuan maupun secara amalan.”31 31
Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, 1/5.
- 31 -
Shirath yang dimaksudkan pada ayat ini berbeda dengan shirath yang ada pada Hari Kiamat. Sifat shirath pada Hari Kiamat disebutkan oleh Abu Sa’id AlKhudri y;
ُ َ0 ْ ِة َوT א ِ قZ َ َد0 ْ Mِ ْ َ ن א0 =9ِ 2َ -َ َ َ َ َ ْ ِ \ א ِ ْ َ “Telah sampai kepadaku bahwa shirath tersebut lebih kecil dari rambut dan lebih tajam dari pedang.”32
32
HR. Muslim Juz 1 : 183.
- 32 -
Namun shirath yang disebutkan pada Surat Al-Fatihah ini berkaitan dengan shirath pada Hari Kiamat. Karena iman dan amal shalih di dunia adalah Ash-Shirath AlMustaqim (jalan yang lurus). Allah q memerintahkan setiap hamba untuk menapaki dan beristiqamah di atasnya. Dia juga memerintahkan kaum muslimin agar memohon hidayah (petunjuk) untuk dapat menapaki Ash-Shirath Al-Mustaqim tersebut. Barangsiapa yang di dunia selalu istiqamah dalam menapaki Ash-Shirath AlMustaqim secara lahir dan batin, maka ia akan istiqamah (teguh) pula ketika berjalan di atas shirath yang dibentangkan di atas Neraka Jahannam.33
33
At-Takhwir minan Nar, 244.
- 33 -
ِ,-َ .َ /َ ْ َ #ْ َ0 َ ْ +ِ אط א َ َ *ِ ْ ْ
“(Yaitu) jalan(nya) orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan kepada mereka.” Kenikmatan dalam ayat ini adalah kenikmatan mendapatkan hidayah Allah q. Karena hanya Allah q yang dapat memberikan kenikmatan tersebut, bukan selain-Nya.34 Yang dimaksudkan dengan, “Orang-orang yang diberi kenikmatan,” adalah para Nabi, para shiddiqun, orangorang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih. Hal ini sebagaimana ditafsirkan oleh firman Allah q;
34
Badai’ut Tafsir, 1/135.
- 34 -
ِ Eَ َ َכrِ َ ُوS@َ ْ َل:ُ א َوא َ Eِ Oُ ْ َ َو َ ِِ"9 א َ ِ ِ,-َ .َ א َ #ْ َ0 َ ْ +ِ א ُ ّْ ْ ْ َ ِ ِ ِ ِ ِّ ' א ِ و َ א 'א و אء , T א و ) Z َ َ َ َ َ َ ْ ّ ْ ْ . َכ َر ِ@ ً)אrِ َ ُو0 َ ُ َ َو ْ “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersamasama dengan orang-orang yang dianugerahi kenikmatan oleh Allah q, yaitu; para Nabi, para shiddiqun, orangorang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itu adalah sebaik-baik teman.”35
35
QS. An-Nisa’ : 69.
- 35 -
.َ ِّ 51 א 4ِ و,-. ْ ِب1ُ 2ْ َ ْ ِ א3َ ْ َ َ ْ َْ َ ْ “Bukan (jalannya) orang-orang yang dimurkai dan bukan (jalannya) orang-orang yang sesat.”
Para mufassirin telah berijma’ (sepakat) bahwa yang dimaksud dengan, “orang-orang yang dimurkai,” adalah orang-orang yahudi dan yang dimaksud dengan, “orang-orang yang sesat,” adalah nashrani.36 Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari ‘Adi bin Hatim y, dari Nabi a, beliau bersabda;
אرى ِ ْ َو,ْ -َ .َ ْ ُب1ُ 2ْ َ ْ ُد,ُ َ ْ َא َ 'َ 9 א . ٌلPَ Yُ 36
Al-Ijma’ fit Tafsir, 141.
- 36 -
“yahudi adalah orang-orang yang dimurkai, sedangkan nashrani adalah orang-orang yang sesat.”37 Orang yahudi telah kehilangan amal, sedangkan orang nashrani telah kehilangan ilmu. Oleh karena itulah kemurkaan diberikan kepada orang-orang yahudi dan kesesatan disandangkan kepada orangorang nashrani. Sehingga barangsiapa yang berilmu tetapi tidak beramal, maka ia menyerupai orang-orang yahudi. Dan barangsiapa yang beramal tetapi tidak berilmu, maka ia menyerupai orang-orang nashrani. Berkata Sufyan bin Uyyainah 5;
37
HR. Tirmidzi Juz 5 : 2954. Hadits ini dishaihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 8202.
- 37 -
ِ -َ ْ َ@ ِ א ، ْ ِد,ُ ْ ِאHٌ "jِ Hِ Iِ @َ אء َ ُ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ِ Hٌ "jِ Hِ Iِ @َ َو َ ْ َ@ َ َ ِ َ א ْ ِ" ِאد ْ َ ْ אرى َ 'َ 9 א “Barangsiapa yang kalangan ulama’(nya) rusak, maka ia menyerupai orang-orang yahudi. Dan barangsiapa yang kalangan ahli ibadah(nya) yang rusak, maka ia menyerupai orang-orang nasrani.”38 Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabatnya.
*****
38
Al-Fatawa Al-Kubra, 2/142.
- 38 -
MARAJI’ 1. Al-Qur’anul Karim. 2. Al-Fatihah Ummul Qur’an wa Sirrush Shalah; Tafsir wa Ta’ammul, Shalih bin ’Abdul ’Aziz bin Muhammad bin Alu Syaikh. 3. Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, Abu ‘Abdillah Muhammad Al-Anshari AlQurthubi. 4. Al-Jami’ush Shahih, Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al-Mughirah Al-Bukhari. 5. Al-Jami’ush Shahih Sunanut Tirmidzi, Muhammad bin Isa AtTirmidzi. 6. Musnad Ahmad, Ahmad bin Muhammad bin Hambal Asy-Syaibani. 7. Mustadrak ’alash Shahihain, Abu ’Abdillah Muhammad bin ’Abdillah AlHakim An-Naisaburi. - 39 -
8. Qathfuts Tsamaril Mustathabi fi Tafsiri Fatihatil Kitab, Muhammad bin Musa Alu Nashr. 9. Shahih Muslim, Muslim bin Hajjaj AnNaisaburi. 10. Shahihul Jami’ish Shaghir, Muhammad Nashiruddin Al-Albani. 11. Shahihut Targhib wat Tarhib, Muhammad Nashiruddin Al-Albani 12. Shuratush Shalah Tartajju bihal Masajid wal Mushallayat walakin, ‘Abdul Hakim bin ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Al-Qasim. 13. Sunan Abi Dawud, Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats bin Amru AlAzdi As-Sijistani. 14. Syarhud Durusil Muhimmah li ’Ammatil Ummah, ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Baz. 15. Tafsir Adhwa-ul Bayan fi Idhahil Qur’an bil Qur’an, Muhammad bin Muhammad bin Al-Mukhtar Al-Jakani Asy-Syinqithi. - 40 -
16. Tafsir Juz ‘Amma, Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. 17. Tafsir Suratil Fatihah, Muhammad bin ‘Abdul Wahhab At-Tamimi. 18. Tafsirul Jalalain, Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al-Mahalli, Jalaluddin As-Suyuthi. 19. Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, Abul Fida’ Ismail bin Amr bin Katsir AdDimasyqi. 20. Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. 21. Zubdatut Tafsir min Fathil Qadir, Muhammad Sulaiman ‘Abdullah AlAsyqar. 22. Samudera Al-Fatihah, Abu Umar Basyier. 23. Tafsir Al-Kawakib; Tafsir Surat AlFatihah, Abu Unaisah Abdul Hakim bin Amir Abdat.
- 41 -