STUDI KASUS AKTIVASI TCH-HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM DAERAH SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana
OLEH ADHITYA DWINANTO 014-0212085
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2007
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI KASUS AKTIVASI TCH-HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM DAERAH SUMATERA UTARA
Disusun oleh : ADHITYA DWINANTO 014-0212085
Telah disahkan dan disetujui keseluruhan isinya untuk sidang Tugas Akhir Tahap Sarjana Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana
Jakarta, September 2007
Pembimbing I :
DR.-Ing. Mudrik Alaydrus NIP :
ABSTRAKSI
Peningkatan jumlah call pada saat-saat tertentu yang sangat besar tentu saja akan menyebabkan overload pada suatu jaringan GSM. Hari raya agama merupakan salah satu contoh dimana kebutuhan panggilan meningkat sangat besar dikarenakan banyak subscriber yang melakukan panggilan ke kerabat dan saudara-saudaranya pada saat tersebut. Saat seperti inilah kapasitas jaringan menjadi suatu hal yang sangat penting dan patut menjadi perhatian utama bagi operator seluler. Resources yang ada pada jaringan GSM terbatas dalam hal ini adalah kanal trafik. Tentunya, suatu operator GSM tidak menginginkan kehilangan pelanggan karena pelanggan tidak dapat melakukan panggilan. Oleh karena itu dengan keterbatasan resources dan waktu maka dibutuhkan suatu metode yang cepat dan bersifat sementara. Pada suatu cell tertentu pasti ada yang akan menampung lonjakan trafik yang sangat besar. Kanal trafik yang tersedia pada BTS terbatas sedangkan jumlah pelanggan bertambah banyak. Hal ini tentu saja menyebabkan call blocking yang tinggi yang berakibat pada ketidakpuasan pelanggan terhadap layanan operator tersebut. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti call blocking tinggi, tingkat loyalitas pelanggan terhadap operator berkurang maka diperlukan kapasitas kanal yang lebih besar (TCH). Pengaktifan TCH Halfrate ini memberikan solusi sementara operator GSM terhadap pelanggan dengan meningkatkan TCH.
i
KATA PENGANTAR
Assalammu ‘alaikum wr wb, Puja dan puji penulis panjarkan kepada ALLAH SWT yang maha dekat dan mencintai hamba-Nya dengan memberikan rahmat dan pertolongan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tigas akhir ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana teknik dari Universitas Mercu Buana Jakarta. Tugas akhir dengan judul “STUDI KASUS AKTIVASI TCH HALF RATE DALAM
PENINGKATAN
PERFORMANSI
PADA
JARINGAN
GSM
DAERAH SUMATERA UTARA” ditulis sebagai rasa ketertarikan penulis terhadap bidang kominikasi GSM. Sehingga dalam tahap akhir pendidikan di Universitas Mercu Buana, penulis memberanikan diri untuk mengambil masalah komunikasi GSM sebagai tugas akhir. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di universitas Mercu Buana, khususnya pada saat penyusunan tugas akhir ini kepada bapak Mudrik Alaydrus yang telah banyak membimbing dan mengkoreksi buku ini. Sepenuhnya penulis sadar bahwa karya ini jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis nantikan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
Jakarta, September 2007
Penulis
ii
LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan rahmat-Nya. 2. Mama atas kesabaran dan kasih sayangnya, m’ba Ita, Angga, Mas Tiko, serta Aya dan Lintang yang mampu membawa keceriaan di kehadirannya. 3. Bapak Mudrik , selaku pembimbing yang senatiasa meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan pandangannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Wayan Adhi, atas bantuannya dan tutorial mendadak di sela kesibukannya. Thank’s man ! 5. Risty Astria Ningrum, atas semangat dan dukungannya. 6. Pak Didin, atas kesediaannya memberi kesempatan direpotkan. 7. Mona, Teti, atas nasehat tak kenal lelah, juga anak-anak O Channel, Bos Ican, Anton, Mansur, Handi Udin, Beni, Yusa, yudha, Taufik, Iwan, Wawan, Ucok, Hadi, Agung, Ebta, Maria, Mario, Ujang, Masta, Idris, Pak eRTe, atas toleransinya. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Jakarta, September 2007
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR ISTILAH
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
1
1.2.
Rumusan Masalah
1
1.3.
Batasan Masalah
2
1.4.
Maksud danTujuan
2
1.5.
Metode Penelitian
2
1.6.
Sistematika Penulisan
3
TEORI DASAR GSM 2.1.
Sistem Selular GSM
4
2.2.
Sistem Kanal Pada GSM
7
2.2.1. Kanal Fisik
7
2.2.2. Kanal Logika
7
2.3.
Sel
8
2.4.
Call Setup
9
2.5.
Handoff
10
2.6.
Channel Assignment
14
iv
2.7.
BAB III
Dasar Teori Trafik
15
2.7.1. Diagram Transisi Kondisi
16
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOCKING 3.1.
TCH Blocking
18
3.2.
Proses Blocking Call
18
3.3.
Multiframe Half Rate
21
3.4.
Metode Pencegahan Bloking
23
3.4.1. Penambahan TRX atau Carrier
23
3.4.2. Dual Band Operation /Enhancement Spektrum
23
3.4.3. Handover Due to Traffic
24
3.4.4. Directed Retry
25
3.4.5. Dual Rate/ Half Rate
27
3.5.
Parameter Half Rate yang Digunakan pada BSS
27
3.6.
Mekanisme dan Aktivasi Half Rate pada Suatu Sel
28
3.6.1. Mekanisme Half Rate
28
3.6.2. Aktivasi Half Rate pada BSS
29
Parameter Performansi
30
3.7.1. Probabilitas Bloking Panggilan
31
3.7.2. Definisi Formula untuk Tolak Ukur Performansi
31
3.7.3. Parameter Kualitas Suara
31
3.7.
BAB IV ANALISIS
AKTIVASI
TCH
HALF
RATE
DALAM
PENINGKATAN PERFORMANSI 4.1.
Latar Belakang Sel
33
4.1.1. Kondisi BTS (Site)
33
v
4.1.2. Data Statistik TCH Blocking Rate sebelum Aktivasi Half Rate 4.1.3. Data Performansi 4.1.3.1. 4.2.
4.3.
4.4.
HOSR (Handover Succesful Rate)
34 37 37
Implementasi Half Rate
38
4.2.1. Analisis Efisiensi
38
4.2.2. Perencanaan dan Perhitungan Parameter Half Rate
38
Data Statistik Setelah Aktivasi Half Rate
40
4.3.1. Data Statistic TCH Blocking Rate
40
Perbandingan dan Analisis Peningkatan Performansi
45
4.4.1. Perbandingan TCH Blocking Rate Sebelum dan Setelah Aktivasi Half Rate
45
4.4.1.1.
ME0130A
45
4.4.1.2.
ME0130B
45
4.4.1.3
ME0130C
46
4.4.2. Perbandingan HOSR Sebelum dan
4.5
Setelah Aktivasi Half Rate
46
4.4.2.1.
ME0130A
46
4.4.2.2.
ME0130B
46
4.4.2.3.
ME0130C
46
4.4.3. Analisis performansi Kualitas Sinyal
46
4.4.4. Peningkatan trafik
49
Analisis Pengaruh Aktivasi Half Rate Terhadap Performansi Jaringan
BAB V
50
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan
53
5.2.
Saran
54
vi
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A
Tabel erlang
LAMPIRAN B
Data TCH Blocking dan HOSR Hasil Pengamatan
LAMPIRAN C
Data Rxlev dan Rxqual Hasil Pengamatan
LAMPIRAN D
Mapped Rxlev
LAMPIRAN E
Peta BSC BTMDN1 BTS Gang Kepler Hasil Pengamatan
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Gambar 2.2 Kanal logika GSM Gambar 2.3 Proses Call Setup Gambar 2.4 Proses Handoff[10] Gambar 2.5 Tipe-tipe Handoff Gambar 2.6 Pengambilan keputusan handoff Gambar 2.8 Diagram Transisi Kondisi Gambar 3.1. Diagram Alir Bloking Call Gambar 3.2. Diagram Signalling Bloking Call Gambar 3.3. Hierarki Frame GSM Gambar 3.6. Pemodelan Sel Gambar 4.1. Grafik TCH blocking sebelum aktivasi HR pada ME0130A Gambar 4.2. Grafik TCH blocking sebelum aktivasi HR pada ME0130B Gambar 4.3. Grafik TCH blocking sebelum aktivasi HR pada ME0130C Gambar 4.4. Grafik HOSR sebelum aktivasi Half Rate Gambar 4.5. Grafik TCH blocking setelah aktivasi HR pada ME0130A Gambar 4.6. Grafik TCH blocking setelah aktivasi HR pada ME0130B Gambar 4.7. Grafik TCH blocking setelah aktivasi HR pada ME0130C Gambar 4.8. Grafik HOSR setelah Aktivasi HR Gambar 4.9. Grafik Korelasi antara RXLev dan RXQual sel ME0130A Gambar 4.10. Grafik Korelasi antara RXLev dan RXQual sel ME0130B Gambar 4.11. Grafik Korelasi antara RXLev dan RXQual sel ME0130C Gambar 4.12. Grafik perbandingan Trafik sebelum dan setelah HR Gambar 4.13. Grafik perbandingan TCH Blocking Rate sebelum dan setelah HR Gambar 4.14. Grafik perbandingan HOSR sebelum dan setelah HR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.
Statistic Trafik sebelum Aktivasi HR
Table 4.2.
Perhitungan HRACTT1
Tabel 4.3.
TCH Blocking Setelah Aktivasi HR
Tabel 4.4.
Statistik HOSR Setelah Aktivasi HR
Tabel 4.5.
Perbandingan Nilai Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Aktivasi
Tabel 4.5.
Perbandingan nilai rata-rata Traffic Carried
ix
DAFTAR ISTILAH
ACCH
:
Associate Control Channel
AGCH
: Access Grant Channel
AUC
:
Authentification
BCCH
:
Broadcast Control Channel
BCH
:
Broadcast Channel
BSC
: Base Station Control
BSS
: Base Station Subsystem
BTS
: Base Transceiver System
CBCH
: Cell Broadcast Channel
CCH
: Control Channel
DCA
: Dynamic Channel Assignment
DCCH
:
Dedicated Control Channel
EIR
:
Equipment Identify Register
FACCH
:
Fast Associate Control Channel
FCA
: Fixed Channel Assignment
FCCH
:
Frequency Connection Channel
FDMA
:
Frequency Division Multiple Access
FR
:
Fullrate
GMSC
:
Gateway Mobile Service Switching
GSM
:
Global System for Mobile Communication
HLR
: Home Location Register
HOSR
:
Handover Successful Rate
HR
:
Halfrate
KPI
:
Key Performance Indicator
MS
:
Mobile Station
x
MSC
:
Mobile Switching Center
MSISDN
: Mobile Station ISDN Number
MSRN
:
Mobile Station Roaming Number
NSS
:
Network and Switching Subsystem
OMC
:
Operation and Maintenance Center
OSS
:
Operation and Support System
Pb
: Probabilitas Blocking
PCH
: Paging Channel
RACH
: Random Access Channel
RF
: Radio Frequency
SACCH
: Slow Associated Dedicated Control Channel
SCCP
:
Signaling Connection Control Part
SIM
:
Subscriber Identity Module
TDMA
:
Time Divison Multiple Access
TCH
: Traffic Channel
TRX
:
Transmitter Receiver
VLR
:
Visitor Location Register
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah call pada saat-saat tertentu yang sangat besar tentu saja akan menyebabkan overload pada suatu jaringan GSM. Hari raya agama merupakan salah satu contoh dimana kebutuhan panggilan meningkat sangat besar dikarenakan banyak subscriber yang melakukan panggilan ke kerabat dan saudara-saudaranya pada saat tersebut. Saat seperti inilah kapasitas jaringan menjadi suatu hal yang sangat penting dan patut menjadi perhatian utama bagi operator seluler. Resources yang ada pada jaringan GSM terbatas dalam hal ini adalah kanal trafik. Tentunya, suatu operator GSM tidak menginginkan kehilangan pelanggan karena pelanggan tidak dapat melakukan panggilan. Oleh karena itu dengan keterbatasan resources dan waktu maka dibutuhkan suatu metode yang cepat dan bersifat sementara. Pada suatu cell tertentu pasti ada yang akan menampung lonjakan trafik yang sangat besar. Kanal trafik yang tersedia pada BTS terbatas sedangkan jumlah pelanggan bertambah banyak. Hal ini tentu saja menyebabkan call blocking yang tinggi yang berakibat pada ketidakpuasan pelanggan terhadap layanan operator tersebut. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti call blocking tinggi, tingkat loyalitas pelanggan terhadap operator berkurang maka diperlukan kapasitas kanal yang lebih besar (TCH). Pengaktifan TCH Halfrate ini memberikan solusi sementara operator GSM terhadap pelanggan dengan meningkatkan TCH.
1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas adalah : 1. Mengidentifikasi permasalahan TCH blocking saat trafik puncak (saat event-event tertentu)
1
PENDAHULUAN
2
2. Melakukan analisis penyebab tingginya TCH Blocking 3. Menganalisa metode aktivasi TCH Halfrate serta pengaruhnya terhadap peningkatan kapasitas dan performansi jaringan. (berdasarkan prediksi dan hasil pengukuran) 4. Menganalisis kemungkinan adanya penurunan kualitas suara (degradasi)
1.3. Batasan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini, masalah akan dibatasi dengan maksud agar pembahasan lebih terarah. Batasan-batasan tersebut antara lain: 1. Tugas Akhir ini dianalisa dari sisi Air Interface/Radio Interface pada jaringan GSM 2. TCH-Blocking yang dianalisa adalah murni call blocking dari call setup pada sel yang diamati. 3. Pengamatan dilakukan pada salah satu cell/BTS yang bermasalah (dengan TCH-Blocking yang tinggi). 4. Performansi yang dianalisis melibatkan TCH-Blocking, HOSR (Handover successful Rate) dan RXQUAL serta RXLEV
1.4. Maksud danTujuan Maksud tugas akhir ini untuk memberikan temporary solution yang efektif tanpa perlu mengeluarkan anggaran yang lebih untuk mengatasi blocking call yang tinggi pada suatu waktu tertentu. Tujuan analisis ini untuk mencari suatu solusi yang tepat dalam peningkatan kapasitas TCH pada suatu waktu tertentu.
1.5. Metode Penelitian Penulisan Tugas akhir ini akan mengambil metode – metode berikut ini: 1. Studi literature terhadap pustaka yang berhubungan dengan kanal logic dan GSM. 2. Pengambilan data trafik real berkaitan dengan Tugas Akhir ini, diambil dari Telkomsel. 3. Analisa terhadap data trafik, call blocking dan avaibility kanal trafik.
PENDAHULUAN
3
1.6. Sistematika Penulisan Sistematika yang akan disusun dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pembahasan meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, serta tujuan dari Tugas Akhir ini.
BAB II
DASAR TEORI GSM Dalam bab ini akan dibahas tentang Sistem Komunikasi Bergerak secara umum kemudian dikhususkan pada teknologi GSM
BAB III
METODE
AKTIVASI
PENGARUHNYA
TCH
TERHADAP
HALFRATE
PENURUNAN
& TCH
BLOCKING Pembahasan akan meliputi konsep TCH Halfrate, TCH Fullrate dan TCH Blocking serta metode implementasi TCH Halfrate pada jaringan GSM dan pengaruhnya terhadap penurunan nilai TCH Blocking.
BAB IV
ANALISA
AKTIVASI
TCH
HALFRATE
DALAM
PENINGKATAN PERFORMANSI Melakukan analisa lebih lanjut mengenai aktivasi TCH Halfrate disertai dengan data real lapangan untuk mendukung analisa terhadap
peningkatan
kapasitas
kanal
trafik.
Menganalisa
peningkatan performansi yang terjadi. yang dapat diukur oleh parameter TCH Blocking dan HOSR.
BAB V
PENUTUP
BAB II TEORI DASAR GSM
2.1 Sistem Selular GSM Kemampuan melayani pelanggan yang bergerak merupakan keunggulan utama sistem komunikasi bergerak seluler GSM dibandingkan dengan sistem fixed network. Daerah layanan GSM juga dapat meliputi daerah perkotaan maupun dareah rural. Kemampuan melayani trafik yang tinggi didaerah perkotaan dimungkinkan dengan perencanan yang baik dalam implementasi GSM. Pada gambar 2.1 diilustrasikan interkoneksi antara beberapa komponen jaringan GSM.
Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM[12]
Setiap komponen-komponen jaringan didesign untuk dapat berkomunikasi melalui interface standar GSM. Hal ini diperlukan untuk memperoleh fleksibilitas dan kemudahan suatu sistem yang berasal dari sistem komponen manufaktur yang berbeda. Pada dasarnya jaringan GSM dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu : 1. Mobile Station (MS) Mobile Station (MS) adalah perlengkapan user pada GSM, atau sering disebut Handphone. MS diproduksi oleh berbagai pabrik dengan berbagai performansi. Identitas pelanggan dikenali dari SIM (Subcriber
4
TEORI DASAR GSM
5
Identity Module) card yang dimasukan dalam MS. SIM berisi IMSI (International
Mobile
Subcriber
Identity)
yang
mengidentifikasi
pelanggan secara unik. SIM juga berisi informasi penting untuk enkripsi hubungan pada interface radio. Perangkat MS sendiri dididentifikasi dengan IMEI (International Mobile Equiptment Identity), yang dapat ditentukan oleh jaringan atas permintaan. Tanpa adanya SIM maka panggilan tidak dapat dilakukan karena tidak ada identifikasi pelanggan. 2. Base Station Subsystem (BSS) Subsistem ini juga sering dikenal sebagai Radio Subsystem, dimana subsistem ini menyediakan dan mengatur jalur transmisi radio antara mobile station (MS) dan mobile services switching centre (MSC). MS merupakan kombinasi dari terminal yang diwakili oleh mobile equipment (ME) dan pelanggan yang diidentikkan dengan subscriber identity module (SIM). Sedangkan MSC merupakan bagian dari network switching subsystem yang bertanggung jawab dalam mengontrol pemanggilan yang berarti mengidentifikasikan asal serta tujuan dari sebuah pemanggilan. BSS merupakan bagian yang bertanggung jawab untuk mengatur transmisi radio. Setiap pemanggilan atau call selalu disambungkan ke dan dari BSS. Setiap BSS terdiri dari beberapa base station controller (BSC) yang menghubungkan MS ke NSS melalui MSC. BSS terdiri atas tiga elemen utama, yaitu : a.
Base Station Controller (BSC)
b.
Base Transceiver Station (BTS)
3. Network and Switching Subsystem (NSS) Fungsi utama dari NSS ini adalah sebagai switching dalam GSM, dimana NSS merupakan suatu jaringan yang menangani masalah fungsi call control. Setiap panggilan (call) juga disambungkan ke dan dari NSS. Komponen ini mengatur fungsi dari sistem dan mengatur agar MSC dapat berkomunikasi dengan jaringan yang lain, seperti PSTN dan
TEORI DASAR GSM
6
integrated services digital network (ISDN). Signalling pada NSS merupakan fungsi swtching utama dari GSM. Dalam NSS fungsi switching ditunjukkan oleh salah satu komponen yang dinamakan sebagai MSC dengan fungsi utama mengkoordinasi setiap set-up pemanggilan dari dan ke pelanggan GSM. MSC mempunyai interface dengan BSS.
Secara
lebih
spesifik
manajemen NSS pada dasarnya terdiri atas : a.
Mobile Service Switching Center (MSC) MSC mengkoordinasikan call set up ke dan dari pelanggan GSM
serta mengontrol beberapa BSC . b.
Interworking function (IWF) IWF merupakan gerbang
dengan pelanggan
bagi MSC untuk dapat ber-interface
diluar GSM, seperti packet switched public data
network (PSPDN) atau circuit switched public data network (CSPDN). c.
Home Location Register (HLR) HLR terdiri dari sebuah komputer yang memuat database berisi
tentang informasi pelanggan, informasi tentang lokasi pelanggan tapi bukan lokasi aktualnya. d.
Visitor Location Register (VLR) VLR meyediakan link ke satu atau lebih MSC dan secara temporer
menyimpan data sesuai dengan MSC nya. Jadi, datanya dapat lebih banyak dari HLR. e.
Gateway MSC (GMSC) Untuk men-set up semua permintaan panggilan sehingga semua
panggilan dirutekan ke gateway MSC, dimana panggilan tersebut akan menemukan HLR sebenarnya dengan megetahui directory number dari pelanggan GSM. GMSC memiliki interface dengan jaringan eksternal untuk gatewaying dan jaringan juga mengoperasikan signalling system 7 (SS7) antara mesin-mesin NSS.
TEORI DASAR GSM
f.
7
Signalling Transfer Point (STP) STP merupakan aspek pada NSS yang berfungsi sebagai single
node atau mempunyai peralatan yang sama dengan MSC. STP mengoptimisasi biaya dari transport signalling jaringan dan OMC. Stasiun kerja dihubungkan dengan antara MSC/VLR , GMSC dan HLR.
4. Operation and Maintenance Subsystem (OMC) Sub sistem ini bertanggung jawab terhadap fungsi aspek operasi dan pemeliharaan jaringan yang mengkombinasikan semua bentuk tindakan yang diperlukan untuk menjaga sistem secara keseluruhan berjalan lancar tanpa adanya kesalahan fungsi.
2.2 Sistem Kanal Pada GSM 2.2.1. Kanal Fisik Pada air interface GSM menggunakan dua teknik multiplexing, yaitu FDMA dan TDMA. FDMA membagi range frekuensi membagi 124 kanal dengan lebar 200 KHz. Range fekuensi yang digunakan 890 – 915 MHz untuk MS ke BTS ( uplink ) dan 935 – 960 MHz untuk BTS ke MS ( downlink ). Setiap kanal menempati time slot dengan durasi 576,9 μs maka untuk 8 time slot yang disebut sebagai frame memiliki durasi 4,615 ms. Selama terjadi percakapan suara yang telah dikodekan menjadi bit-bit akan dikirimkan setiap 4,615 ms secara periodik. Kanal fisik pada frame TDMA dengan durasi time slot sebesar 576,9 μs akan membawa kanal logika. 2.2.2 Kanal Logika Kanal logika membawa informasi pelanggan dan kontrol data pensinyalan. Kanal-kanal logika yang berbeda memiliki tugas yang berbeda. Sebagian besar
dari informasi yang ditransmisikan antara MS dan BS,
umumnya berupa informasi pelanggan (berupa suara atau data) dan kontrol data pensinyalan (signalling). Tergantung pada tipe informasi yang ditransmisikan pada kanal logic yang berbeda. Kanal logic ini membawa data user, baik bit informasi ( suara dan data ) maupun signalling pada
TEORI DASAR GSM
8
mobile station atau base station. Kanal logika digambarkan kedalam beberapa kanal fisik (time slots). Sebagai contoh : Percakapan digital dibawa dengan kanal logic yang disebut kanal trafik (TCH), yang mana selama transmisi dapat dialokasikan sebuah kanal fisik tertentu. Kanal logika terdiri atas : 1.
Kanal Trafik
( TCH : traffic channels )
2. Kanal Kontrol
( CCH : control channels )
Gambar 2.2 Kanal logika GSM[12]
Kanal kontrol digunakan untuk komunikasi antara perangkatperangkat jaringan agar komunikasi pelanggan dapat berlangsung dengan baik. Sedangkan kanal trafik (TCH) dapat membawa suara atau data untuk layanan komunikasinya. TCH dibagi menjadi dua jenis yaitu
full rate
channel dan half rate channel.
2.3 Sel Sel pada sistem komunikasi GSM merepresentasikan daerah layanan yang dicover oleh antena base station dimana user dapat melakukan komunikasi dengan jaringan atau user lainnya. Berdasarkan ukurannya sel dapat di bagi menjadi Sel makro, Sel mikro dan Sel piko.
TEORI DASAR GSM
9
Sel makro biasanya memiliki radius lebih dari 1 km dan biasanya digunakan pada daerah-daerah suburban dengan mobilitas dan kepadatan user yang rendah. Sel mikro adalah sistem komunikasi seluler dengan radius kurang dari 1 km yang biasanya digunakan pada daerah urban dengan kepadatan user yang tinggi. Sedangkan sel piko dirancang untuk kebutuhan yang lebih spesifik, misalnya untuk daerah perkantoran, dan mal. Sel piko mempunyai ukuran sel kurang dari 100 m. Perencanaan dan disain sistem sel mikro disesuaikan dengan keadaan geografis dan kondisi dilapangan, misalnya meliputi kondisi bangunan yang ada di sekitarnya. Sel mikro mempunyai daya pancar dengan level daya yang rendah, antena dipasang pada ketinggian yang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan antena pada sel makro.
2.4 Call Setup Call Setup adalah proses pembangunaan hubungan yang dilakukan dari MS (Mobile Originating Call) atau menuju ke MS (Mobile Terminating Call). Pada saat MS belum melakukan panggilan (idle mode) maka MS akan memilih sel target yang akan dijadikan servingnya berdasarkan kuat sinyal yang diterima MS tersebut (cell selection). Setelah didapatkan sel yang cocok, maka MS akan menjadikan sel tersebut menjadi sel servingnya. Ini juga berarti memilih BTS serving. Selanjutnya MS akan melakukan proses inisialisasi lokasi yang akan dikirimkan pada HLR dan VLR. Proses ini dinamai Location Updating. Setelah proses-proses diatas maka selanjutnya bisa dilakukan proses call setup. Contoh proses call setup (Mobile Terminating Call)
serta kanal-kanal logika yang
berkaitan dengan proses tersebut, bisa dilihat pada gambar dibawah ini :
TEORI DASAR GSM
10
PCH (Paging of the mobile station) RACH (Channel request) AGCH (Channel assignment) SDCCH (Reply to the paging from network) SDCCH (Authentication request) SDCCH (Authentication response) SDCCH (Request to transmit) SDCCH (Acknowledgment of request) SDCCH (Setup message for incoming call) SDCCH (Confirmation) SDCCH (Assignment of a traffic channel)
Base Station
FACCH FACCH FACCH FACCH
(Acknowledgment of traffic channel) (Alerting)
Mobile Station
(Connect when mobile ‘answers’) (Acceptance of connect message)
TCH (Exchange of user data) Gambar 2.3 Proses Call Setup [11]
2.5 Handoff Handoff atau handover adalah mekanisme perpindahan penanganan panggilan yang sedang berlangsung dari suatu sel ke sel lain atau dari satu time slot ke time slot lainnya. Dalam keadaan dedicated mode ketika MS bergerak keluar sel serving yang menyebabkan level daya terima makin lemah dan sebaliknya level daya terima dari base station target menjadi semakin besar maka dibutuhkan handoff sehingga hubungan komunikasi tetap terjaga. Gambar 2.4 dibawah mengilustrasikan proses handoff dari sel A ke sel B. Ketika MS bergerak menjauhi sel A maka MS akan mengirimkan handover request ke base station A. Oleh BS A pesan ini diteruskan ke base station controller, BSC akan memerintahkan base station B untuk mengaktifkan satu kanal trafik melalui pesan hondover request. Jika pada BS B ada kanal trafik idle maka BS B akan mengirimkan pesan handover request acknowledge ke BSC dan BSC akan memerintahkan MS untuk handoff ke sel B melalui pesan handover
TEORI DASAR GSM
11
command yang dikirimkan melalui BS A. Proses handoff yang terjadi diatas termasuk tipe intra BSS handover. BSC Handover Request
Handover Req
Acknowledge Handover Req Acknowledge
Handover Req
Handover command
Handover Complete Posisi 2
Handover Request
Site A
Site B
Posisi 3
Posisi 1
Gambar 2.4 Proses handoff[10]
Dalam sistem seluler GSM ada beberapa tipe handover berdasarkan perpindahan lokasi, yaitu : 1. Intracell handover 2. Intra – BSS handover 3. Intra – MSC handover 4. Inter – MSC handover
TEORI DASAR GSM
12
Tipe-tipe handover diatas dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 1. Intracell Handover 2. Intra-BSS Handover 3. Intra-MSC Handover
BSC 1a
4. Inter-MSC Handover
2
4
BSC 2
1
MSC 1
3 MSC 2 BSC 1b
Gambar 2.5 Tipe-tipe handoff[2]
Sedangkan ada beberapa alasan yang memicu terjadinya proses handoff yang dialami oleh user yaitu : 1. Handoff karena hasil pengukuran Handoff ini terjadi karena kualitas atau daya radio turun dibawah nilai yang dispesifikasikan di dalam BSC. Penurunan level sinyal ini dideteksi dari pengukuran yang dilakukan oleh MS maupun BTS. Pada sistem komunikasi seluler dengan standar GSM, keputusan melakukan handoff dibantu oleh mobile station (Mobile Assisted Handoff/MAHO). Dengan cara ini, mobile station mengukur kuat sinyal dari BTS sekitarnya dan melaporkan secara kontinyu ke BTS asal. Request handoff perlu dilakukan jika kuat sinyal terima dari BTS sekitarnya melebihi kuat sinyal terima dari BTS asalnya dalam batas level tertentu. 2. Handoff karena trafik Handoff ini terjadi karena trafik pada sel yang dituju sudah penuh. Pada saat MS mendekati sel target jika trafik sudah penuh maka akan dialihkan ke neighboring cell dengan beban trafik yang lebih kecil. Proses handoff secara keseluruhan dapat dibagi menjadi dalam dua fase yaitu :
TEORI DASAR GSM
13
1. Fase awal (deteksi dan inisialisasi) dimana permintaan handoff harus dilakukan. MS selalu melakukan pengukuran dan pelaporan level sinyal dan kuat sinyal dari sel serving dan sel-sel sekitarnya. Parameter ini selalu termonitor oleh BSS, dan BSS akan menentukan apakah diperlukan handoff, berdasarkan [12] : a. Kualitas sinyal (RX_Quality) b. Kuat sinyal (RX_level) c. RXLEV_NCELL(n) d. MS_BS_DIST 2. Fase eksekusi (execution phase) Setelah melawati fase inisialisasi, jika ternyata MS tersebut diperlukan handoff ke sel tetangga maka BSC akan memerintahkan base station target untuk mengalokasikan kanal bagi permintaan handoff tersebut. Ada kemungkinan proses terjadinya handoff dapat mengalami kegagalan (handoff failure) yang menyebabkan panggilan akan kembali dilayani oleh sel lama sampai kuat sinyal terimanya berada dibawah threshold. Salah satu penyebab kegagalan handoff yang terjadi biasanya disebabkan oleh buruknya kualitas sinyal atau level terima yang rendah dari sel serving sehingga proses signalling handoff tidak berhasil sampai selesai dan juga akibat kepadatan trafik pada sel target. Kegagalan handoff ini akan menyebabkan pemutusan hubungan secara paksa. Pemutusan hubungan secara paksa ini sangat tidak diinginkan oleh user. Maka proses handoff mendapatkan prioritas didalam menempati kanal pada suatu base station.
TEORI DASAR GSM
14
Level Penerimaan BTS lama
Level Penerimaan BTS baru
BTS lama
BTS baru Gambar 2.6 Pengambilan keputusan handoff
2.6 Channel Assignment Channel Assignment adalah penetapan atau pengaturan kanal frekuensi pada suatu sel. Channel Assignment menjadi salah satu tugas penting dalam perencanaan sistem komunikasi bergerak seluler. beberapa algoritma metode channel assignment, yaitu : 1. Fixed Channel Assingment (FCA) Tiap sel dialokasikan pada set frekuensi yang sudah ditentukan sebelumnya. Panggilan yang datang hanya dapat dilayani oleh kanal yang tidak digunakan pada sel tersebut. Jika semua kanal telah digunakan, maka panggilan baru akan ditolak. FCA adalah metode yang paling dasar dan paling banyak digunakan karena menggunakan kontrol yang sederhana. 2. Dynamic Channel Assignment (DCA) Pada skema ini jumlah kanal frekuensi yang di ditetapkan pada suatu sel dapat berubah-ubah sesuai dengan permintaan dan kepadatan trafik yang ada pada sel tersebut. Jika tidak ada kanal bebas pada suatu sel maka jaringan akan memberikan kanal bebas dari sel-sel tetangganya. DCA membutuhkan kontrol yang lebih komplek dibandingkan dengan FCA.
TEORI DASAR GSM
15
Pada sistem GSM, tiap-tiap sel dialokasikan set frekuensi tertentu yang jumlahnya tetap untuk tiap sel. Jadi sistem seluler GSM menggunakan metode FCA.
2.7. Dasar Teori Trafik Teori trafik digunakan sebagai dasar teori untuk menganalisa performansi sistem komunikasi bergerak seluler, terutama dalam menganalisa proses panggilan. Secara sederhana trafik dapat diartikan sebagai pemakaian yang diukur dengan waktu. Dalam hal ini yang dipakai adalah peralatan telekomunikasi. Peralatan tersebut biasanya diperbutkan oleh para pemakai untuk dipakai beberapa saat dan kemudian dilepaskan lagi. Nilai trafik dari suatu fasilitas sistem komunikasi adalah lamanya waktu pendudukan yang terdapat pada fasilitas sistem komunikasi tersebut. Terdapat dua tentang pengertian trafik yaitu volume trafik dan intensitas trafik. Volume trafik didefinisikan sebagai lamanya suatu panggilan menduduki sistem. Sedangkan intensitas trafik adalah banyaknya trafik yang datang pada suatu saluran pelayanan yang dilihat dalam suatu rentang waktu pengamatan. Dalam bentuk persamaan matematik hubungan antara volume trafik dan intensitas trafik yaitu : A=
V Erlang T
.......(2.1
jika pada persamaan diatas V=N.h dimana N adalah panggilan maksimum yang dapat ditangani sedangkan T adalah waktu pengamatan maka persamaan (2.1) menjadi : N ×h T
.......(2.2)
A = λ × h Erlang
........(2.3)
A=
dimana λ banyaknya panggilan yang datang dalam suatu rentang waktu pengamatan sedangkan h adalah waktu rata-rata suatu panggilan menduduki kanal. Ada tiga macam trafik seperti yang digambarkan pada gambar 2.6 dibawah yaitu:
TEORI DASAR GSM
16
A
Saluran Telekomunikasi
Y
R Gambar 2.7 Klasifikasi Trafik
A : Trafik yang ditawarkan (Offered traffic) Y : Trafik yang dimuat (Carried traffic) R : Trafik yang hilang atau ditolak
Hubungan ketiga parameter itu jika dituliskan kedalam bentuk persamaan matematis adalah sebagai berikut : A=Y +R
Misalkan dalam selang waktu satu jam terdapat p panggilan yang berusaha memasuki saluran dan hanya b panggilan yang berhasil menduduki saluran maka trafik yang dimuat adalah Y= b x tr , dimana tr adalah waktu pendudukan rata-rata. Dengan asumsi bahwa jika panggilan yang tidak berhasil menduduki juga akan mempunyai tr yang sama, maka : Trafik yang ditawarkan
:
A= p x tr
Trafik yang hilang
:
R = (p – b)x tr
2.7.1. Diagram Transisi Kondisi Bila jumlah saluran dalam berkas yang diduduki disebut kondisi, maka dengan adanya proses kedatangan panggilan ataupun berakhirnya pendudukan dapat mengubah kondisi berkas yang bersangkutan. Kondisi dan perubahan kondisi tersebut digambarkan dengan suatu diagram transisi kondisi. Kondisi digambarkan dengan bulatan dan angka, sedangkan panah menunjukkan
arah
transisi
kondisinya.
diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Diagram
transisi
kondisi
TEORI DASAR GSM
17
λ
λ
0
1
1μ
λ
λ
2
2μ
c
3μ
Gambar 2.8 Diagram Transisi Kondisi
cμ [9]
Keterangan : λ = rata-rata laju kedatangan panggilan d = rata-rata lamanya waktu pendudukan Persamaan kesetimbangan secara umum dari kondisi diatas: λP(c-1) = cμ dn P(c)
......(2.4)
Sistem trunking yang biasa digunakan ada dua jenis yaitu Blocked Call Cleared atau dan Blocked Call Delay [6]. Dalam tugas akhir ini digunakan sistem yang pertama untuk menentukan blok panggilan, oleh karenanya hanya akan dibahas Blocked Call Clear. Dalam sistem BCC ini diasumsikan [8]: 1. Kedatangan panggilan terditribusi secara Poisson. 2. Terdapat sejumlah sumber panggilan yang tak berhingga. 3. Jumlah kanal terbatas 4. Probabilitas pendudukan kanal oleh user terdistribusi eksponensial, sehingga panggilan yang berlangsung lebih lama akan sedikit terjadi atau lama pendudukan berdistribusi eksponensial negatif. Dengan asumsi diatas, atau dikenal sebagai sistem M/M/C dan menjadi dasar penurunan rumus Erlang B atau rumus rugi erlang. Rumus rugi erlang digunakan untuk menentukan probabilitas suatu panggilan akan diblok. Rumus rugi erlang dapat dinyatakan sebagai berikut [7]: AC ⎡ C Ak ⎤ PB = ⎢∑ ⎥ C! ⎣ k = 0 k! ⎦
−1
dimana : C = Jumlah kanal yang ada pada sistem A = Total trafik yang ditawarkan
......(2.5)
BAB III METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
3.1. TCH Blocking TCH blocking adalah blocking yang terjadi pada kanal trafik (TCCH) akibat berkurangnya jumlah kanal yang dibutuhkan
3.2. Proses Blocking Call Secara umum proses blocking call dapat digambarkan dalam diagram alir berikut ini :
Gambar 3.1. Diagram Alir Blocking Call
18
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
19
Untuk mendapatkan satu jenis layanan dari jaringan GSM maka harus melakukan proses mobile initialization terlebih dahulu dan kemudian melakukan connection request untuk mendapatkan kanal trafik. Secara spesifik, proses blocking call dapat dijelaskan dari gambar berikut ini :
Gambar 3.2. Diagram signalling blocking call
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
20
Adapun proses blocking call sebagai berikut : Setiap proses yang terjadi pada sistem seluler GSM memerlukan kontrol persinyalan. Begitupun halnya dengan proses kegagalan jaringan mengalokasikan panggilan untuk menempati kanal trafik. Proses signalling untuk pembentukan hubungan panggilan baru yang mengalami kegagalan akibat tidak tersedianya TCH bebas pada sel serving dapat dilihat pada gambar di atas, penjelasannya sebagai berikut : 1. MS mengirimkan pesan “channel request” untuk meminta SDCCH ke BTS dengan
menggunakan kanal logika RACH. Kemudian BTS akan
memberikan SDCCH kepada MS melalui kanal logika AGCH. Selanjutnya terbentuklah hubungan signaling antara MS dan BTS melalui kanal SDCCH. Proses-proses selanjutnya akan menggunakan kanal SDCCH. 2. Selanjutnya MS akan meminta “service request” ke BTS. Kemudian pesan ini akan dilanjutkan BTS ke MSC yang akan meneruskannya ke VLR. Kemudian VLR akan melakukan proses authentification dengan mengecek apakah MS terdaftar di VLR ini, jika tidak maka VLR akan mengambil parameter authentication dari HLR. Setelah proses authentication berhasil maka dilanjutkan dengan proses ciphering yang digunakan jika informasi yang diberikan MS bersifat rahasia. 3. Pesan “set up” kemudian diminta MS kepada MSC yang disertai dengan informasi tentang panggilan (tipe call, nomor yang dituju, dll). MSC akan meneruskan pesan ini ke VLR. Kemudian VLR akan merespon pesan ini dengan memberikan pesan “call complete” kepada MSC. Selanjutnya MSC akan meneruskannya ke MS dengan menggunakan pesan “call proceeding”. 4. MSC kemudian akan memerintahkan BSC untuk memberikan kanal trafik dengan perintah “assignment request”. Dari BSC, kemudian pesan akan direspon dengan mengirimkan pesan “channel activation (CHNAV)” ke BTS untuk mengaktifkan kanal trafik bebas. Jika kanal trafik tersedia maka BTS akan merespon dengan mengirimkan pesan “channel Nack” ke BSC dan
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
21
sebaliknya jika ada kanal trafik bebas, maka BTS akan mengirimkan pesan “channel Ack”. Pada kasus ketika tidak ada kanal bebas pada BTS serving maka BSC akan memberikan pesan “assignment failure” kepada MSC. MSC akan memberikan perintah kepada BSC untuk melepaskan kanal SDCCH yang masih digunakan oleh MS. Dari BSC pesan ini akan dikirimkan ke MS melalui BTS.
3.3. Multiframe Half Rate Kanal trafik digunakan untuk membawa trafik suara dan data. Kanal-kanal trafik menggunakan satu multiframe yaitu 26-frame dengan periode 120 ms (gambar di bawah). 24 frame dari 26 digunakan untuk trafik, satu frame digunakan untuk SACCH (slow associated control channel) pada FN (frame number) 12 dan satu frame lagi (Fn 25) tidak digunakan (idle). TCH half rate dapat melipatgandakan kapasitas sebuah sistem secara efektif dengan memungkinkan mentransmisikan 2 panggilan dalam satu kanal.berbagai jenis frame, periode, dan detail lainnya dapat dilihat pada gambar. Ada dua varian multiframe yang harus dibedakan. 26-multiframe yang terdiri dari 26 frame TDMA dengan durasi 120 ms membawa TCH dan SACCH. Varian kedua adalah 51-multiframe yang terdiri dari 51 frame TDMA dengan durasi 235,8 ms membawa data signaling. Tiap superframe terdiri dari 26 buah 51-multiframe (trafik) dan 51 buah 26-multiframe (signaling).
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
22
Gambar 3.3. Hierarki Frame GSM
Pada half rate, dua pelanggan dapat menduduki kanal yang sama. Bit rate 13 kbps (full rate) dibagi menjadi 6,5 kbps untuk half rate. Pada gambar 3.3. merepresentasikan 1 full rate TCH. Pendudukan pelanggan pada kanal HR berbeda dengan FR, misalkan pada FR, satu pelanggan mendapat kanal pada timeslot 3 (TS3), maka selama percakapan atau masa pendudukan akan menempati TS3, kanal HR dapat menerima dua pelanggan dalam satu timeslot hanya
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
23
saja periode dalam 26-multiframe bergantian. Misalkan pelanggan 1 mendapat kanal pada TS4 begitu pula dengan pelanggan 2 mendapat kanal TS4 hanya saja periode pelanggan 1 pada 8 TS pertama, ketiga dan seterusnya dan pelanggan 2 pada periode 8 TS kedua, keempat dan seterusnya seperti yang terlihat pada gambar (2 half rate TCH)
3.4. Metode Pencegahan Bloking Bloking panggilan yang tinggi dapat diatasi dengan berbagai cara. Beberapa metode tersebut dapat dibagi menjadi 5 : 3.4.1. Penambahan TRX atau carrier Penambahan TRX atau carrier dapat memperkecil kemungkinan terjadinya bloking dengan kapasitas yang menjadi lebih besar. Metode ini digunakan jika jumlah pelanggan bertambah bukan hanya pada saat tertentu atau sementara. Penambahan TRX atau carrier dilaksanakan oleh karena beberapa faktor. Faktor yang menyebabkan dibutuhkannya penambahan TRX adalah intensitas trafik yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang atau jumlah pelanggan meningkat, peramalan demand yang berkaitan dengan bertambahnya kepadatan penduduk dan peramalan trafik. Konsekuensi dari penambahan ini adalah membutuhkan biaya yang besar dan proses pengerjaan yang relatif lama. 3.4.2. Dual Band Operation /Enhancement Spektrum Penambahan spektrum mempunyai keuntungan untuk memperluas bandwidth yang dimiliki operator. Tentu saja mempermudah operator dalam melakukan “perluasan” terhadap jaringan dikarenakan alokasi frekuensi yang dimiliki lebih banyak. Penambahan spektrum adalah hal yang tidak mudah oleh karena keterbatasan penggunaan frekuensi dan regulasi pemerintah, jaringan terganggu karena re-use frekuensi berubah karena aplikasi ini serta masalah lisensi ataupun perijinan. Penambahan spektrum tentu saja harus disertai dengan
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
24
penambahan jumlah site ataupun kapasitas jaringan agar dapat mengurangi bloking yang tinggi. 3.4.3. Handover Due to Traffic Metode ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi jaringan dengan mendistribusikan ulang trafik antar sel-sel pada suatu BSC. Handover untuk alasan trafik dilakukan agar panggilan-panggilan dari sel yang memiliki trafik padat ke sel tetangga yang memilki trafik rendah. Keuntungan yang didapat dari metode ini adalah untuk membebaskan kanal pada sel yang memiliki trafik tinggi agar dapat dipakai untuk panggilan baru. Penyebab trafik tidak diramalkan pada A interface dan BSC yang melayani tidak dapat mengendalikan kanal baru milik sel pada BSC lainnya, konsekuensinya, handover dengan alasan trafik hanya dapat dilakukan antar sel pada BSC yang sama. Implementasi metode ini memiliki keuntungan tidak diperlukan resources yang baru pada sel dan reservasi kanal pada kondisi trafik yang tinggi. Handover dengan alasan trafik bukan prioritas utama karena keperluan handover secara teknis harus dilakukan terlebih dahulu agar tidak menggangu perilaku normal jaringan lebih besar. Parameter keberhasilan handover atau HOSR (Handover successful rate) bergantung dari HO success dan HO attempt, dapat dilihat dengan perbandingan keduanya seperti rumus di bawah ini :
HOSR =
Handover _ success * 100% Handover _ attempt
……………(3.1)
Metode ini mirip dengan directed retry mempunyai tujuan untuk meningkatkan kapasitas jaringan. Metode ini memindahkan pelanggan yang sudah menduduki kanal ke sel tetangga dengan membolehkan
sel yang
digunakan sebelumnya melakukan set up koneksi yang baru. Pemindahan koneksi dipilih yang berada dekat dengan perbatasan sel.
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
25
3.4.4. Directed Retry Directed retry adalah transisi atau handover dari satu SDCCH pada suatu sel ke TCH pada sel yang lain selama proses call set up karena tidak adanya TCH yang kosong pada sel pertama atau sel serving.
Gambar 3.6. Pemodelan Sel
Pada directed retry, sebuah mobile station (MS) yang berada pada daerah overlap antar sel i dan sel tetangga seperti pada pemodelan sel diatas. Jika MS melakukan permintaan panggilan melalui kanal signaling di BTS sel i. setelah proses penerimaan dilakukan, maka BTS akan mengecek apakah ada kanal trafik yang kosong atau tidak di sel i tersebut. Jika ada kanal kosong, maka BTS akan memberikan kanal tersebut. Jika di sel i tidak ada kanal kosong, maka BSC akan mencarikan kanal kosong dari sel tetangga, dalam hal ini sel tetangga dari sel i. jika pada sel tetangga ada kanal bebas maka panggilan baru tersebut akan dialokasikan satu kanal trafik bebas. Jika tidak ada kanal trafik bebas pada sel tetangga maka panggilan tersebut akan diblok atau gagal. Directed retry dimaksudkan untuk menghindari penolakan panggilan karena kepadatan di suatu sel. Jika antrian pada assignment request tidak disupport di dalam BSC, maka directed retry bisa dipicu oleh BSC dengan mengirimkan pesan forced HO request ke BTS yang akan meresponnya dengan
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
26
melakukan pesan intercell HO Cond. Indic. Pada umumnya sistem GSM tidak akan mengadakan antrian pada panggilan. Jadi, jika strategi directed retry tidak digunakan , maka ketika tidak ada kanal kosong di suatu sel, panggilan akan langsung gagal atau blocking. Dapat terjadi suatu keadaan dimana pesan intercell HO Cond. Indic. Tidak mengandung target cell list (jika dipicu oleh pesan forced HO request), maka BTS harus mengirimkan pesan intercell HO Cond. Indic. Walaupun tidak ada sel tetangga yang cocok (dalam hal ini target cell list kosong). Dalam kasus ini TCH tidak bisa diberikan dan BSC tentu saja tidak harus mengirimkan Assignment failure (disebabkan “no audio resource available”). Pada keadaan tersebut maka panggilan akan gagal/blocking. Jika pada kasus MSC Controlled handover MS tidak dapat mengakses sel baru dan MSC menerima HO FAILURE (disebabkan “ radio interface failure, reversion to old channel”) dari BSC lama, maka akan terjadi keadaan dimana MSC biasanya melepaskan koneksi SDCCH ini dengan mengirimkan pesan CLEAR CMD (disebabkan “radio interface failure, reversion to old channel”) ke BSC secara independent. Dalam hal ini maka MS akan juga akan gagal dalam melakukan panggilan / blocking. Jika MSC tidak men-support handover karena directed retry maka BSC bias melakukan BSC Directed Retries saja (kira-kira 75 % dari semua kejadian directed retry adalah tipe ini). Pada kasus ini maka parameter EN_INTER_SDCCH_HO pada BSC akan diset menjadi “disable” dan BSC harus mencek target cell list dari pesan intercell HO_Cong_Ind yang dimilki oleh koneksi kanal signallig SDCCH. Semua sel yang diidentifikasi tidak berada pada area akan dilewati dan jika sel lainnya diidentifikasi berada pada area BSC maka akan dilakukan HO ke sel yang cocok dengan sinyal yang palig kuat (jika memungkinkan ke sel yang kedua terkuat, ketiga terkuat dan seterusnya). Jika target cell list tidak memilki sisa sel yang diidentifikasi pada area yang sama, maka pesan Intercell HO cond Indic. Akan dibuang dan BSC akan melepaskan koneksi SDCCH ini (mengirimkan pesan “assignment failure “ kepada MSC dengan penyebab “no audio resource
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
27
available”). Hal ini akan menyebabkan panggilan gagal atau blocking. Metode ini tidak cocok diterapkan pada hari raya karena panggilan di sekitar sel-sel yang memilki trafik dan call attempt yang tinggi juga memiliki trafik yang tinggi pula. 3.4.5. Dual Rate/ Half Rate Jika jumlah TRX yang ada pada sel tetap tidak bisa menanggung beban maka half rate (HR ) codec akan melipatgandakan jumlah voice circuit pada kapasitas pada sel akan dapat dicapai dengan konsekuensi kualitas suara menurun. Keuntungannya tidak memerlukan tambahan perangkat keras, tidak ada investasi untuk meningkatkan infrastruktur, implementasi menyebabkan gangguan kecil pada jaringan. EHRACT adalah salah satu fitur pengaktifan half rate. Fitur ini membolehkan BSC mengesampingkan pilihan versi suara ditunjukkan pada incoming TCH seizure request dan memaksa incoming TCH seizure request ini ke FR atau HR TCH tergantung dari beban trafik saat itu pada sel tersebut. BSC menentukan tipe TCH yang diberlakukan untuk sebuah panggilan tertentu. Metode-metode diatas merupakan metode pencegahan bloking, tetapi yang memenuhi solusi untuk pencegahan bloking yang tinggi pada saat tertentu saja dan tidak dalam jangka waktu yang panjang maka metode yang digunakan untuk event tertentu dan hari raya adalah metode dual rate/EHRACT.
3.5. Parameter Half Rate yang digunakan pada BSS Parameter-parameter half rate berdasarkan referensi dari BSS ericson adalah : 1.
CHTYPE Tipe channel yang digunakan untuk mengisi time slot pada air interface
2.
TCH_FULL Kanal trafik yang akan digunakan sebagai full rate kanal.
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
3.
28
TCH_FULL_HALF Kanal trafik yang bersifat dual rate, dapat digunakan sebagai half rate ataupun full rate, tergantung dari parameter threshold yang diset
4.
EHRACT (Enable Cell Load Dependent Activation of HR) Parameter untuk mengaktifkan TCH half rate pada suatu sel. Jika bernilai TRUE maka HR diaktifkan pada sel tersebut, dan bernilai FALSE jika HR tidak diaktifkan atau full rate yang diinginkan pada suatu sel. Parameter ini di-set untuk tiap-tiap sel.
5.
HRACTTI (Half Rate Activation Threshold) Merupakan parameter threshold beban trafik yang digunakan untuk mentrigger incoming call agar menduduki kanal half rate. Parameter ini dibandingkan dengan beban trafik yang ada yeng telah dihitung oleh sistem.
3.6. Mekanisme dan Aktivasi Half Rate pada Suatu Sel 3.6.1. Mekanisme Half Rate BSC dapat menerima sebuah incoming TCH seizure request dalam dua cara : 1.
Penerimaan sebuah ASSIGNMENT REQUEST (call setup)
2.
Penerimaan sebuah HANDOVER REQUEST
Keduanya (ASS REQ dan HO REQ) berisi elemen informasi yang menandakan versi suara yang mendukung dan pilihan versi suara. Jika EHRACT=FALSE, pilihan versi suara ini merupakan factor yang menentukan untuk
BSC
dalam penetapan TCH
(kecuali
ada
TCH
congestion).
Bagaimanapun juga, dalam kondisi trafik yang tinggi sangat masuk akal untuk mengabaikan pilihan dan memaksa panggilan untuk menduduki TCH HR jika half rate ditandai sebagai versi suara yang mendukung dalam TCH seizure request. BSC menghitung beban trafik sel dan membandingkan dengan
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
29
HRACTT1 sebelum menetapkan sebuah TCH dan setelah menerima ASS REQ atau HO REQ. BSC menghitung beban trafik sel dengan rumus :
Bebantrafiksel (%) =
jumlahTCHyangterpakaipadasaatterttentu x100% jumlahTCHyangada ………..(3.2)
Jumlah TCH yang terpakai pada saat tertentu meliputi : 1.
TCH dalam keadaan “busy”
2.
TCH dalam keadaan “locked atau shutting down”
Selama beban trafik sel tetap berada di bawah threshold yang telah ditentukan oleh HRACTT1, BSC memaksakan pendudukan TCH ke FR. Jika beban trafik sel melampaui persentase yang telah ditentukan HRACTT1, semua panggilan masuk dan handover yang dikontrol MSC dipaksa ke TCH HR.
3.6.2. Aktivasi Half Rate pada BSS Aktivasi kanal half rate meningkatkan radio resources dengan menyediakan alokasi kanal half rate untuk sel-sel yang mempunyai trafik yang sangat tinggi ketika menawarkan pelanggan cukup banyak dapat meningkatkan kualitas jaringan selama non-peak hour. Traffic Channel half rate sebaiknya disediakan selama trafik yang tinggi pada satu sel, dalam hal ini penambahan kapasitas sangat diperlukan. Fitur ini dapat dieksekusi secara otomatis ke half rate ketika jumlah trafik kanal yang sibuk berada di bawah predefined threshold. Sebelum menetapkan sebuah kanal (yaitu prosedur handover atau assignment) BSC melakukan pengecekan persentase kanal sibuk. Hal ini dilakukan dengan menghitung jumlah total kanal yang tidak tersedia untuk panggilan yang baru dibagi dengan jumlah total kanal yang ada pada sel tersebut. Persentase ini dibandingkan dengan threshold yang baru dan jika lebih
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
30
kecil atau sama dengan batas “HRACTT1” sebuah kanal TCH/FR ditetapkan. Jika rasio diatas threshold BSC menetapkan kanal TCH/HR. BSC memegang perbandingan threshold, evaluasi dan penetapan kanal full rate dan half rate. Penentuan threshold tersebut dibagi menjadi dua parameter / beban trafik yang dihitung pada sistem dan HRACTT1. penentuan HRACTT1 dilakukan dengan melakukan perhitungan prediksi trafik dengan menggunakan rumus : X
=
trafik yang sudah diprediksikan (erlang)
X(Erl) dengan GOS 2% maka didapat Y (dari tabel erlang) Y
=
kanal yang dibutuhkan untuk satu sel dari X
Z
=
kanal yang ada pada satu sel
C
=
pembagian kanal dalam satu sel (%)
Y −Z * 100% = C Z
…………..(3.3)
HRACTT1 = 100% − C
….………(3.4)
BSC akan menentukan apakah sel membutuhkan kanal dual rate/half rate atau kanal full rate dengan melakukan perbandingan yaitu : 1.
Jika beban trafik sel ≤ HRACTT1 maka TCH FR diberlakukan
2.
Jika beban trafik sel > HRACTT1 maka TCH HR diberlakukan
3.7. Parameter Performansi Dalam sistem seluler, bloking terjadi ketika base station tidak mempunyai kanal bebas untuk mengalokasikan panggilan yang datang. Bloking merupakan kriteria untuk mengetahui performansi suatu jaringan seluler. Dalam tugas akhir ini akan dibahas parameter blocking pada jaringan seluler yaitu probabilitas call blocking (Originating Call Blocking).
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
31
3.7.1. Probabilitas blocking panggilan ⎡ mi (ρ )k ⎤ bi = ⎢∑ i ⎥ ⎢⎣ k =0 k! ⎥⎦ Dimana ρ i =
λi
−1
( ρ i )m
i
mi !
i = 1,2,3..........
…………….(3.5)
μ
λi adalah laju kedatangan panggilan dan μ adalah laju pendudukan serta m adalah jumlah kanal pada system.
3.7.2. Definisi formula untuk tolak ukur performansi Performansi suatu jaringan dapat diukur melalui suatu tolak ukur yang dituangkan dalam bentuk formula. Formula tersebut dibentuk dari suatu pengukuran atas performansi dalam bentuk statistik yang dihasilkan oleh suatu system (BSC atau BTS) setiap jam. Adapun formula yang berpengaruh terhadap bloking adalah : 1. TCH blocking rate Formula ini menggambarkan perbandingan jumlah bloking dengan jumlah kedatangan panggilan. Formulanya dapat dituliskan sbb :
TCH _ Block * 100% = TCH _ Blocking _ Rate TCH _ attempt ………….(3.6)
2. HOSR (Handover Successful Rate) Formula yang mendeskripsikan keberhasilan suatu handover dari satu sel menuju sel lain. Merpakan perbandingan nilai dari handover sukses terhadap jumlah handover yang terjadi. Seperti yang telah dituliskan pada rumus diatas.
METODE AKTIVASI TCH HALF RATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN TCH BLOKING
32
3.7.3. Parameter kualitas suara Kualitas suara sebelum dan sesudah aktivasi half rate sudah tentu berbeda. Kualitas suara full rate lebih baik daripada half rate. Aktivasi half rate memiliki dua parameter dua parameter kualitas suara yaitu RXLEV dan RX Quality. RXLEV adalah level daya sinyal MS yang diukur pada kanal dedicated baik uplink maupun downlink untuk setiap TDMA frame termasuk SACCH pada multiframe. Data dari SACCH merupakan data pengukuran daya sinyal MS (dBm). RXLEV mempunyai nilai dari 0 sampai 63 pada BSS Ericsson. Masing-masing nilai mempunyai level daya sinyal tersendiri. Semakin besar nilai RXLEV maka semakin baik daya sinyal yang diterima. RX Quality adalah representasi dari nilai BER (bit error rate). RX Quality dipetakan menjadi 8 nilai, RX Quality = 0 sampai dengan RX Quality = 7. masing-masing nilai RX Quality mempunyai rentang nilai BER yang berbeda. RXQUAL = 0 :
BER
<
0.2%
assumed value :
0.14%
RXQUAL = 1 : 0.2% < BER
<
0.4%
assumed value :
0.28%
RXQUAL = 2 : 0.4% < BER
<
0.8%
assumed value :
0.57%
RXQUAL = 3 : 0.8% < BER
<
1.6%
assumed value :
1.13%
RXQUAL = 4 : 1.6% < BER
<
3.2%
assumed value :
2.26%
RXQUAL = 5 : 3.2% < BER
<
6.4%
assumed value :
4.53%
RXQUAL = 6 : 6.4% < BER
<
12.8% assumed value :
9.05%
RXQUAL = 7 : 12.8% < BER
assumed value :
Semakin kecil nilai RX Qual maka semakin baik kualitasnya.
18.01%
BAB IV ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
Pada bab ini akan dianalisa aktivasi TCH halfrate yang menggunakan parameter KPI (Key Performance Indicator). Ada dua bagian dari parameter tersebut, yaitu TCH blocking HOSR (Handover successful rate) dan level daya terima serta kualitas sinyal (BER). Pembahasan akan dilakukan dengan perhitungan manual. Analisa performansi dilihat dari probabilitas bloking panggilan di suatu sel. Penggunaan metode dualrate/half rate, seperti yang sudah diuraikan di bab 3, merupakan solusi yang paling tepat dalam mengatasi bloking, khususnya dalam peningkatan kapasitas kanal trafik.
4.1. Latar Belakang Sel 4.1.1. Kondisi BTS (Site) Analisis akan dilakukan pada BTS yang memiliki bloking tinggi pada hari tertentu (hari raya Idul fitri). Latar belakang pengambilan sample data pada BTS tersebut karena pada hari biasa bloking tidak terlalu tinggi, tetapi pada saat menjelang hari raya (dari data hari raya sebelumnya, bloking meningkat tajam. Ha;l ini berdampak pada kapasitas kanal yang tersedia pada sel tersebut sehingga aktivasi TCH halfrate menjadi solusi yang paling tepat dalam mengatasi hal tersebut. BTS yang akan dianalisis adalah BTS Gang Kepler (BT MDN1). BTS ini memilki 3 sektor (cell) yaitu ME0130A, ME0130B, ME0130C. Sample data diambil mulai dari seminggu sebelum aktivasi HR dan seminggu setelah aktivasi HR. Analisis yang dilakukan adalah menghitung kanal yang dibutuhkan
33
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
34
yang berpengaruh dalam menentukan threshold (ambang) untuk mengaktifkan kanal trafik halfrate dan membandingkan sebelum aktivasi halfrate dan sesudah aktivasi halfrate. Pengaruh apakah yang ada dari pengaktifan halfrate ini dan efek yang ada bagi operator maupun pelanggan.
4.1.2. Data Statistik TCH Blocking Rate Sebelum Aktivasi HR Bloking yang ada pada BTS Gang Kepler (ME0130A, ME0130B, ME0130C) sebelum pengaktifan halfrate dapat dilihat pada tabel dan grafik seperti di bawah ini :
Tabel 4.1. Statistic Trafik sebelum Aktivasi HR CELL
ME0130A
ME0130B
ME0130C
DATE
17-Oct-06 18-Oct-06 19-Oct-06 20-Oct-06 21-Oct-06 22-Oct-06 23-Oct-06 17-Oct-06 18-Oct-06 19-Oct-06 20-Oct-06 21-Oct-06 22-Oct-06 23-Oct-06 17-Oct-06 18-Oct-06 19-Oct-06 20-Oct-06 21-Oct-06 22-Oct-06 23-Oct-06
HOSR
89.56 90.12 89.72 88.51 89.45 88.35 92.25 93.00 92.80 92.75 93.15 93.00 92.70 93.70 89.90 89.40 88.80 89.40 89.20 89.70 91.20
BLOCKING RATE
49.09% 50.00% 42.73% 38.75% 61.36% 74.09% 47.84% 38.58% 39.42% 29.51% 33.72% 35.34% 39.94% 29.45% 13.20% 13.27% 16.05% 16.50% 17.22% 18.45% 16.44%
T_TRAF (Erlang)
AVAIL_CHAN
13.12 13.2 12.56 12.21 14.2 15.32 13.01 21.41 21.54 20.01 20.66 20.91 21.62 20 17.49 17.5 17.93 18 18.11 18.3 17.99
15 15 15 15 15 15 15 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
Di bawah ini merupakan grafik data TCH blocking rate sebelum aktivasi HR yang diambil dari tanggal 17 Oktober 2006 sampai 23 Oktober 2006
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
Persentase
TCH BLOKING RATE SEBELUM AKTIVASI
80 70 60 50 40 30 20 10 0
74.09 61.36 49.09
50 42.73
47.84 38.75
17181920212223Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06
Gambar 4.1. Grafik TCH blocking sebelum aktivasi HR pada ME0130A
Persentase
TCH BLOKING RATE SEBELUM AKTIVASI
80 70 60 50 40 30 20 10 0
74.09 61.36 49.09
50 42.73
47.84 38.75
17181920212223Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06
Gambar 4.2. Grafik TCH blocking sebelum aktivasi HR pada ME0130B
35
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
36
TCH BLOKING RATE SEBELUM AKTIVASI
Persentase
20 16.05
15 13.2
16.5
17.22
18.45 16.44
13.27
10 5 0 17181920212223Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06 Oct-06
Gambar 4.3. Grafik TCH blocking sebelum aktivasi HR pada ME0130C
Ketiga gambar grafik diatas mempunyai garis tren yang linier dan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa TCH blocking rates sebelum aktivasi HR meningkat tajam dari tanggal 17 oktober sampai 23 oktober 2006 dan blocking rate yang diterapkan oleh operator adalah sebesar 2 %. Peningkatan yang terjadi telah melampaui ambang batas yang telah ditentukan oleh operator. Pada ME0130A, rata-rata blocking rate pada sel tersebut adalah 51.980 %. ME0130C memiliki rata-rata TCH blocking rate paling rendah dibandingkan ME0130A dan ME0130C sebesar 15.876 %. Peningkatan yang paling signifikan terjadi mulai tanggal 21 oktober 2006, hal ini disebabkan lonjakan trafik dan keterbatasan kanal sehingga TCH block lebih tinggi dibandingkan dengan TCH attempt. Begitu juga dengan ME0130C mempunyai rata-rata TCh blocking rate sebesar 35.137 % dan lonjakan trafik terjadi mulai dari tanggal 23 Oktober 2006.
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
37
Ketiga sel tersebut memilki karakteristik data yang hampir sama yaitu memilki garis trend yang meningkat dan linier serta rata-rata TCH blocking rate dari tanggal 17 – 23 oktober 2006 jauh lebih besar dari TCH blocking rate yang telah ditetapkan oleh operator GSM yaitu 2 %.
4.1.3. Data Performansi 4.1.3.1. HOSR (Handover Succesful rate) Blocking tiap sel sangat mempengaruhi HOSR seperti yang terlihat pada grafik. Blocking rate meningkat mulai tanggal 23 oktober 2006 terlihat dari gambar yang mengakibatkan turunnya tingkat HOSR. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingginya HO attempt dibandingkan HO success. Satu kasus diambil diambil pada TCH bloking rate yang paling tinggi yaitu pada tanggal 22 oktober 2006 dimana TCH blocking rate mencapai 74,09 % pada ME0130A, 39.94 % pada ME0130B dan 18.45 % pada ME0130C. pada ME0130A, tingkat keberhasilan handover mencapai 88.35 % yang mempunyai arti dalam 1000 kali percobaan untuk melakukan handover hanya 883 call yang berhasil, pada ME0130B memilki HOSR sebesar 92.7 % yang berarti dalam 1000 kali percobaan hanya 927 call, serta pada ME0130C yang memilki HOSR sebesar 89.70 % yang berarti dalam 1000 kali percobaan hanya 897 call yang berhasil melakukan handover.
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
38
92.25 93.70 91.20
89.45 93.00 89.20
88.35 92.70 89.70
88
88.51 93.15 89.40
90
89.72 92.75 88.80
92
90.12 92.80 89.40
Persentase
94
89.56 93.00 89.90
HOSR SEBELUM AKTIVASI HR
M E0130A
86
M E0130B M E0130C
84 17Oct06
18Oct06
19Oct06
20Oct06
21Oct06
22Oct06
23Oct06
Gambar 4.4. Grafik HOSR sebelum aktivasi Half Rate
4.2. Implementasi Half Rate 4.2.1. Analisis Efisiensi Terdapat 5 metode yang memungkinkan untuk mencegah terjadinya blocking call, diantaranya penambahan TRX / carrier, dualband operation / enhancement spectrum, handover due to trafik, directed retry dan dual rate / half rate. Kelima metode yang telah diuraikan pada sebelumnya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing namun metode yang paling tepat dalam mengatasi kasus seperti yang ada pada hari raya Idul Fitri ini adalah metode dual rate / half rate. Pengaplikasian metode ini dilatarbelakangi oleh peningkatan bloking yang terjadi hanya pada saat tertentu (hari raya) atau event tertentu dan membutuhkan kapasitas yang lebih besar dari hari biasanya. 4.2.2. Perencanaan dan perhitungan parameter HR Ada beberapa parameter yang menentukan untuk mengaktifkan TCH half rate. Parameter yang menentukan adalah HRACTT1. HRACTT1 yang telah dibahas sebelumnya adalah threshold yang direncanakan untuk diaplikasikan
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
39
pada system dan akan dibandingkan dengan trafik yang membebani sel. Dilihat dari data trafik pada hari raya sebelumnya telah ditentukan oleh pihak operator telkomsel bahwa prediksi trafik meningkat 150 %. Perhitungan threshold dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Perhitungan HRACTT1 Channel
Channel
Aver. Traffic
Trrafic
Available
H-7≤ X < H
Predicted = 150%
(Z)
(Erlang)
(Erlang)
ME0130A
15
13.374
20.061
29
6.667
ME0130B
23
20.878
31.317
42
17.391
ME0130C
23
17.903
26.854
37
39.130
yang diperlukan
HRACTT1 (%)
(Y)
Average traffic H-7 ≤ X < H adalah rata-rata trafik selama 7 hari sebelum hari raya. Dari rata-rata trafik H-7 ≤ X < H didapat trafik perkiraan yang diramalkan meningkat 150 % dari trafik rata-rata H-7 ≤ X < H. dengan menggunakan tabel erlang B dengan GOS 2 % dan trafik perkiraan didapat kanal yang diperkirakan. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus didapat HRACTT1 tiap sel seperti pada tabel diatas. ME0130A mempunyai rata-rata trafik 7 hari menjelang hari raya sebesar 13.374 % erlang dan jumlah kanal yang tersedia 15. operator memprediksi lonjakan trafik pada hari raya Idul Fitri sebesar 150 %, dari trafik rata-rata ME0130A mengalami peningkatan 150 % menjadi trafik perkiraan sebesar 20.061 erlang. Dengan trafik perkiraan sebesar 20.061 erlang dan GOS 2 % (dari tabel) diperoleh kanal trafik yaitu 29 kanal. Nilai kanal yang tersedia dan kanal perkiraan dimasukkan dalam rumus diperoleh HRACTT1 yang merupakan threshold dimana jika beban trafik sel
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
40
(RUMUS 3.2.) ≤ 6.667 % maka TCH FR diberlakukan dan jika beban trafik sel > 6.667 % maka TCH HR diberlakukan. Perhitungan HRACTT1 pada ME0130B dan ME0130C sama dengan ME0130A, begitu pula dengan syarat pembelakuan apakah NS tersebut diberlakukan TCH FR ataupun TCH HR dengan parameter beban trafik sel dan HRACTT1 yang kemudian akan dibandingkan. Setiap ada assignment request atau HO request maka BSC akan selalu membandingkan beban trafik sel dan HRACTT1.
4.3. Data Statistik Setelah Aktivasi HR 4.3.1. Data Statistic TCH Blocking Rate Tabel 4.3. TCH Blocking Setelah Aktivasi HR CELL
ME0130A
ME0130B
ME0130C
DATE
23-Oct-06 24-Oct-06 25-Oct-06 26-Oct-06 27-Oct-06 28-Oct-06 29-Oct-06 30-Oct-06 23-Oct-06 24-Oct-06 25-Oct-06 26-Oct-06 27-Oct-06 28-Oct-06 29-Oct-06 30-Oct-06 23-Oct-06 24-Oct-06 25-Oct-06 26-Oct-06 27-Oct-06 28-Oct-06 29-Oct-06 30-Oct-06
BLOCKING RATE
47.84% 0.320% 0.104% 0.070% 0.010% 0.009% 0.000% 0.000% 29.45% 0.217% 0.040% 0.011% 0.004% 0.000% 0.000% 0.000% 16.44% 0.453% 0.084% 0.010% 0.007% 0.000% 0.000% 0.000%
T_TRAF (Erlang)
AVAIL_CHAN
13.01 14.82 15 14.75 15.53 14.8 16 14.2 20 21.81 22 21.72 21.32 20.51 20.93 21.71 17.99 19.29 18.93 18.84 19.71 22.24 21.5 22.13
15 30 30 30 30 30 30 30 23 46 46 46 46 46 46 46 23 46 46 46 46 46 46 46
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
41
Dari data di atas untuk tiap sel selam tanggal 23 – 30 Oktober 2006 dipresentasikan dalam bentuk grafik untuk memudahkan. Setelah aktivasi halfrate dilakukan, TCH blocking rate menurun.
TCH BLOCKING RATE SETELAH AKTIVASI 0.350 0.300
0.320
0.250 0.200 0.150 ME0130A
0.104
0.100
0.070
0.050
0.010
0.000 24-Oct06
25-Oct06
26-Oct06
27-Oct06
0.009
28-Oct06
0.000 0.000 29-Oct- 30-Oct06 06
Gambar 4.5. Grafik TCH blocking setelah aktivasi HR pada ME0130A
TCH BLOCKING RATE SETELAH AKTIVASI 0.250 0.200
0.217
0.150 0.100 ME0130B 0.050
0.040 0.011
0.000 24-Oct06
25-Oct06
26-Oct06
0.004
27-Oct06
0.000 0.000 0.000 28-Oct- 29-Oct- 30-Oct06 06 06
Gambar 4.6. Grafik TCH blocking setelah aktivasi HR pada ME0130B
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
42
TCH BLOCKING RATE SETELAH AKTIVASI 0.500 0.450 0.400 0.350 0.300 0.250 0.200 0.150 0.100 0.050 0.000
0.430
ME0130C 0.084 0.010 24-Oct06
25-Oct06
26-Oct06
0.007
27-Oct06
0.000 0.000 0.000 28-Oct- 29-Oct- 30-Oct06 06 06
Gambar 4.7. Grafik TCH blocking setelah aktivasi HR pada ME0130C
Untuk memperjelas perbedaan yaitu penurunan blocking, ditampilkan tanggal 24 Oktober 2006 sebelum hari raya Idul Fitri yang jatuh tanggal 24 – 25 Oktober 2006. Aktivasi half rate diaktifkan pada bulan ini denagan menetapkan terlebih dahulu threshold. Contoh satu kasus pada ME0130C, sebelum pengaktifan TCH HR yaitu tanggal 22 Oktober 2006. trrafic carried dengan besar 21.62 erlang dengan blocking 2 % didapat 31 kanal sedangkan kanal yang tersedia sebesar 23 kanal, jadi kanal yang tersedia tidak dapat melayani trafik sebesar 15.32 erlang. Sekurangnya dibutuhkan 8 kanal tambahan agar trafik tersebut dapat terlayani. Hal ini menyebabkan blocking tinggi. Setelah aktivasi HR yaitu tanggal 27 Oktober 2006, trafik carried sebesar 21.32 erlang membutuhkan 30 kanal agar semua trafik dapat terlayani. Dengan jumlah kanal sejumlah 46, maka seluruh panggilan dapat terlayani. Hal ini menyebabkan nilai TCH blocking rate menjadi 0 %. Dengan HRACTT1 sebesar 17.391% berarti bila ada assignment request/HO request dari MS ke sel tersebut, BSC akan memaksa MS menduduki kanal HR jika beban trafik sel>26.667 % dan jika beban trafik sel ≤ 17.391 % akan dipersilahkan
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
43
menduduki kanal FR yang kemudian akan dibandingkan. Setiap ada assignment request atau HO request maka BSC akan selalu membandingkan beban trafik sel dan HRACTT1.
Tabel 4.4. Statistik HOSR Setelah Aktivasi HR
CELL
ME0130A
ME0130B
ME0130C
DATE
23-Oct-06 24-Oct-06 25-Oct-06 26-Oct-06 27-Oct-06 28-Oct-06 29-Oct-06 30-Oct-06 23-Oct-06 24-Oct-06 25-Oct-06 26-Oct-06 27-Oct-06 28-Oct-06 29-Oct-06 30-Oct-06 23-Oct-06 24-Oct-06 25-Oct-06 26-Oct-06 27-Oct-06 28-Oct-06 29-Oct-06 30-Oct-06
HOSR
92.25 94.65 94.74 94.35 94.24 94.65 95.00 94.80 93.70 95.10 95.40 95.20 95.45 96.10 95.80 96.00 91.20 92.70 93.90 94.00 93.80 94.10 93.90 94.00
T_TRAF (Erlang)
13.01 14.82 15 14.75 15.53 14.8 16 14.2 20 21.81 22 21.72 21.32 20.51 20.93 21.71 17.99 19.29 18.93 18.84 19.71 22.24 21.5 22.13
AVAIL_CHAN
15 30 30 30 30 30 30 30 23 46 46 46 46 46 46 46 23 46 46 46 46 46 46 46
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
44
94.80 96.00 94.00
95.00 95.80 93.90
94.65 96.10 94.10
94.24 95.45 93.80
94.35 95.20 94.00
94.74 95.40 93.90
94.65 95.10 92.70
97 96 95 94 93 92 91 90 89 88
92.25 93.70 91.20
Persentase
HOSR SETELAH AKTIVASI HR
M E0130A M E0130B M E0130C
1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 4.8. Grafik HOSR setelah Aktivasi HR
Grafik diatas menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan handover lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum aktivasi halfrate. Tingkat keberhasilan handover pada setiap sel pada satu BTS setelah aktivasi halfrate dari grafik terlihat sangat signifikan dibandingkan dengan sebelum aktivasi halfrate. Rata-rata tingkat kberhasilan handoverel 1 sebesar 94.633 % yang berarti dalam percobaan handover sebanyak 1000 kali rata-rata 946 yang berhasil melakukan handover pada periode 23 – 30 Oktober 2006 tingkat keberhasilan handover pada ME0130B rata-rata sebesar 95.578 yang berarti dalam 1000 kali melakukan percobaan handover, rata-rata sebesar 955 yang berhasil melakukan handover. Pada ME0130C, tingkat keberhasilan handover rata-rata sebesar 93.771 % yang berarti dalam 1000 kali percobaan melakukan handover hanya sekitar 937 rata-rata yang berhasil.
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
45
4.4. Perbandingan dan Analisis PeningkatanPerformansi Tabel 4.5. Perbandingan Nilai Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Aktivasi HR
SEL
Sebelum Aktivasi HR
Setelah Aktivasi HR
17 -22 Okt 2006
23- 30 Okt 2006
TCH Block
HOSR
TCH Block
HOSR
Rate (%)
(%)
Rate (%)
(%)
ME0130A
54.563
89.285
6.044
94.633
ME0130B
36.085
92.900
3.715
95.578
ME0130C
16.862
89.400
2.154
93.771
4.4.1. Perbandingan TCH Blocking Rate Sebelum dan Setelah Aktivasi HR 4.4.1.1. ME0130A Terlihat dari tabel data sebelum aktivasi Half Rate/Full Rate, yaitu dari tanggal 17 -22 Okt 2006,nilai rata-rata TCH blocking rate sebesar 54.563 % dan nilai rata-rata TCH blocking rate setelah aktivasi HR dari tanggal 23 -30 Okt 2006, sebesar 6.044 %. Penurunan nilai yang dapat ditekan setelah aktivasi HR sebesar 48.519 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa TCH blocking rate dapat ditekan hingga 48.519 % setelah aktivasi HR. 4.4.1.2. ME0130B Seperti pada ME0130A, nilai rata-rata TCH blocking Rate sebelum aktivasi sebesar 36.085 % dan setelah aktivasi 3.715 %. Jadi nilai TCH blocking rate yang dapat ditekan setelah aktivasi HR sebesar 32.37 %.
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
4.4.1.3
46
ME0130C Nilai rata-rata TCH blocking rate sebelum aktivasi HR sebesar
16.862 % dan setelah aktivasi HR sebesar 2.124 %. Nilai penurunan yang terjadi sebesar 14.738 %, yang berarti nilai TCH blocking rate dapat ditekan sebesar 14.738 % setelah aktivasi HR.
4.4.2. Perbandingan HOSR sebelum dan setelah aktivasi HR 4.4.2.1. ME0130A Terlihat dari tabel HOSR pada sel mengalami peningkatan sebesar 5.348 %, dimana nilai rata-rata HOSR sebelum aktivasi HR sebesar 89.285% dan sesudah aktivasi HR sebesar 94.633 %. 4.4.2.2. ME0130B ME0130B memiliki nilai rata-rata HOSR sebelum aktivasi HR sebesar 92.9 % dan nilai rata-rata HOSR setelah aktivasi HR sebesar 95.578 % sehingga dapat dilihat peningkatan HOSR sebesar 2.678 %. 4.4.2.3. ME0130C ME0130C memiliki nilai rata-rata HOSR sebelum aktivasi HR sebesar 89.4 % dan nilai rata-rata HOSR setelah aktivasi HR sebesar 93.771 % sehingga dapat dilihat peningkatan HOSR sebesar 4.371 %. Terlihat dari hasil diatas peningkatan nilai rata-rata HOSR tidak terlalu signifikan, yaitu sebesar 2 - 10 %. Hal ini disebabkan handover ditentukan juga oleh sel-sel tetangga, yang belum tentu memiliki blocking rendah dan aktivasi HR. sehingga handover belum tentu berhasil tapi tingkat keberhasilan HO meningkat tapi tidak signifikan tergantung dari BTS yang dilalui.
4.4.3. Analisis performansi Kualitas Sinyal Pengukuran kualitas sinyal didapat dari proses awal yang dilakukan oleh MS, disertai dengan pengukuran dan pelaporan level dan kuat sinyal dari sinyal
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
47
serving dan sel-sel sekitarnya. Kualitas sinyal dinyatakan sebagai RXQUAL dan kuat sinyal dinyatakan sebagai RXLEV. BTS mencatat semua level dan kualitas penerimaan dari masing-masing MS yang ada / dilayani pada sel tersebut. Level dan kualitas suara yang diterima MS (downlink) dilaporkan oleh MS ke BTS melalui measurement report (laporan pengukuran) yang dibawa oleh kanal SACCH setiap 480 ms. Pengukuran data diambil tidak kontinyu melainkan pada saat tertentu saja karena prosedur pengambilan data hanya dengan mencuolik nilai BER dan RX level dari BTS. Nilai inilah yang dicatat oleh BTS. Sehingga dihasilkan mapping (pemetaan) antara RXQUAL dan RXLEV dalam bentuk grafik seperti di bawah ini :
Korelasi RXLev dan RXQual 180000
160000
140000 120000
sum of rx_level_0 sum of rx_level_1
100000 sum of rx_level_2
80000
sum of rx_level_3 sum of rx_level_4
60000 40000
sum of rx_level_5 sum of rx_level_6 sum of rx_level_7
20000 0
Gambar 4.9. Grafik Korelasi antara RXLev dan RXQual sel ME0130A
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
48
Korelasi RXLev dan RXQual
3 0 0 00 0
2 50 0 0 0
2 0 00 0 0
sum of rx_level_ 0 150 0 00
sum of rx_level_ 1 sum of rx_level_ 2 sum of rx_level_ 3
100 0 0 0
sum of rx_level_ 4 sum of rx_level_ 5 500 0 0
sum of rx_level_ 6 sum of rx_level_ 7
0
Gambar 4.10. Grafik Korelasi antara RXLev dan RXQual sel ME0130B
Korelasi RXLev dan RXQual
3 00000
250000
200 000
1500 00
sum of rx_level_0 sum of rx_level_1
100000
sum of rx_level_2 sum of rx_level_3 sum of rx_level_4
50000
sum of rx_level_5 sum of rx_level_6
0
sum of rx_level_7
Gambar 4.11. Grafik Korelasi antara RXLev dan RXQual sel ME0130C
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
49
Ketika diperhatikan dari ketiga grafik diatas, distribusi RXQUAL sebelum dan sesudah aktivasi HR tidak berubah, artinya dalam suatu level tertentu (RXLEV)akan mempunayi kualitas suara (RXQUAL) tertentu pula dengan distribusi yang hamper sama antara sebelum dan sesudah aktivasi HR. Tabel koarelasi RXLEV dan RXQUAL dapat dilihat pada lampiran C
4.4.4. Peningkatan Trafik Tabel 4.6 Perbandingan nilai rata-rata Traffic Carried Perbandingan Rata-rata Trafik (Erlang) SEL Sebelum Aktivasi HR
Sesudah Aktivasi HR
ME0130A
13.374
15.764
ME0130B
20.878
21.250
ME0130C
17.903
20.079
PERBANDINGAN TRAFIK
PERSENTASE
25 20
ME0130A
15
ME0130B
10
ME0130C
5 0 17- 18- 19- 20- 21- 22- 23- 24- 25- 26- 27- 28- 29- 30Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06
. Gambar 4.12. Grafik perbandingan Trafik sebelum dan setelah HR Jika kita lihat dari tabel 4.5., ketiga sel pada BTS Gang Kepler mengalami kenaikan trafik. Pada sel ME0130A, terjadi kenaikan trafik sebesar
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
50
17.870 % dari trafik sebelum aktivasi halfrate sebesar 13.374 erlang dan trafik setelah aktivasi sebesar 14.764 erlang. Sel ME0130B memiliki trafik sebesar 20.878 sebelum aktivasi halfrate dan 21.250 Setelah aktivasi halfrate. Jadi kenaikkannya sebesar 1.750 % Sedang pada sel ME 0130C, trafik yang dilayani sebesar 17.903 sebelum aktivasi halfrate, dan setelah aktivasi halfrate sebesar 20.079 sehingga kenaikan trafik yang terjadi sebesar 12.154 %. Setelah aktivasi halfrate, trafik tiap sel meningkat. Peningkatan sel ME 0130A sebesar 10.393 %, pada sel ME0130B sebesar 1.782 % dan pada sel ME01301C sebesar 12.154 %, yang dapat diartikan trafik setelah aktivasi halfrate akan meningkat pada sel.
4.5 Analisis Pengaruh Aktivasi Half Rate terhadap Peformansi Jaringan
BTMDN1
bsc
site
Gang Kepler
PERBANDINGAN TCH BLOCKING RATE
PERSENTASE
Sum_of_tch_blocking_rate
80 70 60 50 40 30 20 10 0
Data sebelum aktivasi HR
Data setelah aktivasi HR
cell
ME0130A ME0130B ME0130C
17- 18- 19- 20- 21- 22- 23- 24- 25- 26- 27- 28- 29- 30Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 date
Gambar 4.13. Grafik perbandingan TCH Blocking Rate sebelum dan setelah HR
Jika dilihat dari grafik gambar 4.14, terlihat bahwa terjadi peningkatan pada TCH blocking rate di ketiga sel sebelum aktivasi halfrate. Kemudian mengalami
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
51
penurunan setelah aktivasi halfrate pada sel ME0130A sebesar 48.519 %, sel ME0130B sebesar 32.37 %. dan pada sel ME0130C sebesar 14.738 %
PERSENT ASE
PERBANDINGAN HOSR 98 96 94 92 90 88 86 84
ME0130A ME0130B ME0130C
17- 18- 19- 20- 21- 22- 23- 24- 25- 26- 27- 28- 29- 30Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct- Oct06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06
Gambar 4.14. Grafik perbandingan HOSR sebelum dan setelah HR
Terlihat jelas dari grafik 4.14 terjadi peningkatan HOSR pada sel ME0130A sebesar 5.348 %, pada sel ME0130B sebesar 2.678 % dan pada sel ME0130C sebesar 4.371 %. Pemberlakuan halfrate bertujuan
untuk melayani trafik yang lebih besar
sehingga blocking TCH yang tinggi dapat ditekan hingga mendekati 0 %. Trafik meningkat karena penambahan kapasitas. Dampak dari bloking yang kecil berakibat pada HOSR. Tingkat keberhasilan handover lebih tinggi daripada sebelum aktivasi halfrate. Dengan aktivasi halfrate, masalah-masalah yang terdapat pada trafik yang tinggi dapat diperkecil, seperti di bawah ini :
ANALISIS AKTIVASI TCH HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari hasil pengamatan, perhitungan dan analisa, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Setelah aktivasi halfrate, trafik tiap sel meningkat. Peningkatan sel ME 0130A sebesar 10.393 %, pada sel ME0130B sebesar 1.782 % dan pada sel ME01301C sebesar 12.154 %., yang dapat diartikan ketika terjadi peningkatan trafik sebelum aktivasi halfrate, kapasitas tidak dapat memenuhi jumlah call, tapi dengan aktivasi halfrate, peningkatan kapasitas dapat melayani trafik yang tinggi. 2. Penurunan TCH Bloking setelah aktivasi halfrate pada sel ME0130A sebesar 48.519 %, sel ME0130B sebesar 32.37 %. dan pada sel ME0130C sebesar 14.738 % 3. Peningkatan HOSR pada sel ME0130A sebesar 5.348 %, pada sel ME0130B sebesar 2.678 % dan pada sel ME0130C sebesar 4.371 %. 4. Aktivasi halfrate diberlakukan dengan tujuan untuk melayani trafik yang lebih besar sehingga bloking TCH yang tinggi dapat ditekan hingga 0%. Penambahan kapasitas membuat trafik yang terlayani bertambah sementara bloking akan menurun. Penurunan bloking berdampak pada HOSR, yaitu meningkatnya tingkat keberhasilan handover daripada ketika belum diberlakukan aktivasi halfrate.
53
5.2. Saran Dari tugas akhir ini saran yang dapat disampaikan, yaitu : Aktivasi halfrate memilki kelebihan dapat meningkatkan kapasitas TCH pada suatu sel. Namun hal ini tidak dibarengi dengan kualitas suara yang lebih baik karena bit rate pada halfrate ditekan 0.5 kali dari bit rate fullrate. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan coding yang lebih baik yaitu AMR (Adaptive Multi Rate Speech Codec). AMR dapat meningkatkan kualitas suara dengan menyeimbangi speech coding dan channel coding hingga mencapai gross bit rate (13 kbps). Kualitas suara AMR halfrate yang dicapai bias menyamai kualitas suara dari fullrate bahkan lebih. Untuk penelitian lebih lanjut, ditekankan pada aplikasi AMR yaitu speech coding dan channel coding serta pengaruhnya pada kualitas suara.
54
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Fukuda, Akira, “A Preemptive Priority Handoff Scheme in Intregated Voice and Data Communication”, IETCE Transcom, Vol. E82, No. 10, Okt. 1999
[2]
Ka, Vijay dan E.W. Joseph, “ Principles and Application of GSM”, Prentice Hall inc, 1999
[3]
Kondo, Sumit dan Chakrabhati saswat, “Modelling and Analysis Call Blocking with Priority Handoff and Directed Retry in a Microcellular System”, IEEE Vehicular Techn. Conf 1995
[4]
Kwon, Taekyoung, “An Approximate Analysis of Handoff Traffic in Mobile Cellular Network”, IEEE Journal 1999
[5]
Mufti,
A.,
Nachwan,
“Global
System
for
Mobile
Communication”,
Laboratorium Sistem Komunikasi Bergerak, STT TELKOM [6]
Sidi, Moshe and Starobinski, David, “ New Call blocking versus Handoff Blocking in Cellular Network Electrical Engineering Department”, Thecnion , Haifa 3200, Israel, 1997
[7]
Tony Janerski, “Traffic Analysis and Design of Wireless IP Network, Artech House, London 2003
[8]
Villy, B., Iversen, “Teletraffic Engineering Handbook”, Technical Univesity of Denmark, Nov. 2003
[9]
Yum, T.-SP., dan Yeung, K.L., “Blocking and Handoff Performance Analysis of Directed Retry in Cellular Mobile System”, IEEE, Trans, Veh. Tech. Vol. 44 Aug. 1995
[10] User Description an Engineering Guidelines, Overview, CME 20 R6, Radio Network Logic, Ericsson, 1996 [11] User Description an Engineering Guidelines, Locating, CME 20 R6, Radio Network Logic, Ericsson, 1996
[12[ User Description an Engineering Guidelines, RF Guidelines, GSM 900, CME 20 R6, Radio Network Logic, Ericsson, 1996 [13] User Description an Engineering Guidelines, Channel Administration, CME 20 R6, Radio Network Logic, Ericsson, 1996 [14] User Description an Engineering Guidelines, Dynamic BTS Power Control, CME 20 R6, Radio Network Logic, Ericsson, 1996 [15] User Description an Engineering Guidelines, Hierarchical Cell Structures, CME 20 R6, Radio Network Logic, Ericsson, 1996 [16] User Description an Engineering Guidelines, Idle Channel Measurement, CME 20 R6, Radio Network Logic, Ericsson, 1996 [17] User Description an Engineering Guidelines, Radio Network Dimensioning, Overview, CME 20 R6, Radio Network Logic, Ericsson, 1996
LAMPIRAN A
THIS IS A ERLANG B TABLE FOR OFFERED TRAFFIC TCH\GOS
0.001
0.0015
0.002
0.003
0.005
0.007
0.01
0.015
0.02
0.03
0.05
0.07
0.1
0.15
0.2
0.3
0.5
0.7
1
0.001
0.002
0.002
0.003
0.005
0.007
0.010
0.015
0.020
0.031
0.053
0.075
0.111
0.176
0.250
0.429
1.000
2.333
2
0.046
0.056
0.065
0.081
0.105
0.126
0.153
0.190
0.223
0.262
0.381
0.470
0.595
0.796
1.000
1.449
2.732
5.513
3
0.194
0.224
0.249
0.289
0.349
0.397
0.455
0.535
0.602
0.715
0.899
1.057
1.271
1.602
1.930
2.633
4.591
8.777
4
0.439
0.493
0.535
0.602
0.701
0.777
0.870
0.990
1.090
1.260
1.520
1.750
2.050
2.500
2.950
3.890
6.500
12.070
5
0.762
0.839
0.900
0.994
1.132
1.236
1.360
1.520
1.660
1.880
2.220
2.500
2.880
3.450
4.010
5.190
8.440
15.380
6
1.146
1.247
1.325
1.447
1.622
1.753
1.910
2.110
2.280
2.540
2.960
3.300
3.760
4.440
5.110
6.510
10.390
18.690
7
1.579
1.703
1.798
1.946
2.157
2.315
2.500
2.740
2.940
3.250
3.740
4.140
4.670
5.460
6.230
7.860
12.350
22.010
8
2.051
2.198
2.311
2.484
2.730
2.913
3.130
3.400
3.630
3.990
4.540
5.000
5.600
6.500
7.370
9.210
14.320
25.330
9
2.557
2.726
2.855
3.053
3.333
3.540
3.780
4.090
4.340
4.750
5.370
5.880
6.550
7.550
8.520
10.580
16.290
28.660
10
3.092
3.282
3.427
3.648
3.961
4.191
4.460
4.810
5.080
5.530
6.220
6.780
7.510
8.620
9.680
11.950
18.270
31.980
11
3.651
3.861
4.022
4.266
4.610
4.864
5.160
5.540
5.840
6.330
7.080
7.690
8.490
9.690
10.860
13.330
20.250
35.310
12
4.231
4.461
4.637
4.904
5.279
5.554
5.880
6.290
6.610
7.140
7.950
8.610
9.470
10.780
12.040
14.720
22.240
38.640
13
4.831
5.080
5.270
5.559
5.964
6.261
6.610
7.050
7.400
7.970
8.830
9.540
10.470
11.870
13.220
16.110
24.220
41.970
14
5.450
5.710
5.920
6.230
6.660
6.980
7.350
7.820
8.200
8.800
9.730
10.480
11.470
12.960
14.410
17.500
26.210
45.290
15
6.080
6.360
6.580
6.910
7.380
7.710
8.110
8.610
9.010
9.650
10.630
11.430
12.480
14.070
15.610
18.900
26.200
48.620
16
6.720
7.030
7.260
7.610
8.100
8.460
8.880
9.410
9.830
10.510
11.540
12.390
13.500
15.180
16.810
20.300
30.190
51.950
17
7.380
7.700
7.950
8.320
8.830
9.210
9.650
10.210
10.660
11.370
12.460
13.350
14.520
16.290
18.010
21.700
32.180
55.290
18
8.050
8.390
8.640
9.030
9.580
9.980
10.440
11.020
11.490
12.240
13.390
14.320
15.550
17.410
19.220
23.100
34.170
58.620
19
8.720
9.080
9.350
9.760
10.330
10.750
11.230
11.840
12.330
13.110
14.310
15.290
16.580
18.520
20.420
24.510
36.170
61.950
20
9.410
9.790
10.070
10.500
11.090
11.530
12.030
12.670
13.180
14.000
15.250
16.270
17.610
19.650
21.640
25.920
38.160
65.280
21
10.11
10.50
10.79
11.24
11.86
12.31
12.84
13.51
14.04
14.89
16.19
17.25
18.65
20.77
22.85
27.33
40.15
68.61
22
10.81
11.22
11.53
11.99
12.63
13.11
13.65
14.35
14.90
15.78
17.13
18.24
19.69
21.90
24.06
28.73
42.15
71.94
23
11.52
11.95
12.26
12.75
13.42
13.90
14.47
15.19
15.76
16.68
18.08
19.23
20.74
23.03
25.28
30.15
44.14
75.27
24
12.24
12.68
13.01
13.51
14.20
14.71
15.30
16.04
16.63
17.58
19.03
20.22
21.78
24.16
26.50
31.56
46.14
78.61
25
12.97
13.42
13.76
14.28
15.00
15.52
16.12
16.89
17.50
18.48
19.99
21.21
22.83
25.30
27.72
32.97
48.13
81.94
26
13.70
14.17
14.52
15.05
15.79
16.33
16.96
17.75
18.38
19.39
20.94
22.21
23.88
26.43
28.94
34.38
50.13
85.27
27
14.44
14.92
15.29
15.83
16.60
17.15
17.08
18.62
19.26
20.30
21.90
23.21
24.94
27.57
30.16
35.80
52.12
88.60
28
15.18
15.68
16.05
16.62
17.41
17.98
18.64
19.48
20.15
21.22
22.87
24.22
25.99
28.71
31.39
37.21
54.12
91.93
29
15.93
16.44
16.83
17.41
18.22
18.81
19.49
20.35
21.04
22.14
23.83
25.22
27.05
29.85
32.61
38.63
56.12
95.27
30
16.68
17.21
17.61
18.20
19.03
19.64
20.34
21.23
21.93
23.06
24.80
26.23
28.11
30.99
33.84
40.05
58.11
98.60
31
17.44
17.98
18.39
19.00
19.85
20.47
21.20
22.10
22.80
24.00
25.80
27.20
29.20
32.10
35.10
41.50
60.10
101.90
32
18.20
18.76
19.18
19.80
20.68
21.31
22.00
23.00
23.70
24.90
26.70
28.20
30.20
33.30
36.30
42.90
62.10
105.30
33
18.97
19.54
19.97
20.61
21.50
22.15
22.90
23.90
24.60
25.80
27.70
29.30
31.30
34.40
37.50
44.30
64.10
108.60
34
19.74
20.32
20.76
21.42
22.34
23.00
23.80
24.80
25.50
26.80
28.70
30.30
32.40
35.60
38.80
45.70
66.10
111.90
35
20.52
21.11
21.56
22.23
23.17
23.85
24.60
25.60
26.40
27.70
29.70
31.30
33.40
36.70
40.00
47.10
68.10
115.30
36
21.30
21.90
22.36
23.05
24.01
24.70
25.50
26.50
27.30
28.60
30.70
32.30
34.50
37.90
41.20
48.60
70.10
118.60
37
22.08
22.70
23.17
23.87
24.85
25.56
26.40
27.40
28.30
29.60
31.60
33.30
35.60
39.00
42.40
50.00
72.10
121.90
38
22.86
23.50
23.97
24.69
25.69
26.41
27.30
28.30
29.20
30.50
32.60
34.40
36.60
40.20
43.70
51.40
74.10
125.30
39
23.65
24.30
24.78
25.52
26.53
27.27
28.10
29.20
30.10
31.50
33.60
35.40
37.70
41.30
44.90
52.80
76.10
128.60
40
24.44
25.10
25.60
26.35
27.38
28.13
29.00
30.10
31.00
32.40
34.60
36.40
38.80
42.50
46.10
54.20
78.10
131.90
41
25.24
25.91
26.42
27.18
28.23
29.00
29.90
31.00
31.90
33.40
35.60
37.40
39.90
43.60
47.40
55.70
80.10
135.30
42
26.04
26.72
27.23
28.01
29.08
29.87
30.80
31.90
32.80
34.30
36.60
38.40
40.90
44.80
48.60
57.10
82.10
138.60
43
26.84
27.53
28.06
28.85
29.94
30.73
31.70
32.80
33.80
35.30
37.60
39.50
42.00
45.90
49.90
58.50
84.10
141.90
44
27.64
28.35
28.88
29.68
30.80
31.61
32.50
33.70
34.70
36.20
38.60
40.50
43.10
47.10
51.10
59.90
86.10
145.30
45
28.45
29.17
29.71
30.52
31.66
32.48
33.40
34.60
35.60
37.20
39.60
41.50
44.20
48.20
52.30
61.30
88.10
148.60
46
29.25
29.99
30.54
31.37
32.52
33.35
34.30
35.60
36.50
38.10
40.50
42.60
45.20
49.40
53.60
62.80
90.10
151.90
47
30.07
30.81
31.37
32.21
33.38
34.23
35.20
36.50
37.50
39.10
41.50
43.60
46.30
50.60
54.80
64.20
92.10
155.30
48
30.88
31.63
32.20
33.06
34.25
35.11
36.10
37.40
38.40
40.00
42.50
44.50
47.40
51.70
56.00
65.60
94.10
158.60
49
31.69
32.46
33.04
33.91
35.11
35.99
37.00
38.30
39.30
41.00
43.50
45.70
48.50
52.90
57.30
67.00
96.10
101.90
50
32.51
33.29
33.88
34.76
35.98
36.87
37.90
39.20
40.30
41.90
44.50
46.70
49.60
54.00
58.50
68.50
98.10
165.30
THIS IS A ERLANG B TABLE FOR CARRIED TRAFFIC TCH\GOS
0.001
0.0015
0.002
0.003
0.005
0.007
0.01
0.015
0.02
0.03
0.05
0.07
0.1
0.15
0.2
0.3
0.5
0.7
1
0.001
0.002
0.002
0.003
0.005
0.007
0.010
0.015
0.020
0.030
0.050
0.070
0.100
0.150
0.200
0.300
0.500
0.700
2
0.046
0.056
0.065
0.080
0.105
0.125
0.151
0.188
0.219
0.273
0.362
0.438
0.536
0.677
0.800
1.014
1.366
1.654
3
0.194
0.224
0.248
0.288
0.347
0.394
0.451
0.527
0.590
0.694
0.854
0.983
1.144
1.362
1.544
1.843
2.296
2.633
4
0.439
0.492
1.534
0.600
0.698
0.772
0.860
0.980
1.070
1.220
1.450
1.630
1.840
2.130
2.360
2.720
3.250
3.620
5
0.761
0.838
0.898
0.991
1.126
1.228
1.350
1.500
1.620
1.820
2.110
2.330
2.590
2.940
3.210
3.630
4.220
4.610
6
1.145
1.245
1.323
1.442
1.614
1.741
1.890
2.080
2.230
2.470
2.810
3.070
3.380
3.780
4.090
4.560
5.190
5.610
7
1.577
1.700
1.795
1.940
2.147
2.299
2.480
2.700
2.880
3.150
3.550
3.850
4.200
4.640
4.980
5.500
6.180
6.600
8
2.049
2.194
2.306
2.476
2.716
2.892
3.100
3.350
3.550
3.870
4.320
4.650
5.040
5.520
5.900
6.450
7.160
7.600
9
2.555
2.722
2.849
3.043
3.316
3.515
3.740
4.030
4.260
4.610
5.100
5.470
5.890
6.420
6.820
7.410
8.150
8.600
10
3.089
3.277
3.420
3.637
3.941
4.162
4.420
4.740
4.980
5.360
5.900
6.300
6.760
7.320
7.750
8.370
9.140
9.590
11
3.647
3.855
4.013
4.253
4.587
4.830
5.110
5.460
5.720
6.140
6.720
7.150
7.640
8.240
8.690
9.330
10.130
10.590
12
4.227
4.455
4.628
4.889
5.253
5.515
5.820
6.190
6.480
6.930
7.550
8.010
8.530
9.160
9.630
10.300
11.120
11.590
13
4.826
5.072
5.259
5.542
5.934
6.217
6.540
6.940
7.250
7.730
8.390
8.870
9.420
10.090
10.580
11.280
12.110
12.590
14
5.440
5.710
5.910
6.210
6.630
6.930
7.280
7.710
8.040
8.540
9.240
9.750
10.330
11.020
11.530
12.250
13.110
13.590
15
6.070
6.350
6.570
6.890
7.340
7.660
8.030
8.480
8.830
9.360
10.100
10.630
11.240
11.960
12.490
13.230
14.100
14.590
16
6.710
7.020
7.240
7.590
8.060
8.400
8.790
9.270
9.630
10.190
10.970
11.520
12.150
12.900
13.450
14.210
15.100
15.590
17
7.370
7.690
7.930
8.290
8.790
9.150
9.560
10.060
10.440
11.030
11.840
12.420
13.070
13.850
14.410
15.190
16.090
16.590
18
8.040
8.370
8.630
9.010
9.530
9.910
10.330
10.860
11.260
11.870
12.720
13.320
13.990
14.790
15.370
16.170
17.090
17.580
19
8.720
9.070
9.330
9.730
10.280
10.670
11.120
11.670
12.090
12.720
13.600
14.220
14.920
15.750
16.340
17.160
18.080
18.580
20
9.400
9.770
10.050
10.460
11.040
11.450
11.910
12.480
12.920
13.580
14.490
15.130
15.850
16.700
17.310
18.140
19.080
19.580
21
10.10
10.48
10.77
11.21
11.80
12.23
12.71
13.30
13.76
14.44
15.38
16.05
16.79
17.66
18.28
19.13
20.08
20.58
22
10.80
11.20
11.50
11.95
12.57
13.01
13.51
14.13
14.60
15.30
16.28
16.96
17.72
18.62
19.25
20.11
21.07
21.58
23
11.51
11.93
12.24
12.71
13.35
13.81
14.33
14.96
15.45
16.18
17.18
17.88
18.66
19.58
20.22
21.10
22.07
22.58
24
12.23
12.66
12.99
13.47
14.13
14.61
15.14
15.80
16.30
17.05
18.08
18.80
19.61
20.54
21.20
22.09
23.07
23.58
25
12.96
13.40
13.74
12.24
14.92
15.41
15.96
16.64
17.15
17.93
18.99
19.73
20.55
21.50
22.18
23.08
24.07
24.58
26
13.69
14.15
14.49
15.01
15.72
16.22
16.79
17.49
18.02
18.81
19.90
20.66
21.50
22.47
23.15
24.07
25.06
25.58
27
14.42
14.90
15.25
15.79
16.52
17.03
17.62
18.34
18.88
19.70
20.81
21.59
22.45
23.44
24.13
25.06
26.06
26.58
28
15.17
15.66
16.02
16.57
17.32
17.85
18.45
19.19
19.75
20.58
21.72
22.52
23.40
24.41
25.11
26.05
27.06
27.58
29
15.91
16.42
16.79
17.36
18.13
18.67
19.29
20.05
20.62
21.48
22.64
23.46
24.35
25.37
26.09
27.04
28.06
28.58
30
16.67
17.18
17.57
18.15
18.94
19.50
20.13
20.91
21.49
22.37
23.56
24.39
25.30
26.35
27.07
28.03
29.06
29.58
31
17.42
17.95
18.35
18.95
19.75
20.33
21.00
21.80
22.40
23.30
24.50
25.30
26.30
27.30
28.10
29.00
30.10
30.60
32
18.19
18.73
19.14
19.75
20.57
21.16
21.80
22.60
23.30
24.20
25.40
26.30
27.20
28.30
29.00
30.00
31.10
31.60
33
18.95
19.51
19.93
20.55
21.40
22.00
22.70
23.50
24.10
25.10
26.30
27.20
28.20
29.30
30.00
31.00
32.10
32.60
34
19.72
20.29
20.72
21.36
22.22
22.84
23.50
24.40
25.00
26.00
27.30
28.20
29.10
30.20
31.00
32.00
33.10
33.60
35
20.50
21.08
21.52
22.17
23.05
23.68
24.40
25.30
25.90
26.90
28.20
29.10
30.10
31.20
32.00
33.00
34.00
34.60
36
21.27
21.87
22.32
22.98
23.89
24.53
25.30
26.10
26.80
27.80
29.10
30.00
31.10
32.20
33.00
34.00
35.00
35.60
37
22.06
22.66
23.12
23.80
24.72
25.38
26.10
27.00
27.70
28.70
30.10
31.00
32.00
33.20
34.00
35.00
36.00
36.60
38
22.84
23.46
23.93
24.62
25.56
26.23
27.00
27.90
28.60
29.60
31.00
31.90
33.00
34.10
34.90
36.00
37.00
37.60
39
23.63
24.26
24.74
25.44
26.40
27.08
27.80
28.80
29.50
30.50
31.90
32.90
33.90
35.10
35.90
37.00
38.00
38.60
40
24.42
25.06
25.55
26.27
27.24
27.94
28.70
29.70
30.40
31.40
32.90
33.80
34.90
36.10
36.90
38.00
39.00
39.60
41
25.21
25.87
26.36
27.10
28.09
28.80
29.60
30.60
31.30
32.40
33.80
34.80
35.90
37.10
37.90
39.00
40.00
40.60
42
26.01
26.68
27.18
27.93
28.94
29.66
30.50
31.40
32.20
33.30
34.70
35.80
36.80
38.10
38.90
40.00
41.00
41.60
43
26.81
27.49
28.00
28.76
29.79
30.52
31.30
32.30
33.10
34.20
35.70
36.70
37.80
39.00
39.90
41.00
42.00
42.60
44
27.61
28.31
28.82
29.60
30.64
31.38
32.20
33.20
34.00
35.10
36.60
37.70
38.80
40.00
40.90
41.90
43.00
43.60
45
28.42
29.12
29.65
30.43
31.50
32.25
33.10
34.10
34.90
36.00
37.60
38.60
39.70
41.00
41.90
42.90
44.00
44.60
46
29.23
29.94
30.48
31.27
32.35
33.12
34.00
35.00
35.80
37.00
38.50
39.60
40.70
42.00
42.80
43.90
45.00
45.60
47
30.04
30.76
31.31
32.12
33.21
33.99
34.90
35.90
36.70
37.90
39.50
40.50
41.70
43.00
43.80
44.90
46.00
46.60
48
30.85
31.59
32.14
32.96
34.07
34.86
35.70
36.80
37.60
38.80
40.40
41.50
42.70
44.00
44.80
45.90
47.00
47.60
49
31.66
32.41
32.97
33.81
34.94
35.74
36.60
37.70
38.50
39.70
41.40
42.50
43.60
44.90
45.80
46.90
48.00
48.60
50
32.48
33.24
33.81
34.65
35.80
36.61
37.50
38.60
39.50
40.70
42.30
43.40
44.60
45.90
46.80
47.90
49.00
49.60
LAMPIRAN B CELL
DATE
BSC
ME0130A
17-Oct-06
BTMDN1
HOSR
BLOCKING RATE
T_TRAF (Erlang)
AVAIL_ CHAN
89.56
49.09%
13.12
15
Max Traffic Carried 8.8
ME0130A
18-Oct-06
BTMDN1
90.12
50.00%
13.2
15
8.8
ME0130A
19-Oct-06
BTMDN1
89.72
42.73%
12.56
15
8.8
ME0130A
20-Oct-06
BTMDN1
88.51
38.75%
12.21
15
8.8
ME0130A
21-Oct-06
BTMDN1
89.45
61.36%
14.2
15
8.8
ME0130A
22-Oct-06
BTMDN1
88.35
74.09%
15.32
15
8.8
ME0130A
23-Oct-06
BTMDN1
92.25
47.84%
13.01
15
ME0130A
24-Oct-06
BTMDN1
94.65
0.320%
14.82
30
21.5
ME0130A
25-Oct-06
BTMDN1
94.74
0.104%
15
30
21.5
ME0130A
26-Oct-06
BTMDN1
94.35
0.070%
14.75
30
21.5
ME0130A
27-Oct-06
BTMDN1
94.24
0.010%
15.53
30
21.5
ME0130A
28-Oct-06
BTMDN1
94.65
0.009%
14.8
30
21.5
ME0130A
29-Oct-06
BTMDN1
95.00
0.000%
16
30
21.5
ME0130A
30-Oct-06
BTMDN1
94.80
0.000%
14.2
30
21.5
ME0130B
17-Oct-06
BTMDN1
93.00
38.58%
21.41
23
15.45
ME0130B
18-Oct-06
BTMDN1
92.80
39.42%
21.54
23
15.45
ME0130B
19-Oct-06
BTMDN1
92.75
29.51%
20.01
23
15.45
ME0130B
20-Oct-06
BTMDN1
93.15
33.72%
20.66
23
15.45
ME0130B
21-Oct-06
BTMDN1
93.00
35.34%
20.91
23
15.45
ME0130B
22-Oct-06
BTMDN1
92.70
39.94%
21.62
23
15.45
ME0130B
23-Oct-06
BTMDN1
93.70
29.45%
20
23
ME0130B
24-Oct-06
BTMDN1
95.10
0.217%
21.81
46
35.8
ME0130B
25-Oct-06
BTMDN1
95.40
0.040%
22
46
35.8
ME0130B
26-Oct-06
BTMDN1
95.20
0.011%
21.72
46
35.8
ME0130B
27-Oct-06
BTMDN1
95.45
0.004%
21.32
46
35.8
ME0130B
28-Oct-06
BTMDN1
96.10
0.000%
20.51
46
35.8
ME0130B
29-Oct-06
BTMDN1
95.80
0.000%
20.93
46
35.8
ME0130B
30-Oct-06
BTMDN1
96.00
0.000%
21.71
46
35.8
ME0130C
17-Oct-06
BTMDN1
89.90
13.20%
17.49
23
15.45
execution date
execution date
8.8
15.45
ME0130C
18-Oct-06
BTMDN1
89.40
13.27%
17.5
23
15.45
ME0130C
19-Oct-06
BTMDN1
88.80
16.05%
17.93
23
15.45
ME0130C
20-Oct-06
BTMDN1
89.40
16.50%
18
23
15.45
ME0130C
21-Oct-06
BTMDN1
89.20
17.22%
18.11
23
15.45
ME0130C
22-Oct-06
BTMDN1
89.70
18.45%
18.3
23
ME0130C
23-Oct-06
BTMDN1
91.20
16.44%
17.99
23
15.45
ME0130C
24-Oct-06
BTMDN1
92.70
0.453%
19.29
46
35.8
ME0130C
25-Oct-06
BTMDN1
93.90
0.084%
18.93
46
35.8
ME0130C
26-Oct-06
BTMDN1
94.00
0.010%
18.84
46
35.8
ME0130C
27-Oct-06
BTMDN1
93.80
0.007%
19.71
46
35.8
ME0130C
28-Oct-06
BTMDN1
94.10
0.000%
22.24
46
35.8
ME0130C
29-Oct-06
BTMDN1
93.90
0.000%
21.5
46
35.8
ME0130C
30-Oct-06
BTMDN1
94.00
0.000%
22.13
46
35.8
execution date
15.45
LAMPIRAN C BSC BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1
BTS Range Value (dBm) Sum of calls Mapped RXLev Quality 25357 0 ME0130A ME0130A 540 1 ME0130A 315 2 ME0130A 211 3 0 (-110)≤ RXLev ≤ -102 ME0130A 191 4 ME0130A 106 5 ME0130A 94 6 ME0130A 68 7 ME0130A 86789 0 ME0130A 2654 1 ME0130A 1103 2 ME0130A 843 3 (-102 < RXLev ≤ -94 1 ME0130A 523 4 ME0130A 302 5 ME0130A 120 6 ME0130A 99 7 ME0130A 13179 0 ME0130A 5328 1 ME0130A 3154 2 ME0130A 1351 3 (-94<)RXLev ≤ -86 2 ME0130A 759 4 ME0130A 384 5 ME0130A 159 6 ME0130A 59 7 ME0130A 346576 0 ME0130A 7335 1 ME0130A 3459 2 ME0130A 1354 3 (-86 < RXLev ≤ -78 3 ME0130A 986 4 ME0130A 562 5 ME0130A 325 6 ME0130A 125 7 ME0130A 158346 0 ME0130A 7321 1 ME0130A 6548 2 ME0130A 5321 3 (-78 < RXLev ≤ -70 4 ME0130A 3218 4 ME0130A 1246 5 ME0130A 894 6 ME0130A 191 7 ME0130A 103589 0 ME0130A 7624 1 ME0130A 7321 2 ME0130A 6842 3 (-70 < RXLev ≤ -62 5 ME0130A 4689 4 ME0130A 2648 5 ME0130A 984 6 ME0130A 156 7 ME0130A 50125 0 ME0130A 7321 1 ME0130A 7002 2 ME0130A 6723 3 (-62 < RXLev ≤ -54 6 ME0130A 5102 4 ME0130A 2684 5 ME0130A 658 6 ME0130A 106 7 ME0130A 3256 0 ME0130A 985 1 ME0130A 1254 2 ME0130A 2541 3 (-54 < RXLev ≤ -48 7 ME0130A 2249 4 ME0130A 1586 5 ME0130A 514 6 ME0130A 67 7
BSC BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1
BTS Range Value (dBm) Sum of calls Mapped RXLev Quality ME0130A 27654 0 ME0130A 763 1 ME0130A 458 2 ME0130A 344 3 (-110)≤ RXLev ≤ -102 0 ME0130A 224 4 ME0130A 189 5 ME0130A 110 6 ME0130A 89 7 ME0130A 88452 0 ME0130A 3124 1 ME0130A 1679 2 ME0130A 954 3 (-102 < RXLev ≤ -94 1 ME0130A 634 4 ME0130A 435 5 ME0130A 220 6 ME0130A 111 7 ME0130A 133597 0 ME0130A 6548 1 ME0130A 3489 2 ME0130A 1874 3 (-94<)RXLev ≤ -86 2 ME0130A 886 4 ME0130A 425 5 ME0130A 209 6 ME0130A 94 7 ME0130A 26781 0 ME0130A 7689 1 ME0130A 3897 2 ME0130A 1597 3 (-86 < RXLev ≤ -78 3 ME0130A 1244 4 ME0130A 756 5 ME0130A 358 6 ME0130A 159 7 ME0130A 15978 0 ME0130A 7649 1 ME0130A 674 2 ME0130A 5444 3 (-78 < RXLev ≤ -70 4 ME0130A 3313 4 ME0130A 1345 5 ME0130A 948 6 ME0130A 173 7 ME0130A 105213 0 ME0130A 7784 1 ME0130A 7466 2 ME0130A 6948 3 (-70 < RXLev ≤ -62 5 ME0130A 4879 4 ME0130A 2948 5 ME0130A 1002 6 ME0130A 256 7 ME0130A 51245 0 ME0130A 7569 1 ME0130A 7125 2 ME0130A 6985 3 (-62 < RXLev ≤ -54 6 ME0130A 5354 4 ME0130A 2798 5 ME0130A 700 6 ME0130A 115 7 ME0130A 3569 0 ME0130A 1008 1 ME0130A 1568 2 ME0130A 2678 3 (-54 < RXLev ≤ -48 7 ME0130A 2159 4 ME0130A 1678 5 ME0130A 587 6 ME0130A 68 7
BSC BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1
BTS Range Value (dBm) Sum of calls Mapped RXLev Quality ME0130B 25357 0 ME0130B 540 1 ME0130B 315 2 ME0130B 211 3 (-110)≤ RXLev ≤ -102 0 ME0130B 191 4 ME0130B 106 5 ME0130B 94 6 ME0130B 68 7 ME0130B 86789 0 ME0130B 2654 1 ME0130B 1103 2 ME0130B 843 3 (-102 < RXLev ≤ -94 1 ME0130B 523 4 ME0130B 302 5 ME0130B 120 6 ME0130B 99 7 ME0130B 131679 0 ME0130B 5328 1 ME0130B 3154 2 ME0130B 1351 3 (-94<)RXLev ≤ -86 2 ME0130B 759 4 ME0130B 384 5 ME0130B 159 6 ME0130B 59 7 ME0130B 348576 0 ME0130B 7335 1 ME0130B 3459 2 ME0130B 1354 3 (-86 < RXLev ≤ -78 3 ME0130B 958 4 ME0130B 62 5 ME0130B 325 6 ME0130B 125 7 ME0130B 158346 0 ME0130B 7321 1 ME0130B 6548 2 ME0130B 5321 3 (-78 < RXLev ≤ -70 4 ME0130B 3218 4 ME0130B 1246 5 ME0130B 894 6 ME0130B 161 7 ME0130B 103589 0 ME0130B 7624 1 ME0130B 7321 2 ME0130B 6842 3 (-70 < RXLev ≤ -62 5 ME0130B 4889 4 ME0130B 2648 5 ME0130B 384 6 ME0130B 15 7 ME0130B 50125 0 ME0130B 7321 1 ME0130B 7002 2 ME0130B 6726 3 (-62 < RXLev ≤ -54 6 ME0130B 5103 4 ME0130B 2684 5 ME0130B 658 6 ME0130B 106 7 ME0130B 3256 0 ME0130B 985 1 ME0130B 1254 2 ME0130B 2541 3 (-54 < RXLev ≤ -48 7 ME0130B 2249 4 ME0130B 1586 5 ME0130B 514 6 ME0130B 67 7
BSC BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1
BTS Range Value (dBm) Sum of calls Mapped RXLev Quality 27654 0 ME0130B ME0130B 753 1 ME0130B 458 2 ME0130B 344 3 0 (-110)≤ RXLev ≤ -102 ME0130B 224 4 ME0130B 189 5 ME0130B 110 6 ME0130B 89 7 ME0130B 88452 0 ME0130B 3124 1 ME0130B 1679 2 ME0130B 954 3 (-102 < RXLev ≤ -94 1 ME0130B 684 4 ME0130B 435 5 ME0130B 220 6 ME0130B 110 7 ME0130B 133597 0 ME0130B 6548 1 ME0130B 3489 2 ME0130B 1874 3 (-94<)RXLev ≤ -86 2 ME0130B 886 4 ME0130B 425 5 ME0130B 209 6 ME0130B 94 7 ME0130B 26781 0 ME0130B 7689 1 ME0130B 3897 2 ME0130B 1597 3 (-86 < RXLev ≤ -78 3 ME0130B 1244 4 ME0130B 756 5 ME0130B 358 6 ME0130B 159 7 ME0130B 15973 0 ME0130B 7649 1 ME0130B 6674 2 ME0130B 5444 3 (-78 < RXLev ≤ -70 4 ME0130B 3313 4 ME0130B 1345 5 ME0130B 948 6 ME0130B 173 7 ME0130B 105123 0 ME0130B 7784 1 ME0130B 7466 2 ME0130B 6948 3 (-70 < RXLev ≤ -62 5 ME0130B 4879 4 ME0130B 2948 5 ME0130B 1002 6 ME0130B 256 7 ME0130B 51245 0 ME0130B 7569 1 ME0130B 7125 2 ME0130B 6985 3 (-62 < RXLev ≤ -54 6 ME0130B 5354 4 ME0130B 2798 5 ME0130B 700 6 ME0130B 115 7 ME0130B 3569 0 ME0130B 1008 1 ME0130B 1568 2 ME0130B 2678 3 (-54 < RXLev ≤ -48 7 ME0130B 2159 4 ME0130B 1678 5 ME0130B 578 6 ME0130B 58 7
BSC BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1
BTS Range Value (dBm) Sum of calls Mapped RXLev Quality ME0130C 9654 0 ME0130C 763 1 ME0130C 458 2 ME0130C 344 3 (-110)≤ RXLev ≤ -102 0 ME0130C 224 4 ME0130C 189 5 ME0130C 110 6 ME0130C 89 7 ME0130C 51452 0 ME0130C 3124 1 ME0130C 1679 2 ME0130C 954 3 (-102 < RXLev ≤ -94 1 ME0130C 634 4 ME0130C 435 5 ME0130C 220 6 ME0130C 111 7 ME0130C 133597 0 ME0130C 6548 1 ME0130C 3489 2 ME0130C 1874 3 (-94<)RXLev ≤ -86 2 ME0130C 886 4 ME0130C 425 5 ME0130C 209 6 ME0130C 94 7 ME0130C 195781 0 ME0130C 7689 1 ME0130C 3897 2 ME0130C 1597 3 (-86 < RXLev ≤ -78 3 ME0130C 1244 4 ME0130C 756 5 ME0130C 358 6 ME0130C 159 7 ME0130C 352078 0 ME0130C 7649 1 ME0130C 674 2 ME0130C 5444 3 (-78 < RXLev ≤ -70 4 ME0130C 3313 4 ME0130C 1345 5 ME0130C 948 6 ME0130C 173 7 155213 0 ME0130C ME0130C 7784 1 ME0130C 7466 2 ME0130C 6948 3 (-70 < RXLev ≤ -62 5 ME0130C 4879 4 ME0130C 2948 5 ME0130C 1002 6 ME0130C 256 7 ME0130C 102245 0 ME0130C 7569 1 ME0130C 7125 2 ME0130C 6985 3 (-62 < RXLev ≤ -54 6 ME0130C 5354 4 ME0130C 2798 5 ME0130C 700 6 ME0130C 115 7 ME0130C 23569 0 ME0130C 1008 1 ME0130C 1568 2 ME0130C 2678 3 (-54 < RXLev ≤ -48 7 ME0130C 2159 4 ME0130C 1678 5 ME0130C 587 6 ME0130C 68 7
BSC BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1 BTMDN1
BTS Range Value (dBm) Sum of calls Mapped RXLev Quality 9557 0 ME0130C ME0130C 540 1 ME0130C 315 2 ME0130C 211 3 0 (-110)≤ RXLev ≤ -102 ME0130C 291 4 ME0130C 106 5 ME0130C 94 6 ME0130C 98 7 52789 0 ME0130C ME0130C 3654 1 ME0130C 1103 2 ME0130C 843 3 (-102 < RXLev ≤ -94 1 ME0130C 723 4 ME0130C 302 5 ME0130C 320 6 ME0130C 99 7 ME0130C 133779 0 ME0130C 6728 1 ME0130C 3154 2 ME0130C 1351 3 (-94<)RXLev ≤ -86 2 ME0130C 759 4 ME0130C 584 5 ME0130C 159 6 ME0130C 59 7 ME0130C 196976 0 ME0130C 7335 1 ME0130C 3959 2 ME0130C 1354 3 (-86 < RXLev ≤ -78 3 ME0130C 1986 4 ME0130C 562 5 ME0130C 325 6 ME0130C 165 7 ME0130C 352346 0 ME0130C 7321 1 ME0130C 6548 2 ME0130C 5321 3 (-78 < RXLev ≤ -70 4 ME0130C 3218 4 ME0130C 1246 5 ME0130C 894 6 ME0130C 191 7 ME0130C 157589 0 ME0130C 7624 1 ME0130C 7321 2 ME0130C 6842 3 (-70 < RXLev ≤ -62 5 ME0130C 4689 4 ME0130C 2648 5 ME0130C 984 6 ME0130C 156 7 ME0130C 103125 0 ME0130C 7321 1 ME0130C 7002 2 ME0130C 6723 3 (-62 < RXLev ≤ -54 6 ME0130C 5102 4 ME0130C 2684 5 ME0130C 658 6 ME0130C 106 7 ME0130C 25256 0 ME0130C 985 1 ME0130C 1254 2 ME0130C 2541 3 (-54 < RXLev ≤ -48 7 ME0130C 2249 4 ME0130C 1586 5 ME0130C 514 6 ME0130C 67 7
LAMPIRAN D rxlev 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
(dBm) -110 -109 -108 -107 -106 -105 -104 -103 -102 -101 -100 -99 -98 -97 -96 -95 -94 -93 -92 -91 -90 -89 -88 -87 -86 -85 -84 -83 -82 -81 -80 -79 -78 -77 -76 -75 -74 -73 -72 -71 -70 -69 -68 -67 -66 -65 -64
< < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < < <
rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev
≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤
-110 -109 -108 -107 -106 -105 -104 -103 -102 -101 -100 -99 -98 -97 -96 -95 -94 -93 -92 -91 -90 -89 -88 -87 -86 -85 -84 -83 -82 -81 -80 -79 -78 -77 -76 -75 -74 -73 -72 -71 -70 -69 -68 -67 -66 -65 -64 -63
Mapped rxlev 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
-63 -62 -61 -60 -59 -58 -57 -56 -55 -54 -53 -52 -51 -50 -49
< < < < < < < < < < < < < < <
rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev rxlev
≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ >
-62 -61 -60 -59 -58 -57 -56 -55 -54 -53 -52 -51 -50 -49 -48 -48
6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7
WORSE CELLS IMPACTING PERFORMANCE INNER BTMDN 1