Studi perilaku ….. (Maramis) 461
Studi Prilaku Pasar Tanah di Daerah Pemekaran Provinsi Sulawesi Utara
Joubert Barens Maramis Jhon Vian Bobby Polii Jemmy Najoan Vecky Apollos Junius Masinambow Universitas Sam Ratulangi (
[email protected])
Abstract The result of this research shows that the buyer charactheristics and seller is effect on land price. From the supply side (seller) of the land and the demand side (buyer) of the land is create a behaviorin land market in autonomous region of North Sulawesi. The land price is significantly effect on land future price expactation. Topography of the land has effect on land price on both sides. Land distance or acces has effect on land price on both sides. Richness is the only one variable that effect on land price expactation on both sides. The crop has no significant effect on both sides. Education and earning has no effect significantly on land price expectation. Keywords: Land Market Behavior, Autonomous region, North Sulawesi
Abstrak Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karakteristik pembeli dan penjual berpengaruh terhadap harga tanah. Baik dari sisi supply (penjual) tanah maupun dari sisi demand (pembeli) tanah yang membentuk fungsi perilaku pasar tanah di daerah pemekaran Provinsi Sulawesi Utara, aspek harga tanah berpengaruh signifikan terhadap ekspektasi harga tanah dimasa depan. Aspek topografi lahan berpengaruh terhadap harga lahan baik penawaran maupun permintaan tanah. Aspek jarak atau akses lahan berpengaruh terhadap harga lahan baik dari sisi penawaran maupun permintaan tanah. Kekayaan satu satunya variabel yang berpengaruh terhadap ekspektasi harga tanah baik dari sisi penawaran maupun permintaan tanah. Aspek hasil lahan tidak berpengaruh signifikan pada harga jual atau beli tanah. Pendidikan dan pendapatan tidak berpengaruh signifikam terhadap ekspektasi harga beli atau jual tanah. Kata kunci : prilaku pasar tanah, daerah pemekaran, Sulawesi Utara
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488
462
untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe dan
Latar Belakang Salah satu dampak dari otonomi
Talaud terbentuk kabupaten baru yaitu
daerah adalah banyaknya daerah tingkat
Kabupaten
dua (level kabupaten dan Kota) serta
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
tingkat
yang
Biaro (Sitaro). Sampai saat ini pemekaran
melakukan pemekaran. Hal ini juga terjadi
wilayah terus terjadi baik pada level
pada Provinsi Sulawesi Utara. Pada level
pembicaraan
Provinsi, Sulawesi Utara saat ini telah
pembahasan di pemerintah daerah dan
dimekarkan menjadi Provinsi Sulawesi
pusat. Pada tingkat Provinsi, kemungkinan
Utara dan Provinsi Gorontalo. Kabupaten
besar akan tercipta provinsi baru yaitu
Boalemo, Kota Gorontalo, Kabupaten
provinsi Bolaang Mongondow Raya yang
Gorontalo yang dahulunya adalah bagian
terdiri dari wilayah Bolaang Mongondow.
Kabupaten atau Kota di Sulawesi Utara,
Juga
kini menjadi bagian Provinsi Gorontalo.
Provinsi
Sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Utara,
adalah Kepulauan Sangihe dan Talaud.
saat ini tinggal berisi Kabupaten Minahasa,
Pemekaran
Kabupaten
dan
kemudian diikuti oleh pemekaran di
Talaud, Kabupaten Bolaang Mongondow,
wilayah wilayah kabupaten atau kota yang
dan Kota Bitung.
ada di wilayah tersebut.
satu
(level
provinsi)
Kepulauan
Sangihe
Pemekaran pada level kabupaten atau
kota
administrasi
juga
terjadi
Provinsi
di
wilayah
maupun
sementara
Utarayang
di
wilayah
Pemekaran
wilayah timbulnya
dan
sementara
diwacanakan
Nusa
menyebabkan
Talaud
adanya
wilayahnya
provinsi
ini
ini
akan
konsentrasi
Utara.
penduduk karena adanya pembangunan
Untuk hasil pemekaran dari Kabupaten
besar besaran di pusat pusat wilayah
Minahasa terbentuk kabupaten dan kota
ibukota kabupaten atau kota.Konsentrasi
baru yaitu Kabupaten Minahasa Selatan,
penduduk
Kota
Minahasa
menyebabkan juga konsentrasi aktivitas
Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara.
bisnis dan penunjang aktivitas bisnis di
Untuk Kabupaten Bolaang Mongondow
daerah tersebut. Konsekuensi logis dari
terbentuk kabupaten atau kota baru yaitu
perubahan ini salah satu yang terpenting
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara,
adalah tanah atau lahan. Pada dasarnya,
Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolaang
luas tanah bersifat konstant artinya supply
Mongondow
Kabupaten
konstant. Sedangkan permintaan tanah
Bolaang Mongondow Selatan. sedangkan
bersifat dinamis sehingga demand akan
Tomohon,
Sulawesi
Kepulauan
Kabupaten
Timur,
dan
dan
pembangunan
ini
Studi perilaku ….. (Maramis) 463
meningkat.
Maka yang berubah adalah
Tanah
yang
cenderung
datar
akan
penggunaan tanah atau lahan tersebut.
memiliki hubungan positip dengan harga
Sebelum pemekaran suatu daerah, tanah
tanah, hal ini disebabkan banyaknya
kebanyakan hanya untuk pekarangan atau
kegunaan
rumah dan lahan pertanian. Namun karena
pembangunan ditanah yang datar. Harga
pemekaran (khususnya tanah yang ada di
tanah dijuga berbanding lurus dengan jarak
daerah pusat pertumbuhan daerah baru),
atau akses dari kendaraan mobil, semakin
tanah berubah fungsi mulai dari pada
dapat diakses oleh mobil maka semakin
awalnya fungsi rumah dan pekarangan
mahal harga tanah tersebut. Kemudian
menjadi
atau
hasil awal dari tanah yang ada, semakin
penunjang bisnis seperti pusat pertokoan,
tinggi hasil tanah akibat produktivitas
Ruko, perbankan, warung dan bentuk
tanaman atau sejenisnya yang dihasilkan
lainnya,
tanah tersebu maka semakin mahal harga
fungsi
aktivitas
karena
bisnis
dianggap
lebih
menguntungkan. Tanah yang dahulunya
dan
low
cost
dalam
tanah itu.
terlantar atau untuk pertanian berubah
Harga tanah saat ini juga secara teori
fungsi menjadi non pertanian (baik bisnis
akan
maupun untuk fasilitas publik dari daerah
tanah dimasa depan. Harga tanah saat ini
baru). Femonema ini menyebabkan pasar
yang mengalami peningkatan pertumbuhan
permintaan tanah menjadi lebih menarik
harga jual akan meningkatkan ekspektasi
untuk dikaji.
harga tanah dimasa depan. Disamping itu
Pada
ekspektasi
harga
dalam
pasar
faktor seperti pendidikan, pendapatan dan
disamping
terjadi
kekayaan dari pembeli dan penjual akan
interaksi antara pembeli dan penjual juga
mempengaruhi ekspektasi harga tanah
terjadinya pergeseran kepemilikan dan
dimasa depan. Semakin tinggi pendidikan
fungsi lahan. Dari sisi interaksi pembeli
maka semakin tinggi ekspektasi harga
dan penjual akan tercipta harga tanah.
dimasa depan. Semakin tinggi pendapatan
Dalam konteks harga tanah, hal yang
dan
menarik dianalisis adalah pola perilaku
ekspektasi harga tanah dimasa depan.
terbentuknya harga tanah yang dapat
Aspek
dipengaruhi oleh beberapa faktor utama.
pendidikan dari pelaku pasar sangat
Aspek topografi lahan, jarak yang dapat
berkaitan dengan opporunity investmen
ditempuh dengan mobil dan hasil awal dari
dimasa
tanah akan mempengaruhi harga tanah.
ekspektasi mereka berbeda dan lebih tinggi
permintaan
dasarnya
mempengaruhi
tanah
kekayaan
maka
pendapatan,
depan
semakin
kekayaan
sehingga
wajar
tinggi
dan
jika
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488
464
dibanding dengan pelaku pasar yang
pemerintahan, keuangan, perdagangan dan
berbeda level pendidikan, pendapatan dan
fasilitas penunjang pariwisata. Lokasi
kekayaanya.
kedua adalah Kabupaten Minahasa Selatan
Kabupaten
Utara,
yang juga merupakan kawasan strategis
dan
provinsi yang berada di jalur Pantura
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
(pantai utara) Provinsi Sulawesi Utara
adalah daerah daerah hasil pemekaran di
yaitu jalur yang menghubungkan Manado,
Provinsi Sulawesi Utara. Pemilihan daerah
Amurang dan Kotamobagu. Selanjutnya
sampel ini didasari pada keterwakilan
lokasi ketiga adalah kabupaten Bolaang
daerah pemakaran di mainland Provinsi
Mongondow Timur yang berada di Pantai
Sulawesi
Selatan
Kabupaten
Minahasa
Minahasa
Utara.
Selatan
Kabupaten
Minahasa
namun
dekat
dengan
Kota
Utara adalah adalah daerah pemekaran
Kotamobagu dan Kabupaten Minahasa.
yang berada paling timur yang berbatasan
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
dengan Kota Bitung dan Kota Manado
adalah
Sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Utara.
merepresentasikan daerah pemekaran yang
Kemudian Kabupaten Minahasa Selatan
paling jauh lokasinya dari Ibukota Provinsi
adalah kabupaten pemekaran yang berada
Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan :
di tengah tengah daerah provinsi Sulawesi
(1) Untuk mengetahui dan menganalisis
Utara. Sedangkan Kabupaten Bolaang
keterkaitan perilaku faktor topografi, jarak
Mongondow Timur
adalah kabupaten
atau akses dan hasil tanah sebagai faktor
paling barat dari Ibukota provinsi Sulawesi
pembentuk harga tanah dari sisi pembeli
Utara.
dan penjual di daerah pemekaran Provinsi
daerah
pemekaran
yang
Dari sisi penyebaran pembangunan
Sulawesi Utara. (2) Untuk mengetahui dan
dari daerah pemekaran, ketiga sampel
menganalisis perilaku faktor pendidikan,
tersebut
level
pendapatan dan kekayaan sebagai faktor
pertumbuhan pembangunan yang berbeda
pembentuk ekspektasi harga tanah dari sisi
akibat faktor dekat dan jauhnya dari pusat
pembeli dan penjual di daerah pemekaran
ibukota
Provinsi
merepresntasikan
Provinsi
Sulawesi
Utara.
Sulawesi
Utara.
(3)
Untuk
Kabupaten Minahasa Utara mengalami
mengetahui dan menganalisis keterkaitan
pertumbuhan
yang
antara harga tanah dengan ekspektasi
sangat tinggi karena diapit oleh Kota
harga tanah di daerah pemekaran Provinsi
Bitung yang adalah kota International Hub
Sulawesi Utara
permintaan
lahan
Port dan Kota Manado yang adalah pusat
Studi perilaku ….. (Maramis) 465
penawaran maupun permintaan tanah, hal
Argumen Orisinalitas / Kebaruan Penelitian tentang prilaku pasar tanah di Sulawesi
daerah pemekaran Provinsi Utara
masih
Michael (2006), Banathul Hayati dan
jarang
Nugroho (2006), Pogozinski, J. Michael
dilakukan. Studi atau penelitian tentang
(1990), Hidayati (1999), Jamal E (2001),
perilaku permintaan pasar tanah akan
Kuncoro,
sangat bermanfaat dalam perencanaan
Hendrastuti, Nur (2006). Kekayaan dan
ekonomi
juga
harga tanah maupun ekspektasi harga
memetakan perilaku harga tanah yang
tanah atau lahan ( Masinambow (2009),
akan mempengaruhi perencanaan pola
Baci C Ivan Luiz Zilli (2003), Zhang
ruang
Hong, (2008), Oshiro Kenji (2003). Juga
dan
dan
sangat
ini sesuai dengan temuan dari Kilgore A
pembangunan
wilayah
suatu
daerah
pemekaran.
Mudrajad
(2004),
dan
variabel yang relatif baru ditambahkan
Variabel variabel yang diangkat pada
dalam model adalah faktor kekayaan dan
penelitian ini merupakan gabungan dari
berdampaknya pada ekspektasi harga tanah
beberapa peneliti yaitu antara lain : aspek harga tanah dan ekspektasi harga tanah
Kajian Teoritik dan Empiris
dimasa depan (Coteller, Gardebrock, and
Teori Permintaan dan Relevansinya
Luijt (2008),
dengan Lahan
Pope, Jaren C (2008),
Kilgore A Michael (2006), Maramis
Kemampuan suatu barang atau jasa
(2014), Malpzzi Stephen and susan M
untuk memuaskan keinginan konsumen
Wachter (2005) dan Cheshire paul and
adalah
Stephen Sheppard (2000), Xu feng, Ron C
(Pappas dan Hirschey, 1993). Dengan kata
Mittel Hammer and Paul W, Barkley
lain, kegunaan suatu barang atau jasa
(1993), Donoko Mark B (1988) dan
adalah
Simarmata (1999).
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Aspek topografi lahan dan harga
dasar
dasar
permintaan
permintaan
konsumen
konsumen.
Kotler (1997) bahwa konsumen membeli
lahan baik penawaran maupun permintaan
lubang,
bukan
tanah ( Masinambow (2009), Holland,
merupakan alat untuk membuat lubang.
Cohrand, McCandels (2008), King David
Sesungguhnya
A and J.A. Sinden (1994), Tabuchi
memerlukan lubang yang dihasilkan dari
Takatohi (1996), Oshiro Kenji (2003).
bor dan bukan bor itu sendiri. Ini berarti
Aspek jarak atau akses lahan berpengaruh
bahwa
terhadap harga lahan baik dari sisi
memiliki lahan atau kemampuan lahan
kegunaan
bor.
Bor
hanyalah
konsumen
yang
melekat
hanya
dari
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488
466
dalam memenuhi keinginan pemiliknya
terdiri dari item-item X1,…,Xn dan Y
merupakan
terjadinya
adalah ikatan komoditi yang lain berisi
permintaan lahan tersebut. Ilustrasi yang
dengan item-item Y1,…,Yn. Pada dua
dikemukakan tersebut mengartikan bahwa
ikatan tersebut, yakni X dan Y, konsumen
lahan yang dibeli dapat secara langsung
dapat
atau menjadi perantara dalam memperoleh
berdasarkan jenjangnya. Misalnya adalah
kepuasan tertentu.
X lebih disukai daripada Y (X ≥ Y) atau Y
dasar
dari
menentukan
pilihannnya
Berbagai literature mendefinisikan
lebih disukai daripada X (Y ≥ X) atau X
utilitas sebagai tingkat kepuasan tertentu
dan Y sama-sama disukai (X=Y). Fungsi
yang diperoleh seorang konsumen dari
utilitas kemudian dapat dibentuk suatu
mengkonsumsi sejumlah barang-barang
indeks, yaitu U(X)=U(X1,…,Xn ) untuk
tertentu (Varian, 1992), (Hartono, 1999).
utilitas
Jika X1,…,Xn menunjukkan barang-barang
U(Y)=U(Y1,…,Yn) untuk utilitas dengan
yang dikonsumsi oleh konsumen, maka
indeks Y. Kedua utilitas ini kemudian
fungsi utilitas dapat ditulis sebagai U
dapat dibandingkan secara ordinal, yaitu
(X1,…,Xn). Secara historis, awalnya fungsi
sebagai U(X) ≥U(Y) atau U(Y) ≥U(X)
utilitas
pengukur
atau U(X)=U(Y). Dari dasar fungsi utilitas
kardinal dari kepuasan yang diterima oleh
ini maka dapat dikembangkan lebih lanjut
konsumen.
untuk mendapatkan posisi keseimbangan
dipandang
kardinal
Suatu
indeks
sebagai
utilitas
jika
dikatakan
item-item
yang
membentuk indeks ini dapat diukur secara
dengan
konsumen
indeks
sebagai
X
dan
dasar
untuk
memperoleh kurva permintaan.
obyektif dan dapat dibandingkan satu
Dengan cara lain dapat dijelaskan
dengan yang lainnya. Karena utilitas tidak
bahwa ada beberapa axiom/syarat yang
dapat diobservasi (unobservable), maka
menjamin eksistensi utilitas konsumen
sejak abad ke-19 pengukuran kardinal
yaitu bahwa set konsumsinya haruslah
sudah
bersifat complete, reflexive, transitive, dan
ditinggalkan,
di
mana
utilitas
sekarang diukur secara ordinal.
continuity. Ini adalah syarat seorang
Secara ordinal, maksudnya utilitas
konsumen
dalam
melakukan
pilihan
diukur sebagai jenjang dari seikat komoditi
konsumsi. Jika keempat hal tersebut
(commodity
terpenuhi
bundle)
tanpa
melihat
barulah
individu/konsumen
intensitas kepuasan dari masing-masing
tersebut bias dianalisa secara ekonomi.
item yang membentuk ikatan tersebut.
Jika
Misalkan X adalah seikat komoditi yang
monotonicity,
syarat
tambahan local
seperti
nonsatiation
strong dan
Studi perilaku ….. (Maramis) 467
convexity
terpenuhi,
solusi
utilitas
konsumen akan tercapai dengan baik.
dua
akan
menghasilkan
solusi dari HDF (XA) dimasukkan ke fungsi tujuannya yaitu meminimalkan
memaksimumkan utilitas dengan kendala
pengeluaran (min M), maka akan diperoleh
anggaran yang dimiliki. Solusi dengan cara
expenditure
ini
mempunyai property sebagai berikut: tidak
Demand
yaitu:
ini
pertama,
akan
cara
cara
Hicksian Demand Function (HDF). Jika
Pencapaian solusi ini diperoleh dengan
dengan
menghasilkan Function
Marshalian
(MDF.XM)
yang
function
menurun/meningkat
(EF)
terhadap
yang
harga,
mempunyai sifat-sifat: solusinya unik,
homogenitas derajad satu terhadap harga,
bersifat kontinue, homogeny derajad nol
bersifat convex, continue. Solusinya adalah
terhadap harga dan pendapatan, tidak
MRS=ERS sehingga MDF dan HDF
berubah sebagai akibat dari transformasi
disebut duality. Jika yang diketahui adalah
monotonic. Jika solusi dari MDF (XM) di
fungsi pengeluaran, maka akan dapat
masukkan ke fungsi tujuannya yaitu
diperoleh
memaksimumkan utilitas (Max U) maka
Seppard’s Lemma. Dalam aplikasinya
akan diperoleh Indirect Utility Function
HDF selalu mempunyai slope negative dan
(IUF) yang mempunyai utilitas sebagai
lebih
berikut:
tidak
meningkat/menurun
permintaannya. Melalui fungsi permintaan
terhadap
harga,
sebaliknya
tidak
Marshallian diperoleh dengan menderivasi
menurun/meningkat terhadap pendapatan,
dari suatu fungsi utilitas atau disebut juga
homogenitas derajad nol, bersifat quasi
dengan nama money-income-held constant
konvex, dan bersifat continue. Solusinya
demand
adalah MRS=ERS yakni marginal rate of
permintaan yang diderivasi dari fungsi
substitution (MRS) dan economic rate of
pengeluaran
substitution
permintaan Hicksian atau dikenal juga
(ERS).
Jika
fungsi
IUF
diketahui, maka dapat diperoleh MDF dengan
menggunakan
Roy’s
identity,karena aplikasi mencari fungsi
HDF
curam
dengan
dengan
dari
function.
MDF
Adapun
disebut
sebutan
menggunakan
kurva
fungsi
dengan
fungsi
income-compensated
demand function. Terdapat
dua
model
dasar
utilitas konsumen yang mencerminkan
permintaan idividual, yakni permintaan
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
langsung
adalah tidak mudah.
Permintaan langsung berkaitan dengan
Kedua, meminimalkan pengeluaran untuk mendapatkan utilitas tertentu. Solusi
permintaan
dan
untuk
permintaan
barang
turunan.
konsumsi,
sedangkan permintaan turunan berkaitan
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488 468
dengan kegunaan barang tersebut sebagai
bahwa makanan dan perumahan termasuk
masukan
produksi
barang kebutuhan (necessities), sedangkan
(Koutsoyiannis, 1979). Lahan memenuhi
yang lainnya termasuk kategori barang
kedua jenis permintaan tersebut. Lahan
mewah. Elastisitas harga sendiri umumnya
tidak saja hanya berfungsi sebagai lokasi
negatif, kecuali untuk kelompok makanan.
perumahan untuk kebutuhan individu,
Elastisitas
tetapi dapat menjadi sarana atau input
inelastis, kecuali untuk komunikasi dan
untuk produksi pertanian, bahkan lahan
transportasi.
dapat merupakan alternatif investasi yang
penelitian
menguntungkan
2000).
Demand System: An Analiysis of the
Menyimak dari beberapa pendapat tersebut
Impacts of the Economic Crisis On
maka semakin jelas mengartikan bahwa
Household Consumption and Nutritional
fungsi lahan tidak berbeda dengan fungsi
Intake”. Temuan Moeis salah satunya
barang dan jasa lainnya yang memberikan
adalah
kepuasan.
merupakan
dalam
proses
(Gunawan,
Meskipun
lahan
memiliki
harga
Moeis mengenai
variabel faktor
sendiri
umumnya
(2003)
dalam
“Indonesia
Food
sosial penting
demografi dalam
menentukan konsumsi rumah tangga.
karakteristik yang relatif berbeda dengan barang atau jasa yang diperjualbelikan
Faktor Penentu Permintaan dan Harga
secara
Lahan Pertanian
luas
prinsipnya menjadi
di
pasar,
namun
pada
faktor-faktor
tersebut
juga
faktor
permintaan
lahan,
penentu baik
terhadap permintaan
langsung maupun permintaan turunan dari lahan.
Dalam rangka mengaplikasikan
teori permintaan di atas, banyak peneliti menggunakan model almost ideal demand system (AIDS-Model). Beberapa penelitian permintaan terhadap barang (diluar lahan) yang menggunakan AIDS-Model yakni: Deaton dan Muelbaur (1980), dengan menggunakan data time series 1954-1974 menganalisa sistem permintaan pangan dan non makanan di Inggris, menyatakan
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan yang terpenting menurut Ring and Boykin (1986) adalah: kegunaan dan kepuasan (utility), kelangkaan (scarcity), permintaan (demand), dan kemudahan untuk
dipindahkan
(transferability).
Transferablility tidak harus bersifat fisik, melainkan dapat meliputi transferability dalam penguasaan atas semua hak yang berkaitan dengan pemilikan suatu barang, di mana hal ini berkaitan dengan property rights yaitu hak untuk menguasai dan menggunakan suatu barang (Suparmoko,
Studi perilaku ….. (Maramis)
469
1997). Melalui uraian di atas, dapat
bagi kaum yang memiliki pendapatan
dikemukakan bahwa lahan yang dibeli
tinggi atau yang memiliki kemampuan
seseorang tidak perlu dibawa ke mana-
untuk membeli tanah. Sebagaimana yang
mana tetapi haknya yang bisa berpindah-
dikemukakan oleh Suparmoko bahwa dua
pindah.
faktor Dalam
permintaan,
penting
yang
menyebabkan
pendapatan
meningkatnya kegunaan, kelangkaan, dan
yang penting,
permintaan akan lahan; yakni tingkat
demikian juga berlaku dalam permintaan
produktivitas tanah tersebut dan lokasinya.
lahan. Pendapatan juga sangat penting
Lokasi lahan berkaitan dengan jarak
sebagai penentu dalam permintaan lahan
sumberdaya tanah tersebut dari pusat
pertanian. Pendapatan mencerminkan daya
perkotaan, pasar atau kegiatan produksi
beli,
yang
dan perdagangan. Semakin dekat jaraknya
memiliki
dengan pusat-pusat kegiatan itu, maka
kemampuan untuk mengubah fungsi lahan
semakin tinggi harganya karena terutama
dalam rangka memaksimalkan utilitasnya.
adanya perbedaan biaya transportasi. Oleh
Fungsi
adalah
karena itu, meningkatnya harga lahan
pertanian, dapat diubahnya menjadi sarana
berkaitan dengan berbagai fasilitas yang
untuk dinikmati dalam bentuk lain seperti
diciptakan,
menata untuk pemukiman kedua yang
pemerintah yang bersifat pekerjaan umum
dilengkapi dengan taman-taman yang lebih
(public services) seperti: pembangunan
memiliki fungsi sebagai tempat beristirahat
jalan, fasilitas listrik, lapangan terbang,
dan
saluran
adalah faktor penentu
di
mana
bagi
berpendapatan
lahan
berekreasi
orang
tinggi
yang
mulanya
keluarga.
Berdasarkan
kemampuan pendapatan yang dimilikinya
Kedudukan memberikan
lokasi
pengaruh
irigasi
oleh
pengolahan
investasi
limbah,
bendungan, dan lainnya.
maka lahan diubah sedemikian rupa dengan tujuan investasi dan spekulasi.
terutama
Secara historis, teori nilai atau harga lahan telah dikemukakan sebelum
lahan
mashab klasik, di mana konsepnya berawal
terhadap
dari teori sewa tanah kaum Physiokrat.
permintaan lahan pertanian. Jika berada di
Physiokrat
tempat strategis seperti dekat perkotaan,
menekankan bahwa tinggi rendahnya sewa
dekat jalan besar, dekat fasilitas-fasilitas
tanah tergantung dari tingkat kesuburan
tertentu, maka akan berlomba-lomba para
tanah
calon pembeli tanah untuk membeli. Lahan
kesuburan lahan mempengaruhi tinggi
pertanian juga dibeli oleh karena prestise
rendahnya harga sewa tanah, semakin
yang
dalam
argumennya
bersangkutan.
Tingkat
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488 470
subur lahan yang bersangkutan maka akan
teori
semakin
Beberapa
tinggi
pula
harga
sewanya,
regional
sampai
kajian
sekarang
yang
mengamati
demikian juga sebaliknya (Bilas,1985),
perkembangan
(Koutsyiannis,1987), (Nicholson,2002).
diperdesaan maupun di perkotaan masih
Teori selanjutnya Thunen.
nilai
dan
harga
dikembangkan Analisisnya
oleh
tanah Von
relevan
harga
ini.
menggunakan
lahan
teori
baik
mengenai
harga tanah.
menghubungkan
antara pusat kegiatan ekonomi pasar dan
Beberapa Studi Empiris Terdahulu
pusat produksi serta jarak. Tanah pertanian
Pergeseran Pemilikan dan Konsentrasi
menjadi
Lahan Pertanian
contoh
teorinya.
dalam
menjelaskan
Dikemukakannya
penggunaan
bahwa
Perhatian kepada masalah harga
tanah
dipengaruhi
oleh
atau nilai lahan telah diamati oleh Harry T.
ongkos
transportasi
tiap
Oshima (1980) dalam artikelnya mengenai
komoditas pertanian dari tempat produksi
"pertumbuhan Asia sesudah Perang' yang
ke ekonomi (pasar) terdekat. Berbagai
memfokuskan
asumsi diletakkan dalam merumuskan
hubungan
modelnya yakni: pertama, wilayah model
pembangunan
yang terisolasikan (isolated state) adalah
pendapatan dan kesempatan kerja. Hasil
bebas dari pengaruh pasar-pasar kota lain;
pengamatannya menemukan bahwa telah
kedua, wilayah model membentuk tipe
terjadi
permukiman
mana
terhadap jumlah transaksi jual-beli lahan,
kebanyakan keluarga petani hidup pada
di mana dalam banyak kasus telah
tempat-tempat yang terpusat dan bukan
meningkatkan
tersebar
diakibatkan
perbedaan
di
perkampungan
seluruh
di
wilayah;
ketiga,
pada timbal
pembahasan: balik
pedesaan,
peningkatan
antara pembagian
yang
signifikan
ketegangan oleh
meningkatnya
yang sewa
wilayah model memiliki iklim, tanah,
tanah. Hasil pengamatan yang dilakukan
topografi yang seragam, atau uniform
oleh Oshima ini dapat dipahami karena era
(produktivitas tanah secara fisik adalah
tersebut
sama); keempat, wilayah model memiliki
pembangunan yang pesat di banyak negara
fasilitas transportasi tradisional yang relatif
Asia. Peningkatan pembangunan telah
seragam; dan kelima, faktor-faktor alamiah
menambah secara nyata kebutuhan akan
yang mempengaruhi penggunaan lahan
tanah terutama di daerah perkotaan sebagai
adalah konstan. Teori Von Thunen inilah
konsekuensi dari perkembangan industri
yang menjadi dasar bagi pengembangan
dan jasa.
telah
memasuki
tahap-tahap
Studi perilaku ….. (Maramis) 471
Distribusi pemilikan lahan yang semakin memprihatinkan pada akhirnya akan
semakin
menyulitkan
Faktor
Mempengaruhi
Harga
dan
Permintaan Lahan
untuk
Penelitian dari Banatul Hayati dan
mendapatkan skala yang optimal bagi
Nugroho (2006) tentang: analisis nilai
usahatani, sebagaimana yang ditemukan
tanah pada rumah mewah dan potensi
dalam penelitian Baland, et al (2000),
penerimaan
prima facie, the evidence of an inverse
dengan menggunakan alat analisis regresi
relationship between farm size and land
menghasilkan
productitivy. Hal tersebut seiring dengan
Jarak dari pusat bisnis ke lokasi tanah
penelitian
(1987)
signifikan negatif mempengaruhi nilai
mengenai Rising Agricultural Productivity
lahan, demikian juga topografi/kelandaian
(dalam
bahwa
lahan signifikan negatif mempengaruhi
produktivitas lahan negara maju lebih
nilai tanah. Kemudian faktor lebar jalan
tinggi dibandingkan negara berkembang.
dan kelengkapan utilitas signifikan positif
Produktivitas yang lebih tinggi tersebut
mempengaruhi nilai lahan.
oleh Celso Furtado dalam Economic
Berikutnya,
Edward
Todaro):
C.
Wolf
ditemukan
PBB
di
sebagai
kota
Semarang,
berikut:
penelitian
Faktor
yang
Development in Latin America (1970)
dilakukan oleh Nur Hendrastuti (2006)
memberikan
sajian
yang
dengan menggunakan analisis statistik
dramatis
mengenai
penyebaran
deskriptif menemukan sebagai berikut:
kepemilikan lahan garapan pertanian yang
rata-rata nilai tanah di Kecamatan Depok
benar-benar timpang di tujuh negara
untuk serangkaian sampel berupa titik
Amerika Latin. Minifundio yang meliputi
adalah Rp 317 .691 dengan simpangan
90
pernah
baku sebesar Rp 228 .240. Sedangkan
menguasai lebih dari 17 % luas lahan
untuk nilai tanah rata-rata per dusun
pertanian,
yang
tertinggi adalah Dusun Sagan yaitu sebesar
hanya meliputi lebih kurang 7 % petani,
Rp 673 .333. Analisis spasial dengan
telah menguasai 82 % luas lahan pertanian.
statistik Moran menghasilkan nilai Moran
Luas lahan latifundio di Argentina rata-
Index sebesar + 0,5584 dengan nilai
rata 270 kali lipat daripada minifundio
mutlak signifikansi Z sebesar 322 . Hasil
yang ada di Guatemala, bahkan latifundio
ini
terbesar mencakup luas lahan hingga 1.732
autokorelasi spasial dalam nilai tanah di
kali
Kecamatan Depok yang secara signifikan
%
jumlah
lipat
minifundio.
gambaran
petani,
sedangkan
daripada
tidak
latifundio
rata-rata
luas
menandakan
bahwa
terdapat
berbeda dengan nilai I yang diharapkan
472
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488
bila tidak terjadi autokorelasi spasial,
pusat pembelanjaan, tidak ada variasi
sehingga pola yang dapat dikenali adalah
antarpusat pembelanjaan.
pola
Master.
gridding
Dari
yang
berbagai
dilakukan,
metode diperoleh
Selanjutnya dapat diperbandingkan dengan
beberapa
penelitian
di
luar
permukaan terbaik dihasilkan oleh metode
Indonesia sebagai berikut: Sebagaimana
Inverse Distance to A Power. Dari analisis
yang ditemukan oleh Oshiro (2003) yakni:
regresi berganda diperoleh hasil bahwa
land market in a city must recognize other
nilai tetangga terdekat, kedekatan dengan
factors as determinants of value and price
kawasan perguruan tinggi, dan jarak ke
along with the location or accessibility ,
jalan
….. at the local level, the introduction of a
utama
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai tanah . Hasil (2007)
new transportation mode will play an
penelitian
mengenai
dari
Kuncoro
faktor-faktor
important role in shifting the center of
yang
accessibility, relocating a market center
dengan
and be a continuing influence on land use
menggunakan model regresi diperoleh
and values, … also, a factor such as
faktor-faktor penentu harga tanah di kota
topography may effect land value by the
Surabaya, yakni: nilai tanah sebelumnya,
impact it may have on the supply of easily
jumlah bangunan perkantoran, jumlah
accessible
bangunan
pusat
government policy, laws and speculator’s
bangunan
action are also part of the determining of
bengkel, gudang, atau pertanian. Jarak ke
land values…… extending beyond ten
Plasa Jembatan Merah dan Mal Galaksi
kilometers from the central core, positive
bukan merupakan faktor penentu nilai
change in land price are indicated.
tanah yang signifikan. Nilai tanah tahun
Ringkasnya dapat dikemukakan bahwa
sebelumnya sangat besar pengaruhnya bila
karakteristik lahan seperti jarak dari pusat
dibandingkan dengan variabel lainnya,
kegiatan ekonomi, aksesibilitas, topografi,
kemudian jumlah bangunan perkantoran
berkembangnya
dan toko. Artinya adalah para pelaku pasar
mempengaruhi langsung ke harga dan
memberikan perhatian yang sangat besar
beberapa
pada harga tanah tahun sebelumnya dalam
permintaan
menentukan harga tanah saat ini. Semua
penemuan tersebut maka Kilgor (2006)
faktor penentu harga tanah tersebut pada
menemukan
mempengaruhi harga tanah,
toko,
pembelanjaan,
dan
jarak jumlah
ke
umumnya bersifat konsisten untuk semua
land,
di
....
factor
spekulasi,
antaranya lahan.
as
dapat
langsung
Sejalan
bahwa:
such
ke
dengan
location
Studi perilaku ….. (Maramis)
473
characteristic as major determinants of
dipengaruhi oleh ekspektasi benefit,…. the
price variability.
sum of future forest land benefit is the
Selanjutnya faktor sosial ekonomi
buyers willingness to pay for the land.
mempengaruhi harga dan permintaan lahan
Wassner
and
Baass
(2004)
hubungan-hubungan
antara
ditemukan juga dalam penelitian Oshiro
mengkaji
(2003), …. local price variation in this
faktor yang mempengaruhi permintaan dan
study are indicative of the impact of socio-
penawaran lahan dengan menggunakan
economic forces over space and time.
model berikut: quantity demand = f (price,
Faktor pendapatan dan harga dalam kaitan
income, wealth, demographics, household,
dengan permintaan berpengaruh signifikan
climate, state specific taxes / fee and
ditemukan dalam penelitian Cheshire dan
amenities / disamnenities. quantity supply
Sheppard (2000), the value of the gross
= f (price, construction cost, farmland
benefit to each household is then estimated
price).
by calculating the variation in income that
menemukan bahwa banyak faktor yang
would be associated with increasing the
mempengaruhi harga lahan, …. this model
price of each amenity to the reservation
helps to address issues such as the
price. Adapun faktor kekayaan signifikan
influence of property characteristic on
dalam memberikan pengaruh terhadap
final sales price.
permintaan
lahan
(1988)
Penelitian dari Coteller, Gardebrock,
Bramstorm (2008), increase equity from
dan Luijt (2008), menunjukkan bahwa
land appreciation provides security and
penentu harga pertanian di desa adalah
potential borrowing power to the current
didominasi oleh efek spekulasi. Hasil
owner, but high land prices also result in
penelitian mereka menunjukkan bahwa
higher
raise
para pembeli lahan pertanian biasanya
young
tertarik pada lahan-lahan yang berdekatan
farmers. Masih berkaitan dengan faktor
dengan pertanian milik mereka. disamping
sosial ekonomi, maka oleh Kilgore (2006)
kemampuan pasar mempengaruhi harga
menemukan, … more recent studies have
lahan pertanian. Spekulasi dari makelar
found that buyer and seller characteristics
lahan menjadi sangat menunjang karena
can significantly influence forest land
mereka lebih memahami informasi pasar
prices, disamping itu secara langsung
lahan dibandingkan pihak penjual atau
dalam
yang
pembeli, atau dengan kata lain dapat
juga
dikemukakan bahwa ada informasi yang
significant
rental
entry
kasus
mempengaruhi
rates
barriers
tanah
juga
Donoko
oleh
land
diteliti
Adapun
and for
hutan
permintaan
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488
474
tidak simetris antara penjual dan pembeli
hubungan antar variabel (causal research).
lahan sebagaimana penelitian Pope (2008).
Lokasi Penelitian ini adalah Kabupaten
Dalam soal informasi yang tidak simetris
Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa
biasanya menurut Pope para pembeli lahan
Selatan
memiliki lebih informasi daripada penjual
Mongondow
lahan. Unsur spekulasi dari pembeli yang
daerah
menonjol
lahan
Sulawesi Utara.Populasi pada penelitian
pertanian juga ditunjang juga dalam
ini adalah seluruh pembeli dan penjual di
penelitian
yang
dilaksanakan
oleh
Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten
Reynolds
(2007).
Dikemukakan
oleh
Minahasa Selatan dan kabupaten Bolaang
Reynold
terhadap
permintaan
berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kabupaten Timur
hasil
Mongondow
merupakan di
yang
merupakan
daerah
dilakukan para pembeli tidak ditujukan
Sulawesi Utara. Sedangkan sampel yang
semata-mata untuk penggunaan usaha di
digunakan sejumlah 63 responden yang
sektor pertanian, tetapi yang menonjol
terdiri dari responden penjual tanah 30
adalah spekulasi. Pihak pembeli yang
responden
melakukakan
tujuan
responden. Tehnik pengambilan sampel
spekulasi bukan saja berasal dari kota,
adalah jugdment sampling. Untuk sebaran
tetapi juga sebagiannya berasal dari desa.
responden adalah sebagai berikut : untuk
Hasil
juga
responden penjual terdistribusi sebagai
pembeli
berikut : Kabupaten Minahasa Utara (10
melakukan pembelian lahan pertanian
orang), Kabupaten Minahasa Selatan (15
dimaksudkan
responden)
penemuan
mengemukakan
lainnya
bahwa
juga
untuk
para
sebagai
alternatif
pemekaran
Provinsi
yakni: pembelian lahan pertanian yang
pembelian
hasil
yang
pemekaran
Timur
Bolaang
dan
di
pembeli
dan
Provinsi
tanah
kabupaten
33
Bolaang
investasi atas ketidakpastian yang dapat
Mongondow Timur (5 responden). Untuk
terjadi di pasar saham.
responden pembeli terdistribusi sebagai berikut : Kabupaten Minahasa Utara (9 orang), Kabupaten Minahasa Selatan (14
Metode Penelitian Disaing penelitian yang digunakan
responden)
dan
kabupaten
untuk mendukung rancangan penelitian ini
Mongondow
adalah bersifat eksplanatory (konfirmatif).
Tehnik analisis adalah regresi berganda.
Rancangan ini dilakukan karena proses penelitian
dilakukan
mengkonfirmasikan
dan
untuk menguji
Timur
(10
Bolaang
responden).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Topografi (X1),
adalah prosentasi lahan atau tanah yang
Studi perilaku ….. (Maramis)
475
datar dari total lahan yang dibeli atau jual
fungsinya sebagai berikut: Harga tanah = f
(satuan: log %). Jarak lahan ke Jalan (X2),
(topografi, jarak, hasil tanah), Ekspektasi
adalah jarak terdekat dari tepi lahan yang
harga tanah = f (pendidikan, Pendapatan,
dibeli atau dijual ke jalan yang dapat
dan kekayaan) dan Ekspektasi harga tanah
dilalui kendaraan mobil, (satuan: log
= f (harga tanah)
kilometer); Hasil lahan (X3), adalah jumlah perkiraan pendapatan bersih yang
Pembahasan
diperoleh dari usahatani pada lahan yang
Model Dari Sisi Penjual (Supply)
dibeli
Hasil Analisis Regresi Berganda Model
atau
dijual,
(
satuan
:
log
Rupiah/tahun);Tingkat pendidikan (X4), adalah
lamanya waktu sekolah atau
melaksanakan pendidikan formal pembeli dan
penjual,
(satuan
:
log
Harga Jual Tanah Model persamaan regresi berganda dari sisi Penjual tanah sebagai berikut : Y = 2.595 + 0.565 X1 – 0.314 X2 + 0.530
tahun);Pendapatan pembeli (X5), adalah
X3
jumlah pendapatan keluarga pembeli atau
Koefisien regresi dari variabel X1
penjual tanah yang diukur dengan nilai
(topografi) menunjukkan bahwa semakin
uang,
log
besar prosentase tanah landai maka harga
adalah
lahan akan semakin meningkat, juga
jumlah kekayaan dari harta yang bergerak
sebaliknya semakin curam tanah yang
dan tidak bergerak terdiri dari: rumah,
dijual maka semakin murah tanah tersebut.
tanah, mobil, tabungan, termasuk modal
Variabel
usaha dari pembeli atau penjual lahan yang
berpengaruh terhadap harga tanah yang
diukur dengan nilai uang, (satuan : log
dijual (dibawah 5 %). Koefisien regresi
Rupiah). Harga lahan (Y1), adalah harga
dari variabel X2
atau nilai lahan pada saat dibeli atau dijual
bahwa semakin jauh jarak tanah yang
diukur dengan nilai uang, (satuan : log
dijual dari akses yang bisa dimasuki oleh
Rupiah); dan Ekspektasi harga lahan yang
kendaraan mobil maka harga lahan akan
akan
semakin
(satuan
:
Rupiah/bulan);Kekayaan
datang
(Y2),
(X6),
adalah
perkiraan
X1
(topografi)
menurun,
signifikan
(jarak) menunjukkan
juga
sebaliknya
pembeli atau penjual terhadap harga lahan
semakin dekat jarak tanah yang dijual dari
yang dibeli dimasa yang akan datang
akses yang bisa dimasuki oleh kendaraan
dalam batasan satu tahun kedepan, diukur
mobil maka semakin mahal tanah tersebut.
dengan nilai uang, (satuan : log Rupiah).
Variabel X2 (jarak) signifikan berpengaruh
Untuk model analisis dengan persamaan
terhadap harga tanah yang dijual (dibawah
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488 476
5 %). Koefisien regresi dari variabel X3 (Hasil lahan) menunjukkan bahwa semakin
Model persamaan regresi berganda dari sisi Penjual tanah sebagai berikut :
tinggi hasil lahan yang dijual maka harga
Y = 0.314 + 0.579 X4 +0.518 X5 + 0.402
lahan akan semakin meningkat, juga
X6
sebaliknya semakin rendah hasil lahan
Koefisien regresi dari variabel X4
yang dijual maka harga lahan maka
(pendidikan) menunjukkan semakin tinggi
semakin murah tanah tersebut. Variabel
pendidikan penjual tanah maka semakin
X3
tinggi
(hasil
lahan)
tidak
signifikan
ekspektasi
harga
jual,
juga
berpengaruh terhadap harga tanah yang
sebaliknya semakin rendah pendidikan
dijual
penjual tanah maka
untuk
tingkat
5
%.
Namun
signifikan pada level 10 %. Untuk
uji
simultan
semakin rendah
ekspektasi harga jual. Namun pengaruh ini (uji
F)
hanya
signifikan
pada
berarti
sama
(pendapatan) menunjukkan semakin tinggi
variabel X1 (topografi), X2 (jarak) dan X3
pendapatan penjual tanah maka semakin
(Hasil
tinggi
lahan)
bersama
berpengaruh
signifikan
ekspektasi
variabel
%.
Koefisien
secara
dari
20
menunjukkan signifikan dibawah 5 %. Itu bahwa
regresi
level
harga
jual,
X5
juga
terhadap harga jual lahan. Sedangkan
sebaliknya semakin rendah pendapatan
untuk koefisien korelasi simultan sebesar
penjual tanah maka
60.7 % dan determinasi simulatn sebesar
ekspektasi harga jual. Namun pengaruh ini
36.9 %. Untuk uji BLUE (best linear
hanya
unbiased
Koefisien
estimation)
diperoleh
hasil
signifikan
semakin rendah
pada
regresi
level
dari
10
variabel
%. X6
sebagai berikut : bahwa tidak terdapat
(kekayaan) menunjukkan semakin tinggi
gejala otokorelasi karena nilai DW sebesar
kekayaan penjual tanah maka semakin
1.3. Model juga tidak memiliki dampak
tinggi
multikolinearitas karena tidak ada korelasi
sebaliknya
yang cukup tinggi (diatas 80 %) antar
penjual tanah maka
variabel bebas. Sedangkan untuk uji
ekspektasi harga jual. Pengaruh ini hanya
hetroskedastis tidak ada korelasi yang
signifikan pada level 5 %.
cukup tinggi (diatas 80 %) antara variabel dengan residualnya.
ekspektasi
harga
semakin
Untuk
uji
rendah
jual,
kekayaan
semakin
simultan
juga
rendah
(uji
F)
menunjukkan signifikan dibawah 5 %. Itu berarti
bahwa
secara
bersama
sama
Hasil Analisis Regresi Berganda Model
variabel X4 (pendidikan), X5 (pendapatan)
Ekspektasi Harga Jual Tanah
dan X6 (kekayaan) berpengaruh signifikan
Studi perilaku ….. (Maramis) 477
terhadap ekspektasi harga jual lahan.
Hasil Analisis Regresi Berganda Model
Sedangkan
Harga Beli Tanah
untuk
koefisien
korelasi
simultan sebesar 62.8 % dan determinasi simulatn sebesar 39.4 %. Untuk uji BLUE
Model persamaan regresi berganda dari sisi Pembeli tanah sebagai berikut :
(best linear unbiased estimation) diperoleh
Y = 2.595 + 0.565 X1 – 0.314 X2 + 0.530
hasil sebagai berikut : bahwa tidak terdapat
X3
gejala otokorelasi karena nilai DW sebesar
Koefisien regresi dari variabel X1
1.27. Model juga tidak memiliki dampak
(topografi) menunjukkan bahwa semakin
multikolinearitas karena tidak ada korelasi
besar prosentase tanah landai maka harga
yang cukup tinggi (diatas 80 %) antar
beli lahan akan semakin meningkat, juga
variabel bebas. Sedangkan untuk uji
sebaliknya semakin curam tanah yang beli
hetroskedastis tidak ada korelasi yang
maka semakin murah tanah tersebut.
cukup tinggi (diatas 80 %) antara variabel
Variabel
dengan residualnya.
berpengaruh terhadap harga tanah yang
X1
(topografi)
signifikan
dibeli (dibawah 5 %). Koefisien regresi Hasil Analisis Regresi Berganda Model
dari variabel X2
harga jual tanah terhadap Ekspektasi
bahwa semakin jauh jarak tanah yang
Harga Jual Tanah
dibeli dari akses yang bisa dimasuki oleh
Model persamaan regresi berganda dari sisi Penjual tanah sebagai berikut : Y2 = 0.877 + 0.895 Y1
(jarak) menunjukkan
kendaraan mobil maka harga beli lahan akan semakin menurun, juga sebaliknya semakin dekat jarak tanah yang dibeli dari
Koefisien regresi dari variabel Y1
akses yang bisa dimasuki oleh kendaraan
(harga jual tanah) menunjukkan semakin
mobil maka semakin mahal tanah tersebut.
tinggi harga jual tanah maka semakin
Variabel
tinggi
juga
berpengaruh terhadap harga tanah yang
sebaliknya semakin rendah harga jual
dibeli (dibawah 5 %). Variabel X3 (hasil
tanah maka semakin rendah ekspektasi
lahan)
harga jual. Pengaruh ini hanya signifikan
terhadap harga tanah yang dijual untuk
pada level 5 %. Sedangkan untuk koefisien
tingkat 5 %. Namun signifikan pada level
korelasi simultan sebesar 98.8 % dan
20 %.
ekspektasi
harga
jual,
determinasi simulatn sebesar 97.9 %.
X2
tidak
Untuk
(jarak)
signifikan
uji
simultan
signifikan
berpengaruh
(uji
F)
menunjukkan signifikan dibawah 5 %. Itu Model Dari Sisi Pembeli (Demand)
berarti
bahwa
secara
bersama
sama
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488 478
variabel X1 (topografi), X2 (jarak) dan X3
pendapatan pembeli tanah maka semakin
(Hasil
rendah
lahan)
berpengaruh
signifikan
ekspektasi
harga
beli,
juga
terhadap harga beli lahan. Sedangkan
sebaliknya semakin rendah pendapatan
untuk koefisien korelasi simultan sebesar
pembeli
61.6 % dan determinasi simulatn sebesar
ekspektasi harga beli. Namun pengaruh ini
38 %. Untuk uji BLUE (best linear
hanya
unbiased
Koefisien
estimation)
diperoleh
hasil
tanah
maka
signifikan
semakin
pada
regresi
tinggi
level
dari
60
variabel
%. X6
sebagai berikut : bahwa tidak terdapat
(kekayaan) menunjukkan semakin tinggi
gejala otokorelasi karena nilai DW sebesar
kekayaan pembeli tanah maka semakin
1.7. Model juga tidak memiliki dampak
tinggi
multikolinearitas karena tidak ada korelasi
sebaliknya
yang cukup tinggi (diatas 80 %) antar
pembeli tanah maka semakin rendah
variabel bebas. Sedangkan untuk uji
ekspektasi
hetroskedastis tidak ada korelasi yang
signifikan pada level 5 %.
cukup tinggi (diatas 80 %) antara variabel dengan residualnya.
ekspektasi
harga
semakin
harga
Untuk
uji
beli,
rendah
beli.
kekayaan
Pengaruh
simultan
juga
(uji
ini
F)
menunjukkan signifikan dibawah 5 %. Itu berarti
bahwa
secara
bersama
sama
Hasil Analisis Regresi Berganda Model
variabel X4 (pendidikan), X5 (pendapatan)
Ekspektasi Harga beli Tanah
dan X5 (kekayaan) berpengaruh signifikan
Model persamaan regresi berganda dari sisi pembeli tanah sebagai berikut :
terhadap ekspektasi harga jual lahan. Sedangkan
untuk
koefisien
korelasi
Y = 0.284 + 0.037 X4 -0.025 X5 + 0.960
simultan sebesar 98,7 % dan determinasi
X6
simulatn sebesar 97.4 %. Untuk uji BLUE
Koefisien regresi dari variabel X4
(best linear unbiased estimation) diperoleh
(pendidikan) menunjukkan semakin tinggi
hasil sebagai berikut : bahwa tidak terdapat
pendidikan pembeli tanah maka semakin
gejala otokorelasi karena nilai DW sebesar
tinggi
juga
2.291. Model juga tidak memiliki dampak
sebaliknya semakin rendah pendidikan
multikolinearitas karena tidak ada korelasi
pembeli tanah maka semakin rendah
yang cukup tinggi (diatas 80 %) antar
ekspektasi harga beli. Namun pengaruh ini
variabel bebas. Sedangkan untuk uji
hanya
%.
hetroskedastis tidak ada korelasi yang
X5
cukup tinggi (diatas 80 %) antara variabel
ekspektasi
signifikan
Koefisien
regresi
harga
pada dari
beli,
level
50
variabel
(pendapatan) menunjukkan semakin tinggi
dengan residualnya.
Studi perilaku ….. (Maramis) 479
Hasil Analisis Regresi Berganda Model
Aspek topografi lahan berpengaruh
harga beli tanah terhadap Ekspektasi
terhadap harga lahan baik penawaran
Harga beli Tanah
maupun permintaan tanah. Hal ini sesuai
Model persamaan regresi berganda dari sisi Penjual tanah sebagai berikut : Y2 = -5.464 + 14.933Y1
dengan
temuan
atau
pendapat
dari
Masinambow (2009), Holland, Cohrand, McCandels (2008), King David A and J.A.
Koefisien regresi dari variabel Y1
Sinden (1994), Tabuchi Takatohi (1996),
(harga beli tanah) menunjukkan semakin
Oshiro Kenji (2003).
tinggi harga beli tanah maka semakin
akses lahan berpengaruh terhadap harga
tinggi
juga
lahan baik dari sisi penawaran maupun
sebaliknya semakin rendah harga beli
permintaan tanah, hal ini sesuai dengan
tanah maka semakin rendah ekspektasi
temuan dari Kilgore A Michael (2006),
harga beli. Pengaruh ini hanya signifikan
Banathul Hayati dan Nugroho (2006),
pada level 5 %. Sedangkan untuk koefisien
Pogozinski, J. Michael (1990), Hidayati
korelasi simultan sebesar 96.1 % dan
(1999),
determinasi simulatn sebesar 92.4 %.
Mudrajad (2004),
ekspektasi
harga
beli,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Jamal
E
Aspek jarak atau
(2001),
Kuncoro,
dan Hendrastuti, Nur
(2006). Sedangkan kekayaan satu satunya
baik dari sisi supply (penjual) tanah
variabel
maupun dari sisi demand (pembeli) tanah
ekspektasi harga tanah baik dari sisi
yang membentuk fungsi perilaku pasar
penawaran maupun permintaan tanah.
tanah di
daerah pemekaran Provinsi
Masinambow (2009), Baci C Ivan Luiz
Sulawesi
Utara,
tanah
Zilli (2003), Zhang Hong, (2008), Oshiro
terhadap
Kenji (2003). Juga bahwa menurut Kilgore
ekspektasi harga tanah dimasa depan. Hal
A Michael (2006) menyatakan bahwa
ini sesuai dengan penelitian dari Coteller,
Karakteristik
Gardebrock, and Luijt (2008), Pope, Jaren
berpengaruh terhadap harga lahan
berpengaruh
aspek signifikan
harga
yang
berpengaruh
pembeli
dan
terhadap
penjual
C (2008), Kilgore A Michael (2006), Maramis (2014), Malpzzi Stephen and
Kesimpulan dan Rekomendasi
susan M Wachter (2005) dan Cheshire
Kesimpulan
paul and Stephen Sheppard (2000), Xu
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
feng, Ron C Mittel Hammer and Paul W,
pembahasan maka disimpulkan hal hal
Barkley (1993), Donoko Mark B (1988)
sebagai berikut : Karakteristik pembeli dan
dan Simarmata (1999).
penjual berpengaruh terhadap harga tanah.
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488
480
Baik dari sisi supply (penjual) tanah
fungsi tanah atau lahan ke hal hal tidak
maupun dari sisi demand (pembeli) tanah
produktif maka pemerintah daerah harus
yang membentuk fungsi perilaku pasar
berpegang teguh pada RTRW daerah
tanah di
daerah pemekaran Provinsi
dalam
Sulawesi
Utara,
tanah
Bangunan (IMB). (3) Pemerintah daerah
terhadap
perlu membangun akses jalan ke sentra
ekspektasi harga tanah dimasa depan.
sentra produksi sehingga memudahkan
Aspek
pengangkutan
berpengaruh
aspek
harga
signifikan
topografi
lahan
berpengaruh
memberikan
Ijin
hasil
Mendirikan
pertanian
dan
terhadap harga lahan baik penawaran
sekaligus meningkatkan harga tanah yang
maupun permintaan tanah.
dapat membuat masyarakat lebih sejahtera
Aspek jarak
atau akses lahan berpengaruh terhadap harga lahan baik dari sisi penawaran
Daftar Pustaka
maupun permintaan tanah. Kekayaan satu
Adelaja
satunya
variabel
yang
berpengaruh
Sosi,
Laila
A
Raceuskus,
Yohannes
Hailu
terhadap ekspektasi harga tanah baik dari
Saedang,
(2002),
sisi penawaran maupun permintaan tanah.
Behavior
Aspek hasil lahan tidak berpengaruh
Retention, working paper, pp.1-40.
signifikan pada harga jual atau beli tanah.
in
Adisasmita,
and
Saichon
Speculative
Agricultural
Rahardjo,
Land
(2006),
Dan Pendidikan dan pendapatan tidak
Pembangunan
berpengaruh
Perkotaan, Graha Ilmu, Yogyakarta
signifikam
terhadap
ekspektasi harga beli atau jual tanah.
Pedesaan
dan
Adams F. Gerard and Behrman R. Jere, (1976), Econometric Models of World Agricultural Commodity
Rekomendasi Berdasarkan
kesimpulan
diatas
Markets,
Ballinger
maka saran dirumuskan sebagai berikut :
Company,
(1) Agar masyarakat penjual tanah bisa
Massachusetts
Publishing Cambridge,
mendapatkan harga yang adil (fair price)
Atkinson, Glen; Oleson, Te, (1996), Urban
maka dibutuhkan keterbukaan informasi
sprawl as a path dependent
pasar. Pemerintah Daerah dan Badan
process, Journal of Economic
Pertanahan
Issues; Jun; 30, 2; ABI/INFORM
Nasional
dapat
menginformasikan kepada publik kelas kelas tanah yang ada di daerah. (2) Agar dikemudian hari tidak terjadi perubahan
Research pg. 609 Alma,
Buchari,
(2007),
Pengantar
Statistika
untuk
Penelitian:
Studi perilaku ….. (Maramis) 481
Pendidikan, Sosial, Komunikasi,
Harvest to Houshold Demand,
Ekonomi, dan Bisnis, Alfabeta,
Agricultural
Bandung
Environmental Shocks in the
Babbie Earl, (1983), The Practice of Social
Serengeti;
Production,
Land
Research, Wadsworth Publishing
Nov.1998;74,4:
Company Belmont, California
Research pg.449
an
Economics ABI/INFORM
Baci C Ivan Luiz Zilli,(2003), Demand
Benin, Samuel; Mohamed Ahmed; John
Driven Land Evaluation, Thesis,
Pender; Simeon Ehui, (2005),
Unpublished,
Development of Land Rental
wegeningen
university, pp.1-176.
Markets
Baen S. John, (1997), The Growing Importance
and
and
Agricultural
Productivity Growth: The case of
Value
Nothern Ethiopia, Journal of
Recreational
African Economies; Mar 2005;
Hunting Leases to Agricultural
14, 1; ABI/INFORM Research
Land Investors, The Journal of
pg. 21
Implications of
Real Estate Research; 1997; 14,
Billas, Richard A. (1985), Microeconomic
3; ABI/INFORM Research pg.
Theory,
399
Singapore
Baland Jean Marie, Frederic Gaspart,
2nd,
McGraw-Hill,
Boediono, (1982); Ekonomi Mikro: Seri
Frank Place and Jean Philippe
Sinopsis
Pengantar
plateau, (2000), The Distributive
Ekonomi
No.1,
Impact of Land Markets in
Yogyakarta
Central Uganda, working paper, pp. 1-37
Bramstorm A. J, (2008),
Ilmu BPFE,
Wisconsin
Agricultural Land Price 2001-
Banatul Hayati dan Nugroho, (2006), Analisis Nilai Tanah pada Rumah Mewah dan Potensi Penerimaan
2007, working paper, university of Wisconsin, pp.1-9 Chandra, Dwi Agung dan Jossy P. Moes
PBB di Kota Semarang, FE
(2007),
UNDIP, Semarang
Sayur-Sayuran dalam Pemenuhan
Barrett, Christopher and Peter Acrese (1998); Integrated
Wildlife
Harvest
Conservation
in and
Development Projects: Linking
Analisis
Permintaan
sendiri di Provinsi Kepulauan Bangka dan Belitung. Laporan Penelitian, UI, Depok
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488
482
Cheshire Paul and Stephen Sheppard,
Common Work: Convervation
(2000), The Welfare Economics
and cooperation in Ireland. JEL
of Land Use Planning, working
Q24-Q15
paper,
London
school
of
Djojohadikusumo,
economic, pp.1-34
Indonesia dalam Perkembangan
Clarion Associates Team (2004), Norman
Dunia Kini dan Masa Datang,
2025: Land Demand Analysis City
of
Sumitro(1976),
Norman,
Oklahoma
LP3ES, Jakarta Djojohadikusumo,
Sumitro
(1994),
(Final Report), Urban Planning
Perkembangan
and Implemantation Atlanta
Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi
Clarkson W. Kenneth and Miler Roger LeRoy,
(1983),
Pertumbuhan
Industrial
Organization: Teory, Evidence,
Pemikiran
dan
Ekonomi
Pembangunan, LP3ES, Jakarta Donoko Mark B, (1988), land valuation in
and Public Policy, McGraw-Hill
a
International Book Company.
dormant
market,
appraisal
journal, vol. 56. No.2. pp.
Cotteler, Geerte, Cornelis Gardebroeck and Jan Luijt (2008), Market
200-204 Elyas, Daniel (2005), Kenaikan Harga
Power in a GIS –Based Hedonic
Tanah
Price Model of Local Farmland
Jepang:Sebuah
Markets, Land Economics, 84 (4)
Perbandingan; paper.
573-592.
di
Indonesia
dan Studi
Erb, Karl Heinz (2007), Actual Land
Deaton, A. and J Muellbauer (1980), An
Demand of Austria 1926-2000: a
Almost Ideal Demand System.
Variation on Ecological Footprint
American Economic Review, 70
Assessments, Dept. of Social
(3):312-326
Ecology IIS Australia University.
Deninger, Klaus, Daniel Ayalew Ali and
Fisher,
Anthony
C,
Takashi Yamano (2008), Legal
Resource
Knowledge
Economics,
and
Economic
Development:The Case of Land Rights
in
Uganda,
Land
Difalco, Salvatore and Thomas M Van Making
Natural
Environmental Canbridge
University Press Fletcher June (2006), The Home Front: Land’s Slippery Slope; Prices of
Economics 84 (4): 593-619
Rensburg,(2008),
and
(1981),
the
Residential Lots Fall More Than Those of Homes; no Room for
Studi perilaku ….. (Maramis) 483
Wolfhounds; Street
Weekend,
Journal,
New
Wall York,
Dec.p.9-10
Jurnal
Jeniffer
A.Thacher,
Daniel W. McCollm and Robert
Amenities, Wages, and Home
Kebijakan
Prices: The Role of Forest in the
Ekonomi Vol.1.No.3 April 2006.
Southwest, Land Economics 84
MPKP FE UI, Depok
(4), 635-651)
Gellen, Martin (1986), Housing Crisis in California,
California
Management
Review;
24,
Harris, Curtis C., Jr.; McConnell, Virginia D.
(1987),
Surpluses
Disequlibrium
Urban
000003; ABI/INFORM Research
Markets
.AREUEA
pg. 51
Winter
1987;
Ghozali, Imam (2004), Model Persamaan
Gittinger
S,Michael,
P Barrens (2008), Intra-Regional
Fisko (2006), Kebijakan Pertanahan Tahun 1966-1998,
Hand
In Land
Journal; 15,
4;
ABI/INFORM Research pg. 359
Struktural, Konsep dan Aplikasi
Hartono, Jogiyanto (1999), Teori Ekonomi
dengan AMOS, ver 5.0, UNDIP
Mikro, Analisis Matematis, Andi,
Semarang
Yogyakarta
J.
Price
Analiysis
(1982), of
Economic Agricultural
Hendrastuti, Nur (2006), Analisis Interaksi Spasial
untuk
Menemukenali
Projects, The Johns Hopkins
Pola Nilai Tanah (Studi Kasus
University Press, Baltimore and
Kecamatan
London
Sleman), Dep. Geodesi FTSL-
Gottfried, Robert R.(1988), The Effect Of Recreation
Communities
Depok
Kabupaten
ITB Bandung
On
Hidayat Hikmatullah (2007), Tinjauan
Local Land Prices, American
Pemetaan Sumberdaya Tanah di
Economist; Spring 1988; 32, 1;
Indonesia, Strategi Penyelesaian
ABI/INFORM Research pg. 59
dan
Habert, Helmut, Marthis Wackernagel and Thomas Wibka, (2004), Land Use
and
Sustainablility
Alternatif
Jurnal
Teknologinya,
Sumberdaya
lahan
Vol.No.3 Holland, Peter, Maura Cochran, and James
Indicators: an Introduction, Land
B.
Use Policy Vol.21 Juli 2004 193-
Agricultural land: Focus of Real
198
Estate, Real Estate Issues Vol.33 No.2
Mccandless
(2008);
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488 484
Howe
W.
Charles,
(1979),
Natural
Resource
Economics:
Issues,
Analysis,
and
Policy,
Hartwick,
(1989),
On
The
Development of The Theory of Land
John
Rent.
Willey & Sons, New York
Working
paper,
Land
Economics, Nov. pg.410
Howland, Marie (2000); The Impact of
Jamal
E,
2001,
Faktor-Faktor
yang
Contamination on the Canton/
Mempengaruhi Pembentukan Harga
Southeast
Land
Lahan Sawah pada Proses Alih
Planning
Fungsi Lahan ke Penggunaan Non
Association (Journal) Autumn
Pertanian: Studi Kasus di Beberapa
2000;66,4:
Desa, Kabupaten Karawang, Jawa
Market,
Baltimore American
ABI/INFORM
Research pg.411
Barat, jurnal agro ekonomi, vol. 19.
Irawan, Andi (2005), Analisis Penawaran dan Permintaan Beras di Luar Jawa, (Search Google) Isa,
M.John
Iwan
(2007);
No.1 pp. 45-63 Karafotakis Evangelos, John Mylonakis and Kontantios Kountaouris, (2006),
Permasalahan
Price Assessment of Agricultural
Penyediaan Tanah Mendukung
Land
Ketahanan
research journal of finance and
Pangan,
Dir.Penatagunaan Tanah, BPNRI, Jakarta
in
Greece,
international
economic, issue 6. Pp.166-177. King David A and J.A. Sinden, (1994),
Islam, Iyanatul and Chowdhury (1977),
Price
Asia
Markets, land economics,vol. 70.
Pasific
Economies,
A
Survey,
Routledge, London
Formation
in
Farm
land
No.1 pp.38-52
Kilgore A Michael, 2006, The Impact of
Kuncoro, Mudrajad (2004), Otonomi dan
Contract for Deed Financing on
Pembangunan Daerah: Reformasi,
Minnesota Forest Land Market,
Perencanaan, Strategi, dan Peluang,
appraisal journal, vol. 74. No.4.
Erlangga, Jakarta
pp. 367-380.
Kuncoro, Mudrajad (2004), Pola Spasial
Hanan G. Jacoby Hanan G. and Bart
Pusat Pembelanjaan di Surabaya,
Minten (2007), Is Land Titling in
kumpulan tulisan dalam Ekonomika
Sub-Saharan Effective? Madagascar
Africa
Cost-
Industri Indonesia, Andi, Yogyakarta
Evidence
from
Li, Ling Hin (1990) Privatization of Farming
Activities
in
Hungary
485
Studi perilaku ….. (Maramis)
Finance & Development; Dec; 27, 4;
Porter Hypothesis, Land Economics
ABI/INFORM Research pg. 12
84 (4): 689-700
Malpezzi
Stephen
and
susan
M
Wachter,2005,
the
role
of
speculation in real estate cycles, journal of real estate literature, vol. 13. No.2 pp.143-164
Theodore
(1975),
Economic
Development, Consept and Strategy. Harper & Row Pblishers, New York Munarfah (2006), Analisis Permintaan dan Penawaran Dana Rumah Tangga
Mariyono, Joko dkk (2007), Impacts of Economic
Morgan,
Development
and
Petani Sawah di Sulawesi Selatan. Analisis Sep. Vol.3 No.2 h.85-92
Population Growth of Agricultural
Nasoetion, Ibrahim Lutfi (2005), Konversi
Land Conversion in Yogyakarta: A
Lahan Pertanian: Aspek Hukum dan
Dynamic Analysis, Jurnal Ekonomi
Implementasinya. Prosiding Seminar
Pembangunan
Nasional Multifungsi dan Konversi
FE-Univ
Muhammadiyah
Surakarta
Vol.8
No.1 Juni p.50-61
Prospek dan Kendala Penerapan Reforma
Agraria
Pertanian,
Pusat
Pertanian
Balitbang
di Litbang
Nelson C Arthur, Rolf
The
System: An Analysis of the Impacts Crisis
Nutritional
Intake.
Pendall, Casey
Sosek
Moeis (2003), Indonesia Food Demand
Consumption
Pertanahan
Nasional, Jakarta
Link
on and
Disertation
Between
Growth
and
Housing
Management Affordability
Household
Badan
U.
Daukims and gerrit knap, (2007),
Departemen
Economic
dkk,
Penyunting
Sektor
Pertanian RI, Jakarta
the
Pertanian:
Kurnia,
Mayrowani, Henny dkk, (2004), Studi
of
lahan
:
the
academic
evidence, executive summary, pp. 13 Nelson, Arthur C.(1988), Additional and Reduced
Demand/Amenity
and
Disamenity Increment Recapture:
Doctor of Philosophy. The George
Considerations
Washington University
Containment Policy. Real Estate
Mohr S, Robert and Shrawantee Saha (2008),
Distribution
of
Urban
Issues
of
Nelson, Arthur C.(1988), An Empirical
Environmental Cost and Benefits,
Note on How Regional Urban
Additional
Containment Policy Influences an
Distortions,
and
the
Interaction between Greenbelt and
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488 486
Exurban Land Markets, Journal of
Oshima Harry T.,(1981), Pertumbuhan
the American Planning Association Nunung
Nuryartono
Sektor
Timbal Balik antara Pembangunan
Pertanian di Persimpangan Jalan:
Pedesaan, Pembagian Pendapatan
Perlunya
kelembagaan,
dan Kesempatan Kerja, disunting
pada
oleh Thee Kian Wie dalam buku:
Paper
(2007),
Asia Sesudah Perang: Hubungan
reformasi
disampaikan
sidang
pleno ISEI di Balikpapan 2007. Nurung,
Muhamad
Keuntungan,
(2002),
Respons
Pembangunan
Fungsi
dan
Pemerataan Pembangunan, LP3ES,
Penawaran
Output, Permintaan Input, Efisiensi
Ekonomi
Jakarta Othman, Jamal, (2000), Linking Exchange
Alokasi Usaha Tani pada Kecamatan
Rates,
Seginim
Agricultural Land Demand, Jurnal
Kabupaten
Bengkulu
Selatan, Jurnal Penelitian UNIB Vol.3 Nov h.134-139
Market
Failures
and
Ekonomi Malaysia 34 p.21-37 Peiser, Richard B. (1989), Density And
O’Donoghue, Robin (2008), Food Demand
Urban Sprawl, Land Economics;
to Drive Agricultural Land market;
Aug 1989; 65, 3; ABI/INFORM
Farmer Business Journal, Bidwells
Research pg. 193
Oladeebo, J.O. (2008), Determinants of
Pender, John and Marcel Fafchamps
Woman Farmers Land management
(2005); Land Lease Markets and
Decision in Osum State of Nigeria.
Agricultural Efficiency in Ethiopia,
Working Paper.
Journal
IAUT Ogbomoso
ISOC SCi 17 (3) 233-236
of
African
Economies
Vol.15 No.2. pp.251-284
Ooi, Joseph T.L. and Sze-Teck Lee,
Penny D.H.,(1990); Kemiskinan: Peranan
(2006), Price Discovery between
Sistem Pasar, diterjemahkan oleh
Residential Markets, Research;
Land
&
Housing
Ani Rahayu,dkk dari judul asli:
Journal
of
Housing
Starvation; The Role of the Market
2006;
15,
2;
ABI/INFORM Research pg. 95
System, UI-Press, Jakarta. Pope,
Jaren
C.,
(2008),
Do
Seller
Oshiro Kenji, (2003), land price change in
Disclosures Affect Property Values?
sendai and Sapporo, japan 1993-
Buyer Information and the Hedonic
1998, industrial geographer, vol. 1.
Model, Land Economics,84 (4):551-
Issue,1 pp. 35-50
572
Studi perilaku ….. (Maramis)
Randal,
Alan,
(1987),
Resource
Economics: An Economic Approach to
Natural
Resource
Economic
Issues;
Mar;
30,
487
1;
ABI/INFORM Research pg. 211
and
Environmental Policy, John Wiley & Son
Sumardjono, Maria S.W, (2008), Tanah Dalam Prespektif Hak Ekonomi
Reiner, A.Thomas and Strong, Ann Louise (1995), Formation of Land and Housing Markets in The Czech
Sosial dan Budaya, PT Kompas, Jakarta Suparmoko,
Matius
(1997),
Ekonomi
Republic, Journal of the American
Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Planning Association, Spring.pg.200
(Suatu Pendekatan Teoritis), BPFE,
Reynolds
E.
John
Nonagricultural
(2007),
Strong
Demand
Keeps
Yograkarta. Tabuchi,
Takatohi,
(1996),
Quantity
Agricultural Land Values Increasing,
Premia in Real Property Markets,
Ring, A. Alfred and Boykin, H. James
Land Economics, may, vol. 72 no.2
(1986), The Valuation of Real Estate.
pp.206-217. Taylor,
Shagaida, Natalya (2005); Agricultural
Michael;
Rowley,
Anthony;
Burton, Jonathan; Ford, Ashley;
land Market in Rusia: Living with
Chong,
Constraints, Comparative Economic
Room Looms: Rents Hold Up but
Studies,
Oversupply Is Increasing Far Eastern
47
(124-140)
VIAPI,
Moscow Shultz,
Steven
Flor (1991),The Empty
Economic Review; Mar 21, 151, 12; (2007);
Differences
ABI/INFORM Research pg. 35
Between Agricultural Land Value
Thorson, James A (1994), Zoning policy
Surveys and Market Sales, The
changes and the urban fringe land
Appraisal Journal Summer 2007;
market, Journal of the American
73,5; AB/INFORM Recearch pg.194
Real Estate and Urban Economics
Slater, Joanna, (2002), Cutting through the tangleFar
Eastern
Economic
Review; May 9, 2002; 165, 18; ABI/INFORM Research pg. 38 Strassmann, W Paul, (1996), Limits to
Association;
Fall
1994;
22,
3;
ABI/INFORM Research pg. 527 Todaro
Michael
Development:
P.,(2004);
Economic
Pearson
Education
Limited, United Kingdom
market empowerment for housing in
Vincent R. Jeffrey (1998), Deforestation
developing countries, Journal of
and forest land use: A comment, The
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan 2016: 461-488
World Bank Research Observer;
boom Real Estate Issues;
February;
2002;
13,
1;
ABI/INFORM
Research pg. 133
27,
3/4;
488
Fall
ABI/INFORM
Research pg. 107
Wassner W Robert and Michelle C Baass,
Xu feng, Ron C Mittel Hammer and Paul
2004, The Influence of a More
W, Barkley, (1993), Measuring the
Centralized Urban Form on Housing
Contributions of Site Characteristic
Prices, working paper,
to the Value of Agricultural Land,
California
state university, pp. 1-38.
land economics, vol. 69. No. 4.
Wegren, Stephen K, and Frank Durgen (1997); The Political Economy of Private
Farming
Comparative
Pp.356-369 Yanfang LIU (2006), Dynamic Balance
in
Russia,
Between Supply and Demand of
Economic
Studies,
Cultivated Land at Multi-Measures.
XXXIX,NOS 3-4 Winter 1997, 1-24 Wijanarko, Bambang S,dkk (2005); Aspek Pertanahan dalam Pengendalian Alih
Phd Disertation, Supervisor Zhu Guorui. Yang, Feng’e and Sashi Kant (2008), Rent
Fungsi Lahan Pertanian (Sawah):
Capture
Prosiding
Stumpage
Seminar
Nasional
Analysis
of
System
Ontario’s Using
an
Multifungsi dan Konversi lahan
Enhanced Parity Bounds Model,
Pertanian: Penyunting U. Kurnia,
Land Economics 84 (4). 667-688
dkk, Badan Pertanahan Nasional, Jakarta.
Lupply Policy on Real Estate in
Williams, Brendan; Stephen Walsh; Sean O'Neill (2002), Commercial
Zhang Hong, 2008, Effect of Urban Land
real
estate in Dublin 2003--after the
China:
econometric
analysis,
journal of real estate literature, vol. 16. N0.1 pp.55-72