STUDI TINGKAT EROSI DAERAH ALIRAN SUNGAI LUMPO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh : Sepka Marnil*,Helfia Edial**,Erna Juita** *,Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiStudi Tingkat Erosi Daerah Aliran Sungai LumpoKecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu memberikan gambaran tentang karakter objek yang diteliti kemudian diperbandingkan antara satu dengan yang lainnya guna mendapatkan kesimpulan yang diinginkan, cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode sampel wilayah (sampling Area), dimana unit pengukuran adalah tiap satuan litologi yang diturunkan dari peta geologi dengan pertimbangan penggunaan lahan (Vegetasi penutup), kemiringan lereng dan jenis tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tingkat erosi pada daerah penelitian terbagi atas 2 bagian yaitu rendah pada satuan litologi Qal.1.Sw.Lat dan satuan litologi Qal.1.Sm.Lat, sementara tingkat erosi sedang pada satuan litologi Tomp.III.Sw.Lat, Tomp.III.Kc.Lat dan Tomp.V.Ht.Lat, (2) Tidak terdapat perbedaan tingkat erosi berdasarkan penggunaan lahan (perkebunan dan pertanian) pada setiap satuan litologi yang berbeda di DAS Lumpo dan (3) Tidak terdapat perbedaan tingkat erosi berdasarkan penggunaan lahan (perkebunan dan pertanian) pada setiap satuan litologi yang sama di DAS Lumpo.
Kata Kunci : Tingkat Erosi, DAS.
STUDI TINGKAT EROSI DAERAH ALIRAN SUNGAI LUMPO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh : Sepka Marnil*, Helfia Edial,**Erna Juita ** *,Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT This research study aims to determine the Watershed Erosion Rate LumpoKecamatan IV Jurai South Coastal District. The method used in this research is descriptive method is to give an idea of the character of the object studied and compared between each other in order to obtain the desired conclusion, sampling method in this study is the method of sample areas (sampling area), where the unit of measurement is each lithological units derived from the geological map with consideration of land use (vegetation cover), slope and soil type. The results showed that: (1) The level of erosion in the study area is divided into 2 parts low Qal.1.Sw.Lat lithological units and lithological units Qal.1.Sm.Lat, while the rate of erosion was the lithological units Tomp.III . Sw.Lat, Tomp.III.Kc.Lat and Tomp.V.Ht.Lat, (2) There were no differences in erosion rate based on land use (agriculture and plantation) in each different lithological units in the watershed Lumpo and (3) there were no differences in erosion rate by land use (agriculture and plantation) in each unit of the same lithology in watershed Lumpo.
Key Word : Erosion Rate, DAS
tanah seperti kehilangan unsur hara dan
PENDAHULUAN
bahan organik serta memburuknya sifat– Pada saat sekarang masalah erosi
sifat
yang
tercermin
antara
lain,
kapasitas
infiltrasi
dan
merupakan masalah yang serius, sebab
menurunkan
erosi dapat menurunkan kualitas air sungai
kemampuan
di bagian hulu, ini merupakan proses erosi
meningkatkan kepadatan dan ketahanan
yang terjadi pada bagian hulu tersebut.
penetrasi tanah. Sedangkan kerusakan
Penurunan debit air, produktifitas tanah,
yang dialami pada daerah ini di mana
banjir yang terjadi setiap tahun dan
tanah yang tersangkut diendapkan adalah
meningkatnya kandungan lumpur atau
tertimbunya tanaman yang ada, bertambah
bahan organik dimusim kemarau dan ini
tingginya
merupakan tanda-tanda kerusakan sumber
tertimbun.(Arsyad,1989).
daya alam pada wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS).
tanah
menahan
permukaan
tanah
air,
yang
Mekanisme terjadinya erosi terdiri dari tiga proses yang bekerja secara
Erosi yaitu suatu peristiwa hilang
berurutan yakni (1) penghancuran agregat
atau terkikisnya tanah atau bagian tanah
dan pelepasan partikel-partikel tanah dari
dari suatu tempat yang terangkut dari suatu
masa tanah, (2) pengangkutan, dan (3)
tempat ke tempat lain, disebabkan oleh
pengendapan. Curah hujan yang jatuh
pergerakan air, angin dan es. (Rahim,Supli
dipermukaan tanah mempunyai kekuatan
Efendi,2003).
yang
Penelitian
tentang
erosi
telah
sangat
besar
untuk
memecah
gumpalan-gumpalan tanah.
banyak dilakukan, karena erosi sangat
Berdasarkan
proses
terjadinya
mengganggu sumber daya alam dan
perlu dipisahkan antara erosi alamiah
lingkungan hidup. Usaha yang di lakukan
dengan
untuk penanggulangan erosi pada waktu
tindakan
itu baru dimulai dengan menghutankan
dipercepat. Erosi alamiah merupakan erosi
lahan tandus (Soerpardya,1982).
yang terjadi secara alamiah dilapangan
erosi
yang
manusia
disebabkan atau
erosi
oleh yang
Ada dua tempat kerusakan yang
yang lajunya secara normal. Di mana
ditimbulkan oleh erosi yaitu (1) Pada
banyaknya partikel tanah yang terangkat
tempat terjadi erosi ,(2) Pada tempat tujuan
atau dipindahkan sama atau seimbang dan
akhir
tersebut
banyaknya
tanah
yang
terbentuk.
diendapkan. Kerusakan yang dialami pada
Sedangkan
erosi
yang
dipercepat
tanah
merupakan banyaknya partikel tanah yang
tanah
tempat
yang
terangkut
terjadi
erosi
berupa
kemunduran sifat-sifat kimia dan sifat
dipindahkan
lebih
besar
dari
proses
pembentukan dari tanah itu sendiri, hal ini
oleh hampir seluruh masyarakat yang
dikarenakan tindakan-tindakan manusia
tinggal di sekitar aliran sungai tersebut.
melakukan kesalahan dalam pengelolaan tanah (Kartasapoerta et al, 1989). Daerah
Aliran
Sungai
Metodologi Penelitian Lumpo
terdapat variasi batuan yang beragam yaitu
Penelitian ini merupakan penelitian
Qal (Endapan Permukaan), Tomp (Batuan
deskriptif yang bertujuan untuk, mencatat,
Gunung Api),dan Qou (batuan gunung api
menganalisa
yang tak terpisahkan), juga
kondisi
kondisi
dan
yang
ada,
menginterpretasikan selanjutnya
akan
geomorfologi yang terdiri dari perbukitan
dideskripsikan sesuai dengan keadaan
dan lembah yang sangat terjal.
yang terjadi.
Daerah
Aliran
Sungai
Lumpo
bagian hulu memiliki arti penting
bagi
Tempat penelitian dilaksanakan di nagari
Daerah Aliran Sungai Lumpo
wilayah Kabupaten Pesisir Selatan karena
kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir
daerah ini adalah tempat cadangan air
Selatan. Penelitian ini dilakukan pada
bersih bagi masyarakat Lumpo, serta
bulan September 2012 dan berakhir pada
wilayah hutan lindung. Sementara pada
bulan Oktober 2012.
daerah
aliran
ini
masyarakatnya
Populasi
dalam
penelitian
seluruh
satuan
litologi
ini
memanfaatkan lahan didaerah ini untuk
adalah
usaha pertanian.
termasuk wilayah Daerah Aliran Sungai
Kemiringan yang terjadi dan curam dengan tanah yang peka terhadap erosi seperti
latosol,
aluvium,
akibat
geomorfik berupa erosi yang
menyebabkan
bencana.
Pada
Lumpo dengan satuan litologinya Qal, Tomp,dan Qou.
dari
kegiatan tersebut akan mengakibatkan proses
yang
daerah
Lumpo tingkat erosi yang terjadi sudah hampir mencapai tingkat kerusakan yang cukup tinggi sebab pinggir dari tepi sungai sudan melebar kira-kira 1m - 3m arah samping kiri kanannya. Ini disebabkan oleh pengambilan pasir,batu dan kerikil yang terjadi terus menerus yang dilakukan
Hasil Dan Pembahasan A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi
Fisik
(Letak,Luas
dan
Batas) Berdasarkan menggunakan
peta
proyeksi kecamatan
IV
Jurai,secara astronomis berada pada 1˚10' LS - 1˚23' LS dan 100˚32' BT - 100˚47'BT dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatas dengan
4.Geologi Daerah Penelitian
Bayang b. Sebelah
selatan
berbatas
dengan Batang Kapas
Samudera Indonesia timur
berbatas
struktur
sangat mempengaruhi kondisi fisik daerah
IV Jurai dengan skala 1 : 500.000 dengan kondisi di lapangan maka batuan yang
Luas kecamatan IV Jurai adalah 373,80 km
atau
ini. Berdasarkan peta geologi Kecamatan
Kabupaten Solok 2
geologi
batuan yang ada di Kecamatan IV Jurai
c. Sebelah barat berbatas dengan
d. Sebelah
Keadaan
tersebar di kawasan IV Jurai Kenagarian
yang terdiri dari 6 Nagari, yaitu
Lumpo adalah batuan adalah Qal yaitu
Painan, Salido, Bungo Pasang Salido,
endapan permukaan, Tomp yaitu batuan
Tambang, Sago dan Lumpo.
gunung api, dan Qou yaitu batuan gunung api asam yang terpisahkan.
2.Iklim Daerah Penelitian Daerah penelitian memiliki curah
5.Geomorfologi Daerah Penelitian
hujan yang relatif tinggi setiap tahunya. Wilayah Kecamatan 1V Jurai merupakan
Geomorfologi adalah ilmu yang
bagian dari wilayah Kabupaten Pesisir
mempelajari
Selatan dengan keadaan iklimnya tidak
bumi sebagai akibat adanya pengaruh
jauh berbeda antara tempat yang satu
tenaga asal dalam dan tenaga asal luar
dengan yang lainnya dengan kisaran
bumi
temperatur udara 22˚C hingga 32˚C serta
pemanasan
curah hujan rata-rata 2.919,24 mm/tahun.
ruang angkasa, serta aliran air dan gletser) yang
3.Topografi
bentuk-bentuk
(hujan,
angin,
matahari,
permukaan
penyinaran,
benturan
menghasilkan
benda
proses-proses
mengakibatkan berubahnya bentuk-bentuk Topografi merupakan relief dari tinggi
rendahnya
permukaan bumi.Daerah penelitian ini
permukaan
bumi.
penelitian
pada
relatif
wilayah
yang
curam.Kemiringan lereng daerah ini juga
mempunyai topografi variasi mulai datar,
bervariasi antara landai sampai curam
landai, miring dan curam yang terletak
dengan bentuk lereng datar, cekung,
pada ketinggian 400 m -800 m di atas
cembung, dan komplek.
Topografi umumnya
daerah merupakan
permukaan laut (dpl).
tergolong pada daerah dengan tipe yang berombak
sampai
Berdasarkan peta satuan lahan di
dataran tinggi sangat cocok untuk
kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir
tanaman
Selatan terdapat dua bentuk lahan seperti :
kopi, teh, dann coklat. Kalau untuk
a. Bentuk Lahan Vulkanik (V)
daerah dataran rendah sangat baik
Bentuk lahan asal vulkanik dibagi menjadi bentuk-bentuk eksplosif dan efusif
dan
juga
bunga-bungaan,
untuk sawah dan tanaman muda lainya. b. Latosol
hasil
Jenis tanah ini terdiri dari
kegiatan gunung api baik yang berupa
latosol latosol merah dan latosol tebal.
kegiatan gunung api di permukaan
Jenis tanah ini sebelumnya berjenis
bumi maupun di dalam kerak bumi.
solum tebal tetapi penggunaan yang
Pada satuan bentuk lahan perbukitan
terus-menerus dengan mengabaikan
vulkanik yang berada di bagian timur
usaha
DAS
topografi
sekarang ketebalanya berkurang. Jenis
satuan bentuk lahan ini berbukit-bukit,
tanah ini biasanya ditanami kedelai,
berlereng terjal dengan kemiringan 8-
tebu, mangga, jeruk, dan tanaman tua
15%.Satuan
seperti cengkeh,
Lumpo,
merupakan
sayuran,
keadaan
bentuk
lahan
ini
umumnya tertutup hutan dan kebun campuran.
konservasi
akar
pada
karet, pala,
saat
dan
kelapa. c. Aluvial
b. Bentuk lahan fluvial (F)
Jenis tanah ini adalah tanah
Bentuk lahan proses fluvial adalah
yang sering kebanjiran dan dapat
suatu proses baik fisika maupun kimia
dianggap sebagai tanah muda, tanah ini
yang mengakibatkan perubahan-perubahan
memberi hasil yang sangat memuaskan
bentuk
untuk sawah, palawija dan tebu.
permukaan
bumi
karena
air
permukaan.
7.Penggunaan Lahan. Penggunaan lahan daerah aliran sungai Lumpo telah banyak mengalami
6.Jenis Tanah Berdasarkan
tanah
perubahan dari hutan, kebun campuran,
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir
menjadi penggunaan lahan lainya dan akan
Selatan yang terdapat di daerah penelitian
berdampak terhadap infiltrasi, run off,
antara lain : andosol, latosol, dan aluvial.
debit
a. Andosol
mempengaruhi debit banjir bagi daerah
Jenis
peta
tanah
jenis
ini
aliran
sungai
dan
akhirnya
banyak
kenagarian Lumpo.Kebun campuran yang
mengandung bahan organik dengan pH
terdapat di lokasi penelitian umunya di
4. Bila tanah ini terdapat pada daerah
dominasi kelapa, rambutan, pisang, dan
Daerah yang berada pada
sebagainya.
satuan litologiQal.I.Sw.Lat berada pada daerah Sungai Gayo. Jenis
B.Hasil Penelitian
tanahnya
1. Tingkat Erosi
batuannya
Berdasarkan karakteristik dari
latosol
dengan
Qal,
jenis
topografinya
dataran,dimanfaatkan untuk sawah
pengharkatan 5 (lima) satuan litologi
dengan
Karakteristik
tanah
yang
lempung
liat
bahan
telah
diuraikan
di
atas.
berdebu,
Sedangkan gambaran umum masing-
organik sedang, struktur tanah agak
masing satuan litologi dapat diuraikan
kasar,
sebagai berikut:
kemiringan lereng 0-2%, panjang
a. Satuan
Litologi
Qal.I.Sw.Lat
permeabilitas
lambat,
lereng > 250 m dan kecuraman
(Sungai Gayo)
lereng lurus. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini:
Tabel IV.5 Tingkat Erosi Pada Satuan Litologi Qal.I.Sw.Lat Satuan Litologi No Qal.I.Sw.Lat 1 Karakteristik tanah
Kriteria
Lempung berdebu 2 Bahan Organik 3 3 Struktur tanah Granular 4 Permeabilitas Lambat 5 Kemiringan lereng Datar 6 Panjang Lereng Sangat panjang 7 Kecuraman lereng Datar Jumlah Sumber : Pengolahan Data Primer,2012
liat
Tingkat Erosi Harkat Kelas 2 Sedang 3 2 2 1 4 4 17
Sedang Agak buruk Agak baik Baik Buruk Baik Rendah
Berdasarkan hasil pengharkatan terhadap 7
Daerah yang berada pada
kriteria tingkat erosi maka jumlah nilai
satuan litologi Qal.I.Sm.Lat berada
yang diperoleh adalah 17 dengan tingkat
pada daerah Bukit Siayah. Jenis
erosi tanah
tanahnya
tergolong pada kelas II
latosol
(rendah). Pada satuan litologi ini terdapat
batuannya
faktor yang dapat mendorong terjadinya
dataran,
erosi yaitu faktor panjang lereng yang
semak
sangat panjang.
Karakteristik
b. Satuan
Litologi
(Bukit Siayah)
Qal.I.Sm.Lat
dengan
Qal,
topografinya
penggunaan belukar, tanah
jenis
lahannya dengan lempung
berpasir, bahan organik sangat rendah, struktur tanah granular,
permeabilitas sedang, kemiringan
Untuk lebih jelasnya perhatikan
lereng 0-2%, panjang lereng > 250
tabel dibawah ini:
m dan kecuraman lereng lurus. Tabel IV.6 Karateristik Tanah Pada Satuan Litologi Qal.I.Sm.Lat Satuan Litologi Kriteria Tingkat Erosi No (Qal.I.Sm.Lat) Harkat Kelas 1 Karakteristik tanah Lempung berpasir 2 Sedang 2 Bahan Organik 0 1 Sangat rendah 3 Struktur tanah Granular 2 Agak baik 4 Permeabilitas Lambat 4 Baik 5 Kemiringan lereng Datar 4 Baik 6 Panjang Lereng Sangat panjang 1 Agak buruk 7 Kecuraman lereng Datar 4 Baik Jumlah 16 Rendah Sumber : Pengolahan Data Primer,2012 Berdasarkan
hasil
Jenis tanahnya latosol dengan jenis
pengharkatan terhadap 7 kriteria
batuannya
tingkat erosi maka jumlah nilai
agak curam, dimanfaatkan untuk
yang diperoleh adalah 16 dengan
sawah dengan Karakteristik tanah
tingkat erosi tergolong pada kelas
pasir berlempung, bahan organik
II (rendah). Pada satuan litologi ini
agak buruk, struktur tanah granular
terdapat
halus, permeabilitas agak lambat,
faktor
yang
dapat
Tomp,
topografinya
mendorong terjadinya erosi yaitu
kemiringan
faktor panjang lereng yang sangat
panjang
panjang.
kecuraman lereng cekung. Untuk
c. Satuan Litologi Tomp.III.Sw.Lat (Limau Gadang)
lereng
lereng
>170
litologi
dibawah ini:
Tomp.III.Sw.Lat
berada pada daerah Limau Gadang.
No 1 2 3 4 5 6 7
m
dan
lebih jelasnya perhatikan tabel
Daerah yang berada pada satuan
15-24%,
Tabel IV.7 Tingkat Erosi Pada Satuan LitologiTomp.III.Sw.Lat Satuan Litologi Kriteria Tingkat Erosi (Tomp.III.Sw.Lat) Harkat Kelas Karakteristik tanah Pasir berlempung 3 Sedang Bahan Organik 6 4 Agak buruk Struktur tanah Granular halus 3 Agak Buruk Permeabilitas Agak lambat 3 Agak baik Kemiringan lereng 25 – 40% 3 Agak buruk Panjang Lereng 170 (panjang) 3 Agak buruk Kecuraman lereng Berbukit 2 Agak buruk
Jumlah Sumber : Pengolahan Data Primer,2012
Berdasarkan
21
hasil
Sedang
tanahnya
latosol
dengan
pengharkatan terhadap 7 kriteria
batuannya
tingkat erosi maka jumlah nilai
agak curam, dimanfaatkan untuk
yang diperoleh adalah 21 dengan
kebun
tingkat erosi tanah tergolong pada
Karakteristik
kelas III (sedang). Pada satuan
berlempung,
litologi ini terdapat beberapa faktor
rendah, struktur tanah granular
yang dapat mendorong terjadinya
halus, permeabilitas agak lambat,
erosi
kemiringan
yaitu
faktor
kemiringan
Tomp,
jenis
topografinya
campuran
dengan
tanah bahan
organik
lereng
15-24%,
lereng, struktur tanah dan panjang
panjang
lereng.
kecuraman lereng cekung. Untuk
d. Satuan Litologi Tomp.III.Kc.Lat
lereng
pasir
200
m
dan
lebih jelasnya perhatikan tabel
(Karatau)
dibawah ini:
Daerah yang berada pada satuan
litologi
Tomp.III.Kc.Lat
berada pada daerah Karatau. Jenis TabelIV.8 Tingkat Erosi Pada Satuan Litologi Tomp.III.Kc.Lat Satuan Litologi Kriteria No (Tomp.III.Kc.Lat 1 Karakteristik tanah Pasir berlempung 2 Bahan Organik 1 3 Struktur tanah Granular halus 4 Permeabilitas Agak lambat 5 Kemiringan lereng 25 – 40% 6 Panjang Lereng 170 (panjang) 7 Kecuraman lereng Berbukit Jumlah Sumber : Pengolahan Data Primer,2012
Berdasarkan
hasil
Tingkat Erosi Harkat Kelas 3 Kasar 2 Agak buruk 3 Agak baik 3 Agak baik 3 Agak buruk 3 Agak buruk 3 Agak buruk 20 Sedang
yang dapat mendorong terjadinya
pengharkatan terhadap 7 kriteria
erosi
tingkat erosi maka jumlah nilai
lereng,
yang diperoleh adalah 20 dengan
permeabilitas dan panjang lereng.
tingkat erosi tanah tergolong pada kelas III (sedang). Pada satuan litologi ini terdapat beberapa faktor
e. Satuan
yaitu
faktor
kemiringan
struktur
tanah,
Litologi
(Limau Gadang)
Tomp.V.Ht.Lat
Daerah yang berada pada satuan
litologi
tanahlempung pasir, bahan organik
Tomp.VI.Ht.Lat
rendah, struktur tanah granular
berada pada daerah Limau Gadang.
halus,
Jenis tanahnya latosol dengan jenis
kemiringan lereng > 40%, panjang
batuannya
lereng 200 m dan kecuraman lereng
Tomp,
topografinya
permeabilitas
Untuk
lebih
sedang,
curam dan penggunaan lahannya
cekung.
jelasnya
adalah hutan. Nilai Karakteristik
perhatikan tabel dibawah ini:
Tabel IV.9 Tingkat Erosi Pada Satuan Litologi Tomp.V.Ht.Lat Satuan Litologi Kriteria Tingkat Erosi No (Tomp.V.Ht.Lat) Harkat Kelas 1 2 3 4 5 6 7
Karakteristik tanah Bahan Organik Struktur tanah Permeabilitas Kemiringan lereng Panjang Lereng Kecuraman lereng
Pasir berlempung 2 Granular halus Agak lambat 25 – 40% 170 (panjang) Curam
Jumlah Sumber : Pengolahan Data Primer,2012 Berdasarkan
hasil
3 2 3 4 4 3 4
Kasar Agak buruk Agak baik Agak baik Agak baik Agak buruk Agak buruk
23
Sedang
kemiringan lereng, struktur tanah,
pengharkatan terhadap 7 kriteria
permeabilitas dan panjang lereng.
tingkat erosi maka jumlah nilai
1. Pengunaan lahan (pertanian dan
yang diperoleh adalah 23 dengan
perkebunan)
tingkat erosi tanah tergolong pada
satuan litologi yang sama
kelas III (sedang). Pada satuan
perkebunan)
faktor
satuan
terjadinya
dapat
erosi
mendorong
yaitu
pada
yang
litologi
sama
yang
pada
berbeda
faktor
a. Tingkat erosi rendah
C.Pembahasan Pertama,Tingkat Erosi pada satuan litologiTingkat
sama
2. Penggunaan lahan (pertanian dan
litologi ini ini terdapat beberapa yang
yang
erosi
pada
daerah
penelitian terbagi atas dua kategori yaitu rendah dan sedang.
Daerah yang berada pada tingkat erosi
rendah
adalah
satuan
litologi
Qal.I.Sw.Lat dengan penggunaan lahan sawah
dan
Qal.I.Sm.Lat
dengan
penggunaan lahan semak. Faktor yang
membuat daerah berada pada tingkat erosi
satuan litologi gunung api memiliki resiko
rendah adalah karakteristik tanah, bahan
tingkat erosi sedang, sedangkan semak
organik, struktur tanah dan permeabilitas.
pada satuan litologi aluvium memiliki
Karakteristik tanah pada satuan litologi ini
resiko tingkat erosi rendah. Dalam hal ini
adalah lempung liat berdebu, dengan
erosi dipengaruhi oleh beberapa faktor
kriteria bahan organik baik, struktur tanah
diantaranya adalah vegetasi penutup yang
granular dan permeabilitas lambat.
sama tapi dengan satuan litologi yang
b. Tingkat erosi sedang
berbeda dan mempunyai penggunaan lahan
Daerah yang berada pada tingkat erosi
sedang
adalah
Tomp.III.Sw.Lat
satuan
dengan
yang berbeda seperti penggunaan lahan
litologi
pertanian dan perkebunan.
penggunaan
Ketiga,Penggunaan
Lahan
lahan sawah dan Tomp.III.Kc.Lat dengan
(pertanian dan perkebunan) Yang Berbeda
penggunaan lahankebun campuran dan
Pada
Tomp.V.Ht.dengan
Perbandingan
hutan.
penggunaan
lahan
Satuan
Litologi
Yang
Sama.
tingkat
erosi
pada
Faktor yang membuat daerah
penggunaan lahan yang sama dengan
berada pada tingkat erosi sedang adalah
satuan litologi yang berbeda, didapatkan
karakteristik tanah, bahan organik, struktur
tingkat erosi pada penggunaan lahan
tanah dan
sawah
permeabilitas. Karakteristik
pada
satuan
kategori
litologi rendah,
aluvium
tanah pada satuan litologi ini adalah
termasuk
sedangkan
lempung liat berdebu, dengan kriteria
sawah pada batuan gunung api juga
bahan organik baik, struktur tanah granular
memiliki resiko erosi rendah. Sementara
dan permeabilitas lambat.
penggunaan lahan kebun campuran pada Lahan
satuan litologi gunung api memiliki resiko
(pertanian dan perkebunan) Yang Sama
tingkat erosi sedang, sedangkan semak
Pada Satuan Litologi
pada satuan litologi aluvium memiliki
Kedua,Penggunaan
Perbandingan
pada
resiko tingkat erosi rendah. Perbandingan
penggunaan lahan yang sama dengan
tingkat erosi pada setiap satuan litologi ini
satuan litologi yang berbeda, didapatkan
di dasarkan pada perhitungan tingkat erosi
tingkat erosi pada penggunaan lahan
pada setiap satuan litologi memiliki tingkat
sawah
aluvium
permeabilitasnya berbeda-beda. Dalam hal
sedangkan
ini erosi dipengaruhi oleh beberapa faktor
sawah pada batuan gunung api juga
diantaranya adalah vegetasi penutup yang
memiliki resiko erosi rendah. Sementara
sama tapi dengan satuan litologi yang
penggunaan lahan kebun campuran pada
sama dan mempunyai penggunaan lahan
pada
termasuk
tingkat
Yang Berbeda.
satuan
kategori
erosi
litologi rendah,
yang berbeda seperti penggunaan lahan
Asdak, Chay. (1995). Hidrologi dan
pertanian dan perkebunandan pada kebun
Pengelolaan
campuran.
Sungai, UGM : Yogyakarta.
Dalim,
KESIMPULAN
Yeniwarti. Tanah,
Kesimpulan yang dapat di ambil dari
Tingkat
erosi
pada
(1985).
Jurusan
Aliran
Geografi Pendidikan
Geografi FPIPS UNP Padang:
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Daerah
Padang.
daerah
penelitian terbagi atas 2 bagian
Efendi,
Supli
Rahim,
(2012).
yaitu rendah pada satuan litologi
Pengendalian Erosi Tanah. Bumi
Qal.I.Sw.Lat dan satuan litologi
Aksara: Jakarta.
Qal.I.Sm.Lat, sementara tingkat erosi sedang pada satuan litologi Tomp.III.Sw.Lat,
Daya Fisik Wilayah dan Tata
Tomp.III.Kc.Lat
dan
Tomp.V.Ht.Lat. 2.
Hardjowigeno, Sarwono. (1986). Sumber
Guna
Jurusan
Lahan,
Tanah
Fakultas Pertanian IPB Bogor.
Tidak terdapat perbedaan tingkat erosi
berdasarkan
penggunaan
lahan (perkebunan dan pertanian)
Hardjowigeno, Sarwono. Ilmu Tanah, CV Akademika Pressindo: Jakarta
pada setiap satuan litologi yang berbeda di DAS Lumpo. 3.
Hermon,
Dedi,
(2008).
Metode
dan
Tidak terdapat perbedaan tingkat
Tekhnik
erosi
Tanah. Padang. Yayasan Jihadul
berdasarkan
penggunaan
lahan (perkebunan dan pertanian)
Penelitian
Geografi
Khair Center
pada setiap satuan litologi yang sama di DAS Lumpo.
___________, (2009). Geografi Tanah, Suatu
DAFTAR PUSTAKA Arsyad,Sitanala,
(1989).
Tinjauan
Metodologis Konservasi
Tanah dan Air, IPB Bogor.
Proposal
dan
Penelitian.
Teoritis, Aplikasi Padang.
Yayasan Jihadul Khair Center.
Markis. (2001).Studi Tingkat Erosi Dan Gerakkan
Masa
Batuan
Pada
Satuan
Lahan
Di
Daerah
Aliran
Sungai
Nyiur
Perbukitan
Kecamatan
Lubuk Batang
Zakaria, (2011).Studi Karakteristik tanah Untuk
Arahan
Pertanian
Kapas.STKIP PGRI SUMATERA
Konservasi Di Jorong IV Koto
BARAT.
Utara
Kecamatan
Kinali
Kabupaten Pasaman Barat.STKIP Nawi, Marnis. (1999). Petunjuk Pratikum Mineral dan Batuan. Jurusan Pendidikan
Geografi
Universitas
Negeri
FPIPS Padang:
Padang.
Silitonga, Eric, J. (1991). Geologi Umum, Jakarta. Gaya Media Pratikum.
PGRI SUMATERA BARAT.