Study of Rice Cultivation Planted In Elliptical Silukah Sycamore District Sijunjung Regency Sijunjung By: Desmi Fitria,1 Slamet Rianto, M.Pd, 2 Iswandi U, M.Si,3 1.the geography education student of STKIP PGRI Sumatera west. 2,3 the teacher staff of geography education of STKIP PGRI Sumatera west ABSTRACT Rice planting is a way of intensive rice cultivation and efficient with the process management system based on the processing of roots with soil, plants and water, and other elements of agroecosystems. This study aims to determine : 1) how to land management, 2) how to seed selection, 3) planting, 4) means fertilization, 5) maintenance way of planting rice in elliptical Silukah district Sijunjung regency Sijunjung. This research is descriptive. The population is a group of farmers in Silukah ellipse with the number 125. Samples taken with proportional random sampling technique with the proportion of 50 %, so the total sample of 63 people. Techniques of data collection through questionnaire or instrument. The data analysis using the percentage formula. The research found that: 1) how to land management including categories with a percentage of 53.97 %, 2) how the selection of seeds including category less well with the percentage of 38.09 %, 3) planting including unfavorable category with a percentage of 44.48 %, 4) means fertilization including unfavorable category with the percentage of 33.97 %, 5) the way of maintenance, including categories with a percentage of 56.32 %.
Key word : Cultivation of Rice Cultivation Planted
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara agraris, untuk itu perencanaan dalam bidang pertanian perlu disusun dalam suatu penelaahan yang tidak sempit melainkan bersifat menyeluruh. Pembangunan pertanian merupakan pembangunan yang mesti ditopang pelaksanaannya. Untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, pembangunan sektor pertanian dalam rangka pemenuhan swasembada pangan di Indonesia merupakan aspek yang penting untuk di perhatikan. Sektor pertanian merupakan salah satu penunjang dan kelangsungan bagi kehidupan masyarakat sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan pemanfaatan lahan secara optimal agar memperoleh hasil yang maksimal. Pertanian juga dapat diartikan sebagai tulang punggung kehidupan. Salah satu faktor penting dalam meningkatkan pendapatan pertanian melalui panca usaha tani adalah pengairan, karena air merupakan salah satu syarat utama dalam usaha tani padi sawah. Padi sawah sangat membutuhkan air untuk bisa tumbuh dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal, maka dapat memenuhi kebutuhan hidup petani, kalau kebutuhan hidup terpenuhi, maka hidup petani akan sejahtera. Tetapi apabila pengairan tidak lancar, maka kebutuhan petani tidak akan terpenuhi. Padi merupakan bahan pangan sumber karbohidrat utama bagi manusia selain bahan pakan ternak dan bahan baku industri.
Sebagai usaha pertanian, padi merupakan tanaman yang dapat mendatangkan penjualan yang cukup baik bagi petani disamping sebagai penambah pendapatan perkapita nasional. Dalam pengelolaan padi sawah ini ada juga yang dinamakan dengan sistem tanam padi sebatang. Dimana dalam sistem tanam padi sebatang ini petani tidak membutuhkan banyak bibit untuk di tanam di bandingkan dengan sistem tanam padi berumpun atau konvensional. Di Sumatera Barat berdasarkan informasi pada tahun 2004 telah dicobakan di kabupaten Tanah Datar, memberikan hasil 9,25 ton/ha dan tahun 2005 mencapai 11,00 ton/ha. Kemudian pada tahun 2006 berdasarkan ujicoba di kelompok tani sawah Kapuak Nagari Minangkabau kecamatan Sungayang kabupaten Tanah Datar, kelompok tani Alam Basamo Nagari Dilam kecamatan Bukit Sundi kabupaten Solok dan kelompok tani Dahlia nagari Kamang Mudiak kecamatan Kamang Magek kabupaten Agam dalam bentuk petak pengalaman dalam rangka pelaksanaan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) terjadi peningkatan hasil padi 30 s/d 50 % di bandingkan dengan konvensional. Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu penghasil pertanian khususnya padi sawah. Sektor pertanian di kabupaten Sijunjung memegang peranan yang sangat penting sebagai sumber mata pencaharian yang dominan. Hal ini didukung oleh tanah yang subur dan cocok untuk berbagai jenis tanaman.
Tanaman padi merupakan prioritas utama di Jorong Silukah kecamatan Sijunjung kabupaten Sijunjung. Dalam penanaman padi para petani di Jorong silukah kecamatan Sijunjung kabupaten Sijunjung melakukan dengan dua cara, yaitu dengan sistem tanam padi konvensional dan sistem padi tanam sebatang. Dalam sistem padi tanam sebatang ini para petani membentuk suatu kelompok tani. Dimana kelompok tani ini dapat memudahkan para petani dalam pengolahan padi dengan sistem padi tanam sebatang ini. Namun saat ini belum semua para petani di Jorong Silukah yang menerapkan sistem padi tanam sebatang. Hal itu disebabkan karena para petani belum semuanya memahami tentang konsep dari pengelolaan padi tanam sebatang, baik dari pengolahan lahan, pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pengairannya. Sehingga para petani masih di bantu oleh orang dari dinas pertanian dalam pengelolaan padi tanam sebatang ini. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai sistem padi tanam sebatang yang dituangkan dalam sebuah penelitian dengan judul “Studi Budidaya Padi Tanam Sebatang Di Jorong Silukah Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung” METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tergolong “penelitian deskriptif”. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bermaksud membuat perencaan mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian yang tidak saling berhubungan, membuat ramalan atau prediksi (Nawi,1990). Selanjutnya deskriptif terbatas padapengungkapan masalah keadaan, peristiwa sebagaimana adanya dan bersifat sekedar mengungkapkan fakta hasil penelitian dan ditekankan pada objek yang disediki. Penelitian deskriptif menurut (Nazir, 1999) adalah penelitian yang berupaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi secara tepat. Adapun yang diungkapkan dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi tentang budidaya padi tanam sebatang. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiono (2006) populasi adalah objek atau objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang menjadi anggota kelompok tani padi tanam sebatang di Jorong Silukah kecamatan Sijunjung kabupaten Sijunjung berjumlah 125. 2. Sampel Penelitian Berdasarkan populasi dalam penelitian maka responden penelitian diambil secara proporsional random sampling dengan proporsi sebesar 50% dari jumlah anggota kelompok tani yang ada pada jorong yang telah ditentukan dengan merujuk pada Arikunto (2006) yang menyatakan
bahwa untuk sampel penelitian yang populasinya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi apabila lebih dari 100 maka jumlah sampel dapat diambil sebanyak 5%-20% atau lebih serta sesuai dengan kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga, dan dana. Jadi sampel nya berjumlah 63 orang. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Gambaran Umum Daerah Penelitian Kondisi Geografis Luas dan batas Nagari Durian Gadang adalah ± 39.249 Ha/Km. Nagari Durian Gadang terbagi atas lima jorong yaitu jorong Koto Hilia, jorong Koto Mudiak, jorong Pinang, jorong Tangalo, dan jorong Silukah. Berdasarkan letak astronomis nagari Durian Gadang terletak pada posisi 0º30’00” LS - 0º37’00” LS dan 100º58’10” BT - 101º08’12” BT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara berbatas dengan : propinsi Riau Sebelah selatan berbatas dengan : nagari Silokek Sebelah barat berbatas dengan : kecamatan Sumpur Kudus Sebelah timur berbatas dengan : nagari Paru Pembahasan Hasil penelitian yang telah di uraikan di atas tentang budidaya padi tanam sebatang di jorong Silukah kecamatan Sinjunjung kabupaten Sijunjung dari aspek akan di bahas lebih lanjut berikut ini. Pertama, hasil penelitian menemukan bahwa budidaya padi tanam sebatang di jorong Silukah
kecamatan Sijunjung kabupaten Sijunjung dilihat dari aspek pengolahan lahan dapat dikatakan sudah terkelola dengan baik. Kedua, Penelitian ini juga menemukan bahwa budidaya padi tanam sebatang di jorong Silukah kecamatan Sijunjung kabupaten Sijunjung dilihat dari aspek pemilihan bibit dapat dikatakan masih kurang baik. Ketiga, Selanjutnya jika di lihat budidaya padi tanam sebatang di jorong Silukah kecamatan Sijunjung kabupaten Sijunjung di lihat dari aspek penanaman, dapat dikatakan masih kurang baik. Keempat, Temuan penelitian ini juga menemukan bahwa budidaya padi tanam sebatang di jorong Silukah kecamatan Sijunjung kabupaten Sijunjung dalam sistem pemupukan dapat dikatakan masih kurang baik. Kelima, Penelitian ini menemukan bahwa budidaya padi tanam sebatang di jorong Silukah kecamatan Sijunjung kabupaten Sijunjung dilihat dari aspek pemeliharaan sudah baik. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada deskripsi data dan pembahasan data di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa : 1. Cara pengolahan lahan dalam budidaya padi tanam sebatang di jorong Silukah termasuk dalam kategori baik, dengan persentase 53,97%. Dengan kata lain petani padi tanam sebatang di jorong Silukah sudah melakukan pengolahan lahan/sawah dengan baik.
2. Cara pemilihan bibit dalam budidaya padi tanam sebatang di jorong Silukah termasuk kategori kurang baik, dengan persentase 38,09% Meskipun demikian petani sudah mulai menuju ke arah yang lebih baik dalam proses pemilihan bibit 3. Cara penanaman dalam budidaya padi tanam sebatang di jorong Silukah termasuk dalam kategori kurang baik, dengan persentase 44,48%. Dengan kata lain petani padi tanam sebatang di jorong Silukah masih butuh bantuan dalam cara melakukan penanaman yang baik. 4. Cara pemupukan dalam budidaya padi tanam sebatang di jorong Silukah termasuk dalam kategori kurang baik, dengan persentase 33,97%. Dengan kata lain petani padi tanam sebatang di jorong Silukah belum melakukan cara pemupukan yang baik. 5. Perilaku petani padi tanam sebatang di jorong Silukah dalam aspek pemeliharaan sudah termasuk dalam kategori baik, dengan persentase 56,32 %. Dengan kata lain petani padi tanam sebatang di jorong Silukah sudah melakukan cara pemeliharaan dengan baik. B. Saran 1. Diharapkan petani padi tanam sebatang di jorong Silukah kecamatan Sijunjung kabupaten Sijunjung mempertahankan kondisi budidaya padi tanam sebatang yang sudah baik, ini terutama dari aspek pengolahan lahan. Upaya ini dapat di lakukan dengan cara menambah ilmu pengetahuan tentang
bercocok tanam padi tanam sebatang yang baik, baik melalui membaca buku, mengikuti pelatihan dan penyuluhan dalam bidang pertanian. 2. Diharapkan kepada petani padi tanam sebatang di jorong Silukah untuk melakukan cara pemilihan bibit, cara penanaman, dan cara pemupukan yang lebih baik untuk ke depannya. 3. Diharapkan kepada dinas pertanian untuk bisa membantu para petani dalam berbagai hal yang bersangkutan dengan budidaya padi tanam sebatang. DAFTAR PUSTAKA AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Yogyakarta: Kanisius Ali, Lukaman. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Anwar, Elviana dkk. 2008. Sekolah Lapangan Padi Tanam Sebatang. Padang Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Darmanis. 2011. Sistem Pengolahan Padi Sawah Di Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu. Skripsi. STKIP PGRI Padang Darnati dan Najiyanti Sri. 1992. Budidaya dan Analisa Pertanian. Jakarta: PT Penebar Swadaya Elvia. 2011. Faktor-Faktor Produksi Padi Sawah Di Kenagarian Koto Tangah Kecamatan Tilantang Kamang Kabupaten Agam. Skripsi. UNP
Guntoro,
Suprio. 2011. Saatnya Menerapkan Pertanian Tekno-Ekologis. Jakarta: PT Agromedia Pustaka Iskandar, Johan dan Budiawati S Inkandar. 2011. Agroekosistem Orang Sunda. Bandung: Kiblat Nursetyawathie, yulia. 2007. Kembali Bercocok Tanam. Bandung: Karsa Mandiri Purwasasmita, Mubiar dan Alik Sutaryat. 2012. Padi SRI Organik Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Yandianto. 2003. Bercocok Tanam Padi. Bandung: M2S