Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DI DALAM RANSUM TERHADAP BERAT DAN KANDUNGAN KOLESTEROL KUNING TELUR PUYUH (Coturnixcoturnix japonica) THE INFLUENCE OF WASTE TUMERIC MEAL (Curcuma domestica Val.) IN RATION TO WEIGHT AND CHOLESTROL CONTENT OF YOLK EGG OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) Muhamad Faris Subarkah*, Indrawati Yudha Asmara**, dan Andi Mushawwir** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran *Alumnus Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2015 **Fakultas Peternakan Unpad e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit (Curcuma domestica Val.) dalam Ransum Terhadap Berat dan Kandungan Kolesterol Kuning Telur Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)” telah dilaksanakan pada bulan November 2014. Penelitian dilakukan di Teaching Farm Breeding Puyuh milik Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pemberian tepung ampas kunyit dalam ransum terhadap penurunan berat kuning telur dan kandungan kolesterol telur puyuh. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat empat perlakuan tingkat tepung ampas kunyit (R0=0%, R1=1%, R2=2%, dan R3= 3%) dengan lima pengulangan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung ampas kunyit dalam ransum tidak memberikan pengaruh pada penurunan berat kuning telur, tetapi memberikan pengaruh terhadap kandungan kolesterol kuning telur puyuh. Pemberian tepung ampas kunyit pada tingkat 1% dalam ransum menghasilkan nilai terendah dalam kandungan kolesterol kuning telur puyuh. Kata Kunci: Tepung Ampas Kunyit, Puyuh, Berat Kuning Telur, Kandungan Kolesterol Kuning Telur.
Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S
ABSTRACT A research entitled “The Influence Of WasteTurmeric Meal (Curcuma domestica Val.) in Ration To Weight And Cholestrol Content Of Yolk Egg of Japanese Quail (Coturnixcoturnix japonica) had been conducted in November 2014 at Quail Breeding Farm Faculty of Animal Husbandry, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. The research was aimed to determine the level of the waste tumeric meal in ration to weight and cholesterol content of quail egg yolks. The research used experimental methods with Completely Randomized Design (CRD). There were four treatments of level of the waste tumeric (R0 = 0%, R1 = 1%, R2 = 2%, and R3 = 3%) with five replications. The research results showed that the waste turmeric in rations do not influence the weight of yolks, however they influence cholesterol content of yolks. The level of 1% of waste tumeric meal in ration produce the lowest cholesterol content of yolk. Key Words: Waste Turmeric Meal, Quail, Weight of Yolk, Cholestrol Content of Yolk. PENDAHULUAN Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan salah satu unggas darat yang diminati produknya oleh masyarakat dan memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Telur puyuh menjadi bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani yang lebih murah dibandingkan telur ayam dan itik. Namun demikian, kandungan kolesterol pada telur puyuh cukup tinggi yaitu sebesar 168 mg/butir. Bila berat 1 butir telur sekitar 9-12 gram maka kandungan kolesterol telur puyuh per gram adalah 16-17 mg/gram sementara kandungan kolesterol pada telur ayam hanya 6-8 mg/gram (Saerang, 1997). Bagian dari telur yang mengandung protein dan lemak yang tinggi adalah kuning telur. Kuning telur (yolk) mengandung lebih banyak kolesterol dibandingkan dengan putih telur. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol pada yolk adalah dengan memberikan ransum yang mengandung tanaman herbal, seperti kunyit (Curcuma domestica Val). Dalam industri pengolahan tahu, kunyit hanya dipergunakan sebagai bahan pewarna alami dan bahan pengawet sehingga menghasilkan ampas yang masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan ransum puyuh. Kunyit mengandung kurkumin yang mampu menurunkan kolesterol darah dan kolesterol kuning telur. Penurunan kolesterol kuning telur juga diduga akan menurunkan berat kuning telur. Pemanfaatan tepung ampas kunyit dalam campuran ransum puyuh masih kurang. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul pengaruh pemberian tepung ampas kunyit (Curcuma domestica Val.) dalam ransum terhadap berat dan kandungan kolesterol kuning telur puyuh (Coturnix-coturnix japonica).
Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S
BAHAN DAN METODE Penelitian menggunakan burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) siap bertelur berumur 6 minggu sebanyak 100 ekor dengan bobot badan seragam dan koevisien variasi sebesar 9,66 %. Puyuh dibagi secara acak ke dalam 20 unit kandang, tiap unit kandang berisi 5 ekor. Puyuh dipelihara selama 6 minggu termasuk dua minggu proses adaptasi. Unit kandang yang dipakai menggunakan sistem cage yang terbuat dari bahan bambu dan kawat dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 30 cm dan tinggi 25 cm. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) (Gaspersz, 1995). Percobaan ini memiliki 4 macam ransum perlakuan dan 5 kali ulangan sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri atas 5 ekor puyuh sehingga jumlah puyuh sebanyak 100 ekor. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati dilakukan analisis statistik dengan menggunakan metode sidik ragam. Penelitian ini menggunakan uji lanjut Duncan. Bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun ransum terdiri dari jagung, tepung ikan, grit, mineral, bungkil kedelai, dedak dan premix A. Ampas kunyit diperoleh dari daerah Majalaya Kabupaten Bandung. Untuk mencampurkan ransum, pakan kontrol dan ampas kunyit dilakukan dengan cara pengadukan sampai homogen.
Susunan campuran pakan
sebagai berikut: R0 = Ransum yang tidak mengandung tepung ampas kunyit R1 = Ransum yang mengandung 1% tepung ampas kunyit R2 = Ransum yang mengandung 2% tepung ampas kunyit R3 = Ransum yang mengandung 3% tepung ampas kunyit Peubah yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari berat kuning telur (g/butir) dan kandungan kolesterol kuning telur (mg/100g). Pada penentuan berat kuning telur dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan timbangan digital. Penentuan kandungan kolesterol kuning telur puyuh menggunakan metode Liberman Burchard, dengan pengukuran menggunakan spektofotometer pada panjang gelombang 530 µm.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ransum yang mengandung tepung ampas kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap berat kuning telur puyuh (Coturnix-coturnix japonica) disajikan pada Tabel 1 dan Ilustrasi 1.
Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S Tabel 1.
Berat Kuning Telur Puyuh Setelah Perlakuan Berbagai Tingkat Tepung Ampas Kunyit dalam Ransum Ulangan
Perlakuan R0
R1
R2
R3
………………………… gram …………………………. 1
2,7
3.1
4,1
0
2
2,7
3,4
3,8
0
3
3,1
3,1
4,5
2.9
4
2,7
2,5
2,4
3,5
5
2,8
3,9
3,1
3,7
Jumlah
14,0
16,0
17,9
10,1
Rata-rata
2,80
3,20
3,58
3,36
Keterangan : R0 : Ransum yang tidak mengandung tepung ampas kunyit. R1 : Ransum yang mengandung 1% tepung ampas kunyit. R2 : Ransum yang mengandung 2 % tepung ampas kunyit. R3 : Ransum yang mengandung 3 % tepung ampas kunyit. Tabel 1 menunjukkan bahwa berat kuning telur puyuh yang diberi tepung ampas kunyit terendah terdapat pada perlakuan R0 (pemberian level tepung ampas kunyit sebanyak 0 %) yaitu sebesar 2,8 gram, kemudian diikuti perlakuan R1 (pemberian tepung ampas kunyit sebanyak 1%) sebesar 3,2 gram. Perlakuan R3 (pemberian tepung ampas kunyit sebanyak 3%) menghasilkan rataan berat kuning telurnya sebesar 3,36 gram dan terakhir perlakuan R2 (pemberian tepung ampas kunyit sebesar 2 %) menghasilkan berat kuning telur sebesar 3,58 gram.
Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S
Berat Kuning Telur (gram)
Rataan Berat Kuning Telur 4,50 3,50 2,50 1,50 0,50 R0
R1
R2
R3
Perlakuan Tepung Ampas Kunyit
Ilustrasi 1.
Diagram Batang Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit Terhadap Berat Kuning Telur
Berdasarkan Ilustrasi 1, terlihat jelas bahwa perlakuan R0 atau tanpa ampas kunyit memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan R1 (tepung ampas kunyit level 1 %), R2 (tepung ampas kunyit level 2 %), maupun R3 (tepung ampas kunyit level 3%). Pada perlakuan R2 dengan pemberian 2 % mengalami peningkatan berat kuning telur paling besar dibandingkan R1 dengan R3. Namun demikian hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung ampas kunyit memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap berat kuning telur. Latifah (2007), mengungkapkan bahwa besar kecilnya telur dipengaruhi oleh sumber protein yang terdapat dalam pakan, sementara volume kuning telur dapat dipengaruhi lemak yang dapat diserap oleh usus halus. Seperti yang diketahui, lemak merupakan jaringan yang pertama kali dibentuk apabila seekor ternak kelebihan energi yang dikonsumsi (Wahju, 1992). Tidak terdapatnya perbedaan rata-rata berat kuning telur puyuh pada semua kelompok perlakuan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pemberian tepung ampas kunyit tidak mengganggu secara keseluruhan proses vitellogenesis di dalam sel-sel hati. Faktor lain adalah pemberian tepung yang diberikan tidak hanya mengandung bahan-bahan aktif yang dapat menurunkan beberapa fungsi enzim tetapi juga dalam level-level tertentu bahan-bahan aktif tersebut mampu menstimulan biosintesis yolk. Komponen yolk tidak hanya terdiri dari dari kolesterol tetapi juga mengandung sedikit protein dan umunnya asam-asam lemak dan beberapa mineral. Jika dikaitkan dengan kandungan bahan aktif yang dikandung oleh umumnya herbal (Hong dkk., 2004; Jayaraj dkk., 2007) yaitu isoflavon (flavonoid), termasuk antara lain daidzein (Liu dkk., 2007, Liu dan
Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S Zhang 2008) bukan hanya menghambat sintesis kolesterol tetapi meningkatakan laju perubahan kolesterol menjadi cairan empedu. Gumulka dkk. (2010) mengemukakan bahwa semakin tinggi asam lemak yang diabsorbsi melewati sel-sel absorbtif di dalam lumen usus maka akan semakin meningkatkan penggunaan asam-asam lemak tersebut di dalam sel-sel hati untuk dapat terlibat dalam biosintesis telur. Berdasarkan pernyataan ini maka dapat pula dikemukakan bahwa diduga terdapat korelasi yang tinggi antara jumlah asam-asam lemak yang diserap dari proses pencernaan terhadap aktivitas laju vitellogenesis. Diketahui bahwa yang menjadi faktor utama dalam pembentukan yolk adalah laju vitellogenesis, karena proses ini merupakan proses yang bersifat menganabolis mikro prekursor (seperti asam-asam lemak) menjadi prekursor yolk dalam bentuk makro molekul yang lebih besar berupa granula-granula lemak. Kondisi inilah yang dapat menjadi salah satu alasan tidak terdapatnya perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ransum yang mengandung tepung ampas kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap kandungan kolesterol kuning telur puyuh (Coturnix-coturnix japonica) disajikan dalam Tabel 2 dan Ilustrasi 2.
Tabel 2.
Kandungan Kolesterol Kuning Telur Puyuh Akibat Perlakuan Berbagai Tingkat Tepung Ampas Kunyit dalam Ransum Ulangan
Perlakuan R0
R1
R2
R3
………………………… µ/l …………………………. 1
9,849
9.307
9,669
0
2
9,367
9,367
9,518
0
3
9,789
9,639
9,578
9,639
4
9,699
9,398
9,548
9,578
5
10,030
9,307
9,669
9,608
Jumlah
48,734
47,018
57,982
28,826
Rata-rata
9,747
9,404
9,596
9,608
Keterangan: R0 : Ransum yang tidak mengandung tepung ampas kunyit R1 : Ransum yang mengandung 1 % tepung ampas kunyit R2 : Ransum yang mengandung 2 % tepung ampas kunyit R3 : Ransum yang mengandung 3 % tepung ampas kunyit
Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S Berdasarkan Tabel 2
diketahui bahwa kadar kolesterol tertinggi terdapat pada
perlakuan R0 (pemberian tanpa tepung ampas kunyit) sebesar 9,747 µ/l, diikuti oleh perlakuan R3 (pemberian tepung ampas kunyit 3 %) sebesar 9,608 µ/l, kemudian R2 (pemberian tepung ampas kunyit sebanyak 2 %) memiliki nilai sebesar 9,596 µ/l, lalu R1 (pemberian ampas kunyit sebanyak 1 %) menunjukkan rataan sebesar 9,404 µ/l. Pengaruh perlakuan terhadap kandungan kolesterol kuning telur puyuh lebih jelasnya dapat dilihat pada Ilustrasi 2.
Ilustrasi 2.
Diagram Batang Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit Terhadap Kandungan Kolesterol Kuning Telur
Berdasarkan Ilustrasi 2, terlihat bahwa perlakuan R0 atau pemberian ransum tanpa ampas kunyit mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan R1, R2, dan R3. Pada R1 dengan pemberian tepung ampas kunyit level 1 % terbukti menurunkan kandungan kolesterol dibandingkan perlakuan R2 atau R3 yang justru kadar kolesterolnya meningkat. Peningkatan kadar kolesterol pada kuning telur dapat terjadi karena pembentukan kolesterol secara endogen. Kolesterol sangat dibutuhkan pada puyuh petelur dalam jumlah banyak untuk membentuk hormon steroid. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung ampas kunyit memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kandungan kolesterol kuning telur puyuh. Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan, yang hasilnya disajikan pada Tabel 3.
Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S
Tabel 3.
Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Kolesterol Kuning Telur Puyuh
Perlakuan
Rataan Kandungan
Signifikansi (0,05)
Kolesterol Kuning Telur Puyuh R0
9,747
a
R1
9,404
b
R2
9,596
ab
R3
9,608
ab
Keterangan : Huruf yang berbeda dalam kolom signifikansi menunjukan pengaruh masingmasing perlakuan berbeda nyata. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan menunjukkan bahwa penurunan kandungan kolesterol kuning telur pada puyuh mulai terlihat pada pemberian tepung ampas kunyit 1 % (R1), yang berbeda nyata dengan perlakuan ransum yang tidak mengandung tepung ampas kunyit (R0). Tetapi perlakuan ransum yang mengandung 2 % ampas kunyit (R2), dan perlakuan ransum yang mengandung 3 % ampas kunyit (R3) tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang tidak menggunakan tepung ampas kunyit (R0). Adanya penurunan kandungan kolesterol pada kuning telur puyuh diduga disebabkan aktivitas kolagoga dari tepung ampas kunyit yang mengakibatkan meningkatnya jumlah cairan empedu dalam hati, sehingga volume cairan empedu meningkat namun konsentrasi empedu termasuk konsentrasi kolestrol
berkurang. Peningkatan volume cairan empedu
mampu menjadi petunjuk penting terhadap berkurangnya kolesterol kuning telur terutama dengan pemberian tepung ampas kunyit 1%. Hal ini disebabkan kolesterol merupakan prekursor utama cairan empedu, sehingga semakin tinggi volume cairan empedu maka semakin tinggi pula penggunaan kolesterol menjadi cairan empedu. Mushawwir dan Latipudin (2013) mengemukakan bahwa biosintesis kuning telur dimulai dengan vitellogenesis di dalam sel-sel hati. Vitellogeesis ini memerlukan kolesterol dan asam-asam lemak sebagai prekursor utama untuk menghasilkan zat-zat vitellogenin sebagai komponen yolk (kuning telur) yang dibawa melalui vena porta hapatik ke ovarium. Kekurangan prekursor menyebabkan penurunan volume zat-zat vitellogenin, sehingga berdampak terhadap kualitas yolk.
Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian level 2 % dan level 3 % menunjukkan tidak berbeda dengan kontrol atau kembali meningkat kandungan kolesterolnya (Tabel 10). Berdasarakan hasil ini dapat dikemukakan bahwa pemberian tepung ampas kunyit tidak hanya mengandung bioaktif yang dapat mereduksi pemanfaatan kolesterol dalam jalur vitellogenesis tetapi beberapa zat lain dapat meningkatkan penurunan fungsi villi usus dalam absorbsi molekul-molekul nutrient atau bahkan bio aktif
yang
mereduksi
penggunaan
kolesterol itu sendiri. Pemberian kurkumin yang berlebihan menyebabkan aktifitas PTS-O dapat merusak komponen molekul membran sel epitel terutama karena menurunnya aktifitas enzim yang bertanggung jawab dalam metabolisme energi (acytil coA sintase) dan RNA polimerase. Hasil penelitian Peinado dkk. (2012) menunjukkan kerusakan mukosa dan jaringan usus broiler yang mendapat imbuhan PTS-O dari bawang putih secara berlebihan. Hasil penelitian ini sekaligus memperkuat hasil penelitian Parsaie dkk. (2007). Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu tersebut maka dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi pemberian tepung ampas kunyit maka semakin tinggi pula potensinya dalam merusak jaringan epitel dan villi ileum. Kenyataan ini juga sekaligus menunjukkan penurunan absoprsi bio aktif kunyit sehingga mengurangi kemampuannya untuk menghambat atau mereduksi penggunaan kolesterol dalam vitellogenesis. Dengan demikian, konsentrasi kolesterol kembali meningkat dengan pemberian level R2 dan R3.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan diketahui bahwa pemberian tepung ampas kunyit dalam ransum puyuh tidak memberikan pengaruh terhadap berat kuning telur, tetapi mempengaruhi kandungan kolesterol kuning telur puyuh. Pemberian tepung ampas kunyit pada tingkat 1 % dalam ransum merupakan tingkat terbaik dalam menurunkan kandungan kolesterol kuning telur puyuh. Guna menurunkan kandungan kolesterol kuning telur puyuh maka disarankan untuk memberikan 1% tepung ampas kunyit dalam pembuatan ransum puyuh. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Allah SWT, keluarga tercinta, dan pembimbing yang telah meluangkan waktu, bimbingan, motivasi, dan memberikan pengarahan kepada penulis, serta rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S
DAFTAR PUSTAKA Gasperz, V. 1995. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan edisi ke-1. Tarsito. Bandung. 62-70 ; 123-131. Gumulka, M., E. Kapkowska, and D. Maj. 2010. Laying pattern parameters in broiler breeder hens and intrasequence changes in egg composition. Czech J. Anim. Sci. 55:428–435. Hong, T., T. Nakagawa, W. J. Pan, M. Y. Kim, W. L. Kraus, T. Ikehara, K. Yasui, H. Aihara, M. Takebe, M. Muramatsu, and T. Ito. 2004. Isoflavones stimulate estrogen receptor-mediated core histone acetylation. Biochem. Biophys. Res. Commun. 317:259–264. Jayaraj, R., U. Deb, A. S. B. Bhaskar, G. B. K. S. Prasad and P. V. Lakshmana Rao. 2007. Hepatoprotective efficacy of certain flavonoids against microcystin induces toxicity in mice. Environ. Toxicol. 22:472-479. Latifah, R. 2007. The Increasing of Afkir Duck’s Egg Quality With Pregnant Mare’s Serum Gonadotropin (Pmsg) Hormones. The way to increase of layer duck. Journal 4:18. Liu, H. Y., C. Q. Zhang, C. T. Ge, and J. X. Liu. 2007. Effects of daidzein on mRNA expression of gonadotropin receptors and P450 aromatase in ovarian follicles of white silky fowls. Asian-australas. J. Anim. Sci. 20:1827–1831. Liu, H.Y. and C. Q. Zhang. 2008. Effects of Daidzein on Messenger Ribonucleic Acid Expression of Gonadotropin Receptors in Chicken Ovarian Follicles. Poultry Science 87:541–545. Mushawwir, A dan D. Latipudin, 2013. Berbagi Sintesis Telur: Perspektif Fisiologi, Biokimia dan Molukuler Produksi Telur. Graha Ilmu, Yogyakarta. Parsaie, S., F. Shariatmadari, M. J. Zamiri, and K. Khajeh. 2007. Influence of wheat-based diets supplemented with xylanase, bileacid and antibiotics on performance, digestive tract measurementsand gut morphology of broilers compared with a maizebaseddiet. Br. Poult. Sci. 48:594-600 Peinado, M.J., R. Ruiz , A. Echavarri , and L. A. Rubio. 2012. Garlic derivative propyl propane thiosulfonate is effectiveagainst broiler enteropathogens in vivo. Poult. Sci. 91 :2148–2157. Saerang, J. L. P. 1997. Pengaruh Minyak Nabati dan Lemak Hewani Dalam Ransum Puyuh Petelur Terhadap Performans, Daya Tetas, Kadar Kolesterol Telur, dan Plasma Darah. Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Fakultas Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Kunyit..................................................Muhamad Faris S