42
SUPLEMENTASI TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val) SEBAGAI BAHAN ANTIOKSIDAN DALAM RANSUM TERHADAP PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER Oleh: Deki Zulkarnain 1) ABSTRACT The objectives of this research were: 1) To study the advantage of the use of turmeric meal (Curcuma domestica Val) in rancid feeds of broiler chickens, and 2) explore its potency as an antioxidant to maintain the quality of easily rancidised feeds. The experiment used 80 female day old broiler chickens which were divided into five dietary treatments based on the supplementation of turmeric meals into diets. The respective diets were R-1 (containing 0% turmeric meals), R-2 (0.5%), R-3 (1%), R-4 (1.5%) and R-5 (2% turmeric meal), the experimental animals were raised for six weeks. Variables being observed were carcass and abdominal fat percentages. Data obtained were analyzed using analysis of variance following a complete randomizet design, and followed with Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results indicated that turmeric supplementation in the highly differences (P<0.01) was noticed on abdominal fat percentages. On the contrary body weight carcass percentages were not statistically different (P>0.05). It was concluded that the use of turmeric meals as much as 2% gave relatively good influence on the carcass percentages, abdominal fat were not influenced by the use of 2% turmeric meals in the diets. Key words: Abdominal fat, antioxidant, broiler, carcass, turmeric
PENDAHULUAN Latar belakang Usaha peternakan ayam broiler terus mengalami kemujuan dibanding dengan jenis ternak unggas lainya. Hal ini disebabkan karena ayam broiler memiliki siklus hidup yang relatif singkat dapat menghasilkan produk akhirnya berupa daging. Namun demikian singkatnya periode pemeliharaan tersebut menuntut adanya suatu persyaratan yang harus dipenuhi salah satunya adalah perbaikan kualitas pakan. Pakan yang memenuhi persyaratan adalah pakan yang berkualitas baik dalam arti tidak rusak maupun komposisi zat gizinya sesuai dengan kebutuhan ternak. Menurut Widyani et al. (2001) bahwa untuk mendukung produktivitas ayam broiler sangat tergantung pada manajemen pakan yang diatur sesuai dengan kebutuhan produksinya. Kerusakan bahan pakan merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi dalam penyusunan pakan, utamanya bahan pakan yang mengandung minyak atau lemak. Kerusakan tersebut memberi dampak terhadap perubahan rasa, bau, bentuk dan akhirnya dapat berakibat pada perubahan nilai nutritif atau nilai
biologis pada pakan tersebut. Bentuk kerusakan bahan pakan adalah terbentuknya reaksi ransiditas. Ransiditas merupakan suatu proses perubahan kimia karena proses enzimatik sehingga menyebabkan bau dan rasa tidak enak atau tengik. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian antioksidan sehingga proses oksidasi bahan pakan yang dapat menyebabkan kerusakan dapat dihambat. Antioksidan merupakan senyawa yang mampu memadamkan reaksi oksidasi, karena senyawa ini mampu memutuskan rantai reaksi dalam oksidasi atau menstabilkan senyawa radikal hasil oksidasi. Namun demikian penggunaan antioksidan sebenarnya telah lama digunakan terutama senyawa antioksidan sintetik, yang umumnya digunakan untuk pengawetan produk makanan termasuk pakan yang berlemak/minyak tinggi. Namun akhirakhir ini penggunaan senyawa sintetik sebagai sumber antioksidan telah dihindari karena meskipun efektif senyawa sintetik ini diduga menimbulkan efek yang tidak diinginkan bagi kesehatan sehingga kemudian perhatian beralih kepenggunaan antioksidan alami (Santoso, 2006).
AGRIPLUS, VolumeFakultas 20 Nomor 01 Januari 2010, Kendari. ISSN 0854-0128 ) Staf Pengajar Pada Jurusan Peternakan Pertanian: Universitas Haluoleo,
1
42
43
Di Indonesia potensi antioksidan alami masih sangat sedikit dijadikan sebagai subyek penelitian ilmiah, meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia yakni ± 300.000 jenis tumbuhan beserta biota lautnya (Lisdawati dan Sirait, 2001). Salah satu sumber antioksidan alami yang dapat dimanfaatkan adalah rimpang kunyit. Senyawa yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah curcuminoid yang memberi warna kuning pada kunyit. Curcuminoid kebanyakan berupa kurkumin yang salah satu fungsinya adalah sebagai antioksidan yang dapat melindungi bahan dari destruksi oksidatif (Anonim, 2004). Kurkumin dalam rimpang kunyit mempunyai efek antiperadangan, antioksidan, antibakteri dan imunostimulan yang menstimulasi dinding kantong empedu untuk meningkatkan sekresi cairan empedu yang berperan dalam pemecahan lemak (Wijayakusuma, 2005). Dalam hal performan dan kualitas karkas ayam broiler sangat tergantung pada kualitas pakan yang dikonsumsinya. Akibat adanya kerusakan pakan maka secara fisik sebelum pemotongan akan menampakan kondisi yang buruk, yang secara tidak langsung telah mencerminkan kualitas karkas dan produk daging yang dihasilkan setelah pemotongan. Berdasarkan uraian tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh suplementasi tepung kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai bahan antioksidan dalam pakan terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam broiler. Tujuan penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Mempelajari manfaat penggunaan tepung kunyit dalam pakan ayam broiler yang mengalami ransiditas. (2) Mengeksplorasi potensi tanaman kunyit sebagai salah satu sumber antioksidan yang mampu mempertahankan kualitas pakan yang mudah mengalami ransid (berbau tengik).
Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini adalah (1) Memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang nutrisi unggas, khususnya mengenai penggunaan tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam ransum yang mengalami proses ransiditas. (2) Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai peranan kunyit dalam pakan ternak ayam broiler sebagai sumber antioksidan. METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang unggas, Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sedangkan waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan yakni mulai dari bulan Juni sampai Agustus 2007. Materi penelitian Materi yang digunakan adalah ayam broiler yang berjenis kelamin betina strain “Lohmann” umur 7 hari yang dipasarkan oleh Poultry Shop “Eka Putra” Yogyakarta sebanyak 80 ekor. Kandang yang digunakan adalah kandang litter yang bersekat dengan ukuran masing-masing kelompok (1x1) m2 dengan dinding kandang strimin setinggi 0,5 meter sebanyak 20 petak yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Timbangan yang digunakan untuk menimbang bobot badan dan pakan adalah timbangan duduk kapasitas 5 kg (kepekaan 20 g), neraca ohaus kapasitas 20 kg (kepekaan 1 kg) dan timbangan digital kapasitas 1,2 kg. Bahan baku pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jagung kuning, bungkil kedelai, tepung ikan, minyak kelapa, garam (NaCl), top mix, filler dan kunyit, dengan kandungan nutrien pakan disajikan pada Tabel 1.
AGRIPLUS, Volume 20 Nomor : 01 Januari 2010, ISSN 0854-0128
44
Tabel 1. Kandungan nutrien pakan yang digunakan selama penelitian Kandungan Nutrien -1
ME (kcal kg ) Protein Kasar (%) Ca (%) Phosfor (%) Lisin (%)
R1 3321,10 22,83 0,50 0,45 1,08
R2 3340,73 22,85 0,50 0,45 1,08
Jalanya penelitian Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu dilakukan sanitasi yakni mencucihamakan kandang dan seluruh peralatannya dengan menggunakan antiseptik merek Rodalon buatan PT. Pyridan Jakarta. Selanjutnya ternak ayam dikelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan pakan yang berbeda dengan jumlah replikasi 4 ulangan. Pemberian pakan dan air minum dilakukan secara ad libitum. Untuk mencegah penyakit Newcatle disease (ND) pada ternak ayam broiler, dilakukan vaksinasi dengan menggunakan vaksin “Medivac ND La Sota B1” pada umur 3 hari dan “Medivac ND La Sota B2” pada umur 21 hari buatan Medion Bandung-Indonesia. Sedangkan untuk mencegah stres terutama pada saat ternak tiba di lokasi penelitian dan penimbangan bobot badan maka diberi air gula dan anti stres merk “Vita stres”.
Perlakuan R3 3360,36 22,88 0,50 0,45 1,08
R4 3379,99 22,90 0,50 0,45 1,08
R5 3399,62 22,93 0,50 0,45 1,08
Pengambilan data Pengambilan data sebagai variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah : persentase karkas dan lemak abdominal ternak ayam brouler. Analisis data Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap (CRD) pola searah. Apabila terdapat perbedaan antar kelompok perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT) menurut Steel dan Torrie (1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Karkas Persentase karkas merupakan faktor penting untuk menilai produksi ternak pedaging. Suplementasi tepung kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai bahan antioksidan dalam pakan terhadap persentase karkas ternak ayam broiler dapat disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Persentase karkas ayam broiler umur 6 minggu (%) Ulangan 1 2 3 4 Rata-rata ns ns
R-1 65,84 67,13 65,51 68,44 66,73
R-2 68,01 66,86 69,49 64,54 67,22
Perlakuan pakan R-3 65,98 69,53 66,54 69,44 67,87
R-4 67,75 67,42 66,68 70,91 68,19
R-5 68,42 68,22 71,01 71,46 69,78
= Non signifikan
Persentase karkas ternak broiler yang diperoleh dalam penelitian ini berada pada kisaran 66,73–69,78%. Hasil yang diperoleh nampaknya masih sesuai dengan yang di
kemukakan oleh Siregar et al. (1980) bahwa persentase karkas ayam broiler berkisar antara 65–75%. Tingginya nilai persentase karkas merupakan salah satu indikator dalam menilai
AGRIPLUS, Volume 20 Nomor : 01 Januari 2010, ISSN 0854-0128
45
penampilan ternak pasca pemotongan. Menurut Soeparno (1994) bahwa jumlah karkas dipakai sebagai petunjuk besaran jumlah bagian yang bisa dimanfaatkan (edible portion) dari seekor ternak yang telah dipotong/disembelih. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan suplementasi tepung kunyit dalam pakan tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap persentase karkas ternak percobaan. Hal ini berarti bahwa level suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam pakan sampai pada level 2% masih memberikan respon yang sama terhadap pesentase karkas broiler. Namun demikian nilai persentase karkas ayam broiler yang diperoleh dalam penelitian ini nampak bahwa semakin tinggi level tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam pakan juga masih diiringi dengan peningkatan persentase karkas ternak percobaan dengan rataan tertinggi berada pada perlakuan R5 (2% tepung kunyit) yakni sebesar 69,78% dan terendah pada perlakuan R1 (0% tepung kunyit) sebagai kontrol dalam penelitian ini yakni sebesar 66,73%.
Peningkatan persentase karkas seiring dengan level suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam penelitian ini diduga bahwa kemampuan kunyit untuk melawan stressor dari pakan yang tengik, sehingga tidak terjadi regenerasi sel yang bisa mengganggu metabolisme tubuh. Disamping itu peranan kunyit dalam saluran pencernaan mampu memperlancar proses konversi pakan menjadi daging dapat berlangsung secara efisien. Sejalan dengan hal tersebut sebagaimana hasil penelitian yang dilaporkan oleh Ardiningsasi dan Sirengat (2003) bahwa kunyit segar yang diberikan pada ternak ayam pedaging strain “Hubbard” pada level 6–12% dapat meningkatkan bobot badan disamping itu karkas yang dihasilkan masih memenuhi standar konsumen. Persentase lemak adominal Suplementasi tepung kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai bahan antioksidan dalam pakan terhadap persentase lemak abdominal ternak ayam broiler dapat disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Persentase lemak abdominal broiler umur 6 minggu (%) Ulangan 1 2 3 4 Rata-rata **
R-1 2,88 3,24 2,73 2,54 2,85 c
R-2 2,81 2,19 2,56 2,27 2,46 bc
Perlakuan pakan R-3 1,57 1,79 2,55 1,87 1,95 a
R-4 1,92 1,97 1,95 1,93 1,94 a
R-5 1,72 1,96 2,05 1,89 1,91 a
** Berbeda sangat nyata (P<0,01) abc Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
Berdasarkan Tabel 5 di atas nampak bahwa rata-rata persentase lemak abdominal yang diperoleh dalam penelitian ini berada pada kisaran 1,91 - 2,85%. Dalam penelitian ini persentase lemak abdominal tertinggi berada pada perlakuan R1 (0% tepung kunyit) atau perlakuan kontrol sedangkan terendah berada pada perlakuan R5 (2% tepung kunyit). Menurut North (1984) bahwa persentase lemak abdominal ayam broiler jantan pada umur 6 minggu adalah sebesar 2,62%, sedangkan menurut Soeparno,
(1992) bahwa kisaran kandungan lemak abdominal pada ternak ayam broiler adalah 2– 3% dari berat hidup. Hasil penelitian (Tabel 5) mengambarkan bahwa suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam pakan sampai pada level 2% mampu menurunkan kadar lemak abdominal ternak ayam broiler. Hasil analisis variansi menunujukkan bahwa suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase
AGRIPLUS, Volume 20 Nomor : 01 Januari 2010, ISSN 0854-0128
46
lemak abdominal ternak ayam broiler. Uji lanjut dengan menggunakan Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT) pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan R1 (kontrol) tidak berbeda nyata dengan perlakuan R2 (0,5% tepung kunyit), tetapi akan berbeda nyata terhadap perlakuan R3 (1% tepung kunyit), R4 (1,5% tepung kunyit) dan R5 (2% tepung kunyit) demikian halnya dengan perlakuan R2 (0,5% tepung kunyit) juga memberi perbedaan yang nyata terhadap perlakuan R3, R4 dan R5 tepung kunyit. Kelompok ternak ayam broiler yang tidak mendapat suplementasi tepung kunyit (R1) memiliki persentase lemak abdominal yang sangat tinggi, dan menurun dengan semakin meningkatnya level suplementasi tepung kunyit. Penurunan kadar lemak abdominal seiring dengan meningkatnya level suplementasi tepung kunyit diduga adanya senyawa kurkumin yang mempunyai efek sebagai imunostimulan yang mampu menstimulasi dinding kantong empedu untuk meningkatkan sekresi cairan empedu yang berperan dalam pemecahan lemak (Wijayakusuma, 2005). Kemungkinan lain bahwa perlakuan yang mendapat suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam pakan dapat menghambat proses oksidatif pakan untuk menjadi ransid dapat berjalan lambat, karena salah satu fungsi dari tepung kunyit tersebut adalah sabagai bahan antioksidan. Kenyataan ini sebagaimana yang di nyatakan Kumalaningsih (2007) menyatakan bahwa senyawa kurkuminoid yang terkandung dalam rimpang kunyit memiliki kemampuan melindungi sel-sel dan jaringan tubuh dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas, yakni dengan menetralisasi radikal bebas dan mencegah pembentukan radikal yang baru. Demikian halnya dengan tingginya persentase lemak abdominal pada perlakuan R1 sebagai kontrol dalam penelitian ini, diduga sebagai akibat terjadinya kerusakan lemak yang berdampak pada timbulnya destruksi asam lemak dan protein yang akhirnya menyebabkan nilai protein menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah akibat terganggunya proses metabolisme khususnya metabolisme lemak sehingga lemak yang merupakan salah satu sumber energi tidak
terpakai atau termanfaatkan secara maksimal. Menurut Kubena et al. (1974) menyebutkan bahwa kelebihan energi pada ternak ayam broiler akibat protein yang rendah/berkualitas buruk akan disimpan dalam bentuk lemak yang terkumpul di rongga perut sebagai lemak abdominal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan hingga level 2% dalam ransum belum memberi perbedaan nyata terhadap persentase karkas tetapi memberi perbedaan yang sangat nyata terhadap persentase lemak abdominal pada ternak ayam broiler dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2004. Kunyit dan Jahe, Natural Antibiotic untuk Broiler. Available at: http:/ /www.poultryinonesia.com/modules.php. Diakses pada Tanggal 19 Pebruari 2007. Ardiningsasi, S.M. dan W. Sarengat, 2003. Penggunaan Pellet Kunyit Segar Untuk Meningkatkan Kualitas Karkas Ayam Pedaging. Seminar Ketahanan dan Keamanan Pakan Proses Produksi dan Pengolahan untuk Mendukung Industri Peternakan yang Berkelanjutan. Universitas Diponegoro Semarang. Kumalaningsih, S., 2007. Antioksidan Alami. Penangkal Radikal Bebas, Sumber, Manfaat, Cara Penyediaan dan Pengolahan. Trubus Agrisarana. Surabaya. Kumalawati, E., 2006. Peingkatan Daya Guna Tanaman Obat. Rekayasa Pemanfaatan Iptek Kenukliran. http.//www.compas. com.cetak/ 0512/10/ilpeng/2276448/ htm Diakses 4 April 2007. Lisdawati, V., dan Sirait, 2001. Buah Mahkota DewiToksisitas, Efek Antioksidan dan Efek Antikangker Bedasarkan Uji Penapisan Farmokologi. hppt: //www. mahkotadewi. com/makalah/vivi201002.htm. Diakses 4 April 2007.
AGRIPLUS, Volume 20 Nomor : 01 Januari 2010, ISSN 0854-0128
47
Santoso, U., 2006. Antioksidan. Dikta Materi Kuliah Sekolah Pascasarjana. Unversitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik. Suatu Pendekatan Biometrik. Penerjemah : Sumantri B., Penerbit PT. Gramedia Pustaka Sarana, Jakarta. Soeparno, 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan ke-1. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Widyani, R., S. Prawirokusuma, Nasroedin, dan Zuprizal, 2001. Effect of Energy and Protein Levels on Performance of Broiler Chicks. Buletin of Animal Science. Vol. 25 (3). Agustus 2001 : 109-119. Wijaya, C.H., 2003. Peran Antioksidan Terhadap Kesehatan Tubuh. Healthy Choice. Edisi IV. Wijayakusuma, H.M., 2005. Kunyit dan Temu Lawak Untuk Mencegah Flu Burung. http://www.asiamaya.com/jamu/isi/kunyit curcumaedomestica. htm. Diakses 20 November 2006.
AGRIPLUS, Volume 20 Nomor : 01 Januari 2010, ISSN 0854-0128