STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)
FAJAR PRASETYA RIZKIKURNIADI 4109 100 070
Selayang Pandang Dwelling time petikemas impor adalah lama waktu yang dihitung sejak petikemas dibongkar dari kapal sampai dengan petikemas keluar pelabuhan (World Bank).
Gambar disamping adalah dwelling time petikemas impor dari beberapa pelabuhan.
Sumber : Artakusuma, 2012 & Takola, 2013
8.9
Hari
Dampak dari dwelling time yang tinggi : • Kinerja terminal terganggu, tidak ada lahan penumpukan untuk petikemas bongkaran • Biaya logistik semakin tinggi
Dwelling Time Petikemas Impor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
1.5
2
3
4
3
4
5
Dwelling Time Petikemas Impor Perhitungan dwell time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya dalam penelitian ini sama seperti definisi dari World Bank yaitu sejak petikemas dibongkar sampai keluar dari pintu utama terminal, yaitu pintu Terminal Petikemas Surabaya. Pintu keluar TPS Petikemas impor dibongkar
Proses Impor CONTAINER
• •
Petikemas dibongkar dari kapal Stacking ke lapangan penumpukan
Pindah ke area behandle (khusus jalur merah)
Customs Clearance
Pre Clearance DOCUMENTS
•
• •
Mengurus Permohonan Impor Barang (PIB) Pembayaran Pajak & Bea Cukai
• •
Verifikasi dokumen dan Pemeriksaan Fisik (jalur merah) Rilis Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)
•
Proses pengambilan petikemas impor (Delivery)
Post Clearance • •
Bayar jasa TPS Trucking menuju TPS
Petikemas Impor di Terminal Petikemas Surabaya Dwelling Time Petikemas Impor di PT TPS
Jumlah Petikemas Impor di PT TPS 10
700,000
8.99 9
556,829
545,711 500,000
8.49
583,353
600,000
8
475,989
6.76
7
6.2 6 TEUs
Hari
400,000
300,000
5 4 3
200,000
2 100,000 1 0
0 2010
2011
2012
2013
2010
Sumber : TPS, 2014
2011
2012 Tahun
Tahun
Sumber : TPS, 2014
Oleh karena itu, penulis membuat studi penelitian mengenai pengurangan dwelling time petikemas khusus impor di Terminal Petikemas Surabaya dengan pendekatan simulasi untuk menjawab kondisi diatas.
2013
Rumusan Masalah Sehubungan dengan pemaparan yang ada, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam Tugas Akhir ini adalah : 1. Apa faktor – faktor utama yang berpengaruh terhadap dwelling time petikemas impor di pelabuhan? 2. Bagaimana peran faktor – faktor utama tersebut dalam penentuan dwelling time petikemas impor?
3. Bagaimana pengurangan dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini sebagai berikut :
1.
Mengetahui faktor – faktor utama yang berpengaruh terhadap dwelling time petikemas impor di pelabuhan.
2.
Mengetahui peran faktor – faktor utama tersebut terhadap penentuan dwelling time petikemas impor.
3.
Merancang konsep kegiatan operasional untuk mengurangi dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya.
Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan agar Tugas Akhir yang dilakukan tetap fokus dan tidak menyimpang dengan tujuan yang diinginkan, maka studi ini diarahkan pada : 1. Penelitian dilakukan khusus untuk petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya. 2. Petikemas yang dijadikan penelitian adalah petikemas full container load (FCL). 3. Petikemas ekpor, dan proses overbrengen tidak dimasukkan pada penelitian ini. 4. Standar operasional prosedur yang diikuti adalah yang diterapkan di Terminal Petikemas Surabaya.
5. Data sekunder yang didapat dalam penelitian ini merupakan data pada tahun 2013. 6. Model simulasi diskrit menggunakan program Arena 14 7. Selama penelitian, faktor eksternal (kondisi perekonomian, politik dan sosial) diasumsikan dalam keadaan stabil.
Metodologi Penelitian Pengumpulan & Pengolahan Data 1
2
3
4
5
Modelling
Running Model
Analisis
Kesimpulan & Saran
Hari
Dwelling Time Petikemas Impor Tahun 2010 - 2013
10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
2013
2012 2011 2010 January February
March
April
Dalam gambar disamping, pola distribusi dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya memiliki distribusi normal dengan rata – rata 7.61 hari tiap bulan dan standar deviasi 1.3.
May
June July Bulan
August September October November December
Perhitungan Dwelling Time Petikemas Impor Proses dokumen terdiri dari proses pre clearance, proses customs clearance, dan proses post clearance. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dwelling time petikemas impor dapat dihitung sebagai berikut: DT = TP + TCC + TPC DT = Dwelling time petikemas impor TP = Lama waktu pre clearance TCC = Lama waktu customs clearance TPC = Lama waktu post clearance
Komposisi Dwelling Time di TPS Proses Dwelling Time di TPS Tahun 2013
Prosentase Dwelling Time di TPS Pre - Clearance
6.00
Custom Clearance
Post Clearance
5.00
Hari
4.00
28% 3.00
Pre - Clearance Custom Clearance
2.00
Post Clearance
52%
1.00 0.00
20%
Bulan
Komposisi Dwelling Time di TPS (Jalur Merah) Proses Dwelling Time (Jalur Merah) di TPS Tahun 2013 4.50
Prosentase Dwelling Time (Jalur Merah) di TPS Pre - Clearance
Custom Clearance
Post Clearance
4.00 3.50
18%
2.50 2.00
Pre - Clearance
1.50
Custom Clearance
40%
Post Clearance
1.00 0.50
Bulan
December
November
October
September
August
July
June
May
April
March
February
0.00 January
Hari
3.00
42%
Jalur Bea Cukai Petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya terdapat 5 jalur Bea Cukai, yaitu : Jalur Hijau, Jalur Kuning, Jalur Merah, Jalur MITA Non Prioritas dan Jalur MITA Prioritas. Prosentase Jumlah Petikemas Sesuai Jalur Bea Cukai di TPS 2013
Dwelling Time Sesuai Jalur Bea Cukai di TPS 2013 14.00
11.60
12.00 10.00
Hijau
20%
Merah
10%
51%
11% 8%
MITA non prioritas MITA prioritas
Hari
Kuning
8.52 8.00
6.67
6.10 6.00
4.96
4.00 2.00 0.00 Hijau
Kuning
Merah Jalur Bea Cukai
MITA non prioritas
MITA prioritas
HASIL SIMULASI
Skenario Pertama Kondisi Eksisting Kondisi Eksisting
Bongkar Muat Kapal
Lead Time Truk Impor (Jam)
(Jam)
Arus Barang
32.47
Hari
Proses
Dwelling Time Tahun 2011 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00
11.96 7.22
Hijau
1.35
8.60
Kuning
7.56
7.22
Merah
MITA non Prioritas
5.77
MITA Prioritas
Rata - rata
Jalur Bea Cukai
Dwelling Time Tahun 2012 14.00
Hijau
Kuning
12.31 8.72 7.33
7.69
7.33 5.86
6.00
Hari
Hari
8.00
4.00 2.00 0.00 Hijau
Kuning
Merah
MITA non Prioritas
14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00
Kuning
Merah
MITA Prioritas
Rata - rata
12.26 7.42
8.81
MITA non Prioritas
MITA Rata - rata Prioritas
MITA Prioritas
7.75
7.42 5.83
Hijau
Kuning
Jalur Bea Cukai Hijau
MITA non Prioritas
Dwelling Time Tahun 2013
12.00 10.00
Merah
Merah
MITA non Prioritas
MITA Prioritas
Rata - rata
Jalur Bea Cukai Rata - rata
Hijau
Kuning
Merah
MITA non Prioritas
MITA Prioritas
Rata - rata
Skenario Pertama Kondisi Eksisting Dwelling Time Petikemas Impor 14.00
12.31
11.96
12.00 10.00
Hari
7.22
8.81
8.72
8.60 8.00
12.26
7.56
7.22
7.33
7.42
5.83
4.00 2.00 0.00 2011
2012
2013
Tahun
Hijau
Kuning
Merah
MITA non Prioritas
MITA Prioritas
7.75
7.42
5.86
5.77
6.00
7.69
7.33
Rata - rata
Dari hasil simulasi tiga tahun tersebut, dapat ditarik hasil bahwa rata – rata dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya yaitu 7.67 hari.
Perbandingan Dwelling Time Petikemas Impor di TPS 10.00
8.99
9.00
7.75
7.69
7.56
8.00 7.00
8.49
8.08
7.67
6.76
Hari
6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
2011
2012 Real sistem
2013 Simulasi
Rata - rata
Bottleneck Dari proses simulasi kondisi eksisting, ditemukan bahwa bottleneck atau kepadatan terjadi di beberapa titik pada setiap jalur. Seperti yang dapat kita lihat pada Tabel dibawah, dibagi dalam 3 proses. Proses
Pre Clearance
Bottleneck
Pembuatan Surat Kepemilikan Importir
Custom Clearance
Verifikasi Laporan
Post Clearance
Pembayaran Bank
Mengurus PIB
Pembayaran Pajak Bea Cukai
Pemeriksaan Fisik
Pembuatan Interchage
Truk menuju TPS
Skenario Kedua (Pre Clearance) Untuk mengurangi waktu pre – clearance berikut beberapa upaya : 1. Peningkatan jumlah importir MITA Prioritas sebesar 15%. Berdasarkan hak istimewa yang dimiliki oleh jalur MITA Prioritas dalam hal pembayaran pajak dan bea cukai. 2. Kesiapan importir dalam mengurus syarat - syarat dokumen PIB seperti B/L dan DO dari pelayaran, invoice dari barang tersebut dan packing list. Dwelling Time Skenario Kedua (Pre Clearance) 12.00
10.90
10.00
7.18
Hari
8.00 6.00
6.11
6.09
5.73
4.79
4.00 2.00 0.00
Hijau
Kuning
Merah
MITA non Prioritas Jalur
MITA Prioritas
Rata - rata
Skenario Ketiga (Pre Clearance & Custom Clearance) Sementara upaya-upaya untuk mengurangi proses bea cukai khususnya di jalur Merah dan jalur Kuning adalah : 1. Petikemas impor yang terkena Jalur Merah dan harus dilakukan pemeriksaan fisik untuk diletakkan di CFS (Container Freight Station) milik Terminal Petikemas Surabaya, agar mempercepat proses pemeriksaan fisik, karena ruangan itu tertutup dan tidak terkendala cuaca. 2. Regulasi untuk menentukan petugas maksimal satu hari setelah surat permohonan fisik oleh importir selesai dibuat.
Hari
Dwelling Time Skenario Ketiga (Pre Clearance dan Custom Clearance) 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
8.25 6.69 5.54
Hijau
5.54
Kuning
Merah
MITA non Prioritas Jalur
4.59
MITA Prioritas
5.60
Rata - rata
Skenario Keempat (Pre Clearance, Custom Clearance & Post Clearance) Upaya untuk mengurangi waktu dalam post – clearance adalah sebagai berikut : 1. Kesiapan pihak importir dalam menyiapkan gudangnya dalam menerima petikemas impor. 2. Kesiapan pihak trucking dalam menyiapkan armada truk pengambil petikemas impor. 3. Regulasi terhadap petikemas impor yang sudah terbit SPPB setelah dua hari akan dipindah ke TPS Lini II atau “overbrengen”. Dwelling Time Skenario Keempat (Pre Clearance, Custom Clearance, Post Clearance) 7.52
8.00 7.00 6.00
Hari
5.00
5.59 4.81
4.85
4.81 3.89
4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
Hijau
Kuning
Merah
MITA non Prioritas Jalur
MITA Prioritas
Rata - rata
Analisis Dari skenario – skenario yang telah dimunculkan, output simulasi rata – rata dwelling time petikemas impor menunjukkan bahwa dari kondisi eksisting yaitu 7.67 hari, turun 21% pada skenario kedua sebesar 6.11 hari, kemudian pada skenario ketiga turun lagi 8% menjadi 5.60 hari dan terkahir pada skenario keempat turun 13% berada diangka 4.85 hari.
Kesimpulan Kesimpulan 1.
Proses pre clearance, custom clearance dan post clearance pada jalur dokumen memiliki peran penting.
2.
Pada proses pre – clearance memiliki pengaruh terhadap dwelling time petikemas impor sebesar 52%, proses custom clearance memiliki prosentase 20% dan proses post clearance sebesar 28%.
3.
Sedangkan petikemas behandle memiliki prosentase pre – clearance sebesar 40%, untuk proses custom clearance memliki pengaruh terhadap dwelling time petikemas impor sebesar 42% dan proses post clearance sebesar 18%.
4.
Pada proses pre clearance, dengan menaikkan jumlah importir di Jalur MITA Prioritas sebesar 15%. Sedangkan pada proses custom clearance pemindahan area behandle kedalam CFSTerminal Petikemas Surabaya. Untuk proses post clearance, memberlakukan regulasi jika Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) lebih dari 2 hari, maka akan dipindah ke TPS Lini II atau overbrengen.
Jika hal tersebut dilakukan, maka dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya pada kondisi eksisting simulasi tahun 2013 sebesar 7.67 hari turun 36,77% menjadi 4.85 hari pada hasil simulasi tahun 2014.
Saran Saran 1. Model simulasi selanjutnya mampu menggambar proses petikemas Less Container Load (LCL) dan sekaligus memasukkan proses overbrengen kedalam parameter dwelling time petikemas impor. 2. Model simulasi selanjutnya mampu menggambarkan proses petikemas impor yang memiliki skala prioritas (Holtikultura). 3. Model penelitian selanjutnya mampu menghitung keuntungan atau nilai tambah yang ditimbulkan akibat pengurangan dwelling time petikemas impor yang terjadi.
TERIMAKASIH
[email protected]
“Di Dunia Transportasi Laut Tidak Ada yang Tetap Kecuali Perubahan”
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Tinjauan Penelitian Terdahulu Aspek penelitian
(Aziz, 2013)
Model simulasi Arena
V
Model kepadatan
V
(TAKOLA, 2013)
(Rizkikurniadi, 2014) V
dengan penambahan kapal dan pelabuhan Dwelling time
V
V
petikemas impor Analisis hubungan
V
dwelling time dengan YOR Data waktu bongkar
V
V
muat di terminal Proses dokumen
V
petikemas impor Model pengurangan
dwelling time petikemas impor
V
Model Simulasi Barang
Model Simulasi Dokumen
Model Simulasi Dokumen (2)
Model Simulasi Dokumen (3) Pre Clearance
Custom Clearance (Jalur Merah)
Post Clearance
Proses Pre Clearance Petikemas Impor yang masuk ke TPS
Shipping Line lapor manifest kapal ke BC 1x24 jam sebelum kapal sandar Kapal memberi tahu Shipping Line kapan akan sandar
Pemberitahuan barang datang oleh Pelayaran ke Importir Dikirim ke Shipping Line lagi
Delivery Order syarat pengambilan barang di TPS
Bawa Invoice, Packing List, dan B/L
Importir tidak bisa input sebelum petikemas stack di CY
Keputusan Jalur oleh BC
Hijau 51.42% Kuning 8.27% Merah 11.09% MITA Non 9.71% MITA Prioritas 19.51%
Hijau
Kuning
Merah
MITA non - Prioritas
MITA Prioritas
Shipping Line terbitkan B/L ke Importir
Shipping Line terbitkan B/L ke Importir
Shipping Line terbitkan B/L ke Importir
Shipping Line terbitkan B/L ke Importir
Shipping Line terbitkan B/L ke Importir
Importir buat surat bukti kepemilikan barang + B/L tsb
Importir buat surat bukti kepemilikan barang + B/L tsb
Importir buat surat bukti kepemilikan barang + B/L tsb
Importir buat surat bukti kepemilikan barang + B/L tsb
Importir buat surat bukti kepemilikan barang + B/L tsb
Shipping Line memberikan DO ke Importir
Shipping Line memberikan DO ke Importir
Shipping Line memberikan DO ke Importir
Shipping Line memberikan DO ke Importir
Shipping Line memberikan DO ke Importir
Mengurus PIB ke BC
Mengurus PIB ke BC
Mengurus PIB ke BC
Mengurus PIB ke BC
Mengurus PIB ke BC
Pembayaran Pajak dan Bea Cukai
Pembayaran Pajak dan Bea Cukai
Pembayaran Pajak dan Bea Cukai
Pembayaran Pajak dan Bea Cukai
Importir dapat nomor PIB
Importir dapat nomor PIB
Importir dapat nomor PIB
Importir dapat nomor PIB
Importir dapat nomor PIB
PRE CLEARANCE
Proses Custom Clearance BC menerbitkan SPJM Importir membuat surat permohonan pemeriksaan fisik ke TPS
Cetak CEIR Behandle Daftar Pemeriksa ke Bea Cukai Penentuan Petugas Pemindahan petikemas ke area behandle
CUSTOM CLEARANCE
Pemeriksaan fisik
SPPB terbit
Verifikasi Laporan
Verifikasi Laporan
SPPB terbit
SPPB terbit
SPPB terbit
SPPB terbit
Proses Post Clearance Menggunakan sistem warkat dana
Syarat : SPPB / DO / Interchange / Warkat dana
Membawa CEIR, SPPB stempel FIAT, copy DO
Importir minta stempel FIAT ke BC di gate
Importir minta stempel FIAT ke BC di gate
Importir minta stempel FIAT ke BC di gate
Importir minta stempel FIAT ke BC di gate
Importir minta stempel FIAT ke BC di gate
Bayar jasa terminal ke Bank
Bayar jasa terminal ke Bank
Bayar jasa terminal ke Bank
Bayar jasa terminal ke Bank
Bayar jasa terminal ke Bank
Isi blanko warkat dana di TPS
Beli blanko warkat dana di TPS
Beli blanko warkat dana di TPS
Beli blanko warkat dana di TPS
Beli blanko warkat dana di TPS
Bayar di bank seputar Tj. Perak + validasi
Bayar di bank seputar Tj. Perak + validasi
Bayar di bank seputar Tj. Perak + validasi
Bayar di bank seputar Tj. Perak + validasi
Bayar di bank seputar Tj. Perak + validasi
Importir membuat Interchange (Surat Permohonan Pengeluaran Barang ke TPS)
Importir membuat Interchange (Surat Permohonan Pengeluaran Barang ke TPS)
Importir membuat Interchange (Surat Permohonan Pengeluaran Barang ke TPS)
Importir membuat Interchange (Surat Permohonan Pengeluaran Barang ke TPS)
Importir membuat Interchange (Surat Permohonan Pengeluaran Barang ke TPS)
Importir ke loket impor untuk cetak CEIR
Importir ke loket impor untuk cetak CEIR
Importir ke loket impor untuk cetak CEIR
Importir ke loket impor untuk cetak CEIR
Importir ke loket impor untuk cetak CEIR
CEIR terbit
CEIR terbit
CEIR terbit
CEIR terbit
CEIR terbit
Importir memberikan CEIR ke trucking
Importir memberikan CEIR ke trucking
Importir memberikan CEIR ke trucking
Importir memberikan CEIR ke trucking
Importir memberikan CEIR ke trucking
Truk menuju gate TPS
Truk menuju gate TPS
Truk menuju gate TPS
Truk menuju gate TPS
Truk menuju gate TPS
POST CLEARANCE
Petikemas keluar sistem
Hasil Simulasi Eksisting Tahun 2011 Jumlah Jalur
Petikemas (TEUs)
Hijau
Prosentase (%)
Tahun 2013
Tahun 2012 Dwelling Time (Hari)
Waiting Time
Jumlah Jalur
(Jam)
Petikemas (TEUs)
272,130
51.43%
7.22
15.89
Hijau
Kuning
43,875
8.29%
8.60
15.72
Merah
57,019
10.78%
11.96
30.79
Prosentase (%)
Dwelling
Waiting
Time
Time
(Hari)
(Jam)
Jumlah Jalur
(TEUs)
284,830
51.55%
7.33
18.614
Hijau
Kuning
45,629
8.26%
8.72
18.607
Merah
59,190
10.71%
12.31
39.297
MITA Prioritas
54,765
9.91%
7.33
18.567
MITA 103,620 Rata - rata
19.58%
5.77
5.83
7.56
15.51
Prioritas
(Jam)
43,594
8.20%
8.81
20.742
Merah
57,521
10.82%
12.26
38.034
52,640
9.90%
7.42
20.643
104,540
19.66%
5.83
7.3469
7.75
19.96
non
Prioritas
(Hari)
Kuning
non 15.89
Time
20.731
non 7.22
Time
7.42
MITA
9.92%
Waiting
51.42%
MITA
52,514
(%)
Dwelling
273,400
MITA
Prioritas
Petikemas
Prosentase
Prioritas MITA
108,140 Rata - rata
19.57%
5.86
7.8765
7.69
18.72
Prioritas
Rata - rata
Skenario Kedua Dwelling Time Skenario Kedua
Tahun 2014
Jalur
Petikemas (TEUs)
Hijau
Prosentase (%)
Dwelling
6.80
Waiting
Time
Time
(Hari)
(Jam)
193,410
36.41%
5.73
6.84
Kuning
43,562
8.20%
7.18
8.43
Merah
57,199
10.77%
10.90
31.98
6.60
6.60 6.40 Hari
Jumlah
6.13
6.20
5.94
6.00 5.80
5.40 5%
non 9.86%
6.09
25%
Expon. (Dwelling Time)
7.83
MITA
Waiting Time Skenario Kedua 184,630 Rata - rata
34.76%
4.79
4.24
6.11
8.87 Jam
Prioritas
10% 15% 20% Skenario Penambahan Jumlah MITA Prioritas Dwelling Time
52,357
5.92
y = 6.611e-0.025x R² = 0.8079
5.60
MITA
Prioritas
6.11
16 14 12 10 8 6 4 2 0
14.41
9.11
8.87 6.49
6.88
y = 15.136e-0.182x R² = 0.8307 5%
10% 15% 20% Skenario Penambahan Jumlah MITA Prioritas Waiting Time
Expon. (Waiting Time)
25%
Skenario Ketiga Tahun 2014 Jumlah Jalur
Petikemas (TEUs)
Hijau
Prosentase
Dwelling
(%)
Time (Hari)
Waiting Time (Jam)
208,140
39.33%
5.54
8.37
Kuning
47,178
8.92%
6.69
8.56
Merah
61,929
11.70%
8.25
9.06
56,487
10.67%
5.54
8.36
197,150
37.26%
4.59
5.38
5.60
7.42
MITA non Prioritas MITA Prioritas
Rata - rata
Skenario Keempat Tahun 2014 Jumlah Jalur
Petikemas (TEUs)
Hijau
Prosentase
Dwelling
(%)
Time (Hari)
Waiting Time (Jam)
198,440
37.50%
4.81
5.03
Kuning
45,062
8.52%
5.59
5.00
Merah
59,092
11.17%
7.52
5.69
54,528
10.30%
4.81
5.05
188,440
35.61%
3.89
2.76
4.85.
4.32
MITA non Prioritas MITA Prioritas
Rata - rata
Perbandingan Output Jalur
Jalur Skenario 1 Hijau
Skenario 2
Skenario 3
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
Skenario 4
Hijau
7,32
5,73
5,54
4,81
Skenario 4
276.787
193.410
208.140
198.440
Kuning
44.366
43.562
47.178
45.062
Kuning
8,71
7,18
6,69
Merah
57.910
57.199
61.929
59.092
Merah
12,18
10,90
8,25
MITA non
MITA non
Prioritas
Prioritas
53.306
52.357
56.487
54.528
MITA Prioritas Total
Waiting Time (Jam)
Dwelling Time (Hari)
Jumlah Petikemas (TEUs)
184.630
197.150
188.440
537.802
531.158
570.884
545.562
Prioritas Rata - rata
Hijau
Skenario
Skenario
Skenario
Skenario
1
2
3
4
18,41
6,84
8,37
5,03
5,59 Kuning
18,36
8,43
8,56
5,00
7,52 Merah
36,04
31,98
9,06
5,69
18,37
7,83
8,36
5,05
7,02
4,24
5,38
2,76
19,64
8,87
7,42
4,32
MITA non 7,32
6,09
5,54
4,81 Prioritas MITA
MITA 105.433
Jalur
Prioritas 5,82
4,79
4,59
3,89
7,67
6,11
5,60
4,85 rata
Rata -
Analisis Skenario Dwelling Time (Hari) 9.00
8.00
7.56
7.69
7.75
7.00 6.11 6.00
5.60 4.85
5.00 y = 9.1255e-0.097x R² = 0.8571 4.00
3.00 2011
2012
2013
Dwelling Time (Hari)
2014 S2
2014 S3
Expon. (Dwelling Time (Hari))
2014 S4
Jumlah Petikemas Impor di TPS Jumlah Petikemas Impor di Terminal Petikemas Surabaya Tahun 2010 - 2013
60,000
Teus
55,000
2013
50,000
2012 45,000
2011 40,000
2010
35,000 30,000
January February
March
April
Dari gambar disamping, kita dapat mengetahui bahwa pola distribusi dari jumlah petikemas impor yang ditangani oleh Terminal Petikemas Surabaya yaitu distibusi normal dengan rata – rata petikemas impor 45.039 TEUs tiap bulan dan standart deviasinya 5.320.
May
June July Bulan
August September October November December
Pola Distribusi Proses Dwelling Time Pre Clearance
Gambar disamping menunjukkan bahwa proses pre clearance dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya memiliki distribusi normal dengan rata – rata 4.46 hari dan standart deviasinya 0.277.
Custom Clearance
Gambar disamping menunjukkan bahwa proses custom clearance dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya memiliki distribusi normal dengan rata – rata 1.67 hari dan standart deviasinya 0.103.
Post Clearance
Gambar diatas menunjukkan bahwa proses pre clearance dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya memiliki distribusi normal dengan rata – rata 2.36 hari dan standart deviasinya 0.147.
Pola Distribusi Proses Dwelling Time (Jalur Merah) Pre Clearance (Jalur Merah)
Custom Clearance (Jalur Merah)
Gambar disamping menunjukkan bahwa proses pre clearance (Jalur Merah) dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya memiliki distribusi normal dengan rata – rata 5.43 hari dan standart deviasinya 3.15.
Post Clearance (Jalur Merah)
Gambar diatas menunjukkan bahwa proses post clearance (Jalur Merah) dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya memiliki distribusi exponential dengan fungsi EXPO 2.49 dan square error 0.035.
Gambar disamping menunjukkan bahwa proses custom clearance (Jalur Merah) dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya memiliki distribusi normal dengan rata – rata 5.72 hari dan standart deviasinya 2.96
Input Entitas
Jenis distribusi dan persamaan untuk waktu kedatangan kapal adalah, sebagai berikut: Distribution : Exponential Expression : -0.001 + EXPO(9.94) Square Error : 0.007101
Jenis distribusi dan persamaan untuk jumlah dokumen impor adalah, sebagai berikut: Distribution : Normal Expression : NORM (284, 119) Square Error : 0.03349
Input Entitas (2)
Jenis distribusi dan persamaan untuk jumlah petikemas bongkar adalah, sebagai berikut: Distribution : Normal Expression : NORM (488,238) Square Error : 0.02204
Jenis distribusi dan persamaan untuk jumlah petikemas muat adalah, sebagai berikut: Distribution : Normal Expression : NORM (488,204) Square Error : 0.003292
Jalur Bea Cukai
Jalur Bea Cukai (2) 1. Jalur Merah Untuk importir baru, jalur merah akan diterapkan serta sebagai untuk kategori importir atau barang risiko tinggi, barang diimpor kembali dan barang impor negara – negara berisiko tinggi. Untuk jalur merah, perlu untuk melakukan verifikasi baik dari semua dokumen yang diperlukan serta pemeriksaan fisik. 2. Jalur Kuning Jalur kuning berlaku, misalnya, jika item tertentu memiliki spesifikasi khusus atau dokumen untuk importir dengan risiko kemampuan keuangan rendah. Pada jalur kuning pemeriksaan menyeluruh dokumen berlangsung. 3. Jalur Hijau Jalur hijau diterapkan untuk importir dan impor barang, yang tidak termasuk dalam kriteria sebagaimana tercantum dalam jalur merah, misalnya, importir barang dengan risiko rendah dan kemampuan keuangan memadai. Jalur hijau hanya menyangkut dokumen pemeriksaan, setelah itu barang bisa dilepaskan segera.
Jalur Bea Cukai (3) 4. Mitra Utama (MITA) Non-Prioritas Jalur Jalur MITA Non Prioritas diterapkan untuk importir prioritas seperti yang didefinisikan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai memenuhi persyaratan tertentu seperti memiliki area bisnis standar (sifat bisnis), catatan yang baik dan dapat diandalkan dengan sistem manajemen. Pada jalur MITA Non Prioritas intervensi minimal dilakukan, tanpa fisik inspeksi dan verifikasi dokumen kecuali ekspor barang yang diimpor. 5. Mitra Utama (MITA) Jalur Prioritas Jalur MITA Prioritas diterapkan untuk prioritas importir seperti yang didefinisikan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai yang memenuhi persyaratan tertentu seperti memiliki area bisnis standar (sifat bisnis), catatan yang baik dan dapat diandalkan dengan sistem manajemen dan memiliki aset yang diasuransikan di bawah Direktur Umum Bea Cukai. Jalur MITA Prioritas berarti baik pemeriksaan fisik maupun verifikasi dokumen; Deklarasi Impor (PIB) tidak perlu manifest dan itu diperbolehkan untuk melakukan pembayaran secara berkala.
Uji Kecukupan Data k N1 s
2
N Xi Xi 1 ,N N Xi 2
2
Dimana : N1 = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan. K = Tingkat kepercayaan dalam pengamatan.(k = 2, 1-α=95%) S = Derajat ketelitian dalam pengamatan (5%) N = Jumlah pengamatan yang sudah dilakukan. Xi = Data pengamatan.
Data pengamatan dianggap cukup apabila N1 lebih besar dari N.
Uji Kecukupan Data (2) 1. Uji kecukupan data waktu kedatangan kapal Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah data yang dibutuhkan adalah 666 data. Dan data yang dikumpulkan adalah 698 data, sehingga data yang dikumpulkan telah mencukupi untuk dilakukan proses data selanjutnya. 2. Uji kecukupan data jumlah dokumen impor Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah data yang dibutuhkan adalah 666 data. Dan data yang dikumpulkan adalah 699 data, sehingga data yang dikumpulkan telah mencukupi untuk dilakukan proses data selanjutnya. 3. Uji kecukupan data petikemas bongkar Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah data yang dibutuhkan adalah 371 data. Dan data yang dikumpulkan adalah 699 data, sehingga data yang dikumpulkan telah mencukupi untuk dilakukan proses data selanjutnya. 4. Uji kecukupan data petikemas muat Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah data yang dibutuhkan adalah 379 data. Dan data yang dikumpulkan adalah 699 data, sehingga data yang dikumpulkan telah mencukupi untuk dilakukan proses data selanjutnya.
Teori Distribusi Distribusi Eksponensial Distribusi eksponensial sering kali mengambarkan pola-pola kedatangan waktu antar kedatangan suatu entiti dalam suatu komponen. Tetapi pada umumnya kurang cocok untuk menggambarkan waktu tunda (delay times) dalam suatu proses.
Distribusi Normal Distribusi ini dapat dijumpai hampir semua kejadian disekitar kita, misal pada hasil inspeksi produk cacat, penyebaran nilai ujian, tingkat pertumbuhan tananaman dan lain sebagainya.
Arus Barang di Terminal Petikemas
Identifikasi Masalah ·
Metpen
Dwelling time petikemas impor yang tinggi di Terminal Petikemas Surabaya Tahap Identifikasi Masalah Perumusan Masalah
·
Pengurangan dwelling time petikemas impor di Terminal Petikemas Surabaya
Tahap Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data · · · · ·
Data Data Data Data Data
waktu bongkar muat petikemas yang ditangani dwelling time petikemas impor prosedur pengeluaran barang regulasi
·
Perhitungan statistik jumlah petikemas impor tiap satuan waktu pada kondisi eksisting Activity Cycle Diagram (ACD)
Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data
Pengolahan Data
·
Modelling Sistem Cargo Flow dan Document Flow Eksisting Ya
Tidak Verify
Tahap Modelling
Running Model Eksisting Ya
Tidak Valid
Eksperimen Skenario Tahap Simulasi Running Model Skenario
Analisis hasil simulasi model eksisting
Analisis hasil simulasi model skenario Tahap Analisa Hasil Simulasi Perbandingan Hasil Setiap Model
Kesimpulan dan Saran
Tahap Kesimpulan & Saran
Activity Circle Diagram
Validasi Pada Tabel berikut akan ditampilkan perhitungan validasi dengan metode Welch Confidence Interval. Real System (x1) merupakan data histori yang didapatkan dari perusahaan sedangkan x2 adalah hasil model simulasi.
Replikasi
Real
System (x1)
Simulasi Jumlah Petikemas Impor (x2)
1
545.711
529.158
2
583.353
552.554
3
556.829
531.695
Rata-rata (𝑥)
561.964
537.802
19.339,3065
12.838,140
Variansi (s2)
374.008.777
164.817.844
n
3
3
n-1
2
2
Standar Deviasi (s)
Validasi (2) H0 = µ1 - µ2 = 0 H1 = µ1 - µ2 ≠ 0 α = 0,05 df = df = 2,00
𝑠12 2 𝑠22 2 ) +( ) 𝑛1 𝑛2 𝑠12 𝑆22 2 ( 𝑛1 )2 ( ) + 𝑛2 𝑛1−1 𝑛2−1
(
Dari perhitungan di atas, dilakukan pengolahan untuk mendapatkan tdf,α/2 , dengan df = 2,00 dan α = 0,05, maka didapatkan t2, 0,025 sebesar 4,303. Maka, langkah selanjutnya dilakukan perhitungan hw dengan rumus sebagai berikut.
hw = 𝑡𝑑𝑓,𝛼/2 hw = 4,303 hw = 54.939.357
𝑠12 𝑛1 𝑠12 𝑛1
+
+
𝑠22 𝑛2
𝑠22 𝑛2
Sehingga convidence interval yang dihasilkan adalah : P[(𝑥1 − 𝑥2 ) – hw ≤ µ1 - µ2 ≤ (𝑥1 − 𝑥2 ) + hw] = 1-α -54.915.195 ≤ µ1 - µ2 ≤ 54.963.519 Karena nilai 0 berada di antara di antara rentang µ1 - µ2 maka juga dapat dikatakan µ1 - µ2 = 0. Keputusan yang diambil adalah terima H0. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu kondisi real system dengan simulasi tidak berbeda secara signifikan (model ini dapat disimpulkan valid).
Jumlah Replikasi c
1
Simulasi Jumlah Petikemas Impor
529.158
2
552.554
3
531.695
Rata-rata
537.802
Standar Deviasi
12.838,140
Variansi
164.817.844
N
3
N-1
2
Pada Tabel berikut akan ditampilkan penentuan banyaknya replikasi dengan metode absolute dengan error yang akan ditanggung sebesar nilai half width hasil replikasi dan selang kepercayaan 95%. n n-1
confidence interval α t(n-1, α/2)
= 95%
= 3 (replikasi awal)
=2 = 1- 0,95 = 0,05 = 4,303 𝛼 𝑥𝑠 (𝑛−1, 2 )
𝑡
hw
=
hw β = hw = 21.894,282
= 21.894,282
n’
=(
n’ n’
= 1.32 ≈2
𝑛
(𝑍𝛼/2 ) 𝑥 𝑠 2 ) 𝛽
Rotterdam - TPS No 1
2
3
4
Pelabuhan Rotterdam
Terminal Petikemas Surabaya Pengambilan Barang Konektivitas jaringan intermoda dengan transportasi Cargo didominasi melalui jalan darat dan layanan darat sangat bagus, baik oleh kereta api atau jalan kapal pengumpan dari antar pulau. darat yang mulus Tingkat Mekanisasi Tingkat mekanisasi sangat tinggi dengan teknologi Tingkat mekanisasi kurang, intensitas penggunaan terbaru yang diterapkan dalam semua peralatan tenaga kerja masih tinggi Lokasi Pelabuhan Sebagian besar unit manufaktur terkait pelabuhan Sebagian besar perusahaan manufaktur terletak terletak di wilayah Pelabuhan; sehingga proses jauh dari pelabuhan, meskipun beberapa industri distribusi sangat cepat yang dekat pelabuhan seperti pabrik semen, pabrik tepung, pupuk, dan pakan Ketersediaan Lahan Penumpukan Lahan penumpukan yang tersedia di Pelabuhan Lahan penumpukan yang terbatas, sehingga proses Rotterdam mampu menampung permintaan jumlah Overbrangen harus dilakukan untuk mengurangi petikemas dalam jumlah tinggi (mega port) YOR
Rotterdam – TPS (2) 5
6
7
8
Ketersediaan Sumber Daya Tidak ada konsep penahanan preberthing sebagai Terminal membagi layanan dalam international dan menunggu kapal berlabuh dan mereka memiliki domestik. BOR cukup tinggi terutama pada akhir dermaga yang panjang sehingga dilakukan berthing window Arus Informasi Tidak ada gerakan fisik kertas terkait sistem EDI (Electronic Data Interchange) hampir komunikasi yang terhubung satu sama lain dalam sepenuhnya dilaksanakan, namun intervensi manusia pelabuhan. Intervensi manusia hampir nihil dan semua dan pertukaranl dokumen secara manual masih pembayaran juga dilakukan elektronik dilakukan Bea Cukai Di bawah kawasan Uni Eropa, proses Bea Cukai dapat Peraturan Bea Cukai harus diselesaikan baik di area dilakukan di luar tempat pelabuhan pelabuhan. Proses Kerja Seluruh kegiatan pelabuhan dilakukan secara Beberapa proses kerja terkomputerisasi dengan komputerisasi. Sehingga tidak perlu dilakukan secara menggunakan ERP (Enterprise Resource manual Perencanaan) yang dikenal sebagai container terminal sistem operasi (CTO)
Singapura - TPS No
Pelabuhan Singapura
Terminal Petikemas Surabaya
A 1
Infrastruktur Fisik Port Singapore Authority memiliki empat terminal yang memiliki panjang dermaga TPS memiliki dua terminal yaitu internasional dengan panjang dermaga 1000 m 11.754 meter, yang dapat mengakomodasi sekitar 41 kapal petikemas sekaligus dan domestik 450 m, yang dapat mengakomodasi 7 kapal di waktu yang sama
2
Area yang tersedia di Singapura Port untuk empat terminal adalah sekitar 425 Area yang tersedia yaitu sekitar 45 hektar hektar
3
Meskipun tanah langka di Singapura, perluasan terminal dilakukan dengan Tidak ada rencana untuk daerah ekspansi, bahkan untuk reklamasi. Namun, reklamasi tanah dari laut dan tidak dibatasi oleh kendala akuisisi lahan terminal memiliki luas back- up untuk ekspansi sekitar 6 ha
4
Sarat kapal yang masuk lebih kurang16 m. Dan ada tidak ada pembatasan pada Rancangan untuk international adalah - 10 m dan domestik 5 m dan ada batasan kapal generasi terbaru pada terbaru kapal generasi
5
Jumlah crane dermaga di empat terminal di PSA Singapura adalah 131 unit
B 1
Tingkat Mekanisasi Tingkat mekanisasi sangat tinggi dan canggih dengan teknologi terbaru dalam Tingkat mekanisasi kurang, intensitas penggunaan tenaga kerja masih tinggi setiap bidang penanganan barang
2
Crane dioperasikan baik oleh staf di atas dan juga otomatisasi melalui pusat Staf ditempatkan di dalam crane dan langkah per jam rata – rata 22 kotak kontrol terminal. Langkah per jam adalah sekitar 25-30 kotak
Total jumlah crane dermaga adalah 11 unit
Singapura – TPS (2) C 1 2
3
Karakteristik Penanganan Barang Total volume petikemas yang ditangani di Singapura pada tahun 2011 adalah Total volume petikemas yang ditangani dalam Surabaya pada tahun 2011 29,9 juta TEUs adalah 1 juta TEUs Petikemas yang ditangani kebanyakan adalah petikemas transhipment dan Petikemas yang ditangani baik ekspor dan impor hampir semuanya bukan karena itu tetap di terminal. Sehingga tidak perlu konektivitas antara pelabuhan transhipment. Sehingga konektivitas antara pelabuhan dan sarana pendukung dengan jalur darat harus baik. Kebanyakan petikemas ditangani di Singapura yaitu transhipment dan petikemas Cargo untuk konsumsi lokal umumnya diturunkan dari kapal dan ditumpuk di untuk konsumsi lokal di Singapura dibongkar dari kapal langsung dengan truck halaman sebelum pengiriman ke sebelah CFS. CFS disini bukan zona losing dan dikirim ke zona perdagangan bebas di area pelabuhan untuk transaksi perdagangan bebas dan karena itu penundaan berlangsung untuk transaksi (prosedur dan pembayaran). Jarak tempuh ke lokasi tersebut sekitar 5 – 15 (prosedur dan pembayaran ) menit
4
Arus melalui sistem gerbang izin truk untuk masuk ke Pelabuhan terminal dalam Dalam beberapa kasus , petikemas harus menunggu di depan gerbang untuk waktu 25 detik . Dengan metode ini , sekitar 8000 trailer ditangani per hari pada waktu yang cukup lama untuk melakukan transaksi terutama di peak season . rata-rata 700 per trailer jam puncak. Ini sepenuhnya otomatis dan paperless
D 1
Proses Kerja Seluruh operasi dan pengelolaan terminal dilakukan secara elektronik. EDI Proses kerja sebagian komputerisasi menggunakan Container Terminal Sistem memastikan bahwa tidak ada kertas transaksi. Melalui Portnet pihak pelabuhan, Operasi (CTO) terutama untuk operasi kapal, operasi yard dan pemantauan . pemerintah dan jasa pengguna pelabuhan dapat terhubung satu sama lain terkait untuk penanganan petikemas dengan kegiatan pelabuhan. Dan penggunaan tersebut dapat dimulai 72 jam sebelum kapal tiba
2
Tidak ada intervensi manusia dan tidak ada transaksi menggunakan kertas
4
Masih ada beberapa intervensi manusia dan pertukaran dokumen secara manual masih dilakukan PSA beroperasi murni secara komersial dan memiliki operator pelabuhan sebagai TPS beroperasi murni secara komersial dan memiliki operator pelabuhan pihak regulasi sebagai pihak regulasi
Singapura – TPS (3) E 1
Bea Cukai Di PSA sebagian besar petikemas yang dilayani adalah petikemas Prosedur Bea Cukai harus diselesaikan pada area pelabuhan transhipment, sehingga proses Bea Cukai tidak diperlukan disana
2
Area yang dijadikan zona perdagangan bebas juga tidak terkena Tidak ada fasilitas zona perdagangan bebas yang disediakan proses kepabeanan disediakan di TPS Pelabuhan Tanjung Perak
F 1
Sumber Daya Manusia Tenaga kerja mempunyai tingkat IT yang tinggi dan memiliki Tenaga kerja belum memiliki multiskilled, namun dalam bekerja multiskilled serta disiplin yang baik kedisiplinan tenaga kerja baik
2
Buruh disediakan oleh agen stevedoring yang beroperasi di bawah Buruh disediakan oleh agen stevedoring yang beroperasi di lisensi yang disediakan oleh Pelabuhan dan Pemerintah bawah lisensi yang disediakan oleh Pelabuhan dan Pemerintah