Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
13 Pages
ISSN 2302-0172 pp. 27- 39
DI PROPINSI SUMATERA UTARA Nizmah Oktoviana1), Abubakar Hamzah2), Sofyan Syahnur3) Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh email:
[email protected] 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,email:
[email protected] 1)
Abstract:: The purpose of this study was to determine the performance of the economic, social and environmental as well as the interaction area for suitability Serdang Bedagai as one strategic district area in North Sumatera Province. The method used in this research is the analysis method typology klassen, analysis of location quotient, shift share analysis, schallogram, gravity analysis, and analysis of geographic information systems (GIS). The data used is data GDP, population, the type and number of facilities regency/cities, the distance between the regency/city. As the comparison area is the entire regency that the area had the same declaration with Serdang Bedagai District and North Sumatera as a reference region. The results of the analysis of economic performance shows Serdang Bedagai contributed to the GDP of Province and the economic growth of the largest average. Based on the typology Klassen is a growing area, the sector basis (LQ>1) is the agricultural sector, construction sector, mining and quarrying. Analysis by the method of shift-share estaban-marquillas show that with the effect of allocation, agricultural sector have competitive value, but has yet to have a value of specialization. Aggregate showed a positive shift towards all sectors as indicated by the positive value of Dij. The results of the analysis are Serdang Bedagai schallogram is the hierarchy I and the analysis of the interaction of gravity has a more tightly. Performance in social and environmental analysis has increased with population growth, education, employment, health, poverty and protected areas and coastal conditions. Based on the analysis and GIS suitability analysis concluded that Bedagai Serdang potential to be one of the strategic areas in the district of North Sumatera Province. Expected policy implication is the attention to the agricultural sector, supported by the development of agro-industries. Keywords: Strategic Area, Typology Klassen, Location Quotient, Shift Share Estaban- Marquillas, Schallogram, The Interaction Region, Geographic Information System Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan serta interaksi daerah untuk kesesuaian Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu kawasan strategis kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis tipologi klassen, location quotient, shift share, skalogram, gravitasi, dan analisis sistem informasi geografis (SIG). Dengan menggunakan data PDRB, jumlah penduduk, jenis dan jumlah fasilitas kabupaten/kota, jarak antar kabupaten/kota. Dengan daerah pembanding adalah kabupaten yang seumur dengan Kabupaten Serdang Bedagai dan Propinsi Sumatera Utara sebagai daerah referensi. Hasil analisis kinerja ekonomi menunjukkan Kabupaten Serdang Bedagai memberikan kontribusi terhadap PDRB Propinsi dan mengalami pertumbuhan ekonomi rata-rata terbesar. Berdasarkan tipologi klassen merupakan daerah berkembang, sektor basis (LQ>1) adalah sektor pertanian, sektor bangunan, sektor pertambangan dan penggalian. Analisis shift share estaban-marquillas menunjukkan bahwa dengan adanya pengaruh alokasi, sektor pertanian mempunyai nilai kompetitif, namun belum memiliki nilai spesialisasi serta menunjukkan pergeseran yang positif terhadap semua sektor yang ditunjukkan dengan nilai D ij yang positif. Hasil analisis skalogram adalah Kabupaten Serdang Bedagai berada pada hirarki I dan dengan analisis gravitasi memiliki interaksi daerah yang lebih erat. Kinerja dibidang sosial dan lingkungan mengalami peningkatan yang dianalisis dengan pertumbuhan penduduk, pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan, kemiskinan serta kondisi kawasan lindung dan pesisir. Berdasarkan hasil analisis dan kesesuaian analisis SIG disimpulkan bahwa Kabupaten Serdang Bedagai berpotensi untuk menjadi salah satu kawasan strategis kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Implikasi kebijakan yang diharapkan adalah perhatian terhadap sektor pertanian yang didukung dengan pengembangan agroindustri. Kata kunci : Kawasan Strategis, Tipologi Klassen, Location Quotient, Shift Share EstabanMarquillas, Skalogram, Interaksi Daerah, Sistem Informasi Geografis
27 -
Volume 3, No. 1, Februari 2015
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala daerah-daerah lain, karena tenaga kerja dan
PENDAHULUAN Indonesia
yang
modal perdagangan yang ada akan pindah ke
dikaruniai dengan berbagai sumber daya yang
daerah yang melakukan ekspansi tersebut.
potensial untuk dikelola. Pembangunan yang
Khususnya perpindahan tenaga kerja, biasanya
sedang dan akan terus dilaksanakan tidak
bersifat selektif, akibatnya migrasi itu sendiri
terlepas dari pemanfaatan serta penggalian
pun cenderung untuk menguntungkan daerah-
potensi yang ada. Pengeksploitasian sumber
daerah yang mengalami ekspansi ekonomi
daya ini harus dilaksanakan secara bijaksana
tersebut dan merugikan daerah-daerah lain
dan berkelanjutan baik sumber daya yang
(back wash effect) (Myrdal dalam Arsyad,
bersifat yang dapat perbaharui (renewable
1999).
resources)
merupakan
maupun
yang
negara
tidak
dapat
Salah
satu
bentuk
otonomi
karena itu kebijakan perencanaan pembangunan
merencanakan pembangunan daerahnya melalui
terutama di daerah semakin penting seiring
perencanaan
dengan adanya kebijakan otonomi daerah, yang
Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun
memberikan kesempatan bagi daerah untuk
2007
meningkatkan motivasi serta aktualisasi diri
strategis
melalui pemberdayaan potensi ekonomi lokal
penataan ruangnya di prioritaskan karena
berdasarkan
yang
mempunyai pengaruh sangat penting dalam
meningkatkan
lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial,
dimiliki
dalam
dan
rangka
peluang
kesejahteraan masyarakat.
pemerintah
dari
diperbaharui (unrenewable resources). Oleh
kekuatan
daerah,
perwujudan
tata
tentang
ruang
Penataan
kabupaten
daerah
wilayah
Ruang,
adalah
daerah.
kawasan
wilayah
yang
budaya dan atau lingkungan.
Membiarkan masing-masing daerah untuk
Dalam dokumen Rencana Tata Ruang
berkompetisi akan sama halnya menyerahkan
Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dijelaskan
pembangunan ekonomi secara nasional pada
bahwa berdasarkan PP 26 Tahun 2008 tentang
mekanisme pasar yang secara nyata telah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, telah
menempatkan pada situasi semakin melebarnya
menetapkan Pulau Berhala sebagai Kawasan
jurang ketidakmerataan antar daerah, karena
Strategis
kegiatan ekonomi akan menumpuk di tempat-
Keamanan. Diluar kawasan Strategis Nasional
tempat dan daerah tertentu, sedangkan tempat-
terdapat Kebijakan Nasional yaitu Wilayah
tempat atau daerah lainnya akan semakin
Sungai
ketinggalan. Memusatnya ekspansi ekonomi di
Padang. Selain itu juga terdapat pada Struktur
suatu daerah dapat disebabkan karena letak
Ruang Nasional yaitu jalan tol Medan-Tebing-
geografis, kondisi dan situasi alamiah yang ada,
Tinggi. Kawasan Strategis Propinsi merupakan
dan sebagainya. Ekspansi suatu daerah akan
bagian
mempunyai pengaruh yang merugikan bagi
Kabupaten Serdang Bedagai, dimana tercantum
Nasional
Strategis
dari
bidang
Nasional
kawasan
Pertahanan
Belawan–Ular–
prioritas
Volume 3, No. 1, Februari 2015
wilayah
- 28
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Sumatera Utara. Secara
geografis
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat
Kabupaten
Serdang
dirumuskan permasalahannya adalah sebagai
Bedagai terletak pada posisi 30 01’2,5’’- 30 46’
berikut:
33’’ Lintang Utara, 98 44’ 22’’- 99 19’ 01’’
1. Apakah
0
0
kinerja
ekonomi,
sosial
dan
Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0–500
lingkungan Kabupaten Serdang Bedagai
meter di atas permukaan laut. Kabupaten
sudah dapat menunjukkan potensi untuk
Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22
menjadi
2
Km
(190.022 Ha) yang terdiri dari 17
Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan. Secara administratif
Kabupaten Serdang Bedagai
berbatasan dengan beberapa daerah, yaitu :
salah
satu
kawasan
strategis
kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. 2. Apakah
Kabupaten
memiliki
Serdang
Bedagai
antar
daerah
keterkaitan
disekitarnya.
Selat Malaka di sebelah Utara, Kabupaten Batu Bara dan Simalungun di sebelah Timur,
STUDI KEPUSTAKAAN
Kabupaten Simalungun di sebelah Selatan dan
Pembangunan Ekonomi Regional
Kabupaten Deli Serdang di sebelah Barat. Ibukota
Kabupaten
ekonomi
adalah
suatu
Bedagai
proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan
terletak di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota
riil perkapita pendududuk suatu negara dalam
Sei Rampah. Kabupaten Serdang Bedagai juga
jangka panjang yang disertai oleh perbaikan
merupakan jalur lintas Sumatera yang berada di
kelembagaan
sisi pantai timur pulau Sumatera. Kabupaten
mengandung pengertian: disamping adanya
Serdang
suatu kenaikan pendapatan perkapita riil.
Bedagai
Sedang
Pembangunan
merupakan
jalur
akses
mobilitas dari atau ke Kota Medan, dari atau ke
Todaro
(Arsyad,
dalam
1999).
Hal
Sirojuzilam
ini
(2008),
Kota Tebing Tinggi. Letak administrasi yang
mendefinisikan pembangunan ekonomi adalah
diapit oleh 2 kota tersebut merupakan faktor
suatu proses yang bersifat multidimensional,
yang
yang melibatkan kepada perubahan besar, baik
paling
besar
dalam
menunjang
perkembangan wilayah Kabupaten Serdang
terhadap
perubahan
struktur
ekonomi,
Bedagai.
perubahan sosial, mengurangi ketimpangan dan
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan
pengangguran dalam konteks pertumbuhan
salah satu kabupaten hasil pemekaran yang
ekonomi. Menurut Todaro (1987) pembangunan
melaksanakan
sejak
harus dipahami sebagai suatu proses berdimensi
Desember 2003. Sebagai salah satu kabupaten
banyak yang melibatkan perubahan-perubahan
yang masih tergolong muda, maka kegiatan
besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat,
pembangunan di berbagai bidang masih sangat
dan kelembagaan nasional, serta percepatan
diperlukan secara efektif dan efisien.
pertumbuhan
29 -
otonomi
daerahnya
Volume 3, No. 1, Februari 2015
ekonomi,
pengurangan
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ketidakmerataan,
dan
pemberantasan
kemiskinan absolut.
dimana
untuk
mengevaluasi
keberhasilan
pembangunan (Sirojuzilam, 2008).
Pembangunan ekonomi daerah adalah proses
daerah
pemerintah
daerah
dan
Berkaitan dengan analisis pertumbuhan regional ada dua pendekatan. Pendekatan
masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya
pertama
yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
mengidentifikasi hubungan terpenting antara
antara pemerintah daerah dan dengan sektor
perpindahan faktor-faktor dan pertumbuhan
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja
regional
baru dan merangsang perkembangan kegiatan
Pendekatan kedua lebih berorientasi pada
ekonomi
dalam
perubahan pola pertumbuhan regional sebagai
wilayah tersebut (Arsyad, 1999). Kebijakan
efek netto dari keputusan-keputusan lokasi dan
pembangunan
output
(pertumbuhan
regional
ekonomi)
pada
dasarnya
memungkinkan
dengan
yang
cara
diambil
suatu
yang
oleh
daerah
lebih
jelas.
perusahaan-
merupakan intervensi pemerintah, baik secara
perusahaan bisnis sebagai reaksi terhadap
nasional maupun regional untuk mendorong
perubahan-perubahan kebutuhan input
proses pembangunan daerah secara keseluruhan
pasar
(Sjafrizal, 2008).
(Richardson, 2001).
dalam
industri-industri
dan
mereka
Menurut Adisasmita (2008), pembangunan wilayah (regional) merupakan fungsi dari
Teori
potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan
Theory)
sumber
daya
(Economic
Base
Teori basis ekspor murni dikembangkan
pembangunan,
pertama kali oleh Tiebout. Teori ini membagi
transportasi dan komunikasi, komposisi industri,
kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat
teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan
di dalam satu wilayah atas sektor basis dan
antar wilayah, kemampuan pendanaan dan
sektor non basis. Kegiatan basis adalah kegiatan
pembiayaan
daerah,
yang bersifat exogenous artinya tidak terikat
kewirausahaan (kewiraswastaan), kelembagaan
pada kondisi internal perekonomian wilayah
daerah dan lingkungan pembangunan secara
dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya
luas.
jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan
dan
investasi
Ekonomi
modal,
prasarana
manusia,
Basis
sarana
pembangunan
non basis adalah kegiatan untuk memenuhi Teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan laju
kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri (Tarigan, 2007).
pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai
Teori Basis Ekonomi menyatakan bahwa
macam sektor ekonomi yang secara tidak
faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi
langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan
suatu daerah adalah berhubungan langsung
yang terjadi dan sebagai indikator penting bagi
dengan permintaan akan barang dan jasa dari Volume 3, No. 1, Februrai 2015
- 30
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang
2007).
menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan
menghasilkan
Teori Lokasi
kekayaan daerah dan
Teori lokasi memberikan kerangka analisa
penciptaan peluang kerja (job creation) (Arsyad,
yang baik dan sistematis mengenai pemilihan
1999).
lokasi kegiatan ekonomi dan sosial, serta
Teori
basis
ekonomi
mendasarkan
analisa interaksi antar wilayah. Interaksi antar
pandangan bahwa laju pertumbuhan ekonomi
wilayah
suatu
besarnya
perkembangan bisnis yang pada gilirannya akan
peningkatan ekspor dari wilayah tersebut.
dapat pula mendorong pertumbuhan ekonomi
Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan
wilayah (Sjafrizal, 2008).
wilayah
ditentukan
oleh
akan
dapat
pula
mempengaruhi
basis dan kegiatan nonbasis. Hanya kegiatan
Konsep Jarak (Distance) berupa jarak
basis yang dapat mendorong pertumbuhan
memisahkan satu lokasi dengan lokasi lainnya,
ekonomi wilayah tersebut (Tarigan, 2007).
dengan memunculkan efek hambatan (frictional effect) dalam interaksi ruang (antar lokasi)
Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Pole
berupa aliran barang atau orang. (Yeates Cs;
Theory)
dan Abler Cs dalam Tarigan, 2007
Pusat pertumbuhan (growth pole) dapat diartikan
dengan
fungsional
dan
dua cara,
Interaksi Wilayah dapat dijelaskan dengan
fungsional, pusat pertumbuhan adalah suatu
pendekatan teori keruangan. Menurut Ullman
lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang
interaksi wilayah merupakan interaksi spatial
industri
mencakup gerak dari barang, penumpang,
karena
geografis.
Teori Interaksi Wilayah
Secara
yang
secara
yaitu secara
sifat
hubungannya
memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupan ekonomi baik
migran, uang dan informasi (Daldjoeni, 2003). Suatu wilayah tidak dapat memenuhi
ke dalam maupun ke luar (daerah belakangnya).
sendiri
Secara geografis, pusat pertumbuhan adalah
memerlukan suplai dari wilayah-wilayah lain.
suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan
Akibat adanya ketergantungan tersebut maka
kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik
terjadi interaksi/hubungan. Interaksi itu terjadi
(pole
menyebabkan
karena adanya mobilitas penduduk, aliran
berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi
barang dan jasa, aliran informasi dan aliran
di
uang (Ambardi dan Prihawantoro, 2002).
of
situ
attraction),
dan
yang
masyarakat
senang
datang
semua
kebutuhannya,
sehingga
memanfaatkan fasilitas yang ada di kota
Model gravitasi adalah model yang paling
tersebut, walaupun kemungkinan tidak ada
banyak digunakan untuk melihat besarnya daya
interaksi antara usaha-usaha tersebut (Tarigan,
tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu
31 -
Volume 3, No. 1, Februari 2015
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala lokasi. Dalam perencanaan wilayah, model ini
antar
sering dijadikan alat untuk melihat apakah
penduduk yang digunakan adalah dari tahun
lokasi berbagai fasilitas kepentingan umum
2006 sampai dengan tahun 2010.
telah berada pada tempat yang benar (Tarigan, 2007).
Menurut
pemekarannya
Kuncoro
(2012),
Sistem
Informasi Geografis (SIG) adalah jenis khusus informasi
yang
memperhatikan
representasi dan manipulasi realita geografi. SIG
Penelitian
ini
Data
PDRB
menggunakan
dan
daerah
pembanding adalah kabupaten yang tahun
Teori Sistem Informasi Geografi
sistem
kabupaten/kota.
mentransformasikan
data
menjadi
informasi dengan mengintegrasikan sejumlah data yang berbeda, menerapkan analisis fokkus,
sama
dengan
Kabupaten
Serdang Bedagai, yaitu Kabupaten Humbang Hasundutan, Nias Selatan, Pakpak Barat, Samosir dan Propinsi Sumatera Utara sebagai daerah referensi. Metode yang digunakan bersifat metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif, yaitu suatu metode penelitian dengan menggunakan fakta-fakta yang ada.
dan menyajikan output untuk mendukung pengambilan keputusan (Juppenplatz dan Tian,
Penelitian
1996:Bab I, dalam Kuncoro, 2012). Kemampuan SIG dalam penyimpanan, analisis, pemetaan, dan pembuatan model mendorong aplikasi yang luas dalam berbagai disiplin ilmu dari tekhnologi informasi hingga sosial-ekonomi ataupun analisis yang berkaitan dengan populasi (Martin, 1996, dalam Kuncoro, 2012).
Beberapa
merancang
dan
prosedur
standar
menggunakan
Metode Analisis
SIG
dalam yaitu
pengumpulan data, pengolahan data awal, konsruksi basis data, analisis dan kajian spasial, serta penyajian grafis (Kuncoro, 2012).
ini
bertujuan:
pertama
menganalisis potensi kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan Kabupaten Serdang Bedagai untuk menjadi salah satu kawasan strategis di Propinsi Sumatera Utara dengan menggunakan metode analisis Tipologi Klassen, Location Quotient, Shift-Share, Skalogram dan metode analisis deskriptif. Sedangkan untuk tujuan kedua, yaitu mengetahui keterkaitan (interaksi) antara Kabupaten Serdang Bedagai dengan daerah lain di Propinsi Sumatera Utara, menggunakan metode analisis Model Gravitasi. Alat analisis lainnya yang digunakan untuk
METODE PENELITIAN Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Serdang Bedagai berkaitan dengan potensi
mendukung dan memperkuat alat analisis sebelumnya adalah metode Sistem Informasi Geografis (SIG).
untuk menjadi salah satu kawasan strategis kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Data yang digunakan adalah data PDRB, jumlah penduduk, jenis dan jumlah fasilitas serta jarak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kinerja Aspek Ekonomi Berdasarkan struktur dan pertumbuhan Volume 3, No. 1, Februrai 2015
- 32
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ekonomi daerah Kabupaten Serdang Bedagai
Gambar 1 Posisi Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Matriks Tipologi Klassen
selama periode pengamatan dari tahun 2006 sampai tahun 2010 menunjukkan bahwa laju
6,11%. Angka ini diikuti oleh Kabupaten Pakpak
Barat
sebesar
6,10%,
Humbang
Hasundutan 5,67%, Samosir 5,07% dan terakhir Nias Selatan sebesar 4,31%. Demikian pula halnya
dengan
diberikan
kabupaten
rata-rata
yang
terhadap
propinsi,
bahwa
Kabupaten
Serdang
memberikan
kontribusi
terbesar
menunjukkan Bedagai
kontribusi
DAERAH BERKEMBANG
DAERAH CEPAT MAJU DAN CEPAT TUMBUH
* Serdang Bedagai * Samosir
5,49 %
dibandingkan kabupaten seumur yaitu sebesar
Laju Pertumbuhan PDRB per Kapita
pertumbuhan ekonomi rata-rata yang terbesar
DAERAH RELATIF TERTINGGAL
DAERAH MAJU TAPI TERTEKAN
* Nias Selatan * Humbang Hasundutan * Pakpak Barat
dibandingkan dengan kabupaten yang tahun pemekarannya
sama
dengan
8,171,671.82 PDRB Perkapita (Rp.)
Kabupaten
Serdang Bedagai. Besar kontribusi tersebut masing-masing
sebagai
berikut:
Serdang
Bedagai 3,83%, Nias Selatan 1,07%, Samosir 0,91%, Humbang Hasundutan 0,86% dan Pakpak Barat 0,86%. Perkembangan PDRB perkapita Kabupaten Serdang Bedagai secara rata-rata selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar Rp. 6.567.024,35. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan perkapita tersebut lebih kecil dari Propinsi Sumatera Utara yang rata-rata sebesar Rp. 8.171.671,82. Laju pertumbuhannya menunjukkan bahwa Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 6,70%, dimana angka ini lebih besar dari Propinsi Sumatera Utara yaitu 5,49%.
Sumber : Hasil diolah, 2012
Dengan mengaplikasikan data tersebut dalam
matriks
Tipologi
berkembang (Gambar 1). Berdasarkan
kriteria
pengukuran
LQ
dengan membandingkan sektor-sektor PDRB Kabupaten Serdang Bedagai terhadap nilai PDRB Propinsi Sumatera Utara selama 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2006 sampai tahun 2010 diperoleh LQ pada Tabel 1 menunjukkan nilai LQ rata-rata>1 ada di sektor pertanian, sektor bangunan
dan
sektor
pertambangan
dan
penggalian. Dari ketiga sektor tersebut, sektor pertanian merupakan sektor potensial untuk
perekonomian daerah.
Volume 3, No. 1, Februari 2015
maka
Kabupaten Serdang Bedagai masuk ke daerah
dikembangkan
33 -
Klassen,
sebagai
penggerak
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 1 Nilai LQ Sektoral Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2006-2010 LAPANG Nilai LQ AN 200 2007 2008 2009 2010 USAHA 6 Pertanian 1,72 1,73 1,71 1,70 1,70 Pertamba ngan dan 1,12 1,12 1,14 1,20 1,16 Penggalia n Industri 0,81 0,81 0,83 0,84 0,85 Listrik, Gas dan 0,71 0,79 0,83 0,85 0,87 Air Bersih Bangunan 1,29 1,38 1,40 1,41 1,44 Perdagang an, Hotel 0,88 0,87 0,87 0,87 0,86 dan Restoran Pengangku tan dan 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 Komunika si Keuangan, Persewaan 0,49 0,48 0,48 0,47 0,48 dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyara katan, 0,87 0,89 0,89 0,90 0,92 Sosial dan Perorangan
Sumber : Hasil diolah, 2012
Tabel 2 Analisis Shift-Share Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 20062010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
Pengaruh Alokasi Eij-E’ij rij–rin A ij + +
+
+
-
+
-
-
+
-
+
+
+
-
-
+
-
-
+
-
-
+
-
+
-
Sumber: Hasil diolah, 2012
Hasil analisis shift-share menunjukkan bahwa
pertumbuhan
propinsi
berpengaruh
positif (Nij), bauran industri (Mij) berpengaruh negatif, kompetitif (Cij) berpengaruh positif, alokasi (Aij) berpengaruh positif dan pergeseran struktur ekonomi berpengaruh positif (Dij). Sektor pertanian memiliki nilai kompetitif berdasarkan pengaruh alokasi, namun belum
Untuk menentukan sektor unggulan dapat
memiliki nilai spesialisasi.
juga dengan menggunakan Analisis ShiftShare.
Analisis
shift-share
membagi
pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel wilayah, seperti pendapatan atau output selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh pertumbuhan nasional (N), industri
Kinerja Aspek Sosial Kinerja aspek sosial dianalisis dengan menggunakan data pertumbuhan penduduk, tingkat pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan dan kemiskinan selama tahun 2006-2010. Laju
mix/bauran industri (M), dan keunggulan
pertumbuhan dari tahun 2006 sampai tahun
kompetitif (C). Metode shift share juga
2010 mengalami penurunan. Laju pertumbuhan
dimaksudkan untuk memberikan secara rinci
rata-rata selama lima tahun sebesar -0,38%.
penyebab perubahan atas beberapa variabel.
Pada tahun 2009 angka partisipasi sekolah
Volume 3, No. 1, Februrai 2015
- 34
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kelompok umur 7-12 sebesar 98,38 dan 98,97
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Serdang
pada tahun 2010. Kelompok umur 13-15 angka
Bedagai
partisipasi sekolah pada tahun 2009 sebesar
penduduk miskin per 1.000 jiwa sebanyak
89,13 dan 92,89 pada tahun 2010. Kelompok
74,60 pada tahun 2006 dan pada tahun 2010
umur 16-18 angka partisipasi sekolah sebesar
sebanyak 62,80. Persentase penduduk miskin
63,47 pada tahun 2009 dan 56,73 pada tahun
sebesar 12,34% pada tahun 2006 dan pada
2010. Kelompok umur 19-24 angka partisipasi
tahun 2010 menjadi 10,59%. Dan diikuti
sekolah sebesar 8,60 pada tahun 2009 dan 3,59
dengan
pada tahun 2010.
(Rp/kapita/bulan) dimana pada tahun 2006
Angka partisipasi angkatan kerja pada tahun 2006 sebesar 64,28 meningkat menjadi 67,27
pada
tahun
2007
dan
tahun 2009 kembali meningkat menjadi 67,98 68,64
pada
tahun
meningkatnya
sebesar
168.903
dan
penurunan.
garis
pada
Jumlah
kemiskinan
tahun
2010
meningkat menjadi 248.363.
mengalami
penurunan pada tahun 2008 sebesar 63,62. Pada
dan
mengalami
2010.
Tingkat
Kinerja Aspek Lingkungan Kinerja
aspek
sosial
dianalisis
berdasarkan kondisi kawasan lindung dan
pengangguran di Kabupaten Serdang Bedagai
pesisir
mengalami relatif menurun. Pada tahun 2006
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
tingkat pengangguran sebesar 9,62 dan dalam
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
kurun waktu lima tahun, yaitu pada tahun 2010
mencakup sumber alam, sumber daya buatan
turun menjadi 6,32.
dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna
Tingkat kesehatan di Kabupaten Serdang Bedagai mengalami peningkatan. Pada tahun
daerah.
Kawasan
lindung
adalah
kepentingan pembangunan berkelanjutan. Menurut Undang Undang
Nomor
41
2006 angka harapan hidup adalah 68,60 dan
Tahun 1999 tentang Kehutanan pasal 8 ayat 2
menjadi 68,98 pada tahun 2010. Angka
mengharuskan tutupan hutan di suatu daerah
kematian bayi mengalami penurunan yaitu : 32
sekurang-kurangnya sebesar 30% dari luas
kematian per 1.000 kelahiran pada tahun 2007
DAS di daerah tersebut. Menurut SK Menhut
dan 25 kematian per 1.000 kelahiran pada tahun
No. 44 Tahun 2005, tutupan lahan permanen di
2010. Angka kematian balita juga mengalami
Kabupaten Serdang Bedagai diharapkan sebesar
penurunan dari 44 kematian per 1.000 kelahiran
15,75%. Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
pada tahun 2007 menjadi 41 kematian per 1.000
merupakan wilayah hilir yang perkembangan
kelahiran pada tahun 2010. Demikian pula
pemanfaatan lahannya mempunyai daya tarik
dengan
melahirkan
tersendiri sebagai daerah pemekaran yang tidak
mengalami penurunan dari 228 kematian per
terlepas dari serangkaian pembangunan dan alih
100.000 ibu melahirkan pada tahun 2007
fungsi lahan yang terjadi pun tidak dapat
menjadi 145 pada tahun 2010.
dihindari.
35 -
angka
kematian
ibu
Volume 3, No. 1, Februari 2015
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kawasan pesisir dikenal sebagai ekosistem
berada pada daerah hirarki II adalah Nias
perairan yang memiliki potensi sumberdaya
Selatan dengan nilai total bobot sebesar
yang sangat besar. Kabupaten Serdang Bedagai
56.891,40 dan Humbang Hasundutan dengan
memiliki pantai sepanjang ± 55 km yaitu pantai
nilai total bobot sebesar 44.374,33. Pada hirarki
sebelah timur Kabupaten Serdang Bedagai yang
III terdapat Kabupaten Samosir dan Pakpak
berbatasan langsung dengan Selat Malaka.
Barat, yang masing-masing mempunyai nilai
Kawasan pesisir di Kabupaten Serdang
34.284,93 dan 18.787,60.
Bedagai memiliki sumber daya alam yang berpotensi untuk dikembangkan. Sumber daya kelautan di Kabupaten Serdang Bedagai selama tahun
2006-2010
cenderung
mengalami
Keterkaitan (Interaksi) Daerah Keterkaitan indeks
daerah
gravitasi.
dianalisis
Keterkaitan
dengan
Kabupaten
peningkatan. Pada tahun 2006 hasil tangkapan
Serdang Bedagai dengan kabupaten/kota di
perairan umum sebesar 151,2 ton dan total hasil
sekitarnya cenderung meningkat selama kurun
tangkapan adalah sebesar 23.932,3 ton. Pada
waktu tahun 2006-2010. Indeks gravitasi untuk
tahun 2007 mengalami penurunan dengan hasil
Kabupaten Nias Selatan, Humbang Hasundutan,
tangkapan perairan umum sebesar 43,478 ton
Pakpak Barat dan Samosir memiliki nilai
dan total hasil tangkapan sebesar 1.795,51 ton.
indeks gravitasi yang relatif lebih kecil dari
Tahun-tahun
Kabupaten Serdang Bedagai selama tahun
berikutnya
hasil
ini
terus
mengalami peningkatan hasil. Pada tahun 2010
2006-2010.
hasil tangkapan perairan umum mencapai 66,2
Kabupaten
Serdang
ton dan total hasil tangkapan sebesar 7.297,2
keterkaitan
yang
ton.
kabupaten/kota di sekitarnya dibandingkan dengan
Hal
ini
kabupaten
menunjukkan Bedagai lebih
yang
bahwa memiliki
erat
seumur
dengan
dengan
kabupaten ini. Keterkaitan yang erat ini
Analisis Skalogram Analisis skalogram menggunakan data
didukung dengan tersedianya sarana jalan yang
fasilitas pemerintahan, fasilitas pendidikan,
relatif baik dan sarana transportasi yang
fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan dan
memudahkan hubungan antar kabupaten/kota
fasilitas perekonomian. serta infrastruktur jenis
disekitarnya.
jalan
tersebut
yang
terdapat
pada
masing-masing
Dengan
mempermudah
ketersediaan jalur
sarana
transportasi
kabupaten yang tahun pemekarannya sama
terutama sumber daya manusia/aparatur yang
dengan
Bedagai.
bekerja pada Pemerintahan Kabupaten Serdang
skalogram
Bedagai yang berasal dari daerah yang berada
Kabupaten
Serdang
Berdasarkan
hasil
analisis
menunjukkan
bahwa
Kabupaten
Serdang
disekitarnya.
Bedagai berada pada hirarki I, dengan nilai total bobot sebesar 84.590,22. Kabupaten yang Volume 3, No. 1, Februrai 2015
- 36
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Sistem Informasi Geografis
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada penelitian ini output yang dihasilkan
Kesimpulan
melalui analisis Sistem Informasi Geografis ini
1. Kinerja ekonomi mengalami pertumbuhan
dengan mengkombinasikan hasil analisis dari
yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi
kinerja aspek ekonomi yang berupa data
rata-rata sebesar 6,11% dengan sektor
pertumbuhan dan kontribusi PDRB kabupaten,
pertanian
analisis tipologi klassen dan hasil analisis
dengan nilai rata-rata 40,86%, kontribusi
skalogram
yang
rata-rata PDRB terhadap PDRB Propinsi
diaplikasikan dalam bentuk peta tematik yang
sebesar 3,83% dan merupakan daerah
digabungkan (overlay) sehingga didapatkan
berkembang berdasarkan tipologi klassen.
serta
analisis
gravitasi
suatu informasi secara terpadu. Output dari
2. Hasil
pemberi
kontribusi
analisis
terbesar
location
quetiont
analisis ini adalah Peta Kesesuaian Kabupaten
menunjukkan bahwa sektor yang memiliki
Serdang Bedagai dan Kabupaten Seumuran
nilai LQ>1 adalah sektor pertanian, sektor
Sebagai Kawasan Strategis Kabupaten di
bangunan dan sektor pertambangan dan
Propinsi Sumatera Utara dengan menggunakan
penggalian.
software ArcGIS 10. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa
Kabupaten
Serdang
3. Berdasarkan shift-share estaban-marquillas menunjukkan
bahwa
adanya
Bedagai sesuai untuk menjadi salah satu
pengaruh
kawasan
Propinsi
mempunyai nilai kompetitif, namun belum
Humbang
memiliki nilai spesialisasi. Secara aggregat
strategis
Sumatera Hasundutan,
Utara. Nias
kabupaten
di
Kabupaten Selatan
dan
Samosir
alokasi,
dengan
menunjukkan
sektor
pergeseran
pertanian
yang
positif
berpotensi, sedangkan Pakpak Barat tidak
terhadap semua sektor yang ditunjukkan
sesuai.
dengan nilai Dij yang positif.
Gambar 2 Peta Kesesuaian Kawasan Strategis Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara
4. Kinerja sosial juga mengalami perubahan yang
positif,
pengendalian tingkat
yang
ditandai
pertumbuhan
pendidikan,
dengan penduduk,
kesehatan
dan
ketenagakerjaan yang semakin baik serta tingkat kemiskinan yang semakin menurun. 5. Kinerja di bidang lingkungan menunjukkan potensi
kearah
pembangunan
yang
berwawasan lingkungan, dengan keadaan kawasan lindung dan pesisir yang terus mengalami berkelanjutan. 37 -
Volume 3, No. 1, Februari 2015
pengelolaan
secara
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 6. Berdasarkan perhitungan dengan analisis
3. Kabupaten
Serdang
Bedagai
perlu
skalogram Kabupaten Serdang Bedagai
meningkatkan kualitas sarana dan prasarana
berada pada Hirarki I.
terutama
7. Kabupaten
Serdang
bidang
pendidikan
dan
memiliki
kesehatan guna mendukung peningkatan
keterkaitan daerah yang lebih erat dengan
kualitas sumber daya manusia sebagai modal
daerah disekitarnya, dibandingkan dengan
utama dalam pembangunan, dan bidang jasa
kabupaten yang tahun pemekarannya sama
lainnya antara lain perbankan, perdagangan
dengan Kabupaten Serdang Bedagai.
dalam rangka meningkatkan daya kompetitif
8. Berdasarkan informasi
Bedagai
di
analisis geografis,
dengan maka
sistem
Kabupaten
dan daya tarik bagi masuknya sumbersumber ekonomi dari luar daerah.
Serdang Bedagai memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu kawasan strategis kabupaten di wilayah Propinsi Sumatera Utara. Saran 1. Pemerintah daerah lebih memperhatikan pertumbuhan sektor pertanian sebagai sektor unggulan,
dalam
rangka
mendukung
terciptanya spesialisasi dan keunggulan kompetitif dari produksi pertanian, antara lain dengan program dan kegiatan yang terarah kepada pengelolaan pasca panen, seperti pembangunan agroindustri. 2. Pengembangan kerjasama dengan daerah di sekitar dengan menyelaraskan program dan kegiatan terutama pada daerah perbatasan agar dapat mencapai pembangunan yang optimal dengan tetap menjalin kerjasama dengan daerah lainnya secara intensif dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan, karena
kelangsungan
lingkungan
akan
daya
berpengaruh
dukung positif
terhadap kelangsungan sumber daya alam yang masih menjadi andalan potensi daerah.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Regional, BPFE, Yogyakarta. Adisasmita, R. 2005, Dasar-dasar Ekonomi Wilayah, Graha Ilmu, Yogyakarta. Adisasmita, R. 2008, Ekonomi Archipelago, Graha Ilmu, Yogyakarta. Ambardi,U.M. dan Prihawantoro, S. 2002, Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah, Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah, Jakarta. BAPPEDA Kabupaten Serdang Bedagai, 2011, Draft Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai 20112031, Sei Rampah. Daldjoeni, N. 2003. Geografi Baru : Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek, Bandung : Alumni. Hariyanto dan Tukidi, 2007. Konsep Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang Indonesia di Era Otonomi Daerah, Jurnal Geografi, Vol 4, No.1. Kuncoro, M. 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan : Studi Empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 3, No. 1, Februrai 2015
- 38
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Vol 17, No.1. Kuncoro, M. 2012. Perencanaan Daerah : Bagaimana Membangun Ekonomi Lokal, Kota dan Kawasan?, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pemerintah Republik Indonesia, 2007. Soepono, P, 1993. Analisis Shift-Share : Perkembangan dan Penerapan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 8, No.1. Soepono, P. 2001. Teori Pertumbuhan Berbasis Ekonomi (Ekspor) : Posisi dan Sumbangannya Bagi Perbendaharaan Alat Alat Analisis Regional, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 16, No.1. Sirojuzilam, 2008, Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional, Ketimpangan Ekonomi Wilayah Barat dan Wilayah Timur Propinsi Sumatera Utara, Pustaka Bangsa Press, Medan. Sjafrizal. 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagian Barat, Prisma 3 Maret 1997, Jakarta. Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi, Penerbit Baduose Media, Padang. Sodik, J dan Ardayani, N.S, 2005. Analisis Potensi Pengembangan Eks Keresidenan Banyumas, Jurnal Kajian Bisnis, Mei, Vol.13, No.2. Sugiyanto, 2010. Penelitian Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lamandau, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Oktober, Vol.1, No.2. Tarigan, R. 2007. Perencanaan Pembangunan Wilayah, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. 39 -
Volume 3, No. 1, Februari 2015
Tarigan, R. 2007. Ekonomi Regional dan Aplikasi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Todaro, M.P. 1987. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999. tentang Pemerintah Daerah. Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999. tentang Kehutanan. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004. tentang Pemerintah Daerah. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007. tentang Penataan Ruang.