DRAFT
LAPORAN
•
AKHIR
STUDI UJICOBA TATA CARA PEMANTAPAN DAN PERLUASAN SISTEM ISYARAT DINI DAN INTERVENSI
(S.I.D.I)
.. .
...I
~,_
,.
I
l
. !
DIREKTORAT
BINA
GIZI
MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. 1987
DRAFT
LAPORAN
AKHIR
STUDI UJICOBA TATA CARA PEMANTAPAN DAN PERLUASAN SISTEM ISYARAT DINI DAN INTERVENSI (S.I.D.I)
DIREKTORAT
BINA
GIZI
MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN KESEHATAN MASYAR~
KATA PENGANTAR Studi
Ujicoba Tata Cara Pemantapan dan Perluasan Sistem Isyarat
Dini dan Intervensi (SIDI) Dalam Rangka Menanggulangi Krisis Konsumsi Pangan, yang dilakukan oleh Direktorat Bina Gizi Masyarakat Dep. Kes. R.I.
merupakan
(DSP),
yaitu
dalam
salah suatu
satu sub-Proyek Development proyek kerjasama antara Badan
Perencanaan
Studies
Pemerintah
Project
Indonesia,
hal
ini
diwakili
Pembangunan
(BAPPENAS)
dan
Departemen Keuangan dengan The United States
Nasional Agency
for International Development (USAID). DSP
bertujuan
percobaan
dalam
kebijaksanaan terutama
bagi
untuk membiayai bidang-bidang
penelitian/studi~
yang
penting
dan
untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan
dalam masa Repelita IV,
program perumusan
di
Indonesia
yang dananya diperoleh dari
hibah
Pemerintah Amerika Serikat dan anggaran Pemerintah Indonesia. Studi ini telah disetujui oleh Panitia Pengarah DSP pada tanggal 12
Juli 1985,
kontrak tertanggal 13 Agustus 1985 (PIL NO.
Surat Persetujuan S~297/DSP/I/87 jangka-waktu ~
....
-~
Sesuai bermanfaat,
c
Perpanjangan
Waktu
tanggal 16 Januari 1987.
24 bulan, tujuan
dan
Proyek Nomor
Pelaksanaan Proyek ini selama
sejak Agustus 1985 sampai dengan Juni 1987.
DSP
khususnya
Penyelesaian
25)
harapan dalam
kami
kiranya
perumusan
laporan
kebijaksanaan
Studi di
ini
bidang
pembang~nan yang berhubungan dengan bidang studi tersebut. Jakarta, 30
Juni
1987
Development Studies Project
DR. Sayuti Hasibuan Ketua Steering Committee
'
I.
DAFT.AR ISI
.
Hal~sm
KATA PENGANTAR
i
PENDAHULUAN
·f
A. Latar Belakang
1
B. Ruang"Lingkup
•5.
II. T·U
J'U
AN
7 ~
III. METODOLOGI A. 'Langkab -Langkah
B. !..okasi·dan
8
Pe l akaanaan
-8~
Wa.Ktu Ujicoba
IV. PELAKSANAAN DAN HAS IL . .
9
10·
.
A. Peningkatan Kemanrpuan Tim SIJ?I- -·
·10
B. Penyempurnaan ~edoman.dan
Dokumen SID~
13
C. Studi Kelayakan dan Penyusunan Pedoman
"17
D. Pengembangan· SIDI di Daerah Baru
29-
V. KESIMPULAN DAN
39
SARAN
LAMPI RAN. 1. Buku Penjelasan Sistem Isyarat Dini dan Inte~vensi (SIDI) 2-. Pedoman Pe Laks'ane.an- Stud'i· -Ke l'avakan , ! ..
3.
SIDI·"
Pedoman Perumusan S~DI
-
.•
Buku I
Langkah~langk°lih P€rumusah SIDI
Buku II
Studi Riwayat Krisis Kcnsumsi Pangan dan Kaleilder Pet>tanian
_ Buku III : Anal·isis Penentuan Indfkator 4. Pedoma&
Penyusunan
B'i.mbi.ng an 'I'ekn i s
Petunjuk
Pe~aksanaan
5. Laporan Hasil Studi Kelayakan SIDI 6. Laporan-laporan Daerah
d.an-
P~ND,t\JIQLUAN
I.
A. Ltat,ar Belaj{at)g
perencanaan oleh
dalam
behwa,
Disaft~ri .dan
Pe Li tia,
I
dan
pengelolaan~~og~am,~izi <
II
ku~SEg
keg i.at.an
dilandasi
Oleh kanena, itu dalam
,infor!llasi yapg memadaa ,
P:.eltta
III ·~ diupayakan pengembangan sistem informasi .....guna menyediakan .~ .
secara
informasi
;'.
·~
berkesinambungan
baik
keperluan
untuk
-
perencanaan -maupun peng e Lo Laan, ;PrQgram pangap .~an gizi. Laporan .Panitia FAO/WHO/UNIAC.EF tahup
1976
Surveillance"
minat kalan~an
telah
melJ!ba.ngki'tkan
Indonesi a untuk mengembangkannya,
Survei1.lance"
mer-upakan
meng eriad
Pada :d.asarnya
Diqi
,("Nutritional
Stat'l.ls
Monitoring
System"~ dan kegi8:_tan.. ..E.~J:lelitian
S,t~t~s
gizi
"Nutrition
Warning
Pemantauan
.
di
( "EarJ.y
System"),
pang an
gizi
sistem informasi yi;;mg meliJ>utJ
suabu
Sis.tepl Isyarat
dengan
"N1.i:triti9n
Gizi
( "Nutr-it.ion.al.
yang
'berkaitan
As s es smerrt."}.
Di
Indonesia "Nutrition Sur-ve i Ll.ance " 9-ike~nal d eng an nama Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi (SKPG) .. Taqap pertama kegiatan SKPG
di Indonesia beribentiuk
penel~tiap
b~rtujuaq,untuk menemukan suatu sistem yang berjalan ,.... ,.,. ;.,·
daerah.
.Y.:e.ng
disuapu
Kegiatan inl: dilaksanakan oleh Pusat Peqel.itian dan
Pengemba.qgan
Gizi,
Bad an
Perie Lit i.an
dan
Pengembangan
'
Kesehatan, dengan bantuan teknis .dari Universitas Cornell dan 'J•
dana .dari USAID (Loan selanjutnya seg~
teknis
No.
.
"'
perkembangan ' dilibatkan Institut Pertanian Boger (IPB) untuk Dalatp
497-T-040). t
"
"
...
dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat dalam
oper,a~ i onal .
1
segi
Dalam- lo}.(akarya SKPG ·pad.a bulan zlanuar L 1980 disepalCati bahwa
masalah
raw.an konsumsi pangan perlu mendapat prioritas dalam
pengembangan inf.ormasi pangan,
SKPG
dini
di Indones~a.
Oleh
karena
itu
untuk penangan_an mase.l ah kerawanan
sistem konsums i :
yang. selaojutnya disebut seba.gai Sistem Isyarat Dini
dan. Intervensi {SIDI~) d.Lkembangkan l'ebih d.ahu.Iu , · Peng embang an
SIDI
Tenggara
Bat-at
Nus a
perumusan- SIDI dilaksanakah ujicoba.
dim\ll'ai d'i, kats'upaten Lombok dengan
tujuan
mencari
Pada
.metod.01.ogi
dan merumuskan SIDI kabupaten yang
oleh Pe~er.intah Dae~a.b .dalam
s'Uatu
tahap se!anjutnya ~engembangan
Tehgah,
kemuaian penelitian
SIDI
sistem secara oper-ae Lcne.l- yang
beralih
pada
keg i atian
dilaksanakan
oleh
pemerintah daerah ed an kegiatan perluasan SIDI ke daerah
baru yai:tu ke kabupaten Boyola:li di Ja,,wa Terrgah, d.an .kemud'i en kabupaten Boyolali
Karangasem,
Bali.
Per.luasan
SIDI
.ke
kabupaten
mengandung maksud untuk menerapkan metodologi
dikembangkan Li.ngkung an
yang
di Lombok 'I'eng ah untuk.. daerah lain· yang .keadaan geagr..afik dan pola pertarrian ~serta; .pola .konaums i
pangarinya berbeda... . . Per'l'uasan' ke kabupat'en Kar-errgas em eant.ar a lain bertujuan untuk memberikan peranan yang lebih besar pada tingkat. -provinsi
sedini mungkan
dalam
pengembangan
SIDI.
Untuk itu sebelumnya disusun suatu buku petunjuk agar tenagatienaga
sendiri
pengelola
SIDI. di ting;kat. provins.i
keg i at.an
mengembangkan
perumusan
SID.I
tlapat
untuk
dan melakukan supervisi ke tingkat
melakukan -kabupaten, kabupaten.
Dalam kegiatan ±ersebut tim pengelola p~ovinsi masih men~apat bantuan. ::teknis
dari tim peneliti SKPG .benupa
2
latihan
dan
Pengalaman yang diperoleh dari tiga kabupaten (Lombok ,Tengah,
Boyolali
peng embangan
yang
suatiu
di
menun jukkan
Kar angas em) daer-ah
be~sifat
sehingga s:j,.s:tem _y~g
ber-sengkut.an,
daerah
dan
bahwa daez-ah
khas
dapat di terapkan di 'suatiu
mymerlukan penyesuaian jika akan dialihkan ke
,lain.
Hal,
waktu-waktu
ters.ebut terjadi karena penyebab
kejadian dan be;rat, ringan masalah
berbeda
antar
Q.aerah.
keada~n
daerah
daerah-daerah
dan
Di5181}1Ping
fasilitas yang
kabupaten,
itu
masalah,
rawan -papgan
lingkungan
ada
fisik
bervariasi
demikian
de~gan
daerah
antara
pengelolaan
penanganan masalahnyapun dapat berbeqa.
SIDI dikembangka.p sebag~i su,atu sistem ting~at kab~paten dengan, beberapa pertimbangan y~itu: 1. Tindakan yang
intervensi sebagai tindakan
diterima
terhadap
dapat dilakukan dalam wa}ftu
informasi
~ang
~el~tif
singkat. 2. Karena
tempat
tempat ...
pepgambila.q keputusan
masalah
terjadi,
peng
d eng an .. mengguriakan
dilakukan
amb i l an
g abungan
relatif
dekat
keputusanantara
Lnf
ke
dapat ormas i
basil analisis data indikator dan hasil observasi langsung di Lapang an . 3. Sistem
pada
tingkat
kabupaten lebih
luwes
dan
mud ah
upaya
untuk
disesuaikan dengan perubahan keadaan setempat. 4. Sistem
tingkat
kabupaten
memudah~an
mengefisiensikan pengelolaan. 5~ Pemerintah
Daerah
tingkat II
me~punyai kemampuan
untuk
mengatasi masalah dengan sumber daya dan dana sendiri.
3
Keter 1 i batan pihak
pengelola
pengembane;an,
Direktorat
7~
program
Bina Gizi
mulai
Masyarakat
dari
tahap
awal
m~r~pakan langkah penting pada masa ~~·i:"
..
~
sebagai
·< "
,.;!
kegiatan peralihan
~
dari proyek panduan menjadi kegiatan operasional. Oleh
karena
itu perluasan SIDI ke daerah baru
sudah
dilakukan dan dikelola oleh Direktorat Bina Gizi Dengan
pengalaman
pedoman
yang
-provinsi
ad.a,
Nusa
kabupaten.
di daerah panduan SIDI
dan
diperluas Barat,
Tenggar-a
Kemudian
ke
di.
beberapa
dapat
Mas~arakat.
menggunakan lima
J awa
kabupaten
Teng ah
provinsi
buku
di
di satu
lain
sudah
men~embangkan SIDI yaitu Nusa Tenggara Timur (dua kabupaten), Kalimantan
Timur
kabupaten),
Jawa
(dua
kabupaten),
Barat
Jawa
(satu kabupaten)
dan
Timur
(tujuh ,,.,. .;·
Bali
(tujuh
kabupaten). Berdasarkan
pengalaman pengembangan SIDI di daerah baru
dihadapi berbagai masalah yang perlu mendapat pemecahan, agar dalam pengembangan SIDI ke daerah lain dapat diatasi. Masalah utama yang. dihadapi adalab : .. L
Pemilihan daerah baru untuk peng embang an SIDI · Tidak
semu~
daerah
memerlukan
SIDI
dan
tidak
selalu
kabupaten yang dipilih oleh pemerintah daerah ·sesuai ·untuk SIDI.
Karena itu suatu cara untuk mengidentifikasi daerah
untuk SIDI perlu dikembangkan. 2. Penentuan indikator untuk -peramalan keadaan rawan k9nsumsi pang an ,
Metodologi
penentuan indikator sampai saat
berlandaskarrpada analisis hasil studi Kalender d an
Riwayat
Kr i s i s
Konsumsi Pangan i'.lntuk
bersangkutan. 4
ini
Pertanian
daerah
_yang
yang
Mas al ah Kalender
sering
Pertanian
penyusunan
dihadapi - dalam
adalah ketidaklengkapan data
rutin dan reliabilitas data yang kadang-kadang serta
daerah pertanian yang bersifat
studi riwayat krisis konsumsi pangan,
laporan
diragukan,
' multikultur.
Dalam
karena situasi yang
membaik di berbagai daerah, menjadi sulit untuk melukiskan riwayat
kejadian
daerah
tertentu.
krisis
konsumsi pangan_
Karena
alternatif untuk.merumuskan
itu
perlu
untuk
daerah-
dicari
met ode
SIDI.
3. Masalah Organisasi dan Ketenagaan Dalam
waktu yang lalu di tingkat pusat pengembangan !,,
dikelola
suatu
SIDI
~
Bina
Gizi
Masyar.akat dibantu oleh unsur teknis dari Puslitbang
Gizi
dan
oleh
=,
,._,
Karena
IPB.
mengembangkan disempurnakan
tim kecil di Direktorat
semakin
SIDI, baik
banyak di
tim
daerah
tingkat
yang ,mulai pusat
dari sudut unsur-unsur yang
perlu
terlibat
maupun kemampuan teknis. Karena
dalam
Repelita
IV
SIDI
direncanakan
dikembangkan ke 12 provinsi _yang dipandang mempunyai
untuk masalah
kerawanan konsumsi pangan, ·pemecahan masalah--masa1ahtersebut diatas -- ke-
dirasakan sangat. mendesak.
daerah
suatu
baru perlu diadakan
ujicoba
untuk
dijadikan
Untuk pengembang~
p.erbaikan dasar
d.eng an
yang
SIDI
melakukan
lebih
mantap
terutama metodologi, organisasi dan ketenagaan. B. Ruang Lingkup Ujicoba Pengembangan
dan perluasan SIDI memerlukan
yang terarah serta efisien. 5
perencanaan
Dari
pengalaman
pelaksanaan 1. 'fim
pengembangan
ujicoba
ujicqb~
semua
seperti
S.I'J;H perku
SIDI .yang·
institusi
terljbat
diuraikan
d;idukung
oleh
di
:
¥1~9t,a-anEiigotapya dengan
atas,
mekanisme
ber-asa.l koordinasi
tqarrt ap ,
dar.~ yang
,.,
2. T:im SIDI
tingkat
mel aks anakan
kegiatan
3 .. Penyempurnaan .kegiatan
_provio~j:.y..ang sesuai
d.engan kebutuhan
pedoman pel~sana&n
dapat
dilakukan
me~ncanakart
IUaJilPU
dengan
daerah.
.
:SID-I: -agar ·s~tiap .
mudah,
:dan
sederhana
·langkah serta
sup.ervisi, yaog -nn.nd.mum. 4.
Studi
-ke Lavakan,
konsumsi dimana
di. ,,pr.ovirisi yang memiliki
-pangan untuk:Imenentukan
kabupaten-kabupaten
S:EDI cH.per}ukan.
':':
6
daerah
...
rawan rawan
TUJUAN
II.
Pr-ovek
Ujicoba
Tat~
Caria. Pemant.apan dan . . f.erl:-iasan .S_IDI
bertujuan : 1. Meningkatkan kemampuan tim SIDI di :tingkat.Pusa:t 2. 'Melakukan
Uj.icoba
Studi Kel~akan
untuk
menentukan
dae;rah
SIDI. 3. Menyµsun
dan menyempurnakan prosedur pengembangan SIDI . ~ :-·
yang
meliputi a. P.enjelasan Umum Sistem Isyarat Dini dan Intervensi b. Pedoman Penentuan Daerah SIDI c. Pedoman Perumusan SIDI d. Pedoman Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan SIDI e. Pedoman Supervisi SIDI 4. Mengembangkan perluasan
.
dan melakukan ujicoba tatacara pemantapan .
SIDI ditingkat provin~i berdasarkan
pedoman
dan 3.a,
3.c, 3.d, dan 3.e. 5. Memantapkan. prosedur kerja SIDI dalam p eng amb i.Lan
keputus~
untuk intervensi dan perencanaan program.
.'(
7
III. METODOLOGI A. Langkah-Langkah Pelaksanaan Ujicoba
... tim ujicoba SIDI di tingkat pusat yang
1. Membentuk dari
:,;.
Tim
c-
Penasehat,
Tim Pengarah, .,,,,;:.
anggota-anggotanya J
Masyarakat,
dari
berasal :.
Departemen ~
~
"'t-
.
dan Tim Teknis
Direktorat
I
Pertanian,
terdiri yang
Bina
Departemen
Gizi Sosial,
Departemen Dalam Negeri, Puslitban~ Gizi dan !PB.
2. Mempersiapkan
dan menyempurnakan pedoman serta penjelasan
SIDI yan~ t~rdiri dari j '"!·ill'-
·~
""
..
a. Penjelasan Umum Sistem Isyarat Dini dan Intervensi b. Pedoman Penentuan Daerah SIDI c. Pedoman Perumusan SIDI d. Pedoman
..
Penyusunan
l
Petunjuk
Pelak.sanaan
SlDI
ke daerah untuk pelaksanaan
studi
e. Pedoman Supervisi SIDI 3. Mengadakan kelayakan
pendekatan SIDI
di tiga provinsi
yaitu
Sumatera
Barat,
kelayakan,
untuk
Lampung dan Jawa 'I'eng ab , dan u i i.coba SIDI~ , 4. Mengadakan menetapkan langkah
lokakarya daerah
serta
hasil
stndi
ujicoba SIDI dan
waktu
pelaksanaan
menentukan kegiatan
langkah-
ujicoba
di
masing-masing provirtsi. -· 5. Memberikan
latihan
dan supervisi pada tim
SIDI
tingkat
Provinsi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Daerah.
JI'
6. Melakukan Riwayat Pertanian
pemantauan proses perumusan SIDI meliputi Studi ..,
Krisis
Konsumsi
(KP),
Pangan
(RKKP)
analisis i:pdikator,
pelaksanaan SIDI kabupaten,
dan
penyusunan
Ka lender
yang dilakukan
'"i
pedoman
oleh t~m stnI
provinsi dan dibantu oleh tenaga pembantu lapang pusat. 7. Lokakarya
SIDI
tingkat kabupaten
•..
rumusan dan pelaksanaan· SIDI·
membahas
konsep
kabupaten.
.
8. Latihan tim SIDI kabupaten, 9. Melak.ukan
yang
kecamatan dan desa.
.
.
~
pemantauan dan evaluasi proses pelaksanaan SIDI
di daerah ujicoba. B. Lokasi dan Waktu Ujicoba ' Studi dilakukan di tiga provinsi yaitu Lampung, Sumatera Barat
dan
Jawa Tengah,
dengan Juni 1987.
9
~-
.
mulai bulan
Agustus
1985
sampai
IV.
PELAKSANAAN DAN BASIL
A. Peningkatan Kemampuan Tim SIDI 1. Tingkat Pusat Diwaktu yang lalu, hanya
ditangani
dari
unsur
Gizi,
dan
oleh tim kerja yang
Direktorat Bina Gi.zi
dengan
dibawah
mengadakan sektor.
~ggotanya
Masyarakat.,
Pokja
Perbai~an
koordinasi
Menko
ini
Puslitbang ada
Menu .Makanan Rakyat Kesra
pembinaan program pangan.~an Tim
terdiri
Tim ini belum
Institut Pertanian Bogor.
kaitannya (PMMR)
di tingkat pusat pengelolaan SIDI
bertugas
yang gizi di
.belum mempunyai mekanisme
berbagai
kerja
yang
jelas dengan tim SIDI daerah. Oleh karena itu jika terjadi suatu
masalah ope~asional SIDI d~lapangan yang menyangkut
sesuatu
maka
instapsi,
timbul
kesulitan
dalam •
pemecahannya.
tim SIDI tingkat pusat dale.m · peng embang an
Per anan SIDI
di
daerah pada dasarnya adalah membantu
Pemer.intah
Daerah dalam hal a. Mengembangkan
kemampuan
teknis
pengelolaan
daerah antara lain mel-alui bimbingan
teknis,
SIDI
di
latihan,
masukan teknis dan studi perbandingan. b. Melancarkan
pelaksanaan
dan
pengelolaan
SIDI
dalam ·
menangani masalah krisis konsumsi pangan. c. Memberi
masukan
untuk perumusan kebijakan yang
dapat
membantu kelancaran dan keberhasilan peiaksanaan SIDI. d. Memberikan
masukan
teknis
dalam
penanganan
maupun pengembangan sistem melalui penelitian.
10
masalah ~
.
·'
Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut di atas, maka tim
SIDI
tingkat
SK.PG.
perlu
'i<
;.
kemampuan
meningkatkan
dan memperkuat organisasi.
pengelolaan dibawah
pusat
Dalam Pokja PMMR
"'"
koordinasi Menke Kesra telah dibentuk
sub
Pokja
Untuk memperkuat organ;is~si tim SIDI tingkat pus at,
telah diad.akan reorganisasi keanggotaan tim SIDI. unsur
(Direktorat
kesehatan
Puslitbang Gizi) dan IPB, Dejiar-t.emen Pertanian, Negeri.
Dasar
Bina
Se lain
Masyarakat,
Gizi
.
diperkuat dengan masuknya. unsur .,.,. <..
'Depar-t.emen Sosial, Departemen Dalam '
pertimbangan penyusurian tim SIDI
tingkat
pus ~t ad.al ab : a. Keikutsertaan Pertanian, menunjang
sektor-sektor
Sosial
selain
kesehatan
dan Dalam Negeri,
pelaksanaan
kegiatan di
yaitu
diperlukan untuk daerab.
Hal
dapat meyakinkan instansi-instansi dan tim SIDI
ini
daerah
bahwa, kegiatan SIDI adalah kegiatan lintas sektor. b. Puslitbang
Gizi
menunjang
dan
khususnya
IPB
merupakan
memberikan
instansi
masukan
yang
teknis .dan
penelitian. Dalam pusat
upaya meningkatkan kemampuan tim SIDI
dan
daerah
telah
dilaksanakan
tingkat
kegiatan-kegiatan
berikut: a. Pertemuan yang dilakukap s.ecara berkala Dalam SIDI
pertemuan_ di
ini dibahas perk~mbangan
daerah,
identifikasi
alternatif pemecahan masalah~ dll.
11
masalah,
pelaksanaan alternatif-
b. Studi perbandingan kedaerah Lombok Tengah yang oleh .anggota tim
SIDI
tim daerah ujicoba dan disertai tingkat
perbandingan
diikuti
ke
pusat.
·Dengan
Lombok Tengah
anggota
adanya
diharapkan
studi
tim
dapat
mempelajari faktor-faktor yang mendorong dan menghambat keberhasilan pelaksanaan SIDI. c.
Latihan dan Pertemuan Anggota unsur
tim SIDI tingkat pusat, Departemen
Departemen
Dalam
terutama dari
Negeri,
unsur-
Departemen
Sosial,
Pertanian selalu berperan dalam latihan tim
SIDI daerah ... d. Pertemuan
Bupati
dan Ketua Bappeda
tingkat
provinsi
dengan anggota tim SIDI tingkat pusat di Cimacan. Pertemuan ini dimaksudkan untuk memantapkan SIDI
di
organisasi
daerah dan mendapatkan dukungan politis-
dari
para pengambil keputusan. e. Pertemuan
BPGD
provinsi yang telah melaksanakan
SIDI
dan anggota tim SIDI tingkat pusat, di Cimacan. Salah
satu prinsip pengembangan SIDI di -daerah
adalah
menggunakan wadah koordinasi yang sudah ada yaitu Badan Perbaikan
Gizi
Daerah (BPGD)._
Badan ini
organisasi fungsional yang bersifat anggotanya berka~tan
adalah dengan
merupakan
koordinatif,
wakil dari ·berbagai
instansi
masalah penanganan pangan dan
yang yang gizi.
Karena fungsi BPGD bersifat ·koorditiatif maka diperlukan keterikatan
semua
anggota
secara
langsung
mengelola program pangan dan gizi, termasuk SIDI.
12
dalam
Hasi].
pertemuan
ini
masalah-masalah
bermanfaat
yang
ba.gi
ada}ah
untuk
mengidentifikasi
daer:ah, . yang
-d.i.hedap i
tim. pusat untuk
sangat
pelaksanaan.
r-eneana
-se1anjutnya. 2 . T.ingk:at Daerah Untuk melaksanakan kegiatan SIDI di b.erba.gai admini:strasi telah bersifat
lin~s
tingka:t.
Tim SlD I
di·bentuk t.tim SIDJ.
.sektor den ·merupakan
salah
.daerah
.s.atu
pokja
Deng an dem:Ikian koordinas.i. lin:tas sektor ini
da.l.am B.PGD.
dapat berjalan dengan baik·dan terdapat hubungan kerjasama yang
serasi
antara
instansi
sumber · inform4si
dengan
instansi pemakai. Sesuai dibentuk
tim
instansi
di daez-ah u.i i-cnba t.e}ah I S.IDI yang sekurang.-k'urangnya beranggotakan
dengan
hal idia'tas.,
Eertanian,
Kesehat.an,
Sosia1..,
Pemda
dan
Universitas setempat. B. Penyempurnaan Penjelasan dan Eedoman SiDI Dalam ad.a
pelaksanaan -keg i at.an
keaukanan
perumusan karena
terutama
S.IDI
dap.at
demikian jelas,
dalairi .pemaheman
dan pe lsaks anaan
d.ae r-ah
.d iz-as akan
SIDI,
pemahaman
ana Li.s.i.s
indikator.
Oleh
itu buku pedoman yang sudah ad.a i.pe r Lu diperbaiki
disempurnakan dan
SlDI .di
agar menjadi lebih s.ederhana,
disesufl,ikan pelaksana
SiiJI
menciptakan
kondisi
mudah
dipahami
setempat.
Deng an
SIDI di da'.erah'mempunyai
pegangan
yang
menggunakannya d engan- baik ~an ·d8.pat me bakukan
dapat
perumusan
dengan
dan
seca~a tepat.
pengertian
pelaksana SIDI di daerah. 13
yang
Sela.in sama
itu
dapat
membantu
tentang> SID{
d~antara
1.
Proses Penyusunan
pedoman
Buku ~
pengembangan dengan
Buku Pedoman disusun
berdasarkan
SIDI di daerah.
pengalaman
Proses penyusunan
mengkaji pengalaman pengembangan SIDI di
provinsi
beberapa
dalam menggunakan pedoman dan dokumen SIDI Penyempurnaan
lama.
dimulai
buku
pedoman
yang
yang
sudah
ada
dimaksudkan untuk digunakan dalam pelaksanaan ujicoba. Penyusunan
rancangan
buku pedoman memerlukan
waktu
tiga bu~an, dari bulan Oktober 1985 sampai dengan Desember 1985.
Dalam beberapa pertemuan dibahas materi-materi yang
diperlukan, kerangka penulisan dan bahari-bahan penunjang. Agar perumusan dan analisis indikator SIDI-mudah. maka untuk menyederhanakan penyajian konsep,
dipahami
buku Pedoman
Perumusan SIDI dibagi menjadi 3 jilid. Buku penjelasan pedoman SIDI yang disusun terdiri dari a. Buku Penjelasan Sistem Isyarat nini dan Intervensi Buku
ini menyajikan secara khusus tentan~ cara
kerja,
pengertian,
pengembangan
dan
pengelolaan organisasi SIDI. b. Pedoman Pelaksanaan Studi Kelayakan SIDI ~
Buku ini disusun atas -dasar pelaksanaan studi kelayakan untuk
-
mencari cara penentuan kabupaten rawan
konsumsi
pang an di tiga provinsi. c.
Pedoman Perumusan SIDI (Buku I). Pedoman
.
-~- .. ·~
ini mengemukakan gar is besar ten tang
Langkah
perumusan
SIDI
strategi
penetapan
indikator,
·--:..
intervensi SIDI. 14
meliputi
mekanisme
langkahker ja,
langkah perumusan
dan
Langkah-langka.h perumusan SIDI terdiri dari pelaporan,
jalur
indikator,
waktu
·peramalan
l
J
pencarian dan
~
peng amat.an s i.t.uas t serta penetapan intervensi. \
d. Pedoman Perumusan SIDI (Buku II). Buku ini Riwayat
menyajikan petunjuk untuk melaksanakan Kr-isis
Pertanian
Konsumsi Pangan
(KP)
provinsi
(RKKP)
" tujuan agar tim
dengan
dan
studi
Ka.lender
SIDI
tingkat
dapat mema.hami langka.h-langka.h teknis
terinci. '
Mengenai pengola.han
interpretasi.
pertanian
~
studi RKKP diba.has cara pengumpulan data
pencatatan,
secara
krisis
konsumsi
Tentang
studi
perigo Lahan utama
baik
dan
pangan KP
tanaman
serta cara
diba.has
interpretasi pangan
dan
data
maupun
cara basil bukan
tanaman pangan pada tingkat kecamatan . e. Pedoman Buku
Perumusan
merupakan
ini
indikator,
yang
dan
RKKP.
studi
analisis, cara
Juga
.
(Buku III). .pedoman
analisis
penentuan
mencakup kaitan antara hasil studi KP Dalam buku
ini
dijelaskan
metoda
prosedur
menetapkan
petunjuk
SIDI
untuk
uji sensitifitas dan spesifisitas, indikatqr dan titik batasnya serta
mendapatkan
dikemukakan
perlunya
indikator validasi
k~mbali indikator yang digunakan.
15
lokal.
dan
peninjauan
f.
Penyusunan
Pedoman
Petunjuk.
Pelaksanaan
SIDI
dan
Bimbingan ~eknis. Buku
ini
dimaksudkan agar tim SIDI
tingkat
provinsi
mampu menyusun petunjuk: pe Laksariaan-
snn
teknis pada masing-masing ti~gka~.
Dijelaskan· bara darl
syarat-syarat petunjuk,
-dan
·oimbingan
menyusun petun~~k pelaksa.ha.an SIDI,
isi
dasar-dasar peny€lenggaraan bimbingan teknis
dan hal-hal yang
perlti -di.pez-hatri.kan ,
2. Pengujian dan Evalua.Si Buku ~eaoman Setelah digunakan
rancangan
dalam
keg i
selesai,
at.an
pedoman
buku
pengembanftan SIDl
di
SIDI daer-ah
ujicoba, :mulai dari bu Larr Januari 1986 sampai dengan April 1987.
Evaluasi terhadap buku pedoman dilakukan melalui:
pemantauan selama latihan,
hasil
latihfill,
penggunaahnya
dalam- per-umusan SIDI dan wawancara dengan tim SIDI daerah selama supervisi. Selama
kegiatan evaluasi diperoleh gambaran
tentang
buku-buku pedoman s ebaga i .berikut ...: ... a. Untuk
rnemahami
buku ·pedoman ternya:ta
'.haFus
disertai
latihan dan memer lukan peng a Laman Lapang' .b. Masih
ada
interpretasi
istilah -dan beFbeda,
pengertian
yang
sukar dipahami dan
menimbulkan memerlukan
penjelasan. c. Beberapa informasi dan data yang dicanto.mkan dalam buku pedoman
sukar
kar-ena
perbedaan
memberikan
didapatkan sistem.
atau ·tidak Buku
alternatif pemecahan bila
permasalahan di atas. 16
selalu pedoman dihadapkan
sesuai kurang pada
d. Pemberial}
contoh analisis dan cara pengisian
formulir
masih membingungkan. e. Untuk
\
memahami
buku pedqmari SIDI melalui
daerah
diperlukan
selama
ini
waktu
sekitar
68
latihan SIDI di daerah
latihan
jam,
hanya
di
sedangkan berlangsung
sekitar 25 jam. Masukan
yang diperoleh dari hasil ujicoba ~enggunaan buku
pedoman digunakan untuk penyempurnaannya. 3. Tindak Lanjut Bahan-bahan melakukan
tersebut diatas merupak.an masukan
revisi buku Pedoman dan Dokumen
Buku Perumusan SIDI yaitu Buku I, Pelaksanaan dengan
revisi
Juni 1987.
diharapkan
SIDI
untuk
terutama
II dan III.
ini dilakukan dari bulan
Mei
sampai
Basil revisi (Buku ~edoman terlampir)
dapat digunakan dan disebarluaskan
ke
daerah
pengembangan SIDI lainnya. C .. Studi Kelayakan dan Penyusunan Pedoman. Peng a Laman
menunjukkan
_yang dipilih tidak sesuai, tidak
dijumpai.
Oleh
bahwa dapat
ter jadi
kabupaten
karena masalah kerawanan konsumsi
sebab
itu dalam
melaksanakan
diperlukan cara menentukari daerah yang tepat,
SIDI
sederhana
dan
.mengguriakan informas i yang sudah ad.a. Pada mungkin
dasarnya SIDI diperlukan oleh semua kabupaten yang terancam
masalah rawan
konsumsi
pangan.
Keadaan
berubah terus menerus di semua daerah dan tidak selalu diramalkan.
17
dapat
-Oleh
karena itu didalam penentuan daerah harus
diperhatikan
kejadian .krisis konsumsi pangan dalam sepuluh tahun untuk
memperoleh
mengalami
daerah
di -daerah
kerawanan konsumsi pangan
Oleh
kecil.
gambaran yang leoih baik dari daerah
Sebaliknya
bersangkutan.
sebab
yang
terakhir
pernah
itu
yang
kemungkinan
SIDI lebih tepat
mengalami
tidak
masalah
yang
pernah
terjadinya
d.ikembangkan di
kerawanan
konsumsi
parig an ,
Pemilihan berdasarkan dalam SIDI
kabupaten
ada
yang
tidaknya
jumlah
kecamatan
yang lebih akhir. tidaknya
kepada
SIDI
kecamatan rawan
ditentukan
konsumsi
pangan
'Prioritas untuk pengembangan
sepuluh tahun terakhir. diberikan
memerlukan
kabupaten
mempertimbangkan
dengan
rawan konsumsi pangan dan
tahun
kejadian
Guna mendapatkan cara untuk menentukan ada
kecamatan rawan disuatu kabupaten d irpe r-Lukan
suatu
studi kelayakan. 1. Tujuan bertujuan
Studi
mengembangkan
car a
penentuan
kabupaten yang sesual untuk-penerapan SIDI selain itu juga sekaligus
menentukan kabupaten untuk uji-coba
pemantapan
dan perluasan SIDI. 2- Metodologi
a. Pendekatan Sebelum studi dilaksanakan, diadakan pendekatan ke provinsi
untuk
memberi
setempat
tentang
Kelayakan.
18
SKPG
penjelasan khususnya
kepada SIDI
dan
pejabat Studi
b. ~o~a~i d~
~~ktu studi
.
Studi Lampung,
lapang dilakukan di tiga provinsi Sum~tera
Ba~a~-dan
Jawa Tepgah,
yaitu
dari
bulan
Januari sampai dengan Feb~uari 1986. c. Cara Pengumpulan Data Untuk memperoleh informasi mengenad kabupaten yang pernah
meng~lami
tahun
rawan ~on~umsi pangan dalam
terakhir,
dilakukan wawanc~r~ den~an pejabat
pejabat tingkat provinsirawan
d i suaun
sampai
yang
se~uluh
Dari .kabupaten yang dianggap
p~ringka~ kabupat.en jarang
disebut
yang paling
atas
banyak kriteria
dasar
kerawani:µi menurut masing-~asing reps9nden. Tiga
kabupater;i !;.
,..;.;
peringkat teratas «,
ditetapkan
s ebag a i
kabupaten yang akan dikunjungi untuk konfirmasi. Pada ·penjajagan dengan
pejabat
di.Xabup~ra~~~ilB-kukan
tingkat
kabup,~~n +µntuk
wawancara konfirmasi
keadaan rawan konsums i. pang an pad.a tahun tertentu _yang d.i s ebut.kan
oleh .pejabat~ .tingk~t. provinsL ... ~-
dikumpulkan konsumsi
infqrmasi
mengenai
S§lain itu
tingkat
kerawanan
p8J:\g?-O yang_ dialami kecamatan-kecamatan
yang
disebutkan. Keqamatan diberi
,peringkat
diberi
peringkat terendah.
tertinggi konfirmasi
l
yang paling banyak qisebutkan oleh responden tertingg~
ditetapkan lebih
19
dap
yang
palin~
Tiga kecamatan
untuk dikunjungi oleh
lanjut.
jarang
p~ringkat tim
guna
...
Kunjungan
di tingkat kecamatan dimaksudkan juga
untuk
mempelajari ketersediaan dan kelengkapan data pertF1rian s.erta
data
peridukung · yang
lain,
urrt.uz
pelaksanaan operasional SIDI.
Di tingkat Provinsi : 1.
yang
Kabupaten-kabupaten konsumsi
pangan
dalam
pernah
10
tahun
mengalami
rawan
terakhir,
waktu
kejadian dan tingkat kerawanan. 2.
Kriteria kerawanan yang digunakan o1eh masing-masing responden.
3.
Macam
yang
intervensi
pernah
dilakukan
dan
pengorganisasiannya. Di Tingkat Kabupaten : 1.
Kejadian
rawan
konsumsi
pangan
dalam
10
terakhir dan waktu kejadian serta tingkat
tahun
kerawanan
masalah. 2.
Kriteria dan tanda-tanda rawan konsumsi pangan.
3.
Macam
intervensi
yang
pernah
dilakukan
dan
pengorganisasiannya. 4.
masalab 5.
sosial
Dinamika
menunjang
upaya
pemecahan
rawan konsumsi p angan
Nama-nama konsumsi
yang
kecamatan pangan
kerawanan mas al ah.
20
pada
yang meng a Lami saat
tersebut
masalah dan
rawan tingkat
:
Di Tingkat Kecamatan : 1.
Konfirmasi masalah rawan konsumsi pangan pada
tahun
seperti dikemukakan·tingkat kabupaten. 2. Tanda-tanda
kejadian
rawan
kohsumsi
pangan
yang
biasa digunakan setempat. e. Responden Responden yang diwawancarai adalah pejabat-pejabat tingkat provinsi, kabupaten dan J<ecamatan dari berbagai instansi seperti tabel berikut: Tabel 1.
Instansi dari Berbagai ~ingkat Administras;i di Daerah Ujicoba yang.Diwawancarai
lNo. l
Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
----------~-----------------------------------~-----1. Pemda (Biro Men-.~ Pemda ( Sekwilda, lPemda (Camat, tal, Sosial, Bangdes)
l •I I I
_,
I l
I
I I I I
,.
I I I l I I I I I I I
2.
Kesehatan
3.
Pertanian
5.
7. 8.
lPertanian
:10.:
rKesehatan I I
lPertanian
I I
l I
I I
: Sos i e.I I I
:statistik lDikBud
lBappeda I I
-Depnaker
[Per-Lkanan
Transmigrasi
I I
:Peternakan I I
9.-1 Do log I I
I I I I
I I
:statistik
Bappeda l I I I I I I
Bangdes) lKesra)
[Kes ehat.an
Sosial
6.
I I I I
I I
Statistik
4.
[Kes r a,
lDolog l I
BKKBN
:Dild3ud
21
I' I I I
f.
Analisis Data Analisis Di
pus at.
data
dilakukan.di
lokasi studi
di
lokasi studi dilakukan analisis deskriptif
untuk penentuan peringkat daerah tingkat II peringkat
dan
dan
kecamatan
analisis
dis amping sensitivitas
Di
(kabupaten).
deskripti~
(provinsi)
dilakukan
Pus at,
juga
dan Spesif"isitas (Sp) ant.ar a
(Se)
uji peta-
peta kerawanan d.eng an has i I analisis studi Kelayakan. g. Pelaksana Stud1.
·kelayakan dari
terdiri
Masyarakat,
dilakukan
unsur-unsuT Institut
oleh tim
Direktorat
Pertanian
Boger
.
Pusat
yang
Bina
Gizi
dan
Pus at
Penelitian dan Pengembangan Gizi. 3. Hasil dan Bahasan a. Penentuan daerah kabupaten di tingkat provinsi Atas pejabat
dasar pengolahan basil wawancara tim tingkat
penelitian, · rawan
provinsi
di
masing-masing
diperoleh~ daftar kabupaten yang
yaitu di Sumatera Barat 8 kabupei.en,
kabupat~n dan Jawa Tengah 7 kabupaten. tersebut pering'kat
dapat dari
dilihat pada tabel 2, yang
paling
dengan lokasi aianggap
Lampung
3
Nama kabupaten diurut
banyak
menurut
disebut
oleh
responden
sebagai daerah rawan dan dengan pertimbangan
berkaitan
langsung
konsumsi pangan.
22
atau tidak langsung
dengan
rawan
Daftar Kabupaten Rawan Men~rut Kriteria dari He~ponde,n dan, per i n.g~qtnya ch ti ga pr_ovi.nsi
Tab el
,. .,,. -------------------------------------------------~-----------------~~-----------------
: Peringkat
:
Suaatra
Bar at
Pesisir Selatan: Sa11ahlunto/SJJ Ianah 'oatar Pasaean Lisapuluh Koto -Solak -Padang Pariaman: : -Kodya Padang
1 2
..,
.J
- 4
s '
0
guna
Di
. 'j
3
"' ,. '
"3
""
1 l
;.
daftar
atas
d i p'i Li h
dengan '3 C1ntuk
1 sampai
Sumater-a
Bar at·
"}ai
tL( ~
meniiai
p ad a Tao
Tabel
Sela~an~daA
csi
yai tu Rembang,
Kriteria dalam
Lampung
Utara,
Ja11-Ja Tengah
ti'ga
di kunjun'gi
ac~p
an ,
ye.ii tu di
Ten~ah;
dan G1~~bogan.
secara
kabupateri
t.ampung
~ampung
kerawanan yang dikemukakan kerawanan
-s~1 a t
Pesi sir di
Lampung
: -Re1bang : -Ci}afap i -Grobogan : .Banjarnegar.a :~ -Kett111en~ : -Banyuaas : -Jepar a
konfirmasi.
kepe~lu~n provinsi
"2
I
peri ngkat
kabupaten
i l.aapung Utara ; ~~apung Selatan ( Laspung Ianqah
I
.l.
dari
Sel anjl.1tnya
f' Perfogkat : Jawa Tengah :
: Peringkat : La1pung
oleh
responden
umum
dfsajikan
el 3.
3.
. ----------------------------------------------------'
Sumatra
Bar;.at
:t<emiskinan !Produksi tanaman ; }a.~ran g
h~ma,
Lampung
:Terpencil L}<eadaqt]
~fBencana
:Pengangg0ran
: an . ..p an eri
:J<ekeringan l IMH :Kesehatan
zi Al am G;
:,Juml at::i bantuan kegagal-
Lingkungan
J a\#Ja Teng ah
' ------------------------
l l<emi ski,nan pang an-: Prodl.1ffsi
: Ter·penc i l : ~<eadaan Gi,z i lPotensi Alam
:Serangan
'
·' '
: F'roduksi
: l<eker·i ngc.1n :Bencana
Alam
: Po t eriss.i
A1 ern
J Banji,r
J·
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa bencana alam dan
kegag a I an produksi .(banjir,
hama)
merupakan di
responden
alasa.n. tiga
umum
kekeringan,
lokasi
yang
s er-ang an
dikemukakan
studi.
Hal
menunjukk.an bahwa kriteria rawan yang
oleh juga
ini
dikemukakan oleh
pejabat di berba.gai daerah bervariasi. b. Konfirmasi di tingkat kabupaten ~· Setelah
ditetapkan
tiga
kunjungan
kabupaten
rawan,
dilakukan
ke
Sebelum
wawancara dengan responden
yang
kabupaten tingkat
diduga
tersebut. kabupaten
tim me~gadakan kunjungan ke Kepala Daerah untuk memb~ri f>e.
penjelasan akan
tentang
.Di tiap kabupaten
dilakukan.
be r-Lang sung
maksud pengumpulan informasi
selama
yang
proses
wawancara
har i ,
dilakukan
dua sampai tiga _
secara terpisah di mas i.ng=mas i.ng instansi. Dari
hasil
dip_eroleh
gambaran
dikemukakan sesuai
wawancara bahwa
responden
dengan
di
tingkat1
kriteria
kerawanan
tingkat provinsi kabupaten.
-tingkat '
mengakui bahwa kabupat.en
kabupat.en
..
tidak
yang selalu
Namun
respond en
bersangkutan pernah
mengalami
'"
yang
keadaan
sulit
bagi masyarakat
dalam
10
tahun
terakhir. Sumatera
Di
Barat,
hampir
kabupaten menyatakan bahwa keadaan_yang tidak
sampai
mempengaruhi
penduduk.
24
keadaan
semua
responden
sulit konsumsi
tersebut pangan
Hal ini disebabkan oleh hubuQgan kekerabatan yang kuat, yang mampu menolong yang tidak mampu, disamping bantuan dari
keluarga yang berada di luar Sumatera Barat.
Lampung,
kesulitan yang dihadapi mempunyai dampak pada
penurunan masalah
Di
konsumsi tersebut.
pangan
penduduk.
Sebab
adalah kegagala.p panen baik
utama tanaman
pangan maupun tanaman industri (cengkeh dan kopi) sumber penghasilan pokok aebag i.an
mez-upakan
yang
penduduk .
., -
Gejala kerawanan yang dikemukakan adalah perubahan pola makanan pokok dari beras .ke bukan beras, Demikian yang
pula di Jawa Tengah,
sulit,
konsumsi
juga
makanan
keadaan sosial
memberi dampak penduduk.
seperti oyek.
terhadap
Gejala
penurunan
.kerawanan
sering diamati menurut responden ialah jumlah yang
menggadaikan dan menjual barang milik
Selain tentang
informasi
diatas
dikumpulkan
ekonomi
pula
penduduk
meningkat. informasi
kecamat.ac -keoemat.an yang tlianggap 'r-awan
responden
tingkat
kabupaten.
Dari
yang
kecamatan
oleh yang
d i anggap rawan di masLng+mas Lng kabupaten di pilih tiga kecamatan peringkat 1 sampai 3.
Pada Tabel 4 disajikan
jumlah dan nama tiga kecamatan untuk konfirmasi.
25
4.
Tab el
d an Nama Tiga Kecamatan Jumlah d'i Sembi 1 an K·2.b1.1p.::-d:en !
untuk
-------------------------------------·---------~----------~-~------~~-~----------------------Nama Kabupaten
Provinsi
: Jua~ah Keiaeatan di anggap r:awan
1. Pesisir Selatan
Su&atra Bai:at
.
b
.,
Nama 3 Kecamatan untuk Konfiraasi
i , ") Lo
Pam::ung Seal Ranah Pesisir
.. Sumpur Kudus Thnjung Sadan~
3. 'Koto .XI 'Tzrusan
I
2. Sa11ahlunto/SJJ
I
6
2 ... .,. ..),
3. Ianah Data.r
..'. ,,
I
Pulau Punjung
1. -Tanjung Emas
b
2. Rambatan .,..;, Satimpaung
----------------------------------------------------------------------------------------------1. La&pung Utara
Laiipung
11
I I
I
1.
I''> i •i.1
..
<
2. Lampung Selatan
oi.
2. 3.
3. La1pung Tengah
1.
2. "'"'
Blambangan Umpu Bukit Kemuning Ahung Bar at Cukuh Baiak Kedondor.g Parda suka Seputih Surabaya Seputih Rumbi a Seputih Ban yak
---------------------------------------------------------~------------------------------------·c: Jaw a Teng"ah
1. Remhang
• Suleng Kragan 3. 'Sluke 1. Jeruk Legi r, c, Ka11unganteri 3. Nusawungu 1. Seyer L• Karang Rayung Gahus
...
l •
.... ?
.... ")
Ci l ecep
13
,.,
3. 6rohogan
l.l
'
I I
")
r,
"T ,),
'
c.
Konfirmasi
di Tingkat
l
menanyakan
Kecamatan
ke tingkat
kr-iteria
dilakukan
yang ada hubungannya Dari
kar-:SLtff1Si
kecamatan
kegiatan
dengan masalah
ini diper-oleh
kecamatan-kecamatan menunjukkan kurun
indikasi waktu
tidak
kejadian
10 tahun
masalah
terakhir-.
konsumsi
Lain
halnya
provinsi
di kecamatan-kecamatan
Jawa
adany~
Tengah
indikasi
dan
di
d i.kun jung L
Lampung_
kejadian ·masalah
kurun waktu yang d~maksuq.
yang di}cunjungi
konsumsi
jenis
di
menunjukkan pangan dalam
Di kecamatan-kecamatan
provinsi
Lampung
terdapat
meningkatnya permintaan bahan p~gaq sedang~an
yang
di
indikasi
non "beras
Jawa Tengah terdapat indikasi
yang
( oyek~:, perubahan
dan frekuensi konsumsi bahan makanan pokok
yang
menurun. d. Kabupaten Daerah Ujicoba SIDI Dari nas i I keg i at.an wawancara di tingkat provinsi, kabupaten dan kecam~tan, tim Studi Kelayakan menetapk~ kabupaten-kabugat;.en ~ang m~mer~ukan SIDI untuk salah
satu
ujicoba.
oleh
Di
Pemerintah
Sumatera
Barat
kerawanan kons~msi pangan, cocok
sebagai
kabupatep
daerah
Lampung
Daerah
a~a
daerah indikasi
maka d~tetapkan bahwa tid~
ujicoba
Utara,
tidak
seb~ai
dipilih
SIDI.
Lampung
Di
Lt;1ffipung "Tengah dan
Lampung
Selatan ditetapkan sebagi daerah yang pocok untuk SIDI, sedangkan di Jawa Tengah· ditet~pkan kabupaten
rembai;,ig,
Cj_.lacap dan Grpbogpn. e. Lokakarya
Tingkat
Provinsi
untuk
Penetapan
Dc:;erah
Ujicoba H,asil Studi Kelayakan SIDI t.er-hadap kabupaten yang cocok
s~bag~i
daerah SIPI di~jukan kep~da
Daerah. ·
27
femerintah
~elalui
sua~u fo~um c,..
Lampung
~
BPGD ditetapkan
r,. . . ,
t·
Selatan dan kabupaten Cil~9ap
'l,ljicoba
SIDI,
sedan~kan
di
~abupaten
daerah
sebagai
Sumatera '
tanggal.
..... ·~ii·~~b.t.f::.
Barat
Lokakarya ini diselen~garakan di
P,iperlukan. pada
lokakarya
tidak
Lampung
.Juli 1986, di Jawa Tengah tang~al
1 - 3
12 :- 1;4 Agustus 1~8p dan di Sumatera Barat pada ta~ggal 2?r - 24 Dejsember- ,1986.
f. Hasil
.ana li s Ls.
pet a
Sensitifitas dan yang
ke.camatan
kelayakan,
ditemukan
Spesifisitas depgan
ada
hasil
studi
tingkat validitas peta kecamatan
yang
rendah untuk menentukan daerah yang
SIDI
(0,4
dan
antara:
Hal
0,88).
ini
untuk
disebabkan
karena
'Paa&
situasi
penyusunan peta kecamatan rawan didasarkan dari "data yang bersi'"fat di~amis,
cocok
~ehingga dapat berubah
menu rut wa"ktu d an: per lu cfiperbaharui..
Sedangkan Stuai
Kela1akan ·aapat disesuaikah dengan waktu da~
besarnya
mas al ah. g. Masalah dalam pelaksanaan Studi Kelayakan SIDI Beberapa Kelaycikan pangan,
mencakup keterbuRaan
publikasi
yang
mas e.Lah
d:i t.emrri
pengertian dan
hasil wawancara.
'd a.l am ,.
tent'ang
Studi
kerawanan
kekhawatiran responden
akan
Walaupun demikian masalah
in1 dapat diatasi dengan pendekataa dan d{sKusi. h.
Kesimpulan Kriteria
ker-ewanan yang dikemukakan tfdak
mengacu pada masalah kerawanan konsumsi pangan.
28
selalu
~." ..
Karena
pembuatan
peta rawan didasarkan
situasi yang selalu berubah, dasar peta tidak. selalu kelayakan
~esuai.
perlu .dilakukan
cocok untuk
penentuan
pada
.d~ta,
dan
daerah
SIDI atas
Oleh karena
itu studi
untuk menetapkan
daerah
yang
SIDI.
Metode
penetapan
daerah
SIDI
yang
dapat digunak.an
dalam upaya pengembangan
provinsi
Karena
lain.
dilaksanak.an
oleh
cukup sederhana
tim
SIDI
diujico9akan daerah SIDI
dan mudah,
provinsi
yang
~e
dapat
disertai
latihan sebelumnya. D.
Peng embang an SIDI di Daerah Dalam
ujicoba
merupakan tanggung operasional. sejak
kabupaten SIDI
di
ini
1982
tugas-tugas
pengembangan
jawab tim SIDI provinsi
Provinsl
tahun
Bez-u
Jawa Tengah telah
baik teknis
Dalam rangka
pembinaan
dua kabupaten tersebut dibentuk tim
Binsostal dan Bappeda.
dikukuhkan Jawa
menjadi
Tengah
Tingkat
I.
dipersiapkan
provinsi Pertanian,
Pada tahun 1984 tim ini
kelompok 'kerja SKPG dalam BPGD
Namun
disadari
bahwa
tim
di
pelaksanaan
SIDI
dengan Surat Keputusan Gubernur
SIDI
1983
di 'kabupat.en Boyolal i dan tahun
Pekalongan.
maupun
melaksanak.an
yang beranggotakan wakil dari instansi Kesehatan, Biro
SIDI
Kepala
telah
provinsi Daerah
tersebut · belum
agar secara teknis mampu mengembangkan SIDI
di
kabupaten baru. Provinsi Lampung adalah provinsi baru dalam pengembangan SIDI
yang ditetapkan berdasarkan hasil studi
- pertemua:n BPGD tingkat provinsi. 29
kelayakan
dan
Dalam
latihan
mengenai
tim SIDI di provinsi
pengembangan
Jawa Tengah
SIDI di di daerah
dan
Lampung
baru diberikan
materi
yang sama. 1.
Pemantapan Di bulan
tim SIDI Provinsi
provinsi
Jawa Tengah,
September
dilaksanakan Latihan
latihan
1986 di Semarang
tingkat
provinsi
dalam
dan di Provinsi
dalam bulan Agustus
di
dilakukan
1986 di Bandar
diberikan
oleh
Lampung Lampung.
tim
pusat
meliputi a.
Latihan
Orientasi
Penjelasan
umum mengenai
pelaksanaannya. instansi b.
Latihan
anggota
dan
oleh tim SIDI dan wakil
BPGD.
SIDI yang terdiri
dari studi
analisis penentuan indikator,
penyusunan tim
diikuti
cara pengembangan
Teknis
Perumusan
KP,
Latihan
SIDI,
SIDI
perumusan SIDI
dan
dan
.
laporan pelaksanaan. provinsi
RKKP dan studi
Latihan diikuti oleh
beberapa
orang
wakil
dari
kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) serta kabupaten Lampung Selatan
(Lampung).
Lampung
yang berasal dari Universitas Lampung
Khusus untuk anggota tim provinsi
Untuk melancarkan
diberikan latihan di tingkat pusat. ujicoba
pelaksanaan menempatkan
t.enaga
SIDI
provinsi
analisis,
dalam
perumusan
pelaksanaan. 30
daerah,
pembantu Lapang
sudah mendapat latihan. tim
di
(
f'u Ll, timer)
pelaksanaan studi dan
pus at
tim
Tenaga ini pertugas
SIDI
(UNILA)
RKKP
penyusunan
yang
membantu dan
KP,
laporan
Dalam dijelaskan
latihan
ditemui
secara k.husus
a.
Pengertian
kerawanan
b.
Pengertian
indikator
c.
Penyesuaian
d.
Penentuan nilai bobot
e. Pengertian
hal
yang
perlu
: konsumsi
isi formulir
pangan.
RKKP dengan kondisi daerah
(skor) kerawanan
anal is is
spesifisitas
beberapa
·sensitifitas
(Se)
dan
(Sp) yang digunak.an untuk penentuan
indikator. Dari pengamatan selama latihan, dapat disimpulkan bahwa a. Peningkatan dapat
kemampuan
tekpis SIDI
dilak.ukan hanya
dengan
provinsi
tidak
memberikan
buku
terutama
untuk
pedoman. b. Wak.tu
latihan
terlalu
singkat
membahas materi perumusan SIDI mulai dari
KP,
RKKP
sampai analisis dan perumusannya. Dalam pengembangan SIDI selanjutnya, tetap diperlukan latihan lebih
yang dilakukan secara bertahap denga.n waktu
lama
melakukan Pada
(68
jam) untuk
prak.tek
memberi
khususnya
kesempatah
dalam
hal
peserta analisis.
saat 1atihan tim pusat d i s ar-ankan membawa data
diperlukan sebagai bahan praktek perumusan SIDI.·
yang
yang
Rincian
waktu 68 jam dalam latihan adalah: a. 6 b.
jam
12 jam
penjelasan umum konsep dan pengembangan SIDI. penjelasan konsep studi RKKP dan KP.
c. 8 jam
praktek lapang studi RKKP
d. 6 jam
evaluasi praktek lapang studi RKKP
31
\
e.
6 .jam
penjelasan
konsep
analisis
penentuan
indikator
(Se dan Sp). f.
KP dan analisis
penyusunan
18 jam
indikator
dengan
bahan-bahan yang disediak.an oleh pusat. g.
6 jam
evaluasi praktek analisis
h. 3 jam i.
konsep perumusan J:
;/!';;
3 jam
~
Jr
...
evaiuasi secara keseluruban
- 2. Pelaksanaan Studi a.
Studi Riwayat Krisis konsumsi ;Pangan (RKKP)
RKKP
Studi
di provinsi Jawa Tengah
dan
Lampung
" Kabupaten
dilakukan
yan~ mengikuti lat'ihar'i "c(f provinsi, d i.bantiu oieh tenatia pembantu pus at.
l~pang
pusat serta dibimbing oleb
tim
SIDI
Di provinsi Jawa 'I'engah ~tudi in·i dilakukan di -t
kecamatan Kawunganten, Jeruklegi, ., Nusawungu dan Kedungreja. Dari masing-masing kecamatan kabupaten
dipilih
Cilacap,
tiga
sampai
provinsi' "Lampung
lima
desa
untuk
diamati.
studi RKKP 'dilak.ukan d{
Di
kabupaten
Lampung Selatan meliputi '55 desa d.ikecamatan Pardasuka, t
Padangcermin,
Wonosobo,
Kalianda,
Kedondong
dan
Cukuhbalak. Masalah
utama
yang
dibadapi
dalam
pelaksanaan
studi
adalah kurang lengkapnya catatan atau data
dapat
memperjelas
kejad1an kerawanan di masa
yang
~ampau.
Selain itu banyak responden cenderung menutupi kejadian kerawanan pejabat
tersebut, atasan
pelaksanaan
terutama bila pewawancara
responden.
~el~njutnya
Oleh disarankan
karena untuk
adalah
itu
dalam
memilih
pew.awancara dari ~nive~sitas yang xelan di~atih secara k.husus. b. Studi Ka1ender Pertanian (KP} Studi \
Menurut SIDI
KP
dilaksanakan setelah studi R~KP selesai.
rencana
pengumpulan data dilakukan
provinsi derig an maksud member.i
mempelajari
,oleh
peng~laman
tim
dalam
situasi pelaporan tlata di instansi tingkat
kabup.aten dan .kecamatan.
Pada kenyataannya pengumpulan
data lebih banyak dilakukan o],eh tenaga pembantu lapang pusatt.
Alasan
yang
sering .dikemukakan
s ehubungan
dengan hal tersebut adal·ah tidak tel'."sedianya waktu 'bagi tim
provinsi untuk melakukannya.
pembantu lapang pusat tersebut,
Dengan adanya tenaga
.maka memungkinkan
t~m
SIDI pravinsi untuk membebankan tugas-tugasnya .. Masa}ah yang
sering
-d i,temui -d aLam
studi
I'engkapnya -d.atia pertani·an di tingkat ·desa. · melangkapi
data
kur-ang
-ad.e.Lah -
Upaya untuk
tersebut telah dilakukan o1eh,
pembantu lapang di provinsi Lampung,
tenaga
namun h?-nya
4ata
desa
di kecamatan Cukuhbalak yang dap.at diiengkapi dan
data
tersebut dalam bentuk
keadaan Pertanian
data
yang
laporan
demikian-
tahunan.
Dengan
penyusunati
Kalender
tingkat desa sulit: .d i.Lakukan .
c. Analisfs Penetapan Indikator Macam
indikator
yang
akan
ditetapkan
·adalah
indikator pengamatan dan indikator ..peramalan. Indik~tor pengamatan
disusun
( gejala-gejala).
33
berdasarkan
basil
studi
RKKP
Indikator
per~malan
RKKP
deng~n
J:iasil
studi
dilakukan
di t,etapk~
.be:r:de.se.r~~n:::Pe.d~n~
catl.on"""calon indikator KP.
cAnal~sis
d.engan- baik.
yang
:indilcator
Ana·H.sis
Soedfrman
i UNSOEB~,d.~ d,i kabupat.en
tidak
Aa:la.JJl anal isis t--erkumpulnya
rancangan
data
unit·.desa
~idak
modLf'd kas t
>
dapat
Le,mpvnff Se,;t~~an
~~g
Ma$~l4Q
tingkat.
desa
P~oses
.. analisis
d eng an
kecamatan.
dilaksanakan,
~esuai
dengan indik~tor
-.'.Namun~ha:l
tint5kat·
kec'amatan· ....tidak
diperoleh
i
melalui
tingkat
kabupaten.
ada1.ah" pe'r Lu tingkat
perbandingan
-,
perbandiogan kecamatan.
peringkat Hasil,
belum sesuai dapat
peringkat
kerawanan
yang
terhadap
s ehar-usbxa
rY.sponden
RKKP wa.wancara
pemeoahan
masalah
d i Lakukarr wawanoaz-a, t~rhadap
kabupaten
un.tuk,
memperoleh
kerawanan
konsumsi
pengolahan: dengan
disebabkan
kur ang dipahami.
34
skor
petunjuk karena
-vd.es a
d i Lakuken
studi
Upaya untuk
dari
belum dapat
tersl3dia,
Dalam
dilakukan.
ini
wawancara
d erig an
s eh i.ngge, memerlukan
mer-ubah , -un:i.i> ana l i sd s
~nf~rmasi
tersebut
Universitas
untuk. meLakukan .. analisis
karena
pangan
oleh
t.:erhambat ~karena .. data .:tingl{at_ d es a yeo,g tid~
Leng.kap , maka r ancengan
menjadi
-d ap'at;
ins]..ik..~top pe~ai»alan.. ad a Lah
analisis.
p'etamaian
tidak
dilakukan
La.JJlpung (UNILA).
Universitas
.. dari
indikatoJ::"'IPer~m4la.Q, di
Cil·acap
dijumpai
dipet;ol~h
p~ngei,natan
kabupateh
oleh
telah
skor
ini ini
responder.i inforl"J).asi
pangan
kerawanan
analisis
antar
konsumsi
yang diberikan.
konsep
di
Hal ~&?i~
\
Disamping
masa1ah
kemampuan
t1m SIDI provinsi,
tim
" SIDI pusatpun harus menguas'a i metode a~allsis indi'kator ", x . . k dan yang lebih pentfng ada l ah menguasai strategi ·'i!
ankiisis
yahg berkaitan aengan keadaan dan slfat
dari
calon-calon indikator. Hal
ini
penting
agar
setiap
masalah
dalam
pengolahan dan analisis indikator dapat dipecahkan oleh setiap
anggota
tim
pembinaan
ke
pengolahan
data
indikator pus at
pusat
yang
melakukan
provinsi-provinsi. RKKP"dan
KP
Penguasa~
maupun
metode
yang belum merata'diantara !">
merupakan
~-
kendala
kunjungan
penting
cara
analisis
.
anggota tim
yang
perlu
.-
SIDI
segera
diatasi. Berdasarkan pe l aksanaan
masalah-masalah
"•
yang
studi Clan analisi's data,
ditemui maka
dalam
beberapa
saran untuk pengembangan SIDI" selanjutnya adalah: 1. Keg i at.an studi dan ana l Ts i s data hend aknva d i.Lakukan
oleh universitas setempat. 2.
analisis
Keg i at.an
penetapan
indikator
peranialan
perlu dibantu oleh tim SIDI pusat 3. Tidak
perlu
daerah,
ada t.enaga pusat yang
namun
supervisi
SIDI
dari
di
pus at
perlu
Petunjuk
Teknis
~
dit.Lngkatikan 3. Perumusan
d i tiempat.kan
dan
Penyusunan
Buku
Pe Laks anaen
Dal am perumusan
buku
pedoman
dilakukan
setelah
35
perumusan indikator
srnr
yang
peng amat.an
lama, dan
.peramalan situasi pangan penduduk ditemukan. proses waktu
Namun karena
analisis pencarian indikator peramalan membutuhkan yang
dalam
lama,
buku.
pedoman
yang
dicobakan
perumusan dapat dilakukan· bila indikator pengamatan . . Konsep
ditemukan. \
kabupaten SIDI
Lampung
dan
pedoman
sudah
pelaksanaan
SIDI
di
Selatan dan Cilacap disusun
oleh
tim
provinsi d i bant.u o l eh tenaga pembantu lapang
Konsep yang
ini dibicarakan dalam lokakarya SIDI di
dihadiri oleh anggota BPGD
-
kabupaten
kabupaten,
tim
pusat. anggota tim SIDI Dal am , ini juga dibicarakan organisasi pelaksana SIDI,
provinsi
SIDI
tingkat
pusat.
lokak.arya
.
konsep
buku
dan
pedoman
pelaksanaan
dan
rencana
pelaksanaannya. Di kabupaten Lampung Selatan indikator peramalan yang belum
baik
ditemukan
lokakarya
tingkat
digunakan
indikator
r
dari
analisis,
kabupaten disepakati peramalan dengan
sehingga un~uk
titik
dalam
sementara batas
yang
~
digunakan di kabupaten Lombok Tengah. Masalah indikator
yang
timbuL
ada1ah
·d_engan
titik
batas dari
peramalan
tidak.
tepat
terjadi
beserta
d.aerah
karena
krisis pangan yang ak.aq terjadi tidak.
ada
'menggunakan lain
dapat
kemungkinan
terdeteksi.
Untuk
mengatasi hal ini pengamatan situasi ko~sumsi pangan perlu
.
dilakukan lebih intensif. Di
kabupaten
peramalan LT/LLB,
yang LP/LLB.
lokakarya
Cilacap cukup
tel ah
baik
yaitu
ditemukan indikator
indikator persentase
Dalam rumusan SIDI yang disepakati dalam kabupaten .d i
tingkat 36
Ci lacap,
incl.ikator
peramalan
tersebut
digunakan dengan
titik
batas
90,0%
(LT/LB) dan 80 % (LP/LLB).
4. Latihan Pelaksanaan SIDI oleh Daerah Tenaga pro~es pe
pelaksana SIDI kabupaten telah terlibat dalam
peru~~san SIDI sejak latihan di tingkat
provinsi,
l.aks anaan studi dan rencana pelaksanaan. Oleh karena itu
l~tihan
secara
khusus
untuk tim
SIDI
kabupaten
tidak
dilakukan. Latihan
pelaksana
SIDI tingkat kecamatan
oleh tim SIDI provinsi dan kabupat.en, SIDI
pusat.
diberikan
d i.d.amp i.ng i oleh tim
Latihan ini diikuti oleh empat
orang
dari
masing-masing kecamatan daerah SlDI yaitu Kesra kecamatan, tenag~
pelaksana
gizi
~uskesmas,
mantri t~i
dan
PKK
tingkat kecam~tan. Latihan dengan
tenaga pelaksana SIDI tingkat desa
pelaksana sub desa,
masing
kecamatan.
dan dilaksanakan
Pelatih
adalah
kabupaten d i.d amp i.ng.i, angg ot.a tim SIDI ini
diikuti
oleh kurang lebih
60
latihan berjalan tidak efektif, terawasi
masingtim
provinsi.
latihan
peserta,
latihan.
SIDI
suatu
Akibatnya
tidak semua peserta dapat
pada waktu melakukan latihan pengisian formulir.
Selesai
latihan
peserta
memahami
pelaksanaan baik,
di
anggota
orang
jumlah yang terlalu besar untuk satu
digabung
belum
dapat
disimpylkan
tugas dan cara
latihan
untuk tingkat
bahwa
melaksanakannya. desa
dapat
semua Agar
berjalan
latihan perlu dilakukan dalam beberapa angkatan dan
masing-masing
angkatan
37
diikuti oleh tidak lebih dari
20
_
Latthan penyegaran b~gi tenaga
orang peserta.
perlu d i Lakukan secara berkala. sering
pelaksana
.
.
.
Hal in:l d{perlukan ·karena'
ad.anya penggantian tenaga pelaksan~ karena mutasi. itu
Seiain
perlu
dflakukan
pembinaan
t.enag a
kepada
pelaksana: secara iritensif. \
5. Pelaksanaan S1DI Sa:mpai saat ini 'perkembangan SIDI dikabupaten Lampung Selatan komp i
Di
dan Cilacap masih daiam tahap
Las.a ,
data,
dan pe Tapor-an ke tingkat kabupaten .
perigo Lahan
kabupaten
pengumpulan
Lampung
Selatan,
pengumpulan·
data
...
telah
beriangsung selama tiga bulan berturut-turut, sedangkan di kabupaten Cilacap baru satu bulan. data
di
dua kabupaten,
pengisian formulir.
Dari hasil pengumpulan
masih t.erdapat keke-liruan
Kekeliruan·tersebut
ole~ tim SIDI RabQpaten dan provinsi, yahg
l'aporan
operasional
Hal
maauk ,
SIDI
yang
diketahui
setelah mempelajari
ini
tertuang
dapat
dalam
menunjukkan dalam
kons ep
buku
pedoman ,;
pelaksanaan belum dipahami oleh pelaksana SIDI di
tingkat
kecamatan kebawah. Dari pelaporan, kekeliruan menunjukkan untuk
kegiatan
pengumpulan
data
sampai
kepada
~·
dapat disimpulkan bahwa meskipun masih terdapat ·dalam
pengisian
formulir,
bahwa laporan yang masuk
evaluasi
sistem
t
•
38
sudah
dan identifikasi •'
ch1.erah.
namun
hal
ini
dimanfaatkan
situasi
pangan
V. Dalam
KESIMPULAN DAN SARAN
rangka pembinaan,
masalah yang dijumpai tidak
manajemen saja tetapi juga masalah teknis perumusan
hanya
SIDI.
a:
Oleh
karena itu p~mantapan fungsi "j::.im SIDI pusat tidak hanya dilak.ukan dengan
melengkapi personil dari berbagai sektor terkait, peningkatan
jug a
Kemampuan konsep
teknis
perumusan
kemampuan
SIDI,
SIDI
pusat
konsep studi RKKP dan KP
-
tim
anggota-anggotanya:
dari
yang perlu dimiliki tim
analisis penentuan indikator. dibentuk
teknis
tetapi
meliputi
serta
metode
Disarankan didalam tim SIDI pusat
yang menan~ani masalah teknis perumusan
~enguasai konsep-konsep seperti tersebut diatas.
SIDI
dan
Oleh karena itu
perlu ada upaya peningkatan kemampuan teknis bagi tim SIDI pusat. Agar
tim ujicoba SIDI pusat dapat dikukuhkan
SIDI Nasional,
sebagai
tim
perlu kejelasan lebih dahulu hubungan antara tim
dengan
kelompok
dengan
pembinaan
kerja PMMR di Menke Kesra. ketingkat bawah
Hal
terutama
ini
dalam
berkaitan hubungannya
dengan BPGD. Cara kelayakan
penentuan kabupaten SIDI yang dicobakan melalui studi merupakan cara yang lebih sesuai dibandingkan
menggunak.an mudah
peta
untuk
provinsi. memilih
dilaksanakan Penggunaan
peta
sendiri oleh
Cara
tim
SIDI
ini di
SIDI.
Hal
ini
diperbaharui.
dapat
Sedangkan
berubah
menurut
studi ·kelayakan
dengan waktu dan besarnya masalah. 39
waktu dapat
dapat
disebabkan
peta didasarkan pada situasi dan data yang sehingga
cukup tingkat
daerah rawan tidak menjamin
daerah . yang sesuai untuk
penyusunan dinamis,
daerah rawan yang tersedia.
dengan
bersifat
dan
perlu
disesuaikan
Alasan analisis itu
yang
dikemukakan tim SIDI provinsi
bila
melakukan
pengolahan data adalah ketidaktersediaan waktu,
perlu ada anggota tim yang bertanggung jawab
karena
dalam
masalah
teknis dari mulai pelaksanaan ·studi sampai analisisnya. Latihan sesuai yang
tim
dengan bersifat
peserta
yang
bersifat akan
SIDI provinsi perlu dilakukan secara
materi yang diberikan, umum
dan
yang bersifat
berbeda sesuai
teknis
dibedakan
dengan
khsusus
menurut
materi
teknis
dengan
Latihan
yang
unsur-unsur
yang
fungsinya.
disarankan pesertanya adalah
bertahap
diberi tanggung jawab khusus untuk pelaksanaan studi
KP dan analisis dari
termasuk disini anggota tim
penentuan indikator,
universitas setempat.
RKKP,
Disamping itu diperlukan pula waktu
yang lebih panjang untuk latihan khusus yang bersifat teknis. Fakta yang dijumpai dari evaluasi pelaksanaari SIDI di daerah ujicoba
menunjukkan bahwa pelaksanaan SIDI di
administrasi
karena
itu
perlu
dilakukan
pembinaan
pelaksana SIDI terutama pada tahap awal operasional. tenaga
pembantu
sambil
bekerja
memberikan SIDI
tidak
terhadap Penempatan
lapang pusat justeru menghambat proses tim
SIDI
tingkat
provinsi.
belajar
Tujuan
untuk
pengalaman melakukan proses perumusan SIDI kepada tim
provinsi kurang mengenai sasaran.
pengembangan
tingkat
pemerintah belum dapat melaksanakan tugasnya dengan
Oleh
baik.
berbagai
Oleh karena
itu
untuk
selanjutnya penempatan tenaga pembantu lapang pusat
dianjurkan,
sebaliknya
pusat perlu ditingkatkan.
frekuensi pembinaan
teknis
dari