1
STUDI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK B8 PAUD TUNAS HARAPAN KOTA BENGKULU
JURNAL SKRIPSI
Oleh
Ratna Fitriana NPM A1I011051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2015
2
STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION GROUP OF B8 PAUD TUNAS HARAPAN BENGKULU CITY ABSTRACT The problem of this research is how the implementation of character education and character self-discipline on the B8 group Tunas Harapan Bengkulu City. This study describes the implementation of an independent character, and character education discipline. Descriptive quantitative research methods. Population of 14 respondents in the group B8. The sample is all sampling. Data collection technique used observation sheets and questionnaires. Observation sheet used by researchers to obtain data on the implementation of character education and character self-discipline, while the classroom teacher questionnaire given to acquire data independent character and the character of discipline in children. Analysis of data using percentages. Based on the results of data processing is concluded that the implementation of the independent pillars of character education and discipline pillars B8 groups obtained similar results at 93% (very good). It is recommended for classroom teachers to maintain and continue to provide positive values and intensive counseling to children to independent character and discipline the child continues to develop optimally. Another class should follow the example of the implementation of character education group B8. Researchers can then continue research on other. Keywords: Implementation, Independent Character, Character Discipline
ABSTRAK Masalah penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter mandiri dan karakter disiplin pada kelompok B8 PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu. Penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter mandiri dan karakter disiplin. Metode penelitian ini deskriptif kuantitatif. Populasi sebanyak 14 responden pada kelompok B8. Sampel yang digunakan adalah teknik total sampling yaitu seluruh anak kelompok B8. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi digunakan peneliti untuk memperoleh data pelaksanaan pendidikan karakter mandiri dan karakter disiplin dan kuesioner. diberikan guru kelas untuk memperoleh data karakter mandiri dan karakter disiplin pada anak. Analisis data menggunakan persentase. Berdasarkan hasil pengolahan data disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter pilar mandiri dan pilar disiplin kelompok B8 memperoleh hasil yang sama yaitu 93% (sangat baik). Disarankan kepada guru kelas untuk mempertahankan dan tetap memberikan nilai-nilai positif serta bimbingan intensif kepada anak agar karakter mandiri dan disiplin anak terus berkembang optimal. Hendaknya kelas lain mencontoh pelaksanaan pendidikan karakter kelompok B8. Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian pada karakter yang lain. Kata Kunci : Pelaksanaan, Karakter mandiri, Karakter Disiplin
3
PENDAHULUAN Pendidikan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia merupakan upaya untuk memanusiakan manusia. Pendidikan pertama yang akan diterima seorang anak adalah pendidikan anak usia dini. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 14 Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Rahman (2005:10) Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang paling mendasar dan merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Rentang usia dari lahir sampai dengan enam tahun merupakan usia yang tepat dan sangat efektif untuk membangun seluruh aspek kepribadian anak, karena pada usia tersebut anak mengalami lompatan perkembangan serta kecepatan perkembangan yang luar biasa dibanding usia sesudahnya. Lembaga pendidikan formal seperti sekolah diharapkan dapat berkontribusi lebih besar dalam mengembangkan nilai-nilai positif dalam pembentukan karakter bagi peserta didik dan hendaknya dilaksanakan sedini mungkin yaitu pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Menurut Mulyasa (2013:1) Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu yaitu nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan/tingkah laku. PAUD Tunas Harapan merupakan salah satu diantara lembaga PAUD di kota Bengkulu yang memasukkan pendidikan karakter kedalam kurikulumnya. Pendidikan karakter yang diterapkan di PAUD Tunas Harapan kota Bengkulu diperuntukkan untuk semua kelas. PAUD Tunas Harapan memiliki jumlah siswa sebanyak 147 peserta didik. Berdasarkan observasi pra penelitian yang peneliti lakukan selama PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) di PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu, peneliti mengamati pelaksanaan pendidikan karakter mandiri dan karakter disiplin anak sebagian besar yaitu 80% dari 147 peserta didik sudah berkembang dengan baik. Hal ini terlihat dari penerapan nilai-nilai karakter yang ada di PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu sudah dijalankan oleh anak yang tercermin dalam perilakunya sehari-hari, seperti anak mampu meletakkan tas pada gantungan tas yang tersedia di kelas tanpa bantuan guru atau diantar oleh orangtuanya, anak memakai sandal ketika masuk WC. Selanjutnya 20% dari 147 peserta didik menurut peneliti belum menerapkan nilai karakter mandiri dan karakter disiplin secara optimal. Hal ini ditunjukan dengan sikap anak yang terkadang tidak mau mengikuti kegiatan belajar di kelas sampai selesai, masih ditemukan anak yang berbaris dan berdoa dengan bantuan guru, ribut di dalam kelas. Pendidikan karakter merupakan esensi (hal penting) dari pendidikan anak usia dini karena pendidikan karakter merupakan titik awal dari pembentukan manusia yang beradab. Wiyani (2013:24) mengemukakan bahwa anak usia dini
4
meskipun usianya sangat muda, diharuskan memiliki karakter mandiri. Mandiri berarti suatu sikap atau perilaku yang tidak mudah bergantung dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Karakter mandiri merupakan kemampuan hidup yang utama dan salah satu kebutuhan manusia di awal usianya. Ketika anak usia dini sudah mandiri, mereka akan belajar untuk mencuci tangan, makan, memakai pakaian, memakai sandal, mandi, dan buang air kecil/besar sendiri. Anak usia dini harus belajar mandiri dalam mencari teman, bermain, dan belajar. Menurut Wibowo dalam Wiyani (2013:24) karakter yang harus dibentuk selain karakter mandiri adalah karakter disiplin. Disiplin berasal dari kata Latin discipulus yang artinya adalah permuridan atau cara kita memberi contoh. Jadi, karakter disiplin adalah bagaimana cara kita melatih pikiran dan karakter seorang anak secara bertahap agar anak bisa menjadi seseorang yang memiliki kontrol diri dan akhirnya bisa bersosialisasi dan diterima oleh masyarakat. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti melaksanakan penelitian dengan judul “Studi Tentang Pelaksanaan Pendidikan Karakter Kelompok B8 PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu”. Sebuah studi deskriptif kuantitatif. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumusan masalah penelitian adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter pilar mandiri di PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu?; 2) Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter pilar disiplin di PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter pilar mandiri di PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu; 2) Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter pilar disiplin di PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu. KAJIAN TEORITIK Pendidikan karakter merupakan upaya penanaman nilai-nilai positif yang dilakukan secara sadar dan sungguh-sungguh serta terus-menerus untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya : anjuran atau suruhan terhadap anak-anak untuk duduk dengan baik, tidak berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain, memakai pakaian pakaian yang rapi, mencuci tangan setelah makan, hormat terhadap orang tua, dan menolong teman merupakan proses pendidikan karakter. Pada hakikatnya karakter anak bukanlah sifat bawaan sejak lahir, karena Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan tidak mengetahui apapun. Selain itu watak seseorang tidak berhubungan dengan azaz keturunan, melainkan pengaruh faktor eksternal yang membentuk formasi pikiran yang menetap secara psikologis. Dengan demikian watak tidak terjadi atas dorongan genetis (genetic drive), namun dari pembiasaan perilaku (proses interaksi) yang membentuk sifat atau tabiat sehingga membentuk karakter seseorang. Uraian tersebut serupa dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah An-Nahl; 78 yang artinya : “Dan Allah melahirkan kalian dari kandungan ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui apapun, dan
5
Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan dan nurani, semoga kalian bersyukur”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mandiri diartikan sebagai keadaan yang dapat menjadikan individu berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Mandiri sendiri merupakan hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain (Wiyani, 2013:27). Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap mandiri yang akan dibentuk oleh orang tua dan guru PAUD pada anak usia dini adalah yang menjadikan anak usia dini : 1) memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan; 2) berani memutuskan sesuatu atas pilihannya sendiri; 3) bertanggung jawab atas pilihannya sendiri; 4) memiliki rasa percaya diri dan yakin dengan apa yang di pilihnya; 5) mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan; 6) berani mengambil resiko. Karakter mandiri sangat penting adanya dalam diri anak. Hal terpenting adalah dengan karakter mandiri akan mengantarkan anak memiliki kepercayaan diri dalam melakukan sesuatu. Adapun ciri-ciri karakter mandiri anak usia dini yang di paparkan oleh Repository.upi.edu dalam Wiyani (2013:33) adalah sebagai berikut : 1) memiliki kepercayaan kepada dirinya sendiri; 2) memiliki motivasi intrinsik yang tinggi; 3) mampu dan berani menentukan pilihannya sendiri; 4) kreatif dan inovatif; 5) bertanggung jawab menerima konsekuensi yang menyertai pilihannya; 6) mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya; 7) tidak bergantung pada orang lain. Menurut Wiyani (2013:36), setidaknya ada dua faktor yang berpengaruh dalam mendorong timbulnya karakter mandiri anak usia dini, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, meliputi emosi dan intelektual. Sedangkan faktor eksternal, yaitu faktor yang datang atau ada di luar anak itu sendiri. Faktor ini meliputi lingkungan, karakteristik, sosial, stimulasi, pola asuh, cinta dan kasih sayang. Karakter Selanjutnya adalah karakter disiplin. Menurut Wantah dalam Ibung (2009:82) mendefinisikan disiplin dimengerti sebagai cara untuk membantu anak agar dapat mengembangkan pengendalian diri. Dengan disiplin, anak dapat memperoleh batasan untuk memperbaiki tingkah lakunya yang salah. Disiplin mendorong, membimbing, dan membantu anak agar memperoleh perasaan puas karena kesetiaan dan kepatuhannya dan mengajarkan kepada anak bagaimana berfikir secara teratur. Ada empat unsur yang harus dipenuhi sebagai syarat tegaknya disiplin, yaitu : 1) peraturan; 2) konsistensi; 3) hukuman; dan 4) penghargaan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin menurut hasil penelitian Lonan dan Lioew dalam Wiyani (2013:48) dapat diketahui ada empat faktor yang mempengaruhi disiplin pada anak usia dini, adalah sebagai berikut: 1) banyak sedikitnya anggota keluarga; 2) pendidikan orangtua; 3) jumlah balita dalam keluarga; dan 4) pendapatan orangtua. Peran utama dan pertama yang sangat berpengaruh pada pembentukan karakter disiplin anak adalah lingkungan keluarga. Pendidikan disiplin anak dalam keluarga diberikan agar anak dapat mengontrol dirinya dalam bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang ada.
6
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada kelompok B8 di PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu. Kegiatan penelitian berlangsung pada Desember 2014 sampai dengan Maret 2015. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data dikumpulkan dari dua sumber utama yaitu data primer dan sekunder. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas B8 PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu yang terdiri dari 14 anak yaitu 9 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Dalam penelitian ini digunakan sampel dari semua populasi karena populasi kurang dari 100 (total sampling). Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan kuesioner. Untuk keperluan analisis kuantitatif, skor setiap jawaban pertanyaan maupun pernyataan pada lembar observasi dan kuesioner (angket) digambarkan menggunakan skala Likert . Untuk memperoleh kuesioner dengan hasil yang baik, adalah dengan melakukan proses uji coba (kalibrasi) yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keandalan atau keampuhan instrumen. Data kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis skor dan persentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang telah diperoleh dideskripsikan secara rinci untuk masing-masing variabel. Pembahasan variabel dilakukan dengan data kuantitatif, dengan cara mengolah data tersebut dalam bentuk angka yang kemudian ditafsirkan secara kualitatif. Data variabel yang dideskripsikan dalam penelitian ini meliputi: (a) pelaksanaan pendidikan karakter pilar mandiri (b) pelaksanaan pendidikan karakter pilar disiplin. Adapun indikator yang diteliti pada karakter pilar mandiri adalah: (1) percaya diri, (2) motivasi intrinsik, (3) berani menentukan pilihan, (4) kreatif dan inovatif, (5) bertanggung jawab atas pilihannya, (6) menyesuaikan diri dengan lingkungan dan (7) tidak bergantung pada orang lain. Sedangkan indikator yang diteliti pada karakter disiplin adalah: (1) peraturan, (2) konsistensi, (3) hukuman, dan (4) penghargaan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter mandiri dan karakter disiplin pada kelompok B8 menunjukkan kriteria sangat baik (93%). Hasil tersebut dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama pada karaktermandiri dapat dilihat dari sisi faktor eksternal yaitu lingkungan yang merupakan tempat anak berinteraksi dan belajar dari orang-orang disekitarnya. Lingkungan yang paling berpengaruh yaitu lingkungan keluarga yang merupakan tempat pertama dalam pembentukan karakter mandiri anak. Dalam lingkungan keluarga inilah anak akan berinteraksi belajar dari orang-orang terdekatnya yaitu orangtuanya sebelum mengenal dunia luar lebih jauh. Sebagaimana pendapat Nugraha dan Rachmawati (2008:4.15) mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman interaksi sosial dalam keluarga turut menentukan tingkah laku anak terhadap dirinya dan orang lain dalam kehidupan anak di luar keluarga.
7
Selain lingkungan keluarga, peneliti menemukan faktor yang lainnya, yaitu dari sisi guru kelas. Pelaksanaan pendidikan karakter mandiri pada anak kelompok B8 menunjukkan hasil yang sangat baik, karena disebabkan oleh kemampuan guru kelas dalam membimbing, mengarahkan dan memberikan nilainilai positif pada anak setiap hari mulai dari anak tiba di sekolah sampai anak pulang sekolah. Pelaksanaan pendidikan karakter disiplin pada kelompok B8 PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu juga menunjukkan kriteria sangat baik (93%). Faktor yang sangat berpengaruh pada pembentukan karakter disiplin anak adalah lingkungan keluarga. Hal ini menunjukkan hal yang sama terhadap faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter mandiri di atas. Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama dalam pembentukan karakter disiplin anak. Dalam lingkungan keluarga inilah anak akan berinteraksi belajar dari orang-orang terdekatnya yaitu orangtuanya sebelum mengenal dunia luar lebih jauh. Kondisi dalam keluarga mempunyai peran besar terhadap pembentukan karakter disiplin anak seperti yang dikemukakan oleh Lonan dan Lioew dalam Wiyani (2013:48), hasil penelitiannya menyebutkan bahwa semakin tinggi pendidikan orangtua, ada kecenderungan tingkat disiplin anak semakin baik. Hal ini disebabkan pendidikan orangtua berhubungan dengan besarnya komitmen untuk mengasuh anak. Orangtua yang berpendidikan menyediakan pengasuhan yang lebih sehat, higienis, dan mereka tanggap terhadap permasalahan anak. Selanjutnya jika dilihat dari sisi guru, berdasarkan penelitian guru sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter disiplin anak di sekolah sebagai estafet dari pendidikan karakter disiplin yang telah diterapkan dalam keluarga. Dilihat kemampuan guru kelas dalam membimbing, mengarahkan dan memberikan nilai-nilai positif pada anak setiap hari mulai dari anak tiba di sekolah sampai anak pulang sekolah. Kemudian, dilihat dari sisi pengelolaan kelas pada kelompok B8. Sebagian besar kondisi fisik dan pengaturan ruang kelas kelompok B8 terlihat dalam kondisi baik, rapi dan nyaman digunakan untuk belajar. Kondisi tersebut tentu memiliki pengaruh terhadap kemungkinan munculnya gangguan terhadap proses belajar mengajar. Hal tersebut sangat diperhatikan oleh guru kelas kelompok B8. Karena penanaman nilai-nilai karakter diberikan tidak hanya di luar kelas saja, namun penanaman nilai-nilai positif yang mengandung karakter juga diberikan guru pada saat anak dalam proses pembelajaran didalam kelas. Dampaknya seluruh anak merasakan bahwa guru benar-benar mengarahkan dan membimbing anak serta menanamkan nilai-nilai positif pada anak. Sebagaimana Sudrajat (Akhmadsudrajat.wordpress.com) menyatakan bahwa Pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan raport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas. Pendapat tersebut menunjukkan
8
bahwa peran guru dalam memperhatikan pengelolaan kelas sangat penting karena akan menumbuhkan karakter anak. Data hasil kuesioner guru menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter mandiri dan karakter disiplin hasilnya adalah sangat baik (93%). Dengan demikian, menunjukkan bahwa penilaian guru obyektif terhadap semua anak pada kelompok B8. Dalam hal ini guru PAUD kelompok B8 PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu telah berhasil memberikan nilai-nilai positif yang membentuk karakter mandiri dan karakter disiplin anak. Penanaman nilai-nilai yang mengandung karakter mandiri dan karakter disiplin pada kelompok B8 PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu telah tergabung dalam kurikulum pembelajaran yang dilakukan guru kelas setiap hari pada saat anak bermain, anak belajar di kelas, anak makan bersama dan bahkan ketika anak berada di rumah. Guru kelas mengadakan pertemuan dengan orangtua/wali siswa memberitahukan perkembangan peserta didiknya. Tujuannya adalah agar oragtua/wali paham dengan kondisi perkembangan anak-anaknya. Dengan demikian tujuan pelaksanaan pendidikan karakter mandiri dan karakter disiplin yang ada di sekolah dapat berjalan dengan optimal Membentuk karakter anak usia dini sebagai pribadi yang mandiri dan disiplin memerlukan proses yang dilakukan secara bertahap. Efek dari karakter mandiri dan disiplin seorang anak akan terlihat dari sikap dan kesiapannya dalam menghadapi masa depan. Hal ini sangat berpengaruh dalam hubungannya dengan masyarakat serta berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu keteladanan dari sikap guru yang mencerminkan karakter positif yang nantinya akan dicontoh oleh anak didiknya. Selain itu diperlukan adanya kerjasama yang harus dilakukan antara guru dan juga orangtua untuk mencapai suatu kondisi yang optimal terhadap karakter mandiri dan karakter disiplin anak. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa guru memiliki peranan penting dalam membentuk karakter mandiri dan disiplin anak pada kelompok B8. Kualitas guru yang baik akan memberikan keteladanan yang baik yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Selain itu dibutuhkan kerjasama antar guru dengan orangtua (parenting) agar karakter mandiri dan disiplin anak terus berkembang optimal. Sebagaimana hasil penelitian pada kelompok B8 PAUD Tunas Harapan diperoleh: 1) tingkat pelaksanaan pendidikan karakter mandiri kelompok B8 Pendidikan Anak Usia Dini Tunas Harapan Kota Bengkulu berada dalam kriteria sangat baik (93%), 2) tingkat pelaksanaan pendidikan karakter disiplin kelompok B8 Pendidikan Anak Usia Dini Tunas Harapan Kota Bengkulu juga berada dalam kriteria sangat baik (93%). Artinya, sebagian besar anak-anak kelompok B8 PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu sudah mandiri dan disiplin di sekolah. Disarankan kepada guru bahwa perlu mempertahanan dan terus melakukan pembinaan serta arahan-arahan terhadap peserta didiknya, mengadakan pertemuan rutin terhadap orangtua peserta didik agar tujuan pendidikan karakter khususnya karakter mandiri dan karakter disiplin pada kepompok B8 PAUD Tunas Harapan Kota Bengkulu dapat berjalan sesuai harapan. Kemudian kepada kelas yang lain
9
mulai dari kelompok A dan kelompok B1 sampai B7 mencontoh dari pencapaian pelaksanaan pendidikan karakter mandiri dan karakter disiplin pada kelompok B8 yang menunjukkan kriteria sangat baik. Serta disarankan kepada peneliti berikutnya untuk meneliti nilai-nilai karakter yang lain. DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan. Jakarta: Maghfirah Pustaka Ibung, Dian. 2009. Mengembangkan Nilai Moral pada Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Mulyasa. 2013.Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. Nugraha dan Rachmawati. 2008. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka. Rahman, Hibana S. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Wantah, Maria J. 2005. Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada Anak Usia Dini. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional. Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiyani, Novan A. 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.