Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita Sosialisasi Buku Pedoman Pelaksanaan DDTK di tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Kerjasama Departemen Kesehatan RI dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Bab I. Pendahuluan /Latar Belakang • Kualitas generasi penerus tergantung kualitas tumbuh kembang anak, terutama batita • Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi (ditemukan) sejak dini, terutama sebelum berumur 3 tahun, supaya dapat segera di intervensi (diperbaiki)
• Bila deteksi terlambat, maka penanganan terlambat, penyimpangan sukar diperbaiki • Wewenang Bidan : Kepmenkes no 900/2002 : ttg registrasi dan praktik bidan. Bab V ps 16 dan 20. lamp III : pemantauan, deteksi, intervensi dini tumbuh kembang • Presiden RI 23 Juli 2005 mencanangkan : Gerakan Nasional Pemantauan Tumbuh Kembang Anak
Kurun waktu masa Anak
Bab II. Tumbuh Kembang Anak PERTUMBUHAN : peningkatan ukuran tubuh 1. tinggi badan 2. berat badan 3. lingkar kepala PERKEMBANGAN : peningkatan fungsi-fungsi individu 1. sensorik (dengar, lihat, raba, rasa, cium) 2. motorik (gerak kasar, halus) 3. kognitif (pengetahuan, kecerdasan) 4. komunikasi / berbahasa 5. emosi - sosial 6. kemandirian Faktor Penentu Tumbuh Kembang Anak – internal : genetik + proses sejak kehamilan – eksternal : gizi, penyakit, aktifitas fisik, kualitas pengasuh /keluarga, teman, sekolah
Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak agar Tumbuh Kembang Optimal I. FISIS- BIOLOGIS : nutrisi, immunisasi, kebersihan badan & lingkungan, pengobatan, olahraga, bermain II. KASIH SAYANG : menciptakan rasa aman + nyaman, dilindungi, diperhatikan (minat, keinginan, pendapat), diberi contoh ( bukan dipaksa), dibantu, didorong, dihargai, penuh kegembiraan, koreksi (bukan ancaman / hukuman) pola asuh demokratik III. STIMULASI: merangsang fungsi : sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, mandiri, kreativitas, kepemimpinan, moral
Bab III.Stimulasi (rangsangan bermain) • Tujuan : merangsang semua fungsi dan kemampuan anak agar berkembang optimal • Yang dirangsang : sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional, kemandirian, • Cara : rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencoret, menggambar, • Kapan : setiap kali interaksi dengan anak memandikan, ganti baju, di jalan, bermain, di dalam mobil, nonton TV, sebelum tidur dll
Manfaat STIMULASI (rangsangan bermain) bagi perkembangan anak • Bisa dirangsang sejak dalam kandungan 6 bln • merangsang hubungan antar sel-sel otak (sinaps) • (milyaran sel otak dibentuk sejak hamil 6 bulan belum ada hubungan antar sel otak) • BILA ADA RANGSANGAN terbentuk hubungan • sering di rangsang makin kuat sinaps • Stimulasi bervariasi sinaps makin kompleks / luas merangsang otak kiri + kanan multipel inteligen • kecerdasan lebih luas dan tinggi
Stimulasi (rangsang bermain) pada umur 0 – 3 bulan • • • • • • • •
ciptakan rasa nyaman, aman, senang peluk, cium, gusel, ayun Senyum, tatap mata, ajak bicara, tirukan ocehan dan mimik bayi berbagai bunyi, suara, musik gantung benda berwarna, berbunyi meraih, meraba, pegang mainan, angkat kepala gulingkan kanan-kiri, tengkurap-telentang (lihat hal. 16 – 17)
Stimulasi pada umur 3 – 6 bulan • • • • • • • • •
Peluk, cium, pandang mata, senyum, bicara, Mencari sumber suara, Bermain cilukba, melihat wajah di cermin Memeluk, mengayun Melihat, meraih, menendang mainan Mengamati benda kecil, benda bergerak Mengambil benda kecil Memegang dgn 2 tangan, makan sendiri Berguling-guling, duduk, • (lihat halaman 18-19)
Stimulasi pada umur 6 – 9 bulan • • • • • • • • • • • •
Peluk, senyum, bicara, panggil namanya, Bersalaman, tepuk tangan, melambai ke orang lain Panggil : mama, papa Cilukba, melihat cermin Tunjuk dan sebutkan nama gambar Bacakan dongeng Pegang mainan dengan 2 tangan Masukan benda kecil ke dalam wadah Sembunyikan dan cari mainan Mainan yang mengapung di air Mencoret-coret, memukul-mukul Duduk, merangkak, berdiri berpegangan (lihat hal. 20 -21)
Stimulasi pada umur 9 – 12 bulan Peluk, senyum, bicara, panggil, ditanya Cilukba, melambai pada orang lain Tunjuk dan sebutkan nama gambar Bicara pada boneka, menyanyi, Masukkan benda ke wadah Mainan yang mengapung di air menyusun balok, menggambar main alat dapur, minum dari gelas, makan bersama gelindingkan bola, berdiri, membungkuk, berjalan berpegangan, naik tangga (lihat hal. 22-23)
Stimulasi pada umur 12 - 15 bulan Peluk, senyum, bicara, panggil, ditanya Cilukba, melambai pada orang lain Tunjuk dan sebutkan nama gambar Masukkan benda ke dalam wadah Menggambar, menyusun kubus, puzzle sederhana main boneka, sendok, piring, gelas berjalan tanpa berpegangan, berjalan sambil tarik mainan, mundur, jinjit panjat tangga, lempar-tangkap -tendang bola lepas celana, makan sendiri meniru perkerjaan di rumah tangga (lihat hal. 24-25)
Stimulasi pada umur 15 -18 bulan • • • • • • • • • • •
Berjalan mundur, jinjit, naik tangga Tangkap dan lempar bola Balok, puzzle, menggambar Bermain air, meniup, menendang bola Bercerita tentang gambar di buku Menyebutkan nama benda, menyanyi Main telpon-telponan, menyatakan keinginan Bermain dgn teman sebaya, petak umpet Merapikan mainan, membuka baju Makan bersama Merangkai manik besar
Stimulasi pada umur 18 - 24 bulan • • • • • • • • • • •
Bicara, bertanya, bercerita, bernyanyi, Tanya jawab, main telpon-telponan Perintah sederhana, membantu pekerjaan Nonton TV sambil dijelaskan Melepas baju, rapikan mainan Makan bersama dengan sendok garpu Balok, puzzle, menggambar, membentuk lilin Buat rumah-rumahan, petak umpet Berjalan, berlari, melompat Berdiri satu kaki, naik turun tangga melempar, menangkap, menendang bola
Stimulasi pada umur 24 - 36 bulan • • • • • • • • • • • •
Sebutkan nama benda, sifat, guna benda Bacakan cerita, tanya jawab, Anak diminta bercerita pengalaman Menonton TV didampingi, menyanyi Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan Makan dengan sendok garpu Puzzle, balok, menggambar, menempel Mengelompokkan benda sejenis Mencocokan gambar dan benda Menghitung Melempar, menangkap, Berlari, melompat, memanjat, merayap
Stimulasi pada umur 36 - 48 bulan • • • • • • • • • • • • •
Sebutkan nama benda, sifat, guna benda Bacakan cerita, tanya jawab, bercerita Menonton TV didampingi, menyanyi Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan Makan dengan sendok garpu, masak-masakan Menggunting, menempel, menjahit Puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis Mengelompokkan benda sejenis Mencocokan gambar dan benda Menghitung, mengenal angka, huruf Melempar, menangkap, berlari, melompat Memanjat, merayap, main sepeda roda 3 Main lalu lintas, ular naga dengan teman
Stimulasi pada umur 48 - 60 bulan • • • • • • • • • • • • • • •
Sebutkan nama benda, sifat, guna benda Bacakan buku, tanya jawab, bercerita Menonton TV didampingi, menyanyi Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan Makan dengan sendok garpu, masak-masakan Menggunting, menempel, menjahit Puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis Mengelompokkan dan mencocokkan benda Mengingat, menghafal, menerti aturan Membandingkan besar kecil, banyak sedikit Menghitung, konsep satu dan setengah mengenal angka, huruf, simbol, musim Melempar, menangkap, berlari, melompat Memanjat, merayap, sepeda roda 3, ayunan bermain, makan dgn teman
Stimulasi pada umur 60 - 72 bulan • • • • • • • • • • • • • • •
Mengenal nama, fungsi benda-benda Bacakan buku, tanya jawab, bercerita Menonton TV didampingi, menyanyi Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan Makan dengan sendok garpu, masak-masakan Menggunting, menempel, menjahit, Puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis nama Mengingat, menghafal, mengerti aturan, urutan Membandingkan besar kecil, banyak sedikit Menghitung, konsep satu dan setengah mengenal angka, huruf, simbol, jam, hari, tanggal Melempar, menangkap, berlari, melompat Memanjat, merayap, sepeda roda 3, ayunan “berjualan”, “bertukang”, mengukur Mengenal uang, rambu lalu lintas
Bab IV. Deteksi Dini Tumbuh Kembang
(DDTK) • Menemukan penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini – agar lebih mudah diintervensi
• Bila penyimpangan terlambat dideteksi, – lebih sulit diintervensi – akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak
Cara DETEKSI DINI Tumbuh Kembang PERTUMBUHAN : • Timbang berat badannya (BB) • Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK) • Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik PERKEMBANGAN • Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) • Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar), penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat), • Tanyakan masalah perilaku dgn kuesioner MME, autis dengan CHAT, gangguan pemusatan perhatian dgn kuesioner Conners
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DI POSYANDU 1. DATANG KE POSYANDU
PELAYANAN GIZI DAN KESEHATAN DASAR
TIDAK GIZI BURUK
DIRUJUK
2. DIDAFTAR
6. KONSELING
24
KONFIRMASI
3. DITIMBANG 4. BB ANAK DICATAT & DI PLOT KE KMS
N = NAIK T = TIDAK NAIK
BGM, PERTAMA DITIMBANG
GIZI BURUK
5. DINILAI STATUS PERTUMBUHAN BERDASARKAN KURVA BB ANAK
Deteksi dini penyimpangan PERTUMBUHAN dgn GRAFIK BB, TB dan LK di KMS, buku KIA atau buku lain • • • •
Timbang berat badan (BB) Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepala (LK) Beri tanda di grafik BB, TB, LK di KMS, buku KIA, buku lain Lihat garis pertambahan BB, TB, LK: – BB dibawah garis merah (BGM) atau di atas GM – Naik, tidak naik atau turun (BB) dari penimbangan yang lalu – Dalam pita warna yang tetap atau pindah ke pita warna dibawahnya • Pertumbuhan yang BAIK bila BB, TB, LK : NAIK dan : – Berada pada pita warna yang sama dengan bulan lalu – Atau naik SEDIKIT pada pita warna DIATASNYA
BERAT BADAN NAIK, SESUAI GRAFIK, BERARTI PERTUMBUHAN NORMAL,
PERTUMBUHAN NORMAL,
PERTUMBUHAN TERGANGGU
28
Berat Badan TIDAK NAIK ( T )
3
4
3. Garis pertumbuhan menurun, atau lebih rendah dari bulan lalu 4. Garis pertumbuhan mendatar, atau sama dengan bulan lalu 5. Garis pertumbuhan naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya
5
CARA KADER MENILAI STATUS PERTUMBUHAN (Dit BGM, Sukabumi 2003)
39,3 %
DENGAN KURVA BB
ASAL BERAT BADAN NAIK
60,7 %
SALAH MENILAI STATUS PERTUMBUHAN
PERTUMBUHAN TERGANGGU, BERAT BADAN DI BAWAH GARIS MERAH (BGM)
31
Berat badan di bawah garis merah (BGM)
b a
a. Anak MENJADI BGM b. BGM yang T *) Harus dirujuk ke Puskesmas/RS untuk diperiksa dan memperoleh perawatan
Anak PERTAMA KALI ditimbang dan BGM *) Harus dirujuk ke Puskesmas utk konfirmasi apakah anak GIZI BURUK atau TIDAK
Anak BGM yang tumbuh NORMAL, karena anak tersebut memiliki tinggi badan yang PENDEK *) Tidak perlu dirujuk ke Puskesmas
Grafik Tinggi Badan untuk MENILAI PERTUMBUHAN
Warna-warna dalam grafik KMS • TIDAK BISA menentukan STATUS GIZI • STATUS GIZI ditentukan dengan melihat TABEL BB / TB • Yaitu : bandingkan berat badan sekarang dengan berat badan seharusnya berdasarkan tinggi badan saat ini (tabel BB / TB) • Berat badan di bawah garis merah (BGM ) belum tentu gizi buruk, • Berat badan di pita kuning belum tentu gizi kurang
Tabel Berat Badan (BB) terhadap Tinggi Badan (TB) Untuk MENILAI STATUS GIZI
Interpretasi berdasar tabel TB/BB Normal / gizi baik Kurus / gizi kurang Kurus sekali / gizi buruk Gemuk
: -2 SD s/d +2 SD : <-2 SD - (-3 SD) : < - 3 SD : >+ 2 SD
Gejala KLINIS : oedem, rambut, mata, kulit, mulut, perut, hati, lengan, kaki, dll. Tindakan (Lihat Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk) MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
Pengukuran Lingkar Kepala • Minimal tiap 3 bln sampai umur 1 tahun • Minimal tiap 6 bl sampai umur 2 tahun
• Minimal tiap tahun sampai umur 6 thn NORMAL : bila garis pertumbuhan LK SEJAJAR dengan garis grafik didekatnya, dan di dalam “jalur hijau” TIDAK NORMAL : bila garis pertumbuhan LK TIDAK SEJAJAR dengan garis grafik didekatnya atau di luar “jalur hijau”
segera rujuk ke Rumah Sakit
Pertumbuhan LK NORMAL
Pertumbuhan LK ABNORMAL
40
HAL-HAL PENTING DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN 1. CARA memasang timbangan (dacin) dan cara menimbang berat badan (BB) 2. Cara mengukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepala (LK) 3. CARA menghitung umur (U) 4. CARA menandai BB, TB, LK dan menarik garis pertumbuhan dalam grafik BB, TB, LK 5. CARA menilai status pertumbuhan anak
Cara mengukur tinggi badan (TB)
Pengukuran lingkar kepala
43
CARA MENIMBANG ANAK YANG BENAR
44
1. Pilih Pelana rumah atau dahan penggantung yang kuat 2. Tali penggantung dacin yang kuat
4. Sarung atau celana timbang tempat anak diletakkan
3. Gantungkan dacin dengan posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang 5. Bandul geser di angka NOL
6. Bandul penyeimbang dapat berupa kantong/ plastik berisi kerikil atau pasir
CARA MEMASANG DACIN YANG BENAR
45
7. Posisi kedua paku timbangan harus lurus
46
MEMASANG DACIN YANG SALAH Batang dacin tidak datar (seimbang)
Bandul penyeimbang tidak dipasang
Sarung timbang sudah dipasang
47
PENGGUNAAN BATHROOM SCALE (TIMBANGAN INJAK ORANG DEWASA)
TIDAK DIANJURKAN, SKALA KASAR (1 KG ), PER (PEGAS) MENJADI LEMAH SETELAH DIPAKAI BEBERAPA KALI
48
PEMBULATAN UMUR ANAK Pedoman dari CDC (Center of Diseases Control) tahun 2000: 1. Umur lebih atau kurang 16 s/d 30 hari, dibulatkan menjadi 1 bulan. contoh:
20 bulan + 17 hari = 21 bulan 19 bulan – 16 hari = 18 bulan
2. Umur lebih atau kurang 1 s/d 15 hari, dibulatkan menjadi 0 bulan
Contoh: 20 bulan + 15 hari = 20 bulan 19 bulan – 14 hari = 19 bulan
KETEPATAN (AKURASI) KADER DALAM MENIMBANG (Unicef, 2002) Akurat 3%
Tidak Akurat 97%
KESALAHAN MENANDAI BB di GRAFIK KMS (Dit BGM, Sukabumi 2003) 50 43,8
45 40 35
33,8
% Kader
30 25 20 14,6
15 10
7,7
5 0 Benar semua
1-2 salah
3-4 salah
Jumlah Kesalahan Ploting
5-7 salah
KESALAHAN KADER PENILAIAN STATUS PERTUMBUHAN (Dit BGM, Sukabumi 2003) 90
81,8
80 70 60
% Kader
50 40 30 20
12,1
10
4,5
1,5 0 Benar semua
1-2 salah
3-4 salah
Jumlah Kesalahan Penilaian Status Pertumbuhan
5-7 salah
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan 1.
2.
3.
Tanya perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) mulai umur 3 bulan, minimal tiap 3 bln sampai umur 2 thn minimal tiap 6 bulan umur 2 - 6 thn.
Tanya pendengaran anak dengan TDD (tes daya dengar) mulai umur 3 bln minimal tiap 3 bln sampai umur 1 thn minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 thn
Tes penglihatan anak dengan TDL (tes daya lihat) mulai umur 3 tahun, tiap 6 bulan.
4. Tanya gangguan perilaku dengan KMME (kuesioner masalah mental emosional), CHAT (checklist for autisme in toddler) dan Conners untuk Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas
Buku KIA untuk Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Balita Umur
Kemampuan perkembangan
0-1 bulan
Menatap ke ibu, mengeluarkan suara, tersenyum, dll
1-3 bulan
Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap, tertawa, mengamati tangannya, dll
3-6 bulan
Meniru bunyi, meraih benda, tengkurap sendiri, dll
6-9 bulan
Duduk sendiri,mengucapkan ma..ma..ma, da..da….da…, pegang biskuit, dll
9-12 bulan
Bermain CI LUK BA, menjimpit benda kecil, berdiri dan berjalan berpegangan, dll
1-2 tahun
Menunjukkan dan menyebut nama bagian tubuh, naik tangga, corat-coret, dll
2-3 tahun
Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan, bicara domengerti, makan sendiri, memeluk dan mencium orang yang terdekat, dll
3-5 tahun
Melompat-lompat,menggambar, cerita, pakai pakaian, dll
Deteksi dini penyimpangan perkembangan dengan buku KIA Oleh keluarga / kader 0 - 1 bulan 1 - 12 bulan 12 - 60 tahun
: 2 kali : tiap 3 bulan : tiap 6 bulan
Interpretasi (penafsiran) Bila anak tidak mampu melakukan kemampuan sesuai kelompok umurnya, mungkin mengalami gangguan perkembangan.
Intervensi (tindakan) : Rujuk ke Petugas Kesehatan/ Puskesmas
1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
9-10 pertanyaan singkat pada orang-tua / pengasuh, tentang kemampuan yang telah dicapai oleh anak mulai umur 3 bulan, minimal tiap 3 bulan sampai umur 2 tahun, minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 tahun untuk mengetahui perkembangan anak sesuai umurnya atau terlambat
Alat : 1. Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak 2. Kertas, pensil, 3. bola karet atau plastik seukuran bola tenis, 4. kerincingan, 5. kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, 6. benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) • Hitung umur anak (tanggal, bulan, tahun). – Lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bln
• Buka kuesioner sesuai umurnya : 3, 6, 9, 12 bln, dst. – atau kuesioner yang lebih muda dari umurnya (kalau datang umur 4 atau 5 bulan gunakan kuesioner umur 3 bulan dulu)
• Jelaskan tujuan KPSP pada orangtua – Orangtua jangan ragu-ragu atau takut disalahkan
Tanyakan isi KPSP sesuai urutan Atau melaksanakan perintah sesuai KPSP
Interpretasi (penafsiran) KPSP
:
“Ya”, bila orang tua menjawab : anak bisa melakukan atau pernah atau sering atau kadang-kadang. “Tidak”, bila anak belum pernah / tidak pernah / ibu tidak tahu Bila “Ya” berjumlah 9-10, berarti perkembangan anak sesuai tahap perkembangannya (S) Bila “Ya” berjumlah 7-8, berarti meragukan (M) Bila “Ya” sama atau kurang dari 6, kemungkinan ada penyimpangan (P) rinci jawaban “tidak” pada aspek perkembangan mana
Bila jawaban KPSP : Ya 9 – 10 Artinya : perkembangan anak sesuai dengan umurnya (S) • beri pujian pada ibu • teruskan pola asuh • teruskan stimulasi sesuai tahap perkembangan berikutnya • Ikutkan anak di Posyandu, BKB, PADU
Bila jawaban KPSP : Ya 7 – 8 Artinya : perkembangan anak meragukan (M) Beri dukungan ibu Ajarkan ibu cara stimulasi sesuai kelompok umur Cari kemungkinan penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan Ulangi setelah 2 minggu kemudian dengan KPSP sesuai umur anak Jika hasil KPSP ulangan “Ya” tetap 7 - 8, maka kemungkinan ada penyimpangan (P) rujuk ke RS terdekat
Bila jawaban KPSP Ya : 6 atau kurang Kemungkinan ada penyimpangan perkembangan (P) Segera rujuk ke Rumah Sakit Tulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (mis. gerak kasar, halus, bicara & bahasa, sosial dan kemandirian)
2. Test Daya Dengar (TDD) • Mulai umur 3 bulan Tiap 3 bulan sampai umur 1 tahun Tiap 6 bulan umur 1-6 tahun,
• Umur < 24 bln dijawab oleh ibu / pengasuh • Umur > 24 bln perintah melalui ibu/ pengasuh agar dikerjakan oleh anak
Alat : • Daftar pertanyaan : 0-6 bln, 6-9 bln, 9-12 bln, 12-24 bln, 2 – 3 thn, > 3 thn. • Gambar binatang (ayam,anjing,kucing), manusia • Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)
Test Daya Dengar (TDD) • • • • • • •
Hitung umur anak (tanggal, bulan, tahun). Lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bln Pilih daftar pertanyaan yang sesuai kelompok umurnya Jelaskan tujuan TDD pada orangtua Orangtua jangan ragu-ragu atau takut disalahkan Umur < 24 bln : tanyakan isi TDD Umur > 24 bln : laksanakan perintah sesuai TDD
Tes daya dengar (TDD) umur < 24 bulan • • •
Bacakan pertanyaan kepada ibu/pengasuh dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu. Semua pertanyaan harus dijawab oleh orangtua/pengasuh. Tunggu jawaban dariorangtua/pengasuh
Jawaban “Ya” jika: • Menurut orangtua, anak dapat melakukan dalam satu bulan terakhir. Jawaban “Tidak” jika: • Menurut orangtua anak tidak pernah, tidak tahu atau tidak dapat melakukan dalam satu bulan terakhir.
Tes daya dengar (TDD) umur > 24 bulan Berupa perintah melalui orangtua/pengasuh untuk dilakukan oleh anak. Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orangtua/pengasuh.
Jawaban Ya jika: Anak dapat melakukan perintah orangtua / pengasuh. Jawaban Tidak jika: Anak tidak dapat /tidak mau melakukan perintah orangtua/pengasuh.
Interpretasi (penafsiran) Tes Daya Dengar: 1. Bila ada satu atau lebih jawaban “Tidak”, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran. 2. Catat jumlah ketidakmampuan anak.
Intervensi (tindakan): •
Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi
3. Tes Daya Lihat (TDL) • •
Mulai umur 3 tahun, ulang tiap 6 bulan Dikerjakan oleh tenaga kesehatan atau guru
Alat dan Sarana : 1. 2. 3. 4.
Ruangan Dua buah kursi Poster huruf E dan penunjuk Guntingan huruf E
Tes Daya Lihat (TDL) Cara: • gantungkan poster 3 m dari anak, • setinggi mata anak dalam posisi duduk • latih anak megarahkan kartu E dengan benar ke atas, bawah, kanan, kiri, sesuai yang ditunjuk pada poster • Tutup sebelah mata dengan kertas • Tunjuk huruf E pada poster satu persatu mulai baris 1 -4 • Puji bila anak dapat mencocokkan arah huruf E • Ulangi pada mata sebelahnya. Interpretasi (penafsiran) Bila tdk dapat mencocokkan posisi E s/d baris ketiga gangguan daya lihat Intervensi (tindakan) : rujuk
3. Deteksi Dini Gangguan Perilaku Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan petugas / guru / kader (tidak rutin) 1. Dgn kuesioner daftar tilik untuk autisme (Checklist for autism in toddlers / CHAT) bagi anak umur 18 bulan s/ 3 tahun. 2. Dgn Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak 3 - 6 tahun. 3. Dgn kuesioner Abreviated Conner Rating Scale untuk Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH) bagi anak umur 3 tahun ke atas.
3.1. Daftar Tilik Deteksi Dini Autis (CHAT) • •
Deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan. Bila ada keluhan / kecurigaan dari orang tua/ pengasuh / petugas karena ada 1 (satu) atau lebih 1. Keterlambatan bicara. 2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial. 3. Perilaku yang berulang-ulang. • Tanyakan dan amati perilaku anak • 9 pertanyaan untuk ibu/pengasuh (A): ya/ tidak • 5 perintah bagi anak (B) : ya / tidak Interpretasi (penafsiran) CHAT
• • • •
Risiko tinggi menderita Autis : tidak A5, A7, B2-4 rujuk Risiko rendah menderita Autis : tidak A7, B4 Kemungkinan ggn perkembangan lain : tidak 3 atau lebih A14, A6, A8-9, B1, B5 Normal
Ringkasan kuesioner Autis (CHAT) A. Pertanyaan pada orangtua / pengasuh 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Senang di ayun-ayun, diguncang-guncang Tertarik memperhatikan anak lain Suka memanjat tangga Suka main ciluk-ba, petak umpet Bermain pura-pura membuat minuman Meminta dengan menunjuk Menunjuk benda Bermain dengan benda kecil Memberikan benda utk menunjukkan sesuatu
B. Pengamatan perilaku anak • • • • •
Anak memandang mata pemeriksa Anak melihat ke benda yang ditunjuk Bermain pura-pura membuat minum Menunjjuk benda yang disebut Menumpuk kubus
2.2. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) • •
• • •
Bila ada kecurigaan orangtua / petugas (tidak rutin) anak umur 3- 6 tahun 12 pertanyaan untuk deteksi dini masalah mental - emosional, tiap 6 bulan Tanyakan pada orangtua / pengasuh. Catat jawaban “Ya”atau “Tidak”. Hitung jumlah jawaban “Ya”.
Interpretasi (penafsiran) KMME Jawaban Ya > 1 : kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional.
Ringkasan isi kuesioner KMME 1. Sering terlihat marah 2. Menghindar dari teman-teman 3. Perilaku merusak dan menentang lingkungan 4. Takut atau kecemasan berlebihan 5. Konsentrasi buruk / sulit 6. Kebingungan 7. Perubahan pola tidur 8. Perubahan pola makan 9. Sakit kepala, sakit perut, keluhan fisik 10. Putus asa 11. Kemunduran perilaku 12. Perbuatan yang diulang-ulang
Intervensi (tindakan): 1. Bila ditemukan 1atau lebih masalah mental emosional : • Lakukan konseling pada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh yang mendukung perkembangan anak. • Evaluasi setelah 3 bulan, • bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang ada fasilitas tumbuh kembang anak / kesehatan jiwa. 2.
Bila ditemukan 2 atau lebih masalah mental emosional, rujuk anak ke Rumah Sakit.
Dalam surat rujukan harus ditulisakan jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.
3.3. Kuesioner Deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan petugas / guru / kader (tidak rutin) umur > 3 thn • 10 pertanyaan • Terjadi di mana saja, kapan saja • Nilai : 0 (tidak pernah); 1 (kadang-kadang); 2 (sering); 3 (selalu)
Interpretasi (penafsiran) Nilai > 13 kemungkinan GPPH
Intervensi :
Nilai > 13 rujuk RS, tuliskan kelainan yang ada < 13 tetapi ragu, periksa ulang 1 bulan lagi
Ringkasan kuesioner deteksi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tidak kenal lelah, aktifitas berlebihan Mudah gembira, impulsif Mengganggu anak lain Gagal selesaikan kegiatan, perhatian singkat Gerakkan anggota badan / kepala terus menerus Kurang perhatian, mudah teralihkan Permintaan harus segera dipenuhi, mudah frustasi Mudah menangis Suasana hati mudah berubah, cepat dan drastis Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga
Bila tidak ada penyimpangan : Beri pujian pada keluarga Lanjutkan pemenuhan kebutuhan anak : 1. FISIS- BIOLOGIS : nutrisi, immunisasi, kebersihan badan & lingkungan, pengobatan, olahraga, bermain 2. KASIH SAYANG : menciptakan rasa aman + nyaman, dilindungi, diperhatikan (minat, keinginan, pendapat), diberi contoh ( bukan dipaksa), dibantu, didorong, dihargai, penuh kegembiraan, koreksi (bukan ancaman / hukuman) pola asuh demokratik 3. STIMULASI: sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kerjasama
Lanjutkan pemantauan tumbuh kembang berkala Bila ditemukan penyimpangan intervensi segera
(tindakan segera)
Bab V. Intervensi dini • Contoh gangguan perkembangan • Cara melakukan intervensi dini • Evaluasi hasil intervensi
Umur 3 bulan bayi tidak membalas tersenyum Intervensi • Ajak bayi tersenyum dan bicara sesering mungkin • Tunjukan wajah yang cerah pada bayi • Peluk, belai, cium bayi sesering mungkin • Gerakan lembut, penuh kasih sayang
Umur 6 bulan belum bisa tengkurap dengan kepala tegak Intervensi : • Tidurkan tengkurap, beri benda warna cerah / berbunyi, sampai bayi bisa angkat kepala • Tidur tengkurap, tekan-tekan otot punggung dari arah leher ke bawah, sampai bayi bisa angkat kepala • Bila otot punggung & bahu lemah tengkurapkan di atas bantal, taruh mainan / ajak bicara • Cara gendong harus benar anak dapat menegakkan kepala, tangan & kaki bebas bergerak (gendong di depan dada ibu)
Umur 9 bulan tidak mengoceh dadada..mamama Intervensi : • Ajak bicara anak sesering mungkin • Usahakan selalu menatap muka anak bila berbicara agar anak dapat melihat bibir dan mata si pembicara • Sebutkan nama benda, gambar • Dudukkan anak, berikan benda yang berbunyi dari arah samping kiri / kanan bergantian, ulangi. • Bila tidak ada reaksi curiga gangguan pendengaran rujuk
Umur 9 bulan belum bisa bermain dengan benda-benda Intervensi • Dudukan bayi dipangkuan • Letakkan mainan ditangannya supaya digenggam, tarik pelan-pelan • Letakkan di depan bayi mainan yang bisa dipegang dan tidak tajam • Ajarkan untuk meraih dan memgang mainan tersebut • Ajarkan memindahkan mainan dari tangan kanan ke kiri • Letakkan benda yang lebih kecil : potongan biskuit • Ajarkan untuk mengambil biskuit • Bila berhasil berikan pujian dengan gembira • Latihlah berulang-ulang, dengan kasih sayang
Evaluasi hasil intervensi Setelah intervensi selama 2 minggu evaluasi • Bila berhasil (anak dapat melakukan) berikan pujian pada ibu bila intervensi berhasil • Bila belum berhasil (anak belum dapat melakukan) – tanyakan cara intervensi, apakah caranya benar – lakukan pemeriksaan lebih teliti – Intervensi lagi 2 minggu : bila belum berhasil rujuk
Cari masalah gizi : • • • •
Beri makan bergizi (4 sehat 5 sempurna) Porsi kecil tapi sering Beri makanan lebih sering setelah sembuh sakit ASI teruskan sampai usia 2 tahun
Cari penyakit lain yang bisa sebabkan penyimpangan
Ringkasan (1) Supaya balita tumbuh kembang optimal maka : Semua balita harus dicukupi kebutuhan : fisik (jasmani), emosi-kasih sayang (rohani) dan stimulasi (kecerdasan) Stimulasi dilakukan oleh keluarga dengan cara bermain setiap hari, menggunakan berbagai cara dan benda yang mudah didapat, Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi (ditemukan) dan diintervensi (ditindak) sejak dini Bila ditemukan dan diintervensi sejak dini maka penyimpangan tumbuh kembang lebih mudah diperbaiki atau berdampak kecil Bila ditemukan dan diintervensi terlambat akan sulit diperbaikin atau dampaknya besar
Ringkasan……. Wewenang Bidan : Kepmenkes no 900/2002 : ttg registrasi dan praktik bidan. Bab V ps 16 dan 20. lamp III : pemantauan, deteksi, intervensi dini tumbuh kembang anak Presiden RI (23 Juli 2005) : Gerakan Nasional Pemantauan TumbuhKembang Anak
Ringkasan …… Deteksi Dini Penyimpangan PERTUMBUHAN : • Timbang berat badannya (BB) • Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK) • Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
Deteksi Dini Penyimpangan PERKEMBANGAN • Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) • Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar), penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat),
• Tanyakan masalah perilaku dgn kuesioner MME, autis dengan CHAT, gangguan pemusatan perhatian dgn kuesioner Conners
Ringkasan….. Bila ADA penyimpangan tumbuh kembang, SEGERA lakukan intervensi (tindakan) sesuai masalahnya Intervensi terutama dilakukan oleh keluarga dengan petunjuk dari petugas Bila tidak berhasil rujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap Penting pencatatan, pelaporan, monitoring & evaluasi Bila TIDAK ADA penyimpangan : Berikan pujian Beri nasehat lanjutkan pemenuhan kebutuhan fisik (jasmani), kasih-sayang (rohani), stimulasi (kecerdasan) Beri nasehat untuk pemantauan tumbuh kembang berkala