SUATU GAGASAN DALAM MEMACU PROGRAM KELISTRIKAN DESA DI SUMATERA UTARA BONGGAS L. TOBING Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka pemerataan pembangunan bagi seluruh masyarakat Indonesia, Pemerintah telah melaksanakan beberapa program pembangunan yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat desa, diantaranya adalah program kelistrikan desa, atau seiring juga disebut “Program Listrik Masuk Desa”. Program ini bertujuan untuk menyediakan energi listrik di desa–desa agar masyarakat desa dapat menikmati listrik seperti halnya masyarakat yang tinggal di kota. Program kelistrikan desa di sumatera utara hanya dilaksanakan oleh PT PLN (Persero). Karena keterbatasan dana dan pertimbangan pengusaha, PT PLN (Persero) cenderung untuk melistriki terlebih dahulu desa-desa yang tergolong Desa Swasembada dan desa Swakarsa. Pada umumnya kedua golongan desa ini berdekatan dengan ibu kota pemerintahan. Sedang Desa Swadaya, yaitu desa-desa yang perekonomiannya lemah dan pada umumnya terpencil jauh dari ibu kota pemerintahan, akan dilistriki belakangan. Bertitik tolak pada kebijaksanaan ini, dapat diramalkan bahwa desa-desa Swadaya di Sumatera Utara akan tetap tidak menikmati listrik sampai akhir tahun 2010. Rasanya hal ini terlalu lama, sehingga perlu diperkirakan usaha-usaha agar desa-desa Swadaya itu dapat menikmati listrik sebelum tahun 2010 berakhir. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mengikut sertakan masyarakat untuk mendampingi PT PLN (Pesero) dalam pelaksanaan program kelistrikan desa. Dalam hal ini banyak lembaga-lembaga milik masyarakat Sumatera Utara yang diharapkan dapat membantu PT PLN (Persero) membangun kelistrikan desa di Sumatera Utara, diantaranya PTN dan PTS yang berkedudukan di Sumatera Utara. II. TUJUAN KELISTRIKAN DESA Energi adalah tenaga kebutuhan pokok manusia, karena energi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Bentuk energi yang paling disenangi manusia dewasa ini adalah energi listrik, karena energi ini mempunyai banyak keunggulankeunggulan dibandingkan dengan bentuk energi lain. Kelistrikan desa adalah salah satu program pemerintah dalm bidang penyediaan energi listrik di desa-desa, agar masyarakat desa dapat memanfaatkan energi listrik dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam kegiatan produksi. Progaram ini diharapkan akan menghasilkan dampak yang positip bagi kehidupan masyarakat desa, antara lain: 1. Meningkatkan rasa nyaman, karena desa akan memiliki penerangan listrik pada malam hari. 2. Merangsang pertumbuhan sektor produksi, sehingga pendapatan masyarakat desa makin bertambah. 3. Meningkatkan kecerdasan anak sekolah di desa, karena dengan adanya penerangan listrik, jam belajar anak sekolah dirumah akan bertambah.
©2004 Digitized by USU digital library
1
4. Menambah pengetahuan masyarakat desa tentang kemajuan teknologi, karena informasi tentang hal ini akan beda diperoleh melalui radio dan televisi, dimana pengadaan kedua komunikasi ini lebih murah bila listrik telah ada.
III. KELISTRIKAN DESA DI SUMATERA UTARA Mengacu kepada SK No: 1034/KPTS/Pertamben/1991, di Sumatera Utara terdapat 4595 desa. Sampai tahun 1992, desa-desa yang telah dilistriki di Sumatera Utara diperkirakan baru 1768 desa, atau 38,5 % dari seluruh desa yang ada di Sumatera Utara. Dalam Pelita VI, target kelistrikan desa di Sumatera utara adalah 194 desa pertahun. Bila target ini tercapai, maka pada akhir repelita VI, bari 2757 desa di Sumatera Utara yang sudah menikmati listrik. Berarti pada akhir Pelita VI masih ada 1828 desa yang belum berlistrik di Sumatera Utara. Desa-desa yang telah dilistriki diatas, ditentukan berdasarkan skala prioritas. Skala prioritas ini disusun dengan memperhatikan keadaan perekonomian masyarakat desa dan mempertimbangkan kemudahan-kemudahan dalam teknis pelaksanaannya. Ditinjau dari segi perekonomian desa, maka desa yang mendapat prioritas pertama untuk dilistriki adalah desa-desa yang merupakan pusat-pusat kegiatan ekonomi dan produksi. Menurut ukuran ini, maka desa-desa yang memperoleh prioritas pertama untuk dilistriki adalah desa-desa ibu kota kecamatan, desa-desa yang dekat ke ibu kota kecamatan dan desa-desa yang terletak disepanjang jalan raya utama. Ditinjau dari segi teknis pelaksanaannya, maka desa yang mendapat prioritas pertama untuk dilistriki adalah desa-desa yang terdekat dengan jaringan PT PLN (Persero) yang sudah terpasang dengan desa-desa yang lebih rapat penduduknya. Contohnya, desa-desa yang terdapat di kiri kanan jalan raya yang menghubungkan kota porsea dan balige. Perkembangan ini perlu, karena besarnya investasi untuk jaringan distribusi listrik dan besarnya rugi-rugi pada jaringan tersebut ditentukan olek jarak desa dari jaringan PT PLN (persero) yang sudah terpasang dan desa –desa yang telah rapat penduduknya. Menurut kedia ukuran skala prioritas di atas, maka desa-desa Kabupaten yang letaknya jauh dari jaringan PT PLN (persero) dan ibukota kecamatan, akan menduduki prioritas terakhir dalam program kelistrikan desa. Desa –desa Kabupaten yang letaknya jauh dari ibukota Pemerintahan pada umumnya adalah Desa-desa Swadaya, yaitudesa yang perekonomianya lemah. Jika dimisalkan bahwa kaedua pertimbangan di atas tetap dipertahankan, target kelistrikan desa pada Repelita-repelita yang akan datang sama dengan target pada pelita VI, dan tidak ada alternatif lain dalm pelaksanaan kelistrikan desa, mak dapat diramalkan program kelistrika desa di Sumatera Utara akan selesai setelah Pelita IX. Berarti dalam kurun waktu 20 tahun yang akan datang, desa-desa Swadaya di Sumatera Utara belum dapat menikamati aliran listrik. Hal ini tentu tidak sesuai dengan asas pemerataan pembangunan yang telah dalam GBHN. Oleh karena itu, perlu dipikirkan suatu cara agar masyarakat di desa-desa Swadaya dapat menikmati energi listrik dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini dapat terpenuhi bila harga energi listrik murah dan terjangkau oleh masyarakat desa.
©2004 Digitized by USU digital library
2
IV. PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM PROGRAM KELISTRIKAN DESA DI SUMATERA UTARA. Tadi telah dikemukakan, bahwa usaha kelistrikan desa Swadaya dapat dilaksanakan dalam periode Pelita yang lebih singkat jika harga energi listrik cukup murah dan terjangkau masyarakat. Jadi dalam program kelistrikan desa Swadaya ada dua masalah yang timbul, yaitu: 1. Bagaimana manyediakan energi listrik yang murah, dan 2. Bagaimana menaikkan pendapatan masyarakat desa Swadaya supaya mereka sanggup membeli energi listrik. Perguruan tinggi yang ada di sumatera Utara memiliki kemungkinan yang besar untuk ikut menyelesaikan masalah diatas, karena pada umumnya setiap perguruan tinggi mempunyai lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat serta memiliki tenaga-tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan kedua masalah tersebut. Fakultas/Akademi Teknik diharapkan dapat berpartisipasi dalam hal yang pertama, yaitu merancang suatu sistem kelistrikan desa yang semurah-murahnya. Untuk menaikkan pendapatan masyarakat didesa terpencil, diharapkan uluran tangan dari perguruan tinggi yang memiliki fakultas ekonomi dan fakultas pertanian. Tempat disiplin ilmu diatas diharapkan bekerja sama secara terpadu untuk memberikan sumbangan yang nyata berupa aksi, pemikiran dan rancangan yang dapat digunakan untuk mrempercepat pelaksanaan program kelistrikan desa di Sumatera utara, terutama desa-desa Swadaya.
V. PERANAN FAKULTAS AKADEMI TEKNIK DALAM KELISTRIKAN DESA DI SUMATERA UTARA Harga energi listrik ditunjukkan oleh tiga faktor, yaitu biaya investasi, biaya operasi dan biaya perawatan. Biaya investasi meliputi biaya pengadaan penggerak mula, generator dan fasilitas distribusi. Biaya operasi meliputi gaji operator. Untuk memperoleh energi listrik yang murah, ketiga biaya diatas harus diusakan serendah rendahnya. Untuk kelistrikan desa Swadaya harus dihindarkan adanya pemakaian bahan bakar dan biaya perawatan, karena biaya transportasi bahan bakar didesa relatif mahal dan di desa sulit menemukam tenaga ahli yang dapat merawat “Mesin bahan bakar minyak”. Jenis pembangkit tenaga listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar dan tidak menuntuk perawatan yang mahal, adalah pembangkit listrik tenaga air. Oleh karena itu, kelistrikan desa yang belum memiliki sarana transportasi, sebaiknya dilaksanakan dengan membangun pembangkit listrik tenaga air. Hal ini lebih memungkinkan lagi karena kebanyakan desa (terutama desa Swadaya) berada didaerah pegunungan yang memiliki sungai-sungai kecil yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Tetapi biaya investasi untuk pembangkit listrik tenaga air lebih mahal, karena dibutuhkan biaya yang lebih tinggi untuk pembuatan dam atau bendungan. Oleh karena itu, dalam program kelistrikan desa terpencil ini harus diusahakan agar biaya pembuatan dam, turbin dan jaringan distribusi ditekan semurah-murahnya. Fakultas/Akademi Teknik yang ada di Sumatera Utara pada umumnya memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Teknik Elektro, Teknik Sipil dan Teknik Mesin. Ketiga jurusan ini dapat berperan dalam hal pembuatan dam, turbin dan jaringan
©2004 Digitized by USU digital library
3
distribusi yang dibutuhkan untuk kelistrikan suatu desa. Jurusan Teknik Sipil diharapkan dapat menemukan suatu rancangan dam khusus untuk pembangkit listrik di desa yang harganya semurah-murahnya. Jurusan Teknik Mesin diharapkan dapat merancang suatu turbin air kapasitas kecil yang ekonomis untuk kelistrikan desa, dan kalau memungkinkan sekaligus membuatnya. Sedang Jurusan Teknik Elektro diharapkan dapat memberi bahan-bahan di sekitar desa yang dapat digunakan untuk pembuatan jaringan distribusi dan menginventarisasikan material bekas bongkaran yang disimpan digudang PT PLN (Persero), karena sebagian dari material tersebut mungkin masih dapat digunakan untuk kelistrikan desa. VI. PENUTUP DAN SARAN Uraian diatas menggambarkan bahwa Program Kelistrikan Desa oleh PLN tidak dapat diharapkan untuk melistriki seluruh desa di Sumatera Utara dalam waktu yang singkat. PLN dalam Program Kelistrikan Desa mendahulukan kelistrikan di desa-desa Swasembada dan Swakarsa. Oleh karena itu, untuk memacu pelaksanaan pembangunan kelistrikan di desa, masyarakat perlu berpartisipasi dalam Program Kelistrikan Desa, terutama Program Kelistrikan Desa Swadaya. Tidak ada salahnya jika Perguruan Tinggi di Sumatera Utara ikut mengabdikan diri dalam usaha kelistrikan desa ini karena: 1. Tujuan dari kelistrikan desa adalah sesuai dengan misi yang terkandung dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2. Perguruan Tinggi yang ada di Sumatara Utara memiliki ahli dari berbagai disiplin ilmu yang dapat didaya-gunakan untuk merancang kenaikan pendapatan masyarakat di desa. Oleh karena itu, disarankan agar lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi yang ada di Sumatera Utara mencamtumkan usaha kelistrikan desa ini menjadi salah satu dari program nya. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mensurveydesa-desa Swadaya di Sumatera Utara. Survey ini meliputi keadaan sosial ekonomi dari penduduk dan potensi energi yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Mengingat banyaknya desa yang harus disurvey, maka setiap Perguruan Tinggi di Sumatera Utara diharapkan ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan survey ini. Pelaksanaan survey ini harus terkordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih. Fakultas Teknik USU sebagai fakultas Teknik tertua di Sumatera Utara diharapkan menjadi pelopor dalam usaha kelistrikan desa Swadaya ini, yaitu dengan membuat suatu proyek percontohan. Pada proyek percontohan ini dapat dilibatkan mahasiswa-mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN dan tenaga-tenaga ahli dari Perguruan Tinggi lain. Setelah proyek percontohan ini selesai, tenaga-tenaga ahli dari Perguruan Tinggi lainya dapat membuat sendiri proyek percontohan di Perguruan Tinggi masing-masing. Kemudian masing –masing Perguruan tinggi mengembangkanya untuk memperoleh suatu sistem kelistrikan desa yang lebih baik dan ekonomis.
©2004 Digitized by USU digital library
4
Sumber data : 1. “Penelitian Kelistrikan Desa di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara”, Kerjasama Perusahaan Umum Listrik Negara dengan Universitas Sumatera Utara. 1985. 2. “Penelitian Kelistrikan Desa di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara”, Kerjasama Perusahaan Umum Listrik Negara dengan Universitas Sumatera Utara, 1988. 3. “ Penelitian Kelistrikan Desa di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara”, Kerjasama Perusahaan Umum Listrik Negara dengan Universitas Sumatera Utara, 1992.
©2004 Digitized by USU digital library
5