PEDOMAN DAN TATA CARA PEMOTONGAN
HEWAN
SECARA HAlAl
D1REKTORATURUSAN AGAMA ISLAM DAN PEM81NAAN SYARI'AH DIREKTORAT JENDERAL 81MBINGAN MASYARAKATISlAM KEMENTERIAN AGAMA III TAHUN 2010 Website: www.bimasislam.net
PEDOMAN DAN TAlA CARA PEMOlONGAN HEWAN SECARA HALAl
Cetakan Ketiga Halaman
Uku.ran Buku
: Juni 2010 : x + 90 : 1·6x 24 em
KA TA
PENGANT AR
Puji syukur karni panjatkan kehadirat Allah SWT yang senanriasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nva sehingga bUKU'Pedoman dan Tata Cara Pemotongan Hewan secara Hete!" dapal diterbitkan kembali. Buku ini diterbirkan oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari'ah Direktorat Jenderal Bimhingan Masy.mlkat Islam dengan maksud memberi kan inforrnasl dan pemahaman leritang tala cara
penyernbel i han hewan halal, Semoga dengan adanya huku ini mampu memberikan pernaharnan dan pengetahuan sepurar persoalan penyemhelihan hewan, sehingga rnasvarakat dapat rnangkonsurnsl daglng halal secara aman. Kam i mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya untuk terwujudnya buku
inl sehingga dapai terblt kernball tepal pada waktunva. Semoga .Allah SWT senantiasa mernberikan usaha baik kita semua Amiin
v
SA1\t\BUTAN DIREKTUR JENDERAl BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
Assalamu'aJaikum Wr. Wb.
Segala pujl bagi Allah 5""T, dengan rasa syukur dan bahagla saya menyambut gembira dengan diterbukannva kembali buku 'Pedoman dan Tata Cara PemQ(CNlganHewan Secara HaJaJ'. Buku im rnemiliki makna yang cukup pentingdalam membangun paradigma baru masyarakat, khususnya Lmat Islam untuk lebih krltls menyikapi kebutuhan pentingnya kchalalan suatu produk yang akan dikonsumsi, dlgunakan dan dipakai dalarn kehidupan sehari-hari. Kehalalan produk hewan yang dikonsurnsi terbukti sccara signjfikan mampu mempengaruhi pembentukan karakter umat khususnva Umatlslam baik dari aspek gi.d dan keseimbangan mental, terutama bagi pertumbuhan di usia dini Buku im juga membahas fenomena yang berkembang lentanghalal haramnya suatu produk hewan yang dikonsumsi. Hewan halal yang akan dlkonsumsl dapat menjadi haram apabila prosesnya tidak sesuai dengan rukun, syaraL >ert.!uta cara penyernbehhan sebagaimana diatur dalam AI Qur'an dan Al-Hadits. Berkl?mbangny~ Ip.knik penvembelihan hewan potong balk secara manual rnaupun didahulul dengan proses perningsanan (stunn Ing) men untut pengetahuan khusus baei para produsen rurnah potong hewan, tenaga penyembelih maupun rnasyarakat, Konsumen muslim lebih berhatl-han dan selektif dalam menjual maupun membeli hewan potong sehingga udak Il'ljadi lag; kasus-kasus sebagaimana
yang marak terjadi belakangan VII
ini. Penjualan
~clpi
glonggongan
(tahun 2000), rnarus, bangkal (ayam, sapl, k.ambing) dan daging oplosan (babi hutan dan sapi tahun 2007) yang diedarkan dl pasaran
rnelalui saw sindrkat arau matra penluaran yang sangat srsnrnaus. Kondisi yang memprihatinkan tersebut menunjukkan indikasi kurangnya pemahaman dan kesadaran rnasyarakat khususnya umat lslam untuk senantlasa rnemperhankan persoalan ke.halalan hewan sembeHhan yang dikonsumsi. Oleh karerianya buku ini dilengkapi dengan Kcputuson Menteri P.ertanian tentang Pemotongan Hewan Potong dan Penanganan Oaglng serta Hasil Ikutannya, pengaturan tentang keharusan sertifikasi tenaga penyernbelih hewan batal untuk produsen Rumah Potong Hewan di Indonesia. Untuk ltu saya ucapkan terima kasih dan pengbargaan yang setinggi-tinggi nya atas kerja keras tersebut sehi ngga buku yang membahas sepurar persoalan penvernbelihan hewan halal oleh masyarakat khususnva konsurnen muslim rnaupun produsen Runiah Potong Hewan.
Diharapkan dengan diterbitkannva quku ini dapatmenjadi rujukan bagi pemerintah, masyarakat khususnva para predusen ruuiah potong hewan dalam rangka meninglcatkan pengetahuan dan ruemberikan perlindungan serta jarninan kepasrian hukurn kepadarnasvarakat khususnya para konsumen musfirn. Demikian sarnbutan usaha baik kita semua,
sava
semoga Allah SWTsenanria~J merir,lhoi '
WassaJam ..-<;;==~Jakarta,Juni
VIII
2010
DAFTAR 151
KATAPENCANTAR KATASAMBUTA.N DAFT AR lSI
v
_........................................... n ••••••••••••
~.~ •.••• "."
•••••••••••••••••••••
vii
' ••••••••••••••••••
ix
BAB I
PERSPEKTIF ISlAM TENTANC MENGKONSUMSI HEWAN HALAl_............................................... 1 A. PenUngnya Mengkonsumsi Hewan Halal 3 B. Hewan Haram ~.. 6 C. Mengkonsumsi dengan Hati-Hati 1J BAB II
PENYEMBELIHAN HEWAN ..........._ A. Rukun Menyembelih B.
17
,
.
rata Cara Penvembelihan
19 24
C. Hal-Hal yang Makruh dalam Penyernbelihan D. Penyembelil1<1nHewan Secara Tradisional dan Mekanik E. Ibadah dalartrBentck Pen)'flmbeHhan
26 26 28
DAB III
PEOOMAN BERPROOUKSI HEWAN HALAl A. B.
Ketentuan Umum Berproduksi Halal Berproduksl Halal Bagi lndustri
C. Berproduksi Halaluntuk Ruman Pemotongan Hewan D. Berproduksi Halal untuk Rumah Ma.kan
IX
37 "......
40 42
SO 55
BA81V RERERAP-A KIATDAN ISTILAH UNSUR HARAM DAlAM H'EWAN A. Kiat Memilih Daging Halal B. TIps Memilih Daging C. Kiat MengcnaJi Daging ,'......................................
59 61
D. Waspadai Sapi Glonggong E. Mengenallstilah Bahan Hararn
65 67
SURA T KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN BAB I Ketentuan Umum
69
63
64
72
BAB II Syarat Dan Tara Cara Pernotongan Hewan Potong
_ '73
BAB III
TaraCara Penanganan Daging
83
BAS IV Penanganan Hasil lkutan Dan l.irnbah
86
LAMPI RAN I : Pernotongan Hewan Potong Dan Penanganan Daging Serta Hasil lkutannya
87
LAMPI RAN II: Bentuk/Model Ukuran Dan Tulisan Tandal Stempel Daging Hewan, Sentuk/Model Dan Ukuran
89
x
BABI
PERSPEKTIFISl~ TENTANG MENGKONSUMSI HEWAN HALAl
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG MENCKONSUMSI HEWAN HALAL A. Pentingnya MengkoRSumsi Hewan Halal llah menciptakan manusia dengan segenap kelebihan dan Icekurangannya.Allah juga telah menyediakan di muka bumi segala kebutuha» yang dlperlukan manusia. Untuk melengkapi .anugerab-Nva kepada manusia, Allah telah menurankan tumutan dan aturan-aturan agar h1d\Jp manusla lebih terarah dan bertujuan. Allah Iidak menginginkan manusla berlaku seperti binatang, hidup sekadar hidup, tldak mempunyai tujuan apapun selain mernpsrturutkan insting-instingnya. Aturan, walaupun di satu slsl blsa membatasi Icebebasan, tetaplpadasisl lain sal)'galdlperlukan
A
[ustru unruk mewujudkan
kebebasan itu sendlrl, agar manusia dapai
rnencapai kesempurnaan. Apalagi ini adalah aturan yang berasal dan Allah. Selaku pencipta manusia, tentu Dia sangat mengerrl segala apa yang dibutuhkan manusia. Seliap aturan Allah mengandung hikmah dan kebijaksanaan yang pad a akhirnva manusia juga yang merasakan manfaatnya Termasuk aturan yang diberikan Allah bagi manusia adalah dalarn hal makanan. Allah rnernerrntahkan aga( manusia hanva rnemakan rnakanan yang halal dan baik, sebagairnana firman-Nya dalarn AI Qui'an: ~"I..
,
\ ~'14r "'' ' '.
~,,~\~;1. J~~~"'\i..:~'f.-: .4Ul\~..)_) ~.~ "
\,,~Jilt,1 14
...~
•
-,
< "u..;}',>
I"·!.'r'~" u.J~ol;:;~.~,\ • .. 1IIio'....
~ ~ JrJ ~~ ,. ",
Artinya: "Maka maka.nlah yang ha/al lagi bark dar; rezki yang te/ah diberi"kanAllah kepadamui dan syukurilah nikmatAliah ;ika kamu Irany~ kepada-N.ya seis menyembah". (QS. a/-Nahl (16J: 114). 3
Untuk apa Allah menyuruh kita rnernakan rnakanan yang halal lagi baik! Temu saja l\ljuannya untuk kebaikan rnanusia. ladi jika ada pertanyaan, kenapa harus halal? Iawaban sederhananya ada lah; karena
yang halal itulah yang membawa kebaikan. Sedangkan sebaliknya, yaitu yanghararn, akan membawa keburukan. Makanan dan minuman yang halal mengandung kebaikan yang berrnacarn-macernbagi orang yang rnengkonsumsi nya. Pettsme, makanan yang halal akan mernbawa kepada kesehatan jasmanl dan rohani. Sudah merupakan fakta yaf'g diakui ·para ulama -dan Para ilmuwan bahwa makanan mempunyai pengaruh bagi iubuh manusia. Makanan yang baik (bersth, bergizl) mernbuat tubuh menjadi sehat. Tubuh yang sehat berpengaruh pada rohani yang sehat. Berpiklr menjadi lebih lancar, dan bekerja pun jadi lebih mudah.
Di sini sebetulnya yang diperlukan bukan hanya yang halal, tetapi juga yang baik (thayyib). Kedua hal inl merupakan syaral rnakanan yan'g diperintahkan Allah untuk dlkonsumst oleh rnanusta, terutarna bagi kita urnat muslim, seyogyanva rnernakan rnakanan yang hil.lal lagi baik ini telah merupakan kebiasaan dalam hid·up klta sehari-hari. Kedua, makanan yang halal membuat doa rnudah dikabuikan oleh Allah. Salah satu syarat dikabulkannya doa seseorang adalah eerhindarnya dra dan barang yang haram, Seral In apapun dia berdoa, sekhusyuR apapun di a mcmohon kopada AII
tubuhnya, maka doanya akan tertahan tidak sarnpai kepada Tuhan. Rasulullah S,AW pernahbersabda kepada Sa'ad bin Abi Waqqas yang bertanya bagalrnana svpava ta menjadi orang yang .dikabulkan doanya. lawab Rasulullah: "Hai Sa'adl Baguskanlah makanan engkau supaya meniadl orang yang dlperkeoankan pcrmintaan, dan demi Allah yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, .sesungguhnva seorang harnba
yangrnemasukkan-sesuap makanan hararn kepada perutnya, tiada diterima amal perbuatannya ernpatnuluh hari. Dan seorang harnba yang turnbuh dagingnya dart yang hararn, maka api neraka lebih layak baginva". Oleh karena iru, kita harus senantiasa menjaga apa yang masuk ke tubuh kita, jangan sampai ada rnakanan atau minuman yang hararn masuk. Yang harus-diperhatikan bukan hanyamakanan atau rninurnan, tet,apijuga pakaian dan perhiasan yang kltakenakan, j,mgan &
halal. Intinya, baik makanan, minuman, pakaian, maupun perbeatan kita harus dijaga agar terhindar dari yang dllarang. hulah vane akan
memudabkan doa kita dikabulkan oleh Allah. Kel/sa, makanan yanghalalmembawa kepada keberkahan, Allah Maha baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Ketika kita senantiasa meujadikan din kita belk. dlantaranya dengan seialu mengkonsumsi makanan yang halal, maka Allah pun akan menurunkan kebaikan kepad3 kita. Disinilah maka keberkahan Allah akan turun. Orang yang selalu menjaga dirinya dari sesuatu yang haram, jiwanya menjadi sud, dan karena itu hubungannya dengan Allah pun nyaris tak terhljab. Makanan yang halal, yang berasal dan pencarian rezeki yangJuga halal, akan rnemberikan berkah dan mnnf,mtyung scbesar-besarnya kepada orang yang mengkonsumsi. Berkah itu bisa berupa macam-macarn. Misalnya, dalam bentek rasa nikmat setiap kali makan walaupun menunva sederhana. Seorang petani mungkin hanya makan nasi putih ditambal'l ikan asin, lalap dan samba!. Teldpi jika semua itu dlperoleh dari keringat dan kerja kerasnya setiap hari, semua uu tetap terasa nikmat akibat berkah yang Allah limpahkan kepadanya. Berkah Itu bisa pula berupa kebutuhan yang selalu tercukupi, walaupun penghasilan mungkin pas-paean, Seolah-olah rezeki yang diterima itu berrambah ddfi [urnlah yang sebenamya, Rahasianya adalah karena rezeki it" halal, berasal darl jalan halal, dan selalu diterima dengan penuh syukur kepada Allah Yang Maha Pemberi rezeki. Allah berf rman:
Artinya: 'Dan (ingallah juga), (atka/a Tuhanmu rnemaklumkan: "Sesung8uhnya lika kamu bersyukur, pasti Kami:tkanmenambah (nl' mat) kepadamu, dan Jika kamu mengingkarl (IIi' mat-Ku),maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'. (QS IbrahimII 4): 7).
5
MaC!lm-macam lagi bentuk berkah yang Allah berikan kepada orangorang yang selalu menjaga dirinya dari masuknya barang yang haram.
Pokoknya keberkahan ltu akan teresa sebagai sesuaru yang nikmat, enak, 1&.31,cukup, dan ranpa kekhawatiran akan habis atau cemas besok tidak rnakan. Allah akan menambah rukmat-Nya kepada orang yang bersvukur, Keempat, rnakanan yang halal dapat membentuk keluarga saki nah. MengkonSlIml
mendidik anaknyamenjaeli'anak yang balk sebagalmana dttuntunkan Allah dan Rasulu lIah. Doa orang tuauntuk anaknya akan sinkron dengan kondisl anaknya yang j uga.tersuct kan dari sesuatu yang hararn. Dari stni kita bisa menaruh curiga dimungkinkan orang-orang yang korupsi ltv waktu kecilnya tumbu.h dan dihldupl dar! makanan yang tidak halal. Bisa jadl orang yang sekarang meniadl penjahar, perupu, perusak masyarakat, dul~nya dan hlngga sekarang terus-rnenerus dilsi dengan makanan haram. Makanan yang halal ltu mernbersihkan jiwa, sedangkan makanan yang haram mengotorinya. Setiap daging yang tumbuh darl makanan yang hararn akan menjadi noaa yang mernhuat hati kita burarn, jauh dari-calrava kebeilaran.
B. Hewan Haram Manusla diciptakan Allah untuk rnenjadi khalifah di muka bumi. Manusia diberlkan kewenangan yang besar umuk mengurus! burni demi kebalkannya sendiri. Oleh karena itu, segala apa yang terdapatdi bumi, di udara, permukaan, maupun €Ii dalamnya, dipenmtukkanbagt rnanusla, Manusia boleh rnemanfaatkan semua itu untukkeperluan hidupnya dengan
sebaik-batknva. Oemiklan pula bfnatang dlctprakan Allah untuk melayani kepentingan manusia. Manusia boleh memaniaatkannya urituk keperluan seperti membantu pekerjaan, menjadikannya kendaraan, sekadar kesenangan, bahkan untuk dirnakan, Ada empat krileria yang diharamkan pada binatang, sebagaimana firman Allah dalam AI Qur'an surat al-Baqarah.avat 173:
6
Artin~'a: 'Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, dMah, daging b:Jbi d~n bin~r~ng yang Iketika disembelihJ disebvr Inam;!) selstn Allah. TetiljJi bariJllgsi'apa da/am keadaan terpaksa (memakannya) sedzng fa tldak menginginkannya dah lidak (pula) mc/ampaul bat;.ls, maka adak-ada dosa baginya. SeslInt:gullnya Allah Maha PengamPlIn Jag; Maha PcnyaYilng'. (QS. a1-ffaqarah[2]: 173).
Ernpat krlteria yang diharamkan pada binatang itu adalah bangkal, darah, babi, dan binatang yang ketika disernbelih dlsebut nama selain Allah, Dari yangernpat macarn itu, scbenarnya binatang yang diharamkan sernata-rnata karena zatnya hanya satu, yakni binatang babi. Sedangkan riga lainnya (bangkai, darah, dan sernbelihan untuk selain Allan) berlaku urrtuk sernua blnataog, Selain yang ernpat ltu, di ayat lain Allah juga rnenambahkan kriteria y"ng diharamkan itu rnenjadi scpuluh macam. Sebagaimana FirmanAllah dalam suratal-Maidah ayat 3:
Artinya: '#Diharamkan bagirnu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan.l yang di.sp.mhelih aMS n~ma setein Allah, yang tercekik, yang'dipu/(u/, yang jalull, yang dh
7
r[jl~"'<eddlf~dam IO,q,,,,,,rtJe,,"I!'<"''''''''' (fJ("Ut4/. ,&{au Dalam ayal di alas, yang empat itu tetap disebuiken, dilaujutkan
dphgan enam macam lagi. yaitu binatang yang mali karenaiercekik, yang mati karena dipukul, yang rnati karena Jatull, yang mati karena ditanduk, yang mati karena diterkam binatang buas, dan binatang yang disembelih untuk berhaJa. Akan tetapl. kalau kna perhatikan, sebenarnya enam macarn berlkurnya itu bukanlah tambahan dari yang·emp.3t, rnelainkan penjelas saia, 1, Bangkai Bangkal ialah binatang yang mali dengan sendmnya tanpa ada suatu usaha rnanusia, misalnya dengan 5eng;lja menyembelihnya atau
dengan berburu. Bangkai ada berrnacam-macarn, sesuai dengan penvebabnya. Dalarn ayal 3 sural al-Maidah Ilu diuraikan mzcammacam bangkai, yaitu yang mati karena rercekik, dipukul, jatuh, ditanduk, dan yang mali karena dlterkam binatang boas. Jadi avat tersebut sebenarnva merupakan rincian rnengenai macam-rnacam
bangkai. Mati karena terceklk (<1l-ll1ullkhaniqa/l) adalah terhimpitnya
leher, balk dengan tangan maupun karena terjepit di celah sernpit, sehi nggil binatang tersebut rnati, Mati bsgian tubuh binatang, utamanva
karena dipukul (al'mauC]udzah), misalnya karena dipukul dengan tongkat, batu, dan sebagainya. Man karena jatuh (al-mutataddiyah), lalah teriatuh dari ternpat yang ling.gi sehingga mali. Contohnya binatang Y
yang disergap olen bi natang buas dengan dimakan sebagian dagingnya sehingga mali. ' Semua itu tergolong kategorl bangkai karena berada di luar usaha rnanusia untuk mendapatkan dagingnya dengan sengala (lidak disembeJih).
Hukumnya hararn dJmakan oleh manusia. Setelah
rnenvebutkan macam-macam bangkai itu, Allan menambahkan, bioatang yang dlcekik, jatuh, dlterkam, dan .sebagainya ltu didapatl oleh manusia belum mali, entah masih bemafas atau rnasih bergarak-gerak kakinya, "Kecuali yang sernpat karnu menyembelihnya." [adi jika
.segeralah disembelih agar blnatang terseburdapat dlmanraatkan untuk dimakan. Namun, tidak'ssrnua bangkai dihnrafTlka'n, Allah berfirman: ,
<,. ,<,!u'>
".;//
."'~ j
,., .'
...,~.1
~GJ;3.fo:l\~:bj~1 ,
Ar!.inya: 'Oihalalkan bagimu bjna(ang buruer: laut dan (makana yang berasaJ/ dari laut'. (Q5, aJ./'vIaidah [5]: 96). Binatang laut (ikan, terrnasuk, anjing laut) adalah halal seluruhnya,. walaupun sudah jadi bangkai. Hal inj dipertegas oleh hadis Nabi Muhammad SAW riwavat Ahmad ya"S berbunyi: 'Laut itu airnyasud dan bangkainya ha131: Termasuk binatang laut adalah segala binatang yang hidup di.air, balk sungai rnaupun danau. Termasuk juga yang dipcrbolehkan oleh Rasulullah untuk memakannya walaupun sudah jadi bangkai adalah belalang. Hal itu dikarenakan tidak mungkin menyembelihnya. Dalam sebueh riwayat diceritakan bahwa dalam peperangan Nabi sering memakan belalang. Bangkai dari binatang air dan belalang adatah pengecualian. Seleblhnvasetlapbaogkai adalah haram. Kenapa bangkal diharamkan? Sesul1gguhnya hal tersebut meng~ndun'g hikmah yang san.gal besar. Menurut Yusufal·Qaradhawi, delarn kltabnya "Halal dan Iljleam delam Islam", hikmah diharamkanova bangkal antara lain sebagai berikut. Penama; naluri manusia vang sella! pasti tidak akan makan bangkai dan akan menganggapnya koror. Makan bangkal adalah suatu perbuatan yang rendah yang dapal menurunkan harga diri manusia. Oleh karena itu, ·se.!uruh agama sama'wi memandang bangkai hu suatu makanan yang haram. Binatang harus disembel ih terleblh dahu Iu sebelum diruakan, sekallpun tiap agarna berbeda tala cara menyembel ihnva. Kedua, supaya setiap muslim suka membiasakan bertujuan dan berkehendak dalam seluruh hal; sehingga tidak
9
·@.-.;~Gf..t:."" ""''''''.9'@y"",,,,,,,-,,,",,,jW'(,,,,,,,.(fjJ(,,w, jadi seoleb-clah.Altah tidak rela kepada seseorang unluk makan sesuatu yang dioapai tanpa tujuan dan berpikir sebelumnya, sebagaimana lialnya makan Qangkpi ini. BE;rb~pa dengan binatang yang disernbelih dan yang diburu, bahwa keduanya itu tidak akan dapat dicapai melainkan dengan tujuan, usaha dan perbuatan. Ketiga, blnatang yang mali dengan sendirinya, pada umumnya mari karena sesu.atu sebab: mun~ki n karerra penvakit yang'
mengancarn, atau karena sesuatusebab mendatang, atau karena makan tumbuh tumbuhan yang berccun dan sebagainva, Kesemuanya in; ridak dapat dijarnin tidak rnernbahavakan. Contohnva binatang yang rnati tiarena sangat lemah dan kerena keadaannya yang lidak normal. Keempat. Allah meogharamkan .bangka i kepada kita umai manusla, berarti derigan begitu la telah memberi kesernpatan kepada hewan atau burung untuk memakannya sebagai tanda kasih-sayang Allah kepada binatang atau burung-burong tersebut. Sebab, binatangbinatang itu adalali makhl uk seperti kita juga, sebagaimana ditegaskan
dalarn Al-Qur'an. Ke'/ima, supava manusia selalu memperhatikan binatangbinatang yang di rnilikinya, tidak membiarkan begiru ~aja bi natangnya itu diserang olehsakit dan kelernahan sehingga mati. Tetapi dia harus segera meniberikan pengobatan dli;lU lIlellgblirdhalkan, Demikian di antaranya hikrnah .dlherernkannva bangkai menurul Yusuf al-Oaradhawl, seorang ulama besar kontemporer.
2. Darah Darah yall&. d i haramkan adal ah darah ya(lg men gal i r, bukan darah yang merupakan organ dalarn binatang sepertrt'lafi dan llmpa. Ibnu Abba~ I"t;rnahduanva tentang limpa (thiha/), maka [awab beliau: IiMakanlah!' Orang-orang kernudian bertanva. 'Itu kan daraht" Maka jawab Ibnu Abbas: HDarah yang diharamkan aras kamu hanyala~ darah
yang mengallr". Darah dihararnkan karena kotor, ,yang tidak mungkin jiwa manusia yang berslh suka kepadanya. Darah pun diduga berbahaya bagi kesehatan, sebagairnana halnva bangkai. Oleh karena itu, dalarn penyembel i han cara Islam, sedapat rnungkin darah b i natang yang
10
'@e«>peF.p;/:(;!;IAIr.
t&"dNf r!J[Vl'fkr~nA.tUna(, ($j(;tVQ,'I'@(f)IIJJ.
disembelih itu mengalir semuanya ke luar sehingga tJaging yang diperoleh adalah daging yang benar-benar bersih dan murnl. Menurut Yusuf al-Qaradhawl, orang-orang jahiliya'h dahulu kalau lapar, diambilnya sesuatu vang tajam dari iulang ctaupun lainnya, lantas'ditusukkanoya kepada unta atau binateng lain dim darahnya yang. mengal1r itu dikumputkan kemudian .diminum. Mengeluarkan darah dengan eara seperti itu termasuk menyakHi dan melemahkan binatang, maka darah tersebutdtharamkan oleh Allah SVVT. 3. Babi Babi adalah satu-satunva blnatang yang diharamkan sematamala karena zatnya. Tidak ada yang tahu persis kenapa babi
dlharamkan,
dan Allah pun tidak menjelaskan ha·1itu dalam kitab-
Nya. Yang jelas, ada sebabnya atau tidak, kita sebagai orang Islam tldak boleh menjadikannya makanan, Meskipun derriikian, kita boleh-boleh saj·am~nyel;,;likiapakah gerangan yang mernbuar babi dihararnkan. Ada. pendapat yang rnengatakan, babi dlharamkan karena babi binatang yang koror dan ineilyukai rnakanan-makanan yang kotor dan najis. Tetapl jika itu alasannya, seharusnva ikan lele durnbo yang duernakkan di dalam pembuangan we pun haram karena hldup dari makanan yang kotor. Ada pula kctcrangan ilmu kedokreran vang merwebutkcn bahwa di dalain daging babi itu terdapat cadng pita yang sangat berbahaya bagi kesehatan, Narnun jika kita meliha! kehidupan orang-orang nonIslam yang tidak panran'g makan bab]. mereka sehat-sehat saja, bahkan banyak yang lebin cerdas daripada orang Islam. Sementara ulama herflp.ndapar hahwa memhiasakan rnakan daging habi dapat melemahkan perasaan cernburu rerhadap hal-hal yang terlarang. Tetapi apapun alasannya, bahkan kalaupun tidak ada alasannya, babi tetap haram karena dalilnya telah jelas dalam AI Qur'an. Kila sebagal umat muslim tidak boleh memakannya. 4. Binatang yang Disernbelih untuk Selain Allah Binatang yang disembeHh untuk berhala, sebagairnana dlsebutkan dalarn surar al-Maidah avat 3, adalah penielasan dari binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah. Kaum 11
pcnyernbah berhala (waLsaniyyin) dahu Iu apabita hendak menvembelih binatang rnereka sebut nama-nama berhalaseperf Latta dan Uzza.
Ini jelas merupakan rlndakan syirik (rnempersekutukan
Allah), ladi alasan diharamkannya binatang yang disembelih bukan karena Allah cli~illiialah semata-mata karena agama, dengan tujuan
untuk melindungi tauhld, kemurnian akidah, dan mernberantas kemusyrlkan dengan segala rnanifestasinya. Sekarang pun di beberapa ternpal ktta masih menjumpai persernbahan bmatang untuk kekuatan selain Allah, rnisalnva dalarn upacaraseserahan makanan ke laut agar penguasa laur berkenan berbaik hati memberikan ikan lebih banyak k.epada para nelayan. Bioatang yang dipersembahkan untuk upacara semaoam itu, juga makanan lainnya yang-dlserrakan, adalah haram dimakan olen orang. muslim. Allah menjadikan segala yang ada di muka barni inl untuk rnanusia, termasukbmatang yang adadi dalamnya. Dengan demikian, menvebot asma Allah ketika menyembelih binatang rncrupakan suatu pengakuan, bahwa Atlah-lah Yilng menjadikan binatang itu, dan manusia yang rnenyernbelih mernohon izin untuk memanfaatkannya. Menyebutnama selain Allah ketika menyernbelih berarti rrieriglngkari Allah sebagal penciuta binatang itu, sehingg
rnacam-macarn kriteria yang diharamkan pada
binatang. Ringkasnya, krtteria yang diharamkan ltu ada ernpat, kernudian dirinci rnenjadi sepuluh macam. Allah .adalah I uhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun kepada hamba~Ny",.Status haram dari empatmacarn pada binatang itu adalah dalam keadaan normal,sedangkan dalam keadaan rerpaksa (darurat) manusla dibolehkan memakannya. Dengan cataran yang bersangkutan tidak menginginkan keadaan darurat Itu teriadl. dan tidak berlebihan atau meJampaui batas dalam mengkonsumslnya.
Termasuk keadaan daruratadalah [ika sedang lapar pada.saat itu tidak ada makanan lain yang dapat dimakan, sehingga jika tidak memakan binatang yang dinaramkan lll.1 dikhawattrka» terjadi kematian atall rnembahayakan kesehatan yang parah, Demikian pula termasuk darurat ialah bagian binatang yang digunakan untuk obat,
sedang obat lain sebagai penggantl lidak a-da. 12
C. Mengkonsumsi dengan Hati-Hati Produk halal kini bukan lagi sernata-rnata isu agarna, letapi sudah menjadi isu di bidang bisntsperdagangen. Saa! lrn. [arnlnan sebuah produk sudah rnenlad! slmbel global bahwa produk yang bersangkutan terjamin kualirasnya. Selain itu, rnasyarakat dunia sekarang' cenderung memilih produk-produk yang berlabelkan "dldl, Indlah menjadi semacam gaya hidup. Sebab, kualltas produk nalal akan lebin terjaga dari segala macarn peoyakil yang mungkin ada di dalamnya. Oi Indon~id. sebenarnya ~udah memilikl peraturan yang mengatur soal pentlngnya mancantumkan pemberitahuan kehalalan sualu produk makanan dan mlnuman. Peraluran ilu terdapat dalam Undang-undang Pangan Nomor 7/1996 dan Peraturan Pemerlnl~h (PPl Nemer 69/1999 tenrang Label dan Iklan Pangan. Namun, sostalisasl makanan akan penllngnya makanarrhalat belum lah sarnpai pada IlnSkat kesadaran mill>yarakat,khususnya bag produsen untuk mendaoaikan seruftkasi hala' dan mencamumkan label hala), Inform~si len lang makanan yang halal pun cenderungbelurr lerlalu gencar dilakukan, sehingga masyarakat masth harus tetap berhan-han lIotuk memastikan kalau makanan yang dlkonsumsi uu halal arau haram Oalam hal Ini, perlindungen konsurncn tcrhadap produk-produk dl pasaran sepenuhnya menjadi tugas pemerl ntah. Iangan sarnpai konsumen sola lu pada posl sl yang di rugikan dan menjadi korban serta terjebak dalam makanan yang mengandung sesuatu yang diharamkan Allah. Makanan halal dalam Islam ada Ian makanan yang udak menganduns bagian atau benda darl bmatang yang dilarang dalam hukum Islam, tidak mengaoduog benda nails sesual hukum Islam, ridak diproses atau dikilang dengan menggunakan alar yang tidak bebas dan nolJ'~Yolk", pad a saat pemrosesan atau penyimpanan ridak berseotuban atau berdekatan dengan benda-benda yang mengalluung naj is. Klta tetcp merniltkl kesaoaran yang linggi seal makanah yMS halal. Oleh karenanya, akan lehih baik jika kua memilih rnakanan yang sudah jelas kehalalannva atau telah mcndapatkan sertiflkasl halal dari plhakpihak yang dapat difIPrtangllngjawabkan kredibelltasnya, misalnya MUI atau pihak-p,hdk lain yang dirunjuk oleh pemerintah yang san. Seh,nAAa kita tidak lagi merasa ragu terhadap produk-produk yang sufi! kita hmdari, seperu produk-produk kemasan dan sebagainya. 13
Membanjlmya berbagai macam produk makanan dan minuman di masyarakat menuntut lebih bMYilk kesadaran semua pihak. Produk pangan dl masa seka rang sudah ban yak mel a Iui proses teknologi yang serba cangglh, dan menghasilkan jenis yang beragama dan rasa yang berrnacam-macam pula. Maka, diperlukan kontrol untuk metibat asal usul makanan, apakah halal ateu haram. Labelisasi halal pada produk makanan menjadi sangat penting dan Lidak dapat dihmdari. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim tentu saia tidak bisa cliabaikan begitu saja. jangan sampai umat Islam dirugikan dengan prod ukprod uk yang tidak jelas kandungannya. Umat Islam hendaklah mcmpunyai jaminan penuh dari lernbaga keagamaan tentang kehalalan suatu produk. Labellsasi halal pada produk makanan yang dikonsumsi umar Islam menjadi kernscavaan. Peran pernerintah dalam memberikan kebijakan akan labelisasi halal jelas akan mendorong rnasvarakat untuk mengkonsumsi makanan yang baik dan halal. Ketika orang dengan mudah mendapatkan dan mcmbedakan makanan halal, maka hal itu tentu dapat meningkatkan aktivrras dan ibadah secara renang.Iangan sampai setelah muncut kasus, maka nndakan baru dilakukan. Urgen.i sertifikasi dan Iabeiisas] h~I,,1 ini merupakan jawaban atas problem masyarakat modern. Zaman nabi atau para sahabat tentu tldak perlu ada Ia.belisasi halal, karena jenis makanan rnasih sedlkh dan sangat mudah diidenltfikasi. Namun, produksi makanan dl zaman modern tldak sesederbana dulu. Produk makanan pada masvarakat modern justru lebih membutuhkannya. karena telah b,lIIyak HI"nggunakan zat makanan dan zat kimiawi yang kadang mencampur atau rnernprosev ripngan zat yang ielas kcharamaannya. Rekavasa teknologt kadang menyulitkan ka~dl mala untuk rnenilai halal-haram suatu produk. Maka, untuk menellti lentang kehalalan suatu produk dilakukan dengan teknologi pula, setatn Itu menggunakan dasar hukurn Islam scbagai pcdoman. Saat 101berbagai macam zat dapat dicampur untuk meraclk suatu produk pangan, sehingga memungkinkan suatu produk halal tercernart oleh produk haram, baik diseng3ja atau udak disengaja. Sesuatu yang halal bila bercampur dengan yang haram maka hukumnya menjadi haram.
14
Misalnya, produk pangan ditarnbahkan dengan zat-zat kimia tenentu yang haram dan berbabava bagi manusla.
Tarnpaknva, rnasvarakat mulal kritis dengan produk yang ada saal inl. Apakah bah ..n dar; makiman yant>dikoosumsi itu telah berslh dari benda atau blnatang yang telah jslas-jelas Allah hararnkan untuk rnernakannvai Apakah dagmg ayam impor itu telah disernbellh dengan nama Allah atau tidakl Apakah obat batuk yang dirninum kerika sakit itu rnengandung alkohol atau tidak? Apakah kornet sapl ,yanK"dirnakan ltu disembelih dengan benar sesuai syarial ataukah ttdak? Atau apakah makanan yang dimakan berasal dari restoran yang telah dikunjungi itu adalah makanan yang halall Pertanyaan-psrtanyaan semacam ini merupakan suatu bukf adanya kesadaran untuk rnenjaga tubuh dad sesuatu yang haram. Kita hendaklah tctep berusaha untuk mencari tahu lebih banyak tenting, rnakanan mana saja yang terrnasuk dalam makanan yang halal, dan mana saja yang termasuk rnakanan hararn, dan mana j uga rnakanan yang termasuk syubhat, Sikap hatl-hatl dalam rnemilih produk adalah sebuah keharusan, lika kita bisa membacadan memilih kemasan ~r::lra hali-hal1, insya Allah kita bisamenghindari apa vang disebut.sebagat kezalirnan pada.dirt sendtn, K'3Ienaorang yang dzalim pada dirinya sendiri <:cnde'rungtidak mau tahu dengan apa 'yang dimakannya. Apakah itu halal ataukah hararn. Karena salah memilih makanan bisa membuat ktta jatuh pada larangan Allah.
15
BAB II
PENYEMBELIHAN HEWAN
PENYEMBElI HAN HEWAN
A. Rukun Menyembelih enyernbetlh ialah melenyapkan ruh binarang dengan cara memotong leher kerongkongan dan tcnggorokan serta due ural nadi dengan alat yang tajam, kecuali gigi dan tulang atau cara lain yang dibenarkan oleh syariat Islam. Binatang yang tidak disembelih, hukumnya haram untuk dimakan karena status binatang itu sarna dengan bangkai. Sementara itu, hewan yang disembelih harus binatang yang nalal dan boleh untuk dirnakan, misalnya sapi, kerbau, kambing, dan ayam. [ika binatang yang disembelih itu binatang haram, seperti babi maka rnesk lpun disembclih dengan rnengatasnarnakan Allah, binatang itu tetap harem hukumnya uotuk dimakan. Dengan kala 13r n, slatlJ~ hewan itu tidak berubah menjadi halal meskipun telah dipotong dtdUdrsernbelih secara syar'iah. Sebelum proses penyembclihan dilakukan, terlebih dahulu harus kita harus tanu rukun-rukun dalam menyembelih. Rukun-rukun menyembclih ItU adalah sebagai berikut:
M
1. Penyemhelih Syarat bagl penvernbelih hendaknya orang Islam arau ahll kitab (orang-orang yang berpegang dengan kirab-kitab Allah, selaln AI-
Qur'an) dan rlilrlkukan dengan sengaja. Dalam Al-Qur'an disebutkan:
19
Artiriya: NMakanan (sembelihan) orang.orang yang diber! AI-Kitab ilu naJalbagimu, dan makanan kamu haJaJ(pula) bagi mereka. (QS. AlMaidali: 5). H
2,
Binatang yang Disembelih Binatang yang disembelih adalah binatang yang halal. baik halal talnya maupunhalal cara rnernperolehnva,bukan hasll rnencurt atau menipu, Firman Allah menyebutkan:
... "((.1\.$ U\I~,rt »> ~~~~~_j';~\:~ ~3 ... \-..... ';,1,,;,1'" I
(16'lIV~.YI)
;::.-".
"/'
Artinya: ¥{Jan menghalalkan bagi mereka segala yang ooi.l< dan m~ngharamkaf) bagi mereka segala yang buruk (Q5. AI-A'ra;; 157). N•
Ayar rersebutmeruetaskanbahwa blnatang yang dibellluelih
makanan yang halal, bersih, dan balk. Binatang yang boleh disernbelihil.Cla dua macsm,vanu bi natangyan'S bisadisernbelfh dan binatang yang tidak blsa disembelth. Binatang yang disembelih harus disembelihpada I,-aglan yang itu terrnasuk
t(!lah drtentukan, vauu lahar dangan marnotong dua ural darah,
kerongkongan, dan tenggorokannva. Binatang yang tidak bisa disembehh
20
kamu disukarkanclenganamukanbinalang maka pcrbuatlah seperti yang demikian In; (maksudnyaclenganmemanah)" (HR. Bukhari Muslim). Artinya: ' ..Apabila
Anak binatang yang maslh dalarn kandungan ImJuknya, cukuplah (halal) dengan menyembelih Induknya. Iika induknya disembelih dan janinnya mati dengan sebab menyembelih Induknya maka janin itu halal dimakan. Rasulullah SAW bsrsabda :
.' . /J\'
~
~.(~~;1\1 -:~~\\J~. »: ,.\~/ ~~--~ ~y("":_"'.'\
",.#f.J_
0:»
)
!.\:::,?-_-:J,!\~( . ~ O-==-J~'Oj
Artioya: "Dsr! Abu Said, Nabi SAW bersabda tentang masa/ah penyembelihan anak binatans yang masih datam perut illduknya (dalam janin) bahwa: 'Penyembe/ihannya cukup dengan menyembelih induknya'. (HR. Ahmad dan At- Tirmidzi).
Bagian yang dipotong dan binatang yang- masih hidup maka hukumnya sama dengan memakan bangkai dari binatang uu, Sebab, binatang itu tidak disembelih rnenurut cara yang benar. Oleh karena Itu, daging tersebut tidak halal dlrnakan dan dianggap naiis. Hal inl dldasarkan had is Nabi SAW berlkut:
Artinya: "Der! Abu Waqid A/·Lailsi telah berkata bahwa Rasulullah SAW bersebde:'BagianyafllSvipolong dari blnalangyang masihhidup maka yang rerpotons.ltu banskai', (HR. Ahmad ClanAt-Tirmidzi),
3. AlaI Penyembelih AlaI yangdigunakan untuk menyembelih hewan harus yang tajam agardapal mempercepat proses kematian binatang iludan lidak lerlalu menderita sewaktu disembelih. Rasulullah SAW bersabda:
21
F:;~~(~~J~J~itr.-?,~
' ' p. -::<'\~\~ ~"Y,/."Ij::fo"":( £VJti', ' ,\ ----~"L';$._,~\:\ t;
,I
/'1
~\
1~''A~~:' ....... ~\\\•.J " ..J
.",~
d'
VI;.
§~.,;
'>-"'" ~ • ~ ( • .J
,
.~-:
,v.
.I,/'
< r'-'c~.-> . A -
->'j
..
\(
1/ ~\
:>OJ)J) ~
",,*'"
~
~
\'...
oOll.);.
! .,'\ .a.) ..."
»r-r>:
~:.~~_J'S4
-,
Artinya: 'Dari Syaddar/ bin AU5, ia berkara bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Sesun!l!lu/JrJ),
tulang lidak boleh dipergunakan untuk menyembelih meskipun taram atau lancip, Dalam hadis Nabi SAW, disebutkam
~P~~0;U~ :us~j;.~t; < ~J:5,,~\
?
?
\-! ."\ \.,,~
\ cl.",,) .~.J'"
-:':'
Arliuya: 'Sesuaru yang ciapar mengaJirkan darah dan dlsembelih denean nama Allah maka makanlah oIehmu, kecueh k:t/au d/scmbelih uI108an glgl atau kuku' (HR. Bukhari dan Musl,m). 4.
Tujuan Pcnyembelihan
PenyembeJihan dilakukan untuk tujuan yahg diridlai Allah rnovang, berhala, atau upacara kemusyrikan lainnya, Jika tujuannya untuk upacara atau kegtatan kemusyrikan maka hukum daging hewan tersebut menjadi haram meskipun hewannya halJI clan membaca kalimat bismillahi wallahu akbar (dengan menvebut nama Allah. Allah Maha Besarl pada saar menyembelthnya. Firman Allah dalam AI Qur'an menyatakan:
swr, bukan untuk turnbal atau untuk saiian nenek
22
Artinya: 'Dihara,mkan begitnu (memakan) bangkai~ dersb, dagfng bebi, (daging hewan) yang disfimbelih aras nama selaln AII.ahN (QS_ AI-Maidah: 3). Maksud ligl,ayri/lah pada ayat.di atas anrara lain sembellhan hewan bukan karena Allah atau tidak sesual dengan syariat Islam,
rnelalnkan untuk upacara atau kegiatan kemusyrikan. Dalam ayat lain Allah menegaskan: tJtt ,;.. / " ~«\).~( "" (~.~." '" ~j "'4j!6l_~eI£..(G\;':'\ X..ttt~1"\f-,I.:;~t4 ,. ""-', - " ~ , ~ ~ ~ Artinya: "Dan janlf
121). Olen karena itu, saar menyernbelih, heudakrrya perryernbellh membaca:
23
Artinya: 'Mereka menanyakan kepadamu: •Apakah yang dina/a/kan IRgi merekai·. Kalakan/ah: "Diha/a/lean bagimu- yang baik·baik dan (buruan yang ditangkap) olen binatang buas yang fe/an kamu ajar dengao me/atihnya unruk betbutu; kamu menga/arnya menuruc apa yang le/an t!iaiarkan Allah kf:padamu. Maka makan/ah dari apa yang ditangkapnya unwkmu, dan sebutlah nama AI/~h '3tilS binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan berta/(walah kepada Allah. 5esungliuhnya AI/i)h 3mac cepar hisah-Nya. N (Q5. AI·Maida/): 4).
Dalam ayat lain Allan berfirman: C>-.
-:-.!~~..s.::!,L"~~~! ,&1u'~I'''-';l2-\ I",),,#' _ '" \!.;3, ~..~r
~ 4..1_,0 "_",,
c "..., (1.0:0;,>, > Artinya: "Maka makanlah binarang-binarang (yang halal) yang di sebut nama Allan keuk» menyembelihnya, iika karou beriman kepada ayat· ayaINya.· (QS AJ..An'ilm: 1111).
8. TataCara Penyembelihan Adapun urutan cara menyernbelih hewan nu dapat diuraikan sebagal berlkur.
1.
Hinarang yang akan disembelih direbahkan, kemudian kilkinya diikat, lalu dlhadapkan ke sebelah rusuknya yang kiri agar mudah menyembelihnya; 2. Menghadapkan diri ke arah kiblat. begitu pula binatang yang akan 3.
4
dlsernbelih. Potonglah ural nadi dan kerongkongannya yang ada di kiri kanan leher, sampat putus agat lekas mati. Ural kerongkongan ialah saluran
ma'canan. Kedua urat ini harus putus. Saat menyembelih, membaca:
Artinya: "Dengan menyebu[ nama lilian; III/an MaIm Bcstu".
5. Basi binatang yang lehernya agak panjang maka menyembelihnya di pangkal leller sebelah atas agar lekas matt. 24
6.
Bagi binatang yang udak dapat disembclih Ichcmya karcna liar atau jatuh datam Iubang seh ingga tidak dapat dlsembelih lehernya maka
menyembelfhnya dilakukan di mana saja dari badannya, asal kemaliannya itu disebabkan oleh sembelihan bukankarena sebab lain, dengan udak lupa menyebut nama Allah. Rasulullah SAW bersabda:
1~....:.1c.~(\ .,,:.... r~~~ ~ ~-~i\:::''':'''~D'J~~ ...~.)r:: r2:.J1f' ,,,,J/,,
~~/
...JC-.:"' ...j
...
.... ",-'~\. \. t;i-
./
,...,..,.
:J-b-'~!.0::"~~~
~\)(:;~"t ~:l.J'C. -::.. /~ .. >
,;....~.,.
..
-.-
~ l::::.)~ ...
"'"
J.__ . .;,~J' l........ 6'\\)" /\ ~ \.:i. -: ...Ju{i :J), . ,~(.).r..__.,.J~_ ~
.~cu~\:u~~\ ~ < ~\}.\ 0'..1., )
~
...-:-,..,.
... :~~Y ~..... \~J\~ ,;~
Art/nya: "Dd,; Ri1fi berkata: kam i perna/! bersama-sama Rasulullah SAW dalam suaw pekerjaan, 131u kami menemukan seekor until kepunyaM)5Cflali sa tu kaum sedans berlarl, semenrara mereka t1d~k membawa kuda untllk m~n8eiarnya msk» dipanahlah oleh $oorall8 laki·Jaki dengiln anak panahnya, JallJ unta itu mall. Nab; SA W bersabda: 'Sesungguhnya binatang ilU bersifat binatang liar maka ;ika menemukan birutsng yang semacam inl, lakukanlah sepen! yang ini". (HR /amaah). Dalam hadrs lain dmyatakan:
?!<"~~\J/\9/(~t'~ ~\~.c_~~.SI ~:"~ ", ~_J _ C).; ... ;..if ~ ~:"c.,r
~
~~;.<~jJ~ ~~~~~'9(o~\ <
OJ,~.\01.v)
. !J\j._>.~
Aftinya: "Dati Abu Usyra' dari bapaknya berkata: Sayapemah bettallya kepada RasuJllllaIl5AW: "Apakalllidak sah menyp'mhelih seJain daTi kerongkongan dan di pangkalleherr /awab.beJlau: "Kalau engkau bacok di pahnnya, niscaya cukup/~h /;lagimu", (HR. /amaah).
25
7.
Setelah hewan atau binatang itu benar-benar
mati, baru boleh dikuliti.
C.
Hal-hal yang Makruh dalam Penyembelihan Beberapa hal yang makruh dalam penyembelihan hewan aotara lain:
1.
Menyembelih sarnpai PUIUS rehernya;
2·. Menyembelih dengan alai yang tumpul; 3.
Menguliti atau mernotong-rnotong hilang,
hewan itu sebelurn nyawanya
D. Penyembelihan Hewan SecaraTradisional dan Mekanik Penyembelihan hewan secara tradrstonal adalah penyembellilan hewan yang di lakukan dengan menggunakan peralatan tradisional, seperti pisau atau golok, Adapun penvernbetihan hew an secara rnekanik adalah penyembelihan hewan dengan menggunakan alar-alar modern yang dirancang sebagai rnesin pemotong hewan. Alat ini sekarang dipakai di ternpat-ternpat pernctongan hewan dalarn partai besar unluk pabrik atau perusahaan. Semua ala! yaflg dipakai untuk memotong hewan itu dibolehkan. kecuali yang sudan dilarang oleh Rasulullah SAW, sepertt gigi dan kuku. Alar-alar mekanik yang dipakai itu dibolehkan apabila mernenuhi persvaratan-persyaeatan yarlg dibenarkan agarna Islam. Ole!'1 karena itu, penggunaan alat terse'but harus mem perhatikan ruku n-rukun penyembellhan sebagalrnana yang sudah diuraikan di alas. KebOlehan penyernbelihan hewan secara mekanls ini dinyatakan tegas oleh komisi fatwa Majel is Ulama Indonesia dalam sidangnya padahan Senin, tanggal 24.Syawal j 396 H/18 Oktcber 1976, sebagai be,lkut. i(omisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada hari Senin, tanggal 24 Syawal1396 HI18 Oktober 1976 setelah:
secara
Mendengar: Penielasan lisan dan kernudlan disusul tleng~fI tertulis dad Pirnpinan PD Dharma Iava lentang cara-cara penyerrlbelihan hewan dengan sistem mekanisasi pemingsanan yang menggarnbarkan:
26
t.
Bahwa pengguo aan mesin untulc. perningsanan dtrnaksudkan
rnempermudah robch dan jatuhnva hewan yang akan disembellh di tempat pernotcngan dan untuk meringankan rasa sakii hewan dan penyembelihannva dllakukan dengan pisau yang taiam rnernutuskan hulqum (ternpat bcrjalan nafas), mari' (tempat berjalan makanan), dan wadajaair. (dua ural nadi) hewan yang disembelih oleh juru sembellh lslam, dengan terlebih dahulu rnernbaca basrnallah,
2. Bahwa hewan yan!l roboh diplngsankan di lempat penyembelihan apabila ridak disernbelih akan b,,angunsendln lagi segar seperti semula keadaanya, dan
3.
Bahwa pcnvetnbelihan dengan sistem ini tidak mengurangikeluamya darah rnengalir, bahkan akan lebih banyak dan lebih lancar sehingga dagingnya lebih bersih,
Mengingat:
1. Syaral-syarar yang harus dipenuhi bagi penyembelihan hewan menu rut Islam, menurut empat mazhab dan rnadzhab para sahabat, dan 2. Hadis Nab; (iwayal M'uslim dari Syaddad bin AU5tentang ketetapan berbuat ihsan dalarn segala tlndakan. MEMUTUSKAN Menetapkan/memfalw.kan bahwa penyembelihan hewan secara mekanis pemingsanan rnerupakari rncdernisasl berbuat ihsan kepada hewan yang disembelih sesuai dengan ajaran Nabi dan memcnuhi persvararan keternuan syar't dan hukurnnva sail dan ha131,-dan oleh karenanya, diharapkan supaya kaum muslimin ridak meragukannya.
lakarta,
24
Syawal 1396 H.
18 Oktober 1976 M. Komrsl Fatwa Majelis Ulama Indonesia Ketua,
K.H.M. SYUKRI GHOZALI
Sekretaris, H. AMIRUDDIN 51RfGAR
27
Lampiran.
1. Yans dimaksud dengan hewan dalam fatwa rni adalah hewan yang hidup dan halal seperti sapi, kerbau. kamblng dan lain-lainnva,
2. Hadits Nabi Rlwayat Muslim dari Syaddad bin Aus selengkapnya: "Bahwanya Allah menetapkan ihsan Iberbuat baik) atas tiap-tlap sesual (lindak.ln). Apabila kamu dltugaskan memhunuh rnaka dengan cara baiklah kamu membunuh dan apabua t!lIgkdU hem..lak menyernelih maka ~pmbelihlah dengan cara balk. Dan hendaklah mempertajam salah seorang kaum akan pisaunya dan memberikan keserangan kepada yang disembelihnya (yailu tidak disiksa dalam penyembelihannya)."
E. lbadah dalam Bentuk Penyembelihan 1.
Qurban Menuru! bahasa, kala qurban herasal dan kata oaraba yang berarti mendekatkan din. Dari makna tcrscbut ditetapkan suatu pengertian bahwa yang dimaksud qurban adalah suatu upaya untuk rnendekatkan diri kepada 1\lIah SWT dengan melakukan penyembelihan hewan alas dasar keiakwaan dan kesabaran dal:tm melaksanakan perintah Allah SWT dan rasul-Nya. Firman Allah S\I\lT menyatakan:
"j,.~<s~l\~~@~\1i8:?))~t;.;;f~lj~d < ..." • ~t \> Arfinya. ·Daglng.<Jaging unra dan darahoya Itu sekaJl-ka/1tidak dapal mencapai (keridhaan) Allah, lelapi keLJkwaar; dari kamulah yang dapal mencapainya". (QS. AI-Hall: 37).
Perintah berqurban ini berlaku bagi sertap muslim yang mampu dan dllaksanakan satu kali dalarn setahun, vaitu pada hurl rava Idul Adha. Dengan demlklan, jelas bahwa tuiuan berqurban adalah untuk mendekaikan diri, mengabdi, dan bcribadah kepada Allah S\'\IT. Hukum berqurban adalah sunnah muakkad, y;lkni sunah yang sangat dikuatkan. Rasulullah SAW bersabda:
28
Art;nya: 'Rasulullah SAW bersabda: Saya riiSUfun menyembelin qurban dan qurban im sunah 0081 kdlllU' (HR. Tirmid.d). Namun demikian, bagi mereka yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan qurban tetapi lidak berqurban, mereka mendapal kecaman keras dari Rasulullah SAW. Hill ini disebutkan dalam hadis berikut:
~J~\c'~~
~~\~J~j(;;;~~\J-
.(R..:::::::;;::~..... ~ ~
!- ~
e.:\ -~ / - _,~ ~lc___; '"
• ...-:-
~"""'J~~
.''1ltinya: "Dari Abu HurilirdJ, ia berkara: Telah bersaJxJa Rasulullah SAW: 8aran8$iapa yang mampu berqurban {ctap; lidak qllrban maka jangan/ah ia dekatke rempatsnalar kami". (HR. Ahmad dan Ibn Malah). Tcmpal shalat kami dalam hadi; dt aras rnaksudnya masJid. Berdasarkan hildis i ni, orang y~ng telah mampu berqurban tela pi lidak melaksanakannva tidak boleh mendekatl masjld, lru menunjukkan bahwa berqurban bagi yang relah mampu sang_t dianjurkan. Mampu tidaknya uruuk berkurban yang lebih tahu adalah diri kua rnasingmasing. Hal ini PUll menunjukkan sampai sejauh mana tingkilt keimanan yang dimillki seseorang. Orang yang memihki keimanen kuat, tentu akan berlkhtlar sekuar renaga untuk berqurban. Adapun orang yang iemah imannya, tidak akan berqurban walaupun sebenarnya dirinya mamou. Mereka akan mengeluarkan berbagai alasan agar dapat dinyatakan ridak layak untuk berqurban. Namun, Allah lebih tahu apa yang sebenarnya.
a. Jenis dan Persyaratan Hewan Qurb.tn Hcwan yanghendak diqurbankan sebaiknya hewan yang paling baik. gemuk. sehat, dan tidak cacat, seperti pincang ~1~1J matanya buta. Firman Allah menyatakao:
29
Artinya: "Oan langanfah kamu memilih yang buruk-butuk fafu ksmu mena1k.ahkafldaripadanya, padafJaf kamu sendiri tfdak mau mengambilnya melainkan dengan memicrngkan mara terhadapnY2.· (QS. AI·Baqarah: 267j. . Hal ini juga ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW,
Art;nya: 'Nab; SAW berqurban del)gan dull. domba vang putih dan b·ertanduk bagus-. Berdasarkan firman Allah dan hadis di alas, hewan yang caea! tidak boleh dipaka! untuk berqurban. Bahkan, Nab; secara tegas menyatakan:
Art/nva: 'Oart 8ara bin A.ib ill.berka!a; "Nab; SAW herdir; di antata kami den bersabda: "Etnps: macam yang tidak bo/eh dipaka; (dlgun;tkan) qurban; bUill. s.ebe(ahyang nvara bUtan),a dan )'ang saRit nyata sakitnl!~ dan yang pincang nyata pincangnya sella yallg tua yang tidak mempunyai sumsum". (HR. AhrMrlJ.
30
Jika hewan yang sudah kita niatkan untuk berqurban, tetapi mengalami kecelakaan sehingga hewan itu cacei maka hewan nu boleh dipakai berqurban. Hal inl seSU31dengan sabda Nabl SAW:
~C~9G\" '"~~/' ";yi~ Y~~D\ ~\~\, --: :.-::()~ • };,)t.!',J ~ .~,J' ~ , l/""/ ~ "
~
¥
,-sj;'/'l';0j:, (1,/",,"\9('-'..Y' ~v-:, .J t,r->'J .~ . ~.","/ ........ ~., < ~Cf~.\"~>.
~~\.u-,
Altinya: ·/ika seseorailg ollt1f11uo:li uOlla arau hewan (/ainnya) vl1wk riiqllr/);onkandan hewan it LI da/am keadaan ~hat {sete/ah dibel ii, liua-tiba lJewan itu cacat matanya, arau pincang sebc/um hari qurban (disembelih). ladjkalll~h hcwan qurban dan hewan itu sempvrna berqurban·. (HR. Said bin Mansur). Selaln persvaratan tersebut klra juga harus memperhaukan usia dan keberlakuannya. Perbatikan label berikut ini. Tabel Hewan dan Ketentuan Qurban
No
JenisHewan
1
Unla
2
Sap!
1
K~mbing
4
Domba
Umur Hewan 5 ttlhunke alas 2 r.ohunke alas 1 lahunke atas 1 lahunk~atas
Belakuuntuk 10 orang
7 orang I orang 1 orang
USIa dan keberlakuan hewan qurban tersebut berdasarkan bebcrapa dalil beri'eut ini. 1. Dalil-dalil usia hewan qurban antara lain sehagai berikut. Dari had is yang diriwavatkan olen Abu Dawud yang artinya sebagai berikut.
Dari Iabir ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Janganlan kamu menyembelih (hewan qurban), kecuali yang musinnah sekiranya tidak susah atas camu (dan jika susah) sembelihlah kambiog". (HR. Abu Dawud).
31
Apakah yang.dimaksud dengan musir-lRahl Untuk itu, perhatikan pendaeat 'ulama berikut.
Art/oya: 'HMenuru!Ibnu Ma/lk, musinnah itu ia/ah yangtelah cukup umur Kalau Imla yang tf~/ah berumut lima ,ahun masuk rahun keenam, Jap; yang Ie/ali berumur dua tahun masuk tehun ketiga, dQmb~ atau k;imbing yangte/ah betumur 2.
saw tahun". ('Aun AI-Ma'bud VI/: 498), Dalil-dalfl keberlakuansetiap ekor hewan qurban,anraralain
sebagal berikutr
Artinya: 'Dad Ibn Abba~, ia be,kata: "Kem! be,s3ma Rasu/ullan dalam perialanan, ma,kaliba wakw Idul Adha, la/u kami pawngan menyemhelih sapi untukTuiuh orang dan unta untuk sepl,J/uhorang# (HR. Tirmidzl). Hadis di alas menunjukkan bahwa saw ekor unta deoatdlqurbankan untuk S,epuluh orang dan satu ekor sapi untuk tuj uh oran¥.
32
Artinya: 'Oa,; Alha bin Yasar, ia bcrkata: •Airu bertanya kepada Abu Ayyub AJ-Anshari: '8agaimana keadaan Cfllrban di zaman RiUlllullah SAWj" la meniawab: •Adalah ~rang lak,..laki dl zaman Rasu!ul/"h ~AW berquman dengan seekor kambing u"tuk dirinya dan keluarganya, lalu mereka memakannya dan membagik.1nnya sehin883 orang-
Be..dasarkan hadis tersebut, dapai dipahami bahwa saw ekor karnbi ng arau domba cukup untuk satu orang. b. Waldu Penyembelihan Hewan Qurban Waktu penyembelihan hewan qurban adalah setelah shalat Idul Adha (tanggal 10 Dzulhijjah) sampai terbenam matahari tanggal 13 OzulhiJiah (han tasyriq yang terakhil). Jadi, waktunya selama 4 hari, yaitu I~nggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Rasulullah SAW bersabda:
(~.~ .>.!~';~i"o~j~)li;;';P';,~, .. "
Artinya: 'Had-hari mcnyemhpllh iw iatah hari raya outben dan tiga hari sesudalmYd". (HR. MlJslim).
33
Adapun bagi orang yang menyembelih hewan qurban sebelum salat Idul Adha dinilai sebagai sembelihan biasa, Dengan kata lain. penyembelih.ln uu dinvatakan bukan sebagai qurban. Untu itu, orang tersebut hendaknya mengulangi menyembelih hewan lag; selelph shalat Idul Adha.
Artinya: "Deri Anas berlcala bahwa Nabi SAW lelah bersabda padahari raya qurban: 'Siapa yane menyemhelih qurbansebelum shalar. maka hendaklah la mengulanginya lagi". (HR. Bukhari dan Muslim). Sabda Nabi Muh~mm~d SAW:
Artinya: '8arangsiapa menyembeJihqurbansebeium (halM (har; raya Idul Adha) maka sesungguhnya ia menye,mbelih unlUk dirinya sendhi dan barangsiapamenyembelih qurban sesudah shalat (hat; raya Idul Adha) sesungguhnya la relah menyempurnakiln ibadahnya yang sesuai dengan alUrantslsm" (HR. Bukhari). c. SunahSewalctuMenyemlJelih Hewan Qurban Sewaktu rnenvernbellh hewan qurban, kita disunnahkan
malakukan hal-hal sebagai berikuL
34
1. Memakai alat potong yang tajarn untuk memudahkan
penyembelihan.
2. Hewan yang disembelrh hendaknya menghadap arah kiblat. 3. Memotong dua ural yang ada dl klrl dan kanan leher agar lekas mati. 4. Membaca doa saar menyembelih qurban
Artinya: 'Oengan menyebut namaAllah danAllah Maha Besar", (HR. Muslim), Adapun yang berhak mencrima daging qurban adalah seluruh Iapisan rnasvarakat karena hakikatnva mereka mo
Allah SWT berlirman ~ebagalberikut,
Aft/nya: 'Supaya mer(>kamenyaksikan berbagal manfaat bag/ merekadan supayamcreka menyebutnamaAllah padiJhilri yang (eiah dlfenwkan alas rezki yang Allah te/ah berikan kepada merek« bcrupa binalang temek. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagianlagi) berikanlah unluk dimakan orang-orangyang sengsara dall fakir.' (QS.AI-Hail: 28).
35
2. Aqiqah Aqiqah ialah penyembelihandomballcambin~karena kelahlran anak. Oisunahkan aqlqah lnl dilaksanakan pada han Icetujuh dari hari kelahiran, Rasulullah SAW bersabda :
Anlnya: Alldk YitrJ8 baru lahir itu tergadai dengan aqiqahnya. Oisp.lTlbelih (aqiqah) itu pada han kctujuh dan hendakIah dicukuf (c!igunduli) kepafanya (rambutnya) sem diberi nama'. (HR. Ahmaa dan Tirmidz;).
Berdasarkan hadis di alas, para ulama berpeodapat bahwa aqiqah hukumnya sunah muakkad. Artinya, sunat yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilaksanakan. Untuk itu, bagl seorang muslim yang baik dan taat kepada ajaran Islam, jika anaknya lahir la akan berikhtiar semaksimal mungkin umuk dapat melaksenakan aqiqan.
Aqiqah untuk anak lakl-lakl adalah dua ekor domba (kambihg),
sedangkan untuk anak perempuan adelah seeker domba (karnblng). Rasu I ullah SAW bersabda :
Artinra; 'Dar; Aisyah, sesung8uhn)'a Rasu/ullal! SAW memerimah mereka agar menyembelih aqiqa/1 uotuk ilnilk I"ki-/~k; dua ~kor l
36
BAB III
PEDOMAN BERPRODUKSI HEWAN HAlAl
PEOOMAN BERPROOUKSI
HEWAN HALAl
M
asalah kehalalan produk yang diedarkan dan dlpasarkan dl Indonesia mcrupakan masalah serlus yang perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, khususnya ci~ri kalangan indust .. pangan yang memproduksi pangan halel. Secara internal perusahaan perlu menerapkan aturan-aturan yang ciapal menjamin kehalalan produk yang dihasilkannya, meldlui sebuah pedoman umum yang baku, serta pedoman tf'kn" yang disesuaikan dengan tingkat permasalahan yang dimihki masingrnasing perusahaan. Unluk IIU, diperlukan pedomau )Id)a~ai landasan bagf pelaksanaan kegiatan berproduksi, sehlngga kesatahan-kesalahan yang mungkin terJadf sebagaimana kasus-kasus yang pernah terladi di Indonesia (misalnya kasus MSG, Soft Drink dill tidak pernah rerulang lagi. Untuk stu, pihak pemerintah bersama dengan lembaga non pemenntah yang terlibat dalam regulasi halal ini perlu memberikan pedoman tersebut sebilgai sebuah acuan teknis yang dapat dnerapkan pada masmg-masmg indUSlripangan. uruuk itu, pedornan berproduksi halal yang ditulis oleh Ir. Nurwahici, I.PPOM MUI Pusat dan Dr. Ir. Anton Apriyantono, Menteri Perlanian RI, paun untuk dlkembangkan dalam buku lru. Sebab, dalam pedoman flu cenderung dapat rnemberikan kepastian usaha bagl industr! pangan, sehlngga jika benar-benar menglkuf pedonian tersebut secara konsekuen, maka perusahaan akan lebih rnendapatkan kepastian hukum dalam berproduksi, khususnya menyangkut kehalalan. KonSlImen yang semakin kritis menuntut produk yang dikonswnsroya benar-benar bersih dari bahan-bahan haram, sf'hingga kehalalan oni juga harus bersiiat transparan dan dapa! diuji (auuiLdlJ/e).
39
A. Ketentuan Umum Berproduksi Halal Perusahaan perlu memilikl persvaratan-persyaratan minimal untuk
dapat menjamin bahwa produk-produk yang dihasilkannya adalah halal, balk untl.lk waktu yang lalu, sekarang rnaupun yang akan detang. Oleh karena itu, secara internal perusahaan perlu rnern II iki peraogkat-perangkat untuk menjamin keberlangsungan produkslnya secara halal, baik dalam bentuk kebijakan perusahaan, sistem administrasl, perangkat keras, mauoun surnberdava rnanusia yang memadai guna terselenggaranva slstern produksi halal tersebut. Perosahaanperlu memiliki sebuah komitmen yang kuat untuk rnenghasilkan produk halal. Komttrnen perusahaan Inl perlu dijabarkan dalam bcntuk kcb.ijakan umum perusahaan; Meman.g tidak ada keharusan bagl perusabaan, balkdi datarn negerl (lndonesie) maupun di luar Indonesia untuk menghasilkan produk-produk yang halal saja. Dalam negara yang rend uduknya heterogen dar; segi kevakinan dan agama Ini, keberadaan pangan nun halal untuk kalangan non muslim masih tetap dihorrnati dan diakui keberadaannva. Namun begitu komitmen perusahaan sudah menghendakl untuk memproduksi panglln halal, rnaka ia LJ!rikill deugan ketentuan dan peraturan rnengenai kehatalan .sescai depgan aturan yang
berlaku dalam Islam. Kebijakan perusehaan untuk mernproduksi pangan halal rnenunnn konsekuensi-konsekuensi yang harus dipenuhl. Selain itu kepurusan tersehut juga mengandung sankst-sankst yang akan dlterirna [ika dl kernudian hari dttemukan adanva Renyimp.,rigan dari aturan main yang telah ditetapkao, sebagalrnana telah diatur dalam hukum positif di Indonesia, batk ilalam Undang-undang Pangan, Undang-uodang Perlinclungan Konsumen, maupun dalam peraturan-peraturan eli bawahnya (PP clan Kepmen). Dalam kebijakan perusahaan inipun rnasih diberikan kebebasan kepada manajernen perusahaan untuk memilih apakah komitmen kebatatan itu menyangkut selur.uh produk yang c:lihasil~an atau hanya sebagian produk saja yang akan diproduksi secara halal. Sebenarnya kebljakan inilah rang lebih dikehendaki, karena akan lebih aman bagi konsumen dan lebih sederhana penanganannva bagi produsen. Dalam kebliakan tersebut berarti perusahaan hanya akan mernproduksl pangan halal saja. Oleh karena itu seluruh bahan baku; bahan tarnbahan dan bahan pcnolong yang dlgunakan adalah halal,
40
Oleh karen., itu tidak perlu lagi adanya pernisahan IJdhdn baku, permsahan line produksi, pemisahan gudang. pemlsahan distribusi dan pemlsahan administtasi. lika pihak perusahaan memaug rnem iI iki pangsa pasar khusus untuk produk-produk non halal, hal itu masih dirnungkinxan dengan syarar-syarat tertentu, Pengenian non halal ini ada dua. vanu; a. Produk-produk yall!; benar-benar haram, seperti daging babi, hewan yang lidak dlsembellh sesuai aturan Islam, rninuman keras dan lainlalu,
b.
Produk-produk non halal ydng tidak jelas kehalalannya, apakah dia
benar-benar haram atau syubhat, tetapi udak didaftarko« arau diklaim selJdgai produk halal. Misalnya produk flavor (perasa) umuk rokok, produsen tidak mendaftar dan mcngklairn sebagai produk halal mesklpun kenyataannya bisa halal atau hararn. Atau produk yang drekspor ke negara-negara non muslim, dunana komumennya ridak memerlukan kehalalan, perusehaan bisa menjualnva tanpa klaim halal Pada kcnyataannya produk rersebut visa halal, blsa haram atau svubhat, tetapi ndak aria keJelasan mengenai hal tersebut. Unt.Jk pengertian non halal yang pertarna, maka pihak produsen h..rus rnernenuhi sverat-syarat sebagar benkut;
a. b.
Mwek produk yang halal dan non halal harus berbeda sarna sekall, Bangunan tempal berproduks, gudang bahan baku, gudang produk jadl dan sarana uansportasl baik untuc bahan balcu atau produk jadl harus terpisah,
Mesin yang digunakan uniuk berorodukst harus terpisah, d. Sl~tem adrninistrasl dan pembehan bahan harus terpisah, e. Harus ada barrier arau daerah pembatas antara pabrik vang cfigunakan untuk produksi halal dan non hal ai, f. Karvawan yang bekerla untuk produk holal harus berbeda dengan karvawan yang bekerja untuk prod uk non halat, Jika yang dimaksud produk non halal adalah jenis kedua, maka pinak perusahaan barus rnemenuhl kelentuan sebago; beri kut: a. Merck produk yang halal dan nnn halal belch sama, tetapi harus ada dri khusus yang rnenunjukkan kehalalannya (logo halal dan/atau logo non halal), yang mudah diketahui oleh konsumen, c.
41
b. Memiliki daftarseluruh bahan baku, baik untuk produk halal maupun non hal ai, c. Bahanyangdigunakan untuk produk non halal tidak boleh berasal dari bahan-bahan Y.II;g jelas haram tbabt, minuman keras, dsb), d. Gudang boleh dalam saw bangunan, tetapi harus terpisah secara tisik dan administrasi dengan tande-taoda yang mudah dibaca karyawan, e. Perusahaan merniliki laporan produksi yang menunjukkan kronolog. proses produksi, mulai dari penyiapan bahan, penlmbangan, pernrosesan sarnpai pengernasan produk jadi, yang terpisah antara produk halal dan non haJal. Masing-masing kebijakan perusahaan rers ebut rnemil lki knnsekuensl dan persyararan yang berbeda. Setiap kesalahan dan pelanggaran terhadap ketentuan iersebut dapat rnembawa dampak yang besar, baik bagi konsuman maupun bagi produsen sendiri. Oleh karena itu sangat dianjurkan kepada perusahaan dl dalam negeri (Indonesia) untuk hanya memproduksi prod uk-prod uk yang halal saja, karena resiko kesalahan dan persyararannya lebih rnudah, Selain itu darl ~egi pasar, konsumen non muslim dapat menerirna produk-produk halal, 'erapl tidak untuk sebaliknya. 8. Berproduksi Halal bagi Industri 1. SistemAdminislrasi Pcrusahaan Untuk menghasilkan produk pangan yang halal dlpertukan persyaratan admtnlstrast yang mernadai guna menjamin kehalalan produk yang dihasilkan. Sistem administrasi ini dipedukan karj>n~ proses produksi berlangsung terus menerus sepanjang tahun, sernentara inspeksi dan pemeriksaan halal secara eksternal hanya dilakukan sesekali waktu saia, Oleh karena ItU, diperlukan konststensi dalarn pem bellan bahan baku, bahan tambahan dan bonan penolong, ~~na konsistensi dalam sistem berproduksi, Secara adrnlnistrasl perusahaan harus dapat membuktlkan bahwa semua bahan yang masuk ko dalam lingkungan lndustri itu adalah halal. dengan didukung oleh dokumen-dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan_ Oleh karena itu, perusahaan harus mcmiliki:
42
a.
Daftar bahan baku, bahan tambahan dan bahan pcnolong yang digunakan. Dalam pernbuaran dattar bahan Inl harus dituhskan semua, ridak boleh ada yang disembunyikan atau ditutup-tutupi. Bahan balru adalah bahan utama yanS digunakan dalam proses produksl. Misalnya untuk industn ron, maka bahan bakunya adalah tepung terigu, lemak (shortening) dll. Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalarn proses produksi, yang jumlahnya sediku, Misalnya untuk industri roti ada ragi (yeast) untuk mengcmbangkan roti, bahao perasa ((Iavor) dll. Bahan penolong adalah bahan-bahan yang lldak rnasuk dalam Ingredieni produk, tetapi dlgunakan dalam pioses produksi, Misalnya dalam industrl air minum dalam kemasan digunakan bahan penyaring karbon aktif sebagai bahan penolong dalam proses penghilangan bau (deodori7ing). Daftar bahan baku, bahan tambahan dan penolong harus dlbuat per produk di samplng daftar lengkap untuk keseluruhannya. b. Dattar pemasok yang menj ual bahan-bahan tersebut. Perusahaan harus memlllki daftar pernasok (supplier) untuk masing-masing barang yang dibeli. Dalam hal inl perusahaan harus memasukkan semua pemasok yang ada untuk mas! ngmasing bahan baku, rermasuk untuk altematif pemasok (second supplier).
c.
d.
Daftar produsen barang, [rka pemasok berbeda dengan produsermve. Kadang-kadang bahan baku yang dipakai dibell bukan dari produsennya langsung, rnelainkan kepada perusahaan lain yang bertindak sp.hagai distributor atau agen. Oleh karena itu selain nama perusahaan pemasok, perusahaan harus memllikl nama produsen yang memproduksi bahan tersebut Dokumen kehalalan untuk semua bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolung_
43
Senap barang yang digunak
Sedangkan untuk prodok-produk dari luar negeri.jernbaga sertifikasi yang kredlbel dan diakui adalah lembaga yang relah membina hubungan kerja sama dengan pihak Indonesia (MUI). Produk-produk yang meogandung unsur hewani (sapi, ayam, kambing dsb) mutlak harus memrhki sernfikat halal. Demikian juga untuk produk-produk yang kritis dan berasaI dari turunan hswan, seperti lernak, gelatin, flavor (perasal juga harus memiliki sertifikat halal. Sertiflkat halal ini memiliki langgal betas berl~kuny~. Olnh karena itu perusahaan harus segera meminta serttflkat halal yang baru kepada pihak pernasok atau produsen, ketika masa berlakunya sudah habis. Spesifikasi produk, adalah keterangan dari pihak produsen (bukan pemasuk) yarogmenerangkan mengenai produk tersebut, asal-usvlnya (bahan baku) cara pembuatan (alurproses) dan segala nal yang menYdngkut produk lersebut. Spesffikas] praduk berbeda dengan certificare of analysis (COAl yang ml'nllnjulckan kandung. an bahan yang dianalisa melalui uji laboratorium, sepeni kadar air, !(adar protein, kadar lemak, dsb. GOA ini tidak dapat menunjukkan asal usul bahan tersebut. Produk-produk ala han yang berasal dari tan:uron atau bahan kimia perlu rnemiliki spesifikasi prod uk. Jika tidak ada sertifikat halalnya, untuk rnengetahui apakah ada penarnbahan bahan lain selama proses pembuarannya. e. Purchase order (PO) atau permintaan barang dad perusabaan kepada pernasok,
44
Sctiap kali akan mernbeli bahan, perusahaan rnengeluar-
kan purchase orrip:r/P() (sural pemesanan barangj kepada pemasok. PO ini harus didokumemasi dan disimpan dalam arsip yang mudah ditelusuri. Dengan dernikian akan depat dlketahul seuap pemesanan barang darl waktu ke waktu, r. Bon pembel ian barang dari pemasok kepada perusahaan. Keuka barang yang dipesan dari pemasok sudah datang, maka ada bon pembelian barang atau surat pengirirnan barang (Df'lIvery OrderlDO) untuk setrap pembelian bahan. DO 313U bon pembelian barang ini juga horus disimpan dan dranip, sehmgga dapatdlketahul setiap pembelian dan pemasukan barang ke dalam perusahaan. DO ini juga harus coeok dengan PO, balk renls barang, nama pernasok, merek maupun spp.sifik~~inya g. StO'~barang di gudang. Setelah barangdiperiksa dan dinyatakan lolos oleh bagian Quality Control, maka barang tersebut akan masuk ke dalam gudang. Pihak gudang hanus memiliki kartu stok yang mernuat daf1ar sick dan kcluar masuknya barang di gudang. h. Dokumen pengeluaran barang, Setiap pengarnbltan baran!) dari gudang ke tempat produksi harus dilampiri dengan dokumen pengeluaran barang. Perusahaan harus memHiki dokumen pengeluaran barang terscbut, yang duandarangant oleh pihak yang memiliki otoruas uruuk mengeluarkan barang tersebut, Artinya semua baron yang masuk ke ruang proses hanus diketahui jenis dan rumlahnva serta tercatat dari waktu ke wakru, 2.
Bangunan fisik dan mesin produksi Bangunan f1sikyang dlgunakan dalam proses produksl pan6an halal eertu rncndapatkan perhatian agartida'< mempengaruhi kehalalan produk yang dihasilkan. Pada prinslpnya hangunan fisik ini dlraneang sedemi kian rupa agar dapat terh i"ddr dar! komarntnasl dan masuknya barang-barang najis arau haram Ice dalam prod uk yang diproduksr. lIeberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalarn bangunan fisik ini adalah:
45
a.
b.
Belllllunan harus terletak dllokasi yang cukup jauh dari peternakan babi atau hewan yane tidak hillal yang dapat mengkontarninasr proses produksl halal, Bangunan harus memilikl siSIE'msanitasi danfasiliias pembuangan
yans dapat menjamln kebersihan prod uk dad barang yang haram
atau nails, c. Bangunan hams memiliki sistern pengamanan dad masuknya binatang haram dan naj.s di linskungan p;lhrik.
d.
lingkungan pabrik harus memlliki sumber air yang sehai dan tidak tercernar oleh barang-barang najis dan kotor, Sedangkan mesin dan alat yang digunakan untuk berproduksi haruslah dapat rnenjarnin kehalalan produk yang dihasilkan, Arunva bahwa 111I::)i .. produksi tersebut harus dapat menghindarl rcrjodinye kontamlnas: produk dari bahan-bahan haram atau nails. Persyaratan bagl mesm dan alai produksl tersebut adalah: a. Mesin dan alar produksi harry" dlgunakan untuk memproduksi barang-barang yang hatal saia, b. Mesln dan alaI produksl harus memiliki sistem yangdapat rneruaga produk yang dihasilkan darl bahan-bahan yang najls dan/atau haram, c. Mesin dan alat prodeksi harus mudah diberslhkan darl kotoran dan najls yang melekat, d. Mesin dan alat produksi harus berasal dari bahan-bahan yang lidak dtharamkan (seperti tulang binatang, bulu babl dsb.). 3_ Sumberdaya M
sumberdaya rnanusia yanl) balk dan mampu menjalankan sistem tersebut. Sumberdava manusia yang dimaksud adalah orang dalam perusahaan itu ~~nuiri yang mengetahui tentang perrnasalahan halal, mampu rnenjalankannva dalam pelaksanaan proouksi sehari-hari serta bertanggungjawabkepada pimplnan. masyarakal konsumen dan Allah.
46
Dalam pelaksanaan pedoman berproduksi halal inl dilakukan oleh sebuah lim yang terdm dari semua level manajemen dalam perusahaan tersebut, mulal dari level tertmggi (pirnpinan) sampai kepada love I terendah (buruhlkaryawan) yang secara bersarna-sama menjalankan fungsinya rnastng-rnasing untuk mempertahankan kehalalan prodok ydng dihasilkan. Selaln ltu pedoman berproduksi halal in; juga melibatkan berbagai departernen, mulai dari bagian penellnan dan pengembangan IR and 0), bagian pembelian (purchasing). baglan produksi, bagian gudang, baglan pengawasan mutu (quality control) sampai dengan bagian ekspedisi yang mengantarkan produk ke pelanggan, Uf11Ukmenjalankan pcdoman berproduksi halal secara efektif, semua bagian tersebut dikoordinasikan oleh seorang inrprn::.1halal auditor yang dllunjuk dan diangkat secara resmi oleh manajemen perusahaan melalul sural pengangkatan resm •. Syarat-syarat imernal auditor adalah: a. Merupakan karyawan perusahaan yang berkaitan dengan bidang produksi. b. Beragama Islam, c. Memiliki po~i~iyang memungkinkan untuk rnelakukan kocrdrnasl pada berbagai bidang (baglan produksi/quality assurance), d. Mengetahui proses produksi dati awal hingga akhir, e. Mema.hami aturan-aturan dasar rnengenai halal dan haram, t. Mampu dan sanggup menjalankan tugas-tugas sebagai seorang internal halal auditor. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan internal halal auditor adalah: a. Mengkoordinasikan pelaksanaan pedoman berproduksl halal di perusahaan yang rnernproduksl. b. Menyusun matriks produk-produk yang dihasilkan, bahan baku, bahan lambahan, bahan penolong dan daftar pernasoknya, c. Bersama dengan baglan lain yang terkait menyusun sistem jamlnan halal perusahaan, d. Mensosialisasikan sistem [arninan halal kepada sernua bagianY'mB terkait dengan pelaksanaan berproduksi halal, 47
@f~
f-i'i..,.~
f!!j{"... (j(J.t
e.
Men/alin komunikasl kepada pihak pernberl sertifrkal halal (LPPOM MUI) dalam hal penggantian bahan baku, perubahan proses, penarnbahan dafter pemasok dan lain-lain), f. Membual taporan berkala yang berisl laporan pelaksanaan produksi halal, g. Bersama dcngan basian lain yang terlibat melakukan monitoring secara internal dalam hal pelaksanaan produksi halal. Selain internal halal audltor, baglan-bagian lain yang terlibat adalah baglan penelltian dan pengernbangan (R and D), bagian pembelian (purchasinR), bagian produksl, bagian gudang dan bagian pengawasan mutu (quality control). Tugas dan tanggung jawab untuk masing -rnasing bagian adalah: a. Bagian penehttan dan pengembangan Memil iki oallar bahan baku, bahan tarnbahan dan bahan penolong yang telah memiliki dokumen halal, Memiliki d",flar pemasok dan produsen yang menghasilkan produk-produk halal, Menggunakan bahan-bahan yang telah halal (bersertifikat halal atau memiliki spesiflkasi yang dapat dilerima) dalarn setiap pengernbangan prod uk yang dilaku kan, Melaporkan dan rncmlnta persetujuan kspada inrernal halal auditor sebelum melakukan pengembangan produk dengan menggunakan bahan di luar daftar yang tclah ada, Membuat laporan berkala kepada internal halal auditor. b. Bagian pembelian Memiliki daltar pernasok dan produsen yang menghasilkan produk-produk halal,
Melakukan pembelian dengan mengacu xepada daftar pemasok dan produsen yang telah ada, Melaporkan dan memlnta persetujuan kepada internal halal auditor sebelum melakukan pembelian dari pemasok dl luar dafter yang lelah ada, Menolak dan rnengembslikan kepada pemasok untuk barangbarang yang tidak halal (tidak sesuai antara dokumen dan fisiknya arau ildak memlliki logo halal untuk barang yang
48
seharusnya ada logo halalnyal yang ditolak oleh bagian quality conrrol,
c.
d.
Membuat laporan berkala kepada lnternal halal auditor. Bagian produksi Melaksanakan penyelenggaraan produksi sesuai dengan standard operating procedure (SOP), Menjagll proses produksl agar tldak tercemar olch bahanbahan haram/nalts. Menjaga para kdrYdwdn produksl agar tidak membawa kcntamlnasi barang haramlnajis, Membuat laporan berkala kepada internal halal auditor. Saglan gudang Memilikl daftar bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yang telah memiliki dokumen halal, Mencal3t setiap pemasukan dan pengeluaran barang ke dan darl gudang, Membuat daftar barang-barang yang disimpan di dalam gudang,
Menjaga dan mengawasi gudang agar tidak teroemar oleh barang-barang yang hararn/najls, Membuat laporan berkala kepada internal halal auditor. e. Sagian pengawasan mutu Memillki daftar h~han baku, bahan tarnbahan don bahan penolong yang telah memlllkl dokumen halal, Melakukan pengawasan pada setiap barang yang masuk ke perusahaan, termasuk mengawasi kehalalannya melaJui kesesuaian antara dokumen dan kemasan serta meneliti taodatanda halal (logo halal) pada kemosnn jika harus ada logo halal,
Membuat tanda lotos uji pada barang-barang yang telah diperiksa €Ian tidak ad.. penyirnpangan kehalalan, Membuat tanda ditolak pada barang-barang yang telah diperiksa dan ditemukan adanya penylrnpangan kehalalan, Membuat laporan berkala kepada Internal halal auditor.
49
@""""uin @iJ.'pr.odul.,,4!(i,_.@(.lIiI.
C
Berproduksi Halal untuk Rumah Pemotongan Hewan
Rumah pernotongan hewan (~PH) merupakan salahsatu unil usaha yang sangat .penting dalam menjaga kehalalan pangan yang beredar di rnasyarakat, Di dalarn ~PH IiI' terdapat sarah satu tahap yang c!Jkup kritis ditinjau dati segl kehalalan, Vaitu proses Penyem~lihan hewan . Proses tersebut sangat menentukan halal atau tidaknya daging atau bagian lain dari hewan (lemak, tulang, bulu, jeroan dsb.) yang dihasilkan. 1.
Kebijakan Perusahaan P.erusahaan perlu memil1ki sebuah komitmen yang kuat untuk menghasilkan sembelihan yang halal. Komitmen perusabaan ini perlu dijabarkan dalam bentuk kebijakan umum perusahaan. KebiJakan perusahaan untuk rnernproduksi sembelihan halal rnenuutut konsekuensi -konsekuensi yang hams dipenuhL Selain rtukeputusan tersebut Juga mengandung sanksl-sanksl yang akan dlterirna )ika eli kernudlan hari diternukan adanya peoyimpangan dari aturan main yang telah ditetapka», sebagaimana telah diaturdalam hukum posmt di Indonesia. Ketika pihak manajernen telah memutuskan bahwa sembelihan
Yang dlhasitkannya adalah halal, maka sel uruh proses y,rng 'terjadi, mulai dan pemillban hewan, proses penyembelihan sarnpal penglrirnan prod uk kepada pelanggan haruslah sesuai dengan aturan halal. Rumah potong hewan (RPH) halal hanya diperunnikkan bagi hewan halel. RPH tersebut tidak boleh menyelenggarakan penyembelihan atau penanganan hewan yang tidak halal, seperti babi, anjing dan sebagainya. RPH halal juga harus terletak di lokasi yang terpisah samasekali dengan tempat pemrosesan 'hewan yang tidak halal.
2. Pemilihan H.ewan Halal Rumah potong hewan halal hanya boleh menvelenggara- kan pemotongan dan pernrosesao hewan yang halal menurut syariat Islam. Pada dasarnya semua hewanyang adadl burni ini adalah halal, kecuall Yang jelas-jelas dihararnkan dalam AI.Qur'an (kitab sud umaL Islam yang menjadi sumber utama hukum Islam) dan Al-Hadits (perkataan dan perbuatan Nabl Muharhmad yang dlJadikan sumber hukum 15Ial1i). Hewan-hewan yang diharamkan dalam Islam adalah: a. Sap; dan babi hutan
50
h.
Anjing
Binatang buas (singa, harimau, serigala dsb.) d. Binatang bertaring dan berkuku tajam (kudng, elilng, risb.) e. Binatang yang hidup dl dua alam (kodok. buava, dsb.) f. Binatang yang dilarang membunuhnya (semul, I~bah) g. Ilinatang yangdisuruh rnembunuhnya (tlkus, kala [engklng, dsb.) h. Binatang yang menjijikkan (ulat, belatung, dsb.) Selain yangdisebutkan secara spesifik dalam Qur'an dan Hadits tersebut, maka binatang itu adalah halal uoruk dimakan dengan rnelalui tahap penyembelihan yang juga diatur dalan hukum Islam. Binatang yang harus disembelih menu rut aturan lslam antara lain sapi, kambing, domba, birt-b.rl, unta, ayam, bebek, burung dara, kalkun dan sebagainya Sedangkan hewan yang udak memerlukan proses JJt!nyembelihan adalah semua jenis ikan dan belalang. C.
3. Sarana dan Fasilitas Pemotongan Hewan Sarana dan fasilitas pcnycmbelihan perlu dirancang agar menghasilkan hewan sembelihan yang halal dan tidak tercarnpur dengan barang haram dan najis, Salah satu alai yang sangal penting dan barus tersedra dalam RPH adalah adanya alat pemotong (pisau) y~ng tajarn yang dapatmemotong leher (saIurau pencemaan, saluran pernafasan dan pembuluh darah nadi) hinata ng dengan <empuma. JeniS-jenis sarana dan fasilitas yang dibutuhkan disesualkan dengan hewan yang akan dlsernbellh, serta jumlah hewan yang akan disembellh per h;iTi Iskala produksi). Berdasarkan ~k"l~ produksl terscbut biasanya dibedakan antara ststem penl'elllut:1ihan secara manual dan mekanik. Penyembelihan <ecara manual adalah cara penyembelihan yang hanya menggunakan tenaga manusia dalam proses penanganan pra sernbelih dan metoda penyembelihan. Scdangkan penyernbellban mekanik dllakukan dengan rnenggunaxan hamuan mesin dalam penanganan pra penyembclihan, proses pemotongan dan pasca penvembelihan. fetapi ada juga cara penyembelihan mekanik yang tetap menggunakan manusia sebagai tenaga pemotongnya, hanya penanganan pra dan pasca penyembelihan yang menggunakan rnesln. 51
a.
Penvembelihan sapi dan binatang besar lainnya [enis-jenls hewan yang termasek dalam kelornpok ini antara lain adalah kerbau, kambing dan dornba. Proses pemotongan memerlukan penanganan awal umuk rnenjaga binatang agar udak merorua selarna proses pemorongan Oalam proses 1nf ada beberapa metoda yang sering dllakukan, yaltu:
Perningsanan Da]am hal in; digunakan pIstol bolt untuk membuat sapl atau binatang
besar
lal nnya pingsan
Penjepitan secara mekanis Dalam hal inl
blnatang ternak dimasukkan ke dalam alat
penjepit mekanls yang menyebabkan sap; tidak dapat bergerak lagi Manual
Di Indonesia rnasih banyak RPH yang menggunakan cara manual, yaitu sapi diikat kakinya dengarrtambang, kemudian
dan slap disembellh b. Penyernbelihan ayam pan jenis unggas lainnya dijatuhkan
Peny.embelihan
ayam atau unggas biasanva lidak
memerlukan
tenaga yang kuatuntuk menangani pra penyembelihan, sebagaimana yang terjadi pada sapi dan binatang besar lainnya. Akan tempi permasalahannva adalah jumlah ayam yang akan diporong cukup banvak, sehingga memertukan peralatan pendukung yang dapat membantu proses penvembelthan. Secara industri ayam yang akan dipotong biasanya digantung dalam konveyor pada baglan kakinya. Dengan demikian ayam tidak dapat bergerak leluasa, dan petugas pernetong-dapat melal<,ukan proses penyembelihan dengan leluasa. Sedangkan secara manual pemotongan ayam ini clapat dilakukan dengan memegang kepala dan kakinya, sehingga proses penvernbehhandapat
4.
berlangsung dengan sernpurna,
ProsesPenyembelihan Hewan Dalam proses penyembelihan secara halal ada syarat-syarat yang hams dipenuhi oleh RPH, sesuaidengan ketentuan Islam, yaitu:
52
" b.
Rinatang yangakan disembelin haruslah b'n.:Itangyangdihalalkan dalam Islam, 6inatang halal yang akan dlsembelih harus dalam keadaan bidup. sehat dan segar,
c.
Orang yang menyembelth
<jagal) harus beragama Islam,
d
Jagal tersebut harus tahu hukurn-hukum dan ketenruao-ketentuan dalam menyembelih hewan. Penyembelihan hewan dilakukan dengan proses sebagai
berikut: a. Penyembelihan dilakukan pada saat hinatang yang akan disembelih masih hidup dan sehat, b. Sebaiknya binatang y~ng akan disembelih disenang-senangkan dulu, tidak stress dan ditempatl
e. Sebaiknyapemorong melakukan proses penyembellhan dengan
menghadap kiblat, r. Proses pamotongan hanya dilakukan dalam satu kali pengcrjaan, tldak bisa diulang.ulang jika salah saiu saluran tersebu! belum terputus, g. Binatang harus benar-benar sudah rI.113mkeadaan mati sebelum dilakukan proses lanjutan (peruberlan air panas, penghilangan bulu, pembongkaran karkas, dan lain-lain). Untuk membantu proses penyembp.lihM kadang-kadang RPH rnenggunakan proses pem lngsanan (stuI101llg) terhadap hewan yang akan disembelih. Proses pemlngsanan ltu antara lain dengan menggunakan metoda; a. Mcnggunakan pistol (captive boll pi5W/j b. Menggunakan aliran IIWik c. Menggunakan alat pemukul (hammer) 53
PMggunaan
metode
perningsanan
tersebut
masih diizinkan
dalarn proses penyembelihan I\alal dengan svarat sebagai berikut:
a. Hewan yang akan distunnlng harus dalam keadaan hidupdan sehat,
b.
Proses pemingsanen tersebut tidak menyebabkan binatang mali. HaJ in! harus dapat dibuktikan dengan proses pemingsanan dan ridak dll,anjLitkandengan penyenibeli hall. Ilka binatang itu dapat bangkit kembal i, maka proses perningsanan sudah benar, Tetapi jika binarang ltu tidak barigki1 lagi dan rerus rnati, maka proses pemingsananttdak dapat diterima dan h;lIilS dnurunkan kadarnva (voltasenya atau kekuatan plstolnval,
Co
Proses pemingsanan tersebuttidak.rnerryebabkan kerusakan yang permanen pada kepala dan otak binarang. KefllSaka" permanen rersebur antara la1n ditan'dai dengan pecahnya tulang iengkorak atau rusaknva jaringan 013k, Proses penyembelihan binatang dilakukan sesaat setelah proses pemingsanan rerjadi,
d.
5.
Pasca Penyembelihan Hewan Setelah proses penyembelihan hewan akan mengalarni penanganan lanj Ulan dengan tujuan u ntuk meridapatkan daging yang baik dan rnenghilangkan bagian yang tidak diinginkan, Daging binarang tersebut akan dibagi dan dlpisah-ptsahkan sesuai dengan peruntukannya rnasing-rnasing. Untuk daging sapi blasanva juga dilakukan proses pelayuan untuk mendapatkan daging yang lebih empuk. B-eberapa hal yang harus diperhaiikan dalam proses penanganan lanjlJl in i adalah:
a, Proses penanganan lanjutan itu harus dalam keadaan bersih dan bcbas darl kontarninasi barang-barang n
54
b.
Ternpar pelayuan harus benar-benar rapat agar terhindar dari rnasuknva barang-barang yang haram atau najis
C.
Harus tersedtaair bersih yang cukupuruuk membersthkandaging dari sisa-sisa darah dan kotoran
d.
Produ,:;en perlu mcrnbuat
berlta acara penyernbel ihan, berupa
kapan disembelih, dari mana asal ternak tersebut, berapa [urnlahnya dan siapa pemotongnya. Berita aeara ini dlpertukan untuk rnelakukan kontrol dan pengecekan di lapang.
Khusus untukrnenaogant darah dan limbah, perlu dilakukan sisrem monitoring yaflg. rnenjarnin bahwa darah hasll penyernbelihan hewan tersebul tidak dimanfaatkan untuk keperluan pangan. 6. AspekAdmin.istrasi Proses penvembelihan
hewan yang berlangsung secara rerus-
menerus setiap had memerlukan pencatatan dan.sistem administrasi yang balk, Aspekadminlstrasl ini hllrus"dapat mencatal setiap kejadian yang berlangsung, khususnya yailg terkait dengan masalah kehalalan. Beberapa hal 'yang terrakup dalarn aspek ini adalah: a. Harus ada caratan jurnlah hewan vang disembelih setiap harinva b. Harus ada catatan rnengenai hewan Wllg mali sebelum dtsembellh (bangkai) c. Harus ada berita acara mengenai bangkai tersebut, dikernanakan dar dibuar apa, Sp.c;;ra hukum harus ada kepastian bahwa bangka! tersebut tidak dimanfaatkan untuk keperlaan pangan
D. Berproduksi Halal untuk Rumah Makan Rumah makan rnerupakan unit usaha yang menyediakan makanan rnasak yang siap dikonsumsi. Bentuk-bentuk rumah makan ini cukup bervariasi, ada rumah makan siap sa)i ([as.! food), rurnah makan dengan corak etnis rertenru, rumah rnakan yang tidak menvediakan ternpat duduk (Iakp. home) dan sebagainya
Dalarn hal kshalalan, rurnah rnakan memil iki aturan tersendrri untuk dapal disebut sebagai rumah makan halal (ha/al restaurant), yaitu semua menu yang disajikan di dalam rurnah rnakan itu harus halal semua, baik menu utama, menu selihg9n maupun rninuman yang dijualnya. 1.
Kebijakan Perusahaan
Kbmitmen un tuk rnenjadlkan rumah makan sebaga i rumah
makan halal harus menjadi kebljakan rnanajernen perusahaan, Komltmen ini dituangkan detcm bentuk kebijakan dan prosedur 55
J)f'1
56
pernbuatan
c.
daftar bahan ini harus ditulis~an semua. ridak bolsh
ada yang olsembunyikan atau diturup-turupl. Darlar pernasek yang meojual bahan-bahen tersebut. Perusahaan harus merriiliki daitar pernasok (supplied untuk maslng-rnasing barang yangdibel1. Dalam hal ini perusahaan horus rnernasukkan semua pemasoli: yang ada untuk rnasing-masing bahan, termasuk untuk 'altematJf pemasok (secondsupplier). '
d. Oaf tar produsen barang, j1 ka pernasok berbeda dengan produsennya. Kadang-kadang bah a n b.aku yang dipakai dibeli
bukan dan produsennva langsung; melamkan kepada perusahaan
e.
f.
g.
h.
lain yang bcrtindak sebagai distfib,utpr (It
5?
harus dllaporkan dan mpndapalkan izin dari tembaga sertifikasi halal. 3. Bangunan Fisik Restoran Bangunan fisik yang digunakan dalam penjualan makanan pertu mendapatkan perhatian agar tidak mempengaruhi kehalalan produk yang dijual. Pddd prinslpnya bangunan fisik ini dlrancang sedemikian rupa agar dapat terhindar dari kontaminasi dan masuknya barang-barang najis atau haram ke dalam menu yang disajikan. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam bangunan fisik ini adalah: a. Bangunan restoran harus terpiseh dari rumah makan lain yang menjual menu-menu yang tldak halal, b. Bangunan harus memilfki slstern sanltasl dan fasolitas pembuangan vang dapat menjamin kebersihan menu yangdijual <.!dribarang yang haram arau nails, c. Bangunan harus memiliki sistem pengamanan dan masuknya binamng haram dan najis di hngkungan rumah makan, d. Li ngkungan rumah makan harus memi Iiki sumber a Ir yang sehat dan lidak tercemar olen barang-barang najb dan kotor Sedangkan dapur yang digunakan untuk memasak makanan haruslah dapa! menjamin kehalalan produk yang dibasllkan. Artinya bahwa dapur tersebul harus dapat menghindari terjadinya kontaminasi dari bahan-bahan haram atau najis. Persyaratm bagi dapur tersebut adalah: a. AlaI yang digunakan unluk memasok hanya digunakan untuk masakan yang halal sara, b. AlaI ya.)g tligunakan unruk memasak hams memiliki ststem yang dapat menjaga produk yang dlhasilkan dari bahan-bahan yang na] Is dan/a tau haram, c. Alat yang digunakan untuk memasak harus mudah dibersihkan dan kotoran dan najis yang melekat, d. Alat yang digunakan untuk memasak di rumah makan halal hanya digunakan untuk keperl uan rumah makan tersebci, ucak boleh digllnakan olen pihak lain.
58
BABIV
BEBERAPA KIAT DAN ISTILAH UNSUR HARAM DALAM HEWAN
BEBERAPA KIAT DAN ISTlLAH UNSUR HARAM DAlAM HEWAN
A. Kiat Memilih Oaging Halal enJual~n daging scgar di tndonesia kebanyakan dllakukan secara terbuka, tanpa wadah-wadah dan tanpa label sehingga bagi konsumcn sulit membedakan mana yang halal dan mana yang tidak, kecuali membedakan antara dagmg babi dengan lainnva karera bia~anY'l penjualan daging babi terp.sah, Sayangnya, di beberapa swalayan pemisahan penjualan dag1ng bah; dengan yang latnnya tidak terlalu tegas sehingga konsumen harus berhati-hati rnemlllh swalayan mana yong mcnjual daging helal yang terpisah sempuma dengan daging babi. Dengan demikian, klta harus menghlndari membeli daging di tempat yang menjual daging babi, walaupun daging babi tersebut ditempatkan I)dUd tempat yang terpisah tetapi kita ragu akan penanganan daging bahi yang sulit untuk tidak sama sekali terpisah dengan daging lainnya (termasuk peralatan dan ruangan yang digunakan). )ika kim kaji kondisi di Irdonesia, umuk daging lokal, pemotongan sapi biasanya dllakuken eli rumsh potong hewan dan bisa dikatakan semua rumah potong hewan (RPH)di lndonesta menerapkan penyembellhan secara mi. ni samping itu, rumah potong hewan swasta yang sebagian berskala besar juga sudah mendapatkan sertlflkat halal, Oleh karena ilu
P
',I..
kehalalan daging sapi lokal relatif lebih terjamin. Daging sapi impor yang diimpor secara legal telah dijamin kehalalannya karena dalam aturan Y3J1gultt!ldpltanDepartemen Pertanlan
daging yang masuk Ite lnc1onp.!;iahan" h~I~1
MUI, setelah itu ada lembaga sertifikasi halal yang mengawasi di negara pengekspor. ketika mas uk ke Indonesia juga akan dimintakan sertifikat halalnya. Masalahnya, ada juga daging impor ilegal yang tidak teriamin kehalalannya yang secara fisik sulit dibedakan dengan dagi ng impor yang legal. Bisa jadi daging il"l)or ilegal iru dijuallebih murah dari harga ratarata daging lokal dan daging impor legal. Oleh karena itu, jika menemul harga daging yang jauh leblh rnurah dari harga pasaran maka kita perlu ekstra hali-hati, harus rnernpertanvakan asal daging tersebut. atau akan lebih baik jika klta tldak membelinya. Kadang-kadang terjadi pencampuran antara tlagfng sapi dan daging babi dan dijual sebagai daging sa pi. Ka~tr~sepprti ini lelah berulang kali terjadi di beberapa wHayah di Indonesia. Lagi-Iagi hargalah yang blsa dijadikan acuan karena daging campuran ini harganya biasanya miring. Secara fisik, tidak mudah bagi orang awam untuk rnengenali daging campuran ini. Oleh karena itu, di samping jangan membeli daging yang harganya jauh di bawah har!!.! pasaran, Juga belilah daging di tempai yang sudan 1E'rpt'rcaya,jangan membeli dagingdi sembarang lam pal yang kita tida\ yelkinakan jaminan kehalalan dagingnya. Permasalahan besarditemui untuk daging ayam mengingat rumah potong ayam itu jumlahnya sangat banyak dari yang hesar sampai kedl dan iersebar dlrnana-rn ..na, Baru sediki! saja rumah potong ayam yang telah mendaparkan seruflkat halal darl MUI, sedangkan yan'g lainnya tldak ada pihak yang berwenang y:.ng menjamln kehalalan daglng ayam yang dlpotongnya, Oleh karena Illl konsumen seharusnya memilih daging ayam yang dihasilkan oleh rumah potong yang telah mendapatkan sertifikai hal al, jika daging ayam tersebut udak tersedia, maka seharusnya bertanya kepada penjual daging ayam dar] mana daging ayamnya, siapa yang menyembelihnya dan bagaimana penyembelihannya, jika sudah diketahui mana penjual daging ayam yang bisa dipercaya maka ternpat tersebutlah klta membeli daging ayam. Mengirrl;;i11 swalayan tidak biasa mencantumkan sertifikat halal dl temparpenjualannya, maka konsumen muslim perlu menanyakan senifokat halal yang mereka miliki dan perlu lelili karena btsa jadi pemasok daRIng ke penjual rersebut tidak hanya satu pemasok dan si penjual hanya menunjukkan senifikat halal darl saru pemasok saja. Tent.u s31a "ka SI penjual rid;)k ma"lpu menunJukkan sertifikat hala.1 untuk da.ging y~ng dijualrlya mak~ kila jangan mem~eli di swalayan tersebut karena !ldak ada jaminan keh<)lalan lerhadap daging yang dijualnya.
62
Ke5ulitan besar terutama [ika kita membeli daglng di pedagang kelillng, warung warl,mg dan pasar tradtstonat karena seringkali sud'lh tidak jelas lag; dari mana asal daging yang dijualnya, walaupun tidak selalu. Unruk itu kita perlu bertanya secara sopan dan bijak kepada si penjual tentang kepastian ~eholal"n dosing yilng dijualnya, Yang juga sering terJadi adatah beredarnya ayam oangkai di pasaran. Di samping harga ayam bangkaf yang m Iring, ayam bangkai bisa dikenali dengan memperharikan adanva bercak bercak coklatkehilaman yang- ?da di' beberapa tempal pada tubuh ayam. Oleh karena ltu, pada w'aklu membel i daglng.ayarn felili lah kondisi dagi ng ayam yang akan kita beli secara seksama, jika ada bercak lieTeak darah di beberapa bagtan tubu h avam rn
B. Tips Memilih Daging Setelah mengetahui dengan pasti bahwa jenis daging yang akan kita beli berasal dan hewan vang hala], selanjutnya yang harus dicerrnatl adalah bagaimana cara pcrnotongannya. Untuk itu, Ir Mut'i Arintawat! MSi, Auditor LP PC>MMUJ, mernberikan tips dalarn rnemilih daging, sebagai'berikut: 1. Belilah daging pada tempat-tempat yang resml. Di pasar tradlsional
tempatnya ada Ian di los penloatan khusus daging sapi yangterpisah dari los pcnjualan daging babl, Daglng yang disembelih secara legal ditllndai dengan cap berwarna ungu yang berasal dart Dinas Peternakan setempat, Pernotongan hewan di Indonesia diatur melalui SKMenteri Pertanian y~rigrnensyaratkan tatacara pernotongan hewan sesuai syariet Islam dan mengharuskan pemisahan tempat pemotongan bahi. Oleh karena itu, daging. yang disembelih secara legal dijamin oleh pernerintah kesehatan da'n kehalalannya. 2. )Ika membeli daging di pasar-pasar swalayan, pastikan bahwaternper
tersebut tidak rneniual daging babi. Karena mes1dpun penjIJa!an dilakukan pada rakLetalase yalll:l- terpisah, tidak dapat dijamin pemlsahao juga dilakukan pada ruang pending!n tempat penyimpanan dagi ng ataupun paQapeny'impanan dan penggunaan peralataa, )angan ragu bertanya kepada pihak swalayan dad mana asal dagi rogyang dijual dan ada tidaknya seruftkat halal yang rnenyertai karena kebanyakan swalayan rnenjual daging impor, iermasuk jeroannya.
63
3.
Untuk dagjng
avam, [tka membeli karkas utuh perhatikan leher nya
apakah penyembelihan dilakukan secara sampurna. Ada pedagang nakal yang melakukan psnyernbelihan dengan cara ditusuk, Hlndari ayarn yang terdapat warna merah/btru atau memar pada kulitnya terutama daerah savap. Hal ini rnerupakan indikasi bahwa ayam rersebut sudan mari sebelum disernbellh.
4.
Untuk menutupi wama ayam bangkal yang ildak normal, p.edagang menyernbunylkannya dsngan memberi warna kuning, Sebaiknya memilih pedagang yang sudah dlkenal dan dapat diyakini bahwa penyembelihan yang dilakukan sesuai dengan svaeiatlslam. Meskipull peraturan tentang pernotongan ~nggils telah diaurr daiam'SKMen!eri Pe:rtanian, banyaknya jumlah usaha pemolongan unggas.dalarn skala rumah 131l!;\1\(I rnenyebabkan pengawasa'l1nya menjadi sulit rerkontrol. 5. langan tcrgi ur dengan penawaran harga yang lebih murah dari pasaran, terlebih j ika dilakukan oleh pedagang-pedagang musimanltidak resrni. Jika membel] daging, ayam atau jeroan dalam pa.'rtalbesar langsung dari distributortbaik produk Iokal maupun impor,janganJupa rnerninta sertifikat halal yang menyertalnya. Pastlkan bahwa informasi nama dan atamat prod usen, tanggal penyem be.li han atau nornor Int yang tereantum dalam sertlflkat cocok dengan yang tertera pada kemasan.
C. Kiat Mengenali Daging Daging sapi yang masih balk berwarna merah terang, seratnya hal us, dan lemaknva berwarna kekunlngan. Daging yang kaku dan berwarna gelap menunjukkan bahwa penyembelihan dilakukan pada kondisi yarig ndak tepat, misalnya hewan dalam keadaan stres atau kebabisan ten'aSa. Daging sapi yang berwarna coklat menandakan bahwa dag!ngtersebut s..udahterkena udara terlaJu lama. Daging kerbau yang balk berwarna mE;talitua, seratnya lebih kasar dibandingkan serat daging Sa pi, sedangkan lemaknya berwarna kuning dan keras, Umumnya tekstur daging.kerbau ,Iebil. liat darl daging ternak
lalnnya karena disernbelih pada umur tua. Daging karnbingberwarna lebih gelap dlbandingkan warna daging sapi, dengan serat yang hales dan lembut Lemaknya keras dan kenyal berwarna putih kekuningan, Daging kambing mudah dikenali karena baunya yang.khas dan cukup keras. Dagi ng babi yang baik berwama merah pucar (merah rnawar) dengan sera! yang halus dan kompak. Lernaknva berwarna putih lernih, lunak dan mudah mencair pada suhu ruang,
64
Dagmg babi berwama putih. 5eperti daging avam namun memiliki jumlan lemak lebih banyak, Daging babi hutan berwarna lebih merah dari daging babi. Sehingga bisa disamarkan sebagai daging sapi karena warn a daging babi hutan mirip daging sapi. Sclain itu, keuka dimasak, hil~il akhir daging babi hutan rnermhki tekstur yang menyerupai daging sapi. Perbedaannya, daging babi hutan rnernbutuhkan waktu yang lebih singkatdari sapl untuk menjadi lunak. Umumnya daging babl hutan, lunak dalarn waktu 20 menit. D. Waspadai Sapi Glonggong Islam menganjurkan agar hewan yang akan disembdih diperlakukan dengan baik dan disenangkan hatinva. Kalau periu riiberi makan dahulu, tidak disiksa, dan dimandikan supaya bersih.Aturan ini berlaku untuk semua hewan yang akan dlsembelih, balk sapl, kambing, domba, unta, maupun hewan-hewan halal lalnnya. Islam melasang perlakuan buruk terhadap binatang sembelihan. Mi,alnya saja drslksa sebelum disembelih, tidak diberi makan atau dipukul. Periakuan buruk itu selain rncnylksa binatang tersebur Juga bisa mcnyebabkannya rnenjadi stress. Secara ilmiah, ketika hewan yang akan disembelih mengalami stress, maka darah tidak akan keluar dengan tuntas dan rnutu daging yang dlhasilkan luga kurang bagus. Dad segi kehalalan perlakuan glonggong pada sa pi juga bisa menimbulkan rnasalah. Ppnyiksaan binatang secara berlebinan terscbut membuka peluangbinatang tersebut mati arau sekarat seeelum disembelih. Jika hal itu yang terjadi, rnaka daging hasil sembelihan lersebut hararn hukumnya. Sebab ia telah menjadi bangkai dan hukurnnva sama dengan memakan bangkai. Proses glonggong drlakokan dengan memasukkan air melalui mulut sapi dengan selang dan arus air yang cukuptingg r, Dengan demlkian sap! dlpaksa untuk mlnum sebanyak-banyaknya. Kadang sapi tersebut dipaksa bertumpu pada kaki belakang, sememara dua kakj depannya diangkat pada ternpat yang febih tingg!. Dengan demikian posisi sapi men,adi seoern berdiri dengan dua kaki belakang. Dalam poslsi inl proses pemasukan air berlangsung lebih cepat dan Ip.bih banyak. Kemudian sap! dtbiarkan beberapa jam untuk memberikan kesempatan air tersebut rnasuk ke dalam jaringan daging. Iika lIl~ih bel urn cukup maka sap' tersebut diberikan air lagi sarnpai barkali-kali Proses ini
65
berlangsung sellari:in,sehingga sapi-sapi fer'Sebutbenar-benarteler, tidak kuat berdiri lagidengan perut yangrnembengkakdan badan yangmulai kembung.
pengan perlakuan 'tersebut maka air akan perdifusi ke dalam [aringan otot, sehingga daging akan menggernbung dan bertambah berat, Pertambahan berat badansapi seeara keseluruhan bisa mencapaT 215ningga 30 persen. Dengan dcmlklan ketlka disembelih berat daglng yang dihasilkan bisa rneningkat 10 hihgga 15 persen. Peni ngkatan berat badan sapl dan berat daging y
66
mengingiokan keuntungan sesaar ranpa memperharlkan faktor kehalalan dan perdagangan yangjujur. Oleh karena ItU, sudah sel.ayaknya jika praktek semacam ini .segera diberantas oleh instansi dan masyarakat.
Bagi konsurnen.sebaiknya lebth bethati-hati dalam mernilih daging untuk kebutuhan puasa dan lebaran. Perhatikan, apakah daglng sapi yallg akan dibeli tersebut benar-benar halal.dan baik. langan mudah tergiur oleh penawaran harga yang terlalu rnurah, siapa tahu daging tersebut adalah hasil glonggong-an yang-tidak terjamin kehalalan dan kesehatannya.
E. Mengenal fstilah Bahan Haram Dalam aturan Islam, salah satu bahan yang perlu dikritisl kehalalannya adalah bahan yahg berasal dari hewan. Kehalalan bahan asal hewan tidak sala ditentukan dari asal hewannva, tetapi juga cara penyembelihannya. Membanjirnya produk impor ke negeri kita, mengharuskan konsurnen unt.uk lebih teliti mengenali produk-produk yang rnengandung produk hewani yang jeJas-jelas hararn atau mmlrnal subliat. Ir Mati Arintawati MSf, Auditor lP POM MUt menulis benkut ini istilah bahanbahan haram yang serlngkali dipakai. Pork: Pork merupalcan istllah dalarn bahasa lnggrls untuk daging babl. Da"ing babi merupakan jenis daging yang paling luas dlkonsumsi dl dun Ia. Sekttar 50 persen asupen pr~telli hCwani pcnduduk dunia berasal dari dag'ing babi. Menurut data FAO tahun '2002, lima negara terbesar pengkonsurnsi daging babi (dalam saiuan kalcri per kapita per hari) adalah A~stria (3S2,&),Swiss (349,6), Finlandla f34J,2), Cina (331,8), dan Perancis (301,6).
Bacon: Bacon meropakan ist;lah dalarn bahasa Ingl¥isuntuk daging' yang diambi'! darl bagran punggung, samping, atau peru! b:abi atau dan sapi yang kemudian diasinkan (curing) atau dtasapi (smoking). Bacon yang berasal dari saJ:li biasa dlsebot beef bacon. Komlsi Fatwa MUI telah memutuskan untuk tidak rriernberi 5Ilrtifi~::11pad. produk ba:cQn meski berasal dan sapi untuk menghlnd·ari kerancuan isti lah yang dapat membingun!?kan konsumen. Ham: Ham adalah istilah dalam bahasa lnggris unluk bagian paha hewan besar secara umum, akan terapl dalam penggunaannya, isulah mi terbatas untuk paha babi. lstilah ini digunakan urituk paha babi segar 67
maupun yangsudah diasinkan dan diasapi. Keputusan Kornisi Faty,·o MUI untuk penggunaan istilah ham sarna h~lny~ cipngan bacon.
lard: lard merupakan Itlrnak yang diolah (rendering) dan lernak babi. Surnbernya dapat berasal dar I seluruh bagian babi. Kualitas terbaik lard d iperoleh dari lernak yang berada di sekitar ginjal. Sedangkan kualitas terendah berasal dan lemak yang berada di sekitar usus kecil. Sebagcli han mrnyak rnakan, pcnggunaannya cukup luas dalam berbagai masakan. Karena t tik lelehnya lebih tinggi dan merrtega, rraka perrggunaan lard data-n oembuatan kulit pie clapal menghasitkao produk yang lebih renyah_ Selam itu lard juga digunakan daJam pembuatan iems-ierus pastry lainnYJ untuk meningkaikan tekstur dan ffavoryang dl hasllkan, Penggunaan lainnya adalah sehagai salah satu bahan pembuatan sabun. Suet: Suet adaJah lemak ~api atau kambing yang maslh mentah, khususnva lemak padat yang berasal dan dacrah sekitar perut dan ginjal dan digunakan dalam pembuatan tallow. Tallow: Tallow adalah ,enis lemak yang berasal dari sdpi atau kambing yang merupakan basil pcngolahan (rendering) dar' 5111'1. Tallow dapat drgunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari bahan untuk mernasak, makanan hewan, bahan pembuat sabun, bahan pcmbuat 100in, hingg~ pMggunaannya sebagat bahan baku pembuatan h,od'~1'1dan o/eQchcmica/s lainnya.
w-
Shortenlng. Shortening rnerupakan lemak yang berasal darl h('w'ln, tumbuhan maupun carnpuran keduanya. Banyakdlgunakan sebagai I.)dloall produk bekeri, dengan tujuan menghasilkan tekstur yang lembut dan renyah tsutah vegetable shortenIng perludicermati karena menurut kel"nlu3<' fDA (Badan Pengawasan Pangan dan Obat Amerika) penggunaan campuran 80-
YUperserr mrnyak tumbuhan dengan 1().20 persen lernak hewan dalern suatu produk masih diijinkan untuk dicantumkan sebagai v('8Ptab/e shorrenrng pada label nya. Gelatin: Gelatin adalah bel Ian vang dihasilkan dari pengolahan jarlngan ikat hewan (tlliang dan kulit), Ienis hewan yang U,"",\,\ digunakan sebagal bahan baku adalah babi dan sapi serra ikan dalam jurllldh kecll. Gelatin drgunakan secara luas dalam produk pangan maupun obat-obatan untuk berbagai lujuan sepeni bahan pembuat jeli, penstabll, pengenta], pembentuk tekstur, bahan baku kapsul, dan sebagainya. Gelatin sudah mulai banvak d.ganti dengan bahan-banan nabatl seperti agar, pekrin, konnyaku, dan [enis-jcrus gum lainnya dan sering disebut sebagai vegelab/I' Be/aline.
68
SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN
SURAT KEPUTUSAN
MENTERI PERTANIAN
NOMOR 413/Kpts/TN.ll0/7!1992 TENTANC PEMOTONGAN HEWAN POTONG DAN PENANGANAN DAGING SERTA HASlllKUTANNYA MENTERI PERTANIAN, Menimbang
Mengingat
Bahwa untuk menjaga kesehatandaging untuk konsumsi masyarakat dan sekallgus sebagai pelaksana pasal 12 dan 14 f'eraturan Pemerimah Nomor 22 Tahun 1983 tcntang Kesehalan Masyarakal Veteriner. maka dlpandang perlu menerapkan ketentuan-kerentuan tentang pemotongan hewan potong dan penanganan dagi ng serta hasiI ikutannya: : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967;
2. Peraturan Pemerlntah Nomor 22 Tahun 1983; 3. Keputusn Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1974;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15/ M Tahun 1964 juncto Kepurusan Presiden Republlk Indonp
6. Sural KepuluS(IOMenterl Pertanian Nomor 555/Kplsl TN .240/9/1986; 7. Surar Keputusan Menterl Pertanian Nomer 5601Kptsi OT.21 0/8/1990; 71
Memperhatikan:l.
Fatwa MaJelis Ulama Indonesia tentang Penyernbelihan Hewan Seeara Mekanisme rlp.ngiln Peming-
sanan, tanggal 23 Oktober 1976; 2. Penegasan Keputusan Komisi Fatwa MUI tentang Teknik Pemingsanan Hewan Dalam Penyembelihan Nomor B-776/MU 11X/1990, tanggal 10Oktober 1990;
Menetapkan
MEMUTUSKAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEMOTONGAN
PENAN<:;ANAN
HEWAN
DAGING
POTONG
SERTA
DAN
HASll
IKUTANNYA.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Sura! Keputusan illi yang dirnaksud dengan: a, Hewan potong adalah sapi, kcrbau, kuda, karnblng, dan domba. B. Pemotongan hewan potong adalah kegiatan untuk rnenghasilkan dagi nil' yang terd i rl darl pemeri ksaan acre-mortem,
penyernbelihan, penyelesaian panyernbelihan dan perneriksaan
post'melrtem. Co
d. e.
f. g.
h. 72
P~merikSi!anante-morrern adalah pemeriksaan kesehatan hewan potong sebelum disembelih. Penyembelihan hewan potong adalah keglatan mematikan hewan potong dengan cara mcny~mbe1ihnya, Penyelesaian penyembelihan adalah kegiatan lebih lanjutsetelah penyembelihan hewan potong guna memungkinkan perneriksaan daging. Pemeriksaan posi-monem adalah pemeriksaan daging dan bagianbaglannva setelah penyelesaian penyembelihan. Daglng adatah bagtan-baglan hewan potong vang dlsernbellh termasuk isi rongga perut dan dada yang lazim dimakan manusia.
Karkas adalah bagian dari hewan potong yangdisembelih setelah
kepala dan kaki dipisahkan, dikuliti, serta isi rongga perut dan dada dikeluarkan. i. Hasillkutanadalah hasilsampingdari pemotongan hewan potong yang berupa darah, kulit, bulu. lemak, tanduk, rulang, dan kuku. j. Limbah adalah buangan dad proses pemotongan hewan potong dan hasil ikutannya yang ndak dlmanfaatkan. k, Petugas pemeriksa adalah dokter hewan pemenmah yang ditunjuk atau pelUgas lain yang berada di bawah pengawasan dan ~nggung jawab dokter hewan dimaksud umuk melakukan pemenksaan ame-mortem dan post-mortem dl rumah pemotongan hewan atau tempat pemotongan hewan. I. Penanganan daging adalah kegiatan yang melipun pelavuan, pemotongan bagian-baglan dagins. pelepasnn tulang, pemanasan,
pembekuan, pendingi nan, pengangkutan. dan kegiatan lain untuk menyiapkan daging guns penjualannya.
BAB II SYARAT DAN TATA CARA PE.'v10TONCAN HEWAN POTONe Pasal2 (1) Setiap hewan patens yang akan dipotong harus memenuhi syarat; a. disertal sural perndikan: b. discrtai bukli pembayaran relribusi/pajak patong; dan c, memihki sural izin patong; d. dilakukan pemeriksaan anle-mortem oleh petugas perneriksa yang belwenang paling lambal24 jam sebelum penyembelihan dilakukan; e. dlistlrahatkan paling sedikit 12 jam sebelurn penyembelihan f.
dilakukan, penvembelihannya dilakukan dl rurnah pemotongan hewan atau
tcmpat pemolongan hewan; g. pelaksanaan pernotongan hcwan potong dilakukan di bawah pengawasan dan menurut petuniuk-petuniuk petugas p<>mf'riksa yang bcrwcnang; h. tidak dalam keadaan bunting; i. penvembelihannya dilakukan menurut rata cars agarna lslarn.
73
(2) Dalam hal penyembelihan
darurar hewan potongdilakukan
di rumah
pernotongan hewan atau tempat pemotongan hewan, svarat tersebut pada ayat (1) huruf d, humf e, tidak perlu dipenuhi. (3) Dalarn hal penyembellhan darurat hewan potong dilakukan di luar rumah pemorongan hewan atau iempar pemotongan hewan, svarar tersebut pad-a avat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf I, huruf g, dan huruf h lidak periu dipenuhl. (4) Dalam hal p~l1yemb,?}ihan hewan potong untuk keperluan agarna atau adar, syarat tersehur pada ilyat (1) huruf b, dan hurul ( tidak peril! dipenuhi.
Pasal3 Penyembelihan darurat sebagairnana dlrnaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dim avat (3) dilakukan dalam hal hewan potong .yang bersangkutan; a. menderita kecelakaan yang membahayakan [iwanva,
b.
rnembahayakan keselamaran rnanusia dan atau barang, Pasat
e
Penyembelihan darurat scbagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) dllakukan di rumah penyembeflhan daruratvangdtsedrakao tIl rumah pernotongan hewan atau tem pat pemotongan hewan, (2) Apabila penyembelihan daruratdllakukan di luar rumab pemotongan hewan atau di luar pemotongan hewan sebagairnana dtmaksud Pasal 2 avat (3), maka setelah penyembelihan hewan potong harus dihawa ke rumah pemotongan hewan atau tempat pemotongan hewan untuk penyelesaian penvernbelihan (jail pemeriksaan post·mortem. (1)
Pasal5 Pemeriksaan ante·m9rt~1'I) sebagairnana dimaksud PJs~1 2 ayat (1) huruf d dilakukan di'tempatyang disedlakan untuk ltu, kecuali apabila alas pertimbangan petugas pemerlksa yangberwenang, perneriksaon tersebut harus di lakukan d i da lam kandang; kendaran pengangkut atau alar pengangkur lain. (2) Perneriksaan ante-mortem dilakukan dengan; (1)
a.
74
mengamati dengan seksama hewan notongyang akan disernbelih mengenal.
1) sikap h~\Van potong pada saat berdiri dan bergerak yang
dilihat dari segala arah. 2) luballg kumlah,selaput lendir rnutur, mata dan cerminhidl.I"g. 3) kullt, keleniar getah boning, submaksi/lalis
psroiide«,
dan inguinalis. 4) ada atau tidaknya tanda-tanda hewan potong telah disuntik prerilpu/M;s
hormon. b.
5) suhu badannya mengadakan pengujian laboratoris apabila terdapat kecungcan tentang adanya penyakit yang tidak daoat diketahui dalam pengamatan. Pasal6
(1) Dari perneriksaan ante-mortem sebagaiman~ dimaksud Pasal 5 ayat (2) huruf a, petugas pemeriksa berwenang memutuskan dan member! landa n~d~ hpwan potong yang bersangkutan bahwa hewan potong tersebut; a. dhzinkan unlukdisembelih tanpa )yaral; b. ditzinkan untuk disernbellh dengan syarat; e. dituncla unruk disembeltb,
d. ditolak untuk disembelih (2) Keputusansebagairnana dimaksuddalam ayat(l) huruf a dan b hanya berlaku selama 24 jam sejak waktu pemeriksaan. (3)
Hewan potong dinyatakan diizinkan umuk discmbclih lanpa syaral apabila dalam pemenksaan amfH7lOrlem ternyata bahwa hewan potong tersebut sehat,
unluk dlsembelihdengansyarat, '1l1te-mOrWmternyata bahwa hewan
(4) Hewan pctongdinvatakandiizinkan
apabila datarn pemeriksaan
potong tersebutmenderita atau rnenunjukkangejaia penyakit: a. eoryza gangraenosa bovum
b. haemorhaglc septiemia. c. piroplasmosis. d.
surra
75
e.
influensa equowm.
f.
anhriLis. hernia.
g.
h. (rakrura ;.
abces.
[.
epirhelimia. k. actinomycosis. I. actinobacillosis. m. marilis. n. seprichemia. o. cachexia.
p. hydrops. q. oedema. r. brucellosis.
s.
tuberculosis
(5)
Hewan potong dinyatakan ditunda penyembel ihannya dan dilsolast sambil menunggu hasu pererlksaan laboratorum, apabila dalam pemeriksaan anre-mOlleJn rernyata bahwa hewan potong tersebut sedang saku yang belum dapat ditentukan jenis penyakitnya. (6) Hewan potong ditolak untuk disembelih dan kemudian dimusnahkan menurut ketentuan yang berlaku di rumah pemotongan hewan atau di tempat pemotongan hewan atau tempat lain yang ditunjuk, apabila dalam pemeriksaan antemorrem rernvata bahwa hewan potong tersebut menderita atau menunjukkan geinla penyakit 3. ingus jahat (malleus).
b. anemia COnlagiosa "quorum.
c. rabies. d. pleuro pneumonia contagiosa bovum. c. morbus I1Id<:ulosusequorum. f.
rindefpe5c.
g.
variola ovina.
h. pestis bovina.
76
~,,,,- "-q.fA,cy....@N,""""1""qr......,@_@[J.i
o.
blue tongue akur.. tetanus. radang limpa (anrfrl'ax) radang laha (gangr;u"n:l pmrny.,pmllfosi1/blilCk leglboutvuur). busung gawat (malignant oedema/para boutvuurlgangraena). sacharomycosis (selangkanganl mycotoxicosis baik akur maupun kronis,
p.
colibaclllosis.
i, j.
k, I. m.
n.
q. anthae epizzoticae. f. txnutismc« s. listeriosis. (.
toxoplasmosis akLiI.
(7) Peruhahan msngenai jeni~ penyakit sebagaimana dimaksud dalam ayat, (4) LI~II (6) dilela',JII.Hl.oleh Direktur lenderal Peternakan.
Pasal7 (1) Penyembelihan dapat dilakukan dengan perningsanan atau tanpa pemingsanan tertenrn dahulu. (2) Menyembelih hewan POIOI)g dilakukan oleh juru sembellh Islam menurutlata cara yanz sesuai dengan Fatwa M~jelis Ulama tndonesia antara lai n: a. mernutusjal an nafas (hu}qum)
1>.
memutus [alan rnakanan (mari)
c.
rnernutus dua urar nadi (wadjajn), dan membaca basmallah sebelumnya.
d.
(3) Apabila hewan porong sebelurn disembelih dipingsankan terlebih dahulu rnaka pemingsanannya dilakukan sesU'Iidengan ratwaMajeJis
Uiama lndonesia. Pasal 8 Seielah hewan ",ulung y~ng disembelih tidak bergerak dan darahnya berhenti mangalir, dilakukan penyelesaian penyembelihan sebagai berikut:
7]
a.
kepala sampai batas tulang lener dan kaki mlliai dari tarsuslkarpus dipisahkan dari badan; b. hewan digantung; c. qikuliti: d. isi perut dan dada dike] urkan; dan e. karkas dib~lah mernanjang dengan ujung leher rnasih terpaut. Pasal9 (1) Pemeriksaan posl-mortem dilakukan; a. terhadap dagingdan bagian-bagian hewan potong lainnva secara utuh;
b. segera setclah pcnyelesaian penyembelihan; c. olen petugas penieriksa yang berwenang; d. di ruangan dalam rumah pemotongan hewan -atau tempat pemotongan hew.an yang terang dan khusus dtsediakan untuk itu; e. dengan menggurrakan pi~;dUtajam dan alar-alar lain yang bersth serta tidak berkarat, yang kemudian harus dibersihkan dan dlsueikan hamanya serelah dipergunakan. (2) Ketentuan mengenai p.emeriksaan post-mortem sebagairnana dimaksud dalam ayat 11)diberlakukan pula terhadap 'daging hewan potong yang penyeiTI!:>elihanrrva di lakukan secara darunn di luar rumah pernotongan hewan atau ternpat pemotQngan hewan. (3) Kelentuan rnengenai pemeriksaan post-mortem sebagairnana dimaksud dalam ayat (1) huruf d tidal. berlaku bagi penyembellhan hewan potong untuk keperluan agama dan adat,
Pasall0 Pemeriksaan posr-1I1'Qrlemdirnulai dengan pernerlksaan sederhana dan apabila diperlukan dilengkapi dengan pemeriksaan mendalam. Pasal 11 (1) I>.emeriksaansederhana mehpuu: a. pemeriksaan organolepuk yaftu terhadap bau, warna, konsistensis: 78
dan b.
pemeriksaan dengan cara melihilt,meraba, dan menyayat.
(2) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dlmaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan urutan sebagai berikut: a. pernerlksaan kepala dan lidah yang dllakukan secara lengkap dengan cara melibat, rneraba dan menyayat seperlunya alat-alat pengunyah (massete) serta kelenlar-keleniar sub maxillaris dan pa'9ridea, re.t,ophafYrl(:ealis dan tonsit. b. Pemeriksaan organ rongga dada yang dilakukan dengan eara rnelihat, meraba dan rnenvavat seperlunya: 1)
oesophagus.
2) larynx 3) lrachea
c.
4) paru-paru serta kelenj;l( paru-paru yang meliputi keleniar bronchiesnum anteriQr, medialis dan posterior; 5) jantung dengan memperhatlkan pericardium, epicsrdium, myocardium, enaocerdium dan katub jantung: 61 i.li frgma; Pemeriksaan organ rongga perut yan_g dilakukan dengan cara melihat, rneraba dan rnenvavat seperlunya: 1) hati dan Iimpa 2) ginja' m.eliputl caps.ul, correx dan medulanya 3) usus beserta kelenjar mensenterialis
d.
Remeriksaan alat genetalia dan ambringyang dilakokann hila ada penyakil yang dicurlgai:
P..
Remeriksaan karkas yang dilakukan dengan mellhat, rneraba, dan menyayat seperlunya kelenjar prescapu/aris stJperfiGia/is~ inguanails ptofunda!supramammalia, axillar/s, iliaca dan poplitea.
Pasal12 (1) Pemeriksaan rnendalam dilakukan:
a.
terhadap semua dagingdan bagian hcwan poteng yangdisembelih tanpa pemeriksaan ante-mortem.
79
b.
terhadap SemU3 daging dan bag ian hewan potong sebagaimana
apabtla dalam perneriksaan sederhana ternyata bahwa penyakit yang dlderitanya rnerupakan penyaklt ringan yang bersifat lokal: apabila berdasarkan pemeriksaan sederhana terdapatkelaian yang
dimaksud
c.
dalam
Pasal 6 ayat (4), kecuali
menyebabkan perlunya pemerlkssan frlendalam. (2) Pemeriksaan seeara mendalam berupa penerapan salah satu atau beberapa
a. b.
tlndakan-tindakan
sebagaf berikut:
pengukuran pH dagl ng; ujl permulaan pernbusukan daging;
c. uji
kesempurnaan pengeluaran
dareb:
d.
uji
memasak dan memanggang Iuntuk pejantan);
e.
pemerlksaan mikrobiologi
f.
pemeriksaan residu antlbiotika dan hqrmon;
g.
pemeriksaan
dan parasitologi:
zat warna ernpedu,
(3) Dalam hal dflakukan
pemeriksaan
mendatam,
rnaka keputusan
rnengenaiperedarandaging dan nasi I ikutan yangberasaldari hewan
potong yang bersangkuran ditunda sarnpai selesainya pernertksaan. Pasal 1'3 Petugas perneriksa mempunyai wewenang untuk mengiris,membuang seperlunya
bagran-bagian
yang
daging
tidak layak untuk konsurnsl,
mengambil baglan-baglan daging untuk keperluan pemerlksaan rnendalam, menahan daging sepanjang diperlukan dalarn rangka pemeriksaan rnendatam serta memerintahkan
pernusnahan dagln'g yang dllarang
diedarkan dan dikonsurnsi. Pasal14 (1) Berdasarkan hasll pernerlksaan
pose-mortem,
petugas
pemeriksa
menyatakan bahwa daging yang bersangkutan: a.
dapat diedarkan untuk konsumsi:
b.
dapat
diedarkan
peredaran: 80
untuk
konsurnsi
dangan syarar sehelurn
c.
dapal disdarkan unluk konsurnsi dengan syarat selama peredaran,
atau d.
dilarang diedarkan dan dlkonsurnsi.
(2) Daging sebagaimana dlrnaksud dalarn ayat (1) hurut a adalah daging yang sehat dan aman bagi konsumsi manusia, yaitu. a. daging dari hewan potong yang tidak menderua suatu penyakit; b. daglng dari hewan potong yang men<,lerita penvakit a.rthritis, hernia, ftaktum, abec, epithelimia, actinomycosis, actinobacillosis dan maslitis serta penyakit lain bersifat setelab.bagian-bagian yang layak untuk konsumsf mall usia dibuang. (3) Dagingsebagatrnana dirnaksud dalam ayat (1) hurufb adalah daging yang rnerupakan bagi~n dan hewan potongvang rnenderita ~nyakit
sebagahnana tercanuun dalarn kolorn 2 dan harus dikenakan perlakuan tertentu sebagaimana tercanturn dalam kotom 3 Lampiran I Surat Keputusan ini. (4) Daging sebagairrtanadtmaksud dalarn avat (1) hurufc adaiah daging yang warna, konsistensi atau baunya tidak normal, septich3emia, caclllilxia/ hydrops dan op.dema, yang penjuatannya di lakukan di rumah pemotongan hewan atau ternpar pemotongan hewan, ternpat peruualan lain yang ditunjuk dan di bawah pengawasan peiugas pemeriksa yangberwenang setelah bagian-bagian yang tidak layak dikonsumsi manusia dlbuang, (.5) Daging sebagaimana dirnaksud dalam ayat (1) huruf.d adalah daging yang berbahya bagi konsumsl manusia berasaJ dari hewan potong yang mengandung penyakit; a.. ingus [ahat (m~lIeus).
b. anern ia conzagresa equorum. c. rabies.
d. pleuro pneumonia conragrosa bovum. e. morbosmscuiosusequorum. f.
(ind~rpe5t.
'g.
variola ovina. pestis bovina. blue lOJ)gu~akut,
h. i.
81
,.
tetanus. k. radang limpa (anthrax} I.
radang laha (gangraena emphysematosalblackleglbolltvuur). m. busung gawat ( malignant oeaema/paral:ioutvuur/g~ngraena).
n. 5acharomy'~osis(selangkangan) o. mycotoxicQsi.s· baik. akut rnaupun khronis. p. coJibacillosis. q, anthae epizzoticae. r. botulismus.
s. listeriosIs. t.
u
toxop/~smo5i,akut. Iuberculosisyang sjfatnva .ektensif;
v, Salmonellosis; VII. Cysricercosis dengan infestasi berat; x. Trhicinelbsis dengan infe~tasi berat; y. Mengandung resldu pestisida, opal, hermon, atau Bahan kimia
lain yang mernbahavakan manusla. Pasal15 Hasil keputusan pemeriksaan post-mortem olen petugas pemeriksa sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 14 avat (1), dinyarakan dengan cara mernberi tanda atau stempel pada daging yang b'ersangkutan df'ngan menggunakan zat wama yang ridak membahayakan kesehatan maausia serta dalam bentuk, model, ukuran dan tulisan sebagairnana tercantulli dalam lampiran II Sural Kepul\lSan ini. (2) Pemberian tanda atau stempel pada daging sebagaimana dimaksud dalam Pasal14ayat (1) huruf b dilakukansetelah dikenakan perlak.uKan sebagairnana dirnaksud dalam Pasal14 ayat el), (3) Pemberian tanda at-au stemoel pada eJaging harus sedemikian rupa sehingga apabila dilakukan pemotongan karkas lebih lanjut, tanda arau srempel terseburrnasih narnpak pada bagian karkas atau potongan
(1)
daging.
82
BAB III TATA CARA PENANGANAN
DAGING
Pasal16 Daging sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a sebelum diedarkan harus dilayukan selama sekurang-kurangnya 8 jam dengan cara menggantungkannya di dalam ruang oelavu yang sejuk, cukup ventilasi. terpelihara baik dan hyglenls. (2) Daging sebagairnana dimaksud delam Pasal14 ayat (1) huru] GIIClllya boleh diedarkan setp.lah nikpnnbn pprl"kllan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) di rumah pernotongan bewan atau ternpat pemotongan hewan yang bersangkutan atau rurnah pernotongan hewan atau lempat pemotongan hewan lain, dengan ketentuan ppmpnllh~n persyaratan Ietap menjadl tanggung jawab rumah pemotongan hewan atau tempat pemotongan hewan yang bersangkutan. (3) Daging sebagaimana dimak.sud dalam Pasal14 ayat (1) huruf c hanya boleh dtedarkan seielah dikenacan perlakuan sebagalmana tercamcm dalam Pasal 14 ayal (4) (4) Dagingsebagaimana dimaksud dalam PA~n114avat (1) huruf d harus diternpatkan di tempat yang knusus dan dimusnahkan dengan cara yang sesuai dengan petunluk oetugas perneriksa,
(1)
Pasal17 Terhadap daging yang diedarkan tidak boleh ditambahkan bahan atau zat yang dapat mengubah warna asllnya,
Pasal18 Dalam penanganan daglOg harus dicegah kontak antara daging tersebut dengan lantai dan dijaga agardaging tidak tetkontaminasi. (2) Apabila diperlukan membagi karkas menjadi 4 (empat) bagian atau kurang maka pembagian tersebut harus dilakukan dalam keadaan tergantung dan apabila dlperlukan pemotongan lebih lanjut harus drsedtakan meja khusus untuk ItU. (3) Daging dalarn bent uk tanpa lulang harus didinginkan sampai suhu to· C atau kurang, atau di bekukan sampai suhu -15" C dan ha rus dibungkus atau dikemas dengan balk. (I)
83
Pasal19 (1) Dalam pemindahan karkas, isi rongga perut dan dada dari rumah pemotongan hewan arau tp.mpal pemolongan hewan ke alar pengangkinan dari alai pengangkutan ke rempat penyimpanan atau ternpat penjualan daging harus dlhindarkan adanya kontaminasi. (2) Daging yang sudah dilayukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat ('1) dapar dlangkut dalam bentuk karkas atau daging tanpa tulang. (3) Dalarn pengangkuta» karkas atau baglan karkas harus tetap dalam keadaan tergantung dan lerpisah dari mngga peru! dan dada serta bagian hewan porong lainnya. (4) Selama dalam pengangkutan tidak diperkenankan seorang pun berada di ruang daging dari kendaraan pengangkutan daging.
Pasal20 Setrap pengangkutan daging untuk tujuan Daerah Tingka! II, Daerah Tingkat I atau negara lain, harus dilengkapi dengan Sural Keterangan Kesehatan dan Asal Daging yang dlkeluarkan oleh petugas pemertksa yang berwenang. (2) Oalam hal pengaogkutan anrar pulau dan ekspor harus mernenuhi persvaratan karantlna hewan yang berlaku. (1)
Pasal 21 (1) Ruang daglng dari kendaraan pengangkutan daging tidak boleh digunaken untuk tujuan lain daripada pangangkutan daging. (2) Ruang daging sebagalrnana dalam avat (1) harus memenuhi syard! sebagai berikut: 3. terbuai dari bahan anti karat, berlantai tidak licin, her~uclLlt pertemuan anrar dlnding melengkung, dan mudah dlbersihkan: b. dilengkapi dengan alat gantung dan lampe penerangan yang orkup; c. untuk pengangkutan daging yang memerl ukan waktu lebih dari 2 jan) harus bersuhu setinggl.1Inui nya 1()
84
Tempat a. b.
c. d. e.
Pasal22 penjualan daging di pasar harus: terpisah dari tempat penjualan komodltl lain; bangunannya permanen dengan lantai kedap air, ventilasi cukup, langit-langit yang tidak mudah lepas bagian-bagiannya, dinding tembok yang permukaannya licin, dan berwama terang atau yang terbuat dar; persolin putih mempunyai loket yang bagian atasnya d.lengkapi dengan kawat kasa atau alat lain untuk rnencegah masuknya lalat atau serangga la;nnya serta dilengkapi dengan lampu penerangan yang cukup; disedlakan meja berlapis porselln putih dan tempat serta alat 1>'lr1~antung daging yang terbuat darl bahan yilASlidak karat; selalu tersedia airbersih yang cukup untuk keperluan perubersihan tempat pen] ualan dan tempat pencucian tangan; selalu dalam keadaan bersih.
Pasal23 Daging beku dan daging dingin yang dirawarkan urnuk dijual di ioko daging dan pasar swalayan harus dltempatkan di dalam: a. alat pendlng;n; b. kotak pamer berpendingin dengan suhu yang sesuai dengan suhu daging y~ng dilcngkapi dengan lampu yang pantulan cahayanya tidak merubah wama asli daging. Pasal24 Daging yang dijual dengan menjajakannya keliling dari rumah ke rumah harus ditempatkan di dalam wadah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: .:I. mcmpunyai tutup; b. sedapat-dapatrwa berwarna putih; c. bagian dalamnya dilapisi dengan bahan yang tidak karat.
115
BAB IV PENANGANAN
HASIL IKUTAN DAN lIMBAH
Pasf!.12S (1) Hasil
ikutan
dapat dirnanfaaikan UntUKkeperluan
konsurnsi
rnanusia,
bahkan baku, makanan ternah dan ikan, atau bahan baku industri. (2) P·enanganan hasil ikutan dilakukan sesua] dengan sasaran pemanfaatannya. (j) Hasil ikutan yang tidak dimanfaatkan rnerupakan limbah. Pasal26 Penanganan limbah dilakukan sesual ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
SAllNAN Surat Keputusan ini disampaikan Kepada Yth: t . Menteri koerdinator ~idang Ekuin dan
Pengawasan
Pembangunan; 2.
Menteri Dalarn Negeri:
3.
Menteri Kesehatan;
4.
Kep",la Badan Peng,awas Keuangan dan Pembangurian; Inspektur Ienderal Departemen Pertanian; D1rektur lenderal PemberantasanPenvakit Menular dan Penyehatan Llngkungan Pemukiman, Departemen Keseharan; sekretaris lenderal Departeman I'ertanian; Para Direktur Jenderal dan Kepala Badan di lingkungan
5.
6. 7.
8,
Departeman Pertanlan;
9.
Para Gubernur KDH TK.I seluruh Indonesia;
Para kepala kantor Wila~ah Departemen Pe~niar1 dl s.eJuruh Indonesia 11. Para Kepala OJnas Petern~kan Pernef ntah Daerah Tingkat I dan Pemerintah Daerah Ti'ngkat II seluruh Indonesia. 10.
86
LAMPIRAN
I:
SURAT KEPUTUSAN
MENTER I PERTANIAN
Nomor
413iKptsrrN.310/7/1992
Tanggal Tentang
25 lull 1992 Pemotongan Hewan potong dan PenangananOaging serta Hasil Ikutannya.
N. ~ 1
lent~ Penvaktt 2
Trlehlnell.sis a. deftSlin In(tst4si flngan
K.,
Perlakuan 3
j
4
Pemenasan a'au memas.k dag.ing terseba I .s.,hln88) p:.n.asny" bttn., ..bonar ''ampoii ~t'1dall'1m
h. dQl\s ...n if'lfc5tasi
YCL"&rlng.n •• hlngs' Ijd.~ menl.Dl'bullc.an ganggu.nylng bet.'11
2
1,.I&an d:Jging/ sh:riJlooli Sl:el'iJi$iII41denSl'In pcnlanafoi\l\ .,.t-;\U pc:ma& .. t.... tl a_'''l';fr~1di aeas
atotu penytmpanan sekurang . kura.ngnya .el.",a 3 minggu dalam s-uhu 15. C
Cy.ticcroli.
Pema.n.._wn atau memluk d.gfnS ttr5ebut 6ft1lnC:CA p-anamy. 'be.nar.lwon.tT s..mpa.i ke dalam iTI.", d~8in8/1teril:.••• 1
A d(l:ns.n Infea-t'25l
StClril1s.a.si dens.n J:o'cmllnas"n
Selbtuh
abu pomQ\)oktl" Icptrtl dl .. tA~
PCI'UI
IItou -penyim pol'''Ilt &ekUrl1J1gkur.angnYtl8E!lanl' 10 hari
dlml.J$nok~J\
rln8·n
b. dcnsan infest.1$l yans rln&an Hhl""4 tldak
org4lln
dalam auhu 10 CI C OtlOlyur...an .tkur~r\8-kurangnya serame 10 jam dati waktu pemotongan
Selur-uh or.s~n petur dimu.s.nlkln
Oitcbus
'Fern otonSln
mtnimbulkan
,.n,&"I" yang ber.r-ti 3
Coryz,)
Gangtaen051 bo\'um/Malig".ant ("'"tAnh_I Flly,'r/~rYine
dna~u...k.n m_h,m hOJri
M3Hsn""1 ca.t.ar1h~11rt!nyakit InjSuCiOlU
• 5
H3emorhasl.
Bagian karkls
"plle.min Influen..
yans le.tinftlcsi
Oirebus
dan scluruh arg..n perut di:mu.sn~k::an
87
No I
leni. Penvakit
K.t 4
Perlakuan
• 3
1
6
Piroplasmosis/Ba
Dllayukan sekurang-kurangnya
Bagian korkn.
7
bestests Surr./tryponoso
selama 10J"'" dad waktu pemotongan SterlJisas i
yang torinlok.i don seluruh organ perut dimusnak"n
Ini.Q~is
S 9 10
Sareesperidiosls denS"" inlestasi rin8"n Morbus Aujezkl Brucellosis
Stttilisasi DiJayu.kansckur."g·lmrangnya selama 24 lam dari waktu pen_10lo11ga.t1
11
Tuberculosis
Direbus
Scluruh o'8"n perut, .mbing. lymphogl.ntlul. dan tulong horus dlmusnakon Selurug orgon salwan pemapasan dan
amblng dJmusnakan
MENTERI PERTANIAN ltd
Ir. WARDOYO
88
LAMPIRAN
n
Nomor Tanggal
Tcntang
SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN 413/KptsITN.310/711992 25 Iuli 1992 Pemotongan Hewan polong dan Pcnanganan Daging serta Hasil Ikutannya.
A. SENTUK/MODEl UKURAN DAN TULISAN TANDA STEMPEL DAGING HEWAN, BENTUK/MODEl DAN UKURAN: No
jenls Hewan Potong
1
Sapi
Bentuk / Model Bulat
§N"
Ukuran
la.ri-Ian 5 em
Tengah bawah
:2
Kerbau
Segi ernpat serna sisi
g
Atas
Masing-rnasing sisi 8 em
Tengah
bawah 3
Kuda
8A~
Segitiga sarna sisi Tengah
Masing-masing sisl8em
bawah 4
Kambing
Bulat
§At"
[ari-jar] 3 em
Tengah bawah
89
([5}fd(}/ln(M"brla/ll/ l!l;;a C@ara
PEMOTONGAN HEWAN SECARA HALAL ~
uku ini memiliki makna yang cukup penting dalam membangunparadigmabarumasyarakat,khususnya Umat Islam untuk lebih kritis menyikapi kebutuhan pentingnyakehalalansuatu produkyang akan dikonsumsi, digunakan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Kehalalan produk hewan yang dikonsumsiterbukti secara signifikan mampu mempengaruhi pembentukan karakter umat khususnya Umat Islam baik dari aspek gizi dan keseimbanganmental, terutama bagi pertumbuhandi usia dini. Bukuinijuga membahasfenomenayangberkembang tentang halal haramnya suatu produk hewan yang dikonsumsi. Hewan halal yang akan d.nsurrJ_ dapat menjadi haram apabila prosesnya tidak sesLtt~· ngan rukun, syarat serta tata cara penyembelihansib mana diaturdalamAI-Qur'andanAI-Hadits.Berkembang teknik penyemb oton' secara manualmaupun didahuluiden emln9sanan~tun_ menuntut usus bagi para produsen rumah potong hewan,tenagapenyembelihmaupunmasyarakat.
Q1