1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu standar kompetensi kelulusan ( KKM ) bagi lulusan sekolah dasar/ madrasah Ibtidaiyyah dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah : menyebutkan , menghafal, membaca, mengartikan surat-surat pendek dalam alquran mulai surat alfatihah sampai surat al alaq. Peran dan fungsi pelajaran membaca alquran dan menulis huruf alquran amat penting bagi kehidupan umat islam. Alquran sebagai kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah SAW harus diyakini oleh setiap muslim bahwa selain sebagai mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT juga sebagai penuntun umat menuju pelaksanaan agama islam secara kaffah. Oleh karena itu belajar membaca alquran harus ditanamkan kepada anak sedini mungkin. Ibnu khaldun menyatakan bahwa pendidikan alquran menjadi pondasi dari seluruh kurikulum pendidikan dunia islam karena alquran merupakan
syiar
agama
yang
mampu
menguatkan akidah dan
mengkokohkan iman. Ibnu khaldun bersama ibnu sina dan imam alghozali bahkan menekankan bahwa anak-anak harus dididik berdasarkan kitab suci alquran sejak dini karena fitrah suci anak niscaya dapat dilestarikan dengan baik.
2
Pernyataan ulama-ulama diatas rupanya sejalan dengan hadist Rosulullah SAW :
Artinya : “ sebaik-baik kamu adalah yang belajar alquran dan mengajarkannya “
Menyadari pentingnya pendidikan alquran bagi anak dan manfaat bagi yang mempilajarinya menjadikan pembelajaran membaca alquran menjadi sesuatu yagn wajib diberikan di sekolah dasar. Guru pendidikan agama islam harus menjadi ujung tombak keberhasilan pembelajaran membaca alquran bagi siswa-siswanya. Disebut demikian karena membaca alquran tidak hanya sekedar mempu melafalkan lambinglambang bunyi yang disebut huruf yang dalam alquran menggunakan huruf hijaiyyah, akan tetapi harus pula membelajarkan ilmu rajwid agar siswa mampu membaca alquran dengan baik dan benar. Supaya
proses
pembelajaran
membaca
alquran
mampu
memberikan bekal bagi siswa sehingga siswa mampu membaca alquran dengan baik dan lancer guru dituntut mampu menerapkan strategi pembelajaran yang membangkitkan proses pesmbelajaran yang efektif.
3
Efektifitas proses pembelajaran ditentukan oleh banyak factor antara lain minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Minat merupakan kecenderungan untuk selalu mempoerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus yang sangat erat hubungannya dengan perasaan
senang.
Orang
yang
berminat
terhadap
sesuatu
akan
menyukainya atau memiliki sikap positif terhadap sesuatu tersebut. Dalam proses belajar mengajar, minat ( interest ) berfungsi sebagai motivating force yaitu kekuatan yang akan mendorong seseorang untuk belajar. ( Sandiman AM 1997 : 76 ) Berdasarkan penjelasan tentang minat tersebut dapat diketahui bahwa berasal dari minat seseorang mau belajar karena minat berfungsi sebagai kekuatan pendorong. Kekuatan pendorong berasal dari perasaan senang. Jika ada factor pendorong karena dalam diri siswa telah tertanam perasaan senang maka akan timbul keaktifan karena untuk mencapai perasaan senang selanjutnya harus ada aktivitas. Jadi proses pembelajaran akan berhasil jika ada minat belajar, minat belajar menimbulkan keaktifan belajar,
keaktifan
belajar
menghasilkan
kecakapan,
ketrampilan,
pemahaman, atau pencapaian kompetensi tertentu. Pembelajaran membaca alquran supaya mempu membekali siswa memiliki kemampuan membaca yang baik mestinyya juga harus belajar dan latihan. Berawal dari minat belajar membaca alquran yang menimbulkan keaktifan minat belajar dan berlatih ini siswa akan memiliki kemampuan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
4
Kemampuan membaca alquran bagi siswa kelas I SDN Rejosari tahun 2009-2010 pencapaian rata-rata masih dibawah nilai kriterian ketuntasan minimal ( KKM ), sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah pada tahun 2009-2010 yntuk pembelajaran membaca alquran masih dibawah KKM. Berdasarkan asosiasi tersebut maka peneliti mengadakan penelitian dan mengangkat judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR AL-QUR‟AN / BACA TULIS AL-QUR‟AN DENGAN METODE KARTU PADA SISWA KELAS I SDN REJOSARI I KEC. BANDONGAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010” B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : a. apakah melalui metode kartu mampu meningkatkan perhatian siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca alquran ? b. apakah melalui metode kartu mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca alquran ? c. apakah melalui metode kartu mampu meningkatkan kemampuan membaca atau prestasi siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca alquran ?
5
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Untuk
mengetahui
apakah
penerapan
metode
kartu
dapat
meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran membaca alquran pada siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan. b. Untuk mengetahui apakah metode kartu dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan. c. Untuk
mengetahui
apakah
penerapan
metode
kartu
dapat
meningkatkan kemampuan/ prestasi pada siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan. D. HIPOTESA PENELITIAN Hipotesa tindakan di kelas putih : 1.
melalui metode kartu mampu meningkatkan perhatian siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca alquran.
2.
Melalui metode kartu mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca alquran.
3.
Melalui metode kartu mampu meningkatkan kemampuan membaca atau prestasi siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca alquran.
6
E. KEGUNAAN PENELITIAN Penelitian ini diharapkan mendatangkan hasil guna sebagai berikut : 1. bagi siswa dan proses belajar adalah meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. bagi guru adalah dapat berkembang secara profesional karena mampu menilai dengan obyektif proses pembelajaran yang dilaksanakan dan melakukan perbaikan dari kekurangan dan kelemahan yang dialami. 3. bagi sekolah adalah dapat memperoleh sumbangan bagi kemajuan sekolah karena guru meningkat secara profesional dan siswa meningkat prestasi belajarnya yang bermuara pada peningkatan mutu sekolah F. DEFINISI OPERASIONAL Supaya tidak terjadi kesalahpahaman karena ada perbedaan penafsiran maka disampaikan definisi operasional sebagai batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.
peningkatan kemampuan membaca alquran
peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak. Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnuya. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditegaskan bahwa sesuatu yang mengalami peningkatan artinya mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju dan sebagainya tergantung kata yang menyertainya.
7
maksud kemampuan dalam penelitian ini adalah kompetisi dasar yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum. Membaca alquran adalah melafalkan ayat-ayat alquran sesuai dengan naskah aslinya yang menggunakan huruf hijaiyyah ( bukan huruf lain, latin misalnya ) dan berdasarkan kaidah atau aturan dalam membaca alquran. Berdasarkan pengertian diatas maka maksud kalimat “ peningkatan kemampuan membaca alquran dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam membimbing siswa untuk mencapai kemampuan dalam menguasai kompetensi dasar dalam membaca alquran. kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita dalam berusaha dengan diri sendiri ( Depdikbud 1999 : 632 ). Belajar adalah diperolehnya kebiasaan kebiasaan pengetahuan dan sikap baru ( nana syaodih sukmadinata 1992 : 45 ). Belajar adalah proses belajar tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan ( Oemar Hamalik 1982 : 4 ). Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sikap stimulasi lingkungan meliwati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru ( Dimyati dan mudjiono 2002 : 10 ) 2. Membaca alquran a. membaca adalah salah satu ketrampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia yaitu berbahasa ( S. Wiryodijoyo 1981 : 1 )dalam penelitian ini
8
membaca adalah salah satu keterampilan dasar terpenting yang harus dimiliki oleh setiap anak pada usia dini atau dimiliki dalam kehidupan setiap manusia. b. membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu ( Purwadarminta wjs Kamus Bahasa Indonesia, Balai pustaka 1976 : 385 )jadi membaca alquran adalah kecakapan yang diperagakan siswa dalam melisankan apa yang harus ditulis didalam alquran. c. alquran dari segi bahasa adalah masdar dari kata qaara yang artinya bacaan ( Mahmud Yunus 1989 : 335 )alquran menurut istilah adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara mutawatir yang tertulis dalam bentuk mushaf dan membacakannya sebagai ibadah ( Subhi Salih 1977 : 5) 3. Metode Kartu Metode iqra dengan media kartu huruf merupakan suatu metode mengajar yang menyajikan latihan membaca alquran dengan menggunakan panduan kartu huruf hijaiyyah ( bukan huruf lain ). Berdasarkan
pengertian
diatas
maka
maksud
kalimat
peningkatan kemkamkpuan belajar membaca alquran dengan metode kartu adalah upata guru dalam membimbing siswa untuk mencapai kemajuan dalam membaca alquran.
9
G. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Hakikat penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan yang dalam bahasa inggris PTK diartikan sebagai Classroom Action Research. Dari kata yang membentuk pengertian tersebut maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan yaitu : a. penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. c. Kelas adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama dapat menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dengan menggabung batasab pengertian tiga kata tersebut segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Ada beberapa alas an mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru.
10
a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya. b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi professional c. Dengan melaksanakan tahap-tahap dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. d. Pelaksanaan PTK tidak menganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. e. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kratif karena selalu dituntut
untuk
melakukan
upaya-upaya
inovasi
sebagai
implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bagan ajar yang dipakainya. ( Aqib, 2006 : 12-14 ) Dalam mata pelajaran akidah akhlak seorang guru kesulitan dalam menyampaikan materi, karena dalam penggunaan metodenya masih bingung dan para siswa dalam menerima materi kurang faham dan waktunya kurang efektif dan efisien. Dengan menggunakan metode Tanya jawab semoga dalam pelaksanaan pembelajaran bisa efektif dan efisien. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah guru dan peneliti dalam objeknya pada penelitian ini adalah siswa.
11
3. Langkah-langkah Penelitian a. Menyusun Rancangan Tindakan Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti tindakan yang
ideal sebetulnya dilakukan secara
berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Dalam penelitian tindakan, pihak yang melakukan tindakan adalah siswa itu sendiri, sedang yang diminta pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar dia adalah guru ketika sedang mengamati dia adalah seorang peneliti. Dalam tahapan penyusunan rangcangan ini peneliti menentukan titik atau focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamat untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan dikelas, hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini pelaksanaan guru
12
harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar tidak dibuat-buat. Dalam refleksi keterkaitan antara pelaksana dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan tujuan semula. c. Pengamatan ( observasi ) Pengamatan seharusnya dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan sehingga keduanya dapat berlangsung dalam waktu yang bersamaan pada tahapan pelaksanaan siberikan untuk memberikan peluang kepada guru palaksana tang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwa ketika sedang berlangsung. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat baik terhadap tindakan yang berlangsung agar memperoleh data yang lebih akurat. d. Refleksi ( Reflecting ) Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Dalam tahap ini seorang guru palaksana sekaligus berstatus pengamat
melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang telah berlangsung dengan menggunakan lembar soal yang berbentuk multiple voice dan lembar observasi.
13
e. Instrumen Penelitian No. Indikator Keberhasilan
Sub Indikator Keberhasilan
1
-
Motivasi Belajar
Siswa menghindari akhlak yang
tercela
dalam
kehidupan sehari-hari. -
siswa membaca tentang materi akhlak tercela.
2
Siswa menguasai materi
- siswa belajar dengan temanya bertanya jawah materi akhlak tercela.
3
Hasil belajar siswa
-
adanya peningkakatan nilai ulangan yang signigikan dari setiap siklusnya.
4
Perhatian siswa
- adanya peningkatan perhatian yang terlihat pada antusias, keaktifan dan rasa senang siswa dalam pembelajaran aqidah akhlak.
f. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1) Observasi Adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Metode ini digunakan
14
untuk memperoleh data tentang keadaan lembaga pendidikan serta kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah SD Negeri Rejosari I kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang tahun 2010. 2) Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Didalam melaksanakan peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis
seperti
buku-buku,
dokumentasi ,
peraturan-peraturan, catatan harian dan agar mendapatkan gambaran umum tentang sekolah SD N Rejosari I kecamatan Bandongan
kabupaten
magelang
tempat
diadakannya
penelitian. 3) Metode wawancara Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara digunakan untuk memperoleh data-data dari sumber-sumber secara langsung seperti kepala sekolah dan tenaga kerja atau guru SDN Rejosari I kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang tahun 2010. 4) Analisis data Teknik yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut : a) data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah tangan menggunakan deskriptif . presentasi nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan
15
tingkat pemahaman konsep modernisasi para siswa dalam pembelajaran akidah akhlak. Nilai prosentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut : NP
: N K x 100% R
Keterangan
:
NP
: Nilai Persentase
NK
: Nilai Komulatif
R
: Jumlah Responden.
b) data kuatntitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran, ekspresi tentang tingkat pemehaman terhadap suatu mata pelajaran. Pandangan atau sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang baru, aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran, antusias dalam belajat serta motivasi belajar. H. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I : PENDAHULUAN 1.
LATAR BELAKANG MASALAH A. Rumusan Masalah B. Tujuan Penelitian C. Hipotesis tindakan dan Indikator Keberhasilan D. Kegiatan Penelitian
16
E. Definisi Operasional 2. Metode Penelitian a. rancangan Penelitian b. subjek Penelitian c. langkah-langkah d. instrument Penelitian e. Pengumpulan Data f. Analisis Data
3. Sistematika Penelitian
Bab II : KAJIAN PUSTAKA A.
Belajar
B.
Metode Pembelajaran
C.
Pengertian Akidah Akhlak
D.
Media Bola Plastik
Bab III : PELAKSANAAN PENELITIAN A.
deskripsi pelaksanaan siklus I ( Rencana Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi )
B.
deskripsi pelaksanaan siklus II ( Rencana Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi )
17
C.
deskripsi Pelaksanaan siklus III ( Rencana Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi )
bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
deskripsi data Persiklus ( Data hasil observasi , Refleksi keberhasilan dan kegagalan ).
B.
Pembahasan
bab VI : PENUTUP A.
kesimpulan
B.
saran
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran Belajar mengajar merupakan aktivitas akademik menuju hasil sesuai dengan yang diharapkan. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru serta secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ( Slameto, 1991 : 78 ). Definisi tentang belajar itu tidak sama antara orang ahli yang satu dengan orang ahli yang lainnya dalam memberikan arti maupun pengertian, namun dari berbagai definisi akan dapat memberikan keleluasaan dalam memberikan kesimpulan untuk mengambil inti pokok dari arti belajar itu.
19
Sebagai landasan penguraran mengenai apa yang dimaksud dengan belajar. Dibawah ini akan dikemukakan beberapa definisi belajar menurut para ahli : a.
Menurut Cornbach Learning is show by change in behavior as result of experience. Belajar sebagai salah satu aktivitas yang ditujukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. ( Syaiful Bahri Djamarah, 2002:12 )
b.
Menurut L. kingsley Learning is the process by which behavior ( in the broader Sense ) is originated erchanged through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku ( dalam arti luas ) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan ( Syaiful Bahri Djamarah, 2002:12 )
c.
Menurut Gagne dalam Bukunya The Condition Of Learning (1997) Menyatakan bahwa “ Belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatan performancenya “ berubah dari waktu sebelum Ia mengalami situasi tadi . ( Ngalim Purwanto, 1990 : 84 )
d.
Menurut Witherington Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang
20
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. ( Ngalim Purwanto, 1990 : 84 ) e.
Menurut Chapin ( 1972 ) dalam Dictionary Of Psycology Membatasi belajar dengan dua macam rumusan, yaitu rumusan pertama berbunyi “……aquistiion of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience “. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya adalah process of acquiring respons as a result of special practice. Belajar adalah respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus ( Muhibbin Syah, 1991 : 60-61 )
f.
Belajar menurut pandangan tradisionil Menurut pandangan ini belajar adalah suatu usaha memperoleh sejumlah Ilmu
Pengetahuan.
Belajar
menurut
pandangan modern. Menurut pandangan ini, yang dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. ( Oemar Hamalik, 1992: 40-41 ) g.
Belajar menurut Drs. Slameto dalam bukunya, proses belajar mengajar dalam system kredit semester dapat didefinisikan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ( Slameto, 1991: 40-41 )
21
h.
Belajar menurut pandangan Skinner Skinner berpandangan bahwa belajar, maka responnya adalah menjadi lebih baik sebaliknya bila Ia tidak belajar maka responnya akan menurun ( Dimyati, Mudjiono, 2002: 9 )
i.
Belajar menurut Divesta dan Thompson Adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman ( Nana Syaodih Sukmadinata, 1992 : 156 ) Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah : Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi melalui latihanlatihan atau pengalaman, disini belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik yaitu dengan latihan atu pengalaman langsung. Belajar merupakan usaha-usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang dilakukan menggunakan prosis perubahan tingkah laku secara keseluruhan dengan berinteraksi pada lingkungan sehingga apabila belajar maka responnya akan lebih baik dan sebaliknya. Belajar itu pada pokoknya membedakan antara belajar dan sesudah melakukan belajar serta dilakukan lewat kegiatan atau usaha dan praktek yang disengaja. Dalam perspektif keagamaan ( dalam belajar hal ini Islam ) belajar merupakan kewajiban setiap muslim agar memperoleh ilmu pengetahuan sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupan
22
mereka. Hal ini dinyatakan dalam Al Quran Surat Al-Mujadalah (58) : 11
Artinya : Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dinyatakan kepadamu : “ Berlapang-lapanglah dalam majlis “, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : “ Berdirilah kamu “, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Departemen Agama Republik Indonesia, 1989 : 190 ) Sabda Nabi Muhammad SAW
23
Artinya : Dari Anas bin Malik berkata bersabda Rosulullah SAW mencari ilmu itu itu wajib bagi tiap muslim.
2. Teori Belajar a. Secara garis besar dikenal tiga rumpun psikologis ( Nana Syaodih Sukmadinata, 1992 : 156 ). Yaitu : Teori disiplin mental, Behaviorisme, dan cognitive Gestalf-Field 1. Teori Disiplin Mental Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan, kemampuan atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan, kemampuan dan potensi-potensi tersebut. 2. Teori Behaviorisme Ada beberapa ciri-ciri dari rumpun teori ini, yaitu : Mengutamakan unsure-unsur atau bagian-bagian kecil bersifat mekanitis, menekankan peranan lingkungan, mementigkan pembentukan reaksi atau respond dan menekankan pentingnya latihan. 3. Teori Cognitif-Gesalt-Field Teori ini menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan stimulus respon. Perilaku juga penting sebagai indicator, tetapi yang lebih penting adalah berpikir. Dalam kaitannya dengan
24
berfikir ini, bahwa pada manusia terbentuk mental atau organisasi mental. b. Dalam bukunya Oemar Hamalik, bahwa teori belajar sebagai berikut : 1. Conditioning Simple conditioning teori continuity menekankan bahwa belajar terdiri atas pembangkitan respon dengan stimulus yang pada mulanya bersifat netral atau tidak memadai. Melalui persinggungan ( contiguity ) stimulus dengan respons stimulus yang tidak memadai untuk menimbulkan respons tadi akhirnya mampu menimbulkan respons. 2. Connectionism Menekankan bahwa belajar adalah pembentukan ikatan atau hubungan antara stimulus respons melalui proses pengulangan ( reinforcement ) 3. Field Theory Menekankan keseluruhan bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya erat hubungannya dan saling tergantung ( termasuk dalam kategori ini adalah psikologi Gestalt ) 4. Psikologi Fenomenologis dan Humanitas yang menitik beratkan kondisi-kondisi dalam diri individu, dan 5. Teori S-R relativistic dan humanitas yang menitikberatkan pandangan bahwa tingkah laku manusia merupakan moral
25
behavior dan keseluruhan perilaku terhadap stimulus dan terdapat hubungan bipolar antara persona dan lingkungan ( Oemar Hamalik. 1992 : 56 ) c. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Daya ( Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 17-23 ) Ahli-ahli ilmu jiwa daya menyatakan suatu teori bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara
melatihnya
sehingga
ketajamannya
dirasakan
ketika
depergunakan untuk suatu hal. Daya-daya itu misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berfikir, daya fantasi dan sebagainya. d. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi Teori ilmu jiwa asosiasi berpendapat bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsureunsurnya. Dari ilmu jiwa asosiasi itu muncul dua teori belajar yang menonjol yaitu teori conectinisme dari Thoendike dan Teori conditioning dari Ivan P. Pavlow e. Teori Belajar R. Gagne Gagne memberikan dua definisi tentang belajar yaitu: 1. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
26
2. Belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi. 3. Jenis-jenis Belajar Dalam proses belajar dikenal bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara aspek yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Baik dari materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang bermacammacam. Jenis-jenis belajar tersebut ( Muhibin Syah, 2008: 122-124 ) yaitu : a. Belajar Abstrak Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. b. Belajar ketrampilan Belajar ketrampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakangerakan motorik yakni berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot neuromuscular. c.
Belajar social Belajar social adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.
27
d. Belajar Pemecahan Masalah Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metodemetode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, dan teliti. e. Belajar Rasional Belajar rasional adalah dengan kemampuan berfikir secara logis dan rasional. f. Belajar Kebiasaan Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaankebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. g. Belajar Apresiasi Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan penting atau nilai suatu objek. h. Belajar Pengetahuan Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar a.
Belajar dipengaruhi oleh beberapa factor yang dapat bersumber pada dirinya atau luar dirinya atau lingkungannya. Adapun factorfaktor yang mempengaruhi belajar ( Nana Syaodih Sukmadinata, 1992 : 156 )
28
1. Factor-faktor dalam diri individu Factor yang ada dalam diri individu atau si palajar yang mempengaruhi ussaha dan keberhasilan belajarnya. Factorfaktor tersebut menyangkut aspek jasmanian maupun rohaniah dari individu. 2. Factor-faktor lingkungan hidup Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh factor-faktor di luar diri siswa baik factor fisik maupun sosio psikologis yang
berada
pada
lingkungan keluarga,
sekolah,
dan
masyarakat. b.
Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa menuru Lilik Sriyanti dan Alfred, 2003 : 53. Disebutkan ada lima factor penting, yaitu : factor potensi intelegensi, factor kemampuan atau motivasi, minat kepribadian dan factor lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan masyarakat.
c.
Disamping factor-faktor diatas juga terdapat pula masalah-masalah belajar yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari belajar. Masalah-masalah belajar intern yaitu : Sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan kemampuan berprestasi atau unjuk hasik belajar rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan siswa, kebiasaan belajar dan cita-cita belajar.
29
Sedangkan masalah-masalah ekstern belajar yaitu guru sebagai Pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan siswa di sekolah, dan kurikulum siswa di sekolah. ( Dimyati, Mudijono, 2002 : 238-253 ) Jadi hasil belajar sangat dipengaruhi oleh factor-faktor yang ada dalam diri ( factor intern ) dan factor yang terdapat diluar diri ( factor ekstern ). B. Metode Pembelajaran Belajar terus menerus untuk mendalami Al-Qur‟an memang tidak mengenal batas umur. Meskipun demikian, jika proses mempelajari AlQur‟an telah dimulai sejak dini, niscaya akan menghasilkan penguasaan yang lebih baik terhadap Al-Qur‟an. Usia anak-anak sekolah SD menjadi usia ideal untuk membelajarkan Al-Qur‟an. Langkah awal untuk dapat memahami kandungan Al-Qur‟an adalah dengan terampil untuk membacanya dengan baik dan benar. Dalam penelitian ini akan mempelajari berbagai hal berkenaan dengan proses pembelajaran membaca Al-Qur‟an. Dalam kegiatan pembelajaran pertama, akan memperoleh informasi mengenai tujuan pembelajaran membaca AlQur‟an sekaligus akan dipandu untuk mengetahui rumusan indicator pembelajaran
membaca
Al-Qur‟an.
Selanjutnya,
pada
kegiatan
pembelajaran kedua, akan dibimbing dan diberikan alternatif desain pembelajaran membaca Al-Qur‟an. Mulai dari desain pembelajaran mengidentifikasi dan membaca huruf-huruf hijaiyah sampai dengan desain
30
pembelajaran membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah tajwid. Dalam kegiatan belajar ini juga dilengkapi dengan cara evaluasi pembelajaran membaca Al-Qur‟an dan Hadits. Dengan demikian, setelah mempelajari l ini diharapkan dapat: 1.
menjelaskan tujuan pembelajaran membaca Al-Qur‟an.
2.
menjelaskan rumusan indikator pembelajaran membaca AlQur‟an.
3.
merumuskan desain pembelajaran membaca Al-Qur‟an
4.
menjelaskan proses evaluasi pembelajaran membaca Al-Qur‟an.
Ketika seorang guru berdiri di depan kelas untuk mengajarkan Al-Qur‟an, yang keduanya dinarasikan dalam bahasa Arab, maka peserta didik akan dibawa dan didik olehnya yang pertama kali adalah melafalkan bunyi bahasa. Mereka mendengarkan dan mengucapkan kata, kalimat pendek yang mudah diucapkan hingga kalimat panjang yang lebih rumit. Guru mencontohkan melafalkan ayat-ayat dari suatu surat (Al fatikhah) yang dilakukan sepenggal-sepenggal untuk kemudian ditirukan oleh murid. Proses ini dilakukan sampai murid benar-benar menguasai dan melakukan tanpa kesalahan. Berikut ini model pembelajaran melafalkan yang dapat dilakukan: 1. Dalam pembelajaran melafalkan, guru dapat mempergunakan metode ceramah dan metode langsung, yang dipergunakan sekaligus. Metode ini ditindaklanjuti dengan menggunakan teknik drill and practice.
31
2. Metode ceramah dipergunakan untuk menyampaikan pengetahuan mengenai arti penting Al-Qur‟an dan Hadits bagi umat Islam, sehingga terampil dalam melafalkannya merupakan hal yang wajib untuk dikuasai. Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan. 3. Metode kartu, guru dapat mempersiapkan kertas karton yang ditulis surat atau hadits yang akan diajarkan melafalkannya, penulisan dilakukan dalam bentuk teks arabnya yang disertai dengan tulisan cara melafalkannya dalam
bahasa
latin (transliterasi).
Guru dapat
memanfaatkan teknik pewarnaan yang berbeda dalam menuliskannya. Seperti warna hitam untuk teks arab dan warna hijau untuk teks transliterasinya.. Selain itu, guru dapat mempersiapkan kartu-kartu yang bertuliskan huruf-huruf hijaiyah. Guru juga mempersiapkan bentangan plastik/triplek yang berisi kolom-kolom yang berjumlah sesuai dengan jumlah huruf hijaiyah, yang pada bagian bawah setiap kolom diberi pengucapan huruf hijaiyah dalam bentuk transliterasi. Jika tidak bisa menggunakan plastik/triplek, dapat diganti dengan menggunakan papan tulis. Persiapkan juga alat perekat yakni isolasi/solasiban.
32
Contoh bentangan plastik/triplek:
Ha’
Jim’
Tsa’
Ta’
Ba’
Alif
Sin
Za’
Ro’
Dzal
Dal
Kho’
‘ain
Zho’
Tho’
Dhod
Shod
Syin
Mim
Lam
Kaf
Qaf
Fa
Ghoin
Ya’
Hamzah Lam-
Ha’
Wau
Nun
alif
33
C. Mata Pelajaran Baca Tulis Al-qur’an Terampil dalam membaca Al-Qur‟an dan Hadits menjadi kemampuan paling dasar yang harus dikuasai oleh umat Islam. Langkah awal untuk lebih mendalami Al-Qur‟an adalah dengan cara mampu membacanya dengan baik dan benar. Terlebih lagi terhadap Al-Qur‟an, karena
ibadah
penting
dalam
Islam,
yakni
shalat,membutuhkan
keterampilan membaca Al-Qur‟an yang baik. Selain itu dengan membaca Al-Qur‟an saja sudah dinilai ibadah. Dengan demikian bagi kaum Muslimin, membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar mempunyai nilai keagamaan yang tinggi. Itulah sebabnya mengapa Al-Qur‟an sebagai Kitab Suci yang dibaca mempunyai peran sentral dalam kehidupan kaum Muslimin. Sejalan dengan proses pelembagaan pengajaran Al-Qur‟an (setelah proses unifikasi bacaan Al-Qur‟an), berkembang ilmu spesifik pembacaan Al-Qur‟an yang dikenal sebagai mata pelajaran BTQ (Baca Tulis AlQur‟an). Pembelajaran membaca Al-Qur‟an bertujuan: 1. Aspek Pengetahuan (knowing) Dalam hal ini murid memiliki pengetahuan mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan membaca Al-Qur‟an. Diawali dengan pengetahuan mengenai kewajiban seorang muslim untuk menguasai keterampilan membaca Al-Qur‟an. Karena langkah awal untuk memahami Al-Qur‟an adalah dengan cara mampu untuk membacanya. Selain itu murid juga mengetahui bahwa dengan mampu membaca Al-Qur‟an menjadi pintu
34
pertama untuk menghafalkannya, karena hafalan Al-Qur‟an dengan bacaan yang benar menjadi syarat dalam ibadah shalat. Bahkan murid juga memiliki pengetahuan bahwa membaca Al-Qur‟an menjadi bagian dari ibadah. Setelah peserta didik memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kemampuan membaca Al-Qur‟an, kondisi ini dilanjutkan dengan memberikan pengetahuan bahwa Al-Qur‟an itu dinarasikan dalam bahasa Arab yang memiliki norma, kaidah, dan aturanaturan tersendiri dalam membacanya. Misalnya yang paling dasar adalah membaca Al-Qur‟an dan Hadits dimulai dari arah sebelah kanan ke kiri. Pada tahap selanjutnya, guru juga perlu memberikan pengetahuan bahwa ilmu tajwid adalah bagian dari cabang ilmu yang dapat membantu seseorang untuk membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Tentu saja dalam penyampaiannya harus dengan cara bertahap. Untuk ilmu tajwid saja tidak semua cabangnya diberikan kepada siswa MI. Dengan demikian dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dari guru untuk mengarahkan danmendidik siswanya. Karena pada aspek knowing ini guru harus benar-benar yakin bahwa semua murid telah mengetahui apa yang telah dipelajarinya. Untuk mencapai tujuan ini, guru dapat memilih metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Sebagai tindak lanjut apakah murid telah memahami dan mengetahui arti penting kemampuan membaca Al-Qur‟an dan ilmu tajwid sebagai alat bantu dalam membaca Al-Qur‟an sebagaimana yang telah disampaikan, guru dapat menyelenggarakan tanya jawab dengan muridmurid, dapat diawali dengan bertanya kepada seluruh murid satu kelas,
35
lalu dilanjutkan mempertanyakan kepada satu per satu setiap murid. Jika jawaban yang diberikan semuanya bagus, berarti tujuan pembelajaran aspek knowing telah tercapai. 2. Aspek Pelaksanaan (doing) Dalam hal ini, pelaksanaan yang dimaksud adalah peserta didik terampil dalam membaca ayat-ayat dari surat-surat tertentu dalam juz „amma yang menjadi materi pelajaran. Untuk mencapai tujuan ini metode yang dapat digunakan misalnya adalah demonstrasi. Sebagai langkah awal, terutama pada kelas satu MI, guru memberikan contoh cara melafalkan ayat-ayat dari surat-surat tertentu untuk kemudian diikuti oleh siswa satu kelas. Guru dapat menyediakan karton yang bertuliskan ayat-ayat dari suatu surat yang akan dilafalkan yang dilengkapi cara bacanya dalam huruf latin. Guru juga dapat memutarkan kaset, CD atau VCD cara melafalkan ayat-ayat dari suatu surat. Setelah para siswa satu kelas dirasa mampu melafalkan secara bersama-sama, guru dapat melakukan pengujian dengan menilai pelafalan siswa satu per satu. Apabila guru telah yakin seluruh siswa telah mampu untuk melafalkan, bahkan pada tahap lebih tinggi murid memang telah mampu dan terampil membaca dari teks arabnya dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid, terhadap ayatayat dari suratsurat tertentu yang telah diajarkan, maka tujuan aspek doing telah tercapai. 3. Aspek Pembiasaan (being)
36
Keterampilan dalam melafalkan dan membaca Al-Qur‟an itu tidak hanya sekedar untuk diketahui tetapi juga menjadi miliknya dan menyatu dengan kepribadiannya. Dalam contoh di atas, setelah siswa benar-benar terampil membaca Al-Qur‟an, maka setiap ia hendak membaca Al-Qur‟an maka dimulai dengan Al-Fatihah, setiap selesai berdo‟a diakhiri dengan membaca Al-Fatihah. Terlebih lagi setiap melaksanakan shalat, maka ia wajib untuk membaca Al-Fatihah. Bahkan dalam berbagai kesempatan ia gemar untuk membaca Al-Fatihah. Hal yang sama juga terjadi pada suratsurat lain yang telah dipelajarinya. Inilah tujuan pengajaran aspek being. Pembelajaran untuk mencapai being yang tinggi lebih mengarahkan pada usaha pendidikan agar murid melaksanakan apa yang diketahuinya itu dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjaga agar pelafalan dan pembacaan murid terhadap surat-surat tetap baik, maka perlu untuk melakukan pembiasaan. Proses pembiasaan dilakukan agar siswa benarbenar menguasai dan terampil dalam melafalkan dan membaca suratsurat yang menjadi materi pelajaran. Beberapa teknik yang dapat dilakukan misalnya: a. Shalat berjamaah Untuk tahap awal, pelaksanaan shalat berjamaah ini dapat dilakukan sebatas memberikan contoh. Kegiatan belajar seperti ini dapat dilakukan di kelas, guru mendemonstrasikan gerakan shalat yang dibarengi dengan pelafalan ayat-ayat dari surat tertentu, yang diikuti oleh seluruh siswa. Kegiatan ini ditindaklanjuti dengan memberikan penugasan kepada
37
siswa untuk melakukan shalat berjamaah di rumah bersama keluarganya. Penilaian atas tugas ini dibuktikan dengan memberikan kartu penilaian yang di dalamnya berisi kolom mengenai pelaksanaan shalat berjamaah dan surat apakah yang dibaca pada shalat tersebut, yang kemudian ditandatangani oleh orang tuanya. b. Membaca Al-Qur‟an berjamaah Langkah pembiasaan untuk melatih keterampilan melafalkan dan membaca surat tertentu dalam juz „amma ini adalah dengan melafalkan, bahkan untuk tahap yang lebih tinggi dengan membaca teksnya yang berbahasa Arab, terhadap Al-Qur‟an secara bersama-sama. Hal ini diulang beberapa kali dalam satu pertemuan sampai guru yakin para siswa mampu melakukannya. c. Perlombaan Berbagai bentuk perlombaan dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran ini. Di antaranya adalah perlombaan ketangkasan dalam melafalkan atau membaca surat-surat tertentu dalam juz‟amma. D. Metode Kartu dalam Pembelajaran BTQ Metode Kartu
ialah kartu yang mana padanya tertulis kata atau
kalimat. Kartu tersebut diberikan kepada siswa berbentuk ayat pertama, kedua, ketiga, sampai selesai dan murid diharuskan untuk membacanya dengan maksud untuk membiasakan mata pembaca dalam menangkap suatu bacaan yang banyak. Metode kartu dalam pembelajaran BTQ adalah penggunaan kartu dalam pembelajaran yaitu dengan memuliskan huruf-huruf hijayah ataupun
38
ayat-ayat pendek pada selebar kertas atau tripleks (seperti sebuah kartu). Hal ini digunakan sebagai alat bantu siswa untuk menghafal atau melafalkan sebuah ayat.Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu:
1). Tahap persiapan a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini merumuskan tujuan yang jelas menjadi langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru. Tujuan dari pembelajaran ini adalah murid mengetahui arti penting Al-Qur‟an dan
Hadits bagi umat Islam. Lebih khusus siswa diberi
pengetahuan mengenai beberapa aspek mengenai surat yang akan diajarkan, misal arti dari nama surat, jumlah ayat, tempat diturunkannya, kapan waktu membaca surat tersebut dan sebagainya. sehingga terampil dalam melafalkannya merupakan hal yang wajib untuk dikuasai. Demikian halnya juga hadits, siswa diberi pengetuan mengenai hadits yang akan diajarkan. Pembelajaran hadits menggunakan tema, maka guru harus mempersiapkan hal-hal yang berkenaan dengan tema hadits yang akan diajarkan. b. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, maka guru harus menentukan pokok-pokok meteri yang akan disampaikan. Harus diperhatikan pula bahwa keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung kepada tingkat penguasaan guru terhadap materi yang akan disampaikan dan teknik yang menarik dalam menyampaikannya. Sehingga guru juga perlu
39
mempersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan. c. Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pembelajaran mengenalkan Al-Qur‟an dan Hadits dan terampil melafalkannya menjadi kewajiban, maka yang paling mendasar adalah guru membawa dan memperlihatkan kitab suci Al-Qur‟an dan salah satu kitab kumpulan hadits. 2). Tahap pelaksanaan Dalam tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan a. Langkah pembukaan (1)
Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Apersepsi dapat diisi dengan melafalkan secara bersama-sama surat-surat juz‟amma dan haditshadits yang telah diajarkan.
(2)
Yakinkan bahwa siswa mengetahui dan memahami tujuan yang akan dicapai.
b. Langkah penyajian (1) Gunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. (2) Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah dipahami oleh siswa. (3) Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa. Kontak mata menjadi isyarat dari guru agar siswa mau memperhatikan.
40
(4) Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. I. Langkah mengakhiri (1)
Membimbing siswa untuk dapat memahami dan mengingat materi pelajaran yang baru disampaikan.
(2)
Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru disampaikan. Untuk tahap awal dapat dilakukan dengan tanya jawab. Metode langsung dan teknik drill and practice dilakukan setelah penyajian hal ihwal materi pelajaran mengenai surat dan hadits yang diajarkan dengan metode ceramah, seperti yang diuraikan di atas. Metode langsung dan teknik drill and practice menitikberatkan pada teknis mengajarkan cara melafalkan
surat
pelajaran.Tujuan
dan utama
hadits
yang
metode
menjadi langsung
materi adalah
penguasaan pelafalan surat dan hadits secara lisan agar siswa mampu melafalkan surat dan hadits secara baik dan benar sesuai dengan makhrajnya. Sedangkan teknik drill and practice bertujuan untuk melatih siswa melafalkan surat dan hadits untuk kemudian mempraktekkannya sampai siswa benar-benar menguasai tanpa ada kesalahan.
41
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. SUBJEK PENELITIAN 1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilakssanakan dikelas satu SD Negeri Rejosari 1 kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang yang didirikan pada tahun 1930 oleh pemerintah langsung berstatus negeri. Namun semula hanya sampai kelas IV karena ruangan masih terbatas, maka untuk melanjutkan sampai kelas VI harus pindah ke SD Negeri Bandongan 1 yang keberadaanya berada di daerah Kecamatan Bandongan. Pada tahun 2010 ini SD Negeri Rejosari 1 memiliki siswa sebanyak 277 yang terdiri atas siswa putra dan putrid dengan perincian sebagai berikut : Kelas I
putra
putri
Kelas II
putra
putri
Kelas III
putra
putri
Kelas IV
putra
putri
Kelas V
putra
puri
Kelas VI
putra
putrid
Jumlah
42
Sebagai sekolah yang menghendaki perubahan kearah yang lebih baik, SD Negeri Rejosari 1 juga memiliki visi dan misi, adapun visi dan misinya adalah sebagai berikut : a. Visi Beriman, bertaqwa, berprestasi, trampil dan berbudaya. b. Misi -
Mendorong
dan
membantu
siswa
untuk
menghayati dan
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya. -
Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif agar daya serap siswa optimal
-
Menumbuh kembangkan kegiatan semangat keunggulan yang positif kepada semua warga sekolah.
-
Membantu dan mendotong siswa untuk mengenali potensi yang dimiliki derta mengembangkan keterampilannya.
-
Mengupayakan dan mendorong siswa disiplin, mematuhi tatib sekolah, sopan dalam perilaku serta santun dalam bertutur kata.
-
Mendayagunakan potensi yang ada sesuai dengan pembagian tugas.
c. Profil SD Negeri Rejosari 1 1. Nama Sekolah
: SD Negeri Rejosari 1
2. Nomor Statistic
: 101030814009
3. Nomor Telepon
:-
4. Alamat
: Rejosari
43
5. Desa/ Kelurahan
: Rejosari
6. Kecamatan
: Bandongan
7. Kabupaten/ Propinsi
: Magelang/ Jawa Tengah
8. Tahun Berdiri
: 1930
9. Status Sekolah
: Negeri
d. Lokasi 1. Letak Geografis
: Dataran Rendah
2. Potensi Wilayah
: pertanian
3. Wilayah
: Pedesaan
SD Negeri Rejosari 1 berada di sebelah utara Kecamatan Bandonga. Jarak dari Kecamatan Bandongan ± 3km dan berbatasan dengan Kecamatan Windusari. Siswa dari sekolah ini berasal dari tiga kelurahan, yaitu Rejosari, Gandusari, dan Kembang Kuning yang sudah termasuk dalam kecamatan windusari. e. Jumlah siswa Table 1.1 Daftar jumlah siswa SDN Rejosari 1 Tahun 2010 Rombel
Kegiatan belajar mengajar masuk pagi L : 118
P : 112
JML : 230
44
f. Tenaga Pengajar Pendidikan Nama
NIP
No.
Jabatan Th Lulus
1
Rokayah
19620606 198303
SI/2010
KS
2
Siti Pratiwi
19562310197
SPG/ 1975
GURU
3
Mushonah
195810051983
SI/2006
GURU
4
Listiyani
196216011983
SI/2010
GURU
5
Nurul Iffah
131372818
DIII/1986
GURU
6
Slamet
195604111984
DII
GURU
7
Sumiarta
1910111983
DII
GURU
8
Anastasya Budi Pratini 196206111992
DII
GURU
9
Istamar
196815031999
SI/2008
GURU
10
Samsudi
195408051994
SLTP
PENJAGA
11
Endah Suryati
-
DII
GURU
12
Dewi Murniyanti
-
SI/2005
GURU
13
Musyafa
SI/2009
ASMINS
45
g. Struktur Organisasi Guru
Table 1.3 Organisasi Sekolah SD N Rejosari 1 Kecamatan Bandongan
Kepala Sekolah ROKAYAH
Unit Perpustakaan A. Budi Partini
Dewan Komite Slamet Sugiarto
JABATAN Tata Usaha Mulyana
Guru Kls I Nurul Iffah
Guru Kls II Siti Pratiwi
Guru Kls III slamet
Guru Kls IV A. Budi Partini
Guru Kls V sumiarta
Guru Kls VI Listyani
Guru Agama Musronah
Guru Olah Raga Istamar
Guru B. Inggris Dewi Muryanti
Guru Kesenian Endar Suryanti
siswa
masyarakat
46
2.
Mata Pelajaran Mata pelajaran yang diajarkan objek penelitian adalah mata pelajaran BTQ ( Baca Tulis Al-quran ) sesuai dengan kompetensi dasar dan silabus, penelitian ini dilaksanakan maka pokok bahasan yang diambil adalah pengenalan membaca Alquran dengan sumber standar kompetensi membaca kalimat sederhana yaitu membaca surat-surat pendek ( surat Alfatikhah ) dengan indicator : 1. Membaca surat Al-fatikhah dengan benar 2. Membiasakan membaca surat Al-fatikhah dengan mahraj yang benar 3. Menunjukkan surat-surat pendek yang sudah dihafalnya 4. Mendemonstrasikan membaca surat Al-fatikhah 5. Membaca melalui kata 6. Membaca melalui kalimat
3.
Karakter Siswa Semua siswa kelas satu di SD Negeri Rejosari 1 dijadikan objek penelitian, siswa kelas satu sejumlah 32 orang yang terdiri dari 18 siswa putra dan 14 siswa putrid. Berikut adalah data siswa : Table 1.4 Daftar siswa SDN Rejosari 1 kelas 1
No.
Nama siswa
Pendidikaan Orang
Pekerjaan Orang
Tua
Tua
L/P
1
Dita Anggitasari
P
SLTP
Tani
2
Faizal Aji Nugraha
L
SLTP
Tani
47
3
Heni Dwi Puji A.
P
SD
Tani
4
Gesit Toni Ariyanto
L
SLTP
Tani
5
Ivan Kurniawan
L
SLTP
Tani
6
Sumiyati
P
SD
Tani
7
Ahmad Syaifuddin
L
SLTP
Pedagang
8
Ahmad Rangga
L
SLTP
Tani
9
Asrofu Annisa
P
SLTP
Tani
10
Bery Novantoro
L
SLTP
Tani
11
Candra
L
SLTA
Tani
Teguh
Wicaksana 12
Dicky Setiawan
L
SLTP
Tani
13
Dwi Lestari
P
SLTP
Tani
14
Davis
Rekha
L
SLTA
Tani
15
Elsa Nuraina Syarifah
P
SLTP
Tani
16
Fani Setiawan
L
SLTP
Tani
17
Hardi Yansa Putra
L
SLTA
Tani
18
Khairunnisa
P
SLTP
Tani
19
Khairunnisa Azahra
P
SLTP
Tani
20
Imam Saputra
L
SD
Tani
21
Muhammad Saifudin
L
SD
Tani
22
Muhammad Fani
L
SD
Tani
Vernanda
48
23
Muhammad
Firman
L
SD
Tani
S.
4.
24
Masrur
L
SD
Tani
25
Wiska Puji Astuti
P
SLTA
Tani
26
Rina Fitriani
P
SLTP
Tukang batu
27
Riski Ristanto
L
SLTA
PT
28
Riky Hermawan
L
SLTP
PT
29
Tiara Aulia
P
SLTA
Buruh
30
Wiji Saputra
L
SD
Buruh
31
Cahya Kusuma
P
SLTA
Pedagang
Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas April
Mei
Juni
NO. Kegiatan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
Pembekalan PTK
v
2
Pembuatan
v
proposal
3
Tahap penyusunan
v
a. Penyusunan
v
RPP
b. Persiapan c. Penyusunan
v
49
Instrumen
4
Siklus I
a. Perencanaan
v
b. Tindakan dan
v
pengamatan
v
c. Analisis 5
Siklus II
a. Perencanaan
v
b. Tindakan dan
v
pengamatan
v
c. Analisis 6
Siklus III
a. Perencanaan
v
b. Tindakan dan
v
pengamatan
v
c. Analisis 7
Tahap penyelesaian
v
a. Penyusunan
v
laporan
b. Perbaikan dan penyerahan laporan
50
B. PELAKSANAAN PENELITIAN PTK ini dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus memiliki beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini penulisan huruf dalam kartu dapat mengikuti pola atas-bawah, yakni bagian atas untuk teks arab dan bagian bawah untuk transliterasi. Atau dengan pola menyamping. Samping kanan untuk teks Arab dan samping kiri untuk teks transliterasi. Peran guru dalam hal ini sangat menentukan dalam mengajarakan melafalkan surat atau hadits yang baik dan benar. Jika guru tidak bisa menyediakan kertas karton, maka dapat diganti dengan mempergunakan papan tulis. Alat-alat ini digunakan untuk menuntun siswa dalam melafalkan surat atau hadits agar sesuai dengan makhrajnya. Contoh penulisan surat dalam bentuk teks Arab dan transliterasinya:
a. Model atas-bawah ������������������������������� bismillaahir rahmaanir rahiim �������������������� qul huwallaahu ahad ����������� allaahush shamad ����������������������� lam yalid wa lam yuulad
51
���������������������������� wa lam yakul lahu kufuwan ahad b. Model menyamping bismillaahir
rahmaanir
rahiim
��
������
���
�
������������������� qul huwallaahu ahad (١) �������������������� allaahush shamad (٢) ������������ lam yalid wa lam yuulad (٣) ����������������������� wa lam yakul lahu kufuwan ahad (۶) �� ��� ��� ������ �������������� Kedua model penulisan di atas dapat dipergunakan untuk mengajarkan melafalkan hadits. Pola atas-bawah misalnya: ٍإِّنَمَا انْأَعْمَالُ بِانّنِیَاتِ وَإِّنَمَا نِكُمِ امْرِئ مَا ّنَوَى innamal a‟maalu binniyaati wa innamaa li kullimri‟in maa nawaa Untuk
mempermudah
siswa
melafalkan,
hadits
di
atas
dapat
dipenggalpenggal menjadi beberapa bagian. Contoh: ��� ║� ������� �║� ������║���������� �║�� ���������������������������innamal
a‟maalu
||
binniyaati || wa innamaa || li kullimri‟in || maa nawaa atau dengan pola menyamping: innamal
a‟maalu
����
�������� wa innama ���������
������������binniyaati
���
52
li kullimri‟in �������������� maa nawaa ��
Penelitian ini dibagi dalam beberapa siklus yaitu: 1.
Siklus I Siklus 1 penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 mei 2010 dengan Standar Kompetensi membaca kalimat sederhana dengan indicator membaca surat Al-fatikhah dengan benar, membiasakan membaca surat Al-fatikhah dengan lafal dan mahraj yang benar. Tahapan dan langkahlangkahnya adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut : 1. Refleksi awal
yaitu peneliti melakukan atau menentukan
berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran membaca Al-fatikhah/ BTQ yang selama ini dilakukan dengan metode yang kurang aktif dalam proses pembelajarannya tidak dilakukan evaluasi. 2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen mengumpulkan data selama pelaksanaan PTK ini dilaksanakan. 3. Penyiapan perangkat/ sarana media pembelajaran yang meliputi buku pegangan guru BTQ.
53
b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian ini menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP menggunakan metode iqrak yang pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi secara lisan. Dengan indicator membaca surat Al-fatikhah, dan membiasakan membacanya dengan lafal dan mahraj yang benar. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP yang dimulai dengan guru melakukan apresiasi, motivasi, dan penjelasan materi pelajaran dengan metode ceramah. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca kata dengan menggunakan kartu dengan cara siswa maju mengambil kartu yang disediakan oleh guru. 3. Melaksanakan post tes tentang pemahaman siswa dalam membaca Al-quran atau surat Al-fatikhah dengan baik dan benar. c. Observasi Sesuai dengan tujuan penelitian yaiu meningkatkan kemampuan belajar membaca Al quran/ BTQ pada siswa kelas satu SDN Rejosari 1 Kecamatan Bandongan tahun ajaran 2009/2010 dengan menggunakan metode iqrak dan pada akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi secara lisan guna untuk mengetahui hasil pembelajaran maka dilaksanakan observasi terhadap kelas pada saat pembelajaran peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran.
54
Dalam observasi/ pengamatan peneliti menggunakan lembar pengamata sebagai berikut : Table 2.1 lembar observasi siklus I kemunculan
N Aspek yang diamati o. 1
komentar Ya
Tidak
Antusias siswa dalam
Antusias siswa dalam
mengikuti KBM
*
pembelajaran masih kurang, belum keseluruhan
2
Kelancaran siswa
Kelancaran siswa dalam membaca
dalam membaca Al
*
Al quran mengalami peningkatan
quran 3
Keaktifan siswa dalam
Keaktifan siswa sudah baik *
4
memahami bacaan
walaupun belum semuanya
Kemampuan siswa
Kemampuan memahami bacaan
dalam memahami
*
mengalami sedikit peningkatan
bacaan 5
Peningkatan prestasi
Peningkatan prestasi belajar siswa *
belajar
belum begitu baik.
d. Refleksi Dalam proses pembelajaran BTQ dengan menggunakan metode iqrak ini masih ada kelemahan sehingga peneliti perlu melakukan refleksi. Refleksi yang dilakukan peneliti ini berdasarkan dua hasil
55
pengamatan situasi kelas/ pembelajaran dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai post tes. Berdasarkan
pengamatan
ini
maka
peneliti
mengadakan
perbandingan nilai hasil pada pra siklus dan siklus I. Selanjutnya perbandingan nilai pada saat siklus terhadap post tes menunjukkan belum adanya peningkatan perubahan siswa terhadap pembelajaran BTQ, serta memotivasi siswa agar focus dalam mengikuti proses pembelajaran BTQ. Disini penulis menemukan adanya kurang perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran meskipun tidak semuanya, sehingga peneliti perlu melanjutkan penelitian tindakan kelas ini sampai pada siklus yang ke II. 2.
Siklus II Pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 10 mei 2010 dengan pokok bahasa membaca kata dengan benar, membaca kalimat dan ayat dengan mahraj yang benar, membaca surat pendek yang dilafalnya. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalan sebagai berikut : a. Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut : 1. Peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran BTQ pada siklus 1 yang masih ada kelemahan yaitu siswa belum semuanya memperhatikan sehingga masih kurang
56
aktif serta perhatian dan motivasi siswa belum menunjukkan peningkatan yang maksimal. 2. Penentuan
focus
permasalahan
dan
mengkaji
kelemahan
pembelajaran pada siklus pertama. 3. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) sesuai dengan pokok bahasan dan instrument pengumpulan data selama penelitian tindakan kelas. 4. Penyimpanan perangkat, sarana dan media pembelajaran yang meliputi buku pegangan BTQ. b. Pelaksaan Dalam melaksasnakan penelitian peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP dengan menggunakan metode iqrak. Pokok bahasan yang diajarkan adalah membaca surat Al fatikhah dengan indicator membaca surat Al fatikhah dengan benar, membiasakan membaca surat Al fatikhah dengan mahraj yang benar. Langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP
yang dimulai dengan guru
menyuruh siswa untuk
membacakan surat Alfatikhah sesuai dengan yang dicontohkan guru.
57
2. Tahap membaca kalimat dengan menggunakan media kartu. 3. Melaksanakan post tes secara lisan tentang bacaan surat Al fatikhah dalam post tes ini digunakan soal yang berbeda dalam setiap siklusnya. c. Observasi Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan belajar Al quran pada siswa kelas 1 SDN Rejosari 1 kecamatan Bandongan kabupaten Magelang tahun ajaran 2009/2010 dengan menggunakan metode iqrak maka observasi difokuskan pada perubahan kemampuan belajar membaca Al quran. Untuk melakukan observasi terhadap situasi siswa dikelas pada saat pembelajaran peneliti
melakukan pengamatan peneliti
menggunakan lembar
pengamatan sebagai berikut : Table 2.2 lembar observasi siklus II kemunculan
N Aspek yang dinilai o. 1
Komentar/ catatan Ya
Tidak
Antusias siswa dalam
Antusias siswa dalam KBM *
2
KBM
masih belum maksimal
Kelancaran siswa dalam
Kelancaran siswa dalam
membaca Al quran
*
membaca Al quran sudah mengalami peningkatan
3
Keaktifan siswa dalam
Siswa sudah aktif dalam *
pembelajaran
pembelajaran
58
4
Kemampuan siswa dalam memahami
5
Kemampuan siswa dalam *
memahami bacaan sudah
bacaan
mengalami peningkatan
Peningkatan prestasi
Peningkatan prestasi sudah *
megalami peningkatan meskipun belum maksimal
d. Refleksi Refleksi dilakukan berdasarkan dua hal peneliti yaitu hasil pengamatan situasi kelas/ pembelajaran dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai dari siklus pertama dan kedua. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus kedua ini peneliti mengemukakan refleksi pada siswa kelas 1 SDN Rejosari 1 sebagai berikut : a. Hasil post tes lebih bagus dari pada hasil pre test pada siklus pertama b. Kemampuan siswa dalam membaca Al quran meningkat dengan menggunakan metode iqrak dalam pembelajaran pada siswa kelas 1 SDN Rejosari 1 kecamatan Bandongan kabupaten Magelang tahun ajaran 2009/2010. c. Kemampuan siswa dalam membaca Al quran meningkat pada siklus I membaca kata dan dikembangkan menjadi membaca kalimat.
59
3.
Siklus III Siklus III peneliti dilaksanakan pada tanggal 24 mei 2010 dengan pokok bahasan membaca surat Al fatikhah, membiasakan membaca surat Al fatikhah dengan lafal yang benar. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalan sebagai berikut : e. Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut : 1. Peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terdapat pembelajaran membaca surat Al fatikhah pada siklus I masih menunjukkan peningakatan yang belum maksimal. 2. Menentukan permasalahan dan mengkaji kembali kelemahan pembelajaran yang dilakikan peneliti pada siklus II. 3. Penyusunan RPP sesuai dengan pokok bahasan dan instrument pengumpulan data selama PTK dilaksanakan. 4. Penyiapan perangkat/ sumber belajar yang berupa buku pegangan BTQ. 5. Menyiapkan peraga yang berupa tulisan-tulisan yang harus dibaca oleh siswa. f. Pelaksaan Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP yaitu menggunakan metode iqrak dengan menggunakan kertas yang dilipat didalamnya terdapat tulisan yang
60
harus dibaca anak. Pokok bahasan yang diajarkan adalah membaca surat Al fatikhah dengan benar. Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut : 1. Tahap membaca surat pendek/ surat Al fatikhah 2. Menyuruh siswa untuk membaca surat Al fatikhah ayat 1-7 3. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP yang dimulai dengan guru menjelaskan dengan teknik dan langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan metode iqrak dengan media kertas lipat. 4. Kemudian guru mengadakan post tes secara lisan dengan cara siswa membuka lipatan kertas yang diberikan oleh guru kemudian siswa membacakannya didepan kelas secara bergantian. g. Observasi Sesuai dengan tujuan pembelajaran ini yaitu dengan meningkatkan kemampuan membaca Al quran pada siswa kelas 1 kecamatan Bandongan kabupaten Magelang tahun ajaran 2009/2010 dengan metode iqrak maka observasi ini difokuskan pada perubahan prestasi belajar baca tuis Alquran untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran peneliti mengadakan pengamatan dalam pembelajaran dalam observasi/ pengamatan pembelajaran peneliti menggunakan lembar observasi sebagai berikut :
61
Table 2.3 lembar observasi siklus III Kemunculan
N Aspek yang dinilai o. 1
Komentar/ catatan Ya
Antusias siswa dalam
Tidak Antusias siswa dalam KBM
*
2
KBM
sudah mengalami peningkatan
Kelancaran siswa dalam
Kelancaran siswa dalam
membaca Al quran
*
membaca Al quran sudah meningkat
3
Keaktifan siswa dalam
Siswa sudah aktif dalam *
4
pembelajaran
pembelajaran
Kemampuan siswa dalam
Kemampuan siswa dalam
memahami bacaan
*
memahami bacaan sudah mengalami peningkatan
5
Peningkatan prestasi
Peningkatan prestasi sudah * meningkat dengan baik
h. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran pada siklus ke III peneliti menemukan peningkatan pembelajaran pada pelajaran BTQ dengan menggunakan metode iqrak dengan media kertas lipat pada siswa kelas 1 SDN Rejosari 1 kecamatan Bandongan kabupaten Magelang tahun ajaran 2009/2010, sudah menemui standar keberhasilan. Kemampuan siswa dalam membaca Alquran sudah mengalami banyak peningkatan dari
62
membaca kata, kemudian membaca kalimat yang kemudian sudah dapat membaca surat-surat pendek dengan lafal dan mahraj yang benar. Untuk itu penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DISKRIPSI HASIL PENELITIAN 1. PRA SIKLUS Sebelum penerapan metode iqrak diaksanakan dalam proses belajar mengajar peneliti menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan kepada responden. Dari dokumen pra siklus maka diperoleh nilai sebagai pembanding sebelum dan sesudah diterapkannya metode iqrak. Nilai hasil belajar merupakan indicator adanya peningkatan pemahaman materi pada pokok pembahasan „Membaca surat Alfatihah‟. Apabila siswa telah mampu menguasai konsep sebuah materi maka siswa akan mampu memahami bacaan yang diberikan guru sebagai evaluasi dalam pembelajaran. Dokumen nilai diambil pada akhir pembelajaran sebelum diadakan pembelajaran dengan metode iqrak. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai ketuntasan minimum ( KKM ) kelas 1 SD Negeri Rejosari 1 kecamatan bandongan kabupaten magelang pada mata pelajaran BTQ yaitu 6.6. Dokumen hasil nilai belajar prasiklus seperti table dibawah ini :
64
Tabel 3.1 nilai siswa pada pra siklus NO
NILAI SISWA
JUMLAH
PROSENTASE
1
0-10
-
-
2
11-20
-
-
3
21-30
-
-
4
31-40
3
9.67
5
41-50
5
16.12
6
51-60
10
32.26
7
61-70
8
25.80
8
71-80
5
16.12
9
81-90
-
-
10
91-100
-
-
31
100%
JUMLAH
Berdasarkan table diatas telah dijelaskan bahwa siswa yang sudah tuntas dengan KKM 6.6 ada 10 orang siswa atau sebesar 32.25% sedangkan siswa yang belum tuntas ada 21 orang atau 67.74 % dengan nilai rata-rata 57.35 ( jumlah 1778 ) 2. SIKLUS I Pada siklus 1 dicari data dengan menggunakan lembar observasi siswa dan tes formatif secara lisan. Dari instrumen tes formatif dan lembar kegiatan siswa diperoleh data tentang perhatian motivasi dan
65
hasil nilai siswa pada pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran berlangsung. Perhatian dan keaktifan siswa merupakan indicator peningkatan prestasi belajar siswa yang menjadi salah satu rumusan masalah pada penelitian ini saat pembelajaran tidak terlelpas dari dua hal tersebut. Dengan kata lain siswa tidak akan meningkat prestasinya apabila kurang diperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung. Motivasi siswa adalah sebagai pendorong agar siswa dapat aktif dalam mengikuti pembelanjaran, oleh karena itu tiga aspek dari siswa yaitu perhatian, motivasi, dan prestasi merupakan pokok yang menjadi sorotan dalam penelitian. Dari observasi diperoleh data seperti pada table : Table 3.2 perhatian siswa pada siklus I NO
PERHATIAN SISWA
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Kurang
9
29
2
Cukup
12
38
3
Baik
10
32
4
Baik sekali
-
-
31
100
JUMLAH
66
Observasi tentang motivasi siswa sebagai berikut : Table 3.3 motivasi siswa pada siklus I NO
MOTIVASI SISWA
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Kurang
7
22
2
Cukup
13
41
3
Baik
8
25
4
Baik sekali
3
9
31
100
JUMLAH
Siswa
yang
mendapat
memperhatikan atau
skor0
malas pada
adalah saat
siswa
yang
tidak
kegiatan pembelajarabn
berlangsung skor 1 adalah untuk siswa yang bermain sendiri sehingga tidak memahami materi yang disampaikan. Skor 2 adalah untuk siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran tetapi masih sering berbicara sendiri selagi ada kesempatan. Dan skor 3 adalah untuk siswa yang benar-benar mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Pada siklus 1 penelitian masih perlu menerapkan metode iqrak dalam pembelajaran. Dari data observasi kegiatan siswa maka peneliti memperoleh analisis sebagai berikut : a.
Sehingga siswa ada yang bergurau dan bermain kertas sehingga mengganggu jalannya pembelajaran
67
b.
Siswa masih belum memahami dengan materi yang disampaikan karena siswa merasa sudah terbiasa dengan strategi
yang
digunakan peneliti. c.
Siswa masih merasa bingung dan bengong ketika guru menjelaskan dan memberi contoh bacaan. Dari instrument tes formatif yang terbentuk lisan diperoleh data
seperti pada table dibawah ini : Tabel 3.4 nilai siswa pada siklus 1 No.
Nama Siswa
Nilai
1
Dita Anggitasari
4
2
Faizal Aji Nugraha
7
3
Heni Dewi Puji A.
5
4
Gesit Toni Ariyanto
7
5
Ivan Kurniawan
5
6
Sumiyati
45
7
Ahmad Syaifudin
6
8
Ahmad Rangga
8
9
Asrofu Annisa
45
10
Bery Novantoro
7
11
Candra Teguh Wicaksana
5
12
Dicky Setiawan
5
13
Dwi Lestari
8
14
David Rekha Vernanda
7
68
15
Elsa Nuraina Syarifah
7
16
Fani Setiawan
7
17
Hardi Yansa putra
8
18
Khairunnisa
55
19
Khairunnisa Azahra
55
20
Imam Saputra
6
21
Muhammad Saifudin
6
22
Muhammad Fani
5
23
Muhammad Firman S
7
24
Masrur
60
25
Riska Puji Astuti
60
26
Rina Fitriani
5
27
Riski Ristanto
67
28
Riky Hermawan
65
29
Tiara Aulia
5
30
Wiji Saputra
6
31
Cahya Kusuma
4
Jumlah
185
Rata-rata
5.96
Pada table 3 di ketahui hasil belajar belum memuaskan nilai rata-rata kelas yaitu 5.96 dan masih ada nilai di bawah KKM sedangkan KKM 6.6.
69
Dari table 1,2 dan 3 pada siklus ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, selama pembelajaran di kelas masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan bahkan belum aktif. 3. SIKLUS II Perhatian dan motivasi siswa dapat terjadi dalam table di bawah ini : Table 3.4 perhatian siswa pada siklus II NO
PERHATIAN SISWA
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Kurang
4
12.90
2
Cukup
11
35.48
3
Baik
11
35.48
4
Baik sekali
5
16.12
31
100
JUMLAH
Table 3.5 motivasi siswa pada siklus II NO
MOTIVASI SISWA
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Kurang
2
6.5
2
Cukup
7
22.3
3
Baik
17
54.8
4
Baik sekali
5
16.12
31
100
JUMLAH
70
Perhatian siswa dalam pembelajaran meningkat dari sebelumnya sebesar 35% siswa yang telah cukup memperhatikan, 35 % siswa telah cukup baik perhatiannya dan 16 % siswa yang telah terfokus perhatiannya pada penerapan metode iqrak. Motivasi siswa dalam kategori kurang menjadi 6.5 % siswa yang dalam kategori cukup mencapai 22% , kategori baik mencapai 54% dan kategori baik sekali mencapai 16%. Secara umum telah terjadi peningkatan dalam perhatian maupun motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode iqrak. Akan tetapi ada juga siswa mengalami penurunan perhatian sehingga skor yang diperoleh siswa tersebut juga menurun. Perhatian ini ternyata mempengaruhi nilai siswa tersebut pada siklus II ini, akan tetapi penurunan siklus ini masih dalam kategori criteria keturunan belajar. Analisis penulis yang berkaitan dengan perhatian strategi dan motivasi siswa lebih meningkat dikarenakan sebagai berikut : a.
Guru telah mengganti strategi pembelajaran yang semula menggunakan metode ceramah menjadi metode iqrak
b.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan metode iqrak
c.
Siswa diberikan materi dengan metode iqrak yang lebih mudah dan sederhana. Tetapi langsung praktek nyata, tidak hanya sekedar mendengar.
71
Dari instrumen tes formatif didapat nilai seperti pada table berikut Tabel 3.4 nilai siswa pada siklus II No.
Nama Siswa
Nilai
1
Dita Anggitasari
6
2
Faizal Aji Nugraha
8
3
Heni Dewi Puji A.
6
4
Gesit Toni Ariyanto
8
5
Ivan Kurniawan
6
6
Sumiyati
6
7
Ahmad Syaifudin
7
8
Ahmad Rangga
8
9
Asrofu Annisa
55
10
Bery Novantoro
75
11
Candra Teguh Wicaksana
5
12
Dicky Setiawan
5
13
Dwi Lestari
8
14
David Rekha Vernanda
75
15
Elsa Nuraina Syarifah
8
16
Fani Setiawan
75
17
Hardi Yansa putra
85
18
Khairunnisa
7
19
Khairunnisa Azahra
5
72
20
Imam Saputra
7
21
Muhammad Saifudin
8
22
Muhammad Fani
7
23
Muhammad Firman S
7
24
Masrur
6
25
Riska Puji Astuti
6
26
Rina Fitriani
6
27
Riski Ristanto
7
28
Riky Hermawan
6
29
Tiara Aulia
7
30
Wiji Saputra
75
31
Cahya Kusuma
6
Jumlah
210
Rata-rata
6.77
Pada table 4 deketahui hasil belajar sudah lebih baik daripada siklus I. walaupun masih ada nilai yang dibawah rata-rata kelas yaitu 6.77 tetapi nilai-nilai siswa sudah lebih baik daripada nilai-nilai pada siklus I. cukup banyak siswa yang memperhatikan dan lebih aktif jika dibandingkan dengan siklus I.
73
4. SIKLUS III Dalam pelaksanaan siklus III ini didapat dari lembaga observasi kegiatan siswa sebagai berikut ini : Table 3.4 perhatian siswa pada siklus III NO
PERHATIAN SISWA
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Kurang
-
0
2
Cukup
3
9.6
3
Baik
16
51.6
4
Baik sekali
12
38.7
31
100
JUMLAH
Table 3.5 motivasi siswa pada siklus III NO
MOTIVASI SISWA
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Kurang
-
0
2
Cukup
2
6.4
3
Baik
16
51.6
4
Baik sekali
13
41.9
31
100
JUMLAH
74
Perhatian siswa pada siklus III telah masuk dalam kategori baik sekali. Keseluruhan siswa telah terfokus dalam pembelajaran, terlibat dari table tidak ada siswa yang mendapat skor 0 dan 1. Sebanyak 51.6% siswa dalam kategori baik dan sisanya 38.7 % dalam kategori baik sekali. Motivasi siswa pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus II sebesar 6.4. siswa yang masuk dalam kategori cukup 51.6% masuk criteria baik dan 41.9% masuk dalam kategori baik sekali. Secara keseluruhan, dari table perhatian dan motivasi siswa yang disajikan diatas dapat dijelaskan bahwa siswa lebih tertarik dalam pembelajaran menggunakan metode iqrak dikelas V SD Rejosari 1 Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang pada pembelajaran Baca Tulis Alquran ( BTQ ). Menurut penelitian analisis, hal ini dikarenakan : a.
Materi yang diajarkan langsung disebut hokum-hukumnya, hal ini sangat cocok bagi anak-anak yang cepat belajar, sehingga ketika selesai 1 jilid tidak hanya pintar membaca tetapi juga pintar teoriteorinya.
b.
Materi yang diajarkan sangat luas dan lengkap serta dilengkapi dengan
contoh-contoh
materi
yang
memadai,
sehingga
memungkinkan siswa akrab dengan materi yang diajarkan. c.
Materi yang diajarkan berurutan, mulai dari materi yang sangat mudah sampai materi yang lebih sulit dengan disesuaikan pada fase perkembangan anak
75
d.
Menggunakan system asistensi. Hal ini sangat baik untuk memotivasi anak untuk berkompetisi menjadi yang terbaik sehingga depercayakan oleh guru untuk mengajar temannya sendiri.
Nilai pada siklus III disajikan papa table berikut ini : Tabel 3.8 nilai siswa pada siklus III No.
Nama Siswa
Nilai
1
Dita Anggitasari
75
2
Faizal Aji Nugraha
9
3
Heni Dewi Puji A.
7
4
Gesit Toni Ariyanto
85
5
Ivan Kurniawan
7
6
Sumiyati
65
7
Ahmad Syaifudin
8
8
Ahmad Rangga
8
9
Asrofu Annisa
65
10
Bery Novantoro
8
11
Candra Teguh Wicaksana
6
12
Dicky Setiawan
60
13
Dwi Lestari
85
14
David Rekha Vernanda
9
15
Elsa Nuraina Syarifah
9
76
16
Fani Setiawan
80
17
Hardi Yansa putra
86
18
Khairunnisa
75
19
Khairunnisa Azahra
7
20
Imam Saputra
8
21
Muhammad Saifudin
9
22
Muhammad Fani
9
23
Muhammad Firman S
75
24
Masrur
7
25
Riska Puji Astuti
7
26
Rina Fitriani
7
27
Riski Ristanto
75
28
Riky Hermawan
7
29
Tiara Aulia
8
30
Wiji Saputra
8
31
Cahya Kusuma
7
Jumlah
237.5
Rata-rata
7.66
Pada table 5 dapat kita lihat bahwa peningkatan nilai-nilai siswa begitu baik pada siklus ini. Rata-rata siswa sudah bagus yaitu 7.66
77
Secara umum jika dibandingkan nilai antara pra siklus, siklus 1, siklus II, siklus III terus mengalami kenaikan yang cukup besar. meskipun masih ada siswa yang mengalami penurunan nilai dari siklus II bila dibandingkan dengan pra siklus, siswa tersebut nilainya baik dan masih dalam kategori tuntas. Pada siklus III ketuntasan siswa mencapai 83% dari jumlah kelas. Artinya ketuntasan pada siklus II sudah masuk dalam criteria ketuntasan kelas yang baik. Tetapi untuk 4 siswa yang belum tuntas harus mendapatkan remidi agat tidak tertinggal dengan siswa yang lain. B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada penerapan metode iqrak dengan media kartu huruf aspek keaktifan siswa ( perhatian siswa ) menjadi aspek yang diobservasi karena perhatian adalah kunci agar pengetahuan dan pemahaman dapat diberikan kepada siswa. Sedangkan motivasi merupakan penggerak siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengaja. Dalam penelitian ini disajikan gambaran perhatian dan motivasi siswa selama pembelajaran sebagai berikut :
78
16 14
12 10
kurang
8
cukup
6
baik baik sekali
4 2 0 siklus I
siklus II
siklus III
Gambar 4.2 perhatian siswa dari siklus I – siklus III
Dari papan hasil penelitian yang telah disajikan diperoleh data sebagai berikut, seperti pada gambar Gambar 4.2 motivasi siswa dari siklus I – siklus III
16 14 12 10
kurang
8
cukup
6
baik
4
baik sekali
2
0 siklus I
siklus II
siklus III
gambar 4.1 ketuntasan belajar pra siklus – siklus III
79
8 7 6 5
kurang
4
cukup
3
baik baik sekali
2 1 0 sikus I
siklus II
siklus III
Gambar diatas menjelaskan bahwa pada pra siklus siswa yang tuntas, pada siklus I meningkat menjadi __ siklus II __ pada siklus III lebih meningkat lagi menjadi ___. Hal tersebut dapat disimpulkan terjadi peningkatan dari pra siklus menjadi siklus sampai siklus III. Penggunaan metode iqrak dapat menuntaskan siswa sekitar ___ siswa di kelas V. oleh karena itu, metode iqrak iqra dengan media kartu huruf menjadi salah satu metode yang digunakan pada pembelajaran BTQ. Pada
kegiatan
pembelajaran
banyak
factor-faktor
yang
mempengaruhi belajar. Diantara factor-faktor tersebut ( menurut Suparno, 1988-12-14 ) adalah guru merupakan factor yang mempengaruhi disamping murid, tujuan dan kondisi atau situasi yang terlibat langsung bagi terjadinya proses belajar mengajar termasuk sarana belajar. Sebagai guru, Ia harus memiliki pandangan yang luas mengenai subtansi yang berhubungan dengan pengajarannya. Ia harus memahami beberapa kondisi baik dalam maupun diluar kelas antara lain teman teman
80
sejawat, murid dan lingkungan masyarakat. Sedangkan kondisi dalam kelas disini yang dimaksud adalah sikap guru terhadap pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Disamping itu satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah kenyataan bahwa fungsi guru dalam kelas adalah sebagai pemimpin dan pembimbing. Sebagai pemimpin Ia harus membuat perencanaan pembelajaran yang baik sekaligus
mengoprasionalkannya
dikelas. Ia juga harus memotivasi subyek pendidik sedemikian rupa agar dapat terjadi peoses belajar semaksimal mungkin. Ia juga perlu menciptakan pendekatan yang manusiawi, baik kepada teman sejawatnya, maupun anak didiknya. C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE KARTU. 1.
KELEBIHAN a. Materi yang diajarkan langsung disebut nama hokum-hukumnya, hal ini sangat cocok bagi anak yang cepat menangkap, sehingga ketika selesai jilid 6 siswa tidak hanya pintar membaca tapi juga pintar teori-teorinya. Materi yang diberikan sangat luas dan lengkap, serta dilengkapi dengan contoh-contoh materi yang cukup memadai sehingga memungkinkan siswa akrab dengan materi yang diajarkan b. Materi yang diberikan berurutan sehingga sesuai dengan fase perkembangan anak, mulai dari yang paling mudah hingga materi yang paling sulit
81
c. Menggunakan system asistensi yang sangat cocok baik untuk memotivasi siswa agar berkompetisi menjadi yang terbaik. 2.
KEKURANGAN a. Materi terlalu padat dan tidak menggunakan symbol-simbol seringkali membuat anak kesulitan karena pada usia SD/MI belum begitu menganggap penting suatu teori, sehingga sulit melekat pada memori anak. Hal ini bisa diatasi dengan penjelasan berulang-ulang dari guru b. Materi yang diajarkan memakan waktu yang relative lama, sehingga banyak anak usia SD/MI
yang belajar dengan
menggunakan metode iqrak belum bisa melanjutkan ke tingkat hafalan karena masih dalam proses belajar membaca. Hal ini bisa diatasi
dengan
menggunakan
pembahasannya sama.
materi-materi
yang
pokok
82
BAB V KESIMPULAN Dan SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan kabupaten magelang
pada mata pelajaran BTQ metode kartu dapat
diambil kesimpulan bahwa: 1. Tabel perhatian siswa Pada umumnya proses pembelajaran dengan menggunakan metode kartu dapat meningkatkan perhatian siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan kabupaten magelang tahun 2009/2010. Hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini: No Perhatian siswa
Prosentase (%) Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Kurang
29%
13%
0
2
Cukup
30%
36%
10%
3
Baik
32%
36%
52%
4
Cukup baik
8%
16%
38%
100
100
100
83
Perhatian siswa pada siklus I yang masuk kategori kurang mencapai 29% , pada siklus II dan III hanya 0%, Perhatian siswa dalam kategori cukup pada siklus pertama 30%, siklus ke II 36%, siklus III 10%. Dalam kategori baik, siklus I 32%, siklus II 36%, siklus III 52%. Kategori cukup baik, Siklus I 8%, siklus II 16%, siklus III 38%. 2. Tabel motivasi. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode kartu dapat meningkatkan motivasi siswa kelas I SDN Rejosari I kecamatan Bandongan kabupaten magelang tahun 2009/2010. Hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini: No Motivasi siswa
Prosentase (%) Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Kurang
32%
7%
0
2
Cukup
40%
22%
6%
3
Baik
18%
43%
51%
4
Cukup baik
10%
28%
43%
100
100
100
Motivasi siswa pada siklus I yang masuk kategori kurang mencapai 32% , pada siklus II 7% dan III hanya 0%, Perhatian siswa dalam kategori cukup pada siklus pertama 40%, siklus ke II 22%, siklus III 6%. Dalam kategori baik, siklus I 18%, siklus II 43%, siklus III 51%. Kategori cukup baik, Siklus I 10%, siklus II 28%, siklus III 43%.
84
3. Sebagai kesimpulan akhir dari analisa data nilai prestasi belajar juga mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata pra siklus 56,7; siklus I 56,9; siklus II 67,7 dan siklus III 76,6. Dengan demikian pembelajaran dengan metode kartu meningkatkan hasil belajar, seperti table dibawah ini: no
Prestasi Siswa
Prosentase (%) Pra
Siklus
Siklus
Siklus
siklus
I
II
III
1
Tidak tuntas
87
56
44
17
2
Tuntas
13
34
56
83
100
100
100
100
Jumlah
Pada Pra siklus yang tidak tuntas 87%, siklus I 56%, siklus II 44%, dan siklus III 17%. Sedangkan yang tuntas pada Pra siklus yang tuntas 13%, siklus I 34%, siklus II 56%, dan siklus III 83%. B. Saran 1. Untuk Guru a. Hendaknya seorang guru, khususnya guru kelas selalu berusaha mengembangkan diri dan meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan inovasi pembelajaran yang berbeda-beda agar siswa tidak bosan dan mudah menerima materi yang disampaikan.
85
b. Model pembelajaran denghan metode kartu pada mata pelajaran BTQ dapat mendorong siswa untuk meningkatkan perhatian, motivasi, dan prestasi belajar. Maka guru dapat menerapkan metode yang sama. 2. Untuk Siswa a. Siswa SDN Rejosari I kecamatan Bandongan kabupaten magelang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar baik pada mata pelajaran BTQ maupun pelajaran yang lain. b. Para siswa SDN Rejosari I kecamatan Bandongan kabupaten magelang
hendaknya
berusaha
mengembangkan
diri
dengan
meningkatkan keaktifan dalam belajar dan diwarnai dengan motivasi yang tinggi agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal dan mencapai prestasi belajar yang maksimal pula.